hanifah arbi'atun nisa.pdf
TRANSCRIPT
PENGARUH IMBALAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
KARYAWAN BPR SYARIAH AMANAH UMMAH
KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebaga Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh:
Oleh:
Hanifah Arbi’atun Nisa
1112053000011
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2016
i
ABSTRAK
Hanifah Arbi’atun Nisa, 1112053000011, “Pengaruh Imbalan Terhadap
Peningkatan Kinerja Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor”, Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016, Dosen Pembimbing: Drs. Nurul Jamali, M.Si.
Setiap perusahaan menginginkan karyawan yang berkinerja tinggi,
karena akan mendorong pada berkembangnya perusahaan. Karyawan yang
kinerjanya tinggi akan menunjukkan hasil kerja yang baik, sedangkan karyawan
yang kinerjanya rendah akan menunjukkan hasil kerja yang buruk. Kinerja yang
tinggi dapat diperoleh dengan beberapa faktor, salah satu faktornya ialah imbalan.
Imbalan ini menjadi perhatian bagi perusahaan untuk menarik sumber daya
manusia yang berkualitas dan juga menjadi alasan bagi para pekerja untuk tetap
bertahan di perusahaan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh imbalan
terhadap peningkatan kinerja karyawan dan mendeskripsikan pengaruh imbalan
terhadap kinerja karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 31 orang karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang yang
dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling. Metode analisis yang
digunakan adalah metode regresi linear sederhana. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan software statistik SPSS versi
22.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai R2
sebesar 0,415, artinya
presentasi pengaruh imbalan terhadap peningkatan kinerja karyawan sebesar
4,15%. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai lebih kecil dari nilai (0,000 <
0,05) dan nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel (20,545 > 4,18). Hal ini
menunjukkan bahwa imbalan mempengaruhi kinerja karyawan secara signifikan.
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4,53 >
1.69913). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini dapat diterima.
Kata Kunci : Pengaruh, Imbalan, dan Kinerja Karyawan.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobba’aalamiin, syukur tak terputus kepada Allah
Subhanallahu wa Ta’ala atas segala nikmat-Nya maka niat-niat baik dapat
terlaksana, atas segala karunia dan rahmat-Nya maka kebaikan-kebaikan menjadi
sempurna. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wassallam, yang telah mengajarkan kepada kita arti perjuangan
yang membentuk kesabaran, keikhlasan, serta ketangguhan yang ada pada dirinya.
Semoga kita semua berada di belakang langkahnya.
Alhamdulillah, atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi dengan judul “Pengaruh Imbalan terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Kecamatan Leuwiliang
Kabupaten Bogor”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan
dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Dosen Penasihat Akademik.
4. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, M.A selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah (MD) dan Bapak Drs. Sugiharto, M.A selaku
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah (MD).
5. Bapak Drs. Nurul Jamali, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan kepada penulis, serta
telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak Dr. H. Saefulloh, M.Pd selaku ayah yang hebat dan Dra. Siti
Kurnianingsih selaku Ibu yang luar biasa, terimakasih karena selalu
memberikan do’a, kasih sayang, saran, serta dukungan moril maupun
materil dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati selama penulis
menempuh studi dan penyusunan skripsi ini.
7. Kakakku tersayang, Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si dan
Muhammad Ichsan Nurjam’an, S.Pd, terimakasih telah memberikan
contoh yang baik kepada adikmu ini, juga senantiasa memberikan
semangat yang luar biasa, do’a yang tulus, serta memberikan saran
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
iv
8. Hadia Nurhayati selaku sepupu terbaikku yang senantiasa menemani,
menghibur, serta mendo’akan penulis. Terimakasih atas dukungannya
selama ini.
9. Sahabat-sahabatku, Nada Elmaula Mayasari, Dian Nur’ainun, Mila
Afrianti, Siti Rukoyah, Sri Helvayani yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
10. Dian Muslihah, S.E.I selaku karyawan bagian Administrasi dan
Keuangan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang yang telah
banyak membantu penulis dalam segala proses penelitian di BPRS
Amanah Ummah Leuwiliang.
11. Teman-teman tercinta angkatan 2012 Manajemen Dakwah yang selalu
memberikan bantuan, semangat, serta dorongan selama pembuatan
skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
Allah SWT. Selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan InsyaAllah, Allah akan
membalas atas semua kebaikan yang telah dilakukan. Penulis berharap penelitian
ini bermanfaat, baik untuk diri penulis maupun para pembaca. Penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki penelitian ini pada
masa yang akan datang.
Bogor, 23 Juni 2016
Hanifah Arbi’atun Nisa
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................viii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 13
BAB II: LANDASAN TEORITIS
A. Hakikat Kinerja Karyawan .............................................................................. 15
1. Pengertian Kinerja Karyawan .................................................................... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan.............................. 19
3. Mengukur Kinerja Karyawan .................................................................... 21
4. Indikator Peningkatan Kinerja Karyawan .................................................. 25
B. Imbalan ............................................................................................................ 30
1. Pengertian Imbalan .................................................................................... 30
2. Tujuan Imbalan .......................................................................................... 38
3. Bentuk dan Jenis Imbalan .......................................................................... 41
vi
a) Gaji ....................................................................................................... 33
b) Insentif ................................................................................................. 35
c) Tunjangan ............................................................................................ 38
d) Pengembangan karir............................................................................. 39
e) Penghargaan ......................................................................................... 42
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................ 50
D. Sumber Data..................................................................................................... 51
E. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 51
F. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 53
G. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 54
H. Teknik Analisis Data........................................................................................ 55
I. Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 60
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 67
B. Uji Kualitas Data.............................................................................................. 72
1. Uji Validitas ............................................................................................... 72
2. Pengolahan Data ........................................................................................ 78
3. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 81
C. Interpretasi Data ............................................................................................... 83
vii
BAB V: PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................................. 90
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Imbalan ....................................................................... 61
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Karyawan ...................................................... 64
Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ............................................................ 70
Tabel 4.2 Responden Menurut Jenis Pendidikan ........................................................70
Tabel 4.3 Responden Menurut Lama Bekerja..............................................................71
Tabel 4.4 Variabel kinerja ...........................................................................................73
Tabel 4.5 Variabel kinerja ...........................................................................................74
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil pengujian validitas variabel kinerja ...............................75
Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil pengujian validitas variabel imbalan .............................76
Tabel 4.8 Variabel kinerja ...........................................................................................77
Tabel 4.9 Variabel imbalan .........................................................................................77
Tabel 4.10 Rekapitulasi hasil uji validitas ....................................................................78
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi .........................................................................................78
Tabel 4.12 Model Summary Imbalan terhadap kinerja ................................................. 79
Tabel 4.13 Tabel Uji F ..................................................................................................81
Tabel 4.14 Nilai Koefisien Korelasi ..............................................................................82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset PT. BPR Syariah Amanah Ummah ........................... 4
Gambar 2.1 Pendekatan Sistematik Untuk Menimbulkan Harapan Kinerja ............... 19
Gambar 2.2 Hubungan Strategi Organisasional dengan Kinerja ................................ 22
Gambar 2.3 Pembagian Imbalan ..................................................................................31
Gambar 2.4 Penggolongan Kompensasi ......................................................................33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pencapaian tujuan tersebut menunjukkan hasil kerja atau prestasi
kerja, dengan kata lain menunjukkan suatu kinerja. Wibowo menyatakan
bahwa kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan.
Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung
untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga
menunjukkan kinerja.1
Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikannya.2 Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan dengan
bekerja karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Dalam kontek
tersebut maka kinerja adalah hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang
berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga
1 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 81.
2 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 67.
1
2
menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua
tugas serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja di dalam suatu perusahaan dilakukan oleh segenap sumber daya
manusia, baik oleh pimpinan maupun karyawan. Kinerja karyawan menjadi
tantangan tersendiri untuk melahirkan karyawan yang profesional. Setiap
perusahaan tentu menginginkan karyawan yang berkinerja tinggi, karena akan
mendorong pada berkembangnya perusahaan. Karyawan yang kinerjanya
tinggi akan menunjukkan hasil kerja yang baik, sedangkan karyawan yang
kinerjanya rendah akan menunjukkan hasil kinerja yang buruk. Dengan
demikian, semakin baik kinerja karyawan maka semakin sukses perusahaan
tersebut, begitu juga sebaliknya. Sehubungan dengan hal itu maka penilaian
terhadap kinerja karyawan sangatlah diperlukan.
Kinerja karyawan perlu dikelola dengan baik, yakni dengan melakukan
penilaian kinerja terhadap karyawan. Apabila kinerja karyawan tidak dikelola
dengan baik maka akan berdampak buruk bagi perusahaan. Hal demikian
akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahan atau karena kinerja
karyawan yang rendah sehingga perusahaan mencapai hasil yang tidak
maksimal.
Penilaian kinerja ialah membandingkan antara aktual kerja dengan
standar kerja; hasilnya adalah penyimpangan; jika aktual output lebih besar
dari pada standar output terjadi penyimpangan yang menguntungkan
(favorable variance), sebaliknya jika aktual output lebih kecil dari pada
standar output terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable
3
variance). Penyimpangan-penyimpangan itu sebagai infomasi bagi
manajemen untuk dicari sebab-sebabnya kemudian menghapusnya.3 Adapun
Penilaian kinerja hakikatnya adalah untuk: (1) mengetahui kemampuan SDM
mencapai sasaran kerja (efektivitas), (2) mengetahui kemampuan SDM
menggunakan input untuk mencapai sasaran kerja (efisiensi), serta (3) untuk
menentukan besarnya imbalan materiil dan non-materiil.4
Kinerja keuangan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang pada
tahun 2015 tumbuh jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kinerja perbankan
syariah nasional. Seluruh target dalam rencana bisnis bank (RBB) untuk pos-
pos penting keuangan seperti aset, penghimpunan dana masyarakat,
penyaluran dana, permodalan, dan perolehan laba pada tahun buku 2015
dapat terlampaui, dengan rataan capaian sebesar 104%. Rata-rata tingkat
pertumbuhan sebesar 17,24% dari tahun 2014. Jumlah aset Bank pada akhir
tahun 2015 sebesar Rp. 178.386.559.000 meningkat 16.06% dari tahun 2014
sebesar Rp. 153.699.208.000 Penghimpunan dana masyarakat tercapai
101,76%, sedangkan realisasi penyaluran dana tercapai sebesar 102.50%
dengan rasio FDR sebesar 82,53%. Perolehan laba perusahaan tercapai
113,84% dengan nominal Rp. 6.007.745.000 tumbuh 18,01% dari tahun
2014. 5
3 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21 , (Jakarta,
Nusantara Consulting: 2011), h. 49.
4 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber..., h. 49.
5 Laporan Tahun 2015 Bank Syariah Amanah Ummah.
4
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
200,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Aset Lima Tahun Terakhir
BPR Syariah Amanah Ummah mampu mencapai pertumbuhan yang
baik sesuai dengan rencana. Adapun pertumbuhan aset BPR Syariah Amanah
Ummah jika digambarkan dengan grafik ialah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset PT. BPR Syariah Amanah Ummah
Sumber: Laporan Tahun 2015 Bank Syariah Amanah Ummah
Dengan pertumbuhan aset yang baik, maka pada tahun 2015 PT. BPR
Syariah Amanah Ummah ditetapkan sebagai BPR Syariah Terbaik Peringkat I
Tingkat Nasional untuk BPR Syariah yang beraset diatas Rp. 100 Milyar oleh
Majalah Infobank.6
Berdasarkan hasil yang tercantum dalam Buku Laporan Tahun 2015,
dapat disimpulkan bahwa BPR Syariah Amanah Ummah memiliki kinerja
yang baik. Adapun Kinerja yang baik dapat diperoleh dengan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian kinerja itu sendiri, salah satu faktornya ialah
6Laporan Tahun 2015 Bank Syariah Amanah Ummah.
5
imbalan atau kompensasi. Imbalan atau kompensasi ini menjadi perhatian
bagi perusahaan untuk menarik sumber daya manusia yang berkualitas dan
juga menjadi alasan bagi para pekerja untuk tetap bertahan di perusahaan.
Kompensasi merupakan segala sesuatu bentuk imbalan yang diterima
oleh seorang (pekerja) sebagai imbalan atas kerja mereka.7 Kompensasi atau
imbalan inilah yang mendorong atau memotivasi karyawan untuk bekerja.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa karyawan menggunakan waktu,
tenaga, pikiran, dan keterampilannya bukan semata-mata karena ingin
membaktikan atau mengabdikan diri pada perusahaan, tetapi terdapat tujuan
lain yakni mengharapkan imbalan sebagai balas jasa atas hasil kerjanya.
Imbalan atau kompensasi ini merupakan hak para pekerja yang harus
diberikan. Allah SWT. menjanjikan siksa yang amat pedih bagi orang-orang
yang memakan hak pekerja. Rasulullah SAW. Bersabda dalam sebuah hadits
qudsi:8
dari Abu Hurairah radliallahu „anhu dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam
bersabda: “Allah Ta‟ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang aku berperang
7Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber..., h. 269.
8Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006) h. 103.
6
melawan mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas namaku
lalu mengingkarinya, seseorang yang berjualan orang merdeka lalu
memakan (uang dari) harganya dan seseorang yang memperkerjakan pekerja
kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar
upahnya”. (HR. Al-Bukhari)
Hadits ini merupakan sebuah peringatan bagi yang memperkerjakan
seseorang agar memberikan imbalan atas hasil kerjanya. Hal ini menunjukkan
bahwa imbalan sangat penting bagi seseorang yang bekerja, karena imbalan
menjadi faktor utama sebagai sumber penghasilan bagi mereka dan
keluarganya. Imbalan ini harus diberikan secara benar, sehingga karyawan
akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik guna
mencapai sasaran organisasi dan pribadinya.
Apabila suatu organisasi tidak mampu memberikan imbalan yang
memuaskan, organisasi bukan hanya akan kehilangan tenaga-tenaga terampil
dan berkemampuan tinggi, akan tetapi juga akan kalah bersaing di pasaran
tenaga kerja. Jika situasi demikian tetap berlanjut, organisasi yang
bersangkutan akan tidak mampu menghasilkan produk yang
memungkinkannya mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.9 Hal seperti
inilah yang akan merugikan perusahaan. Jika kepuasan tidak terselesaikan
dengan baik, maka kinerja karyawan akan terus menurun sehingga
produktivitas pun akan terganggu. Oleh karena itu, imbalan kerja yang
menjadi harapan karyawan perlu terpenuhi dengan baik sesuai dengan kinerja
karyawan.
9Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.
158-159.
7
Imbalan atau kompensasi ini mengandung arti tidak sekedar dalam
bentuk finansial saja, seperti yang langsung berupa gaji, upah, komisi, dan
bonus, serta tidak langsung berupa asuransi, bantuan sosial, uang cuti, uang
pensiun, pendidikan, dan sebagainya tetapi juga bentuk bukan finansial.
Bentuk ini berupa pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk pekerjaan
berupa tanggung jawab, perhatian, kesempatan, dan penghargaan, sementara
bentuk lingkungan pekerjaan berupa kondisi kerja, pembagian kerja, status,
dan kebijakan.10
Pemberian imbalan ini dapat meningkatkan kinerja serta kepuasan kerja
karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Robbins (1993) yang
mengemukakan bahwa penghargaan dapat meningkatkan prestasi kerja dan
kepuasan kerja apabila; (1) Mereka merasakan adanya keadilan dalam
penggajian, (2) Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja
mereka, dan (3) Berkaitan dengan kebutuhan individu.11
Imbalan yang membawa kepada kepuasan kerja karyawan menjadi
sesuatu yang penting untuk meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan
pada berbagai penelitian, disimpulkan bahwa karyawan yang merasa lebih
puas cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan yang merasa kurang puas. Dengan demikian, karyawan
yang memiliki produktivitas lebih tinggi berarti telah meningkatkan
kinerjanya.
10Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 237.
11Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2004), h. 78.
8
Dalam penelitiannya, Gibson (2000: 110) secara jelas menggambarkan
adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Di satu sisi
dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja
yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja
disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang
lebih produktif akan mendapat kepuasan. 12
Berdasarkan kepada sejumlah teori di atas, imbalan mempunyai
peranan penting terhadap peningkatan kinerja. Untuk membuktikan
pernyataan peneliti sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Imbalan Terhadap
Peningkatan Kinerja Karyawan di PT. BPR Syariah Amanah Ummah
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kepada latar belakang di atas, akan dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Imbalan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
2. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
3. Motivasi kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
4. Disiplin kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
5. Kompetensi berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
6. Partisipasi Kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
12Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber..., h. 508.
9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana tersebut di atas,
maka peneliti membatasi permasalahan penelitian tentang kinerja
karyawan dan variabel yang di duga memiliki pengaruh terhadap
kinerja karyawan, dalam hal ini adalah Imbalan. Adapun pelaksanaan
penelitian ini dilakukan di PT. BPR Syariah Amanah Ummah
kecamatan Leuwiliang Bogor.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan kepada sejumlah masalah di atas maka dapat
dirumuskan pokok-pokok masalah sebagaimana berikut ini:
a. Apakah ada pengaruh langsung imbalan terhadap kinerja
karyawan?
b. Apa imbalan dapat mempengaruhi kinerja karyawan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang difokuskan, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini, adalah:
1. Untuk mengetahui informasi tentang pengaruh imbalan terhadap kinerja
karyawan.
2. Untuk mendeskripsikan pengaruh imbalan terhadap kinerja karyawan.
10
E. Manfaat penelitian
Setelah didapatkan informasi tentang pengaruh imbalan terhadap
kinerja karyawan, maka diharapkan hasil penelitian ini berguna baik secara
teoritis maupun secara praktis bagi pihak-pihak lain yang memiliki
kepentingan dengan penelitian ini.
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna:
a. Penambahan pengetahuan bagi peneliti dan para praktisi
perbankan.
b. Penambahan teori baru berkaitan dengan penilaian kinerja
karyawan perbankan.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna:
a. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan teoritis dan
menambah wawasan mengenai imbalan.
b. Bagi Praktisi Perbankan
Untuk memberikan infomasi sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan melalui
imbalan.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan
dan menyajikan informasi mengenai imbalan terhadap kinerja.
11
d. Para Pengambil Kebijakan dalam Bidang Perbankan
Memberikan masukan dengan harapan mampu memberikan
penekanan khusus dalam melakukan pengembangan sumber daya
manusia
e. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar
untuk melakukan penelitian berikutnya.
F. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran dari beberapa sumber kepustakaan, peneliti
menemukan sejumlah skripsi yang membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan, antara lain:
1. Skripsi karya Ajeng Retno Kusumawati (2015), Mahasiswa Manajemen
Dakwah dengan konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Islam,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Bank Muamalat Indonesia
(BMI)”, yang membahas tentang peningkatan kinerja karyawan Bank
Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Ciledug melalui faktor
kepemimpinan pimpinannya. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
kepemiminan memiliki hubungan positif terhadap kinerja karyawan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
12
adalah variabel bebas yang peniliti teliti berkaitan dengan imbalan yang
diterima karyawan BPR Amanah Ummah.
2. Skripsi karya Eis Hartati (2013), Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi, Kompensasi,
Kedisiplinan, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
kasus pada Big Daddy Entertaiment)”, yang membahas tentang
pengaruh budaya organisasi, motivasi, kompensasi, kedisiplinan, dan
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan BigDaddy
Entertainment. Metode yang digunakan penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial dan silmutan terbukti bahwa budaya organisasi, motivasi,
kompensasi, kedisiplinan, dan kepuasan kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan
3. Skripsi karya Syam Romadani (2014), Mahasiswa Jurusan Manajemen
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Kasus Pada PT. Cursor Media)”, yang menganalisis pengaruh
dari gaya kepemimpinan, kompensasi, dan motivasi terhadap kinerja
pegawai. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik convenience sampling, dan uji yang digunakan
adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
13
terdapat pengaruh secara simultan pada variabel (gaya kepemimpinan,
kompensasi, dan motivasi) terhadap keputusan pembelian.
4. Skripsi karya Endah Dwi Pratiwi (2014), Mahasiswa Jurusan
Manajemen Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh
Komunikasi, Imbalan dan Hukuman Terhadap Kinerja Karyawan”,
yang menganalisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan kinerja, diantaranya, komunikasi, imbalan dan hukuman
dengan melihat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Teknik sampel
yang digunakan pada pnelititan ini ialah propotionate stratifed random
sampling, dan uji yang digunakan adalah regresi linear berganda yang
diolah menggunakan komputer program SPSS 20.0 for Window. Hasil
dari penelitian ini adalah variabel komunikasi, variabel imbalan,
variabel hukuman memiliki pengaruh baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan penelitian
ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah yang
pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub
bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,
14
Rumusan Masalah, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Landasan teoritis yang mendeskrisikan pengertian kinerja
karyawan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan, mengukur kinerja karyawan, indikator
peningkatan kinerja karyawan, pengertian imbalan, tujuan
imbalan, serta bentuk dan jenis imbalan.
BAB III : Metode Penelitian yang terdiri dari sumber data, jenis
penelitian, pendekatan penelitian, tempat dan waktu
penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan
data, instrumen penelitian, metode analisis data, serta definisi
operasional variabel.
BAB IV : Analisis dan interpretasi data yang diawali dengan gambaran
tempat penelitian, kemudian uji kualitas data, pengolahan
data, serta pengujian hipotesis.
BAB V : Penutup. Didalamnya peneliti mengemukakan simpulan dari
seluruh pembahasan serta sekaligus menjawab permasalahan
pokok yang telah dikemukakan. Kemudian menjabarkan
hasil penelitian ini serta mengemukakan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja Karyawan
a. Menurut Bahasa
Kinerja dalam Bahasa Inggris ditulis dengan performance yang
mempunyai beberapa pengertian:
1) To do carry out execute, artinya melakukan, menjalankan,
melaksanakan.
2) To discharge of fulfil as a vow, artinya memenuhi atau
menjalankan kewajiban suatu janji.
3) To portray, as character in a play, artinya menggambarkan
suatu karakter dalam suatu permainan.
4) To render by the voice or musical instrument, artinya
menggambarkannya dengan suara atau alat musik.
5) To execute or complete an undertaking, artinya melaksanakan
atau menyempurnakan tanggung jawab.
6) To act a part in a play, artinya melakukan suatu kegiatan
dalam suatu permaianan.
7) To perform music, artinya memainkan (pertunjukan) musik.
8) To do what is expeted of a person or machine, artinya
melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau
mesin.
15
16
Arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana
salah satu arti adalah “thing done” (sesuatu hasil yang telah
dikerjakan). Kinerja terjemahan dari “performance”, berarti:
1) Perbuatan, pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja, pelaksanaan
pekerjaan yang berdaya guna.
2) Pencapaian/prestasi seseorang berkenaan dengan tugas yang
diberikan kepadanya.
3) Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau
suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan
dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan).
4) Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. 13
b. Menurut Istilah
Lijan Poltak Sinambela, dkk (2011: 136), mengemukakan
bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai
sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa
13Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia, (Bandung: Refika Aditama: 2007), h. 259-260.
17
jauh kemampuan pegawai dalam melakukan tugas yang dibebankan
kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan
terukur serta ditetapkan secara bersama-sama yang dijadikan sebagai
acuan.14
Dalam buku Lijan Poltak Sinambela, yang berjudul Kinerja
Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi, Robbins mendefinisikan
bahwa kinerja individu sebagai kemampuan dalam melakukan
sesuatu dengan keahlian tertentu. Dalam buku yang sama
Prawirosentono mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab
masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika.15
Wilson Bangun menyatakan bahwa kinerja (performance)
merupakan hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan
persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement). Suatu
pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan
dalam mencapai tujuan yang disebut juga standar pekerjaan (job
standard). Standar kinerja adalah tingkat yang diharapkan suatu
pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan, dan merupakan
pembanding (benchmarks) atau tujuan atau target yang ingin dicapai.
14Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu: 2012), h. 5
15
Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai..., h. 5.
18
1. Deskripsi
Jabatan
2. Bidang Hasil
dengan
Indikator
Kinerja 3. Standar
Kinerja
4. Tujuan
Hasil pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh seorang karyawan
dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan perkerjaan
atau standar kinerja.16
Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan
standar yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai.
Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan
tanggungjawab dengan baik. Untuk mengetahui terlaksana atau tidak
tanggungjawabnya sudah barang tentu memerlukan standar. Oleh
sebab itu, sebelum melaksanakan tugas dan tanggungjawab perlu
ditentukan terlebih dahulu kriteria berhasil tidaknya pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Pemikiran seperti itu dikemukakan oleh Haynes
yang mengatakan bahwa membangun harapan kinerja perlu
memperhatikan empat elemen pendekatan yang sitematik, seperti
diperlihatkan pada gambar 2.1. berikut:
Gambar 2.1 Elemen Suatu Pendekatan Sistematik Untuk
Menimbulkan Harapan Kinerja
Sumber: Linjan Poltak Sinambella, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran
dan Implikasi
16Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.
231.
19
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa untuk memperoleh kinerja
yang baik harus memperhatikan empat elemen pokok yaitu:
deskripsi jabatan, yang akan menguraikan tugas dan tanggungjawab
suatu jabatan, sehingga pejabat yang akan melakukannya tahu secara
pasti apa yang harus dilakukannya.17
Misalnya untuk meningkatkan
kinerja karyawan, maka karyawan harus tahu apa yang harus
dilakukannya, bagaimana melakukannya. Bidang hasil dengan
indikator kinerja haruslah jelas, artinya seorang karyawan harus
mengetahui indikator keberhasilan tugas-tugasnya. Selain penetapan
indikator pelaksanaan tugas karyawan harus ada standar kinerja yang
menunjukkan berhasil atau tidaknya tugas yang dilaksanakan
tersebut. Dengan melaksanakan ketiga elemen tersebut secara
sistematis diharapkan tujuan yang sudah ditetapkan tersebut akan
dicapai.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja (Prestasi Kerja)
Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah sebagai
berikut:
a. Faktor Kemampuan
Secara Psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill).
Artinya, pegawai yang memiliki rata-rata (IQ 110 – 120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
17Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai..., h. 6-7.
20
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the
right place, the right man on the right job).18
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja).19
Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar
mampu melakukan prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Mc. Clelland dalam buku A.A. Anwar Prabu yang berjudul
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan mengemukakan 6
karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi tingi, yaitu
pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani
mengambil resiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat,
memiliki rencana kerja yang menyeluruh dari berjuang untuk
merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back)
yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan. Keenam,
18A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya..., h. 67.
19
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya..., h. 68.
21
mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.20
3. Mengukur Kinerja Karyawan
Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan
sasaran. Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/ kebijakan sesuai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi
dan visi organisasi.21
Suatu ukuran untuk menentukan keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya adalah kinerja. Ada dua konsep penting berkaitan
dengan kinerja, yakni sistem manajemen kinerja dan penilaian kinerja.
Sistem manajemen kinerja (performance management system)
merupakan proses untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi
kinerja karyawan dalam perusahaan. Perusahaan perlu menerapkan sistem
manajemen kinerja yang baik agar para karyawan merasa adil dan nyaman
dalam melaksanakan pekerjaannya. Gambar 2.2 menunjukkan hubungan
strategi organisasional dengan hasil pekerjaan. Strategi organisasional
melalui pelaksanaan manajemen kinerja akan diketahui kinerja karyawan.
Kinerja karyawan dapat dijadikan sebagai dasar dalam peningkatan
20 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya..., h. 68.
21
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia..., h. 195.
22
pekerjaan (promosi pekerjaan), kenaikan kompensasi, mutasi, dan
pemberhentian kerja. Melalui proses penilaian kinerja dapat diketahui hasil
dari organisasional tersebut, tercapai atau tidak tercapainya tujuan
organisasi.
Gambar 2.2 Hubungan Strategi Organisasional dengan Kinerja.
Sumber: Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Tidak jarang suatu perusahaan gagal dalam meningkatkan
produktivitas karena tidak menerapkan sistem manajemen kinerja yang baik,
yang berakibat pada rendahnya kinerja karyawan pada periode tersebut.22
Adapun istilah “penilaian kinerja”, Gibson dkk. menjelaskan bahwa
penilaian kinerja adalah hasil pekerjaan yang berhubungan dengan tujuan
organisasi, seperti kualitas, efesiensi, dan kriteria efektivitas lainnya.23
22Wilson Bangun, Manajemen Sumber..., h. 230.
