dedy brian ericsn 21060112130081 fix
DESCRIPTION
kunjunganTRANSCRIPT
iii
LAPORAN KUNJUNGAN
PJB TANJUNG JATI B
Disusun Oleh :
DEDY BRIAN ERICSON
21060112130081
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia–Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan
Lapangan ke Pembangkit PLTU di Jepara.
Laporan ini disusun setelah saya melakukan kunjungan ke
Pembangkit Tanjung Jati B, Jepara. Selama kunjungan, saya telah
melaksanakan studi, observasi, dan diskusi dengan pihak – pihak terkait.
Dalam laporan ini disajikan informasi mengenai kegiatan selama
kunjungan serta hasil kunjungan yang diperoleh. Laporan kunjungan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Thermodinamika dan Penggerak
Awal, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam
penyusunan laporan ini. Maka penulis mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan laporan ini. Dan semoga
laporan ini dapat berguna bagi teman-teman yang lain.
Semarang, 2 Januari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................... . ii
Daftar Isi ................................................................ .................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................... ................ ............... 1
BAB II ISI ............................. ............................... .................. 2
BAB III PENUTUP ............................... .................................... 26
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunjungan lapangan merupakan media yang penting dalam
pendidikan. Kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan
membawa kelompok ke suatu tempat khusus dengan tujuan khusus. Tujuan
tersebut mungkin untuk mengamati sesuatu, mengamati suatu kegiatan atau
praktik, atau membawa kelompok menemui seseorang atau objek yang tidak
bisa dibawa ke dalam kelas atau ke tempat pertemuan perkuliahan.
Sebagaimana dikemukakan dalam tujuan kunjungan lapangan
di atas, kegiatan kunjungan ini dilakukan bertujuan agar setiap
mahasiswa dapat melihat kondisi aktual lapangan kerja dari jarak dekat,
sehingga mampu memahami dan mengerti serta membandingkan dengan
pengalaman atau materi yang diperoleh.
1.2 Tujuan Kunjungan
Kunjungan ke PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B ini dimaksudkan
supaya mahasiswa dapat melihat dan membandingkan langsung teori yang
didapat dengan keadaan sesungguhnya yang berada di lapangan. Selain itu,
untuk memenuhi tugas mata kuliah Thermodinamika dan Penggerak Awal
jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
1.3 Lokasi Kunjungan
Lokasi PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B berada di Desa Tubanan,
Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
1.4 Waktu Kunjungan
Kunjungan ke PT PJB Pembangkit Tanjung Jati B, Jepara ini dilakukan
pada hari Kamis tanggal 4 Desember 2014
2
BAB II
ISI
2.1 Tentang Tanjung Jati B ( TJB )
PLTU Tanjung Jati B adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
dengan menggunakan bahan bakar batubara, berkapasitas terpasang 2 x 710
Megawatt dengan produksi listrik netto 2 x 660 Megawatt. Produksi PLTU
Tanjung Jati B kini menyumbang hingga lebih kurang 9% dari total suplai
listrik di sistem kelistrikan Jawa, Bali, dan Madura (Jamali).
PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi terbaru yang ramah
lingkungan dalam menangani gas buang pembakaran batubara. Teknologi ini
menjadikan PLTU Tanjung Jati B pembangkit yang mampu memanfaatkan
keunggulan keekonomian batubara sebagai bahan bakar pembangkit yang
murah serta tergolong pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Bila dibanding pembangkit listrik lainnya di Indonesia, PLTU tanjung
Jati B juga memiliki keunikan dalam hal manajemen kepengelolaannnya.
1. SEJARAH TJB
Proyek Tanjung Jati B dimulai sebagai bagian dari regulasi lanjutan
dalam infrastruktur tenaga listrik sejak awal 90an yang membuka peluang
pihak swasta untuk berinvestasi pada sektor pembangkitan tenaga listrik.
Proyek ini bermula pada 1994 dengan penandatangan Persetujuan
Pembelian Tenaga Listrik antara PLN dan PT HI Power Tubanan I yang
3
akan membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap
sebesar 2 x 661 MW Tanjung Jati B. Saat itu, Kontrak Teknik, Perolehan
dan Konstruksi (Enggineering, Procurement, and Construction-EPC)
untuk konstruksi pembangkit diberikan kepada Sumitomo Corporation
(SC) dan mulai bekerja pada tahun 1995.
Walaupun dokumen Amdal PLTU ini sudah disetujui oleh
kementrian ESDM tahun 1994, namun serangan krisis finansial Asia pada
tahun 1997 menghancurkan sektor industri dan ekonomi termasuk di
Indonesia yang mengalami krisis terburuk. Akibatnya, tahun 1998
pekerjaan konstruksi Tanjung Jati B harus ditunda.
