case geadrs
DESCRIPTION
Case GeadrsTRANSCRIPT
-FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari / Tanggal / Presentasi Kasus: tahun 2015
SMF ANAKRumah Sakit : RSUD TARAKAN
Nama : Ivan Laurentius Tanda Tangan:
Nim : 11.2014.309
Dr Pembimbing : dr. Etty Christiati, SpA Tanda Tangan:
Identitas Pasien
1
Nama lengkap : An. AP Jenis kelamin : Perempuan
Tempat lahir : Jakarta Tanggal Lahir: 30 September 2010
Usia : 4 Tahun 11 Bulan Agama : Islam
Pekerjaan : Belum bekerja Pendidikan : Belum sekolah
Alamat: Bendungan Hilir, Tanah Abang,
Jakarta Pusat
Masuk RS tanggal 11 September 2015 Jam
19.00 WIB
Identitas Orang Tua
2
Nama Orang Tua Ibu Ayah
Nama Ny. YA Tn. S
Umur 23 tahun 30 tahun
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Ruko
Alamat: Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat
3
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
Anamnesis
Diambil dari : Alloanamnesis dari ibu pasien
Tanggal : 12 September 2015, jam 07.30 di ruang Melati
Keluhan utama : Mencret
Keluhan tambahan : Demam dan muntah
Riwayat perjalanan penyakit :
Sekitar 10 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien BAB 1 x yang menyemprot
dengan konsistensi cair berwarna kuning, ampas (+), lendir (+), darah (-), volume ±100 cc
serta berbau asam. Belum ada keluhan penyerta seperti mual-muntah dan demam. Pasien satu
jam kemudian kembali BAB 1 x yang menyemprot dengan konsistensi cair berwarna kuning,
ampas (+), lendir (+), darah (-), volume ±100 cc tetapi kini bau asam berkurang.
Sekitar 8 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien demam hingga mencapai suhu 38°C
dan menurun hingga 37°C setelah meminum obat pereda demam. Pasien juga muntah 1 x
dengan isi muntahan makanan serta cairan berwarna kuning.
Sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien kembali BAB sebanyak 7 x yang
menyemprot dengan konsistensi cair berwarna kuning, ampas (-), lendir (-) darah (-) volume
±100 cc. Pasien kembali merasa demam. Pasien juga muntah sebanyak 8 x, muntah terutama
setiap kali makan dan minum. Nafsu makan dan minum pasien pun berkurang. Karena
kondisi pasien cenderung memburuk, pasien dibawa ke rumah sakit.
Sejak 1 minggu terakhir, ibu pasien mengatakan bahwa ia membeli makanan dari luar
rumah untuk makanan sekeluarga sehari-hari. Untuk sumber air minum keluarga pasien
membeli air mineral dalam galon. Berat badan pasien sebelum sakit 14 kg dan setelah sakit
adalah 12 kg.
4
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Silsilah Keluarga
:
: Laki-laki : Perempuan
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
A. Kehamilan
5
- Perawatan antenatal : Teratur, kontrol 1 bulan 1 x.
Saat mendekati bulan kelahiran kontrol 1 minggu 1 x
- Penyakit kehamilan : Tidak ada
B. Kelahiran
- Tempat kelahiran : Puskesmas
- Penolong persalinan : Bidan
- Cara persalinan : normal
- Masa gestasi : 39 minggu, cukup bulan
C. Keadaan bayi
- Langsung menangis : Positif
- Berat badan lahir : 3500 gram
- Panjang badan lahir : 50 cm
- Lingkar kepala : tidak diketahui
- Pucat/biru/kuning/kejang : tidak ada
- Kelainan bawaan : tidak ada
Riwayat Nutrisi
Usia 0 sampai 6 bulan : ASI sehari 8-10 kali.
Usia 6 bulan sampai 1 tahun :
6
ASI sehari 8-10 kali.
