buku ini adalah merupakan untuk pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...buku...

83
Executive Summary Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan |i KATA PENGANTAR Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman Di Bidang Transportasi Perkeretaapian Perkotaan”. Dalam Executive Summary ini disampaikan Pendahuluan, Tinjauan pustaka, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Mudah-mudahan Executive Summary ini dapat memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini, yaitu naskah akademik dan pedoman bidang transportasi perkeretaapian perkotaan yang telah dilakukan oleh PT. KUTAMI MANAJEMEN TEKNOLOGI. Akhir kata, atas kesempatan yang diberikan kepada PT. KUTAMI MANAJEMEN TEKNOLOGI, kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat, Tim Pengarah,Tim Pendamping, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Executive Summary ini. Bandung, November 2011 PT. KUTAMI MANAJEMEN TEKNOLOGI (Ir. Harjono Jahi) Direktur Utama

Upload: vandang

Post on 06-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | i

KATA PENGANTAR

Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “StudiPenyusunan Pedoman Di Bidang Transportasi Perkeretaapian Perkotaan”.

Dalam Executive Summary ini disampaikan Pendahuluan, Tinjauan pustaka,Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Penutup.

Mudah-mudahan Executive Summary ini dapat memberikan gambaran yangmenyeluruh mengenai keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini, yaitunaskah akademik dan pedoman bidang transportasi perkeretaapianperkotaan yang telah dilakukan oleh PT. KUTAMI MANAJEMENTEKNOLOGI.

Akhir kata, atas kesempatan yang diberikan kepada PT. KUTAMIMANAJEMEN TEKNOLOGI, kami ucapkan terima kasih kepada KepalaBadan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kepala Pusat Penelitiandan Pengembangan Perhubungan Darat, Tim Pengarah,Tim Pendamping,dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian ExecutiveSummary ini.

Bandung, November 2011

PT. KUTAMI MANAJEMEN TEKNOLOGI

(Ir. Harjono Jahi)Direktur Utama

Page 2: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | ii

ABSTRAK

Kota-kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang,Yogyakarta, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang,Bandar Lampung, dan Makasar, masuk ke dalam program prioritas untukdilakukan revitalisasi dan pengembangan baru jalur perkeretaapianperkotaan. Kecuali Jabodetabek, kota-kota tersebut tidak memilikijaringan kereta api kota sebagai alternatif moda perjalanan. Revitalisasitransportasi perkotaan di kota-kota ini akan diarahkan dengan membangunkereta api perkotaan (rail-based urban transport system).Salah satu dukungan terhadap revitalisasi dan pengembangan baru jalurperkeretaapian perkotaan adalah pedoman di bidang kereta api perkotaan,agar para pemegang kepentingan (stakeholders) perkeretaapian perkotaandapat dengan mudah memahami dan melaksanakan peraturan danperundang-undangan yang berlaku.Pedoman yang akan dibuat adalah pembentukan kelembagaan otoritasperkeretaapian perkotaan; Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antaramoda kereta api dengan moda jalan; Pedoman pelayanan terpadu antaramoda kereta api antar kota dengan kereta api perkotaan; Pedomanpenyelenggaraan prasarana perkeretaapian perkotaan; dan Pedomanpenyelenggaraan sarana perkeretaapian perkotaan.Untuk melaksanakan studi tersebut akan dilakukan dengan analisis secarakualitatif, dimana data yang telah dikumpulkan akan diolah menjadirumusan pedoman. Data yang diambil berupa data sekunder yangdiperoleh dari seluruh instansi yang terkait dengan perkeretaapianperkotaan, literatur dan internet. Sedangkan untuk data primer adalahhasil wawancara dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, PT KeretaApi (Persero), PT. MRT Jakarta, PT.Jabodetabek Commuter, DinasPerhubungan, dan Bappeda di kota Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,Jogjakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto dan Solo. Selain itu jugaakan dilakukan studi banding sistem transportasi perkotaan dengan KA dinegara Singapura.Studi akan dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) bulan dengan 4 (empat)tahapan pelaksanaan pekerjan yaitu persiapan dan analisis pendahuluan,pelaksanaan survai lapangan, pengolahan dan analisis data, penyusunandan rekomendasi.

Kata Kunci : Pedoman, Perkeretaapian Perkotaan

Page 3: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | iii

ABSTRACT

Major cities such as Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang,Yogyakarta, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang,Bandar Lampung, and Makasar, entered into a program of priority to berevitalization and new development of urban railway lines. Except forJabodetabek, the cities have not a city railway network as an alternativemode of travel. Revitalization of urban transportation in these cities will bedirected to build rail-based urban transport system.Supporting for the revitalization and new development of urban railwaylines are guidelines in the field of urban railway, so the stakeholder ofurban railways can easily understand and implement regulations andlegislation of urban railway.Guidelines will be made is the establishment of the institutional authority ofurban railways: Guidelines for integrated services a train ticket betweenthe modes by mode of road; Guidelines for integrated services between themode of inter-city train with urban railways, urban railways infrastructureimplementation guide, and guide the implementation of a rolling stocks ofurban railways.To perform these studies will be conducted with qualitative analysis, wheredata will be collected and will be processed to the formulation ofguidelines. Secondary data obtained from all relevant institutionsassociated with urban railways, literature and internet. As for the primarydata was conducted interviews with the Directorate General of Railways,PT Kereta Api (Persero), PT. MRT Jakarta, PT.Jabodetabek Commuter, theDishub and Bappeda in the city of Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,Jogjakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto and Solo. They will also becarried out comparative studies of urban transport system with trains in thecountry of Singapore.The study will be carried out within 7 (seven) months, with 4 (four) stagesof preparation and preliminary analysis, the implementation of fieldsurveys, data analysis, formulation and recommendations.

Keywords: Guidelines, Urban Railways

Page 4: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

ABSTRACT............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................I-11. Dasar Hukum ...............................................................I-12. Gambaran Umum Singkat ...........................................I-1

B. Fokus Penelitian ................................................................I-2

C. Maksud Dan Tujuan Penelitian.......................................I-2

D. Ruang Lingkup Penelitian................................................I-21. Uraian Kegiatan ...........................................................I-22. Batasan Kegiatan .........................................................I-3

E. Kegunaan Penelitian ........................................................I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori dan Konsep ........................................... II-11. UU No 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian ........ II-12. Naskah Akademik ................................................... II-16

B. Definisi dan Istilah, Glosarium ................................... II-201. Pedoman .................................................................. II-202. Definisi yang berkaitan dengan Perkeretaapian

Perkotaan ................................................................. II-21

Page 5: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................. III-1

B. Lokasi Penelitian dan Sumber Data............................. III-2

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................... III-2

D. Teknik Analisis Data ..................................................... III-8

E. Pengecekan Validitas Temuan/Kesimpulan ................ III-8

F. Tahap-Tahap Penelitian................................................ III-91. Tahapan Pekerjaan .................................................... III-92. Keluaran (Output) Kegiatan Studi .......................... III-10

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Naskah Akademik .........................................................IV-1

B. Pedoman .......................................................................IV-12

BAB V PEMBAHASAN

A. Pola Pikir ....................................................................... V-1

B. Matrik Pedoman .......................................................... V-14

BAB VI PENUTUP ............................................................................VI-1

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kepemilikan MRT di Beberapa Negara .............................. II-10Tabel 2.2 Tipe Kontrak dengan PPP ................................................... II-12Tabel 2.3 Cara Penentuan Tarif di Beberapa Negara .......................... II-14Tabel 2.4 Sumber Pendanaan Biaya Operasi di Beberapa Negara ...... II-15Tabel 3.1 Kebutuhan Data untuk Masing-masing Pedoman .................III-4Tabel 5.1 Matrik Pedoman ...................................................................V-14

Page 7: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prasarana Perkeretaapian .................................................. II-1Gambar 2.2 Kereta Api menurut Jenisnya ............................................ II-2Gambar 2.3 Kereta Api Kecepatan Normal .......................................... II-3Gambar 2.4 Kereta Api Kecepatan Tinggi............................................ II-4Gambar 2.5 Kereta Api Monorel .......................................................... II-4Gambar 2.6 Kereta Api Motor Induksi Linear...................................... II-5Gambar 2.7 Kereta Api Gerak Udara.................................................... II-6Gambar 2.8 Kereta Api Levitasi Magnetik........................................... II-6Gambar 2.9 Trem.................................................................................. II-7Gambar 2.10 Kereta Gantung ................................................................. II-8Gambar 2.11 Sarana Perkeretaapian ....................................................... II-9Gambar 2.12 Skema Manajemen Pengoperasian Transportasi

di China........................................................................... II-11Gambar 2.13 Sumber Pendanaan Transportasi Publik.......................... II-11Gambar 2.14 Daerah di Sekitar Stasiun Aguas Claras Brazil Setelah

Dibangun Stasiun ............................................................ II-12Gambar 2.15 Siapa yang Membayar Biaya Investasi Infrastruktur

Transportasi Perkotaan.................................................... II-13Gambar 2.16 Siapa yang Membayar Biaya Operasi Transportasi

Perkotaan......................................................................... II-14Gambar 2.17 Desain Sistem Tiket Terpadu di India............................. II-16Gambar 2.18 Arsitektur Sistem Tiket Terpadu di Beijing .................... II-16Gambar 2.19 Arsitektur Sistem Tiket Terpadu di Hongkong............... II-17Gambar 2.20 Arsitektur Sstem Tiket Terpadu di Singapura................. II-17Gambar 2.21 Tempat Pembelian Tiket ................................................. II-18Gambar 2.22 Tempat Check In............................................................. II-18Gambar 2.23 Transaksi di Stasiun Kereta Api Metro........................... II-19Gambar 2.24 Alat Baca Smartcard Pada Trem dan Bus ...................... II-19Gambar 2.25 Tiga Tipe Perkeretaapian Dasar dan Perkeretaapian

Antara (Middle System Railways) .................................. II-20Gambar 3.1 Metodologi Kerja .......................................................... III-11Gambar 5.1 Pola Pikir Studi Penyusunan Pedoman di Bidang

Transportasi Kereta Api Perkotaan ................................... V-1Gambar 5.2 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pembentukan

Kelembagaan Otoritas Perkeretaapian Perkotaan ............. V-4Gambar 5.3 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu Satu

Tiket Antara Moda Kereta Api Dengan Moda Jalan......... V-6Gambar 5.4 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu

Antara Moda Kereta Api Antar Kota Dengan KeretaApi Perkotaan.................................................................... V-8

Gambar 5.5 Pola Pikir Penyusunan Pedoman PenyelenggaraanPrasarana Perkeretaapian Perkotaan ............................... V-10

Gambar 5.6 Pola Pikir Penyusunan Pedoman PenyelenggaraanSarana Perkeretaapian Perkotaan .................................... V-12

Page 8: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | I-1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG1. Dasar Hukum

• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 TentangPerkeretaapian.

• Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 TentangPenyelenggaraan Perkeretaapian.

• Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 TentangLalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.

2. Gambaran Umum SingkatLahirnya Undang-Undang No.23 Tahun 2007 TentangPerkeretaapian menandai era baru perkeretaapian di Indonesia,dengan tiga peraturan dasar yaitu (a) menghilangkan monopoliBUMN dan membuka peluang swasta dan pemerintah daerahdalam bisnis perkeretaapian, (b) memungkinkan pemisahanpenyelenggaraan prasarana dan sarana yang semula terintegrasi,dan (c) menetapkan pemerintah sebagai pembina danpenanggungjawab penyelenggaraan perkeretaapian. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian tersebutmenetapkan bahwa penyelenggaraan prasarana dan saranaperkeretaapian harus dilaksanakan oleh badan usaha yang dapatberupa BUMN/BUMD atau swasta, atau kerjasama pemerintah danswasta. Sektor swasta diberikan hak yang sama untuk melakukaninvestasi, memiliki, mengelola, dan mengoperasikan sistemperkeretaapian di Indonesia.

Kota-kota besar di Jawa dan Bali seperti Jabodetabek, Surabaya,Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Denpasar, sertaSumatera seperti Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, BandarLampung, dan di Sulawesi seperti Makasar, masuk ke dalamprogram prioritas untuk dilakukan revitalisasi dan pengembanganbaru jalur perkeretaapian perkotaan. Kota-kota besar ini padaumumnya sudah mencapai tingkat kepadatan penduduk dankepemilikan kendaraan bermotor sangat tinggi disertai kondisiangkutan umum yang jauh dari memadai dan kemacetan jaringankota yang parah. Kecuali Jabodetabek, kota-kota ini pun tidakmemiliki jaringan kereta api kota sebagai alternatif modaperjalanan. Revitalisasi transportasi perkotaan di kota-kota ini akandiarahkan dengan membangun kereta api perkotaan (rail-basedurban transport system).

Di beberapa negara maju, perkeretaapian umum perkotaan sudahmenjadi transportasi utama untuk menunjang kegiatan sehari-haribagi masyarakat perkotaan itu sendiri (urban) maupun masyarakat

Page 9: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

I-2 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

yang tinggal di pinggiran kota (sub urban) yang mempunyaiaktivitas di perkotaan atau sebaliknya. Untuk memperlancarkegiatan angkutan perkotaan, pemerintah kota diberikankewenangan / otoritas penuh baik dalam kegiatan penyelenggaraan/ pengelolaannya maupun pengembangannya, baik yangdilaksanakan oleh perusahaan daerah itu sendiri maupun oleh pihaklain / swasta. Dengan kondisi yang seperti itu telah dimungkinkanadanya multi operator baik sebagai penyelenggara prasarana,penyelenggara sarana, maupun penyelenggara prasarana dan saranaperkeretaapian, dan juga dimungkinkan adanya multi moda dalampenyelenggaran perkeretaapian perkotaan seperti pengoperasianKereta Rel Listrik (Electric Multiple Unit), Mass Rapid Transit(MRT), Monorail, Rail Bus, dan lain-lain. Dengan adanya multimoda dan juga multi operator maka dalam pelaksanaan maupunpengembangan dan pembangunannya perlu adanya koordinasi yangbaik agar diperoleh hasil yang optimal, yang kesemuanya ditujukanuntuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada parapengguna jasa.

B. FOKUS PENELITIANStudi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaandilaksanakan untuk mewujudkan transportasi perkeretaapian yang selamat,aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efisien denganmenggunakan pedoman yang benar dan harmonis, terutama dengan akanadanya multi operator dan multi moda dalam penyelenggaraanperkeretaapian perkotaan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN1. Maksud Kegiatan

Maksud studi ini adalah merumuskan pedoman di bidangtransportasi kereta api perkotaan.