Strategi
Organisasional
Manajemen Kinerja
1. Identifikasi tingkat
kinerja yang
diharapkan
2. Menentukan ukuran
kinerja
3. Memberikan umpan
balik atas kinerja
karyawan
4. Memberikan
bimbingan yang
sesuai
5. Memberikan
tindakan yang sesuai
Penilaian
Kinerja
Akibat
Penilaian
Kinerja
Tujuan
Organisasional
Tercapai/Tidak
Tercapai
23
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko menjelaskan bahwa penilaian
kinerja adalah kegiatan mengukur dan menilai prestasi kerja. Tujuan
utamanya adalah memberikan informasi kepada manajemen untuk
mengambil keputusan, keputusan dalam merumuskan dan
mengimplementasikan strategi.24
Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan
sebagai instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian
bonus, promosi, dan penempatan karyawan pada posisi yang sesuai serta
memenuhi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan yang
bersangkutan.25
Untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan
harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Suatu pekerjaan dapat diukur
melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu mengerjakannya, kehadirannya,
kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.
a. Jumlah Pekerjaan. Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang
dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi
standar pekerjaan. Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang
berbeda sehingga menuntut karyawan harus memenuhi persyaratan
tersebut baik pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan yang
sesuai. Berdasarkan persyaratan pekerjaan tersebut dapat diketahui
23James L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., dan Robert Konopaske,
Organizations: Behavior Structure Processes, (New York: McGraw-Hill Education, 2006), h. 372.
24Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber..., h. 245.
25
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), h. 548.
24
jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk dapat mengerjakannya, atau
setiap karyawan dapat mengerjakan berapa unit pekerjaan.
b. Kualitas Pekerjaan. Setiap karyawan dalam perusahaan harus
memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan ekerjaan
sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan
mempunyai standar kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh
karyawan untuk dapat mengerjakannya sesuai ketentuan. Karyawan
memiliki kinerja baik bila dapat menghasilkan pekerjaan sesuai
persyaratan kualitas yang dituntut pekerjaan tersebut.
c. Ketepatan Waktu. Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang
berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu,
karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, bila
pekerjaan pada suatu bagian tertentu tidak selesai tepat waktu akan
menghambat pekerjaan pada bagian lain, sehingga mempengaruhi
jumlah dan kualitas haisl pekerjaan.
d. Kehadiran. Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran
karyawna dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan.
Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran karyawan dalam
mengerjakannya.
e. Kemampuan Kerja Sama. Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan
oleh satu orang karyawan saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu
mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih,
sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan sangat dibutuhkan.
25
Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuannya bekerjasama
dengan rekan sekerja lainnya.26
Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan
secara objektif terlihat paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan
pegawai yang bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi. Bagi para
pegawai, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai
hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan, dan potensinya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan
pengembangan kariernya. Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para
pegawai sangat penting arti dan perananya dalam pengambilan keputusan
tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan
pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi,
sistem imbalan, dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen
sumber daya manusia secara efektif.27
4. Indikator Peningkatan Kinerja Karyawan
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung
dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat
kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah
kegiatan selesai dan berfungsi. Indikator kinerja digunakan untuk
26
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia..., h. 233-234. 27
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2007),
h. 223-234.
26
meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang
bersangkutan menunjukkan kemampuan dalam rangka dan/atau menuju
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.28
Berdasarkan teori-teori diatas didapatkan beberapa indikator kinerja
yaitu; 1) Kompeten dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawabnya,
2) Menyusun strategi dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan
organisasi, 3) Bersemangat dalam melakukan aktivitas kerja, 4)
Menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang ditentukan, 5)
Menggunakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas, 6)
Meningkatkan prestasi kerja, 7) Menjalin kerja sama yang baik dengan
rekan kerja.
B. Imbalan
1. Pengertian Imbalan
Kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang
diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan
itu.29
Pendapat lain mengemukakan bahwa kompensasi merupakan
pemberian imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan
karena mereka telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi.30
Imbalan dapat dikatakan sebagai kompensasi, Kadar Nurzaman
mendefinisikan bahwa kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima
karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi
28
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia..., h. 198.
29Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber..., h. 236.
30
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 220.
27
mengandung tidak sekedar berbentuk finansial, seperti yang langsung
berupa upah, gaji, komisi, dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi,
bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, pendidikan, dan sebagainya, tetapi
juga bukan finansial. Bentuk ini berupa pekerjaann dan lingkungan
pekerjaan. Bentuk pekerjaan berupa tanggung jawab, perhatian,
kesempatan, dan penghargaan, sementara bentuk lingkungan pekerjaan
berupa kondisi kerja, pembagian kerja, status, dan kebijakan.31
Menurut Wukir dalam buku Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto
yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan
mengemukakan bahwa kompensasi merupakan suatu balas jasa atau
imbalan yang diberikan kepada pegawai atas pekerjaan mereka.
Kompensasi harus sesuai dengan jumlah dan kualitas pekerjaan.
Sedangkan menurut Widodo dalam buku yang sama menjelaskan bahwa
Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang diterima oleh pegawai
yang diberikan oleh organisasi berdasarkan kontribusi maupun kinerja
secara produktif dengan lebih baik pada suatu organisasi.32
2. Tujuan Imbalan
Menurut Hill, Bergma, dan Scarpello (1994) dalam buku Mutiara S.
Panggabean yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia
mengemukakan bahwa imbalan/kompensasi diberikan untuk:
31Kadar Nurjaman, Manajemen Personalia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 181.
32Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 120.
28
a. Menarik karyawan dalam jumlah dan kualitas yang diinginkan,
b. Mendorong agar lebih berprestasi, dan
c. Agar dapat mempertahankan mereka33
Tujuan manajemen kompensasi efektif, meliputi hal-hal berikut.
a. Memperoleh Personil yang Berkualifikasi
Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk
memberi daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus
responsif terhadap suplai dan permintaan pasar kerja, karena para
pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang
diharapkan.
b. Mempertahankan Karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak
kompetitif dan akan menimbulkan perputaran karyawan yang
semakin tinggi.
c. Menjamin Keadilan
Manajemen kompensasi berupa keras agar keadilan internal
dan eksternal terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa
pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan,
sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama.
Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan
yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.
33Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumber..., h. 78
29
d. Pengharaan terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang
diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku
di masa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja,
ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku
lainnya.
e. Mengendalikan Biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan
memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang
beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja
dibayar di bawah atau di atas standar.
f. Mengikuti Aturan Hukum
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-
faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan
kebutuhan karyawan.
g. Memfasilitasi Pengertian
Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah
dipahami oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.
h. Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang
untuk daat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM
30
optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan
sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.34
3. Bentuk dan Jenis Imbalan
Dalam buku Herman Sofyandi yang berjudul Manajemen Sumber
Daya Manusia, Robbins menjelaskan bahwa umumnya orang mengenal
imbalan yang ada dalam sebuah organisasi hanyalah berupa uang dan
tunjangan lainnya padahal ia memiliki batasan yang luas dan kompleks.
Imbalan atau kompensasi itu secara garis besarnya terbagi menjadi
dua menjadi yakni Imbalan instrinsik (intrinsic rewards) dan Imbalan
ekstrinsik (ekstrinsic rewards) . Imbalan instrinsik adalah kepuasan kerja,
misalnya dapat menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan tepat waktu, ikut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen, memiliki
wewenang dan tanggung jawab, dan prestasinya dihargai oleh
pimpinannya, sedangkan imbalan ekstrinsik adalah gaji dan berbagai
tunjangan.35
34Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), h. 205.
35
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber..., h. 163.
31
Gambar 2.3 Pembagian Imbalan
Sumber: Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Menurut Wilson Bangun dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Sumber Daya Manusia, Kompensasi dapat diterima dalam
bentuk finansial dengan sistem pembayaran secara langsung (direct
payment) yang berupa gaji pokok (base payment): upah, gaji, dan
kompensasi variabel: insentif, dan bonus. Menurut Schuler dan Jackson
(1999), kompensasi langsung adalah berupa perlindungan umum
(jaminan sosial, pengangguran, dan cacat), perlindungan pribadi
(berupa pensiun, tabungan, pesangon tambahan, dan asuransi), bayaran
Pekerja
Imbalan (Kompensasi)
Intrinsik
(Kepuasan Kerja)
Ekstrinsik
(Uang dan tunjangan)
Hasil Kerja Lebih
(Untuk Negara,
kemakmuran
bersama)
Hasil Kerja Wajib
(Kebutuhan Hidup
Kaum Pekerja)
32
tidak masuk kantor (berupa: pelatihan, cuti kerja, sakit, liburan, acara
pribadi, masa istirahat, hari libur nasional), dan tunjangan siklus hidup
(berupa: bantuan hukum, perawatan orang tua, perawatan anak,
program kesehatan, konseling, penghasilan, dan biaya pindah).
Kompensasi langsung dapat berupa gaji pokok (termasuk pembayaran
aplusan, dan premi), dan pembayaran berdasarkan kinerja (berupa
bagian saham, bonus, pembayaran tunjangan, dan pembayaran
insentif).36
Imbalan non finansial adalah berupa imbalan karir (berupa rasa
aman, pengembangan diri, fleksibilitas karir, dan peluang kenaikan
penghasilan), imbalan sosial (berupa: simbol status, pujian dan
pengakuan, kenyamanan tugas, dan persahabatan). Dapat dikatakan
bahwa, jenis kompensasi ini berkaitan dengan kepuasan kerja yang
diterima setiap pekerja. Kepuasan kerja yang diterima seorang pekerja
tidak selamanya dapat dinyatakan dalam bentuk uang atau fasilitas-
fasilitas fisik lainnya. Aspek kompensasi nonfinansial mencakup faktor-
faktor psikologis dan fisik dalam lingkungan organisasinya.37
36Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya..., h. 255.
37
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya..., h. 257.
33
Gambar 2.4 Penggolongan Kompensasi
Sumber: Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia.
a. Gaji dan Upah
Gaji merupakan imbalan kerja yang tetap untuk setiap periode
tanpa menghiraukan jumlah jam kerja. Sedangkan upah merupakan
imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan pada
Kompensasi
Total
Kompensasi
Bukan
Finansial
Kompensasi
Finansial
Lingkungan dan
Fleksibilitas
Pekerjaan:
Kebijakan
Organisasi
Manajer yang
Berkualitas
Rekan Kerja yang
Menyenangkan
Waktu yang
Fleksibilitas
Pembagian
Pekerjaan
Kompensasi Tidak
Langsung
Jaminan Sosial
Pengobatan
Asuransi
Liburan
Pensiun
Berbagi
Tunjangan
Kompensasi
Langsung
Gaji Pokok:
- Gaji
- Upah
Kompensasi
Variabel:
- Insentif
- Bonus
34
jumlah waktu kerja.38
Gaji dan upah umumnya disebut sebagai
kompensasi utama karena sebagai gantungan hidup (nafkah) bagi
pegawai dan keluarga.39
Upah dan Gaji merupakan kompensasi sebagai kontra prestasi
atas pengorbanan pekerja. Upah dan gaji pada umumnya diberikan
atas kinerja yang telah dilakukan berdasarkan standar kinerja yang
ditetapkan maupun disetujui bersama berdasarkan personal contract.
Upah biasanya diberikan pada pekerja pada tingkat bahwah sebagai
kompensasi atas waktu yang telah diserahkan. Sementara itu, gaji
diberikan sebagai kompensasi atas tangung jawabnya terhadap
pekerjaan tertentu dari pekerja pada tingkatan yang lebih tinggi.40
Bagi pegawai ada beberapa alasan perlunya pemikiran tentang
pengajian, yakni:
1) Para pegawai ingin mengetahui penggajian sehingga mereka
dapat membuat rencana keuangan sendiri, mungkin dapat
memberikan suatu investasi atau saving, merencanakan
vakansi atau liburan, dana sakit, dana keseharian maupun dana
sosial.
2) Para pegawai juga ingin menilai apakah upah yang mereka
terima adil (jika dibandingkan dengan pegawai yang lain). Ini
berarti mereka ingin suatu manajmen yang terbuka dan
38Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Human Resource Management, Alih Bahasa Diana
Angelica, (Jakarta: Salemba Empat, 2009) h. 420.
39
Nurul Ulfatin, Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya..., h. 123.
40Wibowo, Manajemen Kinerja..., h. 352.
35
sekaligus mengetahui kebijakan tentang penggajian secara
demokratis. Disamping itu perlu adanya pemberitahuan
mengenai kriteria penilaian, sehingga pegawai juga pedoman
pejabat/pimpinan.
3) Dengan mengetahui secara transparan mengenai kebijakan
penilain dan penggajian maka akan dapat memberikan
informasi kepada pegawai untuk meraih prestasi yang
digariskan.
4) Di samping itu pegawai tentu ingin memaksimalkan gaji dan
tunjangan41
b. Insentif
Insentif dipandang sebagai penghargaan atau ganjaran yang
diberikan untuk memotivasi para pegawai agar produktivitas
kerjanya semakin tinggi.42
Insentif menghubungkan penghargaan dan kinerja dengan
memberikan kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam bekerja.
Meskipun insentif diberikan kepada kelompok, mereka sering
menghargai perilaku individu. Program insentif dapat berupa insentif
perorangan, insentif untuk seluruh perusahaan, dan program
tunjangan.
41Ambar Teguh Sulistiayani Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia; Konsep, Teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2009), h. 260-261.
42Nurul Ulfatin, Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya..., h. 123.
36
Dalam buku karya Wibowo yang berjudul Manajemen Kinerja,
Werther dan Davis menunjukkan adanya beberapa bentuk dalam
pemberian insnetif, yaitu sebagai berikut.
1) Piecework merupakan pembayaran diukur menurut banyaknya
unit atau satuan jasa yang dihasilkan.
2) Production bonuses merupakan penghargaan yang diberikan
atas presstasi yang melebihi target yang ditetapkan.
3) Commissions merupakan persentase harga jual atau jumlah
tetap atas barang yang dijual.
4) Maturity curves merupakan pembayaran berdasarkan kinerja
yang diranking menjadi: marginal, below average, average,
good, outstanding.
5) Merit raises merupakan pembayaran kenaikan upah diberikan
setelah evaluasi kinerja.