MP-ASI 3 kali dalam sehari berupa biskuit, bubur saring, nasi tim, nasi dan sup ayam,
ikan dan telur.
Usia 1 tahun sampai sekarang :
Makanan padat sama seperti orang tua
Susu 2-3 gelas / hari
Kesan : Nutrisi baik.
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : ± 8 bulan (normal 5-9 bulan)
Psikomotor ; Tengkurap : ± 5 bulan (normal 4-6 bulan)
Duduk : ± 6 bulan (normal 6 bulan)
Merangkak : ± 9 bulan (normal 7-10 bulan)
Berdiri : ± 10 bulan (normal 9-12 bulan)
Menyebut ”mama” : ± 12 bulan (normal 10-12 bulan)
7
Berjalan : ± 13 bulan (normal 13-18 bulan)
Kesan : tidak ada gangguan pada tumbuh kembang anak
Riwayat Imunisasi
Imunisasi
Bulan
0 1 2 3 4 9 15
Hepatitis B + + + +
DPT + + +
8
Polio + + + +
BCG +
Campak +
Kesan: Imunisasi dasar lengkap
Pemeriksaan Fisis
Tanggal / jam : 11 September 2015 pk. 19.00 WIB.
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
9
Tanda-tanda vital :
- Suhu : 37,7 oC
- RR : 30 x/menit,
- HR : 100 x/menit, reguler, isi kuat
Antropometri
- Tinggi badan : 100 cm
- Berat badan : 12 kg
- Lingkar kepala : 48,9 cm
- Lingkar lengan atas : 15.6 cm
- BB/U : -2 s/d -3 SD
- TB/U : 0 s/d -2 SD
- BB/TB : -2 s/d -3 SD
10
Gambar 1. Weight-for-Age Girls 2 to 5 years
Gambar 2. Height-for-Age Girls 2 to 5 years
11
Gambar 3. Weight-for-Height Girls 2 to 5 years
Pemeriksaan sistem
Kepal a
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, mata cekung (+)
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang
Hidung : Bentuk normal, sekret (-), NCH (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis
12
Mulut : Bentuk normal, sianosis (-), mukosa mulut basah
Leher
Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
Thorax
Dinding Toraks : simetris, tidak terdapat retraksi sela iga
Paru : suara nafas vesikuler, tidak ada ronki dan wheezing.
Jantung : Bunyi jantung I & II, reguler, murni, murmur (-), gallop (-).
Abdom en
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, turgor kulit normal, nyeri tekan (-).
Hati : Tidak teraba pembesaran.
Limpa : Tidak teraba pembesaran.
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen.
Auskultasi : Bising usus (+).
Extremitas (lengan & tungkai)
Akral hangat, capillary refill time < 2 detik.
Tonus : Normotonus.
13
Sendi : Dapat digerakkan dengan normal.
- -
- -
Akral Dingin sianosis
Anus dan Rectum : tidak dilakukan
Genitalia : tidak dilakukan
Pemeriksaan neurologis : tidak dilakukan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 11 September 2015 pk. 20.03
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
14
- -
- -
Hematologi darah rutin
Hemoglobin 12,4 g/dl 12.0-15.0
Hematokrit 32,7 % 32-42
Eritrosit 4,53 106 /µL 3,70 – 5,70
Leukosit 18.100 /µL 6.000-10.000
Trombosit 253.000 /µL 150.000-400.000
15
Ringkasan
Pasien anak perempuan 4 tahun datang dengan keluhan diare dengan frekuensi 9 x
sejak 13 jam yang lalu. Pasien juga muntah sebanyak 8x dan demam sejak 8 jam yang lalu.
Nafsu makan dan minum pasien menurun.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum anak tampak rewel, mata cekung,
air mata masih ada, pasien masih mau minum, turgor kulit kembali lambat, dan berat badan
turun. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: nadi 125 kali/menit, suhu 37,7°C dan
pernapasan 35 kali/menit.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12,4 g/dL, Ht 32,7%, eritrosit 4,53
juta/uL, leukosit 18.100/mm3, dan trombosit 253.000/mm3.