2. Tujuan PenelitianTujuan studi ini adalah tersedianya pedoman di bidangtransportasi kereta api perkotaan.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN1. Uraian KegiatanUraian kegiatan/ruang lingkup dari studi ini sebagai berikut:

a. Inventarisasi kegiatan-kegiatan penyelenggaraanperkeretaapian perkotaan.

b. Inventarisasi kebijakan pengembangan perkeretaapianperkotaan.

c. Inventarisasi perkembangan teknologi perkeretaapianperkotaan.

Page 10: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | I-3

d. Menganalisis dan mengevaluasi tingkat kepentinganmasing-masing stakeholders (pemangku kepentingan).

e. Merumuskan naskah akademis konsep pedoman dibidang perkeretaapian perkotaan, yang meliputi:1) Pedoman pembentukan kelembagaan otoritas

perkeretaapian perkotaan.2) Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara moda

kereta api dengan moda jalan.3) Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta api

antar kota dengan kereta api perkotaan.4) Pedoman penyelenggaraan prasarana

perkeretaapian perkotaan, yang meliputi:a) Pembangunan stasiun kereta api perkotaan.b) Pengoperasian stasiun kereta api perkotaan.c) Perawatan stasiun kereta api perkotaan.d) Pengusahaan stasiun kereta api perkotaan.e) Pembangunan jalur kereta api perkotaan.f) Pengoperasian jalur kereta api perkotaan.g) Perawatan jalur kereta api perkotaan.h) Pengusahaan jalur kereta api perkotaan.

5) Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapianperkotaan.

f. Obyek penelitian dilakukan pada wilayah Medan,Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,Semarang, Purwokerto, Solo.

2. Batasan KegiatanStudi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta ApiPerkotaan adalah berupa penyusunan pedoman umum yangdilaksanakan secara efektif dan efisien.

Pedoman yang akan dibuat merupakan perwujudan dari goodgovernance di bidang kereta api. Pedoman sudah tersirat dalamundang-undang dan ketentuan lainnya, tetapi untuk meningkatkankinerja kereta api yang berkaitan dengan semua pemangkukepentingan (stakeholders) dan untuk meningkatkan pelayananangkutan kereta api kepada masyarakat, maka pedoman harusdidefinisikan dengan jelas.

E. KEGUNAAN PENELITIAN1. Pedoman Pembentukan Kelembagaan Otoritas

Perkeretaapian Perkotaan

Untuk mengatasi transportasi perkotaan, perlu dipikirkan membuatbadan otoritas transportasi perkotaan Pihak yang terkait seperti

Page 11: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

I-4 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah melebur didalam badan tersebut.

Badan otoritas transportasi perkotaan ini tidak hanya untuktransportasi perkotaan dengan kereta api, tetapi juga untukmengatur transportasi perkotaan moda lainnya sehingga akanterjadi keterpaduan dan sinergi positif antar moda transportasiperkotaan.

Dengan adanya badan otoritas transportasi, berbagai pihak yangterkait seperti Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerahdapat melebur di dalamnya. Badan otoritas tersebut, nantinya yangakan mengeluarkan berbagai perizinan terkait dengan sektortransportasi di perkotaan. Selain itu, otoritas itu juga yang akanmenetapkan kebijakan tentang subsidi silang bagi angkutan massalyang dibutuhkan rakyat.

Saat ini, salah satu permasalahan dalam bidang transportasi adalahadanya semacam tumpang tindih perizinan dan kewenangan antar-instansi yang mengurus soal berbagai moda transportasi perkotaan.

Dengan dibuatnya pedoman ini diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas dapat diatasi, karena semua pihakyang terlibat dapat berperan sesuai dengan peraturan danperundang-undangan yang berlaku.

2. Pedoman Pelayanan Terpadu Satu Tiket Antara ModaKereta Api Dengan Moda Jalan

Tiket terpadu antar moda transportasi perkotaan akan meningkatkanefisiensi bagi pengguna jasa transporasi baik dipandang dari sudutbiaya maupun waktu yang dikeluarkan. Hanya saja perlu dilakukanpengaturan mengenai share dari masing-masing moda transpotasiperkotaan tersebut sehingga dapat bersinergi secara positif, artinyatidak merugikan salah satu moda, baik dari sudut pendapatan danbeban moda transportasi tersebut.

Dengan dibuatnya pedoman ini, maka seluruh pemangkukepentingan dapat bekerjasama dengan baik, sehingga akan terciptaefisiensi yang tinggi baik bagi pengguna jasa perkeretaapianperkotaan maupun penyelenggara sarana dan prasarana kereta apiperkotaan.

3. Pedoman Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta ApiAntar Kota Dengan Kereta Api Perkotaan

Pedoman ini sangat penting bagi pengguna jasa yang berasal dariluar kota yang hendak menuju kawasan perkotaan. Dengan tiket

Page 12: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | I-5

kereta api antar kota yang dimilikinya, pengguna moda kereta apiantar kota dapat langsung menggunakan kereta api perkotaan.Hanya saja perlu diperhatikan fasilitas perpindahan baik untukpenumpang maupun barang.

Dengan adanya pedoman ini diharapkan pengguna angkutan keretaapi akan menjadi lebih mudah dalam melanjutkan perjalanan dariluar kota, begitu juga dengan penyelenggara sarana dan prasaranaperkeretaapian perkotaan yang dapat menyediakan jasanya sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Pedoman Penyelenggaraan Prasarana PerkeretaapianPerkotaan

Pedoman penyelenggaraan prasarana perkeretaapian perkotaanyang akan dibuat adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan stasiun kereta api perkotaanb. Pengoperasian stasiun kereta api perkotaanc. Perawatan stasiun kereta api perkotaand. Pengusahaan stasiun kereta api perkotaane. Pembangunan jalur kereta api perkotaanf. Pengoperasian jalur kereta api perkotaang. Perawatan jalur kereta api perkotaanh. Pengusahaan jalur kereta api perkotaan

Dengan dibuatnya pedoman ini diharapkan ketentuan-ketentuanyang memberikan arah bagaimana cara, langkah-langkah danpersyaratan dasar dalam penyelenggaraan prasarana perkeretaapianperkotaan yang meliputi stasiun kereta api perkotaan dan jalurkereta api perkotaan dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturandan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman ini sangat diperlukan oleh suatu Badan Usaha, baikPemerintah, Pemerintah Daerah maupun swasta yang sudahmaupun yang akan bergerak dalam penyelenggaraan prasaranaperkeretaapian perkotaan, baik dalam pelaksanaanpembangunannya, pengoperasiannya, perawatannya maupunpengusahaannya.

Khusus untuk pihak swasta, partisipasi swasta dalampenyelenggaraan perkeretaapian di Indonesia telah mendapatlandasan hukum dengan ditetapkannya UU 23/2007 TentangPerkeretaapian. Swasta dapat terlibat dalam banyak aspekpenyelenggaraan perkeretaapian, mulai dari pemeliharaankebersihan stasiun sampai pembangunan jaringan kereta api baru.Keterlibatan swasta dalam perkeretaapian dalam situasi persainganyang sehat memberikan manfaat bagi perekonomian dalam bentuklayanan yang berkualitas dan tarif yang murah. Namun swasta tidak

Page 13: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

I-6 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

tertarik berusaha di jalur-jalur yang tidak menguntungkan dalamjangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu peran pemerintahuntuk mendorong swasta menyelenggarakan layanan angkutankereta api di jalur-jalur tidak menguntungkan secara finansialjangka pendek ini sangat penting.

Untuk mendorong tumbuhnya sektor swasta dalam bisnisperkeretaapian, Pemerintah perlu menyiapkan paket-paket proyekperkeretaapian sebagai insentif untuk menarik investor danmengembangkan jaringan kereta api yang secara ekonomi cukupmenguntungkan. Beberapa investor swasta dalam dan luar negeritelah berminat dalam membangun kereta api bandara SoekarnoHatta. Hal yang sama dapat dikembangkan di kota-kota besar lainseperti Makasar, Surabaya, dll. Pemerintah dapat bekerja samadengan KADIN dalam mencarikan lebih banyak investor dalamsektor perkeretaapian.

Ada banyak model kerjasama antara pemerintah – swasta yangdapat dikembangkan, antara lain: Milik-Rancang-Bangun-Operasi(Own Design Build Operate), Rancang-Bangun-Biaya-Operasi(Design Build Finance Operate), Rancang-Bangun-Operasi(Design Build Operate), Rancang-Bangun (Design Build) danPengoperasian Prasarana (Infrastructure Operations). Pemerintahperlu menjajagi kemungkinan penerapan model-model kerjasamatersebut untuk membangun berbagai proyek perkeretaapian.

5. Pedoman Penyelenggaraan Sarana PerkeretaapianPerkotaan

Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapian perkotaan adalahketentuan yang memberikan arah bagaimana cara, langkah-langkahdan persyaratan dasar dalam penyelenggaraan saranaperkeretaapian perkotaan yang meliputi pelaksanaan pengadaansarana perkeretaapian, pengoperasian sarana perkeretaapian,perawatan sarana perkeretaapian dan pengusahaan saranaperkeretaapian.

Pedoman ini sangat diperlukan oleh suatu Badan Usaha, baikPemerintah, Pemerintah Daerah maupun swasta yang sudahmaupun yang akan bergerak dalam penyelenggaraan saranaperkeretaapian perkotaan, baik dalam pelaksanaan pengadaannya,pengoperasiannya, perawatannya maupun pengusahaannya.

Page 14: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI DAN KONSEP1. UU No 23 Tahun 2007 Tentang PerkeretaapianMenurut UU No 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, dapatdiuraikan mengenai prasarana perkeretaapian dan saranaperkeretaapian seperti berikut ini.

a. Prasarana Perkeretaapian

Prasarana perkeretaapian adalah sebagaimana terlihat padaGambar 2.1.

JALURKERETA API

STASIUNKERETA API

FASILITASOPERASI

KERETA API

PRASARANA

Peralatan Sinyal

Peralatan Telekomunikasi

Instalasi Listrik

Gambar 2.1. Prasarana Perkeretaapian

b. Sarana Perkeretaapian

Kereta Api menurut jenisnya adalah sebagaimana terlihatpada Gambar 2.2.

Page 15: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-2| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Gambar 2.2. Kereta Api menurut Jenisnya

1) Kereta api kecepatan normal

Kereta api kecepatan normal (Conventional Train)adalah kereta api yang mempunyai kecepatan kurangdari 200 km/jam.

Kereta api jenis ini disebut juga kereta apikonvensional atau kereta api berat (heavy rail) sepertikereta api penumpang, kereta api barang, KRL, KRDyang beroperasi di Negara kita saat ini dan kereta apimetro (subway).

Beberapa kereta api kecepatan normal seperti terlihatpada Gambar 2.3.

Page 16: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-3

Kereta Api Penumpang Kereta Api Barang

Kereta Rel Listrik (KRL) Kereta Rel Diesel Elektrik

Kereta Rel Diesel Hidrolik Kereta Api Metro (Subway)

Gambar 2.3. Kereta Api Kecepatan Normal

2) Kereta api kecepatan tinggi.

Kereta api kecepatan tinggi (High Speed Train) adalahkereta api yang mempunyai kecepatan lebih dari 200km/jam.

Beberapa kereta api kecepatan tinggi seperti terlihatpada Gambar 2.4.

Page 17: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-4| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Shinkansen ICE TGV

Gambar 2.4. Kereta Api Kecepatan Tinggi

3) Kereta api monorel.

Beberapa kereta api monorel seperti terlihat padaGambar 2.5.

KA Monorel Type Straddle-Beam KA Monorel Type Suspended

Gambar 2.5. Kereta Api Monorel

4) Kereta api motor induksi linear

Pada saat ini teknologi motor induksi linier pada keretaapi telah diterapkan oleh perusahaan manufucturingBombardier ART diberbagai Negara.

Selain Bombardier ART kereta api motor induksi linierjuga dikembangkan oleh Kawasaki Heavy Industriespada beberapa jalur kereta api bawah tanah (sub way)di Jepang dan China.

Page 18: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-5

Beberapa kereta api motor listrik induksi linear sepertiterlihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Kereta Api Motor Induksi Linear

5) Kereta api gerak udara.

Kereta api gerak udara (Aeromovel) adalah kereta apiyang bergerak dengan menggunakan tekanan udara.Rangkaian kereta pendek (satu kereta @ 2 gerbong)dimensi 2x 15 x 3,0 meter, mampu mengangkut 300orang, selang kedatangan antar kereta dapat mencapai 3menit, kecepatan dapat mencapai 70 km/jam.

Salah satu kereta api gerak udara seperti terlihat padaGambar 2.7.

Page 19: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-6| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Gambar 2.7. Kereta Api Gerak Udara

6) Kereta api levitasi magnetik.

Kereta api levitasi magnetik (Maglev) adalah keretayang memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnyasehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gayadorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta inimampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam(404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa.

Kereta api levitasi magnetik seperti terlihat padaGambar 2.8.

Gambar 2.8. Kereta Api Levitasi Magnetik

Page 20: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-7

7) Trem

Trem (Tram) merupakan kereta yang memiliki relkhusus di dalam kota, dengan selang (headway) waktu5-10 menit. Trem merupakan solusi untuk kemacetan.Rangkaian trem umumnya satu set terdiri atas duakereta agar tidak terlalu panjang. Contoh Trem sepertiterlihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Trem

8) Kereta gantung.

Kereta gantung (Cable Car) adalah sebuah kereta yangmenggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalurkereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanyadapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun antara.Awalnya kereta gantung digunakan pada tempat-tempatwisata misalnya di daerah bersalju, daerah pegununganseperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namunkini telah juga digunakan untuk transportasi umum didaerah perkotaan seperti misalnya di kota Medellin,Colombia.

Contoh kereta gantung seperti terlihat pada Gambar2.10.

Page 21: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-8| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Gambar 2.10. Kereta Gantung

Menurut UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian,Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapatbergerak di jalan rel dan menurut jenisnya saranaperkeretaapian terdiri dari:

• Lokomotif;• Kereta;• Gerbong;• Peralatan Khusus.

Diagram sarana perkeretaapian dapat dilihat pada Gambar2.11.

Page 22: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-9

Gambar 2.11 Sarana Perkeretaapian

2. Benchmark Pedoman Bidang Perkeretaapiana. Benchmark Untuk Kelembagaan Otoritas

Perkeretaapian Perkotaan1) Kepemilikan

Kepemilikan kereta api perkotaan seperti padapengoperasian MRT di beberapa Negara berbeda-beda ada yang menjadi milik Pemerintahan Kotadan ada juga yang dimiliki oleh perusahaan umum.

