ktsp dokumen satu benar
DESCRIPTION
ktspTRANSCRIPT
43
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamalkan tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
Dokumen 1
43
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu sebagaimana kurikulum yang pelaksanaan
operasionalnya disusun oleh masing – masing satuan
pendidikan. Tujuan tertentu tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik.
Berdasarkan hal tersebut SMP Negeri 2 Watang
Sidenreng yang beralamat Jl. Taman Makam Pahlawan No.1
Mario Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip
sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
Dokumen 1
43
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu inii meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisii dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun
antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik
untuk :
1. belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
2. belajar memahami dan menghayati,
3. belajar mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang
lain, dan
5. belajar membangun dan menemukan jati diri melalui
proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Dokumen 1
43
Komponen KTSP terdiri dari:
1. Tujuan Pendidikan Sekolah, visi dan misi sekolah
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Landasan
1. UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat ( 19 ); Pasal 18 ayat ( 1 ), ( 2 ),
( 3 ), ( 4 ); Pasal 32 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ); Pasal 35 ayat ( 2
); Pasal 36 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ); Pasal 37 ayat ( 1 ), ( 2
), ( 3 ); Pasal 38 ayat ( 1 ), ( 2 ).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
1 ayat ( 5 ), ( 13 ), (14 ), ( 15 ); Pasal 5 ayat ( 1 ),( 2 ); Pasal
6 ayat ( 6 ); Pasal 7 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ), ( 5 ), ( 6 ),
( 7 ), ( 8 ); Pasal 8 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ); Pasal 10 ayat ( 1 ),
( 2 ), ( 3 ); Pasal 11 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ); Pasal 13 ayat
( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ); Pasal 14 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ); Pasal
16 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ), ( 5 ); Pasal 17 ayat ( 1 ), ( 2 );
Pasal 18 ayat ( 1 ), ( 2 ); Pasal 19 ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 );
Pasal 20.
3. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2005 – 2009.
Dokumen 1
43
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6. Panduan Penyusunan KTSP dari BNSP
7. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sidrap
Nomor 800/484/DP Tanggal 30 Mei 2007 tentang
Penyusunan dan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kab. Sidrap,
dimulai Tahun Pelajaran 2007/2008.
C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi
dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara
utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
Dokumen 1
43
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh
karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan
keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan
nasional.
5. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Agama.
Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan
toleransi dan kerukunan umat beragama, dan
memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan
sekolah
8. Dinamika Perkembangan Global.
Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik
mampu bersaing secara global dan dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain
Dokumen 1
43
9. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan
Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap
kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang kelestarian keragaman budaya.
11. Kesetaraan Gender.
Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang
berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya
kesetaraan jender.
12. Karakteristik Satuan Pendidikan.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
D. Pengertian
1. KTSP.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.
Dokumen 1
43
KTSP terdiri dari:
a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
b. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
c. Kalender pendidikan
d. Silabus, dan
e. RPP
2. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. Tujuan pembelajaran,
b. Materi ajar,
c. Metode pengajaran,
d. Sumber belajar, dan
e. Penilaian hasil belajar.
Dokumen 1
43
BAB. II
TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
Dokumen 1
43
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Profil, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah sebagai
unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan
perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan
dan tantangan itu misalnya menyangkut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
2. Globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus
perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta
tempat,
3. Era informasi dan komunikasi
4. Pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan
moral manusia,
5. Berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua
terhadap pendidikan, dan
6. Era perdagangan bebas.
Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah,
sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah
perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral
yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa
datang. Namun demikian, visi sekolah harus tetap dalam
koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus
memperhatikan dan mempertimbangkan:
1. Potensi yang dimiliki sekolah,
2. Harapan masyarakat yang dilayani sekolah.
Dalam merumuskan visi sekolah, pihak-pihak yang terkait
(stakeholders) bermusyawarah, dan mewakili aspirasi
Dokumen 1
43
berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok
yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua (komite
sekolah), masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan
aktif untuk mewujudkannya.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat:
1. Filosofis,
2. Khas,
3. Mudah diingat.
Profil SMP Negeri 2 Watang Sidenreng .
