case study.docx

9
Institut Teknologi Harapan Bangsa Tugas Core Skill and Character 10/3/2014 Case Study : Wal-Mart Bani Elyezer Ginting – 1109067 Christilya V Batasina - 1109029

Upload: karen-kirsten-tatuh

Post on 18-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

IT/IS analysis on Walmart

TRANSCRIPT

Case Study : Wal-Mart

Walmart adalah perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringan department store. Didirikan oleh Sam Walton pada tahun 1962, Walmart mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Saham New York pada tahun 1972. Walmart beroperasi di Argentina, Brasil, Britania Raya (dengan nama ASDA), Jepang (dengan nama Seiyu), Kanada, Meksiko (dengan nama Walmex), Puerto Riko, dan RRC. Walmart pernah beroperasi di Jerman namun akhirnya tutup pada tahun 2006 karena merugi. Perusahaan Walmart bertumbuh 276 toko di 11 negara pada akhir dekade. Pada tahun 1983, perusahaan membuka keanggotaan Sam's Club dan pada tahun 1988 membuka supercenter pertama sebagai toko penyedia sayuran terlengkap dan barang dagangan lainnya. Walmart menjadi sebuah perusahaan internasional pada tahun 1991 ketika pertama kali membuka Sam's Club di dekat Mexico City.Hambatan dan Masalah pada WalmartWalmart mengalami masalah penyimpanan (inventory), hanya memiliki satu tempat untuk penyimpanan segala macam barang /stok, kondisi ini menyulitkan pengaturan. Walmart kekurangan pegawai di bagian inventory karena biaya gaji pegawai yang tinggi di jerman, sehingga perputaran stok barang sangat lambat. Walmart tidak memahami budaya kerja orang Jerman, dengan tidak menunjuk perwakilan serikat pekerja. Walmart juga membayar gaji pegawai dengan rendah, dan Walmart tidak memenuhi Kondisi lingkungan kerja yang baik, hingga terjadi pemecatan besar, dikarenakan walmart harus mengurangi beban biaya pegawai.Walmart memiliki kendala pada budaya di Jerman. Wal-Mart mempunyai stategi ten-foot rules namun tidak dapat diterapkan di Jerman, karena orang Jerman tidak suka orang asing ikut campur saat mereka berbelanja. Walmart tidak bisa menugaskan seseorang dipintu masuk toko untuk menyapa selamat datang pada pelanggan, karena orang Jerman tidak memperdulikan hal tersebut.Walmart tidak bisa memberikan loyalty card karena terbentur aturan pemerintah yang melarang diskon tanpa penyesuaian. Walmart juga memiliki kendala pada bahasa di Jerman. Petinggi manajemen Amerika tidak belajar bahasa Jerman, English adalah bahasa resmi di Walmart, kondisi ini mengakibatkan pekerja merasa asing, mereka tidak dapat berbaur dan tertekan dengan kondisi seperti ini, bahkan pegawai Jerman kesulitan dengan pelafalan (Pronounce) Walmart dengan benar.Sistem Informasi Walmart

Tiap barang yang ada di pusat distribusi mereka dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang, saat barang tersbut disimpan dan dikirmkan.Walmart menggunakan AI untuk mengubah data mentah menjadi data berguna. Walmart mengonsolidasikan rincian penjualan dari 3000 toko. Hasilnya memungkinkan Walmart untuk memprediksi penjualan setiap produk di setiap toko dengan keakuratan yang sangat tinggi, yang kemudian menghasilkan penghematan besar dalam persediaan dan hasil maksimum dari pengeluaran promosi.Pada tahun 2005 Walmart mengembangkan sistem RFID (radio frequency identify) untuk menggantikan bar code. Tag RIFD berisi chip yang disertai informasi. Bar code hanya memberikan informasi produk untuk retailer saja seperti Walmart, sedangkan RFID memberikan informasi tentang persediaan suatu produk baik kepada retailer maupun kepada supplier, selain itu RFID juga menginformasikan keberadaan suatu produk dalam rangkaian supply chain. Dengan informasi tersebut, supplier tahu kapan mereka harus mengisi ulang kembali produk mereka di toko. Penggunaan RFID dapat meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah pencurian dan pemalsuan barang.

