mulyati ojl 3 (rtk cakep bab 3)

41
BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN A. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Optimalisasi Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik 1. Rasional Esensi sebuah pendidikan di sekolah adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, Pemerintah dalam hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru merupakan komponen yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur 28

Upload: mulyati-rahman

Post on 21-May-2015

18.755 views

Category:

Education


54 download

DESCRIPTION

RTK: Supervisi

TRANSCRIPT

Page 1: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

BAB III.

RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

A. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Optimalisasi

Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik

1. Rasional

Esensi sebuah pendidikan di sekolah adalah proses

pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas

pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di

sekolah dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh

perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, Pemerintah dalam hal ini

Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program

yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru

merupakan komponen yang sangat berperan penting dalam

peningkatan kualitas pembelajaran. Tidak ada kualitas pembelajaran

tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah,

namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak

mungkin ada tanpa kualitas guru, sehingga peningkatan kualitas

pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas

para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat

menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur

28

Page 2: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam

upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan

keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga

profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7,

diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus

yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki

bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan

akhlak mulia (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab

atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan

yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki

kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan

perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

(i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih

lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa

pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan

diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,

29

Page 3: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik

profesi.

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam

rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi

akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran

demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan

upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya

mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, esensi supervisi

akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan

profesionalismenya.

Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan

bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala

sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut

berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan

supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Supervisi

akademik secara umum digunakan sebagai istilah untuk memantau

perkembangan belajar siswa dalam merencanakan, pelaksanakan,

dan mengevaluasi kemajuan belajar. Pengawasan dilakukan untuk

memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa

mengoptimalkan potensi dirinya dalam meraih target akademis

30

Page 4: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

mereka. Untuk mendapatkan prestasi yang terbaik, siswa perlu

didorang untuk menyadari adanya prosedur standar yang harus

mereka lalui dan ada target yang harus mereka capai sesuai dengan

standar kompetensi lulusan (SKL). Oleh karena itu, sasaran esensial

dari supervisi akademik adalah siswa. Namun, dalam pengaturan

kegiatan supervisi akademik Indonesia guru yang yang berkaitan

dengan rancangan pemanfaatan sumber daya yang siswa miliki

serta memenuhi standar prosedur pembelajaran.

Karena efektifnya pelaksanaan pembelajaran diukur dengan

kemampuan siswa mencapai target sesuai dengan SKL. Sekali pun

yang wajib dipantau adalah prilaku profesinal guru dalam

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, namun perlu efektivitas

hasilnya harus dilihat dari prilaku siswa belajar dan hasil belajar yang

siswa capai. Permikiran ini menegaskan bahwa supervisi akademik

baru dinyatakan akuntabel jika pemantau melihat proses siswa belajar

dalam kelas dan hasil belajarnya.

Sehubungan dengan pentingnya kegiatan supervisi akademik

dalam peningkatan mutu pembelajaran kepala sekolah merupakan

salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam upaya

tersebut. Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah yang kompeten

dan efektif. Efektivitas Kepala Sekolah menurut Dirjen PMPTK (2007)

adalah dapat dilihat dari kreteria-kreteria ; 1) mampu memberdayakan

guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar

31

Page 5: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

dan produktif, 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) mampu menjalin hubungan

yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan

mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan

pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang

sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lainnya di

sekolah, 5) bekerja dengan tim manajemen, serta 6) berhasil

mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi adalah kompetensi

supervisi. Kompetensi supervisi yang harus dilakukan kepala

sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut.

a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan

kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan

pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis

dan naluri kewirausahaan.

b. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang

pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di

sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi

dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/

metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat

mengembangkan berbagai potensi siswa.

32

Page 6: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/

bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk

mengembangkan potensi siswa.

e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan

dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk

pembelajaran.

2. Kualitas Pembelajaran Matematika

a. Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek,

karena dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan

berbagai komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan

belajar untuk diperolehnya perubahan perilaku (hasil belajar)

sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang diharapkan.

