sejarah dunia - peradaban asia dan afrika kuno - hana hanifah - ika annisaa farista

16
Sejarah Dunia Makalah Kelompok Peradaban Asia dan Afrika Kuno Disusun oleh: Hana Hanifah 1006694403 Ika Annisaa Farista 1006664722 Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia 2013

Upload: jonathan-nainggolan

Post on 02-Dec-2015

1.570 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Sejarah Dunia Umum Asia Afrika

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Sejarah Dunia

Makalah Kelompok

Peradaban Asia dan Afrika Kuno

Disusun oleh:

Hana Hanifah 1006694403

Ika Annisaa Farista 1006664722

Departemen Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Indonesia

2013

Page 2: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah adalah peristiwa yang penting dan memiliki dampak yang luas bagi masyarakat.

Salah satu peristiwa sejarah yang penting dalam sejarah manusia adalah peradaban kuno.

Peradaban kuno dimulai pada tahun 8000 SM yang ditandai dengan pembangunan pemukiman-

pemukiman petani di daerah-daerah yang memiliki tanah yang subur terutama yang terletak di

tepian sungai Mesir, Afrika, Asia, dan Eropa. Dengan hasil pertanian yang melimpah, daerah

tersebut tumbuh pesat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk sehingga memungkinkan

terbentuknya peradaban. Contoh dari peradaban besar tersebut antara lain Peradaban Sungai Tigris

dan Eufrat (Mesopotamia), Peradaban Sungai Nil di Mesir, Peradaban Sungai Indus (Pakistan-

India), dan Peradaban Sungai Kuning dan Yangtze (China).

Di dalam peradaban kuno tersebut, masyarakat sudah mengenal sistem kenegeraan

misalnya sistem politik kerajaan atau dinasti. Pada beberapa peradaban juga diperkenalkan sistem

stratifikasi sosial yang mengkelompokkan manusia ke dalam kasta tertentu. Di dalam sistem

ekonomi, masyarakat peradaban kuno sudah mengenal sistem barter yang sederhana. Pada

perkembangannya, peradaban kuno tersebut semakin maju seiring dengan penemuan teknologi

penggunaan logam seperti tembaga dan perunggu. Dalam peradaban kuno tersebut, banyak aspek

sosial kemasyarakatan yang menarik untuk dilihat lebih lanjut. Untuk itu dalam makalah ini,

penulis akan menguraikan lebih lanjut mengenai peradaban kuno besar khususnya yang terjadi di

Asia dan Afrika.

Page 3: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Peradaban Asia Kuno

1. Peradaban Mesopotamia1

Pada tahun 5000 SM, peradaban manusia pertama di dunia berkembang di daerah

Mesopotamia yang kini kita kenal sebagai wilayah Irak. Mesopotamia dalam bahasa Yunani

memiliki arti “daerah diantara sungai-sungai”. Mesopotamia terletak diantara dua sungai besar

yaitu Eufrat dan Tigris yang menjadikan lahannya sangat subur dan berbentuk melengkung

seperti bulan sabit sehingga Mesopotamia kerap dijuluki The Fertile Cresent Moon (Bulan Sabit

Subur). Penduduk yang mendiami wilayah Mesopotamia umumnya bermata pencaharian sebagai

petani karena selain memanfaatkan kesuburan lahannya, penduduk Mesopotamia sudah mengenal

sistem irigasi yang baik dan membuat bendungan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lain,

penduduk Mesopotamia melakukan barter dengan penduduk dari luar. Dengan hasil sumber daya

pertanian yang melimpah, Mesopotamia memiliki daya tarik yang besar untuk menarik penduduk

dari luar Mesopotamia untuk pindah. Perkembangan yang seperti inilah yang membuat peradaban

Mesopotamia menjadi salah satu peradaban manusia yang besar di Asia.

Daerah Mesopotamia pertama kali ditempati oleh Suku Ubaid. Suku Ubaid bermata

pencaharian sebagai petani dengan menanam biji-bijian di daerah yang subur dengan

memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber irigasi. Tidak banyak literatur yang menjelaskan

secara pasti mengenai kepunahan Suku Ubaid. Hanya disebutkan bahwa setelah Suku Ubaid

punah, Suku Sumeria adalah suku yang berikutnya menempati Mesopotamia. Sama seperti Suku

Ubaid, Suku Sumeria juga menggantungkan kehidupannya kepada sektor pertanian dan

memperbaharui sistem irigasi dengan membuat waduk agar tetap dapat melakukan pengairan

meskipun di musim kemarau. Pertanian Suku Sumeria juga maju karena sudah mengenal sistem

membajak sawah dengan bantuan hewan dan pengangkutan hasil pertanoan dengan kereta atau

gerobak kuda. Pada masanya, Suku Sumeria sudah menggenal tulisan paku huruf paku yang

ditulis diatas papan tanah liat. Suku Sumeria adalah bangsa yang percaya kepada animism dan

menyembah banyak dewa seperti Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu (Dewa langit), Sin

(Dewa bulan), Samas (Dewa matahari), Ereskiga (Dewa kematian), Ra (Dewa seni).2 Suku

Sumeria ini berkuasa pada tahun 3000 – 2340 SM dan mulai membangun negara kota di

sepanjang aliran sungai di Mesopotamia. Setiap negara kota tersebut dipimpin oleh seorang Raja

1 Rangkuman dari Tim Program Belajar Sambil Bermain Yayasan Gemah Ripah, Sekilas Sejarah Dunia, (Bali:

Penerbit Buku Arti, 2011), hal. 18-27 2 Ibid., hal. 24

Page 4: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

yang saling berebut kekuasaan. Contoh negara kota tersebut antara lain Ur, Uruk, Nippur, Adab,

Lagas, dan Kish.

