damage km. wihan sejahtera

Upload: lily-moez-avicenna

Post on 07-Aug-2018

265 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    1/37

    i

    KAJIAN DAMAGE STABILITY PADA KASUS TENGGELAMNYA

    KAPAL KM. WIHAN SEJAHTERA DI PERAIRAN SURABAYA

    DENGAN METODE PROBABILISTIK

    TESIS

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Disusun oleh:

    Lily Muzdalifah

    NIM. 21090111130061

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2015

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    2/37

     

    ii 

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat

    melewati masa studi dan menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan tahap akhir

    dari proses untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Perkapalan di Program Studi

    S1 Teknik Perkaplan Universitas Diponegoro.

    Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas

    dari bantuan orang-orang yang dengan segenap hati memberikan bantuan,

     bimbingan dan dukungan, baik moral maupun material. Dalam kesempatan ini

     penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. 

    Dr.Eng. Deddy Chrismianto,ST.,MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir.

    2.  Teman-teman angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan

    membantu proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam menulis Proposal Tugas Akhir ini

    terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang

    sifatnya membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis dimasa yang

    akan datang sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir

    ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

    Semarang, November 2015

    Penulis 

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    3/37

     

    iii 

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v

    DAFTAR TABEL.................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4

    1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 5

    1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

    1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

    1.6 Sistematika Penelitian................................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

    2.1 Kapal Roll On-Roll Of ( Ro-Ro) ….......................................... 8

    2.1.1 KMP. Wihan Sejahtera....................................................... 8

    2.2 Stabilitas.......................... ….................................................... 92.2.1 Titik-titik penting dalam stabilitas....................................... 9

    2.2.2 Macam-macam Stabilitas................................................. 10

    2.2.3 Momen Penegak................................................................... 12

    2.3 Kebocoran Kapal...................................................................... 13

    2.3.1 Permeabilitas...................................................................... 13

    2.4 Perhitungan Damage Stability Metode Probabilistik................. 14

    2.4.2.1 Required Subdivision Indeks R......................... 17

    2.4.2.2 Required Subdivision Indeks A.......................... 17

    a. Faktor Pi…………………………....................... 18

     b. Faktor Si……………………….......................... 21

    2.5 Kriteria Damage...................................................................... 22

    2.6 Maxsurf................................................................................... 22

    2.6.1 Syarat-syarat Penggunaan Maxsurf.................................. 22

    2.6.2 Sub-Sub Program Maxsurf................................................ 23

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    4/37

     

    iv 

    2.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Maxsurf................................. 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 26

    3.1 Materi Penelitian....................................................................... 26

    3.1.1 Jenis Data........................................................................... 263.2 Prosedur Perhitungan........................................................... 26

    3.2.1 Pemodelan dan Input Data Awal..................................... 26

    3.2.2 Pengolahan Data......................................................... 26

    3.2.3 Output……………............................................................ 27

    3.3 Analisa Data............................................................................. 27

    3.4 Diagram Alir (Flow Chart).......................................................... 28

    3.5 Jadwal pelaksanaan..................................................................... 29

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 30

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    5/37

     

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1  Kapal KM. Wihan Sejahtera yang tenggelam ............................. 3

    Gambar 2  Rancangan Umum Kapal Ro-Ro ................................................. 8

    Gambar 3  Kedudukan titik B, M dan G........................................................ 10

    Gambar 4  Ilustrasi posisi ketiga titik utama stabilitas .................................. 11

    Gambar 5  Momen penegak........................................................................... 12

    Gambar 4  Penyekatan tanki dan kompartemen dalam zona kebocoran ....... 15

    Gambar 5  Diagram alir penelitian (Flow Chart) .......................................... 28

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    6/37

     

    vi 

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Permeabilitas ...................................................................................... 14

    Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan ............................................................................ 29

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    7/37

     

    BAB I P

    ENDAHULUAN

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang

    Sejarah tenggelamnya kapal penumpang Titanic pada 14 April 1912 yang

    menimbulkan korban jiwa sebanyak 1.514 dan peristiwa tersebut merupakan bencana yang

    terburuk dan paling dikenal hingga saat ini. Setelah meninggalkan Southampton pada

    10 April 1912 kemudian selang empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan

     Newfoundland,  kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3).

    Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di

    sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap

    airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan tenggelam. Tepat

    sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di

    dalamnya.  Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan dunia atas jumlah

    korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang terjadi serta sekoci dan alat

    kelemgkapan penyelamatan lainnya yang tidak memadai. Penyelidikan publik di Britania dan

    Amerika Serikat mendorong  perbaikan besar-besaran keselamatan laut.  Pada tahun 1913

     beberapa negara besar mulai membahas tentang ketahanan kapal terhadap kebocoran dan

    yang menjadi salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi

    Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS (Safety Of Life At Sea) ), yang

    masih mengatur keselamatan laut sampai sekarang.

    Pada tahun 1922 SOLAS mengadakan konferensi yang menghasilkan keputusan

    tentang perlunya dimasukkan faktor  subdivision dalam perencanaan kapal. Pada tahun 1936

    Maritim Commision mensyaratkan bahwa kapal harus mempunyai kompartemen standar agar

    kapal masih bisa mengapung jika suatu saat terjadi kebocoran. Tahun 1948 dan 1960 SOLAS

    kembali memperbaharui peraturan dan mensyaratkan harus ada dua kompartemen standar

     pada sebuah kapal. Selama tahun 1960 terjadi perkembangan yang signifikan yaitu adanya

     pertemuan yang rutin dilakukan oleh subkomite SOLAS untuk membahs masalah damage

     stability dan subdivision, sedangkan yang kedua adalah tentang penggunaan computer  (mesin

    hitung) dalam proses pennggunaanya.Tahun 1973 IMCO (sekarang berubah menjadi IMO

    ( International Maritime Organization)) menyetujui adanya perubahan pada perhitungan

    https://id.wikipedia.org/wiki/Newfoundlandhttps://id.wikipedia.org/wiki/UTC-3https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sisi_kanan_kapal&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perubahan_praktik_keselamatan_pasca_bencana_RMS_Titanic&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Internasional_untuk_Keselamatan_Penumpang_di_Lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Internasional_untuk_Keselamatan_Penumpang_di_Lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Internasional_untuk_Keselamatan_Penumpang_di_Lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Internasional_untuk_Keselamatan_Penumpang_di_Lauthttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perubahan_praktik_keselamatan_pasca_bencana_RMS_Titanic&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sisi_kanan_kapal&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/UTC-3https://id.wikipedia.org/wiki/Newfoundland

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    8/37

     

     subdivision yaitu dengan pendekatan  probabilistic.  Pada konfensi selanjutnya tahun 1974

    SOLAS mendukung hal ini sebagai alternatif perhitungan, namun tetap mengijinkan

     penggunaan perhitungan hasil konferensi sebelumnya pada tahun 1960.

