cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · web viewtujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu...

37
ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU KALAM KONTEMPORER (HASAN HANAFIDA & ISMAIL FARUQI) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam Dosen Pengampu : Cecep Hilman, S.Pd.I,. M.Pd Disusun oleh : Kelompok 9 Aldi Muklis Fasya Al Farisi Ilyas Moch. Fikri SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI TAHUN AJARAN 2018/2019 Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No.74 Kel. Cikondang

Upload: vudang

Post on 02-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU KALAM KONTEMPORER

(HASAN HANAFIDA & ISMAIL FARUQI)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu :

Cecep Hilman, S.Pd.I,. M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 9

Aldi Muklis

Fasya Al Farisi

Ilyas Moch. Fikri

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

TAHUN AJARAN 2018/2019

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No.74 Kel. Cikondang

Kec. Citamiang Kota Sukabumi Telp./Fax 0266-225465

www.staisukabumi.ac.id | e-mail : [email protected]

Page 2: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم الله الرSegala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sempurnalah segala

kebaikan, dialah pemilik segala anugerah dan keutaman, dia lah pemilik segala pujian yang baik nan indah tak seorangpun mampu menghitung pujian yang layak diberikan pada-Nya. Semoga Allah melimpahkan shalawatnya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya semua. Dan atas rahmat serta karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan lahiriyah dan batiniyah, sehingga kami dapat menyusun Makalah ini.

Tujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis (khususnya) dan pembaca umumnya, terutama mahasiswa/mahasiswi angkatan berikutnya sebagai pedoman penyusunan makalah.

Sukabumi, 03 Oktober 2018

Penulis

Page 3: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

a) Latar Belakang....................................................................................... 1

b) Rumusan Masalah................................................................................... 1

c) Tujuan Penulisan Makalah......................... ............................................ 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

A. Hasan Hanafi.......................................................................................... 2

1. Riwayat Singkat Hasan Hanafi....................................................... 2

2. Pemikiran Kalam Hasan Hanafi..................................................... 2

a. Kritik terhadap teologi Tradisional...................................... 2

b. Rekontruksi Teologi............................................................. 4

B. Ismail Faruqi......................................................................................... 6

1. Riwayat Singkat Ismail Faruqi...................................................... 6

2. Pemikiran Kalam Ismail Faruqi..................................................... 7

a. Tauhid Sebagai inti pengalaman agama............................... 7

b. Tauhid sebagai pandangan dunia......................................... 7

c. Tauhid Sebagai intisari Islam............................................... 7

d. Tauhid sebagai prinsip sejarah............................................. 7

e. Tauhid sebagai prinsip pengetahuan.................................... 8

Page 4: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

f. Tauhid sebagai prinsip metafisika........................................ 8

g. Tauhid sebagai prinsip etika ............................................... 8

h. Tauhid sebagai prinsip tata sosial ....................................... 9

i. Tauhid sebagai prinsip ummah ........................................... 9

j. Tauhid sebagai prinsip keluarga............................................ 9

k. Tauhid sebagai prinsip tata politik....................................... 10

l. Tauhid sebagai prinsip tata ekonomi.................................... 10

m. Tauhid sebagai prinsip estetika............................................. 10

C. Aliran-aliran Dalam Ilmu Kalam ................................................... 11

1. Aliran Khawarij...... .............................................................. 11

2. Aliran Murji’ah..................................................................... 12

3. Aliran Syi’ah......................................................................... 12

4. Aliran Qadariyah................................................................... 13

5. Aliran Jabariyah.................................................................... 14

6. Aliran Mu’tazilah.................................................................. 15

7. Ahlussunah Wal-Jama’ah..................................................... 16

BAB III SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 17

a) Simpulan........................................................................................... 17

b) Saran................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18

Page 5: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Ilmu kalam sangatlah penting untuk diketahui oleh seorang muslim

yang mana pembahasan dalam ilmu kalam ini adalah pembahasan tentang

aqidah dalam Islam yang merupakan inti dasar agama, karena persolaan

aqidah Islam ini memiliki konsekwensi yang berpengaruh pada keyakinan

yang berkaitan dengan bagaimana seseorang harus menginterpretasikan

tuhan itu sebagai sembahannya hingga terhindar dari jurang kesesatan dan

dosa yang tak terampunkan (syirik).