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Watang Sidenreng
2. No. Statistik Sekolah : 201191510049
3. Tipe Sekolah : C-1
4. Alamat Sekolah : Jl. Lasiwala Desa Damai
: Kecamatan Watang Sidenreng
: Kab.Sidenreng Rappang 91652
: Provinsi Sulawesi Selatan
e-mail : [email protected]
5. Telepon : -
6. Status Sekolah : Negeri
7. Luas Tanah : 9.180 M2
8. Status Kepemilikan : Pemerintah
9. Kepala Sekolah
a. Nama Lengkap : HARJUDDIN. S.Pd.
b. NIP :
c. Pangkat/gol. : Pembina / IV/a
d. Pendidikan Terakhir : S-1
e. Jurusan : Pendidikan Olahraga
Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri
2 Watang Sidenreng
Dokumen 1
43
Visi :
“Unggul Dalam Prestasi Bernapaskan
Keagamaan Dan Cinta Lingkungan”.
Misi :
1. Berusaha menciptakan manusia yang beriman,
bertakwa dan berkepribadian.
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif dan meningkatkan minat baca sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan profesionalisme
guru
4. Menyediakan dan memamfaatkan sarana/prasarana
maksimal sehingga tercipta pembelajaran yang cerdas
dan menyenangkan
5. Mendorong terwujudnya kinerja oleh seluruh personil
pendidikan
6. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak
7. Menciptakan suasana lingkungan yang asri, indah dan
bersih sehingga nampak kesejukan dan kenyamanan
dalam lingkungan sekolah.
TUJUAN DAN SASARAN
1. Terwujudnya penguasaan ilmu Pendidikan dan
Teknologi yang berbasis kecakapan hidup.
a. Mewujudkan penguasaan ilmu pendidikan dan
teknologi yang berbasis kecakapan vokasional.
Dokumen 1
43
b. Mewujudkan pengembangan teknologi yang
berbasis informasi dan komunikasi.
c. Mewujudkan penciptaan sumber daya
manusia yang handal yang menguasai Iptek.
2. Terwujudnya pembelajaran secara efektif dan
kontekstual
a. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran
PAKEM.
b. Mewujudkan pengembangan metode
pembelajaran berbasis CTL
c. Mewujudkan pelaksanaan PBM yang inovatif
dan kreatif.
3. Terwujudnya akhlak dan budi pekerti yang
luhur
a. Mewujudkan satuan pendidikan bernuansa
religius
b. Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang bersosial budaya berbasis imtaq.
c. Mewujudkan peningkatan siswa berakhlak
dan berbudi luhur
4. Terwujudnya pengembangan tenaga
pendidikan yang profesional.
a. Mewujudkan standar profesionalisme tenaga
pendidik dan kependidikan.
b. Mewujudkan standar kompetensi tenaga
pendidik dan kependidikan.
c. Mewujudkan peningkatan kemampuan
peserta didik yang handal dan profesional.
5. Terwujudnya peningkatan kompetensi lulusan.
a. Mewujudkan kompetensi lulusan yang
kompetetif
Dokumen 1
43
b. Mewujudkan pengembangan kegiatan
akademik
c. Mewujudkan kemampuan non akademik yang
cerdas.
d. Mewujudkan pengembangan seni dan
olahraga yang tangguh.
Hasil Yang Diharapkan
1. Terwujudnya penguasaan ilmu Pendidikan dan
Teknologi yang berbasis kecakapan hidup.
a. Terealisasinya penguasaan ilmu
pendidikan dan teknologi yang berbasis kecakapan
vokasional.
b. Terealisasinya teknologi yang berbasis
informasi dan komunikasi
c. Terealisasinya penciptaan sumber daya
manusia yang handal yang menguasai Iptek
2. Terwujudnya pembelajaran secara efektif dan
kontekstual
a. Terealisasinya penyelenggaraan pembelajaran PAKEM
b. Terealisasinya metode pembelajaran berbasis CTL.
c. Terealisasinya pelaksanaan PBM yang inovatif dan kreatif
3. Terwujudnya akhlak dan budi pekerti yang luhur
a. Terealisasinya pendidikan bernuansa religius
b. Terealisasinya tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang bersosial budaya berbasis imtaq
c. Terealisasinya siswa berakhlak dan berbudi luhur
4. Terwujudnya pengembangan tenaga pendidikan
yang profesional.
a. Terealisasinya standar profesionalisme tenaga
pendidik dan kependidikan.
