cr arin

Upload: herperian-ari

Post on 05-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cr ya

TRANSCRIPT

Kharisma

2

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Tn. ES, 26 tahun, Islam, petani, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Kampung Gunung Cangkaran, Kec. Blambangan Umpu, Way Kanan, masuk rumah sakit tanggal 8 Agustus 2014.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Tn. ESAnamnesis dilakukan di ruangan Kutilang pada tanggal 12 Februari 2015.A. Keluhan Utama

Melakukan tindakan kriminal (pembunuhan)

B. Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis

Dari hasil wawancara, pasien mengatakan bahwa ia dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan ini adalah yang kedua kalinya. Dibawa ke rumah sakit oleh adik pasien. Pasien tidak tau kenapa ia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, padahal sebelumnya sudah dirawat di rumah sakit jiwa. Pasien mengatakan ia hanya tahu dibawa ke rumah sakit jiwa dengan alasan sering mengganggu orang di sekitarnya. Menurut pasien, sudah sejak dahulu sering mendengar bisikan yang memerintahkan untuk mengganggu orang lain. Bisikan tersebut terkadang mengajak untuk berbuat kejahatan, seperti, mengejek, memukul, hingga memerintahkan untuk membacok atau menyerang orang lain. Pasien juga sering melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain yang disebutnya sebagai wujud. Wujud berupa dayang, dan ia yakin bahwa ia berbicara dengan malaikat yang turun dari langit dan memberitahukannya nama-nama Tuhan dan kitab-kitab dan ajaran-ajaran mengenai agama, tetapi pasien menyangkal mempunyai kelebihan dan mengatakan bahwa ia hanya manusia biasa. Pasien merasa tidak pernah dikendalikan dan tidak ada yang ingin masuk kedalam tubuhnya, tidak pernah merasa orang lain bisa membaca pikiran dan ia bisa membaca pikiran orang lain. Pasien merasa seperti ingin dijahati oleh orang lain dan seperti dikejar-kejar untuk di bunuh oleh orang-orang sekitarnya.

C. Riwayat Gangguan Dahulu

1. Riwayat gangguan psikiatri

Tahun 2010 akhir mulai ada suara-suara/bisikan yang memberitahu tetapi tidak mengendalikan dirinya. Tahun 2011 akhir dirawat di RS Jiwa Provinsi Lampung, karena mengamuk dan memecahkan barang, lalu pulang dan diberikan tiga macam obat. Lalu setelah obat habis pasien mengatakan jarang kontrol dan tidak kontrol lagi sejak tahun 2013. satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami gangguan sulit tidur dan gelisah, mendengarkan bisikian-bisikan dan melihat wujud. Menurut keluarga, pasien sering marah-marah tanpa alasan yang jelas sampai memecahkan barang-barang.2. Riwayat gangguan fisik

Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat infeksi dan penyakit berat lainnya disangkal, riwayat kejang disangkal

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol

Pasien merokok, riwayat minum alkohol pada tahun 2003 sampai 2004 namun tidak mengkonsumsi zat psikoaktif lainnya.D. Riwayat tumbuh kembang1. Prenatal dan perinatal

Keluarga pasien hanya menyampaikan pasien lahir normal dan dibantu oleh bidan namun tidak mengetahui berat badan lahir. Pasien lahir dalam keadaan sehat pada tahun 1984.

2. Masa kanak awal (0-3 tahun)

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah terdapat masalah perkembangan.

3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Pada masa ini, ia tidak terlalu berbeda dari anak-anak biasanya. Pasien memiliki banyak teman dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4. Masa kanak akhir dan remaja

Pasien memiliki sifat sensitif dan menyimpan semua keluh kesahnya. Terkadang mudah marah jika ia tersinggung. Keinginan pasien jarang terpenuhi karena keluarga memiliki status ekonomi yang rendah.

E. Masa-masa dewasa

1. Riwayat pendidikan

Pasien lulusan SMA, tidak pernah tinggal kelas selama pendidikan. Ia menempuh SD dalam kurun waktu enam tahun, SMP dalam kurun waktu tiga tahun. Lalu melanjutkan sekolahnya lagi pada jenjang SMA dan lulus pada tahun 2002 dan tidak melanjutkan kuliah karena orang tua tidak sanggup untuk membiayai.

2. Riwayat pekerjaan

Lulus SMA bekerja menjadi buruh di jakarta selama dua tahun setelah itu di PHK lalu pulang ke Bandar Lampung dan bekerja sebagai buruh tahun 2006, pada tahun 2009 akhir dikeluarkan dari pekerjaan.

