case ttn
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 case TTN
1/15
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Transient tachypnea of the newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang
berlangsung singkat yang biasanya berlangungshort-lived(< 24 jam) dan bersifatself-limited serta
terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi yang prematur maupun
pada bayi yang matur (lahir aterm).
1.2 PENYEBAB
TTN disebut juga wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis
beberapa jam setelah lahir. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN dapat terjadi pada bayi
prematur (paru-paru bayi prematur belum cukup matang) ataupun bayi cukup bulan. Penyebab TTN
lebih dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi baru lahir.Faktor risiko TTN pada bayi baru lahir di antaranya:
Lahir secara secar Lahir dari ibu dengan diabetes Lahir dari ibu dengan asma Bayi kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age)
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan sepanjang jalan lahir
akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan hormon selama persalinan juga berperan
pada penyerapan cairan di paru-paru. Bayi yang kecil atau prematur atau yang lahir melalui jalan lahirdengan durasi singkat atau dengan secar tidak mengalami penekanan yang normal terjadi dan
perubahan hormonal seperti kelahiran normal, sehingga mereka lebih berisiko mengalami
penumpukan cairan di paru-paru saat mereka menarik napas untuk pertama kali.
1.3 PREVALENSI
Sebanyak 1 % bayi baru lahir mengalami TTN
1.4 PATOFISIOLOGI
Sebelum lahir paru-paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam kandungan bayi tidak menggunakan
paru-parunya untuk bernapas. Bayi mendapat oksigen dari pembuluh darah plasenta. Saat mendekati
kelahiran, cairan di paru-paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan
juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis terhadap thoraks). Setelah
lahir bayi mengambil napas pertamanya dan paru-paru terisi udara dan cairan di paru-paru didorong
keluar. Cairan yang masih tersisa kemudian dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui
sistem pembuluh darah atau sistem limfatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih
terdapat di paru-paru atau pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami
kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal kemudian bayi bernapas lebih cepat dan lebih
dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru-paru.
1.5 TANDA DAN GEJALA
-
7/29/2019 case TTN
2/15
2
Bernapas cepat dan dalam (takipnea) lebih dari 60 x/menit Napas cuping hidung (nasal flare) Sela iga cekung saat bernapas (retraksi interkostal) Mulut dan hidung kebiruan (sianosis) Gruntingatau merintik/mendengkur saat bayi mengeluarkan napas
Selain tanda dan gejala tersebut, bayi dengan TTN tampak seperti bayi lainnya
1.6 DIAGNOSIS
Karena TTN memiliki gejala yang mirip dengan gangguan pernapasan lain yang berat pada bayi
seperti pneumonia atau hipertensi pembuluh darah paru-paru, maka dokter mungkin menggunakan
bantuan foto rontgen sebagai tambahan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis.
Indikator yang digunakan untuk mendiagnosis TTN :
Bayi dengan TTN hasil rontgen paru-paru akan tampak bercak dan cairan, lainnya normal Pemantauanpulse-oximetry (sensor oksigen yang dipasang di ujung jari tangan atau kaki).
Alat ini menunjukkan kadar oksigen yang dikirimkan dari paru-paru ke dalam darah.
Kadangkala pemeriksaan kadar oksigen perlu diperiksa melalui tes darah
Tes darah lengkap kadangkala diperlukan untuk melihat apakah ada infeksi atau tidak
1.7 DIAGNOSIS BANDING
Diangnosis banding yang terdekat dengan TTN antara lain:
Pneumonia
Hipertensi pulmonaris
Sindroma aspirasi mekonium
Penyakit membran hialin
Sebenarnya tidak begitu diperlukan untuk susah payah membedakan antara beberapa diagnosis
banding tersebut karena semuanya dapat menyebabkan gangguan napas dan mendapat terapi yang
serupa/sama. Kebanyakan diagnosis pasti hanya diperlukan untuk rekam medis saja. Sering pada
rekam medis hanya ditulis distres respirasi.
