crs dm
DESCRIPTION
laporan kasus diabetes melitusTRANSCRIPT
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 1/26
Case Report
DIABETES MELITUS danKOMPLIKASINYA
Oleh :
Resi Zulyani 10101!0"#
Ka$%lin T$isna&elda 10101!0"'
Pe()i()in* :
d$+ ,+ Sadeli - S.+PD
BA/IAN PENYAKIT DALAM RSUD PARIAMAN
AKULTAS KEDOKTERAN
UNIERSITAS ANDALAS
1
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 2/26
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindroma klinis kelainan metabolik, ditandai oleh
adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau
keduanya.1
World Health Organization (WHO) memperkirakan, prealensi global diabetes
melitus tipe ! akan meningkat dari 1"1 juta orang pada !### menjadi $%% juta tahun !#$#.
WHO memperkirakan &ndonesia menduduki ranking ke' di dunia dalam hal jumlah
penderita diabetes setelah hina, &ndia dan *merika +erikat. ada tahun !###, jumlah
penderita diabetes men-apai , juta dan diperkirakan pada tahun !#$# jumlah penderita
diabetes di &ndonesia akan berjumlah !1,$ juta. /etapi, hanya 0# dari penderita diabetes di
&ndonesia menyadari bah2a mereka menderita diabetes, dan hanya $# dari penderita
melakukan pemeriksaan se-ara teratur. !
eningkatan insidensi diabetes melitus di &ndonesia tentu akan diikuti oleh
meningkatnya kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes melitus. 3erbagai
penelitian prospektif menunjukkan meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh
darah, baik mikroaskular seperti retinopati, nefropati maupun makroaskular seperti
penyakit pembuluh darah koroner dan juga pembuluh darah tungkai ba2ah. Dengan
demikian, pengetahuan mengenai diabetes dan komplikasi askularnya menjadi penting
untuk diketahui dan dimengerti $
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 3/26
Menurut American Diabetes Association (*D*) !##0, Diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua'duanya. +edangkan menurut WHO 14#
dikatakan bah2a diabetes melitus sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimia2i
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau
relatif dan gangguan fungsi insulin.
2.2 Klasifikasi
5lasifikasi Diabetes Melitus menurut *meri-an Diabetes *sso-iation (*D*), !##0,
yaitu1 6
1. Diabetes Melitus /ipe 1
DM ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah yang terjadi akibat kerusakan
dari sel beta pankreas. 7ejala yang menonjol adalah sering ken-ing (terutama malam
hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya
normal atau kurus. 3iasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur
hidup.
!. Diabetes Melitus /ipe !
DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa
tidak ada atau kurang. *kibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi
hiperglikemia, dan "0 dari penderita DM type && ini dengan obesitas atau kegemukan
dan biasanya diketahui DM setelah usia $# tahun.
$. Diabetes Melitus /ipe lain
a. Defek genetik pada fungsi sel beta
b. Defek genetik pada kerja insulin
-. enyakit eksokrin pankreas
d. 8ndokrinopati
3
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 4/26
e. Diinduksi obat atau 9at kimia
f. &nfeksi
g. &munologi
. DM 7estasional
A
2.3 Prevalensi
World Health Organization (WHO) memperkirakan, prealensi global diabetes
melitus tipe ! akan meningkat dari 1"1 juta orang pada !### menjadi $%% juta tahun !#$#.
WHO memperkirakan &ndonesia menduduki ranking ke' di dunia dalam hal jumlah
penderita diabetes setelah hina, &ndia dan *merika +erikat. ada tahun !###, jumlah
penderita diabetes men-apai , juta dan diperkirakan pada tahun !#$# jumlah penderita
diabetes di &ndonesia akan berjumlah !1,$ juta. /etapi, hanya 0# dari penderita diabetes di
&ndonesia menyadari bah2a mereka menderita diabetes, dan hanya $# dari penderita
melakukan pemeriksaan se-ara teratur.!
2.4Pat!enesis2.4.1 Dia"etes #ellit$s ti%e 1
ada saat diabetes mellitus tergantung insulin mun-ul, sebagian besar sel pankreas
sudah rusak. roses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun, meskipun rin-iannya
masih samar. &khtisar sementara urutan patogenetiknya adalah6 pertama, harus ada kerentanan
4
KLASI&IKASI DIABETES 'ELITUS PE(KENI
D' TIPE 1+
Defisiensi
insulin absolut
akibat destuksi
sel beta,
karena6
1.autoimun
!. idiopatik
D' TIPE 2 +
Defisiensi insulin
relatif 6
1, defek sekresi
insulin lebih
dominan daripada
resistensi insulin.
!. resistensi insulin
lebih dominan
daripada defek
sekresi insulin.
