perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pola komunikasi

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Pola Komunikasi Pedagogik Antara Guru dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Inklusi (Studi Kasus pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD Negeri 1 Sukorame Boyolali Tahun Ajaran 2015-2016) JURNAL Disusun oleh: YOSEPHINE ARIMA D1213077 Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program StudiIlmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pola Komunikasi Pedagogik Antara Guru dan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Inklusi

(Studi Kasus pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD Negeri 1

Sukorame Boyolali Tahun Ajaran 2015-2016)

JURNAL

Disusun oleh:

YOSEPHINE ARIMA

D1213077

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Program StudiIlmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

Pola Komunikasi Pedagogik Antara Guru dan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Inklusi

(Studi Kasus pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD Negeri 1

Sukorame Boyolali Tahun Ajaran 2015-2016)

Yosephine Arima

Sofiah

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Children with developmental disabilities and growth both physically and

mentally is often referred to special educational needs students (SENS)or extraordinary

children or people with disabilities. Based on data from the Ministry of Social Affairs of

Boyolali in Boyolali District of the population are people with disabilities stands at 4,762

inhabitants. Often, education for special educational needs students (SENS)is not

considered important even overlooked and many educational issues for special

educational needs students (SENS). Of all the problems regarding education convolute

special educational needs students (SENS), the emerging new paradigm in education that

is inclusive education.

This research is a qualitative descriptive case study method. The sampling

technique used in this research is purposive technique. Data collection techniques used

were interviews, direct observation and documentation. To measure the validity of data

used triangulation of sources. And data analysis techniques using an interactive model.

The results showed that: (1) Curriculum in SD Negeri 1 Sukorame consists of

three models, namely, the Regular Curriculum Model, Regular Curriculum Model with

modification, and PPI Curriculum Model. (2)Special educational needs students (SENS)

service system consists of four forms, namely, Full Inclusion, Cluster In Class, Pull Out

Cluster, and Special Class. (3) The learning activities in SD Negeri 1 Sukorame consists

of three phases, Opening Phase, Core Phase, and Cover Phase. (4) Pedagogic

communication method that is often used in SD Negeri 1 Sukorame among others, (a)

Lectures, (b) ICT, (c) Sing, (d) Questions & Answers, and (e) Storytelling. (5) The

direction of teacher interpersonal communication patterns among learners in the

learning process consists of three patterns of interpersonal communication, namely: (a)

One Direction Communication Patterns, (b) Two-Way Communication Patterns, and (c)

Multi Directions Communication Patterns. (6) The pattern of communications impact

pedagogic and the implication on student achievement in SD Negeri 1 Sukorame

categorized according to communication methods pedagogic that there is, Effect Of

Lecture Methods, The Effect Of The ICT Method, Effect Of Singing Methods, The Effect

Of Questions & Answers Methods and Influence Of Storytelling Method.

Keywords: Pedagogical Communication, Achievement, Inclusive School

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendahuluan

Dalam proses belajar mengajar, guru menyampaikan informasi

menggunakan komunikasi secara verbal dan non verbal, tapi terkadang sering

terjadi hambatan dalam proses penerimaan pesan. Oleh karena itu, penyampaian

informasi harus disertai dengan manajemen komunikasi dan kompetensi guru

yang baik sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima oleh anak

didiknya.Guru disini memiliki pengaruh besar dalam kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, pola komunikasi guru disini sangat mempengaruhi siswa dalam

menerima materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dan juga untuk

meningkatkan prestasi akademik peserta didiknya.

Pada kenyataannya, tidak semua orang dapat melakukan komunikasi

dengan baik, dan keterbatasan siswa dalam menerima pesan merupakan hambatan

dalam komunikasi pendidikan. Hal ini terjadi pada anak berkebutuhan khusus

(ABK) yang bermasalah dalam komunikasi. Dan masalah ini pula yang telah

menjadi momok besar permasalahan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

(ABK) yang seringnya mereka justru makin diasingkan dan disingkirkan.

Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia,

memiliki cukup banyak jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK). Data dari

Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia

tercatat mencapai 1.544.184 anak, dengan 330.764 anak (21,42%) berada dalam

rentang usia 5-18 tahun.1 Data tersebut diperkuat pula dengan data dari Dinas

Pendidikan Luar Biasa Kementerian Pendidikan Nasional yang mencatat bahwa

terdapat 324.000 jiwa yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) di

Indonesia.2

Sejalan dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003,tentang Sistem

Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi

1Indra Akuntono, “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Akan

Dijamin”,http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/07/1503545/Pendidikan.Anak.Berkebutuhan.K

husus.akan.Dijamin, diunduh pada Sabtu 26 September 2015; 14.38 WIB. 2Haris, “PILIHAN Refleksi Sekolah Inklusi di

Indonesia”,http://www.kompasiana.com/www.haris-berbagi.co.cc/refleksi-sekolah-inklusi-di-

indonesia_550e2868a33311ba2dba7f10, diunduh pada Sabtu 26 September 2015; 14.49 WIB.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

anak berkelainan yang berupa penyelenggaraan pendidikan inklusif. Yaitu sistem

layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar

bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat

tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah

melakukan penyesuaian baik segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan,

maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta

didik.3

Pakar pendidikan inklusif Universitas Sebelas Maret Surakarta, Munawir

Yusuf pada acara Work Shop dan Sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 54

Tahun 2012, tentang Pendikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, di

Horison Villa Ngemplak Boyolali, Rabu 13 Maret 2013mengatakan bahwa

Kabupaten Boyolali memiliki sistem pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus

(ABK) (inklusif) paling maju dan dinamis se-Indonesia.4Menurutnya,

perkembangan awal sejak rintisan sekolah inklusif di Boyolali 2004/2005

jumlahnya hanya sekitar 36 SD. Namun pada tahun 2012, sekolah bagi anak

berkebutuhan khusus (ABK)sudah mencapai 80 Sekolah mulai dari SD, SMP

hingga SMA maupun SMK.5

Oleh karena itu, di Kabupaten Boyolali yang telah dicanangkan sebagai

kabupaten pelopor pendidikan Inklusif di Indonesia, Pemkab setempat kemudian

menyertakan Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 54 Tahun 2012, yang mengatur

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Salah satunya, SD Negeri 1 Sukorame yang merupakan sekolah

penyelenggara pendidikan inklusi di Kabupaten Boyolali. Hal ini yang menjadi

strategi untuk mengembangkan SD Negeri 1 Sukorame menjadi sekolah yang

3Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta,

2013, hlm. 26. 4Mukhlisun, “Pakar : Pendidikan Inklusif di Boyolali Paling

Maju”,http://sumbar.antaranews.com/berita/29743/pakarpendidikan-inklusif-di-boyolali-paling-

maju.html, diunduh pada Senin, 26 Oktober 2015; 13.51 WIB.

5Septhia Ryanthie, "PENDIDIKAN INKLUSI Boyolali Miliki Perbub 54/2012 Sebagai Payung

Hukum Pendidikan Inklusi”,http://www.solopos.com/2013/03/30/pendidikan-inklusi-boyolali-

miliki-perbup-542012-sebagai-payung-hukum-pendidikan-inklusi-392349, diunduh pada Senin, 30

Mei 2016; 13.25 WIB.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

unggul dan cukup menonjol di kabupaten Boyolali. Yaitu sebagai rintisan sekolah

inklusi di Kabupaten Boyolali sejak Tahun Pelajaran 2004/2005. Sebagai sekolah

inklusi, SD Negeri 1 Sukorame juga merupakan Juara I Harapan I Pentas Seni

ABK Sekolah Inklusi se-Solo Raya oleh PLB-FKIP UNS tahun 2009.

