perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan lama

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATEN II KARANGAYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Mustiqa Febriniata G.0009143 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA USIA

SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATEN II KARANGAYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Mustiqa Febriniata G.0009143

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral

Kombinasi dengan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar

Mustiqa Febriniata, NIM: G.0009143, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari Rabu, tanggal 10 Oktober 2012

Pembimbing Utama Nama : Widardo, Drs., M. Sc. NIP : 19631216 199003 1 002 (.....................................) Pembimbing Pendamping Nama : Ratih Puspita Febrinasari, dr., M. Sc. NIP : 19810208 200604 2 003 (.....................................) Penguji Utama Nama : Suhanantyo, drg., M. Si. Med., PGK NIP : 19510606 198601 1 001 (.....................................) Penguji Pendamping Nama : Margono, dr., MKK NIP : 19540915 198601 1 001 (.....................................)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 10 Oktober 2012

Mustiqa Febriniata NIM. G.0009143

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Mustiqa Febriniata, G0009143, 2012. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi dengan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Kontrasepsi oral kombinasi merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Hormon tersebut dapat mempengaruhi tekanan darah karena faktor lama penggunaan kontrasepsi, Body Mass Index (BMI), dan usia akseptor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan tekanan darah pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar, dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang diambil dengan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, pengukuran antropometri, dan pengukuran langsung tekanan darah. Data variabel lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, tekanan darah (sistol dan diastol), usia, dan body mass index (BMI) dianalisis menggunakan uji normalitas Kormogorof-Smirnov dan uji regresi linier sederhana dengan program SPSS 16 for Windows. Hasil Penelitian: Hasil uji statistik regresi linier sederhana menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara antara lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan tekanan darah, baik sistol (p = 0,004) maupun diastol (p = 0,012). Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan tekanan darah pada wanita usia subur. Kata kunci: Lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi, Tekanan Darah, Usia,

Body mass index

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Mustiqa Febriniata, G0009143, 2012. The Correlation between the Using Duration of Combined Oral Contraception and Blood Pressure Levels among Fertile Women in the Work Area Health Center Jaten II Karanganyar. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Background: Combined oral contraception is one of contraception methods that contains estrogen and progesterone. Both of that hormones have an effect on blood pressure levels because of the using duration of combined oral contraception, Body Mass Index (BMI), and acceptor age. The purpose of this research is to analyze the correlation between the using duration of combined oral contraception and blood pressure levels among fertile women in Jaten area, Karanganyar. Methods: This research used observational cross sectional analytic approach method. The population were fertile women who use combined oral contraception. The total sample were 48 patients who appropriate with inclusion and exclusion criterias. The data were collected by kuesioner, interview, anthropometry measurement, and blood pressure direct measurement. Those variables such as the using duration of combined oral contraception, blood pressure levels (systolic and diastolic), age, and body mass index (BMI) were analyzed using Kolmogorof-Smirnov’s test of normality and linear regression analysis using SPSS 16 for Windows. Results: The result of simple statistic test using linear regression showed the correlation significancy between the using duration of combined oral contraception and blood pressure levels, both systolic (p=0,004) and diastolic (p=0,012). Conclusion: There is a correlation between the using duration of combined oral contraception and blood pressure levels among fertile women. Keywords: The using duration of combined oral contraception, Blood Pressure,

Age, Body mass index

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi dengan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Widardo, M. Sc., selaku pembimbing utama yang telah memberi bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ratih Puspita Febrinasari, dr., M. Sc., selaku pembimbing pendamping yang telah memberi bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Suhanantyo, drg., M. Si. Med. PGK, selaku penguji utama yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Margono, dr., MKK, selaku anggota penguji yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Pihak Puskesmas Jaten II Karanganyar yang telah membantu penelitian penulis di wilayah kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar.

8. Ibu-Ibu Kader Posyandu Desa Ngringo, Jaten, dan Sroyo yang telah membantu pengumpulan data skripsi.

9. Seluruh keluarga (Bapak, Ibu, Ferdian Adhi P, Apriniata Andip A, dan lain-lain) yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat (Farida NK, Qonita SJ, Rizka FA, Aldila AN, Nita P, Nurrini SY, Rizky AP, Dahniar E, Riani DH, Gina RI, mbak Dessy TP, dan lain-lain) yang telah memberikan inspirasi dan tambahan pengetahuan.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis yakin bahwa tulisan ini belum sempurna dan masih perlu banyak

perbaikan, oleh karena itu saran, pendapat, koreksi dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi dapat bermanfaat.

Surakarta, 10 Oktober 2012

Mustiqa Febriniata

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5

1. Kontrasepsi Hormonal .................................................................... 5

2. Kontrasepsi Oral Kombinasi ........................................................... 9

3. Tekanan Darah ................................................................................ 16

4. Status Gizi ....................................................................................... 19

5. Obesitas ........................................................................................... 24

6. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi (Estrogen dan

Progesteron) dengan Tekanan Darah ............................................... 27

B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 29

C. Hipotesis ............................................................................................ 30

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 31

A. Jenis Penelitian............................................................................... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 31

C. Subjek Penelitian........................................................................... 31

D. Teknik Sampling .......................................................................... 32

E. Rancangan Penelitian .................................................................... 34

F. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 34

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 34

H. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 36

I. Cara Kerja .................................................................................... 36

J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 38

A. Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 38

B. Karakteristik Responden .................................................................. 38

C. Analisis Hubungan Antarvariabel .................................................... 42

BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 44

A. Karakteristik Responden dan Variabel Luar Penelitian ................... 44

B. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi dengan

Tekanan Darah ................................................................................. 45

