balqis hanifah, dkk

353
Editor : Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. Tim Penulis : Astid Haura Balqis Hanifah, dkk

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Balqis Hanifah, dkk

Editor :

Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si.

Tim Penulis :

Astid Haura

Balqis Hanifah, dkk

Page 2: Balqis Hanifah, dkk

TIM PENYUSUN

Tim Penyusun

Editor

Penulis Utama

Penata Letak

Design Cover

Pemerksa Teknis Penulisan

Pemeriksa Kesesuaian Isi

Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar

Kontributor

Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor ©RAKERKAB2018_Kelompok KKN112 : Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si : Astrid Haura & Balqis Hanifah

: Astrid Haura & Balqis Hanifah

: Wildan Aulia Akbar

: Wildan Aulia Akbar : Astrid Haura & Balqis Hanifah

: Astrid Haura & Balqis Hanifah

: Abdul Mufahir, Muhammad Utsman Mubarok, Banu Ginanjar, Cherlinda Hestiane Cahyani, Muhammad Syahrul Akbar.

: Abdul Mufahir, Cherlinda Hestiane Cahyani, Muhammad Utsman Mubarok, Banu Ginanjar, Alwi Alawiyah. Putri Diyah Febriyati, Shandy Kartika Putri, Rifqoh Nur Afifah Zaen, Melia Septiani Heriyaman, Latipah, Wildan Aulia Akbar, Muhammad Syahrul Akbar, Astrid Haura, Balqis Hanifah

Ditebitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN RAKERKAB

Page 3: Balqis Hanifah, dkk

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada

Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor 112 di Desa

Bangunjaya yang berjudul: Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya telah

diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada tanggal, 27 Desember

2018.

Dosen Pembimbing

Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si

NIP. 19781230 200112 2 002

Menyetujui,

Koord. Program KKN-PpMM

Dr. Eva Nugraha, M.Ag

NIP. 19710217 199803 1 002

Mengetahui.

Kepala Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)

UIN Syarif Hidayatulah

Djaka Badranaya, M.E

NIP. 19770530 200701 1 008

Page 4: Balqis Hanifah, dkk

iv|RAKERKAB

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

-Soekarno-

Page 5: Balqis Hanifah, dkk

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa Ta‟ala yang senantiasa melimpahkan berbagai nikmat

terutama nikmat sehat sehingga penyusn dapat menyelesaikan Laporan ini

dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallah Alayhi wa

Sallam beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dalam pelaksanaan Kegiatan Kuliah Nyata (KKN) disusun

berdasarkan kegiatan yang dikerjakan selama 32 hari (20 Juli – 20 Agustus

2018) di Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Dalam

melaksanakan KKN memiliki tujuan untuk menyalurkan kompetensi setiap

mahasiswa dalam masa pengabdian dan memberikan solusi dan membantu

pada permasalahan-permasalahan masyarakat. Penyusunan Laporan KKN

ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari semua

pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta,

2. Djaka Badranaya, M.E selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada

Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN PpMM,

4. Masyrofah, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu, pengalaman, bimbingan sebelum dan setelah

kegiatan berlangsung,

5. Kepala Desa Bangunjaya, Bapak Nurjaya beserta perangkat Desa yang

yang telah membantu dan mendukung kegiatan kami selama

melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya,

6. Kepala Dusun Gosali-Sentuk, Bapak Umar selaku orang tua asuh kami

selama tinggal di yang telah memberikan banyak pelajaran dalam segala

aspek selama satu bulan,

7. Bapak Iwan Setiawan selaku bendahara desa yang tinggal di Dusun

Gosali telah membantu dalam memberikan arahan selama kegiatan

KKN,

8. Bapak Sayuti selaku BPD Dusun Gosali yang telah menerima kami

dalam membantu proses kegiatan KKN di Desa Bangunjaya khususnya

Dusun Gosali,

Page 6: Balqis Hanifah, dkk

vi|RAKERKAB

9. Seluruh warga Desa Bangunjaya yang telah menerima kedatangan kami

dengan sangat baik dalam setiap program yang kami laksanakan di Desa,

10. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan selalu

mendoakan kami serta teman-teman kami yang membantu pelaksanaan

KKN hingga dibuatnya buku laporan kegiatan ini,

11. Semua pihak lain yang telah membantu dan mendukung baik secara

moril maupun materil selama pelaksanaan KKN dan penyusunan

laporan ini yang belum bisa kami sebutkan satu persatu.

Dengan selesainya penyusunan buku laporan ini, semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkaitan dan sebagai referensi

untuk kedepannya sehingga lebih baik dari sebelumnya.

Ciputat, 27 Desember 2018

Tim Penyusun

Page 7: Balqis Hanifah, dkk

vii

DAFTAR ISI

Halaman

TIM PENYUSUN .............................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

TABEL IDENTITAS KELOMPOK .............................................................. xv

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ xvii

CATATAN EDITOR .................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran………………………………………………………………………………………….3

B. Kondisi Umum Desa Bangunjaya….………………………………….…………………..5

C. Permasalahan Umum Desa Bangunjaya……………….……………………………..6

D. Profil Kelompok 112…………………………………….…….…………………….………….……7

E. Fokus atau Prioritas Program………………….…………………………………………….11

F. Sasaran dan Target……………………………………………………………………………………13

G. Jadwal Pelaksanaan Program…………………………………………………….………….16

H. Pendanaan dan Sumbangan………………………………………………………..…………17

I. Sistematika Penyusunan……………………………………………….……………..………….18

BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pendekatan……………………………………………………………………………………………….21

B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat…….………………….……………..………..23

C. Penyusunan Program…………………………………………………………………….……..25

D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan………………………………27

BAB III KONDISI WILAYAH DESA BANGUNJAYA KECAMATAN

CIGUDEG

A. Sejarah Singkat Desa Bangunjaya………………………………………………….…..29

B. Letak Geografis……………………………………………………………………………………….30

C. Struktur Penduduk………………………………………………………………………………..33

D. Sarana dan Prasarana…………………………………………………………………………….37

Page 8: Balqis Hanifah, dkk

viii|RAKERKAB

BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah............................................................39

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat.............47

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat…74

D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil………………………………………………………..80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….83

B. Rekomendasi……………………………………………………………………………………………83

BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF

A. HARMONI 720 JAM BERSAMA BANGUNJAYA-Abdul

Mufahir......................................................................................................87

B. MERANGKUL BANGUNJAYA-Ahmad Pebian…….……………..…….96

C. PENGALAMAN BERHARGA DI DUSUN GOSALI-Alwi

Alawiyah………………………………………………………………………………………………….105

D. CERITA DAN CINTA TERUKIR DI KAMPUNG GOSALI-

Animatun Fatimah………………………………………………………………………………..115

E. DESAMU DESAKU-Apriliani Suryaningsih….………….…………..…….125

F. KULIAH KERJA NYANTAI-Astrid Haura…………..….………….……….134

G. RIBUAN KATA YANG TERSIRAT-Balqis Hanifah.……..………….145

H. TERULANG KEMBALI KISAH MASYARAKAT DI

BANGUNJAYA-Banu Ginanjar…………………………………………………………154

I. PENGALAMAN BERARTI DI DESA GOSALI- Cherlinda

Hestiane Cahyani………………………………………………………………………………….163

J. MEMAKNAI 30 HARI YANG BERHARGA “RENUNGAN DIRI

DARI KEHIDUPAN DUSUN GOSALI”-Latipah...................................172

K. MUSIM KEMARAU BANYAK CERITA-Melia Septiani

Heriyaman……………………………………………………………………………………………….182

L. SECERCAH ARTI YANG BERHARGA-Muhammad Syahrul

Akbar……………………….……………………………………………………………………………….192

M. BERAWAL DARI BUKAN SIAPA-SIAPA MENJADI

SAUDARA-Muhamad Utsman Mubarok.....................................202

N. KEHIDUPAN BARU-Putri Diyah Febriyanti...............................211

O. RUANG MENGABDI-Putri Utami.................................................219

P. SATU BULAN BERSAMA DENGAN PENGALAMAN YANG

BARU-Rifqoh Nur Afifah Zaen……………………………………………………….230

Q. SATU BULAN DI DESA ORANG-Shahara Putri Gusevi……….239

Page 9: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|ix

R. 32 HARI BERJUTA RASA-Shandy Kartika Putri………………..…….248

S. . PENGABDIANKU UNTUK BANGUNJAYA-Wildan Aulia

Rahman……………………………………………………………………………………………………258

BAB VII KESAN DAN PESAN MASYARAKAT DESA

BANGUNJAYA…………………………………………………………………………………………………..269

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………273

BIOGRAFI SINGKAT…………………………………………………………………………….……….275

LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………..………283

Page 10: Balqis Hanifah, dkk

x|RAKERKAB

“Jangan tanya apa yang negara telah lakukan untukmu, tetapi

tanyalah apa yang telah kamu lakukan untuk negara.”

-John Fitzgerald Kennedy-

Page 11: Balqis Hanifah, dkk

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program ............................................................... 12

Tabel 1.2: Sasaran dan Target Kegiatan ................................................................13

Tabel 1.3: Kegiatan Pra KKN-PpMM ................................................................... 16

Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program .............................................................. 16

Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Pogram .............................................................. 17

Tabel 1.6: Pendanaan .................................................................................................. 17

Tabel 1.7: Sumbangan ............................................................................................... 18

Tabel 3.1: Monografi Desa Bangunjaya .................................................................31

Tabel 3.2:Jumlah Penduduk ................................................................................... 33

Tabel 3.3:Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian .......................... 34

Tabel 3.4: Data Sarana dan Prasarana Pendidikan........................................... 36

Tabel 4.1: Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan .............................................. 39

Tabel 4.2: Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan ............................................. 41

Tabel 4.3: Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga ............................... 42

Tabel 4.4: Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat .............................. 44

Tabel 4.5: Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana ......................... 46

Tabel 4.6: Kegiatan Mengajar Mengaji ............................................................... 48

Tabel 4.7: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra ................ 49

Tabel 4.8: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar ............................................... 50

Tabel 4.9: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI ......................................... 52

Tabel 4.10: Kegiatan Latihan Baris Berbaris ......................................................54

Tabel 4.11: Kegiatan Kelas Seni Rupa .................................................................. 55

Tabel 4.12: Kegiatan Bimbingan Belajar .............................................................. 57

Tabel 4.13: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah ........................................... 58

Tabel 4.14: Kegiatan Pencak Silat ......................................................................... 60

Tabel 4.15: Kegiatan Tari ......................................................................................... 62

Tabel 4.16: Kegiatan Jalan Sehat ........................................................................... 63

Tabel 4.17: Kegiatan Senam Pagi ........................................................................... 65

Tabel 4.18: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73 .................................................. 66

Tabel 4.19: Kegiatan Pembuatan Gapura............................................................ 68

Tabel 4.20: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah ................................................. 69

Tabel 4.21: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla.................................................. 71

Tabel 4.22: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan .................................... 72

Page 12: Balqis Hanifah, dkk

xii|RAKERKAB

Tabel 4.23: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu .............................................................. 74

Tabel 4.24: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga .............................................. 76

Tabel 4.25: Kegiatan Seminar Hukum Agraria ................................................. 77

Tabel 4.26: Kegiatan Satu Untuk Semua ............................................................ 78

Page 13: Balqis Hanifah, dkk

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN RAKERKAB 112 .......................................... 8

Gambar 3.1: Kantor Kepala Desa Bangunjaya .................................................... 30

Gambar 3.2: Sekolah Dasar Negeri Gosali ...........................................................31

Gambar 3.3: Kantor Kepala Desa Bangunjaya ................................................... 37

Gambar 3.4: Sekolah Dasar Negeri Gosali ......................................................... 37

Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar Mengaji........................................................... 49

Gambar 4.2: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra ........... 50

Gambar 4.3: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar .......................................... 52

Gambar 4.4: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI ....................................54

Gambar 4.5: Kegiatan Latihan Baris Berbaris ................................................... 55

Gambar 4.6: Kegiatan Kelas Seni Rupa .............................................................. 57

Gambar 4.7: Kegiatan Bimbingan Belajar ........................................................... 58

Gambar 4.8: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah ....................................... 60

Gambar 4.9: Kegiatan Pencak Silat ...................................................................... 62

Gambar 4.10: Kegiatan Tari .................................................................................... 63

Gambar 4.11: Kegiatan Jalan Sehat ...................................................................... 64

Gambar 4.12: Kegiatan Senam Pagi ...................................................................... 66

Gambar 4.13: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73 .............................................. 68

Gambar 4.14: Kegiatan Pembuatan Gapura....................................................... 69

Gambar 4.15: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah............................................... 71

Gambar 4.16: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla .......................................... 72

Gambar 4.17: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan ................................ 74

Gambar 4.18: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu .......................................................... 75

Gambar 4.19: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga .......................................... 77

Gambar 4.20: Kegiatan Seminar Hukum Agraria ............................................ 78

Gambar 4.21: Kegiatan Membuat Opak Singkong .......................................... 80

Gambar 4.22: Kegiatan Bercocok Tanam ........................................................... 80

Page 14: Balqis Hanifah, dkk

xiv|RAKERKAB

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah dari

ilmu itu tentang ketentraman

dan kelemah-lembutan. “

-Umar bin Khattab-

Page 15: Balqis Hanifah, dkk

xv

TABEL IDENTITAS KELOMPOK

Kode

Desa

Kelompok

Dana

J. Mahasiswa

J. Kegiatan

J. Pembangunan

Fisik

2/Bogor/Cigudeg/112

Bangunjaya

RAKERKAB

Rp 25.250.00,-

19 Orang

13 Kegiatan

5 kegiatan:

Pembuatan Gapura,

Pembuatan Bak

Sampah, Pengadaan

Fasilitas Sekolah,

Pengadaan Air

Bersih, Penghiasan

Jembatan dan Jalan,

02.02.

112

Page 16: Balqis Hanifah, dkk

xvi|RAKERKAB

“Kemampuan membaca itu sebuah rahmat.

Kegemaran membaca: sebuah kebahagiaan.”

-Goenawan Mohamad-

Page 17: Balqis Hanifah, dkk

xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa

Bangunjaya selama 32 hari. Terdapat 6 mahasiswa dan 13 mahasiswi yang

terlibat dalam kelompok ini, yang berasal dari 8 fakultas dan 17 jurusan

berbeda. Kelompok KKN dengan nomor 112 ini kami beri nama

RAKERKAB (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya) dengan

tujuan memberikan dedikasi untuk negeri melalui peningkatan kualitas di

bidang pendidikan dan pengajaran maupun bidang lainnya. Selama masa

persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian laporan, kami dibimbing oleh Ibu

Masyrofah, S.Ag., M.Si. Beliau merupakan dosen di Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama kegiatan KKN berlangsung, setidaknya ada 19 program yang

dapat kami realisasikan di desa tersebut. Sebagian besar merupakan

kegiatan pelayanan kepada masyarakat dan sisanya adalah kegiatan

pemberdayaan. Dengan fokus pada 1 dusun, kegiatan-kegiatan yang kami

lakukan menghabiskan dana Rp. 25.250.000,-. Dana tersebut kami peroleh

dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp. 19.000.000,-, dan dana

penyertaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PPMD) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Rp. 6.250.000,- .

Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah

keberhasilan yang telah kami capai, yaitu:

1. Meningkatnya peran masyarakat dalam membangun desa.

2. Meningkatnya minat pemuda untuk mengembangkan potensi

dirinya.

3. Bertambahnya motivasi peserta didik di PAUD dan SD untuk

melanjutkan ke jenjang selanjutnya sampai ke perguruan tinggi.

4. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bertambahnya empati anak-anak dan pemuda akan kebersihan di

lingkungan sekitar.

6. Bertambahnya kreativitas masyarakat dalam mengelola potensi

mata pencaharian masyarakat sekitar.

Saat melaksanakan dan mengimplementasikan kegiatan, terdapat

sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain:

Page 18: Balqis Hanifah, dkk

xviii|RAKERKAB

1. Terbatasnya waktu untuk merealisasikan program fisik.

2. Minimnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan

rencana kegiatan yang telah disusun.

3. Kurang komunikasi antar masyarakat sehingga membutuhkan

usaha yang lebih keras untuk menyambungkannya.

Pada akhirnya, kami bisa merampungkan sebagian besar rencana

kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya, antara lain:

1. Rute untuk mengakses Desa Bangunjaya kurang efektif dikarenakan

jalanannya yang tidak rata.

2. Minimnya penerangan dan petunjuk jalan di Desa Bangunjaya pada

malam hari, khususnya Dusun Gosali dan Sentuk. Hal tersebut

menjadi kendala bagi masyarakat dan pengunjung yang ingin

memasuki dusun tersebut. Oleh karena itu, diharapkan kelompok

KKN UIN Syarif Hidayatullah tahun 2019 dapat membantu dalam

peningkatan pengadaan penerangan dan petunjuk jalan agar

memudahkan akses untuk memasuki Dusun Gosali dan Sentuk

pada waktu malam hari

Page 19: Balqis Hanifah, dkk

xix

INDAHNYA MENGABDI DI DESA BANGUNJAYA

(Sebuah Catatan Editor)

Oleh Masyrofah, S.Ag, M.Si.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan tahunan wajib

yang tidak hanya menjadi penentu kelulusan bagi mahasiswa Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, namun lebih dari itu, dapat

menjadi sarana yang menghubungkan mahasiswa-mahasiswi calon

pemimpin bangsa dengan masyarakat akar rumput di desa terpencil. Tahun

ini, sebanyak 19 mahasiswa-mahasiswi dari fakultas yang berlainan

disatukan dalam sebuah kelompok KKN yang dinamakan Rakerkab 112

untuk kemudian hidup bersama selama 32 hari dengan visi yang sama,

yakni untuk mengabdi kepada masyarakat di Dusun Gosali dan Sentuk,

Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kelompok KKN Rakerkab 112 beruntung karena mendapatkan

lokasi kegiatan KKN di Dusun Gosali dan Sentuk yang pada status quo-nya

masih diwarnai permasalahan sanitasi dan lingkungan. Merupakan suatu

tanggung jawab bagi para mahasiswa KKN untuk merespons isu tersebut

dalam rangka pengabdian. Mahasiswa dituntut untuk mendayagunakan

kreativitas dan kompetensi spesialisasi mereka guna menciptakan inovasi

yang diharapkan dapat mengatasi masalah krusial di desa.

Tentu bukanlah hal yang mudah bagi para mahasiswa untuk

mengemban misi pengabdian kepada masyarakat di suasana desa yang

berbeda jauh dengan hiruk-pikuk kehidupan mahasiswa di kota. Lebih lagi

dibutuhkan usaha ekstra untuk menggalang kekompakkan dengan

masyarakat lokal di desa. Namun tantangan tersebut dapat diatasi karena

adanya jalinan relasi yang baik dengan Kepala Desa dan Ibu Kepala Desa

yang akomodatif dan merangkul para mahasiswa KKN untuk bisa

beradaptasi di lingkungan masyarakat. Hubungan yang terjalin dengan baik

antara para mahasiswa dan aparat desa membentuk persepsi masyarakat di

Desa Bangunjaya, khususnya di Dusun Gosali dan Sentuk menjadi lebih

apresiatif terhadap kegiatan KKN.

Kolaborasi antara para mahasiswa KKN, aparat desa, dan

masyarakat desa dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan dan

sosial yang mendera Dusun Gosali dan Sentuk. Kesejahteraan warga yang

masih di bawah rata-rata menjadi konsentrasi bagi para mahasiswa KKN

Page 20: Balqis Hanifah, dkk

xx|RAKERKAB

sebab merupakan anomali dari logika bahwa masyarakat

seharusnya bisa lebih sentosa mengingat adanya perusahaan penambangan

batu pasir di sekitar desa yang memiliki tanggung jawab sosial perusahaan.

Selain tidak menjamin kesejahteraan rakyat, perusahaan penambangan

tidak bertanggung jawab pada kerusakan fasilitas umum seperti akses jalan

yang rusak karena dilewati truk-truk berat milik perusahaan.

Terhadap permasalahan sosial di desa, para mahasiswa KKN

Rakerkab 112 dapat berperan sebagai “dokter” yang mengobservasi dan

menganalisis solusi apa yang berkelanjutan untuk diberikan kepada

masyarakat sebagai jalan keluar dari ketidakadilan dan hegemoni

perusahaan yang tidak menguntungkan warga desa sebagai penghuni lokal

daerah Bangunjaya. Dengan bekal pendidikan dan kemampuan

nonakademis yang dimiliki oleh mahasiswa, kondisi masyarakat desa

diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi dalam bidang lingkungan, sosial-

budaya, dan bahkan ekonomi.

Pada bidang lingkungan, para mahasiswa KKN Rakerkab 112 dari

awal telah berniat baik untuk menginisiasikan pembuatan bak sampah.

Kesadaran atas nilai kebersihan yang terdapat dalam mushaf al-Qur‟an

telah menggiring mereka untuk melakukan tindakan solutif ketika nilai

tersebut dihadapkan dengan kontradiksi kenyataan di Desa Bangunjaya

bahwa masyarakat “hidup berdampingan” dengan sampah. Dalam

memandang permasalahan sampah, para mahasiswa tidak hanya

menggunakan sudut pandang Islam, namun juga universalisme nilai

lingkungan hidup yang terinternalisasi dalam pola pikir mereka sebagai

hasil dari proses pembelajaran akademis dari jenjang sekolah dasar hingga

kuliah.

Solusi bak sampah adalah jalan keluar yang tepat dan realistis dalam

menanggapi permasalahan sampah. Dari segi manfaat, bak sampah

berfungsi praktis sebagai penampung sampah kolektif masyarakat desa.

Sementara dari segi biaya, anggaran yang Kelompok KKN Rakerkab 112

keluarkan sesuai dengan kocek mahasiswa. Melihat keberhasilan

pembuatan bak sampah dari segi sosiologis pun bisa dari sisi gotong

royongnya. Dalam pembuatan bak sampah, para mahasiswa merangkul

masyarakat desa untuk turut berpartisipasi mengerjakan proses konstruksi.

Kegiatan gotong royong yang diprakarsai oleh Kelompok KKN Rakerkab

112 telah mematahkan preseden sosiologis desa bahwa warga golongan toa

Page 21: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB xxi

dan muda kurang bisa bersinergis. Saya patut berbangga pada para

mahasiswa KKN Rakerkab 112 akan hal ini.

Pada bidang sosial-budaya, Kelompok KKN Rakerkab 112 berfokus

pada bidang pendidikan dan seni. Secara rutin, para mahasiswa

melangsungkan kegiatan pengajaran di dua sekolah, yaitu Sekolah Dasar

Negeri (SDN) Gosali dan SDN Rengasjajar. Jika pengajaran formal terjadi

dari pagi hingga siang hari, kegiatan bimbingan belajar berbasis informal

acap dilakukan hampir setiap hari pada malam harinya di pos komando

Kelompok KKN Rakerkab 112. Pola belajar-mengajar seperti ini berhasil

diterapkan di Dusun Gosali dan Sentuk karena kedekatan emosional dan

akademis antara guru-murid telah terjalin. Alhasil, alih pengetahuan antara

guru-murid berlangsung secara santai, namun tetap serius.

Pada bidang ekonomi, para mahasiswa KKN Rakerkab 112

menjalankan peran sebagai mahasiswa berakal budi homo economicus.

Meskipun selama kegiatan KKN mereka tidak berkontribusi secara aktif

dalam pemesatan kegiatan ekonomi desa yang tangible, namun mereka

melihat celah pada sektor hulu sumber daya manusia di desa. Dengan

berinvestasi melalui penanaman pola pikir produksi dalam kegiatan

wirausaha, para mahasiswa KKN Rakerkab 112 telah terlibat secara pasif

melalui kekuatan ide untuk mengkonstruksikan pemahaman masyarakat

desa akan pentingnya berwirausaha. Pasif tidak selalu lebih buruk

ketimbang aktif. Suntikan modal dan tersedianya tanah tidak selalu linear

dengan kesuksesan usaha, namun ide yang tepat dan inovasi yang berguna

akan selalu resistan terhadap keberlangsungan usaha.

Selain menjalankan kegiatan KKN yang sudah terprogram sedari

awal,para mahasiswa juga melakukan kegiatan di luar program seiring

dengan kedekatan personal mereka dengan masyarakat desa. Kegiatan

tersebut meliputi bersawah dan berjelajah ke hutan. Sebetulnya kegiatan

nonprogram para mahasiswa tidak terbatas pada kedua hal itu, namun

keduanya merupakan contoh aktivitas yang unik karena tidak mungkin

bisa mereka lakukan di kota besar mengingat lahan sawah dan hutan sudah

tergantikan oleh gedung-gedung tinggi. Pelaksanaan KKN bukan hanya

sarana alih pengetahuan dari mahasiswa ke masyarakat desa, namun bisa

juga sebaliknya. Nyatanya, masyarakat desa berjasa dalam memberikan

pelajaran kognitif kepada para mahasiswa terkait pentingnya

pembangunan berkelanjutan untuk reservasi alam.

Page 22: Balqis Hanifah, dkk

xxii|RAKERKAB

Sebagai dosen pembimbing, saya telah mengamati bahwa para

mahasiswa KKN Rakerkab 112 telah berhasil beradaptasi dan berkolaborasi

dengan kondusif dengan warga desa untuk menghasilkan kegiatan-

kegiatan positif dalam bentuk aktivitas bersama dan pembuatan sarana

fisik desa. Meskipun hanya 32 hari, saya percaya bahwa para mahasiswa

KKN RAKERKAB 112 telah memahami nilai-nilai sosial yang ada dalam

lingkup sosiologis masyarakat desa di Indonesia sehingga untuk ke

depannya dapat dijadikan tolak pedoman untuk memperjuangkan

kehidupan rakyat Indonesia yang lebih baik lagi. Tidak lepas juga harapan

saya kepada masyarakat desa Dusun Gosali dan Sentuk yang mudah-

mudahan dapat terinspirasi untuk meneruskan pendidikan setinggi-

tingginya dan menjadi agen-agen perubahan yang menjanjikan untuk

Indonesia yang lebih baik.

Ciputat, 2 November 2018

Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si.

Dosen Pembimbing KKN-PpMM Kelompok 112 RAKERKAB

Page 23: Balqis Hanifah, dkk

BAGIAN 1 : DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN

Page 24: Balqis Hanifah, dkk

“Suatu sikap hidup yang bertanggung jawab, yang dijiwai oleh ikatan

batin untuk berbuat sebaik-baiknya, tentu akan berdimensi sosial.”

-Nurcholish Madjid-

Page 25: Balqis Hanifah, dkk

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Indonesia sedang mengalami perkembangan dan pembangunan

yang sangat pesat di segala aspek kehidupan rakyat. Hal ini membuat

rakyat berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diri

mereka masing-masing. Indikator-indikator perkembangan yang terjadi

adalah semakin sibuknya aktivitas rakyat Indonesia yang menuju ke arah

yang lebih maju. Perubahan terjadi baik di kota maupun di daerah pedesaan

sekalipun. Di samping itu, adanya otonomi daerah membuat masyarakat

harus bersiap mandiri dan bergerak aktif di dalam mengembangkan potensi

daerah masing-masing. Permasalahan di dalam pembangunan tersebut

sangat kompleks dan perlu direspons secara pragmatis. Untuk itu,

diperlukan kegiatan untuk menyiapkan masyarakat guna siap menjalani

tantangan pembangunan melalui pendidikan kepada para calon sarjana

sebagai agen perubahan. Sebagai pemimpin masa depan bangsa, mahasiswa

diharapkan dapat bekerja secara interdisipliner. Mahasiswa bertanggung

jawab untuk menanggapi dan memberi solusi atas suatu permasalahan

sesuai dengan kompetensi hard skill1 dan soft skill2 yang dimiliki.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pengabdian pada

Mahasiswa (PPpM) merupakan salah satu program pendidikan tinggi di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang didasari

oleh pemikiran bahwa mahasiswa adalah calon sarjana sebagai penerus

pembangunan yang juga harus dapat bekerja untuk memecahkan masalah-

masalah pembangunan di lingkungan masyarakat. Ide dasar dari program

ini tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan suatu

ikrar bahwa perguruan tinggi harus melakukan kegiatan yang berbasis

pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian. Kegiatan KKN

merupakan bentuk perwujudan dari integrasi ketiga aspek tersebut.

Dengan paduan antara pengetahuan akademis dan kemampuan

interpersonal, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN-PPpM ini

1 Keterampilan teknis dan akademis 2 Kemampuan intra dan interpersonal

Page 26: Balqis Hanifah, dkk

4 | RAKERKAB

dapat turut serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat di wilayah pelaksanaan KKN mereka.

Pelaksanaan KKN dilakukan sebagai bentuk darmabakti atas

penggabungan aktivitas keilmuan dan nonkeilmuan mahasiswa kepada

masyarakat melalui serangkai kegiatan yang berkorelasi langsung dengan

kebutuhan msyarakat. Program KKN yang dilaksanakan oleh perguruan

tinggi merupakan upaya mendukung program utama pemerintah di

masyarakat sekaligus upaya konkretisasi antara kompetensi teoritis dan

metodologis dengan tindakan praktik untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat agar bisa berkembang menjadi lebih sehat, cerdas, bermoral,

dan mandiri.

Mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam masyarakat

diharapkan dapat menjembatani kesenjangan sosial antara masyarakat kota

dan desa yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa berkewajiban untuk

mengembangkan kemampuan yang telah ada dalam diri masyarakat sebagai

upaya menyokong pembangunan secara adil tanpa adanya kesenjangan

pengembangan antara desa dan kota. Kami sebagai mahasiwa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta akan mencoba memberikan kontribusi bagi

pembangunan desa dalam program KKN.

Sebagai wujud kepedulian dan implementasi nyata dari nation and

social responsibility3 terhadap permasalahan multidimensi yang dialami oleh

bangsa dan masyarakat, Lembaga Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan program KKN-PPpM di

beberapa wilayah, salah satunya adalah Desa Bangunjaya, Kecamatan

Cigudeg, Kabupaten Bogor. Sebelum melaksanakan kegiatan, mahasiswa

melakukan pendataan terlebih dulu terkait dengan kondisi wilayah dan

masyarakat, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat. Setelah itu,

mahasiswa mengkaji dan memikirkan alternatif atas permasalahan tersebut

secara ilmiah, kemudian aktif merealisasikan langkah-langkah pemecahan

masalah. Dengan demikian, berbagai potensi daerah dan sumber daya

manusia (SDM) yang ada di masyarakat dapat diberdayakan agar

masyarakat dapat mengembangkan daerah mereka secara mandiri. Dengan

dilaksanakannya kegiatan KKN ini, mahasiswa diharapkan dapat

mentransformasikan pandangan-pandangan masyarakat ke arah yang lebih

progresif terhadap desa mereka sehingga akan terciptanya suatu

3 Kewajiban bernegara dan tanggung jawab sosial

Page 27: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 5

sinergisitas dengan satu tujuan bersama, yakni realisasi kehidupan bangsa

Indonesia yang lebih sejahtera.

Kelompok KKN kami dengan kode 112 ini diberi nama Rakerkab

yang merupakan akronim dari kalimat “Rangkul Kebaikan Bersama

Masyarakat Bangunjaya”. Kelompok kami mengabdi di Desa Bangunjaya,

Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kelompok kami ditempatkan

untuk mengabdi di Dusun Gosali dan Sentuk yang masih tergolong dalam

kategori daerah tertinggal. Dilihat dari demografisnya, 70 persen

masyarakat di dusun tersebut bermata pencaharian buruh dan sebagian lain

petani. Tingkat pendidikan warga pun sebagian besar hanya sampai tingkat

Sekolah Dasar (SD)/sederajat, bahkan ada yang tidak bersekolah dan buta

huruf. Dari segi jaringan komunikasi, Dusun Gosali dan Sentuk tidak

memiliki jaringan internet yang baik sehingga informasi-informasi dari luar

menjadi hambatan bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, kami

memilih Dusun Gosali dan Sentuk yang masih perlu dibina untuk

perkembangan dusun-dusun tersebut. Sesuai dengan akronim dari nama

kelompok KKN yang kami tetapkan, kami ingin merangkul masyarakat

Bangunjaya, terkhusus Dusun Gosali dan Sentuk, untuk bersama-sama

membangun desa mereka. Kami akan berusaha untuk membuat masyarakat

sadar akan pentingnya desa yang makmur karena berdampak pada

masyarakat yang sejahtera dalam bidang pendidikan, agama, sosial dan

ekonomi.

Dengan bercermin pada judul buku kami, kami mahasiswa

Kelompok KKN Rakerkab 112 Rakerkab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berkomitmen untuk merangkul kebaikan di Desa Bangunjaya. Kami ingin

melakukan aksi nyata bersama masyarakat di desa tersebut. Kami pun ingin

mewujudkan masyarakat yang madani di Desa Bangunjaya. Atas dasar

tujuan tersebut, fokus kami adalah untuk membantu masyarakat supaya

lebih beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.

Oleh karena itu, judul buku kami merupakan cerminan tujuan kami di Desa

Bangunjaya.

B. Kondisi Umum Desa Bangunjaya

Desa Bangunjaya adalah desa hasil pemekaran dari Desa Rengasjajar

yang pada saat itu jabatan kepala desa dipegang oleh Bapak Halimi,

kemudian pada tahun 1978 Desa Rengasjajar dipekarkan menjadi 2 (dua)

Desa yaitu yang pertama Desa Rengasjajar (desa awal) dan yang kedua

Page 28: Balqis Hanifah, dkk

6 | RAKERKAB

Desa Bangunjaya, dan pemberi nama Desa Bangunjaya adalah seorang tokoh

masyarakat Kampung Cibungur bernama Bapak Jaya (petani), beliau

memberikan nama Bangunjaya diambil dari kata peribahasa lama, yaitu

“Membangun dan Berjaya”. Daerah Bangunjaya ini memiliki fasilitas umum

dan akses jalan yang kurang memadai. Hal ini dikarenakan tidak adanya

penerangan jalan dan masih banyaknya ruas jalan yang rusak. Namun, saat

ini beberapa wilayah sudah melakukan perbaikan jalan sehingga jalan

menjadi lebih baik.

Setelah proses pemekaran berhasil, pada tahun 1980 ditunjuklah

seorang tokoh masyarakat untuk menjabat Kepala Desa, yaitu Bapak

Hambali. Beliau menjabat selama satu tahun tepatnya dari tahun 1980-1981.

Setelah itu, diadakan Pemilihan Kepala Desa Pertama (Pilkades) di Desa

Bangunjaya untuk pertama kalinya dan yang terpilih menjadi kepala desa

ialah Bapak Sukarma dan menjabat selama delapan tahun. Kepala Desa

Bangunjaya sekarang ialah Bapak Enjek Nurjaya.

Secara umum, dilihat dari keadaan topografisnya, Desa Bangunjaya

merupakan daerah yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian

antara 100-150 M di atas permukaan laut. Suhu rata-rata di Desa

Bangunjaya berkisar antara 20-300 ˚C. Kemiringan di Desa Bangunjaya

berkisar antara 250˚-350˚.4

C. Permasalahan Umum Desa Bangunjaya

Dalam pelaksanaan kegiatan KKN, kami menggunakan pendekatan

Problem Solving 5Kami menemukan permasalahan dalam beberapa bidang,

yaitu:

1. Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan masalah yang dihadapi adalah kesadaran

dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke

jenjang yang lebih tinggi masih kurang, serta fasilitas pendidikan

yang ada di Dusun Gosali dan Sentuk sangat minim. Seperti

perpustakaan, kamar mandi, ruang kelas dan buku pelajaran.

2. Bidang Keagamaan

Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.

Di Dusun Gosali dan Sentuk, mayoritas penduduk beragama Islam.

4 Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipublikasikan. 5 Pemecahan masalah

Page 29: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 7

Namun sangat disayangkan, masih banyak masyarakat yang kurang

paham dengan ilmu keagamaan serta kegiatan keagamaan, terutama

kaum mudanya. Hal ini dapat dilihat dari sarana ibadah yang masih

sangat jarang dan sepi dikunjungi warga sekitar dan sangat sedikit

anak remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan.

3. Bidang Lingkungan

Minimnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan

menyebabkan lingkungan desa menjadi tidak sehat. Sebagian besar

masyarakat membuang sampah ke sungai. Selain itu, sarana

jamban/mandi cuci kakus (MCK) sangat minim dan kondisi kurang

layak, namun masih saja digunakan untuk mandi dan mencuci oleh

warga sekitar. Lingkungan pertambangan pasir di sekitar dusun

membuat warga sekitar kurang nyaman. Apalagi di musim kemarau

saat ini, pasir-pasir berimplikasi pada polusi di Gosali dan Sentuk

dan pengeboman yang dilakukan setiap hari membuat rumah

masyarakat retak.

4. Bidang Sarana dan Prasarana

Dusun Gosali dan Sentuk termasuk dalam kategori

tertinggal. Karena letak trategis dusun tersebut ditengah-tengah

hutan. Dari segi sarana dan prasarana yang terdapat di Dusun Gosali

dan Sentuk, masih banyak hal yang perlu diperbaiki maupun

ditambah. Terlebih yang paling utama adalah dari segi penerangan

yang berdampak dalam terganggunya aktivitas warga pada malam

hari. Serta kondisi akses jalan menuju Dusun Gosali dan Sentuk

rusak akibat dari truk pasir yang sering berlalu-lalang. Jarak antara

rumah warga dengan fasilitas umumpun cukup jauh . Oleh karena

itu, perlu diadakannya beberapa perbaikan demi kelangsungan

kehidupan bagi para warga Dusun.

D. Profil Kelompok 112

1. Pesan Nama dan Logo RAKERKAB

Arti Nama

Nama Kelompok KKN-PpMM 112 adalah Rakerkab yang

merupakan akronim dari kalimat “Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat

Bangunjaya”. Akronim tersebut sekaligus tujuan kelompok yaitu merangkul

dan menebar semangat kebaikan bersama masyarakat di Desa Bangunjaya.

Page 30: Balqis Hanifah, dkk

8 | RAKERKAB

Arti Lambang

Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN Rakerkab 112

Arti warna dan lambang dari logo Kelompok KKN Rakerkab 112

adalah garis lengkung berjumlah lima di masing-masing sisi kanan dan kiri

yang membentuk seperti sayap logo melambangkan Pancasila, yang

menjadi dasar ideologi kelompok dalam melakukan semua kegiatan di

lokasi KKN. Kedua sisi, kanan dan kiri merupakan sebuah refleksi akan

pentingnya keadilan dan keseimbangan nilai-nilai pancasila yang kami

terapkan dalam proses kegiatan KKN.

Warna pada sayap menunjukan perbedaan setiap individu yang ada

di kelompok. Perbedaan yang tidak memecah belah justru saling

melengkapi sehingga terjadi keselarasan di setiap kegiatan kelompok.

Warna yang cerah mempresentasikan semangat kelompok yang akan

ditularkan kepada masyarakat Bangunjaya.

Seluruh gambar disatukan dalam satu garis lingkaran utuh

melambangkan kesatuan dan kerukunan setiap makna yang tidak dapat

terpisahkan.

2. Kompetensi Anggota Kelompok

Jumlah anggota kelompok ini adalah 19 orang, 6 orang anggota laki-

laki dan 13 orang anggota perempuan. Masing-masing anggota berasal dari

9 fakultas dengan berbagai fokus program studi. Berikut adalah uraian

nama-nama anggota beserta kompetensi di bidang akademik dan

keterampilan masing-masing:

Abdul Mufahir adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Page 31: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 9

Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia berkompeten dalam mengajar Pendidikan

IPS khususnya kajian Geografi. Ia juga mempunyai keterampilan bermain

gitar. Jabatan yang ia emban di kelompok ini adalah Ketua Kelompok.

Muhammad Utsman Mubarok adalah mahasiswa Program Studi

Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ia menguasai bidang Ilmu Hukum Konvensional maupun Hukum

Islam. Ia juga pandai dalam bersosialisasi dan bernegosiasi. Ia menjabat

sebagai Wakil Ketua.

Balqis Hanifah adalah mahasiwi Program Studi Kimia, Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki keahlian

mengajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika. Ia juga

memiliki keterampilan menari Saman. Ia menjabat sebagai Sekretaris 1.

Astrid Haura adalah mahasiswi Program Studi Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia berkompetensi dalam hal negosiasi dan diplomasi.

Jabatannya di kelompok adalah Sekretaris II.

Shahara Putri Gusevi adalah mahasiswi Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki

kompetensi di bidang Manajemen Keuangan terutama Manajemen

Portofolio. Selain itu ia juga mahir dalam menari Saman. Ia menjabat

sebagai Bendahara I.

Latipah adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia adalah aktivis

literasi hukum dan menguasai manajemen keorganisasian. Ia menjabat

sebagai Bendahara II.

Putri Utami Arif adalah mahasiwi Program Studi Pendidikan

Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ia memiliki keahlian mengajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

khususnya kajian Biologi dan mengajar Membaca Mushaf al-Qur‟an dengan

Metode Qiro‟ati. Ia juga pandai dalam jenis-jenis keterampilan seperti

memasak, memembuat prakarya, dan menari tarian tradisional. Posisinya di

kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Humas.

Wildan Aulia Rahman adalah mahasiswa Program Studi

Komunikasi dan Penyiar Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia adalah aktivis literasi media. Ia juga

menguasai fotografi dan beberapa jenis aplikasi desain grafis. Posisinya di

kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Humas.

Page 32: Balqis Hanifah, dkk

10 | RAKERKAB

Rifqoh Nur Afifah Zaen adalah mahasiswi Program Studi Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia

mempunyai keahlian di bidang Pemasaran dan Kewirausahaan. Selain itu ia

juga memiliki keterampilan menari Saman. Posisinya di kelompok adalah

sebagai penanggung jawab Divisi Acara.

Melia Septiani Heriyaman adalah mahasiswi Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemampuan mengajar di

SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) tak diragukan lagi, terutama pada mata

pelajaran Matematika. Selain itu ia juga memiliki keterampilan seperti

menggambar dan membuat origami. Posisinya di kelompok adalah Divisi

Acara.

Shandy Kartika Putri adalah mahasiswi Program Studi

Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki kompetensi mengajar Pendidikan Agama

khususnya bidang Fiqih dan Kajian al-Qur‟an. Ia juga menguasai

keterampilan dalam membuat kesenian dari kain flanel. Posisi yang ia jabat

di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.

Banu Ginanjar adalah mahasiwa Program Studi Sejarah dan

Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ia berkompetensi di bidang Pendidikan Agama Islam khususnya

Sejarah Islam. Ia juga seorang aktivis kampus. Selain itu ia juga mendalami

Tilawatil Qur‟an. Posisi yang ia jabat di kelompok adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

Apriliani Suryaningsih adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan

Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia berkompeten dalam mengajar Pendidikan Agama

khususnya pengajaran membaca mushaf al-Qur‟an. Selain mengajar ia juga

seorang penyanyi paduan suara. Posisinya di kelompok adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

Cherlinda Hestiane Cahyani adalah mahasiwi Program Studi Ilmu

Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ia memiliki kompetensi di bidang public speaking6. Ia juga memiliki

keterampilan menggambar dan menari Saman. Posisinya di kelompok

adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

6 Berbicara di depan publik

Page 33: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 11

Muhammad Syahrul Akbar adalah mahasiswa Program Studi

Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushulludin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selain menguasai Filsafat Keagamaan, ia juga berkompetensi pada

bidang fotografi dan kesenian Silat. Posisinya di kelompok adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.

Animatun Fatimah adalah mahasiswi Jurusan Studi Agama Agama,

Fakultas Ushulludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mempunyai

keahlian mengajar Pendidikan Agama dan Psikologi Agama. Ia juga mahir

dalam pembuatan video dokumentasi. Posisi yang ia jabat di kelompok ini

adalah sebagai penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.

Alwi Alawiyah adalah mahasiswi Program Studi Tarjamah, Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki

kompetensi mengajar Pendidikan Agama Islam khususnya Kajian Bahasa

Arab. Selain itu ia juga memiliki keahlian memasak, maka dari itu posisinya

di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Konsumsi.

Putri Diyah Febriyanti adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan

Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia mempunyai kompetensi mengajar Bahasa Inggris.

Posisi yang ia jabat di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi

Konsumsi.

Ahmad Pebian adalah mahasiswa Program Studi Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia

berkompeten dalam bidang agraria dan manajemen bisnis. Ia juga

merupakan aktivis kampus. Posisinya di kelompok ini adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Sponsorship7.

E. Fokus dan Prioritas Program

Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang terjadi di Desa

Bangunjaya khususnya di Dusun Gosali dan Sentuk, maka kami

memprioritaskan beberapa program dan kegiatan. Adapun program dan

kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Gosali adalah berdasarkan

kompetensi yang kelompok kami miliki yakni sebagai berikut :

7 Pensponsoran

Page 34: Balqis Hanifah, dkk

12 | RAKERKAB

Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program

Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan

Bidang Keagamaan

AYO MENGAJI

1. Mengajar mengaji

2. Pengajian Ibu-ibu

3. Pemberian Juz „Amma dan Iqra

Bidang Pendidikan

AYO MENGAJAR

1. Mengajar Paud

2. Mengajar Sekolah Dasar

3. Latihan baris berbaris

INDAHNYA BERBAGI

1. Pengadaan fasilitas sekolah

KELAS GOSALI CERDAS

1. Kelas seni rupa

2. Bimbingan belajar

Bidang Seni dan

Olahraga

GOSALI BERBAKAT

1. Pencak silat

2. Kelas tari

GOSALI SEHAT

1. Senam pagi

2. Jalan sehat

Bidang Sosial

Masyarakat

RAKERKAB BERSATU

1. Perayaan Hari Ulang Tahun

Republik Indonesia (HUT RI) Ke-

73

SEMINAR

1. Seminar Hukum Keluarga

2. Seminar Hukum Agraria

BANGUNJAYA MENGINSPIRASI

1. Satu untuk semua

Page 35: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 13

Bidang sarana dan

Prasarana

FASILITAS TANPA BATAS

1. Pembuatan gapura

2. Pembuatan bak sampah

3. Air bersih

GOSALI INDAH

1. Penghiasan jembatan dan jalan

F. Sasaran dan Target

Kegiatan yang dilaksanakan selama program KKN memiliki sasaran

dan target pencapaian sebagaiman Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2: Sasaran dan Target Kegiatan

No. Kegiatan Sasaran Target

1 Mengajar mengaji Anak-anak di

lingkungan Dusun

Gosali

40 anak-anak

mendapatkan ilmu

agama, dan pengajaran

secara baik dan benar.

2 Pemberian

Juz‟amma dan Iqra

Anak-anak Dusun

Gosali

40 anak-anak di Dusun

Gosali mendapatkan

Juz „Amma dan Iqra.

3 Mengajar di

Sekolah Dasar

Guru di SD Negeri

Gosali dan SD

Negeri Rengasjajar

5 guru di SD Negeri

Gosali dan 4 guru di SD

Negeri Rengasjajar

terbantu dalam

mengajar.

4 Mengajar di

PAUD PELANGI

Guru PAUD

PELANGI di

Dusun Gosali.

2 orang guru PAUD

PELANGI di Dusun

Gosali terbantu dalam

proses belajar

mengajar.

5 Latihan baris

berbaris

Guru SD Negeri

Rengasjajar

2 orang guru pramuka

SD Negeri Rengasjajar

di Dusun Gosali

terbantu dalam melatih

baris berbaris siswa

Page 36: Balqis Hanifah, dkk

14 | RAKERKAB

dan siswi.

6 Kelas seni rupa Anak-anak di

Dusun Gosali.

40 anak-anak di Dusun

Gosali mendapatkan

pelatihan kelas seni

rupa.

7 Bimbingan belajar Anak-anak di

Dusun Gosali

30 anak-anak di Dusun

Gosali mendapatkan

materi tambahan mata

pelajaran Bahasa

Inggris, Matematika,

Agama, dan Sains.

8 Pencak silat Anak-anak di

Dusun Gosali

3 Kelas di SD Negeri

Gosali mendapatkan

fasilitas tambahan.

9 Pengadaan

fasilitas sekolah

SD Negeri Gosali 25 anak di Dusun

Gosali mendapatkan

pelatihan pencak silat

untuk tampil dalam

acara malam puncak

HUT RI ke 73.

10 Kelas tari Anak-anak di

Dusun Gosali.

20 anak-anak di Dusun

Gosali mendapatkan

pelatihan tari Saman.

11 Jalan sehat Warga Dusun

Gosali

35 orang warga Gosali

berpartisipasi dalam

jalan sehat ke Dusun

Sentuk.

12 Senam pagi Warga Dusun

Gosali

30 warga Dusun Gosali

berpartisipasi dalam

kegiatan senam pagi.

13 Perayaan hari

ulang tahun

Republik

Indonesia (HUT

RI) Ke-73

Warga Dusun

Gosali

100 warga Dusun

Gosali terbantu dalam

menyelenggarakan

berbagai kegiatan

perlombaan untuk

Page 37: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 15

memperingati HUT RI

Ke-73

14 Pembuatan gapura Gapura di Dusun

Gosali

1 Gapura yang

dibangun di Dusun

Gosali

15 Pembuatan bak

sampah

Tempat

pembuangan

sampah di Dusun

Gosali dan Sentuk

1 tempat pembuangan

sampah dibangun di

Dusun Gosali dan

Sentuk

16 Pengadaan air

bersih di mushalla

Mushalla Dusun

Gosali

Air bersih tersedia di

mushalla Dusun Gosali

17 Penghiasan

jembatan dan jalan

Jembatan sungai

Cimatuk dan Jalan

Dusun Gosali

1 jembatan sungai

Cimatuk dan Jalan

Dusun Gosali

mendapatkan hiasan

18 Pengajian ibu-ibu Ibu-ibu Dusun

Gosali

40 ibu-ibu di Dusun

Gosali terbantu dalam

kegiatan pengajian ibu-

ibu sekaligus dapat

mengenali anggota

Kelompok KKN

Rakerkab 112

19 Seminar Hukum

Keluarga

Warga Dusun

Gosali dan Sentuk

50 warga Dusun Gosali

dan Sentuk

mendapatkan informasi

tentang pentingnya

membangun ketahanan

keluarga untuk

generasi bangsa.

20 Seminar Hukum

Agraria

Warga Desa

Bangunjaya

50 warga Desa

Bangunjaya

mendapatkan materi

tentang Hukum

Agraria

Page 38: Balqis Hanifah, dkk

16 | RAKERKAB

21 Satu untuk semua Petani dan ibu-ibu

Dusun Sentuk

20 petani dan ibu-ibu

Dusun Sentuk terbantu

dalam kegiatan

bercocok tanam dan

pembuatan makanan

opak singkong

G. Jadwal Pelaksanaan Program

1. Pra-KKN (April-Juli 2018)

Uraian kegiatan yang dilakukan selama Pra KKN-PpMM

sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3: Kegiatan Pra KKN-PpMM

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Pembentukan Kelompok 10 April 2018

2. Penyusunan Proposal 14 Mei 2018

3. Pembekalan 24-27 April 2018

4. Survei 12 Mei, 2 Juli, 12 Juli dan 15

Juli 2018

5. Pelepasan KKN-PpMM 17 Juli 2018

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (19 Juli-19 Agustus 2018)

Uraian kegiatan selama pelaksanaan program di lokasi KKN

sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 19-22 Juli 2018

2. Pembukaan 20 Juli 2018

3. Implementasi Program 23 Juli-18 Agustus 2018

4. Penutupan 19 Agustus 2018

5. Kunjungan Dosen Pembimbing 20 dan 21 Juli, dan 5 dan 19 Agustus 2018

Page 39: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 17

3. Laporan dan Evaluasi Program (Agustus-Desember 2018)

Uraian kegiatan yang dilakukan selama laporan dan evaluasi

program sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.5 berikut ini:

Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Penyusunan Buku Laporan Hasil

KKN-PpMM 2018

19 Agustus- 27

Desember 2018

2. Verifikasi dan Penyuntingan oleh

Kelompok dan Dosen Pembimbing 1-27 Desember 2018

3. Penyelesaian dan Pengunggahan Film

Dokumenter 27 Desember 2018

4. Pengesahan Buku Laporan Agustus-Desember 2018

5. Pengiriman Buku Laporan Hasil

KKN-PpMM 27 Desember 2018

6. Penilaian Hasil Kegiatan Agustus-Desember 2018

H. Pendanaan dan Sumbangan

Dana yang digunakan untuk merealisasikan kegiatan selama

program KKN berlangsung bersumber sebagaimana pasa Tabel 1.6 dan

Tabel 1.7 berikut ini:

Tabel 1.6: Pendanaan

No. Uraian Asal Dana Jumlah

1 Kontribusi mahasiswa

anggota kelompok

@1.000.000 x 19

Rp19.000.000,00

2 Dana Penyertaan Program

Pengabdian Masyarakat

oleh Dosen

Rp6.250.000,00

Total Rp25.650.000,00

Page 40: Balqis Hanifah, dkk

18 | RAKERKAB

Tabel 1.7: Sumbangan

No. Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah

1 PT. Dian Rp200.000,00

2 PT. WAU Rp575.000,00

3 PT. SM Rp150.000,00

4 Sumbangan Keluarga KKN Rp650.000,00

Total Rp1.575.000,00

I. Sistematika Penulisan

Buku ini disusun dalam dua bagian, Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil

Kegiatan yang terdiri atas lima bab, dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Bab ini bertujuan untuk mengetahui

memberikan gambaran umum pelaksanaan kegiatan mahasiswa di lokasi

KKN. Bab ini beriserikan tentang dasar pemikiran, kondisi umum tempat

KKN-PpMM, permasalahan, profil kelompok, fokus dan prioritas, sasaran

dan target, jadwal pelaksanaan program dan target, pendanaan dan

sumbangan serta sistematika penyusunan.

Bab II Metode Pelaksanaan Program, Bab ini bertujuan sebagai

panduanmenjalani pengabdian di Desa Bangunjaya. Bab ini berisikan

metode pendekatan, pemetaan wilayah dan masyarakat, penyusunan

program serta strategi implementasi program dan kegiatan.

Bab III Kondisi Wilayah Desa Bangunjaya Kecamatan Cigudeg, Bab

ini bertujuan untuk menggambarkan identitas Desa Bangunjaya yang

terkini. Bab ini berisikan tentang sejarah lokasi pengabdian, letak geografis,

struktur penduduk serta sarana dan prasarana.

Bab IV Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan, Bab ini

bertujuan untuk menjelaskan kegiatan yang sudah dilakukan selama

kegiatan KKN berlangsung selama sebulan. Adapun subbab yang

menganalisa di setiap bidang kegiatan, menjelaskan tentang dengan sasaran

Page 41: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 19

dan target yang sudah tercapai dan faktor yang mendorong dan

menghambat selama kegiatan berjalan.

Bab V Penutup, Bab ini adalah bab terakhir dalam Bagian 1 yang

berisikan kesimpulan dari bab 1-4 dan rekomendasi sebagai saran untuk

melaksanakan kegiatan KKN di Desa Bangunjaya di kemudian hari .

Bagian 2 adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang terdiri atas dua bab,

dengan perincian sebagai berikut:

Bab VI Penggalan Kisah Inspiratif, Bab ini menceritakan alur

kehidupan 19 mahasiswa yang menjalani kesehariannya selama sebulan di

Desa Bangunjaya.

Bab VII Kesan dan Pesan Warga, Bab ini berisikan kesan baik dan

positif warga atas kegiatan KKN-PpMM 2018 yang telah dilakukan selama

sebulan.

Page 42: Balqis Hanifah, dkk

20 | RAKERKAB

“Aku memilih untuk membuat sisa

hidupku menjadi yang terbaik dalam hidupku.”

-Louise Hay-

Page 43: Balqis Hanifah, dkk

21

BAB II

METODE PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pendekatan

Pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rakerkab 112 untuk mengetahui

kebutuhan masyarakat Desa Bangunjaya adalah dengan menggunakan

model pendekatan Problem Solving. Pendekatan Problem Solving berupaya

untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat

realitas masalah yang ada di masyarakat.8 Pendekatan Problem Solving ini

juga merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk

mencari informasi, menganalisis situasi, dan mengidentifikasi masalah

dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil

suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Sehingga orientasi dari

kegiatan ini merupakan investigasi dan penemuan yang pada dasarnya

adalah sebuah pemecahan masalah.9

Pendekatan ini menekankan pada tiga elemen penting, yaitu

kolektivitas masyarakat, letak geografis, dan pelembagaan yang

memberikan identitas. Pendekatan Problem Solving terdiri atas 5 langkah,

yaitu:10

1. Merumuskan Masalah (Problem Identification)

Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas, dengan melihat

kehidupan masyarakat melalui audiensi dengan tokoh masyarakat. Begitu

banyak permasalahan yang kami temui pada lingkungan dan masyarakat

Desa Bangunjaya saat survei, sehingga dapat diidentifikasi permasalahan

yang menjadi titik fokus garapan kelompok KKN kami.

2. Mendiagnosis Masalah

8 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017 (Ciputat:

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h. 18. 9 Sanjaya Yasin, “Pengertian Problem Solving” Sarjanaku diakses pada 1 September

2018 dari: http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.html. 10 Vincent Gaspersz, Team-Oriented Problem Solving (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2007), h. 4-5.

Page 44: Balqis Hanifah, dkk

22 | RAKERKAB

Menciptakan gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan

masalah dengan cara mendiskusikan program-program kerja kami yang

sesuai dengan kondisi masyarakat kepada tokoh masyarakat Bangunjaya

sebelum pelaksanaan program.

3. Merumuskan Strategi Alternatif

Pada tahap ini kelompok KKN kami mencari dan menemukan

berbagai alternatif tentang cara penyelesaian dengan memetakan secara

nyata dan terstruktur semua bentuk kegiatan yang nantinya akan

dilaksanakan dan dirasa cocok untuk diterapkan di Desa Bangunjaya.

4. Menentukan dan Menerapkan Strategi (Application)

Yaitu eksekusi semua program kerja yang sudah dirancang dan

disepakati bersama oleh semua anggota kelompok KKN.

5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi

Setelah pelaksanaan dan penerapan strategi, maka selanjutnya

dilakukan evaluasi untuk mengetahui kelemahannya sehingga dapat segera

dicari solusi untuk penyelesaiannya. Dalam tahap ini kami mendapatkan

beberapa masalah terkait dengan permasalahan yang ada di Desa

Bangunjaya yaitu:

Masalah Pendidikan

Masalah Lingkungan

Masalah Sosial Kemasyarakatan

Berdasarkan pendekatan Problem Solving yang telah kami lakukan,

maka ditemukan beberapa rumusan masalah berikut dengan alternatif

penyelesaian yang perlu dilakukan, sebagai berikut:

a. Lingkup Pendidikan

Banyaknya lulusan dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi. Rata-rata lulusan sekolah bekerja sebagai buruh.

Alternatif Penyelesaian:

Memberikan motivasi melalui bantuan pengajaran di internal maupun

eksternal sekolah, sehingga siswa bersemangat dan termotivasi untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Page 45: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 23

b. Lingkup Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Warga

Tidak terdapat tempat pembuangan sampah terpusat untuk

pembakaran dan kurangnya tempat sampah di beberapa titik jalan maupun

lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan banyak sampah yang berserakan

di sekitar tempat tinggal warga maupun lingkungan sekolah.

Alternatif Penyelesaian:

Dengan pengadaan tempat pembuangan sampah terpusat untuk

pembakaran dan beberapa tempat sampah diharapkan dapat

menciptakan keadaan lingkungan yang bersih dan nyaman.

c. Lingkup Sosial Kemasyarakatan

Banyak warga yang menikah di usia dini karena paksaan orang tua

dan faktor ekonomi. Hal ini berakibat banyaknya janda-janda muda dan

anak-anak muda yang putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikannya

ke jenjang yang lebih tinggi.

Alternatif Penyelesaian:

Dengan pengadaan seminar hukum keluarga untuk menghadirkan

kesadaran warga akan dampak buruk yang dihasilkan dari

pernikahan di usia dini.

B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat

1. Pemetaan Wilayah

Bangunjaya adalah Desa di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor

Provinsi Jawa Barat. Letak Desa Bangunjaya berada pada koordinat

106.5658 BT /-6.45213 LS. Desa Bangunjayamemiliki batas-batas wilayah

administratif sebagai beriku11t:

a. Sebelah Utara Desa Ciomas

b. Sebelah Selatan Desa Banyuwangi

c. Sebelah Barat Desa Argapura

d. Sebelah Timur Desa Rengasjajar

Perjalanan menuju Desa Bangunjaya ini akan menempuh waktu

sekitar 4 jam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan rute melewati arah Parung menuju arah Leuwiliang

11

Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipulikasikan

Page 46: Balqis Hanifah, dkk

24 | RAKERKAB

kemudian mengabil jalur ke arah Kecamatan Cigudeg dan mengikuti jalan

sebelum ke arah Jasinga menuju belokan ke kiri arah Desa Bangunjaya.

Selama menjalani program KKN, Kelompok KKN Rakerkab 112

bertempat tinggal di kediaman Bapak Saih dan Ibu Kokom yang berada

sekitar 1 km dari pusat kegiatan KKN Desa Bangunjaya.

2. Pemetaan Masyarakat

Desa Bangunjaya terbagi menjadi 5 Dusun, 13 RW dan 39 RT

dengan keadaan sosial dan budaya serta keadaan ekonomi yang beragam.

Dusun yang kami tinggal bernama Gosali karena dahulu terdapat tokoh

masyarakat ayng bernama Gosali yang memberi pengaruh kepada warga

dusun tersebut. Dusun ini memiliki kondisi keagamaan yang tidak seperti

pada umumnya contoh, mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.

Masyarakat di Dusun Gosali untuk gotong royong masih terbilang minim

tetapi untuk anak-anak dusun tersebut dengan senang saling bantu-

membantu. Kesehatan di dusun tersebut terlihat sehat walaupun memiliki

kondisi lingkungan yang tidak baik. untuk keamanan Dusun Gosali

terbilang cukup baik seperti kami lupa memasukan motor ke dalam rumah

semalam, esoknya motor masih berada ditempatnya.

Dusun Gosali memiliki warga yang ramah tamah dengan orang

yang baru dikenal seperti kami. Hal tersebut adalah nilai tambah untuk

masyarakat di Dusun Gosali sendiri. Perekonomian masyarakat tersebut

tidak buruk karena pekerjaan yang masih berlangsung dan sedikitnya orang

yang tidak bekerja. Untuk lingkungan masih dikatakan jauh dari kata

bersih dikarenakan masyarakat tersebut masih membuang sampah di

tepian sungai. Untuk keagamaan lebih baik menggunakan pengeras suara

untuk mengetahui tanda masuknya waktu shalat.

Berdasarkan observasi dan analsia permasalahan dalam Dusun

ini menggunkan metode pendekatan problem solving yaitu dengan

menganalisa SWOT selama sesudah kegiatan berlangsung yang berguna

untuk memetakan kegiatan agar terlihat kurang dan lebihnya. Namun

untuk mengetahui kebutuhan akan permasalahan yang berada di dusun

yaitu menggunakan metode Delecq untuk mempermudah mengidentfikasi

masalah dan memudahkan untuk menyusun prioritas masalah.

Selama KKN di Dusun Gosali semua mahasiswa menyalurkan

kompetensi yang dimilikinya dan memetakannya sesuai engan kegiatan

yang dibuat oleh kelompok kami sendiri. Dengan demikian kegiatan di

Page 47: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 25

Dusun Gosali membantu masyarakat sekitar dengan kompetensi masing-

masing yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Dengan adanya kami

diharapkan masyarakat yang kami tinggal memiliki dampak positif dalam

berbagai aspek.

C. Penyusunan Program

Program yang kami buat dalam kegiatan Kelompok KKN Rakerkab

112 ini berlandaskan atas tujuan dari KKN itu sendiri yaitu: 1. Memberikan

pengalaman belajar yang berharga kepada kami mahasiswa melalui

keterlibatan secara langsung menemukan, merumuskan, mempelajari,

mengenal potensi masyarakat sasaran, mengorganisasi masyarakat,

memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan masyarakat

secara rasional dengan menumbuhkan motivasi untuk dapat mandiri; 2.

Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan

pemikiran berdasarkan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) secara

kolaboratif dan interdisipliner dalam upaya menumbuhkan, mempercepat

gerak serta mempersiapkan kader-kader pembangunan; 3. Memelihara,

meningkatkan hubungan dan kerja sama antara masyarkat dengan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab)/Pemerintah Daerah (Pemda), instansi

terkait, masyarakat secara multidisipliner sehingga kami dapat lebih

berperan serta menyesuaikan dengan kegiatan pendidikan, penelitian, dan

pengabdiannya dengan tuntutan nyata masyarakat yang membangun12.

Penyusunan Program KKN yang dilakukan oleh kelompok kami di

dasarkan pada fakta yang ada dilapangan, demi memberikan pengabdian

kepada masyarkat. Seperti yang kita ketahui bahwa sumber daya manusia

(SDM) merupakan hal yang penting sebagai investasi. Untuk

meningkatkan kualitas investasi, pendidikan merupakan senjata yang

utama. Sebagai salah satu produk kebijakan yang dianut oleh beberapa

universitas di Indonesia, KKN diharapakan mampu mengubah dan

meningkatkan SDM yang bernilai guna memenuhi kebutuhan

pembangunan.

Pembangunan masyarakat pada hakekatnya bertujuan

meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruh agar lebih baik,

12 Wawan S. Suherman, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kuliah Kerja Nyata: Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011 (Yogyakarta: Pusat Pengabdian Masyarakat UNY, 2011), h. 25.

Page 48: Balqis Hanifah, dkk

26 | RAKERKAB

lebih menyenangkan dan menyamankan masyarakat dari keadaan

sebelumnya. Kesejahteraan, itulah yang menjadi tujuan pembangunan

masyarakat. Pembangunan masyarakat selalu dikaitkan dengan masalah

kemiskinan, yang dialami oleh sebagian masyarakat.

Program pengabdian pada masyarakat dilaksanakan oleh kami demi

menjunjung tinggi implementasi Tri Dharma perguruan tinggi. Tujuan dari

program yang kami bentuk tidak hanya untuk memenuhi kewajiban tetapi

meningkatkan dan menerapkan pendidikan untuk pemberdayaan

masyarakat sehingga menghasilkan perubahan yang baik dalam hal

pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kelompok masyarakat

yang di sasarkan.

Berdasarkan analisis situasi dan uraian potensi unggulan di

masyarakat, serta permasalahan yang telah diidentifikasi di Desa

Bangunjaya Dusun Gosali, kelompok kami menyetujui untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dengan membantu mengajar,

menyediakan beberapa fasilitas fisik untuk sekolah di SDN Gosali serta

mengadakan kegiatan seminar dalam bidang hukum agraria dan hukun

keluarga. Bukan hanya sekedar menetapkan tema tersebut tanpa alasan,

tetapi kami melakukan pendekatan dengan warga sebaiknya apa yang

menarik dan bermanfaat untuk dibahas dalam seminar yang akan diadakan

di Dusun Gosali. Setelah mencapai keputusan yang bulat akhirnya tema

seminar telah diputuskan.Program yang disusun berdasarkan masukan dan

pertimbangan-pertimbangan yang matang, sehingga tidak semua masalah

yang teridentifikasi menjadi dasar untuk penyusunan program.

Keterlibatan anggota KKN Rakerkab, dosen, dan masyarakat

menjadi kunci kesukseksan kegiatan program KKN selama satu bulan ini.

Setelah diadakannya musyawarah antar anggota Kelompok KKN Rakerkab

112, dosen , dan masyarakat akhirnya kami merumuskan program yang

bergerak di berbagai bidang, yaitu bidang keagamaan, bidang pendidikan,

bidang lingkungan dan sosial masyarakat, dan bidang. Detail dari rangkaian

program akan dilampirkan pada bab selanjutnya.

Kamipun memiliki strategi seperti Melakukan sosialisai yang

berkaitan dengan kepemudaan, melaksanakan kegiatan yang berbasis

edukasi untuk pengembangan kegiatan sosial masyarakat, membangun

fasilitas sarana publik yang memiliki urgensi didalam pengadaannya,

kemudian mengadakan kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun

rumah singgah bimbingan belajar (bimbel).

Page 49: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 27

Dalam hal ini dosen pembimbing kami bertugas mengawasi semua

kegiatan program yang kami lakukan, beliau memberikan segala masukan

bagi kegiatan KKN kami seperti misalnya pengajuan seminar mengenai

hukum keluarga, serta hal-hal mendetail lainnya. Dosen pembimbing KKN

kami selalu memberikan peringatan bagi kelompok agar menjaga sikap dan

menjunjung tinggi sopan santun.

Sinergisitas program kegiatan kami selama satu bulan ini tidak akan

terwujud jika masyarakat di Desa Bangunjaya bersikap tidak aktif atau

pasif, sebaliknya masyarakat desa Bangunjaya memiliki semangat yang

positif terhadap semua kegiatan yang kami laksanakan, tak lupa pula

komunikasi dua arah yang lancar antara masyarakat dan anggota KKN

menjadi kunci dari kesuksesan kegiatan ini. Masyarakat berperan aktif

dalam memberi masukan perihal apa saja yang masyarakat butuhkan.

Selain itu baik kegiatan seminar, belajar mengajar maupun pembangunan

sarana seperti bak sampah. Kerja sama tim yang mumpuni antara teman-

teman kelompok KKN dan warga Dusun Gosali sangat membantu

berjalannya acara.

D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan

Pelaksanaan KKN tidak boleh melupakan tiga ranahnya, yaitu

pengembangan kepribadian mahasiswa (personality development),

perberdayaan masyarakat (community emporwerment), dan pengembangan

kelembagaan (institutional development). Oleh karena itu, sasaran KKN tidak

hanya masyarakat, tetapi juga mahasiswa sebagai pelaku, dan perguruan

tinggi sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana.

Strategi kami memiliki cara pandangan bahwa banyak hal yang ada

dalam masyarakat dapat dipelajari agar KKN menjadi pengalaman berharga

untuk mengarungi proses pendewasaan dan pematangan menuju manusia

seutuhnya. Dengan demikian, proses KKN merupakan ajang pembelajaran

bagi mahasiswa, masyarakat, dan perguruan tinggi dalam rangka

pengembangan kapasitas masing-masing.

Strategi implementasi program KKN Rakerbab berlandaskan pada

tiga ranah kegiatan yaitu penyadaran, pembelajaran, danpendampingan13.

13 Suherman, Pemberdayaan Masyarakat, h. 27.

Page 50: Balqis Hanifah, dkk

28 | RAKERKAB

1. Mampu mendorong dan menumbuhkan kesadaran akan potensi dan

kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat agar mampu

meningkatkan kualitas kehidupan menuju kesejahteraan,

menumbuhkan semangat untuk terus bekerja keras, dan memotivasi

masyarakat agar mampu menumbuhkan keunggulan, memiliki

kemampuan untuk keluar dari tekanan hidup yang semakin berat

2. Kedua, pembelajaran. Melalui proses pembelajaran yang

berkesinambungan, mahasiswa bersama-sama masyarakat berupaya

membentuk learning society (masyarakat pembelajar). Suatu

masyarakat yang memiliki kesadaran untuk terus belajar membagi

tugas dan tanggungjawab untuk menghantarkan generasi

penerusnya mencapai kedewasaan dan memiliki jati diri yang

mantap, Dengan demikian, generasi tersebut akan mampu

mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

3. Ketiga, pendampingan. Peran KKN yang ketiga adalah

pendampingan. Upaya ini dikerjakan agar masyarakat memiliki

pasangan yang memiliki fungsi untuk mendampingi mereka dalam

melaksanakan berbagai kegiatan dan berbagai upaya untuk

meningkatkan keadilan dan kesejahteraan. Mahasiswa diharapkan

memiliki kemampuan untuk mendampingi masyarakat sehingga

masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada

mahasiswa. Jika kepercayaan telah diraih maka mahasiswa akan

mampu melaksanakan program KKN sesuai rancangan yang telah

ditetapkan di kampus.

Page 51: Balqis Hanifah, dkk

29

BAB III

KONDISI WILAYAH DESA BANGUNJAYA KECAMATAN CIGUDEG

A. Sejarah Singkat Desa Bangunjaya14

Desa Bangunjaya adalah Desa hasil pemekaran dari Desa Rengasjajar

yang pada saat itu Kepala Desanya bernama Bapak Halimi, dan pada Tahun

1978 Desa Rengasjajar dipekarkan menjadi 2 (dua) Desa yaitu yang pertama

Desa Rengasjajar (desa awal) dan yang kedua Desa Bangunjaya,(hasil

pemekaran) sedangkan yang memberi nama Desa Bangunjaya adalah

seorang tokoh masyarakat Kampung Cibungur yang bernama Bapak Jaya

seorang Petani, beliau memberikan nama Bangunjaya diambil dari kata

peribahasa kolot yaitu “Membangun dan Berjaya”.

Dan setelah dipekarkan menjadi Desa Bangunjaya pada Tahun 1980

ditunjuklah seorang tokoh masyarakat untuk menjabat Kepala Desa yaitu

Bapak Hambali, dan beliau menjabat selama satu tahun yaitu dari tahun

1980-1981, akhirnya pada tahun 1981 diadakanlah Pilkades yang pertama,

dan pemenangnya adalah Bapak Sukarma, beliau adalah sebagai Kepala

Desa Pertama yang dipilih oleh masyarakat dan beliau menjabat hanya

selama 8 (delapan) tahun dan pada saat itu Kepala Desa dijabat oleh

seorang yang bernama H. Sahari dijabat selama 4 (empat) tahun. Dan tahun

1994 dilaksanakan Pilkades sehingga dimenangkan kepala desa terpilih,

yaitu Bapak Husen, menjabat selama 8 (delapan) tahun, tahun 2001

diadakan Pilkades dimenangkan oleh Bapak H. Uding Saripin menjabat

selama 6 (tahun) dan tahun 2007 dilaksanakan Pilkades, dimenangkan lagi

oleh Bapak H. Uding Saripin menjabat selama tahun 2007-2013, dan tahun

2013 dilaksanakan Pilkades dan terpilih dan dijabat oleh Bapak Enjek

Nurjaya sampai sekarang.

Desa Bangunjaya memiliki empat Dusun di antaranya Dusun

Cibungur, Nanggung, Gosali dan Sentuk, dan Cimampag Hilir, Barat.

Mengulas sedikit sejarah pada dusun-dusun yang hampir tenggelam masa

lampaunya, seperti Dusun Gosali dan Sentuk yang hampir tak tersentuh

oleh orang luar. Dusun Gosali dan Sentuk diawali dengan Dusun Gosali saja,

14 Profil Desa Bangunjaya tahun 2017, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft

Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Bangunjaya pada tanggal 1 Agustus

2018.

Page 52: Balqis Hanifah, dkk

30 | RAKERKAB

sekitar abad 16. Gosali diartikan sebagai Pembuatan Senjata, pembuatan

senjata ini berupa golok, Pedang, Pisau, dan Kapak. Pada masa penjajahan

itulah, pembuatan-pembuatan senjata ilegal mulai terbentuk salah satunya

di Dusun Gosali tersebut. Sentuk adalah salah satu reinkarenasi dari Gosali,

yang dimana Sentuk sebuah akses untuk perdagangan senjata antar

wilayah asing yang ilegal. Namun seiringnya abad demi abad, telah

terjadinya revolusi bagi warga Gosali dan Sentuk yang kini senang

bercocok tanam dan menjual hasil perkebunannya. B. Letak Geografis15

Secara astronomis, Cigudeg terletak pada 6˚32‟ 54”LS – 106˚LS dan

31˚BT – 51˚BT. Berikut ini adalah peta letak geografis Kabupaten Bogor yang

merupakan sebuah kabupaten yang memiliki 40 kecamatan, 417 desa, 17

kelurahan dan 434 desa dan kelurahan. Salah satu kecamatan yang menjadi

lokasi KKN Rakerkab 112, yakni Kecamatan Cigudeg, Desa Bangunjaya di

Bogor, yang memiliki luas wilayah 633,632 Ha, terletak 600 m di atas

permukaan laut. Rata-rata tinggi curah hujan mencapai 500˚C. Kecamatan

Cigudeg, terbagi dalam 7 dusun dengan 13 Rukun Warga (RW) dan 41

Rukun Tetangga (RT).

15

Profil Desa Bangunjaya tahun 2017.

Page 53: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 31

Gambar 3.1: Gambar Peta Daerah Desa Bangunjaya16

Gambar 3.2: Peta Lokasi Posko KKN Rakerkab

Tabel 3.1: Monografi Desa Bangunjaya

Batas Wilayah

Jarak Kantor Desa ke Ibu kota

Pemanfaatan Lahan/ Penggunaan Tanah

Batas Utara : Desa Ciomas Lahan Persawahan : 1.109 ha

Batas Selatan :

Desa Banyuwangi Lahan Perkebunan : 69 ha

Batas Barat : Desa Argapura

Ibu kota Provinsi Jawa Barat : 214 km

Tanah Pemukiman : 50 ha

Batas Timur : Desa Rengasjajar

Ibu kota Negara : 66 km Tanah Pekuburan : 3 ha

16 “Bangunjaya, Cigudeg Bogor” diakses pada 29 September 2018 dari:

https://earth.app.goo.gl/?apn=com.

Page 54: Balqis Hanifah, dkk

32 | RAKERKAB

Batas Wilayah Jarak Kantor Desa ke Ibu kota

Pemanfaatan Lahan/ Penggunaan Tanah

Batas Utara : Desa Ciomas

Ibu kota Kecamatan : 34 km

Lahan Persawahan : 1.109 ha

Batas Selatan : Desa Banyuwangi

Ibu kota Kabupaten Bogor : 58 km

Lahan Perkebunan : 69 ha

Batas Barat : Desa Argapura

Ibu kota Provinsi Jawa Barat : 214 km

Tanah Pemukiman : 50 ha

Batas Timur : Desa Rengasjajar

Ibu kota Negara : 66 km

Tanah Pekuburan : 3 ha

Tanah Negara : 173 ha

Prasarana Umum : 0.14 ha

Lahan Pekarangan : 15 ha.

Kecamatan Cigudeg yang luas dengan meliputi beberapa desa

tentunya perlu dibuatkan kebijakan strategis untuk melaksanakan

program pengabdian dan pelayanan. Dari sekian banyak desa yang ada di

Cigudeg, maka desa yang menjadi tempat pengabdian dan pelayanan

adalah Desa Bangunjaya yang terdiri dari beberapa dusun meliputi Dusun

Cibungur, Nanggung, Sentuk dan Gosali, Cimapag Hilir, dan Cimapag

Barat. Untuk mengimplementasikan pengabdian dan pelayanan maka

Dusun Gosali menjadi lokasi strategis yang terpilih karena kondisinya

perlu mendapatkan pelayanan dan bantuan dari pihak luar.

Wilayah Bangunjaya dilewati serangkaian barisan pegunungan dan

pohon-pohon kelapa sawit. Di daerah Timur terdapat banyak pohon

kelapa sawit dan pegunungan yang di gunduli oleh banyak perseroan

terbatas (PT) besar. Daerah ini membentang hingga perbatasan Provinsi

Banten. Wilayah Bogor beriklim tropis, sehingga masih adanya curah hujan

yang signifikan sepanjang tahun di Bogor.

Page 55: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 33

Jumlah penduduk Bangunjaya sekitar 9.635 jiwa. Sebagian besar

penduduknya berasal dari perantauan Sukabumi, Bogor yang berbahasa

sunda, sehingga Desa Bangunjaya sering disebut-sebut dengan

“Membangun dan Berjaya”. Penduduk Bangunjaya menganut agama Islam.

Ajaran tersebut juga menjadi salah satu agama utama untuk desa, sehingga

di Bangunjaya banyak terdapat masjid dan mushalla.

Perekonomian utama penduduk Bangunjaya yaitu bertani yang

merupakan kegiatan ekonomi utama penduduk Bangunjaya. Hasil

utamanya adalah Durian, Rambutan dan buah-buahan lainnya.. Bangunjaya

menjadi Desa penghasil buah-buahan di Cigudeg. Maka dari itu, Desa

tersebut juga dijuluki lumbung buah-buahan di Cigudeg.

Kegiatan ekonomi lain penduduk Bangunjaya adalah di bidang,

pertambangan, dan industri. Hasil dari pohon-pohon Bangunjaya seperti

Kelapa sawit, kayu sengon, dan pohon mahoni. Industri di Bangunjaya

menghasilkan pasir, semen, dan batu-batu krikil hasil dari penggundulan

gunung.

C. Struktur Penduduk17

Berikut ini adalah rincian dari keadaan jumlah penduduk menurut

jenis kelamin, agama, mata pencaharian, dan tingkat pendidikan:

1. Rata-rata Penduduk di Bangunjaya

Keadaan jumlah penduduk Desa Bangunjaya sampai akhir Desember

2018 tercatat sebanyak 9.635 jiwa, terdiri dari:

Tabel 3.2: Jumlah Penduduk

Laki – laki Perempuan KK Jumlah

5.072 4.563 2.318 9.635

Sumber : Data Desa Bangunjaya

Jumlah pada populasi jenis kelamin di suatu wilayah menjadi salah

satu hal penting dalam suatu masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan

adanya keberagaman yang akan menggambarkan potensi-potensi khusus

yang akan dimiliki oleh suatu wilayah. Berdasarkan data di atas, jumlah

populasi laki-laki sebanyak 5.072 jiwa. Hal ini tentunya akan berpengaruh

17

Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipulikasikan

Page 56: Balqis Hanifah, dkk

34 | RAKERKAB

besar pada pola komunikasi yang terjadi di wilayah tersebut karena bisa

dikatakan wilayah Cigudeg termasuk wilayah maskulin yang artinya

jumlah laki-laki mendominasi jumlah perempuan yang jumlahnya 4.563

jiwa.

2. Rata-rata Penganut Agama

Dilihat dari keadaan penduduk berdasarkan agama yang dianut

99,5% atau 9.586 jiwa beragama Islam dan sebanyak 0,5% atau 49 jiwa

beragama Kristen. Berdasarkan data tersebut Islam menjadi agama

mayoritas yang dipeluk di wilayah tersebut. Hal ini tentunya

mempermudah interaksi yang terjadi antara kami dengan penduduk

setempat khususnya dalam bidang keagamaan.

3. Rata-rata Penduduk yang Bekerja

Tabel 3.3:Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keterangan

1 PNS Umum 10

2 PNS Guru 8

3 Guru Honor/GTY/GTT 52

9 Karyawan swasta 85

10 Buruh/swasta 76

11 Tukang 75

12 Wiraswasta 20

13 Pedagang keliling 50

14 Pedagang 200

15 Petani 110

16 Buruh Tani 350

17 Kuli 110

Page 57: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 35

18 Pengemudi Ojeg 56

19 Ustadz/ustadzah 34

20 Dokter 2

21 Perawat 1

22 Bidan 2

23 Dukun Beranak 5

24 Pengrajin 20

26 Mahasiswa 13

28 Tidak Bekerja 550

Sumber : Data Desa Bangunjaya

Berdasarkan data mata pencaharian penduduk setempat dapat

dilihat adanya keberagaman mata pencaharian yang hampir menyeluruh

dalam bidang kehidupan dengan kuantitas yang beragam pula. Data di atas

juga menampilkan mata pencaharian terbanyak adalah sebagai buruh tani

dengan jumlah 350 orang dan tersedikit adalah sebagai perawat dengan

jumlah 1 orang. Tentunya semakin sulit keahlian mata pencaharian maka

jumlahnya pun semakin sedikit. Namun ada hal yang perlu menjadi

perhatian lebih yaitu jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan

sebanyak 550 orang. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang perlu

diselesaikan oleh semua pihak. Dalam konteks ini, tentunya kami memiliki

treatment tersendiri dalam permasalahan tersebut yaitu dengan

mengadakan pelatihan ekonomi kreatif. Pelatihan ini tentunya tidak akan

menyelesaikan permasalahan secara holistic, namun di lokasi KKN kami

tentunya hal ini dapat membantu walau dalam skala kecil.

4. Rata- rata Tingkat Pendidikan

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Bangunjaya sebagai

berikut:

Page 58: Balqis Hanifah, dkk

36 | RAKERKAB

Tabel 3.4: Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

No

. Nama Sekolah Jenjang Status Lokasi

1. Madrasah

Ibtidaiyah

(MI)/Raudhatul

Anfal (RA)

SD Swasta Kp. Nanggung

RT.001/004

2. Sekolah Dasar

Negeri (SDN)

Cibungur

SD Negri Kp. Cibungur

RT.001/001

3. SDN Rengasjajar SD Negeri Kp. Nanggung

RT.001/006

4. SDN Gosali SD Negeri Kp. Gosali

RT.002/007

6. SDN Cimapag SD Negeri Kp. Cimapag Barat

RT.02/10

7. Sabilil Mutaqin Madrasah

Tsanawiyah

(MTs)

Swasta Kp. Cimapag Barat

RT.02/10

8. Madrasah Mathul

Anwar

SD Swasta Kp. Cimapag Hilir

RT.02/11

9. PKBM SLTP Swasta Kampung Cibungur

RT.001/001

Salah satu indikator penting dalam kegiatan KKN adalah dalam

bidang pendidikan. Berdasarkan data di atas, jenjang pendidikan yang

umumnya ditempuh oleh penduduk Desa Bangunjaya adalah dari tingkat

Pendidikan Anak Usia Dini hingga SLTA, sedangkan untuk melanjutkan ke

jenjang perguruan tinggi masih sangat sedikit. 1.221 orang juga tercatat

tidak tamat SD yang artinya perlu ada perhatian lebih dalam bidang

Page 59: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 37

pendidikan di sana. Berdasarkan data di atas pula, kami membuat program

kerja yang mengarah pada dunia edukasi untuk mengingatkan betapa

pentingnya pendidikan dalam upaya membentuk masyarakat yang lebih

baik.