D' TIPE LAIN +
1. Defek genetik fungsi sel beta 6
Maturity onset diabetes of the young
Mutasi mitokondria D:* $!$ dan lain'lain
!. enyakit eksokrin pankreas 6ankreatitis
ankreatektomy
$.8ndokrinopati 6 akromegali, -ushing,
hipertiroidisme
.akibat obat 6 glukokortikoid, hipertiroidisme
0.*kibat irus6 M;, <ubella
%.&munologi6 antibodi anti insulin
". +indrom genetik lain6 sdr. Do2n, 5linefelter
D'
,ESTASI-NAL
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 5/26
genetik terhadap penyakit ini. 5edua, keadaan lingkungan seperti infeksi irus diyakini
merupakan satu mekanisme pemi-u, tetapi agen noninfeksius juga dapat terlibat. /ahap ketiga
adalah insulitis, sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah monosit=makrofag dan limfosit /
teraktiasi. /ahap keempat adalah perubahan sel beta sehingga dikenal sebagai sel asing.
/ahap kelima adalah perkembangan respon imun. 5arena sel pulau sekarang dianggap
sebagai sel asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja sama dengan mekanisme imun
seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta dan penampakan diabetes.0
2.4.2 Dia"etes 'elit$s Ti%e 2
asien DM tipe ! mempunyai dua defek fisiologik 6 sekresi insulin abnormal dan
resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (target). *bnormalitas yang utama
tidak diketahui. +e-ara deskriptif, tiga fase dapat dikenali pada urutan klinis yang biasa.
ertama, glukosa plasma tetap normal 2alaupun terlihat resistensi insulin karena kadar
insulin meningkat. ada fase kedua, resistensi insulin -enderung memburuk sehingga
meskipun konsentrasi insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk
hiperglikemia setelah makan. ada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi
insulin menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.0
2. 'anifestasi Klinik 3erdasarkan keluhan klinik, biasanya pasien Diabetes Melitus akan mengeluhkan apa
yang disebut 6 polifagi dengan penurunan berat badan, olidipsi dengan poliuri, juga
keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan gatal di kulit 1.
5riteria diagnostik 6
• 7ejala klasik DM ditambah 7ula Darah +e2aktu >!## mg=dl. 7ula darah se2aktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan 2aktu makan
terakhir, atau
5adar 7ula Darah uasa > 1!% mg=dl. uasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikit nya jam, atau
5adar gula darah ! jam pada //7O >!## mg=dl. //7O dilakukan dengan standard WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan "0 gram glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
5
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 6/26
• 7ejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal !?. $
Dengan -ara pelaksanaan //7O berdasarkan WHO @4
• /iga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari'hari (dengan
karbohidrat yang -ukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa.
• 3erpuasa paling sediikt jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih
tanpa gula tetap diperbolehkan.
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa
• Diberikan glukosa "0 gram (de2asa) atau 1,"0 g=kg 33 (anak'anak) , dilarutkan dalam
!0# ml air dan diminum dalam 0 menit.
• 3erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan ! jam setelah
minum larutan glukosa selesai• Diperiksa kadar gula darah ! jam setelah beban glukosa
• +elama proses pemeriksaan tidak boleh merokok dan tetap istirahat
• *pabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalamkelompok /7/ (toleransi glukosa terganggu) atau 7D/ (glukosa
darah puasa terganggu) dari hasil yang diperoleh
• /7/ 6 glukosa darah plasma ! jam setelah pembenanan antara 1#'144 mg=dl
• 7D/ 6 glukosa darah puasa antara 1##'1!0 mg=dl
2./ K#%likasia. Pen0$lit ak$t
1. Ketasisis ia"etik
5*D adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
penningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon
pertumbuhan). 5eadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati meningkat dan
penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir hiperglikemia.
3erkurangnya insulin mengakibatkan aktiitas kreb -y-le menurun, asetil 5o'* dan
5o'* bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang tidak dapat diteruskan dalam
kreb -y-le tersebut juga meningkat. 3ahan'bahan energi dari lemak yang kemudian di
oksidasi untuk menjadi sumber energi akibat sinyaling sel yang kekurangan glukosa
akan mengakibatkan end produk berupa benda keton yang bersifat asam. Disamping
itu glukoneogenesis dari protein dengan asam amino yang mempunyai ketogeni-
6
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 7/26
effe-t menambah beratnya 5*D. 5riteria diagnosis 5*D adalah 7D+ A !0# mg=dl,
pH B",$0, HO$ rendah, anion gap tinggi dan keton serum (C). 3iasanya didahului
gejala berupa anore?ia, nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas
adalah pernapasan kussmaul dan berbau aseton.
2. K#a Hi%ers#lar Nn Kettik
Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari %## mg
tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi $0# mosm. 5eadaan ini
jarang mengenai anak'anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin dependen karena
pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi 5*D, sedang pada DM tipe !
dimana kadar insulin darah nya masih -ukup untuk men-egah lipolisis tetapi tidak
dapat men-egah keadaan hiperglikemia sehingga tidak timbul hiperketonemia
3. Hi%!like#ia
Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah B %# mg tanpa gejala klinis atau
7D+ B # mg dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium parasimpatik6 lapar, mual,
tekanan darah turun. +tadium gangguan otak ringan 6 lemah lesu, sulit bi-ara
gangguan kognitif sementara. +tadium simpatik, gejala adrenergik yaitukeringat
dingin pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar'debar. +tadium gangguan otak
berat, gejala neuroglikopenik 6 pusing, gelisah, penurunan kesadaran dengan atau
tanpa kejang.