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 47

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 49

A. Simpulan .......................................................................................... 49

B. Saran................................................................................................. 49

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

LAMPIRAN

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rata-Rata Parameter Farmakokinetik Pil Levonorgestrel dan Etinil

Estradiol dalam Plasma ..................................................................... 11

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah ................................................................... 18

Tabel 2.3 Kriteria Body Mass Index (BMI) menurut WHO, 2000 ....................... 24

Tabel 2.4 Kriteria Body Mass Index (BMI) pada orang Asia Pasifik menurut

WHO ..................................................................................................... 25

Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden ................................................................... 39

Tabel 4.2 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Body Mass Index (BMI) ............... 40

Tabel 4.3 Distribusi Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi ................. 40

Tabel 4.4 Distribusi Tekanan Darah..................................................................... 41

Tabel 4.5 Hasil Uji Distribusi Normal Kolmogorov-Smirnov ............................. 42

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Regresi Linier Sederhana........................................ 42

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 30

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 35

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Surat Keterangan dari Puskesmas Jaten II Karanganyar

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Kuesioner Panduan Wawancara Terstruktur

Lampiran 5. Uji Normalitas

Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 7. Foto Kegiatan Penelitian

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kependudukan merupakan bagian dari pembangunan nasional

sehingga diperlukan perhatian khusus dalam pengaturan kependudukan

(Atmarita dan Fallah, 2004). Strategi pemerintah dalam mengatur

kependudukan adalah melalui program Keluarga Bencana (KB) yaitu dengan

menurunkan tingkat fertilitas dengan penggunaan kontrasepsi. Saat ini tersedia

beragam metode KB atau alat kontrasepsi yang meliputi suntik, IUD, pil,

implan, kontap, dan kondom (BKKBN, 2012). Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) selama periode 1991 hingga 2007 pola

penggunaan kontrasepsi di Indonesia didominasi oleh kontrasepsi hormonal

dan bersifat jangka pendek (Puspitasari dan Winarni, 2011).

Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

menunjukkan bahwa prevalensi akseptor KB hormonal masih lebih tinggi

dibandingkan dengan akseptor KB non hormonal. Di Jawa Tengah pencapaian

peserta KB aktif wanita hingga bulan Desember 2011 telah mencapai

5.108.046 akseptor, dengan klasifikasi metode kontrasepsi menggunakan non

hormonal dan hormonal. Akseptor pengguna metode kontrasepsi non

hormonal mencapai 727.598 akseptor atau 14,24 % yang terdiri dari IUD

439.687 atau sebesar 8,60 %, Media Operatif Wanita (MOW) sebanyak

287.911 atau sebesar 5,64 % dari total KB aktif wanita. Kemudian yang

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menggunakan metode kontrasepsi hormonal mencapai 4.380.448 akseptor atau

85,76 % yang terdiri dari implan sebanyak 519.973 atau 10,18%, suntikan

sebanyak 3.017.353 atau 59,07%, dan sisanya pengguna kontrasepsi pil

sebanyak 843.122 atau 16,51% dari total peserta KB aktif wanita (BKKBN,

2012).

Prevalensi peserta KB aktif wanita hingga bulan Desember 2011 di

Kabupaten Karanganyar mencapai 130.132 akseptor, dengan pengguna KB

non hormonal sebesar 30.613 atau 23,52% dan KB hormonal sebesar 99.519

atau sebesar 76,48% dari total KB aktif wanita di Kabupaten Karanganyar.

Akseptor pengguna metode kontrasepsi non hormonal terdiri dari IUD 16.489

atau sebesar 12,67%, Media Operatif Wanita (MOW) sebanyak 14.124 atau

sebesar 10,85% dari total KB aktif di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan

yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal terdiri dari implan sebanyak

9.421 atau 7,24%, suntikan sebanyak 81.948 atau 62,98%, dan sisanya

pengguna kontrasepsi pil sebanyak 8.150 atau 6,26% dari total peserta KB

aktif di Kabupaten Karanganyar (BKKBN, 2012).

Data tersebut menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal lebih banyak

dipilih dibandingkan dengan kontrasepsi non hormonal. Masyarakat lebih

memilih kontrasepsi hormonal dengan alasan penggunaan yang lebih efektif

(Hartanto, 2004). Namun di sisi lain, penggunaan kontrasepsi hormonal dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah hingga menyebabkan

hipertensi. Efek hormon maupun risiko ini berhubungan dengan ras, riwayat

keluarga, kegemukan, usia, makanan, rokok, dan lama pemakaian kontrasepsi

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(Herman, 1996; Sanif, 2009). Kontrasepsi hormonal kombinasi memiliki

kandungan hormon estrogen dan progesteron. Tekanan darah dan berat badan

yang meningkat merupakan efek samping dari penggunaan kontrasepsi

hormonal kombinasi (Zieman et al., 2010). Kontrasepsi kombinasi masih

menjadi pilihan wanita usia subur karena efek terhadap peningkatan berat

badan lebih kecil dibandingkan dengan non kombinasi. Namun efek samping

peningkatan tekanan darah perlu perhatian khusus karena bila berlangsung

dalam waktu yang lama akan mengakibatkan hipertensi (Zieman et al., 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

dengan tekanan darah pada wanita usia subur. Penelitian ini diharapkan dapat

mengurangi peningkatan tekanan darah dan prevalensi kejadian hipertensi

pada akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi wanita usia subur dalam memilih metode kontrasepsi.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

dengan tekanan darah pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas

Jaten II Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

dengan tekanan darah.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi oral

kombinasi dengan tekanan darah pada wanita usia subur di wilayah

kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar.

b. Mengetahui gambaran tekanan darah rata-rata pada pengguna

kontrasepsi oral kombinasi pada wanita usia subur di wilayah kerja

Puskesmas Jaten II Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai hubungan

kontrasepsi oral kombinasi dengan tekanan darah pada wanita usia subur.