D. Sarana dan Prasarana18

1. Sarana dan Prasarana Pemerintah Desa

Berikut ini adalah data sarana dan prasarana pemerintah desa yang

ada di Desa Bangunjaya:

a. Kantor Kepala Desa : 1 unit

Gambar 3.3: Kantor Kepala Desa Bangunjaya

2. Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum

Sarana dan Prasarana pendidikan yang mulai dari jenjang PAUD

sampai dengan SMP dengan jumlah unit sebagai berikut:

a. PAUD : 1 unit

b. SD : 5 unit

c. SMP : 1 unit

Gambar 3.4: Sekolah Dasar Negeri Gosali

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam

18

Catatan Observasi Lapangan tanggal 1 Agustus 2018

Page 60: Balqis Hanifah, dkk

38 | RAKERKAB

a. Raudhatul Athfal : 1 unit

b. Madrasah Ibtidaiyah : 1 unit

c. Madrasah Tsanawiyah : 1 unit

4. Sarana dan Prasarana Kesehatan

a. Puskesmas Pembantu (PUSTU) : 1 unit

b. Bidan : 2 unit

c. Dukun Bayi : 5 unit

d. Posyandu : 6 unit

e. Desa Siaga : 1 unit

5. Lain-lain Fasilitas/Sarana dan Prasarana

a. Lapangan Badminton : 1 unit

b. Lapangan Bola Voli : 1 unit

c. Lapangan Sepak Bola : 2 unit

Page 61: Balqis Hanifah, dkk

39

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Selama kegiatan berlangsung berbagai macam permasalahan timbul

tanpa disadari. Dengan demikian perlu langkah-langkah ketika akan

memecahkan suatu masalah yaitu mengidentifikasi masalah tersebut. maka,

disusunlah kerangka pemecahan masalah dalam upaya memecahkan

masalah yang terjadi di Desa Bangunjaya dalam bentuk SWOT sebagai

berikut.

Tabel 4.1: Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan

Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Dukungan lebih dari masyarakat dan tokoh agama.

Adanya ustadz setempat yang mendukung setiap kegiatan keagamaan.

Semangat yang tinggi dari masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak dalam mengikuti kegiatan pengajian

Tempat yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan

Kurangnya tenaga pengajar dalam mengaji.

Kurangnya fasilitas mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma untuk kegiatan mengaji.

Page 62: Balqis Hanifah, dkk

40 | RAKERKAB

Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)

Keberadaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memiliki kemampuan dalam bidang keagamaan

Mahasiswa KKN secara bergantian turut ikut serta dalam program keagamaan seperti pengajian rutin ibu-ibu dan membantu mengajar mengaji untuk anak-anak.

Ketersediaan fasilitas mengaji seperti Mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma yang diberikan oleh mahasiswa KKN untuk menunjang kegiatan mengaji.

Melakukan pendekatan secara langsung dengan masyarakat mengenai pentingnya belajar ilmu agama

Bekerja sama dengan ustadz setempat terkait pelaksanaan pengajian

Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengikuti kegiatan pengajian secara rutin

Memberikan suasana baru dengan menambahkan kegiatan mengaji secara berkelompok.

Mengajar mengaji kepada anak-anak secara rutin

Memberikan fasilitas Mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma untuk menunjang kegiatan pengajian.

Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)

Kesibukan untuk urusan mencari nafkah membuat waktu untuk mendalami ilmu agama

Mendorong warga untuk semangat dalam berbagai kegiatan keagamaan terutama dalam mengajar mengaji

Penambahan waktu dan tenaga pengajar dalam mengajar mengaji untuk anak-anak

Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun

program-program sebagai berikut:

Gosali Mengaji

Page 63: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 41

Tabel 4.2: Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan

Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Dukungan penuh dari para orang tua, aparat sekolah, dan tokoh masyarakat.

Keinginan yang kuat untuk terus belajar dari anak-anak.

Adanya tempat untuk sarana belajar

Kurangnya partisipasi tenaga pendidik dalam mengajar.

Dukungan yang masih lemah dari para orang tua untuk anaknya dapat mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi

Kurangnya fasilitas dan media pembelajaran

Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)

Keberadaan mahasiswa KKN yang memiliki berbagai macam keahlian dalam bidang keilmuan.

Ketersediaan fasilitas belajar dan mengajar berupa buku-buku mata pelajaran.

Melaksanakan kegiatan bimbingan belajar yang diminati anak-anak

Membentuk proses pelatihan sesuai dengan kemampuan dari masing-masing mahasiswa KKN.

Mahasiswa KKN ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar-mengajar.

Memberikan motivasi kepada para orang tua/wali murid supaya anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

Memberikan fasilitas berupa buku-buku mata pelajaran dan kebutuhan ruang kelas.

Page 64: Balqis Hanifah, dkk

42 | RAKERKAB

Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)

Kurangnya taraf ekonomi para orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya.

Kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya.

Mendorong dan memberikan semangat berupa motivasi dalam menuntut ilmu.

Sistem belajar yang lebih efektif dengan metode meyanyi dan menari untuk membuat suasana baru yang lebih menarik.

Memberikan pengajaran tambahan untuk anak-anak di luar sekolah.

Memberikan inovasi-inovasi dalam pendidikan agar tidak membosankan bagi anak-anak.

Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun

program-program sebagai berikut:

Ayo Mengajar

Indahnya Berbagi

Kelas Inspirasi Rakerkab

Tabel 4.3: Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga

Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga

Internal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Antusias warga terhadap program di bidang seni dan olahraga yang diberikan oleh mahasiswa KKN.

Adanya dorongan

Kurang tersedianya tempat untuk kegiatan kesenian bersama masyarakat.

Page 65: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 43

Eksternal

dari apparat desa, tokoh masyarakat dan anak-anak.

Dukungan dari warga dalam memfasilitasi program mahasiswa KKN di bidang seni dan olahraga.

Komunikasi yang kurang baik dalam mensosialisasikan kegiatan di bidang seni dan olahraga.

Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)

Kemampuan mahasiswa KKN dalam keahlian seni dan olahraga.

Keikutsertaan mahasiswa KKN dalam kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh warga.

Mengikuti program olahraga yang dibentuk oleh warga.

Membentuk kelas kesenian untuk mengembangkan bakat yang dimiliki anak-anak.

Memberi pengarahan kepada anak-anak dalam memilih bakat yang diinginkan.

Mahasiswa KKN menyediakan tempat anak-anak untuk menyalurkan bakat di bidang kesenian.

Melakukan pendekatan kepada warga dalam mensosialisasikan kegiatan olahraga.

Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)

Kesibukan kerja warga yang berpengaruh pada dukungan kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Menyesuaikan kegiatan olahraga dengan waktu luang yang dimiliki oleh warga.

Menjalin komunikasi dengan warga untuk menyesuaikan waktu yang tepat dalam melaksanakan kegiatan

Page 66: Balqis Hanifah, dkk

44 | RAKERKAB

KKN. olahraga. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun

program-program sebagai berikut:

Gosali Berbakat

Gosali Sehat

Tabel 4.4: Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat

Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Terbukanya warga atau masyarakat akan kedatangan mahasiswa KKN.

Antusias warga dan anak-anak akan program KKN yang dijalankan.

Adanya sikap saling tolong menolong dalam keadaan susah ataupun senang.

Tersedianya fasilitas warga dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial.

Kurangnya wawasan masyarakat terhadap pengetahuan yang luas.

Pemuda-pemudi yang kurang aktif dalam pelaksanaan kegiatan di desa.

Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)

Mahasiswa KKN ikut serta dalam semua

Membuat kegiatan sosial seperti

Membuat kegiatan seminar di

Page 67: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 45

kegiatan yang ada di dusun dan di desa.

Kerja sama yang dilakukan dengan pihak luar untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Bangunjaya.

peringatan HUT RI Ke-73 yang secara umum melibatkan masyarakat Dusun Gosali

dusun maupun di desa untuk menambahkan wawasan masyarakat di Desa Bangunjaya.

Melakukan pendekatan dan menggerakkan pemuda-pemudi untuk bersama-sama membangun desa.

Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)

Kecemburuan sosial akibat akses jalan menuju tiap dusun yang tidak dapat dijangkau oleh mahasiswa KKN.

Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah dalam hal pengembangan program sosial masyarakat.

Membuat program dan kegiatan yang melibatkan seluruh warga di Desa Bangunjaya.

Menjalin silaturahmi dan melakukan pendekatan dengan anak-anak, pemuda-pemudi, ibu-ibu dan bapak-bapak dalam pelaksanaan program kegiatan-kegiatan sosial.

Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun

program-program sebagai berikut:

Rakerkab Bersatu

Seminar

Bangunjaya Menginspirasi

Page 68: Balqis Hanifah, dkk

46 | RAKERKAB

Tabel 4.5: Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana

Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Warga berpartisipasi aktif dalam program yang diberikan oleh mahasiswa KKN pada bidang sarana dan prasarana.

Dukungan tenaga dan materi dari warga dalam proses menjalankan program pengadaan sarana dan prasarana.

Kurangnya fasilitas umum seperti tempat pembuangan sampah dan ketersediaan air bersih.

Kurangnya gapura sebagai tanda nama dusun.

Suasana jalan menuju dusun yang kurang berwarna.

Kondisi jalan dan lingkungan desa yang rusak akibat adanya penambangan pasir.

Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)

Adanya dana yang diberikan oleh mahasiswa KKN untuk menunjang program pembangunan dalam

Memanfaatkan semaksimal mungkin dana yang ada untuk memberikan dan melengkapi fasilitas dan sarana penunjang yang dibutuhkan

Membuat tempat pembuangan sampah di sekitar kali.

Menyediakan air bersih di mushalla sebagai sarana bersuci.

Page 69: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 47

bidang sarana dan prasarana.

Keberadaan mahasiswa KKN untuk membantu warga di bidang sarana dan prasarana.

desa. Membangun gapura di depan Dusun Gosali.

Menghias jalan dan jembatan untuk memberikan warna dalam akses perjalanan menuju dusun.

Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)

Kurangnya perhatian dari pemerintah desa dalam hal melengkapi sarana prasarana di desa terutama di Dusun Gosali.

Bekerja sama dengan warga untuk melaksanakan program yang sudah di rencanakan

Melaksanakan sosialisasi kepada warga dan desa mengenai bantuan melengkapi sarana prasarana desa.

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat

Berikut bentuk dan hasil kegiatan pelayanan pada masyarakat yang

dilakukan selama program KKN berlangsung:

Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun

program-program sebagai berikut:

• Fasilitas Tanpa Batas • Gosali Indah

• Air Bersih

Page 70: Balqis Hanifah, dkk

48 | RAKERKAB

Tabel 4.6: Kegiatan Mengajar Mengaji

Bidang Keagamaan

Program Ayo Mengajar

Nomor Kegiatan 01

Nama Kegiatan Mengajar Mengaji

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Saung Pendopo, 23 Juli-10 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan 12 hari (empat kali dalam seminggu)

Tim Pelaksana April, Banu, Animatun, Syahrul,

Shandy, Abdul Mufahir, Utsman dan

Alwi

Tujuan Memberikan pengajaran berupa ilmu

tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-

Qur‟an yang baik dan benar.

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali

Target 40 anak-anak Dusun Gosali

mendapatkan pengajaran berupa ilmu

tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-

Qur‟an yang baik dan benar.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan keagamaan dalam mengajar

mengaji ini dilakukan dalam kedua

waktu. Pada waktu ashar dan waktu

sesudah shalat maghrib. Kegiatan ini

salah satu untuk membantu dan

berpartisipasi kepada Teh Ilah dan

suaminya dalam mengajar mengaji.

Kami mencoba untuk mendatangi

rumah Teh Ilah dan suaminya untuk

bersilaturahmi dan meminta izin untuk

membantunya dalam mengajar

mengaji. Saat kami di izinkan untuk

mengajar mengaji masih ada beberapa

anak-anak memiliki keterlambatan

dalam membaca iqra dan menghafalkan

surat-surat pendek. Terutama anak-

anak yang masih berpendidikan SD

Page 71: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 49

ataupun SMP. Selain itu juga ada

beberapa anak-anak atau remaja yang

sudah memiliki kemampuan dalam

belajar membaca kitab yang di ajarkan

oleh suami dari Teh Ilah

Hasil Pelayanan 30 anak-anak Dusun Gosali

mendapatkan pengajaran berupa ilmu

tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-

Qur‟an yang baik dan benar.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar Mengaji

Tabel 4.7: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra

Bidang Keagamaan

Program Ayo Mengaji

Nomor Kegiatan 02

Nama Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan

Iqra

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Saung Pendopo, 18 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana April, Banu, Animatun, Syahrul,

Shandy, Abdul Mufahir, Utsman dan

Alwi

Tujuan Memberikan Juz „Amma dan Iqra

untuk menambahkan fasilitas.

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali

Target 40 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan Juz „Amma dan Iqra.

Page 72: Balqis Hanifah, dkk

50 | RAKERKAB

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan dengan

memberikan berupa Juz‟amma dan Iqra

untuk menambahkan fasilitas yang

ada. Mengingat kurangnya fasilitas

yang ada di pendopo, seperti Iqra‟ dan

Juz‟amma. Pemberian Juz‟amma dan

Iqra ini kami mendapatkan dana dari

PPM UIN Jakarta yang sebagian dana

nya untuk kami belikan Juz‟amma dan

Iqra. Penyerahan Juz‟amma dan Iqra

diberikan saat kami sudah tidak

mengajar mengaji di tempat Teh Ilah

dan suaminya sekaligus perpisahan

dengan anak-anak pengajian dan

bentuk terimakasih karena pemilik

pengajian Teh Ilah dan suaminya yang

sudah berkenan dan menerima kami

untuk membantu mengajar mengaji.

Kami berharap dengan menambah

fasilitas di pendopo dapat menambah

semangat anak-anak dalam mengaji.

Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan Juz „Amma dan Iqra.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.2: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra

Tabel 4.8: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar

Bidang Pendidikan

Program Ayo Mengajar

Page 73: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 51

Nomor Kegiatan 03

Nama Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

SD Negeri Gosali dan SD Negeri

Rengasjajar, 22 Juli-10 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan Hari senin sampai jumat (seminggu 5x)

Tim Pelaksana SD Negeri Gosali: Fahir, April, Shasha,

Apeb, Banu, Ani, Syahrul, Piyu dan

Balqis.

SD Negeri Rengasjajar: Meli, Putri,

Wildan, Astrid, Shandy, Alwi

Tujuan Membantu guru-guru dalam kegiatan

mengajar kepada murid-murid di SD

Negeri Gosali dan SD Negeri

Rengasjajar.

Sasaran Guru di SD Negeri Gosali dan SD

Negeri Rengasjajar

Target 5 guru di SD Negeri Gosali dan 4 guru

di SD Negeri Rengasjajar terbantu

dalam mengajar.

Deskripsi Kegiatan KKN RAKERKAB 112 menjalankan

program mengajar di bidang

pendidikan sekolah dasar. Salah satu

tujuan adanya program ini untuk

membantu guru-guru di SD Negeri

Gosali dan SD Negeri Rengasjajar

dalam proses mengajar. Serta

memberikan motivasi dan semangat

dalam belajar untuk murid-murid di

SD Negeri Gosali dan SD Negeri

Rengasjajar. Kami diberi kesempatan

untuk membantu guru-guru dalam

mata pelajaran Matematika, Bahasa

Inggris, Agama, Sains, dan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Di SD Negeri

Rengasjajar kami membantu kegiatan

belajar mengajar di kelas 3 hingga kelas

6, sedangkan di SD Negeri Gosali mulai

Page 74: Balqis Hanifah, dkk

52 | RAKERKAB

dari kelas 1 hingga kelas 6. Selain

kegiatan mengajar KKN Rakerkab 112

juga memberikan arahan akan

kepentingan kebersihan, kedisiplinan,

dan kerajinan. KKN Rakerkab 112

mengajak murid-murid untuk kegiatan

jum‟at bersih-bersih kelas dan

membuang sampah pada tempatnya.

Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar.

Hasil Pelayanan 4 guru di SD Negeri Gosali dan SD

Negeri Rengasjajar terbantu dalam

mengajar.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.3: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar

Tabel 4.9: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI

Bidang Pendidikan

Program Ayo Mengajar

Nomor Kegiatan 04

Nama Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

SD Negeri Gosali, 22 Juli-10 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan Hari senin sampai rabu (seminggu 3x)

Tim Pelaksana Rifqoh dan Cherlinda

Tujuan Membantu guru-guru PAUD

PELANGI dalam proses mengajar dan

belajar.

Sasaran Guru PAUD PELANGI di Dusun

Gosali.

Page 75: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 53

Target 2 orang guru PAUD PELANGI di

Dusun Gosali terbantu dalam proses

belajar mengajar.

Deskripsi Kegiatan KKN RAKERKAB 112 memiliki

program mengajar PAUD. kegiatan

program ini salah satu untuk

membantu proses mengajar Guru

PAUD yang hanya mengajar 2 orang

saja. Kegiatan mengajar PAUD

dilakukan seminggu 4 kali pada hari

senin sampai kamis dan dilaksanakan

pada siang hari pukul 14.30 sampai

16.00 WIB. 26 murid PAUD PELANGI

memiliki kompetinsi akademik yang

baik dalam membaca dan menulis.

Namun ada beberapa masih murid dari

PAUD PELANGI belum sepenuhnya

bisa menulis dan membaca. Sehingga

kami berinisiatif membantu untuk

murid-murid PAUD PELANGI dalam

proses belajar ini dengan cara belajar

sambil bermain dan bernyanyi agar

murid-murid PAUD PELANGI

semangat dalam mengikuti belajar.

Selain membantu mengajar di PAUD

PELANGI , kami memberikan parcel

berupa buku bacaan dan buku tulis

untuk anak-anak PAUD PELANGI

sebagai bentuk terima kasih telah

diterimanya kami untuk berpartisipasi

dalam kegiatan mengajar di PAUD

PELAGI serta ibu-ibu pendamping

anak-anak yang bisa menerima kami

dalam membantu kegiatan mengajar

ini.

Hasil Pelayanan 2 orang guru PAUD PELANGI di

Dusun Gosali terbantu dalam proses

Page 76: Balqis Hanifah, dkk

54 | RAKERKAB

belajar mengajar.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.4: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI

Tabel 4.10: Kegiatan Latihan Baris Berbaris

Bidang Pendidikan

Program Ayo Mengajar

Nomor Kegiatan 05

Nama Kegiatan Latihan Baris Berbaris

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

SD Negeri Rengasjajar, 6-10 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan 5 hari

Tim Pelaksana Putri Utami dan Ahmad Pebian

Tujuan Membantu guru SD Negeri Rengasjajar

dalam kegiatan belajar mengajar siswa

dan siswi.

Sasaran Guru SD Negeri Rengasjajar

Target 2 orang guru pramuka SD Negeri

Rengasjajar di Dusun Gosali terbantu

dalam melatih baris berbaris siswa dan

siswi.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan pelatihan baris berbaris salah

satu untuk membantu guru-guru

pramuka SD Negeri Rengasjajar dalam

melatih murid-murid SD Negeri

Rengasjajar dalam kedisiplinan,

ketegasan dan kerapihan. Kegiatan ini

dilaksanakan setiap sore hari di

halaman sekolah. Kegiatan baris

Page 77: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 55

berbaris yang diikuti 20 murid yang

terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan

10 orang anak perempuan ini nantinya

akan dilombakan dalam acara

menyambut HUT RI Ke-73 yang akan

diselenggarakan di halaman Kantor

Kecamatan Cigudeg. Kegiatan ini juga

melatih anak-anak ketika

melaksanakan upacara pada senin pagi.

Selain itu kegiatan ini diharapkan

mendapatkan nilai positif karena dapat

memberikan pelatihan yang baik dan

memberikan motivasi kepada murid-

murid SD Negeri Rengasjajar dalam

kegitan baris bebaris agar dapat

memiliki jiwa kepribadian yang baik

terhadap kedisiplinan, ketegasan dan

kerapihan.

Hasil Pelayanan 2 orang guru pramuka SD Negeri

Rengasjajar di Dusun Gosali terbantu

dalam melatih baris berbaris siswa dan

siswi.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.5: Kegiatan Latihan Baris Berbaris

Tabel 4.11: Kegiatan Kelas Seni Rupa

Bidang Pendidikan

Program Kelas Cerdas Gosali

Nomor Kegiatan 06

Page 78: Balqis Hanifah, dkk

56 | RAKERKAB

Nama Kegiatan Kelas Seni Rupa

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 23 Juli-10 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan Seminggu 3 kali

Tim Pelaksana Melia dan Putri Diyah

Tujuan Memberikan pelatihan dalam kelas

seni rupa anak-anak di Dusun Gosali.

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali

Target 40 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan pelatihan kelas seni

rupa.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan program kelas cerdas Gosali

atau disebut juga kegiatan kelas seni

rupa ini berupa memberikan pelatihan

dan mengasah kreatifitas anak-anak di

Gosali, seperti menggambar,

mewarnai dan melukis. Sehingga KKN

Rakerkab 112 membantu dalam

mengasah kemampuan anak-anak

Gosali di bidang tersebut serta

memberikan motivasi dan bimbingan

kepada anak-anak Gosali untuk

belajar dan mencoba dalam segala hal

seperti hal nya belajar dari seni rupa.

Kegiatan ini diadakan di sore hari

setelah ashar. Barang-barang

digunakan dalam kelas seni rupa

seperti buku gambar, kertas HVS,

kertas origami, pensil warna, gunting,

dan lain sebagainya berasal dari kami.

Kami sangat senang karena anak-anak

sangat antusias pada kegiatan ini.

Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan pelatihan kelas seni

rupa.

Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut

Page 79: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 57

Gambar 4.6: Kegiatan Kelas Seni Rupa

Tabel 4.12: Kegiatan Bimbingan Belajar

Bidang Pendidikan

Program Kelas Cerdas Gosali

Nomor Kegiatan 07

Nama Kegiatan Bimbingan Belajar

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 23 Juli- 16 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 16 hari (seminggu 4x)

Tim Pelaksana Shahara, Ahma Pebian, Latifah, Rifqoh,

Cherlinda, April, Putri Utami, Wildan,

Melia, Putri.

Tujuan Memberikan materi tambahan mata

pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,

Agama, dan Sains.

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali

Target 30 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan materi tambahan mata

pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,

Agama, dan Sains.

Deskripsi Kegiatan Bimbingan belajar atau bimbel ini salah

satu bentuk kepedulian kepada anak-

anak Dusun Gosali yang membutuhkan

dan pengulangan materi di sekolah serta

membantu dalam mengerjakan tugas-

tugas di sekolah. Bimbel yang

dilaksanakan seminggu 4 kali pada hari

Page 80: Balqis Hanifah, dkk

58 | RAKERKAB

senin sampai rabu jam setengah 8 malam

Pelajaran yang diajarkan di bimbel semua

mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa

Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,

PKN, dan Kesenian. Kegiatan bimbel

diikuti dengan anak-anak yang

berpendidikan duduk di bangku SD dan

SMP. Kegiatan bimbel yang dibimbing

oleh 11 Mahasiswa/I dari KKN Rakerkab

112 untuk membantu anak-anak Dusun

Gosali dalam kegiatan bimbel. Kegiatan

bimbel yang sebelumnya tidak ada di

Dusun Gosali dan kami berinisiatif untuk

melakukan program adanya kegiatan

bimbel untuk anak-anak di Dusun Gosali.

Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan materi tambahan mata

pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,

Agama, dan Sains.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.7: Kegiatan Bimbingan Belajar

Tabel 4.13: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah

Bidang Pendidikan

Program Indahnya Berbagi

Nomor Kegiatan 08

Nama Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah

Page 81: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 59

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

SD Negeri Gosali, 13 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana Abdul Mufahir, Utsman, Banu,

Animatun, Balqis, Melia, April, Alwi,

dan Shahara

Tujuan Memberikan fasilitas tambahan kepada

SD Negeri Gosali.

Sasaran SD Negeri Gosali

Target 3 Kelas di SD Negeri Gosali

mendapatkan fasilitas tambahan.

Deskripsi Kegiatan Pengadaan fasilitas sekolah salah satu

kegiatan yang dilaksanakan oleh

Mahasiswa/i KKN Rakerkab 112 untuk

memberikan tambahan fasilitas berupa

barang seperti pemberian papan tulis,

sapu, spidol, penghapus dan papan

sekatan kelas. Sebelumnya sekolah SD

Negeri Gosali sangat kekurangan

dengan fasilitas yang ada. Kurang

layaknya fasilitas yang ada di sekolah

sehingga kami dari teman-teman KKN

Rakerkab 112 memberikan fasilitas

tambahan. Pemberian fasilitas berupa

bentuk barang diberikan kepada Guru-

guru di SD Negeri Gosali. Selain

memberikan fasilitas bentuk barang

kami juga memberikan bantuan secara

fisik dalam membuat sekatan papan di

dalam kelas, karena di SD Negeri Gosali

memiliki kekurangan ruangan kelas

sehingga ruangan kelas yang digunakan

sehari-harinya untuk belajar dipakai

untuk 2 kelas dan sekatan yang

sebelumnya dibuat dengan yang baru

sangat sudah tidak layak dan membuat

kami perihatin dengan keadaan sekolah

Page 82: Balqis Hanifah, dkk

60 | RAKERKAB

SD Negeri Gosali. Maka kami

membuatkan sekatan kelas tersebut

agar murid-murid di SD Negeri Gosali

merasa nyaman ketika belajar. Selain itu

kami memberikan pengertian kepada

murid-murid di SD Negeri Gosali agar

dapat merawat dan menjaga sebaik

mungkin dengan pemberian tambahan

fasilitas sekolah dari teman-teman KKN

Rakerkab 112.

Hasil Pelayanan 3 Kelas di SD Negeri Gosali

mendapatkan fasilitas tambahan.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.8: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah

Tabel 4.14: Kegiatan Pencak Silat

Bidang Seni dan Olahraga

Program Gosali Berbakat

Nomor Kegiatan 09

Nama Kegiatan Pencak Silat

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 27 Juli-16 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 8 hari (seminggu 2x)

Tim Pelaksana Syahrul

Tujuan Memberikan pelatihan pencak silat

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali

Target 25 anak di Dusun Gosali mendapatkan

pelatihan pencak silat untuk tampil

Page 83: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 61

dalam acara malam puncak HUT RI ke

73.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan silat salah satu bentuk usaha

untuk mengenalkan dan melestarikan

kebudayaan bangsa asli khususnya

kepada warga Bangun Jaya agar

kebudayaan silat tidak punah di makan

pada zaman dan tidak di curi bangsa

lain. Selain itu memberikan pelatihan

silat serta memberikan motivasi kepada

warga Bangun Jaya terutama anak-anak

yang ingin berlatih dalam kegitan silat

ini. Kegiatan silat yang dilaksanakan

seminggu sekali pada hari sabtu dan

minggu pukul 20.00 sampai 22.00 WIB

dan Kegiatan silat ini memiliki nilai

positif yang baik dari warga Bangun

Jaya. Peserta yang ikut dalam kegiatan

ini mulai dari anak-anak Sekolah Dasar

hingga Sekolah Menengah Pertama.

Selain itu, kegitan ini juga nantinya

akan di tampilkan ketika acara malam

puncak HUT RI Ke-73. Kegiatan ini

dilaksanakan di halaman SD Negeri

Gosali. Anak-anak sangat senang

dengan adanya kegiatan ini, karena

sebelumnya tidak ada ekstrakulikuler

pencak silat di sekolah.

Hasil Pelayanan 25 anak di Dusun Gosali mendapatkan

pelatihan pencak silat untuk tampil

dalam acara malam puncak HUT RI ke

73.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Page 84: Balqis Hanifah, dkk

62 | RAKERKAB

Gambar 4.9: Kegiatan Pencak Silat

Tabel 4.15: Kegiatan Tari

Bidang Seni dan Olahraga

Program Gosali Berbakat

Nomor Kegiatan 10

Nama Kegiatan Tari

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 13 Agustus-16 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 4 hari

Tim Pelaksana Putri Utami, Shahara, Cherlinda, Rifqoh,

dan Balqis

Tujuan Memberikan pelatihan tari Saman kepada

anak-anak di Dusun Gosali.

Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali.

Target 20 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan pelatihan tari Saman.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan tari salah satu bentuk pengenalan

budaya kepada anak-anak Gosali terutama

tarian tradisional dan modern serta

mengasah kemampuan anak-anak Gosali

yang memiliki bakat dalam menari.

Kegiatan menari dilaksanakan pada sore

hari. Tarian yang diajarkan seperti tarian

tradisional yaitu tarian saman, dan tarian

modern seperti tarian dari lagu anak-anak.

Kegiatan diadakan di teras rumah tempat

kami tinggal. Selain untuk mengenalkan

salah satu budaya kepada anak-anak,

pelatihan ini juga bertujuan untuk melatih

Page 85: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 63

anak-anak yang nantinya akan tampil

untuk memeriahkan malam puncak HUT

RI Ke-73. Kegiatan ini salah satu kegiatan

yan memiliki nilai positif karena anak-

anak Gosali dapat dibimbing dan diasah

kemampuannya oleh teman-teman KKN

Rakerkab 112.

Hasil Pelayanan 20 anak-anak di Dusun Gosali

mendapatkan pelatihan tari Saman.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.10: Kegiatan Tari

Tabel 4.16: Kegiatan Jalan Sehat

Bidang Seni dan Olahraga

Program Gosali Sehat

Nomor Kegiatan 11

Nama Kegiatan Jalan Sehat

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 29 Juli 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana Abdul Mufahir, Utsman, Ahmad Pebian,

Banu, Syahrul, Wildan, Melia, Rifqoh,

Putri, Putri Utami, Shandy, Latipah,

Animatun, Astrid, Cherlinda, Shahara,

April, Balqis, dan Alwi

Tujuan Mengajak warga Gosali untuk jalan sehat

ke Dusun Sentuk.

Sasaran Warga Dusun Gosali

Page 86: Balqis Hanifah, dkk

64 | RAKERKAB

Target 35 orang warga Gosali berpartisipasi

dalam jalan sehat ke Dusun Sentuk.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan jalan sehat salah satu bentuk

kepedulian teman-teman KKN Rakerkab

112 kepada warga Gosali terutama dalam

kesehatan dan menggerakkan warga

Gosali untuk mengikuti kegiatan jalan

sehat. Jalan sehat memiliki nilai positif dari

warga setempat karena sebelumnya tidak

ada yang melakukan penggerakan kegiatan

jalan sehat. Maka kami dari teman-teman

KKN berinisiatif untuk melaksanakan

kegiatan jalan sehat agar warga di Dusun

Gosali dapat menjaga dan mementingkan

kesehatannya. Jalan sehat yang

dilaksanakan pada hari minggu mulai dari

jam 05.30 sampai 07.30 WIB jalan sehat

yang dilakukan di Dusun Gosali sampai

Dusun Sentuk. Warga Gosali sangat

antusias dan semangat ketika mengikuti

kegiatan jalan sehat, terutama anak-anak

dan ibu-ibu.

Hasil Pelayanan 35 orang warga Gosali berpartisipasi

dalam jalan sehat ke Dusun Sentuk.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.11: Kegiatan Jalan Sehat

Tabel 4.17: Kegiatan Senam Pagi

Page 87: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 65

Bidang Seni dan Olahraga

Program Gosali Sehat

Nomor Kegiatan 12

Nama Kegiatan Senam Pagi

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 29 Juli, 5 dan 12 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan 3 hari (seminggu 1x)

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Apriliani dan

Animatun

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Mengajak warga Dusun Gosali pada

kegiantan senam pagi.

Sasaran Warga Dusun Gosali

Target 30 warga Dusun Gosali berpartisipasi

dalam kegiatan senam pagi.

Deskripsi Kegiatan Kesehatan merupakan salah satu aspek

yang paling penting dalam kehidupan,

karena tanpa kesehatan setiap manusia

akan sulit melalukan aktivitasnya sehari-

hari. Oleh karena itu salah satu kegiatan

yang kami lakukan adalah mengadakan

senam pagi. Kegiatan ini diadakan setiap

hari minggu pagi pukul 06.30 WIB di

lapangan SDN Gosali. Kegiatan ini

berfokus pada kesehatan dan kebugaran

tubuh. Dimana kegiatan ini bertujuan

menanamkan rasa cinta dan peduli akan

kesehatan tubuh. Kegiatan ini juga dapat

mempererat tali silaturahmi antar warga

Dusun Gosali. Ada beberapa senam yang

kami adakan, yaitu senam maumere,

aerobic, pinguin dan terakhir

menggunakan lagu dangdut. Warga

sangat antusias terutama ibu-ibu dan

anak-anak.

Hasil Pelayanan 30 warga Dusun Gosali berpartisipasi

Page 88: Balqis Hanifah, dkk

66 | RAKERKAB

dalam kegiatan senam pagi.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.12: Kegiatan Senam Pagi

Tabel 4.18: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73

Bidang Sosial Masyarakat

Program RAKERKAB Bersatu

Nomor Kegiatan 13

Nama Kegiatan Perayaan Hari Ulang Tahun Republik

Indonesia (HUT RI) Ke-73

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 17-18 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 2 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Putri Utami, Rifqoh,

M. Utsman

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Membantu warga dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatan

perlombaan untuk memperingati HUT RI

Ke-73

Sasaran Warga Dusun Gosali

Target 100 warga Dusun Gosali terbantu dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatan

perlombaan untuk memperingati HUT RI

Ke-73

Deskripsi Kegiatan Momen kemerdekaan menjadi salah satu

momen yang membuat seluruh

Page 89: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 67

masyarakat Indonesia bersatu. Dengan

itu, kami mengadakan program Rakerkab

Bersatu. Kegiatan ini adalah bentuk

kegiatan upaya untuk memeriahkan hari

kemerdekaan Indonesia ke-73. Kegiatan

ini diadakan tepat pada hari

kemerdekaan. Pagi hari kami mengikuti

upacara di lapangan Nanggung yang

dihadiri oleh Kepala Desa Bangunjaya

beserta elemen masyarakat lainnya. Pada

kegiatan ini kami bekerja sama dengan

pemuda Dusun Gosali untuk ikut

berpartisipasi sebagai panitia

perlombaan. Kegiatan terdiri dari

berbagai macam perlombaan untuk anak-

anak, ibu-ibu dan pemuda. Lomba dimulai

dengan perlombaan tarik tambang ibu-

ibu melawan mahasiswi KKN. Kemudian

dilanjutkan dengan perlombaan

memasukan paku dalam botol, make up19

tutup mata, mewarnai untuk anak-anak,

lomba makan kerupuk, dan masih banyak

lagi. Perlombaan diadakan 2 hari, yaitu

dimulai dari tanggal 17-18 Agustus.

Setelah mengetahui para pemenang setiap

perlombaan, tibalah saatnya pembagian

hadiah. Pembagian hadiah diadakan pada

malam puncak perayaan hari

kemerdekaan yang diadakan di lapangan

SDN Gosali. Kegiatan ini tidak berlanjut

karena hampir dilaksanakan pada momen

hari kemerdekaan Indonesia saja.

Hasil Pelayanan 100 warga Dusun Gosali terbantu dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatan

perlombaan untuk memperingati HUT RI

19 Alat dandan

Page 90: Balqis Hanifah, dkk

68 | RAKERKAB

Ke-73.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.13: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73

Tabel 4.19: Kegiatan Pembuatan Gapura

Bidang Sarana dan Prasarana

Program Fasilitas Tanpa Batas

Nomor Kegiatan 14

Nama Kegiatan Pembuatan Gapura

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Desa Bangunjaya, Dusun Gosali, 06-12

Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 7 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Abdul Mufahir

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112 dan warga Dusun Gosali

Tujuan Membangun gapura Dusun Gosali

Sasaran Gapura di Dusun Gosali.

Target 1 Gapura yang dibangun di Dusun Gosali

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan bersosialisasi

dan berkoordinasi dengan aparat desa dan

forum pemuda. Pembangunan gapura

Dusun Gosali dilakukan oleh anggota

KKN Rakerkab 112 bersama dengan

pemuda dan warga setempat. Sebelum

membangun gapura, kami membersihkan

pekarangan yang akan dijadikan tempat

untuk membangun gapura. Setelah itu,

kami mencari bambu bersama pemuda

Page 91: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 69

dan warga sekitar. Pembangunan gapura

ini dilakukan sebagai wadah bagi anggota

KKN Rakerkab 112 dan pemuda untuk

menuangkan kreativitasnya dalam

membuat dan menghias gapura. Selain itu

pembangunan gapura ini juga sebagai

tanda informasi masuk Dusun Gosali.

Dalam proses pembuatan gapura ini

sempat mengalami kendala perizinan

tanah. Namun, setelah melalui birokrasi

yang baik akhirnya pembangunan gapura

dapat terlaksana dengan baik.

Hasil Pelayanan 1 Gapura dibangun di Dusun Gosali

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.14: Kegiatan Pembuatan Gapura

Tabel 4.20: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah

Bidang Sarana dan Prasarana

Program Fasilitas Tanpa Batas

Nomor Kegiatan 15

Nama Kegiatan Pembuatan Bak Sampah

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 07-08 Agustus 2018

Dusun Sentuk, 16-17 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 4 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Ahmad Pebian, Alwi,

Shandy, Latipah

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Page 92: Balqis Hanifah, dkk

70 | RAKERKAB

Rakerkab 112

Tujuan Membangun tempat pembuangan sampah

di Dusun Gosali dan Sentuk

Sasaran Tempat pembuangan sampah di Dusun

Gosali dan Sentuk

Target 1 tempat pembuangan sampah dibangun

di Dusun Gosali dan Sentuk

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan bersosialisasi

dan berkoordinasi dengan aparat desa dan

forum pemuda Dusun Gosali dan Sentuk

dalam pelaksanaan pembangunan.

Kegiatan ini bertujuan menanamkan rasa

cinta kebersihan pada lingkungan.

Pembangunan tempat pembuangan

sampah atau bak sampah di Dusun Gosali

dilakukan bersamaan dengan

pembangunan gapura yaitu tanggal 7-8

Agustus 2018, sedangkan pembangunan

bak sampah di Sentuk dilaksanakan pada

tanggal 16-17 Agustus 2018. Pembangunan

dilakukan mengingat banyaknya warga

yang membuang sampah di sungai

Cimatuk. Untuk itu kami bermusyawarah

dengan aparat desa setempat untuk

memudahkan warga dalam membuang

sampah dan menciptakan sungai yang

bersih. Kami berinisiatif membangun

tempat sampah permanen di Dusun

Gosali dan Sentuk. Dalam

pembangunannya kami dibantu oleh

pemuda dan warga setempat. Ibu-ibu juga

membantu menyiapkan makanan.

Kegiatan ini tidak berlanjut karena dalam

bentuk bangunan fisik, namun diperlukan

perawatan atau merenovasi ketika terjadi

kerusakan.

Hasil Pelayanan 1 tempat pembuangan sampah dibangun

Page 93: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 71

di Dusun Gosali dan Sentuk

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.15: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah

Tabel 4.21: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla

Bidang Sarana dan Prasarana

Program Air Bersih

Nomor Kegiatan 16

Nama Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 13-15 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 3 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Wildan

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Menyediakan air bersih di mushalla Dusun

Gosali

Sasaran Mushalla Dusun Gosali

Target Air bersih tersedia di mushalla Dusun

Gosali

Deskripsi Kegiatan Sebelumnya kami melihat banyak warga

yang mengambil air di sungai cimatuk

untuk ber-wudhu. Untuk mempermudah

warga dalam beribadah, kami berinisiatif

untuk mengadakan program air bersih

yaitu dengan memasang mesin air di

mushalla dengan sumber air dari sungai,

agar warga tidak perlu turun ke sungai

Page 94: Balqis Hanifah, dkk

72 | RAKERKAB

untuk ber-wudhu. Kegiatan ini dimulai

dengan bersilaturahmi dengan ustadz dan

aparat desa setempat mengenai

pelaksanaan program. Setelah mendapat

persetujuan dan respon yang baik dari

berbagai pihak, kami melaksanakan

kegiatan ini pada tanggal 13 Agustus 2018.

Dalam kegiatan ini, kami dibantu oleh

pemuda dan masyarakat setempat.

Kegiatan ini tidak berlanjut karena dalam

bentuk fisik, namun diperlukan perawatan

serta perbaikan ketika terjadi kerusakan.

Hasil Pelayanan Air bersih tersedia di mushalla Dusun

Gosali

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.16: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla

Tabel 4.22: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan

Bidang Sarana dan Prasarana

Program Gosali Indah

Nomor Kegiatan 17

Nama Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 13-15 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 3 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Putri Utami, Rifqoh,

M. Utsman

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Page 95: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 73

Rakerkab 112

Tujuan Memberikan hiasan pada jembatan dan

jalan Dusun Gosali

Sasaran Jembatan sungai Cimatuk dan Jalan Dusun

Gosali

Target 1 jembatan sungai Cimatuk dan Jalan

Dusun Gosali mendapatkan hiasan

Deskripsi Kegiatan Dalam rangka menyambut hari

kemerdekaan Indonesia yang ke-73, kami

berencana untuk menghias Dusun Gosali.

Setelah bersosialisasi dengan aparat desa

dan pemuda setempat, kami mulai

membeli peralatan dan barang yang akan

digunakan dalam menghias. Kegiatan ini

dilaksanakan setelah pembangunan gapura

yaitu pada tanggal 13 Agustus 2018. Setelah

pembangunan gapura selesai, kami dengan

para pemuda setempat mengecat dan

menghias gapura., kami mengecat gapura

dan jembatan sungai Cimatuk dengan

warna merah putih. Selain itu, kami juga

memasang bendera merah putih dan

memasang hiasan sepanjang jalan Dusun

Gosali. Sepanjang jalan Dusun Gosali

begitu indah dengan hiasan air warna-

warni yang terbuat dari sepuhan. Dalam

kegiatan ini kami dibantu oleh anak-anak,

pemuda dan ibu-ibu setempat.

Hasil Pelayanan 1 jembatan sungai Cimatuk dan Jalan

Dusun Gosali mendapatkan hiasan

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Page 96: Balqis Hanifah, dkk

74 | RAKERKAB

Gambar 4.17: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat

Berikut bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan pada masyarakat

yang dilakukan selama program KKN berlangsung:

Tabel 4.23: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu

Bidang Keagamaan

Program Ayo Mengaji

Nomor Kegiatan 18

Nama Kegiatan Pengajian Ibu-ibu

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 24 Juli-12 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 9 hari (tiga kali dalam seminggu)

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Alwi Alawiyah dan

Putri Diyah

Tim: Seluruh anggota perempuan

Kelompok KKN Rakerkab 112

Tujuan Membantu ibu-ibu dalam kegiatan

pengajian rutin di Dusun Gosali

sekaligus memperkenalkan Kelompok

KKN Rakerkab 112

Sasaran Seluruh ibu-ibu Dusun Gosali

Target 40 ibu-ibu di Dusun Gosali terbantu

dalam kegiatan pengajian ibu-ibu

sekaligus dapat mengenali anggota

Kelompok KKN Rakerkab 112

Deskripsi Kegiatan Kegiatan pengajian ibu-ibu rutin

Page 97: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 75

diadakan tiga kali dalam seminggu,

yaitu pada hari selasa, kamis dan

minggu di mushala perempuan dengan

peserta para ibu rumah tangga di

sekitar Dusun Gosali. Setiap hari selasa

dan kamis pengajian diisi dengan

pembacaan shalawat berbahasa sunda

yang dipimpin oleh seorang ustadzah

terkemuka di daerah setempat.

Sedangkan untuk pengajian pada hari

minggu diisi dengan shalawat dan

ceramah oleh tokoh agama setempat

dan diakhiri oleh pembacaan do’a.

Kemudian kegiatan ini ditutup dengan

acara makan bersama. Pengajian pada

hari minggu tidak dilaksanakan di

mushala, melainkan di salah satu

rumah warga. Kegiatan ini tidak

berlanjut, namun agenda pengajian

ibu-ibu ini masih terus berlanjut

karena pengajian ini sudah menjadi

kegiatan rutin setiap minggunya.

Hasil Pelayanan 40 ibu-ibu di Dusun Gosali terbantu

dalam kegiatan pengajian ibu-ibu

sekaligus dapat mengenali anggota

Kelompok KKN Rakerkab 112

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.18: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu

Page 98: Balqis Hanifah, dkk

76 | RAKERKAB

Tabel 4.24: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga

Bidang Sosial Masyarakat

Program Seminar

Nomor Kegiatan 19

Nama Kegiatan Seminar Hukum Keluarga

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Gosali, 5 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Syahrul

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Memberikan informasi tentang

pentingnya membangun ketahanan

keluarga untuk generasi bangsa.

Sasaran Warga Dusun Gosali dan Sentuk

Target 50 warga Dusun Gosali dan Sentuk

mendapatkan informasi tentang

pentingnya membangun ketahanan

keluarga untuk generasi bangsa.

Deskripsi Kegiatan Seminar hukum keluarga berlangsung

pada hari Minggu tanggal 5 Agustus 2018

di SDN Gosali dengan tema “Membangun

Ketahanan Keluarga untuk Generasi

Bangsa”. Acara di mulai pukul 10.00 -13.00

WIB. Adapun pemateri pada acara ini

adalah Dosen Pembimbing KKN

Rakerkab yaitu Ibu Masyrofah. Di

adakannya seminar hukum keluarga ini

bertujuan untuk memberikan informasi

kepada warga bahwa dengan ketahanan

keluarga yang kokoh, maka karakteristik

lain dari generasi milenial seperti generasi

pada umumnya ternaungi karena lahir

dari keluarga yang terdidik, multitalenta,

selalu yakin, optimis, dan percaya diri.

Tidak hanya itu saja, dalam acara ini juga

Page 99: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 77

dipaparkan tentang hukum keluarga,

seperti hukum perkawinan, hukum

perwalian, dan lain sebagainya.

Hasil Pelayanan 50 warga Dusun Gosali dan Sentuk

mendapatkan informasi tentang

pentingnya membangun ketahanan

keluarga untuk generasi bangsa.

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.19: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga

Tabel 4.25: Kegiatan Seminar Hukum Agraria

Bidang Sosial Masyarakat

Program Seminar

Nomor Kegiatan 20

Nama Kegiatan Seminar Hukum Agraria

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Aula Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya,

11 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Latipah

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Memberikan materi tentang Hukum

Agraria

Sasaran Warga Desa Bangunjaya

Target 50 warga Desa Bangunjaya mendapatkan

materi tentang Hukum Agraria

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 11 Agustus 2018 dengan tema

Page 100: Balqis Hanifah, dkk

78 | RAKERKAB

“Memperkuat Peran Masyarakat Desa

dalam Pembangunan Hukum Nasional.

Dalam kegiatan ini kami dibantu dengan

aparatur desa setempat memfasilitasi

kegiatan ini dengan ruangan aula yang

telah disiapkan sebagai tempat duduk

audience, lengkap dengan layar proyektor

untuk sarana presentasi pemateri. Adapun

pemateri yang dihadirkan yaitu

Muhammad Toyyib S.H dari PERMAHI

(Perhimpunan Mahasiswa Hukum

Indonesia). Acara ini dihadiri oleh Kepala

Desa Bangunjaya beserta jajarannya dan

masyarakat Desa Bangunjaya. Acara

dimulai jam 9 pagi. Adapun sejumlah

pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat

kepada pemateri terkait wilayah

perkebunan. Alhamdulillah masyarakat

sangat antusias pada acara ini, dan acara

berjalan lancar.

Hasil Pelayanan 50 warga Desa Bangunjaya mendapatkan

materi tentang Hukum Agraria

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.20: Kegiatan Seminar Hukum Agraria

Tabel 4.26: Kegiatan Satu Untuk Semua

Bidang Sosial Masyarakat

Program Bangunjaya Menginspirasi

Page 101: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 79

Nomor Kegiatan 21

Nama Kegiatan Satu Untuk Semua

Tempat,tanggal

Pelaksanaan

Dusun Sentuk, 18 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 1 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Astrid, Melia, dan

Ahmad Pebian

Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112

Tujuan Membantu para petani dalam kegiatan

bercocok tanam dan warga dalam

membuat makanan opak singkong.

Sasaran Petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk

Target 20 petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk

terbantu dalam kegiatan bercocok tanam

dan pembuatan makanan opak singkong

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dimulai dengan

bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan

aparat desa dan para petani. Para petani di

Dusun Sentuk mempunyai lahan sawah

yang cukup luas. Sehingga mayoritas

masyarakat sekitar bekerja sebagai petani.

Dalam kegiatan bercocok tanam, kami

memulai dengan mengambil bibit,

kemudian merendamnya didalam air yang

sudah diberi obat. Setelah itu mengambil

bibit yang direndam tadi dan menanamnya

di tanah yang sudah dibajak dengan

melangkah mundur ke belakang. Biasanya

para petani membajak sawah

menggunakan kerbau. Dalam bercocok

tanam diperlukan jarak antara tanaman

satu dengan lainnya. Setelah bercocok

tanam, kami membantu ibu-ibu dalam

pembuatan opak. Proses pembuatan

membutuhkan waktu yang tidak sedikit,

mulai dari memarut singkong, membuat

Page 102: Balqis Hanifah, dkk

80 | RAKERKAB

adonan, hingga menjemurnya.terkadang

ibu-ibu setempat mendapat pesanan opak

untuk acara-acara tertentu seperti

pengajian dan acara pernikahan.

Hasil Pelayanan 20 petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk

terbantu dalam kegiatan bercocok tanam

dan pembuatan makanan opak singkong

Keberlanjutan

Program

Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.21: Kegiatan Membuat Opak Singkong

Gambar 4.22: Kegiatan Bercocok Tanam

D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil

Dalam menjalankan program kegiatan KKN di Desa Bangunjaya,

tepatnya di Dusun Gosali, kami didukung oleh beberapa faktor. Namun

selain faktor pendukung, kami juga mendapatkan beberapa faktor

penghambat yang kami alami. Berikut faktor-faktor pendorong maupun

penghambat tersebut:

Page 103: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB | 81

1. Faktor Pendukung

a. Adanya bantuan dari Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, baik

dari segi pemberian dana maupun pembekalan mengenai

pelaksanaan KKN.

b. Adanya masukan dan bimbingan dari dosen pembimbing KKN

Rakerkab, Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. mengenai persiapan dan

proses pelaksanaan KKN.

c. Kepala Desa Bangunjaya dan perangkat desa dapat menerima

Kelompok KKN Rakerkab 112 dengan baik dan bersedia membantu

kami dalam pelaksanaan program kerja. Selain itu masyarkat Desa

Bangunjaya yang juga memberikan dukungan dan banyak

membantu selama pelaksanaan kegiatan KKN.

d. Kerja sama yang baik antar anggota KelompokKKN Rakerkab juga

menjadi pendorong dalam mewujudkan program-program yang

telah kami rencanakan. Selain itu pembagian tugas tiap anggota

juga jelas, sehingga tidak adanya kerancuan atau penumpukan tugas

kerja pada satu orang anggota kelompok.

e. Anggota kelompok mudah bergaul dan beradaptasi dengan

masyarakat sekitar, sehingga memudahkan proses sosialisasi

dengan mereka.

2. Faktor Penghambat

a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tidak menjadi

prioritas utama bagi masyarakat Desa Bangunjaya.

b. Bahasa sehari-hari yang digunakan warga Desa Bangunjaya adalah

bahasa sunda, sedangkan tidak banyak anggota Kelompok KKN

RAKERKAB yang fasih dan mengerti Bahasa Sunda, sehingga di

awal-awal kami merasa kesulitan untuk bersosialisasi.

c. Minimnya penerangan jalan di Desa Bangunjaya sehingga jalan tidak

tidak begitu terlihat saat melakukan kegiatan di luar pada malam

hari.

Page 104: Balqis Hanifah, dkk

82 | RAKERKAB

“Tariklah pelajaran dari apa yang telah

lewat serta bersungguh-sungguhlah."

-Utsman bin Affan-

Page 105: Balqis Hanifah, dkk

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja dan permasalahan yselama menjalani KKN..

Hal tersebut disimpulkan bahwa dari berbagai permasalahan yang telah

kami temukan di Desa Bangunjaya yang paling menonjol diantara

permasalahan yang ada adalah permasalahan pendidikan, sarana dan

prasarana dimana anak-anak belajar dengan fasilitas yang terbatas dan

kebersihan akan lingkungan sangat minim. Hal ini disebabkan karena

terbatasnya pemikiran-pemikiran untuk masa yang akan datang baik dari

dalam diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Terutama bagi para

sebagian orang tua yang belum memahami pentingnya pendidikan sejak

usia dini bagi anak-anak dan kebersihan lingkungan.

Seluruh bagian kegiatan atau program KKN Rakerkab yang telah

berhasil kami laksanakan diantaranya ialah Mengajar Mengaji TPA,

Pengajian rutin dan shalawatan ibu- bapak, Pemberian mushaf mushaf al-

Qur‟an, iqro‟, Buku Juz „Ammadan fasilitas sarana ibadah, Mengajar PAUD,

SD, Baris berbaris, Pengadaan fasilitas sekolah, Kelas menggambar,

Bimbingan belajar, Pencak silat, Seni tari, Senam pagi, Perayaan Hari Ulang

Tahun Republik Indonesia (HUT RI) Ke-73, Seminar Hukum Keluarga,

Seminar Hukum Agraria, Pembuatan gapura, Pembuatan bak sampah,

Pengadaan air bersih dan Penghiasan jembatan.

Dengan adanya kemauan dan kepedulian bersama antara mahasiswa

dan warga sekitar Desa Bangunjaya lah yang menjadikan terwujudnya

keberhasilan-keberhasilan program dan dampak positifnya dirasakan oleh

warga desa.

B. Rekomendasi

Selama 32 hari kami melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya,

Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor pada dasarnya masih perlu

diperhatikan oleh berbagai pihak. maka untuk kelancaran pelaksanaan

kegiatan KKN selanjutnya kami merekomendasikan kepada berbagai pihak

yang terkait untuk dapat melanjutkan dan melaksanakan kegiatan yang

akan kami rekomendasikan sebagai berikut.

Page 106: Balqis Hanifah, dkk

84 | RAKERKAB

1. Kepada Pemerintah Setempat

Bagi pemerintah setempat perlu memberikan perhatian secara

khusus dalam bentuk moril maupun materil kepada warga Dusun Gosali.

Pemerintah setempat juga perlu membangun sarana dan prasarana umum

secara merata, misalnya sarana dan prasarana tempat sampah dan

kebersihan air untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta

Disarankan kepada PPM UIN Jakarta agar lebih memperhatikan

jangka waktu pencairan dana guna memperlancar setiap program

pengadaan untuk desa. Serta memberikan informasi lebih baik dengan jelas

dan memberi batas waktu tidak terlalu cepat.

3. Pemangku kebijakan di tingkat Kecamatan dan Kabupaten

Bagi pemangku kebijakan tingkat kecamatan dan kabupaten

diharapkan dapat lebih berfokus pada kemajuan Desa. Kemajuan untuk

Desa yang diharapkan bukan hanya di satu bidang, tapi di segala bidang.

Diharapkan pihak yang berada di tingkat kecamatan dan juga kabupaten

dapat turun ke lapangan untuk melihat realita yang terjadi dan masalah apa

saja yang terjadi agar dapat dicarikan solusi yang tepat. Seperti

permasalahan bidang kesehatan, pendidikan, maupun perekonomian.

Kemudian, diharapkan juga untuk dapat memfasilitasi warga dengan

sarana dan prasarana yang memadai guna terciptanya kemajuan dan

kesejahteraan Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

4. Tim Pelanjut Program KKN-PpMM

Disarankan tim pelanjut program KKN-PpMM melakukan survey

terlebih dahulu guna lebih detail untuk mengetahui masalah apa saja yang

dihadapi oleh masyarakat Desa Bangunjaya dan apa yang dibutuhkan di

Desa itu. Selain itu usahakan agar mendapatkan dana sponsor sebanyak-

banyaknya guna mempermudah berjalannya program yang membutuhkan

dana besar. Kami juga mengharapkan agar peserta KKN selanjutnya lebih

memfokuskan pada penyusunan program-program yang dapat

memperdayakan potensi sekitar dan membangun potensi tersebut menjadi

keuntungan yang berkelanjutan untuk masyarakat.

Page 107: Balqis Hanifah, dkk

BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN

Page 108: Balqis Hanifah, dkk

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia

yang berhasil tapi berusahalah menjadi

manusia yang berguna.”

-Albert Einstein-

Page 109: Balqis Hanifah, dkk

87

BAB VI

PENGGALAN KISAH INSPIRATIF

-A-

HARMONI 720 JAM BERSAMA BANGUNJAYA

Oleh: Abdul Mufahir

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

1. Tak Enak Makan, Tak Enak Tidur

Kala itu tak terasa sudah dua setengah tahun saya menempuh

pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak hal sudah dilalui, namun perjalanan ke depan masih membentang

jauh memanjang. Awal semester enammulai tersiar obrolan seputar Kuliah

Kerja Nyata (KKN) dari teman-teman dilain fakultas. KKN adalah sebuah

program kampus yang wajib diikuti oleh mahasiswa di awal semester enam

untuk dapat mengabdi kepada masyarakat dengan cara mempersiapkan

diri untuk terjun langsung ke lapangan selama sebulan. Tidak hanya di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, KKN kiranya dilakukan hampir di semua

universitas di Indonesia, baik di universitasnegeri maupun swasta.Lembaga

yang menaungi KKN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Pusat

Pengabdian Masyarakat (PPM). Pada tahun ini, PPM membuat heboh para

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) termasuk saya.

Pasalnya PPM mengumumkan bahwa tahun ini FITK diwajibkan

mengikuti KKN, padahal pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah FITK

diikutsertakan dalam program KKN. Saya yang memang belum jauh

mengenal seperti apa KKN itu sempat kaget karena bingung kiranya

gagasan program kerja (proker) apa yang bisa saya canangkan pada

kelompok saya nanti.

Karena kewajiban saya sebagai mahasiswa FITK yang tahun ini

diwajibkan untuk mengikuti KKN, akhirnya saya mendaftarkan diri saya

dengan mengisi data untuk KKN di Academic Information System (AIS). Butuh

waktu agak lama bagi PPM untuk menentukan pembagian kelompok KKN.

Di saat menunggu pemberitahuan itu, sering terlintas dalam benak saya

Page 110: Balqis Hanifah, dkk

88|RAKERKAB

seperti apakah orang-orang yang ada di kelompok saya nanti. Setelah

muncul pemberitahuan pembagian kelompok melalui dokumen berjenis

PDF yang dibagikan oleh teman-teman saya di beberapa grup media sosial

WhatsApp, akhirnya muncullah nama saya di kolom paling atas kelompok 112

yang bertempat di Desa Bangunjaya dan di sinilah awal mula kisah saya

dengan Desa Bangunjaya.

Setelah terbitnya pemberitahuan pembagian kelompok untuk KKN

saya sedikit sedih karena di dalam Kelompok 112 itu satupun tidak ada

nama yang saya kenali. Namun saya berupaya agar tetap tegar dengan

harapan bisa enjoy20bersama teman-teman yang bahkan namanyapun belum

pernah saya dengar. Grup aplikasi media sosial WhatsApp mulai ramai

dengan ocehan teman-teman yang saling tanya ihwal nama-nama yang

tertera di kelompoknya. ―Eh, ada yang kenal si A dari fakultas B nggak?‖

Begitu kira-kira bunyi sautan di grup yang tak habis-habisnya selama 24

jam.Tak lama berselang, masuk notifikasi dari WhatsApp bahwa saya telah

dimasukkan ke grup dengan nama ―KKN 112‖, namun anehnya ada dua grup

dengan nama yang sama. Seketika saya berhipotesis mungkin karena orang-

orang di kelompok saya ini terlalu semangat dan visioner sehingga ada dua

grup untuk satu keperluan. Setelah saya mengetahui bahwa salah satu grup

mulai ditinggalkan oleh teman-teman yang lain dan hanya menyisakan saya

sendiri, akhirnya saya pun ikut meninggalkan grup tersebut. Setelah

beberapa orang di grup KKN 112 yang tidak saya kenali mencari kontak dari

masing-masing nama, akhirnya terkumpullah seluruh Anggota Kelompok

KKN RAKERKAB 112 dalam satu grup.

Dengan adanya grup, kami bisa dengan mudah berkomunikasi dan

berbagi informasi. Namun beberapa anggota dari kelompok ini, termasuk

saya, mungkin masih menahan diri untuk tidak banyak bicara dan hanya

menyaksikan perbincangan di grup agar nantinya tidak terpilih menjadi

ketua kelompok dan mendapat tanggung jawab yang besar. Beberapa orang

di grup mulai mengajak seluruh anggota untuk mengadakan perkumpulan

guna merampungkan hal yang paling krusial untuk dilakukan pertama kali,

yaitu membentuk struktur keanggotaan dalam kelompok. Setelah beberapa

orang yang belum saya kenal itu berdiskusi di grup, akhirnya ditentukanlah

satu waktu di sore hari untuk melaksanakan perkumpulan, tetapi

kebetulan pada waktu itu saya berhalangan hadir karena ada kuliah sampai

20

Menyenangi

Page 111: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|89

maghrib. Meski demikian, teman-teman yang lain tetap menyepakati waktu

tersebut.

Kala itu maghrib terasa amat berbeda. Hati resah namun tak tahu

mengapa. Gelisah melihat telepon seluler (ponsel) untuk mencari tahu hasil

perkumpulan sore itu. Masuklah pesan dari salah satu anggota kelompok

saya, Putri Utami, setidaknya begitulah nama yang tertera di kontak

WhatsApp-nya. Dengan santai, dia mengabarkan bahwa saya telah

ditetapkan sebagai ketua kelompok melalui sistem undian. Kaget, shocked21,

kesal dan marah adalah hal yang saat itu saya rasakan. Mengapa saya yang

justru tidak hadir dalam perkumpulan itu bisa terpilih sebagai ketua

kelompok? Benar-benar tidak terima rasanya dengan keputusan yang hanya

sepihak ini.

Hari-hari berikutnya saya lewati dengan perasaan gelisah karena

terpilih sebagai ketua. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Di

perkumpulan berikutnya saya mengajukan pengunduran diri saya sebagai

ketua. Saya merasa tidak sanggup karena masih harus mengemban

tanggung jawab lain di luar persoalan KKN. Perdebatan panjangpun terjadi

dan saya merasa lelah dengan hal itu. Akhirnya saya mengusulkan

pemilihan wakil ketua untuk dapat membantu saya dalam proses persiapan

KKN di lapangan. Terpilihlah Utsman Mubarok yang saat itu belum saya

kenal betul. Dia pun menyanggupi untuk menjalankan tugasnya selaku

wakil ketua. Struktur yang sudah rampung dibentuk saat pertemuan

pertamapun mulai dirombak kembali dan disepakati saat itu juga.

Selepas pertemuan itu, saya dan anggota kelompok lainnya masih

terus menjalin komunikasi melalui media sosial. Agenda terdekat yang

harus kami hadapi adalah survei untuk mencari lokasi dan melihat kondisi

desa agar memudahkan dalam penyusunan proker. Survei pertama

dilaksanakan dan kami menemukan banyak hal yang didapat dari survei

tersebut untuk keberlangsungan KKN nanti. Komunikasi terus berlanjut,

mulai dari rapat pembahasan proker dan penyusunan proposal. Resah dan

gelisah selalu menghantui saya dalam setiap langkah menuju pelaksaan

KKN yang sesungguhnya. Setelah beberapa kali melakukan survei,

setidaknya saya cukup tenang, karena respons dari pimpinan desa maupun

warga desa sudah sangat cukup baik. Mereka terlihat senang dengan

kehadiran kami beserta proker yang kami sediakan untuk desa mereka.

21 Terkejut

Page 112: Balqis Hanifah, dkk

90|RAKERKAB

Alhamdulillah segala resah yang selalu saya rasakan dalam lika-liku

perjalanan KKN ini telah hilang bersama kenangan. Rasa takut dan pikiran

negatif hanya angan belaka. Terbukti setelah dijalani, kehidupan KKN tak

perlu ditakuti. Meskipun nantinya pasti ada sedikit ombak yang akan

menghiasi, namun hal itu haruslah tetap dihadapi. Jadikan segala rintangan

sebagai bahan pembelajaran agar kita tumbuh menjadi insan yang tak

terkalahkan.

2. Delapan Belas Bentuk Karunia Tuhan

Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab),

begitu sebutan bagi Kelompok KKN Rakerkab 112 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Nama itu disepakati lewat obrolan di grup WhatsApp saat terburu-

buru membuat proposal untuk diajukan ke PPM. Terdiri dari 19 orang

mahasiswa, enam laki-laki dan tiga belas perempuan yang memiliki latar

belakang berbeda-beda dengan satu dosen pembimbing, dipertemukan

dalam satu momentum, KKN tahun 2018. Dinakhodai oleh orang bodoh

yang sering kalah dengan ego dan gengsinya, tidak lain dan tidak bukan

orang itu adalah saya sendiri. Sebulan lamanya saya tinggal berdampingan

bersama dengan 18 orang yang sama sekali belum saya kenal sebelum

pembagian kelompok KKN oleh PPM. Banyak hal yang sebenarnya ingin

dibagikan melalui tulisan saya ini, namun semuanya begitu panjang dan

begitu berarti untuk sekadar ditulis dalam sebuah laporan. Jadi, untuk itu,

saya akan sedikit berbagi tentang apa yang saya rasakan terhadap 18 orang

karunia Tuhan ini.

Diawali dengan keberangkatan menuju lokasi,saya dan lainnya

berangkat pagi dan sampai pada siang hari. Kami langsung menuju pos

komando (posko) KKN yang terletak di Dusun Gosali, Desa Bangunjaya.

Dusun ini adalah dusun yang dipilih oleh saya dan 18 orang lainnya untuk

ditinggali selama sebulan. Kami diminta oleh Lurah Bangunjaya, Enjek

Nurjaya untuk fokus melaksanakan sebagian program kami guna lebih

memberdayakan masyarakat yang ada di dusun ini. Posko laki-laki dipisah

dengan posko perempuan karena kami takut nantinya ada pembicaraan

yang kurang enak didengar dari masyarakat kalau kami tinggal satu atap

bersama. Sore harinya, sambil istirahat saya mulai bersosialisasi ke

beberapa masyarakat di Dusun Gosali agar mendapat simpati mereka guna

memudahkan kami dalam menjalankan program.

Page 113: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|91

Saat malam tiba, saya dikejutkan dengan kehadiran anak-anak

muda dari dusun yang saya tinggali. Mereka beramai-ramai mendatangi

posko laki-laki untuk berkenalan dengan kelompok kami. Bertemulah saya

dengan sosok pemuda bernama Abdul Kamal yang biasa dipanggil Kang

Jambul, seorang pemuda yang ramah dan visioner di antara pemuda yang

lainnya. Ada juga Kang Bungsu yang saat pertama kali saya lihat,

kelihatannya mempunyai selera humor yang tinggi. Sepanjang malam kami

berbincang, berkenalan, bermain gitar, dan bernyanyi. Ketika menjelang

pagi, kami memutuskan untuk menyudahi obrolan kami karena esok

harinya akan ada Acara Peresmian Kuliah Kerja Nyata di Kantor Kelurahan.

Pagi harinya, saya dan teman-teman yang lain menghadiri Acara

Peresmian Kuliah Kerja Nyata di Kantor Kelurahan bersama Lurah

Bangunjaya beserta jajarannya. Acara turut dihadiri oleh beberapa warga

dan sesepuh desa. Itu artinya secara resmi kami memulai KKN di Desa

Bangunjaya. Setelah acara peresmian usai, saya dan 18 orang lainnya

kembali ke posko untuk mempersiapkan diri menyambut hari esok guna

melaksanakan program yang sudah direncanakan.

Hari-hari bergulir seperti roda sepeda yang dikayuh. Berat dan

perlahan saya lewati minggu pertama KKN dengan berbaur kepada

masyarakat dan mengajar pelajaran di SDN Gosali, satu-satunya sekolah

yang ada di dusun itu. Di antara 18 orang anggota kelompok yang lain, saya

mulai akrab dengan kelima laki-laki di kelompok ini yaitu Utsman, Syahrul,

Afeb, Wildan, dan Banu. Bagaimana tidak? Dengan keseharian kami yang

selalu bersama, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, canda dan tawa,

curahan hati dari masing-masing orang, semua kami rasakan layaknya

kakak-beradik dalam suatu keluarga. Berbeda dengan para perempuan,

saya masih belum terlalu akrab dengan mereka sehingga komunikasi yang

terjalin belum seintens hubungan saya dengan teman-teman laki-laki.

Minggu kedua berlanjut. Saya mulai mengenal masing-masing

individu yang ada di kelompok ini. Para perempuan mulai terkotak-

kotakkan oleh geng yang mereka buat sendiri. Entah memang disengaja

atau tidak, tapi dari keseharian mereka, terlihat jelas bahwa ada segmentasi

di antara geng-geng itu. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat bagi

kaum laki-laki disaat kami mandi di sungai dan bersenda gurau di posko.

Saya bersyukur karena semua itu tidak mengubah kinerja kelompok dalam

melaksanakan program-program kami.

Page 114: Balqis Hanifah, dkk

92|RAKERKAB

Minggu ketiga telah usai. Sebagian dari proker kami, yaitu Seminar

Hukum Keluarga, Seminar Hukum Agraria, penambahan fasilitas sekolah,

pembagian bibit tanaman, pembuatan bak sampah dan pengairan untuk

masjid telah selesai dilaksanakan. Para lelaki fokus terhadap program yang

sifatnya fisik dan para perempuan fokus terhadap program yang sifatnya

nonfisik. Semua program berjalan dengan maksimal berkat bantuan dari

masyarakat Bangunjaya dan 18 orang karunia Tuhan yang ada di kelompok

ini.

Memasuki minggu terakhir masalah mulai bermunculan, mulai yang

datangnya dari internal kelompok, yaitu selisih pendapat antara kaum laki-

laki dan perempuan, hingga eksternal kelompok, yaitu birokrasi untuk

Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73

yang terlalu bertele-tele. Namun semua masalah itu dapat berakhir dengan

sendirinya sampai KKN berakhir.

Dengan segala tantangan yang saya dan teman-teman jalani

bersama-sama selama satu bulan ini, cukup untuk kami saling mengenal

dan memahami masing-masing karakter satu sama lain. Dari semua

pelajaran yang saya dapat, kami semua bisa menjadi teman dekat, bahkan

seperti keluarga meskipun pada awalnya saya berpikir kami hanya akan

menjadi teman sebatas hingga akhir kegiatan KKN saja. Kebersamaan kami

di sana tidak akan pernah bisa terlupakan dan tidak akan pernah bisa

digantikan oleh apapun. Terima kasih Rakerkab yang telah memberikan

begitu banyak warna dalam hidup saya meski hanya satu bulan saja.

3. Bangunjaya Membangunkanku

Dilihat dari segi demografinya, mayoritas masyarakat di Desa

Bangunjaya bekerja sebagai petani kebun, pekerja tambang dan sopir. Desa

ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah dari mulai

tanahnya yang subur ditumbuhi berbagai macam pepohonan dan hasil

tambang dari tanah galian yang ada di seluruh penjuru desa. Namun

keindahan alam yang ada di desa ini perlahan habis digerogoti oleh

perusahaan-perusahaan pertambangan. Gunung-gunung sudah dibeli

untuk digali dan pohon-pohon ditebangi untuk akses jalan truk-truk

pengangkut hasil tambang. Perseroan Terbatas (PT) beroperasi sampai

tengah malam. Kebisingan sudah jadi teman setia menunggu malam dalam

keseharian. Kawasan yang dulunya hijau sudah berganti kecokelatan.

Udara yang dulunya sejuk menenangkan sekarang berdebu menyesakkan.

Page 115: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|93

Deskripsi yang saya tulis pada paragraf sebelumnya adalah sedikit

gambaran dari kondisi lingkungan Desa Bangunjaya. Masyarakat yang

terbagi menjadi lima pedusunan memiliki sikap dan perilaku yang juga

berlainan. Di dusun tempat saya tinggal, yaitu di Dusun Gosali,

masyarakatnya baik dan ramah. Dengan kehadiran saya di tengah-tengah

mereka, tidak pernah saya seakan dianggap sebagai orang asing. Sebaliknya,

sikap dan perilaku mereka menunjukkan seakan-akan saya adalah bagian

dari mereka. Kedatangan saya di hari pertama disambut dengan hangat oleh

pemuda dan aparat Dusun Gosali. Bukan saya yang menghampiri mereka

tetapi merekalah yang menghampiri saya ke posko KKN. Keterbukaan dan

kedekatan seketika terjalin sejak hari pertama saya menginjakkan kaki di

sana.

Masyarakat Dusun Gosali sangat ramah dan masih menjunjung

tinggi nilai dan adat-istiadat yang telah diwariskan sejak nenek moyang

mereka. Nilai-nilai ke-Islaman masih kental terasa dalam kesehariannya.

Namun amat disayangkan, rasa gotong-royong untuk kebersihan di dusun

ini makin lama makin terdegradasi. Terlihat dari keseharian masyarakatnya

yang individualis dari segi penjagaan lingkungan. Anak-anak muda

terkotak-kotakkan oleh tongkrongan masing-masing. Kerja bakti tak pernah

ramai dilaksanakan hingga kebersihan lingkungan terasa kurang terjaga.

Sungai Cimatuk yang menjadi salah satu sumber kehidupan tercemar

karena sampah dan tinja dari beberapa rumah warga yang menghilir ke

sana. Saya mendengar banyak cerita dari pemuda desa maupun orang tua

bahwa memang keadaan masyarakat di sini terbilang tidak kompak. Rasa

pesimis akan kebersamaan dan kekompakan sudah membumi di hati

kebanyakan orang di dusun ini.

Setelah banyak mengetahui kondisi sosial masyarakat di Dusun

Gosali, saya dan teman-teman yang lainnya mencoba mempersatukan

mereka melalui program kami yaitu pembuatan bak sampah. Setelah

melalui proses perizinan yang rumit karena menunggu keputusan tempat

dari Lurah dan Kepala Rukun Warga (RW), akhirnya kami dan masyarakat

Dusun Gosali mulai membangun bak sampah di dua titik. Dari sini kami

dapat meningkatkan sedikit rasa gotong-royong yang ada pada masyarakat

Dusun Gosali. Tidak hanya sampai di situ, Acara Perayaan HUT RI ke-73

kami coba jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan lagi rasa

kebersamaan mereka dengan membentuk kepanitiaan untuk acara tersebut.

Padahal di tahun-tahun sebelumnya dusun ini tidak pernah membentuk

Page 116: Balqis Hanifah, dkk

94|RAKERKAB

panitia untuk Acara Perayaan HUT RI ke-73. Mereka hanya memeriahkan

Hari Kemerdekaan dengan lomba-lomba yang diurus oleh satu orang.

Segala persiapan dan aktualisasi dariAcara Perayaan HUT RI ke-73

sampai akhir penutupan dilakukan oleh masyarakat Dusun Gosali secara

bersama-sama. Penutupan dari acara ini terbilang cukup meriah karena

adanya panggung gembira yang didekorasi secara apik untuk pembagian

hadiah pemenang lomba. Hal ini sedikit mengubah perspektif mereka

mengenai masyarakat yang kurang begitu peduli tentang kebersamaan.

Acara Perayaan HUT RI tahun ini jauh lebih meriah mereka rasakan karena

semua masyarakatikut bekerja sama. Saya sangat bersyukur dengan adanya

KKN ini karena saya dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi

masyarakat di Dusun Gosali untuk lebih sadar terhadap rasa solidaritas dan

kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Selama tinggal di Dusun Gosali, rasa sedih, susah, senang, bahagia,

dan gembira semua berkumpul menjadi satu. Banyak pelajaran yang saya

petik dari perjalanan satu bulan di sini, salah satunya adalah tentang rasa

pesimis terhadap kemampuan orang lain. Segala sesuatu yang dijalani

dengan rasa pesimis akan berakhir dengan hasil tragis, namun segala hal

yang dilandasi dengan rasa optimis hasil akhirnya nanti akan terasa manis.

Satu hal yang luar biasa adalah ketika kami dilepas dengan air mata, dilepas

dengan pelukan baik oleh orang tua, para pemuda dan anak-anak yang

selama ini kami ajari di sekolah maupun di posko. Pelukan hangat serasa

keluarga, enggan melepas kaki dirantau sebulan. Goresan kenangan di

dinding Gosali membuat setapak jejak tak ingin beranjak.

4. Untaian Harapan

Terima kasih untuk teman-teman dan seluruh masyarakat Desa

Bangunjaya, khususnya Dusun Gosali yang telah mengajarkan hal yang

tidak akan saya dapatkan di bangku perkuliahan. Sebulan di sini bersama

teman-teman KKN Rakerkab sangatlah berkesan untuk saya dalam

mengubah diri dan sikap menjadi lebih baik lagi. Banyak sekali cerita dan

peristiwa yang tidak saya sampaikan detailnya pada tulisan ini, namun inti

dari semua itu dapat memacu saya untuk bisa mengubah sikap yang kurang

baik. Tanpa disadari, kita semua sudah menunjukkan sifat-sifat asli kita

yang terkadang positif dan juga negatif. Tak lupa juga kepada masyarakat

Desa Bangunjaya yang mengajari saya untuk hidup sederhana dan selalu

menerima keadaan dengan ikhlas serta selalu semangat dalam menjalankan

Page 117: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|95

aktivitasnya. Semua mengajarkan cara bagaimana kita bersyukur dan ikhlas

dalam menjalani hidup yang sudah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa

Ta'ala.

Pesan saya untuk Desa Bangunjaya adalah semoga selalu menjadi

lebih maju lagi dan menjadi desa yang religius. Saya juga berharap semoga

Desa Bangunjaya dapat memanfaatkan potensi dalam bidang apapun, serta

harus tetap selalu meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sini. Karena

menurut saya, melalui pendidikan semua bisa berubah menjadi semakin

maju dalam segala bidang. Kemudian tak lupa juga dengan pemuda yang

harus terus berkarya dan meningkatkan potensi yang ada, supaya bisa

membangun desa ini tanpa campur tangan orang-orang asing yang hanya

ingin mengambil keuntungan dari sumber daya di desa ini. Semoga desa ini

menjadi desa yang kompakdi hati setiap individunya dan tidak lagi ada

konflik dalam momen apapun. Jika kita rukun dari hal yang paling kecil,

maka semua akan terlihat indah dan harmonis. Semoga apa yang sebulan

kami rencanakan dan jalankan di sini dapat memberi manfaat sendiri untuk

seluruh masyarakat Bangunjaya.

Untuk teman-teman saya yang ada di KKN Rakerkab, semoga

kalian menjadi orang yang sukses serta dapat mencapai segala cita-cita

yang sudah direncanakan di hidup kalian, berakhlak mulia ke depannya,

dan tidak lupa dengan satu sama lain. Semoga pertemanan kita semua tidak

sebatas pada KKN saja. Saya harap pertemanan ini bisa membawa

keberkahan sendiri dan juga menjadi kenangan dalam hidup kalian masing-

masing. Sekali lagi terima kasih untuk semua teman teman yang ada di

kelompok ini. Terima kasih untuk satu bulan yang sangat berkesan dan

selalu terkenang di hati.

Page 118: Balqis Hanifah, dkk

96|RAKERKAB

-B-

MERANGKUL BANGUNJAYA

Oleh :Ahmad Pebian

Fakultas Sains dan Teknologi – Agribisnis

1. Persepsi Pra KKN

Nama saya Ahmad Pebian, biasa dipanggil Apeb. Saya berasal dari

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis), Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

angkatan 2015.

Pada kesempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saat ini, saya berada

pada Kelompok KKN 112. Saya dan teman–teman Kelompok 112 sepakat

memberi nama kelompok ini dengan sebutan Kelompok KKN Rakerkab 112

(Rangkul Kebaikan Bersama Desa Bangunjaya). Kenapa Kelompok KKN

Rakerkab 112 ini mengambil kalimat ―Rangkul Kebaikan‖ adalah karena

para anggota Kelompok KKN Rakerkab 112 ini berpendapat bahwa kita

harus bisa menjalankan KKN tahun 2018 ini dengan rasa ikhlas terhadap

apa yang kita akan kerjakan, terhadap apa yang akan kita rasakan, dan

menanamkan diri bahwa kita harus bisa merangkul kebaikan yang terdapat

di desa yang Kelompok KKN Rakerkab 112 kami dapatkan, yaitu Desa

Bangunjaya.

Kuliah Kerja Nyata? Awal saya mendengar istilah itu, yang

terinterpretasi oleh diri saya adalah suatu kewajiban mahasiswa tingkat

akhir untuk melaksanakan tugas sebagai seorang mahasiswa yang tertera

dalam salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian

Masyarakat. Sebagai seorang mahasiswa, tentu wajib hukumnya

menjalankan satu dari tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi ini.

Kegiatan pengabdian masyarakat adalah kegiatan yang tidak asing

lagi bagi saya karena sebelumnya, di tingkat jurusan, saya sudah pernah

melaksakan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah Bogor walaupun

waktunya hanya satu minggu. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari

kegiatan tersebut dan saya berharap di KKN kali ini saya bisa memperbaiki

serta menyalurkan kemampuan dan pengalaman saya. Dalam pengabdian

masyarakat, saya belajar banyak hal. Yang terpenting dalam pengabdian

Page 119: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|97

adalah mengeksplorasi, meningkatkan, dan memberikan nilai tambah

terhadap desa yang kita abdikan, bukan hanya sekadar memberikan

pelayanan, memberikan sumbangan, dll.

Selain karena tuntutan tugas kuliah KKN ini, saya ingin benar–

benar memberikan pengabdian yang berarti terhadap warga desa pada

kegiatan KKN ini. Sepengalaman saya ketika melakukan pengabdian

masyarakat yang sudah-sudah, warga desa sangat antusias terhadap

kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat. Mereka menganggap

kehadiran mahasiswa dapat memberikan suatu perubahan yang berarti

terhadap desa mereka. Di sisi lain, warga desa yang masih sangat tradisonal

masih membutuhkan motivasi untuk berpikir jauh ke depan, sehingga

kegiatan KKN ini masih sangat diperlukan. Maka dari itu, saya dengan hati

yang ikhlas ingin mengikuti KKN ini.

Latar belakang akademis saya sebagai mahasiswa Agribisnis

membuat saya tentunya harus bisa paham terhadap bidang pertanian.

Banyak pelajaran di dalam kampus yang memberikan saya bekal

kompetensi di bidang pertanian untuk disalurkan dalam KKN ini. Lokasi

tempat pelaksanaan KKN saya berada di Kabupatan Bogor, daerah yang

memang pada dasarnya memiliki demografi masyarakat dengan mata

pencaharian sebagai petani. Pertanian di desa masihlah sangat tradisional,

masih menggunakan pupuk kimia, dan masih sangat tergantung terhadap

alam.

Dengan kompetensi yang saya miliki, saya ingin membagikan ilmu

tentang bagaimana bertani secara organik, bagaimana cara mengolahnya

dan memberikan sosialisasi terhadap bagaimana dampak yang dihasilkan

jika terus menggunakan pupuk kimia. Selain itu, saya ingin memberikan

penyuluhan terhadap proses pembuatan bibit dan benih secara generatif

dan vegetatif sesuai dengan aturan yang benar, dan yang terakhir saya ingin

memberikan pelatihan serta penyuluhan untuk membuat nilai tambah

terhadap suatu produk hasil pertanian.

Pelatihan pengolahan terhadap hasil panen menurut saya sangat

diperlukan karena kebanyakan petani kita sampai saat ini tidak bisa maju

sebab hasil panen mereka dibeli murah, sedangkan untuk produksi kembali

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, saya ingin

memberikan pelatihan bagaimana memberikan nilai tambah terhadap

sebuah produk, baik dengan pengolahan makanan ataupun melalui cara

pengemasan hasil pertanian yang dikemas yang baik. Selain bidang

Page 120: Balqis Hanifah, dkk

98|RAKERKAB

pertanian saya juga ingin membagikan cara bagaimana mengolah limbah di

masyarakat, tentang bagaimana mengolah limbah daur ulang maupun

menghancurkan limbah tersebut karena pengolahan limbah daur ulang

sangat berguna di masyarakat. Mengolah limbah sebagai alat yang bisa

digunakan kembali, mengolahnya sebagai aksesoris serta mengolahnya

sebagai pupuk organik.

Saya mengganggap KKN ini sebagai suatu momentum untuk proses

pengabdian masyarakat, proses pembelajaran dan banyak lagi. Banyak

hikmah yang bisa saya ambil dari setiap kegiatan yang saya akan lakukan di

KKN, salah satunya adalah untuk mempelajari hidup agar terus merasa

bersyukur terhadap apapun itu mau baik ataupun buruk dan yang

terpenting adalah saya dapat melakukan setiap aktivitas dengan hati yang

ikhlas dan penuh bersyukur sesudah KKN ini.

2. Persepsi Terhadap Kelompok KKN Rakerkab 112 KKN

Awal pertama saya mendengar kabar pembagian Kelompok KKN

Rakerkab 112 saya cukup kaget karena hasil pembagian Kelompok KKN

Rakerkab 112 tersebut dibagi dengan formasi tiga belas orang perempuan

dan enam orang laki–laki. Hasil formasi yang pembagian selisihnya antara

laki-laki dan perempuan adalah 1:2. Setelah pembagian Kelompok KKN

Rakerkab 112, saya dan Kelompok KKN Rakerkab 112 akhirnya

mengadakan pertemuan awal untuk perkenalan dan pembentukan struktur

keanggotaan. Pada awal pertemuan, hanya sebagian kecil yang bisa hadir,

mungkin hanya separuh dari total anggota Kelompok KKN Rakerkab 112

ini. Saya ingin memulai obrolan dan bercanda pun rasanya canggung karena

mayoritas teman–teman masih pada pendiam dan jaga sikap satu sama lain.

Waktu berlalu dan pembekalan terkait KKN 2018 oleh Pusat Pengabdian

Masyarakat (PPM) diadakan agar pelaksanaan pengabdian dapat berjalan

dengan lancar dan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan oleh

PPM.