". Pen0$lit #ena$n
1. 'ikran!i%ati
/erjadi pada kapiler arteriol karena disfungsi endotel dan trombosis
(etin%ati Dia"etik
retinopati diabetik nonproliferatif , karena hiperpermeabilitas dan inkompetens asa.
5apiler membentuk kantung'kantung ke-il menonjol seperti titik'titik
mikroaneurisma dan ena retina mengalami dilatasi dan berkelok'kelok. 3ahayanya
dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. <usaknya sa2ar retina darah bagian
dalam pada endotel retina menyebabkan kebo-oran -airan dan konstituen plasma ke
dalam retina dan sekitarnya menyebabkan edema yang membuat gangguan pandang.
7
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 8/26
Pada retinopati diabetik prolferatif terjadi iskemia retina yang progresif yang
merangsang neoaskularisasi yang menyebabkan kebo-oran protein'protein serum
dalam jumlah besar. :eoaskularisasi yang rapuh ini berproliferasi ke bagian dalam
korpus itreum yang bila tekanan meninggi saat berkontraksi maka bisa terjadi
perdarahan masif yang berakibat penurunan penglihatan mendadak. Dianjurkan
penyandang diabetes memeriksakan matanya $ tahun sekali sebelum timbulnya gejala
dan setiap tahun bila sudah mulai ada kerusakan mikro untuk men-egah kebutaan.
Eaktor utama adalah gula darah yang terkontrol memperlambat progresiitas
kerusakan retina. Nefr%ati Dia"etik
Ditandai dengan albuminura menetap A $## mg=! jam atau A !## ig=menit pada
minimal !? pemeriksaan dalam 2aktu $'% bulan. 3erlanjut menjadi proteinuria akibat
hiperfiltrasi patogenik kerusakan ginjal pada tingkat glomerulus. *kibat glikasi
nonen9imatik dan *78, adan-ed gli-ation produ-t yang ireersible dan
menyebabkan hipertrofi sel dan kemoatraktan mononuklear serta inhibisi sintesis
nitri- o?ide sebagai asadilator, terjadi peningkatan tekanan intraglomerulus dan bila
terjadi terus menerus dan inflamasi kronik, nefritis yang reersible akan berubah
menjadi nefropati dimana terjadi keruakan menetap dan berkembang menjadi -hroni-
kidney disease.4
Ne$r%ati ia"etik
Fang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi
distal. 3erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. 7ejala yang sering
dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam
hari. +etelah diangnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan skrining
untuk mendeteksi adanya polineuropati distal dengan pemeriksaan neurologi
sederhana, dengan monofilamen 1# gram, dilakukan sedikitnya setiap tahun.%
2. 'akran!i%ati
8
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 9/26
Pe#"$l$ ara ant$n! ata$ krner an tak
5e2aspadaan kemungkinan terjadinya G5 dan stroke harus ditingkatkan terutama
untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti ri2ayata keluarga G5 atau DM
Pe#"$l$ ara te%i
enyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya terjadi
dengan gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa gejala. /erkadang
ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama mun-ul.4
2. Penatalaksanaan/ujuan pengobaan men-egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan kualitas hidup
dengan menormalkan 57D, dan dikatakan penderita DM terkontrol sehingga sama dengan
orang normal. ilar penatalaksanaan Diabetes mellitus dimulai dari 6
1. 8dukasi
emberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan
masyarakat.
!. /erapi gi9i medis
/erapi gi9i medik merupakan ssalah satu dari terapi non farmakologik yang sangat
direkomendasikan bagi penyandang diabetes. /erapi ini pada prinsipnya melakukan
pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gi9i diabetes dan melakukan
modifikasi diet berdasarkan kebutuhan indiidual.
/ujuan terapi gi9i ini adalah untuk men-apai dan mempertahankan 6
1. Kaar !l$ksa ara 0an! #enekati nr#al
a) 7lukosa darah berkisar antaara 4#'1$# mg=dl
b) 7lukosa darah ! jam post prandial B 1# mg=dl
-) 5adar Hb*1- B "
2. Tekanan ara 51367*6
3. Prfil li%i +
a) 5olesterol D B1## mg=dl b) 5olesterol HD A# mg=dl
-) /rigliserida B10# mg=dl
4. Berat "aan senr#al #$n!kin8 B'I 1* 9 248)
3eberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola makan
diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gi9i,, status kesehatan, aktiitas
fisik dan faktor usia. +elain itu ada beberapa faktor fisiologi seperti masa kehamilan,
masa pertumbuhan, gangguan pen-ernaan pada usia tua, dan lainnya. ada keadaan
9
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 10/26
infeksi berat dimana terjadi proses katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan
pemberian nutrisi khusus. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah
status ekonomi, lingkungan kebiasaan dan tradisi dalam lingkungan yang
bersangkutan serta kemampuan petugas kesehatan yang ada.
