dedy brian ericsn 21060112130081 fix

33
iii LAPORAN KUNJUNGAN PJB TANJUNG JATI B Disusun Oleh : DEDY BRIAN ERICSON 21060112130081 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: dedybrianericsonnainggolan

Post on 26-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kunjungan

TRANSCRIPT

Page 1: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

iii

LAPORAN KUNJUNGAN

PJB TANJUNG JATI B

Disusun Oleh :

DEDY BRIAN ERICSON

21060112130081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas karunia–Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan

Lapangan ke Pembangkit PLTU di Jepara.

Laporan ini disusun setelah saya melakukan kunjungan ke

Pembangkit Tanjung Jati B, Jepara. Selama kunjungan, saya telah

melaksanakan studi, observasi, dan diskusi dengan pihak – pihak terkait.

Dalam laporan ini disajikan informasi mengenai kegiatan selama

kunjungan serta hasil kunjungan yang diperoleh. Laporan kunjungan ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Thermodinamika dan Penggerak

Awal, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam

penyusunan laporan ini. Maka penulis mengharap kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna penyempurnaan laporan ini. Dan semoga

laporan ini dapat berguna bagi teman-teman yang lain.

Semarang, 2 Januari 2015

Penulis

Page 3: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................... i

Kata Pengantar .......................................................................... . ii

Daftar Isi ................................................................ .................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................... ................ ............... 1

BAB II ISI ............................. ............................... .................. 2

BAB III PENUTUP ............................... .................................... 26

LAMPIRAN

Page 4: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kunjungan lapangan merupakan media yang penting dalam

pendidikan. Kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan

membawa kelompok ke suatu tempat khusus dengan tujuan khusus. Tujuan

tersebut mungkin untuk mengamati sesuatu, mengamati suatu kegiatan atau

praktik, atau membawa kelompok menemui seseorang atau objek yang tidak

bisa dibawa ke dalam kelas atau ke tempat pertemuan perkuliahan.

Sebagaimana dikemukakan dalam tujuan kunjungan lapangan

di atas, kegiatan kunjungan ini dilakukan bertujuan agar setiap

mahasiswa dapat melihat kondisi aktual lapangan kerja dari jarak dekat,

sehingga mampu memahami dan mengerti serta membandingkan dengan

pengalaman atau materi yang diperoleh.

1.2 Tujuan Kunjungan

Kunjungan ke PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B ini dimaksudkan

supaya mahasiswa dapat melihat dan membandingkan langsung teori yang

didapat dengan keadaan sesungguhnya yang berada di lapangan. Selain itu,

untuk memenuhi tugas mata kuliah Thermodinamika dan Penggerak Awal

jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

1.3 Lokasi Kunjungan

Lokasi PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B berada di Desa Tubanan,

Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

1.4 Waktu Kunjungan

Kunjungan ke PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B, Jepara ini dilakukan

pada hari Kamis tanggal 4 Desember 2014

Page 5: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

2

BAB II

ISI

2.1 Tentang Tanjung Jati B ( TJB )

PLTU Tanjung Jati B adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)

dengan menggunakan bahan bakar batubara, berkapasitas terpasang 2 x 710

Megawatt dengan produksi listrik netto 2 x 660 Megawatt. Produksi PLTU

Tanjung Jati B kini menyumbang hingga lebih kurang 9% dari total suplai

listrik di sistem kelistrikan Jawa, Bali, dan Madura (Jamali).

PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi terbaru yang ramah

lingkungan dalam menangani gas buang pembakaran batubara. Teknologi ini

menjadikan PLTU Tanjung Jati B pembangkit yang mampu memanfaatkan

keunggulan keekonomian batubara sebagai bahan bakar pembangkit yang

murah serta tergolong pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

Bila dibanding pembangkit listrik lainnya di Indonesia, PLTU tanjung

Jati B juga memiliki keunikan dalam hal manajemen kepengelolaannnya.

1. SEJARAH TJB

Proyek Tanjung Jati B dimulai sebagai bagian dari regulasi lanjutan

dalam infrastruktur tenaga listrik sejak awal 90an yang membuka peluang

pihak swasta untuk berinvestasi pada sektor pembangkitan tenaga listrik.

Proyek ini bermula pada 1994 dengan penandatangan Persetujuan

Pembelian Tenaga Listrik antara PLN dan PT HI Power Tubanan I yang

Page 6: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

3

akan membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap

sebesar 2 x 661 MW Tanjung Jati B. Saat itu, Kontrak Teknik, Perolehan

dan Konstruksi (Enggineering, Procurement, and Construction-EPC)

untuk konstruksi pembangkit diberikan kepada Sumitomo Corporation

(SC) dan mulai bekerja pada tahun 1995.