Setiap individu/siswa merupakan obyek yang dihadapi oleh

guru dengan berbagai kompleksitas permasalahannya, karena

menyangkut dengan segi fisik dan psikis. Perilaku yang ingin

dihasilkan dari pembelajaran juga komplek, karena menyangkut

berbagai kemampuan (kompetensi) seperti kognitif, afektif, dan

psikomotor. Demikian pula dengan interkasi pembelajaran dan

lingkungan pembelajarannya itu sendiri juga komplek, karena

menyangkut materi, pendekatan, model, strategi, metode serta

33

Page 7: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

media yang digunakan dalam mengkomunikasikannya dengan

siswa untuk diperolehnya tujuan (kompetensi) pembelajaran yang

diharapkan.

Mengingat serba kompleknya tugas-tugas pembelajaran,

maka setiap guru dipesyaratkan memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran. Secara khusus dalam PP

Nomor 19 tahun 2005 ditegaskan bahwa kompetensi yang harus

dimiliki oleh para guru meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2)

kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4)

kompetensi sosial.

Salah satu kompetensi yang sangat berperan penting dalam

peningkatan kualitas pembelajaran adalah pentingnya guru

mendesaian rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran

dan mengevaluasi pembelajaran. Keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran merupakan kemampuan pokok (basic skill) yang

harus dikuasai oleh setiap guru. Jika dikaitkan dengan keempat

kompetensi di atas, maka keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran termasuk ke dalam kompetensi profesional. Dalam

menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar tersebut

tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa, karena itu

keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran terkait pula dengan

kompetensi pedagogik.

34

Page 8: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran melewati

tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Adapun penerapan keterampilan dasar

mengajar dilakukan pada ketiga tahapan pembelajaran tersebut.

Karena itu keterampilan dasar mengajar merupakan bagian

integral dari seluruh proses pembelajaran. Melalui keterampilan

dasar mengajar dimaksudkan untuk memfasilitasi proses

pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena

itu guru harus menguasai jenis-jenis keterampilan dasar

pelaksanaan pembelajaran.

Keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran pada

dasarnya adalah kemampuan-kemampuan khusus berkenaan

dengan aspek-aspek pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap orang yang memiliki

profesi sebagai guru, tutor, pelatih maupun fasilitator dalam

melaksanakan pembelajaran. Adapun beberapa kemampuan

khusus berkaitan dengan kompetensi dasar pelaksanaan

pembelajaran tersebut, dikemukakan oleh Allen dan Ryan (1987)

dalam Dirjen PMPTK (2008) sebagai berikut: keterampilan

membuka, memberikan stimulus yang bervariasi, bertanya,

membuat ilustrasi/contoh, menggunakan isyarat, komunikasi,

penguatan dan balikan, serta keterampilan menutup pembelajaran.

35

Page 9: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Untuk dimilikinya setiap jenis keterampilan dasar

pelaksanaan pembelajaran tersebut, tidak cukup hanya dengan

dihafal, akan tetapi perlu diasah, dilatih secara sistematis dan

terkontrol sehingga diperoleh kemahiran yang siap untuk

digunakan dalam setiap kesempatan pembelajaran. Oleh karena

itu agar penerapan setiap keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka

dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan unsur-unsur lain

dalam sistem pembelajaran itu sendiri antara lain dengan kondisi

siswa, tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik

materi yang disajikan, sarana dan fasilitas pendukung, dan

lingkungan.

Untuk menjaga dan memelihara suasana proses

pembelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka

kepedulian dan kerjasama berbagai pihak yang terkait dengan

proses pendidikan/pembelajaran di sekolah sangat diperlukan.

Oleh karena itu sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah perlu dukungan berbagai pihak terutama

kepala sekolah. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam

kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan

ditingkatkan. Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran

diharapkan hasil belajar peserta didik juga meningkat.