K#%sisi #akanan 0an! ian$rkan teriri ari +
K omposisi nutrien berdasarkan konsensus nasional adalah 5arbohidrat %#'"#, emak !#'
!0 dan rotein 1#'10.
KA(B-HID(AT :1 !ra#;46 kkal<
• 5andungan total kalori pada makanan yang mengandung karbohidrat lebih ditentukan oleh
jumlahnya dibandingkan jenis karbohidrat itu sendiri.
• /otal kebutuhan kalori perhari, %#'"# diantaranya berasal dari sumber karbohidrat
• Gika ditambah MIE* sebagai sumber energi maka jumlah karbohidrat maksimal "# dari
total kebutuhan perhari
• Gumlah serat !0'0# gram=hari.
• enggunaan alkohol dibatasi dan tidak boleh lebih dari 1# ml=hari.
• emanis yang tidak meningkatkan jumlah kalori sebagai penggantinya adalah pemanis
buatan seperti sakarin, aspartam, a-esulfam dan sukralosa. enggunaannya pun dibatasi
karena dapat meningkatkan resiko kejadian kanker.
• Eruktosa tidak boleh lebih dari %# gr=hari
• Makanan yang banyak mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi.
P(-TEIN
• 5ebuthan protein 10'!# dari total kebutuhan energi perhari.
• ada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol, asupan protein tidak akan
mempengaruhi konsentrasi glukosa darah .
• ada keadaan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, pemberian protein sekitar #,'1,#
mg=kg 33=hari .
• ada gangguan fungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampa #,0 gr=kg 33=hari
dan tidak kurang dari # gr.
• Gika terdapat komplikasi kardioaskular maka sumber protein nabati lebih dianjurkan
dibandingkan protein he2ani.LE'AK
10
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 11/26
• 3atasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal 1# dari
total kebutuhan kalori perhari.
• Gika kadar kolesterol D > 1## mg=dl, asupan asam lemak jenuh diturunkan sampai
maksimal " dari total kalori perhari.
• 5onsumsi kolesterol maksimal $## mg=hari, jika kadar kolesterol D >1## mg=dl, maka
maksimal kolesterol yag dapat dikonsumsi !## mg perhari.
B. Ke"$t$an Kalri
Menetukan kebutuhan kalori basa yang besarnya !0'$# kalori= kg 33 ideal ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa fa-tor yaitu jenis kelamin, umur, aktiitas, berat badan
dan lain'lain.
PENENTUAN KEBUTUHAN KAL-(I
Ke"$t$an "asal +
aki'laki J berat badan ideal (kg) ? $# kalori
Wanita J berat badan ideal (kg) ? !0 kalori
Kreksi 6
umur
#'04 th 6 '0
%#'%4 6 '1#
A"# 6 '!#
aktiitas
&stirahat 6 C1#
*ktiitas ringan 6 C!#
*ktiitas sedang 6 C$#
*ktiitas berat 6 C0#
11
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 12/26
berat badan
5egemukan 6 ' !#'$#
5urus 6 C!#'$#
stress metabolik 6 C 1#'$#
Makanan tersebut dibagi dalam $ porsi besar untuk makan pagi !#, makan siang $# dan
makan malam !0, serta !'$ porsi ringan 1#'10 diantara porsi besar.
Berasarkan I'T dihitung berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan
kuadrat (m!).
K$alifikasi stat$s !i=i +
33 kurang 6 B 1,0
33 normal 6 1,0 K !!,4
33 lebih 6 !$ K !,4
$. atihan Gasmani
5egiatan fisik bagi penderita diabetes sangat dianjurkan karena mengurangi resiko
kejadian kardioaskular dimana pada diabetes telah terjadi mikroangiopati dan
peningkatan lipid darah akibat peme-ahan berlebihan yang membuat askular menjadi
lebih rentan akan penimbunan D teroksidasi subendotel yang memperburuk
kualitas hidup penderita. Dengan latihan jasmani kebutuhan otot akan glukosa
meningkat dan ini akan menurunkan kadar gula darah.
*ktiitas latihan 6
0'1# menit pertama 6 glikogen akan dipe-ah menjadi glukosa
1#'# menit berikutnya 6 kebutuhan otot akan glukosa akan meningkat "'!#?.
emak
juga akan mulai dipakai untuk pembakaran sekitar #
A # menit 6 makin banyak lemak dipe-ah L"0'4# .