    Melalui berbagai perkembangan, akhirnya sejak 1 Februari 1992 SOLAS

    mengharuskan bahwa kapal-kapal barang yang akan dibangun pada atau setelah tanggal

    tersebut harus dihitung stabilitas bocornya dan hubungannya degan kompartemen standar

    menggunakan pendekatan probabilistic. Hal ini dilegalkan dalam SOLAS 1997 Consolidated

    edition I Chapter II-1 Part B-1 tentang Subdivision and Damage Stability of Cargo Ships. 

    Pada pertengahan bulan November tepatnya tanggal 16 November 2015 dunia

     pelayaran Indonesia dihebohkan dengan tenggelamnya kapal penumpang KM. Wihan

    Sejahtera yang terjadi di perairan Teluk Lamong, Surabaya-Jawa Timur, kapal naas tersebut

    tenggelam saat akan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak -Surabaya menuju Labuan Bajo-

    Ende NTT pada jam 09.30 WIB. Untuk jumlah penumpang menurut kepala syahbandar

    Tanjung Perak, kapal berkapasitas 500 penumpang ini mengangkut 153 penumpang

    (berdasarkan yang tercatat di manifest), tapi jumlah penumpang yang ada di kapal milik PT.

    Trimitra Samudra itu sekitar 212 orang yang terdiri dari 179 penumpang dan 25 ABK (anak

     buah kapal) dan sebanyak 140 korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Wihan Sejahteradievakuasi dari Pelabuhan Internasional Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur dalam

    keadaan selamat. Selain itu KMP. Wihan juga mengangkut 62 kendaraan dengan rincian 2

    motor, 10 kendaraan kecil (kendaraan pribadi), 7 truk sedang, 43 truk besar.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    9/37

     

    Gambar 1. Kapal KM. Wihan Sejahtera yang tenggelam di perairan Surabaya. 

    Untuk menyelediki penyebab kasus ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi

    (KNKT) membentuk dua tim untuk investigasi penyebab kapal jenis Roll On-Roll Off  (RoRo)

    ini, Dua tim itu berbagi tugas memeriksa lokasi kecelakaan dan mewawancarai semua pihak

    dan masih terus menyelidiki dan mengumpulkan bukti dan data-data. Menurut Aldrin selaku

    Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT, penyebab kecelakaan di laut itu

     bisa sangat beragam. Mulai dari kelebihan muatan hingga tata letak barang muatan yang tidak

    sesuai standar. Atau bisa saja seperti yang pernah diungkap satu penumpang kapal itu yang

    mengaku merasakan benturan sesaat sebelum kapal miring dan kemudian tenggelam.  Kapal

    tenggelam di kedalaman hingga 16 meter, dan itu termasuk dalam, dengan jarak dari

     pelabuhan antara 150 hingga 200 meter.

    Setiap kapal dapat mengalami kerusakan pada lambung kapal yang disebabkan oleh

     beberapa factor antara lain tabrakan, kandas atau terjadi ledakan. Demikian pula kapal feri ro-

    ro yang sangat rentan terhadap terjadinya kebocoran. Selama periode 2007  –   2011 telah

    terjadi kecelakaan laut di perairan Indonesia dengan jenis kecelakaan yaitu kapal tubrukan

    22%, kapal tenggelam 37% dan kapal terbakar/meledak 41% (Ditjen Hubla, 2011). Data lain

    menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kapal di Indonesia selama 2007  –   2011 yaitu

    faktor cuaca 59% dan faktor manusia 41% (Ditjen Hubla, 2011).

    Salah satu contoh yang paling aktual tragedi tenggelamnya kapal feri ro-ro KM.

    Levina 1 dan KM. Senopati Nusantara yang merenggut nyawa ratusan penumpang kedua

    kapal tersebut. Salah satu hasil analisa dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    10/37

     

    (KNKT) menyimpulkan penyebab kapal tenggelam adalah masuknya air ke badan kapal

    sehingga menyebabkan kapal miring dan langsung tenggelam (KNKT, 2007). Hal ini

    diakibatkan kapal tidak memiliki stabilitas yang baik karena kapal tidak mampu kembali ke

     posisi semula (Rawson dan Tupper, 2001). Mengacu pada data register BKI (Sriono, 2007)untuk kapal jenis feri sekitar 47 kapal 21,6% berumur lebih dari 25 tahun. Sisanya 78,4% atau

    sekitar 170 kapal berumur kurang dari 25 tahun. Kapal penumpang jenis feri ro-ro hanya 4

    kapal (13%) berumur lebih dari 25 tahun. Selanjutnya 27 kapal (87%) berumur kurang dari 25

    tahun. Dari total kapal tipe feri sebanyak 255 kapal yang dibangun diluar Indonesia sebanyak

    121 kapal (55,8%). Kapal feri dengan pembangunan di Jepang menempati jumlah terbanyak

    yaitu 92 kapal atau 42% dari total kapal feri. Selain jepang tercatat beberapa galangan

     pembangun kapal feri antara lain Belanda, Norwegia, Malaysia, Singapura, Australia, New

    Zealand, Swedia dan Amerika.

    Berdasarkan kronologi tenggelamnya KMP.Wihan Sejahtera dengan hasil analisa

    KNKT terhadap kronologi penyebab tenggelamnya kapal penumpang sebelumnya, keduanya

    mempunyai kronologi yang sama sehingga terdapat kesesuaian dugaan bahwa kapal

    tenggelam disebabkan terjadinya kebocoran kapal, maka pada tugas akhir ini akan dilakukan

    kajian damage stability atau stabilitas kebocoran  pada kapal KMP. Wihan Sejahteraa dengan

    metode probabilistik untuk mengetahui apakah penyebab tenggelam kapal tersebut apakah

    karena penyekatan kompartemennya tidak memenuhi peraturan SOLAS chapter II-1 part B-1

    tentang subdivision and damage stability of cargo ships.

    1.2 Perumusan Masalah

    Dengan memperhatikan pokok permasalahan yang ada terdapat pada latar belakang,

    maka diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

    1.  Apakah perhitungan damage stability kapal KMP.Wihan Sejahtera

    memenuhi peraturan SOLAS chapter II-1 part B-1 tentang subdivision

    and damage stability of cargo ships?

    2.  Jika terjadi kebocoran, berapa maksimal jumlah kompartemen bocor yang

     bisa ditahan oleh kapal KMP.Wihan Sejahtera agar tidak terbalik dan

    tenggelam?

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    11/37

     

    1.3 Pembatasan Masalah

    Batasan masalah di gunakan sebagai arahan serta acuan dalam penulisan tugas akhir,

    sehingga sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang di harapkan. Batasan permasalahan

    yang di bahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:1.

     

    Perhitungan yang dilakukan terbatas pada perhitungan damage stability.

    2.  Waktu pembocoran khusus untuk kamar mesin dianggap satu

    kompartemen.

