case anak defisiensi vitamin k

28
IDENTITAS PASIEN Nama : Bayi MS Usia : 2 bulan Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Pekalipan No. Rekam medik : 720280 Tanggal pemeriksaan : 25 Januari 2012 – 30 Januari 2012 Dokter yang memeriksa : dr. Nurhayati Sp. A ANAMNESA (ALLOANAMNESA TERHADAP ORANG TUA PASIEN) Keluhan utama : Perdarahan dari paha kanan setelah injeksi Riwayat Penyakit Sekarang Pasien bayi laki-laki berusia 2 bulan datang ke RSUD Gunung Jati pada tangal 25 Januari 2012 pukul 13.35 dengan keluhan perdarahan yang tidak berhenti sejak 4 jam SMRS didaerah bekas suntikan imunisasi DPT 1. Sebelumnya pada pukul 10.00 pasien datang ke Puskesmas Pekalangan untuk diberikan imunisasi DPT1. Kemudian pasien disuntik vaksin oleh petugas Puskesmas di paha sebelah kiri. Bekas suntikan ditutup dengan kapas dan plester setelah itu pasien pulang. Saat sampai dirumah, plester dibuka oleh orang tua pasien namun masih ada darah yang keluar. Bekas suntikan segera dikompres oleh orang tua pasien. Perdarahan berhenti dan pasien tertidur. Ketika bangun tidur darah keluar lagi dari bekas Page 1

Upload: candra-bayu

Post on 24-Jul-2015

221 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Anak Defisiensi Vitamin K

IDENTITAS PASIEN

Nama : Bayi MS

Usia : 2 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Pekalipan

No. Rekam medik : 720280

Tanggal pemeriksaan : 25 Januari 2012 – 30 Januari 2012

Dokter yang memeriksa : dr. Nurhayati Sp. A

ANAMNESA (ALLOANAMNESA TERHADAP ORANG TUA PASIEN)

Keluhan utama : Perdarahan dari paha kanan setelah injeksi

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien bayi laki-laki berusia 2 bulan datang ke RSUD Gunung Jati pada tangal 25 Januari

2012 pukul 13.35 dengan keluhan perdarahan yang tidak berhenti sejak 4 jam SMRS

didaerah bekas suntikan imunisasi DPT 1. Sebelumnya pada pukul 10.00 pasien datang

ke Puskesmas Pekalangan untuk diberikan imunisasi DPT1. Kemudian pasien disuntik

vaksin oleh petugas Puskesmas di paha sebelah kiri. Bekas suntikan ditutup dengan kapas

dan plester setelah itu pasien pulang. Saat sampai dirumah, plester dibuka oleh orang tua

pasien namun masih ada darah yang keluar. Bekas suntikan segera dikompres oleh orang

tua pasien. Perdarahan berhenti dan pasien tertidur. Ketika bangun tidur darah keluar lagi

dari bekas suntikan. Orang tua pasien langsung membawa pasien kembali ke Puskesmas

kemudian oleh petugas Puskesmas dilakukan balut tekan pada daerah bekas suntikan.

Dokter Puskesmas merujuk pasien untuk segera dibawa ke RSUD Gunung Jati.

Ketika sampai di UGD, pasien langsung ditangani oleh dokter UGD dan diambil sampel

darah pada tangan kanan untuk dilakukan uji laboratorium. Terjadi hal yang sama, daerah

bekas pungsi vena juga tidak mau berhenti setelah di plester. Petugas UGD kemudian

membalut tekan perdarahan tersebut. Sampel darah dibawa ke ke Klinik Pramita untuk

dilakukan uji waktu perdarahan dan diperoleh hasil PPT dan PTT memanjang. Pasien

segera dibawa ke Ruang Perawatan Anak untuk dirawat.

Page 1

Page 2: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Menurut orang tua pasien, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami perdarahan yang

sukar berhenti seperti sekarang. Pada imunisasi sebelumnya juga tidak terjadi perdarahan.

Tidak ada keluhan demam dan batuk pilek. Tidak ada keluhan mencret.