Walaupun dokumen Amdal PLTU ini sudah disetujui oleh

kementrian ESDM tahun 1994, namun serangan krisis finansial Asia pada

tahun 1997 menghancurkan sektor industri dan ekonomi termasuk di

Indonesia yang mengalami krisis terburuk. Akibatnya, tahun 1998

pekerjaan konstruksi Tanjung Jati B harus ditunda.

Sejak tahun 2002 seiring berakhirnya masa krisis, perekonomian

Indonesia kembali menggeliat dan suplai listrik mulai jelas terasa kurang

mendukung aktivitas perkembangan ekonomi. Proyek Tanjung Jati B

menjadi prioritas penyelamat ketersediaan energi listrik terutama di Jawa

Bali dan Madura. Berbagai pembicaraan dilakukan di untuk menemukan

cara memulai kembali proyek pembangunan Pembangkit Tanjung Jati B.

SC berinisiatif untuk melanjutkan proyek yang tahapan

pembangunannya mencapai lebih dari 50% ini. Berbagai pilihan

dipertimbangkan sebelum Pemerintah Indonesia menyetujui skema

kontrak finansial dan pembagian keuntungan. Skema tersebut melibatkan

pendirian perusahaan dengan fungsi khusus oleh SC yakni, PT Central

Java Power (CJP).

PT CJP bertugas menyediakan dana untuk membangun pembangkit

listrik dan kemudian sebagai pemilik dari instalasi Pembangkit Tanjung

Jati B. Instalasi ini kemudian disewa oleh PT PLN (Persero) untuk 23

tahun di bawah Perjanjian Sewa Guna Usaha(Finance Lease Agreements-

FLA). PT PLN (Persero) juga berhak memiliki instalasi pada saat

kerjasama berakhir. Sebagai penyewa, PT PLN (Persero) menjalankan

operasi dan pemeliharaan instalasi. Pihak CJP juga menerima sebagian

keuntungan dari pendapatan pengoperasian sesuai dengan proporsi dalam

persetujuan.

Page 7: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

4

23 Mei 2003 perjanjian kesepakatan ditandangani antara PT PLN

(Persero) dan PT CJP. Penandatanganan ini menandai tahapan akhir dari

proses pembahasan yang telah berjalan bertahun-tahun dan menegaskan

langkah untuk segera memulai kembali kerja konstruksi dari proyek yang

telah lama terhenti. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Tanjung Jati B 2 x 660 MW (nett) pada 14 Oktober 2006.

2. LOKASI TJB

PLTU Tanjung Jati B terletak di ujung semenanjung muria Pulau

Jawa (6° 26” LS 110° 44” BT), sekitar 40 km dari kota Jepara. Menempati

area seluas 150 Ha yang termasuk wilayah Desa Tubanan, Kecamatan

Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Secara geografis PLTU

Tanjung Jati B berada di tepi Laut Jawa di sebelah utara dan memiliki

pandangan bebas ke Gunung Muria di sebelah selatan.

3. MANAJEMEN

Page 8: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

5

4. PENGELOLAAN

Pengelolaan PLTU Tanjung Jati B memiliki keunikan yang belum

pernah diaplikasikan pada pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia.

Kepemilikan instalasi pembangkitan masih di bawah kewenangan PT

Central Java Power (CJP), perusahaan grup Sumitomo Co. Pada

pembangunan PLTU Tanjung Jati B, Sumitomo Corporations mendapat

kepercayaan menangani kontrak Engineering, Procurement, and

Construction (EPC).

PLTU Tanjung Jati B sinkron ke sistem kelistrikan Jawa Bali tanggal

18 April 2006 (Unit 1) dan 6 Juni 2006 (Unit 2). Selanjutnya beroperasi

komersial ditandai COD (commercial operation date) 1 Oktober 2006

(Unit 1) dan 1 November 2006 (Unit 2). Status pemanfaatan oleh PT PLN

(Persero) adalah berdasarkan perjanjian Sewa Guna Usaha selama 23

tahun dengan opsi membeli di akhir perjanjian.

Untuk pengelolaan PLTU Tanjung Jati B, PT PLN (Persero) dan PT

CJP membentuk sebuah operating committee. Dalam menjalankan

operasional dan pemeliharaan fasilitas pembangkit, PT PLN (Persero)

Page 9: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

6

Pembangkitan Tanjung Jati B melakukan kerjasama outsourcing dengan

beberapa perusahaan, yakni:

a. PT TJB Power Services

Adalah perusahaan konsorisum antara PT Medco Power Indonesia,

Fortumn (Finlandia), dan Gajendra. Perusahaan ini bertanggung

jawab dalam pengoperasian dan pemeliharaan PLTU Tanjung Jati B

Unit 1 dan 2, sesuai dengan kontrak kerja atau O/M Agreement antara

PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B dan PT TJB Power

Services.

b. APOL (Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk.)