Memang, Pembahasan pokok dalam Agama Islam adalah aqidah,

namun dalam kenyataanya masalah pertama yang muncul di kalangan

umat Islam bukanlah masalah teologi, melainkan persolaan di bidang

politik,  hal ini di dasari dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa,

titik awal munculnya persolan pertama ini di tandai dengan lahirnya

kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang telah terpecah yang

kesemuanya itu diawali dengan persoalan politik yang kemudian

memunculkan kelompok-kelompok dengan berbagai Aliran teologi dan

berbagai pendapat-pendapat yang berbeda-beda.

b)   Rumusan Masalah

a. Ilmu Kalam Kontemporer Menurut Pemikiran Hasan Hanafi

b. Ilmu Kalam Kontemporer Menurut Pemikiran Ismail Faruqi

c. Apa saja aliran-aliran dalam ilmu kalam?

c)   Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk Mengetahuui Pengertian Ilmu Kalam menurut Hasan Hanafi

2. Untuk Mengetahui Pengertian Ilmu Kalam menurut Ismail Faruqi

3. Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran dalam ilmu kalam.

Page 6: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hasan Hanafi

1. Riwayat Singkat Hasan Hanafi

Hasan Hanafi dilahirkan pada 13 Februari tahun 1935, di Kairo.

Pendidikannya diawali pada tahun 1948 dengan menamatkan

pendidikan tingkat dasar, dan melanjutkan studinya di Madrasah

Tsanawiyah Khalill Agha, Kairo yang diselesaikannya selama empat

tahun. Hasan Hanafi adalah pengikut Ikhwanul Muslimin ketika dia

aktif kuliah di Universitas Kairo. Hanafi tertarik juga untuk

mempelajari pemikiran Sayyid Qutb tentang keadilan sosial dalam

Islam. Ia berkonsentrasi untuk mendalami pemikiran agama, revolusi,

dan perubahan social.

Dari sekian banyak tulisan dan karyanya yaitu: Kiri Islam (Al-Yasar

Al-Islami) merupakan salah satu puncak sublimasi pemikirannya

semenjak revolusi 1952. Kiri Islam, meskipun baru memuat tema-tema

pokok dari proyek besar Hanafi, karya ini telah memformulasikan satu

kecenderungan pemikiran yang ideal tentang bagaimana seharusnya

sumbangan agama bagi kesejahteraan umat manusia.

2. Pemikiran Kalam Hasan Hanafi

a. Kritik terhadap teologi Tradisional

Dalam gagasannya tentang rekobstruksi teologi tradisional,

Hanafi menegaskan perlunya mengubah orientasi perangkat

konseptual kepercayaan (teologi) sesuai dengan perubahan konteks

politik yang terjadi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa

teologi tradisonal lahir dalam konteks sejarah ketika inti keislaman

yang bertujuan untuk memelihara kemurniannya. Hal ini berbeda

dengan kenyataan sekarang bahwa Islam mengalami kekalahan

Page 7: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

akibat kolonialisasi sehingga perubahan kerangka konseptal lama

pada masa-masa permulaan yang berasal dari kebudayaan klasik

menuju kerangka konseptual yang baru yang berasal dari

kebudayaan modern harus dilakukan.

Hanafi memandang bahwa teologi bukanlah pemikiran

murni yang hadir dalam kehampaan kesejarahan, melainkan

merefleksikan konflik sosial politik. Sehingga kritik teologi

memang merupakan tindakan yang sah dan dibenarkan karena

sebagai produk pemikiran manusia yang terbuka untuk dikritik.

