contoh laporan ojl diklat cakep (bab ii)
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG
A. PROFIL SEKOLAH SENDIRI (SMP NEGERI 3 PRINGGABAYA)
SMP Negeri 3 Pringgabaya terletak di Desa Bagek Papan Kecamatan
Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Letak geografis yang tidak terletak pada
pinggiran jalan Negara memberikan ciri khusus yang tidak dimiliki oleh sekolah
lain.
Jarak SMP Negeri 3 Pringgabaya dengan sekolah-sekolah negeri yang lain
di Kecamatan Pringgabaya cukup jauh, sehingga input siswa berasal dari SD/MI
dengan cakupan yang cukup luas. Dengan demikian berpengaruh dengan jumlah
pendaftar pada setiap musim Penerimaan Siswa Baru di awal tahun pelajaran.
Kondisi strategis dari sisi geografis ini membuat SMP Negeri 3
Pringgabaya terkadang menerima jumlah siswa yang cukup banyak pada setiap
rombelnya. Untuk tahun berjalan jumlah rombongan belajar 17 rombel sesuai
dengan jumlah ruang belajar yang tersedia. Masing-masing rombel terdiri dari 35
– 42 orang siswa. Kondisi dan jumlah Output dari SD-SD sumber siswa SMP
Negeri 3 Pringgabaya tidak seimbang dengan kemampuan SMP Negeri 3
Pringgabaya dalam menerima lulusan-lulusan SD tersebut.
Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar SMP Negeri
3 Pringgabaya pada umumnya dan wali murid pada khususnya sangatlah beragam.
Dengan tingkat ekonomi rata-rata dari menengah ke bawah. Sebagian besar wali
murid bekerja sebagai buruh tani, pedagang, dan wiraswasta dengan hasil yang
3
minim dan pas-pasan. Kondisi masyarakat seperti ini membuat SMP Negeri 3
Pringgabaya berpikir panjang untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam
penggalangan dana untuk pengembangan sekolah. Pada sisi lain sekolah sangat
membutuhkan suntikan dana unuk menunjang kelancaran proses kegiatan sekolah.
Dari sisi politik dan keamanan lingkungan, kondisi SMP Negeri 3
Pringgabaya sangatlah kondusif. Keadaan yang heterogen tidaklah membuat
terjadinya gesekan-gesekan sehingga situasi dan kondisi sekolah tidak
terpengaruh.
Dari sisi lingkungan sekolah, SMP Negeri 3 Pringgabaya cukup asri
dengan lingkungan dan halaman yang cukup luas yang ditata rapi, disamping
sebagai penambah keindahan sekolah, lingkungan sekolah juga dipakai sebagai
sarana belajar outdoor yang cukup sejuk dan nyaman.
Dari kondisi yang ada sekarang diharapkan ada peningkatan untuk tahun-
tahun yang akan datang dari segala segi. Dari sisi sarana dan prasarana seperti
buku diharapkan bisa mencapai 1 : 1 antar jumlah buku dengan jumlah siswa,
sehingga buku sebagai bahan utama dalam proses belajar mengajar tidak lagi
menjadi kendala utama. Dengan ratio 1 : 1 ini tentunya akan menjadi motivasi
bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Demikian juga halnya dengan
sarana yang lainnya seperti media pembelajaran, alat tulis kantor dan meubeler
guru dan siswa, semua ini di tahun-tahun mendatang bisa ditingkatkan dari
keadaan yang sekarang.
Dari aspek ketenagaan kondisi saat ini 100% tenaga pengajar semuanya
sudah berkualifikasi minimal S1 (Sarjana) dan kedepan diharapkan kondisi ini
4
akan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan yaitu disamping sudah
berkualifikasi S1 mereka juga mengajar sesuai dengan bidangnya dengan jumlah
beban jam mengajar standar yaitu 24 jam/minggu, hal ini berpengaruh terhadap
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, dengan beban jam mengajar yang
terlalu banyak seperti sekarang ini menyebabkan siswa tidak tertangani secara
optimal. Demikian juga dengan tenaga non guru yang menunjang terlaksananya
proses pendidikan di sekolah seperti tata usaha, pustakawan, laboran bahkan
penjaga sekolah, ratio dan kualifikasinya diharapkan sesuai dan seimbang dengan
keadaan sekolah.