Page 23: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-10| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Kepemilikan MRT di beberapa Negara sepertiterlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kepemilikan MRT di Beberapa Negara

Kota Perusahaan PemerintahTokyo Pelayanan Kereta Api Metro disediakan oleh Otoritas

Pemerintah KotaOsaka Perkeretaapian Perkotaan dimiliki dan dioperasikan oleh

Pemerintah KotaParis Pelayanan Kereta Api Metro dioperasikan oleh Paris

Transport Authority (RATP) dibawah kendali suatu Dewanyang terdiri dari Perwakilan Pemerintah dan Otoritas Kota

New York Kereta Api Metro dioperasikan oleh anak perusahaanMetropolitan Transportation Authority (MTA). MTA diaturoleh Dewan yang mewakili masyarakat pinggiran kota yangdilayani Kereta Api Metro

LosAngeles

Pelayanan Kereta Api Metro disediakan Los Angeles CountyMetropolitan Transportation Authority

Perusahaan UmumHongkong Pelayanan Kereta Api Perkotaan disediakan oleh Perusahaan

UmumSingapura Mass Rapid Transit Corporation (MRTC) adalah otoritas

konstruksi untuk Kereta Api Metro, dan telah memberikanlisensi kepada Singapore Mass Rapid Transit Limitedsebagaioperator.

Seoul Kereta Api bawah tanah dioperasikan oleh PerusahaanUmum lokal yang didirikan oleh Pemerintah Kota

London Pelayanan Kereta Api Metro disediakan oleh LondonRegional Transport dibawah kendali sepenuhnya PemerintahKota melalui Dewan yang telah dipilih.

Toronto Pelayanan Kereta Api Metro disediakan oleh TorontoTransitCommission, dan bertanggung kepada Dewan MetropolitanToronto.

Sumber : Bushell, C., Jane's Urban Transport Systems 1995-96, KCRC, Annual Report,1992-95, London Department of Transport, Los Angeles County MetropolitanTransportation Authority, Metropolitan Transportation Authority, New York, MTRC,Annual Report, 1990-95, Osaka Municipal Transportation Bureau, Paris TransportAuthority, Seoul Metropolitan Subway Corporation, Singapore Land Transport Authority,Toronto Transit Commission, Transportation Bureau of Tokyo Metorpolitan Government.

Skema manajemen pengoperasian transportasi diChina seperti terlihat pada Gambar 2.12.

Page 24: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-11

Gambar 2.12. Skema Manajemen Pengoperasian Transportasi Di China

2) Sumber Dana Pembangunan Infrastruktur KeretaApi PerkotaanSumber dana pembangunan infrastruktur MRTadalah seperti terlihat pada Gambar 2.13.

OtoritasPublik

Pajak Langsung danPajak Tidak

LangsungPembayar Pajak

Pajak PemakaianBahan Bakar danPajak Kendaraan

Bermotor

PenggunaTransportasi

Individu

Pajak Pendapatan Perusahaan

Pajak Atas Tanah(Pajak Bumi dan

bangunan)Penduduk

Pinjaman atau HibahBank atauLembaga

PendanaanGambar 2.13 Sumber Pendanaan Transportasi Publik

Page 25: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-12| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Sumber : Metro DFGambar 2.14 Daerah di Sekitar Stasiun Aguas Claras Brazil Setelah Dibangun

Stasiun

Dalam pengembangan infrastruktur transportasi publik, adapola PPP (Public Private Partnership), yaitu melibatkanpihak swasta dalam melaksanakan investasi awal dan / atauoperasi proyek dengan mentransfer berbagi risiko ke pihakswasta, sementara setup atas jaminan keuntungan yangcukup (dengan cara subsidi sektor publik jika diperlukan)untuk menarik investor. Berbagai tipe kontrak dengan PPPseperti terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Tipe Kontrak dengan PPPOperasi danPemeliharaan

InvestasiModal

ResiokoKomersial

Pemilik LamaKontrak

AdministrasiLangsung

Publik Publik Publik Publik TidakadaKontrak

OutsourcingPelayananPublik

Publik/Swasta Publik Publik Publik 1–2tahun

KontrakManajemen

Swasta Publik Publik Publik 3–5tahun

Leasing Swasta Publik/Swasta Publik/Swasta Publik 8–15tahun

Konsesi Swasta Swasta Swasta Publik Lebihdari 20tahun

BOT (BuiltOperationTransfer)

Swasta Swasta Swasta Swasta Lebihdari 20tahun

Page 26: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-13

Operasi danPemeliharaan

InvestasiModal

ResiokoKomersial

Pemilik LamaKontrak

SwastanisasiSepenuhnya

Swasta Swasta Swasta Swasta Tidakterbatas

Sumber : Financial Issues of Urban Transportation Programs. Seminario de TransporteUrbano: BID/CODATU. Santiago de Chile – 8 October 2007. Nicolas Gauthier.

Gambar 2.15 memperlihatkan gambaran siapa yangmembayar investasi infrastruktur transportasi perkotaan,serta menghubungkan antar elemen yang terkait.

Gambar 2.15 Siapa yang Membayar Biaya Investasi InfrastrukturTransportasi Perkotaan

Gambar 2.16 memperlihatkan siapa yang membayar biayaoperasional transportasi perkotaan dan jugamemperlihatkan hubungan antar pihak-pihak yangberkontribusi terhadap biaya operasional.

Page 27: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-14| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Gambar 2.16 Siapa yang Membayar Biaya Operasi Transportasi Perkotaan

b. Benchmark Untuk Penentuan Tarif dan Tiket Terpadu

Tarif dikendalikan oleh otoritas masing-masing.Penentuan tarif di beberapa Negara seperti terlihat padaTabel 2.3 Tarif ditentukan secara merata (flate fare)atau berdasarkan jarak.

Tabel 2.3. Cara Penentuan Tarif di Beberapa Negara

Kota TarifHongkong Berdasarkan JarakSingapura Berdasarkan JarakTokyo Berdasarkan JarakOsaka Berdasarkan JarakSeoul Berdasarkan JarakLondon Berdasarkan JarakParis RataToronto RataNew York Rata

Sumber : Bushell, C., Jane's Urban Transport Systems 1995-96, KCRC, Annual Report,1992-95, London Department of Transport, Los Angeles County MetropolitanTransportation Authority, Metropolitan Transportation Authority, New York, MTRC,Annual Report, 1990-95, Osaka Municipal Transportation Bureau, Paris TransportAuthority, Seoul Metropolitan Subway Corporation, Singapore Land Transport Authority,Toronto Transit Commission, Transportation Bureau of Tokyo Metorpolitan Government.

Page 28: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-15

Subsidi berasal dari berbagai sumber pendapatanPemerintah. Sumber pendanaan biaya operasi dibeberapa Negara seperti terlihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Sumber Pendanaan Biaya Operasi di Beberapa Negara

Kota Sumber Pendanaan MenutupBiaya Operasi

Hongkong Tiket 100%Singapura Tiket 100%London Tiket 100%Tokyo Tiket

Sumber Komersial LainSubsidi dari Pemerintah (37% PemerintahPusat dan 63% PemerintahKota/Metropolitan)

79,3%12,7%

8%

Osaka TiketSumber Komersial LainSubsidi dari Pemerintah (11,5%Pemerintah Pusat dan 88,5% PemerintahKota/Metropolitan)

90,7%8,2%1,1%

Toronto TiketMetro TorontoPemerintah Provinsi Toronto

68%16%16%

New York(TiketRata/Flate)

TiketSumber Komersial LainSubsidiPajak Retribusi Daerah

65,6%1,2%

18,9%14,3%

Sumber : Bushell, C., Jane's Urban Transport Systems 1995-96, KCRC, Annual Report,1992-95, London Department of Transport, Los Angeles County MetropolitanTransportation Authority, Metropolitan Transportation Authority, New York, MTRC,Annual Report, 1990-95, Osaka Municipal Transportation Bureau, Paris TransportAuthority, Seoul Metropolitan Subway Corporation, Singapore Land Transport Authority,Toronto Transit Commission, Transportation Bureau of Tokyo Metorpolitan Government.

Sistem Tiket Terpadu di India, Beijing, Hongkong danSingapur, berturut-turut seperti pada Gambar 2.17, Gambar2.18. Gambar 2.19 dan Gambar 2.20.

Page 29: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-16| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Sumber : Urban Mobility India, 2009

Gambar 2. 17 Desain Sistem Tiket Terpadu di India

Sumber : Urban Mobility India, 2009

Gambar 2.18 Arsitektur Sistem Tiket Terpadu di Beijing

Page 30: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-17

Sumber : Urban Mobility India, 2009

Gambar 2.19 Arsitektur Sistem Tiket Terpadu di Hongkong

Sumber : Urban Mobility India, 2009

Gambar 2.20 Arsitektur Sstem Tiket Terpadu di Singapura

Beberapa sarana dan prasarana yang harus dilengkapi dalampengoperasian tiket terpadu, seprti terlihat pada Gambar 2.21sampai dengan Gambar 2.24.

Page 31: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-18| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Gambar 2.21 Tempat Pembelian Tiket

Gambar 2.22 Tempat Check In

Page 32: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-19

Gambar 2.23 Transaksi di Stasiun Kereta Api Metro

Gambar 2.24 Alat Baca Smartcard Pada Trem dan Bus

Page 33: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-20| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

c. Benchmark Untuk Pelayanan Terpadu AntaraModa Kereta Api Antar Kota Dengan Kereta ApiPerkotaanSebagian besar organisasi internasionalmelaksanakan keterpaduan pada angkutanumumnya. Seperti aliansi otoritas transportasimetropolitan di Eropa (EMTA) yang memadukanangkutan bus, trem, kereta api metro, kereta apiperkotaan, dan juga angkutan air. Memadukanmoda transportasi dan operator (memadukanpelayanan secara fisik, memadukan tariff,memadukan informasi, dan lain-lain), karena itumerupakan tugas mendasar dari otoritastransportasi, sehingga wisatawan dapat menikmatiperjalanan yang mulus.Tipe dari kereta api ada 3, yaitu kereta api nasional,kereta api metro, dan trem (trem, streetcar, lightrail).Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukanperkeretaapian antara (middle system railways)yang berada diantara ketiga tipe perkeretaapian,seperti terlihat pada Gambar 2.25.

Gambar 2.25 Tiga Tipe Perkeretaapian Dasar dan Perkeretaapian Antara(Middle System Railways)

B. DEFINISI DAN ISTILAH, GLOSARIUM

1. Pedoman

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadipedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

Trem (Tram,Streetcar, Light

Rail)

Kereta Api MetroKereta Api

Nasional/AntarKota

StadtbahnKarlsruhe

Model

Metro LikeRailway

Page 34: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | II-21

kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan padapemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, sertaindividu.

Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yangmenunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atauhubungan.

Pedoman adalah tata kelola, menjawab how/bagaimana melakukansesuatu, apakah pedoman yang akan disusun sudah ada atau belum.Bila telah disusun harus ditinjau ulang setiap 5 tahun. Pedoman adaurutan langkah/tindakan, ada unsur/elemen yang terlibat langsungdan tidak langsung, termasuk aspek teknologi, ekonomi,lingkungan, investasi, dan keselamatan.

Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yg memberi arahbagaimana sesuatu harus dilakukan dan hal (pokok) yg menjadidasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan ataumelaksanakan sesuatu.

2. Definisi yang berkaitan dengan PerkeretaapianPerkotaana. Perkeretaapian perkotaan adalah perkeretaapian yang

melayani perpindahan orang di wilayah perkotaandan/atau perjalanan ulang-alik dengan jangkauan:1) Seluruh wilayah administrasi kota; dan/atau2) Melebihi wilayah administrasi kota.

Dalam hal perkeretaapian perkotaan berada di wilayahmetropolitan disebut kereta api metro.

b. Jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan yangberada dalam suatu wilayah perkotaan dapat:1) Melampaui 1 (satu) provinsi;2) Melampaui 1 (satu) kabupaten/kota dalam 1 (satu)

provinsi; dan3) Berada dalam 1 (satu) kabupaten/kota.

c. Penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah pihakyang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian.

d. Penyelenggara sarana perkeretaapian adalah badanusaha yang mengusahakan sarana perkeretaapianumum.

h. Angkutan kereta api dapat merupakan bagian dariangkutan multimoda yang dilaksanakan oleh badanusaha angkutan multimoda.

i. Angkutan multimoda adalah angkutan yangmenggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan

Page 35: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

II-22| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

yang berbeda atas dasar perjanjian angkutan multimodadengan menggunakan satu dokumen.

j. Penyelenggaraan angkutan kereta api dalam angkutanmultimoda dilaksanakan berdasarkan perjanjian antaraPenyelenggara Sarana Perkeretaapian dengan badanusaha angkutan multimoda dan penyelenggara modalainnya.

k. Moda transportasi kereta api harus memenuhi asasketerpaduan, yaitu bahwa perkeretaapian harusmerupakan satu kesatuan sistem dan perencanaan yangutuh, terpadu, dan terintegrasi serta saling menunjang,baik antarhierarki tatanan perkeretaapian, intramodamaupun antarmoda transportasi.

l. Moda transportasi kereta api harus terintegrasi denganmoda transportasi lain, yaitu menyinergikan modaperkeretaapian dengan moda transportasi lain sehinggaterwujud keterpaduan jaringan serta mempermudah danmemperlancar pelayanan angkutan orang dan/ataubarang.

m. Otoritas Transportasi Perkotaan (OTP) merupakanlembaga yang melaksanakan kerja sama antar wilayahdengan sasaran mencapai target sebesar-besarnya bagipelayanan transportasi terhadap seluruh wilayah(aglomerasi), menghindari ketimpangan antar wilayahdan membagi peran kerja sama dan pendanaan. OTPdapat membentuk Badan Kerja sama Angkutan Umum(BKAU, Public Transport Council) yang berada dalamtanggung jawab OTP.

n. Otoritas Transportasi Jakarta (OTJ) adalah lembagayang memiliki empat fungsi utama, yakni konsultasi,fasilitasi, implementasi, dan supervisi (pengawasan).OTJ bertanggung Jawab langsung kepada Presidenkarena dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden. OTJJuga memiliki wewenang mengatur danmemerintahkan semua instansi demi terlaksananyarencana besar atau masterplan transportasi.

