diare case oke

33
PRESENTASI KASUS DIARE CAIR AKUT KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Topik : Diare Cair Akut Dokter Pembimbing : dr. Karjadi Gunawan Penyaji : Sandra Puspa Dewi NIM : 406047110 I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. R.I Tanggal Lahir : 02 Januari 2007 Umur : 08 bulan 12 hari Jenis kelamin : Laki -laki Alamat : Jl. Kemenangan I, Gg Binatu No.29 Rt/Rw 014/002, Tambora-Jakarta Agama : Kristen Suku bangsa : Indonesia Tanggal masuk RS : 02 Januari 2007 Tanggal keluar RS : 10 Januari 2007 II. IDENTITAS ORANG TUA Ayah Ibu Nama : Tn. L Nama : Ny. N 1

Upload: riana-saragih

Post on 10-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ajsggdjsdgdj

TRANSCRIPT

Page 1: Diare Case Oke

PRESENTASI KASUS

DIARE CAIR AKUT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT HUSADA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Topik : Diare Cair Akut

Dokter Pembimbing : dr. Karjadi Gunawan

Penyaji : Sandra Puspa Dewi

NIM : 406047110

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. R.I

Tanggal Lahir : 02 Januari 2007

Umur : 08 bulan 12 hari

Jenis kelamin : Laki -laki

Alamat : Jl. Kemenangan I, Gg Binatu No.29 Rt/Rw 014/002,

Tambora-Jakarta

Agama : Kristen

Suku bangsa : Indonesia

Tanggal masuk RS : 02 Januari 2007

Tanggal keluar RS : 10 Januari 2007

II. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu

Nama : Tn. L Nama : Ny. N

Umur : 20 tahun Umur : 20 tahun

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Ibu rumah tangga

1

Page 2: Diare Case Oke

III. ANAMNESIS

Aloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 02 Januari 2007 jam 15:00

WIB

Keluhan Utama : Buang-buang air sejak 1 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Muntah, demam

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 2 hari sebelum masuk RS Husada, pasien buang-buang air

sebanyak lebih dari 10 kali, banyaknya ± ½ gelas aqua. BAB berisi air lebih

banyak dari ampas, warna kuning kehijauan, tidak ada lendir, tidak ada

darah, ada busa, serta tidak berbau amis. Pasien juga muntah 2 kali

banyaknya ± ¼ gelas aqua, isi makanan yang dimakan, tidak ada darah, tidak

tiba-tiba menyemprot. Ada demam sejak 1 hari sebelum masuk RS Husada,

demamnya tidak terlalu tinggi tetapi tidak diukur dengan termometer. Tidak

ada kejang, tidak menggigil, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada mimisan,

tidak ada batuk, tidak ada pilek. Pasien tidak mau minum susu dan tidak mau

makan. Pasien gelisah/rewel. Pasien kalau menangis masih kuat dan masih

mengeluarkan air mata, tidak ada sesak nafas. BAK pasien mulai berkurang,

terakhir jam 14.00.

Pasien sudah berobat ke dokter 1 hari SMRS dan diberi obat, tetapi

ibu pasien lupa namanya. Karena tidak ada perbaikan pasien dibawa ke RS

Husada. Disekitar rumah pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Berat badan

sebelum buang-buang air 7,3 kg.

Riwayat BAK : lancar, warna kuning jernih, tidak nyeri, tidak ada warna

kemerahan, jumlah tidak berkurang

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah dirawat di RS karena sakit dan belum pernah

diare sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Pasien adalah anak pertama. Tidak ada anggota keluarga pasien yang

sakit seperti ini saat ini.

2

Page 3: Diare Case Oke

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :

Perawatan antenatal : Teratur

Penyakit kehamilan : Tidak ada

Tempat kelahiran : Rumah Sakit Budi Kemuliaan

Penolong persalinan : Bidan

Cara persalinan : Spontan

Masa gestasi : Cukup bulan

Keadaan bayi :

Berat badan lahir : 2800 gram

Panjang badan lahir : 45 cm

Sianosis : ( - )

Ikterik : ( - )

Kejang : ( - )

Kelainan bawaan : Tidak ada

Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 6 bulan

Merangkak : 8 bulan

Berdiri : -

Berjalan : -

Berlari : -

Berbicara : -

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan tidak ada gangguan

Riwayat Imunisasi :

No. Vaksin Dasar (Usia)

1 BCG 1 bulan

2 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan

3 Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4bulan

4 Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan

5 Campak -

3

Page 4: Diare Case Oke

Kesimpulan : Imunisasi dasar tidak lengkap

Kesan : Imunisasi dasar tidak sesuai dengan usia, kecuali

campak Booster Belum dilakukan. Imunisasi tambahan

belum dilakukan.

