perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id partisipasi ...... · perpustakaan.uns.ac.id...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (Studi Deskriptif Kualitatif di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang) Disusun Oleh : SHINTA YUNIDA NINGRUM D0108102 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vanhanh

Post on 30-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM USAHA

PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA

(Studi Deskriptif Kualitatif di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang)

Disusun Oleh :SHINTA YUNIDA NINGRUM

D0108102

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

JURUSAN ILMU ADMINISTRASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

” Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan. Sungguh, bersama

kesukaran ada keringanan. Karena itu, selesai (tugasmu), teruslah rajin

bekerja. Kepada Tuhanmu tujukan permohonan ”

(QS. Alam Nasyrah 94:5-8)

“ ... bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap

siaga (di perbatasan negrimu) dan bertawakallah kepada Allah, supaya

kamu beruntung ”

(QS. Ali’Imran: 200)

“ Keluhan sebanyak apapun, tidak akan bisa mengubah situasi ”

(Merry Riana)

“ Setiap impian akan terwujud apabila ada kerja keras, doa dan kesabaran”

(Penulis)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Ibu dan Bapak atas segala kasih sayang, kesabaran, nasehat dan doa

yang telah beliau berikan kepada penulis

Adikku tersayang Tunjung Sugandiko

Pratama Suwandono yang senantiasa memberikan motivasi dan

doa’nya

Sahabat-sahabatku Devitha, Etik, Lutfi, Sanggra, Janti, dan

Apringgra yang senantiasa memberikan bantuan dan motivasi

Almamaterku UNS

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN

KELUARGA SEJAHTERA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI

KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG) ”

Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Drs. Sonhaji, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingannya, arahan, dan

motivasi serta kesabarannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

2. Ibu AW Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA selaku Pembimbing Akademik, terima

kasih atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si dan Ibu Dra. Sudaryanti, M.Si selaku Ketua

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret.

4. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan

pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.

5. Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi ini.

6. Seluruh pegawai di lingkungan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

Perempuan dan segenap pegawai UPTD Keluarga Berencana dan

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Pemberdayaan Perempuan di Kecamatan Bringin yang telah memberikan

bantuan, informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran

skripsi ini.

7. Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma, Dahlia, dan Nurul Hikmah yang telah

memberikan bantuan dan informasi yang penulis butuhkan demi kelancaran

skripsi ini.

8. Teman-teman Program Studi Ilmu Administrasi Negara angkatan 2008

Universitas Sebelas Maret.

9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan

skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini sangat

penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Desember 2012

Shinta Yunida Ningrum

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................... x

DAFTAR BAGAN......................................................................................... xi

ABSTRAK ..................................................................................................... xii

ABSTRACT..................................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 12

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12

1. Partisipasi Masyarakat............................................................ 12

2. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS)................................................................................. 28

3. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

melalui Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. ........................... 34

B.Kerangka Pemikiran ..................................................................... 40

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 42

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 42

B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 43

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

C. Sumber Data ................................................................................ 43

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44

E. Metode Penarikan Sampel........................................................... 46

F. Validitas Data .............................................................................. 47

G. Teknik Analisis Data. .................................................................. 48

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN...................... 50

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 50

B.Hasil Penelitian. ........................................................................... 57

1. Partisipasi Masyarakat dalam Program Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).............................. 57

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat

Dalam Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS)................................................................. 89

BAB V. PENUTUP........................................................................................ 91

A. Kesimpulan.................................................................................. 91

B. Saran. ........................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................... 97

LAMPIRAN ................................................................................................... 99

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2009-2011…………….. 1

Tabel 1.2 : Tahapan Keluarga Sejahtera pada Kelompok UPPKS di

Kabupaten Semarang tahun 2011........................................ 4

Tabel 1.3 : Rata-rata Jumlah Kelompok UPPKS Kabupaten

Semarang (2009-2011) …………………………………... 6

Tabel 1.4 : Kelompok UPPKS Unggulan di Kecamatan Bringin

Tahun 2012………………….......................................... 7

Tabel 2.1 : Makna Partisipasi Masyarakat dalam

Pengertian Pembangunan………………………….……... 14

Tabel 2.2 : Tipologi Partisipasi Publik berdasarkan Jenis Partisipasi

dan Tingkat Keterwakilan................................................... 20

Tabel 2.3 : Tipologi Partisipasi…………………………….................. 21

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Gambar 2.1 : Jenjang Tingkat Partisipasi................................................. 19

Gambar 2.2 : Delapan Tangga Partisipasi…............................................ 20

Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran…....................................................... 41

Gambar 3.1 : Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif..... 49

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Shinta Yunida Ningrum. D0108102. Partisipasi Masyarakat Dalam ProgramUsaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (Studi DeskriptifKualitatif di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang). Skripsi. JurusanIlmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UniversitasSebelas Maret. Surakarta. 2012. 99 halaman.

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanankeluarga. Pelaksanaan UPPKS membutuhkan keterlibatan masyarakat dalammencapai tujuan utama yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam UPPKS diKecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Partisipasi masyarakat dalampenelitian ini dilihat dari empat tahapan yaitu partisipasi dalam perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yangdigunakan meliputi kata-kata dan tindakan serta sumber tertulis. Metodepenarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi/ pengamatan dandokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data/ sumber.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalamUPPKS dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi secara langsungadalah pada tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil. Partisipasitidak langsung adalah pada tahapan pemantauan dan evaluasi. Faktor pendorongyang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam UPPKS adalah kemudahanakses informasi, kesempatan untuk mengelola modal, serta pembinaan dariberbagai pihak yang mampu menumbuhkan semangat kebersamaan dankewirausahaan anggota. Faktor penghambat partisipasi masyarakat dalam UPPKSadalah keterbatasan modal usaha, tingkat pendidikan rendah yang dimiliki olehsebagian besar anggota kelompok mengakibatkan partisipasi masyarakat menjadikurang efektif pada manajemen administrasi dan kelompok belum melakukanpergantian pengurus sehingga partisipasi para anggota dalam kelembagaanmenjadi kurang merata.Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, UPPKS, Kesejahteraan Masyarakat

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

Shinta Yunida Ningrum. D0108102. Community Participation in the FamilyWelfare Program (Program Usaha Peningkatan Pendapatan KeluargaSejahtera –UPPKS-) ( A Qualitative Descriptive Study in Bringin Sub-district, Semarang Regency). Thesis. Department of Administrative Science.Faculty of Social and Political Sciences. Universitas Sebelas Maret.Surakarta. 2012. 99 pages.

The Family Welfare Program (known as Usaha Peningkatan PendapatanKeluarga Sejahtera -UPPKS-) is one of the Indonesian program to enhance familywelfare and stability. Family welfare will lead to community welfare as the maingoal of UPPKS and therefore its requires the community involvement. Thepurpose of the research is to explore the level of community participation in theprogram of UPPKS in Bringin Sub-District, Semarang Regency. The level ofparticipation i.e. planning, implementation, monitoring and evaluation, andutilization of the results.

This research is a descriptive qualitative research type. Data sourcesincluded primary words and actions as well as written sources. The samplingmethod used is purposive sampling. Techniques of data collection performed areinterview, observation and documentation. The validity of the data is done usingthe technique of triangulation of data resource. The data was analyzed usinginteractive model of data analysis.

The results of this study indicate that community participation in theUPPKS program was found both directly and indirectly. The direct involvementand the participation of the community was found in the stages of planning,implementation and utilization of the results. The indirect participation was in thestage of monitoring and evaluation. The push factors of community participationin the UPPKS program include the easy access to information, opportunities formanaging capital, as well as the development of the various parties are able tofoster a spirit of togetherness and entrepreneurial members. The factors inhibitingthe community participation in the UPPKS program are limited capital, low leveleducation of most members of the group that also causing less effective publicparticipation in the management of the administration, as well as the late turn outof the board that also closing less participation of the members.

Keywords: Community participation, UPPKS, The Welfare of Society

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu hal yang

sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia, tidak dapat dipungkiri lagi

bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis

kemiskinan. Secara nasional jumlah penduduk miskin yang masih hidup

dibawah garis kemiskinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1Jumlah Penduduk Miskin IndonesiaTahun 2009-2011

No TahunJumlah

Penduduk(dalam juta jiwa)

Persentase(%)

1 2009 32,53 14,152 2010 31,02 13,333 2011 30,02 12,49

(Sumber: www.setkab.go.id)

Pada tabel 1.1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk

miskin pada tahun 2009 dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada

tahun 2010 berkurang sebanyak 1,51 juta orang atau sekitar 0,82%, dan pada

tahun berikutnya jumlah penduduk miskin di Indonesia juga mengalami

penurunan yaitu ± 1 juta jiwa atau sekitar 0,84%. Agar penurunan angka

kemiskinan semakin signifikan, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

perlu diwujudkan melalui pembangunan di seluruh aspek kehidupan.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia. Dalam menanggapi hal tersebut, dibutuhkan adanya

kebijakan yang berpihak kepada rakyat agar masalah kemiskinan tidak semakin

meningkat dan berkelanjutan. Penduduk sebagai modal dasar dan faktor

dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan

berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan

pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal

antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung

lingkungan yang berakibat pada rendahnya kesejahteraan masyarakat.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat menjadi bagian penting

dalam pembangunan nasional yaitu dalam pembangunan keluarga.

Bertambahnya jumlah keluarga dengan tingkat kehidupan yang lebih baik akan

memperkuat ketahanan keluarga dimana keluarga sebagai unit sosial terkecil

dalam masyarakat memegang peranan yang penting sebagai aset bangsa. Hal

tersebut sesuai dengan UU No 52 Tahun 2009 Pasal 47 (Ayat 1 dan 2),

kebijakan pembangunan keluarga ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah

daerah melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, dimana

kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat

melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Keluarga bukan hanya sekedar

menjadi sasaran pembangunan, tetapi merupakan subyek (pelaku) bagi

pembangunan serta memperkaya pembangunan bangsa dan negara.

Pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pemberdayaan masyarakat,

karena pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat utama serta dapat

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu

keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis (Mardikanto,

2010).

Dalam rangka mewujudkan pembangunan keluarga yang berkelanjutan,

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan berperan serta

dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan

dalam program pemberdayaan ekonomi keluarga. Pada awalnya program ini

dikenal dengan program Income Generating Activities (kegiatan peningkatan

pendapatan) dan kemudian disempurnakan menjadi program pemberdayaan

ekonomi keluarga melalui Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS). Dalam program ini, Badan Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan bertanggung jawab dalam hal pendampingan di dalam

perencanaan usaha sampai dengan pemantauan atau evaluasi.

Upaya pemberdayaan keluarga pada dasarnya merupakan upaya untuk

mendorong dan memacu keluarga-keluarga untuk meningkatkan ketahanan

keluarga menjadi keluarga yang berpotensi, mandiri dan produktif sebagai

dasar mewujudkan keluarga yang berkualitas serta dapat hidup dengan layak

dan sejahtera. Pemberdayaan keluarga dibidang ekonomi dilaksanakan melalui

penumbuhan minat serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan usaha

sebagai suatu proses belajar dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga

melalui wadah kelompok usaha ekonomi produktif yaitu kelompok usaha

peningkatan pendapatan keluarga (UPPKS).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

UPPKS merupakan bagian dari peningkatan kualitas karena pada

dasarnya grand design pembangunan kependudukan mengacu kepada tiga pilar

yaitu pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, dan pengarahan mobilitas

(www.padangekspres.co.id). Pemberdayaan ekonomi keluarga melalui

kelompok UPPKS sebagai sarana peningkatan kualitas dilaksanakan di seluruh

Kabupaten/Kota di Indonesia agar tercapai pemerataan kesejahteraan di seluruh

wilayah Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Semarang sebagai salah satu kabupaten yang

melaksanakan pemberdayaan ekonomi keluarga berusaha untuk terus

mengembangkan program tersebut, dikarenakan masih tingginya jumlah

Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang tergabung dalam

kelompok UPPKS di kabupaten Semarang. Tingginya Keluarga Pra-Sejahtera

dan Keluarga Sejahtera I dapat dilihat melalui data dibawah ini :

Tabel 1.2Tahapan Keluarga Sejahtera pada Kelompok UPPKS di

Kabupaten Semarang Tahun 2011

No KecamatanJumlahKelom-

pok

Anggota Tahapan Keluarga Sejahtera

L PKPS KS I KS II KS III

L P L P L P L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 GETASAN 171 0 4576 0 2043 0 1397 0 723 0 4132 TENGARAN 58 8 1157 0 523 0 389 8 245 0 03 SUSUKAN 24 0 434 0 205 0 123 0 76 0 304 SURUH 38 0 697 0 337 0 182 0 108 0 705 PABELAN 81 0 2243 0 939 0 658 0 412 0 2346 TUNTANG 103 0 1217 0 554 0 353 0 203 0 1077 BANYUBIRU 52 0 1274 0 513 0 305 0 456 0 08 JAMBU 18 0 345 0 146 0 112 0 54 0 339 SUMOWONO 113 20 3136 5 1364 5 885 5 568 5 31910 AMBARAWA 74 1 2461 0 1185 1 1119 0 157 0 011 BAWEN 65 0 1170 0 577 0 355 0 167 0 7112 BRINGIN 127 0 3004 0 1395 0 932 0 422 0 255

Bersambung…

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Lanjutan…1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1313 BERGAS 86 0 1972 0 888 0 612 0 302 0 17014 PRINGAPUS 24 0 315 0 129 0 92 0 55 0 3915 BANCAK 70 0 1244 0 509 0 547 0 188 0 016 KALIWUNGU 274 0 5037 0 2174 0 1551 0 812 0 50017 UNGARAN BRT 64 0 981 0 474 0 307 0 193 0 718 UNGARAN TMR 54 0 710 0 350 0 215 0 142 0 319 BANDUNGAN 76 0 2728 0 2223 0 419 0 86 0 0

JUMLAH 1577 29 34701 5 16523 6 10559 13 5369 5 2356(Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang)*Keterangan:L : Laki-lakiP : Perempuan

Berdasarkan data pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah Keluarga

Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I lebih tinggi apabila dibandingkan

dengan jumlah Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III yang

tergabung dalam kelompok UPPKS, sehingga melalui upaya pemberdayaan

keluarga di bidang ekonomi, diharapkan Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga

Sejahtera I dapat memanfaatkan peluang usaha yang ada dalam rangka

pembelajaran usaha ekonomi produktif agar dapat meningkatkan penghasilan

mereka dan kesejahteraan mereka pun dapat ikut meningkat serta dapat setara

dengan keluarga lainnya.

Program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS)

telah dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh kecamatan yang berada di

wilayah Kabupaten Semarang dan sebagian besar mengalami pertambahan

jumlah kelompok pada setiap tahunnya. Namun, terdapat beberapa kecamatan

yang mengalami penurunan jumlah kelompok dari tahun 2009 sampai dengan

2011 yaitu Kecamatan Susukan, Kecamatan Sumowono dan Kecamatan

Ambarawa. Berbeda halnya dengan ketiga kecamatan tersebut, jumlah

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Kelompok UPPKS di Kecamatan Bringin mengalami peningkatan pada Tahun

2009 dan jumlahnya tetap pada tahun 2010, selain itu jumlah anggotanya pun

selalu mengalami kenaikan pada setiap tahunnya yaitu Tahun 2009 sebanyak

1311 anggota, kemudian pada Tahun 2010 mengalami penambahan anggota

sebanyak 338 anggota dan pada Tahun 2011 juga mengalami penambahan

anggota dari tahun sebelumnya sebanyak 1314 anggota. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini:

Tabel 1.3Rata-rata Jumlah Kelompok UPPKS Kabupaten Semarang

(2009-2011)

(Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan KabupatenSemarang)

Kelompok-kelompok UPPKS yang berada di Kecamatan Bringin

umumnya mengalami kendala pada pemanfaatan teknologi yang belum

No KecamatanJumlah Kelompok

UPPKSJumlah AnggotaUPPKS (Jiwa)

Rata-rata JumlahAnggota

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 20111 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 GETASAN 166 166 166 7155 6201 6201 43 37 372 TENGARAN 106 107 107 4071 4071 2463 38 38 233 SUSUKAN 209 163 163 4784 3780 3780 23 23 234 SURUH 65 71 71 2587 2551 2620 54 36 375 PABELAN 78 78 78 1827 1827 3163 23 23 416 TUNTANG 105 105 105 2825 2449 3275 27 23 317 BANYUBIRU 28 42 43 1046 1297 1335 37 31 318 JAMBU 18 18 18 250 250 382 14 14 219 SUMOWONO 136 59 67 4174 4174 4254 31 71 63

10 AMBARAWA 77 70 70 4225 2462 2445 55 35 3511 BAWEN 9 65 65 294 1302 1308 33 20 2012 BRINGIN 59 88 88 1311 1649 2963 22 19 3413 BERGAS 81 83 83 1660 2239 2239 20 27 27

14UNGARANBRT

24 58 58 337 1249 126314 22 22

15UNGARANTMR

54 54 54 1826 1826 182634 34 34

16 PRINGAPUS 11 22 25 187 321 356 17 15 1417 BANCAK 73 73 73 1679 1701 1715 23 23 2318 KALIWUNGU 262 262 262 6177 6117 617 23 23 219 BANDUNGAN 80 80 84 4588 4588 4588 33 57 55

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

optimal, masih rendahnya kualitas produksi serta keterbatasan modal. Oleh

karena itu, studi kasus dalam penelitian akan difokuskan pada Kelompok

UPPKS Wijaya Kusuma di Desa Sendang, Kelompok UPPKS Dahlia di Desa

Gogodalem, serta Kelompok UPPKS Nurul Hikmah di Desa Sambirejo. Hal

tersebut dikarenakan bahwa ketiga kelompok tersebut mampu

merepresentasikan keadaan kelompok-kelompok UPPKS yang berada di

Kecamatan Bringin. Ketiga kelompok tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4 di

bawah ini:

Tabel 1.4Kelompok UPPKS Unggulan di Kecamatan Bringin Tahun 2012

NoNama

Kelompok

NamaKetua

Kelompok

JumlahKelompok

StrataKelompok

Jenis Usaha Jenis Produk

1WijayaKusuma

Niniek SriLestari, ST

14 MandiriPerdagangan/Industri

AnekaOlahan JamurTiram

2 Dahlia Suwarni 10 BerkembangPerdagangan/Industri

Kasur,bantal,guling

3NurulHikmah

Isti Fadah 13 BerkembangPerdagangan/Industri

Anekakeripik

(Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang)

Berdasarkan data pada tabel 1.4, ketiga kelompok UPPKS lebih

memusatkan jenis usahanya pada sektor perdagangan karena lebih banyak

mendatangkan keuntungan sehingga keuntungan tersebut dapat digunakan

untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Pada umumnya bantuan

modal yang diterima oleh kelompok UPPKS berasal dari Asosiasi Kelompok

UPPKS (AKU) dalam bentuk dana bergulir, sehingga diharapkan Kelompok

UPPKS mampu memacu anggotanya agar dapat mandiri dalam memenuhi

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kebutuhan hidupnya dengan cara aktif dalam menjalankan jenis usaha yang

dipilih.