Dari pembagian Kelompok KKN Rakerkab 112 sampai sebelum

pelaksanaan KKN, kami sering mengadakan kumpul untuk pembahasan

nama kelompok, program kerja, dan lain-lain. Dalam pertemuan tersebut,

muncul sebuah nama kelompok, yaitu Rakerkab (Rangkul Kebaikan

Bersama Desa Bangunjaya). Nama ini diambil supaya dalam pelaksanaan,

kami selalu menanamkan diri untuk memberikan nilai–niai kebaikan untuk

Desa Bangunjaya. Banyak hal yang menarik dalam proses kumpul pra–KKN,

Page 121: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|99

mulai dari Kelompok KKN Rakerkab 112 yang tidak pernah lengkap sampai

dengan kebingungan menentukan tempat kumpul. Setelah sering

mengadakan pertemuan dan kenal satu sama lain, ternyata Kelompok 112

ini merupakan kelompok yang seru, pemikiran setiap anggotanya hebat-

hebat, dan bercandaannya asyik–asyik. Menurut saya, ini akan menjadi

bekal berharga untuk satu bulan kegiatan KKN ini.

Kelompok KKN Rakerkab 112 ini memiliki mahasiswa-mahasiswa

dengan latar belakang keilmuan yang berbeda–beda. Tentunya banyak hal

yang unik dalam cara berpikir dan sudut pandang. Namun, dalam

Kelompok KKN Rakerkab 112, saya merasakan hal perbedaan itu bukanlah

suatu kendala, namun menjadi suatu hal yang menjadi kekuatan kita untuk

saling melengkapi kekurangan individu satu sama lain. Dengan

kebersamaan yang dari awal dibentuk mulai dari rapat di lobi kampus

sampai makan bersama, ini merupakan suatu modal berharga untuk

menjalin kebersamaan yang akan kami lakukan selama satu bulan KKN.

Aset yang dimiliki Kelompok KKN Rakerkab 112 saya cukup

beragam karena memang dari dasar keilmuan yang beragam juga. Mulai

dari di Bidang keilmuan Pertanian, Bidang Agama, Bidang Sosial, Bidang

Pendidikan, serta Bidang Seni dan Budaya. Banyak dari Kelompok KKN

Rakerkab 112 saya jago untuk mengajar ngaji, kesenian, silat, menari,

membuka les mata pelajaran akademik, serta mengadakan berbagai

penyuluhan baik penyuluhan lingkungan hidup, penyuluhan hukum, dan

penyuluhan pertanian.

Awal kegiatan KKN di desa dibuka Kelompok KKN Rakerkab 112

kami dengan mulai beradaptasi dengan warga desa. Kami pun mulai harus

terbiasa dengan kegiatan yang ada di Desa Bangunjaya ini. Banyak sifat

yang sebelumnya muncul pada pra–KKN, di sini mulai kelihatan sifat dan

karakter masing–masing. Ada yang pemalas, ada yang pemarah, ada yang

tidak nyaman di keramaian, ada yang tidak terbiasa dengan kegiatan yang

ada di desa, ada yang sangat senang dengan kegiatan yang ada di desa dan

ada yang baru mulai kegiatan sudah rindu dengan orang tua di rumah. Sifat

dan karakter individu masing-masing mulai kelihatan sejak hari pertama

sampai tujuh hari awal kami melaksanakan KKN ini. Keegoisan diri pun

banyak yang timbul. Namun, enam sampai sepuluh hari berikutnya kami

mulai saling mengerti satu sama lain, kami mengerti karakter kami

berbeda–beda, kami mulai mengerti bahwa satu sama lain tidak bisa

disamakan. Perbedaan sifat dan karakter kami ini semakin lama mulai kami

Page 122: Balqis Hanifah, dkk

100|RAKERKAB

turunkan sendiri–sendiri untuk saling mengerti satu sama lain, untuk

saling paham kebutuhan Kelompok KKN Rakerkab 112 itu apa, dan yang

terpenting adalah untuk sadar akan intensi kami semua ada di sini. Seiring

berjalannya waktu, kami saling melengkapi kekurangan satu sama lain

sehingga kami merasakan sebuah keluarga baru yang baru saja terbentuk,

yaitu keluarga KKN Rakerkab 112 UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Dalam proses beradaptasi dengan warga desa dan dalam

kegiatannya, banyak terjadi permasalahan unik yang terjadi di lapangan.

Misalnya adalah kesulitan berkomunikasi dengan beberapa warga desa

yang dominan berbahasa Sunda, dan sulitnya mendapatkan air karena

daerah Kelompok KKN Rakerkab 112 kami merupakan daerah yang sulit air

bersih untuk kegiatan rumah tangga. Hingga pada suatu saat, terjadi hal

unik ketika kamar mandi di rumah kontrakan anggota mahasiswi KKN

airnya mati total. Kami berkumpul untuk mencari solusi terhadap

permasalahan tersebut. Akhirnya muncullah sebuah ide unik yaitu dengan

mendirikan jamban di daerah pingiran sungai untuk mandi dan cuci baju.

Mungkin pembangunan jamban terdengar sangat aneh bagi warga desa

sebab masyarakat desa sudah terbiasa beraktivitas tanpa jamban tersebut.

Untuk mendirikan jamban tersebut, mahasiswa KKN otomatis harus

melakukan sosialisasi agar masyarakat terbiasa menggunakan jamban di

pinggiran sungai tersebut. Dengan adanya jamban, masyarakat bisa merasa

lebih aman dan terjaga dibanding apabila harus buang air di bantaran

sungai tanpa jamban.

Kisah kedua adalah permasalahan piket. Dalam Kelompok KKN

Rakerkab 112, kewajiban piket diatur secara diskriminatif bagi para laki-

laki karena para laki-laki harus mengerjakan tugas program fisik yang

cukup berat sekaligus harus membeli air minum, dan mencuci piring,

sementara para perempuan hanya dapat tugas memasak saja. Banyak

konflik yang terjadi karena merasa keberatan terhadap hal tersebut. Para

perempuan sedikit egois juga terhadap hal tersebut. Pada akhirnya saya dan

para laki–laki memberikan solusi untuk mengubah ulang jadwal piket yang

disusun oleh kaum perempuan dengan membuat jadwal piket ulang secara

bersama-sama, bukan hanya satu pihak. Dari situ solusi disepakati dan

akhirnya kami dapat menjalankan kegiatan baik program kerja dan

kegiatan rumah secara bersama–sama.

3. Persepsi Terhadap Desa Penempatan

Page 123: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|101

Persepsi saya terhadap penempatan tempat saya akan

melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya ini berawal dari sebuah survei pra–

KKN. Pertama kali kami datang ke Kantor Kelurahan Bangunjaya, kami

mendapatkan sambutan yang hangat dari seorang aparat desa. Beliau

langsung mengantarkan kami ke rumah Pak Enjek Nurjaya selaku Lurah

Bangunjaya. Sesampainya di rumah Pak Lurah, kami disambut dengan

sangat baik oleh Pak Lurah yang kelihatannya sangat senang dengan

kedatangan kami, mahasiswa KKN ini. Pak Lurah banyak menceritakan

bahwa dua tahun belakangan, Desa Bangunjaya ini selalu dihadiri oleh

mahasiswa KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pertama di Dusun

Cimapag dan yang kedua di Dusun Sentuk. Pak Lurah kemudian

menawarkan kami untuk memilih dusun manakah yang kiranya akan

dijadikan tempat pelaksanaan KKN tahun 2018 ini. Opsi pertama adalah

Dusun Gosali, dan yang kedua Dusun Cimapag Hilir. Dari kedua pilihan

tersebut, akhirnya kami memilih Dusun Gosali, karena dusun ini belum

pernah didatangi oleh mahasiswa KKN dan kondisinya cukup

memprihatinkan, baik dari sisi pendidikan maupun sisi sosialnya.

Pada survei berikutnya, kami datang ke Dusun Gosali untuk

bersosialisasi dan mencari rumah kontrakan untuk kami tinggali selama

satu bulan pelaksanaan KKN. Di Dusun Gosali, kami diantar oleh staf

kelurahan bernama Pak Aleng. Beliau memperkenalkan kami dengan

Kepala Rukun Warga (RW), Kepala Rukun Tetangga (RT), Pak Ustadz,

tokoh masyarakat dan warga desa lainnya. Akhirnya kami menemukan satu

rumah yang bisa dikontrak, yaitu rumah milik Pak Abay untuk para

mahasiswi dan satu rumah milik Saih untuk para mahasiswa yang laki-laki.

Hari pertama kami datang ke Dusun Gosali, warga desa menyambut

dengan sangat hangat kedatangan kami, mulai dari anak–anak, pemuda,

ibu–ibu dan bapak–bapak. Mereka menunjukkan antuasiasme yang tinggi

terhadap kedatangan Kelompok KKN Rakerkab 112. Hampir setiap hari

kami didatangi oleh ibu–ibu yang memberikan kerupuk, rengginang, buah–

buahan, serta makanan lain. Dari situ, saya terpesona dengan warga Dusun

Gosali ini karena warga di sini merupakan warga yang sangat ramah, sangat

menerima, dan sangat antuasias dengan penuh harapan akan kehadiran

Kelompok KKN Rakerkab 112 dari UIN Syarif Hidayatullah. Hari

berikutnya, saya mulai menjelajah Dusun Gosali ini sambil bersilaturahmi

dengan warga desa. Saya menjelajah mulai dari kondisi lingkungan sekolah.

Tampak luar memang terlihat biasa saja, namun setelah saya melihat dari

Page 124: Balqis Hanifah, dkk

102|RAKERKAB

kaca, saya dikagetkan dengan langit-langit sekolah yang rusak dan ambruk

sehingga bolong pada bagian atasnya. Di sisi lain, saya melihat papan tulis

yang sudah banyak patah dan menurut saya kurang layak sebagai sebuah

sekolah dasar milik pemerintah ini. Setelah lingkungan sekolah, saya

menjelajah ke lingkungan sungai. Sesampainya saya di sungai saya terkejut

dengan sebuah penampakan sungai yang alirannya kecil dan di pinggirnya

dipenuhi oleh tumpukan sampah. Padahal sungai tersebut adalah tempat

aktivitas rutin masyarakat desa untuk mencuci baju, mengambil air untuk

masak, hingga mandi. Selanjutnya saya menjelajah ke tempat ibadah yang

merupakan satu–satunya masjid di desa tersebut. Ternyata warga di sana

masih menganut budaya ―aspek‖ (anti-speaker). Jadi, tidak diperkenankan

untuk menggunakan pengeras suara atau speaker untuk kegiatan adzan dan

lain–lain lingkungan masjid.

Di Dusun Gosali, saya sangat banyak bergaul dengan para petani

ibu–ibu. Petani tersebut bernama Nenek Saini yang mempunyai banyak

kebun dan sawah. Bersama beliau, saya diajak untuk menamam padi atau

bisa disebut menandur (menanam teknik mundur) dan selanjutnya saya

diajak untuk memanen buah–buahan untuk diberikan kepada teman–

teman KKN. Oleh anak Nenek Saini, saya diajarkan untuk membuat sebuah

makanan khas daerah tersebut, yaitu opak dan renggining yang berbahan

dasar singkong dari kebun sendiri.

Selain dengan ibu–ibu, sayapun banyak bergaul dengan pemuda

desa khususnya dengan Kang Dado alias Jambul. Bersama beliau, saya

diajak untuk berkenalan dengan tokoh–tokoh desa. Bersama Kang Jambul,

saya juga diajak untuk memeras madu dan memetik jamur. Saya juga

melakukan kegiatan tukar pikiran dengan beliau dan beliau sangat senang

dengan saya karena beliau sangat suka dengan pertanian.

Suatu hari saya mengalami sakit diare dan masuk angin. Dengan

sakit tersebut, saya terhambat untuk melakukan aktivitas. Saya tidak

menyangka ternyata datang seorang ―malaikat‖ yang bernama Bibi Heri.

Beliau merupakan ibu bagi mahasiswa selama proses KKN. Dengan

datangnya Bi Heri, saya diobati dengan cara dikerok dan diurut. Tidak lama,

Kang Jambul dan teman–teman pemudanya pun datang untuk menjenguk

saya dengan membawakan bubur dan buah–buahan. Dari situ saya sangat

terharu. Sungguh tidak bisa diucapkan dengan kata–kata mengenai

kebaikan warga Gosali ini.

Page 125: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|103

Setelah sembuh, kami bersama pemuda dan bapak–bapak

melaksanakan program pembuatan bak sampah, gapura, pengecetan

jembatan, dan pengadaan air secara gotong royong dengan disponsori

minuman dan makanan oleh ibu-ibu di sana. Dengan gotong royong saya

sangat merasakan suatu rasa kekeluargaan baru yang susah dan senang

untuk bersama dan mendapat banyak pelajaran dari semua yang telah

dilakukan di desa ini.

Pelajaran terpenting adalah, di sana saya merasakan bahwa jika kita

bekerja secara ikhlas, maka kita tidak akan merasakan lelah atau pusing

dan apa yang kita kerjakan akan bermanfaat. Di sana saya banyak belajar

pentingnya untuk saling menghargai satu sama lain tanpa melihat dia itu

siapa dan dia telah memberikan apa.

4. Harapan Untuk Bangunjaya

Desa Bangunjaya dan Dusun Gosali… Di sana saya mendapatkan

banyak pelajaran, di sana saya dapat banyak keluarga baru, dan di sana saya

dapat memahami tentang apa artinya sebuah kehidupan. Bersama warga di

sana, saya mengetahui banyak hal dan selama di sana saya melakukan

banyak aktivitas. Banyak kegiatan positif yang dapat saya ambil dari desa

tersebut dan banyak pula kegiatan yang masih negatif dan harus diperbaiki,

bukan untuk ditinggalkan. Kebanyakan warga di sana mempunyai jiwa

haus pengetahuan yang sangat tinggi, terlihat dari beberapa kegiatan

seminar dan penyuluhan yang kami lakukan. Mereka begitu antusias untuk

hadir dan mempelajari suatu hal baru.

Mayoritas warga di sana bermata pencaharian sebagai petani dan

buruh penambangan batu dan pasir. Sedangkan tidak sedikit juga yang

mengganggur. Harapan saya untuk Desa Bangunjaya ini adalah supaya lebih

terbuka untuk hal baru, jangan mudah menyerah untuk mempelajari suatu

hal yang baru, dan jangan hanya bertumpu pada masalah yang tidak dicari

solusinya. Sebagai contoh, mereka harus banyak mempelajari tentang

bagaimana produksi jamur tiram, bagaimana produksi madu dan hal baru

lainnya yang bisa dieksplorasi. Jangan pernah minder karena tidak

menempuh pendidikan yang memadai. Bukan berarti bahwa mereka bodoh

dan bukan berarti tidak punya harapan. Ini adalah suatu pukulan berarti

untuk kita berubah dan mengubah ke mana masa depan kita nantinya.

Page 126: Balqis Hanifah, dkk

104|RAKERKAB

Mulailah kebiasaan baik seperti buang sampah pada tempatnya,

membersihkan lingkungan sampai dengan rutin untuk membaca.

Hal yang sudah saya berikan untuk warga di Bangunjaya ini

tidaklah banyak, hanyalah sebatas pemberian dua buah penampungan

sampah dan beberapa penyuluhan terhadap pertanian seperti proses

budidaya jamur dan lebah hingga pertanian organik. Semoga apa yang saya

berikan dapat bermanfaat dan berkelanjutan untuk kebangkitan Desa

Bangunjaya ini.

Page 127: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|105

-C-

PENGALAMAN BERHARGA DI DUSUN GOSALI

Oleh : Alwi Alawiyah

Fakultas Adab dan Humaniora–Tarjamah

1. Pengenalan Sebelum KKN

Tak terasa waktu yang saya lalui begitu cepat. Baru saja rasanya

kemarin menyelesaikan daftar ulang Seleksi Prestasi Akademik Nasional

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN PTKIN), kini saya sudah

berada di penghujung semester akhir perkuliahan. Maret lalu, saya

mendapatkan info dari teman-teman mahasiswa lain untuk segera

mendaftarkan diri mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lalu,

sayapun membuka akun Academic Information System (AIS) dan mengisi

formulir pendaftaran peserta KKN. Alhamdulillah, selang beberapa bulan,

sayapun mendapatkan kelompok KKN yang dibagikan oleh Pusat

Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Saya menemukan nama saya

tertera di salah satu kelompok, yaitu Kelompok 112.

KKN merupakan salah satu program pendidikan tinggi di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang didasari

oleh pemikiran bahwa mahasiswa adalah calon sarjana sebagai penerus

pembangunan yang juga harus dapat bekerja untuk memecahkan masalah-

masalah pembangunan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Dengan

adanya KKN ini, tentunya kami sebagai mahasiswa memiliki tujuan, baik

untuk diri kami. Saya sendiri ingin mengaplikasikan kemampuan,

pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh di bangku perkuliahan

kepada masyarakat. Kedua, saya ingin memperdalam atau mendewasakan

cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran dalam melakukan

penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah secara ilmiah.

KKN merupakan pengaplikasian dan pengabdian lintas ilmu dari

para mahasiswa kepada masyarakat. Sudah selayaknya mahasiswa

mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian dari anak

bangsa untuk bangsa. Pada dasarnya, ilmu yang didapatkan dari bangku

perkuliahan hanya secuil pembelajaran formal. Mahasiswa dituntut untuk

menjadi jiwa yang mandiri, dalam artian ia harus menggali ilmu tersebut

secara mandiri. Pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan di luar

Page 128: Balqis Hanifah, dkk

106|RAKERKAB

kelas amat sangat berharga. Karena dosen yang berada di kelas hanya

sebatas menuntun.

Saya dan teman-teman mahasiswa lainnya mengalami kegalauan

karena akan melaksanakan KKN, namun pada akhirnya saya tetap harus

mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh pihak kampus ini. Tak lama

berselang, saya dan teman-teman lainnya mendapat info tanggal untuk

Acara Pembekalan KKN. Acara Pembekalan KKN sengaja dibagi ke

beberapa hari, karena memang kapasitas mahasiswa angkatan 2015 tidak

mencukupi Auditorium Harun Nasution. Acara Pembekalan KKN

terhitung dari tanggal 24-27 April. Sayapun mendapatkan sesi Acara

Pembekalan tanggal 26 April, tepatnya hari Kamis di Auditorium Harun

Nasution.

Dalam pelaksanaan KKN ini, saya merasa bersemangat dan mulai

memfokuskan diri. Dari awal Acara Acara Pembekalan KKN, kita dilatih

oleh Pak Syarif untuk berdisiplin. Disiplin dalam ketepatan waktu dan

disiplin dalam acara. Seluruh mahasiswa dilarang menggunakan telepon

seluler (ponsel) saat Acara Pembekalan sedang berlangsung. Sayapun

memperhatikan poin demi poin yang dipaparkan oleh narasumber.

Akhirnya, dari situlah saya mulai sedikit memahami bahwa saat ini saya

harus mengabdikan diri untuk masyarakat. Banyak masyarakat yang

membutuhkan kita, banyak masyarakat yang ingin mengikuti jejak kita.

Dari situlah peran mahasiswa mengabdikan dirinya kepada masyarakat

akan dimulai.

Rasa resah dan gelisahpun melanda, karena itulah awal pertama kali

kami mengadakan perkumpulan dengan teman-teman yang ada di

Kelompok 112. Saya tidak mengenal satu per satu teman-teman sekelompok

saya. Seketika pelataran-pelataran di sekitar Auditoriumpun penuh dengan

mahasiswa KKN yang ingin berkumpul. Namun, alhamdulillah kami

mendapatkan pelataran kosong untuk kami berkumpul. Setelah Acara

Pembekalan selesai, saya dan teman-teman melakukan rapat perdana

kelompok di samping Auditorium Harun Nasution. Satu-persatu kamipun

datang ke tempat tersebut. Sambil menunggu teman lainnya hadir di

perkumpulan, saya berbincang-bincang dan berkenalan dengan teman di

samping saya. Obrolan demi obrolanpun kami perbincangkan hingga

beberapa dari Kelompok 112 telah hadir berkumpul dan rapat perdanapun

dimulai. Salah satu anggota kelompok yang bernama Putri Utami memulai

pembahasan dan perkenalan di antara kami. Dari awal kami mendapatkan

Page 129: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|107

info pembagian kelompok, dia yang paling cekatan membuat forum

komunikasi Kelompok 112 melalui grup WhatsApp. Kamipun

memperkenalkan diri satu persatu secara bergiliran. Saya dengan teman-

teman lainnya datang dari berbagai fakultas. Awalnya kelompok kami

terdiri dari 19 orang, namun ternyata, salah satu dari kami yang bernama

Latifah Rahmi lolos untuk mengikuti KKN Kebangsaan, sehingga iapun

harus berpisah dengan kami. Namun, seminggu setelah itu kami

mendapatkan teman baru dari jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang

bernama Astrid Haura.

Satu persatu saya beserta teman-teman memperkenalkan diri. Kami

memperkenalkan diri kepada teman-teman dari mulai nama, jurusan, dan

asal. Karena saat itu kami, terutama saya tidak mengenal satu sama lain.

Dipertemuan itulah kami saling memperkenalkan diri. Ternyata, teman-

teman saya berasal dari berbagai macam fakultas. Ada yang dari Fakultas

Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH),

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom), Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP). Sebagian dari mereka ada yang indekos dan ada juga

yang tinggal di rumah mereka sendiri. Adapun saya, saya bermukim

disebuah pondok yang tidak jauh dari kampus.

Kami mengawali perkenalan perdana dengan membentuk struktur

keanggotaan di Kelompok 112. Saat itu, Kelompok 112 belum diberi nama.

Pemilihan ketuapun dilakukan. Tata cara pemilihan awalnya dibebaskan,

siapapun berhak mengajukan diri. Namun, tidak ada satupun dari kami

yang mengajukan. Akhirnya, diputuskan bahwa laki-laki yang harus

menjadi ketua kelompok. Kamipun melakukan sistem voting untuk

beberapa calon ketua. Maka, mahasiswa bernama Abdul Mufahir dari

jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FITK dinyatakan menjadi

Ketua Kelompok 112.

Beralih ke Badan Pengurus Harian (BPH), kami melakukan

pemilihan untuk mencari sekretaris dan bendahara. Ada beberapa orang

yang mengajukan diri untuk menjadi BPH, namun saat itu kami masih

kekurangan pesonil untuk Divisi Sekretaris.Awalnya saya ditunjuk menjadi

sekretaris, namun saya mengundurkan diri dari jabatan sekretaris karena

suatu hal yang bersifat pribadi.

Page 130: Balqis Hanifah, dkk

108|RAKERKAB

Dalam sebuah struktur keanggotaan, tidak hanya ada ketua,

sekretaris dan bendahara. Tentu harus ada divisi-divisi di bawahnya untuk

menyempurnakannya. Ada beberapa divisi yang kami bentuk, yaitu Divisi

Hubungan Masyarakat (Humas), Divisi Acara, Divisi Perlengkapan, Divisi

Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi, Divisi Konsumsi, dan Divisi

Sponsorship. Kamipun mulai mengajukan diri untuk menempati bagian-

bagian yang diinginkan. Selebihnya dipilih sesuai dengan bidangnya

masing-masing.Pada rapat pertama ini, belum semua anggota kelompok

bisa hadir.Alhasil, rapat perdana ini hanya bermanfaat sebagai sarana untuk

lebih mendekatkan dan memperkenalkan diri antara satu sama lain.

Selanjutnya saya melakukan rapat kedua bersama Kelompok 112.

Dirapat itu kamipun mematenkan semua divisi dan mulai mengatur jadwal

survei. Adapun struktur yang dipatenkan ialah: Ketua: Abdul Mufahir

(FITK); Wakil: Muhammad Utsman Mubarok (FSH); Sekretaris: Balqis

Hanifah (FST) dan Astrid Haura (FISIP); Bendahara: Shahara Putri Gusevi

(FEB) dan Latipah (FSH); Divisi Humas: Putri Utami (FITK) dan Wildan

Aulia Rahman (Fidkom); Divisi Acara: Rifqoh Nur Afifah Zaen (FST),

Melia Septiyani Heryaman (FITK), dan Shandy Kartika (FSH); Divisi

Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi: Animatun Fatimah (FU) dan

Muhammad Syahrul Akbar (FU); Divisi Konsumsi: Alwi Alawiyah (FAH)

dan Putri Diyah Febriyanti (FITK); dan Divisi Sponsorship: Ahmad Pebian

(FST).

Kami mendapatkan lokasi KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan

Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami melakukan survei pertama tanggal 12 Mei

2018 ke Desa Bangunjaya. Untuk sampai di Desa Bangunjaya, kami

memerlukan waktu sekitar empat jam. Survei pertama kami tujukan untuk

bersilaturahmi dan bertemu dengan Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya

untuk meminta perizinan KKN. Survei pertama hanya diikuti oleh

beberapa orang saja, di antaranya adalah Abdul Mufahir, Wildan, Ani, Alwi,

Latipah, Putri, Meli, Syahrul, Piyu, dan Banu. Alhamdulillah survei berjalan

lancar dan disambut hangat oleh Bapak dan Ibu Lurah.

Setelah sebulan lamanya kami mempersiapkan diri untuk mengikuti

kegiatan KKN ini dari mulai mendaftar, acara pembekalan, hingga survei.

Akhirnya tepat pada tanggal 20 Juli 2018, saya beserta 18 orang lainnya

berangkat menuju Desa Bangunjaya. Desa Bangunjaya memiliki lima Dusun,

yaitu Dusun Cibungur, Nanggung, Gosali dan Sentuk, Cimapag Barat dan

Cimapag Hilir. Ketika survei kemarin, kami membandingkan beberapa

Page 131: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|109

dusun untuk dijadikan pusat kegiatan kami. Beberapa dusun kami anggap

sudah maju, seperti Dusun Cibungur dan Nanggung. Oleh karena itu, kami

memilih Dusun Gosali dan Sentuk untuk menjadi pusat kegiatan kami.Di

sini kelompok KKN kami telah memiliki nama, yaitu Rakerkab (Rangkul

Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya).

2. Beradaptasi BersamaTeman-Teman

Pada 20 Juli 2018, kaki ini menapaki Dusun Gosali dengan penuh

harapan. KKN-pun dimulai, tentunya saya beserta teman-teman lainnya

berangkat dengan penuh niat. Diawali dengan bismillah, saya berangkat dari

rumah dengan diantar oleh kakak menuju Dusun Gosali, Desa Bangunjaya.

Teman-teman yang lain berangkat bersama-sama dari Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menggunakan mobil pribadi. Karena jarak rumah saya

menuju Desa Bangunjaya terbilang dekat, sayapun memutuskan untuk

berangkat sendiri, tidak bersama dengan mereka.

Hidup bersama 18 orang lainnya penuh suka dan duka. Kami

menempati rumah kontrakan yang kami jadikan pos komando (posko)

KKN selama sebulan. Sungguh hati ini sangat resah dan gelisah. Bagaimana

saya bisa cepat beradaptasi di sana? Pertanyaan itu sering kali muncul

dalam pikiran. Sayapun datang ke Dusun Gosali melewati jalanan yang

terjal. Ini baru langkah awal, di dalamnya masih akan banyak terjal

kehidupan yang nyata. Alhamdulillah, hari pertama saya masih merasakan

kenyamanan. Suasana di posko yang ramai dan penuh dengan barang-

barang membuat saya tergegas untuk membereskannya. Alhamdulillah saya

ditempatkan di Kelompok 112 yang begitu ramah dan solidaritasnya tinggi.

Setelah maghrib tiba, saya, sebagai Divisi Konsumsi mulai mempersiapkan

makanan untuk teman-teman lainnya. Untungnya, ada beberapa sayuran

yang saya bawa untuk persiapan makan hari ini. Sayapun memasak dengan

bahan yang ada. Memasak untuk 19 orang tidaklah mudah, saya bertanya

kepada partner saya bagaimana porsi bumbu untuk memasak sebanyak itu.

Alhamdulillah semua teratasi dengan baik, karena kami saling melengkapi

satu sama lain. Kamipun makan bersama untuk pertama kalinya di Dusun

Gosali tempat kami tinggal selama KKN.

Malam semakin larut, kami menyewa dua rumah untuk ditempati.

Antara laki-laki dan perempuan dipisah. Di posko perempuan, hanya ada

kamar tidur satu yang di dalamnya ada pendingin udara. Karena kamar

Page 132: Balqis Hanifah, dkk

110|RAKERKAB

tidur yang tidak mencukupi, saya, Balqis, Shandy, Piyu, Ani dan Latipah

tidur diruang tengah beralaskan tikar yang kami bawa dari rumah. Sayapun

menikmati keadaan ini walau dengan tempat seadanya.

Saya mulai menyesuaikan diri ditempat ini. Sungguh sangat sedih

ketika mendengar di posko kami airnya tidak ada. Saya menumpang kepada

masyarakat sekitar untuk mandi. Alhamdulillah, masyarakat Dusun Gosali

sangat ramah menyambut kami. Warga yang pertama saya kenal ialah Ibu

Sari. Beliau sangat baik kepada saya dan menawarkan mandi di rumahnya.

Tidak hanya saya, teman-teman lainnya pun mulai bersosialisasi kepada

masyarakat bahwa ada kegiatan KKN di Dusun Gosali.

Keesokan harinya, saya beserta Linda dan Sasa mendapat jadwal

piket. Jarak yang jauh ke pasar menjadi kendala untuk saya berbelanja

bahan masakan hari itu. Akhirnya, Ibu Heri memberitahu saya bahwa di

daerah Dusun Nanggung terdapat penjual sayur yang menjual bahan-bahan

memasak dengan lengkap. Saya dan teman saya akhirnya pergi ke sana.

Saya harusmelewati jalanan yang terjal selama sepuluh menit untuk sampai

ke sana. Setelah beberapa hari tinggal di Dusun Gosali, beberapa rumah

warga air sumurnya habis karena kami pakai. Kamipun merasa malu dan

tidak enak jika harus selalu menumpang ke warga sekitar. Alhamdulillah di

musim kemarau ini, lokasi KKN saya tidak jauh dari sungai. Sungai itulah

yang biasa dipakai warga untuk mencuci dan mandi. Saya bersama Latipah

dan Ani mulai menelusuri sungai untuk mandi. Ada salah satu warga yang

sangat peduli kepada kami dan membuatkan jamban untuk kami mandi,

yaitu Pak Hasan. Beliau sangat baik dan peduli kepada kami sehingga

membuatkan kami jamban. Saya sangat senang dan bersyukur, sehingga

tidak setiap hari saya harus menumpang kerumah warga untuk mandi. Di

sinilah saya mulai merenungi, sungguh sangat enak kehidupan dikota yang

serba ada dan serba dekat dengan apapun. Sedangkan di sini, mandi saja

harus pergi ke sungai dengan tempuhan waktu selama sepuluh menit dan

ke pasar sekitar satu jam.

Hidup bersama 18 orang pasti penuh suka dan duka. Setiap kepala

memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dari sanalah saya banyak belajar

untuk saling menghargai satu sama lain. Setiap malam kami mengadakan

rapat untuk melakukan evaluasi bersama teman kelompok yang lainnya.

Tanggal 20-23 Juli saya beserta teman-teman mulai memfokuskan diri

bersosialisasi kepada masyarakat Dusun Gosali. Saya menyampaikan ke

Page 133: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|111

mereka bahwa beberapa kegiatan akan kami lakukan di Dusun Gosali ini.

Masyarakatpun sangat antusias dengan kedatangan kami karena baru

tahun ini ada mahasiswa KKN yang datang ke Dusun Gosali. Warga-warga

sekitarpun berbondong-bondong datang ke posko kami sambil membawa

buah tangan. Kamipun tidak mengenali satu persatu, namun kami merasa

bahagia karena begitu perhatian mereka kepada kami yang luar biasa.

3. Kenangan di Dusun Gosali

Pada Minggu, 22 Juli 2018,kami melakukan Acara Peresmian

Kegiatan KKN di Kantor Kelurahan Bangunjaya. Acara dihadiri oleh Lurah,

Kepala Dusun dan beberapa masyarakat Bangunjaya.Pada sore harinya, saya

dan teman-teman mempersiapkan kegiatan awal kami di Dusun Gosali,

yaitu mengadakan pembagian baju layak pakai dengan gratis. Ramai

masyarakat mulai terdengar karena mereka berdatangan ke tempat kami

menjajakan pakaian. Tidak lebih dari sepuluh menit, baju layak pakaipun

habis diburu oleh masyarakat. Ini bisa dikatakan sebagai bukti bahwa

masyarakat sudah mulai mengakrabkan diri dengan teman-teman KKN di

Dusun Gosali.

Satu, dua hari, saya masih meraba-raba tentang Desa Bangunjaya ini,

terutama Dusun Gosali. Desa Bangunjaya ini memiliki lima dusun. Namun,

tidak semua dusun tersebut dapat dikatakan maju. Dusun Gosali yang kami

tinggali merupakan salah satu dusun yang tertinggal. Kondisi jalanan ke

dusun tersebut tidak layak karena, banyaknya kendaraan besar, seperti

truk yang keluar-masuk dusun tersebut. Di Dusun Gosali terdapat banyak

PerseroanTerbatas (PT) milik orang Tiongkok. Masyarakat setempat sering

merasa tidak nyaman karena perusahaan tersebut dekat dengan dusun

mereka. Dinding-dinding di rumah-rumah mereka retak karena efek luas

pengeboman batu setiap harinya, dan juga limbah perusahaan yang dibuang

ke sungai. Padahal sungai itu menjadi sumber air utama warga di musim

kemarau seperti saat ini. Selain itu, pendidikan di Dusun Gosali sangat

kurang. Saya kaget ketika hanya ada tiga ruangan kelas untuk belajar

tingkat Sekolah Dasar (SD). Satu ruangan mereka jadikan dua kelas.

Sungguh, keadaan seperti ini sangat tidak efektif bagi siswa dan siswi.

Guru-guru di SD itu pun kurang peduli akan situasi ini.

Di Dusun Gosali, terdapat satu masjid untuk laki-laki dan satu

mushalla untuk perempuan. Di masjid tidak boleh memakai speaker. Jadi

setiap hari, saya harus memperkirakan waktu untuk melakukan shalat

Page 134: Balqis Hanifah, dkk

112|RAKERKAB

fardhu. Alasannya, karena leluhur masyarakat sekitar tidak

memperbolehkan penggunaan speaker. Masjid hanya diperbolehkan untuk

kaum laki-laki dan tidak diperkenankan bagi kaum wanita.

Ada satu kisah inspiratif yang saya ambil dari salah seorang warga

desa, yaitu Ibu Heri. Berjalan dua minggu kegiatan KKN, saya dan teman-

teman mulai dekat sekali dengan Ibu Heri. Saya dan teman-teman selalu

main kerumah Ibu Heri. Setiap harinya, selalu ada yang menginap di rumah

beliau. Ibu Heri bagaikan peri bagi kami. Beliau adalah seorang janda dan

memiliki dua orang anak. Kami selalu menumpang di rumah beliau. Beliau

tak sungkan-sungkan memperhatikan kami. Suatu saat, satu persatu

anggota dari kelompok kami tumbang, termasuk saya. Ibu Heri hadir

sebagai penolong bagi kami dan merawat kami setiap harinya. Saya belajar

membuat keripik dari Ibu Heri. Kebetulan, banyak sekali warga yang

memberi kami singkong dan talas. Agar tidak mubazir, Ibu Heri

mengajarkan kepada saya membuat keripik. Alhamdulillah, sedikit demi

sedikit saya tahu dan bisa belajar berbagai macam kreativitas mengolah

makanan dari Ibu Heri. Ibu Heri banyak bercerita tentang masyarakat

Dusun Gosali. Namun, sayangnya masyarakat di sini sangat kurang dalam

hal meneruskan pendidikan, terlebih untuk para warga perempuan. Di

Dusun Gosali, hanya ada satu orang saja yang melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi.

Kami juga mempunyai program kerja fisik, yaitu pembuatan bak

sampah. Masyarakat mulai bergotong-royong membuat bak sampah

dengan para mahasiswa. Para laki-laki mencari bambu, pasir, dan membeli

bahan-bahan untuk pembuatan bak sampah. Sementara itu, perempuan

mempersiapkan kebutuhan makanan mereka ketika gotong-royong

berlangsung. Di samping itu, kami pun mempersiapkan Acara Perayaan

Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73 di Dusun Gosali

dengan meriah. Saya dan para pemudi Gosali membuat pajangan bendera

merah putih dan plastik berisi air berwarna-warni untuk dipasang pada

sekitar Dusun Gosali. Suasana Acara Perayaan HUT RI ke-73 kali ini sangat

indah dan penuh warna karena dipersiapkan dengan sebaik mungkin.

Tanggal 17 Agustus 2018, saya berangkat bersama Ani dan Banu ke

lapangan untuk mengikuti Upacara Memperingati HUT RI ke-73. Tidak

hanya kami, teman-teman lainnya juga ikut dalam upacara. Kami mengikuti

upacara dengan masyarakat Bangunjaya yang turut dihadiri oleh Pak Lurah.

Page 135: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|113

Upacara selesai pukul 10.00. Setelah itu, kami sebagai panitia mulai

mempersiapkan berbagai perlombaan. Perlombaan yang diadakan di

antaranya adalah balap karung, tarik tambang, kelereng, memasukkan paku,

makan kerupuk, dan lain-lain. Perlombaan dimulai dari pukul 11.00 hingga

sore hari. Kegiatan kemudian dilanjutkan esok hari hingga acara selesai.

4. Harapan

Tidak terasa telah sebulan kami tinggal di Dusun Gosali. Awalnya,

saya putus asa dan merasa tidak betah di sini. Namun, ketika dijalani

dengan sabar dan ikhlas serta dikelilingi teman-teman yang menyemangati

satu sama lain, haripun berlalu begitu cepat. Kegiatan akhir yang saya dan

teman-teman adakan ialah Acara Penutupan Perayaan HUT RI ke-73 dan

pembagian hadiah. Kegiatan KKN yang padat di siang hari berdampak pada

persiapan acara puncak yang kurang maksimal. Namun, sore itu, saya

besertaMeli,Putri, Iqoh, dan Banu mempersiapkan dekorasi untuk malam

hari. Kami mendekorasi tempat seadanya.Panggungpun hanya sebatas di

teras depan sekolah berukuran 1,5 meter x 1 meter. Hingga tiba maghrib,

bahkan sound system belum dipersiapkan. Alhamdulillah, ada Kang Aleng yang

membantu kami mempersiapkan sound system22. Dengan segala kekurangan

dan keterlambatan waktu, acarapun dimulai pukul 19.00. Sungguh sangat

di luar dugaan. Masyarakat sangat antusias dan mulai berdatangan walau

hari semakin larut.Saya menjaga stan kupon undian. Kupon undian habis

diambil warga dalam sekejap. Saya sangat kaget saat itu. Rasanya

masyarakat di sini sudah seperti keluarga sendiri. Kampung ini juga terasa

seperti kampung sendiri. Perasaan senang dan sedih bercampur aduk

karena esok harinya saya dan teman-teman sudah akan meninggalkan

Dusun Gosali ini. Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa dimana ada

pertemuan, pasti ada perpisahan, sesungguhnya hal itu memang benar,

Sebulan tepat saya tinggal di Dusun Gosali. Mereka banyak

memberikan pelajaran untuk saya. Kehidupan yang saya jalani di kota dan

di desa sangat berbeda. Di sini saya belajar bagaimana menghargai sebuah

kehidupanketika saya sulit mendapatkan air. Betapa berharganya sebuah

air yang saya mudah dapatkan di kota. Tidak perlu pergi ke jalan jauh dan

pergi ke sungai. Di kota, saya bisa dengan mudah mendapatkan apa pun,

namun di desa harus selalu ada perjuangan yang dilakukan. Namun di

22 Pengeras suara

Page 136: Balqis Hanifah, dkk

114|RAKERKAB

samping itu, saya merasa senang karena saya dan teman-teman disambut

baik oleh masyarakat setempat.

Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat Dusun Gosali,

terutama Ibu Heri yang telah menjadi orang tua kami dan membimbing

kami selama tinggal di Dusun Gosali. Pengalaman-pengalaman di sana

sangat berharga bagi saya. Saya yakin bahwa dusun ini ke depannya akan

maju. Semoga anak-anak di dusun ini akan selalu semangat sekolah setinggi

mungkin. Semoga mereka akan mengerti pentingnya belajar. Tentu tidak

hanya ilmu pendidikan umum,tapiilmu agamapun harus selalu dicari.

Semogaguru-guru di Dusun Gosali akan lebih semangat dalam mengajar.

Semoga masyarakat akanlebih berkembang dalam segala aspek, yaitu aspek

pendidikan, agama, perekonomian dan juga lingkungan. Semoga

kekompakkan dan kerukunan masyarakat akan terjalin. Semoga kelak

pemerintah desa lebih memperhatikan terkait permasalahan dusun, yaitu

penerangan jalan, perbaikan jalan, keberadaan mandi, cuci, kakus (MCK)

dan lahan untuk pembuangan sampah.

Page 137: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|115

-D-

CERITA DAN CINTA TERUKIR DI DUSUN GOSALI

Oleh : Animatun Fatimah

Fakultas Ushuluddin – Studi Agama-Agama

1. Selamat Datang Di Realita

Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ketika mendengar kata itu, rasanya saya

tidak percaya telah memasuki fase KKN. Rasanya baru kemarin saya

mendaftarkan diri di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta dan diterima ke dalam Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Studi

Agama-Agama. Perasaan antara senang dan sedihpun bercampur. Saya

senang karena dengan mengikuti KKN ini, berarti saya telah melewati satu

langkah lebih dekat menuju wisuda, namun di lain sisi sedih karena

kekhawatiran akan mendapatkan kelompok KKN yang tidak sesuai dengan

ekspektasi saya. Hanya putusan Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM)-lah

yang menjadi penentu kekhawatiran saya.

Di penghujung semester VI, KKN, menjadi trending topic23 di lini

masa di media sosial, perbincangan pribadi, maupun di grup aplikasi

WhatsApp. Keren sekali. Berbagai lelucon tentang pengistilahan KKN mulai

muncul, misalnya kepanjangan KKN sebagai Kuliah Kerja Nyantai, Kuliah

Kerja Ngelambe, Kuliah Kerja Nyuci, dan Kuliah Kerja Nyari jodoh. Pada masa

di mana pendaftaran KKN mulai dibuka, saya langsung menghubungi ibu di

kampung untuk meminta do‟a agar mendapatkan teman yang nyaman

untuk menjalani program kerja (proker). Jujur, saya tidak begitu semangat

mengikuti kegiatan KKN karena efek dari cerita senior yang ketika KKN

memiliki konflik berkepanjangan dan mengalami dinamika-dinamika

seperti adanya perasaan suka antarteman, dan pertengkaran karena merasa

teman terlalu egois. Dari situ saya selalu memandang negatif kegiatan KKN.

Tanpa henti saya selalu minta do‟a kepada ibu saya biar apapun yang saya

lakukan ketika KKN dimudahkan dan saya senantiasa diberi teman-teman

kelompok yang nyaman, karena salah satu kunci keberhasilan proker dan

kelancaran kegiatan KKN adalah teman yang nyaman, dan teman yang

menghargai satu sama lain.

23 Topik terkini

Page 138: Balqis Hanifah, dkk

116|RAKERKAB

Segala kerumitan pra-KKN akhirnya saya rasakan, dimulai dari

pendaftaran, hingga cek kesehatan yang dengan antrean berjam-jam di

Rumah Sakit (RS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Entah mengapa para

mahasiswa UIN lebih suka melaksanakan cek kehatan di RS UIN, padahal

PPM memperbolehkan para mahasiswa calon peserta KKN untuk cek

kesehatan di manapun, tidak harus di RS UIN. Mungkin salah satu

pertimbangan mahasiswa adalah karena cek kesehatan di RS UIN gratis.

Apalagi tahun ini peserta kegiatan KKN bertambah banyak karena

keikutsertaan para mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FITK). Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, FITK tidak pernah

mengikutsertakan para mahasiswanya dalam kegiatan KKN. Sampai-

sampai saat saya cek kesehatan, dokter di RS mengeluh dan berkata,

―Aduh, Dek… Saya pusing, cape, dari pagi ngecek kesehatan mahasiswa... Udah

tiga ratus lebih.‖ Terbayang betapa lelahnya dokter itu.

Akhirnya tiba jugalah pada waktu pengumuman pembagian

kelompok dan lokasi tempat saya akan menghabiskan waktu selama 30

hari. Perlahan notifikasi WhatsApp mulai ramai dari grup percakapan yang

baru dinamai ―KKN 112‖. Saya ternyata mendapatkan kelompok KKN

nomor 112 di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor

Bogor. Kelompok terdiri dari 19 orang dengan rincian enam laki-laki (Banu,

Utsman, Fahir, Apep, Wildan, dan Syahrul) dan tiga belas perempuan

(Shasha, Piyu, Latipah, Alwi, Shandy, Balqis, Astrid, Cherlinda, Iqoh, Putri,

April, Meli, dan saya).

Saya ingat sekali bagaimana pada suatu sore anggota Kelompok

KKN Rakerkab 112 bertemu untuk pertama kalinya. Pertemuan pertama

kami dilakukan dengan santai sambil minum teh. Tidak semua angota KKN

112 kumpul semua. Obrolan dibuka dengan canggung (efek pertama kali

bertemu, alhasil dan masih jaga image24) dan dimulai dengan perkenalan

yang diringi gelak tawa, kemudian dilanjutkan dengan pembutan struktur

keanggotaan. Pada saat itu, tidak ada satupun yang bersedia menjadi ketua.

Saya sendiri hanya berani mendaftar menjadi penanggung jawab Divisi

Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (Pubdekdok).

Setelah melaksanakan rapat yang begitu panjang dan penuh debat,

survei dilakukan di hari Minggu. Survei tersebut adalah survei yang

pertama kali dan juga yang terakhir buat saya. Terdapat beberapa dusun

24 Citra

Page 139: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|117

yang ada di Kelurahan Bangunjaya. Perjalanan dari Ciputat ke Bangunjaya

cukup berkesan sebab kami harus menempuh kemacetan, jalanan yang

terjal, aspal yang tidak rata, dan pemandangan kelapa sawit. Singkat cerita,

tiba juga kami di rumah milik Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya. Kami

disambut dengan begitu hangat dan disuguhkan penganan renggining dan air

mineral. Hari itu juga kami sekaligus menentukan di dusun mana kami

akan menjalankan kegiatan KKN. Atas saran Pak Lurah dan berdasarkan

kesepakatan bersama, kami memilih Dusun Gosali sebagai tempat

menjalankan kegiatan KKN.

Inilah kami, kelompok yang dibentuk dengan nama Rangkul

Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab), kode 112. Di

kelompok KKN, saya menemukan ada tiga sifat dan karakter yang

membedakan para anggota. Yang pertama, ada yang benar-benar semangat

sekali mengikuti KKN dan sejak awal selalu bergerak cepat, mulai dari

mencari nomor telepon seluler (ponsel) teman kelompok, membuat grup

WhatsApp, selalu hadir setiap, dan tidak pernah ketinggalan ikut survei.

Yang kedua adalah yang suka mengatur, dan yang ketiga adalah tipe mager

(males gerak). Saya sendiri termasuk dalam tipe yang mager mengikuti

KKN. Seandainya KKN tidak masuk dalam syarat wisuda, mungkin saya

tidak akan mengikutinya. Tapi karena tuntutan dan kebutuhan diri, dengan

cara apapun saya akan terus memompa rasa semangat untuk KKN. Saya

akan selalu memotivasi diri bahwa KKN adalah kegiatan untuk

membangun desa, memberikan apa saja yang saya mampu untuk desa, dan

memberikan pengalaman baru buat diri sendiri.

Tujuh hari sebelum hari keberangkatan kami ke tempat KKN, kami

telah mempersiapkan segala kebutuhan dan melakukan survei terakhir

sekaligus mengangkut barang-barang. Pada rapat terakhir, dilakukan

pembagian tugas. Beberapa mahasiswa akan ikut survei ke desa, dan

beberapa lainnya akan membuka lapak penjualan baju layak pakai di

pinggir jalan dekat Gedung Pascasarjana UIN, Kampus II di hari Minggu.

Saya dipilih untuk menjadi tim penjualan baju layak pakai. Alhamdulilah

kami mendapatkan untung yang lumayan banyak dari hasil penjualan baju.

Uang tersebut kami kumpulkan dan akan disimpan sebagai dana tambahan

untuk kebutuhan kelompok.

Page 140: Balqis Hanifah, dkk

118|RAKERKAB

2. Yang Baru Tidak Selalu Buruk

Tanggal 18 Juli 2018 tepat pukul 09.00 adalah hari di mana saya dan

teman-teman melakukan perjalanan menuju tempat KKN untuk kemudian

menetap di sana selama satu bulan. Keberangkatan dibagi menjadi dua

kloter. Beberapa mengendarai sepeda motor dengan kewajiban harus

membonceng teman, dan beberapa lagi menaiki mobil. Saya memilih moda

kendaraan sepeda motor dalam melakukan perjalanan menuju Dusun

Gosali, Kelurahan Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Rute

yang saya lalui dimulai dari Jalan Faza, Rumpin. Sepanjang perjalanan,

sepeda motor yang saya naiki diguncang jalanan yang luar biasa ekstrem

karena teksturnya yang terjal tanpa aspal, ditambah pula dengan batu-batu

yang tak tertata rapi, dan banyaknya kebolongan yang diakibatkan oleh

intensitas truk-truk yang lewat. Pemandangan selama menempuh

perjalanan adalah pohon sawit yang begitu subur namun tertutup oleh

debu pertambangan yang tebal. Mengendarai sepeda motor ke Dusun

Gosali adalah sebuah tantangan yang tidak akan saya lupakan, sebab saya

hampir terjatuh saat itu. Berdasarkan Google Maps, rute yang saya pilih

adalah rute yang jauh lebih efisien sehingga bisa lebih cepat sampai di

Dusun Gosali, ketimbang memilih rute dengan jalan yang lebih mulus

namun berkelok-kelok dan relatif lebih memakan waktu.

Sesampainya di Dusun Gosali, kami langsung ke rumah milik Bu

Kokom yang akan saya dan teman-teman perempuan anggota KKN tempati

selama satu bulan. Sementara kami di rumah Bu Kokom, anak laki-laki

akan tinggal di rumah Pak Sai yang baik hati karena tidak meminta bayaran

kontrak rumah dari kami. Beliau hanya bilang, ―Biar bapak ada temannya.‖

Pak Sai adalah laki-laki tegar yang penuh dengan pengalaman

menakjubkan. Beliau selalu tegar walau anak dan istrinya meninggalkan

beliau. Walau dikhianati oleh sang istri, beliau selalu sabar dan

beranggapan bahwa dunia ini tidak akan runtuh jika hanya karena

ditinggalkan seseorang. Ketegarannya bisa menjadi contoh dan pelajaran

bagi saya. Dari Pak Sai, saya belajar bahwa ternyata ada yang lebih

menyakitkan dari ditinggalkannya kita oleh sang pujaan hati. Hidup harus

terus berlanjut sebab semua kesedihan hanyalah bumbu kehidupan.

Begitu sampai di rumah kontrakan, saya segera menata barang-

barang dan mengatur tempat tidur, lalu bersantai bersama teman-teman

kelompok. Suasana mulai menjadi hangat dan cair dengan canda dan tawa

Page 141: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|119

dari teman-teman baru saya ini. Pada saat itu pula saya ingat bahwa kami

masih bisa mengakses air bersih dari kamar mandi di rumah kontrakan.

Setelah beres-beres, kami semua langsung pergi ke rumah Pak Lurah untuk

laporan. Kami disambut dengan hangat seperti pada waktu pertama kali

survei. Jamuan rengginingg dan air air mineral disajikan kembali sebagai

makanan yang menemani obrolan antara beliau dan kami. Pada saat itu

pula, kami meminta izin untuk mengadakan pembukaan di Kantor

Kelurahan sebagai penanda formal atas keberadaan kami di Desa

Bangunjaya, dan khususnya di Dusun Gosali.

Kegiatan KKN terasa berjalan lancar-lancar saja sampai suatu

masalah terkait sanitasi timbul. Mendadak air di rumah kontrakan

perempuan tidak bisa keluar. Beberapa anggota merasa panik karena

bingung memikirkan akan mandi dan cuci baju di mana. Namun ada juga

yang memilih untuk santai saja dalam menghadapi masalah itu. Mulai dari

sinilah kelangkaan air mulai menjadi kendala bagi saya dan kelompok. Air

selalu dijadikan topik utama pembahasan ketika sedang rapat evaluasi tiap

malam. Ternyata, kelangkaan air tidak hanya dialami oleh anggota KKN

yang wanita saja. Di rumah Pak Sai tempat anak laki-laki tinggal, sumur

katrol yang menjadi sumber air mengalami kekeruhan karena efek musim

kemarau. Menumpang mandi di rumah warga menjadi rutinitas kami setiap

hari.

Menghabiskan waktu selama 30 hari bersama orang-orang baru

dengan sifat dan kebiasaan yang bermacam-macam, ditambah juga dengan

kondisi air dan sinyal yang begitu susah membuat saya pasrah saja dan

berserah diri. Pada titik itulah kekompakkan kami sebenarnya diuji. Para

penanggung jawab dari Divisi Acara mulai membuat jadwal piket dan

masak yang memicu kerbersaamaan kami. Dari sini saya mulai mengetahui

kebisaan-kebisaan teman kelompok. Ada yang enggan makan nasi dengan

alasan diet (suatu upaya untuk menurunkan berat badan), dan ada juga

yang vegetarian (hanya memakan tumbuh-tumbuhan). Wah, luar biasa.

Apabila saya yang melakukan itu, sudah dipastikan bahwa saya akan gagal.

Ketika proker mulai berjalan, saya dan kawan-kawan mulai

menjalankan kegiatan mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali.

Pertama-tama, kami datang untuk menemui kepala sekolah dan guru-guru

di sana. Namun ternyata kepala sekolahnya tidak hadir, alhasil saya hanya

bertemu dengan Pak Muhron, seorang staf bagian tata usaha. Pak Muhron

menceritakan bahwa SDN Gosali tidak memasukkan pelajaran agama

Page 142: Balqis Hanifah, dkk

120|RAKERKAB

dalam kurikulum. Kepada para mahasiswa KKN yang ditugaskan mengajar

di SDN Gosali, beliau hanya meminta bantuan semampu yang kami bisa

berikan. Dari yang saya amati, SDN Gosali hanya memiliki empat rungan.

Yang pertama adalah ruang guru dan kepala sekolah. Yang kedua adalah

ruangan untuk kelas satu dan kelas tiga yang masuk sekolah dengan

jadwal pagi. Ruangan diisi oleh kelas dua yang kebagian jadwal siang, yaitu

setelah jam 10.00. Yang ketiga menjadi ruangan kelas untuk kelas empat

dan lima yang dibaurkan saja tanpa sekat penghalang. Yang terakhir adalah

ruangan untuk kelas enam yang hanya ditempati oleh satu kelas itu saja

agar murid-murid bisa fokus menghadapi Ujian Nasional (UN).

Saya kebagian jatah mengajar di kelas tiga yang memiliki jumlah 20

murid. Semuanya berjalan dengan mudah karena pada dasarnya saya suka

dengan anak kecil. Sebagian dari murid kelas tiga belum bisa baca, namun

sebagian sudah lancar membaca. Rasa haru saya tiba-tiba muncul dan

menimbulkan semangat untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Proker

mengajarpun menjadi kegiatan yang sangat saya nikmati, saya mengajarkan

semampu yang saya bisa. Dalam satu minggu, saya mengajar di SDN Gosali

sebanyak tiga kali dengan jadwal di hari Senin-Rabu. Sedangkan pada hari

Selasa saya mengajar baca dan tulis mushaf al-Qur‘an di Taman Pendidikan

mushaf al-Qur‘an (TPQ). Karena TPQ tempat saya mengajar baca-tulis

mushaf al-Qur‘an tidak memiliki nama yang spesifik, warga desa sering

menyebutnya dengan nama TPQ Teh Illah.

Pada suatu kesempatan ketika saya pergi ke sungai, saya bertemu

dengan seorang warga bernama Bi Heri, sang pahlawan dengan senyum

manisnya yang begitu menyejukkan. Bi Heri menawarkan para mahasiswa

KKN untuk mandi dirumahnya. Seketika beliau menjadi ibu dari seluruh

anggota KKN. Kemurahan hati beliau terlihat dari sifat beliau yang tidak

pernah mengeluh walaupun air sumur beliau pada akhirnya surut dan

menjadi kering akibat terlalu sering digunakan oleh kita semua. Bi Heri

tidak pernah marah. Senyum beliau selalu menawan bagi kami, sebab

ketika kami mengetuk pintu hanya untuk menumpang wudhu dan shalat,

beliau selalu menyambut kami dengan senyuman, tawa, dan lelucon yang

khas dari beliau. Kebersamaan bersam Bi Heri makin terjalin begitu erat

seketika beberapa dari anggota kelompok KKN menginap di rumah beliau.

Kami juga mengadakan kegiatan ngeliwet bareng. Bi Heri juga mengajari saya

membuat kue akar kelapa.

Page 143: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|121

Ketika angota kelompok KKN ada yang sakit, Bi Heri sigap untuk

mengobati dan ngerokin kita. Jika dihiitung selama satu bulan, Bi Heri sudah

ngerokin 16 angota kelompok KKN. Saya bersyukur bisa mengenal sosok Bi

Heri. Beliau sering saya sebut sebagai anggota ke-20 dari kelompok KKN

kami karena beliaulah yang selalu ada di setiap kesulitan kami. Beliau tak

pernah mengeluh dan selalu membantu kami dari berbagai aspek, misalnya

dalam hal komsumsi dan dekorasi serta dokumentasi. Kebaikan dan

ketulusan yang beliau berikan menjadi inspirasi saya selama di sana.

Menjalani 30 hari bersama teman-teman KKN membuat saya sadar

akan betapa serunya KKN. Semua pikiran negatif pra-KKN lama-lama

pudar setelah saya merasakan bahwa ternyata KKN tak seburuk yang

selama ini saya pikirkan. Memiliki teman-teman yang barupun ternyata

tidak semenakutkan pikiran awal saya.

Mengenal teman-teman baru di kelompok KKN saya adalah hal

yang begitu indah. Ada yang awalnya saling tak acuh namun sekarang

menjadi saling jaga. Selama 30 hari besama, terkadang saya bosan melihat

wajah dan mendengar suara dari teman saya yang itu-itu saja. Saya juga

sempat merasa bosan makan bersama dengan mereka menggunakan kertas

nasi. Namun hal tersebut adalah hal yang akan selalu saya ingat.

Belum genap sebulan dari kegiatan KKN, saya sudah rindu saja

mendengar suara ngorok dari Alwi ketika tidur dan kentutnya Latipah. Saya

rindu melihat muka datarnya Balqis, melempar canda dengan si baik hati

Piyu dan Shandy, memanggil si cucmey Cherlinda, mendengar suara dari si

lembut Meli, mendengar teriakan si cabe Putri yang selalu memanggil orang

dengan istilah ―cabe”, mendengar lagu legendaris Tali Merah yang

dinyanyikan oleh Fahir, mendengar cerewetan Rifqoh, menikmati traktiran

dari si om yang banyak duit, yaitu Utsman, menghabiskan waktu bersama

dengan si kocak yang selalu bikin ketawa dan tukang baper, yakni Banu,

mendengar suara merdunya April yang merupakan anggota dari Paduan

Suara Mahasiswa (PSM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, membuka

obrolan dengan idaman dan kembang desanya Gosali, yaitu Astrid,

mendebat opini si cupu Wildan, mendengar suara khas Apep yang selalu

menyanyikan lagu ―Ani‖ karangan Rhoma Irama di depan muka saya, dan

melihat si kuat gatot kaca, yaitu Syahrul.

Melewati 30 hari besama tinggah laku yang kocak dan selau

membuat saya selalu tertawa. Meskipun kebersamaan ini sungguh sangat

Page 144: Balqis Hanifah, dkk

122|RAKERKAB

singkat, namun saya bahagia bisa mengenal dan hidup satu atap bersama

teman-teman KKN Rakerkab ini. Kegiatan-kegiatan seperti menggosip,

memainkan kartu UNO, mencuci di sungai, memasak nasi, melaksanakan

kegiatan jalan-jalan ke Gunung Leutik, Gua Gundawang, dan Rahong

selalu kami lakukan bersama-sama dan akan terpatri menjadi kenangan

yang indah di hati saya.

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman Kelompok KKN

Rakerkab 112 atas setiap tawa, kebersamaan, dan kenangan yang indah.

Kalian membuat sejarah yang begitu berharga dalam hidup ini.

3. Tempat Hati Berpulang

Tidak heran jika jalanan menuju Dusun Gosali rusak dan tidak

tertata, betapa tidak, dusun ini dikelilingi oleh beberapa perusahaan

tambang. Debu-debu turut leluasa berterbangan karena banyaknya truk-

truk besar yang melewati jalanan. Pukul 12.00 adalah waktu yang genting

bagi warga desa sebab sirine pertanda akan diledakkannya bom dari

perusahaan tambang mulai berbunyi. Pada situasi tersebut, biasanya para

warga akan berdiam diri saja di rumah masing-masing. Dentuman dan

getaran kecil lantas akan terasa di rumah warga ketika bom diledakkan.

Selama 30 hari, saya harus merasakan keadaan itu di Dusun Gosali. Belum

lagi jika harus menceritakan pengalaman mandi dan cuci baju di sungai.

Semua pengalaman tersebut terasa baru sebab tidak pernah saya alami

selama tinggal di Ciputat. Ini juga yang membuat saya belajar untuk

mensyukuri hidup dan tidak cepat mengeluh.

Di Dusun Gosali, hanya terdapat satu masjid, satu TPQ dan satu

lembaga pendidikan, yakni SDN Gosali. Kegiatan pengajian ibu-ibu di

Dusun Gosali dilaksanakan setiap Selasa, Kamis, dan Minggu. Di Dusun

Gosali, penyiaran adzan tidak boleh menggunakan perangkat pengeras suara.

Pada awalnya saya kaget dengan kebiasaan itu. Namun demikian,

bukankah kebiasaan agama selalu mengikuti adat di suatu daerah? Saya

hanya perlu menghargai apa yang udah terjadi Dusun Gosali. Walaupun

banyak warga yang mulai mengeluhkan larangan adzan dengan pengeras

suara, tapi warga tidak berdaya untuk melakukan perlawanan sebab yang

mengeluarkan kebijakan itu adalah pemuka agama di Dusun Gosali yang

sudah sangat dihormati.

Page 145: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|123

Kegiatan saya selama KKN salah satunya adalah mengajar anak-

anak mengaji di suatu TPQ di Dusun Gosali. Bangunan TPQ ini hanya

mengunakan bambu yang begitu sederhana dan berlokasi di samping

persawahan dengan udara alam yang sangat sejuk. Biasanya anak-anak desa

menyebut tempat itu sebagai saung. Kegiatan mengaji dilaksanakan setiap

sore dan sehabis maghrib. Kegiatan di sore hari dihadiri oleh anak laki-laki

dan perempuan, sedangkan sesi sehabis maghrib dikhususkan untuk anak

laki-laki. Tidak ada yang beda antara TPQ yang lain, cara mengajarnya

masih mengunakan buku Iqra‟, Buku Buku Juz ‗Amma dan mushaf al-Qur‘an.

Selama saya mengajar di TPQ ada kejadian yang unik, yaitu tentang

aktivitas shalawatan memakai bahasa Sunda. Sebagai orang Jawa, mendengar

lantunan shalawat dengan bahasa Sunda terdengar unik. Namun, di balik itu

semua, ada bagian yang membuat saya merasa sedih sebab minat anak-anak

untuk mengaji ternyata sangat rendah. Itu bisa dibuktikan dari

menurunnya kuantitas anak yang mengikuti kegiatan mengaji dari

pertemuan awal hingga akhir.

Tak adanya sinyal internet di Dusun Gosali membuat saya merasa

lebih nyaman, dan lebih bisa menikmati kegiatan demi kegiatan sebab

selama ini mata saya hanya tertuju pada ponsel dan internet yang sangat

bisa diakses dengan cepat di Ciputat. Selama satu bulan, saya tidak

mengakses berita di internet karena yang saya fokus menikmati waktu

bersama dengan teman baru. Walaupun demikian, saya masih

menggunakan ponsel hanya demi menelepon ibu saya di rumah untuk

menayakan kabar, memberitahu bahwa di sini saya baik-baik saja dan

melakukan komunikasi dengan teman-teman. Oleh karena itu, tidak jarang

saya harus pergi ke Dusun Nanggung terlebih dahulu untuk mendapatkan

akses sinyal yang lebih kencang daripada yang saya dapat di Dusun Gosali.

Selama satu bulan jarang mengunakan ponsel dan terlepas dari kontrol

dunia maya, saya merasakan ada perbedaan yang signifikan dalam diri saya.

Terima kasih Dusun Gosali atas segala kesulitan dan kenikmatan yang telah

disuguhkan.

4. Senja dan Harapan

Pada sore itu senja yang begitu indah menerangi Dusun Gosali

dengan warna jingga yang merona. Di balik senja, tersingkap harapan-

harapan agar Dusun Gosali lebih maju, mulai dari aspek perekonomian,

Page 146: Balqis Hanifah, dkk

124|RAKERKAB

kesejahteraan, dan lingkungan. Terkait dengan aspek lingkungan,

Kelompok KKN Rakerkab 112 telah membuatkan bak sampah di Dusun

Gosali dan diharapkan semoga warga Gosali bisa membuang sampah pada

tempat yang sudah kami buatkan. Kebersihan adalah hal yang harus

diutamakan, saya berharap perusahaan-perusahaan tambang di Dusun

Gosali bisa dihentikan operasinya. Jalan yang rusak, debu dan bom telah

yang diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan tambang di sekitar Dusun

Gosali jelas-jelas telah merugikan warga. Buktinya terlihat dari efek retak-

retak yang di rumah warga akibat bom, dan hilangnya kesejukan dari

penebangan pohon di wilayah Rahong yang ada di Dusun Gosali. Saya juga

berharap agar sistem pendidikan di Dusun Gosali bisa lebih maju.

Diharapkan pihak pemerintah dapat peka terhadap kondisi dan fasilitas

sekolah di SDN Gosali.

Terima kasih juga saya ucapkan untuk warga Dusun Gosali yang

sudah menerima saya dengan baik. Maju terus untuk Dusun Gosali.

Teruslah semangat dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan

olahraga, dan pendidikan di lembaga TPQ, Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), dan sekolah dasar. Khususnya untuk adik-adikku di Dusun Gosali,

jangan menyerah dalam menuntut ilmu, dan jangan takut bermimpi.

Bermimpilah setinggi mungkin dan jangan jadikan keterbatasaan apapun

menjadi halangan bagi kalian.

Page 147: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|125

-E-

DESAMU DESAKU

Oleh : Apriliani Suryaningsih

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Bahasa Arab

1. Jangan Lihat Hanya Dari Kulitnya

Pertama kali saya mengetahui bahwa fakultas saya harus mengikuti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tahun ini membuat saya cukup kaget

sekaligus kesal. Mengapa tidak? Rencana liburan di tanah kelahiran saya

yang harusnya bisa hingga dua bulan lebih lamanya harus terpotong

sebulan karena adanya KKN. Perlu diketahui, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) mulai bergabung kembali untuk mengikutsertakan

mahasiswanya untuk menjadi peserta KKN yang diselenggarakan Pusat

Pengabdian Masyarakat (PPM) setelah sekian tahun absen. Keikutsertaan

FITK itu terjadi di angkatan saya yaitu angkatan 2015. Alhasil, saya sangat

tidak bersemangat untuk mengikuti proses KKN. Dimulai dari pendaftaran

KKN yang sebenarnya cukup mudah tetapi saya selalu

menggampangkannya dan mengulur-ulurnya, sehingga saya ditegur oleh

teman-teman dekat saya untuk segera mendaftar di situs Academic

Information System (AIS) tetapi hanya meng-iya-kan saja. Ketika waktu

pendaftaran hampir selesai, sayapun baru mendaftarkan diri sebagai

peserta KKN. Hal lain juga terbukti dari keaktifan saya kumpul dengan

teman satu kelompok saya. Ada saja alasan yang saya gunakan agar saya

tidak ikut kumpul KKN. Mulai dari alasan urusan keluarga, sakit, latihan

menyanyi bersama Paduan Suara Mahasiswa (PSM) dan sebagainya.

Terhitung selama sebelum KKN dimulai, saya hanya mengikuti kumpul

KKN dengan kelompok saya hanya dua kali dan survei tempat satu kali.

Berbekal cerita pengalaman yang saya dengar dari kakak sepupu

saya dua minggu sebelum keberangkatan KKN, saya jadi dibuat tersadar

dan mulai bersemangat untuk mengikuti KKN. Satu minggu sebelum

keberangkatan, saya mulai aktif mengikuti rapat bersama kelompok saya,

yaitu Kelompok 112 yang kami beri nama Rakerkab (Rangkul Kebaikan

Bersama Masyarakat Bangunjaya). Saya mulai berpikir apa saja yang akan

saya lakukan untuk bisa berguna di desa yang akan saya tinggali selama

Page 148: Balqis Hanifah, dkk

126|RAKERKAB

satu bulan tersebut. Gagasan dimulai dengan merencanakan kegiatan apa

yang bisa saya jalankan atau saya ajarkan di Desa Bangunjaya dengan

berbekal informasi yang saya dapatkan dari teman-teman Kelompok 112.

Saya sendiri pernah bergabung dalam lembaga Taman Pendidikan mushaf

mushaf al-Qur‘an (TPQ) Hidayatul Amiin di desa asal saya selama kurang

lebih empat tahun. Selama kuliah, saya juga aktif menjadi guru privat baik

mengaji atau ilmu umum. Selain itu, di kampus saya tergabung dalam Unit

Kegiatan PSM di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dari kompetensi-kompetensi yang ada dalam diri saya itulah saya

berusaha menyalurkannya kepada anak-anak Desa Bangunjaya dan

khususnya anak-anak Dusun Gosali (karena tempat tinggal kami berada di

Dusun Gosali).

Saya sangat cemas ketika hari keberangkatan saya ke tempat KKN

semakin dekat. Saya berpikir apakah teman-teman satu kelompok saya

orangnya baik-baik, asyik dan mudah untuk diajak bekerja sama atau

malah sebaliknya? Itu cukup membuat saya khawatir. Saya berpikir

nantinya saya akan banyak menganggur di rumah kontrakan pada saat

KKN dan tidak bisa bergaul dengan masyarakat. Ketika tiba di hari

keberangkatan ke lokasi KKN, banyak dari teman-teman sekelompok saya

yang belum saya kenal, begitu juga dengan mereka yang banyak yang belum

mengenal saya. Sayapun mulai mengenal satu persatu nama serta wajah dari

18 orang yang akan tinggal bersama saya selama satu bulan ini. Ternyata

apa yang saya pikirkan sebelumnya ternyata salah. Dalam waktu satu bulan,

saya bisa sangat dekat dengan teman-teman KKN saya. Saya juga sangat

akrab dengan anak-anak Dusun Gosali yang setiap hari selalu mengunjungi

rumah kontrakan saya serta juga para perangkat desa dan bapak-bapak

serta ibu-ibu yang tidak henti-hentinya memberi kami makanan ataupun

minuman apabila berkunjung ke kontrakan kami. Hal itulah, yang

membuat kami begitu dekat dengan masyarakat. Dengan adanya KKN, saya

jadi lebih terlatih untuk menjadi pribadi yang lebih peduli kepada sekitar,

lebih tanggap dan lebih bersyukur untuk semua yang telah Allah Subhanahu

wa Ta‟ala berikan kepada saya.

2. Tak Hafal Maka Ta’aruf

Pertama kali pembagian kelompok dari PPM diumumkan, saya

cukup khawatir dengan teman-teman satu kelompok saya karena dari 18

nama yang tercantum dalam daftar kelompok saya, tidak ada satu pun

Page 149: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|127

nama yang saya kenal. Namun, setelah seminggu saya menjalani KKN

bersama-sama mereka, saya mulai akrab dan bahkan sudah seperti keluarga

baru bagi saya. Bagaimana tidak akrab? Kami bertatap muka setiap hari,

bercanda bersama, mencuci baju di Sungai Cimatuk bersama. Menumpang

mandi ke rumah wargapun bersama-sama. Suka dan duka kami lalui selama

satu bulan bersama teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112.

Saya dan teman-teman KKN 112 memang berasal dari jurusan yang

berbeda-beda, dan masing-masing dari kami memiliki potensi yang berbeda

pula. Tapi kami berusaha menyatukan kemampuan yang dimiliki oleh

masing-masing anggota agar bisa berguna bagi masyarakat Desa

Bangunjaya umumnya, dan khususnya untuk Dusun Gosali. Terbukti

selama sebulan kami di sana, kami telah melakukan berbagai kegiatan

nonfisik, seperti pelatihan silat, program mengajar di dua sekolah yaitu

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali dan SDN Rengasjajar, mengajar di TPQ,

melakukan pelatihan paduan suara, bimbingan belajar, serta membuka

kelas seni. Semua kegiatan tersebut, berdasarkan penggalian potensi yang

saya dan teman-teman miliki sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat

sekitar.

Ada satu kisah yang terjadi ketika saya dan teman-teman Rakerkab

melakukan kegiatan KKN di sana. Pada hari kedua kami di Gosali, pompa

air di kontrakan saya dan teman-teman perempuan saya yang berjumlah 13

orang mengalami kerusakan sehingga keran kamar mandi kontrakan

perempuan tidak bisa mengeluarkan air sama sekali. Kami dan beberapa

warga setempat mencoba untuk memperbaiki ternyata tetap saja tidak bisa.

Kami pun mulai berdiskusi terkait solusi apa yang bisa kita lakukan.

Sehingga kita memutuskan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti

mencuci baju, mencuci piring, dan mandi di sungai atau menumpang ke

rumah warga yang memiliki cukup banyak air (karena di Gosali terjadi

kemarau panjang, banyak sumur warga yang mulai kering karena sudah

lama hujan tidak turun). Bagi saya, melakukan berbagai aktivitas seperti

mencuci atau mandi di sungai sudah merupakan hal yang biasa karena dulu

di Magetan, yang merupakan tempat kelahiran saya, saya sudah sering

mencuci baju di sungai. Namun, bagi kebanyakan teman kelompok saya,

aktivitas itu merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga butuh

penyesuaian yang cukup lama. Dengan salah satu kesulitan yang kami

hadapi tersebut, kamipun semakin dekat dan semakin memahami satu

dengan yang lainnya.

Page 150: Balqis Hanifah, dkk

128|RAKERKAB

Kisah yang lain yang menjadi pelajaran bagi saya adalah ketika saya

ditunjuk menjadi penanggung jawab kegiatan mengajar. Saya bersama

dengan kedua teman saya (Shandy dan Alwi) harus membagi 19 orang

untuk melaksanakan program mengajar di tingkat Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), TPQ dan juga pada program bimbingan

belajar. Saya, Shandy dan Alwi cukup mengalami kesulitan ketika harus

membagi tugas seadil-adilnya kepada teman-teman yang lain yang memang

tidak seluruhnya berasal dari jurusan bertema pendidikan. Namun, dengan

berbagai pertimbangan dan kesempatan pada masing-masing dari kami,

tugas mengajar menjadi program kerja wajib yang kami lakukan selama tiga

hari dalam seminggu. Saya cukup salut dengan teman-teman saya yang

bukan berasal dari jurusan bertema pendidikan. Mereka mau belajar dan

mau mencoba hal yang baru yang belum pernah mereka lakukan

sebelumnya. Saya juga selalu berusaha memberikan motivasi dan semangat

kepada teman-teman agar meniatkan diri membantu mengajar dengan

ikhlas tanpa mengharap apapun demi memberikan ilmu kepada anak-anak

Gosali dan Sentuk. Namun kenyataannya, niat ikhlas yang kita coba

lakukan selalu dibahas kebaikan oleh orangtua murid yang kami ajar.

Hampir setiap hari rumah kontrakan kami tidak sepi sebab kami selalu

disuguhkan makanan atau minuman pemberian dari warga. Mulai dari

singkong rebus, pisang rebus, lontong, rengginang, keripik pisang dan

sebagainya tidak henti-henti diberikan oleh warga kepada kita. Saya dan

teman-teman sungguh merasa bersyukur atas perhatian dan penerimaan

warga yang sangat baik kepada teman-teman KKN saya.

Ketika tiba saatnya hari kepulangan kita dari sana, saya mendapat

sebuah boneka Patrick berwarna pink dari salah satu anak yang saya ajar

yang bernama Desi, murid kelas VI SDN Gosali yang sempat saya berikan

ilmu terkait bagaimana menjadi dirigen paduan suara. Selain itu, secara

tidak terduga saya juga mendapat sebuah jam tangan berwarna hitam dari

anak-anak yang tergabung dalam Tim Paduan Suara SDN Gosali. Mereka

memberikannya sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada saya karena

sudah mengajarkan mereka bernyanyi dalam Tim Paduan Suara SDN Gosali.

Sayapun merasa terharu atas pemberian dari anak-anak SDN Gosali. Niat

ikhlas kami ternyata dibalas oleh kasih sayang dari anak-anak di sana.

Bukan hanya saya yang mendapat kado dari anak-anak, masing-masing

teman saya mendapat oleh-oleh dari anak-anak dan juga dari ibu-ibu ketika

kami akan pulang. Saya akhirnya merasakan secara langsung pepatah yang

Page 151: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|129

mengatakan ―siapa yang menanam pasti akan menuai‖, pepatah itu benar-

benar terbukti dan saya alami sendiri selama mengikuti KKN.

3. Kekayaan Tambang di Deretan Pegunungan

Ketika saya pertama kali memasuki kawasan Dusun Gosali saya

sudah disambut jalan terjal berbatu dan berpasir yang harus saya dan

teman-teman lalui. Di samping kiri jalan, saya melihat sebuah plang

Perseroan Terbatas (PT) yang bertuliskan ―PT DIAN‖. Usaha tersebut

bergerak di bidang penambangan batu dan pasir. Tidak heran jika memang

sepanjang perjalanan banyak debu yang mengepul sehingga daun-daun dari

tumbuhan yang tumbuh di pinggir jalan menjadi berwarna cokelat.

Selain PT Dian, ada dua PT lainnya yang sama-sama bergerak dalam

bidang tambang. PT tersebut membeli lahan masyarakat yang berada di

pegunungan yang mengelilingi empat dusun yang dimiliki Bangunjaya,

salah satunya yaitu pegunungan yang ada di Dusun Gosali, yang mana

merupakan dusun yang kami tinggali selama KKN. Hampir seluruh gunung

yang ada sudah menjadi hak milik PT. Warga yang awalnya mayoritas

bermata pencaharian sebagai petani mulai memilih beralih menjadi pekerja

pabrik tambang dengan alasan bahwa gaji pabrik sifatnya pasti diterima

setiap bulan. Itu lebih menguntungkan bagi mereka disbanding harus

menjual hasil tani yang memang keuntungannya tidak menentu.

Setelah saya mengamati dan menggali informasi kepada beberapa

warga setempat, adanya PT tersebut memberikan banyak dampak negatif

bagi masyarakat. Selain polusi, penyempitan sungai juga terjadi akibat

aktivitas dari PT itu. Aliran air dari Sungai Cimatuk yang merupakan pusat

dari segala aktivitas warga mulai mengecil akibat terhambat batu-batu

hasil pengeboman oleh PT. Saya pun sempat melihatnya secara langsung.

Hal itu dirasakan cukup lama oleh warga bahkan hingga hari ini. Sayangnya,

tidak ada satupun dari mereka yang berani memprotes dan justru lebih

cenderung pasrah akan keadaan yang mereka alami.

Salah satu pengalaman saya di sana yang tidak pernah saya lupa

adalah terjadi pada hari Jum‘at, 17 Agustus 2018, tepat di Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Saya dan anak-anak

SDN Gosali harus berjalan dari sekolah hingga Lapangan Nanggung yang

merupakan tempat berlangsungnya upacara HUT RI ke-73 Desa

Bangunjaya dengan jarak kira-kira hampir dua kilometer. Sayapun berjalan

bersama anak-anak melewati jalan yang berdebu dan mengepul. Sambil

Page 152: Balqis Hanifah, dkk

130|RAKERKAB

terus menutup hidung dan menahan lelah, saya terus berjalan dengan

harapan akan segera sampai lapangan tempat kita melakukan upacara

bendera. Sayapun sempat berbincang dengan salah satu guru SDN Gosali,

Ibu Kholis, yang mengatakan bahwa anak-anak di sana sudah biasa berjalan

jauh seperti itu dan terbiasa berjalan menerjang debu yang mengepul dari

knalpot truk-truk pengangkut batu dan pasir di lingkungan PT. Saya

merasa agak miris mendengar pernyataan dari Ibu Kholis tersebut.

Selain keadaan lingkungan, aspek keagamaan juga menjadi hal

penting yang saya amati. Satu hal unik yang saya temui di Dusun Gosali dan

Sentuk adalah bahwa tidak ada pengeras suara di masing-masing masjid

ataupun mushalla. Menurut keterangan yang saya dapatkan dari warga, hal

itu merupakan kepercayaan yang turun-temurun dari nenek moyang

mereka. Pengeras suara dianggap sebagai suatu hal yang dilarang untuk

digunakan. Oleh karena itu penanda bahwa waktu shalat sudah tiba datang

dari suara beduk yang dipukul oleh penjaga masjid. Saya pun merasa cukup

kebingungan ketika akan melaksanakan shalat. Sering kali saya ragu apakah

sudah masuk waktu shalat ataukah belum karena tidak ada penanda waktu

shalat yaitu adzan.

Tradisi lain yang berbeda yang saya temui di sana adalah bahwa

perempuan dilarang untuk ke masjid. Hal itu juga berlaku ketika Hari Raya

Idul Fitri dan Idul Adha di mana laki-laki dan perempuan melaksanakan

shalat berjamaah di tempat yang berbeda. Laki-laki melakukan shalat di

masjid sedangkan perempuan melakukan shalat berjamaah sendiri di suatu

ruangan seperti mushalla kecil, dikhusus untuk kegiatan pengajian,

shalawatan, dan perkumpulan ibu-ibu dan remaja, yang dikenal dengan

istilah bangunan majelis Hal tersebut, menurut saya, memperlihatkan

adanya perbedaan gender yang terasa antara laki-laki dan perempuan. Hal

ini pula yang menurut saya membuat kurangnya kerukunan antar warga

Dusun Gosali.

Selain keadaan agama, pendidikan juga menjadi perhatian bagi saya.

Di Desa Bangunjaya, belum ada lembaga pendidikan tingkat Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Sedangkan beberapa

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) baik swasta maupun negeri

sudah ada. Itu artinya, anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah baik

SMP/MTs atau SMA/MA harus menempuh berjalanan yang sangat jauh

Page 153: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|131

untuk bisa sekolah. Hal itulah, menurut saya yang memengaruhi tingkat

pendidikan di desa tersebut. Selain faktor jarak, kompetensi guru yang ada

di sekolah dasar masih kurang kompeten pada bidangnya.

Inkompetensi sumber daya manusia di sekolah dapat dicontohkan

melalui studi kasus di SDN Gosali. Karena saya membantu mengajar di

sekolah tersebut, maka saya mengetahui bagaimana keadaan sekolah

tersebut. SDN Gosali saat ini memiliki enam guru pengajar dan satu kepala

sekolah. Kepala Sekolahnya bernama Bapak Wawan. Selama saya tiga

minggu saya mengajar di sana, saya mengamati dari kedisplinan guru yang

sangat kurang sekali.

Peraturan sekolah mengatur bahwa murid masuk pukul 07.30,

namun selama saya di sana, sering sekali guru-guru datang terlambat secara

bergantian setiap harinya. Hal itu sangat disayangkan. Guru yang

seharusnya menjadi contoh yang baik bagi siswa-siswi justru

mencontohkan kebiasan yang kurang baik. Namun, menurut saya hal itu

bukan sepenuhnya salah dari para guru tersebut. Dilihat dari gaji guru, gaji

yang mereka dapatkan dari mengajar sangatlah sedikit.

Hanya Kepala SDN Gosali saja yang sudah diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil.Sedangkan enam guru lainnya masih menjadi guru

honorer. Tiga dari total enam guru tersebut berasal dari desa lain yang

artinya jarak rumah ke sekolah yang cukup jauh. Sedangkan mereka

mendapat gaji yang sangat kecil setiap bulannya.Hal inilah yang mungkin

menurut saya membuat para guru merasa tidak bersemangat untuk

mengajar.

Walaupun guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,

kesejahteraan guru sangat penting juga menurut saya. Karena seorang guru

juga mempunyai keluarga masing-masing yang memerlukan uang untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Sayapun belajar banyak atas dedikasi para

guru SDN Gosali yang terus berjuang untuk mengajar anak-anak Gosali

dan Sentuk yang akan menjadi pemimpin penerus bangsa Indonesia di

masa yang akan datang.

4. Gosali Semakin Solid dan Rukun

Selama satu bulan saya tinggal di Dusun Gosali, tidak terasa saya

benar-benar sudah seperti warga asli di sana. Itu membuat saya bisa

merasakan seperti apa yang warga Gosali rasakan. Di sana, banyak anak

Page 154: Balqis Hanifah, dkk

132|RAKERKAB

yang putus sekolah. Penyebab dari putus sekolah itu beragam, ada yang

putus sekolah karena memang keterbatasan biaya, ada juga dikarenakan

kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya terutama

anak perempuan. Mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu

sekolah tinggi-tinggi karena nantinya ketika sudah berumah tangga akan

kembali lagi ke dapur. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah.