Adalah perusahaan pelayaran nasional yang bertanggungjawab atas

pengapalan batubara dan pengelolaan pelabuhan khusus PLTU

Tanjung Jati B. Kerja sama antara PT PLN (Persero) Tanjung Jati B

dan APOL tertera dalam CSJMA (Coal Shipping and Jetty

Management Agreement).

c. Supplier Bahan Bakar (Batubara dan BBM)

Adalah perusahaan penambangan batubara yang telah mengirimkan

batubara untuk bahan bakar PLTU Tanjung Jati B. Perusahaan

pemasok batubara ini merupakan perusahaan nasional. Sedangkan

untuk pemasok BBM adalah PT Pertamina (Persero).

d. Supplier Batu Kapur

Adalah perusahaan penambang batu kapur yang telah mengirimkan

batu kapur untuk bahan injeksi FGD (Flue Gas De-sulfurisation). Batu

kapur ini dalam prosesnya di FGD akan mengikat SOx menjadi

gypsum sehingga kadar emisi Sox dari hasil pembakaran batubara

dalam kondisi aman bagi lingkungan.

1.2 Fasilitas

Tanjung Jati B memiliki 2 buah unit opembangkit yang masing-masing

berkapasitas 660 Megawatt (MW). Dengan kapasitas ini, per unit instalasi

pembangkit di Tanjung Jati B adalah yang terbesar di Indonesia. Dengan

kapasitas total 2 x 660 MW yang terpasang, Pembangkit Listrik Tanjung Jati

Page 10: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

7

B merupakan sebagai salah satu pembangkit terbesar di Indonesia. Besaran

kapasitas yang dimiliki menjadikan Tanjung jati B sebuah aset penting

dalaam upaya negara memenuhi kebutuhan listrik Bangsa Indonesia terutama

yanng tinggal di Pulau Jawa, Bali atau madura.

Turbin uap bertenaga pembakaran batubara ini sangat kompetitif untuk

dioperasikan melihat Indonesia yang kaya akan cadangan batubara sebagai

salah satu bahan bakar fosil yang paling ekonomis. PLTU Tanjung Jati B juga

dilengkapi dermaga pembongkaran batu bara yang dibangun sebagai salah

satu infrastruktur pembangkit.

PLTU Tanjung Tanjung Jati B didisain untuk menjadi pembangkit

listrik modern, dengan dilengkapi instalasi pengendali dampak lingkungan

yang lengkap termasuk peralatan pemantau dan pengendali kandungan SOx

dan Nox.

Spesifikasi Unit TJB :

Unit MCR at HV side gen. Trafo : 660 MW per unit

Unit Min. Load without oil support : 160 MW per unit

Heat Rated at 100% rated output : 2300 kcl/kwh (ECR)

Unit continous auxiliary power : 56.6 MW (B-MCR)

1. Pengelolaan Batubara

Coal handling adalah fasilitas penunjang terhadap kelangsungan

produksi listrik dari PLTU Tanjung Jati B.

Penerimaan batubara dari supplier batubara dilakukan di jetty atau

pelabuhan khusus yang panjang pelabuhannya 240 meter. Akses menuju

dermaga tersebut menggunakan access road sepanjang 1,37 Km, yang

membentang dari garis pantai.

Batubara diangkut oleh kapal (jenis Panamax dengan kapasitas

deadweight 66.000 metrik ton dan dibongkar di fasilitas Pembongkaran

Batu Bara (Dermaga Batu Bara).

Peralatan utama untuk membongkar batubara terdiri dari 2 unit

shunlo (ship unloader) dan 2 line conveyor. Selanjutnya menggunakan belt

conveyor menuju ke coal stockpile, yang mampu menampung konsumsi

batubara selama 2 bulan. Dari stockpile batu bara didistribusikan dengan

Page 11: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

8

Stacker Reclaimer dan sistem Conveyor, menuju ke coal silo. Batubara

yang ditampung di coal silo akan dihancurkan menggunakan coal

pulverizer selanjutnya masuk ke ruang bakar atau furnace.

Spesifikasi Pengolah Batubara :

Crane max : 70.000 DWT

Ship Unloading rate : 1.500 MT/hourx 2 unit

Rate for Stacking : 1.500 MT/hourx 2 unit

Rate for reclaiming : 1.000 MT/hourx 2 unit

Rate of Coal Conveyor : 1.500/1.000 MT/hour

Coal Storage Capacity : 660.000 ton

2. Instalasi Pengolah Air

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B menggunakan air

bebas mineral (demineralized water) sebagai air umpan boiler. Di boiler

terjadi pemanasan air tersebut menjadi uap super heated yang digunakan

untuk memutar turbin.