36

Page 10: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Oleh karena itu kepala sekolah harus senantiasa menjadi

motor penggerak bagi berfungsi dan berkembangnya kualitas

proses pembelajaran karena keberhasilan proses pembelajaran di

sekolah, secara kelembagaan merupakan tanggung jawab kepala

sekolah yang bersangkutan. Untuk itu setiap kepala sekolah harus

mampu memerankan dirinya sebagai manajer pendidikan yang

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalam,

baik yang menyangkut konsep, pengelolaan, maupun operasional

pendidikan dan pembelajaran.

b. Pembelajaran Matematika

Secara bahasa matematika berasal dari bahasa Yunani

yaitu “mathema” yang berarti hal-hal yang dipelajari

(Abdusysyakir, 2007: 5). Menurut Mohammad Soleh (998: 6-7)

salah satu sifat matematika yang membedakannya dengan ilmu

lain adalah: pembahasannya menggunakan tata nalar, dan

pengertian/konsep/pernyataan sifat konsisten.

Berdasarkan sifat tersebut maka matematika bersifat

hirarkis, yaitu materi matematika itu tersusun rapi, ada urut-

urutannya mulai yang rendah ke tinggi atau dari yang tinggi ke

yang rendah. Implikasinya adalah dalam belajar matematika harus

dengan pemahaman bukan hapalan. Pemahaman terjadi jika

pengetahuan di otak merupakan satuan-satuan yang terkoneksi

37

Page 11: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Andersen,

J.R., et al (2000) bahwa pengetahuan dibangun melalui konstruksi

pengetahuan di otak siswa sehingga terbentuk hubungan dan

saling keterkaitan antara materi. Pendapat ini juga sesuai dengan

karakteristik teori belajar konstruktivisme berikut (Boudourides,

2005) :

1) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar

3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan

relevan dengan kehidupan sehari-hari (Contextual Teaching

and Learning/CTL),

4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi dan kerja sama dengan orang lain atau

lingkungannya,

5) Memanfaatkan berbagai media, sehingga pembelajaran efektif,

6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga

matematika menjadi menarik dan siswa mau belajar,

c. Kualitas Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan aktivitas dari kehidupan manusia.

Ajaran agama sebagai pedoman hidup juga menganjurkan

manusia untuk selalu belajar. Secara etimologis belajar memiliki

arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Baharudin &

38

Page 12: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Esa Nur Wahyuni, 2007: 34). Aktivitas belajar sangat terkait

dengan proses pencarian ilmu yang disebut proses belajar.

Setelah berakhirnya proses belajar, maka siswa

memperoleh hasil belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006: 3 - 4).

Salah satu hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku,

yang biasanya berupa penguasaan terhadap keterampilan dan

perubahan berupa sikap. Perubahan perilaku merupakan hasil

dari kegiatan belajar yang dicapai dengan cara latihan maupun

pengalaman (Baharudin & Esa Nur Wahyuni, 2007: 34).

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10)

dalam kegiatan belajar terdapat proses berpikir di mana siswa

menyusun hubungan-hubungan antara informasi yang diperoleh

sebelumnya, sehingga siswa paham dan menguasai hubungan-

hubungan itu, yang merupakan perwujudan hasil belajar.

Hasil belajar dari pendapat di atas merupakan hasil yang

diperoleh dari serangkaian usaha dalam pembelajaran matematika

untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga

menyebabkan perubahan tingkah laku. Hasil belajar matematika

dapat berupa penguasaan terhadap sejumlah materi matematika

melalui hasil tes (kognitif) maupun perubahan sikap (afektif).

Agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal

salah satu faktor yang sangat berperan penting adalah proses

pembelajaran yang berkualitas. Agar pelaksanaan pembelajaran

39

Page 13: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

berkualitas maka diperlukan upaya-upaya pendukung untuk

menjalankan proses pembelajaran tersebut. Upaya-upaya tersebut

meliputi tahapan persiapan pembelajaran, perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi proses

pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu kualitas

pembelajaran matematika merupakan serangkaian upaya kegiatan

(persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) dalam

pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar matematika yang

optimal.

3. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik

Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam

mendorong guru untuk melakukanan proses pembelajaran yang

berkualitas sehingga mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas,

daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan

memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu

sistem pendidikan. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus

memiliki kompetensi kepemimpinan yang memadai.

Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan

diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun non

profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk

diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran

(Kemdiknas, 2010c). Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran

40

Page 14: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

di sekolah, banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala

sekolah yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran

menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala

sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan

pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah tidak menerapkan

model kepemimpinan pembelajaran.

Beberapa alasan mengapa banyak sekolah tidak menerapkan

kepemimpinan pembelajaran antara lain kurangnya pelatihan tentang

kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan

kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang

harus dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa

peran kepala sekolah utamanya adalah seorang manager

(Kemendiknas, 2010c).

Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di

sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan

memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk

menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan

yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan

yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah

sebagai organisasi harus memfokuskan pada kualitas pembelajaran

yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil

belajar.

41

Page 15: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Agar kualitas pembelajaran dapat tercapai, hal ini sangat

menuntut peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan dan

pemantauan kegiatan pembelajaran tersebut. Proses ini dapat

dilakukan dengan kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut sangat

sesuai dengan tuntutan salah satu kompetensi kepala sekolah dalam

Permendiknas No 13 Tahun 2007 yaitu kompetensi supervisi.

Kompetensi yang diharapkan adalah: (1) merencanakan program

supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

(2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, (3)

menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Agar proses supervisi dapat berjalan sesuai rencana dan

memperoleh hasil sesuai target yang ditetapkan, maka sangat

menuntut kemampuan seorang kepala sekolah dalam menerapkan

kepemimpinannya, karena kepemimpinan kepala sekolah sangat

berpengaruh sangat kuat terhadap kelangsungan hidup dan

keberhasilan suatu sekolah. Pada kenyataannya kepa[a sekolah

dapat mempengaruhi semangat guru dan kualitas pembelajaran di

suatu sekolah.

Seorang kepala sekolah harus mampu mengembangkan

profesionalisme warga sekolahnya terutama guru secara terus

menerus agar diperoleh hasil belajar seoptimal mungkin. Seorang

42

Page 16: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

kepala sekolah mempunyai peran yang sangat kritis dalam

membantu guru mencapai tujuan dengan cara meningkatkan

motivasinya sehingga kompetensi guru yang dipimpinnya dapat

meningkat. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai strategi

kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari

seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi dan menggerakkan

bawahan pada lembaga sekolah guna tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam

mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran agar mampu

menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan

pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa

kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan.

Desentralisasi dan otonomi pendidikan seperti sekarang ini

membuat posisi Kepala Sekolah memegang peran sangat penting

untuk kemajuan sekolah. Dalam pengelolaan sekolah model

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan Kepala Sekolah

yang dapat mengimplementasikan upaya-upaya pembaharuan dalam

pendidikan dan aspiratif terhadap perubahan. Agar proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan harapan, maka Kepala

Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.

Satu di antara tugas kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif

adalah melaksanakan supervisi akademik. Oleh sebab itu, setiap

43

Page 17: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa

kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam

melaksanakan supervisi akademik.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu

guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (LPPKS, 2010).

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam

mengelola pembelajaran. Praktek nyata penilaian kinerja guru dalam

supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk

tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang

sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas-

aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang

bermakna bagi guru dan murid, apa yang telah dilakukan oleh guru

dalam mencapai tujuan akademik, apa kelebihan dan kekurangan

guru dan bagaimana cara mengembangkannya.

Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut

akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di

sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti telah

selesai pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan

dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi

akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

44

Page 18: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah

berfungsi sebagai administrator, manajer, supervisor, dan leader.

Dalam melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan

yang harus dikuasai adalah kemampuan di bidang evaluasi supervisi

pendidikan. Evaluasi supervisi pendidikan sangat penting bagi

kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di

sekolah.