Riwayat Makanan :

Usia

(bulan)ASI / PASI Buah / Biskuit

Bubur

Susu

Nasi

Tim

0 – 4 ASI ad libitum on demand      

4 – 6 Susu Nutrilon (4x120 cc) Jus buah (1x) , Milna (1x) 1x 

6 – 8 Susu Childmild (6x150 cc) Buah (1x) , Milna (1x) 3x

Kesan : Kualitas makanan cukup baik, kuantitas makanan kurang

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 02 Januari 2007 Jam 15.00 WIB

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis, kontak aktif (+) lemah

Tanda vital : - Tekanan darah : -

- Frekuensi nadi : 120 x / menit

- Frekuensi napas : 24 x / menit

- Suhu aksila : 38,7 0C

Data Antropometri

Berat badan : 7200 gram (dibawah persentil 5 menurut NCHS)

Panjang badan : 70 cm (diantara persentil 20-25 menurut NCHS)

Kesan : status gizi kurang

Pemeriksaan Sistematis

Kepala : Bentuk normal ; rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak mudah patah. Ubun-ubun besar sudah menutup,cekung.

Mata : Bentuk normal, palpebra superior et inferior cekung,

kedudukan bola mata dan alis mata simetris, konjungtiva

tidak pucat, sklera tidak ikterik, kornea jernih, pupil bulat

dan isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+.

4

Page 5: Diare Case Oke

Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret tidak ada,

membran timpani utuh.

Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada, sekret -/-.

Mulut : Bentuk normal, lidah tidak kotor, bibir tidak kering, perioral

cyanosis tidak ada, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak

hiperemis.

Leher : Bentuk normal, kelenjar getah bening tidak teraba

membesar, kaku kuduk tidak ada.

Toraks :

Paru-paru

- Inspeksi : Tampak simetris dalam keadaan diam dan pergerakan

napas.

- Palpasi : Tidak dilakukan

- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.

- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-.

Jantung

- Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus kordis

- Palpasi : Teraba pulsasi iktus kordis di sela iga V garis

midklavikula sinistra

- Perkusi : Tidak dilakukan

- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

- Inspeksi : Datar, tidak tampak benjolan dan tidak ada gambaran

vena

- Palpasi : Supel , hepar dan lien tidak teraba membesar , nyeri

tekan (-)

- Perkusi : Timpani

- Auskultasi : Bising usus (+) meningkat

Genitalia eksterna : Perempuan

Anus dan rektum : Benjolan (-), fisura (-), tidak tampak kelainan dari

luar

5

Page 6: Diare Case Oke

Ekstremitas : Ekstremitas superior et inferior dextra et sinistra

tidak ada deformitas, tidak ada edema, akral kaki

hangat.

Kulit : Warna sawo matang, turgor kurang.

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Laboratorium RS Husada tanggal 2 Januari 2007:

a. Hematologi

Hemoglobin : 10,9 g/dl

Hematokrit : 32 vol%

Leukosit : 10.600 /µl

Eritrosit : 4,25 juta/µl

Trombosit : 326000/µl

GDS : 104

b. Elektrolit :

Kalium : 2,84 mEq/l (3,1-5,1 mmol/l)

Natrium : 137 mEq/l (136-145 mmol/l)

Chlorida : 113 mEq/l (96-110 mmol/l)

c.Gas Darah

Hasil Satuan Nilai NormalpH 7,457 7,380-7,460pCO2 25 mmHg 32,0-46,0pO2 110,7 mmHg 74,0-108,0HCO3 17,9 µmol/l 21,0-29,0O2 Saturasi 98,6 % 92,0-96,0BE (Base Excess) -4,1 meq/l -2,0-2,0TCO2 18,6 mmol/l 22,0-30,0Hb 10,5 % 11,7-17,3Ht 31 35-50

d. Pemeriksaan Tinja (tanggal 03 Januari 2007) :Makroskopis

Warna : Kuning

Konsistensi : Lembek

Lendir / darah / pus : (-)

