dukungan sosial keluarga terhadap proses...

136
1 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES RESOSIALISASI KLIEN EKS KORBAN NAPZA DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) “GALIH PAKUAN” BOGOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh : Ridwan Efendi 1113054100020 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441/2020

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

1

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES

RESOSIALISASI KLIEN EKS KORBAN NAPZA DI PANTI

SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) “GALIH PAKUAN”

BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

Ridwan Efendi 1113054100020

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441/2020

Page 2: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

i

Page 3: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

i

Page 4: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

i

Page 5: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

i

ABSTRAK

Ridwan Efendi. 1113054100020. Dukungan Sosial Keluarga

Terhadap Proses Resosialisasi Klien Eks Korban Napza Di

Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor

Dukungan sosial keluarga terhadap proses resosialisasi

klien eks korban Napza, adalah penelitian yang dilatarbelakangi

oleh suatu masalah yaitu banyak orang menyalahgunakan Napza.

Orang yang telah menyalahgunakan Napza dapat menimbulkan

halusinasi, yaitu penglihatan khayali, penciuman khayali, dan

pendengaran khayali serta dapat menimbulkan ketergantungan.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

penelitian kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

dukungan sosial keluarga terhadap eks korban Napza di Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor. Informan dalam

penelitian ini ialah kepala panti, korban eks Napza dan keluarga

korban eks Napza.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat PSPP Galih

Pakuan Bogor mempunyai strategi tersendiri dalam membina

klien Napza, pembinaan yang dilakukan yaitu dengan perlakuan

yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah

terhadap korban eks Napza. Korban eks Napza mengikuti proses

pembinaan untuk perubahan perilakunya, pembinaan yang diikuti

yaitu keterampilan, pendidikan dan keagamaan untuk mengetahui

perubahan perilaku korban eks Napza, psikolog PSPP

menggunakan assessment, intervensi dan evaluasi dalam melihat

proses perubahan perilaku korban eks Napza.

Kata kunci: Sosial, Keluarga, Resosialisasi, Napza, PSPP

Page 6: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa

memberikan karunia tak terhingga kepada penulis, juga

memberikan kesehatan sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir dalam kuliah yaitu

skripsi yang berjudul “Dukungan Sosial Keluarga Terhadap

Proses Resosialisasi Klien Eks Korban Napza Di Panti Sosial

Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor”. Shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarganya, para sahabat, para tabi’in dan umat islam.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak

bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril, maupun materi

serta bimbingan, saran, maupun data. Penulis sampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA

sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah

Ariefuzzaman, S.Ag., MSW sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Dr. Ruli Nasrullah sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum. Cecep Castrawidjaya, M.Si

sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA

sebagai Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial,

yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyusun skripsi.

Page 7: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

iii

4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang

telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada

penulis dan semoga ilmu yang telah diberikan akan

bermanfaat untuk penulis dalam bersosial baik

dilingkungan tempat tinggal dan bekerja pada masa yang

akan datang.

6. Kepala Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

menjadikan PSPP “Galih Pakuan” sebagai tempat

penelitian, serta segenap staff pelaksana di PSPP “Galih

Pakuan” yang telah membantu dalam penelitian.

7. Orangtua yaitu Bapak Jamhur dan Ibu Rahmawati yang

senantiasa memberikan dukungan moril dan do’a, serta

kedua adik Fitri Damayanti dan Naufal Afif.

8. Sahabat tersayang, Amariza Fathia yang selalu

memberikan semangat dalam mengerjakan penelitian

skripsi ini.

9. Teman-teman yang turut memberikan semangat teman-

teman Kesejahteran Sosial angkatan 2013, DINAMIKA,

IKRIMA dan yang lainnya.

Page 8: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENYATAAN

ABSTRAK ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 6

C. Manfaat Penelitian ............................................... 7

D. Metodologi Penelitian .......................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................. 15

F. Sistematika Penulisan .......................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................. 19

A. Kajian Teori ......................................................... 19

1. Dukungan Sosial Keluarga ........................... 19

B. Resosialisasi ......................................................... 29

1. Pengertian Resosialisasi ................................ 29

2. Kegiatan Resosialisasi .................................. 33

3. Narkotika ...................................................... 37

2. Kerangka Berfikir ......................................... 49

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PANTI

SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) “GALIH

PAKUAN” BOGOR ................................................... 51

A. Latar Belakang PSPP “Galih Pakuan” Bogor ...... 51

1. Sejarah .......................................................... 51

2. Visi dan Misi PSPP “Galih Pakuan”

Bogor ............................................................ 52

3. Tugas Pokok PSPP “Galih Pakuan” Bogor .. 53

4. Tujuan Rehabilitasi Sosial ............................ 53

5. Fasilitas Panti ................................................ 54

6. SDM (Sumber Daya Manusia) Pelaksana .... 55

Page 9: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

v

7. Struktur Organisasi PSPP “Galih Pakuan”

Bogor ............................................................ 55

B. Tahapan Rehabilitasi ............................................ 56

1. Pengungkapan dan Pemahaman

asalah/Assesment5 ........................................ 6

2. Penyusunan Rencana Intervensi ................... 57

3. Pemecahan Masalah (Intervensi) .................. 57

4. Resosialisasi (Reintegrasi) ............................ 58

5. Terminasi ...................................................... 58

6. Pembinaan Lanjut ......................................... 58

7. Monitoring dan Evaluasi ............................... 59

8. Metode Pelayanan Rehabilitasi Sosial .......... 59

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ....................... 65

A. Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Proses

Resosialisasi Eks Korban Napza .......................... 65

B. Proses Resosialisasi Korban Eks Napza di

Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor ................................................................... 75

BAB V PEMBAHASAN79

A. Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Proses

Resosialisasi Eks Korban Napza .......................... 79

B. Aplikasi Teori dengan Proses Resosialisasi......... 87

C. Hasil Dukungan Sosial Keluarga di Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor ....... 89

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................. 91

A. Kesimpulan .......................................................... 91

B. Implikasi .............................................................. 92

C. Saran .................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 96

Page 10: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

vi

Daftar Tabel

Tabel 1.2 Informan ...................................................................... 11

Tabel 3.1 Fasilitas Panti .............................................................. 42

Tabel 3.2 Sumbe Daya Manusia Pelaksana Berikut Jabatan dan

Jumlah Personil Pengelola Lembaga ......................... 44

Tabel 3.3 Struktur Organisasi Pant Sosial Pamardi Putra Galih

Pakuan Bogor ............................................................ 45

Page 11: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

vii

Daftar Bagan

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................... 53

Bagan 3.1 Proses Pelayanan dan Rehabilitasi Korban Napza .... 53

Page 12: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk

terbanyak keempat di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas)

tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia pada 2019

diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis

kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki

dan 132,89 juta jiwa perempuan (“Survei Penduduk Antar

Sensus Tahun 2015” t.t.). Sebagai tambahan, Worldometers

menyebut per 27 Januari 2019 pukul 11.30 WIB, jumlah

penduduk Indonesia tahun 2019 adalah sebanyak 269.536.482

jiwa (“Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2019” t.t.).

Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, terdapat

banyak dampak negatif dari perkembangan jumlah penduduk

itu, tidak sedikit permasalahan yang harus dihadapi seperti

kemiskinan, kesehatan, pendidikan, keamanan dan masalah

sosial lainnya.

Salah satu dampak yang bersifat negatif dari

peningkatan jumlah penduduk itu yakni peredaran narkoba

yang tak terkendali. Kejahatan narkoba cenderung dapat

merusak masa depan generasi bangsa dalam berbagai aspek

kehidupan. Kejahatan narkoba sangat mungkin berkembang

dalam tujuan bukan hanya bisnis untuk mendapatkan

keuntungan saja, namun juga dapat digunakan sebagai

Page 13: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

2

langkah strategis dalam menghancurkan suatu bangsa.

Akibatnya, dampak yang ditimbulkan adalah kerugian yang

bersifat individu, kelompok hingga kejahatan yang dapat

merugikan negara (A. Kadarmanta 2010, 6).

Badan Nasional Narkotika (BNN) mencatat pengguna

narkoba di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 3,3 juta

orang atau sebanyak 1,77 persen dari total penduduk

Indonesia usia produktif. Angka ini didapat dari hasil survei

yang dilakukan BNN dengan Pusat Penelitian Kesehatan

Universitas Indonesia (“Pengguna Narkoba di Indonesia pada

Tahun 2017” t.t.). Setahun kemudian, pada tahun 2018 BNN

mencatat penyalahguna narkoba sepanjang tahun 2018

menyasar kepada beberapa lapisan masyarakat, salah satunya

mahasiswa dan para pekerja. Untuk tahun 2018, sebanyak

2.287.492 mahasiswa terlibat penyalahgunaan narkoba,

sedangkan para pekerja yang tercatat melakukan

penyalahgunaan narkoba mencapai 1.514.037 jiwa

(“Penyalahguna Narkoba Tahun 2018” t.t.).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (1) tentang Narkotika,

disebutkan bahwa Narkotika adalah suatu zat atau obat yang

berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintesis

maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan (“Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2009” t.t.).

Page 14: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

3

Pada hakekatnya, narkoba adalah zat yang dibutuhkan

oleh manusia terkait dengan kepentingan medis yang

penggunaannya secara terukur di bawah pengawasan ahli

medis. Narkoba memiliki dua dampak yakni positif dan

negatif. Positif, yaitu untuk kepentingan medis. Sedangkan

negatifnya adalah untuk kepentingan bisnis ilegal oleh

kalangan mafia yang tidak bertanggung jawab. Dampak

negatif inilah yang dapat menghancurkan kehidupan manusia

dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat

saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama dalam

mengatasi bahaya narkoba (A. Kadarmanta 2010, 31).

Penyalahgunaan narkotika yaitu pemakaian obat-

obatan untuk sendiri tanpa pengawasan ahli medis, tanpa

petunjuk atau resep dokter. Pada penyalahgunaan ini

cenderung terjadi toleransi tubuh yaitu kecenderungan

menambah dosis obat untuk mendapat khasiat yang sama

setelah pemakaian berulang. Sebab, di dalam buku

“Kejahatan Narkotika dan Psikotropika” diceritakan tentang

pengaruh narkotika terhadap jasmani dan rohani. Terhadap

jasmani, pengaruhnya dapat menghilangkan rasa nyeri,

mempertahankan stamina, dan meningkatkan energi.

Terhadap rohani, pengaruhnya dapat menenangkan,

menidurkan agak lama, menambah semangat. Akan tetapi,

sebagian narkotika juga dapat menimbulkan halusinasi, yaitu

penglihatan khayali, penciuman khayali, dan pendengaran

khayali (Andi Hamzah 1994, 4).

Page 15: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

4

Dalam Al-Qur’an dan Hadits melarang manusia untuk

mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang

memabukkan. Larangan mengonsumsi minuman keras dan

hal-hal yang memabukkan tersebut adalah sama dengan

larangan mengonsumsi narkoba. Agama mengedukasi

manusia bahwa khamr dan juga zat-zat memabukkan atau

yang menyebabkan adiksi lainnya berbahaya bagi kesehatan

manusia, hal itu tersirat dalam surat Al-Maidah: 90-91.

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya

minuman keras (khamr), berjudi, (berkurban untuk) berhala,

dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan

keji, dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah

(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

Dengan minuman keras (khamr) dan judi itu, setan

hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan

kebencian di antara kamu, dan menghalangi-halangi kamu

dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka

tidakkah kamu mau berhenti (dari khamar dan judi)?.” (QS.

al-Maidah : 90 – 91).

Page 16: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

5

Dari pemahaman kedua ayat di atas bisa dikatakan

khamr/ minuman keras (narkoba) dan judi sangat dekat

dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-

Qur’an khamr dan judi berpotensi memicu permusuhan dan

kebencian antar sesama manusia. Khamr dan judi juga bisa

memalingkan seseorang dari Allah dan shalat. Bukan hanya

agama Islam, beberapa agama lain juga memberikan

peringatan yang sungguh-sungguh kepada para pemeluknya

atau secara lebih umum umat manusia, untuk menjauhi

narkoba.

Bagi penyalahguna Napza yang sedang menjalani

rehabilitasi atau penyembuhan dari pengaruh Napza, mereka

sangat membutuhkan dukungan sosial terutama dari keluarga

yang merupakan lingkungan terdekat bagi mereka untuk bisa

memotivasi mereka agar bangkit dari kecanduan narkotika

dan merasa tidak berjuang sendirian.

Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan

yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam

kehidupannya dan berada dalam keluarga ataupun lingkungan

sosial tertentu yang membuat si penerima merasa

diperhatikan, dicintai dan dihargai baik dalam bentuk materi

maupun non-materi (Kuntjoro 2002, 2). Dukungan sosial

dapat diartikan atau merupakan kenyamanan, kepedulian,

penghargaan, dan bantuan yang diterima anak dalam suatu

hubungan yang dijalin dengan akrab.

Menurut Lutfi Rokhman, sebagai Pembina

Therapeutic Community (TC) di PSPP “Galih Pakuan”, masih

Page 17: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

6

banyak klien yang setelah mengikuti proses rehabilitasi

sampai dengan tahap resosialisasi itu kembali ke PSPP

dengan kasus yang sama. Untuk itu, dalam penelitian ini

peneliti mendeskripsikan tentang pentingnya peran dukungan

keluarga dalam memberikan bantuan dan motivasi kepada

penyalahguna Napza yang sedang menjalani rehabilitasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasumsi

bahwa penting dilakukan program resosialisasi bagi eks

korban Napza untuk menyiapkan mereka dapat berintegrasi

ditengah kehidupan keluarga dan masyarakat setelah

menjalankan rehabilitasi sosial dan pemulihan.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti dan dituangkan dalam sebuah skripsi berjudul:

Dukungan Sosial Keluarga terhadap Proses Resosialisasi

Klien Eks Korban Napza di Panti Sosial Pamardi Putra

“Galih Pakuan” Bogor.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk mencegah

pembahasan masalah yang melebar dan tidak terfokus.

Dalam uraian latar belakang yang telah dipaparkan

sebelumnya, penulis membatasi objek permasalahan yang

akan diteliti yaitu dukungan sosial keluarga di Panti Sosial

Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor.

Page 18: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

7

2. Perumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Bagaimana bentuk dukungan sosial keluarga bagi

klien eks korban Napza di Panti Sosial Pamardi Putra

“Galih Pakuan” Bogor?

b. Bagaimana hasil dukungan sosial keluarga di Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menggambarkan dukungan sosial keluarga eks

korban Napza di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih

Pakuan” Bogor.

2. Untuk menggambarkan hasil dukungan sosial keluarga

eks korban Napza di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih

Pakuan” Bogor dalam rehabilitasi eks korban Napza.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu kesejahteraan

sosial khususnya dalam studi tentang Rehabilitasi Sosial

eks korban Napza.

2. Secara praktis, hasil penelitian yang berfokus pada proses

resosialisasi eks korban Napza di Panti Sosial Pamardi

Putra (PSPP) ini dapat dijadikan sebagai bahan

Page 19: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

8

pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa

program studi kesejahteraan sosial dalam mempelajari

bidang proses resosialisasi pada Panti Sosial Pamardi

Putra (PSPP).

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan penelitan

Menurut Moleong dalam buku Metodologi Penelitian

kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J.

Meleong 2009, 6).

Dalam penelitian skripsi ini, penulis akan melakukan

penelitian ke lapangan (field research) yaitu melakukan

penelitian dilapangan atau lokasi penelitian. (Fathoni: 96)

Dimana penulis melakukan penelitian langsung ke

lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

penulisan skripsi ini. Sedangkan teknik penulisannya

bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang disusun

dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

terhadap informasi subjek dan objek penelitian (Sanusi

2016, 13).

Page 20: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

9

Metode penelitian deskriptif diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan cara

menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan

perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding)

sebagaimana keadaan sebenarnya (Hadari Nawawi dan

Mimi Martini 2009, 73).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Panti Sosial

Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” yang bertempat di

Jl. H. Miing No.71 Desa Putat Nutug, Kecamatan

Ciseeng, Kabupaten Bogor. Sedangkan waktu penelitian

yaitu dimulai dari tanggal 7 Juni-29 Desember 2017.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Panti

Sosial Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor.

Sedangkan objek yang dipilih peneliti yaitu proses

resosialisasi klien eks korban Napza di Panti Sosial

Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor.

4. Teknis Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling yang memberikan keleluasaan

kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling

Page 21: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

10

yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu

di dalam pengambilan sampelnya (Sugiyono 2005, 54).

Dalam penelitian ini, informan yang di pilih oleh peneliti

adalah Kepala PSPP, Keluarga dan eks korban Napza

sebagai penerima manfaat dalam rehabilitasi atau

pemulihan dari pengaruh Napza di PSPP “Galih Pakuan”

Bogor.

Berikut ini merupakan tabel informan dalam

pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 1.1

Tabel Informan

Informan Informasi Yang Dicari Metode

Kepala Panti

Sosial Pamardi

Putra “Galih

Pakuan” Bogor.

Bagaimana peran

Panti Sosial Pamardi

Putra (PSPP) “Galih

Pakuan” Bogor dan

Keluarga klien dalam

proses resosialisasi

klien.

Wawancara

Keluarga Klien Wawancara

Klien Wawancara

dan

Observasi

5. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek

dari mana data dapat diperoleh, sumber data yang diambil

oleh peneliti ini terdapat dua data yaitu data primer

(pokok) dan data sekunder (pendukung) sumber penelitian

(Azwar 1991, 91).

Page 22: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

11

a. Data primer

Data primer adalah data yang belum tersedia,

sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data

harus diperoleh secara langsung dari sumber aslinya.

