75750536 evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi ischemic heart disease...

Upload: nur-hidayati

Post on 10-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    1/110

    EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES

    MELITUS KOMPLIKASIISCHEMIC HEART DISEASEDI INSTALASI

    RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

    PERIODE JANUARI 2008-MEI 2009

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Maria Laksmi Parahita

    NIM : 068114027

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    2/110

    i

    EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES

    MELITUS KOMPLIKASIISCHEMIC HEART DISEASEDI INSTALASI

    RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

    PERIODE JANUARI 2008-MEI 2009

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Maria Laksmi Parahita

    NIM : 068114027

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    3/110

    ii

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    4/110

    iii

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    5/110

    Semua pr

    K

    pasti indarencana y

    Kup e ry

    HALA

    h tepat payang dasya

    rsembang t

    iv

    AN PER

    ada waktuat untuk m

    ahkan krcint

    SEMBAH

    unya karemasing-ma

    karyaBap

    N

    ena Tuhanasing uma

    ini unpakda

    l

    n selalu puatnya.

    ntukIbuadik

    lmamate

    unya

    ku

    kkuerku

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    6/110

    v

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    7/110

    vi

    PRAKATA

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

    bimbinganNya yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi

    yang berjudul : Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus

    KomplikasiIschemic Heart Diseasedi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

    Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009. Skripsi ini disusun guna

    memenuhi persyaratan dalam penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar

    Sarjana Farmasi di Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

    Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian orang-

    orang di sekitar penulis. Untuk itu tidak lupa penullis mengucapkan terimakasih

    sedalam-dalamnya kepada :

    1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma Yogyakarta dan dosen penguji yang telah banyak

    membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti dalam proses

    penyusunan skripsi ini.

    2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing yangtelah bersedia membimbing, memberi dukungan, semangat, gagasan dan

    kritik yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian

    ini.

    3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku penguji yang telahbanyak membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi

    penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    8/110

    vii

    4. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepadapenulis untuk melakukan penelitian

    5. Kepala beserta Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta atas segala bantuan dan dukungannya.

    6. Kepala dan Staf Bagian Pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit PantiRapih Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam

    mengumpulkan data untuk penelitian ini.

    7. Bapak Ignasius Suwarto dan Ibu Fransiska A Sudjarwati atas cinta dankasih sayangnya serta perjuangannya yang sepenuh hati.

    8. Saudara laki-lakiku Dominiko Laksma Paramestha yang selalu maumembantu penulis dalam segala hal.

    9. Seluruh keluarga besarku atas doanya.10.Saudara yang sekaligus partnerku dalam pembuatan skripsi, Anastasia

    Aprilistyawati atas segala bantuannya mendengarkan keluh kesah, dan

    kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.

    11. Gayatri Kusuma Wardani, Dewi Prasetyaningrum, Maria Evangeli danSwastika Maharani yang selalu memberi semangat dan menemani dalam

    proses penting ini.

    12.Sahabat-sahabatku Lulu, Dotie, Vica, Nimoo, Nee, Dissa, Shinta Sita,Adit, Reno, Robi kebersamaan, semangat dan dukungannya yang hebat.

    13.Seluruh teman-teman Farmasi khususnya angkatan 2006 kelas A, ataslingkungan yang nyaman dalam proses belajar yang mengesankan.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    9/110

    viii

    14.Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidakdapat disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu

    penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala ketidaksempurnaan

    tersebut, dan dengan lapang dada penulis akan menerima kritik, koreksi, dan

    saran dalam berbagai bentuk dari pihak lain guna menjadikan skripsi ini lebih

    baik.

    Pada akhirnya, penulis berharap semoga keseluruhan isi skripsi ini dapat

    berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Yogyakarta, 16 Januari 2010

    Penulis

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    10/110

    ix

    INTISARI

    Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme kronis ditandai dengantingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

    lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Ischemic Heart

    Disease (IHD) adalah salah satu komplikasi makrovaskular yang biasa terjadi

    pada pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan

    terapi pada pasien DM komplikasi IHD.

    Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti rancangan penelitian deskriptif

    evaluatif yang menggunakan data retrospektif di Instalasi Rawat Inap Rumah

    Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

    Dari penelitian yang dilakukan didapatkan jumlah pasien dengan umur 60-

    69 tahun sebanyak 33,3%. Komplikasi penyerta terbanyak adalah dislipidemia

    (33,3%). Penyakit penyerta yang banyak dialami pasien adalah radices dentist(27,7%). Kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah obat hormonal

    (100%), obat kardiovaskuler (94,4%). Golongan obat yang paling banyak

    digunakan adalah golongan nitrat (77,7%) dan biguanida (66,6%). Dari hasil

    evaluasi Drug Related Problems (DRPs), terdapat 13 kasus dengan DRPs, yaitu

    sebanyak 11 kasus butuh tambahan obat,Adverse drug reactionsebanyak 2 kasus,

    obat tidak tepat sebanyak 2 kasus dan tidak perlu obat terapi sebanyak 2 kasus.

    Keadaan pasien pulang adalah membaik sebanyak 88,8%, dan lama inap pasien

    diabetes melitus komplikasi IHD yang paling banyak adalah 8-14 hari (66,6%).

    Kata kunci : diabetes melitus, ischemic heart disease, drug related problems

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    11/110

    x

    ABSTRACT

    Diabetes mellitus is one of the endocrine disease. Ischemic heart disease iscommon complication in diabetes mellitus that causes cardiovascular disase and

    complication which can increase risk of death on patient diabetes mellitus.

    The research was non experimental method with description and

    evaluation research program and collected the data from medical record sheet

    retrospectively.

    The research was done to evaluate the therapy management and its drug

    related problems (DRPs) in 18 diabetes mellitus with ischemic heart disease

    complication patient. The result showed that patien distribution was 33,3% of 60-

    69 years, complication other than ischemic heart disease was dislipidemia

    (33,3%), and another disease is radices dentist (27,7%).

    The drug therapy classes of the diabetes mellitus with ischemic heartdisease patient were cardiovascular system 94,4%; nitrat 77,7%; and hormonal

    therapy 100%; biguanida 66,6%.

    The DRPs evaluation in this research showed that 11 patients need for additional

    drug therapy, 2 patients adverse drug reaction 2 patients unneccesary therapy,

    and 2 patients wrong drug.

    Key words : diabetes mellitus, ischemic heart disease, drug related problems

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    12/110

    xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v

    PRAKATA ........................................................................................................ vi

    INTISARI .......................................................................................................... ix

    ABSTRACT ........................................................................................................ x

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix

    BAB. I PENGANTAR ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................................1. Permasalahan ...................................................................................2.

    Keaslian Penelitian ..........................................................................

    3. Manfaat Penelitian ...........................................................................B. Tujuan Penelitian ...................................................................................

    1. Tujuan Umum ..................................................................................2. Tujuan Khusus .................................................................................

    1

    3

    4

    5

    5

    5

    5

    BAB. II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 7

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    13/110

    xii

    A. Diabetes Melitus ...................................................................................1. Definisi, Tanda dan Gejala ..............................................................2. Etiologi ............................................................................................3. Faktor Resiko ..................................................................................4. Patofisiologi .....................................................................................5. Diagnosis .........................................................................................6. Komplikasi Diabetes Melitus .........................................................

    B.Ischemic Heart Disease.........................................................................1. Definisi, Tanda, dan Gejala .............................................................2. Etiologi ............................................................................................3. Faktor Resiko ..................................................................................4. Patofisiologi .....................................................................................5. Diagnosis .........................................................................................

    C. Penatalaksanaan .....................................................................................1. Tujuan ..............................................................................................2. Sasaran Terapi .................................................................................3. Strategi Terapi .................................................................................

    D.Drug Related Problem(DRPs) ..............................................................

    E. Subyektive data, Obyektive data, Assessment and Plan(SOAP) ..........F. Keterangan Empiris ...............................................................................

    7

    7

    8

    9

    10

    12

    14

    15

    15

    16

    16

    18

    20

    21

    21

    21

    21

    26

    28

    29

    BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 30

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................B. Definisi Operasional ..............................................................................

    30

    30

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    14/110

    xiii

    C. Subyek Penelitian ..................................................................................D. Bahan Penelitian ....................................................................................E. Lokasi Penelitian ...................................................................................F. Jalannya Penelitian ................................................................................G. Analisis Hasil ........................................................................................H. Kesulitan Penelitian ...............................................................................

    32

    33

    33

    33

    35

    36

    BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 38

    A. Profil Pasien ..........................................................................................1. Persentase Umur ..............................................................................2. Persentase Komplikasi Penyerta .....................................................3. Persentase Penyakit Penyerta ..........................................................

