dokumen ktsp revisi

36
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS DINAS PENDIDIKAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG Alamat: Banta-Bantaeng Kelurahan Pallantikang Kec. Maros Baru Kab. Maros Tlp3881250 PENETAPAN DAN PENGESAHAN NOMOR : /421.3/SMP.26/X/2014 Setelah memperhatikan pertimbangan dari komitesekolah, maka dengan ini Kurikulum SMPN 26 Pallantiang Kab. Maros, disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2014/2015, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan ditinjau ulang yang akhirnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun berikutnya. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG Ditetapkan di : M a r o s Pada tanggal : 31 Oktober 2014 Oleh : Komite Sekolah, Kepala Sekolah, M. Husain Ali, S. PdI Dg. Liong Muhammad Akib, S. Pd.

Upload: smk1maros

Post on 25-Dec-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dokumen

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS

DINAS PENDIDIKAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG

Alamat: Banta-Bantaeng Kelurahan Pallantikang Kec. Maros Baru Kab. Maros Tlp3881250

PENETAPAN DAN PENGESAHANNOMOR : /421.3/SMP.26/X/2014

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komitesekolah, maka dengan ini Kurikulum SMPN 26 Pallantiang Kab. Maros, disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2014/2015, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan ditinjau ulang yang akhirnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun berikutnya.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG

Ditetapkan di : M a r o s Pada tanggal : 31 Oktober 2014

Oleh :

Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

M. Husain Ali, S. PdI Dg. Liong Muhammad Akib, S. Pd. K e t u a NIP 19631231 198803 1 155

Mengetahui,Pengawas Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Maros

H. Nurdin, S. Pd, M. Pd Ashar Paduppa, S. SosNIP 19600928 198403 1 006 Pangkat : Pembina Utama Muda

NIP : 19560811 198212 1 002

KATA PENGANTAR

Kurikulum ini dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan

nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan,

dan peserta didik. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah mengembangkan kurikulum

berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Satandar Isi (SI) dan berpedoman

kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Satuan Pendidikan SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros telah melakukan uji coba

kurikulum 2004 secara menyeluruh dan mampu secara mandiri mengembangkan

kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum.

SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada para guru SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Maros, tim penyusun

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Komite Sekolah, dan Dinas Pendidikan

Kabupaten Maros. Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari mereka, Dokumen Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Maros, 31 Oktober 2014

Kepala Sekolah,

Muhammad Akib, S. Pd. NIP 19631231 198803 1 155

ii

DAFTAR ISI

Pengesahan

Kata Pengantar

i

ii

Daftar Isi 0

I. PENDAHULUAN 1

A. Rasional 1

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 2

C. Tujuan 5

II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 6

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan 6

B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 6

1. Mata Pelajaran 7

2. Muatan Lokal 9

3. Kegiatan Pengembangan Diri 9

4. Pengaturan Beban Belajar 11

5. Ketuntasan Belajar 12

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 13

7. Kalender Pendidikan 13

III. LAMPIRAN 18

1. Silabus

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

iii

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Sekolah Menengah Pertama Negeri 26 Satu Atap

Pallantikang

BAB IPendahuluan

A. Rasional

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Memasuki tahun kedelapan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada tahun pertama di SMPN 26 Satap Pallantikanag pada tahun pelajaran 2014/2015 ternyata belum sepenuhnya mencapai standar pelaksanaan KTSP sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 23 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peratutran Menteri Pendidikan Nasional RI No 24 Tahun 2006 tantang Pelaksanaan PP no. 23 Tahun 2006(diperbaaiki melalui Permendiknas no. 6 taahun 2008) sebagai dasar pelaksanaan KTSP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 19 tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

1

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua berupa Model KTSP.

Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum. Untuk itu Panduan Umum diterbitkan lebih dahulu agar memungkinkan satuan pendidikan tersebut, dan juga sekolah/madrasah lain yang mempunyai kemampuan, untuk mengembangkan kurikulum mulai tahun ajaran 2006/2007.

B. Dasar HukumDasar Hukum Pengembangan Kurikulum ini adalah:

1. Undang-Undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan3. Peraturan pememrintah No. 74 Tahun 2008 Tentang guru4. Peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan5. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atyas Peraturan

Pememrintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

6. Peraturan Pememrintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

7. Hasil Pelatihan Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah serta Pengawas Sekolah/Madrasah Tahun 2014 tanggal 06 s/d 10 Oktober 2014

C. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

2

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/madrasah.