Keadaan siswa satu tahun kedepan diharapkan tidak seperti sekarang ini,
jumlah siswa yang terlalu padat dalam satu kelas membuat penanganan terhadap
siswa itu sendiri tidak dilaksanakan oleh guru secara optimal, dengan jumlah 35 –
42 per rombel menyebabkan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
tidak berjalan sesuai dengan formatnya yang ideal (32 – 36 orang per rombel).
Dari sisi pembiayaan, diharapkan sekolah bisa menggali potensi-potensi
yang dimiliki untuk dijadikan sumber pembiayaan selain dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Keikutsertaan komite dan unsur wali murid akan
membuat manajemen sekolah makin kokoh kuat.
B. PROFIL SMP NEGERI 1 PRINGGABAYA
SMP Negeri 1 Pringgbaya didirikan pada tahun 1977. Secara geografis
SMP Negeri 1 Pringgabaya terletak di pusat kota kecamatan, tepatnya di Jalan
Darwa No. 39 Pringgabaya berhadapan dengan kantor Koramil Pringgabaya dan
5
bersebelahan dengan kantor UPTD Dikpora Kecamatan Pringgabaya. Kondisi ini
membuat lingkungan sekolah dan sekitarnya tetap dalam keadaan aman dan
kondusif.
Kehidupan sosial masyarakat sekitar sekolah sangat heterogen. Hal ini
terlihat dari komunitas penduduk yang berada di sekitar sekolah. Penduduknya
terdiri atas pegawai negeri dan swasta, wiraswasta/pedagang, petani, buruh tani,
bahkan tidak sedikit pengangguran atau berpenghasilan tidak tetap. Hal ini
menyebabkan perekonomian penduduk menjadi beragam dari tingkat ekonomi
lemah dan sedang. Meskipun demikian secara umum masyarakat sekitar sekolah
cukup mendukung terhadap keberadaan sekolah dan program-program sekolah.
Selain didukung dengan keadaan lingkungan sekitarnya, SMP Negeri 1
Pringgabaya yang berdiri di atas tanah seluas 1,674 m2 didukung fasilitas yang
cukup memadai, seperti : ruang kelas berjumlah 29 ruang, 1 buah laboratorium
komputer yang dilengkapi dengan 40 unit perangkat komputer (PC), 2 buah ruang
laboratorium bahasa lengkap dengan perangkatnya, 1 buah laboratorium Fisika, 1
buah laboratorium Biologi, ruang multimedia, perpustakaan, musholla yang
refresentatif dan lapangan olahraga yang cukup memadai. Tahun-tahun
sebelumnya SMP Negeri 1 Pringgabaya dikenal sebagai sekolah dengan jumlah
rombel dan siswa terbanyak di Kabupaten Lombok Timur, tetapi sejak tahun
pelajaran 2009/2010 untuk memenuhi standar nasional SMP Negeri 1
Pringgabaya mulai mengurangi jumlah rombel sehingga tiga tahun ke depan akan
menjadi 27 rombel dengan jumlah siswa 32 – 36 orang per rombelnya. Pada tahun
pelajaran 2012/2013 jumlah siswa terdiri dari 357 orang kelas VII, 323 orang
6
kelas VIII dan 371 orang kelas IX sehingga seluruh siswa berjumlah 1.051 orang
yang tersebar ke dalam 28 rombel.