Air bebas mineral didapatkan melalui sistem pemurnian air laut yang

diproses di water treatment plant.

Spesifikasi Pengolah Air :

Number : 2 x 50%

Capacity : 925 m3/min

Page 12: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

9

3. Tungku (Boiler)

Boiler adalah salah satu alat penukar panas. Dalam Boiler, terjadi

pembakaran bahan bakar (batubara). Panas hasil pembakaran digunakan

untuk merubah fase air menjadi uap. Batubara sebelum masuk ke ruang

pembakaran (furnace) disalurkan oleh coal feeders menuju coal

pulverizer. Temperatur dari ruang bakar furnace dapat mencapai + 1.000

°C.

Proses penggerusan batubara terjadi di pulverizer yang mengubah

batubara ukuran + 50 mm menjadi berukuran 200 mass sebanyak minimal

70%. Penggerusan ini berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan

kontak pembakaran dari partikel batubara. Selanjutnya hasil penggerusan

batubara dihembuskan dengan udara bertemperatur tertentu (+ 60 °C )

menujur ruang bakar. Sedangkan untuk kesempurnaan pembakaran di

sistem boiler diperlukan jumlah udara pembakaran yang optimum,

sehingga didapatkan energi panas hasil pembakaran yang maksimal.

Konstruksi boiler terdiri dari ribuan tube (tube raiser, tube saturated,

dan superheated steam), di mana air diubah menjadi uap lewat jenuh

dengan temperatur (530 °C) dengan tekanan 166 bar sebelum masuk ke

turbin.

Spesifikasi Boiler :

Operating preassure : 175 bar a (B-MCR)

Main Steam Flow : 2.124 T/H

Main steam temp : 542 o C

Feed water temp : 291 o C

Coal mill/feeders : 5 puls 1 spare

Coal Rate : 263.58 ton/h

Ignition Fuel : fuel oil

Burner system : 24 coal low nox burners

Boiler efficiency : 88.12% HHV

Spesifikasi Boiler Feedwater Pump :

Number : 3 x 50%

Capacity : 21.5 m3/min

Page 13: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

10

Driver output : 9000kw

Driver speed : electic motor driven variable speed

4. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi

kinetik. Uap hasil pembakaran dari boiler melewati fase tekanan tinggi,

sedang, dan rendah dalam tubin. Untuk uap tekanan tinggi, akan masuk ke

high pressure turbine selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan masuk ke

sistem reheater (pemanasan ulang) untuk menaikkan temperatur sebelum

masuk ke intermediate pressure turbine lalu hasilnya masuk ke low

pressure turbine. Uap hasil keluaran low pressure turbine langsung masuk

ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.

Spesifikasi turbin :

Type : three cylinder impulse

Maks. T-MCR : 719 MW (net 662 MW)

Rated output : 710 MW

Heat rated : 1944 kcal/kwh

Steam flow : 2213.1 ton/hour

Speed : 3000 rpm

Steam pressure : 167 bar abs

Steam temperature : 538 o C

Reheat temp : 538 o C

Exhaust pressure : 0.0382 bar abs

HP turbine : 35% (at 176 bar)

LP turbine : HP bypass steam flow+ desuperheating

spray water flow

Page 14: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

11

5. Generator

Generator adalah peralatan pengubah energi kinetik menjadi energi

listrik. Rotor Generator terpasang 1 poros dengan rotor turbin sehingga

putaran rotor generator sama dengan putaran rotor turbin sebesar 3.000

rpm yang ekuivalen dengan keluaran frekuensi energi listrik sebesar 50

Hz.

Saat berputar, medan magnet pada rotor generator memotong

penghantar pada lilitan-lilitan stator sehingga menimbulkan tegangan pada

stator generator mengacu pada induksi elektromagnetik. Arus listrik

mengalir saat generator terhubung ke beban. Besarnya arus listrik yang

mengalir tergantung pada besarnya hambatan listrik (resistansi) pada

beban.

Spesifikasi Generator

Type : 3 phase synchronous gen. Totally enclosed

Stator Wind. Cool. : Direct water cooled

Stator Core Cooling : Hydrogen cooled

Rotor Wind. Cool. : Direct hydrogen cooled

Excitation System : Static excitation with thyristor rectifier

Active Power : 721.8 MW

Apparent Power : 802 MVA

Power Factor : 0.9 (lag) – 0.95 (lead)

Page 15: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

12

Voltage : 22.8 kV

Speed Rotation : 3,000 rpm

Frequency : 50 Hz

Rated H2 Pressure : 4.4 barg

6. Transformer

Ada dua jenis transformer utama, yakni step up dan step down.

