control chart untuk data atribut

Upload: frankie-ho

Post on 12-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Control Chart Untuk Data Atribut

TRANSCRIPT

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Control Chart untuk Data Atribut

    1. Introduction

    Statistical Process Control (SPC) ialah sebuah metode yang digunakan untuk

    melakukan pengendalian kualitas dengan menggunakan pendekatan atau metode

    statistik. Menurut Montgomery (2002), SPC merupakan kumpulan dari tools untuk

    problem-solving yang berguna agar process stability tercapai dan meningkatkan

    kapabilitas proses untuk menghasilkan acceptable product yang memenuhi

    kebutuhan konsumen dengan cara melakukan penurunan variabilitas. Salah satu

    indikator suatu proses dapat dikatakan mencapai process stability atau in statistical

    control ialah proses yang variasinya hanya dipengaruhi oleh chance cause atau

    common cause (Alwan, 2000 & Montgomery, 2002). Dengan kata lain, in statistical

    control tercapai jika tidak terdapat variasi yang terjadi akibat special cause atau

    assignable cause dalam suatu proses, jika terdapat special cause atau assignable

    cause dalam suatu proses maka proses tersebut dapat dikatakan out of control.

    Terdapat 7 tools utama dalam SPC, namun yang akan dibahas dalam paper ini ialah

    control chart. Control chart yang akan dibahas dalam paper ini sendiri ialah control

    chart untuk data atribut. Namun sebelum membahas lebih lanjut tentang control

    chart untuk data atribut, terlebih dahulu akan dijelaskan secara singkat mengenai

    control chart , data variabel, serta data atribut secara umum

    Control chart merupakan salah satu tools dalam SPC yang dapat digunakan

    untuk mengidentifikasi munculnya variasi dalam suatu proses yang disebabkan oleh

    special cause sehingga investigasi dan corrective action terhadap proses tersebut

    dapat dilakukan (Montgomery, 2002). Selain itu control chart juga dapat digunakan

    untuk mengestimasi parameter-parameter yang terdapat dalam suatu proses produksi

    sehingga kapabilitas proses dapat ditentukan serta melalui control chart, informasi

    yang dibutuhkan untuk meningkatkan suatu proses dapat diperoleh. Pada umumnya

    control chart terdiri dari sebuah central line dan dua buah horizontal lines lainnya,

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    yakni Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL). Penentuan

    control limits dilakukan untuk menentukan apakah suatu proses terletak dalam in-

    control state. Suatu proses dikatakan terletak dalam in-control state jika sample

    points pada grafik terletak di antara control limits dan points tersebut tidak mengikuti

    suatu pola tertentu atau acak (random). Gambar 1 menunjukkan contoh proses yang

    terletak dalam in-control state.

    Gambar 1 Contoh control chart

    Sumber : Introduction to Statistical Quality Control (Montogmery, 2002)

    Berikut merupakan model umum yang digunakan dalam sebuah control chart

    yang dikembangkan oleh Dr. Walter S. Shewhart (Montgomery, 2002).

    W adalah sebuah sample statistic yang menunjukkan karakteristik dari kualitas suatu

    produk, w ialah rata-rata dari w, w ialah standar deviasi dari w, dan L ialah jarak

    control limits dari center line. Control chart dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis

    utama (Montgomery, 2002), yaitu control chart untuk data variabel dan control

    chart untuk data atribut. Suatu data dapat dikatakan merupakan data variabel, jika

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    karakteristik dari kualitas (quality characteristic) dapat diukur dan dapat dituliskan

    dalam bentuk angka dalam skala pengukuran yang kontinius, contoh panjang dan

    lebar suatu produk. Sementara suatu data dapat dikatakan sebagai data atribut jika

    karakteristik dari kualitas tidak dapat diukur dalam suatu skala kontinius atau dalam

    skala kuantitatif, contoh jumlah cacat (defect) yang terjadi dalam suatu produk.

    Istilah defective yang dulu sering digunakan untuk karakteristik kualitas data

    atribut, seiiring berjalannya waktu mulai digantikan dengan istilah conforming, sesuai

    dengan spesifikasi yang diinginkan, dan nonconforming, tidak sesuai dengan

    spesifikasi yang diinginkan. Penggantian istilah ini dilakukan berdasarkan

    rekomendasi dari American Society for Quality (ASQ). ASQ berpendapat bahwa ada

    perbedaan arti antara defective dengan nonconforming. Dalam paper ini istilah yang

    akan dipakai ialah conforming dan nonconforming. Banyak peneliti (Alwan 2000,

    Montgomery 2002, & Woodwall 2006) menggunakan istilah conforming dan

    nonconforming dibandingkan non-defective dan defective. Ada 3 pembagian utama

    control chart untuk data atribut yang sering digunakan, yaitu (Montgomery, 2002)

    control chart for fraction nonconforming, control chart for nonconformities dan

    control chart for nonconformities per unit.