Seperti pada umumnya, seringkali anak apalagi anak berkebutuhan khusus

(ABK)sulit untuk dikendalikan sehingga diperlukan penanganan intensif. Disisi

lain guru didik juga dituntut untuk mampu menciptakan atmosfer yang kondusif

dan menyenangkan saat suasana belajar mengajar. Untuk menangani kedua

masalah tersebut diperlukan adanya komunikasi yang baik antara guru dengan

peserta didiknya. Seorang guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus

(ABK)harus mampu menangkap respon verbal dan nonverbal dari para peserta

didiknya. Kemampuan komunikasi guru juga tidak terbatas hanya pada

keterampilan dalam berkomunikasi saja, melainkan juga harus mampu

mnciptakan interaksi yang bermanfaat dan menyenangkan.

Oleh karena itu, seorang guru, apalagi guru yang akan mendidik anak

berkebutuhan khusus (ABK) haruslah memiliki kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu

dikuasai oleh guru. Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan

profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya

belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan

(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,

minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang

bersangkutan.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Rumusan Masalah

1. “Bagaimana pola komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan

khusus (ABK) di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali?”

2. “Apa saja implikasi dari komunikasi pedagogik antara guru dan anak

berkebutuhan khusus (ABK) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SD

Negeri Sukorame 1 Boyolali?”

Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai:

1. Pola komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan khusus (ABK)

di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali.

2. Implikasi dari komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan

khusus (ABK) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SD Negeri

Sukorame 1 Boyolali.

Landasan Teori

1. Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Kegiatan Dominan Manusia

Komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai komunikasi antara

orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal.6 Sementara

menurut Devito menerangkan bahwa“Interpersonal communication as the

sending of message by one person and the receiving of the message by

another person, of small group of persons with some effect and some

immediate feedback”.7

Tujuan komunikasi antarpribadi dapat diuraikan antara lain untuk

menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, menumbuhkan simpati,

melakukan kerja sama, menceritakan kekecewaan atau kekesalan, dan

menumbuhkan motivasi.8

6 Allo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi,Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 12. 7 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,Remadja Karya CV, Bandung, 1987, hlm. 41.

8Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, Jakarta, 2006. hlm. 22.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. PolaKomunikasi Sebagai Cara Berinteraksi

Pola komunikasi dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau

kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah

disepakati sebelumnya. Pola komunikasi adalah bagaimana kebiasaan dari

suatu kelompok untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan

pengetahuan. Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang

atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah

disepakati sebelumnya dalam kurun waktu tertentu dan terjadi berulang-

ulang. Blumer mencatat tindakan kelompok terdiri atas pola-pola yang stabil

dan selalu berulang yang memiliki makna umum dan tetap bagi anggota

mereka.9

3. Komunikasi Pendidikan Sebagai Komunikasi Pengajar Dan Pelajar

Komunikasi merupakan disiplin ilmu yang cukup penting dalam

perkembangan pendidikan. Bahkan komunikasi sangat besar peranannya

dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Di dalam

pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas

adanya peran komunikasi yang sangat menonjol terutama pada komunikasi

instruksional. Komuikasi adalah proses penyampaian pesan dari komuniator

(sumber) kepada komunikan (penerima) melalui media tertentu untuk

menghasilakan efek atau tujuan tertentu dengan mengharapkan feedback.10

Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam

komunikasi yang memungkinkan pembicara memonitor proses dan menilai

sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang

diharapkan dari pihak penerima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan,

komunikasi pendidikan merupakan komunikasi yang terjadi dalam suasana

pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, artinya komunikasi yang

berlangsung dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

9 Little John, W. Stephen and Karen A. Foss, Theories Of Human Communication : Teori

Komunikasi Edisi 9, terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan, Salemba Humanika, Jakarta, 2009,

hlm. 43. 10Fathul Mujib, Super Power in Educating, DIVA Press, Yogyakarta, 2012, hlm. 98.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Pedagogik Sebagai Seni Mengajar Anak-Anak