Tranformer step up berfungsi menaikkan tegangan generator dari 22,8 kV

menjadi 500 kV sebelum dialirkan ke sistem interkoneksi Jamali.

Transformer step down berfungsi menurunkan tegangan generator dari

22,8 kV menjadi 10 kV sebelum digunakan untuk Sistem Pemakaian

Sendiri Pembangkit.

Spesifikasi Transformer

Rated power : 786 MVA at 65 o C

Phase : 3

Voltage : 22.8/525 kv

Vector Groups : YNd11

Cooling : ODAF

Tap Changer : NO-LOAD, 5%, 5 step

7. Kondensor

Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap air yang telah

digunakan untuk memutar turbin menjadi air kondensat. Proses

pengembunan uap air menggunakan mekanisme pendinginan dengan

bantuan air laut. Air kondensat selanjutnya dipompa kembali ke boiler

Page 16: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

13

untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap air yang digunakan untuk

memutar turbin lagi (close cycle). Sedangkan air laut yang telah

digunakan, dialirkan kembali ke laut (open cycle).

Spesifikasi dari Kondensor :

Condenser vacuum : 0.0832 Bar abs

Inlet C.W. Temp. : 29.2 oC

Output C.W. Temp : 36.2 oC (Maximum)

Circulating water flow : 1,780 m3/min

Type circulating water : Sea water

Number of tubes : 34,074

Tube surface area : 27.523 m2

Spesifikasi Condensate pump :

Number : 2 x 100%

Capasity : 30 m3/min

Driver Output : 1500 kw

1.3 Lingkungan

Adalah komitmen PLTU Tanjung Jati B menyediakan listrik dengan

kontinuitas yang baik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dengan

mengurangi perhatian pada pelestarian lingkungan dengan meminimalkan

polusi yang muncul akibat proses produksi.

PLTU Tanjung Jati B dilengkapi dengan peralatan pengendali polusi

untuk mengurangi debu, gas emisi dan limbah cair demi memelihara

lingkungan. Persipitator elektrotatis dipasang untuk mengumpulkan debu

yang berasal dari pembakaran batu bara dalam Boiler dengan efisiensi 99,3%

penyingkiran debu. Desulfurisasi gas akan menyerap SO2 yang dibawa gas

cerobong. Dalam Boiler, pembakar batu bara NOx rendah dengan tipe DRB-

Page 17: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

14

XCL digunakan untuk menghasilkan api yang stabil sembari meminimalkan

emisi NOx dan CO.

Pembangkit ini juga menggunakan air laut untuk pendingin Kondesor

dan menggunakan air laut untuk proses pembangkit, pemindahan energi

panas dan penguapan. Alat desalinasi akan memproses air laut dan menyuplai

air demineralisasi ke Boiler untuk konsumsi Pembangkit. Air buangan dari

Pembangkit akan diarahkan ke Tempat Pengolahan Limbah Cair. Di sana

akan dilakukan pembekuan, flokulasi dan netralisasi. Air yang sudah bersih

kemudian dialirkan kembali ke laut.

TJB menghasilkan abu udara (terbang) dan abu dasar yang hampir

seluruhnya diangkut keluar untuk industri semen dan beberapa bagian darinya

dibuang ke Area Pembuangan Abu berdasarkan Perizinan Penimbunan yang

dilakukan oleh PLN. Hasil samping lain juga dikirim keluar dan digunakan

oleh perusahaan lain contohnya dibuat campuran semen, campuran batako

dan lainnya. TJBPS mengumpulkan beberapa limbah dan buangan yang lain

keluar Pembangkit yang melibatkan pihak ketiga. Untuk limbah yang

berbahaya/B3, TJBPS melibatkankan perusahaan yang mampu untuk

membuang dan memproses limbah-limbah itu berdasarkan regulasi B3 yang

dipakai.

Program Pengawasan Lingkungan rutin dilakukan menurut persetujuan

RKL/RPL yang dilaksanakan secara independen oleh Konsultan Lingkungan

dan diakui oleh Laboratorium yang ditugaskan TJBPS. Sampel air lain dan

analisisnya juga dilakukan untuk memenuhi Perizinan Pembuangan Limbah

Cair dan Perizinan Penimbunan Abu. Semua laporan tersebut diserahkan

kepada Otoritas Lingkungan setiap tiga bulan sekali.