Sejak tahun 2002 seiring berakhirnya masa krisis, perekonomian
Indonesia kembali menggeliat dan suplai listrik mulai jelas terasa kurang
mendukung aktivitas perkembangan ekonomi. Proyek Tanjung Jati B
menjadi prioritas penyelamat ketersediaan energi listrik terutama di Jawa
Bali dan Madura. Berbagai pembicaraan dilakukan di untuk menemukan
cara memulai kembali proyek pembangunan Pembangkit Tanjung Jati B.
SC berinisiatif untuk melanjutkan proyek yang tahapan
pembangunannya mencapai lebih dari 50% ini. Berbagai pilihan
dipertimbangkan sebelum Pemerintah Indonesia menyetujui skema
kontrak finansial dan pembagian keuntungan. Skema tersebut melibatkan
pendirian perusahaan dengan fungsi khusus oleh SC yakni, PT Central
Java Power (CJP).
PT CJP bertugas menyediakan dana untuk membangun pembangkit
listrik dan kemudian sebagai pemilik dari instalasi Pembangkit Tanjung
Jati B. Instalasi ini kemudian disewa oleh PT PLN (Persero) untuk 23
tahun di bawah Perjanjian Sewa Guna Usaha(Finance Lease Agreements-
FLA). PT PLN (Persero) juga berhak memiliki instalasi pada saat
kerjasama berakhir. Sebagai penyewa, PT PLN (Persero) menjalankan
operasi dan pemeliharaan instalasi. Pihak CJP juga menerima sebagian
keuntungan dari pendapatan pengoperasian sesuai dengan proporsi dalam
persetujuan.
4
23 Mei 2003 perjanjian kesepakatan ditandangani antara PT PLN
(Persero) dan PT CJP. Penandatanganan ini menandai tahapan akhir dari
proses pembahasan yang telah berjalan bertahun-tahun dan menegaskan
langkah untuk segera memulai kembali kerja konstruksi dari proyek yang
telah lama terhenti. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Tanjung Jati B 2 x 660 MW (nett) pada 14 Oktober 2006.
2. LOKASI TJB
PLTU Tanjung Jati B terletak di ujung semenanjung muria Pulau
Jawa (6° 26” LS 110° 44” BT), sekitar 40 km dari kota Jepara. Menempati
area seluas 150 Ha yang termasuk wilayah Desa Tubanan, Kecamatan
Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Secara geografis PLTU
Tanjung Jati B berada di tepi Laut Jawa di sebelah utara dan memiliki
pandangan bebas ke Gunung Muria di sebelah selatan.
3. MANAJEMEN
5
4. PENGELOLAAN
Pengelolaan PLTU Tanjung Jati B memiliki keunikan yang belum
pernah diaplikasikan pada pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia.
Kepemilikan instalasi pembangkitan masih di bawah kewenangan PT
Central Java Power (CJP), perusahaan grup Sumitomo Co. Pada
pembangunan PLTU Tanjung Jati B, Sumitomo Corporations mendapat
kepercayaan menangani kontrak Engineering, Procurement, and
Construction (EPC).
PLTU Tanjung Jati B sinkron ke sistem kelistrikan Jawa Bali tanggal
18 April 2006 (Unit 1) dan 6 Juni 2006 (Unit 2). Selanjutnya beroperasi
komersial ditandai COD (commercial operation date) 1 Oktober 2006
(Unit 1) dan 1 November 2006 (Unit 2). Status pemanfaatan oleh PT PLN
(Persero) adalah berdasarkan perjanjian Sewa Guna Usaha selama 23
tahun dengan opsi membeli di akhir perjanjian.
Untuk pengelolaan PLTU Tanjung Jati B, PT PLN (Persero) dan PT
CJP membentuk sebuah operating committee. Dalam menjalankan
operasional dan pemeliharaan fasilitas pembangkit, PT PLN (Persero)
6
Pembangkitan Tanjung Jati B melakukan kerjasama outsourcing dengan
beberapa perusahaan, yakni:
a. PT TJB Power Services
Adalah perusahaan konsorisum antara PT Medco Power Indonesia,
Fortumn (Finlandia), dan Gajendra. Perusahaan ini bertanggung
jawab dalam pengoperasian dan pemeliharaan PLTU Tanjung Jati B
Unit 1 dan 2, sesuai dengan kontrak kerja atau O/M Agreement antara
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B dan PT TJB Power
Services.
b. APOL (Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk.)