    B. Profil Penggunaan Obat .........................................................................1. Kelas Terapi ....................................................................................2. Golongan Obat ................................................................................

    C. EvaluasiDrug Related Problems(DRPs) .............................................D. OutcomeTerapi .....................................................................................E. Rangkuman Pembahasan .......................................................................

    38

    38

    39

    41

    43

    43

    44

    55

    62

    64

    BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 67

    A. Kesimpulan ............................................................................................B. Saran ......................................................................................................

    67

    68

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

    BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 91

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    15/110

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel I Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2 .................................... 10

    Tabel II Kriteria Diagnosis Diabetes ................................................... 13

    Tabel III Faktor Resiko Mayor padaIschemic Heart Disease............. 18

    Tabel IV Derajat Angina Menurut Canadian Cardiovascular

    Society.................................................................................... 20

    Tabel V Target Penatalaksanaan Diabetes Melitus ............................. 26

    Tabel VI Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya .................... 27

    Tabel VII Persentase Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

    Ischemic Heart Diseasedengan Penyakit Penyerta di

    Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 Mei 2009 .......................................... 41

    Tabel VIII Persentase Penggunaan Obat Kardiovaskular pada Pasien

    Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 45

    Tabel IX Persentase Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem

    Hormon pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

    Ischemic Heart Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei

    2009 ....................................................................................... 47

    Tabel X Persentase Penggunaan Obat Infeksi pada Pasien Diabetes

    Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart Diseasedi

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    16/110

    xv

    Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 Mei 2009 .......................................... 49

    Tabel XI Persentase Penggunaan Obat Saluran Nafas pada Pasien

    Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 50

    Tabel XII Persentase Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien

    Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 51

    Tabel XIII Persentase Penggunaan Obat Nutrisi pada Pasien Diabetes

    Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart Diseasedi

    Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 Mei 2009 .......................................... 52

    Tabel XIV Persentase Penggunaan Obat Susunan Saraf Pusat pada

    Pasien Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 53

    Tabel XV Persentase Penggunaan Obat Saluran Cerna pada Pasien

    Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 53

    Tabel XVI Persentase Penggunaan Obat Skelet dan Sendi pada Pasien

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    17/110

    xvi

    Diabetes Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 54

    Tabel XVII Persentase DRP yang teridentifikasi pada Pasien Diabetes

    Melitus dengan KomplikasiIschemic Heart Diseasedi

    Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 Mei 2009 .......................................... 56

    Tabel XVIII Kasus Butuh Tambahan Obat yang Teridentifikasi pada

    Pasien Diabetes Melitus KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 57

    Tabel XIX KasusAdverse drug reactionyang Teridentifikasi pada

    Pasien Diabetes Melitus KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 59

    Tabel XX Kasus Tidak Perlu Obat Terapi yang Teridentifikasi pada

    Pasien Diabetes Melitus KomplikasiIschemic Heart

    Diseasedi Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 ....................... 60

    Tabel XXI Kasus Obat Tidak Tepat yang Teridentifikasi pada Pasien

    Diabetes Melitus KomplikasiIschemic Heart Diseasedi

    Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 Mei 2009 .......................................... 61

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    18/110

    xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 (A). Gambaran normal EKG; (B). Potongan gelombang

    PR, QRS, dan QT ................................................................. 20

    Gambar 2 Distribusi Pasien Diabetes Melitus KomplikasiIschemic

    Heart DiseaseBerdasarkan Kelompok Umur di Instalasi

    Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari

    2008 Mei 2009................................................................... 39

    Gambar 3 Distribusi Pasien Diabetes Melitus KomplikasiIschemic

    Heart DiseaseBerdasarkan Komplikasi Penyerta di

    Instalasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode

    Januari 2008 Mei 2009...................................................... 40

    Gambar 4 Diagram Kelas Terapi Obat yang Digunakan pada Pasien

    Diabetes Melitus KomplikasiIschemic Heart di Instalasi

    Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari

    2008 Mei 2009................................................................... 43

    Gambar 5 Persentase OutcomePasien Diabetes Melitus Komplikasi

    Ischemic Heart Diseasedi Instalasi Rumah Sakit Panti

    Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 .......... 63

    Gambar 6 Persentase Lama Inap Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

    Ischemic Heart Diseasedi Instalasi Rumah Sakit Panti

    Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 .......... 64

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    19/110

    xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Analisis SOAP pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

    Ischemic Heart Disease di Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009 .................................73

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    20/110

    1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar BelakangDiabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik,

    yang membuat penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang

    cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga

    terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak bisa

    dikendalikan, penyakit ini menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal, baik

    komplikasi akut maupun kronis. Di negara berkembang seperti di Indonesia,

    diabetes melitus sampai saat ini masih merupakan faktor yang terkait sebagai

    penyebab kematian sebanyak 4 - 5 kali lebih besar dibandingkan dengan penyakit

    lainnya. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam

    jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia (Soegondo, 2006). WHO jugamengestimasi bahwa pada tahun 2000 terdapat 5,6 juta masyarakat Indonesia yang

    menderita diabetes, tetapi pada kenyataannya terdapat 8,2 juta penduduk

    Indonesia yang menderita diabetes.

    Diabetes melitus adalah penyakit yang diderita seumur hidup yang

    berjalan lambat, dan menyebabkan progresivitas penyakit semakin meningkat,

    yang pada akhirnya dapat menimbulkan komplikasi, baik komplikasi

    makovaskular maupun komplikasi mikrovaskular, bahkan saat ini diabetes melitus

    dianggap setara dengan penyakit jantung, yang menyebabkan kematian terbanyak

    di banyak negara.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    21/110

    2

    Ischemic Heart Disease (IHD) adalah salah satu komplikasi

    makrovaskular yang sering terjadi pada pasien DM, yang terjadi karena

    penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yang

    menyebabkan suplai darah menuju jantung menjadi terhambat. Menurut National

    Institute of Health, IHD merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien

    diabetes yaitu sebesar 65%. Pasien diabetes memiliki risiko kematian 2 sampai 4

    kali lipat lebih besar karena kelainan jantung dibandingkan pasien tanpa diabetes.

    (Ronald, 2008).

    Diabetes komplikasi IHD yang terlambat dalam penanganannya dapat

    menyebabkan kematian yang mendadak pada pasien, sehingga IHD sering disebut

    dengan silent killer. Penatalaksanaan pasien diabetes dengan komplikasi IHD

    bertujuan untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih parah, seperti infark

    miokard, penyakit jantung koroner dan gagal jantung, serta mencegah timbulnya

    serangan kembali yang menyebabkan kondisi pasien lebih buruk.

    Oleh karenanya penggunaan obat pada pasien DM dengan komplikasi IHD

    harus sangat diperhatikan. Pemilihan obat harus mempertimbangkan tingkat

    keparahan diabetes, serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk

    penyakit lain dan komplikasi yang terjadi (Muchid, 2005). Penatalaksanaan

    diabetes dengan terapi obat dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat

    yang dialami pasien. Aktivitas untuk meminimalkannya merupakan bagian dari

    proses pelayanan kefarmasian.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang

    penatalaksanaan terapi meliputi profil pasien, profil peresepan yang digunakan

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    22/110

    3

    pasien, dan melihat ada tidaknya drug related problems (DRPs) pada pasien

    diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi

    Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari 2008 sampai dengan Mei

    2009, dan mengevaluasi terapi serta melihat hasil terapinya pada pasien.

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) karena

    terdapat banyak pasien diabetes komplikasi IHD. Selain itu, RSPR adalah salah

    satu rumah sakit besar yang memiliki pelayanan rawat inap yang dapat

    memberikan terapi kepada pasien diabetes melitus komplikasi IHD. Pemilihan

    pasien rawat inap karena terapi pada pasien rawat inap lebih terkontrol dan relatif

    lebih mudah dalam pengamatan yang menggambarkan kemajuan terapi.

    1. Permasalahana. Bagaimana profil pasien meliputi umur, komplikasi, dan penyakit

    penyerta pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

    Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009?

    b. Bagaimana profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat, danjenis obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan

    komplikasiIschemic Heart Disease(IHD) Instalasi Rawat Inap Rumah

    Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009?

    c. Apa sajakah jenis kasus drug related problems yang teridentifikasipada pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

    Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009?

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    23/110

    4

    d. Bagaimana outcome terapi pasien diabetes melitus dengan komplikasiIschemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009?

