diklat tot diklat bagi calon pengajar diklat

28
Profil-Pusbindiklatren 1 Sekilas Pusbindiklatren-Bappenas 2 Struktur Organisasi Pusbindiklatren 4 Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perencana 5 Program Beasiswa Pusbindiklatren 8 Siklus Pelatihan 12 Mekanisme Pembiayaan Diklat 13 Pelayanan Pusbindiklatren Bagi Perencana 15 Penelitian Dan Pengembangan Diklat dan JFP 17 Kerjasama Pusbindiklatren Dengan Pihak Luar 21 Test Potensi Akademik 23 Pusbindiklatren Masa Depan 26 Daftar Isi

Upload: tirtashintaro

Post on 23-Jun-2015

768 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 1

SekilasPusbindiklatren-Bappenas 2

StrukturOrganisasi Pusbindiklatren 4

PelaksanaanJabatan Fungsional Perencana 5

ProgramBeasiswa Pusbindiklatren 8

SiklusPelatihan 12

MekanismePembiayaan Diklat 13

PelayananPusbindiklatren Bagi Perencana 15

PenelitianDan Pengembangan Diklat dan JFP 17

KerjasamaPusbindiklatren Dengan Pihak Luar 21

TestPotensi Akademik 23

PusbindiklatrenMasa Depan 26

Daftar Isi

Page 2: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren2

SEKILASPUSBINDIKLATREN - BAPPENAS

SEKILASPUSBINDIKLATRENBAPPENAS

PERAN PUSBINDIKLATREN -BAPPENAS

Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana(Pusbindiklatren)Bappenas sebagai salah satu unit kerjaeselon II di bawah Sekeretaris Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan PerencanaanPembangunan Nasional atau Sesmenneg PPN/Sestama Bappenastelah menjalani beberapa peran yang cukup bervariasi dari masake masa. Hal terakhir ditandai dengan penajaman ruang lingkuppada tugas dan fungsinya, yang semula meliputi pengembanganpegawai negeri dan swasta (LSM) di berbagai bidangpembangunan, kini hanya meliputi pegawai negeri sipil di bidangperencanaan saja baik bagi perencana pemerintah pusat maupundaerah. Dalam kaitan ini, salah satu faktor yang turut memberipengaruh adalah dibentuknya Tim Pendayagunaan Dana LuarNegeri untuk Diklat (TPDLN) pada tahun 1984, atau dikenaldengan nama Overseas Training Office (OTO), yangkesekretariatannya berada pada Biro Administrasi Pendidikandan Latihan Bappenas. Dengan demikian, OTO secarakelembagaan menjadi bagian dari Biro Administrasi DiklatBappenas dengan tugas mengelola dan mengkoordinasikan danahibah luar negeri untuk peningkatan SDM khususnya PNS melaluiprogram beasiswa S2 dan S3 luar negeri.

Seiring dengan penyempurnaan Instansi Penyelenggara DiklatPerencanaan Pembangunan (Renbang) Bappenas, BiroAdministras Diklat berikut kesekretariatan, pada tahun 1996OTO dilebur menjadi Pusat Pendidikan dan PelatihanPerencanaan Pembangunan (Pusdiklat Renbang) Bappenas.Disamping melanjutkan peran yang semula dilaksanakan olehOTO, Pusdiklat Renbang mempunyai tugas untukmengembangkan: (a) berbagai program diklat gelar (S2 dan S3)tidak saja di luar negeri namun juga di dalam negeri, (b) alatseleksi program diklat/beasiswa, (c) program persiapan BahasaInggris dan bahasa asing lainnya untuk diklat, (d) kurikulumdiklat jangka pendek, dan (e) model pembiayaan diklat.

Pada tahun 2001, sebagai Instansi Pembina Jabatan FungsionalPerencana (JFP), Bappenas membentuk Pusat PembinaanPerencana (Pusbiren) berdasarkan SK Kepala Bappenas No.KEP.009/Ka/01/2001. Selanjutnya berdasarkan pertimbanganbahwa peran Pusdiklat Renbang selama ini sangat berkaitan eratdengan pembinaan karir perencana, yang menjadi tugas Pusbiren,maka pada bulan Maret tahun 2002 kedua unit kerja eselon IItersebut digabungkan menjadi Pusat Pembinaan, Pendidikan danPelatihan Perencana (Pusbindiklatren), berdasarkan KeputusanKa Bappenas No. 50/Ka/03/2002.

Page 3: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 3

SEKILASPUSBINDIKLATREN - BAPPENAS

Dengan posisinya di dalam organisasi Bappenas yang barutersebut, peran Pusbindiklatren adalah mengemban fungsiBappenas sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perencanadan Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan PerencanaanPembangunan, yaitu mendukung upaya peningkatan kapasitasinstansi perencanaan pemerintah di pusat dan daerah denganmeningkatkan kompetensi dan produktivitas perencanapemerintah sehingga kualitas output dan outcome yangdihasilkannya akan sesuai dengan harapan stakeholders. Peranini dilakukan melalui pelaksanaan (JFP) dan penyelenggaraandiklat bagi perencana pemerintah pusat dan daerah di seluruhIndonesia.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut, PusbindiklatrenBappenas memanfaatkan dan mendayagunakan sumber dana luarnegeri (pinjaman dan hibah luar negeri) dan dana dalam negeri(APBN).

Sumber dana luar negeri yang berhasil didayagunakan, antaralain, berasal dari:

1) Hibah/grant/soft-loan• ADS (Australia)• JDS (Jepang)• STUNED (Belanda)• KOICA (Korea Selatan)• KDI (Korea Selatan)• Monbukagakusho (Jepang)• DAAD (Jerman)• FCS (Swiss)• NORAD (Norwegia)• JICA (Jepang)• Japang-IMF (Jepang)• C.U.D – C.I.U.F (Belgia)• FCO (Inggris)• USAID (Amerika Serikat)• CIDA (Kanada), hibah

2) Pinjaman/loan• PHRDP II ((JBIC Loan IP-458), 1995-2004• PHRDPII (IBRD Loan 3825—IND), 1995–2001• PHRDP I (JBIC Loan IP-367), 1990-1995• PHRDP I (IBRD Loan 3134-IND), 1990–1995

Selain mengelola sumber dana beasiswa di atas, Pusbindiklatrenjuga melakukan kerjasama dengan kedutaan-kedutaan besar danlembaga internasional di Jakarta, dalam usaha menyebarluaskaninformasi pemanfaatan beasiswa yang mereka sediakan, atau biasadisebut beasiswa Non-Pusbindiklatren. Untuk program beasiswaNon-Pusbindiklatren ini, beberapa kedutaan besar dan lembagainternasional, seperti STUNED, ADS, JDS, bahkan menunjukBappenas sebagai anggota Tim Seleksi atau Tim Pengarah. Denganadanya dukungan informasi dan jaringan kerja Bappenas denganmereka seperti ini, diharapkan target untuk menjaring calon pesertayang lebih luas, terutama untuk para Perencana di pusat dandaerah, dapat terlaksana dengan lebih baik.

Untuk menunjang tugas-tugas di atas, Pusbindiklatrenmengembangkan Pusat Data dan Informasi JFP dan DiklatPerencanaan; Research and Development, mengadakanperpustakaan yang menyediakan referensi tentang JFP dan diklatperencanaan; melakukan pemantauan dan evaluasi JFP danpenyelenggaraan diklat perencanaan; melakukan sosialisasi danfasilitasi petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan pedomanpelaksanaan JFP; menyebarluaskan informasi beasiswa diklatperencanaan, baik beasiswa Pusbindiklatren maupun beasiswaNon-Pusbindiklatren.

Sementara itu, bagi lembaga yang memerlukan alat seleksi bagipenerimaan mahasiswa untuk perguruan tinggi, pegawai lembagapemerintah/swasta, ataupun promosi bagi pengembanganpegawainya, Pusbindiklatren melalui Unit PelayananPenyelenggaraan Tes Potensi Akademik (UPP-TPA), menawarkanjasa penyediaan alat tes yang disebut Tes Potensi Akademik (TPA)dan Tes Potensi Intelektual Umum (TPIU) serta tes TOEFL.TPA dan TPIU ini telah menjadi salah satu alat seleksi terbesar diIndonesia, yang digunakan oleh lebih dari 15.000 peserta per tahun,baik oleh berbagai program pascarsarjana perguruan tinggi negeri/swasta ternama maupun oleh lembaga pemerintah/swasta besar didalam negeri.

Page 4: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren4

STRUKTURORGANISASI PUSBINDIKLATREN

Struktur Organisasi PusbindiklatrenOrganisasi Pusbindiklatren merupakan unit kerja eselon II

di Bappenas, dipimpin oleh Kepala Pusat, yangmembawahi lima (5) bidang eselon III, yaitu sebagai

berikut:

• Bidang Pengembangan (Bidang I) membawahi Sub BidangPengkajian dan Sub Bidang Penyusunan Program;

• Bidang Penyelenggaraan Diklat (Bidang II) membawahi SubBidang Penyelenggaraan Diklat Gelar dan Sub BidangPenyelenggaraan Diklat Non-Gelar

• Bidang Pemantauan dan Evaluasi (Bidang III) membawahiSub Bidang Pemantauan dan Sub Bidang Evaluasi;

• Bidang Akreditasi dan Penilaian Perencana (Bidang IV)membawahi Sub Bidang Akreditasi dan Sub BidangPenilaian;

• Bidang Informasi dan Pelayanan Perencana (Bidang V)membawahi Sub Bidang Informasi dan Sub BidangPelayanan Perencana.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusbindiklatren-Bappenas didukung oleh 51 personel, yang terdiri atas: (a) 1orang eselon II, (b) 5 orang eselon III, (c) 10 orang eselon IV, (d)7 orang Perencana, (e) 4 orang Pelaksana, (f) 3 orang pengemudikendaraan, (g) 3 orang tenaga kebersihan, dan (i) 18 orang tenaganon-PNS/paruh waktu.

Berdasarkan latar belakang pendidikan, komposisi personelPusbindiklatren terdiri atas 1 orang S-3, 11 orang S-2, 20 orang S-1, 4 orang D-3, 6 orang SLTA, dan 9 orang SLTP dan SD. Padasaat yang sama, beberapa personel Pusbindiklatren sedangmengikuti program diklat gelar, yaitu 4 orang mengikuti programS-3 di dalam negeri, 1 orang program S-2 Double Degree, dan 3orang program S-2 di dalam negeri

Page 5: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 5

PELAKSANAANJABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

JABATANFUNGSIONALPERENCANA (JFP)

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 tentang JabatanFungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimaksudkan sebagaipembinaan PNS yang menduduki jabatan fungsional yang

didasarkan pada profesi dan sistem penghargaan prestasi PNSsesuai dengan bidang tugasnya. Hingga saat ini, telah diberlakukansebanyak 96 jenis jabatan fungsional. Berbeda dengan jabatanstruktural, dimana tugas, tanggung jawab, dan wewenang seorangPNS lebih didasarkan pada kemampuan seseorang dalammemimpin suatu satuan organisasi negara, maka dalam jabatanfungsional pelaksanaan tugasnya lebih didasarkan pada keahliandan/atau keterampilan tertentu yang bersifat mandiri. Dengandemikian, dalam jabatan fungsional, peningkatan keahlian danketerampilan menjadi fokus utama dalam program pengembanganPNS yang memangku jabatan fungsional.

Pemerintah, melalui Keputusan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara (MENPAN) Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001tanggal 19 Maret 2001 tentang Jabatan Fungsional Perencanadan Angka Kreditnya, telah secara resmi memberlakukan JFPbagi PNS pusat dan daerah, yang memiliki tugas pokok danfungsinya melaksanakan kegiatan perencanaan. Merujuk kepadaKeputusan MENPAN tersebut, yang termasuk instansiperencanaan pemerintah pusat adalah Bappenas, BiroPerencanaan di Sekretariat Jenderal dan Bagian Perencanaan diDirektorat Jenderal di Departemen, Kantor Menteri Negera danLPND, sedangkan instansi pemerintah daerah adalah Bappedaatau nama lainnya di Propinsi/Kabupaten/Kota dan bagian ataubidang perencanaan di dinas-dinas. JFP ini akan menjadi pilihankarir lain bagi PNS yang bekerja di instansi perencanaan, selainjabatan struktural yang telah ada.

Semakin pesatnya tantangan global dan perubahan sistem danmekanisme perencanaan pembangunan, maka peningkatankualitas para perencana semakin mendesak untuk dilaksanakansecara berkesinambungan. Dalam kaitan ini, peningkatan kualitasSDM perencana di instansi perencanaan pemerintah baik di pusatmaupun di daerah diarahkan tidak saja hanya meningkatkankeahlian dan keterampilan, namun harus pula didasarkan padaupaya peningkatan kapasitas institusi perencanaan sehinggakualitas output perencanaan yang dihasilkan mampu memenuhiharapan masyarakat secara luas.

Sebagai pejabat fungsional, perencana pemerintah dituntut untukbekerja lebih produktif. Hal ini dapat dipahami karena kenaikanpangkat dan jabatan para perencana tidak lagi ditentukan olehlamanya bekerja, melainkan ditentukan oleh tingkatproduktivitasnya. Tingkat produktivitas akan diukur oleh besarkecilnya angka kredit yang dikumpulkan, dan besarnya angkakredit ini didasarkan atas kegiatan perencanaan yang dilakukannya.