Hal ini sesuai dengan pendefenisian beliaun tentang definisi teologi

itu sendiri. Menurutnya teologi bukanlah ilmu tentang Tuhan,

karena Tuhan tidak tunduk pada ilmu. Tuhan mengungkaplan diri

dalam Sabda-Nya yang berupa wahyu.

Teologi demikian, lanjut Hanafi, bukanlah ilmu tentang Tuhan,

karena Tuhan tidak tunduk kepada ilmu. Tuhan mengungkapkan

diri dalam sabda-Nya yang berupa wahyu. Ilmu Kalam adalah

tafsir yaitu ilmu hermeneutic yang mempelajari analisis percakapan

(discourse analysis), bukan saja dari segi bentuk-bentuk murni

ucapan, melainkan juga dari segi konteksnya, yakni pengertian

yang merujuk kepada dunia. Adapun wahyu sebagai manifestasi

kemauan Tuhan, yakni sabda yang dikirim kepada manusia

mempunyai muatan-muatan kemanusiaan.

Hanafi ingin meletakkan teologi Islam tradisional pada

tempat yang sebenarnya, yakni bukan pada ilmu ketuhanan yang

suci, yang tidak boleh dipersoalkan lagi dan harus diterima begitu

saja secara taken for Granted. Ia adalah ilmu kemanusiaan yang

tetap terbuka untuk diaadakan verifikasi dan falsafikasi, baik secara

historis maupun eiditis.

Menurut Hasan Hanafi, teologi tradisional tidak dapat

menjadi sebuah pandangan yang benar-benar hidup dan memberi

motivasi tindakan dalam kehidupan kongkret umat manusia hal ini

Page 8: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

disebabkan oleh sikap para penyusun teologi yang tidak

mengaitkannya dengan kesadaran murni dan nilai-nilai perbuatan

manusia. Sehingga menimbulkan keterpercahan antara keimanan

teoritik dengan amal praktiknya di kalangan umat.

Secara historis, teologi yang telah menyingkap adanya benturan

berbagai kepentingan dan ia sarat dengan konflik social-politik.

Teologi telah gagal pada dua tingkat: Pertama, pada tingkat

teoritis, kedua, pada tingkat praxis, yaitu gagal karena hanya

menciptakan apatisme dan negativism.

b. Rekontruksi Teologi

Melihat sisi-sisi kelemahan teologi tradisional, Hanafi lalu

mengajukan saran rekontruksi teologi. Menurutnya, adalah mungkin untuk

memfungsikan teologi menjadi ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi masa kini,

yaitu dengan melakukan rekontruksi dan revisi, serta nenbangun kembali

epistemologi lama yang rancu dan palsu menuju epiatemologi baru yag

sahih dan lebih signifikan. Tujuan rekontruksi teologi Hanafi adalah

menjadikan teologi tidak sekedar dogma-dogma keagamaan yang kosong,

melainkan menjelma sebagai ilmu tentang pejuang social, yang

menjadikan keimanan-keimanan tradisonal memiliki fungsi secara actual

sebagai landasan etik dan motivasi manusia.

Sistem kepercayaan sesungguhnya mengekpresikan bangunan

sosial tertentu. Sistem kepercayaan menjadikan gerakan social sebagai

gerakan bagi kepentingan mayoritas yang diam (al-aglabiyah as-sfimitah:

the majority) sehingga system kepercayaan memiliki fungsi visi. Karena

memiliki fungsi revolusi, tujuan final rekonstruksi teologi tradisionla

adalah revolusi sosial. Menilai revolusi dengan agama dimasa sekarang

sama halnya dengan mengaitkan filsafat dengan syariat di masa lalu,

ketika filsafat menjadi zaman saat itu.

Sebagai konsekuensi atas pemikirannya yang menyatakan bahwa para

ulama tradisional telah gagal dalam menyusun teologi yang modern, maka

Page 9: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

Hanafi mengajukan saran rekontruksi teologi. Adapaun langkah untuk

melakukan rekonstruksi teologi sekurang-kurangnya dilatarbelakangi oleh

tiga hal yaitu:

1)  Kebutuhan akan adanya sebuah ideologi yang jelas di tengah

pertarungan global anatar berbagai  ideologi.