Diagnosa Banding
1. Diare cair akut ec infeksi bakterial + dehidrasi ringan-sedang
2. Diare cair akut ec infeksi Rotavirus + dehidrasi ringan-sedang
Anjuran Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan analisis tinja rutin
Kultur tinja
16
Diagnosa Kerja
Diare cair akut + dehidrasi derajat ringan-sedang
Penatalaksanaan
Medika mentosa
a. IVFD Ringer Laktat 840 cc dalam 3 jam pertama, kemudian RL 1100 cc / 24 jam
b. Zinc syr 10mg/5ml 2 x 1 cth
c. Paracetamol syr 120g/5 ml 3x1 cth bila demam
d. Ampicilin-sulbactam inj 3 x 200 mg IV
Non – medika mentosa
Edukasi kepada ibunya berupa :
a. Makan makanan yang bersih secara teratur
b. Cuci tangan sebelum makan
17
c. Minum & istirahat yang cukup
Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Hasil Follow Up Pasien
Tanggal 12 September 2015 13 September 2015 14 September 2015
S Pasien BAB 1 x konsistensi lunak ampas (+) warna kuning. Demam (-), mual (-), muntah (-)
Pasien BAB 1 x konsistensi lunak ampas (+) warna kuning. Demam (-), mual (-), muntah (-)
Pasien BAB 1 x konsistensi lunak ampas (+) warna kuning. Demam (-), mual (-), muntah (-)makan.
O KU/ Kes: TSR/CM, BB: 14 kg, Status gizi cukupHR : 123x/menit, kuat,
KU/ Kes: Baik/CM, BB: 14 kg, Status gizi cukupHR : 120x/menit, kuat,
KU/ Kes: Baik/CM, BB: 14 kg, Status gizi cukupHR : 140x/menit, kuat,
18
teraturRR : 18x/menitT : 36,3°C
Kepala: Normocephali Mata : CA -/-, SI
-/- Hidung : NCH (-) Mulut : Mukosa
basah, sianosis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar.
Pulmo: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor/Pulmo : BJ I/II Reguler murni, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : BU (+), Supel (+), turgor kembali cepat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema (-)
teraturRR : 20x/menitT : 36,5°C
Kepala: Normocephali Mata : CA -/-, SI
-/- Hidung : NCH (-) Mulut : Mukosa
basah, sianosis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar.
Pulmo: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor/Pulmo : BJ I/II Reguler murni, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : BU (+), Supel (+), turgor kembali cepat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema (-)
teraturRR : 20x/menitT : 36,4°C
Kepala: Normocephali Mata : CA -/-, SI
-/- Hidung : NCH (-) Mulut : Mukosa
basah, sianosis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar.
Pulmo: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor/Pulmo : BJ I/II Reguler murni, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : BU (+), Supel (+), turgor kembali cepat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema (-)
19
A GEA-DRS GEA-DRS GEA-DRS
P IVFD RL 1100 cc/24 jam Zinc syr 2 x 1 cth Paracetamol syr 3x1 cth
bila demam Ampicilin-sulbactam inj
3 x 200 mg IV
IVFD aff Zinc syr 2 x 1 cth Paracetamol syr 3x1 cth
bila demam Cefixime syr 100 mg/ml
2x 0,5 cth PO
Zinc syr 2 x 1 cth Paracetamol syr 3x1 cth
bila demam Cefixime syr 100 mg/ml
2x 0,5 cth PO Pasien dipulangkan
Analisa Kasus
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu.1 Selama diare, penurunan asupan makanan dan
penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama
menyebabkan penurunan berat badan dan berlanjut ke gagal tumbuh. Pada gilirannya,
gangguan gizi dapat menyebabkan diare menjadi lebih parah, lebih lama dan lebih sering
terjadi, dibandingkan dengan kejadian diare pada anak yang tidak menderita gangguan gizi.2
Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat
gizi), keracunan makanan, dan alergi. Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab
utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain infeksi
virus: Rotavirus; dan infeksi oleh bakteri: Shigella, Campylobacter jejuni, Salmonella, dan
20
Crystosporidium. Di beberapa tempat Vibrio cholerae 01, Salmonella, dan E. coli
enteropatogenik juga merupakan penyebab penting.3
Secara klinis dibedakan tiga jenis diare. Diare cair akut adalah diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa
darah. dan diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari atau sama dengan 14 hari.