Dengan makin banyaknya lemak dipe-ah, makin banyakk pula benda keton yang
terkumpul dan ini menjadi perhatian karena dapat mengarah ke keadaan asidosis.
atihan berat hanya ditujukan pada penderita DM ringan atau terkontrol saja,
12
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 13/26
sedangkan DM yang agak berat, 7D+ men-apai A $0# mg=dl sebaiknya olahraga yang
ringan dahulu. +emua latihan yang memenuhi program CRIPE 6 ontinous,
<hythmi-al, &nteral, rogressie, 8nduran-e. ontinous maksudnya
berkesinambungan dan dilakukan terus'menerus tanpa berhenti. <hytmi-al artinya
latihan yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan relaksi se-ara teratur. &nteral,
dilakukan selang'seling antara gerak -epat dan lambat. rogresie dilakukan se-ara
bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringa sampai sedang hingga $#'%# menit.
8nduran-e, latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiopulmoner
seperti jalan santai, jogging dll.
. &nterensi Earmakologis
&nterensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum ter-apai degan
pengaturan makanan dan latihan jasmani.
1. "at i%!like#ik ral
a. ins$lin se>reta!!$e +
s$lfnil$rea 6 meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Merupakan obat pilihan
utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurangm namun masih boleh diberikan
kepada pasien dengan berat badan lebih. ontohnya glibenklamid.
,lini 6 bekerja -epat, merupakan prandial glucose regulator . enekanan pada peningkatan
sekresi insulin fase pertama.obat ini berisiko terjadinya hipoglikemia. ontohnya 6 repaglinid,
nateglinid.
". ins$lin sensiti=ers
Tia=lininin. Mensensitisasi insulin dengan jalan meningkatkan efek insulin endogen
pada target organ (otot skelet dan hepar). Menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga ambilan glukosa di perifer
meningkat. *gonis *< yang ada di otot skelet, hepar dan jaringan lemak.
>. !l$kne!enesis ini"itr
'etfr#in. 3ekerja mengurangi glukoneogenesis hepar dan juga memperbaiki uptake
glukosa perifer. /erutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk. 5ontraindikasi pada
pasien dengan gangguan ginjal dan hepar dan pasien dengan ke-endrungan hipoksemia.. Ini"itr a"sr"si !l$ksa
13
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 14/26
? !l$ksiase ini"itr :a>ar"se<. 3ekerja menghambat absorbsi glukosa di usus halus
sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Obat ini tidak
menimbulkan efek hipoglikemi
Hal@al 0an! ar$s i%eratikan +OHO dimulai dengan dosis ke-il dan ditingkatkan de-ara bertahap sesuai respon kadar
glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis maksimal.sulfonilurea generasi & dan && 10'$#
menit sebelum makan. 7limepirid sebelum=sesaat sebelum makan. <epaglinid, :ateglinid
sesaat=sebelum makan. Metformin sesaat=pada saat=sebelum makan. enghambat glukosidase
N bersama makan suapan pertama. /hia9olidindion tidak bergantung jad2al makan.
2. Ins$lin
+ekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi insulin basal dan sekresi insulin prandial.
/erapi insulin diupayakan mampu meniru pada sekresi insulin yang fisiologis.
Defisiensi insulin mungkin hanya berupa defisiensi insulin basa, insulin prandial atau
keduanya. Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan
puasa, sedangkan defisiensi nsulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah
makan.
/erapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap defisiensi yang
terjadi.
/erapi insulin dapat diberikan se-ara tunggal berupa insulin kerja -epat (rapid insulin),
kerja pendek (short a-ting), kerja menengah (intermediate a-ting) atau insuli -ampuran
tetap (premi?ed insulin)
&nsulin diperlukan dalam keadaan 6 penurunan berat badan yang -epat, hiperglikemia
yang berta disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia hiperosmolar non ketotik,
hiperglikemia dengan asidosis laktat, gagal dengan kombinasi OHO dengan dosis yang
hampir maksimal, stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, &M*, stroke), kehamilan
dengan DM=DM 7estasional yang tidak terkendali dengan peren-anaan makan, gangguan
fungsi hepar atau ginjal yang berat, kontraindikasi atau alergi OHO.
3. Tera%i K#"inasi
14
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 15/26
emberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah untuk kemudian
diinaikan se-ara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah. Intuk kombinasi OHO
dengan insulin, yang banyak dipakai adalah kombinasi OHO dan insulin basal (kerja
menengah atau kerja lama) yang diberikan pada malam hari atau menjelang tidur. Dengan
pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa yag baik dengan
dosis insulin yang -ukup ke-il. Dosis a2al insulin kerja menengah adalah %'1# unit yang
diberikan sekitar jam !!.##, kemudian dilakukan ealuasi dosis tersebut dengan menilai
kadar gula darah puasa keesokan harinya. 3ila dengan -ara seperti ini kadar gula darah
sepanjang hari masih tidak terkendali, maka OHO dihentikan dan diberikan insulin
PENE,AHAN
Pen>e!aan Pri#er
en-egahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor
resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan
kelompok intoleransi glukosa. Materi penyuluhan meliputi program penurunan berat
badan, diet sehat, latihan jasmani dan menghentikan kebiasaan merokok. eren-anaan
kebijakan kesehatan ini tentunya diharapkan memahami dampak sosio'ekonomi
penyakit ini, pentingnya menyediakan fasilitas yang memadai dalam upaya
pen-egahan primer /.
