blok 3 skenario b edit

24
Skenario B Blok III 1. Tono diminta dosen pembimbing untuk mengungkap pola penyebaran penyakit tuberculosis (TBC) dan berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit TBC berdasarkan evidence based medicine a. Apa jenis metode penelitian yang baik untuk Tono? Jawab: Jenis penelitian analitik yaitu studi yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan faktor risiko, atau determinan dengan kejadian penyakit kemudian dilanjutkan dengan analitik observasional karena peneliti hanya dapat mengukur fenomena saja tanpa melakukan intervensi terhadap variable.dan barulah dipilih studi cross sectional karena studi ini selain membutuhkan waktu yang singkat serta mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit(efek) ( Sastroasmoro. 2011). b. Apa saja jenis-jenis metode yang dilakukan dalam penelitian? Jawab: Jenis-jenis metode penelitian (Suryana, 2010) : 1. Metode Eksperimen (Mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji apakah variable-variabel eksperimen efektif atau tidak. 2. Metode Verifikasi (Pengujian) yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudah digariskan itu

Upload: gaya11

Post on 29-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

file

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 3 Skenario b EDIT

1. Tono diminta dosen pembimbing untuk mengungkap pola penyebaran penyakit

tuberculosis (TBC) dan berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit

TBC berdasarkan evidence based medicine

a. Apa jenis metode penelitian yang baik untuk Tono?

Jawab: Jenis penelitian analitik yaitu studi yang bertujuan untuk menjelaskan

hubungan faktor risiko, atau determinan dengan kejadian penyakit kemudian

dilanjutkan dengan analitik observasional karena peneliti hanya dapat mengukur

fenomena saja tanpa melakukan intervensi terhadap variable.dan barulah dipilih

studi cross sectional karena studi ini selain membutuhkan waktu yang singkat

serta mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit(efek)

(Sastroasmoro.2011).

b. Apa saja jenis-jenis metode yang dilakukan dalam penelitian?

Jawab: Jenis-jenis metode penelitian (Suryana, 2010) :

1. Metode Eksperimen (Mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji

apakah variable-variabel eksperimen efektif atau tidak.

2. Metode Verifikasi (Pengujian) yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang

sudah digariskan itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori

yang sudah berlaku.

3. Metode Deskriptif (Mendeskripsika) yaitu metode yang digunakan untuk

mencari unsur-unsur, cirri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.

4. Metode Historis (Merekonstruksi) yaitu suatu metode penelitian yang meneliti

sesuatu yang terjadi di masa lampau.

c. Apa saja langkah-langkah evidence based medicine?

Jawab: Lima langkah Evidence-Based Medicine (Murti.2006)

1. Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien (“PICO”)

2. Cari bukti-bukti (misalnya, Cochrane Library, Medline/ PubMed Clinical

Queries.

3. Lakukan penilaian kritis (“VIA”)

Page 2: Blok 3 Skenario b EDIT

4. Terapkan bukti-bukti kepada pasien

5. Lakukan evaluasi kinerja penerapan EBM

d. Apa manfaat dan tujuan dari evidence based medicine?

Jawab:

1. Manfaat evidence based medicine (Wiryo, 2002)

Untuk memperbaiki tata laksana pasien, bila menemukan informasi yang

mutakhir dan shahih tentang kemajuan ilmu pengetahuan, bisa menanamkan

pembelajaran seumur hidup yang berorientasi memecahkan masalah dalam

penanganan pasien.

2. Tujuan evidence based medicine (Royal Society, 2009)

Sebagai tanda bagi klinisi tentang pentingnya perkembangan-perkembangan di

dalam ilmu kedokteran, praktik keluarga dan umum, bedah, psikiatri,

pediatric, dan obstetric dengan memilih literature biomedik yang original dan

meriview artikel-artikel yang hasilnya benar dan bisa digunakan.

2. Tono diwajibkan menelaah miniml 4 jenis laporan penelitian ilmiah yang valid yang

mengungkapkan prevalensi penyakit dan hubungan antara faktor risiko dan kejadian

TBC.

a. Apa saja ciri-ciri penelitian ilmiah yang valid?