Riwayat Kehamilan

Pasien merupakan anak pertama dan merupakan kehamilan yang diinginkan. Riwayat

infeksi kehamilan disangkal. Riwayat perdarahan saat kehamilan disangkall. Riwayat

hipertensi saat kehamilan disangkal. Riwayat abortus disangkal. Riwayat konsumsi

alkohol dan merokok saat kehamilan disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan saat

kehamilan disangkal. Riwayat anemia saat kehamilan diakui.

Riwayat Persalinan

Pasien lahir saat usia kahamilan 39-40 minggu secara spontan dibantu oleh bidan. Berat

badan lahir 2800 gram. Tidak ada komplikasi pada ibu dan pasien saat persalinan. Orang

tua pasien tidak ingat apakah pasien telah diberikan suntikan vitamin K.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat perdarahan sebelumnya disangkal. Riwayat sakit sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum:

Pasien aktif bergerak, kulit kemerahan dan tangisan kuat.

Tanda Vital HR : 147 kali/menit

RR : 24 kali/menit

Suhu : 36,6 derajat Celcius

Berat badan : 5,2 kg

Page 2

Page 3: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Kesadaran : Compos mentis

Kepala : Normocephal

Mata : Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera tidak ikterik,

Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Thorax : Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Palpasi : Tidak teraba massa dan krepitasi

Perkusi : Sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, wheezing (-), ronkhi (-)

BJ I – BJ II reguler, murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Datar, supel, bising usus dalam batas normal

Ekstremitasa : Akral hangat, sianosis (-), edema (-)

Hematom di paha kiri disekitar daerah bekas suntikan

Fungsi SSO

BAB (+) BAK (+) Keringat (+)

RESUME

Pasien bayi laki-laki berusia 2 bulan datang dengan keluhan perdarahan yang tidak

berhenti didaerah bekas suntikan pada paha kiri sejak 4 jam SMRS. Perdarahan juga

terjadi setelah dilakukan pungsi vena di tangan sebelah kanan. Riwayat perdarahan

sebelumnya disangkal, riwayat sedang mengalami penyakit disangkal. Riwayat keluarga

dengan penyakit serupa disangkal, riwayat kelainan saat kehamilan disangkal, riwayat

komplikasi saat persalinan disangkal

Page 3

Page 4: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum:

Pasien aktif bergerak dan tangisan kuat.

Tanda Vital HR : 147 kali/menit

RR : 24 kali/menit

Suhu : 36,6 derajat Celcius

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 V5 M6 = 15

Ekstremitas :Akral hangat, sianosis (-), edema ekstremitas (-)

Hematom di paha kiri disekitar daerah bekas suntikan

DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Perdarahan post injeksi

Diagnosis Topis : Faktor koagulasi

Diagnosis Etiologis : Suspek kelainan koagulasi darah e.c. defisiensi vitamin K

DIAGNOSIS BANDING

1. Penyakit hati

2. Defisiensi faktor XI

3. DIC

4. ITP

PEMERIKSAAN ANJURAN

1. Darah lengkap

2. Pemeriksaan waktu perdarahan, PPT, aPTT

3. Diff count apusan darah tepi

Page 4

Page 5: Case Anak Defisiensi Vitamin K

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 25 Januari 2012 Pemeriksaan darah

Hb 9,9 gram%

Leukosit 8200 /mm

Trombosit 385.000 /mm

Ht 30,1 %

Tanggal 25 Januari 2012 Pemeriksaan Faal Hemostatis

PTT 210,1 Selisih 2 detik dari kontrol

aPTT 350,1 Selisih 10 detik dari kontrol

Tanggal 29 Januari 2012 Pemeriksaan Darah Rutin

Leukosit 6,5

Eritrosit 3,59

Hb 10,6

Ht 31,4%

Trombosit 293.000

Diff count

Limfosit 59,6%

Monosit 7,1%

Granulosit 33,3%

PENATALAKSANAAN

Dari IGD:

Balut tekan daerah perdarahan

Resusitasi dengan Ringer Lactat 10 cc/ kgBB selama 10 menit

Maintenance Ringer Lactat 520 cc / 24 jam

PROGNOSIS

Page 5

Page 6: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

FOLLOW UP PASIEN

Tanggal Hasil Pemeriksaan Instruksi Pengobatan

26/1/12

27/01/12

Keadaan umum:

Perdarahan belum berhenti

Tanda Vital :TD :N : 164 kali/menit

RR : 61 kali/menit

Suhu : 37,3 derajat C

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 V5 M6

Mata : CA -/- SI -/-

Hidung : NCH ( - )

Mulut: Sianosis ( - )

Thorax : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

BJ I/II rguler G ( - ) M ( - )

Abdomen: Bising Usus (+ )

Extremitas: Akral hangat E ( - ) S ( - )

Diagnosis: Perdarahan post injeksi

Sspek kelainan koagulasi

e.c. Defisiensi vitamin K

Keadaan umum:

Balut tekan

perdarahan

Transfusi PRC 20 cc

Tranfusi FFP 50 cc 3

hari berturut turut

Transfusi FFP hari ke

Page 6

Page 7: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Perdarahan belum berhenti

Bengkak pada daerah bekas injeksi

Tanda Vital : :N : 108 kali/menit

RR : 52 kali/menit

Suhu : 36,6 derajat C

Kesadaran : Compos mentis

Mata : CA -/- SI -/-

Hidung : NCH ( - )

Mulut: Sianosis ( - )

Thorax : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

BJ I/II rguler G ( - ) M ( - )

Abdomen: Bising Usus (+ )

Extremitas: Akral hangat E ( - ) S ( - )

Diagnosis: Perdarahan post injeksi

Defisiensi vitamin K

2

Inj. Vitamin K 5 mg

Balut tekan luka

28/01/12 Keadaan umum:

Perdarahan berhenti

Bengkak dan hematom pada daerah bekas

injeksi

Tanda Vital : :N : 124 kali/menit

RR : 60 kali/menit

Suhu : 36,7 derajat C

Kesadaran : Compos mentis

Mata : CA -/- SI -/-

Hidung : NCH ( - )

Mulut: Sianosis ( - )

Thorax : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

BJ I/II rguler G ( - ) M ( - )

Abdomen: Bising Usus (+ )

Transfusi FFP hari ke

3

Trombophob gel

dioleskan didaerah

hematom

Balut luka

Page 7

Page 8: Case Anak Defisiensi Vitamin K

29/01/12

30/01/12

Extremitas: Akral hangat E ( - ) S ( - )

Diagnosis: Perdarahan post injeksi

Suspek kelainan koagulasi

e.c Defisiensi vitamin K

Keadaan umum:

Perdarahan berhenti

Bengkak dan hematom pada daerah bekas

injeksi

Tanda Vital : :N : 140 kali/menit

RR : 56 kali/menit

Suhu : 36,4 derajat C

Kesadaran : Compos mentis

Mata : CA -/- SI -/-

Hidung : NCH ( - )

Mulut: Sianosis ( - )

Thorax : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

BJ I/II rguler G ( - ) M ( - )

Abdomen: Bising Usus (+ )

Extremitas: Akral hangat E ( - ) S ( - )

Diagnosis: Perdarahan post injeksi

Suspek kelainan koagulasi

e.c Defisiensi vitamin K

Balut luka

Trombophob gel

dioleskan didaerah

hematom

Tunggu hasil lab post

transfusi

Balut luka

Trombophob gel

Page 8

Page 9: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Keadaan umum:

Perdarahan berhenti

Bengkak dan hematom pada daerah bekas

injeksi

Tanda Vital : :N : 131 kali/menit

RR : 60 kali/menit

Suhu : 36,7 derajat C

Kesadaran : Compos mentis

Mata : CA -/- SI -/-

Hidung : NCH ( - )

Mulut: Sianosis ( - )

Thorax : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

BJ I/II rguler G ( - ) M ( - )

Abdomen: Bising Usus (+ )

Extremitas: Akral hangat E ( - ) S ( - )

Diagnosis: Perdarahan post injeksi

Suspek kelainan koagulasi

e.c Defisiensi vitamin K

Hasil lab. Darah:

Hb :10,6

Ht : 31,4

Leukosit : 6.500

Trombosit: 293.000

dioleskan didaerah

hematom

Boleh pulang

Page 9

Page 10: Case Anak Defisiensi Vitamin K

DISKUSIVitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses pembekuan darah, seperti prothrombin (faktor II), proconvertin (faktor VII), komponen thromboplastin plasma (faktor IX), dan Stuart-Prower Factor (faktor X).

Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1 (phytomenadione) yang tedapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang dapat disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain Escherichia coli, (3) Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetis yang sekarang jarang diberikan pada bayi yang baru lahir (neonatus) karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.Sebanyak 50-80 persen vitamin K di dalam usus diserap dengan bantuan asam empedu dan cairan pankreas. Setelah diserap di dalam usus halus bagian atas, vitamin K dikaitkan dengan kilomikron untuk diangkut melalui sistem limfa ke hati.

Hati merupakan tempat penyimpanan vitamin K utama di dalam tubuh. Dari hati, vitamin K diangkut oleh lipoprotein VLDL plasma menuju ke berbagai sel tubuh. Karena vitamin K bersifat larut dalam lemak, hal-hal yang menghambat penyerapan lemak secara otomatis juga akan menurunkan penyerapan vitamin K. Dalam keadaan normal, sebanyak 30-40 persen dari vitamin K yang diserap akan dikeluarkan melalui empedu, dan 15 persen melalui urin sebagai metabolit larut air. Simpanan vitamin K di dalam tubuh tidak banyak dan pergantiannya terjadi dengan cepat.

Simpanan di dalam hati sebanyak 10 persen berupa filokuinon dan 90 persen berupa menakuinon, yang kemungkinan disintesis oleh bakteri pada saluran pencernaan. Namun, kebutuhan akan vitamin K tampaknya tidak dapat hanya dipenuhi dari sintesis menakuinon, diperlukan juga diperoleh dari makanan.

Fungsi vitamin K yang pertamakali diketahui adalah keterlibatannya dalam proses pembekuan darah. Baru pada tahun 1970-an, fungsi-fungsi lainnya diketahui secara lebih jelas. Vitamin K ternyata merupakan kofaktor dari enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat menjadi gamakarboksiglutamat. Protein-protein ini disebut protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor terdapat di dalam membran hati, tulang, dan sedikit di lain jaringan.

Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologis vitamin K. Pada proses pembekuan darah, gamakarboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat dan faktor pembeku darah, seperti protrombin. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah sangat penting dalam proses pembekuan darah.

Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini

Page 10

Page 11: Case Anak Defisiensi Vitamin K

mengikat hidroksipatit yang diperlukan dalam proses pembentukan tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla-protein ditemukan di dalam berbagai jaringan tubuh. Gla-protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak.

Vitamin K penting untuk pembentukan faktor-faktor pembekuan darah, yaitu: prothrombin (faktor II); proconvertin (faktor VII), komponen thromboplastin plasma (PTC, faktor IX) dan Stuart-Prower Factor (Faktor X).

Vitamin K berperan dalam proses metabolisme tulang, yaitu menurunkan kadar undercarboxylated osteocalcin yang berkorelasi positif dengan risiko rawan patah tulang pada penderita osteoporosis. Vitamin K berhubungan dengan kerapatan massa tulang (bone density). Hal itu tampak pada pasien yang sering mengalami cedera seperti patah tulang pinggul atau paha (menunjukkan massa tulang tidak rapat, banyak poros), yang ternyata kadar vitamin K dalam darahnya lebih rendah.

Dampak Kekuarangan dan KelebihanAngka kecukupan vitamin K yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Defisiensi (kekurangan) vitamin K dapat terjadi pada kondisi: (1) neonatus, terutama bayi prematur dengan usus yang belum sempurna, (2) penggunaan berbagai antibiotika dalam jangka waktu panjang yang akan merusak mikroflora di usus, (3) penderita dengan gangguan penyerapan (terutama lemak), seperti pada coeliac syndrome dan obstruksi empedu.