Pen>e!aan Sek$ner
en-egahan sekunder adalah upaya men-egah atau menghambat timbulnya penyulit
pada pasien yang telah menderita DM. rogram ini dapat dilakukan dengan pemberian
pengobatan yang -ukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak a2al pengelolaan
penyakit DM. enyulihan ditujukan terutama bagi pasien baru, yang dilakukan sejak
pertemuan pertama dan selalu diulang pada setiap pertemuan berikutnya. emberian
antiplatelet dapat menurunkan resiko timbulnya kelainan kardioaskular pada
penyandang Diabetes.
Pen>e!aan Tersier
15
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 16/26
en-egahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya men-egah terjadinya ke-a-atan lebih menlanjut.
ada pen-egahan tersier tetap dilakukan penyuluhan kepada pasien dan juga
kelurganya dengan materi upaya rehabilitasi yang dapat dilakakukan untuk men-apai
kualitas hidup yang optimal. Ipaya rehabilitasi pada pasien dilakukan sedini mungkin
sebelum ke-a-atan menetap, misalnya pemberian aspirin dosis rendah#'$!0 mg=hari
untuk mengurangi dampak mikroangiopati. 5olaborasi yang baik antar para ahli di
berbagai disiplin, jantung, ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah askular, radiologi,
rehabilitasi medik, gi9i, pediatrist dll sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan
pen-egahan tersier.
BAB III
LAP-(AN KASUS
I. IDENTITAS
:ama 6 /n. +
16
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 17/26
Isia 6 0" th
Genis 5elamin 6 aki'laki
*lamat 6 aingan, +ungai imau
3angsa 6 &ndonesia
ekerjaan 6 /ani
+tatus ernikahan 6 Menikah
II. ANA'NESIS
Kel$an Uta#a6
asien datang ke oliklinik <+ID ariaman tanggal 1 Desember dengan keluhan utama
/ukak pada ibu jari kaki kiri sejak 10 hari yang lalu
(ia0at Pen0akit Sekaran!6
' asien datang ke oliklinik <+ID ariaman tanggal 1 Desember dengan keluhan utama
/ukak pada ibu jari kaki kiri sejak 10 hari yang lalu. *2alnya hanya berupa luka ke-il yang
tidak nyeri pada kaki sejak enam bulan yang lalu, dan sejak 10 hari terakhir luka semakin
lama semakin besar dan kemudian mengeluarkan -airan nanah serta berbau.
' .
' 5aki kesemutan sejak % bulan yang lalu dan terasa makin meningkat.
' asien telah dikenal menderita Diabetes Melitus sejak tahun yang lalu dan kontrol
tidak teratur
' +ering merasa haus'haus, lapar, banyak makan tapi berat badan terasa menurun
' 3*5 sering (A$ kali di malam hari)
' +akit kepala (')
' Dada berdebar'debar (')
17
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 18/26
' 3atuk ('), sesak nafas (')
' Mual (C), muntah (C)
' 3*3 biasa, 1?sehari, 2arna kuning ke-oklatan.
(ia0at Pen0akit Da$l$
asien tidak pernah menderita penyakit jantung.
<i2ayat hipertensi tidak ada.
(ia0at Pen0akit Kel$ar!a
C(ia0at D' kel$ar!a %asien
(ia0at %ekeraan
asien bekerja sebagai etani
(ia0at %en!"atan
asien kontrol Diabetes Melitus yang dideritanya sejak tahun yang lalu tapi tidak teratur.
III. PE'E(IKSAAN &ISIK
5eadaan umum 6 tampak sakit sedang
5esadaran 6 -ompos mentis
18
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 19/26
/ekanan darah 6 11#="# mmHg
+uhu 6 $ #
:adi 6 4 ?= menit
ernafasan 6 !! ?=menit
5esan gi9i 6 sedang
/inggi badan 6 1"# -m
3erat badan 6 "# kg
3M& 6 "# = (1,")! J !,!
