definisi palpitasi-2
DESCRIPTION
palpitasiTRANSCRIPT
Palpitasi
Sakinah
Ditaris Galih Iman
Azaria Rahmah
Yosefin Eka Budiarti
Yennie Ayu Setianingsih
Pembimbing dr. Munsifah Zaiyanah, SpEM
Teori
Definisi Palpitasi
Palpitasi adalah perasaan (sensasi) yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak teratur
Etiologi
Intracardiac Extracardiac
• aortic insufficiency or stenosis
• atrial or ventricular septal defect
• congestive heart failure
• Cardiomyopathy• congenital heart
disease
• Fever• Dehydration• Hypoglycemia• Anemia• evidence of thyrotoxicosis• Efek obat• Strong emotional responses, such
as stress or anxiety• Exercise berlebih• Perubahan hormon terkait
menstruasi, kehamilan, atau menopause
• atau abnormalitas irama jantung (arrhythmia)
Sign and Symptoms
Palpitasi dapat dikaitkan dengan rasa berdebar-debar Atau jika palpitasi yang berkepanjangan, bisa ada
perasaan penuh di dada Kadang-kadang pasien merasa sesak napas, dan
mungkin sulit untuk memutuskan apakah kepenuhan Episode berkepanjangan dapat dikaitkan dengan nyeri
dada, sesak napas, berkeringat, dan, mual dan muntah. Beberapa jenis masalah irama jantung dapat menyebabkan pusing atau bahkan pingsan (pingsan).
Algoritma
Klasifikasi Palpitasi Jantung
TACHYCARDIA adalah aritmia cepat (denyut jantung lebih cepat dari 100 detak/menit).
BRADYCARDIA adalah aritmia lambat (denyut jantung lebih lambat dari 60 detak/menit).
FIBRILLATION atau fibrilasi adalah irama jantung yang tidak teratur.
PREMATURE CONTRACTION adalah satu detak jantung yang terjadi lebih dini dari normal dan ini dapat menyebabkan perasaan denyut jantung yang dipaksakan.
KELAINAN (ABNORMALITIES) pada serambi (atrium), bilik (ventricle) dan sistim penghantar listrik jantung (SA, Sino-Atrial Node dan AV, Atrio-Venticular Node) dapat menjurus ke aritmia yang menyebabkan palpitasi (jantung berdebar).
Jenis-Jenis Palpitasi
1. PAC dan PVC
PAC (Premature Atrial Contraction), SA node memberikan sinyal sebelum denyut sebelumnya selesai. Sama halnya dengan PVC (Premature Ventricle Contraction), otot ventrikel berkontraksi saat masih ada darah tersisa di jantung. PAC dan PVC bila terjadi, akan terasa seperti ada lompatan atau ketukan kecil di dada. Keduanya merupakan variasi normal dan tidak berbahaya.
2. SVT (Supraventricular Tachycardia)
Bila sistem listrik di atrium terganggu, akan menyebabkan atrium memompa sangat cepat (bisa sampai 150 kali per menit). Aliran listrik ini juga menjalar ke ventrikel yang mengikuti kecepatan pompa atrium. Kondisi ini normal terjadi dalam kondisi stress, pengaruh kopi, obat pseudoefedrin, dll. Karena semua berawal dari SA node, maka sering dinamakan sebagai sinus tachycardia.
3. PSVT (Paroxymal Supraventricular Tachycardia)Dengan cara yang sama, PSVT dapat terjadi antara hitungan detik sampai berjam-jam dan terjadi karena dipicu oleh tinggi konsumsi kafein atau alkohol, kelebihan thyroid hormon, dan abnormalitas level elektrolit.
4. Atrial Fibrillation & Atrial Flutter
Terjadi bila seluruh sel otot di atrium menjadi seperti pacemaker, sehingga kontraksi atrium menjadi tidak beraturan menyebabkan bentuk detakan yang bergetar seperti agar-agar yang bergetar. Saat sinyalnya diteruskan ke ventrikel, ventrikel berusaha menyamakan kecepatan atrium, sehingga terjadilah denyut jantung yang sangat tidak beraturan.
5. VT (Ventricular Tachycardia) & VF (Ventricular Fibrillation)
Ventricular Tachycardia adalah kondisi otot ventrikel berdetak sendiri, tidak mengikuti detakan atrium. Merupakan jenis palpitasi yang dapat mengancam jiwa. Terjadi karena penyakit jantung koroner saat otot jantung tidak cukup mendapatkan suplai darah.Ventricular Fibrillation lebih berbahaya dibandingkan VT karena dalam kondisi ini, jantung tidak berfungsi sama sekali dan dapat menyebabkan kematian seketika seperti yang terjadi pada sebuah serangan jantung
Supraventrikular takikardi regular, narrow QRS, takikardi ± 200/menit,
tidak ditemukan gelombang P.