2)  Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya, tetapi

juga terletak pada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan

ideologi gerakan dalam sejarah. Salah satu kepentingan teologi ini adalah

memecahkan problem pendudukan tanah di Negara-negara muslim.

3) Keperingan teologi yang bersifat praktis  (amaliyah fi’liyah) yang

secara nyata diwujudkan dalam realisasi tauhid dalam dunia Islam. Hanafi

menghendaki adanya ‘teologi dunia’ yaitu teologi baru yang dapat

mempersatukan umat Islam di bawah satu orde.

Menurut Hanafi, rekontruksi teologi merupakan salah satu cara

yang mesti ditempuh jika mengharapkan agar teologi dapat memberikan

sumbangan yang kongkret dagi sejarah kemanusiaan. Kepentingan

rekontruksi itu pertama-tama untuk mentranformasikan teologgi menuju

antropologi, menjadikan teologi sebagai wacana tenntang kemanusiaan,

baik secara eksistensi, kognitif, maupun kesejarahan.

Selanjutnya Hanafi menawarkan dua hal untuk memperoleh

kesempurnaan teori ilmu dalam teologi Islam yaitu:

1)      Analisis bahasa. Bahasa serta istilah-istilah dalam teologi tradisonal

adalah warisan nenek moyang di bawah teologi, yang merupakan bahasa

khas yang seolah-olah menjadi ketentuan sejak dulu. Teologi tradisonal

memiliki istilah-istilah khas seperti Allah, iman, akhirat. Menurut Hanafi,

semua ini sebenarnya menyingkapkan sifat-sifat dan metode keilmuan, ada

yang empirik-rasional seperti iman, amal, dan imamah, dan ada yang

historis seperti nubuwah serta ada pula yang metafisik seperti Allah dan

akhirat.

2)      Analisis realitas. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui latar

belakang historis-sosiologis munculnya teologi di masa lalu,

Page 10: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

mendiskripsikan pengaruh-pengaruh nyata teologi bagi kehidupan

masyarakat. Dan bagaimana ia mempunyai kekuatan mengarahkan

terhadap prilaku para pendukungnya. Analsis realitas ini berguna untuk

menentukan stressing kea rah mana teologi kontemporer harus

diorientasikan.

B. Ismail Faruqi

1. Riwayat Singkat Ismail Faruqi

Ismail Raji al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina pada tanggal 1 Januari

1921. Pendidikan dasarnya dimulai dari madrasah, dan pendidikan

menengahnya di Colleges des Freres, dengan bahasa pengantar

Perancis. Kemudian pada tahun 1941 lulus dari American University

of Beirut. Ismail lalu bekerja untuk pemerintah Inggris di Palestina.

Pada tahun 1945, dia dipilih sebagai Gubernur Galilea. Tapi, setelah

Israel mencaplok Palestina, ia pindah ke Amerika Serikat pada tahun

1949. Di Amerika, ia melanjutkan pendidikan Master dalam bidang

filsafat di University of Indiana dan University of Harvard. Dia

melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar doktor filsafat di

University of Indiana dan di Al-Azhar University pada tahun 1952.

Dia kemudian mengajar beberapa universitas diseluruh dunia

diantaranya universitas di Kanada, Pakistan dan Amerika Serikat. Pada

tahun 1968, dia menjadi guru besar Studi Islam di Temple University,

Amerika Serikat. Sebagai anak Palestina, al-Faruqi mengecam keras

apa yang telah dilakukan oleh Zionis Israel yang menjadi dalang

pencaplokan Palestina. Namun, ia dengan tegas membedakan

Zionisme dan Yahudi. Dalam buku Islam and Zionism, ia berkata

bahwa Islam adalah agama yang menganggap agama Yahudi sebagai

agama Tuhan, yang ditentang Islam adalah politik Zionisme.