33& 6 (1"#'1##) K 1# J %$
emeriksaan Imum
5epala 6 normo-ephal
<ambut 6 hitam, tidak mudah di-abut
eher 6 tidak ada pembesaran kelenjar tidroid
G; 0'! -m H!#
Mata 6 konjungtia tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung 6 deiasi septum (')
/elinga6 liang telinga lapang, tidak ada -airan
Mulut 6 -aries (C)
5elenjar getah bening 6 /idak ada pembesaran
/horak6
aru
&nspeksi 6 bentuk dada normo-hest. ergerakan dinding dada simetris dalam
keadaan statis atau dinamis
alpasi 6 fremitus paru kanan dan kiri simetris
19
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 20/26
erkusi 6 sonor dikedua lapang paru
*uskultasi 6 suara nafas esikuler, rhonki '=', 2hee9ing '='
Gantung6
&nspeksi 6 iktus -ordis tidak terlihat
alpasi 6 iktus -ordis teraba di <& 0 medial garis mid-laikularis sinistra,
erkusi 6 batas kanan jantung ri- $'0 garis sternalis de?tra, batas kiri jantung
<& 0 medial garis mid-lai-ularis sinistra
*uskultasi 6 bunyi jantung reguler normal, murmur(')
*bdomen6
&nspeksi 6 perut tidak tampak membun-it
alpasi 6 hepar dan lien tidak teraba
erkusi 6 timpani
*uskultasi 6 3ising usus (C) normal
unggung 6 ostoertebra *ngle 6 nyeri tekan ('), nyeri ketok (')
*nggota gerak 6 edema '=', refleks fisiologis C=C , refleks patologis '='
7angren pada jari jempol kaki kiri
ulsasi6 a.dorsalis pedis 6 kiri (C normal), kanan (Cnormal)
a. poplitea 6 kiri (Cnormal), kanan (Cnormal)
a. tibialis posterior 6 kiri (Cnormal), kanan (Cnormal)
+ensibilitas 6 halus 6 kiri (C menurun), kanan (Cmenurun)
kasar 6 kiri (Cnormal), kanan (Cnormal)
I. PE'E(IKSAAN PENUNJAN,
emeriksaan laboratorium
1 Desember !#1
7ula Darah se2aktu 6 $4 mg=dl
20
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 21/26
! Desember september !#1
7ula darah puasa 6 !$4 mg=dl
7ula darah ! jam pp 6 !1
Irinalisa
pH 6 0
3erat Genis 6 1,#10
rotein 6 C
<eduksi 6 CCCC
Irobilin 6 C
3ilirubin 6 '
eukosit 6 '
8ritrosit #'1= 3
+ilinder 6 '
5ristal 6 Iri- *-id C
5alsium Oksalat C
8pitel 6 '
. &-LL-F UP
/anggal
/ekanan
Darah
(mmHg)
:adi
(?=menit)
:afas
(?=menit)
+uhu
(#-)
5eterangan
! = 1! = !#1 11#="# 4 !! $4
:yeri pada tukak kaki kiri C
Mual muntah C
Demam C
$= 1! = !#1 11#="# 4% !! $,0 :yeri pada tukak kaki kiri C
21
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 22/26
Mual C
Demam C
5onsul bedah pro operasi 5amis =! =
!#1
= 1! = !#1 11#="# 4! !# $",
:yeri pada tukak kaki kiri C
Mual C
Demam C
<en-ana nekrotomi hari ini
I . (ESU'E
asien laki'laki berusia 0" tahun, datang ke oliklinik <+ID ariaman dengan
keluhan utama tukak pada ibu jari kaki kiri sejak 10 hari yang lalu yang a2alnya hanya
berupa luka ke-il kemudian semakin lama semakin besar dan kemudian menghitam,
mengeluarkan -airan nanah, serta berbau. asien mengaku sering merasa haus'haus, lapar,
bak terutama d malam hari, dan penurunan berat badan selama beberapa tahun terakhir.
asien sudah dikenal menderita DM sejak tahun yang lalu namun kontrol tidak teratur.
Dalam keuarga ada $ orang yang menderita DM. asien mengaku sering kesemutan dan
sekarang intensitasnya makin meningkat. <i2ayat hipertensi dan penyakit jantung tidak ada.
I. DIA,N-SIS KE(JA
1. 7angren diabetik digiti & pedis sinistra
!. +eptikemia e.- 7angren diabetik
$. Diabetes Melitus tipe ! tidak terkontrol
II. TATALAKSANA
1. 5onsul 7i9i
!. 8dukasi DM
22
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 23/26
$. Earmakologi
a. Peren>anaan #akan
ada *meri-an Diabetes *sso-iation (*D*) menganjurkan pasien diabetik untuk diet
seimbang dan rendah lemak. Gumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gi9i,
umur dan stress akut disertai kegiatan jasmani untuk men-apai berat badan ideal.
Diet DM tipe ! bertujuan mengendalikan kadar gula darah pasien sehingga pasien tetap
mendapat asupan seimbang dan tidak berlebihan kalori perhari nya. ada kasus ini sebaiknya
dilakukan penilaian diet sesuai dengan daftar penentuan kebutuhan kalori yang pada pasien
ini !0'$# kalori=kg 33 ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa fa-tor yaitu
jenis kelamin, umur, aktiitas, berat badan dan lain'lain. 3ertujuan agar diet bermanfaat
selain mengendalikan kadar gula darah juga sesuai dengan ke-ukupan gi9i pasien agar
penyembuhan maksimal.
3erat badan ideal J (/inggi 3adan dalam -m K 1##) K 1# kg.
5emudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan.
aki'laki J 33 ideal ? $#
erempuan J 33 ideal ? !0
Paa %asien ini
33 ideal J (1%0 -m K 1##) K 1# kg.
