plagiat merupakan tindakan tidak terpuji evaluasi ... filedengan judul evaluasi pengobatan pasien...
TRANSCRIPT
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI-DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Disusun oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
Oleh :
Antonia Ari Susanti
NIM : 038114109
Telah disetujui oleh :
Pembimbing dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes tanggal ......................................
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi Berjudul
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE JULI - DESEMBER 2005
Oleh :
Antonia Ari Susanti NIM : 038114109
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 9 Juni 2007
Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan Rita Suhadi, M.Si, Apt. Pembimbing :
dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................
Panitia Penguji :
1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ................................... 2. Rita Suhadi, M.Si, Apt. ................................... 3. Aris Widayati, M.Si., Apt. ...................................
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia masa muda abadi. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa pemberian Tuhan. Ambillah waktu untuk tersenyum, itu adalah musik menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk berbagi, itu adalah hal yang membuat hidup terasa berarti.
Rasa takut ’kan lebur oleh peng HARAPAN Pengharapan takkan nyata tanpa USAHA
dengan penuh syukur dan doa kupersembahkan karya ini untuk :
Yesus, Tuhan Pengharapanku Maria Bundaku
Ibu bapak tercinta Saudaraku, Mba’ Wanty dan de’ Ambar
Sungai yang boleh kuselami Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
Yogyakarta,
Penulis
Antonia Ari Susanti
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kasih atas limpahan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ”Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Bersama ucapan syukur ini Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mengulurkan tangan hingga
terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Dr. Sugianto,Sp.S.,M.Kes.,Ph.D. selaku direktur Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Sis Wuryanto, AmdPerKes,SKM selaku kepala bidang rekam medis
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Pak Darsono, Pak Ibnu, Pak Agung dan
seluruh staf bagian rekam medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang
telah membantu kelancaran Penulis dalam proses pengambilan data.
3. Kepala Bagian Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah
memberikan pengarahan prosedural kepada penulis sehingga sangat
membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
4. Ibu Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB.,Apt. selaku kepala instalasi farmasi
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan informasi dan
membuka wawasan penulis.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak arti
bagi kelancaran penyelesaian skripsi ini dan telah memberikan banyak
6.
8. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si atas pemberian diri sebagai
n penyelesaian skripsi ini.
11. arma dan perpustakan Farmasi UGM atas
12. rkan
13. g telah memberikan dukungan dan kasih
persaudaraan.
masukan dan saran.
Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan waktu dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
7. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan dan saran kepada penulis.
Bapak Ignatius
dosen pembimbing akademik dan ketulusan hati menunjukkan jalan bagi
Penulis.
9. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt dan segenap panitia skripsi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arti bagi
kelancara
10. Sekretariat Farmasi ; Mbak Sari, Mas Narto dan Pak Kartatmo yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
Perpustakaan Universitas Sanata Dh
fasilitas dalam pencarian pustaka.
Ibu dan bapak atas doa dan cintanya serta pengorbanan untuk menganta
Ari hingga berjalan sejauh ini.
Mba’ Wanty dan de’ Ambar yan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Pasifikus Christa Wijaya atas kehadirannya untuk memberi waktu,
mendukung, mendengarkan dan menemani dalam setiap kesempatan hingga
dari keluarga kalian.
17.
, Mas Adit, Mba Sisca, Mas Vembri,
19. Yanto, Mas Simus, Mas Frans, Antoro, Hermin,
20. gga yang telah menjadi anugerah
21. k cerita yang masih berlanjut.
terselesaikannya skripsi ini. Juga Christa dan Leo, terimakasih karena boleh
menjadi bagian
15. Semua teman-teman C_Mistry, esp. Tawiq, Wenny, Ica, Sindi, Melin, Melon,
Rini, Angga, Gallaeh, Rinto, Donny, Willy, Nia dan semuanya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Bersama kalian aku banyak berkembang dan
belajar tentang arti persahabatan.
16. Mba’Puri, Mba’Wenny, Mba’ Meita, Mba’Astu, Mba’ Ullin, Mas Thomas
atas masukan-masukan yang diberikan.
Angger dan Ria, teman seperjuangan dalam proses pengambilan data.
Terimakasih atas semuanya.
18. Temen-teman JKMK terimakasih untuk kasih yang boleh kita bagi dan
rasakan, esp., Mba’ Vero, Mba’ Ratna
Albert, Nendi, Mas Heri dan semuanya.
Rm. Issri, Rm. Wiratno, Mas
Prima dan teman-teman mudika Saint Mary semuanya terimakasih untuk
kerjasama dan keceriaan kita selama ini.
Teman-teman Banana Hum dan tetan
terindah dalam hidup bersama. Eta, Ria, Detta terimakasih atas pinjaman
pustakanya dan Punto atas printernya.
Teman-teman VL gen_X terimakasih untu
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini
baca
dap
Penulis
masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pem
sekalian sangat diharapkan. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil penelitian ini
at bermanfaat bagi semua pihak.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran pasien, gambaran engobatan, identifikasi Drug Related Problems (DRPs) serta mengetahui hasil rapi pada pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada asien rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005. Ulkus/gangren merupakan mplikasi yang terjadi pada kaki penderita diabetes Melitus. Pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren meliputi kontrol glukosa darah, penutupan luka, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik. Pengobatan yang tidak tepat dan tidak rasional
ak 58% pasien
obat tidak tepat, dan tidak perlu obat serta dosis berlebih masing
ptep
salah satu ko
dapat menimbulkan Drug Related Problems sehingga merugikan pasien. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Betesdha Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 berdasarkan rekam medis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam tabel atau gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 48% merupakan kelompok usia >45-≤64 tahun dan berjenis kelamin perempuan (72 %). Sebany
mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang terbanyak adalah hipertensi (8,33%). Strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9 kelas terapi, di mana yang banyak digunakan adalah antibiotika (100%) dan antidiabetik (91,66%). Dari hasil evaluasi DRP ditemukan 13 kasus mengalami aktual DRP, yaitu 8 kasus dosis kurang, 6 kasus butuh terapi obat tambahan, 2 kasus
-masing 1 kasus. Potensial DRP juga ditemukan pada 2 kasus, yaitu tidak perlu obat dan adverse drug reaction masing-masing 1 kasus. Lamanya tinggal pasien selama 8-14 hari (58,33%) dan hasil adalah membaik (37%).
Kata kunci : diabetes Melitus, ulkus diabetik, Drug Related Problems
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABST ACT
This research aim to show patient’s profile, medical therapy’s profile, identification of Drug Related Problems (DRPs) and aim to know patient’s outcome in the medical therapy of foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period. Foot ulcer or gangrene is one of diabetes mellitus complication ears, the amount of diabetic foot ulcer inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta keep on rising. Wrong and unrational medical therapy caused Drug Related problems which patients.
This research is a non experimental one with retrospective evaluative descrip
sion as second
and dossage too high (1 cases each). Potensial DRPs also fo
R
. In this last 4 y
tion design. The research have done in 24 patients foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period based on patients medical record. Analysis of data done by descriptively and the result showed in table or picture.
The result of this research show that 48% patients in the age between >45-≤65 years old, 72% patients are female. 58% patients have ulcer complication and 42% have gangrene complication. 8,33% patients have hyperten
ary complication. The medical therapy used consist by 9 categories which the most frequently used are antibiotic (100%) and antidiabetic (91,66%). The result of DRPs evaluation shows that there are 14 cases of actual DRPs. They are dossage too low (8 cases), need for additional drug therapy (6 cases), wrong drug (3 cases), drug unnecessary
und in 2 cases. They are drug unnecessary and adverse drug reaction 1 case each. Length of stay of patients between 8-14 days (58,33%) and the outcomes are get better (37%).
Keywords: diabetes mellitus, ulcer diabetic , Drug Related Problems
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
ALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
i
B.
1.
H
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
INTISARI ........................................................................................................ x
ABSTRACT........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1. Perumusan Masalah .............................................................................. 4
2. Keaslian Penelitian................................................................................ 5
3. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
a. Manfaat Teoritis.............................................................................. 7
b. Manfaat Praktis ............................................................................... 7
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
Tujuan Umum ....................................................................................... 8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
A.
1
1
B.
C. Dru
D. Ket
BAB I
Tujuan Khusus ...................................................................................... 8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................ 9
Diabetes Melitus ......................................................................................... 9
1. Definisi, Tanda dan Gejala.................................................................... 9
2. Etiologi ................................................................................................. 10
3. Patofisiologi ......................................................................................... 1
4. Diagnosis Diabetes Melitus ................................................................. 3
5. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................... 14
Ulkus Diabetik ............................................................................................ 17
1. Definisi, tanda dan gejala...................................................................... 17
2. Epidemiologi ........................................................................................ 18
3. Etiologi.................................................................................................. 19
4. Patofisiologi ......................................................................................... 19
5. Diagnosis .............................................................................................. 22
6. Klasifikasi ............................................................................................ 23
7. Penatalaksanaan ................................................................................... 25
a. Tujuan ............................................................................................ 25
b. Sasaran terapi ................................................................................. 25
c. Strategi terapi ................................................................................. 25
g Related Problems (DRPs)................................................................. 35
erangan Empiris yang diharapkan ........................................................ 37
II METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 38
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional .................................................................................. 38
C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 40
D. Bahan Penelitian ........................................................................................ 41
E. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 41
F. Tata Cara Penelitian.................................................................................... 41
1. Perencanaan ......................................................................................... 41
2. Pengambilan data ................................................................................. 42
3. Pengolahan data ................................................................................... 43
4. Analisis hasil ........................................................................................ 43
BA
A.
... 47
...... 47
B.
...... 52
........... 53
B IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 46
Gambaran Umum Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi Ulkus/
Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005 ...................................................................... 46
1. Distribusi jenis kelamin ....................................................................
2. Distribusi Usia ...............................................................................
3. Distribusi tingkat keparahan ................................................................ 49
4. Distribusi komplikasi lain/penyakit penyerta ...................................... 51
Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................................... 52
1. Kelas Terapi Obat yang digunakan.................................................
2. Golongan dan Jenis Obat yang digunakan ................................
a. Antibiotika ..................................................................................... 53
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Antidiabetika .................................................................................. 53
c. Analgesik ....................................................................................... 58
d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah .................................... 59
e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi ............................................. 61
f. Obat Sistem Saluran Cerna ............................................................ 62
g. Obat Sistem Saraf Pusat ................................................................. 63
h. Obat Sistem Kardivaskuler ............................................................ 64
i. Obat Sistem Pernafasan ................................................................. 65
C. Eva
Ulk
Yo k
i
...... 80
............... 85
luasi Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi
us/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
gya arta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 66
D. Hasil Terapi (outcome) Pasien Diabetes melitus dengan Komplikas
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 78
E. Ringkasan Pembahasan ........................................................................
BAB V. PENUTUP ..........................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
B. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 91
BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................136
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Kategori Status Glukosa Darah (Tripliit et al., 2005).............. 14
abel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus 19
., 2 00)....
.
33
52
..... 54
abel XII.
ren
Tabel I.
T Diabetik (Frykberg et al., 2000)...
Tabel III. Klasifikasi Ulkus Diabetik (Frykberg et al 0 .............. 23
Tabel IV. Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004) ....... 24
Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama kerjanya (Johnson, 1998) 30
Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al.,
2004) ....................................................................................... 32
Tabel VII Pemilihan Antibiotika berdasarkan hasil pemeriksaan Kultur
(Nuermberger, 2005) ..............................................................
Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle, 1998) .... 36
Tabel IX. Distribusi Komplikasi Lain dan Penyakit penyerta Pasien ...
Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.......... 53
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ............................................................
T Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris
pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gang
di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Juli-Desember 2005 ................................................................ 56
abel XIII.
.. 56
abel XIV.
... 59
....... 61
abel XVI.
n
62
....... 64
III. erikan
Gangren
T Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan
hasil pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
T Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ..............................................................
Tabel XV. Golongan dan jenis obat analgesik yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ..........................................................
T Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada
pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangre
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi
yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005..........
Tabel XV Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang dib
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 65
abel XIX.
angren
.. 66
abel XX.
ngren
7
abel XXI.
angren
.. 68
abel XXII.
abel XXIII. ... 71
I
T Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/G
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ...............................................................
T Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Ga
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ................................................................. 6
T Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan
pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/G
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ...............................................................
T Evaluasi DRPs kasus I ............................................................ 70
T Evaluasi DRPs kasus II ........................................................
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V ........................................................... 72
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII ....................................................... 73
Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV ....................................................... 75
Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI ...................................................... 76
Tabel XXVII . Evaluasi DRPs kasus XXIII .................................................... 77
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan ............. 78
Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat ................................ 78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat ................................. 79
Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang ..................................... 79
Tabel XXXII . Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih ................................... 80 I
Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat ............................ 80
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek obat yang tidak diinginkan ... 80
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
halaman
ambar 1. Patofisiologi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000) ................. 20
Gambar 2. Distribusi Jenis K s Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
asien
...... 50
ambar 5.
G
elamin Pasien Diabete
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 47
Gambar 3. Distribusi Kelompok Usia Pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 48
Gambar 4. Distribusi Tingkat Keparahan Ulkus/Gangren pada P
Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ..............................................................
G Keadaan pulang pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 81
Gambar 6. Lamanya tinggal pasien Diabetes Melitus dengan
Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.
Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 82
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
ampiran 1. Surat Keterangan Penelitian di RS. Bethesda Yogyakarta ...... 91
Lampiran 2. Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogy
.......104
ampiran 4.
............133
ampiran 6.
......138
L
akarta
Periode Juli-Desember 2005 .................................................... 92
Lampiran 3. Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium
Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005 ...........................................................
L Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri Pasien Diabetes Melitus
dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap
RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005...........129
Lampiran 5. Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes
Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi
Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember
2005 ..............................................................................
L Distribusi 10 Besar penyakit, macam-macam komplikasi
diabetes melitus serta jumlah pasien diabetes melitus
dan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di rawat inap
RS. Bethesda Yogyakarta tahun 2005 ...............................
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan terakhir WHO (2005), di dunia kini terdapat sekitar 200
juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta
pada tahun 2030. Di Indonesia jumlah penderita DM sekitar 8,6 juta orang. Angka
ini membuat Indonesia menempati posisi keempat setelah India, China, dan
Amerika Serikat (Anonim, 2005a). Jumlah penderita DM akan terus meningkat
sesuai pola hidup masyarakat saat ini yang aktivitas fisiknya kurang dan
makanannya tinggi lemak.
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik, di mana penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak
dikendalikan, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal,
baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi seperti
hipoglikemia, koma dan ketoasidosis. Komplikasi kronis terjadi pada berbagai
organ tubuh, yaitu pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata
(retinopati diabetik), pembuluh darah ginjal (nefropati diabetik) serta pembuluh
darah kaki (ulkus/gangren).
Dalam suatu penelitian di berbagai rumah sakit umum di Jawa,
ditemukan angka komplikasi yang sering dihadapi. Angka komplikasi tertinggi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah penurunan kemampuan seksual sebesar 50,9% kemudian diikuti
komplikasi saraf atau ulkus/gangren (30,6%), retinopati diabetik (penyempitan
sampai kerusakan pembuluh darah mata) sebesar 29,3%, katarak (16,3%), TBC
paru-paru (15,3%), hipertensi (12,8%) dan penyakit jantung koroner (10%)
(Selamihardja, 2005).
Komplikasi ulkus/gangren pada kaki penderita DM sangat umum terjadi.
Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol sehingga
terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang akan mengurangi aliran darah
ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengakibatkan
kerusakan saraf perifer sehingga penderita DM kehilangan sensoriknya dan tidak
menyadari apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama
terjadinya ulkus diabetik.
Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada kaki
selama perjalanan penyakit mereka (Frykberg et al., 2000) dan 3-4% dari mereka
terkena infeksi yang berat. Sebesar 85% penderita ulkus diabetik akan menjalani
amputasi dan 36% pasien yang diamputasi, 2 tahun setelahnya meninggal dunia
(Pinzur, 2004). Infeksi yang terjadi menjadi alasan utama bagi pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren untuk menjalani perawatan dan pengobatan di rumah
sakit. Tentu saja penyakit ini sangat mengesalkan bagi pasien karena
membutuhkan perawatan yang lama dan biaya yang tinggi. Pasien pun sering
merasa khawatir jika harus menjalani amputasi.
Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan banyak melibatkan tenaga
kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat dan ahli gizi yang di setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tindakannya harus berorientasi pada pelayanan kepada pasien (patient oriented).
Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Di Indonesia
saat ini, peran farmasis di rumah sakit cenderung hanya menangani hal-hal yang
bersifat administrasi dan manajemen atau pengelolaan obat sebagai barang
(Yusmainita, 2001). Hal ini bertentangan dengan paradigma mengenai peran
farmasi di rumah sakit atau farmasi klinik yaitu Asuhan Kefarmasian
(Pharmaceutical Care) yang bertujuan mencapai hasil yang baik dan
memperbaiki kualitas hidup pasien. Kunci utamanya adalah pemantauan terapi
obat (monitoring drug therapy) yang bertujuan mengoptimalkan terapi dan
meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan (adverse effects). Pemantauan
terapi obat dapat dilakukan dengan evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada
penatalaksanaan suatu penyakit khususnya terapi menggunakan obat.
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan diabetes melitus. Menurut unit
pencatatan rekam medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, jumlah pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat teratas diantara
komplikasi DM yang lain. Selama 4 tahun terakhir, jumlah pasiennya terus
meningkat. Jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus yang rawat inap pada
tahun 2002 sejumlah 34 pasien, tahun 2003 sejumlah 67, tahun 2004 sejumlah 77
hingga pada tahun 2005 mencapai 89 pasien.
Semakin tinginya prevalensi penderita DM dengan komplikasi
ulkus/gangren maka diperlukan suatu evaluasi terhadap proses penatalaksanaan
terapi yang dilakukan di rumah sakit, khususnya terapi dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
obat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional agar kualitas hidup pasien semakin
meningkat dan hasil terapi yang dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak
tepat dan tidak rasional dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau
Drug Related Problems (DRPs). Terjadinya DRPs ini dapat merugikan pasien
baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan analisis DRPs.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan beberapa permasalahan mengenai evaluasi pengobatan diabetes
melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda pada periode
Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi lain
dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren?
b. Bagaimanakah gambaran pengobatan yang digunakan dalam pengobatan
pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat ?
c. Adakah potensial dan aktual Drug Related Problem yang timbul pada
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli-
Desember 2005 yang meliputi :
1). membutuhkan terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)
2). tidak membutuhkan obat (unnecessary drug therapy)
3). obat tidak tepat (wrong drug)
4). dosis kurang (dosage too low)
5). dosis berlebih (dosage too high)
6). efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction/ADR)
7). ketidaktaatan pasien (incomplience)
d. Bagaimanakah hasil terapi pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-
Desember 2005 meliputi lamanya tinggal dan kesembuhan pasien.
2. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan diabetes
melitus yang pernah dilakukan, antara lain : “Pola Peresepan Obat Hiperglikemik
Oral dan Studi Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002” oleh
Suryawanti (2002). Penelitian ini berisi tentang gambaran pola peresepan obat
hipoglikemi oral beserta interaksi obat yang potensial terjadi pada pasien diabetes
melitus rawat inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret
2002.
Sumiyem (2003) dan Veronika (2004), masing-masing menulis “Pola
Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia Lanjut di Instalasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode
Tahun 2002” dan “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita
Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito
Yogyakarta Tahun 2003”. Keduanya menggambarkan pola peresepan obat
hiperglikemik atau antidiabetika oral untuk penderita DM usia lanjut.
Selain itu juga pernah dilakukan penelitian yang menggambarkan pola
penggunaan obat antidiabetika oral beserta evaluasi kerasionalannya dari kriteria
tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis oleh Setiawan (2005) dengan judul :
“Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap Penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004”.
Pada tahun 2007 telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan
antibiotika pada pasien DM ulkus oleh Sukma (2007) yang berjudul “Evaluasi
Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu bahwa pada
penelitian terdahulu lebih difokuskan pada penggambaran pola pengobatannya
sedangkan pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengobatan dengan
menggunakan analisis DRPs. Pada penelitian terdahulu yang melakukan evaluasi
pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren juga menggunakan
analisis DRPs namun terbatas pada evaluasi penggunaan antibiotika dan
dilakukan di rumah sakit lain.
Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren sehingga yang dilihat adakah segala jenis obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
digunakan dalam pengobatan. Di samping itu perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah dalam hal tempat dan periode waktu pengambilan
data. Dengan demikian penelitian mengenai evaluasi pengobatan pada pasien
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta dalam pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
sehingga hasil pengobatan optimal.
b. Manfaat Praktis
1). Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengobatan yang
diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang rawat
inap di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
2). Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dapat menjadi salah satu
referensi pertimbangan dalam pemantauan pelayanan kesehatan khususnya
dalam hal pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren.
3). Dengan dilakukannya penelitian ini dapat mendukung pelaksanaan asuhan
kefarmasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian mengenai evaluasi pengobatan pasien
diabetes melitus dengan komplikasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005 ini adalah :
a. mengetahui gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi
lain dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren
b. mengetahui gambaran pengobatan yang meliputi kelas terapi, golongan dan
jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
c. menggambarkan potensial dan aktual Drug Related Problems yang timbul
pada pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda periode Juli-Desember 2005
d. mengetahui hasil terapi dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember
2005 meliputi lamanya tinggal dan keadaan pulang pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi, tanda dan gejala
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2003, diabetes
melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(American Diabetes Association, 2003).
Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat
berlangsung lama tanpa diperhatikan dan terkadang gambaran klinik dari diabetes
tidak jelas, juga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain
(Priyanto, 2006). Menurut Suyono (2002), gejala klasik DM adalah rasa haus
yang berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil terutama pada malam hari
(poliuria), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan. Selain itu
terdapat pula keluhan lain seperti rasa lemah, kesemutan pada jari tangan dan
kaki, merasa cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, gairah seks
menurun, dan luka sukar sembuh.
Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemik) kronik karena gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan
protein serta meningkatnya komplikasi penyakit vaskuler. Hiperglikemia kronik
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan disfungsi
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah,
yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis,
neuropati, gagal ginjal, dan retinopati (Priyanto, 2006).
2. Etiologi
Klasifikasi DM menurut American Diabetes Assosiation (1997) dibagi
menjadi empat kelompok yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM
gestasional. Pembagian ini berdasarkan etiologi DM.
a. Diabetes Melitus tipe 1
Pada diabetes melitus tipe 1 ditemukan kerusakan autoimun sel β yang
mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin absolut (Adam, 2000). Menurut
Triplitt et al. (2005), diabetes melitus tipe ini merupakan hasil dari kerusakan
sel β pankreas yaitu penghasil insulin. Diabetes Melitus tipe ini biasanya
terjadi pada anak-anak dan anak muda, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai
usia.
b. Diabetes Melitus tipe 2
Diabetes Melitus tipe ini dikarakterisasikan dengan resistensi insulin dan
sedikitnya sekresi insulin relatif. Kebanyakan individu dengan DM tipe 2
menunjukkan obesitas abdominal yang juga menyebabkan resistensi insulin
(Triplitt et al., 2005).
c. Diabetes Melitus tipe lain
Diabetes melitus tipe ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
seperti adanya: defisiensi genetik fungsi sel β, defisiensi kerja insulin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/zat kimia, infeksi:
rubela kongenital, sitomegalovirus, penyebab imunologi yang jarang: antibodi
antiinsulin, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Widijanti, 2005).
d. Gestational Diabetes Melitus
Gestational Diabetes Melitus (GDM) dibatasi sebagai intoleransi glukosa yang
pertama kali diketahui selama kehamilan. Komplikasi GDM terjadi sekitar 7%
dari semua kehamilan. Pada umumnya GDM mulai ditemukan pada
kehamilan trimester kedua atau ketiga, yang ditandai dengan adanya resistensi
insulin (Triplitt et al., 2005).
3. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung
dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari
karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh
untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.
Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, di mana
glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut
metabolisme (Priyanto, 2006).
Karbohidrat sebagai sumber glukosa yang utama, mengalami
pemecahan menjadi monosakarida. Proses ini terjadi di usus halus di mana sel
epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase,
sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan
disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
monosakaridanya. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian
diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
darah sehingga kadar glukosa darah meningkat (Anonim, 2007a).