1.8 TATALAKSANA
Bayi dengan TTN DIAWASI dengan cermat. Kadangkala dapat diawasi di NICU (perawatan
intensif bayi baru lahir). Pemantauan frekuensi jantung, pernapasan dan kadar oksigen.
Beberapa bayi diawasi dan dipastikan frekuensi pernapasan menurun dan kadar oksigen tetap
normal, lainnya mungkin membutuhkan oksigen tambahan melalui masker, selang di bawah hidung
atau kotak oksigen (headbox).
Jika bayi tetap berusaha keras untuk bernapas meskipun oksigen sudah diberikan,
maka continous positive airway pressure(CPAP) dapat digunakan untuk memberikan aliran udara ke
paru-paru. Dengan CPCP bayi mengenakan selang oksigen di hidung dan mesin secara
-
7/29/2019 case TTN
3/15
3
berkesinambungan memberikan udara bertekanan ke hidung bayi untuk membantu paru-paru tetap
terbuka selama pernapasan.
Pada kasus berat maka bayi dapat membutuhkan bantuan ventilator, namun ini jarang terjadi.
Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas terlalu cepat sehingga bayi tidakdapat mengisap,menelan dan bernapas secara bersamaan. Pada kasus ini maka infus melalui
pembuluh darah perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula darah bayi tetap terjaga.
Dalam 24-48 jam proses pernapasan bayi dengan TTN biasanya akan membaik dan kembali
normal dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak ada. Jika keadaan bayi belum membaik
maka dokter harus mencari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin menyertai.
Setelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan pulih sepenuhnya, inilah syarat dimana bayi
boleh dipulangkan. Sebelum pulang berikan edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di rumah
dengan memantau tanda-tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan bernapas, tampak biru, sela iga
cekung saat bernapas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat terdekat.
1.9 PROGNOSIS
Vitam dan fungsionam: Dubia ad bonam, tergantung penyebab, banyaknya tanda dan gejala pasien,
serta adekuatnya tatalaksana dari dokter.
1.10 KOMPLIKASI
Apabila tatalaksananya buruk, komplikasi yang mungkin seperti:
Hipoksia karena penanganan terlalu lama, akibatnya terjadi kekurangan nutrisi pada organ-
organ vital (otak, jantung, paru, ginjal).
Asidosis metabolic (hipoglikemia, hipotermia).
-
7/29/2019 case TTN
4/15
4
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By S
MR : 761848
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 10-11-2011
KELUARGA
Ibu Ayah
Nama Ny. S Tn. F
Umur 27 tahun 31 tahun
Pendidikan Tamat SMP Tamat SMP
Pekerjaan Ibu rumah tangga Pedagang
Perkawinan ke 1 1
Penghasilan - 500.000/bulan
Alamat Lubuk Buaya Lubuk Buaya
Anamnesis : Alloananmnesis dari ibu pasien
Keluhan utama :
Sesak nafas sejak 3 jam yang lalu
Riwayat penyakit sekarang :
NBBLC 3100 gram, PB 49 cm, ditolong bidan, cukup bulan, langsung menangis tapilambat, A/S : 7/8 (partus luar)
Ibu baik, ketuban hijau, kental, dan bau Sesak nafas sejak 3 jam yang lalu, sesak timbul setelah anak muntah Riwayat tersedak disangkal
-
7/29/2019 case TTN
5/15
5
Anak telah diberi ASI sejak lahir Injeksi Vitamin K sudah diberikan BAK ada, mekonium sudah keluar
Riwayat ibu dengan demam ada, keputihan ada, tidak mendapat pengobatan
Riwayat kehamilan : G1P1A0H1 Presentasi bayi : kepala
Selama kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit DM dan hipertensi. Ibu menderita
keputihan. Pemeriksaan kehamilan tidak teratur ke bidan, tidak mendapat suntik TT . Selama
kehamilan tidak pernah mengkonsumsi obat/jamu, mendapat penyinaran dan merokok.
