plagiat merupakan tindakan tidak terpuji evaluasi ... filedengan judul evaluasi pengobatan pasien...

159
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE JULI-DESEMBER 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Antonia Ari Susanti NIM : 038114109 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vandung

Post on 27-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERIODE JULI-DESEMBER 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Antonia Ari Susanti

NIM : 038114109

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERIODE JULI - DESEMBER 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Disusun oleh :

Antonia Ari Susanti

NIM : 038114109

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

SKRIPSI

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERIODE JULI - DESEMBER 2005

Oleh :

Antonia Ari Susanti

NIM : 038114109

Telah disetujui oleh :

Pembimbing dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes tanggal ......................................

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

KOMPLIKASI ULKUS/GANGREN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERIODE JULI - DESEMBER 2005

Oleh :

Antonia Ari Susanti NIM : 038114109

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 9 Juni 2007

Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan Rita Suhadi, M.Si, Apt. Pembimbing :

dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ...................................

Panitia Penguji :

1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes ................................... 2. Rita Suhadi, M.Si, Apt. ................................... 3. Aris Widayati, M.Si., Apt. ...................................

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia masa muda abadi. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa pemberian Tuhan. Ambillah waktu untuk tersenyum, itu adalah musik menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk berbagi, itu adalah hal yang membuat hidup terasa berarti.

Rasa takut ’kan lebur oleh peng HARAPAN Pengharapan takkan nyata tanpa USAHA

dengan penuh syukur dan doa kupersembahkan karya ini untuk :

Yesus, Tuhan Pengharapanku Maria Bundaku

Ibu bapak tercinta Saudaraku, Mba’ Wanty dan de’ Ambar

Sungai yang boleh kuselami Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

Yogyakarta,

Penulis

Antonia Ari Susanti

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Kasih atas limpahan karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Bersama ucapan syukur ini Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mengulurkan tangan hingga

terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :

1. Dr. Sugianto,Sp.S.,M.Kes.,Ph.D. selaku direktur Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Sis Wuryanto, AmdPerKes,SKM selaku kepala bidang rekam medis

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Pak Darsono, Pak Ibnu, Pak Agung dan

seluruh staf bagian rekam medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang

telah membantu kelancaran Penulis dalam proses pengambilan data.

3. Kepala Bagian Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah

memberikan pengarahan prosedural kepada penulis sehingga sangat

membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

4. Ibu Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB.,Apt. selaku kepala instalasi farmasi

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan informasi dan

membuka wawasan penulis.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak arti

bagi kelancaran penyelesaian skripsi ini dan telah memberikan banyak

6.

8. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si atas pemberian diri sebagai

n penyelesaian skripsi ini.

11. arma dan perpustakan Farmasi UGM atas

12. rkan

13. g telah memberikan dukungan dan kasih

persaudaraan.

masukan dan saran.

Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan waktu dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

7. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

banyak masukan dan saran kepada penulis.

Bapak Ignatius

dosen pembimbing akademik dan ketulusan hati menunjukkan jalan bagi

Penulis.

9. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt dan segenap panitia skripsi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arti bagi

kelancara

10. Sekretariat Farmasi ; Mbak Sari, Mas Narto dan Pak Kartatmo yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Perpustakaan Universitas Sanata Dh

fasilitas dalam pencarian pustaka.

Ibu dan bapak atas doa dan cintanya serta pengorbanan untuk menganta

Ari hingga berjalan sejauh ini.

Mba’ Wanty dan de’ Ambar yan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

14. Pasifikus Christa Wijaya atas kehadirannya untuk memberi waktu,

mendukung, mendengarkan dan menemani dalam setiap kesempatan hingga

dari keluarga kalian.

17.

, Mas Adit, Mba Sisca, Mas Vembri,

19. Yanto, Mas Simus, Mas Frans, Antoro, Hermin,

20. gga yang telah menjadi anugerah

21. k cerita yang masih berlanjut.

terselesaikannya skripsi ini. Juga Christa dan Leo, terimakasih karena boleh

menjadi bagian

15. Semua teman-teman C_Mistry, esp. Tawiq, Wenny, Ica, Sindi, Melin, Melon,

Rini, Angga, Gallaeh, Rinto, Donny, Willy, Nia dan semuanya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu. Bersama kalian aku banyak berkembang dan

belajar tentang arti persahabatan.

16. Mba’Puri, Mba’Wenny, Mba’ Meita, Mba’Astu, Mba’ Ullin, Mas Thomas

atas masukan-masukan yang diberikan.

Angger dan Ria, teman seperjuangan dalam proses pengambilan data.

Terimakasih atas semuanya.

18. Temen-teman JKMK terimakasih untuk kasih yang boleh kita bagi dan

rasakan, esp., Mba’ Vero, Mba’ Ratna

Albert, Nendi, Mas Heri dan semuanya.

Rm. Issri, Rm. Wiratno, Mas

Prima dan teman-teman mudika Saint Mary semuanya terimakasih untuk

kerjasama dan keceriaan kita selama ini.

Teman-teman Banana Hum dan tetan

terindah dalam hidup bersama. Eta, Ria, Detta terimakasih atas pinjaman

pustakanya dan Punto atas printernya.

Teman-teman VL gen_X terimakasih untu

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

22. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini

baca

dap

Penulis

masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari pem

sekalian sangat diharapkan. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil penelitian ini

at bermanfaat bagi semua pihak.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran pasien, gambaran engobatan, identifikasi Drug Related Problems (DRPs) serta mengetahui hasil rapi pada pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada asien rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember

2005. Ulkus/gangren merupakan mplikasi yang terjadi pada kaki penderita diabetes Melitus. Pengobatan diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren meliputi kontrol glukosa darah, penutupan luka, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik. Pengobatan yang tidak tepat dan tidak rasional

ak 58% pasien

obat tidak tepat, dan tidak perlu obat serta dosis berlebih masing

ptep

salah satu ko

dapat menimbulkan Drug Related Problems sehingga merugikan pasien. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Betesdha Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 berdasarkan rekam medis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam tabel atau gambar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 48% merupakan kelompok usia >45-≤64 tahun dan berjenis kelamin perempuan (72 %). Sebany

mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang terbanyak adalah hipertensi (8,33%). Strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9 kelas terapi, di mana yang banyak digunakan adalah antibiotika (100%) dan antidiabetik (91,66%). Dari hasil evaluasi DRP ditemukan 13 kasus mengalami aktual DRP, yaitu 8 kasus dosis kurang, 6 kasus butuh terapi obat tambahan, 2 kasus

-masing 1 kasus. Potensial DRP juga ditemukan pada 2 kasus, yaitu tidak perlu obat dan adverse drug reaction masing-masing 1 kasus. Lamanya tinggal pasien selama 8-14 hari (58,33%) dan hasil adalah membaik (37%).

Kata kunci : diabetes Melitus, ulkus diabetik, Drug Related Problems

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

ABST ACT

This research aim to show patient’s profile, medical therapy’s profile, identification of Drug Related Problems (DRPs) and aim to know patient’s outcome in the medical therapy of foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period. Foot ulcer or gangrene is one of diabetes mellitus complication ears, the amount of diabetic foot ulcer inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta keep on rising. Wrong and unrational medical therapy caused Drug Related problems which patients.

This research is a non experimental one with retrospective evaluative descrip

sion as second

and dossage too high (1 cases each). Potensial DRPs also fo

R

. In this last 4 y

tion design. The research have done in 24 patients foot ulcer diabetic inpatient at Bethesda Hospital Yogyakarta on Juli-Desember 2005 period based on patients medical record. Analysis of data done by descriptively and the result showed in table or picture.

The result of this research show that 48% patients in the age between >45-≤65 years old, 72% patients are female. 58% patients have ulcer complication and 42% have gangrene complication. 8,33% patients have hyperten

ary complication. The medical therapy used consist by 9 categories which the most frequently used are antibiotic (100%) and antidiabetic (91,66%). The result of DRPs evaluation shows that there are 14 cases of actual DRPs. They are dossage too low (8 cases), need for additional drug therapy (6 cases), wrong drug (3 cases), drug unnecessary

und in 2 cases. They are drug unnecessary and adverse drug reaction 1 case each. Length of stay of patients between 8-14 days (58,33%) and the outcomes are get better (37%).

Keywords: diabetes mellitus, ulcer diabetic , Drug Related Problems

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

DAFTAR ISI

Halaman

ALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

i

B.

1.

H

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

INTISARI ........................................................................................................ x

ABSTRACT........................................................................................................ xi

DAFTAR ISI..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah .............................................................................. 4

2. Keaslian Penelitian................................................................................ 5

3. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

a. Manfaat Teoritis.............................................................................. 7

b. Manfaat Praktis ............................................................................... 7

Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

Tujuan Umum ....................................................................................... 8

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

2.

A.

1

1

B.

C. Dru

D. Ket

BAB I

Tujuan Khusus ...................................................................................... 8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................ 9

Diabetes Melitus ......................................................................................... 9

1. Definisi, Tanda dan Gejala.................................................................... 9

2. Etiologi ................................................................................................. 10

3. Patofisiologi ......................................................................................... 1

4. Diagnosis Diabetes Melitus ................................................................. 3

5. Komplikasi Diabetes Melitus ............................................................... 14

Ulkus Diabetik ............................................................................................ 17

1. Definisi, tanda dan gejala...................................................................... 17

2. Epidemiologi ........................................................................................ 18

3. Etiologi.................................................................................................. 19

4. Patofisiologi ......................................................................................... 19

5. Diagnosis .............................................................................................. 22

6. Klasifikasi ............................................................................................ 23

7. Penatalaksanaan ................................................................................... 25

a. Tujuan ............................................................................................ 25

b. Sasaran terapi ................................................................................. 25

c. Strategi terapi ................................................................................. 25

g Related Problems (DRPs)................................................................. 35

erangan Empiris yang diharapkan ........................................................ 37

II METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 38

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

B. Definisi Operasional .................................................................................. 38

C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 40

D. Bahan Penelitian ........................................................................................ 41

E. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 41

F. Tata Cara Penelitian.................................................................................... 41

1. Perencanaan ......................................................................................... 41

2. Pengambilan data ................................................................................. 42

3. Pengolahan data ................................................................................... 43

4. Analisis hasil ........................................................................................ 43

BA

A.

... 47

...... 47

B.

...... 52

........... 53

B IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 46

Gambaran Umum Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi Ulkus/

Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 ...................................................................... 46

1. Distribusi jenis kelamin ....................................................................

2. Distribusi Usia ...............................................................................

3. Distribusi tingkat keparahan ................................................................ 49

4. Distribusi komplikasi lain/penyakit penyerta ...................................... 51

Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................................... 52

1. Kelas Terapi Obat yang digunakan.................................................

2. Golongan dan Jenis Obat yang digunakan ................................

a. Antibiotika ..................................................................................... 53

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

b. Antidiabetika .................................................................................. 53

c. Analgesik ....................................................................................... 58

d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah .................................... 59

e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi ............................................. 61

f. Obat Sistem Saluran Cerna ............................................................ 62

g. Obat Sistem Saraf Pusat ................................................................. 63

h. Obat Sistem Kardivaskuler ............................................................ 64

i. Obat Sistem Pernafasan ................................................................. 65

C. Eva

Ulk

Yo k

i

...... 80

............... 85

luasi Pengobatan Pasien Diabetes melitus dengan Komplikasi

us/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

gya arta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 66

D. Hasil Terapi (outcome) Pasien Diabetes melitus dengan Komplikas

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 .................................................. 78

E. Ringkasan Pembahasan ........................................................................

BAB V. PENUTUP ..........................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................ 85

B. Saran .......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 91

BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................136

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

DAFTAR TABEL

Halaman

Kategori Status Glukosa Darah (Tripliit et al., 2005).............. 14

abel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus 19

., 2 00)....

.

33

52

..... 54

abel XII.

ren

Tabel I.

T Diabetik (Frykberg et al., 2000)...

Tabel III. Klasifikasi Ulkus Diabetik (Frykberg et al 0 .............. 23

Tabel IV. Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004) ....... 24

Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama kerjanya (Johnson, 1998) 30

Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al.,

2004) ....................................................................................... 32

Tabel VII Pemilihan Antibiotika berdasarkan hasil pemeriksaan Kultur

(Nuermberger, 2005) ..............................................................

Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle, 1998) .... 36

Tabel IX. Distribusi Komplikasi Lain dan Penyakit penyerta Pasien ...

Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.......... 53

Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ............................................................

T Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris

pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gang

di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Juli-Desember 2005 ................................................................ 56

abel XIII.

.. 56

abel XIV.

... 59

....... 61

abel XVI.

n

62

....... 64

III. erikan

Gangren

T Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan

hasil pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes

melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

T Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ..............................................................

Tabel XV. Golongan dan jenis obat analgesik yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ..........................................................

T Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada

pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangre

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi

yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005..........

Tabel XV Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang dib

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 65

abel XIX.

angren

.. 66

abel XX.

ngren

7

abel XXI.

angren

.. 68

abel XXII.

abel XXIII. ... 71

I

T Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/G

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ...............................................................

T Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Ga

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ................................................................. 6

T Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan

pada pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/G

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ...............................................................

T Evaluasi DRPs kasus I ............................................................ 70

T Evaluasi DRPs kasus II ........................................................

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V ........................................................... 72

Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII ....................................................... 73

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV ....................................................... 75

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI ...................................................... 76

Tabel XXVII . Evaluasi DRPs kasus XXIII .................................................... 77

Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan ............. 78

Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat ................................ 78

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat ................................. 79

Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang ..................................... 79

Tabel XXXII . Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih ................................... 80 I

Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat ............................ 80

Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek obat yang tidak diinginkan ... 80

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

DAFTAR GAMBAR

halaman

ambar 1. Patofisiologi Ulkus Diabetik (Frykberg et al., 2000) ................. 20

Gambar 2. Distribusi Jenis K s Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

asien

...... 50

ambar 5.

G

elamin Pasien Diabete

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 47

Gambar 3. Distribusi Kelompok Usia Pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005............. 48

Gambar 4. Distribusi Tingkat Keparahan Ulkus/Gangren pada P

Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ..............................................................

G Keadaan pulang pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 81

Gambar 6. Lamanya tinggal pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS.

Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005.................... 82

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

ampiran 1. Surat Keterangan Penelitian di RS. Bethesda Yogyakarta ...... 91

Lampiran 2. Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogy

.......104

ampiran 4.

............133

ampiran 6.

......138

L

akarta

Periode Juli-Desember 2005 .................................................... 92

Lampiran 3. Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium

Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

di Instalasi Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005 ...........................................................

L Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri Pasien Diabetes Melitus

dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap

RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005...........129

Lampiran 5. Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes

Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi

Rawat Inap RS. Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember

2005 ..............................................................................

L Distribusi 10 Besar penyakit, macam-macam komplikasi

diabetes melitus serta jumlah pasien diabetes melitus

dan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di rawat inap

RS. Bethesda Yogyakarta tahun 2005 ...............................

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan terakhir WHO (2005), di dunia kini terdapat sekitar 200

juta penderita diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta

pada tahun 2030. Di Indonesia jumlah penderita DM sekitar 8,6 juta orang. Angka

ini membuat Indonesia menempati posisi keempat setelah India, China, dan

Amerika Serikat (Anonim, 2005a). Jumlah penderita DM akan terus meningkat

sesuai pola hidup masyarakat saat ini yang aktivitas fisiknya kurang dan

makanannya tinggi lemak.

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung

kronik, di mana penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang

cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga

terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak

dikendalikan, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal,

baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut yang terjadi seperti

hipoglikemia, koma dan ketoasidosis. Komplikasi kronis terjadi pada berbagai

organ tubuh, yaitu pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata

(retinopati diabetik), pembuluh darah ginjal (nefropati diabetik) serta pembuluh

darah kaki (ulkus/gangren).

Dalam suatu penelitian di berbagai rumah sakit umum di Jawa,

ditemukan angka komplikasi yang sering dihadapi. Angka komplikasi tertinggi

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

2

adalah penurunan kemampuan seksual sebesar 50,9% kemudian diikuti

komplikasi saraf atau ulkus/gangren (30,6%), retinopati diabetik (penyempitan

sampai kerusakan pembuluh darah mata) sebesar 29,3%, katarak (16,3%), TBC

paru-paru (15,3%), hipertensi (12,8%) dan penyakit jantung koroner (10%)

(Selamihardja, 2005).

Komplikasi ulkus/gangren pada kaki penderita DM sangat umum terjadi.

Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak terkontrol sehingga

terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang akan mengurangi aliran darah

ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengakibatkan

kerusakan saraf perifer sehingga penderita DM kehilangan sensoriknya dan tidak

menyadari apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama

terjadinya ulkus diabetik.

Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada kaki

selama perjalanan penyakit mereka (Frykberg et al., 2000) dan 3-4% dari mereka

terkena infeksi yang berat. Sebesar 85% penderita ulkus diabetik akan menjalani

amputasi dan 36% pasien yang diamputasi, 2 tahun setelahnya meninggal dunia

(Pinzur, 2004). Infeksi yang terjadi menjadi alasan utama bagi pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren untuk menjalani perawatan dan pengobatan di rumah

sakit. Tentu saja penyakit ini sangat mengesalkan bagi pasien karena

membutuhkan perawatan yang lama dan biaya yang tinggi. Pasien pun sering

merasa khawatir jika harus menjalani amputasi.

Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan banyak melibatkan tenaga

kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat dan ahli gizi yang di setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

3

tindakannya harus berorientasi pada pelayanan kepada pasien (patient oriented).

Salah satu unit pelayanan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Di Indonesia

saat ini, peran farmasis di rumah sakit cenderung hanya menangani hal-hal yang

bersifat administrasi dan manajemen atau pengelolaan obat sebagai barang

(Yusmainita, 2001). Hal ini bertentangan dengan paradigma mengenai peran

farmasi di rumah sakit atau farmasi klinik yaitu Asuhan Kefarmasian

(Pharmaceutical Care) yang bertujuan mencapai hasil yang baik dan

memperbaiki kualitas hidup pasien. Kunci utamanya adalah pemantauan terapi

obat (monitoring drug therapy) yang bertujuan mengoptimalkan terapi dan

meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan (adverse effects). Pemantauan

terapi obat dapat dilakukan dengan evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada

penatalaksanaan suatu penyakit khususnya terapi menggunakan obat.

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan salah satu unit pelayanan

kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan diabetes melitus. Menurut unit

pencatatan rekam medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, jumlah pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat teratas diantara

komplikasi DM yang lain. Selama 4 tahun terakhir, jumlah pasiennya terus

meningkat. Jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus yang rawat inap pada

tahun 2002 sejumlah 34 pasien, tahun 2003 sejumlah 67, tahun 2004 sejumlah 77

hingga pada tahun 2005 mencapai 89 pasien.

Semakin tinginya prevalensi penderita DM dengan komplikasi

ulkus/gangren maka diperlukan suatu evaluasi terhadap proses penatalaksanaan

terapi yang dilakukan di rumah sakit, khususnya terapi dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

4

obat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional agar kualitas hidup pasien semakin

meningkat dan hasil terapi yang dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak

tepat dan tidak rasional dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau

Drug Related Problems (DRPs). Terjadinya DRPs ini dapat merugikan pasien

baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi

pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan analisis DRPs.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat

dirumuskan beberapa permasalahan mengenai evaluasi pengobatan diabetes

melitus dengan komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, sebagai berikut di bawah ini.

a. Bagaimanakah gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda pada periode

Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi lain

dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren?

b. Bagaimanakah gambaran pengobatan yang digunakan dalam pengobatan

pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat ?

c. Adakah potensial dan aktual Drug Related Problem yang timbul pada

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

5

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli-

Desember 2005 yang meliputi :

1). membutuhkan terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)

2). tidak membutuhkan obat (unnecessary drug therapy)

3). obat tidak tepat (wrong drug)

4). dosis kurang (dosage too low)

5). dosis berlebih (dosage too high)

6). efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction/ADR)

7). ketidaktaatan pasien (incomplience)

d. Bagaimanakah hasil terapi pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005 meliputi lamanya tinggal dan kesembuhan pasien.

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan diabetes

melitus yang pernah dilakukan, antara lain : “Pola Peresepan Obat Hiperglikemik

Oral dan Studi Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap

di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002” oleh

Suryawanti (2002). Penelitian ini berisi tentang gambaran pola peresepan obat

hipoglikemi oral beserta interaksi obat yang potensial terjadi pada pasien diabetes

melitus rawat inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret

2002.

Sumiyem (2003) dan Veronika (2004), masing-masing menulis “Pola

Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia Lanjut di Instalasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

6

Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode

Tahun 2002” dan “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita

Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito

Yogyakarta Tahun 2003”. Keduanya menggambarkan pola peresepan obat

hiperglikemik atau antidiabetika oral untuk penderita DM usia lanjut.

Selain itu juga pernah dilakukan penelitian yang menggambarkan pola

penggunaan obat antidiabetika oral beserta evaluasi kerasionalannya dari kriteria

tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis oleh Setiawan (2005) dengan judul :

“Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap Penderita Diabetes

Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004”.

Pada tahun 2007 telah dilakukan penelitian tentang evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien DM ulkus oleh Sukma (2007) yang berjudul “Evaluasi

Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu bahwa pada

penelitian terdahulu lebih difokuskan pada penggambaran pola pengobatannya

sedangkan pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengobatan dengan

menggunakan analisis DRPs. Pada penelitian terdahulu yang melakukan evaluasi

pengobatan pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren juga menggunakan

analisis DRPs namun terbatas pada evaluasi penggunaan antibiotika dan

dilakukan di rumah sakit lain.

Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren sehingga yang dilihat adakah segala jenis obat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

7

digunakan dalam pengobatan. Di samping itu perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah dalam hal tempat dan periode waktu pengambilan

data. Dengan demikian penelitian mengenai evaluasi pengobatan pada pasien

diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.

a. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat

dijadikan sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta dalam pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren

sehingga hasil pengobatan optimal.

b. Manfaat Praktis

1). Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengobatan yang

diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang rawat

inap di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2). Bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dapat menjadi salah satu

referensi pertimbangan dalam pemantauan pelayanan kesehatan khususnya

dalam hal pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren.

3). Dengan dilakukannya penelitian ini dapat mendukung pelaksanaan asuhan

kefarmasian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

8

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian mengenai evaluasi pengobatan pasien

diabetes melitus dengan komplikasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005 ini adalah :

a. mengetahui gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 meliputi umur, jenis kelamin, adanya komplikasi

lain dan penyakit penyerta serta tingkat keparahan ulkus/gangren

b. mengetahui gambaran pengobatan yang meliputi kelas terapi, golongan dan

jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

c. menggambarkan potensial dan aktual Drug Related Problems yang timbul

pada pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda periode Juli-Desember 2005

d. mengetahui hasil terapi dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember

2005 meliputi lamanya tinggal dan keadaan pulang pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Definisi, tanda dan gejala

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2003, diabetes

melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

(American Diabetes Association, 2003).

Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena

penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai

macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat

berlangsung lama tanpa diperhatikan dan terkadang gambaran klinik dari diabetes

tidak jelas, juga baru ditemukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain

(Priyanto, 2006). Menurut Suyono (2002), gejala klasik DM adalah rasa haus

yang berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil terutama pada malam hari

(poliuria), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan. Selain itu

terdapat pula keluhan lain seperti rasa lemah, kesemutan pada jari tangan dan

kaki, merasa cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, gairah seks

menurun, dan luka sukar sembuh.

Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemik) kronik karena gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan

protein serta meningkatnya komplikasi penyakit vaskuler. Hiperglikemia kronik

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

10

pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan disfungsi

beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah,

yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis,

neuropati, gagal ginjal, dan retinopati (Priyanto, 2006).

2. Etiologi

Klasifikasi DM menurut American Diabetes Assosiation (1997) dibagi

menjadi empat kelompok yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM

gestasional. Pembagian ini berdasarkan etiologi DM.

a. Diabetes Melitus tipe 1

Pada diabetes melitus tipe 1 ditemukan kerusakan autoimun sel β yang

mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin absolut (Adam, 2000). Menurut

Triplitt et al. (2005), diabetes melitus tipe ini merupakan hasil dari kerusakan

sel β pankreas yaitu penghasil insulin. Diabetes Melitus tipe ini biasanya

terjadi pada anak-anak dan anak muda, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai

usia.

b. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes Melitus tipe ini dikarakterisasikan dengan resistensi insulin dan

sedikitnya sekresi insulin relatif. Kebanyakan individu dengan DM tipe 2

menunjukkan obesitas abdominal yang juga menyebabkan resistensi insulin

(Triplitt et al., 2005).

c. Diabetes Melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

seperti adanya: defisiensi genetik fungsi sel β, defisiensi kerja insulin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

11

penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/zat kimia, infeksi:

rubela kongenital, sitomegalovirus, penyebab imunologi yang jarang: antibodi

antiinsulin, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Widijanti, 2005).

d. Gestational Diabetes Melitus

Gestational Diabetes Melitus (GDM) dibatasi sebagai intoleransi glukosa yang

pertama kali diketahui selama kehamilan. Komplikasi GDM terjadi sekitar 7%

dari semua kehamilan. Pada umumnya GDM mulai ditemukan pada

kehamilan trimester kedua atau ketiga, yang ditandai dengan adanya resistensi

insulin (Triplitt et al., 2005).

3. Patofisiologi

Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung

dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari

karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan

lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh

untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.

Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, di mana

glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut

metabolisme (Priyanto, 2006).

Karbohidrat sebagai sumber glukosa yang utama, mengalami

pemecahan menjadi monosakarida. Proses ini terjadi di usus halus di mana sel

epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase,

sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan

disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

12

monosakaridanya. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian

diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi

darah sehingga kadar glukosa darah meningkat (Anonim, 2007a).

Setelah makanan diabsorpsi usus, glukosa dialirkan ke hati melalui vena

porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen. Pada saat itu

kadar glukosa dalam vena porta lebih tinggi daripada kadarnya di vena hepatik.

Setelah absorpsi selesai, glikogen dalam hati dipecah kembali menjadi glukosa.