Tabel 1. Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan untuk vitamin K

Golongan umur AKG (mkg)

0-6 bulan 5

7-12 bulan 10

1-3 tahun 15

4-9 tahun 20

Pria

10-12 tahun 45

13-15 tahun 65

16-19 tahun 70

20-60 tahun 80

Wanita

Page 11

Page 12: Case Anak Defisiensi Vitamin K

10-12 tahun 45

13-15 tahun 55

16-19 tahun 60

20-60 tahun 65

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2005)

Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal dengan sempurna, sehingga bila ada luka atau pada operasi, perdarahan akan berlangsung lama. Kekurangan vitamin K akibat makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam makanan. Kekurangan vitamin K umumnya terjadi bila ada gangguan penyerapan lemak, yaitu pada saat produksi asam empedu berkurang atau diare.Defisiensi vitamin K juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotik, sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotik dapat membunuh mikroflora penghasil vitamin K di dalam usus.

Karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darahnya untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah perdacahan berlebihan.Kelebihan vitamin K hanya dapat terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan, berupa vitamin K sintetik menadion atau hanya terjadi pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak.

Kelebihan konsumsi suplemen vitamin K dapat membuat vitamin K menumpuk di dalam tubuh dan akan menjadi racun bagi tubuh. Vitamin K yang berlebihan menyebabkan kerusakan pada sel darah merah. Kelebihan vitamin K menyebabkan lever melepaskan pigmen sel darah (bilirubin) ke dalam darah, sehingga menimbulkan penyakit kuning.

Penyakit Pendarahan pada BayiPenyakit perdarahan pada bayi yang baru

lahir merupakan salah satu akibat dari kekurangan vitamin K. Perdarahan ini terjadi karena:

1. Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik.

2. Fungsi hati dari bayi yang baru lahir masih belum matang untuk menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup. Faktor pembekuan adalah protein

Page 12

Page 13: Case Anak Defisiensi Vitamin K

dalam darah yang memudahkan proses pembekuan, yang memerlukan kehadiran vitamin K.

3. Usus tidak memiliki bakteri penghasil vitamin K selama hari-hari pertama masa kehidupan bayi.

4. Air susu ibu (ASI) hanya sedikit mengandung vitamin K. ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu kurang dari 20 mkg/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K tiga kali lebih banyak (60 mkg/L).

5. Ibu yang selama masa kehamilan mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K, seperti: obat antikoagulan oral (warfarin); obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); dan obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin).

Perdarahan pada bayi yang baru lahir biasa disebut PDVK (Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K). PDVK adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain, seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan oleh berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan X).

Dampak PDVK adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50 persen, yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu hingga 6 bulan, dengan akibat angka kecacatan 30-50 persen.

Data PDVK secara nasional di Indonesia belum tersedia. Data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM (tahun 1990-2000) menunjukkan terdapatnya 21 kasus, 81 persen di antaranya mengalami komplikasi perdarahan intrakranial (catatan medik IKA RSCM 2000). Karena itu, dianjurkan agar bayi yang baru lahir diberikan vitamin K melalui injeksi intramuskular atau secara oral. Susu formula bayi sebaiknya juga difortifikasi dengan vitamin K.

Sayuran Berwarna HijauKadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram) dapat dilihat pada

Tabel 2. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran yang daunnya berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan, semakin tinggi kandungan vitamin K-nya.

Tabel 2. Kadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram)

Bahan pangan Kadar (mkg)

Susu sapi 3

Keju 35

Page 13

Page 14: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Mentega 11

Ayam 7

Daging sapi 92

Hati sapi 7

Hati ayam 10

Minyak jagung 5

Jagung gandum 5

Tepung terigu 4

Roti 4

Asparagus 57

Buncis 14

Brokoli 200

Kol 125

Daun selada 128

Bayam 89

Kentang 2

Tomat 4

Pisang 1

Jeruk 1

Kopi 38

Teh hijau 712

Sumber:Wilson dkk (1976)

Bahan pangan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit adalah susu, daging, telur, serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat). Sumber penting vitamin K lainnya adalah flora bakteri di dalam usus halus (jejunum dan ileum).Teh juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Dalam setiap gram teh terkandung sekitar 300-500 SI vitamin K. Berbagai pangan probiotik (yoghurt, yakult, kefir, dan dadih) yang mengandung bakteri bersifat menguntungkan kesehatan, ternyata bisa membantu menstimulasi produksi vitamin K di dalam usus besar.