Interaksi antara guru dengan murid siswa sekolah dasar erat kaitannya

dengan konsep pedagogik. Pedagogik adalah sebuah seni dan ilmu

pengetahuan tentang bagaimana mengajar anak-anak.11

Pedagogik juga merupakan kajian mengenai pengajaran, khususnya

pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, pedagogik adalah

sains dan seni mengenai cara mengajar di sekolah.Sebagai satu bidang kajian

yang luas, pedagogikjuga melibatkkan kajian mengenai proses pengajaran

dan pembelajaran, pengurusan organisasi sekolah dan juga interaksi guru-

pelajar.12

5. Pola Komunikasi Pedagogik Sebagai Cara Berinteraksi Dalam Mengajar

Anak-Anak

Pola komunikasi pedagogik dapat diartikan sebagai cara seorang guru

untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan pengetahuan dengan

menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dalam mengajar peserta

didiknya di dalam kelas. Bagaimana kebiasaan dari suatu kelas dalam

berhubungan antara guru dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

Sudjana, mengemukakan tiga pola komunikasi yang terjadi dalam

kelas antara lain komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah,

komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah dan komunikasi

sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah.13

6. Prestasi Belajar Sebagai Tolak Ukur Kemampuan Siswa

Prestasi adalah buah cipta yang telah dicapai dalam suatu karya atau

11MalcolmS. Knowles, The Modern Practice Of Adult Education Andragogy Versus Pedagogy,

Association Press, New York, 1970, hlm. 37. 12Ale Achmad, “Pengertian, Definisi, Sejarah, Dan Tujuan

Pedagogik”,http://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-

tujuan.html,diunduh pada Jumat, 6 November 2015; 21.37 WIB.

13Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo Offset, Bandung,

2004, hlm. 44

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.14 Prestasi belajar

merupakan hasil yang ingin dicapai seorang siswa setelah proses

pembelajaran. Prestasi belajar ini dalam proses belajar-mengajar merupakan

hal yang berkaitan erat, karena prestasi belajar ini akan selalu digunakan

sebagai tolok ukur setelah proses belajar-mengajar. Prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya.15

Di sekolah bentuk konkrit prestasi belajar adalah nilai rapor yang

diberikan kepada siswa ketika akhir semester atau akhir programbelajar.

Rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai

kemajuan atau hasil belajar siswa selama masa tertentu. Penilaian diwujudkan

dalam angka atau huruf yang ada pada rapor.16

7. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Menurut Susanto, istilah anak berkebutuhan khusus bukan berarti

hendak menggantikan anak penyandang cacat atau anak luar biasa, melainkan

memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi anak dengan

keberagaman yang berbeda.Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang

memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan

pelayanan yang lebih intens. Kebutuhan mungkin disebabkan oleh kelainan

atau memang bawaan dari lahir atau karena masalah tekanan ekonomi,

politik, sosial, emosi dan perilaku yang menyimpang. Disebut berkebutuhan

khusus karena memiliki kelainan dan keberbedaan dengan anak normal pada

umumnya.17

Anak berkebutuhan khusus juga dapat didefinisikan sebagai anak yang

memiliki kelainan pada fisik, mental, tingkah laku, atau inderanya memiliki

kelainan yang sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara maksimum

14Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008, hlm. 245. 15 Agustina dan Hamdu, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di

Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang

Kota Tasikmalaya),” Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1, 2011, hal. 92. 16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm. 320. 17Op. Cit., Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 137-138.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kemampuannya membutuhkan pendidikan luar biasa atau layanan yang

berhubungan dengan pendidikan luar biasa.18

8. Pendidikan Inklusi Sebagai Pendidikan Anti Diskriminasi

Di Indonesia, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan sebagai

sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus

belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat

dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut

pihak sekolah melakukan penyesuaian baik segi kurikulum, sarana dan

prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan individu peserta didik.19