3. Riwayat Pernikahan

Telah menikah pada tahun 2006 dan mempunyai dua anak yaitu laki-laki berumur delapan tahun dan anak perempuan berumur lima tahun. Namun pada tahun 2010 istri pasien meninggalkan pasien bersama kedua anaknya.

4. Riwayat kehidupan keluarga

Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sejak lahir ia tinggal bersama kedua orang tuanya di Lampung. Lalu pada umur 12 tahun ibu meninggal sehingga ia tinggal bersama bapak dan adik-adiknya. Ia hidup dalam keluarga yang memiliki status ekonomi kurang sehingga apa yang diingkinkan tidak selalu tercapai.

5. Riwayat sosial ekonomi

Pasien saat ini tidak bekerja. Sehari-hari hanya dirumah dengan adik dan orangtuanya. Sehingga untuk kehidupan ekonomi tergolong kurang. Biaya untuk sekolah anaknya di bantu oleh keluarga bapak serta adik-adiknya.

6. Riwayat agama

Pasien beragama Islam dan selalu melakukan salat lima waktu

7. Riwayat sosial

Pasien lebih senang menyendiri dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar rumah.

E. Persepsi Pasien tentang dirinya

Pasien merasa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa. Ia merasa orang lainlah yang tidak mengerti akan dirinya.

III. STATUS PSIKIATRIA. Deskripsi Umum1. Sikap : kooperatif 2. Kesadaran : kompos mentis3. Penampilan :Seorang Laki-laki terlihat sesuai usianya memakai seragam RSJ Prov. Lampung, penampilan terkesan cukup rapi, perawakan tinggi, kurus, kulit sawo mayang, rambut terpotong pendek rapi, kuku panjang dan kebersihan diri cukup baik.

4. Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sesekali mengubah posisi duduk kedepan dan kesamping, sesekali menggerakkan kedua kaki dan menggaruk kepalanya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup.

5. Pembicaraan Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi kurang jelas.

B. Suasana perasaan

1. Mood : eutimia2. Afek : terbatas 3. Keserasian : appropiate C. Persepsi 1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (pasien mengatakan bahwa sudah tidak pernah mendengar suara semenjak dirawat) dan halusinasi visual (sudah tidak melihat "wujud" bayangan lagi semenjak dirawat)

2. Ilusi

: tidak ada3. Depersonalisasi: tidak ada

4. Derealisasi : tidak adaD. Pikiran

1. Proses berpikir Produktivitas : meningkat, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan tetapi terkadang banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti Kontuinitas: koheren sesekali ditemukan asosiasi longgar Hendaya berbahasa : tidak ada2. Isi pikiran Waham kejarE. Fungsi kognitif1. Memori : jangka panjang, menengah, pendek, segera : baik2. Daya konsentrasi :distraktibilitas 3. Orientasi : waktu, tempat, orang : baik4. Pikiran abstrak : baikF. Tilikan

Tilikan derajat 1, pasien menyangkal dirinya sakit jiwa dan pasien tidak mengetahui apa penyakitnya sehingga dibawa ke rumah sakit.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 100x/menit, napas: 16x/menit Kondisi medis umum : tidak ditemukan kelainan

V. IKHTISAR PENEMUANTn. AS, laki-laki, 30 tahun, Islam, tidak bekerja, alamat Bumi Nabung Lampung Tengah, pendidikan terakhir SMA, telah menikah dan mempunyai dua orang anak, masuk rumah sakit tanggal 3 Oktober 2014 diantar adik laki-laki. Telah dilakukan anamnesis pada tanggal 17 Oktober 2014 dan alloanamnesis kepada adiknya pada tanggal 18 Oktober 2014.

Terlihat sesuai usianya, cara berpakaian dan perawatan diri terkesan cukup baik. Menurut keluarga, pasien memang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJ pada tahun 2011 lalu setelah keluar dan meminum habis obat, pasien jarang kontrol lagi, dan tidak kontrol mulai tahun 2013 sehingga mengalami putus obat karena merasa telah sembuh. Sejak satu bulan SMRS pasien mulai kambuh. Sering gelisah, sulit tidur, berbicara ngelantur dan berteriak teriak, mondar-mandir tanpa tujuan serta mudah marah. Halusinasi auditorik dan visual (+), Waham kejar(+), merasa bahwa orang-orang disekitarnya ingn menjahatinya dan ingin membunuhnya, sehingga pasien lebih senang dirumah.