Pada saat ini kadar glukosa dalam vena hepatik lebih tinggi daripada kadarnya

dalam vena porta. Pada keadaan biasa, persediaan glikogen dalam hati cukup

untuk mempertahankan kadar glukosa darah (Handoko dan Suharto, 1995).

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu

membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel yang digunakan sebagai

bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel β di

pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel sehingga

glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di

dalam darah meningkat (Anonim, 2005b).

Insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme

karbohidarat, lipid, protein maupun mineral. Di samping itu insulin akan

meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis dan meningkatkan transpor asam

amino ke dalam sel. Oleh karena itu gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan

pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan

jaringan tubuh (Muchid, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

13

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel β

pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan

predisposisi untuk kerusakan autoimun sel β pankreas. Respon autoimun dipacu

oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau Langerhans dan terhadap

insulin itu sendiri (Triplitt et al., 2005). Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah

insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel

yang kurang. Keadaan ini disebut resistensi insulin yang merupakan suatu

keadaan di mana sel tubuh tidak dapat sepenuhnya merespon aksi insulin

(Anonim, 2005b). Resistensi insulin menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam

sel sedikit dan glukosa dalam darah meningkat (Triplitt et al., 2005).

4. Diagnosis Diabetes Melitus

Kriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (cit.,Triplitt et al., 2005)

adalah sebagai berikut di bawah ini.

a. Gejala diabetes dengan glukosa darah sewaktu (casual plasma glucose) ≥ 200

mg/dl

Sewaktu adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan

terakhir. Gejala klasik adalah poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan

tanpa diketahui penyebabnya.

b. Kadar glukosa darah puasa (Fasting Plasma Glucose atau FPG) ≥ 126 mg/dl

Puasa didefinisikan sebagai keadaan tanpa adanya masukan kalori selama

minimal 8 jam.

c. Pada tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)

kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

14

Test harus menunjukkan seperti gambaran dari WHO (World Health

Organizaton), menggunakan beban glukosa yang ekuivalen dengan 75 g

glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum OGTT (Triplitt et al., 2005).

Saat ini hiperglikemi tidak selalu terdiagnosis sebagai DM karena ada

kategori baru yaitu gangguan gula darah puasa (impaired fasting glucose atau

IFG) atau (impaired glucose tolerance atau IGT). Gangguan gula darah puasa

terdeteksi dengan menggunakan pengukuran FPG dan IGT terdeteksi dengan

menggunakan OGTT. Baru-baru ini pasien yang mengalami keadaan IFG dan

IGT disebut memiliki pre-diabetes. Pre-diabetes ini dapat beresiko tinggi

berkembang menjadi DM yang sesungguhnya. Berikut adalah tabel I ditunjukkan

kategori mengenai status gula darah.

Tabel I Kategori Status Glukosa Darah (Triplitt et al., 2005)

Kategori Kadar Glukosa Darah Puasa

(FPG) Kadar Glukosa darah 2 jam

Sesudah Makan (OGTT) Normal < 100 mg/dL < 140 mg/dL Pre-diabetes (IFG atau IGT) 100-125 mg/dL 140-199 mg/dL

Diabetes Melitus ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL

5. Komplikasi Diabetes Melitus

Akibat penyakit DM akan terjadi komplikasi yaitu komplikasi akut dan

kronis. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia

(kadar gula darah sangat rendah) karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar)

bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia

adalah merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, keringat

dingin, detak jantung meningkat sampai kejang-kejang (Muchid, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

15

Komplikasi akut yang lain adalah koma. Koma pada penderita DM juga

dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dalam darah, yang biasanya dipicu

adanya penyakit infeksi atau karena penderita DM tidak minum

obat/mendapatkan insulin sesuai dosis yang dianjurkan (Priyanto, 2006).

Selain kedua komplikasi tersebut adalah ketoasidosis. Ketika kadar

insulin rendah, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energi dan

karenanya lemak tubuh dimobilisasi tempat penyimpanannya. Penghancuran

lemak untuk melepas energi menghasilkan formasi asam lemak yang kemudian

akan melewati hati dan membentuk satu kelompok senyawa bernama benda

keton. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis dan

meningkatkan keasaman cairan tubuh dan jaringan sehingga kadarnya sangat

tinggi, menyebabkan kondisi asidosis. Asidosis terjadi akibat benda keton ini

disebut ketoasidosis (Priyanto, 2006).

Komplikasi kronis terjadi pada berbagai organ tubuh yaitu pada

pembuluh darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah jantung, pembuluh

darah ginjal dan pembuluh darah kaki (Waspadji, 2002b). Perkembangan

komplikasi ini berkaitan dengan lamanya penyakit itu dan pengaruh glukosa atau

metabolitnya dalam waktu lama dalam kadar yang sangat tinggi. Komplikasi

kronis tidak jelas kelihatan sampai saat setelah dilakukan pemeriksaan diabetes

dan dapat menyebabkan kematian (Anonim,2005c).

Pada dasarnya komplikasi kronis DM ini terjadi di seluruh tubuh baik

organ makrovaskuler maupun organ mikrovaskuler. Komplikasi kronik

makrovaskuler berarti komplikasi kronik yang mengenai pembuluh darah besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

16

seperti pembuluh darah otak, jantung dan kaki. Aterosklerosis berawal dari

penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (Low Density Lipoprotein

atau lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. Lipoprotein densitas rendah

secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya

lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya

jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan

darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas

dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di

dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh darah ini menjadi awal

proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta infeksi (Anonim,

2003).

Komplikasi kronik mikrovaskuler adalah komplikasi kronik yang terjadi

pada pembuluh darah halus seperti pada mata, ginjal dan saraf perifer (Adam,

2005). Retinopati pada penderita DM merupakan penyebab utama terjadinya

kebutaan di United States of America. Hubungan diabetes dengan retinopati

dimungkinkan terjadi secara nonproliferasi dan proliferasi. Retinopati

nonproliferasi berkembang dengan sedikit gangguan penglihatan, sedangkan

retinopati proliferasi dapat terjadi pengurangan penglihatan yang hebat atau

menyebabkan kebutaan mendadak (Steil, 1997).

Nefropati pada penderita DM dapat ditetapkan dengan keadaan

proteinuria yang tetap, penurunan fungsi filtrasi glomerulus dan peningkatan

tekanan darah arteri. Kondisi tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

17

mortalitas pada pasien DM. Sebanyak 35% dari seluruh penderita DM akan

mengalami sindrom tersebut (Steil, 1997).

Gangguan vaskuler yaitu penyumbatan arteri yang memasok saraf tepi

dan adanya penebalan membran dasar kapiler endoneurium serta gangguan

metabolik karena perubahan biokhemis akibat kadar glukosa darah tinggi.

(Samekto dan Gofir, 2001). Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu

lapisan lemak di sekitar saraf, sehingga pengiriman sinyal terganggu dan

mengakibatkan kehilangan indra perasa atau nyeri di bagian yang terganggu.

Kerusakan saraf sensorik tubuh lebih sering terjadi (Priyanto, 2006). Gejalanya

antara lain timbul perasaan geli atau rasa terbakar dan ditegaskan dengan

hilangnya sensasi getar. Pada penderita neuropati, pasien mungkin kehilangan

semua sensasi atau perasaan pada bagian tertentu sehingga tidak dapat merasakan

panas, dingin atau nyeri (Steil, 1997).

B. Ulkus diabetik

1. Definisi, tanda dan gejala

Ulkus diabetik adalah suatu komplikasi kronik yang mengenai kaki.

Masalah kaki ini berupa borok di kaki dengan atau tanpa infeksi yang dapat

terlokalisasi, menyerang seluruh kaki, maupun kematian berbagai jaringan tubuh.

(Priyanto, 2006). Permasalahan tersebut dapat meliputi ulkus, gangren, abses,

selulitis dan osteomielitis. Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi

permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh terkupasnya jaringan

nekrotik radang. Selulitis merupakan infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

18

dan jaringan di bawah kulit. Abses merupakan kumpulan nanah setempat dalam

rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan, sebagai perkembangan dari

selulitis. Osteomielitis, yaitu infeksi yang menyebar ke jaringan dasar tulang

(Anonim, 2007b). Gangren adalah kematian jaringan yang berhubungan dengan

berhentinya aliran darah ke daerah yang terkena. Pada umumnya, gangren diikuti

kehilangan nutrisi, invasi bakteri dan pembusukan. Pada penderita DM, gangren

bersifat basah dan berbau khas (Anonim, 1998).

2. Epidemiologi

Salah satu komplikasi DM yang paling umum adalah ulkus pada kaki

(ulkus diabetik). Kurang lebih 15% penderita DM akan mengalami ulkus pada

kaki selama perjalanan penyakit mereka. Beberapa laporan studi menunjukkan

kejadian ulkus diabetik dalam setahun sebesar 2-3% dari jumlah penduduk.

Kejadian ulkus diabetik dari berbagai populasi berkisar antara 2-10%. Neuropati,

kelainan bentuk kaki, tekanan yang tinggi, rendahnya kontrol glukosa darah,

lamanya menderita DM dan perbedaan jenis kelamin merupakan faktor-faktor

penyebab terjadinya ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000).

Penanganan ulkus dapat dilakukan di rumah (outpatient) saja, namun

jika timbul infeksi menjadi alasan utama untuk menjalani perawatan di rumah

sakit. Data rumah sakit nasional menunjukkan bahwa rata-rata lamanya tinggal

(length of stay atau LOS) pasien yang terdiagnosis ulkus diabetik 59% lebih lama

daripada pasien DM tanpa ulkus. Sebesar 85% amputasi yang dilakukan oleh

pasien DM adalah dikarenakan ulkus pada kaki (Frykberg et al., 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

19

Pada tahun 1994, 67.000 kasus DM di United States dan Eropa

menjalani amputasi dan rata-rata LOS pasien selama 15 hari. Secara umum,

penderita DM lebih banyak menjalani amputasi dibandingkan orang yang tidak

menderita DM di mana pria lebih tinggi resikonya daripada wanita (Frykberg et

al., 2000).

3. Etiologi

Berbagai faktor penyebab ulkus diabetik ditunjukkan oleh banyak

penelitian. Faktor resiko yang telah dikenali yaitu; neuropati sensorik perifer,

kelainan bentuk kaki, trauma dan pemakaian sepatu yang tidak sesuai, kalus,

adanya riwayat amputasi, peningkatan tekanan dan jangka panjang, pergerakan

tulang sendi yang terbatas, lamanya menderita DM, buta atau gangguan

penglihatan, gangguan ginjal kronik dan usia tua (Frykberg et al., 2000).

Tabel II. Bakteri Penginfeksi Ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000)

Aerob Anaerob Gram + Staphylococcus aureus (methicilin-sensitif dan resisten) Staphylococcus epidermidis Streptocccus species Enterococcus (Streptococcus Faecalis, Group D streptococcus) Corynebacterium species

Peptococcus magnus Peptostreptococcus species Bacteroides fragilis Bacteroides species Clostridium perfringens Clostridium species

Lainnya Gram - Proteus mirabilis Proteus vulgaris Eschericia coli Klebsiella species Enterobacter cloacae Pseudomonas aeruginosa Acinobacter species

Candida albicans Candida species

Pasien ulkus diabetik sangat mudah mengalami infeksi, di mana infeksi

menjadi alasan seorang pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

20

faktor resiko dilakukannya amputasi. Pada tabel II ditunjukkan bakteri patogen

yang biasa menginfeksi ulkus diabetik.

4. Patofisiologi

Berbagai macam faktor yang menyebabkan ulkus diabetik dapat

ditunjukkan dalam gambar 1 berikut ini.

Diabetes Melitus

Trauma Neuropati

Motoric Atropi lemah Deformity Abnormal stress Tekanan tinggi plantar Terbentuk kalus

Sensoric Kehilangan sensasi

Autonomic Anhidrosis Kulit kering, pecah

Penurunan nada simpatik

(perubahan regulasi aliran darah)

Infeksi

DIABETIC FOOT ULCER

Kekurangan nutrien pembuluh darah

Mikrovaskuler Struktural : Kapiler menebal Fungsional : aliran darah menurun

neuropathic edema

Makrovaskuler Atherosklerosis Iskemik

osteoarthropathy

Vascular disease

Amputasi Amputasi

Gambar 1. Patofisiologi Ulkus diabetik

(Frykberg et al., 2000)

a. Neuropati perifer

Neuropati sensorik perifer, di mana seseorang tidak dapat merasakan luka

merupakan faktor utama penyebab ulkus diabetik. Kurang lebih 45-60% dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

21

semua penderita ulkus diabetik disebabkan oleh neuropati, di mana 45%nya

merupakan gabungan dari neuropati dan iskemik. Bentuk lain dari neuropati

juga berperan dalam terjadinya ulserasi kaki. Neuropati motorik

mengakibatkan kelainan bentuk kaki sehingga memungkinkan

berkembangnya menjadi ulkus. Neuropati autonom mengakibatkan kaki

kering, pecah-pecah dan membelah sehingga membuka pintu masuk bagi

bakteri.

b. Gangguan pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease atau PVD)

jarang menjadi faktor penyebab ulkus secara langsung. Walaupun demikian,

penderita ulkus diabetik akan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh

dan resiko untuk diamputasi meningkat karena insufisiensi arterial. Usaha

untuk menyembuhkan infeksi akan terhambat karena kurangnya oksigenasi

dan kesulitan penghantaran antibiotik ke bagian yang terinfeksi. Oleh karena

itu penting diberikan penatalaksanaan iskemik pada kaki.

c. Kelainan bentuk kaki (deformity) dan adanya riwayat ulserasi atau amputasi

Kelainan bentuk kaki karena neuropati, biomekanik tidak normal, cacat

bawaan atau akibat pembedahan sebelumnya mengakibatkan tingginya

tekanan pada kaki. Hal ini memungkinkan kecenderungan terbentuknya ulkus

pada area kaki. Area yang utama adalah pada telapak kaki, juga bagian tengah

dan punggung kaki karena pemakaian sepatu yang tidak sesuai.

d. Trauma dan tekanan yang tidak normal pada kaki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

22

Trauma pada kaki yang dialami oleh penderita DM neuropati perifer

merupakan faktor penting yang menyebabkan ulserasi. Trauma tersebut

meliputi luka tusukan dan luka karena benda tumpul dan yang paling sering

adalah tekanan yang berulang-ulang seperti berjalan setiap hari.

Manifestasinya adalah terbentuk kalus. Pemakaian sepatu yang tidak sesuai

juga menjadi penyebab ulkus pada kaki.

e. Keterbatasan pergerakan tulang

Keterbatasan pergerakan tulang baru diketahui sebagai faktor resiko penyebab

ulserasi. Glikosilasi kolagen sebagai akibat dari menderita DM yang telah

lama menyebabkan ligamen menjadi kaku. Keadaan tersebut menurunkan

pergerakan sendi kaki sehingga tekanan pada telapak kaki tinggi dan

meningkatkan resiko ulserasi.

f. Faktor lain

Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko ulserasi adalah gangguan

penglihatan, rendahnya kontrol glukosa darah, gangguan ginjal kronik dan

usia tua (Frykberg et al., 2000).

5. Diagnosis

Pada evaluasi pasien dengan ulkus diabetik, tenaga kesehatan akan

memberi perhatian pada parameter klinik seperti berikut ini.

a. Karakteristik dari ulkus yang meliputi kenampakan, tempat dan ukuran dari

ulkus serta kedalaman ulkus. Pada umumnya, ulkus yang lebih dalam daripada

yang hanya di permukaan akan meningkatkan resiko berkembangnya menjadi

selulitis atau osteomielitis dan membutuhkan penanganan yang lebih serius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

23

b. Infeksi, meliputi ; pemeriksaan tanda klinik yang menunjukkan adanya infeksi

yaitu ; pus, bau busuk, pembengkakan dan kemerahan. Jika sudah diduga

adanya infeksi, harus dilakukan pemeriksaan kultur dan dilakukan identifikasi

bakteri penyebab infeksi di laboratorium mikrobiologi. Jika adanya infeksi

diduga pada ulkus yang lebih dalam, dibutuhkan X-rays untuk menentukan

penyebaran pada jaringan tulang (osteomielitis).

c. Neuropati perifer, dilakukan skrining tes untuk menentukan apakah pasien

mengalami gangguan sensorik yang disebabkan neuropati perifer atau tidak,

dengan penentuan sensasi getar.

d. Gangguan pembuluh darah perifer, dengan memeriksa denyut nadi pada kaki

untuk menyaring ada tidaknya gangguan pembuluh darah perifer (Anonim,

2007b).

6. Klasifikasi

Tabel III Klasifikasi Ulkus diabetik (Frykberg et al., 2000)

Grade Luka Deskripsi

0 A B

Preulcer Iskemik Infeksi

Luka tertutup, kulit utuh, kemungkinan mengalami deformities, warna kulit memerah.

1 A B

Ulkus superfisial Iskemik Infeksi

Gangguan kulit tanpa penembusan jaringan subkutan, dapat terjadi infeksi superfisial dengan atau tanpa selulitis.

2 A B

Deep ulcer Iskemik Infeksi

Ulkus sampai ke tendon (melewati daging) atau tulang tanpa abses yang dalam dan osteomielitis.

3 A B

Deep ulcer dengan abses, osteomielitis atau sepsis tulang Iskemik Infeksi

Ulkus yang dalam di mana sampai atau tidak ke tulang, dengan abses, osteomielitis atau sepsis tulang.

4 A B

Gangren terlokalisasi Iskemik Infeksi

Gangren di bagian depan kaki atau tumit.

5 A B

Gangren di seluruh kaki Iskemik Infeksi

Gangren atau nekrosis yang meluas sehingga kaki membutuhkan penyelamatan dan memerlukan tindakan amputasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

24

Klasifikasi yang tepat dari ulkus pada kaki mendasari penilaian,

memudahkan penatalaksanaan dan dapat meramalkan outcome yang diharapkan.

Sistem klasifikasi yang paling sederhana adalah neuropatik, iskemik dan

neuroiskemik yang dideskripsikan dengan ukuran dan kedalaman ulkus serta

infeksi. Namun demikian tidak hanya satu sistem klasifikasi yang digunakan

secara umum. Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah menurut Wagner.

Wagner membagi ulkus pada kaki ke dalam 6 tingkatan berdasarkan kedalaman

luas nekrosis jaringan dan menunjukkan adanya infeksi. Tabel III menunjukkan

klasifikasi menurut Wagner (cit.,Frykberg et al., 2000).

Tabel IV Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2004)

Manifestasi klinik Keparahan

infeksi PEDIS grade

Luka atau ada tanda inflamasi Tidak terinfeksi 1

Terdapat ≥ 2 tanda (erithema, nyeri, panas) dan ada selulitis dengan ukuran ≤ 2 cm mengelilingi ulkus. Infeksi pada kulit dan jaringan lunak, tidak ada komplikasi lokal atau kelainan sistemik.

Ringan 2

Adanya tanda infeksi (seperti di atas) pada pasien yang sistemik dan metaboliknya normal tetapi mempunyai ≥ 1 tanda berikut : selulitis > 2 cm, adanya cairan limfa, abses jaringan yang dalam, gangren dan melibatkan otot, tendon, tulang sendi dan tulang.

Sedang 3

Infeksi pada pasien dengan adanya gangguan sistemik dan metabolik seperti; demam, kedinginan, takikardia, hipotensi, kebingungan, mual muntah, leukositosis, asidosis, hiperglikemia berat atau azotemia.

Berat 4

The International Consensus on Diabetic Foot (2003) (cit.,Lipsky, et

al., 2004) juga membuat sistem klasifikasi ulkus diabetik untuk tujuan penelitian.

Klasifikasi tersebut diringkas dengan akronim PEDIS (perfusion, extent/size,

depth/tissue loss, infection and sensation). Klasifikasi yang ditunjukkan pada

tabel IV dapat menjelaskan tingkat keparahan infeksi yang meliputi grade 1 (tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

25

ada infeksi), grade 2 (adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak saja), grade 3

(selulitis atau infeksi yang dalam) dan grade 4 (keberadaan inflammatory

response syndrome pada sistemik).

7. Penatalaksanaan

a. Tujuan

Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dari ulkus diabetik sangat

penting untuk mencegah komplikasi serius dan mengurangi resiko amputasi

bagian tubuh yang terkena ulkus. Mengontrol peningkatan kadar glukosa darah

sangat penting untuk mengoptimalkan outcome bagi penderita DM dengan

komplikasi ulkus. Adapun tujuan dari penatalaksanaan DM dengan komplikasi

ulkus adalah : menutup ulkus, mengurangi tekanan pada kaki, penyembuhan

infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007). Tujuan yang utama pada

penatalaksanaan ulkus diabetik adalah untuk mendapatkan ulkus tertutup yang

sebaik mungkin (Frykberg et al., 2000). Mengelola DM dan keadaaan lain pada

penderita DM seperti; hipertensi, gangguan fungsi ginjal, status nutrisi dan

hiperlipidemia juga sangat penting untuk mengoptimalkan outcome yang

diharapkan (Anonim, 2007; Stillman, 2006).

b. Sasaran terapi

Sasaran terapi yang mendasar dalam penatalaksanaan ulkus diabetik

meliputi : penutupan luka, infeksi, iskemik dan kadar glukosa darah (Frykberg

et al., 2000)

c. Strategi terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

26

Strategi terapi pada ulkus diabetik meliputi terapi non farmakologis

dan farmakologis.

1). Non farmakologis

a). Pengelolaan DM, dapat dilakukan dengan perencanaan atau

pengaturan pola makan dan olahraga.

b). Penanganan ulkus secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan

cara debridemen yaitu menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk

mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan nekrotik. Selain

mengeluarkan jaringan juga membuka jalur-jalur nanah agar drainase

menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dikompres dengan larutan

betadin dan neomisin 1%.

c). Mengurangi tekanan pada kaki mutlak dilakukan, yaitu dengan

istirahat tempat tidur. Dengan berjalan akan memberi tekanan pada

daerah ulkus dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblast yang

menghambat penyembuhan. Selain itu, tekanan pada luka akan

memberi iskemik pada daerah dan sekitarnya sehingga penyembuhan

dipersulit (Muchid, 2005; Adam, 2007).

2). Farmakologis

a). Penanganan ulkus secara farmakologis, dapat dilakukan dengan cara-

cara berikut.

(1) Penutupan luka, digunakan untuk menyembuhkan luka dengan

menciptakan lingkungan yang lembab dan hangat untuk

memperbaiki dan menyembuhkan jaringan. Contoh sediaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

27

digunakan untuk menutup luka antara lain; hidrogel dan

hidrokoloid.

(2) Faktor pertumbuhan, yaitu suatu substansi protein yang

menstimulasi pembelahan sel dan proliferasi sel. Sebagai contoh,

faktor penumbuh yang biasa digunakan adalah : becaplermin, suatu

rekombinan platelet manusia. Ini dianjurkan oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk menangani ulkus neuropatik.

(3) Cangkok jaringan lunak biasa dilakukan pada ulkus diabetik yang

tidak dapat disembuhkan (Stillman, 2006; Adam, 2007; Anonim,

2007).

b). Pengelolaan diabetes melitus

Ada berbagai macam jenis obat antidiabetika oral yang berdasarkan

cara kerjanya dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin

(sulfonilurea dan glinid), penambah sensitivitas terhadap insulin

(biguanid dan thiazolidindion), penghambat absorpsi glukosa (α-

glucosidase inhibitor).

(1) Golongan sulfonilurea

Golongan ini bekerja dengan menstimulasi sel β pankreas untuk

melepaskan insulin yang tersimpan (merangsang produk insulin).

Alasan tersebut yang mendasari pernyataan bahwa obat ini hanya

bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk

mensekresi insulin. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada

penderita DM tipe I. Pada penderita dengan kerusakan β

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

28

Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tidak bermanfaat

(Handoko dan Suharto, 1995). Obat golongan ini merupakan

pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,

serta tidak mengalami ketoasidosis sebelumnya (Priyanto, 2006).

Pada pemakaian golongan sulfonilurea, umumnya selalu dimulai

dengan dosis rendah untuk menghindari hipoglikemia. Pada

keadaan tertentu jika kadar glukosa darah sangat tinggi, dapat

diberikan dalam dosis lebih besar hingga diperolah efek klinis yang

jelas dan dalam satu hari terjadi penurunan kadar glukosa darah

yang bermakna (Waspadji, 2002a).

(2) Golongan glinid

Merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea, dengan meningkatkan sekresi insulin. Golongan ini

terdiri dari dua macam obat yaitu repraglinid dan nateglinid

(Priyanto, 2006).

(3) Golongan biguanid

Menurut Waspadji (2002), biguanid meningkatkan pemakaian

glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga

diramalkan akan menghambat absorpsi glukosa dari usus pada

keadaan sesudah makan.

Sediaan yang ada yaitu menformin, buformin, dan metformin.

Derivat biguanid bekerja langsung terhadap organ sasaran.

Biguanid mempunyai efek menimbulkan efektifitas insulin, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

29

dengan menghambat absorpsi karbohidrat, menghambat

glukoneogenesis di hati, meningkatkan afinitas pada reseptor

insulin, meningkatkan jumlah reseptor insulin, dan memperbaiki

penurunan respon insulin (Priyanto, 2006)

(4) Golongan thiazolidindion

Thiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator actived

receptor gamma, suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak. Contoh

dari obat golongan ini adalah pioglitazon yang mempunyai efek

menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah

pentranspor glukosa sehingga ambilan glukosa di perifer

meningkat (Priyanto, 2006)

(5) Golongan α-glucosidase inhibitor

Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-

glukosidase dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat

menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia

postprandial. Obat golongan ini bekerja di lumen usus dan tidak

menyebabkan hipoglikemi serta tidak berpengaruh pada kadar

insulin (Agoes, 1999). Efek samping yang dapat ditimbulkan

adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan flatulensi. Efek

samping tersebut diakibatkan oleh maldigesti karbohidrat

(Priyanto, 2006).

Pengelolaan DM secara farmakologis selain penggunaan

antidiabetika oral adalah dengan penggunaan insulin. Insulin adalah suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

30

hormon yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas.

Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan

sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen ke dalam sel

hati dan otot. Terdapat dua jenis insulin, yaitu endogen dan eksogen di

mana insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan pankreas sedangkan

insulin eksogen merupakan produk farmasi dan disuntikkan ke dalam

tubuh (Priyanto, 2006).

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4

macam, yang ditampilkan dalam tabel V di bawah ini.

Tabel V. Macam Insulin Berdasarkan Lama Kerjanya (Johnson, 1998)

Macam Mula

kerja Puncak

efek Lama kerja Nama sediaan Kekuatan

Insulin kerja singkat

0,5 jam 0,5 jam

1-3 jam 2-4 jam

8 jam 6-8 jam

Actaprid HM Penfil

40 UI/ml 100 UI/ml

Insulin kerja sedang

1-2 jam 6-12 jam 18-24 jam

Insulin kerja sedang mula kerja singkat

0,5 jam 4 -12 jam 24 jam Insulatard HM Insulatard HM Penfil Monotard HM

40 UI/ml 100 UI/ml 40 UI/ml 100 UI/ml

Insulin kerja lama

4 -6 jam 14-20 jam 24-36 jam Protamin Zinc Zulfat

Insulin campuran

Humulin 20/80 Humulin 30/70 Humulin 40/60 Humulin 30/70 Penfil

40 UI/ml 100 UI/ml 40 UI/ml 100 UI/ml

Indikasi mutlak penggunaan insulin adalah semua penderita DM

tipe I. Namun demikian, pada keadaan tertentu terapi insulin dikerjakan

agar tubuh memiliki sejumlah insulin efektif pada saat yang tepat.

Keadaan tertentu yang membutuhkan insulin antara lain; DM tipe II bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

31

terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan

stress berat seperti infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard

akut atau stroke. Diabetes gestasional jika diet saja tidak dapat

mengendalikan kadar glukosa darah. Di samping itu insulin juga

dibutuhkan penderita DM dengan ketoasidosis, DM yang mengalami

gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki

kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta DM yang

mendapat nutrisi parenteral, yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal selama periode resistensi insulin dan ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin (Priyanto, 2006).

c). Penyembuhan infeksi

Infeksi pada ulkus diabetik meningkatkan faktor resiko untuk

amputasi pada bagian tubuh. Setiap infeksi mengganggu kestabilan

diabetes dan sebaliknya hiperglikemia dapat memperburuk infeksi. Oleh

karena itu, pada dasarnya kelainan kaki dengan infeksi membutuhkan

kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan gangguan infeksi

sebaiknya dialihkan ke insulin apabila sebelumnya mendapat obat oral.

Hampir selalu infeksi mengakibatkan kebutuhan insulin meningkat

(Adam, 2005).

Berdasarkan Guidelines for Diabetic Foot Infections (Lipsky et

al., 2004) disebutkan dasar-dasar pemilihan regimen antibiotik yang

meliputi; pemilihan awal regimen antibiotik dengan menentukan rute

terapi, spektrum mikroorganisme serta pemilihan obat yang spesifik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

32

diberikan dan yang terakhir adalah pemilihan regimen dan lama pemberian

secara pasti. Terapi awal biasanya secara empiris dan harus didasarkan

pada keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan kultur. Infeksi sedang serta

infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan antibiotika berspektrum

luas. Antibiotika yang digunakan harus memiliki aktivitas melawan

bakteri gram positif cocci sama baiknya untuk melawan bakteri gram

negatif dan bakteri anaerob.

Dalam Guidelines for Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al.,

2004) juga dianjurkan pemilihan antibiotik secara empiris untuk pasien

ulkus diabetik yang terinfeksi berdasarkan tingkat keparahan infeksi.

Anjuran tersebut ditunjukkan pada tabel VI.

Antibiotika yang secara empiris merupakan terapi pilihan utama

adalah piperasilin.

Tabel VI. Anjuran Pemilihan Antibiotik secara Empiris (Lipsky, et al., 2004)

Infeksi dan agents ringan sedang berat

Rute yang dianjurkan oral oral atau parenteral

parenteral

klindamisin Ya cefalexin Ya TMP-SMX Ya Ya amoksisilin + clavulanat Ya Ya levofloksasin Ya Ya ampisilin + sulbaktam Ya piperasilin Ya Ya levofloksasin/siprofloksasin dengan klindamisin Ya Ya imipenem Ya vancomisin / ceftazidim (dengan atau tanpa metronidazol) Ya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

33

Pemilihan antibiotika yang pasti harus mempertimbangkan hasil

pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas. Menurut Eric Nuermberger (2005),

dalam pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri patogen dapat

dilihat dalam tabel VIII.

Tabel VII. Pemilihan Antibiotika Berdasarkan Bakteri Penginfeksi (Nuermberger, 2005)

Bakteri Penginfeksi 1st Line Agent 2nd Line Agent Methisilin-sensitif Staphylococcus aureus

nafsilin, oxasilin sefalosporin generasi I, klindamisin, betalaktam, trimethoprim/sulfametoksazol, vancomisin

Methisilin-resisten Staphylococcus aureus

vancomisin +/- rifampin klindamisin, trimethoprim/sulfametoksazole, fluoroquinolon + rifampin, linezolid, daptomisin, quinupristin/dalfopristin

Streptococcus aerob

penisilin G, ampisilin sefalosporin generasi I, III, klindamisin

Enterobacteriaceae

sefalosporin generasi III atau fluoroquinolon

ampisilin, sefalosporin generasi I, II, betalaktam, carbapenem, TMP-SMX

Pseudomonas aeruginosa

(Anti-pseudomonal Ssfalosporin / penisilin) + aminoglikosida (2 minggu awal) atau siprofloksasin)

siprofloksasin, carbapenem, aztreonam (tunggal atau kombinasi dengan aminoglikosida)

Bacteroides species metronidazol β -lactam, carbapenem, klindamisin, cefoxitin, cefotetan

Streptococcus anaerob dan microaerofilik

penisilin G Klindamisin, cefoxitin

Staphylococcus Gram negatif

vancomisin +/- rifampin Nafsilin, oxasilin, klindamisin, fluoroquinolon + rifampin

Enterococcus species

ampisilin + gentamicin vancomisin + gentamicin, imipenem

Vancomisin-resisten Enterococcus

linezolid daptomisin, quinupristin/dalfopristin, doksisiklin, rifampin, kloramfenikol, fluoroquinolon (kombinasi berdasarkan uji sensitivitas)

Organisme aerob dan anaerob

betalaktam, carbapenem siprofloksasin + klindamisin, sefalosporin generasi III + metronidazol

d). Pengatasan iskemik

Pilihan terapi yang diberikan untuk mengatasi penyakit vaskuler

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

34

perifer (iskemik) adalah rekonstruksi vaskuler untuk memperlancar

pasokan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena ulkus (Anonim,

2007b).

Pengatasan iskemik yang diberikan kepada pasien DM dengan

komplikasi ulkus adalah hemoreologi dan antiplatelet. Hemoreologi yang

digunakan adalah pentoksifilin. Pentoksifilin dapat mengubah sifat alir sel

darah merah dengan menurunkan viskositas darah. Jika pasien tidak dapat

mentoleransi pentoksifilin, diberikan cilostazol. Cilostazol menghambat

agregasi platelet.

Terapi dengan antiplatelet tidak secara langsung menyembuhkan

ulkus diabetik namun dapat menghambat agregasi platelet pada penderita

ulkus diabetik dengan atherosklerosis. Obat yang menjadi pilihan adalah

klopidrogel dan aspirin (Stillman, 2006).

e). Hipertensi dan gangguan fungsi ginjal

Obat pilihan untuk pasien DM yang tekanan darahnya tinggi dan

atau mengalami gangguan fingsi ginjal direkomendasikan oleh ADA dan

The National Kidney Foundation adalah penghambat enzim konversi

angiotensin atau ACE inhibitor. Sebagai second line terapi, yang

direkomendasikan adalah diuretik golongan thiazid dosis rendah (Triplitt

et al., 2005).

Mekanisme kerja ACE inhibitor adalah mengurangi

pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan

sekresi aldosteron yang mengakibatkan terjadinya ekskresi natrium dan air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

35

serta retensi kalium. Penghambat enzim konversi angiotensin ini

menghambat kecepatan kerusakan ginjal akibat DM atau melindungi

fungsi ginjal (Setiawati dan Bustami, 1995).

Diuretik thiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi sodium

pada distal tubulus sehingga ekskresi sodium, air, potasium dan ion

hidrogen meningkat (Sharma, 2006).

C. Drug Related Problems

Farmasi klinik didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh

seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman,

tepat dan cost effective. Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian) bertanggung

jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat rasional dan untuk

memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang diinginkan oleh penderita.

Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand (1990) adalah tanggung jawab

pemberian terapi obat yang bertujuan untuk mencapai outcome yang dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien (Cipolle, 1998).

Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena penggunaan

terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan evaluasi terhadap tercapai

tidaknya efek terapeutik yang diharapkan. Keberhasilan pengobatan adalah

tercapainya efek terapeutik yang dituju dengan efek samping seminimal mungkin.

Keberhasilan tersebut akan tergantung pada beberapa hal, yaitu ketepatan

diagnosa, ketepatan pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta

ketaatan pasien (Krisdaryono, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

36

Drug Related Problems (DRPs) adalah sebuah kejadian atau

permasalahan yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi

pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu

masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada

penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi

berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle, 1998).

Dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Robert J. Cipolle (1998)

masalah-masalah dalam kajian DRP ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab

DRP yang disajikan dalam tabel VII berikut.

Tabel VIII. Penyebab Drug Related Problems (DRPs) (Cipolle,1998)

DRP Kemungkinan penyebab DRP

Pasien dengan kondisi baru yang membutuhkan obat. Pasien kronis membutuhkan kelanjutan terapi obat. Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat.

1. Perlu terapi obat tambahan (Need for additional drug therapy)

Pasien dengan kondisi yang beresiko dan membutuhkan obat untuk mencegah. Tidak ada indikasi pada saat itu. Pasien mendapat obat dalam jumlah toksis. Kondisi pasien akibat drug abuse. Pasien lebih baik disembuhkan dengan terapi non farmakologi. pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan single drug.

2. Tidak perlu terapi obat (Unnecessary drug therapy)

Pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan. Kondisi pasien yang menyebabkan obat bekerja tidak efektif (kurang sesuai dengan indikasinya). Pasien menerima obat yang bukan paling efektif untuk indikasi Pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu. Obat yang diberikan memiliki faktor resiko kontraindikasi dengan obat lain yang juga dibutuhkan. Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling murah. Obat yang diberikan efektif namun bukan yang paling aman. Penggunaan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.

3. Obat tidak tepat (Wrong drug)

Pasien menerima kombinasi obat yang tidak perlu Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon. Konsentrasi obat di bawah therapeutic range.

4. Dosis kurang (Dosage too low) Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

37

Dosis dan interval obat tidak cukup. Pemberian obat terlalu awal. Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan respon. Konsentrasi obat di atas therapeutic range. Dosis obat terlalu cepat dinaikkan Akumulasi obat karena penyakit kronis

5. Dosis berlebih (Dosage too high)

Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak sesuai Dosis obat yang diberikan kepada pasien terlalu tinggi kecepatannya. Adanya reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu. Ada faktor resiko yang membahayakan bagi pasien. Interaksi dengan obat-obatan atau makanan.

6. Efek obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction /ADR) Hasil laboratorium pasien berubah akibat obat.

Pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error. Pasien tidak taat instruksi. Pasien tidak mengambil obat karena harga obat mahal. Pasien tidak mengambil obat karena tidak memahami.

7. Ketidaktaatan pasien (In complience)

Pasien tidak mengambil obat karena keyakinan kurang.

Lanjutan Tabel VIII.

D. Keterangan Empiris yang diharapkan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi

pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember tahun 2005,

yaitu mengenai DRPs yang aktual dan potensial terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi pengobatan pada pasien diabetes melitus

dengan komplikasi ulkus/gangren merupakan penelitian non eksperimental

dengan rancangan deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah data rekam

medis pasien ulkus/gangren diabetik yang pengambilan datanya bersifat

retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dikarenakan

peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji serta

tidak ada intervensi ataupun manipulasi. Penelitian dengan rancangan deskriptif

evaluatif dimaksudkan karena peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena

kesehatan yang ada kemudian mengevaluasinya berdasarkan pada standar yang

berlaku (Pratiknya, 2003). Dalam hal ini akan dilihat kesesuaian antara

pengobatan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren

terhadap standar yang ada, antara lain menurut Informatorium Obat Nasional

Indonesia (IONI), Indonesia Index of Medical Specialities (MIMS) dan

Guidelines for Diabetic Foot Infection dari Infectious Disease Society of America

(IDSA) yang kemudian diidentifikasi ke dalam Drug Related Problems (DRPs).

B. Definisi Operasional

1. Pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren adalah 24 pasien

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

39

diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap

rumah sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 yang datanya

ditemukan dari rekam medis.

2. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam

medis, usia, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, riwayat

penyakit, jenis obat yang digunakan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pakai

obat, lama dan tanggal perawatan yang diberikan selama terapi serta keadaan

pasien saat pulang.

3. Komplikasi lain adalah keadaan yang disebabkan penyakit DM selain

ulkus/gangren yang merupakan diagnosis pasien DM ulkus/gangren saat

masuk, seperti hipertensi dan hipoglikemia.

4. Penyakit penyerta adalah penyakit atau keadaan lain yang timbul bukan

karena penyakit DM yang didiagnosis saat masuk, seperti skizofrenia dan

keracunan bahan organik.

5. Pengobatan adalah suatu cara pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk

menangani suatu penyakit, khususnya dengan penggunaan obat atau terapi

farmakologis yaitu pengobatan yang diberikan pada pasien DM dengan

komplikai ulkus/gangren.

6. Tingkat keparahan adalah penilaian keadaan luka pasien berdasarkan

diagnosis saat masuk, yaitu ulkus, gangren, abses atau selulitis.

7. Golongan obat adalah kelompok obat yang didasarkan pada efek terapi dari

setiap kelas terapi yang diberikan kepada pasien DM dengan komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

40

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005, seperti golongan sefalosporin dan biguanid.

8. Jenis obat adalah nama obat generik yang diberikan kepada pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda

Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, seperti seftriakson dan metformin.

9. Evaluasi pengobatan adalah evaluasi terhadap kejadian atau permasalahan

dalam terapi obat pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005, yaitu

evaluasi DRP. Pengobatan yang dievaluasi adalah yang sesuai tujuan terapi

pasien ulkus yaitu untuk mengelola DM itu sendiri dan keadaan lain seperti

hipertensi dan gangguan fungsi ginjal, menyembuhkan infeksi serta

pengatasan iskemik.

10. Evaluasi DRP adalah melihat kembali objective dan subjective serta tindakan

pengobatan yang diberikan selama di rawat inap kemudian memberi penilaian

(assessment) dan perencanaan (plan).

11. Hasil terapi (outcome) adalah hasil dari terapi yang telah diberikan atau

keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit berdasarkan catatan dalam rekam

medis meliputi lamanya tinggal dan keadaan saat pulang, yaitu sembuh,

membaik, amputasi dan belum sembuh atau pulang atas permintaan sendiri.

C. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren yang tercatat di instalasi rawat inap rumah sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

41

Bethesda Yogyakarta periode Juli – Desember 2005 berdasarkan rekam medis

yang ditemukan. Subyek yang digunakan sejumlah 24 pasien. Penelitian ini

merupakan penelitian populatif karena tidak ada teknik sampling.

D. Bahan penelitian

Bahan penelitian yang digunakan berupa lembar rekam medis pasien

DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di rumah sakit

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap dilakukan di RS Bethesda Jalan

Jendral Sudirman 70 Yogyakarta.

F. Tata cara penelitian

Tata cara atau jalannya penelitian dilakukan secara bertahap dengan alur

sebagai berikut ini.

1. Perencanaan

Analisis situasi dilakukan dengan mencari informasi mengenai distribusi

penyakit diabetes melitus beserta komplikasinya di instalasi rawat inap RS

Bethesda Yogyakarta selama tahun 2005 melalui unit rekam medis. Laporan

distribusi tersebut digunakan sebagai acuan penentuan masalah, meliputi

distribusi sepuluh penyakit terbesar di RS Bethesda tahun 2005, di mana diabetes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

42

melitus menduduki peringkat keenam. Selain itu juga ditelusuri macam-macam

komplikasi DM pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa DM dengan

komplikasi ulkus/gangren menduduki peringkat pertama dengan jumlah 89 kasus

dan pada periode Juli-Desember ada 34 kasus. Dengan diketahuinya jumlah

tersebut, ditentukan data pasien DM ulkus/gangren yang dirawat di RS Bethesda

pada periode Juli-Desember 2005 saja yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Pengambilan data

Tahap pengambilan data meliputi proses-proses berikut ini.

a. Penelusuran data, yaitu penelusuran data pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren dengan jalan mencatat nomer medis dengan komplikasi

ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005. Pada penelitian ini ditemukan

24 rekam medis dari 34 pasien DM dengan komplikasi ulkus periode Juli-

Desember 2005 karena ada 4 pasien yang telah meninggal sehingga rekam

medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk

rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain. Selanjutnya nomer

rekam medis digunakan untuk menelusuri lembar catatan rekam medis

secara keseluruhan.

b. Proses pengambilan data, dilakukan pada 24 pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren periode Juli-Desember 2005 melalui dokumen rekam medis.

c. Proses pencatatan data, yaitu dengan mencatat data yang ada di lembar rekam

medis tiap pasien. Data yang diambil meliputi: nomor rekam medis, usia,

jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis masuk dan

diagnosis keluar, keadaan pulang pasien, keluhan, tindakan yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

43

dilakukan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, jenis dan golongan obat,

jumlah obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, bentuk sediaan, serta

data laboratorium, dan data non laboratorium serta hasil pemeriksaan kultur

bakteri.

3. Pengolahan data

Data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar untuk

beberapa keterangan. Data identifikasi kasus drug related problem juga

disajikan dalam bentuk tabel dengan metode SOAP (Subjective-Objective-

Assessment-Plan).

4. Analisis hasil

Data dianalisis secara deskriptif kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk tabel dan atau gambar beserta uraian penjelasan. Analisis

tersebut meliputi bagian-bagian berikut ini.

a. Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Perhitungan prosentase jenis

kelamin adalah sebagai berikut.

100% x nx % =

x = jumlah laki-laki atau perempuan pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005

n = jumlah seluruh kasus

b. Usia, yaitu jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang di

rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-desember 2005 yang masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

44

dalam kelompok usia tertentu. Usia dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan

pembagian dari rumah sakit, yaitu >25-≤45 tahun, >45-≤65 tahun, dan >65

tahun. Perhitungan prosentase kelompok usia adalah sebagai berikut.

x = jumlah kasus dalam kelompok usia tertentu

n = jumlah seluruh kasus

100% x nx % =

c. Tingkat keparahan, yaitu penilaian keadaan luka atau diagnosis meliputi

ulkus, gangren, abses, dan selulitis. Perhitungan prosentase tingkat

keparahan adalah sebagai berikut.

100% x

nx % =

x = jumlah keadaan luka tertentu pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang di rawat di RS Bethesda Yogyakarta periode

Juli-Desember 2005

n = jumlah seluruh kasus

d. Komplikasi atau penyakit penyerta adalah keadaan selain DM komplikasi

ulkus yang didiagnosis saat pasien masuk. Perhitungan prosentase

diagnosis sekunder adalah sebagai berikut.

100% x nx % =

x = banyak kasus dengan komplikasi maupun penyakit penyerta tertentu

n = jumlah seluruh kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

45

e. Kelas terapi

100% x nx % =

x = banyak kasus yang mendapatkan obat dengan kelas terapi tertentu

n = jumlah seluruh kasus

f. Golongan dan jenis obat

100% x nx % =

x = banyak kasus yang mendapatkan golongan dan jenis obat tertentu

n = jumlah seluruh kasus

g. Evaluasi pengobatan dilakukan dengan mengidentifikasi kasus DRP yang

aktual maupun potensial terjadi dengan melihat pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium serta pengobatan yang telah dilakukan. Setelah

teridentifikasi kemudian diberi rekomendasi yang tepat. Identifikasi

kasus DRP disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan mengenai

subjective, objective, assessment, dan plan (SOAP).

h. Hasil terapi (outcome) merupakan keadaan pasien saat keluar dan lamanya

tinggal pasien. Perhitungan prosentase hasil terapi adalah sebagai berikut.

100% x nx % =

x = banyak kasus dengan keadaan pulang atau lamanya tinggal tertentu

n = jumlah seluruh kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai evaluasi pengobatan diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta dilakukan dengan menelusuri data masuk pasien rawat inap yang

didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember

2005. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren pada tahun

2005 sebanyak 89 kasus. Pada penelitian ini dibatasi kasus DM dengan

komplikasi ulkus/gangren pada periode Juli-Desember 2005, yaitu sebanyak 34

kasus. Namun demikian, jumlah kasus yang ditemukan dari catatan rekam medis

sebanyak 24 sehingga jumlah inilah yang dijadikan sebagai populasi. Rekam

medis yang ditemukan hanya 24 kasus karena 4 pasien telah meninggal sehingga

rekam medisnya digudangkan dan 1 rekam medis terdapat 6 kasus (6 kali masuk

rumah sakit) sedang digunakan untuk keperluan lain.

A. Gambaran Umum Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode

Juli-Desember 2005

Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian obat. Faktor-faktor

tersebut antara lain usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan daya tahan pasien.

Pada penelitian ini gambaran umum pasien disajikan menjadi 4 bagian yang

meliputi jenis kelamin pasien, usia pasien, tingkat keparahan ulkus/gangren dan

keadaan penyakit, yaitu ada tidaknya komplikasi lain dan penyakit penyerta.

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

47

1. Distribusi jenis kelamin pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Berdasarkan kelompok jenis kelamin, distribusi pasien diabetes melitus

dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Distribusi Jenis Kelamin pasien DM Komplikasi Ulkus/Gangren

29%

71%

Pria Wanita

Gambar 2. Distribusi jenis kelamin pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005

Dari gambar di atas diketahui bahwa jumlah pasien wanita lebih banyak

daripada jumlah pasien pria. Prosentase jumlah pasien wanita sebesar 71%

sedangkan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Dalam Diabetic Foot

Disorders - A Clinical Practice Guideline (Frykberg et al, 2000) disebutkan

bahwa resiko laki-laki mengalami diabetic foot ulcer lebih tinggi. Hal ini tidak

sesuai dengan penelitian ini yang dapat dimungkinkan karena wanita lebih

memperhatikan kesehatan dibanding pria sehingga jumlah pasien wanita yang

menjalani perawatan di rumah sakit lebih banyak. Di samping itu diketahui bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

48

jumlah pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di

RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005 sebagian besar adalah wanita. Pasien

yang berjenis kelamin wanita adalah 51 pasien dan yang berjenis kelamin pria

sejumlah 38 pasien.

2. Distribusi usia pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Pemberian obat pada pasien harus memperhatikan keadaan khusus

seperti halnya usia. Adanya perbedaan usia menjadi kriteria pemilihan jenis obat,

dosis obat, bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, dan jumlah obat. Sebagai

contoh, pada pasien lanjut usia diperhitungkan jumlah obat dan dosisnya karena

fungsi faal tubuh pasien telah mengalami penurunan.

Distribusi Kelompok Usia pasien DM

Komplikasi Ulkus/Gangren

13%

58%

29%

>25 - ≤45 tahun >45 - ≤65 tahun > 65 tahun

Gambar 3. Distribusi kelompok usia pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Gambar 3 di atas menggambarkan distribusi pengelompokan usia pasien.

Pendistribusian usia berfungsi untuk mengetahui jumlah pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

49

Juli-Desember 2005 sehingga dapat dibandingkan dengan teori. Pendistribusian

usia pada kasus ini dibagi dalam 3 kelompok usia, yaitu pasien dengan usia >25-

≤45 tahun, >45-≤65 tahun dan >65 tahun. Pembagian kelompok ini berdasarkan

pembagian kelompok usia di RS Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan data yang

diperoleh dari rekam medis, kelompok usia pasien DM dengan komplikasi ulkus

adalah >45-≤65 tahun, yaitu sebesar 58% dari 24 kasus yang ada dilanjutkan

kelompok usia >25-≤45 tahun sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar

13%.

3. Distribusi tingkat keparahan ulkus/gangren pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Diagnosis yang tepat mengenai tingkat keparahan ulkus diabetik sangat

menentukan langkah penatalaksanaan, termasuk pengobatan yang akan diberikan.

Tingkat keparahan tersebut meliputi ulkus, abses, selulitis, osteomielitis dan

gangren. Keadaan masing-masing ulkus diabetik tersebut diikuti dengan infeksi

yang juga memiliki tingkat keparahan (ringan, sedang atau berat).

Pada penelitian ini telah diketahui tingkat keparahan ulkus/gangren

berdasarkan penilaian luka saat masuk dan pemeriksaan saat di rawat inap.

Penilaian luka dilihat dari kenampakan, tempat dan ukuran dari ulkus serta

kedalaman ulkus (Anonim, 2007). Pada gambar 3 ditunjukkan distribusi tingkat

keparahan ulkus/gangren pada pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren

Dari gambar 4 ditunjukkan bahwa semua pasien yang menjalani rawat

inap di rumah sakit telah mengalami ulkus/gangren bahkan ada yang telah

berkembang menjadi selulitis. Sebesar 46% pasien mengalami ulkus, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

50

kerusakan lokal atau ekskavasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan

oleh terkupasnya jaringan nekrotik radang dan 42% pasien mengalami gangren,

yaitu kematian jaringan yang umumnya diikuti kehilangan nutrisi, invasi bakteri

dan pembusukan. Pasien DM dengan komplikasi ulkus yang telah berkembang

menjadi selulitis sebesar 4% dan 8% pasien mengalami abses. Selulitis merupakan

infeksi yang telah menyebar ke dalam kulit jaringan di bawah kulit sedangkan

abses merupakan penimbunan nanah.