6) Pay-for-knowledge/pay-for-skills merupakan kompensasi
karena kemampuan menumbuhkan inovasi.
7) Non-monetary incentives, merupakan penghargaan diberikan
dalam bentuk plakat, sertifikat, liburan, dan lain-lain.
8) Executives incentives, meruakan insentif yang diberikan
kepada eksekutif yang perlu mempertimbangkan hasil jangka
pendek dengan kinerja jangka panjang.
9) International incentives, merupakan insentif yang diberikan
kepada eksekutif yang perlu mempertimbangkan
37
keseimbangan hasil jangka pendek dengan kinerja jangka
panjang.
10) International incentives, diberikan karena penempatan
seseorang untuk penempatan di luar negeri.
Sementara itu, ukuran yang dapat dipergunakan untuk
memberikan insentif dapat beragam.
1) Ukuran insentif terhadap jumlah keluaran dilakukan dengan
menggunakan pembayaran berdasar price rate atau komisi
penjualan.
2) Ukuran terhadap kualitas keluaran dilakukan dengan
menggunakan pembayaran berdasar price rate hanya untuk
yang mencapai standar, atau komisi hanya diberikan untuk
penjualan tanpa piutang ragu-ragu.
3) Ukuran insentif atas keberhasilan mencapai tujuan diberikan
dalam bentuk bonus untuk penjualan yang mencapai jumlah
tertentu dalam waktu tertentu yang ditentukan sebelumnya.
4) Ukuran insentif atas jumlah keuntungan diberikan dalam
bentuk profit sharing.
5) Ukuran insentif atas efesiensi biaya diberikan dalam bentuk
gain sharing.
6) Ukuran insentif atas keterampilan pekerjaa diberikan dalam
bentuk skill-based pay.
38
Insentif yang menghubungkan pembayaran dengan kinerja
mempunyai keuntungannya dan kerugiannya. Keuntingannya adalah
memperkuat kepercayaaah, menciptakan persepsi keadilan,
memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengusahakan dasar yang
objektif untuk memberikan penghargaan.
Sementara itu, kerugiannya adalah meningkatnya biaya,
kompleksitas sistem, pembayaran menjadi bervariasi, kemungkinan
penolakan dari organisasi pekerja, diterima terlambat, kekakuan
sistem dan keterbatasan kinerja. Dengan demikian, dapat timbul
kesulitan karena sistem insentif membawa konsekuensi baik positif
maupun negatif.43
c. Tunjangan
Pada umumnya tunjangan diberikan sebagai tambahan gaji
atau upah yang berfungsi untuk mensejahterakan pegawai. Macam-
macam tunjangan, antara lain: tunjangan jabatan, tunjangan profesi,
tunjangan keluarga, tunjangan pangan, dan sebagainya.44
Tunjangan atau Benefits programs adalah kompensasi lain di
luar gaji dan upah. Bentuk kompensasinya dapat berupa retirement
plan atau cafetaria benefits plan. Retirement merupakan rencana
pensiun pekerja. Metodenya bisa berbeda-beda. Bentuknya dapat
berupa menghimpun potongan gaji, kombinasi cadangan dana
perusahaan, menghubungkan dana pensiun dengan asuransi, dan
43Wibowo, Manajemen Kinerja..., h. 355-256.
44
Nurul Ulfatin, Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya..., h. 123.
39
pembayarannya dapat dilakukan dengan cara bulanan, dibayarkan
sekaligus atau kombinasi di antara keduanya.
Sementara itu, Cafetaria Benefit Plans merupakan suatu
rencana pemberian kompensasi tambahan dengan menetapkan batas
jumlah tertentu per pekerja, tetapi mereka boleh memilih variasi dari
bentuknya. Tujuan variasi ini adalah memeberi fleksibilitas kepada
pekerja untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Demikian pula biaya pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk, antara lain bekerja sama dengan perusahaan
asuransi.
Bentuk tunjangan lain dapat berupa waktu istirahat bekerja.
Kebanyakan perusahaan mempunyai sistem istirahat dibangun dalam
program liburan. Banking time off merupakan perluasan dari
penghargaan liburan, yaitu praktik memberikan waktu liburan untuk
perilaku sebagai good performer atau karena kehadiran. Dengan
demikian, bank time off credit dapat di bangun atas kinerja yang
telah dilakukan.45
d. Pengembangan karier
Karier merupakan urutan dari kegiatan-kegiatan, perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan kerja, sikap, dan aspirasi-aspirasi
yang berhubungan selama hidup seseorang. Pendapat lain tentang
karier adalah persepsi orang mengenai sikap dan perilaku yang
45Wibowo, Manajemen Kinerja..., h. 374-375.
40
berhubungan dengan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan
dengan pekerjaan sepanjang hidup orang tersebut.46
Para pegawai yang memahami bahwa pekerjaan yang
digelutinya berkaitan dengan karier akan mengerti masa depannya.
Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.47
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, yang diterjemahkan
dari Fubrin J. Andrew, tujuan dan manfaat pengembangan karier,
yaitu:
1) Membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan
individu;
2) Menunjukkan hubungan kesejahteraan karyawan;
3) Membatu karyawan menyadari kemampuan potensinya;
4) Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan;
5) Membuktikan tanggung jawab sosial;
6) Membantu memperkuat pelaksanaan program-program
perusahaan;
7) Mengurangi turn over dan biaya kepegawaian;
8) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial;
9) Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan;
10) Mengintegrasikan perencanaan kerja dan kepegawaian;
46Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 160-161.
47
Kadar Nurjaman, Manajemen..., h. 273.
41
11) Menggiatkan pemikiran jarak waktu yang panjang.48
Setelah memahami tujuan pengembangan karier, dapat
dipahami bahwa pengembangan karier merupakan upaya pegawai
dan perusahaan untuk meningkatkan potensi dan kompetensi
dalam menjalankan pekerjaannya melalui berbagai cara yang
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, melalui pelatihan,
dan promosi jabatan.
Bentuk-bentuk dari pengembangan karier menurut bambang
Wahyudi dalam buku karya Kadar Nurjaman yang berjudul
Manajemen Personalia adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah
pengetahuan dan keterampilannya.
2) Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan
sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan tempat kerja
tenaga kerja, baik secara vertikal maupun horizontal. Mutasi
secara vertikal mengandung arti bahwa tenaga kerja yang
bersangkutan dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan
yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang diikuti dengan
perubahan/ wewenang dan tanggung jawabnya, status,
kekuasaan, dan pendapat, baik ke yang lebih tinggi maupun
tingkat yang lebih rendah. Mutasi horizontal mengandung
48A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya..., h. 77-78.
42
arti terjadinya perubahan posisi/jabatan/pekerjaan/tempat,
tetapi masih dalam level/tingkat yang sama, (yang berubah
hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang
diikuti perubahan tingkat wewenang dan tanggung
jawabnya, status, kekuasaan dan pendapatannya.49
e. Penghargaan
Di luar upah, gaji, dan insentif, sering kali pemimpin
memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih
menghargai kinerja pekerjannya. Dengan kata lain, manajemen
memberikan penghargaan atau reward.
Tujuan utama program penghargaan adalah untuk menarik
orang yang cakap untuk bergabung dalam organisasi, menjaga
pekerja agar datang untuk bekerja, dan memotivasi pekerja untuk
mencapai kinerja tingkat tinggi.50
Tipe penghargaan dapat dibedakan antara penghargaan
ekstrinsik dan penghargaan intrinsik. Penghargaan ekstrinsik
merupakan penghargaan finansial, materiil atau penghargaan
sosial karena berasal dari lingkungan. Sementara itu, penghargaan
psikis merupakan penghargaan intrinsik karena bersifat self-
granted. Seorang pekerja yang bekerja mencari penghargaan
ekstrinsik, seperti uang atau pujian dikatakan termotivasi secara
49Kadar Nurjaman, Manajemen..., h. 274-276.
50
Wibowo, Manajemen Kinerja..., h. 362.
43
ekstrinsik, sedangkan mereka yang memperoleh kesenangan dari
tugas atau pengalaman merasa kompeten atau menentukan diri
sendiri dikatakan termotivasi secara intrinsik.
1) Penghargaan Ekstrinsik
Penghargaan Ekstrinsik adalah penghargaan eksternal
terhadap pekerjaan, seperti pembayaran, promosi, atau
jaminan sosial.51
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
penghargaan ekstrinsik merupakan penghargaan yang
bersifat eksternal yang diberikan terhadap kinerja yang telah
diberikan oleh pekerja.
a) Penghargaan Finansial
(1) Upah dan gaji
Uang merupakan penghargaan ekstrinsik
utama. Uang tidak akan menjadi motivator
apabila pekerja tidak melihat hubungan antara
kinerja dan peningkatan kompensasi.
(2) Jaminan sosial
Jaminan sosial finansial utama dalam
banyak organisasi adalah program pensiun,
asuransi kesehatan, dan liburan biasanya tidak
tergantung pada kinerja.
51James L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., dan Robert Konopaske,
Organizations: Behavior Structure..., h. 182.
44
b) Penghargaan Interpersonal
Penghargaan Interpersonal adalah penghargaan
ekstrinsik seperti menerima rekognisi atau pengakuan
atau menjadi mampu berinteraksi sosial tentang
pekerjaan.
c) Promosi
Kriteria yang sering dipergunakan untuk
mencapai keputusan promosi adalah kinerja dan
senioritas. Kinerja, apabila dapat diukur secara akurat,
sering memberi bobot penting dalam alokasi
penghargaan promosi.
2) Penghargaan Intrinsik
Penghargaan intrinsik adalah merupakan bagian dari
pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab, tantangan dan
karakteristik umpan balik dari pekerjaan.52
a) Penyelesaian Pekerjaan
Kemampuan untuk memulai dan mengakhiri
proyek atau pekerjaan mempunyai arti penting bagi
individu. Orang menilai kinerja dalam dirinya melalui
kemampuan penyelesaian tugas. Pengaruh bahwa
menyelesaikan tugas terdapat dalam dirinya
merupakan self-reward.
52James L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., dan Robert Konopaske,
Organizations: Behavior Structure..., h. 182.
45
Peluang yang memungkinkan orang dapat
menyelesaikan tugas dengan baik atau pada waktunya
dapat mempunyai pengaruh motivasi kuat. Terlebih
lagi apabila keberhasilan pekerja tersebut
mendapatkan penghargaan, akan menumbuhkan
kepuasan kerja.
b) Prestasi
Pencapaian prestasi adalah merupakan
pencatatan sendiri penghargaan yang diperoleh dari
mencapai tujuan menantang. Terdapat perbedaan
individu dalam menentukan tujuan, ada yang mencari
tujuan menantang, moderat atau rendah. Namun
disarankan untuk memberikan target pekerjaan cukup
tinggi dan menantang, namun masih dapat dijangkau.
c) Otonomi
Banyak orang menginginkan pekerjaan yang
memberikan hak untuk membuat keputusan. Mereka
ingin bekerja tanpa diawasi secara ketat. Perasaan
otonomi dapat mengakibatkan kebebasan melakukan
apa yang dipertimbangkan terbaik oleh pekerja.
Dalam pekerjaan yang terstruktur sangat baik dan
dikontrol manajemen, sulit menciptakan tugas yang
mengarah pada perasaan otonomi. Pemberian otonomi
46
secara luas merupakan bentuk pelibatan pekerja dalam
pengambilan keputusan untuk meningkatkan
tanggung jawabnya.
d) Pengembangan Pribadi
Individu yang mengalami pertumbuhan dapat
merasakan peekrmbangannya dan melihat bagaimana
kapabilitasnya menjadi meluas. Dengan memperluas
kapabilitas, pekerja dapat memaksimalkan atau
memuaskan potensi keterampilan. Sebagian menjadi
tidak puas jika tidak didorong mengembangkan
keterampilannya. Program pengembangan sumber
daya manusiai melalui pendidikan dan peleatihan
sangat berarti untuk mengembangkan kemampuan
pekerja.
e) Promosi Jabatan
Promosi jabatan adalah program penempatan
karyawan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang
dilakukan dengan membuat penyesuaian terhadap
kebutuhan perusahaan yang berhubungan dengan
perencanaan untuk memperoleh orang yang tepat
(right man on the right place).53
53Kadar Nurjaman, Manajemen..., h. 312.
47
Promosi dalam pelaksanaannya diperlukan bagi
setiap pegawai demi tercapainya tujuan pegawai. Oleh
karena itu, pegawai sebagai penggerak organisasi
perlu disemangati untuk berprestasi, produktif, dan
berkualitas dengan mental yang baik. Untuk hal itulah
promosi sebagai salah satu hak dan tujuan dalam
bekerja perlu dilaksanakan secara baik, jelas, jujur,
dan sesuai dengan prosedur sehingga dapat
mendorong peningkatan semangat kinerja karyawan.54
Dalam buku Kadar Nurjaman yang berjudul Manajemen
Personalia, Hasibuan menegaskan bahwa tujuan promosi
adalah sebagai berikut.
1) Memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa
yang semakin besar kepada karyawan yang
berprestasi kerja lebih tinggi.
2) Menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi,
status sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan
yang semakin besar.
3) Merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja,
berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas
kerja.
54Kadar Nurjaman, Manajemen..., h. 313.
48
4) Menjamin stabilitas kepegawaian dengan
direalisasikan promosi kepada karyawan dengan dasar
dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
5) Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan
berantai (multiplier effect) dalam perusahaan karena
timbul lowongan berantai.
6) Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang
lebih baik demi kuntungan optimal perusahaan.
7) Menambah/memperluas pengetahuan serta
pengalaman kerja para karyawan.
8) Mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya
berhenti. Agar jabatan tersebut tidak kosong,
dipromosikan karyawan lainnya.
9) Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang
tepat, semangat kesenangan dan ketenangannya dalam
bekerja semakin meningkat sehingga produktivitas
kerjanya semakin meningkat.
10) Mempermudah penarikan pelamar. Kesempatan
promosi merupakan daya pendorong dan perangsang
bagi pelamar untuk memasukan lamarannya.
49
11) Memperbaiki status karyawan dari karyawan
sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dari
masa percobaannya.
12) Menunjang kegiatan perusahaan atau pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia secara
keseluruhan.