Page 36: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-1

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Pendekatan deskriptif hanyalah berusaha memaparkan ataumendeskripsikan atau menjelaskan situasi dan kondisi tertentu dan padasuatu saat di suatu tempat di masa sekarang atau pada saat berlangsungnyakegiatan “Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta ApiPerkotaan”.

Kegiatan ini tidak bermaksud menguji hipotesis, tidak bermaksudmemprediksi keadaan, dan juga tidak bermaksud mencari atau menjelaskanhubungan-hubungan antar variable. Namun demikian, sesuai dengan maknadeskriptif yakni penjelasan, maka tentu melibatkan hubungan-hubungantertentu antar aspek yang diteliti.

Penelitian deskriptif untuk menjawab pertanyaan: apa yang sedang terjadipada saat ini (saat berlangsungnya penelitian); bagaimana ia terjadi(proses); hal-hal apa yang menonjol dari situasi seperti ini; dll. Penelitianini tidak mampu secara jelas menjawab pertanyaan: mengapa hal itu bisaterjadi; faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peristiwa tersebut bisaterjadi; bagaimana pola hubungan antar aspek dan sejauh mana tingkathubungannya; dll. Jenis pertanyaan yang terakhir ini hanya bisa di jawabmelalui penelitian verifikatif atau eksplanatori.

Langkah-langkah dalam penelitian deskriptif pada umumnya hampir samadengan penelitian-penelitian ilmiah lainnya. Hanya untuk jenis penelitianini biasanya tidak disertai dengan pembuatan hipotesis formal dalamusulannya. Hipotesis akan muncul pada saat sedang berlangsungnyapenelitian, atau bahkan jika penelitian sudah dalam tahap analisis data daninterpretasinya.

Pendekatan studi adalah yang dominan adalah pendekatan kualitatif tetapididukung dengan pendekatan kuantitatif.

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan “Studi PenyusunanPedoman Di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan ini terdapat 5(lima), yaitu:1. Pedoman pembentukan kelembagaan otoritas perkeretaapian

perkotaan;2. Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta api

dengan moda jalan;3. Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta api antar kota

dengan kereta api perkotaan;4. Pedoman penyelenggaraan prasarana perkeretaapian perkotaan;5. Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapian perkotaan.

Page 37: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

III-2| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Sebelum menyusun ke 5 (lima) pedoman tersebut diatas perlu dipahamiatau dimengerti mengenai permasalahan, kebijakan, teknologi, organisasidan penerapan sistem transportasi perkotaan saat ini.

B. LOKASI PENELITIAN DAN SUMBER DATA

Lokasi Penelitian dan sumber data adalah sebagai berikut:

1. Melakukan survei ke Kantor Pusat PT. Kereta Api(Persero) berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraanpengoperasian sarana dan prasarana perkeretaapian.

2. Melakukan survei ke Dinas Perhubungan dan Bappeda diMedan, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,Surabaya, Semarang, Purwokerto, Solo berkaitan denganprogram pengembangan kereta api perkotaan.

3. Melakukan kunjungan ke PT. MRT Jakarta danPT.Jabodetabek Commuter berkaitan dengan programpengembangan dan permasalahan yang dihadapi dalampembangunan dan pengoperasian kereta api perkotaan.

4. Melakukan survei ke Ditjen Perkeretaapian berkaitandengan kebijakan pengembangan transportasiperkeretaapian perkotaan.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data yang dilakukam menggunakan sumber data primer dandata sekunder. Sumber data primer adalah sumber data berupa kuesioneryang secara langsung diminta pendapatnya kepada responden, sedangkansumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan datakepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Padastudi ini sumber data sekunder yaitu laporan-laporan hasil studi ataulaporan-laporan resmi dari instansi-instansi terkait. Sumber data sekunderdapat berupa Rencana Induk Pengembangan Perkeretaapian Nasional,Rencana Jangka Panjang Instansi Terkait, Laporan hasil penelitian yangterkait dengan perkeretaapian perkotaan.

Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknikpengumpulan data yang dilakukan adalah melalui cara:

1. Wawancara (Interview)

Pada studi ini dilakukan wawancara dengan instansi terkaitantara lain PT Kereta Api (Persero), PT Kereta CommuterJakarta, dan PT MRT.

Page 38: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-3

2. Kuesioner (Angket)

Penggunaan kuesioner pada penelitian ini dilakukanterhadap Dinas Perhubungan (Dishub) dan BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di kota-kotaMedan, Palembang, Jakarta, Bandung, Purwokerto,Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya.

Karena data yang terhimpun melalui kuesioner hanyalahmerupakan satu dimensi dari penelitian transportasi keretaapi perkotaan dan hasil kuesioner sifatnya terbatas, makadiperlukan juga data skunder yang dapat diperoleh melaluicara lain, seperti: wawancara bebas, observasi beradaptasi,studi kasus, dan lain-lain.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kota yangmemiliki jumlah penduduk di atas 3 juta orang, antara lainMedan, Palembang, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lainnya yang diperkirakan pada 5 (lima) tahun kedepan akan memiliki jumlah penduduk lebih dari 3 jutaorang.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kota-kotayang pada saat ini mengalami masalah pada transportasiperkotaanya dan kereta api menjadi salah satu alternativetransportasi missal yang akan diterapkannya. Sampel yangdiambil dari populasi yang dianggap representatif(mewakili) pada penelitian ini adalah Dinas Perhubungan(Dishub) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(Bappeda) di kota Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Selaindari Dishub dan Bappeda sampel lainnya adalah darioperator seperti PT Kereta Api (Persero) dan anakperusahaannya PT Kereta Commuter Jakarta, dan satuBadan Layanan Umum yang telah dibentuk di PemprovDKI Jakarta yaitu PT MRT.

Sampel penelitian tersebut sudah dianggap cukup mewakilikepentingan masing-masing pemangku kepentingan(stakeholders) transportasi kereta api perkotaan, kecualipengguna jasa angkutan kereta api.

4. Kebutuhan Data Untuk Masing-masing Pedoman

Kebutuhan data untuk masing-masing pedoman seperti terlihat

pada Tabel 3.1.

Page 39: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

III-4| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Tabel 3.1 Kebutuhan data untuk masing-masing pedoman

Pedoman Indikator Kebutuhan Data Primer dansekunder

Pedomanpembentukankelembagaanotoritasperkeretaapianperkotaan

Peningkatan peranstakeholderperkeretaapianperkotaan

Peraturan perundang-undanganyang terkait dengan pembentukanlembaga otoritas

Bencmark dengan lebaga otoritasdi Bandara dan Pelabuhan

Kesiapan operator dan pemerintahdalam pembentukan kelembagaanotoritas

Harapan dan Keinginan penggunaangkutan kereta api perkotaan

Dukungan asosiasi transportasikereta api perkotaan

Terciptanyalembaga otoritasyang memilikikewenangan penuhdalam mengelolaperkeretaapianperkotaan

Lingkup kewenangan yangdiberikan

Tumpang tindih kewenangandengan instasi yang ada

Tugas pokok dan fungsi yang idealuntuk lembaga otoritas (tarif, route,jadwal)

Payung hukum yang diberikan baikdari Pemerintah Pusat maupunPemerintah Daerah

Pedomanpelayanan terpadusatu tiket antaramoda kereta apidengan modajalan

Terciptanyapelayanan satu tiketyang memudahkanpengguna jasa

Penerapan TITAM (tiket terpaduantara moda)

Perencanaan dan implementasipelayanan satu tiket di masing-masing kota

Kesiapan operator Harapan dan kebutuhan pengguna

jasa akan pelayanan satu tiket Kemudahan sistem satu tiket

Page 40: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-5

Tabel 3.1 Kebutuhan data untuk masing-masing pedoman (Lanjutan)

Pedoman Indikator Kebutuhan Data Primer dansekunder

Terimplementasinyainfrastruktur danteknologi tiket yangmemadai

Dukungan infrastrukturTeknologi Informasi

Dukungan pihak swasta

Terciptanya kemudahanpembayaran jasa modakereta api dengan modajalan

Dukungan kerjasama denganBank

Tersedianya tempat pembeliandan cara memperoleh tiketyang memadai

Tersedianya tempat untukmenguangkan kembali(refund)

Pedoman pelayananterpadu antara modakereta api antar kotadengan kereta apiperkotaan

Terciptanya jadwal yangmemudahkan penggunajasa untuk melanjutkanperjalanan

Peraturan perundang-undangan

Ketersedian jadwal yangterpadu

Ketersedian media untukmerencanakan perjalanantaerpadu antar moda

Sosialisasi keterpaduan yangmemadai

Pedomanpenyelenggaraanprasaranaperkeretaapianperkotaan

Terciptanyapembangunan prasaranaperkeretaapianperkotaan yangmemadai

Peraturan perundang-undangan terkait

Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta

(perencanaan dan danapembangunan)

Peran serta Pemerintah Daerah(perencanaan dan danapembangunan)

Peran serta Pemerintah Pusat(perencanaan dan danapembangunan)

Page 41: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

III-6| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Tabel 3.1 Kebutuhan data untuk masing-masing pedoman (Lanjutan)

Pedoman Indikator Kebutuhan Data Primer dansekunder

Terciptanyapengoperasianprasaranaperkeretaapianperkotaan yangmemadai

Peraturan perundang-undanganterkait

Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta (perencanaan

dan dana pengoperasian) Peran serta Pemerintah Daerah

(perencanaan dan danapengoperasian)

Peran serta Pemerintah Pusat(perencanaan dan danapengoperasian)

Terciptanya perawatanprasaranaperkeretaapianperkotaan yangmemadai

Peraturan perundang-undanganterkait

Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta (perencanaan

dan dana perawatan) Peran serta Pemerintah Daerah

(perencanaan dan danaperawatan)

Peran serta Pemerintah Pusat(perencanaan dan danaperawatan)

Terciptanyapengusahaan prasaranaperkeretaapianperkotaan yang sesuai

Peraturan perundang-undanganterkait

Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta dalam

pengusahaan Peran serta Pemerintah Daerah

dalam pengusahaan Peran serta Pemerintah Pusat

dalam pengusahaan

Page 42: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-7

Tabel 3.1 Kebutuhan data untuk masing-masing pedoman (Lanjutan)

Pedoman Indikator Kebutuhan Data Primer dan sekunder

Pedomanpenyelenggaraansaranaperkeretaapianperkotaan

Terciptanyapengadaan saranaperkeretaapianperkotaan yang sesuai

Peraturan perundang-undangan terkait Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta (perencanaan dan

dana pengadaan) Peran serta Pemerintah Daerah

(perencanaan dan dana pengadaan) Peran serta Pemerintah Pusat

(perencanaan dan dana pengadaan)Terciptanyapengoperasian saranaperkeretaapianperkotaan yangmemadai

Peraturan perundang-undangan terkait Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta (perencanaan dan

dana pengoperasian) Peran serta Pemerintah Daerah

(perencanaan dan dana pengoperasian) Peran serta Pemerintah Pusat

(perencanaan dan dana pengoperasian)Terciptanya perawatansarana perkeretaapianperkotaan yangmemadai

Peraturan perundang-undangan terkait Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta (perencanaan dan

dana perawatan) Peran serta Pemerintah Daerah

(perencanaan dan dana perawatan) Peran serta Pemerintah Pusat

(perencanaan dan dana perawatan)Terciptanyapengusahaanprasaranaperkeretaapianperkotaan yang sesuai

Peraturan perundang-undangan terkait Persyaratan Prosedur Evaluasi Peran serta swasta dalam pengusahaan Peran serta Pemerintah Daerah dalam

pengusahaan Peran serta Pemerintah Pusat dalam

pengusahaan

Page 43: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

III-8| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang dilakukan dalam studi ini adalah teknik deskriptif,dimana penelitian tertuju pada pemecahan masalah yang berkaitan denganbidang transportasi perkeretaapian perkotaan pada saat ini. Kemudiandilakukan pengolahan data hasil survei sebagai berikut:

1. Proses kegiatan penyelenggaraan sarana dan prasaranaperkeretaapian.

2. Program pengembangan KA perkotaan di kota jakarta,Bandung, Surabaya, Medan dan Yogyakarta.

3. Kebijakan pengembangan KA perkotaan.4. Perkembangan teknologi sarana dan prasarana KA

perkotaan.5. Pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah.6.

Selain itu juga dilakukan analisis dan evaluasi terhadap peran serta tingkatkepentingan masing-masing stakeholders, meliputi:

1. Regulator2. Penyelenggara sarana dan prasarana perkeretaapian3. Industri Perkeretaapian4. Lembaga Pendidikan5. Lembaga Keuangan/investor6. Masyarakat Pengguna Kereta Api7. Pemerintah Daerah

Dari hasil analisis tersebut kemudian dirumuskan dan direkomendasikankonsep pedoman di bidang transportasi perkeretaapian perkotaan, meliputi:

1. Pedoman pembentukan kelembagaan otoritasperkeretaapian perkotaan.

2. Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara moda keretaapi dengan moda jalan.

3. Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta api antarkota dengan kereta api perkotaan.

4. Pedoman penyelenggaraan prasarana perkeretaapianperkotaan (sebanyak 8 buah pedoman).

5. Pedoman penyelenggaraan sarana kereta api perkotaan.

E. PENGECEKAN VALIDITAS TEMUAN/KESIMPULAN

Untuk melakukan pengecekan validitas temuan/kesimpulan maka dilakukanpembahasan dengan tim pendamping dan tim pengarah serta dilakukanrekonfirmasi hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 44: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-9

F. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

1. Tahapan Pekerjaana. Tahap I : Persiapan dan Analisis Pendahuluan

Melakukan persiapan pekerjaan dan melakukanIdentifikasi UU No.23 Tahun 2007 TentangPerkeretaapian, Peraturan Pemerintah (PP) No.56Tahun 2009 Tentang perkeretaapian, PeraturanPemerintah (PP) No. 72 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Kereta Api.

Melakukan inventarisasi dan pengumpulan data awalmelalui studi literatur dan data sekunder.

b. Tahap II : Pelaksanaan Survei Lapangan

1) Melakukan survei ke Kantor Pusat PT. Kereta Api(Persero) berkaitan dengan kegiatanpenyelenggaraan pengoperasian sarana danprasarana perkeretaapian.

2) Melakukan survei ke Dinas Perhubungan danBappeda.

3) Melakukan kunjungan ke PT.MRT Jakarta danPT.Jabodetabek Commuter berkaitan denganprogram pengembangan dan permasalahan yangdihadapi dalam pembangunan dan pengoperasiankereta api perkotaan.