Data tersebut diperoleh melalui observasi tempat

penelitian yakni Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP)

“Galih Pakuan” Bogor serta melalui wawancara pada

beberapa informan yakni sejumlah eks korban Napza,

dan faktor-faktor pendukung seperti: Kepala Panti,

Pekerja Sosial dan Pembina di Panti Sosial Pamardi

Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber data kedua atau sumber-sumber dari data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, dan untuk tahap

selanjutnya. Data sekunder diperoleh dengan cara

studi kepustakaan, peneliti mendapat suatu landasan

teori yang kuat untuk mendukung penulisan ini dari

berbagai literatur seperti buku-buku serta dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang

dilakukan seseorang peneliti untuk mendapatkan data

yang diperlukan. Dengan metode pengumpulan data yang

tepat dalam suatu penelitian dan memungkinkan

pencapaian pemecahan masalah secara valid dan

Page 23: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

12

terpecaya yang akhirnya akan memungkinkan

dirumuskannya generalisasi yang objektif (Nawawi 1990,

13).

a. Observasi

Observasi secara bahasa adalah mengamati.

Observasi dilakukan dengan menggunakan indra

penglihatan, serta menggunakan indra lainnya seperti

pendengaran, penciuman untuk mengidentifikasi

secara langsung fenomena atau objek yang sedang

diteliti (Ghani 2014, 143). Oleh karena itu observasi

merupakan kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya, melalui hasil kerja

pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra

lainnya. Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

mendatangi langsung lokasi penelitian, kemudian

mengamati proses resosialisasi bagi klien eks korban

Napza serta petugas atau pegawai yang berada di Panti

Sosial Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan” Bogor.

Melalui pencatatan apa yang terlihat, didengar dan

diraba kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan

penelitian sesuai data yang dibutuhkan. Teknik ini

menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung ataupun tidak langsung terhadap objek

penelitiannya. Instrumen yang digunakan dapat berupa

lembar pengamatan, panduan pengamatan dan

lainnya.

Page 24: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

13

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara. Wawancara

mendalam (depth interview) yaitu dengan

menggunakan daftar pertanyaan (interview guide)

kepada informan yang telah ditentukan. Wawancara

adalah metode pengambilan data yang dilakukan

dengan cara menanyakan kepada responden secara

langsung dan bertatap muka tentang beberapa hal

yang diperlukan dari suatu fokus penelitian. Tetapi

dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan

daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain

(Ghani 2014, 176). Metode pengambilan data ini

diperoleh melalui wawancara pada beberapa informan

yakni sejumlah klien, keluarga klien dan faktor-faktor

pendukung seperti: Kepala Panti, Pekerja Sosial dan

Pembina di Panti Sosial Pamardi Putra PSPP “Galih

Pakuan” Bogor.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan perlengkapan dari

pengguna metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumen yang dimaksud seperti

buku data residen, brosur dan lainnya serta

dokumentasi yang berkaitan dengan dukungan sosial

keluarga terhadap proses resosialisasi bagi klien di

Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan”

Bogor.

Page 25: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

14

7. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan proses pencarian dan

penyusunan secara sistematis data yang telah diperoleh

dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi. Selanjutnya, hasil tersebut digolongkan

menjadi beberapa bagian, kemudian data tersebut dipilih

sesuai yang menjadi prioritas kebutuhan penelitian, dan

selanjutnya membuat kesimpulan agar dapat mudah

dipahami.

8. Teknis Keabsahan Data

Dalam penelitian ini diperlukan pemeriksaan

keabsahan data, dalam penelitian ini memiliki beberapa

teknik, yaitu:

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan/keajegan yaitu pengamatan dengan

maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam

situasi dengan persoalan yang sedang dicari, atau

dengan kata lain peneliti hanya memusatkan jawaban

sesuai dengan rumusan masalah saja. Setelah itu

peneliti secara tekun dapat menguraikan dengan lebih

rinci mengenai bagaimana proses penemuan persoalan

atau masalah yang telah diteliti dalam penelitian ini.

b. Triangulasi

Kredibilitas dengan teknik triangulasi, yaitu

memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Contohnya, membandingkan

Page 26: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

15

keadaan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain. Dalam hal ini

peneliti melakukan perbandingan wawancara dari

informan satu ke informan lain dan juga melakukan

wawancara terhadap hasil dari observasi yang

dilakukan oleh peneliti.

9. Teknik Penulisan Data

Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman

pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis,

dan disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Penulisan skripsi mengenai proses resosialisasi klien eks

korban Napza dalam pencegahan terjadinya residivis di PSPP

“Galih Pakuan” Bogor, telah beberapa kali dibuat

mahasiswa/i di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun

Universitas lainnya, namun masing-masing dari skripsi

tersebut memiliki perbedaan dalam tema yang diambil.

1. Skripsi Risdiyanto, jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, melakukan penelitian skripsi

berjudul Peran Pekerja Sosial Dalam Rehabilitasi Sosial

Penyalahguna Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra

(PSPP) “Galih Pakuan” Bogor. Skripsi tersebut

membahas tentang bagaimana peran pekerja sosial dalam

Page 27: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

16

rehabilitasi sosial penyalahguna narkoba. Kemudian yang

menjadi pembeda yaitu skripsi ini menggunakan subjek

yang berbeda, yakni hanya memaparkan peran pekerja

sosial dalam rehabilitasi sosial saja, sedangkan penulis

mengambil subjek resosialisasi klien, dimana klien yang

dianggap sudah siap untuk kembali ke dalam keluarga dan

masyarakat lingkungannya. Persamaannya adalah objek

penelitiannya, yaitu PSPP “Galih Pakuan” Bogor.

2. Skripsi Muhammad Fadly, jurusan Kesejahteraan Sosial,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, penelitian ini berfokus pada proses

pelaksanaan pelayanan pendidikan yang diberikan

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pria Tangerang

terhadap anak dan tanggapan anak didik disana mengenai

pelayanan pendidikan yang diberikan. Yang membedakan

dengan penelitian penulis adalah lebih terfokus dengan

proses resosialisasi eks korban Napza.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini akan dibagi dalam 5 bab

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang penelitian,

metode penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah serta

sistematika penulisan.

Page 28: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

17

BAB II KAJIAN TEORITIS

Kajian Teoritis berisi kerangka pemikiran yang

membahas tentang teori-teori yang mendukung

dan berkaitan dengan penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Gambaran umum lembaga berisikan tentang profil

lembaga, sejarah, visi dan misi, struktur organisasi

serta program kerja lembaga.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai data-data terkait

dengan penelitian serta temuan-temuan mengenai

proses resosialisasi klien eks korban Napza agar

dapat kembali berfungsi dengan baik dalam

kehidupan sosialnya.

BAB V PEMBAHASAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang proses

resosialisasi klien eks korban Napza agar dapat

kembali berfungsi dengan baik dalam kehidupan

sosialnya di PSPP “Galih Pakuan” Bogor.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-

saran yang terkait dengan penelitian.

Page 29: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

18

DAFTAR PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang data-data sekunder serta

biografi yang terkait dengan penelitian.

LAMPIRAN

Pada lampiran ini berisi tentang dokumentasi dari

hasil penelitian.

Page 30: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

A. Dukungan Sosial Keluarga

a. Dukungan Sosial

Dukungan sosial atau social support adalah

bentuk perhatian, penghargaan, semangat,

penerimaan, maupun pertolongan dalam bentuk

lainnya yang berasal dari orang yang memiliki

hubungan sosial dekat, antara lain orang tua, saudara,

anak, sahabat, teman maupun orang lain dengan

tujuan membantu seseorang saat mengalami

permasalahan. Bentuk dukungan dapat berupa

informasi, tingkah laku tertentu, atau pun materi yang

dapat menjadikan individu yang menerima bantuan

merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.

Menurut Ritter, dukungan sosial merupakan

segi-segi struktural jaringan mencakup pengaturan-

pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan

dalam kegiatan sosial dan keterlibatan dalam jaringan

sosial. Dukungan sosial mengacu pada bantuan

emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh

dari jaringan sosial seseorang. Segi-segi fungsional

mencakup dukungan emosional, mendorong adanya

ungkapan perasaan, pemberian nasihat atau informasi

dan pemberian bantuan material (Smet 1994, 134).

Page 31: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

20

Berikut ini beberapa definisi dan pengertian

dukungan sosial dari beberapa sumber referensi:

a. Menurut Johnson (1994, 472), dukungan sosial

merupakan keberadaan orang lain yang dapat

diandalkan untuk memberi bantuan, semangat,

penerimaan dan perhatian, sehingga bisa

meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang

bersangkutan.

b. Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial mengacu

pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau

bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok

kepada individu.

c. Menurut Saroson (dalam Smet, 1994), dukungan

sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang

ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada

individu lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh

dari orang yang berarti bagi individu yang

bersangkutan.

d. Menurut King (2012, 226), dukungan sosial adalah

informasi atau umpan balik dari orang lain yang

menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan

diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan

dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal

balik.

e. Menurut Apollo dan Cahyadi (2012:261), dukungan

sosial adalah tindakan yang bersifat membantu yang

melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan

Page 32: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

21

instrumen, dan penilaian positif pada individu dalam

menghadapi permasalahannya. Hampir setiap orang

tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri, tetapi

mereka memerlukan bantuan orang lain. Berdasarkan

hasil penelitian bahwa dukungan sosial merupakan

mediator yang penting dalam menyelesaikan masalah

seseorang. Hal ini karena individu merupakan bagian

dari keluarga, teman sekolah atau kerja, kegiatan

agama ataupun bagian dari kelompok lainnya

(Nursalam 2007, 30).

Dukungan Sosial adalah suatu pemikiran

terbaik sebagai suatu konstruk multidimensional yang

terdiri dari komponen fungsional dan struktural.

Dukungan sosial merujuk kepada tindakan yang orang

lain lakukan ketika mereka menyampaikan bantuan

(Albert R. Roberts 2009, 30).

Dukungan sosial sangat diperlukan terutama

pada penderita gangguan mental. Individu yang

termasuk dalam memberikan dukungan sosial meliputi

pasangan (suami/istri), orang tua, anak, sanak

keluarga, teman, dan lingkungan sosial lainnya.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa

dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan

yang akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan

keluarga barang kali merupakan sumber dukungan

sosial yang paling penting.

Page 33: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

22

Sebagai satu diantara fungsi pertalian/ikatan

sosial segi fungsionalnya mencakup dukungan

emosional, mendorong adanya ungkapan perasaaan,

memberi nasihat atau informasi, pemberian bantuan

material.

Sebagai fakta sosial yang sebenarnya

sebagai/kognisi individual atau dukungan yang

dirasakan melawan dukungan yang diterima.

Dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasihat

verbal dan atau non verbal, bantuan nyata atau

tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau

didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak

penerima (Nursalam 2007, 28).

Dukungan sosial dapat berlangsung secara

alamiah didalam jejaring bantuan keluarga, kawan

tetangga dan teman sebaya atau didalam kelompok

dan organisasi, yang secara spesifik diciptakan atau

direncanakan untuk mencapai tujuan. Dukungan

formal meliputi pelayanan yang diselengarakan oleh

kaum professional pelayanan kemanusiaan bayaran.

Dukungan informal dapat diselnggarakan oleh jejaring

kekerabatan, para sukarelawan, atau kelompok

masyarakat setempat (Albert R. Roberts 2009, 105).

b. Jenis Dukungan Sosial

House (2012) membedakan empat jenis atau dimensi

dukungan sosial menjadi:

Page 34: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

23

1) Dukungan emosional (Emotional Support)

Dukungan emosional meliputi ekspresi, empati,

perlindungan, perhatian, dan kepercayaan.

Dukungan ini membuat seseorang merasa nyaman,

tentram, dan dicintai.

2) Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan

hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu,

dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan

atau perasaan individu dan perbandingan positif

orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu

kurang mampu atau lebih buruk keadaannya.

3) Dukungan instrumental (Instrumental Support)

Dukungan instrumental adalah dukungan dalam

bentuk penyediaan sarana yang dapat

mempermudah tujuan yang ingin dicapai dalam

bentuk materi juga berupa jasa pelayanan.

Misalnya, seseorang memberi pinjaman uang

kepada orang lain yang membutuhkan atau

menolong dengan memberi pekerjaan kepada

seseorang yang tidak punya pekerjaan.

4) Dukungan informasi (Informational Support)

Dukungan informasi adalah dukungan yang

meliputi pemberian nasihat, arahan, dan

pertimbangan tentang bagaimana seseorang dalam

melakukan sesuatu (Nursalam 2007, 29).

Page 35: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

24

Ada beberapa jenis dukungan sosial yang

berbeda seperti:

1) Dukungan sosial emosional, adanya seseorang

mendengarkan perasaan, mendengarkan hati atau

memberi dorongan.

2) Dukungan informasi, adanya seseorang

mengajarkan sesuatu, memberikan informasi atau

nasihat atau membantu membuat keputusan.

3) Dukungan konkret, adanya seseorang membantu

dengan cara yang kasat mata, meminjamkan

sesuatu, memberikan informasi, membantu

melakukan tugas atau mengambilkan pesanan

(Albert R. Roberts 2009, 104).

c. Dimensi Dukungan Sosial

Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal, yaitu:

1) Emotional support, meliputi perasaan nyaman,

dihargai, dicintai dan diperhatikan.

2) Cognitive support, meliputi informasi,

pengetahuan dan nasihat.

3) Materials support, meliputi bantuan/pelayanan

berupa sesuatu barang dalam mengatasi suatu

masalah (Nursalam 2007, 30).

d. Dukungan Sosial Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk

hubungan interpersonal yang melindungi seseorang

Page 36: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

25

dari efek setres yang buruk (Kaplan dan Sadock,

2002). Dukungan keluarga menurut Friedman (2010)

adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluargannya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan

instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan

keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikannya. Jadi dukungan

sosial keluarga mengacu kepada dukungandukungan

sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai

sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk

keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).

1) Sumber Dukungan Keluarga

Menurut Caplan (1974) dalam Friedman

(2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial

umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal

yang spontan: dukungan terorganisasi yang tidak

diarahkan oleh petugas kesehatan professional,

dan upaya terorganisasi oleh professional

kesehatan. Dukungan sosial keluarga mengacu

kepada dukungan-dukungan sosial yang di

pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu

yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga

(dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi

Page 37: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

26

anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan).

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan

sosial keluarga internal, seperti dukungan dari

suami/istri atau dukungan dari saudara kandung

atau dukungan sosial keluarga eksternal

(Friedman, 1998).

2) Tujuan Dukungan Keluarga

Sangatlah luas diterima bahwa orang yang

berada dalam lingkungan sosial yang suportif

umumnya memiliki kondisi yang lebih baik

dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini.

Lebih khususnya, karena dukungan sosial dapat

dianggap mengurangi atau menyangga efek serta

meningkatkan kesehatan mental individu atau

keluarga secara langsung, dukungan sosial adalah

strategi penting yang haru ada dalam masa stress

bagi keluarga (Friedman, 2010). Dukungan sosial

juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan

guna mengurangi stress akibat negatifnya (Roth,

1996). Sistem dukungan keluarga ini berupa

membantu berorientasi tugas sering kali diberikan

oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Bantuan

dari keluarga besar juga dilakukan dalam bentuk

bantuan langsung, termasuk bantuan finansial

yang terus-menerus dan intermiten, berbelanja,

Page 38: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

27

merawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan

tugas rumah tangga, dan bantuan praktis selama

masa krisis (Friedman, 2010).

3) Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998), menyatakan bahwa

keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi

anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung, selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan

keluarga yaitu:

a) Dukungan emosional berfungsi sebagai

pelabuhan istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan emosional serta

meningkatkan moral keluarga (Friedman,

2010). Dukungan emosianal melibatkan

ekspresi empati, perhatian, pemberian

semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau

bantuan emosional. Dengan semua tingkah

laku yang mendorong perasaan nyaman dan

mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia

dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa

orang lain bersedia untuk memberikan

perhatian (Sarafino, 2011).

b) Dukungan informasi, keluarga berfungsi

sebagai sebuah kolektor dan disseminator

(penyebar) informasi tentang dunia (Friedman,

Page 39: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

28

1998). Dukungan informasi terjadi dan

diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat,

saran dan diskusi tentang bagaimana cara

mengatasi atau memecahkan masalah yang ada

(Sarafino, 2011).

c) Dukungan instrumental, keluarga merupakan

sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit

(Friedman, 1998). Dukungan instrumental

merupakan dukungan yang diberikan oleh

keluarga secara langsung yang meliputi

bantuan material seperti memberikan tempat

tinggal, meminjamkan atau memberikan uang

dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah

sehari-hari (Sarafino, 2011).

d) Dukungan penghargaan, keluarga bertindak

sebagai sistem pembimbing umpan balik,

membimbing dan memerantai pemecahan

masalah dan merupakan sumber validator

identitas anggota (Friedman, 2010). Dukungan

penghargaan terjadi melalui ekspresi

penghargaan yang positif melibatkan

pernyataan setuju dan panilaian positif

terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang

lain yang berbanding positif antara individu

dengan orang lain (Sarafino, 2011).

Page 40: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

29

4) Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah

proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan,

sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda

dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.

Namun demikian, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat

keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga

(Friedman, 1998). Wills (1985) dalam Friedman

(1998), menyimpulkan bahwa baik efek-efek

penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek

negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-

efek utama (dukungan sosial secara langsung

mempengaruhi akibatakibat dari kesehatan)

ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga

dan utama dari dukungan sosial terhadap

kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi

bersamaan.

2. Resosialisasi

1. Pengertian Resosialisasi

Menurut Kamanto Sunarto (2004, 30), salah satu

bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai

dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses

resosialisasi (resocialization) yang didahului dengan

Page 41: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

30

proses desosialisasi (desocialization). Dalam proses

desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” diri

yang dimilikinya, sedangkan dalam proses

resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru.