    3.  Pada metode lost buoyancy ini displacement sisa kapal tidak berubah

    atau tetap, yang berubah hanya bidang bagian yang tercelup.

    4.  Kondisi laut pada saat perhitungan adalah pada saat cuaca baik atau

    kondisi air tenang.

    5. Parameter evaluasi yang digunakan adalah persyaratan SOLAS (Safety of

     Life at Sea).

    1.4 Tujuan

    Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :

    1. Mengetahui damage stability pada KMP. Wihan Sejahtera sesuai dengan

     persyaratan SOLAS (Safety of Life at Sea) chapter II-1 part B-1 tentang

    subdivision and damage stability of cargo ships.

    2. Mengetahui jumlah maksimal kompartemen bocor yang bisa ditahan oleh

    KMP. Wihan Sejahtera agar tidak terbalik dan tenggelam.

    1.5  Manfaat

    Setelah diketahui hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

     berbagai pihak diantaranya :

    1.  Bagi Peniliti:

      Membantu Komisi Nasional Keselamatan Transportasi dalam mencari penyebab

    tenggelamnya kapal KM. Wihan Sejahtera dalam aspek damage stability.

      Memberikan ilmu pengetahuan dan sebagai sarana untuk meningkatkan penelitian

    yang lebih baik.

      Menjadi referensi dalam penentuan kriteria stabilitas untuk kapal tipe Ro-ro. 

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    12/37

     

    2.  Bagi User:

      Memberikan pengetahuan terhadap awak kapal untuk malakukan upaya

     penyelamatan dini, jika kapal tersebut mengalami kebocoran. 

     

    Sebagai sarana untuk meningkatkan keselamatan berlayar di Indonesia.3.

     

    Bagi Dunia Pendidikan:

      Memberikan sarana sebagai penunjang dalam dunia pendidikan, khususnya di

     bidang Perkapalan.

      Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dalam penelitian terhadap

    kebocoran kapal dan hubungannya terhadap keselamatan kapal.

    1.6 Sistematika Penelitian

    Garis besar penulisan pada laporan tugas akhir ini, penulis membagi menjadi beberapa

     bab diantaranya:

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi tentang landasan teoritis yang mendukung dalam penyusunan tugas

    akhir ini, termasuk di dalamnya teori tentang satbilitas, kebocoran dan

    damage stability yang meliputi pengertian, peraturan SOLAS (Safety of Life

    at Sea), mengenai damage stability dan subdivisi, beserta formulasinya.

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    Membahas tentang metodelogi penelitian yang terdiri dari teori dan

    referensi penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan

    data, analisa dan pengolahan data serta diagram alir penelitian.

    BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

    Berisi tentang analisa damage stability dengan metode probabilistik dan

     jumlah maksimum kompartemen yang mengalami kebocoran dimana

    stabilitas kapal KMP. Wihan Sejahteran masih memenuhi kriteria damage

    stability menurut SOLAS.

    BAB V PENUTUP

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    13/37

     

    Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian serta saran  –  

    saran yang membangun untuk melengkapi kekurangan dari hasil penelitian

    ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    14/37

     

    BAB II 

    ENDAHULUAN

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 

    Kapal Roll On-Roll Off  (RoRo).

    Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam

    kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut

    sebagai kapal roll on - roll off   atau disingkat  Ro-Ro. Oleh karena itu, kapal ini dilengkapi

    dengan  pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke

    dermaga. Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk  juga digunakan untuk

    mengangkut mobil  penumpang, sepeda motor serta  penumpang  jalan kaki. Angkutan ini

    merupakan pilihan populer antara Jawa dengan Sumatera di Merak -Bakauheni,  antara Jawa

    dengan Madura dan antara Jawa dengan Bali. 

    Gambar 2 Rancangan Umum Kapal Ro-ro

    2.1.1  Kapal KM. Wihan Sejahtera

    Kapal penumpang KM. Wihan Sejahtera yang mempunyai nomor register IMO:

    8512358 dan MMSI: 525006285 dibuat oleh Fukuoka Shipbuilding-Jepang pada tahun

    1986 dan saat ini berlayar di bawah bendera Indonesia dengan rute pelayaran Surabaya-

    Labuan Baio, Ende Baru Flores Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kapal ini mempunyai

     panjang keseluruhan ( Length Overall (LoA)) 185.00 m, lebar 23.00 m dan sarat 4.50 m.

    Bobot mati kapal adalah 3.716 DWT dan memiliki Gross Tonase sebesar 9.786 GT.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kapalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pintu_rampahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moveble_bridge&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Trukhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Penumpanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumaterahttps://id.wikipedia.org/wiki/Merakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bakauhenihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Balihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bakauhenihttps://id.wikipedia.org/wiki/Merakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumaterahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Penumpanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Trukhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moveble_bridge&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Pintu_rampahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kapal

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    15/37

     

    2.2  Stabilitas

    Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan dari

    sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget (kemiringan)

    yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Sama dengan pendapat Wakidjo(1972), bahwa stabilitas merupakan kemampuan sebuah kapal untuk menegak kembali

    sewaktu kapal menyenget oleh karena kapal mendapatkan pengaruh luar, misalnya angin,

    ombak dan sebagainya. 

    2.2.1  Titik-titik penting dalam stabilitas kapal.

    Menurut Hind (1967), titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik

    metacenter(M), titk berat (G)dan titk apung (B).

    1) 

    Titik metacenter (M) adalah titik semu dari batas dimana titk G tidak boleh

    melewati atas titik M agar kapal tetap mempunyai stabilitas positif. Titik

    metacenter dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut kemiringan kapal.

    Apabila kapal miring dengan sudut kecil (kurang dari 15o), maka titik apung

     bergerak di sepanjang busur dimana titk M merupakan titik pusatnya yang

    terletak dibidang tengah kapal (center of line) akan mengalami sudut

    kemiringan yang sangat kecil sehingga titik M masih dianggap tetap.

    2) 

    Titik berat (G) adalah titik tangkap semua gaya-gaya yang menekan ke

     bawah terhadap kapal. Sehingga dapat dikatakan bahwa titik berat tiadak

    akan berubah selama tidak ada perubahan peletakan pembebanan muatan

    walau kapal dalam kondisi miring.

    3)  Titik apung (B) adalah titk tangkap semua gaya-gaya yang menekan ke atas

    terhadap pembebanan kapal. Berbeda dengan titik berat yang tidak berubah

     pada daat kapal dalm kondisi miring, pada titk apung akan berubah

     bergantung pada perubahan permukaan yang terendam air. Titik apung akan

     berindah mengikuti arah kemiringan kapal untuk memberikan gaya balik

    keatas agar kapal tegak kembali setelah mengalami kemiringan.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    16/37

     

    10 

    Gambar 3. Kedudukan titik B, M, G ada kapal

    2.2.2  Macam-macam stabilitas

    Menurut Taylor (1977) stabilitas dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: 1)

    Keseimbangan stabil (Stable equilibrium), 2) Keseimbangan netral ( Neutral

    equilibrium) dan 3) Keseimbangan tidak stabil (Unstable equilibrium)

    1) 

    Keseimbangan stabil (Stable equilibrium) adalah kondisi diaman akapal

    mampu kembali ke posisi tegak semula setelah mengalami olengan akibat

    gaya-gaya gangguan yang terjadi. Kondisi ini adalah pada saat titik pusat

    gravitasi (G) berada dibawah titik metacenter (M) atau dapat dikatakan kaal

    memiliki metacenter positif dengan lengan penegak (GZ) positif sehingga

    mampu mengembalikan kapal ke posisi semula.