Adalah perusahaan pelayaran nasional yang bertanggungjawab atas
pengapalan batubara dan pengelolaan pelabuhan khusus PLTU
Tanjung Jati B. Kerja sama antara PT PLN (Persero) Tanjung Jati B
dan APOL tertera dalam CSJMA (Coal Shipping and Jetty
Management Agreement).
c. Supplier Bahan Bakar (Batubara dan BBM)
Adalah perusahaan penambangan batubara yang telah mengirimkan
batubara untuk bahan bakar PLTU Tanjung Jati B. Perusahaan
pemasok batubara ini merupakan perusahaan nasional. Sedangkan
untuk pemasok BBM adalah PT Pertamina (Persero).
d. Supplier Batu Kapur
Adalah perusahaan penambang batu kapur yang telah mengirimkan
batu kapur untuk bahan injeksi FGD (Flue Gas De-sulfurisation). Batu
kapur ini dalam prosesnya di FGD akan mengikat SOx menjadi
gypsum sehingga kadar emisi Sox dari hasil pembakaran batubara
dalam kondisi aman bagi lingkungan.
1.2 Fasilitas
Tanjung Jati B memiliki 2 buah unit opembangkit yang masing-masing
berkapasitas 660 Megawatt (MW). Dengan kapasitas ini, per unit instalasi
pembangkit di Tanjung Jati B adalah yang terbesar di Indonesia. Dengan
kapasitas total 2 x 660 MW yang terpasang, Pembangkit Listrik Tanjung Jati
7
B merupakan sebagai salah satu pembangkit terbesar di Indonesia. Besaran
kapasitas yang dimiliki menjadikan Tanjung jati B sebuah aset penting
dalaam upaya negara memenuhi kebutuhan listrik Bangsa Indonesia terutama
yanng tinggal di Pulau Jawa, Bali atau madura.
Turbin uap bertenaga pembakaran batubara ini sangat kompetitif untuk
dioperasikan melihat Indonesia yang kaya akan cadangan batubara sebagai
salah satu bahan bakar fosil yang paling ekonomis. PLTU Tanjung Jati B juga
dilengkapi dermaga pembongkaran batu bara yang dibangun sebagai salah
satu infrastruktur pembangkit.
PLTU Tanjung Tanjung Jati B didisain untuk menjadi pembangkit
listrik modern, dengan dilengkapi instalasi pengendali dampak lingkungan
yang lengkap termasuk peralatan pemantau dan pengendali kandungan SOx
dan Nox.
Spesifikasi Unit TJB :
Unit MCR at HV side gen. Trafo : 660 MW per unit
Unit Min. Load without oil support : 160 MW per unit
Heat Rated at 100% rated output : 2300 kcl/kwh (ECR)
Unit continous auxiliary power : 56.6 MW (B-MCR)
1. Pengelolaan Batubara
Coal handling adalah fasilitas penunjang terhadap kelangsungan
produksi listrik dari PLTU Tanjung Jati B.
Penerimaan batubara dari supplier batubara dilakukan di jetty atau
pelabuhan khusus yang panjang pelabuhannya 240 meter. Akses menuju
dermaga tersebut menggunakan access road sepanjang 1,37 Km, yang
membentang dari garis pantai.
Batubara diangkut oleh kapal (jenis Panamax dengan kapasitas
deadweight 66.000 metrik ton dan dibongkar di fasilitas Pembongkaran
Batu Bara (Dermaga Batu Bara).
Peralatan utama untuk membongkar batubara terdiri dari 2 unit
shunlo (ship unloader) dan 2 line conveyor. Selanjutnya menggunakan belt
conveyor menuju ke coal stockpile, yang mampu menampung konsumsi
batubara selama 2 bulan. Dari stockpile batu bara didistribusikan dengan
8
Stacker Reclaimer dan sistem Conveyor, menuju ke coal silo. Batubara
yang ditampung di coal silo akan dihancurkan menggunakan coal
pulverizer selanjutnya masuk ke ruang bakar atau furnace.
Spesifikasi Pengolah Batubara :
Crane max : 70.000 DWT
Ship Unloading rate : 1.500 MT/hourx 2 unit
Rate for Stacking : 1.500 MT/hourx 2 unit
Rate for reclaiming : 1.000 MT/hourx 2 unit
Rate of Coal Conveyor : 1.500/1.000 MT/hour
Coal Storage Capacity : 660.000 ton
2. Instalasi Pengolah Air
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B menggunakan air
bebas mineral (demineralized water) sebagai air umpan boiler. Di boiler
terjadi pemanasan air tersebut menjadi uap super heated yang digunakan
untuk memutar turbin.