Mikroskopis

Eritrosit : (-)

6

Page 7: Diare Case Oke

lekosit : (-)

E. coli : (-)

E. histolytica : (-)

telur cacing : (-)

pencernaan : (-)

serat otot : (-)

serat tumbuhan : (-)

amylum : (-)

lemak : (-)

VI. RESUMETelah diperiksa seorang anak perempuan berusia 11 bulan dengan

keluhan sejak 2 hari sebelum masuk RS Husada, pasien buang-buang air

lebih dari 10x banyaknya ½ gelas aqua, berwarna kuning kehijauan, air lebih

banyak dari pada ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, ada busa, tidak

bau amis. Pasien juga muntah 2x banyaknya ¼ gelas, isi makanan yang

dimakan, darah tidak ada. Pasien tidak mau minum susu dan tidak mau

makan. Ada demam tetapi tidak terlalu tingi, tidak ada kejang. BAK pasien

berkurang, terakhir jam 14.00, pasien menangis masih keluar air mata. Di

daerah tempat tinggal dan keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini.

Berat badan sebelum sakit : 7,3 kg, sekarang 6,7 kg.

Riwayat penyakit dahulu : belum pernah menderita diare

Riwayat kehamilan dan persalinan : NCB – SMK

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : tidak ada gangguan

Riwayat imunisasi : imunisasi dasar cukup baik.

Riwayat makan : kualitas dan kuantitas cukup baik

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang, kontak aktif (+) lemah

Tanda vital : - Tekanan darah : 100/70 mmHg

- Frekuensi nadi : 120 x / menit

- Frekuensi napas : 28 x / menit

- Suhu aksila : 38,50 C

- Berat badan : 7,2 kg

7

Page 8: Diare Case Oke

Data antropometri : Kesan gizi kurang

Mata : palpebra superior et inferior cekung

Abdomen : Bising usus + meningkat

Kulit : turgor kurang

Laboratorium :

- Hb :10,9 g/dl

- Ht : 32 vol%

- Leukosit : 10.600 /µl

- Kalium : 2,84 mEq/l

- Chlorida : 113 mEq/l

- pCO2 : 25 mmHg

- pO2 : 110,7 mmHg

- HCO3 : 17,5 µmol/l

- O2 Saturasi : 98,6%

- BE (Base Excess) : -4,1 meq/l

- TCO2 : 18,6 mmol/l

VII. DIAGNOSIS KERJA

Diare cair akut dengan dehidrasi ringan

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Darah rutin

- Urine lengkap

- ASTRUP

- Ureum, creatinin

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

X. PENATALAKSANAAN

1. Tirah baring

2. Kebutuhan cairan

8

Page 9: Diare Case Oke

Maintenance : 7,2x100 cc = 720 cc

Dehidrasi : 8%x7,3x1000 = 584 cc

Koreksi suhu : 1,7x12%x720 = 146,8 cc

Total Cairan = 1374,6 cc/24 jam ≈ 1400 cc/24 jam

3. Medikamentosa

Antibiotik : Kotrimoksazol sirup 2 x ½ cth

Antipiretik : Paracetamol 4 x 70 mg bila demam

Nutrisi

- LLM 6 x 100 cc

- Diet lunak 1400 kkal/hari

- Kalau diare sudah baik, diet tinggi kalori

9

Page 10: Diare Case Oke

XI. Follow up

Tanggal Keadaan umum Keterangan 03 -01-2007

04-01-2007

05-01-2007

06-01-2007

07-01-2007

08-01--2007

TD: 100/70 mmHgRR: 25x/menitN : 110x/menitS : 36oC TD: 110/70 mmHgRR: 24x/menitN : 110x/menitS : 36oC

TD: 110/70 mmHgRR: 24x/menitN : 106x/menitS : 36oC

TD: 110/70 mmHgRR: 24x/menitN : 100x/menitS : 36oC

TD: 110/70 mmHgRR: 24x/menitN : 100x/menitS : 36oC

TD: 110/70 mmHgRR: 24x/menitN : 100x/menitS : 36oC

Mencret (+) 3x, Muntah (-)

Mencret (+) 5x, muntah(-)

Mencret (+) 5x, muntah(-)

Mencret (+) 4x, muntah(-)

Mencret (+)1x, muntah(-)

Mencret (+)1x, muntah(-)

10

Page 11: Diare Case Oke

Pembahasan Umum

DIARE

Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena

morbiditas dan mortalitasnya masih cukup tinggi. Anak dapat mengalami 10 – 15

episode diare dalam 5 tahun pertama kehidupannya, dimana 3 – 5 episode tersebut

terjadi dalam 1 tahun pertama kehidupannya. Sekitar 80 % kematian akibat diare

terjadi pada anak di bawah 2 tahun.