1. Flue Gas Desulphurization (FGD)

Pemakaian FGD di Tanjung Jati B adalah FGD batu kapur yang

pertama di Indonesia. Satu Sistem FGD ini akan disuplai untuk setiap

boiler. Proses pemisahan CO2 dari asap yang sisa pembakaran dilakukan

dengan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari

proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong, dimasukkan ke

mesin FGD dan disemprotkan udara hingga teroksidasi menjadi SO3.

Page 18: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

15

Kemudian didingankan dengan menggunakan air (H20) agar bereaksi

menjadi asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat kemudian direaksikan dengan

batu kapur hingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum. Gas yang

kemudian dibuang kini tinggal uap air tanpa ada kandungan oksida sulfur.

Sistem FGD ini didesain untuk mengurangi emisi oksidasi belerang

dan mematuhi Regulasi Emisi Menteri Lingkungan Hidup.

2. Electro Static Precipitator (ESP)

Elektrostatik static precipitators yang dipasangkan pada sistem

cerobong asap digunakan untuk menjebak abu terbang sisa pembakaran

yang ikut terbawa dalam asap. Teknik yang digunakan adalah dengan

menjebak partikel halus menggunakan listrik bertegangan tinggi dan

menampungnya di adah khusus.

ESP mengurangi lebih dari 99% partikel-partikel pembakaran.

Jumlah unit presipitator yang disediakan: 2 per boiler.

Page 19: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

16

3. Cerobong

Gas buang hasil pembakaran batubara di ruang bakar boiler, setelah

melewati ESP dan FGD dikeluarkan melalui cerobong setinggi 240 m

yang hampir setara dua kali tinggi Monumen Nasional (Monas). Emisi gas

buang yang keluar dari cerobong di bawah ambang baku mutu lingkungan.

Materi yang keluar dari cerobong di PLTU Tanjung Jati B dapat dikatakan

hanyalah uap air yang merupakan hasil proses desulfurisasi di FGD.

Page 20: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

17

4. Kolam Abu

Abu sisa pembakaran batubara yang berhasil baik abu dasar yang

dikumpulkan dari boiler dan abu terbang yang berhasil dijepak oleh alat

ESP dikumpulkan dalam Ash Pond. Ash pond adalah titik pengumpul sisa

pembakaran berupa abu batubara. Abu batubara ini dikumpulkan sebelum

kemudian dimanfaatkan dalam pembuatan semen oleh pihak ketiga.

Metode Pengangkutan Abu : Penghisap angin

ASH HANDLING SYSTEM:

Fly Ash Transp. Method : Pneumatic Vacuum

Ash Silo Capacity : 48 hours x 2 units

Bottom Ash Mill Reject : 13,000 kg/hour (Peak)

SSC capacity : 18,000 kg/hour (Peak)

Ash Storage Area : Landfill + 23 ha

5. Waste Water Treatment Plant (WWTP)

Sisa uap yang tidak dapat dimasukan kembali ke turbin dialirkan

dalam sebuah pipa untuk didinginkan kembali. Proses pendinginan ini

dimaksudkan untuk mengubah uap air menjadi air. Proses pendinginan

dilakukan dengan menggunakan air laut.

Page 21: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

18

Setelah menyublim, dilakukan pengolahan limbah cair untuk

menghilangkan limbah air yang juga dikumpulkan dari bermacam-macam

limbah buangan dari pembangkit. Limbah cair ini dialirkan ke kolam

retensi di mana material yang tercemar dari setiap buangan akan diratakan

kemudian dipompa ke pengolah limbah. Endapan yang diekstraksi dari

alat penjernih akan dikeringkan kemudian dibekukan, dipindahkan ke

dalam bunker dan dibuang.

1.4 Sosial

PT PLN (Persero) Tanjung Jati B berkewajiban untuk mengembangkan

dan memberdayakan masyarakat di sekitar pembangkit karena mereka

terkena dampak langsung atas beroperasinya pembangkit. Untuk

mengharmonisasikan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar, PT PLN

(Persero) Tanjung Jati B telah mengembangkan program Community

Development (Comdev). Comdev membantu masyarakat desa penyangga di

sekitar Pembangkit untuk mendapatkan keuntungan dari beroperasinya

Pembangkit. Disamping itu juga membangun komunikasi dan hubungan yang

baik dengan pemuka-pemuka desa. Program itu terdiri dari beasiswa, kerja

sama dengan masyarakat desa, acara insidental dan lain-lain.

1.5 Keselamatan

Keselamatan ditempatkan pada prioritas tertinggi. Setiap persoalan

kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan pekerjaan akan

didiskusikan dan dikoordinasi antara pihak-pihak PLN, CJP, TJBPS, APOL

dan Kontraktor EPC. Pertemuan yang membahas tentang keselamatan

dilaksanakan seminggu sekali. Setiap temuan masalah direspon dengan

langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas keamanan.