Air bebas mineral didapatkan melalui sistem pemurnian air laut yang
diproses di water treatment plant.
Spesifikasi Pengolah Air :
Number : 2 x 50%
Capacity : 925 m3/min
9
3. Tungku (Boiler)
Boiler adalah salah satu alat penukar panas. Dalam Boiler, terjadi
pembakaran bahan bakar (batubara). Panas hasil pembakaran digunakan
untuk merubah fase air menjadi uap. Batubara sebelum masuk ke ruang
pembakaran (furnace) disalurkan oleh coal feeders menuju coal
pulverizer. Temperatur dari ruang bakar furnace dapat mencapai + 1.000
°C.
Proses penggerusan batubara terjadi di pulverizer yang mengubah
batubara ukuran + 50 mm menjadi berukuran 200 mass sebanyak minimal
70%. Penggerusan ini berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan
kontak pembakaran dari partikel batubara. Selanjutnya hasil penggerusan
batubara dihembuskan dengan udara bertemperatur tertentu (+ 60 °C )
menujur ruang bakar. Sedangkan untuk kesempurnaan pembakaran di
sistem boiler diperlukan jumlah udara pembakaran yang optimum,
sehingga didapatkan energi panas hasil pembakaran yang maksimal.
Konstruksi boiler terdiri dari ribuan tube (tube raiser, tube saturated,
dan superheated steam), di mana air diubah menjadi uap lewat jenuh
dengan temperatur (530 °C) dengan tekanan 166 bar sebelum masuk ke
turbin.
Spesifikasi Boiler :
Operating preassure : 175 bar a (B-MCR)
Main Steam Flow : 2.124 T/H
Main steam temp : 542 o C
Feed water temp : 291 o C
Coal mill/feeders : 5 puls 1 spare
Coal Rate : 263.58 ton/h
Ignition Fuel : fuel oil
Burner system : 24 coal low nox burners
Boiler efficiency : 88.12% HHV
Spesifikasi Boiler Feedwater Pump :
Number : 3 x 50%
Capacity : 21.5 m3/min
10
Driver output : 9000kw
Driver speed : electic motor driven variable speed
4. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik. Uap hasil pembakaran dari boiler melewati fase tekanan tinggi,
sedang, dan rendah dalam tubin. Untuk uap tekanan tinggi, akan masuk ke
high pressure turbine selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan masuk ke
sistem reheater (pemanasan ulang) untuk menaikkan temperatur sebelum
masuk ke intermediate pressure turbine lalu hasilnya masuk ke low
pressure turbine. Uap hasil keluaran low pressure turbine langsung masuk
ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.
Spesifikasi turbin :
Type : three cylinder impulse
Maks. T-MCR : 719 MW (net 662 MW)
Rated output : 710 MW
Heat rated : 1944 kcal/kwh
Steam flow : 2213.1 ton/hour
Speed : 3000 rpm
Steam pressure : 167 bar abs
Steam temperature : 538 o C
Reheat temp : 538 o C
Exhaust pressure : 0.0382 bar abs
HP turbine : 35% (at 176 bar)
LP turbine : HP bypass steam flow+ desuperheating
spray water flow
11
5. Generator
Generator adalah peralatan pengubah energi kinetik menjadi energi
listrik. Rotor Generator terpasang 1 poros dengan rotor turbin sehingga
putaran rotor generator sama dengan putaran rotor turbin sebesar 3.000
rpm yang ekuivalen dengan keluaran frekuensi energi listrik sebesar 50
Hz.
Saat berputar, medan magnet pada rotor generator memotong
penghantar pada lilitan-lilitan stator sehingga menimbulkan tegangan pada
stator generator mengacu pada induksi elektromagnetik. Arus listrik
mengalir saat generator terhubung ke beban. Besarnya arus listrik yang
mengalir tergantung pada besarnya hambatan listrik (resistansi) pada
beban.
Spesifikasi Generator
Type : 3 phase synchronous gen. Totally enclosed
Stator Wind. Cool. : Direct water cooled
Stator Core Cooling : Hydrogen cooled
Rotor Wind. Cool. : Direct hydrogen cooled
Excitation System : Static excitation with thyristor rectifier
Active Power : 721.8 MW
Apparent Power : 802 MVA
Power Factor : 0.9 (lag) – 0.95 (lead)
12
Voltage : 22.8 kV
Speed Rotation : 3,000 rpm
Frequency : 50 Hz
Rated H2 Pressure : 4.4 barg
6. Transformer
Ada dua jenis transformer utama, yakni step up dan step down.