2. Manfaat praktis

a. Membantu wanita usia subur dalam memilih metode kontrasepsi

yang sesuai dan dapat membantu dalam menangani efek samping

yang ditimbulkan akibat penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

khususnya efek peningkatan tekanan darah dan peningkatan berat

badan.

b. Membantu institusi kesehatan khususnya di bidang pelayanan

keluarga berencana dalam mengurangi prevalensi hipertensi akibat

penggunaan kontrasepsi oral kombinasi.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kontrasepsi Hormonal

a. Definisi

Kontrasepsi kombinasi merupakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kontrasepsi kombinasi

memiliki empat metode dalam penggunaannya yaitu oral, suntik,

patch, dan cincin vagina. Sedangkan pada kontrasepsi hormonal non

kombinasi yang hanya mengandung progesteron (progesterone only)

terdapat tiga metode dalam penggunaannya yaitu oral, suntik, dan

susuk (implan) (Zieman et al., 2010).

b. Jenis dan Cara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

1) Kontrasepsi oral (pil)

Terdapat 4 tipe kontrasepsi oral yaitu pil tipe kombinasi, pil

tipe sekuensial, tipe mini pil, dan pil pascasenggama (morning

after pill) (Albar, 2009).

a) Pil tipe kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai

saat ini dianggap paling efektif (Albar, 2009). Terdiri dari 21-

22 pil yang setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin

dosis kecil, untuk penggunaan 1 siklus. Pil mulai ditelan pada

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

hari haid pertama (atau hari kelima) tiap hari satu pil terus-

menerus selama 21 hari dan disusul dengan istirahat selama 7

hari atau 7 pil kosong tanpa hormon (memory pill) (Wiegratz

dan Thaler, 2011).

Akibat turunnya kadar progestin dalam darah maka

pada hari istirahat kedua sampai kelima umumnya terjadi

perdarahan yang merupakan perdarahan putus obat (withdrawal

bleeding). Setelah istirahat dilanjutkan siklus berikutnya seperti

siklus sebelumnya (Tjay dan Rahardja, 2007a).

Jenis pil kombinasi ada tiga, yaitu:

(1) Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam

dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

(2) Bifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam

dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

(3) Trifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dalam

tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b) Pil tipe sekuensial

Pil hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari,

disusul dengan pil yang mengandung estrogen dan progestin

untuk 5-7 hari. Pil sekuensial memiliki efektivitas sedikit lebih

rendah dari pil kombinasi dan penggunaannya hanya

dianjurkan pada kasus tertentu (Albar, 2009).

c) Mini Pil

Mini pil hanya berisi progestin dengan dosis kecil,

mulai diminum pada hari haid pertama secara terus-menerus

tanpa istirahat. Efek utamanya adalah terhadap lendir servik

dan endometrium sehingga nidasi blastokista tidak dapat terjadi

(Albar, 2009; Tjay dan Rahardja, 2007a).

d) Pil pascasenggama (morning after pill)

Berisi dietilstilbestrol (DES) 50 mg atau etinil-estradiol

(EE) 0,5 sampai 2 mg sehari dalam kurang waktu 72 jam pasca

senggama selama 4-5 hari berturut-turut (Albar, 2009).

2) KB Suntik

a) Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntik yang mengandung progestin terdapat

dua jenis, yaitu:

(1) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera)

Depo Provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron

yang digunakan untuk kontrasepsi parenteral, mempunyai

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

efek progestin yang kuat dan sangat efektif (Albar, 2009).

Berisi MPA (medroksiprogesteron asetat) 150 mg dalam

bentuk depo (lepas lambat). Penyuntikan 3 bulan sekali

secara intramuskular, diberikan pada hari kelima pada masa

haid. Cara kerjanya berdasarkan penghambatan pelepasan

LH, perintangan ovulasi, dan pengentalan lendir servik

(Tjay dan Rahardja, 2007a). Penggunaan selama satu tahun

akan menyebabkan peningkatan berat badan sebesar 2,5 kg

dan akan meningkat sebesar 7,5 kg setelah lima tahun

(Zieman et al., 2010).

(2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)

Depo Noristerat mengandung 200 mg Noretindron

Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik

intramuskular (Gupta et al., 2008; Nash, 2008).

b) Suntikan kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron

Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM.

3) Susuk KB (Norplant atau Implant)

Tersedia 3 macam susuk KB terdiri dari 1 batang, 2 batang,

dan 6 batang. Susuk KB dimasukkan di bawah kulit pada lengan

bagian atas (Albar, 2009). Satu implant nonbiodegredable yang

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berisi 68 mg etonogestrel selama 3 tahun (Implanon). Enam

implant yang total berisi 6 x 36 mg levonorgestrel, digunakan

selama 5 tahun (Norplant). Norplant-2 terdiri dari 2 batang yang

seluruhnya mengandung 140 mg levonorgestrel dan lebih konstan

dalam melepaskan kandungan hormonnya.