Komitmen atas kesehatan, keselamatan dan lingkungan ini juga

diwujudkan dalam sebuah visi yang dinamakan SHE; Safety, Health and

Enviroment.

Page 22: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

19

DATA TEKNIK PLTU TANJUNG JATI B

UNIT 1 dan 2

• Unit MCR (net) : 661 MW per unit

• Unit Min. Load without oil support : 160 MW per unit

• Heat Rated at 100 % rated output : 2273 kcal/kWh (ECR)

• Unit Continuous Auxiliary Power : 56.6 MW (B-MCR)

• BOILER :

• Operating Pressure : 175 bar a (B-MCR)

• Main Steam Flow : 2,313 T/H (B-MCR)

Page 23: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

20

• Main Steam Temp. : 541 oC

• Feed Water Temp. : 291 oC

• Coal Mill/Feeders : 5 operasi, 1 stand by

• Coal Rate : 263.58 ton/h (B-MCR)

• Burner System : 36 Low Nox Burners

• Boiler Efficiency : 88.81 % HHV (ECR)

• TURBINE :

• Type : Three cylinder Impulse type, Tandem

Compound Reheat Condensing Turbine

• Max. T-MCR : 719 MW

• Rated Output : 710 MW

• Heat rated (at ECR) : 1861 kcal/kWh

• Steam Flow (at T-MCR) : 2213.1 ton/hour

• Speed : 3,000 rpm

• Steam pressure : 167 bar abs

• Steam Temperature : 538 oC

• Reheat temp. at comb. heat vlv : 538 oC

• Exhaust pressure : 0.0832 bar abs

• HP Turbine Bypass Capacity : 35 % (at 176 bar)

• LP Turbine Bypass Capacity : HP Bypass steam flow +

desuperheating spray water flow

• GENERATOR TRANSFORMER :

– Rated power : 786 MVA at 65 oC winding temp.

Page 24: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

21

– Phase : 3

– Voltage : 22.8/525 kV

– Vector Groups : YNd11

– Cooling : ODAF

– Tap Changer : NO-LOAD, + 5 %, 5 steps

• COAL HANDLING SYSTEM:

– Vessel Capacity : 70,000 DWT

– Ship Unloading rate : 1,500 MT/hour x 2 Units

– Rate of coal conveyor : 1,500/1,000 MT/hour

– Rate for staking out : 1,500 MT/hour x 2 Units

– Rate for reclaiming : 1,000 MT/hour x 2 Units

– Coal Storage Capacity : 630,000 ton (+ 2 month)

• ASH HANDLING SYSTEM:

– Fly Ash Transp. Method : Pneumatic Vacuum

– Ash Silo Capacity : 48 hours x 2 units

– Bottom Ash Mill Reject : 13,000 kg/hour (Peak)

– SSC capacity : 18,000 kg/hour (Peak)

– Ash Storage Area : Landfill + 23 ha

• CIRCULATING WATER PUMP:

– Number : 2 X 50 %

– Capacity : 925 m3/mnt

• DESALINATION PLANT & WTP:

Page 25: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

22

– Desal. Plant Quantity : 3 x 50 %

– Desal. Plant Type : Reverse Osmosis (R.O)

– Desal. Plant Capacity : 2,030 m3/day

– WTP Capacity : 90 ton/hour

– Demin Tank Capacity : 1000 m3 x 3

UNIT 3 dan 4

A. STEAM TURBINE

Tipe : Reheat Condesing Turbine

Manufaktur : TOSHIBA

Ouput Rated : 708,3 MW (Untuk TMCR)

Tekanan Uap : 166 Bar

Tekanan Temperatur : 538 oC

B. GENERATOR

Tipe : TAKS-LCH

Poles : 2

Tegangan : 22,8 KV

Kapasitas : 802 MVA

Faktor Tenaga : 0,9

C. BOILER

Type : Pulverized fuel-fired, forced circulation, single

reheat, variable pressure, dua-pass, top-supported

Page 26: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

23

Aliran Uap : 2.285 t/jam

Operating Pressure : 174,3 Bar

Operating Temp. : 541 °C

Main steam Flow : 2.313 ton / hour

Number of Burner : 36 Low Nox

Efficiency : 88,81 % HHV @ ECR

D. COAL HANDLING/ SHIP UNLOADER SYSTEM

Type : Grab

Quantity : Two (2)

Nominal capacity : 1,500 Ton/hour each

E. CONVEYOR BELT

Capacity : 1.500 ton/hour

Quantity : Two ( 2 )

F. STACKER-RECLAIMER

Capacity : 1500/1000 ton/hour

G. LIMESTONE CONVEYOR

Capacity : 70 ton / hour ( total)

