cr serangan asma hanifah rahmania.docx

Upload: hanifah-rahmania

Post on 05-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    1/34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang tersebar diseluruh belahan dunia

    dan sejak 20 tahun terakhir prevalensinya semakin meningkat pada anak-anak baik di

    negara maju maupun negara sedang berkembang. Peningkatan tersebutdiduga berkaitan

    dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi, baik

    indoor  maupun outdoor .

    Prevalensi asma pada anak berkisar antara 2-30%. i !ndonesia, prevalensi asma pada

    anak sekitar "0% pada usia sekolah dasar dan sekitar #,$% pada usia sekolah menengah

     pertama. Patogenesis asma berkembang dengan pesat. Pada aal tahun #0-an, bronkokonstriksi

    merupakan dasar patogenesis asma, kemudian pada &0-an berkembang menjadi

     proses inflamasi kronis, sedangkan tahun '0-an selain inflamasi juga disertai adanya

     proses remodeling.

    (erkembangnya patogenesis tersebut berdampak pada tatalaksana asma se)ara

    mendasar, sehingga berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi asma. Pada

    aalnya pengobatan hanya diarahkan untuk mengatasi bronkokonstriksi dengan

     pemberian bronkodilator, kemudian berkembang dengan antiinflamasi sehingga obat

    antiinflamasi dianjurkan diberikan pada asma, ke)uali pada asma yang sangat ringan.

    Pengetahuan mengenai definisi, )ara mendiagnosis, pen)etus, patogenesis, dan

    tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kesalahan berupa underdiagnosis  dan

    overtreatment   serta overdignosis  dan undertreatment   pada pasien. Penegakkan

    diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat diharapkan dapat mempengaruhi kualitas

    hidup anak dan keluarganya serta mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang besar.

    "

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    2/34

    BAB II

    DATA PASIEN

    2.1 Identitas

     *ama anak + An.

    enis /elamin + aki-laki

    1gl lahir + 2$ *ovember 200#

    sia + ' 1ahun # (ulan

    asuk 4A5 +"$ ei 20"#

    Anak /e- + 2

    6ubungan dengan orangtua + Anak 

    Agama + !slam

    4uku + aa-ampung

    Alamat + Punggur  

     *ama Ayah + 1n. 4

    sia + 72 1ahun

    Pekerjaan + Petani

    Pendidikan + 4A

     *ama !bu + *y. 5

    sia + 3' 1ahun

    Pekerjaan + !1

    Pendidikan + 4/  

    2.2 Anamnesis (Alloanamnesis)

    2.2.1 Keluhan Utama

    4esak.

    2

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    3/34

    2.2.2 Keluhan Tamahan

    (atuk.

    2.2.! "i#a$at Pen$a%it Se%a&an'

    Pasien datang pada tanggal "$ ei 20"# pukul 0".70 8!( ke 4A5

    dengan keluhan utama sesak sejak 9 jam yang lalu. 4esak dirasakan

    semakin lama semakin memberat dan terus-menerus. 4esak didahului oleh

     batuk dan pilek 2 hari sebelumnya. Pasien telah datang ke bidan pada

    tanggal "7 ei 20"# pukul "#.00 8!( dan telah dilakukan nebulisasi

    sebanyak 2: serta diberikan obat batuk. (atuk berdahak dengan

    konsistensi kental berarna kuning kehijauan. 1idak didapatkan demam

    dan pilek. 4esak pada pasien tidak membaik setelah nebulisasi sebanyak 2: di bidan. Pasien datang ke dalam keadaan sesak dan dilakukan

    nebulisasi sebanyak ":. 4esak pasien belum membaik, pasien datang ke

    ruang raat inap.

    2.2. "i#a$at Pen$a%it Dahulu

    Pasien terdiagnosis asma pada bulan *ovember tahun 20"$ ketika diraat

    di salah satu rumah sakit di etro. Pasien memiliki riayat serangan asma

     pada bulan ;ktober, *ovember, dan esember tahun 20"$. 4erangan asma

    yang dialami pasien dengan frekuensi 7-$ :

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    4/34

    2.2.* "i#a$at Kehamilan Iu dan P&enatal

    4elama kehamilan, ibu pasien rutin memeriksakan kandungan di bidan

     pada trimester ! sejumlah " kali, trimester !! sejumlah 3 kali dan trimester 

    !!! sejumlah 7 kali. !bu pasien tidak memiliki keluhan selama kehamilan.

    !bu pasien mengkonsumsi tablet tambah darah, vitamin, dan suplemen

    hamil selama kehamilan. !bu pasien tidak pernah mengkonsumsi jamu-

     jamuan selama kehamilan.

    2.2.+ "i#a$at Pe&salinan

    /ehamilan !bu pasien aterm 3& minggu. Pasien dilahirkan di bidan se)ara

    normal pervaginam, ditolong oleh bidan. (erat (adan ahir =((> 2'00

    gram dengan Panjang (adan ahir =P(> 7' )m. 1idak ditemukan )a)atsaat lahir.