I. DEFINISI

Diare adalah defekasi encer lebih dari 4 kali sehari disertai atau tidak adanya

darah atau lendir dalam tinja pada neonatus, lebih dari 3 kali pada bayi berumur

lebih dari 1 bulan dan anak.

II. ETIOLOGI

A. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enteral

Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utam diare pada anak.

Dapat disebabkan oleh :

- Infeksi bakteri : Enteropathogenic Eschericia Coli (EPEC)

Shigella

Salmonella

Vibrio Cholera

V. Paracholerae

Bakteri apatogen bila jumlahnya berlebihan

(Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, dll.)

- Infeksi virus : Rotavirus, Enterovirus (ECHO, Coxsaachie,

Poliomyelitis) dan Adenovirus

- Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,

Strongyloides)

- Infeksi protozoa : E. Histolytica, giardia lambia, Trichomonas

hominis

11

Page 12: Diare Case Oke

- Infeksi jamur : Candida albicans

b. Infeksi Parenteral

Infeksi parenteral adalah infeksi di bagian tubuh lain diluar alat

pencernaan seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkitis,

bronkopneumonia terutama pada bayi dan anak dibawah umur 2

tahun.

B. Faktor Malabsorpsi

a. Malabsorpsi Karbohidrat

- Disakarida (laktose, maltose dan sucrose intoleran)

- Monosakarida (glucosa, fructosa dan galaktosa intoleran)

Pada anak dan bayi yang terpenting dan tersering ahíla laktosa

intoleran

b. Malabsorpsi Lemak

c. Malabsorpsi Protein

C. Faktor Makanan

- Makanan basi

- Makanan beracun

- Makanan terlalu banyak zat lemak

- Sayur yang tidak dimasak atau kurang matang

D. Faktor Psikologik

- Rasa takut dan cemas dapat menimbulkan diare pada anak yang besar

tetapi jarang.

III.FAKTOR PREDISPOSISI

- Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan

- Menggunakan botol susu

- Menyimpan makanan pada suhu kamar

- Menggunakan air minum yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja

- Tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang tinja atau sebelum

memasak makanan

12

Page 13: Diare Case Oke

- Tidak membuang tinja dengan benar

- Kurang gizi

- Imunodefisiensi atau imunosupresi

IV. JENIS-JENIS DIARE

WHO mengklasifikasikan diare menjadi 4 jenis :

1. Diare cair akut

Terjadi secara akut.

Berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan terjadi kurang dari

7 hari)

Tidak disertai oleh darah dan lendir.

Mungkin disertai muntah dan panas.

Penyebab utama : Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik,

Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium dan vibrio

cholerae.

2. Disentri (Diare darah akut)

Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja.

Akibat penting disentri antara lain ialah anoreksia, penurunan berat

badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.

Terjadi akibat infeksi Shigella, E. coli enteroinvasife, Salmonella atau

Campylobacter jejuni.Entamoeba histolytica menyebabkan disentri pada

anak.

Disentri sering menyebabkan komplikasi, waktu yang lebih lama dan

risiko tinggi terhadap kematian.

3. Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun

berlangsung lebih dari 14 hari.

Kehilangan berat badan yang nyata sering terjadi.

Volume tinja dapat dalam jumlah yang banyak, sehingga ada resiko

mengalami dehidrasi.

13

Page 14: Diare Case Oke

Tidak ada penyebab mikroba tunggal untuk diare persisten; E. coli

enteroaggregatife, Shigella, dan Cryptosporidium mungkin berperan

lebih besar daripada penyebab lain.

Diare persisten jangan dikacaukan dengan diare kronik, yakni diare

intermiten (hilang-timbul), atau yang berlangsung lama dengan penyebab

non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan

metabolisme yang menurun.