Tranformer step up berfungsi menaikkan tegangan generator dari 22,8 kV
menjadi 500 kV sebelum dialirkan ke sistem interkoneksi Jamali.
Transformer step down berfungsi menurunkan tegangan generator dari
22,8 kV menjadi 10 kV sebelum digunakan untuk Sistem Pemakaian
Sendiri Pembangkit.
Spesifikasi Transformer
Rated power : 786 MVA at 65 o C
Phase : 3
Voltage : 22.8/525 kv
Vector Groups : YNd11
Cooling : ODAF
Tap Changer : NO-LOAD, 5%, 5 step
7. Kondensor
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap air yang telah
digunakan untuk memutar turbin menjadi air kondensat. Proses
pengembunan uap air menggunakan mekanisme pendinginan dengan
bantuan air laut. Air kondensat selanjutnya dipompa kembali ke boiler
13
untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap air yang digunakan untuk
memutar turbin lagi (close cycle). Sedangkan air laut yang telah
digunakan, dialirkan kembali ke laut (open cycle).
Spesifikasi dari Kondensor :
Condenser vacuum : 0.0832 Bar abs
Inlet C.W. Temp. : 29.2 oC
Output C.W. Temp : 36.2 oC (Maximum)
Circulating water flow : 1,780 m3/min
Type circulating water : Sea water
Number of tubes : 34,074
Tube surface area : 27.523 m2
Spesifikasi Condensate pump :
Number : 2 x 100%
Capasity : 30 m3/min
Driver Output : 1500 kw
1.3 Lingkungan
Adalah komitmen PLTU Tanjung Jati B menyediakan listrik dengan
kontinuitas yang baik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dengan
mengurangi perhatian pada pelestarian lingkungan dengan meminimalkan
polusi yang muncul akibat proses produksi.
PLTU Tanjung Jati B dilengkapi dengan peralatan pengendali polusi
untuk mengurangi debu, gas emisi dan limbah cair demi memelihara
lingkungan. Persipitator elektrotatis dipasang untuk mengumpulkan debu
yang berasal dari pembakaran batu bara dalam Boiler dengan efisiensi 99,3%
penyingkiran debu. Desulfurisasi gas akan menyerap SO2 yang dibawa gas
cerobong. Dalam Boiler, pembakar batu bara NOx rendah dengan tipe DRB-
14
XCL digunakan untuk menghasilkan api yang stabil sembari meminimalkan
emisi NOx dan CO.
Pembangkit ini juga menggunakan air laut untuk pendingin Kondesor
dan menggunakan air laut untuk proses pembangkit, pemindahan energi
panas dan penguapan. Alat desalinasi akan memproses air laut dan menyuplai
air demineralisasi ke Boiler untuk konsumsi Pembangkit. Air buangan dari
Pembangkit akan diarahkan ke Tempat Pengolahan Limbah Cair. Di sana
akan dilakukan pembekuan, flokulasi dan netralisasi. Air yang sudah bersih
kemudian dialirkan kembali ke laut.
TJB menghasilkan abu udara (terbang) dan abu dasar yang hampir
seluruhnya diangkut keluar untuk industri semen dan beberapa bagian darinya
dibuang ke Area Pembuangan Abu berdasarkan Perizinan Penimbunan yang
dilakukan oleh PLN. Hasil samping lain juga dikirim keluar dan digunakan
oleh perusahaan lain contohnya dibuat campuran semen, campuran batako
dan lainnya. TJBPS mengumpulkan beberapa limbah dan buangan yang lain
keluar Pembangkit yang melibatkan pihak ketiga. Untuk limbah yang
berbahaya/B3, TJBPS melibatkankan perusahaan yang mampu untuk
membuang dan memproses limbah-limbah itu berdasarkan regulasi B3 yang
dipakai.
Program Pengawasan Lingkungan rutin dilakukan menurut persetujuan
RKL/RPL yang dilaksanakan secara independen oleh Konsultan Lingkungan
dan diakui oleh Laboratorium yang ditugaskan TJBPS. Sampel air lain dan
analisisnya juga dilakukan untuk memenuhi Perizinan Pembuangan Limbah
Cair dan Perizinan Penimbunan Abu. Semua laporan tersebut diserahkan
kepada Otoritas Lingkungan setiap tiga bulan sekali.