    2) 

    Keseimbangan Netral ( Neutral equilibrium) adalah kondisi dimana kapal

    tidak mengalami kemiringan akibat gaya yang bekerja dan kondisi ini tetap

    tidak berubah ke posisi semula ataupun bergerak kearah kemiringan. Pada

    kondisi ini, posisi titik (G) berimpit dengan titik metacenter (M) di satu titik

    (zero GM) dan tidak dihasilkan lengan kopel GZ. Kondisi ini juga disebut

    list.

    3) 

    Keseimbangan tidak stabil (Unstable equilibrium) adalah kondisi ketika

    kapal tidak mampu kembali keposisi semula setelah kapal miring akibat

    gaya-gaya yang bekerja padanya. Pada kondisi ini kapal akan bergerak terus

    kearah kemiringannya. Hal ini dapat terjadi apabila pusat gravitasi (G) lebih

    tinggi dari titik metacenter (M) atau kapal memiliki tinggi metacenter (GM)

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    17/37

     

    11 

    negatif dan lengan penegak (M) negatif meneruskan gerak kearah

    kemiringan kapal.

    Gambar 4 ilustrasi posisi ketiga titik utama yang mempengaruhi

    kondisi stabilitas

    Ditinjau dari sifatnya, stabilitas kapal dibedakan menjadi dua jenis yaitu stabilitas

    dinamis dan stabilitas statis.

    1) 

    Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari

    stabilitas melintang dan membujur. Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal

    untuk tegak sewaktu mengalami kemiringan dalam arah melintang yang

    disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya, sedangkan stabilitas

    membujur adalah kemampuan kapal untuk kembali kekondisi semula setelah

    mengalami kemiringan secara membujur oleh adanya pengaruh luar yang bekerja

     padanya. Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut kecil (0o

    -15o

    ) dan

    sudut besar (>15o). Akan tetapi untuk perhitungan stabilitas awal pada umumnya

    diperhitungkan hanya untuk kemiringan

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    18/37

     

    12 

    2.2.3 Momen penegak

    Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke posisi

    semula setelah mengalami kemiringan karena gaya dari luar dan gaya tersebut tidak

     bekerja lagi (Rubianto, 1996).

    Gambar 5. Momen penegak

    Pada waktu kapal miring, maka titik B pindah ke B1, sehingga garis gaya berat kerja

    ke bawah melalui G dan gaya ke atas melalui B1. Titik M merupakan busur dari gaya  – gaya

    tersebut. Bila daari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1-M maka berimpit dengan sebuah

    titik Z. Garis GZ inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms). Seberapa besar

    kemampuan kapal tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting

    moment). Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah. Yang

     berubah hanyalah faktor momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ nyalah yang berubah

    karena nilai momen penegak sebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat

    dipergunakan untuk menandai besar kecilnya stabilitas kapal.

    Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:

    Sin = GZ/GM

    GZ = GM x Sinus

    Moment penegak = W x GZ

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    19/37

     

    13 

    2.3  Kebocoran kapal

    Kebocoran ialah air masuk ke dalam satu ruangan atau kompartemen dari kapal yang

    disebabkan oleh kebocoran ruangan tersebut atau hal lain yang menyebabkan air dapat

    masuk ke dalam ruangan kapal. Dalam kebocoran ini kita selalu beranggapan bahwa

    volume air yang masuk ke dalam kapal tidak mempunyai arti bila dibandingkan dengan

    isi “carene” dari kapal kemudian lambungan yang disebabkan oleh kebocoran tadi lebih

    kecil dari 6 derajat, sehingga cukup menggunakan rumus-rumus dari stabilitet awal.

    Adapun masalah-masalah yang timbul karena adanya kebocoran adalah:

    Terjadinya penambahan sarat dari garis kapal sebelum bocor dan sesudah bocor.

    Adanya pergeseran titik tekan karena sarat syarat sebuah kapal bertambah besar

    yang disebabkan oleh adanya kebocoran dalam kapal.

    Tinggi metasentra dari kapal bocor pada suatu lambungan kecil, garis muat tegak

    dan garis muat miring akan berpotongan pada suatu garis yang sejajar dengan

    sumbu x dan garis potong ini akan melalui titk z. Dengan adanya ruangan kapal

    yang bocor, berarti bahwa momen inersia atau momen kelembaman dari kapal

    tersebut akan berkurang sebesar momen kelembaman ruangan yang bocor

    tersebut.

    Terjadi lambungan dan trim yang membesar.

    Stabilitet awal dari kapal bocor.

    2.3.1  Permeabilitas

    Untuk memenuhi maksud perhitungan subdivisi dan stabilitas kapal bocor dari

     peraturan SOLAS, permeabilitas tiap ruangan atau bagian dari ruangan harus

    sebagai berikut:

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    20/37

     

    14 

    NO SPACE PERMEABILITY

    1 Kompartemen untuk store / gudang 0.6

    2 Ruang akomodasi 0.95

    3 Ruang mesin 0.85

    4 Kompartemen muatan kering 0.7

    5 Kargo diisi zat cair penuh 0

    6 Itended for liquid 0 atau 0.95

    2.4  Perhitungan Damage Stability Metode Probabilistik

    Sesuai dengan peraturan SOLAS (Safety of Life at Sea) tentang subdivisi dan damage

     stability, sebagaimana tercantum dalam SOLAS (Safety of Life at Sea) Bab II-1, berdasarkan

     pada konsep probabilistik yang menggunakan probabilitas sebagai upaya kapal untuk

     bertahan dalam kondisi bocor setelah terjadi kebocoran. Dari peraturan probabilitas ini akanmenghasilkan nilai indeks kebocoran A ( Attained subdivision index  A). Hal ini dapat

    dianggap sebagai suatu tujuan mengukur keselamatan kapal, sehingga dapat dengan mudah

    diketahui bahwa ada banyak faktor yang akan mempengaruhi akibat akhir dari kebocoran

    lambung kapal. Faktor-faktor ini secara acak dan pengaruhnya berbeda untuk kapal dengan

    karakteristik yang berbeda pula. Sebagai contoh, akan terlihat jelas bahwa dalam kapal

    dengan ukuran yang sama membawa jumlah muatan yang berbeda, luasan kebocoran yang

    sama dapat menyebabkan hasil yang berbeda karena perbedaan permeabilitas.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    21/37