Setelah makanan diabsorpsi usus, glukosa dialirkan ke hati melalui vena
porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen. Pada saat itu
kadar glukosa dalam vena porta lebih tinggi daripada kadarnya di vena hepatik.
Setelah absorpsi selesai, glikogen dalam hati dipecah kembali menjadi glukosa.
Pada saat ini kadar glukosa dalam vena hepatik lebih tinggi daripada kadarnya
dalam vena porta. Pada keadaan biasa, persediaan glikogen dalam hati cukup
untuk mempertahankan kadar glukosa darah (Handoko dan Suharto, 1995).
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu
membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel yang digunakan sebagai
bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel β di
pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel sehingga
glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat (Anonim, 2005b).
Insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme
karbohidarat, lipid, protein maupun mineral. Di samping itu insulin akan
meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis dan meningkatkan transpor asam
amino ke dalam sel. Oleh karena itu gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan
pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan
jaringan tubuh (Muchid, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel β
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel β pankreas. Respon autoimun dipacu
oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau Langerhans dan terhadap
insulin itu sendiri (Triplitt et al., 2005). Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah
insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Keadaan ini disebut resistensi insulin yang merupakan suatu
keadaan di mana sel tubuh tidak dapat sepenuhnya merespon aksi insulin
(Anonim, 2005b). Resistensi insulin menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam
sel sedikit dan glukosa dalam darah meningkat (Triplitt et al., 2005).
4. Diagnosis Diabetes Melitus
Kriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (cit.,Triplitt et al., 2005)
adalah sebagai berikut di bawah ini.
a. Gejala diabetes dengan glukosa darah sewaktu (casual plasma glucose) ≥ 200
mg/dl
Sewaktu adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan
terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan
tanpa diketahui penyebabnya.
b. Kadar glukosa darah puasa (Fasting Plasma Glucose atau FPG) ≥ 126 mg/dl
Puasa didefinisikan sebagai keadaan tanpa adanya masukan kalori selama
minimal 8 jam.
c. Pada tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)
kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Test harus menunjukkan seperti gambaran dari WHO (World Health
Organizaton), menggunakan beban glukosa yang ekuivalen dengan 75 g
glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum OGTT (Triplitt et al., 2005).
Saat ini hiperglikemi tidak selalu terdiagnosis sebagai DM karena ada
kategori baru yaitu gangguan gula darah puasa (impaired fasting glucose atau
IFG) atau (impaired glucose tolerance atau IGT). Gangguan gula darah puasa
terdeteksi dengan menggunakan pengukuran FPG dan IGT terdeteksi dengan
menggunakan OGTT. Baru-baru ini pasien yang mengalami keadaan IFG dan
IGT disebut memiliki pre-diabetes. Pre-diabetes ini dapat beresiko tinggi
berkembang menjadi DM yang sesungguhnya. Berikut adalah tabel I ditunjukkan
kategori mengenai status gula darah.
Tabel I Kategori Status Glukosa Darah (Triplitt et al., 2005)
Kategori Kadar Glukosa Darah Puasa
(FPG) Kadar Glukosa darah 2 jam
Sesudah Makan (OGTT) Normal < 100 mg/dL < 140 mg/dL Pre-diabetes (IFG atau IGT) 100-125 mg/dL 140-199 mg/dL
Diabetes Melitus ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL
5. Komplikasi Diabetes Melitus
Akibat penyakit DM akan terjadi komplikasi yaitu komplikasi akut dan
kronis. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia
(kadar gula darah sangat rendah) karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)
bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia
adalah merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, keringat
dingin, detak jantung meningkat sampai kejang-kejang (Muchid, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Komplikasi akut yang lain adalah koma. Koma pada penderita DM juga
dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu
adanya penyakit infeksi atau karena penderita DM tidak minum
obat/mendapatkan insulin sesuai dosis yang dianjurkan (Priyanto, 2006).
Selain kedua komplikasi tersebut adalah ketoasidosis. Ketika kadar
insulin rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan
karenanya lemak tubuh dimobilisasi tempat penyimpanannya. Penghancuran
lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak yang kemudian
akan melewati hati dan membentuk satu kelompok senyawa bernama benda
keton. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis dan
meningkatkan keasaman cairan tubuh dan jaringan sehingga kadarnya sangat
tinggi, menyebabkan kondisi asidosis. Asidosis terjadi akibat benda keton ini
disebut ketoasidosis (Priyanto, 2006).
Komplikasi kronis terjadi pada berbagai organ tubuh yaitu pada
pembuluh darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah jantung, pembuluh
darah ginjal dan pembuluh darah kaki (Waspadji, 2002b). Perkembangan
komplikasi ini berkaitan dengan lamanya penyakit itu dan pengaruh glukosa atau
metabolitnya dalam waktu lama dalam kadar yang sangat tinggi. Komplikasi
kronis tidak jelas kelihatan sampai saat setelah dilakukan pemeriksaan diabetes
dan dapat menyebabkan kematian (Anonim,2005c).
Pada dasarnya komplikasi kronis DM ini terjadi di seluruh tubuh baik
organ makrovaskuler maupun organ mikrovaskuler. Komplikasi kronik
makrovaskuler berarti komplikasi kronik yang mengenai pembuluh darah besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
seperti pembuluh darah otak, jantung dan kaki. Aterosklerosis berawal dari
penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (Low Density Lipoprotein
atau lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. Lipoprotein densitas rendah
secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya
lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya
jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan
darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas
dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di
dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal
proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta infeksi (Anonim,
2003).
Komplikasi kronik mikrovaskuler adalah komplikasi kronik yang terjadi
pada pembuluh darah halus seperti pada mata, ginjal dan saraf perifer (Adam,
2005). Retinopati pada penderita DM merupakan penyebab utama terjadinya
kebutaan di United States of America. Hubungan diabetes dengan retinopati
dimungkinkan terjadi secara nonproliferasi dan proliferasi. Retinopati
nonproliferasi berkembang dengan sedikit gangguan penglihatan, sedangkan
retinopati proliferasi dapat terjadi pengurangan penglihatan yang hebat atau
menyebabkan kebutaan mendadak (Steil, 1997).
Nefropati pada penderita DM dapat ditetapkan dengan keadaan
proteinuria yang tetap, penurunan fungsi filtrasi glomerulus dan peningkatan
tekanan darah arteri. Kondisi tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mortalitas pada pasien DM. Sebanyak 35% dari seluruh penderita DM akan
mengalami sindrom tersebut (Steil, 1997).
Gangguan vaskuler yaitu penyumbatan arteri yang memasok saraf tepi
dan adanya penebalan membran dasar kapiler endoneurium serta gangguan
metabolik karena perubahan biokhemis akibat kadar glukosa darah tinggi.
(Samekto dan Gofir, 2001). Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu
lapisan lemak di sekitar saraf, sehingga pengiriman sinyal terganggu dan
mengakibatkan kehilangan indra perasa atau nyeri di bagian yang terganggu.
Kerusakan saraf sensorik tubuh lebih sering terjadi (Priyanto, 2006). Gejalanya
antara lain timbul perasaan geli atau rasa terbakar dan ditegaskan dengan
hilangnya sensasi getar. Pada penderita neuropati, pasien mungkin kehilangan
semua sensasi atau perasaan pada bagian tertentu sehingga tidak dapat merasakan
panas, dingin atau nyeri (Steil, 1997).
B. Ulkus diabetik
1. Definisi, tanda dan gejala
Ulkus diabetik adalah suatu komplikasi kronik yang mengenai kaki.
Masalah kaki ini berupa borok di kaki dengan atau tanpa infeksi yang dapat
terlokalisasi, menyerang seluruh kaki, maupun kematian berbagai jaringan tubuh.
(Priyanto, 2006). Permasalahan tersebut dapat meliputi ulkus, gangren, abses,
selulitis dan osteomielitis. Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi
permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh terkupasnya jaringan
nekrotik radang. Selulitis merupakan infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan jaringan di bawah kulit. Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam
rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan, sebagai perkembangan dari
selulitis. Osteomielitis, yaitu infeksi yang menyebar ke jaringan dasar tulang
(Anonim, 2007b). Gangren adalah kematian jaringan yang berhubungan dengan
berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. Pada umumnya, gangren diikuti
kehilangan nutrisi, invasi bakteri dan pembusukan. Pada penderita DM, gangren
bersifat basah dan berbau khas (Anonim, 1998).
2. Epidemiologi
Salah satu komplikasi DM yang paling umum adalah ulkus pada kaki
(ulkus diabetik). Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada
kaki selama perjalanan penyakit mereka. Beberapa laporan studi menunjukkan
kejadian ulkus diabetik dalam setahun sebesar 2-3% dari jumlah penduduk.
Kejadian ulkus diabetik dari berbagai populasi berkisar antara 2-10%. Neuropati,
kelainan bentuk kaki, tekanan yang tinggi, rendahnya kontrol glukosa darah,
lamanya menderita DM dan perbedaan jenis kelamin merupakan faktor-faktor
penyebab terjadinya ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000).
Penanganan ulkus dapat dilakukan di rumah (outpatient) saja, namun
jika timbul infeksi menjadi alasan utama untuk menjalani perawatan di rumah
sakit. Data rumah sakit nasional menunjukkan bahwa rata-rata lamanya tinggal
(length of stay atau LOS) pasien yang terdiagnosis ulkus diabetik 59% lebih lama
daripada pasien DM tanpa ulkus. Sebesar 85% amputasi yang dilakukan oleh
pasien DM adalah dikarenakan ulkus pada kaki (Frykberg et al., 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pada tahun 1994, 67.000 kasus DM di United States dan Eropa
menjalani amputasi dan rata-rata LOS pasien selama 15 hari. Secara umum,
penderita DM lebih banyak menjalani amputasi dibandingkan orang yang tidak
menderita DM di mana pria lebih tinggi resikonya daripada wanita (Frykberg et
al., 2000).
3. Etiologi
Berbagai faktor penyebab ulkus diabetik ditunjukkan oleh banyak
penelitian. Faktor resiko yang telah dikenali yaitu; neuropati sensorik perifer,
kelainan bentuk kaki, trauma dan pemakaian sepatu yang tidak sesuai, kalus,
adanya riwayat amputasi, peningkatan tekanan dan jangka panjang, pergerakan
tulang sendi yang terbatas, lamanya menderita DM, buta atau gangguan
penglihatan, gangguan ginjal kronik dan usia tua (Frykberg et al., 2000).
Tabel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000)
Aerob Anaerob Gram + Staphylococcus aureus (methicilin-sensitif dan resisten) Staphylococcus epidermidis Streptocccus species Enterococcus (Streptococcus Faecalis, Group D streptococcus) Corynebacterium species
Peptococcus magnus Peptostreptococcus species Bacteroides fragilis Bacteroides species Clostridium perfringens Clostridium species
Lainnya Gram - Proteus mirabilis Proteus vulgaris Eschericia coli Klebsiella species Enterobacter cloacae Pseudomonas aeruginosa Acinobacter species
Candida albicans Candida species
Pasien ulkus diabetik sangat mudah mengalami infeksi, di mana infeksi
menjadi alasan seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
faktor resiko dilakukannya amputasi. Pada tabel II ditunjukkan bakteri patogen
yang biasa menginfeksi ulkus diabetik.
4. Patofisiologi
Berbagai macam faktor yang menyebabkan ulkus diabetik dapat
ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini.
Diabetes Melitus
Trauma Neuropati
Motoric Atropi lemah Deformity Abnormal stress Tekanan tinggi plantar Terbentuk kalus
Sensoric Kehilangan sensasi
Autonomic Anhidrosis Kulit kering, pecah
Penurunan nada simpatik
(perubahan regulasi aliran darah)
Infeksi
DIABETIC FOOT ULCER
Kekurangan nutrien pembuluh darah
Mikrovaskuler Struktural : Kapiler menebal Fungsional : aliran darah menurun
neuropathic edema
Makrovaskuler Atherosklerosis Iskemik
osteoarthropathy
Vascular disease
Amputasi Amputasi
Gambar 1. Patofisiologi Ulkus diabetik
(Frykberg et al., 2000)
a. Neuropati perifer
Neuropati sensorik perifer, di mana seseorang tidak dapat merasakan luka
merupakan faktor utama penyebab ulkus diabetik. Kurang lebih 45-60% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
semua penderita ulkus diabetik disebabkan oleh neuropati, di mana 45%nya
merupakan gabungan dari neuropati dan iskemik. Bentuk lain dari neuropati
juga berperan dalam terjadinya ulserasi kaki. Neuropati motorik
mengakibatkan kelainan bentuk kaki sehingga memungkinkan
berkembangnya menjadi ulkus. Neuropati autonom mengakibatkan kaki
kering, pecah-pecah dan membelah sehingga membuka pintu masuk bagi
bakteri.
b. Gangguan pembuluh darah
Gangguan pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease atau PVD)
jarang menjadi faktor penyebab ulkus secara langsung. Walaupun demikian,
penderita ulkus diabetik akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
dan resiko untuk diamputasi meningkat karena insufisiensi arterial. Usaha
untuk menyembuhkan infeksi akan terhambat karena kurangnya oksigenasi
dan kesulitan penghantaran antibiotik ke bagian yang terinfeksi. Oleh karena
itu penting diberikan penatalaksanaan iskemik pada kaki.
c. Kelainan bentuk kaki (deformity) dan adanya riwayat ulserasi atau amputasi
Kelainan bentuk kaki karena neuropati, biomekanik tidak normal, cacat
bawaan atau akibat pembedahan sebelumnya mengakibatkan tingginya
tekanan pada kaki. Hal ini memungkinkan kecenderungan terbentuknya ulkus
pada area kaki. Area yang utama adalah pada telapak kaki, juga bagian tengah
dan punggung kaki karena pemakaian sepatu yang tidak sesuai.
d. Trauma dan tekanan yang tidak normal pada kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Trauma pada kaki yang dialami oleh penderita DM neuropati perifer
merupakan faktor penting yang menyebabkan ulserasi. Trauma tersebut
meliputi luka tusukan dan luka karena benda tumpul dan yang paling sering
adalah tekanan yang berulang-ulang seperti berjalan setiap hari.
Manifestasinya adalah terbentuk kalus. Pemakaian sepatu yang tidak sesuai
juga menjadi penyebab ulkus pada kaki.
e. Keterbatasan pergerakan tulang
Keterbatasan pergerakan tulang baru diketahui sebagai faktor resiko penyebab
ulserasi. Glikosilasi kolagen sebagai akibat dari menderita DM yang telah
lama menyebabkan ligamen menjadi kaku. Keadaan tersebut menurunkan
pergerakan sendi kaki sehingga tekanan pada telapak kaki tinggi dan
meningkatkan resiko ulserasi.
f. Faktor lain
Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko ulserasi adalah gangguan
penglihatan, rendahnya kontrol glukosa darah, gangguan ginjal kronik dan
usia tua (Frykberg et al., 2000).
5. Diagnosis
Pada evaluasi pasien dengan ulkus diabetik, tenaga kesehatan akan
memberi perhatian pada parameter klinik seperti berikut ini.
a. Karakteristik dari ulkus yang meliputi kenampakan, tempat dan ukuran dari
ulkus serta kedalaman ulkus. Pada umumnya, ulkus yang lebih dalam daripada
yang hanya di permukaan akan meningkatkan resiko berkembangnya menjadi
selulitis atau osteomielitis dan membutuhkan penanganan yang lebih serius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Infeksi, meliputi ; pemeriksaan tanda klinik yang menunjukkan adanya infeksi
yaitu ; pus, bau busuk, pembengkakan dan kemerahan. Jika sudah diduga
adanya infeksi, harus dilakukan pemeriksaan kultur dan dilakukan identifikasi
bakteri penyebab infeksi di laboratorium mikrobiologi. Jika adanya infeksi
diduga pada ulkus yang lebih dalam, dibutuhkan X-rays untuk menentukan
penyebaran pada jaringan tulang (osteomielitis).
c. Neuropati perifer, dilakukan skrining tes untuk menentukan apakah pasien
mengalami gangguan sensorik yang disebabkan neuropati perifer atau tidak,
dengan penentuan sensasi getar.
d. Gangguan pembuluh darah perifer, dengan memeriksa denyut nadi pada kaki
untuk menyaring ada tidaknya gangguan pembuluh darah perifer (Anonim,
2007b).
6. Klasifikasi
Tabel III Klasifikasi Ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000)
Grade Luka Deskripsi
0 A B
Preulcer Iskemik Infeksi
Luka tertutup, kulit utuh, kemungkinan mengalami deformities, warna kulit memerah.
1 A B
Ulkus superfisial Iskemik Infeksi
Gangguan kulit tanpa penembusan jaringan subkutan, dapat terjadi infeksi superfisial dengan atau tanpa selulitis.
2 A B
Deep ulcer Iskemik Infeksi
Ulkus sampai ke tendon (melewati daging) atau tulang tanpa abses yang dalam dan osteomielitis.
3 A B
Deep ulcer dengan abses, osteomielitis atau sepsis tulang Iskemik Infeksi
Ulkus yang dalam di mana sampai atau tidak ke tulang, dengan abses, osteomielitis atau sepsis tulang.
4 A B
Gangren terlokalisasi Iskemik Infeksi
Gangren di bagian depan kaki atau tumit.
5 A B
Gangren di seluruh kaki Iskemik Infeksi
Gangren atau nekrosis yang meluas sehingga kaki membutuhkan penyelamatan dan memerlukan tindakan amputasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Klasifikasi yang tepat dari ulkus pada kaki mendasari penilaian,
memudahkan penatalaksanaan dan dapat meramalkan outcome yang diharapkan.
Sistem klasifikasi yang paling sederhana adalah neuropatik, iskemik dan
neuroiskemik yang dideskripsikan dengan ukuran dan kedalaman ulkus serta
infeksi. Namun demikian tidak hanya satu sistem klasifikasi yang digunakan
secara umum. Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah menurut Wagner.
Wagner membagi ulkus pada kaki ke dalam 6 tingkatan berdasarkan kedalaman
luas nekrosis jaringan dan menunjukkan adanya infeksi. Tabel III menunjukkan
klasifikasi menurut Wagner (cit.,Frykberg et al., 2000).
Tabel IV Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004)
Manifestasi klinik Keparahan
infeksi PEDIS grade
Luka atau ada tanda inflamasi Tidak terinfeksi 1
Terdapat ≥ 2 tanda (erithema, nyeri, panas) dan ada selulitis dengan ukuran ≤ 2 cm mengelilingi ulkus. Infeksi pada kulit dan jaringan lunak, tidak ada komplikasi lokal atau kelainan sistemik.
Ringan 2
Adanya tanda infeksi (seperti di atas) pada pasien yang sistemik dan metaboliknya normal tetapi mempunyai ≥ 1 tanda berikut : selulitis > 2 cm, adanya cairan limfa, abses jaringan yang dalam, gangren dan melibatkan otot, tendon, tulang sendi dan tulang.
Sedang 3
Infeksi pada pasien dengan adanya gangguan sistemik dan metabolik seperti; demam, kedinginan, takikardia, hipotensi, kebingungan, mual muntah, leukositosis, asidosis, hiperglikemia berat atau azotemia.
Berat 4
The International Consensus on Diabetic Foot (2003) (cit.,Lipsky, et
al., 2004) juga membuat sistem klasifikasi ulkus diabetik untuk tujuan penelitian.
Klasifikasi tersebut diringkas dengan akronim PEDIS (perfusion, extent/size,
depth/tissue loss, infection and sensation). Klasifikasi yang ditunjukkan pada
tabel IV dapat menjelaskan tingkat keparahan infeksi yang meliputi grade 1 (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ada infeksi), grade 2 (adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak saja), grade 3
(selulitis atau infeksi yang dalam) dan grade 4 (keberadaan inflammatory
response syndrome pada sistemik).
7. Penatalaksanaan
a. Tujuan
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dari ulkus diabetik sangat
penting untuk mencegah komplikasi serius dan mengurangi resiko amputasi
bagian tubuh yang terkena ulkus. Mengontrol peningkatan kadar glukosa darah
sangat penting untuk mengoptimalkan outcome bagi penderita DM dengan
komplikasi ulkus. Adapun tujuan dari penatalaksanaan DM dengan komplikasi
ulkus adalah : menutup ulkus, mengurangi tekanan pada kaki, penyembuhan
infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007). Tujuan yang utama pada
penatalaksanaan ulkus diabetik adalah untuk mendapatkan ulkus tertutup yang
sebaik mungkin (Frykberg et al., 2000). Mengelola DM dan keadaaan lain pada
penderita DM seperti; hipertensi, gangguan fungsi ginjal, status nutrisi dan
hiperlipidemia juga sangat penting untuk mengoptimalkan outcome yang
diharapkan (Anonim, 2007; Stillman, 2006).
b. Sasaran terapi
Sasaran terapi yang mendasar dalam penatalaksanaan ulkus diabetik
meliputi : penutupan luka, infeksi, iskemik dan kadar glukosa darah (Frykberg
et al., 2000)
c. Strategi terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Strategi terapi pada ulkus diabetik meliputi terapi non farmakologis
dan farmakologis.
1). Non farmakologis
a). Pengelolaan DM, dapat dilakukan dengan perencanaan atau
pengaturan pola makan dan olahraga.
b). Penanganan ulkus secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan
cara debridemen yaitu menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk
mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan nekrotik. Selain
mengeluarkan jaringan juga membuka jalur-jalur nanah agar drainase
menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dikompres dengan larutan
betadin dan neomisin 1%.
c). Mengurangi tekanan pada kaki mutlak dilakukan, yaitu dengan
istirahat tempat tidur. Dengan berjalan akan memberi tekanan pada
daerah ulkus dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblast yang
menghambat penyembuhan. Selain itu, tekanan pada luka akan
memberi iskemik pada daerah dan sekitarnya sehingga penyembuhan
dipersulit (Muchid, 2005; Adam, 2007).
2). Farmakologis
a). Penanganan ulkus secara farmakologis, dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut.
(1) Penutupan luka, digunakan untuk menyembuhkan luka dengan
menciptakan lingkungan yang lembab dan hangat untuk
memperbaiki dan menyembuhkan jaringan. Contoh sediaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
digunakan untuk menutup luka antara lain; hidrogel dan
hidrokoloid.
(2) Faktor pertumbuhan, yaitu suatu substansi protein yang
menstimulasi pembelahan sel dan proliferasi sel. Sebagai contoh,
faktor penumbuh yang biasa digunakan adalah : becaplermin, suatu
rekombinan platelet manusia. Ini dianjurkan oleh Food and Drug
Administration (FDA) untuk menangani ulkus neuropatik.
(3) Cangkok jaringan lunak biasa dilakukan pada ulkus diabetik yang
tidak dapat disembuhkan (Stillman, 2006; Adam, 2007; Anonim,
2007).
b). Pengelolaan diabetes melitus
Ada berbagai macam jenis obat antidiabetika oral yang berdasarkan
cara kerjanya dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin
(sulfonilurea dan glinid), penambah sensitivitas terhadap insulin
(biguanid dan thiazolidindion), penghambat absorpsi glukosa (α-
glucosidase inhibitor).
(1) Golongan sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan menstimulasi sel β pankreas untuk
melepaskan insulin yang tersimpan (merangsang produk insulin).
Alasan tersebut yang mendasari pernyataan bahwa obat ini hanya
bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk
mensekresi insulin. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada
penderita DM tipe I. Pada penderita dengan kerusakan β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tidak bermanfaat
(Handoko dan Suharto, 1995). Obat golongan ini merupakan
pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,
serta tidak mengalami ketoasidosis sebelumnya (Priyanto, 2006).
Pada pemakaian golongan sulfonilurea, umumnya selalu dimulai
dengan dosis rendah untuk menghindari hipoglikemia. Pada
keadaan tertentu jika kadar glukosa darah sangat tinggi, dapat
diberikan dalam dosis lebih besar hingga diperolah efek klinis yang
jelas dan dalam satu hari terjadi penurunan kadar glukosa darah
yang bermakna (Waspadji, 2002a).
(2) Golongan glinid
Merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea, dengan meningkatkan sekresi insulin. Golongan ini
terdiri dari dua macam obat yaitu repraglinid dan nateglinid
(Priyanto, 2006).