    2. Keaslian PenelitianBerdasarkan informasi dan data yang ditelusuri di Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma, penelitian berjudul Evaluasi Penatalaksanaan Terapi

    Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi

    Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2008 Mei

    2009 belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang serupa sudah banyak

    diteliti oleh peneliti lain, namun penelitian ini berbeda dalam hal, subyek dan

    waktu penelitian. Penelitian yang telah dilakukan antara lain

    a. Nadeak (2000) tentang pola penggunaan antidiabetika oral bagi pasiendiabetes melitus rawat jalan di RS Betesdha Yogyakarta periode 1998

    b. Triastuti (2004) tentang gambaran peresepan obat pada pasien diabetes melitustipe 2 di instalasi rawat inap RS dr. Sardjito Yogyakarta periode 2001-2002

    c. Utomo (2005) tentang gambaran penatalaksanaan diabetes melitus pada pasienrawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode bulan Juli-Desember

    2003

    d. Fransisca (2007) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetesmelitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

    Yogyakarta periode tahun 2005

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    24/110

    5

    e. Larasati (2008) tentang evaluasi drug related problemspada peresepan pasiendiabetes melitus tipe 2 dengan komplikasiIschemic Heart Disease di instalasi

    rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007.

    3. Manfaat penelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada RS Panti

    Rapih Yogyakarta dalam penerapan pelayanan kefarmasian khususnya pada upaya

    peningkatan kualitas peresepan pada terapi pengobatan pasien diabetes melitus

    dengan komplikasiIschemic Heart Disease(IHD).

    B. Tujuan1. Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi drug related

    problems (DRPs) pada peresepan pasien diabetes melitus dengan komplikasi

    Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009.

    2. Tujuan Khususa. Mengetahui profil pasien meliputi umur, komplikasi, dan penyakit

    penyerta pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

    Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

    b. Mengetahui profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat,dan jenis obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan

    komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    25/110

    6

    Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei

    2009.

    c. Mengetahui apa saja jenis kasus drug related problems yangteridentifikasi pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi

    Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

    d. Mengetahui outcometerapi pasien diabetes melitus dengan komplikasiIschemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    26/110

    7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Diabetes Melitus1. Definisi, Tanda dan Gejala

    Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan

    metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar

    gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

    sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO,1999). Insulin adalah hormon

    yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan

    kadar gula darah yang normal. Insulin dibutuhkan untuk memproses karbohidrat,

    lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Insulin

    memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan

    sebagai cadangan energi (Soegondo, 2006). Insufisiensi fungsi insulin ini dapat

    disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta

    Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel

    tubuh terhadap insulin (WHO,1999).

    Secara normal kadar gula darah sepanjang hari bervariasi. Gula darah akan

    meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Diabetes

    melitus ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah atau

    hiperglikemik kronik karena ganggguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan

    protein serta meningkatnya risiko terkena penyakit vaskular.

    Gejala-gejala dari diabetes melitus adalah banyak makan atau polipagi,

    namun tidak menunjukkan tanda-tanda penambahan berat badan, banyak dan

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    27/110

    8

    sering minum atau polidipsi, namun badan tetap terasa lemas, banyak kencing

    atau poliuria, kadar gula darah diatas normal, yaitu lebih dari 140 mg/dl untuk

    gula darah 2 jampost prandialdan 100 mg/dl untuk gula darah puasa, pada dua

    kali pemeriksaan terpisah pada kadar glukosa darah puasa (Corwin, 2001).

    Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap

    infeksi (Soegondo, 2006).

    2. EtiologiKlasifikasi DM dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe

    2, dan diabetes gestasional.

    a. Diabetes Melitus tipe 1Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin, pada

    awalnya diagnosa biasa dilakukan pada anak-anak, remaja atau dewasa muda.

    Pada diabetes ini, sel beta pankreas tidak dapat membuat insulin. Diabetes tipe 1

    biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk, berusia kurang dari 30 tahun

    (Anonim, 2009).

    b. Diabetes Melitus tipe 2Diabetes melitus ini tipe yang tidak tergantung pada insulin. Diabetes

    melitus ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar

    insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin

    untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang (Anonim, 2003).

    c. Diabetes GestasionalDiabetes ini terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap

    diabetes. Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan kembali ke status

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    28/110

    9

    nondiabetes setelah kehamilan berakhir. Namun, risiko mengalami diabetes tipe 2

    pada waktu mendatang lebih besar daripada normal. Wanita yang mengidap

    diabetes gestasional mungkin sudah memiliki gangguan subklinis pengontrolan

    glukosa bahkan sebelum diabetesnya muncul (Corwin, 2001).

    Diabetes gestasional dapat menimbulkan efek negatif pada kehamilan

    dengan meningkatkan risiko malformasi congenital, lahir mati dan bayi bertubuh

    besar, yang dapat menimbulkan masalah pada persalinan (Corwin, 2001).

    3. Faktor RisikoFaktor risiko diabetes melitus adalah :

    a. faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah ras, etnik, riwayat keluargadengan diabetes,usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan berat

    badan lahir lebih dari 4 kg, riwayat pernah menderita DM Gestasional,

    riwayat berat badan lahir rendah 23kg/m2, kurang aktivitas fisik, hipertensi

    dengan tekanan darah >140/90 mmHg, dislipidemia dengan kadar HDL

    250 mg/dl, diet tinggi gula rendah serat

    c.

    faktor risiko lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita

    sindrom ovarium polikistik, atau keadaan klinis lain yang terkait dengan

    resistensi insulin, sindrom metabolik, riwayat toleransi glukosa terganggu

    atau glukosa darah puasa terganggu, riwayat penyakit kardiovaskular

    seperti stroke, penyempitan pembuluh darah koroner jantung, pembuluh

    darah arteri kaki (Triplitt, 2005).

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    29/110

    10

    Tabel I Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2

    (Muchid, 2005)

    Riwayat Diabetes dalam keluarga

    Diabetes Gestasional

    Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg

    Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome)

    IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT

    (Impaired glucose tolerance)

    Umur 20-59 tahun : 8,7%

    > 65 tahun : 18%

    Hipertensi >140/90mmHg

    Hiperlipidemia Kadar HDL rendah 250mg/dl

    Faktor-faktor Lain Kurang olah ragaPola makan rendah serat

    4. PatofisiologiDiabetes melitus adalah penyakit dimana tubuh tidak dapat memproduksi

    atau tidak dapat menggunakan dengan baik insulin. Insulin adalah hormon yang

    diproduksi di pankreas, organ yang letaknya dekat dengan perut. Insulin ini

    dibutuhkan untuk mengubah gula dan makanan yang lain menjadi energi. Insulin

    juga menyimpan asupan glukosa atau produksi glukosa yang melebihi kebutuhan

    kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses

    glukoneogenesis ini mencegah hiperglikemia. Ketika seseorang memiliki

    diabetes, tubuhnya tidak dapat membuat cukup insulin atau tidak menggunakan

    insulin seperti yang seharusnya atau keduanya. Hal ini dikarenakan banyaknya

    gula yang ada di dalam darah.

    Dalam keadaan normal, setelah makan kadar gula darah akan meningkat,

    hal ini akan merangsang pengeluaran hormon insulin. Insulin akan terikat dengan

    reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan

    reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    30/110

    11

    dalam sel. Insulin ini bertugas menurunkan kadar gula darah yang sempat naik

    karena makan.

    Diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin, yaitu kondisi di mana

    sensitivitas insulin menurun. Sensitivitas insulin adalah kemampuan dari hormon

    insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa

    hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan

    (Adnyana, 2001). Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan

    penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk

    menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

    Gejala khas pasien DM tipe 2 adalah polidipsi, poliphagi dan poliuria.

    Pada pasien DM, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, yang membuat

    kadarnya dalam darah meningkat. Glukosa yang bersifat osmotik, menyebabkan

    osmolaritas dalam darah meningkat sehingga akan menarik air dalam sel dan

    menyebabkan filtrasi ke ginjal meningkat, hal tersebut menyebabkan poliuria,

    sehingga sebagai kompensasinya pasien merasa selalu haus (polidipsi). Glukosa

    terbuang melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan

    meningkat (poliphagi), selain itu, tidak adanya pemasukan glukosa pada sel

    membuat penderita DM selalu merasa lapar (Kustiyanto, 2009).

    DM tipe 2 terjadi pada 90% dari semua kasus diabetes, dan biasanya

    ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. Resistensi insulin

    ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas,

    peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa pada

    otot skelet. Disfungsi sel mengakibatkan gangguan pada pengontrolan glukosa

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    31/110

    12

    darah. DM tipe 2 lebih disebabkan karena gaya hidup penderita diabetes

    (kelebihan kalori, kurangnya olah raga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh

    genetik (Sukandar, 2008).