Kemudian sekolah inklusi adalah satuan pendidikan formal atau

sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan dengan

mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus dan atau yang mengalami

hambatan dalam akses pendidikan untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu bersama-sama denganpeserta didik lain pada umumnya sesuai

dengan kebutuhan peserta didik.20

Metodologi Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai April

2016 dan bertempat di SD Negeri 1 Sukorame Musuk Boyolali. Dengan bentuk

penelitian studi kasus tunggal terpancang yang hanya difokuskan pada penjelasan

metode komunikasi pedagogik yang digunakan guru yang bersifat deskriptif

kualitatif karena peneliti ingin memaparkan situasi dan peristiwa,

mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai kondisi yang sebenarnya

terjadi menurut kondisi nyata tentang aktivitas komunikasi pedagogik antara guru

dan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan implikasinya yang mempengaruhi

18Hargio Santoso, Cara Memahami Dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus, Gosyen

Publishing, Yogyakarta, 2012, hlm. 4. 19 Op. Cit., Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 26. 20Munawir Yusuf, Manajemen Sekolah Berbasis Pendidikan Inklusif, Tiga Serangkai, Solo, 2014,

hlm. 14.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

prestasi belajar siswa di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi jenis, yaitu data

primer dan data sekunder. Di dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan

metode observasi, wawancara dan dokumentasi dari bahan kepustakaan berupa

referensi surat-surat, foto-foto dan nilai rapor dari 10 siswa berkebutuhan khusus

dan 5 siswa reguler SD Negeri 1 Sukorame.

Untuk uji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan

analisis data interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan

simpulan dengan verifikasinya.

Analisis Data

A. Metode Komunikasi Pedagogik

Guru menggunakan berbagai metode komunikasi Pedagogik atau pola

komunikasi yang dikombinasikan dengan komunikasi interpersonal untuk

memaksimalkan peningkatan prestasi belajar siswa berkebutuhan khusus

dalam penyampaian materi-materi pelajaran kepada para peserta didik di SD

Negeri 1 Sukorame.Metode Pedadogik tersebut meliputi :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah memiliki kekurangan yang cukup signifikan.

Metode ini sering digunakan hanya pada awal kegiatan belajar mengajar

saja. Hal ini dikarenakan metode ceramah sangat membosankan untuk

anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga tidak jarang bila peserta

didik justru akan mengalihkan perhatian mereka dan melakukan kegiatan

yang mereka anggap lebih menarik.

b. Metode TIK

Dengan menggunakan media laptop dan LCD siswa mengenal

hal baru serta pembelajaran tidak membosankan, peserta didik juga lebih

aktif, walaupun tidak semua peserta didik akan aktif, akan tetapi dengan

media ini siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat. Dengan

demikianmudah untuk menimbulkan feedback yang dapat diartikan

dengan adanya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

disampaikan oleh guru.

c. Metode Bernyanyi

Metode ini lebih banyak digunakan hanya di dalam kelas khusus

saja. Metode bernyanyi dan bermain adalah metode yang berguna untuk

mengasah peran aktif peserta didik. Metode ini juga sebagai bentuk

pengalihan pembelajaran yang disertai dengan bermain sehingga peserta

didik seperti bermain meskipun sebenarnya sedang belajar.

d. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah salah satu bentuk interaksi antara

guru dan peserta didik yang berupa pertanyaan yang kemudian harus

dijawab seperti soal lisan. Dengan metode ini sangat membantu guru

untuk mengetahui karakter masing-masing anak berkebutuhan khusus

(ABK).

e. Metode Bercerita

Metode ini juga lebih banyak digunakan di dalam kelas khusus

saja. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi peserta didik dengan menceritakan sebuah kisah kepada

peserta didik secara lisan. Dengan metode bercerita diharapkan peserta

didik agar mempunyai kosakata yang melimpah dan lancar dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu dapat melatih imajinasi dan

daya kreatifitas mereka.