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    22/37

     

    16 

    Hal ini dapat ditunjukkan melalui teori probabilitas bahwa kemungkinan suatu kapal

    untuk bertahan, harus dihitung sebagai jumlah dari peluang setelah tergenangnya suatu

    kompartemen, dua atau tiga kompartemen yang berdekatan. Jika kemungkinan terjadinya

    untuk setiap skenario kebocoran yang dialami kapal bisa dihitung dan kemudian digabungkandengan kemungkinan bertahan terhadap kebocoran dengan kapal dimuat dalam kondisi

     pembebanan yang paling mungkin, kita dapat menentukan indeks A. Oleh karena itu,

    kemungkinan bahwa kapal akan tetap bertahan tanpa tenggelam atau terbalik sebagai akibat

    dari kebocoran dalam posisi membujur yang diberikan dapat dibagi menjadi kemungkinan

     bahwa pusat kebocoran longitudinal terjadi hanya dalam wilayah kapal yang

    dipertimbangkan, kemungkinan bahwa kebocoran ini memiliki batas memanjang yang hanya

    mencakup ruang antara sekat kedap melintang, kemungkinan bahwa kebocoran memiliki

     batas vertikal yang akan membanjiri hanya ruang bawah batas horisontal Oleh karena itu,

    diterapkan dengan mewajibkan nilai minimal A untuk kapal tertentu. Nilai minimum ini

    disebut sebagai “  indeks subdivisi R yang disyaratkan”. Pada peraturan ini dapat dibuat

    tergantung pada ukuran kapal, jumlah penumpang atau faktor lainnya yang mungkin dianggap

     penting. Nilai indeks subdivisi A yang ada tidak boleh kurang dari indeks subdivisi R yang

    disyaratkan.

    A≥ R .....................................................................................................(2.15)

    Untuk mencapai indeks subdivisi A ditentukan oleh rumus untuk seluruh probabilitas sebagai

     probabilitas jumlah dari produk untuk setiap kompartemen atau kelompok kompartemen

     bahwa ruang kebocoran, dikalikan dengan probabilitas bahwa kapal tidak akan terbalik atau

    tenggelam akibat ruang bocor yang dipertimbangkan. Dengan kata lain, rumus umum untuk

    mencapai indeks dapat diberikan dalam bentuk:

    A = Ʃ   pi . si .............................................................................................(2.16)

    Persyaratan ini berlaku efektif mulai 1 februari 1992, artinya semua kapal kargo yang

    dibangun pada dan setelah tanggal tersebut harus mengikuti aturan dan persyaratan yang telah

    dibuat dan dimuat dalam SOLAS sebagai Regulasi no 25-1 sampai 25-10. Dalam persyaratan

    SOLAS akan didapat istilah-istilah yang berhubungan dengan perhitungan yaitu:

    1. 

    Subdivision Load line: garis air yang digunakan untuk menentukan jarak sekat kapal.

    2.  Deepest Subdivison Load Line: subdivison load line yang merupakan sarat kapal pada

    musim panas.

    3.  Partial Load Line: sarat kapal kosong ditambah 60% jarak antara sarat kapal kosong

    dan deepest subdivion load line. 

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    23/37

     

    17 

    4.  Subdivision length of the ship (Ls): panjang yang diukur antara garis tegak pada

    deepest subdivision load line. 

    5.  Mad length: titik tengah dari subdivision length. 

    6. 

    Aft teminal : ujung belakang dari subdivision length. 7.

     

     Forward terminal: ujung depan dari subdivision length. 

    8. 

     Breadth (B) : lebar terbesar kapal pada deepest subdivision load line. 

    9.  Draught (d) : tinggi dari moulded baseline  pada titik tengah  subdivision length ke

     subdivision load line. 

    10.  Permeability (p) : bagian dari volume ruang muat yang dapat ditempati oleh bocor.

    Panjang subdivisi dari kapal adalah proyeksi panjang terbesar dari bagian kapal dibawah

    geladak atau geladak-geladak yang membatasi jarak vertikal dari genangan dengan kapal yang

     berada pada garis muat subdivisi tertinggi, dan disimbolkan sebagai Ls. Tinggi maksimum

    kemungkinan atas kebocoran dari baseline adalah ds +- 12,5 meter.

    2.4.1 Required Subdivision indeks R

    Peraturan SOLAS tentang subdivision dibuat dimaksudkan untuk mendapatkan sekat

    minimum bagi kapal yang masih mempengaruhi standart keselamatan. Memenuhi tidaknya

    subdivision suatu kapal ditempatkan oleh suatu indeks deajat sub division (R) didefinisikan

    seperti persamaan dibawah ini:

    R = ( 0.002 + 0.0009 Ls) ⅓ 

    Indeks derajat subdivision yang dicapai (Attained subvidision indeks A) sebuah kapal

    tidak boleh kurang dari indeks R.

    2.4.1  Required subdivision indeks A

    Indeks A dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini:

    A = Σpi si 

    i = Menunjukkan komparetemen yang berdekatan dan dianggap dapat

    mengalami kebocoran dan memberikan kontribusi yang signifikan

    terhadap nilai A.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    24/37

     

    18 

    Pi = Hasil perhitungan (nilai) yang menunjukkan probabilitas/ kemungkianan

    yang dipilih (i) akan mengalami kebocoran.

    Si = Hasil perhitungan (nilai) yang menunjukkan probabilitas/kemungkianan

    yang selamat setelah kompartemen yang dipilih (i) mengalami kebocoran.

    Perhitungan ini harus mencakup seluruh kasus yang mungkin terjadi sepanjang

    kapal (Ls) yang memberikan kontribusi pada nilai indeks A. Kasus ini bisa terjadi

    untuk satu kompartemen atau beberapa kompartemen yang saling berdekatan. Jika

    terdapat wing compartement   maka perhitungan juga harus mengikutsertakan

    kompartemen ini. Kompartemen ini bisa menjadi kasus flooding tersendiri dan juga

     bisa berupa gabungan dengan kompartemen di dalamnya.

    a. Faktor Pi

     Notasi-notasi yang akan digunakan dalam perhitungan ini adalah:

    x1: Jarak antara ujung belakang Ls dengan ujung belakang kompartemen yang

    mengalani kebocoran.

    x2: Jarak antara ujung belakang Ls dan ujung depan kompartemen yang mengalami

    kebocoran.

    E1 = x1/L1

    E2 = x2/L2

    E = E1 + E2 –  1

    J = E2 - E1

    J’ = J –  E bila E ≥ 0

    J’= J + E bila E ˂  0

    Panjang kerusakan non dimensional maksimum

    Jmax = 48/Ls tetapi tidak kurang dari 0,24

    Distribusi berat jenis dari lokasi kerusakan yang membentang sepanjang yang

    diasumsikan adalah

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    25/37

     

    19 

    a = 1,2 + 0,8E, tetapi tidak lebih dari 1,2.