Dokumen 1
43
b. Terealisasinya standar kompetensi tenaga pendidik
dan kependidikan.
c. Terealisasinya peningkatan kemampuan peserta
didik yang handal dan profesional
5. Terwujudnya peningkatan kompetensi lulusan
a. Terealisasinya kompetensi lulusan yang kompetetif
b. Terealisasinya pengembangan kegiatan akademik
c. Terealisasinya kemampuan non akademik yang cerdas
d. Terealisasinya seni budaya dan olahraga yang tangguh
Dokumen 1
43
BAB. III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan
menengah berisi sejumlah mata pelajaran yang harus
disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan
individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya
akan berpengaruh terhadap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan. Program pendidikan terdiri dari Pendidikan
Umum, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus.
Pendidikan Umum meliputi tingkat satuan pendidikan Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pendidikan Kejuruan terdapat pada
Dokumen 1
43
sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan khusus
meliputi Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas
Luar Biasa (SMALB) dan terdiri atas delapan jenis kelainan
berdasarkan ketunaan.
Adapun prinsip pelaksanaan Kurikulum adalah (1). Siswa
harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan,
(2).Menegakkan 5 pilar belajar, (3).Peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan
percepatan, (4).Suasana hubungan pesertadidik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan
hangat, (5).Menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
(6).Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah, (7).Diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
N
o
Kelompok
Mata
Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi
Dokumen 1
43
N
o
Kelompok
Mata
Pelajaran
Cakupan
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
2. Kewarganeg
a-raan dan
Kepribadian
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik
akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
Dokumen 1
43
N
o
Kelompok
Mata
Pelajaran
Cakupan
sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
5. Jasmani,
Olahraga
dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan
Dokumen 1
43
N
o
Kelompok
Mata
Pelajaran
Cakupan
seperti keterbebasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
Pada program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan yang setara, jumlah jam mata pelajaran sekurang-
kurangnya 32 (tiga puluh dua) jam pelajaran setiap minggu.
Setiap jam pelajaran lamanya 40 (empat puluh) menit. Jenis
program pendidikan di SMP dan yang setara, terdiri dari
program umum meliputi sejumlah mata pelajaran yang wajib
diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan meliputi
mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah
berupa mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran yang
wajib diikuti pada program umum berjumlah 10 (sepuluh),
sementara keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal
ditentukan oleh kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten dan
kebutuhan sekolah.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap
satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata
pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di
dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar
Dokumen 1
43
Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan
diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian.
Misalnya mengadakan program remedial bagi peserta didik
yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng
meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai
dengan Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan
kurikulum.
1. Karakteristik Mata Pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik
tertentu yang dapat membedakannya dengan mata
pelajaran lainnya. Khususnya di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 2 Watang Sidenreng, dengan
karakteristik mata pelajaran di SMP sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam (PAI).
1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan
dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat
dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
Islam.
2) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI
merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi
satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk
pengembangan moral dan kepribadian peserta
didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan
tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.
Dokumen 1
43
3) Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di
SMP, bertujuan untuk terbentuknya peserta didik
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.,
berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia),
dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi
Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk
memelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-
pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
ilmu dan mata pelajaran tersebut.
4) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya
mengantarkan peserta didik dapat menguasai
berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu
menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan
demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada
aspek afektif dan psikomotornya.
5) Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber
pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan
al-Sunnah/al-Hadits Nabi Muhammad Saw. (dalil
naqli). Dengan melalui metode Ijtihad (dalil aqli)
para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI
tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam
bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
6) Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga
kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syariah,
Dokumen 1
43
dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari
konsep iman; syariah merupakan penjabaran dari
konsep islam, syariah memiliki dua dimensi kajian
pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak
merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari
ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai
kajian keislaman (ilmu-ilmu agama) seperti Ilmu
Kalam (Theologi Islam, Ushuluddin, Ilmu Tauhid)
yang merupakan pengembangan dari aqidah, Ilmu
Fiqih yang merupakan pengembangan dari syariah,
dan Ilmu Akhlak (Etika Islam, Moralitas Islam) yang
merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk
kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan
teknologi serta seni dan budaya yang dapat
dituangkan dalam berbagai mata pelajaran di SMP.
7) Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak
yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini
yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya
Nabi Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian,
pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa
Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak
yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya
dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa
pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan
jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis
lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa
pendidikan Islam memerhatikan segi-segi
pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.
Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal
jasmani, akal, dan ilmu, tetapi mereka juga
Dokumen 1
43
membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan,
kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Sejalan
dengan konsep ini maka semua mata pelajaran
atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta
didik haruslah mengandung muatan pendidikan
akhlak dan setiap guru haruslah memerhatikan
akhlak atau tingkah laku peserta didiknya.
8) PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus
diikuti oleh setiap peserta didik, terutama yang
beragama Islam, atau bagi yang beragama lain
yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam
mengikutinya.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
1) Memiliki kemampuan berfikir secara
rasional, kritis, dan kreatif, sehingga mampu
memahami berbagai wacana kewarganegaraan.
2) Memiliki ketrampilan intelektual dan
keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan
bertanggung jawab.
3) Memiliki watak dan kepribadian yang
baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
c. Bahasa Indonesia
1) Kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra yang meliputi aspek: medengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek
itu merupakan aspek yang terintegrasi dalam
pembelajaran.
Dokumen 1
43
2) Kemampuan membaca dan menulis yang
sesuai dengan jenjang pendidikan. Dalam hal
membaca, pada akhir pendidikan di SMP/MTs,
peserta didik diharapkan telah membaca sekurang-
kurangnya sembilan (9) buku sastra dan tiga (3)
buku nonsastra.
3) merupakan sarana komunikasi dan sastra
merupakan salah satu hasil budaya yang
menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas.
Sementara itu, bahasa dan sastra Indonesia se-
harusnya diajarkan kepada siswa melalui
pendekatan yang sesuai dengan hakikat dan
fungsinya.
d. Bahasa Inggris
1) Keterampilan reseptif meliputi
keterampilan menyimak (listening) dan
keterampilan membaca (reading), sedangkan
keterampilan produktif meliputi keterampilan
berbicara (speaking) dan keterampilan menulis
(writing).
2) Berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam
dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi
tertulis.
3) Intonasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam berkomunikasi.
4) Penguasaan kosakata, tatabahasa, dan
ucapan perlu dilengkapi pula dengan penguasaan
tentang tatatulis dalam Bahasa Inggris.
Dokumen 1
43
5) Penguasaan kosakata, tatabahasa,
tatabunyi, dan tata tulis Bahasa Inggris perlu
ditunjang oleh penguasaan sistem makna.
6) kemampuan mengguna-kan bahasa tidak
dapat dilihat semata-mata dari penguasaan
seseorang terhadap kosakata dan tatabahasa tetapi
pada kemampuannya untuk berkomunikasi.
e. Matematika
1) Matematika sebagai kegiatan
penelusuran pola dan hubungan.
2) Matematika sebagai kreativitas yang
memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
3) Matematika sebagai kegiatan pemecahan
masalah (problem solving).
4) Matematika sebagai alat berkomunikasi
f. Ilmu Pengetahuan Alam
1) Pada aspek biologis, IPA mengkaji
berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai
fenomena pada makhluk hidup pada berbagai
tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya
dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan
waktu. Untuk aspek fisis, sains memfokuskan diri
pada benda tak hidup, mulai dari benda tak hidup
yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti
air, tanah, udara, batuan dan logam, sampai
dengan benda-benda di luar bumi dalam susunan
tata surya dan sistem galaksi di alam semesta.
Untuk aspek kimia, sains mengkaji berbagai
fenomena/gejala kimia baik pada makhluk hidup
Dokumen 1
43
maupun pada benda tak hidup yang ada di alam
semesta.
2) Memiliki peranan penting dalam
perkembangan peradaban manusia, baik dalam hal
manusia mengembangkan berbagai teknologi yang
dipakai untuk menunjang kehidupannya, maupun
dalam hal menerapkan konsep IPA dalam
kehidupan bermasyarakat, baik aspek politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-
keamanan.
g. Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Perpaduan dari beberapa disiplin ilmu social
antara lain : Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan Sejarah.