Saya juga tahu bahwa memang kewajiban wanita yang sudah

menikah adalah mengurus suami atau memasak di dapur, namun bukan itu

saja tugas seorang istri. Masih ada tugas yang tidak kalah pentingnya untuk

dilakukan yaitu mendidik anak. Ibu merupakan madrasatul ula atau

pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga ibu yang memiliki ilmu

sangat penting sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya kelak. Namun

pada realitasnya, banyak sekali perempuan seumuran saya yang sudah

menikah dan mempunyai anak. Fenomena tersebut ironisnya juga berlaku

pada perempuan dengan umur di bawah saya. Mereka menikah setelah

lulus SD atau SMP. Jika tidak dinikahkan oleh orang tuanya, mereka akan

memilih untuk bekerja merantau ke Jakarta. Saya pun berharap setelah saya

dan teman-teman KKN melakukan pendekatan, seminar dan penyuluhan

tentang pentingnya pendidikan dan risiko pernikahan dini, masyarakat

mulai sadar akan pentingnya pendidikan sehingga akan tercipta suatu

keadaran bagi anak-anak untuk bersekolah sampai tingkat perguruan

tinggi.

Saya juga berharap agar warga Dusun Gosali khusunya bisa semakin

rukun, semakin kompak baik antara pemuda dengan yang tua. Saya

berharap kegiatan rutin seperti shalawatan, pengajian, dan lain-lainnya bisa

terus terlaksana dan dengan rutin diikuti bukan hanya kaum tua saja

namun pemuda juga. Perkumpulan pemuda yang berkegiatan positif harus

sering dilakukan. Kegiatan pemuda bukan hanya berkumpul dengan

bermain gitar dan bernyanyi bersama sembari minum kopi bersama, namun

saya berharapk ada kegiatan positif seperti diskusi bersama dan

mengadakan kegiatan keagamaan rutin seperti shalawatan atau pengajian.

Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat baik dari kaum ibu-ibu,

bapak-bapak maupun pemuda bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, saya selama KKN saya cukup dekat dengan salah satu ibu

yang tinggal dekat dengan rumah kontrakan saya. Saya biasa memanggilnya

Bi Heri. Bi Heri memiliki tiga anak, namun anaknya ketiganya meninggal

ketika berumur satu tahun karena serangan kejang. Bi Heri pun harus

Page 155: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|133

ditinggal oleh suaminya karena suaminya yang tidak pernah memberi

nafkah kepada Bi Heri maupun anak-anaknya. Dua anaklaki-lakinya saat

ini bekerja di Jakarta sehingga tinggallah ia sendiri di rumahnya yang

walaupun tidak besar dan bagus, tetapi sangat bersih dan rapi.

Saya sering menumpang wudhu atau buang air kecil di rumah Bi Heri.

Bukan hanya saya, tetapi teman-teman saya yang lainpun juga ikut

menumpang di rumah Bi Heri sehingga lama-lama sumur milik beliau

semakin surut. Bi Heri lebih memilih mencuci baju, mencuci piring hingga

mandi di sungai agar air sumurnya bisa kita pakai. Sunggguh saya sangat

terinspirasi oleh beliau. Bi Heri sudah seperti ibu saya sendiri selama saya

di sana. Beliau sangat perhatian dan cekatan sekali. Bi Heri juga secara

sukarela selalu membantu mengepel masjid dan menyapu makam yang ada

di sana.

Saya mendapat banyak pelajaran dari perkenalan saya dengan Bi

Heri. Dari Bi Heri, saya belajar bahwa memberi itu tidak hanya dengan uang

saja, namun memberikan apa yang kita punya sekecil apapun itu bisa

bernilai sangat besar bagi orang yang memang sangat membutuhkan.

Kesabaran, keikhlasan, kegigihan, keuletan dan kebaikan yang dimiliki oleh

Bi Heri begitu menginspirasi saya. Saya berharap saya bisa mencontoh

kebaikan Bi Heri. Selain itu, saya juga berharap agar silaturahmi antara saya

dan Bi Heri bisa terus terjalin walaupun KKN sudah berakhir. Terima kasih

Bi Heri atas segala kebaikannya selama ini. Saya tidak akan melupakan itu.

Sukses untuk Desa Bangunjaya. Semoga ke depannya, Bangunjaya bisa

menjadi lebih ―bangun‖ lagi dan semakin ―jaya‖ lagi seperti nama desanya,

Desa Bangunjaya.

Page 156: Balqis Hanifah, dkk

134|RAKERKAB

-F-

KULIAH KERJA NYANTAI

Oleh: Astrid Haura

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Ilmu Hubungan Internasional

1. Buat Apa Susah?

Ungkapan ―Bogor adalah kota hujan‖ nampaknya perlu dievaluasi.

Pudar sudah persepsi tersebut sesampainya saya di Dusun Gosali dan

Sentuk, Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor pada 18

Juli 2018. Bukan tanpa alasan, dusun yang menjadi tempat saya dan 18

teman-teman lainnya menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama

sebulan ini adalah tempat yang sangat tandus, penuh debu, dan bukan

kepalang kumuh. KKN sendiri adalah kegiatan yang dikelola oleh Pusat

Pengabdian Masyarakat (PPM) di Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang mewajibkan mahasiswa untuk mengabdi sebagai

aktor solutif di lingkungan desa yang masih terbelakang dalam hal

pembangunan dan pendidikan. Sempat terbesit imajinasi liar untuk kabur

dari kewajiban KKN dan tidak kembali lagi. Ah, namun sepecundang

itukah saya sehingga begitu cepatnya menyerah ditaklukkan keadaan? Toh

KKN adalah syarat lulus kuliah dan hasrat saya untuk menggiring skripsi

ke ruang sidang jelas lebih mendesak ketimbang ―penderitaan‖ temporer

yang hanya satu bulan.

Coreng-morengnya impresi awal saya terhadap Dusun Gosali dan

Sentuk adalah suatu kewajaran. Kontras dengan kondisi kemasyarakatan

yang mayoritas Islam, warga desa justru memiliki kesadaran minim tentang

anjuran hidup bersih dan sehat sebagaimana tersirat dalam mushaf al-

Qur‘an. Meski demikian, kredo hanyalah omong kosong tanpa perbuatan

nyata untuk menaatinya. Kesempurnaan manusia yang berakal baru teruji

apabila ia bisa memberdayakan budi pikiran dan mentransformasikannya

menjadi manfaat bagi orang sekitar, diri sendiri, dan alam.

Seperti yang selalu terjadi kepada hampir siapapun, kontemplasi

spiritual selalu menyadarkan diri sekaligus menjadi titik balik yang

menggelorakan semangat sukarela untuk melakukan kegiatan-kegiatan

bersifat altruis. Atas dasar kesadaran diri, tentu menjadi abdi masyarakat

Page 157: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|135

bukanlah suatu beban. Lagipula, tiada cara terbaik untuk menjalani

rangkaian peristiwa hidup kecuali dengan rasa ikhlas. Fisik boleh saja

seakan terkurung karena KKN di (kaki) gunung, namun batin harus tetap

santai seperti di pantai. Biar senang, harus begitu bukan?

Dengan latar belakang akademis Ilmu Hubungan Internasional, saya

selalu percaya bahwa kejadian-kejadian internasional yang bersifat politik

tingkat tinggi (high politics) selalu diawali perkara sederhana seperti keadaan

sosiologis masyarakat. Masalah sosiologis di masyarakat bisa dimisalkan

dengan kasus ketidakadilan perlakuan antara pria dan wanita dalam

struktur kemasyarakatan, dan represi terhadap aktivitas wanita yang

dikonstruksi sedemikian sempit sehingga hanya berputar-putar dalam

labirin tiga bilik, yaitu sumur, dapur, dan kasur. Respons yang kritis atas

permasalahan tersebut adalah emansipasi yang digerakkan oleh masyarakat

korban ketidakdilan, sebagaimana dikatakan oleh Andrew Linklater dalam

Teori Kritik dan turut dibenarkan oleh Jacqui True dalam Teori Feminisme.

Mustahil emansipasi dapat tercapai tanpa pemahaman akan pentingnya

anarki, kesetaraan, dan kesejahteraan di tingkat akar rumput. Agar suatu

kelompok yang marginal dapat memahami konsep-konsep tersebut,

diperlukan suatu transfer pengetahuan yang hanya bisa tercapai apabila

komunikasi yang efektif telah dilaksanakan.

Bagi saya, metode paling baik dalam melakukan komunikasi efektif

adalah diplomasi. Alasannya ialah karena diplomasi merupakan strategi

negosiasi dengan pendekatan secara halus. Implikasinya, pihak yang disasar

akan berkenan untuk mengikuti kehendak yang ingin negosiator jadikan

sebagai pemahaman bersama. Dalam sinkronisasinya dengan KKN, saya

yakin bahwa diplomasi yang saya pelajari dalam perkuliahan bisa

dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mendekati masyarakat desa. Lebih

dari itu, saya memahami problematika mereka, memecahkan kendala yang

melanda, dan menjadi pemantik solusi melalui sosialisasi program-program

pemberdayaan desa yang diinisiasikan kelompok, baik yang berbentuk fisik

maupun nonfisik.

Prioritas program kerja (proker) fisik kami adalah pembuatan bak

sampah di Dusun Gosali dan Sentuk yang didasari atas kesadaran kami

akan sampah yang berserakan hampir tanpa celah di area pemukiman

warga. Menjadi masalah baru lagi ketika sampah-sampah tersebut

menguap menjadi asap yang dibakar tidak kenal tempat dan waktu.

Page 158: Balqis Hanifah, dkk

136|RAKERKAB

Proker ini penting sebab kebersihan lingkungan saya persepsikan

sebagai perluasan makro dari konsep ―konmari” yang dikenalkan oleh

seorang filsuf Jepang bernama Marie Kondo. Kondo memperkenalkan

konmari sebagai metode beres-beres dalam ruang lingkup privat (rumah

pribadi). Konmari juga merupakan instrumen untuk melegakan pikiran

seseorang sehingga dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja.

Pada tingkat dusun, sampah-sampah yang tadinya berserakan bisa

dipahami sebagai penghambat dari produktivitas warga desa sebab

merupakan faktor yang memengaruhi kesehatan dan keadaan jiwa (mood).

Kedua faktor tersebut penting karena berkontribusi langsung terhadap

kreativitas, daya kerja otak, dan tingkat keprimaan jasmani manusia. Solusi

pembakaran sampah pun hanya memperkeruh keadaan. Asap pembakaran

sampah dapat mengganggu kesehatan pernapasan sekaligus menyumbang

emisi karbon yang berpengaruh terhadap fenomena perubahan iklim.

Untuk menangani isu sampah, diperlukan sebuah pemecahan

masalah yang tepat guna dan ramah lingkungan. Kami meresponsnya

melalui program pembuatan bak sampah. Bak sampah diharapkan

berfungsi sebagai penampungan sampah integral sekaligus wadah

pembakaran sampah warga sehingga polusi lingkungan di dusun dapat

terminimalisasi dan kehidupan sehat dapat tercapai.

Terlepas dari rencana kelompok, saya mempunyai misi tersendiri

dalam menjalankan proker nonfisik. Misi itu adalah pertanggungjawaban

atas Deklarasi Rencana Aksi yang telah saya dan 88 remaja dari Asia lainnya

ikrarkan pada Program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and

Youths (JENESYS) bulan Maret 2018 di Tokyo, Jepang. Kami berjanji untuk

memberdayakan masyarakat di tanah air masing-masing untuk mencapai

perdamaian dunia. Salah satu kunci pemberdayakan masyarakat ialah

melalui ekonomi. Ketimpangan ekonomi adalah masalah krusial suatu

negara. Urgensi dari ketimpangan ekonomi berdasar karena menimbang

dampak negatifnya terhadap kesenjangan sosial yang memengaruhi

perekonomian makro dan stabilitas politik suatu negara.

Saya percaya bahwa masyarakat desa bisa menjadi instrumen

pengembang ekonomi negara. Caranya ialah melalui kontribusi mereka

sebagai wirausaha dengan inovasi dan pemanfaatan sumber daya alam

(SDA) di desa. Dalam pelaksanaan KKN, saya merasa berkewajiban untuk

memberi insentif berinovasi kepada warga desa. Melalui pengarahan dan

Page 159: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|137

pembekalan yang saya berikan, sekiranya ilmu tersebut berguna untuk

usaha niaga mereka ke depannya.

Semangat berwirausaha adalah nilai yang akan saya tekankan

kepada masyarakat desa. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah

berwirausaha tidak selalu membutuhkan modal besar dan bertempat di

kota besar. Peka terhadap celah bisnis adalah hal penting yang bisa

membuat usaha masyarakat berkembang. Saya ingin melatih logika

masyarakat desa untuk bisa mencari terobosan dengan mengolah SDA yang

mereka anggap nirmanfaat menjadi suatu produk tinggi nilai yang siap jual.

Sebagai ilustrasi, pemanfaatan itu dapat dimisalkan melalui inovasi sabut

kelapa menjadi sendal jepit berharga mahal seperti yang pernah saya lihat

di suatu pameran mode ibu kota. Selain itu, saya akan mengenalkan metode

pembukuan sebab itu adalah hal penting yang harus dipahami setiap para

wirausahawan di desa supaya alur perputaran uang jelas tercatat.

Diseminasi program nonfisik akan saya lakukan dengan metode personal

touch. Pendekatan yang santai tentu akan membuat warga desa merasa

nyaman dan pesan yang ingin saya sampaikan mengena.

Kepada anak-anak kecil di desa, saya ingin mendekonstruksi

pemahaman mereka tentang Islam. Tujuan tersebut adalah impian lama

yang saya pendam sejak pertama kali membaca buku Islam Ditinjau dari

Berbagai Aspeknya karya Harun Nasution. Pada buku yang ditulis hampir 40

tahun silam tersebut, Harun Nasution menyadari bahwa Islam di Indonesia

tidak betul-betul dipelajari secara menyeluruh. Menurut Nasution, Islam di

Indonesia semata-mata dianggap sebagai institusi dengan simbol identitas

dengan kewajiban untuk beribadah belaka. Menyadari bahwa opini

tersebut masih sangat relevan hingga sekarang, saya tergerak untuk

mengoptimalkan kemampuan diplomasi saya terhadap isu ini. Caranya

dengan menanamkan pandangan Islam sebagai institusi yang mengikat,

bukan hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga pada akhlak dan ilmu

pengetahuan. Tinggi impian saya supaya anak-anak dusun dapat menjadi

kader-kader penerus Ibn Rusyd atau Ibn Khaldun yang merupakan

ilmuwan Muslim pada abad ke-12 dan 15.

Setelah hidup bersama masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk selama

32 hari, persepsi saya terhadap masyarakat desa berubah. Awalnya saya

menggeneralisasikan seluruh warga desa sebagai masyarakat minor nan

minim edukasi, tetapi nyatanya—dengan kerendahan hati—harus diakui

bahwa justru saya yang belajar dari warga desa. Karena KKN saya jadi

Page 160: Balqis Hanifah, dkk

138|RAKERKAB

mengetahui bahwa kultur tradisional pertanian Indonesia ternyata adalah

purwarupa dari teknik pertanian di Jepang. Utamanya, berkat KKN saya

jadi mengetahui Cara Bertahan Hidup 101 di tengah krisis sanitasi dan polusi

lingkungan.

2. Bumbu Konflik yang Bikin Tambah Siip!

Bagaimana 19 orang tergabung dalam suatu kelompok bukanlah

pertanyaan penting, yang lebih krusial justrulah bagaimana menyatukan

pemikiran dari 19 kepala berbeda-beda. Kalau bukan mandat kampus,

Kelompok KKN Rakerkab 112 (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat

Bangunjaya) mungkin takkan pernah mengenal satu sama lain, mencipta

dinamika yang mengundang perdebatan sengit atas nama ego pribadi, dan

pada akhirnya padam sendiri atas kesadaran kolektif akan tujuan awal

untuk mengabdi pada masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk.

Tidak hanya beda fakultas, 19 orang dari kami datang dari jurusan

yang pula tak sama. Kuat keyakinan bahwa setiap individu membawa

kepentingan yang dipengaruhi latar belakang akademis masing-masing.

Kelompok kami didominasi oleh para mahasiswa dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan kecondongan proker nonfisik, yaitu

mengajar. Sementara itu, beberapa mahasiswa lain justru memprioritaskan

proker fisik. Anggota lainnya memilih berada di posisi tengah dengan

mendukung kedua proker atau malah abstain. Terkait polemik itu, menurut

saya mengajar adalah kegiatan yang mulia, namun eksekusi proker fisik

jauh lebih penting karena berdampak langsung terhadap produtivitas desa.

Namun kendala selalu datang menghadang kesuksesan proker fisik. Salah

satu faktornya datang dari internal kelompok dengan sekelebat distingsi

opini anggota sehingga konsensus sulit dicapai.

Belum genap empat hari tinggal bersama sebuah sebuah tim, kami

sudah digempur dengan dinamika klasik ihwal perbedaan opini tentang

proker. Untuk melengkapi alur kisah, perlu diketahui bahwa drama ini

melibatkan diri saya. Perkaranya mengenai proker fisik bangunan mandi,

cuci, kakus (MCK) yang saya inisiasikan. Mayoritas anggota kelompok

kontra dengan ide tersebut. Mereka merasa bahwa MCK tidak lebih

penting ketimbang pengentasan masalah lingkungan di dusun. Apalagi, isu

lingkungan linear dengan proker utama kelompok, yaitu pembuatan bak

sampah.

Page 161: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|139

Terlepas dari prioritas kelompok terhadap pembuatan bak sampah,

saya tetap berpendirian bahwa pembangunan MCK penting. Dasarnya

adalah norma agama, kesopanan, dan kesehatan. Islam telah mengatur

secara baku batasan aurat laki-laki dan perempuan. Pun tentang

kebersihan dan kesehatan tubuh. Kendati demikian, masyarakat Gosali

yang mayoritas Islam ternyata belum merefleksikan kewajiban-kewajiban

itu. Buktinya kelihatan dari kebiasaan wanita di desa yang terang-terangan

mandi dengan tubuh setengah telanjang di bantaran bawah Sungai

Cimatuk berair keruh nan penuh sampah yang letaknya berdampingan

dengan jembatan akses keluar-masuk dusun.

Negosiasi terus saya lancarkan sebagai pamungkas demi berjalannya

proker MCK dan mujurnya usaha itu berhasil. Satu minggu setelah

perdebatan sengit kelompok, konsensus mengenai pembangunan MCK

akhirnya tercapai. Data-data keprotokoleran sudah saya rampungkan dan

proposal sudah siap disebar ke perusahaan-perusahaan tambang sekitar.

Niatnya kami ingin meminta pertanggungjawaban sosial dari perusahaan-

perusahaan tersebut. Sayangnya, birokrasi yang lamban dan friksi internal

yang mengakar di desa menghambat jalannya proker MCK. Akibat

penyebaran proposal molor hingga beberapa hari, bahkan hingga sebelum

masa KKN kami selesai. Dampaknya, MCK masih dalam status quo—

setidaknya sampai hari terakhir kami di sana. Setelah diskusi intens dengan

teman-teman, keberlanjutan proker MCK kami percayakan kepada Kang

Heri, Kepala Pemuda Dusun Gosali, untuk kemudian beliau perjuangkan

kelanjutannya.

3. Begini Toh Rasanya Hidup Jadi Gadis Desa?

Berbicara tentang Dusun Gosali dan Sentuk berarti berbicara

tentang komedi dan kontradiksi. Setidaknya saya pernah menjadi saksi atas

ironi kiai masjid yang anti pengeras suara—sehingga tidak pernah

terdengar lantunan adzan di kedua dusun ini—namun cucu beliau dikenal

radikal sebagai komentator sepak bola antarkampung yang memiliki

teriakan menggelegar via pengeras suara. Itu belum seberapa pahit

ketimbang menyingkap fakta bahwa hajatan sunat wajib diisi hiburan

orkes dangdut dengan pengeras suara jumbo hingga larut malam dan turut

diramaikan oleh biduan kampung berpakaian seksi dengan goyangan syur.

Ambiguitas kembali menyeruak tatkala mengetahui bahwa ibu-ibu

Page 162: Balqis Hanifah, dkk

140|RAKERKAB

penggiat di majelis pengajian adalah orang-orang sama yang mengumbar

aurat ketika mandi di sungai.

Dalam menyikapi keadaan sosial-budaya Dusun Gosali, kami

dihadapkan dengan situasi dilematis. Di satu sisi, kami tidak setuju dengan

kebijakan kiai yang dijuluki ―aspek‖ (anti-speaker) itu. Namun di sisi lain,

apalah daya kami mengintervensi seorang kiai yang dikultuskan pada

tingkat dusun?

Pada sejumlah perbincangan kasual, beberapa warga mengeluhkan

absennya amplifikasi adzan sebagai tradisi relik yang perlu diubah.

Nahasnya saya tidak bisa melakukan tindakan langsung apapun. Hanya

eksplanasi logis bahwa adzan adalah kebutuhan spiritual yang primer yang

bisa saya berikan. Pesan ibadah dan segala kalimat indahnya tentu wajib

untuk disiarkan. Dengan menghalangi penyiaran adzan, berarti sama saja

dengan melanggar konsep kebebasan beragama yang telah diatur negara.

Kepada anak-anak dan pemuda-pemudi dusun, hanya pemahaman logis

pula yang bisa saya lancarkan. Mudah-mudahan di masa depan mereka

bisa mengimplementasikan nalar Islam modern di tempat tinggal masing-

masing. Besar asa saya terhadap mereka, sebab sepengamatan saya mereka

adalah anak-anak alim yang submisif terhadap perubahan positif. Sedikit

banyak seperti si Doel yang gemar belajar dan mengaji namun tetap berjiwa

pendekar.

Pada awal KKN saya berhipotesis bahwa demografis warga desa

mayoritas berpencaharian sebagai pekerja tambang. Akan tetapi dugaan

tersebut buyar tatkala saya mengamati adanya aktivitas lain di bidang

agrikultur dan perniagaan.

Setiap pagi, seorang wanita tua selalu datang ke rumah kontrakan

kelompok KKN untuk menjajakan jajanan pasar yang menjadi sarapan

primadona saya. Sudah menjadi ritual antara saya dengan Nini Saeni—

begitu wanita tua` tersebut disapa—untuk bersenda gurau sembari

menyantap penganan beliau. Belakangan saya mengetahui bahwa bahan

baku dagangan beliau berasal dari sawah milik sendiri. Rasa takjub dan

ingin tahu yang kuat membuat saya berani menawarkan diri sebagai asisten

Nini Saeni dalam kegiatan bertani di sawah beliau. Nini dengan antusias

mengajak saya ke hamparan sawah milik beliau di Dusun Sentuk. Sawah

milik Nini sangat luas. Saya taksir lebih dari lima hektare. Pemandangan

sawah milik Nini masih terlihat indah karena dikelilingi oleh pegunungan

segar yang masih polos dari destruksi perusahaan tambang. Nini mengajari

Page 163: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|141

saya menandur padi dan menjelaskan proses pengolahannya menjadi beras

hingga menjadi nasi. Tak lupa Nini mengajak saya ke hutan milik beliau

untuk memanen singkong. Hasil panen singkong kemudian beliau berikan

sebagai oleh-oleh titipan untuk teman-teman di kontrakan.

Adalah sebuah kepatutan untuk memuji Nini. Beliau adalah sosok

yang berhasil memanfaatkan hasil bumi sendiri menjadi modal berjualan.

Dagangannya pun bermutu tinggi, namun dihargai sangat murah.

Murahnya harga dipengaruhi faktor bahan baku dari sawah sendiri dan

penetapan harga yang berbeda-beda. Rupanya Nini Saeni telah mengenal

konsep diskriminasi harga. Kepada warga dusun, Nini menetapkan harga

seribu rupiah untuk setiap kudapan jualanannya, namun kepada sopir-

sopir perusahaan tambang yang lalu-lalang berkomuter Bogor-Jakarta,

harga menjadi dua ribu rupiah. Untuk setiap seratus jajanan pasar yang

dibawa Nini dalam baskom khasnya, sudah dipastikan dagangan beliau

habis sebelum dzuhur dan surplusnya tak usah diragukan lagi.

Lain dengan warga dusun senior seperti Nini yang etos kerjanya

tinggi, pemuda-pemudi dusun berusia 17-30 justru didera krisis eksistensial.

Generasi milenial dusun ini ternyata lebih memilih menganggur sebab tak

tahan dengan kesuntukan kerja yang monoton. Namun pengecualian bisa

disematkan kepada seorang pemuda yang memperkenalkan diri sebagai

Jambul. Menurut pengakuan Kang Jambul, gelora wirausaha tumbuh sejak

ia sadar akan dominasi perusahaan tambang atas kepemilikan gunung-

gunung sekitar. Jika terus berlangsung, Kang Jambul memproyeksikan

bahwa Dusun Gosali dan Sentuk akan habis terkubur pasir tambang.

Apabila benar terjadi, populasi desa akan berkurang drastis sebab warga

desa harus bermigrasi ke tempat tinggal yang lebih manusiawi. Ketimbang

meratapi nasib qadariah, Kang Jambul memilih jalan visioner dengan

berwirausaha. Caranya melalui budidaya jamur. Walaupun

pengetahuannya tentang agribisnis minim, ia pernah cukup sukses

mendapatkan laba tiga kali lipat lebih besar daripada modal awal.

Pada suatu kesempatan, Kang Jambul mengajak saya dan Apeb

(rekan KKN yang berjurusan Agribisnis) untuk menyambangi ternak

jamurnya di Kecamatan Tenjo. Sambil mengeluhkan tumbuhan jamurnya

yang kian infertil kepada Apeb, sesekali Kang Jambul menceritakan

buruknya mekanisme perputaraan modal yang ia kelola dan bagaimana

usahanya kini nyaris bangkrut. Ternyata, profit dari budidaya jamurnya

tidak pernah dibukukan. Pendapatannya pun habis dihamburkan begitu

Page 164: Balqis Hanifah, dkk

142|RAKERKAB

saja tanpa disisakan untuk modal serta biaya perawatan tanaman. Sebagai

solusi, saya mengenalkan konsep debit/kredit. Saya juga menyarankan

Kang Jambul untuk segera memiliki buku khusus pencatatan supaya dapat

meminimalisasi miskalkulasi untung/rugi. Betul saja, respons Kang Jambul

antusias walaupun kegelisahannya tak dapat ditutupi. Rupanya ia sendiri

pesimistis usahanya akan beroperasi lagi.

Dengan sisa kurang lebih 10 tanaman jamur yang hampir layu, orang

awampun mengerti bahwa usaha budidaya jamur Kang Jambul sulit

diselamatkan. Pun vonis Apeb sudah mutlak bahwa hanya pembibitan

ulang dari nollah opsi paling realistis yang bisa dilakukan. Di tengah

kronisnya kekecewaan Kang Jambul, saya memperhatikan celah inovasi

kuliner yang bisa dimanfaatkan. Saya menganjurkan Kang Jambul

mengolah jamurnya menjadi keripik sehingga memiliki nilai tambah.

Konsekuensinya, produk akan dihargai lebih mahal ketimbang dijual

mentah-mentah. Untuk setiap satu kilogram jamur mentah yang diolah,

Kang Jambul bisa meraup laba lima kali lebih besar ketimbang dijual tanpa

proses pengolahan. Ide keripik jamur dipahami sebagai terobosan bisnis

yang masuk akal bagi Kang Jambul. Setelah sepakat merencanakan

pembibitan ulang dengan Apeb, apabila berhasil, produk keripik jamur

Kang Jambul mungkin akan segera menjamur di warung-warung sekitar

Dusun Gosali.

Dusun Gosali dan Sentuk memiliki sumber daya alam dan manusia

yang dapat bermanfaat bagi agama, orang sekitar, dan lingkungan apabila

diarahkan dengan universalisme prinsip kedisiplinan, semangat dan kerja

keras. Meskipun beberapa masyarakat dusun belum bisa menerima

modernisme positif seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),

dan penggunaan pengeras suara untuk adzan. Saya percaya bahwa Dusun

Gosali dan Sentuk bisa mewujudkan swasembada selama semangat orang-

orang dengan karakter tidak cepat menyerah dan mau belajar seperti Nini

Saeni dan Kang Jambul selalu ada. Sudah menjadi tanggung jawab bagi saya

untuk menanamkan motivasi sarat moral dan semangat berdikari kepada

anak-anak kecil di dusun yang masih polos nan penuh harapan supaya bisa

memiliki jiwa kepemimpinan dan nurani merakyat.

4. Jika Aku Menjadi

Tidak ada manusia yang bisa memilih untuk dilahirkan dengan

status sosial khusus dan di kota tertentu. Pun bisa, saya akan tetap memilih

Page 165: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|143

menjadi diri saya sendiri dengan segala pengalaman baik dan buruk yang

pernah saya alami, termasuk—dan khususnya—mengikuti KKN di Dusun

Gosali dan Sentuk. Namun jika bicara pengandaian, apa jadinya jika saya

ditakdirkan lahir sebagai putri daerah Gosali dan Sentuk? Mungkin belum

genap 20 tahun saya sudah menimang anak sebagaimana tradisi gadis desa

yang lekas dilamar lelaki dan berumah tangga. Mungkin juga saya tetap

melanjutkan kuliah dengan jurusan yang sama dan mimpi yang sama, yaitu

sebagai peneliti di organisasi internasional. Tanpa adanya absorbsi

pengetahuan yang baik, asumsi kondisional yang saya bangun dengan

intensi intelektual tadi sukar membentuk saya menjadi pribadi yang

bermimpi.

Dengan kondisi Dusun Gosali dan Sentuk yang kurang suportif

terhadap isu pendidikan, saya rasa sulit jika hanya mengandalkan institusi

sekolah sebagai instrumen menggapai impian-impian masa depan. Kalau

sekadar melakukan aktivitas pengajaran, jumlah guru di Dusun Gosali dan

Sentuk sudah lebih dari cukup. Alih-alih, yang dibutuhkan anak-anak

dusun ialah tenaga didik yang sukarela memberikan bimbingan dengan

kombinasi religiusitas, intelektualitas, dan motivasi.

Warga dusun yang kepalang dewasa dan belum sempat merasakan

pendidikan motivasi ketika kanak-kanak masih mempunyai harapan

apabila giat bekerja keras. Besar asa saya agar UMKM digalakkan dan

menjadi tren positif sebagai respons alternatif atas maraknya pengangguran

di kalangan pemuda-pemudi dusun. UMKM adalah solusi yang tepat untuk

mewadahi usaha perniagaan di Dusun Gosali dan Sentuk. Apalagi selama

satu bulan ini saya mengamati bahwa perniagaan desa berfokus pada

industri rumahan dan pertanian organik. Komoditas akhir dari kegiatan

produksi tersebut cocok dengan kultur UMKM. Tahap selanjutnya adalah

pemanfaatkan internet melalui situs jual-beli dalam jaringan (daring)

seperti Tokopedia dan Lazada. Pada era digital di mana perdagangan daring

merajalela, mempromosikan barang di internet adalah cara ampuh untuk

menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga mancanegara.

Kini KKN telah usai dan yang tersisa adalah kenangan dan pelajaran

hidup untuk pengembangan diri sendiri. Ada kutipan menarik dari novel

East of Eden karya John Steinback yang saya baca tiap malam pada hari-hari

awal menjalankan KKN, yakni, ―Sepanjang musim kemarau, orang-orang

akan melupakan kekayaan sumber daya di musim hujan. Sebaliknya pada

musim hujan, tiada masyarakat yang mengingat krisis di musim kemarau.‖

Page 166: Balqis Hanifah, dkk

144|RAKERKAB

Sederhananya, kalimat itu bermakna bahwa manusia adalah makhluk

egosentris yang cepat lupa dan cenderung menyia-nyiakan suatu hal yang

bisa jadi penting dan akan dirindukan apabila hilang. Hubungannya dengan

KKN ini adalah latar novel Eden yang sama-sama terjadi pada musim

kemarau dengan singgungan isu kelangkaan air dan perihal sifat manusia

yang take everything for granted 25 . Pesan subliminal yang disampaikan

Steinback menyadarkan saya bahwa sebelum menjalani KKN di dusun yang

langka air, tidak jarang saya menyia-nyiakan air dengan misal membiarkan

katup keran terus terbuka padahal dalam hitungan sepersekian detik,

kubik air terus bertambah.

Pelesetan satir KKN sebagai singkatan dari ―Kuliah Kerja Nyantai‖

memang benar adanya karena selama menjalani KKN saya selalu riang

gembira sehingga 32 hari tidak terasa. Tidak ada air, tidak masalah. Tidak

ada internet, bukan jadi halangan, justru memang sengaja saya nonaktifkan

agar bisa serius mendalami kearifan lokal masyarakat Dusun Gosali.

Nyatanya memang sungguh nyantai, namun saya tidak berani berjudi

dengan ke-nyata-an KKN yang telah terlaksana. Masih terlalu prematur

untuk melihat aktualisasi dan dampak proker fisik maupun nonfisik yang

kami adakan. Hanya do‟a dan harap yang bisa saya panjatkan. Yang jelas,

program KKN tidak lagi saya persepsikan sebagai ajang belajar sebagai

mahasiswa demi tinta di atas skripsi, tetapi belajar menjadi manusia

dengan progresivitas yang hakiki.

25 Tidak menghargai suatu hal

Page 167: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|145

-G-

RIBUAN KATA YANG TERSIRAT

Oleh: Balqis Hanifah

Fakultas Sains dan Teknologi - Kimia

1. Melakukan yang Harus Dilakukan

Dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang saya lalui, banyak sekali

kejadian tidak terduga yang saya dapat. Berawal dari sebelum dan sesudah

KKN, inilah perjalanan saya. Sebelum adanya KKN saya hanya ingin

mengikuti arus saja. Saya tidak ada senang atau sedih menjalankan KKN

karena saya mengikutinya atas dasar kewajiban kuliah. Saat saya

mendapatkan informasi bahwa kelompok KKN sudah dibagikan, saya

memang berharap semoga saya ditempatkan di Bogor dan ternyata harapan

saya terkabul. Tetapi saat pembagian kelompok KKN, saya merasa lelah

karena harus mengikuti KKN yang mengambil jatah libur saya, mengingat

jatah libur saya tidak banyak dikarenakan liburan semester sebelumnya

sudah diisi dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang termasuk mata

kuliah wajib. Saat berkumpulpun, saya tidak memiliki perasaan senang

maupun sedih, yang saya pikirkan hanyalah mengikuti apa yang harus

dikerjakan karena KKN adalah mata kuliah wajib yang harus saya ikuti

untuk mendapatkan nilai yang di tahap selanjutnya akan membawa saya ke

sidang akhir, lalu wisuda.

Posisi sebagai Sekretaris I dalam struktur keanggotaan dalam

kelompok KKN pun bukan keinginan saya, tetapi karena tidak ada anggota

yang ingin menjadi sekretaris, maka pikiran saya berkata bahwa saya harus

menjadi sekretaris. Benar saja, sekitar sebulan sebelum KKN,saya menjadi

sekretaris. Untuk surveipun awalnya saya ikut hanya karenasuruhan

teman-teman saja, sebab tidak ada yang bisa datang survei ke desa. Walau

sudah memakai alasan macam-macam, tetap saja saya harus ikut. Saya di

sini hanya mengikuti keinginan teman-teman tanpa penolakan dan tanpa

kesukaan. Itu cara pandang saya sebelum KKN karena pikiran saya yang

sudah lelah dengan kegiatan kuliah dimana laporan PKL harus diselesaikan

sesuai tenggat waktu yang diberikan oleh institusi program studi dan

mengejar materi kuliah yang hanya tiga bulan saja. Sebelum berangkatpun

Page 168: Balqis Hanifah, dkk

146|RAKERKAB

saya selalu berpikir bahwa KKN hanya khayalan, dan tidak benar adanya.

Sehingga alasan saya mengikuti KKN hanya karena itu adalah mata kuliah

wajib, tidak lebih dari itu.

Saya sebenarnya tidak mempunyai motivasi mengikuti KKN

dikarenakan pikiran saya yang sudah penuh dengan jadwal kuliah yang

padat sehingga saya tidak mempunyai motivasi. Tujuan saya mengikuti

KKN hanya untuk mendapatkan nilai. Tidak terpikir untuk menambah

pengalaman dan lainnya. Kompetensi saya hanya mengajar pelajaran.

Rencana saya sebelum KKN hanya mengajar pelajaran. Tetapi cara pandang

saya menjadi berbeda setelah KKN. Ternyata KKN tidak seburuk yang

diperkirakan dan tidak ada pikiran lagi bahwa KKN ini hanyalah khayalan

belaka. Sekarang yang terpikir adalah rasa syukur bahwa kapan lagi saya

bisa KKN? Alhamdulillah saya mendapatkan teman-teman, dan mengenal

banyak warga desa dan dusun yang beragam tetapi tidak dalam arti buruk.

Banyak pengalaman yang saya dapat berikut dengan suka-dukanya. Bahkan

saat KKN saya menjadi termotivasi yaitu ingin anak-anak lebih pandai dan

rajin dalam belajar.

Anak-anakpun senang dengan kehadiran kami. Apalagi saat

bimbingan belajar (bimbel) tidak terpikir bahwa mereka ingin belajar,

bukan main. Anak-anak yang datangpun banyak sekali hingga tempat

untuk bimbel tidak muat. Anak-anak juga senang bila kami mengajar di

sekolah bahkan mereka datang lebih pagi untuk menjemput saya dan

teman-teman saya yang mengajar. Setelah KKN, saya menjadi berpikir

bahwa tidak masalah jika jatah libur saya jika bertemu dengan mereka yang

membuat perasaan saya menjadi senang. Tidak terpikir sebelumnya bahwa

KKN akan terasa semenyenangkan ini. Rencana yang sebelumnya saya pikir

hanya untuk mengajar pelajaran ternyata berubah hingga tidak lagi hanya

itu karena banyak hal tak terduga yang dilakukan seperti kekurangan air

yang mengharuskan kami mandi di sungai atau mandi di rumah warga

sehingga bisa lebih berbaur dan mengajarkan akhlak yang baik.

Kompetensi saya bertambah saat KKN yaitu mengajarkan tari

Saman yang ternyata anak-anak di sana tidak tahu sama sekali tarian dari

Aceh tersebut. Tidak hanya tari Saman, mereka mempunyai gaya tari

sendiri yang menurut saya menyenangkan walaupun memakai lagu

dangdut tetapi itu termasuk kreativitas dari mereka. KKN mengajarkan

saya lebih bekerja sama, merangkul, mengayomi, mengerti keadaan dan

Page 169: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|147

perasaan lain, dan lain-lain. Akhirnya saya lebih berpikir positif tentang

KKN. Tetapi dari semua itu saya percaya semua rencana Allah Subhanahu wa

Ta‟ala adalah yang terbaik dan saya menikmati rencana yang Allah

Subhanahu wa Ta‟ala berikan dengan senang hati.

2. Kejutan yang Menyenangkan

Awalnya kelompok kami susah sekali untuk berkumpul. Apabila

kumpul pun, yang hadir paling banyak sekitar 10 orang sedangkan

kelompok kami beranggotakan 19 orang. Karena sebelum KKN keadaan

kelompok kami tidak menyatu, saya jadi berpikir bahwa kelompok kami

orang-oranngnya individualistis. Lantas bagaimana nanti saat tibanya

kegiatan KKN yang mengharuskan kami tinggal sebulan? Bagaimana cara

saya bisa menyatu dengan mereka? Membayangkan hal-hal yang buruk itu

sudah membuat saya malas dengan KKN, ditambah dengan grup di

WhatsApp yang sepi. Tetapi selama sebulan tinggal bersama mereka pikiran

buruk saya sebelum KKN ternyata tidak benar bahkan tidak terpikir

kembali. Kami selama KKN di sini tidak menunjukkan sifat yang palsu.

Malah, sifat asli saya dan teman-teman saya keluar semua. Semua teman-

teman KKN saya mengeluarkan sifat asli mereka, tidak ada perlawanan

yang begitu terlihat dan mereka semua orang yang mudah menerima sifat-

sifat asli kami.

Saya merasa bersyukur mendapatkan teman-teman KKN yang

seperti ini, mungkin sebelum KKN banyak kesibukan sendiri-sendiri dan

malas dengan adanya KKN sehingga membuat pikiran saya menjadi buruk

tentang mereka. Teman-teman KKN saya memiliki sifat-sifat yang beragam

seperti ada yang pintar memasak, bisa sabar menghadapi anak kecil yang

merepotkan, sabar mendengar keluh kesah selama KKN dengan baik, sabar

dengan keadaan di mana emosi semua meningkat, cekatan memberi solusi

di saat banyak masalah, pandai suasana yang sedang kritis, dan lain-lain.

Di awal KKN terdapat kejadian yang tidak menyenangkan karena

kurangnya komunikasi dengan antara para anggota kelompok sehingga

beberapa oknum menjalankan kegiatan sendirian tanpa melaporkan

kegiatan tersebut terlebih dahulu. Saya tidak bisa menyalahkan sifat

oknum-oknum tersebut, tetapi di saat itu, saya dan teman-teman saya

hanya ingin penjelasan lebih lanjut dari mereka sehingga tidak menjadi

konflik yang besar dan berkelanjutan. Mereka bercerita dan kami

Page 170: Balqis Hanifah, dkk

148|RAKERKAB

mendengarkan dengan baik. Tidak lama perpecahan terjadi karena hal

tersebut. Banyak yang menganggap hal tersebut tidak disukai, dan di sisi

lain, sedikit yang menganggap hal tersebut baik. Dari sini perpecahan mulai

terasa, tetapi setelah rapat kami tetap melakukan komunikasi dengan baik

karena kami berpikir bahwa itu masalah program kelompok tidak perlu

dibawa ke masalah pribadi. Tidak lama, masalah tersebut mendapatkan

solusi sehingga perpecahan pun mulai pudar. Dengan mengetahui sifat asli

yang seperti itu, saya hanya menyikapinya dengan hal baik. Tidak

dimungkiri bahwa manusia punya sifat baik dan buruk, tetapi yang penting

adalah bagaimana kita menyikapi hal buruk tersebut dengan baik.

Mungkin awalnya susah beradaptasi untuk lingkungan yang baru seperti

ini, tetapi dengan adanya masalah, membuat orang mempunyai pengalaman

yang dapat dipelajari sendiri agar dijadikan pelajaran hidup untuk ke

depannya.

Yang saya nikmati dari kelompok KKN ini adalah bila ada konflik,

masalah itu tidak dibesar-besarkan dan tidak dibawa ke masalah pribadi,

sehingga kami bisa menerima keadaan. Tidak mungkin 19 orang ini tidak

punya masalah pribadi, tetapi mereka bisa menempatkan hal tersebut ke

hal yang lebih baik dan tidak melebih-lebihkannya. Kebersamaan

kelompok kami mulai terasa pada awal saat masalah di rumah perempuan

yang tidak ada air, lalu dibuatlah piket untuk mengambil air. Tugas para

anggota laki-laki membantu, padahal mereka tahu bahwa air itu hanya

dipakai untuk di rumah perempuan walaupun memang ada kalanya air itu

digunakan untuk masak. Belum lagi dengan keadaan di mana pengambilan

air mengharuskan mereka pergi ke sungai yang melewati jalan yang naik

dan turun.

Tidak hanya itu, sikap teman laki-laki maupun perempuan yang

sering bersenda gurau membuat saya mudah untuk cerita masalah pribadi.

Kami memikirkan solusi bersama, melakukan kerja sama, dan lain-lain.

Jujur saja, bila tidak nyaman dengan orang di sekeliling, saya tidak akan

mengeluarkan sifat asli saya. Itu dikarenakan saya orang yang pemilih

untuk bersikap. Bila sifat mereka ada yang membuat saya tidak suka, maka

sifat palsu saya akan saya keluarkan. Saya akan mengeluarkan sifat baik

semua, tidak ada sifat buruk. Sederhana sekali dengan adanya mereka yang

bisa menerima sifat-sifat yang disukai maupun tidak, menjalankan kegiatan

KKN ini terasa menyenangkan. Saya menikmati kegiatan KKN dengan hati

senang. Hidup itu penuh tantangan.Tantangan membuat kita berpikir lebih

Page 171: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|149

maju dan manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa sendiri karena

pasti akan selalu bersama.

3. Variasi Warna dalam Hati

Desa yang saya tempatkan memiliki warga yang sering memberi.

Masyarakat di sana lumayan intens bersosialisasi, tetapi untuk bidang

keagamaan ada hal yang beda. Di desa ini, ada seorang kiai yang meyakini

bahwa adzan tidak boleh memakai pengeras suara dan jama'ah laki-laki dan

perempuan harus dipisah. Dalam bidang lingkungan, ada yang alamnya

masih belum tercampur oleh sekelompok manusia yang merusak

lingkungan dan ada yang sudah tercampur oleh sekelompok manusia yang

merusak lingkungan. Di Dusun Gosali, terdapat sekelompok manusia yang

merusak lingkungan, tidak peduli efeknya pada tempat tersebut dan tidak

memikirkan solusi lain untuk lingkungan sekitar sehingga menimbulkan

banyak kesan negatif yang. Yang paling membuat saya sedih adalah ketika

saya memerintahkan anak-anak di dusun yang saya tempati untuk

menggambar. Tidak terduga bahwa ada salah satu anak yang menggambar

lingkungan dusun tersebut dengan gambaran gunung yang bagian

puncaknya rata dan mesin besar.

Dalam bermasyarakat dengan warga sekitar, pastinya terdapat hal-

hal yang tidak terduga. Contohnya adalah ketika awal KKN, teman saya

dimanfaatkan untuk kepentingan seseorang. Kalau dipikir, memang baik

untuk mengikuti perintah orang tersebut, tetapi hal itu bisa menimbulkan

konflik yang melebar. Hal tersebut tidak mudah kami putuskan untuk

waktu yang cepat sehingga saya dan teman-teman saya harus memikirkan

cara yang tidak memberatkan pihak sebelah atau seimbang. Dari situ pun

saya dan teman-teman saya harus lebih berbaur dengan warga untuk

mengetahui kondisi dan masalah lebih dalam walaupun kami agak bingung

dengan bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa Sunda. Terlebih lagi,

saya adalah orang Jawa yang tiap hari mendengar percakapan memakai

bahasa Jawa atau bahasa Indonesia sehingga itu membuat saya bertanya

kembali maksud dari perkataan mereka.

Di Dusun Gosali, saya lebih banyak berkomunikasi dengan anak-

anak dan orang tua dibanding pemuda-pemudinya. Entah kenapa saya

tidak nyaman dengan mereka. Setiap malam, para pemuda sering nongkrong

dan mendendangkan lagu dengan gitar. Bila kami yang perempuan lewat di

depan mereka, kami sering kami dipanggil-panggil, bahkan teman saya

Page 172: Balqis Hanifah, dkk

150|RAKERKAB

hampir disamper oleh pemuda karena dia jalan sendirian. Lalu saya

mendengar dari teman laki-laki bahwa pemudinya pun suka memanggil

mereka. Tetapi teman laki-laki di kelompok saya tetap menjalin

komunikasi dengan baik dengan pemuda-pemudi. Saya termasuk orang

yang tidak menyukai hal tersebut karena itu membuat perasaan saya tidak

senangdan akibatnya saya membayangkan hal-hal buruk. Tidak hanya saya

yang berpikir demikian, hampir keseluruhan teman perempuan di

kelompok saya berpikir sama.

Saya dan teman-teman perempuan lainnya mulai banyak

komunikasi dengan pemuda-pemudi ketika Acara Perayaan Hari Ulang

Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Dalam hal kebersamaan, saya

melihat solidaritas mereka kurang sebagaimana dapat dilihat dalam senam

pagi yang menjadi program mingguan kami. Saya dan teman-teman saya

sudah mengajak warga untuk datang, tetapi hasilnya tidak banyak dari

mereka yang hadir, bahkan kuantitasnya dapat dihitung dengan jari. Itu

adalah sisi negatifnya, tetapi tidak dimungkiri ada juga hal-hal positifnya.

Salah satunya adalah betapa beberapa warga menerima kami dengan sangat

lebar tangan. Kamipun akhirnya bisa menginap, menyantap makanan

bersama, menceritakan hal pribadi, membantu satu sama lain, dan

melakukan kerja sama. Warga sekitar juga sangat baik karena mereka

memberikan kami banyak hasil alam mereka, sehingga saya dan teman-

teman di sana makan makanan sehat.

Anak-anak desa sangat antusias bertemu saya dan teman-teman

saya. Terkadang kami bingung terkait bagaimana menjadwalkan mereka

datang ke rumah. Khususnya rumah perempuan, karena rumah perempuan

adalah tempat awal pertemuan kami dengan mereka. Saya mengira bahwa

mereka lebih asyik bermain dengan teman-temannya, ternyata perkiraan

saya meleset. Mereka senang sekali bertemu kami dan sering mengajak

kami untuk main bersama mereka. Apabila anak-anak sedang sekolah

sedangkan gurunya tidak ada, mereka pasti ke rumah perempuan, entah

karenaiseng atau ada intensi lain. Tidak sedikit murid-murid datang pagi

untuk melihat kami mengajar, padahal belum waktunya bagi mereka untuk

masuk. Tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa anak-anak akan sangat

senang bertemu kami.

Sewaktu saya masih anak-anak, saya tidak begitu antusias apabila

ada di situasi yang dikelilingi banyak orang yang lebih tua,namun saya

heran mengapa anak-anak di sini sangat antusias betemu kami. Karena

Page 173: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|151

kami dekat dengan banyak warga, tidak sedikit bapak-bapak, ibu-ibu, dan

terutama anak-anak yang menangis saat kami meninggalkan mereka. Tidak

lupa mereka meminta kontak kami agar bisa selalu berhubungan dengan

kita.

Saya dan teman-teman saya jalan-jalan ke dusun sebelah karena

tidak begitu jauh jarak antara dusun yang kami tempatkan dan dusun

sebelah. Di dusun sebelah, pada dua tahun yang lalu ditempatkan pula

mahasiswa-mahasiswa KKN dari UIN. Awalnya kami ingin tinggal di sana,

tetapi karena kurangnya komunikasi kepada warga lain dan kewajiban

membuat keputusan cepat, alhasil kami tidak tinggal jadi di sana.

Kalau saya bandingkan, suasana di dusun sebelah memang terasa

lebih nyaman dan masyarakatnyapun lebih sopan dibanding dusun yang

saya tempatkan.Tetapi hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur saya

dengan tinggal di dusun yang saya tempatkan.

Di desa saya dan teman-teman ditempatkan, sudah lama hujan deras

tidak menghampiri dan hal tersebut memantik rasa iri saya dengan keadaan

desa di kelompok lain. Tetapi, rencana Allah Subhanahu wa Ta‟ala memang

selalu yang terbaik. Bila ada hujan, belum tentu saya merasakan suka duka

seperti yang sudah dialami. Kemungkinan besar kejadian dan perasaan saya

tidak seperti yang saya rasakan sekarang.

4. Jejak yang Hilang dan Bertahan

Bila saya menjadi penduduk desa, terutama di dusun yang saya

tempatkan, saya akan memajukan sekolah di sana dikarenakan kurangnya

ketertiban, kedisiplinan, kerajinan, tata krama dan kebersihan di sekolah

tersebut. Saya sedih melihat sekolah yang seperti itu, apalagi sekolah

tersebut adalah sekolah dasar yang merupakan institusi pendidikan paling

lama dibanding jenjang lainnya. Sekolah dasar itu seperti kertas putih yang

mudah ditulis berbagai hal. Jenjang sekolah dasar itu penting sebab

merupakan awal dari semua pelajaran masuk. Sayang sekali apabila di sia-

siakan. Entah bagaimana masa depan anak-anak apabila demikian. Yang

terpenting adalah bagaimana setidaknya dasar dari semua pelajaran mereka

ketahui, walaupun mereka mungkin akan lupa, tetapi setidaknya mereka

pernah mempelajarinya. Pelajarannya tidak boleh terpaku pada teori saja,

tetapi praktiknya tetap harus diajarkan. Bagaimanapun anak-anak adalah

Page 174: Balqis Hanifah, dkk

152|RAKERKAB

awal dari semuanya, bila salah mengajar maka anak akan melakukan hal

yang tidak terduga ke depannya.

Selama saya KKN, saya selalu mengingatkan tentang kesopanan

khususnya kepada anak-anak dibawah pengajaran sekolah yang saya

ajarkan. Saya mengajarkan mereka cara duduk yang baik, berkata dengan

baik dan tidak keras-keras. Bila ada pengajar izin keluar kelas, mereka

harus duduk rapi dan mendengar apa yang pengajar ajarkan. Saya merasa

sedih saat pertama kali mengajar kelas tersebut karena karena tingkah laku

mereka yang tidak tertib dan kurangnya sopan santun. Bila saya tetap

tinggal di sana, saya akan mengajarkan tentang perilaku yang baik dan

benar dengan berdasarpada akhlak Islam. Karena kita adalah orang Islam,

buruk bila kita tidak mengislamkan ajaran Islam dalam kehidupan. Islam

mengajarkan semua yang ada dikehidupan baik dari sisi tingkah laku,

politik, akhlak, aturan hidup, dan lain-lain. Kemudian dalam hal agama,

saya juga ingin sekali mengajarkan mereka untuk berpakaian lebih baik dan

beribadah lebih rajin karena 100 persen warga yang tinggal di dusun

tersebut beragama Islam.

Kebersamaan mereka juga bisa dikatakan kurang. Maka dari itu,

saya ingin lebih mengajak warga untuk saling bantu. Urusan desa adalah

urusan mereka semua, bukan hanya sama urusan sebagian orang saja.

Karena mereka tinggal di tempat tersebut, maka harus ada tanggung jawab

dari mereka sebab kalau bukan mereka, lantas yang melakukan siapa lagi?

Apalagi bila ada acara seperti perayaan HUT RI dan kerja bakti, sangat

dibutuhkan kerja sama dan gotong royong dari masyarakat. Untuk dusun

yang saya tempati, saya ingin sekali mengajarkan bahwa pentingnya hidup

bersih dari hal yang termudah dahulu yaitu buang sampah pada tempatnya

dan setidaknya minimal satu rumah ada tong sampah sehingga tamu desa

bisa buang sampah pada tempatnya dan tidak perlu mencari-cari terlebih

dahulu. Di dusun yang saya tempati, sampah sangat berserakan dan mereka

pun sepertinya sudah biasa dengan lingkungan tersebut tetapi, saya dan

teman-teman saya yang tinggal di sana merasa tidak nyaman dengan

pemandangan tersebut.

Jika orang luar ingin datang ke dusun tersebut tetapi disambut

dengan pemandangan yang tidak bersih, orang tersebut tidak akan nyaman.

Apabila sampah dibuang pada tempatnya, tidak mungkin ada sampah yang

berserakandi sekitar sungai. Apabila sampah dibuang dengan tertib, saya

yakin orang yang tinggal di desa dan tamu desaakan merasa nyaman dengan

Page 175: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|153

lingkungan sekitar. Saya dan teman-teman saya sudah membuat bak

sampah, gapura dan menjadi panitia Acara Perayaan HUT RI ke-73.

Kegiatan itu merupakan awal harapan dari kami untuk melanjutkan

kebersamaan dan kebersihan di dusun.

Semoga dengan adanya kami, warga semakin lebih baik tidak

kembali seperti sebelum kami tinggal. Itu adalah keinginan besar saya jika

saya tinggal di dusun tersebut. Jika dilihat lagi, masih banyak dusun lain

yang memiliki kekurangan, hanya saja saya kurang memantau keadaan

dusun lain. Keinginan semua anggota kelompok KKN pasti ingin desa

menjadi lebih baik, walaupun mungkin cara yang dipikirkan masing-

masing orang yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah semua warga

harus menjalin komunikasi yang baik antara satu sama lain sehingga dapat

mencontoh atau mengikuti yang hal-hal yang baik.

Page 176: Balqis Hanifah, dkk

154|RAKERKAB

-H-

TERULANG KEMBALI KISAH MASYARAKAT DI BANGUNJAYA

Oleh: Banu Ginanjar

Fakultas Adab dan Humaniora – Sejarah Peradaban Islam

1. Kuliah Kerja Nyata

Bumipun berputar dengan rotasinya, di mana terdapat kehidupan di

Ciputat yang mempunyai banyak cerita. Pada saat itu, telah terjadinya

fenomena kuliah yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata). Bagi mahasiswa, KKN

bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat yang ditetapkan oleh PPM

(Pusat Pengabdian Masyarakat). Pemberlakuan tersebut valid untuk semua

mahasiswa-mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada akhirnya tiba juga hari itu, hari menegangkan

ketika saya harus mencari nama saya dalam daftar ratusan nama mahasiswa

lain yang akan turut mengikuti kegiatan KKN tahun ini. Bukan hanya

mahasiswa di angkatan saya yang mengikuti KKN, namun angkatan

sebelumnya ternyata masih ada juga yang menjadi peserta KKN tahun 2018

ini. Pikiran dan rasa ingin tahupun meledak saat itu, karena terulang

kembali memori yang tak persis sama dengan kejadian di masa lalu.

Terulang kembali ingatan-ingatan di mana saya harus mengenal

karakteristik seseorang namun tidak disambi dengan pekerjaan atau

mengabdi. Hal itu sama saja dengan KKN, yang membedakan ialah cara

bersosialisasi dengan masyarakat, memahami karakter rekan-rekan saya

dan masyarakat setempat. Begitu pikir saya.

Akhirnya surat dari PPM datang dan ternyata isinya adalah daftar

nama kelompok KKN 2018. Merasa jantung ini berdebar tidak, merasa

cemas juga tidak, merasakan khawatir pun juga tidak. Namun saya

merasakan kejanggalan, yaitu penasaran seperti apa teman-teman KKN

saya, terutama yang laki-laki. Apakah teman-teman baru saya ini berbadan

gemuk, tinggi, ataukah mungil? Pikiran itu yang selalu menghantui dan

timbul rasa minder karena saya terlalu mungil. Saya menanggapi hal

tersebut dengan solusi tidak ambil hati karena kepercayaan bahwa

sesungguhnya manusia itu tidak ada yang sempurna. Di tahun ini, UIN juga

menambah kuantitas peserta KKN dengan diikutsertakannya para

Page 177: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|155

mahasiswa dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang

kembali mengadakan kegiatan KKN setelah lama ditiadakan. Saya merasa

kehadiran mahasiswa-mahasiswi FITK ini diperlukan untuk bisa

mengaplikasian tutorial pengajaran yang baik dengan cara-cara yang efektif

yang dapat menarik perhatian agar anak-anak senang belajar. Kaki ini terus

melangkah di atas aspal dengan semangatnya terus melaju walau peluh

keringat bercucuran. Tiada hentinya saya bermimpi. Hari itulah hari di

mana saya dan teman-teman dipersatukan walaupun hanya via media sosial

(medsos) dan kemudian dipertemukan dengan perasaan.

Pada pertemuan pertama, saya masih belum mengenal karakter

rekan-rekan saya, tetapi saya berusaha untuk mengenalkan diri saya,

berikut dengan karakter saya. Menjengkelkan semisalnya ada yang

menghakimi karakter saya tanpa mengenal diri saya terlebih dahulu.

Untungnya tidak ada teman kelompok saya yang seperti itu.

Berbicara mengenai kekhawatiran saya hingga beberapa hari

menjelang KKN, sebenarnya saya masih memikirkan satu hal, yaitu apakah

saya bisa mengakses sinyal telepon seluler di lokasi KKN? Akses sinyal

penting bagi saya sebab saya beranggapan bahwa sinyal adalah kehidupan

untuk mengakses bagian yang telah hilang dalam pikiran. Tetapi rasa ingin

pergi ke sana yang sangat membara mengalahkan kekhawatiran saya

tersebut. Lagipula buat apa khawatir, toh bayangan saya mengenai KKN

masih nihil.

Pada masa pra-KKN, saya masih belum mengetahui apa yang dapat

saya tawarkan dan terima dari program KKN ini. Sungguh KKN memang

syarat wajib yang harus ditempuh mahasiswa-mahasiswi untuk maju ke

tingkat akhir dalam jenjang perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

PPM telah membagi mahasiswa-mahasiswi dari berbagai fakultas ke dalam

200 kelompok dengan rincian: 100 kelompok di daerah Tangerang dan 100

kelompok di daerah Bogor. KKN ini juga terbagi menjadi dua yaitu KKN

Kebangsaan dan KKN Reguler. Satu kelompok beranggotakan 19 sampai 20

orang. Saya senang dengan pelaksanaan KKN ini, sebab mendapatkan

banyak teman baru di kelompok. Memiliki banyak teman adalah pertanda

akan banyaknya rezeki yang akan saya dapat.

Hal yang menghantui bayangan saya tentang KKN ialahketakutan

akan kecanggungan berkomunikasi dengan teman-teman kelompok. Ketika

daftar nama pembagian kelompok KKN disebar oleh PPM, saya pikir saya

akan berada dalam satu kelompok dengan teman yang pernah saya kenal,

Page 178: Balqis Hanifah, dkk

156|RAKERKAB

namun nyatanya tidak. Nama saya tercantum dalam Kelompok 112 yang

beranggotakan 19 orang. Seiring dengan berjalannya waktu, teman satu

kelompok saya berhasil mendapatkan kesempatan mengikuti KKN

Kebangsaan sehingga jumlah anggota kelompok berubah menjadi 19 orang.

Beberapa hari setelah pembagian kelompok, saya merasa acuh tidak acuh,

mau tidak mau, dan merasa sangat enggan mengikuti rapat yang diadakan

oleh kelompok. Saya merasa minder dengan kekurangan bahasa dan

kemampuan merangkai kata saya. Namun, akhirnya saya tersadar bahwa

kemampuan berkomunikasi saya yang masih kurang ini justru bisa saya

latih dengan cara bersosialisasi dengan teman-teman di kelompok. Inilah

awal saya belajar mengatasi rasa minder dan ego.

Hari demi haripun berjalan, dan tidak terasa sampailah saya pada

acara kumpul pertama dengan teman kelompok. Tujuan kami adalah untuk

membuat struktur kelompok, jadwal rapat mingguan, sekaligus ajang

untuk mengakrabkan diri. Awalnya saya masih canggung untuk

berkomunikasi dengan mereka karena satu hari merupakan waktu yang

sebentar untuk bisa memahami karakter satu kelompok yang berisi 19 jiwa.

Setelah rapat, saya jadi berpikir bahwa kegiatan interaksi dengan kelompok

KKN saya ternyata tidak seburuk apa yang saya bayangkan. Rapat demi

rapat terus dilakukan hingga saya dan teman-teman tersadar akan makna

dari pengabdian.

Meskipun saya sudah merasa cukup intens berkecimpung dalam

kegiatan kemasyarakatan di kalangan remaja masjid dan mushalla, saya

merasa itu bukanlah tantangan yang cukup membangkitkan adrenalin

dalam kehidupan. Tiba-tiba timbul keinginan untuk tinggal di tengah

kehidupan baru yang berbeda suku, ras, agama, dan bangsa. Dengan

berbagai pengalaman yang saya dan teman-teman saya miliki, saya rasa

pengabdian saya saat KKN ini akan bermanfaat. Sejumlah keahlian yang

dimiliki teman-teman saya, misalnya adalah seni tari, bela diri, paduan

suara, pramuka dan keterampilan daur ulang barang-barang bekas.

Saya sendiri memiliki kompetensi dalam bidang keagamaan yang

terwujud dalam kegiatan mengaji dan melantunkan shalawat kepada Nabi

Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam. Saya ingin membagikan ilmu-ilmu

saya tersebut yang akan diimplementasikan dalam kegiatan mengajar

secara ikhlas kepada masyarakat. Saya juga ingin membangun kesadaran

masyarakat akan pendidikan dan perekonomian.

Page 179: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|157

Setelah melaksanakan survei dan melakukan sosialisasi secara

intens dengan rekan-rekan sesama anggota kelompok KKN, saya mulai bisa

menemukan karakter rekan-rekan saya, walau hanya beberapa. Saya

berharap bisa menemukan teman-teman baru yang dapat mengubah

karakter saya.Tidak disangka-sangka ternyata KKN mampu mengubah

pola pikir saya tentang komunikasi yang efektif. Selain lewat kegiatan

membaca, bersosialisasi secara verbal juga dapat meningkatkan

kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi saya menjadi lebih baik.

Banyak hal, pengetahuan, dan pengalaman baru yang saya dapatkan. Walau

hanya sedikit, kemampuan membaca mushaf al-Qur‘an dan

memperdengungkan lantunan shalawat dari saya kiranya bisa berguna

untuk menjadi hiburan dan menambah wawasan masyarakat di lokasi KKN

tempat saya dan teman-teman ditempatkan.

Waktu yang sudah ditetapkan dan tempat yang dituju juga sudah

kami survei. Yang dinanti-nantikanpun tiba. Akhirnya kami berangkat ke

lokasi KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor

pada tanggal 19 Juli 2018. Akomodasi yang kami gunakanadalah mobil dan

motor. Beberapa teman juga ada yang diantar oleh orang tua mereka

menggunakan mobil. Inilah awal perjalanan pengabdian kami selama satu

bulan. Inilah awal kebersamaan kami di desa ini. Ini jugalah awal pelajaran

mengabdi kami kepada masyarakat Bangunjaya. Kesan pertama saya

terhadap KKN adalah aktivitas mengabdi pada masyarakat, membangun

bangunan fisik, dan memanfaatkan swadaya kami dengan sinergi bersama

masyarakat yang ada. Namun hal itu musnah dalam pikiran saya karena

saya telah banyak belajar tentang cara hidup di sini. Misalnya terkait

penggunaan air. Air adalah suatu kebutuhan pokok saya yang pada masa

sebelum KKN seringkali saya buang-buang begitu saja. Selama KKN di desa,

saya belajar untuk menghemat air karena sulitnya sanitasi di sana. Tak

jarang kami harus ke sungai hanya untuk mandi. Saya juga belajar

bagaimana cara mengemban tanggung jawab besar ketika sudah dipercayai

masyarakat untuk membangun desa agar peka dalam bidang pendidikan

dan perekonomian.

2. Kelompok Kami di Bangunjaya

Saya dan teman-teman telah menyepakati kalimat Rangkul

Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab) sebagai paduan

Page 180: Balqis Hanifah, dkk

158|RAKERKAB

yang pas untuk dijadikan nama kelompok. Dari perspektif saya, Rakerkab

adalah sebuah perkumpulan yang isinya orang-orang terkompak, terpeka,

dan ter-baper. Namun dalam kelompok kami, kami berharap dapat memberi

setitik sinar dan harapan untuk membantu desa ini maju atau setidaknya

membuat desa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Berbagai program

kegiatanpun kami susun dan kami tawarkan. Banyak yang terealisasi,

beberapa tambahan gagasan dari masyarakat pun berdatangan dari para

warga. Tentunya hal-hal tersebut tidak dapat kami tolak. Saya sendiri

masuk dalam Divisi Perlengkapan dalam struktur keanggotaan kelompok.

Sebelumnya, saya tidak pernah mempunyai pengalaman apapun sebagai

penanggung jawab divisi perlengkapan. Namun, ini pengalaman yang harus

dijalankan walau masih banyak kekurangan. Untung saja banyak teman-

teman yang membantu sehingga perlahan saya mulai bisa mengerti apa

yang harus saya lakukan walaupun masih berproses pelan-pelan.

Anggota Kelompok Rakerkab berjumlah 19 orang. Enam orang laki-

laki, dan tiga belas sisanya perempuan.Sembilan belas orang dari kami

berasal dari beberapa fakultas dan beragam jurusan. Tentunya kami

memiliki kemampuan yang berbeda dan sikap serta sifat yang tak sama.

Berikut saya akan menjelaskan deskripsi dari teman-teman di Badan

Pengurus Harian (BPH) kelompok. Ada Fahir, ketua kelompok yang

mampu menengahi masalah di antara anggota kelompok, ada Utsman yang

kerjaannya hanya mem-bully26 orang namun kalau disuruh apapun pasti mau,

juga ada sekretaris-sekretaris kelompok yang bernama Balqis dan Astrid

yang tiada habisnya membuat proposal serta mengingatkan pengumpulan

laporan mingguan. Tidak hanya itu, Balqis memiliki kemampuan menari,

yaitu tari Saman. Selain itu, bendahara-bendahara kelompok juga

mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu Shasha dan Latipah. Shasha bisa

menari Saman, sedangkan Latipah hanya membantu yang sekiranya dia bisa

lakukan.

Selain teman-teman BPH, teman-teman di divisi-divisi lain dalam

struktur keanggotaan kelompok juga tak kalah unik. Wildan dan Piyu

sebagai penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) diduga

menjalin cinta lokasi. Wildan yang memiliki kemampuan desain dan suara

nge-rock sangat cocok dengan Piyu yang mempunyai kemampuan menari

Saman dan pramuka. Tiga orang dalam Divisi Acara, yaitu Meli, Rifqoh, dan

26 Merundung

Page 181: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|159

Shandy juga penting dalam kegiatan KKN ini. Tanpa mereka, kami tidak

akan tahu harus melakukan aktivitas apa. Terkait kompetensi pribadi

mereka, dapat terlihat bahwa Meli aktif mengajar anak-anak, Rifqoh gemar

menari Saman, dan Shandy gemar nimbrung di mana saja. Ada juga Syahrul

dan Ani yang menjadi penanggung jawab Divisi Publikasi, Dekorasi, dan

Dokumentasi (Pubdekdok). Mereka biasa bertindak sebagai paparazzi.

Syahrul rajin mendokumentasikan sebuah acara atau kegiatan yang kami

lakukan, sedangkan Ani hanya membantu yang ringan-ringan saja. Selain

itu, Putri dan Alwi sebagai penanggung jawab Divisi Konsumsi terkenal

sebagai koki-koki andal di kelompok. Alwi dan Putri selalu perhatian

dengan perut-perut kami, namun terkadang juga bisa galak. Ada pula Afeb

yang menjadi penanggungjawab Divisi Sponsorship. Afeb adalah seseorang

yang pintar ngomong namun tidak ada aksinya, mirip sekali dengan

peribahasa ―tong kosong bunyinya‖. Dari semua proposal yang Afeb kirim,

tidak ada perorangan, kelompok, ataupun perusahaan yang memberikan

kami bantuan atau dana. Afeb tidak bergerak sama sekali. Afeb juga tidak

memiliki keahlian, alhasil ia selalu dijadikan objek bully oleh kami, namun

itupun hanya bercandaan semata untuk menghilangkan stres.

Yang terakhir adalah Divisi Perlengkapan, yang pegang oleh April,

Linda, dan saya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengatakan bahwa

perlengkapan hanya sebagai pelengkap dari berbagai acara, kegiatan, dan

kekosongan dalam hati yang sedang galau. April adalah orang yang

memiliki suara emas, pandai menyanyi dan tidak sombong. Ia adalah anak

yang gampang tidur ketika sudah tergeletak di atas kasur atau sudah

menemukan bantal. Sedangkan Linda adalah anak yang manja namun

memiliki keahlian dalam menari Saman. Kemudian saya sendiri sebenarnya

hanya banyak diam dalam setiap rapat, namun saya aktif ketika kegiatan

KKN dilaksanakan di lapangan. Saya banyak melakukan banyak kegiatan

dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan memetik gitar yang saya

bawa dari rumah.

Perbedaan suku juga seringkali menjadi masalah. Tidak bisa

dipungkiri, hidup bersama selama satu bulan membutuhkan orang-orang

yang membuat kita selalu nyaman. Walau begitu, kami tetap kompak

setiap melaksanakan program kerja (proker) dan evaluasi.Kami juga sering

melakukan sharing dan tak pernah saling membenci antar anggota

kelompok satu dan yang lainnya. Justru perbedaan inilah yang kadang

bahkan menguntungkan kita dalam menyelesaikan masalah dan

Page 182: Balqis Hanifah, dkk

160|RAKERKAB

melaksanakan proker. Yang mungkin tak bisa saya lupakan selama satu

bulan bersama mereka adalah bagaimana kami bisa mengisi kekosongan

hati satu sama lain ketika kami sedang galau dan butuh perhatian.

Dalam kegiatan KKN ini, banyak hal yang terjadi dan konflik yang

ditemui. Salah satunya adalah tentang program yang sudah dibuat namun

gagal untuk dijalankan.Selain itu juga tentang ketetapan pendirian untuk

mewujudkan sesuatu namun tidak terealisasi. Kendala yang kami hadapi

adalah konflik internal di desa. Pada suatu kesempatan, seorang Ketua

Pemuda di Dusun Gosali memberikan usulan untuk membuat fasilitas

umum mandi, cuci, kakus (MCK) yang kebetulan memang ada di proker

kami. Saya dan rekan-rekan KKN yang antusias akhirnya turut membantu

dengan ikut menyosialisasikan proker tersebut ke aparat-aparat desa dan

masyarakat desa. Namun demikian, terdapat beberapa masyarakat yang

kurang setuju, karena mereka beralasan sudah terbiasa untuk mandi di

sungai. Di antara rekan-rekan saya, dua orang mendukung proker MCK.

Namun saya dan rekan-rekan yang lain pro dengan apa yang disampaikan

masyarakat di sana. Pada akhirnya pembuatan MCK tidak berjalan dengan

rencana karena polemik-polemik di kalangan masyarakat dan pemuda.

Pengalaman tersebut membuat saya tersadar akan kewajiban untuk

bertanggung jawab atas apapun yang saya rencanakan.

3. Bangunjaya yang Jaya

Bangunjaya. Nama tersebut masih sangat asing di telinga saya. Siapa

sangka bahwa di tempat inilah saya akan belajar mengabdi dan

mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Meskipun akses jalanan

ke Desa Bangunjaya mempunyai tekstur terjal dan meliuk-liuk, namun

pemandangan yang ditawarkan desa ini sangat indah walau hamparan debu

selalu semilir menghampiri. Indah,sejuk, dan berisik. Itulah kesan pertama

saat saya menginjakkan kaki di desa ini. Tidak seperti Ciputat yang riuh

dengan suara dan debu asap kendaraan, keberisikan yang ada di Desa

Bangunjaya berasal dari aktivitas perusahaan tambang yang ada di sekitar

desa. Desa Bangunjaya paling enak dinikmati suasananya kala pagi hari

ketika perusahaan tambang belum mulai beroperasi.

Berbicara tentang keadaan masyarakat di Desa Bangunjaya, kami

mengamati bahwa masyarakat di desa ini senang ketika mengetahui ada

mahasiswa-mahasiswi KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

akan tinggal selama sebulan di desa mereka. Masyarakat desa menerima

Page 183: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|161

kami dengan sangat terbuka. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan bantuan-

bantuan yang tidak henti-hentinya mereka berikan kepada kami, para

mahasiswa KKN.

Selama menjalankan kegiatan KKN, saya selalu melaksanakan

kegiatan yang bermanfaat. Hari pertama kami habis untuk merapikan

barang-barang bawaan. Baru pada hari kedualah kami berkeliling desa

untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Ketika berkeliling desa, kami

menyadari bahwa Dusun Gosali ini pemandangan alamnya sangat indah

namun lingkungannya kotor. Oleh karena itu, saya dan rekan-rekan

berencana membuat bak sampah untuk menaggulangi sampah-sampah

supaya dapat terintegrasi.

Selain menginisiasikan proker fisik, kami juga mempunyai program-

program nonfisik. Setiap Minggu, kami mengadakan senam aerobik yang

diiringi dengan musik dangdut kesukaan warga. Kami juga mengajak warga

untuk gotong royong guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya

kebersihan. Selain itu, kami turut bergaul dengan pemuda dan

melaksanakan sesi sharing pendapat mengenai jiwa kepemimpinan di

kalangan pemuda

4. Asa untuk Bangunjaya

Seandainya saya menjadi salah satu warga di sana, saya mungkin

akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Selain itu, saya

juga berusaha untuk mengurangi kebiasaan pernikahan dini. Di kota, saya

menyaksikan begitu banyaknya pelajar yang sangat semangat untuk

menempuh pendidikan tinggi. Mirisnya, pemandangan tersebut tidak saya

temukan di Desa Bangunjaya.

Harapan saya untuk Desa Bangunjaya adalah semoga desa ini

semakin jaya, maju, dan sejahtera. Besar harapan saya supaya air yang ada di

Sungai Cimatuk yang terletak di Dusun Gosali menjadi semakin jernih dan

tak pernah berhenti mengalir. Terlebih, untuk bidang pendidikan, semoga

tingkat pendidikan sumber daya manusia di sana bisa lebih ditingkatkan.

Saya berharap juga supaya anak-anak desa ini dapat terus melanjutkan

sekolah tanpa mengalami kesulitan, karena saya tahu bahwa anak-anak

hebat di desa ini memiliki minat yang luar biasa untuk belajar guna meraih

cita-cita. Semoga apa yang saya dan rekan-rekan beri selama satu bulan

kami mengabdi dalam rangka menjalankan program KKN ini dapat

Page 184: Balqis Hanifah, dkk

162|RAKERKAB

bermanfaat bagi kita semua dan untuk Desa Bangunjaya. Semoga pula tali

silaturahmi saya, rekan-rekan KKN, dan masyarakat dapat terus terjalin

sampai seterusnya.

Page 185: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|163

-I-

PENGALAMAN BERARTI DI DESA GOSALI

Oleh: Cherlinda Hestiane Cahyani

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Ilmu Politik

1. Arti KKN Bagi Diri Saya

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan tantangan yang amat saya

takutkan. KKN ini merupakan program wajib yang diadakan oleh

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang

dilaksanakan pada akhir semester enam menjelang semester tujuh sebagai

syarat kelulusan. Bagi saya, KKN merupakan kegiatan yang sangat baik dari

segi manapun karena dari kegiatan ini, setiap kelompok memiliki program-

program yang sangat positif dan beragam. Program-program tersebut

jenisnya beragam, mulai dari menyelenggarkan seminar, melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar, dan membantu guru-guru di daerah tertentu

dalam beberapa mata pelajaran yang biasanya sulit diperoleh seperti bahasa

Inggris dan pendidikan agama. Selain itu, kami juga menyasar pada

pengajaran institusi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tidak hanya

fokus pada program-program nonfisik, kami turut merencanakan program

pengadaan fasilitas-fasilitas fisik di suatu desa.

Kompetensi yang saya miliki adalah dalam hal seni, yaitu menari

daerah. Dusun Gosali memiliki anak-anak kecil yang aktif dengan kuantitas

yang cukup banyak. Antusiasme anak-anak sangat tinggi saat diajarkan

salah satu tarian adat Indonesia. Tarian yang saya ajarkan yaitu adalah

tarian Ratoeh Jaroeasal Aceh. Target anak-anak yang diajarkan tarian

Ratoeh Jaroeatau Saman adalah murid yang duduk di bangku Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tarian ini memerlukan daya tangkap dan daya ingat yang tinggi. Karena itu,

saya merasa cukup kesulitan dalam hal mengajarkan Saman sebab waktu

yang kami miliki untuk mengajar tarian itu amat terbatas. Kesulitan dari

tarian Ratoeh Jaroe ada di temponya yang cepat dan gerakan rincinya yang

sulit. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya dalam mengajari dan melatih

tarian ini kepada anak-anak di bawah umur. Adapun beberapa anak Gosali

Page 186: Balqis Hanifah, dkk

164|RAKERKAB

yang sampai akhir mengikuti kelas menari yaitu Gina, Dyah, Dea, Talita,

Desi dan beberapa anak lainnya.

Bohong jika saya hanya melihat KKN dari segi positifnya saja. Sedari

awal saya sedikit takut karena mendengar isu-isu yang cukup membuat

saya berpikir bahwa KKN ini sangat menakutkan dan membuat pening

kepala. Bermula dari isu tentang warga desa yang sulit untuk menerima

orang asing, kesulitan dalam mencari barang kebutuhan sehari-hari, serta

desas-desus ilmu hitam yang masih kental dimiliki oleh warga. Ada saja

yang bercerita untuk berhati-hati jikalau selama masa tiga puluh hari

kegiatan KKN nanti saya akan mengalami hal-hal yang menakutkan. Saya

juga diperingatkan bahwa KKN akan berkesan lucu karena dikenal sebagai

masa di mana cinta diuji bagi siapa saja yang memiliki pacar. Dipercayai

pula bahwa KKN merupakan ajang pencarian jodoh. Selain isu-isu tersebut,

masih banyak lagi kabar-kabar tentang KKN yang pernah saya dengar.

Saya sendiri merasa tidak enak hati dengan rekan-rekan Kelompok

KKN Rakerkab 112 karena saya tidak bisa mengikuti rapat-rapat yang telah

dilakukan saat masa pra-KKN. Alasannya adalah karena saya masih dalam

kondisi penyembuhan akibat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor

yang mengharuskan saya untuk bedrest 27 selama tiga bulan. Saya tidak

diperbolehkan untuk banyak bergerak, namun saya tetap harus melatih

anggota badan saya agar bisa beraktivitas seperti biasa, terutama pada

bagian tangan kanan. Tangan kanan saya mengalami patah tulang di bagian

atas, bawah, dan pergelangan. Maka dari itu, selama satu bulan

pelaksanaan KKN, saya tidak bisa bekerja terlalu berat karena rasa sakit

dan linu di tangan dan kaki masih terasa. Saya bersyukur teman-teman

kelompok KKN saya sangat memahami dan mengerti akan kondisi saya

yang belum pulih sepenuhnya. Saya pun merasa bersalah karena tidak

dapat membantu teman-teman yang lainnya secara maksimal dalam

kegiatan KKN.

Hal yang paling saya takutkan dari KKN ini adalah jauh dari orang

tua. Apalagi orang tua saya masih memiliki kekhawatiran yang besar pasca

musibah kecelakaan yang saya alami. Namun demikian, saya selalu

memberikan kepercayaan kepada orang tua saya bahwa saya akan baik-

baik saja selama satu bulan menjalankan kegiatan KKN. Saya juga akan

27 Istirahat di rumah

Page 187: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|165

berhati-hati dalam melakukan segala kegiatan, dan tidak melakukan hal-

hal yang berat karena masih banyak pantangan yang harus saya jauhi.

Sebelum KKN dimulai, saya mengikuti survei lokasi ke Dusun

Gosali dan Sentuk di Desa Bangunjaya yang akan menjadi lokasi kegiatan

kami KKN. Kesan pertama saya saat masih dalam perjalanan menuju Desa

Bangunjaya adalah bahwa desa ini akan memiliki suasana yang sejuk dan

menyegarkan karena dusunnya dikelilingi bukit dan gunung-gunung yang

sangat asri dan hijau dilihat sejauh mata memandang. Tetapi semakin

masuk menuju dusun, mulai terlihat sisi kelam dari dusun yang akan saya

tinggali, yaitu terdapatnya Perseroan Terbatas (PT) yang melakukan

aktivitas penambangan pasir dan batu. Karena aktivitas pertambangan

dilakukan setiap hari, akibatnya daerah tersebut berhawa panas dan

berlalu-lalang dengan debu. Hal itu disebabkan karena banyaknya

pepohonan yang telah ditebang serta pengerukan tanah dan penghancuran

batu dengan menggunakan bom.

Cara pandang saya mengenai KKN ini sangat berbeda jauh dari

sebelum saya memulai kegiatan KKN. Saya menjadi sadar bahwa Indonesia

sangat membutuhkan generasi muda untuk bahu-membahu memperbaiki

kultur atau budaya yang masih belum benar dalam kehidupan

bermasyarakat di negeri ini, baik itu dalam hal pendidikan, agama, tata cara

kehidupan dan bidang lainnya. KKN mengubah pola hidup saya yang mana

terbiasa bergantung pada teknologi. Hidup di Dusun Gosali, saya belajar

bahwa komunikasi secara tatap muka atau komunikasi langsung tidak bisa

disandingkan dengan komunikasi menggunakan gadget. Hal sesederhana itu

membuktikan bahwa komunikasi tatap muka memiliki tingkat keintiman

yang berbeda sebab komunikasi langsung mampu membentuk kultur

masyarakat seperti gotong-royong dan kepedulian akan sekitar. Alasan

masyarakat Gosali dan Sentuk dekat dengan satu sama lain salah satunya

adalah karena mereka masih menggunakan komunikasi verbal secara

langsung. Hal tersebut berlangsung dikarenakan wilayah Dusun Gosali dan

Sentuk sulit mendapatkan pancaran sinyal provider28.

2. Teman-Teman KKN-Ku

28 Penyedia layanan komunikasi

Page 188: Balqis Hanifah, dkk

166|RAKERKAB

Kekhawatiran saya yang lain adalah mengenai teman-teman dalam

kelompok KKN. Saya sangat takut mendapatkan teman-teman yang sulit

untuk didekati. Tetapi sekarang saya bersyukur dari KKN ini saya

memiliki sahabat baru. Saya menikmati masa-masa KKN ini karena teman-

teman KKN Rakerkab sangat baik dan asyik. Terlalu banyak kenangan

indah yang telah kami alami selama KKN ini. Setiap pagi bertemu dengan

orang yang sama dan beraktivitas bersama membuat kita mengenali

masing-masing individu dengan sangat baik beserta segala kebiasaannya

yang dilakukan setiap harinya.

Masalahpun terkadang muncul di kelompok kami. Pada dasarnya,

kami hanya kurang komunikasi, tetapi hal tersebut dengan mudah kami

selesaikan dengan kepala yang dingin. Saling toleransi dan mendengarkan

pendapat satu-sama lain menjadi kunci bagi kami dalam menyelesaikan

masalah.

Saya sangat senang menjalankan kegiatan KKN ini karena teman-

teman saya sangat baik dan pengertian. Suatu hari, karena kondisi air di

rumah kontrakan kami mengalami kekeringan, kami selalu menumpang di

rumah warga untuk sekadar mandi ataupun buang air. Pada saat itu, saya

sangat kelelahan dan sangat ingin mandi, akhirnya saya menumpang di

rumah Bi Heri untuk mandi. Awalnya saya belum tahu jikalau kamar mandi

yang disediakan harus ditimba dahulu. Sayapun terdiam berpikir sejenak

karena saya belum boleh mengangkat atau melakukan hal yang berat

menggunakan tangan kanan. Lantas saya mengurungkan niat untuk mandi.

Tetapi ada teman saya, Putri, yang sangat baik membantu saya

menimbakan air beberapa ember untuk saya mandi. Di situ saya sangat

merasa lega dan bahagia. Akhirnya saya bisa mandi dan merasakan

kesegaran yang saya idam-idamkan. Terima kasih Putri yang telah

membantu saya.

