cara penanganan keracunan methanol
DESCRIPTION
penanganan medis dan pertolongan pertama terhadap keracunan bila terkena metanolTRANSCRIPT
Berikut ini beberapa cara penanganan terhadap keracunan metanol (Merck, 2014):
1. Jika Terkena Kulit: Cuci dengan banyak air dan sabun.
2. Jika Terhirup: Pindahkan korban ke tempat berudara segar dan jaga tetap relaks
pada posisi yang nyaman untuk bernafas.
3. Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan
atau dokter/tenaga medis.
Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama (Lestari, 2013):
Secara umum si pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Kemudian untuk korban yang telah menghirup diupayakan agar hirup udara
segar. Kondisi ini bisa ditangani dengan memindahkan korban ke tempat udara
segar dan diistirahatkan. Jika napas terhenti maka langsung berikan pernapasan
buatan secara mekanik, jika diperlukan berikan masker oksigen atau peralatan
sejenis untuk melakukan pernapasan buatan. Segera hubungi dokter terdekat.
Setelah kontak pada kulit: cuci dengan air yang banyak. Lepaskan pakaian
yang terkontaminasi. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata: bilaslah dengan air yang banyak. cuci mata dengan
air mengalir yang banyak sambil mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan
terbebas dari methanol. Hubungi dokter mata.
Setelah penelanan: Paksa korban meminum ethanol (misal, 1 gelas minuman
yang mengandung 40% alkohol). Hubungi segera dokter (dan beritahu adanya
penelanan methanol).
Sebelum memanggil pertolongan medis, kurangilah kekuatan racun dengan cara
(Lestari, 2013):
a. Bila mungkin buatlah penderita muntah pada kasus racun yg tertelan
b. Encerkan racun dengan cara korban diberi air minum atau larutan penyelamat
(air bersih, susu, larutan putih telur), lakukan ini sebelum mendapatkan alat
penawar khusus racun.
c. Jangan sekali-kali memberi minum pada korban yang setengah sadar, tidak
sadar atau saat kejang.
d. Cegah muntah masuk paru-paru: dengan cara letakkan korban dipangkuan
tengkurap. Pada korban dewasa letakan kepala dan perut lebih rendah dari
panggul, posisi kepala miring ke satu sisi.
e. Cara lain membuat korban muntah: dengan cara menyentuh dinding belakang
tenggorokan dengan jari atau pegangan sendok.
Hanya untuk kasus khusus, apabila tidak ada pertolongan medis dalam
satu jam, paksakan korban untuk muntah (hanya apabila korban sadar
sepenuhnya) dan paksa korban minum ethanol lagi (sekitar 0.3 ml minuman 40%
alkohol per kg berat badan per jam) (Lestari, 2013).
Tindakan darurat yang dilakukan dengan cara merangsang muntah ataupun
dengan pemberian norit (activated charcoal), sebenarnya kurang efektif terhadap
keracunan methanol. Cara yang lebih baik adalah dengan memberikan antidote
(penangkal) yaitu diberikan ethanol atau fomepizole. Cara kerja ke dua zat ini
adalah dengan menghambat kerja enzim pengurai methanol (yang dinamakan
competitive inhibition) sehingga methanol tidak sempat terurai dan akan
dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk utuhnya. Yah, penangkalnya
adalah ethanol berkadar 5 -10 % yang bisa diberikan dalam cairan infus dextrose
5% atau bisa juga diminumkan kepada pasien berupa whisky, vodka, atau gin.
Tentu saja jumlah yang diteguk dalam pengawasan dokter. Antidot yang lain
yaitu fomepizole yang memang lebih efektif, namun harganya sangat mahal untuk
penanganan pasien keracunan methanol dengan fomepizole ini pasien akan
mengeluarkan biaya sekitar 3.500 dollar AS. Keuntungan penanganan pemberian
antidot dengan ethanol ini adalah kemudahan untuk mendapatkannya, karena
cairan ini memang selalu ada di rumah sakit (Kusno, 2009).
Kusno, Gustaf., 2009, Keracunana Fatal Akibat Menenggak Metanol,
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/09/17/keracunan-fatal-
akibat-menenggak-methanol-260234.html
Merck., 2014, Lembar Data Keselamatan Bahan
www.merckmillipore.co.id/.../id_ID/...ID.../ViewProductDocuments-File
Lestari, Suasih., 2013, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di
Laboratorium, http://rainyday051.blogspot.com/2013/02/paper-
pertolongan-pertama-pada_4.html