Sekolah/madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan

perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya

menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang

memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta

tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral

manusia, (5) berubahnya pola oikir masyarakat dan orang tua ke arah yang lebih positif

terhadap pendidikan. (6) era AFTA.

Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah/madrasah, sehingga

visi sekolah/madrasah sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain

merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah/madrasah yang

diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah/madrasah harus tetap

dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus memperhatikan dan

mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah/madrasah, (2) harapan

masyarakat yang dilayani sekolah/madrasah.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) hendaknya diajak

bermusayawarah, sehingga visi sekolah/madrasah mewakili aspirasi berbagai

kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan,

siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk

mewujudkannya. Adapun Misi dan Misi Sekolah SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

adalah :

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG

3

A. V I S I

“CERDAS, BERIMAN, DAN BERTAQWA”

I n d i k a t o r

1. Meningkatnya proses pembelajaran

2. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga

kependidikan.

3. Meningkatnya pengembangan kurikulum

4. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan

5. Terwujudnya peningkatan mutu lulusan dalam bidang akademik maupun non

akademik

6. Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan

mutu kelembagaan.

7. Terjalinnya program penggalangan pembiayaan sekolah.

8. Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq.

B. M I S I

1. Melaksanakan pengembangan kurikulum :

a. Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

b. Melaksankan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata

pelajaran.

c. Melaksanakan pengembangan silabus.

d. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

e. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.

2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara optimal.

a. Melaksanakan pengembangan metode pembelajaran.

b. Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran

c. Melaksanakan pengembangan strategi penilaian.

d. Melaksanakan pengembangan bahan ajar/sumber pembelajaran

4

e. Melaksanakan Pengembangan Perangkat/ Model-Model Pembelajaran

f. Melaksanakan program evaluasi pembelajaran

3. Mengembangkan profesionalisme guru dan pegawai

a. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan

b. Melaksanakan peningkatan kompetensi guru

c. Melaksanakan peningkatan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU dan tenaga kependidikan

lainnya.

4. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan

a. Mengadakan media pembelajaran

b. Mengadakan sarana prasarana pendidikan.

c. Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif.

5. Melaksanakan Pengembangan/Peningkatan Standar Ketuntasan dan

Kelulusan.

6. Melaksanakan Pengembangan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah.

a. Mengadakan kelengkapan administrasi sekolah melalui sistem administrasi

sekolah terpadu.

b. Melaksanakan MBS.

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.

d. Melaksanakan supervisi klinis.

e. Melaksanakan akses website sekolah.

f. Menyusun RPS/RKS.

g. Menyusun EDS

7. Melaksanakan Program Penggalangan dana untuk pembiayaan sekolah .

a. Melaksanakan Usaha Peningkatan Penghasilan Sekolah

b. Pendayagunaan Potensi Peserta didik dan potensi sekolah (Lingkungan

sekitar sekolah)

5

c. Melaksanakan Program Subsidi Silang.

8. Menata lingkungan sekolah denga baik.

9. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan keagamaan dengan baik.

10. Menumbuhkan minat baca, bakat , kreatifitas ,dan produktifitas siswa.

a. Menyiapkan siswa melalui kegiatan pengembangan bidang akademis, non

akademis dan imtaq.

b. Mengikuti kegiatan lomba akademis dan non akademis, serta kegiatan

keagamaan .

C. T U J U A N

1. Sekolah Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Mengembangkan RPP untuk kelas VII, VIII, dan IX semua mata pelajaran.

3. Prestasi dibidang ekstrakurikuler pada tingkat propinsi Sumatera Barat

minimal pada 2 jenis kegiatan ekstrakurikuler

4. Sekolah Mencapai Standar Isi (Kurikulum) pada tahun 2008.

5. Memanfaatkan TIK dalam proses belajar mengajar, penilaian, dan sistem

administrasi Melaksanakan pendekatan belajar tuntas.

6. Melaksanakan pembelajaran inovatif.

7. Memiliki siswa yang kreatif dan inovatif.

8. Memiliki siswa yang bermoral, berkarakter,ber tatakrama, serta sopan santun.

9. Sekolah memiliki/mencapai standart sarana/prasarana/fasilitas yang kondusif

pada tahun 2015.