    Pada diabetes tipe 1 penanganan glukosa yang normal terjadi sebelum

    penyakit muncul. Dengan munculnya diabetes tipe 1, yang tidak atau sedikit

    mengeluarkan insulin, kadar glukosa meningkat, karena tanpa insulin glukosa

    tidak dapat masuk kedalam sel. Pada saat yang sama hati melakukan

    glukoneogenesis (sintesis glukosa baru) menggunakan substrat yang yang tersedia

    berupa asam amino, asam lemak dan glikogen. Substrat-substrat ini mempunyai

    konsentrasi yang tinggi dalam sirkulasi karena efek katabolik glukagon tidak

    dilawan oleh insulin. Hal ini menyebabkan sel-sel mengalami kelaparan walaupun

    kadar glukosa sangat tinggi. Pembentukan energi yang hanya mengandalkan

    asam-asam lemak menyebabkan produksi berbagai keton oleh hati meningkat.

    Keton bersifat asam sehingga pH plasma turun (Triplitt, 2005).

    5. DiagnosisKriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (Triplitt, 2005) adalah sebagai

    berikut,

    a.

    kadar glukosa sewaktu yang lebih dari 200 mg/dl adalah pemeriksaan

    kadar glukosa darah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan

    makan terakhir

    b. kadar glukosa puasa yang lebih dari 126 mg/dl adalah pemeriksaanglukosa darah yang dilakukan setelah sebelumnya tidak terdapat masukan

    kalori selama minimal 8 jam

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    32/110

    13

    c. tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT)dilakukan dengan menggunakan beban glukosa 75 gram glukosa yang

    dilarutkan dalam air sebelum melakukan tes ini. Seseorang dapat

    didiagnosa DM jika kadar glukosa darah 2 jampost prandial200 mg/dl.

    Peningkatan hemoglobin terglikosilasi digunakan untuk memberi indikasi

    keefektifan pengontrolan glukosa darah dalam 2-4 bulan terakhir . Apabila

    terdapat hiperglikemia kronik, maka kadar hemoglobin terglikosilasi meningkat.

    Diabetes yang tidak terkontrol memperlihatkan kadar hemoglobin terglikosilasi

    yang tertinggi, yang mungkin lebih besar daripada 10% (Corwin, 2001).

    Jika kadar glukosa darah tidak normal tapi belum termasuk kriteria

    diagnosis untuk diabetes, maka keadaan ini disebut sebagai toleransi glukosa

    terganggu atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Seseorang dengan IGT

    mempunyai risiko terkena diabetes tipe 2 jauh lebih besar dari pada orang biasa.

    Apabila kadar glukosa darah puasa antara 111 sampai 125 mg/dl, disebut keadaan

    glukosa puasa yang terganggu atauImpaired Fasting Glucose(IFG).

    Tabel II Kriteria Diagnosis Diabetes

    (Triplitt, 2005)

    Kategori Puasa 2 jam sesudah makan

    Normal

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    33/110

    14

    6. Komplikasi Diabetes Melitusa. Komplikasi Mikrovaskuler

    Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi diabetes melitus yang

    meliputi pembuluh darah kecil, dan banyak terjadi pada penderita diabetes tipe 1.

    Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk

    HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh

    dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil (Muchid, 2005).

    1) RetinopatiAncaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati, atau

    kerusakan pada retina karena tidak mendapatkan oksigen (Corwin, 2001). Makin

    lama DM diderita makin tinggi kemungkinan terjadinya retinopati. Risiko

    menderita Retinopati DM tinggi yaitu 60% pada penderita yang menderita DM >

    15 tahun (Permana, 2009).

    2) NefropatiBagian ginjal yang paling parah mengalami kerusakan adalah glomerolus.

    Akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka panjang, glomerulus yang

    juga seperti sebagian besar kapiler lainnya, akan menebal dan menghambat aliran

    darah. Terjadi hipertrofi ginjal akibat peningkatan kerja ginjal pada penderita

    diabetes kronik untuk menyerap ulang glukosa (Corwin, 2001).

    3) NeuropatiNeuropati terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil

    yang memberi nutrisi pada perifer dan metabolisme gula yang abnormal (Triplitt,

    2005).

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    34/110

    15

    b. Komplikasi MakrovaskulerKomplikasi makrovaskuler adalah komplikasi diabetes melitus yang

    meliputi pembuluh darah besar. Komplikasi ini lebih sering dirasakan oleh

    penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau

    kegemukan. Komplikasi makrovaskuler timbul terutama akibat aterosklerosis dan

    ikut berperan dalam menyebabkan gangguan aliran darah, timbulnya penyakit

    jangka panjang, dan peningkatan mortalitas (Corwin, 2001). Komplikasi

    makrovaskuler ini meliputi penyakit pembuluh darah, gagal jantung, jantung

    koroner, infark miokard, dan kematian mendadak (Triplitt, 2005).

    B.Ischemic Heart Disease(IHD)1. Definisi, Tanda dan Gejala

    Ischemic heart disease (IHD) atau yang sering juga disebut coronary

    artery disease (CAD) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan

    atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung

    (Cavallari, 2008). Sumbatan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara

    masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat mengakibatkan

    kerusakan pada daerah yang terkena sehingga fungsinya terganggu (Kustiyanto,

    2009).

    Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen

    juga meningkat. Jika kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat,

    maka arteri-arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan banyak darah dan oksigen

    ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    35/110

    16

    menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon

    kebutuhan oksigen, maka akan terjadi iskemia (Corwin, 2001).

    Kedua tipe diabetes, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2 memiliki resiko yang

    sama dalam terjadinya komplikasi Ischemic Heart Disease (Grundy, 1999).

    Iskemia ini terjadi karena aterosklerosis pada arteri koroner yang umum terjadi

    pada pasien diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2 diabetes, namun iskemia yang

    terjadi pada pasien diabetes sering tidak dirasakan oleh pasien, karena pasien

    diabetes memiliki saraf yang kurang peka terhadap rasa nyeri yang timbul karena

    iskemia (Grundy, 1999).

    Angina pektoris merupakan manifestasi klinik yang sering dijumpai pada

    IHD ini, biasanya dirasakan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa

    mengencang, atau rasa nyeri di seluruh dada, terutama di belakang tulang dada.

    Rasa nyeri ini sering menjalar ke bagian leher, rahang, lengan, bahu, atau bahkan

    gigi (Anonim, 2009a).

    2. EtiologiAngina pektoris yang merupakan manifestasi klinik yang sering terjadi

    pada IHD dibagi menjadi angina stabil, angina prinzmetal dan angina tidak stabil.

    Pada angina stabil, gejala hanya dirasakan saat aktivitas dan segera berkurang

    dengan istirahat, sedangkan pada angina tidak stabil, gejala muncul secara tiba-

    tiba baik saat aktivitas ringan maupun saat istirahat (Davey, 2006).

    3. Faktor RisikoFaktor risiko dari ischemic heart diseaseadalah

    a. diabetes melitus

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    36/110

    17

    Diabetes melitus sudah sejak lama dikenal sebagai faktor risiko

    independen yang dapat menyebabkan berbagai macam kelainan kardiovaskular.

    Diabetes dapat mempengaruhi otot jantung secara independen melalui keterlibatan

    aterosklerosis dini arteri koroner yang menyebabkan penyakit jantung iskemik

    (Grundy, 1999)

    b. hiperlipoproteinemiaSemakin banyak lipoprotein yang beredar dalam darah, akan semakin

    besar kemungkinan bagi mereka untuk memasuki dinding arteri. Bila dalam

    jumlah besar maka akan melampaui kemampuan sel otot polos untuk

    memetabolismenya sehingga lemak akan terakumulasi pada dinding arteri

    (Kustiyanto, 2009)

    c. hipertensiHipertensi merupakan faktor risiko yang paling penting dalam penyakit

    kardiovaskular. Hipertensi memperparah terjadinya aterosklerosis. Tekanan darah

    yang tidak terkontrol, akan memperparah kondisi aterosklerosis pasien yaitu

    dengan cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada sel endotel di tempat

    yang mengalami tekanan tinggi (Braverman, 2009)

    d.

    obesitas

    Obesitas dapat menyebabkan aterosklerosis, hipertensi, hiperlipidemia dan

    diabetes tipe 2, dan berbagai kondisi lainnya

    e. merokokNikotin mempunyai efek langsung terhadap arteri koronaria dan platelet

    darah. Inhalasi karbon monoksida mengurangi kapasitas eritrosit membawa

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    37/110

    18

    oksigen, dan juga meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium (Kustiyanto,

    2009).