    Asumsi distribusi fungsi dari lokasi kerusakan yang membentang sepanjang

    kapal adalah

    F = 0,4 + 0,25E (1,2+a)

    y = J/Jmax

     p = F1.Jmaks

    q = 0,4 F2. (Jmaks)2

    F1 = y2 – 1/3 y3  bila y ˂ 1

    F1 = y – 1/3 bila y ≥ 1

    F2 = 1/3 y3 – 1/12 y4  bila y ˂ 1

    F2 = 1/2 y2 – 1/3 y + 1/12 bila y ≥ 1 

    Perhitungan Pi dilakukan sebagai berikut:

    Besarnya faktor Pi untuk single compartement adalah sebagai berikut:

    1. 

    Untuk kompartemen yang panjangnya adalah Ls, artinya kapal hanya memiliki

    satu kompartemen, tanpa adanya sekat melintang.

    Pi = 1

    2. 

    Untuk kompartemen di ujung belakang kapal (ujung belekang kompartemenmerupakan ujung belakang Ls.

    Pi = F + 0,5 ap + q

    3.  Untuk kompartemen di ujung depan kapal (ujung depan kompartemen adalah

    ujung depan Ls.

    Pi = 1-F + 0,5 ap

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    26/37

     

    20 

    4.  Kompartemen berada diantara ujung depan dan ujung belakang Ls.

    Pi = ap

    Dalama mengimplemetasikan 4 persamaan di atas, jika kompartemen yangdianggap dapat mengalami kebocoran panjangnya melewati titik tengah dari Ls maka

    hasil perhitungan dikurangi dengan nilai dari q. Beasrnya faktor Pi untuk kelompok

    atau grup kompartemen ditentukan sebagai berikut:

    Untuk grup yang terdiri dari 2 kompartemen :

    Pi = P12 –  p1 –  p2

    Pi = P23 –  p2 –  p3, dan seterusnya.

    Untuk grup yang terdiri dari 3 kompartemen :

    Pi = P123 –  p12 –  p23 –  p3, dan seterusnya.

    Untuk grup yang terdiri dari 4 kompartemen :

    Pi = P1234 –  p123 –  p234 –  p23

    Pi = P2345 –  p234 –  p345 –  p34, dan seterusnya.

    Dengan :

    P12, P23, P34 dan seterusnya.

    P123, P234, P345 dan seterusnya.

    P1234, P2345, P3456 dan seterusnya.

    Dihitung seperti single compartemen dengan non dimensional length, J

    dihitung dengan panjang gabungan kompartemen-kompartemen tersebut.

    Faktor Pi untuk grup dari tiga atau lebih kompartemen lainnya = 0 jika nilai J

    grup tersebut dikurangi nilai J dari kompartemen ujung depan dan belakang di dalam

    grup itu lebih besar dari J max.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    27/37

     

    21 

    b. Faktor Si

    Untuk masing-masing kompartemen dan grup kompartemen (i) nilai Si didapat

    dari persamaan berikut:

    Si = 0.5 S1 + 0.5 Sp

    S1 adalah faktor Si pada garis terendah

    Sp adalah faktor Si pada partial line

    Sedangkan nilai S ditentuukan sebagai berikut :

    Dimana:

    GZ max adalah lengan pengembali (righting arm)  positif yang paling besar

     pada kurva stabilitas statis, tetapi tidak boleh lebih besar dari 0.1 m.  Range adalah jarak antara sudut list (θ) dan sudut tenggelam. Nilai Si = 0 jika garis air terakhir

    dengan trim dan heel terjadi telah menyentuh sisi atau sudut terendah dari lubang

     palkah atau bukaan lain di geladak yang menyebabkan terjadinya  progressive

     flooding.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    28/37

     

    22 

    2.5 Kriteria Damage

    Persyaratan damage stability metode probabilistik menurut konvensi SOLAS yaitu :

    a) Pada saat terjadi kemiringan, garis air tidak melewati margin line atau ( freeboard

    min.> 0,075 m) 

     b) Sudut maksimum tidak boleh lebih dari 70 (Max . Deg < 70)

    c) Range of stability > 150 

    d) Lengan stabilitas maksimum (h maks) harus lebih besar dari 0,01 m (h maks > 0,10

    m)

    e) Nilai metasentra harus lebih besar dari 0,05 m (MG > 0,05)

    2.7 Maxsurf

    Sejak komputer diciptakan pada pertengahan abad ke-20, terjadi sedemikian banyak

     perubahan drastis dalam konsep pendisainan kapal. Proses pendisainan kapal yang semula

    harus mempergunakan model dan diujikan dalam towing tank atau MOB, perlahan-lahan

     bergerak ke arah komputerisasi secara menyeluruh. Walaupun demikian sampai saat ini

     belum ada kesepakatan global masyarakat pendisain kapal untuk secara murni menggunakan

    konsep komputerisasi ini. Oleh karena itu kemudian berkembang program-program aplikasi

    rancang bangun kapal, yang walaupun terbatas namun mampu memberikan gambaran awal

    yang terpercaya. Beberapa program aplikasi rancang bangun kapal yang kerap dipergunakan

     pendesain perorangan maupun galangan, antara lain  DEFCAR,  HULLFORM ,  AUTOSHIP ,

     MAXSURF dan lain-lain.

     MAXSURF adalah salah satu program aplikasi struktur yang dikembangkan oleh

    sebuah perusahaan pembuat perangkat lunak yang berlokasi di Fremantle Australia, yang

     bernama  Formation System  (FORMSYS). Sejak mulai diciptakan pada tahun 1984 sampai

    sekarang,  MAXSURF telah mengalami banyak pembaharuan, terutama dalam hal perbaikan

    dan penyempurnaan metode-metode yang dipergunakan.

    2.7.1. Syarat Penggunaan Maxsurf

    Persyaratan minimum untuk pengoperasian MAXSURF dalam sebuah PC adalah; 

    Processor Pentium atau setara dengannya

    RAM 32MB

    44MB ruang kosong pada HDD

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    29/37

     

    23 

    Monitor SVGA

    Windows 98

     Namun yang ideal adalah;

    Processor Pentium II atau lebih

    RAM 64MB

    100MB ruang kosong pada HDD

    Monitor 1024x780x65K

    Windows 2000 atau NT

    2.7.2 Sub-Sub Program Maxsurf

     Maxsurf  pada hakekatnya terdiri dari beberapa sub program, namun dalam

     penelitian ini hanya 2 sub program yang dipakai dalam membantu perhitungan yaitu,

     Maxsurf Professional , disingkat  Maxsurf Pro dan  Hydromax Professional, disingkat

     Hydromax Pro.

    a) Maxsurf Professional , disingkat Maxsurf Pro

    Sub program ini pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk lambung

    kapal, yang akan dapat dipergunakan untuk menganalisa segala hal yang

     berkaitan dengan badan kapal. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teori

    BSpline, namun dapat juga diintegrasikan dengan teori lain seperti  NURB,

    CONIC dan lain-lain.