10. Terbentuknya ikatan alumni yang aktif.

11. Sekolah memiliki/mencapai standart pencapaian ketuntasan

kompetensi/prestasi/ lulusan.

12. Sekolah memiliki/mencapai standart pembiayaan sekolah.

13. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) secara konsisten.

14. Memiliki Pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, berdaya guna

6

dan berhasil guna demi kemajuan pendidikan secara keseluruhan.

BAB III

KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan

mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai

berikut.

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

(4) Kelompok mata pelajaran estetika

(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

7

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya

merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping

itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi

kurikulum.

1. Mata pelajaran

Struktur Kurikulum SMP/MTs

Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam

satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX.

Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar

kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan

diri seperti tertera pada Tabel 1.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang

ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan

minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan

yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karier peserta didik.

8

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu”

dan “IPS Terpadu”.

c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera

dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum

empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-37 minggu.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

SMPN 26 Satu Atap Pallantikang sebagai sebuah lembaga penyelenggara kegiatan

pembelajaran pada tahun pembelajaran 2014/ 2015 melaksanakan dua jenis kurikulum,

yaitu kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Bagi tingkat kelas VII dan VIII diberlakukan

Kurkulum 2013 dan bagi kelas IX diberlakukan kurikulum 2006. Daftar mata pelajaran dan

alokasi jam tatap muka perminggu disesuiakan dengan ketentuan yang ada.

Adapun Struktur Program Mata Pelajaran SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

adalah :

Muatan Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII

Komponen Kelas dan Alokasi WaktuVII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya(Trermasuk Muatan Lokal) 3 3

9

3. Pendidikan Jasmani, Olah raga, dan Kesehatan (Termasuk Muatan Lokal)

3 3

4. Prakarya (Termasuk Muatan Lokal)2 2

Jumlah 38 38

Tabel 1

Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan kstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka(Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang

kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas

mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan,

dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan

oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh

pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.

Muatan Kurikulum 2006 Untuk Kelas IX

KomponenKelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 4

4. Bahasa Inggris 4

5. Matematika 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4

8. Seni Budaya 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2

10

10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2B. Muatan Lokal

Baca Tulis Al-Qur’an

PPLH

Bahasa Daerah(Tulis Lontara’)

22-

C. Pengembangan Diri 2*

Jumlah 34

Tabel 2

3. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata

pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran

tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada

mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya,

seperti bahasa Inggris di SD, dan TIK di SMP. Muatan lokal merupakan mata

pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah

dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau

dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

Khusus daerah Maros Muatan lokal yang dikembangkan adalah Baca Tulis

Al-Qur’an, PPLH dan Bahasa Daerah(Tulis Lontara’) Serta Tadarus Alquran,

mengingat bahwa hal ini adalah merupakan anjuran dari pemerintah daerah

(no.233/KPTS/420/VII/2011) diharuskan tidak ada lagi dijumpai anak-anak didik kita

yang buta dengan Aksara Al-qur’an dan begitu pula di Pallantikang khususnya

pemerintah diharapkan memiberikan bantuan berupa fasilitas pendukung sehingga

muatan lokal menjadi pilihan yang lebih efekti untuk mencapai tujuan yang

diinginkan oleh pemerintah dan masyarakat.

11

4. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau

tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan

ekstrakurikuler, seperti tadarrusan Alquran, kepramukaan, kepemimpinan,

kelompok seni-budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.

Pada sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.

Pada satuan pendidikan khusus, pengembangan diri lebih menekankan pada

peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus

peserta didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan

pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata

pelajaran.