Pembunuhan atas dirinya dan istrinya diduga karena kritiknya yang

keras terhadap kaum Zionis Yahudi. Kematian Ismail Raji al-Faruqi

Page 11: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

meninggal dunia karena dibunuh pada tanggal 27 Mei 1986 di

rumahnya.

2. Pemikiran Kalam Ismail Faruqi

Pemikiran kalam Ismail al Faruqi tertuang dalam karyanya yang

berjudul Tahwid: Its Implications for Thought and Life. Dalam

karyanya ini beliau mengungkapkan bahwa:

a.   Tauhid sebagai inti pengalaman agama

Inti pengalaman agama, kata Al-Faruqi adalah Tuhan. Kalimat

syahadat menempati posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan,

dan pemikiran setiap muslim. Kehadiran Tuhan mengisi kesadaran

Muslim dalam setiap waktu. Bagi kaum Muslimin, Tuhan benar-benar

merupakan obsesi yang agung.Esensi pengalaman agama dalam islam

tiada lain adalah realisasi prinsip bahwa hidup dan kehidupan ini

tidaklahsia-sia.

b.   Tauhid sebagai pandangan dunia

Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran,

dunia, ruang dan waktu, sejarah manusia, dan takdir.

c.  Tauhid sebagai intisari Islam

Esensi peradaban Islam adalah Islam sendiri. Tidak ada satu

perintah pun dalam Islam yang dapat dilepaskan dari tauhid. Tanpa

tauhid, Islam tidak aka nada. Tanpa yauhid, bukan hanya sunnah nabi

yang patut diragukan, bahkan ptanata kenabian pun menjadi hilang.

d.  Tauhid sebagai prinsip sejarah

Tauhid menempatkan manusia pada suatu etika berbuat atau

bertindak, yaitu etika ketika keberhargaan manusia sebagai pelaku

moral diukur dari tingkat keberhasilan yang dicapainya dalam mengisi

Page 12: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

aliran ruang dan waktu. Eskatologi Islam tidak mempunyai sejarah

formatif. Is terlahir lengkap dalam Al-Qur’an, dan tidak mempunyai

kaitan dengan situasi para pengikutnnya pada masa kelahirannya

seperti halnya dalam agama Yahudi atau Kristen. Is dipandang sebagai

suatu klimaks moral bagi kehidupan di atas bumi

e.   Tauhid sebagai prinsip pengetahuan

Berbeda denga “iman” Kristen, iman Islam adalah kebenaran yang

diberikan kepada pikiran, bukan kepada perasaan manusia yang mudah

dipercayai begitu saja. Kebenaran, atau proposisi iman bukanlah

misteri, hal yang dipahami dan tidak dapat diketahui dan tidak masuk

akal, melainkan bersifat kritis dan rasional. Kebenaran-kebenarannya

telah dihadapkan pada ujian keraguan dan lulus dalan ditetapkan

sebagai kebenaran

f.    Tauhid sebagai prinsip metafisika

Dalam Islam, alam adalah ciptaan dan anugerah. Sebagai ciptaan,

ia bersifat teleologis, sempurna, dan teratur. Sebagai anugerah, ia

merupakan kebaikan yang tak mengandung dosa yang disediakan

untuk manusia. Tujuannya agar manusia melakukan kebaikan dan

mencapai kebahagiaan. Tiga penilaian ini, keteraturan, kebertujuan,

dan kebaikan, menjadi cirri dan meringkas pandangan umat Islam

tentang alam.

g.   Tauhid sebagai prinsip etika

Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah memberi amanat-Nya

kepada manusia, suatu amanat yang tidak mampu dipikul oleh langit

dan bumi. Amanat atau kepercayaan Ilahi tersebut berupa pemenuhan

unsur etika dari kehendak Ilahi, yang sifatnya mensyaratkan bahwa ia

harus direalisasikan dengan kemerdekaan, dan manusia adalah

Page 13: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

satu-satunya makhluk yang mampu melaksanakannya. Dalam Islam,

etika tidak dapat dipisahkan dari agama dan bahkan dibangun di

atasnya.

