blok tht skenario 2 jump 2-3
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
1/20
Jump I
Skin Prick Test merupakan salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang
banyak digunakan oleh para klinisi untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang
terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada sel mastosit kulit akanmenyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul flare
(kemerahan) dan wheal(bentol) pada kulit.
Jump II
1. Anatomi, Fisiologi dan Histologi pada hidung dan sinus paranasal?
2. Mengapa pada pasien mengalami keluhan hidung meler dengan lendir
berwarna kuning kehijauan serta kambuh-kambuhan?
3. Adakah hubungan usia dan jenis kelamin pasien dengan keluhan yang timbul?
. Adakah hubungan keluhan utama dengan keluhan pen!erta !ang
mun"ul pada pasien?
#. Adakah hubungan keluhan timbun!a bersin ketika pasien terpapar
debu?
$. Apakah pen!ebab bersin pada pasien terjadi ketika pagi hari?
%.Apakah penyebab keluhan hidung buntu dan daya peniuman yang menurun
pada pasien?
&. Apakah tujuan dokter menan!akan riwa!at sakit gigi? Adakah
hubungann!a dengan keluhan !ang timbul saat ini?
'. Apa saja etiologi berbagai keluhan pasien? !agaimana interpretasi dari
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan?
1(. Apa saja faktor risiko dari penyakit pasien pada skenario?
11. Apakah tujuan dokter melakukan pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan skin prick test? Apa sajakah indikasi dan kontraindikasi
pemeriksaan skin prick test?
12. Apa saja "
a. #iagnosis banding pada kasus skenario?
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
2/20
b. #iagnosis kerja dari kasus skenario?
. $rognosis kasus?
d. %omplikasi yang dapat timbul dari kasus skenario?
e. Terapi apa yang sesuai untuk kasus tersebut?
f. Edukasi yang perlu diberikan pada pasien seperti apa?
13. Apa saja jenis pemeriksaan radiologi untuk pemeriksaan sinus paranasalis?
#an posisi radiologi apa yang paling sesuai untuk kasus skenario?
Jump III
)o.1 Anatomi, Fisiologi dan Histologi pada hidung dan sinus paranasal?
Anatomi dan Fisiologi Hidung
!agian dari avum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi& tepat di
belakang nares anterior disebut vestibulum. 'estibulum ini dilapisi oleh kulit yang
mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambutrambut panjang yang disebut
vibrise. Tiap avum nasi mempunyai buah dinding yaitu dinding medial& lateral&
inferior dan superior.
#inding medial hidung adalah septum nasi. *eptum dibentuk oleh tulang dan
tulang ra+an. !agian tulang adalah "
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
3/20
,. -amina perpendikularis ossis ethmoidalis. /s vomer
0. %rista nasalis os maksilaris
. %rista nasalis os palatine
!agian tulang ra+an adalah ",. %artilago septum
. %olumela
$ada dinding lateral terdapat buah konka. 1ang terbesar dan letaknya
paling ba+ah ialah konka inferior& kemudian yang lebih keil adalh konka media&
lebih keil lagi ialah konka superior sedangkan yang terkeil adalah konka suprema.
%onka suprema ini biasanya rudimenter. %onka inferior merupakan tulang tersendiri
yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid& sedangkan konka media& superior
dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.
#i antara konkakonka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit
yang disebut meatus. !erdasarkan letaknya& ada 0 meatus& yaitu ",. 2eatus nasi inferior& terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan
dinding lateral ronggga hidung. $ada meatus inferior terdapat pula muara (ostium)
duktus nasolakrimalis.
. 2eatus nasi medius& terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga
hidung. $ada meatus medius terdapat muara sinus frontal& sinus maksila dan sinus
etmoid anterior.
0. 2eatus nasi superior merupakan ruangan di antara konka superior dan konka
media. Terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.
!atas rongga hidung "
,. #inding anterior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila
dan os palatum
. #inding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kibriformis& yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. -amina
kibriformis merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid& tulang ini berlubang
lubang tempat masuknya serabutserabut saraf olfaktorius. #i bagian posterior& atap
hidung dibentuk oleh os sfenoid.