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma dinilai sukses dalam budidaya jamur

tiram dan secara bertahap kelompok ini telah berkembang dan sudah

mempunyai koperasi. Pada Bulan Februari 2011, kelompok ini meraih Juara

Teladan I dalam Lomba UPPKS Tingkat Kabupaten Semarang dan Juara

Teladan III Tingkat Provinsi Jawa Tengah (pelitaonline.com). Sehingga

kelompok ini dapat dijadikan sebagai kelompok percontohan bagi kelompok

UPPKS lainnya di Kabupaten Semarang.

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma terbentuk karena adanya

keprihatinan para petani padi dan tanaman sawah yang mengalami gagal panen

yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Semarang akibat serangan hama

tikus. Selain itu, dibentuknya Kelompok UPPKS yang beranggotakan 14 orang

ini juga ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup serta kemandirian keluarga

dan masyarakat.

Dengan adanya perkembangan usaha, maka kemudian dibentuklah

koperasi serba usaha milik Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma. Koperasi serba

usaha tersebut terbentuk pada bulan Januari 2011 yang dihadiri oleh Dinas

Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang. Dalam melaksanakan

kegiatannya, adapun modal usaha berasal dari pinjaman modal yang diberikan

oleh AKU (Asosiasi Kelompok UPPKS) sebesar Rp5 juta untuk pengadaan

outlet jamur crispy sebanyak dua unit. Selain mendapatkan bantuan pinjaman

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

modal dari Asosiasi Kelompok UPPKS, pemerintah melalui BKKBN

Kabupaten Semarang juga memberikan bantuan Alat Teknologi Tepat Guna

(ATTG) berupa Kompor Gas yang diharapkan dapat menunjang

pengembangan usaha sehingga pendapatan dan kesejahteraan kelompok dapat

ditingkatkan.

Kelompok Nurul Hikmah merupakan kelompok UPPKS yang bergerak

pada jenis usaha perdagangan dengan hasil produksi berupa aneka keripik,

seperti keripik pisang, keripik singkong, dan lain-lain. Kelompok tersebut

merupakan salah satu kelompok unggulan karena sudah memiliki struktur

keanggotaan yang jelas dengan jumlah anggota sebanyak 10 orang.

Kelompok Dahlia yang terletak di Desa Gogodalem bergerak pada jenis

usaha perdagangan dengan hasil produksi berupa kasur, bantal dan guling.

Produk tersebut dipilih karena bahan baku pembuatan bantal, kasur dan guling

banyak tersedia di Desa Sambirejo. Modal usaha dalam proses produksi

didapatkan dari Badan KB dan PP Kabupaten Semarang serta dari iuran para

anggota. Kelompok UPPKS dengan jumlah anggota sebanyak 10 orang ini

telah mampu memasarkan produknya sampai ke luar daerah Kecamatan

Bringin, sehingga keuntungan yang didapatkan pun dapat ikut mensejahterakan

para anggotanya.

Kelompok-kelompok UPPKS dalam menjalankan kegiatannya

membutuhkan keterlibatan masyarakat sehingga menghasilkan peningkatan

pendapatan sebagai syarat tercapainya peningkatan kesejahteraan. Keterlibatan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

masyarakat tersebut diwujudkan melalui partisipasi masyarakat dalam

kegiatan-kegiatan kelompok UPPKS. Sehubungan dengan hal tersebut maka

peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana partisipasi masyarakat di

Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang dalam program usaha peningkatan

pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS), mengingat bahwa dengan adanya

UPPKS dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di Kecamatan Bringin,

Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan

pendapatan keluarga sejahtera Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan pendorong

partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam program usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kecamatan Bringin,

Kabupaten Semarang.

2. Sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Penelitian ini memberi masukan dan memperluas cakrawala pandang bagi

ilmu pengetahuan mengenai partisipasi masyarakat dalam program usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahtera.

2. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis,

pembaca serta pihak-pihak yang terkait dalam masalah penelitian tentang

partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Partisipasi masyarakat

Mardikanto (2010: 72) menjelaskan bahwa pada kegiatan

pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari

kesadaran dan kepedulian serta tanggungjawab masyarakat terhadap

pentingnya pembangunan yang betujuan untuk memperbaiki mutu hidup

mereka. Artinya melalui partisipasi yang diberikan, berarti benar-benar

menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh (aparat) pemerintah sendiri, tetapi juga

menuntut keterlibatan masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya.

Istilah partisipasi dan partisipatoris menurut Mikkelsen (dalam

Rukminto Adi, 2008: 106-107) adalah sebagai berikut:

a. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatuproyek (pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam prosespengambilan keputusan (participation is the voluntary contribution bypeople in projects, but without their taking part in decision-making).

b. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih pekadalam rangka menerima dan merespons berbagai proyekpembangunan (participation is the sensitization of people to increasetheir receptivy and ability to respons to development project).

c. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orangataupun kelompok yang sedang ditanyakan mengambil inisiatif danmempunyai otonomi untuk melakukan hal itu (participation is anactive process, meaning that the person or group in question takesinitiative and assets the autonomy to do so).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

d. Partisipasi adalah proses menjembatani dialog antara komunitas lokaldan pihak penyelenggara proyek dalam rangka persiapan,pengimplementasian, pemantauan dan pengevaluasian staf agar dapatmemperoleh informasi tentang konteks sosial ataupun dampak sosialproyek terhadap masyarakat (participation is the fostering of adialogue between the local people and the project or programmepreparation, implementation, monitoring and evaluation staff in orderto obtain information on the local context and on social impact).

e. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalamperubahan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat (participation isthe voluntary involvement of people in self-determined change).

f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunanlingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri (participation isinvolvement in people’s development of themselves, their lives, theirenvironment).

Dari definisi yang telah dijelaskan oleh Mikkelsen tersebut,

Rukminto Adi (2008: 111) memberikan kesimpulan sebagai berikut:

“Partisipasi masyarakat adalah adanya keikutsertaan ataupunketerlibatan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah,pengidentifikasian potensi yang ada di masyarakat, pemilihan danpengambilan keputusan alternatif solusi penanganan masalah,pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan juga keterlibatanmasyarakat dalam proses pengevaluasi perubahan yang terjadi”.

Slamet (1993:32) menjelaskan bahwa makna partisipasi masyaakat

dalam pengertian pembangunan adalah partisipasi masyarakat sebagai

rumusan akhir atau tujuan, partisipasi masyarakat sebagai proses yang

pasif dan partisipasi masyarakat sebagai proses yang aktif. Hal tersebut

sesuai dengan tabel 2.3 di bawah ini:

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 2.1Makna Partisipasi Masyarakat dalam Pengertian Pembangunan

PartisipasiMasyarakat

SebagaiPerbaikan Kesejahteraan Perbaikan Hubungan Sosial

1 2 3

Rumusanakhir atau tujuan

Pembagian output materiil danpembangunan

Penerimaan keuntungan darihubungan sosial yang lebih baik

(misalnya kesempatan yangsama tidak adanya diskriminasi)

Proses yang pasifSumbangan terhadap produksi(misalnya bekerja,menanam

modal, menabung)

Sumbangan bagi hubungansosial yang lebih baik (misalnyamenjadi warga negara yang baik)

Proses yang aktifPartisipasi di dalam menentukan

mengalokasikan faktor-faktorproduksi

Partisipasi di dalam memutuskanpenentuan nilai-nilai dan tentang

pem-bagian keuntungan(Sumber : Slamet, 1993:32)

Dalam Australian Journal of Public Administration (Vol. 61, No.

1, 14-29 : 2002) dengan judul Mapping Public Participation in Policy

Choice, Bhisop mengungkapkan:

“Participation is the expectation that citizens have a voice in policychoices. Such participation takes many forms, from communitymeetings to citizen advisory committees, administrative law and,more recently, the idea of citizens as customers. Whatever theform, though, the idea of participation rests always on a sharing ofpower between the governed and the government.”

Menurut pendapat Bhisop di atas, partisipasi merupakan harapan

bagi warga negara untuk menyampaikan suaranya dalam kebijakan yang

memiliki banyak bentuk. Apapun bentuknya, gagasan mengenai

partisipasi selalu bertumpu pada pembagian kekuasaan antara yang

diperintah dengan yang memerintah.

Menurut Dusseldorp (dalam Slamet, 1993:10-21), klasifikasi

partisipasi didasarkan pada sembilan dasar yaitu sebagai berikut :

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada derajat kesukarelaan

Terdiri dari partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa,

partisipasi disebut sebagai partisipasi bebas apabila seorang individu

melibatkan dirinya secara sukarela di dalam suatu kegiatan tertentu.

Partisipasi bebas dibagi menjadi 2 (dua) sub kategori, yaitu partisipasi

spontan dan partisipasi terbujuk. Partisipasi spontan terjadi apabila

seorang individu mulai berpartisipasi berdasarkan pada keyakinan

tanpa dipengaruhi melalui penyuluhan atau ajakan oleh lembaga-

lembaga atau oleh orang lain. Sedangkan partisipasi terbujuk terjadi

bila seseorang individu mulai berpartisipasi setelah diyakinkan

melalui program penyuluhan atau oleh pengaruh lain sehingga

berpartisipasi secara suakrela di dalam aktivitas kelompok tertentu.

Partisipasi terpaksa dapat terjadi dalam berbagai cara yaitu partisipasi

terpaksa oleh hukum dan partisipasi terpaksa karena keadaan sosial

ekonomi.

b. Penggolongan partisipasi berdasarkan cara keterlibatan

Dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu partisipasi langsung dan

partisipasi tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila orang

itu menampilkan kegiatan tertentu di dalam proses partisipasi.

Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi bila seseorang

mendelegasikan hak partisipasi.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada keterlibatan di dalam

berbagai tahap dalam proses pembangunan terencana

Terdapat 6 (enam) langkah menurut penggolongan ini, yaitu

perumusan tujuan, penelitian, persiapan rencana, penerimaan rencana,

pelaksanaan, dan penilaian. Apabila seseorang baik secara langsung

maupun tidak langsung terlibat didalam seluruh 6 (enam) tahap dari

proses pembangunan terencana maka disebut sebagai partisipasi

lengkap. Sedangkan apabila seseorang baik secara langsung maupun

tidak langsung tidak terlibat dalam seluruh 6 (enam) tahap tersebut

maka disebut sebagai partisipasi sebagian.

d. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada tingkatan organisasi

Penggolongan ini dibagi menjadi partisipasi yang terorganisasi

dan partisipasi yang tidak terorganisasi. Partisipasi yang terorganisasi

terjadi bila suatu struktur organisasi dan seperangkat tata kerja

dikembangkan atau sedang dalam proses penyiapan. Partisipasi yang

tidak terorganisasi terjadi apabila orang-orang berpartisipasi hanya

dalam tempo jarang yang umumnya karena keadaan darurat.

e. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan frekuensi

kegiatan

Partisipasi intensif terjadi apabila terdapat frekuensi aktivitas

partisipasi yang tinggi. Partisipasi ekstensif terjadi bila pertemuan-

pertemuan diselenggarakan secara tidak teratur dan kegiatan-kegiatan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

atau kejadian-kejadian yang membutuhkan partisipasi dalam interval

waktu yang panjang.

f. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada liputan kegiatan

Partisipasi tak terbatas yaitu apabila seluruh kekuatan yang

mempengaruhi komunitas tertentu dapat diawasi oleh dan dijadikan

sasaran kegiatan yang membutuhkan partisipasi anggota komunitas

tersebut. Partisipasi terbatas terjadi apabila hanya sebagian kegiatan

sosial, politik, administratif dan lingkungan fisik yang dapat

dipengaruhi melalui kegiatan partisipatif.

g. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada efektifitas

Partisipasi ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu partisipasi

efektif dan partisipasi tidak efektif. Partisipasi efektif yaitu kegiatan-

kegiatan partisipatif yang telah mewujudkan seluruh tujuan yang

mengusahakan partisipasi. Sedangkan partisipasi tidak efektif terjadi

apabila tidak satupun atau sejumlah kecil saja dari tujuan-tujuan

aktivitas partisipatif yang dicanangkan terwujud.

h. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada siapa yang terlibat

Orang-orang yang dapat berpartisipasi dapat dibedakan sebagai

berikut:

1) Anggota masyarakat setempat

2) Pegawai pemerintah

3) Orang-orang luar

4) Wakil-wakil masyarakat yang terpilih.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

i. Pengelompokkan berdasarkan pada gaya partisipasi

Terdapat 3 (tiga) model praktek organisasi masyarakat, dimana

setiap model memiliki perbedaan tujuan-tujuan yang dikejar dan

perbedaan dalam gaya partisipasi.

1) Pembangunan lokalitas, tujuan utama partisipasi adalah

melibatkan orang-orang di dalam pembangunan mereka sendiri

dan dengan cara ini menumbuhkan energi sosial yang dapat

mengarah pada kegiatan menolong diri sendiri.

2) Perencanaan sosial, tujuan utama dari melibatkan orang-orang

adalah untuk mencocokkan kebutuhan yang dirasakan dan

membuat program lebih efektif.

3) Aksi sosial (social action), tujuan utama dari tipe partisipasi ini

adalah memindahkan hubungan-hubungan kekuasaan dan

pencapaian terhadap sumber-sumber.

Wilcox (dalam Mardikanto, 2010: 99-100), membedakan level

partisipasi masyarakat menjadi lima jenis yaitu:

a. Pemberian informasi;

b. Konsultasi (Consultation), yaitu menawarkan pendapat, sebagai

pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak

terlibat dalam implementasi dan gagasan tersebut;

c. Pembuatan keputusan bersama (Deciding together), dalam arti

memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan,

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

serta mengembangkan peluang yang diperlukan guna

pengambilan keputusan;

d. Melakukan tindakan bersama (Acting together), dalam arti tidak

sekadar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat

dan menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya;

e. Memberikan dukungan (Supporting independent community)

dimana kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan,

nasehat dan dukungan lain untuk mengembangkan agenda

kegiatan.

Pernyataan Wilcox (dalam Mardikanto, 2010) tersebut secara rinci

dapat dilihat dalam gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.1Jenjang Tingkat Partisipasi

(Sumber : Wilcox dalam Mardikanto, 2010: 99)

Supporting

Acting together

Deciding together

Consultation

Information

substansial

Participation

Deg

ree

of

cont

rol

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Arstein (dalam Dwiyanto, 2006:189) menjelaskan bahwa di dalam

partisipasi terdapat tiga tingkatan yaitu kontrol oleh warga Negara,

pendelegasian wewenang, kemitraan, konsesi, konsultasi, pemberian

informasi, terapi dan manipulasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar

2.5 di bawah ini:

Gambar 2.2Delapan Tangga Partisipasi

(Sumber : Arstein dalam Dwiyanto, 2006: 189)

Mengenai bentuk partisipasi, Moynihan (dalam Dwiyanto,

2006:188) membagi partisipasi menjadi tiga jenis yaitu partisipasi palsu,

parsial, dan penuh. Hal tersebut sesuai dengan tabel 2.4 di bawah ini:

Tabel 2.2Tipologi Partisipasi Publik Berdasarkan Jenis Partisipasi dan Tingkat

Keterwakilan

JenisPartisipasi

Tingkat KeterwakilanSempit Luas

1 2 3

Palsu

Keputusan: kurang transparan, dibuatoleh pejabat public

Keputusan: dibuat oleh pejabatpublik

Partisipasi: simbolik, hanya segelintirorang yang terlibat

Partisipasi: simbolik, meskipunmelibatkan berbagai kelompok yang

ada dalam masyarakatBersambung…

1. Kontrol oleh warga Negara Masyarakat punyakewenangan penuh/partisipasi penuh

2. Pendelegasian wewenang3. kemitraan4. konsesi Partisipasi simbolik5. konsultasi6. pemberian informasi7. terapi Tidak ada partisipasi8. manipulasi

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Lanjutan…1 2 3

Parsial

Keputusan: dibuat oleh sekelompokelit pemerintah dengan

mempertimbangkan masukan darikelompok kepentingan yang terbatas

Keputusan: dibuat oleh pejabatpemerintah dengan pengaruh yang

sangat sedikit dari partisipasimasyarakat

Partisipasi: hanya melibatkankelompok kepentingan yang

memiliki pengaruh, sedang-kansebagian besar masyara-kat tidak

mempunyai ke-sempatan sama sekali

Partisipasi: melibatkan berbagaikelompok kepentingan namun

peluang berpartisipasi disediakandalam sesi yang sangat terbatas

Penuh

Keputusan: dibuat oleh pejabatpemerintah dan kelompokkepentingan yang terpilih

Keputusan: dibuat oleh pejabatpemerintah dengan pengaruh yang

sangat kuat dari partisipasimasyarakat

Partisipasi: melibatkan kelompokkepentingan yang mempunyai

pengaruh, namun sebagian besarwarga Negara tetap kurang memiliki

kesempatan

Partisipasi: masyarakat luas terlibatdiskusi yang cukup intensif dengan

pemerintah

(Sumber: Moynihan dalam Dwiyanto, 2006:188)

Berbeda halnya dengan Moynihan (dalam Dwiyanto, 2006),

Mardikanto (2010: 102-103) membagi partisipasi ke dalam tujuh bentuk.