Distribusi Tingkat Keparahan pada Pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

42%

8% 4%

46%

UlkusGangrenUlkus + absesUlkus + selulitis

Gambar 4. Distribusi tingkat keparahan pada pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren

Keadaan penyakit tersebut berkaitan dengan tingkat keparahan infeksi.

Infeksi yang dialami pasien dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan

laboratorium, tanda klinis dan pemeriksaan kultur. Pada penelitian ini

ditunjukkan bahwa semua pasien mengalami infeksi namun tidak dapat dilihat

tingkat keparahannya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang ada (Lampiran

2), semua pasien mengalami peningkatan leukosit yang menunjukkan bahwa

pasien mengalami infeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

51

4. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Diabetes melitus seringkali timbul secara perlahan dan gejalanya tidak

tampak sehingga penderita kurang menyadari adanya perubahan seperti minum

lebih banyak, sering buang air kecil, dan berat badan menurun. Apabila DM tidak

ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh

penderita (Priyanto, 2006). Komplikasi DM dalam penelitian ini adalah

ulkus/gangren, yaitu kerusakan permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan

oleh radang dan dapat menimbulkan kematian jaringan yang diikuti invasi bakteri

dan pembusukan.

Berdasarkan data rekam medis pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren, didapatkan beberapa pasien memiliki penyakit penyerta maupun

komplikasi DM yang lain. Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak

ada kaitannya dengan penyakit DM yang diderita oleh pasien tersebut. Timbulnya

penyakit penyerta bukan disebabkan oleh DM. Hal ini berbeda halnya dengan

komplikasi, di mana terjadinya komplikasi disebabkan penyakit DM itu sendiri.

Adanya penyakit penyerta maupun komplikasi DM yang lain menyebabkan

diperlukannya obat lain selain pengobatan DM ulkus/gangren. Penggunaan obat

pada kasus DM ulkus/gangren akan dibahas pada bagian selanjutnya. Macam-

macam komplikasi lain dan penyakit penyerta saat masuk pada pasien DM dengan

komplikasi DM ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 dapat dilihat pada tabel IX berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

52

Tabel IX. Distribusi komplikasi lain dan penyakit penyerta pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Diagnosis Jumlah Kasus (n = 24)

Prosentase (%)

Hipertensi 2 8,33 Komplikasi Hipoglikemia 1 4,16 Skizofrenia + Keracunan bahan organik 1 4,16 Penyakit

penyerta Tidak ada/tidak diketahui 20 83,33

Komplikasi lain yang terjadi adalah hipertensi sebesar 8,33% dan

hipoglikemia sebesar 4,16% dari 24 pasien. Dalam jangka waktu yang lama pada

penderita DM dapat terjadi kelainan pada pembuluh darah halus di ginjal serta

terjadi penahanan air dan garam di ginjal sehingga menyebabkan terjadinya

hipertensi. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa dalam darah sangat

rendah yang terjadi ketika kadar gula darah dan jumlah insulin tidak seimbang.

B. Gambaran Umum Pola Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005 1. Kelas terapi obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Tujuan terapi bagi penderita DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang

terutama adalah pengendalian kadar glukosa darah, menutup ulkus, mengurangi

tekanan pada kaki, penyembuhan infeksi dan pengatasan iskemik (Anonim, 2007).

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan strategi terapi, baik non farmakologis

maupun farmakologis. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

53

pengobatan atau terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien selama di

rawat inap, sehingga gambaran yang diberikan adalah pola pengobatannya.

Tabel X di bawah ini menunjukkan distribusi kelas terapi obat yang

digunakan dalam penatalaksanaan DM dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

berdasarkan IONI.

Tabel X. Sembilan kelas terapi obat pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Kelas Terapi Jumlah Kasus

(n = 24) Prosentase

(%) 1. Antidiabetika 22 91,66 2. Antibiotika 24 100,00 3. Analgesik 21 87,50 4. Obat sistem saluran cerna 10 41,67 5. Obat penyakit otot skelet dan sendi 12 50,00 6. Obat sistem saraf pusat 5 20,83 7. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah 20 83,33 8. Obat Sistem Kardiovaskuler 3 12,50 9. Obat Sistem Pernafasan 1 4,16

2. Golongan dan jenis obat yang digunakan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

a. Antibiotika

Semua pasien DM komplikasi ulkus/gangren diberi antibiotika.

Antibiotika yang digunakan sebanyak 6 golongan, seperti yang dapat dilihat

pada tabel XI. Tujuan penggunaan antibiotika ini sebagai terapi antiinfeksi

bagi pasien DM komplikasi ulkus/gangren, profilaksis pembedahan dan

kombinasi dengan antibiotika lain untuk meningkatkan efek. Semua kasus

pasien DM komplikasi ulkus/gangren mengalami infeksi akibat lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

54

gula darah yang subur untuk berkembangnya bakteri patogen. Pada

lingkungan tersebut suplai oksigen sangat kurang akibat penyempitan dan

penyumbatan pembuluh darah sehingga bakteri tumbuh subur, terutama

bakteri anaerob (Misnadiarly, 2001).

Tabel XI. Golongan dan jenis obat antiinfeksi yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)

Prosentase (%)

seftazidim 4 16,67 seftriakson 8 33,33 sefazolin 2 8,33 sefpodiksim 1 4,16 sefepim 1 4,16 sefotiam 4 16,67 moksifloksasin 5 20,83 cefditoren pivoxil 1 4,16

1. Sefalosporin

sefotaxim 1 4,16 gentamicin 4 16,67 2. Aminoglikosida amikasin 2 8,33 levofloksasin 4 16,67 siprofloksasin 5 20,83

3. Kuinolon

ofloksasin 3 12,50 klaritromisin 3 12,50 4. Makrolid klindamisin 1 4,16

5. Penisilin sultamisilinatobilat 7 29,16 sulbenisilin 2 8,33 amoksisilin 1 4,16 metronidazol 12 50,00 teicoplanin 1 4,16

6. Antibiotika lain

thiamfenikol 1 4,16

Berdasarkan tabel XI terlihat bahwa antibiotika yang banyak

digunakan adalah golongan sefalosporin yaitu seftriakson sebanyak 33,33%

dan golongan antibiotika lain (antiprotozoa) yaitu metronidazol sebanyak

50%. Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid beta laktam yang bekerja

menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin memiliki spektrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

55

kerja luas yang meliputi banyak kuman Gram negatif termasuk Eschericia

coli, Klebsiella, Proteus bahkan kuman “sulit” pseudomonas (Ganiswara,

1995). Seftriakson adalah antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga

yang aktif terhadap bakteri gram negatif. Metronidazol merupakan anti

protozoa sekaligus anti bakteri terhadap bakteri anaerob batang gram negatif

yang umumnya memang tumbuh pada ulkus/gangren.

Pemilihan antibiotika yang pasti harus sesuai dengan jenis bakteri

penginfeksi yang diketahui dari pemeriksaan kultur dan harus

mempertimbangkan uji sensitivitas. Pada penelitian ini, sebanyak 13 pasien

menjalani pemeriksaan kultur sehingga tidak semua kasus diketahui agen

penginfeksinya. Pemilihan antibiotika yang tidak diketahui agen

penginfeksinya adalah secara empiris, yaitu berdasarkan bakteri yang biasa

terdapat di daerah terinfeksi.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap pengobatan yang

diberikan. Oleh karena itu diperlukan gambaran kesesuaian pemberian

antibiotika baik secara empiris maupun berdasarkan bakteri patogen

dibandingkan dengan guideline. Tabel XII menunjukkan kesesuaian

pemberian antibiotika secara empiris dengan antibiotika yang dianjurkan oleh

Infectious Disease Society of America dalam Guideline of Diabetic Foot

Infection (Lipsky, et al., 2004) sedangkan pada tabel XIII ditunjukkan agen

penginfeksi dari masing-masing pasien yang menjalani pemeriksaan kultur

beserta antibiotika yang diberikan dan dibandingkan dengan pemilihan

antibiotika berdasarkan bakteri penginfeksi oleh Nuermberger (2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

56

Tabel XII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika secara empiris pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

(+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan berspektrum luas atau seperti yang dianjurkan oleh Infectious Disease Society of America. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan

Tabel XIII. Gambaran kesesuaian pemberian antibiotika berdasarkan hasil

pemeriksaan kultur pus gangren pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Pasien Bakteri penginfeksi Antibiotika yang diberikan

Antibiotika berdasarkan bakteri

penginfeksi* 4 (-) Staphylococcus

aureus • sefotiam 4 x 1g I.V (7 hari) • vancomicin /

florokuinolon + rifampin

• klindamisin

Pasien Antibiotika yang diberikan Antibiotika

yang dianjurkan*

1 (+) • seftazidim 2 x 500 mg P.O + klindamisin 2 x 150 mg P.O (5 hari) dilanjutkan

• levofloksasin 1 500 mg P.O (3 hari)

• amoxicilin + clavulanat

2 (-) • sultamisilinatobilat 2 x 500 mg P.O + metronidazol 3 x 500 mg P.O (3 hari)

3 (-)

• levofloksasin

• metronidazol 3 x 500 mg P.O + sefazolin 2 x 500 mg I.V (5 hari)

5 (-) • seftriaxone 1 x 1g I.V (1 hari) • dibekasin 2 x 500 mg I.V (2 hari)

10 (+) • seftriakson 2 x 1 gr I.V + metronidazole 3 x 500 mg P.O (2 hari) 12 (-) • gentamisin 2 x 80 mg P.O (7 hari) 13 (-) • sefotiam 2 x 200 mg P.O (7 hari) 14 (+) • seftazidim 2 x 2 g I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (2 hari)

dilanjutkan • seftazidim 2 x 2 g I.V (3 hari) • moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (3 hari)

• ampicilin + sulbactam

• levofloksasin / siprofloksasin dengan klindamisin

• vancomisin dan ceftazidim (dengan/ tanpa metronidazol)

15 (+) • levofloksasin 1 x 1g I.V + metronidazole 2 x 1g I.V (4 hari) dilanjutkan

• teicoplanin 1 x 400 mg P.O (5 hari) kemudian • thiamfenikol 1 x 500 mg + klaritromisin 1 x 1g I.V (10 hari)

16 (+) • siprofloksasin 3 x 500 mg P.O (1 hari) 19 (+) • siprofloksasin 1 x 500 mg P.O + klaritromisin 1 x 500 mg P.O

(10 hari) dilanjutkan • moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (10 hari) kemudian

• levofloksasin 1 x 100 mg I.V (5 hari) 24 (-) • sultamisilinmatobilat 3 x 1 g I.V + seftriakson 2 x 1 g I.V (3

hari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

57

Lanjutan Tabel XIII

6 (-) Staphylococcus epidermidis

• moksifloksasin 1 x 400 mg P.O (6 hari)

• vancomicin / florokuinolon + rifampin

• klindamisin 7 (-) Proteus

vulgaris + Enterobacter

tidak diberikan antibiotik • sefalosporin gen III • florokuinolon • ampisilin • beta laktam

8 (-) Enterobacter • gentamisin 3 x 500 mg P.O (8 hari) (resisten)

• sefalosporin gen III florokuinolon

• ampisilin • beta laktam

9 (-) Staphylococcus epidermidis

• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V (1 hari) dilanjutkan

• sultamisilinatobilat 2 x 1,5 g I.V + siprofloksasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari) kemudian

• siprofloksasin 2 x 500 mg P.O (4 hari)

• vancomicin / florokuinolon + rifampin

• klindamisin

11 (-) Staphylococcus aureus

• metronidazol 3 x 500 mg P.O + seftazidim 2 x 1 g I.V (resisten) + ofloksasin 3 x 400 mg (4 hari)

• ofloksasin 3 x 400 mg (3 hari)

• vancomicin / florokuinolon + rifampin

• klindamisin

17 (+) Klebsiella sp. • amikasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V (4 hari) kemudian

• amikasin 2 x 500 mg P.O + seftriakson 2 x 1 g I.V + siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (4 hari)

• metronidazol 2 x 100 mg P.O + sefepim 2 x 500 mg +

siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (3hari) • siprofloksasin 2 x 100 mg P.O (6 hari)

• beta laktam • carbapenem • siprofloksasin +

klindamisin • sefalosporin gen iii

+ metronidazol

18 (-) Staphylococcus aureus

• sefpodiksim 1 x 200 mg P.O + sultamisilinotobilat 2 x 100 g P.O

(6 hari)

• vancomicin/florokuinolon + rifampin, klindamisin

20 (+) Pseudomonas sp.

• metronidazol 3 x 500 mg I.V + moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (4hari)

• moksifloksasin 1 x 400 mg I.V (2 hari)

• Sefalosporin / penisilin + aminoglikosida / siprofloksasin

21 (-) MRSA + Enterobacter

• seftriakson 2 x 1 g I.V + gentamisin 2 x 120 mg P.O (1 hari) dilanjutkan

• metronidazole 3 x 500 mg P.O + Seftriakson 2 x 1 g I.V (1 hari) kemudian

• seftriakson 2 x 1 g I.V (2 hari)

• nafsilin • ofloksasin • sefalosporin gen I • klindamisin • beta laktam • vancomicin

22 (+) Enterobacter • ofloksasin 2 x 400 mg P.O (2 hari) dilanjutkan

• ofloksasin 2 x 400 mg P.O + cefditoren pivoxil 3 x 400 mg (2 hari)

• sefalosporin gen III • florokuinolon • ampisilin • beta laktam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

58

Lanjutan Tabel XIII

23 (-) Staphylococcus epidermidis + Enterococcus

• sefazolin 1 x 1 g I.V (3 hari) kemudian

• sefotiam 2 x 1 g I.V (1 hari)

• vancomicin / florokuinolon + rifampin

• klindamisin (+) sesuai (-) tidak sesuai. Kesesuaian tersebut dalam artian bahwa jenis antibiotika yang diberikan sesuai dengan bakteri penginfeksinya. *jenis antibiotika dalam satu golongan dapat saling menggantikan

Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren yang menjalani

perawatan di rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga parah. Terapi awal

biasanya secara empiris dan didasarkan pada tingkat keparahan infeksi.

Infeksi sedang serta infeksi yang parah dan lebih luas diterapi dengan

antibiotika berspektrum luas. Sebelas dari 24 pasien DM dengan komplikasi

ulkus/gangren yang menjalani rawat inap di RS Bethesda periode Juli-

Desember 2005 diberikan antibiotika secara empiris. Namun demikian

terdapat 8 pasien yang mendapatkan antibiotika bukan spektrum luas dan tidak

sesuai anjuran guideline.

Kesesuaian pemilihan antibiotik dengan bakteri penginfeksi dan hasil

uji sensitivitas sangat penting. Apabila pemilihan antibiotika sesuai maka

efektivitas kerja obat lebih optimal, menurunkan kemungkinan resistensi dan

tidak menimbulkan kerugian dalam hal finansial. Pada penelitian ini, pasien

yang menjalani pemeriksaan kultur tidak semuanya mendapatkan antibiotika

yang sesuai dengan bakteri penginfeksinya. Sembilan pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 mendapatkan antibiotika yang tidak sesuai

dengan bakteri penginfeksinya. Di samping itu, diketahui 2 pasien

mendapatkan antibiotika yang sudah resisten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

59

b. Antidiabetik

Terapi farmakologis guna mengontrol kadar glukosa darah adalah

dengan pemberian antidiabetik, baik insulin maupun antidiabetika oral. Insulin

merupakan terapi standar pada DM tipe I dan DM tipe II yang mengalami

gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, penderita DM yang memiliki

kontraindikasi atau alergi terhadap obat antidiabetika oral serta penderita DM

dengan keadaan stress berat seperti infeksi berat atau tindakan pembedahan

dan mendapat nutrisi parenteral (Priyanto, 2006).

Tabel XIV. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus

(n = 24)

Prosentase(%)

Insulin kerja singkat Crystal Zinc Insulin 12 50,00 1. Insulin

Insulin kerja menengah Netral Protamine Hagedorn

5 20,83

2. α- glucosidase inhibitor

acarbose 7 29,16

metformin 4 8,33 3. Biguanid

glimepirid 7 16,67 Glinid repraglinid 1 4,16 Thiazolidindion rosiglitazon 1 4,16

4. Pemicu sekresi insulin

Sulfonilurea glikasid 2 8,33

Pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren, di mana sebagian

besar mengalami infeksi berat dan pembedahan atau amputasi memperlukan

terapi insulin karena keperluan insulin meningkat. Hal ini ditunjukkan bahwa

70,83% dari pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat

inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

60

insulin seperti yang ditunjukkan pada tabel XIV. Sebanyak 50% pasien

menggunakan insulin kerja singkat dan 20,83% menggunakan insulin kerja

menengah. Insulin kerja singkat memiliki masa kerja 8 jam. Insulin kerja

menengah memiliki masa kerja 12-24 jam. Pada penelitian ini insulin

diberikan sendiri maupun kombinasi dengan antidiabetika oral.

Antidiabetika oral yang diberikan pada pasien pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005 adalah golongan α- glucosidase inhibitor,

biguanid, dan pemicu sekresi insulin. Antidiabetik oral yang paling banyak

digunakan adalah acarbose sebanyak 29,16% dan glimepirid sebanyak

16,67%. Acarbose merupakan golongan α-glucosidase inhibitor. Obat ini

bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α-glucosidase di dalam

saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan mampu

menurunkan hiperglikemia postpandrial (Priyanto, 2006). Glimepirid

merupakan antidiabetika oral yang bekerja langsung terhadap organ sasaran

dengan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan dan menghambat

glukoneogenesis.

c. Analgesik

Pada pasien DM dengan komplikasi ulkus memerlukan analgesik

untuk mengatasi nyeri yang dialami. Analgesik non opioid yang umum

digunakan adalah ketorolak (41,66%) dan parasetamol (37,5%). Penggunaan

analgesik non opioid ini adalah untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa

mempengaruhi sistem saraf pusat, bekerja dengan cara menghalangi

terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri di saraf perifer. Di samping itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

61

juga dapat berdaya antipiretik. Oleh karena itu, pada pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren, parasetamol juga digunakan untuk mengatasi

demam namun tidak mengatasi inflamasi kecuali dikombinasi dengan kodein

(Tjay dan Raharja, 2002).

Analgesik opioid atau narkotik bekerja dengan memblokade pusat

nyeri di sistem saraf pusat. Analgesik opioid yang digunakan sebanyak 4,16%

kasus yaitu tramadol. Tramadol merupakan analgesik opioid lemah yang

memiliki indikasi untuk nyeri akut sampai kronis, nyeri pasca operasi dan

nyeri neuropati di mana pada pasien DM dengan komplikasi ulkus sering

menjalani pembedahan dan menderita neuropati (Anonim, 2006).

Tabel XV menunjukkan golongan dan jenis analgesik yang

digunakan oleh pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi

rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

Tabel XV. Golongan dan jenis obat Analgesik yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus

(n = 24) Prosentase

(%) ketorolak 10 41,66 metamizol 2 8,33 parasetamol 9 37,50 tinoridin 4 16,67 asetosal 3 12,50

1. Analgesik non opioid

metampiron + diazepam 1 4,16

2. Analgesik opioid tramadol HCl 1 4,16

d. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah

Obat yang mempengaruhi gizi dan darah atau vitamin dan mineral

diberikan pada sebanyak 83,33% pasien DM dengan komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

62

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta. Obat gizi dan

darah yang diberikan terdiri dari 3 golongan, yaitu cairan dan elektrolit,

vitamin serta obat antianemia defisiensi besi. Jumlah yang digunakan untuk

masing-masing golongan tersebut ditunjukkan pada tabel XVI.

Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi dan darah yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus

(n = 24)

Prosentase(%)

glukosa 3 12,50 maltosa 5 20,83 ringer lactat/asetat 19 79,16 natrium asetat 2 8,33 natrium klorida 10 41,66

kalsium 1 4,16

1. Cairan dan elektrolit

Pengganti plasma dan albumin plasbumin 1 4,16

Vitamin B kombinasi 3 12,50 Vitamin B/

dengan vitamin CVitamin C + vitamin B complex 4 16,67

2. Vitamin

Multivitamin/ dengan mineral

vitamin C, seng sulfat, selenium 2 8,33

3. Antianemia defisiensi besi Feroglukonat Fe(OH)3 sucrose

complex 1 4,16

Pemberian cairan dan elektrolit dimaksudkan untuk rehidrasi sebagai

pemenuhan keperluan normal akan cairan dan elektrolit pada pasien.

Pemberian NaCl, glukosa, maltosa serta NaCl kombinasi adalah sebagai

pengganti cairan dan elektrolit serta pemasukan energi. Pengganti plasma dan

albumin diberikan karena mengandung protein dan elektrolit sehingga

diberikan untuk menambah volume plasma yang rendah pada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

63

Selain cairan dan elektrolit, diberikan pula sediaan antianemia

defisiensi besi dan vitamin. Anemia terjadi karena pasien kekurangan zat besi.

Vitamin yang diberikan adalah multivitamin, yaitu gabungan vitamin B1, B6

dan B12 untuk mengatasi gangguan saraf pada DM dengan komplikasi ulkus

ini serta gabungan dari berbagai vitamin seperti vitamin C, vitamin B

complex, vitamin E, β-karoten, seng sulfat dan selenium sebagai suplemen.

e. Obat Penyakit Otot Skelet dan Sendi

Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi yang digunakan adalah

adalah golongan obat reumatik dan gout. Obat antiinflamasi non steroid

(AINS) digunakan untuk gangguan otot skelet, nyeri, dan radang pada

penyakit reumatik. Obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis tunggal

mempunyai aktivitas analgesik yang setara dengan parasetamol dan

memberikan efek analgesik yang tahan lama (Anonim, 2000). Pasien DM

dengan komplikasi ulkus/gangren mengalami inflamasi dan nyeri neuropati

sehingga AINS yang diberikan dapat dikombinasi dengan analgesik lain (Tjay

dan Raharja, 2002).

Obat AINS yang banyak digunakan adalah natrium diklofenak (25%)

yang memiliki indikasi untuk nyeri akut dan kronik. Natrium diklofenak

bekerja menghambat pembentukan prostaglandin dengan mewmblokade

enzim cyclooxygenase (COX-2) sehingga peradangan tidak terjadi. Obat ini

memiliki kontraindikasi dengan tukak lambung atau usus halus karena

kerjanya kurang selektif. Natrium diklofenak juga memblokade enzim COX-1

sehingga daya perlindungan terhadap mukosa lambung menurun (Anonim,

2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

64

Obat antigout yang digunakan adalah alopurinol (4,16%) untuk

pengendalian keadaan yang berhubungan dengan kelebihan garam urat serta

pengobatan dan pencegahan batu ginjal Ca pada penderita yang kadar asam

urat dalam serum dan urin meningkat (Anonim, 2006). Alopurinol bekerja

secara kompetitif menggantikan purin sehingga purin tidak dirombak oleh

ksantin oksidase menjadi asam urat (Tjay dan Raharja, 2002). Pada penelitian

ini digunakan oleh pasien yang memiliki kadar asam urat tinggi.

Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi ditunjukkan

pada tabel XVII.

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat penyakit otot skelet dan sendi yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus

(n = 24) Prosentase

(%) AINS Natrium

diklofenak 6 25,00

Ketoprofen 4 16,67 Celecoxib 1 4,16

1. Obat reumatik dan gout

Antigout Alopurinol 1 4,16

f. Obat Sistem Saluran Cerna

Obat sistem saluran cerna yang paling banyak digunakan untuk

mencegah perkembangan tukak lambung yang dialami pasien DM dengan

komplikasi ulkus yang sekresi asam lambungnya meningkat ataupun

disebabkan obat AINS. Obat sistem saluran cerna yang paling banyak

digunakan adalah golongan antitukak sub golongan antagonis H2 yaitu

ranitidin dan sub golongan penghambat pompa proton yaitu omeprazole.

Masing-masing penggunaan obat tersebut adalah sebanyak 8,33%. Ranitidin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

65

dan omeprazole bekerja simptomatis saja, yaitu menurunkan keasaman

lambung dengan menghambat sekresi lambung.

Obat-obat tersebut memiliki efek yang sama namun mekanisme

aksinya berbeda. Antagonis H2 bekerja secara kompetitif dengan menduduki

reseptor histamin H2 secara selektif pada sel parietal di mukosa lambung

sehingga produksi asam menurun. Penghambat pompa proton bekerja dengan

menghambat enzim H+/K+ ATPase atau pompa proton dalam sel-sel parietal

sehingga sekresi asam lambung (Anonim, 2007c).

Kelas terapi obat sistem saluran cerna yang digunakan pada pasien

sebanyak 62,5 % yang terdiri dari berbagai golongan dan jenis obat seperti

ditunjukkan oleh tabel XVIII.

Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat sistem saluran cerna yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus

(n = 24) Prosentase

(%) Antagonis H2 ranitidin 2 8,33 Khelator dan senyawa kompleks

sukralfat 1 4,16

omeprazole 2 8,33 Penghambat pompa proton lanzoprazole 1 4,16

aluminium hidroksida

1 4,16

1. Antitukak

Antasida

natrium rebeprazole 1 4,16 2. Enzim

pencernaan protease, lipase, amilase 1 4,16

3. Digestan Lacbon® 1 4,16 Lacbon® : spora viabel dari Lactobacillus sporogenes

g. Obat Susunan Saraf Pusat

Obat sistem saraf pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

antimual dan vertigo. Penggunaan obat ini untuk mengatasi mual dan muntah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

66

yang sering terjadi pada penderita DM karena asam lambung meningkat

maupun efek samping obat lain. Peningkatan sekresi asam lambung yang

dialami pasien DM dengan komplikasi ulkus karena selalu mendapatkan

nutrisi parenteral dan menjalani puasa baik untuk pemeriksaan kadar glukosa

puasa maupun puasa sebelum melakukan pembedahan serta penggunaan

antibiotika yang menimbulkan efek samping mual dan muntah. Dari tabel

dapat dilihat bahwa obat antimual yang banyak digunakan adalah domperidon

yaitu sebanyak 16,67%. metoklopramid yang bekerja di sentral dan perifer

juga digunakan untuk pencegahan mual dan muntah pasca operasi dengan

dosis 10 mg. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat ditunjukkan dalam

tabel XIX di bawah ini.