%ompleks osteomeatal (%/2) merupakan elah pada dinding lateral hidung
yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea. *truktur anatomi penting yang
membentuk %/2 adalah prosesus uninatus& infundibulum etmoid& hiatus
semilunaris& bula etmoid& agger nasi dan resessus frontal. %/2 merupakan unit
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
4/20
fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinussinus yang
letaknya di anterior yaitu sinus maksila& etmoid anterior dan frontal. Jika terjadi
obstruksi pada elah yang sempit ini& maka akan terjadi perubahan patologis yang
signifikan pada sinussinus yang terkait.$erdarahan hidung& pada bagian atas rongga hidung mendapat perdarahan
a.Etmoid anteriordanposterior. !agian ba+ah rongga hidung mendapat perdarahan
dari abang a.maksilaris interna. !agian depan hidung mendapat perdarahan dari
abangabang a.fasialis.$ersarafan hidung bagian depan dan atas rongga hdung mendapat persarafan
sensoris dari n.Etmoidalis anterior. 3ongga hidung lainnya & sebagian besar
mendapat persarafan sensoris dari n.Maksilarismelaui ganglion sfenopalatina. 4ungsi
penghidu berasal dari n.Olfaktorius.*inus paranasal
*inus paranasal adalah suatu rongga yang berada di dekat dengan avum nasi.
*eara embriologik& sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung
dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 0 bulan& keuali sinus sphenoidalis
dan sinus frontalis. *inus maksilla dan sinus ethmoidalis anterior pada anak yang
berusia kurang lebih 5 tahun. $neumatisasi sinus sphenoidalis dimulai pada usia 5,6
tahun dan berasal dari bagian posterosuperior rongga hidung. *inussinus ini
umumnya menapai besar maksimal pada usia antara ,7,5 tahun. *inus yang
terbesar adalah sinus maksillaris& sedangkan sinus yang ruangannya paling keil
(karena tersusun atas ronggarongga keil dalam suatu ruangan atau ellulae) adalah
sinus ethmoidalis posterior. !erikut adalah perkembangan dari masingmasing sinus
paranasal"
a. *inus ma8illaris
*inus ma8illaris adalah sinus yang pertama berkembang. *truktur ini pada
umumnya berisi airan pada kelahiran. $ertumbuhan dari sinus ini adalah
biphasi dengan pertumbuhan selama 60 tahun dan 9, tahun.
b. *inus ethmoidalis
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
5/20
*inus ethmoid merupakan struktur yang berisi airan pada bayi yang baru
dilahirkan. *elama masih janin perkembangan pertama sel anterior diikuti
oleh sel posterior. *el tumbuh searaberangsurangsur sampai de+asa umur
, tahun. *el ini tidak dapat dilihat dengan sinar: sampai umur , tahun.
*epata yang seara berangsurangsur tipis dan pneumatisasi berkembang
seara usia.
. *inus frontalis
*inus frontalis sepertinya dibentuk oleh pergerakan ke atas dari sebagian
besar selsel ethmoid anterior. /s frontal merupakan selaput pada saat
kelahiran dan tulang mulai mengeras sekitar usia tahun. $erkembangannya
mulai usia 7 tahun dan berlanjut sampai usia belasan tahun.
d. *inus sphenoidalis
*inus sphenoidalis unik karena tidak dibentuk dari kantong rongga hidung.
*inus ini dibentuk di dalam kapsul rongga hidung dari hidung janin. Tidak
berkembang hingga usia 0 tahun. ;sia 9 tahun pneumatisasi telah menapai
sella tursia. ;sia ,5 tahun& sinus sudah menapai ukuran penuh.
4ungsi dari sinus paranasal a+alnya di duga adalah untuk memperingan
ranium atau membantu keseimbangan kepala. Tetapi ada yang berpendapat bah+a
ketika sinus tersebut diisi dengan tulang maka hanya akan memberikan ,< dari berat
kepala& sehingga teori ini dianggap tidak bermakna. %emudian mulai bermunulan
teori terkait fungsi sinus paranasal& diantaranya"
,. *ebagai pengatur kondisi udara. *inus berfungsi sebagai ruang tambahan
untuk memanaskan dan mengatur kelembaban udara inspirasi. %eberatan
dalam teori ini ialah karena ternyata tidak didapati pertukaran udara yang
definitive antara sinus dan rongga hidung.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
6/20
. *ebagai penahan suhu. *inus berfungsi sebagai penahan panas& melindungi
orbita dan fossa erebri dari suhu rongga hidung yang berubahubah. Akan
tetapi kenyataannya sinussinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan
organorgan yang dilindungi.