    2.2., "i#a$at Imunisasi

    (? + " bulan

    P1 " + 2 bulan

    P1 2 + 3 bulan

    P1 3 + 7 bulan

    Polio" + 2 bulan

    Polio 2 + 7 bulan

    Polio 3 + # bulan

    Polio 7 + "9 bulan

    ?ampak + ' bulan

    6ept ( 0 + 0 bulan

    6ept ( " + " (ulan

    2.2.- "i#a$at a%anan

    iayat makanan pasien dari usia 0-3 bulan adalah konsumsi A4! =Air 

    4usu !bu> eksklusif. Pada saat pasien berusia 3-# bulan, riayat makan

     pasien adalah A4! dan susu formula. Pada saat pasien berusia #-"9 bulan,

    konsumsi makanan pasien adalah susu formula, bubur bayi, biskuit bayi,

    7

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    5/34

    dan makanan yang dilunakkan. /etika pasien berusia lebih dari "9 bulan,

     pasien sudah mengonsumsi makanan padat dan lauk pauk keluarga.

    2.! Peme&i%saan Umum

    /eadaan mum + 6ipoaktif, lemah

    /esadaran + ?ompos mentis

    4uhu + 3#,7 @?

    rekuensi *adi + "20 kali

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    6/34

    ulut + 4imetris, bibir bersih, mukosa bibir normal

    2..! Lehe&

    (entuk + 4imetris

    1rakea + *ormal, tidak ada deviasi

    /( + 1idak ada pembesaran /( )oli, aksila, dan inguinal

    2.. Tho&a%s

    (entuk + 4imetris

    etraksi + D

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    7/34

    2..+ Adomen

    !nspeksi + 4upel

    Palpasi + 1urgor baik, hepar dan lien tidak teraba

    Perkusi + 1impani =D>

    Auskultasi + (ising usus =D> normal

    2.., E%st&emitas

    Ekstremitas superior + engkap, tanpa )a)at, tidak sianosis, tidak oedem

    Ekstremitas inferior + engkap, tanpa )a)at, tidak sianosis, tidak oedem

    Pergerakan + Aktif  

    2. Hasil Peme&i%saan Penun4an'2..1 Peme&i%saan Lao&ato&ium Da&ah Len'%a

    6b + "3,$ g

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    8/34

    ". ;ksigenasi dengan oksigen " liter per menit

    2. !G "2 tpm

    3. Ampi)ilin 3:'00 mg

    7. anitidin 2: H ampul

    $. *ebulisasi ventolin + )ombivent H + H

    2., Follow Up 

    S 5 A P

    Keluhan Status Assesment Penatala%sanaan

    1261*

    Pukul 0".70 8!(

    emam =D>, batuk =D>, dahak

    =D>, pilek =D>, sesak =->, mual

    =->, muntah =->, (A( =D> tidak

    )air, (A/ =D>.

    / + 1ampak

    lemah

    /4 + ?ompos

    mentis6 + "20 :

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    9/34

    A + ( !

    reguler,

    murmur =->,

    gallop =->

    Abdomen! + 4upel

    A + (ising usus

    =D> *

    P + 1impani =D>

    P + *yeri =->

    Ekstremitas +

    Ekstremitas superior 

    ;edem - tidak )air,

    (A/ =D>

    / + Aktif 

    /esadaran +

    ?ompos entis

    1 + 3#," @?

    6 +""2 :

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    10/34

    6 + 99:

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    11/34

     persisten dengan karakteristik sebagai berikutJ timbul se)ara episodik,

    )enderung pada malam, musiman, setelah aktifitas fisik 

    serta terdapat riayat asma atau atopi lain pada pasien dan adalah episode perburukan gejala-gejala asma

    se)ara progresif. ejala yang dimaksud adalah sesak napas, batuk, mengi,

    dada rasa tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut. Pada umumnya,

    eksaserbasi disertai distres pernapasan. 4erangan asma ditandai oleh

     penurunan PE atau EG". erajat serangan asma bervariasi mulai dari yang

    ringan, sedang, berat, dan serangan yang mengan)am jia, perburukan dapat

    terjadi beberapa menit, jam, atau hari. 4erangan akut biasanya timbul akibat pajanan terhadap faktor pen)etus =paling sering infeksi virus atau alergen>,

    sedangkan serangan berupa perburukan yang bertahap men)erminkan

    kegagalan pengelolaan jangka panjang penyakit.""