Setiap harinya ada saja pengalaman-pengalaman menarik yang

teman-teman Kelompok Rakerkab ceritakan kepada kami semua. Saya

sendiri memiliki pengalaman mengajar murid-murid kelas dua di Sekolah

Dasar Negeri (SDN) Gosali. Sebenarnya mengajar di SDN Gosali bukanlah

kewajiban saya, melainkan teman saya yang sayangnya harus absen

mengajar dikarenakan mesti menghadiri kegiatan di Kantor Kelurahan

Bangunjaya. Pada hari pertama mengajar, anak-anak sangat antusias dengan

kedatangan kami, mereka senang mengetahui bahwa kami membantu guru

mengajar di SDN tersebut. Ada satu anak yang sangat saya suka, namanya

Page 189: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|167

adalah Kokoh. Saat pertama bertemu dengan saya, Kokoh memancarkan

tawa dan sapaan yang sangat hangat. Masih terngiang dalam ingatan

bagaimana kita pertama bertemu dan berkenalan. Kelas dua memiliki

jadwal masuk pukul 10.00. Murid-murid kelas dua sangat antusias belajar,

sehingga sedari pukul 08.00 mereka sudah berada di sekolah. SDN Gosali

hanya memiliki empat ruangan. Tiga ruangan digunakan sebagai kelas

untuk belajar dan mengajar, satu lagi untuk ruang guru. Memang jika

dibandingkan dengan SDN yang lain di wilayah Desa Bangunjaya, SDN

Gosali masih sangat kurang dalam hal fasilitas dan tenaga pengajar.

Saya sangat terkejut untuk kesekian kalinya ketika melihat kondisi

kelas yang digunakan untuk belajar dan mengajar. Satu ruangan diisi dua

kelas yang hanya dipisah dengan sekat. Akibatnya fokus murid-murid

seringkali buyar karena terusik oleh pembatas antar kelas yang hanya

menggunakan papan tripleks yang sudah tidak layak.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelaspun dimulai. Saya dan Rifqoh

sepakat untuk menanyakan apa arti belajar dan sekolah bagi anak-anak di

dalam ruangan. Jawaban yang saya dapatkan dari anak-anak sangat

mengejutkan. Ada yang menjawab ―Gak tau, Kak... Aku disuruh orang tua...‖

Ada pula jawaban ―Main.‖ Berbagai jawaban lainnya yang kurang

memuaskan hati pun terucap dari mulut-mulut polos mereka. Berbeda dari

kebanyakan anak, jawaban Kokoh berbeda. Kokoh menjawab, ―Biar pinter,

Kak... Makanya belajar di sekolah, hehehe.‖ Sejauh ini jawaban dari Kokohlah

yang berbeda dari yang lain. Dari hal sekecil ini, saya dapat melihat bahwa

anak-anak SDN Gosali sendiri belum mengetahui apa manfaat dari

bersekolah. Di situ, saya sedikit merasa sedih. Akhirnya saya membulatkan

tekad untuk memberi pemahaman mengenai manfaat pendidikan bagi

mereka semua.

Saya berinisiatif untuk mencaritahu, apakah anak-anak SDN Gosali

mengetahui Pancasila. Kebanyakan dari mereka mengetahui Pancasila,

namun 80 persen dari seluruh siswa tidak hafal dan belum memahami

maksud dan isi dari Pancasila itu sendiri. Itu dikarenakan murid-murid

SDN Gosali jarang sekali melaksanakan upacara bendera. Akhirnya saya

nenuliskan isi Pancasila di papan tulis kapur yang telah usang.

Murid-murid kelas dua mulai menulis Pancasila di buku catatan

masing-masing. Akhirnya saya mengetahui bahwa di antara siswa kelas dua,

terdapat beberapa siswa yang masih belum bisa membaca dan menulis

dengan lancar. Akhirnya saya mendikte anak-anak tersebut dan membantu

Page 190: Balqis Hanifah, dkk

168|RAKERKAB

mereka, karena tidak hanya satu yang kesulitan dalam membuat catatan

Pancasila. Akhirnya saya meminta tolong Kokoh untuk mengajarkan

temannya yang lain. Kokoh sangat cekatan dan akhirnya membantu

temannya. Tetapi kemudian ada hal yang lucu terjadi. Mungkin karena

sudah tidak sabar, Kokoh sedikit geram dengan temannya yang lupa akan

huruf dan akhirnya kokoh berkata, “Nggeus ah! Aing capek ngajarkeuna, masa

huruf R wae poho deui…” artinya ―Sudahlah! Saya lelah mengajarkannya, masa hanya

huruf R saja lupa lagi...‖ Dengan nada khas suara Kokoh, mendengar itu saya

tersenyum tertawa melihat tingkah lucu Kokoh yang tidak sabar

mengajarkan temannya, Desi. Setiap harinya Kokoh sangat gembira serta

selalu tersenyum. Setiap harinya pula Kokoh selalu datang kerumah yang

kami tinggali, dengan jadwal bimbingan belajar (bimbel) seminggu empat

kali. Tidak pernah seharipun Kokoh tidak hadir. Dia memiliki semangat

yang besar untuk mengikuti setiap hal yang saya dan teman-teman ajarkan.

Pengalaman yang indah juga tercipta saat saya dan Rifqoh

ditugaskan untuk membantu Bu Eha, istri dari Kang Aleng, untuk mengajar

di PAUD Pelangi. Awalnya saya khawatir mengajar di PAUD karena

mengajar anak-anak PAUD membutuhkan kesabaran yang tinggi dan

komunikasi yang intens dalam prosesnya. PAUD Pelangi sendiri sudah

berdiri sekitar lima tahun. Awalnya, hanya ada satu guru, yaitu Bu Euis.

Karena jumlah anak murid di PAUD meningkat setiap tahun, akhirnya Bu

Eha membantu Bu Euis mengajar di PAUD Pelangi.

PAUD Pelangi memiliki kurang lebih 25 murid. Sekitar 20 murid

merupakan anak-anak yang berusia enam tahun dan sisanya, yang dijuluki

―anak bawang‖, berusia di bawah enam tahun. PAUD Pelangi sendiri belum

mempunyai gedung, sehingga harus menumpang di ruang kelas SDN Gosali.

Kegiatan belajar dan mengajar dimulai dari pukul 14.00 sampai 16.00.

Pengalaman mengajar di PAUD Pelangi pada hari pertama sangat sulit

karena kondisi ruangan yang sangat penuh dengan ibu-ibu wali murid yang

mendampingi menemani anak-anaknya. Kemudian saya dan Rifqoh

meminta izin untuk memberitahukan bahwa ibu-ibu harus menunggu di

luar selama proses belajar dan mengajar. Kemudian terdengarlah suara

tangis dan teriakan beberapa anak yang tidak ingin ditinggal oleh ibu

mereka. Sayapun mebujuk anak-anak agar tidak menangis dan segera

memulai kelas.

Fokus pengajaran di PAUD Pelangi lebih pada aktivitas menyanyi

dan belajar menulis. Ini berbeda dengan PAUD atau Taman Kanak-Kanak

Page 191: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|169

(TK) lain yang sering menggunakan metode menggambar dan mewarnai

yang biasa digunakan untuk membantu sensor motorik anak dalam

menggerakkan pensil. Sebenarnya Bu Euis dan Bu Eha juga ingin

mengajarkan membaca dan mewarnai, tetapi terhambat dengan sarana yang

dimiliki oleh para murid yang kondisinya sangat terbatas. Menurut Bu Euis,

alasan utamanya adalah kendala ekonomi. Bagaimana prasarana ingin

disediakan atau dipenuhi jikalau iuran sekolah saja hanya Rp25.000,00 per

bulan, pun tidak semua anak membayar iuran tersebut.

Berlanjut pada sesi mengajar, anak-anak PAUD sendiri memiliki

lagu kesukaan mereka yang paling sering dinyanyikan yaitu, Potong Bebek

Angsa, Pelangi, Helikopter, dan Cicak-Cicak di Dinding. Berbicara

mengenai nyanyian anak, murid PAUD Pelangi memiliki kebiasaan

menyanyikan lirik lagu Cicak-Cicak di Dinding menjadi “Cicak-cicak di

ding-ding!‖ Sangat menggemaskan sekali, bukan? Akhirnya saya

memberitahu anak-anak PAUD bahwa yang benar adalah ―Cicak-cicak di

dinding!‖ Kemudian kami mulai menyanyikannya lagi tetapi tetap saja

diulangi kesalahan tersebut. Sangat menggemaskan sekali tingkah anak-

anak PAUD Pelangi.

3. Memulai Keakraban

Berlanjut pada masa pendekatan kepada warga Dusun Gosali dan

Sentuk. Saya bersyukur terbantu oleh ayah dan ibu saya yang bisa

berbahasa Sunda, sehingga memudahkan saya berkomunikasi dengan

warga sekitar meskipun bahasa Sunda yang saya gunakan tidak fasih.

Masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk terlihat sangat menerima kami

dengan gembira. Terlihat dari tutur bicara dan senyuman yang diberikan

kepada kami. Masyarakat Gosali dan Sentuk jauh sekali dari gambaran

masyarakat yang saya takutkan.

Setiap hari, pasti ada saja hasil panen kebun mereka yang diberikan

kepada kami. Entah itu beragam olahan pisang, singkong, talas dan hasil

bumi lainnya. Mulai dari situ kami diajak untuk datang ke rumah warga

dan membangun komunikasi lebih dalam dengan warga Desa Bangunjaya.

Karena saya mengajar di PAUD, jadi saya sudah mengenali ibu-ibu

dari Dusun Gosali dan Sentuk. Sayapun berbincang-bincang dengan warga

sekitar dan menanyakan pekerjaan mayoritas warga, fasilitas apa yang

sangat dibutuhkan warga Gosali dan Sentuk dan sebagainya. Mayoritas

Page 192: Balqis Hanifah, dkk

170|RAKERKAB

warga Gosali bekerja sebagai buruh tambang. Ada pula warga yang

membuka usaha sendiri seperti membuka warung, menjahit, serta usaha

rumahan lainnya. Aktivitas tersebut berbeda dengan warga Sentuk yang

lebih banyak bekerja di kebun dan berkreasi dengan olahan hasil bumi

hingga menjadi opak dan renggining. Dusun Sentuk masih memiliki lahan

sawah yang cukup luas, berbeda dengan masyarakat Gosali yang berkebun

di lahan sempit. Hasil kebun yang diperoleh masyarakat biasanya adalah

pisang, singkong, talas, dan lain-lain.

Dari segi keagamaan, Dusun Gosali dan Sentuk tidak menggunakan

pengeras suara di masjid. Dari apa yang warga sampaikan, hal tersebut

dikarenakan permintaan sesepuh agama yang ada di Dusun Gosali dan

Sentuk. Sebenarnya warga sendiri mengatakan bahwa mereka ingin

mengadakan pengeras suara di masjid, tetapi merasa segan dan takut.

Menurut warga, jika ada pengeras suara di masjid, warga dapat terbantu

sebab peringatan untuk shalat menjadi praktis dan lebih baik lagi. Selama

ini, adzan di Dusun Gosali dan Sentuk hanya ditandai dengan suara beduk

yang ada di mushalla, sedangkan bunyi yang dihasilkan tidak besar, dan

adzan yang dikumandangkan tidak terdengar sampai jauh.

4. Majulah Desa Bangunjaya

Harapan saya sebagai mahasiswi yang melaksanakan KKN di Dusun

Gosali dan Sentuk adalah kemajuan dari berbagai bidang, baik dalam

bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan keagamaan yang harus

ditingkatkan kembali. Sejujurnya, saya sangat prihatin dengan kondisi yang

mana warga masih harus menggunakan air dari sungai untuk mandi, cuci

baju, dan buang air. Sebenarnya kondisi air sungai di Dusun Gosali dan

Sentuk juga bisa dibilang tidak bagus, karena sudah tercemar oleh aktivitas

PT, serta dapat mengganggu kesehatan. Jarang warga yang mempunyai

sumur sendiri, biasanya mereka hanya memiliki mesin pompa air tetapi

tetap mengambil air dari sungai sebagai sumber air. Kesulitan air bersih di

musim kemarau seperti ini cukup menyiksa warga. Semoga di masa yang

akan datang, pemerintah dapat menyediakan sumber air bersih dengan

menggali sumur yang lebih dalam. Karena Dusun Gosali berada di dataran

yang tinggi, pembuatan sumur yang dangkal hanya menghasilkan sedikit

air.

Page 193: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|171

Penyuluhan pengadaan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) di rumah

masing-masing warga merupakan hal yang penting. Karena saya melihat

warga desa cenderung hanya memiliki kamar mandi tetapi tidak dengan

kloset untuk buang air, padahal kloset merupakan material yang penting

untuk mejaga kesehatan. Jika semua warga mempunyai MCK maka tidak

lagi yang buang air besar di sungai, sehingga dapat melestarikan sungai

yang terhindar dari kotoran dan limbah.

Dalam bidang pendidikan, sepertinya pemerintah harus

mengadakan pelatihan dan pengajaran bagi guru di Desa Bangunjaya

dengan berfokus kepada kedisiplinan. Saya kerap melihat guru-guru yang

mengajar di SDN Gosali seringkali terlambat dan datang sesuka hati

mereka. Yang mirisnya adalah kepala sekolah yang seharusnya selalu hadir

di sekolah dan menjadi pemimpin di sekolah, ternyata jarang hadir. Padahal

Kepala Sekolah SDN Gosali merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) satu-

satunya di SDN Gosali, yang mana seharusnya memiliki tanggung jawab

lebih dibandingkan guru-guru lain. Anak-anak penerus bangsa di Dusun

Gosali dan Sentuk memiliki potensi yang sangat bagus jika mereka

diajarkan dan diarahkan dengan baik. Seperti yang kita ketahui, pendidikan

merupakan hal terpenting untuk membentuk pola pikir dan kebiasaan.

Sehingga tenaga ahli yang tulus dan berkompeten menjadi hal yang mutlak

dan wajib.

Page 194: Balqis Hanifah, dkk

172|RAKERKAB

-J-

MEMAKNAI 30 HARI YANG BERHARGA “RENUNGAN DIRI DARI

KEHIDUPAN DUSUN GOSALI”

Oleh: Latipah

Fakultas Syariah dan Hukum-Ilmu Hukum

Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kesan yang terlintas dalam benak saya

terhadap KKN adalah suatu kegiatan yang membosankan di desa kecil yang

susah sinyal dan banyak pemikiran negatif yang terlintas. Namun,

alhamdulillah semua hal buruk yang terbayangkan jauh di luar ekspektasi.

KKN yang saya jalani berjalan dengan lancar dan menyenangkan, bahkan

tercipta banyak kisah dan pembelajaran kehidupan yang dapat saya ambil

dari kegiatan KKN.

1. Memaknai KKN: Asa Tak Disangka

Tepat pada akhir semester VI, teman-teman saya banyak

membicarakan perihal KKN. Tentu saja, karena KKN merupakan mata

kuliah wajib yang harus kami tempuh dan menjadi aspek penilaian di

semester VII. Banyak persepsi bermunculan terkait KKN, mulai dari hal-hal

yang negatif sampai yang menyenangkan.

Sebelum KKN berlangsung, saya membaca beberapa artikel tentang

pentingnya KKN. Jujur, kesan negatif tentang KKN selalu terngiang dalam

hati saya. Namun setelah saya mengerti makna KKN, saya mulai menerima

dan mengerti betapa pentingnya KKN itu harus dilaksanakan oleh

mahasiswa.

KKN merupakan suatu program pendidikan yang ditujukan agar

mahasiswa dapat belajar memahami, merasakan, dan menjadi bagian dalam

struktur masyarakat. Tidak hanya itu, KKN juga dapat memberikan

manfaat bagi mahasiswa itu sendiri, baik berupa ilmu pengetahun yang

didapat langsung dari masyarakat dan alam, maupun juga pengalaman dari

keseharian masyarakat itu sendiri.

Sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya menyadari bahwa KKN

adalah kegiatan yang penting. Merupakan kegiatan yang esensial karena

Page 195: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|173

kegiatan KKN adalah perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

berfokus pada bidang pembelajaran, penelitian dan pengabdian.

KKN merupakan bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan

Tinggi sebab mahasiswa dapat mempelajari hal-hal baru seperti meneliti,

dan mengabdi dalam satu kegiatan. Pengabdian kepada masyarakat

merupakan hal penting karena mahasiswa, yang notabenenya adalah kaum

akademisi perlu menyalurkan pengetahuan dan ilmunya kepada

masyarakat umum.

Pengabdian dalam bentuk KKN bukan satu-satunya bentuk

pengabdian seseorang yang berilmu kepada masyarakat. Masih banyak cara

untuk menyalurkan ataupun mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk

yang berbeda. Kegiatan KKN tentu memiliki tujuan yang sangat penting.

Pasalnya, hal yang paling berharga dari seorang mahasiswa adalah

idealismenya dan bara semangatnya.

Tepat pada hari pertama pembukaan pendaftaran KKN, saya dan

teman-teman saya sudah mulai merasa cemas dan riweuh. Kami takut

nantinya akan mendapatkan kelompok yang tidak membuat kami nyaman.

Selain itu, muncul pula beberapa ketakutan yang seharusnya tidak saya

takutkan. Setelah memaknai KKN, saya mulai menggoreskan niat dengan

semangat dalam jiwa karena sejatinya segala hal baik perlu diniatkan.

Dalam kegiatan KKN ini, saya dikelompokkan dalam Kelompok 112 dan

ditempatkan di Kabupaten Bogor, tepatnya di Kecamatan Cigudeg, Desa

Bangunjaya.

Sebelum KKN dilaksanakan, kami sering melakukan survei ke

lokasi yang akan kami tinggali. Perjalanan dari Ciputat menuju Desa

Bangunjaya ditempuh dengan waktu yang lama karena jarak antara

keduanya amat jauh. Kami melakukan perjalanan pada pukul 09.00 dan

sampai di lokasi kurang lebih pukul 12.00. Ketika sampai di lokasi KKN,

kami langsung menuju ke kediaman Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya.

Sesampainya kami dirumah Pak Lurah, kami dijamu dengan hidangan-

hidangan khas Bogor. Rasa lapar yang tak tertahankan karena belum

makan sedari pagi membuat saya dan teman-teman menikmati makanan-

makanan yang Pak Lurah sediakan dengan hati sangat gembira.Pada

kesempatan tersebut, perwakilan kelompok kamipun mengutarakan

maksud dan tujuan kami datang ke rumah Pak Lurah. Selain untuk

mengenalkan identitas kami sebagai calon mahasiswa KKN, kami juga

Page 196: Balqis Hanifah, dkk

174|RAKERKAB

memohon izin dan meminta rekomendasi mengenai dusun mana yang akan

kami tinggali nantinya.

Dalam mengabdi, saya ingin menebar kebaikan sesuai kompetensi

yang saya miliki sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum. Bidang hukum

tentu penting bagi seluruh masyarakat. Ironisnya, masyarakat kota jauh

lebih mengerti hukum daripada masyarakat desa. Dan sebagaimana yang

tercermin dari masyarakatnya, desa ini adalah desa yang terbelakang karena

minimnya partisipasi masyarakat dalam sektor pendidikan. Terlebih,

banyak perempuan yang menikah di bawah umur padahal mereka belum

memenuhi standar ketentuan dalam undang-undang. Tak hanya itu, kasus

perceraian dan poligami satu kali kerapkali terjadi. Pun KDRT tak lepas

dari permasalahan yang ada di desa. Isu pertanahan pun menjadi masalah

yang pelik di desa ini.

Atas segala masalah yang ada di desa, saya harus mengucap segala

puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟alayang telah memudahkan saya dalam

menjalankan kegiatan Penyuluhan Hukum di tingkat dusun dan kelurahan.

Pengetahuan terkait beberapa permasalahan di atas tentu perlu untuk

diketahui oleh masyarakat dikarenakan negara kita adalah negara hukum

sebagaimana tercatat dalam konstitusi kita, yaitu pada Pasal 1 Ayat (3)

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjelaskan bahwa hukum harus

dijunjung tinggi demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Saya sangat bersyukur dapat mengikuti KKN, karena dengan

diadakannya KKN dapat memberikan saya banyak pelajaran tentang

kehidupan dan pengalaman yang tak terbayar, terimakasih kepada UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Pusat Pengabdian

Masyarakat (PPM) yang telah memfasilitasi kami untuk dapat

melaksanakan kewajiban kami dengan bentuk pengabdian kepada

masyarakat. Bersyukur adalah ungkapan kebahagiaan atas nikmatyang

diperoleh dengan cara menggunakan nikmat itu sesuai ketentuan dari

pemberi nikmat.

2. Aset Kelompok: Teman Hidup untuk Satu Bulan

Hidup selama satu bulan dengan variasi pola hidup yang berbeda

tentu tak mudah untuk dijalankan. Wajar sebab hal ini sangat manusiawi.

Namun,alhamdulillah saya dan teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112

Page 197: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|175

yang berjumlah 19 orang dapat bersatu dan bekerja sama antara yang satu

dengan yang lain.

Kelompok 112 terdiri dari beberapa orang dari fakultas dan jurusan

yang berbeda-beda. Beda jurusan artinya berbeda pula pola pikir dan cara

pandang masing-masing dalam merespons suatu masalah. Dari sinilah saya

mendapatkan pelajaran tentang bagaimana cara memahami setiap pola

pikir yang berbeda, namun dapat menggabungkannya dalam satu konsep

ide untuk menyelesaikan masalah yang muncul.

Di Kelompok 112, ada seorang teman saya yang bernama Apep.

Setiap kami mengadakan rapat atau briefing29, Apep selalu bergelora dalam

mengeluarkan pendapat yang tidak jarang bertentangan dengan pemikiran

mayoritas kelompok. Ketika mayoritas kelompok telah setuju pada suatu

gagasan, Apep selalu mencoba untuk merevisinya. Di balik semua itu,

alhamdulillah selalu ada penengah di antara kami semua. Penengah di konflik

internal kelompok adalah Fahir dan Piyu. Fahir, sebagai ketua kelompok

selalu sedia mendengarkan setiap usulan, pendapat, dan masukan teman-

teman di forum. Sedangkan Piyu selalu menjadi penengah dan pemberi

solusi disetiap perdebatan.

Perbedaan gagasan di internal kelompok KKN mengajarkan saya

tentang bagaimana cara menyikapi karakter seseorang ketika sedang

mengemukakan pendapat. Saya bangga dengan Kelompok 112 karena setiap

orang dari kami dapat merangkul kebersamaan tanpa adanya pertengkaran

yang hebat selama KKN berlangsung. Rasa saling baper mungkin terjadi di

antara beberapa orang, namun itupun tak sering sehingga itu bukanlah

suatu hambatan dalam menjalankan kegiatan KKN kami di Desa

Bangunjaya. Justru, Desa Bangunjaya telah menjadi wadah kami, Kelompok

112, dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Teriring dengan do‟a,

kami sepakat untuk menamai Kelompok 112 ini dengan istilah Rakerkab

yang kepanjangannya adalah Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Desa

Bangunjaya agar kebaikan terus hidup dalam setiap kegiatan yang kami

lakukan bersama masyarakat Desa Bangunjaya.

29 Pengarahan

Page 198: Balqis Hanifah, dkk

176|RAKERKAB

3. Aset Desa: Karena Apa yang Disampaikan Dari Hati Akan Sampai ke

Hati

Kami berangkat menuju ke lokasi KKN di Desa Bangunjaya,

Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor tepat pada Kamis 19 Juli 2018. Kami

berangkat dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pukul 09.00 dan

sampai di lokasi kurang lebih pukul 12.00. Ketika sampai di Desa

Bangunjaya, belum ada kegiatan ataupun program kerja (proker) apapun

yang akan kami jalankan. Hanya kunjungan dan laporan kepada Lurah

Bangunjaya bahwa kami telah sampai di lokasi dan telah menempati rumah

kontrakan kami selama satu bulan ke depan. Pada tanggal 20 Juli, kami

menyambangi Aula Kelurahan Bangunjaya untuk menghadiri Acara

Peresmian Kuliah Kerja Nyata oleh Pak Lurah. Dengan simbolisasi

pemotongan pita yang dilakukan oleh Pak Lurah dalam acara tersebut,

kegiatan kami artinya telah resmi diakui.

Selepas Acara Peresmian Kuliah Kerja Nyata, kami melakukan

kegiatan pertama yaitu perkenalan dengan warga Dusun Gosali dan Sentuk.

Antusias warga sekitar membuat kami semangat melaksanakan berbagai

proker yang akan kami jalankan.

Tentu tidak semua kegiatan yang kami jalankan berjalan mulus.

Berbagai hambatan mulai bermunculan, misalnya seperti yang kami alami

pada hari pertama, yaitu kesulitan mendapatkan air untuk keperluan

mandi dikarenakan sumur di rumah kontrakan kami yang kering. Hal ini

membuat kami sempat mengeluh, betapa tidak, air merupakan sumber

utama kehidupan. Alhasil, kamipun terpaksa mendatangi rumah-rumah

warga sekitar untuk meminta air demi kepentingan wudhu dan buang air

kecil. Selain ke rumah warga, kami juga mengandalkan sungai yang ada di

Dusun Gosali meskipun airnya sudah tak lagi jernih karena pencemaran

dari perusahaan tambang.

Tidak hanya menjalankan proker besar, saya dan teman-teman juga

mengadakan kegiatan-kegiatan seru seperti jalan sehat bersama anak-anak

kecil dan orang dewasa.Kami menyusuri rute jalan sehat dari Dusun Gosali

ke Dusun Sentuk. Kami menganggap kegiatan itu sebagai cara yang baik

untuk mendekatkan diri dengan masyarakat desa. Perjalanan yang kami

tempuh cukup jauh, yaitu sekitar dua kilometer.

Disepanjang perjalanan, kami berbincang dengan anak anak kecil

yang bercerita tentang perubahan desanya dalam beberapa tahun terakhir.

Page 199: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|177

Anak kecil tersebut memulai percakapan dengan berkata, “Ka, nyaho teh ?

Baheula mah iyeu teh curug, cai na mah loba, tapi ayeuna mah geus teh aya deui.”30

Dengan sedikit kaget, saya menyautinya dengan berkata, “Oh, kunaon bisa

kitu atuh nya?”31 Keresahan tak bisa disembunyikan dari raut muka anak kecil

itu sembari ia berkata, “Atuh pan geus dibeuli ku PT tanahna, jadinateh di ratakeun

kabehna, jadi wek kasumbat.”32 Responsnya membuat saya merasa miris dan

berujar, ―Kunaon atuh parada hayang dikitukeun?”33Anak itu kemudian berkata,

“Pan geus aya kompensasina ti PT.”34Rasa penasaran kembali menggiring saya

untuk bertanya, “Memang na baraha nu dibayar ku PT?”35 Kepolosan anak kecil

membuatnya berucap, “Heheh teh nyaho eta mah, palingan ge

duarebu(rupiah).”36Perbincangan antara saya dengan anak kecil itu membuat

semangat saya berkibar untuk semakin intensif menjalankan kegiatan KKN

atas nama perjuangan untuk kesejahteraan rakyat.

Ketika saya sudah mulai memahami keadaan sekitar, saya dan

teman saya berinisiatif untuk mengurangi kebiasaaan menumpang mandi

ke rumah warga. Alasannya, beberapa warga yang mempunyai kamar

mandipun bahkan memilih untuk mandi di sungai. Dari situlah saya mulai

menyadari bahwa saya tidak boleh menghambur-hamburkan air. Karena

segan untuk selalu menumpang mandi di kamar mandi warga, untuk

pertama kalinya saya dan teman saya pergi untuk mandi di sungai. Awalnya

saya sedikit ragu dan takut karena orang tua saya berpesan, ―Jangan maen ke

sungai-sungai atau tempat yang angker. Hati-hati juga kalo dingin, nanti

alerginya ‗kan suka kambuh.‖ Namun dalam situasi yang mendesak itu, saya

percayakan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan tidak

menghiraukan pesan orang tua. Setelah saya sampai di sungai, saya

merasadiberikan nikmat yang tak terkira. Saya dan teman-temanpun

akhirnya menyusun strategi mandi supaya aurat kami tetap terjaga

30― Kak, tahu tidak? Dulu di sini ada curug yang airnya banyak, tapi sekarang sudah

tidak ada lagi.‖ 31 ―Oh, kenapa bisa begitu sekarang?‖ 32 ―Karena wilayah tanah ini sudah dibeli sama Perseroan Terbatas (PT), jadi

semuanya diratakan dan air jadi tersumbat.‖ 33 ―Tapi kenapa warganya mau?‖ 34 ―Kan kita sudah dikasih kompensasi‖ 35 ―Memangnya berapa yang PT itu bayar? 36 ―Hahaha, aku juga kurang tahu, palingan dua ribu (rupiah)‖

Page 200: Balqis Hanifah, dkk

178|RAKERKAB

walaupun harus mandi di sungai. Meskipun mandi di sungai adalah

kegiatan yang riskan karena kekhawatiran perihal aurat, namun terpaksa

kami harus melakukannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengampuni

perbuatan kami selama di sana. Aamiin…

Kegiatan KKN mengajari saya arti penting dari berbagi. Saya belajar

memaknai kembali rasa ikhlas, menghormati tamu, kerja keras dan tawakkal

dari seorang warga desa bernama Bi Heri. Beliaulah yang telah

menginspirasi saya karena beliau selalu tanpa pamrih dan senang hati

menerima kami di rumah beliau untuk jangka waktu yang tidak sebentar,

yaitu satu bulan. Jangka waktu satu bulan terhitung waktu yang lama,

karena pada umumnya bertamu hanya berjangka waktu tiga hari saja.

Meskipun begitu, Bi Heri selalu menerima kami sebagai tamunya dengan

baik setiap hari. Perlakuan Bi Heri tersebut sesuai dengan apa yang

dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari no. 6018; Muslim no. 47:

هي كاى ؤهي بالله والىم اخز فلكزم جار، وهي كاى ؤهي بالله والىم اخز فلكز ف( –م ض

روا البخار وهسلن

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, „Sesungguhnya Nabi Muhammad

Shallallah „Alayhi wa Sallam telah bersabda, “Barang siapa yang beriman

kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan hari akhirat, maka hendaklah ia

memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah Subhanahu

wa Ta‟ala dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.”

Saya terkesan setiap Bi Heri berkata, ―Atuh, nggak apa-apa, nanti juga

rezeki mah ada lagi,‖ setiap saya meminta bantuan dari beliau. Dari

perkataaan Bi Heri, saya memahami bahwa beliau tidak penah mengeluh

dengan keadaannya.Bi Heri adalah seorang janda yang telah bercerai,

sedangkan kedua anaknya bekerja di Jakarta dan hanya pulang saat lebaran

dan libur panjang. Apa yang Bi Heri lakukan mengingatkan saya pada

sebuah ayat dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:

فقىى أهىالهن ف سبل الل ذي هثل ال بلن هاحن ةبن ل والل بسب سبن سابل ف كل س كوثل ةبن أ

واسن علن ضاعف لوي شاء ل والل

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta‟ala adalah serupa

dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir

Page 201: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|179

seratus biji. Allah Subhanahu wa Ta‟ala melipat gandakan (ganjaran) bagi

siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Bi Heri merupakan bagian dari perjalanan KKN Rakerkab dalam

masa pengabdian kami. Itu disebabkan Bi Heri merupakan orang yang

paling sering kami mintai air sumurnya untuk wudhu, buang air kecil dan

masak. Karena air di rumah kontrakan kami sudah tidak mengalir, sumur

milik Bi Heri kami jadikan tempat mandi alternatif yang paling sering kami

datangi.

Selain merelakan air sumurnya untuk kami pakai, Bi Heri juga orang

yang dermawan dalam hal-hal lainnya, termasuk makanan. Pernah suatu

hari, tepatnya pada hari Senin, saya berniat untuk berpuasa dan bermalam

dirumah Bi Heri. Seharian penuh saya berada di rumah beliau untuk

melepas lelah sepulang betugas dari Kantor Kecamatan. Pada sore hari

menjelang maghrib, saya bertanya kepada Bibi, ―Bi, di sini ada yang jual

pisang goreng nggak?‖ Kala itu Bi Heri hendak pergi untuk menonton

pertandingan sepak bola dan berkata, ―Ya, sudah sore mah jarang, adanya

pisuke (pisang susu keju) di sebelah. Mau?‖ Tawaran Bi Heri tersebut

membuat saya semangat dan berkata, ―Oh boleh atuh, nanti tapi, kalo sudah

dikit lagi adzan.‖ Tak lama setelah menonton pertandingan sepak bola,tiba-

tiba Bi Heri datang membawakan saya pisang tanduk untuk segera

digoreng.Tindakan tersebut seakan dilakukan Bi Heri untuk mengabulkan

keinginan saya yang ingin berbuka puasa dengan pisang goreng. Sontak

saya bertanya, ―Lho, Bibi kok bawa pisang?‖ Sembari tersenyum, Bibi

berkata, ―Iya, ini dikasih Kang Aleng.‖ Sayapun berdecak dan bertanya

balik, ―Yang bener, Bi? Jangan repot-repot atuh, Bi... Kan jadi nggak enak

sayanya.‖ Kemudian dengan santainya Bibi berkata, ―Iya atuh, beneran.

Sudah atuh ih, biarin. Kan katanya ngebantu bikin bukaan buat orang puasa

mah dapat pahalanya banyak.‖

Ketulusan dan keikhlasan Bi Heri telah mengajarkan saya banyak hal.

Dari Bi Heri, saya mulai memahami pengamalan ayat-ayat dalam mushaf al-

Qur‘an yang sebenarnya. Apapun yang dilakukan oleh Bi Heri telah

membuat saya merenungkan betapa naifnya diri ini yang sudah belajar

hingga tingkat perguruan tinggi, tapi pengamalan dari ilmu yang saya

dapatkan masih sangat minim.

Page 202: Balqis Hanifah, dkk

180|RAKERKAB

4. Harapan: Ketika Kita Menjaga,Kita Akan Dijaga

Pada umumnya pengetahuan yang minim dari masyarakat sekitar

membuat Desa Bangunjaya terbelakang, terlebih dengan keadaan alam yang

terus diekspolitasi. Dapat dilihat secara jelas bahwa eksploitasi yang

dilakukan oleh perusahaan tambang di sekitar desa ini telah membuat

keadaan alam sekitar menjadi rusak. Ini terlihat dari gersangnya keadaan

sekitar desa dan tersumbatnya beberapa aliran dan bendungan air.

Kurangnya kesadaran akan bahaya sampah membuat masyarakat

seenaknya saja membuang sampah di sungai. Mereka tidak berpikir

panjang akan akibat yang dirasakan di kemudian hari. Hal ini terlihat dari

banyaknya sampah di pinggiran sungai.

Saya sempat mewawancarai salah seorang warga terkait

problematika sampah di desa ini. Ia menceritakan bahwa sampah yang

dibuang di sungai akan mengalir seiring aliran arus sungai mengalir.

Katanya, ―Atuh, nanti juga sampahnya ‗kan ngikutin air yang ngalir, jadi buang

saja deh di situ. Nggak bakal kenapa-kenapa kok. Saya sudah lama buang di

situ (dan) nggak ada masalah.‖ Begitulah jawaban salah satu warga yang

saya rasa mewakili segenap masyarakat di Dusun Gosali.

Dari kondisi lingkungan yang saya lihat, banyaknya objek alam yang

diekspolitasi mengingatkan saya kembali pada firman Allah Subhanahu wa

Ta‟ala dalam Surah Ar-Rum ayat 41:

ه عولىا لعل ذ قهن بعض ال اس لذ ذي ال ن زجعىى ظهز الفساد ف البز والبحز بوا كسبب ا

―Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah Subhanahu wa Ta‟ala Subhanahu wa Ta‟ala

merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar

mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Dengan banyaknya objek alam yang dieksploitasi secara berlebihan,

tentu dampaknya akan buruk terhadap lingkungan. Perusahaan-

perusahaan tambang yang berada di sekitar Dusun Gosali pun saya rasa

belum memenuhi standar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL). Hal ini terlihat dari pencemaran lingkungan dan perubahan

suhu udara di sekitar desa. Padahal pada ketentuan dalam AMDAL, telah

sepatutnya sebuah Perseroan Terbatas di desa mematuhi regulasi yang

telah ditetapkan sebagaimana juga berpedoman pada Undang-Undang

Page 203: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|181

Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam suatu kalimat gamblang, fenomena di Desa Bangunjaya

adalah sebuah ―miopia masyarakat terhadap lingkungan‖. Mengapa saya

menggunakan istilah ―miopia‖? Alasannya sederhana, miopia adalah istilah

lain dari rabun jauh dan menurut saya warga desa telah rabun terhadap

kondisi lingkungan sekitar. Saya beranggapan bahwa warga desa tidak

berpikir jauh ke depan, yaitu tentang bagaimana pertanggungjawaban

lingkungan dari operasi perusahaan tambang di masa depan dan bagaimana

kerusakan alam yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari usaha

pertambangan tersebut.

Pelegalan atas segala bentuk kegiatan eksploitasi alam tentu sangat

berdampak buruk. Sebagai manusia, adakalanya kita harus memikirkan apa

yang akan kita tinggalkan untuk penerus kita, anak-anak kita yang akan

hidup dimasa depan. Jika kita terus mengabaikan keadaan ini, tentu

kerusakan dan bencanalah yang akan datang, hal ini sejalan dengan tafsiran

dari ayat-ayat mushaf al-Qur‘an yang telah saya sebutkan di paragraf-

paragraf sebelumnya sebab kerusakan di muka bumi ini sejatinya

disebabkan oleh ulah manusia.

Tentu pembangunan desa tidak hanya berkutat pada pembangunan

secara fisik atau oleh kuantitas perusahaan di sekitar. Yang paling utama

dalam pembangunan desa adalah membangun manusianya. Masyarakat

desa harus selalu diberdayakan, dilatih pola pikir dan mentalitasnya, serta

diberikan semangat untuk terus meningkatkan kompetensi diri mereka ke

arah yang lebih positif karena hal-hal itulah yang menjadi faktor penentu

dalam berkembangnya suatu desa. Semoga Desa Bangunjaya menjadi desa

yang terdepan di segala bidang. Di samping itu, saya juga berharap semoga

masyarakatnya menjadi masyarakat yang religius. Aamiin…

Page 204: Balqis Hanifah, dkk

182|RAKERKAB

-K-

MUSIM KEMARAU BANYAK CERITA

Oleh: Melia Septiani Heriyaman

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

1. Tak Kenal Maka Tak Bersatu

Akhir semester VI ditandai dengan adanya Ujian Akhir Semester. Di

tengah rumitnya persaingan antar teman sekelas, banyak berdatangan

informasi bahwa di tahun 2018, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) akan melaksanakan program KKN (Kuliah Kerja Nyata)

untuk pertama kalinya. Tidak pernah terbayang oleh saya sebelumnya,

seperti apa KKN itu? Dan apa yang akan saya lakukan di sana? Saya tidak

bisa bertanya kepada kakak kelas ataupun senior yang ada di FITK ini

karena KKN adalah program baru untuk fakultas saya, terkecuali untuk

Jurusan Manajemen Pendidikan. Selain Manajemen Pendidikan, seluruh

jurusan termasuk Jurusan saya Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) baru pertama kali mengadakan Program KKN. Ketua Program

Studi PGMI telah mengumumkan dan menetapkan bahwa Jurusan PGMI

wajib mengikuti KKN 2018. Segera saya mendaftarkan diri menjadi anggota

KKN 2018.

Pada tanggal 10 April 2018 diumumkannya daftar nama kelompok

KKN, dari kelompok satu sampai dengan kelompok dua ratus. Nama saya

terdaftar dalam Kelompok 112. Itu tandanya saya telah menjadi bagian dari

Kelompok 112. Tidak lama dari pengumuman daftar nama kelompok, tiba-

tiba dari telepon seluler (ponsel) saya berbunyi. Ketika saya membuka

ponsel, ternyata bunyi tersebut berasal dari aplikasi WhatsApp. Saya melihat

ternyata saya sudah dimasukkan ke dalam grup bernama Kelompok KKN

Rakerkab 112. Sebelumnya sudah ada juga yang menanyakan nomor ponsel

saya, yaitu seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

bernama Shahara. Ternyata dia adalah salah satu anggota Kelompok KKN

Rakerkab 112 yang nantinya akan berkontribusi bersama-sama selama KKN.

Ada pepatah ―tak kenal, maka tak sayang‖, tetapi di KKN ini saya

menggantinya dengan ―tak kenal, maka tak bersatu‖. Kelompok KKN tidak

Page 205: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|183

akan pernah ada jika saya dan teman-teman yang lain tidak bersatu dalam

ikatan perkenalan yang dimulai dari perkenalan lewat grup Kelompok

KKN Rakerkab 112 yang diawali dengan menyebutkan nama, jurusan dan

fakultas masing-masing. Ketika sudah mengetahui nama-nama dari seluruh

anggota Kelompok 112, minggu berikutnya kami mengadakan pertemuan

pertama. Tetapi saya tidak bisa ikut dalam pertemuan pertama karena

masih harus menghadiri suatu mata kuliah.

Pada malam harinya, saya membaca pesan dari grup WhatsApp

Kelompok KKN Rakerkab 112 dan ternyata sudah dibuat sebuah Struktur

Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 yang diketuai oleh Abdul

Mufahir dari Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial. Pada awalnya

Fahir tidak terima untuk menjadi ketua kelompok karena pemilihan

dilakukan dengan sistem undian. Tetapi berkat dukungan teman-teman

semua akhirnya Fahir mau menjadi Ketua Kelompok KKN Rakerkab 112.

Saya dipercayakan oleh teman-teman untuk menjadi bagian dari Divisi

Acara yang bertugas untuk merancang serangkaian kegiatan selama KKN

bersama rekan-rekan divisi acara lainnya. Struktur keanggotaan dibagi

menjadi sembilan bagian yang dimulai dari Ketua KKN 112 (Abdul

Mufahir), Wakil Ketua KKN 112 (Utsman), Sekretaris I (Balqis Hanifah),

Sekretaris II (Astrid Haura), Bendahara I (Shahara), Bendahara II (Latipah),

Divisi acara (Melia, Shandy dan Rifqoh), Divisi Perlengkapan (Banu, April,

dan Cherlinda), Divisi Sponsorship (Ahmad Pebian), Divisi Hubungan

Masyarakat (Putri Utami dan Wildan), Divisi Dekorasi dan Dokumentasi

(Syahrul dan Animatun), dan Divisi Konsumsi (Putri dan Alwi). Setelah

Struktur Keanggotaan terbentuk, saya dan teman-teman mengadakan rapat

pertama untuk membahas pembagian pekerjaan dari setiap divisi. Rapat

pertama diadakan setelah selesai Acara Pembekalan KKN 2018 yang

bertempat di Auditorium Harun Nasution. Rapat juga membahas tentang

pelaksanaan survei ke lokasi KKN. Sebelum acara pembekalan, saya

diberikan map yang berisikan Surat Perizinan Tempat KKN dan ternyata

Kelompok 112 mendapatkan tempat KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan

Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Setelah tempat KKN ditetapkan, saya dan teman-teman

mengadakan survei. Saya mengikuti survei dua kali. Pada survei pertama,

kami pergi ke Desa Bangunjaya untuk mengetahui keadaan masyarakat di

setiap dusunnya. Saya dan teman-teman pergi survei menggunakan sepeda

motor.

Page 206: Balqis Hanifah, dkk

184|RAKERKAB

Pertama-tama, saya dan teman-teman mengunjungi Dusun

Nanggung dan Dusun Cibungur, yang mana keduanya sudah terlihat

seperti di kota. Begitu juga dengan Dusun Cibungur karena letak dua dusun

itu bersebelahan. Dusun yang dikunjungi selanjutnya yaitu Dusun Gosali

dan Sentuk. Kondisi jalan menuju Dusun Gosali tidak baik karena

merupakan akses jalan truk menuju ke Perseroan Terbatas (PT). Kondisi

jalan yang berbatu dan berdebu menghambat perjalanan menuju Dusun

Gosali. Setelah sampai di Dusun Gosali, terlihat keadaan masyarakatnya

yang individualis dan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan karena

sunyi. Dari Dusun Gosali, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan

menuju Dusun Sentuk yang kondisi jalannya hampir sama seperti Dusun

Gosali, tetapi masih terlihat pepohonan yang asri dan udaranya masih

bersih.

Pada survei kedua, saya dan teman-teman berdiskusi untuk

menetapkan tempat tinggal selama KKN.Kami sepakat memilih untuk

tinggal di Dusun Sentuk. Akan tetapi, ternyata dusun tersebut sudah

pernah didatangi oleh mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2016, jadi saya dan teman-teman memutuskan untuk tinggal di

Dusun Gosali, karena dusun tersebut belum pernah didatangi oleh

mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya dan teman-teman

akan mencoba membuat Dusun Gosali tampak hidup dengan program kerja

yang telah direncanakan. Rencananya saya dan teman-teman akan

mengadakan program kerja pengadaan bak sampah, pengadaan fasilitas

sekolah, mengajar di sekolah, membuat gapura, membuka bimbingan

belajar (bimbel), dan mengajarkan seni kepada masyarakat Dusun Gosali,

serta ikut berpartisipasi dalam Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik

Indonesia (HUT RI) Ke-73. Pada akhirnya, rencana tersebut terlaksana

dengan baik tanpa kendala yang rumit.

2. Perbedaan untuk Saling Melengkapi

Pada tanggal 18 Juli 2018, saya dan teman-teman KKN 112 berangkat

menuju Desa Bangunjaya, tepatnya di Dusun Gosali untuk memulai

pelaksanaan KKN. Saya dan sembilan orang teman saya berangkat menuju

tempat KKN menggunakan mobil pribadi, sedangkan sepuluh orang lagi

menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sana, saya langsung istirahat

di rumah kontrakan putri. Di rumah kontrakan putri terlihat sudah banyak

teman-teman yang sudah mendahului istirahat karena mereka berangkat

Page 207: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|185

menggunakan sepeda motor yang tentu saja terhindar dari macetnya Pasar

Ciampea. Setelah beristirahat, saya dan teman-teman melanjutkan untuk

membereskan barang-barang yang sudah ada di kamar. Barang-barang

tersebut sebelumnya sudah diantarkan pada 15 Juli 2018, jadi saya dan

teman-teman tidak harus lagi membawa barang-barang yang berat dan

banyak. Saya cukup terkejut ketika satu kamar dari rumah kontrakan putri

dikunci oleh pemiliknya putri. Jumlah teman-teman saya yang putri ada

tiga belas orang, untuk yang tidur di kamar ada tujuh orang dan enam orang

lainnya tidur di ruang depan yang supaya tidak ditempati oleh saya dan

teman-teman KKN. Jadi dalam satu rumah hanya ada satu kamar yang

boleh digunakan. Kamar tersebut cukup nyaman dengan difasilitasi air

conditioner 37 (AC) di dalamnya. Setelah semua barang dirapikan, saya

mengatur pembagian tempat tidur teman-teman wanita supaya nantinya

anggota kelompok yang mendapatkan jatah tidur di ruang AC bisa

bergantian dengan anggota kelompok yang tidur di ruang non-AC dan

sebaliknya.

Pada keesokan harinya, tepatnya tanggal 19 Juli 2018, saya dan

teman-teman mengadakan Acara Peresmian Kegiatan KKN di Kantor

Kelurahan Bangunjaya yang mengharuskan semuanya bangun pagi dan

siap-siap untuk persiapan acaranya. Keunikan teman-teman sudah terlihat

ketika hari pertama KKN dimulai. Dari semua teman-teman perempuan,

saya bangun tidur paling awal, dilanjutkan oleh Putri Utami, atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Piyu. Meskipun di sana tidak terdengar suara

adzan subuh, tetapi saya selalu bangun lebih awal untuk mematikan AC

karena hawanya yang dingin. Sebelum saya shalat subuh, saya dan Piyu

membangunkan seluruh teman-teman KKN untuk melaksanakan shalat dan

bersiap untuk acara pembukaan yang diadakan di Kantor Kelurahan. Saya

membangunkan teman-teman yang berada di kamar dengan cara

menyalakan lampu dan berkata, ―Ayo bangun, sudah pagi, ayo siap-siap

buat acara pembukaan. Putri, Rifqoh, Astrid, Shasa, Linda, April. Ayo

bangun!‖ Dengan ekspresi mereka yang masih mengantuk, akhirnya mereka

satu per satu bangun dengan sendirinya. Masing-masing orang memiliki

ciri khasnya ketika bangun tidur. Seperti Astrid, setelah bangun tidur, dia

tidak lupa untuk berkata, ―Dua puluh sembilan hari lagi‖ sampai pada H-1

kepulangan dari KKN. Ada pula Cherlinda yang ketika bangun

37 Pendingin ruangan

Page 208: Balqis Hanifah, dkk

186|RAKERKAB

mengatakan kalau dia mules dan ada juga Rifqoh, ketika bangun

membunyikan suara kentut yang terdengar keras.

Selanjutnya, saya dan Piyu bergegas lari ke tempat tinggal laki-laki

yang bersebelahan dengan rumah kontrakan putri. Terlihat dari jauh rumah

kontrakan laki-laki masih tertutup rapat, menandakan mereka belum ada

yang bangun. Akhirnya saya dan Piyu memukul kecil kaca kamar di rumah

kontrakan laki-laki agar terbangun. Terdengar suara ―Iya... Iya…‖

menandakan mereka sudah ada yang bangun dari tidur. Keributan di rumah

kontrakan perempuan mulai terlihat ketika keran kamar mandi tidak

mengeluarkan air. Semua bingung dan panik karena air yang ada di bak

mandi tinggal sedikit sementara satupun belum ada yang mandi. Akhirnya

teman-teman yang putri secara bergantian pergi ke tempat tinggal laki-laki

untuk mengambil air dari sumur yang ada di rumah tersebut. Dari kejadian

hari pertama sampai terakhir KKN, pompa air yang berada di rumah

kontrakan perempuan tidak bisa digunakan karena mati total meskipun

sudah dibenarkan beberapa kali.

Satu demi satu kegiatan KKN dimulai. Selain Acara Peresmian KKN

di hari pertama, saya dan teman-teman juga bersosialisasi dengan

masyarakat Dusun Gosali. Belum sempat saya mengunjungi rumah-rumah

warga, masyarakat Dusun Gosali sudah lebih dahulu antusias dengan

kedatangan mahasiswa-mahasiswi KKN. Satu per satu dari mereka

mengunjungi rumah kontrakan perempuan untuk berkenalan dengan saya

dan teman-teman. Mereka membawa makanan dan menawarkan kamar

mandi di rumah mereka untuk saya dan teman-teman gunakan. Pada saat

itu saya dan teman-teman, terutama yang perempuan, bersyukur bisa

menumpang mandi di rumah warga.

Konflik mulai terjadi saat satu rumah warga kehabisan air dari

sumurnya dikarenakan oleh pemakaian kami yang terus-menerus. Cuaca

yang sedang kemarau juga menambah kesulitan bagi saya dan teman-teman

untuk mendapatkan air. Jika bukan karena warga, kami tidak mungkin bisa

mendapatkan akses ke air bersih. Antara perempuan dan laki-laki sempat

menyalahkan satu sama lain ketika sesi rapat harian dimulai. Seorang

mahasiswi KKN bernama Alwi sampai mencetuskan untuk membuat

penutup mandi di sungai, supaya semua teman-teman perempuan bisa

mandi di sungai tanpa harus membuka aurat di depan banyak orang,

meskipun sebenarnya sungai tersebut hanya boleh disinggahi oleh

perempuan. Tetapi dari pewakilan laki-laki ada yang mengusulkan untuk

Page 209: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|187

setiap harinya laki-laki yang piket harus mengambil air di sumur ataupun

di pancuran air bersih yang terdapat di sisi sungai.

Saya dan teman-teman sepakat pada usulan bahwa laki-laki yang

piket harus mengambil air dari sungai untuk dipakai mandi, membersihkan

sayuran, membersihkan rumah dan sebagainya. Tetapi konflik masih saja

terjadi kala laki-laki yang piket malas untuk mengambil air banyak. Dengan

pertimbangan bahwa anggota kelompok laki-laki banyak yang mengeluh,

akhirnya diusulkan kembali jika air hanya dipakai untuk keadaan darurat

saja dengan syarat laki-laki yang piket harus mencuci semua piring yang

ada, baik alat masak maupun alat makan. Semenjak saat itu, kekompakkan

di dalam kelompok saya semakin erat. Antara teman-teman yang laki-laki

dan yang perempuan akhirnya dapat saling bantu satu sama lain tanpa

adanya keterpaksaan.

3. Ragam Desa Bangunjaya

Panasnya cuaca tidak mengahalangi saya dan teman-teman untuk

terus mengabdi di Desa Bangunjaya. Kekeringan tidak menyulitkan saya

dan teman-teman untuk beraktivitas dengan masyarakat di Desa

Bangunjaya. Selama satu bulan di Desa Bangunjaya, saya bertemu dan

berkenalan dengan banyak orang. Tidak hanya di Dusun Gosali saja, tetapi

saya juga menemui masyarakat di berbagai dusun yang ada di Desa

Bangunjaya. Saya tinggal di lingkungan Dusun Gosali dengan masyarakat

yang ramah dan baik hati. Pada hari pertama tinggal, masyarakat Gosali

menyambut saya dan teman-teman dengan baik. Salah satu tokoh

masyarakat yang pertama kali saya kenal adalah Bu Sari. Beliau yang

pertama kali mengunjungi dan menawarkan kamar mandinya untuk saya

dan teman-teman saya pakai karena mengetahui bahwa tidak ada air di

rumah kontrakan perempuan. Selain itu, beliau juga mengantarkan saya ke

tempat cuci yang berada di sungai seberang, dekat dengan mushalla

perempuan.

Di Dusun Gosali sendiri terdapat dua tempat ibadah untuk

memisahkan antara tempat ibadah laki-laki dan tempat ibadah perempuan.

Hal unik yang saya dapatkan adalah pernyataan bahwa perempuan dari

kalangan manapun tidak boleh pergi ke masjid dan apabila sudah masuk

waktu shalat, maka tidak boleh mengumandangkan adzan dengan pengeras

suara. Padahal, masyarakat sering mendengarkan musik menggunakan

Page 210: Balqis Hanifah, dkk

188|RAKERKAB

pengeras suara dengan kencang. Ketika masuk waktu shalat, yang terdengar

oleh saya hanyalah pukulan beduk tetapi tidak diiringi dengan lantunan

suara adzan. Maka dari itu, saya selalu mengaktifkan suara adzan pada

aplikasi yang ada di ponsel, jadi jika sudah masuk waktu shalat, maka akan

terdengar suara adzan dari ponsel saya.

Musim kemarau panjang ini membuat saya dan teman-teman sangat

membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, baik untuk mandi, wudhu,

mencuci sayuran, memasak, buang air kecil ataupun buang air besar. Saya

dan teman-teman melakukan kegiatan mencuci baju dan mencuci piring di

sungai. Pengalaman mencuci baju di sungai bersama Piyu dan Rifqoh untuk

pertama kalinya memberikan pengalaman yang luar biasa mengingat sungai

tersebut dipakai oleh masyarakat Dusun Gosali untuk mandi, mencuci

bahkan buang air besar. Ketika pagi hari, air di sungai sangat dingin dan

bersih, alhasil saya tidak sungkan untuk mencuci baju di sungai tersebut.

Saat mencuci, saya bercengkerama dengan ibu-ibu yang sedang mencuci

baju. Kesan pertama adalah sangat asyik mencuci di sungai karena bisa

sambil mengobrol dengan ibu-ibu. Selain itu aliran air yang mengalir

membuat saya lebih mudah dan cepat untuk membilas pakaian yang telah

dicuci. Akan tetapi, saya merasa miris dengan pemandangan di sekitar

sungai yang terdapat banyak sampah plastik. Setelah saya amati, ternyata

selesai mencuci ibu-ibu itu membuang sampah bekas sabun cuci ke

pinggiran sungai tersebut, ada pula yang membiarkannya hanyut dibawa

aliran air.

Kemarau panjang membuat sumur di rumah Bu Sari menjadi surut,

akhirnya beliau memperkenalkan saya dengan salah satu tokoh masyarakat

Dusun Gosali yaitu Bi Heri. Pada awalnya saya hanya ingin menumpang

mandi di rumah Bi Heri, tetapi kebiasaan itu membuat saya dan Bi Heri

akrab bagaikan ibu kandung saya sendiri. Terutama ketika saya sakit,

beliau yang merawat saya sampai sembuh. Rumah Bibi seperti rumah tetap

saya dan teman-teman KKN, karena segala kegiatan banyak yang dilakukan

di sana.

Rumah Bi Heri berada di bawah tanjakan sekolah dasar. Sekolah itu

bernama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali yang merupakan tempat

anak-anak Dusun Gosali dan Dusun Sentuk mencari ilmu di tingkat dasar.

Keadaan sekolah di sana sangat tidak layak karena hanya terdapat empat

ruangan. Tiga ruang kelas dan satu kantor guru. Seharusnya setiap

tingkatan kelas memiliki ruangannya masing-masing, dari kelas satu

Page 211: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|189

sampai kelas enam. Tetapi pada faktanya di SDN Gosali tidak seperti itu,

melainkan satu ruangan ditempati oleh dua kelas. Ruangan tersebut hanya

mengandalkan sekat yang terbuat dari kayu dan hampir rapuh. Selain dari

fasilitas, tenaga pendidik di sana tidak aktif dalam proses pengajaran.

Mereka tidak begitu peduli dengan murid-murid hingga anak-anak di

Dusun Gosali dan Sentuk haus akan pendidikan yang baik.

Meskipun saya tidak pernah merasakan mengajar di sana, tetapi

saya bisa merasakan semangat anak-anak untuk belajar, mengingat mereka

sangat semangat ketika saya dan teman-teman mengadakan program kerja

bimbel dan kelas kesenian yang dilakukan pada malam hari. Saya

mengajarkan lagu Open Banana kepada seluruh anak di Dusun Gosali dan

Sentuk dan mereka sangat suka dengan lagunya, sampai setiap bertemu

saya, mereka selalu mengasosiasikan saya dengan lagu Open Banana. Selain

mengajar bimbel dan kelas kesenian, saya juga mengajar di SDN Rengasjajar

yang terdapat di Dusun Nanggung. Di sana saya dapat langsung merasakan

bagaimana jadi guru sesungguhnya, dan bukan hanya teori. Ini adalah

pengalaman yang menarik, apalagi nantinya saya yang berprofesi sebagai

guru sekolah dasar. Sekolah yang ada di Dusun Gosali dengan di Dusun

Nanggung sangatlah berbeda. Jika bangunan di Dusun Gosali tidak baik,

sebaliknya sekolah di Dusun Nanggung jauh lebih baik dengan fasilitas

yang cukup memadai. Tidak hanya itu, tenaga pendidik di sana juga lebih

disiplin dan lebih baik dari SDN Gosali.

Satu per satu program kerja dilaksanakan, dari program fisik

maupun yang bukan program fisik. Salah satu program bukan fisik yaitu

mengadakan seminar. Seminar pertama dilaksanakan di Dusun Gosali dan

seminar kedua dilaksakan di Kantor Kelurahan. Karena seminar kedua

diadakan di Kantor Kelurahan, peserta yang diundang sampai ke seluruh

dusun, dari Dusun Gosali dan Sentuk, Dusun Nanggung, Dusun Cibungur,

dan Dusun Cimapag. Saya berkesempatan untuk menemani teman saya

mengantar undangan ke Dusun Cimapag Barat dan Cimapag Hilir,

sekaligus untuk mengetahui keadaan dusun tersebut. Perjalanan menuju

Dusun Cimapag disambut dengan pemandangan hutan kelapa sawit yang

membuat lingkungan sejuk, akan tetapi setelah sampai pertengahan,

kondisi jalannya sangat tidak bagus. Jalanannya berkelok-kelok sehingga

kami harus menaiki tanjakan yang terjal, dan melewati turunan yang tajam

dengan jalan yang berlubang besar nan dipenuhi bebatuan kecil dan besar.

Kondisi jalan seperti ini adalah yang terparah di dusun yang ada di Desa

Page 212: Balqis Hanifah, dkk

190|RAKERKAB

Bangunjaya. Keadaan penduduknya sama seperti di Dusun Sentuk.

Padaminggu pertama dan terakhir melaksanakan kegiatan KKN, saya dan

teman-teman menyempatkan untuk bermain ke Dusun Sentuk.

Lingkungannya sangat padat akan penduduk tetapi masyarakatnya

sangatlah ramah. Di sana juga banyak kegiatannya, mulai dari membuat

keripik opak, keripik gadung, dan menandur. Aktivitas sehari-hari seperti

mencuci dilakukan di sungai. Dusun Sentuk terkenal karena airnya yang

banyak dan bendungannya yang menghubungkan antara Dusun Sentuk

dengan Dusun Cimapag. Beraneka ragam yang saya temui di Desa

Bangunjaya membuat saya tidak akan pernah melupakannya.

4. Harapan Nyata

Sudah satu bulan saya dan teman-teman menjalani kehidupan di

Desa Bangunjaya, terutama di Dusun Gosali. Banyak pengalaman manis dan

berharga yang tidak akan saya lupakan, mengingat kejadian dan lika-liku

kehidupan yang saya dan kami alami bersama. Saya dan teman-teman KKN

berharap dapat memberikan kesan positif yang selalu dikenang baik oleh

masyarakat Desa Bangunjaya. Pengalaman saya hidup di sana memberikan

pengajaran penting tentang arti dari sebuah rasa syukur karena

sesungguhnya masih banyak orang yang berstrata di bawah saya tetapi

mereka sangat bersemangat dalam menjalani kehidupan. Terutama dalam

bidang pendidikan, anak-anak di sana sangat haus akan pendidikan yang

layak, baik dari fasilitas sekolah maupun dari segi tenaga didik yang

profesional. Saya berharap pendidikan di sana menjadi lebih baik lagi dari

sebelumnya, terutama kepada tenaga pendidik karena saya dan teman-

teman KKN sudah berusaha keras memberikan contoh terbaik untuk

pendidikan yang ada di Desa Bangunjaya terutama di Dusun Gosali,

tepatnya di SDN Gosali.

Dengan adanya program kerja bimbel dan kelas kesenian yang saya

ajarkan, saya berharap anak-anak di Dusun Gosali menjadi terinspirasi

untuk lebih rajin belajar dan dapat mewujudkan cita-cita yang mereka

impikan. Saya dan teman-teman berharap supaya masyarakat tidak lagi

membuang sampah di sungai karena sudah disediakannya bak sampah di

pinggir sungai sebagai fasilitas pembuangan sampah yang nantinya dapat

dibakar supaya bisa menghindari terjadinya banjir karena luapan sampah

yang menumpuk di sungai. Kenanglah saya dan teman-teman KKN 112

Page 213: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|191

Rakerkab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 dalam merangkul kebaikan

bersama masyarakat Bangunjaya.

Page 214: Balqis Hanifah, dkk

192|RAKERKAB

-L-

SECERCAH ARTI YANG BERHARGA

Oleh: Muhammad Syahrul Akbar

Fakultas Ushuluddin - Aqidah Filsafat

1. Kenal Karena Usaha

Saat memasuki semester VI, banyak sekali teman saya yang

membicarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ceritanya beragam, mulai dari

sulitnya mendapatkan akses air bersih di beberapa daerah, sulitnya akses

masuk transportasi, sampai diusirnya kelompok KKN dari daerah tempat

mengabdinya. Membahas tentang mengabdi, inilah yang sesungguhnya

menjadi momok baru yang menakutkan karena ini berkaitan dengan hal

apa yang bisa saya abdikan kepada masyarakat dan apa yang bisa saya

berikan kepada masyarakat.

Pada 10 April 2018, kelompok KKN 2018 telah ditentukan oleh

Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) dan bersamaan dengan itu PPM juga

merilis daftar nama mahasiswa berikut dengan kelompok dan lokasi KKN

yang didapatkan. Manakala maghrib pada hari itu saya baru mau mengecek

nama saya dalam daftar yang dirilis PPM, tiba-tiba saja sudah ada direct

message38 via Instagram dari seorang perempuan yang bertanya, ―Ini Syahrul

dari Ushuluddin kan?‖ Lalu saya menjawab, ―Iya. Kenapa, dan ini siapa?‖

Sampai pada akhirnya kamipun kenal dan ternyata dia adalah teman satu

kelompok saya dalam kegiatan KKN. Semenjak itu jugalah saya

dimasukkan ke dalam grup WhatsApp berjudul ―Kelompok KKN Rakerkab

112‖. Yang pertama kali saya rasakan ketika masuk grup adalah senang, lalu

sontak berbicara di dalam hati, ―Pada gerak cepet juga ya.‖ Seketika itu juga

semangat KKN saya jadi membara.

Setelah berkenalan di grup, akhirnya kami mengadakan pertemuan

perdana. Saya diajak ke tempat makan Eat Now, namun ketika itu saya telat.

Seharusnya saya datang pukul 14.00, tetapi saya baru datang ke lokasi

pukul 16.00. Ketika saya datang, saya langsung disambut dengan kalimat

―Nah, ini nih ketum!‖ Maksud dari kata ―ketum‖ itu adalah ketua umum.

38 Pesan langsung

Page 215: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|193

Spontan saya kaget mendengar kalimat itu dari orang-orang yang

menyambut. Yang baru datang saat itu semuanya perempuan, dan memang

pada waktu itu baru saya saja laki-laki yang datang. Alhamdulillah setelah

sekitar satu jam dari kedatangan saya, ada tiga laki-laki yang datang.

Tibalah saatnya berbincang-bincang dan berkenalan satu sama lain, dan

kegiatan tersebut pada akhirnya berujung langsung kepada pemilihan

ketua kelompok.

Pada awalnya, anggota kelompok yang perempuan melelang jabatan

ini kepada siapapun laki-laki yang bersedia untuk menjadi ketua kelompok.

Karena tidak ada satupun yang bersedia menjadi ketua kelompok, lalu salah

seorang perempuan mengajukan opsi lain, yaitu melalui cara voting dengan

kandidat yang semuanya laki-laki yang telah hadir pada hari itu. Opsi itu

kembali ditolak mentah oleh para laki-laki. Pada akhirnya sepakatlah kami

untuk menentukan ketua kelompok dengan cara undian. Nama yang keluar

dari undian tersebut adalah nama Abdul Mufahir dari Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Semua kerangka dan struktur organisasi telah terbentuk di hari itu

seperti, yakni Sekretaris I (Balqis Hanifah), Sekretaris II (Astrid Haura),

Bendahara I (Shahara), Bendahara II (Latipah), Divisi Acara (Melia, Shandy

dan Rifqoh), Divisi Perlengkapan (Banu, April, dan Cherlinda), Divisi

Sponsorship (Ahmad Pebian), Divisi Hubungan Masyarakat (Putri Utami dan

Wildan), Divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi (saya dan

Animatun), dan Divisi Konsumsi (Putri dan Alwi). Posisi Wakil Ketua

tidak kami tentukan saat itu beberapa teman menganggap posisi tersebut

tidak terlalu penting dalam struktur kepanitiaan kelompok KKN.

Pada 26 April 2018, akhirnya saya dan teman-teman Kelompok 112

dipertemukan untuk pertama kalinya secara utuh pada Acara Pembekalan

KKN di Auditorium Harun Nasution. Setelah acaranya berakhir, saya dan

teman-temanpun berkumpul rapat untuk membahas efektivitas struktur

keanggotaan yang yang telah dibentuk. Saya merasa Ketua Kelompok 112,

Abdul Mufahir belum terlalu menunjukkan kontribusinya yang efektif

kepada kegiatan pra-KKN karena jadwal pribadinya yang terlalu padat.

Oleh karena itu, Kelompok 112 sepakat untuk mengangkat satu orang yang

bisa mewakili ketua kelompok ketika tidak dapat hadir. Maka, dari hasil

undian kembali, diangkatlah Utsman, dari Fakultas Syariah dan Hukum,

Jurusan Ilmu Hukum.

Page 216: Balqis Hanifah, dkk

194|RAKERKAB

Saya dan teman-teman Kelompok 112 akan di tempatkan di Desa

Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Namun yang menjadi

masalah adalah saya dan teman-teman kelompok belum pernah survei ke

desa itu, tidak seperti kelompok-kelompok yang lain yang sudah survei dan

memetakan segala yang akan dibutuhkan ketika KKN. Memang menurut

saya Kelompok 112 ini agak ketinggalan langkah dibandingkan dengan

beberapa kelompok lain yang lebih cepat geraknya. Oleh karena itu, saya

sendiri berinisiatif mengajak teman-teman Kelompok 112 untuk survei

perdana.

Survei perdana tidak sesuai dengan yang saya harapkan karena

hanya saya dan Putri Utami Arif yang siap untuk berangkat, padahal saya

ingin semua ikut dalam survei perdana ini. Survei perdana ini akhirnya bisa

terlaksana pada 28 April 2018, tepat dua hari setelah kegiatan pembekalan

dari PPM. Pada survei perdana ini, saya dan Piyu (nama panggilan dari

Putri Utami Arif) tidak hanya berdua saja. Kami ditemani oleh teman-

teman dari kelompok KKN lain yang sama-sama di tempatkan di

Kecamatan Cigudeg.

Pada survei pertama kali, saya dan Piyu berencana untuk bertemu

dengan Bapak Camat dan ingin memetakan jalan dari kampus ke sana.

Ketika sampai di Kecamatan Cigudeg, kami melihat pemandangan jalanan

yang penuh dengan pohon kelapa sawit yang rapi dan indah, namun sangat

disayangkan kesan baik itu harus lenyap seketika hanya karena saya dan

teman-teman tidak dapat bertemu dengan Pak Camat karena beliau sedang

ada touring desa dengan aparat kecamatan lainnya, padahal sebelumnya

teman saya sudah berkomunikasi dengan Pak Camat agar beliau bisa

menyempatkan waktu untuk bertemu kami.

Walaupun kecewa tidak bisa bertemu dengan Pak Camat, saya dan

Piyu harus tetap bergerak untuk memetakan jalan, dan beradaptasi singkat

dengan lingkungan di sana. Ketika tiba di Desa Bangunjaya, saya dan Piyu

langsung menjelajahi tiga kampung di sana, yakni Kampung Cibungur,

Kampung Nanggung dan terakhir Kampung Cimapag Hilir.

Kesan saya terhadap Kampung Cibungur ialah kesamaan kampung

ini dengan daerah perkotaan yang sudah ramai aktivitas dan bagus

jalanannya. Kesan yang sama berlanjut ketika sampai di Kampung

Nanggung. Walaupun Kampung Nanggung adalah wilayah padat

penduduk, jalan rayanya masih sepi dan lebih didominasi oleh truk-truk

besar pengangkut batu dan pasir.

Page 217: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|195

Berbeda sekali dengan kesan pertama, ketika saya dan Piyu

mengarah ke Kampung Cimapag Hilir, jalan menuju ke sana bisa dibilang

terjal dan penuh dengan batu-batuan kerikil yang cukup licin, apalagi jika

harus melintasinya dengan menggunakan sepeda motor. Belum cukup

sampai di situ, perjalanan ke Kampung Cimapag Hilir sangatlah sepi,

hening bahkan tidak ada bangunan yang ada. Hanya kebun kelapa sawit

yang terbentang luas yang ada di sana. Satu hal yang membuat saya dan

Piyu merasa kurang cocok dengan situasi di sana adalah karena ketiadaan

sinyal telepon seluler secara total.

Jalanan yang menanjak, terjal, sepi, hening, dan tidak ada sinyal

menjadi pertimbangan saya dan Piyu untuk tidak menentukan Kampung

Cimapag Hilir sebagai lokasi kegiatan KKN nantinya. Sepeda motor saya

saja sampai tidak kuat untuk menanjak dan beberapa kali hampir terpeleset

di jalan yang menanjak itu. Memang, sebelum saya dan Piyu berkunjung ke

Kampung Cimapag Hilir, kami beristirahat dan berbincang terlebih dahulu

dengan pemuda yang ada di warung kopi tepi jalan di Kampung Nanggung.

Kami telah diberitahu oleh pemuda yang ada di warung kopi itu tentang

kondisi dan lingkungan di Kampung Cimapag Hilir, dan semua yang dia

katakan ternyata benar adanya.

Dari perbincangan dengan pemuda di warung kopi di tepi jalan itu,

saya dan Piyu banyak mendapat informasi dan cerita, di antaranya

berkenaan dengan mata pencaharian warga setempat, hasil alam,

pendidikan, pasar, potensi manusia di sana, sampai pada isu pernikahan.

Mata pencaharian mayoritas di sana adalah sebagai sopir dan pengambil

hasil kelapa sawit, namun ada juga yang membuat kerajinan tangan dari

daun kelapa sawit yang kering, seperti sapu lidi dan atap untuk saung.

Tingkat lembaga pendidikan paling tinggi di sana adalah Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan yang sederajat. Mayoritas penduduk di sana

hanya lulus Sekolah Dasar (SD) saja. Hanya sedikit dari penduduk di sana

yang melanjutkan pendidikannya sampai Sekolah Menengah Pertama

(SMP), terlebih lagi sampai SMA.

Pemuda tersebut juga membahas tentang fasilitas pasar di daerah

Kabupaten Bogor. Pasar yang terdekat di sana ada di dua tempat, yaitu

Jasinga dan Parung Panjang yang sangat sering dikunjungi oleh masyarakat

di sana. Terakhir tentang pernikahan, pemuda tadi menjelaskan bahwa di

daerah Bangunjaya ini banyak sekali terjadi pernikahan dini. Bahkan, di

sana anak perempuan yang berumur 12 tahun sudah dinikahkan. Hal ini

Page 218: Balqis Hanifah, dkk

196|RAKERKAB

terjadi karena faktor ekonomi dan pendidikan yang kurang. Masyarakat di

sana masih mempunyai pola pikir bahwa lebih baik anaknya dinikahkan

saja dari pada harus sekolah, karena memakan banyak biaya. Seperti itulah

cerita singkat dari percakapan saya dan Piyu dengan pemuda yang ada di

tepi jalan itu.

Setelah melalui survei singkat perdana, saya masih ingin menjelajahi

Desa Bangunjaya lagi. Dengan penuh semangat saya mengajak teman-teman

Kelompok 112 untuk dapat ikut semuanya dalam survei yang kedua ini.

Namun apalah daya, ternyata masih banyak yang belum bisa ikut survei

kedua. Yang bisa ikut ajakan saya pada waktu itu hanya Balqis seorang.

Sama seperti kemarin, sayapun harus menerima keadaan bahwa hanya bisa

berdua lagi saja untuk survei, sedangkan saya waktu itu iri dengan

kelompok lain yang sudah bisa survei bersama semua teman kelompok,

bahkan sampai ada yang sudah dapat tempat tinggal. Tapi tak apa-apa,

yang penting ada yang menemani saya melakukan survei. Pada

keberangkatan kali ini, saya ingin sekali bertemu dengan Lurah Bangunjaya,

Enjek Nurjaya untuk berkenalan sekaligus meminta izin KKN di kelurahan

yang beliau pimpin.

Survei keduapun dimulai dengan keberangkatan saya dengan Balqis

dari Depok pukul 10.00 dan sampai di sana pukul 11.45. Kami langsung

mengarah ke Kantor Desa Bangunjaya. Ketika tiba di sana, kami disambut

oleh Sekretaris Desa (Sekdes) dan berbincang dengannya. Singkat cerita,

kami langsung diarahkan ke rumah Bapak Lurah karena menurut

pengakuan Sekdes tadi, Pak Lurah jarang sekali ada di kantor. Langsunglah

kami ke sana dengan alamat yang telah diberikan oleh Sekdes tadi.

Kami kesulitan menemukan rumah Pak Lurah. Sepanjang

perjalanan, kami melihat kanan dan kiri namun tetap tidak ketemu juga

dengan rumah yang dicirikan oleh Pak Sekdes. Kamipun bertanya ke

tukang ojek di warung makan, dan ternyata saya dan Balqis sudah melewati

rumah Pak Lurah tanpa sadar. Kami ternyata melaju terlalu jauh hingga ke

desa sebelah, yaitu Desa Lebakwangi.

Sesampainya saya dan Balqis di rumah Pak Lurah, kami disambut

langsung oleh beliau, berkenalan, lalu disambung dengan berbincang-

bincang bertiga. Bapak Enjek, begitulah panggilan akrab warga desa

kepada Lurah Bangunjaya ini. Sayapun terheran-heran dengan nama

panggilan beliau karena nama lengkap beliau adalah Bapak Nurjaya.

Namun tak apalah, karena memang itu sebuah keunikan di daerah sana.

Page 219: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|197

Jarang sekali seseorang dipanggil dengan nama asli ataupun nama

lengkapnya. Hampir setiap masyarakat di sana memiliki nama julukannya

masing-masing atau biasa disebut sebagai ―nama keren‖.

Survei kedua telah saya dan Balqis laksanakan. Esoknya kami

langsung memutuskan untuk mengadakan rapat terkait dengan hasil yang

kami dapat ketika survei. Rapat berjalan dengan lancar dan saya pun dapat

menggambarkan apa yang telah saya lihat di sana. Tak lupa juga membahas

program kerja yang akan dilakukan di sana. Serta pada rapat ini saya dan

teman-teman menjabarkan keahliannya masing-masing. Banyak sekali

rencana dan gambaran program yang akan saya dan teman-teman

laksanakan yang sesuai dengan keahliannya dan apa yang dibutuhkan oleh

desa. Saya sendiri ingin membuat program pengenalan budaya asli

Indonesia khususnya kepada anak-anak di sana dengan cara memberikan

ilmu yang sedikit saya tahu tentang silat Perisai Diri.

Semua gambaran program telah direncanakan hingga saya dan

teman-teman Kelompok 112 menggelar rapat ketiga untuk menetapkan

nama kelompok. Saya dan teman-teman memberikan opsi nama-nama yang

akan dipilih menjadi nama Kelompok KKN Rakerkab 112. Akhirnya dari

banyak sekian opsi, yang dipilih menjadi nama kelompok adalah opsi dari

teman saya, Melia Septiani Heryaman, yaitu "Rakerkab" yang memiliki arti

Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya.

Hari demi hari, rapat demi rapat, pertemuan demi pertemuan telah

saya dan teman-teman Rakerkab jalani. Saya dan teman-teman telah

melaksanakan kewajiban survei. Berkenalan, berbincang, dan bercanda

dengan aparat desa telah menjadi hal biasa yang mengalir begitu saja seperti

aliran air Sungai Cimatuk yang lancar dan jernih. Alhamdulillah, rangkaian

KKN berjalan dengan baik dari awal hingga akhir. Dalam tulisan ini, saya

akan menceritakan segala yang saya alami dan berkesan buat saya dari

seluruh rangkaian kegiatan KKN.

Kesan sebelum KKN telah saya jabarkan di atas, sekarang saatnya

menjabarkan kesan saya setelah KKN di lapangan berakhir. Jujur saja, saya

sangat merasa menjadi diri saya sendiri ketika KKN.Saya dapat

mengekspresikan diri saya, dan mengembangkan diri saya dalam kehidupan

sosial khususnya berkomunikasi dengan anak-anak kecil berkat KKN. Saya

sangat merasa kehilangan diri saya sendiri setelah sampai ke rumah saya

sendiri, merasa asing di rumah sendiri hingga saat ini walaupun sudah dua

minggu saya meninggalkan tempat KKN.

Page 220: Balqis Hanifah, dkk

198|RAKERKAB

2. Merangkul Perbedaan dalam Kesabaran.

Kelompok saya ini sangat-sangat tidak seimbang,‖ itulah kata yang

pertama kali keluar dari pikiran saya ketika bertemu dengan seluruh

teman-teman Rakerkab. Bagaiman tidak, perbandingan jumlah perempuan

dan laki-lakinya cukup jauh, yaitu 13:6.

Saya bersyukur masuk ke dalam kelompok yang beranggotakan

orang-orang yang memiliki keahlian hebat mereka masing-masing. Keahlian

tersebut meliputi memasak, mengajar, dan melawak. Walau begitu, ketika

saya bersama dengan mereka, banyak sekali perasaan yang saya rasakan

mulai dari canda dan tawa, kemarahan yang disimpan dan dikeluarkan, gila-

gilaan, sampai terjadinya konflik-konflik internal.

Salah satu momen yang paling saya ingat adalah ketika hendak

menjalankan kegiatan pemberian bibit gratis kepada masyarakat. Ada dua

orang yang pada awalnya bekerja sama untuk menjalankan kegiatan ini dan

akhirnya saling bertengkar karena sebuah kesalahan komunikasi yang

berawal dari kepentingan sepihak. Ceritanya ada dua sumber bibit

tanaman, satu orang dari kelompok saya mendapatkan bibit dari hasil

membeli, sedangkan satu orang lain dari kelompok saya mendapatkan bibit

tanaman sebab diberi secara gratis. Ternyata bibit yang akan teman saya

beli itu merupakan jenis bibit yang tidak boleh diperjualbelikan. Saya

mengetahui hal itu dari seorang teman dari kelompok KKN lain pada saat

saya mengambil bibit tanaman yang diberi secara cuma-cuma.

Masalah bibit akhirnya menjadi konflik internal kelompok.

Memang pada awalnya bibit yang akan kelompok saya beli itu adalah

proyek dari salah satu teman kelompok saya. Satu bibitnya diberi harga

Rp3.000,00. Karena kelompok saya akan membeli sebanyak 300 bibit, maka

total dana yang harus dikeluarkan adalah Rp900.000,00. Tidak sampai di

situ, kelompok kami masih harus mengeluarkan uang tambahan sebesar

Rp100.000,00 untuk transportasi. Saya kaget karena ternyata uang

sebanyak itu akan kelompok saya keluarkan untuk bibit yang bisa saya dan

teman saya dapatkan secara cuma-cuma. Apalagi ternyata kedua sumber

bibit tersebut ada di tempat yang sama, yaitu di Perkebunan Institut

Pertanian Bogor (IPB).

Ketika fakta tentang bibit gratis tersebut telah banyak diketahui

oleh teman-teman kelompok, anehnya teman saya yang menawarkan

pembelian bibit itu membatalkan transaksi pembelian bibit secara sepihak.

Page 221: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|199

Itulah awal percekcokan yang terjadi antara saya dan teman saya yang

punya berkecimpung dalam proyek bibit. Namun alhamdulillah, kelompok

saya bersepakat untuk tidak memperpanjang konflik ini dengan tidak

pernah membahasnya ketika rapat agar tidak melanjutkan keributan.

Setiap konflik dan perdebatan yang ada di dalam kelompok saya

memang tidak pernah dipanjang-panjangkan, apalagi sampai menjadi

konflik yang besar. Terkadang setiap ada masalah, kelompok saya memilih

untuk menjadikan masalah itu sebagai bahan candaan.

3. Keindahan yang Tertinggal

Desa Bangunjaya adalah desa yang seharusnya sejuk, namun

manjadi gersang karena keadaan yang disengaja. Saya bisa membayangkan

betapa indahnya pemandangan di desa ini apabila perusahaan tambang

tidak terus-terusan menggali gunung hingga sampai pada kondisi hampir

rata dengan tanah. Betapa indah saya bayangkan dahulunya keadaan

Bangunjaya sebelum pertambangan masuk dan menjajah hasil alamnya.

Sejuknya tergantikan oleh debu dan pasir yang beterbangan di udara

hingga menjadi alas untuk berpijak. Kesejukan di Desa Bangunjaya

sebenarnya masih bisa saya rasakan, namun itu hanya terjadi setelah sisa

waktu malam hampir habis.

Kehidupan beragama di Bangunjaya masih sangat kuat dan kental

dengan adat istiadat leluhur masyarakat desa. Ada tiga dusun di sana yang

sama sekali tidak menggunakan pengeras suara di masjid. Taman

Pendidikan mushaf al-Qur'an (TPQ) di sana masih sangat ramai dan

kualitas pelajarannya sudah jauh lebih tinggi melebihi pengajaran di TPQ

saya dulu di Depok. Anak-anak di sana sudah belajar tentang aqidah dan

sejarah Islam, sedangkan saat saya sepantaran dengan mereka, saya baru

bisa membaca mushaf al-Qur'an dengan terbata-bata.

Masyarakat di Desa Bangunjaya jaya sangatlah baik dan ramah

kepada tamu. Di setiap kampung yang saya kunjungi, kami pasti disambut

baik dengan senyuman lebar yang ramah dan akrab. Di sana saya mudah

sekali akrab dengan masyarakat.

Ada salah satu orang yang saya kagumi di Desa Bangunjaya. Setiap

berada di dekat beliau, pasti selalu ada ilmu baru yang saya dapat. Saya

banyak belajar dari beliau tentang kehidupan di desa yang sesungguhnya

dan bagaimana saya harus kuat menjalani hidup di desa. Saya memanggil

Page 222: Balqis Hanifah, dkk

200|RAKERKAB

beliau dengan panggilan Nenek Saini. Beliau berkediaman di Kampung

Sentuk yang mana merupakan dusun ketiga dari Desa Bangunjaya.

Beliau adalah orang yang kuat, rajin, ulet, dan pantang mengeluh.

Itulah kesan yang saya dapat dari beliau. Kekuatan beliau terbukti dari

tenaga beliau yang masih energik saat harus menaiki dan menuruni daratan

terjal ketika panen singkong dan sayuran di gunung milik. Pernah satu kali

saya ikut dengan beliau dan membawa beban panen hasil bumi yang biasa

beliau pikul ketika turun gunung. Saya yang masih muda saja merasa beban

itu lumayan berat dengan jarak tempuh perjalanan ke tempat tinggalnya

yang cukup jauh.

Kerajinan Nenek Saini terlihat dari semangat beliau dalam

melakukan pekerjaan berat yang tidak umum untuk dikerjakan nenek-

nenek. Bahkan anak beliau saya rasa tidak begitu mampu mengerjakan

pekerjaan Nenek Saini karena kondisi tubuhnya yang sering sakit-sakitan.

Tidak pernah saya melihat beliau beristirahat. Di sela kesibukan beliau,

beliau masih mau mengajarkan saya tentang bagaimana cara menanam padi

dan membuat opak. Keuletan beliau terlihat pada keikhlasan hati beliau

untuk melakukan apapun tanpa pamrih dan setengah hati. Beliau selalu

mengerjakan suatu hal dengan maksimal dan tuntas.