h.   Tauhid sebagai prinsip tata sosial

Dalam Islam tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang

lainnya. Masyarakat Islam  adalah masyarakat terbuka dan setiap

manusia boleh bergabung dengannya, baik sebagai anggota tetap

ataupun sebagai yang dilindungi (dzimmah). Masyarakat Islam harus

mengembangkan dirinya untuk mencakup seluruh umat manusia. Jika

tidak, ia akan kehilangan klaim keislamannya.

i.  Tauhid sebagai prinsip ummah

Dalam menyoroti tentang tauhid sebagai prinsip ummat, al Faruqi

membaginya kedalam tiga identitas, yakni:

pertama, menenentang etnosentrisme yakni tata sosial Islam adalah

universal mencakup seluruh ummat manusia tanpa kecuali dan tidak

hanya untuk segelitir suku tertentu.

Kedua, universalisme yakni Islam meliputi seluruh ummat manusia

yang cita-cita tersebut diungkapkan dalam ummat dunia.

Ketiga totalisme, yakni Islam relevan dengan setiap bidang kegiuatan

hidup manusia dalam artian Islam tidak hanya menyangkut aktivitas

mnusia dan tujuan di masa mereka saja tetapi menyangkut aktivitas

manusia disetiap masa dan tempat.

j.    Tauhid sebagai prinsip keluarga

Al-Faruqi memandang bahwa selama tetap melestarikan identitas

mereka dari gerogotan kumunisme dan idiologi-idiologi Barat, umat

Islam akan menjadi masyarakat yang selamat dan tetap menempati

kedudukan yang terhormat. Keluarga Islam memiliki peluang lebih

besar tetap lestari sebab ditopang oleh hukum Islam dan dideterminisi

oleh hubungan erat dengan tauhid.

Page 14: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

k.    Tauhid sebagai tata politik

Al-Faruqi mengaitkan tata politik dengan pemerintahan.

Kekhalifahan didefenisikan sebagai kesepakatan tiga dimensi, yaitu:

kesepakatan wawasan (ijma’ ar-ru’yah), kehendak (ijma’ al-iradah),

dan tindakan (ijma’ al-amal). Wawasan yang dimaksud al-Faruqi

adalah pengetahuan akan nilai-nilai yang membentuk kehendak iIahi.

Kehendak yang dimaksud Al-Faruqi adalah pengetahuan akan nilai-

nilai yang membentuk kehendak Ilahi. Adapun yang dimaksud dengan

tindakan adalah peelaksanaan kewajiban yang timbul dari kesepakatan

l.    Tauhid sebagai prinsip tata ekonomi

Al-Faruqi melihat implikasi Islam untuk tata ekonomi ada dua

prinsip, yaitu: pertama, tak ada seorang atau kelompok pun yang dapat

memeras yang lain. Kedua, tak satu kelompok pun boleh

mengasingkan atau memisahkan diri dari umat manusia lainnya

dengan tujuan untuk mebatasi kondisi ekonomi mereka pada diri

mereka sendiri

m.  Tauhid sebagai prinsip estetika

Dalam hal kesenian, beliau tidak menentang kretaivitas manusia,

tidak juga menentang kenikmatan dan keindahan. Menurutnya Islam

menganggap bahwa keindahan mutlak hanya ada dalam diri Tuhan dan

dalam kehendak-Nya yang diwahyukan dalam firman-firman-Nya.

Page 15: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

3. Aliran-Aliran Dalam Ilmu Kalam

1. Aliran Khawarij

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn

Aliran pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut Ibnu Abu

Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap

orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para jama’ah,

baik ia keluar pada masa sahabat khulafaurrasyidin, atau pada masa tabi’in

secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata

“kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang

keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga kadang kadang menyebut

dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk

Allah. Disamping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah

ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang

merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali

bin abi Thalib yang mau berdamai dengan  Mu’awiyah.