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja. Diare persisten adalah diare yang mula-
mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.3
Gejala khas meliputi diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah diikuti dehidrasi.
Penatalaksanaan diare bersifat suportif, untuk mengkoreksi kehilangan cairan dan elektrolit
yang dapat menuju pada keadaan dehidrasi, asidosis, syok dan kematian. Hal sedemikian
dapat dicegah dengan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit baik secara
oral maupun melalui cairan intravena.
Gejala Klinik
Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jamPanas + ++ ++ - ++ -Mual
muntahSering Jarang Sering + - Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kramp
Tenesmus kolik
- Tenesmus kramp
Sering kramp
Nyeri kepala
- + + - - -
Lamanya sakit
5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 1 hari
Sifat tinjaVolume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10 x / hari >10 x / hari Sering Sering Sering Terus menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek CairDarah - Sering Kadang - + -
Bau Langu +/- Busuk + Tidak Amis khasWarna Kuning hijau Merah-hijau Kehijauan Tak Merah-hijau Seperti air
21
berwarna cucian beras
Leukosit - + + - - -Lain-lain Anorexia Kejang +/- Sepsis +/- Meteorismus Infeksi
sistemik+/-
Tabel 1. Gejala Klinis Diare Cair Akut Berdasarkan Etiologi1
Pada kasus ini, dari anamnesis didapatkan pasien perempuan usia 4 tahun 11 bulan
dengan diare 9 kali dalam sehari dengan konsistensi cair, warna kekuningan disertai lendir,
tidak ada ampas dan darah. Keluhan disertai oleh demam dan muntah 9 kali dalam sehari.
Lama keluhan berlangsung kurang dari 14 hari menunjukan bahwa anak tersebut menderita
diare cair akut. Pada pasien ini penyebab diare dipikirkan akibat infeksi bakteri dikarenakan
pada usia lebih dari 2 tahun, penyebab diare cair akut yang paling sering ialah infeksi bakteri.
Selain itu, pada hasil hasil laboratorium darah ditemukan leukositosis (18.100 /mm3). Akan
tetapi, hasil leukositosis ini hanya menunjukkan adanya infeksi bakteri, belum memastikan
apakah infeksi bakteri ini yang menyebabkan diare atau tidak. Untuk menentukan etiologi
jenis bakteri spesifik, perlu dilakukan pemeriksaan kultur tinja.
Pengobatan penderita diare harus berdasarkan pada gejala utama penyakit dan
pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya. Prinsip utama pengobatan diare adalah
sebagai berikut:
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya
Makanan harus diteruska bahkan harus ditingkatkan selama diare untuk
meghindarkan efek buruk pada gizi
Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya
untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada:
22
Disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk Shigella.