(3) Golongan biguanid
Menurut Waspadji (2002), biguanid meningkatkan pemakaian
glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga
diramalkan akan menghambat absorpsi glukosa dari usus pada
keadaan sesudah makan.
Sediaan yang ada yaitu menformin, buformin, dan metformin.
Derivat biguanid bekerja langsung terhadap organ sasaran.
Biguanid mempunyai efek menimbulkan efektifitas insulin, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan menghambat absorpsi karbohidrat, menghambat
glukoneogenesis di hati, meningkatkan afinitas pada reseptor
insulin, meningkatkan jumlah reseptor insulin, dan memperbaiki
penurunan respon insulin (Priyanto, 2006)
(4) Golongan thiazolidindion
Thiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator actived
receptor gamma, suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak. Contoh
dari obat golongan ini adalah pioglitazon yang mempunyai efek
menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah
pentranspor glukosa sehingga ambilan glukosa di perifer
meningkat (Priyanto, 2006)
(5) Golongan α-glucosidase inhibitor
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-
glukosidase dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat
menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia
postprandial. Obat golongan ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemi serta tidak berpengaruh pada kadar
insulin (Agoes, 1999). Efek samping yang dapat ditimbulkan
adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan flatulensi. Efek
samping tersebut diakibatkan oleh maldigesti karbohidrat
(Priyanto, 2006).
Pengelolaan DM secara farmakologis selain penggunaan
antidiabetika oral adalah dengan penggunaan insulin. Insulin adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
hormon yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas.
Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan
sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen ke dalam sel
hati dan otot. Terdapat dua jenis insulin, yaitu endogen dan eksogen di
mana insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan pankreas sedangkan
insulin eksogen merupakan produk farmasi dan disuntikkan ke dalam
tubuh (Priyanto, 2006).
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4
macam, yang ditampilkan dalam tabel V di bawah ini.
Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama Kerjanya (Johnson, 1998)
Macam Mula
kerja Puncak
efek Lama kerja Nama sediaan Kekuatan
Insulin kerja singkat
0,5 jam 0,5 jam
1-3 jam 2-4 jam
8 jam 6-8 jam
Actaprid HM Penfil
40 UI/ml 100 UI/ml
Insulin kerja sedang
1-2 jam 6-12 jam 18-24 jam
Insulin kerja sedang mula kerja singkat
0,5 jam 4 -12 jam 24 jam Insulatard HM Insulatard HM Penfil Monotard HM
40 UI/ml 100 UI/ml 40 UI/ml 100 UI/ml
Insulin kerja lama
4 -6 jam 14-20 jam 24-36 jam Protamin Zinc Zulfat
Insulin campuran
Humulin 20/80 Humulin 30/70 Humulin 40/60 Humulin 30/70 Penfil
40 UI/ml 100 UI/ml 40 UI/ml 100 UI/ml
Indikasi mutlak penggunaan insulin adalah semua penderita DM
tipe I. Namun demikian, pada keadaan tertentu terapi insulin dikerjakan
agar tubuh memiliki sejumlah insulin efektif pada saat yang tepat.
Keadaan tertentu yang membutuhkan insulin antara lain; DM tipe II bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan
stress berat seperti infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
akut atau stroke. Diabetes gestasional jika diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah. Di samping itu insulin juga
dibutuhkan penderita DM dengan ketoasidosis, DM yang mengalami
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta DM yang
mendapat nutrisi parenteral, yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa
darah mendekati normal selama periode resistensi insulin dan ketika
terjadi peningkatan kebutuhan insulin (Priyanto, 2006).
c). Penyembuhan infeksi
Infeksi pada ulkus diabetik meningkatkan faktor resiko untuk
amputasi pada bagian tubuh. Setiap infeksi mengganggu kestabilan
diabetes dan sebaliknya hiperglikemia dapat memperburuk infeksi. Oleh
karena itu, pada dasarnya kelainan kaki dengan infeksi membutuhkan
kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan gangguan infeksi
sebaiknya dialihkan ke insulin apabila sebelumnya mendapat obat oral.
Hampir selalu infeksi mengakibatkan kebutuhan insulin meningkat
(Adam, 2005).
Berdasarkan Guidelines for Diabetic Foot Infections (Lipsky et
al., 2004) disebutkan dasar-dasar pemilihan regimen antibiotik yang
meliputi; pemilihan awal regimen antibiotik dengan menentukan rute
terapi, spektrum mikroorganisme serta pemilihan obat yang spesifik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diberikan dan yang terakhir adalah pemilihan regimen dan lama pemberian
secara pasti. Terapi awal biasanya secara empiris dan harus didasarkan
pada keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan kultur. Infeksi sedang serta
infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan antibiotika berspektrum
luas. Antibiotika yang digunakan harus memiliki aktivitas melawan
bakteri gram positif cocci sama baiknya untuk melawan bakteri gram
negatif dan bakteri anaerob.
Dalam Guidelines for Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al.,
2004) juga dianjurkan pemilihan antibiotik secara empiris untuk pasien
ulkus diabetik yang terinfeksi berdasarkan tingkat keparahan infeksi.
Anjuran tersebut ditunjukkan pada tabel VI.
Antibiotika yang secara empiris merupakan terapi pilihan utama
adalah piperasilin.
Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al., 2004)
Infeksi dan agents ringan sedang berat
Rute yang dianjurkan oral oral atau parenteral
parenteral
klindamisin Ya cefalexin Ya TMP-SMX Ya Ya amoksisilin + clavulanat Ya Ya levofloksasin Ya Ya ampisilin + sulbaktam Ya piperasilin Ya Ya levofloksasin/siprofloksasin dengan klindamisin Ya Ya imipenem Ya vancomisin / ceftazidim (dengan atau tanpa metronidazol) Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pemilihan antibiotika yang pasti harus mempertimbangkan hasil
pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas. Menurut Eric Nuermberger (2005),
dalam pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri patogen dapat
dilihat dalam tabel VIII.
Tabel VII. Pemilihan Antibiotika Berdasarkan Bakteri Penginfeksi (Nuermberger, 2005)
Bakteri Penginfeksi 1st Line Agent 2nd Line Agent Methisilin-sensitif Staphylococcus aureus
nafsilin, oxasilin sefalosporin generasi I, klindamisin, betalaktam, trimethoprim/sulfametoksazol, vancomisin
Methisilin-resisten Staphylococcus aureus
vancomisin +/- rifampin klindamisin, trimethoprim/sulfametoksazole, fluoroquinolon + rifampin, linezolid, daptomisin, quinupristin/dalfopristin
Streptococcus aerob
penisilin G, ampisilin sefalosporin generasi I, III, klindamisin
Enterobacteriaceae
sefalosporin generasi III atau fluoroquinolon
ampisilin, sefalosporin generasi I, II, betalaktam, carbapenem, TMP-SMX
Pseudomonas aeruginosa
(Anti-pseudomonal Ssfalosporin / penisilin) + aminoglikosida (2 minggu awal) atau siprofloksasin)
siprofloksasin, carbapenem, aztreonam (tunggal atau kombinasi dengan aminoglikosida)
Bacteroides species metronidazol β -lactam, carbapenem, klindamisin, cefoxitin, cefotetan
Streptococcus anaerob dan microaerofilik
penisilin G Klindamisin, cefoxitin
Staphylococcus Gram negatif
vancomisin +/- rifampin Nafsilin, oxasilin, klindamisin, fluoroquinolon + rifampin
Enterococcus species
ampisilin + gentamicin vancomisin + gentamicin, imipenem
Vancomisin-resisten Enterococcus
linezolid daptomisin, quinupristin/dalfopristin, doksisiklin, rifampin, kloramfenikol, fluoroquinolon (kombinasi berdasarkan uji sensitivitas)
Organisme aerob dan anaerob
betalaktam, carbapenem siprofloksasin + klindamisin, sefalosporin generasi III + metronidazol
d). Pengatasan iskemik
Pilihan terapi yang diberikan untuk mengatasi penyakit vaskuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perifer (iskemik) adalah rekonstruksi vaskuler untuk memperlancar
pasokan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena ulkus (Anonim,
2007b).
Pengatasan iskemik yang diberikan kepada pasien DM dengan
komplikasi ulkus adalah hemoreologi dan antiplatelet. Hemoreologi yang
digunakan adalah pentoksifilin. Pentoksifilin dapat mengubah sifat alir sel
darah merah dengan menurunkan viskositas darah. Jika pasien tidak dapat
mentoleransi pentoksifilin, diberikan cilostazol. Cilostazol menghambat
agregasi platelet.
Terapi dengan antiplatelet tidak secara langsung menyembuhkan
ulkus diabetik namun dapat menghambat agregasi platelet pada penderita
ulkus diabetik dengan atherosklerosis. Obat yang menjadi pilihan adalah
klopidrogel dan aspirin (Stillman, 2006).
e). Hipertensi dan gangguan fungsi ginjal
Obat pilihan untuk pasien DM yang tekanan darahnya tinggi dan
atau mengalami gangguan fingsi ginjal direkomendasikan oleh ADA dan
The National Kidney Foundation adalah penghambat enzim konversi
angiotensin atau ACE inhibitor. Sebagai second line terapi, yang
direkomendasikan adalah diuretik golongan thiazid dosis rendah (Triplitt
et al., 2005).
Mekanisme kerja ACE inhibitor adalah mengurangi
pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan
sekresi aldosteron yang mengakibatkan terjadinya ekskresi natrium dan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
serta retensi kalium. Penghambat enzim konversi angiotensin ini
menghambat kecepatan kerusakan ginjal akibat DM atau melindungi
fungsi ginjal (Setiawati dan Bustami, 1995).
Diuretik thiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi sodium
pada distal tubulus sehingga ekskresi sodium, air, potasium dan ion
hidrogen meningkat (Sharma, 2006).
C. Drug Related Problems
Farmasi klinik didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh
seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman,
tepat dan cost effective. Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian) bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat rasional dan untuk
memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang diinginkan oleh penderita.
Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand (1990) adalah tanggung jawab
pemberian terapi obat yang bertujuan untuk mencapai outcome yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien (Cipolle, 1998).
Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena penggunaan
terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan evaluasi terhadap tercapai
tidaknya efek terapeutik yang diharapkan. Keberhasilan pengobatan adalah
tercapainya efek terapeutik yang dituju dengan efek samping seminimal mungkin.
Keberhasilan tersebut akan tergantung pada beberapa hal, yaitu ketepatan
diagnosa, ketepatan pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta
ketaatan pasien (Krisdaryono, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Drug Related Problems (DRPs) adalah sebuah kejadian atau
permasalahan yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi
pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu
masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada
penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle, 1998).
Dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Robert J. Cipolle (1998)
masalah-masalah dalam kajian DRP ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab
DRP yang disajikan dalam tabel VII berikut.
Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle,1998)
DRP Kemungkinan penyebab DRP
Pasien dengan kondisi baru yang membutuhkan obat. Pasien kronis membutuhkan kelanjutan terapi obat. Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat.
1. Perlu terapi obat tambahan (Need for additional drug therapy)
Pasien dengan kondisi yang beresiko dan membutuhkan obat untuk mencegah. Tidak ada indikasi pada saat itu. Pasien mendapat obat dalam jumlah toksis. Kondisi pasien akibat drug abuse. Pasien lebih baik disembuhkan dengan terapi non farmakologi. pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan single drug.
2. Tidak perlu terapi obat (Unnecessary drug therapy)
Pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan. Kondisi pasien yang menyebabkan obat bekerja tidak efektif (kurang sesuai dengan indikasinya). Pasien menerima obat yang bukan paling efektif untuk indikasi Pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu. Obat yang diberikan memiliki faktor resiko kontraindikasi dengan obat lain yang juga dibutuhkan. Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling murah. Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling aman. Penggunaan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
3. Obat tidak tepat (Wrong drug)
Pasien menerima kombinasi obat yang tidak perlu Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon. Konsentrasi obat di bawah therapeutic range.
4. Dosis kurang (Dosage too low) Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dosis dan interval obat tidak cukup. Pemberian obat terlalu awal. Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan respon. Konsentrasi obat di atas therapeutic range. Dosis obat terlalu cepat dinaikkan Akumulasi obat karena penyakit kronis
5. Dosis berlebih (Dosage too high)
Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak sesuai Dosis obat yang diberikan kepada pasien terlalu tinggi kecepatannya. Adanya reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu. Ada faktor resiko yang membahayakan bagi pasien. Interaksi dengan obat-obatan atau makanan.
6. Efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction /ADR) Hasil laboratorium pasien berubah akibat obat.
Pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error. Pasien tidak taat instruksi. Pasien tidak mengambil obat karena harga obat mahal. Pasien tidak mengambil obat karena tidak memahami.
7. Ketidaktaatan pasien (In complience)
Pasien tidak mengambil obat karena keyakinan kurang.
Lanjutan Tabel VIII.
D. Keterangan Empiris yang diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi
pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember tahun 2005,
yaitu mengenai DRPs yang aktual dan potensial terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang evaluasi pengobatan pada pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren merupakan penelitian non eksperimental
dengan rancangan deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data rekam
medis pasien ulkus/gangren diabetik yang pengambilan datanya bersifat
retrospektif.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dikarenakan
peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji serta
tidak ada intervensi ataupun manipulasi. Penelitian dengan rancangan deskriptif
evaluatif dimaksudkan karena peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena
kesehatan yang ada kemudian mengevaluasinya berdasarkan pada standar yang
berlaku (Pratiknya, 2003). Dalam hal ini akan dilihat kesesuaian antara
pengobatan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren
terhadap standar yang ada, antara lain menurut Informatorium Obat Nasional
Indonesia (IONI), Indonesia Index of Medical Specialities (MIMS) dan
Guidelines for Diabetic Foot Infection dari Infectious Disease Society of America
(IDSA) yang kemudian diidentifikasi ke dalam Drug Related Problems (DRPs).
B. Definisi Operasional
1. Pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren adalah 24 pasien
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap
rumah sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 yang datanya
ditemukan dari rekam medis.
2. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam
medis, usia, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, riwayat
penyakit, jenis obat yang digunakan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pakai
obat, lama dan tanggal perawatan yang diberikan selama terapi serta keadaan
pasien saat pulang.
3. Komplikasi lain adalah keadaan yang disebabkan penyakit DM selain
ulkus/gangren yang merupakan diagnosis pasien DM ulkus/gangren saat
masuk, seperti hipertensi dan hipoglikemia.
4. Penyakit penyerta adalah penyakit atau keadaan lain yang timbul bukan
karena penyakit DM yang didiagnosis saat masuk, seperti skizofrenia dan
keracunan bahan organik.
5. Pengobatan adalah suatu cara pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk
menangani suatu penyakit, khususnya dengan penggunaan obat atau terapi
farmakologis yaitu pengobatan yang diberikan pada pasien DM dengan
komplikai ulkus/gangren.
6. Tingkat keparahan adalah penilaian keadaan luka pasien berdasarkan
diagnosis saat masuk, yaitu ulkus, gangren, abses atau selulitis.
7. Golongan obat adalah kelompok obat yang didasarkan pada efek terapi dari
setiap kelas terapi yang diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-
Desember 2005, seperti golongan sefalosporin dan biguanid.
8. Jenis obat adalah nama obat generik yang diberikan kepada pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, seperti seftriakson dan metformin.
9. Evaluasi pengobatan adalah evaluasi terhadap kejadian atau permasalahan
dalam terapi obat pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, yaitu
evaluasi DRP. Pengobatan yang dievaluasi adalah yang sesuai tujuan terapi
pasien ulkus yaitu untuk mengelola DM itu sendiri dan keadaan lain seperti
hipertensi dan gangguan fungsi ginjal, menyembuhkan infeksi serta
pengatasan iskemik.
10. Evaluasi DRP adalah melihat kembali objective dan subjective serta tindakan
pengobatan yang diberikan selama di rawat inap kemudian memberi penilaian
(assessment) dan perencanaan (plan).
11. Hasil terapi (outcome) adalah hasil dari terapi yang telah diberikan atau
keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit berdasarkan catatan dalam rekam
medis meliputi lamanya tinggal dan keadaan saat pulang, yaitu sembuh,
membaik, amputasi dan belum sembuh atau pulang atas permintaan sendiri.
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren yang tercatat di instalasi rawat inap rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Bethesda Yogyakarta periode Juli – Desember 2005 berdasarkan rekam medis
yang ditemukan. Subyek yang digunakan sejumlah 24 pasien. Penelitian ini
merupakan penelitian populatif karena tidak ada teknik sampling.
D. Bahan penelitian
Bahan penelitian yang digunakan berupa lembar rekam medis pasien
DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di rumah sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap dilakukan di RS Bethesda Jalan
Jendral Sudirman 70 Yogyakarta.
F. Tata cara penelitian
Tata cara atau jalannya penelitian dilakukan secara bertahap dengan alur
sebagai berikut ini.
1. Perencanaan
Analisis situasi dilakukan dengan mencari informasi mengenai distribusi
penyakit diabetes melitus beserta komplikasinya di instalasi rawat inap RS
Bethesda Yogyakarta selama tahun 2005 melalui unit rekam medis. Laporan
distribusi tersebut digunakan sebagai acuan penentuan masalah, meliputi
distribusi sepuluh penyakit terbesar di RS Bethesda tahun 2005, di mana diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melitus menduduki peringkat keenam. Selain itu juga ditelusuri macam-macam
komplikasi DM pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa DM dengan
komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat pertama dengan jumlah 89 kasus
dan pada periode Juli-Desember ada 34 kasus. Dengan diketahuinya jumlah
tersebut, ditentukan data pasien DM ulkus/gangren yang dirawat di RS Bethesda
pada periode Juli-Desember 2005 saja yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data meliputi proses-proses berikut ini.
a. Penelusuran data, yaitu penelusuran data pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren dengan jalan mencatat nomer medis dengan komplikasi
ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005. Pada penelitian ini ditemukan
24 rekam medis dari 34 pasien DM dengan komplikasi ulkus periode Juli-
Desember 2005 karena ada 4 pasien yang telah meninggal sehingga rekam
medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk
rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain. Selanjutnya nomer
rekam medis digunakan untuk menelusuri lembar catatan rekam medis
secara keseluruhan.
b. Proses pengambilan data, dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005 melalui dokumen rekam medis.
c. Proses pencatatan data, yaitu dengan mencatat data yang ada di lembar rekam
medis tiap pasien. Data yang diambil meliputi: nomor rekam medis, usia,
jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis masuk dan
diagnosis keluar, keadaan pulang pasien, keluhan, tindakan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dilakukan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, jenis dan golongan obat,
jumlah obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, bentuk sediaan, serta
data laboratorium, dan data non laboratorium serta hasil pemeriksaan kultur
bakteri.
3. Pengolahan data
Data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar untuk
beberapa keterangan. Data identifikasi kasus drug related problem juga
disajikan dalam bentuk tabel dengan metode SOAP (Subjective-Objective-
Assessment-Plan).
4. Analisis hasil
Data dianalisis secara deskriptif kemudian hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dan atau gambar beserta uraian penjelasan. Analisis
tersebut meliputi bagian-bagian berikut ini.
a. Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Perhitungan prosentase jenis
kelamin adalah sebagai berikut.
100% x nx % =
x = jumlah laki-laki atau perempuan pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
n = jumlah seluruh kasus
b. Usia, yaitu jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang di
rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-desember 2005 yang masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam kelompok usia tertentu. Usia dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan
pembagian dari rumah sakit, yaitu >25-≤45 tahun, >45-≤65 tahun, dan >65
tahun. Perhitungan prosentase kelompok usia adalah sebagai berikut.
x = jumlah kasus dalam kelompok usia tertentu
n = jumlah seluruh kasus
100% x nx % =
c. Tingkat keparahan, yaitu penilaian keadaan luka atau diagnosis meliputi
ulkus, gangren, abses, dan selulitis. Perhitungan prosentase tingkat
keparahan adalah sebagai berikut.
100% x
nx % =
x = jumlah keadaan luka tertentu pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode
Juli-Desember 2005
n = jumlah seluruh kasus
d. Komplikasi atau penyakit penyerta adalah keadaan selain DM komplikasi
ulkus yang didiagnosis saat pasien masuk. Perhitungan prosentase
diagnosis sekunder adalah sebagai berikut.
100% x nx % =
x = banyak kasus dengan komplikasi maupun penyakit penyerta tertentu
n = jumlah seluruh kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Kelas terapi
100% x nx % =
x = banyak kasus yang mendapatkan obat dengan kelas terapi tertentu
n = jumlah seluruh kasus
f. Golongan dan jenis obat
100% x nx % =
x = banyak kasus yang mendapatkan golongan dan jenis obat tertentu
n = jumlah seluruh kasus
g. Evaluasi pengobatan dilakukan dengan mengidentifikasi kasus DRP yang
aktual maupun potensial terjadi dengan melihat pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium serta pengobatan yang telah dilakukan. Setelah
teridentifikasi kemudian diberi rekomendasi yang tepat. Identifikasi
kasus DRP disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan mengenai
subjective, objective, assessment, dan plan (SOAP).
h. Hasil terapi (outcome) merupakan keadaan pasien saat keluar dan lamanya
tinggal pasien. Perhitungan prosentase hasil terapi adalah sebagai berikut.
100% x nx % =
x = banyak kasus dengan keadaan pulang atau lamanya tinggal tertentu
n = jumlah seluruh kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta dilakukan dengan menelusuri data masuk pasien rawat inap yang
didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember
2005. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada tahun
2005 sebanyak 89 kasus. Pada penelitian ini dibatasi kasus DM dengan
komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember 2005, yaitu sebanyak 34
kasus. Namun demikian, jumlah kasus yang ditemukan dari catatan rekam medis
sebanyak 24 sehingga jumlah inilah yang dijadikan sebagai populasi. Rekam
medis yang ditemukan hanya 24 kasus karena 4 pasien telah meninggal sehingga
rekam medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk
rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain.
A. Gambaran Umum Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode
Juli-Desember 2005
Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian obat. Faktor-faktor
tersebut antara lain usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan daya tahan pasien.
Pada penelitian ini gambaran umum pasien disajikan menjadi 4 bagian yang
meliputi jenis kelamin pasien, usia pasien, tingkat keparahan ulkus/gangren dan
keadaan penyakit, yaitu ada tidaknya komplikasi lain dan penyakit penyerta.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Distribusi jenis kelamin pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Berdasarkan kelompok jenis kelamin, distribusi pasien diabetes melitus
dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Distribusi Jenis Kelamin pasien DM Komplikasi Ulkus/Gangren
29%
71%
Pria Wanita
Gambar 2. Distribusi jenis kelamin pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Dari gambar di atas diketahui bahwa jumlah pasien wanita lebih banyak
daripada jumlah pasien pria. Prosentase jumlah pasien wanita sebesar 71%
sedangkan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Dalam Diabetic Foot
Disorders - A Clinical Practice Guideline (Frykberg et al, 2000) disebutkan
bahwa resiko laki-laki mengalami diabetic foot ulcer lebih tinggi. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian ini yang dapat dimungkinkan karena wanita lebih
memperhatikan kesehatan dibanding pria sehingga jumlah pasien wanita yang
menjalani perawatan di rumah sakit lebih banyak. Di samping itu diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di
RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005 sebagian besar adalah wanita. Pasien
yang berjenis kelamin wanita adalah 51 pasien dan yang berjenis kelamin pria
sejumlah 38 pasien.
2. Distribusi usia pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Pemberian obat pada pasien harus memperhatikan keadaan khusus
seperti halnya usia. Adanya perbedaan usia menjadi kriteria pemilihan jenis obat,
dosis obat, bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, dan jumlah obat. Sebagai
contoh, pada pasien lanjut usia diperhitungkan jumlah obat dan dosisnya karena
fungsi faal tubuh pasien telah mengalami penurunan.
Distribusi Kelompok Usia pasien DM
Komplikasi Ulkus/Gangren
13%
58%
29%
>25 - ≤45 tahun >45 - ≤65 tahun > 65 tahun
Gambar 3. Distribusi kelompok usia pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Gambar 3 di atas menggambarkan distribusi pengelompokan usia pasien.