    !.2 Eidemiolo'i

    (erdasarkan laporan *ational ?enter for 6ealth 4tatisti)s =*?64> pada tahun

    2003, prevalensi serangan asma pada anak usia 0-"& tahun adalah $& per 

    "000 anak dan pada deasa K"9 tahun, 39 per "000. umlah perempuan yang

    mengalami serangan lebih banyak daripada laki-laki. 86; memperkirakan

    terdapat sekitar 2$0.000 kematian akibat asma. 4edangkan berdasarkan

    laporan *?64 pada tahun 2000 terdapat 779& kematian akibat asma atau ",#

     per "00 ribu populasi.$

    (erdasarkan informasi yang didapatkan dari data statistik pusat nasional

    Amerika 4erikat pada tahun"''9, terdapat 9,#$ juta anak-anak dilaporkan

    menderita asma dan 3,9 juta anak pernah mengalami episode serangan asma

    dalam aktu "2 bulan. Asma pada anak-anak di Amerika 4erikat dianggap

    sebagai penyebab tersering adanya kunjungan ke !nstalasi aat arurat

    ""

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    12/34

    =9#&,000 kasus>, raat inap ="##,000 kasus> dan tidak masuk sekolah ="0."

     juta kasus> 8alaupun asma tidak sering menyebabkan kematian, namun

    dilaporkan "#7 kematian anak akibat asma pada tahun "''9.7

    !.! Etiolo'i dan /a%to& "isi%o

    4e)ara umum faktor risiko asma dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor 

    genetik dan faktor lingkungan. aktor genetik meliputi hiperreaktivitas,

    atopi, obat-obatan tertentu

    =misalnya golongan aspirin, *4A!, beta-blocker   dll>, bahan yang

    mengiritasi =misalnya parfum, household spray dll>, ekspresi emosi berlebih,

    asap rokok dari perokok aktif dan pasif, polusi udara di luar dan di dalam

    ruangan, exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika

    melakukan aktivitas tertentu, dan perubahan )ua)a.3,7 

    !. Pato'enesis

    Asma merupakan penyakit obstruksi jalan napas yang reversibel dan ditandai

    oleh serangan batuk, mengi dan dispnea pada individu dengan jalan napas

    hiperreaktif. (erbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel

    limfosit 1, makrofag, neutrofil, dan sel epitel. Pen)etus serangan asma dapat

    disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain, alergen, virus, iritan yang dapat

    menginduksi respons inflamasi akut yang terdiri atas reaksi asma tipe )epat

    dan pada sejumlah kasus diikuti reaksi asma tipe lambat.7 

    eaksi fase )epat pada asma dihasilkan oleh aktivasi sel-sel yang sensitif 

    terhadap alergen !g-E spesifik, terutama sel mast dan makrofag. egranulasi

    sel mast mengeluarkan histamin dan berbagai mediator inflamasi lainnya

    "2

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    13/34

    yang menyebabkan kontraksi otot polos bronkus, sekresi mukus, dan

    vasodilatasi. eaksi fase lambat pada asma timbul sekitar #-' jam setelah fase

    aal. eliputi pengerakan dan aktivasi dari sel-sel eosinofil, sel 1, basofil,

    netrofil, dan makrofag.7 

    Pada remodeling   saluran pernapasan, terjadi serangkaian proses yang

    menyebabkan deposisi jaringan penyambung dan mengubah struktur saluran

    respiratori melalui proses dediferensiasi, migrasi, diferensiasi, dan maturasi

    struktur sel. (erbagai sel terlibat dalam proses remodeling seperti sel-sel

    inflamasi, matriks ekstraseluler, membran retikular basal, fibrogeni) groth

    faktor, pembuluh darah, otot polos dan kelenjar mukus. Perubahan struktur 

    yang terjadi pada proses remodeling yaitu+ hipertrofi dan hiperplasia otot

     polos saluran napas, hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus, penebalan

    membran reti)ular basal, pembuluh darah meningkat, peningkatan fungsi

    matriks ekstraselular, perubahan struktur parenkim, dan peningkatan

     fibrogenic growth faktor. engan adanya airway remodeling, terjadi

     peningkatan tanda dan gejala asma seperti hipereaktivitas jalan napas,

    distensibilitas dan obstruksi jalan napas.7 

    ambar ". Patogenesis Asma

    !. Pato7isiolo'i Asma

    "3

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    14/34

    !..1 5st&u%si salu&an &esi&ato&i

    Penyempitan saluran napas yang terjadi pada pasien asma dapat

    disebabkan oleh banyak faktor. Penyebab utamanya adalah kontraksi

    otot polos bronkial yang dipi)u oleh mediator agonis yangdikeluarkan oleh sel inflamasi, akibatnya terjadi hiperplasia kronik 

    dari otot polos, pembuluh darah, serta terjadi deposisi matriks pada

    saluran napas. 4elain itu, dapat pula terjadi hipersekresi mukus dan

     pengendapan protein plasma yang keluar dari mikrovaskularisasi

     bronkial dan debris seluler.#

    ambar 3. (ronkus *ormal dan (ronkus Asmatik 

    !..2 Hie&a%ti8itas salu&an &esi&ato&i4aluran respiratori dikatakan hiperreaktif atau hiperresponsif jika pada