Karakteristik pantang mengeluh adalah hal yang paling saya kagumi

dari Nenek Saini. Jangankan orang tua, biasanya orang yang masih muda

bahkan lebih sering mengeluh tentang penyakitnya atau pekerjaannya yang

terlalu berat. Beda dengan Nenek Saini, beliau tidak seperti itu. Tidak

pernah saya mendengar beliau mengatakan ―capek‖ atau ―istirahat‖ dari lisan

beliau. Walaupun beliau baru saja menanam padi hingga beberapa petak

sawah, lanjut memanen singkong, sampai membawa hasil panen ke rumah,

beliau tidak pernah mengeluh lelah atau menghela nafas panjang sekalipun.

4. Jejak Pengabdian Penuh Harapan.

Jika saya menjadi masyarakat di Desa Bangunjaya, saya ingin

pemuda dan orang tua bersatu dan tidak ada lagi perpecahan di antara

kubu muda dan orang tua. Karena setiap kubu memiliki kepentingan

masing-masing sehingga melupakan kepentingan masyarakat yang lebih

luas.

Page 223: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|201

Andai saya menjadi masyarakat Desa Bangunjaya, saya ingin sadar

akan kebersihan lingkungan yang ada di desa saya. Saya ingin desa saya

bersih dan rapi agar hidup semakin terasa hidup.

Saya bersama kelompok saya, Rakerkab, mengawali kegiatan KKN

dengan menyatukan pemuda dan orang tua untuk bekerja sama dalam

program yang telah kami persiapkan. Pada akhirnya permasalahan dan

kesalahpahaman antar mereka menemukan benang merahnya dan bersama-

sama kompak mencari jalan keluarnya.

Dengan membangun dua tempat sampah umum di Desa Bangunjaya,

dan memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan desa

agar tetap bersih dengan cara membuang sampah pada tempatnya, saya

harap masyarakat desa bisa terus sadar akan manfaat membuang sampah

pada tempatnya. Semoga hal ini terus berkelanjutan sampai desa benar-

benar bersih, nyaman dan terawat.

Andai saya tinggal di Desa Bangunjaya, saya akan terus memberikan

serangkaian keterampilan kepada masyarakat Bangunjaya seperti, membuat

kerajinan tangan, melatih pencak silat, senam dan kegiatan lainnya agar

masyarakat dapat mengembangkannya dan menjadikan desa mereka lebih

hidup.

Page 224: Balqis Hanifah, dkk

202|RAKERKAB

-M-

BERAWAL DARI BUKAN SIAPA-SIAPA MENJADI SAUDARA

Oleh : Muhamad Utsman Mubarok

Fakultas Syariah dan Hukum-Jurusan Ilmu Hukum

1. Pra-KKN

Sebelum dilaksanakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN), saya telah

berkenalan dengan teman-teman sekelompok saya. Masing-masing

memiliki karakter dan datang dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Kami mencoba untuk membuka diri dengan mulai mengakrabkan diri satu

sama lain, dimulai dengan cara mengubungi melalui WhatsApp dan sampai

terjadinya pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama ini, kami

berkenalan satu sama lain dan sepakat untuk membentuk struktur

keanggotaan kelompok. Meskipun datang dari latar belakang yang berbeda

dan sebelumnya belum saling kenal, kami dapat membuka diri dengan

mudah. Meskipun awalnya merasa canggung, saya menganggap kegiatan

KKN selama satu bulan nantinya sebagai tantangan tersendiri buat saya

dan teman-teman sebab kegiatan KKN mengajarkan kami tentang

bagaimana cara kita untuk beradaptasi di lingkungan yang baru.

Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan, akhirnya saya dan

teman-teman yang lain sepakat untuk memberikan kelompok KKN kami

nama, yaitu Rakerkab yang merupakan akronim dari Rangkul Kebaikan

Bersama Masyarakat Bangunjaya. Setelah diberi nama kelompok, saya dan

teman-teman juga menjadwalkan kapan untuk bisa melakukan survei ke

Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Selain itu kami

juga membahas mengenai bentuk program apa yang kita berikan kepada

masyarakat Desa Bangunjaya sebelum kita melakukan survei ke sana dan

bertemu dengan masyarakat di Desa Bangunjaya ataupun aparatur dari

Desa Bangunjaya. Setelah kita membahas mengenai bentuk program,

akhirnya saya dan teman-teman sepakat untuk kita mengetahui dahulu

kondisi dari masyarakat di Desa Bangunjaya. Setelah mengetahui kondisi

dari masyarakat Desa Bangunjaya, kami mendiskusikan lagi apa program

kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Bangunjaya.

Page 225: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|203

Setelah survei, kami mengetahui bahwa di Desa Bangunjaya itu

ternyata tidak kecil. Ekspektasi awal kami dalam melihat Desa Bangunjaya

adalah desa yang kecil dan mudah dijangkau sehingga mudah pula untuk

memonitor warganya. Ternyata di Desa Bangunjaya ini sangat luas dengan

terdiri dari lima kampung, yaitu Dusun Gosali, Kampung Sentuk, Kampung

Cimapag, Kampung Cibungur, dan Kampung Nanggung.

Langkah pertama setelah mengetahui bahwa Desa Bangunjaya itu

tidak kecil adalah mencari tempat pos komando (posko) sebagai tempat

tinggal nanti kami selama berada di sana. Berkumpullah kami untuk

merundingkan lokasi posko via grup WhatsApp yang dibentuk. Kita

merundingkan kapan waktu yang pas untuk bisa berkumpul dan untuk

berdiskusi mengenai lokasi posko KKN. Akhirnya telah disepakati untuk

kumpul kembali supaya pembicaraan lebih jelas. Karena tidak semua

anggota bisa hadir, akhirnya ada inisiatif dari teman-teman yang lain untuk

mengadakan voting melalui grup WhatsApp.

Grup WhatsApp ini sangat membantu kita untuk menyampaikan

pendapat, masukan, dan informasi yang penting. Setelah melaksanakan

voting, Kampung Sentuk dan Dusun Gosali keluar sebagai pilihan favorit

para anggota kelompok KKN. Usai mendapatkan opsi tempat berdasar

hasil voting, kita berunding lagi untuk menentukan kira-kira kapan waktu

yang pas untuk kita melakukan survei lagi. Kali ini saya berharap akan

lebih banyak anggota kelompok kumpul.

Ketika kumpul lagi, kami juga sekaligus membentuk struktur

keanggotaan kelompok. Pemilihan ketua dilakukan melalui sistem undian

karena tidak ada yang berani mengajukan diri menjadi ketua kelompok.

Nama Abdul Mufahir dari Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan akhirnya keluar setelah kami melakukan sistem

undian. Sang ketua kelompok tersebut ternyata juga hadir di awal

pertemuan. Ia mengaku lebih suka dipanggil Fahir agar terkesan lebih

akrab.

Masalah baru timbul ketika Fahir memohon maaf karena mungkin

tidak bisa akan terlibat aktif dalam kegiatan pra-KKN karena sibuknya

jadwal yang ia punya. Fahir juga mengatakan bahwa ia siap untuk menjadi

ketua, akan tetapi ia meminta ada salah seorang dari anggota kelompok

yang menjadi wakil ketua supaya kepemimpinan dalam kelompok tidak

kosong apabila Fahir berhalangan hadir dalam kegiatan-kegiatan pra-KKN.

Akhirnya diusulkanlah lagi pemilihan wakil ketua sebagai pendamping

Page 226: Balqis Hanifah, dkk

204|RAKERKAB

Fahir. Akhirnya diadakanlah pemilihan wakil ketua dengan sistem undian

seperti saat pemilihan ketua sebelumnya. Dari hasil undian itu, keluarlah

nama saya. Akhirnya saya terpilih menjadi Wakil Ketua Kelompok

Rakerkab.

Dengan terpilihnya saya sebagai wakil ketua, itu artinya saya harus

mundur dari peranan saya sebagai penanggung jawab Divisi Acara. Terus

terang saya sendiri sebenarnya tidak keberatan mengemban tanggung

jawab sebagai wakil ketua. Setelah pemilihan wakil ketua selesai, para

anggota kelompok KKN kemudian melanjutkan pemilihan Sekretaris II dan

Bendahara II. Setelah pemilihan Sekretaris II dan Bendahara II selesai, kita

melanjutkan lagi ke pembahasan terkait posko yang akan kita tempati

nanti.

Kita membahas lagi waktu yang tepat untuk melakukan survei ke

Desa Bangunjaya beserta teknisnya. Setelah disepakati tentang kapan

keberangkatan survei dan bagaimana teknis keberangkatannya, saya dan

teman-teman yang lain menuju ke Desa Bangunjaya untuk melakukan

survei. Meskipun tidak semua dari teman-teman KKN yang bisa mengikuti

survei tersebut, kami tetap bersemangat untuk menuju ke Desa Bangunjaya.

Saya dan teman-teman KKN berangkat dengan lima motor. Titik kumpul

kami di Masjid Fathullah, Ciputat. Setelah semuanya terkumpul, akhirnya

kita berangkat dengan tujuan pertama yaitu menemui Lurah Bangunjaya,

Enjek Nurjaya. Sebelumnya beberapa dari anggota kelompok sudah pernah

bertemu dengan Pak Lurah, sehingga komunikasi antara kami menjadi

lancar.

Sesampainya di Desa Bangunjaya, kita langsung ke Kantor

Kelurahan untuk bertemu Pak Lurah. Sayangnya kami tidak bisa bertemu

dengan beliau karena beliau sedang tidak berada di kantor. Akhirnya kita

menuju ke rumah Pak Lurah. Sesampainya di rumah Pak Lurah, ternyata

asisten rumah tangga beliau mengatakan bahwa beliau baru saja pergi

sekitar dua menit yang lalu dari Kantor Kelurahan. Akhirnya saya dan

teman-teman memutuskan untuk kembali lagi ke Kantor Kelurahan yang

jaraknya lumayan jauh, yakni sekitar tiga kilometer. Ketika sampai di

Kantor Kelurahan, ternyata Pak Lurah pun tidak ada. Akhirnya kita

memutuskan untuk istirahat sejenak di sana. Kami berinisiatif

menghubungi WhatsApp Pak Lurah yang akhirnya dijawab oleh beliau.

Ternyata beliau sudah kembali ke rumah dan telah menunggu kami di sana.

Page 227: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|205

Tidak hanya Pak Lurah seorang, istri beliau pun menunggu kedatangan

kami.

Di rumah Pak Lurah, kita disambut dengan berbagai macam

makanan khas suguhan ala Desa Bangunjaya, seperti opak dan renggining.

Kami berbincang dengan Bu Lurah dan menyampaikan niat kita survei ke

Desa Bangunjaya. Kami juga menanyakan kepada Bu Lurah sekiranya beliau

mengetahui apa ada rumah yang tersedia untuk kami kontrak sebagai

posko kami di Kampung Sentuk. Setelah kami istirahat dan menyantap

suguhan yang telah disediakan, kami diantar oleh utusan Bu Lurah ke

Kampung Sentuk, Desa Bangunjaya untuk mencari tempat posko yang akan

kita tempati saat KKN nanti. Perjalanan menuju Kampung Sentuk

memberikan kesan yang tak terlupakan. Bagaimana tidak? Jalanan menuju

Kampung Sentuk sangat terjal dan bergelombang. Saya sebenarnya maklum

karena jalannya tidak diaspal, penuh batu, serta tanahnya curam. Apalagi

kami juga melewati pemukiman penduduk yang jalannya sangat sempit

untuk ukuran mobil seperti di pemukiman Jakarta yang padat. Akan tetapi,

suasana perkampungannya sangat terasa. Dengan jalan yang terjal dan

bergelombang perasaan saya seperti sedang ujian tes untuk mendapatkan

Suat Izin Mengemudi (SIM).

Tidak terasa akhirnya kita sampai di rumah orang yang dianggap

sebagai tokoh masyarakat Kampung Sentuk untuk menanyakan apakah ada

rumah yang kosong atau rumah yang bersedia untuk kita jadikan posko

Kelompok KKN Rakerkab 112 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta ini. Setelah kita sampai, alhamdulillah kita bertemu

dengan beliau dan akhirnya kita menyampaikan hajat kita, yaitu untuk

menanyakan apakah ada rumah yang bersedia untuk dijadikan posko KKN

bagi kita.

Tokoh masyarakat di Kampung Sentuk dengan sigap segera

mencarikan kami rumah kontrakan sebagai posko. Setelah melakukan

pencarian yang agak lama, tokoh masyarakat itu menyatakan bahwa

ternyata tidak tersedia rumah bisa dikontrak di Kampung Sentuk.

Terpaksa kita kembali lagi ke rumah Pak Lurah. Kami menanyakan kembali

kira-kira bagaimana masukan dari beliau. Setelah kembali ke rumah Pak

Lurah dan menceritakan hasil survei di Kampung Sentuk, Bu Lurahpun

memberikan solusi untuk menanyakan rumah kontrakan ke Kang Aleng,

seorang staf desa, yang tinggal di Dusun Gosali. Akan tetapi karena waktu

sudah sore, akhirnya kita hanya diberikan nomor telepon seluler (ponsel)

Page 228: Balqis Hanifah, dkk

206|RAKERKAB

Kang Aleng. Setelah berkomunikasi dengan Kang Aleng, akhirnya

ditemukan rumah yang bisa kami kontrak selama satu bulan, yaitu rumah

Bapak Haris dan Ibu Kokom. Sesuai kesepakatan kelompok, rumah Pak

Haris ditempati para anggota putra, dan rumah Bu Kokom ditempati para

anggota putri.

Tiba-tiba, kami berkenalan dengan Pak Saih yang kebetulan

rumahnya berada di samping rumah Pak Haris. Pak Saih ternyata bersedia

rumahnya ditempati oleh para anggota kelompok KKN yang laki-laki.

Dengan keterbatasan fasilitas di dalam rumah Pak Saih, sudah terbayang

bagaimana nantinya saya akan hidup di sana selama sebulan. Rumah Pak

Saih tidak memiliki toilet sebagaimana rumah di kota. Yang ada hanyalah

sumur dengan ditutup tirai, dan jamban yang terpisah dari rumah yang

hanya ditutupi tripleks kayu. Tempat ini bisa dibilang cukup terbuka.

Bagaimana tidak? Tutup kayu tripleksnya hanya dapat menutupi ujung

kaki sampai leher apabila dalam keadaan jongkok. Bisa dibayangkan,

apabila berdiri tentu sangat tidak dapat dibilang nyaman. Melihat kondisi

rumah yang akan saya tempati dan lingkungan warga, saya merasa siap

dengan itu semuanya karena sebelumnya saya sudah pernah merasakan

keadaan seperti itu kala mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

Justru dengan adanya KKN ini, saya terpacu untuk ikut merasakan apa

yang dirasakan oleh masyarakat setempat dan saya sangat berharap dapat

memberikan manfaat kepada mereka. Sebenarnya saya sempat berpikir

mengapa saya sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum harus mengikuti

KKN? Saya pikir akan lebih relevan apabila mahasiswa Jurusan Ilmu

Hukum diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

ketimbang KKN. Tapi saya mengambil sisi positifnya saja. Lagipula tolak

ukur kesuksesan seorang penimba ilmu seperti saya adalah dapat

bermanfaat bagi orang lain.

2. Berawal dari Tidak Peduli Menjadi Saling Jaga

Berawal dari tidak peduli hingga menjadi saling jaga. Mungkin

kalimat itu yang pertama ada di benak saya ketika teringat dengan teman-

teman Kelompok Rakerkab. Bagaimana tidak? Masing-masing dari kami

datang latar belakang yang sama sekali berbeda. Kami tidak mengenal satu

sama lain. Akan tetapi karena kami membaur dan melakukan interaksi

secara terus-menerus, akhirnya tumbuhlah rasa simpati maupun empati

Page 229: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|207

dalam kelompok kami. Bersama 18 orang yang awalnya tidak saling

mengenal, saya belajar untuk menyamakan visi dan misi untuk

melaksanakan semua kegiatan dan program kerja bersama-sama. Mungkin

dari situlah akhirnya timbul chemistry antara kami. Kami saling bercanda

bertukar pengalaman. Pada akhirnya kami saling kenal dan semakin dekat.

Minggu pertama adalah masa-masa di mana kami berusaha

mengenal satu sama lain. Kami tidak tinggal di bangunan yang sama

meskipun rumah kontrakan kami bersebelahan. Pada hari pertama kami

berada di Dusun Gosali, kami disambut anak-anak kecil yang ramai

berbondong-bondong untuk mengunjungi posko kami. Bukan hanya anak-

anaknya saja yang datang, akan tetapi para pemuda desa juga ikut

menyambut dan mendatangi posko KKN kami. Para pemuda terlihat

sangat antusias dengan kedatangan kami. Mereka telah merasakan

kehangatan dari adanya kami di dusun mereka, bahkan sejak dari hari

pertama kami tinggal di sana. Hal itu bisa diketahui lantaran para pemuda

nyaman melakukan curhat tentang apa saja kepada kami. Yang paling

menjadi perhatian saya dari banyaknya pemuda yang datang adalah Kang

Dado yang biasa dipanggil dengan sebutan Kang Jambul. Menurut saya,

Kang Jambul ini adalah orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk

belajar, darimanapun asalnya ilmu atau pengetahuan itu didapatkan.

Kesan kali pertama saya bertemu Kang Jambul adalah impresi

bahwa ia adalah orang yang mempunyai karakteristik ―vokal‖. Kang

Jambul banyak mengeluhkan tentang masyarakat yang belum mempunyai

kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Masih banyak

masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Bukan hanya itu saja, Kang

Jambul juga mengeluhkan tentang perusahaan tambang yang berada di

Dusun Gosali.

Kang Jambul berpendapat bahwa pengoperasian perusahaan

tambang di lingkungan Dusun Gosali mempunyai dampak positif dan

negatif terhadap desa. Jika dilihat dari manfaatnya, perusahaan yang

berdiri di Dusun Gosali ini memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi

masyarakat desa. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat dari

pekerjaan mereka sebagai kuli tambang adalah nafkah untuk kebutuhan

sehari-hari keluarga mereka. Yang membuat miris adalah fakta bahwa gaji

mereka tidak sesuai dengan upah minimum regional (UMR).

Perusahaan tambang di sekitar Dusun Gosali ini juga tidak

memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Akses

Page 230: Balqis Hanifah, dkk

208|RAKERKAB

jalan menuju ke Dusun Gosali itu sangat berdebu. Itu disebabkan oleh

perusahaan tambang pasir yang jalanannya dilewati oleh banyak truk

setiap harinya. Memang benar apa yang dikeluhkan oleh Kang Jambul.

Ketika saya melewati jalan kampung ke arah Dusun Gosali, saya harus

memakai masker karena memang debunya bisa dibilang sangat parah.

Syukur alhamdulillah, saya dan teman-teman dapat menanggapi

berbagai keluhan dari masyarakat dengan sangat tenang dan sigap.

Menurut pandangan saya, para anggota kelompok KKN yang laki-laki bisa

dikatakan cukup kompak. Mungkin itu dikarenakan anggota putra hanya

beranggotakan enam orang, yaitu Fahir, Wildan, Syahrul, Banu, dan Pebian.

Kami hampir selalu bersama, kecuali dalam menjalankan kegiatan atau

melaksanakan program kerja yang sudah dibagi fokusnya masing-masing.

Kami mandi bersama di sungai dan kadang ada yang buang air besar (BAB)

bersama-sama di sungai karena memang air di desa sedang kekeringan,

sedangkan rumah kontrakan kami airnya terbatas. Tidak jarang pula kami

tidak mandi satu hari penuh. Apabila tidak mandi satu hari penuh, kami

hanya sebatas cuci muka dan gosok gigi. Itupun terkadang harus memakai

air galon.

Kebersamaan yang kami jalin dengan para pemuda Gosali dapat

dibuktikan dengan sering berkumpulnya kami di padepokan tempat

mereka biasa bercengkerama, bernyanyi, dan bermain gitar. Saking

akrabnya dengan mereka, kami sering diajak ngeliwet dan itu dilakukan

hampir setiap malam.

3. Gosali yang Terjajah Perusahaan Tambang

Letak Dusun Gosali berada di antara Kampung Nanggung dan

Kampung Sentuk. Untuk dapat sampai ke Dusun Gosali, kami harus

melewati jalan utamanya, yaitu Jalan Bunar, kemudian Parung Panjang,

lalu masuk ke arah selatan melewati Kampung Nanggung. Dari situ,

pemandangan sudah mulai berubah menjadi hamparan kelapa sawit yang

luas. Pegunungan pun menjadi semakin kelihatan. Semakin ke selatan, kita

akan menemukan Perseroan Terbatas (PT) Dian yang konon katanya

sudah sejak lama berdiri di Dusun Gosali dan menjadi PT pertama yang

berdiri di kampung itu. Semakin ke selatan, tidak jauh dari PT Dian,

terdapat PT WAU. Lain dengan PT yang saya ceritakan sebelumnya, PT

WAU ini tergolong baru karena pendiriannya di Dusun Gosali dimulai

Page 231: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|209

sekitar tahun 2011. Setidaknya, begitulah informasi yang saya dapat ketika

saya bertanya ke Kang Jambul pada saat itu.

Ketika para pengusaha tambang pertama kali masuk ke Dusun

Gosali, gunung-gunung milik warga masih diberdayakan sebagai sumber

pertanian untuk kebutuhan pribadi. Namun, warga-warga yang tergiur

nominal uang yang ditawarkan pengusaha tambang atas gunung mereka

akhirnya memilih untuk menjual gunung-gunung tersebut ke para

pengusaha tadi. Padahal dengan tanahnya yang subur, Dusun Gosali dan

Kampung Sentuk ini dapat menjadi penghasil kelapa sawit dan durian

yang mumpuni. Akan tetapi, kehadiran PT mengubah segala corak mata

pencaharian para warga desa.

Kesadaran dari masyarakat akan hal lingkungan juga masih sangat

rendah. Masyarakat masih banyak yang belum sadar akan konsekuensi

buruk membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, kami membuat

program kerja pembangunan bak sampah di tempat yang strategis menurut

warga. Alhamdulillah, kami telah berhasil membangun bak sampah di lokasi-

lokasi yang rawan menjadi tempat pembuangan sampah sembarangan,

yaitu di bantaran Sungai Cimatuk. Sempat saya bertanya-tanya, apa

rasionalisasi dari warga ketika mereka memilih untuk membuang sampah

sembarangan? Ketika saya meluapkan rasa penasaran saya itu kepada salah

seorang pemuda desa yang bernama Kang Bungsu, jawaban darinya cukup

membuat saya kaget. Kang Bungsu mengatakan bahwa logika masyarakat

desa adalah sampah akan selalu terbawa arus air ketika terjadinya banjir

pada musim hujan.

4. Ungkapan Hati

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih, terutama

kepada Kelompok KKN Rakerkab 112 yang selama ini sudah berjuang

bersama dari awal sebelum KKN sampai sekarang. Semoga kita semua

akan terus berjuang untuk meneruskan perjalanan masing-masing. Semoga

untuk semua teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112 bisa mencapai

cita-cita yang mereka inginkan. Sukses terus untuk kalian semua. Terima

kasih telah memberikan kesan yang mendalam di hati saya.

Tidak lupa juga, terima kasih untuk Desa Bangunjaya, terutama

untuk Dusun Gosali dan Sentuk. Tidak lupa, terima kasih juga saya

ucapkan, khususnya untuk para pemuda Gosali dan para pemuda

Page 232: Balqis Hanifah, dkk

210|RAKERKAB

Bangunjaya secara keseluruhan yang saya selalu memberi semangat kepada

kami, Kelompok KKN Rakerkab 112. Kami sangat berterima kasih atas

sambutan para pemuda. Jamuan kalian yang setiap hari selalu enak dan

bantuan kalian sangat berharga bagi kami. Pesan saya kepada para pemuda

Desa Bangunjaya adalah jangan pernah takut bermimpi dan jangan pernah

menyerah dengan keadaan, serta jangan pernah bosan untuk terus berbuat

baik.

Page 233: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|211

-N-

KEHIDUPAN BARU

Oleh : Putri Diyah Febriyanti

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Bahasa Inggris

1. Perbedaan Menyatukan Kita

Awalnya, saya sama sekali tidak mengetahui bahwa Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) akan mengadakan kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN). Saat itu adalah awal masuk kuliah semester VI, dan pada

saat itu pula banyak perbincangan dari teman-teman saya bahwa kita akan

KKN. Ada juga yang bilang bahwa KKN tidak diadakan pada tahun ini,

tetapi tahun depan. Saat itu saya belum yakin tentang akan diadakannya

KKN di FITK, maka dari itu saya dan teman sefakultas saya mengulur

waktu untuk mendaftar KKN karena pada tahun lalu, para mahasiswa

FITK tidak mengikuti kegiatan KKN. Namun saya cukup terkejut karena

angkatan 2015 harus mengikuti kegiatan KKN tersebut. Saya sendiri masih

bingung dan yang ada di pikiran saya adalah di sana nantinya saya akan

melakukan apa, di sana saya tinggal di mana, bagaimana orang-orang di

sekitar lokasi KKN, dan apa saya akan sanggup untuk tinggal satu bulan di

kampung orang. Jujur, saya tidak pernah sama sekali jauh dari orang tua.

Pada akhirnya, saya meniatkan dan meyakinkan diri saya untuk

mendaftarkan diri menjadi peserta KKN karena ini adalah salah satu syarat

kelulusan. Saya pun berniat belajar hidup jauh dari orang tua dan belajar

bermasyarakat. Saya juga ingin mengetahui bagaimana kehidupan di sana.

Beberapa minggu setelah daftar, muncullah nama-nama anggota dan

desa yang akan kita tempati untuk kegiatan KKN ini. Di sini saya harus

mencari teman- teman yang belum sama sekali saya kenal karena di sini

kita mendapatkan teman yang berbeda-beda fakultas dan jurusan. Untung

saja zaman sekarang banyak yang mengunakan media sosial, jadi itu

memudahkan saya untuk mencari teman-teman hanya melalui nama

mereka, seperti yang saya lakukan di Instagram. Syukur alhamdulillah satu per

satu teman KKN saya terkumpul dalam grup WhatsApp, jadi kita lebih

mudah untuk berkomunikasi. Kami membicarakan kegiatan KKN lewat

pertemuan langsung guna mengakrabkan satu sama lain lebih dekat lagi

Page 234: Balqis Hanifah, dkk

212|RAKERKAB

dan menyusun rencana. Terhitung dari sebelum KKN dimulai, saya hanya

mengikuti survei dua kali. Berbekal pengalaman yang saya dapat dari

banyak orang yang sudah merasakan bagaimana kegiatan KKN, ada yang

bilang kalau nanti saya akan kenal dengan individu-individu yang berbeda,

dan masalah lainnya akan pula timbul.

Sebelum seminggu keberangkatan ke desa lokasi KKN, saya dan

teman-teman Kelompok 112 yang kami beri nama Rakerkab (Rangkul

Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya) berkumpul bersama dengan

dosen pembimbing kami. Dosen kami menanyakan kepada kami satu per

satu mengenai hal apa yang akan kita bagikan kepada Desa Bangunjaya.

Saya pribadipun langsung memberitahukan apa kemampuan saya di sini.

Saya berencana untuk membagikan ilmu berbahasa Inggris dan sedikit

tentang kesenian kepada anak-anak Desa Bangunjaya, khususnya anak-

anak Dusun Gosali.

2. Tak Kenal Maka Tak Sayang

Satu bulan bersama dan menghabiskan banyak waktu bersama

cukup membuat kami menjadi bagian satu keluarga. Pada dasarnya setiap

individu memiliki karakter yang berbeda. Di sini kami harus menerima

semua perbedaan itu, mulai dari yang malas, cuek dengan kerjaannya

masing-masing, manja, merasa berkuasa dalam kerjaan, penyendiri, cerewet,

dan lain-lain. Tetapi dimulai dari awal kita masuk di Desa Bangunjaya,

khususnya Dusun Gosali tempat di mana kita tinggal selama satu bulan di

sana, saya masih berpikir apakah saya kuat untuk menerima kenyataan

yang pahit memiliki teman-teman seperti itu? Beberapa minggu kita lewati

bersama. Setiap hari kami bertatap muka dan bercanda bersama. Kami juga

selalu melakukan sesi curhat sebelum tidur dan mencuci baju bersama di

sungai. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat kebersamaan kami semakin

erat dan semakin kompak.

Ternyata saya salah, teman-teman di kelompok KKN saya tidaklah

seburuk yang saya pikirkan. Kami merasa sudah menyayangi dan menjaga

satu sama lain. Ketika ada anggota yang kesusahan, kami pasti akan

membantu. Selain itu, kami banyak didatangi warga yang memberikan

makanan setiap hari. Kami pun didatangi anak-anak kecil yang ingin

belajar bersama dan berkenalan dengan kakak-kakak KKN. Kita sangat

beruntung sekali tinggal di Dusun Gosali yang masyarakatnya ramah-

Page 235: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|213

ramah. Yang pasti, kehangatan warga di Dusun Gosali membuat kami

menjadi lebih kompak dalam menjalani kehidupan bersama.

Kami yang berasal dari fakultas dan jurusan berbeda-beda memiliki

kemampuan yang berbeda pula. Tetapi tujuan kami harus sama, yaitu

memberikan yang terbaik untuk Desa Bangunjaya. Selama kami sebulan di

sana, kami sudah melakukan kegiatan nonfisik, seperti mengajar silat,

mengajar di dua sekolah yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali dan SDN

Rengasjajar, mengajar di Taman Pendidikan mushaf al-Qur‘an (TPQ),

membuka bimbingan belajar (bimbel), melatih paduan suara, dan mengasah

kreativitas anak-anak melalui kelas seni. Saya mendapatkan tugas untuk

mengajar di SDN Rengasjajar yang masih berada di satu Desa Bangunjaya.

Saya mengajar di SDN Rengasjajar bersama dengan kelima orang teman

saya, yaitu Astrid, Melia, Wildan, Sandy, dan Alwi. Kami mengajar mata

pelajaran yang berbeda-beda. Saya dan Astrid mengajar mata pelajaran

Bahasa Inggris, Meli dan Wildan mengajar Matematika, dan Sandy dan

Alwi mengajarkan Pendidikan Agama. Di sana, kami memberikan yang

terbaik buat anak-anak SDN Rengasjajar. Walaupun kami tidak mengajar

di SDN Gosali, kami pun mendapatkan kesempatan untuk mengajar kelas

bimbel dan kesenian kepada anak-anak di Dusun Gosali.

Kisah yang tidak terlupakan ketika saya di Desa Bangunjaya

bermula dari tempat tinggal yang pompa airnya mengalami kerusakan

sehingga kami tidak memiliki air dan tidak bisa mandi. Kami mempunyai

beberapa pilihan, salah satunya menumpang mandi ke rumah warga sekitar.

Sebelumnya kami berpikir apakah ada warga yang mau memberikan kita

air? Akhirnya salah satu warga yang bernama Ibu Sari datang ke rumah

kontrakan kami untuk bersilaturahmi. Beliau juga menawarkan kita air

untuk mandi di rumah beliau. Di situ kami sangat bersyukur menemukan

air untuk mandi dan wudhu. Beberapa warga yang membantu kami untuk

membenarkan pompa air di rumah kontrakan, tetapi hasilnya sama saja,

pompa air itu tetap tidak bisa digunakan. Kamipun mencari solusi

bagaimana cara kita untuk mencuci piring, mencuci baju, dan melakukan

mandi.

Lama-kelamaan air di rumah Bu Sari mulai kering karena para

perempuan di Kelompok KKN Rakerkab 112 terlalu banyak yang mandi di

sana. Akhirnya Bu Sari menawarkan kita untuk membagi beberapa orang

untuk mandi ke rumah warga yang lain. Kami diajak oleh Bu Sari ke

beberapa rumah warga seperti rumah Bi Heri, Bi Evi, dan Bi Ema. Mereka

Page 236: Balqis Hanifah, dkk

214|RAKERKAB

bersedia sekali memberikan kami tumpangan untuk mandi. Lama-

kelamaan kami pun menjadi akrab dengan Bu Sari dan Bi Heri karena

rumah mereka tidak jauh dari rumah kontrakan kami. Mereka adalah ―ibu‖

kami selama kegiatan KKN ini. Mereka sangat membantu kami. Kami

sudah dianggap sebagai anak mereka sendiri. Selama beberapa minggu,

kami diizinkan untuk mandi, shalat, dan tidur di rumah Bi Heri. Kami

seperti tinggal di rumah sendiri. Kami pun memutusan untuk mencuci baju

dan mencuci piring ke sungai yang pernah diberitahukan oleh Ibu Sari

karena tidak mungkin kalau kami semua cuci baju dan mandi di rumah

warga setiap hari.

Beberapa minggu selanjutnya, teman-teman saya mulai berani

untuk mandi di sungai. Saya pun diajak oleh mereka, tetapi pada saat itu

saya belum mau untuk mandi di sungai karena saya merasa malu. Tak lama

kemudian saya mendapat kabar bahwa sungai yang biasa digunakan oleh

teman-teman saya sudah dibuatkan penutup oleh warga sekitar untuk

anak-anak KKN mandi. Sayapun merasa tidak enak karena teman-teman

saya sudah merasakan mandi di sungai semua, sedangkan saya belum

pernah. Sayapun berniat untuk mencoba mandi dan cuci baju di sungai.

Kesan pertama saya mandi di sungai sangat buruk, sehabis saya mandi di

sana badan saya merasa kesakitan mungkin karena saya belum terbiasa

mandi di sana, dan saya memutuskan tidak lagi mandi di sungai. Saya dan

teman-teman saya sepakat mandi di rumah warga hanya sehari sekali dan

itu benar saya lakukan. Lebih parahnya lagi, saya pernah tidak mandi

terlebih dahulu dan langsung mengajar di SD karena harus menghemat air.

Saya berpikir saya akan melakukan kegiatan seharian full, maka dari itu

saya memutusan mandi setelah kegiatan selesai.

Kisah bersama teman-teman KKN di kelompok kami banyak sekali

dan tidak bisa dilupakan, seperti halnya setiap hari kami selalu bersama.

Pengalaman saya tinggal dan tidur bersama dengan teman-teman sangat

menyenangkan. Teman-teman satu kamar tidur saya adalah Rifqoh, Sasa,

Melia, Astrid, Linda, dan April. Mereka mempunyai ciri khas yang berbeda-

beda saat terbangun di pagi hari atau tertidur di malam hari. Yang pertama

Melia. Dia sering kali bangun lebih dulu dari pada teman-teman yang lain

dan selalu membangunkan kita dengan perkataan, ―Hayo, bangun, bangun

sudah pagi. Ayo shalat subuh, Qoh, Put, Trid, Lin, Pril, Sa.‖ Kalimat tersebut

sampai saat ini masih terbayang. Kedua Linda, di saat bangun di pagi hari,

Linda selalu ingin ke kamar mandi dan bilang mau buang air besar. Ketiga

Page 237: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|215

April, dia selalu tidur lebih dulu daripada teman-teman yang lain. Saat kita

sibuk curhat di malam hari, dia sudah terlelap tidur. Keempat Astrid. Dia

adalah orang yang selalu menghitung hari selama kita tinggal di sana.

Kalimat andalannya adalah, ―Satu minggu lagi! Semangat! Semangat!‖

Kelima Sasa,orangnya diem-diem aja tetapi kalau sudah bergosip tentang

seseorang, dia paling depan sama halnya seperti Rifqoh. Dengan adanya

perbedaan, kita menjadi lebih dekat dan sayang dengan satu sama lain

sampai saat ini. Bahkan setelah selesainya kegiatan KKN, kami masih terus

berjumpa.

Pengalaman saya mengajar di SDN Rengasjajar adalah pengalaman

yang luar biasa. Saya mendapatkan kesempatan mengajar sebelum terjun

langsung ke dunia keguruan di masa mendatang. Saya banyak mengenali

karakter anak yang berbeda-beda. Saat awal memasuki sekolah dan

mengajar anak-anak di sana, saya mengamati bahwa ada anak yang senang,

ada juga yang sedih, dan ada pula yang cari-cari perhatian. Tetapi saya

merasa senang bisa terjun langsung dan menghadapi anak-anak dengan

berbagai macam karakter dan mencari solusi bagaimana mengajar dengan

suasana menyenangkan agar anak-anak tidak terlalu tegang.

Saya cukup bangga dengan murid yang bernama Mela yang saya ajar

di kelas VI SDN Rengasjajar. Bisa dibilang Mela adalah anak paling jail di

kelasnya. Awal saya masuk ke kelas VI, saya cukup terkejut dengan

kelakuan Mela dan salah satu teman yang bernama Mesya sangat jail

terhadap teman-temannya. Terkadang Mela selalu membuat saya kesal

dengan tingkahnya yang suka membanting meja dan kursi, memukul meja,

melepaskan kerudung temannya, dan melakukan tindakan tidak sopan

terhadap guru yang sedang mengajar. Sayapun berniat menanyakan tentang

Mela kepada wali kelasnya. Kebetulan wali kelas Mela adalah istri dari

Lurah Bangunjaya, yaitu Ibu Julaeha alias Ibu Eha.

Saya menanyakan kepada Bu Eha kenapa anak yang bernama Mela

tingkahnya jail. Bu Eha memberitahu saya bahwa Mela memang seperti itu

karena ia kurang perhatian dari orang tuanya. Sayapun harus berpikir keras

bagaimana menghadapi anak seperti itu. Saya berniat terus mendekati anak

tersebut dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Lama-kelamaan Mela

pun mulai menuruti apa perintah saya dan tidak melakukan kebiasaan

buruk nya lagi.

Di akhir pertemuan saya baru menyadari bahwa sebenarnya Mela

ini anak yang pintar. Saya cukup bangga karena walaupun Mela anak yang

Page 238: Balqis Hanifah, dkk

216|RAKERKAB

jail, ternyata ia banyak memahami kosa kata dalam bahasa Inggris

dibandingkan teman-temannya. Perpisahanpun datang. Saya harus

mengikhlaskan bahwa saya tidak akan lagi mengajar di SDN Rengasjajar.

Semua menjadi kenangan yang membanggakan. Tak akan mudah bagi saya

untuk melupakannya. Saya bisa bertemu anak-anak dan guru-guru yang

luar biasa menyenangkan. Bagi saya, ini pengalaman yang sampai sekarang

dan akan selamanya masih teringat di kehidupan saya.

3. Keindahan Alamku

Pertama kali saya memasuki kawasan Dusun Gosali, akses menuju

ke sana terkesan panjang dan jauh. Kondisi jalanan menuju ke sana berdebu

dan banyak bebatuan. Kondisi tersebut cukup membuat kakak saya marah

ketika mengantar saya ke Dusun Gosali. Di sana juga terdapat Perseroan

Terbatas (PT) yang bergerak di bidang pertambangan batu dan pasir. Maka

dari itu, di sepanjang jalan terdapat debu yang bertebaran di mana-mana.

Salah satu PT yang paling aktif melakukan kegiatan penambangan di sana

adalah PT Dian. Selain PT Dian, ada juga PT lainnya yang sama bergerak di

bidang pertambangan. PT tersebut membeli lahan di sekitar Desa

Bangunjaya, salah satunya yaitu di Dusun Gosali dan Sentuk. Saya dan

teman-teman harus melewati PT tersebut sebelum sampai di Dusun Gosali

dan Sentuk. Dampak negatif dari aktivitas PT tersebut misalnya seperti

kerusakan alam, kontaminasi sungai menjadi keruh, dan polusi udara.

Tetapi operasional PT membuat masyarakat sekitar jadi mempunyai mata

pencaharian karena hasil berkerja di PT lebih menguntungkan dibanding

bertani. Beberapa PT di desa juga mengganggu warga dengan aktivitas

pengeboman untuk menghancurkan bebatuan yang membuat warga sekitar

resah.

Kondisi sosial masyarakat di sana sangat beragam dan sangat

partisipatif terhadap program kami. Saya dan teman-teman heran dengan

kondisi adzan yang tidak memakai pengeras suara. Hal itu membuat saya

dan teman-teman merasa kangen akan suara adzan karena selama satu bulan

suara adzan tidak terdengar. Kondisi tersebut disebabkan karena hal yang

berhubungan dengan keagamaan. Masyarakat di sana sangat mempercayai

kiai atau sesepuh desa. Kebudayaan tradisional yang dibawa oleh kiai atau

sesepuh desa tersebut belum bisa dihilangkan, salah satunya adalah

Page 239: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|217

larangan menggunakan pengeras suara untuk adzan. Tetapi beberapa warga

sebenarnya lebih setuju kalau adzan disiarkan dengan pengeras suara.

Selain kondisi sosial keagamaan, kondisi pendidikan di sana sangat

menjadi perhatian bagi saya dan teman-teman. Hanya ada satu sekolah di

sana, yaitu SDN Gosali. Murid-murid SDN Gosali tidak hanya datang dari

Dusun Gosali, namun juga dari Kampung Sentuk. Jarak dari Kampung

Sentuk ke SDN Gosali ternyata cukup jauh. Anak-anak SDN Gosali sangat

antusias sekali bertemu dengan para mahasiswa KKN yang mengajar

mereka di kelas dan membuka kelas bimbel di rumah kontrakan. Hampir

setiap hari mereka datang menemui kami untuk belajar dan bermain.

Kamipun membuat jadwal untuk anak-anak agar mereka teratur saat

mengunjungi rumah kontrakan kami. Mereka sering membantu kami untuk

mengambilkan air karena mereka tahu kami kesusahan air. Ibu-ibu di sana

hampir setiap harinya memberikan kami makanan seperti gorengan, pisang

rebus, ubi rebus, kerupuk opak, kerupuk rengginang, dan lain sebagainya.

Warga di sana sangat menerima kita.

Setiap pagi ada yang berjualan ke rumah kontrakan kami, yaitu

Nenek Saini. Sosok Nenek Saini selalu muncul membawa kudapan seperti

lontong, ketan, gorengan, dan lain-lain yang beliau jual kepada kami.

Makanan dagangan beliau membuat kita kenyang setiap pagi. Beliau adalah

warga Kampung Sentuk.

Saya juga banyak belajar dari nenek Saini sewaktu saya dan teman-

teman berkunjung ke Kampung Sentuk. Saya dan teman-teman disambut

hangat oleh warga di sana, terutama Nenek Saini. Di sana saya banyak

belajar, seperti belajar bagaimana cara membuat opak. Penganan opak

adalah kerupuk yang terbuat dari singkong. Awalnya singkong yang

ditumbuk halus, dikukus, lalu dicetak pipih seperti bentuk kerupuk.

Mulanya saya sempat berpikir mudah sekali membuat opak kalau hanya

menumbuk, mengukus, dan mencetak. Tetapi saat saya merasakan

langsung bagaimana cara menumbuk singkong, saya menyerah karena alat

untuk menumbuk singkong berat sekali.

Saya kagum dengan Nini Saini yang sudah lanjut usia tetapi

tenaganya melebihi anak muda. Hal itu membuat saya malu. Saat saya

mencetak adonan singkong pun sulit, karena harus benar-benar

diperhatikan agar terbentuk dengan rapih dan setipis mungkin. Saya

mencoba beberapa kali dan itu gagal sampai Nenek Saini berkata, ―Coba

lagi, kamu pasti bisa!‖ Saya mencoba lagi, lagi, dan lagi dan akhirnya saya

Page 240: Balqis Hanifah, dkk

218|RAKERKAB

bisa melakukannya. Adonan singkong yang saya cetak tidak hancur dan

tidak seburuk saat pertama kali saya buat. Saya merasa bangga. Walaupun

hanya membuat opak, tapi saya bisa merasakan kehangatan, kesenangan,

dan kebersamaan saat berada di Dusun Sentuk. Saya mendapatkan banyak

pengalaman berharga di Dusun Gosali dan Sentuk yang belum pernah saya

dapatkan sebelumnya.

4. Gosali Tidak Melihat Jarak dan Waktu

Selama satu bulan tinggal di sana, saya merasa memiliki kampung

sendiri. Saya belajar banyak dari masyarakat sekitar tentang kebersamaan,

kehangatan, dan kesederhanaan warga di sana. Sewaktu di sana, kami

mengadakan Seminar Hukum Keluarga yang membahas tentang

pernikahan dini dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi anak muda

dan orang tua di sana. Saya berharap anak-anak di sana bisa meneruskan

sekolah sampai tingkat tertinggi dan tidak menganggap bahwa mereka

harus menikah di usia dini dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

Bila seandainya saya menjadi penduduk Dusun Gosali dan Sentuk,

saya akan meningkatkan kedisiplinan dalam hal pendidikan agar

masyarakat dan anak-anak mengetahui pentingnya pendidikan. Saya juga

ingin menyadarkan akan kebersihan lingkungan di Dusun Gosali dan

Sentuk, terutama kepada anak-anak. Itu agar mereka terbiasa akan

kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman. Saya merasa warga di

sana masih kurang rasa tanggung jawab akan kebersihan karena mereka

masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Saya sedih sekali, karena

di mana-mana terdapat sampah berserakan. Saya juga ingin meningkatkan

kembali rasa bahu-membahu antara pemuda, bapak-bapak, dan ibu-ibu

supaya mereka dapat menjadi contoh kepada anak-anak untuk saling

tolong dan kerja sama.

Bila ada acara besar seperti Acara Perayaan Hari Ulang Tahun

Republik Indonesia (HUT RI), warga di sana harus kompak untuk

membuat acara tersebut menjadi meriah. Saya sangat berharap Dusun

Gosali dan Sentuk bisa menjadi contoh untuk dusun lainnya yang ada di

Desa Bangunjaya agar mereka sendiri bangga memiliki desa yang terdiri

dari dusun-dusun yang berkualitas.

Page 241: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|219

-O-

RUANG MENGABDI

Oleh : Putri Utami

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Biologi

1. Benih Motivasi

Saya lahir di Lamongan, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

masuk dalam jalur pesisir pantai utara Jawa atau lebih dikenal dengan

akronim ―Pantura‖. Meskipun saya lahir di desa, namun saya tidak benar-

benar merasakan kesulitan orang desa yang banyak digambarkan dalam

sinetron-sinetron di televisi. Saya yakin kemudahan akses teknologi,

pendidikan dan transportasi yang saya rasakan selama hidup di desa

didapatkan karena saya hidup di Jalur Pantura, jalur mobilitas utama di

bagian utara Jawa.

Melihat, mendengar dan membaca berita yang ada di media, saya

sangat miris dan iba apabila berita atau rubrik mengenai suatu daerah yang

masih tertinggal diulas. Di sana tergambarkan keadaan nyata saudara-

saudara sebangsa saya yang jarang merasakan sentuhan listrik, merasakan

susahnya akses transportasi, mengalami berbagai duka karena minimnya

ketersediaan sarana kesehatan, dan patahnya asa karena tidak mengenyam

pendidikan. Saya pun sering dibuat takjub dan iri dengan orang-orang yang

menyerahkan tenaga, waktu, dana dan pikirannya untuk terlibat langsung

di lapangan membenahi hal-hal di atas. Rasa takjub dan rasa iri saya kepada

para pahlawan itu menjadi motivasi terbesar saya agar suatu hari benar-

benar dapat merasakan apa yang mereka rela rasakan. Saya benar-benar

ingin terlibat langsung dalam suatu pengabdian. Banyak angan dan rencana

yang saya rangkai sebagai persiapan jika suatu hari saya mengikuti kegiatan

pengabdian atau menjadi relawan kemanusiaan.

Semenjak duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA), banyak

informasi mengenai lowongan sukarelawan kegiatan pengabdian

kebangsaan yang saya kumpulkan. Saya juga mendaftar dan mencoba

melengkapi berbagai persyaratan yang diajukan agar saya terpilih menjadi

delegasi untuk mengabdi. Namun sampai saat ini Tuhan masih belum

mengizinkan saya untuk terjun langsung ke lapangan yang berat. Kecewa

Page 242: Balqis Hanifah, dkk

220|RAKERKAB

memang, namun saya meyakini pasti ada banyak jalan lain yang tentu

terbaik untuk saya.

Ketika saya mendengar desas-desus bahwa di tahun 2018 ini para

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) harus mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), di sanalah rasa penasaran saya untuk

merasakan sebuah pengabdian di lapangan kembali menggebu. Saya

termotivasi untuk memberikan kontribusi meskipun dalam bentuk kecil

kepada anak-anak dan masyarakat tempat saya KKN kelak.

Setelah melakukan pendaftaran dan pembagian kelompok KKN

sudah diumumkan, saya dan teman-teman kelompokpun melakukan

serangkaian survei persiapan KKN. Berbagai aspek yang ada di panduan

Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) kami telisik. Aspek sosial, budaya,

agama, pemerintahan dan tentu juga pendidikan kami korek sedetail

mungkin agar nantinya tidak salah sasaran. Setelah melakukan survei,

motivasi saya untuk ikut KKN semakin tinggi karena melihat kondisi di

lapangan. Meskipun tidak separah lapangan yang sering ditayangkan di

media, namun tetap saja ada banyak hal di tempat KKN saya yang perlu

diberikan perhatian. Saya ingin kehadiran saya di kampung tempat saya

KKN tidak sia-sia.

Saya merupakan orang yang mudah bergaul, menyukai tantangan

dan memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi. Sedari kecil, saya aktif di

berbagai ekstrakurikuler seperti pramuka, pidato, keorganisasian dan lain-

lain. Karena pada dasarnya saya sangat suka hal-hal baru yang memiliki

tantangan dan memberikan banyak pengalaman. Saya juga aktif terlibat

dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar saya, baik di kampus maupun

di rumah. Saya sering ikut kegiatan pengajian, kegiatan pemuda dan

kegiatan sosial lainnya yang diadakan oleh masyarakat di rumah saya.

Pengalaman-pengalaman di atas memberikan saya keberanian untuk bicara

di depan umum. Karena saya lulusan pesantren dan kuliah di bidang

pendidikan, tentu saja saya dapat mengajar anak-anak mengenai pelajaran

umum dasar dan juga agama. Kompetensi lain yang saya miliki selain

mengajar adalah membuat prakarya dan menari tarian tradisional. Saya

suka menggambar, walaupun hasil gambar saya tidak sebagus orang-orang

profesional. Saya juga suka menari, walaupun wawasan saya mengenai tari

tidak luas. Berdasarkan kompetensi yang saya miliki, saya ingin

memberikan kontribusi selama KKN di bidang pendidikan, kesenian dan

sosial.

Page 243: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|221

Beberapa aspek kegiatan yang ingin saya lakukan selama KKN nanti

sudah mulai terbayang. Aspek-aspek tersebut meliputi keagamaan, sosial,

kesehatan, pendidikan dan kesenian. Pada aspek keagamaan, saya ingin

terlibat dalam program belajar mengaji, baca-tulis mushaf mushaf al-Qur‘an,

dan kajian Islam. Dalam aspek sosial saya ingin melakukan kegiatan

gotong-royong atau sekadar membantu aktivitas masyarakat sekitar,

seperti membantu petani, memproduksi makanan lokal untuk dipasarkan

dan lain-lain. Kegiatan kesehatan yang akan saya lakukan adalah

penyuluhan kesehatan dengan mengkampanyekan pembuangan sampah

pada tempatnya, agar kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai

berkurang. Aspek pendidikan yang akan saya lakukan adalah membuat

kegiatan edukasi melalui mendongeng kepada anak-anak dan membantu

mengajar guru Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP)

setempat. Aspek terakhir yaitu kesenian. Saya akan mengajarkan tari

tradisional kepada anak-anak desa.

Sebelum KKN dilaksanakan, saya sangat bersemangat untuk

melakukan pengabdian. Hal itu dipengaruhi faktor ketika lulus dari bangku

Madrasah Ibtidaiyah (MI), orang tua saya dengan ikhlas mengirim saya

untuk belajar di pesantren. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan

pesantren di luar provinsi, dan sekarang saya kuliah di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang jauh dari desa kelahiran

saya. Oleh karena itu, saya sudah terbiasa hidup merantau dan kegiatan

KKN seperti ini justru sangat saya tunggu. Saya ingin banyak merasakan

pengalaman baru.

Sesuai dengan apa yang sudah saya prediksikan, Kegiatan KKN

yang saya lakukan ini sangat memberikan banyak pengalaman baru bagi

saya. Rasa penasaran untuk tinggal di pedesaan sudah sedikit terpenuhi.

Kegiatan KKN ini justru membuat saya semakin termotivasi untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan sejenis di luar sana. Bukan hanya mengenai

pengabdian, saya juga termotivasi untuk banyak mengikuti kegiatan dan

perkumpulan perdamaian. Sehingga ketika saya diberikan kesempatan

untuk mengabdi, saya sekaligus dapat menyisipkan pesan perdamaian agar

Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya menjadi semboyan belaka.

Page 244: Balqis Hanifah, dkk

222|RAKERKAB

2. Perpaduan Warna Pengabdian

Kelompok KKN Rakerkab 112 beranggotakan 19 orang yang terdiri

dari tiga belas srikandi dan enam jagoan. Komposisi kelompok hebat ini,

sempat mengalami pengurangan dan penambahan karena ada teman saya

yang lolos di KKN Kebangsaan. KKN 112 memiliki nama resmi Rakerkab

yang merupakan singkatan dari Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat

Bangunjaya. Nama tersebut menjadi motivasi utama sekaligus do‟a dari

Kelompok 112 agar kehadiran kami kelak di Bangunjaya bisa memberikan

manfaat kebaikan bagi masyarakat.

Ketika pengumuman dari PPM mengenai pembagian kelompok

KKN resmi keluar, saya dan beberapa teman kelompok berinisiatif untuk

membuat grup di aplikasi media sosial WhatsApp. Satu per satu anggota

yang sudah masuk ke dalam grup mencari nomor anggota lainnya yang

belum bergabung dengan kami. Setelah lengkap, kami merencanakan

pertemuan perdana kelompok. Saya sangat bersemangat. Karena sedari

awal saya sering mengompori teman-teman di grup, akhirnya saya ditunjuk

sebagai penanggung jawab dalam Divisi Hubungan Masyarakat (Humas).

Ekspektasi saya adalah bertemu dengan teman-teman kelompok lainnya

juga sangat bersemangat. Namun, realita memang tak pernah seindah

ekspektasi.

Hingga pelaksanaan KKN di depan mata, masih ada beberapa

anggota yang tidak acuh. Tidak mengikuti perkumpulan, tidak

berkontribusi dalam kegiatan survei, bahkan mengabaikan pesan baik di

grup maupun pribadi. Saya sadar bahwa 19 orang anggota Rakerkab

bukanlah pengangguran total yang sedia 24 jam untuk berpartisipasi dalam

KKN ini. Namun tetap saja saya sempat dibuat kecewa dengan rendahnya

antusias beberapa anggota tersebut. Saya sempat ragu dan tidak yakin

kelompok ini akan sukses. Persiapan kami sangat tidak matang,

komunikasi juga berjalan kurang baik. Ditambah lagi dengan kejadian

rusaknya telepon seluler (ponsel) saya beberapa minggu ketika sudah

mendekati hari dimulainya KKN sehingga saya tidak dapat mengikuti

perkembangan persiapan KKN dengan baik. Tugas saya sebagai humaspun

tersendat.

Sampailah saya dan teman-teman di hari pelepasan. Hari itu pula

saya merasakan berkumpul dengan formasi lengkap. Sekilas saya pandangi

mereka satu per satu, tentu saja tanpa sepengetahuan mereka. Wajah-

Page 245: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|223

wajah ini akan menemani saya menjadi manusia yang tidak sia-sia selama

satu bulan. Saya berharap perkumpulan ini tidak menemukan kendala yang

berarti di kemudian hari.

Hari pelaksanaan KKN tiba. Saya mencoba membaur dengan 19

teman yang datang dari berbagai latar belakang jurusan dan kepribadian

yang berbeda pula. Saya hidup 24 jam penuh dengan manusia-manusia

pilihan Tuhan yang dulunya saya ragukan. Hari pertama kami sampai di

Dusun Gosali para srikandi terbagi menjadi dua grup, kami menyebutnya

AC-AC Club dan Non-AC Club. Dapat ditebak berdasarkan namanya,

pembagian grup ini berdasarkan ruangan yang digunakan untuk tidur.

Kebetulan sekali rumah yang jadi tempat kami menginap memiliki

satu ruangan yang difasilitasi air conditioner (AC), tetapi daya tampungnya

tidak mencukupi bila diisi 13 orang. Kebetulan juga ada beberapa orang

yang memang tidak tahan dengan dinginnya AC, termasuk saya salah

satunya. Jadilah dua grup tersebut terbentuk. Namun jangan salah,

walaupun kami terbagi menjadi dua grup, namun itu hanyalah urusan

malam saja. Ketika pagi dan aktivitas lain mulai berjalan, kami tetaplah

Rakerkab yang tidak berbeda. Meskipun memang pada akhirnya urusan

malam itu menjadikan takaran keakraban anggota berbeda, tetapi tidak

pernah sama sekali terjadi konflik antara keduanya.

Para srikandi yang saya kenal di KKN ini memiliki berbagai sifat

dan kebiasaan yang variatif. Memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Ada

yang suka rapi-rapi, tapi ada yang suka berantakan. Ada yang tak acuh

sekali, tapi ada pula yang sangat perhatian. Ada yang plinplan sekali, tapi

ada yang teguh pendirian. Pada intinya, kami saling melengkapi satu sama

lain. Begitupun terhadap para jagoan Rakerkab yang sering menjadi

hiburan bagi para srikandi kala dilanda penat. Namun tak jarang juga

menjadi beban karena beberapa kelakuannya. Saya menyebut KKN ini

seperti jargon salah satu iklan permen di televisi, ―manis asem asin, rame

rasanya‖.

Sejak pertama kali kami sampai di Dusun Gosali, ternyata kami

kurang beruntung. Gosali sedang dilanda kekeringan. Rumah yang kami

tinggali selama sebulan juga mengalami kekeringan. Air sumurnya hanya

keluar beberapa hari di minggu pertama kami tinggal di sana. Karena air

merupakan kebutuhan utama yang tidak bisa digantikan, saya dan teman-

teman pun menjadi water hunter, para pencari air.

Page 246: Balqis Hanifah, dkk

224|RAKERKAB

Setiap hari kami terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang

berpencar mencari rumah warga yang persediaan airnya mencukupi dan

tentu memiliki water closet39. Selain itu ada beberapa kelompok kecil yang

berinisiatif untuk berbaur dengan warga Gosali, mandi ba‟da subuh di

Sungai Cimatuk. Saya pribadi pernah beberapa kali ikut merasakan mandi

di sungai. Pertama kali mandi di sungai, rasanya sangat amat canggung.

Melihat ada warga sekitar yang mandi dengan santai tanpa sehelai kain

penutup. pun ada juga yang tetap menggunakan kemben sarung atau batik

sebagai penutup.

Pertama kali mandi di sungai, saya dan teman-teman juga merasa

malu, tetapi akhirnya kami menikmati pengalaman baru tersebut dengan

santai. Bahkan sekarang ketika saya menuliskan pengalaman itu, saya rindu

merasakan dinginnya air sungai ba‟da subuh. Pengalaman baru yang cukup

seru.

Banyak kisah lucu yang terjadi karena masalah kekurangan air ini.

Urusan mandi mungkin dapat ditemukan solusinya dengan cara

menyingkatnya menjadi satu kali sehari sehingga kami tidak akan boros air.

Namun yang benar-benar menjadi masalah adalah apabila salah satu dari

kami ingin membuang hajat besar. Rasa mulas yang tidak bisa diprediksi

kapan datangnya sungguh sering menyiksa kami, apalagi jika mulas itu

datang pagi-pagi sebelum ayam sempat berkokok. Kami harus berjalan

dalam kegelapan dan kesunyian pagi menahan mulas mencari rumah yang

bersedia menampung kami membuang hajat. Karena kedatangannya yang

tiba-tiba dan sering tidak tertahankan, kami suka menyebut rasa mulas itu

dengan istilah ―kontraksi‖.

Apabila tidak menemukan rumah yang siap melepaskan beban

kontraksi, tak jarang teman-teman saya melepasnya di sungai. Saya secara

pribadi tidak berani membuang hajat di sungai dan memilih untuk

menahannya. Puji syukur ketika saya benar-benar sudah tidak tahan

dengan kontraksi itu, selalu ada pintu yang terbuka untuk saya. Sampai

akhir KKN saya belum pernah merasakan buang air besar di sungai. Benar-

benar hal yang harus saya syukuri.

Selain mandi dan buang air besar, urusan mencuci baju dan

peralatan masak saya dan teman-teman menuntaskan semuanya di sungai.

Setiap kali mencuci baju dan peralatan memasak, saya dan teman-teman

39 Kloset air

Page 247: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|225

selalu menyempatkan untuk berinteraksi dengan warga yang kebetulan ada

di sungai juga. Interaksi itu terjadi dengan sekadar menyapa warga ataupun

memberikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh para

mahasiswa KKN atau kegiatan warga yang dianjurkan untuk diikuti oleh

anak KKN. Melalui interaksi di sungai pula, saya jadi tahu cara membuat

sumur sederhana karena kebetulan suatu hari ketika saya mencuci baju,

sedang ada ibu-ibu yang menggali bantaran sungai dan membuat sumur

penampungan air bersih.

Kekurangan air membuat ikatan pertemanan saya dan anggota yang

lain terjalin semakin erat dan merata. Karena ketika kami sudah benar-

benar membutuhkan air baik untuk mandi, buang air besar, atau sekadar

mencuci baju dan atau peralatan memasak, tentu kami tidak hanya

bergantung pada satu teman saja. Kami bergantung dengan satu sama lain

secara acak. Di situlah saya merasakan pertemanan yang merata mulai

timbul.

Terlepas dari keragaman sifat dan kepribadian saya dan kelompok

saya, saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga Rakerkab. Masing-

masing divisi menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin.

Meskipun memang ada beberapa waktu dan kegiatan tertentu kami

menemukan kendala, namun selalu ada anggota lain yang sigap menutupi

kekurangan itu. Kami adalah perpaduan warna pengabdian yang

membentuk Pelangi indah. Keraguan saya yang dulu muncul, perlahan

mulai pudar. Saya sangat berterima kasih kepada PPM karena entah

bagaimana sistemnya, saya bisa disatukan dengan mereka di Kelompok 112.

3. Mendulang Pengalaman

Bangunjaya adalah desa yang cukup luas dengan berbagai potensi

sumber daya alam dan manusia yang dimilikinya. Terdiri dari lima dusun,

sumber daya alam yang ada di Bangunjaya adalah perkebunan pisang,

singkong dan buah-buahan lainnya, perkebunan sawit dan pertambangan.

Sebagian masyarakat Bangunjaya bekerja sebagai petani dan pekerja

tambang. Setelah melalui proses diskusi kelompok dan kordinasi dengan

aparat desa, akhirnya ditentukan bahwa Kelompok KKN Rakerkab 112

akan melaksanakan KKN di Dusun 03 Gosali dan Sentuk, tepatnya di

Dusun Gosali. Dusun 03 sendiri terdiri dari tiga kampung yaitu Gosali,

Sentuk, dan Sukagalih.

Page 248: Balqis Hanifah, dkk

226|RAKERKAB

Dusun Gosali terletak di antara perbukitan. Terdapat dua akses

jalan yang dapat dilalui untuk menuju ke Gosali, yaitu jalan Kampung

Sukagalih dan jalan Kampung Nanggung. Apabila kita hendak masuk ke

dalam Gosali, lewat akses jalan manapun kita akan disambut oleh aktivitas

pertambangan dari dua perusahaan tambang yang berbeda. Hiruk-pikuk

aktivitas pertambangan memberikan kesan pertama sebagai penambang

sebagai perusak, karena barisan pepohonan rindang di perbukitan yang

adem menjadi kurang sedap dipandang. Memasuki Dusun Gosali kita akan

disambut dengan rutinitas warga seperti mencuci dan mandi di Sungai

Cimatuk, sungai utama penyokong kehidupan warga sekitar.

Selama proses survei, saya dan anggota KKN 112 lainnya selalu

mencoba mencari informasi sedetail mungkin mengenai seluk-beluk Dusun

Gosali. Kami mencoba mendapatkan informasi yang lengkap dari para

tokoh masyarakat Gosali. Hasilnya kami menjadi tahu hal-hal yang akan

kami hadapi dan harus kami lakukan selama proses KKN berlangsung di

Gosali. Hasil survei tersebut juga memberikan kami gambaran mengenai

program kerja yang sesuai untuk dicanangkan dan dilaksanakan.

Minggu pertama saya tinggal di Gosali, saya sering dibuat kaget

dengan suara sirine siang bolong yang disusul dengan suara ledakan dan

guncangan yang ternyata bersumber dari salah satu perusahaan tambang di

Gosali. Masyarakat sekitar sedari awal memang sudah memberikan

peringatan kepada saya dan anak KKN lainnya, bahwa tepat pukul 12.00

salah satu perusahaan tambang akan melakukan pengeboman gunung yang

memudahkan mereka untuk menambang batu-batunya. Namun tetap saja,

saya dan teman-teman perlu beradaptasi agar tidak kaget dan takut

mendengan sirine itu. Selain itu, debu dan kebisingan suara alat berat yang

beroperasi di lokasi pertambangan seolah menjadi hal yang lumrah bagi

masyarakat Gosali, namun cukup mengganggu bagi kami. Semakin lama

kami tinggal di Gosali, hal-hal di atas menjadi sesuatu yang lumrah dan

tidak lagi mengejutkan.

Dusun Gosali masih melestarikan budaya masjid tanpa pengeras

suara. Masyarakat sekitar memiliki istilah umum untuk budaya itu sebagai

anti-speaker atau lebih dikenal dengan akronim ―aspek‖. Tidak akan

terdengar suara adzan memenuhi ruas jalan Gosali, karena memang satu-

satunya suara penanda memasuki waktu shalat yang terdengar dari masjid

adalah pukulan beduk dan kentongan saja. Budaya tersebut sempat

membuat saya bingung, tidak tahu waktu masuk shalat yang tepat. Karena

Page 249: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|227

tidak adanya pengeras suara di Dusun Gosali, beberapa aktivitas kesehatan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi sedikit terhambat.

Pengumuman-pengumuman penting yang harus diumumkan tidak dapat

tersampaikan secara merata kepada seluruh masyarakat Gosali karena

pengumuman posyandu hanya disampaikan oleh kader-kadernya dari

mulut ke mulut. Selain itu, masyarakat Gosali juga masih memegang teguh

budaya larangan perempuan beraktivitas di masjid. Karena aktivitas

keagamaan bagi perempuan sudah disediakan tempat terpisah dan tidak

boleh bercampur dengan laki-laki. Sehingga selama menjalankan KKN saya

tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki saya di Masjid Gosali.

Sungai Cimatuk merupakan harta paling berharga bagi masyarakat

Gosali, Masih banyak rumah yang tidak memiliki sumur, sehingga

masyarakat Gosali sangat bergantung terhadap air sungai. Apalagi ketika

musim kemarau tiba, sungai pasti ramai oleh aktivitas warga berupa mandi,

buang hajat dan cuci baju. Karena saya dan teman-teman datang ketika

musim kemarau, maka kami banyak menghabiskan waktu untuk cuci baju

dan mandi di Sungai Cimatuk. Selain itu, kami juga mencoba mencari

rumah-rumah warga yang persediaan airnya mencukupi untuk kami

gunakan sesekali. Kemarau ini pula yang mempertemukan kami dengan Bi

Heri, wanita luar biasa yang selalu rapi, rajin dan tentu baik hati. Berawal

dari menumpang mandi, berlanjut hingga merajut hubungan emosional

yang tinggi. Bi Heri selalu menjadi pahlawan terbaik kami.

Gosali memiliki satu sarana pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar

Negeri (SDN) Gosali dan beberapa sarana pendidikan nonformal tempat

pembelajaran baca tulis mushaf al-Qur‘an. Peserta didik di SDN Gosali

bukan hanya berasal dari Dusun Gosali saja, namun anak-anak usia SD dari

Kampung Sentuk dan Sukagalih juga bersekolah di sana. Karena memang

satu-satunya sekolah dasar di Dusun 03 hanya terletak di Gosali. Padahal

jarak antara kampung satu dengan kampung lainnya cukup jauh. Hal

tersebut membuat anak-anak dari Sentuk dan Sukagalih harus berusaha

lebih keras menempuh perjalanan yang lumayan jauh menuju Gosali.

Saya sangat bersyukur karena selama tinggal di Gosali, masyarakat

sekitar menyambut kami dengan hangat. Setiap hari selalu ada warga yang

memberi saya dan teman-teman KKN lain jamuan berupa makanan dan

minuman. Singkong, pisang, talas, opak, renggining, enyek, dan makanan-

makanan lainnya selalu memenuhi ruang santai kami. Saya tidak pernah

Page 250: Balqis Hanifah, dkk

228|RAKERKAB

kelaparan dan gizi saya tercukupi di sini. Mereka mencoba memberikan

jamuan yang terbaik bagi kami.

Ada satu kisah haru yang membuat saya semakin bersyukur dapat

merasakan KKN di Gosali. Suatu hari ada ibu dari salah satu anak Gosali

yang sering datang dan ikut belajar bersama kami datang membawa dua

bungkus es batu dan sekantong kecil keripik singkong. Beliau memberikan

jamuan itu dan berkata, ―Terima kasih banyak ya, Kak karena sudah

mengajari anak saya. Maaf Kak cuman bisa ngasih ini aja‖. Saya sangat terharu

dengan sambutan hangat warga Gosali.

Anak-anak Gosali sangat bersemangat dan antusias dengan

kedatangan kami. Sejak hari pertama kami datang sampai hari terakhir,

mereka selalu setia meramaikan hari-hari dan ikut menyukseskan program

kerja kami. Saya mengajarkan kesenian menggambar doodle, mendongeng

kisah para rasul dan mengajarkan tari yang saya bisa ke anak-anak itu.

Selain anak-anak Gosali, anak-anak Sentuk yang bersekolah di SDN Gosali

juga antusias dengan kedatangan kami. Setiap pagi sebelum masuk kelas,

mereka selalu mengunjungi kami. Menunggu kami bersiap-siap mengajar di

sekolah. Sepulang sekolah juga mereka menghabiskan waktu sejenak di

rumah kami sebelum mereka kembali pulang dan menempuh perjalanan

yang cukup melelahkan. Bahkan mereka sangat bersemangat ketika saya

dan Balqis yang sama-sama mengajar di kelas VI berencana menghabiskan

waktu untuk bermain bersama mereka di Sentuk. Kami benar-benar diajak

berpetualang melewati persawahan dan naik turun bukit hingga sampai di

Curug Tumpeng. Tidak lupa tentunya saya mengabadikan keseruan itu dan

menyimpannya erat-erat dalam memori hidup saya.

Masyarakat Kampung Sentuk juga sangat menyambut hangat saya

dan teman-teman. Walaupun kami tidak tinggal di Sentuk, tetapi saya dan

beberapa teman tetap menyempatkan diri untuk sesekali mengunjungi

warga dan bermain dengan anak-anak Sentuk. Ibu-ibu Kampung Sentuk

juga merupakan ibu-ibu yang ramah, pekerja keras dan baik hati. Suatu hari

ketika saya dan teman-teman hendak menjalankan program pembangunan

bak sampah di Sentuk, ibu-ibu sekitar turun tangan ikut membantu

mengangkat bata, mengangkut pasir dan memasak liwet untuk dikonsumsi

setelah pembangunan selesai. Benar-benar kompak dan rukun. Selain itu,

saya juga pernah membantu Nini Saeni, nenek tangguh Kampung Sentuk

untuk menanam padi, memanen singkong dan membuat opak. Banyak

sekali pengalaman baru yang saya dapatkan dari interaksi tersebut.

Page 251: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|229

4. Rajutan Harapan

Satu bulan tinggal di Gosali dan Sentuk, benar-benar memberikan

saya banyak pengalaman dan pelajaran berharga. Keinginan saya untuk

mengabdi dan merasakan kehidupan pedesaan sudah terbayar. Damai

rasanya hidup di desa dengan warga yang ramah dan alam yang masih asri.

Luapan terima kasih sebanyak buih di lautan mungkin tidak akan cukup

saya lontarkan kepada seluruh orang yang terlibat dalam KKN ini. Saya

benar-benar berhasil mendulang banyak pengalaman. Sepulang KKN saya

semakin termotivasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pengabdian

lainnya.

Menjadi tugas utama saya seandainya saya menjadi penduduk desa

bahwa masih banyak aspek yang ingin saya coba perbaiki agar kedamaian

yang saya rasakan itu semakin sempurna. Pendidikan adalah agenda utama.

Saya sudah mencoba memotivasi anak-anak dan warga sekitar agar

memperhatikan pendidikan dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Karena pendidikan belum terlalu dianggap penting oleh

sebagian besar masyarakat sekitar, apalagi bagi perempuan. Alasan

ekonomi membuat sebagian besar masyarakat tidak mengutamakan

pendidikan dan hanya beberapa orang tua saja yang peduli terhadap

kualitas pendidikan anaknya. Melalui pendidikan, saya harap wawasan

masyarakat mengenai dampak pertambangan dapat bertambah sehingga

masyarakat lebih waspada dan bijak dalam menyikapi masalah

pertambangan. Selain itu, melalui pendidikan saya harap kesejahteraan

masyarakat menjadi lebih terjamin dengan adanya lapangan-lapangan kerja

baru dan kehidupan yang lebih dinamis.

Page 252: Balqis Hanifah, dkk

230|RAKERKAB

-P-

SATU BULAN BERSAMA DENGAN PENGALAMAN YANG BARU

Oleh: Rifqoh Nur Afifah Zaen

Fakultas Sains dan Teknologi – Agribisnis

1. Pra-KKN

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini

masih melaksanakan kegiatan program rutin setiap tahunnya, yaitu KKN

(Kuliah Kerja Nyata). KKN merupakan salah satu wujud pengabdian

kepada masyarakat dengan pendekatan sosial, keilmuan, serta kebudayaan

yang ada di daerah tertentu. Tahun 2018, KKN yang diprogramkan oleh

PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat) diikuti sampai dengan 200 kelompok

yang kisaran total pendaftarnya bisa mencapai lebih dari 3.000 mahasiswa-

mahasisiwi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lokasi KKN pada tahun ini

dibagi menjadi dua tempat, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Tangerang.

Saya adalah salah satu anggota dari Kelompok KKN Rakerkab 112

yang dipilih secara langsung oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM).

Kelompok 112 terdiri dari 19 orang yang terbagi atas tiga belas orang wanita

dan enam orang laki-laki yang ditempatkan di Desa Bangunjaya, Kecamatan

Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami masing-masing masih belum saling kenal

karena kami datang dari jurusan yang berbeda-beda meski beberapa

anggota kelompok ternyata satu fakultas di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Saya adalah mahasiswi Jurusan Agribisnis yang tiba-tiba

mendapatkan teman baru dari Jurusan Kimia, Pendidikan Biologi,

Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Pendidikan Bahasa Arab, Studi Agama, Ilmu Hukum, Filsafat, Komunikasi

Penyiaran Islam, Ilmu Politik, Ilmu Hubungan Internasional, Tarjamah,

Manajemen, dan Sejarah dan Peradaban Islam.

Walau datang dari jurusan yang berbeda-beda, kami disatukan oleh

pemikiran dan ide yang disumbang masing-masing anggota kelompok

tanpa menonjolkan ego individualis kami masing-masing. Kami mulai

memikirkan dan memberikan ide mengenai hal-hal program kerja yang

akan kami lakukan di tempat KKN.

Page 253: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|231

Pada masa pra-KKN, kami mengadakan rapat rutin yang dilakukan

sebanyak dua kali setiap minggunya untuk membicarakan mengenai

program kerja (proker) apa saja yang akan dilaksanakan di desa. Pada rapat

pertemuan pertama, kami memperkenalkan diri masing-masing untuk

menciptakan atmosfer akrab dalam Kelompok 112 ini, sekaligus membuat

struktur keanggotaan kelompok yang akan menentukan ketua, wakil, dan

divisi-divisi lainnya supaya dapat langsung menjalankan tugas-tugas di

bagiannya masing-masing. Pada pertemuan berikutnya, kami, Kelompok

112 membuat nama kelompok yang disepakati dengan pemberian nama

Rakerkab yang kepanjangannya adalah Rangkul Kebaikan Bersama

Masyarakat Bangunjaya.

Sebelum melaksanakan kegiatan KKN, beberapa anggota dari

Kelompok 112 melakukan survei lokasi untuk mengetahui kondisi

lingkungan di desa dan melihat permasalahan apa saja yang ada di desa

tersebut. Kemudian kelompok kami merancang proker apa saja yang

nantinya akan kami lakukan di Desa Bangunjaya, terutama di Dusun Gosali.

Dusun ini adalah salah satu pilihan tempat untuk melaksanakannya

kegiatan KKN selama satu bulan. Setelah kami memikirkan dan

mendiskusikan proker, kami mengonsultasikan usulan proker tersebut

kepada dosen pembimbing kami, Bu Masyrofah. Begitu proker beliau

setujui, kami langsung memrosesnya ke dalam bentuk proposal.

Pada 18 Juli 2018, PPM dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengadakan Acara Pelepasan Mahasiswa KKN. Acara ini dibuka oleh

Rektor Dede Rosyada beserta jajarannya, kemudian acara dilanjutkan

dengan pemberian pembekalan untuk mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta guna kelancaran pelaksanakan kegiatan KKN di desa

yang sudah ditentukan tempatnya. Acara ini juga dibuka dengan

pemukulan gong oleh Bapak Rektor. Setelah acara pelepasan KKN ini

selesai, saya dan teman-teman KKN 112 berkumpul di ruang bagian bawah

Auditorium Harun Nasution untuk melakukan rapat kelanjutan bersama

dan mendiskusikan proposal, waktu keberangkatan KKN, dan lain-lain.

2. Bersamamu KKN 112

Pada 19 Juli 2018, para anggota Kelompok 112 berkumpul di depan

gedung Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

berangkat bersama-sama ke tempat lokasi yang berada di Desa Bangunjaya,

Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami berangkat pukul 09:00 dan

Page 254: Balqis Hanifah, dkk

232|RAKERKAB

sampai di sana pukul 11:30. Sesampainya di sana, kami membereskan

barang-barang bawaan.

Keesokan harinya kami mengadakan Acara Peresmian Kuliah Kerja

Nyata di Kantor Kelurahan Bangunjaya yang dihadiri oleh Lurah

Bangunjaya, Enjek Nurjaya beserta jajarannya. Alhamdulillah beliau dapat

menerima Kelompok 112 untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa

Bangunjaya. Acara dimulai dengan pembacaan do‟a dan pemotongan pita.

Ini adalah salah satu bentuk simbolisasi bahwa kami dapat diterima dengan

senang hati. Acara diakhiri dengan pembacaan do‟a kembali, lalu

dilanjutkan dengan sesi foto bersama bersama Bapak Lurah dan jajarannya.

Selesai Acara Pembukaan di Kantor Kelurahan Bangunjaya, saya dan

teman-teman lainnya kembali ke rumah kontrakan yang akan kami tinggali

bersama setiap harinya selama sebulan. Pastinya tidak mudah untuk

langsung mengakrabkan diri dengan teman-teman yang memiliki karakter

dan sifat berbeda dalam jangka waktu satu bulan tinggal bersama. Butuh

proses untuk mengakrabkan diri dengan teman lainnya. Namun seiring

dengan berjalannya waktu, saya dapat mengenal karakter dan sifat teman-

teman di KKN. Ada yang memiliki egois, suka marah-marah, dan suka

bercanda. Dari sinilah saya belajar untuk menerima sifat dari masing-

masing teman di Kelompok 112. Selama satu bulan KKN, kami mengontrak

dua rumah. Enam lelaki menempati rumah milik Pak Saih, sementara tiga

belas wanita di rumah kontrakan Bu Kokom. Jadi kami tidak satu atap

dengan teman-teman lelaki di KKN, melainkan pisah tempat untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada malam pertama menempati rumah kontrakan milik Bu Kokom,

saya merasa belum terlalu betah karena masih harus adaptasi dengan

lingkungan yang baru yang tidak pernah saya tinggali. Namun dengan

berjalannya waktu, saya harus mencoba untuk betah di tempat yang

berbeda ini. Di rumah kontrakan inilah saya dan dua belas teman-teman

wanita lainnya tinggal. Kontrakan yang saya tinggali cukup nyaman karena

dari pemilik rumah kontrakan memfasilitasi kamar tidur dengan air

conditioner (AC), namun karena kamar yang nantinya kami tempati tidak

cukup untuk tiga belas orang wanita, maka teman-teman berinisiatif untuk

membagi tempat kami tidur menjadi dua.

Sesuai yang kami sepakati, tujuh orang akan tidur di kamar, dan

enam orang di ruang tamu. Awalnya saya sudah bilang kepada enam orang

Page 255: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|233

teman lainnya untuk tidur berganti-gantian di kamar, namun keenam

teman saya ini menolak karena mereka tidak suka tidur dengan ruangan

yang ber-AC. Akhirnya tujuh orang yang tidur di kamar ini terus menetap

tidur di sana selama satu bulan penuh. Selama berjalannya waktu dan

masih belum sibuk dengan banyak kegiatan, kami membagi-bagi tugas

kelompok untuk memasak. Namun ada saja dari teman kami yang tidak

mau satu kelompok dengan teman lainnya dan hanya ingin satu kelompok

dengan teman yang sudah ia rasa dekat dengannya. Tetapi hal itu tidak

kami jadikan sebagai masalah karena kami juga masih baru merasakan

tinggal bersama.

Di pertengahan KKN, saya sudah dapat mengetahui masing-masing

karakter teman di KKN. Konflik-konflik kecil memang tak luput dari

dinamika kelompok, namun teman-teman KKN tidak pernah

memperpanjang masalah kecil menjadi besar. Selain itu, saya pernah

sempat merasa dongkol dengan salah satu teman KKN, salah satunya

dengan Putri karena dia selalu saja meletakkan barang tidak di tempatnya

sendiri melainkan seasalnya saja di tempat lain. Hal itulah yang membuat

saya tidak suka. Saya sempat menegur teman saya ini agar dapat

meletakkan barangnya di tempat sendiri. Saya juga tidak suka melihat

orang yang berantakan. Beberapa teman di kelompok saya sebenarnya

banyak juga yang suka berantakan tanpa mereka sadari. Terkadang saya

suka jengkel sendiri, tapi hati saya tetap diam karena saya tidak ingin

menyinggung perasaan teman KKN.

Dari kejadian-kejadian selama tinggal bersama dengan teman-teman

KKN, alhamdulillah kami diberi kekompakkan dan kesolidan walaupun ada

saja hal-hal kecil yang menyebalkan. Meski diterpa perasaan dongkol

antara satu sama lain, kami tidak pernah memperpanjang rasa saling baper.

Selain hal yang menyebalkan, pastinya ada juga hal yang menyenangkan di

kelompok ini. Salah satunya adalah dari teman-teman KKN bisa di ajak

kerja sama untuk saling tolong, dan lebih serunya lagi rasa kekeluargaan

yang benar-benar terasa setiap kami makan bersama, seperti ngeliwet dan

menjalankan shalat berjamaah. Saya sangat bersyukur berkat adanya

kegiatan KKN ini, saya dapat memiliki teman banyak dari berbagai jurusan

dan bisa dapat saling kenal satu sama lain dan diharap dapat selalu

memperpanjang tali silaturahmi.

Page 256: Balqis Hanifah, dkk

234|RAKERKAB

3. Desaku yang Tercinta

Saat mendatangi Desa Bangunjaya, saya merasa super amazing 40

karena melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat di kota. Saya

melewati banyak sekali perkebunan kelapa sawit dan rute jalan yang

berliku. Akses jalan menuju Dusun Gosali yang menjadi tempat mengabdi

kami selama satu bulan ini sangat terjal karena dilewati banyak truk

sehingga jalanan menjadi rusak. Penyebab jalan rusak yang dilewati truk

untuk ke Dusun Gosali adalah karena rute ini dekat dengan lokasi

pertambangan. Sebelum sampai di Dusun Gosali, kami harus melewati

pemandangan kegiatan pernambangan batu pasir. Melihatnya membuat

saya merasa miris karena bukit-bukit di sana sudah habis dieksploitasi oleh

perusahaan tambang. Akibatnya lingkungan menjadi gersang dan kurang

enak dipandang di mata karena bukit-bukit di sana sudah gundul.

Sesampainya teman-teman KKN di Dusun Gosali, kami disambut baik

oleh warga dan adik-adik yang merasa ikut senang dengan kedatangan

kami dan teman-teman KKN. Lalu kamipun langsung membereskan

barang-barang bawaan untuk diletakkan di rumah kontrakan. Saat sore

hari, tiba-tiba air kamar mandi sudah mati total dan tidak ada sama sekali

air yang menggericik di keran. Kamipun merasa kebingungan harus

mencari air ke mana. Ditambah lagi beberapa teman kami ada yang belum

mandi sama sekali. Di tengah situasi itu, alhamdulillah ada warga yang

bertamu dan memberikan kami makanan. Kami berkenalan dengan warga-

warga selepas disambut dengan ramah. Kami berbincang-bincang,

bertanya-tanya tentang Dusun Gosali, dan bersosialisasi dengan anak-anak

kecil.

Alhamdulillah di awal-awal kedatangan kami, masih ada warga yang

baik memberikan makanan untuk teman-teman KKN dan menawarkan

mandi di rumahnya. Rasa syukur begitu saya dan teman-teman KKN

rasakan karena kami senantiasa dibantu oleh warga yang rela airnya

digunakan oleh teman-teman KKN untuk mandi. Salah satu warga yang

dengan sukarela membantu kami adalah Ibu Sari. Beliaulah yang menjadi

penolong pertama kami ketika kami membutuhkan air untuk mandi. Beliau

pulalah yang datang bertamu ke rumah kontrakan kami untuk

menawarkan kami mandi di rumah beliau. Ada pula Bi Heri yang selama

40

Sangat terkesima

Page 257: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|235

satu bulan ini sudah kami seperti ibu sendiri. Beliau adalah penolong kami

ketika kesulitan air. Ada juga Teh Leha dan Teh Epi yang baik hati karena

rela direpotkan hampir setiap harinya oleh kami yang selalu datang untuk

sekadar mandi.