Sejak 2010 keluhan ini muncul, hilang timbul, diduga karena tekanan dari pekerjaan dan istri yang meninggalkannya. Sebelumnya pasien pernah meminum alkohol. Sudah menjalani pengobat medis untuk kejiwaannya tetapi tidak kontrol lagi semenjak tahun 2013 awal, sehingga pada tahun 2014 gejala muncul lagi seperti mudah marah dan membanting barang, gelisah, sulit tidur, berbicara sendiri. selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sesekali mengubah posisi duduk, sesekali menggerakkan kedua kaki dan menggaruk kepalanya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup. Pembicaraan pasien spontan, lancar, intonasi cukup, volume cukup, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi kurang jelas. Jawaban atas pertanyaan koheren sesekali ditemukan asosiasi longgar, konsentrasi pasien mudah terganggu. Memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa ( kriteria WHO).Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang sebelumnya ataupun adanya kelainan organik. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.20) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1). Pada pasien didapatkan halusinasi visual dan audiorik, waham kejar. Hal ini sudah berlangsung sejak tahun 2010 dan hilang timbul. Gejala mulai muncul kembali sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit sehingga didapatkan aksis I diagnosis skizofrenia paranoid (F.20.0). Karena keadaan yang dialami merupakan gejala perulangan atau gejala kekambuhan yang dikarenakan pasien kurang patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga mengalami gejala yang sama seperti sebelumnya. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid remisi parsial (F.20.x4). Dikarenakan pasien selalu naik kelas walaupun tidak melanjutkan sampai universitas karena masalah ekonomi, menurut keluarga pasien tidak ada masalah pendidikan sebelum ia menderita sakit. Ini dapat menyingkirkan diagnosis adanya retardasi mental. Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda gangguan kepribadian pada pasien ini, sehingga pada aksis II tidak ada diagnosis. Dari alloanamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik, sehingga pada aksis III tidak ada diagnosis. Pasien dan keluarga mengalami pengetahuan yang sedikit mengenai penyakit sehingga berdampak dengan putus obat, memiliki status ekonomi yang rendah menjadi diagnosis untuk aksis IV. Penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 50-41 karena terdapat gejala yang berat dan disabilitas yang berat, sedangkan GAF tertinggi selama satu tahun terahir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) menjadi diagnosis untuk aksis V.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : skizofrenia paranoid remisi parsial (F20.x4)

2. Aksis II : tidak ada

3. Aksis III : tidak ada

4. Aksis IV : kurangnya pemahaman terkait penyakit oleh pasien dan keluarga dan

status ekonomi yang rendah5. Aksis V : GAF 70-61 (HLPY)

GAF current 50-41

VIII. DAFTAR MASALAH1. Organobiologik

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, adanya riwayat genetik, diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter

2. Psikologik

Pada pasien ditemukan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual, serta gangguan isi pikir yang berupa waham kejar sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.

3. Sosiologik

Pada pasien ditemukan kesulitan dalam berhubungan sosial dengan lebih suka meyendiri dan juga ditemukan kesulitan salam status ekonomi sehingga membutuhkan sosioterapi

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka :

Risperidon 2x1 mg selama 5 hari, dipertimbangkan peningkatan dosis berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan.

B. Psikoterapi

1. Psikoterapi supportif

a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatan

b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.

c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.

d. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.

e. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.

2. PsikoedukasiKepada keluarga :

a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien.b. Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan pasien secara teratur seperti memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrolX. Prognosis

Kondisi yang memberatkan: kekambuhan penyakit, penyakit pasien sendiri, kondisi ekonomi kurang, kepatuhan minum obat kurang, pengawasan minum obat di keluarga yang kurang baik, perhatian keluarga yang kurang karena istri yang meninggalkan, tinggal dengan adik yang sibuk bekerja, hanya bapak yang merawat pasien.

Kondisi yang meringankan: Tidak ada riwayat keluarga menderita skizofrenia, pengobatan ditanggung BPJS

Quo ad vitam

: dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

XI. PEMBAHASANPenegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga. Didapatkan halusinasi auditorik dan visual, yaitu mendengar suara-suara dan melihat wujud seperti dayang yang mucul dari ikan yang dipeliharanya, malaikat turun dan berbicara tentang ajaran-ajaran Tuhan. Didapatkan waham, yaitu waham kejar karena ia berpikiran bahwa orang-orang disekitarnya akan menjahatinya. Gejala muncul sejak satu bulan SMRS. Dari data ini menjadi dasar diagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20) sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23).