Raja yang pertama kali berhasil membangun kekaisaran di Mesopotamia adalah Raja

Sargon dari kota Agade yang berhasil mengalahkan negara kota lain di Mesopotamia dan suku

lain di daerah utara Mesopotamia sampai ke Laut Tengah. Kekaisaran ini tidak berlangsung lama

karena banyaknya kota yang melepaskan diri dan akhirnya Mesopotamia diambil alih oleh

Kekaisaran Babylon, Assyria, dan terakhir Babylon baru. Babilonia adalah kekaisaran yang pada

tahun 1792 – 1750 SM dipimpin oleh Raja Hammurabi. Dibawah kekuasaannya, Babilonia

mengembangkan undang-undang. Undang-undang tersebut dipercaya merupakan pemberian

Dewa Marduk dan dipahat di atas tugu setinggi 8 kaki. Undang-undang Hammurabi ini berisikan

peraturan hukuman yang ketat seperti hukuman mati dan mutilasi untuk pelanggaran kecil.

Setelah kematian Raja Hammurabi, daerah Mesopotamia dikuasasi oleh Kekaisaran Assyria yang

dibangun di tepi Sungai Tigris dengan ibu kota Assyria. Suku Assyria adalah bagian dari rumpun

Suku Semit.3 Kekaisaran Assyria sangat maju dalam dalam bidang militer dan pendidikan. Raja

yang terkenal dari Assyria adalah Raja Assurbanipal yang meninggalkan banyak tulisan

mengenai agama, sastra, ilmu pengobatan, matematika, kamus, dan sejarah dalam bentuk 22.000

buah lempengan tanah liat. Sepeninggalnya Raja Assurbanipal, daerah Mesopotamia dikuasai

kembali oleh Kekaisaran Babilonia Baru di bawah pemerintahan Raja Nebukadnezar II. Raja

Nebukadnezar II dari suku Khaldea membangun kembali kota Babilon dan menaklukan Yesuda

dan Yerusalem. Pada masa pemerintahannya juga dibangun Menara Babel dan Taman Gantung.

Kematian Raja Nebukadnezar II, membuat kejayaan Babylon melemah sehingga dikuasai oleh

Kerajaan Persia yang kemudian dihancurkan oleh Alexander The Great dari Makedonia, Yunani.

Peninggalan lain dari peradaban Mesopotamia adalah bangunan Ziggurat yang berbentuk seperti

piramida dan digunakan sebagai tempat upacara. Ziggurat adalah peninggalan budaya suku

Sumeria, Ashur, Mari, dan Babilon.

2. Peradaban Lembah Sungai Indus

Lembah Sungai Indus yang kini kita kenal sebagai wilayah Pakistan dan India merupakan

merupakan peradaban yang maju di sektor pertanian dan peternakan. Pada peradaban ini juga

lahir dua agama besar di dunia yaitu Hindu dan Budha. Peradaban di Lembah Sungai Indus

dimulai dari pembangunan kota-kota disepanjang Lembah Sungai Indus. Salah satu kota yang

terkenal adalah Kota Harappa dan Mohenjo-Daro. Kedua kota tersebut dibangun dengan

arsitektur yang baik dengan sistem sanitasi yang juga maju. Peradaban Harappa ini juga sudah

3 N. Daldjoeni, Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia, (Bandung: Penerbitan Alumni, 1995), hal. 76

Page 5: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

mengenal budaya seni yang tinggi yang terlihat dari peninggalan peralatan dan hiasan tembikar

dan arca dewa-dewi. Pada tahun 1800 SM, peradaban Sungai Indus runtuh tanpa diketahui

penyebab yang jelas. Namun para ahli sejarah meyakini bencana alam atau gempa bumi adalah

penyebab kemusnahan kota.

Setelah Peradaban Harappa runtuh, Lembah Sungai Indus mulai dikuasai oleh Bangsa

Arya yang percaya bahwa mereka adalah bangsa yang terhormat dan murni. Bangsa Arya

menempati wilayah yang luas mulai dari Sungai Gangga dan Brahmaputra sampai ke delta Laut

Benggala. Dengan wilayah yang memiliki tanah yang subur, Bangsa Arya mengembangkan

pertaniannya dengan membuat saluran irigasi dan waduk.

Bangsa Arya menyembah dewa-dewi seperti Varuna (dewa lautan/langit), Ratri (roh

malam hari), Agni (Dewa Api), Parjanya (Dewa hujan), Mitra (Dewa Matahari), dan Indra

(Dewa peredam kekacauan dan merupakan penguasa panteon).4 Ajaran untuk menyembah dewa-

dewi ini tercantum di dalam Rig Weda yang terdiri dari kumpulan puisi kuno dalam bahasa

Sansekerta. Pada masa Rig Weda selanjutnya, pendeta bukan hanya pemimpin ibadah tetapi juga

menjadi kasta tertinggi dalam masyarakat India yang bersifat turun temurun. Kasta kedua adalah

ksatria atau kelas pemimpin kemudian diikuti kasta Vaisha atau kelas petani dan pedagang dan

terakhir kasta Sudra atau kelas budak. Keempat kasta tersebut disebut catur warna dan menjadi

awal perkembangan agama Hindu. Agama Hindu menyebar di India pada tahun 1000 – 550 SM

dengan unsur kasta yang paling dominan.

Ajaran agama Hindu yang dinilai membebani masyarakat biasa dan hak mutlak kaum

brahamana yang sangat diskriminatif memunculkan pemberontakan akan ajaran para brahmana.