4) Melakukan survei ke Ditjen Perkeretaapianberkaitan dengan kebijakan pengembangantransportasi perkeretaapian perkotaan.

c. Tahap III : Pengolahan dan Analisis Data

1) Melakukan pengolahan dan analisis data hasilsurvei khususnya yang berkaitan dengan kegiatanpenyelenggaraan sarana dan prasaranaperkeretaapian perkotaan, program pengembanganperkeretaapian perkotaan di masing-masingdaerah/kota, kebijakan pengembangan transportasiperkeretaapian perkotaan serta perkembanganteknologi perkeretaapian perkotaan.

2) Melakukan analisis dan evaluasi peran serta tingkatkepentingan masing-masing stakeholders(pemangku kepentingan) yang terdiri dariRegulator, Penyelenggara Sarana dan PrasaranaPerkeretaapian, Industri Perkeretaapian, LembagaPendidikan yang terkait dengan perkeretaapian,Lembaga Keuangan (Pemerintah, BUMN dan

Page 45: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

III-10| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Swasta), Masyarakat Pengguna TransportasiKereta Api serta Pemerintah Daerah.

d. Tahap IV : Perumusan dan Rekomendasi

Merumuskan dan merekomendasikan naskah akademiskonsep pedoman bidang transportasi perkeretaapianperkotaan, yang terdiri dari :

1) Pedoman pembentukan kelembagaan otoritasperkeretaapian perkotaan;

2) Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara modakereta api dengan moda jalan;

3) Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan;

4) Pedoman penyelenggaraan prasaranaperkeretaapian perkotaan :a) Pembangunan stasiun kereta api perkotaan;b) Pengoperasian stasiun kereta api perkotaan;c) Perawatan stasiun kereta api perkotaan;d) Pengusahaan stasiun kereta api perkotaan;e) Pembangunan jalur kereta api perkotaan;f) Pengoperasian jalur kereta api perkotaan;g) Perawatan jalur kereta api perkotaan;h) Pengusahaan jalur kereta api perkotaan;

5) Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapianperkotaan

Hasil kegiatan pada tahap IV ini akan disampaikandalam bentuk Laporan Akhir (Final Report), LaporanRingkas Eksekutif (Executive Summary) sebanyak 30(tiga puluh) eksemplar dan Soft Copy Laporan dalambentuk CD sebanyak 5 (lima) eksemplar yangdisampaikan pada akhir bulan ke 7 (tujuh).

2. Keluaran (Output) Kegiatan Studi

Keluaran (output) dari kegiatan studi ini adalah tersusunnya 4(empat) laporan studi yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Interim,Rancangan Laporan Akhir dan Laporan Akhir. Laporan Akhirterdiri dari laporan studi penyusunan pedoman di bidangtransportasi kereta api perkotaan dan 10 (sepuluh) konsep pedomandi bidang transportasi kereta api perkotaan.

Metodologi kerja dalam melaksanakan ”Studi PenyusunanPedoman Di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan” dapatdibagi dalam kerangka umum seperti digambarkan pada flowchartGambar 3.1.

Page 46: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | III-11

Gambar 3.1. Metodologi Kerja

Page 47: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-1

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. NASKAH AKADEMIKNaskah akademik adalah mengolah data hasil survei berupa data primer dansekunder untuk menginventarisasi data yang mendukung ruang lingkuppekerjaan. Naskah

1. Pedoman Pembentukan Kelembagaan OtoritasPerkeretaapian PerkotaanPedoman ini diperlukan oleh calon penyelenggaraperkeretaapian, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerahmaupun pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalampenyelenggaraan perkeretaapian di Indonesia.a. Latar Belakangb. Inventarisasi Kegiatan-Kegiatan Lembaga Otorita

Perkeretaapianc. Inventarisasi Kebijakan Pembentukan Lembaga Otorita

Transportasi Perkeretaapiand. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kepentingan Masing-masing

Stakeholderse. Tinjauan Peraturan Perundang-Undanganf. Subyek

Operator penyelenggara lembaga otorita, Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota), Swasta,dan Pengguna Jasa.

g. ObyekLembaga otoritas perkeretaapian perkotaan dibentuk olehPemerintah Kota dengan pertimbangan dari DPRD. DinasPerhubungan merencanakan transportasi perkotaan danBadan Perencanaan Pembangunan Daerah membuatperencanaan perkotaan secara keseluruhan. Perencanaantransportasi perkotaan dengan perencanaan perkotaan akanterintegrasi karena berangkat dari kebutuhan masyarakatyang ditangkap oleh Lembaga Otoritas PerkeretaapianPerkotaan. Lembaga Otoritas Perkeretaapian Perkotaanmembuat kebijakan jangka pendek dan jangka panjangtentang transportasi perkotaan, selain itu juga menentukankebijakan tentang multi operator, baik untuk moda keretaapi maupun moda jalan sesuai dengan Undang-Undang danperaturan yang berlaku.Lembaga Otoritas dapat terdiri dari perusahaan transportasi,universitas, asosiasi, dan sebagainya. Lembaga otoritasmengatur keterpaduan antar moda transportasi perkotaan.

h. Metodologii. Pedoman yang Diperlukan

Page 48: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-2 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Pembentukan Lembaga Otoritas Perkeretaapian Perkotaanharus memenuhi syarat sebagai berikut: Memenuhi perizinan yang diperlukan dalam

pembentukan lembaga otoritas baik secara hukummaupun birokrasi.

Memiliki studi kelayakan tentang pembentukanlembaga orotitas.

Memiliki struktur organisasi lembaga otoritas. Memiliki SDM yang memadai. Memiliki Sarana dan Prasarana. Memiliki kemampuan untuk menentukan tarif tunggal

(single tariff). Memiliki kemampuan untuk menentukan sharing biaya

dan keuntungan antar moda transportasi, bahkansampai ke tingkat operator .

Memiliki kemampuan untuk dapat mewujudkanterciptanya keterpaduan inter moda angkutanperkotaan.

Memiliki kemampuan untuk memperoleh sumberpendanaan.

Memiliki Sistem dan Prosedur Operasi Lembagaotoritas yang memadai.

Memiliki kemampuan untuk membina danmengembangkan operator angkutan perkotaan.

Memiliki kemampuan untuk menggunakan dukunganTeknologi Informasi dalam pengelolaan keterpaduanantar moda.

Memiliki kemampuan untuk mengkaji kebutuhantransportasi perkotaan baik dari sisi teknologi, hematbahan bakar, ramah lingkungan, keselamatan,kenyamanan, keamanan, ketepatan waktu, kecepatan,memperhatikan penyandang cacat.

2. Pedoman Pelayanan Terpadu Satu TiketPenyelenggaraan tiket terpadu antara moda kereta api denganmoda jalan merupakan wujud peningkatan pelayanan angkutanumum dalam memberikan kemudahan bagi pengguna jasa sertakenyamanan sehingga dapat mendukung penyelenggaraantransportasi antar moda yang efektif dan efisien.a. Latar Belakangb. Inventarisasi Kegiatan-Kegiatan Pelayanan Terpadu Satu

Tiket Perkeretaapian

Pelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta api denganmoda jalan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Page 49: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-3

Tiket terpadu harus selalu tersedia Tiket terpadu harus mudah digunakan Tiket terpadu harus menggambarkan nilai uang Tiket terpadu harus menutupi seluruh perjalanan Tiket terpadu harus fleksible Tiket terpadu harus adil dalam tarif maupun pelayanan Tiket terpadu harus memenuhi kebutuhan akan

penghematan waktu Tiket terpadu harus mengurangi kerumitan dalam

pelayanan angkutan penumpang Tiket terpadu harus memberikan dampak bahwa

transportasi menjadi lebih mudah digunakan Tiket terpadu harus menciptakan kesan perjalanan yang

mulus, meskipun ada kemungkinan terjadi perubahan(misal keterlambatan dari salah satu moda transportasi)

Harga tiket terpadu harus lebih murah dari jumlahharga tiket jika dilakukan sendiri-sendiri

Untuk pembagian (share) dari harga tiket terpadu :– Ditetapkan per periode secara tetap, atau– Disesuaikan dengan jumlah transaksi (perlu

pencatatan yang akurat dari masing-masing modatransportasi)

Tiket terpadu harus didukung oleh teknologi sistemtiketing yang memadai dan infrastruktur pelayanantiket terpadu yang mendukung.

Dari hasil survei terlihat bahwa pedoman ini sangatdiperlukan terbukti dari jawaban-jawaban respondenterhadap kuesioner yang diajukan.

c. Inventarisasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu TiketPerkeretaapian

d. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kepentingan Masing-masingStakeholders

e. Tinjauan Peraturan Perundang-Undanganf. Subyek

Operator penyelenggara layanan terpadu satu tiket,Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota), Swasta, dan Pengguna Jasa.

g. ObyekAdapun prosedur pelayanan terpadu satu tiket antara modakereta api dengan moda jalan adalah sebagai berikut:1. Pemerintah kota melalui dinas perhubungan dan badan

perencanaan pembangunan daerah membuat rencanainduk perkertaapian perkotaan.

Page 50: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-4 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

2. Pemerintah kota membuat perencanaan transportasiperkotaan yang terpadu antara angkutan kereta apidengan moda jalan.

3. Pemerintah kota membuat studi kelayakan keterpaduanantar moda kereta api dengan moda jalan (sosial,ekonomi, budaya, financial, teknologi, dan SDM).

4. Pemerintah kota melakukan koordinasi dengan operatormoda kereta api dan moda jalan untuk mempersiapkanrencana keterpaduan antar moda dan merencanakanpelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta apidengan moda jalan.

5. Pemerintah kota melakukan koordinasi dengan operatorteknologi informasi seperti PT Telkom.

6. Pemerintah kota melakukan koordinasi/kerjasamadengan pihak bank atau lembaga keuangan lainnya.

7. Pemerintah kota dapat mendorong terciptanya suatukonsorsium yang akan mengelola pelayanan terpadusatu tiket antara moda kereta api dengan moda jalan.

8. Pemerintah kota atau konsorsium yang telah ditunjukmembuat perencanaan yang lebih rinci tentangpelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta apidengan moda jalan.

9. Pemerintah kota atau konsorsium yang telah dibentukmelakukan sosialisasi tentang pelayanan terpadu satutiket antara moda kereta api dengan moda jalan.

10. Pemerintah kota atau konsorsium yang telah dibentukmelakukan pemasaran mengenai pelayanan terpadusatu tiket antar moda kereta api dengan moda jalan.

11. Pemerintah kota atau konsorsium yang telah dibentuksecara periodik melakukan evaluasi keberhasilanpenerapan pelayanan terpadu satu tiket antara modakereta api dengan moda jalan.

12. Pemerintah kota atau konsorsium yang telah dibentukmelakukan evaluasi terhadap tarif, tiket, rute, kinerjaoperator moda angkutan, dan keuangan.

h. Metodologii. Pedoman yang Diperlukan

Pentingnya pedoman pelayanan terpadu satu tiket antaramoda kereta api dengan moda jalan adalah sebagai berikut:1. Adanya tiket yang memadai bagi pengguna jasa

angkutan penumpang apakah bentuknya tiket berupalembaran kertas, karton, atau tiket elektronik.

2. Adanya tiket yang memberikan kemudahan,kenyamanan, dan kecepatan dalam pembelian danpenggunaannya.

Page 51: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-5

3. Adanya tarif yang lebih efisien jika menggunakan tiketterpadu.

4. Adanya kepastian keterpaduan jadwal antara modatransportasi yang akan digunakan oleh pengguna jasaangkutan penumpang.

5. Adanya kejelasan mengenai keuntungan yang akandiperoleh operator moda transportasi.

6. Adanya kejelasan mengenai keuntungan yang akandiperoleh pemenerintah kota.

7. Adanya kejelasan mengenai sharing pendapatan daritariff yang ditetapkan, baik bagi operator yang terlibatmaupun pemerintah kota.

3. Pedoman Keterpaduan Antar Moda Kereta Api Antar Kotadengan Kereta Api Perkotaana. Latar Belakangb. Inventarisasi Kegiatan-Kegiatan Keterpaduan antar Moda

Perkeretaapianc. Inventarisasi Kebijakan Keterpaduan antar Moda

Perkeretaapiand. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kepentingan Masing-masing

Stakeholders1. Pemerintah kota melakukan evaluasi kinerja

konsorsium atas pelayanan terpadu antara moda keretaapi antar kota dengan kereta api perkotaan yang telahdilaksanakan

2. Konsorsium yang ditunjuk melakukan evaluasi kinerjaoperator atas pelayanan terpadu antara moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan yang telahdilaksanakan

3. Operator moda kereta api dan moda jalan melakukanevaluasi kinerja atas pelayanan terpadu moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan yang telahdijalankan

4. Evaluasi kinerja yang dilakukan adalah sebagaiberikut :a. Kinerja keberhasilan pelayananb. Tingkat pencapaian target jumlah penumpangc. Tingkat kemudahan pelayanand. Tingkat okupansi penumpange. Tingkat pertumbuhan penumpangf. Tingkat kegagalan pelayanang. Tingkat kesalahan pelaksanaan

Page 52: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-6 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

h. Tingkat ketepatan jadwal perpindahan antar moda5. Jika evaluasi kinerja tidak terpenuhi, maka :

a. Operator dapat mengajukan keberatan ataspelaksanaan pelayanan terpadu moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan. Keberatandiajukan kepada konsorsium dengan tembusankepada Pemerintah Kota, dan menyampaikan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

b. Konsorsium menerima dan mengevaluasi ataspengajuan keberatan dari operator, dan mengambilkeputusan sesuai dengan kebutuhan dankepentingannya. Jika konsorsium menilai adaoperator yang tidak dapat memenuhi persyaratanpelayanan yang telah disepakati, maka konsorsiumdapat mempertimbangkan operator untuk diberikansanksi atau diganti dengan oerpator lainnya.Keputusan penggantian ada pada Pemerintah Kota,jadi konsorsium mengajukan kepada Pemerintahkota atas kinerja yang telah dilakukan olehoperator.

c. Pemerintah kota dapat memberikan peringatan,sanksi, dan pemberhentian konsorsium jikakinerjanya tidak dapat memenuhi kesepatakan yangtelah ditandatangani.

e. Tinjauan Peraturan Perundang-Undanganf. Subyek

Operator penyelenggara pelayanan keterpaduan antarmoda, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota), Swasta, dan Pengguna Jasa.