    Tabel III Faktor Risiko Mayor padaIschemic Heart Disease

    (Cavallari, 2008)

    4. PatofisiologiAterosklerosis dimulai dengan adanya kerusakan pada sel endotel

    pembuluh darah. Kerusakan pada endotelium tersebut membuat lemak, kolesterol,

    platelet, sampah produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit

    pada dinding pembuluh darah. Penumpukan tersebut menyebabkan luka pada

    pembuluh darah atau terjadi peradangan pada pembuluh darah. Kemudian tubuh

    akan mengeluarkan peptida-peptida vasoaktif, makrofag dan trombosit yang

    digunakan untuk pembekuan darah, dan menyebabkan perubahan bentuk

    permukaan pembuluh darah menjadi menonjol dan permukaannya menjadi kasar

    (lapisan parut), yang mempersempit rongga pembuluh darah.

    Pada pasien diabetes melitus terjadi peningkatan aktivitas enzim aldosa

    reduktaseyang diperlukan untuk mengubah glukosa yang tinggi menjadi sorbitol.

    Peningkatan aktivitas aldosa reduktase menyebabkan peningkatan konversi

    Modifiable(dapat diubah)Non-modifiable (tidak dapat

    diubah)

    Kebiasaan merokok Umur 45 tahun atau lebih untuk laki-

    laki, dan umur 55 tahun atau lebih

    untuk wanitaDislipidemia

    a. LDL dan kolesterol total yang tinggib. HDL yang rendah

    Diabetes Melitus Sejarah keluarga yang mengalami

    penyakit jantungHipertensi

    Tidak pernah berolah raga/tidak pernah

    melakukan kegiatan fisik

    Obesitas (body mass indexyang lebih besar atau

    sama dengan 30 kg/m2)

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    38/110

    19

    NADPH yang tereduksi menjadi bentuk teroksidasi yaitu NADP. Pemakaian

    NADPH akan berakibat menurunnya produksi nitrat oksida (NO) dan antioksidan.

    Nitrat oksida berfungsi untuk relaksasi otot polos pembuluh darah dan

    penghambat aktivitas platelet, sehingga jika produksi NO menurun maka dapat

    menyebabkan terjadinya kekakuan pada otot polos pembuluh darah, dan dapat

    menyebabkan terjadinya agregasi platelet. Menurunnya produksi antioksidan

    menyebabkan radikal bebas yang seharusnya didetoksifikasi oleh antioksidan

    berinteraksi dengan NO menjadi peroksinitrit yang dapat merusak sel endotel

    pembuluh darah sehingga membuat LDL yang teroksidasi dapat dengan mudah

    menempel pada pembuluh darah, yang menyebabkan aterosklerosis (Necel, 2009).

    Penimbunan plak-plak aterosklerosis yang dikarenakan kadar gula darah

    yang tidak terkontrol semakin lama akan semakin besar, sehingga terjadi

    penyempitan pada arteri koroner yang merupakan pembuluh nadi yang

    mengandung oksigen dalam kadar tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan

    sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi.

    Keadaan ini disebut iskemia dan manifestasinya dapat berupa angina atau nyeri

    pada dada akibat kerja jantung yang meningkat (Kustiyanto, 2009). Pada pasien

    IHD peningkatan tekanan darah sering terjadi, hal ini karena penyempitan

    pembuluh darah yang mengakibatkan darah yang seharusnya bisa mengalir

    terhambat oleh adanya aterosklerosis, oleh karenanya jantung akan memompa

    darah lebih keras, dan hal tersebut menyebabkan kenaikan tekanan darah.

    Berdasarkan penelitian, semakin tinggi usia pasien maka semakin besar

    kemungkinan untuk mengalami angina.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    39/110

    20

    Tabel IV Derajat Angina Menurut Canadian Cardiovascular Society

    (Kasper, dkk., 2005)

    Derajat Definisi

    Derajat 1 Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan angina, seperti berjalan. Angina

    terjadi bila mempercepat atau memperpanjang aktivitas.

    Derajat 2 Angina terjadi saat berjalan atau naik tangga deengan cepat, berjalan

    menanjak, berjalan atau naik tangga setelah makn, saat dingin, angin, atau

    dibawah tekanan emosional, atau beberapa jam setelah bangun.

    Derajat 3 Ditandai dengan adanya pembatasan aktivitas fisik. Angina terjadi bila berjalan

    atau naik satu anak tangga pada langkah normal.

    Derajat 4 Ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas fisik. Gejala angina dapat pula

    muncul pada saat istirahat

    5. DiagnosisElektrokardiogram (EKG) adalah pencatatan aktivitas elektrik otot

    jantung, dan dapat mendeteksi otot jantung yang memerlukan oksigen.

    Elektrokardiogram (EKG) istirahat berguna untuk menunjukkan perubahan-

    perubahan yang ditimbulkan oleh serangan jantung (Anonim, 2009a).

    Elektrokardiogram EKG ini menunjukkan terjadinya elevasi atau depresi segmen

    ST pada pasien IHD (Triplitt, 2005). Selain itu, pada pasien IHD biasanya

    memperlihatkan peningkatan total kolesterol LDL dan penurunan kolesterol HDL,

    tekanan darah yang tinggi serta kadar glukosa yang meningkat (Cavallari, 2008).

    Gambar 1. (A).Gambaran normal EKG; (B).Potongan gelombang PR, QRS, dan

    QT

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    40/110

    21

    C. Penatalaksanaan1. Tujuan

    Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dari ischemic heart disease

    sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yaitu mencegah terajadinya

    penyakit cardiovascular disease atau penyakit jantung koroner seperti infark

    miokard, aritmia, dan kerusakan jantung, mencegah gejala penyakit, memperbaiki

    kualitas hidup pasien dan mengurangi risiko kematian (Triplitt, 2005).

    2. Sasaran Terapi1)keseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen2)kadar glukosa darah3)komplikasi4)pola hidup (Triplitt, 2005).

    3. Strategi TerapiStrategi terapi pada diabetes melitus dengan komplikasi ischemic heart

    diseasemeliputi terapi non farmakologis dan farmakologis.

    a) Non Farmakologis1) Pengaturan Diet

    Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang

    dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik

    yaitu

    a. karbohidrat sebesar 60-70%,b. lemak sebesar 20-25%,c. protein sebesar 10-15%.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    41/110

    22

    Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi

    insulin dan memperbaiki respons sel-sel terhadap stimulus glukosa. Dalam salah

    satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi

    kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM),

    dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan

    tambahan waktu harapan hidup. Sumber lemak yang dikonsumsi diupayakan yang

    berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh

    dibandingkan asam lemak jenuh (Muchid, 2005).

    2) Olah RagaOlah raga yang harus dilakukan bukan olah raga berat, olah raga ringan

    asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.

    Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan, berenang, dan lain

    sebagainya. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas

    reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa

    (Muchid, 2005).

    b) Farmakologis1) Terapi Serangan Akut

    Terapi ini digunakan saat terjadi serangan akut yang terjadi karena

    kurangnya suplai oksigen untuk jantung. Terapi ini penting dilakukan untuk

    mencegah terjadinya kematian mendadak pada pasien.

    a. NitratNitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat

    dalam bentuk short-acting dan long-acting. Sebuah tablet nitrogliserin yang

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    42/110

    23

    diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala

    angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit. Nitrat

    long-actingyang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya

    untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan

    selang waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas

    jangka panjangnya (Anonim, 2008a).

    b. -blockerObat beta bloker mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.

    Selama melakukan aktivitas, beta bloker membatasi peningkatan denyut jantung

    sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. Obat ini tidak boleh diberikan

    kepada penderita bronkhitis atau asma karena nafas mereka bisa menjadi lebih

    sesak (Triplitt, 2005).

    c. Calcium Channel BlockerObat golongan ini bekerja dengan mengurangi masuknya ion kalsium

    melalui kanal kalsium ke dalam otot polos, otot jantung, dan saraf. Berkurangnya

    kadar kalsium bebas menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh

    darah (vasodilatasi), konstraksi otot jantung, serta pembentukan dan konduksi

    impuls dalam jantung (Triplitt, 2005).