V. PATOGENESIS

Mekanisme dasar terjadinya diare :

1. Gangguan osmotik (diare osmotik)

Terjadi akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap

(malabsorpsi karbohidrat dan atau lemak) yang akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit ke dalam rongga usus dan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya.

2. Gangguan sekresi

Terjadi akibat adanya rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus yang akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke

dalam rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik

usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang

selanjutnyaadapat menimbulkan diare.

Patogenesis diare akut

a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung (HCL)

b. Jasad renik berkembang biak di dalam usus halus

c. Dikeluarkan toksin oleh bakteri (toksin diaregenik)

d. Hipersekresi cairan usus akibat toksin tersebut

14

Page 15: Diare Case Oke

Patogenesis diare kronis

Lebih kompleks, faktor yang menimbulkannya infeksi bakteri, parasit,

malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

VI. PATOFISIOLOGI

a. Kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya gangguan

keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemi)

b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan

c. Hipoglikemia

d. Gangguan sirkulasi darah

VII. GEJALA KLINIK

- Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat

- Nafsu makan berkurang atau tidak ada

- Tinja cair dan mungkin mengandung darah/lendir

- Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena tercampur dengan empedu

- Anus sekitarnya lecet dan tinja menjadi asam sebagai akibat makin

banyaknya asam laktat hasil laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus

selama diare

- Muntah timbul sebelum atau sesudah diare

- Dehidrasi karena kehilangan banyak cairan dan elektrolit

- Berat badan menurun

- Turgor kulit berkurang

- Mata dan ubun-ubun besar jadi cekung

- Selaput lendir mulut dan bibir serta kulit kering

Dehidrasi dibagi atas :

1. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang

a. Dehidrasi ringan : kehilangan cairan <5% dari BB sebelum sakit

Kotoran cair (watery diarrhea)

Produksi urin (air seni) berkurang

Senantiasa merasa haus

Permukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

15

Page 16: Diare Case Oke

b. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-10% dari BB sebelum sakit

Turgor (kekenyalan) kulit berkurang

Mata cekung

Permukaan lapisan lendir sangat kering

Ubun-ubun depan mencekung

c. Dehidrasi berat : kehilangan cairan >10% dari BB sebelum sakit

Tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah:

Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah

menurun)

Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin

Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada),

sampai koma

2. Tonisitas plasma

a. Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia)

Yaitu bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130

mEq/l, osmolaritas serum rendah (<275 mOsm/l), anak letargi,

kadang-kadang kejang.

b. Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia)

Yaitu bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l,

osmolaritas serum normal (275-295 mOsm/l), hipovolemia sebagai

akibat kehilangan banyak cairan ekstraseluler.

c. Dehidrasi hipertonik (dehidrasi hipernatremia)

Yaitu bila kadar natrium plasma lebih dari 150 mEq/l,

osmolaritas serum meningkat (>295 mOsm/l), sangat haus, anak

iritabel, dapat terjadi kejang terutama bila konsentrasi natrium lebih

dari 165 mEq/l.

VIII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan tinja (makroskopis, mikroskopis, pH dan kadar gula, kalau

perlu pemeriksaan biakan dan uji resistensi)

2. Pemeriksaan ASTRUP

3. Pemeriksaan kadar ureum-creatinin

16

Page 17: Diare Case Oke

4. Pemeriksaan elektrolit (natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam

serum)

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau

parasit.

IX. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi, yang dapat mengakibatkan diuresis berkurang (oliguri sampai

anuri)

2. Renjatan hipovolemik

3. Asidosis metabolik (tampak pucat, pernapasan kussmaul)

4. Hipokalemia

5. Hipoglikemia

6. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus

7. Kejang, terutama dehidrasi hipertonik

8. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita

mengalami kelaparan

X. PENGOBATAN

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)

Gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi pada saluran cerna

(gastrointestinal), terutama oleh virus, ditandai adanya diare dengan atau

tanpa mual, muntah, demam, dan nyeri perut. Prinsip utama

penatalaksanaan gastroenteritis akut adalah menyediakan cairan untuk

mencegah dan menangani dehidrasi. Penyakit ini umumnya sembuh

dengan sendirinya (self-limiting), namun jika tidak ditangani dapat

menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang bisa mengancam

nyawa. Dehidrasi yang diakibatkan sering membuat anak dirawat di

RS.Terapi cairan yang diberikan harus mempertimbangkan tiga

komponen: rehidrasi (mengembalikan cairan tubuh), mengganti

kehilangan cairan yang sedang berlangsung, dan “maintenance”. Terapi

cairan ini berdasarkan penilaian derajat dehidrasi yang terjadi.