Tabel XIX. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)

Prosentase(%)

1. Antipsikotik haloperidol 1 4,16 domperidon 4 16,67 metoklopramid 1 4,16

2. Antimual dan vertigo

ondansetron 1 4,16

h. Obat Sistem Kardiovaskuler

Obat sistem kardiovaskuler yang banyak digunakan pada kasus ini

adalah antiplatelet yaitu sebesar 41,66% dan selanjutnya vasodilator perifer

sebesar 20,83%. Antiplatelet yang digunakan adalah cilostazol (41,66%).

Fungsi penggunaannya adalah untuk menghilangkan gejala iskemik seperti

ulkus, rasa nyeri dan dingin yang berhubungan dengan oklusi arteri kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

67

(Anonim, 2006). Cilostazol menangani iskemik dengan menurunkan agregasi

platelet dan menghambat pembentukan trombus.

Tabel XX di bawah ini menunjukkan golongan dan jenis obat sistem

kardiovaskuler yang digunakan.

Tabel XX. Golongan dan jenis obat sistem kardiovaskuler yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Sub Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)

Prosentase(%)

cilostazol 10 41,66 1. Anti platelet asetosal 1 4,16

2. Hemostatik dan fibrinolitik

asam traneksamat 2 8,33

pentoksifilin 4 16,67 4. Vasodilator perifer

klopidrogel 1 4,16

Diuretika tiazid hidroklortiazid 1 4,16 kaptopril 2 8,33

5. Anti hipertensi ACE inhibitor

ramipril 1 4,16

Obat golongan vasodilator yang digunakan adalah golongan

vasodilator perifer. Obat ini digunakan karena kurangnya pasokan darah arteri

di perifer yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah perifer pada

pasien DM ulkus/gangren (Misnadiarly, 2001). Pemberian obat ini

dimaksudkan untuk mempercepat penyembuhan ulkus/gangren. Cara kerja

dari obat ini dengan mendilatasi pembuluh darah sehingga pasok darah lebih

besar pada daerah pembuluh darah yang sulit dicapai karena menyempit atau

tersumbat sehingga pasokan oksigenpun tercukupi (Endah, 1999).

Penghambat enzim konversi angiotensin atau ACE inhibitor

digunakan sebagai antihipertensi dengan mengurangi pembentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

68

Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan mengurangi sekresi aldosteron

sehingga terjadi ekskresi natrium, air dan retensi kalium.

i. Obat Sistem Pernafasan

Pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus/gangren yang

dirawat di RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 terdapat 1

pasien yang mendapatkan obat sitem pernafasan yaitu antitusif. Obat ini

diberikan karena pasien mengalami batuk kering. Kelas terapi obat sistem

pernafasan ditunjukkan pada tabel XXI berikut ini.

Tabel XXI. Golongan dan jenis obat sistem pernafasan yang diberikan pada pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di Instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

No. Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus (n = 24)

Prosentase (%)

1. Antitusif codein fosfat 1 4,16

C. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Periode

Juli-Desember 2005

Evaluasi pengobatan ini difokuskan pada permasalahan yang muncul

dalam penggunaan obat selama di rawat inap dan dirumuskan dalam DRP. Drug

Related Problem ini terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah yang sedang terjadi

berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita serta potensial

DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang

sedang diberikan pada penderita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

69

Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,

yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus

yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah

DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor

1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta

DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor

5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu

tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat

yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse

drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau

incomplience) tidak dapat dilihat.

Pembahasan kasus yang di evaluasi berdasarkan DRP dengan metode

SOAP ditunjukkan dalam tabel XXII sampai dengan tabel XXVIII yang

merupakan perwakilan dari semua kasus yang mengalami DRP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

70

Tabel XXII. Evaluasi DRPs kasus I pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives:

Pasien dengan No RM : 00–974707, usia 75 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk pusing dan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar DM dan dalam keadaan teramputasi Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Infeksi : Fortum® (ceftazidim) 2 x 500 mg I.V Clindamycin 2 x 150 mg P.O Cravit® (levofloxacin) 1 x 500 mg P.O Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O Nyeri : Neurobion®5000 (Vit B19) 2 x 50 mg P.O DM : Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O Nutrisi : Cernevit® (vitamin) 1 x 750 mg I.V Asering®(ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V Martos® (maltosa) 1 x 500 I.V

20-24/12/05 20-25/12/05 25-27/12/05 23-27/12/05 22-27/12/05 21-27/12/05 20-21/12/05 20,23,25/12/05 23-24/12/05

Pada tanggal menjalani 25/12/05 amputasi kaki kanan

Objectives : Tanda vital :

20/12/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC 20-25/12/05 Tekanan darah 130/70-150/100 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 20-22/12/05 Nadi 60 -100 x/menit 60-100 x/menit 20/12/05 Pernafasan 20x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium 20-24/12/05 : Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal

Hb : 10,4g/dL Hct : 32,1% Leukosit : 14,23 ribu/mmk Eritrosit : 3,3 ribu/mmk Ureum : 64,2 mg/dL Creatinin : 2,50 mg/dL

12,0 – 18,0 g/dL 36,0 – 46,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 19,0-43,0 mg/dL 0,80-1,50 mg/dL

Glukosa puasa 21/12/05 : 202 mg/dL Glukosa 2jamPP 21/12/05 : 394 mg/dL 24/12/05 : 265mg/dL Glukosa sesaat 23/12/05 : 98 mg/dL

70-100 mg/dL 70-140 mg/dL 70-140 mg/dL

Assessment : a. Kadar glukosa darah dikontrol dengan Amaryl® (glimepirid). Pada tanggal 23/12/05 pasien

mengalami penurunan kadar glukosa darah yang tajam, diberikan Martos® (maltosa). b. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka

diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (cilostazol) selama 2 hari sebelum dan sesudah amputasi. c. Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang di tunjukkan dengan kadar ureum dan

creatinin dalam serum tinggi (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)* Plan : a. Monitoring data lab baik hematologi, fungsi ginjal dan kadar glukosa darah. Jika creatinin dan

ureum tetap tinggi perlu perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian ACE inhibitor. * DRP kasus ini sama dengan DRP kasus 10 dan 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

71

Tabel XXIII. Evaluasi DRPs kasus II pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjective :

Pasien dengan No RM : 00–974580, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 20/12/05 – 27/12/05 dengan keluhan masuk luka di pergelangan kaki kanan, demam,gelisah, waham, kaki nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi gangren pedis dextra, gangguan akibat bahan organik dan skizofrenia. Pasien pulang dalam keadaan belum sembuh, pulang atas permintaan keluarga (sendiri) Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Actrapid® 1 x 12 UI S.C Infeksi : Bactecyn HP (sultamicilin) 2 x 500 mg P.O Metronidazole 3 x 500 I.V Flagyl® (Metronidazole) 3 x 500 I.V Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O Skizofrenia : Serenace® (haloperidol) 1 x 1mg P.O Nutrisi : Asering® (ringer lactat/asetat) 3 x 500 I.V

17/12/05 17-19/12/05 18/12/05 18-19/12/05 17-18/12/05 18/12/05 17-18/12/05

Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 17/12/05 18/12/05

Suhu 37,9ºC 39,9˚C

36-37,4 ºC

17/12/05 18/12/05

Tekanan darah 160/90 mm/Hg 140/90 mm/Hg

120-130/ 80-85 mmHg

17/12/05 18/12/05

Nadi 88 x/menit 116 x/menit

60-100 x/menit

17-18/12/05 Pernafasan 20-22x/menit 16-24 x/menit Pemeriksaan laboratorium 18/12/05 :

Parameter Nilai Normal Hb : 8,7 g/dL Hct : 25,9 % Leukosit : 29,9 ribu/mmk Eritrosit : 2,97 juta/mmk Netrofil : 88,8% Limfosit : 6,7%

13,5–17,5g/dL 41,0 –53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0% 13,0-40,0%

Assessment : a. Pasien mengalami infeksi bakterial yang ditunjukkan dengan angka netrofil tinggi. Antibiotika

yang diberikan adalah Bactecyn HP® (sultamicilin) secara peroral selama 3 hari dilanjutkan dengan metronidazole intravena. Pada tanggal 18/12/05 diberikan metronidazole generik namun 2 hari berikutnya menggunakan metronidazole paten (Flagyl®).

b. Kontrol glukosa darah dilakukan dengan pemberian insulin kerja singkat 1 x sehari. Interval pemberian ini kurang karena insulin kerja singkat memberikan efek selama 8 jam. (aktual DRP : dosis kurang) * dan pasien tidak menjalani pemeriksaan KGD.

Plan: a. Perlu pemeriksaan kadar glukosa darah sehingga pemilihan antidiabetika sesuai, yaitu cukup

insulin atau perlu antidiabetika oral dengan pemberian dosis dan interval yang tepat. * DRP kasus ini sama dengan kasus 22 dan 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

72

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs kasus V pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjective:

Pasien dengan No RM : 00–972548, usia 74 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 2/11/05 - 10/11/05 dengan keluhan badan lemas dan semua terasa sakit. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus dan hipoglikemi. Diagnosis saat keluar adalah DM tipe II dan luka membaik. Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C

Metrix® (glimepirid) 1 x 1/2 Nyeri : Remopain® (ketorolak) 2 x 1 g I.V

Neurobion® (multivitamin) 1 x 50 mg P.O Infeksi : Ceftriaxone 1 x 1g I.V

Dibekasin 2 x 500 mg P.O Sakit kepala : Lysagor® (pizotifen) 1 x 0,5 mg P.O

2-7/11/05 7/11/05 3/11/05 7-10/11/05 2/11/05 8-9/11/05 6/11/05

Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy. Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 2-18/11/05 Suhu 36ºC 36-37,4 ºC 2/3/11/05 Tekanan darah 100/60 -130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 2-3/11/05 Nadi 76 -80 x/menit 60-100 x/menit 3/11/05 Pernafasan 14 x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium :Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal

Hb : 10 g/dL Hct : 27,8 % Leukosit 2/11/05:13,57ribu/mmk 7/11/05 :15,6 ribu/mmk Eritrosit : 3,18 ribu/mmk Netrofil : 91,9%

13,5 – 17,5 g/dL 41,0 – 53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0%

Limfosit : 5,2% MCV : 87,4 fL Glukosa puasa 3/11/05 : 198 mg/dL Glukosa sesaat 2/11/05 : 523mg/dL 3/11/05 : 51mg/dL 5/11/05 : 143 mg/dL

13,0-40,0% 92,0-121,0 fL 70-100 mg/dL 70-140 mg/dL

Assessment : a. Kadar glukosa darah pasien dikontrol dengan insulin kerja singkat selama 5 hari kemudian

dilanjutkan dengan antidiabetika oral Metrix® (glimepirid) (7/11/05) b. Setelah pembedahan kadar glukosa darah sangat rendah sehingga memerlukan asupan maltosa

sampai kadar glukosa darah mendekati normal (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan). c. Infeksi ditandai dengan angka leukosit dan netrofil yang tinggi. Pemberian antibiotika

(seftriaxone intravena) pada tanggal 2/11/05 dan baru dimulai lagi pada tanggal 8-9/11/05 dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan)

Plan : a. Monitoring terus kadar glukosa darah dan hematologi b. Pada tanggal 3/11/05 perlu pemberian maltosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan

sebagai tambahan nutrisi setelah pembedahan. c. Pemberian antibiotika tidak boleh terputus. Selain sebagai kuratif infeksi juga profilaksis

setelah pembedahan. Untuk menentukan antibiotika yang tepat dan sesuai perlu dilakukan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

73

Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus VIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives:

Pasien dengan No RM : 00–461182, usia 61 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 30/10/05 - 7/11/05 dengan keluhan masuk 3 hari mengalami abses, nyeri, bengkak dan mata berkunang-kunang. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi abses pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan luka sembuh. Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Demam : Parasetamol 3 x 500 mg P.O Nyeri : Nonflamin®(tinoridin) 3 x 50 mgP.O Novalgin® (metamizole) 3 x 500 mg P.O Iskemik : Pletaal® (cilostazol) 2 x 100 mg P.O Mual muntah : Vometa® (domperidon) 3x20mg P.O Vomidex® 2 x 1 gr I.V Infeksi : Kedacillin® (sulbenicilin) 3 x 1gr I.V Gentamerck®(gentamicin) 3 x 80mg P.O Gentamerck® (gentamicin) 3 x 500mg P.O DM : Actrapid® 3 x 12 UI S.C Actrapid® 3 x 16 UI S.C Nutrisi : Asering® 500 3 x I.V

30/10-7/11/05 3-7/11/05 31/10,3,6-7/11/05 6-7/11/05 31/10-4/11/05 30-31/10/05 30/10-2/11/05 3-10/11/05 11/11/05 1/11/05 2-7/11/05 30/10/05-2/11/05

Pada tanggal 3/11/05 menjalani necrotomy dan tanggal 5/11/05 menjalani incisi Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 30/10/05 - 6/11/05 Suhu 36,9- 39 ºC 36-37,4 ºC 30/10/05 3/11/05 5/11/05

Tekanan darah 160/90 mmHg 200/110 mm/Hg 180/110 mm/Hg

120-130/80-85 mmHg

30/10/05 -6/11/05 Nadi 42 -96 x/menit 60-100 x/menit Pemeriksaan laboratorium 30/10/05 :

Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal Hb : 11,5 g/dL Hct : 33,8 % Leukosit :13,79 ribu/mmk Eritrosit : 2,97 juta/mmk Netrofil : 89,9% Limfosit : 3,87% MCV : 87,3 fL MCH : 29,7 pg Glukosa puasa 1/11/05 : 336 mg/dL

12,0-18,0g/dL 36,0 –46,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 47,0-80,0% 13,0-40,0% 92,0-121,0 fL 31,0-37,0 pg 70-100 mg/dL

4/11/05 : 152 mg/dL 7/11/05 : 121 mg/dL Glukosa sesaat 1/11/05 : 271 mg/dL 5/11/05 : 258 mg/dL Glukosa 2jam PP 1/11/05 : 292 mg/dL 4/11/05 : 180 mg/dL 7/11/05 : 197 mg/dL

70-140 mg/dL 70-140 mg/dL

Kultur bakteri Uji sensitivitas (2/11/05)

Enterobacter (terlampir)

Assessment : a. Pasien mengalami infeksi di mana angka netrofil dan leukosit tinggi disertai demam.

Antibiotika yang diberikan pada tanggal 30/10-2/11/05 adalah Kedacillin® (sulbenicilin) dan setelah dilakukan pemeriksaan kultur diganti dengan Gentamerck® (gentamicin) selama 9 hari. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, bakteri penginfeksi sudah resisten terhadap gentamicin (aktual DRP : obat tidak tepat)*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

74

Lanjutan tabel XXV b. Pasien mengalami demam tinggi sehingga diberikan parasetamol sebagai penurun panas serta

dikombinasi dengan metamizol (Novalgin®) untuk mengatasi nyeri. c. Untuk mengatasi nyeri dan inflamasi setelah operasi diberikan Nonflamin® (tinoridin) pada

tanggal 3-7/11/05. d. Pasien juga menderita hipertensi di mana pada 3 kali pemeriksaan tekanan darah di atas

normal. Namun keadaan ini tidak mendapatkan penanganan (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).

e. Untuk mencegah perkembangan iskemik dengan memperlancar pasokan darah ke luka diberikan antiplatelet yaitu Pletaal® (ciloztasol) selama 2 hari.

Plan : a. Gentamicin seharusnya tidak diberikan tetapi diberikan antibiotik untuk bakteri gram - yang

masih sensitif, yaitu siprofloksasin 250 – 500 mg peroral 2x sehari selama 7-10 hari. b. Perlu pemberian antihipertensi seperti ACE inhibitor (captopril 12,5 mg/hari sebagai terapi

awal) sehingga tekanan darah mencapai 130/80. c. Monitoring terus hematologi, kadar glukosa darah dan tekanan darah. * DRP kasus ini sama dengan kasus 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

75

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs kasus XIV pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/ gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives: Pasien dengan No RM : 00–572722, usia 68 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 4/10/05 - 11/10/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak serta nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus cruris dextra. Diagnosis saat keluar adalah DM dan sembuh. Pengobatan :

Tanggal pengobatan Obat yang digunakan DM : Diabex® (metformin) 2 x 250 mg P.O

Glucobay® (acarbose) 2x 50 mg P.O Amaryl® (glimepirid) 1 x 2 mg P.O Avandia® (rosiglitazone) 1x 4 mg P.O Infeksi : Fortum® (seftazidim) 2 x 2 g I.V

Avelox® (moksifloxacin) 1 x 400 mg P.O Rehidrasi : Asering® 3 x 500 I.V

RL 500 1 x 1 I.V Hipertensi : Triatec® (ramipril) 1 x 2,5 mg P.O Antikoagulan : Pletaal® (cilostazol) 2 x 1 P.O

Ascardia® (asetosal) 1 x 80 mg P.O Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O

5-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 8-11/10/05 4-8/10/05 4-5,9-11/10/05 10-11/10/05 5-8/10/05 7-9/10/05 4-5,7-11/10/05 10-11/10/05 4-5/10/05

Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 4-11/10/05 Suhu 36,4-37,8ºC 36-37,4 ºC 4/10/05 6/10/05 7/10/05 11/10/05

Tekanan darah

130/90 mm/Hg 150/90 mm/Hg 130/90 mm/Hg 110/70 mm/Hg

120-140/80-90 mmHg

4-11/10/05 Nadi 84-88x/menit 60-100 x/menit 4-11/10/05 Pernafasan 18-24x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium 4/10/05 : Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal

Hb : 11,4 g/dL Hct : 33,6% Leukosit :11,89 ribu/mmk Eritrosit 3,66 juta/mmk Glukosa puasa 5/10/05 : 102mg/dL 6/10/05 : 103mg/dL

12,0-18,0 g/dL 36,0 –41,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 4,5-5,9 juta/mmk 70-100 mg/dL

8/10/05 : 116mg/dL 10/10/05:149mg/dL Glukosa 2jam PP 70-140 mg/dL

5/10/05 : 318mg/dL 10/10/05:202mg/dL Glukosa sesaat

70-140 mg/dL

4/10/05 : 195mg/dL Assessment : a. Untuk mengontrol kadar glukosa darah, pasien mendapatkan terapi kombinasi 4 antidiabetika

oral sekaligus (potensial DRP : tidak perlu obat). b. Antibiotika yang diberikan adalah seftazidim) I.V dan moksifloxacin peroral. Pemberian

moksifloksasin hanya 4 hari yaitu 4-5,9-11/10/05 (aktual DRP : dosis kurang)* c. Pada tanggal 7-9/10/05, tekanan darah pasien sudah normal namun diberikan obat

antihipertensi di mana pasien sudah mendapat obat sistem kardiovaskuler golongan lain (aktual DRP : tidak perlu obat)

Plan : a. Pemberian kombinasi OHO cukup 2 jenis saja yaitu metformin dan acarbose. b. Untuk penggunaan moksifloksasin jangan terputus, tanggal 6-8/10/05 tetap diberikan.

*DRP kasus ini sama dengan kasus 6 dan 10

c. Pemberian Triatec® (ramipril) tidak perlu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

76

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs kasus XVI pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives:

Pasien dengan No RM : 00–578215, usia 43 tahun, jenis kelamin laki-laki. Dirawat mulai 30/12/05 –31/12/05 dengan keluhan masuk ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan membaik. Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan DM : Diabex® (metformin) 2 x 500 mg P.O Profilaksis infeksi: Quidex® (siprofloxacin) 3 x 500 mg P.O Rehidrasi : Asering® 500 Nyeri :Remopain®(ketorolak) 3x30mg I.V Pronalges® (ketoprofen) 1 x 50 mg P.O Vasodilator : Trental® (pentoxifilin) 1 x 400mg P.O

30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05 30-31/12/05 30-31/12/05 30/12/05

Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 30/12/05 Suhu 37ºC 36-37,4 ºC 30/12/05 Tekanan darah 120/80 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 30/12/05 Nadi 80 x/menit 60-100 x/menit 30/12/05 Pernafasan 18 x/menit 16-24 x/menit

Pemeriksaan laboratorium 30/12/05 :

Parameter Nilai terukur Parameter Nilai Normal Hct : 38,3% Eritrosit : 4,43 juta/mmk Leukosit : 8,1 ribu/mmk Netrofil : 88,8%

41,0 –53,0% 4,5-5,9 juta/mmk 4,10-10,9 ribu/mmk 47,0-80,0%

MCV : 86,5fL HDL : 47,8 mg/dL LDL : 93,6 mg/dL

92,0-121,0 fL 35-36 mg/dL 100-159mg/dL

Assessment : a. Pasien DM mendapatkan Metrix (acarbose) untuk mengontrol kadar glukosa darah namun

tidak dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. b. Dari pemeriksaan hematologi dan tanda vital tidak menunjukkan bahwa pasien mengalami

infeksi namun pada tanggal 30/12/05 diberi antibiotik. Walaupun pemberian antibiotik ini bertujuan sebagai profilaksis namun lama pemberian kurang (aktual DRP : dosis kurang)*.

c. Fungsi metabolit pasien normal, tidak terjadi hiperlipidemia. Plan : a. Lakukan pemeriksan kadar glukosa darah b. Pemberian Quidex® (siprofloxacin) harus diganti dosisnya dan dituntaskan yaitu 500 mg 2x

sehari selama 3 hari. * DRP kasus ini sama dengan kasus 21,22 dan 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

77

Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs kasus XXIII pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Subjectives:

Pasien dengan No RM : 00–970427, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan. Dirawat mulai 11/9/05 –21/9/05 dengan keluhan masuk luka pada kaki kiri, bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang dan badan lemas. Pasien didiagnosis DM dengan komplikasi ulkus pedis. Diagnosis saat keluar adalah DM dan luka sembuh. Pengobatan :

Obat yang digunakan Tanggal pengobatan Infeksi : Flagyl® (metronidazole) 3 x 1 g I.V

Cefasol® (sefazolin) 1 x 1 g I.V Ceradolan® (sefotiam) 2 x 1g I.V Nyeri : Cataflam® (natrium diklofenak) 3 x 100 mg P.O

Nonflamin® (tinoridin) 3 x 50 mg P.O Kaltrofen® (ketoprofen) 3 x 50 mg P.O Nutrisi : Asering® 3 x 300 I.V

NaCl 1 x 500 I.V RL 1 x 400 I.V Anemia : Transfusi darah 2 x 250 I.V

11/9/05 14-16/9/05 17/9/05 15-16/9/05 11/9/05 15-16/9/05 12-17/9/05 12,14-15/9/05 19/9/05 12,14/9/05

Pada tanggal 13/9/05 menjalani incisi dan necrotomy. Objectives : Tanda vital :

Tanggal Parameter Nilai terukur Nilai Normal 11/9/05 18/9/05

Suhu 39˚C 37ºC

36-37,4 ºC

11/9/05 Tekanan darah 130/90 mm/Hg 120-130/80-85 mmHg 11/9/05 Nadi 85 x/menit 60-100 x/menit

Pemeriksaan laboratorium 11/9/05 : Parameter Nilai terukur Nilai Normal

Hb : 10,7 g/dL Hct : 30% Leukosit : 26,47 ribu/mmk Trombosit : 535 ribu/mmk Kalsium : 2,45 mmol/L Glukosa puasa 13/9/05 : 106 mg/dL

12,0-18,0 g/dL 41,0 – 53,0% 4,10-10,9 ribu/mmk 140-440 ribu/mmk 2,02-2,60 mmol/L 70-100 mg/dL

16/9/05 : 129 mg/dL Glukosa 2jam PP 16/9/05 : 136 mg/dL Glukosa sesaat 11/9/05 : 165mg/dL 13/9/05 : 129mg/dL 14/9/05 : 283mg/dL

70-140 mg/dL 70-140 mg/dL

Kultur bakteri Uji sensitivitas (14/9/05)

Staphylococcus epidermidis, Enterococcus (terlampir)

Assessment : a. Angka trombosit pasien tinggi sehingga dapat memungkinkan terjadinya

trombus/penggumpalan darah apalagi pasien mendapatkan transfusi darah (potensial DRP : Butuh terapi obat tambahan)

b. Kadar glukosa darah pasien tidak dikontrol karena normal namun pada tanggal 14/9/05 KGD naik (aktual DRP : Butuh terapi obat tambahan).

c. Angka leukosit pasien rendah (leukopenia) dan telah diberikan antibiotika berdasarkan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada tanggal 14/9/05. Sebelumnya telah diberikan metridazol 3 x 1g i.v namun hanya 1 hari dan terputus (aktual DRP : Dosis kurang).

Plan : a. Pada tanggal 11-14/9/05 diberikan asetosal sebagai antitrombolitik. b. Monitoring terus kadar glukosa darah. Jika terus meningkat berikan insulin dengan dosis yang

sesuai. c. Pemberian metronidazol diselesaikan hingga 3 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

78

Pada tabel XXIX sampai XXXV berikut ditampilkan ringkasan dari hasil

evaluasi DRPs.

Tabel XXIX. Ringkasan Aktual DRP Butuh terapi obat tambahan (Need for additional drug therapy)

Kasus Obat-Problem

Assesment Rekomendasi

5 Kadar glukosa darah

Setelah pembedahan, kadar glukosa darah berada dibawah normal sehingga memperlukan asupan glukosa.

Berikan maltosa sampai kadar glukosa darah mendekati normal.

5 Infeksi Pemberian antibiotika (seftriaxone intravena) diputus dan dimulai lagi 5 hari kemudian dengan Dibekasin® (dibekasin sulfat) sehingga angka leukosit terus naik

Pemberian antibiotika tidak diputus. Setelah pemberian seftriaxone dapat diberikan antibiotika berspektrum luas secara peroral selama 6 hari.

7 Infeksi Pasien mengalami infeksi dengan angka leukosit yang tinggi dan telah diketahui agen penginfeksinya adalah bekteri Gram- negatif namun tidak mendapatkan antibiotika.