Jabatan fungsional pelaksanaan tugasnya lebihdidasarkan pada keahlian dan/atau keterampilantertentu yang bersifat mandiri. Dengan demikian,dalam jabatan fungsional, peningkatan keahliandan keterampilan menjadi fokus utama dalamprogram pengembangan PNS yang memangkujabatan fungsional.

Page 6: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren6

Hingga saat ini, jumlah perencana di seluruh Indonesiadiperkirakan sebanyak 40.461 orang yang terdiri 4.783 orangperencana di Pusat, dan 35.678 orang perencana di daerah.Sedangkan jumlah pejabat fungsional perencana, sejak berakhirnyamasa inpassing/penyesuaian ke dalam JFP dan angka kredit per 1Oktober 2002 (khusus untuk staf atau yang belum mendudukijabatan), dan 31 April 2003 (khusus untuk pejabat yang telahmenduduki jabatan tertentu dan ingin pindah jabatan ke JFP)baik di Pusat maupun di Daerah sampai dengan akhir Pebruari2004 adalah 1.024 orang, dengan rincian: 832 orang PejabatFungsional Perencana Pusat dan 192 Pejabat Fungsional PerencanaDaerah (Propinsi/Kabupaten/Kota).

Penerapan pelaksanaan JFP diawali dengan masa inpassing/penyesuaian ke dalam JFP yaitu mulai 1 Januari 2002 sampaidengan 31 Maret 2002, kemudian diperpanjang sampai dengan30 Juni 2002, dan atas kebutuhan kemudian diperpanjang lagisampai dengan 30 September 2002 untuk PNS perencana yangtidak menjabat struktural dan untuk PNS perencana yangmenjabat jabatan struktural sampai dengan tanggal 31 Maret 2003.Setelah berakhirnya masa inpassing/penyesuaian tersebut, makauntuk menduduki JFP dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu:Pengangkatan Pertama Kali dan Pengangkatan Melalui PindahJabatan.

Sebagai Instansi Pembina JFP, kegiatan-kegiatan pembinaan bagiPerencana yang telah dilakukan oleh Pusbindiklatren-Bappenasadalah sebagai berikut:

1. Menyusun Pedoman PelaksananaanJFP

Sebagai tindak lanjut dari penjabaran Kepmenpan, Bappenasbersama-sama dengan BKN, Depkeu, Menpan, LAN, Depdagridan Universitas telah menerbitkan 13 (tiga) jenis peraturan dalambentuk Keppres, Kepmen, dan surat edaran yang sudahdisebarluaskan kepada seluruh instansi pusat dan daerah. Salahsatu pedoman yang belum selesi sampai saat ini adalah mengenaiKeputusan Presiden tentang Batas Usia Pensiun (BUP) JFP.Diharapkan pada tahun 2005, Keppres BUP ini sudah dapatditerbitkan. Ke 13 peraturan tentang pelaksanaan JFP, tersebutadalah:

a. Keputusan MENPAN No. 16/Kep/M.PAN/2/2001 tentangJabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya;

b. Keputusan Kepala Bappenas dan Kepala BKN No.KEP.1106/Ka/08/2001 dan 34A Tahun 2001 tentangPetunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perencana danAngka Kreditnya;

c. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.019/M.PPN/12/2001 tentang Petunjuk Teknis PelaksanaanPenyesuaian/Inpassing ke dalam Jabatan dan AngkaKreditnya;

d. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.020/M.PPN/12/2001 tentang Pedoman Penentuan FormasiPerencana;

e. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.234/M.PPN/04/2002 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan,Pembebasan Sementara, dan Pemberhentian dalam JabatanFungsional Perencana;

f. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.235/M.PPN/04/2002 tentang Petunjuk Teknis Penilaian AngkaKredit Perencana;

g. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.266/M.PPN/04/2002 tentang Tata Kerja dan Organisasi TimPenilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Perencana;

h. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.011/M.PPN/02/2003 tentang Akreditasi dan Alih Kredit DiklatFungsional Substantif Perencana;

i. Keputusan MENPPN/Kepala Bappenas No. KEP.012/M.PPN/02/2003 tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikanuntuk Jabatan Fungsional Perencana;

j. Keputusan MENPPN/Ka Bappenas No. KEP.013/M.PPN/02/2003 tentang Penyelenggaraan Pendidikan danPelatihan Fungsional Penjenjangan Perencana;

k. Keputusan Presiden RI No.41,tgl 10 Juni 2003, tentangTunjangan Jabatan Fungsional Perencana;

l. Keputusan Kepala BKN No. 32 Tahun 2003, tanggal 14Agustus 2003 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian,dan Penghentian tentang Tunjangan Jabatan FungsionalPerencana;

m. Surat Edaran Dirjen Anggaran Departemen KeuanganNo.SE-188/A/2003, tentang Pembayaran Tunjangan JabatanFungsional Perencana.

2. Melakukan Penilaian Angka Kreditbagi Perencana Utama;Dalam JFP, mekanisme pelaksanaan penilaian angka kreditdidesentralisasikan kepada masing-masing pemerintahdaerah dan instansi. Namun demikian, khusus untukpenilaian angka kredit untuk kenaikan pangkat dalam dankenaikan jabatan ke Perencana Utama, penilaiannya harusdilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit Pusat yang secaraex-officio dilakukan oleh instansi pembina JFP.

3. Melakukan penilaian Angka Kreditbagi Perencana Pertama, Muda danMadya,apabila instansi tempat bekerja perencana, masih belumterbentuk Tim Penilai Angka Kredit;

4. Penyusunan Kompetensi JabatanFungsional PerencanaDalam rangka merumuskan kompetensi pejabat fungsionalperencana, Bappenas telah melakukan kajian untukmerumuskan kompetensi jabatan fungsional perencanasebagai acuan penyusunan kurikulum Diklat FungsionalPerencana.

5. Menyusun kurikulum danmenyelenggarakan Diklat FungsionalPenjenjangan Perencana;

6. Menyusun standar soal untuk ujikompetensi perencana;Untuk menjaga kualitas Diklat Fungsional Perencana, setiapakhir Diklat dilaksanakan uji kompetensi. Untuk saat ini,uji kompetensi disusun oleh masing-masing penyelenggaraDiklat.

PELAKSANAANJABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Page 7: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 7

7. Menyusun kurikulum TOT bagi calonpengajar Diklat FungsionalPenjenjangan Perencana;

Dalam hubungannya dengan Diklat Fungsional Penjenjangan,Bappenas juga telah menyusun Kurikulum Diklat TOTpengajar Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana.

8. Melaksanakan Diklat FungsionalPenjenjangan PerencanaSejak tahun 2003 sampai dengan sekarang Bappenas telahmelaksanakan Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana dandiklat-diklat pendukung JFP antara lain (a) FungsionalPerencana Tingkat Pertama, 8 angkatan, (b) FungsionalPerencana Tingkat Muda, 8 angkatan, (c) FungsionalPerencana Tingkat Madya, 3 angkatan, (d) Diklat PenilaianAngka Kredit Perencana, 3 angkatan, (e) Diklat AdministrasiPenilaian Angka Kredit 3 angkatan, dan (f) Diklat TOT 3angkatan.

9. Melakukan kajian untuk JFP;Upaya untuk menyempurnakan dan mengembangkan JFP,Bappenas juga telah melaksanakan kajian JFP, diantaranyaadalah (a) Kajian Kompetensi Perencana, (b) Kajian StandarKapasitas Institusi Perencanaan, (c) Studi Disain KurikulumDiklat Fungsional Perencana, (d) Disain Kurikulum DiklatPenilaian Angka Kredit Perencana, dan (e) Disain KurikulumDiklat Administrasi Penilaian Angka Kredit Perencana.

10.Melakukan AkreditasiKurikulum Diklat SubtantifPerencana;Perencana yang mengikuti Diklat Subtantif akanmendapatkan nilai angka kredit tertentu dengan catatanbahwa diklat tersebut telah diakreditasi oleh Bappenas. Olehkarena itu, Bappenas juga melaksanakan AkreditasiKurikulum Diklat Subtantif Perencana bagi lembaga diklatbaik pemerintah maupun perguruan tinggi serta masyarakatumum.

11.Pusat Data dan Informasi JFP;Salah satu bentuk pembinaan JFP, Bappenas telahmembangun sistem data base untuk seluruh perencana diIndonesia, termasuk pejabat fungsional perencana.Sedangkan untuk menjalin hubungan dan kerjasama baikmelalui kelembagaan maupun perseorangan, Bappenas jugamenyediakan berbagai macam media informasi dalam bentukbooklet, website, majalah Simpul Perencana dan bentuk-bentuk infromasi lainnya yang dapat diakses oleh seluruhperencana.

12.Pusat Pelayanan PerencanaBentuk pelayanan yang diberikan antara lain: (a) sosialisasiJFP, (b) fasilitasi kegiatan yang berhubungan dengan JFP,(c) asistensi teknis terhadap kegiatan penilaian angka kredit,kegiatan diklat, dan pengangkatan JFP, (d) Konsultasi segalasesuatu yang berhubungan dengan masalah-masalah JFP baikkelembagaan atau perseorangan melalui tatap muka(langsung) maupun melalui telpon atau e-mail.

13.Melaksanakan Monitoring danEvaluasi Pelaksanaan JFP.Salah satu hal penting dari fungsi instansi pembina JFPadalah melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasiterhadap seluruh aspek pelakanaan JFP di daerah dan dipusat. Pemantuan dan evaluasi dilaksanakan secara rutinsetiap tahun melalui kunjungan lapangan atau penyebarankuisioner ke instansi pusat maupun pemerintah daerah.

14.Seminar Regional dan NasionalFungsional PerencanaDalam rangka mencari masukan terhadap pelaksanaan JFPselama ini serta meningkatkan kinerja Instansi Pembina JFPdimasa yang akan datang, Bappenas pada tahun 2004 akanmenyelenggarakan seminar regional yang direncanakan akandilaksanakan di 3 tempat, yaitu Pemprop Semarang,Pemprop Jambi dan Pemprop NTB. Hasil seminar regionalakan didiskusikan pada seminar Nasional yang akandilaksanakan pada akhir 2004. Dari seminar nasional ini,diharapkan pula akan terbentuk suatu asosiasi perencanapemerintah sebagai wadah komunikasi dan informasi antarperencana di Indonesia.

Di masa yang akan datang untuk lebih mengupayakanpeningkatan kompetensi dan kinerja para perencana,disamping tetap meneruskan kegiatan-kegiatan tersebutdiatas, juga akan melakukan kegiatan lain berupa:

1. Penyusunan Informasi Jabatan

Kegiatan penyusunan informasi jabatan ini, baru akandilaksanakan pada tahun 2005.

2. Penyusunan Etika Profesi

Kode etik pada prinsipnya mengatur bagaimanaseseorang harus bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah yangbertujuan untuk tetap menjaga reputasi dan kualitaskompetensi yang dimilikinya.

3. Pembentukan Asosiasi Perencana Pemerintah

Dalam konteks kode etik profesi perencana, maka untukmengatur dan melaksanakan serta mengawasi pelaksanaankode etik para perencana, Bappenas sedang ber-inisiasiuntuk membentuk wadah/asosiasi bagi seluruh perencanapemerintah di Indonesia. Maksud lain pembentukan asosiasiini adalah sebagai wadah untuk meningkatkan kualitasanggota, mempererat kerjasama antar individu dankelembagaan dan sebagai wahana komunikasi dan informasiantar anggota.

4. Menyusun Keppres Mengenai Batas UsiaPensiun

Tahun 2004 Bappenas telah mengirimkan surat kepada BKNdan Menpan untuk segera menetapkan batas usia pensiunbagi JFP. Untuk itu, kepada BKN dan Menpan agar hal inimenjadi prioritas dalam penyusunan kebijakan periode yangakan datang (2005), dalam rangka mendukung upayapeningkatan profesionalitas para pejabat fungsionalperencana.

PELAKSANAANJABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Page 8: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren8

PROGRAMBEASISWA PUSBINDIKLATREN

Sejak berdirinya tahun 1984, Pusbindiklatren-Bappenas yangdahulu dikenal dengan OTO dan kemudian sebagai PusdiklatRenbang, sampai dengan bulan Juli 2004 telah memberikan

beasiswa dan menghasilkan alumni sebanyak 18.978 orang, yangterdiri dari 259 orang S3 luar negeri, 10 orang S3 Dalam negeri,1.511 orang S2 luar negeri, 81 orang S2 Double Degree, dan 728orang S2 dalam negeri. Sedangkan untuk diklat non gelar terdiridari Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana sebanyak 640orang, Diklat Subtantif di luar negeri (termasuk Diklat LingkageProgram) sebanyak 3.082 orang dan di dalam negeri sebanyak12.630 orang serta Magang 37 orang.

Program beasiswa yang diberikan oleh Pusbindiklatren-Bappenassampai dengan tahun 2004 adalah sebagai berikut:

A. PROGRAM DIKLAT GELAR1. Program S2 dan S3 Luar Negeri

Satu tahun sejak berdirinya OTO Bappenas, beasiswa yangdiberikan kepada PNS untuk mengikuti program pendidikan S-2dan S-3 di luar negeri menggunakan sumber pembiayaan darihibah dan pinjaman luar negeri. Untuk mengantisipasiketerbatasan dana sehubungan dengan berakhirnya pinjaman luarnegeri, sejak tahun 2003 Pusbindiklatren mulai mengembangkanpenyediaan beasiswa program S-2 dan S-3 luar negeri melaluipembentukan kerjasama dengan kedubes/institusi asing penyediabeasiswa luar negeri.