Proses desosialisasi dan resosialisasi ini sering

dikaitkan dengan proses yang berlangsung dengan apa

yang oleh Goffman dinamakan institusi total (total

institutions):

“suatu tempat tinggal dan bekerja yang di

dalamnya sejumlah individu dalam situasi sama,

terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk

suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama

menjalani hidup yang terkungkung dan diatur

secara formal”.

Rumah tahanan, rumah sakit jiwa dan lembaga

pendidikan militer merupakan contoh institusi total

tersebut. Seseorang yang berubah status dari orang

bebas, kemudian tahanan, dan akhirnya menjadi

narapidana mula-mula mengalami desosialisasi. Ia

harus meninggalkan busana bebas dan menggantinya

dengan seragam tahanan, berbagai kebebasan yang

semula dinikmatinya dicabut, berbagai milik

pribadinya disita atau disimpan oleh penjaga,

namanya mungkin tidak digunakan dan diganti dengan

suatu nomor. Setelah menjalani proses yang

cenderung membawa dampak terhadap citra diri serta

harga diri ini, ia kemudian menjalani resosialisasi

yaitu dididik untuk menerima aturan dan nilai baru

Page 42: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

31

untuk mempunyai diri yang sesuai dengan keinginan

masyarakat.

Resosialisasi menekankan pengembalian

seseorang yang pernah melanggar norma dan nilai

sosial untuk menyesuaikan diri dengan keinginan

masyarakat.

Tahap tersebut dilaksanakan apabila norma-

norma dan nilai-nilai baru telah “institutionalized”

dalam diri warga masyarakat. Berhasil tidaknya proses

“institutionalized” diformulasikan sebagai berikut

(Sakidjo 2002, 8-9):

Institutionalized =

Efektivitas (kekuatan menentang-

menanam) dari masyarakat

Kecepatan menanam

Yang dimaksud dengan efektivitas menanam

adalah hasil positif dari penggunaan tenaga manusia,

alat-alat, organisasi dan metode untuk menanamkan

nilai baru di dalam masyarakat. Semakin besar

kemampuan tenaga manusia, berjalan dengan baik

alat-alat yang digunakan, dan berjalan dengan baik

organisasinya, maka semakin sesuai sistem

penanaman itu dengan kebudayaan masyarakat dan

semakin besar hasil yang dapat dicapai oleh usaha

penanaman lembaga baru. Akan tetapi setiap usaha

penanaman yang baru, pasti mengalami reaksi dalam

beberapa golongan dari masyarakat yang merasa

Page 43: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

32

dirinya dirugikan. Kekuatan menentang dari

masyarakat tersebut berdampak negatif terhadap

keberhasilan proses “institutionalization” (Sakidjo

2002, 9).

Apabila anggota-anggota masyarakat merasa

bahwa mereka tidak dirugikan dalam kehidupan

kelompoknya ataupun merasa bahwa keuntungan yang

diperoleh daripadanya masih lebih besar daripada

kerugiannya, maka dengan sendirinya anggota akan

tinggal dalam kehidupan kelompok yang bersangkutan

(Astrid, Phill dan Susanto 1979, 125).

Guna mengubah perilaku individu dan kelompok

dalam suatu perubahan sosial ataupun pembangunan

sosial dewasa ini, diperlukan adanya produk sosial

(social product) yang inovatif, maka para praktisi di

bidang ini (seperti perencana sosial, community

worker maupun pembuat kebijakan) dituntut untuk

melakukan penilaian (assessment) terhadap kebutuhan

masyarakat secara berkesinambungan (Adi Isbandi

Rukminto 2001, 31).

Menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Korban Napza, Pedoman Resosialisasi dan

Pembinaan Lanjut dalam Penanggulangan Napza,

Resosialisasi merupakan cara lanjutan dimana setelah

proses penyatuan unsur-unsur yang berbeda

terlaksana, cara lanjutan ini untuk membangun

masyarakat dan melanjutkan hidup kembali sesuai

Page 44: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

33

dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat

(Departemen Sosial RI 2005, 5).

Proses resosialisasi ini juga harus melibatkan

klien (eks korban Napza) dalam kesiapannya untuk

kembali ke dalam keluarga dan kembali ke lingkungan

masyarakat sekitarnya. Namun, apabila salah satu

variable tidak bisa menerima kepulangan atau

kembalinya klien ditengah-tengah mereka, maka ini

akan menjadi suatu masalah yang dapat

mempengaruhi mental klien sehingga memungkinkan

kembalinya untuk bertindak kriminal atau pelanggaran

(relapse).

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa

resosialisasi merupakan sebuah program yang

disiapkan sebelum pemulangan klien yang sudah

dianggap layak untuk kembali ke dalam keluarga dan

masyarakat baik itu daerah asalnya atau tempat

tinggalnya agar mampu berintegrasi dalam kehidupan

sosialnya.

2. Kegiatan Resosialisasi

Adapun kegiatan resosialisasi meliputi beberapa hal

sebagai berikut (Departemen Sosial RI 2007, 99):

1) Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Kegiatan bimbingan/tuntutan pendekatan

untuk menumbuhkan kemauan keluarga,

Page 45: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

34

masyarakat, tokoh-tokoh masyarkat dan organisasi

sosial.

2) Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

Serangkaian kegiatan bimbingan yang

diarahkan agar klien tersebut dapat melaksanakan

seluruh kegiatannya sesuai dengan norma yang

berlaku dan menghindari kegiatan yang menjadi

larangan-larangan masyarakat. Dalam penelitian di

PSPP ini, serangkaian kegiatan bimbingan

khususnya pada bimbingan sosial hidup

bermasyarakat dilaksanakan oleh Pekerja Sosial,

Psikolog, Polisi, Koramil yang mana masing-

masing mempunyai perannya sendiri.

Menurut Dorang Luhpuri, yang menjadi

peranan pekerja sosial yaitu (Dorang Luhpuri dan

Setiawan 2000, 122):

a. Fasilitator, merupakan peranan yang bertujuan

untuk mempermudah upaya pencapaian tujuan

sehat dengan cara menyediakan atau

memberikan kesempatan dan fasilitas yang

diperlukan klien untuk mengatasi masalahnya,

memenuhi kebutuhannya, dan

mengembangkan potensi yang dimilikinya

dengan cara: mendampingi klien dalam setiap

tindakan, memberikan dukungan emosional

yang diperlukan klien agar klien merasa

diperhatikan dan terpenuhi kebutuhannya,

Page 46: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

35

berupaya membantu klien mengatasi masalah

yang dihadapinya.

b. Mediator, memberikan layanan mediasi jika

klien mengalami konflik dengan pihak lain

atau orang lain agar dicapai kesesuian antara

tujuan dan kesejahteraan diantara kedua belah

pihak.

c. Advokator, memberikan layanan pembelaan

bagi klien yang berada dalam potensi yang

dirugikan sehingga memperoleh haknya

kembali.

d. Liason, memberikan informasi yang

diperlukan keluarga mengenai kondisi klien

dan kondisi lembaga agar dapat memberikan

pertimbangan yang tepat dalam menentukan

tindakan demi kepentingan klien.

e. Konselor, memberikan pelayanan konsultasi

kepada klien yang ingin mengungkapkan

permasalahannya.

f. Penghubung, merupakan peranan yang

menghubungkan antara klien dengan keluarga,

antara klien dengan lembaga terkait, maupun

penghubung antara klien dengan sumber lain

yang dapat membantu dalam usaha pemecahan

masalah klien.

g. Pembimbing sosial kelompok, memberikan

intervensi pada sejumlah klien yang

Page 47: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

36

berkumpul dan berbagai isu (topik yang

mereka minati) melalui pertemuan yang teratur

dan kegiatan yang dirancang untuk mencapai

tujuan yang telah disusun bersama.

3) Pemberian bantuan stimulan usaha produktif

Serangkaian kegiatan pengadaan bantuan

peralatan dan bahan untuk mempersiapkan klien

dapat melaksanakan praktek bermata pencaharian

dan bantuan tersebut bersifat merangsang usaha-

usahanya agar dapat lebih berkembang.

4) Bimbingan usaha/kerja

Kegiatan tuntutan praktek berusaha/bekerja

untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang

layak, serta praktek mengelola usaha, menuju

terciptanya kondisi usaha yang efektif dan efisien.

Tahap tersebut diatas mencakup serangkaian

kegiatan yang meliputi:

a. Penetapan kesiapan klien untuk kembali pada

kehidupan yang normatif di lingkungan keluarga,

masyarakat dan dunia kerja.

b. Pemantapan kesiapan klien untuk transmigrasi.

c. Pemantapan kesiapan klien untuk melakukan

kegiatan usaha sebagai sumber mata pencaharian.

Page 48: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

37

Dalam pengertian resosialisasi diatas sudah

dijelaskan bahwa resosialisasi bertujuan untuk

mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke

dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara

normatif. Mekanisme resosialisasi yang selama ini

dilakukan oleh pemerintah ialah pemulangan ke

daerah asalnya.

3. Narkotika

a. Pengertian Narkotika

Narkotika dalam perkataan Yunani adalah

narke yang berarti terbius dan tidak bisa merasakan

apa-apa. Namun ada juga yang mengatakan

Narcissus, yaitu sejenis tanaman yang memiliki

bunga yang bisa membuat seseorang tidak sadar.

Pengertian narkotika secara farmakologis

medis, dan menurut Ensiklopedia Indonesia IV

(1980 : 2336) adalah obat yang bisa menghilangkan

trauma dan rasa yang dapat menimbulkan efek

stupor serta adiksi.

Pengertian yang umum dari narkotika adalah

suatu zat (obat) dari tanaman sintetis maupun semi

sintesis yang bisa menibulkan ketidaksadaran dan

pembiusan. Serta bisa menibulkan halusinasi dan

menimbulkan daya rasngsang. Efek lainnya yaitu

menimbulkan ketergantungan, yang di bedakan ke

Page 49: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

38

dalam golongan-golongan sebaimana yang terlampir

dalam Undang-undang. (MH 2003, 35).

Berbicara tentang narkoba, sering pula terdengar

beberapa singkatan yang berkaitan dengan hal

tesebut,misalnya :

NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif)

NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika

dan Zat Adiktif)

Dari singkatan NAPZA yang memiliki arti

lebih lengkap, maka obat yang dianggap

berbahaya adalah Narkotika, Alkohol,

Psikotropika dan Zat Adiktif.

Karena narkotika termasuk dalam obat-

obatan atau zat yang berbahaya bagi kesehatan

maka mengenai produksi, pengadaan, peredaran,

penyaluran, penyerahan ekspor dan impor maka

obat-obatan tersebut diatur dalam Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang

Narkotika.

Narkoba yang masuk kedalam lambung,

kemudian masuk kepembuluh darah. Jika

dihisap atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam

pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru.

Jika disuntikan maka langsung masuk melalui

aliran darah. Dan darah membaa zat tersebut ke

otak.

Page 50: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

39

b. Jenis-jenis Narkotika

Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1997, jenis narkotika dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu narkotika golongan I, golongan in

termasuk narkotika yang berbahaya dan paling

tinggi daya adiktifnya, golongan I ini adalah ganja,

heroin, koain, putaw dan opium. (Sunarno 2007, 11)

1) Candu

Candu atau opium adalah sumber utama dari

narkotika alam. Narkotika yang berasal dari

alkoloida candu , misalnya morphine, heroine yang

berasal dari Papaver Somniferum. Nama Papaver

Somniferum adalah sebutan yang diberikan oleh

Linnaeus pada tahun 1753.

a) Jenis-jenis Candu

Candu dalam pengklasifikasinannya dapat

dibedakan:

- Candu mentah

- Candu masak

- Candu yang khusus untuk rokok.

2) Putaw

Putaw merupakan jenis narkoba golongan satu dan

putaw ini merupakan hasil olahan dari opium. Putaw

juga berbentuk serbuk berwarna putih atau coklat tua,

dan ada juga yang berbnetuk cairan.

Page 51: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

40

a) Efek Dari Putaw

Akibat dari menggunakan atau mengkonsumsi

putaw sangat berbahaya dan merugikan untuk

tubuh. Dan akibat yang ditimbulkan sebagai

berikut:

- Rasa mual.

- Pupil mata mengecil.

- Berat untuk benafas dan melemah.

- Mudah mengeantuk.

- Tubuh mudah melemas dan susah bergerak.

- Ketagihan dan sakaw.

3) Heroin

Heroin adalah obat semi sintetik yang berasala dari

reaksi kimia antara morphine dengan asam asental

anhidrat. Heroin juga lebih cepat menimbulkan

ketergantungan dan memiliki efek lebih kuat dari

halusinasi yang lebih tinggi dari morphine. (MH 2003,

35–35)

a) Efek Dari Heroin

Gejala-gejala yang ditimbulkan dari heroin yaitu:

- Rasa sakit dan kejang-kejang.

- Perut kram dan sawan.

- Menggigit disertai muntah-muntah.

- Keluar ingus dan mata berair.

- Nafsu makan dan hilangnya cairan tubuh.

(Hadiman 2007, 6)

Page 52: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

41

4) Ganja

Ganja atau yang disebut juga Cannabis merupakan

jenis tanaman yang bisa tumbuh yang tidak

memerlukan pemeliharaan yang istimewa. Ganja juga

tumbuh di daerah tropis, pohn ganja juga bisa tumbuh

di berbagai belahan dunia. Ganja juga sering disebut

dengan Gele atau Cimeng. Di kalangan pecandu

sering di sebut dengan Grass, Marihuana, Has atau

Hashish. Dalam pemakaian sering dianggap sebagai

lambing pergaualan karena pemakaian hampis selalu

beramai-ramai dan tidak pernah sendiri.

a) Bentuk dan Cara Menggunakan Ganja

Bentuk ganja dapat di bagi menjadi 5 bentuk yaitu:

- Berbentuk lintingan rokok

- Berbentuk campuran, di campur dengan

tenbakau untuk dirokok

- Berbentuk campuran daun, tangkai dan biji

untuk dirokok

- Berbentuk serbuk dan damar yang dapat di

hisap

- Berbentuk damar yang berwarna coklat

kehitam-hitaman.

b) Penyalahgunaan Ganja

Efek penggunaan ganja bagi penggunanya lebih

banyak buruknya daripada baiknya. Efek

Page 53: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

42

penggunaan ganja menurut Franz Bergel meliputi

efek fisik dan psikis. Secara fisik yaitu:

- Hilangnya koodinasi kerja otot dengan syaraf

sentral.

- Hilang dan kurangnya kedipan dari mata.

- Reflex tertekan.

- Kadar gula darah turun naik.

- Nafsu makan bertambah.

- Mata berwarna merah.

Efek pemakaian ganja secara psikis yaitu:

- Timbulnya sensasi psikis.

- Gembira dan tertawa tanpa sebab.

- Sifat malas dan lalai.

- Banyak bicara.

- Terganggu daya sensasi dan presepsi terhadap

ruang dan waktu.

- Daya pikir dan ingatan melemah.

- Cemas dan bicara melantur.

5) Cocain

Cocain adalah salah satu alkaloid yang berasah dari

daun Erythroxylon Coca L. Dan tanaman tersebut

banyak tumbuh di Benua Amerika Selatan. Cocain

juga tumbuh di Ceylon, India, dan Jawa. Di pulau

jawa tumbuhan ini sering ditanam dengan sengaja, dan

tumbuh sebagai tanaman pagar.

Page 54: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

43

a) Efek pemakaian Cocain

Efek dari Cocain yang paling penting yaitu

pengahambatan hantaran syaraf bila dipakai secara

lokal, yakni sebagai anaestesi/pemati dari rasa.

b) Penyalahgunaan Cocain

Efek yang di timbul kan dari cocain setelah 1,5-2

menit melalui sntikan intravena atau intranasal

(sedotan hidung) yaitu :

- Euforia.

- Suka bercakap-cakap.

- Untuk mencegah kelelahan.

- Perilaku stereotip.

- Deyut nadi dan pernafasan menjadi lebih

cepat.

- Kerja mental bertambah.

Cocian juga bisa digunakan sebagai oabat

perangsang secara kronis, maka dapat

menimbulkan hal sebagai berikut:

- Halusinasi.

- Insomnia.

- Kurangnya gairah kerja.

- Berkerja dan berfikir tanpa tujuan.a

- Tidak nafsu makan.

- Tidak memiliki ambisi, kemauan dan

perhatian. (MH 2003, 47–62)

Nakotika golongan II, golongan ini

termasuk narkotika yang tinggi juga adiktifnya,

Page 55: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

44

tetapi memiliki manfaat sebagai pengobatan dan

penelitian. Yang termasuk jenis golongan II ini

yaitu betametodal, benzetidin dan pestidin.

Dan narkotika golongan III adalah

golongan narkotika yang memilii daya adiktif tang

ringan tetapi bermanfaat juga untuk pengobaan

dan penelitian selain itu bisa juga untuk

prkembangan ilmu pengetahuan. Narkotika

golongan III ini yaitu asetihidrotema dan

dihidrokodemia. (Sunarno 2007, 11)

c. Akibat Penggunaan Narkoba Terhadap Individu

Narkoba yang di gunaakan dpat menimbulkan

efek-efek bagi tubuh si pemakai sebagai berikut:

1) Europia adalah salah satu dari perasaan riang

gembira (well being) ditimbulkan dari narkoba

yang abnormal dan tidak sepadan dengan

keadaan jasmani dan rokhani. Efek dari

penggunaan narkoba dengan dosis yang tidak

bergitu tinggi.

2) Delirium adalah menurunnya kesadaaran mental

disertai kecemasan yang hebat secara mendadak.

Efek ini ditimbulkan dengan dosis yang lebih

tinggi dari europia.

3) Halusinasi yaitu apa yang dilihat dan didengar

tidak sesuai denga kenyataan.