Riwayat persalinan :
Lahir spontan, tunggal, ditolong oleh bidan R tanggal 9 november 2011, saat lahir menangis
lambat, berat badan 3100 gram, panjang badan 49 cm, A/S : 7/8. Air ketuban hijau, kental,
dan bau. Taksiran maturitas 39-40 minggu.
Pemeriksaan fisik :
Tanda vital
Keadaan umum : cukup aktif
BB : 3100 gram PB : 49 cm
Frekuensi jantung : 142x/menit Sianosis : tidak ada Gizi : baik
Frekuensi nafas : 73x/menit Ikterus : tidak ada Suhu : 36,80C
Pemeriksaan sistemik
Kepala : bulat, simetris, ubun-ubun besar 1,5 1,5 cm, ubun-ubun kecil
0,50,5 cm, jejas persalinan tidak ada.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : tidak terdapat kelainan
Hidung : nafas cuping hidung ada
Mulut : sianosis sirkum oral tidak ada, mukosa mulut basah
-
7/29/2019 case TTN
6/15
6
Leher : tidak ada kelainan
Thoraks
Bentuk : normochest, retraksi epigastrium ada, retraksi interkostal minimal,
bulging tidak ada.
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Paru : suara nafas bronkovesikuler, wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada
Abdomen
Permukaan : datar
Kondisi : lemas
Hati : teraba - pinggir tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata.
Limpa : tidak teraba.
Tali pusat : tampak kering
Umbilikus : tidak hiperemis
Genitalia : labia mayora menutupi labia minora
Ekstremitas : Atas : akral hangat, perfusi baik Bawah : akral hangat, perfusi baik
Kulit : tidak ditemukan kelainan
Anus : ada
Tulang-tulang : tidak ada kelainan
Refleks Neonatal :
- Moro : + - Hisap : +
- Rooting : + - Pegang : +
Ukuran :
- Lingkar Kepala : 33 cm - Panjang Lengan : 16 cm
-
7/29/2019 case TTN
7/15
7
- Lingkar dada : 32 cm - Panjang Kaki : 23 cm
- Lingkar Perut : 30 cm - Kepala-Simpisis : 28 cm
- Simpisis-Kaki : 21 cm - Dll : tidak ada
Resume :
NBBLC 3100 gram, PB 49 cm Lahir spontan pervaginam Ibu baik, ketuban hijau, kental, dan bau A/S : 7/8 TM : 39-40 minggu (SMK) Kelainan congenital tidak ada Jejas persalinan tidak ada Penyakit sekarang : - Respiratory Distress e.c Suspect Aspirasi Mekonium
dd/ TTN
- Risiko Infeksi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 November 2011
Darah :
Hb : 14,6 g/dl
Leukosit : 10.300 g/dl
Hitung jenis leukosit : 0/1/4/65/25/5
Trombosit : 265.000/mm
3
Kesan : dalam batas normal
Diagnosis :
Respiratory Distress e.c Suspect Aspirasi Mekonium
Diagnosis Banding :
Transient Tachipneu of the Newborn
-
7/29/2019 case TTN
8/15
8
Terapi :
Oksigen 2 liter/menit IVFD D 10% 70 cc/kgbb/jam : 196 cc/jam 8,16 cc/jam Sementara puasa Ampicilin sulbactam 2 x 150 mg iv Gentamicin 1x 15 mg iv