Laporan Keuangan WalmartNet SalesCost of SalesOSGA Expnet incomeinventoriestotal assets 2000156249121825

Sistem Distribusi WalmartBerikut adalah bagan sistem distribusi Walmart menurut kelompok kami:

Manajemen Walmart menggunakanpoint of saledalam mengendalikan per-sediaannya. Walmart menghubungkan data antara perusahaan pusat/manajemen dengan toko-toko retailnya dan supplier. Setiap toko retail kehabisan barang, manajemen akan langsung memesan kepada pemasok sesuai dengan datapoint of sales.Kemudian, Walmart akan mengirimkan barang ke pusat distribusi untuk dilakukan kemas ulang (untuk barang impor) ataupun dilakukan cek barang. Ada 40 pusat distribusi dan masing-masing pusat distribusi akan dibagikan barang yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah barang yang diterima dan dikelola.Tiap barang yang ada di pusat distribusi Walmart dipasangi kode komputer, dan sebuah komputer melacak lokasi dan pergerakan tiap kotak barang saat barang tersebut disimpan dan dikirimkan ke toko-toko retailnya. Semua barang ini bergerak keluar masuk gudang di atas conveyor belt sepanjang 8,5 mil yang dituntun oleh sinar laser yang dapat membaca kode di tiap kotak dan mengirimkan ke truk yang benar.Setelah barang tiba di toko, secara kompeterisasi pula barang yang masuk dan keluar, terjual terekam dan terhubung pada manajemen Walmart. Pembayaran kepada pemasok juga dilakukan dengan online. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kekosongan persediaan, kelebihan persediaan, kecurangan pada pusat distribusi dan toko retail seperti pencurian, pengurangan barang/persediaan, dan keakuratan data dari toko retail dan supplier.Walmart juga menawarkan bagi hasil kepada para karyawannya sebagai imbalan atas loyalitas dan pengadian mereka. Dengan menggunakan rumus dari pertumbuhan laba, Walmart memberikan kontribusi persentase dari upah setiap karyawan yang berhak atas bagi hasil, yang dapat diambil karyawan, saat mereka meninggalkan perusahaan, baik berupa uang ataupun saham Walmart. Dengan begitu, karyawan akan merasa memiliki Walmart dan hal ini akan mencegah pencurian di toko.Laporan Kegiatan Team WorkKerjasama yang ada dikelompok kami cukup bagus karena kami mampu menyelesaikan tugas ini tepat waktu, walau ada sedikit perbedaan pemikiran pada saat menganalisis permasalahan yang terjadi pada WalmartKesulitan yang kami alami adalah dalam waktu, dimana dengan beda angkatan dan jadwal kuliah sehingga kami harus benar-benar mencocokkan jadwal kuliah yang kosong untuk membuat tugas, serta terlebih karena materi case study dalam bahasa inggris sehingga kami sedikit kesulitan untuk mengerti setiap kalimat-kalimat yang ada.Pembagian pengerjaan kelompokBani: menganalisis sistem informasi yang digunakan oleh Walmart dan membuat bagan sistem distribusi.Christilya : menganalisis kasus kerugian dan permasalahan yang dialami Walmart serta membuat laporan keuangan Walmart.Novi : menjabarkan dan menjelaskan sistem distribusi yang ada pada WalmartUsul untuk pembentukan kelompok di masa depan adalah agar setiap anggota kelompok lebih terbuka untuk memberikan konstribusi dalam pengerjaan tugas ataupu projek yang ada.

Pertengahan 1980-anWal-Mart membangun database pusat, sistem store-level point-of-sale serta sebuah jaringan satelit. Teknologi tersebut bersamaan dengan penerapan UPC bar codes, memungkinkan informasi pada store-level dapat dikumpulkan dan dianalisa secara langsung (real-time). Dengan mengkombinasikan data penjualan dan informasi eksternal seperti perkiraan cuaca, Wal-Mart dapat menyediakan dukungan tambahan bagi para pembelinya, dengan begitu meningkatkan akurasi dari perkiraan pembeliannya.

Awal 1990-anWal-Mart mengembangkan Retail Link, yang merupakan civilian database terbesar di dunia, dengan kapasitas sekitar 570 TB. Database ini berisi data setiap penjualan yang terjadi di Wal-Mart selama 2 dekade. Wal-Mart menyediakan akses data penjualan real-time produk yang disuplai untuk para suppliernya.

Pada tahun 1990, Wal-Mart menjadi salah satu perusahaan yang menerapkan collaborative planning, forecasting and replenishment (CPFR), yang merupakan sebuah pendekatan terintegrasi untuk perencanaan dan perkiraan dengan menyebarkan informasi supply chain, seperti data promosi, level inventori dan penjualan harian (daily sales).

Jaringan satelit Wal-Mart, selain menerima dan mentransmisikan data point-of-sale, juga memungkinkan manajemen senior untuk menyebarkan video ke stores. Walaupun kebanyakan dari manajemen senior tinggal dan bekerja di Bentonville, Arkansas, pusat operasi Wal-Mart, video broadcasts sering disebarkan ke setiap store yang ada di jaringannya. Hal ini dilakukan agar para pegawai di setiap store mengetahui setiap perkembangan terbaru dalam perusahaan.

EXHIBIT 2 (hubungan Retail Link dengan supply chain Wal-Mart.