Quantity : One ( 1 )

H. COAL UNLOADING JETTY

a. Dermaga : 279,9 m x 27 m

b. Connecting Trestle : 493,12 m x 12 m

c. Kapasitas Sandar Kapal : 8000 DWT – 70.000 DWT

Page 27: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

24

d. Perlengkapan :

• Guard Rail & Hand Rail

• Rubber Fender System

• Mooring Bollard

• Cathodic Protection

• Mooring Dolphin & Catwalks

• Lampu Navigasi & Buoy

• Lampu Penerangan

Page 28: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

25

I. LIMESTONE UNLOADING JETTY

a. Dermaga/wharf : 80m x 15m (existing) 80 m x 24 m

(plus extension)

a. Trestle : 180 m x 7,25 m

b. Kapasitas Sandar Kapal : 2.000 DWT – 3.000 DWT

c. Perlengkapan

• Guard Rail & Hand Rail

• Rubber Fender System

• Mooring Bollard

• Cathodic Protection

• Lampu Navigasi

• Lampu Penerangan

Page 29: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

26

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu pembangkit terbesar di

Indonesia yang menerapkan sistem kontrak karya antara Sumitomo

Corporation dan PLN

2. PLTU Tanjung Jati B mempunyai 4 unit pembangkit dengan total daya

2640 MW yang terhubung dengan sistem interkoneksi Jawa Madura Bali

(JaMaLi)

3. Pengelolaan PLTU Tanjung Jati B memiliki keunikan yang belum pernah

diaplikasikan pada pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia.

Kepemilikan instalasi pembangkitan masih di bawah kewenangan PT

Central Java Power (CJP), perusahaan grup Sumitomo Co.

4. Produksi PLTU Tanjung Jati B kini menyumbang hingga lebih kurang

9% dari total suplai listrik di sistem kelistrikan Jawa, Bali, dan Madura

(Jamali)

5. PLTU Tanjung Jati B menggunakan bahan bakar utama batubara dan

minyak HSD sebagai strat up

6. Sisa pembakaran dari batubara dapat digunakan untuk campuran semen

dan juga pembuatan batako.

7. Pada PLTU Tanjung Jati B penerimaan batubara dari supplier batubara

dilakukan di jetty atau pelabuhan khusus yang panjang pelabuhannya 240

meter. Akses menuju dermaga tersebut menggunakan access road

sepanjang 1,37 Km, yang membentang dari garis pantai

8. PLTU Tanjung Tanjung Jati B didesain untuk menjadi pembangkit listrik

modern, dengan dilengkapi instalasi pengendali dampak lingkungan yang

lengkap termasuk peralatan pemantau dan pengendali kandungan SOx

dan Nox

9. PLTU Tanjung Jati B merupakan pembangkit yang ramah lingkungan

10. PLTU Tanjung Jati B juga mengutamakan keselamatan, ini diwujudkan

dalam sebuah visi yang dinamakan SHE; Safety, Health and Enviroment.

Page 30: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

27

1.2 Kritik dan Saran

Pelaksanaan kunjungan kurang maksimal dikarenakan tidak dapat

melihat lebih dekat kondisi alat pada PLTU Tanjung Jati B, dikarenakan

peralatan safety yang tersedia kurang memenuhi banyaknya peserta

kunjungan serta terbatasnya waktu kunjungan. Sebaiknya waktu pelaksanaan

kunjungan ditambah sehingga ketika akan melihat alat lebih dekat bisa di

bagi per shift walaupun waktu melihat cuma sebentar guna lebih memberikan

wawasan kepada peserta kunjungan.

Page 31: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

28

DAFTAR PUSTAKA

Word Class Power Plant Operation, http://www.kpjb.co.id/ (diakses pada

20 Desember 2014)

Pembangkit Tanjung Jati B Unit 4 Beroperasi,

http://www.pln.co.id/blog/pembangkit-tanjung-jati-b-unit-4-beroperasi-listrik-

jawa-bali-kian-handal/ (diakses pada 22 Desember 2014)

profile company PT Central Java Power

PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B

Leaflet PLTU Tanjung Jati B

Page 32: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

29

LAMPIRAN

1) Foto – foto PLTU Tanjung Jati B

Gambar 1. Peta PLTU TJB

Gambar 2. Foto Bersama Depan PLTU TJB

Gambar 3. Foto Lines Stone Slurry Tank

Page 33: Dedy Brian Ericsn 21060112130081 FIX

30

Gambar 4. Pendistribusian Batu Bara

Gambar 5. Foto PLTU TJB dari Tempat Distribusi Batubara

Gambar 6. Foto Setelah Kunjungan PLTU TJB