g. ObyekAdapun prosedur pelayanan terpadu antara moda kereta apiantara kota dengan kereta api perkotaan adalah sebagaiberikut:1. Pemerintah kota melalui dinas perhubungan dan badan

perencanaan pembangunan daerah membuat rencanainduk perkertaapian perkotaan

2. Pemerintah kota membuat perencanaan transportasiperkotaan yang terpadu antara angkutan kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan

3. Pemerintah kota bersama dengan operator atau lembagaotoritas membuat studi kelayakan keterpaduan antarmoda kereta api antar kota dengan kereta api perkotaan(jadwal, tariff, rute, social, ekonomi, budaya, financial,teknologi, dan SDM)

Page 53: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-7

4. Pemerintah kota melakukan koordinasi dengan operatormoda kereta api antar kota dan kereta api perkotaanuntuk mempersiapkan rencana keterpaduan antar moda

5. Pemerintah kota melakukan koordinasi dengan operatorangkutan perkotaan, baik moda jalan maupun modakereta api

6. Pemerintah kota melakukan koordinasi/kerjasamadengan pihak bank atau lembaga keuangan lainnya

7. Lembaga otoritas membuat perencanaan yang lebihrinci tentang pelayanan terpadu antar moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan., antara lain :a. Menentukan Network Infrastructureb. Menentukan aplikasi reservasi (Reservation

Application)c. Menentukan sistem setelmen (Settlement System)

untuk kliring/perhitungan kewajiban dan hak atastransaksi transportasi antarmoda untuk masing-masing anggota

d. Menentukan Kode Bookinge. Menentukan Barcode untuk mempercepat proses

pengolahan dan pengamanan tiketf. Menyediakan Call Centreg. Menyediakan layanan Costumer Careh. Mempersiapkan Fasilitas Tempat Duduk/Seati. Melaporkan Status Bookingj. Membuat prosedur perubahan jadwal (Re-

Schedule)k. Menjamin perjalanan pengguna jasa dengan

Asuransi8. Pemerintah Kota, Lembaga otoritas, dan operator

angkutan kereta api antar kota melakukan sosialisasitentang pelayanan terpadu moda kereta api antar kotadengan kereta api perkotaan, baik dari sisi tariff,maupun jadwal

9. Pemerintah Kota atau Lembaga Otoritas secaraperiodik melakukan evaluasi keberhasilan penerapanpelayanan terpadu moda kereta api antar kota dengankereta api perkotaan, baik dari sisi tarif, maupun jadwal

10. Pemerintah Kota, Lembaga otoritas, Operator KeretaApi Antar Kota, dan Operator Kereta Api Perkotaanmelakukan evaluasi terhadap tariff, tiket, rute, kinerjaoperator moda angkutan, dan keuangan.

h. Metodologi

Page 54: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-8 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

i. Pedoman yang DiperlukanPelayanan Terpadu Antara Moda Kereta Api Antar KotaDengan Kereta Api Perkotaan harus memenuhi syaratsebagai berikut: Mampu melakukan kerjasama antara penyelenggara

sarana kereta api antar kota dengan kereta apiperkotaan.

Mampu melakukan kerjasama antara penyelenggaraprasarana kerera api antar kota dengan kereta apiperkotaan.

Mampu memadukan jadwal kereta antara antar kotadengan kereta api perkotaan.

Mampu mewujudkan terciptanya keterpaduan intermoda angkutan perkotaan.

Mampu membangun infrastruktur (prasarana) yangmemadukan kereta api antar kota dengan kereta apiperkotaan.

Memiliki kemampuan untuk memperoleh sumberpendanaan pembangunan infrastruktur (prasarana) yangmemadukan kereta api antar kota dengan kereta apiperkotaan.

Memiliki Sistem dan Prosedur Operasi yang bakudalam memadukan kereta api antar kota dengan keretaapi perkotaan.

Memiliki kemampuan untuk menggunakan dukunganTeknologi Informasi dalam pengelolaan keterpaduanantar moda.

Memiliki kemampuan untuk mengkaji kebutuhantransportasi perkotaan baik dari sisi teknologi, hematbahan bakar, ramah lingkungan, keselamatan,kenyamanan, keamanan, ketepatan waktu, kecepatan,memperhatikan penyandang cacat.

4. Pedoman penyelenggara sarana perkeretaapian perkotaan

Pedoman ini diperlukan oleh calon penylenggara saranaperkeretaapian perkotaan, baik Pemerintah Kota maupun pihakswasta untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan saranaperkeretaapian perkotaan di Indonesia.

a. Latar Belakangb. Inventarisasi kegiatan-kegiatan penyelenggaraan sarana

perkeretaapian perkotaanc. Inventarisasi Inventarisasi Kebijakan Pengembangan

Sarana Transportasi Perkeretaapian

Page 55: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-9

d. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kepentingan Masing-masingStakeholderPemerintah telah mengeluarkan regulasi yangmemungkinkan badan usaha mengusahakan perkeretaapianumum termasuk perkeretaapian perkotan.

e. Tinjauan Peraturan Perundang-Undanganf. Obyek

Penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum dilakukanoleh Badan Usaha sebagai penyelenggara, baik secarasendiri-sendiri maupun melalui kerja sama. Dalam hal tidakada badan usaha yang menyelenggarakan saranaperkeretaapian umum, Pemerintah pusat atau PemerintahDaerah dapat menyelenggarakan sarana perkeretaapianperkotaan.

g. Metodologi

Menggabungkan kajian literatur, analisis data primer (hasilsurvei) dan data sekunder (dari berbagai sumber termasukdi Internet)

h. Pedoman yang Diperlukan

Pedoman yang mengatur persyaratan yang berhubungandengan badan hukum operator. Badan hukum dari operatoradalah PT (Perseroan Terbatas).1) Pedoman pendirian penyelenggara sarana

perkeretaapian perkotaan Persyaratan (Izin Usaha, Izin Operasi,

Spesifikasi Teknis, dll) Prosedur pendirian penyelenggara sarana

perkeretapian perkotaan Evaluasi penyelenggaraan sarana

perkeretaapian perkotaan2) Pedoman pengadaan sarana perkeretaapian perkotaan

Persyaratan pengadaan (Uji pertama, dll) Prosedur pengadaan Evaluasi pengadaan sarana perkeretaapian

perkotaan3) Pedoman pengoperasian sarana perkeretaapian

perkotaan Persyaratan Prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian

perkotaan Penentuan tariff Tiket termasuk pelayanan satu tiket (single

ticketing)

Page 56: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-10 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Keterpaduan antar moda Evaluasi pengoperasian sarana perkeretaapian

perkotaan4) Pedoman perawatan sarana perkertaapian perkotaan

Persyaratan perawatan (uji berkala, dll) Prosedur perawatan Evaluasi perawatan sarana perkertaapian

perkotaan5) Pedoman pengusahaan perkeretaapian perkotaan

Persyaratan Prosedur pengusahaan Penentuan pola bagi hasil Evaluasi pengusahaan sarana perkeretaapian

perkotaan

5. Pedoman penyelenggara prasarana perkeretaapianperkotaan

Pedoman ini diperlukan oleh calon penylenggara prasaranaperkeretaapian perkotaan, baik Pemerintah Kota maupun pihakswasta untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraanprasarana perkeretaapian perkotaan di Indonesia.

a. Latar Belakangb. Inventarisasi kegiatan-kegiatan penyelenggaraan sarana

perkeretaapian perkotaanc. Analisis dan Evaluasi Tingkat Kepentingan Masing-masing

StakeholdersPemerintah telah mengeluarkan regulasi yangmemungkinkan badan usaha mengusahakan perkeretaapianumum termasuk perkeretaapian perkotan.

d. Tinjauan Peraturan Perundang-Undangane. Subyek

Operator Penyelenggara Prasarana PerkeretaapianPerkotaan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota) , Swasta, dan Pengguna Jasa.

f. Obyek

Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umumdilakukan oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara, baiksecara sendiri-sendiri maupun melalui kerja sama. Dalamhal tidak ada badan usaha yang menyelenggarakanprasarana perkeretaapian umum, Pemerintah pusat atauPemerintah Daerah dapat menyelenggarakan prasaranaperkeretaapian perkotaan.

Page 57: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | IV-11

g. Metodologih. Pedoman yang Diperlukan

Pedoman yang mengatur persyaratan yang berhubungandengan penyelenggaraan prasarana perkeretaapianperkotaan.

1) Pedoman pendirian penyelenggara prasaranaperkeretaapian perkotaan

Persyaratan (Izin Usaha, Izin Operasi,Spesifikasi Teknis, dll)

Prosedur pendirian penyelenggara prasaranaperkeretapian perkotaan

Evaluasi penyelenggaraan prasaranaperkeretaapian perkotaan

2) Pedoman pembangunan prasarana perkeretaapianperkotaan

Persyaratan pembangunan (Uji pertama, dll) Prosedur pembangunan prasarana

perkeretaapian perkotaan Evaluasi pembangunan prasarana

perkeretaapian perkotaan3) Pedoman pengoperasian prasarana perkeretaapian

perkotaan Persyaratan pengoperasian prasarana

perkeretaapian perkotaan Prosedur pengoperasian prasarana

perkeretaapian perkotaan Penentuan tarif Keterpaduan prasarana perkertaapian perkotaan

dengan perkeretaapian nasional Evaluasi pengoperasian prasarana

perkeretaapian perkotaan4) Pedoman perawatan prasarana perkertaapian perkotaan

Persyaratan perawatan (uji berkala, dll) Prosedur perawatan Evaluasi perawatan prasarana perkertaapian

perkotaan5) Pedoman pengusahaan prasarana perkeretaapian

perkotaan Persyaratan Prosedur pengusahaan Penentuan pola bagi hasil Evaluasi pengusahaan prasarana perkeretaapian

perkotaan

Page 58: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

IV-12 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

B. PEDOMAN

Naskah akademik akan akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunanpedoman bidang perkeretaapian perkotaan sesuai dengan yang telahditetapkan pada ruang lingkup. Pedoman di bidang transportasi kereta apiperkotaan dibuat dalam buku terpisah.

Page 59: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-1

BAB VPEMBAHASAN

A. POLA PIKIR

Agar penyusunan Pedoman lebih terarah, maka dibuat pola pikir secarakeseluruhan dan masing-masing pedoman. Pola pikir secara umum sepertiterlihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Pola Pikir Studi Penyusunan Pedoman di BidangTransportasi

Kereta Api Perkotaan

Dari Gambar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:Untuk menyusun pedoman ini harus diperhatikan landasan legalitasnya,antara lain:1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Kereta Api.4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

Angkutan Jalan (LLAJ) .5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran juga

mengatur masalah keterpaduan transportasi.6. Keputusan Menteri Perhubungan KM Nomor 34 Tahun 2011

tentang tata cara penentuan tarif.

Page 60: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-2 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

Berdasarkan landasan legalitas tersebut, maka Regulator membuatkebijakan yang berkaitan dengan bidang perkeretaapian perkotaan, yaitukebijakan multi operator dan membagi operator menjadi 2 yaitu operatorsarana KA dan operator prasarana KA. Landasan legalitas juga akanmempengaruhi perkembangan perkeretaapian (nasional, propinsi,perkotaan), dan juga sebaliknya perkembangan perkeretaapian (nasional,propinsi, perkotaan), akan mempengaruhi pemerintah dalam membuatlandasan legalitas.

Perkembangan perkeretaapian harus memperhatikan dinamika dantantangan pengembangan perkeretaapian di masa yang akan datang, yangtentunya harus memperhatikan kebutuhan masyarakat akan angkutan keretaapi yang murah, aman, cepat, dan selamat. Oleh karena itu kebijakan yangberkaitan dengan pengembangan perkeretaapian (nasional, propinsi,perkotaan) juga harus memperhatikan dinamika dan tantanganpengembangan perkeretaapian di masa yang akan datang.

Dinamika dan tantangan perkeretaapian di masa yang akan datang akanmempengaruhi pertumbuhan ekonomi (nasional, propinsi, perkotaan), baiksecara langsung maupun tidak langsung. Artinya, jika pemerintahmemperhatikan dinamika dan tantangan pengembangan perkeretaapiandengan baik, maka akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhanperekonomian (nasional, propinsi, perkotaan). Pertumbuhan perekonomian(nasional, propinsi, perkotaan) akan memberikan peluang kepada duniausaha untuk memperluas bidang usahanya, termasuk dalam bisnisperkeretaapian perkotaan, baik sebagai operator sarana maupun operatorprasarana.

Untuk mewujudkan kebijakan multioperator, diperlukan pedoman yangjelas agar pelaku usaha yang tertarik dalam bisnis perkeretaapian menjadilebih jelas bagaimana hak dan kewajiban yang harus dipenuhi jika inginberbisnis di bidang perkeretaapian perkotaan.Pedoman yang dibuat adalah: Pedoman pembentukan lembaga otoritas perkeretaapia perkotaan. Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta api perkotaan

dengan moda jalan. Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta api antar kota dengan

kereta api perkotaan. Pedoman penyelenggaraan prasarana perkeretaapian perkotaan. Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapian perkotaan.Dalam studi ini, pedoman yang dibuat untuk mendukung perkeretaapianperkotaan, oleh karena itu pedoman yang dibuat berkaitan erat denganpeningkatan pelayanan perkeretaapian perkotaan, antara lain yang berkaitandengan lembaga otoritas, pelayanan terpadu satu tiket, dan pelayananterpadu antar moda kereta api antar kota dengan kereta api perkotan.

Dengan dibuatnya kelima pedoman di atas, maka diharapkanperkeretaapian perkotaan yang diselenggarakan di Indonesia dapat

Page 61: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-3

meningkatkan kualitas pelayanannya, terpadu, meningkatkan kualitasmanajemen, keselamatan, dan bisnis KA yang sehat, sehingga angkutanpenumpang kereta api perkotaan dapat lebih menarik masyarakat penggunaangkutan dengan demikian peran kereta api dalam angkutan penumpang diperkotaan ditingkatkan lagi.

Dalam penyusunan pedoman, setiap pedoman memiliki pola pikir masing-masing seperti terlihat pada Gambar 5.2. sampai dengan 5.6.

Page 62: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-4 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

1. Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pembentukan Kelembagaan Otoritas Perkeretaapian Perkotaan

Gambar 5.2 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pembentukan Kelembagaan Otoritas Perkeretaapian Perkotaan

Page 63: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-5

Dalam penyusunan pola pikir tersebut terdapat landasan legalitas diantaranya:1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api.4. Peraturan Pemerintah No 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional.