Ketujuh bentuk partisipasi tersebut adalah partisipasi pasif atau

manipulatif, partisipasi informatif, partisipasi konsultatif, partisipasi

intensif, partisipasi fungsional, partisipasi interaktif, serta partisipasi

mobilization (mandiri). Bentuk-bentuk partisipasi beserta karakteristiknya

adalah sebagai berikut:

Tabel. 2.3Tipologi Partisipasi

No Tipologi Karakteristik1 2 3

1.PartisipasiPasif atau

Manipulatif

Masyarakat diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tanpa memperhatikan

tanggapan masyarakat Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar

kelompok sasaranBersambung…

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Lanjutan…1 2 3

2.PartisipasiInformatif

Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian Masyarakat tidak diberi kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi

proses penelitian Akurasi hasil penelitiann tidak dibahas bersama masyarakat

3.PartisipasiKonsultatif

Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi Orang luar mendengarkan, menganalisis masalah dan pemecahannya Tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama Para professional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan Masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti

4.Partisipasi

Insentif

Masyarakat memberikan jasanya untuk memperoleh imbalan berupainsentif/upah

Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimenyang dilakukan

Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatansetelah insentif dihentikan

5.PartisipasiFungsional

Masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan

utama yang disepakati Pada tahap awal, masyarakat tergantung kepada pihak luar, tetapi secara

bertahap menunjukkan kemandiriannya

6.PartisipasiInteraktif

Masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan danpembentukan atau penguatan kelembagaan

Cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari keragamanperspektif dalam proses belajar yang teratur dan sistemastis

Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas (pelaksanaan)keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhanproses kegiatan

7.Partisipasi

Mobilization(mandiri)

Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhioleh pihak luar) untuk mengubah system atau nilai-nilai yang merekamiliki

Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untukmendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang diperlukan

Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang adadan atau digunakan

(Sumber: Mardikanto, 2010: 102-103)

Slamet (1993: 23-28) mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga)

tahapan dalam partisipasi yaitu:

a. Partisipasi dalam perencanaan

Keterlibatan seseorang dalam perencanaan pembangunan

sekaligus membawa dalam proses pembentukan keputusan, mencakup

empat tingkatan. Tingkatan yang pertama adalah mendefinisikan

situasi yang menghendaki adanya keputusan. Kedua, memilih

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

alternatif yang cocok untuk dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi.

Ketiga, menentukan cara terbaik agar keputusan yang telah dibuat

dapat dilaksanakan. Dengan demikian dalam tahapan ketiga ini

merupakan jabaran rencana, operasionalisasi rencana, serta

mengevaluasi akibat apa saja yang timbul sebagai akibat dari pilihan

keputusan itu.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, pengukuran bertitik tolak pada sejauh

mana masyarakat secara nyata terlibat dalam aktifitas-aktifitas riil

yang merupakan perwujudan program-program yang telah digariskan

di dalam kegiatan-kegiatan fisik.

c. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil

Pada tahap pemanfaatan adalah partisipasi masyarakat di dalam

fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil kegiatan pembangunan.

Tahapan partisipasi yang diungkapkan oleh Slamet (1993) tersebut

memiliki kesamaan dengan tahapan kegiatan partisipasi dari Mardikanto

(2010:95-97), yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Yaitu menumbuhkan partisipasi masyarakat melalui forum

yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di

dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program

pembangunan di wilayah lokal (setempat).

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Yaitu pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga

kerja dan uang tunai yang sepadan dengan manfaat yang akan

diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan.

c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan

Yaitu partisipasi dilakukan agar tujuan kegiatan dapat dicapai

seperti yang diharapkan, dan juga diperlukan untuk memperoleh

umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul

dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan.

d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

Tujuan dari partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

adalah untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak, dengan

memanfaatkan hasil maka akan merangsang kemauan dan

kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap

program pembangunan yang akan datang.

Sedangkan untuk mengukur tingkatan partisipasi, menurut Stuart

Chapin (dalam Y. Slamet: 1933: 82) ada tiga ukuran partisipasi yaitu:

kehadiran, keanggotaan di dalam kepengurusan, dukungan-dukungan

yang diberikan.

Menurut Slamet dalam Mardikanto (2010: 105-109), untuk

menumbuhkan partisipasi menjadi sebuah tindakan, diperlukan adanya 3

(tiga) prasyarat penting yang menyangkut kemauan, kemampuan dan

kesempatan untuk berpartisipasi.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Kesempatan

Berbagai kesempatan untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh:

1) Kemauan politik dari penguasa atau pemerintah untuk melibatkan

masyarakat dalam pembangunan

2) Kesempatan untuk memperoleh informasi

3) Kesempatan untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya

4) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi tepat

guna

5) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk memperoleh dan

menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan yang

harus dilaksanakan

6) Kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan yang mampu

menumbuhkan, menggerakkan dan mengembangkan serta

memelihara partisipasi masyarakat.

b. Kemampuan

Bahwa dengan adanya kesempatan-kesempatan yang

disediakan atau ditumbuhkan untuk menggerakkan partisipasi

masyarakat, akan tidak banyak berarti jika masyarakatnya tidak

memiliki kemampuan untuk berpartisipasi. Kemampuan yang

dibutuhkan agar dapat berpartisipasi dengan baik adalah sebagai

berikut:

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1) Kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-

kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang peluang

untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya).

2) Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan, yang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang

dimiliki.

3) Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi denagn

menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang) lain yang

tersedia secara optimal.

c. Kemauan

Secara psikologis kemauan berpartisipasi muncul oleh adanya

motif intrinsik (berasal dari dalam diri sendiri) maupun ekstrinsik

(muncul karena adanya rangsangan, dorongan atau tekanan dari pihak

luar). Agar kemauan berpartisipasi dapat tumbuh dan berkembang,

maka diperlukan adanya:

1) Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang menghambat

pembangunan.

2) Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan pada

umumnya.

3) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak cepat

puas diri.

4) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah dan

tercapainya tujuan pembangunan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk

memperbaiki mutu hidupnya.

Suatu kegiatan pembangunan tidak dapat berjalan sesuai dengan

apa yang diharapkan tanpa adanya keterlibatan dan dukungan dari

masyarakat. Keberhasilan dari usaha-usaha pembangunan yang

menyangkut kepentingan masyarakat tersebut, tergantung pada kesediaan

masyarakat untuk secara bersama-sama terlibat dalam seluruh proses

pembangunan. Pembangunan tersebut tidak jarang menemui hambatan,

kurang bermanfaat, bahkan mengalami kegagalan. Hal itu disebabkan

oleh adanya kekurangtahuan masyarakat akan manfaat yang dihasilkan

dari setiap kegiatan pembangunan yang ada. Adanya kekurangtahuan

tersebut menyebabkan sebagian dari masyarakat menjadi acuh tak acuh

pada setiap kegiatan pembangunan sehingga mereka pun tidak mau ikut

berpartisipasi. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk

menggugah dan membangkitkan masyarakat untuk merasa ikut memiliki,

melestarikan dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan terlebih lagi

ikut berpartisipasi dalam proses pelaksanaannya.

Dalam penelitian ini partisipasi yang akan dibahas adalah

partisipasi dalam bidang pembangunan, lebih tepatnya adalah partisipasi

dalam kegiatan-kegiatan program usaha peningkatan pendapatan keluarga

sejahtera. Partisipasi masyarakat dilihat melalui berbagai tahapan yaitu

partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan

kegiatan, partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi serta partisipasi

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dalam pemanfaatan hasil. Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk

partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera, peneliti menggunakan pendapat dari Dusseldrop

(dalam Slamet, 1993: 10-21) yang menggolongkan partisipasi

berdasarkan cara keterlibatannya. Penggolongan partisipasi berdasarkan

cara keterlibatannya tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu

partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung.

2. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS)

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) adalah wadah pemberdayaan keluarga dibidang usaha dan

tenaga terampil yang anggotanya terdiri dari Keluarga Pra Sejahtera,

Keluarga Sejahtera I, dan Keluarga Sejahtera II ke atas, yang diutamakan

ibu-ibu/wanita yang berstatus pasangan usia subur (PUS) dalam

mendukung pelembagaan dan pembudayaan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera (BKKBN, 2008: 9).

Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) adalah sekumpulan keluarga yang saling berinteraksi terdiri

dari berbagai tahapan keluarga mulai dari Keluarga Pra Sejahtera sampai

dengan Keluarga Sejahtera III Plus serta melakukan berbagai kegiatan

usaha ekonomi produktif (BKKBN, 2007: 10).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan UPPKS adalah

sebagai berikut :

a. Meminimalkan upaya-upaya memberikan bantuan gratis (charity),

dan lebih menekankan pada prinsip-prinsip pemberdayaan melalui

pendidikan dan pembelajaran berwirausaha dengan mengusahakan

perguliran modal yang cepat, mudah, aman dan tidak berbelit-belit

dengan melibatkan sistem lembaga keuangan mikro.

b. Menegakkan dan meningkatkan martabat keluarga miskin, dengan

mempermudah akses terhadap sumber modal, manajemen, teknologi,

informasi usaha. Hal tersebut akan memberikan stimuli dan motivasi

keluarga untuk berwira usaha seperti melatih mengenali

kebutuhanmodal dan belajar disiplin untuk mengembalikan pinjaman

dengan tepat waktu.

c. Pendekatan melalui kelompok, kelompok merupakan shelter

pelindung bagi anggotanya dalam rangka mengatasi hal-hal yang

bersifat resiko. Selain itu kelompok merupakan wadah pembelajaran

guna pengembangan dan pencapaian diri (aktualisasi diri) dalam

meningkatkan kapasitas usaha dan merupakan penyaluran modal

usaha mikro dari berbagai sumber (BKKBN, 2007:6).

UPPKS bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian

keluarga serta masyarakat melalui pemberdayaan keluarga di bidang

ekonomi dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

(BKKBN, 2008: 3).

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam menyelenggarakan usaha ekonomi produktif, kelompok

kegiatan UPPKS harus berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Adanya kepengurusan

b. Terlaksananya pertemuan rutin

c. Melakukan usaha ekonomi produktif

d. Mempunyai administrasi keuangan/pencatatan

e. Anggota ibu-ibu/wanita

f. Berkelompok

g. Tanggungjawab renteng

h. Proses belajar usaha/tenaga terampil (BKKBN, 2008:4)

Proses UPPKS terdiri dari tahapan persiapan dan pelaksanaan.

Dalam tahap persiapan, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

a. Pendataan keluarga, dilakukan oleh PLKB dan institusi masyarakat

seperti PPKBD, Sub PPKBD dan PKK. Data keluarga tersebut

menghasilkan potret keluarga menurut tahapan kesejahteraan

keluarga.

b. Pertemuan/sarasehan, hal yang penting dalam tahap sarasehan adalah

masyarakat dapat merumuskan dan menetapkan sasaran keluarga

miskin oleh mereka sendiri.

Sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari :

a. Penumbuhan dan pengembangan kelompok

Seluruh rangkaian kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga

dilaksanakan melalui kelompok UPPKS. Penumbuhan dan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pengembangan kelompok dilakukan PKB/PLKB berdasarkan hasil

pendataan keluarga di daerah masing-masing serta pedoman maupun

petunjuk berbagai kebijakan tingkat pusat dan provinsi.

b. Pembinaan pengelolaan usaha

Pembinaan pengelolaan usaha merupakan rangkaian proses

mulai dari SDM, kemitraan, jaringan usaha, produksi, permodalan

dan pemasaran yang satu sama lain terkait dalam proses tersebut.

Pembinaan secara khusus dilakukan oleh tingkat pusat dan provinsi,

yang kemudian dijabarkan oleh BKKBN kabupaten/kota. Rangkaian

kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha Kelompok UPPKS,

terdiri dari:

1) Peningkatan sumber daya manusia

Tujuannya adalah mendorong anggota kelompok dapat

mengetahui informasi usaha dan mampu mengakses berbagai

sumber daya ekonomi serta permodalan, manajemen usaha,

teknologi dan pemasaran.

2) Pengembangan kemitraan

Bimbingan anggota kelompok UPPKS dalam pengembangan

kerjasama yang saling menguntungkan, membutuhkan, dan

ketergantungan para pihak terkait. Pengembangan kemitraan dapat

mencakup aspek sumber daya manusia, produksi, permodalan,

manajemen usaha, penerapan teknologi tepat guna dan pemasaran.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3) Pengembangan jejaring usaha

Meningkatkan posisi tawar dan akses anggota kelompok UPPKS

dengan berbagai pihak (institusi dan perorangan) yang dapat

mendukung pengembangan usaha dari tingkat lokal ke regional,

nasional hingga internasional.

4) Pembinaan produksi

Memfasilitasi anggota kelompok UPPKS dalam proses

peningkatan teknis produksi agar dapat menghasilkan produk

sesuai standar dan sesuai permintaan pasar.

5) Pembinaan permodalan dan lembaga keuangan mikro

Memfasilitasi anggota kelompok UPPKS dalam memperoleh,

memanfaatkan, mengelola dan mengembangkan modal melalui

sistem keuangan mikro daerah.

6) Pembinaan pemasaran

Memfasilitasi anggota kelompok UPPKS agar mampu

memperluas pangsa dan jangkauan pemasaran dan memenuhi

permintaan konsumen.

c. Pengembangan dan pembinaan tenaga terampil

Keluarga yang tidak memiliki minat dan kemampuan menjadi

pengusaha mikro akan diarahkan menjadi tenaga terampil melalui

pelatihan keterampilan sesuai dengan minat, bakat dan potensi yang

dimiliki. Upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan dan

pembinaan tenaga terampil meliputi:

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1) Peningkatan jaringan kemitraan, bertujuan untuk memperluas

akses keluarga kepada lembaga peningkatan keterampilan sesuai

dengan tuntutan dan peluang pasar kerja. Selain itu, kemitraan

juga bertujuan untuk menggalang kerjasama dengan institusi

terkait dalam pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga yang sudah

terampil.

2) Penyediaan modal pelatihan keterampilan, bertujuan untuk

membantu keluarga dalam memperoleh skim kredit yang sesuai

untuk membiyai proses pelatihan keterampilan yang dibutuhkan.

d. Pengembangan kelompok-kelompok sosial dengan muatan ekonomi

Upaya ini dimaksudkan untuk mengisi kelompok-kelompok

kegiatan sosial yang ada dengan sentuhan dan muatan usaha ekonomi.

e. Pemetaan Kelompok UPPKS

Kelompok UPPKS dibagi atas beberapa kualifikasi yang terdiri

dari:

1) Kelompok UPPKS Dasar, yaitu kelompok UPPKS dengan

kriteria: pengurus kelompok belum lengkap,pembukuan

sederhana, pertemuan kelompok bulanan belum intensif, usaha

sebatas simpan pinjam, dan belum memperoleh pinjaman kredit

komersial.

2) Kelompok UPPKS Berkembang, yaitu Kelompok UPPKS dengan

kriteria: pengurus kelompok lengkap (ketua, sekretaris,

bendahara), pembukuan lengkap, pertemuan intensif, melakukan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berbagai jenis usaha, modal dari anggota dan dari sumber

komersial.

3) Kelompok UPPKS Mandiri, yaitu Kelompok UPPKS dengan

kriteria: pengurus kelompok lengkap, pembukuan lengkap,

pertemuan mingguan, melakukan berbagai jenis usaha

menggunakan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG), serta modal

pinjaman komersial (BKKBN, 2007:12-18).

3. Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat melalui

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Suharto (2009:71) menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial tidak

merujuk pada suatu kondisi yang tetap. Suharto lebih lanjut menjelaskan

bahwa kondisi sejahtera dari seseorang, keluarga, kelompok atau

masyarakat disesuaikan dengan sudut pandang yang dipakai. Jadi,

misalnya orang kaya yang kebutuhan materiilnya terpenuhi itulah yang

disebut orang yang sejahtera. Akan tetapi orang miskin yang segala

kebutuhannya tidak terpenuhi seringkali dianggap lebih bahagia atau

sejahtera karena tidak memiliki masalah yang pelik seperti yang dialami

oleh orang kaya.

Rukminto Adi (2008:44) memberikan penjelasan mengenai

kesejahteraan sosial bahwa:

“Kesejahteran sosial dalam artian yang sangat luas mencakupberbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kehidupan yang lebih baik. taraf kehidupan yang lebih baik initidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikutmemperhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual.”