Atrial Flutter Terdapat gambaran gelombang ‘flutter’
Ventricular takikardi Regular, QRS lebar, takikardi ± 158/menit
Atrial fibrillation Irregular, kecepatan ventrikular sangat cepat QRS complex are variably widen
Atrial Fibrilasi
Definisi Takiaritmia supraventrikuler dengan
karakteristik aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi dengan konsekuensi terjadinya perburukan fungsi mekanik atrium
Paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Di US 2,2 juta pasien AF dan tiap tahun ditemukan 160.000 kasus baru
Prevalensi 1,2% & meningkat dengan bertambahnya usia
Etiologi
Cardiac•PJK•Dilated cardiomyopathy•Kardiomiopati hipertrofik•Penyakit katup jantung: reumatik maupun non reumatik•Aritmia jantung•Perikarditis
Non Cardiac
•Hipertensi sistemik•Diabetes mellitus•Hipertiroidisme•Penyakit paru: COPD, hipertensi pulmonal primer, emboli paru akut•Neurogenik
Klasifikasi
AF Paroksismal
<7hari
AF Persisten
>48 jam tapi <7 hari
AF kronik/permanen
>7 hari
GEJALA KLINIS
PALPITASI
SESAK NAPAS
KELEMAHAN /KESULITAN
BEROLAHRAGANYERI
DADA
PUSING ATAU
PINGSAN
KELELAHAN
KEBINGUNGAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG EKG Monitor Holter Event Monitor
Pada EKG
terdapat irreguleritas yang absolut- interval yang tidak sama antara gelombang R & tidak terdapat Gelombang
P yg normalnya mendahului setiap Komplek QRS
AF menjadi suatu keadaan yang emergensi dibidang kardiovaskular ketika terjadi
peningkatan respon yang berlebihan oleh ventrikel (Nadi>100x/’), keadaan ini kita sebut
sebagai “Rapid Ventricular Response“
Echocardiogram Transesophageal Echocardiogram Tes Darah – hormon tiroid
- keseimbangan elektrolit darah
DIAGNOSIS
Anamnesa : gejala, RPD, Riwayat penyakit keluarga, kesehatan, kebiasaan
Pemeriksaan Fisik : - Inspeksi : pembengkakan, pembesaran kelenjar
tiroid - Palpasi : pulsasi arteri radialis - Auskultasi : laju dan irama detak jantung
Manajemen
Pilihan terapi AF
KASUS
Identitas Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Wanita Usia : 70 tahun No Reg : 111xxxxx Alamat : Ds. Purwosari RT 2 RW 5
Singosari Malang Pekerjaan : - Datang ke IGD 8 Agustus 2014 pukul 13:00
Primary Survey A : Paten, tidak didapatkan suara nafas
tambahan B : Gerak dinding dada simetris, RR
36x/mnt, retraksi dinding dada (-), ronki (+) C : Nadi : 155x/mnt ireguler kuat, akral
hangat, Tax: 37°C, CRT < 2 detik, TD168/108mmHg
D : GCS 456
Pasien masuk triage P 1
Initial Treatment A : - B : O2 suport NRBM 10 lpm C : pasang IV line NaCl 0,9% life line D : -
Anamnesa (Heteroanamnesa) Keluhan utama : tidak sadar
Pasien datang dengan keluhan tidak sadar dan sesak sejak 2 jam sebelum MRS. Selain itu pasien juga mengalami demam terus menerus, sejak 1 hari sebelum MRS. Namun keluarga pasien tidak mengukur suhu pasien, dan pasien belum diberi obat apapun oleh keluarganya. Sebelumnya, pasien menderita luka di punggung kaki kiri sejak ± 2 minggu SMRS, berawal dari luka kapalan yang berukuran kecil ± 3 cm x 4 cm, yang kemudian dikelupas sendiri oleh pasien, kemudian luka tersebut merembet dan menghitam hingga mengenai 4 jari kaki kiri pasien. Riwayat pusing (-), mual (-), muntah (-), dan abdominal discomfort (-).Pasien diketahui menderita DM sejak 4 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat DM (+), riw. HT (-), riw. Asthma/alergi (-).
Riwayat pengobatan : pasien mengkonsumsi Glibenclamide sejak 4 tahun yang lalu, namun pasien tidak rutin dalam meminum obatnya. Pasien kontrol ke Puskesmas Kedungkandang namun jarang.