     pemberian histamin dan metakolin dengan konsentrasi kurang 9Fg%

    didapatkan penurunan  Forced Expiration Volume  =EG"> 20% yang

    merupakan kharakteristik asma, dan juga dapat dijumpai pada

     penyakit yang lainnya seperti hronic !bstruction "ulmonary

     #isease  =?;P>, fibrosis kistik dan rhinitis alergi. 4timulus seperti

    olahraga, udara dingin, ataupun adenosin, tidak memiliki pengaruh

    langsung terhadap otot polos saluran napas =tidak seperti histamin dan

    metakolin>. 4timulus tersebut akan merangsang sel mast, ujung

    serabut dan sel lain yang terdapat disaluran napas untuk mengeluarkan

    mediatornya.#

    "7

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    15/34

    !..! 5tot olos salu&an &esi&ato&i

    Pada penderita asma ditemukan pemendekan dari panjang otot

     bronkus. /elainan ini disebabkan oleh perubahan pada aparatus

    kontraktil pada bagian elastisitas jaringan otot polos atau pada matriksektraselularnya. Peningkatan kontraktilitas otot pada pasien asma

     berhubungan dengan peningkatan ke)epatan pemendekan otot.

    4ebagai tambahan, terdapat bukti baha perubahan pda struktur 

    filamen kontraktilitas atau plastisitas dari sel otot polos dapat menjadi

    etiologi hiperaktivitas saluran napas yang terjadi se)ara kronik.#

    !.. Hie&se%&esi mu%us

    6iperplasia kelenjar submukosa dan sel goblet sering kali ditemukan

     pada saluran napas pasien asma dan penampakan remodeling  salurannapas merupakan karakteristik asma kronis. ;bstruksi yang luas

    akibat penumpukan mukus saluran napas hampir selalu ditemukan

     pada asma yang fatal dan menjadi penyebab ostruksi saluran napas

    yang persisiten pada serangan asma berat yang tidak mengalami

     perbaikan dengan bronkodilator.#

    !. Dia'nosis

    /elompok anak yang patut diduga asma adalah anak yang menunjukkan

     batuk dan, musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya

    riayat asma dan

     pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan. ji fungsi paru yang sederharna

    dengan  peak flow meter , atau yang lebih lengkap dengan spirometer. ji

     provokasi bronkus dengan histamin, metakolin, gerak badan =exercise>, udara

    kering dan dingin, atau dengan salin hipertonis sangat menunjang

    "$

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    16/34

    diagnosis.pemeriksaan ini berguna untuk mendukung diagnosis asma anak 

    melalui 3 )ara yaitu didapatkannya.9

    ". Gariabilitas pada P atau EG " lebih dari 20%

    2. /enaikan L 20% pada P atau EG" setelah pemberian inhalasi bronkodilator.

    3. Penurunan L 20% pada P atau EG" setelah provokasi bronkus.

    !..1 Anamnesis

    4eorang anak dikatakan menderita serangan asma apabila didapatkan gejala

     batuk dan

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    17/34

    !..! Peme&i%saan Penun4an'

    Pada serangan asma berat, pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah

    analisis gas darah =A> dan foto rontgen thoraks proyeksi antero-posterior.

    Pada A dapat dijumpai adanya peningkatan P?;2  dan rendahnya P;2

    =hipoksemia>. Pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan adalah uji fungsi

     paru bila kondisi memungkinkan. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan

    adanya penurunan EG" yang men)apai M&0% nilai normal.9

    4elain pemeriksaan di atas, pemeriksaan !gE dan eosinofil total dapat

    membantu penegakan diagnosis asma. Peningkatan kadar !gE dan eosinofil

    total umum dijumpai pada pasien asma. ntuk memastikan diagnosis,

    dilakukan pemeriksaan uji provokasi dengan histamin atau metakolin. (ilauji provokasi positif, maka diagnosis asma se)ara definitif dapat ditegakkan.9

    1abel ". /lasifikasi derajat asma anak &,9

    Pa&amete& %linis

    Keutuhan oat9

    dan 7aal a&u

    Asma eisodi% 4a&an'

    (asma &in'an)

    Asma eisodi% se&in'

    (asma sedan')

    Asma e&sisten

    (asma e&at)