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis bervariasi, namun sangat mengganggu, psikopatologi yang mencakup kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku. Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi pada semua pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek dari penyakit ini selalu berat dan biasanya berlangsung lama. Untuk diagnosis Dimana gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih, dan harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi. Pada pasien ini didapatkan adanya halusinasi auditorik dan visual, waham kejar dapat didiagnosis sebagai suatu Skizofrenia. Pada pasien ini menonjol pada halusinasi auditorik dan visual serta waham kejar. Saat ini gejala sudah mulai berkurang dibandingkan gejala awal sehingga didiagnosis sebagai skizofrenia paranoid remisi parsial.

Pada pasien dan keluarga didapatkan masalah pengetahuan mengenai penyakit yang diderita, pasien tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, merasakan pengobatan terlalu lama dan merasa dirinya telah sembuh membuat pasien terkadang jenuh dan tidak minum obat. Masalah status ekonomi rendah memperberat keadaan pasien, sehingga didapatkan penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 50-41 karena terdapat gejala yang berat dan disabilitas yang berat, sedangkan GAF tertinggi selama satu tahun terahir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

Rencana terapi yang diberikan adalah risperidon 2 x 1 mg per hari selama lima hari. Lalu dievalusi setiap dua minggu mengenai kondisi pasien, naikan sampai dosis optimal, lalu dipertahankan sampai 8-12 minggu lalu diturunkan tiap dua minggu perlahan lahan selanjutnya dipertahankan sampai dengan dua tahun. Alasan penggunaan risperidon, karena pada pasien ini pengobatan yang pertama saat masuk RSJ pertama kali tidak bisa disebutkan oleh pasien dan keluarga sehingga dipilih obat antipsikotik dengan efek samping yang kecil dan dimulai dengan dosis paling kecil. Risperidon memiliki efek samping yang kecil untuk terjadinya sindrom ekstrapiramidal dan efek sedatif, juga tidak membuat perubahan fungsi kognitif pada pasien, dan obat ini juga mudah didapatkan. Pada kasus ini diberikan terapi sampai minimal dua tahun karena pasien ini mengalami kekambuhan yang berulang-ulang dan telah mengalami putus obat sebelumya.

Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Menurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien terhadap penyakit yang diderita. Pada kasus ini dimana pasien tidak berobat dan tidak rajin minum obat dikarenakan pengawasan dan perhatian yang kurang dari keluarga, sehingga penyakit sering mengalami kekambuhan, maka itu harus selalu diberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pengobatan bagi pasien jika kualitas hidup pasien ingin kembali baik lagi.

Prognosis pada pasien adalah dubia ad malam karena penyakit skizofrenia sendiri, gejala timbul berulang-ulang, kepatuhan minum obat kurang baik, interaksi sosial terhadap lingkungan kurang, kurangnya perhatian keluarga.LAMPIRAN

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN

Autoanamnesis

Dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2014, pada pukul 10.00 WIB

DM: Pemeriksa

P : Pasien (Tn.AS)

DM : Selamat siang pak, perkenalkan saya dokter muda Hilyati Ajrina yang sedang bertugas diruangan ini. Sekarang saya mau bertanya sedikit tentang kondisi, sekaligus ingin melihat beberapa besar perkembangannya bapak. Bagaimana pak, apakah bersedia ??

P: Boleh boleh.

DM : oh, baik pak. Ada beberapa pertanyaan tentang kondisi mas sekarang, ditambah riwayat penyakit sebelumnya. Maaf bapak namanya siapa ya?

P: Akhmad SolehahDM: Umurnya sekarang berapa tahun ya pak?P: umurnya 30 tahun.

DM: tanggal lahirnya kapan ya mas?

P: 1984, tanggalnya saya lupa mbak.

DM: sekarang tanggal brp ya?

P: 17 Oktober 2014 ya?

DM: benar, bapak alamatnya dimana?

P: alamatnya di Bumi Nabung Lampung Tengah

DM: disana tinggal sama siapa aja?

P: dengan bapak, adik laki-laki saya, dan kedua anak sayaDM: pekerjaan bapak apa ya?

P: Udah gak kerja lagi sekarang, sebelumnya saya buruh di Gunung MaduDM: Sudah berapa lama bekerja di sana pak?