Berdasarkan landasan tersebut, maka pemerintah membuat kebijakan multi operator.Dalam membuat kebijakan multi operator tersebut pemerintah juga memperhatikanpengembangan perkeretaapian, kebijakan pertumbuhan ekonomi perkotaan. Pedomanpembentukan kelembagaan otoritas perkeretaapian perkotaan keluaran yang dihasilkan adalahNaskah Akademik Pembentukan Lembaga Otoritas Perkeretaapian Perkotaan serta PedomanPembentukan Lembaga Otoritas Perkeretaapian Perkotaan. Indikator keluaran dari pedomanini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap Lembaga Otoritas Perkeretaapian Perkotaan.

2. Dengan pedoman yang dibuat diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapatmemahami dengan baik perannya masing-masing dalam Pembentukan LembagaOtoritas Perkeretaapian Perkotaan.

Lembaga otoritas yang dibentuk harus memiliki kewenangan yang besar sehinggadapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Selain itu lembaga otoritas yangdibentuk juga harus dapat berkoordinasi dengan otoritas transportasi perkotaan yang sudahdibentuk maupun yang akan dibentuk.

Otoritas Transportasi Jalan (OTJ), Otoritas Pelabuhan dan Otoritas Bandara sebagai lembagaotoritas transportasi dan pengelolaan pelabuhan harus dijadikan sebagai pembanding dalampembentukan lembaga otoritas perkeretaapian perkotaan

Page 64: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-6 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

2. Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu Satu Tiket Antara Moda Kereta Api Dengan ModaJalan

Gambar 5.3 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu Satu Tiket Antara Moda Kereta ApiDengan Moda Jalan

Page 65: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-7

Dalam penyusunan pola pikir tersebut terdapat landasan legalitas diantaranya:1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api.4. Peraturan Pemerintah No 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional.

Berdasarkan landasan tersebut, maka pemerintah membuat kebijakan multi operator,sehingga terdapat tiket terpadu, keterpaduan, dan kemudahan bagi pengguna. Dalam membuatkebijakan multi operator tersebut pemerintah juga memperhatikan pengembanganperkeretaapian, kebijakan pertumbuhan ekonomi perkotaan. Pedoman Pelayanan Satu TiketAntara Moda Kereta Api Dengan Moda Jalan keluaran yang dihasilkan adalah NaskahAkademik Pelayanan Satu Tiket Antara Moda Kereta Api Dengan Moda Jalan serta PedomanPelayanan Satu Tiket Antara Moda Kereta Api Dengan Moda Jalan, dengan mencakup antaralain tiket (Tiket Konvensional atau Smartcard), Tarif (Flat atau berdasarkan Jarak), Teknologi(Manual atau Komputerisasi), sharing (Murni swasta atau Subsidi), dan Pembayaran(Konvensional atau Lembaga Keuangan). Indikator keluaran dari pedoman ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap Pelayanan Satu Tiket Antara Moda Kereta ApiDengan Moda Jalan.

2. Dengan pedoman yang dibuat diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapatmemahami dengan baik perannya masing-masing dalam Pelayanan Satu Tiket AntaraModa Kereta Api Dengan Moda Jalan.

Pelaksanaan TITAM sekarang masih terkendala oleh kurangnya sosialisasi dankesiapan serta keinginan pengguna jasa dalam memanfaatkan tiket terpadu, disamping ituoperator juga masih terkendala dengan dukungan teknologi intormasi. Oleh karena itu dalampenyusunan pedoman ini akan ditekankan pada pemanfaatan dukungan teknologi informasidalam pelayanan satau tiket. Penggunaan teknologi informasi saat ini sangat memungkinkandilaksanakan dalam pelayanan satu tiket, karena masyarakat sudah peduli dalammemanfaatkan tekonologi informasi. Seperti dalam penggunaan handphone dan jugapenggunaan smart card dalam bertransaksi sangat memungkinkan untuk diterapkannyatekonologi informasi dalam pelayanan terapdu satu tiket.

Dukungan operator jaringan teknologi informasi seperti PT Telkom dan pengelolakeuangan seperti Bank juga dapat dijadikan dasar untuk segera merapkan pelayanan terpadusatu tiket antara moda kereta api dengan moda jalan.

Page 66: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-8 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

3. Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta Api Antar Kota Dengan KeretaApi Perkotaan

Gambar 5.4 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta Api Antar Kota DenganKereta Api Perkotaan

Page 67: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-9

Dalam penyusunan pola pikir tersebut terdapat landasan legalitas diantaranya:1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api.4. Peraturan Pemerintah No 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional.

Berdasarkan landasan tersebut, maka pemerintah membuat kebijakan multi operator,sehingga terdapat tiket terpadu, keterpaduan, dan kemudahan bagi pengguna. Dalam membuatkebijakan multi operator tersebut pemerintah juga memperhatikan pengembanganperkeretaapian, kebijakan pertumbuhan ekonomi perkotaan. Pedoman Pelayanan TerpaduAntara Moda Kereta Api Antar Kota Dengan Kereta Api Perkotaan keluaran yang dihasilkanadalah Naskah Akademik Terpadu Antara Moda Kereta Api Antar Kota Dengan Kereta ApiPerkotaan serta Pedoman Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta Api Antar Kota DenganKereta Api Perkotaan, dengan mencakup antara lain Jadwal (Masing-masing atau Terpadu),Rute (Masing-masing atau Terpadu), Teknologi (Manual atau Komputerisasi), Insfrastruktur(Masing-masing atau Terpadu). Indikator keluaran dari pedoman ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta ApiAntar Kota Dengan Kereta Api Perkotaan.

2. Dengan pedoman yang dibuat diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapatmemahami dengan baik perannya masing-masing dalam Pelayanan Terpadu AntaraModa Kereta Api Antar Kota Dengan Kereta Api Perkotaan.

Keterpaduan antara moda kereta api antar kota dengan kereta api perkotaan yangsekarang ada sudah memperhatikan aspek keterpaduan, tetapi masih belum berjalan denganbaik karena masih adanya keterlambatan, baik pada jadwal kereta api antar kota maupunjadwal kereta api perkotaan.

Keterpaduan antara kereta api antar kota dengan kereta api perkotaan masihmemungkinkan untuk dilaksanakan dengan lebih baik, karena operatornya masih satuperusahaan yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero). Apabila nanti operator sudah lebih darisatu (multi operator) maka kebutuhan akan keterpaduan lebih meningkat dan menjadikompleks. Oleh karena itu pedoman ini sangat diperlukan, agar keterpaduan antara kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga penggunajasa dapat dengan nyaman menggunakan angkutan kereta api.

Page 68: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-10 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

4. Pola Pikir Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Perkotaan

Gambar 5.5 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Perkotaan

Page 69: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-11

Dalam penyusunan pola pikir tersebut terdapat landasan legalitas diantaranya:1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api.4. Peraturan Pemerintah No 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional.

Berdasarkan landasan tersebut, maka pemerintah membuat kebijakan multi operator,sehingga terdapat persaingan, peluang pebisnis, dan alternatif pilihan bagi pengguna. Dalammembuat kebijakan multi operator tersebut pemerintah juga memperhatikan pengembanganperkeretaapian, kebijakan pertumbuhan ekonomi perkotaan. Pedoman PenyelenggaraanPrasarana Perkeretaapian Perkotaan keluaran yang dihasilkan adalah Naskah AkademikPendirian Penyelenggara Prasarana KA Perkotaan serta Pedoman Penyelenggara prasaranaKA Perkotaan. Indikator keluaran dari pedoman ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap Penyelenggaraan Prasarana PerkeretaapianPerkotaan.

2. Dengan pedoman yang dibuat diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapatmemahami dengan baik perannya masing-masing dalam Penyelenggaraan PrasaranaPerkeretaapian Perkotaan.

Penyelenggara prasarana kereta api sekarang diberikan ijinnya kepada PT Kereta ApiIndonesia (Persero), baik untuk pengoperasiannya maunpun perawatannya. Tetapi sekarangmasih ada kebijakan yang belum terkoordinasi dengan baik, yaitu koordinasi antaraDirektorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Dengan pedoman ini dihadapkan penyelenggaraan prasarana kereta api perkotaan dapatdilaksanakan secara lebih baik.

Page 70: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-12 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

3. Pola Pikir Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Perkotaan

Gambar 5.6 Pola Pikir Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Perkotaan

Page 71: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-13

Dalam penyusunan pola pikir tersebut terdapat landasan legalitasdiantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Perkeretaapian.3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Kereta Api.4. Peraturan Pemerintah No 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi

Nasional.Berdasarkan landasan tersebut, maka pemerintah membuat

kebijakan multi operator, sehingga terdapat persaingan, peluang pebisnis,dan alternatif pilihan bagi pengguna. Dalam membuat kebijakan multioperator tersebut pemerintah juga memperhatikan pengembanganperkeretaapian, kebijakan pertumbuhan ekonomi perkotaan. PedomanPenyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Perkotaan keluaran yang dihasilkanadalah Naskah Akademik Pendirian Penyelenggara Sarana KA Perkotaanserta Pedoman Penyelenggara Sarana KA Perkotaan. Indikator keluarandari pedoman ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap Penyelenggaraan SaranaPerkeretaapian Perkotaan.

2. Dengan pedoman yang dibuat diharapkan seluruh pemangkukepentingan dapat memahami dengan baik perannya masing-masing dalam Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Perkotaan.

Penyelenggara sarana kereta api perkotaaan sekarang diberikanijinnya kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero), baik untukpengoperasiannya maunpun perawatannya. Tetapi sekarang PT Kereta ApiIndonesia (Persero) masih ada perlu dibantu dalam pengadaan sarana keretaapi perkotaan, karena biaya investasi untuk pengadaan sarana kereta apiperkotaan sangat mahal. Untuk itu dukungan dari KementerianPerhubungan dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian sangat dibutuhkan.

Dengan pedoman ini dihadapkan penyelenggaraan sarana kereta apiperkotaan terutama jika multi operator dapat diwujudkan, penyelenggaraansarana kereta api perkotaan dapat dilaksanakan secara lebih baik.

Page 72: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-14 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

B. MATRIK PEDOMANDalam penyusunan pedoman diperlukan beberapa peraturan sebagai landasan pedoman, dibawah ini beberapaperaturan yang dipakai sebagai acuan penyusunan pedoman.

Tabel 5.1 Matrik Pedoman

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

1. Pedoman PembentukanLembaga OtoritasPerkeretaapian Perkotaan

Belum ada Harus dibuat baru, pada tahun 2011 arahkelembagaan otoritas sudah ada sepertidi Jakarta akan dibentuk OtoritasTransportasi Jakarta (OTJ) atau secaraumum akan dibentuk OtoritasTransportasi Perkotaan (OTP)

2. Pedoman pelayanan terpadusatu tiket antara moda keretaapi dengan moda jalan

Nomor KM 54 tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Perhubungan Nomor KM33 Tahun 2010 tentang Tarif AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas ekonomi

2010 Harus dibuat baru, pernah diterapkanTiket Terpadu Antar Moda (TITAM)tapi belum berhasil. Peraturan danPedoman Tarif yang ada masih terpakupada angkutan kereta api kelas ekonomi.Keterpaduan satu tiket antar moda keretaapi dengan moda jalan dapat dibuatsebagai penyempurnaan dari TITAM

Nomor KM 48 tentang Perubahan AtasPeraturan menteri Perhubungan Nomor KM35 tentang Tarif Angkutan Orang DenganKereta Api Kelas Ekonomi

2010

Nomor KM 38 tentang Pedoman PenetapanTarif Angkutan Orang Dengan Kereta Api

2010

Nomor KM 7 tentang Tarif Angkutan OrangDengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2009

Nomor KM 34 tentang Tata Cara Penentuan 2011

Page 73: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-15

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

Tarif

3. Pedoman pelayanan terpaduantara moda kereta api antarkota dengan kereta apiperkotaan

Belum ada Harus dibuat baru, denganmemperhatikan multioperator danpengembangan kereta api perkotaanselain KRL, KRDI, KRD, KRDE jugadioperasikan Trem, Monorel, dll

4. Pedoman penyelenggaraanprasarana perkeretaapianperkotaan

a. Stasiun Kereta ApiPerkotaan1) Pembangunan Nomor PM 33 tentang Jenis, Kelas, dan

Kegiatan di Stasiun Kereta Api2011 Sudah ada Pedoman yang terbaru, tetapi

perlu dilengkapi

Nomor PM 29 tentang Persyaratan TeknisBangunan Stasiun Kereta Api

2011

2) Pengoperasian Nomor PM 9 tentang Standar PelayananMinimum Untuk Angkutan Orang DenganKereta Api

2011 Pedoman tentang pengoperasian stasiunsecara utuh harus dibuat lagi sesuaidengan aktivitas operasi yang seharusnyaada di stasiun.

Nomor KM 29 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2010

Page 74: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-16 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

Nomor PM 31 tentang Standard an TataCara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian

2011

Nomor KM 41 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2009

Nomor 72 tentang Lalu Lintas danAngkutan Kereta Api

2009

IM 2 tentang Peningkatan KeselamatanPengoperasian Kereta Api

2007

3) Perawatan Nomor PM 32 tentang Standard an TataCara Perawatan Prasarana Perkeretaapian

2011 Pedoman tentang perawatan stasiunsudah ada pada PM nomor 30 dan 32,tetapi belum utuh dan perlu dilengkapi.

Nomor PM 30 tentang Tata Cara Pengujiandan Pemberian Sertifikat PrasaranaPerkeretaapian

2011

4) Pengusahaan Belum ada Harus dibuat baru denganmemperhatikan aktifitas non operasiyang seharusnya ada di stasiun

b. Jalur Kereta ApiPerkotaan

Page 75: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-17

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

1) Pembangunan Belum ada Harus dibuat pedoman tentangpembangunan jalur kereta api perkotaansecara utuh

2) Pengoperasian Nomor PM 9 tentang Standar PelayananMinimum Untuk Angkutan Orang DenganKereta Api

2011 Pedoman tentang pengoperasian jalurkereta api perkotaan secara utuh harusdibuat lagi sesuai dengan aktivitasoperasi yang seharusnya ada di jalurkereta api perkotaan.