0. 2embantu resonansi udara. *inus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk
resonansi suara dan mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang
berpendapat& posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi
sebagai resonator yang efektif. -agi pula tidak ada korelasi antara resonansi
suara dan besarnya sinus pada he+anhe+an tingkat rendah.
. *ebagai peredam perubahan tekanan udara. 4ungsi ini berjalan bila ada
perubahan tekanan yang besar dan mendadak& misalnya pada +aktu bersin
atau membuang ingus.
7. 2embantu produksi mukus. 2ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal
memang jumlahnya keil disbanding dengan mukus dari rongga hidung&
namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara
inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius& tempat yang paling
strategis.
*el saraf olfaktorius merupakan sel saraf bipolar& terdapat pada bulbus
olfaktorius. #i dalam bulbus olfatorius& terdapat berjutajuta glomerulus. Akson sel
olfaktorius akan bersinaps di glomerulus tersebut. =at yang berbau& yang terium
pada saat kontak dengan permukaan membran olfaktorius& mulamula menyebar
seara difus ke dalam mukus yang menutupi silia. *elanjutnya akan berikatan dengan
protein reseptor di membran setiap silium. *etiap protein reseptor sebenarnya
merupakan molekul panjang yang melipat ke arah luar. >amun demikin& bagiandalam protein yang melipat akan saling berpasangan untuk membentuk protein.
%emudian subunit alfa akan memeahkan diri dari protein dan segera mengaktivasi
adenlate siklase. *iklase yang teraktivasi kemudian mengubah banyak molekul
adenosin trifosfat intasel menjadi adenosin monofosfat siklik(A2$). Akhirnya&
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
7/20
A2$ ini mengaktivasi protein membran lain di dekatny& yaitu gerbang kanal ion
natrium. Ion natrium kemudian mengalir mele+ati membran ke dalam sitoplasma sel
reseptor. Ion natrium ini aka menakibatkan potensial listrik positif di sisi dalam
mebran sel& sehingga merangsang neuron olfaktorius dan menghantarkan potensial
aksi ke sistem saraf pusat melalui nervus olfaktorius.
Histologi Mukosa Hidung
3ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang seara histologik dan fungsional
dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa
olfaktorius).
2ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan
permukaannya dilapisi oleh epitel pseudocomplex collumner dengan silia dan
diantaranya terdapat selsel goblet.
2ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung& konka superior dan
sepertiga atas septum. 2ukosa dilapisi oleh epitel pseudocomplex collumner non
silia. Epitelnya dibentuk oleh tiga maam sel& yaitu sel penunjang& sel basal dan sel
reseptor penghidu. #aerah mukosa penghidu ber+arna oklat kekuningan.
$ada bagian yang lebih terkena aliran udara& mukosanya lebih tebal dan
kadangkadang terjadi metaplasia menjadi sel epitel s@uamosa. #alam keadaan
normal mukosa respiratori ber+arna merah muda dan selalu basah karena diliputi
oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. #iba+ah epitel terdapat
tunika propria yang banyak mengandung pembuluh darah& kelenjar mukosa dan
jaringan limfoid.
$embuluh darah pada mukosa hidung mempunyai susunan yang khas. Arteriol
terletak pada bagian yang lebih dalam dari tunika propria dan tersusun seara paralel
dan longitudinal. Arteriol ini memberikan suplai darah pada anyaman kapiler
periglanduler dan sub epitel. $embuluh eferen dari anyaman kapiler ini membuka ke
rongga sinusoid vena yang besar yang dindingnya dilapisi oleh jaringan elastik dan
otot polos. $ada bagian ujungnya sinusoid memiliki sfingter otot. *elanjutnya
sinusoid akan mengalirkan darahnya ke pleksus vena yang lebih dalam lalu ke venula.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
8/20
#engan susunan demikian mukosa hidung menyerupai jaringan kavernosa yang
erektil& yang mudah mengembang dan mengerut. 'asodilatasi dan vasokonstriksi
pembuluh darah ini dipengaruhi oleh saraf otonom.
3ongga hidung berada di dalam tengkorak berupa dua bilik kavernosa yang
dipisahkan oleh septum nasi oseosa& #ari setiap dinding lateral& terdapat tida tonjolan
bertulang mirip rak yang dikenal sebagai onhae. onha media dan inferio dilapisi
oleh epitel respiratorikB onha superior ditutupi epitel penghidu khusus. elahelah
sempit di antara onha memudahkan pengondisian udara inspirasi dengan
menambah luas area epitel respiratorik yang hangat dan lembap dan dengan
melambatkan serta menambah turbulensi aliran udara. Casilnya adalah bertambahnya
kontak antara aliran udara dan lapisan mukosa. #i dalam lamina propria onhaterdapat pleksus vena besar yang dikenal sebagai badan pengembang (s+ell bodies).
*etiap 606 menit& badan pengembang pada satu sisi akan penuh terisi darah
sehingga muosa onha membengkak dan mengurangi aliran udara. *elama masa
tersebut& sebagian besar udara diarahkan melalui fossa nasalis lain sehingga epitel
respiratorik dapat pulih dari dehidrasi.
*elain badanbadan pengembang& mukosa rongga hidung memiliki sistem vasular
yang rumit dan luas. $embuluhpembuluh besar membentuk jalinanjalinan rapatdekat periosteum di ba+ahnya& dan dari tempat ini& abangabang pembuluh meluas
ke permukaan. #arah di pembuluh tersebut mengalir dari belakang rongga hidung ke
depan dalam arah yang berla+anan dengan aliran udara inspirasi sehingga panas
berpindah dan menghangatkan udara tersebut seara epat.
*uatu fungsi utama keseluruhan bagian konduksi adalah mengondisikan udara
inspirasi dengan membersihkan& melembapkan& dan menghangatkannya sebelum
memasuki paru. *elain vibrissa lembap& sejumlah besar vasular di lamina propria&
dan sel epitel respiratorik yang bersilia dan menghasilkan mukus& pengondisian juga
melibatkan sejumlah besar kelenjar mukosa dan serosa di mukosa. !egitu udara
menapai fossa nasalis& partikel dan polutan gas terperangkap di lapisan mukus.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
9/20
2ukus ini& beserta seret serosa juga berfungsi melembapkan udara yang masuk&
melindungi alveoli paru yang halus dari kekeringan.
)o. 2 Mengapa pada pasien mengalami keluhan hidung meler dengan lendir
berwarna kuning kehijauan serta kambuh-kambuhan?
Apabila terdapat suatu proses alergi mukosa hidung menjadi lebih ener
sehingga terjadi hidung meler. >amun dapat juga mukosa hidung diproduksi lebih
banyak dan menumpuk kemudian akhirnya keluar le+at nares anterior dalam densitas
lebih padat. Darna kuning kehijauan dapat berasal dari infeksi sekunder akibat
sinusitis. Infeksi membuat sistem imun mengirim sel darah putih $2> ell
($olimorphonulear) atau neutrofil yang mengandung enim ber+arna kehijauan dan
dalam jumlah besar dapat menyebabkan perubahan +arna pada mukus. %ekambuhan
dapat menandakan bah+a faktor etiologinya masih ada dan dapat mengarah pada
rhinitis alergi sebab dalam skenario tertulis pasien bersin setiap terpapar debu
(alergen inhalan).
*egala airan baik yang diproduksi di mukosa hidung atau selain hidung
(sinus paranasal) jika keluar melalui aperture nasalis anterior maka biasanya pasien
menyebut hal tersebut dengan hidung meler& sedangkan jika keluar melalui aperture
nasalis posterior maka pasien biasanya mengeluhkan sering menelan ingus atau
bahkan pasien tidak terlalu mempedulikannya dan hal tersebut diketahui oleh dokter
dengan pemeriksaan rhinoskopi posterior.
airan yang diproduksi dari dalam rongga hidung berasal dari mukosa rongga
hidung. $rodusen yang pertama adalah dari sel goblet yang berada di dalam epitel
mukosa rongga hidung bagian pseudokompleks kolumner dengan silia dan sel goblet.
*edangkan yang kedua adalah ketika terjadi keadaan tertentu yang membuat
permeabilitas kapiler rongga hidung meningkat& biasanya hal ini terjadi ketika terjadi
reaksi inflamasi& sedangkan pada kasus skenario adalah kasus alergi. !erbagai reaksi
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
10/20
yang terjadi& yang melibatkan A$ (Antigen $resenting ell)& *el imunitas adaptif
(%hususnya *el !)& dengan produk akhir dari reaksi alergi tersebut adalah histamine&
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan peningkatan permeabilitas mukosa hidung&
sehingga menyebabkan onha nasi (khususnya onha nasi media& karena yang
terbesar) hipertrofi dan terjadi sekresi sekret seromukous sehingga menyebabkan
hidung meler. Cal ini jika terus berlanjut maka akan mudah sekali terjadi infeksi di
daerah mukosa dan sinus paranasal& sehingga yang pada mulanya sekret seromukous
dapat menjadi sekret mukopurulen akibat dari reaksi infeksi antara agen infeksi
dengan sel imunitas khususnya sel $2>.
)o. Adakah hubungan keluhan utama dengan keluhan pen!erta !ang mun"ul
pada pasien?
$enjelasan "
$ada kasus skenario& menunjukkan bah+a pasien mengalami reaksi alergi
pada mukosa hidung sehingga terjadi inflamasi pada mukosa hidng pasien. Adanya
reaksi inflamasi akan memiu terjadinya edema pada mukosa dan juga menimbulkan
penutupan pada ostium sinus.
#i dalam hidung terdapat berbagai ostium yang berhubungan dengan berbagai sinus
paranasalis. $adahal kesehatan sinus itu sendiri dipengaruhi oleh patensi ostium sinus
dan lanarnya klirens mukosilier di dalam kompleks ostiomeatal. 2ukus yang
dihasilkan mengandung berbagai substansi antimikrobial dan atat yang berfungsi
sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara
pernapasan.
Akibat adanya obstruksi karena edema mukosa& maka silia tidak dapat
bergerak. *elain itu akibat dari obstruksi juga terjadi tekanan negatif di dalam rongga
sinus sehingga oksigenasi menurun dan berbagai bakteri yang terhirup bersama udara
pernapasan akan dengan mudah masuk ke dalam sinus. #itambah dengan
penimbunan mukus karena tidak dapat keluar melalui ostium& merupakan media yang
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
11/20
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri& sehingga mulamulai sekret yang
ada di dalam sinus serous berubah menjadi purulen.
)o.# Adakah hubungan keluhan timbun!a bersin ketika pasien terpapar debu?
$enjelasan "
*eseorang yang mendapatkan paparan alergen& misalnya debu untuk pertama
kali& tubuh akan mengalami suatu proses yang disebut sebagai sensitisasi. $ada tahap
sensitisasi ini& alergen akan masuk ke dalam tubuh pada saat dihirup. *elanjutnya
alergen akan menempel pada permukaan mukosa hidung. %eberadaan alergen ini
akan segera diketahui oleh makrofag yang ada disekitar mukosa hidung dan makrofag
akan melakukan tugasnya sebagaiAntigen Presenting ell !AP) untuk menangkap
alergen tersebut.
*etelah diproses alergen ini akan membentuk fragmen pendek peptida dan
kemudian akan bergabung dengan molekul C-A kelas II. !ergabungnya fragmen dari
antigen tersebut& akan membentuk Ma"or #istocompatibilt$ omplex kelas II yang
nantinya akan dipresentasikan pada Thelper (Th6).
$ada saat yang sama& A$ akan menghasilkan sitokin yaitu I-,. #engan
diproduksinya I-, ini akan mengaktifkan Th6 menjadi Th, dan Th. #imana Th
akan menghasilkan I-0& I-& I-7 dan I-,0. !erbagai sitokin yang telah dihasilkan
oleh Th& terutama Il dan Il,0 akan terikat pada reseptornya yang berada di
permukaan sel !& sehingga sel ! menjadi teraktivasi dan menghasilkan IgE.
IgE yang dihasilkan oleh sel !& akan masuk ke dalam sirkulasi darah dan masuk ke
dalam jaringan. Apabila IgE ini bertemu dengan sel mastosit& akan segera menempel
pada permukaan sel mastosit tersebut. $ada tahap inilah& sistem tubuh dinyatakan
telah tersensitisai oleh alergen.
$ada tahap selanjutnya& apabila mukosa hidung pada orang yang sudah
tersensitisasi ini mendapatkan pajanan alergen yang sama& alergen yang masuk akan
langsung diikat oleh kedua rantai IgE yang telah terbentuk sebelumnya. #engan
berikatannya IgE dengan alergen spesifik tersebut& akan memiu terjadinya proses
degranulasi (peahnya dinding sel) sel mastosit dan basofil. Akibat terjadinya
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
12/20
degranulasi inilah& berbagai mediator kimia yang telah terbentuk sebelumnya terlepas&
diantaranya adalah histamin& prostaglandin#& leukotrien#& leukotrien&
bradikinin& platelet ativating fator.
#engan terlepasnya histamin dalam sirkulasi tubuh& histamin akan
merangsang reseptor C, pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal
pada hidung dan bersinbersin. *elain itu& histamin juga akan menyebabkan kelenjar
mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga timbullah rhinore pada pasien.
)o.$ Apakah pen!ebab bersin pada pasien terjadi ketika pagi hari?
*enjelasan dari +aira, usak
%etika tidur& hidung akan mudah terekspose dengan faktor penyebab alergi
dalam +aku lama& misalnya debu& ketika malam ari& +ktu tidru enderung panjang&
sehingga eksposure alergi terakumulasi saat tidur. *elain itu& ketika tidur tubuh
memproduksi neurotransmitter yang mensupresi refleks& termasuk refleks bersin&
sehingga paparan alergen saat tidur tidak menimbulkan bersin& namunketika bangun
pagi& akumulasi paparan alergen tersebut akan menimbulkan refleks bersin
$agi hari yang enderung bersuhu rendah dapat meba+a kita sebagai dokter
untuk berpikir diagnosis banding pada rhinitis vasomotor. ejala sering dietuskan
oleh berbagai rangsangan nonspesifik seperti asap rokok& bau yang menyengat&
parfum& minuman beralkohol& makanan pedas& udara dingin& pendingin& pemanas
ruangan& perubahan kelembaban& perubahan suhu luar& kelelahan dan stressFemosi.
%elainan ini mempunyai gejala yang mirip dengan rhinitis alergi namun
gejala yang dominan adalah hidung tersumbat& bergantian kiri dan kanan tergantung
pada posisi pasien. *elain itu terdapat rinore yang mukoid atau serosa& jarang disertai
keluhan mata. ejala dapat memburuk pada pagi hari +aktu bangun tidur oleh karena
adanya perubahan suhu yang ekstrim& udara lembab juga oleh karena asap rokok dan
sebagainya.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
13/20
!erdasarkan gejala yang menonjol& dibagi dalam tiga golongan (,) golongan
bersin" memberikan respon baik terhadap terapi antihistamin dan glukokortikoid
topialB () golongan rinore" dapat diatasi dengan pemberian antikolinergik topial
dan (0) golongan tersumbat" kongesti umumnya memberikan respon baik terhadap
glukokortikosteroid topial dan vasokonstriktor oral. #iagnosis ditegakkan dengan
ara eksklusi penyebab lain. $ada pemeriksaan rhinoskopi anterior ditemukan
gambaran khas edema mukosa hidung& konka ber+arna merah gelap atau puat&
permukaan konka liin atau berbenjol& pada rongga hidung sekret mukoid sedikit&
pada golongan rinore sekret berjumlah banyak dan serosa. $emeriksaan fisik ini dapat
dibedakan dengan pemeriksaan fisik khas rhinitis alergi pada skenario yaitu mukosa
hidung livid edema.Etiologi dari rhinitis vasomotor belum pasti diketahui beberapa hipotesa
dikemukakan"
,. >eurogenik
*erabut simpatis hidung menyebabkan vasokonstriksi dan penuruan sekresi
hidung& sebaliknya serabut parasimpatis menyebabkan peningkatan sekresi hidung
dan vasodilatasi sehingga terjadi kongesti hidung. Cipotalamus bertindak sebagai
pusat penerima impuls eferen termasuk rangsagan emosional. #alam keadaan normal
persarafan simpatis lebih dominan& diduga akibat ketidak seimbangan impuls saraf
otonom di mukosa hidung yang menyebabkan meningkatnya aktivitas sistem
parasimpatis.
. >europeptida
2eningkatnya rangsangan abnormal terhadap saraf sensoris serabut di hidung
diikuti dengan pelepasan neuropeptida yang menyebabkan peningkatan permeabilitas
vasular dan sekresi kelenjar. %eadaan ini menerangkan terjadinya hiperreaktifitas
hidung.
0. >itrik /ksida
%adar >/ yang tinggi dan persisten di epitel hidung dapat menyebabkan
kerusakan atau nekrosis epitel sehingga rangsangan nonspesifik berinteraksi langusng
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
14/20
dengan lapisan subepitel. Akibatnya terjadi peningkatan reaktifitas serabut trigeminal
dan reflek vasular serta kelenjar mukosa hidung
. Trauma
#apat merupakan kompensasi jangka panjang dari trauma hidung melalui mekanisme
neurogenik atau neuropeptida.
)o.& Apakah tujuan dokter menan!akan riwa!at sakit gigi? Adakah
hubungann!a dengan keluhan !ang timbul saat ini?
Carus uriga sinusitis odontogen ini pada sinusitis maksila kronik yang
mengenai satu sisi dengan ingus purulen dan napas berbau busuk. igi yang
terinfeksi harus diabut atau dira+at dan pemeberian antibioti menakup bakteri
anaerob& seringkali perlu dilakukan irigasi sinus maksila.
)o.11 Apakah tujuan dokter melakukan pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan skin prick test ? Apa sajakah indikasi dan kontraindikasi
pemeriksaan skin prick test?
$enjelasan "
*emeriksaan adiologi
Tujuan dilakukannya pemeriksaan radiologi adalah untuk mengevaluasi keadaan
sinus paranasal pasien. $emeriksaan radiologi ini memiliki beberapa posisi& antara
lain "
a. 4oto kepala posisi anteriorposterior ( posisi ald+ell)
4oto ini diambil pada posisi kepala menghadap kaset& bidang midsagital
kepala tegak lurus pada film. $osisi ini didapat dengan meletakkan hidung
dan dahi diatas meja sedemikian rupa sehingga garis orbitomeatal (yang
menghubungkan kantus lateralis mata dengan batas superior kanalis
auditorius eksterna) tegak lurus terhadap film. *udut sinar rontgen adalah
,7 derajat kraniokaudal dengan titik keluarnya nasion.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
15/20
b. 4oto kepala lateral
4oto lateral kepala dilakukan dengan kaset terletah sebelah lateral dengansentrasi diluar kantus mata& sehingga dinding posterior dan dasar sinus
maksila berhimpit satu sama lain.
. 4oto kepala posisi Daters
$osisi ini yang paling sering digunakan. $ada foto +aters& seara ideal
piramid tulang petrosum diproyeksikan pada dasar sinus maksilaris.2aksud dari posisi ini adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus
supaya terletak diba+ah antrum maksila sehingga kedua sinus maksilaris
dapat dievaluasi seluruhnya. Cal ini didapatkan dengan menengadahkan
kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
16/20
meja. !idang yang melalui kantus medial mata dan tragus membentuk
sudut lebih kurang 09 derajat dengan film. 4oto +aters umumnya
dilakukan pada keadaan mulut tertutup. $ada posisi mulut terbuka akan
dapat menilai daerah dinding posterior sinus sphenoid dengan baik.
d. 4oto kepala posisi *ubmentoverteks
$osisi submentoverteks diambil dengan meletakkan film pada verteks&
kepala pasien menengadah sehingga garis infraorbito meatal sejajardengan film. *entrasi tegak lurus kaset dalam bidang midsagital melalui
sella tursika ke arah verteks. !anyak variasuvariasi sudut sentrasi pada
posisi submentoverteks& agar supaya mendapatkan gambaran yang baik
pada beberapa bagian basis kranii& khususnya sinus frontalis dan dinding
posterior sinus maksilaris.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
17/20
e. 4oto 3hese
$osisi rhese atau oblik dapat mengevaluasi bagian posterior sinus etmoid&
kanalis optikus dan lantai dasar orbita sisi lain.
f. 4oto proyeksi To+ne
$osisi to+ne diambil denga berbagai variasi sudut angulasi antara 06G6
ke arah garis orbitomeatal. *entrasi dari depan kirakira 5 m di atas
glabela dari foto polos kepala dalam bidang midsagital. $royeksi iniadalah posisi yang paling baik untuk menganalisis dinding posterior sinus
maksilaris& fisura orbita inferior& kondilus mandibularis& dan arkus
igomatikus posterior.
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
18/20
*emeriksaanSkin Prick Test
Skin Prick Test merupakan salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang
banyak digunakan oleh para klinisi untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang
terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada sel mastosit kulit akan
menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul flare
(kemerahan) dan wheal(bentol) pada kulit.
%elebihanskin prick test dibandingkan dengan tes kulit lainnya "
a. %arena at pemba+anya adalah gliserin maka lebih stabil jika dibandingkan
dengan at pemba+a berupa air.
b. 2udah dilakukan dan bisa diulang bila diperlukan.
. Tidak terlalu sakit dibandingkan suntik intra dermal.
d. 3esiko terjadinya alergi sistemik sangat keil& karena volume yang masuk ke
kulit sangatlah keil
e. $ada pasien yang memiliki alergi terhadap banyak alergen& tes ini mampu
dilakukan kurang dari , jam.
Indikasiskin prick test %
a. 3hinitis alergi " Apabila gejala tidak dapat dikontrol dengan
medikamentosa sehingga diperlukan kepastian untuk mengetahui jenis alergen
sehingga di kemudian hari& alergen bisa dihindari.
b. Asthma "Asthma yang persisten pada penderita yang terpapar
alergen (perenial).
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
19/20
. %eurigaan alergi terhadap makanan. #apat diketahui makanan yang dapat
menimbulkan reaksi alergi sehingga bisa dihindari.
d. %eurigaan reaksi alergi terhadap sengatan lebah.
%ontraindikasi pemeriksaanskin prick test %
a. $enderita urtikaria
b. *-E
. $enderita denngan lesi yang luas pada kulit
$ersiapan pemeriksaanskin prick test %
,. $ersiapan bahanFmaterial ekstrak alergen.
unakan material yang belum kadalu+arsa
unakan ekstrak alergen yang terstandarisasi
. $ersiapan penderita "
2enghentikan pengobatan antihistamin 79 hari sebelum tes.
2enghentikan pengobatan jenis antihistamin generasi baru paling
tidak G minggu sebelum tes.
;sia " pada bayi dan usia lanjut tes kulit ini kurang memberikan
reaksi.
$ada penderita dengan keganasan& limfoma& sarkoidosis& diabetes
neuropati juga terjadi penurunan terhadap reaktivitas terhadap tes
kulit ini.
0. $ersiapan pemeriksa "
Teknik dan keterampilan peserta perlu dipersiapkan agar tidak
terjadi interpretasi yang salah akibat teknik dan pengertian yang
kurang dipahami oleh pemeriksa.
%eterampilan teknik melakukan ukit. Teknik menempatkan lokasi ukitan karena ada tempattempat
yang reaktivitasnya tinggi dan ada yang rendah. !erurutan dari
lokasi yang reaktivitasnya paling tinggi ke rendah " bagian ba+ah
-
7/24/2019 Blok Tht Skenario 2 Jump 2-3
20/20
punggung H lengan atas H siku H lengan ba+ah sisi ulnar H sisi
radial H pergelangan tangan.
%esalahan yang *ering terjadi pada Skin Prick Test%
Tes dilakukan pada jarak yang sangat berdekatan ( m )
Terjadi perdarahan& yang memungkinkan terjadifalse positi&e.
Teknik ukitan yang kurang benar sehingga penetrasi eksrak ke
kulit kurang& memungkinkan terjadinyafalse'negati&e.
2enguap dan memudarnya larutan alergen selama tes.