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap
karyawan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan
pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan
karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Dengan demikian,promosi memberikan status sosial,
wewenang, tanggung jawab, dan penghasilan yang semakin
besar bagi karyawan. Jika ada kesempatan bagi setiap
karyawan dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan
objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja lebih giat,
bersemangat, berdisiplin, dan berprestasi yang berakibat
positif bagi pegawai dan perusahaan.55
55Kadar Nurjaman, Manajemen..., h. 314-315.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merekam variasi sosial dengan
memanfaatkan kategori-kategori numeris dan bersandar pada statistik untuk
merangkum data yang sangat banyak.56
Pendekatan penelitian ini merupakan pendekatan dengan studi survei.
Alasan menggunakan pendekatan survei ini ialah karena pendekatan ini
sangat efektif digunakan dalam penelitian sosial.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Syariah Amanah Ummah yang
bertempat di Jl. Raya Leuwiliang No.1 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten
Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2015-
2016, selama tiga bulan mulai dari bulan Maret s.d. Juni 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah Leuwiliang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah BPR
Syariah Amanah Ummah Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.
56Janet M. Ruane, Metode Penelitian Panduan Riset Ilmu Sosial, Alih Bahasa M. Shodiq
Mustika, (Bandung:Nusa Media, 2013), h. 19.
50
51
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner atau angket yang diberikan kepada karyawan
BPRS Amanah Ummah Leuwiliang sebagai jawaban tertulis dari
responden, dokumen-dokumen resmi milik BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang, juga terkait aktivitas dan kinerja responden, serta jawaban
lisan yang diperoleh dari wawancara berbagai pihak yang berhubungan
dengan penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pustaka yang diperoleh dari catatan-
catatan atau tulisan terdahulu sebelum penelitian ini, seperti buku-buku,
jurnal, atau sumber bacaan lain yang berkaitan dengan peningkatan
kinerja dan imbalan kerja.
E. Metode Penentuan Sampel
1. Penentuan Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.57
Populasi dalam penelitian ini termasuk pada populasi terjangkau.
Populasi terjangkau ialah populasi pilihan realistis yang dapat
57Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung, Alfabeta: 2009),
h. 80.
52
digeneralisasi oleh peneliti.58
Dengan demikian yang menjadi populasi
penelitian yaitu semua karyawan yang terlibat dalam program
peningkatan kinerja melalui imbalan kerja karyawan.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui jumlah karyawan di
PT. BPR Syariah Amanah Ummah kecamatan Leuwiliang Bogor
sebanyak 51 orang. Namun telah peneliti gunakan sebagai uji coba
validitas dan reabilitas sebanyak 20 orang. Sehingga yang menjadi
responden penelitian ini sebanyak 31 orang.
2. Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.59
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik probability sampling yakni teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel.60
Dalam buku S. Arikunto menyatakan apabila sampel yang di
ambil kurang dari 100 orang, lebih baik sampelnya diambil semua dari
total sampling, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.61
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang karyawan, dimana
populasi dijadikan responden, maka dari itu penelitian ini merupakan
penelitian populasi.
58Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta, Kencana: 2012), h. 150.
59
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif..., h. 81.
60
Juliansyah Noor, Metode..., h. 151.
61Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 117.
53
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan tertulis
disampaikan secara langsung pada responden menggunakan:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.62
Bentuk kuesioner dalam penelitian ini ialah
kuesioner berstruktur, dengan demikian peneliti telah menyediakan
berbagai alternatif jawaban untuk responden sehingga responden hanya
memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Kuesioner ini terdiri bagian pengantar, petunjuk pengisian,
identitas responden seperti: nama, jenjang pendidikan akhir, jenis
kelamin, umur, jabatan, dan lama bekerja, serta bagian instrumen
penelitian yang terdiri dari beberapa pertanyaan berkaitan dengan
tanggapan responden mengenai kinerja dan imbalan kerja responden.
2. Interview
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.63
Wawancara dalam penelitian ini termasuk pada wawancara
langsung. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan karyawan
yang menjadi satuan pengamatan dalam penelitian ini. Wawancara ini
dilakukan hanya untuk mendukung validitas-validitas kuantitatif saja,
62Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif..., h. 142.
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ...,h. 198.
54
karena metode pengumpulan data yang utama ialah dengan
menggunakan kuesioner.
Bentuk pertanyaan wawancara dalam penelitian ini ialah
pertanyaan tidak berstruktur, peneliti tidak menyiapkan jawaban dari
pertanyaan wawancara. Dengan demikian responden bebas
mengeluarkan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan wawancara.
3. Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.64
Metode ini
digunakan peneliti untuk mendapatkan infomasi yang berkenaan
dengan BPR Syariah Amanah Ummah seperti sejarah pendirian, visi,
misi, jumlah pegawai, dan sebagainya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.65
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dari
beberapa sumber. Untuk penilaian imbalan karyawan terhadap kinerja
karyawan dibuatkan instrumen berupa angket (kuesioner).
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini didesain berdasarkan
skala likert yang berisikan pernyataan tentang objek penelitian yang akan
64Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., h. 274.
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., h. 203
55
diungkap. Jawaban dari setiap item pernyataan dengan skala model likert ini
memiliki lima alternatif jawaban antara lain:
1. Sangat Setuju = 5
2. Setuju = 4
3. Ragu-ragu = 3
4. Tidak Setuju = 2
5. Sangat Tidak Setuju = 1
H. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa penilaian kinerja dan imbalan kerja
karyawan tersebut diolah dan dianalisis. Untuk menganalisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus regresi linier
sederhana. Metode ini bertujuan untuk menelaah hubungan antara dua
variabel.
Data yang terkumpul diuji dan dianalisis dengan Statistical Product and
Service Solution (SPSS). Metode analisis data menggunakan, pengujian
instrumen, pengolahan data, dan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.66
Untuk
mengetahui validitasnya, peneliti melakukan uji coba (try-out)
instrumen. Banyaknya responden untuk uji coba instrumen
66Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 211-212.
56
disarankan sekitar 20-30 orang responden.67
Dalam uji coba
instrumen ini peneliti menyebarkan angket uji coba kepada 20
orang karyawan BPR Syariah Amanah Ummah yang bukan
merupakan responden penelitian.
Marsi Singarimbun dan Sofyan Effendi mengatakan bahwa
untuk mengetahui setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel
dinilai valid atau tidak dilakukan dengan membandingkan r
hitung dengan r tabel antara nilai skor item yang diuji dengan
jumlah seluruh skor yang dikaji.68
Butir dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel, namun
jika nilai r hitung < r tabel dinyatakan tidak valid atau gugur pada
taraf signifikansi alfa ( ) = 0,05. Dengan menetapkan db = n - 2
= 20 – 2 = 18 dan = 5 %, maka diperoleh nilai tabel koefisien
korelasi adalah 0,444. Pada uji instrumen ini peneliti
menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS)
versi 22.
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.69
Uji reliabilitas ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Jika nilai hitung alpha
67Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), h. 31.
68Masri Singarimbu dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1995),
h. 159.
69Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi ..., h. 37.
57
lebih besar (>) dari nilai r tabel maka angket dinyatakan reliabel,
sedangkan jika nilai hitung alpha lebih kecil (<) dari nilai r tabel
maka angket dinyatakan tidak reliabel. Diperoleh nilai tabel
adalah 0,444.
Dari perhitungan validitas variabel kinerja terdapat 22 butir
yang valid dan validitas variabel imbalan terdapat 23 butir yang
valid, diperoleh koefisien reliabilitas instrumen untuk variabel
kinerja karyawan adalah 0,746 dan variabel imbalan adalah 0,738.
Artinya instrumen kinerja karyawan dan imbalan kerja karyawan
telah reliabel (dapat dipercaya).
2. Pengolahan Data
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana, bertujuan untuk mempelajari hubungan
antara dua variabel. 70
Persamaan umum regresi linier sederhana
adalah:
Dimana:
Y : Nilai yang diprediksikan
X : Nilai variabel independen
a : konstanta atau bila harga X = 0
b : koefisien regresi
70Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi ..., h. 188.
Y = a + bX
58
Untuk mengetahui persamaan regresi, maka dihitung
terlebih dahulu harga a dan b. Perhitungan koefisien regresi dalam
penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS, maka didapat harga a
= 31,665 dan harga b = 0,691, sehingga persamaan regresi yang
digunakan ialah Y = 31,7 + 0,7 X.
b. Uji F
Untuk mengetahui korelasi antara imbalan kerja dengan
kinerja karyawan, peneliti melakukan pengujian keberatian
regresi dengan menentukan nilai uji F. Hasil output uji F dapat di
lihat pada tabel ANOVA. Kriteria yang digunakan dalam uji ini
ialah jika nilai F hitung lebih besar (>) atau sama dengan (=) nilai
F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu peneliti juga
membandingkan nilai pada kolom Sig. dengan tingkat yang
digunakan adalah 0.05. jika nilai lebih kecil dari pada tingkat
maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika jika nilai lebih
besar dari pada tingkat maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Rumusan hipotesis pengaruh X terhadap Y (uji F) ialah:
Ho : = 0 : Tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Ha : 0 : Ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
59
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Uji Parsial)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
independen (imbalan) terhadap variabel dependen (kinerja) secara
terpisah atau parsial. Uji t dicari dengan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan:
t = Distribusi student
r = Koefisien korelasi
N = Number of case
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen secara terpisah terhadap variabel dependen, maka
peneliti membandingkan harga t hitung dengan harga t tabel.
Adapun nilai koefesien korelasi didapat melalui aplikasi SPSS
sebesar 0,644.
Uji t ini menentukan nilai t hitung berada di daerah
penerimaan Ho atau penolakan Ho. Kriteria yang digunakan ialah
jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima atau jatuh pada daerah penolakan Ho, sebaliknya jika
nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka Ho diterima dan Ha
ditolak atau jatuh pada penerimaan Ho. Taraf signifikansi alfa ( )
yang peneliti gunakan adalah 5% serta db = n – 2 = 31 – 2 = 29.
60
Rumusan hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarapemberian
imbalan terhadap kinerja karyawan PT. BPR Syariah
Amanah Ummah.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian
imbalan terhadap kinerja karyawan PT. BPR Syariah
Amanah Ummah.
I. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Imbalan (X1)
Imbalan merupakan suatu bentuk balas jasa yang diterima
pegawai atas perkerjaan mereka sebagai kontribusi jasa terhadap suatu
organisasi. Imbalan terbagi menjadi dua bentuk yakni imbalan dalam
bentuk finansial dan nonfinansial, adapun imbalan finansial ini terdiri
dari imbalan finansial langsung dan imbalan finansial tidak langsung.
Imbalan finansial langsung terdiri dari gaji, upah, insentif, bonus.
Sedangkan imbalan finansial tidak langsung terdiri dari tunjangan
jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan berbagai
tunjangan lainnya. Imbalan non finansial berupa pengembangan karir,
penghargaan, pujian, promosi jabatan, fasilitas, rekan kerja yang
menyenangkan, serta sikap pimpinan yang baik. Dalam penelitian ini,
imbalan difokuskan pada penerimaan gaji/honor, promosi jabatan,
61
fasilitas, tunjangan, bonus, sikap pimpinan terhadap karyawan,
penghargaan terhadap prestasi, rekan kerja, dan pengembangan karir.
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Imbalan
Dimensi Sub Dimensi Sub-sub dimensi
1. Imbalan
Finansial
1.1. Gaji/honor a. Besar gaji sesuai dengan
kinerja karyawan
b. Besar gaji sesuai dengan
jenjang pendidikan
karyawan
c. Gaji yang diterima
mencukupi kebutuhan
hidup
d. Gaji diterima tepat waktu
e. Kenaikan gaji sesuai
dengan harapan karyawan
1.2. Tunjangan a. Tunjangan diberikan
berdasarkan jabatan
karyawan
b. Tunjangan yang diberikan
sudah memuaskan
1.3. Bonus a. Bonus diberikan
berdasarkan prestasi kerja
62
b. Bonus diberikan secara
berkala
c. Merasa puas dan senang
dengan bonus yang diterima
2. Imbalan
Non
Finansial
2.1. Fasilitas a. Ruang kerja yang nyaman
membuat karyawan betah
untuk bekerja
2.2. Promosi
Jabatan
a. Pernah mendapatkan
promosi jabatan
b. Promosi jabatan yang
dilakukan sudah
memuaskan
2.3. Sikap
pimpinan
terhadap
karyawan
a. Karyawan diberikan
kepercayaan dalam
menyelesaikan
pekerjaannya
b. Pimpinan memberikan
apresiasi saat karyawan
berkerja dengan baik
c. Gagasan karyawan selalu
diterima dengan baik
2.4.Penghargaan
terhadap
a. Pernah mendapat
penghargaan sebagai
63
prestasi karyawan teladan
b. Mendapat pengakuan dari
perusahaan saat berkerja
dengan baik
c. Penghargaan memacu
motivasi bekerja
2.5. Rekan kerja a. Merasa senang bekerja
dengan rekan kerja saat ini
b. Terjalin persahabatan
2.6.Pengembangan
Karir
a. Perusahaan membantu
pengembangan karir
karyawan
b. Setiap karyawan
mendapatkan kesempatan
yang sama untuk
mengembangkan karir
2. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja atau performance merupakan hasil kerja atau prestasi
kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekolompok orang dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai
suatu tujuan organisasi. Aspek-aspek yang menjadi ukuran kinerja bagi
karyawan dalam fokus penelitian ini ialah Bekerja untuk mencapai visi,
64
misi, dan tujuan organisasi, Kompeten dalam melaksanakan tugas
sesuai tanggung jawabnya, Bersemangat dalam melakukan aktivitas
kerja, Menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang ditentukan,
Menggunakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas,
Meningkatkan prestasi kerja, Menjalin kerja sama yang baik dengan
rekan kerja.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Karyawan
Dimensi Sub Dimensi Sub-sub dimensi
1. Kinerja
Karyawan
1.1 Bekerja untuk
mencapai visi,
misi, dan tujuan
organisasi
a. Menyusun rencana kegiatan
berdasarkan tugas dan
tanggung jawab
b. Memahami pedoman kerja
di dalam perusahaan
c. Memahami tugas pokok
dan fungsi jabatan
d. Memiliki komitmen
terhadap pelaksanaan tugas
jabatannya
2.2 Kompeten
dalam
melaksanakan
tugas sesuai
a. Tetap bekerja dengan baik
walaupun tidak ada atasan
b. Membuat target pencapaian
kinerja
65
tanggung
jawabnya
c. Semua tugas dapat
dikerjakan dengan baik
d. Pengetahuan yang dimiliki
memudahkan pekerjaan
2.3 Memiliki
motivasi dalam
bekerja
a. Tanggung jawab terhadap
perusahaan memotivasi
dalam bekerja
b. Pimpinan memotivasi untuk
bekerja lebih baik dari
sebelumnya
c. Bersemangat melakukan
pekerjaan dengan baik
untuk meraih keberhasilan
perusahaan
d. Adanya respon balik dari
perusahaan, dapat
memotivasi untuk
meningkatkan kinerja
e. Pekerjaan selalu selesai
tepat pada waktunya
2.4 Menggunakan
sarana dan
prasarana dalam
a. Mampu menggunakan
semua fasilitas perusahaan
yang menunjang kerja
66
melaksanakan
tugas
2.5 Meningkatkan
prestasi kerja
a. Ingin meningkatkan kinerja
agar menjadi karyawan
terbaik di perusahaan
b. Hasil pekerjaan semakin
baik dari waktu ke waktu
2.6 Menjalin kerja
sama yang baik
dengan rekan
kerja
a. Hubungan yang baik
dengan rekan kerja dapat
membantu meningkatkan
kinerja
b. Kerja sama yang baik di
lingkungan kerja dapat
menciptakan kinerja yang
lebih baik
c. Keharmonisan dengan
sesama karyawan dapat
meningkatkan kinerja
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum BPRS Amanah Ummah
1. Sejarah Pendirian
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau dikenal
dengan BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu BPR yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah, yang pertama kali didirikan di
Kabupaten Bogor, yang salah satu tujuan utamanya adalah
menumbuhkan kembangkan ekonomi masyarakat terutama UMKM atas
dasar syari’ah Islam sebagaimana telah diatur dalam No. 7 tahun 1992,
dirubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 dan diganti
dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah
dan Peraturan Bank Indonesia.