Page 56: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

45

4) Weakness melemahnya keadaan jasmani dan

rokhani akibat dari ketergantungan dan

kecanduan narkoba.

5) Drowsiness kesadaran menurun dan tidak stabil

dan disertai fikira yang kacau.

6) Collapse yaitu pemakaian terlalu banyak dan

membuat over dosis dan menyebabkan

kematian.

d. Akibat Pemakaian Narkoba Bagi Masyarakat

Dari akibat penggunaan bagi individu, pemakaian

narkoba juga bisa berpengaruh bagi masyarakat luas,

antara lain:

1) Makin meningkatnya kriminalitas.

2) Timbulnya kekerasan bagi perorangan atau

kelompok.

3) Timbulnya berbagai usaha yang illegal dalam

masyarakat, misalnya pasar gelap narkotika.

4) Meningkatnya kecelakaan lalu lintas.

5) Meluasnya penyakit tertentu dari jarum

suntikyang dipakai.

6) Dan bentuk lain dari keabnormalan. (MH, 2003,

hlm. 24–26)

e. Alasan-alasan Sebagai Pengguna Narkoba

Menurut Graham Blaine seorang psikiater sebab-

sebab seseorang menggunakan narkotika ialah:

Page 57: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

46

1) Untuk membuktikan keberanian dalam

melakukan semua tindakan yang beresiko,

misalnya berkelahi dan bergaul.

2) Untuk menantang orang yang lebih tua, seperti

guru, hukum dan instansi yang berwenang.

3) Memudahkan dalam perbuatan seksual.

4) Untuk melepaskan diri dari rasa kesepian.

5) Agar bisa mengerti apa itu arti hidup.

6) Untuk mengisi kekosongan atau kebosanan.

7) Menghilangan rasa frustasi dan kegelisahan yang

disebebkan dari masalah yang tidak bisa diatasi

dan tidak memiliki jalan keluar.

8) Untuk memnuhi rasa solidaritas dengan kawan-

kawan.

9) Didorong karena rasa ingi tahu dank arena iseng.

Dari sekian sebab-sebab pengunaan narkotika

secara tidak legal yang dilakukan oleh remaja dan

dpat dikelompokkan dalam 3 keinginan yaitu:

1) Mereka yang ingin mencoba, yaitu yang ingin

mendapatkan pengalaman baru dan sensasi dari

narkoba.

2) Yang bemaksud menjauhi dan menghindari

realita hidup, yaitu mereka terbius dalam tempat

pelarian yang ternyaman.

3) Yang ingin merubah kepibadiannya, yaitu merka

yang menggunakan narkoba bisa membuat

kepribadiannya seperti menjadi berani, tidak

Page 58: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

47

malu dan kaku dalam pergaulan. (MH 2003, 4–

6)

f. Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Napza

Dalam penelitiannya menurut Hawari,

penyalahgunaan Napza terjadi oleh beberapa faktor-

faktor, yaitu faktor predisposisi (kepribadian,

kecemasan, dan depresi), faktor keluarga dan faktor

dari teman sebaya atau per grup dari zatnya itu sendiri.

Pada dasarnya penyalahgunaan Napza adalah

seseorang yang memiliki gangguan kepribadian,

sedangkan penyalahgunaan Napza ialah

perkembangan lebih lanjut dari gangguan jiwa,

demikian memiliki dampak sosial yag ditimbulkan.

(MH 2003, 11). Faktor yang menyebabkan seseorang

mulai menggunakan narkoba, sehingga pada akhirnya

menyebabkan ketergantungan adalah:

1) Faktor Kepribadian

Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah genetik,

biologis, kesehatan mental dan gaya hidup yang

memiliki pengaruh bagi seorang terjerumus dalam

menggunakan Narkoba maupun dalam

permasalahan perilaku.

Kurangnya pengendalian diri.

Konflik individu/emosi yang masih belum

setabil.

Terbiasa hidup senang dan mewah.

2) Faktor Keluarga

a) Kurangnya kontrol keluarga.

Page 59: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

48

Orang tua yang terlalu sibuk dan anak yang

kurang perhatian dari orang tuanya cenderung

mencari perhatia dari luar, biasanya mencari

kesibukan bersama teman-temannya.

b) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung

jawab.

Tidak semua penyalahgunaan narkoba berasal

dari keluarga broken home, semua anak

mempunyai potensi yang sama untuk terlibat

dalam penyalahgunaan narkoba.

3) Faktor Lingkungan.

a) Masyarakat yang individualis.

Lingkungan yang individualistik dalam

kehidupan di kota besar cenderung memiliki

sifat yang kurang peduli dengan orang lain,

sehingga setiap orang hanaya memikirkan

permasalahan dirinya sendiri tanpa peduli

dengan lingkungan di sekitarnya.

b) Pengaruh teman sebaya.

Teman sebaya dan kelompo juga berpengaruh

dan berperan penting terhadappengguna

narkoba, hal ini disebabkan karena antara lain

menjadi syarat kemudahan yang dapat

diterima oleh anggota kelompok. (Badan

Narkotika Nasional 2011, 3–5)

g. Perubahan perilaku akibat pemakaian Napza

Gejala-gejala akibat pemakaian Napza mudah dikenali

sebagai beriku ini :

Page 60: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

49

1) Meninggalkan ibadah. Yang semula rajin

menjalankan ibadah mulai malas dan sampai tidak

menjalankan ibadaha sama sekali.

2) Bolos. Yang semula rajin sekolah, kuliah dan

bekerja mulai malas, seing membolos.

3) Minggat. Mereka yang betah dirumah sering keluar

rumah, pulang larut malah hingga tidak pulang sama

sekali sampai berbulan-bulan.

4) Pergaulan bebas. Mereka sering terlibat dalam

pergaulan bebas (free sex). Sex bebas ini

diakibatkan hilangnya hambatan dan dorongan

agresivitas seksual akibat Napza.

5) Bohong. Yang awalnya jujur mulai berbohong dari

yang kecil sampai yang besar.

6) Mencuri. Menjual barang, terlilit hutang dan

tindakan criminal lainnya.

7) Prestasi belajar/kerja merosot tajam.

B. Kerangka Berfikir

Dukungan sosial keluarga adalah suatu bentuk

hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek

stress yang buruk, dukungan ini berupa sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya.

Resosialisasi adalah proses pengembalian seseorang

yang pernah melanggar norma dan nilai sosial untuk

menyesuaikan diri dengan keinginan lingkungannya.

Di Panti Sosial Pamardi Putra Galih Pakuan Bogor ini

diharapkan klien eks Napza mampu kembali kerumahnya

dengan keadaan yang jauh lebih baik. penelitian ini

Page 61: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

50

menekankan pada dukungan sosial keluarga terhadap proses

resosialisasi korban eks Napza agar korban eks Napza bias

pulih dan kembali kepada keluarganya dengan kondisi yang

jauh lebih baik. kerangka berfikir dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Dukungan Sosial

Keluarga

Proses Resosialisasi

Klien Eks Napza

Pulih dan Kelmbali

kepada keluarganya

dengan keadaan

yang jauh lebih baik

Page 62: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

51

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PANTI SOSIAL

PAMARDI PUTRA (PSPP) “GALIH PAKUAN” BOGOR

A. Latar Belakang PSPP “Galih Pakuan” Bogor

1. Sejarah

Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) “Galih Pakuan”

Bogor berdiri sejak tahun 1982 dan mulai operasional

tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Direktorat

Jenderal Bina Rehabilitasi Sosial Nomor: 007/RSP-

4/1983, dengan nama Panti Rehabilitasi Sosial Korban

Narkotika (PRSKN) Putat Nutug. Tanggal 28 Februari

1989 Panti ini ditetapkan sebagai Panti tipe “A”

berdasarkan Kepmensos Nomor: 6/HUK/1989 dan sejak

tanggal 26 April 1994 dengan berdasarkan Surat

Keputusan Direktorat Jenderal Bina Rehabilitasi Sosial

Nomor: 06/KEP/BRS/IV/1994 Panti ini dinamakan Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor (Kementerian

Sosial RI, PSPP “Galih Pakuan” Bogor)..

Tahun 2001 PSPP “Galih Pakuan” menjadi UPT

Depsos RI di bawah Dirjen Yanrehsos sesuai dengan

Kepmensos No. 06/HUK/2001 tentang Tata Kerja

Departemen Sosial, dan sampai saat ini berdasarkan

Keputusan Menteri Sosial No. 59/HUK/2003 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan

Departemen Sosial Republik Indonesia. Sasaran Korban

Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya. Alamat Lengkap

PSPP “Galih Pakuan” di Jalan H. Miing No. 71

Page 63: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

52

RT02/RW03, Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, 16330.

Telepon (0251) 8541429, Fax.8541428. Kapasitas

tampung 180 orang. Jangkauan Pelayanan Regional

Propinsi dan Rujukan Nasional. Luas Tanah Panti 71.890

m2 dan Luas Bangunan 10.393 m

2. Adapun Dasar Hukum

sebagai berikut (galihpakuan.kemsos.go.id):

a. UU Nomor 11, Tahun 2009 tentang Kententuan Pokok

Kesejahteraan Sosial.

b. UU Nomor 5, Tahun 1997 tentang Psikotropika.

c. UU Nomor 25, Tahun 2009 tentang Narkotika.

d. PERMENSOS RI No. 106 tentang Oganisasi dan Tata

Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial.

e. PERMENSOS RI No. 3/HUK/2012 tentang Standar

Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan

Napza.

2. Visi dan Misi PSPP “Galih Pakuan” Bogor

a. Visi

Panti sebagai pusat pelayanan, perlindungan dan

rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza

berstandar Nasional, Profesional, berkualitas, tahun

2020.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi

sosial penyalahgunaan Napza dalam sistem panti

menggunakan pendektan multi displiner, teknik

pelayanan yang unggul dan menjujung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan.

Page 64: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

53

2) Menyelenggarkan pengkajian model pelayanan

dan rehabilitasi sosial penyalahgunaan Napza.

3) Memfasilitasi tumbuh kembangnya motivasi dan

usaha masyarakat dalam penanggulangan

penyalahgunaan Napza.

4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan SDM

dalam rangka meningkatkan pelayanan rehabilitasi

sosial korban penyalahgunaan Napza yang

berkualitas.

3. Tugas Pokok PSPP “Galih Pakuan” Bogor

Berdasarkan PERMENSOS RI Nomor : 106 Tahun

2009 Tugas Pokok PSPP “Galih Pakuan” Bogor yaitu :

Memberikan bimbingan, pelayanan, dan rehabilitasi sosial

yang bersifat kuratif, rehabiltatif, promotif dalam bentuk

bimbingan pengetahuan dasar, pendidikan, fisik, mental,

sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi serta

bimbingan lanjut bagi eks korban Narkotika dan

pengguna Psikotropika Sindroma ketergantungan agar

mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat, serta pengkajian dan penyiapan standar

pelayanan dan rujukan.

4. Tujuan Rehabilitasi Sosial

Tujuan program pelayanan rehabilitasi sosial bagi

korban penyalahguna Napza, yaitu:

a. Memulihkan kondisi fisik, mental, psikis, sosial, sikap

dan prilaku penyalahgunaan Napza, agar mereka

Page 65: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

54

mampu melaksanakan fungsi sosial secara wajar

dalam keluarga maupun masyarakat.

b. Agar mereka dapat menggali dan mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya sebagai bekal untuk

dapat melaksanakan fungsinya dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Fasilitas Panti

Di dalam PSPP Galih Pakuan ini terdapat fasilitas-

fasilitas, fasilitas ini bertujuan untuk menunjang dalam

mencapai keberhasilan rehabilitasi klien Napza. Berikut

ini adalah table fasilitas Panti:

Tabel 3.1 Fasilitas Panti

1 Ruang kantor 17 Ruang rapat/konferensi

2 Ruang data dan

informasi 18 Wisma

3 Ruang bimbingan

sosial 19 Dapur dan ruang makan

4 Mental dan

keterampilan 20 Ruang pos jaga

5 Ruang olah raga dan

kesenian 21 Kolam ikan

6 Lapangan upacara 22 Pendopo

7 Lapangan bola 23 Kendaraan dinas

8 Ruang poliklinik 24 Peralatan kesenian

9 Mushola 25 Rumah dinas

10 Ruang komputer 26 Pagar keliling

11 Ruang fitness 27 Meja billiard

12 Asrama dometory (2) 28 Kendaraan (R2, R4, dan R6)

13 Asrama re-entry (3) 29 Gudang

14 Asrama after care 30 Sport center

15 Aula utama 31 Instalasi produksi

16 Ruang perpustakaan

Page 66: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

55

6. SDM (Sumber Daya Manusia) Pelaksana

Motto Pegawai: “Kami Peduli, Anda pulih dan

Dunia Indah Tanpa Narkoba”.

Tabel 3.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Pelaksana

Berikut ini jabatan dan jumlah personil pengelola

lembaga:

No Unsur PNS No Unsur Non PNS

1 Pejabat structural 1 Cleaning service

2 Fungsional pekerja sosial 2 Tukang kebun

3 Fungsional Penyuluh

sosial 3 Juru masak

4 Fungsional pranata

computer 4 Satpam

5 Fungsional arsiparis 5 Pembimbing mental

6 Fungsional perawat 6 Pembimbing kesenian

7 Fungsional umum 7 Instruktur olahraga

8

Instruktur

keterampilan

9 Sakti peksos adiksi

10 Konselor adiksi

11 Tenaga kontrak

7. Struktur Organisasi PSPP “Galih Pakuan” Bogor

Tabel 3.3 Struktur Organisasi

Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor

Page 67: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

56

B. Tahapan Rehabilitasi

1. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah/Assesment

Tahap pengungkapan dan pemahaman masalah

merupakan penilaian/penafsiran terhadap eks korban

penyalahgunaan Napza dan orang-orang yang terlibat di

Kepala Panti

Beni Sujanto AKS., M.Si

Kepala Sub.Bag Tata Usaha

Iwan Nurcandra S., S.Sos, M.Si

Kepala Seksi Program dan

Advokasi Sosial

Ahmadin, S.Pd.I, M.Si

Kepala Seksi Rehabilitasi

Sosial

Drs. Alam Fajar A, M.Si

Kordinator Pekerja Sosial

Sutrisno, S.Pd. I

Page 68: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

57

dalamnya. Dengan hasil assessment yang dilakukan, maka

pekerja sosial dapat membuat keputusan dengan

merumuskan tujuan perubahan dan menetapkan metoda

dan teknik serta terapi yang tepat untuk mencapai tujuan

perubahan yang diharapkan. Tahapan assessment

meliputi: persiapan, pengumpulan data dan informasi,

serta sidang kasus (case conference).

2. Penyusunan Rencana Intervensi

Rencana intervensi disusun berdasarkan hasil assessment

dan pembahasan pada temu bahas guna menghasilkan

jenis pelayanan rehabilitasi sosial yang sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi klien.

3. Pemecahan Masalah (Intervensi)

Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui:

a. Bimbingan fisik dan kesehatan yang bertujuan untuk

mengembalikan kepulihan fisik dan menjaga pola

hidup sehat bagi klien.

b. Bimbingan mental spiritual yang bertujuan untuk

memahami mengembangkan dan meningkatkan

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan

norma yang ada di masyarakat.

c. Bimbingan sosial dilaksanakan dengan menggunakan

metode TC (Therapeutic Community) yang bertujuan

sebagai sarana / media untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kapasitas psikososial klien eks korban

Page 69: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

58

penyalahgunaan Napza untuk mencapai perubahan

perilaku dan pemulihan kondisi klien.

d. Bimbingan keterampilan dan PBK (Praktek Belajar

Kerja) yang bertujuan untuk mengembalikan

kehidupan klien yang diarahkan untuk memiliki dan

meningkatkan keterampilan sebagai bekal klien

apabila sudah kembali ke keluarga dan masyarakat.

4. Resosialisasi (Reintegrasi)

Tahapan ini dilakukan untuk menyiapkan klien,

keluarga dan lingkungan sosial dimana klien tinggal, hal

ini dilakukan untuk menumbuhkan kemauan dan

kemampuan untuk menerima klien dan diharapkan klien

dapat berintegrasi di tengah kehidupan keluarga dan

lingkungan masyarakat setelah melaksanakan pemulihan

dan rehabilitasi sosial dan mencegah kekambuhan.

5. Terminasi

Terminasi dilakukan setelah proses pemulihan dengan

mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan

kemajuan dan perubahan perilaku yang telah dicapai.

6. Pembinaan Lanjut

Merupakan tahapan untuk memelihara dan

memantapkan kondisi kepulihan eks klien dari

ketergantungan terhadap Napza dan untuk mengetahui

perkembangan serta kondisi eks klien setelah selesai

melaksanakan program rehabilitasi sosial.

Page 70: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

59

7. Monitoring dan Evaluasi

Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan dan

kondisi eks klien serta untuk mengetahui sejauhmana

klien tersebut dapat melaksanakan fungsi sosialnya dalam

kehidupan sehari-hari.