4) Kontrasepsi Koyo (patch) dan Kontrasepsi Cincin Vagina

(ring)

Kontrasepsi koyo (koyo KB) dan cincin vagina

mengandung hormon estrogen dan progestin. Durasi peggunaan

kedua metode kontrasepsi ini sama yaitu digunakan selama 3

sampai 4 minggu kemudian dilepas. Pada minggu keempat

kontrasepsi tersebut tidak digunakan supaya menstruasi dapat

terjadi.

Koyo ditempelkan di kulit kemudian didiamkan selama 1

minggu, kemudian dilepas. Koyo pengganti ditempelkan pada area

kulit yang berbeda. Cincin vagina merupakan alat plastik kecil

yang ditempatkan dalam vagina selama 3 minggu. Pada minggu

keempat cincin dilepas. Cincin vagina yang baru diganti setiap

bulannya (CDC, 2011).

2. Kontrasepsi Oral Kombinasi

a. Farmakokinetik

Kontrasepsi oral kombinasi atau sering disebut pil KB yaitu

kontrasepsi yang mengandung hormon sintetik estrogen dan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

progesteron. Levonorgestrel (progesteron) dan Etinil Estradiol

(estrogen) merupakan dua hormon yang sering digunakan dalam

kontrasepsi ini. Farmakokinetik kedua hormon tersebut di dalam tubuh

adalah sebagai berikut:

1) Absorpsi

Levonorgestrel diabsorpsi secara cepat dan lengkap

(bioavailibilitas hingga 100%) secara oral. Etinil Estradiol juga

diabsorpsi secara cepat dan lengkap dalam saluran pencernaan,

namun bioavailibilitas berkurang menjadi 43% karena harus

melalui metabolisme di mukosa usus dan hepar terlebih dahulu.

Tabel 2.1 Rata-Rata Parameter Farmakokinetik Pil Levonorgestrel dan Etinil Estradiol dalam Plasma

Konsentrasi

maksimal

(Cmax)

Waktu untuk

mencapai

konsentrasi

maksimal (T max)

Waktu

paruh

(T½)

Levonorgestrel 6,0 ± 1,6 ng/mL 1,6 ± 0,6 jam 28,5 ± 8,7 jam

Etinil Estradiol 122,8 ±

39,5 pg/mL

1,8 ± 0,7 jam 17,5 ± 7,4 jam

(Lupin, 2011).

2) Distribusi

Volume distribusi Levonorgestrel dan Etinil Estradiol

sekitar 1,8L/kg dan 4,3L/kg. Levonorgestrel terikat pada protein

sekitar 97,5 sampai 99%, dimana ikatan utamanya adalah dengan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Seks Hormon Binding Globulin (SHBG) dan yang lainnya diikat

oleh serum albumin. Sedangkan Etinil Estradiol berikatan dengan

serum albumin sekitar 95-97%. Etinil Estradiol tidak berikatan

dengan SHBG namun menginduksi sintesis SHBG sehingga

mengurangi klirens Levonorgestrel.

3) Metabolisme

Proses metabolisme Levonorgestrel dan Etinil Estradiol

berbeda. Levonorgestrel dapat terpakai langsung dan tidak melalui

metabolisme di dalam hepar. Sedangkan Etinil Estradiol melalui

metabolisme tingkat pertama di dalam hepar.

4) Ekskresi

Sekitar 45% Levonorgestrel dan hasil metabolismenya

diekskresikan melalui urin dan sekitar 32% diekskresikan melalui

feses. Ekskresi yang melalui feses sebagian besar berupa konjugasi

glukoronida. Sedangkan Etinil Estradiol diekskresikan melalui urin

dan feses sebagai konjugasi glukoronida dan sulfat. Selain itu, pada

ekskresi Etinil Estradiol terjadi sedikit resirkulasi enterohepatik

(Lupin, 2011).

b. Keadaan tunak

Keadaan tunak atau steady state concentration (Css)

merupakan suatu kondisi di mana laju pemberian obat sama dengan

laju eliminasi obat. Pada kondisi ini jumlah obat yang terkandung

dalam tubuh telah mencapai nilai yang konstan (Bauer dan Larry,

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2001). Levonorgestrel mencapai kondisi tunak pada hari ke-19

sedangkan Etinil Estradiol mencapai kondisi tunak pada hari ke-6

(Wyeth Pharmaceuticals Company, 2010).

c. Cara kerja

1) Estrogen

Cara kerja Estrogen sintetik dalam tubuh yaitu:

menghalangi maturasi folikel dan ovarium dengan jalan menekan

Folikel Stimulating Hormon (FSH), mengurangi dosis progesteron

dengan berikatan pada reseptor progesterone, dan meminimalisasi

efek samping bercak perdarahan (spotting) dengan jalan

menstabilkan endometrium.

2) Progesteron

Cara kerja Progesteron sintetik dalam tubuh yaitu:

mencegah ovulasi, menyebabkan perubahan pada lendir servik

sehingga menjadi kurang banyak dan kental yang menyebabkan

sperma tidak dapat memasuki kavum uteri, menjadikan selaput

lendir rahim tipis dan atrofi sehingga implantasi tidak terjadi, dan

menghambat transportasi gamet oleh tuba (Zieman et al., 2010).

d. Kelebihan

Keuntungan penggunaan kontrasepsi pil kombinasi antara lain

(Saifudin, 2006):

1) Mempunyai efektivitas tinggi apabila digunakan setiap hari

2) Risiko terhadap gangguan kesehatan sangat kecil

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Tidak mengganggu hubungan seksual

4) Siklus haid menjadi teratur

5) Tidak terjadi nyeri haid

6) Dapat digunakan dalam jangka panjang untuk mencegah

kehamilan

7) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

8) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

e. Efek samping

Penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi (estrogen dan

progesteron) akan menimbulkan efek samping dan komplikasi antara

lain (Depkes 1999; Gupta et al., 2008; Zieman et al., 2010):

1) Gangguan siklus haid

Adanya ketidakseimbangan hormon menyebabkan

endometrium mengalami perubahan histologi berupa degenerasi

atau atropi. Gangguan siklus haid antara lain: tidak mengalami haid

(amenore), bercak atau perdarahan berupa tetesan (spotting),

perdarahan diluar siklus haid (metroragia), perdarahan haid yang

lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (menoragia).

2) Hipertensi

Hormon estrogen menimbulkan efek terhadap pembuluh

darah berupa hipertrofi arteriol/vasokonstriksi. Selain itu estrogen

mempengaruhi sistem Renin Angiotensin-Aldosteron sehingga

terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Brito et al., 2011).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Peningkatan tekanan darah yang terjadi pada akseptor

kontrasepsi kombinasi dapat diminimalisasi dengan cara sebagai

berikut:

a) Apabila akseptor adalah perokok, maka rokok harus

dihentikan.

b) Lakukan olahraga selama 20-30 menit setiap hari.

c) Apabila akseptor menderita overweight, maka berat badan

harus dikurangi.

d) Pengaturan diet pada garam.

e) Apabila akseptor sedang mengonsumsi obat antihipertensi,

maka obat tersebut harus dikonsumsi secara teratur.

f) Menghindari kondisi penyebab stres (Zieman et al., 2010).

3) Peningkatan nafsu makan

Progesteron (progestin) mempermudah perubahan

karbohidrat dan gula menjadi lemak, merangsang nafsu makan, dan

menurunkan aktivitas fisik sehingga pemakaian kontrasepsi

hormonal menyebabkan berat badan meningkat.

4) Sakit kepala/Migrain

Efek hormon estrogen terhadap pembekuan darah otak

menyebabkan penyempitan dan hipertrofi arteriol.

5) Jerawat

Faktor yang menyebabkan jerawat adalah kandungan dari

18-nortestosteron.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

6) Tromboemboli atau tromboflebitis

Estrogen menyebabkan peningkatan aktivitas faktor

pembekuan sehingga mengakibatkan tersumbatnya pembuluh

darah (thrombus).

7) Perubahan mood dan depresi

Hormon estrogen dan progesteron menyebabkan tubuh

kekurangan vitamin B6 secara absolut. Gejalanya berupa lesu dan

tidak bersemangat.

8) Mual dan muntah

Mual dan muntah terjadi pada bulan-bulan pertama

penggunaan kontrasepsi. Reaksi tubuh terhadap progesteron yang

mempengaruhi produksi asam lambung sehingga menimbulkan

mual.

f. Kontraindikasi kontrasepsi oral kombinasi

Menurut Albar (2009) tidak semua orang dapat menggunakan

kontrasepsi oral kombinasi. Kontraindikasi ini dapat dibedakan

menjadi:

1) Kontraindikasi mutlak, antara lain tumor-tumor yang dipengaruhi

estrogen, penyakit hepar yang aktif (akut maupun kronik),

mempunyai riwayat tromboflebitis, tromboemboli, dan kelainan

serebrovaskuler, diabetes melitus, kehamilan.

2) Kontraindikasi relatif antara lain depresi, migrain, mioma uteri,

hipertensi, oligomenorea, dan amenorea.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3. Tekanan Darah

a. Definisi

Tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah

terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh (Guyton dan Hall,

2008). Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu curah

jantung (cardiac output) dan resistensi vaskular perifer. Curah jantung

merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi

sekuncup, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena

dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi perifer ditentukan oleh

tonus otot polos pembuluh darah dan viskositas darah (Nafrialdi,

2007).

b. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kelainan dan suatu gejala dari

gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah (Tjay dan Rahardja,

2007b). Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya dan

berdasarkan tingginya tekanan darah.

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi

esensial (primer) yaitu hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang

jelas dengan penyebab multifaktorial meliputi faktor genetik dan

lingkungan. Selanjutnya adalah hipertensi sekunder yaitu hipertensi

yang penyebabnya diketahui dengan jelas. Termasuk dalam kelompok

ini antara lain hipertensi renal, hipertensi endokrin, hipertensi akibat

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kelainan saraf pusat, hipertensi penyakit jantung, hipertensi diabetes

melitus, dan hipertensi sekunder lain yang tidak spesifik.

Berdasarkan tingginya tekanan darah, klasifikasinya sebagai

berikut (Yogiantoro, 2006):

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi

Tingkat 1 140-159 atau 90-99

Tingkat 2 ≥ 160 atau ≥ 100

Sumber: The Seventh Report of Joint National Committee JNC-VII

c. Faktor-faktor penyebab peningkatan tekanan darah

Hipertensi primer dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di

antaranya usia, jenis kelamin, kelebihan berat badan atau obesitas,

aktivitas fisik, asupan garam, faktor emosional, dan faktor keturunan

atau genetik (Guyon dan Hall, 2008). Sedangkan hipertensi sekunder

disebabkan oleh etiologi yang jelas di antaranya penyakit ginjal,

jantung, diabetes melitus, dan gangguan sistem endokrin.

Menurut Tjay dan Rahardja (2007b) ada beberapa faktor yang

dapat memicu peningkatkan tekanan darah secara reversibel, antara

lain:

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Asupan garam berlebih

Ion natrium mengakibatkan retensi air sehingga volume darah

bertambah dan menyebabkan daya tahan pembuluh darah

meningkat.