Masya Allah, saya sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang

yang baik dan iba untuk membantu saya dan teman-teman KKN. Dari

sinilah saya dapat menghargai air dan merasa harus menghematnya karena

selama ini saya hidup di kota yang airnya selalu mengalir dengan deras.

Ketika saya ditempatkan di situasi yang begitu berbeda dengan kota, saya

baru menyadari bahwa kita harus bisa berhemat air.

Setelah tiga hari merasakan tinggal di desa, saya dan beberapa teman

KKN mengunjungi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali untuk melihat

keadaan sekolah. Tak pernah terbayangkan bahwa bangunan sekolah yang

biasanya saya lihat terawat di kota sangat berbeda dengan bangunan SDN

Gosali yang begitu tidak terawat. Saya prihatin dengan kondisi ruangan

kelas yang seadanya. Bangku, meja, serta papan tulispun kondisinya sudah

tidak baik lagi. Dari sini kami berpikir untuk melakukan proker pengadaan

fasilitas sekolah karena dari kunjungan yang kami lihat di SDN Gosali,

kami menyadari kurangnya fasilitas yang ada tersedia di sekolah.

Satu ruangan di SDN Gosali dipakai untuk dua kelas. Tak

terbayangkan apakah murid-murid di sana merasa nyaman belajar di

ruangan seperti itu. Ruangan kelaspun kotor karena banyaknya kotoran

ayam di mana-mana. Sedih rasanya ketika saya melihat keadaan SDN

Gosali seperti ini. Begitu minimnya pendidikan sehingga murid-murid yang

saya lihat kurang begitu peduli dengan kedisiplinan waktu, kebersihan, dan

kerapian. Kepala sekolah dan guru-guru-guru di sekolah inipun kurang

disiplin dalam hal waktu. Bahkan murid-murid yang seharusnya sudah

mulai belajar tepat pukul 07.00 tidak segera memasuki ruangan kelas.

Hingga pukul 07.30, mereka masih berada di luar ruangan kelas. Tidak

sampai di situ saja, kami juga bertemu dengan guru-guru secara langsung

untuk memperkenalkan diri atas maksud dari kedatangan kami di Dusun

Gosali, yaitu sebagai bentuk pengabdian melalui kegiatan pengajaran di

SDN Gosali.

Selepas kunjungan sekolah, kami melaksanakan aktivitas-aktivitas

ringan seperti memasak, mencuci, dan membantu teman-teman lainnya.

Saat sore hari, saya dan partner saya, Meli, mandi dan cuci baju di sungai.

Kami mandi dan cuci baju bersama dengan beberapa warga. Aktivitas cuci

Page 258: Balqis Hanifah, dkk

236|RAKERKAB

baju dan mandi di sungai kami laksanakan karena memang kebetulan

sumur air sudah mulai kering. Saat itulah saya merasakan untuk pertama

kalinya cuci baju dan mandi di sungai, kegiatan yang selama ini belum

pernah saya rasakan dan sekarang dapat saya rasakan. Selain itu saya baru

mengetahui bahwa Penduduk di Dusun Gosali ini mayoritas memiliki mata

pencaharian sebagai pekerja tambang di perusahaan tambang yang dekat

dengan wilayah penduduk sekitar. Saya tidak menemukan mata

pencaharian lain seperti bertani. Usaha yang dimiliki warga pun terbatas

pada usaha warung saja. Aktivitas terkait kerajinan atau kewirausahaan

lainnya tidak terlalu kelihatan. Saya melihat beberapa warga di sini suka

membuat makanan tradisional, tetapi tidak dijual melainkan untuk

dimakan sendiri.

Semakin waktu berjalan, semakin kegiatan KKN di desa mulai terasa.

Dari kegiatan ini kami selalu melakukan evaluasi untuk mendiskusikan

kegiatan apa yang selanjutnya dikerjakan bersama-sama. Teman-teman

KKN mengusulkan untuk membantu mengajar di desa, tepatnya di institusi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Taman

Pendidikan mushaf al-Qur‘an (TPQ), dan Bimbingan Belajar (Bimbel). Dari

sinilah kamipun membagi jadwal untuk mengajar. Ada yang mengajar di

SDN Gosali, SDN Rengasjajar, dan PAUD Pelangi.

Kebetulan saya dan Cherlinda dapat bagian mengajar di PAUD Pelangi.

Namun karena di PAUD Pelangi tidak ada tempat khusus untuk mengajar,

maka PAUD Pelangi memanfaatkan suatu ruangan kelas di SDN Gosali

sebagai tempat belajar-mengajar. PAUD Pelangi ini masih belum

mendapatkan status resmi dari Dinas Pendidikan. Guru di PAUD Pelangi

ini jumlahnya hanya dua orang saja, yaitu Bu Elis dan Bu Leha. Mereka

mengajar di PAUD Pelangi dengan media belajar yang seadanya.

Kedatangan saya dan Cherlinda dimaksudkan untuk membantu Bu Elis dan

Bu Leha untuk memberikan variasi metode belajar agar murid-murid PAUD

Pelangi lebih banyak mendapatkan ilmunya. Alhamdulillah murid-murid di

PAUD Pelangi senang dengan kedatangan saya dan Cherlinda untuk

mengajar.

Selama saya dan teman KKN tinggal di desa, kami sudah mulai bisa

merasa nyaman, namun ada saja cerita mistis yang muncul, apalagi

lingkungan Dusun Gosali ini penuh dengan kebun. Wajar saja jika ada hal-

hal yang aneh. Misalnya adalah kejadian yang saya rasakan saat tinggal di

kontrakan. Ketika itu jam menunjukkan pukul 23.30 dan kami berencana

Page 259: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|237

tidur. Namun, karena sebelum tidur saya dan teman-teman lain bercanda

hingga menimbulkan tawa yang berisik, kami mendengar suara tawa dari

teras kontrakan. Saat itulah saya dan teman lainnya seketika diam sejenak

dan tidak menghiraukan suara itu. Alhamdulillah teman saya tidak ada yang

takut dengan kejadian itu. Sebenarnya masih banyak hal-hal mistis aneh

lainnya, tapi tidak semuanya harus saya ceritakan. Bisa dimaklumi, sebab

tempat tinggal saya selama KKN dikelilingi oleh kebun-kebun yang terasa

seramnya setiap malam.

Setelah mengalami kejadian-kejadian mistis, saya dan teman-teman

KKN masih stay dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Dusun Gosali. Kami

melaksanakan kegiatan bimbel untuk memberikan semangat dan

membantu adik-adik supaya rajin belajar. Selama saya tinggal di Gosali,

saya melihat adik-adik masih kurang dalam hal belajar. Masih ada adik-

adik yang sudah sekolah, namun belum bisa membaca dan menghitung. Di

sinilah teman-teman KKN membantu adik-adik agar terus maju dalam

bidang pendidikan. Selain itu, saya juga banyak belajar dari adik-adik dan

warga di sana atas pengalaman hidup mereka yang benar-benar sederhana

dan apa adanya. Rasa syukur selalu saya panjatkan karena dari sinilah saya

benar-benar merasakan hidup yang teramat sederhana, kehidupan yang

sebelumnya tidak pernah saya rasakan dan sekarang dapat saya rasakan

dari pengalaman adik-adik dan warga di Gosali.

Di samping itu semua, saya merasa prihatin dengan keadaan

lingkungan Dusun Gosali yang banyak berserakan sampah. Kurangnya

kepedulian dan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya

membuat warga Gosali sembarangan membuang sampah di sungai. Padahal,

sungai yang diberi nama Cimatuk itu sehari-harinya masih digunakan

untuk aktivitas cuci baju, mandi dan lainnya. Dari sinilah saya dan teman-

teman KKN menjalankan proker pembangunan bak sampah yang bisa

digunakan sehari-harinya oleh warga Gosali agar dapat membuang sampah

pada tempatnya.

4. Harapan Saya

Harapan saya untuk Desa Bangunjaya, terutama Dusun Gosali,

adalah semoga damai tenteram selalu, dan dapat meningkatkan gotong

royong bersama-sama untuk kesejahteraan yang abadi. Saya berharap

semoga guru-guru yang mengajar di SDN Gosali khususnya dapat lebih

Page 260: Balqis Hanifah, dkk

238|RAKERKAB

tegas dalam kedisiplinan waktu agar murid-murid dapat mencontohnya

dengan baik. Semoga guru-guru di SDN Gosali dapat lebih memperhatikan

murid-murid mereka, tidak hanya perihal akademis mereka saja, namun

juga dalam hal kerajinan, kebersihan, dan kedisiplinan. Saya juga berharap

semoga warga di Dusun Gosali ini tidak lagi individualis dan tetap saling

bantu satu sama lain. Selain itu, semoga warga Dusun Gosali dilancarkan

dalam segala urusan dan rezeki. Saya pun berharap para orang tua di Dusun

Gosali agar lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka.

Page 261: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|239

-Q-

SATU BULAN DI DESA ORANG

Oleh: Shahara Putri Gusevi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Manajemen

1. Ternyata, KKN Itu...

Alasan saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tidak lain dan

tidak bukan karena merupakan kewajiban dari kampus. Sebagai mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, sertifikat KKN adalah

dokumen yang wajib dimiliki supaya dapat mengikuti sidang atau ujian

komprehensif. Maka dari itu, saya harus mengikuti KKN.

Kompetensi yang saya miliki yaitu menari.Saya sangat suka menari,

apapun tariannya. Saat berolahragapun saya lebih memilih menari zumba

ketimbang mengikuti kelas kebugaran lainnya. Tarian yang saya kuasai

adalah tari Saman dari Aceh, karena sejak Sekolah Menengah Pertama

(SMP) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), saya mengikuti

ekstrakulikuler tari Saman. Sayangnya ketika kuliah, saya tidak bisa

mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tari Saman, dikarenakan

padatnya jadwal kuliah. Maka dari itu, ketika di KKN nanti, saya ingin

mengajarkan anak-anak, khususnya pelajar SMP dan SMA untuk menari

Saman agar mereka mengenal tari tradisional dari daerah lainnya yang ada

di Indonesia.

Sebelum KKN, jujur saja saya memiliki ratusan bahkan ribuan

pandangan buruk. Mengapa? Saya memiliki banyak kenalan senior yang

menceritakan keburukan atau hal-hal menakutkan yang mereka alami saat

melakukan KKN. Seperti kekurangan air, tidak adanya jaringan sinyal

telepon maupun internet, banyaknya penolakan dari masyarakat terhadap

kedatangan kami hingga penolakan mengenai program kerja, serta adanya

cerita-cerita horor atau seram, dsb. Saya membayangkan hal-hal abstrak

sebab saya belum pernah tahu Desa Bangunjaya itu seperti apa dan

warganya seperti apa. Di samping itu, saya juga bertanya-tanya seperti

apakah teman-teman KKN yang akan saya kenal dan menjadi tempat saya

berlindung selama satu bulan itu? Saya hanya memikirkan skenario-

skenario terburuknya saja. Hal buruk itu membuat saya dan juga keluarga

Page 262: Balqis Hanifah, dkk

240|RAKERKAB

saya khawatir. Sampai hari keberangkatan, saya hanya berharap waktu

seketika loncat satu bulan kemudian, sehinggga saya tidak perlu merasakan

susah dan pahitnya KKN, serta jauh dari keluarga. Saya merupakan anak

yang selalu di rumah atau bahkan tidak pernah pergi jauh dari orang tua.

Ketika membayangkan satu bulan tinggal di desa orang tanpa keluarga dan

tinggal di satu rumah dengan orang-orang yang belum pernah dikenal, saya

merasa ada di suatu mimpi buruk. Mungkin terdengar berlebihan, tetapi

memang benar. KKN merupakan sebuah momok yang sangat saya hindari.

Tetapi ketika saya mengikuti KKN ke Desa Bangunjaya bersama

teman-teman yang entah bagaimana latar belakangnya, ternyata situasinya

tidak seburuk yang saya bayangkan dan ceritakan sebelumnya. Kedatangan

saya dan kawan-kawan mendapatkan respons yang sangat baik dari

masayarakat. Semua warga antusias ketika kami datang.

Mengenai sinyal, memang selama satu bulan itu saya kesusahan

sinyal sehingga harus mengalami kesusahan berkomunikasi dengan

keluarga di rumah dan teman-teman lainnya di Jakarta. Namun,

alhamdulillah anggota kelompok saya sangat menyenangkan. Walaupun

terdiri dari 19 kepala, 19 sifat, 19 kepribadian, dan walaupun kami juga

sering berselisih paham, pendapat atau bahkan pernah juga bertengkar,

kami memiliki pandangan yang sama, yaitu kami ingin program-program

yang kami rencanakan terlaksana dengan baik, maka setiap permasalahan

yang terjadi di internal kelompok langsung terselesaikan dalam waktu

paling lama dua hari. Saya juga memiliki teman-teman yang asyik karena

mereka bisa diajak serius atau bercanda. Jadi saya memiliki keseruan

tersendiri selama KKN, walaupun jauh dari keluarga.

Saya juga memiliki masalah air, sebab selama tinggal di sana, air di

rumah kontrakan yang saya dan teman-teman tempati tidak keluar.

Padahal sebelumnya saat kami melakukan survei mencari kontrakan, sang

pemilik mengatakan bahwa rumah tersebut memiliki air yang banyak, tapi

saat hari pertama kami tiba, air langsung mati. Sehari, dua hari, kami selalu

mengusahakan agar air di rumah tersebut menyala, namun hasilnya nihil.

Tidak ada air yang keluar. Semenjak itu kami menumpang di rumah warga

untuk urusan mandi dan bersih-bersih lainnya, bahkan di minggu terakhir

KKN kami mandi di sungai setempat. Walaupun ini merupakan

pengalaman yang cukup sedih, tapi saya sangat senang karena saya

mencoba pengalaman yang baru, yang mungkin tidak akan saya alami jika

tidak mengikuti KKN. Saya melihat pengalaman ini sebagai pengalaman

Page 263: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|241

yang menyenangkan karena saya menjalaninya bersama teman-teman yang

sangat menyenangkan, yang menganggap bahwa mandi di kali bukanlah

masalah besar melainkan pengalaman yang lucu.

Ketika KKN, alhamdulillah saya tidak menemukan hal-hal horor atau

menyeramkan seperti yang sebelumnya sering diceritakan oleh senior.

Mungkin sekali-dua kali saya pernah mengalami hal mistis. Tapi tidak

hanya di desa, di kota pun saya pernah mengalami hal mistis, jadi hal

tersebut setidaknya masih bisa diatasi. Yang penting ialah sering-sering

mengaji sehabis shalat, maka insya Allah kami akan selalu dalam lindungan

Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Intinya ketika saya selesai menjalani KKN, saya mempunyai jutaan

kenangan yang menyenangkan. Bahkan kalau boleh jujur, saya ingin sekali-

kali mengunjungi Desa Bangunjaya bersama keluarga saya karena saya ingin

memperlihatkan bagaimana indahnya desa tersebut. Ternyata KKN tidak

seburuk yang dibayangkan.

2. Keluarga Selama Satu Bulan

Awalnya saya sangat khawatir mendapatkan anggota kelompok

yang menyebalkan atau bahkan malah membuat keributan. Karena teman

saya bercerita bahwa teman kelompoknya sangat sering membuat masalah

atau bahkan membuat keributan internal. Saya takut anggota kelompok

saya tidak sepemikiran dan sejalan dengan saya, yang akan membuat

suasana KKN saya membosankan. Tetapi pada kenyataannya, semua

anggota kelompok saya menyenangkan. Walaupun kami memiliki sifat

yang berbeda-beda, kepribadian yang berbeda, latar belakang keluarga yang

berbeda, watak yang juga berbeda, namun kami dapat bersikap dewasa

dengan tidak membesarkan masalah yang kami memiliki, bahkan

cenderung menganggap sebuah masalah yang ada menjadi suatu tantangan

agar kami dapat lebih kompak dan akrab.

Selama satu bulan, saya merasa cukup dapat mengenal sisi baik atau

bahkan sisi buruk dari masing-masing anggota saya, begitu juga mereka,

saya rasa mereka juga dapat menilai sisi baik atau sisi buruknya saya. Tapi

saya senang karena saya dan anggota lainnya dapat bersikap dewasa dan

memaklumi serta bersikap santai terhadap sifat jelek dari masing-masing

anggota.

Page 264: Balqis Hanifah, dkk

242|RAKERKAB

Anggota kelompok kami terdiri dari berbagai aset. Ada yang mampu

bersosialisasi dengan warga, ia dapat dengan mudah berkenalan dan akrab

dengan masyarakat serta aparat desa. Ada yang pandai memasak, ketika ia

mendapatkan jadwal memasak, kami menganggap hari itu adalah hari

berkah, karena kami akan mengalami apa yang kami istilahkan sebagai

perbaikan gizi. Saya sendiri merupakan anggota yang jika mendapatkan

jadwal memasak hanya bertugas memotong-motong serta mengaduk bahan

saja. Namun ada teman saya yang baik hati, ia mau mengajarkan saya

bagaimana memasak, hingga akhirnya selama KKN saya dapat memasak

satu menu yaitu semur kikil yang dianggap enak oleh teman-teman saya.

Ada teman saya yang pandai sekali membaca mushaf al-Qur‘an, sampai-

sampai saya dibuat sangat senang ketika ia memimpin pengajian bersama

sesudah shalat maghrib. Ada teman saya yang sangat baik terhadap anak-

anak desa setempat dan ia memiliki segudang ide-ide nyanyian yang dapat

memikat hati anak-anak ketika sedang bimbingan belajar (bimbel) atau

ketika belajar di dalam kelas.

Saya senang karena dipersatukan dengan orang-orang yang

memiliki berbagai keahlian dan kemampuan yang juga dapat dibagikan ke

saya dan teman-teman lainnya. Terlebih lagi, mereka memiliki kepribadian

yang saya suka, walaupun beragam, tetapi saya merasa mereka memiliki

sifat yang baik. Mereka sangat baik memperlakukan saya sebagai adik.

Apalagi selama menjalani KKN, saya selalu mengalami sakit, entah demam,

sakit kepala, diare hingga cedera otot. Tetapi teman-teman saya merawat

saya dengan baik. Mereka memberikan saya obat yang diperlukan, mereka

memasakkan saya makanan yang dapat saya makan ketika sakit, dan lain-

lain.

Selama satu bulan tinggal bersama, bohong jika saya mengatakan

bahwa kami tidak punya masalah, dan kami semua tidak mempunyai

kekurangan. Salah satu contoh permasalahan internal yang kami alami

yaitu miskomunikasi antaranggota. Konflik terjadi saat seminar sedang

berlangsung. Malam sebelumnya kami membicarakan tentang penanggung

jawab setiap teknis saat seminar nanti. Salah satunya adalah penanggung

jawab pembagian bibit tanaman. Ternyata pada hari seminar berlangsung,

sang penanggung jawab memiliki teknis pembagian sendiri yang belum

diketahui oleh beberapa anggota. Anggota yang belum mengetahui

bagaimana teknisnya sontak tidak menyetujuinya, dan masalah itu berakhir

dengan konflik dalam kelompok. Malamnya, ketika evaluasi seminar, kita

Page 265: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|243

semua membicarakan hal itu dan anggota yang bersangkutan saling minta

maaf. Hal itu sangat sepele tapi memiliki pesan tersendiri untuk saya sebab

mengajarkan bahwa dalam berorganisasi hal terpenting adalah bagaimana

komunikasi berjalan dan apakah sang pengirim pesan dan penerima pesan

sudah memahami apa pesan yang disampaikan, karena hal itulah yang

dapat menimbulkan masalah di dalam kelompok.

Selama satu bulan hidup bersama, tidak hanya masalah yang pasti

dialami, namun kebersamaanpun selalu terjalin. Hampir setiap hari, 24 jam,

kami bertemu. Pasti ada cerita yang akan sangat sulit dilupakan, salah

satunya saat kami makan bersama. Hal ini merupakan kegiatan sederhana

dan rutin yang kami lakukan setiap hari. Namun secara pribadi, saya sangat

suka saat kami semua duduk bersama di teras dan makan bersama. Karena

pada saat itulah banyak hal lucu terjadi, saat seorang teman melontarkan

lelucon yang membuat beberapa orang tertawa hingga tersedak, saat

mereka bercerita mengenai keluarga serta teman-temannya, atau bahkan

sekadar saling memuji masakan teman yang bertugas memasak untuk

kelompok di hari tersebut. Hal sederhana itulah yang mungkin akan selalu

saya rindukan nantinya.

Tidak hanya kegiatan di rumah, kami juga pernah berlibur bersama

ke tempat wisata di daerah setempat yang bernama Gunung Leutik. Kami

naik motor bersama menuju ke sana, lalu dilanjutkan dengan kegiatan naik

gunung yang sudah difasilitasi tangga sehingga kami jadi tidak terlalu letih.

Kami foto-foto dan makan bersama yang membuat jalinan persahabatan

kami semakin erat.

Kebersamaan lainnya yang pasti akan selalu teringat yaitu malam

terakhir kami KKN yang sekaligus malam puncak penutupan Acara

Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Di malam

itu, selain dijadwalkan dengan pembagian hadiah kepada pemenang lomba

HUT RI, kami juga melakukan perpisahan dengan warga. Tim dokumentasi

kelompok membuat slide show41 kebersamaan kami dan diputarkan di malam

itu. Video yang diputarkan menampilkan kebersamaan kami selama satu

bulan yang telah lewat, yang mungkin tidak akan terulang kembali dan

akan selalu teringat di hati saya.

Pelajaran yang dapat saya ambil selama menjalani KKN, terutama

pelajaran dari berteman dengan kelompok saya, adalah berbesar hati.

41

Tampilan presentasi

Page 266: Balqis Hanifah, dkk

244|RAKERKAB

Menurut saya kunci dari pertemanan kami adalah berbesar hati, saling

menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Karena jika kita tidak

dapat berbesar hati, maka yang akan didapat hanyalah kedengkian dan

kebencian semata, yang hanya akan menjadikan masa KKN kita terbuang

sia-sia.

3. Kampung Keduaku

Selama KKN, saya tinggal di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg,

Kabupaten Bogor, tepatnya di Dusun Gosali. Sebelumnya saya dan teman-

teman memilih di Dusun Sentuk, namun karena terkendala tempat tinggal,

jadi kami memilih Dusun Gosali. Dusun Gosali cukup ramai penduduk,

mulai dari usia anak-anak hingga lanjut usia. Di Dusun Gosali, anggota

perempuan dan laki-laki tinggal di tempat terpisah. Anggota perempuan

mengontrak di suatu rumah yang terdiri atas dua kamar tidur, namun yang

bisa ditempati hanya satu kamar, serta satu kamar mandi yang tidak ada

airnya. Anggota pria tinggal di rumah seorang bapak yang hanya tinggal

seorang diri bernama Bapak Sai. Selama KKN, kami mendapat respons yang

sangat baik dari masyarakat setempat. Mereka menerima kedatangan kami

dengan tangan terbuka. Para aparat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama

serta pemuda dan pemudi sangat kooperatif dengan program yang kami

rencanakan. Lingkungan di sana juga sangat baik. Yang saya suka adalah

banyaknya pepohonan yang membuat suasana jadi rindang walaupun

ketika siang hari, sinar matahari sangat menyengat yang menyebabkan

perubahan warna kulit sebagaimana yang saya dan teman-teman alami. Hal

yang disayangkan yaitu adanya Perseroan Terbatas (PT) yang kegiatan

operasinya berlangsung hingga malam hari dan dapat mengganggu

kenyamanan warga. Apalagi ketika pukul 12.00, guncangan yang cukup

hebat yang berasal dari kuatnya ledakan bom di PT selalu terasa. Bahkan

beberapa rumah warga mengalami keretakan kecil sebagai dampaknya.

Tidak hanya guncangan yang dirasa, debu yang bertebaran akibat kegiatan

PT juga berakibat kurang baik bagi kesehatan khususnya untuk anak-anak.

Karena kami datang pada musim kemarau, maka keadaan yang

terjadi adalah tidak adanya air. Pada hari pertama, rumah kontrakan kami

masih mengeluarkan air. Namun malam harinya kami mulai mengalami

krisis air bersih. Saya selalu keliling ke rumah-rumah warga untuk sekadar

numpang wudhu atau buang air. Pada minggu pertama, saya masih

mempermasalahkan masalah air bersih di sana. Namun pada minggu kedua,

Page 267: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|245

saya sudah mulai berbaur dan beradaptasi dengan keadaan desa. Akhirnya

saya dan teman-teman memutuskan untuk mandi di sungai. Saking

seringnya kami mandi di sungai, warga akhirnya membuat penutup dari

beberapa kain agar kami tetap bisa mandi dengan aman dan nyaman tanpa

khawatir dilihat oleh orang yang lewat. Tidak hanya mandi, saya dan

teman-teman mencuci pakaian serta alat masak di sungai. Walaupun

kadang-kadang harus tetap waspada karena takut ada hal yang tidak

diinginkan lewat. Namun pengalaman itu menjadi hal yang lucu jika

diingat-ingat kembali. Hal itu menjadi pengalaman tersendiri dan berkesan

untuk saya, yang sampai saat ini masih saya ceritakan ke seluruh anggota

keluarga saya.

Dari segi agamamya, Desa Bangunjaya khususnya Dusun Gosali

memiliki hal unik yang belum pernah saya dengar, yaitu istilah ―aspek‖.

Aspek merupakan singkatan dari anti-speaker. Jadi semua kegiatan yang

berbau keagamaan seperti adzan, pengajian, shalat berjamaah, dan

sebagainya dilarang menggunakan pengeras suara. Selama satu bulan saya

tinggal di sana, saya tidak pernah mendengar suara adzan selain dari televisi

yang ada di rumah. Pengajian mingguan yang ada pun tidak menggunakan

pengeras suara. Hal itu juga menimbulkan perbedaan pendapat dari

berbagai warga. Ada yang setuju, ada pula yang menentang. Namun karena

sudah menjadi kebisaaan yang turun menurun, maka semua warga menjadi

taat terhadap aturan yang dibuat. Warga perempuan juga dilarang ke

masjid. Masjid hanya diperuntukkan untuk warga laki-laki. Perempuan

memiliki mushalla tersendiri namun jarang didatangi. Saya sendiri pun tidak

pernah ke mushalla-nya. Kegiataan pengajian diadakan di salah satu rumah

warga.

Selama saya tinggal di Dusun Gosali, saya mempunyai ibu angkat

yang selalu merawat saya ketika sakit, beliau bernama Heri. Saya

memanggilnya Bibi Heri. Beliau memiliki dua orang anak laki-laki, namun

keduanya bekerja di Cengkareng, jadi beliau hanya tinggal seorang diri.

Beliau perempuan yang sangat rapi. Ia selalu membersihkan rumahnya

serapi mungkin sesuai dengan semestinya. Walaupun kami membantu,

beliau selalu membersihkannya kembali. Beliau selalu menjamu kami

dengan baik.

Pelajaran yang saya ambil setiap bertemu dengan beliau yaitu nilai

kemurahan hati. Mungkin beliau tidak memiliki kekayaan sebanyak yang

kita punya, mungkin juga beliau tidak mendapatkan pendidikan setinggi

Page 268: Balqis Hanifah, dkk

246|RAKERKAB

saya, mungkin beliau belum mempunyai gelar apapun di namanya, tetapi

beliau memiliki ilmu agama yang diimplementasinya dengan cara menjamu

tamu dengan baik.

Persepsi yang saya ambil adalah tidak peduli setinggi apapun

jabatannya, pendidikannya, gelarnya, jika seseorang berbuat baik terhadap

sesama, maka beliau adalah orang yang mulia. Mungkin beliau tidak

memiliki kekayaan harta yang berlimpah, tapi beliau memiliki kekayaan

hati yang tidak semua orang punya, bahkan saya pun belum tentu bisa

seperti beliau. Harapan saya untuk Bibi Heri hanyalah semoga beliau selalu

dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta‟ala, semoga beliau selalu sehat,

dipanjangkan umurnya, dibukakan pintu rezeki selebar-lebarnya serta

apapun yang beliau do‟a-kan menjadi kenyataan. Amin.

4. Kebersihan Identitas Desa

Jika saya menjadi warga setempat atau orang yang tinggal di Desa

Bangunjaya, saya ingin menggalakkan kegiatan Minggu Sehat. Walaupun

saya dan teman-teman telah menjalankan program pembuatan bak sampah,

namun jika warganya belum membiasakan kebiasaan membuang sampah

pada tempatnya, bak sampah itu dirasa akan sia-sia saja. Selama ini warga

membuang sampah di pinggiran sungai, yang menurut mereka sampah itu

akan mengalir terbawa aliran sungai. Namun mereka belum berpikir jika

timbunan sampah mereka akan menyebabkan banjir pada suatu hari nanti,

atau sampah yang mereka hasilkan akan mencemari aliran sungai yang ada.

Padahal aliran sungai itu mereka gunakan untuk kegiatan sehari-hari

bahkan dipakai untuk memasak. Jika aliran sungai yang mereka gunakan

untuk memasak telah tercemar oleh sampah dan ditambah juga oleh limbah

PT di desa, maka hal tersebut akan berdampak buruk terhadap kesehatan

mereka.

Jadi saya ingin menjalankan kegiatan Minggu Sehat dengan

melakukan kerja bakti membersihkan sungai dari sampah yang ada. Selain

membersihkan sungai, saya juga akan mengajak warga membersihkan jalan

desa karena banyak daun kering yang gugur. Tidak hanya kerja bakti, saya

juga ingin mengadakan penyuluhan besar-besaran untuk warga, khususnya

pelajar, tentang bagaimana caranya membersihkan lingkungan kampung

dan juga sekolah. Jalanan desa yang berdebu menyebabkan lingkungan

sekolah jadi cepat kotor. Padahal saat saya dan teman-teman menjalankan

Page 269: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|247

KKN, kami pernah mengajak murid membersihkan sekolah selama satu

hari penuh. Namun pada hari esoknya, sekolah sudah kotor dengan debu

ditambah dengan kotoran ayam di mana-mana.

Menurut saya, pendidikan kebersihan kepada pelajar sangatlah

penting, karena jika bukan pelajar yang menjaga kebersihan dan merawat

sekolah, lantas siapa lagi? Karena kebersihan sekolah harus dilakukan

setiap hari, bukan satu hari dalam seminggu saja. Saat saya menjalankan

KKN saya sudah melakukan penyuluhan terselubung kepada anak-anak

untuk menjaga kebersihan sekolahnya. Namun jika saya diberi waktu lebih

lama lagi, mungkin saya akan memberikan penyuluhan secara besar-

besaran dan secara langsung, tidak hanya kepada pelajarnya, namun kepada

gurunya juga. Karena kebersihan sebagian dari iman dan identitas suatu

desa.

Page 270: Balqis Hanifah, dkk

248|RAKERKAB

-R-

32 HARI BERJUTA RASA

Oleh : Shandy Kartika Putri

Fakultas Syariah dan Hukum - Perbandingan Madzhab Hukum

1. Jangan Sampai Salah Niat

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang wajib

dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk wujud pengabdian kepada

masyarakat. Dalam KKN, mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang

nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, seperti sosial, budaya,

keagamaan dan bidang-bidang lainnya sehingga program KKN dapat

menyentuh langsung dan merasakan manfaat yang didapat secara langsung

oleh masyarakat. Peserta KKN terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan.

Nama saya tertera di Kelompok 112 yang ditempatkan di Desa Bangunjaya,

Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kelompok 112 ini diberi nama

Rakerkab yang merupakan akronim dari Rangkul Kebaikan Bersama

Masyarakat Bangunjaya. Awal mula pertemuan anggota KKN Rakerkab

membahas tentang struktur kepanitiaan. Kemudian rapat atau pertemuan

berikutnya membahas soal survei untuk mengetahui keadaan di sana.

Setelah survei untuk ke sekian kalinya, saya dan teman-teman membahas

program serta kegiatan yang akan dilaksanakan selama KKN.

Sebelum berangkat ke tempat tujuan, saya berharap saya betah

selama KKN dan saya juga berharap semoga dengan adanya KKN ini saya

dan teman-teman yang lain bisa meningkatkan kualitas diri untuk menjadi

pribadi yang lebih baik lagi. Saya berharap dapat membantu masyarakat

dalam bidang tertentu dan mengamalkan ilmu yang sudah saya dapatkan

ketika menuntut ilmu di pondok pesantren dan di kampus. Saya berharap

dalam kegiatan KKN ini saya tidak salah niat. Niat saya adalah untuk

membantu dan berbaur dengan masyarakat, bukan sekadar untuk

mendapatkan nilai semata. Karena dengan adanya KKN kita dapat belajar

hidup bermasyarakat.

Page 271: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|249

2. Warna-Warni Kelompok

Pada 18 Juli 2018, saya dan teman-teman berangkat menuju tempat

KKN. Saya dan teman-teman berangkat pukul 09.00 dari kampus.

Kelompok Rakerkab terdiri dari 19 orang, yaitu enam orang laki-laki dan

tiga belas orang perempuan. Dalam perjalanan keberangkatan, saya dan

teman-teman menggunakan empat mobil dan lima sepeda motor. Kami

yang berangkat menggunakan sepeda motor hendak mencari jalan terdekat.

Setelah mengakses Google Maps, saya dan teman-teman menemukan jalan

yang lebih cepat dari biasanya. Kami sepakat untuk melewati jalan tersebut

dengan bantuan Google Maps. Betapa terkejutnya saya dengan medan yang

dilalui karena ternyata jalannya tidak beraspal, bahkan lebih tepat jika

dideskripsikan bahwa jalan itu penuh batu dan rusak. Saya yakin bahwa

truk besarlah yang menyebabkan jalan menjadi seperti itu, karena banyak

truk-truk besar yang melewati jalan tersebut. Bukan hanya itu saja, kami

juga harus melewati hutan sawit yang berpasir, seperti melewati gurun

pasir. Alhamdulillah setelah dua jam perjalanan, saya sampai di Dusun Gosali.

Sesampainya saya di Dusun Gosali, saya dan teman-teman langsung

membersihkan tempat tinggal dan membereskan barang-barang bawaan.

Dalam KKN, saya dipertemukan dengan teman-teman dari berbagai

fakultas yang tidak saya kenal sebelumnya. Saya dipertemukan dengan

berbagai macam karakter. Walaupun sering bertemu ketika rapat, namun

saya belum mengenal lebih jauh. Dari awal pertemuan hingga tiba waktu

KKN memang belum terlihat sifat atau karakter teman-teman saya.

Meskipun berbeda-beda, saya berharap KKN berjalan lancar dan teman

anggota KKN bisa saling membantu dan menguatkan satu sama lain.

Awalnya, saya sedikit khawatir untuk menjalani KKN satu bulan ke depan.

Namun bayangan dan kekhawatiran yang selama ini menghantui saya

hilang ketika saya dan teman-teman sudah tinggal bersama.

Perjalanan KKN yang saya alami tidak selalu indah, ada saja

rintangan dan cobaan yang saya harus lalui. Selalu ada hikmah dan

pembelajaran dari setiap rintangan. Begitu pula dengan kelompok saya.

Ada satu kejadian yang dapat dijadikan pelajaran, yaitu ketika salah satu

dari teman saya mengusulkan untuk membeli bibit dan setelah itu akan

dijual kepada masyarakat sekitar. Sebelum membeli, salah satu teman saya

mendapat kabar bahwa kelompok KKN mendapat bibit gratis dari Isitut

Pertanian Bogor (IPB) dan diambil langsung di IPB.Kemudian teman saya

Page 272: Balqis Hanifah, dkk

250|RAKERKAB

yang lain mendapat kabar dari temannya yang berbeda kelompok bahwa

apabila ada yang mengusulkan untuk membeli bibit agar tidak

mempercayainya. Karena bibit didapatkan secara gratis dari IPB.Ada satu

konflik lagi yang dapat dijadikan pembelajaran, yaitu ketika pembagian

bibit setelah Acara Seminar Hukum Keluarga. Karena kurangnya

komunikasi membuat beberapa orang dari kelompok terjadi perdebatan

ketika pembagian bibit. Sebelum seminar, saya dan teman-teman juga tidak

mengadakan briefing sehingga kurangnya komunikasi antara kelompok

mengakibatkan perdebatan antara kami. Setelah kejadian tersebut, saya

dapat menyimpulkan dan mengambil pelajaran bahwa sebelum acara harus

diadakan rapat terlebih dahulu, dan apapun yang menjadi keputusan

kelompok ketika rapat harus diterima dan dilaksanakan.

Banyak pelajaran yang saya dapatkan. Mulai dari memahami dan

menerima karakter seseorang yang berbeda-beda, menghargai pendapat

dan usulan seseorang hingga mengikhlaskan ketika usaha tidak dihargai.

Perbedaan karakter seharusnya bisa menjadi pembelajaran bahwa kita

harus menerima dan memahami karakter seseorang. Menerima apa adanya

tanpa harus menuntut lebih dan tetap menjadi diri sendiri. Setiap orang

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan itu, kami

dapat melengkapi satu sama lain untuk kemudian saling bantu dan tolong

dalam hal kebaikan

3. Kita Bisa

Di sepanjang perjalanan menuju desa, kami disuguhkan

pemandangan hutan sawit. Namun kurangnya penerangan di malam hari

membuat pengemudi lebih berhati-hati. Terlebih lagi jalan masuk menuju

dusun yang harus dilalui berbatu, berpasir, dan tidak berpenerangan ketika

malam hari. Keesokan harinya setelah saya dan teman-teman sampai di

Dusun Gosali, saya bersama teman-teman mengadakan Acara Peresmian

KKN di Kantor Kelurahan yang dihadiri oleh Lurah Bangunjaya, Para

Perangkat Desa, Ketua Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, dan

beberapa elemen masyarakat lainnya. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Di

sore harinya, saya mulai melakukan pendekatan kepada warga sekitar agar

kedatangan kami dapat diterima, dan saya juga menanyakan kebiasaan

yang terjadi di lingkungan dan permasalahan apa saja yang muncul. Saya

Page 273: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|251

juga melakukan pendekatan kepada beberapa guru yang mengajar di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali.

Pada hari kedua, air di rumah kontrakan kami tiba-tiba tidak

mengalir. Awalnya sang pemilik rumah sudah mengatakan bahwa jika air

habis, kita tinggal mengatakan saja pada kakak dari pemilik rumah tersebut

yang letak rumahnya di depan rumah kami tinggal. Saya dengan beberapa

teman saya mengatakan pada kakak pemilik rumah bahwa keran air

dirumah tidak menyala. Beliau bilang bahwa mesin pompa Sanyo yang ada

di rumah kontrakan harus dipancing dengan air. Setelah dipancing dengan

air, keran menyala dan keluarlah air sedikit demi sedikit. Namun, tidak ada

lima menit berjalan, tiba-tiba air berhenti mengalir. Sungguh saya sangat

bingung pada waktu itu. Jangankan untuk mandi, untuk wudhu dan buang

air saja tidak bisa. Dengan terpaksa kami menumpang wudhu di rumah

warga sekitar.

Malam pun tiba, angin malam mulai menusuk hingga ke tulang

rusuk. Suara anak-anak mulai terdengar. Setiap malam, anggota KKN

Rakerkab mengadakan bimbingan belajar (bimbel) untuk anak-anak.

Anak-anak ramai mendatangi rumah kontrakan kami, mulai dari anak-anak

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Setelah itu, saya mengikuti rapat harian untuk membahas evaluasi

hari ini dan kegiatan yang akan dilaksanakan esok hari. Hari demi hari

berlalu, sudah satu minggu saya masih menumpang kamar mandi di rumah

warga karena tidak ada air. Kami hanya menumpang di empat rumah warga

yaitu, Bibi Heri, Bu Sari, Teh Epi dan Teh Leha. Musim kemarau membuat

sumur warga dilanda kekeringan. Akhirnya saya mencoba untuk mandi di

sungai. Jujur saja ini pertama kalinya saya mencoba mandi di sungai. Saya

tak menyangka bahwa ada warga yang membuatkan sekat di pinggir sungai

untuk kami, bentuknya persegi. Tidak jauh beda seperti jamban pada

umumnya, hanya ukurannya saja yang lebih lebar. Keadaanlah yang

memaksa saya untuk mandi di sungai, karena terkadang air di rumah

warga yang saya tumpangi tidak menyala.

Di tempat saya tinggal keadaan agamanya baik. Kegiatan belajar

mengaji diadakan enam hari dalam seminggu. Mulai hari Senin hingga

Minggu, kecuali hari Kamis diliburkan. Untuk putri, pengajian diadakan

setelah ashar, dibimbing oleh Teh Ilah, sedangkan untuk putra setelah

maghrib yang dibimbing oleh suami Teh Ilah yang dikenal sebagai Pak

Ustadz oleh warga setempat. Di sore harinya, saya juga membantu

Page 274: Balqis Hanifah, dkk

252|RAKERKAB

mengajar mengaji. Saya tidak sendirian, saya bersama tiga teman saya yaitu

Alwi, Ani, dan juga April membantu mengajar mengaji secara bergantian.

Ada hal yang cukup menarik di sini. Selama saya tinggal di sini, saya tidak

pernah mendengar suara adzan karena masjid di dusun ini tidak memakai

pengeras suara. Saya hanya berpatokan pada suara beduk masjid dan

melihat jam untuk mengetahui waktu shalat. Hal itu terjadi karena kiai

terdahulu tidak mengizinkan adanya pengeras suara di masjid. Sebenarnya

para pemuda sudah mengusulkan untuk dipasangnya pengeras suara di

masjid. Namun belum ada tanggapan dari Pak Kiai.

Masjid pada umumnya menjadi tempat ibadah untuk semua orang

yang beragama Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Namun tidak

halnya dengan di sini. Masjid hanya diperbolehkan untuk laki-laki,

sedangkan perempuan memiliki mushalla khusus perempuan. Mushalla

perempuan sering digunakan untuk kegiatan majelis taklim seperti

pengajian dan shalawatan. Saya sering mengikuti kegiatan majelis taklim.

Adapun pengajian di sini unik menurut saya, karena terdapat shalawatan

yang memakai bahasa Sunda. Padahal saya sendiri tidak bisa bahasa sunda.

Pengajian diadakan tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis,

dan Minggu pagi. Ada salah satu warga yang mengatakan bahwa shalat Idul

Fitri dan Idul Adha dilaksanakan secara terpisah. Laki-laki di masjid,

sedangkan wanita di mushalla dan diimami oleh seorang Ibu Ustadzah

terdahulu atau senior desa.

Di sekitar dusun terdapat dua Perseroan Terbatas (PT). Mayoritas

mata pencaharian masyarakat sekitar yaitu bekerja sebagai buruh di PT

dan petani kebun. Banyak pemuda yang tidak melanjutkan sekolah mereka

dan memilih untuk bekerja sebagai buruh di PT. Masalah biayalah yang

membuat mereka untuk tidak melanjutkan sekolah. Kegiatan PT membuat

kebisingan di malam hari. Kegiatan PT juga menyebabkan sungai menjadi

sempit dan tertutupnya mata air karena tertimbun oleh batu-batu besar.

Padahal banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan sungai untuk

mandi, mencuci sayuran, pakaian, peralatan dapur, dan motor. Namun

kurangnya kesadaran masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk akan

kebersihan sungai masih sangat memprihatinkan. Sampah berserakan di

pinggir sungai, sedangkan mereka menggunakan sungai untuk kebutuhan

sehari-hari. Masyarakat lebih memilih membuang sampah di pinggir sungai

atau membakarnya disamping rumah. Karena menurut mereka itu tidak

Page 275: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|253

akan menyebabkan banjir, sampah akan hanyut terbawa air sungai. Namun

jika musim kemarau air tidak mengalir begitu deras sehingga sampah

tersebut tidak terbawa arus sungai dan masih tertinggal di pinggir sungai.

Maka dari itu saya bersama teman-teman berencana membuat bak sampah

setelah seminggu bersosialisasi dengan Pak Lurah dan masyarakat. Saya

bersama teman-teman dibantu oleh pemuda dan masyarakat untuk

bergotong-royong membuat bak sampah. Setelah itu kami membuat

gapura dekat jembatan Sungai Cimatuk dan menghiasnya.

Setiap hari Minggu, saya mengajak warga setempat untuk senam

bersama di depan lapangan SDN Gosali. Senam yang diadakan beragam,

mulai dari Senam Maumere, senam pinguin hingga senam dangdut. Peserta

senam yaitu anak-anak, pemuda dan ibu-ibu. Setiap malam Sabtu, salah

satu teman saya, Syahrul, mengajarkan silat kepada anak-anak.

Pada 5 Juli kami mengadakan Acara Seminar Hukum Keluarga yang

dinarasumberi oleh Dosen Pembimbing KKN Rakerkab, yaitu Ibu

Masyrofah, yang diadakan di kelas SDN Gosali. Alhamdulillah masyarakat

yang hadir cukup banyak. Di akhir acara seminar hukum keluarga,

masyarakat yang hadir pada acara tersebut mendapatkan bibit gratis. Pada

tanggal 11 Juli, KKN Rakerkab kembali mengadakan Acara Penyuluhan

Hukum Keluarga dan Agraria di Kantor Kelurahan yang dihadiri oleh

masyarakat desa Bangunjaya. Acara dinarasumberi oleh Athari Farhani dan

Muhammad Thoyyib.

Guru-guru di SDN Rengasjajar meminta saya dan teman-teman

untuk membantu mereka dalam proses belajar-mengajar khususnya untuk

Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Inggris. Dalam hal ini kami dibantu oleh

Ibu Julaeha. Beliau adalah istri dari Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya.

Beliau juga menjadi guru di SDN Rengasjajar. Saya diberi kesempatan

untuk membantu mengajar Pelajaran Agama Islam di SDN Rengasjajar

bersama teman saya Alwi dari Jurusan Tarjamah. Letak SDN Rengasjajar

tidak jauh dari dusun, hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit

untuk sampai di sekolah.Saya tidak sendiri, ada lima orang teman saya yang

mendapat kesempatan membantu mengajar di SDN Rengasjajar. Teman-

teman yang tidak mengajar di SDN Rengasjajar mendapat kesempatan

untuk membantu mengajar di SDN Gosali serta PAUD Pelangi. Kondisi

SDN Gosali sangat memprihatinkan. Dalam satu ruangan terdapat dua

kelas. Hanya ada sekat sebagai pemisahnya. Kelas-kelas di sana kotor dan

keadaan bangku dan meja sudah rapuh. Maka kami dari Kelompok KKN

Page 276: Balqis Hanifah, dkk

254|RAKERKAB

Rakerkab 112 sepakat untuk mengadakan program kerja penambahan

fasilitas di SDN Gosali dengan memperbaiki sekat di ruangan, memperbaiki

papan tulis, dan memberikan alat-alat kebersihan. Sebelumnya saya

bersama teman-teman mengadakan program kerja penambahan fasilitas

sekolah. Kami mengajak para murid SDN Gosali untuk membersihkan

kelas dan sekitar sekolah. Kepala Sekolah terdahulu sering mengajak para

murid untuk gotong-royong membersihkan kelas dan sekitar sekolah.

Berbeda dengan guru-guru SDN Rengasjajar yang sudah menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru di SDN Gosali belum terdaftar sebagai

PNS. Hanya kepala sekolah saja yang sudah menjadi PNS. Kepala sekolah

hanya hadir satu kali dalam seminggu, sedangkan guru-guru di sana hadir

sesuai kehendak masing-masing. Mungkin karena mereka belum menjadi

PNS dan hanya digaji seadanya. Salah satu murid pernah bercerita bahwa

terkadang mereka tidak belajar sama sekali karena tidak ada guru yang

masuk kelas pada hari itu. Jam masuk dan keluar kelas mereka juga tidak

teratur. Selama saya mengajar tidak ada guru yang menegur apabila ada

murid yang terlambat. Waktu istirahat pun juga tidak teratur, terkadang

setengah jam sebelum waktunya sudah ada kelas yang istirahat.

Di minggu terakhir, saya mempersiapkan Acara Perayaan Hari

Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73 tanggal 17 Agustus. Saya

dan teman-teman bekerja sama dengan pemuda setempat. Segala persiapan

mulai dilakukan, mulai dari membentuk struktur kepanitiaan, membuat

daftar perlombaan, memasang bendera, menyusun acara malam puncak

hari kemerdekaan, membeli alat-alat, dan membeli hadiah perlombaan.

Ketika Hari Kemerdekaan, kami mengikuti upacara yang dihadiri oleh

Lurah Bangunjaya dan para stafnya. Murid-murid dari SDN Rengasjajar dan

Gosali ikut serta dalam upacara. Dalam hal ini SDN Gosali berkesempatan

menampilkan paduan suara yang dibimbing langsung oleh teman saya yang

menjadi anggota paduan suara di kampus dan sudah mengikuti berbagai

perlombaan internasional. Setelah itu kami kembali ke dusun untuk

mempersiapkan perlombaan. Perlombaanpun dimulai dengan perlombaan

tarik tambang, warga sangat antusias terutama anak-anak. Mereka sangat

bersemangat dalam mengikuti perlombaan.

Di setiap kegiatan pasti ada pembelajaran dan kesan positif, baik itu

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, secara pribadi saya

ingin menyampaikan beberapa kesan baik dan pembelajaran yang dapat

diambil selama saya berada di Desa Bangunjaya, terutama Dusun Gosali.

Page 277: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|255

Kesan dari saya adalah saya senang bisa menyaksikan kegiatan saling

berbagi antarwarga. Hal ini saya alami secara langsung selama di sana.

Setiap harinya, selalu ada warga datang bermain ke rumah dengan

membawa buah tangan. Begitu pula ketika saya dan teman-teman mencari

air untuk wudhu atau mandi, sepanjang perjalanan pasti ada yang

menawarkan untuk wudhu atau mandi di rumahnya.

Ada hal yang membuat saya kagum dan bangga dari salah satu

masyarakat Desa Bangunjaya, yaitu ketika bertemu dengan Nini Saini.

Beliau adalah penjual kue basah yang setiap harinya berkeliling dusun

untuk menjajakan dagangan beliau. Rambut beliau yang putih dan tubuh

beliau yang lemah tidak mematahkan semangat beliau untuk berjualan

setiap hari. Nini Saini tinggal di Dusun Sentuk bersama suami, anak dan

cucu beliau. Terkadang, saya bersama teman-teman mengunjungi rumah

Nini Saini dan membantu beliau membuat opak.

Ada satu orang lagi yang membuat saya kagum, yaitu Bibi Heri.

Beliau orang yang baik dan ramah. Karena Bibi hanya tinggal sendiri di

rumah, kami diperbolehkan menginap di sana. Saya kagum Bibi yang selalu

menerapkan ilmu yang didapat dalam kesehariannya meskipun ilmu yang

beliau miliki tidak begitu luas. Contohnya saja dalam berbagi, Bibi bercerita

bahwa berbagi kepada sesama tidak akan mengurangi rezeki, akan tetapi

menambah rezeki kita.

Pada malam puncak Acara Perayaan HUT RI ke-73, saya bersama

teman-teman membagikan hadiah dan doorprize 42 perlombaan yang

diadakan siang harinya. Tidak hanya itu, beberapa anak dan anggota

kelompok KKN ikut unjuk menampilkan tarian. Acara dihadiri oleh Kepala

Desa Bangunjaya beserta elemen masyarakat. Walaupun tidak ada

panggung yang megah, tapi acara begitu meriah dan warga sangat antusias

untuk menghadiri acara tersebut. Di akhir acara, saya bersama teman-

teman KKN berpamitan dan meminta maaf kepada masyarakat. Tidak lupa

pula saya dan teman-teman berterima kasih karena diizinkan untuk tinggal

di Desa Bangunjaya. Pada malam itu, saya dibuat haru oleh seorang ibu yang

memanggil saya. Beliau memberikan satu kantung plastik yang berisikan

makanan ringan sambil menangis. Seketika saya ikut menangis. Ibu

tersebut sangat sedih karena keesokan harinya saya dan teman-teman akan

pulang. Beliau mengatakan bahwa beliau sangat senang dengan kedatangan

42 Undian

Page 278: Balqis Hanifah, dkk

256|RAKERKAB

mahasiswa KKN karena setiap malam mahasiswa selalu membantu anak-

anak dalam belajar, termasuk putri beliau. Semenjak mahasiswa KKN

mengadakan bimbel setiap malam, putri beliau selalu semangat dalam

belajar. Tidak hanya kepada masyarakat, saya dan anggota Rakerkab

mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Tangispun pecah kembali.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sampai pada hari di mana

saya dan teman-teman mengikuti penutupan KKN Rakerkab di Kantor

Kelurahan. Acara dihadiri oleh Kepala Dusun, Bu Lurah beserta jajaran

kelurahan, dan dihadiri pula oleh Dosen Pembimbing KKN Rakerkab.

Setelah penutupan, saya dan teman-teman berpamitan dan kembali ke

Ciputat.

4. Harapan Sepenuh Hati

Mayoritas Masyarakat Dusun Gosali menggunakan air sungai untuk

kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci pakaian, cuci peralatan masak,

dan juga cuci sepeda motor. Namun minimnya kesadaran warga akan

kebersihan sungai membuat sekitaran sungai menajadi kotor. Saya

berharap masyarakat sekitar peduli dengan kebersihan sungai dan tidak

membuang sampah di sungai. Minimnya kesadaran akan pendidikan

membuat anak-anak Desa Bangunjaya hanya menyelesaikan sekolah

mereka sampai jenjang sekolah dasar atau sekolah menengah pertama saja

akibat biaya dan jauhnya jarak antara desa dengan sekolah.

Tentunya saya berharap anak-anak Desa Bangunjaya tetap semangat

dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Adapun tumbuh-tumbuhan

hidup subur di sini seperti singkong, ubi, talas, dan pisang sangat potensial

untuk dimanfaatkan menjadi usaha kuliner. Saya berharap dapat mengajak

warga setempat, terutama pemuda dan ibu-ibu untuk membuat aneka

makanan dari bahan-bahan tersebut untuk dijadikan usaha, seperti kue

brownies pisang atau talas.

Tidak hanya itu, saya juga akan mengajak membuat kerajinan

tangan dari bahan kain flanel untuk dibuat bros, gantungan kunci, tempat

pensil, hingga buku diary43. Bahan yang digunakan bukan hanya kain flanel

saja, tapi bisa menggunakan ritsleting untuk membuat kerajinan tersebut.

Saya berharap Desa Bangunjaya menjadi lebih baik lagi serta masyarakatnya

bisa lebih sejahtera dengan sumber daya alam desa. Saya mengucapkan

43 Buku harian

Page 279: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|257

terima kasih kepada Dosen Pembimbing KKN Rakerkab, yaitu Ibu

Masyrofah atas bimbingan beliau selama ini. Tidak lupa pula saya ucapkan

terima kasih kepada anggota KKN Rakerkab serta masyarakat Desa

Bangunjaya.

Page 280: Balqis Hanifah, dkk

258|RAKERKAB

-S-

PENGABDIANKU UNTUK BANGUNJAYA

Oleh: Wildan Aulia Rahman

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi –Komunikasi dan Penyiaran Islam

1. Kuliah Kerja Nilai

Kuliah Kerja Nyata (KKN), entah apa maksudnya. Itulah pandangan

awal saya terhadap KKN. Saya mengetahui betul akan ada KKN di

penghujung masa perkuliahan, tetapi saya tidak punya sama sekali

pengetahuan tentang KKN karena saya tidak akrab dengan senior,

khususnya yang sudah pernah KKN. Yang ada di pikiran saya hanya ingin

cepat menyelesaikan KKN dan mendapatkan nilai di Academic Information

System (AIS).

Pada awal semester VI, saya didiagnosis mengidap penyakit

Tuberculosis. Kata dokter, saya bisa sembuh setelah enam bulan pengobatan.

Saat itu juga pertama kali diumumkan pendaftaran KKN 2018. Dengan kata

lain, mau tidak mau saya harus menjalani kuliah, melaksanakan KKN, dan

melawan penyakit di saat yang bersamaan. Pilihan ada di depan mata: tidak

daftar KKN karena sakit atau memaksa diri untuk daftar KKN. Saya

memilih mendaftarkan diri sebab saya tidak mau memperpanjang masa

kuliah saya dengan menunda KKN pada tahun depan hanya karena sakit.

Benar saja, itu adalah pilihan yang tepat. Saya tidak menyesali pilihan itu,

karena saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga di setiap

proses KKN. Saya bertemu teman-teman baru di kelompok sendiri maupun

kelompok lain. Saya belajar berorganisasi, mendapat keluarga baru di lokasi

KKN, dan masih banyak lagi. Menjalani KKN bagi saya bukan lagi soal

mendapatkan nilai di AIS, ternyata KKN lebih dari itu.

KKN merupakan salah satu syarat kelulusan semua mahasiswa di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua peserta

KKN wajib mengikuti proses KKN dari masa pra, pelaksanaan, dan pasca

KKN.

Setelah menjalani proses KKN, cara pandang saya terhadap realitas

yang ada mengalami perubahan. Walaupun tidak signifikan, tetapi sangat

terasa. Saya yang awalnya enggan mempelajari hal baru, sekarang malah

Page 281: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|259

tertarik untuk belajar hal apapun dengan orang-orang di sekitar saya.

Karena menurut saya, belajar tidak hanya sekadar di ruang kelas. Proses

belajar di luar kelas lebih luas ruang lingkupnya dibandingkan di dalam

kelas yang dibatasi tembok. Bisa jadi orang yang pendidikannya tidak

terlalu tinggi lebih mengetahui banyak hal dibandingkan orang yang

berpendidikan tinggi tetapi tidak mau mengeksplorasi lebih jauh tentang

dirinya dan realitas yang ada di sekitar.

KKN sangat membantu saya dalam mengenal diri saya sendiri

maupun belajar tentang kehidupan. Bahwa kehidupan yang saya jalani

selama ini sangat monoton. Masih banyak sekali yang harus saya pelajari.

Saat menjalani sebulan dengan kelompok saya, saya sangat merasakan

ketertinggalan saya dengan semua anggota kelompok dari berbagai aspek.

Hal itulah yang membuat saya sangat termotivasi untuk mengubah mindset

yang sempit.

2. Rakerkab, Sebuah Nama Sebuah Cerita

Dalam daftar pembagian kelompok dirilis pada tanggal 11 April 2018,

nama saya tercantum di Kelompok 112.Hasil pembagian kelompok dari

Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) menggunakan sistem acak. Ini

menjadi tantangan pertama saya sebagai peserta KKN. Di dalam daftar itu

juga sudah tercantum lokasi penempatan kelompok. Kami ditempatkan di

Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Lokasi yang

sangat asing bagi saya dan teman-teman. Kami memiliki waktu kurang

lebih tiga bulan sebelum pelaksanaan KKN di lokasi yang ditentukan.

Pada awalnya, saya merasa canggung di kelompok tersebut karena

hanya saya yang berasal dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Sedangkan perwakilan dari fakultas lain masing-masing dua orang bahkan

lima orang. Hal itu membuat saya berpikir bahwa pasti sulit berbaur

dengan anggota yang lain. Setelah daftar kelompok dirilis, terdengar kabar

tentang Acara Pembekalan KKN yang akan dilaksanakan pada 26 April

2018 di Auditorium Harun Nasution, semua peserta diwajibkan hadir dan

tidak boleh datang terlambat. Saat itu saya bangun lebih pagi dari biasanya.

Banyak yang saya dapat di situ, seperti gambaran apa yang harus dilakukan

pada saat sebelum, saat pelaksanaan, dan sesudah KKN. Semua itu

membuka pikiran saya untuk lebih serius menjalani setiap proses KKN.

Setelah acara pembekalan selesai, kelompok saya kembali

mengadakan pertemuan untuk perkenalan anggotadan merombak struktur

Page 282: Balqis Hanifah, dkk

260|RAKERKAB

keanggotaan kelompok. Di situlah pertama kali saya bertatap muka dengan

hampir semua anggota kelompok. Saat itu saya berusaha akrab dengan

semua anggota laki-laki terlebih dahulu karena hanya ada enam orang saja.

Tidak seperti anggota perempuan yang berjumlah tiga belas orang dan

hanya sebelas yang hadir, dan saat itu saya masih lupa-lupa ingat antara

wajah dan nama mereka.

Pemilihan ketua kelompokpun dimulai. Hanya anggota laki-laki

yang dicalonkan sebagai ketua kelompok. Sistem pemilihan ketua

kelompok seperti sistem arisan. Alhasil, nama Fahir keluar sebagai ketua

kelompok. Fahir tetap menolak dengan alasan sibuk dengan urusan

organisasi intrakampus. Kami menolak alasan Fahir dan berunding kembali.

Akhirnya Fahir tetap menjadi Ketua Kelompok. Kami mengocok kembali

nama-nama anggota laki-laki untuk ditunjuk sebagai wakil ketua, dan

nama Utsman keluar sebagai Wakil Ketua Kelompok. Hasilnya Fahir

sebagai Ketua; Utsman sebagai Wakil Ketua; Balqis dan Alwi sebagai

Sekretaris; Sasha dan Latifa sebagai Bendahara; saya dan Piyu sebagai

penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat (Humas); Rifqoh, Melia,

dan Shandy sebagai penanggung jawab Divisi Acara; Banu, April, dan Linda

sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan; Syahrul dan Ani sebagai

penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi; Putri sebagai

penanggung jawab Divisi Konsumsi; Apeb dan Latipah sebagai penanggung

jawab Divisi Sponsorship. Iuran kelompok juga ditentukan. Akhirnya

disepakati bahwa iuran yang harus dibayar adalah sebesar satu juta rupiah

dan setiap anggota kelompok bisa mencicilnya di setiap srapat.

Di masa pra-KKN, saya harus mengakuikurangnya partisipasi yang

saya berikan dalam persiapan kelompok karena penyakit yang saya derita.

Tetapi saya berusaha untuk hadir saat rapat dan membantu sebisa saya.

Beberapa rapat diadakan saat pra-KKN. Anggota kelompok yang hadir di

setiap rapat kira-kira hanya lima sampai delapan orang, sisanya beralasan

sibuk dengan kegiatan lain. Hal ini sempat membuat saya sedikit kecewa.

Pada awal Mei 2018, kelompok kami mengadakan rapat untuk

menentukan nama kelompok. Rapat tersebut hanya dihadiri lima orang

termasuk saya. Nama yang terpilih adalah Rakerkab (Rangkul Kebaikan

Bersama Masyarakat Bangunjaya), yang dicetuskan oleh Meli.

Survei ke lokasi KKN juga dilakukan beberapa kali meskipun

awalnya dilanda kendala yang sulit untuk menentukan tanggal

keberangkatan. Pada 12 Mei 2018, saya dan sembilan orang anggota

Page 283: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|261

kelompok melakukan survei pertama. Saat sampai di sana, tepatnya di Balai

Desa Bangunjaya, semua aparat perangkat desa sangat antusias menyambut

kami, lalu kami diarahkan ke rumah Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya. Di

situ kami memperkenalkan diri dan memberitahukan tujuan kami. Pak

Enjek merekomendasikan Dusun Gosali dan Sentuk sebagai tempat kami

tinggal. Dari survei ini jugalah saya mulai mengetahuisifatmasing-masing

anggota kelompok. Survei selanjutnya diadakan dua kali setelah survei

pertama, yakni pada 2 Juli dan 12 Juli.

Pada 8 Mei 2018, tersiar kabar mengejutkan di grup WhatsApp

kelompok, yaitu Latifa Rahmi mengundurkan diri dari kelompok karena

lolos mengikuti KKN Kebangsaan di Lampung. Tak lama, PPM merilis

kembali daftar nama kelompok KKN pada 23 Mei 2018. Ada nama anggota

baru yang muncul di kelompok saya yaitu Astrid Haura, mahasiswi

program studi Ilmu Hubungan Internasional yang akan mengisi

kekosongan anggota kelompok. Rapat diadakan kembali untuk membahas

tentang struktur kepanitiaan kelompok karena Astrid baru bergabung.

Astrid dijadikan Sekretaris, Alwi dipindah ke Divisi Konsumsi, dan Latipah

naik menjadi Bendahara.

PPM merilis daftar nama dosen pembimbing pada 16 Mei 2018.

Nama Masyrofah, S.Ag., M.Si tertulis sebagai dosen pembimbing kelompok

saya. Beliau berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum. Beliau meminta

diadakan pertemuan dengan perwakilan kelompok untuk perkenalan. Saat

pertemuan berlangsung, beliau berpesan untuk menjaga akhlak di lokasi

KKN untuk menjaga nama baik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama bulan Juni 2018, kelompok saya menghasilkan kemajuan

yang signifikan, padahal pelaksanaan KKN tinggal sebulan lagi. Masih

banyak kewajiban-kewajiban yang belum dikerjakan. Hal tersebut sempat

membuat semangat sayamenurun. Tetapi di awal Juli 2018, persiapan KKN

mulai digencarkan. Dari pengumpulan dana, penentuan program kerja

(proker), jadwal keseharian saat KKN, perlengkapan yang dibutuhkan,

survei dengan dosen, dan masih banyak lagi kewajiban yang harus

dikerjakan. Bisa dibilang kelompok saya kurang persiapan, tetapi

untungnya semua itu sudah selesai saat menjelang keberangkatan ke lokasi

KKN.

Acara Pelepasan Peserta KKN 2018 dilaksanakan pada 17 Juli 2018 di

Auditorium Harun Nasution. Semua kelompok wajib mengirim perwakilan

10 orang untuk menghadiri acara tersebut. Pelepasan ini mengundang

Page 284: Balqis Hanifah, dkk

262|RAKERKAB

Menteri Sosial Republik Indonesia, yaitu Bapak Idrus Marham. Beliau

menyampaikan bahwa KKN harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran

agar semua yang kita alami di lokasi KKN bisa diambil pembelajarannya

dan diingat sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masyarakat kelak.

Sebuah wejangan yang membuat semangat saya kembali muncul untuk

menjalani KKN.

Pada 19 Juli 2018, kami berangkat ke lokasi KKN dan saat itu juga

dimulailah sebulan kehidupan saya bersama kelompok. Sifat masing-

masing anggota mulai terekspos. Sifat-sifat yang bertolak belakang satu

sama lain, tetapi saling melengkapi. Itulah yang membuat kelompok ini

unik.

Mulai dari Fahir, ketua kelompok terlalu santai dalam menjalankan

perannya, suka bercanda di situasi yang serius, seringkali malas, jarang

piket, namun tegas dan sangat suka membantu teman-teman kelompok

dalam bersosialisasi. Lalu partner in crime Fahir yaitu Utsman yang meskipun

memiliki peranan sebagai wakil ketua kelompok namun kotnribusinya

terhadap kelompok bisa dibilang sangat minim atau gaji buta alias gabut,

tetapi dia berusaha membantu semua bagian dalam kelompok, paling tua di

kelompok, sangat malas melaksanakan piket, dan celetukan-celetukannya

yang terkadang menyebalkan namun mengocok perut. Lalu ada juga

Syahrul yang sangat pandai menempatkan diri dalam situasi serius maupun

bercanda, sangat rajin dan menjalankan tugasnya dengan baik, selalu

bangun, sangat sabar tetapi jangan coba-coba membuat dia marah, karena

dia jago silat. Kemudian Banu,yang hampir tidak pernah serius, sering kali

menjadikan orang lain sebagai bahan candaannya, sangat rajin tetapi

mudah tersinggung. Selanjutnya Afeb, yang sangat narsis di depan kamera.

Sebagai laki-laki, Afeb sangat banyak bicara, sangat malas saat disuruh

piket, tetapi sangat suka membantu dalam kegiatan kelompok.

Lalu ada anggota-anggota perempuan yang tidak kalah unik.

Misalnya teman saya di DivisiHumas, yaitu Piyu yang sangat baik ke semua

orang, sangat rajin, dan pandai memasak.Benar-benar calon istri idaman.

Selanjutnya Meli, yang terkadang ramah, namun terkadang juga

menakutkan saat marah. Meli sangat pandai dalam kegiatan mengajar di

sekolah dasar (SD). Kemudian ada juga Putri, yang cerewet, tapi baik dan

blakblakan. Selanjutnya adalah Balqis, yang wajahnya sekilas mirip dengan

istri dari Pak Enjek, yaitu Bu Julaeha. Balqis adalahteman yang lucu dan

memiliki tertawaan yang khas. Lalu ada April, yangsangat ramah ke semua

Page 285: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|263

orang, suaranya merdu, dan mudah tidur di mana-mana. Selanjutnya ada

Rifqoh, anggota kelompok paling narsis di depan kamera, mudah

tersinggung, dan sering menjadikan belanja ke pasar sebagai alasan untuk

jalan-jalan. Kemudian ada Ipeh, yang gaya bicaranya blakblakan, paling

jutek di antara anggota perempuan yang lain. Lalu ada Linda, yang paling

suka bergosip, cerewet, tapi baik. Selanjutnya adalah Ani, yang mudah

tertawa, sering bercanda dan jarang bersikap serius. Kemudian ada Alwi,

wanita yang sangat pandai memasak, rajin, tetapi boros saat menggunakan

air. Selanjutnya adalah Sasha, yang jarang makan karena sedang diet,

mudah tersinggung, tapi mudah diajak bercanda. Lalu ada Astrid, yang

sering keluar rumah untuk menyapa warga, ramah, dan suka sekali

bergosip. Terakhir Shandy, yang pendiam, ramah, dan telepon selulernya

sering dipinjam untuk berfoto.

Dari semua deskripsi sifat masing-masing tersebut, dapat dipahami

bahwa kelompok saya sangatlah heterogen. Kami terdiri dari berbagai

jurusan dengan berbagai kelebihan dankekurangan masing-masing,

berusaha bekerja sama menjalankan program kerja kelompok di Dusun

Gosali. Berbagai suka duka telah kami lewati, mulai dari konflik dalam

kelompok hingga canda tawa yang memecahkan suasana.

Aktivitas sehari-hari dilakukan bersama-sama di sana. Kebersamaan

terpatri dalam kegiatan seperti makan-makan, mandi di sungai secara

serempak,buang air bergantian di jamban saat pagi hari, bahkan

kentutserentak (bisa dibilang paduan suara kentut), dan masih banyak lagi.

Jika ada sesuatu yang mengganjal dalam kelompok, bisa disampaikan saat

evaluasi setiap malam untuk dibahas dan dicari solusinya. Saya sebagai

bagian dari kelompok ini sangat senang dan bersyukur karena saya banyak

belajar dari mereka. Saya yang kurang berpengalaman dalam berorganisasi

mendapatkan banyak pembelajaran tentang berorganisasi, bersosialisasi

dengan masyarakat, dan masih banyak lagi yang saya dapatkan dari mereka.

Banyak pengalaman yang saya dapat di setiap proses yang saya lalui

bersama kelompok. Walaupun pada masa pra-KKN kelompok saya kurang

persiapan, tetapi saat pelaksanaan KKN semua proker kelompok terlaksana

tanpa adanya hambatan.

Page 286: Balqis Hanifah, dkk

264|RAKERKAB

3. Keluarga Baru di Desa Bangunjaya

Survei kelompok pertama pada tanggal 12 Mei 2018 merupakan kali

pertamasaya menginjakan kaki di Desa Bangunjaya. Anggapan hampir

semua orang terhadap Kabupaten Bogor adalah suasananyapasti sejuk,

banyak pohon, dan lain lain. Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa

yang saya rasakan pada waktu itu. Kelurahan Bangunjaya terletak di daerah

penambangan pasir dan batu, dan sebagian wilayahnya adalah hutan kelapa

sawit. Yang saya rasakan di sana yaitu susahnya mendapatkan akses sinyal,

panas matahari yang begitu terik, jalanan yang penuh truk, dan banyaknya

debu dan asap. Saya sempat ragu akan betah selama tinggal sebulan di sana.

Bukan hanya saya yang merasakannya tetapi semua anggota kelompok pun

merasakan hal yang sama. Tetapi saya beranggapan bahwaapabila kegiatan

KKN dijalankan secara kompak, maka waktu satu bulan tidak akan terasa.

Desa Bangunjaya terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Cibungur,

Dusun Nanggung, Dusun Cimapag Hilir, Dusun Cimapag Barat, dan Dusun

Gosali dan Sentuk. Saya dan kelompok direkomendasikan untuk tinggal di

Dusun Gosali dan Sentuk oleh Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya, karena

dusun-dusun yang lain pernah dijadikan lokasi KKN pada tahun-tahun

sebelumnya. Saya dan teman-teman harus melewati beberapa

pertambangan batu dan pasir yang penuh debu. Cuaca yang sangat terik

menambah suram suasana sebab menempuh perjalanan seakan terasa lebih

jauh.

Saat mencari rumah kontrakan untuk tempat tinggal kelompok,

awalnya saya dan teman-teman menuju Kampung Sentuk. Kami harus

melewati Dusun Gosali terlebih dahulu sebelum menuju Kampung Sentuk.

Suasana Dusun Gosali dan Kampung Sentuk sangat berbeda. Kampung

Sentuk terasa lebih tenang, dan jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Aktivitas

sehari-hari warga seperti mandi, cuci baju, cuci piring, bahkan buang air

masih di sekitar Sungai Cimatuk dikarenakan tidak semua warga

mempunyai sumur sebagai sumber air. Budaya saling sapa masih melekat di

Dusun Sentuk. Menurut saya, budaya itu adalah kearifan lokal yang harus

dilestarikan. Sementara itu, mata pencaharian warga masih sederhana

seperti buruh tani dan buruh tambang.

Sesampainya di Kampung Sentuk, saya dan teman-teman menemui

Kepala Dusun (Kadus) Gosali dan Sentuk, yaitu Pak Umar. Beliau bercerita

bahwa dua tahun lalu Kampung Sentuk pernah menjadi lokasi KKN, jadi

beliau sangat senang didatangi oleh kelompok KKN lagi tahun ini. Tetapi

Page 287: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|265

sayangnya saat itu tidak ada rumah yang tersedia untuk saya dan teman-

teman jadikan sebagai rumah kontrakan selama kegiatan KKN berlangsung.

Pak Umar menyarankan untuk mencari rumah kontrakan di Dusun

Gosali. Saya mengabarkan hal ini kepada Pak Lurah.Beliau kemudian

memberikan kontak bendahara desa yang tinggal di Dusun Gosali, yaitu

Iwan Setiawan alias Pak Aleng. Pak Aleng mengantar kami ke rumah

kontrakan kosong yang ada di Gosali. Rumah itu terletak di gang sempit

yang menanjak dan persediaan airnya terbatas. Kesan saya dan teman-

teman ketika itu adalah rumah kontrakan tersebut tidak terlalu kecil

namun tidak pula terlalu besar.Lebih lagi, kami menganggap rumah

kontrakan tersebutkurang luas untuk ditinggali 19 orang. Pun cukup,

mungkin hanya untuk ditinggali anggota kelompok putri yang berjumlah 13

orang. Jadi saya dan teman-teman memutuskan untuk mencari rumah lagi

untuk ditinggali anggota putra yang berjumlah enam orang.

Entah apakah kami diberi takdir baik, ternyata di sebelah rumah

kontrakan tersebut ada rumah yang hanya ditinggali satu orang, yaitu Pak

Saih. Beliau bersedia rumahnya dijadikan tempat tinggal anggota kelompok

yang laki-laki tanpa dipungut biaya. Rumah yang sederhana dan

mempunyai sumur sebagai sumber air, tetapi harus ditimba telebih dahulu

dan tidak ada kloset melainkan jamban yang terletak di belakang rumah.

Mulai terhitung dari 19 Juli, saya dan kelompok tinggal di Dusun

Gosali. Warga sangat senang dan antusias atas kedatangan saya dan teman-

teman. Warga yang saya maksudkan beragam, mulai dari orang dewasa

terlebih lagi anak-anak. Saya juga mulai menjalani aktivitas sehari-hari

seperti warga sekitar. Misalnya mandi dan cuci baju di sungai. Kebetulan

Dusun Gosali sedang dilanda kemarau yang panjang sehingga saya dan

teman-teman sempatkesulitan mendapatkan air. Di tempat tinggal kami,

yaitu di rumah Pak Saih, sumur memang ada, tetapi persediaan air tetap

terbatas. Jadi aktivitas bersih-bersih saya dan teman-teman tetap dilakukan

di sungai. Beberapa warga menawarkan saya dan teman-teman untuk

mandi di rumah warga, salah satunya yaitu Bu Sari. Tetapi dalam waktu

kurang dari dua hari, sumur Bu Sari sudah kering lantaran terus-terusan

dipakai mandi oleh saya dan teman-teman yang berjumlah 19 orang selama

dua hari berturut-turut. Kemudian tetangga Bu Sari, yaitu Bi Heri

menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat mandi alternatif bagi saya

dan teman-teman.

Page 288: Balqis Hanifah, dkk

266|RAKERKAB

Menurut warga,anak-anak Dusun Gosali masih kurang aktivitas di

luar sekolah. Jadi kami mengadakan program bimbingan belajar (bimbel)

untuk anak SD sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak-anak di

sana sangat antusias dengan program bimbel yang kami adakan. Bahkan

mereka senantiasa datang ke tempat tinggal kami hampir setiap hari di luar

jadwal bimbel yang kami tentukan, hanya untuk bermain.

Para pemuda Dusun Gosali juga menyambut saya dan teman-teman

dengan ramah. Mereka menamakan perkumpulan mereka sendiri dengan

nama Padepokan. Sayangnya di Dusun Gosali belum terbentuk Karang

Taruna, jadi mereka tidak bisa aktif dalam berkegiatan di kampung sendiri

melainkan hanya bekerja untuk kehidupan sehari-hari. Namun demikian,

mereka sangat mendukung dan membantu berjalannya proker kelompok,

baik yang fisik maupun nonfisik. Mereka juga membantu kami dalam

menjalankan tugas kepanitiaan pada kegiatan lomba untuk memperingati

Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73

tanggal 17 Agustus di Dusun Gosali. Bersama mereka, saya dan teman-

teman membangun sebuah gapura sebagai penanda kampung dan turut

memeriahkan lomba-lomba 17 Agustus yang unik.

Di antara semua anggota Padepokan, pemuda yang paling menonjol

adalah Dado alias Kang Jambul. Dibandingkan dengan pemuda yang lain,

Kang Jambul menjalankan hari-harinya dengan bekerja, walaupun masih

serabutan. Sedangkan pemuda-pemuda yang lain rata-rata bekerja sebagai

buruh tambang bahkan ada yang pengangguran. Dengan kesederhanaannya,

dia banyak bertanya kepada saya dan teman-teman. Menurutnya, belajar

itu penting untuk siapa saja. Kang Jambul juga percaya bahwa pelajaran

bisa didapatkan dari siapa saja. Saya setuju dengan pendapat itu karena

proses pembelajaran tidak harus di dalam kelas, melainkan di lingkungan

sekitar. Ruang kelas dibatasi oleh tembok, sedangkan lingkungan sekitar

itu luas.

4. Hadiah Kecil Untuk Gosali

Salah satu proker kami di Desa Bangunjaya adalah mengajar di

institusi pendidikan tingkat SD. Saya, Meli, Putri Astrid, Alwi, dan Shandy

mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rengasjajar yang terletak di

Dusun Nanggung. Sedangkan teman-teman yang lain mengajar di SDN

Gosali. Murid-murid di sana sangat antusias dengan kehadiran kami.

Murid-murid mempunyai watak yang bermacam-macam, ada yang

Page 289: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|267

pendiam dan mengikuti proses belajar-mengajar, ada pula yang bandel dan

enggan mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut mengingatkan saya

saat masih di bangku sekolah dasar. Saya jadi tersadar akan betapa guru-

guru saya yang dahulu mengajarkan saya dengan sabar dan tekun. Ternyata

mengajar bukan hal yang mudah, karena saya tidak punya dasar ilmu

mengajar. Tetapi selama mengajar di sana, saya mendapatkan pengalaman

baru seperti cara mengajar yang benar, menghadapi anak yang menangis

karena diganggu temannya, anak yang selalu mondar-mandir saat

pembelajaran, melerai anak yang bertengkar dengan temannya, dan masih

banyak lagi.

Institusi pendidikan formal di Dusun Gosali hanya ada satu, yaitu

SDN Gosali. Sedih, adalah kesan pertama saat saya melihat sekolah tersebut.

Lantai sekolahnya kotor, sampah berserakan, papan tulisnya sudah usang

dan masih menggunakan kapur. Realitas tersebut membuat saya dan

teman-teman berinisiasi untuk bersih-bersih sekolah dan memperbaiki

fasilitas sekolah semampu kami. Pengurus dan guru-guru sekolah sangat

setuju dengan hal itu. Anak-anak sekolah dengan senang hati membantu

kami membersikan setiap sudut sekolah. Walaupun sedikit yang bisa kami

lakukan tetapi mudah-mudahan bisa membantu kegiatan belajar mengajar

di SDN Gosali.

Fasilitas kebersihan di sana bisa dibilang kurang memadai. Jarang

ada tempat sampah di setiap sisi rumah di kampung itu. Warga masih biasa

membuang sampah di lahan kosong untuk dibakar, di sekitar sungai,

bahkan ada yang masih buang sampah sembarangan. Menurut tokoh

masyarakat setempat, sampah adalah masalah utama di Dusun Gosali.

Untuk itu, saya dan teman-teman tergerak untuk membangun tempat

pembuangan sampah terpadu, dibantu oleh warga sekitar untuk

pembangunannya. Untuk letaknya, saya dan teman-teman berkonsultasi

dengan tokoh-tokoh masyarakat Dusun Gosali, yaitu di dekat jembatan.

Walaupun tidak besar tetapi setidaknya bisa menampung sampah-sampah

dan bisa dibakar tanpa mengganggu warga sekitar.

Saat menyambut HUT RI yang ke-73, kami bersama pemuda-

pemuda setempat berniat untuk membangun sebuah gapura sebagai

penanda Dusun Gosali. Meskipun sempat bermasalah soal perizinan, tetapi

akhirnya kami dibolehkan membangun gapura di dekat jembatan Dusun

Gosali. Saya dan teman-teman kelompok putra, beserta pemuda Dusun

Page 290: Balqis Hanifah, dkk

268|RAKERKAB

Gosali, membangun gapura dengan gotong royong. Walaupun tidak megah,

gapura Dusun Gosali berhasil dibangun tanpa kendala yang rumit.

Kami juga mengadakan perlombaan-perlombaan unik untuk

memperingati HUT RI ke-73 pada 17 dan 18 Agustus 2018. Saya tak

menyangka perlombaan yang kami adakan sangat diminati warga yang

datang berbondong-bondong untuk mengikuti lomba atau sekadar

menonton. Perlombaan berjalan dengan lancar dan seru, saya juga merasa

senang dengan gelak tawa warga yang memeriahkan perlombaan. Kegiatan

yang menyemarakkan HUT RI ke-73 ditutup dengan panggung kecil di

malam tanggal 18 Agustus. Acara tersebut sekaligus merupakan acara

perpisahan kami dengan warga Dusun Gosali. Warga yang datang di acara

tersebut lebih ramai dibandingkan saat perlombaan, mungkin karena ada

pembagian doorprize yang akan dibacakan di panggung. Berbagai

penampilan dari kelompok saya maupun warga turut meramaikan acara

tersebut seperti bernyanyi, pemutaran video, tarian adat, tarian anak, dan

lain-lain. Di acara itu juga ada pembagian hadiah kepada pemenang

perlombaan 17 Agustus.

Malam itu adalah terakhir kalinya saya dan teman-teman bertatap

muka dengan warga dan aparat Dusun Gosali. Memang berat untuk

meninggalkan mereka, tapi saya dan teman-teman harus pergi. Anak-anak

kecil di Dusun Gosali menunjukkan kesedihan mereka saat kami

menyampaikan pesan dan kesan terakhir. Hal tersebut membawa saya ke

dalam suasana haru. Meskipun kebaikan yang saya beri kepada mereka

sedikit, tetapi pengalaman yang saya dapat begitu banyak. Saya sangat

berharap semoga Dusun Gosali dapat menjadi kampung yang sejahtera ke

depannya setelah saya dan teman-teman beranjak dari sana. Mungkin suatu

saat setelah lulus kuliah dan sukses, saya akan kembali ke Desa Bangunjaya,

khususnya Dusun Gosali, untuk berbagi kebahagiaan dan mengabdi lagi di

sana.

Page 291: Balqis Hanifah, dkk

269

BAB VII

KESAN DAN PESAN WARGA DESA BANGUNJAYA

1. Bapak Umar (Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya)44

Dengan kedatangan para mahasiswa di Desa Bangunjaya khususnya

di Dusun Gosali Sentuk masyarakat merasa sangat senang. Para mahasiswa

hadir dengan tujuan yang baik sehingga masyarakat pun menyambut dan

menerimanya dengan baik. Hadirnya mereka memberi dukungan untuk

semua masyarakat baik anak-anak, orangtua, pemuda dan aparatur desa.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan atas dedikasi dan

pembelajaran yang telah disampaikan kepada masyarakat selama sebulan

tinggal di Desa ini. Mohon maaf bila dirasa kurang nyaman selama tinggal

di sini, namun itu merupakan salah satu pembelajaran yang dapat teman-

teman mahasiswa ambil untuk bekal di masa mendatang. Saya mendoakan

para mahasiswa agar selalu sukses dan berhasil di masa depan dan semoga

sebulan di sini dapat menjadi pengalaman dan pembelajaran yang

bermanfaat di kemudian hari.

2. Bapak Marki (Ketua RW 01 Dusun Gosali Sentuk)45

Saya RW Marki berterima kasih atas kedatangan mahasiswa KKN.