12

TINDAK LANJUT

Gr. MP

WK

Gr. BKKS

PERENCANAAN

Gr. MP WK

Gr. BK

KS

Gr. MP

WK

Gr. BK

KS

PENILAIAN

PELAKSANAAN

Gr. MP

WK Gr. BK

ALUR KERJA PENGEMBANGAN DIRI

SISWASISWA

KOMITE & ORTU

LINGKUNGAN

13

BAB IV

Pengaturan Beban Belajar

A. Sistem Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengolahan program pendidikan

yang berlaku di satuan pendidikan. Pengaturan beban belajar di SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang dengan sistem paket yang didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum

dengan alokasi waktu sebagai berikut:

Beban belajar tetap adalah 38 jam pelajaran per minggu untuk kurikulum 2013 dan

36 jam pelajaran untuk kurikulum 2006

Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran

Kelas

Satu jam pembelajaran

tatap muka (menit)

Jumlah jam-pel/

minggu

Hari Efektif per tahun

Jumlah jam per tahun (@ 60

menit)

VII, VIII 40 38 180 6840

IX 40 36 180 6480

B. Beban Belajar

Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KM) yang merupakan bagian

dari kegiatan tatap muka. PT dan KM dialokasikan waktu 50 % dari waktu jam

kegiatan tatap muka. PT dibuat oleh guru dan waktu penyelesaiannya juga

ditentukan oleh guru. PT bisa berupa pemberian soal, penyelesaian proyek dan

sebagainya. Sedangkan KM dibuat oleh guru dan waktu penyelesaian ditentukan

oleh siswa dengan persetujuan guru. KM diberikan dalam bentuk pengayaan bagi

siswa baik soal-soal, analis materi dan sebagainya.

14

C. Beban Belajar Tambahan

Pelaksanaan tambahan jam belajar pada MTs. Annida Al Islamy dilaksanakan

karena dua hal, yaitu;

o akibat peralihan kurikulum bagi siswa kelas VII yang naik tingkat kekelas VIII,

dimana semasa kelas VII melaksanakan kurikulum 2006 sementara dikelas

VIII melaksanakan kurikulum 2013 sehingga terdapat materi yang seharusnya

dipelajaran pada kelas VII namun baru diberikan pada kelas VIII. Kegiatan

beban belajar tambahan dilksanakan diluar kegiatan jam pembelajaran

reguler, yaitu sore hari setelah jam siswa pulang. Kegiatan beban belajar

tambahan ini diusulkan oleh guru mata pelajaran dan ditetapkan oleh Kepala

Sekolah.

o Perluasan dan penajaman kajian materi pada mata pelajaran Ilmu

Pengatahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan bahasa Indoensia bagi

siswa kelas IXyang mengakibatkan penambahan beban jam belajar.

Pertimbangan yang memugkinkan untuk tujuan dimaksud adalah;

a. Tersedianya sumber tenaga pengajar

b. Alokasi penambahan beban jam pelajaran ssesuai dengan ketentuan yang

berlaku

c. Disetujui oleh orang tua siswa

Pengaturan Ketuntasan Belajar, Kenaikan kelas, Uji Kompetensi dan Kelulusan

1. Ketuntasan Belajar

Dalam penetapan ketuntasan belajar, satuan pendidikandapat menetapkan kriteria

ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung,

dan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan

pembelajaran.

SMPN 26 Satu Atap Pallantikang secara bertahap dan berkelanjutan selalu

mengusahakan peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai

ketuntasan ideal.

15

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh

karena itu, KKM mata pelajaran pun berbeda. Berdasarkan analisis tiap indikator dan

kompetensi dasar, maka ditetapkan KKM sebagai berikut:

a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan

SMP baik kategori standar maupun mandiri.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP

dan MTs kategori mandiri,

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk

setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu

tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang

tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran

tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap

penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam

Standar Isi.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dalam sistem paket untuk SMP 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan

satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam

tatap muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur untuk SMP yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan

16

sebagai berikut: Satu SKS pada SMP terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit

kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk

masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria

ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata

peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan

kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria

ketuntasan ideal. Ketuntasan Belajar SMPN 26 Satu Atap Pallantikang adalah

Sebagai beriukut :

KKM MATA PELAJARAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANGTAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Kurikulum 2006 MATA PELAJARAN