Kesejahteraan sosial sebagai suatu tindakan atau kehidupan

masyarakat dapat dilihat dalam Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal 1:

“Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhanmaterial, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layakdan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakanfungsi sosialnya.”

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang

Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebutkan bahwa:

“Sebuah keluarga dapat dikatakan sejahtera apabila keluargatersebut dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampumemenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yangserasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluargadengan masyarakat dan lingkungan.”

James Midgley (dalam Suharto, 2009) mendefinisikan

kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang harus memenuhi 3 (tiga)

syarat utama yaitu:

a. Setiap orang belum tentu memiliki kemampuan management yangbaik terhadap masalah sosial yang dihadapi. Kaya atau miskin pastiakan menghadapi masalah tetapi memiliki kemampuan yang berbedadalam menghadapi masalah tersebut. Kesejahteraannya tergantungkepada kemampuannya dalam menghadapi dan menyelesaikan setiapmasalah.

b. Setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secarakeseluruhan memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhantersebut tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga menyangkutkeamanan, kesehatan, pendidikan, keharmonisan dalam pergaulan dankebutuhan non ekonominya.

c. Untuk merealisasikan setiap potensi yang ada dari anggotamasyarakat perlu ada langkah memaksimalkan peluang-peluangsosial.Pemerintah dapat memperbesar peluang tersebut dengan menciptakan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sistem sosial yang mendukung bagi warganya untuk memperoleh apayang yang diinginkan.

Jadi menurut pendapat dari James Midgley (dalam Suharto, 2009)

di atas syarat utama dari kesejahteraan sosial adalah ketika masalah sosial

dapat dimenej, ketika kebutuhan terpenuhi, dan ketika peluang-peluang

terbuka secara maksimal. Ketika ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi

maka individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat dikatakan

sejahtera.

BKKBN menggolongkan kesejahteraan keluarga ke dalam 5 (lima)

golongan yaitu keluarga pra-sejahtera, keluarga sejahtera tahap I,

keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III, dan keluarga

sejahtera tahap III Plus. Dalam Buku Pengelolaan Bantuan Modal

UPPKS, yang dimaksud dengan keluarga pra-sejahtera, keluarga sejahtera

tahap I, keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III, dan

keluarga sejahtera tahap III Plus adalah sebagai berikut:

a. Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal seperti kebutuhan

akan ibadah, pangan, sandang, papan dan kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera I merupakan keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan psikologisnya, seperti kebutuhan akan

pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan

tempat tinggal dan transportasi.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Keluarga sejahtera II merupakan keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan psikologinya, seperti

dalam satu tahun anggota keluarga menerima satu stel pakaian baru

dan kebutuhan akan pendidikan.

d. Keluarga sejahtera III merupakan keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis serta kebutuhan

pengembangan (Developmental Needs). Kebutuhan pengembangan

tersebut meliputi tabungan dalam bentuk uang maupun barang,

adanya interaksi keluarga, keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat,

serta keluarga mendapatkan berita dari surat kabar/radio/TV/majalah.

e. Keluarga sejahtera III Plus merupakan keluarga-keluarga yang telah

dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis, kebutuhan

pengembangan (Developmental Needs) serta kebutuhan aktualisasi

diri (self esteem). Kebutuhan aktualisasi diri seperti aktif sebagai

pengurus dalam organisasi kemasyarakatan dan memberikan

sumbangan materiil secara teratur.

Jadi berdasarkan penggolongan keluarga sejahtera dari BKKBN

tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan tidak hanya diukur dari

kondisi materiil yang dimiliki oleh sebuah keluarga, melainkan dilihat

dari tepenuhinya kebutuhan dasar, terpenuhinya kebutuhan psikologis,

terpenuhinya kebutuhan pengembangan (Developmental Needs), serta

kebutuhan aktualisasi diri (self esteem).

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam Buku Pedoman tentang Usaha, Permodalan dan

Pemasaran UPPKS dijelaskan bahwa:

“Pemberdayaan keluarga pada dasarnya merupakan suatu prosesatau kegiatan agar keluarga mampu melakukan kegiatan ekonomi(bekerja/berusaha) yang merupakan salah satu unsur darikesejahteraan keluarga.”Pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi adalah upaya untuk

meningkatkan kemampuan dan peran keluarga agar dapat melaksanakan

fungsi ekonomi secara optimal. Upaya pemberdayaan keluarga pada

hakekatnya merupakan upaya mendorong dan memacu keluarga-keluarga

untuk meningkatkan ketahanan keluarga menjadi keluarga yang

berpotensi, mandiri dan produktif sebagai dasar mewujudkan keluarga

berkualitas. Pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui penumbuhan

minat serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan usaha sebagai

suatu proses belajar dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga

melalui wadah kelompok usaha ekonomi produktif yaitu Kelompok

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (BKKBN, 2007: 10).

Usaha ekonomi Produktif adalah kegiatan usaha dalam

memproduksi barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan dalam

meningkatkan pendapatan keluarga. Kegiatan ekonomi produktif tersebut

mencakup bidang pertanian, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa.

Kegiatan kelompok keluarga ekonomi produktif UPPKS dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan usaha produktif

keluarga (BKKBN, 2008:9).

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dalam Buku Pedoman tentang Usaha, Permodalan dan

Pemasaran UPPKS dijelaskan bahwa UPPKS dalam peningkatan

kesejahteraan melalui upaya pemberdayaan keluarga adalah suatu hal

yang tidak dapat ditawar lagi. Hal tersebut dikarenakan bahwa

pemberdayaan merupakan jalan terobosan yang akan mempercepat

transformasi kegiatan sosial non ekonomi menjadi suatu usaha ekonomi.

Pada prinsipnya pemberdayaan ekonomi keluarga merupakan upaya

untuk mendinamisasikan faktor-faktor penting yang ada pada keluarga

untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan keluarga.

Penumbuhan dan peningkatan kemampuan keluarga tersebut dimulai dari

aspek mengenali masalah, kebutuhan, aspirasi dan menghargai potensi

yang dimiliki serta mempercayai tujuan yang ingin dicapai.

Oleh karena itu UPPKS dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi keluarga membutuhkan

adanya keterlibatan masyarakat untuk melaksanakan seluruh kegiatan

UPPKS. Hal tersebut dikarenakan bahwa pemberdayaan ekonomi

keluarga merupakan salah satu unsur kesejahteraan keluarga sehingga

keterlibatan masyarakat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan

dimana kesejahteraan masyarakat yang tadinya rendah menjadi

meningkat karena adanya program UPPKS.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. Kerangka Pemikiran

Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu hal yang

sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia karena masih banyak penduduk

Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan sehingga tingkat

kesejahteraannya pun rendah. Sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan

pengentasan kemiskinan, pemerintah membuat kebijakan mengenai

pembangunan keluarga yang tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan sasaran dari

peningkatan kesejahteraan yaitu melalui Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

yang dilaksanakan melalui wadah Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga Sejahtera (UPPKS). Kemudian UU No. 10 Tahun 1992 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

disempurnakan menjadi UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Seluruh kegiatan pembangunan membutuhkan keterlibatan masyarakat

di dalamnya, karena sasaran dari pembangunan adalah masyarakat maka

dibutuhkan keikutsertaan/keterlibatan masyarakat didalam setiap proses

pembangunan. Program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

(UPPKS) juga membutuhkan adanya keterlibatan masyarakat di dalam setiap

kegiatannya agar kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Partisipasi

masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu partisipasi dalam perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil.

Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.3Kerangka pemikiran

Tingkat KesejahteraanMasyarakat Rendah

PartisipasiMasyarakat: Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan

dan evaluasi Pemanfaatan

hasil

Program Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga

Sejahtera

FaktorPendorong/Penghambat

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud untuk

memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. Peneliti

mendeskripsikan suatu gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang

dijadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang diteliti (Slamet,2006:7).

Dalam penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Semua data-data yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti

(Moleong,2006:11).

Satori dan Komariah, 2009:28 mengungkapkan bahwa

“Penelitian kualitatif bersifat deskriptif merupakan deskripsi suatuobjek, fenomena, atau setting social dalam suatu tulisan yang bersifatnaratif. Dalam menuangkan tulisan, laporan penelitian kualitatif berisikutipan-kutipan dari data/fakta yang diungkapkan di lapangan untukmemberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukunganterhadap apa yang disajikan”.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memaparkan,

menafsirkan, menggambarkan dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam

pemberdayaan ekonomi keluarga pada kelompok usaha peningkatan

pendapatan keluarga sejahtera di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada 3 (tiga) Kelompok Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang terletak di 3

(tiga) desa yang terletak di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Ketiga

Kelompok UPPKS tersebut meliputi Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma di

Desa Sendang, Kelompok UPPKS Dahlia di Desa Gogodalem, dan

Kelompok UPPKS Nurul Hikmah Desa Sambirejo. Penulis memilih lokasi

penelitian tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Ketiga tempat tersebut telah lama berdiri dan masih bertahan sampai saat

ini sehingga dinilai cukup memadai sebagai sumber data, informasi dan

segala penjelasan yang dibutuhkan terkait penelitian ini.

2. Kelompok Wijaya Kusuma yang terletak di Desa Sendang merupakan

Kelompok UPPKS Mandiri yang diunggulkan di Kabupaten Semarang

sehingga dijadikan contoh bagi kelompok lainnya untuk mengembangkan

diri.

3. Adanya izin dari pihak-pihak terkait untuk melakukan penelitian di

daerah-daerah tersebut.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2006:157), “sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan sepeti dokumen dan lain-lain”. Menurut

Lofland dan Lofland dalam Moleong (2006:157), sumber data dibagi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kedalam kata-kata dan tindakan (sumber data utama) dan sumber data tertulis

(sumber data sekunder).

1. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat

melalui catatan tertulis atau melalui perekaman atau pengambilan foto.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan

berperan serta merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya.

2. Sumber tertulis

Sumber tertulis merupakan data sekunder dalam penelitian. Data

sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung di lapangan.

Sumber data sekunder ini berupa dokumen-dokumen yang dapat

berbentuk teks, tabel statistik, buku peraturan, dan lain-lain. Peneliti

menyalin atau mencatat data yang tersedia. Adapun yang menjadi sumber

data sekunder ini meliputi dokumen-dokumen, arsip, buku, laporan dan

lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber tertulis

yaitu buku dan literatur tentang pemberdayaan ekonomi keluarga.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui 3 (tiga) cara yaitu :

1. Wawancara (Interview)

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh 2 (dua) pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2006:186).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara tidak terstruktur

atau disebut wawancara mendalam. Slamet (2006:101) menyatakan

bahwa “ wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti

tidak melakukan wawancara dengan struktur yang ketat dan formal

sehingga diperoleh informasi yang jelas, wawancara dilakukan dengan

pihak-pihak terkait dan tahu tentang informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada informan”.

2. Observasi/pengamatan

Menurut Satori dan Komariah, 2009:105, Observasi adalah

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi

secara langsung yaitu peneliti melalukan pengamatan langsung terhadap

objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan

maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian tentang partisipasi

masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi keluarga pada kelompok usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kecamatan Bringin,

Kabupaten Semarang.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Dokumentasi

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2006:216-217) mendefinisikan

dokumen sebagai bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti. Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life

histories), biografi, peraturan dan kebijakan. Sehingga dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa dokumen adalah catatan kejadian yang

sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya

bentuk (Satori dan Komariah, 2009:147-148).

Dalam penelitian ini, teknis dokumentasi yang dilakukan adalah

dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip,

buku-buku, laporan-laporan, serta dokumen yang berhubungan dengan

masalah dan tujuan penelitian.

E. Metode Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, metode penarikan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Satori dan Komariah (2009:47-48) menyatakan bahwa:

”Purposive sampling yaitu menentukan subjek/objek sesuai dengantujuan. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel denganmenggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topikpenelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis. Penelitimemilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya danmenganggap bahwa unit analisis tersebut representatif”.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Informan yang dianggap tepat adalah orang-orang yang mengetahui

permasalahan dan informasi secara mendalam mengenai partisipasi

masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang adalah:

a. Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang

b. Kepala UPT Badan KB dan PP Kecamatan Bringin

c. Ketua Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma Desa Sendang

d. Ketua Kelompok UPPKS Dahlia Desa Gogodalem

e. Ketua Kelompok UPPKS Nurul Hikmah Desa Sambirejo

F. Validitas Data

Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya, untuk mendapatkan validitas data

dalam penelitian ini tehnik yang digunakan adalah trianggulasi. Trianggulasi

merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding

terhadap data itu (Moleong, 2006:330).

Terdapat 3 (tiga) jenis trianggulasi yaitu trianggulasi

data/sumber/informan, trianggulasi teknik pengumpulan data, dan

trianggulasi waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi

sumber/data dalam memeriksa keabsahan data. Triangulasi sumber

merupakan cara meningkatkan kepercayaan penelitian dengan mencari data

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dari sumber beragam yang masih terkait satu sama lain (Satori dan Komariah,

2009:170). Menurut Patton dalam Moleong (2006:330-331), trianggulasi

dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Peneliti memanfaatkan jenis sumber data

yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa

memperoleh informasi dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda

posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari

narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber

yang lain. Cara trianggulasi sumber yang lain dapat dilakukan dengan

menggali informasi dari sumber yang berupa dokumen dan arsip yang

memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud. Dengan

demikian, data bisa teruji kemantapan dan kebenarannya.

G. Teknik Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif. Menurut Miles dan Huberman (2007:17-20), analisis model

interaktif yaitu data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahapan

yaitu:

1. Reduksi dataReduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatianpada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yangmuncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukansecara terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatifberlangsung. Dengan reduksi data inilah, data kualitatif dapat dapatdisederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara yaitu melalui

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

2. Penyajian dataPenyajian data-data yang diolah dalam bentuk tabel, matriks, grafik,jaringan, bagan dan teks naratif didesain secara sistematis sehinggamemudahkan pembaca untuk memahaminya. Penyajian data-data yangmemberikan informasi ini dapat digunakan untuk menganalisa tentangsesuatu yang terjadi dan menarik kesimpulan guna meneruskan langkahdalam melakukan analisis.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasiPenarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data berhasildikumpulkan. Setelah menganalisis data-data tersebut kemudian dicaripola-pola, tema, ketentuan, penjelasan dan kesamaan-kesamaan yangmuncul.

Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi

sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesuadah

pengumpulan data dalam waktu yang sejajar, untuk membangun wawasan

umum yang disebut “analisis”. Tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan

pengumpulan data merupakan proses siklus dan interaktif. Untuk lebih

jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat dilihat pada

gambar 3.1.

Gambar 3.1.Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

(Sumber: Miles dan Huberman, 2007:20)

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan:penarikan/verifikasi

Reduksi

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kelompok UPPKS di Kecamatan Bringin.

Kelompok UPPKS difokuskan pada Kelompok UPPKS Nurul Hikmah,

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma dan Kelompok UPPKS Dahlia. Gambaran

dari ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelompok UPPKS Nurul Hikmah

Kelompok UPPKS Nurul Hikmah terletak di Desa Sambirejo,

Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Kelompok ini mulai terbentuk

pada tahun 2009 dengan jenis usaha yaitu usaha eceran. Kelompok ini

merupakan kumpulan berbagai macam orang yang memiliki usaha yang

berbeda-beda, seperti keripik singkong, keripik pisang, keripik tempe dan

lain-lain. Kelompok UPPKS Nurul Hikmah terbentuk karena kurangnya

modal yang dimiliki oleh anggota untuk mengembangkan usaha yang

mereka miliki. Melalui Kelompok UPPKS, mereka bersama-sama untuk

mendapatkan modal kemudian dikelola secara bersama-sama di dalam satu

kelompok. Susunan kepengurusan Kelompok Nurul Hikmah adalah

sebagai berikut:

a. Ketua : Isti Fadah

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Sekretaris : Arisa Dewi

c. Bendahara : Dewi Asmanah

d. Seksi Pemasaran : Dewi Misrawati

e. Anggota :

1) Siti Alfiah

2) Siti Mas’udahSumarah

3) Sarinah

4) Yulianti

5) Khasanah

6) Hariyati

7) Srianti

8) Siti Badriyah

2. Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma berdiri pada tanggal 26 April

2009. Pada awalnya nama kelompok ini adalah Kelompok Usaha Rakyat,

kemudian kelompok melakukan koordinasi bersama dinas terkait yaitu

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten

Semarang untuk membentuk Kelompok UPPKS. Kelompok ini terbentuk

karena selama 2 tahun berturut-turut Desa Sendang, Kecamatan Bringin,

Kabupaten Semarang mengalami gagal panen kemudian dicari solusi lain

tetapi tetap di bidang pertanian. Di Desa Sendang banyak terdapat lahan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tidur yang kurang produktif kemudian digunakanlah lahan tersebut untuk

mengembangkan budidaya jamur tiram.

Kelompok ini tidak hanya menjual jamur segar tapi juga

mengolahnya menjadi keripik jamur tiram dengan berbagai varian rasa dan

telah dipasarkan sampai ke luar kota. Selain jamur tiram, kelompok ini

juga memiliki produk inovasi yang berasal dari bahan yang mudah

didapatkan dan bernilai ekonomis tinggi yaitu keripik bonggol pisang.