    ".rekuensi serangan 3-7: (erjalan

    (ayi+

    (erbi)ara

    (ayi+

    !stirahat

    (ayi+

    "&

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    18/34

    enangis keras 1angis pendek 

    O lemah

    /esulitan

    menetek dan

    makan

    1idak mau

    minum <

    makan

    Posisi (isa berbaring ebih sukauduk 

    uduk bertopang

    lengan

    Bi:a&a /alimat Penggal kalimat /ata-kata

    Kesada&an ungkin

    irritable

    (iasanya

    irritable

    (iasanya

    irritable

    Sianosis 1idak ada 1idak ada Ada

    Wheezing  4edang, sering

    hanya pada akhir 

     ekspirasi

     *yaring,

    4epanjang

     ekspirasi

    inspirasi

    4angat

    nyaring,

    1erdengar

    tanpa

    stetoskop

    Pen''unaan otot

    Bantu &esi&ato&i% 

    (iasanya tidak (iasanya ya 5a

    "et&a%si angkal,

    etraksi

    !nterkosta

    4edang,

    ditambah

    etraksi

    suprasternal

    alam,

    itambah

     *apas )uping

    6idung

    /&e%uensi naas 1akipnu 1akipnu 1akipnu

    Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar+

    sia frekuensi napas normal

    M2 bulan M #0 < menit

    2-"2 bulan M $0

    70-#0%#0-90%

    M70%M#0%

    espon M 2

     jam

    Sa52 = K'$% '"-'$% Q'0%

    Pa52  *ormal K#0 mm6g M #0 mm6g

    "9

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    19/34

    Pa>52 M7$ mm6g M7$ mm6g K7$ mm6g

    !.* Tatala%sana Asma

    1atalaksana asma dibagi menjadi dua, yaitu tatalaksana saat serangan dan jangka panjang.9 1ujuan tatalaksana asma anak se)ara umum adalah untuk 

    menjamin ter)apainya tumbuh kembang anak se)ara optimal sesuai dengan

     potensi genetiknya. 4e)ara lebih khusus tujuan yang ingin di)apai yaitu+& 

    a. Pasien dapat menjalani aktivitas normal sebagai seorang anak, termasuk 

     bermain dan berolah raga, b. sedikit mungkin angka absensi sekolah,

    ). gejala tidak timbul siang ataupun malam hari =tidur tidak terganggu>,

    d. uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang

    men)olok pada PE,e. kebutuhan obat seminimal mungkin, kurang dari sekali dalam dua tiga

    hari, dan tidak ada serangan, danf. efek samping obat dapat di)egah agar tidak atau sedikit mungkin timbul,

    terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

    1ujuan tatalaksana saat serangan+2

    a. eredakan penyempitan saluran respiratorik se)epat mungkin,

     b. mengurangi hipoksemia,). mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal se)epatnya, dan

    d. ren)ana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang untuk men)egah

    kekambuhan.

    Apabila tujuan ini ter)apai maka perlu reevaluasi tatalaksananya apakah perlu

    tingkat pengobatan dinaikkan = step up> atau bahkan perubahan pengobatan

    atau bila tujuan telah ter)apai dan stabil "R3 bulan apakah sudah perlu

    dilakukan penurunan pelan R pelan = step down>. (erikut ini adalah syarat step

    up dan step down+&,9

    4yarat %tep up 4yarat %tep downPengendalian lingkungan dan hal-hal yang

    memberatkan asma sudah dilakukan

    Pengendalian lingkungan harus tetap baik 

    Pemberian obat sudah tepat susunan dan

    )aranya

    Asma sudah terkendali selama 3 bulan

     berturut-turut

    "'

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    20/34

    1indakan " dan 2 sudah di)oba selama 7 -#

    minggu

    !?4 hanya boleh diturunkan 2$% setiap 3

     bulannya sampai dengan dosis terke)il yang

    masih dapat mengendalikan asmanya.

    Efek samping !?4 =inhaled cortikosteroid >

    tidak ada

    (ila step down gagal, perlu di)ari sebabnya

    dan kalau sudah dikoreksi, !?4 dapat

    diturunkan bersama dengan penambahan

    A(A dan atau 1A

    !.*.1 Tatala%sana edi%amentosa

    ;bat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu obat pereda =reliever >

    dan obat pengendali =controller >. ;bat pereda digunakan untuk meredakan

    serangan atau gejala asma jika sedang timbul. (ila serangan sudah teratasi

    dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini tidak lagi digunakan atau

    diberikan bila perlu. /elompok kedua adalah obat pengendali yang disebut

     juga obat pen)egah, atau obat profilaksis. ;bat ini digunakan untuk 

    mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi kronik saluran nafas. engan

    demikian pemakaian obat ini terus menerus diberikan alaupun sudah tidak 

    ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya diturunkan pelan-pelan yaitu 2$%

    setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma ter)apai #-9 minggu.'

    !.*.1.1 5at

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    21/34

    osis salbutamol

    ;ral+ 0," - 0,"$ mg

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    22/34

    Efek samping S2 agonist antara lain tremor otot skeletal, sakit

    kepala, agitasi, palpitasi, dan takikardi.