8. Metode Pelayanan Rehabilitasi Sosial

a. Tahap Penerimaan

Tahap penerimaan yang meliputi suatu bentuk

prosedur penerimaan dan seleksi klien yang dianggap

cocok untuk diberi pelayanan sesuai standar yang

diterapkan oleh organisasi. Pada tahap ini dilakukan

pemeriksaan awal untuk pemeriksaan fisik atau gejala-

gejala klinis. Pra rehabilitasi tahap ini merupakan

persiapan bagi klien untuk memasuki program

rehabilitasi, persiapan meliputi (galihpakuan.

kemsos.go.id):

1) Persiapan kesehatan

2) Persiapan kestabilan mental dan emosinal

3) Membangkitkan motivasi untuk mengikut program

4) Pengenalan program

5) Pengenalan program pencegahan kekambuhan

(relapse prevention program).

b. Tahap klasifikasi

Tahap ini dimaksudkan untuk menentukan sifat

dari perubahan klien yang menjadi tujuan panti dalam

membantu proses perubahan diri klien kearah yang

Page 71: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

60

lebih baik. Kegiatan yang dilakukan adalah:

wawancara, observasi. Review data personal,

penggalihan dan pemahaman masalah, penggalian

potensi dan sumber-sumber internal dan eksternal

klien, tes psikologis dan konsultasi kasus, kegiatan ini

diakhiri dengan perumusan rencana intervensi yang

dilakukan oleh pekerja sosial fungsional bersama-

sama klien.

c. Tahap pembinaan dan bimbingan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan proses

pertolongan sesuai rencana intervensi yang telah

dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Bimbingan Fisik (olahraga dan musik, probe,

perawatan kesehatan)

2) Bimbingan Mental (konseling individual,

kelompok, budi pekerti dan keagamaan)

3) Bimbingan Sosial (sesi/terapi kelompok dan lain-

lain)

4) Bimbingan Keterampilan (monir mobil dan motor,

elektrik, serta komputer)

Dalam tahap ini dilakukan konseling keluarga,

kunjungan rumah dan dukungan keluarga (FSG),

resosialisasi sosial dan bimbingan lanjut. Untuk

melakukan upaya perubahan yang telah, sedang dan

akan dicapai hasil akhirnya adalah kepulihan klien

yang didukung oleh lingkungan sosial yang kondusif

Page 72: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

61

sehingga klien dapat mempertahankan dan bahkan

meningkatkan perubahan perilaku yang telah dicapai.

Resosialisasi (Reintegrasi) dilakukan untuk

menyiapkan klien, keluarga dan lingkungan sosial

dimana klien tinggal, hal ini dilakukan untuk

menumbuhkan kemauan dan kemampuan untuk

menerima klien dan diharapkan klien dapat

berintegrasi di tengah kehidupan keluarga dan

lingkungan masyarkat setelah melaksanakan

pemulihan dan rehabilitasi sosial dan mencegah

kekambuan (relapse).

d. Pembinaan lanjut

Tahapan ini merupakan pembinaan lanjut

setelah selesai mengikuti rehabilitasi sosial, untuk

memelihara dan memantapkan kondisi kepulihan klien

dari ketergantungan terhadap Napza.

e. Monitoring dan Evaluasi

Hal dini dilakukan untuk mengetahui

perkembangan dan kondisi klien setelah selesai

melaksankan program rehabilitasi sosial, serta untuk

mengetahui sejauhmana klien tersebut dapat

melaksanakan fungsi sosialnya dalam masyarakat.

Berikut ini dijelaskan bagan proses pelayanan

rehabilitasi korban penyalahgunaan Napza di Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor

(galihpakuan.kemsos.go.id).

Page 73: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

62

BAGAN PROSES PELAYANAN DAN REHABILITASI

KORBAN NAPZA

Berdasarkan bagan di atas, panti sosial pamardi

putra galih pakuan Bogor memiliki prosedur yang harus

dijalankan oleh para residen sebelum, selama dan setelah

proses pemulihan berdasarkan landasan hukum.

Berikut akan dijelaskan proses berdasarkan bagan di

atas:

LANDASAN

HUKUM

RE-ENTRY

PRIMARY

INTAKE

PROCESS

AFTER

CARE

PROSES

PELAYANAN

Tujuan:

1. Berhenti Menggunakan Napza

2. Bertingkah Laku Positif

3. Mampu Berperan Aktif Dalam

Kehidupan Bermasyarakat

SASARAN

PELAYANAN

Page 74: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

63

1) Intake Process

a) New Add

New Add merupakan tahap dimana residen

masuk ke dalam facility. Klien diperkenalkan pada

lingkungan baru yang meliputi tujuan, filosofi,

norma, nilai, kebiasaan dan kegiatan di dalam

facility, yang secara umum dan khusus dirancang

untuk memulihkan residen kembali ke masyarakat

umum.

b) Induction

Induction merupakan tahap dimana residen

sudah resmi masuk ke dalam program (include

program). Dimana pada tahap ini bertujuan agar

klien mulai mengenal program dan budaya

(culture) yang ada di facility. Pada tahap ini residen

diwajibkan untuk memegang, membaca dan

memahami walking paper.

c) Primary

Tahap ini ditujukan bagi perkembangan

sosial dan psikologis klien, juga untuk stabilitas

fisik dan emosi residen. Dalam tahap ini klien

diharapkan dapat melakukan sosialisasi dan

adaptasi, mengalami pengembangan diri serta

meningkatkan kepekaan psikologis dengan

melakukan berbagai aktivitas dan sesi terapi yang

Page 75: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

64

telah ditetapkan. Dilaksanakan selama kurang lebih

3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) bulan.

2) Re-entry

Program lanjutan setelah primary adalah re-entry,

program ini memiliki tujuan untuk memfasilitasi

residen untuk bersosialisasi dengan kehidupan luar

setelah menjalani program di primary. Juga mulai

memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya,

mendayagunakan nalarnya dan mampu

mengembangkan ketrampilan sosial dalam kehidupan

bermasyarakat.

3) Aftercare

Suatu program yang terdiri dari berbagai macam

intervensi, pelayanan dan asistensi yang disediakan

untuk pemulihan (recovery). Program ini dilaksanakan

di luar panti dan diikuti oleh semua angkatan dibawah

supervisi dari staff re-entry. Tempat pelaksanaan

disepakati bersama oleh pihak panti dan keluarga klien.

Page 76: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

65

BAB IV

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Proses Resosialisasi

Eks Korban Napza

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, pemecahan

suatu masalah dan menjalani peran sosialnya, Klien Napza

membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya.

Keluarga merupakan dukungan terdekat yang diharapkan

dapat membantu Klien Napza dalam menjalankan proses

resosialisasi untuk mencapai kembali keberfungsian

sosialnya.

Setelah penulis melakukan wawancara, berikut data

dan temuan yang penulis dapatkan mengenai dukungan sosial

keluarga terhadap proses resosialisasi eks korban Napza.

1. Dukungan Emosional Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan emosional keluarga sangat berpengaruh

bagi Klien Napza dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Dukungan emosional dari orang-orang terdekat Klien

Napza dapat menjadikan Klien Napza lebih kuat dan

menerima keadaan dirinya. Seorang Klien Napza dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik apabila

dukungan emosional dari keluarga juga baik. Hal ini

ditemukan dari hasil wawancara dengan Informan RO,

yaitu:

Page 77: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

66

“Bagi saya dukungan sosial dari keluarga pasti

ada, orangtua saya selalu mengingatkan agar saya

lebih sabar dan mematuhi peraturan yang ada di PSPP.

Orangtua saya juga tidak membiarkan saya begitu

saja, akan tetapi mereka tetap memberikan perhatian

terhadap saya dengan cara mereka melakukan visit ke

sini untuk melihat kondisi saya. (informan RO)”

Hal ini diperkuat juga dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Saat ini saya sudah berkeluarga, menikah dan

memiliki istri. Istri saya pun mengetahui keadaan

saya, dimana saya pernah terlibat dalam kasus

Narkoba. Istri saya pun menerima dengan baik,

walaupun istri saya merasa bingung menghadapi saya.

Tapi menurut saya, istri saya sangat sabar menghadapi

saya, dan selalu mensupport saya, dengan cara

mengingatkan agar saya menjalankan rehabilitasi

dengan tuntas. Saya tidak meminta lebih kepada istri

saya, tetapi istri saya bisa memahami saya sehingga

bisa mengerti keadaan saya (informan M).”

2. Dukungan Emosional Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dalam memecahkan suatu masalah seorang Klien

Napza membutuhkan dukungan emosional dari keluarga,

terutama orang-orang terdekat yang tinggal bersama

dengan mereka. Dengan adanya dukungan emosional dari

keluarga, seorang klien Napza dapat menghadapi dan

menerima masalah yang sedang dialaminya. Hal ini

ditemukan dari hasil wawancara dengan Informan F, yaitu

“Terkadang, biasanya setiap saya terlihat

bosan dan murung mereka bertanya ada apa, ada

masalah apa, dan setelah saya ceritakan, mereka selalu

Page 78: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

67

mendengar cerita saya sampai selesai, dan mereka

memberikan saya saran, nasihat dan memotivasi saya

(informan F).”

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu:

“Saya juga di beri nasehat dan selalu

diingatkan bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal

dan tidaklah berjalan dengan mulus, apabila ada

masalah tandanya tuhan masih sayang dengan saya,

dimana ada masalah disitu juga pasti ada solusinya.

Itu yang selalu saya dengar dari Istri saya untuk

menghadapi masalah yang saya alami (informan M).”

3. Dukungan Emosional Keluarga dalam Menjalankan

Peran-Peran Sosial

Seorang Klien Napza juga memiliki hak dan

tanggungjawab dalam menjalankan peran sosialnya.

Dukungan emosional keluarga sangat penting bagi

seorang Klien Napza agar dapat menjalani peran sosialnya

dengan baik. Dibantu dan diingatkan merupakan salah

satu bentuk dukungan emosional keluarga yang dapat

sangat berpengaruh seorang Klien Napza dalam

menjalankan peran sosialnya. Hal ini ditemukan dalam

hasil wawancara dengan Informan RO, yaitu

“Dalam menjalankan proses rehabilitasi, saya

melakukan kegiatan bersama klien lain. Kemudian

saya mengikuti setiap program yang ada di PSPP ini.

Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab saya

sebagai klien untuk selalu semangat dan tidak pantang

menyerah. (informan RO).”

Selain dukungan emosional keluarga, proses

resosialisasi juga sangat berpengaruh dalam menjalankan

Page 79: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

68

peran sosialnya. Hal ini ditemukan dalam hasil

wawancara dengan Informan F, yaitu

“Untuk menjalanin peran saya di masyarakat,

diri saya selalu mengikuti tahapan resosialisasi dengan

baik agar mendapatkan hasil yang baik (informan F).”

4. Dukungan Informasi Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan informasi dari keluarga dapat berpengaruh

sangat baik dalam memenuhi kebutuhan dasar seorang

Klien Napza. Dukungan informasi seperti motivasi dan

nasihat dapat membuat seorang klien Napza terus hidup

menjalani kehidupannya sehari-hari. Hal ini ditemukan

dari hasil wawancara dengan Informan RO, yaitu

“Saya merasa orangtua saya selalu

memberikan saya motivasi jika saya merasa putus asa

dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Orangtua saya

selalu menjelaskan bagaimana jika saya bisa terus

semangat dalam menjalani hidup. Dan bagaimana jika

saya menyerah dalam menjalani hidup. Hal inilah

yang membuat saya dapat memenuhi kebutuhan hidup

saya sehari-hari (informan RO).”

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan

Informan F, yaitu:

“Mereka selalu memberi motivasi berdasarkan

pengalaman hidup mereka, memberikan gambaran

akan kehidupan yang mereka jalanin, dan memberikan

nasihat tetapi tidak menggurui saya (informan F).”

5. Dukungan Informasi Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Page 80: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

69

Dalam memecahkan suatu masalah, seorang klien

Napza membutuhkan adanya dukungan informasi dari

keluarga. Dukungan informasi ini dapat membuat seorang

klien Napza dapat lebih kuat dan menerima masalah yang

sedang dihadapinya. Selain dukungan keluarga, mengikuti

pembinaan juga dapat mempengaruhi seorang klien Napza

dalam menghadapi masalah yang dihadapinya. Hal ini

ditemukan dari hasil wawancara dengan Informan F,

yaitu:

“Ketika saya sedang ada masalah, biasanya

diberikan saran, atau terkadang hanya sekedar

menenangkan dengan cara menyemangati (informan

F).”

Hal ini diperkuat juga dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Untuk memecahkan masalah, biasanya

mereka memberikan saya gambaran kehidupan

dahulu, lalu mendiskusikan dengan saya, karena

mereka tahu kalau langsung memberikan nasihat, saya

akan langsung tidak menerima. Mereka selalu

membebaskan saya untuk menyelesaikan masalah

saya tetapi tidak melepas saya bertindak semau saya

(Informan M).”

6. Dukungan Informasi Keluarga dalam Menjalankan Peran-

Peran Sosial

Seorang klien Napza dalam menjalankan peran

sosialnya membutuhkan dukungan informasi dari

orangorang terdekatnya. Seorang klien Napza perlu

diberikan motivasi dan arahan tentang bagaimana

Page 81: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

70

menjalankan peran sosialnya. Hal ini ditemukan dari hasil

wawancara dengan Informan RO, yaitu

“Memberikan informasi tentang apa yang saya

harus kerjakan, tupoksi pekerjaan saya seperti apa,

dan apa yang harus saya lakukan apabila saya

melakukan kesalahan (informan RO).”

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Saya hanya dibekali ilmu dan sudut pandang

tentang kehidupan sosial, peran saya sebagai manusia

di dunia ini dan apa yang harus saya lakukan

(informan M).”

7. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan instrumental dari keluarga dapat sangat

berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan dasar seorang

klien Napza. Seorang klien Napza yang mendapatkan

dukungan instrumental dari keluarga dapat dengan baik

menjalani kehidupan sehari-harinya. Hal ini ditemukan

dalam hasil wawancara dengan Informan RO, yaitu

“Dari sejak kecil saya sudah di berikan tempat

tinggal yang layak, sekolahan yang terbaik,

membiayai saya sampai saya lulus. Memenuhi segala

kebutuhan hidup saya dan kebutuhan pengobatan saya

(informan RO).”

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Yang pasti saya diberikan segala kebutuhan

saya, memenuhi fasilitas saya, dan tidak lupa

Page 82: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

71

pendidikan dan ilmu agama yang selalu diterapkan ke

saya. (informan M).”

8. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dalam pemecahan suatu masalah, seorang klien

Napza membutuhkan adanya dukungan instrumental dari

keluarga. Dukungan instrumental ini dapat membantu

seorang klien Napza dalam mengahadapi masalahnya.

Selain itu, Pembinaan yang rutin juga dapat membuat

seorang klien Napza mampu menghadapi masalah yang

dialaminya. Hal ini ditemukan dalam hasil wawancara

dengan Informan RO yaitu

“Pertama saya diberikan pendidikan sejak

kecil, karena melalui pendidikan saya bisa

mendapatkan ilmu. Kedua dengan keadaan saya yang

telah diberikan hadiah dari tuhan, mereka membawa

saya ke PSPP untuk melakukan rehabilitas dan

memberikan pembinaan yang menurut saya tidak

murah (informan RO).”

Hal ini juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Pembinaan di PSPP bagi saya sudah cukup

untuk membantu saya menghadapi masalah, tidak

harus memecahkan masalah, karena memecahkan

masalah hanya ada di dalam diri saya saja (informan

M).”

9. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Menjalankan

Peran-Peran Sosial

Page 83: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

72

Dalam menjalankan peran sosialnya, seorang Klien

Napza perlu adanya dukungan instrumental dari keluarga.

Terutama dukungan instrumental dalam pembinaan.

Dengan melakukan pembinaan rutin, seorang klien Napza

dapat menjalankan peran sosialnya dengan baik. Hal ini

ditemukan dalam hasil wawancara dengan Informan RO,

yaitu

“Dengan pembinaan yang diberikan ke saya,

saya bisa menempatkan diri saya disekitar lingkup

hidup saya, walaupun sedikit (informan RO).”

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Saya merasa cukup dengan pembinaan ini

sehingga saya dapat bersosialisasi kembali dengan

orang disekitar saya (informan M).”

10. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan penghargaan dari keluarga sangat

dibutuhkan seorang klien Napza dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya. Dengan adanya dukungan

penghargaan dari keluarga seorang klien Napza dapat

menjalani kehidupan sehari-harinya dengan baik. Hal ini

ditemukan dalam hasil wawancara dengan Informan RO,

yaitu

“Apapun hasil yang saya dapat, keluarga saya

selalu menerima, tidak menuntut saya untuk lebih,

yang terpenting saya melakukan tanggung jawab saya

(informan RO).”

Page 84: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

73

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“keluarga saya tidak selalu menuntut saya

untuk menjadi orang yang cerdas, tetapi kelarga saya

sudah bangga ketika saya bisa menjalankan secara

normal apa yang saya lakukan (informan M).”

11. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dalam memecahkan suatu masalah, seorang klien

Napza membutuhkan dukungan penghargaan dari

keluarga. Dukungan penghargaan dari keluarga dapat

membuat seorang klien Napza mampu menghadapi dan

menerima masalah yang dialaminya. Selain itu, merasa

didengarkan juga sangat penting bagi seorang klien

Napza. Hal ini ditemukan dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Ketika saya ada masalah di kehidupan saya,

mereka memberikan saya semangat dan mensupport

saya agar tetap tenang dan tidak panik (informan

RO).”

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Tidak ada penghargaan apapun dalam hidup

saya, karena saya hanya butuh di dengar, jadi

keluarga saya sudah cukup mengerti akan hal itu

(informan M).”

12. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Menjalankan

Peran-Peran Sosial

Page 85: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

74

Dalam menjalankan peran sosialnya, dukungan

penghargaan dari keluarga sangat berpengaruh bagi

seorang klien Napza. Dengan adanya dukungan

penghargaan dari keluarga, seorang klien Napza dapat

dengan baik menjalankan peran sosialnya. Hal ini

ditemukan dalam hasil wawancara dengan Informan M,

yaitu

“Walaupun penghasilan saya tidak terlalu

besar, tetapi bagi mereka bukan penghasilan yang saya

dapat, tetapi saya bisa dan mampu untuk bisa

menjalankan pekerjaan saya dengan semampu saya

(informan M).”

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Setiap apa yg sudah saya lakukan keluarga

saya tidak marah, tetapi keluarga saya hanya

mengingatkan dengan pelan, bagi saya itu sebuah

penghargaan bagi saya (informan RO).”