2) Merokok

Nikotin dalam rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi dan

meningkatkan tekanan darah.

3) Kontrasepsi estrogen

Kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen akan

mengakibatkan retensi garam dan air.

4) Stres

Ketegangan emosional dapat meningkatkan tekanan darah

sementara akibat dari pelepasan adrenalin dan noradrenalin

(hormon stres) yang bersifat vasokonstriktif.

5) Drop

Sejenis gula yang mengandung asam glizirinat yang dapat

menyebabkan retensi air.

d. Pengukuran tekanan darah

Menurut Gunawan (2005), dalam pengukuran tekanan darah

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk

ataupun berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat

diletakkan dengan santai.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan

angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring

meskipun selisihnya relatif kecil.

3) Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada

orang yang bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling

rendah. Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau

aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi. Di

samping itu, juga tidak boleh merokok atau minum kopi karena

merokok atau minum kopi akan menyebabkan tekanan darah

sedikit naik.

4) Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2

atau 3 kali berturut-turut, dan pada detakan yang terdengar tegas

pertama kali mulai dihitung. Jika hasilnya berbeda maka nilai yang

dipakai adalah nilai yang terendah.

5) Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang

mengembang harus melingkari 80% lengan dan mencakup dua

pertiga dari panjang lengan atas.

4. Status Gizi

a. Definisi

Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Mary, 2000).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2001). Status gizi adalah

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan

penggunaan makanan yang dapat diukur dengan ukuran-ukuran gizi

tertentu (Suhardjo et al., 2003).

b. Penilaian status gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung (Supriasa, 2002).

1) Penilaian status gizi secara langsung dilakukan dengan empat cara,

yaitu:

a) Antropometri

Antropometri berkaitan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur

dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat

pada pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supriasa, 2002).

b) Klinis

Metode klinis didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal

tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,

rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Survei ini

dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Supriasa,

2002).

c) Biokimia

Penilaian dengan biokimia adalah dengan pemeriksaan

specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh seperti: urine, tinja, darah, hati

dan otot. Penilaian dengan cara ini lebih membantu untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Supriasa, 2002).

d) Biofisik

Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan

fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan struktur

jaringan (Supriasa, 2002).

2) Secara tidak langsung, penilaian status gizi dilakukan dengan tiga

cara, yaitu:

a) Survei konsumsi makanan

Merupakan suatu metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan

dan kekurangan zat gizi.

b) Statistik vital

Cara ini yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik

kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data

lainnya yang berhubungan dengan gizi.

c) Faktor ekologi

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi.

Pengukuran etiologi dipandang sangat penting untuk

mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai

dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

c. Metode Pengukuran

Metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur status

gizi adalah Body Mass Index (BMI). Body Mass Index (BMI) atau

Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi

badan yang umumnya digunakan untuk menggolongkan seseorang ke

dalam kategori berat badan kurang, normal, berat badan lebih, dan

obesitas. Rumus atau cara menghitung BMI yaitu dengan rumus berat

badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat

(m2) (Sugondo, 2007).

1) Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan

panjang tulang. Tinggi badan menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh

bersamaan dengan pertambahan usia.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling banyak

digunakan. Rumus perhitungan BMI adalah sebagai berikut:

BMI =

Tabel 2.3 Kriteria Body Mass Index (BMI) menurut WHO, 2000

(Sugondo, 2007).

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Berat badan kurang (underweight) <18,5

Kisaran Normal 18,5 – 24,9

Berat badan lebih (overweight) > 25,0

1. Pre Obes 25,0 – 29,9

2. Obes kelas I 30,0 – 34,9

3. Obes kelas II 35,0 – 39,9

4. Obes kelas III ≥ 40

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 2.4 Kriteria Body Mass Index (BMI) pada orang Asia Pasifik menurut WHO (2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Berat badan kurang (underweight) < 18,5

Berat badan normal 18,5-22,9

Berat badan lebih (overweight) ≥ 23,0

Risiko obesitas 23,0-24,9

Obesitas I 25,0-29,9

Obesitas II ≥ 30,0

(Sugondo, 2007).

Dari tabel klasifikasi BMI di atas, seseorang dikatakan obesitas apabila

nilai BMI >25,0. Apabila nilai BMI >30,0 maka perlu diwaspadai

karena memiliki risiko terkena penyakit degeneratif seperti hipertensi,

penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dan kandung empedu

(Almatsier, 2001).

5. Obesitas

a. Definisi

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi

akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga dapat

mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks

pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan

oleh beberapa faktor biologi yang spesifik. Obesitas terjadi bila besar

dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang (Sugondo,

2007).

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Penyebab

Faktor-faktor yang menyebabkan obesitas yaitu:

1) Asupan gizi

Asupan gizi yang berlebih dapat menimbulkan obesitas. Kelebihan

energi dalam tubuh diubah menjadi lemak dan ditimbun pada

tempat-tempat tertentu (Budiyanto, 2002).

2) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu bentuk pemakaian energi

dalam tubuh. Tubuh menyimpan kembali energi dalam bentuk

lemak pada seseorang yang kurang beraktivitas sehingga

menyebabkan kegemukan (Sherwood, 2001).

3) Sosial dan lingkungan

Pengaruh faktor sosial dan lingkungan sangat nyata yaitu dengan

adanya peningkatan prevalensi obesitas yang cepat di sebagian

besar negara maju dan meningkatnya makanan berenergi tinggi

yang mengandung lemak. Hal itu juga dibarengi dengan gaya

hidup yang tidak aktif (Guyton dan Hall, 2008).

