000. laporan ojl ambar(lap. utama2)

77
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sedangkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki enam dimensi kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi Penelitian dan Pengembangan, Kompetensi Sosial 1

Upload: ade-sahida

Post on 30-Sep-2015

808 views

Category:

Documents


168 download

DESCRIPTION

Ojl Pengawas SD

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sedangkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki enam dimensi kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi Penelitian dan Pengembangan, Kompetensi Sosial Pencapaian keenam kompetensi yang dipersyaratkan bagi Pengawas itulah maka diperlukan berbagai upaya, diantaranya diklat penyiapan calon pengawas Pola Diklat calon pengawas sekolah yang harus dijalani oleh peserta adalah dalam kegiatan tatap muka (in servis-1) selama waktu 70 jam (meliputi mata diklat umum, merupakan modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the job learning (OJL) selama kurang lebih 3 bulan atau 200 jam (150 jam di sekolah sendiri dan 50 jam) dilaksanakan di sekolah lain.Kegiatan OJL sebagai tindak lanjut dari In servis-1 merupakan implementasi dari materi yang disampaikan master trainer dari LPPKS Surakarta selama kurang lebih 1 minggu mulai dari tanggal 20 Oktober sampai dengan 26 Oktober 2014 sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi calon pengawas sekolah. Porsi waktu OJL lebih besar karena calon pengawas sekolah dituntut untuk belajar langsung di lapangan untuk melaksanakan Rencana Tindak Kepengawasan (RTK) yaitu untuk meningkatkan kompetensi diri calon pengawas sekolah berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK). Dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) yang diperoleh pada saat In 1 selaku calon Pengawas memiliki kelemahan yang paling menonjol pada Kompetensi Supervisi Akademik. maka saya memilih tema sesuai AKPK yaitu Meningkatkan Kompetensi Supervisi Akademik tentang Teknik Supervisi Akademik yang dilaksanakan di sekolah sendiri. Adapun Kegiatan lain yang dilaksanakan di sekolah sendiri meliputi observasi pembelajaran, melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial. Di samping melaksanakan Rencana Tindak Kepengawasan, juga melaksanakan tugas mandiri yang terdiri dari kegiatan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran, Observasi Pembelajaran Guru di Sekolah sendiri dan sekolah lain, Pengembangan Model Penilaian (PKG) di Sekolah sendiri dan sekolah lain, Pengkajian Program Kepengawasan baik Kajian Program Kepengawasan Manajerial maupun Kajian Program Kepengawasan Akademik.Langkah selanjutnya penulis menyusun Rencana Tindak Kepengawasan setelah melakukan identiifikasi terhadap Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di SD Negeri Rangkapanjaya. Berdasarkan hasil analisis terhadap EDS sekolah dan analisis konteks di SDN Rangkapanjaya diperoleh kelemahan pada Standar Proses, maka penulis memilih tema Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Melalui Pelatihan di SDN Rangkapanjaya Kota DepokB. Tujuan Menindaklanjuti kegiatan in servis 1 yang telah dilaksanakan oleh para calon Pengawas, sebagai bekal dalam melaksanakan OJL di sekolah sendiri maupun sekolah lain, maka peserta diklat calon Pengawas diwajibkan melaksanakan kegiatan OJL yang secara umum bertujuan untuk:1. Melaksanakan dan membuat laporan upaya peningkatan kompetensi supervisi akademik sesuai AKPK calon baik secara mandiri maupun terprogram sesuai dan menyusun Rencana Tindak Kepengawasan.2. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik.3. Meningkatkan kompetensi calon pengawas dalam menyusun rencana program perangkat pembelajaran di sekolah binaan.4. Meningkatkan kompetensi calon pengawas dan melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial di sekolah binaan.5. Meningkatkan kompetensi calon pengawas dalam pengembangan model penilaian di sekolah binaan.6. Meningkatkan kompetensi calon pengawas dalam mengkaji dokumen Program Kerja Akademik dan Program Kerja Manajerial .7. Meningkatkan Kompetensi pengawas dalam melaksanakan penilaian kinerja guru (PKG).8. Meningkatkan kompetensi calon Pengawas dalam menyusun Proposal Penelitian Tindakan Sekolah.9. Meningkatkan kompetensi guru secara langsung dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.10. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan RPP dalam proses pembelajaran yang produktif, aktif, kreatif, dan Inovatif.C. Kompetensi SasaranBerdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon Pengawas dan hasil Evaluasi Diri sekolah, maka kompetensi sasaran yang ingin dicapai calon melalui On the Job Learning (OJL ) adalah :1. Terlaksananya laporan upaya peningkatan kompetensi Penelitian dan pengembangan tentang menulis Penelitian Tindakan Sekolah dalam bidang kepengawasan sesuai AKPK calon baik secara mandiri maupun terprogram sesuai dan menyusun Rencana Tindak Kepengawasan.2. Meningkatnya kompetensi penelitian dan pengembangan khususnya pada aspek menulis penelitian tindakan sekolah dalam bidang kepengawasan.3. Meningkatnya kompetensi calon pengawas dalam menyusun perangkat pembelajaran di sekolah binaan.4. Meningkatnya kompetensi calon pengawas dan melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial di sekolah binaan.5. Meningkatnya kompetensi calon pengawas dalam pengembangan model penilaian di sekolah binaan.6. Meningkatnya kompetensi calon pengawas dalam mengkaji dokumen Program Kerja Akademik dan Program Kerja Manajerial .7. Meningkanya kompetensi pengawas dalam melaksanakan penilaian kinerja guru (PKG).8. Meningkatnya kompetensi calon Pengawas dalam menyusun Proposal Penelitian Tindakan Sekolah.9. Meningkatnya kompetensi guru secara langsung dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.10. Meningkatnya kompetensi guru dalam mengimplementasikan RPP dalam proses pembelajaran yang produktif, aktif, kreatif, dan Inovatif.