Dua tokoh yang menonjol adalah Nataputta Vardhanamana atau Mahawira dan Siddharta

Gautama atau Sang Budha. Mahawira adalah seorang pangeran suku Jnatrika yang tidak percaya

dengan ajaran para brahmana dan menyebarkan ajaran 5 sila yaitu ahimsa (tidak melakukan

kekerasan terhadap semua makhluk hidup), satya (kebenaran), asetya (menahan diri dari

perbuatan mencuri), brachmacharya (penolakan atas kenikmatan seksual), aparigraha

(melepaskan diri dari semua benda material).5 Ajaran Mahawira ini kemudian dikenal sebagai

aliran Jain. Agama lain yang anti-kasta dan anti-brahmana adalah agama Budha yang disebarkan

oleh Siddharta Gautama. Sang Budha mendapatkan wahyunya setelah melakukan meditasi dan

tapabrata di bawah pohon Bodi. Budha mengajarkan bahwa manusia harus membebaskan diri

dari nafsu agar dapat membebaskan diri dari eksistensi yang menjerumuskan kepada penderitaan

dan kematian.

4 Ibid., hal. 41

5 Ibid., hal. 43

Page 6: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Pada tahun 500 SM sampai 550 SM muncul beberapa kerjaan besar di India Utara salah

satunya Kekaisaran Maurya. Kekaisaran ini dibangun oleh Chandragupta yang memegang ajaran

Hindu Arya yang percaya bahwa berdasarkan ajaran Kautilya penguasa harus menciptakan

ketentraman dengan memastikan bahwa sistem kasta berjalan dengan benar. Pada akhir

kekuasaannya, Chandragupta menjadi pengikut ajaran Jain. Kekuasaan Kekaisaran Maurya

kemudian dipegang oleh Bindusara yang terus memperluas wilayah kekuasaan Maurya. Namun

puncak kejayaan kekaisaran Maurya terjadi pada masa kepemimpinan Ashoka. Raja Ashoka

awalnya adalah pemimpin otoriter yang kemudian sadar akan kekejamannya setelah memeluk

agama Budha. Raja Ashoka kemudian memfokuskan hidupnya untuk mengejar dharma atau jalan

kebenaran. Selanjutnya, Raja Ashoka menyebarkan agama Budha dengan damai dan penuh

toleransi terhadap agama besar lainnya di India yaitu Hindu. Raja Ashoka mengirimkan anak-

anaknya untuk menyebarkan agama Budha ke Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Yunani.

Kebesaran Kerajaan Maurya akhirnya meredup setelah lima puluh tahun kematian Raja Ashoka.

Namun pengaruh kebudayaan India sangat terlihat pada peradaban di Asia Tenggara seperti di

Indonesia dan Kamboja.

3. Sungai Kuning dan Yangtze

Peradaban di Sungai Kuning dimulai sekitar tahun 8000 SM karena tanahnya yang subur

sehingga memungkinkan sektor pertanian tumbuh dengan pesat sedangkan peradaban di Sungai

Yangtze dimulai pada tahun 3000 SM. Kemampuan masyarakat dalam pengaturan air yang

mengakibatkan terjadinya surplus pangan menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang

cepat sehingga memungkin terjadinya peradaban China. Selain itu, masyarakat China juga mulai

melakukan pekerjaan lain seperti membuat barang kerajinan berupa perhiasan dan ukiran batu

giok.

Peradaban China dimulai dengan sistem dinasti dimana pemilihan raja ditentukan

berdasarkan kebijaksanaan bukan berdasarkan keturunan. Berdasarkan catatan sejarah, China

memiliki tiga raja bijak yaitu Yao, Shun, dan Yu. Yu adalah seorang adipati yang berhasil

membangun sistem irigasi yang baik sehingga hasil pertanian melimpah dan jumlah penduduk

meningkat drastis yang mengakbitkan terjadinya migrasi ke Pulau Taiwan, Asia Tenggara, dan

seluruh kepualauan Pasifik. Penobatan Raja secara turun temurun dilakukan sejak Yu dan

berdirilah dinasti pertama di China yaitu Dinasti Xia yang berkuasa selama 400 tahun mulai dari

2200-1766 SM.6 Pusat pemerintahan Dinasti Xia terletak di Erlitou atau sekarang di Provinsi

Henan. Pada masa ini perunggu sudah digunakan untuk peralatan rumah tangga dan perhiasan.

6 Ibid., hal. 50

Page 7: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Dinasti di China memiliki perjalanan sejarah yang panjang dengan siklus yang hampir

sama yaitu kekuasaan raja yang turun temurun yang melahirkan kediktatoran sehingga

mendapatkan pemberontakan dari rakyat yang kemudian membentuk dinasti baru, dan kembali

pola tersebut terjadi kembali. Setelah kejatuhan Dinasti Xia, akhirnya Dinasti Shang yang

mengambil alih. Dinasti Shang menggunakan sistem pemerintahan feudal yang sanagt otoriter

sehingga terjadi kembali pemberontakan yang mengakibatkan Dinasti Zhou yang berkuasa.