Jadi Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma memiliki produk unggulan

untuk makanan olahan jamur tiram, kemudian juga telah mengembangkan

produk inovasi yaitu keripik bonggol pisang. Secara keseluruhan

kelompok ini menyediakan bibit jamur tiram, beglog/media tanam jamur

tiram, pelatihan budidayanya, pengolahan jamur segar menjadi makanan

olahan, serta kelompok ini telah memiliki cafe house yang menghidangkan

menu-menu dari jamur tiram seperti sate jamur, pepes jamur, garang asem

jamur dan lain-lain.

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma merupakan salah satu Kelompok

UPPKS Mandiri di Kabupaten Semarang. Adanya semangat kebersamaan

dan semangat kewirausahaan membuat kelompok ini menjadi teladan di

Kabupaten Semarang dan pada Tahun 2011 berhasil menjadi juara ketiga

pada perlombaan Kelompok UPPKS di Propinsi Jawa Tengah.

Susunan kepengurusan Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma adalah

sebagai berikut:

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Ketua : Niniek Sri Lestari, ST

b. Sekretaris : Hamsiyah

c. Bendahara : Sukarsi

d. Seksi Organisasi : Sumiyati

e. Seksi Penelitian dan pengembangan : Turmiyati

f. Seksi Pemasaran : Siti Kasanah

g. Seksi Usaha : Poniyem

h. Seksi Hubungan masyarakat : Waliyah

i. Seksi Umum : Maryam

j. Anggota :

1) Emi

2) Suliyem

3) Sulasi

4) Yulianto

5) Idam

3. Kelompok UPPKS Dahlia

Kelompok UPPKS Dahlia terbentuk pada tahun 2010 dengan

anggota sejumlah 10 orang. Terbentuknya kelompok ini didasari oleh

adanya ibu-ibu yang tidak bekerja di Desa Gogodalem yang ingin

meningkatan kesejahteraan mereka. Kemudian Ibu Suwarni berinisiatif

untuk mengajak ibu-ibu tersebut untuk membentuk Kelompok UPPKS.

Jenis usaha yang dipilih adalah usaha perdagangan/industri dengan produk

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

unggulan yaitu bantal, kasur dan guling. Usaha tersebut dipilih karena

bahan baku pembuatannya tersedia di tempat mereka. Susunan

kepengurusan kelompok UPPKS Dahlia adalah sebagai berikut:

a. Ketua : Suwarni

b. Sekretaris : Sri Haryanti

c. Bendahara : Sholikhah

d. Anggota :

1) Juwariah

2) Kotim

3) Sriyantini

4) Sripah

5) Robiah

6) Saodah

7) Nur Hidayah

Sejak tahun 1976 melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) telah melakukan kegiatan yang khusus ditujukan untuk

keluarga akseptor KB agar mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih

baik. Pada awalnya program ini disebut community incetive project (CIP).

Kemudian pada tahun 1979, program tersebut mengalami perkembangan yaitu

dilaksanakan melalui pendekatan kelompok yang dikenal dengan nama

income generating atau kegiatan Peningkatan Pendapatan Keluarga (P2K).

P2K kemudian diganti dengan nama Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Akseptor (UPPKA). Program tersebut merupakan integrasi dari program

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

keluarga berencana yang dioperasionalkan melalui kelompok KB dalam

rangka pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS). Pada awal tahun 1990, UPPKA diubah menjadi Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Diubahnya UPPKA

menjadi UPPKS, membuat cakupan sasaran yang tadinya hanya terbatas pada

akseptor KB, kini melibatkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber-

KB, Keluarga Pra Sejahtera (KPS), Keluarga Sejahtera I (KS I), dan keluarga

sejahtera lain yang berminat untuk ikut bergabung dalam kelompok UPPKS.

UPPKS merupakan wadah pemberdayaan keluarga di bidang usaha dan tenaga

terampil yang anggotanya terdiri dari keluarga pra sejahtera, keluarga

sejahtera I dan keluarga sejahtera II ke atas, diutamakan ibu-ibu/wanita yang

berstatus pasangan usia subur (PUS) dalam mendukung pelembagaan dan

pembudayaan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

UPPKS diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang

kemudian akan memperbaiki kesejahteraan, baik dari keluarga peserta KB

yang bersangkutan maupun dari seluruh anggota kelompoknya. Dengan

peningkatan kesejahteraan tersebut, diharapkan kesertaan dan kesinambungan

ber-KB secara tidak langsung dapat ditingkatkan.

Dalam Buku Pengelolaan Bantuan Modal UPPKS disebutkan bahwa

tujuan dari UPPKS adalah untuk meningkatkan kegiatan usaha ekonomi

produktif dan keterampilan terutama untuk keluarga akseptor KB yang

tergabung dalam kegiatan Kelompok UPPKS. Selain itu, tujuan lain dari

UPPKS adalah tercapainya peningkatan jumlah modal usaha dalam

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pengembangan usaha kegiatan kelompok UPPKS, peningkatan jumlah

kelompok UPPKS yang memperoleh modal usaha, peningkatan jumlah

anggota kelompok UPPKS yang berusaha, peningkatan kualitas usaha

kegiatan kelompok UPPKS, peningkatan kesejahteraan keluarga khususnya

keluarga Pra Sejahtera, serta peningkatan kesejahteraan ber-KB baik kuantitas

maupun kualitas melalui forum pembinaan kelompok UPPKS

Dalam Buku Pengelolaan Bantuan Modal UPPKS juga disebutkan

bahwa penyelenggaraan usaha ekonomi produktif dalam kelompok kegiatan

UPPKS harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Adanya kepengurusan

b. Terlaksananya pertemuan rutin

c. Melakukan usaha ekonomi produktif

d. Mempunyai administrasi keuangan/pencatatan

e. Anggota mayoritas ibu-ibu/wanita

f. Berkelompok

g. Tanggungjawab renteng

h. Proses belajar usaha /tenaga terampil

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Program Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

Dalam bab ini akan dibahas mengenai partisipasi masyarakat dalam

pogram usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS). Program

UPPKS bertujuan untuk memberdayakan keluarga-keluarga agar dapat

meningkatkan ketahanan keluarga menjadi keluarga yang berpotensi, mandiri

dan produktif sebagai dasar mewujudkan keluarga berkualitas. Pemberdayaan

keluarga yang dilaksanakan melalui program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera, pemberdayaan ditekankan pada pembangunan ekonomi

yang dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Tujuan dari

pemberdayaan ekonomi keluarga adalah untuk memberdayakan keluarga

dengan usaha ekonomi produktif sebagai upaya peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan keluarga melalui Kelompok UPPKS. Hal tersebut sesuai dengan

penuturan Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan

Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten Semarang di bawah ini:

“Jadi kan pemberdayaan ekonomi keluarga itu kan pemberdayaan padamasyarakat, jadi untuk konsep pemberdayaan masyarakat khususnya diKB dan PP itu bukan untuk umum saja, itu kita meningkatkankelembagaan yang ada di masyarakat guna meningkatkan kesejahteraankeluarga yang ada melalui kelompok UPPKS.” (Wawancara 28 Juni2012)

Senada dengan pendapat tersebut, pendapat yang sama juga diungkapkan

oleh Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok UPPKS Nurul Hikmah di bawah

ini:

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

“… Untuk mensejahterakan kehidupan, yang tadinya nggak punyamodal jadi punya modal, untungnya itu untuk kesejahteraan.”(Wawancara 11 Juli 2012)

Salah satu upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi keluarga

adalah dengan membangun usaha. Sehingga agar lebih mempermudah

jalannya usaha skala mikro ini, harus dibentuk suatu kelompok. Kelompok

perlu dibentuk karena kelompok merupakan sarana untuk mempermudah

pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif, selain itu juga dengan

terkumpulnya orang-orang di dalam sebuah kelompok maka dapat

mempermudah berbagai pihak untuk melakukan pembinaan terhadap usaha

ataupun pengembangan tenaga kerja terampil dan inovatif sehingga usaha

yang dikembangkan menjadi berdaya saing.

Badan KB dan PP Kabupaten Semarang melalui Petugas Pelaksana

Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) yang tersebar di 19 Kecamatan selalu

berusaha untuk mengajak masyarakat di daerah binaannya masing-masing,

baik yang telah memiliki usaha maupun belum memiliki usaha dan

berkeinginan untuk memiliki usaha agar dapat ikut bergabung dalam

Kelompok UPPKS. Hal tersebut sesuai dengan wawancara Bapak Erius

Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP

Kabupaten Semarang di bawah ini:

“… kita mengusahakan semua yang ada di masyarakat itu masuk dalamsuatu kelompok. Jadi seandainya, di tempat panjenengan adasekelompok usaha masyarakat, lha di situ membentuk satu kelompok lhaitu bisa dinamakan kelompok usaha peningkatan pendapatan keluargasejahtera.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sehubungan dengan tujuan dari UPPKS adalah untuk meningkatkan

pendapatan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga maka

mayoritas anggotanya adalah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I.

hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Ali Mas’at, S.sos

selaku Kepala UPT Badan KB dan PP Kecamatan Bringin di bawah ini:

“…Untuk meningkatkan pendapatan keluarga pra sejahtera menjadikeluarga sejahtera 1… Jadi yang pra menjadi sejahtera 1, yang sejahtera1 menjadi sejahtera 2, jadi bertahap” (Wawancara 11 Juli 2012)

Akan tetapi, untuk saat ini anggota Kelompok UPPKS tidak hanya

terbatas pada Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I saja melainkan

dapat pula dari kalangan keluarga yang memiliki tahapan kesejahteraan yang

lebih baik dan anggota masyarakat yang memiliki minat dalam pengembangan

usaha kelompok.

Kelompok UPPKS memegang peranan yang sangat penting dalam

pemberdayaan ekonomi keluarga karena merupakan tempat pembinaan dan

pengembangan keluarga, khususnya dalam pengembangan fungsi ekonomi

keluarga. Selain itu Kelompok UPPKS berfungsi sebagai tempat untuk

mengembangkan usaha-usaha ekonomi produktif. Kewirausahaan mempunyai

kaitan erat dengan usaha dan kegiatan UPPKS. Hal tersebut dikarenakan

bahwa sikap dan perilaku kewirausahaan sangat menentukan keberhasilan

pengelolaan usaha Kelompok UPPKS dalam melakukan kegiatan ekonomi

produktif. Kegiatan ekonomi produktif ini dapat dijalankan perorangan atau

melalui kelompok. Apabila dijalankan melalui kelompok maka setiap anggota

ikut serta mengambil bagian dan ikut bertanggung jawab atas semua kegiatan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

ekonomi produktif yang dilakukan. Anggota kelompok dapat menjalankan

atau beberapa anggota dapat menggabungkan usahanya, sehingga membentuk

kelompok usaha yang kecil atau sub usaha kelompok. Adapun usaha yang

dimaksudkan bukan terbatas pada usaha ekonomi produktif di bidang

perdagangan/industri barang-barang hasil produksi manusia, tapi juga dapat

berupa jasa maupun simpan pinjam. Hal tersebut sesuai dengan wawancara

yang diungkapkan oleh Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang

Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten Semarang di bawah ini:

“Di UPPKS itu sebetulnya tidak harus usaha yang berbentuk barang, jadiUPPKS itu sifatnya umum, apapun usahanya dan mereka itu membentuksuatu kelompok yang di dalam KB dan PP itu disebut UPPKS itu tidakada masalah, karena di UPPKS tidak harus yang produksi barang, jasapun bisa jadi nggak masalah.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Untuk lebih memahami pemberdayaan ekonomi keluarga melalui

Kelompok UPPKS, masyarakat diberikan kemudahan dalam hal akses

informasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Erius Supriyantoro

selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten

Semarang di bawah ini:

“Kalau untuk masyarakat itu kita membuka peluang apapun yangditanyakan masyarakat kita menjawab selama itu menjadi tugas pokokBadan KB dan PP itu.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Berkaitan dengan hal tersebut, Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok

UPPKS Nurul Hikmah menyatakan bahwa:

“Informasi kan dari KB, tiap bulan itu kan ada pertemuan. Nanti taksampaikan ke anggota” (Wawancara 11 Juli 2012)

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Jadi, seluruh informasi yang didapatkan berasal dari Badan KB dan PP,

dimana setiap bulannya ada pertemuan antara ketua Kelompok UPPKS

dengan PPLKB dari Kecamatan, informasi yang didapatkan tersebut kemudian

disampaikan pada para anggota saat pertemuan rutin anggota kelompok

berlangsung.

Dalam program UPPKS, Badan KB dan PP Kabupaten Semarang

bertugas dalam memberikan pembinaan kepada seluruh pengurus dan anggota

Kelompok UPPKS. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

anggota sesuai dengan bidang usahanya, dan mendorong minat usaha anggota

bagi kemajuan usaha kelompok. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu

suwarni selaku Ketua Kelompok UPPKS Dahlia di bawah ini:

“…memberikan pembinaan-pembinaan kalau ada rapat rutin, nantipetugas ada yang datang ke rumah, atau datang ke rapat rutin anggotaseperti itu” (Wawancara 13 Juli 2012)

Pernyataan di atas didukung oleh pernyataan Ibu Isti Fadah selaku Ketua

Kelompok UPPKS Nurul Hikmah di bawah ini:

“Badan KB dan PP itu juga melakukan pembinaan, baik organisasinyayang di bina, permodalannya juga jadi kita juga bisa mematuhi aturanpinjam meminjamnya supaya bayar angsuran juga bisa tepat waktu.Selain itu dalam hal administrasi dan pembukuan kita juga dibantu olehpetugas PPLKB” (Wawancara 11 Juli 2012)

Bapak Ali Mas’at, S.sos selaku Kepala UPT Badan KB dan PP

Kecamatan Bringin juga meyatakan bahwa:

“… Jadi sudah menjadi tugas bagi PPLKB maupun petugas yang ada diKabupaten untuk ikut terlibat, kaitannya dalam hal memberikanpembinaan bagi para anggota kelompok UPPKS” (Wawancara 11 Juli2012)

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dari pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

dalam program UPPKS, Badan KB dan PP Kabupaten Semarang melalui

PPLKB yang ada di setiap kecamatan khususnya Kecamatan Bringin ini

bertugas dalam memberikan pembinaan kepada seluruh pengurus maupun

anggota-anggota kelompok UPPKS. Pada umumnya pembinaan dilakukan

dengan mengadakan kunjungan ke rumah pengurus maupun anggota atau

kunjungan pada saat rapat rutin anggota diadakan.

Adapun materi pembinaan yang diberikan adalah pembinaan organisasi,

pembinaan permodalan, pembinaan usaha ekonomi produktif, pembinaan

administrasi dan pembukuan, pembinaan pemasaran, serta pembinaan

kesertaan ber-KB. Dalam pembinaan organisasi, PPLKB membimbing

pengurus kelompok UPPKS agar memberikan dorongan kepada anggota

kelompok UPPKS agar mereka:

a. Mempunyai rasa memiliki terhadap kelompoknya.

b. Mengikuti kegiatan kelompok secara aktif.

c. Mematuhi kesepakatan yang berlaku dalam kelompok.

Dalam pembinaan permodalan, anggota diberi bimbingan agar:

a. Menggunakan modal pinjaman untuk kegiatan usaha.

b. Mematuhi aturan pinjam meminjam.

c. Rajin berhemat dan menabung untuk memupuk modal dan

mengembangkan usaha.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Selain itu PPLKB juga memberikan pembinaan usaha ekonomi produktif

yang bertujuan agar para anggotanya rajin dalam mengelola usaha, memilih

usaha yang sesuai dengan keterampilan atau kemampuannya dan sumber

bahan baku yang ada, memilih jenis usaha dengan memperhatikan kebutuhan

pembeli serta selalu berusaha untuk meningkatkan mutu hasil usahanya.

Pembinaan pemasaran juga perlu dilakukan agar anggota kelompok rajin

mencari, memanfaatkan dan bila memungkinkan menciptakan peluang pasar.

PPLKB selain melakukan pembinaan yang berkaitan dengan kegiatan

UPPKS, juga melalukan pembinaan dalam hal kesertaan ber-KB. Karena tugas

dari PPLKB juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam ber-KB.

Pembinaan kesertaan ber-KB pada kelompok UPPKS dimaksudkan untuk

membina anggota kelompok UPPKS yang belum ber-KB agar menjadi peserta

KB dengan menggunakan salah satu jenis alat/obat kontrasepsi apa saja.

Setelah menjadi peserta KB, anggota kelompok UPPKS dibimbing lebih lanjut

agar beralih menggunakan alat kontrasepsi mantap dan menjadi KB lestari.

Kemudian secara bertahap, anggota juga dibimbing agar datang sendiri ke

tempat-tempat pelayanan KB.

Selain dari Badan KB dan PP Kabupaten Semarang, pihak-pihak lain

juga ada yang ikut terlibat dalam pembinaan kelompok UPPKS. Hal tersebut

dikarenakan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok UPPKS

adalah kegiatan ekonomi produktif yang dapat meningkatkan pembangunan

ekonomi di Kabupaten Semarang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan

KB dan PP Kabupaten Semarang di bawah ini:

“Semua SKPD terlibat dan juga pihak-pihak swasta yang terkait dalambidang ekonomi, seperti perbankan tadi dan juga perusahaan-perusahaanyang besar seperti Pertamina terus Telkom… Dalam hal modal,pembinaan juga, peningkatan SDM itu mereka juga ikut berperan”(Wawancara 28 Juni 2012)

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang bertanggungjawab dalam kegiatan-kegiatan

peningkatan kesejahteraan masyarakat juga memiliki keterlibatan hanya dalam

hal pembinaan usaha. Hal tersebut dikarenakan pemberdayaan ekonomi

keluarga merupakan program dari BKKBN pusat dan di daerah khususnya

untuk Kabupaten Semarang yang bertanggungjawab dalam program tersebut

adalah Badan KB dan PP Kabupaten Semarang. Selain itu BUMN sepeti PT

Telkom dan Pertamina juga memberikan pembinaan usaha maupun bantuan

modal pada kelompok UPPKS yang ingin mengembangkan usahanya.