17

Page 18: Diare Case Oke

Penggantian Cairan pada Anak dengan Gastroenteritis

Derajat dehidrasi

(persentase kehilangan

berat badan/BB)

Cairan Rehidrasi Oral

(CRO)

Cairan intravena/infus

Ringan (< 5%) 50 ml/kg BB dalam 3 –

4 jam

Tidak

direkomendasikan

Sedang (5 - 10%) 100 ml/kg BB dalam 3

– 4 jam

Tidak

direkomendasikan

Berat ( > 10%) 100 – 150 ml/kg BB

dalam 3 – 4 jam (jika

masih mampu minum

CRO)

20 ml /kg, Bolus dalam

satu jam (NaCl atau

RL)

Kehilangan BB

berlanjut

10 ml/kg setiap habis

BAB atau muntah

10 ml/kg setiap habis

BAB atau muntah

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian

CRO dalam penatalaksanaan diare (gastroenteritis) pada anak dengan

dehidrasi derajat ringan-sedang. Penggunaan cairan infus hanya dibatasi

pada anak dengan dehidrasi berat, syok, dan ketidakmampuan minum lewat

mulut.

Terapi rehidrasi (pemberian cairan) oral (oral rehydration therapy) seperti

oralit dan Pedialyte® terbukti sama efektifnya dengan cairan infus pada

diare (gastroenteritis) dengan dehidrasi sedang

Keuntungan oralit pada diare dengan dehidrasi ringan-sedang adalah

mengurangi lamanya diare, meningkatkan (mengembalikan) berat badan

anak, dan efek samping lebih minimal dibandingkan cairan infus.

2. Dietetik (pemberian makanan)

Diare dan muntah merupakan gejala khas bagi penyakit gastrointestinal.

Diare mengurangi jumlah makanan yang dapat diserap oleh karena terdapat

transit time yang memendek. Lagipula adakalanya terdapat ekskresi air dan

mineral seperti natrium, kalium, klorida. Kehilangan zat demikian harus

dikembalikan secepatnya. Adakalanya gangguan pencernaan dan

18

Page 19: Diare Case Oke

penyerapan merupakan penyebab diare tersebut. Berbagai pemeriksaan

laboratorium harus dilakukan untuk mencari penyebabnya. Tergantung

pada diagnosanya, berbagai formula khusus yang beredar di Indonesia

dapat dipakai untuk menghentikan diarenya, seperti :

Penyakit Diet Nama Formula

Intoleransi laktosa Rendah/bebas laktosa LLM, Almiron,

Bebelac Fl, susu

kacang kedelai

Maldigesti protein Protein hidrolisat Nutramigen

Malabsorbsi lemak Lemaknya terutama

MCT

Portagen

Alergi protein susu

sapi

Protein kacang kedelai Prosobee, Nutri Soya,

Nursoy

Pada umumnya diet bagi penderita diare harus terdiri dari makanan yang

tidak mengandung banyak serat. Pada diare menahun, dokter harus

waspada terhadap menurunnya berat badan dan kemungkinan timbulnya

penyakit kekurangan. Diare yang berlansung lama dapat menyebabkan

gangguan absorbsi dan hilangnya berbagai elektrolit, vitamin, dan protein

yang harus secepatnya diperbaiki. Pada diare menahun disamping makanan

yang tidak mengandung banyak serat harus diperhatikan pula banyaknya

energi dan zat-zat gizi esensial untuk mempertahankan pertumbuhan yang

optimal.

3. Obat-obatan

Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak

ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan

diare dengan panas, kecuali pada :

- Disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk

Shigella. Penderita-penderita yang tidak memberi respon dengan

pengobatan ini harus diteliti lebih lanjut atau diobati untuk

kemungkinan amoebiasis.

- Suspek kolera dengan dehidrasi berat.

- Diare persisten, bila ditemukan tropozoit atau kista G. Lamblia atau

tropozoit E. histolytica di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri

usus patogen ditemukan dalam kultur tinja.