2. Program S3 Dalam Negeri

Semakin terbatasnya ketersediaan sumber dana untuk diklat luarnegeri, mulai tahun 2004 Pusbindiklatren merintis programbeasiswa untuk S-3 dalam negeri. Beasiswa ini diberikan kepadaPNS perencana yang telah lulus S2 untuk melanjutkan pendidikanS-3 di universitas di dalam negeri yang terakreditasi.

3. Program S2 Reguler Dalam Negeri

Sejak tahun 1990-an, Pusbindiklatren-Bappenas telah berhasilmendorong universitas dalam negeri untuk mendirikan programS-2 bidang perencanaan. Program S-2 ini diselenggarakan olehunversitas secara reguler dengan lama pendidikannya antara 18bulan sampai dengan 24 bulan.

4. Program S2 13 (tiga belas) bulan

Sebagai kelanjutan dari pengembangan program S-2 dalam negeri,Pusbindiklatren sejak tahun 2003 mulai memperkenalkan programbeasiswa S-2 bidang perencanaan yang dapat diselesaikan dalamwaktu 13 bulan. Pengembangan model pendidikan S-2 tersebutdidasarkan kepada pertimbangan efisiensi waktu pelaksanaan

PROGRAM DIKLAT

Page 9: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 9

belajar saja tanpa mengubah substansi kurikulum. Program S-213 bulan ini diimpelementasikan pertama kali pada bidangManajemen Perencanaan Pembangunan (MPP) di UNHAS.Kemudian pada tahun 2004 program S2 13 bulan berkembangmenjadi, yaitu S-2 Perencanaan Pembangunan di UNAND, S-2Perencanaan dan Kebijakan Publik (PKP) di UI, S-2 PerencanaanWilayah dan Kota (PWK) di ITB, S-2 Studi Pembangunan (SP)di ITB, S-2 Perencanaan Kota dan Daerah (PKD) di UGM, S-2Ekonomika Pembangunan (EP) di UGM, S-2 Administrasi Publik(AP) di UNIBRAW, S-2 Pembangunan Wilayah dan Kota (PWK)di UNDIP, S-2 Perencanaan Wilayah (PWL) di IPB, dan S-2Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (EPP) di UNPAD.Untuk tahun 2005, Program S-2 13 bulan ini akan bertambahdengan program S-2 Administrasi Publik (AP) di UNSRI dan S-2 Perencanaan SDA dan Lingkungan Hidup di UNPAD. Programini, selain diikuti oleh para karyasiswa penerima beasiswaPusbindiklatren-Bappenas yang jumlahnya antara 15 – 30 pesertaper program, juga terbuka oleh masyarakat umum yang berminat.

5. Program S2 Double Degree.

Model pendidikan S-2 lain yang dikembangkan olehPusbindiklatren-Bappenas adalah Program S2 Double Degree.Prinsip dasar dari program double degree ini adalah credit transfer,yaitu mata kuliah yang telah diambil di universitas dalam negeridapat ditransfer dan diterima oleh universitas di luar negeriataupun sebaliknya, sehingga persyaratan jumlah kredit (SKS)yang harus diambil untuk memperoleh gelar S2 di kedua universitastersebut dapat terpenuhi. Sedangkan untuk penulisan tesis,peserta hanya menulis 1 tesis dengan supervisi oleh dosenpembimbing dari Universitas dalam dan luar negeri. Dalamrancangannya, program S-2 ini dilaksanakan 1 tahun pertama diuniversitas di dalam negeri dengan biaya dari beasiswaPusbindiklatren-Bappenas, dan 1 tahun kedua dilaksanakan diuniversitas di luar negeri dengan biaya dari kedubes atau institusiasing, dan peserta akan memperoleh 2 gelar.

Pada tahun 2003, Pusbindiklatren-Bappenas memulai programS-2 Double Degree di MPWK (Magister Perencanaan Wilayahdan Kota) ITB dan RUG (Rijks Universiteit Groningen) diGroningen Belanda, serta di MPKD (Magister Perencanaan Kotadan Daerah) UGM dan IHS (Institute of Housing andDevelopment Studies/Erasmus) di Rotterdam Belanda. Pada tahun2004, program S2 Double Degree ini bertambah yaitu MIE(Magister Ilmu Ekonomi) UI dengan Vrije University diAmsterdam untuk bidang Ilmu Ekonomi, dan dengan 3Universitas di Belanda: Vrije University, ISS (Institute of Social

Studies) di De Hague dan Wageningen University di Wageningendalam bidang Ekonomi Pembangunan.

6. Program S2 dan S3 Luar Negeri Kerjasamadengan Kedubes/Institusi Asing

Program ini adalah kerjasama antara Pusbindiklatren-Bappenasdengan lembaga pemberi beasiswa/kedubes negara asing yangmenyediakan beasiswa S-2 dan S-3 di luar negeri. Dalam programini, Institusi/Kedubes Penyedia Beasiswa S-2 Luar Negeri yangdiprioritaskan adalah Institusi/Kedubes yang memiliki jalinankerjasama langsung dengan Pusbindiklatren-Bappenas (KepalaPusbindiklatren-Bappenas sebagai anggota Tim Seleksi maupunTim Pengarah). Pada tahun ini, program beasiswa tersebutmeliputi beasiswa STUNED dari pemerintah Belanda, beasiswaJDS (Japan Human Resources Development Scholarships) dariJICA pemerintah Jepang, beasiswa ADS (Australian DevelopmentScholarships) dari Australia, dan beasiswa KDI (KoreanDevelopment Institute) dari Korea. Selain itu, Pusbindiklatren-Bappenas juga dapat melamarkan ke Institusi/Kedubes lainnyayang selama ini memiliki kerjasama tidak langsung, sepertibeasiswa DAAD dari Jerman, beasiswa Lee Kuan Yew dariSingapura, Beasiswa Fulbright/Aminef dari USA, beasiswaNZAID dari New Zealand, beasiswa Monbukagabusho daripemerintah Jepang, Beasiswa FASID/GRIPS dari Jepang,Beasiswa IMF, beasiswa NORAD dari Norwegia, beasiswaNUFFIC dari Belanda, dan lain-lain.

B. PROGRAM DIKLAT NON GELAR1. Pelatihan Bahasa Inggris

a. English for Academic Purposes ( EAP )

Program EAP ini ditujukan bagi peserta yang lulus seleksibeasiswa Pusbindiklatren-Bappenas dengan nilai TOEFL minimal480. Mereka akan menerima beasiswa Pusbindiklatren-Bappenasuntuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris secara intensif di PusatBahasa Bappenas selama 5 bulan, agar nilai TOEFL meningkatmencapai minimal 550.

Program EAP dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu persiapan bahasaInggris untuk peserta Program S2 Double Degree dan pesertaProgram S2 Luar Negeri. Untuk peserta Double Degree, selamamasa perkuliahan 1 tahun di Indonesia, mereka melamar keUniversitas Luar Negeri yang telah bekerjasama denganUniversitas dalam negeri. Sedangkan yang peserta S2 Luar Negeri,setelah nilai TOEFL nya meningkat, mereka akan dilamarkan ke

PROGRAMBEASISWA PUSBINDIKLATREN

Page 10: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren10

seluruh Instansi/Kedubes asing penyedia beasiswa di luar negerioleh Pusbindiklatren-Bappenas. Apabila mereka lulus, makamereka akan mengikuti studi S2 di luar negeri, sedangkan apabilatidak lulus, maka mereka akan mengikuti S2 di dalam negeri sesuaidengan pilihan peserta masing-masing, dengan beasiswaPusbindiklatren-Bappenas. Program ini telah berjalan sejak tahun2003 untuk jumlah peserta masing-masing 20 orang per angkatan.

b. Basic English for Academic Purposes (BEAP)

Program BEAP ini ditujukan bagi para staf yang inginmeningkatkan nilai TOEFL dari 300 menjadi 480 sebagai persiapanuntuk memenuhi kualifikasi persyaratan mengikuti seleksi S2baik dalam negeri maupun luar negeri. Diklat ini dilaksanakanselama 3 bulan yang dilaksanakan di Bappenas untuk 40 orang.

2. Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana

Dalam rangka memenuhi kriteria dan persyaratan untuk memangkujabatan fungsional perencana yang terdiri atas empat jenjang, yaituPerencana Pertama, Perencana Muda, Perencana Madya, danPerencana Utama, salah satu syaratnya adalah harus sudahmengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan lulusuji kompetensi di bidang perencanaan.

Mulai tahun 2003, Pusbindiklatren-Bappenas telahmenyelenggarakan Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana.Diklat ini sifatnya wajib bagi perencana yang akan mendudukijabatan fungsional perencana. Sesuai dengan jumlah jenjangnyadalam JFP, diklat ini dikembangkan dalam 4 (empat) jenis yaituDiklat Fungsional Perencana Tingkat Pertama (3 bulan), DiklatFungsional Perencana Tingkat Muda (2 bulan), Diklat FungsionalPerencana Tingkat Madya (1 bulan) dan Diklat FungsionalPerencana Tingkat Utama (1 minggu).

3. Diklat Pengelola JFP

usbindiklatren-Bappenas juga menyelenggarakan diklat bagi parapengelola JFP yang terdiri dari Diklat Training of Trainers (TOT),Diklat Penilaian Angka Kredit Perencana dan Diklat AdministrasiPenilaian Angka Kredit Perencana.

a. Diklat TOT untuk Diklat FungsionalPenjenjangan Perencana

Diklat TOT adalah diklat khusus bagi calon pengajar DiklatFungsional Penjenjangan Perencana. Diklat ini ditujukan bagi paraPNS yang berminat mengajar dan para dosen di perguruan tinggiyang telah bekerjsama dengan Pusbindiklatren-Bapppenas denganpersyataan minimal S2.

b. Diklat Penilaian Angka Kredit Perencana

Diklat ini diikuti oleh para anggota dan calon anggota Tim PenilaiAngka Kredit JFP. Tujuan Diklat ini adalah meningkatkanwawasan, pemahaman, pengetahuan dan keahlian sertaketerampilan peserta terhadap unsur-unsur kegiatan perencanaandan penilaian angka kredit perencana.

c. Diklat Administrasi Penilaian Angka KreditPerencana

Tujuan diklat ini adalah meningkatkan wawasan, pemahaman,pengetahuan dan keahlian serta keterampilan peserta dalampenatausahaan dan pengadministrasian penilaian angka kreditperencana. Diklat ini diikuti oleh para anggota dan calon anggotaSekretariat Tim Penilai Angka Kredit JFP.4. Diklat Substantif Dalam Negeri

Upaya meningkatkan kualitas perencana, sejak tahun 1978,sebenarnya telah diselenggarakan diklat Program PerencanaanNasional yang terdiri dari program jangka panjang 9 bulan danprogram jangka pendek (Perencanaan Proyek) selama 3 bulan.Kemudian, pada tahun 1990, untuk persiapandiimplementasikannya otonomi daerah, diselenggarakan pelatihanTeknik dan Manajemen Perencanaan Pembangunan (TMPP)Tingkat dasar dan Lanjutan khusus untuk staf Bappeda di seluruhKabupaten/Kota. Untuk mempercepat upaya peningkatankemampuan perencana di tingkat kabupaten/kota ini, ditunjuk 4universitas penyelenggara TMPP-D/L yang dijadikan pusat(center) diklat, yaitu Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH),Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) danUniversitas Hasanuddin (UNHAS). Bahkan mulai tahun 1999diselenggarakan Diklat Teknik dan Manajemen Kebijakan Publik(TMKP), khusus bagi para pengambil keputusan di tingkatKabupaten/Kota, yang dilaksanakan di 4 center yang sama.

Berdasarkan penyempurnaan kurikulum dari berbagai diklatperencanaan di atas, sesuai dengan kebutuhan perencanaan, danmenyesuaikan perkembangan kondisi dan situasi pembangunanyang terus berkembang serta telah berjalannya JFP, maka padatahun 2003, Pusbindiklatren-Bappenas mengembangkan DiklatSubtantif. Diklat Subtantif adalah diklat yang diarahkan kepadapeningkatan kemampuan perencana pada bidang-bidang teknisatau keahlian yang lebih spesifik sesuai dengan bidang tugas yangbersangkutan. Dengan demikian, dasar rumusan kompetensi yangakan dicapai dalam diklat teknis, merupakan materi yang dapatmelengkapi kompetensi perencana di dalam melakukan kegiatandalam proses perencanaan pada bidang/sektor tertentu.

Jenis Diklat Subtantif yang sebagian besar dilaksanakan mulaitahun 2003 adalah sebagai berikut:

a. Diklat Perencanaan Pembangunan Daerah

Diklat ini ditujukan bagi staf perencana untuk meningkatkanwawasan, pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan stafperencana dalam menyusun dokumen perencanaan sesuai denganpotensi daerah masing-masing. Jangka waktu diklat ini adalah 4minggu dan dilaksanakan oleh LPEM-UI, FIA-Unibraw, FE-Unand, dan PSKMP-Unhas.

b. Diklat Perencanaan Tata Ruang.