    2. Control Chart for Fraction Nonconforming (p-chart)

    Fraction nonconforming dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara

    jumlah nonconforming items yang terdapat pada sebuah populasi terhadap jumlah

    items dalam populasi tersebut. Jika item tidak sesuai dengan karakteristik kualitas

    yang telah ditetapkan maka item tersebut dapat dikategorikan sebagai nonconforming

    item. Control chart for fraction nonconforming didasarkan pada suatu prinsip

    statistik, yakni distribusi binomial. Misalkan parameter p ialah peluang dimana

    produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, n

    adalah jumlah sampel yang dipilih secara acak, D adalah jumlah produk yang tidak

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka distribusi binomial untuk

    parameter tersebut ialah :

    Sample fraction nonconforming dapat didefinisikan sebagai perbandingan

    jumlah nonconforming units pada sampel, D, terhadap ukuran sampel (sample size),

    n.

    Rata-rata populasi serta varians populasi dari distribusi binomial dapat dinyatakan

    sebagai berikut :

    Sehingga persamaan umum Shewart mengenai UCL, center line, serta LCL

    , dapat dimodifikasi dan dinyatakan sebagai berikut (Asumsi : L yang digunakan

    ialah 3, three-sigma, dan nilai p telah diketahui atau terdapat standar tertentu (

    desired atau target value.)

    UCL = + 3(1)

    n

    Center line = p

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    LCL = 3(1)

    n

    Jika p tidak diketahui maka persamaan di atas berubah menjadi persamaan di bawah

    ini

    UCL = + 3(1)

    n

    Center line =

    LCL = 3(1)

    n

    , dengan

    Parameter m adalah sample number, n adalah sample size. Menurut Alwan

    (2000) dan Montogmery (2002) Nilai m yang direkomendasikan ialah 20 atau 25.

    Apabila LCL yang diperoleh menghasilkan suatu angka negatif, maka LCL yang

    digunakan ialah 0. Terdapat formula tertentu yang dapat digunakan untuk

    menggunakan sample size. Penentuan sample size menjadi penting terlebih jika

    nilai p sangatlah kecil. Misalkan jika p ingin diubah menjadi suatu nilai tertentu,

    besarnya perubahan nilai p tersebut disimbolkan dengan , maka sample size, n,

    dapat diperoleh dengan :

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Metode lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan sample size, n, ialah

    dengan memastikan bahwa LCL akan memiliki nilai yang positif. Metode ini

    biasanya digunakan jika in-control value dari fraction nonconforming relatif kecil.

    Jika control chart yang dihasilkan ingin didasarkan pada jumlah nonconforming

    dibandingkan dengan rasionya (fraction), maka np control chart dapat digunakan.

    UCL = + 3(1 )

    Center line = np

    LCL = 3(1 )

    Apabila tidak ada standard value p, maka dapat digunakan untuk mengestimasi p.

    Seringkali jumlah sample size dari setiap sample number tidak sama (variable sample

    size), oleh sebab itu dikembangkanlah beberapa pendekatan sehingga control chart

    dapat dihasilkan. Pendekatan pertama ialah dengan menggunakan sample size

    masing-masing, Variable-Width Control Limits, sehingga UCL dan LCL untuk

    setiap sample number berbeda-beda.

    UCL = + 3(1)

    ni

    Center line =

    LCL = 3(1)

    ni

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Gambar 2 Control chart for fraction nonconforming dengan variable sample size.

    Pendekatan kedua ialah Control Limits Based on an Average Sample Size.

    Pendekatan ini didasarkan pada asumsi pada ukuran sampel di masa yang akan

    datang tidak akan jauh berbeda dengan ukuran sampel pada pengamatan sebelumnya.

    Sample size di setiap observasi dirata-ratakan sehingga nilai diperoleh. Nilai

    yang diperoleh digunakan untuk menghintung UCL dan LCL. Pendekatan yang

    terakhir ialah dengan Standardized Control Chart. Control chart ini memiliki center

    line di angka 0, UCL di angka +3 dan LCL di angka -3. Setiap rasio nonconforming

    item dikonversikan ke suatu nilai yang telah terstandarisasi, z.