    2) Terapi Jangka PanjangTerapi jangka panjang digunakan untuk mencegah timbulnya komplikasi

    yang lebih parah dan mencegah timbulnya serangan angina kembali. Terapi

    jangka panjang ini meliputi pencegahan terjadinya trombus dan pengontrolan

    tekanan darah dan kolesterol, karena hal tersebut merupakan faktor yang memicu

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    43/110

    24

    terjadinya serangan IHD, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan

    komplikasi yang lebih parah (Yacob, 2009).

    a. AspirinMerupakan obat anti-agregasi platelet yang bekerja dengan menghambat

    agregasi platelet. Antiplatelet digunakan untuk mengurangi agregasi platelet pada

    aterosklerosis sehingga mengurangi pembentukan trombus pada sirkulasi arteri

    yang membuat pembuluh darah semakin sempit (Triplitt, 2005). Penambahan

    antiplatelet dapat memperlihatkan penurunan risiko terjadinya penyakit jantung

    koroner maupun kematian pada pasien dengan ischemic heart disease (Cavallari,

    2008).

    b. ACE InhibitorsdanAngiotensin Receptor Blocker (ARB)Jika tidak terdapat kontraindikasi ACE inhibitors dapat dipertimbangkan

    pada pasien ischemic heart disease yang juga mempunyai penyakit diabetes

    melitus, riwayat infark miokard atau disfungsi ventrikuler. Angiotensin receptor

    blocker bisa digunakan jika pasien tidak tahan dengan efek samping dari ACE

    inhibitors, yaitu batuk kronik (Cavallari, 2008).

    c. Obat HipolipidemiaKontrol lipid terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular sangat

    penting, karena kadar kolesterol mempengaruhi terjadinya aterosklerosis.

    Golongan statin dan asam fibrat dapat digunakan untuk menurunkan kadar

    kolesterol. Statin digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kadar

    LDL, sedangkan asam fibrat digunakan untuk menurunkan kadar trigliserida dan

    menaikkan kadar HDL (Sukandar, 2008).

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    44/110

    25

    3) Terapi untuk menjaga kadar glukosa daraha. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

    Obat Hipoglikemik Oral (OHO) digunakan jika perubahan lifestyle tidak

    dapat mengendalikan kadar gula darah pada pasien. Obat Hipoglikemik Oral

    (OHO) bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah.

    Obat-obatan ini dapat membantu penyandang diabetes melitus untuk

    menggunakan insulinnya sendiri dengan lebih baik dan menurunkan pelepasan

    glukosa oleh hati. Terdapat beberapa macam OHO untuk mengendalikan glukosa

    darah penyandang diabetes. Golongan sulfonilurea dan golongan glinid bekerja

    dengan cara memicu produksi insulin, golongan biguanid (metformin) dan

    tiazolidindon bekerja dengan meningkatkan kerja insulin, dan golongan

    penghambat enzim alfa glukosidase (akarbose) bekerja dengan menghambat

    penyerepan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus.

    b. InsulinTerapi insulin digunakan pada pasien diabetes tipe 1 karena sel beta

    pankreas tidak dapat memproduksi insulin, dan pada diabetes tipe 2 digunakan

    pada pasien yang sudah mengalami defisiensi insulin. Insulin bekerja dengan

    membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel.Jenis insulin yang biasa

    digunakan untuk terapi yakni insulin kerja cepat, insulin kerja pendek, insulin

    kerja menengah, insulin kerja panjang dan insulin campuran (Soegondo, 2006).

    c. Terapi KombinasiUntuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak digunakan adalah

    kombinasi OHO dengan insulin basal (insulin kerja sedang/panjang) yang

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    45/110

    26

    diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut

    pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik (Soegondo, dkk.,

    2006).

    Tabel V Target Penatalaksanaan Diabetes Melitus

    (Massing, 2005)Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan

    Kadar Glukosa Darah Puasa 80120 mg/dl

    Kadar Glukosa Plasma Puasa 90130 mg/dl

    Bedtime blood glucose 100140 mg/dl

    Bedtime plasma glucose 110150 mg/dl

    Kadar Insulin 55 mg/dl (wanita)

    Kadar Trigliserida

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    46/110

    27

    Dalampharmaceutical care practiceoleh Cipolle (1998) masalah-masalah

    dalam kajian DRPs ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab DRPs yang

    disajikan dalam tabel VI berikut.

    Tabel VI Kategori DRPs dan Kemungkinan PenyebabnyaKajian Meliputi

    Butuh

    Tambahan

    Terapi Obat

    1. Kondisi baru membutuhkan obat.2. Kondisi kronis (butuh terapi lebih lanjut).3. Kondisi membutuhkan kombinasi obat.4. Kondisi dengan risiko dan butuh terapi untuk mencegahnya.

    Tidak Perlu

    Obat Terapi

    1. Tidak ada indikasi untuk keadaan saat itu.2. Menelan obat dengan jumlah toksik.3. Kondisi akibat drug abuse.4. Lebih baik dengan kondisi non drug.5. Pemakaian multiple drugpadahal cukup dengansingle drugterapi.6. Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang

    seharusnya dapat dihindarkan.

    Obat Tidak

    Tepat

    1. Kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak efektif.2. Alergi obat tertentu.3. Obat yang diberi bukan yang paling efektif untuk indikasi.4. Faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat.5. Efektif tetapi bukan yang paling murah.6. Efektif tetapi bukan yang paling aman.7. Antibiotika yang diberi resisten terhadap infeksi pasien.8. Refractory.9. Kombinasi yang tidak perlu.

    Dosis Kurang 1. Dosis yang terlalu rendah untuk memberikan respon.2. Konsentrasi obat yang diberi di bawah therapeutic range.3. Obat, dosis, rute atau konversi formulasinya tidak cukup.4. Pemberian terlalu awal.5. Dosis dan interval tidak cukup.

    Adverse Drug

    Reaction

    (ADRs)

    1. Diberikan terlalu tinggi kecepatannya.2. Alergi.3. Faktor risiko.4. Interaksi obat-obat/obat-makanan.5. Hasil laboratorium berubah akibat obat.

    Dosis

    Berlebih

    1. Diberikan terlalu tinggi.2. Kadar serum terlalu tinggi.3. Dosis terlalu cepat dinaikkan.4. Akumulasi obat karena penyakit kronis.5. Obat, dosis, dan rute konversi formula tidak sesuai.6. Dosis dan interval tidak cukup.

    Kepatuhan 1. Tidak menerima obat yang sesuai dengan regimen karenamedication error.

    2. Tidak taat instruksi.3. Tidak menerima obat karena mahal.4. Tidak memahami.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    47/110

    28

    E. Subyektive data, Obyektive data, Assessment and Plan ( SOAP)Subyektive data, Obyektive data, Assessment and Plan(SOAP) merupakan

    sarana yang telah lama digunakan untuk mengumpulkan informasi dari medical

    record. Dengan informasi yang telah terkumpul tersebut dapat membantu untuk

    menyelesaikan masalah maupun situasi yang kompleks (Kimble, 2005).

    Subyektive data, Obyektive data, Assessment and Plan(SOAP) terdiri dari

    1. data subyektifData subyektif merupakan informasi yang dapat diketahui dari informasi

    yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga pasien, atau tenaga medis yang

    merawat pasien. Informasi yang dapat dimasukkan dalam data subyektif ini

    adalah

    a) riwayat terkait gejala yang dirasakan,b) keluhan atau gejala yang dirasakan pasien,c) riwayat penyakit,d) alergi,e) riwayat pengobatan (Jones, 2003).

    2. data obyektifData obyektif merupakan informasi yang diketahui berdasarkan hasil

    observasi. Informasi yang dapat dimasukkan dalam data obyekif adalah

    a) data vital,b) pemeriksaan fisik,c) konsentrasi obat dalam serum,d) hasil tes diagnosa,

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    48/110

    29

    e) hasil tes laboratorium (Jones, 2003).3. penilaian

    Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul, maka langkah selanjutnya

    adalah menegakkan diagnosa pasien, dan juga dilakukan identifikasi terhadap

    drug related problems yang mungkin terjadi pada pengobatan sebelumnya

    (Kimble, 2005).

    4. rekomendasiTahap ini dilakukan dengan memberikan rekomendasi terapi pada pasien

    yang mengalami kasus yang teridentifikasi DRPs. Selain itu pembelajaran kepada

    pasien mengenai masalah kesehatan dan pengobatan yang dapat dilakukan untuk

    mendapatkan tujuan terapi yang maksimal harus diberikan pada pasien (Kimble,

    2005).

    F. Keterangan EmpirisPenelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi drug

    related problems pada penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus dengan

    komplikasi ischemic heart disease (IHD) di instalasi rawat inap Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2008 Mei 2009.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    49/110

    30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan mengikuti rancangan penelitian deskriptif

    evaluatif yang menggunakan data retrospektif di Instalasi Rawat Inap Rumah

    Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini

    diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu pada catatan rekam

    medik pada pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD).