Diklat perencanaan tata ruang ini ditujukan bagi staf perencanasehingga memahami dan mampu melaksanakan proses penyusunanrencana tata ruang melalui kajian teoritis, penerapan metode danteknik serta latihan perencanaan. Diklat ini dilaksanakan selama4 minggu dan diselenggarakan di LPP-ITB dan MPKD UGM.

c. Diklat Perencanaan Kelautan dan Pesisir

Tujuan Diklat Perencanaan Kelautan dan Pesisir ditujukan bagistaf dan pejabat di daerah yang memiliki geografis laut dan pesisir(pantai) untuk memberi landasan awal dalam memahami berbagaimasalah dan problem wilayah pesisir dan model pendekatan yangdapat diimplementasikan. Diklat ini diselenggarakan di PSKPUnsyiah, LPPM ITB, PSKMP Unhas dan MPKD UGM dandilaksanakan selama 4 minggu.

d. Diklat Perencanaan Investasi Daerah

Diklat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentangkebijakan dan manajemen investasi daerah termasuk proses untukmenarik investor sesuai dengan potensi daerah masing-masing.Diklat ini dilaksanakan selama 2 minggu dan diselenggarakan diFE Unand, LPEM UI, MAP UGM dan PSKMP Unhas.

PROGRAMBEASISWA PUSBINDIKLATREN

Page 11: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 11

565565565

565565565

565525500

565525500

565565565

a. Tes Potensi Akademik- Pusat- Pemda Jawa- Pemda Luar Jawa

500 (LN)500480550

550480550

400500b. TOEFL SeleksiTOEFL setelah EAP

MenunjkanKomitmen

MenunjkanKomitmen

MenunjkanKomitmen

MenunjkaKomitmen

MenunjkanKomitmen

c. Wawancara

II. SELEKSI NASIONAL

2,753,75 thnlulus < 2thn3,5 thnlulus > 2thn

2,752,53,75 thnlulus < 2thn3,5 thnlulus > 2thn

g. IPK Minimal

45 th40 th50 th50 th35 th40 th35 th40 th40 thf. Umur maksimal

2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thne. Minimal th. Lulus S1/S2

S1S1S1S1S1S2S1S1S2d. Strata PendidikanMinimal

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thn padaS1/S2/S3

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thn padas1

2 thn padaS2

2 thn padaS1

2 thnpada S1

2 thn padaS2

c. Masa Kerja

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

b. Unit Kerja

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

a. Pengusulan dariInstansi

I. SYARAT ADMINISTRATIFLNDN

SUBTANTIVEJFPS2 LNS3 LNS2 DDS2 DNS3 DNMA-

GANGDIKLAT NON-GELARDIKLAT GELAR

565565565

565565565

565525500

565525500

565565565

a. Tes Potensi Akademik- Pusat- Pemda Jawa- Pemda Luar Jawa

500 (LN)500480550

550480550

400500b. TOEFL SeleksiTOEFL setelah EAP

MenunjkanKomitmen

MenunjkanKomitmen

MenunjkanKomitmen

MenunjkaKomitmen

MenunjkanKomitmen

c. Wawancara

II. SELEKSI NASIONAL

2,753,75 thnlulus < 2thn3,5 thnlulus > 2thn

2,752,53,75 thnlulus < 2thn3,5 thnlulus > 2thn

g. IPK Minimal

45 th40 th50 th50 th35 th40 th35 th40 th40 thf. Umur maksimal

2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thn2 thne. Minimal th. Lulus S1/S2

S1S1S1S1S1S2S1S1S2d. Strata PendidikanMinimal

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thn padaS1/S2/S3

2 thnpadaS1/S2/S3

2 thn padas1

2 thn padaS2

2 thn padaS1

2 thnpada S1

2 thn padaS2

c. Masa Kerja

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

Perenca-naan

b. Unit Kerja

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

Minimal UKE II

a. Pengusulan dariInstansi

I. SYARAT ADMINISTRATIFLNDN

SUBTANTIVEJFPS2 LNS3 LNS2 DDS2 DNS3 DNMA-

GANGDIKLAT NON-GELARDIKLAT GELAR

TABEL 1;PERSYARATAN BEASISWA DIKLAT

GELAR&NON GELAR

PROGRAMBEASISWA PUSBINDIKLATREN

e. Diklat Monitoring dan Evaluasi Program &Proyek

Diklat ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas staf perencanamelalui pengetahuan dan ketrampilan dasar dalam bidangpemantauan dan evaluasi program dan proyek pembangunan.Diklat ini diselenggarakan di FE Unand, LPEM UI, FIA Unibrawdan PSKMP Unhas.

f. Diklat Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja

Diklat ini diperuntukkan bagi staf perencana di pusat dan daerahmelalui peningkatan wawasan, pengetahuan dan ketrampilandalam menyusun anggaran berbasis kinerja. Diklat inidiselenggarakan di FE Unand, LPEM UI, MAP UGM danPSKMP Unhas selama 2 minggu.

g. Diklat Hibah dan Pinjaman Luar Negeri

Diklat Hibah dan Pinjaman Luar Negeri ditujukan untukmeningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan aparatperencana di daerah dalam melakukan perencanaan hibah danpinjaman luar negeri (PHLN) untuk membiayai pembangunan didaerahnya masing-masing.h. Diklat Perencanaan Sosial

Diklat ini baru dikembangkan oleh Pusbindiklatren dandilaksanakan pada tahun 2004. Diklat perencanaan sosialbertujuan untuk memberikan wawasan dan teknik perencanaanmengenai bagaimana melakukan perencanaan pembangunan sosialdengan memperhatikan kebutuhan dan karateristik masyarakatyang berbeda-beda. Diklat ini diselenggarakan di Labsos FisipUI selama 2 minggu.

i. Diklat Perencanaan Transportasi

Seperti halnya Diklat Perencanaan Sosial, diklat ini baru dimulaipada tahun 2004. Diklat perencanaan transportasi ditujukan untukmemberikan pemahaman dan ketrampilan bagi peserta sehinggadapat menyusun perencanaan dan kebijakan transportasi diwilayahnya masing-masing. Diklat ini akan diselenggarakan diBappenas Jakarta selama 2 minggu.

5. Diklat Local Economic Resources Development(LERD) Planning

Diklat ini dirancang bagi perencana pusat dan terutama daerah,serta dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan danketerampilan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)melalui export produk unggulan daerah, penanaman modal asingdi daerah, dan kerja sama teknik dengan negara asing untukmeningkatkan kualitas produk unggulan di daerah. Jangka waktupelatihan 7 minggu, yang dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahappertama di (UGM/ITB) selama 2 minggu, tahap kedua di Belanda(IHS/RUG) selama 4 minggu, dan tahap ke tiga workshop disetiap Prop/Kab/Kota peserta diklat selama total 1 minggu.

6. Diklat Infrastructure Development ThroughPublic – Private Partnership (ID-PPP)

Tidak seperti pada Diklat LERD yang telah dimulai pada tahun2003, Diklat ini baru dimulai pada tahun 2004. Diklat ini bertujuanuntuk meningkatkan kemampuan staf dan pejabat pemerintahdalam merancang, mengelola, dan membiayai pembangunaninfrastruktur melalui kemitraan pemerintah swasta (public-privatepartnership/PPP). Diklat ini dibagi menjadi:a. ID-PPP Level 1,

jangka waktu diklat adalah 6 hari di Indonesia. Diklat ini ditujukanbagi perencana mulai staf sampai pejabat eselon IV.b. ID-PPP Level 2,

jangka waktu diklat adalah 10 hari yang terdiri dari 5 hari diIndonesia dan 5 hari di luar negeri. Diklat ini ditujukan bagi stafsenior sampai dengan pejabat eselon III.c. ID-PPP Level 3,

jangka waktu diklat adalah 8 hari yang terdiri dari 3 hari diIndonesia dan 5 hari di luar negeri. Diklat ini ditujukan bagi pejabateselon III sampai dengan pejabat eselon II.

C. BEASISWA MAGANG/JOINTRESEARCH

Program magang adalah program latihan bekerja atau membuatkajian/penelitian secara bersama (joint research) di Intitusi lain.Dalam 2 tahun ini, program magang telah dimulai denganmengundang perencana Pemda untuk bekerja di Bappenas selama4 bulan. Selama bekerja di Bappenas, Pusbindiklatren akanmenanggung biaya makan, penginapan, transport lokal dan alattulis, sedangkan Pemda menanggung tiket pp. Di masa yang akandatang, program magang ini akan dikembangkan tidak hanya diBappenas, tapi di Instansi Asing, baik Instansi asing di dalamnegeri maupun di luar negeri.

PERSYARATAN

Persyaratan untuk mendapatkan beasiswa program Diklat Gelardan Non-Gelar dapat dilihat dalam Tabel 1.

Page 12: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren12

Dalam rangka pelaksanaan Program Diklat Gelar dan NonGelar, Pusbindiklatren Bappenas telah mengembangkansistem dan prosedur baik, formulasi, analisis dan aktivitas

kebijakannya pada suatu model kebijakan yang dituangkan dalamsiklus pelatihan (Training Cycle). Siklus ini terdiri dari empatproses besar, yaitu:

1. Seleksi Peserta.Seleksi peserta adalah salah satu faktor penting untuk menjaringcalon peserta secara obyektif dan transparan sehingga didapatkancalon peserta yang sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan.Seleksi peserta meliputi seleksi administrasi (IPK, Masa Kerja,Golongan, Pendidikan, Unit Kerja dll), seleksi kemampuanakademik (TPA), seleksi kemampuan bahasa Inggris (TOEFL)dan seleksi wawancara tertulis. Khusus untuk Diklat Non Gelar,seleksi dilakukan hanya terhadap administrasi kecuali untukDiklat Non Gelar Luar Negeri ditentukan persyaratan TOEFL.

2. Penempatan.Penempatan adalah proses setelah calon penerima beasiswadinyatakan diterima. Penempatan akan dilakukan berdasarkanjenis program Diklat dan universitas yang dipilih. Khusus untukprogram gelar Double Degree dan S2 Luar Negeri sebelumpenempatan disyaratkan untuk mengikuti kursus EAP untukmeningkatkan skor TOEFL menjadi 550.

3. Pemantauan.Proses pemantauan dilakukan Pusbindiklatren Bappenasterhadap peserta Diklat dalam hal kemajuan belajar, pemberianlumpsum, masalah-masalah administrasi lainnya. Sedangkankepada penyelenggara Diklat dilakukan pemantauan terhadaphal-hal pengajar, proses belajar mengajar, fasilitas dan masalah-masalah administrasi lainnya.

4. Penempatan Kembali (Re-entry).Reentry adalah proses akhir dari siklus pelatihan yangdilaksanakan oleh Pusbindiklatren Bappenas yang dimaksudkansebagai bentuk pertanggungjawaban Pusbindiklatren kepadainstansi peserta penerima beasiswa Diklat dan untuk menjaminbahwa peserta tersebut dapat didayagunakan secara optimaluntuk peningkatasan kapasitas intitusi masing-masing.

Proses training cycle dapat dilihat dalam Gambar 2

SIKLUSPELATIHAN

SIKLUS PELATIHAN

Page 13: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 13

Sejak dimulainya program beasiswa oleh Pusbindiklatren,sampai dengan tahun 2002, seluruh biaya untuk programdiklat gelar maupun non-gelar dibiayai secara penuh oleh

Pusbindiklatren. Namun sejak tahun 2003 pembiayaan diklatditentukan sebagai berikut:

A. Program Diklat GelarBiaya yang ditanggung oleh Pusbindiklatren untuk Diklat gelarS2 dalam negeri pada dasarnya meliputi: biaya seleksi (bahantes, honor pengawas/panitia, tempat tes), biaya pendidikan/tuitionfee (biaya pendaftaran, matrikulasi, SPP, wisuda), tunjangan biayahidup (penginapan, makan, transport lokal), alat tulis dan buku,biaya riset dan lumpsum penempatan awal. Dan biaya yangditanggung oleh instansi peserta adalah: biaya trasportasi pesertauntuk seleksi dan wawancara, biaya transportasi awal(kedatangan) dan akhir (kepulangan), uang saku dan biaya lain-lain di luar biaya yang ditanggung Pusbindiklatren-Bappenas.

Sedangkan untuk diklat gelar S2 Double Degree biaya yangditanggung oleh Pusbindiklatren adalah biaya seleksi (bahan tes,honor pengawas/panitia, tempat tes), biaya pendidikan/tuitionfee (biaya pendaftaran, matrikulasi, SPP, wisuda), kursuspersiapan Bahasa Inggris, tunjangan biaya hidup (penginapan,makan, transport lokal), alat tulis dan buku, biaya riset danlumpsum penempatan awal. Dan biaya yang ditanggung olehinstansi peserta adalah: biaya trasportasi peserta untuk seleksidan wawancara, biaya transportasi awal (kedatangan) dan akhir(kepulangan), uang saku dan biaya lain-lain di luar biaya yangditanggung Pusbindiklatren-Bappenas.

Khusus untuk diklat gelar S2 Luar Negeri biaya pendidikan/tuition fee, tunjangan biaya hidup (penginapan, makan, transportlokal), alat tulis dan buku, biaya riset ditanggung masing-masingpenyedia beasiswa luar negeri. Sedangkan biaya yang ditanggungoleh instansi peserta adalah: biaya trasportasi peserta untukseleksi dan wawancara, uang saku dan biaya lain-lain di luarbiaya yang ditanggung penyedia beasiswa luar negeri.