Nomor KM 29 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2010

Nomor PM 31 tentang Standard an TataCara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian

2011

Nomor KM 41 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2009

Nomor 72 tentang Lalu Lintas danAngkutan Kereta Api

2009

IM 2 tentang Peningkatan KeselamatanPengoperasian Kereta Api

2007

Page 76: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

V-18 | Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

3) Perawatan Nomor PM 32 tentang Standard dan TataCara Perawatan Prasarana Perkeretaapian

2011 Pedoman tentang perawatan jalur keretaapi perkotaan sudah ada pada PM nomor30 dan 32, tetapi belum utuh dan perludilengkapi.

Nomor PM 30 tentang Tata Cara Pengujiandan Pemberian Sertifikat PrasaranaPerkeretaapian

2011

4) Pengusahaan Belum ada Harus dibuat baru denganmemperhatikan aktifitas non operasiyang seharusnya ada di jalur kereta apiperkotaan

5. Pedoman penyelenggaraansarana perkeretaapianperkotaan

1) Pengadaan UU No 23 tentang Perkeretaapian 2007 Sudah ada, tetapi belum utuh karenamerupakan bagian dari UU No 23

2) Pengoperasian Nomor PM 9 tentang Standar PelayananMinimum Untuk Angkutan Orang DenganKereta Api

2011 Pedoman tentang pengoperasian saranasecara utuh harus dibuat lagi sesuaidengan aktivitas operasi yang seharusnyaada di sarana.

Page 77: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | V-19

No. Pedoman Peraturan Menteri Perhubungan Tahun Keterangan

Nomor KM 29 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2010

Nomor PM 42 tentang Standard SpesifikasiTeknis Kereta Dengan Penggerak Sendiri

2010

Nomor KM 41 tentang PenyelenggaraanKewajiban Pelayanan Publik AngkutanOrang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

2009

Nomor 72 tentang Lalu Lintas danAngkutan Kereta Api

2009

IM 2 tentang Peningkatan KeselamatanPengoperasian Kereta Api

2007

3) Perawatan UU No 23 tentang Perkeretaapian 2007 Pedoman tentang perawatan saranabelum utuh dan perlu dilengkapi.

4) Pengusahaan UU No 23 tentang Perkeretaapian 2007 Harus dibuat baru denganmemperhatikan aktifitas non operasiyang seharusnya ada di sarana kereta apiperkotaan.

Page 78: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | VI-1

BAB VIPENUTUP

Dengan diimplementasikannya UU No 23 Tahun 2007 TentangPerkeretaapian yang diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, dan Peraturan PemerintahNomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api,maka kebijakan multi operator untuk sarana KA akan dapat dilaksanakandengan baik, apalagi dilengkapi dengan pedoman yang memadai.

Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hasilpenelitian, dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

A. Secara umum seluruh pedoman sudah memperhatikan pedomansecara teknis dan administrasi, Pedoman bisa digunakan olehpemerintah, operator, pengguna jasa, dan masyarakat.

B. Pedoman pembentukan kelembagaan otoritas perkeretaapianperkotaan telah diselesaikan. Lembaga otoritas yang terbentuk bisamelibatkan pemerintah, swasta, asosiasi transportasi perkotaan, danlain-lain, sehingga bisa saling mengontrol sebagai suatu korporasiyang dapat berbentuk Badan Layanan Umum (BLU, semi BLU,atau BLU murni).

Adapun pentingnya pedoman pembentukan kelembagaan otoritasperkeretaapian perkotaan adalah sebagai berikut:

1. Agar lembaga otoritas perkeretaapian perkotaan dapatmenyediakan sistem transportasi darat yang efisien, biaya-efektif dan berpusat pada rakyat untuk memperoleh pelayananakan angkutan perkotaan yang dibutuhkannya.

2. Untuk menyediakan jaringan transportasi darat yangterintegrasi, efisien, biaya-efektif dan berkelanjutan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat di perkotaan.

3. Untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola sistemtransportasi perkotaan di Indonesia untuk mendukung kualitaslingkungan, mengoptimalkan sistem transportasi perkotaan agardapat mencapai kinerja yang dapat memenuhi kesejahteraanmasyarakat pengguna jasa ketika bepergian.

4. Untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan untukmendorong penumpang untuk dapat memilih moda transportasiyang paling tepat.

5. Adanya moda transportasi dengan tarif yang lebih efisien.

Page 79: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

VI-2| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

6. Adanya kepastian keterpaduan jadwal antara moda transportasiyang akan digunakan oleh pengguna jasa angkutan penumpang.

7. Adanya kejelasan mengenai sharing pendapatan dari tarif yangditetapkan, baik bagi operator yang terlibat maupun pemerintahkota.

C. Pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara moda kereta apidengan moda jalan

Agar pelaksanaan tiket terpadu lebih tepat mencapai sasaran yangdiinginkan oleh berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraantransportasi perkotaan, maka pelayanan terpadu satu tiket antaramoda kereta api dengan moda jalan perlu dibuat pedomannya.Pentingnya pedoman pelayanan terpadu satu tiket antara modakereta api dengan moda jalan adalah sebagai berikut:1. Adanya tiket yang memadai bagi pengguna jasa angkutan

penumpang apakah bentuknya tiket berupa lembaran kertas,karton, atau tiket elektronik.

2. Adanya tiket yang memberikan kemudahan, kenyamanan, dankecepatan dalam pembelian dan penggunaannya.

3. Adanya tarif yang lebih efisien jika menggunakan tiket terpadu.

4. Adanya kepastian keterpaduan jadwal antara moda transportasiyang akan digunakan oleh pengguna jasa angkutan penumpang.

5. Adanya kejelasan mengenai keuntungan yang akan diperolehoperator moda transportasi.

6. Adanya kejelasan mengenai sharing pendapatan dari tarif yangditetapkan, baik bagi operator yang terlibat maupun pemerintahkota.

D. Pedoman pelayanan terpadu antara moda kereta api antar kotadengan kereta api perkotaan

Pedoman membangun keterpaduan dengan moda lain harus dilihatdari segi fisik, tiket, schedule, kesetaraan pelayanan, dan jaringan,integrasi antar moda, interkoneksitas dalam kota/angkutan jarakjauh, dan infrastruktur teknologi pelayanan. Ke depan kereta api diJakarta seperti KRL Jabodetabek dan MRT harus terpadu, denganpedoman ini akan memberi kemudahan Ditjen Perkeretaapianmengantisipasi persoalan ke depan.

Pentingnya pedoman Pelayanan Terpadu Antara Moda Kereta ApiAntar kota Dengan Kereta Api Perkotaan adalah sebagai berikut:

Page 80: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan | VI-3

1. Agar penyelenggara sarana dan penyelenggara prasaranaperkeretaapian perkotaan dapat menyediakan sistemtransportasi kereta yang efisien, biaya yang efektif dan berpusatpada kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayananangkutan perkotaan yang dibutuhkannya.

2. Untuk menyediakan jaringan transportasi darat yangterintegrasi, efisien, biaya yang efektif dan berkelanjutan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat di perkotaan.

3. Untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola sistemtransportasi perkotaan di Indonesia untuk mendukung kualitaslingkungan, mengoptimalkan sistem transportasi perkotaan agardapat mencapai kinerja yang dapat memenuhi kesejahteraanmasyarakat pengguna jasa ketika bepergian.

4. Untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan untukmendorong penumpang untuk dapat memilih moda transportasiyang paling tepat.

5. Adanya kepastian keterpaduan jadwal antara moda kereta apiantar kota dengan kereta api perkotaan

E. Pedoman penyelenggaraan prasarana perkeretaapian perkotaan

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007Tentang Perkeretaapian mempunyai tujuan untuk mendorong peranswasta dan Pemerintah Daerah dalam bisnis penyelenggaraanperkeretaapian baik sebagai penyelenggara sarana perkeretaapian,penyelenggara prasarana perkeretaapian maupun penyelenggarasarana dan prasarana sebagai satu kesatuan sistem penyelenggaraanperkeretaapian.

Untuk dapat menjadi penyelenggara perkeretaapian dan khususnyamenjadi penyelengggara prasarana perkeretaapian perkotaandiperlukan beberapa izin, yaitu Izin Usaha, Izin Pembangunan danIzin Operasi. Selain izin tersebut penyelenggara juga harus dapatmenyelenggarakan prasarana kereta api perkotaan mulai daripembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan.

Oleh karena itu disusun pedoman agar menjadi acuan bagi suatubadan usaha baik swasta maupun pemerintah daerah yang berminatberusaha di bidang perkeretaapian yaitu menjadi penyelanggaraprasarana perkeretaapian perkotaan.

Dengan pedoman yang dibuat diharapkan calon penyelenggaraprasarana perkeretaapian perkotaan dapat dengan jelas, mudah dantransparan mengikuti tata cara dan prosedur penyelenggaraanprasarana perkeretaapian perkotaan termasuk didalamnya evaluasidan penilaian terhadap kelengkapan yang dipersyaratkan. Selain ituseluruh pemangku kepentingan juga dapat memahami dengan baikperannya masing-masing, sehingga perbedaan pendapat yang

Page 81: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

VI-4| Executive Summary – Studi Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Kereta Api Perkotaan

berhubungan dengan penerapan Undang-Undang dan PeraturanPemerintah dalam penyelenggaraa prasarana perkeretaapianperkotaan menjadi lebih jelas dalam penerapannya.

Dengan dibuatnya pedoman ini, maka diharapkan minat swasta danpemerintah daerah dalam penyelenggaraan perkeretaapiankhususnya di bidang prasarana perkeretaapian perkotaan dapatterealisasikan sehingga penyelenggaraan perkeretaapian multioperator dapat terwujud.

Dengan adanya penyelenggaraan perkeretaapian multi operatordiharapkan terjadi suatu kompetisi yang sehat diantarapenyelenggaran prasarana perkeretaapian perkotaan sehingga dapatmeningkatkan kualitas pelayanannya, meningkatkan kualitasmanajemen, meningkatkan kualitas keselamatan, dan bisnisperkeretaapian yang sehat. Dengan demikian angkutanperkeretaapian perkotaan dapat lebih menarik bagi masyarakat, danperan kereta api dalam angkutan penumpang di perkotaan dapatlebih meningkat.

F. Pedoman penyelenggaraan sarana perkeretaapian perkotaan

Dengan pedoman ini diharapkan calon penyelenggara saranaperkeretaapian perkotaan dapat dengan jelas, mudah dan transparanmengikuti tata cara dan prosedur pendirian penyelenggara saranaperkeretaapian perkotaan termasuk didalamnya evaluasi danpenilaian terhadap kelengkapan yang dipersyaratkan. Selain ituseluruh pemangku kepentingan juga dapat memahami dengan baikperannya masing-masing, sehingga perbedaan pendapat yangberhubungan dengan penerapan Undang-Undang dan PeraturanPemerintah dalam pendirian penyelenggara sarana perkeretaapianperkotaan menjadi lebih jelas dalam penerapannya.

Dengan demikian diharapkan minat swasta dan pemerintah daerahdalam penyelenggaraan perkeretaapian khususnya di bidang saranaperkeretaapian dapat terealisasikan sehingga penyelenggaraanperkeretaapian multi operator dapat terwujud. Dengan adanyapenyelenggaraan perkeretaapian multi operator diharapkan terjadisuatu kompetisi yang sehat diantara penyelenggaran saranaperkeretaapiansehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannyaangkutan, meningkatkan kualitas manajemen, meningkatkankualitas keselamatan, dan bisnis perkeretaapian yang sehat,sehingga angkutan perkeretaapian baik angkutan penumpangmaupun barang dapat lebih menarik bagi masyarakat, dengandemikian peran kereta api dalam angkutan penumpang dan barangdapat lebih meningkat.

Page 82: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

DAFTAR PUSTAKA

Aan Eko Widiarto, Metode dan Teknik Penyusunan Naskah Akademik,www.legalitas.org, diakses tanggal 01 Juni 2010.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Master Plan Perkeretaapian SampaiTahun 2030, 2010.

FIPS Publication 183 released of IDEFØ December 1993 by the ComputerSystems Laboratory of the National Institute of Standards and Technology(NIST).

Harry Alexander, Panduan Perancangan Peraturan Daerah di Indonesia,Solusindo, Jakarta, 2004.

ICAM Architecture Part II-Volume IV - Function Modeling Manual(IDEF0), AFWAL-TR-81-4023, Materials Laboratory, Air Force WrightAeronautical Laboratories, Air Force Systems Command, Wright-PattersonAir Force Base, Ohio 45433, June 1981.

James E. Mauch and Jack W. Birch, Guide to the Successful Thesis andDesertation, Third Edition, Marcel Dekker Inc., New York, 1993.

John W. Creswell, Research Design; Qualitative & QuantitativeApproaches, Sage Publication, London, 1994.

Guideline For Setting Up Inland Container Depot (ICD) and ContainerFreight Station (CFS) in India.

Guideline For Railway Vehicle Driver (Loco Driver) Medical Fitness,Department of Industry and Resources, Australia, 1997.

Kenneth D. Bailey, Methods of Social Research, Second Edition, The FreePress, London, 1982.

PT Kereta Api (Persero), Laporan Akhir Tim Evaluasi Perawatan SaranaKereta Api, PT Kereta Api (Persero), 2010.

PT Kereta Api (Persero), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PTKereta Api (Persero), 2009.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang PenyelenggaraanPerkeretaapian.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas danAngkutan Kereta Api.

Railway Safety Commision, Third Party Guidance on Railway Risk,Volume 4, Dublin, Ireland,2008.

Solly Lubis, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, Mandar Maju,Bandung, 1995.

Page 83: Buku ini adalah merupakan untuk Pekerjaanelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010...Buku ini adalah merupakan Executive Summary untuk Pekerjaan “Studi Penyusunan Pedoman

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Edisi Pertama, Alumni, Bandung, 1994.

Siti Maimunah, Evaluasi Penyelenggaraan Tiket Terpadu Antar Moda(TITAM) Di Stasiun Gambir, Badan Penelitian dan PengembanganPerhubungan Kementrian Perhubungan, 2010.

Systems Engineering Fundamentals. Defense Acquisition University Press,2001.

The Train Driver Workload Principle Guidance Note, Rail Safety andStandard Board, 2005.

Takshi ENDO, Life Cycle of Rolling Stock, East Japan Railway Company,2001.

Tim Teknis Revitalisasi Perkeretaapian Nasional, Laporan AkhirRevitalisasi Perkeretaapian Nasiolan Republik Indonesia, 2009.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.

Varun Grover, William J. Kettinger (2000). Process Think: WinningPerspectives for Business Change in the Information Age. p.168.Pengusahaan jalur kereta api perkotaan.