4) Faktor Psikologi

Faktor emosional atau perasaan dapat mempengaruhi seseorang

dalam mengonsumsi makanan. Depresi yang menyebabkan

tekanan psikologi dapat mengubah kepribadian seseorang sehingga

orang tersebut menjadikan makanan sebagai pelariannya.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5) Faktor lain

a) Konsumsi alkohol

b) Obat-obatan

Beberapa obat yang mempunyai efek samping menaikkan berat

badan antara lain:

(1) Kontrasepsi hormonal (steroid) dapat menyebabkan

penambahan berat badan pada orang tertentu. Pengaruh ini

terutama disebabkan progesteron dalam kontrasepsi

tersebut.

(2) Obat-obat lain, misalnya antidepresan trisiklik, insulin,

sulfonilurea, β-adrenergik, fenotiazin, asam valproat,

siproheptadin, neuroleptik (Guyton dan Hall, 2008).

c. Pencegahan obesitas

Menurut Sugiharti (2002), berat badan yang berlebih dapat

dicegah dengan beberapa cara. Untuk mencegah obesitas perlu

ditekankan:

1) Motivasi yang kuat dari individu sendiri akan pentingnya tubuh

yang ideal untuk kesehatannya. Data statistik menunjukkan bahwa

semakin gemuk seseorang maka kemungkinan menderita penyakit

degeneratif dan kematian juga meningkat.

2) Diet dengan pengaturan kalori atau pengaturan jumlah makanan

yang masuk.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3) Latihan dengan peningkatan aktivitas fisik selama diet agar terjadi

pengurangan kalori.

4) Pemberian obat penekan nafsu makan dalam jangka waktu dan

kasus tertentu. Apabila berat badan yang dikehendaki sudah

dicapai obat dikurangi secara bertahap.

6. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Kombinasi (Estrogen dan

Progesteron) dengan Tekanan Darah

Hormon merupakan bagian dari sistem endokrin yang berupa

senyawa kimia yang terkandung dalam darah dengan kadar sangat rendah.

Hormon-hormon diangkut melalui darah ke dalam jaringan spesifik yang

disebut jaringan sasaran. Meskipun konsentrasinya rendah, hormon

menimbulkan efek metabolik dan biokimia yang nyata pada jaringan

sasaran (Schteingart, 2006).

Status gizi dan penggunaan kontrasepsi hormonal memiliki peran

penting pada kondisi tekanan darah seseorang. Hubungan antara status gizi

berlebih (underweight dan obesitas) dengan peningkatan tekanan darah

dapat dijelaskan sebagai perubahan proses fisiologis yang terjadi pada

tubuh, yaitu resistensi insulin dan hiperinsulinemia; aktivasi sistem saraf

simpatik dan sistem renin-angiotensin; serta perubahan organ ginjal.

Peningkatan insulin plasma yang terjadi akan berperan pada faktor

natriuretik dan menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium ginjal

sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Krummel, 2004).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kontrasepsi kombinasi yang mengandung campuran hormon

estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kondisi tekanan darah

seseorang. Kontrasepsi steroid yang mengandung estrogen akan

menimbulkan efek terhadap pembuluh darah berupa hipertrofi

arteriol/vasokonstriksi. Selain itu estrogen mempengaruhi sistem Renin

Angiotensin-Aldosteron sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit (Brito et al., 2011). Lama penggunaan estrogen juga berpengaruh

terhadap terjadinya tekanan darah tinggi (Sanif, 2009). Tekanan darah

dapat meningkat sebesar 5 hingga 10 mmHg. Tekanan darah tinggi atau

hipertensi yang berlangsung dalam jangka waktu lama merupakan faktor

risiko penyakit kardiovaskuler (Rosenfeld, 2002).

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kontrasepsi Oral Kombinasi (estrogen dan progesteron)

BMI (Status Gizi)

Progesteron (Progestin)

1) Aktivitas fisik 2) Asupan garam 3) Faktor emosional 4) Faktor genetik

1.Retensi cairan 2.Hipertrofi arteriol 3.Ketidakseimbangan ciaran

dan elektrolit akibat gangguan sistem Renin Angiotensin-Aldosteron

1.Mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak

2.Merangsang nafsu makan 3.Menurunkan aktivitas

fisik

Estrogen

Tekanan darah

Peningkatan jumlah simpanan lemak dalam jaringan subkutan

Peningkatan berat badan

a. Genetik b.Asupan gizi c. Aktivitas

fisik d.Sosial dan

lingkungan e. Psikologi

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti : Mempengaruhi, diteliti : Mempengaruhi, tidak diteliti

Lama penggunaan kontrasepsi

Usia

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Hipotesis

Ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan

tekanan darah pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Jaten II

Karanganyar.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode

cross sectional. Cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari

hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen),

observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang

sama (Riyanto, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jaten II

Karanganyar pada bulan April-Agustus 2012.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) pengguna

kontrasepsi kombinasi dengan metode oral. Populasi sumber pada penelitian

ini adalah wanita berusia 20-50 tahun yang masih menggunakan kontrasepsi

oral kombinasi dan tercatat hingga Juni 2012 di wilayah kerja Puskesmas

Jaten II Karanganyar.

Adapun kriteria populasi adalah sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Akseptor kontrasepsi oral kombinasi (estrogen dan progesteron)

berusia 20-50 tahun. Usia tersebut masih dalam kategori usia subur

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dimana masih mengalami proses reproduksi dalam tubuhnya (Supriasa,

2002).

b. Akseptor telah menggunakan kontrasepsi oral kombinasi (estrogen dan

progesteron) selama minimal satu bulan.

c. Tidak menderita hipertensi sebelum menggunakan kontrasepsi.

d. Tidak sedang mengonsumsi obat antihipertensi.

e. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.