Bapak KH. Sholeh Iskandar (Alm.) ialah seorang ulama dan
cendekiawan yang pada saat itu sebagai Ketua Badan Kerjasama
Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat, beliaulah yang memprakarsai
awal mula berdirinya BPR Syariah Amanah Ummah. Menurut beliau
ada kebutuhan dan keharusan agar umat Islam memulai memikirkan
untuk memiliki lembaga keuangan sebagai media memberdayakan
ekonomi secara syariah, ditengah-tengah sudah mengakar kuatnya
praktek sistem ekonomi yang kapitalistik dan layanan transaksi sistem
perbankan konvensional yang ribawi. Untuk mewujudkan pemikiran
67
68
tersebut, awal januari 1991 beliau secara resmi mengundang sejumlah
ulama cendekiawan dan pengusaha muslim untuk mendiskusikan
pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariah islam.
Mengingat pada saat itu belum ada peraturan resmi tentang
lembaga keuangan Islam, maka dibentuk Lembaga Swadaya
Masyarakat yang berupa gerakan simpan pinjam yang diberi nama
“Koperasi Ikhwanul Muslimin”. Seiring dengan pendirian Koperasi
Ikhwanul Muslimin tersebut, pada pertengahan Januari 1991 diperoleh
informasi bahwa Bandung Jawa Barat telah bediri Bank Perkreditan
Rakyat yang beroperasi berdasarkan syariah.
Sebagai respon terhadap informasi dari Bandung tersebut, beliau
menetapkan pilihan bahwa di Bogor harus melakukan hal yang sama
yaitu mendirikan dan memiliki lembaga perbankan berupa Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), maka pada awal Pebruari 1991 dibentuk tim
untuk menyusun proposal pendirian Bank Syariah, pada bulan Juli 1991
proposal diajukan ke Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Badan hukum BPR Amanah Ummah adalah Perseroan Terbatas
(PT) , dibuat dihadapan Rahayu Beny Sofyan, SH, Notaris di Bogor,
disyahkan oleh Menteri Kehakiman No. C2-1340.HT.01.01 TH’92,
diumumkan dalam Berita Negara No.29 tanggal 10 April 1992. Ijin
Persetujuan Prinsip Nomor : S.2160/MK.13/1991, diperoleh pada
tanggal 16 Desember 1991 dari Departemen Keuangan Republik
69
Indonesia. Ijin Operasional/Ijin Usaha Nomor : Kep-187/KM.13/1992
yang diresmikan oleh Bupati Bogor.
Karena semula ijin yang diperbolehkan dan diperoleh oleh BPRS
Amanah Ummah adalah pendirian BPR Konvensional, maka telah
dilakukan penyesuaian Ijin Usaha berdasarkan prinsip Bagi Hasil dan
karenanya telah dirubah Akta perseroan dengan Akta No.1 tanggal 5
Maret 1994 dihadapan Rahayu Beny Sofyan, SH, Notaris di Bogor, dan
disetujui oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia Nomor: S-
823/MK.17/1994.
2. Visi dan Misi
Visi BPR Syariah Amanah Ummah adalah
“Menjadi BPR Syariah pilihan ummat yang Amanah dan Profesional”
Misi BPR Syariah Amanah Ummah adalah
“Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah”
3. Motto dan Budaya Perusahaan
Motto BPR Syariah Amanah Ummah adalah
“Meraih laba - Menepis Riba - Mengundang Berkah”
Budaya Perusahaan BPR Syariah Amanah Ummah adalah
“Pelayanan Cepat - Amanah dan Profesional”
4. Data Karakteristik Karyawan BPRS Amanah Ummah
Gambaran umum karakteristik karyawan BPRS Amanah Ummah,
sebagai berikut:
70
a) Jenis Kelamin
Komposisi karyawan BPRS Amanah Ummah menurut jenis
kelaminnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Responden Menurut Jenis Kelamin
No Kriteria F %
1 Laki-laki 35 68,63%
2 Perempuan 16 31,37%
Total 51 100%
Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2015 BPRS Amanah Ummah
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa karyawan BPR Syariah
Amananh Ummah lebih banyak laki-laki yakni 35 orang atau
68,63%. Sedangkan perempuan hanya berjumlah 16 orang atau
31,37%.
b) Jenjang Pendidikan
Komposisi karyawan BPRS Amanah Ummah menurut
jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Responden Menurut Jenis Pendidikan
No Kriteria F %
1. SLTA 15 29,41%
2. D3 5 9,80%
3. S1 31 60,79%
Total 51 100%
Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2015 BPRS Amanah Ummah
71
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa BPR Syariah Amanah
Ummah memiliki karyawan yang berjenjang pendidikan S1
sebanyak 31 orang atau 60,79 orang. Sedangkan karyawan yang
berjenjang pendidikan D3 paling sedikit yakni hanya 5 orang atau
9,80%.
c) Lama Bekerja
Komposisi karyawan BPRS Amanah Ummah menurut lama
bekerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Responden Menurut Lama Bekerja
No Kriteria F %
1 < 1 3 5,9%
2 1-3 tahun 18 35,3%
3 4-6 tahun 8 15,7%
4 7-9 tahun 4 7,8%
5 > 9 tahun 18 35,3%
Total 51 100%
Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2015 BPRS Amanah Ummah
72
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Pengujian ini menggunakan SPSS versi 22, didapatkan nilai r
hitung koefisien korelasi tertera pada kolom Corrected Item-Total
Correlation. Kriteria yang digunakan dalam uji validitas ini ialah jika
nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item angket dinyatakan valid
dan dapat dipergunakan, namun sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil
dari r tabel maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak dapat
dipergunakan. Diketahui nilai r tabel pada = 5% dan db = 18 ialah
0,444.
73
Tabel 4.4
Variabel kinerja Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 196,45 176,261 ,613 ,735
Item_2 196,35 179,082 ,436 ,740
Item_3 196,30 177,063 ,574 ,736
Item_4 196,30 176,011 ,660 ,734
Item_5 196,50 176,684 ,509 ,736
Item_6 196,45 181,208 ,316 ,743
Item_7 196,45 178,050 ,642 ,737
Item_8 196,30 177,484 ,539 ,737
Item_9 196,60 177,305 ,569 ,737
Item_10 196,45 179,524 ,489 ,740
Item_11 196,40 174,674 ,688 ,732
Item_12 196,55 174,787 ,582 ,733
Item_13 196,35 175,608 ,587 ,734
Item_14 196,55 175,313 ,478 ,735
Item_15 196,65 174,239 ,481 ,733
Item_16 196,40 178,358 ,542 ,738
Item_17 196,40 176,042 ,758 ,734
Item_18 196,35 174,766 ,485 ,734
Item_19 196,60 176,358 ,522 ,736
Item_20 196,45 177,629 ,686 ,737
Item_21 196,30 176,011 ,660 ,734
Item_22 196,30 176,853 ,591 ,736
Item_23 196,20 177,221 ,522 ,737
Item_24 196,45 182,366 ,141 ,745
Skor_total 100,30 46,116 1,000 ,902
74
Tabel 4.5
Variabel Imbalan
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 226,40 365,516 ,624 ,730
Item_2 226,55 359,208 ,769 ,725
Item_3 226,60 355,305 ,796 ,722
Item_4 225,95 375,208 ,061 ,738
Item_5 226,25 365,461 ,587 ,730
Item_6 226,60 358,358 ,610 ,725
Item_7 226,45 363,524 ,434 ,730
Item_8 226,55 361,418 ,472 ,728
Item_9 227,20 359,221 ,530 ,726
Item_10 226,40 369,200 ,331 ,734
Item_11 226,40 371,411 ,286 ,735
Item_12 226,40 368,989 ,608 ,733
Item_13 226,35 367,608 ,590 ,732
Item_14 226,40 368,042 ,478 ,732
Item_15 226,40 362,989 ,771 ,728
Item_16 228,45 364,576 ,334 ,731
Item_17 226,65 361,924 ,590 ,728
Item_18 226,70 361,800 ,514 ,728
Item_19 226,40 365,095 ,648 ,730
Item_20 226,30 368,432 ,690 ,732
Item_21 228,10 372,200 ,068 ,739
Item_22 226,95 366,366 ,260 ,733
Item_23 226,70 364,747 ,532 ,730
Item_24 227,65 359,397 ,476 ,727
Item_25 226,50 367,526 ,522 ,732
Item_26 226,30 367,484 ,524 ,732
Item_27 226,20 366,274 ,651 ,731
Item_28 228,25 372,303 ,076 ,738
Item_29 226,35 365,713 ,717 ,730
Item_30 226,40 358,042 ,861 ,724
Item_31 226,40 360,147 ,760 ,726
Skor_total 115,20 94,168 1,000 ,888
75
Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan program SPSS pada
tabel 4.5, peneliti membandingkan antara nilai Corrected Item-Total
Correlation atau r hitung dengan nilai r tabel. Adapun rekapitulasi hasil
pengujian validitas tampak pada tebel berikut
Tabel 4.6
Rekapitulasi hasil pengujian validitas variabel kinerja
No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0,613 0,444 Valid
2 0,436 0,444 Valid
3 0,574 0,444 Valid
4 0,660 0,444 Valid
5 0,509 0,444 Valid
6 0,316 0,444 Tidak valid
7 0,642 0,444 Valid
8 0,539 0,444 Valid
9 0,569 0,444 Valid
10 0,489 0,444 Valid
11 0,688 0,444 Valid
12 0,582 0,444 Valid
13 0,587 0,444 Valid
14 0,478 0,444 Valid
15 0,481 0,444 Valid
16 0,542 0,444 Valid
17 0,758 0,444 Valid
18 0,485 0,444 Valid
19 0,522 0,444 Valid
20 0,686 0,444 Valid
21 0,660 0,444 Valid
22 0,591 0,444 Valid
23 0,522 0,444 Valid
24 0,141 0,444 Tidak Valid
76
Kesimpulan dari data variabel kinerja diatas menunjukkan bahwa
item yang tidak valid sebanyak 2 butir yakni nomor 6 dan 24.
Sedangkan item yang valid dan dapat dipergunakan sebanyak 22 butir.
Tabel 4.7
Rekapitulasi hasil pengujian validitas variabel imbalan
No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0,624 0,444 Valid
2 0,769 0,444 Valid
3 0,796 0,444 Valid
4 0,061 0,444 Tidak valid
5 0,587 0,444 Valid
6 0,610 0,444 Valid
7 0,434 0,444 Tidak valid
8 0,472 0,444 Valid
9 0,530 0,444 Valid
10 0,331 0,444 Valid
11 0,286 0,444 Tidak valid
12 0,608 0,444 Valid
13 0,590 0,444 Valid
14 0,478 0,444 Valid
15 0,771 0,444 Valid
16 0,334 0,444 Tidak valid
17 0,590 0,444 Valid
18 0,514 0,444 Valid
19 0,648 0,444 Valid
20 0,690 0,444 Valid
21 0,068 0,444 Valid
22 0,260 0,444 Tidak valid
23 0,532 0,444 Valid
24 0,476 0,444 Valid
25 0,522 0,444 Valid
26 0,524 0,444 Valid
27 0,651 0,444 Valid
28 0,076 0,444 Tidak valid
29 0,717 0,444 Valid
30 0,861 0,444 Tidak valid
31 0,760 0,444 Tidak valid
77
Kesimpulan dari data variabel imbalan pada tabel 4.7
menunjukkan bahwa item yang tidak valid sebanyak 8 butir yakni
nomor 4, 7, 11, 16, 22, 28, 30, dan 31. Sedangkan item yang valid dan
dapat dipergunakan sebanyak 23 butir.
2. Uji Reliabilitas
Kriteria yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah jika
nilai hitung alpha lebih besar dari nilai r tabel maka angket dinyatakan
reliabel, sedangkan jika nilai hitung alpha lebih kecil dari nilai r tabel
maka angket dinyatakan tidak reliabel. Hasil Cronbach‟s Alpha masing-
masing variabel yang diperoleh melalui aplikasi SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.8
Variabel kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,746 25
Tabel 4.9
Variabel imbalan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,738 32
78
Tabel 4.10
Rekapitulasi hasil uji reliabilitas
No Variabel Cronbach‟s Alpha Nilai r Tabel Keterangan
1 Kinerja 0,746 0,444 Reliabel
2 Imbalan 0,738 0,444 Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.10 tentang
rekapitulasi hasil uji reliabilitas, diketahui nilai hitung alpha lebih besar
dari nilai r tabel yakni 0,746 > 0,444 serta 0,738 > 0,444. Artinya
instrumen angket dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai
alat pengumpulan data.