2) Materi bagian IPS terdiri atas sejumlah konsep,
prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat
kehidupan manusia sebagai makhluk social (homo
Socious).
3) Kajian IPS dikembangkan melalui tiga
pendekatan utama, yaitu functional-approach,
interdicipliner-approach, dan multidicipliner-approach.
4) Pendekatan interdisipliner digunakan apabila
materi kajian betul-betul menampilkan karakter yang dalam
pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari sejumlah
disiplin ilmu sosial.
5) Pendekatan multi disipliner digunakan
manakala materi kajian memerlukan pendeskripsian yang
melibatkan keterpaduan antar/lintas kelompok ilmu, yaitu
ilmu alamiah (natural science), dan humaniora.
Dokumen 1
43
h. Seni Budaya.
1) Seni Budaya merupakan pendidikan seni
yang berbasis budaya.
2) keunikan, kebermaknaan dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan : “ belajar dengan seni”,
“belajar melalui seni”, dan “ belajar tentang seni.”
3) memiliki sifat multilingual,
multidimensional dan multikultural.
4) memiliki peran dalam pembentukan
pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak
dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, spasial,
musikal, linguistik, matematik, naturalis, spiritual
dan kecerdasan emosional.
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
1) Proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan
afektif setiap siswa.
Dokumen 1
43
2) Pengalaman mempraktikkan
keterampilan dasar permainan dan olahraga;
aktivitas pengembangan; uji diri/senam; aktivitas
ritmik; akuatik (aktivitas air); dan pendidikan luar
kelas (outdoor) disajikan untuk membantu siswa
agar memahami mengapa manusia bergerak dan
bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
efisien, dan efektif.
j. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1) Teknologi Informasi dan Komunikasi
merupakan keterampilan menggunakan komputer
meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.
Namun demikian Teknologi Informasi dan
Komunikasi tidak sekedar terampil, tetapi lebih
memerlukan kemampuan intelektual.
2) Materi Teknologi Informasi dan
Komunikasi berupa tema-tema esensial, aktual
serta global yang berkembang dalam kemajuan
teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan
pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan
perilaku dalam kehidupan.
3) Tema-tema esensial dalam Teknologi
Informasi dan Komunikasi merupakan perpaduan
dari cabang-cabang Ilmu Komputer, Matematik,
Teknik Elektro, Teknik Elektronika, Telekomunikasi,
Sibernetika dan Informatika itu sendiri. Tema-tema
esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan
pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti
pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data,
Dokumen 1
43
Internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut
terkait dengan aspek kehidupan sehari-hari.
4) Materi Teknologi Informasi dan
Komunikasi dikembangkan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidimensional. Dikatakan
interdisipliner karena melibatkan berbagai disiplin
ilmu, dan dikatakan multidimensional karena
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.
k. Muatan Lokal.
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya
sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite
sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan
melaksanakannya. Dengan demikian di samping
mendukung pembangunan daerah dan pembangunan
nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun
pelaksanaan muatan lokal memperhatikan
keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Penanganan secara profesional muatan
lokal merupakan tanggung jawab pemangku
kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite
sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh
sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi
muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Dokumen 1
43
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu
pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
l. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik.
Untuk kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng , terdiri
dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Berikut Struktur Kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng
.
KomponenKelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
Dokumen 1
43
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2 2 2
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi/Keterampilan
2 2 2
B. Muatan Lokal
1.Bahasa Daerah 2 2 2
2.Perkebunan 2 2 2
C. Pengembangan Diri (Bimbingan
Karir)
2*) 2*) 2*)
Jumlah 36 36 36
Sekolah/Madrasah dimungkinkan menambah maksimum
4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, dan/atau dimanfaatkan
untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting
dengan mengungkapkan beberapa alasannya. Misalnya
Keterampilan Bahasa Inggris sebagai bagian dari muatan
lokal yang merupakan penambahan dari mata pelajaran
Bahasa Inggris pada struktur diatas. Komputer sebagai
bagian dari Muatan Lokal pada struktur di atas,
merupakan penambahan dari mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
Selain itu, perlu juga ditegaskan, bahwa:
a. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
Dokumen 1
43
b. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua
semester) adalah 34-38 minggu.
