case v hatif
DESCRIPTION
sssTRANSCRIPT
CASE V
SEORANG PEREMPUAN USIA 34 TAHUN DENGAN F.20.0 SKIZOFRENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH SURAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Disusun Oleh :
Hatif Mahendra Parmono, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWARUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Ngadisono, Nusukan
Tanggal Masuk RS : 1 Maret 2015
Tanggal Pemeriksaan : 2 Maret 2015
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Pemeriksaan psikiatrik dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015 di
bangsal Drupadi RSJD Surakarta.
a. Keluhan Utama
Sering marah dan mengamuk
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis :
Saat akan dilakukan wawancara, pasien mengenakan baju
seragam pasien. Pasien tampak sesuai usia dengan rambut tergerai
dengan wajah kusut dan penampilan tampak kurang rapi. Pasien mampu
memperkenalkan diri sebagai Ny. N berusia 34 tahun, tinggal di
Ngadisono Nusukan. Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan
volume sedang dan intonasi jelas.
Pasien mengatakan bahwa pasien dibawa oleh polisi, ayah, dan
ibunya karena marah-marah, mengamuk, dan membanting kursi.
Awalnya pasien marah-marah karena ayahnya sedang sakit, ada
penghuni kos yang mendengarkan radio dengan volume keras sehingga
pasien merasa terganggu dan terpancing emosi. Pasien mengaku dibawa
1
ke IGD RSJD Surakarta saat pasien sedang menulis surat untuk Tuti.
Pasien mengatakan bahwa Tuti adalah seorang yang dikenal sewaktu ia
tinggal bersama suaminya di Wonogiri. Pasien mengatakan saat ini
sedang menjalani sidang perceraian yang ke-8. Pasien menceritakan
bahwa pasien diberi sabuk hitam oleh Tuti untuk menangkal agar pasien
tidak diceraikan oleh suaminya. Tetapi sebagai gantinya pasien harus
memberi Tuti uang. Awalnya pasien mengaku Tuti hanya meminta uang
Rp 100.000,- namun lama-kelamaan Tuti meminta dalam jumlah yang
besar hingga sekarang uang yang harus dibayarnya sebesar Rp
2.000.000,-. Pasien mengatakan jika ia tidak membayar uang tersebut ke
Tuti maka suami pasien akan didukunkan agar diguna-guna. Pasien juga
mengaku saat sidang perceraian berlangsung, pasien merasa suara yang
berbicara bukanlah suara suami pasien tetapi suara dukun perempuan
tubuhnya tetap tubuh suami pasien. Suara itu mengatakan bahwa
suaminya tidak sanggup membina rumah tangga kembali dengan pasien.
Pasien juga mengatakan telah ditipu oleh Tuti karena sabuk hitam yang
digunakan bukan untuk menangkal perceraiannya namun membuat
pasien bercerai dengan suaminya.
Pasien juga mengaku pada bulan Juli 2014 perutnya terdapat jin
yang masuk melalui pantat pasien dan saat jin tersebut berada di perut
pasien merasa perutnya panas dan membesar. Pasien juga mengatakan di
dalam perut ibu pasien terdapat keris. Pasien menceritakan jika telinga
pasien berbunyi “teng” pada saat itu juga pasien merasa ada yang
menyuruhnya untuk marah-marah. Saat pasien marah, pasien merasa
ayahnya ingin membunuhnya, mencurigai ibu pasien bahwa ia berniat
akan memisahkannya dengan suaminya.
Alloanamnesis :
Didapatkan dari ibu pasien, usia 65 tahun, pendidikan terakhir
SMP, pekerjaan ibu rumah tangga. Ibu pasien menceritakan bahwa
pasien selama 4 bulan terakhir sering marah-marah, melamun,
2
menganiaya anaknya, menangis tanpa sebab, mengancam akan
membunuh orang tuanya. Pasien sudah menikah sejak tahun 2002 dan
memiliki 3 orang anak. Tujuh bulan yang lalu pasien digugat cerai oleh
suaminya karena pasien galak, tidak akur dengan keluarga suami dan
pasien sering marah-marah tetapi pasien tidak mau diceraikan. Sejak saat
itu pasien sering melamun, menangis dan marah-marah hingga
mengancam akan membunuh kedua orang tuanya dan saat pasien
mengingat kembali suaminya, ibu pasien mengatakan bahwa pasien
sering menganiaya anak yang paling kecil karena anak tersebut paling
disayang oleh suaminya serta pasien juga mengusir semua orang yang
ada di rumah dan penghuni kos.
Ibu pasien menceritakan bahwa pasien kenal dengan Tuti sejak
pasien tinggal di Wonogiri bersama suaminya. Saat digugat cerai pasien
ditawari sabuk hitam untuk menangkal agar tidak diceraikan oleh
suaminya. Sejak saat itu pasien sering dimintai uang oleh Tuti sebagai
ganti telah memberikan sabuk hitam. Pasien harus memberi Tuti uang
setiap bulannya, jika pasien tidak memberikan uang maka nyawa suami
pasien tinggal seperempat dan akan mengguna-guna suami pasien.