    Penelitian ini berupa penelitian non-eksperimental karena subyek uji tidak diberi

    perlakuan.

    Evaluasi dilakukan dengan membandingkan pengobatan pada pasien

    diabetes komplikasi ischemic heart diseasedi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

    Panti Rapih dengan standar medik yang ada.

    B. Definisi Operasional1. Pasien rawat inap merupakan pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic

    Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

    2.

    Kategori pasien diabetes melitus adalah pasien yang memiliki kadar gula

    darah puasa 126mg/dl atau kadar gula darah post prandial (PP) 200mg/dl

    dan memiliki diabetes melitus pada diagnosa masuk dan diagnosa keluar.

    3. Ischemic Heart Disease (IHD) adalah jika hasil EKG pasien menunjukkanperubahan gelombang ST dan gelombang T, dan terdapat kenaikan pada

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    50/110

    31

    faktor-faktor resiko IHD seperti kolesterol total, low density lipoprotein

    (LDL), kadar glukosa darah, dan penurunan high density lipoprotein(HDL).

    4. Komplikasi penyerta adalah penyakit yang menyertai DM komplikasi IHDterkait dengan komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler.

    5. Penyakit penyerta adalah penyakit yang menyertai perjalanan penyakit DMkomplikasi IHD tetapi bukan termasuk dalam komplikasi makrovaskuler dan

    mikrovaskuler.

    6. Lembar medical record merupakan lembar catatan dokter dan perawat yangberisi tentang data klinik pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic Heart

    Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

    Periode Januari 2008 - Mei 2009.

    7. Profil pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD)meliputi umur, diagnosis masuk, diagnosis keluar, diagnosis lain, lama

    perawatan dan jenis obat yang digunakan.

    8. Profil obat meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis obat untuk pasiendiabetes melitus komplikasiIschemic Heart Disease(IHD).

    9. Kelas terapi adalah kelompok besar obat yang terdiri dari beberapa golonganobat yang memiliki sasaran pengobatan sama, contohnya adalah obat-obat

    antiangina dan obat-obat hipertensi masuk ke dalam kelas terapi obat

    kardiovaskuler.

    10.Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelasterapi yang diberikan untuk pasien, contohnya golongan obat antipiretik,

    golongan obat antiangina.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    51/110

    32

    11.Jenis obat merupakan nama generik obat pada peresepan pasien rawat inapdalam satu kali periode pengobatan.

    12.Drug related problems adalah kejadian yang tidak diinginkan terjadi padapasien pasien diabetes melitus komplikasiIschemic Heart Disease(IHD).

    13.Outcometerapi adalah keadaan pasien dimana pasien setelah menjalani terapidi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih, dan memiliki hasil EKG

    normal.

    14.Fokus penentuan drug related problems meliputi membutuhkan obattambahan, mendapat obat tanpa indikasi, pemilihan obat kurang tepat, dosis

    terlalu rendah, efek samping obat, interaksi obat dan dosis terlalu tinggi.

    15.Data yang diperoleh dihitung dengan cara jumlah kasus yang ada dibagijumlah pasien (n=18) dikalikan seratus persen. Perhitungan ini digunakan

    dalam menghitung persentase umur pasien, komplikasi penyerta, penyakit

    penyerta, kelas terapi obat, golongan obat, jenis obat dan outcometerapi.

    16.Terapi yang dibahas pada penelitian ini adalah terapi farmakologis.C. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi adalah pasien diabetes

    melitus komplikasiIschemic Heart Disease(IHD)di Instalasi Rawat Inap Rumah

    Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009. Kriteria inklusi

    dalam penelitian ini adalah gula darah puasa 126 mg/dl atau gula darah 2 jam

    post prandial200 mg/dl, memiliki diabetes melitus pada diagnosa masuk dan

    diagnosa keluar, serta mengalami iskemia pada hasil EKG pasien.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    52/110

    33

    D. Bahan PenelitianBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan medical

    record pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di

    Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 -

    Mei 2009.

    E. Lokasi PenelitianLokasi penelitian pada evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes

    melitus komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) dilakukan di Rumah Sakit

    Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik Dik Tiro No. 39 Yogyakarta.

    F. Jalannya Penelitian1. Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini dilakukan pembuatan proposal penelitian untuk

    mendapatkan ijin penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih.

    2. Tahap Analisis SituasiPada tahap ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang medical

    record dari bagian rekam medik Rumah Sakit Panti Rapih, berupa informasi

    jumlah pasien, nomor rekam medik dan nama subyek penelitian dalam periode

    penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh pada periode penelitian yaitu Januari

    2008 Mei 2009 didapatkan 25 pasien diabetes melitus dengan komplikasi

    Ischemic Heart Disease(IHD) di Rumah Sakit Panti Rapih.

    3. Tahap Pengambilan DataTahap ini dilakukan pengambilan data dari bagian rekam medik Rumah

    Sakit Panti Rapih. Sebanyak 18 kasus DM komplikasi IHD yang masuk dalam

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    53/110

    34

    kriteria inklusi digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data ini meliputi

    nomor rekam medik nomor registrasi, jenis kelamin, tanggal pasien masuk dan

    keluar, lama pasien menderita DM, diagnosis, lama perawatan, data vital, data

    laboratorium, komplikasi yang dialami, serta pengembangan keadaan pasien

    selama perawatan.

    4. Tahap Pengolahan DataPada tahap ini data yang sudah diperoleh pada tahap sebelumnya dicatat

    dalam tabel yang berisi mengenai profil pasien yaitu jenis kelamin, umur,

    komplikasi penyerta dan penyakit penyerta, profil pengobatan meliputi kelas

    terapi, golongan obat, jenis obat, dan dosis obat serta outcometerapi pada pasien,

    meliputi lama tinggal pasien dan keadaan pasien saat pasien meninggalkan rumah

    sakit.

    5. Tahap Penyelesaian DataData yang telah diperoleh tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan drug

    related problems dengan metode SOAP pada masing-masing kasus, dengan

    melihat diagnosa, pemeriksaan laboratorium, dan obat yang digunakan pasien.

    Berdasarkan data yang sudah diperoleh dilakukan evaluasi mengikuti rancangan

    penelitian deskriptif evaluatif yang menggunakan data retrospektif di Instalasi

    Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tentang apa saja DRP yang

    terjadi selama terapi. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar

    referensi. Literatur yang digunakan untuk menganalisis DRP adalah American

    Diabetes Association (ADA) guideline, American Heart Association (AHA)

    Scientific Statement Diabetes and Cardiovascular Disease (Grundy, 1999),

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    54/110

    35

    Pharmacoteraphy; A Pathophysiologic approach; Diabetes Melitus (Triplitt,

    2005), Pharmacotherapy Principles and Practice : Ischemic Heart Disease

    (Cavallari, 2008), Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) (Anonim, 2000)

    dan MIMS Indonesia 2008/2009 (Anonim, 2009).

    G. Analisis HasilData dianalisis untuk memberi dengan gambaran mengenai kondisi pasien

    diabetes melitus komplikasiIschemic Heart Disease(IHD) yang meliputi

    1. data untuk umur pasien dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitukelompok umur

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    55/110

    36

    obat. Pengelompokan ini didasarkan pada Informatorium Obat Nasional

    Indonesia (IONI) 2000. Setelah dikelompokkan dihitung berdasarkan

    jumlah kasus yang menggunakan obat tersebut dan dihitung persentasenya.

    6. persentase jumlah DRP pasien diabetes melitus komplikasi IHD dihitungdengan cara menghitung jumlah masing-masing kasus DRP dibagi dengan

    jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.

    7. evaluasi kerasionalan terapi berdasarkan DRP dengan metode SOAPsecara per kasus

    a) menentukan subyek,b) menentukan obyek,c) menentukan assessmentd) menentukan rekomendasi.

    H. Kesulitan PenelitianKesulitan yang dialami selama pengambilan data di unit rekam medik

    Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta adalah waktu pengambilan data yang relatif

    sedikit, yaitu sekitar 3 jam/ hari, dan pengambilan data tidak dilakukan setiap hari

    karena pengambilan data dilakukan pada saat kegiatan perkuliahan masih aktif.