P: Sudah kira-kira 3 tahun

DM: mas sudah menikah belum?

P: Sudah mbak

DM: Bapak sudah punya anak?

P: Sudah 2 mbak

DM: Laki-laki atau perempuan? berapa usianya pak?

P: Yang pertama laki-laki umurnya 8 tahun dan yang kedua perempuan umurnya 5 tahun

DM: oh, begitu yah...Bapak tahu sekarang sedang dimana?

P: lagi dirumah sakit DM: Iya bapak sekarang berada di RSJ Provinsi Lampung. Masih ingat pak, siapa yang bawa bapak kesini?

P: Sama adik dan petugas rumah sakitDM : Bapak sudah berapa lama masuk kesini?P: Kurang lebih satu mingguDM: udah berapa kali dirawat disini?

P: ini yang kedua, yang pertama awal tahun 2011

DM: Pernah di kasih obat gak pada tahun 2011 itu?

P: Iya dirumah, ada 3 macam ada obat merah, obat putih terus lupa

DM: Setelah obat habis periksa ke RS lagi gak?

P: Iy gak, kan aku gak sakit, sakit aku itu cuman emosi dalam ilmu pengetahuan, sama keluarga, sama kenyataan aja.

DM: Kok bapak bisa di bawa kesini?

P: Saya juga gak tau, waktu itu saya di rumah lagi baca-baca teknik musik bangsa bukunya bapak hartawan, keluarga bapak Soekarno Hatta, lagi mempelajari ilmu musik, bagaimana belajar tentang nada-nada suara kayak yang diajarkan oleh teknik bangsa.....

DM: Bapak sebelum dibawa kesini suka gelisah gak? Atau marah-marah dirumah?

P: Iya, saya suka gelisah, susah tidur juga, kalau marah-marah dirumah sih nggak, cuman waktu lagi ternak ikan patin cuman gak jadi gara-gara udah gede sama bapak dilepasin karena ikannya menyatu dengan badan manusia, keluar dayang dari ikan itu

DM: Jadi bapak ngeliat dayang keluar dari ikannya?

P: Iya ada dayangnya yang keluar.

DM: Bapak pernah mendengar bisik-bisikan gak?

P: Iya bisik-bisikan gitu tentan ajaran-ajaran agama islam, tentang Allah SWT, nama Allah

DM: Kalau melihat wujudnya pernah tidak pak?

P: Iya ikan patin itu ada dayangnya, malaikat turun dari langit buat bilang ilmu-ilmu Allah, Nama-nama Allah banyak di pelajarin dari kitab.......

DM: Jadi bapak bisa melihat yang tidak bisa dilihat oleh orang?

P: Gak juga mbak, saya kan manusia biasa aja

DM: Bapak pernah ada yang masuk kedalam pikiran bapak tidak?

P: Nggak ada, cuman ada bapak leher berdasi buku ismail dari bangsa, tempat aku kan tempat makan-makan raja-raja india, raja nabi dan rasul dan pernah ada ratu pantai selatan. Ia pikiran itu logika dalam tubuh kita mempunyai naluri, punya 2 empat mata, kalau memandang harus memandang yang baik, bicara juga bicara yang baik.

DM: Bapak pernah ngeliat benda tapi sebenernya bukan benda itu berubah, misalnya pohon berubah atau benda lain

P: Gak pernah, ya

DM: Bapak pernah ngerasa asing gak di lingkungan rumah bapak?

P: Ya saya kenal sama adik, bapak, keluarga yang beri makan, usaha rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya.

DM: Bapak ngerasa kalau bapak sakit atau tidak?

P: Ya saya gak tau, orang saya lagi duduk dirumah dengerin musik bangsa saya di suntik bius terus diiket sama petugasnya tiba-tiba.

DM: Saya mau nanya lagi pak, bapak pernah mukulin anak bapak gak?

P: Nggak saya gak pernah mukulin, cuman ilmu pengetahuan aja, abis perang pemuda lampung dan sunda, perang pemuda lagi belajar musik selasa kemarin, belajar malaikat, nabi dan rasul, aku lagi komunikasi dengan rupiah langit datang sepertinya pelukis, sesungguhnya wujud kamu baik......

DM: Oh begitu, baik pak sekian dulu saya akhiri pertanya hari ini ya pak, besok-besok kita lanjutin lagi ya pak, terima kasih ya pak.

P: Iya mbak, makasih ya mbak

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI; 2013.

Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika Edisi Ketiga. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007