B. Program Diklat Non GelarMekanisme pembiayaan diklat non-gelar Pusbindiklatren-Bappenas diselenggarakan dengan 3 (tiga) cara pembiayaan, yaitu:

1. Pembiayaan secara Penuh (FULL FUNDING),dari Pusbindiklatren-Bappenas (kecuali uang saku pesertaditanggung Instansi Pengirim peserta): (a) Diklat FungsionalPenjenjangan Tingkat Pertama dan (b) Diklat Fungsional pPenjenjangan Tingkat Muda, yang untuk setiap Centerpesertanya harus berasal dari 2 propinsi atau lebih dengan

MEKANISMEPEMBIAYAANDIKLAT

MEKANISMEPEMBIAYAAN DIKLAT

Page 14: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren14

komposisi jumlah peserta tidak didominasi hanya olehbeberapa Kabupaten/Kota dalam 1 propinsi. Namun, mulaitahun 2005 diklat tersebut diatas akan mengikuti mekanismecost sharing.

2. Pembiayaan secara COST SHARING

(Instansi pengirim peserta membiayai tiket PP dan uangsaku peserta): (a) Magang, (b) Diklat FungsionalPenjenjangan Tingkat Madya, (c) Diklat FungsionalPenjenjangan Tingkat Utama, (d) Pengelola Diklat JabatanFungsional Perencana, (e) Diklat Subtantif Perencana, (f)EAP, dan (g) BEAP, yang untuk setiap center pesertanyaharus berasal dari 2 Propinsi atau lebih dengan komposisijumlah peserta tidak didominasi hanya oleh beberapaKabupaten/Kota dalam 1 propinsi.

MEKANISMEPEMBIAYAAN DIKLAT

3.Pembiayaan secara PARTIALLY FUNDED

(Pusbindiklatren hanya membiayai tuition fee untuk Center/Universitas, Instansi/Pemda menanggung biaya variable):berlaku untuk semua Diklat, di lokasi dan Center (Universi-tas yang mempunyai kerjasama dengan Pusbindiklatren-Bappenas) serta dengan jadwal yang ditetapkan oleh Instansi/Pemda, yang pesertanya hanya berasal dari 1 Propinsi atau 1Kabupaten/Kota.

Page 15: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 15

PELAYANANPUSBINDIKLATREN BAGI PERENCANA

Salah satu tugas lain sebagai Instansi Pembina JFP,Pusbindiklatren-Bappenas mempunyai tugas melakukanpelayanan kepada para perencana pemerintah baik di pusat

maupun di daerah. Dengan asumsi bahwa perencana pemerintahadalah pegawai negeri sipil serendah-rendahnya S1, yang bekerjadi bidang perencanaan pada Instansi/unit perencanaan pemerintahpusat dan daerah, yaitu Bappenas, Biro/Unit PerencanaanDepartemen/LPND, Bappeda atau nama lain, dan unitperencanaan pada dinas teknis di daerah. Sampai dengan akhir2003, perkiraan jumlah perencana baik di pusat dan daerah adalah35.000, sebaran jumlah perencana dapat dilihat dalam Tabel 2.Sedangkan jumlah Pejabat Fungsional Perencana sejakberakhirnya proses inpassing/penyesuaian ke dalam JFP danangka kreditnya pada 1 Oktober 2002 (khusus untuk staf atauyang belum menduduki Jabatan), dan 31 April 2003 (khususuntuk pejabat yang belum menduduki Jabatan tertentu dan inginpindah jabatan ke JFP) sampai dengan akhir Pebruari 2004 adalah972 orang, dengan rincian: 780 orang Pejabat Fungsional PerencanaPusat dan 192 Pejabat Fungsional Perencana Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota)

PELAYANANPUSBINDIKLATRENBAGI PERENCANA

No Instansi Perencana Jumlah INSTANSI

Rata-rata Jumlah Perencana

1 Bappenas 1 433 433 2 Departemen/LPND 58 75 4.350 3 Bappeda Propinsi 31 55 1.705 4 Bappeda Kabupaten 328 22 7.216 5 Bappeda Kota 88 22 1.936 6 Dinas di Propinsi 31 90 2.790 7 Dinas di Kabupaten 328 54 17.712 8 Dinas di Kota 88 54 4.752 Total 40.461

• Asumsi per Dep./LPND ada 1 biro Perencana (@ 25perencana), 5 Dirjen (@ 10 perencana)

• Asumsi per Bappeda Propinsi = 55, Kab/Kota masing-masing 22 Perencana

• Asumsi per Dinas Propinsi/Kab/Kota ada 18 Dinasmasing-masing 5 Perencana untuk Propinsi & 3perencana untuk kabupaten/kota

Mengingat jumlah perencana dan pejabat fungsional perencanadiatas, maka bentuk pelayanan yang diberikan Pusbindiklatren-Bappenas di antaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2Perkiraan Jumlah Perencana Di SeluruhIndonesia

Page 16: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren16

1. Sarana dan PrasaranaPrasarana yang telah dimiliki Pusbindiklatren-Bappenas dan dapatdimanfaatkan oleh para perencana di seluruh Indonesia adalahPusat Data dan Informasi Diklat Perencanaan dan JFP, Web Site,Perpustakaan Diklat Perencanaan dan JFP, serta Majalah SimpulPerencana. Selain itu, Pusbindiklatren-Bappenas juga menerbitkanberbagai Buku Panduan, Booklet dan Buku Peraturan-PeraturanJFP dan Diklat Perencanaan, serta hasil studi, kajian dan penelitiandi bidang yang berhubungan dengan diklat perencanaan dan JFP.

Sedangkan sarana yang telah ada saat ini antara lain adalahLaboratorium Bahasa Inggris untuk Perencana, LaboratoriumKomputer untuk Perencana, serta dua ruang kelas untukmelaksanakan diklat khusus, ruang Tim Penilai Angka Kredit danTim Ahli JFP.

2. Sosialisasi, Fasilitasi dan KonsultasiDalam rangka penyebaran informasi, secara rutin dan terjadwal,Pusbindiklatren-Bappenas melakukan sosialisasi dan fasilitasiinformasi JFP dan beasiswa diklat perencanaan di instansipemerintah pusat dan daerah. Pada tahun 2001 – 2002 sosialisasiJFP dan Informasi Beasiswa Diklat Perencanaan dilaksanakan ke

seluruh instansi pusat dan daerah secara langsung di tempat-tempat yang telah ditentukan Pusbindiklatren dengan biyapenyelenggaraan seluruhnya (konsumsi, tempat, honor, tiket danakomodasi petugas) ditanggung oleh Pusbindiklatren-Bappenas.

Tetapi, mulai tahun 2003, Pusbindiklatren-Bappenas melayaniseluruh permintaan sosialisasi dan fasilitasi dari seluruh Instansi,hanya apabila ada permintaan resmi melalui surat kepadaPusbindiklatren-Bappenas. Untuk biaya Sosialisasi dan Fasilitasiini, Pusbindiklatren-Bappenas akan menanggung seluruh biayayang berhubungan dengan petugas sosialisasi dan fasilitasi yangdikirim oleh Pusbindiklatren-Bappenas, sedangkan biaya-biayalainnya, seperti sewa ruang, konsumsi saat acara sosialisasi danfasilitasi, transport lokal, transport kedatangan dan kepulanganpeserta ke acara sosialisasi, ditanggung oleh instansi masing-masing.

Atas segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan JFP sertapenyelenggaraan diklat perencanaan, para perencana termasukdari unsur kepegawaian dari pemerintah Pusat dan Daerah, dapatjuga melakukan konsultasi langsung baik dengan cara datang kekantor Pusbindiklatren-Bappenas maupun melalui telpon, faximiledan email.

PELAYANANPUSBINDIKLATREN BAGI PERENCANA

Page 17: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 17

PELAYANANPUSBINDIKLATREN BAGI PERENCANA

3. Pelaksanaan Seleksi Nasional danTOEFL

Secara rutin dan terjadwal, yang biasanya awal tahun anggaran,Pusbindiklatren menyelenggarakan Seleksi Nasional TPA danTOEFL di lokasi yang ditentukan oleh Pusbindiklatren-Bappenas, dalam rangka menyaring peserta untuk memperolehbeasiswa diklat gelar (S2 dan S3) di dalam dan luar negeri. Untukseleksi nasional seperti ini, biaya tes ditanggung olehPusbindiklatren-Bappenas, sedangkan biaya yang berhubungandengan peserta seperti transport kedatangan dan kepulangan ketempat tes, akomodasi dan makan, dan transport lokal ditanggungoleh instansi pengirim.

Namun, Pusbindiklatren-Bappenas juga dapat menyelenggarakantes seleksi di luar jadwal yang ada serta di lokasi peserta, apabilasuatu instansi ingin melaksanakannya. Untuk seleksi khususseperti ini, Instansi pengundang harus menanggung seluruh biayaseleksi, termasuk biaya tes seleksi.4. Penyelenggaraan TPA, TPIU dan

TOEFLPusbindiklatren-Bappenas dapat menyelenggarakan tes TPA,TPIU dan TOEFL bagi peserta yang bukan perencana, di luarjadwal dan lokasi seleksi nasional, serta untuk tujuan lain selainseleksi calon peserta penerima beasiswa Pusbindiklatren-Bappenas. Untuk penyelenggaraan seperti ini, instansipengundang harus menanggung seluruh biaya tes.

5. Pengakuan Diklat Non-GelarPusbindiklatren-Bappenas ke DalamSKS Program S2

Pusbindiklatren-Bappenas telah berhasil mengupayakan hampirseluruh diklat non-gelar yang dilaksanakan Universitas ataskerjasama dengan Pusbindiklatren-Bappenas untuk diakui kedalam sejumlah SKS pada program S2 di beberapa Universitas didalam negeri. Untuk itu, peserta diklat perencanaan non-gelarPusbindiklatren-Bappenas akan dapat menghemat waktu studidi dalam menyelesaikan program S2.

6. Buku-buku yang diterbitkanPusbindiklatren-Bappenas

Pada dasarnya, Pusbindiklatren-Bappenas senantiasamengirimkan seluruh buku yang diterbitkan ke seluruh InstansiPemerintah Pusat dan Daerah dengan tanpa dipungut biayaapapun. Namun, apabila Instansi tersebut menginginkantambahan eksemplar, karena keterbatasan dana yang tersedia padaPusbindiklatren-Bappenas, maka untuk setiap eksemplar yangdikirimkan akan dikenakan biaya ganti cetak dan pengiriman.Selain buku-buku yang telah disebutkan di atas, jenis dan judulBuku lain yang telah diterbitkan Pusbindiklatren-Bappenas dapatdilihat pada website Pusbindiklatren-Bappenas.

7. Beberapa Perlakuan Khusus BagiPerencana Pemerintah Daerah

Mengingat prosentase penerima beasiswa gelar Pusbindiklatren-Bappenas dari Pemerintah Daerah masih dirasakan rendah, yangterutama diakibatkan oleh tidak tercapainya persyaratan beasiswaPusbindiklatren-Bappenas untuk nilai TOEFL, maka mulai tahun2003 Pusbindiklatren-Bappenas menyediakan beasiswa danmenyelenggarakan kursus bahasa Inggris BEAP (Basic English

for Academic Purpose) khusus bagi perencana pemerintah daerahuntuk meningkatkan TOEFL dari 300 menjadi 480 selama 3 bulansecara intensif.

Sedangkan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa gelardalam negeri dari luar Jawa, untuk tahun 2004 ini, Pusbindiklatren-Bappenas telah menurunkan persyaratan TPA dengan pembagiansebagai berikut: Untuk persyaratan gelar S2 nilai TPA bagi PesertaPusat minimal 565, bagi Peserta Pemda di Jawa minimal 525, danPeserta dari luar Jawa minimal 500.

Selain itu, peserta dari pemerintah daerah juga akan memperolehtes TPA secara gratis pada setiap akhir diklat non-gelarPusbindiklatren-Bappenas yang diikutinya. Dengan demikian,apabila nilai TPA tersebut masih berlaku pada saat tes seleksinasional (TPA berlaku 2 tahun), maka peserta tidak perlu lagimengikuti tes nasional untuk TPA.

Page 18: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren18

PENELITIAN DANPENGEMBANGANDIKLAT DAN JFP

PENELITIANDAN PENGEMBANGAN DIKLAT DAN JFP

Ruang lingkup kegiatan penelitian dan pengembangan diPusbindiklatren-Bappenas adalah melaksanakanpengkajian dan analisis serta perumusan dan penyusunan

kebijakan, program dan kegiatan pembinaan JFP dan diklat dibidang perencanaan. Kegiatan penelitian dan pengembangan yangbertujuan merumuskan dan menyusun kebijakan, program dankegiatan tersebut, dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

1. Pengkajian dan analisis hasil pemantauan dan evaluasiterhadap kebijakan, program dan kegiatan yang telahdilaksanakan, baik dalam hal pelaksanaan JFP maupunpenyelenggaraan diklat perencanaan.