Berikan antibiotika spektrum luas atau aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram- negatif dan masih sensitif, misalnya siprofloksasin 750 mg peroral selama 7-10 hari.

8 Hipertensi Pasien menderita hipertensi namun tidak mendapat terapi untuk indikasi ini

Perlu pemberian antihipertensi dan pengaturan pola makan (diet garam)

10,17 Gangguan fungsi ginjal

Ureum, creatinin dan kalsium dalam darah tinggi dan albumin darah rendah kemungkinan mengalami gangguan ginjal

Monitoring data lab dan melakukan urinalisis protein.

23 Kadar glukosa darah

Pasien tidak mendapatkan antidiabetika untuk mengontrol kadar glukosa darah

Perlu pemberian insulin atau antidiabetika oral

23 Trombosit Kaki kiri pasien bengkak dan nilai trombositnya tinggi dapat menyebabkan terjadinya trombus

Perlu pemberian asetosal dosis rendah (1 x 80 mg)

Tabel XXX. Ringkasan Aktual DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug therapy)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi

6 Kadar glukosa darah

Kontrol glukosa darah dengan insulin kombinasi dengan 3 antidiabetika oral sekaligus sehingga pasien mengalami hipoglikemia

Kurangi kombinasi antidiabetika, cukup insulin dan 1 antidabetika yaitu sulfonilurea generasi kedua (glimepirid)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

79

Tabel XXXI. Ringkasan Aktual DRP Obat tidak tepat (Wrong drug)

Tabel XXXII. Ringkasan Aktual DRP Dosis kurang (Dosage too low)

Tabel XXXIII. Ringkasan Aktual DRP Dosis berlebih (Dosage too high)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 8,11 Infeksi Berdasarkan pemeriksaan

kultur, pasien mendapatkan antibiotika yang sudah resisten, yaitu gentamicin.

Gentamicin tidak diberikan. Pemilihan antibiotika harus sesuai dengan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitasnya, misalnya siprofloksasin 750 mg peroral selama 7-10 hari.

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 2 Insulin Interval pemberian dosis

insulin kerja singkat hanya 1 kali sehari

Insulin kerja singkat memiliki masa kerja sampai 8 jam sehingga pemberiannya ditingkatkan menjadi 3 kali sehari

6,10,14 Infeksi Pemberian antibiotika (moksifloxacin) secara peroral hanya 2 hari.

Untuk pemberian antibiotika (moksifloxacin) selama 7 hari. Lakukan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas untuk menentukan antibiotika yang tepat.

22 Infeksi Antibiotik (ofloksasin) peroral yang diberikan hanya 1 hari

Pemberian ofloksasin dituntaskan yaitu 250 mg 2x sehari selama 10 hari.

21,23, 24

Infeksi Pemberian metronidazole peroral pada pasien hanya 1 hari.

Lanjutkan pemberian metronidazole hingga selama 7 hari. (pada kasus 23 selama 3 hari)

22 Antidiabetik Untuk mengontrol kadar glukosa darah diberikan insulin saja dan KGD tetap tinggi

Diperlukan peningkatan dosis insulin atau kombinasi dengan antidiabetika oral

24 Insulin Pasien mendapatkan insulin kerja singkat dengan dosis rendah sehingga kadar glukosa darah pasien tetap tinggi (300 mg/dL).

Tingkatkan dosis insulin yang sesuai. Untuk kadar glukosa darah 300mg/dL, dosisnya 20 UI

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 7 Insulin Pasien mendapatkan insulin

kerja menengah dengan interval pemberian 3 kali sehari dan kombinasi 2 jenis antidiabetika oral

masa kerja insulin kerja menengah dapat mencapai 15 jam sehingga penggunan cukup 1 atau 2 kali pemberian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

80

Tabel XXXIV. Ringkasan Potensial DRP Tidak perlu obat (Unnecessary drug therapy)

Tabel XXXV. Ringkasan Potensial DRP Efek Obat yang tidak diinginkan

(Adverse Drug Reaction)

D. Hasil Terapi (Outcome) Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/ Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Periode Juli-Desember 2005

Hasil terapi utama yang diharapkan dari pengobatan pasien DM dengan

komplikasi ulkus adalah sembuhnya infeksi dan penutupan luka yang baik. Hasil

terapi dalam penelitian ini merupakan hasil dari terapi yang telah diberikan

selama perawatan dengan melihat keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit,

meliputi sembuh, membaik, diamputasi dan belum sembuh atau keluar atas

permintaan sendiri. Gambar 5 menunjukkan keadaan pulang pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta

periode Juli-Desember 2005

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 14 Antidiabetik Pasien mendapatkan kombinasi 4

antidiabetika oral sekaligus sehingga memungkinkan terjadinya hipoglikemi

Pemberian antidiabetika oral cukup 2 jenis saja, yaitu metformin (meningkatkan sensitivitas insulin) dan acarbose (α- glucosidase inhibitor)

Kasus Obat-Problem Assesment Rekomendasi 15 Analgesik Remopain dan Toradol diberikan

dalam waktu bersamaan padahal memiliki resiko kontraindikasi

Cukup pemberian toradol (analgesik non opioid) saja karena efek lebih kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

81

Keadaan Pulang Pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

25%

25%37%

13% Sembuh

Amputasi

Membaik

Atas permintaansendiri

Gambar 5. Keadaan pulang pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Keadaan pasien saat pulang pada umumnya adalah membaik (37%),

yaitu masih perlu perbaikan. Keadaan pulang pasien yang lain adalah sembuh

(25%), dalam artian sembuh dari infeksi dan luka tertutup baik serta pulang dalam

keadaan diamputasi (25%). Pada 13% pasien, pulang dalam keadaan belum

sembuh. Mereka pulang atas permintaan sendiri atau keluarga. Hal ini dapat

dimungkinkan karena ketidakmampuan pasien untuk membiayai perawatan yang

lebih lama.

Lamanya perawatan adalah jangka waktu pasien tinggal di rumah sakit

dalam mendapatkan perawatan ulkus/gangren. Lama perawatan ini dinilai dari

lamanya tinggal atau length of stay (LOS) yang diukur dari pasien masuk sampai

keluar rumah sakit. Pasien DM dengan komplikasi ulkus memperlukan perawatan

yang lama sehingga biayanya pun tidak sedikit. Data dari rumah sakit nasional di

United States dan Eropa menunjukkan bahwa rata-rata LOS pasien DM dengan

komplikasi ulkus/gangren kurang lebih 15 hari. Berikut ini adalah gambar yang

menunjukkan lamanya pasien tinggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

82

Lamanya Tinggal pasien DM dengan Komplikasi Ulkus/Gangren

29%

58%

13%1-7 hari8-14 hari15-21 hari

Gambar 6. Lamanya tinggal pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren di instalasi rawat inap RS. Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebesar 58% pasien tinggal

selama 8-14 hari. Pasien yang tinggal selama 15-21 hari sebesar 13%. Hal ini

menunjukkan bahwa perawatan DM dengan komplikasi ulkus memang

memperlukan waktu yang lama.

E. Ringkasan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan DM dengan

komplikasi ulkus/gangren dari catatan rekam medis pasien yang rawat inap di RS

Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005. Gambaran dari pasien DM

komplikasi ulkus/gangren tersebut yaitu; prosentase jumlah pasien wanita sebesar

71% dan prosentase jumlah pasien pria sebesar 29%. Diketahui pula bahwa pasien

pada kelompok usia >45-≤65 tahun sebesar 58%, kelompok usia >25-≤45 tahun

sebesar 29% dan > 65 tahun atau usia lanjut sebesar 13%. Tingkat keparahan

ulkus/gangren pasien dapat dinilai dari keadaan luka pasien saat masuk serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

83

pemeriksaan laboratorium dan klinik pasien selama di rawat inap. Dari penelitian

ini ditunjukkan bahwa sebesar 46% pasien mengalami ulkus dan yang telah

berkembang menjadi selulitis sebesar 4% serta 8% pasien mengalami abses.

Pasien DM yang mengalami komplikasi gangren sebesar 42%. Semua pasien

mengalami infeksi namun hanya 13 pasien yang menjalani pemeriksaan kultur

atau mikrobiologi pus gangren dan uji sensitivitas. Keadaan penyakit yang

dialami 24 pasien DM komplikasi ulkus/gangren adalah adanya komplikasi DM

yang lain maupun penyakit penyerta yang didiagnosis saat masuk rumah sakit.

Komplikasi DM yang lain adalah hipertensi (8,33%) dan hipoglikemia (4,16%).

Penyakit penyerta yang dialami pasien adalah skizofrenia dan keracunan bahan

organik (4,16%).

Hasil gambaran pola pengobatan pada 24 pasien DM komplikasi

ulkus/gangren ini menunjukkan bahwa digunakan 9 kelas terapi yaitu; antidiabetik

sebanyak 91,66%, antibiotika sebanyak 100%, analgesik sebanyak 87,5%, obat

sistem saluran cerna sebanyak 41,67%, obat penyakit otot skelet dan sendi

sebanyak 50%, obat sistem saraf pusat sebanyak 20,83%. obat yang

mempengaruhi gizi dan darah sebanyak 83,33%, obat sistem kardiovaskuler

sebanyak 12,5% dan obat sistem pernafasan sebanyak 4,16%.

Dari hasil evaluasi DRP didapatkan bahwa 15 kasus mengalami DRP,

yaitu 13 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP di mana terdapat 8 kasus

yang masing-masing mengalami 2 DRP. Aktual DRP yang sering terjadi adalah

DRP nomor 4 yaitu dosis kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor

1 yaitu butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

84

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 2 kasus serta

DRP nomor 2, yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor

5, yaitu dosis berlebih (dosage too high) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor DRP nomor 2, yaitu

tidak perlu obat (unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat

yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1 kasus.

Drug related problem nomer 6, yaitu efek obat yang tidak diinginkan (Adverse

drug reaction) tidak ditemukan dan DRP nomor 7 (ketidaktaatan pasien atau

incomplience) tidak dapat dilihat.

Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%) sembuh

(25%), diamputasi (25%), dan pulang atas permintaan sendiri (13%). Lamanya

tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14 hari sebanyak

58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gambaran pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-

Desember 2005 adalah sebagai berikut ; prosentase jumlah pasien wanita

sebesar 71% dan pria sebesar 29%. Kelompok usia terbanyak adalah >45-

≤65 tahun, yaitu sebesar 48%. Tingkat keparahan pasien, yaitu 58%

mengalami ulkus dan 42% mengalami gangren. Komplikasi lain yang

terbanyak adalah hipertensi (8,33%).

2. Jumlah kasus pasien DM dengan komplikasi ulkus/gangren periode Juli-

Desember 2005 yang ditemukan dari catatan rekam medis sebanyak 24.

Dari 24 kasus ini strategi pengobatannya adalah dengan menggunakan 9

kelas terapi, yaitu; antidiabetik (91,66%), antibiotika (100%), analgesik

(87,5%), obat yang mempengaruhi gizi dan darah (83,33%), obat penyakit

otot skelet dan sendi (50%), obat sistem saluran cerna (41,67%), obat

sistem saraf pusat (20,83%), obat sistem kardiovaskuler (12,5%) dan obat

sistem pernafasan (4,16%).

3. Dari hasil evaluasi DRP ditemukan sejumlah 16 kasus mengalami DRP,

yaitu 14 kasus aktual DRP dan 2 kasus potensial DRP.

a. Aktual DRP yang sering terjadi adalah DRP nomor 4 yaitu dosis

kurang (dossage too low) sejumlah 8 kasus, DRP nomor 1 yaitu butuh

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

86

terapi obat tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 6

kasus, DRP nomor 3 yaitu obat tidak tepat (wrong drug) sebanyak 3

kasus serta DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat (unnecessary drug

therapy) dan DRP nomor 5 yaitu dosis berlebih (dosage too high)

masing-masing sebanyak 1 kasus.

b. Potensial DRP yang terjadi adalah DRP nomor 2 yaitu tidak perlu obat

(unnecessary drug therapy) dan DRP nomor 5 yaitu efek obat yang

tidak diinginkan (adverse drug reaction) masing-masing sebanyak 1

kasus.

4. Hasil terapi atau keadaan pulang pasien adalah membaik (37%), sembuh

(25%) diamputasi (25%) dan pulang atas permintaan sendiri (13%).

Lamanya tinggal pasien selama 1-7 hari sebanyak 29,16%, selama 8-14

hari sebanyak 58,33% dan yang selama 15-21 hari sebanyak 12,5%.

B. Saran

1. Diperlukan standar pengobatan diabetes melitus dengan komplikasi

ulkus/gangren di RS Bethesda Yogyakarta agar penanganan pasien lebih

dimudahkan dan kesembuhan yang dicapai serta pencegahan komplikasi

lain optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan topik yang sama namun bersifat

prospektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

DAFTAR PUSTAKA

Adam, John M.F., 2000. Kaki Diabetes, http://www.kalbefarma.com/filescdk/ files/09_KakiDiabetes.pdf/09_KakiDiabetes.html. Diakses pada 7 Februari 2007

Adam, John M.F., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita Diabetes dan upaya Pencegahan. Suplement, Volume 26, 3, 53-54, 57-59

Agoes, A., 1999, Obat Antidiabetika Oral, Medika, Tahun XXV, 5, 326-329

American Diabetes Association, 2003, Standards of Medical Care for Patients with Diabetes Mellitus, Diabetes Care, 26 Suppl 1, 33-50.

Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2003, Aktivitas Fisik Membantu Mencegah Atherosklerosis, http://www. kompas.com/kompas-cetak/0306/19/iptek/378701.htm-37k.Diakses pada 14 Februari 2007

Anonim, 2005a, Prevalensi Penderita diabetes Melitus Dunia, http://www. diabetes.org. Diakses 22 April 2006.

Anonim, 2005b, Resistensi Insulin, http://www.webmed.com/hw/health_guide _atoz /sti150721.asp? navbar=tp21221. Diakses pada 20 Januari 2006

Anonim, 2005c, Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.tempointeraktif. com/medika/arsip/042002/pus-2.htm. Diakses 22 April 2006.

Anonim, 2006, MIMS Indonesia, Medimesia Asia, Singapura

Anonim, 2007a, Glukosa, http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa. Diakses pada 14 Februari 2007

Anonim, 2007b, Medifocus Guidebook on Diabetic Foot Ulcers, http://www. medifocushealth.com./ND016/diabetic_foot_ulcers.php. Diakses pada 7 Februari 2007

Cipolle,R.J., Strand,L.M., Morle P.C.,1998, Pharmaceutical Care Practice, 76, Mc Graw Hill,New York.

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

88

Endah, D.K., 1999, Faktor Resiko Kaki Diabetes : Implementasi di Praktik Klinik, Medika, Tahun XXV, 3, 203

Foster, D.W., 2001, Diabetes Mellitus dalam Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al.,

Harrison’s Principles of Internal Medicine 15th edition volume 2, 2213-2214, The Mc Graw Hill Companies, Inc.,US

Frykberg, R.G., Amstrong,D.G, Giurini, J., Edwards A., Kravette, M., Kravits St.,

et al.,2000, Diabetic Foot Disorders : A Clinical Practice Guideline, The Journal of Foot and Ankle Surgery volume 39, 5 (47 screens), Available from URL: http://www.apwca.org/report_diabeticFoot.pdf. Diakses pada 24 Februari 2007

Hamid, Yanuar, 1998, Pengamatan Klinik Pemberian Cilostazol/Pletaal pada

Penderita Kaki Diabetes, Medika, 4, 270-292 Handoko, T., dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon dan Antidiabetika Oral

dalam Farmakologi dan Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 471-475, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.

Johnson, M., 1998, Sickeningly Sweet, diterjemahkan oleh P.A. Siboro, Diabetes:

Terapi dan Pencegahannya, 24, Indonesia Publishing House, Bandung Krisdaryono.H., 2002, Pengenalan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik dalam

Materi Pelatihan Dasar Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik, UGM dan Direktorat Jendral Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Yogyakarta.

Lipsky, B.A., Barendt, A.R., Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer,

A.W., et al., 2004, Guidelines for Diabetic Foot Infection : Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infection, Clinical Infectious Disease, 39, 887-895, 898

Misnadiarly, Permasalahan Kaki Diabetes dan Penanggulangannya,

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/hor-1.htm. Diakses pada 10 September 2006

Muchid, A., Fatimah U., Ginting, N., Basri, C., Wahyuni, R., Helmi, R.,et al.,

2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Diabetes Melitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Nuermberger, E., 2005, Diabetic Foot Infection, http://www.hopkins-abx

guide.com. Diakses pada 8 Januari 2007 Pinzur, M.S., Foot Diabetic, http://www.emedicine.com/orthoped/ topic387.htm

Diakses pada 10 september 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

89

Pratiknya,W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, 197, Raja Grafindo Persada, Jakarta Priyanto, 2006, Diabetes Melitus pada Lanjut Usia, http://www.cipg.org/index.

php?module=document&JAS_DocumentManager_op=downloadFile&JAS_File_id=15.Diakses pada 20 Januari 2006

Selamihardja, N., 2005, Ragam Komplikasi Diabetes Melitus, http://www.

kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=17745. Diakses pada 20 Januari 2006

Setiawati, A. dan Bustami, Z., 1995, Antihipertensi dalam Farmakologi dan

Terapi, Ed.4, editor oleh Ganeswara, S.G., 329-330, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta

Setiawan, D., 2005, Evaluasi Penggunaan Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap

Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta

Sharma, S., 2006, Hypertension, http://www.emedicine.com/MED/topic182. htm.

Diakses pada 27 Februari 2007 Steil, C.F., 1997, Diabetes Mellitus in in Joseph T. Dipiro, et al. (Ed),

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 3rd edition, 1489-1516, Connecticut : Appleton and Large, New York.

Stillman, R.M., 2006, Diabetic Ulcers, http://www.emedicine.com/MED/topic551

.htm. Diakses pada 27 Februari 2007 Sukma, B.W., 2007, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus

Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral untuk Penderita Usia

Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja Sumatera Selatan Periode Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Suryawanti, M.R., 2002, Pola Peresepan Obat Hiperglikemik Oral dan Studi

Literatur Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari – Maret 2002, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

90

Suyono,S., 2002, Patofisiologi Diabetes Melitus dalam Soegondo,S., dkk., Pengobatan Diabetes Melitus Terpadu, Cetakan II, 8-11, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy A Patophysiologic Approach, Sixth (6th) Ed., 1333-1363, The Mc Graw-Hill Companies, New York.

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-

Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, Gramedia, Jakarta Veronika, 2004, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral pada Penderita

Diabetes Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2003, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Waspadji,S., 2002a, Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya

Yang Rasional dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu, Cetakan II, 29-30, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Waspadji,S., 2002b, Diabetes Melitus : Penyulit Kronik dan Pencegahannya,

dalam Soegondo,S., dkk., Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu Cetakan II,175, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi I, 145-147,

Salemba Medika, Jakarta Widijanti, A., 2005, Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Diabetes

Melitus,http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm Diakses pada 22 April 2006

Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian di Rumah Sakit, http://www.tempointeraktifs.com/medika/arsip/ 042001/ huk-1.htm. Diakses pada 20 Januari 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

No. No. RM U JK

Diagnosis M/K

Keluhan M/K

Obat yang digunakan

R. Dosis

Btk Sediaan

Cara Pakai

Jml Obat LPO Tanggal

Pengobatan Out

come 1.

974707 20/12/05

– 27/12/05 (8 hari) Kelas II

75

P

M :DM + gangren pedis Hipoglikemi K : DM

M : pusing, lemas

Fortum 500 mg Clindamycin Pletaal Neurobion 5000 Cravit 500mg Cernevit 100 Amaryl 2mg Martos 500 Asering 500

2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1

Serbuk injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Tablet Infus Infus

I.V

P.O P.O P.O P.O I.V P.O I.V I.V

10

10 10 10 3 2 7 2 5

5 hari

6 hari 5 hari 6 hari 3 hari 2 hari 7 hari 2 hari 3 hari

20-24/12/05 20-25/12/05 23-27/12/05 22-27/12/05 25-27/12/05 20-21/12/05 21-27/12/05 23-24/12/05 20,23,25/12/05 25/12/05 : amputasi kaki kanan

Amputasi

2. 974580 17/12/05 – 18/12/05 (2 hari) Kelas II

49 L M : DM + gangren pedis dextra Gangguan akibat bahan organik Skizofrenia K : DM Skizofrenia

M : luka di pergelang an kaki kanan, demam, gelisah, waham, kaki nyeri

Actrapid 12 UI Bactecyn HP Metronidazole 500 Flagyl 500 Parasetamol Serenace 0,5mg Asering 500

1 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 2 3 x 1

Injeksi Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet Infus

S.C P.O I.V I.V P.O P.O I.V

1 6 1 6 6 2 4

1 hari 1 hari 1 hari 2 hari 2 hari 1 hari 2 hari

17/12/05 17-19/12/05 18/12/05 18-19/12/05 17-18/12/05 18/12/05 17-18/12/05

Belum sembuh (APS)

3. 524594 22/8/05 – 26/8/05 (5 hari)

22-26/8/05 22-26/8/05 25-26/8/05 26/8/05 22-27/8/05 24-25/8/05

Kelas III

70 P M : DM + gangren pedis sinistra K : DM

M : luka di ibu jari kaki tidak sembuh-sembuh, nyeri pada luka

Nonflamin Metronidazole Pletaal Multivitamin Cefazolin Remopain 30mg Asering 400

3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1

Tablet Tablet Tablet Tablet Serbuk injeksi Injeksi Infus

P.O P.O P.O P.O I.V I.V I.V

10 10 3 3

12

2 6

5 hari 5 hari

2 hari 1 hari 6 hari

2 hari 3 hari 22-24/8/05

Amputasi

Lampiran 2

Data Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Asering 500 Dextrosa 5% RL 500

1 x 1 2 x 1 1 x 1

Infus Infus Infus

I.V I.V I.V

3 4 1

1 hari 2 hari 1 hari

24/8/05 24-25/8/05 25/8/05 24/8/05 : Amputasi jari kaki

4.

968807 1/8/05 – 11/8/05 (12 hari)

Kelas II

75 L M : DM tipe II + Ulkus K : DM tipe II

M : luka di kaki kiri dan bengkak, nyeri pada luka 3/8/05: nyeri berkurang

Insulatard 8UI Insulatard 10UI Bactesyn Ceftriaxone 1gr Toradol 10mg/ml Rantin 300 Ceradolan 1gr Zumadiac ½ Parasetamol Pletaal Vometa Zyloric 300 Calos Glucobay Prosogan Kaltrofen Asering 500 Asering 400 Asering 300 Albumin 300

1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 2 2 x 1 2 x 2 1 x 1 4 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1

Injeksi Injeksi Tablet Serbuk injeksi Injeksi Tablet Infus Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus Infus Infus

S.C S.C P.O Infus I.V P.O I.V P.O P.O P.O P.O P.O Dikun yah P.O P.O P.O I.V I.V I.V I.V

4 6 6 1

4 6

14 5

12 14 26 10 11

21 5 8

17

1 6 1

4 hari 6 hari 3 hari 1 hari 4 hari 3 hari 6 hari 10 hari 5 hari 7 hari 10 hari 10 hari 5 hari 8 hari 5 hari 4 hari 6 hari 5 hari 4 hari 7 hari

1-4/8/05 5-10/8/05 1-3/8/05 1/8/05 1-3/8/05 3-5/8/05 4-6,9-11/8/05 2-11/8/05 1-5/8/05 3-9/8/05 3-12/8/05 3-12/8/05 3-7,10/8/05 4-12/8/05 6,7-11/8/05 8-11/8/05 1-2,4-5,7,9/8/05 10/8/05 3,8/05 6/8/05

Sembuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

5. 972548 2/11/05-10/11/05 (9 hari) Kelas I

74 L M : DM + Ulkus Hiperglike mia K : DM

M : badan lemas dan semua terasa sakit

Actrapid 12 UI Remopain 1 gr Ceftriazone 1gr Neurobion Debicasin Lysagor Metrix 1/2

3 x 1 2 x 1/ b.p 1 x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1

Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet

S.C I.V I.V P.O P.O P.O P.O

14 2

1 3 5 1 1

7 hari 1 hari 1 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari

2-7/11/05 3/11/05 2/11/05 8-9/11/05 7-10/11/05 6/11/05 7/11/05 3/11/05 : Necrotomy

Mem baik

6. 957682 29/10/05- 5/11/05 (8 hari) Kelas II

62 P M : DM + gangren pedis K : DM

M : luka jari kaki kiri dan bengkak, nyeri

Insulatard 8 UI Metrix 2mg Glucobay 50mg Novonorm 0,5 Avelox Asering 500

1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 3

Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Infus

S.C P.O P.O P.O P.O I.V

1 7

11 11 3

6

1 hari 7 hari 6 hari 8 hari 3 hari

4 hari

30/10/05 29/10-4/11/05 29/10-3/11/05 31/10-5/11/05 31/10,-4-5/11/05 30/10-2/11/05

Sembuh

7. 529282 25/7/05- 27/7/05 (3 hari) Kelas I

63 P M : DM + gangren K : DM

M : nyeri dan infeksi di luka

Pletaal Insulatard 10 UI Insulatard 14 UI Glucobay Glucotol

2 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1

Tablet Injeksi Injeksi Tablet Tablet

P.O S.C S.C P.O P.O

20 1 2 5 5

3 hari 1 hari 2 hari 3 hari 3 hari

25-27/7/05 25/7/05 26-27/7/05 25-27/7/05 25-27/7/05 25/7/05 : Incisi

Mem baik

8. 461182 30/10/05- 7/11/05 (9 hari)

61 P M : DM + abses pedis K : DM

M : 3 hari kaki abses, nyeri di abses, bengkak, mata

Parasetamol Nonflamin Pletaal Novalgin Vometa

3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1

Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet

P.O P.O P.O P.O P.O

20 14 10 10

10

9 hari 5 hari 2 hari

6 hari

5 hari

30/10-7/11/05 3-7/11/05 6-7/11/05 31-3/10, 6-7/11/05 31/10-4/11/05

Sembuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Kelas III

berkunang-kunang

Gentamerck 80mg Gentamerck 500mg Actrapid 12 UI Actrapid 16 UI Kedacillin 1gr Vomidex 1 gr Asering 500