3. Pengolahan Data
a. Uji Regresi Linear Sederhana
Untuk menentukan persamaan regresi dan koefisien arah
regresi melalui aplikasi SPSS dapat diperoleh pada tabel
coefficientsa. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,665 13,941 2,271 ,031
Imbalan ,691 ,152 ,644 4,533 ,000
a. Dependent Variable: kinerja
79
Nilai a (konstanta) adalah 31,665 serta nilai b (koefisien
arah regresi) adalah 0,691. Dengan demikian persamaan
regresinya adalah Y = a + bx = 31,7 + 0,7x. Berdasarkan
persamaan regresi diatas, dapat diinterpretasikan bahwa jika
imbalan dengan kinerja diukur dengan instrumen yang
dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor
imbalan sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor kinerja akan
bertambah sebesar 0,7 satuan pada arah yang sama.
Adapun untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel
terikatnya dapat dilihat pada tabel model Summary sebagai
berikut;
Tabel 4.12
Model Summary Imbalan terhadap kinerja
Model Summaryb
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,644a ,415 ,394 4,630
a. Predictors: (Constant), imbalan
b. Dependent Variable: kinerja
Berdasarkan perhitungan statistik pada tabel 4.12,
kemampuan variabel bebas (imbalan) dalam menjelaskan varians
dari variabel terikatnya adalah sebesar 4,15%. Berarti terdapat
5,85% varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain.
80
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (imbalan) yang dimasukkan ke dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (kinerja) yang diuji pada
tingkat signifikasi ( 5%. Kriteria yang digunakan ialah apabila nilai F
hitung lebih besar atau sama dengan nilai F tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima atau juga jika nilai lebih kecil dari pada tingkat
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika
jika nilai lebih besar dari pada tingkat maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi
program SPSS. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA sebagai
berikut:
81
Tabel 4.13
Tabel Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 440,357 1 440,357 20,545 ,000b
Residual 621,578 29 21,434
Total 1061,935 30
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), imbalan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS pada tabel
4.13, nilai lebih kecil dari pada tingkat atau 0,000 < 0,05, sehingga
Ho ditolak. Adapun nilai F hitung didapatkan lebih besar dibadingkan
dengan nilai F tabel atau 20,545 > 4,18 maka Ho ditolak. Kesimpulan
bahwa Ho ditolak artinya terdapat pengaruh antara imbalan dan kinerja.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Pengujian signifikasi parameter individual (Uji t) pada
penelitian ini diperoleh dengan mencari nilai koefisien korelasi
melalui aplikasi program SPSS sebagai berikut:
82
Tabel 4.14
Nilai Koefisien Korelasi
Correlations
imbalan Kinerja
Imbalan Pearson Correlation 1 ,644**
Sig. (2-tailed) ,000
N 31 31
Kinerja Pearson Correlation ,644** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel correlations pada tabel 4.14, diperoleh
nilai koefisien korelasi (r) 0,644. Jika r dimasukkan ke dalam
rumus t sebagai berikut:
√
√
Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai t hitung = 4,53.
Adapun nilai t tabel ditentukan dengan melihat titik kritis pada db
= n – 2 = 31 - 2 = 29 dan = 5%, yaitu t29 = 1.69913.
Kriteria yang digunakan dalam uji t ini ialah jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel atau 4,53 > 1.69913 maka Ho
ditolak dan Ha diterima atau jatuh pada daerah penolakan Ho,
artinya pernyataan yang menyebutkan “tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara imbalan terhadap kinerja karyawan”
83
ditolak. Adapun simpulan berdasarkan hasil uji tersebut bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel imbalan kerja
terhadap kinerja karyawan BPR Syariah Amanah Ummah.
C. Interpretasi Data
Berdasarkan data statistik dan hasil wawancara ditemukan adanya
pengaruh imbalan terhadap kinerja karyawan BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang. Diketahui bahwa Kinerja keuangan BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang pada tahun 2015 tumbuh jauh melampaui rata-rata pertumbuhan
kinerja perbankan syariah nasional. Dalam data statistik, BPRS Amanah
Ummah mengalami peningkatan produktivitas. Hal ini tercantum pada buku
laporan keuangan 2015 bahwa jumlah aset Bank pada akhir tahun 2015
sebesar Rp. 178.386.559.0000 meningkat 16.06% dari tahun 2014 sebesar
Rp. 153.699.208.000. Perolehan laba perusahaan tercapai 113,84% dengan
nominal Rp. 6.007.745.000 tumbuh 18,01% dari tahun 2014.
Dari data diatas menunjukkan bahwa karyawan BPRS Amanah
Ummah Leuwiliang telah berkinerja baik. Karyawan yang kinerjanya baik
akan menunjukkan produktivitas yang tinggi, sedangkan karyawan yang
kinerjanya buruk akan menunjukkan produktivitas yang rendah. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang adalah imbalan.
Imbalan merupakan faktor utama seseorang dalam bekerja. Imbalan
yang diterima akan mempengaruhi kepada kepuasan kerja karyawan.
Karyawan yang mendapatkan kepuasan akan lebih baik dalam bekerja
84
dibandingkan dengan karyawan yang merasa tidak puas dengan apa yang
diterima. Hal ini sesuai dalam penelitian Gibson (2000: 110) secara jelas
menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan
kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan
kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif.71
Untuk mencapai kepuasan tersebut, BPRS Amanah Ummah
Leuwiliang memberikan imbalan untuk para karyawannya berupa gaji
pokok, tunjangan jabatan, tunjangan transport, uang makan, tunjangan
keluarga, tunjangan melahirkan, tunjangan hari tua, tunjangan seragam,
BPJS, Bonus, Family Gathering, tunjangan tas, tunjangan parfum, untuk
teller dan funding mendapatkan tunjangan selisih, untuk account officer
mendapatkan tunjangan komunikasi, untuk marketing mendapatkan service
kendaraan dan helm, serta untuk setiap perempuan mendapatkan tunjangan
make up.
Pemberian imbalan ini sangat mempengaruhi kinerja karyawan, hal ini
disebabkan besar imbalan yang diterima karyawan dilihat berdasarkan
kinerja karyawan itu sendiri, sehingga mereka mempunyai motivasi untuk
mendapatkan imbalan yang lebih besar di bulan berikutnya. Selain itu juga
BPRS Amanah Ummah setiap tahunnya akan memilih karyawan yang
berkinerja baik untuk diberikan penghargaan dari perusahaan berupa tiket
umrah.
71 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber..., h. 508.
85
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dan perhitungan statistik yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Variabel imbalan terhadap kinerja berdasarkan nilai R2
(R square) pada
tabel model summary memberikan sumbangan 4,15% bagi
bervariasinya kinerja karyawan BPR Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang. Hasil uji F pada tabel ANOVA menunjukkan bahwa nilai F
hitung lebih besar dari pada nilai F tabel atau 20,545 > 4,18 maka Ho
ditolak, serta juga nilai lebih kecil dari pada tingkat atau 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa regresi secara
statistik signifikan dengan arti lain bahwa terdapat pengaruh yang
berarti antara variabel bebas (imbalan) dengan variabel terikat (kinerja).
Dalam uji T didapatkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
atau 4,53 > 1.69913, artinya imbalan kerja memberikan pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
telah terbuktikan kebenarannya.
85
86
2. Imbalan dapat mempengaruhi kinerja karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah. Hal ini dikarenakan imbalan yang diterima karyawan ialah
berdasarkan kinerja karyawan itu sendiri, sehingga untuk mencapai
kepuasan imbalan karyawan lebih meningkatkan kinerjanya. Dalam
data statistik, BPR Syariah Amanah Ummah mengalami peningkatan
produktivitas. Hal ini tercantum pada buku laporan keuangan 2015
bahwa jumlah aset Bank pada akhir tahun 2015 sebesar Rp.
178.386.559.0000 meningkat 16.06% dari tahun 2014 sebesar Rp.
153.699.208.000. Perolehan laba perusahaan tercapai 113,84% dengan
nominal Rp. 6.007.745.000 tumbuh 18,01% dari tahun 2014. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah telah berkinerja baik. Kinerja karyawan yang baik memiliki
produktivitas yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhinya
adalah imbalan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pimpinan perusahaan agar memberikan imbalan kepada karyawan
secara adil dan mensejahterakan.
2. Pimpinan perusahaan agar merekomendasikan kenaikan pangkat
karyawan yang berprestasi
87
3. Pimpinan perusahaan agar melakukan penilaian kinerja karyawan
secara rutin dan berkala.
4. Pimpinan perusahaan agar memberikan kesempatan promosi,
membantu dalam pengembangan karir karyawan, melengkapi sarana
prasarana, dan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap
karyawan berprestasi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Penerbit
Erlangga
Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., dan Robert
Konopaske. 2006. Organizations: Behavior Structure Processes. New
York. McGraw-Hill Education.
Laporan Tahun 2015 Bank Syariah Amanah Ummah.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkuprawira, Sjafri. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor.
Ghalia Indonesia.
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2009. Human Resource Management. Alih
Bahasa Diana Angelica. Jakarta. Salemba Empat.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi,
dan Jalur dalam Penelitian. Bandung. CV Pustaka Setia.
Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian. Jakarta. Kencana.
Nurjaman, Kadar. 2014. Manajemen Personalia. Bandung. CV Pustaka Setia.
Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor. Ghalia
Indonesia.
Prawironegoro, Darsono dan Tjatjuk Siswandoko. 2011. Ma`najemen Sumber Daya
Manusia Abad 21. Jakarta. Nusantara Consulting.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Rosidah, Ambar Teguh Sulistiayani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia;
Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik.
Yogyakarta. Graha Ilmu .
Ruane, Janet M. 2008. Metode Penelitian Panduan Riset Ilmu Sosial. Alih Bahasa
M. Shodiq Mustika. Bandung. Nusa Media.
89
Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia. Bandung. Refika Aditama.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Pt. Bumi
Aksara.
Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Singarimbu, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta.
LP3ES.
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung.
Alfabeta.
Suhendra dan Murdiyah Hayati. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Kencana.
Suwatno dan Donni Juni Priansa. 2013. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Ulfatin, Nurul dan Teguh Triwiyanto. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta. Rajawali Pers.
Yusuf, Burhanuddin. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga
Keuangan Syariah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
90
Lampiran-Lampiran
91
92
HASIL WAWANCARA
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara sebagai pendukung
validitas-validitas kuantitatif serta untuk mendapatkan data seakurat mungkin.
Wawancara dilakukan dengan dua narasumber, yakni sebagai berikut;
A. Nasrasumber : Dian Muslihah, SEI.
Jabatan : Administrasi dan Keuangan
Lama Kerja : 11 tahun
1. a = Ada berapa jumlah karyawan BPR Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang?
b = Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang berjumlah
51 orang.
2. a = Bagaimana status karyawan di BPR Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang?
b = Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang terdiri dari
karyawan tetap dan karyawan kontrak. Setiap karyawan pasti pernah
merasakan menjadi karyawan kontrak, karena setiap karyawan yang
baru masuk akan d kontrak terlebih dahulu dengan jangka waktu
minimal 1 tahun dan maksimal 3 tahun, bergantung kinerjanya. Jika
kinerjanya baik maka bisa diperpanjang, namun jika kinerjanya buruk
bisa diberhentikan.
93
3. a = Apa yang membedakan antara karyawan tetap dan karyawan
kontrak dari segi imbalan?
b = Dari segi imbalan karyawan kontrak mendapatkan gaji yang
berbeda berdasarkan jenjang pendidikannya, belum mendapatkan cuti,
dan jika izin akan mendapatkan potongan gaji. Adapun karyawan tetap
mendapatkan gaji yang lebih besar berdasarkan jenjang pendidikannya,
mendapatkan cuti, transport, uang makan, serta berbagai tunjangan,
seperti tunjangan jabatan, tunjangan hari tua, dan lain sebagainya.
4. a = Apa yang menjadikan imbalan setiap karyawan berbeda-beda?
b = Pertama, imbalan karyawan itu berberbeda karena jenjang
pendidikan. Imbalan karyawan disesuaikan berdasarkan jenjang
pendidikan akhir. Imbalan pendidikan karyawan lulusan SMU tentu
akan berbeda dengan karyawan lulusan D3, dan karyawan lulusan D3
tentu juga akan berbeda dengan karyawan lulusan S1. Kedua, imbalan
karyawan berbeda karena lama bekerja. Ketiga, imbalan karyawan
berbeda karena kinerja.
5. a = Apa saja imbalan yang diterima karyawan?
b = Gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan transport, uang makan,
tunjangan keluarga, tunjangan hari tua,tunjangan seragam, BPJS,
Bonus, Family Gathering, tunjangan tas, tunjangan parfum, untuk teller
dan funding mendapatkan tunjangan selisih, untuk account officer
mendapatkan tunjangan komunikasi, untuk marketing mendapatkan
94
service kendaraan dan helm, serta untuk setiap perempuan mendapatkan
tunjangan make up
6. a = Apakah karyawan berprestasi mendapatkan penghargaan?
b = Untuk tahun-tahun ini hanya dalam bentuk ucapan selamat serta
juga tepuk tangan, namun mulai tahun depan perusahaan telah
merencanakan bahwa setiap tahun akan selalu ada reward untuk
karyawan yang berkinerja baik yakni mendapatkan tiket umrah. Adapun
penghargaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan pada tahun-
tahun lalu berupa tiket pergi haji.
7. a = Bagaimana proses promosi jabatan di BPR Syariah Amanah
Ummah Leuwiliang?
b = Promosi jabatan ini dilaksanakan jika terjadi kekosongan jabatan
atau juga jika perusahaan merasa membutuhkan jabatan yang di kira
perlu untuk diadakan. Adapun promosi jabatan terakhir kali
dilaksanakan ialah satu tahun yang lalu, dimana perusahaan
menggangap perlunya jabatan supervisior, oleh karena itu diadakanlah
promosi jabatan. Tahap awal dari promosi jabatan ini ialah proses
seleksi, karyawan yang lolos dalam penyeleksian akan diikutsertakan
berbagai macam tes, yakni tes tulis, psikotes, serta tes wawancara.