     Methylxanthine

    Efek bronkodilatasi methylxantine  setara dengan S2 agonist

    inhalasi, tapi karena efek sampingnya lebih banyak dan batas

    keamanannya sempit, obat ini diberikan pada serangan asma berat

    dengan kombinasi S2 agonist dan antikolinergik '.  (ethilxanthine

    )epat diabsorbsi setelah pemberian oral, re)tal, atau parenteral.

    Pemberian teofilin intramuskular harus dihindarkan karena

    menimbulkan nyeri setempat yang lama. mumnya adanya

    makanan dalam lambung akan memperlambat ke)epatan absorbsiteofilin tapi tidak mempengaruhi derajat besarnya absorpsi.

     (etilxanthine  didistribusikan keseluruh tubuh, meleati plasenta

    dan masuk ke air susu ibu. Eliminasinya terutama melalui

    metabolisme hati, sebagian besar dieksresi bersama urin.  Efek 

    samping obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala. Pada

    konsentrasi yang lebih tinggi dapat timbul kejang, takikardi dan

    aritmia. osis aminofilin !G inisial bergantung kepada usia, "R#

     bulan+ 0,$mg

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    23/34

    /ortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan+a. 1erapi inisial inhalasi  &' agonist  kerja )epat gagal men)apai

     perbaikan yang )ukup lama, b. serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

    kortikosteroid hirupan sebagai kontroler, dan). serangan ringan yang mempunyai riayat serangan berat

    sebelumnya.

    /ortikosteroid sistemik memerlukan aktu paling sedikit 7 jam

    untuk men)apai perbaikan klinis, efek maksimum di)apai dalan

    aktu "2 R 27 jam. Preparat oral yang di pakai adalah prednison,

     prednisolon, atau triamsinolon dengan dosis " R 2 mg

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    24/34

    gejala-gejala asma, mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut

    dan jumlah raatan di rumah sakit, meningkatkan kualitas hidup,

    fungsi paru dan hiperresponsif bronkial, dan mengurangi

     bronkokonstriksi yang diinduksi latihan. osis yang dapat

    digunakan sampai 700ug. Efek samping berupa

    gangguan pertumbuhan, katarak, gangguan sistem saraf pusat, dan

    gangguan pada gigi dan mulut.","0

     Leuotriene Receptor !ntagonist "L#R!$

    4e)ara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan

    dan mungkin hasilnya lebih baik. 1A dapat melengkapi kerja

    steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane. 4elain itu

    1A mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap

     bronkokonstriktor dan dapat men)egah early asma reaction dan

    late asthma reaction. 1A dapat diberikan per oral,

     penggunaannya aman, dan tidak mengganggu fungsi hati. Preparat

    1A yaitu montelukas dan Bafirlukas. Preparat yang tersedia di

    !ndonesia hanya Bafirlukas. Tafirlukas digunakan untuk anak usia

    K & tahun dengan dosis "0 mg 2 kali sehari.","0 Long acting β2 !gonist "L!%!$

    Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan

    formoterol. Pemberian !?4 700 ug dengan tambahan A(A lebih

     baik dilihat dari frekuensi serangan, EG"  pagi dan sore,

     penggunaan steroid oral, menurunnya hiperreaktivitas dan airway

    remodeling. /ombinasi !?4 dan A(A sudah ada dalam " paket,

    yaitu kombinasi fluti)asone propionate dan salmeterol =4eretide>,

     budesonide dan formoterol =4ymbi)ort>. 4eretide dalam !

    sedangkan 4ymbi)ort dalam P!. /ombinasi ini mempermudah

     penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat.","0

    &' Teo7ilin leas lamat

    27

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    25/34

    1eofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama

    kortikosteroid yang bertujuan untuk mengontrol asma dan

    mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroid. 1api efikasi

    teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis

    rendah. 1erapi dimulai pada dosis inisial $mg

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    26/34

    (agan ". Alur tatalaksana serangan asma terhadap anak ""

     *ilai derajat serangan

    1atalaksana aal+

     *ebulisasi S-agonis "-3:, selang 20 menit

     *ebulisasi ke-3 D antikolinergik ika serangan berat, nebulisasi S-agonis D antikolinergik 

    4erangan ringan+

    =*ebulisasi ":, respon baik>a. ;bservasi " jam

     b. Efek bertahan, boleh pulang

    ). ejala timbul lagi,

     perlakukan sebagai serangan

    sedang

    4erangan sedang+

    =*ebulisasi 2:, respon parsial>a. (erikan oksigen

     b. *ilai kembali derajat

    serangan, jika sesuai dengan

    serangan sedang, observasi di

    uang aat 4ehari =4>

    ). 4teroid oral

    d. Pasang jalur parenteral

    4erangan berat+

    =*ebulisasi 3:, respon buruk>a. 4ejak aal berikan ;2 saat

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    27/34

    ). ika infeksi virus sebagai

     pen)etus, beri steroid oral =3-

    $ hari>

    d. alam 27-79 jam kontrol ke

    klinik aat alan, untuk 

    reevaluasi

    klinis, stabil, boleh pulang,

    tetapi jika klinis tetap belum

    membaik

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    28/34

    BAB I;

     ANALISIS KASUS

    .1 Aa%ah dia'nosis dan eme&i%saan 7isi% ada %asus sudah teat?

    ambaran klinis serangan asma pada anak apabila didapatkan gejala batuk 

    dan. 4erangan asma

    adalah episode perburukan gejala-gejala asma se)ara progresif. ejala yang

    dimaksud adalah sesak napas, batuk, mengi, dada rasa tertekan, atau berbagai

    kombinasi gejala tersebut. Pada umumnya, eksaserbasi disertai distres

     pernapasan.""