2. Pengkajian dan analisis tantangan dan peluang, yangberhubungan dengan perubahan global dan perkembangankebijakan nasional dalam manajemen pengelolaan aparaturnegara, khususnya : kebijakan peningkatan kapasitas instansiperencanaan pusat dan daerah, efektifitas jabatan fungsional,dan peningkatan kompetensi dan produktivitas perencanamelalui pelaksanaan JFP dan diklat gelar dan non gelar dibidang perencanaan.

A. Pemantauan dan Evaluasi DiklatBerdasarkan ruang lingkup penelitian dan pengembangan tersebutdi atas, Pusbindiklatren-Bappenas melakukan kegiatanpemantauan dan evaluasi, dengan dasar pengertian dan kriteriasebagai berikut :

1. Pemantauan merupakan proses pengumpulan data yangdiperlukan untuk bahan analisis dan penilaian keberhasilankebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan indikatoryang ditetapkan pada awal tahun. Khusus untuk kegiatanprogram gelar dan kegiatan magang, data hasil pemantauanjuga dapat dianalisis untuk menghasilkan laporanperkembangan kemajuan dan usulan tindak lanjutpenyelesaian masalah;

2. Evaluasi adalah proses penilaian efektifitas kebijakan danpengukuran tingkat keberhasilan program dan kegiatan,dengan menggunakan indikator dari berbagai kelompokkriteria yang telah ditetapkan pada awal tahun.

3. Kriteria Pemantauan dan Evaluasi :

a. Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat: (1)peserta diklat: penguasaan materi, kehadiran, hasil penilaian,dan prestasi akademik; (2) pelaksana diklat: ketepatanwaktu, kesiapan bahan ajar, kualitas pengajar, kualitaslulusan, dan dukungan fasilitas pembelajaran; (3) kurikulum:kesesuaian materi diklat dan kurikulum, kesesuaian rooster,dan tingkat kesulitan materi; dan (4) kinerja Pusbindiklatren-

Page 19: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 19

Bappenas: mekanisme seleksi, penempatan, re-entry, dandampak diklat terhadap karir alumni.

b. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan JFP: (1)diseminasi informasi kebijakan JFP: sosialisasi, fasilitasi,dan konsultasi; (2) pemahaman unit perencanaan/kepegawaian, (3) jumlah perencana, dan (4) programpeningkatan kompetensi perencana.

c. Pemantuan dan Evaluasi Pelaksanaan Magang: (1)pemahaman peserta magang terhadap spesifikasi pekerjaanBappenas, (2) pencapaian tujuan magang, (3) hasil penilaianperkembangan peserta, dan (4) penilaian terhadap penyelia,dan penyediaan fasilitas.

4. Metode pengumpulan data dalam rangka pemantauanpenyelenggaraan diklat dilakukan dengan cara: (a)penyebaran kuesioner, (b) pengamatan langsung, dan atau(c) meminta laporan berkala dari pelaksana diklat. Sedangkandalam hal pelaksanaan JFP, dapat pula dilakukan melalui:(d) penyelenggaraan seminar/lokakarya/fasilitasi di instansi/unit perencanaan di pusat dan daerah.

B. Kegiatan Pengkajian dan AnalisisKebijakan

Pelaksanaan kegiatan kajian dan analisis kebijakan, program dankegiatan di Pusbindiklatren-Bappenas –baik yang bersifatpenyempurnaan maupun pembaharuan– dilakukan dengan carastudi banding, studi lapangan, penelitian, survai, telaah pustaka,penelitian, penulisan makalah/paper, diskusi/seminar/ workshop,dan telaah kebijakan/peraturan/pedoman.

Hasil kegiatan pengkajian dan analisis tersebut, diharapkanmenghasilkan bahan dalam rangka merumuskan dan menyusunkebijakan dan program, dalam bentuk: konsep kebijakan, rencanakerja, alokasi anggaran, peraturan dan perundang-undangan,pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, sistem danmekanisme pelaksanaan JFP dan penyelenggaraan diklat.

Berbagai pengkajian dan analisis dalam rangka pengembangankebijakan JFP dan program diklat di bidang perencanaan, yangtelah dan sedang dilaksanakan antara lain:

1. Grading Systems and Grading Practices in Some PublicUniversities (Sumadi Suryabrata, Tenaga Ahli, 1988).

2. Grading Systems and Grading Practices in Some Publicand Private Universities (Sumadi Suryabrata, Tenaga Ahli,1989)

3. Re-entry Evaluation of Degree Program Returnees (FakultasPsikologi UI, 1989)

4. An Impact of USAID Returnees (Fakultas Ekonomi UI, 1989)

5. Socio-Cultural Constraints of Educated Women’sParticipation in Overseas Training (LIPI dan UI, 1993)

6. Analisis Kebutuhan Pelatihan di Luar Negeri danPerencanaan untuk Repelita VI (UNHAS, 1993)

7. Institutional Development and Marketing Potential of theTes Potensi Akademik (TPA) (Indoconsult, 1993)

8. Pilot Re-entry Study of OTO Degree Alumni (OTO, 1993)

9. OTO Re-entry Evaluation, Phase I: Alumni Tracer Study(PT Sivitas Intan Gatramakarya, Desember 1994).

10. Desain Kebijakan Untuk Mengefektifkan Kegiatan EvaluasiPemantauan Program Pelatihan Tanpa Gelar OTO-Bappenas. (LPEM-UI, Maret 1996)

11. Studi Mengenai Profil, Pengembangan Fungsi dan KarirTenaga Perencana di Bappeda, Departemen dan LPND.(Bappenas, Mei 1997)

12. Studi Mengenai Pengembangan Jabatan Fungsional danAngka Kreditnya. (Bappenas, Juni 1997)

13. Studi Evaluasi Re-entry Professional Human ResourcesDevelopment Project I (PHRDP-I). (FMIPA-IPB,September 1998)

14. Evaluasi Pelatihan Teknik & Manajemen Kebijakan Publik(FMIPA-IPB, Mei 1999)

15. Kajian Kompetensi Tenaga Perencana Pemerintah, (PusbirenBappenas- LPEM-UI, Juni - Nop 2001)

16. Studi Disain Kurikulum Diklat Fungsional Perencana(Pusbindiklatren, 2001)

17. Kajian standar kapasitas Institusi Perencanaan PemerintahPusat dan Daerah dalam Menunjang Pelaksanaan JabatanFungsional Perencana (PSPPR UGM, 2002)

18. Budget Sharing: Kerjasama antara Biro Diklat RenbangBappenas dan pemerintah Kota/Kabupaten dalamPenyelenggaraan Program Diklat Non-gelar (PusbindiklatrenBappenas, 2002)

19. Analisis Kebutuhan Diklat dalam Rangka PeningkatanKapasitas Institusi Perencanaan Daerah (LembagaPenelitian, IPB, 2002)

20. Kajian Twinning Program: Kerjasama antara Universitas diIndonesia dan Universitas di Jepang dalam PenyelenggaraanProgram Pascasarjana (Pusbindiklatren Bappenas, 2002)

21. Buku Saku Jabatan Fungsional Perencana (JFP) (CIDA,2002)

22. Kajian Standar Laboratorium Bahasa bagi Perencana (P4UI, 2003)

23. Kajian Standar Laboratorium Komputer bagi Perencana(LPPM ITB, 2003)

24. Penyusunan Database Penyediaan Beasiswa Dalam dan LuarNegeri (PT Windu Harjatama, 2003)

25. Kajian Bidang Studi S2 dan S3 Dalam dan Luar Negeri(LPEM UI, 2003)

26. Kajian Standar Pembiayaan Studi S2 dan S3 Dalam danLuar Negeri (P4 UI, 2003)

27. Feasibility Study Pembentukan Lembaga Diklat Perencana(SBHL, 2003)

28. Evaluasi Dampak Diklat PHRDP II (FIA Unibraw, 2003)

29. Panduan Penyelenggaraan Diklat Perencanaan danPelaksanaan JFP (Pusbindiklatren, 2003)

30. Peraturan-peraturan JFP (Pusbindiklatren, 2003)

31. Pedoman Penyelenggaraan Diklat JFP (Pusbindiklatren,2003)

32. Panduan Penyelenggaraan Tes Potensi Akademik (TPA)(UPP-TPA Pusbindiklatren, 2003)

33. Leaflet Diklat Gelar dan Non-Gelar dengan BeasiswaPusbindiklatren (Pusbindiklatren, 2003)

34. Booklet Diklat Gelar dan Non-Gelar dengan BeasiswaPusbindiklatren (Pusbindiklatren, 2003)

35. Profil Pusbindiklatren Bappenas (Pusbindiklatren, 2004)

PENELITIANDAN PENGEMBANGAN DIKLAT DAN JFP

Page 20: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren20

36. Informasi Beasiswa Luar Negeri dari Seluruh Dunia untukIndonesia (Pusbindiklatren, 2004)

37. Survey perencana dan instansi perencanaan Indonesis(Pusbindiklatren, 2004)

38. Tracer (penelusuran) Study Alumni Diklat Pusbindiklatren(Pusbindiklatren, 2004)

39. Penyusunan sub-sistem Informasi Diklat Perencana(Pusbindiklatren, 2004)

40. Kaiian Model Program Pendidikan bagi Perencana(Pusbindiklatren, 2004)

41. Seminar Regional Pengembangan Karir Perencana(Pusbindiklatren, 2004)

42. Seminar Nasional Pengembangan Karir Perencana(Pusbindiklatren, 2004)

43. Seminar Nasional Alumni Diklat Perencanaan(Pusbindiklatren, 2004)

PENELITIANDAN PENGEMBANGAN DIKLAT DAN JFP

Page 21: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 21

KERJASAMAPUSBINDIKLATRENDENGAN PIHAKLUAR

KERJASAMAPUSBINDIKLATREN DENGAN PIHAK LUAR

Di dalam melaksanakan fungsinya sebagai instansi pembinaperencana maupun penyelenggara diklat,Pusbindiklatren-Bappenas senantiasa bekerja sama

dengan pihak luar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.Dengan Institusi di dalam negeri, Pusbindiklatren bekerja samadengan Universitas, Pemerintah Pusat dan Daerah serta Institusi/Lembaga Penyelenggara diklat non-gelar. Sedangkan denganinstitusi di luar negeri, Pusbindiklatren-Bappenas bekerja samadengan Kedutaan Besar yang ada di Jakarta, Lembaga InternasionalBilateral maupun Multilateral Penyedia Beasiswa, InstitusiPenyelenggara Diklat Luar Negeri, dan Universitas di Luar Negeri.

1. Kerjasama Pusbindiklatren-Bappenasdengan Institusi Pemerintah Pusatdan Daerah

a. Penyelenggaraan diklat gelar dan non-gelar serta magang,Pusbindiklatren-Bappenas telah bekerjasama dengan hampirseluruh instansi pemerintah di pusat dan daerah. Dalamkerjasama ini, Pusbindiklatren-Bappenas membiayai uangsekolah dan biaya hidup, sedangkan instansi lainmengirimkan peserta dan membiayai tiket pulang pergi (pp)saat kedatangan atau mulai diklat dan saat kepulangan atauselesai diklat (kecuali Diklat Gelar di Luar Negeri).

b. Pusbindiklatren-Bappenas bekerjasama dengan hampirseluruh Pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal Sosialisasijabatan fungsional perencana dan program diklat. Dalamkerjasama ini, Pusbindiklatren-Bappenas menyediakan danmembiayai pembicara, sedangkan pemerintah pusat dandaerah menyediakan fasilitas ruangan dan makan siang, sertamenanggung biaya bahan-bahan untuk para peserta.

c. Penyelenggaraan diklat non-gelar secara partially funded,Pusbindiklatren-Bappenas sampai saat ini telah bekerja samadengan Pemprop NAD, Pemprop Jambi, Pemprop SumateraSelatan, Pemkab Banyu Asin, Pemkab Ogan Ilir, PemkabOgan Kemiring Ulu Timur, Pemkab Ogan Kemiring UluSelatan, Pemkab Pagar Alam, Pemkab Blitar, PemkabSidoarjo dan Pemkab Jembrana. Dalam kerjasama ini,Pusbindiklatren-Bappenas menyediakan modul diklat danmembiayai pengajar, sedangkan Pemda membiayai segalahal yang berhubungan dengan peserta. Khusus untuk diklatdengan pembiayaan partially funded ini, jadwal dan tempatdiklat ditetapkan pemerintah daerah atas persetujuanPusbindiklatren.

d. Dalam melakukan penyusunan kurikulum diklat non-gelardan koordinasi berbagai program diklat lainnya,Pusbindiklatren-Bappenas bekerjasama dengan kantorMenpan, BKN, Sekneg, Badiklat Depdagri, LAN, LIPI,

Page 22: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren22

KERJASAMAPUSBINDIKLATREN DENGAN PIHAK LUAR

BPKP dan Unit Eselon 2 lain di Bappenas. Sedangkan untukpenyelenggaraan dan penyusunan modul diklat tekniskhusus, Pusbindiklatren-Bappenas sampai saat ini telahbekerjasama dengan: Departemen Perindustrian danPerdagangan untuk diklat Pembinaan JFP, DepartemenKesehatan untuk diklat Penilaian Angka Kredit JFPKesehatan, Pemkab Bekasi untuk diklat PerencanaanPembangunan, LIPI, Badan Pengawas Tenaga Nuklir(Bapeten), Pemprop Nusa Tenggara Barat, DepartemenPertanian dan Departemen Energi Sumber Daya Mineraluntuk Diklat Penilaian Angka Kredit Perencana.