Di SMP Negeri 2 Watang Sidenreng, terdapat program
intra kurikuler seperti tabel di atas dan juga ekstra
kurikuler yang dikembangkan dalam program
Pengembangan Diri. Waktu belajar di sekolah dimulai
dari pukul 7.30 pagi hingga pukul 13.20 selama 6 hari
dari hari Senin hingga Sabtu. Pada hari Jumat, Proses
Belajar Mengajar selesai pada pukul 11.20.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata
pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga
mata pelajaran lainnya, seperti Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di SMP. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap
jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal
dalam satu tahun.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah di Kabupaten
Sidenreng Rappang (Sidrap) dan diterapkan di SMP
Negeri 2 Watang Sidenreng adalah Pengembangan
Bahasa dan Sastra Daerah Bugis dan Perkebunan, yang
Dokumen 1
43
diajarkan kepada seluruh siswa dengan alokasi waktu 2
jam pelajaran.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti
kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya,
kelompok tim olahraga, dan kelompok sains (matematika
dan IPA).
Pengembangan Diri SMP Negeri 2 Watang Sidenreng di
laksanakan pada setiap hari Jumat pagi jam ke 2 dan 3
(setelah jam pertama Jumat Bersih) sebagai bagian dari
program pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran, yang diberikan kepada siswa kelas VII, VIII,
dan IX.
Kegiatan tersebut sebagian dialihkan pada sore hari dan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan
dibina oleh guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik
berdasarkan surat keputusan Kepala Sekolah yang
meliputi kegiatan / program sebagai berikut :
a. Pramuka
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
Dokumen 1
43
2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri
3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
5) Memiliki sikap kerjasama kelompok
6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
b. Palang Merah Remaja (PMR)
1) Praktik Pertolongan Pertama (PP)
2) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
3) Melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam
memberikan pertolongan pertama
4) Membentuk piket/pokja Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).
c. Kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
1) Melatih siswa berpikir kritis
2) Melatih siswa terampil dalam menulis karya ilmiah
3) Mampu berkompetisi dalam berbagai lomba IPTEK
4) Mampu berkompetisi dalam lomba bidang IMTAQ
d. Olahraga Prestasi
1) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Volly
2) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Takraw
3) Mengembangkan bakat di bidang olah raga Sepak
Bola
e. Kesenian
Dokumen 1
43
1) Mengembangkan tari kreasi modern.
2) Mengembangkan bakat di bidang tarian daerah
3) Mengembangkan bakat di bidang musik daerah
4) Kegiatan paduan suara.
f. Kegiatan Baca Tulis Al-Quran
1) Menuntaskan siswa yang masih buta aksara Al-Quran
2) Persiapan mengikuti perlombaan tilawah tingkat
Sekolah / Kabupaten / Provinsi / Nasional.
3) Merealisasikan program pemerintah pada minat baca
tulis Al-Quran.
g. Conversation (Bahasa Inggris)
1) Mengembangkan skill siswa pada penguasaan
Bahasa Inggris.
2) English Meeting club membantu siswa mampu
berbahasa Inggris dalam kompetisi debating, story
telling, dan lomba English lainnya
h. Layanan Bimbingan Konseling
1) Membantu mengarahkan bakat dan minat siswa
2) Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh siswa
Mekanisme Pelaksanaan
a) Jam Kedua dan ketiga serentak dilaksanakan
kegiatan Pengembangan Diri untuk kelas VII, VIII, IX.
Dokumen 1
43
b) Jenis pengembangan diri yang memiliki durasi waktu
yang melebih 2 jam pelajaran atau tidak
memungkinkan dilaksanakan pada pagi hari
dialihkan pada sore hari dalam bentuk ekstra
kurikuler.