1. Flue Gas Desulphurization (FGD)
Pemakaian FGD di Tanjung Jati B adalah FGD batu kapur yang
pertama di Indonesia. Satu Sistem FGD ini akan disuplai untuk setiap
boiler. Proses pemisahan CO2 dari asap yang sisa pembakaran dilakukan
dengan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari
proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong, dimasukkan ke
mesin FGD dan disemprotkan udara hingga teroksidasi menjadi SO3.
15
Kemudian didingankan dengan menggunakan air (H20) agar bereaksi
menjadi asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat kemudian direaksikan dengan
batu kapur hingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum. Gas yang
kemudian dibuang kini tinggal uap air tanpa ada kandungan oksida sulfur.
Sistem FGD ini didesain untuk mengurangi emisi oksidasi belerang
dan mematuhi Regulasi Emisi Menteri Lingkungan Hidup.
2. Electro Static Precipitator (ESP)
Elektrostatik static precipitators yang dipasangkan pada sistem
cerobong asap digunakan untuk menjebak abu terbang sisa pembakaran
yang ikut terbawa dalam asap. Teknik yang digunakan adalah dengan
menjebak partikel halus menggunakan listrik bertegangan tinggi dan
menampungnya di adah khusus.
ESP mengurangi lebih dari 99% partikel-partikel pembakaran.
Jumlah unit presipitator yang disediakan: 2 per boiler.
16
3. Cerobong
Gas buang hasil pembakaran batubara di ruang bakar boiler, setelah
melewati ESP dan FGD dikeluarkan melalui cerobong setinggi 240 m
yang hampir setara dua kali tinggi Monumen Nasional (Monas). Emisi gas
buang yang keluar dari cerobong di bawah ambang baku mutu lingkungan.
Materi yang keluar dari cerobong di PLTU Tanjung Jati B dapat dikatakan
hanyalah uap air yang merupakan hasil proses desulfurisasi di FGD.
17
4. Kolam Abu
Abu sisa pembakaran batubara yang berhasil baik abu dasar yang
dikumpulkan dari boiler dan abu terbang yang berhasil dijepak oleh alat
ESP dikumpulkan dalam Ash Pond. Ash pond adalah titik pengumpul sisa
pembakaran berupa abu batubara. Abu batubara ini dikumpulkan sebelum
kemudian dimanfaatkan dalam pembuatan semen oleh pihak ketiga.
Metode Pengangkutan Abu : Penghisap angin
ASH HANDLING SYSTEM:
Fly Ash Transp. Method : Pneumatic Vacuum
Ash Silo Capacity : 48 hours x 2 units
Bottom Ash Mill Reject : 13,000 kg/hour (Peak)
SSC capacity : 18,000 kg/hour (Peak)
Ash Storage Area : Landfill + 23 ha
5. Waste Water Treatment Plant (WWTP)
Sisa uap yang tidak dapat dimasukan kembali ke turbin dialirkan
dalam sebuah pipa untuk didinginkan kembali. Proses pendinginan ini
dimaksudkan untuk mengubah uap air menjadi air. Proses pendinginan
dilakukan dengan menggunakan air laut.
18
Setelah menyublim, dilakukan pengolahan limbah cair untuk
menghilangkan limbah air yang juga dikumpulkan dari bermacam-macam
limbah buangan dari pembangkit. Limbah cair ini dialirkan ke kolam
retensi di mana material yang tercemar dari setiap buangan akan diratakan
kemudian dipompa ke pengolah limbah. Endapan yang diekstraksi dari
alat penjernih akan dikeringkan kemudian dibekukan, dipindahkan ke
dalam bunker dan dibuang.
1.4 Sosial
PT PLN (Persero) Tanjung Jati B berkewajiban untuk mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat di sekitar pembangkit karena mereka
terkena dampak langsung atas beroperasinya pembangkit. Untuk
mengharmonisasikan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar, PT PLN
(Persero) Tanjung Jati B telah mengembangkan program Community
Development (Comdev). Comdev membantu masyarakat desa penyangga di
sekitar Pembangkit untuk mendapatkan keuntungan dari beroperasinya
Pembangkit. Disamping itu juga membangun komunikasi dan hubungan yang
baik dengan pemuka-pemuka desa. Program itu terdiri dari beasiswa, kerja
sama dengan masyarakat desa, acara insidental dan lain-lain.
1.5 Keselamatan
Keselamatan ditempatkan pada prioritas tertinggi. Setiap persoalan
kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan pekerjaan akan
didiskusikan dan dikoordinasi antara pihak-pihak PLN, CJP, TJBPS, APOL
dan Kontraktor EPC. Pertemuan yang membahas tentang keselamatan
dilaksanakan seminggu sekali. Setiap temuan masalah direspon dengan
langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas keamanan.