Secondary Survey
KU : tampak sakit berat A : Paten Rh Wh B : RR= 36x/m, simetris C : T = 168/108 mmHg
N = 155 x/m, irreguler kuat
Akral hangat, CRT < 2 detik, Tax=37◦C
Head to toe Kepala : conjungtiva an (-), ict (-), cy -, pupil bulat isokor 3
mm|3 mm Leher : pembesaran KGB (-), massa (-), kaku kuduk (-),
Kernig sign I dan II (-)
Thoraks :
C/I = ictus invisible
P = ictus palpable ICS V, 2cm lateral MCL (S)
P = RHM ~ SL (D)
LHM ~ ictus
A = S1S2 tunggal, m (-), g (-)
Abdomen :
flat, soefl, BU (+) N
H : 10 cm, unpalpable
L : traube space tympani Ekstremitas : edema , akral hangat, CRT >
2 detik
P/ I = spontan, simetris, retraksi (–)
P = SF D=S
P =
A Rh Wh
vv
vv
vv
ss
ss
ss
Planning Diagnosis EKG Foto torak Lab (DL, SE, GDA, troponin, CK-MB, CK-NAC,
Faal hati, Faal ginjal)
EKG (8 Agustus 2014 pukul 13:05)
Hasil : Atrial fibrilasi (interval yang tidak sama antara
gelombang R, tidak terdapat gelombang P yang mendahului kompleks QRS)
heart rate 150 x/menitKesimpulan : Atrial fibrilasi dengan heart rate 150 x/menit
( Atrial Fibrillation Rapid Ventricular Response)
Foto toraks
Hasil :Posisi AP, asimetrisSoft tissue dan sistem pertulangan normalTrakea terletak di tengahHemidiaphragm dekstra dan sinistra dome-shapedSudut phrenico costalis dekstra dan sinistra tajamAorta : Elongasi aortaJantung : letak normal, CTR >50%Pulmo : hillus D/S normal, corakan vaskular normal, gambaran infiltrat pada lapangan paru D/S
Kesimpulan : kardiomegali
Hasil LaboratoriumLab Value Lab Value
Leukosit 9910 4000-11.000/µL Na 133 136-145
Hitung jenis
1.7/0.5/66.5/24.2/7.1 0-4/0-1/51-67/25-33/2-5 %
K 3,72 3.5-5.0
Hemoglobin
12.3 11,4-15,1 g/dL Cl 117 98-106
MCV 91,30 80-93 fl Ureum 52,10 16,6-48,5 mg/dL
MCH 28,90 27-31pg Creatinin
1,65 < 1,2 mg/dL
Hematokrit 38,80% 38-42 % BGA (on NRBM 10 lpm)
Trombosit 176.000 142-424x103/µL pH 7,07 7,35-7,45
SGOT/AST 25 0 - 32 pCO2 38,6 35-45 mmHg
SGPT/ALT 26 0 - 33 pO2 154,9 80-100 mmHg
Albumin 3,66 3.5-5.5 g/dL HCO3 11,3 21-28 mmol/L
GDS 100 <200 BE -19,0 (-3)-(+3) mmol/L
Troponin 0,70 Negatif bila < 1,0 g / LPositif ≥ 1,0 g / L
Sat O2 98,9 >95 %
CK-NAC 108 26 – 192 U/L Hb 17,5 g/dL
CK-MB 18 7 – 25 U/L Suhu 37C
Diagnosa Kerja
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Response ADHF
Planning Therapy• Inj. Digoxin 1 x 0,25 mg• Inj. Furosemid 40 mg iv• Drip ISDN 1 mg/jam iv• Dispose ke teman sejawat Kardio
Pembahasan
Primary Survey
A : Paten B : Gerak dinding dada simetris, RR 36x/mnt, retraksi dinding dada (-), suara nafas tambahan (+) ronkiC : Nadi : 155x/mnt ireguler, akral hangat , Tax: 37°C, CRT < 2 detik, TD 168/108 mmHgD : GCS 456
Pasien masuk triage P 1
Anamnesa Pemeriksaan Fisik
Sesak Dada berdebar-debar Ngongsrong Tidur dengan 2
bantal Kaki bengkak DOE (+), PND (+),
OE (+) Riwayat Hipertensi
Vital Sign Takipneu : RR 36x/m Takikardi : 155x/m
iregular Tensi : 168/108 mmHg Head to toe Rhonki lapangan 2/3 paru
bawah Ictus palpable at ICS 5 2
cm lateral MCL S Edema pada ekstremitas
Diagnosis
Algoritma Pasien mengeluh sesak dan berdebar – debar,
takipneu, takikardi iregular
Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, EKG :
Narrow complex Wide complex
Regular Irregular Regular Irregular
Sinus takikardia Atrial Fibrillation
Monomorphic VT
Polymorphic VT
Supraventrikular takikardi
Trial flutter with varying
blocks
SVT with abberancy
Any irregular, narrow complex
tachycardia with BBB or
WPW syndrome
Atrial flutter with 1:1 or 2:1
conduction
Multifocal atrial
tachycardia
Any regular, narrow complex tachycardia w/ bundle branch block or Wolff-
Parkinson White
Terapi
Digoxin pada Terapi AF tidak menunjukkan keefektifan untuk mengontrol kasus akut, namun pada kasus AF disertai gagal jantung, digoxin/amiodarone menjadi obat pilihan.
• Inj. Digoxin 1 x 0,25 mg
• Inj. Furosemid 40 mg iv
• Drip ISDN 1 mg/jam iv
Terima Kasih