8. a = Bagaimana kondisi antara karyawan terhadap karyawan lainnya?
b = Kekeluargaannya bagus, tidak ada konflik yang suka dibesar-
besarkan sehingga kondisi karyawan dapat dikatakan baik, meskipun
95
ada masalah-masalah kecil itu sifatnya lebih pribadi dan menjadi urusan
pribadi masing-masing.
9. a = Bagaimana keadaan kinerja karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah Leuwiliang?
b = Keadaan kinerja karyawan sejauh ini masih dalam kategori baik
10. a = Bagaimana kondisi kehadiran/absensi karyawan?
b = Kalau telat masih suka ada aja yang telat. Namun upaya perusahan
sendiri selalu ada sanksi bagi yang telat yakni potongan gaji di hitung
setiap menit Rp. 500.00. ketidakdisiplinan lainnya pun memiliki sanki
potongan gaji dengan besaran yang berbeda-beda, seperti tidak
berseragam Rp. 15.000, pulang lebih awal serta izin siang.
11. a = Apa saja upaya BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang untuk
meningkatkan kinerja karyawan?
b = Selain imbalan, untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan
telah melakukan kegiatan-kegiatan berupa inhouse training (internal
bank) serta mengikutkan pada kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh pihak lain (eksternal Bank). Kegiatan Intern bank
ini seperti penyampaian tausyiah sebelum memulai kerja yang
dilakukan secara klasikal setiap hari Rabu oleh karyawan dan Jum’at
oleh guru-guru. Selain itu tahun kemarin perusahaan mengadakan
pelatihan leadership and team building, pelatihan strategi funding dan
memaksimalkan sales force, dan sebagainya. Adapun eksternal bank
96
yang dilakukan pada tahun kemarin seperti pelatihan ESQ, pelatihan
management development, pelatihan audit syariah dan lain sebagaianya.
B. Narasumber : Hety Sumirat, S.Sos.
Jabatan : Kepada bidang bagian umum dan personalia
Lama kerja : 19 tahun
1. a = Ada berapa jumlah karyawan BPR Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang?
b = Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang berjumlah
51 orang. Disamping itu BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang
memiliki 3 orang direksi, 1 orang asisten direksi, 2 orang komisaris,
serta 2 orang dewan pengawas syariah.
2. a = Bagaimana status dan kepangkatan karyawan di BPR Syariah
Amanah Ummah Leuwiliang?
b = Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang terdiri dari
karyawan tetap dan karyawan kontrak. Sebelum menjadi karyawan
tetap maka setiap karyawan baru yang diterima akan memasuki kategori
karyawan kontrak. Masa status karyawan kontrak ini minimal 1 tahun
atau maksimal 2 tahun dan bisa diperpanjang 1 tahun. Hal ini dilihat
berdasarkan kinerja karyawan tersebut.
Golongan kepangkatan yang ada di BPR Syariah Amanah
Ummah mulai dari rate 9 diduduki oleh manager utama, rate 8 diduduki
97
oleh manager madya, rate 7 diduduki oleh kepala bidang, rate 6
diduduki oleh manager muda, rate 5 terdiri dari senoir officer, rate 4
terdiri dari officer, rate 3 terdiri dari Junior Officer, rate 2 terdiri dari
senior klerikal, rate 1 terdiri dari klerikal dan junior klerikal.
3. a = Apa yang membedakan antara karyawan tetap dan karyawan
kontrak dari segi imbalan?
b = Dari segi imbalan yang berbeda ialah gaji pokok, tunjangan
jabatan, serta tunjangan pensiun.
4. a = Apa yang menjadikan imbalan setiap karyawan berbeda-beda?
b = Imbalan berbeda-beda berdasarkan pangkat karyawan itu sendiri,
lama bekerja, jenjang pendidikan, dan juga kinerja.
5. a = Apa saja imbalan yang diterima karyawan?
b = Gaji pokok, tunjangan jabatan, transport, uang makan, tunjangan
keluarga berdasarkan jumlah keluarga dan untuk anak maksimal 3 anak,
pensiun, asuransi kesehatan, bonus, tunjangan melahirkan, family
gathering, tunjangan tas, tunjangan seragam, tunjangan parfum,
tunjangan make up untuk setiap perempuan, tunjangan selisih untuk
jabatan teller dan funding, tunjangan komunikasi untuk jabatan account
officer, serta service kendaraan dan helm untuk jabatan marketing.
6. a = Apakah karyawan berprestasi mendapatkan penghargaan?
b = Penghargaan ini baru akan mulai lagi di tahun depan dengan
memilih 2 karyawan yang berprestasi untuk diberangkatkan umrah
sebagai reward dari perusahaan. Adapun penghargaan dari perusahaan
98
pada tahun-tahun yang lalu diberikan tunjangan haji bagi karyawan
yang sudah lama kerja di BPR Syariah Amanah Ummah.
7. a = Bagaimana proses promosi jabatan di BPR Syariah Amanah
Ummah Leuwiliang?
b = Promosi jabatan dilakukan jika terdapat perluasan jaringan seperti
membuka cabang perusahaan, menambahkan bidang baru, dsb,
sehingga membutuhkan kinerja karyawan, selain itu promosi jabatan ini
dilakukan jika terdapat kekosongan jabatan. Adapun proses promosi
jabatan di BPR Syariah Amanah Ummah ini terdapat berbagai macam
tes yang perlu dilakukan oleh karyawan yang memenuhi kriteria akan
jabatan yang dipromosikan tersebut. Diantara berbagai tersebut ialah tes
kemampuan dasar, psikotes, serta wawancara direksi.
8. a = Bagaimana kondisi antara karyawan terhadap karyawan lainnya?
b = Secara umum dapat dikatakan baik, karena tidak pernah ada
masalah antar karyawan yang besar dan dibesar-besarkan sehingga
mengganggu kinerja mereka, namun jika masalah kecil terjadi antar
pribadi itu mungkin ada saja, karena sudah menjadi hal yang lumrah
dalam kehidupan.
9. a = Bagaimana keadaan kinerja karyawan BPR Syariah Amanah
Ummah Leuwiliang?
b = kinerja karyawan dapat dikatakan baik, bahkan antar karyawan
pun saling bahu membahu dalam pekerjaan, tidak semata-mata
mementingkan bagian dan tugasnya sendiri, namun jika ada teman yang
99
meminta bantuan atau bagian yang kosong, mereka akan saling
membantu.
10. a = Apa saja upaya BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang untuk
meningkatkan kinerja karyawan?
b = Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, BPR Syariah
Amanah Ummah Leuwiliang mengadakan pengajian rutin untuk
karyawan setiap hari Jum’at pukul 07.00-08.00 wib. Pengajian ini diisi
oleh pemateri dari luar, seperti dosen atau juga pimpinan pondok
pesantren yang membahas berkaitan tentang karyawan, integritas, dsb.,
hal ini sebagai bentuk pemberian motivasi bagi karyawan. Selain
mengundang pemateri dari luar, dalam rangka pelatihan bagi karyawan,
diadakan pula tausyiah rutin dengan pemateri dari karyawan itu sendiri
setiap hari rabu pukul 07.00-08.00 wib.
Adapun untuk melatih skill karyawan, perusahaan
mengadakan pelatihan yang bersifat internal dan eksternal. Pelatihan
internal ini meliputi upgreding yang diadakan oleh bidang umum dan
personalian, dan pelatihan ekternal meliputi pelatihan yang diadakan
oleh mualamat institut, LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan
Indonesia), dan sebagainya.
100
KUESIONER
Pengaruh Imbalan Terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan BPR Syariah Amanah Ummah
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor
I. Pengantar
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr.
di Leuwiliang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Alloh Swt. InsyaAlloh Bapak/Ibu/Sdr. berada dalam
lindungan Alloh Swt. Aamiin. Bersama ini saya:
nama : Hanifah Arbi’atun Nisa
nim : 1112053000011
prodi : Manajemen Dakwah, konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan
Syari’ah.
Dalam rangka menyelesaikan program studi Strata I (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, maka diwajibkan untuk melakukan penelitian.
Untuk keperluan penelitian, saya memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr. untuk
dapat mengisi lembar instrumen yang telah disediakan sebagaimana
terlampir. Kejujuran Bapak/Ibu/Sdr. dalam mengisi instrumen akan sangat
101
menentukan keberhasilan penelitian ini. Semua jawaban yang diberikan
tidak akan mempengaruhi penilaian atas kinerja Bapak/Ibu/Sdr. Kerahasiaan
nama dan jawaban terjamin sepenuhnya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Sdr.
tidak perlu khawatir atas resiko apapun yang akan diterima, karena
kerahasiaan semacam ini merupakan persyaratan dan kode etik dalam
kegiatan penelitian. Terima kasih atas bantuannya, semoga Allah
membalasnya dengan berlipat ganda. Aamiin.
Hormat Saya,
Hanifah Arbi’atun Nisa
102
II. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan berikut dengan teliti!
2. Jawablah dengan sejujurnya berdasarkan pengetahuan, pengalaman,
keadaan, dan persepsi Bapak/Ibu/Sdr. dengan memberikan tanda silang
pada kolom yang telah tersedia.
Contoh:
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Butir Pertanyaan
Skala
SS S RG TS STS
1
Saya menyusun rencana kegiatan
berdasarkan tugas dan tanggung
jawab saya
103
III. Identitas responden
1. Nomor : .................................................. (diisi oleh peneliti)
2. Nama (lengkap) : ..................................................
3. Jenjang Pendidikan Akhir : ..................................................
4. Jenis Kelamin : ..................................................
5. Umur : ..................................................
6. Jabatan : ..................................................
7. Lama Bekerja : ..................................................
104
KUESIONER
VARIABEL KINERJA KARYAWAN
No Butir Pertanyaan
Skala
SS S RG TS STS
1
Saya menyusun rencana kegiatan berdasarkan
tugas dan tanggung jawab saya
2
Saya memahami pedoman kerja di dalam
perusahaan
3
Saya sangat memahami tugas pokok dan fungsi
jabatan saya
4
Saya memiliki komitmen terhadap pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab saya
5
Saya membuat target pencapaian kinerja
berdasarkan tugas dan tanggung jawab saya
6
Pengetahuan yang saya miliki memudahkan
pekerjaan saya
7
Saya tetap bekerja dengan baik walaupun tidak
ada atasan
8
Pekerjaan yang diberikan kepada saya tidak
pernah terbengkalai
9 Semua tugas dapat saya kerjakan dengan baik
10 Tanggung jawab terhadap perusahaan
105
memotivasi saya dalam bekerja
11
Pimpinan memotivasi saya untuk bekerja lebih
baik dari sebelumnya
12
Saya bersemangat melakukan pekerjaan dengan
baik untuk meraih keberhasilan perusahaan
13
Adanya respon balik dari perusahaan, dapat
memotivasi saya untuk meningkatkan kinerja
14
Pekerjaan saya selalu selesai tepat pada
waktunya
15
Saya selalu memanfaatkan waktu sebaik
mungkin dalam bekerja
16
Saya mampu menggunakan semua fasilitas
perusahaan yang menunjang kerja
17
Saya selalu ingin meningkatkan kinerja agar
menjadi karyawan terbaik di perusahaan
18
Hasil pekerjaan saya semakin baik dari waktu ke
waktu
19
Hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat
membantu meningkatkan kinerja saya
20
Agar nyaman dalam bekerja, saya membina
hubungan baik dengan rekan kerja
21
Kerja sama yang baik di lingkungan kerja dapat
menciptakan kinerja yang lebih baik
106
22
Keharmonisan dengan sesama karyawan dapat
meningkatkan kinerja
KUESIONER
VARIABEL IMBALAN KARYAWAN
No Butir Pertanyaan
Skala
SS S RG TS STS
1
Besar gaji yang di terima sudah sesuai dengan
kinerja saya
2
Saya merasa puas dengan jumlah uang yang
diterima setiap bulan
3
Kenaikan gaji karyawan sudah sesuai dengan
harapan
4
Perusahaan memberikan gaji sesuai dengan
jenjang pendidikan
5
Gaji yang diberikan dapat mencukupi kebutuhan
hidup
6
Saya merasa puas terhadap promosi jabatan
yang dilakukan di perusahaan ini
7 Saya pernah mendapatkan promosi jabatan
8
Saya merasa puas dengan tunjangan yang saya
terima
9
Perusahaan memberikan bonus berdasarkan
prestasi kerja
107
10 Saya mendapatkan bonus secara berkala
11
Saya merasa puas dan senang dengan bonus
yang diterima
12 Saya merasa nyaman dengan ruang kerja saya
13
Ruang kerja saya membuat saya betah untuk
bekerja
14
Pimpinan memberikan apresiasi saat karyawan
bekerja dengan baik
15
Saya diberikan kepercayaan dalam
menyelesaikan pekerjaan saya
16
Ide atau gagasan saya selalu diterima dengan
baik oleh pimpinan
17
Saya pernah mendapat penghargaan sebagai
karyawan teladan
18
Saya mendapat pengakuan dari perusahaan saat
berkerja dengan baik
19 Penghargaan dapat memacu motivasi bekerja
20 Saya senang bekerja dengan rekan kerja saat ini
21 Saya menjalin persahabatan dengan rekan kerja
22
Perusahaan membantu saya dalam
mengembangkan karir
23
Setiap karyawan mendapatkan kesempatan yang
sama untuk mengembangkan karir
108
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Imbalan
No x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 Tx
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 89
2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 83
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 94
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 93
6 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 90
7 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 91
8 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 84
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 88
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 92
11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 91
12 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 88
13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
14 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 93
15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 93
16 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 113
17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 95
18 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 95
19 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 83
20 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 92
21 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 90
22 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 93
23 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
24 4 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 3 3 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 90
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 88
26 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 84
27 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 101
28 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
29 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 89
30 3 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 90
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 91
108
109
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja
No y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20 y21 y22 Ty
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
2 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 86
4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 99
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
6 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 93
7 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
9 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
10 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 93
11 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 103
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
13 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 96
14 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 96
15 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 95
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109
17 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 98
18 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 96
19 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 100
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 91
21 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 102
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 92
23 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 91
24 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 95
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
26 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 90
27 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 108
28 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 96
29 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
30 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 104
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 98
109
110
DOKUMENTASI
Foto setelah wawancara bersama Ibu Dian Muslihah, SEI.