Ibu pasien mengatakan suami pasien tidak bertanggung jawab
menghidupi kebutuhan sehari-hari, semua kebutuhan pasien dicukupi
oleh orang tuanya. Sudah satu minggu ini ibu pasien diancam akan
dibunuh, diusir dari rumah dan ibu pasien saat ini tinggal di kamar kos
miliknya karena pasien tidak suka jika di rumahnya ada ibu pasien.
Selain itu juga ibu pasien dituduh memisahkan pasien dengan suaminya.
Ibu pasien juga mengatakan jika prestasi pasien kurang tetapi naik
kelas terus.
3
c. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat psikiatri sebelumnya: disangkal
2. Riwayat Gangguan medik
- Trauma Kepala : disangkal
- Kejang : disangkal
- Asma : disangkal
- Alergi : disangkal
- Infeksi : disangkal
3. Riwayat Penyalahgunaan Obat
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat alkohol : disangkal
- Riwayat konsumsi narkoba : disangkal
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal
Keadaan Ibu pasien saat hamil dan melahirkan tidak ada masalah,
hamil cukup bulan, lahir secara spontan dengan berat badan lahir
cukup, langsung menangis dan tidak terdapat cacat bawaan. Tidak
terdapat trauma saat lahir, dan ditolong oleh dukun beranak setempat.
Ibu tidak mengalami sakit apapun. Ibu pasien tidak mengkonsumsi
obat tertentu selama hamil.
2. Masa kanak-kanak awal (0 - usia 3 tahun)
Pasien tumbuh sesuai dengan usianya. Pasien tumbuh normal.
3. Masa Kanak-kanak pertengahan (usia 3-11 tahun):
Pasien bersekolah SD, dengan nilai yang cukup dan lulus. Pasien
bermain dengan teman-teman sebayanya dan berinteraksi baik.
4. Masa Kanak-kanak akhir (dari pubertas sampai dengan remaja):
Pasien bermain dengan teman-teman sebayanya dan berinteraksi
baik. Pasien bersekolah hingga SMA.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
4
Pasien merupakan ibu rumah tangga.
b. Aktivitas sosial
Pasien mudah bergaul, memiliki banyak teman dan hubungan
dengan masyarakat baik, namun pasien mudah tersinggung.
c. Riwayat Kehidupan Seksual : pasien sudah menikah, memiliki 3
orang anak.
d. Riwayat hukum dan kemiliteran: Pasien tidak pernah berurusan
dengan hukum dan kemiliteran.
e. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: pasien
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, adik, dan ketiga anaknya.
5
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien adalah perempuan usia 34 tahun, tampak sesuai usia, tampak
sehat dan pasien memiliki rambut panjang dengan wajah kusut dan
penampilan tampak tidak rapi.
2. Pembicaraan
Pembicaraan spontan dan lancar, volume jelas, intonasi baik dan
artikulasi jelas.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif
4. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, saat ditanya pasien akan menjawab pertanyaan dengan
spontan.
B. Kesadaran
1. Kuantitatif : Compos Mentis, GCS: E4V5M6
2. Kualitatif : Berubah
C. Alam Perasaan
1. Mood : sedih
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba rasakan
D. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan : SMA
2. Daya Konsentrasi : baik
3. Orientasi
- Waktu : baik (Dapat menyebutkan waktu dengan benar)
- Tempat : baik (Dapat mengetahui dimana dia berada)
- Perorangan : Baik (Dapat mengenali pemeriksa)
4. Daya Ingat
- Daya ingat segera : Baik
6
- Daya ingat jangka pendek : Baik
- Daya ingat jangka panjang : Baik
5. Pikiran Abstrak
Tidak terganggu, dengan menanyai “panjang tangan”
E. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi auditorik (+)
- Halusinasi somatik (+)
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) tidak ada
4. Derealisasi : (-) tidakada
F. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : non realistis
2. Arus Pikir : koheren
3. Isi Pikiran :
a. Waham kejar : (+)
b. Waham curiga : (+)
G. Pengendalian impuls
Pengendlian impuls baik.
H. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Penilaian realita : Terganggu
I. Tilikan
Derajat I
J. Taraf Kepercayaan
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
A. Status Interna
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital : TD 120/80 mm/Hg
7
N 96 x/m
RR 20 x/m
T0 36.60 C
Mata : DBN
Thorak : Cor dan Pulmo DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
Gastrointestinal : DBN
Urogenital : DBN
Gangguan khusus : -
B. Status Neurologis
Nn. Craniales : DBN
Meningeal sign : -
Gejala peningkatan TIK : -
Mata : Pupil bulat sentral isokor,
Reflex cahaya +/+, reflex kornea +/+
Motorik
1. Tonus : normotonus
2. Turgor kulit : < 2 detik / baik
3. Koordinasi : DBN
4. Reflek fisiologis : reflek patologis
Sensibilitas : normoestesi
Susunan fungsi vegetative : TAK
Fungsi luhur : TAK
Gangguan khusus : TAK
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan pasien Ny. N usia
34 tahun, sudah menikah, pendidikan terakhir SMA. Saat diperiksa pasien
mengenakan baju seragam pasien, tampak sesuai usia, perawatan diri buruk.