3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1

Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus

P.O P.O S.C S.C I.V I.V I.V

10 10 9

12 8 2

10

8 hari 6 hari 3 hari

4 hari 4 hari 1 hari 4 hari

3-10/11/05 11/11/05 1/11/05 2-7/11/05 30/10-2/11/05 30-31/10/05 30/10/05-2/11/05 3/11/05 : Necrotomy 5/11/05 : Incisi

9. 970344 9/9/05- 16/9/05 (8 hari) Kelas II

62 P M : DM + ulkus Hipertensi K : DM Hipertensi

M : luka di kaki, bengkak dan nyeri, kulit kemerahan, pusing

Bectecyn HP 1,5 Rantin 50mg/ml Rantin Insulatard 8 UI Insulatard 10 UI Novalgin 1amp Vometa Ciprofloxacin 500 Metrix 2mg Glucobay 50mg Captensin 12,5 Farmasal Ceftriaxone 1gr Parasetamol Kaen B 350 Asering 500 NaCl 500

2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 / b.p 3 x 1 2 x 1 1 x 1

Injeksi Injeksi Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus Infus

I.V I.V P.O S.C S.C I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O I.V I.V I.V

7 11 5 1 3 1

23 13 8

14 5 4 2 3

8 2 5

4 hari 6 hari 3 hari 1 hari 3 hari 2 hari 8 hari 7 hari 8 hari 8 hari 3 hari 4 hari 2 hari 2 hari

3 hari 2 hari 2 hari

9-12/9/05 9-14/9/05 15-17/9/05 11/9/05 13,15-16/9/05 13-14/9/05 13-14/9/05 10-17/9/05 9-15/9/05 10-17/9/05 10-17/9/05 15-17/9/05 10-13/9/05 9-10/9/05 13-15/9/05 10,14/9/05 10,12-15/9/05 12/9/05 Incisi

Sembuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

10. 974056 6/12/05- 8/12/05 (3 hari) Kelas III

59 L M : DM + ulkus pedis dextra K : DM

M : nyeri pada luka di kaki kanan,per mukaan kulit rusak, radang,ba dan lemas

Actrapid 12 UI Ceftriaxone Metronidazole

3 x 1 2 x 1 3 x 1

Injeksi Injeksi Tablet

S.C S.C P.O

4 3 3

2 hari 2 hari 2 hari

6-7/12/05 6-7/12/05 6-7/12/05

Belum sembuh (APS)

11. 973120 14/11/05- 22/11/05

(9 hari) Kelas III

51 P M : DM + ulkus K : DM

M : luka di jari kaki, radang, bengkak dan nyeri, luka bau dan jari menghitam

Neurobion 5000 Metronidazole 500 Actrapid 8 UI Actrapid 12UI Actrapid 16 UI Fortum 1gr Ceftriaxone 1gr Tarivid 400mg Asering 500 Asering 450 Asering 300

1 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1

Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Serbuk injeksi Injeksi Tablet Infus Infus Infus

P.O P.O S.C S.C S.C Infus Infus P.O I.V I.V I.V

10 20 4 3

16 8

4 10 12 3 3

8 hari 7 hari 2 hari 1 hari 6 hari 4 hari

2 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari

1419,21/11/05 14-19/11/05 14-15,17/11/05 16/11/05 17-22/11/05 17-20/11/05

14-7/11/05 17-22/11/05 14-16,18/11/05 19/11/05 17/11/05 15/11/05 : Amputasi jari

Amputasi

12. 573159 11/10/05- 17/10/05 (7 hari)

Kelas III

50 P M : DM + ulkus pedis K : DM

M : luka pada kaki kiri bawah, bengkak dan nyeri, badan lemas,mata berkunang-kunang

Nonflamin Pletaal Cataflam-D Garamycin 80 mg Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Parasetamol Mylanta NaCl 500

3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1

Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Syrup Infus

P.O P.O P.O Infus S.C S.C P.O P.O I.V

17 10 10 12 4

12 8

1 btl 2

6 hari 6 hari 6 hari 5 hari 3 hari 3 hari 4 hari 2 hari 3 hari

11-17/10/05 11-17/10/05 11-17/10/05 12-17/10/05 12-14/10/05 15-17/10/05 12-16/10/05 12-13/10/05 15-17/10/05

Mem baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Martos 1000 Asering 500 Aminofusin 450 Transfusi darah 250

1 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1

Infus Infus Infus Infus

I.V I.V I.V I.V

5 5 4 2

5 hari 4 hari 4 hari 2 hari

13-17/10/05 11-14/10/05 13,15-17/10/05 16-17/10/5 15/10/05 : Necrotomy debridement

13.

571808 25/9/05- 1/10/05 (7 hari) Kelas III

71 P M : DM + gangren pedis K : DM

M : luka pada kaki ±1minggu dan bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang, infeksi luka terbuka

Ceradolan Actrapid 10 UI Cataflam-D Captopril 12,5 HCT Tramal Cataflam Asering 500

2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x ½ 1 x 1 3 x 1 3 x 1

Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Infus

P.O S.C P.O P.O P.O I.V I.V Infus

12 3

14 12 3

1 amp 6 6

7 hari 1 hari 7 hari 4 hari 3 hari 1 hari 2 hari 3 hari

25/9-1/10/05 31/9/05 25/9-1/10/05 28/9-1/10/05 29/9-1/10/05 25/9/05 25-26/9/05 25-27/9/05 25/9/05 : Incisi debridement

Mem baik

14.

572722 4/10/05- 11/10/05 (8 hari) Kelas II

68 P M : DM + ulkus cruris dextra Cellulitis K : DM

M : luka pada kaki kanan dan kiri, bengkak, nyeri

Fortum Avelox Pletaal Diabex Glucobay 50 Amaryl 2 mg Avandra 4 mg Triatec 2,5 mg Ascardia 80 mg Trental 400 mg Asering 500 RL 500

2 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1

Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Infus Infus

I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O I.V I.V

10 5

25 20 10 10 10 10 19 19 7 2

8 hari 5 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 5 hari 3 hari 2 hari 2 hari 3 hari 2 hari

4-8/10/05 4-5,9-11/10/05 4-5,7-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 5-11/10/05 8-11/10/05 7-9/10/05 10-11/10/05 10-11/10/05 5-8/10/05 4-5/10/05

Mem baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

15. 950656 2/7/05- 18/7/05 (15 hari) Kelas II

49 P M : DM + ulkus pedis 3/7/05 : batuk ke ring K : DM

M : luka pada telapak kaki yang meluas, bengkak dan nyeri

Cravox Flagyl forte Codein 10 mg Parasetamol 500 Pariet Dancera Plavix Abbotic XL Bactesyn Remopain Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Actrapid 15 UI Actrapid 18 UI Actrapid 22 UI Actrapid 24 UI Actrapid 26 UI Toradol Targocid Trental Celebrex 200 mg Thiampenikol 500 Asering 500 NaCl 500

1 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 2 1 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1

Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus Tablet Tablet Infus Infus

P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O P.O S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C S.C I.V I.V I.V P.O P.O I.V I.V

2 9

12 18 10 29 11 12 2 4 6 9 3 6 6 3 3 3 3 3 6 2

12 12 8

12 4

2 hari 4 hari 5 hari 9 hari 10 hari 13 hari 11 hari 10 hari 1 hari 2 hari 2 hari 3 hari 1 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 2 hari 2 hari 2 hari

11 hari 2 hari 6 hari 3 hari

2-3/7/05 2-5/7/05 3-7/7/05 3-10,17/7/05 5-6,8-15/7/05 6-18/7/05 7-17/7/05 10-18/7/05 7/7/05 30/6,7/7/05 2-3/7/05 4,6-7/7/05 5/7/05 9-10/7/05 11-12/7/05 8/7/05 13/7/05 14/7/05 15/7/05 16/7/05 6-7/7/05 4-8/7/05 2-5/7/05 8/7/05 16-18/7/05 2-3,6-9/7/05 3,8-9/7/05 6/7/05 : Necrotomy Amputasi 2 jari

Amputasi

16 578215 30/12/05- 31/12/05 (2 hari)

43 L M : DM + ulkus pedis K : DM

M : ujung telapak kaki melepuh, bengkak dan nyeri,

Kedacillin Remopain Quidex 500 mg

1 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1

Serbuk injeksi Serbuk injeksi Tablet

I.V I.V P.O P.O

2 2

10 10

2 hari 2 hari

2 hari 2 hari

30-31/12/05 30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05

Belum sembuh (APS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Kelas I kelelahan.

Diabex 500 mg Trental Pronalges Asering 500

1 x 1 3 x 1 2 x 1

Tablet Tablet Tablet Infus

P.O P.O I.V

10 10 6

2 hari 2 hari 2 hari

30-31/12/05 30/12/05 30-31/12/05

17.

971874 14/10/05- 31/10/05 (17 hari) Kelas III

47 L M : DM + gangren K : DM

M : luka pada kaki ± 2 bulan dan nyeri,

Mikasin 500 mg Novalgin Insulatard 12 UI Insulatard 16 UI Insulatard 10 UI Ciprofloxacin Zumadiac Diabex Glucobay Ceftriaxone 1 gr Remopain Cravit Maxipime Flagyl Asering 500 Martos 500 NaCl 1000 Dextrosa 10% Transfusi darah Avelox

2 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 ½ x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 1x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1

Tablet Serbuk injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Serbuk injeksi Injeksi Tablet Injeksi Infus Infus Infus Infus Infus Tablet

P.O I.V S.C S.C S.C P.O P.O P.O P.O Infus Infus Infus P.O I.V I.V I.V I.V I.V I.V P.O

14 12

4 1

12 12 16 31 26 7 2

3 3 3 6 4 1 1 1 3

8 hari 4 hari

4 hari 1 hari 12 hari 7 hari 16 hari 16 hari 13 hari 4 hari 1 hari

3 hari 2 hari 2 hari 3 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari

17-22,25/10/05 18-21/10/05 14-16,19/10/05 18/10/05 20-31/10/05 15,17-23/10/05 15-31/10/05 15-31/10/05 18-31/10/05 18-23/10/05 14-17/10/05 14/10/05 14,16,26/10/05 25-26/10/05 25-26/10/05 16,18-22/10/05 14-16/10/05 20/10/05 18/10/05 19/10/05 24-26/10/05 17/10/05 : Necrotomy 19/10/05 : Amputasi

Amputasi

18. 380488 25/7/05-

48 P M : DM + gangren pedis

M : luka pada kaki ± 4 hari dan

Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Pletaal

3 x 1 3 x 1 2 x 1

Injeksi Injeksi Tablet

S.C S.C P.O

7 12 20

4 hari 5 hari 7 hari

26-29/7/05 30/7-2/8/05 25,28/7-2/8/05

Mem baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

2/8/05 (9 hari) Kelas III

K : DM

bengkak, nyeri, mata berkunang-kunang 29/7 : muntah-muntah

Cravit Banan Bactesyn 100 Farmasal Ceftum Pronalges Glucose 40% Dicinon Kalnex 500mg Venofer Glibenklamid Glucobay Vomidex Asering 500 NaCl 500 Transfusi darah

1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 20 tts / mnt 1 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1

Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Serbuk injeksi Tablet Tablet Serbuk injeksi Tablet Tablet Injeksi Infus Infus Infus

P.O P.O P.O P.O I.V Prem dikasi Infus P.O P.O Infus P.O P.O I.V I.V I.V I.V

7 10 9 8 3 1

25cc

2 1 2

1 2 1 5 2 1

4 hari 6 hari 5 hari 2 hari 3 hari 1 hari

2 hari

1 hari 1 hari 2 hari

1 hari 1hari 1 hari 2 hari 2 hari 2 hari

25,28,31/7/05 25,28/7-2/8/05 29/7-2/8/05 1-2/8/05 26-28/7/05 27/7/05 26/7/05 27-28/7/05 27/7/05 27-28/7/05 3/8/05 3/8/05 29/7/05 26-27/7/05 27-28/7/05 27-28/7/05 27/7/05 : Incisi

19. 971821 13/10/05- 2/11/05 (20 hari) Kelas II

70 P M : DM + gangren pedis K : DM

M : luka pada kaki, nyeri, badan lemas, keringat dingin

Diabex 500mg Zegase Metrix 2 mg Quiten Abbotic XL Toradol 10mg/ml Actrapid 8 UI Actrapid 10 UI Actrapid 16 UI Asering 500 Cravit 100 Martos 500 Cernevit NaCl 100

2 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1

Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Infus Infus Infus Infus Infus

P.O P.O P.O P.O P.O I.V S.C S.C S.C I.V I.V I.V I.V I.V

37 16 12 10 6 6 9 6 3 8 4 1 4 4

17 hari 16 hari 12 hari 10 hari 6 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 4 hari 4 hari 1 hari 2 hari 2 hari

17/10-2/11/05 18/10-2/11/05 22/10-2/11/05 24/10-2/11/05 28/10-2/11/05 14-16/10/05 13-14/10/05 16-17/10/05 18/10/05 13,16,17-18/11/05 14,16-18/11/05 14/11/05 16-17/10/05

Sembuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Plasbumin 25% Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Cernevit 1 amp Avelox Parasetamol Lacbon Insulatard 12 UI

1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 2 1 x 1

Infus Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Injeksi

I.V S.C S.C I.V I.V P.O P. O S.C

1 3

12 7

12 3

11 7

1 hari 1 hari 4 hari 5 hari 11 hari 3 hari 6 hari 7 hari

16-17/10/05 18/10/05 20/10/05 21-24/10/05 13-17/10/05 18-28/10/05 13,18,28/10/05 31/10-1/11/05 24-30/10/05

20. 971784 12/10/05- 24/10/05 (13 hari) Kelas II

41 L M : DM + abses sinistra K : DM

M : luka pada mandibula kiri, nyeri, bengkak 17/10/05 : Rahang bengkak 18/10/05 Bengkak berkurang

Flagyl Avelox Avelox 400mg Cataflam-D Dancera Metrix Zegase Clavamox 1 gr Flagyl Claforan Asering 500

2 x 1 1 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x1 2 x 1 2 x 1 3 x 1

suppo Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Infus

Anus Infus P.O P.O P.O P.O P.O P.O Infus P.O I.V

2 6 5 2

29 35 9 2 5 4

22

3 hari 5 hari 2 hari 11 hari 13 hari 11 hari 2 hari 2 hari 4 hari 4 hari 10 hari

20-22/10/05 13-15,20-21/10/05 23-24/10/05 12-23/10/05 12-24/10/05 14-24/10/05 22-23/10/05 12-13/10/05 12-15/10/05 16-19/10/05 12-21/10/05 16/10/05 : Incisi

Mem baik

21. 974945 25/12/05- 1/1/06 (8 hari) Kelas III

53 P M : DM + ulkus Sepsis K : DM

M : luka pada ibu jari kaki tidak sembuh-sembuh, nyeri, mual, pusing, demam

Vometa Inpepsa 2cc Narfos 4 mg Parasetamol Remopain Garamycin Ceftriaxone 1 gr Vomidex Actrapid 6 cc OMZ Cataflam Pletaal

3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1 1 x 1 3 x 1 2 x 1

Tablet Syrup Tablet Tablet Tablet Injeksi Tablet Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet

P.O P.O P.O P.O P.O Infus P.O Infus I.M P.O P.O P.O

3 1 btl

6 9 4 4 8 2 3 5

15 10

2 hari 5 hari 3 hari 2 hari 2 hari 2 hari 4 hari 1 hari 1 hari 4 hari 1 hari 1 hari

25-26/12/05 25-28,30/12/05 25-28,30/12/05 25-27/12/05 29-30/12/05 29/12/05 29/12/05-1/1/06 29/12/05 31/12-2/1/05 28-30/12/05 28-30/12/05 28-30/12/05

Amputasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Metronidazole Asering 500 NaCl 500

3 x 1 2 x 1 1 x 1

Tablet Infus Infus

P.O I.V I.V

15 12 1

1 hari 6 hari 1 hari

30/12/05 25-30/12/05 29/12/05 27/12/05 : Amputasi ibu jari

22. 969128 10/8/05- 20/8/05 (11 hari) Kelas III

40 P M : DM + ulkus pedis Sepsis K : DM

M : luka pada kaki kanan, mata berkunang-kunang

Actrapid 12 UI Actrapid 14 UI Bactesyn Kaltrofen 8 UI Kaltrofen 12UI Ofloxacin Parasetamol Meiact Tarontal Metronidazole

3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1

Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Serbuk

S.C S.C Infus I.V I.V P.O P.O P.O P.O Tabur di luka

9 6

13 3 9 9

13 12 20

3 hari 2 hari 6 hari 1 hari 3 hari 5 hari 5 hari 4 hari 4 hari

14-16/8/05 18-19/8/05 10-15/8/05 10/8/05 11-13/8/05 12-16/8/05 15-18/8/05 15-18/8/05

Mem baik

23. 970427 11/9/05- 21/9/05 (11 hari) Kelas I

50 P M : DM + ulkus pedis K : DM

M : luka pada kaki kiri, nyeri, bengkak, mata berkunang-kunang, badan lemas

Cefasol Kaltrofen Cataflam Ceradolan 1 gr Nonflamin Flagyl Asering 300 NaCl 500 RL 400 Transfusi darah

1 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1

Injeksi Injeksi Tablet Injeksi Tablet Tablet Infus Infus Infus Infus

I.V I.V P.O I.V P.O P.O I.V I.V I.V I.V

6 8

22 4 3 3

18 3 1 2

6 hari 4 hari 7 hari 1 hari 1 hari 1 hari 6 hari 3 hari 1 hari 2 hari

14-16/9/05 15-16/9/05 15-16/9/05 17/9/05 11/9/05 11/9/05 12-17/9/05 12,14-15/9/05 19/9/05 12,14/9/05 13/9/05 : Incisi Necrotomy

Sembuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Mem baik

Keterangan : No.RM : Nomor Rekam Medis U : Umur pasien JK : Jenis kelamin M/K : Masuk dan Keluar R.Dosis : Regimen dosis Btk.Sediaan : Bentuk sediaan Jml Obat : Jumlah obat LPO : Lama Pengobatan I.V : Intravena P.O : Peroral S.C : Subcutan I.M : Intramuskular APS : Atas permintaan sendiri

24. 515033 21/9/05- 30/9/05 (10 hari)

62 L M : DM + ulkus pedis K : DM

M : luka pada kaki kanan ± 2 minggu, bengkak, nyeri 23/9/05 : keringat dingin dan mual muntah

Bactecyn Tarontal Enzymplex Dudencer Metronidazole Lysagor Kalnex Actrapid 5 UI Actrapid 6 UI Actrapid 8 UI Ceftriaxone Remopain Martos 500

3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 2 x 1 1 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1 2 x 1 3 x 1

Injeksi Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Injeksi Injeksi Injeksi Injeksi Tablet Infus

I.V P.O P.O P.O P.O P.O P.O S.C S.C S.C I.V P.O I.V

16 16 9 1 2 1 1

12 3 3

13 2

30

6 hari 3 hari 3 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 4 hari 1 hari 1 hari 7 hari 2 hari 10 hari

21-26/9/05 21-23/9/05 21-23/9/05 24/9/05 26/9/05 26/9/05 25-26,29/9/05 22/9/05 21/9/05 21-26/9/05 21-22/9/05 21-30/9/05 22,23/9/05 : Necrotomy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Pemeriksaan Laboratorium No. No. RM Data Laboratorium Angka Angka normal Ket. Tanggal Pemeriksaan Non Laboratorium Tanggal

20/12/05 21/12/05 22/12/05 25/12/05

Tekanan Darah : 140/80 mm/Hg Nadi : 60x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 150/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 150/80 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 35,3˚C Nafas : 20x/mnt

20/12/05 21/12/05 21/12/05 24/12/05 22/12/05 23/12/05

L L H L

H H

H L

H

12,0 - 18,0gr% 36,0 -46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 4,5 – 5,9 juta/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL 0 – 200 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

10,4 32,1 14,230 3,3 97,30 31,50 32,40 217 64,2 2,50 154 43,3 90,9 99 40,0 23,0 135 5,4 102 2,53 202 394 265 247 98

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eritrosit MCV/IER MCH MCHC Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Cholestrol HDL-Cholestrol LDL-Cholestrol Trigliserida Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

974707 20/12/05 – 27/12/05

1.

Lampiran 3

Data Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli – Desember 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

2. 974580 17/12/05 – 18/12/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Retikulosit / RDW Polikromasi / MPV Hipokromia / PDW Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT

8,7 25,9 29,900 0,3 0,2 88,8 6,7 4,0 2,97 395,000 87,20 29,30 33,60 13,30 9,6 9,8 44,8 1,20 21,0 20,0

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L

L L H

H L

L

L L

H

L

18/12/05 Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,9˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 116x/mnt Suhu : 39,9˚C Nafas : 22x/mnt

17/12/05 18/12/05

3. 524594

22/8/05 –

26/8/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit

13 40,1 14,100 1,1 0,6 79,9 14,7 3,7 4,30 490,000

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk

L L H

L H

22/12/05

Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36 ˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 20x/mnt

22/8/05 23/8/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

MCV / IER MCH MCHC Masa Perdarahan Masa Tromboplast. Masa penjendalan Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida Asam Urat Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

93,30 30,20 32,40 2,00 938,50 7,00 56,0 1,5 7,6 3,9 3,7 215 145 7,0 14,0 12,0 151 5,1 101 2,42 73 58 64 57 125 58 / 166 36 / 149 40 / 100

92,0 –121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 2,00 –7,00 menit 23,4 – 36,8 detik 5,00 – 12,00 menit 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 3,5 – 8,5 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L

H

H

L

L L

H

H

L L L

L/H L/H L/

23/12/05 24/12/05 24/12/05 23/12/05 23/12/05 24/12/05 23/12/05 24/12/05 22/12/05 23/12/05 24/12/05 25/12/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

4.

968807

1/8/05 –

11/8/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Asam Urat Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jam PP Urine Bobot Jenis PH Epitel Lekosit gelap Lekosit pucat Warna Eritrosit

12,7 36,5 16,800 10,000 233,000 47,0 1,30 15,6 22,0 12,0 131 4,4 97 2,00 150 193 169 150 324 167 1,01 5 7 2-3 3-4 5 kuning 10

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 3,5 – 8,5 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L H

H

H

L

L

H H H H H H

1/8/05 2/8/05 2/8/05 4/8/05 6/8/05 10/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 9/8/05 2/8/05 2/8/05 2/8/05

Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 24x/mnt

1/8/05 7/8/05 8/8/05 9/8/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

5. 972548

2/11/05 -

10/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Polikromasi / MPV Hipokromia / PDW Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa sesaat

10 27,8 13,570 15,600 0,3 0,2 91,9 5,2 2,4 3,18 273,000 87,4 31,4 36.0 9,2 8,9 28,4 4,0 10,2 19,7 130 5,7 89 1,96 198 523 51 143

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 140 mg/dL 70 – 110 mg/dL

L L H H

H L

L

L

H

L L

H L L

H H L H

2/11/05 7/11/05 2/11/05 3/11/05 2/11/05 3/11/05 5/11/05

Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 76x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 14x/mnt

2/11/05 3/11/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Urine Bobot Jenis PH Lekosit gelap

1,03 5,0 3-4

5/11/05

6. 957682

29/10/05 -

2/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa

11,5 35,3 11,48 0,5 0,2 88,0 8,3 3 3,71 150,000 95,1 31,0 32,6 13,0 36,9 0,7 5,3 3,3 2,0 416 333 139 3,9 100 2,5 79 241

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL

L L H

H L

L

L L L L H H

H

29/10/05 31/10/05 1/11/05 31/10/05 30/10/05 31/10/05

Tekanan Darah : 120/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt

29/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

113 243 501 63

70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

H H H L

1/11/05 30/10/05 29/10/05 1/11/05

7. 529282 25/7/05

- 27/7/05

Hematologi Hemoglobin Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

9,6 11,4 9,4 37 1,5 0,2 74,1 19,6 4,6 13,66 481 81,1 26,2 32,2 14,1 8,7 9,2 492 165 355 119

12,0-18,0 gr% 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L

H

H H L L

H H H H

25/7/05 27/7/05 25/7/05 27/7/05 25/7/05 26/7/05 26/7/05 27/7/05

Tekanan Darah : 150/100 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt

25/7/05

8. 461182 30/10/05 -7/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit

11,5 33,8 13,79

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk

L L H

30/10/05

Tekanan Darah : 160/90 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 39˚C

30/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

0,2 0,2 89,9 7,0 2,7 3,87 251 87,3 29,7 34,0 12,5 10,4 10,3 33,1 1,4 53,6 29,1 336 152 121 292 180 197 271 258

0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

H L

L

L L

H H H H H H H H

1/11/05 4/11/05 7/11/05 1/11/05 4/11/05 7/11/05 1/11/05 5/11/05

Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 200/110 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 180/110 mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : x/mnt

3/11/05 5/11/05 6/11/05

9. 970344 9/9/05

- 16/9/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit

11,7 34 31,400 18,200 360,000

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk

L L H H

9/9/05 9/9/05 16/9/05 9/9/05

Tekanan Darah : 150/80 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : x/mnt

9/9/05 11/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP

31 0,8 6,2 3 3,2 22 10 272 173 287 189 291 140 183

19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L

L

H H H H H H H

11/9/05 12/9/05 15/9/05 16/9/05 10/9/05 13/9/05 14/9/05

Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 884x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/80mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 170/90mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 35,9˚C Nafas : 20x/mnt

13/9/05 14/9/05

10. 974056 6/12/05

- 8/12/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia

7,6 22,9 17,44 2,4 0,3 88,5 6,7 2,1 2,7 623,000 84,8 28,1 33,2 14,7 8,5 8,7

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,8 % 4,00 – 11,00 fL

L L H

H

H L L

6/12/05 6/12/05

Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : x/mnt

6/12/05 7/12/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Metabolit Ureum Creatinin Protein total Albumin Globulin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP

37,4 2,3 5,8 2,2 3,6 168,0 158,0 34,0 102,4 163 78

19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 65 mg/dL 100 – 159 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL

H

L H

H L

7/12/05

11. 973120 14/11/05

- 22/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin

12,0 35,7 8,9 1,1 0,4 81,2 13,9 3,4 4,15 287,0 86,0 28,9 33,6 9,5 9,7 32,0 0,8

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL

L L

H

L L

14/11/05

Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 74x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 120/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : x/mnt

14/11/05 17/11/05 18/11/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

25,8 9,4 175 129 292 180 249 323 / 101 312

17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L

H H H H H/ H

15/11/05 21/11/05 15/11/05 21/11/05 14/11/05 17/11/05 21/11/05

12. 573159

11/10/05 -

17/10/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Laju endap darah LED 1 jam LED 2 jam

10,10 9,00 30,2 28,2 27,1 14,7 0,9 0,4 88,8 7,0 2,9 3,19 801,0 94,7 31,7 33,4 7,7 7,5 115,0 120,0

12,0-18,0 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 4,00 – 11,00 fL

L L L L H H

H L

H H

11/10/05 14/10/05 11/10/05 14/10/05 11/10/05 14/10/05 11/10/05

Tekanan Darah : 140/100 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 180/80 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : x/mnt

11/10/05 12/10/05 13/10/05 14/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

21,9 14,8 0,6 0,6 7,2 6,1 220 109 238/324 195 277 211 236

19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L L

L L

H H

H/HH H H H

11/10/05 17/10/05 11/10/05 17/10/05 11/10/05 12/10/05 14/10/05 12/10/05 11/10/05 14/10/05 15/10/05 16/10/05

Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt

15/10/05 15/10/05

13.