Pendistribusian usia berfungsi untuk mengetahui jumlah pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Juli-Desember 2005 sehingga dapat dibandingkan dengan teori. Pendistribusian
usia pada kasus ini dibagi dalam 3 kelompok usia, yaitu pasien dengan usia >25-
≤45 tahun, >45-≤65 tahun dan >65 tahun. Pembagian kelompok ini berdasarkan
pembagian kelompok usia di RS Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan data yang
diperoleh dari rekam medis, kelompok usia pasien DM dengan komplikasi ulkus
adalah >45-≤65 tahun, yaitu sebesar 58% dari 24 kasus yang ada dilanjutkan
kelompok usia >25-≤45 tahun sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar
13%.
3. Distribusi tingkat keparahan ulkus/gangren pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diagnosis yang tepat mengenai tingkat keparahan ulkus diabetik sangat
menentukan langkah penatalaksanaan, termasuk pengobatan yang akan diberikan.
Tingkat keparahan tersebut meliputi ulkus, abses, selulitis, osteomielitis dan
gangren. Keadaan masing-masing ulkus diabetik tersebut diikuti dengan infeksi
yang juga memiliki tingkat keparahan (ringan, sedang atau berat).
Pada penelitian ini telah diketahui tingkat keparahan ulkus/gangren
berdasarkan penilaian luka saat masuk dan pemeriksaan saat di rawat inap.
Penilaian luka dilihat dari kenampakan, tempat dan ukuran dari ulkus serta
kedalaman ulkus (Anonim, 2007). Pada gambar 3 ditunjukkan distribusi tingkat
keparahan ulkus/gangren pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren
Dari gambar 4 ditunjukkan bahwa semua pasien yang menjalani rawat
inap di rumah sakit telah mengalami ulkus/gangren bahkan ada yang telah
berkembang menjadi selulitis. Sebesar 46% pasien mengalami ulkus, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kerusakan lokal atau ekskavasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh terkupasnya jaringan nekrotik radang dan 42% pasien mengalami gangren,
yaitu kematian jaringan yang umumnya diikuti kehilangan nutrisi, invasi bakteri
dan pembusukan. Pasien DM dengan komplikasi ulkus yang telah berkembang
menjadi selulitis sebesar 4% dan 8% pasien mengalami abses. Selulitis merupakan
infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit jaringan di bawah kulit sedangkan
abses merupakan penimbunan nanah.
Distribusi Tingkat Keparahan pada Pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
42%
8% 4%
46%
UlkusGangrenUlkus + absesUlkus + selulitis
Gambar 4. Distribusi tingkat keparahan pada pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren
Keadaan penyakit tersebut berkaitan dengan tingkat keparahan infeksi.
Infeksi yang dialami pasien dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium, tanda klinis dan pemeriksaan kultur. Pada penelitian ini
ditunjukkan bahwa semua pasien mengalami infeksi namun tidak dapat dilihat
tingkat keparahannya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang ada (Lampiran
2), semua pasien mengalami peningkatan leukosit yang menunjukkan bahwa
pasien mengalami infeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diabetes melitus seringkali timbul secara perlahan dan gejalanya tidak
tampak sehingga penderita kurang menyadari adanya perubahan seperti minum
lebih banyak, sering buang air kecil, dan berat badan menurun. Apabila DM tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh
penderita (Priyanto, 2006). Komplikasi DM dalam penelitian ini adalah
ulkus/gangren, yaitu kerusakan permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh radang dan dapat menimbulkan kematian jaringan yang diikuti invasi bakteri
dan pembusukan.
Berdasarkan data rekam medis pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren, didapatkan beberapa pasien memiliki penyakit penyerta maupun
komplikasi DM yang lain. Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak
ada kaitannya dengan penyakit DM yang diderita oleh pasien tersebut. Timbulnya
penyakit penyerta bukan disebabkan oleh DM. Hal ini berbeda halnya dengan
komplikasi, di mana terjadinya komplikasi disebabkan penyakit DM itu sendiri.
Adanya penyakit penyerta maupun komplikasi DM yang lain menyebabkan
diperlukannya obat lain selain pengobatan DM ulkus/gangren. Penggunaan obat
pada kasus DM ulkus/gangren akan dibahas pada bagian selanjutnya. Macam-
macam komplikasi lain dan penyakit penyerta saat masuk pada pasien DM dengan
komplikasi DM ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada tabel IX berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel IX. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Diagnosis Jumlah Kasus (n = 24)
Prosentase (%)
Hipertensi 2 8,33 Komplikasi Hipoglikemia 1 4,16 Skizofrenia + Keracunan bahan organik 1 4,16 Penyakit
penyerta Tidak ada/tidak diketahui 20 83,33
Komplikasi lain yang terjadi adalah hipertensi sebesar 8,33% dan
hipoglikemia sebesar 4,16% dari 24 pasien. Dalam jangka waktu yang lama pada
penderita DM dapat terjadi kelainan pada pembuluh darah halus di ginjal serta
terjadi penahanan air dan garam di ginjal sehingga menyebabkan terjadinya
hipertensi. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa dalam darah sangat
rendah yang terjadi ketika kadar gula darah dan jumlah insulin tidak seimbang.
B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 1. Kelas terapi obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Tujuan terapi bagi penderita DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang
terutama adalah pengendalian kadar glukosa darah, menutup ulkus, mengurangi
tekanan pada kaki, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007).
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan strategi terapi, baik non farmakologis
maupun farmakologis. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pengobatan atau terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien selama di
rawat inap, sehingga gambaran yang diberikan adalah pola pengobatannya.
Tabel X di bawah ini menunjukkan distribusi kelas terapi obat yang
digunakan dalam penatalaksanaan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
berdasarkan IONI.
Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Kelas Terapi Jumlah Kasus
(n = 24) Prosentase
(%) 1. Antidiabetika 22 91,66 2. Antibiotika 24 100,00 3. Analgesik 21 87,50 4. Obat sistem saluran cerna 10 41,67 5. Obat penyakit otot skelet dan sendi 12 50,00 6. Obat sistem saraf pusat 5 20,83 7. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah 20 83,33 8. Obat Sistem Kardiovaskuler 3 12,50 9. Obat Sistem Pernafasan 1 4,16
2. Golongan dan jenis obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
a. Antibiotika
Semua pasien DM komplikasi ulkus/gangren diberi antibiotika.
Antibiotika yang digunakan sebanyak 6 golongan, seperti yang dapat dilihat
pada tabel XI. Tujuan penggunaan antibiotika ini sebagai terapi antiinfeksi
bagi pasien DM komplikasi ulkus/gangren, profilaksis pembedahan dan
kombinasi dengan antibiotika lain untuk meningkatkan efek. Semua kasus
pasien DM komplikasi ulkus/gangren mengalami infeksi akibat lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
gula darah yang subur untuk berkembangnya bakteri patogen. Pada
lingkungan tersebut suplai oksigen sangat kurang akibat penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah sehingga bakteri tumbuh subur, terutama
bakteri anaerob (Misnadiarly, 2001).
Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)
Prosentase (%)
seftazidim 4 16,67 seftriakson 8 33,33 sefazolin 2 8,33 sefpodiksim 1 4,16 sefepim 1 4,16 sefotiam 4 16,67 moksifloksasin 5 20,83 cefditoren pivoxil 1 4,16
1. Sefalosporin
sefotaxim 1 4,16 gentamicin 4 16,67 2. Aminoglikosida amikasin 2 8,33 levofloksasin 4 16,67 siprofloksasin 5 20,83
3. Kuinolon
ofloksasin 3 12,50 klaritromisin 3 12,50 4. Makrolid klindamisin 1 4,16
5. Penisilin sultamisilinatobilat 7 29,16 sulbenisilin 2 8,33 amoksisilin 1 4,16 metronidazol 12 50,00 teicoplanin 1 4,16
6. Antibiotika lain
thiamfenikol 1 4,16
Berdasarkan tabel XI terlihat bahwa antibiotika yang banyak
digunakan adalah golongan sefalosporin yaitu seftriakson sebanyak 33,33%
dan golongan antibiotika lain (antiprotozoa) yaitu metronidazol sebanyak
50%. Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid beta laktam yang bekerja
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin memiliki spektrum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kerja luas yang meliputi banyak kuman Gram negatif termasuk Eschericia
coli, Klebsiella, Proteus bahkan kuman “sulit” pseudomonas (Ganiswara,
1995). Seftriakson adalah antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga
yang aktif terhadap bakteri gram negatif. Metronidazol merupakan anti
protozoa sekaligus anti bakteri terhadap bakteri anaerob batang gram negatif
yang umumnya memang tumbuh pada ulkus/gangren.
Pemilihan antibiotika yang pasti harus sesuai dengan jenis bakteri
penginfeksi yang diketahui dari pemeriksaan kultur dan harus
mempertimbangkan uji sensitivitas. Pada penelitian ini, sebanyak 13 pasien
menjalani pemeriksaan kultur sehingga tidak semua kasus diketahui agen
penginfeksinya. Pemilihan antibiotika yang tidak diketahui agen
penginfeksinya adalah secara empiris, yaitu berdasarkan bakteri yang biasa
terdapat di daerah terinfeksi.
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Oleh karena itu diperlukan gambaran kesesuaian pemberian
antibiotika baik secara empiris maupun berdasarkan bakteri patogen
dibandingkan dengan guideline. Tabel XII menunjukkan kesesuaian
pemberian antibiotika secara empiris dengan antibiotika yang dianjurkan oleh
Infectious Disease Society of America dalam Guideline of Diabetic Foot
Infection (Lipsky, et al., 2004) sedangkan pada tabel XIII ditunjukkan agen
penginfeksi dari masing-masing pasien yang menjalani pemeriksaan kultur
beserta antibiotika yang diberikan dan dibandingkan dengan pemilihan
antibiotika berdasarkan bakteri penginfeksi oleh Nuermberger (2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel XII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan berspektrum luas atau seperti yang dianjurkan oleh Infectious Disease Society of America. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan
Tabel XIII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan hasil
pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Pasien Bakteri penginfeksi Antibiotika yang diberikan
Antibiotika berdasarkan bakteri
penginfeksi* 4 (-) Staphylococcus
aureus • sefotiam 4 x 1g I.V (7 hari) • vancomicin /
florokuinolon + rifampin
• klindamisin
Pasien Antibiotika yang diberikan Antibiotika
yang dianjurkan*
1 (+) • seftazidim 2 x 500 mg P.O + klindamisin 2 x 150 mg P.O (5 hari) dilanjutkan
• levofloksasin 1 500 mg P.O (3 hari)
• amoxicilin + clavulanat
2 (-) • sultamisilinatobilat 2 x 500 mg P.O + metronidazol 3 x 500 mg P.O (3 hari)
3 (-)
• levofloksasin
• metronidazol 3 x 500 mg P.O + sefazolin 2 x 500 mg I.V (5 hari)
5 (-) • seftriaxone 1 x 1g I.V (1 hari) • dibekasin 2 x 500 mg I.V (2 hari)
10 (+) • seftriakson 2 x 1 gr I.V + metronidazole 3 x 500 mg P.O (2 hari) 12 (-) • gentamisin 2 x 80 mg P.O (7 hari) 13 (-) • sefotiam 2 x 200 mg P.O (7 hari) 14 (+) • seftazidim 2 x 2 g I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (2 hari)
dilanjutkan • seftazidim 2 x 2 g I.V (3 hari) • moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (3 hari)
• ampicilin + sulbactam
• levofloksasin / siprofloksasin dengan klindamisin
• vancomisin dan ceftazidim (dengan/ tanpa metronidazol)
15 (+) • levofloksasin 1 x 1g I.V + metronidazole 2 x 1g I.V (4 hari) dilanjutkan
• teicoplanin 1 x 400 mg P.O (5 hari) kemudian • thiamfenikol 1 x 500 mg + klaritromisin 1 x 1g I.V (10 hari)
16 (+) • siprofloksasin 3 x 500 mg P.O (1 hari) 19 (+) • siprofloksasin 1 x 500 mg P.O + klaritromisin 1 x 500 mg P.O
(10 hari) dilanjutkan • moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (10 hari) kemudian
• levofloksasin 1 x 100 mg I.V (5 hari) 24 (-) • sultamisilinmatobilat 3 x 1 g I.V + seftriakson 2 x 1 g I.V (3
hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lanjutan Tabel XIII
6 (-) Staphylococcus epidermidis
• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (6 hari)
• vancomicin / florokuinolon + rifampin
• klindamisin 7 (-) Proteus
vulgaris + Enterobacter
tidak diberikan antibiotik • sefalosporin gen III • florokuinolon • ampisilin • beta laktam
8 (-) Enterobacter • gentamisin 3 x 500 mg P.O (8 hari) (resisten)
• sefalosporin gen III florokuinolon
• ampisilin • beta laktam
9 (-) Staphylococcus epidermidis
• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V (1 hari) dilanjutkan
• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V + siprofloksasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari) kemudian
• siprofloksasin 2 x 500 mg P.O (4 hari)
• vancomicin / florokuinolon + rifampin
• klindamisin
11 (-) Staphylococcus aureus
• metronidazol 3 x 500 mg P.O + seftazidim 2 x 1 g I.V (resisten) + ofloksasin 3 x 400 mg (4 hari)
• ofloksasin 3 x 400 mg (3 hari)
• vancomicin / florokuinolon + rifampin
• klindamisin
17 (+) Klebsiella sp. • amikasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari) kemudian
• amikasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V + siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (4 hari)
• metronidazol 2 x 100 mg P.O + sefepim 2 x 500 mg +
siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (3hari) • siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (6 hari)
• beta laktam • carbapenem • siprofloksasin +
klindamisin • sefalosporin gen iii
+ metronidazol
18 (-) Staphylococcus aureus
• sefpodiksim 1 x 200 mg P.O + sultamisilinotobilat 2 x 100 g P.O
(6 hari)
• vancomicin/florokuinolon + rifampin, klindamisin
20 (+) Pseudomonas sp.
• metronidazol 3 x 500 mg I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (4hari)
• moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (2 hari)
• Sefalosporin / penisilin + aminoglikosida / siprofloksasin
21 (-) MRSA + Enterobacter
• seftriakson 2 x 1 g I.V + gentamisin 2 x 120 mg P.O (1 hari) dilanjutkan
• metronidazole 3 x 500 mg P.O + Seftriakson 2 x 1 g I.V (1 hari) kemudian
• seftriakson 2 x 1 g I.V (2 hari)
• nafsilin • ofloksasin • sefalosporin gen I • klindamisin • beta laktam • vancomicin
22 (+) Enterobacter • ofloksasin 2 x 400 mg P.O (2 hari) dilanjutkan
• ofloksasin 2 x 400 mg P.O + cefditoren pivoxil 3 x 400 mg (2 hari)
• sefalosporin gen III • florokuinolon • ampisilin • beta laktam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lanjutan Tabel XIII
23 (-) Staphylococcus epidermidis + Enterococcus
• sefazolin 1 x 1 g I.V (3 hari) kemudian
• sefotiam 2 x 1 g I.V (1 hari)
• vancomicin / florokuinolon + rifampin
• klindamisin (+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan sesuai dengan bakteri penginfeksinya. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan
Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani
perawatan di rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga parah. Terapi awal
biasanya secara empiris dan didasarkan pada tingkat keparahan infeksi.
Infeksi sedang serta infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan
antibiotika berspektrum luas. Sebelas dari 24 pasien DM dengan komplikasi
ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di RS Bethesda periode Juli-
Desember 2005 diberikan antibiotika secara empiris. Namun demikian
terdapat 8 pasien yang mendapatkan antibiotika bukan spektrum luas dan tidak
sesuai anjuran guideline.
Kesesuaian pemilihan antibiotik dengan bakteri penginfeksi dan hasil
uji sensitivitas sangat penting. Apabila pemilihan antibiotika sesuai maka
efektivitas kerja obat lebih optimal, menurunkan kemungkinan resistensi dan
tidak menimbulkan kerugian dalam hal finansial. Pada penelitian ini, pasien
yang menjalani pemeriksaan kultur tidak semuanya mendapatkan antibiotika
yang sesuai dengan bakteri penginfeksinya. Sembilan pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 mendapatkan antibiotika yang tidak sesuai
dengan bakteri penginfeksinya. Di samping itu, diketahui 2 pasien
mendapatkan antibiotika yang sudah resisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Antidiabetik
Terapi farmakologis guna mengontrol kadar glukosa darah adalah
dengan pemberian antidiabetik, baik insulin maupun antidiabetika oral. Insulin
merupakan terapi standar pada DM tipe I dan DM tipe II yang mengalami
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki
kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta penderita DM
dengan keadaan stress berat seperti infeksi berat atau tindakan pembedahan
dan mendapat nutrisi parenteral (Priyanto, 2006).
Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
(n = 24)
Prosentase(%)
Insulin kerja singkat Crystal Zinc Insulin 12 50,00 1. Insulin
Insulin kerja menengah Netral Protamine Hagedorn
5 20,83
2. α- glucosidase inhibitor
acarbose 7 29,16
metformin 4 8,33 3. Biguanid
glimepirid 7 16,67 Glinid repraglinid 1 4,16 Thiazolidindion rosiglitazon 1 4,16
4. Pemicu sekresi insulin
Sulfonilurea glikasid 2 8,33
Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren, di mana sebagian
besar mengalami infeksi berat dan pembedahan atau amputasi memperlukan
terapi insulin karena keperluan insulin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa
70,83% dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat
inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
insulin seperti yang ditunjukkan pada tabel XIV. Sebanyak 50% pasien
menggunakan insulin kerja singkat dan 20,83% menggunakan insulin kerja
menengah. Insulin kerja singkat memiliki masa kerja 8 jam. Insulin kerja
menengah memiliki masa kerja 12-24 jam. Pada penelitian ini insulin
diberikan sendiri maupun kombinasi dengan antidiabetika oral.
Antidiabetika oral yang diberikan pada pasien pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005 adalah golongan α- glucosidase inhibitor,
biguanid, dan pemicu sekresi insulin. Antidiabetik oral yang paling banyak
digunakan adalah acarbose sebanyak 29,16% dan glimepirid sebanyak
16,67%. Acarbose merupakan golongan α-glucosidase inhibitor. Obat ini
bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-glucosidase di dalam
saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan mampu
menurunkan hiperglikemia postpandrial (Priyanto, 2006). Glimepirid
merupakan antidiabetika oral yang bekerja langsung terhadap organ sasaran
dengan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan dan menghambat
glukoneogenesis.
c. Analgesik
Pada pasien DM dengan komplikasi ulkus memerlukan analgesik
untuk mengatasi nyeri yang dialami. Analgesik non opioid yang umum
digunakan adalah ketorolak (41,66%) dan parasetamol (37,5%). Penggunaan
analgesik non opioid ini adalah untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi sistem saraf pusat, bekerja dengan cara menghalangi
terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri di saraf perifer. Di samping itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
juga dapat berdaya antipiretik. Oleh karena itu, pada pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren, parasetamol juga digunakan untuk mengatasi
demam namun tidak mengatasi inflamasi kecuali dikombinasi dengan kodein
(Tjay dan Raharja, 2002).
Analgesik opioid atau narkotik bekerja dengan memblokade pusat
nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik opioid yang digunakan sebanyak 4,16%
kasus yaitu tramadol. Tramadol merupakan analgesik opioid lemah yang
memiliki indikasi untuk nyeri akut sampai kronis, nyeri pasca operasi dan
nyeri neuropati di mana pada pasien DM dengan komplikasi ulkus sering
menjalani pembedahan dan menderita neuropati (Anonim, 2006).
Tabel XV menunjukkan golongan dan jenis analgesik yang
digunakan oleh pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi
rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.
Tabel XV. Golongan dan jenis obat Analgesik yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
(n = 24) Prosentase
(%) ketorolak 10 41,66 metamizol 2 8,33 parasetamol 9 37,50 tinoridin 4 16,67 asetosal 3 12,50
1. Analgesik non opioid
metampiron + diazepam 1 4,16
2. Analgesik opioid tramadol HCl 1 4,16
d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah
Obat yang mempengaruhi gizi dan darah atau vitamin dan mineral
diberikan pada sebanyak 83,33% pasien DM dengan komplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta. Obat gizi dan
darah yang diberikan terdiri dari 3 golongan, yaitu cairan dan elektrolit,
vitamin serta obat antianemia defisiensi besi. Jumlah yang digunakan untuk
masing-masing golongan tersebut ditunjukkan pada tabel XVI.
Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
(n = 24)
Prosentase(%)
glukosa 3 12,50 maltosa 5 20,83 ringer lactat/asetat 19 79,16 natrium asetat 2 8,33 natrium klorida 10 41,66
kalsium 1 4,16
1. Cairan dan elektrolit
Pengganti plasma dan albumin plasbumin 1 4,16
Vitamin B kombinasi 3 12,50 Vitamin B/
dengan vitamin CVitamin C + vitamin B complex 4 16,67
2. Vitamin
Multivitamin/ dengan mineral
vitamin C, seng sulfat, selenium 2 8,33
3. Antianemia defisiensi besi Feroglukonat Fe(OH)3 sucrose
complex 1 4,16
Pemberian cairan dan elektrolit dimaksudkan untuk rehidrasi sebagai
pemenuhan keperluan normal akan cairan dan elektrolit pada pasien.
Pemberian NaCl, glukosa, maltosa serta NaCl kombinasi adalah sebagai
pengganti cairan dan elektrolit serta pemasukan energi. Pengganti plasma dan
albumin diberikan karena mengandung protein dan elektrolit sehingga
diberikan untuk menambah volume plasma yang rendah pada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Selain cairan dan elektrolit, diberikan pula sediaan antianemia
defisiensi besi dan vitamin. Anemia terjadi karena pasien kekurangan zat besi.
Vitamin yang diberikan adalah multivitamin, yaitu gabungan vitamin B1, B6
dan B12 untuk mengatasi gangguan saraf pada DM dengan komplikasi ulkus
ini serta gabungan dari berbagai vitamin seperti vitamin C, vitamin B
complex, vitamin E, β-karoten, seng sulfat dan selenium sebagai suplemen.
e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi
Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi yang digunakan adalah
adalah golongan obat reumatik dan gout. Obat antiinflamasi non steroid
(AINS) digunakan untuk gangguan otot skelet, nyeri, dan radang pada
penyakit reumatik. Obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis tunggal
mempunyai aktivitas analgesik yang setara dengan parasetamol dan
memberikan efek analgesik yang tahan lama (Anonim, 2000). Pasien DM
dengan komplikasi ulkus/gangren mengalami inflamasi dan nyeri neuropati
sehingga AINS yang diberikan dapat dikombinasi dengan analgesik lain (Tjay
dan Raharja, 2002).
Obat AINS yang banyak digunakan adalah natrium diklofenak (25%)
yang memiliki indikasi untuk nyeri akut dan kronik. Natrium diklofenak
bekerja menghambat pembentukan prostaglandin dengan mewmblokade
enzim cyclooxygenase (COX-2) sehingga peradangan tidak terjadi. Obat ini
memiliki kontraindikasi dengan tukak lambung atau usus halus karena
kerjanya kurang selektif. Natrium diklofenak juga memblokade enzim COX-1
sehingga daya perlindungan terhadap mukosa lambung menurun (Anonim,
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Obat antigout yang digunakan adalah alopurinol (4,16%) untuk
pengendalian keadaan yang berhubungan dengan kelebihan garam urat serta
pengobatan dan pencegahan batu ginjal Ca pada penderita yang kadar asam
urat dalam serum dan urin meningkat (Anonim, 2006). Alopurinol bekerja
secara kompetitif menggantikan purin sehingga purin tidak dirombak oleh
ksantin oksidase menjadi asam urat (Tjay dan Raharja, 2002). Pada penelitian
ini digunakan oleh pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi.
Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi ditunjukkan
pada tabel XVII.
Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
(n = 24) Prosentase
(%) AINS Natrium
diklofenak 6 25,00
Ketoprofen 4 16,67 Celecoxib 1 4,16
1. Obat reumatik dan gout
Antigout Alopurinol 1 4,16
f. Obat Sistem Saluran Cerna
Obat sistem saluran cerna yang paling banyak digunakan untuk
mencegah perkembangan tukak lambung yang dialami pasien DM dengan
komplikasi ulkus yang sekresi asam lambungnya meningkat ataupun
disebabkan obat AINS. Obat sistem saluran cerna yang paling banyak
digunakan adalah golongan antitukak sub golongan antagonis H2 yaitu
ranitidin dan sub golongan penghambat pompa proton yaitu omeprazole.