2. Kerjasama Pusbindiklatren-Bappenasdengan Universitas dan LembagaDiklat Non-Universitas

Di dalam menyelenggarakan diklat gelar S2, Pusbindiklatren-Bappenas bekerja sama dengan MPKP-UI, MIE-UI, MPP-UNHAS, FE-UNAND, MESP-UNSYIAH, MPWK-ITB, MSP-ITB, MPKD-UGM, MAP-UGM, MEP-UGM, MIA-UNIBRAW, MPWK-UNDIP, MPW-IPB, MEPP-UNPAD.

Di dalam menyelenggarakan diklat non-gelar, Pusbindiklatrenbekerjasama dengan LPEM UI, FE Unsyiah, PSK Unsyiah, FEUNAND, Pasca Sarjana UNSRI, MPWK ITB, MPKD UGM,MAP UGM, FIA UNIBRAW, PSKMP UNHAS, IP3 (Instituteof Public-Private Partnerships) Washington DC, IHS RotterdamNetherland, RUG Netherland, University of Wisconsin MadisonUSA, University of Illinois Urbana-Champaign USA, BCE(Brisbane City Enterprises), LIPI, BPKP,

3. Kerjasama Pusbindiklatren-Bappenasdengan Kedutaan Besar Asing danInstitusi Asing Penyedia Beasiswa

a. Dalam pengaturan pemberian beberapa beasiswa diklat gelardan non-gelar di luar negeri, dimana Kapusbindiklatrenmerupakan anggota tim pengarah atau tim seleksi,Pusbindiklatren telah bekerjasama dengan Kedubes Belanda,Kedubes Australia, Kedubes Jepang, Netherlands EducationCenter (NEC), JICA Jepang, JICE Jepang dll,

b. Dalam pendanaan kegiatan, Pusbindiklatren telahbekerjasama dengan JBIC Jepang, World Bank, CIDA, IP3Washington DC, JICA dll.

c. Dalam penyediaan beasiswa secara cost sharing untuk diklatgelar dan non gelar, Pusbindiklatren telah bekerjasama denganKedubes Belanda, NEC Belanda, Universitas of WisconsinMadison, RUG (Rijksuniversiteit Groningen, Belanda), IHSRotterdam Belanda, KDI Korea, IP3 Washington DC, dll.

d. Dalam pengiriman penerima beasiswa Pusbindiklatren-Bappenas, Pusbindiklatren telah bekerjasama dengan hampirseluruh Universitas di Amerika dan Jepang, serta beberapaUniversitas di Belanda, UK, Australia, Kanada dll.

4. Tawaran Kerjasama denganPusbindiklatren

Untuk instansi pemerintah Pusat, Daerah dan Institusi/perguruantinggi serta Kedubes dan institusi asing lain yang sampai dengansaat ini belum pernah melakukan kerjasama dengan Pubindiklatren-Bappenas, apabila berminat dapat mengajukan kerjasama denganPusbindiklatren-Bappenas dalam bidang:

a. Penyelenggaraan Diklat Gelar

b. Penyelenggaraan Diklat Fungsional Penjenjangan Perencanasecara partially funded.

c. Penyelenggaraan Diklat Teknis secara partially funded.

d. Penyusunan desain kurikulum Diklat Teknis.

e. Seleksi program Diklat Gelar dan Non Gelar (TPA/TPIU/TOEFL)

f. Fasilitasi dan bantuan teknis penyusunan kurikulum diklat,penyelenggaraan Diklat, dan penyusunan petunjuk teknisJFP

g. Penyedia tenaga pengajar/instruktur untuk Diklat JabatanFungsional Perencana dan Diklat teknis lainnya

h. Fasilitasi dan bantuan teknis penilaian angka kredit JFP

i. Cost sharing untuk Diklat di luar negeri

Page 23: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 23

TESPOTENSI AKADEMIK

Tes Potensi Akademik (TPA) merupakan alat tes hasilrancangan tim ahli OTO-Bappenas yang telahdikembangkan sejak tahun 1985. OTO-Bappenas —yang

pada saat itu, mempunyai tugas sebagai Tim Pelaksana DiklatLuar Negeri— menggunakan TPA sebagai alat seleksi guna memilihcalon penerima beasiswa untuk belajar pada jenjang lanjutan diluar negeri (master/PhD), terutama di Amerika Serikat. Mengikutikeberhasilan OTO-Bappenas dalam seleksi calon penerimabeasiswa tersebut, lembaga pengelola beasiswa sejenis di tanahair (seperti Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia(PPSDM) Depkeu, Ditjen Dikti Depdikbud, Kedubes NewZealand, dan Kedubes Belanda) menggunakan TPA OTO-Bappenas pula dalam menyeleksi calon penerima beasiswanya.

Pada perkembangan selanjutnya, penggunaan TPA makin meluas,tidak hanya untuk seleksi calon penerima beasiswa luar negerimelainkan juga untuk seleksi program pascasarjana perguruantinggi ternama di dalam negeri. Bahkan, instansi pemerintah danswasta yang bergerak di bidang non-pendidikan juga menggunakanTPA sebagai alat seleksinya, yakni untuk keperluan seleksi calonpegawai yang akan diterimanya ataupun untuk keperluan promosipegawainya yang setingkat sarjana. Pada tahun 2003 lembagapengguna TPA mencapai 65 instansi setiap tahunnya, denganjumlah peserta 18.749 orang (Gambar 2). Dengan demikian —dapat dikatakan— TPA OTO-Bappenas merupakan salah satu(bila tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya) alat seleksi yangpaling luas penggunaannya bagi kegiatan seleksi para sarjana diIndonesia.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, organisasi OTO-Bappenaspun sebagai pengelola TPA berkembang pula menjadi PusatPembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren).Kemudian, karena didorong kebutuhan alat seleksi di masyarakatyang terus meningkat, Pusbindiklatren membentuk Unit PelayananPenyelenggaraan Tes Potensi Akademik (UPP TPA), yang khususmenangani kerjasama penyelenggaraan TPA.

A. Isi dan Makna Skor TPAIsi dan makna skor TPA dibuat berdasarkan asumsi bahwakeberhasilan belajar seseorang pada jenjang pascasarjanatergantung pada tiga kemampuan dasar, yaitu: kemampuan verbal,kuantitatif dan penalaran. Oleh karena itu, rancangan TPA dibuatsedemikian rupa agar dapat mengukur masing-masing ketigakemampuan tersebut secara akurat dengan menyajikan 3 subtesdi dalamnya: Subtes Verbal, Subtes Kuantitatif dan SubtesPenalaran (lihat Tabel 2).

TES POTENSIAKADEMIK

1999 2000 2001 2002 2003

14.500

15.000

15.500

16.000

16.500

17.000

18.000

18.500

19.000

19.500

17.500

17.347

16.383

19.191

16.879

18.749

TAHUN

JUM

LAH

PES

ERTA

GAMBAR2:Perkembangan Peserta TPA 1999-2003

TABELJUMLAH PENGGUNA TPA 5 TAHUN

TERAKHIR

NO TahunJumlahInstansiPengguna

JumlahPeserta

1 1999 45 17.347

2 2000 61 19.191

3 2001 44 16.383

4 2002 63 16.879

5 2003 65 18.749

Page 24: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren24

TESPOTENSI AKADEMIK

Tabel 2Garis Besar Kisi-kisi TPA

Subtes verbal mengukur kemampuan seseorang untuk (1)menganalisa bahan tulisan dan menyerap informasi yangterkandung di dalamnya; (2) menganalisa hubungan antarkomponen kalimat; dan (3) mengenali hubungan antar kata dengankonsep yang terkandung di dalamnya.

Subtes kuantitatif mengukur kemampuan seseorang untuk (1)memahami konsep-konsep dasar aritmatika, aljabar, geometri dananalisa data; (2) mencari hubungan data kuantitatif; dan (3)memecahkan permasalahan secara kuantitatif.

Subtes penalaran mengukur kemampuan seseorang untuk (1)mengartikulasikan ide-ide yang kompleks secara jelas dan efektif;(2) membuktikan klaim/tuntutan dan pernyataan serta bukti/faktayang ada; serta (3) mendukung ide-ide dengan alasan dan contohyang relevan.

Skor TPA terdiri atas 4 bagian: skor subtes 1, subtes 2, subtes 3,dan skor total.

Skor TPA yang didapat seseorang menunjukkan kedudukan relatifyang bersangkutan dalam kelompok sarjana yang mengikuti TPAsecara nasional. Skor total TPA tertinggi yang dimungkinkan 800,skor total terendah 200, dengan skor total rata-rata 500 dan deviasistandar 100. Jadi, pemaknaan skor TPA mengacu kepadakelompok acuan, yaitu para sarjana dari seluruh tanah air yangtelah mengikuti TPA (lihat Tabel 3). Berdasarkan penelitian TimAhli UPP TPA Bappenas, skor yang diperoleh seseorangmenunjukkan kedudukannya yang relatif tetap dan berlaku lama,sehingga masa berlaku skor TPA sebetulnya diserahkan kepadapengguna TPA. Namun demikian, bila ingin mendapat pengesahandari UPP TPA, UPP TPA hanya dapat mengesahkan skor yangjangka waktunya kurang dari 2 (dua) tahun, sejak tanggal tesbersangkutan.Tabel 3Makna Skor TPA

B. Pengembangan TPADua upaya pokok pengembangan yang dilakukan UPP TPAadalah penguatan tenaga ahli pembuat materi tes (test-materialdeveloper) dan pembenahan manajemen tes.

Kegiatan paling penting Pusbindiklatren dalam usahapengembangan TPA adalah penguatan tenaga ahli pembuat materites. Sejak tahun 2002, Pusbindiklatren mencoba mencetak tenagaahli baru pembuat materi tes, dengan mengirim 3 kader tenagaahlinya ke program S3 (doktor), bidang Psikometri, PsikologiUGM. Pengiriman kader tersebut ke Program S3 Psikologi UGMdidasari kenyataan bahwa tenaga ahli senior yang menjadi motorpengembang TPA selama ini berasal dari UGM. Diharapkan,dengan tercetaknya tenaga ahli baru tersebut –dengan tetapmendapat dukungan tenaga ahli senior yang sudah ada—,Pusbindiklatren tidak hanya mampu mempertahankan mutu soalTPA yang sudah ada, namun dapat menyiapkan alat tes baruyang saat ini belum cukup tersedia di Indonesia, yakni Tes PotensiProfesi (TPP), yang akan digunakan untuk mengukur derajatkeprofesionalan seseorang dan Tes Potensi Jabatan (TPJ)—yangakan digunakan untuk mengukur derajat ketepatan seorangmemangku suatu jabatan.

Selain itu, alat tes Pusbindiklatren lain yang ada, yakni: TesPotensi Intelektual Umum (TPIU) akan dipromosikan untukdapat sejajar dengan kepopuleran TPA. TPIU yang selama inidigunakan sebagai alat ukur potensi akademis para tamatan sekolahlanjutan tingkat atas (SMU), baru digunakan oleh beberapalembaga saja untuk keperluan seleksi calon mahasiswa D3 ataucalon pegawai tamatan SMU. Di masa datang, Pusbindiklatrenakan memperkenalkan TPIU ini pada perguruan tinggi lain sebagaialat seleksi calon mahasiswa S1-nya.

Langkah penting lain dalam pengembangan TPA adalahpembenahan manajemen tes meliputi pembakuan prosedurpenyelenggaraan TPA yang standar, dan pembinaan pengawas.Prosedur Standar Penyelenggaraan TPA dibakukan dalam sebuahbuku “Buku Panduan Penyelenggaraan Tes PotensiAkademik (TPA)”. Buku yang dicetak oleh Pusbindiklatren sejaktahun 2003 tersebut, selain berisi informasi mengenai tata carakerjasama penyelenggaraan tes, juga berisi informasi mengenaigambaran umum TPA dan organisasi UPP TPA. Buku panduantersebut menjadi bahan acuan bersama bagi ketertiban administrasisemua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan TPA, baikuntuk eksternal maupun internal.

Menyadari bahwa keberhasilan suatu alat tes juga tergantungkepada para pengawas tesnya, langkah lain pembenahanmanajemen tes yang dilakukan oleh Pusbindiklatren adalahpembinaan pengawas. Pembinaan pengawas dijalankan denganmengadakan kegiatan pelatihan, pertemuan koordinasi sertakonsultasi penilaian pengawas secara rutin dan kontinyu.Kegiatan pertemuan koordinasi dilakukan untuk menciptakankualitas pengawas TPA yang semakin profesional, sedangkankonsultasi penilaian dilakukan untuk memberi umpan balikterhadap kinerja yang dilakukan pengawas di suatu tempat tes.Umpan balik kinerja pengawas tersebut diperoleh dari pelanggan(eksternal) dan supervisor pengawas (internal) Pusbindiklatren.Diharapkan dengan adanya pembinaan pengawas ini, tes yangdilakukan oleh pengawas TPA dapat berlangsung dengan mutustandar tinggi yang sama.