Dinasti Zhou memiliki daerah kekuasaan yang luas namun ini menyebabkan terjadinya banyak

perang karena semua wilayah ingin menjadi pemimpin. Pada tahun 286 SM, Cheng berhasil

meredakan peperangan dan mengakhiri Dinasti Zhou. Pada masa Dinasti Cheng diberlakukan

sistem wajib militer , pembangunan jalan, kanal, dan saluruan irigasi di seluruh China. Bangunan

bersejarah lainnya adalah Tembok Besar China yang dibangun dibawah pemerintahan Shi

Huangdi untuk membuat batas wilayah kekuasaannya. Setelah kematian Shi Huangdi, terjadi

perang sipil yang berkepanjangan. Perang sipil berhasil ditumpaskan oleh Liu Pangyang kembali

menyatukan China dan menjadi kaisar dari dinasti pertama yang terlama menguasai China yang

sudah bersatu (selama 400 tahun). Dinasti tersebut diberi nama Dinasti Han. Pada masa dinasti

Han, perdagangan dan perekonomian berkembang dengan pesat dengan pembangunan rute jalur

Sutera. Berkat jalur ini juga, Budha masuk ke China. Dinasti Han juga memperluas daerah

kekuasaannya sampai ke wilayah yang saat ini kita kenal sebagai Semenanjung Korea. Kejayaan

Dinasti Han ini hanya bertahan sampai 220 SM karena banyaknya permasalahan domestik yang

menyebabkan Chian terpisah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Peninggalan dari Peradaban China

yang besar selain Tembok Besar China adalah seni filsafat seperti Konfusianisme, pemikiran Sun

Tzu, dan aliran Tao.

2.2 Peradaban Afrika Kuno

1. Aspek Geografis Afrika

Afrika merupakan benua terbesar setelah Asia, dengan tinggi daratan rata-rata 660 meter dari

permukaan laut. Dengan wilayah luas dan tebing curam yang mengelilingi pesisirnya, Afrika

hanya mempunyai sedikit pelabuhan dan pulau natural, sehingga mempersulit komunikasi dalam

kontinen tersebut. Kondisi fisik Afrika dikatakan bervariasi karena mempunyai gunung, tanah

rawa, hutan tropis dan gurun pasar. Dengan iklim rata-rata yang cukup panas, daerah di sekitar

equator mempunyai curah hujan yang cukup banyak, sehingga terdapat banyak hutan hujan.

Semakin jauh dari garis equator, kondisi geografis Afrika berubah menjadi savana, daratan

curam, semi-dessert, dan gurun pasir. Di daerah utara, semi-dessert dikenal dengan nama Sahel,

dan gurun pasirnya yaitu Sahara, merupakan gurun pasir terbesar di dunia dan menjadi salah satu

Page 8: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

faktor yang menghambat kontak antara kehidupan di Mediterranean dan daerah sub-sahara

Afrika. Di daerah selatan, gurun pasir Kalahari memisahkan daerah daratan tinggi dan pesisir

selatan dengan wilayah Afrika tengah.7 Karakteristik wilayah ini dipengaruhi oleh letak Afrika

yang dilewati oleh garis equator.

Faktor alamiah lain yang penting dalam penjelasan sejarah Afrika adalah kondisi

tanahnya yang dipengaruhi oleh iklim tropis, yang artinya mineral dan nutrisi di dalamnya

mudah dikikis sehingga produktivitasnya cepat menurun. Kebanyakan wilayah di Afrika

mengalami kelangkaan air. Hama dan serangga seperti nyamuk dan berbagai jenis belalang

menghambat perkembangan pertanian dan pastoralism di Afrika, terutama karena keberadaan

nyamuk tsetse yang menghambat penyebaran sapi dan kuda di hutan-hutan Afrika. Meskipun

begitu, berbagai jenis binatang lain yang hidup di wilayah ini membuat cara bertahan hidup

dengan memburu dan memancing lebih memungkinkan. Afrika juga mempunyai komoditas

mineral yang menjadi komoditas utama perdagangan sejak awal peradaban, seperti garam, besi,

tembaga dan emas.8

7 Albert M. Craig, William A. Graham, et.all. “Africa: Early History to 1000 C.E.” dalam The Heritage of World

Civilization, (USA: Pearson Prentice Hall Publishers, 2009), halaman 120. 8 Ibid., halaman 121.

Gambar 1. Peta Geografis Afrika Kuno

Sumber: The Heritage of World Civilization, (Pearson, 2009).

Page 9: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

2. Masyarakat Afrika Kuno

Menurut penelitian paleontologi, nenek moyang manusia berevolusi di wilayah Great

Rift Valley di Afrika Timur, kira-kira 1,5 – 1,8 juta tahun yang lalu. Wilayah ini juga

diperkirakan menjadi tempat awal kemunculan spesies Homo sapiens (sapiens), yang merupakan

spesies manusia modern, kira-kira pada tahun 100000 SM.9 Di katakan bahwa dari daerah inilah

spesies manusia modern kemudian berpindah dan mengisi seluruh di dunia.

Wilayah Afrika sudah melakukan kontak dengan wilayah lain, terutama melalui

perdagangan, sejak awal jaman kuno. Penelitian arkeologi menemukan adanya perpindahan

manusia – yang berarti juga perpindahan bahasa, kebudayaan dan teknologi, dari seluruh bagian

Afrika di jaman kuno. Jaringan perdagangan antara Afrika dengan wilayah lain, seperti wilayah

selatan Arab, India dan Indonesia, banyak dilakukan melalui samudera Indian dan daratan Mesir.

Kontak dari jaringan perdagangan ini menyebabkan perpaduan budaya, yang terutama dapat

ditunjukkan dari percampuran bahasa di Afrika Utara dan wilayah Mediterranean.10

Sekitar

1.000 – 3.000 bahasa dan dialek dapat ditemukan di Afrika, yang secara umum dapat

dikelompokkan dalam empat keluarga bahasa indigenous (Afro-Asiatic, Nilo-Saharan, Niger-

Kongo and Khoisan) dan dua bahasa baru (Austonesian di Madagaskar dan Indo-European yang

dibawa dari Eropa Barat).11

3. Kondisi Sahara dan Sudan

Sejak milenum kedua sebelum masehi, wilayah luas Sahara telah memisahkan bagian

Afrika Utara dan Mesir dari wilayah Sudan, Afrika tengah dan Afrika barat. Namun ternyata

hingga 2500 SM, Sahara merupakan wilayah subur dengan danau, sungai dan iklim yang tidak

ekstrem. Pada periode yang dikenal dengan sebutan Wet Holocene (7500 – 2500 SM) ini,

wilayah Sahara ditinggali oleh komunitas riparian yang hidup di pinggiran sungai dan danau.