Page 14

Page 15: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K

 BATASAN

Kecenderungan terjadinya perdarahan akibat gangguan proses koagulasi yang disebabkan oleh kekurangan vitamin K atau dikenal dengan Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).

PATOFISIOLOGI

Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Selain itu Vitamin K diperlukan untuk konversi faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.

Ada 3 Kelompok :1. VKDB dini2. VKDB klasik3. VKDB lambat atau acquired prothrombin complex deficiency (APCD),

Secondary prothrombin complex (PC) deficiency 

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data mengenai VKDB secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya.

DIAGNOSIS

Anamnesis

Page 15

Page 16: Case Anak Defisiensi Vitamin K

1. onset perdarahan 2. lokasi perdarahan3. pola pemberian makanan4. riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan

Pemeriksaan fisik

Adanya perdarahan di saluran cerna, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi, bekas suntikan dan lain sebagainya

Pemeriksaan penunjang

1. Waktu pembekuan dapat memanjang2. PPT (Plasma Prothrombin Time) memanjang3. Partial Thromboplastin Time (PTT) memanjang4. Thrombin Time  normal5. USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi perdarahan

Tabel : Perdarahan akibat defisiensi vitamin K pada anak  VKDB dini VKDB klasik VKDB lambat

(APCD)Secondary PC deficiency

Umur< 24 jam

1-7 hari (terbanyak 3-5 hari)

2 minggu-6 bulan (terutama 2-8 minggu)

Segala usia

Penyebab & Faktor resiko

Obat yang diminum selama kehamilan

-            Pemberian makanan terlambat

-            Intake Vit K inadekuat

-            Kadar vit K rendah pada ASI

-            Tidak dapat profilaksis vit K

-            Intake Vit K inadekuat

-            Kadar vit K rendah pada ASI

-            Tidak dapat profilaksis vit K

- obstruksi bilier

-penyakit hati

-malabsorbsi

-intake kurang (nutrisi parenteral)

Frekuensi < 5% pada kelompok resiko tinggi

0,01-1%(tergantung pola makan bayi)

4-10 per 100.000 kelahiran (terutama di Asia Tenggara)

 

Lokasi perdarahan

Sefalhematom, umbilikus, intrakranial, intraabdominal,

GIT, umbilikus, hidung, tempat suntikan, bekas sirkumsisi, intrakranial

Intrakranial (30-60%), kulit, hidung, GIT, tempat suntikan, umbilikus, UGT,

 

Page 16

Page 17: Case Anak Defisiensi Vitamin K

GIT, intratorakal

intratorakal

Pencegahan -penghentian / penggantian obat penyebab 

-Vit K profilaksis (oral / im)- asupan vit K yang adekuat

Vit K profilaksis (im)- asupan vit K yang adekuat

 

DIAGNOSIS BANDING

VKDB dibedakan dengan gangguan hemostasis lain misalnya gangguan fungsi hati.

PENATALAKSANAAN

Pencegahan VKDB

Dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K Profilaksis

1. Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg im (dosis tunggal) atau per oral 3 kali 2 mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2 tahun

2. Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan mendapat profilaksis vitamin K1 5 mg/hari selama trimester ketiga atau 10 mg im pada 24 jam sebelum melahirkan. Selanjutnya bayinya diberi vitamin K1 1 mg im dan diulang 24 jam kemudian

Pengobatan VKDB1. Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari2. Fresh frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/kg

KESIMPULANPada kasus ini, gejala perdarahan dan hasil laboratorium mengarahkan kepada diagnosis perdarahan akibat defisiensi vitamin K onset lambat, dimana ditemukan:

1. Perdarahan pada daerah bekas suntikan2. Terjadi pada usia 2 bulan3. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama4. PTT dan aPTT memanjang5. Jumlah trombosit normal6. Tidak terdapat peningkatan leukosit7. Terjadi perbaikan setelah pemberian vitamin K

Tatalaksana sesuai dengan indikasi defisiensi vitamin K1. Transfusi FFP

Page 17

Page 18: Case Anak Defisiensi Vitamin K

2. Pemberian vitamin K3. Transfusi PRC 20 cc karena jumlah Hb rendah (9,9 gram%)

Page 18

Page 19: Case Anak Defisiensi Vitamin K

Page 19