13. Dukungan Spiritual Keluarga dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari

Dukungan spiritual keluarga sangat berpengaruh bagi

Klien Napza dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Dukungan spritiual dari orang-orang terdekat dapat

menjadikan klien Napza lebih giat dalam menjalankan

ibadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Hal

ini ditemukan dari hasil wawancara dengan Informan RO,

yaitu:

“Keluarga saya selalu mengingatkan untuk

menjaga sholat lima waktu setiap hari. Agar dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari diberkahi oleh

Page 86: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

75

Allah dalam setiap langkah kita dimanapun kita

berada”. (informan RO)

Hal ini diperkuat juga dari hasil wawancara dengan

Informan M, yaitu

“Untuk melengkapi perubahan yang ada pada

diri saya, selain menjaga kedisipilinan, istri saya juga

mengingatkan agar selalu bersyukur dalam keadaan

apapun. Dengan selalu bersyukur itu bisa menjadikan

hati saya seketika merasa tenang dan tentram.”

(informan M)

B. Proses Resosialisasi Korban Eks Napza di Panti Sosial

Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor

Dalam proses resosialisasi Panti Sosial Pamardi Putra

(PSPP) “Galih Pakuan” Bogor terhadap eks korban Napza

sangat penting. Dalam program resosialisasi di panti ini, klien

Napza diberikan empat jenis bimbingan agar klien

penyalahgunaan Napza memiliki ketrampilan dan

kemampuan untuk berintegrasi dengan masyarakat, antara

lain:

1. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Dalam Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor, bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat sangat

penting untuk klien Napza. Kesiapan dan peran serta

masyarakat untuk menyiapkan seorang klien Napza untuk

menjadikan pribadi yang baik. kesiapan ini sangat

berpengaruh agar apa yang ingin dijalankan dan diperbaiki

lagi akan menghasilkan hasil yang baik. Hal ini ditemukan

dalam hasil wawancara dengan Informan B, yaitu:

Page 87: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

76

“Kesiapan dan peran serta klien Napza harus

disiapkan diawal, karena sebelum melaksanakan

tahapan lainnya yang pelu disiapkan pada awal itu

kesiapan mereka para klien Napza. (Informan B)”

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Awal saya masuk ke panti sosial pamardi

putra, saya diberi bimbingan kesiapan agar saya

menyiapkan diri saya terlebih dahulu. Lalu, saya

diberikan pembinaan terhadap peran saya dalam

mengikuti kegiatan awal di panti, seperti berkenalan

dengan sesame klien Napza, saling bertukar cerita

tentang masalah, dan saling memberikan solusi

terhadap masalah yang ada. (informan RO)”

2. Bimbingan pemantapan usaha atau kerja

Dalam Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor, bimbingan pemantapan usaha atau kerja sangat

penting untuk klien Napza. Pemantapan usaha atau kerja

untuk menjadikan seorang klien Napza memiliki keterampilan

yang sesuai dengan bakat mereka masing-masing. Hal ini

ditemukan dalam hasil wawancara dengan Informan B, yaitu:

“Di panti ini, kami menyiapkan pembinaan

keterampilan usaha atau kerja agar nanti setelah

selesai proses rehabilitasi, klien Napza dapat memiliki

usaha atau kerja dan dapat membantu perekonomian

klien Napza dan keluarganya. (informan B)”.

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Selain pembinaan kesiapan saya juga

mendapatkan pembinaan tetang usaha atau kerja,

pembinaan ini seperti keterampilan di bengkel,

memasak dan lainnya. (informan RO)”

Page 88: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

77

3. Bantuan pengembangan usaha atau kerja

Dalam Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor, bantuan pengembangan usaha atau kerja sangat

penting untuk klien Napza. Selain bimbingan pemantapan,

bantuan pengembangan sangat penting agar seorang klien

Napza dapat merealisasikan hasil bimbingan pemantapan

usahanya. Hal ini ditemukan dalam hasil wawancara dengan

Informan B, yaitu:

“Pengembangan usaha atau kerja sangat

penting, karena untuk merealisasikan atau terjun

lapangan. Selain bimbingan, seorang klien Napza

dapat mencoba pelajaran yang sudah didapatkan.

(informan B)”

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Bersyukur sekali saya, selain saya bisa lepas

dari Napza saya juga bisa mendapatkan bimbingan

agar keluar dari sini saya dapat mempersiapkan diri

saya untuk bisa bersosialisasi kembali dengan

lingkungan saya dirumah, pengembangan usaha ini

juga sangat baik karena, selain teori saya bisa praktek

langsung. Jadi, ketika saya bosan saya bisa

mempraktekan apa yang sudah pelajari. (informan

RO)”

4. Penempatan dan penyaluran

Setelah menjalankan 3 aspek resosialisasi, aspek yang

terakhir yaitu penempatan dan penyaluran. Dalam Panti

Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor, penempatan dan

penyaluran sangat berperan penting untuk seorang klien

Page 89: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

78

Napza. Hal ini ditemukan dalam hasil wawancara dengan

Informan B, yaitu:

“Dipanti ini penempatan dan penyaluran bakat

sudah disiapkan seperti diliat perkembangan mereka

lalu kami selaku Pembina sudah dapat menentukan

kemana mereka harus bekerja namun tetap harus

sejalan dengan pikiran dan kemauan mereka.

(informan B)”

Hal ini juga diperkuat dalam hasil wawancara dengan

Informan RO, yaitu

“Setelah saya melakukan pembinaan-

pembinaan saya dikasih amanah untuk menjadi

pendamping/konselor untuk klien Napza yang lainnya.

Sangat senang saya dapat membantu mereka yang

mempunyai masalah seperti saya. Dari pengalaman

yang saya punya saya dapat membantu mereka juga

untuk hidup yang lebih baik (informan RO)”

Page 90: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

79

BAB V

PEMBAHASAN

A. Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Proses Resosialisasi

Eks Korban Napza

Setelah menjabarkan data dan hasil temuan pada bab

IV, selanjutnya data dan temuan penelitian akan dianalisa

menggunakan teori dukungan sosial keluarga dan proses

resosialisasi pada bab V ini. Telah dijelaskan pada bab II,

dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang

buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan sosial keluarga

menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluargannya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental

dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah

suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,

tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga

anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya.

Terdapat 4 aspek dalam dukungan sosial keluarga.

Aspek yang pertama adalah dukungan emosional, aspek yang

kedua adalah dukungan informasi, aspek yang ketiga adalah

dukungan instrumental dan aspek yang keempat adalah

dukungan penghargaan.

Page 91: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

80

Berikut analisa menggunakan teori dari hasil

wawancara yang telah dijabarkan.

1. Dukungan Emosional Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhan

istirahat dan pemulihan, membantu penguasaan emosional

serta meningkatkan moral keluarga (Friedman, 2010).

Dukungan emosional keluarga sangat berpengaruh bagi

seorang klien Napza dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya. Dukungan emosional dari orang-orang terdekat

klien Napza dapat menjadikan seorang klien Napza lebih

kuat dan menerima keadaan dirinya. Klien Napza dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik apabila

dukungan emosional dari keluarga juga baik. Berdasarkan

hasil wawancara yang dianalisa menggunakan teori

dukungan emosional. Dukungan emosional yang telah

diterima oleh klien Napza dari keluarga mereka

menghasilkan pribadi yang kuat dan mampu dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Dukungan Emosional Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dukungan emosional melibatkan ekspresi empati,

perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta,

atau bantuan emosional. Dalam memecahkan suatu

masalah seorang klien Napza membutuhkan dukungan

emosional dari keluarga, terutama orang-orang terdekat

Page 92: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

81

yang tinggal bersama dengan klien Napza. Dengan adanya

dukungan emosional dari keluarga, seorang klien Napza

dapat menghadapi dan menerima masalah yang sedang

dialaminya. Berdasarkan hasil wawancara dan analisa

menggunakan teori dukungan emosional, dukungan

emosional yang diterima oleh klien Napza dari keluarga

membuat mereka dapat menghadapi dan menerima

masalah yang sedang dialaminya. Hal ini karena mereka

merasa tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya.

3. Dukungan Emosional Keluarga dalam Menjalankan

Peran-peran Sosial

Dukungan emosional merupakan semua tingkah

laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan

individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan

dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan

perhatian (Sarafino, 2011). Seorang klien Napza juga

memiliki hak dan tanggungjawab dalam menjalankan

peran sosialnya. Dukungan emosional keluarga sangat

penting bagi seorang klien Napza agar dapat menjalani

peran sosialnya dengan baik. Dibantu dan diingatkan

merupakan salah satu bentuk dukungan emosional

keluarga yang dapat sangat berpengaruh bagi seorang

klien Napza dalam menjalankan peran sosialnya.

Berdasarkan hasil wawancara, dianalisa menggunakan

teori dukungan emosional. Dukungan emosional

diperlukan seorang klien Napza dalam menjalankan peran

Page 93: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

82

sosialnya. Seorang klien Napza dapat merasakan bahwa

orang lain bersedia untuk memberikannya perhatian atas

peran sosial yang dijalaninya.

4. Dukungan Informasi Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan informasi keluarga berfungsi sebagai

sebuah kolektor dan disseminator (penyebar) informasi

tentang dunia (Friedman, 1998). Dukungan informasi dari

keluarga dapat berpengaruh sangat baik dalam memenuhi

kebutuhan dasar seorang klien Napza. Dukungan

informasi seperti motivasi dan nasihat dapat membuat

seorang klien Napza terus hidup menjalani kehidupannya

sehari-hari. Dianalisa menggunakan teori dukungan

informasi, seorang klien Napza yang memiliki dukungan

informasi dari keluarga akan dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya. Hal ini karena mereka mendapat informasi

tentang kebutuhan dasarnya, tentang bagaimana menjalani

kebutuhan dasarnya dengan keadaan yang dialaminya.

5. Dukungan Informasi Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dukungan informasi terjadi dan diberikan oleh

keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang

bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah

yang ada (Sarafino, 2011). Dalam memecahkan suatu

masalah, seorang klien Napza membutuhkan adanya

Page 94: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

83

dukungan informasi dari keluarga. Dukungan informasi

ini dapat membuat seorang klien Napza dapat lebih kuat

dan menerima masalah yang sedang dihadapinya. Selain

dukungan keluarga, pembinaan dan seminar juga dapat

mempengaruhi seorang klien Napza dalam menghadapi

masalah yang dihadapinya. Hasil wawancara yang

ditemukan sesuai dengan teori, dimana seorang klien

Napza yang mendapat dukungan informasi dari

keluarganya dapat menghadapi dan menerima

masalahnya.

6. Dukungan Informasi Keluarga dalam Menjalankan Peran-

peran Sosial

Dukungan informasi keluarga berfungsi sebagai

sebuah kolektor dan disseminator (penyebar) informasi

tentang dunia (Friedman, 1998). Seorang klien Napza

dalam menjalankan peran sosialnya membutuhkan

dukungan informasi dari orang-orang terdekatnya.

Seorang klien Napza perlu diberikan motivasi dan arahan

tentang bagaimana menjalankan peran sosialnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang ditemukan dan analisa

menggunakan teori dukungan informasi. Seorang klien

Napza yang memiliki dukungan informasi dari keluarga

akan dapat menjalankan peran sosialnya dengan baik. Hal

ini karena mereka mendapat arahan tentang bagaimana

menjalankan peran sosial mereka dengan keadaan yang

mereka hadapi.

Page 95: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

84

7. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan instrumental keluarga merupakan

sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit

(Friedman, 1998). Dukungan instrumental dari keluarga

dapat sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan

dasar seorang klien Napza. Seorang klien Napza yang

mendapatkan dukungan instrumental dari keluarga dapat

dengan baik menjalani kehidupan sehari-harinya. Hasil

wawancara yang ditemukan dengan teori yang telah

dijabarkan pada bab II sesuai. Dimana dukungan

instrumental dapat membuat seorang klien Napza mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya dengan keadaan yang

dialaminya.

8. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dukungan instrumental merupakan dukungan

yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang

meliputi bantuan material. Dalam pemecahan suatu

masalah, seorang klien Napza membutuhkan adanya

dukungan instrumental dari keluarga. Dukungan

instrumental ini dapat membantu seorang klien Napza

dalam mengahadapi masalahnya. Selain itu, pembinaan

yang rutin juga dapat membuat seorang klien Napza

mampu menghadapi masalah yang dialaminya. Hasil

wawancara yang ditemukan dengan teori yang telah

Page 96: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

85

dijabarkan pada bab II sesuai. Dimana dukungan

instrumental dapat membuat seorang klien Napza mampu

mengahadapi masalah yang dialaminya.

9. Dukungan Instrumental Keluarga dalam Menjalankan

Peran-peran Sosial

Dukungan instrumental merupakan dukungan

yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang

meliputi bantuan material seperti memberikan tempat

tinggal, meminjamkan atau memberikan uang dan

bantuan dalam mengerjakan tugas rumah sehari-hari

(Sarafino, 2011). Dalam menjalankan peran sosialnya,

seorang klien Napza perlu adanya dukungan instrumental

dari keluarga. Terutama dukungan instrumental dalam hal

pembinaan. Dengan melakukan pembinaan rutin, seorang

klien Napza dapat menjalankan peran sosialnya dengan

baik. Hasil wawancara yang ditemukan dengan teori yang

telah dijabarkan pada bab II sesuai. Dimana dukungan

instrumental dapat membuat seorang klien Napza mampu

menjalankan peran sosialnya.

10. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Memenuhi

Kebutuhan Dasar

Dukungan penghargaan keluarga bertindak

sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing

dan memerantai pemecahan masalah dan merupakan

sumber validator identitas anggota (Friedman, 2010).

Page 97: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

86

Dukungan penghargaan dari keluarga sangat dibutuhkan

seorang klien Napza dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya. Dengan adanya dukungan penghargaan dari

keluarga seorang klien Napza dapat menjalani kehidupan

sehari-harinya dengan baik. Hasil wawancara yang

ditemukan dengan teori yang telah dijabarkan pada bab II

sesuai. Dimana dukungan penghargaan dapat membuat

seorang klien Napza mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya dengan keadaan yang dialaminya.

11. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Memecahkan

Masalah

Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi

penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju

dan panilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan

performa orang lain yang berbanding positif antara

individu dengan orang lain (Sarafino, 2011). Dalam

memecahkan suatu masalah, seorang klien Napza

membutuhkan dukungan penghargaan dari keluarga.

Dukungan penghargaan dari keluarga dapat membuat

seorang klien Napza mampu menghadapi dan menerima

masalah yang dialaminya. Selain itu, merasa didengarkan

juga sangat penting bagi seorang klien Napza. Hasil

wawancara yang ditemukan dengan teori yang telah

dijabarkan pada bab II sesuai. Dimana dukungan

penghargaan dapat membuat seorang klien Napza mampu

mengahadapi masalah yang dialaminya.

Page 98: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

87

12. Dukungan Penghargaan Keluarga dalam Menjalankan

Peran-peran Sosial

Dukungan penghargaan keluarga bertindak

sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing

dan memerantai pemecahan masalah dan merupakan

sumber validator identitas anggota (Friedman, 2010).

Dalam menjalankan peran sosialnya, dukungan

penghargaan dari keluarga sangat berpengaruh bagi

seorang klien Napza. Dengan adanya dukungan

penghargaan dari keluarga, seorang klien Napza dapat

dengan baik menjalankan peran sosialnya. Hasil

wawancara yang ditemukan dengan teori yang telah

dijabarkan pada bab II sesuai. Dimana dukungan

penghargaan dapat membuat seorang klien Napza mampu

menjalankan peran sosialnya.

B. Aplikasi Teori dengan Proses Resosialisasi

Proses resosialisasi korban eks Napza ada 4 tahapan,

seperti yang dijelaskan di bab II. Adapun kegiatan

resosialisasi meliputi beberapa hal sebagai berikut

(Departemen Sosial RI 2007, 99): Bimbingan kesiapan dan

peran serta masyarakat, Bimbingan sosial hidup

bermasyarakat, Pemberian bantuan stimulan usaha produktif

dan Bimbingan usaha/kerja.

1. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

sangat penting untuk klien Napza. Kesiapan dan peran

Page 99: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

88

serta masyarakat untuk menyiapkan seorang klien Napza

untuk menjadikan pribadi yang baik. Kesiapan ini sangat

berpengaruh agar apa yang ingin dijalankan dan

diperbaiki lagi akan menghasilkan hasil yang baik dan diri

mereka sudah siap untuk mengikuti tahapan ini.

2. Bimbingan pemantapan usaha atau kerja

Dalam Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor, bimbingan pemantapan usaha atau kerja sangat

penting untuk klien Napza. Pemantapan usaha atau kerja

untuk menjadikan seorang klien Napza memiliki

keterampilan yang sesuai dengan bakat mereka masing-

masing. Bimbingan pemantapan usaha atau kerja juga

agar nanti setelah selesai proses rehabilitasi, klien Napza

dapat memiliki usaha atau kerja dan dapat membantu

perekonomian klien Napza dan keluarganya. Pembinaan

ini seperti keterampilan di bengkel, memasak, komputer,

dan lainnya.

3. Bantuan pengembangan usaha atau kerja

Dalam Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan”

Bogor, bantuan pengembangan usaha atau kerja sangat

penting untuk klien Napza. Selain bimbingan pemantapan,

bantuan pengembangan sangat penting agar seorang klien

Napza dapat merealisasikan hasil bimbingan pemantapan

usahanya. Selain bimbingan, seorang klien Napza dapat

mencoba pelajaran yang sudah didapatkan.