Anti-diare

19

Page 20: Diare Case Oke

Obat-obatan yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seprti

antipasmodik/spasmolitik atau opium, papaverin, extractum belladona,

kodein, morfin, dll justru akan memperburuk keadaan karena akan

menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus,

melipatgandakan bakteri, gangguan digesti dan absorbsi lainnya.

Absorben

Seperti kaolin, pectin, charcoal, (norit) dll telah dibuktikan tidak ada

manfaatnya.

XI. PENCEGAHAN

1. Upaya mencegah penyebaran kuman patogen

Berbagai kuman penyebab diare disebarkan melalui jalan

orofekal, seperti air, makanan, dan tangan yang tercemar. Upaya

pemutusan penyebaran kuman penyebab harus difokuskan pada cara

penyebaran ini.

Upaya yang terbukti efektif adalah :

Pemberian ASI saja pada bayi umur 4 – 6 bulan.

Menghindarkan penggunaan susu botol.

Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping

ASI (untuk mengurangi paparan asi dan perkembangbiakan bakteri)

Penggunaan air bersih untuk minum

Mencuci tangan (sesudah buang air besar dan membuang tinja bayi,

sebelum menyiapkan makanan atau makan).

Membuang tinja, terrmasuk tinja bayi, secara benar.

2. Cara-cara memperkuat daya tahan tubuh pejamu

Sejumlah faktor resiko diare yang sering dan berat menunjukkan

daya tahan tubuh yang turun. Cara-cara yang dapat diambil untuk

meningkatkan daya tahan tubuh yang berarti mengurangi resiko adalah:

Melaksanakan pemberian ASI paling tidak sampai 2 tahun pertama

kehidupan.

Memperbaiki status gizi (dengan memperbaiki nilai gizi makanan

pendamping ASI dan memberikan anak lebih banyak makanan)

Imunisasi campak.

20

Page 21: Diare Case Oke

PEMBAHASAN KHUSUS

1. Pasien didiagnosis diare cair akut dengan dehidrasi sedang, karena:

Riwayat buang-buang air lebih dari 10x sekitar ½ gelas aqua, cair, berbusa,

tidak ada lendir, tidak ada darah, tidak berbau amis.

Pasien juga ada muntah-muntah dan demam yang memperberat dehidrasinya.

Nafsu makan berkurang. Hal ini dapat menimbulkan Protein Calori

Malnutrition (PCM), dan mudah terinfeksi akibat kurangnya daya tahan

tubuh, sehingga memperberat dehidrasi.

BAK berkurang, penurunan berat badan 0,6 kg, mata cekung, turgor kulit

kurang merupakan tanda-tanda dari dehidrasi

Berdasarkan Tabel NCHS, keadaan gizi pasien ini kurang.

2. Terapi

Terapi cairan bertujuan untuk mengatasi dehidrasi dengan jalan intravena

merupakan yang terbaik untuk mengembalikan cairan dan elektrolit yang

telah keluar dengan tepat, dan dapat mencegah asidosis metabolik.

Pemberian susu LLM dapat mengurangi diare yang mungkin disebabkan

karena maldigesti protein.

Pemberian makanan tinggi kalori dengan kadar rendah serat untuk

mengurangi diare.

Pemberian antibiotik karena telah ada infeksi sekunder.

Pemberian antipiretik untuk mengobati demamnya.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan tinja (makroskopis, mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga

ada intoleransi gula, kalau perlu pemeriksaan biakan untuk mencari kuman

penyebab dan uji resistensi terhadap antibiotika)

Pemeriksaan kadar ureum-creatinin untuk mengetahui faal ginjal

Pemeriksaan darah : darah lengkap, ASTRUP, elektrolit (natrium, kalium,

chlorida)

21

Page 22: Diare Case Oke

DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen PPM & PLP. (1999). Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD) Buku Ajar

Diare Pegangan Bagi Mahasiswa, Depkes RI, Jakarta, Hal 3-59.

2. Nelson. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Vol I, Edisi 15, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, Hal 266-267.

3. Sutejo. (1981). Buku Kumpulan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Bagian I, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Cetakan Ketiga, Jakarta, Hal 333-337.

1. P. Solihin. (2003). Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Keempat, Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Hal 236-237

2. http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1433.asp

22