29

12

BAB IIKONDISI NYATA TEMPAT ON THE JOB LEARNINGA. Profil Dinas Pendidikan Kota DepokDinas Pendidikan Kota Depok (Disdik Depok) merupakan salah satu OPD yang sudah ada sejak pertama kali Depok ditetapkan sebagai kotamadya pada April 1999. Disdik Depok merupakan pemekaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Disdik Depok dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang pendidikan meliputi pembiayaan, kurikulum, kebijakan dan standar, pendidik dan tenaga kependidikan, pengendalian mutu pendidikan serta sarana dan prasarana pendidikan dasar, menengah dan kejuruan serta pendidikan non formal.Dinas Pendidikan sebagai pengemban tugas dan kewenangan pemerintah daerah di bidang pendidikan memiliki kewajiban untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan tersebut. Perspektif ke depan pembangunan pendidikan tidak ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual saja, melainkan juga pembentukan dan pengembangan karaktrer, watak, moral, etika, sosial budaya, prilaku, bahkan kebugaran fisik peserta didik dan kemandirian agar dapat tumbuh wajar sehat dan harmonis. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan membangun dan menciptakan insan yang cerdas dan berakhlak mulia, yakni manusia yang sehat baik jasmani maupun rohani.Adapun Rumusan visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Depok pembangunan lima tahun ke depan (2011 2016) didasarkan kepada visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan jangka menengah Walikota Depok terpilih yang dituangkan di dalam RPJM Daerah 2011-2016 pada misi ke 4 yang berbunyi Mewujudkan SDM unggul, kreatif dan religius, yang mengamanatkan adanya peningkatan kualitas pendidikan di Kota Depok untuk lima tahun ke depan, di samping perlunya peningkatan layanan pendidikan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat Kota Depok. Kebijakan-kebijakan yang disusun diantaranya peningkatan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan, yang dalam hal ini perlu adanya keikutsertaan seluruh masyarakat, baik melalui peningkatan peranserta dunia usaha dalam penyelenggaraan pendidikan maupun melalui gerakan masyarakat peduli pendidikan.Dari pernyataan visi di atas terkandung pengertian bahwa Dinas Pendidikan Kota Depok sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) menjalankan kewenangan Walikota Depok dalam rangka desentralisasi di bidang pendidikan. Maka seluruh komponen dan sumberdaya yang ada harus difungsikan sebagai wahana (fasilitas) dalam pembangunan pendidikan. Pemilihan rumusan visi pembangunan pendidikan ini juga didasarkan kepada analisa kondisi faktual yang ada, seperti: politik, ekonomi, sosiokultural masyarakat Kota Depok yang mengalami perkembangan begitu cepat, keadaan demografi, sumberdaya, ketersediaan sarana prasarana bidang pendidikan, termasuk kekuatan pendukung berupa sistem regulasi baik dari pusat maupun propinsi yang mampu mendukung proses pembangunan pendidikan di Kota Depok lima tahun ke depan, serta kemungkinan-kemungkinan munculnya faktor-faktor eksternal pendukung baik dari masyarakat, kalangan swasta, kalangan dunia usaha dan industri serta para stakeholders pendidikan.Adapun misi yang diemban Dinas Pendidikan kota Depok adalah :1. Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan2. Meningkatnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan3. Mewujudkan terselenggaranya proses pembelajaran kreatif, inovatif dan berakhlak mulia.

B. Profil SD Negeri RangkapanjayaSDN Rangkapanjaya berdiri pada tahun 1975. SD Negeri Rangkapanjaya mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam hal jumlah murid, mengingat sekolah ini merupakan satu-satunya Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kelurahan Rangkapanjaya. Pada awalnya jumlah siswa hanya 6 rombongan belajar dengan jumlah siswa rata-rata 30 orang perkelas, sedangkan saat ini ada 22 rombongan belajar dengan jumlah siswa rata-rata 45 orang perkelas.Saat ini SD Negeri Rangkapanjaya telah terakreditasi A dengan Nomor 02.00/533/BAP-SM/XI/2010. Dengan Visi Unggul dalam mutu disiplin dan berprestasi Untuk mewujudkan Visi di atas SD Negeri Rangkapanjaya mengembangkan misi sebagai berikut :1. Menciptakan suasana kerja yang kondusif.2. Menjalin kerja sama dengan orang tua murid dan tokoh masyarakat.3. Membina kekeluargaan masyarakat sekolah.4. Meningkatkan profesionalisme guru dan pelayanan masyarakatSejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SDN Rangkapanjaya Kecamatan Pancoranmas Kota Depok adalah sebagai berikut :1. Siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia.2. Siswa sehat jasmani dan rohani3. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.4. Siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya.5. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus.Adapun bila dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di SDN Rangkapanjaya umumnya bekerja sebagai Karyawan, PNS dan pedagang sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian sebagian masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas.Pencapaian kinerja berdasarkan 8 standar nasional pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Sebagai SD favorit pilihan masyarakat SD Negeri Rangkapanjaya telah mampu menunjukkan prestasi di bidang akademik dan non akademik antara lain Juara I Marathon Putra Tingkat Kota Depok.C. Profil SD Negeri Rangkapanjaya BaruSDN Rangkapanjaya Baru terletak di jalan Komplek Arco Rangkapanjaya Baru, berdiri pada tahun 1983 sampai saat ini banyak mengalami perubahan diantaranya :1. Minat orang tua murid mendaftarkan anaknya ke sekolah ini cukup besar, terbukti peserta didik baru tak kurang dari 3 (tiga) kelas tiap tahun pelajaran baru.2. Prestasi dalam bidang akademis dan non akademis cukup membanggakan.3. Keadaan guru / tenaga pengajar sudah mendapatkan sarjana (S1).4. Keadaan fisik sekolah belum memadai karena baru memiliki 7 ruang dari 17 rombel saat ini dan yang belum dimiliki saat ini adalah :a. Ruang Gurub. Ruang Kelas minimal harus 9 (sembilan) kelas\c. Ruang UKS yang sesuai ukurand. Ruang praktek dan serba gunae. Ruang perpustakaan yang sesuai ukuranPada saat ini ruang guru, kepala sekolah, dan ruang dapur masih menjadi satu ruangan. Perlengkapan belajar anak seperti bangku, meja banyak dalam keadaan rusak, juga meja, kursi, dan lemari guru dalam keadaan rusak. Saat ini SD Negeri Rangkapanjaya Baru telah terakreditasi A dengan Nomor 02.00/533/BAP-SM/XI/2010. Dengan Visi Terwujudnya siswa yang kreatif, inovatif dan berakhlak mulia serta berwawasan lingkungan .Untuk mewujudkan Visi di atas SD Negeri Rangkapanjaya Baru mengembangkan misi sebagai berikut :1. Membina kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lingkungannya.2. Menanamkan aqidah dan keyakinan melalui pengamalan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.3. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan kepada siswa.4. Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga, dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang ada pada siswa.5. Mengadopsi semua kemampuan guru demi peningkatan pembelajaran.6. Menanamkan kepada siswa rasa cinta kepada tanaman.Adapun bila dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di SDN Rangkapanjaya Baru umumnya bekerja sebagai Karyawan, PNS dan pedagang sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian sebagian masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas.Pencapaian kinerja berdasarkan 8 standar nasional pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Sebagai SD favorit pilihan masyarakat SD Negeri Rangkapanjaya Baru telah mampu menunjukkan prestasi di bidang akademik dan non akademik antara lain Juara I Marathon Putra Tingkat Kota Depok.D. Permasalahan yang ditemukan di lapangan1. SD Negeri Rangkapanjayaa. Belum tersusunnya analisis konteks yang melibatkan seluruh komponen sekolah. Pada tahun 2014/2015 belum tersusun analisis konteks. Kurikulum sekolah disusun dengan cara meg-kopy paste model yang sudah ada dengan proses pengeditan. Permasalahan diselesaikan dengan menyusun analisis konteks yang melibatkan seluruh komponen sekolah dan dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum sekolah melalui Workshop penyusunan KTSP.b. RPP guru kebanyakan masih mengadopsi atau mengadaptasi dari internet maupun dari guru-guru lain. Pada penyusunan silabus dan RPP perlu ada penyadaran terhadap guru akan pentingnya perencanaan dan perumusan, sehingga tidak sekedar administrasi sebagai formalitas saja. c. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif dalam proses pembelajaran oleh guru. Permasalahan ini diselesaikan melalui supervisi akademik.d. Belum terlaksananya program supervisi akademik dan tindak lanjutnya. Permasalahan diselesaikan melalui diskusi dengan Kepala Sekolah dalam menyusun program supervisi akademik dan tindak lanjuntya. Pada tahun 2014/2015 sudah tersusun program supervi akademik. e. Diberlakukannya kurikulum 2013 belum sepenuhnya diimplementasikan hal ini nampak pada kemampuan guru mengembangkan pembelajaran saintifik dan pengembangan sistem penilaian otentik. Perlu terus disosialisasikan kepada guru model pembelajaran dan pengembangan penilaian autentik.f. Guru belum sepenuhnya melakukan analisis hasil belajar siswa sebagai alat perbaikan dan pengayaan bagi peserta didikg. Belum tersusunnya program monitoring dan evaluasi untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Kepala Sekolah berupaya untuk menyusun program monitoring dan evaluasi untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah melalui diskusi dengan calon.

