dasar teori titrasi asidi alkali me tri

4
Titrasi Asidi Alkalimetri Asidi Alkalimetri adalah suatu analisis titrimetri yang melibatkan titrasi asam-basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hydrogen dan ion hidroksida akan membentuk air sebagai hasil akhir dari reaksi ini. (Basset,J,1994) Asidi-Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga berarti reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa) H + + OH - H 2 O Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Titrasi ini dilakukan sampai dicapai titik ekivalen atau titik akhir titrasi yaitu titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator. (Dedy Anwar) Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa ynag mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain padam pH tertentu. . (Dedy Anwar)

Upload: junkz-thi

Post on 02-Jul-2015

2.738 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Titrasi Asidi Alkali Me Tri

Titrasi Asidi Alkalimetri

Asidi Alkalimetri adalah suatu analisis titrimetri yang melibatkan titrasi asam-basa yang

terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam

standar (asidimetri) dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa

lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hydrogen dan

ion hidroksida akan membentuk air sebagai hasil akhir dari reaksi ini. (Basset,J,1994)

Asidi-Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang

berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang

bersifat netral. Netralisasi juga berarti reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton

(basa)

H+ + OH- H2O

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa senyawa

yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Titrasi ini dilakukan sampai dicapai titik

ekivalen atau titik akhir titrasi yaitu titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Titik

ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator. (Dedy Anwar)

Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa ynag

mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah

warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain padam pH tertentu. . (Dedy Anwar)

Larutan asam apabila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.

Sifat asam dan sifat basa akan menghilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam

yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya karena hasil reaksinya adalah air yang

memiliki sifat netral, dimana jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi tersebut

disebut juga dengan reaksi netralisasi/penetralan.

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu

ditetapkan titik ekivalensi reaksi. Titik ekivalensi adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat

habis bereaksi dengan mol basa. . (Dedy Anwar)

Salah satu kegunaan dari reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsentrasi asam

basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi

adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan yang sudah

diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam basa maka disebut titrasi asidi-

alkalimetri.

Page 2: Dasar Teori Titrasi Asidi Alkali Me Tri

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin

dengan titik ekivalen. Keadaan dimana titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna

indikator. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang

biasanya ditandai dengan pengamatan secara visual melalui perubahan warna indikator (Keenan,

1991)

Penetapan kadar Thiamine Hidroklorida merupakan titrasi yang tergolong asam kuat dan

basa kuat karena melibatkan hidrogen klorida dan natrium hidroksida dalam reaksinya, yaitu :

HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Asam dan basa kuat secara lengkap terdisosiasi dalam larutan berair, sehingga konsentrasi ion

hidrogen atau ion hidroksida dapat secara langsung dihitung dari jumlah stokiometri asam dan

basa yang telah dicampurkan. Titrasi asam kuat-basa kuat yaitu menggunakan larutan NaOH

akan menghasilkan garam yang tidak terhidrolisis dalam campuran. Pada titik ekivalen pH

larutan adalah netral. pH lartan akan cepat berubah sehingga indikator yang dapat dipilih adalah

indikator yang akan menunjukkan perubahan warna pada pH 4-10 ( Gandjar, 2007)

Berbagai indikator mempunyai tekanan ionisasi yang berbeda dan akibatnya akan

menunjukan warn apada range pH yang berbeda. (Keenan, 2002). Phenolptalein tergolong asam

yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi lebih banyak dan memberikan warna

lebih terang karen aanionnya. (Day,1981)

Penentuan titik ekivalen pada titrasi asam-basa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

pertama dengan menggunakan pH meter, yang digunakan untuk memonitor perubahan pH

selama titrasi, kemudian dibuat kurva antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva

titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekivalen. Cara kedua adalah dengan

memakai indikator asam-basa (phenolftalein). Indikator ditambahkan pada titrat sebelum proses

titrasi dilakukan. Proses titrasi dihentikan ketika indikator mengalami perubahan warna karena

telah tercapainya titik akhir titrasi.

THIAMINE HYDROCLORIDIUM

Thiamina Hidroklorida (C12H17N4O5HCl)

Vitamin B1

(BM = 337,27)

Page 3: Dasar Teori Titrasi Asidi Alkali Me Tri

Thiamina hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102 %

C12H17N4O5HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan berbentuk hablur kecil atau

serbuk hablur;putih;bau khas lemah;rasa pahit. Thiamina hidroklorida mudah larut dalam air,

sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P; larut

dalam gliserol P. Thiamina hidroklorida memiliki khasiat sebagaai antineuretikum dan juga

sebagai komponen vitamin B1 kompleks. (Depkes RI, 1979)