    Pasien An. didiagnosis serangan asma berdasarkan definisi tersebut dan

    sesuai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien. iperkirakan

     baha sampai '0% anak pasien asma mempunyai alergi pada saluran napas,

    terutama terhadap alergen dalam rumah =indoor allergen> seperti tungau debu

    rumah, alternaria, ke)oak, dan bulu ku)ing.2 Pasien memiliki riayat atopi yakni

    29

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    29/34

    rhinitis alergi pada pagi hari dan udara dingin. (entuk alergi yang dialami pasien

     berupa bersin pada pagi hari dan udara dingin.

    erajat serangan asma bervariasi mulai dari yang ringan, sedang, berat, dan

    serangan yang mengan)am jia, perburukan dapat terjadi beberapa menit, jam,

    atau hari. 4erangan akut biasanya timbul akibat pajanan terhadap faktor pen)etus

    =paling sering infeksi virus atau alergen>, sedangkan serangan berupa perburukan

    yang bertahap men)erminkan kegagalan pengelolaan jangka panjang penyakit.

    erajat serangan asma menurut !katan okter Anak !ndonesia =!A!>, adalah

    sebagai berikut+

    Pa&amete& %linis9/un'si a&u9

    Lao&ato&ium

    "in'an Sedan' Be&at

    4esak =breathless> (erjalan

    (ayi+

    enangis keras

    (erbi)ara

    (ayi+

    1angis pendek 

    O lemah

    /esulitan

    menetek danmakan

    Isti&ahat

    (ayi+

    1idak mau

    minum<

    makan

    Posisi (isa berbaring Leih su%a

    Dudu% 

    uduk

     bertopang

    lenganBi:a&a /alimat Penggal kalimat Kata

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    30/34

    Pulsus a&ado%sus 1idak ada

    M"0 mm6g

    Ada

    "0-20 mm6g

    Ada

    K20 mm6g

    PE/" atau /E;1

    < P&a&on%odilato&

    < Pas:a&on%odilat

    o&

    =% *ilai dugaan<

    K#0%

    K90%

     *ilai terbaik>

    70-#0%

    #0-90%

    M70%

    M#0%

    espon M 2

     jam

    Sa52 = K'$% '"-'$% Q'0%

    Pa52  *ormal K#0 mm6g M #0 mm6g

    Pa>52 M7$ mm6g M7$ mm6g K7$ mm6g

    (erdasarkan penilaian derajat serangan asma, didapatkan temuan klinis pada pasien

    An. berupa sesak terjadi ketika pasien dalam keadaan istirahat, didapatkan

    ketidakmampuan berbaring, pasien hanya dapat duduk karena sesak. Pasien kesulitan

     berbi)ara, dan hanya dapat mengu)apkan kata-kata. Pada pemeriksaan fisik tidak 

    ditemukan sianosis pada pasien, akral pada ekstremitas inferior )ukup dingin,

    sedangkan akral pada ekstremitas superior masih hangat. idapatkan penggunaan

    otot bantu napas pada leher dan dada pasien. idapatkan retraksi dinding dada

    disertai napas )uping hidung pada pasien. Pada auskultasi terdengar bunyi heeBing

    yang nyaring pada saat inspirasi dan ekspirasi. 4aturasi oksigen pada pasien senilai

    '7%. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan pulsus paradoksus, spirometri,

    Pa;2,  dan Pa?;2. (erdasarkan parameter tersebut, pasien terdiagnosis sebagai

    serangan asma sedang-berat.

    (erdasarkan respon terhadap nebulisasi, pasien didiagnosis serangan asma berat. 6al

    ini sesuai dengan allo anamnesis yang dilakukan terhadap ibu pasien yakni asma

    tidak membaik setelah dilakukan 3: nebulisasi.

    .2 Aa%ah enatala%sanaan ada %asus ini sudah teat?

    Pada kasus ini pasien telah dilakukan 3: nebulisasi namun respon buruk yakni

    tidak ada perbaikan terhadap keluhan sesak pada pasien. (erdasarkan Pedoman

    Pelayanan edis terhadap asma pada anak, maka penatalaksanaan yang

    diberikan adalah penatalaksanaan terhadap serangan asma derajat berat.