Kemampuan supervisi akademik tersebut juga merupakan salah

satu wujud implementasi kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya

memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya

dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan

pembelajaran juga tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi juga

pada kegiatan-kegiatan berikut (Kemdiknas, 2010c):

a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna

visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun

kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam

merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga

agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga

sekolah hidup subur dalam implementasinya,

b. Kepala Sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam

pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). kepala sekolah

melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan

45

Page 19: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan

kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.

c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran,

misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan

pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.

d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar

mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari

apa yang sedang berlangsung didalam sekolah.

e. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan

berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan

dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.

Ruang lingkup peran kepala sekolah sebagai pemimpin

pembelajaran dalam supervisi akademik mencakup kurikulum (apa

yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan

tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan

pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan

silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran,

pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan

metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media

pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan

pemotivasian siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek

yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja

46

Page 20: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

guru dan pengembangan profesinya juga merupakan prioritas

kepemimpinan pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan

pembelajaran mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran

siswa serta membangun warga sekolahnya menjadi komunitas

pembelajaran.

Tujuan kepemimpinan pembelajaran utamanya supervisi adalah

untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi

belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi

belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya,

jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar

secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni berkembang dengan pesat.

Peran kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran

khususnya supervisi akademik sangat penting untuk diterapkan di

sekolah karena seperti disebut sebelumnya bahwa kepemimpinan

pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan

prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu

memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk

meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran

juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju

pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan

pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya

dalam membangun komunitas belajar yang mampu:

47

Page 21: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

a. Memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi

warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang,

b. mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi

kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya,

mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses

dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas,

dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan

utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan

sekolahnya berfokus pada layanan siswa,

c. mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi

perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem,

mengajak warga sekolahnya.

d. untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga

sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.

Sebagai seorang supervisor kepala sekolah harus

mengarahkan dan membimbing program pembelajaran di sekolah

yang akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap

peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal-hal

berikut: meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa

dapat belajar dengan efektif dan efisien, mengetahui dan mampu

menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik,

menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar yang efektif

terhadap guru-guru lain, menetapkan harapan atau target kualitas

48

Page 22: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

kurikulum melalui penggunaan standar kurikulum dengan

pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang

diprioritaskan, dan monitor pelaksanaan kurikulum, mengecek

kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada,

dan publikasikan kepada para guru agar mereka dapat melihat

kesenjangan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja

yang dicapai oleh siswa, sehingga guru bisa merefleksi apa

kekurangan dan kelebihannya.

Selain itu kepala sekolah harus memiliki harapan yang tinggi

terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan

standar yang baik, melakukan kunjungan kelas untuk mengamati

pembelajaran, memfokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan

pembelajaran, dan mempersiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan

pengembangan guru, dan mengkomunikasikan program pembelajaran

yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan

yang sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-

pendekatan baru, harus dilaksanakan dengan baik.

Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan

apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas, melakukan

pengamatan proses pembelajaran, dan mendorong peningkatan

kinerja guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar maksimal,

49

Page 23: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

b. Menelusuri hasil-hasil tes siswa dan indikator-indikator lainnya

untuk membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap

siswa yang mengalami kesulitan dan yang memerlukan bantuan

guru untuk mengatasinya,

c. Memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu

guru dan pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran,

d. Memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang

dirinya sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru

tradisional (out of date) atau guru moderen (update), dan

e. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi

informasi dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan

pembelajarannya.

B. Kerangka Pemikiran

Selama ini kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peran

kepala sekolah dalam kegiatan akademis sangat berkurang, karena

disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif,

pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-

akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi

kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa

kurang mendapatkan perhatian secara serius.

50

Page 24: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan

peningkatan mutu proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu

proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kualitas siswa dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah

selayaknya peran kepala sekolah sebagai supervisor memperoleh porsi

waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain.

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah

harus melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan

administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung

pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai

supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan

mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di lingkungan sekolah.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seorang kepala

sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin sekolah harus mampu

memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak

untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka

akan lebih baik. Kinerja guru dapat meningkat jika ada program dari

kepala sekolah untuk selalu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

pembelajarannya. Oleh karena itu penerapan supervisi akademik secara

terencana dan terprogram merupakan langkah yang tepat untuk

dilakukan.