B. Arah Pola Komunikasi Pedagogik

Arah pola komunikasi interpersonal antara guru dan peserta didik

dalam proses belajar mengajar yang ada di SD Negeri 1 Sukorame dalam

proses peningkatan prestasi belajar meliputi tiga arah pola komunikasi

interpersonal baik pada kelas khusus maupun kelas reguler, yaitu :

a. Pola Komunikasi Satu Arah

Pola komunikasi satu arah biasanya digunakan pada awal

kegiatan belajar. Respon peserta didik pun beragam ada yang

memperhatikan tapi tidak sedikit yang ribut sendiri. Kekurangan dari

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pola komunikasi satu arah adalah minimnya konsentrasi dan respon

peserta didik yang cukup kurang. Sedangkan kelebihannya, waktu dan

tenaga guru tidak banyak yang terkuras.

b. Pola Komunikasi Dua Arah

Peserta didik lebih tertarik untuk memberikan respon jika

menggunakan metode ini. Sedangkan kekurangan pola komunikasi dua

arah, guru akan membutuhkan ekstra tenaga dan waktu karena harus

memusatkan perhatian kepada anak satu per satu. Dan kelebihan pola

komunikasi ini, memungkinkan anak lebih cepat menangkap, mengerti

dan memahami apa materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Selain itu

guru dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didiknya terhadap

penjelasan materi pelajaran yang guru sampaikan.

c. Pola Komunikasi Multi Arah

Pola komunikasi multi arah memungkinkan terjadinya interaksi

antar peserta didik walaupun terbilang sederhana. Kekurangan dalam

pola komunikasi ini adalah karena peserta didik cenderung lebih sering

bercanda dan mengobrol, sehingga seringkali interaksi antar peserta didik

berubah menjadi keributan dan tidak fokus kepada guru. Sehingga guru

akan memerlukan tenaga dan perhatian ekstra untuk mengatur peserta

didiknya. Sedangkan kelebihan dari pola komunikasi multi arah adalah

dapat melatih komunikasi antar peserta didik. Dari aspek psikis dengan

interaksi dengan teman sebayanya anak berkebutuhan khusus (ABK)

akan lebih percaya diri dan tidak rendah diri karena memiliki teman yang

tidak memarginalkan dirinya yang berbeda.

C. Pola Komunikasi Pedagogik dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Di SD Negeri 1 Sukorame

Pola pengaruh komunikasi Pedagogik antara guru dan anak

berkebutuhan khusus (ABK) dalam implikasinya terhadap prestasi belajar

siswa berkebutuhan khusus di SD Negeri 1 Sukorame Boyolali tahun ajaran

2015-2016 antara lain :

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a. Pengaruh Dari Metode Ceramah

Nampak bahwa pengaruh metode ceramah, semua nilai peserta

didik pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM, sedangkan

nilai peserta didik pada kelas reguler masih banyak yang hanya mencapai

nilai KKM saja.

b. Pengaruh Dari Metode TIK

Nampak bahwa pengaruh metode TIK, semua nilai peserta didik

pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM, sedangkan nilai

peserta didik pada kelas reguler ada peserta didik yang hanya mencapai

nilai KKM saja.

c. Pengaruh Dari Metode Bernyanyi

Nampak bahwa pengaruh metode bernyanyi, hasil prestasi belajar

peserta didik yang semuanya telah melampaui nilai KKM.

d. Pengaruh Dari Metode Tanya Jawab

Nampak bahwa pengaruh metode tanya jawab, semua nilai

peserta didik pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM,

sedangkan nilai peserta didik pada kelas reguler masih ada peserta didik

yang hanya mencapai nilai KKM saja.

e. Pengaruh Dari Metode Bercerita.

Nampak bahwa pengaruh metode bercerita, hasil prestasi belajar

peserta didik sebagian besar anak banyak yang telah melampaui nilai

KKM, walaupun ada anak yang hasil prestasi belajarnya masih hanya

mencapai nilai KKM saja.