Temuan penggalian di Khartoum, Sudan membuktikan hipotesis ini. Kemudian barulah sekitar

2500 SM, perubahan iklim mengubah Sahara menjadi daerah kering dan membuat komunitas

riparian berpindah dari wilayah ini.12

Wilayah Sahara berubah menjadi wilayah yang tidak dapat

ditempati, yang memisahkan sebagian besar Afrika dari wilayah Mediterranean dan wilayah

Timur yang dianggap menjadi pusat peradaban awal.

9 Ibid., halaman 122.

10 Ibid.

11 Ibid., halaman 123.

12 Ibid., halaman 125.

Page 10: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

4. Kebudayaan Peradaban Afrika Kuno

a. Kebudayaan Neolithic Sudan13

Sejak awal millennium sebelum mahesi, komunitas agrikultural dari kebudayaan

Neolithic dan awal Iron Age menandai wilayah tengah dan barat Afrika, hingga mencapai

wilayah Sudan. Penemuan ini menunjukkan adanya transisi dari budaya berburu dan memancing

menjadi beternak dan bercocok tanam. Perubahan iklim di Sahara menyebabkan perpindahan

masyarakat tersebut ke arah Selatan. Perpindahan ini dibuktikan dengan ditemukannya pottery di

daerah Mali, yang mempunyai karakter sama dengan tradisi pottery di wilayah Sahara.

Masyarakat yang berpindah ini membawa bahasa dan teknik-teknik pertanian, terutama untuk

jenis biji-bijian dan padi, dan juga tenik beternak binatang. Dibantu dengan pengetahuan

mengenai pengolahan besi, mereka juga mempengaruhi evolusi di bidang agrikultural.

Perkembangan di bidang pertanian ini menyebabkan pertumbuhan populasi di wilayah subur

Sudan, terutama di dekat sungai Niger dan sungai Senegal, serta danau Chad. Pusat-pusat

kebudayaan di wilayah sub-Sahara kemudian mulai berkembang. Teknik pertanian dan

peternakan ini kemudian menyebar ke wilayah Timur Afrika.

b. Iron Age dan Kebudayaan Nok

Kebudayaan iron-smelting mulai dikenal secara luas di daratan Afrika sejak abad ke-7

sebelum masehi hingga abad ke-4 masehi. Perkembangan ini menunjukkan bahwa kebudayaan

iron-smelting ini diciptakan sendiri di dalam wilayah Afrika dari wilayah Timur, melalui Mesir,

hingga menyebar ke wilayah selatan, tengah dan barat. Situs-situs Iron Age ditemukan di

wilayah utara Nigeria, tepatnya di daerah daratan tinggi Jos. Penemuan penggalian argkeologi di

wilayah tersebut menunjukkan bukti dari awal Iron Age, yang diberikan istilah kebudayaan Nok.

Penggalian ini menemukan perkakas batu, alat-alat besi dan pahatan-pahatan terra-cotta, yang

dianggap berasal dari 900 – 200 SM.

Perkembangan Kerajaan dalam Peradaban Kuno Afrika14

Selain bentuk-bentuk kebudayaan tersebut, di wilayah Afrika juga terdapat

perkembangan peradaban manusia, yang disebut dengan peradaban Nilotic (di daerah utara

Afrika), mulai dari Kerajaan Kush hingga Dinasti Aksumite, yang terus berkembang hingga

13

Ibid. 14

Rangkuman dari Albert M. Craig, William A. Graham, et.all. “Africa: Early History to 1000 C.E.” dalam The

Heritage of World Civilization, (USA: Pearson Prentice Hall Publishers, 2009), halaman 126 – 130.

Page 11: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

masuk periode masehi. Pada umumnya, terdapat empat perkembangan peradaban Nilotic di

Afrika, yang dibagi berdasarkan masa kekuasaan dinasti atau kerajaan.

Peradaban Nilotic pertama yang berkembang adalah periode kekuasaan Kerajaan Kush,

yang pusatnya berada di sebelah atas lembah sungai Nil, di bawah daratan Nubian. Kerajaan ini

sendiri mulai muncul dan menjadi kerajaan yang independen pada awal millennium kedua

sebelum masehi, setelah sebelumnya di daerah Kush tersebut Kerajaan Lama Pharaohs menjajah

Nubia sejak millennium keempat sebelum masehi. Kerajaan Kush yang independen ini

mempunyai ibu kota di Kerma, dan mempunyai komoditas perdagangan utama berupa material

bangunan, gading, budak, tentara bayaran dan emas. Dalam periode 1700 – 1500 SM, kerajaan

ini mengalami kemakmuran dan kesejahteraan yang didapat dari keuntungan perdagangan.

Kejayaan Kerajaan Kush hanya bertahan hingga invasi Hyksos dan dimulainya pemerintahan

kerajaan baru dibawah Mesir.

Peradaban yang kedua ditandai dengan kekuasaan Dinasti Napatan. Dinasti ini dianggap

sebagai kelanjutan dari Dinasti Khush, namun bedanya masyarakat pada dinasti baru ini lebih

mengidentifikasikan diri mereka sebagai masyarakat Mesir. Peradaban masyarakatnya banyak

mengadopsi kebudayaan, protokol dan gelar-gelar yang digunakan di Mesir. Berpusat di

Napatan, Dinasti ini mempunyai kekuasaan hingga Meroe. Napatan Empire bertahan dari abad

ke-10 hingga abad ke-4 SM. Pada abad ke-8 SM, wilayah ini ditaklukan Mesir yang

kekuasaannya bertahan hingga satu abad. Akhirnya kekuasaan Mesir dapat dikalahkan oleh

Assyria pada tahun 650 SM.