Komitmen atas kesehatan, keselamatan dan lingkungan ini juga
diwujudkan dalam sebuah visi yang dinamakan SHE; Safety, Health and
Enviroment.
19
DATA TEKNIK PLTU TANJUNG JATI B
UNIT 1 dan 2
• Unit MCR (net) : 661 MW per unit
• Unit Min. Load without oil support : 160 MW per unit
• Heat Rated at 100 % rated output : 2273 kcal/kWh (ECR)
• Unit Continuous Auxiliary Power : 56.6 MW (B-MCR)
• BOILER :
• Operating Pressure : 175 bar a (B-MCR)
• Main Steam Flow : 2,313 T/H (B-MCR)
20
• Main Steam Temp. : 541 oC
• Feed Water Temp. : 291 oC
• Coal Mill/Feeders : 5 operasi, 1 stand by
• Coal Rate : 263.58 ton/h (B-MCR)
• Burner System : 36 Low Nox Burners
• Boiler Efficiency : 88.81 % HHV (ECR)
• TURBINE :
• Type : Three cylinder Impulse type, Tandem
Compound Reheat Condensing Turbine
• Max. T-MCR : 719 MW
• Rated Output : 710 MW
• Heat rated (at ECR) : 1861 kcal/kWh
• Steam Flow (at T-MCR) : 2213.1 ton/hour
• Speed : 3,000 rpm
• Steam pressure : 167 bar abs
• Steam Temperature : 538 oC
• Reheat temp. at comb. heat vlv : 538 oC
• Exhaust pressure : 0.0832 bar abs
• HP Turbine Bypass Capacity : 35 % (at 176 bar)
• LP Turbine Bypass Capacity : HP Bypass steam flow +
desuperheating spray water flow
• GENERATOR TRANSFORMER :
– Rated power : 786 MVA at 65 oC winding temp.
21
– Phase : 3
– Voltage : 22.8/525 kV
– Vector Groups : YNd11
– Cooling : ODAF
– Tap Changer : NO-LOAD, + 5 %, 5 steps
• COAL HANDLING SYSTEM:
– Vessel Capacity : 70,000 DWT
– Ship Unloading rate : 1,500 MT/hour x 2 Units
– Rate of coal conveyor : 1,500/1,000 MT/hour
– Rate for staking out : 1,500 MT/hour x 2 Units
– Rate for reclaiming : 1,000 MT/hour x 2 Units
– Coal Storage Capacity : 630,000 ton (+ 2 month)
• ASH HANDLING SYSTEM:
– Fly Ash Transp. Method : Pneumatic Vacuum
– Ash Silo Capacity : 48 hours x 2 units
– Bottom Ash Mill Reject : 13,000 kg/hour (Peak)
– SSC capacity : 18,000 kg/hour (Peak)
– Ash Storage Area : Landfill + 23 ha
• CIRCULATING WATER PUMP:
– Number : 2 X 50 %
– Capacity : 925 m3/mnt
• DESALINATION PLANT & WTP:
22
– Desal. Plant Quantity : 3 x 50 %
– Desal. Plant Type : Reverse Osmosis (R.O)
– Desal. Plant Capacity : 2,030 m3/day
– WTP Capacity : 90 ton/hour
– Demin Tank Capacity : 1000 m3 x 3
UNIT 3 dan 4
A. STEAM TURBINE
Tipe : Reheat Condesing Turbine
Manufaktur : TOSHIBA
Ouput Rated : 708,3 MW (Untuk TMCR)
Tekanan Uap : 166 Bar
Tekanan Temperatur : 538 oC
B. GENERATOR
Tipe : TAKS-LCH
Poles : 2
Tegangan : 22,8 KV
Kapasitas : 802 MVA
Faktor Tenaga : 0,9
C. BOILER
Type : Pulverized fuel-fired, forced circulation, single
reheat, variable pressure, dua-pass, top-supported
23
Aliran Uap : 2.285 t/jam
Operating Pressure : 174,3 Bar
Operating Temp. : 541 °C
Main steam Flow : 2.313 ton / hour
Number of Burner : 36 Low Nox
Efficiency : 88,81 % HHV @ ECR
D. COAL HANDLING/ SHIP UNLOADER SYSTEM
Type : Grab
Quantity : Two (2)
Nominal capacity : 1,500 Ton/hour each
E. CONVEYOR BELT
Capacity : 1.500 ton/hour
Quantity : Two ( 2 )
F. STACKER-RECLAIMER
Capacity : 1500/1000 ton/hour
G. LIMESTONE CONVEYOR
Capacity : 70 ton / hour ( total)
Quantity : One ( 1 )
H. COAL UNLOADING JETTY
a. Dermaga : 279,9 m x 27 m
b. Connecting Trestle : 493,12 m x 12 m
c. Kapasitas Sandar Kapal : 8000 DWT – 70.000 DWT
24
d. Perlengkapan :
• Guard Rail & Hand Rail