2. Kriteria eksklusi

a. Tidak bersedia menjadi responden

b. Memiliki riwayat hipertensi

c. Memiliki riwayat penyakit jantung

d. Memiliki gangguan psikologi

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling, yaitu peralihan subyek berdasarkan ciri-

ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi

(Taufiqurrohman, 2003).

Untuk menentukan jumlah sampel minimal yang akan digunakan

dalam penelitian cross sectional, digunakan rumus sebagai berikut:

( )( ) ( ) qpzNd

Nqpzn

..1.

...2

2/12

22/1

a

a

-+-=

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dimana:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

zα = Nilai distribusi normal standar untuk uji dua sisi pada

tingkat kemaknaan α. Misalnya 1,96 untuk α = 0,05

p = Perkiraan paparan pada populasi. WUS pengguna

kontrasepsi oral kombinasi sebesar 0,13

q = 1-p

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan

yang diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001

(Sastrasmoro dan Sudigdo, 2002).

Bila diketahui data wanita usia subur pengguna kontrasepsi oral

kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Jaten II Karanganyar pada bulan

Juni 2012 berjumlah 678 orang, maka didapatkan jumlah sampel minimal

adalah sebagai berikut:

= 40,874152

= 41 orang

Pada penelitian ini didapatkan jumlah sampel sebanyak 49 orang,

dimana jumlah tersebut dapat digunakan karena telah memenuhi kriteria

jumlah sampel minimal.

( )( ) ( ) ( )13,01.13,0.96,11678.1,0

678.13,01.13,0.96,122

2

-+--

=n

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

E. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Lama penggunaan kontrasepsi oral kombinasi

2. Variabel terikat : Tekanan darah

3. Variabel luar : BMI, usia, aktivitas fisik, asupan garam, faktor

emosional, faktor genetik

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Kombinasi

Kontrasepsi dalam bentuk pil yang mengandung hormon estrogen (Etinil

Estradiol) 0,03 mg dan progesteron (Levonorgestrel) 0,15 mg. Kontrasepsi

Wanita Usia Subur 20-50 tahun dengan normotensi (data rekam medik)

Analisis data

Menggunakan Kontrasepsi Oral Kombinasi (estrogen dan

progesteron)

Pengukuran antropometri

Pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik

Lama Penggunaan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

tersebut telah digunakan dalam jangka waktu minimal satu bulan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan check list kuesioner. Skala

pengukuran variabel ini adalah rasio.

2. Variabel terikat: Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan tanda vital tubuh untuk mengetahui kondisi

jantung dan vaskuler perifer. Data diperoleh dari check list rekam medik

sebelum penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dan diukur pada saat

pengambilan data. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

sphygmomanometer dan stetoskop. Hasil yang didapatkan adalah tekanan

sistolik yaitu bunyi denyut pertama setelah pompa dilepaskan perlahan dan

diastolik yaitu bunyi denyut terakhir. Keduanya didengarkan melalui

stetoskop yang diletakkan pada arteri brakialis. Skala pengukuran variabel

ini adalah rasio. Kategori tekanan darah berdasarkan JNC VII tahun 2003

(Yogiantoro, 2006) adalah:

a. Normal (<120 dan <80 mmHg)

b. Prehipertensi (120-139 atau 80-89 mmHg)

c. Hipertensi (≥140 atau ≥90 mmHg)

3. Variabel Luar

a. Status gizi merupakan status kesehatan tubuh yang salah satu

pengukurannya dapat menggunakan Body Mass Index (BMI) atau

indeks massa tubuh (IMT) yaitu dengan rumus:

(BNF, 2000).

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Alat pengukuran yang digunakan adalah antropometri dengan

menggunakan timbangan berat badan dan alat ukur tinggi badan. Skala

pengukuran variabel BMI adalah rasio.

b. Usia

Usia diukur untuk mengetahui sebaran data wanita pengguna

kontrasepsi oral kombinasi. Skala pengukuran variabel usia adalah

rasio.

H. Alat dan Bahan Penelitian

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Checklist berisi data wanita yang menggunakan kontrasepsi oral

kombinasi.

2. Timbangan untuk mengukur berat badan.

3. Microtoise untuk mengukur tinggi badan.

4. Sphygmomanometer dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.

5. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner)

6. Lembar persetujuan menjadi sampel (inform consent).

I. Cara Kerja

1. Penelitian pendahuluan

a. Peneliti membawa surat ijin penelitian dari Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk melakukan penelitian di

Puskesmas Jaten II Karanganyar.

b. Meminta data jumlah akseptor kontrasepsi oral kombinasi yang

tercatat hingga bulan Juni 2012 di Puskesmas Jaten II Karanganyar.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN LAMA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Penelitian sesungguhnya

a. Meminta data Kohort puskesmas tentang akseptor kontrasepsi oral

kombinasi beserta data riwayat pemeriksaan tekanan darah kemudian

mencatatnya dalam checklist.

b. Menghitung BMI berdasarkan hasil pengukuran antropometri

kemudian menentukan status gizinya.

c. Melakukan pengukuran tekanan darah pada akseptor kemudian

mencatat hasilnya.

d. Melakukan analisis data.

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara statistik

menggunakan uji regresi linier sederhana dengan batas kemaknaan 5%. Data

diolah dengan program Statistical Product and Service Sollution (SPSS) versi

16 for Windows.