Page 100: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

89

4. Penempatan dan penyaluran

Setelah menjalankan 3 aspek resosialisasi, aspek

yang terakhir yaitu penempatan dan penyaluran. Dalam

Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor,

penempatan dan penyaluran sangat berperan penting

untuk seorang klien Napza. Di panti ini penempatan dan

penyaluran bakat sudah disiapkan seperti perkembangan

mereka, kemudian pihak panti sudah dapat menentukan

kemana mereka harus bekerja namun tetap harus sejalan

dengan pikiran dan kemauan mereka. Salah satu

penempatan dan penyaluran beberapa klien Napza adalah

bekerja di bengkel sepeda motor dan bahkan ada juga

yang menjadi konselor atau pendamping klien di PSPP

“Galih Pakuan” Bogor.

C. Hasil Dukungan Sosial Keluarga di Panti Sosial Pamardi

Putra “Galih Pakuan” Bogor

Berdasarkan wawancara klien Napza di PSPP “Galih

Pakuan” Bogor. Selama menjalankan tahap resosialisasi,

dukungan sosial keluarga bagi klien Napza sangat baik

sehingga membuat mereka lebih semangat dan bertahan

dalam menjalani semua tahapan rehabilitasi di PSPP “Galih

Pakuan” Bogor.

Bentuk dukungan sosial keluarga yang diberikan

kepada klien sebagaimana telah dibahas pada bab IV,

dukungan sosial keluarga seperti dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan

Page 101: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

90

penghargaan. Selain itu juga terdapat dukungan spiritual dari

keluarga, dukungan spiritual itu sangat berpengaruh bagi

klien untuk lebih giat dalam menjalankan ibadah dan

mendekatkan diri dengan Tuhannya dan berharap perubahan

yang terdapat pada diri klien Napza diridhai-Nya.

Dukungan sosial keluarga mempunyai pengaruh yang

besar karena orang pertama yang dekat dengan klien Napza

adalah keluarganya. Jika dukungan sosial keluarganya tidak

ada maka tidak ada semangat dan perubahan yang klien

Napza dapatkan.

Page 102: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

91

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah

peneliti lakukan mengenai dukungan sosial keluarga terhadap

proses resosialisasi eks korban Napza melalui teknik

wawancara, observasi dan studi dokumentasi, maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dukungan sosial keluarga berupa dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan instrumental dan

dukungan penghargaan dapat membantu korban eks

korban Napza dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Dukungan sosial keluarga berupa dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan instrumental dan

dukungan penghargaan dapat membantu korban eks

korban Napza dalam pemecahan masalah yang

dihadapinya.

3. Dukungan sosial keluarga berupa dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan instrumental dan

dukungan penghargaan dapat membantu korban eks

korban Napza dalam menjalankan peran sosialnya.

4. Dari ketiga dukungan sosial keluarga yang telah

disebutkan, dalam proses resosialisasi, dukungan

informasi merupakan dukungan yang paling sering

diterima oleh klien Napza. Namun, dukungan yang lebih

mempengaruhi seorang klien Napza dalam melakukan

Page 103: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

92

proses resosialisasi di PSPP adalah dukungan emosional

dari keluarga.

B. Implikasi

Penelitian jika dilakukan tanpa adanya manfaat untuk

orang lain tentu merupakan hal yang sia-sia. Dalam penelitian

ini, peneliti berharap yang telah dilakukan dapat bermanfaat

baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun implikasi dari

penelitian ini yang dapat bermanfaat untuk kedepannya

adalah:

1. Teoritis

Dari segi teoritis peneliti mengharapkan bahwa

penelitian ini dapat bermanfaat bagi para akademisi maupun

orang dengan klien Napza yang membaca penelitian ini.

Adapun implikasi dari segi teoritis adalah

a. Berdasarkan teori dukungan sosial keluarga dan

tahapan resosialisasi, seorang klien Napza dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik apabila

klien Napza mendapatkan dukungan sosial yang baik

dari keluarga, komunitas dan lingkungan.

b. Berdasarkan teori dukungan sosial keluarga dan

tahapan resosialisasi, seorang klien Napza dapat

memecahkan masalahnya dengan baik apabila klien

Napza mendapatkan dukungan sosial yang baik dari

keluarga, komunitas dan lingkungan.

Page 104: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

93

c. Berdasarkan teori dukungan sosial keluarga dan

tahapan resosialisasi, seorang klien Napza dapat

menjalankan peran sosialnya dengan baik apabila

klien Napza mendapatkan dukungan sosial yang baik

dari keluarga, komunitas dan lingkungan.

2. Praktis

Dari segi praktis, peneliti mengharapkan bahwa

penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi, caregiver,

komunitas, dan lembaga yang bergerak di bidang

kesehatan jiwa, khususnya yang menangani orang dengan

klien Napza. Adapun implikasi dari segi praktis adalah

a. Keluarga dan PSPP “Galih Pakuan” Bogor dapat

menciptakan dukungan sosial, berupa dukungan

emosional, dukungan informasi, dukungan

instrumental, dan dukungan penghargaan bagi klien

Napza dalam memenuhi kebutuhan dasar seorang

klien Napza.

b. Keluarga dan PSPP “Galih Pakuan” Bogor dapat

menciptakan dukungan sosial, berupa dukungan

emosional, dukungan informasi, dukungan

instrumental, dan dukungan penghargaan bagi klien

Napza dalam pemecahan masalah seorang klien

Napza.

c. Keluarga dan PSPP “Galih Pakuan” Bogor dapat

menciptakan dukungan sosial, berupa dukungan

emosional, dukungan informasi, dukungan

Page 105: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

94

instrumental, dan dukungan penghargaan bagi klien

Napza dalam menjalankan peran sosial seorang klien

Napza.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti, untuk dapat memperbaiki dukungan sosial keluarga

terhadap proses resosialisasi eks korban Napza peneliti ingin

menyampaikan beberapa saran akademis, praktis dan kepada

peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Akademis

Dalam memahami dukungan sosial keluarga terhadap

proses resosialisasi eks korban Napza. Sebaiknya, dapat

memperdalam teori mengenai dukungan sosial keluarga dan

proses resosialisasi dari berbagai ahli agar dapat memahami

dukungan sosial keluarga dan proses resosialisasi lebih luas

lagi. Hal ini karena, dukungan sosial memiliki 4 (empat)

dimensi, yaitu dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan instrumental, dan dukungan penghargaan.

2. Praktis

Sebagai wadah untuk orang yang mempunyai hubunga

dengan klien Napza, dan siapa saja yang peduli dengan

gangguan Napza, sebaiknya PSPP “Galih Pakuan” Bogor

dapat memperbaiki program dukungan sosial yang khususnya

diberikan kepada penderita Napza. Sebagai bentuk dukungan

sosial bahwa mereka tidak berjuang sendirian dan bisa saling

Page 106: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

95

berbagi pengalaman, inspirasi, dan motivasi dalam

menghadapi Napza.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menjelaskan bagaimana pemahaman

dukungan sosial keluarga dan proses resosialisasi eks korban

Napza dalam lingkup keluarga dan PSPP, maka peneliti

selanjutnya sebaiknya dapat meneliti mengenai bagaimana

dukungan sosial keluarga terhadap proses resosialisasi eks

korban Napza di lingkungan yang berbeda.

Penelitian mengenai dukungan sosial keluarga terhadap

proses resosialisasi ini dilakukan pada orang dengan klien

Napza yang pernah mengikuti kegiatan di PSPP “Galih

Pakuan” Bogor, maka peneliti selanjutnya sebaiknya dapat

meneliti pada komunitas atau lembaga lain dengan pengidap

gangguan mental yang lebih bervariasi.

Page 107: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

96

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

A. Kadarmanta. 2010 Narkoba Pembunuh Karakter

Bangsa. Jakarta: Forum Media Utama

Andi Hamzah dan RM. Surachman. 1994. Kejahatan

Narkotika dan Psikotropika. Jakarta: Sinar

Grafika, 1994

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 2009. Penelitian

Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press

Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika

Maelong, Lexi.J. 2007 Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Nursalam dan Ninuk Dian Kurniawati. 2007. Asuhan

Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. 2006. Metode

Penelitian Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press

Roberts, Albert R dan Gilbert J Greene. 2009. Buku Pintar

Pekerja Sosial. Jakarta: Gunung Mulia.

B. Sumber Website

“Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2015” t.t.”

Diakses 5 Februari 2019.

http://www.katadata.com/survei-penduduk-

antar-sensus-(Supas)-tahun-2015

Page 108: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

97

“Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2019” t.t.”

Diakses 5 Februari 2019.

http://www.tumoutounews.com/jumlah-

penduduk-Indonesia-tahun-2019

“Pengguna Narkoba di Indonesia pada Tahun 2017” t.t.”

Diakses 20 Februari 2019.

http://www.anadoluagency.com/pengguna-

narkoba-di-Indonesia-pada-tahun-2017

“Penyalahguna Narkoba Tahun 2018” t.t.”

Diakses 20 Februari 2019.

http://www.megapolitan.kompas.com/penyala

hguna- narkoba-tahun-2018

“Undang-Undang Republik Indonesia NOmor 35 Tahun

2009” t.t.”

Diakses 22 Februari 2019. http://www.e-

pharm.depkes.go.id/Undang-Undang-

Republik-Indonesia-Nomor-35-Tahun-2009

Page 109: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

98

Page 110: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

99

Page 111: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara I

(Eks Korban Napza 1)

Nama : RO

Jenis kelamin : Laki-Laki

Sebagai : Eks Korban Napza di PSPP

Waktu : Selasa, 20 Juni 2017/12.30 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana anda

bisa mengenal

PSPP “Galih

Pakuan” Bogor?

Pada awalnya dari Kejaksaan Hukum

setelah saya dibawa dan diperiksa karena

kedapatan mengkonsumsi salah satu jenis

Napza. Karena waktu itu usia saya masih di

bawah umur, maka direkomendasikan untuk

direhabilitasi. PSPP ini adalah tempat

rekomendasi untuk dilakukan rehabilitasi

tersebut.

2 Bagaimana anda

bisa mengenal dan

mengonsumsi

barang Napza?

Mengenal barang itu ya dari temen, karena

pergaulan diluar rumah yang bebas dan

tidak terkendali. Pertama mengkonsumsi

barang yang mengandung Napza itu lewat

minuman. Seperti anggur merah, ginseng,

ciu. Terus kenal obat-obatan. Seperti bothy,

tramadol, eximer. Semakin lama semakin

banyak mengenal jenis Napza, jadi ikut

Page 112: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

101

konsumsi yang lain juga. Tramadol, ganja,

shabu.

3 Apa saja yang anda

dapat rasakan

selama di PSPP?

Apakah ada

perubahan terhadap

diri anda?

Awal saya masuk ke panti sosial pamardi

putra, saya diberi bimbingan kesiapan agar

saya menyiapkan diri saya terlebih dahulu.

Lalu, saya diberikan pembinaan terhadap

peran saya dalam mengikuti kegiatan awal

di panti, seperti berkenalan dengan sesama

klien Napza, saling bertukar cerita tentang

masalah, dan saling memberikan solusi

terhadap masalah yang ada. Selain

pembinaan kesiapan saya juga mendapatkan

pembinaan tetang usaha atau kerja,

pembinaan ini seperti keterampilan di

bengkel, memasak dan lainnya.

4 Apakah ada

dukungan sosial

keluarga dan

bagaimana bentuk

dukungan sosial

keluarga yang

diberikan kepada

anda selama berada

di PSPP?

Bagi saya dukungan sosial dari keluarga

pasti ada, orangtua saya selalu

mengingatkan agar saya lebih sabar dan

mematuhi peraturan yang ada di PSPP.

Orangtua saya juga tidak membiarkan saya

begitu saja, akan tetapi mereka tetap

memberikan perhatian terhadap saya dengan

cara mereka melakukan visit ke sini untuk

melihat kondisi saya. Saya merasa orangtua

saya selalu memberikan saya motivasi jika

saya merasa putus asa dalam menjalani

Page 113: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

102

kehidupan sehari-hari. Orangtua saya selalu

menjelaskan bagaimana jika saya bisa terus

semangat dalam menjalani hidup. Dan

bagaimana jika saya menyerah dalam

menjalani hidup. Hal inilah yang membuat

saya dapat memenuhi kebutuhan hidup saya

sehari-hari. Bentuk dukungan yang ada di

PSPP itu, keluarga dibolehkan visit kesini.

Kemudian juga ada program Parenting Skill

dan Family Support Group. Keluarga saya

selalu mengingatkan untuk menjaga sholat

lima waktu setiap hari. Agar dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari

diberkahi oleh Allah dalam setiap langkah

kita dimanapun kita berada.

5 Bagaimana cara

anda untuk dapat

menerima

dukungan sosial

keluarga tersebut?

Dalam menjalankan proses rehabilitasi, saya

melakukan kegiatan bersama klien lain.

Kemudian saya mengikuti setiap program

yang ada di PSPP ini. Hal ini merupakan

bentuk tanggung jawab saya sebagai klien

untuk selalu semangat dan tidak pantang

menyerah. Memberikan informasi tentang

apa yang saya harus kerjakan, tupoksi

pekerjaan saya seperti apa, dan apa yang

harus saya lakukan apabila saya melakukan

kesalahan. Ketika saya ada masalah di

Page 114: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

103

kehidupan saya, mereka memberikan saya

semangat dan mensupport saya agar tetap

tenang dan tidak panik. Setiap apa yg sudah

saya lakukan keluarga saya tidak marah,

tetapi keluarga saya hanya mengingatkan

dengan pelan, bagi saya itu sebuah

penghargaan bagi saya.

6 Bagaimana hasil

dari dukungan

sosial keluarga

tersebut bagi anda?

Pertama saya diberikan pendidikan sejak

kecil, karena melalui pendidikan saya bisa

mendapatkan ilmu. Kedua dengan keadaan

saya yang telah diberikan hadiah dari tuhan,

mereka membawa saya ke PSPP untuk

melakukan rehabilitas dan memberikan

pembinaan yang menurut saya tidak murah.

Dari sejak kecil saya sudah di berikan

tempat tinggal yang layak, sekolahan yang

terbaik, membiayai saya sampai saya lulus.

Memenuhi segala kebutuhan hidup saya dan

kebutuhan pengobatan saya. Kemudian dari

dukungan sosial keluarga itu, saya

mendapat dukungan spiritual, emosional,

materi dan dukungan yang lainnya. Apapun

hasil yang saya dapat, keluarga saya selalu

menerima, tidak menuntut saya untuk lebih,

yang terpenting saya melakukan yang

menjadi tanggung jawab saya.

Page 115: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

104

7 Bagaimana proses

(tahapan)

resosialisasi bagi

anda di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Dengan pembinaan yang diberikan ke saya,

saya bisa menempatkan diri saya disekitar

lingkup hidup saya, walaupun sedikit.

Bersyukur sekali saya, selain saya bisa lepas

dari Napza saya juga bisa mendapatkan

bimbingan agar keluar dari sini saya dapat

mempersiapkan diri saya untuk bisa

bersosialisasi kembali dengan lingkungan

saya dirumah, pengembangan usaha ini juga

sangat baik karena, selain teori saya bisa

praktek langsung. Jadi, ketika saya bosan

saya bisa mempraktekan apa yang sudah

pelajari. Setelah saya melakukan

pembinaan-pembinaan saya dikasih amanah

untuk menjadi Pembina untuk klien Napza

yang lainnya. Sangat senang saya dapat

membantu mereka yang mempunyai

masalah seperti saya. Dari pengalaman yang

saya punya saya dapat membantu mereka

juga untuk hidup yang lebih baik.

Wawancara II

(Korban eks Napza 2)

Nama : M

Jenis kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Eks Korban Napza

Page 116: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

105

Waktu : Rabu, 21 Juni 2017/10.00 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana anda

bisa mengenal

PSPP “Galih

Pakuan” Bogor?

Awalnya karena saya sudah tercandu

oleh Napza, saya dibawa oleh orangtua.

Kemudian saya tidak tahu jika tujuannya

adalah ke PSPP ini, sesampainya di

PSPP dan menunggu beberapa lama,

orangtua saya meninggalkan saya di

PSPP, ternyata sejak saat itu saya telah

dititipkan oleh orangtua saya kepada

PSPP untuk dilakukan rehabilitasi.

2 Bagaimana anda

bisa mengenal dan

mengonsumsi

barang Napza?

Tahu barang Napza dari temen waktu

masih muda, belum menikah. Awalnya

mengkonsumsi barang yang

mengandung Napza itu lewat minuman

dan obat-obatan.

3 Apa saja yang anda

dapat rasakan

selama di PSPP?

Apakah ada

perubahan terhadap

diri anda?

Awal saya masuk ke PSPP, saya dibekali

pengetahuan tentang rehabilitasi disini,

agar saya siap menjalani setiap

tahapannya. Kemudian saya

diperkenalkan kepada klien yang lain,

agar dapat berkomunikasi dengan baik

dengan yang lain. Perubahannya, disini

belajar untuk disiplin, terampil dan aktif

dalam berinteraksi sosial.

4 Apakah ada

dukungan sosial Saat ini saya sudah berkeluarga,

Page 117: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

106

keluarga dan

bagaimana bentuk

dukungan sosial

keluarga yang

diberikan kepada

anda selama berada

di PSPP?

menikah dan memiliki istri. Istri saya

pun mengetahui keadaan saya, dimana

saya pernah terlibat dalam kasus

Narkoba. Istri saya pun menerima

dengan baik, walaupun istri saya merasa

bingung menghadapi saya. Tapi menurut

saya, istri saya sangat sabar menghadapi

saya, dan selalu mensupport saya,

dengan cara mengingatkan agar saya

menjalankan rehabilitasi dengan tuntas.