SMP Negeri 1 Pringgabaya memiliki 52 orang tenaga pendidik yang terdiri
dari 35 orang berstatus PNS dan 21 orang berstatus non PNS (GTT). Sedangkan
tenaga kependidikan berjumlah 12 orang yang terdiri dari 3 orang tenaga berstatus
PNS dan 9 orang berstatus non PNS (PTT).
C. PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DI LAPANGAN
1. SMP Negeri 3 Pringgabaya
Selama ini SMP Negeri 3 Pringgabaya belum melaksanakan Evaluasi Diri
Sekolah (EDS), akan tetapi secara garis besar permasalahan yang ditemukan di
lapangan yaitu masih kurangnya guru yang mebuat program penilaian hasil
pembelajaran yang lengkap sistematis dan sesuai dengan aturan.
Jika mengadakan kegiatan penilaian hasil belajar baik berupa ulangan
harian, ulangan tengah semester maupun ulangan semester, guru hanya
menyiapkan soal yang diperoleh dari bank soal atau disusun sendiri dengan hanya
melihat materi pelajaran tanpa menggunakan kisi-kisi.
Seperti yang telah disebutkan di atas SMP Negeri 3 Pringgabaya selama
ini belum melakukan kegiatan EDS. Oleh karena itu sebagai kontribusi saya
selama kegiatan OJL, saya mengusulkan untuk melakukan kegiatan EDS karena
hasil EDS merupakan dasar yang valid untuk menyusun berbagai program
sekolah.
7
Alhamdulillah mulai tahun ini SMP Negeri 3 Pringgabaya mulai
melakukan kegiatan EDS dengan hasil sebagaimana tabel berikut:
Tabel Hasil EDS 2013 SMP Negeri 3 Pringgabaya
KODE STANDAR RATIN
G
1.0.0.0.0 STANDAR ISI 1.21
2.0.0.0.0 STANDAR PROSES 1.70
3.0.0.0.0 STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
1.50
4.0.0.0.0 STANDAR PTK 2.10
5.0.0.0.0 STANDAR SARANA DAN
PRASARANA
1.30
6.0.0.0.0 STANDAR PENGELOLAAN 1.26
7.0.0.0.0 STANDAR PEMBIAYAAN 1.23
8.0.0.0.0 STANDAR PENILAIAN 1.00
0.0.0.0.0 RATA-RATA 1.41
Sumber: EDS, 2013
Dari tabel diatas, skor ≥ 2 hanya pada Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Dengan kata lain, hanya Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (rating 2,10) saja yang sedikit di atas SNP, 7 standar yang lain
belum. Bahkan pada analisis tersebut tergambar bahwa Standar Penilaian
memiliki rating terendah (1,00).
Sebagaimana hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian
(AKPK) dan EDS sekolah, maka dalam pelaksanaan On The Job Learning(OJL),
8
penulis fokus kepada upaya peningkatan kompetensi sosial (kerjasama dengan
pihak lain) dan kemampuan menyusun program penilaian hasil belajar.
2. SMP Negeri 1 Pringgabaya
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Bp. Sukmadi,
S.Pd. permasalahan yang sering muncul di SMP Negeri 1 Pringgabaya justru
banyak yang bersifat nonteknis yang berkaitan dengan hubungan
antarpersonal baik itu pada tenaga pengelola (Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan), antar siswa dan masyarakat. Hal ini tentu saja lumrah
mengingat SMP Negeri 1 Pringgabaya merupakan sekolah dengan jumlah
siswa dan rombel terbesar di Kabupaten Lombok Timur.
Disamping itu tenaga pendidik masih ada yang belum memenuhi
kualifikasi pendidikan tidak sesuai standar (belum S1) tentu saja menjadi
pekerjaan rumah yang harus mendapat penanganan serius di masa-masa
yang akan datang. Begitu juga dengan jumlah fasilitas yang termasuk banyak
tentunya membutuhkan tenaga-tenaga pengelola yang memadai baik dari
segi jumlah maupun kompetensinya.
9