diet glikemik indeks pada diabetes melitus tanpa komplikasi
DESCRIPTION
diet glikemikTRANSCRIPT
Diet Glikemik Indeks pada Diabetes Melitus
Salah satu bagian penting dari penanganan diabetes dalam rangka mencapai
kontrol gula darah yang terkendali adalah manajemen gizi penderita. Manajemen gizi
ini harus dipahami oleh pasien sehingga mereka bisa melakukan kontrol makanan
atau diet secara mandiri. Hal yang penting dalam manajemen diet ini adalah
pengetahuan bagaimana memilih makanan yang cocok untuk kontrol gula darah.3
Tolok ukur dalam memilih makanan yang cocok ini salah satunya adalah
Indeks Glikemik Pangan. Indeks glikemik adalah respons glukosa darah tubuh
terhadap makanan dibandingkan dengan respons glukosa darah terhadap glukosa
murni. Sedangkan indeks glikemik(IG) pangan adalah angka yang diberikan kepada
makanan tertentu yang menunjukkan seberapa tinggi makanan tersebut meningkatkan
gula darah setelah dikonsumsi. Sebagai perbandingan, IG glukosa murni adalah 100.3
Indeks glikemik merupakan cara ilmiah untuk menentukan makanan bagi
penderita diabetes. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki
indeks glikemik (IG) tinggi, sebaliknya pangan yang menaikkan kadar gula darah
dengan lambat memiliki indeks glikemik (IG) rendah.3
Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi akan memaksa pankreas untuk
memproduksi lebih banyak insulin dalam tubuh penderita diabetes atau orang yang
beresiko terkena penyakit diabetes. Studi dari Universitas Havard telah menunjukkan
bahwa orang yang makan makanan dengan kadar IG yang tinggi 2-3 kali lebih rentan
terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2. Oleh karena itu pada penderita diabetes
baik tipe 1 maupun tipe 2 sangat dianjurkan untuk memilih makanan dengan IG yang
rendah.3
Indeks glikemik berguna untuk menentukan respons glukosa darah terhadap
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.3
Penggolongan indeks glikemik menurut Jenny Miller adalah :
1. Rendah bila nilai indeks glikemik< 55
2. Sedang bila nilai indeks glikemik antara 55-70
3. Tinggi bila nilai indeks glikemik> 70
Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Indeks Glikemk (IG) Pangan dengan
Diabetes Mellitus
Penanganan menu makanan pada penderita diabetes mellitus lebih difokuskan
pada porsi makanannya terutama karbohidrat. Hal ini dilakukan karena anggapan bahwa
setiap karbohidrat pada jumlah yang sama, memberikan efek yang sama terhadap
peningkatan kadar gula darah.3
Penelitian Heather, dkk (2001) menunjukkan bahwa karbohidrat yang berbeda
akan memberikan efek yang berbeda pada kadar gula darah dan respon insulin, walaupun
diberikan dalam jumlah yang sama. Jumlah karbohidrat bukan dasar yang cukup untuk
mengendalikan kadar gula darah. Menurut Miller, dkk (2007), pangan dengan IG rendah
berhubungan dengan peningkatan pengendalian gula darah. Peran kunci IG dalam
penetalaksanaan makanan penderita diabetes mellitus adalah memberikan cara mudah
untuk memilih makanan yang tidak menaikkan kadar gula darah secara drastis.3
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab timbulnya diabetes tipe
2 adalah perubahan atau kesalahan pola makan. Konsumsi karbohidrat yang tinggi diduga
sebagai penyebabnya. Konsep IG memperkuat sebagian dugaan tersebut. Peningkatan
kadar gula darah yang cepat akan menaikkan kebutuhan insulin. Selama insulin masih
bisa mengimbangi, peningkatan kadar gula darah jangka pendek tidak masalah. Namun,
apabila peningkatan ini berlangsung lama, insulin tidak mampu lagi menjaga kadar gula