C. Pelayanan Penyelenggaraan TPASebagai wujud kontribusi Pusbindiklatren kepada masyarakat,Pusbindiklatren menyediakan mekanisme pelayananpenyelenggaraan TPA bagi masyarakat/lembaga yang

Page 25: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 25

membutuhkan jasa pengukuran potensi akademis sekelompokorang/seseorang. Pada dasarnya, jasa pelayanan penyelenggaraanTPA disediakan untuk lembaga dan individu. Bila yangmembutuhkan jasa penyelenggaraan TPA adalah lembaga makaPusbindiklatren akan meminta lembaga bersangkutan untukmelakukan perjanjian kerjasama dengan UPP TPA. Bila yangmemerlukan jasa penyelenggaraan TPA adalah perseorangan, makaindividu yang bersangkutan dapat mendaftar langsung ke :

TESPOTENSI AKADEMIK

UPP TPA.Alamat UPP TPA:

Jalan Proklamasi No. 70, Jakarta 10320.Telepon: 021-3911627.

Page 26: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren26

PUSBINDIKLATRENMASA DEPAN

PUSBINDIKLATRENMASA DEPAN

Pusbindiklatren-Bappenas sebagai unit eselon 2 yangmelaksanakan fungsi Bappenas sebagai Instansi PembinaJFP dan Instansi Penyelenggara Diklat Perencanaan, saat

ini sedang melakukan hal-hal inovatif dan berbagai penyempurnaandalam proses pembinaan perencana dan penyelenggaraan diklat,agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan lebih baik sertadapat dinikmati manfaatnya oleh sebanyak-banyaknya perencanapemerintah di seluruh Indonesia. Berbagai inovasi yang sedangdan akan segera dilaksanakan oleh Pusbindiklatren antara lainsebagai berikut.

1. Cost Sharing dan Linkage ProgramPembiayaan secara cost sharing antara Pusbindiklatren denganInstansi Pengirim Peserta telah dimulai sejak tahun 2003 untukbeberapa diklat yang diselenggarakan dengan beasiswaPusbindiklatren. Namun, dalam waktu yang tidak terlalu lama,seluruh program diklat (gelar dan non-gelar) beasiswaPusbindiklatren akan diselenggarakan secara cost sharing, dimanaPusbindiklatren dan Instansi Pengirim Peserta akan secarabersama-sama membiayai diklat sesuai dengan tingkatkemampuan Instansi Pengirim Peserta.

Sedangkan pembiayaan secara cost sharing untuk S2 DoubleDegree, dimana pada tahun pertama dibiayai dengan beasiswaPusbindiklatren dan tahun kedua dengan beasiswa dari luar negeri,yang sampai saat ini baru dengan Kedubes Belanda danNetherlands Education Center (NEC), dalam waktu yang tidakterlalu lama diharapkan dapat juga dilaksanakan dengan Kedubesatau Institusi asing lainnya. Demikian juga dengan program diklatnon-gelar secara linkage, yang sampai saat ini baru dengan KedubesBelanda, dalam waktu dekat diharapkan dapat juga dilaksanakandengan Kedubes lain.

Selain itu, agar biaya studi di luar negeri menjadi lebih murah,maka linkage program yang telah dimulai sejak tahun 2003 akanterus diperluas dan diperbanyak cakupannya. Program S2 DoubleDegree yang sampai saat ini baru di 3 Universitas (UI denganVrije/ISS/Wageningen University Belanda, ITB dengan RUGBelanda, dan UGM dengan IHS/Erasmus Belanda) akandiupayakan lagi untuk ditambah, baik jumlah Universitas di dalamnegeri dan di luar negeri, maupun jumlah negaranya. Demikianjuga dengan program diklat non-gelar yang sampai saat ini barudengan Belanda dan USA, serta Sandwich Program (3 Semesterdi Indonesia dan 1 Semester) yang baru dengan University ofWisconsin-Madison, USA. Selain untuk S2 dan diklat non-gelar,di masa yang akan datang, program S3 juga dapat dilaksanakansecara linkage dengan berbagai Universitas di luar negeri.

Page 27: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren 27

PUSBINDIKLATRENMASA DEPAN

1. Perluasan Kerjasama denganKedubes/Institusi Asing PenyediaBeasiswa

Kerjasama dengan Kedubes/Instansi Asing Penyedia BeasiswaLuar Negeri, dimana Kepala Pusbindiklatren-Bappenas duduksebagai anggota Tim Seleksi atau Tim Pengarah, sampai saat inibaru dilaksanakan dengan Kedubes Belanda, Kedubes Australia,Kedubes Jepang, Netherlands Education Center dan KDI Korea.Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Pusbindiklatren-Bappenasakan mengupayakan untuk memperluas kerjasama denganKedubes atau Institusi asing lainnya.

Dengan adanya kerjasama seperti ini, maka Pusbindiklatren-Bappenas dapat mempersiapkan calon penerima beasiswa lebihdini, dengan cara: (a) Memasukan informasi beasiswa dariKedubes atau Institusi Asing ke dalam Booklet BeasiswaPusbindiklatren, (b) menyebarluaskan informasi beasiswa luarnegeri tsb bersamaan dengan penyebaran informasi beasiswaPusbindiklatren, (c) melakukan seleksi terhadap calon yang selamaini mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswaPusbindiklatren, sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhiuntuk memperoleh beasiswa luar negeri tsb, (d) Memberikanbeasiswa Pusbindiklatren kepada calon yang memenuhi syaratadministrative untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris agar skorTOEFL calon memenuhi persyaratan beasiswa dari Kedubes aatuInstitusi Asing tsb, dan (e) Sesuai kemampuan anggaran,Pusbindiklatren-Bappenas juga dapat mempertimbangkan untukmenyediakan sebagian biaya (cost sharing), (f) Pusbindiklatren-Bappenas dapat memfasilitasi untuk pembiayaan bersama (costsharing) dengan pemerintah daerah.

2. Pusbindiklatren sebagai PusatInformasi Beasiswa Luar Negeri

Menyadari bahwa tidak semua orang mempunyai akses kepadainformasi beasiswa luar negeri, dalam tahun 2004 iniPusbindiklatren-Bappenas menerbitkan buku “InformasiBeasiswa Dari Seluruh Dunia Untuk Indonesia”, yang dapatdimanfaatkan selain oleh para perencana pemerintah, juga olehseluruh rakyat Indonesia. Buku ini akan di update secara berkala,serta dapat dibaca pada Homepage Pusbindiklatren. Buku inimenjadi pelengkap Booklet “Diklat Gelar dan Non-Gelar DenganBeasiswa Pusbindiklatren” yang diterbitkan Pusbindiklatren-Bappenas setiap awal tahun.

3. Penyedia Alat SeleksiSejak tahun 1985, Pusbindiklatren-Bappenas menjadi penyediaalat seleksi TPA (Tes Potensi Akademik) untuk memilih calonpenerima beasiswa S2 Pusbindiklatren-Bappenas. Namun dalamperkembangannya, TPA telah juga digunakan oleh hampir seluruhUniversitas dalam negeri terkemuka dalam menyaring calonmahasiswa paska sarjana, serta oleh banyak Institusi untukmenyaring pegawai baru serta kenaikan pangkat atau jabatan.Selain TPA untuk tingkat S1, Pusbindiklatren-Bappenas jugamemiliki alat seleksi TPIU (Tes Potensi Intelektual Umum) untuksetingkat D3 atau SMU, yang telah juga digunakan oleh Bappenasdan beberapa institusi.

Selain TPA dan TPIU, saat ini Pusbindiklatren-Bappenas telahmerencanakan untuk membuat alat seleksi lain yaitu TPP (TesPotensi Profesi) untuk mengukur tingkat profesionalitasseseorang serta TPJ (Tes Potensi jabatan) untuk mengukur tingkatkemampuan seseorang di dalam memangku suatu jabatan. Untukini, Pusbindiklatren sedang menyiapkan SDM denganmengirimkan stafnya mengikuti studi S3 dalam bidang Psikometri.

4. Distance EducationPusbindiklatren-Bappenas dalam tahun 2004 telah melakukanfeasibility study untuk dapat melaksanakan distance education.Sesuai rencana, Pusdiklat Bappenas yang dikelola Pusbindiklatrendan terletak di Jl. Proklamasi 70 Jakarta, akan memiliki perangkatkeras dan lunak untuk dapat meleksanakan distance education.Perangkat ini akan diupayakan compatible dengan perangkat yangsaat ini telah dimiliki oleh Universitas yang selama ini bekerjasamadengan Pusbindiklaten-Bappenas. Dengan cara seperti ini,diharapkan sebagian maat kuliah atau mata diklat dapat diberikansecara distance education, baik audio conference maupun videoconference.

Dalam tahun 2005, distance education ini diharapkan dapatdiujicobakan di beberapa Universitas dalam negeri serta beberapaUniversitas luar negeri yang bekerjasama dengan Pusbindiklatren-Bappenas.

5. Magang Di Luar BappenasSejak tahun 2003, Pusbindiklatren-Bappenas menyediakan

beasiswa Magang sebagai diklat non-konvensional, bagi perencanapemerintah daerah di bappenas. Dalam program magang ini,perencana daerah bekerja di Bappenas selama 3 bulan melakukanpekerjaan dan kajian sebagaimana layaknya staf Bappenas.Beasiswa Magang meliputi biaya hidup dan transport lokal,sedangkan tiket pp ditanggung oleh Instansi Pengirim peserta.

Page 28: Diklat Tot Diklat Bagi Calon Pengajar Diklat

Profil-Pusbindiklatren28

PUSBINDIKLATRENMASA DEPAN

Dalam waktu dekat, Pusbindiklatren-Bappenas merencanakanuntuk menyelenggarakan program Magang tidak hanya bagiperencana daerah di Bappenas, tetapi juga bagi perencana Pusatdan Daerah di instusi di luar Bappenas, baik yang ada di Jakartamaupun di luar negeri, seperti kanot bank Dunia, ADB, IMF,USAID, CIDA, JICA, AUSID, GTz, dll. Untuk Magang sepertiini, juga akan diupayakan dengan pembiayaan secara cost sharing.

6. Asosiasi Perencana Pemerintah

Dalam tahun 2004 ini, Pusbindiklatren-Bappenas akanmenyelenggarakan Seminar Nasional Perencana Pemerintah yangakan juga dihadiri oleh para alumni diklat dengan beasiswaPusbindiklatren, yang jumlahnya telah mencapai hampir 18.000-an orang. Seminar Nasional ini akan didahului dengan SeminarRegional di 3 lokasi, yaitu Semarang, Jambi dan Mataram. DalamSeminar ini, selain akan membahas fungsi, kedudukan danpengembangan perencana di Indonesia, juga hal-hal lain yangmungkin diperlukan agar perencana pemerintah dapat menjalankantugas sebagaimana mestinya.Mengingat sangat beragamnya masalah perencanaan pembangunandi Indonesia, sudah banyak keinginan dari para perencana untukmembentuk Asosiasi Perencana Pemerintah Republik Indonesia.Apabila dalam Seminar Nasional, ternyata memang para perencanapemerintah sepakat untuk membentuk Asosiasi PerencanaPemerintah, maka dalam waktu dekat akan dibentuk AsosiasiPerencana Pemerintah, yang setiap tahun akan mengadakan Semi-nar Regional dan Seminar Nasional Perencana Pemerintah di seluruhIndonesia.

7. Pusat Pembina JFPDengan secara berkala melakukan penyempurnaan ketentuan JFP,monitoring dan evaluasi JFP, mengadakan dan menyempurnakandiklat/lokakarya/seminar serta melakukan kajian-kajian dalambidang JFP, di masa yang akan datang diharapkan Pusbindiklatren-Bappenas dapat semakin memperjelas fungsi dan kedudukanpejabat fungsional perencana sehingga suatu saat dapat sejajardengan para pejabat struktural.

8. Pusat Penyedia Beasiswa PerencanaPemerintah

Pada saat ini, anggaran untuk penyediaan beasiswa gelar dan non-gelar yang diselenggarakan oleh Pusbindiklatren masih sangatterbatas. Di masa yang akan datang, dengan berbagai inovasi diklatmaka biaya diklat akan menjadi lebih murah sehingga anggaranyang tersedia akan dapat dimanfaatkan bagi lebih banyak peserta.Selain itu, kerjasama dengan pihak luar yang senantiasadiupayakan, dalam waktu dekat diharapkan akan secara tidaklangsung menambah kemampuan Pusbindiklatren-Bappenas dalammenyediakan beasiswa sehingga akan makin banyak lagi perencanapemerintah yang dapat menikmati beasiswa Pusbindiklatren-Bappenas.

Sementara itu, Pusbindiklatren-Bappenas bekerjasama denganUniversitas dan Institusi penyelenggara diklat lainnya, senantiasamelakukan penyempurnaan dalam penyelenggaraan diklat,monitoring dan evaluasi serta melakukan kajian di bidang diklat.Dengan kegiatan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kualitasdiklat yang diselenggarakan dengan beasiswa Pusbindiklatren-Bappenas.

9. Pusat Data dan Informasi JFP danDiklat Renbang

Pada saat ini Pusat Data dan informasi Psubindiklatren-Bappenasuntuk JFP dan Diklat Renbang sudah berjalan, namun perlupenyempurnaan. Pusat Data dan Informasi ini akan jugadilengkapi dengan Perpustakaan JFP dan Diklat PerencanaanPembangunan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, diharapkanPusat Data dan Informasi Pusbindiklatren ini menjadi dapatdiandalkan, sehingga apapun yang diperlukan oleh para perencanapemerintah di seluruh Indonesia secara maksimal dapat dipenuhi.