8
- -
- -
+ +
+ +
Pasien mengaku dibawa ke RSJD oleh orang tua dan polisi
dikarenakan marah-marah, mengamuk, membanting kursi, menganiaya
anaknya dan mengancam akan membunuh orang tuanya. Saat ini pasien
sedang menjalani sidang perceraian yang ke-8. Pasien digugat cerai oleh
suaminya sejak 7 bulan yang lalu. Pasien mangaku ditipu oleh Tuti. Pasien
juga bercerita bahwa suaminya didukunkan oleh Tuti agar menceraikan
pasien. Saat di sidang perceraian pasien merasa suara yang berbicara bukan
suara suaminya melainkan suara dukun perempuan tetapi tubuhnya tetap
tubuh suaminya. Pasien juga mengatakan jika telinganya berbunyi “teng”
pasien merasa ada yang menyuruhnya marah. Saat pasien marah, pasien
merasa ayahnya ingin membunuhnya, mencurigai ibunya akan memisahkan
suaminya. Pasien mulai bertingkah aneh seperti ini sejak 4 bulan yang lalu,
pasien sering melamun, marah-marah, menangis, hingga mengancam akan
membunuh orang tua dan anaknya. Jika mengingat suaminya, pasien akan
menganiaya anaknya yang paling kecil.
A. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan perubahan perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Axis I
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak didapatkan kelainan
yang mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyakit ini. Dari hasil data tersebut, kemungkinan gangguan
organik sebagai penyebab kelainan disfungsi otak ataupun mengakibatkan
gangguan jiwa dapat disingkirkan. Sehingga diagnosis gangguan mental
organik (F.00 – F.09) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis, tidak didapatkan riwayat penggunaan zat-zat
adiktif dan zat psikoaktif, sehingga diagnosis gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif (F.10 – F.19) dapat disingkirkan.
9
Dari pemeriksaan status mental didapatkan bentuk pikir
nonrealistik. Dari anamnesis didapatkan pasien memiliki waham kejar dan
waham curiga. Selain itu, tampak afek tumpul, terdapat halusinasi
auditorik dan halusinasi somatik. Gangguan tersebut baru muncul 4 bulan
terakhir dan diketahui bahwa pasien sering mengamuk, marah-marah,
membanting barang, dan mengancam akan membunuh orang tuanya.Dari
data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pasien mengalami
gangguan F 20.0 skizofrenia paranoid.
Dari hasil diatas, kemungkinan gangguan yang diderita pasien
adalah F 20.0 Gangguan skizofrenia paranoid.
Diagnosis Axis II
Belum ada diagnosis
Diagnosis Axis III
Belum ada diagnosis
Diagnosis Axis IV
Masalah perceraian
Diagnosis Axis V
GAF 60-51
B. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Axis II : Belum Ada Diagnosis
Axis III : Belum Ada Diagnosis
Axis IV : Masalahperceraian
Axis V : GAF 60-51
C. DIAGNOSIS BANDING
F 22 Gangguan Waham Menetap
10
VI. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : tidak ada kelainan
2. Psikologik
a. Gangguan Proses Pikir (isi pikir)
b. Gangguan Persepsi
c. Gangguan daya nilai realita
d. Tilikan diri (derajat I)
VII. TERAPI
1. Psikofarmaka
a. Risperidon 2 mg 2 x 2
b. Chlopromazine 100 mg 1 x 1
2. Psikoterapi
a. Terhadap pasien
1) Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat diberi pengobatan,
cara pengobatan, dan efek samping
2) Memotivasi pasien agar rajin minum obat dan rutin kontrol
nanti kedepannya.
3) Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap
b. Terhadap keluarga
1) Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarga mengenai
gangguan yang diderita pasien
2) Menyarankan keluarga agar membantu kesembuhan pasien.
11
VIII.PROGNOSIS
IX. Hal Yang Meringankan
No Ciri Prognosis V / X
1 Onset lambat V
2 Faktor pencetus jelas X
3 Onset akut X
4 Riwayat social dan pekerjaan baik V
5 Gangguan mood V
6 Mempunyai pasangan V
7 Riwayat keluarga dengan gangguan mood X
8 System pendukung yang baik V
9 Gejala positif V
Hal Yang Memberatkan
No Ciri Prognosis V / X
1 Onset muda X
2 Faktor pencetus tidak jelas V
3 Onset tidak jelas X
4 Riwayat social, seksual premorbid jelek X
5 Perilaku menarik diri, autistik X
6 Tidak menikah, cerai X
7 Riwayat keluarga dengan skizofrenia V
8 System pendukung yang buruk X
9 Gejala negatf X
- qua ad vitam : ad bonam
- qua ad sanam : dubia ad bonam
- qua ad fungsionam : dubia ad bonam
12