    Masalah tersebut dapat sedikit diatasi dengan menyiapkan lembar khusus yang

    berisi tabel yang sudah berisi tentang data apa saja yang akan diambil, sehingga

    mempercepat proses penyalinan data. Kesulitan kedua adalah kesulitan

    mendapatkan dokumen rekam medik, kerena seringkali sedang digunakan untuk

    pelayanan rumah sakit. Penyelesaian masalah ini adalah dengan mendaftarkan

    kembali nomor rekam medik beberapa hari kemudian. Kesulitan yang lain adalah

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    56/110

    37

    sulitnya membaca beberapa tulisan yang ada dalam rekam medik. Usaha yang

    dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menanyakan kepada

    perawat.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    57/110

    38

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian mengenai Evaluasi Penatalaksanaan Terapi pada Pasien

    Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi Rawat Inap

    Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009

    dilakukan dengan menelusuri data pasien yang terdiagnosa DM komplikasi IHD

    pada diagnosa masuk dan atau diagnosa keluar. Berdasarkan data yang diperoleh

    dari Instalasi Rekam Medik, diperoleh 25 kasus pasien DM komplikasi IHD, dan

    18 kasus yang masuk kriteria inklusi. Langkah selanjutnya adalah mencatat semua

    data pasien yang dibutuhkan yang tercantum dalam lembar rekam medis.

    A. Profil Pasien pada Kasus Diabetes Melitus KomplikasiIschemic HeartDisease di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

    1. Persentase pasien berdasarkan umurUmur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM komplikasi IHD.

    Pada umumnya semakin bertambahnya umur makin besar risiko seseorang untuk

    mengalami kondisi tidak sehat. Menurut Cavallari (2008), faktor risiko terjadinya

    diabetes melitus komplikasi IHD adalah umur diatas 55 tahun, hal ini karena

    semakin bertambahnya umur, maka dalam tubuh terjadi penimbunan atau

    akumulasi lemak, sehingga menimbulkan penumpukan lemak dan kolesterol di

    dalam pembuluh darah. Terjadinya penimbunan lemak tersebut menyebabkan

    aterosklerosis dan membuat arteri koronaria menjadi lebih sempit, sehingga suplai

    oksigen yang menuju ke jantung akan menjadi berkurang.

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    58/110

    39

    Dari data yang didapatkan, diabetes melitus komplikasi ischemic heart

    diseasepaling banyak ditemukan pada pasien dengan umur 60 sampai 69 tahun,

    yaitu sebanyak 33%. Hasil ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa

    risiko terbanyak terjadi pada pasien dengan umur lebih dari 55 tahun. Namun

    terdapat pula pasien dengan DM komplikasi IHD yang berumur kurang dari 55

    tahun, hal tersebut kemungkinan disebabkan karena perubahan gaya hidup yang

    tidak sehat yang dilakukan pasien dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan

    diabetes melitus komplikasi ischemic heart disease banyak terjadi pada pasien

    dengan umur dibawah 55 tahun.

    2. Persentase pasien berdasarkan komplikasi penyertaDalam penelitian ini, dislipidemia dan hipertensi adalah komplikasi

    penyerta yang paling banyak dijumpai pada pasien dengan diabetes melitus

    komplikasi ischemic heart disease. Dislipidemia pada kasus DM komplikasi IHD

    sebesar 33%, dan hipertensi sebesar 28%.

    Diabetes melitus komplikasi IHD sangat erat hubungannya dengan

    terjadinya dislipidemia, karena dislipidemia dapat memperparah kondisi pasien.

    5% 5.%

    27%

    33%

    16%

    11%

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    59/110

    Dislipide

    biasanya

    lemak da

    dalam sel

    memperb

    banyak da

    terhadap s

    insulin.

    Hi

    sehingga

    mengala

    gula yang

    mempom

    menyebab

    Gamb

    Disea

    28

    ia terjadi

    isertai den

    i hati ke s

    , dan hal t

    sar terjadi

    lam sel, ju

    ensitivitas

    pertensi d

    pembuluh

    i penyemp

    tinggi, lebi

    a lebih ke

    kan kenaik

    ar 3. Distri

    seBerdasa

    Rapih

    33%

    11%

    hipertensi

    stroke

    nefropati

    arena ada

    gan penuru

    el, jika ka

    rsebut san

    ya ischem

    a mempen

    jaringan te

    alam kasu

    darah m

    itan terseb

    h sulit mel

    ras untuk

    an tekanan

    usi Pasien

    kan Kompl

    Yogyakart

    5% 5%

    dislipide

    ulkus

    polineur

    ya kenaika

    nan HDL.

    ar LDL ti

    at mempe

    ic heart di

    garuhi kon

    hadap insu

    s ini terj

    ngalami

    t mengaki

    wati pemb

    apat mem

    darah pada

    Diabetes

    ikasi Peny

    Periode J

    11%

    5%

    ia hipogli

    hipergli

    pati CHF

    n kadar ko

    DL dala

    ggi, maka

    ngaruhi ti

    ease. Peni

    isi diabete

    lin yang da

    adi karena

    enyempita

    atkan dar

    uluh darah,

    nuhi supla

    pasien.

    elitus Ko

    rta di Insta

    nuari 2008

    11% 11%

    emia

    kemia

    esterol, ter

    tubuh ber

    terjadi pe

    bulnya ate

    bunan le

    s, karena a

    pat menye

    terjadiny

    . Pembul

    h yang m

    sehingga

    i darah, da

    plikasiIsc

    lasi Ruma

    Mei 200

    utama LD

    ungsi me

    umpukan l

    rosklerosis

    ak (LDL)

    an berpen

    abkan resi

    a ateroskl

    uh darah

    ngandung

    embuat ja

    n pada ak

    emic Hear

    Sakit Pant

    40

    , dan

    bawa

    emak

    yang

    yang

    garuh

    stensi

    rosis

    yang

    kadar

    tung

    irnya

    t

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    60/110

    41

    3. Persentase pasien berdasarkan penyakit penyertaPasien diabetes melitus komplikasi IHD dirawat di rumah sakit tidak

    hanya karena keluhan penyakit diabetes dan nyeri dada saja, melainkan juga

    memiliki penyakit penyerta lain yang juga mengganggu pasien. Penyakit penyerta

    yang paling banyak terjadi pada kasus diabetes melitus komplikasi IHD adalah

    radices dentistdan infeksi saluran kemih (ISK).

    Tabel VII.Persentase Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

    Ischemic Heart Diseasedengan Penyakit Penyerta di Instalasi rawat Inap RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 Mei 2009No Penyakit Penyerta Jumlah Persentase

    (%)

    1. Radices dentist 5 27

    2. ISK (Infeksi saluran Kemih) 4 22

    3. Hipertiroid 4 22

    4. HHD (Hipersensitif heart disease) 3 16

    5. Diare akut 2 11

    6. Dehidrasi 1 5

    7. Anoreksia 1 5

    8. Dyspepsia 1 59. Infeksi Sekunder 1 5

    10. Hepatitis 1 5

    11. Trombositopenia 1 5

    12. Hiponatremia 1 5

    13. Chronic appendicitis 1 5

    14. Hiperkalemia 1 5

    16. HAPV cervical 1 5

    16. Fraktur femur smistro 1 5

    17. Gastro endemitis 1 5

    18. Pneumonia 1 5

    Keterangan : terdapat pasien yang mendapatkan lebih dari satu jenis obatkardiovaskuler.

    Radices dentist banyak terjadi pada pasien diabetes melitus komplikasi

    ischemic heart disease, yaitu sebesar 27%. Menurut referensi pasien diabetes

    melitus memiliki penyakit mulut 3-4 kali lebih sering dibandingkan dengan pasien

    normal tanpa diabetes. Hal ini karena kadar gula yang sering tidak terkontrol pada

    pasien diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol tersebut mengganggu sel darah

  • 7/22/2019 75750536 Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease Di Instalasi

    61/110

    42

    putih dan sel-sel imun, sehingga sel darah putih tidak dapat melawan bakteri yang

    ada pada mulut dan gigi, dan mengakibatkan pasien diabetes rentan terhadap

    infeksi. Infeksi tidak hanya terjadi di mulut, namun juga di daerah lain dari tubuh

    yang memungkinkan terjadinya infeksi saluran kencing (ISK) dan diare akut yang

    disebabkan oleh bakteri. Penyebaran bakteri tersebut harus ditangani dengan baik,

    karena bakteri pada gigi dapat memperparah keadaan jantung pasien yang

    mengalami diabetes melitus komplikasi ischemic heart disease, karena bakteri

    dapat langsung masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, yang dapat

    memperburuk kondisi pembuluh darah dan kondisi tubuh pasien.

    Infeksi saluran kemih atau biasa disebut ISK dalam penelitian ini

    merupakan penyakit penyerta terbanyak kedua setelah radices dentistpada pasien

    diabetes melitus komplikasi ischemic heart disease yaitu sebesar 22%. Infeksi

    saluran kemih pada pasien biasanya dikarenakan diabetes melitus memiliki