Rencana pemeriksaan :
Analisa gas darah, elektrolit, Gula darah random
Kultur darah
Foto rontgen toraks AP
Hasil laboratorium :
AGD :pH : 7,43
pCO2 : 28 mmHg
pO2 : 122 mmHg
HCO3- : 18,6 mmol/L
BE : - 4,4 mmol/L
SO2 : 99%
Kesan : - Hipokarbi + Hiperoksemia
Sikap : Rebreathing 4L/I selama 2 jam dan ulang AGD post Rebreathing
Elektrolit : Na : 141 mmol/l
K : 4,2 mmol/l
Kesan : dalam batas normal
GDR: 119 mg/dl
Kesan : dalam batas normal
-
7/29/2019 case TTN
9/15
9
FOLLOW UP
Kamis, 10-11-2011
Hari rawatan ke-1
S/ demam tidak ada, anak masih tampak sesak, kuning tidak ada, kebiruan tidak ada, kejang
tidak ada, BAB dan BAK biasa
O/ Keadaan umum : kurang aktif
HR : 134/ menit
RR : 69/ menit
Temperatur : 37C
BB : 3100 gram
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : nafas cuping hidung ada
Thoraks : normochest, retraksi epigastrium ada, retraksi intercostal ada
Paru : suara nafas bronkovesikular, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus positif normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Ks/ takipnea
AGD Post Rebreathing
pH ; 7,43 pO2 : 394 mmHg
pCO2 : 34 mmHg HCO3- : 22,6 mmol / L
BE : -1,1 mmol/L
Ks/ hiperoksemia
-
7/29/2019 case TTN
10/15
10
Sikap : rebreathing 60x, 4L/menit
Hasil rontgen foto toraks
Pulmo : tampak bercak dan sedikit cairan
Cor : sukar dinilai, tidak kardiomegali
Sinus dan diafragma baik
Kesan : sesuai dengan gambaran TTN
Th/ - Oksigen 2 liter/menit
- IVFD D10% 70 cc/kgbb/jam : 8,16 cc/jam- Sementara puasa- Ampicillin sulbactam 2 x 150 mg iv- Gentamicin 1x 15 mg iv
Jumat, 11-11-2011
Hari rawatan ke-2
S/ demam tidak ada, sesak ada dan berkurang, kuning tidak ada, kebiruan tidak ada, kejang
tidak ada, intake masuk sesuai porsi yang diberikan, toleransi baik, BAB dan BAK biasa
O/ Keadaan umum : cukup aktif
HR : 140/ menit
RR : 65/ menit
Temperatur : 37,1C
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
Thoraks : normochest, retraksi epigastrium sudah minimal, retraksi intercostal (-)
Paru : suara nafas bronkovesikular, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
-
7/29/2019 case TTN
11/15
11
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus positif normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Ks/ tampak perbaikan
Th/ - Oksigen 2 liter/menit
- IVFD D12,5 % : 6,7 cc/jam- Aminosteril Infant 6% : 1cc/jam- Ampicilin Sulbactam 2x150 mg- Gentamicin 1x 15 mg iv
Sabtu, 12-11-2011
Hari rawatan ke-3
S/ demam tidak ada, sesak berkurang dari sebelumnya, kuning tidak ada, kebiruan tidak ada,
kejang tidak ada, intake masuk sesuai porsi, toleransi baik, BAB dan BAK biasa.