2. SD Negeri Rangkapanjaya Baru a. Belum tersusunnya RKJM dan RKAS berdasarkan EDS karena belum termasuk Sekolah sasaran EDS. Permasalahan diselesaikan dengan menyusun RKJM dan RKAS berdasarkan rencana kerja sekolah tahun 2009-2015. Pada tahun 2014/2015 sedang disusun susun RKJM dan RKAS berdasarkan Kondisi nyata/skala prioritas.b. Belum tersusunnya analisis konteks yang melibatkan seluruh komponen sekolah. Pada tahun 2014/2015 belum tersusun analisis konteks. Kurikulum sekolah disusun dengan cara meg-Copy paste model yang sudah ada dengan proses pengeditan.c. RPP guru kebanyakan masih mengadopsi atau mengadaptasi dari internet maupun dari guru-guru lain. Pada penyusunan silabus dan RPP perlu ada penyadaran terhadap guru akan pentingnya perencanaan dan perumusan, sehingga tidak sekedar administrasi sebagai formalitas saja. d. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif dalam proses pembelajaran oleh guru. Permasalahan ini diselesaikan melalui supervisi akademik.e. Belum terlaksananya program supervisi akademik dan tindak lanjutnya. Permasalahan diselesaikan melalui diskusi dengan Kepala Sekolah dalam menyusun program supervisi akademik dan tindak lanjuntya. Pada tahun 2014/2015 sudah tersusun program supervi akademik. f. Diberlakukannya kurikulum 2013 belum sepenuhnya diimplementasikan hal ini nampak pada kemampuan guru mengembangkan pembelajaran saintifik dan pengembangan sistem penilaian otentik. Perlu terus disosialisasikan kepada guru model pembelajaran dan pengembangan penilaian autentik.g. Guru belum sepenuhnya melakukan analisis hasil belajar siswa sebagai alat perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik.

BAB IIIRENCANA TINDAK KEPENGAWASANA. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Melalui Pendampingan di SDN Rangkapanjaya Kota Depok1. Evaluasi Diri Calon Pengawas (AKPK Calon Pengawas)Hasil pemetaan Calon Pengawas Sekolah berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon pengawas sekolah menunjukkan bahwa Kompetensi supervisi akademik calon memperoleh nilai yang rendah.Berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon yang diperoleh saat kegiatan In I diperoleh hasil bahwa terdapat kelemahan pada Kompetensi Supervisi Akademik. Oleh karena itu sebagai bentuk Evaluasi Diri, Calon menyusun Rencana Tindak Kepengawasan yang bertemakan Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik pada aspek teknik dan metode supervisi akademik.Dalam upaya meningkatkan kompetensi Supervisi Akademik calon pengawas, berupaya menetapkan tujuan, sebagai berikut :a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.Indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan di atas, a. Memahami konsep supervisi akademik;b. Membuat rencana program supervisi akademik;c. Menerapkan teknik-teknik supervisi akademik;d. Menerapkan konsep supervisi klinis;e. Melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru.Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah berkenaan dengan Kompetensi Pengawas Sekolah. Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.c. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.e. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.f. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.g. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.h. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yang relevan.

Beberapa skenario kegiatan yang dilakukan sebagai evaluasi diri antara lain; membaca Buku BBM Kompetensi Supervivi Akademik, mempelajari referensi konsep supervisi akademik, perencanaan supervisi akademik dan teknik supervisi akademik, melakukan diskusi dengan pengawas tentang pelaksanaan supervisi akademikAdapun Langkah-langkah sekenario kegiatan yang ditempuh oleh calon dalam meningkatkan kompetensi Superviisi Akademik adalah sebagai berikut :a. Meminta bantuan pengawas untuk mendampingi pelaksanaan supervisi akademik.b. Berdiskusi dengan pengawas dalam rangka penyusunan program supervisi akademik.c. Pada tahap persiapan calom menyusun Rencana Program Supervisi akademik, menyusun Instrumen Supervisi Akademik, dan melakukan sosialisasi kepada guru di sekolah sendiri.d. Pada tahap Pelaksanaan dilakukan kegiatan antara lain : 1) melaksanakan tahapan pra observasi, 2) melaksanakan tahapan observasi (kunjungan kelas), 3) melaksanakan kegiatan pasca observasi Diskusi dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran.e. Pada tahap tindak lanjut dilakukan pengolahan data dan melakukan analisis terhadap hasil pelaksanaan supervisi akademik, menyampaikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada guru, menyusun program tindak lanjut dan menyampaikan laporan pelaksanaan supervisi akademik.Berdasarkan evaluasi diri tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas pokok dan fungsi pengawas dalam meningkatkan mutu pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Tugas pokok pengawas adalah melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajeral melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak lanjut. Berdasarkan hasil evaluasi diri calon maka dapat disimpulkan bahwa Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dar materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

2. Evaluasi Diri Sekolah / Analisis Konteksa. Anlisis Kondisi 1) Analisis Lingkungan Strategi Dengan semakin kondusifnya kondisi ekonomi,keamanan , kemajuan IPTEK akan semakin mendukung penyelenggaraan pendidikan di SDN Rangkapanjaya, dalam 4 tahun mendatang. Hal ini di dukung pula oleh disetujuinya UUSPN NO 20 tahun 2003 tentang anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN oleh mahkamah konstitusi. Di samping itu juga didukung Undang-Undang Pendidikan NO 20 tahun 2004 tentang SISDIKNAS dan diperjelas dengan PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan. SD Negeri Rangkapanjaya terletak di wilayah kecamatan Pancoranmas, dengan variabel input siswa bervariasi baik ekonomi orang tua, lingkungan yang mudah dijangkau sampai yang sangat sulit dijangkau. Menurut konsep pemerataan pendidikan perlu memikirkan strategi ini agar terjadi peningkatan mutu sehingga pemerataan terpenuhi tetapi mutu tetap terjaga.