    30

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    31/34

    Penatalaksanaan yang diberikan oleh rumah sakit ketika sampai di adalah

    sebagai berikut+

    ". ;ksigenasi " liter per menit

    2. !G "2 tpm

    3. Ampi)ilin 3:'00 mg

    7. anitidin 2: H ampul =2:2$ mg>

    $. *ebulisasi ventolin + )ombivent H + H

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    32/34

    Pada pasien ini ditemukan tanda-tanda distres pernapasan berupa pernapasan

    )uping hidung, takipneu, bradipneu, retraksi dinding dada, dan penggunaan

    otot bantu pernapasan.

    2. /ombinasi bronkodilator & agonist kerja )epat dan antikolinergik melalui+

     *ebulisasi )ombivent =salbutamolD ipratropium bromida>

    osis salbutamol dengan nebuliser adalah 0,"R0,"$ mg

    osis ipratropium bromida

    !pratropium bromida tersedia dalam *ebuliBer solution 0,02$% =0,2$ mg

    dan 0,0$% =0,$ mg. osis yang direkomendasikan untuk anak adalah

    0,2$ mg-0,$ mg yang dien)erkan dalam 2-$ ml *a?l 0,'% yang diberikan 3

    kali pada satu jam pertama =setiap 20 menit untuk 3 dosis yang selanjutnya

     pemberiannya tergantung kebutuhan>.

    =((C2# kg 0,2$:2#C#,$ mg R 0,$:2#C"3 mg>

    3. Antibiotik diberikan apabila terdapat tanda dan gejala pneumonia pada anak 

    =1anda dan gejala pneumonia+ sesak napas, batuk, demam, ronki basah halus

    dan gambaran infiltrat pada rontgen thora:>.

    Pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda dan gejala pneumonia dan

    nilai leukosit dalam batas normal ="2."00.

    32

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    33/34

    7. Antiinflamasi kortikosteroid diberikan atas indikasi terapi inisial inhalasi &'

    agonist  kerja )epat gagal men)apai perbaikan yang )ukup lama.

    /ortikosteroid yang diberikan adalah dexamethasone.

    osis dexamethasone bolus !G 0,$-" mg

  • 8/16/2019 CR SERANGAN ASMA HANIFAH RAHMANIA.docx

    34/34

    2. ahajoe *, 4upriyatno (, O 4etyanto (.  "edoman asional )sma )nak .akarta+ // Pulmonologi PP !A!J 200'.

    3. irektorat enderal PP O PP, epartemen /esehatan epublik !ndonesia.

     "edoman "engendalian "enyakit )sma. epartemen /esehatan !J 200'. h.$-"".

    7. *elson 1e:tbook of Pediatri)s+ hildhood )sthma. Elsevier 4)ien)e =4A>J2003.

    $. /artasasmita ?(. Epidemiologi )sma )nak. dalam+ ahajoe **, 4upriyatno(, 4etyanto (, penyunting.  uku )/ar 0espirologi )nak . Edisi pertama.

    akarta+ (adan Penerbit !A!J 2009. h.&"-93.

    #. 4 akmuri .  "atofisologi )sma )nak . dalam+ ahajoe **, 4upriyatno (,

    4etyanto (, penyunting.  uku )/ar 0espirologi )nak . Edisi pertama.akarta+ (adan Penerbit !A!J 2009. h. '9-"07.

    &. ahajoe *.  #eteksi dan "enanganan 1angka "an/ang )sma )nak . dalam+

     (ana/emen 2asus 0espiratorik )nak #alam "raktek %ehari-hari. Edisi

     pertama. akarta+ 5apnas 4uddharpranaJ 200&. h. '&-"0#.

    9. Pusponegoro 6, 6adinegoto 44, irmanda , Pujiadi A6,/osem 4,

    usmil /, dkk, penyunting. %tandar "elayanan (edis 2esehatan )nak .akarta+ (adan Penerbit !A!J 200$.

    '. 4upriyatno (, 4 akmuri . %erangan )sma )kut . dalam+ ahajoe **,

    4upriyatno (, 4etyanto (, penyunting. uku )/ar 0espirologi )nak . Edisi pertama. akarta+ (adan Penerbit !A!J 2009. h."20-32.

    "0. ahajoe *. Tatalaksana 1angka "an/ang )sma )nak . dalam+ ahajoe **,4upriyatno (, 4etyanto (, penyunting. uku )/ar 0espirologi )nak . Edisi

     pertama. akarta+ (adan Penerbit !A!J 2009. h."37-7#.

    "". epkes !. Profil /esehatan !ndonesia. "edoman "elayanan (edis. ilid !.

    (adan Penerbit !A!J 200'

    "2. !nternational ?hid 6ealth evie ?ollaboration.  )sma #iagnosis danTatalaksana. 20"2. http+