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok

pendukung Ali yang memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan

mereka  terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang

menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan

perselisihan dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sufyan, gubernur

Syam, pada waktu perang siffin.

Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa

tahkim itu merupakan penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada 

ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan oleh manusia sendiri, dan orang yang

tidak memutuskan hukum dengan Al-Qur’an adalah kafir. Dengan

demikian, orang yang  melakukan tahkim dan menerimanya adalah kafir.

Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini

selanjutnya berbalik  menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang

tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin

Abi Sofyan dan Amr Bin Ash. Untuk itu mereka berusaha keras agar dapat

Page 16: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang

berhasil terbunuh ditangan mereka.

2.      Aliran Murji’ah

a.        Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah

Nama Murji'ah diambil dari kata irja atau arja'a yang

bermakna penundaan, penangguhan. dan Pengharapan. Kata arja'a

mengandung Pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan

kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan

rahmat Allah. Selain itu, arja'a berarti pula meletakkan di belakang

atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan

iman. Oleh karena itu Murji’ah, artinya orang yang menunda

penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan

Muawiyah serta pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain

adalah :    

1)      Adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij,

mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan Ali dan

mengakfirkan orang- yang terlihat dan menyetujui tahkim dalam

perang siffin.

2)      Adanya pendapat yang menyalahkan Aisyah dan kawan-

kawan yang menyebabkan terjadinya perang jamal.

3)      Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin

merebut kekuasaan Usman bin Affan. 

3.      Aliran Syi’ah

a.        Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Syi’ah

Arti Syi’ah dalam bahasa Arab adalah pengikut. Sedangkan arti

“kaum Syi’ah” menurut istilah yang dipakai dalam lingkungan

Page 17: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

umat Islam ialah kaum yang beri’tiqad bahwa sayidina ‘Ali adalah

orang yang berhak menjadi khalifah pengganti nabi, karena nabi

berwasiat bahwa pengganti beliau sesudah wafat adalah sayidina

‘Ali.

4.      Aliran Qadariyah

a.        Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah

Lafadz Qadariyah berakar dari qadara yang dapat berarti memutuskan dan

memiliki kekuatan atau kemampuan. Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu

kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan

penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan

perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di pandang

mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan

berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada

Tuhan.

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H (689 M). Ajaran-ajaran

tentang Mazhab ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah

sehingga Aliran Qadariyah ini sering juga disebut dengan aliran Mu’tazilah,

kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan kedunya yang menyatakan bahwa

manusia mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur

tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi

karena qada dan qadar Allah SWT.

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada

prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka

tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu

tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang

menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi

seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan

Hadits, bukan sebaliknya.

Tokoh utama Qadariyah ialah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan al Dimasyqi.

Kedua tokoh ini yang mempersoalkan tentang Qadar.

Page 18: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

5.      Aliran Jabariyah

a.     Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.

Sedangkan menurut As-syahrastani bahwa jabariyah berarti

menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan

perbuatan tersebut kepada Allah swt. Dalam istilah Inggris paham

jabariyah disebut fatalisme atau predestination, yaitu paham yang

menyatakan bahwa perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada

dan qadar Tuhan. Dengan demikian posisi manusia dalam paham ini  tidak

memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi terikat pada kehendak

mutlak Tuhan. oleh karena itu aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa

manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan

perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi

perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak

sebalum agama Islam datang ke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab

yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah memberikan pengaruh besar

terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat

dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk

tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk

dan patuh kepada kehendak tuhan.

Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah

kelahirannya pun berdekatan. Qadariyah muncul di Irak, jabariyah di

Khurasan. Aliran ini pada mulanya di pelopori oleh al-ja’ad bin dirham.

Namun, dalam perkembangannya aliran ini di sebarluaskan oleh Jahm bin

Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.