Penutup

Dari hasil penelitian dan analisis data yang disajikan menunjukkan bahwa

mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak hanya dilakukan dengan satu

model metode komunikasi pedagogik saja. Dengan adanya berbagai metode

komunikasi pegadodik yang digunakan guru, dapat diketahui bahwa guru baik

yang memiliki latar belakang pendidikan khusus maupun yang tidak, semua telah

melakukan upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa bahwa metode bernyanyi merupakan metode

komunikasi pedagogik yang palik baik. Dalam mata pelajaran yang menggunakan

metode ini hasil prestasi belajar peserta didik semuanya telah melampaui nilai

KKM. Oleh karena itu dapat dikatakan bila metode bernyanyi merupakan metode

yang paling efektif dan efisien dalam mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

Walaupun metode bernyanyi hanya digunakan pada kelas khusus saja.

Sebagai saran untuk SD Negeri 1 Sukorame, semoga dapat ditambahkan

lagi guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa agar lebih mampu secara

intensif dan terarah dalam memberikan materi-materi pelajaran kepada anak

berkebutuhan khusus (ABK). Terutama bagi anak dengan program PPI. Dan

untuk penelitian yang akan datang, penulis berharap agar melalukan pembuktian

yang lebih akurat mengenai pengaruh pola komunikasi pedagogik terhadap

prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode kuantitatif.

Daftar Pustaka

Achmad, Ale. “Pengertian, Definisi, Sejarah, Dan Tujuan Pedagogik”.

http://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-

tujuan.html. diunduh pada Jumat, 6 November 2015; 21.37 WIB.

Agustina dan Hamdu. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap

Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas

IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal

Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1.

Akuntono, Indra. “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Akan Dijamin”.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/07/1503545/Pendidikan.Anak.Be

rkebutuhan.Khusus.akan.Dijamin. diunduh pada Sabtu 26 September

2015; 14.38 WIB.

Haris. “PILIHAN Refleksi Sekolah Inklusi di Indonesia”.

http://www.kompasiana.com/www.haris-berbagi.co.cc/refleksi-sekolah-

inklusi-di-indonesia_550e2868a33311ba2dba7f10. diunduh pada Sabtu 26

September 2015; 14.49 WIB.

Ilahi,Mohammad Takdir. (2013). Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Knowles, Malcolm S. (1970). The Modern Practice Of Adult Education

Andragogy Versus Pedagogy. New York : Association Press.

Liliweri, Allo. (1996). Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Little John, W. Stephen and Karen A. Foss. (2009). Theories Of Human

Communication : Teori Komunikasi Edisi 9, terjemahan Mohammad

Yusuf Hamdan. Jakarta : Salemba Humanika.

Mujib, Fathul. (2012). Super Power in Educating. Yogyakarta : DIVA Press.

Mukhlisun. “Pakar : Pendidikan Inklusif di Boyolali Paling Maju”.

http://sumbar.antaranews.com/berita/29743/pakarpendidikan-inklusif-di-

boyolali-paling-maju.html. diunduh pada Senin, 26 Oktober 2015; 13.51

WIB.

Pratikto, Riyono. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung : Remadja

Karya CV.

Purwadarminta. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Purwanto, Djoko. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga.

Ryanthie, Septhia. "PENDIDIKAN INKLUSI Boyolali Miliki Perbub 54/2012

Sebagai Payung Hukum Pendidikan Inklusi”.

http://www.solopos.com/2013/03/30/pendidikan-inklusi-boyolali-miliki-

perbup-542012-sebagai-payung-hukum-pendidikan-inklusi-392349.

diunduh pada Senin, 30 Mei 2016; 13.25 WIB.

Santoso, Hargio. (2012). Cara Memahami Dan Mendidik Anak Berkebutuhan

Khusus. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algesindo Offset.

Suryabrata, Sumadi. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Yusuf, Munawir. (2014). Manajemen Sekolah Berbasis Pendidikan Inklusif. Solo

: Tiga Serangkai.