2) Analisis Lingkungan Saat IniKondisi pendidikan Indonesia pada saat ini banyak mengalami kemajuan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terhadap bidang pendidikan cukup tinggi, baik dalam hal upaya pemerataan memperoleh pendidikan, peningkatan sarana prasarana pendidikan, peningkatan kwalitas guru, dsb. Namun mutu pendidikan (sekolah) secara umum masih rendah. Hal itu bisa dilihat dari batas standar lulus yang masih rendah, tingginya angka putus sekolah, serta kompetensi lulusan yang kurang baik. Di sisi lain, pendidikan dituntut untuk senantiasa mengikuti dinamika yang terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi, informasi dan teknologi. Untuk itu pemerintah menetapkan standar nasional minimal yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan/sekolah. Kondisi sosial masyarakat di sekitar SD Negeri Rangkapanjaya sangat bervariatif menurut tingkat kesejahteraannya. Dari jumlah siswa, menurut data sekolah sekitar 10% yang dikategorikan miskin. Partisipasi masyarakat belum maksimal ditandai kontribusi RAKS dari komite sama sekali rendah.Faktor Politik dan keamanan di daerah Pancoranmas cukup kondusif terhadap penyelenggaraan pendidikan. Hal ini ditandai beberapa kali pelaksanaan pemilu tetap menunjukkan situasi kondusif terhadap penyelenggaraan pendidikan. Manfaat/ sisi positif kemajuan Iptek yang ada dan juga dirasakan masyarakat sekitar sekolah, membuka peluang bagi lembaga pendidikan (SDN Rangkapanjaya) untuk mempercepat akses informasi berbagai hal terkait dengan dunia pendidikan, sehingga juga dirasakan manfaatnya oleh anak didik. Oleh karena itu penggunaan Iptek perlu dioptimalkan untuk menunjang guru dalam pengembangan bahan ajar agar proses pembelajaran semakin berkualitas. 3) Analisis Lingkungan Masa yang akan Datang Berdasarkan identifikasi tantangan nyata 4 Tahun ke depan, secara garis besar tedapat kesenjangan antara aspek sekolah menurut PP 19/2005 dan kondisi sekarang yaitu :STANDARIDEAL(SNP)RATING HASIL EDSKESEN-JANGAN

STANDAR ISI 2.00 1.79 0.21

STANDAR PROSES 2.00 1.42 0.58

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 2.00 1.98 0.02

STANDAR PTK 2.00 1.88 0.12

STANDAR SARANA DAN PRASARANA 2.00 1.59 0.41

STANDAR PENGELOLAAN 2.00 1.42 0.58

STANDAR PEMBIAYAAN 2.00 1.80 0.20

STANDAR PENILAIAN 2.00 1.47 0.53

RATA-RATA 2.00 1.67 0.33

4) Profil dan Rekomendasi Sesuai dengan kesenjangan yang ada dan berdasarkan pada evaluasi diri sekolah, maka telah ditentukan program dan kegiatan untuk menghilangkan/meminimalisir kesenjangan yang ada, secara ringkas dapat penulis uraikan sebagai berikut :StandarProgramKegiatan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Peningkatan sikap percaya diri pada siswa Ekstra kurikuler

meningkatkan jumlah siswa yang mampu belajar secara mandiri menggunakan berbagai sumber belajarPeningkatan kunjungan siswa ke perpustakaan, mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah, pendirian warnet sekolah

Tingkat kelulusan 100% Tambahan pelajaran, tryout, pengadaan soal-soal, bimbingan belajar,paket mandiri

Mengenal pemanfaatan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab Mengadakan perkemahan Pramuka, Outbound, Gerakan penanaman pohon, Unit Kantin Kejujuran

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman Optimalisasi program 7-K, Penilaian mingguan kebersihan, Classmeeting, O2SN/FLSN, Ekstra , Jumat sehat dan bersih

Penguasaan pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi Konseling belajar, Bimbingan Belajar,

Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun Pengiriman Duta Kesehatan dan Duta Wisata, Lomba Pidato, Pelatihan Protokol, Dai Cilik, Lomba Sinopsis, lomba baca puisi

Melaksanakan ajaran agama dan akhlak mulia Pembiasaan shalat jamaah dhuhur, shalat Jumat, dan Ekstra Kerohanian Islam, Maulid Nabi Muhammad, Isro' Mi'roj, Pondok Ramadhan, Tarawih dan Tadarus, Nuzulul Quran, Idhul Adha, Ekstra Baca Tulis Quran,

Mempertahankan kepemilikan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik setelah belajar akhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianutnya Melaksanakan Pembiasaan shalat jamaah dhuhur, shalat Jumat, dan Ekstra Kerohanian Islam, Maulid Nabi Muhammad, Isro' Mi'roj, Pondok Ramadhan, Tarawih dan Tadarus, Nuzulul Quran, Idhul Adha, Ekstra Baca Tulis Quran,

Penambahan jumlah siswa yang mentaati aturan sekolah dan norma sosial Penegakan Tata Tertib sekolah dan peraturan Akademik

Memberikan pengalaman belajar iptek secara efektif. Lomba Kompetensi Siswa, Calistung, Lomba Karya Tulis, Lomba Mading

Mengenali dan menganalisis gejala alam dan sosial. Orientasi Sekolah, Bakti sosial

Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Ekstra Tari, Musik, Teater, OSN,O2SN, FLSN

Mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat Ekstra Bola Voli,UKS, Gerakan Jumat sehat, Lomba Duta Kesehatan

Merawat tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba Penyuluhan Narkoba, miras dan Rokok, Duta Kesehatan

STANDAR ISI Merevisi cakupan Muatan Kurikulum dalam Pemenuhan Standar Isi Workshop pengembangan kurikulum

Merevisi materi ajar sesuai dengan SKL (membentuk karakter, mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan komunikatif, mengembangkan budaya dan kemampuan belajar) Workshop pengembangan bahan ajar

Meningkatkan materi ajar yang relevan dengan kebutuhan workshop penyusunan materi ajar

Menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan bidang kurikulum Workshop penyusunan kurikulum

Menyesuaikan jam belajar sesuai dengan SNP tambahan jam pelajaran

STANDAR PROSES Meningkatkan kepemilikan RPP untuk setiap mata pelajaran Workshop/Pendampingan penyusunan RPP

Mempertahankan pemenuhan persyaratan proses pelaksanaan pembelajaran workshop metode pembelajaran, pembuatan media pembelajaran/alat peraga

Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran bermutu di sekolah workshop pembuatan administrasi pembelajaran

Meningkatkan PBM dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun Penerapan pendidikan karakter disekolah

Memberikan kesempatan kepada warga sekolah, untuk mudah mengakses informasi dalam PBM. Pembuatan web site sekolah, Blog,E-mail, Twiter/facebook, Mengikuti program komunitas provider

Meningkatkan budaya dan lingkungan sekolah kondusuf untuk pembelajaran Pembiasaan diri berperilaku disiplin, jujur dan tanggap (Tiga pilar karakter)

Meningkatkan Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM Seminar, bimbingan intensif

Meningkatkan suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif) Menyusun jadwal pelajaran, pengadaan buku pelajaran

Meningkatkan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan Evaluasi (persiapan, proses, penilaian) Supervisi kelas, penilaian portofolio

Meningkatkan program tindak lanjut Pelatihan guru, Pembuatan PTK, Workshop

STANDAR PENILAIAN Meningkatkan penilaian yang dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk efisiensi PBM workshop penyusunan program penilaian

Meningkatkan kesesuaian instrumen penilaian dengan kompetensi dan proses pembelajaran yang di ukur workshop penyusunan program penilaian

Meningkatkan Evaluasi yang dilakukan berdasarkan penjaminan mutu workshop penjaminan mutu