571808 25/9/05

- 1/10/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukjosa 2 jam PP Glukosa sesaat

11,7 35,4 14,200 398,000 57 1,3 168 213 281/277 154 168

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L H

H

H H

H/HH H

25/9/05 25/9/05 27/9/05 26/9/05 29/9/05 25/9/05

Tekanan Darah : 170/100 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : ˚C Nafas : x/mnt

25/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

14. 572722 4/10/05

- 11/10/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Laju endap darah LED 1 jam LED 2 jam Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

11,40 33,6 11,89 1,1 0,4 74,1 17,8 6,6 3,,56 193,0 94,4 32,0 33,9 13,2 9,4 9,9 37,0 81,0 43,0 1,00 14,4 18,7 102 130 116 149 318 202 195

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L H

L

L L

H H H H H H

4/10/05

4/10/05

5/10/05 6/10/05 8/10/05 10/10/05 5/10/05 10/10/05 4/10/05

Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,6˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,7˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 86x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg

4/10/05 6/10/05 7/10/05 8/10/05 10/10/05 11/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Glukosa Sedimen

kuning 1,015 7,5 3-4

Nadi : 86x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : 20x/mnt

15. 950656

2/7/05 -

18/7/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida

9,6 28,3 21,66 0,4 0,3 88,3 0,3 6,3 4,7 353,0 85,5 29,0 33,9 13,3 10,2 11,7 22,0 0,5 12,0 4,8 133 3,4 93

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L

L L H

H L L L L L

L

L L

2/7/05

2/7/05

Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : ˚C Nafas : 18 x/mnt

2/7/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

2,34 163 161 88 277 495 298 408

2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

H H L H H H

3/7/05 6/7/05 2/7/05 3/7/05 8/7/05 10/7/05 11/7/05

16. 578215

30/12/05 -

31/12/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL

13,9 38,3 8,1 0,6 0,2 72,8 18,9 7,5 4,43 191,0 86,5 31,4 36,30 11,9 10,4 12,1 28,7 0,9 176,0 173,0 47,8 93,6

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL

L

L

L

H L

30/12/05

Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18 x/mnt

30/12/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

17.

971874

14/10/05 -

31/10/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium

10,9 10,6 8,0 7,4 10,5 10,4 31,1 31,2 23,6 21,2 30,9 30,5 28,61 0,3 1,4 92,9 3,4 2,0 3,71 320,000 83,8 29,4 35 13,00 9,9 11,2 67,8 1,8 27,0 22,0 131

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L

L L L L L L L L L L L L H

H L

L

L L

H H

14/10/05 17/10/05 19/10/05 20/10/05 22/10/05 25/10/05 14/10/05 17/10/05 19/10/05 20/10/05 22/10/05 25/10/05 14/10/05

14/10/05

Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 108x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 130/80mm/Hg Nadi : 96x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 36˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 86x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 18x/mnt Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg

14/10/05 17/10/05 18/10/05 19/10/05

21/10/05

24/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Kalium Klorida Kalsium Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Glukosa Eritrosit Epitel Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jamPP Glukosa sesaat

2,08 97 4,2 kuning 1,025 5 1-2 + 0-1 sedikit 346 224 130 246 235 105 132 348 295 89 172

3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L

H

H H H H H H H H H L H

15/10/05 16/10/05 17/10/05 18/10/05 20/10/05 21/10/05 22/10/05 15/10/05 14/10/05 17/10/05 18/10/05

Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,8˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,2˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 20x/mnt

25/10/05

31/10/05

18. 380488

25/7/05 -

2/8/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit

7,3 10,2 21,7 31,0 14,15 1,3 0,4 79,0 14,6 4,7

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 %

L L L L H

25/7/05 27/7/05 25/7/05 27/7/05 25/7/05

Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 22x/mnt Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,2˚C Nafas : x/mnt

25/7/05 26/7/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

2,5 416 86,6 29,2 33,6 13,3 9,0 9,1 246 176 179 183 137 210 215 65 225 248

4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L

L L

H H H H H H H L H H

26/7/05 27/7/05 30/7/05 2/8/05 26/7/05 30/7/05 25/7/05 26/7/05 27/7/05 29/7/05

Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg Nadi : x/mnt Suhu : 36,6˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt

30/7/05 31/7/05

19. 971821

13/10/05 -

2/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Trombosit Metabolit

7,3 12,1 11,6 10,1 11,6 23,2 35 34 29,6 35,7 12,4 250

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk

L L L L L L L L L L H

13/10/05 14/10/05 15/10/05 20/10/05 28/10/05 13/10/05 14/10/05 15/10/05 20/10/05 28/10/05 14/10/05 14/10/05

Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,2˚C Nafas 20 x/mnt

13/10/05 18/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Protein total Albumin Globulin Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Urine Warna BJ pH Lekosit gelap Eritrosit Epitel Metabolism.Glukosa Glukosa Puasa Glukosa 2jam PP Glukosa sesaat

7,7 6,7 6,2 2,1 1,8 2,2 5,6 4,9 4,0 0,47 0,06 0,41 13,1 0,5 81,9 57,8 130 5,5 96 2,07 kuning 1,005 6,5 3-4 0,1 sedikit 273 406 211 345

6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L L H H H

L L

H

H

H H H H

13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 14/10/05 20/10/05 13/10/05 16/10/05 16/10/05 13/10/05 15/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

180 326 274 51

H H H L

19/10/05 20/10/05 21/10/05 22/10/05

20. 971784

12/10/05 -

24/11/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC RDW / Retikulosit MPV / Polikromasi PDW / Hipokromia Metabolit Ureum

14,9 43,8 44,15 6,60 0,3 0,2 88,1 7,1 4,3 4,77 270 91,8 31,2 34,00 13,6 10,5 11,0 14,5

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 11,60 – 14,80 % 4,00 – 11,00 fL 19,0 – 43,0 mg/dL

H H

H L

L

12/10/05 12/10/05 12/10/05 19/10/05 12/10/05

Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37,5˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 20x/mnt

12/10/05 13/10/05 17/10/05

Creatinin Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

0,70 175 112 190 305 256 138

0,80 – 1,50 mg/dL 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L

H H H H H H

12/10/05

13/10/05 17/10/05 13/10/05 17/10/05 12/10/05 19/10/05

Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,9˚C Nafas : 22x/mnt

19/10/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

21. 974945

25/12/05

- 1/1/06

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Trombosit Masa perdarahan Masa tromboplastin Masa penjendalan Metabolit Ureum

10,1 9,9 29,6 28,6 20,460 0,4 0,2 92,7 4,6 2,1 311 2 menit 49 detik 10 menit 30,5

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 140 – 440 ribu/mmk 2,00 – 7,00 menit 23,4 – 36,8 detik 5,00 – 12,00 menit 19,0 – 43,0 mg/dL

L L L L H

H L

H

25/12/05 29/12/05 25/12/05 29/12/05 25/12/05

Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 92x/mnt Suhu : 38,2˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 38,5˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 100x/mnt Suhu : 37,4˚C Nafas : x/mnt

25/12/05

26/12/05

27/12/05

Creatinin Protein total Albumin Globulin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

1,40 6,8 3,0 3,8 21,9 23,1 102 139 126 139 260 179 99

0,80 – 1,50 mg/dL 6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L H

H H H H H H L

25/12/05

25/12/05 29/12/05 25/12/05 29/12/05 25/12/05 28/12/05 29/12/05

Tekanan Darah : 100/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 38,8˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 88x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas : x/mnt

28/12/05

30/12/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

22. 969128

10/8/05 -

20/8/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Eosinofil Basofil Segmen netrofil Limfosit Monosit Eritrosit Trombosit MCV / IER MCH MCHC Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

11,1 34 21,36 2,8 0,8 81,4 11,3 4,00 4,11 437,000 82,7 27 32,6 27 0,9 18 21 223 314 288 178 225

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 –5,0 % 0,0 – 2,0 % 47,0 – 80,0 % 13,0 – 40,0 % 2,0 – 11,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 140 – 440 ribu/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-36,0 g/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L H

H L

L L L

H H H H H

10/8/05 10/8/05

15/8/05 10/8/05 10/8/05 12/8/05 15/8/05

Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 90x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 110/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas 20 x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas 20 x/mnt Tekanan Darah : 120/90 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas 20 x/mnt

10/8/05 12/8/05 16/8/05 18/8/05

23. 970427

11/9/05 -

21/9/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit

8,5 10,7 9,7 25,1 30 30

12,0-18,0 gr% 36,0-46,0 %

L L L L L L

11/9/05

Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg Nadi : 85x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah :

11/9/05 18/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Hitung Leukosit Trombosit Metabolit Ureum Creatinin Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Glukosa sesaat

26,47 535 31 0,8 52 52 141 3,6 99 2,45 106 129 136 165 129 283 139

4,10 - 10,9 ribu/mmk 140 – 440 ribu/mmk 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL 70 – 140 mg/dL

H H

H

H H H H H H H

11/9/05

13/9/05 16/9/05 16/9/05 11/9/05 13/9/05 14/9/05 11/9/05

mm/Hg Nadi : x/mnt Suhu : 39˚C Nafas : x/mnt

21/9/05

24. 515033

21/9/05 -

26/9/05

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung Leukosit Basofil Limfosit Eritrosit MCV / IER MCH MCHC

10,10 15 10,20 42 28,82 0,3 5,17 97,4 87,6 29,0 33,1

13,5 - 17,5 gr% 41,0 - 53,0 % 4,10 - 10,9 ribu/mmk 0,0 – 2,0 % 13,0 – 40,0 % 4,5 – 5,9 juta/mmk 92,0 – 121,0 fL 31,0 – 37,0 pg 29,0-360 g/dL

L L

H

L H L L

21/9/05 25/9/05 27/9/05 25/9/05 21/9/05 21/9/05

25/9/05 21/9/05

Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg Nadi : 42x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : 20x/mnt Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,5˚C Nafas x/mnt

21/9/05 24/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Metabolit Protein total Albumin Globulin Ureum Creatinin Cholestrol Trigliserida HDL Cholestrol LDL Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek Enzim AST ALT Elektrolit Natrium Kalium Klorida Kalsium Metabolism.Glukosa Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP

6,1 3,3 2,8 55 21,0 1,8 1,2 168 169 41 93,2 0,43 0,16 0,27 250 239 134 142 4,6 4,5 105 105 2,25 2,14 89 126 232 240 87 347

6,60 – 8,7 gr/dL 3,5 – 5,50 gr/dL 3,1– 3,2 gr/dL 19,0 – 43,0 mg/dL 0,80 – 1,50 mg/dL 0 – 200 mg/dL 0 – 200 mg/dL 35 – 36 mg/dL 100 – 159 mg/dL 0,0-1,1 mg/dL 0,0-0,30 mg/dL 17,0 – 59,0 U/L 21,0 – 72,0 U/L 130 – 150 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L 94 – 111 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 2,02 – 2,06 mmol/L 70 – 110 mg/dL 70 – 140 mg/dL

L L L H

H

L

H H

H H

25/9/05 21/9/05 25/9/05

21/9/05

25/9/05

22/9/05

25/9/05

22/9/05 23/9/05 24/9/05 26/9/05 22/9/05 26/9/05

Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg Nadi : 80x/mnt Suhu : 36,8˚C Nafas: x/mnt Tekanan Darah : 140/100 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 37˚C Nafas : x/mnt Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg Nadi : 84x/mnt Suhu : 36,4˚C Nafas 20 x/mnt

25/9/05 26/9/05 28/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Glukosa sesaat Urine Glukosa Sedimen Lekosit pucat Lekosit gelap Eriotrosit Epitel silinder Epitel glanular

226 203 350 312 108 sedikit banyak 1-2 5-6 1-2 sedikit 1-2

70 – 140 mg/dL 21/9/05 23/9/05 25/9/05 26/9/05 27/9/05

25/9/05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

No : 7 (27/7/05) No. RM : 529282 Bakteri : Proteus vulgaris Enterobacter

No : 8 (2/11/05) No. RM : 461182 Bakteri : Enterobacter

Jenis Antibiotika Proteus vulgaris

Enterobacter Jenis Antibiotika

Enterobacter

SMX-TMP R R SMX-TMP Koramfenikol R S Koramfenikol R Ampicilin R R Ampicilin R Nitrofurantoin Nitrofurantoin R Nali diexic acid R S Nali diexic acid S Tetracyclin R S Tetracyclin S Gentamycin S S Gentamycin R Penicilin G R R Penicilin G R Eritromicin R R Eritromicin Kanamycin R S Kanamycin R Streptomycin R S Streptomycin S Amikin S S Amikin Ceradolan S R Ceradolan R Fortum S R Fortum S Rochepin S R Rochepin S Tequin S S Tequin S Tavivid S S Tavivid S Maxipime S Maxipime Ceftum S S Ceftum S Cravit Cravit Trenam S S Trenam S Meronem Meronem Cefrin S R Cefrin R

No : 4 (4/8/05) No. RM : 968807

Bakteri : Staphylococcus aureus

No : 6 92/8/05) No. RM : 957682 Bakteri : Staphylococcus epidermidis

Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus

Jenis Antibiotika Staphylococcus epidermidis

SMX-TMP S SMX-TMP Koramfenikol S Koramfenikol R Ampicilin R Ampicilin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nali diexic acid S Nali diexic acid R Tetracyclin S Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin S Penicilin G R Penicilin G S Eritromicin R Eritromicin R Kanamycin S Kanamycin R Streptomycin S Streptomycin R Amikin S Amikin S Ceradolan S Ceradolan R Fortum Fortum S Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid S Tavivid R Maxipime S Maxipime S Ceftum S Ceftum S Cravit S Cravit R Trenam S Trenam S Meronem Meronem S Cefrin S Cefrin R

Lampiran 4

Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

No : 17 (17/9/05) No. RM : 971874 Bakteri : Klebsiella sp.

No : 23 (4/9/05) No. RM : 970427 Bakteri : Staphylococcus epidermidis, Enterococcus

Jenis Antibiotika Klebsiella sp. Jenis Antibiotika

S. epidermidis

Enterococcus

SMX-TMP R SMX-TMP S R Koramfenikol R Koramfenikol S S Ampicilin R Ampicilin S S Nitrofurantoin R Nitrofurantoin Nali diexic acid R Nali diexic acid R S Tetracyclin R Tetracyclin S Gentamycin R Gentamycin S S Penicilin G R Penicilin G S S Eritromicin R Eritromicin S S Kanamycin R Kanamycin S S Streptomycin S Streptomycin S S Amikin S Amikin S S Ceradolan R Ceradolan S S Fortum R Fortum S S Rochepin R Rochepin S S Tequin R Tequin S S Tavivid R Tavivid S S Maxipime S Maxipime S S Ceftum S Ceftum S S Cravit Cravit Trenam R Trenam S S Meronem Meronem Cefrin S Cefrin S

No : 9 (10/9/05) No. RM : 970344 Bakteri : Staphylococcus epidermidis

No : 11 (16/11/05) No. RM : 973120 Bakteri : Staphylococcus aureus

Jenis Antibiotika S. epidermidis Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus

SMX-TMP SMX-TMP Koramfenikol R Koramfenikol S Ampicilin R Ampicilin S Nitrofurantoin R Nitrofurantoin R Nali diexic acid R Nali diexic acid S Tetracyclin R Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin R Penicilin G S Penicilin G R Eritromicin R Eritromicin S Kanamycin R Kanamycin R Streptomycin R Streptomycin S Amikin S Amikin R Ceradolan R Ceradolan S Fortum S Fortum R Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid R Tavivid S Maxipime S Maxipime S Ceftum S Ceftum S Cravit R Cravit Trenam S Trenam S Meronem S Meronem Cefrin R Cefrin S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

No : 18 (25/7/05) No. RM : 380488 Bakteri : Staphylococcus aureus

No :20 (20/9/05) No. RM : 971784 Bakteri : Pseudomonas sp.

Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus

Jenis Antibiotika Staphylococcus aureus

SMX-TMP SMX-TMP R Koramfenikol S Koramfenikol R Ampicilin S Ampicilin R Nitrofurantoin R Nitrofurantoin S Nali diexic acid Nali diexic acid R Tetracyclin R Tetracyclin R Gentamycin S Gentamycin S Penicilin G S Penicilin G R Eritromicin R Eritromicin R Kanamycin S Kanamycin R Streptomycin S Streptomycin S Amikin S Amikin R Ceradolan S Ceradolan S Fortum S Fortum R Rochepin S Rochepin S Tequin S Tequin S Tavivid S Tavivid S Maxipime R Maxipime Ceftum S Ceftum S Cravit Cravit Trenam S Trenam Meronem Meronem Cefrin S Cefrin

No : 21 (29/12/05) No. RM : 974945 Bakteri : MRSA Enterobacter

No : 22 (10/8/05) No. RM : 969128 Bakteri : Enterobacter

Jenis Antibiotika

MRSA Enterobacter Jenis Antibiotika

Enterobacter

SMX-TMP SMX-TMP Koramfenikol R R Koramfenikol R Ampicilin S R Ampicilin R Nitrofurantoin S R Nitrofurantoin R Nali diexic acid S S Nali diexic

acid S

Tetracyclin R S Tetracyclin S Gentamycin S R Gentamycin R Penicilin G R R Penicilin G R Eritromicin Eritromicin Kanamycin R R Kanamycin R Streptomycin R S Streptomycin S Amikin S Amikin Ceradolan R Ceradolan R Fortum R S Fortum S Rochepin R S Rochepin S Tequin S S Tequin S Tavivid R S Tavivid S Maxipime R Maxipime Ceftum R S Ceftum S Cravit Cravit Trenam R S Trenam S Meronem Meronem Cefrin R R Cefrin R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

1. ANTIDIABETIK

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah α- Glucosidase inhibitor

acarbose Glucobay® 7

Biguanid metformin Diabex® 4 Amaryl® 2 glimepirid Metrix® 5

Glinid repraglinid Novonorm® 1 Thiazolindion rosiglitazone Avandia® 1

Pemicu sekresi insulin

Sulfonilurea glikasid Zumadiac® 2 Kerja singkat Crystal Zinc Insulin (CZI) Actrapid® 12 Insulin Kerja menengah Netral Protamine

Hagedorn (NPH) Insulatard® 5

2. ANTIINFEKSI

Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah

seftazidim Fortum® 4 Ceftum® 1 seftriakson Ceftriaxone® 8

Cefazolin® 1 sefazolin Cefazol® 1

sefpodiksim Banan® 1

Sefalosporin

sefepim Maxipime® 1 sefotiam Ceradolan® 3 moksifloksasin Avelox® 5 cefditoren pifoxil Meiact® 1

ceftaxim Claforan® 1 Gentamycin® 1 Garamycin® 2

gentamisin

Gentamerck® 1 Amikin® 1 amikasin Mikasin® 1

Aminoglikosida

dibekasin Dibekasin® 1 levafloksasin Cravit® 4

Ciprofloxacin® 2 Tequin® 1

siprofloksasin

Quidex® 2 Tarivid® 1 Ofloxacin® 1

Kuinolon

ofloksasin

Cravox® 1 Abbotic XL® 2 Makrolid klaritromisin Abbotic® 1

Penicilin sultamisilinatobilat Bactecyn® 7 sulbenicilin Kedacillin® 2

Lampiran 5

Daftar Obat Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli –Desember 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah amoksisilin Clavamox® 1 Kloramfenikol thiamfenikol Thiamphenicol® 1 Klindamisin clyndamicin Clyndamicin® 1

teicoplamin Targosid®

3. SISTEM SARAF PUSAT

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang Jumlah Antipsikotik haloperidol Serenace® 1

Antagonis 5 HT3 domperidon Vometa® 3 metoklopramid Vomidex® 1

Obat untuk mual dan vertigo

ondansetron Narfos® 1

4. ANALGESIK

Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah

Toradol® 3 Ketorolak Remopain® 7

Metamizol Novalgin® 2 Parasetamol Parasetamol® 9

Analgesik non opioid

Tinoridin Nonflamin® 4 Asetosal Farmasal® 3 Metampiron + Diazepam Yekalgin® 1

Analgesik opioid Tramadol HCl Tramal® 1

5. OBAT SISTEM SALURAN CERNA Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah

Antagonis reseptor H2

ranitidin Rantin® 2

Khelator dan senyawa kompleks

sukralfat Inpepsa ® 1

OMZ® 1 omeprazol Dudencer® 1

Penghambat pompa proton

lanzoprazol Prosogan 1 Antasida aluminium hidroksida Mylanta® 1

Anti tukak

natrium rebeprazol Pariet® 1 Enzim saluran cerna

protese, amylase, lipase Enzyplex® 1

Anti diare Antimotilitas codein fosfat Codein® 1 Digestan Lacbon® 1

6. OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH DAN GIZI

1 metronidazol Metronidazole® 8

Flagyl® 3

Antibiotika lain

Flagyl Forte® 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah

Glucose® 1 glukosa Dextrosa® 2

maltosa Martos® 5 Asering® 19 ringer lactat/asetatRL 4

natrium asetat KAEN B 2 natrium klorida NaCl 10

kalsium Calos® 1

Cairan dan elektrolit

Pengganti plasma dan albumin

plasbumin Plasbumin-5® 1

Neurobion® 2 Neurobion 5000® 1 Surbex-T® 2

Vitamin B/ dengan vitamin C

Cernevit® 2

Vitamin

Multivitamin/ dengan mineral

vitamin C, seng sulfat, selenium

Zegase® 2

Antianemia Anemia defisiensi besi Feroglukonat (FeOH3)

Venofer® 1

7. OBAT SISTEM KARDOVASKULER

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah

Antiplatelet asetosal Ascardia® 1 Antiritmia jantung Pletaal® 10

asam traneksamat Kalnex® 6 Hemostatik dan fibrinolitik

ethamcylate Dycinone® 1

Trental ® 3 pentoksifilin Tarontal® 2

Vasodilator perifer

clopidrogel Plavix® 1 Obat migren pizotifen Lysagor® 2

Diuretika tiazid hidroklortiazid HCT® 1 Captensin® 1 captopril Kaptopril 1

Antihipertensi ACE Inhibitor

ramipril Triatec® 1

8. OBAT OTOT SKELET DAN SENDI

Golongan Sub Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlah Obat reumatik dan gout

AINS natrium diklofenak Cataflam-D® 3

Cataflam® 3 Kaltrofen® 1 ketoprofen Pronalges® 2

celecoxib Celebrex® 1

Antigout alopurinol Zyloric® 1

9. OBAT SISTEM PERNAFASAN

Golongan Nama Generik Nama Dagang J umlahAntitusif codein fosfat Codein® 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

135

Lampiran 6

Distribusi 10 Besar Penyakit Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005

No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah 1. A 09 Dearrhoe and Gastroenteritis of presumed infection origin 1160 2. I 64 Stroke, not specified as haemorrhage or infarction/cva 668 3. Z 38.0 Neonatus/Singleton, born inside hospital 590 4. S 62.0 Closed-Diffuse brain injuri/contusion cerebri 474 5. B 34.9 Viral infection,unspecified 472 6. E 10-14 IDDM, NIDDM, Diabetes Mellitus 400 7. S 06.0.0 Comotio cerebri 381 8. O 80.0 Spontaneous vertex delivery/partus 313 9. N 39.0 UTI (Urinary Tract Infection), site not specified/ISK 307 10. J 45.9 Asthma, unspecified 382

Distribusi Macam-Macam Komplikasi Diabetes Melitus di Rawat Inap RS. Bethesda Tahun 2005

No. Kode ICD-X Diagnosa Jumlah 1. E 10.1 IDDM + ketoacidosis 1 2. E 10.5 IDDM + Peripheral Cilculatory Complication 1 3. E 10.9 IDDM without complication 3 4. E 11.0 NIDDM + coma 1 5. E 11.5 NIDDM + Peripheral Cilculatory Complication 2 6. E 11.9 NIDDM without complication 2 7. E 14.0 DM + coma 36 8. E 14.1 DM + ketoacidosis 7 9. E 14.2 DM + renal complication 48

10. E 14.5 DM + ulcer 89 11. E 14.3 DM + ophthalmic complication 2 12. E 14.6 DM + arthropathy 6 13. E 14.9 DM unspecified 203

Jumlah 400 Jumlah Pasien Diabetes Melitus dan DM dengan Komplikasi Ulkus di Rawat

Inap RS. Bethesda Tahun 2002-2005

Jumlah pasien No. Kode ICD-X Diagnosa 2002 2003 2004 2005 1. E 10-E 14 Diabetes Melitus 410 416 416 402 2. E 14.5 DM + ulcer 34 67 77 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... filedengan judul Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI