bp sutrisno

3
A Moment To Share Puji syukur kepada Tuhan karena untuk membuat tulisan esai ini, saya banyak melewati pengalaman berharga dalam hidup saya, pengalaman yang tak terlupakan. Tulisan ini adalah refleksi dari live in yang saya ikuti di dusun Ngaduman, desa Tajuk Kab. Semarang. Live in ini saya ikuti dari tanggal 3 sampai 8 februari 2014. Saya disana tinggal bersama keluarga angkat saya, dimana di rumah itu ada kepala keluarganya, bernama Bp. Sutrisno (46 tahun) dan istrinya ibu Lasmini ( 34 tahun). Mereka mempunyai seorang anak laki-laki bernama Yoga (13 tahun) yang sudah bersekolah di kelas 6 SD. Di rumah itu juga tinggal ayah dan ibunya Ibu Lasmini. Bp. Sutrisno menyelesaikan pendidikannya sampai SMP karna keterbatan biaya sehingga tidak dapat melanjutkan hingga ke bangku kuliah sedangkan ibu Lasmini hanya sampai SD. Pendidikan dan wawasan Bp. Sutrisno ternyata sangat mempengaruhi posisi nya di dusun Ngaduman, Bp. Sutrisno pernah menjadi ketua karang taruna, ketua perkumpulan kuda lumping, dan sekarang menjabat sebagai ketua majelis. Pekerjaan yang dilakukan Bp. Sutrisno dalam menghidupi keluarganya adalah swasta dan sebagai petani, dia mempunyai ladang yang lumayan luas di daerah puncak gunung. Selain itu Bp. Sutrisno juga mempunyai pekerjaan sampingan lain yaitu menanam tembakau apabila pekerjaan utamanya sedang mengalami masalah misalnya gagal panen guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saat kebutuhan pangan kurang biasanya Bp. Sutrisno juga dapat pemberian sayur dari para tetangga. Relasi di dalam keluarga satu sama lain sangat harmonis, saling menyayangi satu sama lain dan saling mengerti satu sama lain. Bp. Sutrisno terlihat begitu mencintai istri dan anaknya. Bp. Sutrisno juga mengambil peran penting di dalam keluarga misalnya dalam membuat keputusan, hal- hal yang dibicarakannya sangat bijaksana dan sangat berpengaruh di dalam keluarganya. Anaknya Yoga adalah anak yang penurut ,

Upload: novella-iona-tiffany

Post on 11-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

A Moment To SharePuji syukur kepada Tuhan karena untuk membuat tulisan esai ini, saya banyak melewati pengalaman berharga dalam hidup saya, pengalaman yang tak terlupakan. Tulisan ini adalah refleksi dari live in yang saya ikuti di dusun Ngaduman, desa Tajuk Kab. Semarang. Live in ini saya ikuti dari tanggal 3 sampai 8 februari 2014. Saya disana tinggal bersama keluarga angkat saya, dimana di rumah itu ada kepala keluarganya, bernama Bp. Sutrisno (46 tahun) dan istrinya ibu Lasmini ( 34 tahun). Mereka mempunyai seorang anak laki-laki bernama Yoga (13 tahun) yang sudah bersekolah di kelas 6 SD. Di rumah itu juga tinggal ayah dan ibunya Ibu Lasmini. Bp. Sutrisno menyelesaikan pendidikannya sampai SMP karna keterbatan biaya sehingga tidak dapat melanjutkan hingga ke bangku kuliah sedangkan ibu Lasmini hanya sampai SD. Pendidikan dan wawasan Bp. Sutrisno ternyata sangat mempengaruhi posisi nya di dusun Ngaduman, Bp. Sutrisno pernah menjadi ketua karang taruna, ketua perkumpulan kuda lumping, dan sekarang menjabat sebagai ketua majelis. Pekerjaan yang dilakukan Bp. Sutrisno dalam menghidupi keluarganya adalah swasta dan sebagai petani, dia mempunyai ladang yang lumayan luas di daerah puncak gunung. Selain itu Bp. Sutrisno juga mempunyai pekerjaan sampingan lain yaitu menanam tembakau apabila pekerjaan utamanya sedang mengalami masalah misalnya gagal panen guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saat kebutuhan pangan kurang biasanya Bp. Sutrisno juga dapat pemberian sayur dari para tetangga. Relasi di dalam keluarga satu sama lain sangat harmonis, saling menyayangi satu sama lain dan saling mengerti satu sama lain. Bp. Sutrisno terlihat begitu mencintai istri dan anaknya. Bp. Sutrisno juga mengambil peran penting di dalam keluarga misalnya dalam membuat keputusan, hal-hal yang dibicarakannya sangat bijaksana dan sangat berpengaruh di dalam keluarganya. Anaknya Yoga adalah anak yang penurut , pendiam, dan sangat mengerti orang tua. Ibu lasmini juga di dalam keluarga adalah ibu yang baik hatinya, yang benar-benar melakukan kewajiban seorang ibu dengan sangat baik, sangat peduli, namun dengan penuh kasih. Pada sektor sosial budaya, relasi antar generasi di masyarakat sangat baik dan harmonis, karena pada event-event tertentu mereka saling berkumpul, berbicara, dan sharing satu sama lain sehingga hubungan satu sama lain terjalin selalu. Hubungan antar umat beragama juga toleransinya tinggi, tidak ada konflik atau pertikaian satu sama lain. Didalam sebuah daerah biasanya aspek budaya tidak lepas dari mitos, mitos yang ada di dusun Ngaduman yaitu tentang pohon beringin di dekat SD yang dipercayai bisa membuat kesurupan, dimana di SD tersebut dikatakan mereka ada genderuwo karna banyak anak-anak kecil yang sering melihat. Kesenian yang terdapat di dusun Ngaduman yaitu adalah tarian jaranan yang bercerita tentang semangat prajurit berkuda, kemudian juga ada musik gamelan. Letak keunikan tarian jaranan adalah saat para pemain seperti kerasukan kemudian saat berkelahi ada yang pingsan, para pemain juga terlihat sangat tunduk dengan gong yang dibunyikan. Agama sangat mempengaruhi dan sangat berperan dalam hidup keluarga Bp. Sutrisno. Mereka sangat taat. Mereka adalah pemeluk kristiani, sangat rajin berdoa dan selalu ke gereja setiap ada ibadah. Didalam rumah mereka, ada banyak gambar-gambar Yesus dan perjamuan kudus. Arti kebahagiaan bagi mereka saat bisa berkumpul lengkap bersama keluarga, saat masa panen, dan saat melihat anaknya berhasil dalam studi.Dari pengalaman live in tersebut, banyak sekali nilai dan pelajaran yang saya petik, salah satunya yang paling berpengaruh adalah kesederhanaan. Hidup dikota dan didesa membuat banyak sekali perbedaan. Di rumah Bapak Sutrisno saya belajar betapa hal-hal yang sederhana pun bisa membuat kebahagiaan diantara keluarga asalkan kita mampu untuk lebih bersyukur. Hidup sederhana dengan segalanya yang serba sederhana tapi dijalankan dengan hati yang tulus dan gembira. Langkah yang saya akan lakukan dalam hidup saya, dalam memperbaharuinya adalah saya akan berusaha lebih giat untuk hal-hal yang ingin saya dapatkan, tulus dalam prosesnya, sabar dan tegar dalam setiap ritangannya, dan tetap bersyukur dengan apapun yang terjadi karna percaya bahwa segalanya tidak mungkin terjadi tanpa seizinNya dan setiap hal pasti akan baik pada akhirnya karna semua indah pada waktuNya. Sekian tulisan singkat dari saya, semoga bermanfaat bagi yang membaca. Trimakasih untuk dusun Ngaduman, untuk keluarga kecil Bp. Sutrisno yang banyak memberi pelajaran berharga dalam hidup saya, yang menyayangi saya dan teman-teman kelompok saya, dan yang akan selalu saya rindukan. Damai sejahtera bersama kita semua. Amin.