Page 19: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

Kaum Jabariyah ini terpecah menjadi 3 firqah, yaitu:

1)      Jahmiyah, yang dikepalai oleh Jahm bin Shafwan.

2)      Najjariyah, yang dikepalai oleh Husain bin Muhammad an Najjar.

3)      Dlirariyah, yang dikepalai oleh Dlirar bin Umar.

6.      Aliran Mu’tazilah

a.    Pengertian dan latar belakang munculnya Mu’tazilah

Lafazh Mu’tazilah berasal dari kata i’tizal yang artinya “memisahkan

diri”, pada mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah

karena pendirinya Washil bin Atha’ tidak sependapat dan memisahkan diri

dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini

kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan di gunakan sebagai nama

dari bagi aliran teologi mereka.

Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua

hijrah di kota basyrah dan mampu bertahan sampai

sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah muncul pada pertengahan abad

pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri

atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa

meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari

sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan

memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.

Page 20: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

7.      Ahlussunah Wal- Jamaah

a.      Pengertian Ahlussunah Wal- Jamaah

Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad

SAW, dan jamaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah

mengandung arti “penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau.

Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi

dua pengertian, yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum

adalah lawan kelompok Syiah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai

mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian

khusus adalah mazhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan

merupakan lawan Mu’tazilah. Aliran ini muncul sebagai reaksi setelah

munculnya aliran Asy’ariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang

ajaran-ajaran Mu’tazilah.

Page 21: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

a) Simpulan

Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa Islam telah hadir sebagai

pelopor lahirnya pemikiran-pemikiran yang  hingga sekarang semuanya itu

dapat kita jumpai hampir di seluruh dunia. Hal ini juga dapat dijadikan alasan

bahwa Islam sebagi mana di jumpai dalam sejarah bukanlah sesempit yang

dipahami pada umumnya, karena Islam dengan bersumber pada al—Quran

dan As-Sunnah dapat berhubungan dengan pertumbuhan masyarakat luas.

Sekarang, bagaimana kita menaggapi pemikiran-pemikiran tersebut yang

kesemuanya memiliki titik pertentangan dan persamaan masing-masing dan

tentunya pendapat-pendapat mereka memiliki argumentasi-argumentasi yang

bersumber pada al-Qur’an dan Hadits. Namun pendapat mana diantara

pendapat-pendapat tersebut yang paling baik tidaklah bisa kita nilai sekarang.

Kerana penilaian sesungguhnya ada pada sisi Allah yang akan diberikanNya

di akhirat nanti.

b) Saran

Demikianlah makalah ini kami buat dengan semestinya, semoga makalah

ini berguna bagi Mahasiswa pada angkatan berikutnya, khusunya kepada

civitas akademik, dan kepada masyarakat luas pada umumnya

Page 22: cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com  · Web viewTujuan kami menyusun karya tulis ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Demikianlah,semoga makalah

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Sirajuddin, I’tiqad Ahlussunah Wal Jamaah, Jakarta Selatan: Pustaka

Tarbiyah Baru,  2010

Al-Faruqi, Lamya, Allah, Masa Depan Kaum Wanita, Terj. Masyhur Abadi,

Surabaya: Al-Fikr, 1991

Al-Faruqi, Ismail  Raji Tauhid, terj. Rahmani Astuti, Jakarja: Pustaka, 1988

Asmuni, M. Yusran, Ilmu Tauhid, Jakarta :RajaGrafindo Persada, 1996

Kusnadiningrat, E. Teologi dan Pembebasan; Gagasan Islam Kiri Hasan Hanafi,

Jakarta:Logos, 1999

Nata, Abuddin,  Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf, Jakarta: RajaGrafindo Persada,

1995

Ridwan, A.H. Reformasi Intelektual Islam,Yohyakarta: Ittaqa Press, 1998

Rozak, Abdul dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, bandung: Pustaka Setia, 2006

Zainuddin, Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992