    Proses pendesainan bentuk dalam  Maxsurf Pro dapat dilakukan dengan

    membuat sebanyak-banyaknya   bentukan, baik bentukan dua maupun tiga

    dimensi, yang  kemudian diaplikasikan sebagai lambung kapal.  Keistimewaan

    utama dari Maxsurf Pro adalah mampu  berintegrasi dengan seluruh sub program

    yang berkaitan  dengan proses analisa disain berdasar atas bentukan lambung

    kapal. Namun untuk mendapatkan sedemikian ditailnya bentukan, diperlukan

    sebanyak-banyaknya potongan bentukan. Hal ini memungkinkan sangat

     banyaknya waktu yang diperlukan untuk membuat bentukan sempurna dari

    sebuah lambung kapal. Kelebihan  Maxsurf Pro dari beberapa program aplikasi

    kapal lainnya adalah dari segi efek kontur yang dapat ditampilkan, baik dalam

    layar monitor ataupun dalam  proses pencetakan dengan printer atau plotter.  b) Hydromax Professional , disingkat Hydromax Pro

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    30/37

     

    24 

     Hydromax Pro adalah sub program aplikasi kapal  dalam bidang analisa

    hidrostatik, stabilitas dan kekuatan  kapal, yang dapat langsung berintegrasi

    dengan  Maxsurf Pro. Hal ini memungkinkan penghematan waktu dalam

     pembuatan lambung kapal, yang kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam proses analisa hidrostatik, stabilitas dan kekuatan kapal. 

    Pada  Hydromax Pro terdapat beberapa macam analisa yang berkaitan

    dengan hidrostatik, stabilitas dan kekuatan kapal; dari penggambaran kurva-

    kurva pada diagram hidrostatik sampai analisa stabilitas kapal (melintang

    maupun memanjang) serta efeknya terhadap kekuatan struktur kapal secara

    memanjang. Keistimewaan lainnya adalah kemampuannya untuk mengukur

     beberapa bentukan yang telah dibuat di  Maxsurf Pro, dalam hal ini adalah

    dimensi utama kapal.

    Dalam kaitannya dengan perhitungan stabilitas,  Hydromax Pro  juga dapat

    menganalisa efek Grounding serta gelombang sebagai gaya luar. Khusus untuk

     peristiwa kebocoran, baik muatan maupun non muatan,  Hydromax Pro  juga

    dapat menganalisa dan mengkalibrasi kapasitas muatan, perpindahan titik berat

     bahkan menghitung momen akibat permukaan bebas. Hasil yang diperoleh

    kemudian disimpan dalam bentuk tampilan yang berbeda, sehingga dapat

    dengan mudah dicetak. Hasil analisa, baik berupa teks maupun grafik, dapat

    diintegrasikan dengan program aplikasi umum seperti Ms. Office.

    2.7.3 Kelebihan dan Kekurangan Maxsurf

    Secara umum,  Maxsurf mempunyai kelebihan dibandingkan dengan beberapa

     program aplikasi lainnya, antara lain;

    a) Mengacu pada proses disain manual yang telah bertahun-tahun dipergunakan,

    misalnya pada pembuatan titik kontrol yang berdasar atas posisi gading dan garis

    air.

     b) Mengacu pada ketentuan-ketentuan dari organisasi keselamatan di dunia,

    misalnya IMO, MARPOL, US NAVY  dan lain-lain.

    c) Perkembangannya cepat dan mengacu pada kejadiankejadian terbaru

    d) Tampilannya menarik dan sangat mudah untuk dipelajari, terutama untuk

    kalangan akademisi/universitas.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    31/37

     

    25 

    e) Keluaran dari analisa  MAXSURF dapat dinampakkan pada hampir semua

     program aplikasi umum, seperti  Ms. Office,  Autocad , Corel dan lain-lain.

    Bahkan dapat berintegrasi dengan program aplikasi rancang bangun lainnya,

    seperti AutoShip.f) Hampir semua sub program  MAXSURF dapat saling berinteraksi secara

     bersamaan, sehingga proses pengujian dan penganalisaan dapat berlangsung

    secara efisien.

     Namun selain itu, terdapat pula beberapa kekurangan MAXSURF , antara lain;

    a) Harga perpaket  MAXSURF sangat mahal, sehingga jarang dipakai oleh pihak

    akademisi/universitas.

     b) Peralihan versi yang sangat cepat; sebagai contoh pada tahun 2000, tercatat

    terjadi dua kali penyempurnaan sub program Maxsurf Pro, Hydrolink , Hullspeed

    dan SPAN .

    Walaupun demikian,  MAXSURF ternyata telah banyak dipergunakan oleh

    organisasi maritim terkenal di 20 negara, antara lain;  Mitsui (Jepang),  Kawasaki Heavy

     Industries (Jepang),  David Taylor Ship Research Centre (USA),  NAVSEA US NAVY

    (USA), IHI (Jepang),  Hydrocruiser (Inggris) serta beberapa galangan dan lembaga

     penelitian maritim di Canada, Australia, New Zealand, Argentina, Perancis, Jerman,

    Italia, Spanyol, Belanda dan negaranegara Scandinavia.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    32/37

     

    26 

    BAB III 

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 

    Materi Penelitian Studi LiteratureMateri penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi data- data yang

     bersifat primer dan sekunder serta teori dan referensi yang menjadi dasar dalam penelitian

    ini.

    3.1.1  Jenis Data

    Data primer yang dikumpulkan antara lain meliputi :

    1.   Principle Dimension

    2.  Lines Plan

    3. 

    Rencana Umum. 

    4. 

    Kondisi tanki-tanki

    Data sekunder yang dikumpulkan antara lain meliputi :

    1.  Data pendukung untuk perhitungan metode probabilistik

    3.2 Prosedur Perhitungan

    3.2.1 Pemodelan dan Input Data awal 

    Proses pemodelan dan input data awal dilakukan dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :

    1. Pembuatan model lambung kapal berdasarkan data offset pada gambar rencana

    garis dengan menggunakan software Maxsurf . 

    2. Pemodelan dan pembagian tangki atau kompartemen kapal sesuai dengan data

    offset dan gambar rencana umum dengan menggunakan software Hydromax. 

    3. Pembagian sarat kapal menjadi tiga kondisi sesuai dengan SOLAS ( Safety of

     Life at Sea) yaitu sarat kapal kosong, sarat 60% DWT, serta sarat kapal penuh.

    4. Pembuatan rencana kondisi pemuatan ( Load Case) berdasarkan kondisi

     pembagian sarat sesuai dengan ketentuan SOLAS (Safety of Life at Sea).

    3.2.2 Pengolahan Data

    Proses pemodelan dan input data awal dilakukan dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    33/37

     

    27 

    1. Penentuan kombinasi ruang bocor mulai dari satu kompartemen hingga dua

    kompartemendan seterusnya.