Meningkatkan jumlah Guru yang menganalisis hasil penilaian utk perbaikan PBM Pelatihan, kegiatan KKG

Melakukan penilaian dengan menerapkan aspek keadilan, transparansi dan akuntabilitas evaluasi/penilaian, melakukan analisis

STANDAR PTK Memenuhi jumlah guru Mutasi dari sekolah lain

Memiliki guru yang kualifikasi & sertifikat sesuai SNP Pelatihan/diklat pengembangan profesi dan kompetensi guru

Memiliki guru mengajar sesuai bidang studinya Pelatihan/Diklat alih fungsi

Meningkatkan jumlah guru yang bekerja secara efektif dan efisien dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu KKG, pelatihan

Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam bidangnya Sertifikasi guru, pelatihan

Meningkatkan kedisiplinan guru dalam mengajar Pengisian daftar hadir, pembinaan dari Kepala Sekolah

Meningkatkkan kualitas guru yang dapat dijadikan teladan oleh siswa Pelatihan, workshop, pemberian motivasi

Meningkatan kompetensi PTK dalam rangka memenuhi kebutuhan sekolah Pelatihan, workshop

Memenuhi Jumlah tenaga kependidikan mencukupi kebutuhan Mutasi dari sekolah lain

Peningkatan kompetansi Kepala Sekolah Diklat, kKKS, Rapat Koordinasi, Bintek

Meningkatkan kepemimpinan sekolah dan mampu menerapkan cirri-ciri kepemimpinan yang efektif. Pelatihan kepemimpinan sekolah

Meningkatkan jumlah tenaga kependidikan yang bekerja secara efektif dan efisien dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu workshop kependidikan, diklat, peningkatan pendidikan

Meningkatkan jumlah tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya Pelatihan, workshop, seminar

Meningkatan kompetensi PTK yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan sekolah Pelatihan, workshop

STANDAR PENGELOLAAN Memiliki rumusan visi dan misi yang dipahami oleh semua komponen sekolah Sosialisasi

Memiliki dokumen perencanaan yang berkualitas, mencakup peningkatan PBM, tenaga kependidikan, dan sarpras; yang dijalankan secara konsisten Membuat dokumen, workshop, pembimbingan

Melibatkan semua komponen sekolah dalam pelaksanaan program sekolah yang dimuat dalam perencanaan membuat program kerja, sosialisasi, menyusun jadual

Meningkatkan pelaksanaan perencanaan evaluasi sekolah berdasarkan capaian indikator Membuat program kerja, RKS, RKAS

Meningkatkan pelaksanaan perencanaan evaluasi sekolah berdasarkan capaian indikator Membuat program kerja, RKS, RKAS

Meningkatkan dan melaksanakan pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk peningkatan mutu sekolah Membuat program kerja, RKS, RKAS, Rencana Anggaran

Meningkatkan kontribusi komite terhadap peningkatan mutu sekolah Rapat Koordinasi dengan komite, menyusun program kerja bersama

STANDAR SARANA DAN PRASARANA Memenuhi rasio ruangan memadai Identifikasi kebutuhan, mengatur ruang

Meningkatkan sarana dan prasarana yang cukup dan sesuai Pengadaan sarana prasarana

Meningkatkan sarana dan prasarana digunakan secara efisien dan efektif untuk pelaksanaan PBM yang berkualitas Penyediaan media pembelajaran

Meningkatkan perawatan sarana prasarana secara teratur Mengoptimalkan tenaga, pengaturan tenaga kebersihan

STANDAR PEMBIAYAAN Mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam rapat penetapan besaran pembiyaan yang harus ditanggung oleh Orang tua murid Rapat pleno komite Dalam menentukan rencana anggaran dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi orang tua siswa

Melaksanakan Pembiayaan untuk PTK, sarpras, dan pengelolaan dilakukan secara proporsional Pemberian Honorarium PTT, GTT, pengadaan sarana prasarana

Meningkatkan pembiayaan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan mutu sekolah dan PBM yang berkualitas Pengguaan dana BOS sesuai dengan atuan yang ada

Melakukan penggunaan dan pelaporan pendanaan dilakukan secara akuntabel pelatihan penyusunan laporan keuangan

3. Rencana Tindak Kepengawasan di Sekolah Binaana. TujuanMeningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yang Produktif, aktif, kreatif dan Inovatifb. Indikator KeberhasilanGuru mampu menyusun RPP yang Produktif, aktif, kreatif dan Inovatif (PAKI)c. Program kegiatan OJLPendampingan Penyusunan RPP d. Skenario Kegiatan1) Persiapan a) Menyusun Jadwal Pendampingan Penyusunan RPPb) Menyediakan tempat dan sarana pelatihanc) Sosialisasi programd) Menyediakan narasumber laine) Menyusumn Instrumen Monitoring dan Evaluasi kegiatan2) Pelaksanaana) Melaksanakan Pendampinganb) Melakukan observasi pelaksanaan kegiatanc) Mengidentifikasi temuan dalam Pendampingand) Melakukan analisis Hasil Diskusi penyusunan RPPe) Mendeskripsikan hasil temuan

B. Kerangka PemikiranBerdasarkan analisi konteks dan paparan di atas maka dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut :1. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu Pengawas yang profesional dengan tugas pokok dan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan profesionalisme guru dan kepala sekolah.2. Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan terhadap guru dan kepala sekolah, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) standar nasional pendidikan, penilaian kinerja guru dan kepala sekolah, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.3. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan atau pengawas pendidikan, baik pengawasan akademik maupun maupun pengawasan manajerial. Berkaitan dengan sasaran pengawasan akademik, pengawas sekolah bertugas membantu dan membina guru meningkatkan profesionalismenya agar dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil belajar siswa. 4. Salah satu peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan adalah meningkatkan kualitas guru melalui bantuan, bimbingan atau pelatihan dalam menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu kegiatan peningkatan kemampuan guru adalah memberikan bantuan kepada guru dalam menyusun RPP melalui model pendampingan.

C. Implementasi RTK di Sekolah BinaanProses pembelajaran dirancang agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada Standar Isi.Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar (guru kelas). Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok di Kelompok Kerja Guru (KKG). Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui KKG antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.RPP disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Berdasarklan hasil Analisis terhadap EDS sekolah SDN Rangkapanjaya maka calon menyusun Jadwal Pelaksanaan Pendampingan di SD Negeri Rangkapanjaya sebagai berikut :Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan guru Dalam Menyusun RPP melalui PendampinganNoWaktu PelaksanaanUraian kegiatanPelaksanan

Rabu, 29 Oktober 2014

108.00 08.30PembukaanPanitia

208.30 09.00Pengarahan dari Pengawas sebagai refleksi dari kemampuan guru dalam menyusun RPPPengawas