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Gambar 3 Control chart Based on an Average Sample Size (kiri) dan Standardized

    Control Chart (kanan)

    3. Control Chart for Nonconformities

    Control chart ini digunakan pada jumlah nonconformities yang terjadi sampel

    produk yang diambil. Seringkali suatu produk walaupun memiliki ketidaksesuaian

    terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan, masih digolongkan sebagai conforming

    item. Control chart ini memiliki asumsi bahwa kemunculan nonconformity mengikuti

    distribusi poisson dalam sample size yang konstan. Misalkan c adalah jumlah

    nonconformity yang terjadi dan c ialah mean dan varians dari distribusi poisson, maka

    fungsi distribusinya adalah

    Sehingga control chart untuk nonconformities dengan 1 kali inspeksi dapat dibuat

    dengan menggunakan formula di bawah ini (c-chart).

    UCL = + 3c

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Center line =

    LCL = 3c

    Jika dalam perhitungan LCL yang dihasilkan negatif , maka LCL yang digunakan

    ialah 0.

    Apabila standard value c tidak diketahui maka dapat digunakan untuk

    menghasilkan control chart. Control chart yang dihasilkan merupakan trial limit

    yang harus dihitung berulang- ulang hingga proses berada dalam statistical control.

    UCL = + 3

    Center line =

    LCL = 3

    Gambar 4 Control chart for nonconformities (c-chart)

    Pada umumnya penggunaan control chart ini disertai dengan penggunaan

    pareto chart maupun cause and effect diagram, untuk menghilangkan nonconformity

    yang terjadi. Formula c-chart yang telah dinyatakan di atas berlaku jika distribusi

    munculnya nonconformity mengikuti distribusi poisson. Jika distribusi munculnya

    nonconformity tidak mengikuti distribusi poisson, distribusi geometrik dapat

    digunakan, dimana diketahui bahwa jumlah dari variabel acak yang independen,

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    identik, dan terdistribusi geometik adalah variabel acak dari distribusi binomial

    negatif. Statistik yang dapat digunakan untuk kasus ini ialah jumlah kejadian,T, dan

    rata-rata dari jumlah kejadian .

    Sehingga control chart untuk jumlah kejadian (g-chart) dan control chart untuk rata-

    rata jumlah kejadian (h-chart) pada kasus ini dapat dinyatakan dengan formula di

    bawah ini.

    Gambar 5 Formula g-chart dan h-chart dengan parameter p diketahui

    Parameter a ialah angka minimum kejadian yang mungkin muncul. Parameter p yang

    merupakan peluang munculnya kejadian x, pada umumnya diketahui nilai standarnya,

    Jika parameter p tidak diketahui maka formula di bawah ini dapat digunakan

    Gambar 6 Formula g-chart dan h-chart dengan parameter p tidak diketahui

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    , dengan t sebagai berikut

    4. Control Chart for nonconformities per unit

    Apabila inspeksi dilakukan lebih dari 1 kali, yakni n kali, maka u-chart dapat

    digunakan. Jika ditemukan x total nonconformities di sebuah sampel dalam n

    inspeksi, maka u dan control chart (u-chart) untuk kasus ini dapat dinyatakan sebagai

    berikut

    UCL = + 3

    Center line =

    LCL = 3

    Gambar 7 Control chart for nonconformities per unit (u-chart)

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Untuk kasus dimana sample size, n, yang berbeda-beda untuk setiap sample

    number, u-chart dapat digunakan dengan memodifikasi formula u-chart, yakni

    mengganti n dengan , sehingga untuk setiap sample number memiliki batas atas

    dan batas bawah yang berbeda-beda. Selain cara di atas, cara lain yang dapat

    digunakan ialah dengan menggunakan pendekatan control limits based on an average

    sample size (Montgomery, 2002).

    Pendekatan lainnya yang dapat digunakan ialah menggunakan standardized control

    chart. Penggunaan pendekatan ini sama seperti pada standardized control chart pada

    control chart for fraction nonconforming.

    5. Demerit System

    Sistem Demerit biasanya digunakan ketika perlu dilakukan pembobotan jenis

    nonconformities atau defects yang mungkin terjadi. Pembobotan dilakukan

    mengingat seringkali walaupun conformity ditemukan suatu produk masih

    dikategorikan sebagai conforming item. Ada 4 kelas atau skema dalam sistem

    pengklasifikasian Demerit (Montgomery, 2002), yakni Class A (), Very Serious;

    Class B (), Serious; Class C (), Moderately Serious; dan Class D(), Minor.

    Control chart kemudian dapat dimodifikasi menjadi berikut.