51

Page 25: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Gambar 4.Kerangka Pemikiran

52

KUALITAS PEMBELAJARAN

RENDAH

OPTIMALISASI PELAKSANAAN

SUPERVISI AKADEMIK

KUALITAS PEMBLAJARAN

MENINGKAT

RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN

(1)

RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN

(2)

Page 26: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

C. Implementasi Program

1. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 1)

Secara umum, cara-cara menerapkan rencana tindak

kepemimpinan adalah sebagai berikut.

a. Memahami tujuan pelaksanaan supervisi akademik

b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi yaitu membantu guru

mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Menyusun dukomen perencanaan dan pelaksanaan supervisi

akademik berupa jadwal dan program supervisi

d. Menyusun dokumen pemantauan supervisi akademik

e. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan

target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan

tentang tugas pokok guru dan peraturan yang menaunginya

f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK ini

lingkup kajian supervisi akademik adalah instrumen administrasi

pembelajaran guru yang meliputi: kajian pengembangan silabus,

kajian penyusunan RPP, kajian pelaksanaan pembelajaran,

kelengkapan administrasi pembelajaran dan administrasi penilaian

yang dimiliki guru.

g. Menentukan model supervisi akademik, di mana dalam RTK ini

model supervisi akademik tradisional dengan observasi langsung.

53

Page 27: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

h. Menyusun instrumen supervisi akademik.

Instrumen supervisi merupakan alat untuk mengumpulkan data

mengenai kinerja guru dalam administrasi pengembangan silabus,

RPP, kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain.

pembelajaran di kelas.

Instrumen supervisi pengembangan silabus dan RPP disusun

berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) Sedangkan instrumen kegiatan

pembelajaran pada RTK 1 meliputi:

1). Kegiatan pendahuluan, meliputi: kesiapan alat bantu dan

media, motivasi, apersepsi, kejelasan kompetensi dasar dan

kesiapan bahan ajar/sumber belajar.

2). Kegiatan inti pembelajaran meliputi, penguasaan materi,

pengelolaan kelas, pengelolaan waktu, metode/pendekatan

yang digunakan, pendekatan alat bantu media, peran guru

sebagai fasilitator, teknik bertanya, penggunaan papan tulis,

interaksi guru dan peserta didik, interaksi antar peserta didik,

aktifitas peserta didik, sikap peserta didik, dan pencapaian

KD/indikator.

3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman da tugas untuk

pertemuan berikutnya

54

Page 28: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Untuk instrumen administrasi pembelajaran meliputi dokumen

yang harus dimiliki guru yang terdiri dari: kalender pendidikan,

program tahunan, program semester, perhitungan minggu efektif,

perhitungan alokasi waktu SK/KD, pemetaan SK/KD dan indikator,

Silabus, RPP, jadwal tatap muka, agenda harian, pressensi siswa,

buku referensi, dokumen penghiungan KKM dan administrasi

penilaian

h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 1 ini

teknik supervisi yang direncanakan adalah teknik supervisi

individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang

guru.

i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah

(dalam hal ini diwakili wakil kepala seklah) dan guru yang akan

disupervisi dan menentukan rentang waktu jadwal

pelaksanaannya.

Pada kegiatan RTK 1 guru yang ditunjuk adalah Ibu Sti Nurjanah,

S.Pd. yang mengampu kelas VII. Kegiatan direncanakan pada

Jum’at, 16 September 2011.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan RTK 1 dilaksanakan dengan tahapan sebagai

berikut:

55

Page 29: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

a. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal

supervisor digunakan untuk menyampaikan tujuan dan

menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas.

b. Tahap persiapan, yaitu dengan memeriksa kelengkapan

administrasi pembelajaran guru yang telah disusun,

pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi

penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang

telah disiapkan.

c. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran.

Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata

ada dan relevan dengan pemenuhan standar. Pengamatan

kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses

yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan

situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati

jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian

mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari

kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup

d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran.

Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan

untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh

selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan

pembelajaran.

56

Page 30: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 1)

Monitoring adalah serangkaian kegiatan pengecekan atau

perunutan jejak program atau kegiatan guna memastikan bahwa:

kegiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan, dilaksanakan sesuai

rencana dan menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan.

Kegiatan monitoring dilaksankan untuk mendeskripsikan keadaan

yang sesungguhnya sehinga dapat dikembangkan rekomendasi,

saran dan masukan, dan perbaikan ringan sepanjang yang mampu

sekolah laksanakan. Catatan harus dibuat berdasarkan kerangka

program dan target yang hendak diraih.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah,

dalam hal ini dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung

Prawoto Hadi, M.M.) untuk memastikan apakah proses kegiatan

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan

dilakukan sebagai evaluasi apakah penyelenggaraan efektif dan

efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat.

Dengan adanya kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing

pihak akan berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan

jadwal yang telah disepakati guru dan supervisor.

Pemantauan dilaksanakan secara langsung melihat

pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi

dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan

digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan

57

Page 31: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

4. Hasil yang diperoleh

Berdasarkan RTK yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil-

hasil sebagai berikut:

a. Dalam pengembangan silabus, guru belum mengembangkan

silabus secara mandiri. Guru masih mengadopsi silabus yang

dibuat oleh kelompok MGMP, dengan mengintegrasikan

pendidikan karakter

b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara

mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah-

langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi.

c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran belum ada

keterpaduan khususnya dalam alokasi waktu dan kegiatan

pembelajaran

d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru

masih dominan dalam pembelajaran. Guru juga belum

memanfaatkan media pembelajaran/alat peraga.

5. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 2)

Secara umum, cara-cara menerapkan rencana tindak

kepemimpinan pada RTK 2 adalah:

58

Page 32: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

a. Melakukan tindak lanjut hasil RTK 1 dengan merencanakan

pertemuan untuk diskusi dengan guru (Siti Nurjanah S.Pd.)

sebagai bahan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik yang

pertama.

b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi sebagai tindak lanjut

RTK1 yaitu membantu guru melengkapi administrasi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan instrumen penilaian

c. Menyusun dukomen perencanaan dan pelaksanaan supervisi

akademik berupa jadwal dan program supervisi kedua di sekolah

sendiri dan di sekolah magang

d. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan

target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan

dalam hal ini sesuai dengan Standar Isi.

f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK 2 ini

sama dengan lingkup kajian supervisi akademik pada RTK 1 yaitu

administrasi pembelajaran guru yang meliputi: kajian

pengembangan silabus, kajian penyusunan RPP, kajian

pelaksanaan pembelajaran, kelengkapan administrasi

pembelajaran dan administrasi penilaian yang dimiliki guru.

g. Menentukan model supervisi akademik tradisional atau

kontemporer (masa kini).

Dalam RTK 2 ini model supervisi akademik tradisional dengan

observasi langsung sama dengan RTK 1

59

Page 33: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

h. Pemantapan instrumen supervisi

Pada RTK 2 dilakukan dengan mengevaluasi instrumen pada RTK

1, khususnya dalam instrumen supervisi kegiatan pembelajaran.

Sedangkan instrumen administrasi pengembangan silabus, RPP,

kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain.

pembelajaran di kelas sama dengan RTK 1. Instrumen kegiatan

pembelajaran pada RTK 2 menggunakan prosedur kegiatan

seperti pada Standar Proses.

1). Kegiatan pendahuluan, meliputi:

2). Kegiatan inti pembelajaran meliputi kegiatan elaborasi,

eksplorasi dan konfirmasi.

3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman da tugas untuk

pertemuan berikutnya

Untuk instrumen administrasi pembelajaran masih sama seperti

pada RTK 1, meliputi dokumen yang harus dimiliki guru yang terdiri

dari: kalender pendidikan, program tahunan, program semester,

perhitungan minggu efektif, perhitungan alokasi waktu SK/KD,

pemetaan SK/KD dan indikator, Silabus, RPP, jadwal tatap muka,

agenda harian, pressensi siswa, buku referensi, dokumen

penghiungan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan administrasi

kelengkapan penilaian yang dimiliki oleh guru.