IXA. Mata Pelajaran  

1. Pendidikan Agama 70

2. Pendidikan Kewarganegaraan 65

3. Bahasa Indonesia 70

4. Bahasa Inggris 75

5. Matematika 60

6. Ilmu Pengetahuan Alam 60

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 70

8. Seni Budaya 60

9. Pendidikan Jasmani, Orkes 75B. Muatan Lokal  65

C. Pengembangan Diri - Tabel 3

17

Kurikulum 2013

MATA PELAJARANNILAI

SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN

KELOMPOK A

Pendidikan agama dan Budi pekerti B 3,00 3,00

Pendd. Kewarganegaraan B 2,90 2,90

Bahasa Indonesia B 2,85 2,85

Matematika B 2,70 2,70

Ilmu Pengetahuan Alam B 2,85 2,85

Ilmu Pengetahuan Sosial B 2,80 2,80

Bahasa Inggris B 2,70 2,70

KELOMPOK B      

Seni Budaya B 3,00 3,00

Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan B 3,20 3,20

Prakarya B 3,00 3,00

Tabel 4

18

Pedoman pengkonversian penilaian kuantitatif ke penilaia kulitatatif, rujukan yang

dipakai adalah tabel berikut;

SKALA

0 - 100

SKALA

1 - 4PREDIKAT

NILAI PENGETAHUAN

DAN KETERAMPILAN

NILAI SIKAP

86 - 100 4,00 A 4,00SB

81 - 85 3,66 A- 3,66

76 - 80 3,33 B+ 3,33

B71 - 75 3,00 B 3,00

66 - 70 2,66 B- 2,66

61 - 65 2,33 C+ 2,33

C56 - 60 2,00 C 2,00

51 - 55 1,66 C- 1,66

46 - 50 1,33 D+ 1,33K

0 - 45 1,00 D 1,00

Tabel 5

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran hingga KKM ideal 100 % dapat tercapai

maka upaya yang dilakukan sekolah antara lain :

1. Mendorong guru mandiri dalam menyusun perencanaan mengajar dan bahan

ajar

2. Melengkapi pustaka sekolah dengan buku referensi

3. Melengkapi pustaka sekolah dengan buku paket

4. Melengkapi dan menambah sarana dan prasarana sekolah seperti, labor

bahasa, labor komputer, labor IPA, ruang multimedia, workshop seni dan

keterampilan

5. “Upgrade” pengetahuan guru melalui MGMP, penataran, lokakarya, seminar,

diklat, pendidikan lanjutan

6. Pemanfatan TIK dalam pembelajaran

19

7. Penggunaan PAIKEM dalam pembelajaran

8. Mendorong guru melaksanakan pembuatan PTK

9. Perbaikan manajemen sekolah

10. Penyempurnaan program penilaian secara terus menerus

11. Pengambilan keputusan berbasis data

2. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kriteria Naik Kelas

Kurikulum 2006 ( Kelas IX )

Syarat Kehadiran

a. Absen maksimal 10% dari hari belajar atau

b. Tidak ada absen berturut-turut 10 hari belajar

Syarat Nilai Rapor

a. Nilai di rapor yang dibawah KKM maksimal 4 buah untuk 2 semester dan pada

semester genap maksimal 3 buah dibawah KKM bagi peserta didik kelas IX

b. Tidak ada nilai di rapor yang kosong baik semester ganjil maupun genap

c. Nilai Rapor adalah Nilai Semester

Syarat Tingkah Laku, harus masuk ketegori baik

Kurikulum 2013 ( Kelas VII dan Kelas VIII )

Nilai Sikap minimal Baik ( B )

Syarat Kehadiran

a. Absen maksimal 10% dari hari belajar atau

b. Tidak ada absen berturut-turut 10 hari belajar

Syarat Nilai Rapor

a. Nilai di rapor yang dibawah KKM maksimal 3 buah untuk 2 semester dan pada

semester genap maksimal 2 buah dibawah

b. Tidak ada nilai di rapor yang kosong baik semester ganjil maupun genap

20

c. Nilai Rapor adalah Nilai Semester

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan

kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan

lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

21

BAB V

Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan

tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

rta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender

pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran

yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah

mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,

karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan pese

Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender

pendidikan sebagai berikut:

- permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada

awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran

telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada

bulan Juni tahun berikutnya.

- minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap

tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif

belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

- waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi

jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,

ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

- waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang

22

terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota,

dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

- waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar

nasional, dan hari libur khusus.

- libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran

digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

- sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur

keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa

mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

- bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan

waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu

pembelajaran efektif.

- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan

jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.

23

KALENDER PENDIDIKAN SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG

TAHUN PELAJARAN : 2014 / 2015

24

25