darah pada taraf normal maka akan timbul diabetes tipe 2.3
Penelitian Willet, dkk (2002) telah mengungkapkan kaitan antara IG pangan
dengan kejadian diabetes. Dua mekanisme utama yang melaluinya adalah resistensi
insulin dan “kelelahan’ pankreatik akibat meningkatnya kebutuhan insulin. Menurut
Jarvi, dkk (2001), pada penderita diabetes, fakta dari penelitian jangka menengah
menunjukkan bahwa penggantian karbohidrat yang memiliki IG tinggi dengan pangan
yang memiliki IG rendah akan memperbaiki pengendalian glikemik. Sementara pada
kelompok yang memperoleh pengobatan dengan insulin akan menurunkan episode
hipoglikemi.3
Pengujian pangan yang ber-IG rendah pada pasien penderita diabetes tipe 1 dan
tipe 2 yang dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan adanya perbaikan pada
pengendalian glikemik. Hal tersebut juga ditemukan oleh Fung, dkk (2002). Mereka
menunjukkan bahwa diet biji-bijian (IG rendah) berkaitan dengan penurunan risiko
menderita DM tipe 2 pada pria. Menurut Stevens, dkk (2002), pangan serealia berserat
(IG rendah)memiliki efek perlindungan pada perkembangan diabetes.3
Peran Serat dalam Pengaturan Diet Diabetes Melitus
Banyak penelitian membuktikan bahwa serat makanan di dalam usus akan
membuat masa transit makanan yang melewati saluran gaster dan usus menjadi lebih
terkontrol. Serat juga dapat membantu mengurangi tingginya kolesterol darah dan
membantu mengatur kadar gula dalam darah agar stabil.2
Mekanisme konsumsi makanan tinggi serat dapat memperbaiki pengendalian
gula darah, belum jelas. Namun, hal tersebut diduga disebabkan oleh serat larut jenis
gum dan pectin yang dapat memperlambat pengosongan lambung, dan bahkan
memperlambat atau menurunkan penyerapan gula darah.2
Studi Chandalia, dkk (2004) menunjukkan pula bahwa asupan (intake) serat larut
yang tinggi mungkin dicapai dengan mengonsumsi makanan alami yang sarat serat.
Diet tinggi serat dan sedikit efek sampingnya dapat diterima dengan baik oleh para
penderita. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi seratnya, para penderita
diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi makanan alami sarat serat dibandingkan
dengan preparat atau suplemen serat.2
American Diabetes Association (ADA) menyarankan agar penderita diabetes
mengkonsumsi 50 gram serat makanan per hari. Hal ini didasarkan pada penelitian
yang dimuat di New England Journal of Medicine 2000, yang menunjukkan bahwa
konsumsi 50 gram serat per hari dapat menurunkan kadar gula darah secara
signifikan, bahkan dapat mengurangi kebutuhan akan obat diabetes. Serat yang
bermanfaat bagi penderita diabetes adalah jenis serat larut (soluble fiber). Serat ini
dapat ditemukan pada akar tanaman chicory, buah jeruk, pepaya, apel, kismis, serta
kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang tolo dan lentil.1
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association. Nutritional Recommendations and Interventions for Diabetes. Diabetes Care 2007, 30, 548–565.
2. Giacco, R.; Parillo, M.; Rivellese, A.; Lasorella, G.; Giacco, A.; D’Episcopo, L.; Riccardi, G. Long-term dietary treatment with increased amounts of fiber-rich low-glycemic index natural foods improves blood glucose control and reduces the number of hypoglycemic events in type 1 diabetic patients. Diabetes Care 2000, 23, 1461–1466.
3. Thomas, D.; Elliott, E.J. Low glycaemic index, or low glycaemic load, diets for diabetes mellitus. Cochrane Database Syst. Rev. 2009, 1, CD006296, doi:10.1002/14651858. CD006296.