O/ Keadaan umum : cukup aktif
HR : 138/ menit
RR : 62/ menit
Temperatur : 37,1 C
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
Thoraks : normochest, retraksi epigastrium sudah minimal, retraksi intercostal (-)
Paru : suara nafas bronkovesikular, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus positif normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Ks/ tampak perbaikan
-
7/29/2019 case TTN
12/15
12
Th/ - Oksigen 2 liter/menit
- IVFD D12,5 % - 6,7 cc/jam- Aminosteril Infant 6% - 1cc/jam- Ampicilin Sulbactam 2x150 mg- Gentamicin 1x 15 mg iv
Minggu, 13-11-2011
Hari rawatan ke-4
S/ demam tidak ada, sesak tidak ada, kuning tidak ada, kebiruan tidak ada, kejang tidak ada,
intake masuk sesuai porsi yang diberikan, toleransi baik, BAB dan BAK biasa
O/ Keadaan umum : aktif
HR : 137/ menit
RR : 54/ menit
Temperatur : 37,1 C
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
Thoraks : normochest, retraksi epigastrium sudah minimal, retraksi intercostal (-)
Paru : suara nafas bronkovesikular, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus positif normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Ks/ tampak perbaikan
Th/ - Oksigen 2 liter/menit
- IVFD D12,5 % - 6,7 cc/jam- Aminosteril Infant 6% - 1cc/jam- Ampicilin Sulbactam 2x150 mg
-
7/29/2019 case TTN
13/15
13
- Gentamicin 1x 15 mg ivSenin, 14-11-2011
Hari rawatan ke-5
S/ demam tidak ada, sesak tidak ada, kuning tidak ada, kebiruan tidak ada, kejang tidak ada,
intake masuk sesuai porsi yang diberikan, toleransi baik, BAB dan BAK biasa
O/ Keadaan umum : aktif
HR : 143/ menit
RR : 47/ menit
Temperatur : 37,1 C
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
Thoraks : normochest, retraksi epigastrium tidak ada, retraksi intercostal tidak ada
Paru : suara nafas bronkovesikular, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus positif normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Ks/ tampak perbaikan
Kultur darah steril
Th/ - Oksigen 2 liter/menit
- IVFD D12,5 % - 6,7 cc/jam- Aminosteril Infant 6% - 1cc/jam- Antibiotik stop
Pasien pulang
-
7/29/2019 case TTN
14/15
14
DISKUSI
Telah dirawat seorang bayi laki-laki baru lahir sejak tanggal 10 November 2011 di
bangsal perinatologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan hasil anamnesis dari ibu pasien, pasien mengalami
sesak nafas sejak lahir. Berat badan lahir 3100 gram panjang badan 49 cm, lahir spontan,
riwayat ibu dengan demam ada, keputihan ada, tidak mendapat pengobatan. Selama
kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit DM dan hipertensi. Ibu menderita keputihan.
Pemeriksaan kehamilan tidak teratur ke bidan, tidak mendapat suntik TT . Selama kehamilan
tidak pernah mengkonsumsi obat/jamu, mendapat penyinaran dan merokok. Berat badan ibu
52 kg, tinggi badan 153 cm
Apgar score 7/8, terdapat ketuban hijau, kental, dan bau. Mekonium sudah keluar,
BAK sudah keluar.
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan bayi cukup aktif, frekuensi jantung
142x/menit, frekuensi nafas 73x/menit, suhu 37,20C. Pada mata tampak konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik. Terdapat nafas cuping hidung, bentuk toraks normochest, retraksi
epigastrium ada, retraksi interkostal ada, bulging tidak ada. Pada kulit tidak tampak kelainan.
Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 14,6 g/dl, leukosit 10.300 g/dl, hitungjenis leukosit 0/1/4/65/25/5, trombosit 265.000/mm3. pH 7,43, pCO2 28, pO2 122, HCO3
-
18,6, BE - 4,4. Kesan hipokarbia + hiperoksemia. Hasil rontgen foto toraks didapatkan kesan
TTN.
Berdasarkan data di atas maka pasien didiagnosis menderita Transient Tacipneu of the
Newborn. Terapi yang diberikan yaitu oksigen 2 liter/menit, IVFD D 10% 70 cc/kgbb/jam :
196 cc/jam 8,16 cc/jam, sementara puasa, Ampicilin sulbactam 2 x 150 mg iv,
Gentamicin 1x 15 mg iv
-
7/29/2019 case TTN
15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukadi Abdurrachman.Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi Baru Lahir. Bandung :FKUP/ RSHS. 2002. Hal. 45-51.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua.Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2008. Hal 90
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia.Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta :Badan Penerbit IDAI. 2008. Hal 613-624
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia.Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta : BadanPenerbit IDAI. 2008. Hal 105
5. Kliegman et all. Nelson Textbook of Pediatrics 18ed (edisi e-book). 2008. Diunduhdari www.mdconsult.compada tanggal 5 November 2011
http://www.mdconsult.com/http://www.mdconsult.com/