Saya tidak meminta lebih kepada istri

saya, tetapi istri saya bisa memahami

saya sehingga bisa mengerti keadaan

saya. Saya juga di beri nasehat dan

selalu diingatkan bahwa hidup di dunia

ini tidaklah kekal dan tidaklah berjalan

dengan mulus, apabila ada masalah

tandanya tuhan masih sayang dengan

saya, dimana ada masalah disitu juga

pasti ada solusinya. Itu yang selalu saya

dengar dari Istri saya untuk menghadapi

masalah yang saya alami. Untuk

memecahkan masalah, biasanya mereka

memberikan saya gambaran kehidupan

dahulu, lalu mendiskusikan dengan saya,

karena mereka tahu kalau langsung

Page 118: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

107

memberikan nasihat, saya akan langsung

tidak menerima. Mereka selalu

membebaskan saya untuk menyelesaikan

masalah saya tetapi tidak melepas saya

bertindak semau saya. Untuk melengkapi

perubahan yang ada pada diri saya,

selain menjaga kedisipilinan, istri saya

juga mengingatkan agar selalu bersyukur

dalam keadaan apapun. Dengan selalu

bersyukur itu bisa menjadikan hati saya

seketika merasa tenang dan tentram.

5 Bagaimana cara

anda untuk dapat

menerima

dukungan sosial

keluarga tersebut?

Saya hanya dibekali ilmu dan sudut

pandang tentang kehidupan sosial, peran

saya sebagai manusia di dunia ini dan

apa yang harus saya lakukan. Yang pasti

saya diberikan segala kebutuhan saya,

memenuhi fasilitas saya, dan tidak lupa

pendidikan dan ilmu agama yang selalu

diterapkan ke saya. Tidak ada

penghargaan apapun dalam hidup saya,

karena saya hanya butuh di dengar, jadi

keluarga saya sudah cukup mengerti

akan hal itu. Walaupun penghasilan saya

tidak terlalu besar, tetapi bagi mereka

bukan penghasilan yang saya dapat,

tetapi saya bisa dan mampu untuk bisa

Page 119: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

108

menjalankan pekerjaan saya dengan

semampu saya.

6 Bagaimana hasil

dari dukungan

sosial keluarga

tersebut bagi anda?

Pembinaan di PSPP bagi saya sudah

cukup untuk membantu saya

menghadapi masalah, tidak harus

memecahkan masalah, karena

memecahkan masalah hanya ada di

dalam diri saya saja.

7 Bagaimana proses

(tahapan)

resosialisasi bagi

anda di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Saya merasa cukup dengan pembinaan

ini sehingga saya dapat bersosialisasi

kembali dengan orang disekitar saya.

Keluarga saya tidak selalu menuntut

saya untuk menjadi orang yang cerdas,

tetapi kelarga saya sudah bangga ketika

saya bisa menjalankan secara normal apa

yang saya lakukan.

Wawancara III

(Korban eks Napza 3)

Nama : F

Jenis kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Eks Korban Napza

Waktu : Jum’at, 23 Juni 2017/13.15 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana anda

bisa mengenal Bisa sampai disini PSPP, karena diantar

Page 120: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

109

PSPP “Galih

Pakuan” Bogor?

oleh orangtua waktu itu. Karena saya

sering merasakan sakaw, itu

menyebabkan orangtua saya mencarikan

tempat rehabilitasi untuk saya.

2 Bagaimana anda

bisa mengenal dan

mengonsumsi

barang Napza?

Mengenal barang itu dari teman main.

Awalnya dikasih sedikit demi sedikit,

lama-lama ketagihan jadi harus beli

sendiri.

3 Apa saja yang anda

dapat rasakan

selama di PSPP?

Apakah ada

perubahan terhadap

diri anda?

Awal masuk ke PSPP ini, saya dikenali

temen-temen yang berasal dari berbagai

daerah. Kemudian menjalani hari disini

juga menjadi asik, karena dapat salng

bertukar cerita dan pengalaman kita.

4 Apakah ada

dukungan sosial

keluarga dan

bagaimana bentuk

dukungan sosial

keluarga yang

diberikan kepada

anda selama berada

di PSPP?

Terkadang, biasanya setiap saya terlihat

bosan dan murung mereka bertanya ada

apa, ada masalah apa, dan setelah saya

ceritakan, mereka selalu mendengar

cerita saya sampai selesai, dan mereka

memberikan saya saran, nasihat dan

memotivasi saya.

5 Bagaimana cara

anda untuk dapat

menerima

dukungan sosial

keluarga tersebut?

Untuk menjalani peran saya di

masyarakat, diri saya selalu mengikuti

tahapan resosialisasi dengan baik agar

mendapatkan hasil yang baik.

6 Bagaimana hasil

dari dukungan Ketika saya sedang ada masalah,

Page 121: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

110

sosial keluarga

tersebut bagi anda? biasanya diberikan saran, atau terkadang

hanya sekedar menenangkan dengan

cara menyemangati. Mereka selalu

memberi motivasi berdasarkan

pengalaman hidup mereka, memberikan

gambaran akan kehidupan yang mereka

jalanin, dan memberikan nasihat tetapi

tidak menggurui saya.

7 Bagaimana proses

(tahapan)

resosialisasi bagi

anda di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Proses disini dari awal itu sekitar 2

tahun. Menjalani dari fase awal ke fase

berikutnya. Dari tahapan perkenalan,

pembinaan dan pembekalan berupa

keterampilan bagi saya itu sangat

bermanfaat bagi saya.

Wawancara IV

(Kepala PSPP)

Nama : B

Jenis kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Kepala PSPP Galih Pakuan Bogor

Waktu : Senin, 19 Juni 2017/09.00 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana

pengertian

resosialisasi bagi

klien di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Resosialisasi adalah re; kembali,

sosialisasi; ke lingkungan sosial. Jadi

resosialisasi proses kembalinya klien yang

sudah menjalani rehabilitasi di PSPP Galih

Page 122: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

111

Pakuan ke lingkungan sosial awal.

Lingkungan sosial awal itu terdiri atas

keluarga dan masyarakat disekitarnya.

Resosialisasi ini dibutuhkan sebagai tempat

paling utama dalam proses kepulihan klien

tersebut, karena di PSPP Galih Pakuan

sepanjang dia menjalani proses rehab itu

baru gerbang awal saja (entry point)

bagaimana kehidupan nyata kepada

kehidupan selanjutnya yaitu di keluarga

dan masyarakat.

2 Bagaimana proses

(tahapan)

resosialisasi bagi

klien di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Sesuai dengan program yang ada di dalam

proses resosialisasi kita mempersiapkan,

pertama pemahaman dan pengetahuan

kepada keluarga/orangtua dan masyarakat

melalui kegiatan. 1) sosialisasi, yang

menyangkut tentang bahaya Napza,

dampak dari penyalahgunaan Narkotika,

cara-cara penanganan korban Narkotika di

lingkungan keluarga dan rumah, lalu

kemudian mensosialisasikan program yang

ada di PSPP Galih Pakuan. Pada proses

resosialisasi ini, kita memberikan

pengetahuan-pengetahuan secara umum

saja kepada masyarakat tentang bahaya,

dampak, serta bagaimana penanganan

Page 123: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

112

korban Narkotika. 2) Family Support

Group, dalam kegiatan ini memberikan

dukungan kepada keluarga, adalah keluarga

yang anak atau anggota keluarganya

sedang menjalani proses rehabilitasi di

PSPP Galih Pakuan. Materinya tentunya

bagaimana dukungan, pemahaman

keluarga terhadap korban penyalahguna

Napza. Keluarga harus mampu memiliki

pengetahuan, wawasan dalam mendukung

program bagi rehabilitasi tersebut, jangan

sampai ketika keluarga menempatkan

anaknya atau keluarganya di PSPP Galih

Pakuan mereka itu lepas tangan. Tapi tidak,

keluarga pun punya tanggung jawab dalam

proses rehabilitasi, dalam hal ini untuk

memberikan support, memberikan

penguatan-penguatan, kemudian

memberikan semacam harapan bahwa klien

yang sedang menjalani proses rehab pasti

akan pulih. Disini keluarga juga diberikan

pengetahuan mengenai bagaimana rawatan

yang harus diketahui/dimiliki oleh anggota

keluarga; ayahnya, ibunya dengan

melakukan pendampingan keseharian

terhadap korban penyalahguna Napza.

Page 124: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

113

Pengetahuannya yang diberikan yaitu

melalui parenting skill, keterampilan

kepada orangtua, bagaimana orangtua

tersebut paham kalau anaknya sedang

sakaw, orangtuanya paham kalau anak atau

anggotanya ketika kembali ke rumah klien

harus pada kondisi clean, atau dalam

kondisi tidak lagi mencoba, mencari,

menggunakan Napza. Kemudian dalam

parenting skill ini harus paham bagaimana

orangtua menempatkan anak atau anggota

keluarganya yang sudah menjalani proses

rehab untuk mendapatkan perhatian,

mendapatkan kasih sayang dalam keluarga,

agar jangan sampai secara psikologis

jiwanya terpukul, jiwanya terancam

sehingga klien berusaha untuk

menggunakan kembali. Pengembangan

usaha atau kerja sangat penting, karena

untuk merealisasikan atau terjun lapangan.

Selain bimbingan, seorang klien Napza

dapat mencoba pelajaran yang sudah

didapatkan. Dipanti ini penempatan dan

penyaluran bakat sudah disiapkan seperti

diliat perkembangan mereka lalu kami

selaku Pembina sudah dapat menentukan

Page 125: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

114

kemana mereka harus bekerja namun tetap

harus sejalan dengan pikiran dan kemauan

mereka.

3 Bagaimana

dukungan sosial

keluarga bagi klien

di PSPP “Galih

Pakuan” Bogor?

Dukungan keluarga itu, keluarga dapat

melakukan visit atau kunjungan ke sini.

Kemudian PSPP juga mengundang

keluarga jika ada kegiatan yang sifatnya

seminar untuk bekal keluarga dalam upaya

kesiapan menerima kembali klien,

Kesiapan dan peran serta klien Napza harus

disiapkan diawal, karena sebelum

melaksanakan tahapan lainnya yang pelu

disiapkan pada awal itu kesiapan mereka

para klien Napza. Di panti ini, kami

menyiapkan pembinaan keterampilan

usaha atau kerja agar nanti setelah selesai

proses rehabilitasi, klien Napza dapat

memiliki usaha atau kerja dan dapat

membantu perekonomian klien Napza dan

keluarganya.

4 Peran siapa saja

yang diperlukan

untuk proses

resosialisasi bagi

klien di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Perannya bias didapatkan dari konselor,

peksos, pembina. Termasuk keluarga dan

tokoh di lingkungan tempat tinggal klien.

Page 126: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

115

5 Apa saja faktor

pendukung dari

proses resosialisasi

bagi klien di PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Faktor pendukungnya itu berupa dukungan

dari berbagai elemen untuk kesembuhan

klien Napza, seperti keluarga, tokoh

masyarakat, dan lembaga-lembaga yang

telah bekerjasama dengan PSPP “Galih

Pakuan” Bogor.

Wawancara V

(Keluarga Korban eks Napza 1)

Nama : RI

Jenis kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Orang Tua Klien eks Napza

Waktu : Senin, 26 Juni 2017/10.30 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana anda

bisa mengenal

PSPP “Galih

Pakuan” Bogor?

Melalui Pengadilan, selama proses

siding dan akhirnya di rehabilitasi karena

masih dibawah umur. Waktu itu usianya

16 tahun.

2 Apa yang anda

rasakan ketika

anggota keluarga

berada di PSPP?

Kami sebagai orangtua berkunjung ke

PSPP 3 bulan sekali. Kemudian melihat

perubahan akhlak, perilaku dan sopan

santun saya merasa sangat senang anak

saya dapat berubah. Selama dia di PSPP

saya merasa aman dan tenang.

3 Apakah ada

dukungan sosial

keluarga? Jika ada,

Dukungan dari keluarga itu dukungan

moril, support. Spiritual agar dia

Page 127: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

116

bagaimana bentuk

dukungan sosial

keluarga yang

diberikan kepada

klien di PSPP?

semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Dukungan emosional juga, karena dia itu

punya sifat tempramen.

4 Bagaimana

perubahan pada diri

klien setelah

mengikuti proses

rehabilitasi sosial

sampai tahap

resosialisasi di

PSPP?

Setelah selesai mengikuti semua tahapan

rehabilitasi, dia menjadi perhatian dan

perduli sama orangtua. Pemikirannya

positif, akhlak dan perilakunya baik serta

sopan santun di likungan tempat tinggal.

Wawancara VI

(Keluarga Korban eks Napza 2)

Nama : P

Jenis kelamin : Perempuan

Jabatan : Istri Klien Eks Napza

Waktu : Selasa, 27 Juni 2017/10.30 WIB

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana anda

bisa mengenal PSPP

“Galih Pakuan”

Bogor?

Awalnya itu karena dia masih terus

bergantungan sama barang Napza,

akhirnya diskusi untuk kesembuhannya,

setelah mencari tempat dan cocok, jadi

di PSPP adalah tempatnya.

Page 128: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

117

2 Apa yang anda

rasakan ketika

anggota keluarga

berada di PSPP?

Sebagai keluarga, kami berkunjung ke

PSPP untuk menjenguknya. Kemudian

terdapat banyak perubahan, yang paling

utama adalah dia sudah berhenti

ketergantungan Napza.

3 Apakah ada

dukungan sosial

keluarga? Jika ada,

bagaimana bentuk

dukungan sosial

keluarga yang

diberikan kepada

klien di PSPP?

Dukungan keluarga berupa semangat

dan motivasi agar dia bertahan sampai

rehabilitasi selesai dan dapat berubah,

serta menjalani kehidupan selanjutnya

dengan baik.

4 Bagaimana

perubahan pada diri

klien setelah

mengikuti proses

rehabilitasi sosial

sampai tahap

resosialisasi di

PSPP?

Setelah selesai menjalani semua

tahapan rehabilitasi di PSPP, dia

menjadi disiplin dalam waktu dan

kegiatannya. Dirinya menjadi pribadi

yang sopan santun, sabar dan lebih

rapih dan bersih dalam aktifitas sehari-

harinya.

2. Hasil Observasi

a. Tempat penelitian:

Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor

b. Alamat Lembaga:

Jl. H. Miing No.71 Putat Nutug, Ciseeng Bogor 16330

c. Judul Skripsi:

Page 129: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

118

Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Proses Resosialisasi

Klien Eks Korban Napza di Panti Sosial Pamardi Putra

“Galih Pakuan” Bogor

Penulis memulai penelitian dengan melakukan

pembuatan surat peneletian pada Selasa, 6 Juni 2017.

Setelah mendapatkan surat izin penelitian, penulis segera

ke Lembaga PSPP Galih Pakuan Bogor untuk melakukan

permohonan meneliti. Pada tanggal 7 Juni 2017 penulis

menuju PSPP Galih Pakuan Bogor, sesampainya di pintu

gerbang utama masuk PSPP penulis melakukan

pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas penjaga PSPP,

karena sudah memasuki area seteril, lalu penulis di minta

meninggalkan KTP, setelah itu penulis diberikan kartu

kunjungan dan di stempel di tangan, kemudian penulis

diarahkan bertemu dengan Bapa Lutfi Rohman selaku

kordinator perizinan dan juga beliau Pembina Terapy

Comunity (TC) di sana. Penulis memberikan surat- surat

yang sudah dibuat ke Bapak Lutfi, lalu diberikan

perizinan melakukan penelitian, dengan diberikan waktu

untuk berkunjung dan melakukan penelitian.

Penulis diberikan arahan dan peraturan-peraturan

dalam meneliti di PSPP, seperti tidak boleh masuk ke

blok/ kamar Klien, tidak boleh memfoto, memberikan

benda kepada Klien, dan mengajarkan yang tidak benar.

Lalu setelah penulis menjelaskan judul skripsi kepada

Bapak Lutfi, penulis diarahkan kepada Kepala Panti PSPP

Page 130: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

119

yaitu Bapak Beni Sujanto, di hari pertama pada Senin, 12

Juni 2017, penulis melakukan observasi lingkungan di

dalam PSPP, terdapat banyak ruangan diantaranya: Ruang

kantor kepala PSPP, ruang pegawai, ruang peksos, tata

usaha, ruang ketrampilan dan sarana prasarana yang ada

di PSPP. lalu ada Blok/ kamar Klien, dapur, koprasi,

rumah pintar, perpustakaan, aula, klinik, gazebo,

musholah, lapangan olahraga: sepak bola dan basket,

toilet, dan terdapat perkebunan, kolam ikan.

Pada Rabu, 14 Juni 2017 penulis observasi dengan

melihat kegiatan-kegiatan di PSPP, dari mulai sarapan

pagi, mengikuti kegiatan sholat berjamaah, melihat

kegitan pembinaan keterampilan, program keterampilan

yang dilihat yaitu mencukur, steam motor, dibengkel, dan

lainnya. Mereka rutin olahraga bersama. Klien Napza

membersihkan lingkungan PSPP kemudian mengikuti

pembinaan ketrampilan sesuai yang diikuti klien Napza

sampai sore hari, klien Napza bebas untuk berolahraga di

lapangan yang terdapat di dalam PSPP. Klien Napza juga

suka bermain bareng seperti bermain bola dan bermain

musik, ini dilakukan agar tidak mudah jenuh dan melatih

fokus klien Napza. Setelah melakukan observasi penulis

melanjutkan melakukan wawancara kepada informan

yang sudah ditentukan, penulis melakukan wawancara ke

1 kepala PSPP, 3 klien Napza dan 2 anggota keluarga

klien Napza.

Page 131: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

120

3. DOKUMENTASI

Kegiatan Keagamaan di PSPP Galih Pakuan Bogor

Kegiatan Pembinaan Keterampilan

Page 132: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

121

Page 133: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

122

Kegiatan Pembinaan Emosional

Page 134: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

123

Kegiatan Olahraga

Page 135: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

124

Page 136: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PROSES ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51090...yang kreatif untuk menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan ramah terhadap korban eks

125

Kegiatan Parenting Skill dan FSG