Masing-masing penggunaan obat tersebut adalah sebanyak 8,33%. Ranitidin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan omeprazole bekerja simptomatis saja, yaitu menurunkan keasaman
lambung dengan menghambat sekresi lambung.
Obat-obat tersebut memiliki efek yang sama namun mekanisme
aksinya berbeda. Antagonis H2 bekerja secara kompetitif dengan menduduki
reseptor histamin H2 secara selektif pada sel parietal di mukosa lambung
sehingga produksi asam menurun. Penghambat pompa proton bekerja dengan
menghambat enzim H+/K+ ATPase atau pompa proton dalam sel-sel parietal
sehingga sekresi asam lambung (Anonim, 2007c).
Kelas terapi obat sistem saluran cerna yang digunakan pada pasien
sebanyak 62,5 % yang terdiri dari berbagai golongan dan jenis obat seperti
ditunjukkan oleh tabel XVIII.
Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
(n = 24) Prosentase
(%) Antagonis H2 ranitidin 2 8,33 Khelator dan senyawa kompleks
sukralfat 1 4,16
omeprazole 2 8,33 Penghambat pompa proton lanzoprazole 1 4,16
aluminium hidroksida
1 4,16
1. Antitukak
Antasida
natrium rebeprazole 1 4,16 2. Enzim
pencernaan protease, lipase, amilase 1 4,16
3. Digestan Lacbon® 1 4,16 Lacbon® : spora viabel dari Lactobacillus sporogenes
g. Obat Susunan Saraf Pusat
Obat sistem saraf pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
antimual dan vertigo. Penggunaan obat ini untuk mengatasi mual dan muntah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang sering terjadi pada penderita DM karena asam lambung meningkat
maupun efek samping obat lain. Peningkatan sekresi asam lambung yang
dialami pasien DM dengan komplikasi ulkus karena selalu mendapatkan
nutrisi parenteral dan menjalani puasa baik untuk pemeriksaan kadar glukosa
puasa maupun puasa sebelum melakukan pembedahan serta penggunaan
antibiotika yang menimbulkan efek samping mual dan muntah. Dari tabel
dapat dilihat bahwa obat antimual yang banyak digunakan adalah domperidon
yaitu sebanyak 16,67%. metoklopramid yang bekerja di sentral dan perifer
juga digunakan untuk pencegahan mual dan muntah pasca operasi dengan
dosis 10 mg. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat ditunjukkan dalam
tabel XIX di bawah ini.
Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)
Prosentase(%)
1. Antipsikotik haloperidol 1 4,16 domperidon 4 16,67 metoklopramid 1 4,16
2. Antimual dan vertigo
ondansetron 1 4,16
h. Obat Sistem Kardiovaskuler
Obat sistem kardiovaskuler yang banyak digunakan pada kasus ini
adalah antiplatelet yaitu sebesar 41,66% dan selanjutnya vasodilator perifer
sebesar 20,83%. Antiplatelet yang digunakan adalah cilostazol (41,66%).
Fungsi penggunaannya adalah untuk menghilangkan gejala iskemik seperti
ulkus, rasa nyeri dan dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(Anonim, 2006). Cilostazol menangani iskemik dengan menurunkan agregasi
platelet dan menghambat pembentukan trombus.
Tabel XX di bawah ini menunjukkan golongan dan jenis obat sistem
kardiovaskuler yang digunakan.
Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)
Prosentase(%)
cilostazol 10 41,66 1. Anti platelet asetosal 1 4,16
2. Hemostatik dan fibrinolitik
asam traneksamat 2 8,33
pentoksifilin 4 16,67 4. Vasodilator perifer
klopidrogel 1 4,16
Diuretika tiazid hidroklortiazid 1 4,16 kaptopril 2 8,33
5. Anti hipertensi ACE inhibitor
ramipril 1 4,16
Obat golongan vasodilator yang digunakan adalah golongan
vasodilator perifer. Obat ini digunakan karena kurangnya pasokan darah arteri
di perifer yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah perifer pada
pasien DM ulkus/gangren (Misnadiarly, 2001). Pemberian obat ini
dimaksudkan untuk mempercepat penyembuhan ulkus/gangren. Cara kerja
dari obat ini dengan mendilatasi pembuluh darah sehingga pasok darah lebih
besar pada daerah pembuluh darah yang sulit dicapai karena menyempit atau
tersumbat sehingga pasokan oksigenpun tercukupi (Endah, 1999).
Penghambat enzim konversi angiotensin atau ACE inhibitor
digunakan sebagai antihipertensi dengan mengurangi pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan mengurangi sekresi aldosteron
sehingga terjadi ekskresi natrium, air dan retensi kalium.
i. Obat Sistem Pernafasan
Pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus/gangren yang
dirawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 terdapat 1
pasien yang mendapatkan obat sitem pernafasan yaitu antitusif. Obat ini
diberikan karena pasien mengalami batuk kering. Kelas terapi obat sistem
pernafasan ditunjukkan pada tabel XXI berikut ini.
Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)
Prosentase (%)
1. Antitusif codein fosfat 1 4,16
C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Periode
Juli-Desember 2005
Evaluasi pengobatan ini difokuskan pada permasalahan yang muncul
dalam penggunaan obat selama di rawat inap dan dirumuskan dalam DRP. Drug
Related Problem ini terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah yang sedang terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita serta potensial
DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang
sedang diberikan pada penderita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
incomplience) tidak dapat dilihat.
Pembahasan kasus yang di evaluasi berdasarkan DRP dengan metode
SOAP ditunjukkan dalam tabel XXII sampai dengan tabel XXVIII yang
merupakan perwakilan dari semua kasus yang mengalami DRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–974707, usia 75 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk pusing dan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar DM dan dalam keadaan teramputasi Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Infeksi : Fortum® (ceftazidim) 2 x 500 mg I.V Clindamycin 2 x 150 mg P.O Cravit® (levofloxacin) 1 x 500 mg P.O Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O Nyeri : Neurobion®5000 (Vit B19) 2 x 50 mg P.O DM : Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O Nutrisi : Cernevit® (vitamin) 1 x 750 mg I.V Asering®(ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V Martos® (maltosa) 1 x 500 I.V
20-24/12/05 20-25/12/05 25-27/12/05 23-27/12/05 22-27/12/05 21-27/12/05 20-21/12/05 20,23,25/12/05 23-24/12/05
Pada tanggal menjalani 25/12/05 amputasi kaki kanan
Objectives : Tanda vital :
20/12/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC 20-25/12/05 Tekanan darah 130/70-150/100 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 20-22/12/05 Nadi 60 -100 x/menit 60-100 x/menit 20/12/05 Pernafasan 20x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 20-24/12/05 : Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10,4g/dL Hct : 32,1% Leukosit : 14,23 ribu/mmk Eritrosit : 3,3 ribu/mmk Ureum : 64,2 mg/dL Creatinin : 2,50 mg/dL
12,0 – 18,0 g/dL 36,0 – 46,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 19,0-43,0 mg/dL 0,80-1,50 mg/dL
Glukosa puasa 21/12/05 : 202 mg/dL Glukosa 2jamPP 21/12/05 : 394 mg/dL 24/12/05 : 265mg/dL Glukosa sesaat 23/12/05 : 98 mg/dL
70-100 mg/dL 70-140 mg/dL 70-140 mg/dL
Assessment : a. Kadar glukosa darah dikontrol dengan Amaryl® (glimepirid). Pada tanggal 23/12/05 pasien
mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tajam, diberikan Martos® (maltosa). b. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka
diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (cilostazol) selama 2 hari sebelum dan sesudah amputasi. c. Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang di tunjukkan dengan kadar ureum dan
creatinin dalam serum tinggi (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)* Plan : a. Monitoring data lab baik hematologi, fungsi ginjal dan kadar glukosa darah. Jika creatinin dan
ureum tetap tinggi perlu perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian ACE inhibitor. * DRP kasus ini sama dengan DRP kasus 10 dan 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjective :
Pasien dengan No RM : 00–974580, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk luka di pergelangan kaki kanan, demam,gelisah, waham, kaki nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dextra, gangguan akibat bahan organik dan skizofrenia. Pasien pulang dalam keadaan belum sembuh, pulang atas permintaan keluarga (sendiri) Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Actrapid® 1 x 12 UI S.C Infeksi : Bactecyn HP (sultamicilin) 2 x 500 mg P.O Metronidazole 3 x 500 I.V Flagyl® (Metronidazole) 3 x 500 I.V Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O Skizofrenia : Serenace® (haloperidol) 1 x 1mg P.O Nutrisi : Asering® (ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V
17/12/05 17-19/12/05 18/12/05 18-19/12/05 17-18/12/05 18/12/05 17-18/12/05
Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 17/12/05 18/12/05
Suhu 37,9ºC 39,9˚C
36-37,4 ºC
17/12/05 18/12/05
Tekanan darah 160/90 mm/Hg 140/90 mm/Hg
120-130/ 80-85 mmHg
17/12/05 18/12/05
Nadi 88 x/menit 116 x/menit
60-100 x/menit
17-18/12/05 Pernafasan 20-22x/menit 16-24 x/menit Pemeriksaan laboratorium 18/12/05 :
Parameter Nilai Normal Hb : 8,7 g/dL Hct : 25,9 % Leukosit : 29,9 ribu/mmk Eritrosit : 2,97 juta/mmk Netrofil : 88,8% Limfosit : 6,7%
13,5–17,5g/dL 41,0 –53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0% 13,0-40,0%
Assessment : a. Pasien mengalami infeksi bakterial yang ditunjukkan dengan angka netrofil tinggi. Antibiotika
yang diberikan adalah Bactecyn HP® (sultamicilin) secara peroral selama 3 hari dilanjutkan dengan metronidazole intravena. Pada tanggal 18/12/05 diberikan metronidazole generik namun 2 hari berikutnya menggunakan metronidazole paten (Flagyl®).
b. Kontrol glukosa darah dilakukan dengan pemberian insulin kerja singkat 1 x sehari. Interval pemberian ini kurang karena insulin kerja singkat memberikan efek selama 8 jam. (aktual DRP : dosis kurang) * dan pasien tidak menjalani pemeriksaan KGD.
Plan: a. Perlu pemeriksaan kadar glukosa darah sehingga pemilihan antidiabetika sesuai, yaitu cukup
insulin atau perlu antidiabetika oral dengan pemberian dosis dan interval yang tepat. * DRP kasus ini sama dengan kasus 22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjective:
Pasien dengan No RM : 00–972548, usia 74 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 2/11/05 - 10/11/05 dengan keluhan badan lemas dan semua terasa sakit. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar adalah DM tipe II dan luka membaik. Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C
Metrix® (glimepirid) 1 x 1/2 Nyeri : Remopain® (ketorolak) 2 x 1 g I.V
Neurobion® (multivitamin) 1 x 50 mg P.O Infeksi : Ceftriaxone 1 x 1g I.V
Dibekasin 2 x 500 mg P.O Sakit kepala : Lysagor® (pizotifen) 1 x 0,5 mg P.O
2-7/11/05 7/11/05 3/11/05 7-10/11/05 2/11/05 8-9/11/05 6/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy. Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 2-18/11/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC 2/3/11/05 Tekanan darah 100/60 -130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 2-3/11/05 Nadi 76 -80 x/menit 60-100 x/menit 3/11/05 Pernafasan 14 x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium :Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 10 g/dL Hct : 27,8 % Leukosit 2/11/05:13,57ribu/mmk 7/11/05 :15,6 ribu/mmk Eritrosit : 3,18 ribu/mmk Netrofil : 91,9%
13,5 – 17,5 g/dL 41,0 – 53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0%
Limfosit : 5,2% MCV : 87,4 fL Glukosa puasa 3/11/05 : 198 mg/dL Glukosa sesaat 2/11/05 : 523mg/dL 3/11/05 : 51mg/dL 5/11/05 : 143 mg/dL
13,0-40,0% 92,0-121,0 fL 70-100 mg/dL 70-140 mg/dL
Assessment : a. Kadar glukosa darah pasien dikontrol dengan insulin kerja singkat selama 5 hari kemudian
dilanjutkan dengan antidiabetika oral Metrix® (glimepirid) (7/11/05) b. Setelah pembedahan kadar glukosa darah sangat rendah sehingga memerlukan asupan maltosa
sampai kadar glukosa darah mendekati normal (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan). c. Infeksi ditandai dengan angka leukosit dan netrofil yang tinggi. Pemberian antibiotika
(seftriaxone intravena) pada tanggal 2/11/05 dan baru dimulai lagi pada tanggal 8-9/11/05 dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)
Plan : a. Monitoring terus kadar glukosa darah dan hematologi b. Pada tanggal 3/11/05 perlu pemberian maltosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan
sebagai tambahan nutrisi setelah pembedahan. c. Pemberian antibiotika tidak boleh terputus. Selain sebagai kuratif infeksi juga profilaksis
setelah pembedahan. Untuk menentukan antibiotika yang tepat dan sesuai perlu dilakukan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–461182, usia 61 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 30/10/05 - 7/11/05 dengan keluhan masuk 3 hari mengalami abses, nyeri, bengkak dan mata berkunang-kunang. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi abses pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan luka sembuh. Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O Nyeri : Nonflamin®(tinoridin) 3 x 50 mgP.O Novalgin® (metamizole) 3 x 500 mg P.O Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O Mual muntah : Vometa® (domperidon) 3x20mg P.O Vomidex® 2 x 1 gr I.V Infeksi : Kedacillin® (sulbenicilin) 3 x 1gr I.V Gentamerck®(gentamicin) 3 x 80mg P.O Gentamerck® (gentamicin) 3 x 500mg P.O DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C Actrapid® 3 x 16 UI S.C Nutrisi : Asering® 500 3 x I.V
30/10-7/11/05 3-7/11/05 31/10,3,6-7/11/05 6-7/11/05 31/10-4/11/05 30-31/10/05 30/10-2/11/05 3-10/11/05 11/11/05 1/11/05 2-7/11/05 30/10/05-2/11/05
Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy dan tanggal 5/11/05 menjalani incisi Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 30/10/05 - 6/11/05 Suhu 36,9- 39 ºC 36-37,4 ºC 30/10/05 3/11/05 5/11/05
Tekanan darah 160/90 mmHg 200/110 mm/Hg 180/110 mm/Hg
120-130/80-85 mmHg
30/10/05 -6/11/05 Nadi 42 -96 x/menit 60-100 x/menit Pemeriksaan laboratorium 30/10/05 :
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal Hb : 11,5 g/dL Hct : 33,8 % Leukosit :13,79 ribu/mmk Eritrosit : 2,97 juta/mmk Netrofil : 89,9% Limfosit : 3,87% MCV : 87,3 fL MCH : 29,7 pg Glukosa puasa 1/11/05 : 336 mg/dL
12,0-18,0g/dL 36,0 –46,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0% 13,0-40,0% 92,0-121,0 fL 31,0-37,0 pg 70-100 mg/dL
4/11/05 : 152 mg/dL 7/11/05 : 121 mg/dL Glukosa sesaat 1/11/05 : 271 mg/dL 5/11/05 : 258 mg/dL Glukosa 2jam PP 1/11/05 : 292 mg/dL 4/11/05 : 180 mg/dL 7/11/05 : 197 mg/dL
70-140 mg/dL 70-140 mg/dL
Kultur bakteri Uji sensitivitas (2/11/05)
Enterobacter (terlampir)
Assessment : a. Pasien mengalami infeksi di mana angka netrofil dan leukosit tinggi disertai demam.
Antibiotika yang diberikan pada tanggal 30/10-2/11/05 adalah Kedacillin® (sulbenicilin) dan setelah dilakukan pemeriksaan kultur diganti dengan Gentamerck® (gentamicin) selama 9 hari. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, bakteri penginfeksi sudah resisten terhadap gentamicin (aktual DRP : obat tidak tepat)*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lanjutan tabel XXV b. Pasien mengalami demam tinggi sehingga diberikan parasetamol sebagai penurun panas serta
dikombinasi dengan metamizol (Novalgin®) untuk mengatasi nyeri. c. Untuk mengatasi nyeri dan inflamasi setelah operasi diberikan Nonflamin® (tinoridin) pada
tanggal 3-7/11/05. d. Pasien juga menderita hipertensi di mana pada 3 kali pemeriksaan tekanan darah di atas
normal. Namun keadaan ini tidak mendapatkan penanganan (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
e. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (ciloztasol) selama 2 hari.
Plan : a. Gentamicin seharusnya tidak diberikan tetapi diberikan antibiotik untuk bakteri gram - yang
masih sensitif, yaitu siprofloksasin 250 – 500 mg peroral 2x sehari selama 7-10 hari. b. Perlu pemberian antihipertensi seperti ACE inhibitor (captopril 12,5 mg/hari sebagai terapi
awal) sehingga tekanan darah mencapai 130/80. c. Monitoring terus hematologi, kadar glukosa darah dan tekanan darah. * DRP kasus ini sama dengan kasus 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/ gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives: Pasien dengan No RM : 00–572722, usia 68 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 4/10/05 - 11/10/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak serta nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus cruris dextra. Diagnosis saat keluar adalah DM dan sembuh. Pengobatan :
Tanggal pengobatan Obat yang digunakan DM : Diabex® (metformin) 2 x 250 mg P.O
Glucobay® (acarbose) 2x 50 mg P.O Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O Avandia® (rosiglitazone) 1x 4 mg P.O Infeksi : Fortum® (seftazidim) 2 x 2 g I.V
Avelox® (moksifloxacin) 1 x 400 mg P.O Rehidrasi : Asering® 3 x 500 I.V
RL 500 1 x 1 I.V Hipertensi : Triatec® (ramipril) 1 x 2,5 mg P.O Antikoagulan : Pletaal® (cilostazol) 2 x 1 P.O
Ascardia® (asetosal) 1 x 80 mg P.O Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O
5-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 8-11/10/05 4-8/10/05 4-5,9-11/10/05 10-11/10/05 5-8/10/05 7-9/10/05 4-5,7-11/10/05 10-11/10/05 4-5/10/05
Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 4-11/10/05 Suhu 36,4-37,8ºC 36-37,4 ºC 4/10/05 6/10/05 7/10/05 11/10/05
Tekanan darah
130/90 mm/Hg 150/90 mm/Hg 130/90 mm/Hg 110/70 mm/Hg
120-140/80-90 mmHg
4-11/10/05 Nadi 84-88x/menit 60-100 x/menit 4-11/10/05 Pernafasan 18-24x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 4/10/05 : Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
Hb : 11,4 g/dL Hct : 33,6% Leukosit :11,89 ribu/mmk Eritrosit 3,66 juta/mmk Glukosa puasa 5/10/05 : 102mg/dL 6/10/05 : 103mg/dL
12,0-18,0 g/dL 36,0 –41,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 70-100 mg/dL
8/10/05 : 116mg/dL 10/10/05:149mg/dL Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL
5/10/05 : 318mg/dL 10/10/05:202mg/dL Glukosa sesaat
70-140 mg/dL
4/10/05 : 195mg/dL Assessment : a. Untuk mengontrol kadar glukosa darah, pasien mendapatkan terapi kombinasi 4 antidiabetika
oral sekaligus (potensial DRP : tidak perlu obat). b. Antibiotika yang diberikan adalah seftazidim) I.V dan moksifloxacin peroral. Pemberian
moksifloksasin hanya 4 hari yaitu 4-5,9-11/10/05 (aktual DRP : dosis kurang)* c. Pada tanggal 7-9/10/05, tekanan darah pasien sudah normal namun diberikan obat
antihipertensi di mana pasien sudah mendapat obat sistem kardiovaskuler golongan lain (aktual DRP : tidak perlu obat)
Plan : a. Pemberian kombinasi OHO cukup 2 jenis saja yaitu metformin dan acarbose. b. Untuk penggunaan moksifloksasin jangan terputus, tanggal 6-8/10/05 tetap diberikan.
*DRP kasus ini sama dengan kasus 6 dan 10
c. Pemberian Triatec® (ramipril) tidak perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–578215, usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 30/12/05 –31/12/05 dengan keluhan masuk ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan membaik. Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Diabex® (metformin) 2 x 500 mg P.O Profilaksis infeksi: Quidex® (siprofloxacin) 3 x 500 mg P.O Rehidrasi : Asering® 500 Nyeri :Remopain®(ketorolak) 3x30mg I.V Pronalges® (ketoprofen) 1 x 50 mg P.O Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O
30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05 30-31/12/05 30-31/12/05 30/12/05
Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 30/12/05 Suhu 37ºC 36-37,4 ºC 30/12/05 Tekanan darah 120/80 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 30/12/05 Nadi 80 x/menit 60-100 x/menit 30/12/05 Pernafasan 18 x/menit 16-24 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 30/12/05 :
Parameter Nilai terukur Parameter Nilai Normal Hct : 38,3% Eritrosit : 4,43 juta/mmk Leukosit : 8,1 ribu/mmk Netrofil : 88,8%
41,0 –53,0% 4,5-5,9 juta/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk 47,0-80,0%
MCV : 86,5fL HDL : 47,8 mg/dL LDL : 93,6 mg/dL
92,0-121,0 fL 35-36 mg/dL 100-159mg/dL
Assessment : a. Pasien DM mendapatkan Metrix (acarbose) untuk mengontrol kadar glukosa darah namun
tidak dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. b. Dari pemeriksaan hematologi dan tanda vital tidak menunjukkan bahwa pasien mengalami
infeksi namun pada tanggal 30/12/05 diberi antibiotik. Walaupun pemberian antibiotik ini bertujuan sebagai profilaksis namun lama pemberian kurang (aktual DRP : dosis kurang)*.
c. Fungsi metabolit pasien normal, tidak terjadi hiperlipidemia. Plan : a. Lakukan pemeriksan kadar glukosa darah b. Pemberian Quidex® (siprofloxacin) harus diganti dosisnya dan dituntaskan yaitu 500 mg 2x
sehari selama 3 hari. * DRP kasus ini sama dengan kasus 21,22 dan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Subjectives:
Pasien dengan No RM : 00–970427, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 11/9/05 –21/9/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kiri, bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang dan badan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan luka sembuh. Pengobatan :
Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Infeksi : Flagyl® (metronidazole) 3 x 1 g I.V
Cefasol® (sefazolin) 1 x 1 g I.V Ceradolan® (sefotiam) 2 x 1g I.V Nyeri : Cataflam® (natrium diklofenak) 3 x 100 mg P.O
Nonflamin® (tinoridin) 3 x 50 mg P.O Kaltrofen® (ketoprofen) 3 x 50 mg P.O Nutrisi : Asering® 3 x 300 I.V
NaCl 1 x 500 I.V RL 1 x 400 I.V Anemia : Transfusi darah 2 x 250 I.V
11/9/05 14-16/9/05 17/9/05 15-16/9/05 11/9/05 15-16/9/05 12-17/9/05 12,14-15/9/05 19/9/05 12,14/9/05
Pada tanggal 13/9/05 menjalani incisi dan necrotomy. Objectives : Tanda vital :
Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 11/9/05 18/9/05
Suhu 39˚C 37ºC
36-37,4 ºC
11/9/05 Tekanan darah 130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 11/9/05 Nadi 85 x/menit 60-100 x/menit
Pemeriksaan laboratorium 11/9/05 : Parameter Nilai terukur Nilai Normal
Hb : 10,7 g/dL Hct : 30% Leukosit : 26,47 ribu/mmk Trombosit : 535 ribu/mmk Kalsium : 2,45 mmol/L Glukosa puasa 13/9/05 : 106 mg/dL
12,0-18,0 g/dL 41,0 – 53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 140-440 ribu/mmk 2,02-2,60 mmol/L 70-100 mg/dL
16/9/05 : 129 mg/dL Glukosa 2jam PP 16/9/05 : 136 mg/dL Glukosa sesaat 11/9/05 : 165mg/dL 13/9/05 : 129mg/dL 14/9/05 : 283mg/dL
70-140 mg/dL 70-140 mg/dL
Kultur bakteri Uji sensitivitas (14/9/05)
Staphylococcus epidermidis, Enterococcus (terlampir)
Assessment : a. Angka trombosit pasien tinggi sehingga dapat memungkinkan terjadinya
trombus/penggumpalan darah apalagi pasien mendapatkan transfusi darah (potensial DRP : Butuh terapi obat tambahan)
b. Kadar glukosa darah pasien tidak dikontrol karena normal namun pada tanggal 14/9/05 KGD naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).
c. Angka leukosit pasien rendah (leukopenia) dan telah diberikan antibiotika berdasarkan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada tanggal 14/9/05. Sebelumnya telah diberikan metridazol 3 x 1g i.v namun hanya 1 hari dan terputus (aktual DRP : Dosis kurang).