J %0 (1# ? %0) kg
J (%0 K %,0) kg
J 0,0 kg
J$#la kalri "asal 0an! i"$t$kan %aa %asien J 0,0 ? $# kalori
J 1"00 kal
23
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 24/26
Kreksi +
Isia K 0 J 1"00 K ","0 J 1%%",!0 kalori
*ktiitas ringan C 1# J 1%%",!0 C 1"0,0 J 1!,"0 kalori
+tres metabolik C1# J 1!,"0 C 1"0,0 J !#1,!0 kalori
Oer2eight '1# J !#1,!0 ' 1"0,0 J 1!,"0
5ebutuhan kalori harian pasien J 1!,"0 kalori J 1## kalori
Diet M= DD 1## kal
". &ar#akl!i
asang infus &;ED < jam=kolf
efepim inj !?1 g
eoflo?a-in infus 1?0## mg
:oorapid $? unit
ara-etamol 0## mg $?1 tab
*lpentin $# mg 1?1 tab
5ompres <ianol
BAB I
KESI'PULAN DAN SA(AN
KESI'PULAN
DM merupakan salah satu penyakit metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor
penyebab, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah se-ara kronik yang disertai
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi
insulin, aksi dari insulin atau keduanya
Diagnosa dini sangatlah penting dalam menentukan prognosis. 5arakteristik yang dapat
diambil sebagai tolak ukur dalam mendiagnosis adalah ditemukannya hasil gula darah yangg
abnormal yang diperiksa beberapa kali ke-uali disertai gejala klinis yang klasik.
24
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 25/26
rinsip penatalaksanaan dari DM adalah men-apai dan mempertahankan kadar gula
darah normal. &nterensi farmakologis ditambahkan jika sasaran kadar glukosa darah belum
juga ter-apai dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani. Fang bertujuan men-egah
terjadinya komplikasi karena bilamana sudah terjadi komplikasi maka tidak dapat diperbaiki
lagi dan menimbulkan -a-at yang dapat menimbulkan kematian.
SA(AN
enderita DM sebaiknnya kontrol se-ara teratur dan tidak putus obat. 8dukasi
mengenai pengenalan tanda'tanda terjadinya an-aman komplikasi diberikan selama
pera2atan dan kontrol berobat. 8dukasi untuk diet dan latihan jasmani agar memperingan
interensi farmakologis. *gar terapi tepat sasaran perlu dilakukan pemeriksaan kultur luka
dan tes resistensi obat agar penyembuhan luka maksimal. enderita DM sebaiknya dilakukan
pengontrolan kadar kolesterol dan tekanan darah, bila ada kelainan sebaiknya segera diobati
karena akan memper-epat terjadinya komplikasi.
DA&TA( PUSTAKA
1. 7ustaiani <. Diagnosis dan 5lasifikasi Diabetes Melitus. Dalam 6 buku ajar ilmu
penyakit dalam. +udoyo *W, +etiyohadi 3, *l2i & dkk, editor. Gilid &&&. 8disi &;. Gakarta 6
balai penerbit E5I&, !##% 10".
!. ersi.Eaktor ingkungan dan 7aya Hidup 3erperan 3esar Memi-u Diabetes.!##
P diakses tanggal 1! Ganuari !#11Q http6 ==pdpersi.-o.id
$. Waspadji +. 5omplikasi kronik diabetes 6 mekanisme terjadinya, diagnosis dan strategi
pengelolaannya. Dalam 6 buku ajar ilmu penyakit dalam. +udoyo *W, +etiyohadi 3,
*l2i & dkk, editor. Gilid &&&. 8disi &;. Gakarta 6 balai penerbit E5I&, !##% 14#%.. +oegondo +. 5onsensus engelolaan dan en-egahan Diabetes Melitus tipe ! di
&ndonesia !#11. Gakarta 6 8<58:&, !#11
0. Eoster DW.Diabetes melitus. Dalam 6 Harrison rinsip'prinsip ilmu penyakit dalam.
*sdie, *, editor. ;olume 0. Gakarta 6 87, !### !14%.
%. 8<58:&. 5onsensus engelolaan dan pen-egahan diabetes melitus tipe ! di &ndonesia.
!##%. engurus 3esar erkumpulan 8ndokrinologi &ndonesia. Gakarta. !##%
". Waspadji +. 5omplikasi 5ronik Diabetes 6 Mekanise /erjadinya, Diagnosis, dan +trategi
engelolaan. 3uku *jar &lmu enyakit Dalam. 8disi &&&. Departemen &lmu anyakit
Dalam E5I& !##% hal. 14!#
25
7/21/2019 CRS DM
http://slidepdf.com/reader/full/crs-dm 26/26
. 7ustaani <. Diagnosis dan 5lasifikasi Diabetes Melitus. 3uku *jar &lmu enyakit
Dalam. 8disi &&&. Departemen &lmu anyakit Dalam E5I& !##% hal. 1"$
4. ri-e, +ylia *derson. ankreas6 Metabolisme glukosa dan diabetes mellitus.
atofisiologi 6 5onsep klinis proses'proses= +ylia *nderson pri-e, orraine M- arty
Wilson alih bahasa, 3rahm I. enditPet.al.Qeditor bahasa &ndonesia. Gakarta!##0
hal.1!04