309.00 09.20Informasi tentang PendampinganPanitia

409.20 09.40Istirahat

509.40 11.30Pelaksanaan Penyusunan RPP PendampinganFasilitator

611.30 -12.00Penyampaian Hasil KegiatanFasilitator

1. Pelaksanaan RTK Ia. Pelaksanaan KegiatanPeningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui Pendampingan merupakan suatu strategi meningkatkan pemahaman guru terhadap penyusunan RPP yang berkualitas.Pada tahap persiapan. Calon membuat rencana tindakan dalam bentuk pendampingan dan membuat instrumen terkait aspek perencanaan pelaksanaan pembelajaran, kemudian menyiapkan lembar observasi dan angket responden guru terkait pelaksanaan penyusunan RPP dengan pendampingan.Kegiatan pendampingan dihadiri oleh 20 orang guru yang diharapkan aktif dan mampu meningkatkan kompetensi dalam penyusunan RPP.1) PelaksanaanPada tahap pelaksanaan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran melalui Pendampingan. Calon Pengawas melakukan pembinaan secara umum kepada guru-guru untuk melakukan refleksi hasil supervisi semester yang lalu tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya calon pengawas memberikan informasi penyusunan RPP melalui pendampingan, dilanjutkan masih-masing kelas memnetuk kelompok sehinga terbentuk enam kelompok.Selama Pendampingan berlangsung, calon pengawas melakukan observasi terhadap penyelenggaraan dan mengidentifikasi temuan dalam kegiatan pendampingan dan melakukan analisis hasil diskusi penyusunan RPP untuk dideskrisikan.b. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KegiatanDalam rangka meningkatkan penyusunan RPP Pendampingan dipantau oleh calon dan mentor dengan harapan diperoleh temuan dan mampu dideskripsikan sebagai langkah perbaikan untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.c. Refleksi Hasil KegiatanPada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi. Dengan refleksi ini dimaksudkan agar calon dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan pembelajaran. Selain itu juga untuk mengetahui kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Pada kegiatan ini refleksi yang dilakukan meliputi (a) kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan, (b) penguasaan guru dalam materi pembelajaran, (c) kemampuan guru dalam mengelola kelas, (d) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, (e) kesesuaian tindakan guru dengan format supervisi, (f) tindak lanjut guru dan observer.Berdasarkan hasil Observasi pelaksanaan pendampingan diperoleh hasil dari 26 guru yang mengikuti kegiatan telah memahami Penyusunan RPP yang baik sebanyak 22 orang atau setara dengan 84,62%. Sisanya sebanyak 4 orang guru belum mampu meningkatkan kompetensinya dalam penyusunan RPP atau setara dengan 15,27%. Di bawah ini disajikan grafik hasil pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :Tabel 3.5. Rekapitulasi Kemampuan Guru Menyusun RPPNoUraian KompetensiFrekuensi%

1Mampu Menyusun RPP yang aktif, kreatif, efektif dan inovatif2284,62%

2Belum mampu menyusun RPP yang aktif, kreatif, efektif dan inovatif415,27%

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 3.1. Grafik Kemampuan Guru Menyusun RPPDari diagram di atas dapat dinyatakan bahwa guru yang mampu menyusun RPP sebanyak 15 orang atau 75% sedangkan guru yang belum mampu menyusun RPP sebanyak 5 orang atau 25%.2. Pelaksanaan RTK 2Setelah dilaksanakan Rencana Tindak Kepengawasan 1 diperoleh hasil bahwa masih terdapat beberapa guru yang belum mampu menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran secara ideal. Maka calon menyusun Rencana Tindak Kepengawasan 2.Setelah melakukan konsultasi dengan pengawas mentor dan berdiskusi bersama para guru. Maka disepakati bahwa 5 orang guru tersebut akan memperoleh bantuan layanan pendampingan. Adapun waktu yang dsepakati pada hari Sabtu, tanggal 1 November 2014.Pada tahap persiapan calon menyiapkan rencana kegiatan dan menyusun materi pendampingan serta menyiapkan instrumen observasi bagi para guru.a. Pelaksanaan Kegiatan Sebagaimana kesepakatan waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan yang direncanakan pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014, maka calon memberikan layanan bantuan pendampingan kepada enam guru yang belum mampu Menyusun RPP yang aktif, kreatif, efektif dan inovatif.Adapun tugas yang diberikan kepada guru yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok, tiap kelompok.b. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KegiatanSetelah melalui pendampingan kepada 4 orang guru diperoleh hasil bahwa kesemua guru telah mampu menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran.Dari kegiatan pendampingan yang dilakukan diperoleh hasil yang signifikan bahwa para guru di SD Binaan calon telah mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.c. Refleksi Hasil KegiatanBerdasarkan kegiatan RTK 2 yang telah dilakukan calon diperoleh hasil kegiatan bahwa sesungguhnya guru mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang baik apabila diberikan kesempatan dan diberikan bantuan layanan dalam menghadapi kesulitan yang ditemukan.3. Rancangan Tindakan Kepengawasan (RTK Revisi Terbaik)Dari hasil kegiatan RTK 1 dan RTK 2 di atas, calon memilih Rancangan Tindak Kepengawasan terbaik dalam bentuk program pendampingan individual.Berdasarkan kedua siklus di atas maka calon menyusun Rancangan Tindakan Kepengawasan Revisi Terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan guru di sekolah.Di bawah ini disajikan Rancangan Tindak Kepengawasan secara sederhana sebagai berikut :a. Tujuan1) Meningkatkan kemampuan guru dalam dalam Menyusun RPP yang aktif, kreatif, efektif dan inovatifb. Indikator Keberhasilan1. Guru mampu menyusun RPP yang Produktif, aktif, kreatif dan Inovatif (PAKI)c. Program Kegiatan OJLPendampingan Individu dalam menyusun RPP yang Produktif, aktif, kreatif dan Inovatif (PAKI) melalui Pendampingan.d. Skenario Kegiatan1. Persiapana. Mengadakan koordinasi untuk menyampaikan tujuan kegiatanb. Mengalokasikan dana kegiatanc. Menyusun jadwal pelaksanaand. Mempersiapkan tempat pelaksanaane. Penunjukan nara sumberf. Menyiapkan sumber belajarg. Membuat instrumen observasi2. Pelaksanaana. Mendatangkan nara sumberb. Pemaparan materic. Penugasan secara Individud. Presentasi hasil kerja individu3. Monitoring dan Evaluasi4. Tindak Lanjuta) Melakukan Peer Teaching pasca pendampingan individu

BAB IVTUGAS MANDIRIA. Pengembangan Perangkat Pembelajaran1. Rencana Pelaksanaan PembelajaranPerangkat pembelajaran yang harus disusun oleh calon antara lain Silabus, RPP, bahan ajar dan penialaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Permen 81 A). RPP dibuat untuk satu hari tatap muka. RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar (guru kelas). Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok di Kelompok Kerja Guru (KKG). Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui KKG antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Oleh karena itu sebagai calon pengawas harus menguasai seluruh komponen perangkat pembelajaran dalam upaya membantu memberikan layanan kepada para guru. RPP disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

a. Komponen RPPAdapun Komponen RPP meliputi : 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) Kelas/semester; 3)Tema; 4) Sub Tema; 5) Pembelajaran ke- 6) Alokasi Waktu; 7) Kompetensi Inti; 8) Kompetensi dasar; 9) Tujuan Pembelajaran; 10) Materi Pelajaran; 11) Metode Pembelajaran; 12) Media, alat dan sumber pelajaran; 13) Langkah-Langkah Pembelajaran dan 14) Penilaian.b. Prinsip Penyusunan RPPBerbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.2) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.3) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.4) Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.5) Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.6) Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.7) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.8) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.9) Keterkaitan dan keterpaduan.10) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.11) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.12) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.c. Proses Penyusunan RPPPenyusunan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam kelompok kerja guru (KKG) di gugus sekolah, dibawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar (SD) menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Penyusunan RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan RPP Tematik.RPP tematik dalam implementasi Kurikulum 2013 merupakan rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema dengan tahapan sebagai berikut:1) Mengkaji Silabus TematikSecara umum, untuk setiap pembelajaran pada setiap silabus terdapat 4 kompetensi dasar (KD) sesuai dengan aspek kompetensi inti (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.2) Mengkaji Buku Guru 3) Mengkaji Buku Siswa4) Menjabarkan bentuk penilaian5) Menentukan alokasi waktu6) Menentukan sumber belajar2. Bahan AjarBahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah bahan ajar yang terdapat dalam buku-buku yang sudah dimiliki sekolah dan dilengkapi dengan LKS (Lembar Kerja Siswa).3. PenilaianPenilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data tentang kegiatan yang dilakukan peserta didik secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas sehingga penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses, baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian adalah sebagai berikut:a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian KD-KD pada KI-3 dan KI-4.b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.c. Sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses, misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil observasi lapangan.Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Belajar Tuntas; b) otentik; c) berkesinambungan; d) menggunakan teknik penilaian yang bervariasi; e) berdasarkan acuan kriteria.Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Di bawah ini disajikan bentuk bentuk penilaian otentik di SD dalam kurikulum 2013 sebagai berikut :

Gambar 3.3. Bagan Penilaian Otentik Kurikulum 2013

B. Supervisi Pembelajaran Guru di Sekolah BinaanKetrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru.Calon pengawas menyadari bahwa tugas pengawas cukup berat, dan ketrampilan yang dibutuhkan cukup kompleks. Bidang pengawasan instruksional dihadapkan pada kebutuhan yang amat penting dalam membantu guru agar dapat berkembang dengan pesat dalam pengelolaan kelas. Kompleksitas sekolah memaksa begitu banyak cara harus disiapkan guru dalam proses pembelajaran.Oleh karena itu Calon Pengawas melaksanakan supervisi pembelajaran kepada dua orang guru di SD Binaan yaitu SD Negeri Rangkapanjaya yaitu Ibu Sumiyati Guru Kelas I dan Maspupah, S.Pd.SD Guru kelas II.Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi akademik yang dilakukan calon menggunakan pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi.Adapun tahap-tahap yang dilakukan melipui Pra-observasi, Observasi, dan Pascaobsevasi.1. Pra-observasi (Pertemuan awal)a. Menciptakan suasana akrab dengan gurub. Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatanc. Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan2. Observasi (Pengamatan pembelajaran)a. Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakatib. Menggunakan instrumen observasi dan catatan(fieldnotes)c. Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswad. Tidak mengganggu proses pembelajaran3. Pasca-observasi (Pertemuan balikan)a. Dilaksanakan segera setelah observasib. Menanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsungc. Menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnyad. Diskusi secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak) Memberikan penguatan terhadap penampilan guru. Calon berusaha menghindari kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya.e. Memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannyaf. Langkah selanjutnya menenrukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.Adapun Jadwal Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran yang dilakukan kepada dua orang guru di SD Rangkapanjayatertuang dalam tabel di bawah ini :Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Supervisi PembelajaranNoWaktu PelaksanaanNama GuruTuga MengajarMata PelajaranTahap Kegiatan

(1)(2)(3)(4)(5)(6)

1Selasa, 4 November 2014Sumiyati, M.Pd.Kelas IIMatematikaPra Observasi

Rabu, 5 November 2014Observasi Pasca Observasi

2Kamis, 6 November 2014Maspupah, S.Pd.SDGuru kelas IBahasa IndonesiaPra Observasi

Jumat 7 November 2014Observasi Pasca Observasi

Setelah dilakukan pelaksanaan pembelajaran terhadp dua orang guru SD Negeri Rangkapanjayadengan menggunakan instrumen Pra Observasi, Observasi dan Pasca observasidiperoleh hasil sebagai berikut :NoNama GuruAspek PenilaianJumlahRata-rataKategori

PerencanaanPelaksanaan

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)

1Sumiyati, M.Pd.86,1885,80171,7885,89Baik

2Maspupah, S.Pd.SD84,8786.80171,6785,83Baik

C. Pengembangan Model Penilaian di Sekolah BinaanPengawasan adalah proses atau kegiatan melihat dengan cermat apakah pelaksanaan program (yang terjadi) dalam sebuah organisasi/lembaga/ proyek sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Pengawasan terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) menetapkan suatu kriteria atau standar, (2) mengu-kur/menilai kinerja (performance) yang sedang atau sudah dilakukan, (3) membandingkan kinerja dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar dengan tindakan pembetulan.Sehubungan dengan hal tersebut di atas Pengawas diharapkan mampu menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. Dalam hal ini terdapat kompetensi yang harus dikuasai calon pengawas meliputi:1. Memahami jenis-jenis penyusunan instrumen2. Memahami prinsip-prinsip instrumen3. Memahami kriteria instrumen yang baik4. Menyusun berbagai model instrumen pengawasan bagi sekolah dan guruTerkait dengan model penilaian di sekolah binaan tidak terlepas dari kemampuan pengawas menyusun instrumen penialaian sebagai alat ukur untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Di bawah ini disajikan model penilaian yang disusun untuk mengetahui /menilai kemampuan guru dalam menyusun rencana penilaian sebagai evaluasi penilaian yang telah dilakukan guru.D. Pengkajian Program KepengawasanKegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai kuailifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya.Agar lebih menguasai tugas kepengawasan maka calon pengawas melakukan kajian terhadap Program Kepengawasan Dinas Pendidikan yang disusun oleh para Pengawas di Kota Depok.Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan akademik dan manajerial. Kepengawasan akademik dan manajerial tersebut tercakup dalam kegiatan (1) penyusunan program pengawasan; (2) pelaksanaan program pengawasan; (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; (4) membimbing dan melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah.Penyusunan program pengawasan difokuskan pada peningkatan pemenuhan standar nasional pendidikan. Pelaksanaan program pengawasan meliputi (1) melaksanakan pembinaan guru dan atau kepala sekolah, (2) memantau delapan standar nasional pendidikan, dan (3) melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah. Evaluasi hasil program pengawasan dimulai dari tingkat sekolah binaan dan tingkat kabupaten/kota dan tingkat propinsi untuk pengawas PLB.1. Kajian Program Kepengawasan ManajerialSupervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervise yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidik.Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap hasil pengawasan.

a. Pembinaan1) TujuanTujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP )2) Ruang Lingkupa) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).b) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan.c) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya.d) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah.e) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi:(1) Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah (2) Melakukanpendampingan dalammelaksanakan bimbingan konseling di sekolah(3) Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.b. PemantauanPelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah.c. Penilaian:Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan.2. Kajian Program Kepengawasan AkademikSupervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3)menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008).Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.a. Pembinaan:1) Tujuan:a) Meningkatkan pemahaman kemampuan guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensi guru, pemahaman KTSP).b) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar Isi. Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan butir soal)c) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).2) Ruang Lingkupa) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan.b) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbinganc) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.d) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajare) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajarf) Memberikan rekomendasi kepada gurumengenai tugas membimbing dan melatih peserta didik.g) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaranh) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.i) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.b. Pemantauan : Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian.c. Penilaian ( Kinerja Guru) :1) merencanakan pembelajaran;2) melaksanakan pembelajaran;3) menilai hasil pembelajaran;4) membimbing dan melatih peserta didik, dan5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.Berdasarkan hasil kajian program kepengawasan di atas maka dapat dideskripsikan sebagai berikut :a. Calon dapat mengetahui, sejauh mana urgensi dan kejelasan program kepengawasan yang telah dipilih tersebut.b. Diketahui kejelasan perumusan tujuan pengawasan (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil pengawasanc. Kejelasan dan keterukuran indikator serta kesesuaiannyadengan tujuan kepengawasand. Ketepatan pemilihan teknik kepengawasan dilihat dari kondisi sekolah binaan dan tujuan yang akan dicapai.e. Diketahui Keruntutan skenario pengawasan (langkah-langkah kegiatan pengawasan: awal, inti, dan akhir)f. Kerincian skenario pengawasan (setiap langkah tercermin deskripsi kegiatan dan alokasi waktu pada setiap tahap)g. Ketepatan penilaian dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.h. Kejelasan dan ketepatan rencana tindak lanjut.E. Penilaian Kinerja Guru di Sekolah BinaanGuru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja guru yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.Pelaksanaan penilaian kinerja guru dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya penilaian kinerja guru dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Selain hal tersebut penilaian kinerja guru juga untuk menunjukkan secara tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya. Penilaian Kinerja Guru dilaksanakan terhadap 2 orang guru di SD Binaan yaitu SD Negeri Rangkapanjaya dan SD Rangkapanjaya Baru, sebagaimana tabel di bawah ini :Tabel 4.1. Daftar peserta Penilaian Kinerja GuruNoNama GuruUnit KerjaMengajar KelasMata PelajaranWaktu Pelaksanaan

(1)(2)(3)(4)(5)(6)

1Sumiyati, M.Pd.SD RangkapanjayaIMatematikaSelasa, 8 Desember 2014

2Maspupah, S.Pd.SDSD RangkapanjayaIVBahasa IndonesiaRabu, 9 Desember 2014

3Komariah, S.Pd.SD Rangkapanjaya BaruIIMatematikaKamis, 10 Desember 2014

4Uun Unarsih, S.Pd.SD Rangkapanjaya BaruVBahasa IndonesiaKamis, 11 Desember 2014

Sistem penilaian kinerja guru adalah sebuah sistem penilaian kinerja berbasis bukti yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individu dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai guru profesional. Penilaian kinerja guru diharapkan berimplikasi positif terhadap perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru, juga harus berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Sistem ini merupakan bentuk penilaian yang sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pada dasarnya sistem penilaian kinerja guru bertujuan: 1. menentukan tingkat kompetensi seorang guru; 2. meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah; 3. menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru; 4. menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru; 5. menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya; 6. menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya. Di bawah ini disajikan hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan disekolah binaan dengan hasil sebagai berikut ;Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja GuruNoNama GuruAspek Penilaian Kinerja GuruJumlahRata-rataKategori

PerencanaanPelaksanaanPenilaian

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)

1Sumiyati, M.Pd.1225104783,93Baik

2Maspupah, S.Pd.SD1223104580,36Baik

3Komariah, S.Pd.122384376,79Baik

4Uun Unarsih, S.Pd.1223104580,36Baik

F. Proposal Penelitian Tindakan SekolahPenelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas dan disingkat dengan PTK, sedangkan bila dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat dengan sebutan PTS. Dalam makalah ini khusus akan dibicarakan tentang PTS.Tujuan utama PTS adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTS antara lain : (1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya; (2) meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah; (3) menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan.Ciri khusus dari PTS adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditunjukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis. Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan ynag sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan sekolah harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas.Di samping itu PTS, karena menggunakan kegiatan yang nyata di sekolah-sekolah, menuntut etika, antara lain : (a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan pendidikan yang berjalan di sekolah, (b) jangan menyita banyak waktu (dalam mengambil data dll). (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh pengawas sekolah, (d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan,dll).PTS adalah suatu penelitian tentang praktik kependidikan yang menyangkut pengawasan akademik dan pengawasan manajerial, melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut, yang dilakukan oleh pengawas itu sendiri (an inquiry on practice from within). Kegiatan penelitian oleh pengawas ini dipicu oleh permasalahan praktis yang riil terjadi dan dialami langsung (jadi, bersifat spesifik-kontekstual, practice driven), dan bagaimana masalah tersebut ditangani secara langsung pula (action driven). Hal ini mengisyaratkan bahwa pengawas committed dalam topoksinya, termasuk bersedia mengubah diri bila situasi menghendaki demikian. Jadi, pengawas secara terus-menerus mencermati praktiknya dan permasalahan yang timbul, serta aktif mencari alternatif-alternatif pengentasan masalah yang dihadapinya. Melalui PTS, pengawas akan terbiasa menghadapi tantangan dan bersedia membuka diri bagi pengalaman dan berbagai inovasi yang baru.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil kegiatan on the job learning (OJL) diklat calon Pengawas Kota Depok yang dilaksanakan di SD Negeri Rangkapanjaya dan SD Negeri Rangkapanjaya Baru Kecamatan Pancoranmas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan OJL dilaksanakan untuk :1. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik.2. Meningkatkan kompetensi guru secara langsung dalam menyusun perangkat pembelajaran.3. Meningkatkan kemampuan calon dalam mengembangkan perangkat penilaian yang memenuhi standar penilaian.4. Meningkatkan kemampuan mengkaji dokumen manajerial di sekolah berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional dan pedoman yang standar.5. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik melalui kunjungan belajar di SDN RangkapanjayaB. Saran-saran1. Bagi guru selayaknya kegiatan OJL yang dilakukan oleh para calon Pengawas dapat disambut dengan baik karena dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.2. Bagi kepala sekolah, pelaksanaan OJL yang dilakukan oleh calon Pengawas kiranya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama untuk mengetahui dan merefleksi segala kekurangan dan mampu meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.3. Bagi pemerintah khususnya UPT Pendidikan, Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah melakukan Rekrutmen Calon Pengawas dengan memperhatikan kompetensi dan kualifikasi serta prestasi para guru, kemudian proses tindak lanjut dari hasil rekrutmen, pendidikan dan pelatihan agar terus berkesinambungan dilakukan pembinaan dan penilaian kinerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran IRencana Tindak Kepengawasan (RTK) AKPK dan EDS

Lampiran IIEDS Sekolah Binaan

Lampiran IIIContoh Silabus, RPP dan Bahan Ajar

Lampiran IVInstrumen Supervisi Pembelajaran

Lampiran VContoh Model Penilaian

Lampiran VIContoh RKA

Lampiran VIIContoh RKM

Lampiran VIIInstrumen PKG

Lampiran IXProposal PTS

Lampiran XFoto Kegiatan On The Job Learning

Lampiran XIJadwal OJL