Plan : a. Pada tanggal 11-14/9/05 diberikan asetosal sebagai antitrombolitik. b. Monitoring terus kadar glukosa darah. Jika terus meningkat berikan insulin dengan dosis yang
sesuai. c. Pemberian metronidazol diselesaikan hingga 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pada tabel XXIX sampai XXXV berikut ditampilkan ringkasan dari hasil
evaluasi DRPs.
Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan (Need for additional drug therapy)
Kasus Obat-Problem
Assesment Rekomendasi
5 Kadar glukosa darah
Setelah pembedahan, kadar glukosa darah berada dibawah normal sehingga memperlukan asupan glukosa.
Berikan maltosa sampai kadar glukosa darah mendekati normal.
5 Infeksi Pemberian antibiotika (seftriaxone intravena) diputus dan dimulai lagi 5 hari kemudian dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik
Pemberian antibiotika tidak diputus. Setelah pemberian seftriaxone dapat diberikan antibiotika berspektrum luas secara peroral selama 6 hari.
7 Infeksi Pasien mengalami infeksi dengan angka leukosit yang tinggi dan telah diketahui agen penginfeksinya adalah bekteri Gram- negatif namun tidak mendapatkan antibiotika.
Berikan antibiotika spektrum luas atau aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram- negatif dan masih sensitif, misalnya siprofloksasin 750 mg peroral selama 7-10 hari.
8 Hipertensi Pasien menderita hipertensi namun tidak mendapat terapi untuk indikasi ini
Perlu pemberian antihipertensi dan pengaturan pola makan (diet garam)
10,17 Gangguan fungsi ginjal
Ureum, creatinin dan kalsium dalam darah tinggi dan albumin darah rendah kemungkinan mengalami gangguan ginjal
Monitoring data lab dan melakukan urinalisis protein.
23 Kadar glukosa darah
Pasien tidak mendapatkan antidiabetika untuk mengontrol kadar glukosa darah
Perlu pemberian insulin atau antidiabetika oral
23 Trombosit Kaki kiri pasien bengkak dan nilai trombositnya tinggi dapat menyebabkan terjadinya trombus
Perlu pemberian asetosal dosis rendah (1 x 80 mg)
Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug therapy)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi
6 Kadar glukosa darah
Kontrol glukosa darah dengan insulin kombinasi dengan 3 antidiabetika oral sekaligus sehingga pasien mengalami hipoglikemia
Kurangi kombinasi antidiabetika, cukup insulin dan 1 antidabetika yaitu sulfonilurea generasi kedua (glimepirid)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat (Wrong drug)
Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang (Dosage too low)
Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih (Dosage too high)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 8,11 Infeksi Berdasarkan pemeriksaan
kultur, pasien mendapatkan antibiotika yang sudah resisten, yaitu gentamicin.
Gentamicin tidak diberikan. Pemilihan antibiotika harus sesuai dengan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitasnya, misalnya siprofloksasin 750 mg peroral selama 7-10 hari.
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 2 Insulin Interval pemberian dosis
insulin kerja singkat hanya 1 kali sehari
Insulin kerja singkat memiliki masa kerja sampai 8 jam sehingga pemberiannya ditingkatkan menjadi 3 kali sehari
6,10,14 Infeksi Pemberian antibiotika (moksifloxacin) secara peroral hanya 2 hari.
Untuk pemberian antibiotika (moksifloxacin) selama 7 hari. Lakukan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas untuk menentukan antibiotika yang tepat.
22 Infeksi Antibiotik (ofloksasin) peroral yang diberikan hanya 1 hari
Pemberian ofloksasin dituntaskan yaitu 250 mg 2x sehari selama 10 hari.
21,23, 24
Infeksi Pemberian metronidazole peroral pada pasien hanya 1 hari.
Lanjutkan pemberian metronidazole hingga selama 7 hari. (pada kasus 23 selama 3 hari)
22 Antidiabetik Untuk mengontrol kadar glukosa darah diberikan insulin saja dan KGD tetap tinggi
Diperlukan peningkatan dosis insulin atau kombinasi dengan antidiabetika oral
24 Insulin Pasien mendapatkan insulin kerja singkat dengan dosis rendah sehingga kadar glukosa darah pasien tetap tinggi (300 mg/dL).
Tingkatkan dosis insulin yang sesuai. Untuk kadar glukosa darah 300mg/dL, dosisnya 20 UI
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 7 Insulin Pasien mendapatkan insulin
kerja menengah dengan interval pemberian 3 kali sehari dan kombinasi 2 jenis antidiabetika oral
masa kerja insulin kerja menengah dapat mencapai 15 jam sehingga penggunan cukup 1 atau 2 kali pemberian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug therapy)
Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek Obat yang tidak diinginkan
(Adverse Drug Reaction)
D. Hasil Terapi (Outcome) Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi
Ulkus/ Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda
Periode Juli-Desember 2005
Hasil terapi utama yang diharapkan dari pengobatan pasien DM dengan
komplikasi ulkus adalah sembuhnya infeksi dan penutupan luka yang baik. Hasil
terapi dalam penelitian ini merupakan hasil dari terapi yang telah diberikan
selama perawatan dengan melihat keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit,
meliputi sembuh, membaik, diamputasi dan belum sembuh atau keluar atas
permintaan sendiri. Gambar 5 menunjukkan keadaan pulang pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta
periode Juli-Desember 2005
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 14 Antidiabetik Pasien mendapatkan kombinasi 4
antidiabetika oral sekaligus sehingga memungkinkan terjadinya hipoglikemi
Pemberian antidiabetika oral cukup 2 jenis saja, yaitu metformin (meningkatkan sensitivitas insulin) dan acarbose (α- glucosidase inhibitor)
Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 15 Analgesik Remopain dan Toradol diberikan
dalam waktu bersamaan padahal memiliki resiko kontraindikasi
Cukup pemberian toradol (analgesik non opioid) saja karena efek lebih kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Keadaan Pulang Pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
25%
25%37%
13% Sembuh
Amputasi
Membaik
Atas permintaansendiri
Gambar 5. Keadaan pulang pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Keadaan pasien saat pulang pada umumnya adalah membaik (37%),
yaitu masih perlu perbaikan. Keadaan pulang pasien yang lain adalah sembuh
(25%), dalam artian sembuh dari infeksi dan luka tertutup baik serta pulang dalam
keadaan diamputasi (25%). Pada 13% pasien, pulang dalam keadaan belum
sembuh. Mereka pulang atas permintaan sendiri atau keluarga. Hal ini dapat
dimungkinkan karena ketidakmampuan pasien untuk membiayai perawatan yang
lebih lama.
Lamanya perawatan adalah jangka waktu pasien tinggal di rumah sakit
dalam mendapatkan perawatan ulkus/gangren. Lama perawatan ini dinilai dari
lamanya tinggal atau length of stay (LOS) yang diukur dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Pasien DM dengan komplikasi ulkus memperlukan perawatan
yang lama sehingga biayanya pun tidak sedikit. Data dari rumah sakit nasional di
United States dan Eropa menunjukkan bahwa rata-rata LOS pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren kurang lebih 15 hari. Berikut ini adalah gambar yang
menunjukkan lamanya pasien tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lamanya Tinggal pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren
29%
58%
13%1-7 hari8-14 hari15-21 hari
Gambar 6. Lamanya tinggal pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 58% pasien tinggal
selama 8-14 hari. Pasien yang tinggal selama 15-21 hari sebesar 13%. Hal ini
menunjukkan bahwa perawatan DM dengan komplikasi ulkus memang
memperlukan waktu yang lama.
E. Ringkasan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan DM dengan
komplikasi ulkus/gangren dari catatan rekam medis pasien yang rawat inap di RS
Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005. Gambaran dari pasien DM
komplikasi ulkus/gangren tersebut yaitu; prosentase jumlah pasien wanita sebesar
71% dan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Diketahui pula bahwa pasien
pada kelompok usia >45-≤65 tahun sebesar 58%, kelompok usia >25-≤45 tahun
sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar 13%. Tingkat keparahan
ulkus/gangren pasien dapat dinilai dari keadaan luka pasien saat masuk serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pemeriksaan laboratorium dan klinik pasien selama di rawat inap. Dari penelitian
ini ditunjukkan bahwa sebesar 46% pasien mengalami ulkus dan yang telah
berkembang menjadi selulitis sebesar 4% serta 8% pasien mengalami abses.
Pasien DM yang mengalami komplikasi gangren sebesar 42%. Semua pasien
mengalami infeksi namun hanya 13 pasien yang menjalani pemeriksaan kultur
atau mikrobiologi pus gangren dan uji sensitivitas. Keadaan penyakit yang
dialami 24 pasien DM komplikasi ulkus/gangren adalah adanya komplikasi DM
yang lain maupun penyakit penyerta yang didiagnosis saat masuk rumah sakit.
Komplikasi DM yang lain adalah hipertensi (8,33%) dan hipoglikemia (4,16%).
Penyakit penyerta yang dialami pasien adalah skizofrenia dan keracunan bahan
organik (4,16%).
Hasil gambaran pola pengobatan pada 24 pasien DM komplikasi
ulkus/gangren ini menunjukkan bahwa digunakan 9 kelas terapi yaitu; antidiabetik
sebanyak 91,66%, antibiotika sebanyak 100%, analgesik sebanyak 87,5%, obat
sistem saluran cerna sebanyak 41,67%, obat penyakit otot skelet dan sendi
sebanyak 50%, obat sistem saraf pusat sebanyak 20,83%. obat yang
mempengaruhi gizi dan darah sebanyak 83,33%, obat sistem kardiovaskuler
sebanyak 12,5% dan obat sistem pernafasan sebanyak 4,16%.
Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,
yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus
yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah
DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor
1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta
DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor
5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu
tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat
yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.
Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse
drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau
incomplience) tidak dapat dilihat.
Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%) sembuh
(25%), diamputasi (25%), dan pulang atas permintaan sendiri (13%). Lamanya
tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14 hari sebanyak
58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-
Desember 2005 adalah sebagai berikut ; prosentase jumlah pasien wanita
sebesar 71% dan pria sebesar 29%. Kelompok usia terbanyak adalah >45-
≤65 tahun, yaitu sebesar 48%. Tingkat keparahan pasien, yaitu 58%
mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang
terbanyak adalah hipertensi (8,33%).
2. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren periode Juli-
Desember 2005 yang ditemukan dari catatan rekam medis sebanyak 24.
Dari 24 kasus ini strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9
kelas terapi, yaitu; antidiabetik (91,66%), antibiotika (100%), analgesik
(87,5%), obat yang mempengaruhi gizi dan darah (83,33%), obat penyakit
otot skelet dan sendi (50%), obat sistem saluran cerna (41,67%), obat
sistem saraf pusat (20,83%), obat sistem kardiovaskuler (12,5%) dan obat
sistem pernafasan (4,16%).
3. Dari hasil evaluasi DRP ditemukan sejumlah 16 kasus mengalami DRP,
yaitu 14 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP.
a. Aktual DRP yang sering terjadi adalah DRP nomor 4 yaitu dosis
kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor 1 yaitu butuh
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6
kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 3
kasus serta DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug
therapy) dan DRP nomor 5 yaitu dosis berlebih (dosage too high)
masing-masing sebanyak 1 kasus.
b. Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat
(unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat yang
tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1
kasus.
4. Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%), sembuh
(25%) diamputasi (25%) dan pulang atas permintaan sendiri (13%).
Lamanya tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14
hari sebanyak 58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.
B. Saran
1. Diperlukan standar pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi
ulkus/gangren di RS Bethesda Yogyakarta agar penanganan pasien lebih
dimudahkan dan kesembuhan yang dicapai serta pencegahan komplikasi
lain optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan topik yang sama namun bersifat
prospektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adam, John M.F., 2000. Kaki Diabetes, http://www.kalbefarma.com/filescdk/ files/09_KakiDiabetes.pdf/09_KakiDiabetes.html. Diakses pada 7 Februari 2007
Adam, John M.F., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita Diabetes dan upaya Pencegahan. Suplement, Volume 26, 3, 53-54, 57-59
Agoes, A., 1999, Obat Antidiabetika Oral, Medika, Tahun XXV, 5, 326-329
American Diabetes Association, 2003, Standards of Medical Care for Patients with Diabetes Mellitus, Diabetes Care, 26 Suppl 1, 33-50.
Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2003, Aktivitas Fisik Membantu Mencegah Atherosklerosis, http://www. kompas.com/kompas-cetak/0306/19/iptek/378701.htm-37k.Diakses pada 14 Februari 2007
Anonim, 2005a, Prevalensi Penderita diabetes Melitus Dunia, http://www. diabetes.org. Diakses 22 April 2006.
Anonim, 2005b, Resistensi Insulin, http://www.webmed.com/hw/health_guide _atoz /sti150721.asp? navbar=tp21221. Diakses pada 20 Januari 2006
Anonim, 2005c, Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.tempointeraktif. com/medika/arsip/042002/pus-2.htm. Diakses 22 April 2006.
Anonim, 2006, MIMS Indonesia, Medimesia Asia, Singapura
Anonim, 2007a, Glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa. Diakses pada 14 Februari 2007
Anonim, 2007b, Medifocus Guidebook on Diabetic Foot Ulcers, http://www. medifocushealth.com./ND016/diabetic_foot_ulcers.php. Diakses pada 7 Februari 2007
Cipolle,R.J., Strand,L.M., Morle P.C.,1998, Pharmaceutical Care Practice, 76, Mc Graw Hill,New York.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Endah, D.K., 1999, Faktor Resiko Kaki Diabetes : Implementasi di Praktik Klinik, Medika, Tahun XXV, 3, 203
Foster, D.W., 2001, Diabetes Mellitus dalam Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al.,
Harrison’s Principles of Internal Medicine 15th edition volume 2, 2213-2214, The Mc Graw Hill Companies, Inc.,US
Frykberg, R.G., Amstrong,D.G, Giurini, J., Edwards A., Kravette, M., Kravits St.,
et al.,2000, Diabetic Foot Disorders : A Clinical Practice Guideline, The Journal of Foot and Ankle Surgery volume 39, 5 (47 screens), Available from URL: http://www.apwca.org/report_diabeticFoot.pdf. Diakses pada 24 Februari 2007
Hamid, Yanuar, 1998, Pengamatan Klinik Pemberian Cilostazol/Pletaal pada
Penderita Kaki Diabetes, Medika, 4, 270-292 Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Antidiabetika Oral
dalam Farmakologi dan Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 471-475, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.
Johnson, M., 1998, Sickeningly Sweet, diterjemahkan oleh P.A. Siboro, Diabetes:
Terapi dan Pencegahannya, 24, Indonesia Publishing House, Bandung Krisdaryono.H., 2002, Pengenalan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik dalam
Materi Pelatihan Dasar Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik, UGM dan Direktorat Jendral Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Yogyakarta.
Lipsky, B.A., Barendt, A.R., Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer,
A.W., et al., 2004, Guidelines for Diabetic Foot Infection : Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infection, Clinical Infectious Disease, 39, 887-895, 898
Misnadiarly, Permasalahan Kaki Diabetes dan Penanggulangannya,
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/hor-1.htm. Diakses pada 10 September 2006
Muchid, A., Fatimah U., Ginting, N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R.,et al.,
2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Diabetes Melitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Nuermberger, E., 2005, Diabetic Foot Infection, http://www.hopkins-abx
guide.com. Diakses pada 8 Januari 2007 Pinzur, M.S., Foot Diabetic, http://www.emedicine.com/orthoped/ topic387.htm
Diakses pada 10 september 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pratiknya,W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, 197, Raja Grafindo Persada, Jakarta Priyanto, 2006, Diabetes Melitus pada Lanjut Usia, http://www.cipg.org/index.
php?module=document&JAS_DocumentManager_op=downloadFile&JAS_File_id=15.Diakses pada 20 Januari 2006
Selamihardja, N., 2005, Ragam Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.
kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=17745. Diakses pada 20 Januari 2006
Setiawati, A. dan Bustami, Z., 1995, Antihipertensi dalam Farmakologi dan
Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 329-330, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta
Setiawan, D., 2005, Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap
Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta
Sharma, S., 2006, Hypertension, http://www.emedicine.com/MED/topic182. htm.
Diakses pada 27 Februari 2007 Steil, C.F., 1997, Diabetes Mellitus in in Joseph T. Dipiro, et al. (Ed),
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 3rd edition, 1489-1516, Connecticut : Appleton and Large, New York.
Stillman, R.M., 2006, Diabetic Ulcers, http://www.emedicine.com/MED/topic551
.htm. Diakses pada 27 Februari 2007 Sukma, B.W., 2007, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus
Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Suryawanti, M.R., 2002, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral dan Studi
Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Suyono,S., 2002, Patofisiologi Diabetes Melitus dalam Soegondo,S., dkk., Pengobatan Diabetes Melitus Terpadu, Cetakan II, 8-11, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy A Patophysiologic Approach, Sixth (6th) Ed., 1333-1363, The Mc Graw-Hill Companies, New York.
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, Gramedia, Jakarta Veronika, 2004, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita
Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2003, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Waspadji,S., 2002a, Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya
Yang Rasional dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu, Cetakan II, 29-30, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Waspadji,S., 2002b, Diabetes Melitus : Penyulit Kronik dan Pencegahannya,
dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu Cetakan II,175, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi I, 145-147,
Salemba Medika, Jakarta Widijanti, A., 2005, Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Diabetes
Melitus,http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm Diakses pada 22 April 2006
Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian di Rumah Sakit, http://www.tempointeraktifs.com/medika/arsip/ 042001/ huk-1.htm. Diakses pada 20 Januari 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. No. RM U JK
Diagnosis M/K
Keluhan M/K
Obat yang digunakan
R. Dosis
Btk Sediaan
Cara Pakai
Jml Obat LPO Tanggal
Pengobatan Out
come 1.
974707 20/12/05
– 27/12/05 (8 hari) Kelas II
75
P
M :DM + gangren pedis Hipoglikemi K : DM
M : pusing, lemas
Fortum 500 mg Clindamycin Pletaal Neurobion 5000 Cravit 500mg Cernevit 100 Amaryl 2mg Martos 500 Asering 500
2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1
Serbuk injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Tablet Infus Infus
I.V
P.O P.O P.O P.O I.V P.O I.V I.V
10
10 10 10 3 2 7 2 5
5 hari
6 hari 5 hari 6 hari 3 hari 2 hari 7 hari 2 hari 3 hari
20-24/12/05 20-25/12/05 23-27/12/05 22-27/12/05 25-27/12/05 20-21/12/05 21-27/12/05 23-24/12/05 20,23,25/12/05 25/12/05 : amputasi kaki kanan
Amputasi
2. 974580 17/12/05 – 18/12/05 (2 hari) Kelas II
49 L M : DM + gangren pedis dextra Gangguan akibat bahan organik Skizofrenia K : DM Skizofrenia
M : luka di pergelang an kaki kanan, demam, gelisah, waham, kaki nyeri
Actrapid 12 UI Bactecyn HP Metronidazole 500 Flagyl 500 Parasetamol Serenace 0,5mg Asering 500
1 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 2 3 x 1
Injeksi Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet Infus
S.C P.O I.V I.V P.O P.O I.V
1 6 1 6 6 2 4
1 hari 1 hari 1 hari 2 hari 2 hari 1 hari 2 hari
17/12/05 17-19/12/05 18/12/05 18-19/12/05 17-18/12/05 18/12/05 17-18/12/05
Belum sembuh (APS)
3. 524594 22/8/05 – 26/8/05 (5 hari)
22-26/8/05 22-26/8/05 25-26/8/05 26/8/05 22-27/8/05 24-25/8/05
Kelas III
70 P M : DM + gangren pedis sinistra K : DM
M : luka di ibu jari kaki tidak sembuh-sembuh, nyeri pada luka
Nonflamin Metronidazole Pletaal Multivitamin Cefazolin Remopain 30mg Asering 400
3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1
Tablet Tablet Tablet Tablet Serbuk injeksi Injeksi Infus
P.O P.O P.O P.O I.V I.V I.V
10 10 3 3
12
2 6
5 hari 5 hari
2 hari 1 hari 6 hari
2 hari 3 hari 22-24/8/05
Amputasi
Lampiran 2
Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Asering 500 Dextrosa 5% RL 500
1 x 1 2 x 1 1 x 1
Infus Infus Infus
I.V I.V I.V
3 4 1
1 hari 2 hari 1 hari
24/8/05 24-25/8/05 25/8/05 24/8/05 : Amputasi jari kaki
4.