Kami sangat bersuyukur dengan adanya program yang mereka jalankan di

Desa ini, khususnya di Dusun Gosali Sentuk. Datangnya mereka bisa

memberikan pemberdayaan masyarakat untuk jadi lebih baik dan lebih

kompak lagi. Bantuan tenaga dan materi yang mereka berikan semoga bisa

jadi pahala dan semoga membawa manfaat bagi masyarakat dan bagi

mereka para mahasiswa. Terimakasih karena selama sebulan ini telah

memberikan banyak motivasi bagi anak-anak untuk lebih giat lagi dalam

menggapai mimpi dan cita-cita. Semoga desa ini banyak memberikan ilmu

dan pembelajaran dalam menjadi kehidupan bermasyarakat bagi rekan-

rekan mahasiswa semua. Ke depannya semoga dimudahkan oleh Allah

SWT dalam segala urusan dan selalu ingat dengan Dusun yang pernah

mereka tinggali selama sebulan ini.

44

Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya, Bapak Umar, 19 Agustus 2018.

45Wawancara Pribadi dengan Ketua RW Dusun Gosali Sentuk, Bapak Marki, 19

Agustus 2018.

Page 292: Balqis Hanifah, dkk

270|RAKERKAB

3. Ibu Heri (Warga Desa Bangunjaya)46

Saya dan masyarakat yang lainnya dengan senang hati menerima

kehadiran mahasiswa di sini. Kedatangan mereka memberikan suasana

baru yang dulunya tidak pernah dirasakan. Sebulan mereka tinggal di sini

sudah saya anggap sebagai anak sendiri, tidak terasa sebulan sudah mereka

ada di sini, tapi serasa baru kemarin mereka datang dan berkenalan dengan

saya. Kebaikan yang mereka berikan kepada masyarakat semoga dibalaskan

pahala oleh Allah SWT. Doakan masyarakat di sini agar terus maju dan

berkembang kehidupannya. Jangan pernah melupakan kami dan sering-

sering main ke sini. Pintu kami terbuka lebar untuk kalian karena

kenangan yang kalian berikan akan selalu ada di hati kami dan tak akan

pernah kami lupakan. Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan umur yang

panjang serta sukses selalu di masa depan.

4. Abdul Kamal (Pemuda Desa Bangunjaya)47

Mahasiswa KKN sangat memberikan kesan yang sulit dilupakan

untuk Desa Bangunjaya. Dari mereka, kami kaum muda belajar banyak hal,

dari segi etika berbahasa, berinteraksi dan beradaptasi. Mereka

memberikan banyak motivasi kepada kami untuk terus menimba ilmu di

mana pun dan kapan pun. Kehadiran mereka menjadi bahan percontohan

bagi banyak masyarakat, khususnya anak muda dari segi pendidikan dan

hidup bersosial di masyarakat. Semoga teman-teman mahasiswa selalu

sukses ke depan dan terus bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.

Semoga tali silaturahmi yang sudah terjalin ini dapat terus tersambung

sampai akhir hayat. Terima kasih atas apa yang sudah teman-teman

mahasiswa berikan selama sebulan di sini. Jangan lupa untuk datang lagi,

karena kami menunggu kalian kembal

5. Anak-Anak Desa Bangunjaya 48

Kami senang kakak-kakak datang ke sini, senang bisa berkenalan

dan bermain bersama, bisa belajar banyak hal baru yang sebelumnya tidak

46Wawancara Pribadi dengan Warga Desa Bangunjaya, Ibu Herry, 19 Agustus

2018. 47Wawancara Pribadi dengan Pemuda Desa Bangunjaya, Abdul Kamal, 19 Agustus

2018. 48Wawancara Pribadi dengan Anak Desa Bangunjaya, Gastian Ramadhan, 19

Agustus 2018.

Page 293: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|271

kami ketahui. Kehadiran kakak-kakak memberikan semangat baru untuk

kami belajar. Kampung kami terasa ramai dengan adanya kalian. Tak terasa

sudah sebulan ada di sini, rasanya ingin terus bersama-sama kakak. Terima

kasih atas canda tawa yang kakak berikan kepada kami setiap hari. Terima

kasih banyak atas semangat dan motivasi yang kakak tularkan ke kami

semua. Doakan kami supaya kelak bisa menjadi orang yang bisa

membanggakan orangtua. Terima kasih banyak kakak, jangan lupakan

kami di sini. Kami semua sayang kakak-kakak UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 294: Balqis Hanifah, dkk

272|RAKERKAB

“Hidup berlangsung antara buritan

dan kemudi. Pembatasan Cuma

tambah menyatukan kenang. “

-Chairil Anwar-

Page 295: Balqis Hanifah, dkk

273

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Gaspersz, Vincent. Team-Oriented Problem Solving. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2007.

Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017.

Ciputat: Pusat Pengabdian Masyarakat, 2017.

Profil Desa Bangunjaya tahun 2017, dokumen dalam bentuk soft file

Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Bangunjaya

pada tanggal 1 Agustus 2018.

Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipublikasikan.

Suherman, Wawan S. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kuliah Kerja Nyata:

Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011. Yogyakarta: Pusat

Pengabdian Masyarakat UNY, 2011.

Internet

Peta “Bangunjaya, Cigudeg Bogor” diakses pada 29 September 2018 dari:

https://earth.app.goo.gl/?apn=com.

Yasin, Sanjaya. “Pengertian Problem Solving” Sarjanaku, diakses pada 1

September 2018 dari:

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-

solving.html.

Observasi Langsung

Catatan Observasi Lapangan tanggal 1 Agustus 2018

Wawancara pribadi dengan Anak Desa Bangunjaya, Gastian Ramadhan, 19

Agustus 2018.

Wawancara pribadi dengan Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya,

Bapak Umar, 19 Agustus 2018.

Wawancara pribadi dengan Ketua RW Dusun Gosali Sentuk, Bapak Marki,

19 Agustus 2018.

Wawancara pribadi dengan Pemuda Desa Bangunjaya, Abdul Kamal, 19

Agustus 2018.

Page 296: Balqis Hanifah, dkk

274|RAKERKAB

Wawancara pribadi dengan Warga Desa Bangunjaya, Ibu Heri, 19 Agustus

2018.

Page 297: Balqis Hanifah, dkk

275

BIOGRAFI SINGKAT

Ibu Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. adalah Dosen

Pembimbing Kelompok KKN 112. Beliau lahir pada

30 Desember 1978 di Jakarta. Riwayat pendidikan

beliau adalah S-1 di Fakultas Syariah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta (1996-2000), S-2 Jurusan Politik dan

Hubungan Internasional Timur Tengah di

Universitas Indonesia (2002-2005) dan Kandidat Doktor Sekolah

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2016-

sekarang). Saat ini beliau berprofesi sebagai dosen tetap Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abdul Mufahir, biasa dipanggil Fahir, lahir pada 6

Oktober 1996. Fahir tinggal di Jalan Ciater Raya,

RW. 07 RT. 10, Pd. Sentul, Ciater, Serpong,

Tangerang Selatan, Banten. Ia adalah putra dari

Bapak Irsyad Mudar dan Ibu Titi Jamilah. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN Ciater 1, MTS Al-

Amanah Al-Gontory, MA Al-Amanah Al-Gontory.

Saat ini Fahir sedang menempuh jenjang

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Jabatan Fahir dalam Struktur Keanggotaan Kelompok

KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Ketua.

Muhamad Utsman Mubarok lahir di Lamongan, 5

Oktober 1995. Utsman tinggal di Jalan Sunan Giri

No. 48, Lamongan, Jawa Timur. Ia adalah putra dari

Bapak Abdul Rouf dan Ibu Ma'shumah. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN Jetis 4 Lamongan,

SMPN 2 Lamongan, MAN 2 Garut. Saat ini Utsman

sedang menempuh jenjang perkuliahan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Ilmu Hukum. Jabatan

Utsman

Page 298: Balqis Hanifah, dkk

276|RAKERKAB

Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Wakil

Ketua.

Banu Ginanjar lahir di Jakarta, 30 Maret 1996 di

Jakarta. Banu tinggal di Kampung Bendungan

Melayu 003/001, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara,

DKI Jakarta. Riwayat pendidikannya dimulai dari

SDN 10 Petang Rawa Badak Selatan. MTS Ar-

Rasidiyyah, SMAN Daar El Qolam 2. Saat ini, Banu

sedang menempuh jenjang perkuliahan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban Islam.

Jabatan Banu dalam Struktur Keanggotaan KKN KelompokRakerkab

adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

Cherlinda Hestiane Cahyani lahir di Depok, 25

Agustus 1997. Cherlinda tinggal di Puri Kencana

Blok C No. 1 Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat. Ia

adalah putri pertama dari Bapak Kabul Arman dan

Ibu Rumi. Riwayat pendidikannya dimulai dari

SDN Depok Baru 6, SMP Negeri 1 Depok, SMA

Negeri 5 Depok. Saat ini Cherlinda sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas FISIP, Jurusan Ilmu

Politik. Jabatan Cherlinda dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN

Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

Apriliani Suryaningsih lahir di Magetan, 5 April

1997 di Magetan. April tinggal di Jalan Haji Usman

No. 17 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,

Banten. Ia adalah putri dari Bapak Adi Pramono

dan Ibu Mudji Sri. Riwayat pendidikannya dimulai

dari SDN Kentangan 1, SMPN 1 Magetan, SMAN 1

Magetan. Saat ini April sedang menempuh jenjang

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

pendidikan Bahasa Arab. Jabatan April dalam Struktur Keanggotaan KKN

Rakerkab adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.

Page 299: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|277

Melia Septiani Heryaman lahir di Majalengka, 17

September 1997. Melia tinggal di Jalan Sandong

Raya, Kampung Bulak Santri, RT 04/05, Karang

Tengah, Tangerang, Banten. Ia adalah putri

pertama dari Bapak Maman Heryaman dan Ibu

Titin Rosadi. Riwayat pendidikannya dimulai dari

SDN Karang Tengah 12, SMPN 24 Tangerang,

SMAN 13 Tangerang. Saat ini Melia sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Pendidikan Guru MI/SD. Jabatan Melia dalam Struktur Keanggotaan

Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi

Acara.

Rifqoh Nur Afifah Zaen lahir di Jakarta, 19 April

1997 di Jakarta. Rifqoh tinggal di Jalan Plumpang

B No. 18 RT 07/05, Rawa Badak Selatan Ia adalah

putri kedua dari Bapak Yaenuri dan Ibu Endarsih.

Riwayat pendidikannya dimulai dari SD

Cokoroaminoto, SMPN 277 Jakarta, SMA

Yappenda Jakarta. Saat ini Rifqoh sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi dan

Jurusan Agribisnis. Jabatan Rifqoh dalam Struktur Keanggotaan Kelompok

KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.

Shandy Kartika Putri lahir di Bojonegoro, 7 April

1996. Shandy tinggal di Jalan Tidore RT 03/17 No.

30B Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Ia adalah putri dari Bapak Lukman dan Ibu

Harmini. Riwayat pendidikannya dimulai dari MI

Madinatunnajah, Pondok Modern Darussalam

Gontor Putri 1, Pondok Modern Darussalam

Gontor Putri 1. Saat ini Shandy sedang menempuh

jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum.

Page 300: Balqis Hanifah, dkk

278|RAKERKAB

Jabatan Shandy dalamStruktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112

adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.

Shahara Putri Gusevi lahir di Tangerang, 20

Febuari 1998. Shahara tinggal di Jalan Ir.H. Juanda

No. 87 RT 003/03 Ciputat Timur, Tangerang

Selatan, Banten. Ia adalah putri pertama dari Bapak

Agusdi Arya dan Ibu Noviwarmi Ganin. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN Kampung Hutan

1, SMPN 212 Jakarta Selatan, SMKN 20 Jakarta

Selatan. Saat ini Shahara sedang menempuh

jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Jabatan Shahara dalam

Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai

Bendahara.

Latipah lahir pada 9 Oktober 1997. Latipah tinggal

di Klapanunggal Bogor. Ia adalah putri dari Bapak

Syawaluddin Nasution dan Ibu Anidah Lubis.

Riwayat pendidikannya dimulai dari MI Miftahul

Fallah, PPM Ummul Quro Al Islami, MAN 1 Bogor.

Saat ini Latipah sedang menempuh jenjang

perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum,

Jurusan Ilmu Hukum. Jabatan Latipah dalam Struktur Keanggotaan

Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Bendahara.

Putri Diyah Febriyanti lahir di Bogor, 11 Febuari

1996. Putri tinggal di Jalan Pekapuran Kp.

Sindangkarsa Gg H. Rasam RT 04/05 Sukamaju

Baru Tapos, Depok, Jawa Barat.Ia putri dari Bapak

Darwyansyah dan Ibu Erita Suprihatin. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN Sukamaju 4, MTS

Al-Asiyah Cibinong, MAN 2 Jakarta Timur.Saat ini

Putri sedang menempuh jenjang perkuliahan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Jabatan Putri

Page 301: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|279

dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Konsumsi.

Alwi Alawiyah lahir di Bogor, 20 Desember 1997 di

Bogor. Alwi tinggal di Kampung Sawah Baru RT

02/12 Desa Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia adalah putri

pertama dari Bapak Ahmad Iskandar dan Ibu Icun

Sutinah. Riwayat pendidikannya dimulai dari MIM

Leuwiliang, Pesantren Modern Al Islami, Pesantren

Modern Al Islami. Saat ini Alwi sedang menempuh

jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah. Jabatan Alwi dalam

Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Konsumsi.

Muhammad Syahrul Akbar lahir di Tangerang, 18

November 1997. Syahrul tinggal di Jalan Anggrek 2

Blok DK 2 No. 11, Villa Pamulang, Pondok Petir,

Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Ia adalah putra dari

Bapak Muttaqillah dan Ibu Yeni. Riwayat

pendidikan dimulai dari Madrasah Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , MTs. Yapima,

Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Saat ini Syahrul sedang menempuh jenjang perkuliahan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin,

Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Jabatan Syahrul dalam Struktur

Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung

jawab Divisi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi

Animatun Fatimah lahir di Brebes, 25 Desember

1996. Ani tinggal di Sitanggal, Larangan, Brebes,

Jawa Tengah. Ia adalah putri ketiga dari Bapak

Suratmo dan Ibu Marsiti. Riwayat pendidikannya

dimulai dari SDN Sitanggal 02, MTS Assalafiyah

Sitanggal, SMAN 1 Larangan. Saat ini Ani sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Page 302: Balqis Hanifah, dkk

280|RAKERKAB

Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Studi Agama-Agama. Jabatan Ani dalam

Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai

penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.

Ahmad Pebian, biasa dipanggil Apeb, lahir di

Sukabumi, 25 Januari 1998 di Sukabumi. Apeb

tinggal di Gang Buntu No. 11A RT 01/03 Kadaung

Sawangan, Depok, Jawa Barat. Ia adalah putra dari

Bapak Ilyas dan Ibu Suparmi. Riwayat

pendidikannya dimulai dari SDN Serua 02 Depok,

SMP Darussalam Interschool Tangerang Selatan,

SMAN 8 Tangerang Selatan. Saat ini Apeb sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Agribisnis.

Jabatan Apeb dalam Struktur KeanggotaanKelompok KKN Rakerkab 112

adalah sebagai penanggung jawab Divisi Sponsorship.

Putri Utami, biasa dipanggil Piyu, lahir di

Lamongan, 16 Juli 1997 di Lamongan. Piyu tinggal

di Jl. Raya Daendles RT/RW 004/02 Banjaranyar,

Banjarwati, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Ia

adalah putri dari Bapak Zainul Ma'arif dan Ibu

Wiwik zuliyatin. Riwayat pendidikannya dimulai

dari MI Mu’Awanah, MTS Tarbiyatut Tholabah,

MA Al-Nahdlah. Saat ini Piyu sedang menempuh

jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi. Jabatan

Piyu dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah

sebagai penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat.

Wildan Aulia Rahman lahir di Indramayu, 7 Maret

1998. Wildan tinggal di Jalan Raya Curug RT

02/09 No. 17, Curug, Bojongsari, Depok, Jawa

Barat. Ia adalah putra dari Bapak Syamsuri. dan

Ibu Siti Syuaebah. Riwayat pendidikannya

dimulai dari SDN 01 Curug, SMP Al-Hasra, SMA

Al-Hasra. Saat ini Wildan sedang menempuh

jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri

Page 303: Balqis Hanifah, dkk

RAKERKAB|281

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jabatan Wildan dalam Struktur

Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung

jawab Divisi Hubungan Masyarakat.

Balqis Hanifah lahir di Tangerang, 20 Mei 1997.

Balqis tinggal di Jalan Kemang Sari 2 No. 1 Kav. 17

Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Ia adalah putri dari Bapak Achmad Siddiq dan Ibu

Anita Sulystiana. Riwayat pendidikan Balqis

dimulai dari MI Yahya, SMP Islam Darussalam,

SMA Islam Darussalam. Saat ini Balqis sedang

menempuh jenjang perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi,

Jurusan Kimia. Jabatan Balqisdalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN

Rakerkab 112 adalah sebagai Sekretaris

Astrid Haura lahir di Jakarta, 18 Juni 1997 di Jakarta.

Astrid tinggal di Bintaro Jaya, Sektor V, Tangerang

Selatan, Banten. Riwayat pendidikan Astrid

dimulai dari SDS Tadika Puri, SMP Negeri 19

Jakarta, SMA Negeri 70 Jakarta. Saat ini Astrid

sedang menempuh jenjang perkuliahan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Jabatan Astrid dalam Struktur

Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Sekretaris.

Page 304: Balqis Hanifah, dkk

282|RAKERKAB

“Untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, jalani hidup dengan

santai selayaknya di pantai.”

-Astrid Haura-

Page 305: Balqis Hanifah, dkk

283

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 306: Balqis Hanifah, dkk

284|RAKERKAB

Lampiran 1

Sertifikat

Page 307: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|285

Lampiran 2

Contoh Surat Keluar

Page 308: Balqis Hanifah, dkk

286|RAKERKAB

Page 309: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|287

Lampiran 3

Laporan Mingguan Individu

Laporan minggu pertama

1. Abdul Mufahir

NIM 11150150000048

Posisi dalam Kelompok Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Pada Minggu pertama saya berencana memfokuskan semua kegiatan untuk bersosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat di Desa Bangunjaya sekaligus mensurvei semua aspek agar dapat sama-sama bersinergi dalam menjalankan program yang masyarakat dan kelompok KKN 112 sepakati. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Minggu pertama saya habiskan waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat di Desa Bangunjaya untuk menyesuaikan program yang akan kami laksanakan. Dalam prosesnya, saya dan teman-teman kelompok KKN 112 juga membantu kegiatan belajar siswa di SDN Rengasjajar, SDN Gosali & PAUD Gosali baik internalnya (kelas formal) maupun eksternalnya (bimbingan belajar & TPA).

2. Apriliani Suryaningsih

NIM 11150120000005

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Pada minggu pertama saya berencana melakukan pendekatan kepada warga sekitar. Saya juga melakukan pendekatan kepada tenaga pengajar pengajian, tenaga pengajar sekolah setempat serta kepada anak-anak sekitar tempat tinggal KKN saya.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya melakukan pendekatan kepada warga sekitar agar kedatangan kami KKN bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Saya melakukan pendekatan dengan menanyakan kebiasaan yang terjadi di lingkungan di sini serta menanyakan permasalahan apa saja yang muncul. Saya melakukan pendekatan kepada beberapa guru yang mengajar di SDN Gosali untuk mendapatkan informasi di sekolah.

3. Putri Diyah Febriyanti

Page 310: Balqis Hanifah, dkk

288|RAKERKAB

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Saya berencana sosialisasi dengan warga, mencari tau kegiatan warga setiap hari, membagikan donasi baju, mengajas sekolah SDN Rengasjajar (Nanggung) dan mengajar bimbel untuk anak-anak sekitar PAUD sampai SMP. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya menemui warga sekitar umtuk memberitahukan bahwa kami meminta izin tempat tinggal di Desa Bangunjaya dan mencari informasi lebih lengkap tentang desa tersebut. Saya di sini membantu membeli sayur-mayur untuk kebutuhan makan sehari-hari dan menyiapkan jadwal masak setia hari, saya juga bersosialisasikan dengan warga (Suka Galih).

4. Putri Utami

NIM 11150161000083

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Agenda utama yang saya targetkan adalah sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat Dusun Gosali dan masyarakat setempat. Saya dan anggota KKN lainnya berbagi tugas untuk melakukan silaturrahim, melakukan pendekatan kepada masyarakat dan menyampaikan program kerja. Selain itu, saya menjadi perwakilan kelompok untuk bersilaturrahim sekaligus merencanakan pembukaan kegiatan KKN di kecamatan Cigudeg. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Saya mencoba membaur dengan cara mengikuti beberapa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh warga, seperti mencuci dan mandi di sungai, menanam padi di sawah, melakukan jalan pagi dan bermain bersama anak-anak Gosali.

5. Melia Septiani Heriyaman

NIM 11150183000021

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Page 311: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|289

Pada minggu pertama saya bersosialisasi ke Sekolah yang ada di Desa Bangunjaya. Saya berencana melakukan kegiatan ngajar mengajar bersama kelompok KKN 112. Sasaran sekolah yang akan didatangi yaitu Sekolah Negeri Rengasjajar. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Pada hari Sabtu, saya bersosialisasi ke salah satu sekolah yang ada di Desa Bangunjaya yaitu Sekolah Negeri Rengasjajar. Ketika di sekolah, saya berbincang dengan Kepala Sekolah dan guru-guru yang ada di sana. Bangunan sekolah yang ada di sana lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di Desa Bangunjaya.

6. Banu Ginanjar

NIM 11150220000067

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Minggu pertama, saya berencana sosialisasi ke warga-warga yang berada di Bangunjaya, kemudian dilanjut dengan survai seperti sekolahan, TPA, lingkungan, pertanian, serta tempat yang akan saya tinggal nanti. Bentuk yang mendasar ini akan mengumpulkan suatu bahan yang akan diperlukan saat kegiatan berlangsung, dan menindak lanjuti secara birokrasi. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Sosialisasi yang pertama melakukan pembukaan, agar bisa menyerap aspirasi mereka baik pejabat maupun warga. Kemudian saya melanjuti perkenalan kepada siswa/i di sekolah khususnya SD dan TPA beserta warga setempat untuk menjalin ke akraban (silaturahim). Dalam seminggu sudah menjalankan kegiatan seperti olahraga pada minggu pagi, mengajar di sekolah dan TPA.

7. Alwi Alawiyah

NIM 11150240000021

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Minggu pertama sosialisasi dilakukan di Desa Bangunjaya Dusun Gosali. Saya melakukan sosialisasi ke sekolah Rengasjajar Desa Bangunjaya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar bersama teman kelompok KKN 112. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Page 312: Balqis Hanifah, dkk

290|RAKERKAB

Saya bersama 6 orang teman saya melakukan survey ke Sekolah Dasar Negeri Rengasjajar. Saya bertemu dengan Kepala Sekolah dan izin melakukan kegiatan mengajar. Alhamdulillah tidak ada kendala. Kamipun mengikuti upacara dan diperkenankan untuk memperkenalkan diri kepada siswa-siswi Rengasjajar saat upacara. Dihari selanjutnya, kami memulai kegiatan mengajar di sekolah Rengasjajar.

8. Muhammad Syahrul Akbar

NIM 11150331000014

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Kegiatan yang akan dilakukan di minggu pertama ini adalah berbaur dan berkomunikasi dengan aparat desa, sesepuh atau orang yang dituakan, dan masyarakat yang ada di Kampung Gosali dan Sentuk. Serta menyelenggarakan acara pembukaan dan mendesain tempat acara pembukaan yang diadakan di kantor Desa Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Kegiatan yang pertama yang telah terlaksana adalah dekorasi dengan desain banner yang telah didesain. Acaranyapun telah alhamdulillah terlaksana dengan lancar. Sosialisasi yang belum terlaksana hanya kepada PKK dan salah satu sesepuh di Kampung Gosali.

9. Animatun Fatimah

NIM 11150321000011

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah kewajiban dalam melangsungkan jenjang perkuliahan. Di sini saya sebagai penanggungjawab divisi Pubdekdok yang mana dalam divisi ini saya memiliki kewajiban untuk sealalu meliputi setiap bentuk kegiatan yang berlangsung. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Hari pertama KKN saya melaksanakan kewajiban saya sebagai divisi pubdekdok dengan mengambil bebrapa gambar dalam kegiatan pertama yakni pembukaan KKN di kecamatan dan kelurahan. Divisi yang saya dapat merupakan divisi yang amat penting karena dokumentasi amat sangat dipenting karena akan dilampirkan dalam laporan akhir kegiatan KKN.

10. Shandy Kartika Putri

Page 313: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|291

NIM 11150430000096

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Pada Minggu pertama saya berencana melakukan pendekatan atau sosialisasi kepada masyarakat dan menanyakan tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah sekitar desa. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Ketika sampai di tempat kkn, saya dan teman kelompok mengadakan acara pembukaan kkn di kantor kelurahan. Setelah itu saya melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar, dan menanyakan tentang kegiatan belajar mengajar kepada guru yang tinggal di sekitar sekolah. Setelah beberapa hari saya dan kawan-kawan tinggal, Alhamdulillah masyarakat sangat antusias dengan kehadiran saya dan kawan-kawan.

11. Muhamad Utsman Mubarok

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Minggu pertama saya di Desa Bangunjaya kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor. Saya berencana melakukan sosialisasi ke warga Desa Bangunjaya dan juga sosialisasi untuk ikut menjadi tenaga pengajar di sekolah maupun di TPA.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Ketika saya sampai di Desa Bangunjaya tepatnya di Dusun Gosali. Saya melakukan pendekatan kepada para warga Desa Bangunjaya. Alhamdulillah saya dan teman-teman KKN diterima sangat baik oleh warga. Saya melakukan sosialisasi ke sekolah SD Gosali, SD Nanggung dan juga sosialisasi ke TPA untuk ikut membantu menjadi pengajar.

12. Latipah

NIM 11150480000108

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Minggu dalam KKN pertama saya dan kawan-kawan melakukan pembukaan KKN di desa dan keluarahan yang mana kegiaatan ini merupakan suatu kewajiban setiap anggota KKN, hal inipun menjadi sebuah bentuk awal penerimaan kami untuk diizinkan tinggal di desa ini.

Page 314: Balqis Hanifah, dkk

292|RAKERKAB

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya dan kawan kawan KKN melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk merekatkan antara masyarakt dengan mahasiswa, sosialisasi yang kami lakukan diharapkan dapat mendekatkan kami kepada masyarakat dan merangkul kebaikan degan masyarakat, hal ini sesuai dengan nama dari klompok KKN kami RAKERKAB (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya).

13. Wildan Aulia Rahman

NIM 11150510000226

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Pada Minggu pertama saya mewakili kelompok dalam pembukaan KKN sekecatamatan Cigdeg di aula kecamatan pada tanggal 23 juli. Saya ikut berpartisipasi dalam mensosialisasikan program kerja kelompok seperti ke SD, TPQ, dan PAUD yang berada d Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya mensosialisasikan program mengajar di SDN Gosali kepada guru-guru di sana mereka sangat antusias degan adanya bantuan tenaga pengajar dar kami. Selain itu, saya juga ikut berdisksi denan tokoh dan para pemuda setepat dan membahs masalah utama yang ada di Dusun Gosali yaitu masalah sampah dan MCK.

14. Astrid Haura

NIM 11151130000051

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Rencana KKN minggu pertama saya adalah mengajar anak-anak SD dan memberikan cerita motivasi setap malamnya keadaan warga sekitar. Saya juga berencana ntk membantu warga dalam menjalankan aktivitas agrikultur. Saya mepersiapkan satu proposal dadakan yang akan disebar ke tiga peusahaan terbuka (PT) di Desa Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya telah mengajar mata pelajaran bahas ingris di SDN Rengasjajar dengan jadwal setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis. Di watu luang, saya membantu menandur sawah Nini Saeni di Dusun Sentuk. Saya juga diajk mengunjungi tempatbudidaya jamur dan eternakan lebah oleh Kang Jambul.

15. Shahara Putri Gusevi

Page 315: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|293

NIM 11150810000053

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Saya berencana melakukan kegiatan sosialisasi dengan warga sekitar mengenai program kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat seperti membagikan donasi baju, mengajar di Sekolah Dasar dan bimbel.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Dalam melakukan sosialisasi dengan warga, saya melakukan jalan pagi bersama anggota lainnya ke Dusun Sentuk. Dalam melakukan donasi, saya mengkategorikan pakaian berdasarkan gender yang akan memakainya. Saya menggantikan guru SD yang sedang pelatihan dengan mengajarkan siswa kelas 1,2 dan 5, serta mengajarkan bimbingan belajar kepada siswa SD kelas 4, 5, dan 6.

16. Ahmad Pebian

NIM 11150920000002

Posisi dalam Kelompok Sponsorsip

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Saya melakukan sosialisasi dan pendekatan terhadap pejabat daerah saya tinggal mulai dari pak lurah, pak RW, tokoh masyarakat serta warga yang lainnya. Saya juga sosialisasi ke sekolah SDN Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Awal saya sampai di Desa Bangunjaya saya langsung bertemu dan bersiaturahim dengan pejabat desa. Selain itu, saya juga bersilaturahim dengan warga Dusun Gosali baik pak Ustad, para pemuda, ibu/bapak serta anak-anak. Setelah itu, saya langsung ke sekolah bersilaturahim dan meminta jadwal untuk mengajar di SDN Gosali Desa Bangunjaya.

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

NIM 11150920000016

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Pada minggu pertama saya dan Cherlinda berencana untuk menjalankan kegiatan mengajar di salah satu sekolah yaitu SDN Gosali Desa Bangunjaya. Salah satu yang saya ajarkan adalah mengajar murid-murid Paud di Desa Bangun Jaya. Selain dari kegiatan mengajar saya juga berencana melakukan kegiatan untuk membuat opak dan bercoocok tanam. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Page 316: Balqis Hanifah, dkk

294|RAKERKAB

Pada minggu pertama di tgl 22 Agustus hari minggu saya bertamu kerumah guru bernama bu Euis yang salah satunya beliau adalah guru Paud di sana saya berbincang mengenai hal kegiatan mengajar nantinya. Selain itu pada tgl 25 agustus saya pergi ke Dusun Sentuk untuk membantu bu Yanti membuat opak dan bercocok tanam dengan menandur sawah.

18. Balqis Hanifah

NIM 11150960000060

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Saya berencana soialisasi dengan warga, membagikan baju donasi, mengajar sekolah SD dan bimbel dengan warga sekitar.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya menemui warga sekitar untuk menginformasikan bahwa kami tinggal di Dusun Gosali untuk kegiatan KKN dan mencari informasi lebih lengap tenan desa yang kami tinggal. Saya membantu mengkategorikan baju yang akan didonasikan. Saya mengajar di SD Gosali kelas 6 dan bimbingan beajar dari kelas 5 dan 6 SD.

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

NIM 11151120000021

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-1

Kami mesosialisasikan kepada warga kegiatan KKN kami yaitu mengajar SD di pagi hari, memberikan donasi baju yang akan kami bagikan ke warga sekitar di sore hari dan bimbel yang dilaksanakan pada malam hari. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1

Saya bertutursapa dengan warga sekeitar sekaligus kami meminta izin untuk menempati Dusun Gosali di Desa Bangunjaya. Saya menggali lebih dalam karakteristik warga sekitar serta menanyakan hal-hal apa yang sekeiranya dibutuhkan oleh siswa-siswa SD Gosali. Saya mengajar SD kelas 2 dan PAUD.

Laporan minggu kedua

1. Abdul Mufahir

Page 317: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|295

NIM 11150150000048

Posisi dalam Kelompok Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Minggu ini saya berencana membuat bak sampah besar untuk penampungan dan pembakaran agar mengatasi permasalahan sampah di Dusun Gosali. Saya juga berencana membentuk panitia pelaksana untuk memperingati hari kemerdekaan.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya mencari titik untuk penempatan bak sampah besar yang disetujui oleh masyarakat Dusun Gosali. Saya ikut bersama warga membentuk panitia untuk memperingati hari kemerdekaan dan saya memberikan sumbangsih pikiran untuk pembentukan struktur kepanitiaan.

2. Apriliani Suryaningsih

NIM 11150120000005

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Di Minggu ke-2 saya berencana untuk ikut serta dalam program mengajar yang sudah dibuat kelompok saya. Saya berencana untuk memulai aktivitas bimbingan belajar untuk anak-anak mulai umur 5 tahun hingga SMA di malam hari. Saya berencana untuk mulai aktif membantu mengajar di pengajian anak yang sudah ada di Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Di Minggu ini saya mulai membantu mengajar di SDN Gosali. Saya mengajar PAI dan Matematika di kelas V. Saya mengajar pada hari Senin sampai Rabu, pukul 07.30- 09.30 WIB. Selain mengajar SD, pada Senin sore saya juga membantu mengajar mengaji Iqro anak-anak di saung dekat rumah tinggal kami selama KKN.

3. Putri Diyah Febriyanti

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Saya berencana sosialisasi untuk memberikan beberapa fasilitas sekolah dan seminar hukum yang akan segera diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Saya juga setiap senin, kamis dan jumat mengajar di SDN Rengasjajar Nanggung dan Saya mengajar bimbel di hari rabu.

Page 318: Balqis Hanifah, dkk

296|RAKERKAB

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya menemui guru Gosali untuk memberitahukan bahwa kelompok KKN kami akan melaksanakan kegiatan memberikan beberapa fasilitas disekolah SDN Gosali dan seminar hukum pada tanggal 5 agustus yang diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Kelompok KKN saya juga sudah bersosialisasi kepada warga untuk membicarakan tentang MCK dan bak sampah.

4. Putri Utami

NIM 11150161000083

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Kegiatan yang saya rencanakan di Minggu ini adalah mengikuti pengajian Mingguan ibu-ibu Kampung Gosali, melakukan senam pagi, mengajar mata pelajaran IPA di SDN Gosali, mempersiapkan kegiatan peringatan HUT RI ke-73 bersama pemuda dan aparat Kampung Gosali dan juga ikut serta dalam perencanaan peringatan HUT RI di kelurahan Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Minggu ini saya dan teman-teman mengikuti pengajian Mingguan ibu-ibu Kampung Gosali, dan saya mendapat pengalaman serta pelajaran baru darinya. Ahad pagi, saya dan teman-teman melakukan senam pagi bersama ibu-ibu dan anak-anak Gosali. Sebagai penanggungjawab kegiatan Agustusan, saya mengikuti rapat persiapan Agustusan bersama pemuda dan tokoh masyarakat Gosali dan Bangunjaya.

5. Melia Septiani Heriyaman

NIM 11150183000021

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Pada Minggu kedua saya dan kelompok berencana membuka kelas bimbel dan seni dengan sasaran anak-anak yang bertempatkan di salah satu Majelis yang ada di Dusun Gosali. Saya bersosialisasi dengan seluruh warga di Dusun Gosali untuk mengajak anak-anaknya belajar bersama. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Page 319: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|297

Kegiatan bimbel dilaksanakan pada hari Minggu. Tempat kegiatan berlangsung di rumah tinggal perempuan karena kurangnya cahaya penerangan di Majelis yang sudah direncanakan. Ketika kegiatan kami membagi kelompok sesuai tingkatan satuan pendidikan. Saya mengajarkan Bahasa Inggris, matematika dan seni melipat origami.

6. Banu Ginanjar

NIM 11150220000067

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Pada Minggu kedua ini, saya menambah sosialisasi ke pemuda yang berada di Dusun Gosali. Mengembangkan bagaimana cara kerja dan pembuatannya itu seperti apa. Ditambah juga kegiatan 17 Augustusan, untuk mengikut sertakan rekan-rekan saya.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Dalam 2 Minggu ini, saya mengikuti kajian yaitu pengajian, acara haul yang di utus beberapa saja, termasuk saya. Kemudian kegiatan yang lain nya masih sama seperti Minggu pertama. Saya juga silaturahim ke pak lurah, bertujuan untuk agenda 17 san nanti.

7. Alwi Alawiyah

NIM 11150240000021

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

bersosialisasi ke warga untuk mengikuti kegiatan senam pada hari libur. Saya pun melakukan kegiatan bimbel, TPA dan mengikuti pengajian dengan warga sambil bersosialisasi untuk menampung aspirasi warga.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Alhamdulillah kegiatan Minggu kedua berjalan dengan lancar. Kegiatan bimbel dilakukan setiap malam hari pada hari senin, selasa, rabu dan jum’at. Kelas bimbel, diadakan pula kelas seni. Saya mengajarkan anak-anak tentang agama terutama tata cara berwudhu dan shalat. Karna di Dusun Gosali pengetahuan tentang agama sangat minim.

8. Muhammad Syahrul Akbar

NIM 11150331000014

Page 320: Balqis Hanifah, dkk

298|RAKERKAB

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Minggu kedua ini saya memiliki program sendiri yang berbentuk pengembangan kemampuan, yaitu silat Perisai Diri. Selain itu saya dan kelompok juga merencanakan konsep acara perlombaan hari kemerdekaan.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Alhamdulillah, pada hari Sabtu, 28 Juli 2018 telah terlaksana program pribadi saya untuk memperkenalkan program silat ini di Kampung Gosali ini serta telah berjalan latihan pertama. Antusias masyarakat di sini sangat luar biasa, sampai ingin latihan setiap hari. Program acara perlombaan hari kemerdekaan telah berjalan sampai dengan dua kali pertemuan rapat.

9. Animatun Fatimah

NIM 11150321000011

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Di Minggu kedua saya melakukan gegiatan sosialisasi mengajak warga untuk senam sehat, dan dihari senin saya dan kawan-kawan berdiskusi bersama guru SDN Gosali apa yang bisa kami bantu.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Dipagi hari saya dan kawan kawan melalukan senam sehat bersama warga Gosali dan saya juga mengajar di SDN Gosali banyak manfaat yang saya ambil dari kesabaran dan kebersamaan di Desa Bangunjaya.

10. Shandy Kartika Putri

NIM 11150430000096

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Pada Minggu kedua kami berencana mengadakan senam bersama di hari Minggu dan sosialisasi untuk seminar hukum keluarga.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Page 321: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|299

Pada Minggu ini saya dan kawan-kawan mulai membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar Dusun Gosali dan nanggung. Saya membantu mengajar pelajaran Agama, sedangkan teman saya lainnya mengajar matematika dan bahasa inggris. Pada hari Minggu kami mengadakan senam bersama masyarakat di lapangan depan Sekolah Dasar Dusn Gosali. Setelah itu kami bersosialisasi untuk seminar hukum keluarga.

11. Muhamad Utsman Mubarok

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Saya berencana membentuk panitia pelaksana untuk kegiatan memperingati hari kemerdekaan. Dan saya berencana melakukan sosialisasi di TPQ/ TPA.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya menemui warga dan membentuk panitia guna memperingati hari kemerdekaan dan saya menjadi penanggung jawab di kegiatan ini. Saya juga mengajar di TPQ/ TPA.

12. Latipah

NIM 11150480000108

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Dalam Minggu ini ada beberapa rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok KKN kami, salah satunya adalah senam sehat dan akan diadakan seminar hukum keluargan yang akn dilaksanakan di tanggal 5 agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Tepat pada mingu kedua di Dusun Gosali kelompok KKN kami melaksanakan senam sehat dan seperti biasa kami melakukan sosialisasi kepada warga agar dapat hadir pada kegiatan kegiatn kami, tak hanya itu kami juga mensosialisasikan tentang program yang akan kami realisasikan di Desa Bangunjaya khususnya di Dusun Gosali.

13. Wildan Aulia Rahman

NIM 11150510000226

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Page 322: Balqis Hanifah, dkk

300|RAKERKAB

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Di Minggu kedua ini, saya berencana mensosialisasikan pembuatan tempat sampah kepada para tokoh dan beberapa warga Dusun Gosali. Saya mensosialisasikan semiar huum keluarga ang akan diisi oleh dosen pembimbing saya. Saya mengikuti rapat perdana persiapan 17am dengan para pemuda Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya berdiskusi dengan para tokoh dan bebeapa warga di Dusn Gosali tentang kesadaran akan kebersihan dan pembuanan tempat sampah agar warga tidak memuang sampah sembangan kembali. Saya mempersiapkan seminar hokum keluarga, saya juga mengajar di SDN Rengasjajar kelas 6 tidak hanya tentang materi pembelajaran tetapi tentang kedisiplinan

14. Astrid Haura

NIM 11151130000051

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Rencana KKN Minggu kedua saya adalah melanjutkan aktivitas mengajar Bahasa Inggis di SDN Rengasjajar. Selain itu, focus action plan mingu kedua saya adalah merampungan proposal pembuatan bangunan mandi kakus (MCK) yang merupakan program fisik untuk pembangunan berkelanjutan di Dusun Gosali. Kegiatan bersifat kemasyarakatan seperti sosialisasi juga direncanakan untuk dijalankan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya telah mengajar murid di kelas III, IV V dan VI di SDN Rengasjajar dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar supaya para siswa merasa bahwa belajar itu asyik. Proposalpembuatan MK sudah masu tahap final dengan sudah dicetakna proposal. Kegiatan kemasyarakatan telah berjaln dengan sosialisasi bersam warga.

15. Shahara Putri Gusevi

NIM 11150810000053

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Saya akan mensosialisasikan kegiatan pembuatan MCK dan seminar hukum. Saya mengajar matematika di SDN Gosali kelas 2 serta mengajar bimbel Matematika dan Bahasa Inggris kelas 4-6.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Page 323: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|301

Saya berkunjung ke rumah warga membicarakan pembuatan MCK serta seminar yang akan dilakukan, selain itu meminta izin dengan para guru SDN Gosali untuk penggunaan kelas guna seminar. Saya mengajar perkalian serta hafalan Bahasa Inggris kepada siswa.

16. Ahmad Pebian

NIM 11150920000002

Posisi dalam Kelompok Sponsorsip

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Rencana kegiaan saya pada mingu ke 2 KKN ini ingin mengeksplorasi dan melakukan sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap pertanian yang terdapat di Dusun Gosali khususnya pertanian sawah/padi baik dalam pengunaan pupuk, cara tanam, saluran irigasi, dan lain sebagainya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Warga di Dusun Gosali ini bermata pencaharian sebagian besar adalah petani selain berdagang atau pertambang pasir. Petani padi masih menggunakan system tradisional yang mengadalkan sisa panen, buah busuk maupun kotoran hewan untuk diolah sebagai pupuk organik. Dan luas lahan yang rata-rata <1Ha menjadikan diproduksianya untuk konsumsi sendiri bukan untuk dijual.

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

NIM 11150920000016

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Pada Minggu ke dua saya dan teman lain berencana akan melakukan senam pagi bersama warga di Dusun Gosali, selain senam saya dan beberapa teman lainnya juga ikut membantu ibu yanti pergi ke kebon, setelah dari kebon saya melanjutkan bersiap untuk melakukan kegiatan mengajar Paud. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya mengajak ramai-ramai warga di sana seperti ibu-ibu, anak-anak, dan bapak-bapak untuk senam pagi sehat bersama teman-teman KKN. Setelah selesai senam saya bersama beberapa teman dari KKN bersilaturahmi ke Dusun Sentuk bertemu dengan bu Yanti yang kebetulan beliau meminta bantuan dari kami untuk pergi ke kebon memetik tanaman, dll.

18. Balqis Hanifah

NIM 11150960000060

Page 324: Balqis Hanifah, dkk

302|RAKERKAB

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Saya berencana soialisasi pembuatan MCK dan seminar hukum yan akan diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Pada hari Minggu kami mengadakan senam pagi bersama warga sekitar. Saya mengajar di SDN Gosali kelas 6 pelajaran matematika dan Bahas Indonesia. Saya mengajar bimbel kelas 4-6. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Saya menemui warga untuk membertahukan bahwa kelmpok KN kami akan mengadakan emuatn MKdan seminar huku pada tanggal 5 agustus yang akan diadakan oleh dosen pembimbing KN saya. Saya mengajar di SDN Gosali tdiak hanyapelajaran materi teapi tentang peilak dan akhlak yang baik.

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

NIM 11151120000021

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-2

Rencana Kegiatan kelompok kami pada Minggu ini adalah mengadakan senam pagi, di hari miggu dan dalam keseharian kami di Dusun Gosali kami memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk membantu keseharian warga dalam berbagai hal demi menjalin komunikasi yang baik dengan warga sekaligus membangun rasa kekeluargaan antara mahasiswa KKN dan warga Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2

Antusiasme warga Dusun Gosali saat mengikuti senam pagi sangat tinggi sehingga kami sangat bersemangat melaksanakannya, senam diiringi dengan sorakan dan tawa dari warga. Dihari-hari lain saya membantu ibu yanti di Dusun Gosali untuk memanen cabai di Dusun Sentuk. Selama perjalanan menuju kebun saya berbagi cerita dengan warga sekitar.

Laporan minggu ketiga

1. Abdul Mufahir

NIM 11150150000048

Posisi dalam Kelompok Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Page 325: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|303

Saya berencana melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas SDN Gosali, mengadakan seminar hukum keluarga dan pembagian bibit kepada masyarakat Bangunjaya. Mempersiapkan gapura semi permanen untuk Dusun Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Memperbaiki fasilitas sekolah yang sudah ada berupa sekat kelas dan menambahkan sarana dan prasarana berupa white board dan lain-lain. Menyelenggarakan seminar hukum keluarga dan pembagian bibit kepada masyarakat pada hari Minggu, 5 Agustus 2018. Saya melatih Paskibra untuk upacara 17an di Dusun Nanggung.

2. Apriliani Suryaningsih

NIM 11150120000005

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Saya berencana melakukan sosialisasi untuk seminar hukum yang akan kita lakukan di sekolah dengan tema "Hukum Keluarga ( Pernikahan Dini). Selain itu, saya berencana berkomunikasi dengan pihak sekolah SD Gosali terkait program kelompok kita tentang pengadaan fasilitas sekolah. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Hari Sabtu, 04 Agustus 2018 saya membantu bersih-bersih sekolah di SD Gosali bersama teman-teman KKN 112. Kami juga memberikan beberapa alat kebersihan, alat tulis dan templete-templete. Di hari Minggu, 5 Agustus saya dan teman-teman mengadakan Seminar Hukum Keluarga di SD Gosali sekaligus pembagian bibit gratis untuk para warga.

3. Putri Diyah Febriyanti

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ketiga saya dan kelompok berencana mengadakan seminar dengan tema “Hukum keluarga” yang akan dilaksanakan di Dusun Gosali-Sentuk pematerinya adalah Dosen pembimbing kelompok KKN 112, Bu Masyrofah. Dan dihari yang sama juga saya berencana mengadakan senam pagi bersama warga Gosali-Sentuk di depan lapangan SDN Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Page 326: Balqis Hanifah, dkk

304|RAKERKAB

Senam pagi dan seminar dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2018. Senam pagi dilaksanakan pukul 6.00 bertempat di depan lapangan SDN Gosali dengan peserta senam lebih dari 15 orang. Setelah itu saya menyiapkan makanan riangan untuk para tamu seminar yang akan diadakan pukul 9.00 bertempatkan di dalam SDN Gosali dengan peserta mencapai 70 orang lebih.

4. Putri Utami

NIM 11150161000083

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pengadaan fasilitas sekolah, senam pagi bersama ibu-ibu, seminar hukum keluarga oleh dosen pembimbing, melatih pasukan gerak jalan perwakilan SDN Rengasjajar dari Kampung Nanggung, mengajar mata pelajaran IPA di kelas 6 SDN Gosali, sosialisasi kegiatan agustus dan pendirian gapura Kampung Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Minggu ini saya membeli bahan-bahan yang digunakan untuk pengadaan fasilitas sekolah di hari Sabtu. Bersamaan dengan itu, kami melakukan kegiatan bersih-bersih bersama siswa-siswi SDN Gosali. Kegiatan lainnya yang telah kami rencanakan berjalan dengan lancar, kecuali pendirian gapura. Pendirian gapura sempat mengalami kendala perizinan tempat, namun akhirnya dapat dijalankan dengan baik.

5. Melia Septiani Heriyaman

NIM 11150183000021

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ketiga saya dan kelompok berencana mengadakan seminar dengan tema hukum keluarga yang akan dilaksanakan di Dusun Gosali-Sentuk dengan pemateri dari dosen pembimbing kelompok KKN 112, Bu Masyrofah. Dihari yang sama juga berencana mengadakan senam pagi bersama warga Dusun Gosali-Sentuk di depan lapangan SDN Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Page 327: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|305

Senam pagi dan seminar dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2018. Senam pagi dilaksanakan pukul 6.00 bertempat di depan lapangan SDN Gosali dengan peserta senam lebih dari 15 orang yang berasal dari Dusun Gosali-Sentuk. Pukul 9.00 dilaksanakan seminar Hukum Keluarga yang bertempatkan di dalam SDN Gosali dengan peserta mencapai 80 orang.

6. Banu Ginanjar

NIM 11150220000067

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ke tiga ini, saya mengkondisikan tempat, untuk terjun ke alokasi yang sudah di sosialisasikan. Seperti seolahan, seminar, dan pembagian bibt.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Dalam munggu ke tiga ini, saya mengecat kayu, membenarkan papan tulis dan merapihkan sekolah bersama anak-anak sekolah serta kelompok kkn. Kemudian di seminar saya mengisi acara sebagai pembaca ayat suci Al-Qur'an dan pembagian bibit secara bersama-sama.

7. Alwi Alawiyah

NIM 11150240000021

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Minggu ke 3, saya dan teman-teman saya berencana mengadakan kegiatan seminar Hukum Keluarga dan Pembagian Bibit. Kamipun mensosialisasi kegiatan ini kepada masyarakat Gosali-Sentuk.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Pada tanggal 5 Agustus, kami mengadakan seminar Hukum Keluarga yang dihadiri masyarakat Desa Bangunjaya. Acara dimulai dari jam 10 hingga jam 12, dengan pemateri Ibu Masyrofah. Acara diakhiri dengan pembagian bibit kepada peserta yang hadir. Acara ini sangat diasperisikan oleh masyarakat Bangunjaya. Mereka dapat belajar tentang hukum keluarga akan pentingnya pendidikan.

8. Muhammad Syahrul Akbar

NIM 11150331000014

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Page 328: Balqis Hanifah, dkk

306|RAKERKAB

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Mengadakan seminar hukum keluarga, membuat gapura, latihan silat di Kampung Nanggung yang bersebelahan dengan dusun 3 (Gosali, Sentuk, Pasir Kuda, Sukagali), pemberian bibit tanaman.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Telah terselenggaranya seminar hukum keluarga dengan Narasumber Ibu Masyrofah selaku dosen pembimbing kami yang diadakan bertempat di SDN Gosali pada Minggu 5 Agustus 2018 dan dimulai pada pukul 10.13 WIB, proses pembuatan gapura baru sampai kerangka, latihan silat di Kampung Nanggung telah berjalan sebanyak 2 kali.

9. Animatun Fatimah

NIM 11150321000011

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Minggu ke tiga kita mengadakan seminar ilmu hukum di Dusun Gosali dihadiri oleh dosen pembimbing yaitu Ibu Masyrofah, sebelum seminar kita melakukan kegiatan mingguan bersama warga yaitu senam pagi dengan diiringi lagu santik. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Dalam seminar berjalan dengan baik bahkan para tamu yang hadir sangat antusian, dalam penutupan kami membagikan bibit tanaman dan diakhiri dengan sesi foto-foto.

10. Shandy Kartika Putri

NIM 11150430000096

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ketiga kami berencana untuk pengadaan fasilitas sekolah dan mengadakan seminar hukum keluarga di Dusun Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ini saya dan kawan-kawan mengadakan fasilitas sekolah di SD Dusun Gosali. Pada hari sabtu kami membantu membersihkan kelas dan membantu memperbaiki sekat ruangan bersama anak-anak. Pada hari minggu kami mengadakan kegiatan seminar hukum keluarga yang pembicaranya adalah Dosen Pembimbing kami sendiri yaitu Ibu Masyrofah.

Page 329: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|307

11. Muhamad Utsman Mubarok

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Saya berencana membangun gapura, bak sampah dan melanjutkan pembangunan mck yang sudah ada.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Saya mulai mengurus perizinan untuk pembangunan gapura,bak sampah dan mck. Tapi hanya gapura dan bak sampah yang bisa dimulai pengerjaannya..

12. Latipah

NIM 11150480000108

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Dalam minggu 3 KKN 112 saya dan teman teman berencana untuk mengadakan senam, seminar hukum, dan pembagian bibit. Sebelum terlaksananya beberapa kegiatan yang kami rencanakan kami mensosialisasikan kegiatan kami kepada warga setempat. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Saya dan teman-teman KKN 112 melaksanakan kegiatan seminar hukum pada tanggal 5 agustus, serta membagikan bibit kepada warga. Terwujudnya kegiatan kami ini tentu merupakan sebuah kebanggan bagi kami, karena kami telah memberikan penyuluhan hukum kepada msyarakat serta membangun minat warga dalam reboisasi, penanaman pohon untuk melestarikan lingkungan sekitar.

13. Wildan Aulia Rahman

NIM 11150510000226

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Pada minggu ketiga saya membantu persiapan Seminar Hukum Keluarga yang bertempat di SDN Gosali. Saya juga membantu memperbaiki fasilitas sekolah seperti papan tulis dan fasilitas sekolah lainnya. Saya membantu pembangunan gapura dalam rangka perayaan hari kemerdekaan. Juga mensosialisasikan pembangunan tempat sampah terpadu di Dusun Gosali Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Page 330: Balqis Hanifah, dkk

308|RAKERKAB

Pada minggu ini saya berpartisipasi mempersiapkan Seminar Hukum Keluarga sebagai operator. Saya dan teman-teman juga bersih-bersih di SDN Gosali dan memperbaiki fasilitas sekolah. Saya juga turut bergotong royong membangun gapura dan membangun tempat pembuangan sampah terpadu.

14. Astrid Haura

NIM 11151130000051

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Rencana KKN minggu kedua saya adalah melanjutkan aktivitas mengajar bahasa Inggris di SDN Rengasjajar. Selain itu, fokus action plan minggu ketiga saya adalah menyosialisasikan pembuatan bangunan mandi cuci kakus (MCK) yang merupakan program fisik untuk pembangunan berkelanjutan Dusun Gosali ke ibu-ibu dan pemuda-pemudi di Kampung Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Pada implementasinya, saya telah mengajar murid-murid di kelas III, IV, V, dan VI di SDN Rengasjajar dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar yang diekseskusi dengan pengajaran bilingual (Inggris-Indonesia). Sosialisasi MCK dilakukan via metode personal touch dengan menyambangi rumah ibu-ibu di Dusun Gosali yang akan menjadi target utama.

15. Shahara Putri Gusevi

NIM 11150810000053

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Saya mensosialisasikan kegiatan kelompok berupa Seminar Hukum Keluarga yang diselenggarakan di SDN Gosali. Selain itu, saya juga berdiskusi dengan pihak SDN Gosali mengenai program pengadaan fasilitas sekolah. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Pada hari Sabtu, 4 Agustus 2018 saya ikut membersihkan sekolah guna melakukan seminar hukum. Pada hari Minggu, 5 Agustus 2018, telah diselenggarakannya seminar Hukum Keluarga di SDN Gosali. Pada hari Senin, 6 Agustus 2018 telah dilakukan pemberian fasililtas sekolah yang secara simbolis diberikan kepada kepala sekolah SDN Gosali.

Page 331: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|309

16. Ahmad Pebian

NIM 11150920000002

Posisi dalam Kelompok Sponsorsip

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pengadaan fasilitas sekolah, pengadaan fasilitas baik dari bersih-bersih, perbaikan papan tulis, penambahan papan tulis white board sampai dengan penambahan alat yang lainnya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Pelaksanaan program pengadaan fasilitas sekolah dimulai dari gotong-royong bersama murid-murid SDN Gosali, kemudian belanja bahan untuk penambahan papan tulis white board serta alat prasarana lainya. Setelah dibeli kemudian dipasangkan dan dihias pada beberapa kelas. Penambahan fasilitas ini dapat sambutan positif dari pihak sekolah dan murid-murid SDN Gosali.

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

NIM 11150920000016

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Rencana di minggu ke 3 membicarakan rapat mengenai 17 agustusan dan mengadakan seminar hukum keluarga bersama warga di Dusun Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Berdiskusi dengan pemuda di Dusun Gosali mengenai hal perlombaan dan membuat konsep 17 agustusan. Kami menjalankan kegiatan seminar hukum keluarga bersama warga Dusun Gosali-Sentuk dimana pembicara nya adalah dospem Ibu Masyrofah selaku narasumber. Dari kegiatan acara seminar hukum keluarga warga Dusun Gosali-Sentuk mendapatkan bibit tanaman dari mahasiswa KKN 112 UIN.

18. Balqis Hanifah

NIM 11150960000060

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Saya berencana soialisasi pengadaan fasilitas sekolah di SDN Gosali pada hari Sabtu, 4 Agustus tidak lupa saya sosialisasi seminar hokum pasda hati Minggu, 5 Agustus. Saya juga berencana membagikan bibit tanaman pada warga di Dusun Gosali-Sentuk.

Page 332: Balqis Hanifah, dkk

310|RAKERKAB

Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Saya menemui warga untuk memberitahukan bahwa akan diadakan seminar hukum di SDN Gosali. Saya memberikan informasi kepada murid yang saya ajarkan bahwa aka nada kebersihan sekolah untuk mengawali program pengadaan fasilitas sekolah. Saya membantu membagikan bibit kepada warga setelah acara seminar hokum selesai, bibit yang telah dibagikan sekitar 30 buah.

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

NIM 11151120000021

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-3

Kelompok kami pada Minggu ini adalah memeiliki jadwal yaitu mengadakan seminar untuk warga Gosali dan Sentuk yang akan dilaksanakan pada hari Minggu dan dosen pembimbing kami Ibu Masyrofah sebagai narasumber. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3

Seminar pada minggu ini membahas tentang hukum keluarga yang dikerucutkan mengenai pernikahan dini. Puji syukur seminar disambut dengan antusias warga yang cukup tinggi, selesai seminar warga pun dibagian ibit tanaman.

Laporan minggu keempat

1. Abdul Mufahir

NIM 11150150000048

Posisi dalam Kelompok Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Minggu ini saya berencana untuk menghias Dusun Gosali untuk 17an dan membuat bak sampah di Kampung Sentuk.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Saya menghias Dusun Gosali dengan mencat jembatan dan tembok jalan. Lalu mulai melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk.

2. Apriliani Suryaningsih

NIM 11150120000005

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Page 333: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|311

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Minggu ini saya berencana mempersiapkan perlengkapan untuk seminar hukum. Saya juga berencana untuk melatih anak-anak Gosali untuk tampilan seni penutupan KKN.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Di minggu ke-4 ini saya dan teman-teman KKN 112 melakukan seminar hukum keluarga dan hukum agraria sekaligus pemberian bibit gratis pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018 di Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya. Selain seminar, saya juga membantu melatih paduan suara anak-anak SDN Gosali untuk Upacara 17 Agustus.

3. Putri Diyah Febriyanti

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Jadwal saya dan kelompok pada minggu ini adalah penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria yang akan di sampaikan kepada seluruh Desa Bangunjaya dan penanaman bibit, serta melanjutkan gapura di Dusun Gosali dan bak sampah. Diadakan juga penutupan pengajaran di SDN Rengasjajar. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Seminar pada minggu ini dihadiri oleh narasumber bernama Athari Farrhani sebagai pengisi penyuluhan hukum keluarga dan Muhammad Toyib sebagai pemateri hukum agraria. Seluruh peserta penyuluhan sangat antusias dengan topik pembicaraan warga, Serta penutupan kegiatan belajar mengajar di SDN Rengasjajar yang dihadiri oleh kepala sekolah dan diadakan sesi foto bersama.

4. Putri Utami

NIM 11150161000083

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Rencana kegiatan yang akan saya lakukan di minggu ini adalah mempersiapkan program kerja seminar hukum keluarga dan agraria, mengurus birokrasi pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk, mempersiapkan kegiatan akhir mengajar di SDN Gosali khususnya di kelas 6 dan persiapan kegiatan agustusan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Page 334: Balqis Hanifah, dkk

312|RAKERKAB

Acara seminar berjalan lancar dengan saya sebagai pembawa acara. Birokrasi pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk berjalan lancar, Kepala Dusun, Bapak RT dan warga sekitar sangat menyambut baik program kami. Minggu terakhir mengajar saya menjadi petugas upacara bendera, saya juga menjelajah Kampung Sentuk bersama anak-anak asli Sentuk SD kelas 6.

5. Melia Septiani Heriyaman

NIM 11150183000021

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Pada minggu keempat saya dan kelompok berencana mengadakan seminar tentang Hukum Keluarga dan Hukum Agraria. Selain itu juga berencana membuat bak sampah, pembuatan gapura dan persiapan 17 Agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2018 bertempatkan di kantor Kelurahan. Peserta seminar berasal dari 5 Dusun yang ada di Desa Bangunjaya. Pelaksanaan pembuatan bak sampah, gapura dan persiapan 17 Agustus dilaksanakan secara bergantian dalam waktu 3-5 hari bertempatkan di bawah jembatan pertama Dusun Gosali,

6. Banu Ginanjar

NIM 11150220000067

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Pada minggu ke empat ini, saya mensosialisasi ke dusun, serta tempat pembuangan sampah. Mempersiapkan acara seminar ke dua yaitu hukum keluarga dan agraria.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Dalam munggu ke tiga ini, saya menyebarkan surat undangan ke dusun-dusun dan mempersiapkan perlengkapan yang nanti nya akan di pakai di acara seminar. Kemudian mengechat bak sampah dan pinggir jalan serta jembatan, gapura.

7. Alwi Alawiyah

NIM 11150240000021

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Page 335: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|313

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Program ke empat kami dari kkn 112 yaitu mengadakan seminar hukum keluarga dan acara penutupan belajar mengajar di SDN Rengasajajar bersama guru-guru dan murid-murid.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Acara seminar hukum keluarga yang diadakan pada tanggal 11 agustus 2018 berjalan lancar. Acara dihadiri oleh masyarakat Bangunjaya. Dan bertepatan dikantor kelurahan. Kemudian, diminggu yang sama, setelah kami melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Rengasajajar selama 3 minggu. Kamipun melakukan acara penutupan belajar mengajar di SDN tersebut.

8. Muhammad Syahrul Akbar

NIM 11150331000014

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Mengadakan penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria di kantor desa, mempersiapkan penampilan silat untuk acara 17san di kelurahan dan Kampung Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Telah terlaksana penyuluhan hukum keluarga dan agraria di kantor Desa Bangunjaya pada Minggu, 11 Agustus 2018. Latihan silat berjalan dengan lancar dan tahap seleksi peserta yang tampil.

9. Animatun Fatimah

NIM 11150321000011

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Di minggu keempat saya disibukan dengan berbagai kegiatan seminar, petugas upacara, menghias Kampung buat 17 agustus. Minggu ke empat kami mengadakan seminar ke 2 yaitu seminar penyuluhan hukum keluarga dan argaria. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Kami disibukan dengan rapat 17 agustus kegiatan lomba dan apa saja yang bakal kita lakuan. Seperti biasa setiap hari senin sampe rabu saya disibukan dengan mengajar di SDN Gosali bersama anak-anak kelas 3, belajar dan seru-seriuan bersama.

Page 336: Balqis Hanifah, dkk

314|RAKERKAB

10. Shandy Kartika Putri

NIM 11150430000096

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Pada minggu ke empat saya dan kawan-kawan berencana mengadakan penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria, dan mengadakan penutupan belajar mengajar disekolah.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Pada minggu ke empat saya dan kawan-kawan mengadakan kegiatan penyuluhan hukum keluarga dan agraria di kantor kelurahan.kamipun membagikan bibit kepada masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Acara dinarasumberi oleh Athari Farhani dan Muhammad Thoyyib. Selanjutnya, di minggu ke empat kamipun melakukan acara penutupan belajar mengajar di SDN Rengasjajar.

11. Muhamad Utsman Mubarok

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Saya berencana untuk melakukan sosialisasi untuk melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk Desa Bangunjaya. Saya juga berencana menghias Kampung Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Saya mulai melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk dan menghias Kampung Gosali.

12. Latipah

NIM 11150480000108

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Dalam minggu ke empat KKN 112 merencanakan beberapa agenda kegiatan. Adapun agenda yang di rancang secara intensif adalah penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria yang bertemakan "memperkuat peran masyarakat desa dalam pembangunan hukum nasional" sebelum berlangsungnya kegiatan tersebut ada kalanya kami tentu mensosialisasikan kegiatan kami kepada warga setempat. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Page 337: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|315

Alhamdulillah pada tanggal 11 agustus kami melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum. Pembagian bibit, dan ikut serta membantu dalam realisasi pembangunan bak sampah. Dan dalam rangka memeriahkan 17 Agustus saya dan kawan kawan ikut serta merangkai bendera dan hiasan hiasan 17 agustusan.

13. Wildan Aulia Rahman

NIM 11150510000226

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Pada minggu keempat saya mensosialisasikan Seminar Hukum Keluarga & Hukum Agraria yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Bangunjaya. Saya juga konsultasi mengenai pengadaan tempat sampah terpadu di Dusun Sentuk dengan kepala Dusun Gosali-Sentuk. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Saya ikut menghias Kampung Gosali seperti mengecat gapura dan jembatan. Saya juga bekerja bakti membangun bak sampah di Dusun Sentuk.

14. Astrid Haura

NIM 11151130000051

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Rencana KKN minggu keempat saya adalah mensosialisasikan lomba-lomba 17 Agustus di mana saya ditugaskan menjadi penganggung jawab lomba memasukkan paku ke dalam botol. Saya juga berencana lebih mendekati masyarakat Kampung Sentuk dengan mengintenskan interaksi dengan beberapa ibu PKK. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Pada implementasinya, saya telah selesai mengajar di SDN Rengasjajar. Saya telah membantu ibu-ibu PKK Kampung Sentuk untuk mendata kesehatan warga. Membantu Nini Sani dan Bu Yanti ke gunung untuk panen singkong. Membantu panen cabai Bi Een di kebun.

15. Shahara Putri Gusevi

NIM 11150810000053

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Page 338: Balqis Hanifah, dkk

316|RAKERKAB

Saya mensosialisasikan kegiatan kelompok berupa Seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya. Selain itu, saya juga mengajarkan siswa-siswi SDN Gosali bagaimana melakukan upacara pengibaran bendera. Saya juga mengajarkan anak-anak Kampung Gosali menari. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018 telah diselenggarakannya seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria di Kelurahan Desa Bangunjaya. Hari Senin, 13 Agustus 2018 saya menjadi protokol pada upacara bendera guna mecontohkan kepada siswa-siswi bagaimana menjadi protokol yang baik. Setiap harinya saya mengajarkan tari saman serta tari lainnya kepada anak-anak Gosali.

16. Ahmad Pebian

NIM 11150920000002

Posisi dalam Kelompok Sponsorsip

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pembangunan gapura selamat datang untuk memperingati hari 17an dan pembangunan penampungan bak sampah.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Pelaksanaan program gapura 17an dan bak sampah menemukan beberapa kendala dalam perizinan karena tempat untuk pendirian bak sampah harus tanah wakaf yang jauh dari pemukiman warga, setelah beberapa hari perizinan dan sosialisasi terhadap warga desa akhirnya disediakan tempat didekat bantaran kali untuk bak sampah dan gapura pada pintu desa didepan jembatan.

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

NIM 11150920000016

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Kkn 112 rakerkab mempersiapkan kegiatan seminar hukum keluarga dan hukum agraria yang dibicarakan narasumber dari mahasiswa lulusan UMJ serta mengundang warga dari semua dusun yang ada di Desa Bangunjaya.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Page 339: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|317

Melaksanakan dan mengikuti kegiatan seminar hukum keluarga dan hukum agraria bersama warga dari semua dusun yang ada di Desa Bangunjaya, selesainya seminar warga mendapatkan bibit tanaman dari panitia kkn 112 yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan seminar.

18. Balqis Hanifah

NIM 11150960000060

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Saya berencana sosialisasi penyuluhan hukum yang diadakan pada hari Sabtu, 11 Agustus dan PPM datang ke beberapa desa termasuk desa kami untuk monitoring. Saya juga berencana melakukan penutupan mengajar di SDN Gosali pada hari Rabu, 15 Agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Saya membuat surat undangan kepada kepala dusun di Bangunjaya untuk menghadiri acara penyuluhan hukum di kelurahan. Di hari yang sama dengan acara penyuluhan hukum saya dan ketua saya mewakili monitoring dari PPM, yang mengikuti monitoring adalah dari Desa Bangunjaya, Batujajar, Rengasjajar dan Tegalega. Pada hari Rabu saya dan teman-teman yang mengajar di SDN Gosali melakukan penutupan mengajar.

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

NIM 11151120000021

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-4

Jadwal kelompok 112 rakerkab pada minggu ini adalah penyuluhan hukum agraria dan hukum keluarga kepada masyarakat desa seluruh Bangunjaya, serta menyelesaikan pembuatan gapura Dusun Gosali dan bak sampah. Penutupan pengajaran paud pelangi di Dusun Gosali.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-4

Seminar pada minggu ini dihadiri oleh narasumber bernama Athari Farrhani sebagai pengisi penyuluhan hukum keluarga dan Muhammad Toyib selaku pemateri hukum agraria. Para peserta penyuluhan sangat antusias dengan topik pembicaraan khususnya hukum agraria warga menanyakan seputar tata kelola pertanahan yang baik dan benar.

Page 340: Balqis Hanifah, dkk

318|RAKERKAB

Laporan minggu kelima

1. Abdul Mufahir

NIM 11150150000048

Posisi dalam Kelompok Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Di minggu terakhir saya berencana memeriahkan acara 17an di Desa Bangunjaya dengan rentetan perlombaan dan di akhiri dengan malam puncak sekaligus malam perpisahan di Dusun Gosali. Saya berencana untuk mengadakan penutupan KKN secara resmi di kantor b.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya memeriahkan acara 17an dengan apel kemerdekaan dan dengan banyak perlombaan, kemudian diakhiri dengan panggung gembira di malam penutupan bersama masyarakat. Saya melakukan penutupan di kantor desa bersama masyarakat dan jajaran pemerintah desa. Saya pamit kepada masyarakat dan pulang bersama teman-teman KKN 112 RAKERKAB.

2. Apriliani Suryaningsih

NIM 11150120000005

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Di minggu terakhir KKN, kami berencana fokus mempersiapkan lomba-lomba untuk perayaan HUT RI ke-73 di tingkat Desa Bangunjaya serta di Dusun Gosali. Setelah itu, kami berencana mempersiapkan acara penutupan KKN kami di dusun maupun di kelurahan.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Minggu terakhir kegiatan saya cukup padat. Mulai dari mempersiapkan perlombaan untuk 17'an, ikut membantu melatih adek-adek SDN Gosali untuk menjadi tim paduan suara di upacara 17'an Desa Bangunjaya hingga menyiapkan malam penutupan 17'an di Dusun Gosali serta acara Penutupan KKN di Kantor Kelurahan.

3. Putri Diyah Febriyanti

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Saya berencana memeriahkan kegiatan 17an, menambah pembuatan bak sampah di Sentuk, saya membantu warga membuat makanan dan mempersiapkan penutupan di Dusun dan Desa.

Page 341: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|319

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya membantu memeriahkan 17an dengan membuat bendera untuk menghias sekitar dusun. Saya menjadi panitia lomba kepruk air dan tarik tambang di Dusun, saya juga membantu seorang nenek yang berada di Sentuk untuk membuat makanan yang disebut opak. Kami juga mengadakan penutupan di Dusun Gosali dan di Desa, dosen pembimbing kami ikut serta dalam acara tersebut.

4. Putri Utami

NIM 11150161000083

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Minggu ini saya dan kawan-kawan berencana untuk membangun bak sampah di Kampung Sentuk. Selain itu, saya dan kawan-kawan juga berencana untuk mengikuti upacara peringatan HUT RI ke-73 dan mengadakan lomba-lomba agustusan di Kampung Gosali. Selain itu, kami juga mempersiapkan kegiatan pentas seni dan penutupan agustusan dan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya dan kawan-kawan bergotong royong bersama warga Kampung Sentuk. Tanggal 17 Agustus kami mengikuti upacara di lapangan Nanggung dan melakukan rangkain perlombaan Agustusan di Gosali. Sabtu malam, kami melakukan pentas pembagian hadiah sekaligus penutupan kegiatan yang berisi beberapa kesenian. Saya menarikan tari Saman bersama beberapa teman KKN.

5. Melia Septiani Heriyaman

NIM 11150183000021

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Pada minggu kelima saya dan teman-teman KKN 112 berencana mengadakan lomba 17 Agustus dengan melibatkan pemuda-pemudi Dusun Gosali. Setelah lomba selesai berencana mengadakan malam puncak sekaligus penutupan KKN 112. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Page 342: Balqis Hanifah, dkk

320|RAKERKAB

Pada tanggal 17 Agustus 2018 saya dan teman-teman KKN 112 menjadi peserta upacara pengibaran bendera merah putih yang diadakan di lapangan Dusun Nanggung. Upacara dihadiri oleh seluruh aparat Desa Bangunjaya. Dihari yang sama diadakan lomba 17 Agustus yang bertempatkan di lapangan jembatan 1 Dusun Gosali. Lomba diadakan selama 2 hari.

6. Banu Ginanjar

NIM 11150220000067

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Pada minggu ke lima ini, saya menyiapkan konsep yang nanti nya akan berlangsung, seperti hal nya bak sampah kumudian 17 agustusan, dan di lanjut pembagian hadiah serta penutupan KKN.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Dalam munggu ke lima ini, saya hanya memantau bak sampah, karena terhalang dengan adanya pencetakan foto, kemudian di 17 agustusan saya menjadi panitia di balap karung pakai helm. Hari penutupan saya menyiapkan dan meminjam alat-alat, untuk penutupan pada malam hari di Kampung Gosali, esok pagi nya penutupan di desa.

7. Alwi Alawiyah

NIM 11150240000021

Posisi dalam Kelompok Konsumsi

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Di minggu ke 5, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan agustusan lomba serta acara puncak malam agustusan.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Di minggu terakhir ini, kami mengikuti acara agustusan bersama masyarakat Bangunjaya. Lalu, siangnya kami mengadakan lomba agustusan dilapangan. Ada 10 lomba kami tawarkan kepada masyarakat. Lomba dibagi 3 kategori (anak-anak, dewasa, ibu-ibu dan bapak-bapak). Dan di malamnya, acara puncak berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh kepala Desa Bangunjaya.

8. Muhammad Syahrul Akbar

NIM 11150331000014

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Page 343: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|321

Menyelesaikan pembuatan tempat sampah di Kampung Sentuk, Mengadakan penampilan pencak silat di acara penutupan, dan menutup segala rangkaian kegiatan KKN dengan warga Kampung Gosali dan Desa Bangunjaya.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Telah rampung tempat sampah di Kampung Sentuk, telah tampil dengan baik para pesilat Kampung Gosali, dan telah ditutupnya rangkaian kegiatan KKN di Kampung Gosali dengan ramai dan meriah, sedangkan di desa Bangunjaya diramaikan oleh perwakilan aparat pemerintah dari 5 dusun.

9. Animatun Fatimah

NIM 11150321000011

Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Di minggu ke lima saya disibukan dengan berbagai kegiatan maulai dari perpisahan SDN Gosali, perpisanhan TPA, PJ cetak foto, pembuatan dokumenter buat mini untuk ditampilkan diacara penutupan dan perpisahan di Kampung Gosali, dan juga sebagai PJ penutupan agustusan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Dari mulai mengumpulkan foto dan membuat rencana kegiatan dengan benar-benar, walau sederhana, tapi warga alhamdulillah sangat antusias dengan acara penutupan agustusan dan paginya dilanjutkan dengan acara penutupan dikelurahan yang dihadiri oleh Ibu Masyrofah sebagai dosen pembimbing KKN, pak umar selaku kepala Dusun Sentuk Gosali dan dihadiri warga serta bu lurah.

10. Shandy Kartika Putri

NIM 11150430000096

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Pada minggu ini saya dan kawan-kawan berencana membuat bak sampah di Dusun Sentuk dan menyiapkan untuk acara perlombaan 17 agustus serta penutupan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Page 344: Balqis Hanifah, dkk

322|RAKERKAB

Pada minggu ke lima saya dan kawan-kawan membuat bak sampah di Dusun Sentuk. Kami dan warga saling membantu dalam proses pembuatannya. Di minggu kelima ini kami juga mempersiapkan untuk perlombaan dalam memperingati hari kemerdekaan, tidak hanya itu saja kami juga mengikuti upacara bendera. Dan terakhir kami mengadakan penutupan kkn dikantor kelurahan.

11. Muhamad Utsman Mubarok

NIM 11150480000193

Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Saya berencana mengadakan kegiatan lomba guna memperingati hari kemerdekaan dan juga mempersiapkan untuk acara perpisahan dan penutupan KKN.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya menjadi panitia diacara lomba kemerdekaan dan juga mempersiapkan untuk acara penutupan dan perpisahan yg mana ada perpisahan di Kampung Gosali dan ada juga yg ada di kantor desa

12. Latipah

NIM 11150480000108

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Pada minggu ke 5 pengabdian saya dan kawan kawan klompok KKN 112 banyak melakukan rapat untuk diadakannya beberapa kegiatan, seperti rapat 17 agustus, rapat pembuatan bak sampah di Dusun Sentuk, dan beberapa rapat internal lainnya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Adapun realisasi dari beberapa rapat kami yakni diadakannya berbagai lomba untuk memeriahkan 17 agustusan, dan kami ikut berkontribusi dalam membangun bak sampah di Dusun Sentuk. Pada tanggal 18 Agustus malam kami mengadakan pentutupan KKN kami bersama warga Dusun Gosali dan acara diisi dengan pembagian hadiah yang meriah dan lancar, alhamdulillah.

13. Wildan Aulia Rahman

NIM 11150510000226

Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Page 345: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|323

Di minggu ke lima saya dan teman-teman mempersiapkan lomba 17 Agustus, panggung penutupan, dan penutupan KKN di Kelurahan Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya mengikuti upacara 17an di kelurahan dan menjadi panitia lomba 17an di Gosali yang pesertanya adalah warga Dusun Gosali. Saya juga mempersiapkan panggung pentas seni kecil-kecilan sebagai penutup program KKN kami. Dan akhirnya kegiatan KKN kami resmi di tutup oleh Bu Lurah di Aula Kelurahan Bangunjaya.

14. Astrid Haura

NIM 11151130000051

Posisi dalam Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Rencana KKN minggu kelima saya adalah membantu warga-warga yang membutuhkan bantuan saya dalam melaksanakan aktivitas mereka seperti menandur, dan berkebun. Selain itu, saya juga mempersiapkan diri untuk menjadi panitia lomba 17 Agustus dan MC dalam acara penutupan 17 Agustus sekaligus penutupan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Pada implementasinya, saya telah membantu Nini Saeni untuk mengambil singkong dan gadung, membantu Bi Een ke kebun untuk memanen singkong. Saya telah melaksanakan tugas saya menjadi penanggung jawab lomba memasukkan paku ke dalam botol dalam lomba 17 Agustus dan menjadi MC pada acara penutupan 17 Agustus sekaligus penutupan KKN.

15. Shahara Putri Gusevi

NIM 11150810000053

Posisi dalam Kelompok Bendahara

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Saya ikut meramaikan HUT RI ke 73 di Dusun Gosali serta mempersiapkan malam puncak HUT RI sekaligus malam perpisahan KKN 112 di Desa Bangunjaya, tepatnya Dusun Gosali dan di Kelurahan.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Page 346: Balqis Hanifah, dkk

324|RAKERKAB

Menjelang 17 Agustus, saya bersama warga ikut menghias kampung dengan memasang bendera. Pada 17 Agustus saya mengikuti upacara pengibaran bendera, dilanjut dengan perlombaan-perlombaan yang diadakan selama 2 hari. Pada malam puncak penutupan KKN dihadiri oleh Bapak Lurah. Pada 19 Agustus telah dilakukan penutupan KKN di Kelurahan.

16. Ahmad Pebian

NIM 11150920000002

Posisi dalam Kelompok Sponsorsip

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah peringatan kegiatan perlombaan, upacara, malam puncak dan silahturahim kepada warga desa untuk pamitan pulang. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Pelaksanaan program peringatan 17an dapat antusias besar dari para warga mulai dari penghiasan kampung dengan bendera dan cat warna, pelaksanan perlombaan sampai dengan peringatan malam puncak. Pada malam puncak kelompok kami sekalian pamitan dengan warga desa, warga di sini sangat sedih dengan kepulangan kita dan sangat berterima kasih dengan kehadiran kita.

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

NIM 11150920000016

Posisi dalam Kelompok Acara

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

KKN 112 mempersiapkan dan mengikuti upacara 17 agustusan dan mempersiapkan perlombaan yang akan diadakan di Dusun Gosali. Serta teman teman KKN 112 mempersiapkan penutupan dan pelepasannya KKN 112 yang dihadiri oleh bapak lurah, bapak kepala dusun dan warga sekitar di lingkungan Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Melaksanakan kegiatan upacara 17 Agustus dan melaksanakan kegiatan perlombaan untuk meriahkan HUT RI ke 73 dengan berbagai banyak perlombaan. Selain itu KKN 112 menyiapkan penutupan dan pelepasan KKN 112. Acara penutupan dan pelepasan ini juga di sambut meriah oleh bapak lurah, pak kadus dan warga di Dusun Gosali.

Page 347: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|325

18. Balqis Hanifah

NIM 11150960000060

Posisi dalapm Kelompok Sekretaris

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Saya berencana memeriahkan kegiatan 17an, membuat bak sampah di Dusun Sentuk dan mempersiapkan penutupan di Dusun dan Desa.

Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Saya membantu memeriahkan 17an dengan membuat bendera untuk menghias Dusun. Saya menjadi panitia lomba sendok kelereng di Dusun, saya membuat soal untuk lomba cerdas cermat 17an di Desa. Kami membuat bak sampah lagi di Dusun Sentuk. Kami mengadakan penutupan di Dusun Gosali dan di Desa, dosen pembimbing kami ikut serta.

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

NIM 11151120000021

Posisi dalam Kelompok Perlengkapan

Rencana Kegiatan Minggu ke-5

Minggu ini merupakan minggu terakhir KKN rakerkab di Dusun Gosali jadwal yang telah ditentukan ialah pembuatan bak sampah di Dusun Sentuk yang mana pembuatan bak sampah di duaun gosali sudah lebih dahulu diselesaikan. Pengadaan Perlombaan memperingati hari kemerdekaan serta penutupan sederhana yang dilaksanakan dengan sederhana. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5

Pembuatan bak sampah dibantu dengan warga Sentuk. Acara selanjutanya perlombaan 17 agustus diikuti oleh warga Gosali warga sangat antusias dan perlombaan dihiasi dengan canda tawa dari para peserta lomba dan penonton. Pada penutupan KKN sekalikus penutupan perlombaan dan pengumuman pemenang lomba, kami sangat berterimakasih karena warga yang datang.

Page 348: Balqis Hanifah, dkk

326|RAKERKAB

Lampiran 4

FORM VERIFIKASI MANDIRI

BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2018

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No. Kel.: 112__________________Nama Desa: Bangunjaya____________________

Nama Kel.: RAKERKAB______Nama_Dospem:_Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si

Judul:_Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya___________________________

CATATAN VERIFIKATOR

No Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan

1 Sampul Muka √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

2 Halaman Dalam √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

3 Tim Penyusun √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

4 LEMB. PENGESAHAN √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

5 KATA PENGANTAR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

6 DAFTAR ISI √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

7 DAFTAR TABEL √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

8 TABEL IDENTITAS √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

9 TABEL GAMBAR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

10 RING. EKSEKUTIF √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

11 CAT. EDITOR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

12 LEMBAR BIDANG 1 √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

13 BAB I √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

14 BAB II √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

15 BAB III √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

16 BAB IV √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

17 BAB V √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

18 LEMBAR BIDANG 2 √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

19 BAB VI √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

20 BAB VII √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

21 DAFTAR PUSTAKA √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

22 BIOGRAFI SINGKAT √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

Page 349: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|327

23 LEMBAR PEMISAH √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

24 LAMPIRAN √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

25 Sampul Belakang √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai

Kesimpulan

DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN-PpMM 2018 KELOMPOK 112 TELAH DIVERIFIKASI DAN DIYATAKAN : SESUAI / TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK KESESUAIN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN.

*( Coret yang dianggap perlu

Ciputat, 17 Desember 2018 Verifikator Kesesuaian Konten Nama ___Astrid Haura____________tanda tangan_______________________________ Nama ____Balqis Hanifah__________tanda tangan______________________________ Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan Nama _____ Astrid Haura _________tanda tangan_______________________________ Nama ____ Balqis Hanifah ________tanda tangan_______________________________

Mengetahui, Dosen Pembimbing Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si NIP. 19781230 200112 2 002

Catatan Dosen Pembiming/Editor:

Page 350: Balqis Hanifah, dkk

328|RAKERKAB

Lampiran 5

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Kami yang bertanda tangan yang dibawah ini,

NAMA NIM TANDA TANGAN

1. Abdul Mufahir 11150150000048

2. Apriliani Suryaningsih

11150120000005

3. Putri Diyah Febriyanti

11150140000108

4. Putri Utami 11150161000083

5. Melia Septiani Heriyaman

11150183000021

6. Banu Ginanjar 11150220000067

7. Alwi Alawiyah 11150240000021

8. Muhammad Syahrul Akbar

11150331000014

9. Animatun Fatimah 11150321000011

10. Shandy Kartika Putri

11150430000096

11. Muhammad Utsman Mubarok

11150480000193

12. Latipah 11150480000108

13. Wildan Aulia Rahman

11150510000226

14. Astrid Haura 11151130000051

15. Shahara Putri Gusevi

11150810000053

16. Ahmad Pebian 11150920000002

17. Rifqoh Nur Afifah Zaen

11150920000016

18. Balqis Hanifah 11150960000060

19. Cherlinda Hestiane Cahyani

11151120000021

Page 351: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|329

Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku

Laoran Hasil Kegiatan PpMM 2018 kelompok 112 adalah benar telah bebas

dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan ini

terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Dengan pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Ciputat, 17 Desember 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si

NIP. 19781230 200112 2 002

Page 352: Balqis Hanifah, dkk

330|RAKERKAB

Page 353: Balqis Hanifah, dkk

RAKERAB|331