c) Jadwal Kegiatan
Kegiatan Pengembangan diri dilaksanakan pada sore
hari dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler dengan
jadwal sebagai berikut :
N
OKEGIATAN HARI WAKTU
1. Pramuka Jumat 15.30 – 17.00
2. Palang Merah Remaja (PMR)
Sabtu 15.30 – 17.00
3. Olah Raga Prestasi Senin, Rabu, Jumat
15.30 – 17.00
4. Baca Tulis Al-Quran Selasa 15.30 – 17.00
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala
kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif :
Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
Dokumen 1
43
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan
sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di
sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan
sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada
sistem tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada
sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban
belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi,
di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain
yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar
Isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
untuk SMP Negeri 2 Watang Sidenreng adalah antara
0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Dokumen 1
43
c. Alokasi waktu untuk praktik, 2 (dua) jam kegiatan
praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka,
4 (empat) jam praktik di luar sekolah setara dengan 1
(satu) jam tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan
sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 70%. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai
target pencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal. Kriteria yang menjadi acuan
dalam menentukan Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
adalah kriteria Kompleksitas, Daya Dukung dan Intake
Siswa. Penilaian ketiga kriteria tersebut berdasarkan
setiap indikator dalam menentukan KKM Kompetensi
Dasar (KD). Rata-rata KKM Kompetensi Dasar
menghasilkan KKM Standar Kompetensi hingga
mendapatkan nilai KKM mata pelajaran.
Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
(KKM) mata pelajaran pada satuan pendidikan SMP
Negeri 2 Watang Sidenreng , yang menjadi target
pencapaian kompetensi (TPK) yang berlaku saat ini.
Dokumen 1
43
Dokumen 1
43
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
ajaran. Kriteria kenaikan kelas berlaku setelah siswa
memenuhi persyaratan sebagaimana hasil musyawarah
guru, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. kehadiran dii kelas mencapai minimal 90%. (kecuali
sakit atau keperluan yang sangat mendesak,
misalnya: naik Haji).
d. kepribadian minimal baik.
Dengan mengacu kepada ketentuan pasal 72 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, peserta
didik dinyatakan lulus setelah memenuhi persyaratan
berikut, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi;
Dokumen 1
43
d. lulus Ujian Nasional;
e. kehadiran di kelas mencapai minimal 90% (kecuali
sakit atau keperluan yang sangat mendesak,
misalnya: naik Haji).
BAB. IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Penetapan Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di
sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur
waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam
menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
1. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun
dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
Dokumen 1
43
2. minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu
efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
4. waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur
sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan
hari libur khusus.
5. waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
6. libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun.
7. Sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang
memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
8. Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus
dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa
Dokumen 1
43
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
9. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak
untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan
dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/
Kota.
No
Kegiatan Alokasi Waktu
Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan
Dokumen 1
43
No
Kegiatan Alokasi Waktu
Keterangan
umum/nasional minggu Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
B. Pembiayaan
1. Kegiatan penyusunan KTSP:
N
oTanggal Nama Kegiatan
1 Juli 2009 Sosialisasi KTSP
2 Juni 2009 Pembentukan Tim
penyusun KTSP
3 Agustus - September
2009
Merangkum Silabus dan
RPP semua mata
pelajaran dalam
Dokumen 2 KTSP.
4 Oktober 2009 Penyempurnaan dan
penyelesaian KTSP
Dokumen 1
43
2. Anggaran Penyusunan KTSP.
Penyusunan KTSP dibiayai dengan menggunakan dana dari
Komite Sekolah dan BOS. Rencana anggaran tersebut
dipergunakan :
a. Sosialisasi
b. Penyelesaian KTSP.
C. Mekanisme Penyusunan KTSP SMP Negeri 2 Watang
Sidenreng .
D. Tim Penyusun KTSP SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
Penyusunan KTSP dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri
unsur Kepala Sekolah, Guru, Tim Pengembang Kurikulum,
Dinas Pendidikan , dan Komite Sekolah. Adapun susunannya
adalah sebagai berikut:
1. Harjuddin, S.Pd, Kepala Sekolah dan penanggung jawab
2. Wakil Kepala Sekolah
3. Haedar, dari Komite Sekolah
4. Drs. Muh. Nasir, dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap
5. Urusan Kurikulum SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
6. Urusan Kesiswaan SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
7. Urusan Humas SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
8. Urusan Sarana prasarana SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
9. Tim Pengembang Kurikulum Kab. Sidrap.
10. Kepala Tata Usaha SMP Negeri 2 Watang Sidenreng.
Dokumen 1
Analisis :Kekuatan / KelemahanPeluang / TantanganDokumen Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)Panduan KTSP
Pembentukan TIM
Penyusunan Draft KTSP
Revisi dan Finalisasi.
Naskah KTSP
di berlaku
kan
43
Dokumen 1