60

Page 34: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 2 ini

teknik supervisi yang direncanakan adalah teknik supervisi

individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang

guru.

i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah

magang kedua dan ketiga dan meminta kepala sekolah menunjuk

dan guru yang akan disupervisi dan menentukan jadwal

pelaksanaannya.

Pada kegiatan RTK 2 guru yang ditunjuk di sekolah magang 1

sama dengan RTK 1 adalah Ibu Sti Nurjanah, S.Pd. yang

mengampu kelas VII. Kegiatan direncanakan pada Selasa, 27

September 2009.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan RTK 2 dilaksanakan dengan tahapan sama

dengan RTK 2 sebagai berikut:

d. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal

supervisor digunakan untuk menyampaikan tujuan dan

menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas.

e. Tahap persiapan, yaitu dengan memeriksa kelengkapan

administrasi pembelajaran guru yang telah disusun, meliputi

pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi

61

Page 35: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang

telah disiapkan.

f. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran.

Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata

ada dan relevan dengan pemenuhan standar. Pengamatan

kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses

yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan

situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati

jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian

mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari

kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup

d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran.

Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan

untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh

selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan

pembelajaran.

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 2)

Kegiatan monitoring pada RTK 2 dilaksanakan hampir sama

dengan kegiatan pada RTK1. Kegiatan monitoring dilaksankan untuk

mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya sehinga dapat

dikembangkan rekomendasi, saran dan masukan, dan perbaikan

62

Page 36: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

ringan sepanjang yang mampu sekolah laksanakan. Catatan harus

dibuat berdasarkan kerangka program dan target yang hendak diraih.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah

magang pertama untuk kegiatan supervisi yang kedua, dalam hal ini

dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung Prawoto Hadi,

M.M.) untuk memastikan apakah proses kegiatan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dilakukan

sebagai evaluasi apakah penyelenggaraan efektif dan efisien serta

dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat. Dengan adanya

kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing pihak akan

berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan jadwal yang

telah disepakati guru dan supervisor.

Sedangkan untuk sekolah magang kedua dan ketiga dilakukan

langsung oleh kepala sekolah masing-masing, yaitu kepala SMP N. 24

yaitu Drs. Suharno dan kepala SMP 2 Surakarta yaitu Drs. H. Triyoto,

M.M.

Pemantauan dilaksanakan secara langsung melihat

pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi

dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan

digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan

63

Page 37: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

4. Hasil yang diperoleh

Berdasarkan RTK 2 yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil-

hasil sebagai berikut:

a. Dalam pengembangan silabus, guru masih sama pada hasil RTK 1

di mana guru belum mengembangkan silabus secara mandiri.

Guru masih mengadopsi silabus yang dibuat oleh kelompok

MGMP, dengan mengintegrasikan pendidikan karakter

b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara

mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah-

langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi.

c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran sudah ada

keterpaduan khususnya

d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru di

sekolah magang kedua dan ketiga juga belum memanfaatkan

media pembelajaran, meskipun ada fasilitas LCD di kelas.

Setelah melaksanakan RTK 1 dan RTK 2 maka dibuat

rangkuman hasil penilaian kemudian menyampaikannya pada pihak

yang berkepentingan dalam hal ini kepala sekolah tempat magang.

64

Page 38: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Berikut ini disajikan beberapa dokumentasi kegiatan pada RTK 1

dan RTK 2.

Gambar 5.Kegiatan Pembelajaran pada RTK 1 di SMP N 25 Surakarta

Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd

65

Page 39: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Gambar 6.Kegiatan Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 25 Surakarta

Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd

66

Page 40: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Gambar 7Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 24 Surakarta

Guru Model: Suparmi, S.Pd.

67

Page 41: Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)

Gambar 8.Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 2 Surakarta

Guru Model: Fajarwiyati Tyas Arudatin, S.Pd.

68