Penderita-penderita yang tidak memberi respon dengan pegobatan ini harus diteliti
lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis
Suspek kolera dengan dehidrasi berat
Diare persisten, bila ditemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E
histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri usus patogen ditemukan
dalam kultur tinja.3
Kuman Patogen Persentase Kasus Antibiotika yang dianjurkanVirus Rotavirus 15-25 Tidak adaBakteri Escherichia coli enterotoksigenik 10-20 Tidak ada
Shigella 5-15 TMP-SMX, asam nalidixatCampylobacter jejuni 10-15 Tidak adaVibrio Cholerae 01 5-10 TetrasiklinSalmnoella (non-typhus) 1-5 Tidak adaEscherichia coli enteropatogenik 1-5 Tidak ada
Protozoa Cryptosporidium 5-15 Tidak adaTidak terdapat patogen 20-30 Tidak ada
Tabel 2. Persentase Etiologi Diare Cair Akut Anak di Negara Berkembang3
Pada kasus ini pemberian paracetamol hanya diperlukan bila pasien demam
(simtomatik). Sebenarnya pemberian antibiotik dalam kasus ini tidak diindikasikan. Akan
tetapi, pasien diberikan antibiotik ampicillin-sulbactam dan cefixime untuk menghindari
terjadinya infeksi lanjutan.
23
Untuk terapi cairan, semua anak dengan diare harus diperiksa apakah menderita
dehidrasi dan klasifikasi status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi ringan-sedang atau
tanpa dehidrasi. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare harus sesuai menurut WHO.
Pada kasus ini, pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, penderita rewel, mata cekung, air mata ada, pasien muntah setiap
makan & minum, turgor kulit kembali lambat dan berat badan menurun. Menurut kriteria
WHO untuk menilai derajat dehidrasi, pasien merupakan anak yang tergolong diare akut
dengan dehidrasi ringan – sedang karena memiliki tanda dan gejala sesuai. Terapi yang
dipilih adalah Rencana terapi B.2
Rencana terapi B ialah pemberian oralit pada 3 jam pertama. Jumlah oralit pada 3 jam
pertama tertera pada tabel 1. Jika anak tidak bisa minum oralit dapat diberikan infus cairan
intravena secepatnya, anak dapat diberikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer
asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl).
Umur sampai 4 bulan 4 – 12 bulan 12 – 24 bulan 2 – 5 tahun
berat badan < 6 kg 6 – 10 kg 10 – 12 kg 12 – 19 kg
24
jumlah Cairan 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 - 1400
Jumlah oralit yang diperlukan = 75 ml/kg berat badan.
Tabel 3. Jumlah Oralit pada 3 Jam Pertama2
Umur Pemberian 70 ml/kg selama
Bayi (di bawah umur 12 bulan) 5 jam
Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 2½ jam
Tabel 4. Pemberian Cairan Intravena pada Dehidrasi Ringan-Sedang2
Setelah diberikan cairan oralit atau infus cairan intravena, diberikan juga cairan
rumatan Ringer Laktat. Adapun jumlah pemberian cairan RL pada anak sebagai berikut:
25
10 kg pertama : 100 cc / KgBB / hari
10 kg kedua : 50 cc / KgBB / hari
Sisa BB berikutnya : 20 cc / KgBB / hari
Pada kasus ini, anak sulit minum sehingga untuk menggantikan cairan yang hilang
diberikan RL 70 cc / KgBB dalam 2½ jam pertama. Untuk cairan rumatan diberikan RL 1100
cc / hari.
Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada
efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap
proses perbaikan epitel saluran verna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat
meningkatkan absopsi air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi
epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen dari usus. Pengobatan dengan zinc cocok diterapkan di
negara-negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki banyak masalah terjadinya
kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya imunitas
yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air
besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.1
Dosis zinc pada anak-anak:
Anak di bawah umur 6 bulan:10 mg per hari
Anak di atas umur 6 bulan: 20 mg per hari
26
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari
diare.1
Pada kasus ini, pasien berusia 4 tahun 11 bulan. Pasien diberikan zinc 20 mg per hari,
dengan cara pemberian 2 x 5 ml zinc syrup per hari
Daftar Pustaka
1. Juffire M, Soenarto SSY, Oswati H, Arief S, Rosalia I, lai S, ediotr. Buku ajar
gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.h.87-118
2. WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta; Depkes RI:
2008.h.131-151.
3. Ditjen PPM & PLP. Buku ajar diare – pegangan bagi mahasiswa. Jakarta: Depkes RI;
1990.
27