Dana bantuan modal usaha kelompok UPPKS berasal dari berbagai

sumber antara lain dari BKKBN pusat, BKKBN propinsi, APBD propinsi,

APBD Kabupaten/Kota dan sumber-sumber lain sesuai dengan kesepakatan

bersama. Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan

Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten Semarang menyatakan bahwa:

“Bisa memperoleh pinjaman dari bank… Anggaran ini kita juga dapatdari APBD yang berasal dari bea cukai tembakau sebesar ± 7-8 Juta perKelompok UPPKS tergantung kemampuan anggaran daerah.”(Wawancara 28 Juni 2012)

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa modal usaha untuk Kelompok

UPPKS di Kabupaten Semarang berasal dari APBD yang dananya berasal dari

bea cukai tembakau sebesar ± Rp 7.000.000,00 – Rp 8.000.000,00 per

kelompok. Kelompok UPPKS juga bisa memperoleh pinjaman dari Bank,

dimana syarat kredit sekarang lebih dipermudah akan tetapi bunga pinjaman

yang dibebankan kepada anggota kelompok UPPKS selaku peminjam akan

terasa berat dikarenakan mayoritas anggotanya adalah Keluarga Pra Sejahtera

dan Keluarga Sejahtera I yang memiliki penghasilan sedikit. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS Wijaya

Kusuma di bawah ini:

“Modalnya itu ada yang swadaya, kalau yang namanya organisasi kanmemang iuran, diputar semampunya terus ada juga fasilitas dari KUR,dari BUMN… Banyak nggih untuk fasilitas permodalan tapi terus terangsaja kami harus hati-hati untuk mengakses permodalan tersebut karenakita khawatir, bukan khawatir lhah tapi kita lebih baik ee apa namanyaantisipasi jangan sampai kita salah menggunakan modal… Kalau tidakdikasih gambaran tidak dikendalikan itu kan akan merasa bingung bisamengakses modal yang besar tapi kan belum tentu sesuai dengan usahayang dilakukan terakhir-terakhir nanti salah perhitungan di belakanghari… yang harus kita tingkatkan itu pemberdayaannya, bukanpermodalannya, nanti kalau untuk permodalan nanti otomatis ngikutin”(Wawancara 11 Juli 2012)

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma yang merupakan salah satu

Kelompok UPPKS yang sudah mandiri dan menjadi teladan di Kabupaten

Semarang ini cenderung lebih selektif dalam memanfaatkan berbagai fasilitas

permodalan yang diberikan oleh bank maupun lembaga-lembaga keuangan

lainnya. Apabila tidak dilakukan perhitungan secara rinci akan mengakibatkan

kelompok salah dalam hal menggunakan modal dan modal yang besar dari

bank maupun lembaga lainnya tersebut belum tentu sesuai dengan usaha yang

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dikembangkan oleh kelompok. Selain itu, bunga pinjaman dari bank maupun

lembaga-lembaga keuangan lainnya cenderung tinggi sehingga hal tersebut

dapat menambah beban anggota di kemudian hari. Kelompok yang telah

mandiri ini juga menambahkan bahwa, di dalam kelompoknya yang

tingkatkan bukan pada permodalannya melainkan pada pemberdayaan anggota

yang ada dalam kelompok tersebut. Sehingga kelompok ini pun dapat mandiri

tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah maupun pinjaman dari bank

maupun lembaga keuangan lainnya.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok

UPPKS Wijaya Kusuma di atas, modal usaha kelompok UPPKS juga berasal

dari swadaya anggota kelompok UPPKS. Pernyataan tersebut didukung juga

oleh pernyataan dari Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok UPPKS Nurul

Hikmah di bawah ini:

“… dari simpanan sukarela… Jadi tiap satu pertemuan itu Rp 1.000,00nanti juga bisa dikembangkan, nanti juga bisa dikelola lagi selain danayang dari pemerintah” (Wawancara 11 Juli 2012)

Ibu Suwarni selaku Ketua Kelompok UPPKS Dahlia juga menyatakan

bahwa:

“Modalnya dari badan KB dan PP, swadaya dari uang anggota jugaada… kelompok ini sudah dapat dua kali, yang pertama Rp 7.000.000,00kemudian Rp 5.000.000,00 karena lancar dalam membayar angsuran”(Wawancara 13 Juli 2012)

Dari kedua pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

mengembangkan usahanya, kelompok UPPKS juga menggunakan modal dari

swadaya para anggota hal tersebut dikarenakan dana atau modal usaha yang

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

diberikan oleh Badan KB dan PP jumlahnya terbatas. Swadaya dari anggota

tersebut berupa simpanan sukarela yang dikumpulkan oleh para anggota pada

saat rapat rutin.

Kelompok UPPKS Dahlia yang terbentuk pada tahun 2010 telah

mendapatkan bantuan modal sebesar Rp 7.000.000,00 dan Rp 5.000.000,00.

Kelompok UPPKS ini bergerak dalam usaha perdagangan barang yaitu

produksi bantal, kasur dan guling. Dana tersebut kemudian dibagikan kepada

setiap anggota karena masing-masing anggota memiliki tugas dan kewajiban

masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Suwarni

selaku Ketua Kelompok UPPKS Dahlia di bawah ini:

“Dibagi begitu, menurut kemampuan mengangsurnya. kan gini nanti 10orang itu tugasnya beda-beda , ada yang mencari bahan baku, ada yangmenjahit ronsongan bantal, guling, dan kasur kemudian ada juga yangmemasukkan kapuk, ya macam-macam lah, kurang lebih seperti itu.”(Wawancara 13 Juli 2012)

Pembagian bantuan modal kepada anggota tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok UPPKS Nurul Hikmah

di bawah ini:

“Dapet Rp 7,5 juta dengan bunga 0, 5 % dalam jangka 1 tahun…Langsung dibagi ke peminjam,anggotanya itu. Kemarin 7,5 juta di bagike 10 orang… anggotanya lebih dari 10 orang, tapi kebetulan kemarinyang pinjem itu 10 orang gitu, kan kemarin bantuannya cuma segitu, neksedikit kan malah tanggung nggak cukup untuk seluruh anggota, lhabesok kalau dapet lagi baru gentian… Nanti untuk temannya yang belumpinjam” (Wawancara 11 Juli 2012)

Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak Ali Mas’at, S.sos selaku Kepala

UPT Badan KB dan PP Kecamatan Bringin juga menyatakan bahwa:

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

“…Iya, kemarin untuk Kelompok Nurul Hikmah ini mendapat bantuanmodal, dapat dari bea cukai… Pinjamnya nanti bergulir, Yang dapatpinjaman nanti kan mengembalikan, lha nanti gantian yang lain”(Wawancara 11 Juli 2012)

Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, Kelompok UPPKS Nurul

Hikmah pernah mendapatkan bantuan modal yang berasal dari bea cukai

sebesar RP 7.500.000,00 dengan bunga 0,5 % dalam jangka waktu 1 tahun.

Bantuan modal tersebut kemudian dibagikan kepada 10 anggota, karena

dengan dana sebesar itu, tidak mampu untuk mencakup seluruh anggota yang

jumlahnya lebih dari 10 orang. Bantuan modal tersebut dibagikan ke anggota

karena Kelompok UPPKS Nurul Hikmah yang merupakan kumpulan dari

orang-orang dengan usaha berbeda-beda namun dalam jenis yang sama yaitu

aneka keripik. Kemudian, nantinya pinjaman yang telah diangsur tersebut

digulirkan kepada anggota kelompok lain yang belum mendapatkan bantuan

modal.

Mengenai dana bergulir yang diberikan kepada Kelompok UPPKS,

Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan

KB dan PP Kabupaten Semarang menyatakan bahwa:

“… Kalau dana bergulir itu anggarannya dari asosiasi, bantuan dariasosiasi (bansos) itu ada, terus dari PNM itu ada, itu dari perusahaanperbankan itu ada. Jadi nanti itu bergulir itu intinya sama, semuaperbankan itu sama. Jadi setelah kita lunas bisa pinjam lagi dengancatatan mereka angsuran itu baik-baik, lancar gitu. Dengan mngajukanproposal lagi dapat berapa.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Dana bergulir yang diberikan kepada Kelompok UPPKS menurut Bapak

Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB

dan PP Kabupaten Semarang dapat juga berasal dari bantuan asosiasi (Bansos)

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

yaitu Asosiasi Kelompok UPPKS Kabupaten Semarang, selain itu dana juga

berasal dari Permodalan Nasional Madani (PNM). Kelompok UPPKS yang

telah mendapatkan pinjaman juga dapat meminjam lagi apabila pada pinjaman

sebelumnya angsuran berjalan dengan lancar tanpa adanya tunggakan.

Agar dapat mengembangkan usaha Kelompok UPPKS maka dibutuhkan

adanya pembinaan kemitraan. Pembinaan kemitraan adalah upaya untuk

membimbing anggota kelompok dalam mengembangkan kerjasama yang

didasarkan atas kesukarelaan, saling menguntungkan dan saling memperkuat

dengan tujuan meningkatkan produktifitas dan kualitas usaha bagi kedua belah

pihak. Aspek-aspek yang dapat dimitrakan dengan pihak lain adalah kemitraan

dalam penyediaan modal, kemitraan dalam manajemen usaha, kemitraan

dalam pengelolaan teknologi, kemitraan dalam pemasaran, kemitraan dalam

produksi, kemitraan dalam pengembangan sumber daya manusia. Bapak Erius

Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP

Kabupaten Semarang menyatakan bahwa:

“Gunung Kelir dalam pemasaran, itu kerjasama kita dengan pihak lain,pihak swasta dan untuk permodalan pun kita juga ada kerjasama denganpihak lain, seperti dengan Bank Mandiri, Bank BNI juga, terus dariasosiasi yang ada di propinsi Asosiasi Kelompok Usaha, jadi kita tetapmencarikan solusi, jalan keluar bagaimana merekapun ikutmemberdayakan masyarakat.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Menurut pernyataan di atas, kemitraan yang dilakukan oleh Badan KB

dan PP Kabupaten Semarang ditekankan pada pembinaan kemitraan dalam hal

pemasaran dan permodalan. Badan KB dan PP Kabupaten Semarang berusaha

untuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain yang ada di wilayahnya

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

untuk ikut serta dalam memasarkan produk-produk unggulan milik Kelompok

UPPKS maupun menjalin kerjasama untuk memberikan bantuan modal

kepada Kelompok UPPKS yang ada di Kabupaten Semarang.

Pada dasarnya setiap Kelompok UPPKS yang ada di Kecamatan Bringin

memiliki kapasitas organisasi yang berbeda-beda. Kemampuan setiap

kelompok berbeda-beda sesuai dengan pemetaan Kelompok UPPKS yaitu

Kelompok UPPKS Dasar, Kelompok UPPKS Berkembang, dan Kelompok

UPPKS Mandiri. Salah satu Kelompok UPPKS Mandiri yang ada di

Kecamatan Bringin adalah Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma dengan produk

unggulan aneka jamur tiram. Kelompok ini telah memiliki pengurus kelompok

yang lengkap.

Setiap orang yang memegang jabatan dalam kelompok memiliki tugas

dan fungsi masing-masing sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS

Wijaya Kusuma di bawah ini:

“Ya kalau kita namanya organisasi gitu kan pada intinya semua memilikitugas dan tanggung jawab, meskipun berbeda tapi kan sama-sama untukmeningkatkan potensi organisasi kan ngoten… kita di sini itu kan suatukelompok yang sebetulnya maksud dan tujuannya sama tapi kan nantikan orang denga kapasitas yang berbeda lha itu. Misalkan memilikikemampuan yang memang pintar di bidang humas misalnya otomatiskan yang entengan di bidang itu kita jadikan seksi humas. Mungkinpengalaman organisasi kita jadikan seksi kegiatan atau seksi organisasi.Tapi pada intinya kita saling belajar kok. Jadi ndak harus pakem gitunggak.” (Wawancara 11 Juli 2012)

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun

memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda, baik pengurus dan

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

anggota memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan potensi organisasi.

Sehingga dengan tercapainya tujuan dari organisasi, tujuan dari adanya

pemberdayaan ekonomi keluargapun akan dengan mudah dicapai karena

adanya kesadaran setiap orang untuk terus meningkatkan potensinya masing-

masing.

Partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera (UPPKS) dapat dilihat melalui tahapan-tahapan dari proses

pemberdayaan ekonomi keluarga itu sendiri. Tahapan awal dari partisipasi

masyarakat dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam perencanaan.

Dalam tahapan perencanaan ini dapat diketahui bagaimana masyarakat

memberikan kontribusinya dalam tahap perencanaan dari proses terbentuknya

kelompok sampai dengan perumusan prosedur-prosedur yang harus diikuti

oleh setiap anggota. Kemudian untuk mengetahui sejauh mana partisipasi

masyarakat dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas pemberdayaan ekonomi

keluarga dapat dilihat dalam tahapan partisipasi dalam pelaksanaan.

Selanjutnya tahapan yang ketiga dari partisipasi adalah partisipasi dalam

pemantauan dan evaluasi dan yang terakhir adalah partisipasi dalam

pemanfaatan hasil dari pemberdayaan ekonomi keluarga.

a. Partisipasi dalam Perencanaan

Pada tahap persiapan, untuk proses terjadinya pemberdayaan ekonomi

keluarga yang memiliki keterkaitan dengan penanggulangan kemiskinan

adalah dilakukannya pendataan keluarga dan pertemuan/sarasehan dengan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Erius Supriyantoro

selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten

Semarang di bawah ini:

“… Mulanya kita melakukan pendataan, nanti di data jumlah pendudukyang masuk dalam tahapan keluarga pra sejahtera berapa, keluargasejahtera I berapa dan seterusnya begitu. Kemudian dilakukan pertemuanatau sarasehan untuk membahas hasil pendataan tadi untuk menentukanlangkah selanjutnya. Jadi di desa itu kita punya kader untukmenggerakkan program keluarga berencana seperti itu. Lha nanti dipertemuan juga bisa mengusulkan untuk membentuk KelompokUPPKS.” (Wawancara 28 Juni 2012)

Berdasarkan pernyataan di atas, awal mula proses program UPPKS

diawali dengan melakukan pendataan keluarga. Pendataan keluarga

dimaksudkan untuk mengetahui jumlah penduduk berdasarkan tahapan

keluarga sejahtera. Sebagai tindak lanjut dari hasil pendataan keluarga,

masyarakat bersama petugas di tingkat desa melakukan kegiatan analisa data

dan menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya untuk mengatasi

masalah program keluarga berencana nasional dan khususnya yang berkaitan

dengan kemiskinan. Pada pertemuan ini masyarakat diberikan kesempatan

untuk berpartisipasi langsung dalam musyawarah. Hal tersebut sesuai dengan

Bapak Ali Mas’at, S.sos selaku Kepala UPT Badan KB dan PP Kecamatan

Bringin yang menyatakan bahwa:

“Kan ini masyarakat utamanya yang tergabung dalam PKK juga diajakuntuk bermusyawarah sehingga kalau misalnya ada apa-apa desa kan tauterus bisa dapat bantuan” (Wawancara 11 Juli 2012)

Dalam program UPPKS, kelompok perlu dibentuk karena kelompok

merupakan sarana untuk mempermudah melakukan kegiatan usaha ekonomi

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

produktif, disamping itu juga akan mempermudah berbagai pihak untuk

melakukan pembinaan terhadap usaha. Cara melakukan pembentukan

kelompok adalah melalui inisiator atau pemrakarsa yang memiliki

pengetahuan, keinginan ataupun modal dasar dan memiliki apresiasi terhadap

kegiatan UPPKS dengan memprakarsa untuk melakukan pertemuan di

kalangan anggota masyarakat. Pembentukan kelompok yang dimulai dari

inisiator sesuai dengan pernyataan dari Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok

UPPKS Wijaya Kusuma di bawah ini:

“… Kebetulan 2 tahun berturut-turut nggak panen terus kami cari solusilain usaha pertanian, tetapi di bidang pertanian tapi yang alterrnatif yanglain karena di desa itu kan banyak lahan tidur, rumahnya besar-besar tapikan kurang produktif lha itu terus kita mengembangkan budidaya jamurtiram terus sampai sekarang ini… Jadi pada intinya dulu kan biasakumpulan petani gagal panen terus mengadakan usaha budidaya jamurtiram itu jadi UPPKS waktu itu langsung terbentuk dan usaha pertamakali adalah budidaya jamur tiram itu terus ada pengembangan-pengembangan semuanya” (Wawancara 11 Juli 2012)

Jadi, untuk Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma, pembentukan Kelompok

UPPKS dikarenakan di Desa Sendang mengalami gagal panen selama 2 tahun

berturut-turut. Kemudian Ibu Niniek selaku inisiator bersama-sama anggota

lainnya berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut,

karena dengan adanya gagal panen selama 2 tahun berturut-turut tersebut para

petani tidak mendapatkan penghasilan seperti biasanya. Akhirnya ditemukan

solusi untuk beralih mengembangkan budidaya jamur tiram. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan kaitannya dalam hal

pembentukan Kelompok UPPKS, masyarakat berpartisipasi langsung dengan

secara bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah pertanian yang sedang

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

mereka hadapi sampai akhirnya secara bersama-sama memcentuskan untuk

membentuk Kelompok UPPKS dan bentuk usaha yang mereka sepakati adalah

usaha perdagangan dengan produk unggulan yaitu aneka olahan jamur tiram.