968807 1/8/05 – 11/8/05 (12 hari)
Kelas II
75 L M : DM tipe II + Ulkus K : DM tipe II
M : luka di kaki kiri dan bengkak, nyeri pada luka 3/8/05: nyeri berkurang
Insulatard 8UI Insulatard 10UI Bactesyn Ceftriaxone 1gr Toradol 10mg/ml Rantin 300 Ceradolan 1gr Zumadiac ½ Parasetamol Pletaal Vometa Zyloric 300 Calos Glucobay Prosogan Kaltrofen Asering 500 Asering 400 Asering 300 Albumin 300
1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 2 2 x 1 2 x 2 1 x 1 4 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1
Injeksi Injeksi Tablet Serbuk injeksi Injeksi Tablet Infus Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus Infus Infus
S.C S.C P.O Infus I.V P.O I.V P.O P.O P.O P.O P.O Dikun yah P.O P.O P.O I.V I.V I.V I.V
4 6 6 1
4 6
14 5
12 14 26 10 11
21 5 8
17
1 6 1
4 hari 6 hari 3 hari 1 hari 4 hari 3 hari 6 hari 10 hari 5 hari 7 hari 10 hari 10 hari 5 hari 8 hari 5 hari 4 hari 6 hari 5 hari 4 hari 7 hari
1-4/8/05 5-10/8/05 1-3/8/05 1/8/05 1-3/8/05 3-5/8/05 4-6,9-11/8/05 2-11/8/05 1-5/8/05 3-9/8/05 3-12/8/05 3-12/8/05 3-7,10/8/05 4-12/8/05 6,7-11/8/05 8-11/8/05 1-2,4-5,7,9/8/05 10/8/05 3,8/05 6/8/05
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. 972548 2/11/05-10/11/05 (9 hari) Kelas I
74 L M : DM + Ulkus Hiperglike mia K : DM
M : badan lemas dan semua terasa sakit
Actrapid 12 UI Remopain 1 gr Ceftriazone 1gr Neurobion Debicasin Lysagor Metrix 1/2
3 x 1 2 x 1/ b.p 1 x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1
Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet
S.C I.V I.V P.O P.O P.O P.O
14 2
1 3 5 1 1
7 hari 1 hari 1 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari
2-7/11/05 3/11/05 2/11/05 8-9/11/05 7-10/11/05 6/11/05 7/11/05 3/11/05 : Necrotomy
Mem baik
6. 957682 29/10/05- 5/11/05 (8 hari) Kelas II
62 P M : DM + gangren pedis K : DM
M : luka jari kaki kiri dan bengkak, nyeri
Insulatard 8 UI Metrix 2mg Glucobay 50mg Novonorm 0,5 Avelox Asering 500
1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 3
Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Infus
S.C P.O P.O P.O P.O I.V
1 7
11 11 3
6
1 hari 7 hari 6 hari 8 hari 3 hari
4 hari
30/10/05 29/10-4/11/05 29/10-3/11/05 31/10-5/11/05 31/10,-4-5/11/05 30/10-2/11/05
Sembuh
7. 529282 25/7/05- 27/7/05 (3 hari) Kelas I
63 P M : DM + gangren K : DM
M : nyeri dan infeksi di luka
Pletaal Insulatard 10 UI Insulatard 14 UI Glucobay Glucotol
2 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1
Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet
P.O S.C S.C P.O P.O
20 1 2 5 5
3 hari 1 hari 2 hari 3 hari 3 hari
25-27/7/05 25/7/05 26-27/7/05 25-27/7/05 25-27/7/05 25/7/05 : Incisi
Mem baik
8. 461182 30/10/05- 7/11/05 (9 hari)
61 P M : DM + abses pedis K : DM
M : 3 hari kaki abses, nyeri di abses, bengkak, mata
Parasetamol Nonflamin Pletaal Novalgin Vometa
3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet
P.O P.O P.O P.O P.O
20 14 10 10
10
9 hari 5 hari 2 hari
6 hari
5 hari
30/10-7/11/05 3-7/11/05 6-7/11/05 31-3/10, 6-7/11/05 31/10-4/11/05
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas III
berkunang-kunang
Gentamerck 80mg Gentamerck 500mg Actrapid 12 UI Actrapid 16 UI Kedacillin 1gr Vomidex 1 gr Asering 500
3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1
Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus
P.O P.O S.C S.C I.V I.V I.V
10 10 9
12 8 2
10
8 hari 6 hari 3 hari
4 hari 4 hari 1 hari 4 hari
3-10/11/05 11/11/05 1/11/05 2-7/11/05 30/10-2/11/05 30-31/10/05 30/10/05-2/11/05 3/11/05 : Necrotomy 5/11/05 : Incisi
9. 970344 9/9/05- 16/9/05 (8 hari) Kelas II
62 P M : DM + ulkus Hipertensi K : DM Hipertensi
M : luka di kaki, bengkak dan nyeri, kulit kemerahan, pusing
Bectecyn HP 1,5 Rantin 50mg/ml Rantin Insulatard 8 UI Insulatard 10 UI Novalgin 1amp Vometa Ciprofloxacin 500 Metrix 2mg Glucobay 50mg Captensin 12,5 Farmasal Ceftriaxone 1gr Parasetamol Kaen B 350 Asering 500 NaCl 500
2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 / b.p 3 x 1 2 x 1 1 x 1
Injeksi Injeksi Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus Infus
I.V I.V P.O S.C S.C I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O I.V I.V I.V
7 11 5 1 3 1
23 13 8
14 5 4 2 3
8 2 5
4 hari 6 hari 3 hari 1 hari 3 hari 2 hari 8 hari 7 hari 8 hari 8 hari 3 hari 4 hari 2 hari 2 hari
3 hari 2 hari 2 hari
9-12/9/05 9-14/9/05 15-17/9/05 11/9/05 13,15-16/9/05 13-14/9/05 13-14/9/05 10-17/9/05 9-15/9/05 10-17/9/05 10-17/9/05 15-17/9/05 10-13/9/05 9-10/9/05 13-15/9/05 10,14/9/05 10,12-15/9/05 12/9/05 Incisi
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. 974056 6/12/05- 8/12/05 (3 hari) Kelas III
59 L M : DM + ulkus pedis dextra K : DM
M : nyeri pada luka di kaki kanan,per mukaan kulit rusak, radang,ba dan lemas
Actrapid 12 UI Ceftriaxone Metronidazole
3 x 1 2 x 1 3 x 1
Injeksi Injeksi Tablet
S.C S.C P.O
4 3 3
2 hari 2 hari 2 hari
6-7/12/05 6-7/12/05 6-7/12/05
Belum sembuh (APS)
11. 973120 14/11/05- 22/11/05
(9 hari) Kelas III
51 P M : DM + ulkus K : DM
M : luka di jari kaki, radang, bengkak dan nyeri, luka bau dan jari menghitam
Neurobion 5000 Metronidazole 500 Actrapid 8 UI Actrapid 12UI Actrapid 16 UI Fortum 1gr Ceftriaxone 1gr Tarivid 400mg Asering 500 Asering 450 Asering 300
1 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1
Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Serbuk injeksi Injeksi Tablet Infus Infus Infus
P.O P.O S.C S.C S.C Infus Infus P.O I.V I.V I.V
10 20 4 3
16 8
4 10 12 3 3
8 hari 7 hari 2 hari 1 hari 6 hari 4 hari
2 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari
1419,21/11/05 14-19/11/05 14-15,17/11/05 16/11/05 17-22/11/05 17-20/11/05
14-7/11/05 17-22/11/05 14-16,18/11/05 19/11/05 17/11/05 15/11/05 : Amputasi jari
Amputasi
12. 573159 11/10/05- 17/10/05 (7 hari)
Kelas III
50 P M : DM + ulkus pedis K : DM
M : luka pada kaki kiri bawah, bengkak dan nyeri, badan lemas,mata berkunang-kunang
Nonflamin Pletaal Cataflam-D Garamycin 80 mg Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Parasetamol Mylanta NaCl 500
3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1
Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Syrup Infus
P.O P.O P.O Infus S.C S.C P.O P.O I.V
17 10 10 12 4
12 8
1 btl 2
6 hari 6 hari 6 hari 5 hari 3 hari 3 hari 4 hari 2 hari 3 hari
11-17/10/05 11-17/10/05 11-17/10/05 12-17/10/05 12-14/10/05 15-17/10/05 12-16/10/05 12-13/10/05 15-17/10/05
Mem baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Martos 1000 Asering 500 Aminofusin 450 Transfusi darah 250
1 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1
Infus Infus Infus Infus
I.V I.V I.V I.V
5 5 4 2
5 hari 4 hari 4 hari 2 hari
13-17/10/05 11-14/10/05 13,15-17/10/05 16-17/10/5 15/10/05 : Necrotomy debridement
13.
571808 25/9/05- 1/10/05 (7 hari) Kelas III
71 P M : DM + gangren pedis K : DM
M : luka pada kaki ±1minggu dan bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang, infeksi luka terbuka
Ceradolan Actrapid 10 UI Cataflam-D Captopril 12,5 HCT Tramal Cataflam Asering 500
2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x ½ 1 x 1 3 x 1 3 x 1
Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Infus
P.O S.C P.O P.O P.O I.V I.V Infus
12 3
14 12 3
1 amp 6 6
7 hari 1 hari 7 hari 4 hari 3 hari 1 hari 2 hari 3 hari
25/9-1/10/05 31/9/05 25/9-1/10/05 28/9-1/10/05 29/9-1/10/05 25/9/05 25-26/9/05 25-27/9/05 25/9/05 : Incisi debridement
Mem baik
14.
572722 4/10/05- 11/10/05 (8 hari) Kelas II
68 P M : DM + ulkus cruris dextra Cellulitis K : DM
M : luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak, nyeri
Fortum Avelox Pletaal Diabex Glucobay 50 Amaryl 2 mg Avandra 4 mg Triatec 2,5 mg Ascardia 80 mg Trental 400 mg Asering 500 RL 500
2 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1
Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus
I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O I.V I.V
10 5
25 20 10 10 10 10 19 19 7 2
8 hari 5 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 5 hari 3 hari 2 hari 2 hari 3 hari 2 hari
4-8/10/05 4-5,9-11/10/05 4-5,7-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 8-11/10/05 7-9/10/05 10-11/10/05 10-11/10/05 5-8/10/05 4-5/10/05
Mem baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. 950656 2/7/05- 18/7/05 (15 hari) Kelas II
49 P M : DM + ulkus pedis 3/7/05 : batuk ke ring K : DM
M : luka pada telapak kaki yang meluas, bengkak dan nyeri
Cravox Flagyl forte Codein 10 mg Parasetamol 500 Pariet Dancera Plavix Abbotic XL Bactesyn Remopain Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Actrapid 15 UI Actrapid 18 UI Actrapid 22 UI Actrapid 24 UI Actrapid 26 UI Toradol Targocid Trental Celebrex 200 mg Thiampenikol 500 Asering 500 NaCl 500
1 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 2 1 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus Tablet Tablet Infus Infus
P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C I.V I.V I.V P.O P.O I.V I.V
2 9
12 18 10 29 11 12 2 4 6 9 3 6 6 3 3 3 3 3 6 2
12 12 8
12 4
2 hari 4 hari 5 hari 9 hari 10 hari 13 hari 11 hari 10 hari 1 hari 2 hari 2 hari 3 hari 1 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 2 hari 2 hari 2 hari
11 hari 2 hari 6 hari 3 hari
2-3/7/05 2-5/7/05 3-7/7/05 3-10,17/7/05 5-6,8-15/7/05 6-18/7/05 7-17/7/05 10-18/7/05 7/7/05 30/6,7/7/05 2-3/7/05 4,6-7/7/05 5/7/05 9-10/7/05 11-12/7/05 8/7/05 13/7/05 14/7/05 15/7/05 16/7/05 6-7/7/05 4-8/7/05 2-5/7/05 8/7/05 16-18/7/05 2-3,6-9/7/05 3,8-9/7/05 6/7/05 : Necrotomy Amputasi 2 jari
Amputasi
16 578215 30/12/05- 31/12/05 (2 hari)
43 L M : DM + ulkus pedis K : DM
M : ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri,
Kedacillin Remopain Quidex 500 mg
1 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1
Serbuk injeksi Serbuk injeksi Tablet
I.V I.V P.O P.O
2 2
10 10
2 hari 2 hari
2 hari 2 hari
30-31/12/05 30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05
Belum sembuh (APS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas I kelelahan.
Diabex 500 mg Trental Pronalges Asering 500
1 x 1 3 x 1 2 x 1
Tablet Tablet Tablet Infus
P.O P.O I.V
10 10 6
2 hari 2 hari 2 hari
30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05
17.
971874 14/10/05- 31/10/05 (17 hari) Kelas III
47 L M : DM + gangren K : DM
M : luka pada kaki ± 2 bulan dan nyeri,
Mikasin 500 mg Novalgin Insulatard 12 UI Insulatard 16 UI Insulatard 10 UI Ciprofloxacin Zumadiac Diabex Glucobay Ceftriaxone 1 gr Remopain Cravit Maxipime Flagyl Asering 500 Martos 500 NaCl 1000 Dextrosa 10% Transfusi darah Avelox
2 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 ½ x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1
Tablet Serbuk injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Serbuk injeksi Injeksi Tablet Injeksi Infus Infus Infus Infus Infus Tablet
P.O I.V S.C S.C S.C P.O P.O P.O P.O Infus Infus Infus P.O I.V I.V I.V I.V I.V I.V P.O
14 12
4 1
12 12 16 31 26 7 2
3 3 3 6 4 1 1 1 3
8 hari 4 hari
4 hari 1 hari 12 hari 7 hari 16 hari 16 hari 13 hari 4 hari 1 hari
3 hari 2 hari 2 hari 3 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari
17-22,25/10/05 18-21/10/05 14-16,19/10/05 18/10/05 20-31/10/05 15,17-23/10/05 15-31/10/05 15-31/10/05 18-31/10/05 18-23/10/05 14-17/10/05 14/10/05 14,16,26/10/05 25-26/10/05 25-26/10/05 16,18-22/10/05 14-16/10/05 20/10/05 18/10/05 19/10/05 24-26/10/05 17/10/05 : Necrotomy 19/10/05 : Amputasi
Amputasi
18. 380488 25/7/05-
48 P M : DM + gangren pedis
M : luka pada kaki ± 4 hari dan
Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Pletaal
3 x 1 3 x 1 2 x 1
Injeksi Injeksi Tablet
S.C S.C P.O
7 12 20
4 hari 5 hari 7 hari
26-29/7/05 30/7-2/8/05 25,28/7-2/8/05
Mem baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2/8/05 (9 hari) Kelas III
K : DM
bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang 29/7 : muntah-muntah
Cravit Banan Bactesyn 100 Farmasal Ceftum Pronalges Glucose 40% Dicinon Kalnex 500mg Venofer Glibenklamid Glucobay Vomidex Asering 500 NaCl 500 Transfusi darah
1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 20 tts / mnt 1 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1
Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Serbuk injeksi Tablet Tablet Serbuk injeksi Tablet Tablet Injeksi Infus Infus Infus
P.O P.O P.O P.O I.V Prem dikasi Infus P.O P.O Infus P.O P.O I.V I.V I.V I.V
7 10 9 8 3 1
25cc
2 1 2
1 2 1 5 2 1
4 hari 6 hari 5 hari 2 hari 3 hari 1 hari
2 hari
1 hari 1 hari 2 hari
1 hari 1hari 1 hari 2 hari 2 hari 2 hari
25,28,31/7/05 25,28/7-2/8/05 29/7-2/8/05 1-2/8/05 26-28/7/05 27/7/05 26/7/05 27-28/7/05 27/7/05 27-28/7/05 3/8/05 3/8/05 29/7/05 26-27/7/05 27-28/7/05 27-28/7/05 27/7/05 : Incisi
19. 971821 13/10/05- 2/11/05 (20 hari) Kelas II
70 P M : DM + gangren pedis K : DM
M : luka pada kaki, nyeri, badan lemas, keringat dingin
Diabex 500mg Zegase Metrix 2 mg Quiten Abbotic XL Toradol 10mg/ml Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Actrapid 16 UI Asering 500 Cravit 100 Martos 500 Cernevit NaCl 100
2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1
Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus Infus Infus Infus Infus
P.O P.O P.O P.O P.O I.V S.C S.C S.C I.V I.V I.V I.V I.V
37 16 12 10 6 6 9 6 3 8 4 1 4 4
17 hari 16 hari 12 hari 10 hari 6 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 4 hari 4 hari 1 hari 2 hari 2 hari
17/10-2/11/05 18/10-2/11/05 22/10-2/11/05 24/10-2/11/05 28/10-2/11/05 14-16/10/05 13-14/10/05 16-17/10/05 18/10/05 13,16,17-18/11/05 14,16-18/11/05 14/11/05 16-17/10/05
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Plasbumin 25% Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Cernevit 1 amp Avelox Parasetamol Lacbon Insulatard 12 UI
1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 2 1 x 1
Infus Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Injeksi
I.V S.C S.C I.V I.V P.O P. O S.C
1 3
12 7
12 3
11 7
1 hari 1 hari 4 hari 5 hari 11 hari 3 hari 6 hari 7 hari
16-17/10/05 18/10/05 20/10/05 21-24/10/05 13-17/10/05 18-28/10/05 13,18,28/10/05 31/10-1/11/05 24-30/10/05
20. 971784 12/10/05- 24/10/05 (13 hari) Kelas II
41 L M : DM + abses sinistra K : DM
M : luka pada mandibula kiri, nyeri, bengkak 17/10/05 : Rahang bengkak 18/10/05 Bengkak berkurang
Flagyl Avelox Avelox 400mg Cataflam-D Dancera Metrix Zegase Clavamox 1 gr Flagyl Claforan Asering 500
2 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x1 2 x 1 2 x 1 3 x 1
suppo Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Infus
Anus Infus P.O P.O P.O P.O P.O P.O Infus P.O I.V
2 6 5 2
29 35 9 2 5 4
22
3 hari 5 hari 2 hari 11 hari 13 hari 11 hari 2 hari 2 hari 4 hari 4 hari 10 hari
20-22/10/05 13-15,20-21/10/05 23-24/10/05 12-23/10/05 12-24/10/05 14-24/10/05 22-23/10/05 12-13/10/05 12-15/10/05 16-19/10/05 12-21/10/05 16/10/05 : Incisi
Mem baik
21. 974945 25/12/05- 1/1/06 (8 hari) Kelas III
53 P M : DM + ulkus Sepsis K : DM
M : luka pada ibu jari kaki tidak sembuh-sembuh, nyeri, mual, pusing, demam
Vometa Inpepsa 2cc Narfos 4 mg Parasetamol Remopain Garamycin Ceftriaxone 1 gr Vomidex Actrapid 6 cc OMZ Cataflam Pletaal
3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 2 x 1
Tablet Syrup Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet
P.O P.O P.O P.O P.O Infus P.O Infus I.M P.O P.O P.O
3 1 btl
6 9 4 4 8 2 3 5
15 10
2 hari 5 hari 3 hari 2 hari 2 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari 4 hari 1 hari 1 hari
25-26/12/05 25-28,30/12/05 25-28,30/12/05 25-27/12/05 29-30/12/05 29/12/05 29/12/05-1/1/06 29/12/05 31/12-2/1/05 28-30/12/05 28-30/12/05 28-30/12/05
Amputasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metronidazole Asering 500 NaCl 500
3 x 1 2 x 1 1 x 1
Tablet Infus Infus
P.O I.V I.V
15 12 1
1 hari 6 hari 1 hari
30/12/05 25-30/12/05 29/12/05 27/12/05 : Amputasi ibu jari
22. 969128 10/8/05- 20/8/05 (11 hari) Kelas III
40 P M : DM + ulkus pedis Sepsis K : DM
M : luka pada kaki kanan, mata berkunang-kunang
Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Bactesyn Kaltrofen 8 UI Kaltrofen 12UI Ofloxacin Parasetamol Meiact Tarontal Metronidazole
3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1
Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Serbuk
S.C S.C Infus I.V I.V P.O P.O P.O P.O Tabur di luka
9 6
13 3 9 9
13 12 20
3 hari 2 hari 6 hari 1 hari 3 hari 5 hari 5 hari 4 hari 4 hari
14-16/8/05 18-19/8/05 10-15/8/05 10/8/05 11-13/8/05 12-16/8/05 15-18/8/05 15-18/8/05
Mem baik
23. 970427 11/9/05- 21/9/05 (11 hari) Kelas I
50 P M : DM + ulkus pedis K : DM
M : luka pada kaki kiri, nyeri, bengkak, mata berkunang-kunang, badan lemas
Cefasol Kaltrofen Cataflam Ceradolan 1 gr Nonflamin Flagyl Asering 300 NaCl 500 RL 400 Transfusi darah
1 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1
Injeksi Injeksi Tablet Injeksi Tablet Tablet Infus Infus Infus Infus
I.V I.V P.O I.V P.O P.O I.V I.V I.V I.V
6 8
22 4 3 3
18 3 1 2
6 hari 4 hari 7 hari 1 hari 1 hari 1 hari 6 hari 3 hari 1 hari 2 hari
14-16/9/05 15-16/9/05 15-16/9/05 17/9/05 11/9/05 11/9/05 12-17/9/05 12,14-15/9/05 19/9/05 12,14/9/05 13/9/05 : Incisi Necrotomy
Sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mem baik
Keterangan : No.RM : Nomor Rekam Medis U : Umur pasien JK : Jenis kelamin M/K : Masuk dan Keluar R.Dosis : Regimen dosis Btk.Sediaan : Bentuk sediaan Jml Obat : Jumlah obat LPO : Lama Pengobatan I.V : Intravena P.O : Peroral S.C : Subcutan I.M : Intramuskular APS : Atas permintaan sendiri
24. 515033 21/9/05- 30/9/05 (10 hari)
62 L M : DM + ulkus pedis K : DM
M : luka pada kaki kanan ± 2 minggu, bengkak, nyeri 23/9/05 : keringat dingin dan mual muntah
Bactecyn Tarontal Enzymplex Dudencer Metronidazole Lysagor Kalnex Actrapid 5 UI Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Ceftriaxone Remopain Martos 500
3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1
Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Infus
I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O S.C S.C S.C I.V P.O I.V
16 16 9 1 2 1 1
12 3 3
13 2
30
6 hari 3 hari 3 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 4 hari 1 hari 1 hari 7 hari 2 hari 10 hari
21-26/9/05 21-23/9/05 21-23/9/05 24/9/05 26/9/05 26/9/05 25-26,29/9/05 22/9/05 21/9/05 21-26/9/05 21-22/9/05 21-30/9/05 22,23/9/05 : Necrotomy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemeriksaan Laboratorium No. No. RM Data Laboratorium Angka Angka normal Ket. Tanggal Pemeriksaan Non Laboratorium Tanggal
20/12/05 21/12/05 22/12/05 25/12/05
Tekanan Darah : 140/80 mm/Hg Nadi : 60x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 150/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 150/80 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 35,3˚C Nafas : 20x/mnt
20/12/05 21/12/05 21/12/05 24/12/05 22/12/05 23/12/05
L L H L
H H
H L
H
12,0 - 18,0gr% 36,0 -46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 4,5 – 5,9 juta/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL 0 – 200 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
10,4 32,1 14,230 3,3 97,30 31,50 32,40 217 64,2 2,50 154 43,3 90,9 99 40,0 23,0 135 5,4 102 2,53 202 394 265 247 98
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eritrosit MCV/IER MCH MCHC Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Cholestrol HDL-Cholestrol LDL-Cholestrol Trigliserida Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
974707 20/12/05 – 27/12/05
1.
Lampiran 3
Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. 974580 17/12/05 – 18/12/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Retikulosit / RDW Polikromasi / MPV Hipokromia / PDW Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT
8,7 25,9 29,900 0,3 0,2 88,8 6,7 4,0 2,97 395,000 87,20 29,30 33,60 13,30 9,6 9,8 44,8 1,20 21,0 20,0
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L
L L H
H L
L
L L
H
L
18/12/05 Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,9˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 116x/mnt Suhu : 39,9˚C Nafas : 22x/mnt
17/12/05 18/12/05
3. 524594
22/8/05 –
26/8/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit
13 40,1 14,100 1,1 0,6 79,9 14,7 3,7 4,30 490,000
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk
L L H
L H
22/12/05
Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36 ˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt
22/8/05 23/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MCV / IER MCH MCHC Masa Perdarahan Masa Tromboplast. Masa penjendalan Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida Asam Urat Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
93,30 30,20 32,40 2,00 938,50 7,00 56,0 1,5 7,6 3,9 3,7 215 145 7,0 14,0 12,0 151 5,1 101 2,42 73 58 64 57 125 58 / 166 36 / 149 40 / 100
92,0 –121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 2,00 –7,00 menit 23,4 – 36,8 detik 5,00 – 12,00 menit 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 3,5 – 8,5 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L
H
H
L
L L
H
H
L L L
L/H L/H L/
23/12/05 24/12/05 24/12/05 23/12/05 23/12/05 24/12/05 23/12/05 24/12/05 22/12/05 23/12/05 24/12/05 25/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
968807
1/8/05 –
11/8/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Asam Urat Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jam PP Urine Bobot Jenis PH Epitel Lekosit gelap Lekosit pucat Warna Eritrosit
12,7 36,5 16,800 10,000 233,000 47,0 1,30 15,6 22,0 12,0 131 4,4 97 2,00 150 193 169 150 324 167 1,01 5 7 2-3 3-4 5 kuning 10
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 3,5 – 8,5 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L H
H
H
L
L
H H H H H H
1/8/05 2/8/05 2/8/05 4/8/05 6/8/05 10/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 2/8/05 2/8/05
Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 24x/mnt
1/8/05 7/8/05 8/8/05 9/8/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. 972548
2/11/05 -
10/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Polikromasi / MPV Hipokromia / PDW Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa sesaat
10 27,8 13,570 15,600 0,3 0,2 91,9 5,2 2,4 3,18 273,000 87,4 31,4 36.0 9,2 8,9 28,4 4,0 10,2 19,7 130 5,7 89 1,96 198 523 51 143
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 140 mg/dL 70 – 110 mg/dL
L L H H
H L
L
L
H
L L
H L L
H H L H
2/11/05 7/11/05 2/11/05 3/11/05 2/11/05 3/11/05 5/11/05
Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 76x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 14x/mnt
2/11/05 3/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Urine Bobot Jenis PH Lekosit gelap
1,03 5,0 3-4
5/11/05
6. 957682
29/10/05 -
2/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa
11,5 35,3 11,48 0,5 0,2 88,0 8,3 3 3,71 150,000 95,1 31,0 32,6 13,0 36,9 0,7 5,3 3,3 2,0 416 333 139 3,9 100 2,5 79 241
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL
L L H
H L
L
L L L L H H
H
29/10/05 31/10/05 1/11/05 31/10/05 30/10/05 31/10/05
Tekanan Darah : 120/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt
29/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
113 243 501 63
70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
H H H L
1/11/05 30/10/05 29/10/05 1/11/05
7. 529282 25/7/05
- 27/7/05
Hematologi Hemoglobin Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
9,6 11,4 9,4 37 1,5 0,2 74,1 19,6 4,6 13,66 481 81,1 26,2 32,2 14,1 8,7 9,2 492 165 355 119
12,0-18,0 gr% 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L
H
H H L L
H H H H
25/7/05 27/7/05 25/7/05 27/7/05 25/7/05 26/7/05 26/7/05 27/7/05
Tekanan Darah : 150/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt
25/7/05
8. 461182 30/10/05 -7/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit
11,5 33,8 13,79
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk
L L H
30/10/05
Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 39˚C
30/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
0,2 0,2 89,9 7,0 2,7 3,87 251 87,3 29,7 34,0 12,5 10,4 10,3 33,1 1,4 53,6 29,1 336 152 121 292 180 197 271 258
0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
H L
L
L L
H H H H H H H H
1/11/05 4/11/05 7/11/05 1/11/05 4/11/05 7/11/05 1/11/05 5/11/05
Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 200/110 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 180/110 mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : x/mnt
3/11/05 5/11/05 6/11/05
9. 970344 9/9/05
- 16/9/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit
11,7 34 31,400 18,200 360,000
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk
L L H H
9/9/05 9/9/05 16/9/05 9/9/05
Tekanan Darah : 150/80 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : x/mnt
9/9/05 11/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP
31 0,8 6,2 3 3,2 22 10 272 173 287 189 291 140 183
19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L
L
H H H H H H H
11/9/05 12/9/05 15/9/05 16/9/05 10/9/05 13/9/05 14/9/05
Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 884x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/80mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 170/90mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 35,9˚C Nafas : 20x/mnt
13/9/05 14/9/05
10. 974056 6/12/05
- 8/12/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia
7,6 22,9 17,44 2,4 0,3 88,5 6,7 2,1 2,7 623,000 84,8 28,1 33,2 14,7 8,5 8,7
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL
L L H
H
H L L
6/12/05 6/12/05
Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : x/mnt
6/12/05 7/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP
37,4 2,3 5,8 2,2 3,6 168,0 158,0 34,0 102,4 163 78
19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 65 mg/dL 100 – 159 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL
H
L H
H L
7/12/05
11. 973120 14/11/05
- 22/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin
12,0 35,7 8,9 1,1 0,4 81,2 13,9 3,4 4,15 287,0 86,0 28,9 33,6 9,5 9,7 32,0 0,8
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL
L L
H
L L
14/11/05
Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 74x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 120/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : x/mnt
14/11/05 17/11/05 18/11/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
25,8 9,4 175 129 292 180 249 323 / 101 312
17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L
H H H H H/ H
15/11/05 21/11/05 15/11/05 21/11/05 14/11/05 17/11/05 21/11/05
12. 573159
11/10/05 -
17/10/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Laju endap darah LED 1 jam LED 2 jam
10,10 9,00 30,2 28,2 27,1 14,7 0,9 0,4 88,8 7,0 2,9 3,19 801,0 94,7 31,7 33,4 7,7 7,5 115,0 120,0
12,0-18,0 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL
L L L L H H
H L
H H
11/10/05 14/10/05 11/10/05 14/10/05 11/10/05 14/10/05 11/10/05
Tekanan Darah : 140/100 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 180/80 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : x/mnt
11/10/05 12/10/05 13/10/05 14/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
21,9 14,8 0,6 0,6 7,2 6,1 220 109 238/324 195 277 211 236
19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L L
L L
H H
H/HH H H H
11/10/05 17/10/05 11/10/05 17/10/05 11/10/05 12/10/05 14/10/05 12/10/05 11/10/05 14/10/05 15/10/05 16/10/05
Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt
15/10/05 15/10/05
13.