Peradaban selanjutnya yang berkembang di Afrika berada ketika periode kekuasaan

Dinasti Meroitic. Setelah Napatan Dinasti dikalahkan oleh pasukan Mesir pada tahun 591 SM,

Meroe menjadi ibu kota politik dan kebudayaan kerajaan. Disini mulai berkembang industri besi

dan penyebaran ilmu pengetahuan dengan jaringan yang sangat luas, mulai dari daratan Afrika

hingga mempengaruhi daerah kebudayaan Hellenistik. Dengan jaringan luas tersebut, dinasti ini

mengalami kemakmuran dari pengembangan berbagai monumen, pottery dan perhiasan. Namun

sayangnya dinasti ini dikalahkan dan dipecah oleh masyarakat Nuba pada abad ke-4 SM.

Akibatnya, dominasi perdagangan dinasti ini diambil alih oleh masyarakat Aksum di daratan

tinggi Abyssinial.

Yang penting dalam peradaban Dinasti Meroitic ini adalah perkembangan sistem politik,

yang mempunyai pola berbeda dengan Mesir. Di Meroitic Empire, raja diatur oleh customary

law, dan mulai dikenal sistem royal election. Pengaruh kepercayaan atau agama sudah mulai

kuat, yang terlihat dari penempatan pendeta atau priests yang dianggap sebagai perwujudan

hidup dari Tuhan, dan kebiasaan penyembahan Amor Adedemak (kepala singa) yang

Page 12: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

dipengaruhi kebudayaan Mesir. Di peradaban ini juga diadopsi sistem keturunan maternal,

dimana peran ratu sangat penting. Pentingnya peran ratu ini diperlihatkan melalui

diberlakukannya sistem kandake yang menempatkan kekuasaan dasar monarki kepada ratu.

Sistem pemerintahan dilakukan dengan pembagian delegasi kekuasaan kepada para pangeran

atau prince di tingkat propinsi dengan otonomi yang terbatas karena keterbatasan kemampuan

komunikasi pada masa itu, dan adanya administrasi pusat.

Peradaban keempat yang berkembang dari masa sebelum masehi hingga awal masehi

adalah Dinasti Aksumite yang terdapat di daratan tinggi. Peradaban ini mempunyai industri

perdagangan komersial negara yang kuat, sehingga menyaingi dan melemahkan posisi Kushite

pada tahun 330 sebelum masehi. Kerajaan ini bertahan hingga mendapat pengaruh dari

penyebaran Kristen pada awal masehi dan membentuk Christianize Aksum yang baru, yang

terletak di bagian utama Ethiopia dan Abyssinian. Budaya dalam peradaban ini merupakan

perpaduan antara budaya Afrika dan Arab, yang merupakan akibat dari infiltrasi Arab pada

tahun 500 sebelum masehi. Kerajaan ini terus berkembang hingga masuk dalam periode masehi

hingga ke arah barat dan selatan Afrika. Namun sebenarnya, kerajaan ini sudah menjalin

hubungan perdagangan yang kuat di hampir seluruh wilayah Afrika sejak sebelum masehi.

Peradaban Mesir Kuno15

Peradaban Mesir Kuni berada di sekitar Sungai Nil, dari hulu hingga ke deltanya di Laut

Tengah. Peradaban Kuno di Mesir menjadi peradaban kuno terlama di dunia, karena bertahan

hingga lebih dari 3.000 tahun (3.300 SM – 30 SM) dengan pola yang sama. Wilayah peradaban

ini mempunyai banyak air terjun curam dan delta lebar yang terbentuk dari cabang-cabang

Sungai Nil. Peradaban Mesir Kuno memanfaatkan kesuburan tanah di sekitar Sungai Nil ini

untuk bercocok tanam, sehingga memungkinkan mereka untuk mengembangan perekonomian

yang berdasarkan hasil pertanian. Dengan kemakmuran hasil pertanian inilah mereka

mengembangkan kebudayaan dalam peradabannya. Selain untuk pertanian, Sungai Nil juga

dimanfaatkan untuk transportasi barang atau manusia. Selain karena tanah subur, Peradaban

Mesir Kuno juga dapat bertahan lama karena mempunyai pelindung alami yang berupa gurun di

sebelah barat dan timur, laut di sebelah utara dan air terjun di sebelah selatan, sehingga

mempersulit invasi dari luar. Orang-orang Mesir sendiri pada saat itu menyebut wilayah mereka

sebagai Kemet (Daratan Hitam) yang mengacu pada lahan gelap subur setelah banjir dari Sungai

Nil, dan juga Deshret (Daratan Merah) yang mengacu pada gurun yang panas di siang hari.

15

Rangkuman dari Tim Program Belajar Sambil Bermain Yayasan Gemah Ripah, Sekilas Sejarah Dunia, (Bali:

Penerbit Buku Arti, 2011), halaman 29 – 37.