• Rubber Fender System
• Mooring Bollard
• Cathodic Protection
• Mooring Dolphin & Catwalks
• Lampu Navigasi & Buoy
• Lampu Penerangan
25
I. LIMESTONE UNLOADING JETTY
a. Dermaga/wharf : 80m x 15m (existing) 80 m x 24 m
(plus extension)
a. Trestle : 180 m x 7,25 m
b. Kapasitas Sandar Kapal : 2.000 DWT – 3.000 DWT
c. Perlengkapan
• Guard Rail & Hand Rail
• Rubber Fender System
• Mooring Bollard
• Cathodic Protection
• Lampu Navigasi
• Lampu Penerangan
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu pembangkit terbesar di
Indonesia yang menerapkan sistem kontrak karya antara Sumitomo
Corporation dan PLN
2. PLTU Tanjung Jati B mempunyai 4 unit pembangkit dengan total daya
2640 MW yang terhubung dengan sistem interkoneksi Jawa Madura Bali
(JaMaLi)
3. Pengelolaan PLTU Tanjung Jati B memiliki keunikan yang belum pernah
diaplikasikan pada pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia.
Kepemilikan instalasi pembangkitan masih di bawah kewenangan PT
Central Java Power (CJP), perusahaan grup Sumitomo Co.
4. Produksi PLTU Tanjung Jati B kini menyumbang hingga lebih kurang
9% dari total suplai listrik di sistem kelistrikan Jawa, Bali, dan Madura
(Jamali)
5. PLTU Tanjung Jati B menggunakan bahan bakar utama batubara dan
minyak HSD sebagai strat up
6. Sisa pembakaran dari batubara dapat digunakan untuk campuran semen
dan juga pembuatan batako.
7. Pada PLTU Tanjung Jati B penerimaan batubara dari supplier batubara
dilakukan di jetty atau pelabuhan khusus yang panjang pelabuhannya 240
meter. Akses menuju dermaga tersebut menggunakan access road
sepanjang 1,37 Km, yang membentang dari garis pantai
8. PLTU Tanjung Tanjung Jati B didesain untuk menjadi pembangkit listrik
modern, dengan dilengkapi instalasi pengendali dampak lingkungan yang
lengkap termasuk peralatan pemantau dan pengendali kandungan SOx
dan Nox
9. PLTU Tanjung Jati B merupakan pembangkit yang ramah lingkungan
10. PLTU Tanjung Jati B juga mengutamakan keselamatan, ini diwujudkan
dalam sebuah visi yang dinamakan SHE; Safety, Health and Enviroment.
27
1.2 Kritik dan Saran
Pelaksanaan kunjungan kurang maksimal dikarenakan tidak dapat
melihat lebih dekat kondisi alat pada PLTU Tanjung Jati B, dikarenakan
peralatan safety yang tersedia kurang memenuhi banyaknya peserta
kunjungan serta terbatasnya waktu kunjungan. Sebaiknya waktu pelaksanaan
kunjungan ditambah sehingga ketika akan melihat alat lebih dekat bisa di
bagi per shift walaupun waktu melihat cuma sebentar guna lebih memberikan
wawasan kepada peserta kunjungan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Word Class Power Plant Operation, http://www.kpjb.co.id/ (diakses pada
20 Desember 2014)
Pembangkit Tanjung Jati B Unit 4 Beroperasi,
http://www.pln.co.id/blog/pembangkit-tanjung-jati-b-unit-4-beroperasi-listrik-
jawa-bali-kian-handal/ (diakses pada 22 Desember 2014)
profile company PT Central Java Power
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B
Leaflet PLTU Tanjung Jati B
29
LAMPIRAN
1) Foto – foto PLTU Tanjung Jati B
Gambar 1. Peta PLTU TJB
Gambar 2. Foto Bersama Depan PLTU TJB
Gambar 3. Foto Lines Stone Slurry Tank
30
Gambar 4. Pendistribusian Batu Bara
Gambar 5. Foto PLTU TJB dari Tempat Distribusi Batubara
Gambar 6. Foto Setelah Kunjungan PLTU TJB