Sedangkan proses pembentukan Kelompok UPPKS Nurul Hikmah

adalah sebagai berikut:

“Itu, kan kemarin usaha-usaha kecil itu mereka dah punya usaha, tetapikan tidak punya modal begitu sehingga membuat satu kepengurusan,kemudian mengajukan pinjaman ke kabupaten, ke AKU, AsosiasiKelompok UPPKS” (Wawancara 11 Juli 2012)

Berdasarkan pernyataan dari Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok

UPPKS Nurul Hikmah, Kelompoknya terbentuk karena adanya kesepakatan

dari orang-orang yang telah memiliki usaha-usaha kecil. Terbentuknya

kelompok didasari oleh kurangnya modal yang dimiliki untuk

mengembangkan usaha sehingga kemudian mereka membuat satu

kepengurusan Kelompok UPPKS dan mengajukan pinjaman kepada Asosiasi

Kelompok UPPKS (AKU).

Dalam hal ini partisipasi langsung masyarakat pada saat memutuskan

untuk membentuk Kelompok UPPKS Nurul Hikmah sangat nampak. Hal

tersebut dikarenakan setiap orang mengambil peran dalam pengambilan

keputusan untuk membentuk Kelompok UPPKS. Selain itu, bentuk partisipasi

yang diwujudkan dalam pembentukan kelompok berupa partisipasi bebas,

karena masyarakat melibatkan dirinya secara sukarela untuk pengambilan

keputusan tanpa adanya paksaan dari pihak tertentu. Dengan bergabungnya

kelompok dari orang-orang yang memiliki usaha tersebut ke dalam Kelompok

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

UPPKS, rencana untuk mendapatkan modal usaha pun dapat direncanakan

dengan membuat proposal permohonan modal usaha ke Asosiasi Kelompok

UPPKS.

Berikut ini proses pembentukan Kelompok UPPKS Dahlia sesuai dengan

pernyataan Ibu Suwarni selaku Ketua Kelompok UPPKS Dahlia:

“… Membentuk pengurus, kan ini banyak ibu-ibu yang tidak bekerjaterus saya mengajak ibu-ibu yang tidak bekerja ini untuk ikut dalamKelompok UPPKS, aku sebagai ketuanya… Saya sendiri yang memberiide itu, soalnya kapuk itu bahan bakunya dulu di sini kapuk itu dijual dikebun, kan nilai jualnya kan sedikit kan tapi kalau dibuat kasur kannilainya bertambah soalnya kan ada tenaga yang membersihkan kapukada yang mengisi di kasur terus menambahkan, sehingga harganyamenjadi tinggi jadi kan ibu-ibu pengangguran mempunyai tambahanpenghasilan yang lumayan… Masyarakat tambah senang soalnya kanmemberdayakan, jadi tambah penghasilan” (Wawancara 13 Juli 2012)

Keikutsertaan masyarakat untuk membentuk Kelompok UPPKS Dahlia

dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan baik dari Ibu Suwarni

maupun dari pihak lainnya. Keikutsertaan mereka didasari karena adanya

keterbatasan ekonomi. Ibu-ibu yang ikut serta dalam kelompok pada

umumnya tidak memiliki pekerjaan sehingga untuk membantu suami mereka

dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga, mereka memutuskan untuk ikut

dalam Kelompok UPPKS.

Mengenai bentuk usaha dan jenis usaha yang dipilih adalah usaha

perdagangan dengan produk unggulan yaitu kasur, bantal dan guling. Sesuai

dengan kesepakatan dari anggota-anggota kelompok, usaha bantal, kasur dan

guling dipilih sebagai produk unggulan karena bahan bakunya sangat mudah

didapatkan. Selain itu, Ketua Kelompok UPPKS Dahlia menguasai proses

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pembuatan bantal, kasur dan guling yang kemudian mengajarkan keterampilan

yang beliau miliki kepada anggota-anggota lainnya. Sehingga harga jual pun

menjadi meningkat apabila bahan baku yang tersedia dioalh menjadi barang

jadi.

Dalam penyelenggaraan pembentukan Kelompok UPPKS, pembentukan

dapat dilakukan dengan bantuan dari petugas PLKB/PKB ataupun Kader KB

yang berada di daerahnya masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Bapak Erius Supriyantoro selaku Staff Bidang Kesejahteraan

Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten Semarang di bawah ini:

“Ya itu tergantung mereka kalau memang mereka itu dengan mandirimelalui PKK atau melalui petugas yang ada di situ pertemuan atau apaitu mengundang kita, biasanya petugas lapangan, itu di fasilitasi olehmereka atau mungkin mereka berdiri sendiri setelah itu laporan kekelurahan dan teman-teman lapangan, teman-teman PLKB jadi kitatergantung dari mereka.” (28 Juni 2012)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan

Kelompok UPPKS, masyarakat diberikan kebebasan untuk membentuk sendiri

kelompoknya. Sehingga masyarakat diberikan ruang untuk berpartisipasi

dalam pembentukan kelompok dan pemilihan bentuk dan jenis usaha.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, pengukuran bertitik tolak pada sejauh mana

masyarakat secara nyata terlibat dalam aktivitas-aktivitas riil yang merupakan

perwujudan program-program yang telah digariskan di dalam kegiatan-

kegiatan fisik. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan juga dapat diartikan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja dan

uang tunai yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh masing-

masing warga masyarakat yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan

pemberdayaan ekonomi keluarga melalui Kelompok UPPKS, yang perlu

dilakukan oleh kelompok adalah pertemuan anggota, mendorong peran serta

anggota kelompok serta pengembangan kelompok.

Pertemuan rutin anggota kelompok dilakukan minimal satu bulan sekali

dengan dihadiri oleh Petugas PLKB/PKB dan petugas lapangan lain yang

terkait. Dengan adanya pertemuan rutin, dapat dibahas berbagai kegiatan

kelompok, masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta gagasan-

gagasan untuk mengembangkan usaha. Pertemuan rutin dapat juga

dimanfaatkan untuk memberikan pembekalan sebagai tambahan pengetahuan

pengurus dan anggota kelompok. Dalam pertemuan rutin ini, setiap anggota

yang tergabung dapat memberikan partisipasinya untuk memberikan gagasan-

gagasan yang dimilikinya demi kelangsungan dan kemajuan kelompoknya

masing-masing. Mengenai pertemuan rutin anggota, Ibu Isti Fadah selaku

Ketua Kelompok UPPKS Nurul Hikmah menyatakan bahwa:

“Rapat rutinnya itu melalui pengajian, malam selasa, satu bulan sekali…Iya aktif, tapi di masjid, beberapa orang tadi…” (Wawancara 11 Juli2012)

Menurut penuturan dari Ibu Isti Fadah, Kelompok UPPKS Nurul

Hikmah melakukan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali. Seluruh anggota

yang tergabung, rutin melakukan pertemuan yang diadakan di masjid

bersamaan dengan pengajian. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

seluruh anggota untuk berpartisipasi langsung dalam pertemuan rutin dan

terbukti bahwa dengan dilakukannya pengajian bersamaan dengan pertemuan

rutin anggota, seluruh anggota selalu hadir dalam setiap pertemuan yang

diselenggarakan.

Senada dengan Kelompok UPPKS Nurul Hikmah, pertemuan rutin

Kelompok Wijaya Kusuma juga diadakan satu bulan sekali, akan tetapi

pertemuan juga sering dilakukan setiap saat apabila ada hal-hal mendesak

yang harus dibicarakan secara bersama-sama. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ibu Niniek di bawah ini:

“Pertemuan rutin anggota itu pasti, terus supaya tidak monoton kita adaevent-event, kadang kan ada lomba, ikut, pameran ikut, atau ada eventapa ikut, pelatihan, pentas seni, ya apa saja supaya tidak monoton. Teruskita juga ada sering kali diundang untuk dinas itu untuk mengisimisalnya jadi kita sebagai narasumber, terus ini juga ada studi banding,kerja praktek anak-anak, ya apa saja itu ada… Ya satu bulan sekali, tapikan ya sering tiba-tiba ada apa kita juga tiba-tiba pertemuan, kangampang di desa itu getok tular, parani gitu saja langsung datang… Iyasemuanya ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, yabiasanya mereka punya kelebihan masing-masing nggih…” (Wawancara11 Juli 2012)

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma tidak hanya melakukan pertemuan

rutin saja, akan tetapi agar lebih variatif dan anggota kelompok tidak jenuh,

kelompok ini juga mengadakan event-event seperti pelatihan, pameran dan

lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk menumbuhkan semangat

kebersamaan serta kewirausahaan bagi anggota sehingga dapat mendorong

munculnya partisipasi seluruh anggota dalam setiap kegiatan.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Berbeda halnya dengan Kelompok UPPKS Nurul Hikmah dan

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma yang seluruh anggotanya dapat berkumpul

dalam pertemuan rutin. Pada pertemuan rutin yang diadakan oleh Kelompok

UPPKS Dahlia hanya ada beberapa anggota kelompok yang dapat

berpartisipasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Suwarni selaku

Ketua Kelompok UPPKS Dahlia di bawah ini:

“Pertemuan rutin nggih wonten, satu bulan sekali… Ya kadang 8 kadang7, kalau full gitu kadang-kadang, jaranglah… yang dibahas ya modalnya,kan ini belum musim kapuk tapi og sudah habis hasil produksinya tugimana caranya biar tidak menolak pembeli, berarti kekurangan modal…Ya cuma kecewa, berhenti dulu” (Wawancara 13 Juli 2012)

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota

dalam pertemuan rutin masih kurang dan perlu ditingkatkan. Kurangnya

partisipasi anggota Kelompok UPPKS Dahlia juga terlihat dari sikap para

anggota pada saat menemui hambatan dalam proses produksi. Kurangnya

modal dan bahan baku yang belum memasuki musim mengakibatkan

terhentinya proses produksi. Dalam menghadapi kendala seperti ini, anggota

memutuskan berhenti terlebih dahulu tanpa mencari solusi untuk memenuhi

permintaan dari pasar akan kebutuhan bantal, kasur dan guling.

“… Pemasaran itu pembeli sudah datang sendiri, tapi yang lain sayatitipkan di toko gitu… Dititipin mbak barang-barangnya, ke kecamatanlain atau ke Salatiga biasanya mbak” (Wawancara 13 Juli 2012)

Dengan terhentinya proses produksi dan pasokan barang, maka hal ini

dapat memberikan pengaruh yang negatif pada pelanggan yang telah ada

padahal pemasaran produk-produk dari kelompok ini telah sampai ke luar

kota. Calon pembeli yang sudah menjadi pelanggan tetap pada kelompok ini

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

cenderung akan berpaling pada produk yang lain. Hal tersebut terjadi karena

kelangsungan dan keberhasilan usaha sangat bergantung kepada seberapa

besar produk dan pelayanan yang diberikan oleh kelompok dapat memuaskan

pelanggan.

Dalam hal proses produksi, Kelompok UPPKS Nurul Hikmah tidak

menemui kendala apapun. Hal tersebut dikarenakan bahan baku untuk

membuat aneka keripik sangat mudah didapatkan didaerahnya. Kendala yang

dihadapi oleh kelompok ini terletak pada pemasaran usaha. Mengenai kendala

yang dialami oleh Kelompok UPPKS Nurul Hikmah disampaikan oleh Ibu Isti

Fadah di bawah ini:

“… Kalau di sini kan bahannya banyak mbak, kan misalnya keripikpisang, di sini kan pisang banyak mbak, terus singkong banyak, ndakkalau soal bahannya, nggak ada, paling pemasarannya… Untukpengepakan itu plastik, sablon gitu belum bagus. Cuma plastik biasa,jadi pemasarannya cuma lokal” (Wawancara 11 Juli 2012)

Dari pernyataan di atas, Kelompok UPPKS Nurul Hikmah menemukan

kendala dalam hal pemasaran. Kendala tersebut terdapat pada pengepakan

yang masih memakai plastik biasa sehingga kurang dapat menarik minat

konsumen. Hal itulah yang mengakibatkan pemasaran usaha Kelompok

UPPKS Nurul Hikmah hanya ada di lokal kecamatan saja. Selain itu, yang

membuat pemasaran hanya di lokal kecamatan saja dikarenakan setiap

anggota menjual sendiri hasil usahanya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Ibu Isti Fadah selaku Ketua Kelompok UPPKS Nurul Hikmah dibawah ini:

“… Kalau itu dijual sendiri, di sini itu cuma menjadi tempat koordinatorbegitu mbak, mencari bantuannya itu, pinjamannya itu, tapi kalau untuk

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

penjualnya itu sendiri, karena ini kan aneka usaha, bukan satu usaha, jadiini macam-macam usaha” (Wawancara 11 Juli 2012)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Kelompok

UPPKS Nurul Hikmah di atas, dapat diketahui bahwa untuk memasarkan

usaha, anggota kelompok menjual sendiri hasil usaha yang mereka buat.

Kelompok menjadi tempat untuk berkoordinasi apabila menemui hambatan-

hambatan yang nantinya akan dicarikan jalan keluar secara bersama-sama,

kemudian dalam hal permodalan juga melalui kelompok. Hal tersebut

dikarenakan Kelompok UPPKS Nurul Hikmah bukan hanya terdiri dari satu

jenis usaha, melainkan terdiri dari berbagai macam usaha.

Dalam proses pelaksanaan produksi, partisipasi anggota Kelompok

UPPKS Wijaya Kusuma dilakukan dari tahap awal mulai dari pelatihan

budidaya, pembuatan media tanam, penumbuhan sampai pengolahan. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS

Wijaya Kusuma di bawah ini:

“Terus kita juga ada pelatihan budidayanya untuk seluruh anggota. Jadikita berusaha untuk memanage semua dari hulu sampai hilir, jadi darikita produksi dari awal pembuatan media tanam, beglog itu kemudianpenumbuhannya itu para petani jamur tiram atau kita sebut plasmakemudian kita juga diversifikasi usaha jadi bukan hanya setelah kitapanen petik itu dalam bentuk segar saja tapi kita juga mengolah menjadimakanan olahan keripik itu tadi, terus kita juga ada cafe housenya, jadimenu-menu dari jamur tiram, sate jamur, ada pepes jamur, garang asemjamur dan lain-lain.” (Wawancara 11 Juli 2012)

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma berusaha untuk mengelola sendiri

kelompoknya dari proses pelatihan budidaya, proses pembuatan media tanam,

proses penumbuhan sampai pada pengolahan. Hal tersebut dilakukakan secara

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Masing-masing proses

memiliki penanggung jawab masing-masing, akan tetapi dalam

pelaksanaannya antar anggota saling mambantu. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma di

bawah ini:

“Produksi di apa pembuatan beglog ada, bagian produksi makananolahan ada, bagian packing ada, pemasarannya ada, itu sebagaipenanggung jawabnya maksudnya tapi nanti kalau di dalam prakteknyadi lapangan kita saling membantu. Misalnya ada yang kualahan dalamproduksi beglognya, ya kita bantu di sana, pas di produksi makananolahan buat keripik-keripik dan lain-lain kita juga saling bantu, cumananti kalau ada apa-apa kan nanti penanggung jawabnya yang memangahlinya orang tersebut. Pada intinya kan ini begitu ya nggak terlaluidealis sekali tapi kita yang mengutamakan di lapangan ya kebersamaandan semangat untuk menumbuhkembangkan semangat kewirausahaankarena kalau kita nggak ada semangat untuk itu kan biasanya kita kanakan ketergantungan… untuk mengembangkan usaha kita itu ada inovasiproduk… Kita saling bergandeng tangan dengan anggota yang lain, tapiterkadang juga ada anggota yang antik, tergantung kita saja yangmenghadapinya, pokoknya ya komunikatif juga lhah jangan sampai adamiss communication” (Wawancara 11 Juli 2012)

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma dalam pelaksanaan usaha lebih

menekankan pada kebersamaan dan semangat kewirausahaan, sehingga semua

anggota harus ikut terlibat dalam setiap proses kegiatan UPPKS. Hal tersebut

dilakukan untuk menghindarkan anggota dari sikap ketergantungan kepada

anggota lainnya.

Dalam hal pemasaran, karena kebersamaan yang dimiliki oleh seluruh

anggota dan adanya semangat kewirausahaan, Kelompok UPPKS Wijaya

Kusuma telah mampu memasarkan produknya sampai ke Propinsi. Hal

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Ali Mas’at, S.sos selaku Kepala

UPT Badan KB dan PP Kecamatan Bringin di bawah ini:

“… Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma itu yang mandiri… KelompokUPPKS Wijaya Kusuma sudah menembus ke Jawa Tengah”(Wawancara 11 Juli 2012)

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma memasarkan produknya ke luar

daerah karena jamur kurang diminati oleh masyarakat yang tinggal di desa.