Page 13: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Pembangunan pemukiman dan kota-kota kecil di daerah Mesir Utara dan Selatan mulai

terjadi pada tahun 3.500 SM. Awalnya perkembangan peradaban di tepi Sungai Nil ini terbagi

menjadi dua bagian, yaitu Mesir Bawah (Lower Egypt) di hilir Sungai Nil dekat Laut Tengah,

dan Mesir Atas (Upper Egypt) di dekat hulu Sungai Nil. Salah satu kota pertama yang cukup

terkenal di Mesir adalah Hierakonpolis, terletak di tepi barah Sungai Nil antara Luxor dan

Aswan. Di kota ini orang-orang Mesir Kuno sudah mengenal lembaran seperti kertas yang

terbuat dari daun papyrus, dimana mereka menggambar dan menulis dengan huruf hieroglif (dari

istilah Yunani hiero-glyphikos yang artinya ‘ukiran sakral’).

Masyarakat Mesir Kuno diperintah oleh raja yang disebut firaun (dalam bahasa Mesir

berarti rumah besar), yang dianggap sebagai anak Dewa Matahari yang disebut ‘Ra.’ Firaun ini

membentuk dinasti dan pemerintahan feudal dengan sistem stratifikasi sosial yang membagi

masyarakat menjadi kasta pendeta, militer, pejabat pemerintahan, seniman, petani dan budak.

Pada peradaban ini masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal sistem pajak dan kerja paksa untuk

membangun piramida serta irigasi. Berdasarkan perkembangan periode sejarahnya, peradaban

Mesir Kuno dapat dibagi dalam delapan periode sejarah utama.

a. Periode Penyatuan dan Dinasti Awal

Sebelum tahun 3.000 SM, kerajaan pertama muncul di Mesir Atas dengan rajanya yang

paling terkenal yaitu Narmer. Pada tahun 3.000 SM, Narmer menyatukan Mesir Atas dan

Mesir Bawah setelah mengalahkan Mesir Bawah. Ibu kota diletakkan di Memphis, yang

berada di antara dua bagian Mesir tersebut

b. Periode Kerajaan Tua (Old Kingdom)

Periode ini terjadi pada masa pemerintahan dinasti keempat pada tahun 2575 – 2465 SM.

Pada masa ini kekuatan kerajaan Mesir mulai meningkat dan meluas, hingga menjalin

hubungan, terutama perniakah politik, dengan Mesopotamia. Bukti dari kejayaannya

dinasi keempat ini adalah ditemukannya monument pemakaman di Saqqarah, yaitu

piramida pertama di Mesir. Memphis masih menjadi pusat administrasi Mesir pada

periode ini.

c. Periode Peralihan Pertama

Tahun 2134 – 2040 SM dikategorikan sebagai Periode Peralihan Pertama dimana

kekuasaan para firaun mulai menurun akibat berkurangnya aliran Sungai Nil yang terjadi

selama puluhan tahun dan terjadinya bencana lapar. Pada masa ini, Mesir terbagi menjadi

dua kerajaan kembali.

d. Periode Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)

Page 14: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Pada periode ini, kira-kira pada tahun 2040 SM, Mentuhotep II kembali menyatukan

Kerajaan Mesir yang sebelumnya terbagi pada masa Peralihan Pertama, dan menjadikan

kota Thebes sebagai pusat kekuasaan. Ekspedisi-ekspedisi, baik penjajahan maupun

perdagangan, hingga ke Timur Tengah (Siria dan Palestina) dan ke wilayah selatan

(Nubia). Pada periode ini Perdaban Mesir Kuno dianggap sudah memulai jaman perunggu

karena ditemukannya peninggalan-peninggalan perunggu.

e. Periode Peralihan Kedua

Pada periode ini, sekitar tahun 1640 – 1532 SM, kekuasaan pusat dialihkan ke beberapa

raja lokal. Mesir sendiri dijajah oleh orang-orang Hykos dari Timur Tengah. Namun pada

akhir periode ini, Hykos berhasil dikalahkan oleh firaun Thebes, dan setelahnya Mesir

kembali menyatu.

f. Periode Kerajaan baru (New Kingdom)

Kerajaan baru dimulai tahun 1532 SM, ketika Ahmose I sebagai raja pertama dinasti ke-

18 menyelesaikan pengusiran Hykos dari Mesir. Pada periode ini banyak perluasaan

kerajaan dilakukan oleh Mesir hingga ke daerah selatan, yang sekarang merupakan

wilayah Sudan, ke wilayah timur dan Timur Tengah. Karena ketidakpuasan dengan

kekuasaan, peperangan dan perluasan wilayah banyak terjadi, dimana perampasan harta

dan perbudakan rakyat di wilayah lain menjadi hal yang biasa terjadi.

g. Periode Peralihan Ketiga

Pada periode ini, sekitar tahun 1070 – 712 SM, kekuatan kerajaan Mesir mulai menurun

secara drastis. Meskipun salah satu rajanya, yaitu Shoshenq 1, pernah melakukan

penyerbuan ke Israel, namun kondisi keamanan dan pemberontakan di Mesir sendiri

akhirnya menyebabkan pemisahan Mesir menjadi lima kerajaan.

h. Periode Akhir

Pada periode ini, Kerajaan Mesir sudah kehilangan pengaruhnya, dan berhasil dijajah oleh

bangsa lain, seperti Nubia, Assiria, Persia dan Yunani (Macedonia). Aleksander Agung,

Raja Mecedonia, menaklukan Mesir pada tahun 332 SM dan memasukannya dalam

kekuasaan Kerajaan Hellenistiknya. Setelah Aleksander meninggal pada tahun 323 SM,

Jendral Ptolemeus menjadi gubernur, dan kemudian menjadi raja pada tahun 305 SM,

yang menandakan dimulainya dinasti firaun Prolemeus. Penguasa Hellenistik memerintah

Mesir selama kurang lebih 300 tahun, hingga masa pemerintahan Cleopatra VII yang

menjadi pemimpin akhir dari dinasti Ptolemeus. Mesir runtuh karena dikalahkan oleh

kerajaan Romawi pada tahun 31 SM dalam perang di Actium (Yunani), yang dipimpin

oleh Cleopatra VII dan kekasihnya Marcus Antonius.

Page 15: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

Selain karena dinamika kerajaannya, Peradaban Mesir Kuno juga menjadi menarik

karena kebudayaannya yang berupa piramida, mumi dan sistem kepercayaan. Piramida

merupakan bangunan terkenal pada masa Mesir Kuno, bahkan hingga sekarang. Piramida sudah

dibangun sekitar tahun 2700 SM pada periode Kerajaan Tua dan Kerajaan Tengah sebagai

simbol kerajaan yang megah. Pembangunan piramida mencapai puncaknya di bawah firaun

dinasti ketiga sampai dinasti keenam (2686 – 2345 SM). Piramida yang terdiri atas sususan batu

raksasa, berfungsi sebagai kuburan raja Mesir yang megah dan rumit. Di dalamnya terdapat

perhiasan serta patung dari emas, perak dan permata, karena pada masa itu Mesir sudah

mengenal pengolahan logam. Bentuk piramida yang melancip ke atas menyimbolkan sinar

matahari yang menyorot, sehingga firaun yang dikubur di dalamnya dipercaya dapat naik ke

surga.

Selain piramida, Mesir juga menjadi menarik karena kebudayaan mumi atau pengawetan

mayat. Ketika raja meninggal, segala organnya dikeluarkan, kecuali hati, setelah itu dijadikan

mumi dengan menggunakan bahan kimia alami. Setelah itu tubuhnya dibungkus oleh kain yang

berisi jimat sebagai benda kramat untuk menghindari segala periwtiwa buruk. Setelah

melakukan upacara yang dimpin oleh pendeta Mesir, mumi ditempatkan di peti mayat yang

biasanya berisi ukiran emas dan permata untuk memastikan bahwa badan raja yang utuh

berlanjut sebagai rumah untuk jiwanya. Kemudian mayat raja dimakamkan di kamar penguburan

tepat di pusat piramida. Setelah itu jalan lintasan masuk ke piramida disegel untuk

melindunginya dari perampok. Proses pengawetan ini membutuhkan waktu hingga 70 hari.

Pada peradaban kuno ini, Mesir juga telah mengenal kepercayaan yaitu adanya

kehidupan setelah mati. Mereka percaya bahwa istilah surga menunjukkan wilayah yang mirip

keadaan tepi sungai Nil, yang kemudian disebut Fields of Reeds atau ladang-ladang papyrus.

Dewa Osiris dikenal sebagai dewa yang menjaga pintu masuk surga dan hanya memberikan ijin

pada roh-roh yang sepanjang hidupnya berkelakuan baik. Sebelum masuk surga, roh-roh ini

harus melewati perjalanan dan siksaan di neraka. Untuk memastikan perjalanan ini dilewati

dengan baik, banyak upacara dan pengucapan mantra dalam prosesi penguburan. Selain

kepercayaan tentang kematian, masyarakat Mesir Kuno juga menyembah banyak dewa-dewi

(politeisme), yang kebanyakan merupakan manifestasi dari alam. Sistem kepercayaan seperti ini

dapat diketahui dari peninggalan batu-batu dan lukisan di dinding yang berisi huruf hieroglif.

Page 16: Sejarah Dunia - Peradaban Asia Dan Afrika Kuno - Hana Hanifah - Ika Annisaa Farista

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, penulis menemukan beberapa karakter utama dari

peradaban Asia dan Afrika Kuno, yaitu:

1. Kemunculan peradaban di Asia dan Afrika kuno sangat dipengaruhi oleh kondisi

geografis, dimana biasanya peradaban berkembang pesat di daerah aliran sungai yang

mempunyai tanah subur dan perpindahan tempat tinggal yang dipengaruhi oleh

perubahan kondisi geografis.

2. Kegiatan perekonomian pada masa Asia dan Afrika kuno masih bergantung pada kondisi

geografis, seperti keadaan tanah dan keberadaan hewan-hewan tertentu, dan teknologi

pengolahan masih sederhana hingga penemuan teknologi pengolahan tanah liat, besi dan

logam.

3. Peradaban Asia dan Afrika kuno sama-sama sudah mengenal sistem pemerintahan

berdasarkan kekuasaan kerajaan atau dinasti.

4. Peradaban Afrika kuno dipengaruhi oleh perkembangan kekuasaan kerajaan atau dinasti,

yang mempunyai berbagai aktivitas kontak dengan wilayah lain seperti penjajahan,

peperangan atau pernikahan.

5. Peradaban Asia dan Afrika kuno sama-sama mempunyai sistem kepercayaan yang

terlihat dari tradisi penyembahan dewa yang merupakan perwujudan dari hal-hal alamiah

dan juga upacara pemakanan yang rumit.

6. Peradaban Afrika kuno tidak mengisolasi diri dan mengalami pencampuran kebudayaan

dari wilayah lain karena kontak-kontak perdagangan, pernikahan atau kontak sosial

lainnya. Hal ini juga terjadi pada peradaban Asia kuno kecuali peradaban di Sungai

Kuning dan Yang Tze yang mengisolasi diri dari dunia luar karena walaupun

peradabannya bermula di pinggir sungai selanjutnya peradabannya banyak begrantung

pada daratan China yang sangat luas sehingga sulit melakukan kontak dengan dunia luar.

7. Peradaban Asia kuno khususnya peradaban Mesopotamua dan Sungai Kuning dan

Yangtze sudah mengenal ilmu pengetahuan seperti sastra, ilmu pengobatan, dan filsafat

yang hingga kini masih dipelajari.