    2. Perhitungan peluang kebocoran dan peluang kapal masih dapat berlayar untuk

    setiap kombinasi ruang bocor pada poin 3.3. Perhitungan indeks stabilitas.

    4. Koreksi indeks stabilitas terhadap indeks stabilitas minimum sesuai dengan

    ketentuan SOLAS (Safety of Life at Sea).

    5. Perhitungan dengan menggunakan sarat yang lebih rendah dibandingkan sarat

    maksimum sebelumnya.

    3.2.3 Output 

    Semua hasil pengolahan data berupa model kapal, kurva lengan stabilitas, dan

     perhitungan yang diperoleh kemudian dikelompokkan dengan sistem tabulasi rasio.

    3.3 Analisis data

    Setelah pengerjaan tabulasi rasio selesai, data yang dihasilkan akan dianalisis apakah

    memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh SOLAS (Safety of Life at Sea) atau tidak.

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    34/37

     

    28 

    3.4 Diagram Alir (F low Chart)  

    Agar penjelasan diatas dapat dengan mudah dipahami, dibuatlah diagram alir

    ( flowchart ) penelitian berikut ini:

    Gambar 7. Diagram Alir Penelitian 

    Pemodelan lambung kapal dengan Maxsurf

    Pemodelan tangki dan kompartemen model dengan Hidromax

    Technical Specification

    KMP. Wihan Sejahtera

    Lines Plan

    General Arrangement

    Capacity Plan

    Studi literatur dan pengumpulan data

    SELESAI

    Menghitung indeks A

    A=Ʃ  pi.si

    Kombinasi Kebocoran dan simulasi kebocoran

    Pemenuhan prasyarat

    SOLAS A > R

    Analisis & Pembahasan

    MULAI

    Menghitung Indeks Damage Stability

    Menghitung Index Derajat Subdivision

    R= (0.002+0.0009 Ls)^1/3

    Kesimpulan

    Perencanaan kondisi pemuatan

    (Load Case)

    SiPi

    Tidak memenuhi

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    35/37

     

    29 

    3.5 Jadwal Pelaksanaan

    Jadwal pelaksanaan penyusunan penelitian ini ditargetkan selesai dalam waktu enam

     bulan dengan waktu pelaksanakan diuraukan dalam tabel berikut :

    WAKTU PELAKSANAAN

    NO KEGIATAN BULAN I BULAN II

    BULAN

    III&IV

    BULAN

    V&VI

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Studi Pustaka

    2 Pembuatan Model

    3 Analisa

    4

    Penyusunan

    Laporan

    Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Pembuatan Tugas Akhir

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    36/37

     

    30 

    DAFTAR PUSTAKA 

     Nasional.tempo.co. Kapal Ro-Ro Karam, Syahbandar Temukan Perbedaan Manifes

    [online]. Diakses tanggal: 2 Desember 2015. Available:http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-

     syahbandar-temukan-perbedaan-manifes 

     Nasional.tempo.co. Dua Tim KNKT Selidiki Kapal RoRo Tenggelam di Teluk Lamong

    [online]. Diakses tanggal: 2 desember 2015. Available:

    http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-

     selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamong  

     News.okezone.com. 140 penumpang KM.Wihan Sejahtera dievakuasi dari teluk lamong

    [online]. Diakses tanggal: 2 Desember 2015. Availble:

    http://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-

    wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamong  

    Wikipedia.org. RMS Titanic [online]. Diakses tanggal 2 Desember 2015. Available:

    https://en.wikipedia.org/wiki/RMS_Titanic

    www.vesselfinder.com. KMP. Wihan Sejahtera [online]. Diakses tanggal 2 Desember

    2015. Available: https://www.vesselfinder.com/vessels/KMPWIHAN-

    SEJAHTERA-IMO-8512358-MMSI-525006285

    Safety Of Life At Sea (SOLAS) Consolidated Edition 2002 Chapter II-I. Subdivision

    and Stability. 2002

    Safety Of Life At Sea (SOLAS) Consolidated Edition 2009 Chapter II-I. Subdivision

    and Stability. 2009

    Safety Of Life At Sea (SOLAS) Resolution MSC.281 (85). Explanatory Notes To The

    SOLAS Chapter II-I. Subdivision and Damage Stability Regulation. 2009.

    Mula’id Adha, 2011,  Kajian Damage Stability Pada Konversi Kapal Tanker Menjadi

     FPSO Dengan Menggunakan Software Maxsurf: Studi Kasus M.T. Lentera

     Bangsa, Thesis, Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh

     Nopember: Surabaya.

    Andi Muhammad Akmal, 2013,  Analisis Damage Stability Pada Kapal Coaster 1200

    GT, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Hasanuddin:

    Makassar.

    http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-syahbandar-temukan-perbedaan-manifeshttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-syahbandar-temukan-perbedaan-manifeshttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-syahbandar-temukan-perbedaan-manifeshttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamonghttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamonghttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamonghttp://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamonghttp://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamonghttp://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamonghttp://www.vesselfinder.com/https://www.vesselfinder.com/vessels/KMPWIHAN-SEJAHTERA-IMO-8512358-MMSI-525006285https://www.vesselfinder.com/vessels/KMPWIHAN-SEJAHTERA-IMO-8512358-MMSI-525006285https://www.vesselfinder.com/vessels/KMPWIHAN-SEJAHTERA-IMO-8512358-MMSI-525006285https://www.vesselfinder.com/vessels/KMPWIHAN-SEJAHTERA-IMO-8512358-MMSI-525006285http://www.vesselfinder.com/http://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamonghttp://news.okezone.com/read/2015/11/16/519/1250332/140-penumpang-km-wihan-sejahtera-dievakuasi-dari-teluk-lamonghttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamonghttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719777/dua-tim-knkt-selidiki-kapal-roro-tenggelam-di-teluk-lamonghttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-syahbandar-temukan-perbedaan-manifeshttp://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/058719767/kapal-ro-ro-karam-syahbandar-temukan-perbedaan-manifes

  • 8/20/2019 Damage KM. Wihan Sejahtera

    37/37

     

    Iqbal Adi Kumbara, 2012,  Perancagan Awal Kapal Cumi Pelat Datar Menggunakan

     Movable Cadik, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia:

    Depok.

    Koelman, Herbert J dan Pinkster, Jakob. 2003.  Rationalizing The Practice of Probabilistic Damage Stability Calculations. Dept. of Maritime Technology,

    Delft University of Technology: Netherlands.

    Santoso, IGM dan Joswan, M. 1982. Teori Bangunan Kapal 2. Departemen Pendidikan

    dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Jakarta.

    Moch. Zaky, 2014,  Analisa Keselamatan Kapal Feri Ro-Ro Ditinjau Dari Damage

    Stability, Jurnal Teknik BKI, PT. Biro Klasiikasi Indonesia: Cabang Utama

    Surabaya.