571808 25/9/05
- 1/10/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukjosa 2 jam PP Glukosa sesaat
11,7 35,4 14,200 398,000 57 1,3 168 213 281/277 154 168
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L H
H
H H
H/HH H
25/9/05 25/9/05 27/9/05 26/9/05 29/9/05 25/9/05
Tekanan Darah : 170/100 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : ˚C Nafas : x/mnt
25/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. 572722 4/10/05
- 11/10/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Laju endap darah LED 1 jam LED 2 jam Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
11,40 33,6 11,89 1,1 0,4 74,1 17,8 6,6 3,,56 193,0 94,4 32,0 33,9 13,2 9,4 9,9 37,0 81,0 43,0 1,00 14,4 18,7 102 130 116 149 318 202 195
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L H
L
L L
H H H H H H
4/10/05
4/10/05
5/10/05 6/10/05 8/10/05 10/10/05 5/10/05 10/10/05 4/10/05
Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,6˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,7˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 86x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg
4/10/05 6/10/05 7/10/05 8/10/05 10/10/05 11/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Glukosa Sedimen
kuning 1,015 7,5 3-4
Nadi : 86x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : 20x/mnt
15. 950656
2/7/05 -
18/7/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida
9,6 28,3 21,66 0,4 0,3 88,3 0,3 6,3 4,7 353,0 85,5 29,0 33,9 13,3 10,2 11,7 22,0 0,5 12,0 4,8 133 3,4 93
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L
L L H
H L L L L L
L
L L
2/7/05
2/7/05
Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : ˚C Nafas : 18 x/mnt
2/7/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
2,34 163 161 88 277 495 298 408
2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
H H L H H H
3/7/05 6/7/05 2/7/05 3/7/05 8/7/05 10/7/05 11/7/05
16. 578215
30/12/05 -
31/12/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL
13,9 38,3 8,1 0,6 0,2 72,8 18,9 7,5 4,43 191,0 86,5 31,4 36,30 11,9 10,4 12,1 28,7 0,9 176,0 173,0 47,8 93,6
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL
L
L
L
H L
30/12/05
Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18 x/mnt
30/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17.
971874
14/10/05 -
31/10/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium
10,9 10,6 8,0 7,4 10,5 10,4 31,1 31,2 23,6 21,2 30,9 30,5 28,61 0,3 1,4 92,9 3,4 2,0 3,71 320,000 83,8 29,4 35 13,00 9,9 11,2 67,8 1,8 27,0 22,0 131
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L
L L L L L L L L L L L L H
H L
L
L L
H H
14/10/05 17/10/05 19/10/05 20/10/05 22/10/05 25/10/05 14/10/05 17/10/05 19/10/05 20/10/05 22/10/05 25/10/05 14/10/05
14/10/05
Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 108x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/80mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 86x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg
14/10/05 17/10/05 18/10/05 19/10/05
21/10/05
24/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalium Klorida Kalsium Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Glukosa Eritrosit Epitel Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat
2,08 97 4,2 kuning 1,025 5 1-2 + 0-1 sedikit 346 224 130 246 235 105 132 348 295 89 172
3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L
H
H H H H H H H H H L H
15/10/05 16/10/05 17/10/05 18/10/05 20/10/05 21/10/05 22/10/05 15/10/05 14/10/05 17/10/05 18/10/05
Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 20x/mnt
25/10/05
31/10/05
18. 380488
25/7/05 -
2/8/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit
7,3 10,2 21,7 31,0 14,15 1,3 0,4 79,0 14,6 4,7
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 %
L L L L H
25/7/05 27/7/05 25/7/05 27/7/05 25/7/05
Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,2˚C Nafas : x/mnt
25/7/05 26/7/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
2,5 416 86,6 29,2 33,6 13,3 9,0 9,1 246 176 179 183 137 210 215 65 225 248
4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L
L L
H H H H H H H L H H
26/7/05 27/7/05 30/7/05 2/8/05 26/7/05 30/7/05 25/7/05 26/7/05 27/7/05 29/7/05
Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg Nadi : x/mnt Suhu : 36,6˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt
30/7/05 31/7/05
19. 971821
13/10/05 -
2/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit
7,3 12,1 11,6 10,1 11,6 23,2 35 34 29,6 35,7 12,4 250
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk
L L L L L L L L L L H
13/10/05 14/10/05 15/10/05 20/10/05 28/10/05 13/10/05 14/10/05 15/10/05 20/10/05 28/10/05 14/10/05 14/10/05
Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,2˚C Nafas 20 x/mnt
13/10/05 18/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Protein total Albumin Globulin Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Eritrosit Epitel Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jam PP Glukosa sesaat
7,7 6,7 6,2 2,1 1,8 2,2 5,6 4,9 4,0 0,47 0,06 0,41 13,1 0,5 81,9 57,8 130 5,5 96 2,07 kuning 1,005 6,5 3-4 0,1 sedikit 273 406 211 345
6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L L H H H
L L
H
H
H H H H
13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 16/10/05 16/10/05 13/10/05 15/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180 326 274 51
H H H L
19/10/05 20/10/05 21/10/05 22/10/05
20. 971784
12/10/05 -
24/11/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum
14,9 43,8 44,15 6,60 0,3 0,2 88,1 7,1 4,3 4,77 270 91,8 31,2 34,00 13,6 10,5 11,0 14,5
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL
H H
H L
L
12/10/05 12/10/05 12/10/05 19/10/05 12/10/05
Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 20x/mnt
12/10/05 13/10/05 17/10/05
Creatinin Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
0,70 175 112 190 305 256 138
0,80 – 1,50 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L
H H H H H H
12/10/05
13/10/05 17/10/05 13/10/05 17/10/05 12/10/05 19/10/05
Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 22x/mnt
19/10/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. 974945
25/12/05
- 1/1/06
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Trombosit Masa perdarahan Masa tromboplastin Masa penjendalan Metabolit Ureum
10,1 9,9 29,6 28,6 20,460 0,4 0,2 92,7 4,6 2,1 311 2 menit 49 detik 10 menit 30,5
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 140 – 440 ribu/mmk 2,00 – 7,00 menit 23,4 – 36,8 detik 5,00 – 12,00 menit 19,0 – 43,0 mg/dL
L L L L H
H L
H
25/12/05 29/12/05 25/12/05 29/12/05 25/12/05
Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 37,4˚C Nafas : x/mnt
25/12/05
26/12/05
27/12/05
Creatinin Protein total Albumin Globulin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
1,40 6,8 3,0 3,8 21,9 23,1 102 139 126 139 260 179 99
0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L H
H H H H H H L
25/12/05
25/12/05 29/12/05 25/12/05 29/12/05 25/12/05 28/12/05 29/12/05
Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 38,8˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : x/mnt
28/12/05
30/12/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. 969128
10/8/05 -
20/8/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
11,1 34 21,36 2,8 0,8 81,4 11,3 4,00 4,11 437,000 82,7 27 32,6 27 0,9 18 21 223 314 288 178 225
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L H
H L
L L L
H H H H H
10/8/05 10/8/05
15/8/05 10/8/05 10/8/05 12/8/05 15/8/05
Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas 20 x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas 20 x/mnt Tekanan Darah : 120/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas 20 x/mnt
10/8/05 12/8/05 16/8/05 18/8/05
23. 970427
11/9/05 -
21/9/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit
8,5 10,7 9,7 25,1 30 30
12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 %
L L L L L L
11/9/05
Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 85x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah :
11/9/05 18/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat
26,47 535 31 0,8 52 52 141 3,6 99 2,45 106 129 136 165 129 283 139
4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL
H H
H
H H H H H H H
11/9/05
13/9/05 16/9/05 16/9/05 11/9/05 13/9/05 14/9/05 11/9/05
mm/Hg Nadi : x/mnt Suhu : 39˚C Nafas : x/mnt
21/9/05
24. 515033
21/9/05 -
26/9/05
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Basofil Limfosit Eritrosit MCV / IER MCH MCHC
10,10 15 10,20 42 28,82 0,3 5,17 97,4 87,6 29,0 33,1
13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 – 2,0 % 13,0 – 40,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-360 g/dL
L L
H
L H L L
21/9/05 25/9/05 27/9/05 25/9/05 21/9/05 21/9/05
25/9/05 21/9/05
Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 42x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas x/mnt
21/9/05 24/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metabolit Protein total Albumin Globulin Ureum Creatinin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP
6,1 3,3 2,8 55 21,0 1,8 1,2 168 169 41 93,2 0,43 0,16 0,27 250 239 134 142 4,6 4,5 105 105 2,25 2,14 89 126 232 240 87 347
6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL 0,0-1,1 mg/dL 0,0-0,30 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL
L L L H
H
L
H H
H H
25/9/05 21/9/05 25/9/05
21/9/05
25/9/05
22/9/05
25/9/05
22/9/05 23/9/05 24/9/05 26/9/05 22/9/05 26/9/05
Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas: x/mnt Tekanan Darah : 140/100 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas 20 x/mnt
25/9/05 26/9/05 28/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Glukosa sesaat Urine Glukosa Sedimen Lekosit pucat Lekosit gelap Eriotrosit Epitel silinder Epitel glanular
226 203 350 312 108 sedikit banyak 1-2 5-6 1-2 sedikit 1-2
70 – 140 mg/dL 21/9/05 23/9/05 25/9/05 26/9/05 27/9/05
25/9/05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No : 7 (27/7/05) No. RM : 529282 Bakteri : Proteus vulgaris Enterobacter
No : 8 (2/11/05) No. RM : 461182 Bakteri : Enterobacter
Jenis Antibiotika Proteus vulgaris
Enterobacter Jenis Antibiotika
Enterobacter
SMX-TMP R R SMX-TMP Koramfenikol R S Koramfenikol R Ampicilin R R Ampicilin R Nitrofurantoin Nitrofurantoin R Nali diexic acid R S Nali diexic acid S Tetracyclin R S Tetracyclin S Gentamycin S S Gentamycin R Penicilin G R R Penicilin G R Eritromicin R R Eritromicin Kanamycin R S Kanamycin R Streptomycin R S Streptomycin S Amikin S S Amikin Ceradolan S R Ceradolan R Fortum S R Fortum S Rochepin S R Rochepin S Tequin S S Tequin S Tavivid S S Tavivid S Maxipime S Maxipime Ceftum S S Ceftum S Cravit Cravit Trenam S S Trenam S Meronem Meronem Cefrin S R Cefrin R
No : 4 (4/8/05) No. RM : 968807
Bakteri : Staphylococcus aureus
No : 6 92/8/05) No. RM : 957682 Bakteri : Staphylococcus epidermidis
Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus
Jenis Antibiotika Staphylococcus epidermidis
SMX-TMP S SMX-TMP Koramfenikol S Koramfenikol R Ampicilin R Ampicilin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nali diexic acid S Nali diexic acid R Tetracyclin S Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin S Penicilin G R Penicilin G S Eritromicin R Eritromicin R Kanamycin S Kanamycin R Streptomycin S Streptomycin R Amikin S Amikin S Ceradolan S Ceradolan R Fortum Fortum S Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid S Tavivid R Maxipime S Maxipime S Ceftum S Ceftum S Cravit S Cravit R Trenam S Trenam S Meronem Meronem S Cefrin S Cefrin R
Lampiran 4
Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No : 17 (17/9/05) No. RM : 971874 Bakteri : Klebsiella sp.
No : 23 (4/9/05) No. RM : 970427 Bakteri : Staphylococcus epidermidis, Enterococcus
Jenis Antibiotika Klebsiella sp. Jenis Antibiotika
S. epidermidis
Enterococcus
SMX-TMP R SMX-TMP S R Koramfenikol R Koramfenikol S S Ampicilin R Ampicilin S S Nitrofurantoin R Nitrofurantoin Nali diexic acid R Nali diexic acid R S Tetracyclin R Tetracyclin S Gentamycin R Gentamycin S S Penicilin G R Penicilin G S S Eritromicin R Eritromicin S S Kanamycin R Kanamycin S S Streptomycin S Streptomycin S S Amikin S Amikin S S Ceradolan R Ceradolan S S Fortum R Fortum S S Rochepin R Rochepin S S Tequin R Tequin S S Tavivid R Tavivid S S Maxipime S Maxipime S S Ceftum S Ceftum S S Cravit Cravit Trenam R Trenam S S Meronem Meronem Cefrin S Cefrin S
No : 9 (10/9/05) No. RM : 970344 Bakteri : Staphylococcus epidermidis
No : 11 (16/11/05) No. RM : 973120 Bakteri : Staphylococcus aureus
Jenis Antibiotika S. epidermidis Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus
SMX-TMP SMX-TMP Koramfenikol R Koramfenikol S Ampicilin R Ampicilin S Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nali diexic acid R Nali diexic acid S Tetracyclin R Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin R Penicilin G S Penicilin G R Eritromicin R Eritromicin S Kanamycin R Kanamycin R Streptomycin R Streptomycin S Amikin S Amikin R Ceradolan R Ceradolan S Fortum S Fortum R Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid R Tavivid S Maxipime S Maxipime S Ceftum S Ceftum S Cravit R Cravit Trenam S Trenam S Meronem S Meronem Cefrin R Cefrin S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No : 18 (25/7/05) No. RM : 380488 Bakteri : Staphylococcus aureus
No :20 (20/9/05) No. RM : 971784 Bakteri : Pseudomonas sp.
Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus
Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus
SMX-TMP SMX-TMP R Koramfenikol S Koramfenikol R Ampicilin S Ampicilin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin S Nali diexic acid Nali diexic acid R Tetracyclin R Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin S Penicilin G S Penicilin G R Eritromicin R Eritromicin R Kanamycin S Kanamycin R Streptomycin S Streptomycin S Amikin S Amikin R Ceradolan S Ceradolan S Fortum S Fortum R Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid S Tavivid S Maxipime R Maxipime Ceftum S Ceftum S Cravit Cravit Trenam S Trenam Meronem Meronem Cefrin S Cefrin
No : 21 (29/12/05) No. RM : 974945 Bakteri : MRSA Enterobacter
No : 22 (10/8/05) No. RM : 969128 Bakteri : Enterobacter
Jenis Antibiotika
MRSA Enterobacter Jenis Antibiotika
Enterobacter
SMX-TMP SMX-TMP Koramfenikol R R Koramfenikol R Ampicilin S R Ampicilin R Nitrofurantoin S R Nitrofurantoin R Nali diexic acid S S Nali diexic
acid S
Tetracyclin R S Tetracyclin S Gentamycin S R Gentamycin R Penicilin G R R Penicilin G R Eritromicin Eritromicin Kanamycin R R Kanamycin R Streptomycin R S Streptomycin S Amikin S Amikin Ceradolan R Ceradolan R Fortum R S Fortum S Rochepin R S Rochepin S Tequin S S Tequin S Tavivid R S Tavivid S Maxipime R Maxipime Ceftum R S Ceftum S Cravit Cravit Trenam R S Trenam S Meronem Meronem Cefrin R R Cefrin R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. ANTIDIABETIK
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah α- Glucosidase inhibitor
acarbose Glucobay® 7
Biguanid metformin Diabex® 4 Amaryl® 2 glimepirid Metrix® 5
Glinid repraglinid Novonorm® 1 Thiazolindion rosiglitazone Avandia® 1
Pemicu sekresi insulin
Sulfonilurea glikasid Zumadiac® 2 Kerja singkat Crystal Zinc Insulin (CZI) Actrapid® 12 Insulin Kerja menengah Netral Protamine
Hagedorn (NPH) Insulatard® 5
2. ANTIINFEKSI
Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah
seftazidim Fortum® 4 Ceftum® 1 seftriakson Ceftriaxone® 8
Cefazolin® 1 sefazolin Cefazol® 1
sefpodiksim Banan® 1
Sefalosporin
sefepim Maxipime® 1 sefotiam Ceradolan® 3 moksifloksasin Avelox® 5 cefditoren pifoxil Meiact® 1
ceftaxim Claforan® 1 Gentamycin® 1 Garamycin® 2
gentamisin
Gentamerck® 1 Amikin® 1 amikasin Mikasin® 1
Aminoglikosida
dibekasin Dibekasin® 1 levafloksasin Cravit® 4
Ciprofloxacin® 2 Tequin® 1
siprofloksasin
Quidex® 2 Tarivid® 1 Ofloxacin® 1
Kuinolon
ofloksasin
Cravox® 1 Abbotic XL® 2 Makrolid klaritromisin Abbotic® 1
Penicilin sultamisilinatobilat Bactecyn® 7 sulbenicilin Kedacillin® 2
Lampiran 5
Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Juli –Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah amoksisilin Clavamox® 1 Kloramfenikol thiamfenikol Thiamphenicol® 1 Klindamisin clyndamicin Clyndamicin® 1
teicoplamin Targosid®
3. SISTEM SARAF PUSAT
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah Antipsikotik haloperidol Serenace® 1
Antagonis 5 HT3 domperidon Vometa® 3 metoklopramid Vomidex® 1
Obat untuk mual dan vertigo
ondansetron Narfos® 1
4. ANALGESIK
Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah
Toradol® 3 Ketorolak Remopain® 7
Metamizol Novalgin® 2 Parasetamol Parasetamol® 9
Analgesik non opioid
Tinoridin Nonflamin® 4 Asetosal Farmasal® 3 Metampiron + Diazepam Yekalgin® 1
Analgesik opioid Tramadol HCl Tramal® 1
5. OBAT SISTEM SALURAN CERNA Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah
Antagonis reseptor H2
ranitidin Rantin® 2
Khelator dan senyawa kompleks
sukralfat Inpepsa ® 1
OMZ® 1 omeprazol Dudencer® 1
Penghambat pompa proton
lanzoprazol Prosogan 1 Antasida aluminium hidroksida Mylanta® 1
Anti tukak
natrium rebeprazol Pariet® 1 Enzim saluran cerna
protese, amylase, lipase Enzyplex® 1
Anti diare Antimotilitas codein fosfat Codein® 1 Digestan Lacbon® 1
6. OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH DAN GIZI
1 metronidazol Metronidazole® 8
Flagyl® 3
Antibiotika lain
Flagyl Forte® 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah
Glucose® 1 glukosa Dextrosa® 2
maltosa Martos® 5 Asering® 19 ringer lactat/asetatRL 4
natrium asetat KAEN B 2 natrium klorida NaCl 10
kalsium Calos® 1
Cairan dan elektrolit
Pengganti plasma dan albumin
plasbumin Plasbumin-5® 1
Neurobion® 2 Neurobion 5000® 1 Surbex-T® 2
Vitamin B/ dengan vitamin C
Cernevit® 2
Vitamin
Multivitamin/ dengan mineral
vitamin C, seng sulfat, selenium
Zegase® 2
Antianemia Anemia defisiensi besi Feroglukonat (FeOH3)
Venofer® 1
7. OBAT SISTEM KARDOVASKULER
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah
Antiplatelet asetosal Ascardia® 1 Antiritmia jantung Pletaal® 10
asam traneksamat Kalnex® 6 Hemostatik dan fibrinolitik
ethamcylate Dycinone® 1
Trental ® 3 pentoksifilin Tarontal® 2
Vasodilator perifer
clopidrogel Plavix® 1 Obat migren pizotifen Lysagor® 2
Diuretika tiazid hidroklortiazid HCT® 1 Captensin® 1 captopril Kaptopril 1
Antihipertensi ACE Inhibitor
ramipril Triatec® 1
8. OBAT OTOT SKELET DAN SENDI
Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah Obat reumatik dan gout
AINS natrium diklofenak Cataflam-D® 3
Cataflam® 3 Kaltrofen® 1 ketoprofen Pronalges® 2
celecoxib Celebrex® 1
Antigout alopurinol Zyloric® 1
9. OBAT SISTEM PERNAFASAN
Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlahAntitusif codein fosfat Codein® 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 6
Distribusi 10 Besar Penyakit Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005
No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah 1. A 09 Dearrhoe and Gastroenteritis of presumed infection origin 1160 2. I 64 Stroke, not specified as haemorrhage or infarction/cva 668 3. Z 38.0 Neonatus/Singleton, born inside hospital 590 4. S 62.0 Closed-Diffuse brain injuri/contusion cerebri 474 5. B 34.9 Viral infection,unspecified 472 6. E 10-14 IDDM, NIDDM, Diabetes Mellitus 400 7. S 06.0.0 Comotio cerebri 381 8. O 80.0 Spontaneous vertex delivery/partus 313 9. N 39.0 UTI (Urinary Tract Infection), site not specified/ISK 307 10. J 45.9 Asthma, unspecified 382
Distribusi Macam-Macam Komplikasi Diabetes Melitus di Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005
No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah 1. E 10.1 IDDM + ketoacidosis 1 2. E 10.5 IDDM + Peripheral Cilculatory Complication 1 3. E 10.9 IDDM without complication 3 4. E 11.0 NIDDM + coma 1 5. E 11.5 NIDDM + Peripheral Cilculatory Complication 2 6. E 11.9 NIDDM without complication 2 7. E 14.0 DM + coma 36 8. E 14.1 DM + ketoacidosis 7 9. E 14.2 DM + renal complication 48
10. E 14.5 DM + ulcer 89 11. E 14.3 DM + ophthalmic complication 2 12. E 14.6 DM + arthropathy 6 13. E 14.9 DM unspecified 203
Jumlah 400 Jumlah Pasien Diabetes Melitus dan DM dengan Komplikasi Ulkus di Rawat
Inap RS. Bethesda Tahun 2002-2005
Jumlah pasien No. Kode ICD-X Diagnosa 2002 2003 2004 2005 1. E 10-E 14 Diabetes Melitus 410 416 416 402 2. E 14.5 DM + ulcer 34 67 77 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI