cedera otak ringan

14

Upload: oscar-pampiton

Post on 19-Nov-2015

180 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

cor

TRANSCRIPT

  • Cedera otak adalah proses patologis jaringan otak yang bukan bersifat degeneratif ataupun kongenital, melainkan akibat kekuatan mekanis dari luar, yang menyebabkan gangguan fisik, fungsi kognitif, dan psikososial. Gangguan ini dapat bersifat menetap atau sementara dan disertai hilangnya atau berubahnya tingkat kesadaran.

  • Dari seluruh kasus cedera kepala >80%nya adalah cedera kepala ringan

    Cedera kepala lebih banyak dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan

    Di Indonesia, neurotrauma masih merupakan masalah yang cukup serius. Dari data pasien cedera otak yang datang ke RSUD Dr. Soetomo sejak Januari 2002 hingga Desember 2006:Angka kematian pada semua tingkat keparahan cedera otak berkisar antara 6,171 % hingga 11,22 %.Berdasarkan tingkat keparahannya, mortalitas pasien cedera otak berat masih tinggi, berkisar antara 25,13% hingga 37,14%, dengan kecenderungan menurun.

  • GCSKlasifikasi13-15Cedera Otak Ringan9-12Cedera Otak Sedang3-8Cedera Otak Berat

  • 1. General precaution2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation3. Survey sekunder (pemeriksaan status general terdiri dari anamnesa dan pemeriksaan fisik seluruh organ)4. Pemeriksaan neurologis 5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya sesuai buku Pedoman

  • 1. Kehilangan kesadaran, amnesia2. Nyeri kepala menetap3. Gejala neurologis fokal4. Jejas pada kulit kepala5. Kecurigaan luka tembus6. Keluar cairan cerebrospinal atau darah dari hidung atau telinga7. Deformitas tulang kepala, yang terlihat atau teraba8. Kesulitan dalam penilaian klinis : mabuk, intoksikasi obat, epilepsi, pasien anak9. Pasien dengan GCS 15, tanpa keluhan dan gejala tetapi mempunyai resiko : benturan langsung atau jatuh pada permukaan yang keras, pasien usia > 50 tahun.

  • 1. GCS < 13 setelah resusitasi.2. Deteorisasi neurologis : penurunan GCS 2 poin atau lebih, hemiparesis, kejang.3. Nyeri kepala, muntah yang menetap4. Terdapat tanda fokal neurologis5. Terdapat tanda Fraktur, atau kecurigaan fraktur6. Trauma tembus, atau kecurigaan trauma tembus7. Evaluasi pasca operasi8. Pasien multitrauma ( trauma signifikan lebih dari 1 organ )9. Indikasi sosial

  • 1. Kebingungan atau riwayat pingsan / penurunan kesadaran 2. Keluhan dan gejala neurologik, termasuk nyeri kepala menetap dan muntah3. Kesulitan dalam penilaian klinis, misalnya pada alkohol, epilepsi4. Kondisi medik lain : gangguan koagulasi, diabetes mellitus5. Fraktur tengkorak6. CT scan kepala abnormal7. Tak ada yang dapat bertanggung jawab untuk observasi di luar rumah sakit8. Umur pasien diatas 50 tahun9. Anak-anak (usia < 18 tahun)10. Indikasi sosial

  • - Sadar dan orientasi baik, tidak pernah pingsan- Tidak ada gejala neurologis- Keluhan berkurang, muntah atau nyeri kepala hilang- Tak ada fraktur kepala atau basis kranii- Ada yang mengawasi di rumah- Tempat tinggal dalam kota

  • Lembar Pesanan saat Pulang Pasien cedera otak yang pulang diberi lembar peringatan.Harap segera dibawa ke IRD bila:- Muntah makin sering- Nyeri kepala atau vertigo memberat- Gelisah atau kesadaran menurun- Kejang- Kelumpuhan anggota gerak

  • - GCS < 8- GCS < 13 dg tanda TIK tinggi- GCS < 15 dengan lateralisasi- GCS < 15 dengan Hemodinamik tidak stabil.- Cedera otak dengan defisit neurologis progresif menurun belum indikasi operasi.- Pasien pasca operasi Kriteria pasien pindah dari ROI ke Ruang HCU / F1- Pasien cedera otak yang tidak memerlukan ventilator dan layak transport.- Telah dilakukan koordinasi dengan ruang HCU / F1

  • - Pasien dengan CT scan kepala abnormal yang belum indikasi operasi- Pasien Cedera Otak Ringan (COR) dan Cedera Otak Sedang (COS) yang tidak memenuhi kriteria masuk ROI dan memerlukan observasi ketat.