Hal itu dikarenakan masyarakat di desa masih menganggap bahwa jamur

beracun dan adanya anggapan bahwa lebih baik membeli produk lain seperti

daging daripada uang yang mereka miliki digunakan untuk membeli jamur

yang mahal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Niniek selaku Ketua

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma di bawah ini:

“… Pemasaran kita kan ini di desa, untuk biaya produksi itu lebih murahdan juga kalau pemasaran kita di kota, karena jamur tiram itu termasuke, termasuk apa ya namanya budidaya yang bersifat kelasnya menengahke atas… Rata-rata yang punya selera penggemarnya itu kalangan etnisdan memang orang-orang yang tahu akan nilai gizi dan juga memilikipotensi daya beli. Kalau di desa kan mungkin kesannya gini, jamur kanmudah di dapat, eee mungkin di kebun atau dimana gitu, masihberpikiran kalau jamur itu mendhemi, atau beracun atau bahkanmungkin, daripada mahal-mahal buat beli jamur mendingan buat belidaging, kalau image di desa kan seperti itu, kalau di kota kan biasanyakan sudah kembali ke alam, lebih mengutamakan yang sifatnya organic,dan ya itu tadi tetap memang kalau kita sasaran pemasarannya di kota…Biasanya memang permintaan itu banyak. Kalau beglognya itu yabiasanya petani-petani di sekitar yang biasanya masih terjangkau gitu.Kalau jamur segar, jamur olahan itu rata-rata di kota, ya meskipun kanankiri mungkin beli itu biasanya untuk oleh-oleh aja atau untuk specialmoment lhah. Jadi untuk konsumsi sendiri itu jarang” (Wawancara 11Juli 2012)

Menurut Ibu Niniek, biaya produksi apabila dibandingkan antara desa

dengan kota memang lebih murah biaya produksi di desa. Akan tetapi, dalam

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

hal pemasaran masyarakat desa kurang berminat dengan jamur sehingga untuk

hasil olahan jamur tiram dipasarkan di kota. Sedangkan untuk media tanam

atau beglog pada umumnya permintaan berasal dari petani-petani sekitar Desa

Sendang.

Dalam hal pemasaran, Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma memasarkan

produknya ke beberapa pusat oleh-oleh di luar kota. Namun dalam

memasarkan produknya tersebut, stok yang dititipkan di pusat oleh-oleh hanya

terbatas. Hal tersebut untuk menghindari adanya return, sehingga

meminimalisir kerugian yang akan dialami oleh kelompok. Dalam hal ini,

partisipasi anggota untuk mengelola dan mengembangkan strategi pemasaran

sangat dibutuhkan. Sehingga dari partisipasi seluruh anggota Kelompok

UPPKS Wijaya Kusuma dapat membuat usaha yang dijalani oleh kelompok

dapat bertahan dan semakin berkembang. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma

di bawah ini:

“Kita ada beberapa, tertentu aja tidak semua karena memang di sampingstok terbatas kan kita harus dalam strategi marketing kita juga harus bisamembidik pangsa pasar… Daripada nanti banyak yang return karenakita kurang berhitung kan lebih baik kan langsung gitu. Apalagi kannamanya apabila suatu usaha yang basicnya pemberdayaan itu kita untukprofit taking itu pinter-pinternya kita untuk me-manage karena kalau dilokal pemberdayaan itu sifatnya berfikir bagaimana suatu usaha itu bisabertahan dan berkembang jadi eee beda dengan kalau misalnya untukkepentingan sendiri” (Wawancara 11 Juli 2012)

Meskipun Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma merupakan Kelompok

UPPKS yang telah mandiri, kelompok ini juga mengalami hambatan.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Hambatan tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Niniek selaku

Ketua Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma di bawah ini:

“Kadang ada acara-acara mendadak, terus terang kan kalau ada acara-acara perangkat desa itu nggak mau tau, harusnya kan perangkat desamisalnya kita jadi istilah yang punya desa, atau yang diwakili nggihseneng, malah mendukung, kalau ini kan malah takut nek dijaluki sangu,padahal kita nggak pernah minta kayak gitu, kita mandiri ini”(Wawancara 11 Juli 2012)

Kurangnya dukungan dari aparatur desa dalam hal pelaksanaan kegiatan

seperti perlombaan maupun pameran-pameran tingkat kabupaten maupun

propinsi menjadi salah satu hambatan bagi kelompok.

c. Partisipasi dalam Pemantauan dan Evaluasi

Pada tahapan pemantauan dan evaluasi, partisipasi dilakukan secara

tidak langsung karena pemantauan dan evaluasi kelompok UPPKS dilakukan

oleh Badan KB dan PP Kabupaten Semarang. Pemantauan pelaksanaan

kegiatan UPPKS oleh para pengelola dapat dilaksanakan secara langsung

maupun tidak langsung. Pemantauan langsung akan terlaksana dengan

mengadakan temu muka dengan para pengurus maupun para anggota. Temu

muka terlaksana antara lain dalam pertemuan pembinaan rutin yang diadakan

oleh kelompok. Dalam hal ini kunjungan rumah juga akan memberikan

kontribusi yang kongkrit terhadap kelancaran jalannya usaha. Sedangkan

pemantauan tidak langsung merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan

secara berkala dengan mempelajari laporan yang telah disepakati bersama

stakeholder, para pengelola, dan pelaku kegiatan. Kemudian dari informasi

yang diperoleh melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi tersebut akan sangat

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

berguna sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Kegiatan pemantauan dapat dilakukan oleh pengelola atau pengurus

kelompok secara berjenjang, para mitra kerja Badan KB dan PP Kabupaten

Semarang, petugas KB di lapangan maupun para pemangku kepentingan.

Pelaksanaan pematauan dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau secara

terpadu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Erius Supriyantoro

selaku Staff Bidang Kesejahteraan Keluarga Badan KB dan PP Kabupaten

Semarang di bawah ini:

“Ya, untuk pengawasan dalam pelaksanaan operasional dari kita, dariInspektorat itu dalam hal keuangan, kalau pelaksanaan lapangan yaseperti petugas lapangan. Jadi bagaimana mereka bisa berhasil atau tidakhanya tergantung petugas Badan KB dan PP yang ada di lapangan. Jadikita monitor melalui teman-teman yang ada di lapangan.” (Wawancara28 Juni 2012)

Melalui petugas Badan KB dan PP Kabupaten Semarang yang ada di

lapangan, dalam hal ini adalah PPLKB, kegiatan pemantauan dilakukan untuk

kemudian diberikan evaluasi kepada kelompok agar dapat memperbaiki

kelompoknya masing-masing. Sehingga keberhasilan dari Kelompok UPPKS

juga tergantung dari Badan KB dan PP Kabupaten Semarang. Hal tersebut

dikarenakan dengan adanya pemantauan oleh petugas lapangan, maka

kekurangan-kekurangan dari kelompok dapat diketahui melalui evaluasi dari

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sehingga kelompok dapat

mengembangkan dirinya.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala aspek

pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-sasaran

yang dituju sudah dapat tercapai. Kegiatan evaluasi ini dilakukan secara terus

menerus, tanpa harus menunggu selesainya hasil akhir. Hal ini dilakukan

dengan pertimbangan bahwa apabila evaluasi hanya dilakukan pada akhir

kegiatan, maka kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan pada

proses pelaksanaan kegiatan akan semakin berat untuk diperbaiki. Oleh karena

itu melalui evaluasi rutin atau berkala, maka kekurangan-kekurangan kecil

selama pelaksanaan kegiataan akan lebih mudah dipecahkan dan tidak akan

mengganggu kelancaran tahapan kegiatan berikutnya.

d. Partisipasi dalam Pemanfaatan Hasil

Partisipasi masyarakat di dalam pemanfaatan hasil adalah partisipasi

masyarakat di dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil dari

kegiatan UPPKS. Tujuan dari pemanfaatan hasil program UPPKS adalah

untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Ibu Isti Fadah di bawah ini:

“Manfaatnya nggih tambah penghasilan, tambah keuntungan, misalnyabatinya Rp 30.000,00. Kemarin kan singkong di jual glondongan,bertruk-truk ke Tuntang untuk buat kerupuk, itu harganya paling berapa,kan daripada singkong di jual gitu kan mending diolah, harganya lebihmurah seperti itu” (Wawancara 11 Juli 2012)

Dengan adanya pemberdayaan ekonomi keluarga, penghasilan keluarga

menjadi meningkat dan keuntungan yang duterima juga bertambah. Hal

tersebut dialami oleh para anggota Kelompok UPPKS Nurul Hikmah,

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

misalnya dalam harga jual singkong. Dulunya singkong langsung dijual ke

tengkulak, melalui pembinaan kelompok singkong akhirnya diolah menjadi

keripik dan harga jualnya menjadi meningkat sehingga keuntungan yang

didapat juga ikut bertambah.

Senada dengan pernyataan di atas, Ibu Suwarni juga menyatakan bahwa

“Manfaatnya ya bisa menambah penghasilan gitu mbak”. Dengan adanya

program UPPKS, banyak manfaat yang diterima oleh para anggota. Salah satu

manfaat yang dirasakan oleh para anggota kelompok adalah bertambahnya

penghasilan yang juga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Selain manfaat dari segi pendapatan manfaat lain juga dirasakan oleh

Kelompok UPPKS Wijaya Kusuma yaitu lebih terbukanya masyarakat yang

tidak tergabung dalam kelompok dalam menerima perubahan. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Ibu Niniek selaku Ketua Kelompok UPPKS Wijaya

Kusuma di bawah ini:

“Manfaatnya banyak banget, manfaatnya ya terutama mungkin SDMnyayang tadinya mungkin kuper, introfet, jadi nggak. Kalau di Desamisalnya l ada perubahan itu biasanya membuat tembok tinggi gitu, tapisekarang sudah ada UPPKS, sudah ada kegiatannya nyata hasilnya maunggak mau kan mereka juga nyengkuyung juga mengembangkan tanpadisadari mereka bisa welcome” (Wawancara 11 Juli 2012)

Dengan adanya manfaat nyata dari pemberdayan ekonomi keluarga

maka akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu

berpartisipasi dalam setiap program pemberdayaan ekonomi keluarga.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

a. Faktor Pendorong

Faktor pendorong partisipasi antara lain adalah sebagai berikut:

1) Adanya kesempatan masyarakat untuk memperoleh informasi

seluas-luasnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pemberdayaan ekonomi keluarga.

2) Masyarakat diberikan kesempatan untuk mengatur sendiri modal

yang mereka dapatkan tanpa adanya campur tangan dari

pemerintah.

3) Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing di bidangnya

sehingga dapat membantu anggota lainnya yang memiliki

kemampuan terbatas.

4) Adanya pembinaan dari berbagai pihak yang mampu

menumbuhkan semangat kebersamaan dan kewirausahaan para

anggota.

b. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat terciptanya partisipasi adalah sebagai

berikut:

1) Keterbatasan modal usaha, seperti yang dialami oleh Kelompok

UPPKS Dahlia mengakibatkan terhentinya proses produksi.

Sehingga kelangsungan hidup sebuah kelompok akan terganggu.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2) Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki oleh sebagian besar

anggota kelompok mengakibatkan kurang efektifnya partisipasi

masyarakat dalam hal manajemen administrasi. Hal tersebut

dikarenakan dalam manajemen administrasi yang cenderung rumit,

anggota dengan pendidikan yang rendah dan hanya bisa membaca

dan menulis kurang dapat berkontribusi dalam manajemen.

3) Kelompok belum melakukan pergantian pengurus sehingga

partisipasi para anggota dalam kelembagaan menjadi kurang

merata.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat dalam dalam program usaha

peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kecamatan Bringin, Kabupaten

Semarang dilakukan secara langsung oleh masyarakat yang terlibat dalam

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

Partisipasi masyarakat dilakukan secara langsung pada tahapan perencanaan,

pelaksanaan dan pemanfaatan. Akan tetapi partisipasi masyarakat dalam

tahapan pemantauan dan evaluasi dilakukan secara tidak langsung.

Partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan

keluarga sejahtera berdasarkan masing-masing tahapan yang telah

dilaksanakan, yakni:

1. Partisipasi dalam Perencanaan

Partisipasi dalam perencanaan pada ketiga kelompok tergolong ke

dalam partisipasi langsung yang diwujudkan melalui keikutsertaan seluruh

anggota dalam proses pembentukan Kelompok UPPKS. Masyarakat

diberikan kebebasan untuk membentuk sendiri kelompoknya tanpa adanya

campur tangan pihak manapun. sehingga pemberian ruang untuk

berpartisipasi dalam tahapan perencanaan sangat terbuka bagi masyarakat.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2. Partisipasi dalam Pelaksanaan

Masyarakat secara nyata terlibat dalam aktivitas-aktivitas riil yang

merupakan perwujudan dari program-program kegiatan-kegiatan fisik

yang telah ditentukan dan disepakati kelompok. Partisipasi ketiga

kelompok UPPKS dalam pelaksanaan dilakukan secara langsung, hal

tersebut nampak pada diadakannya rapat rutin selama satu bulan sekali,

masyarakat terlibat langsung dengan cara memberikan gagasan-gagasan

yang dimilikinya demi kelangsungan dan kemajuan kelompoknya masing-

masing. Selain itu masyarakat juga terlibat langsung dalam proses

produksi sampai dengan pemasaran

3. Partisipasi dalam Pemantauan dan Evaluasi

Partisipasi kelompok UPPKS dalam tahapan pemantauan dan

evaluasi dilakukan secara tidak langsung karena kegiatan pemantauan dan

evaluasi dilakukan oleh petugas dari Badan KB dan PP Kabupaten

Semarang yaitu PPLKB yang ada di setiap kecamatan. Oleh karena itu,

partisipasi masyarakat dalam tahap ini masih kurang karena masyarakat

tidak ikut serta dalam pemantauan dan evaluasi. Kegiatan pemantauan

dilakukan untuk kemudian diberikan evaluasi kepada kelompok agar dapat

memperbaiki kelompoknya masing-masing. Selain itu, Badan KB dan PP

Kabupaten Semarang juga melakukan evaluasi yang berupa kegiatan

penilaian terhadap segala aspek pelaksanaan program agar dapat diketahui

secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Kegiatan evaluasi dilakukan secara terus menerus, tanpa harus menunggu

selesainya hasil akhir. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa

apabila evaluasi hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kekurangan-

kekurangan maupun kesalahan-kesalahan pada proses pelaksanaan

kegiatan akan semakin berat untuk diperbaiki.

4. Partisipasi dalam Pemanfaatan Hasil

Dengan adanya pemberdayaan ekonomi keluarga, penghasilan keluarga

menjadi meningkat dan keuntungan yang diterima juga bertambah.

Sehingga masyarakat dapat berpartisipasi langsung dalan memanfaatkan

hasil dari pemberdayaan ekonomi keluarga. Manfaat nyata yang diterima

seluruh anggota akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat

untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pemberdayaan ekonomi

keluarga.

Terdapat hal-hal yang mendorong dan menghambat partisipasi

masyarakat dalam program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat

a. Adanya kesempatan masyarakat untuk memperoleh informasi seluas-

luasnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemberdayaan

ekonomi keluarga.

b. Masyarakat diberikan kesempatan untuk mengatur sendiri modal yang

mereka dapatkan tanpa adanya campur tangan dari pemerintah.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

c. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing di bidangnya

sehingga dapat membantu anggota lainnya yang memiliki kemampuan

terbatas.

d. Adanya pembinaan dari berbagai pihak yang mampu menumbuhkan

semangat kebersamaan dan kewirausahaan para anggota.

2. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat

a. Keterbatasan modal usaha, seperti yang dialami oleh Kelompok

UPPKS Dahlia mengakibatkan terhentinya proses produksi. Sehingga

kelangsungan hidup sebuah kelompok akan terganggu.

b. Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki oleh sebagian besar anggota

kelompok mengakibatkan kurang efektifnya partisipasi masyarakat

dalam hal manajemen administrasi. Hal tersebut dikarenakan dalam

manajemen administrasi yang cenderung rumit, anggota dengan

pendidikan yang rendah dan hanya bisa membaca dan menulis kurang

dapat berkontribusi dalam manajemen.

c. Kelompok belum melakukan pergantian pengurus sehingga partisipasi

para anggota dalam kelembagaan menjadi kurang merata.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka ada beberapa saran

mengenai partisipasi masyarakat dalam program usaha peningkatan

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) di Kecamatan Bringin, Kabupaten

Semarang antara lain:

1. Perlu diadakan pendampingan, pelatihan, orientasi, magang maupun studi

banding yang dilakukan secara intensif agar kemampuan SDM dalam

manajemen usaha menjadi meningkat.

2. Apabila usaha berkembang dengan pesat, maka untuk menjaga

kesinambungan pasokan/supply Kelompok UPPKS harus mencari sumber-

sumber pendanaan lain. Tambahan dalam bentuk pinjaman/bantuan modal

yang bersifat kemitraan. Dalam hal ini partisipasi para anggota perlu

diwujudkan karena kurangnya pasokan akan mengacaukan harga pasar

apalagi sampai terjadi putusnya pasokan yang tentunya akan

mengecewakan pelanggan dan dapat mengancam kelangsungan usaha

yang dijalankan oleh Kelompok UPPKS.

3. Tidak hanya partisipasi anggota kelompok yang dituntut dalam menjaga

kelangsungan dan pengembangan usaha kelompok, partisipasi dari

aparatur desa dalam memberikan dukungan kepada Kelompok UPPKS

sangat dibutuhkan, karena dengan adanya dukungan dari aparatur desa

terkait dapat memacu masyarakat lain untuk ikut serta membentuk

Kelompok UPPKS.

4. Angsuran pengembalian pinjaman harus tepat waktu agar tidak menjadi

beban bagi anggota yang meminjam maupun yang akan menerima

pinjaman berikutnya.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PARTISIPASI ...... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv MOTTO ˛ Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

5. Anggota kelompok lebih meningkatkan partisipasinya dalam hal

pemasaran produk.