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    , dimana

    i = nomor inspeksi

    6. Aplikasi Control Chart untuk Data Atribut

    Dalam paper Application of attribute control charts to risk-adjusted data for

    monitoring and improving health care performance (Hart MK, et.al., 2003), terlihat

    bahwa salah satu aplikasi dari control chart untuk data atribut ialah dalam

    pengendalian dan peningkatan performansi health care. Penggunaan control chart

    untuk data atribut ini berhasil menurunkan variasi yang terjadi pada patient mix.

    Penelitian serupa dilakukan oleh Woodall (2006), dimana control chart untuk data

    atribut digunakan pada kasus-kasus health-care monitoring dan pengawasan

    kesehatan masyarakat (public-health surveillance). Aplikasi control chart juga

    terlihat dalam kasus supply chain management, Montgomery (2002) memberikan

    contoh kasus dimana pengawasan terhadap pengiriman material dilakukan oleh

    sebuah perusahaan dan penggunaan control chart untuk data atribut digunakan untuk

    menentukan apakah pengiriman material telah berjalan semestinya atau tidak.

    Montgomery menggunakan u-chart dalam menghasilkan control chart. U-chart

    digunakan mengingat data merupakan data atribut (error atau tidak error) dan jumlah

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    inspeksi yang dilakukan untuk setiap minggu lebih dari dari 1 kali. Berikut

    merupakan data dan control chart dari jumlah error shipping yang terjadi dalam

    rantai pasok perusahaan.

    Gambar 8 Data jumlah error shipping dalam rantai pasok perusahaan

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Sehingga,

    Gambar 9 u-chart dari jumlah error shipping dalam rantai pasok perusahaan

    7. Kelebihan dan Kekurangan Control Chart untuk Data Atribut

    Dalam menentukan apakah control chart untuk data atribut digunakan atau

    tidak, sebaiknya kekurangan dan kelebihan dari control chart untuk data atribut

    diketahui terlebih dahulu. Berikut merupakan kelemahan dari control chart untuk

    data atribut (Nelson, 1984 & Alwan, 2000):

    1. Control chart untuk data atribut tidak mampu menyediakan

    informasi mengenai penyebab dari suatu penyimpangan yang terjadi,

    sehingga seringkali harus diintegrasikan dengan SPC lainnya, seperti

    Pareto Chart.

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    2. Sulit untuk mengkonversi data atribut menjadi data variabel.

    Berbeda dengan data variabel yang relatif mudah untuk dikonversi

    menjadi data atribut.

    3. Ukuran sampel yang dibutuhkan relatif besar.

    4. Control chart untuk data atribut tidak mampu mengindikasikan pola

    (mean dan variance) serta perubahan yang mungkin terjadi pada suatu

    sistem. Berbeda dengan control chart untuk data variabel yang mampu

    mengindikasikan perubahan yang mungkin terjadi pada suatu sistem .

    Sedangkan kelebihan dari control chart untuk data atribut (Alwan 2000, &

    Montgomery, 2002) ialah :

    1. mampu menghasilkan control chart untuk karakteristik dari kualitas

    yang tidak dapat diukur dalam suatu skala kontinius atau dalam skala

    kuantitatif.

    2. mampu melakukan penghematan waktu dan biaya serta alasan

    kenyamanan.

    3. mampu mengurangi penggunaan multivariate chart pada kasus

    karakteristik kualitas yang mampu diukur (variabel) lebih dari satu,

    dimana penggunaan multivariate chart ini relatif kompleks dan

    memakan waktu serta biaya.

  • Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Frankie IE UGM | Quality Control Assignment

    Daftar Referensi

    Alwan,L 2002, Statistical Process Analysis, Mc Graw-Hill, Singapore.

    Hart MK, et.al. 2003, Application of Attribute Control Charts to Risk-adjusted Data

    for Monitoring and Improving Health Care Performance, Quality Management

    Health Care. Vol 12(1), pp. 5-19.

    Montgomery, D 2002, Introduction to Statistical Quality Control, John Wiley &

    Sons, USA.

    Montgomery, D. C., and W. H. Woodall, eds. 1997. A Discussion of Statistically-

    Based Process Monitoring and Control, Journal of Quality Technology, Vol. 29(2),

    pp. 121162.

    Nelson, L. S. 1984. The Shewhart Control ChartTests for Special Causes,

    Journal of Quality Technology, Vol. 16(4), pp. 237239.

    Woodall 2006, The Use of Control Charts in Health-Care and Public-Health

    Surveillance,Quality Technology Journal. Vol 38(2), pp.89-104.