Jawab: (Haryanto.2000)

1. Purposiveness : Tujuan yang jelas;

2. Exactitude : Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;

3. Testability : Dapat diuji atau dikaji;

4. Replicability : Dapat diulang oleh peneliti lain;

5. Precision and Confidence : Memiliki ketepatan dan keyakinan jika

dihubungkan dengan populasi atau sampel;

6. Objectivity : Bersifat objektif;

7. Generalization : Berlaku umum;

8. Parismony : Hemat, tidak berlebihan;

9. Consistency : Data atau ungkapan yang digunakan harus

selalu sama bagi kata atau ungkapan yang memiliki arti sama;

10. Coherency : Terdapat hubungan yang saling menjalin

antara satu bagian dengan bagian lainnya

Page 3: Blok 3 Skenario b EDIT

b. Apa saja jenis-jenis dari penelitian ilmiah?

Jawab: jenis penelitian dapat dibagi menjadi (Sastroasmoro.2011):

1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian

a. Penelitian klinis

b. Penelitian lapangan

c. Penelitian laboratorium

2. Berdasarkan pada waktu

a. Penelitian transversal

b. Penelitian longitudinal

3. Berdasarkan pada substansi

a. Penelitian dasar

b. Penelitian terapan

4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antarvariabel

a. Penelitian deskriptif

b. Penelitian analitik

c. Jenis penelitian apa yang sebaiknya digunakan oleh Tono untuk mengungkapkan

prevalensi penyakit?

Jawab: Cross sectional karena mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan

penyakit (efek) dan sesuai dengan penelitian yang Tono lakukan serta waktu yang

singkat bila disbanding dengan studi cohort

d. Bagaimana etika penelitian yang baik dalam menyusun laporan ilmiah?

Jawab: Etika bagi seorang penulis ilmiah adalah memasukkan nilai-nilai moral

dan tanggung jawab ketika menggunakan komunikasi ilmiah dengan tujuan-tujuan

mulia. Beberapa landasan etika (Haryanto.2000)

a) Penulis ilmiah harus akurat dalam menulis, penulis ilmiah harus betul-betul

seksama.

b) Penulis ilmiah harus jujur dalam menulis.

c) Penulis ilmiah harus menjunjung tinggi tanggung jawabnya; bekerja sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan.

d) Penulis ilmiah tidak boleh mengganti fakta dengan dugaan.

Page 4: Blok 3 Skenario b EDIT

e) Penulis ilmiah tidak boleh menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan

dwimakna (ambiguitas).

f) Penulis ilmiah tidak boleh menggunakan ide orang lain tanpa member

keterangan secara jelas. Penulis ilmiah harus mencantumkan sumber informasi

suatu gagasan.

g) Penulis ilmiah tidak boleh melanggar hak cipta.

h) Penulis ilmiah tidak boleh berbohong dengan mengacu data statistik

i) Penulis ilmiah tidak boleh memasukkan dugaan pribadi dalam laporannya.

Penulis ilmiah yang kurang obyektif dalam tulisannya disebut tidak etis.

e. Bagaimana pandangan islam mengenai penelitian?

Jawab:

QS:Al-Lukman:27

Artinya: Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi

tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak

akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Q.S Al An’am ayat 74-79 diterangkan ibrahim melukiskan keadaan langit dan

bumi dan sama-sama menjelaskan bahwa kejadian-kejadian alam ini mengandung

hikmah, sebagai tanda keesaan dan kebesaran Allah s.w.t. Nabi Ibrahim a.s terus

mencari keberadaan tuhannya dalam. Di ayat itu diterangkan bagaimana Nabi

Ibrahim a.s mencari Tuhan dengan pendekatan yang jujur dan rasional. Islam

memerintahkan penganutnya untuk belajar dan memikirkan apa yang ada disekitar

mereka seperti langit, hujan, pegunungan, lautan, air, tumbuhan, bintang,

kelahiran, dan untaian geografis bumi lainnya. Hanya melalui ilmu pengetahuan

dan penyelidikan ilmiah, fenomena tersebut dapat dipelajari secara sistemati dan

dapat dijelaskan ke semua orang. Kisah diatas jika dikaitkan di skenario terdapat

kesamaan dalam pandangan islam bahwa ilmu pengetahuan itu membutuhkan

Page 5: Blok 3 Skenario b EDIT

penelitian yang didasari oleh rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu, mencari

kebenaran yang sahih, dan tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian.

QS: yunus:101

Maksudnya adalah dari kata “perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi”,

maksdnya adalah secara tidak langsung allah telah memerintah kan kita untuk

melakukan penelitian apa yang ada dilangit dan bumi, yang akan bermanfaat bagi

kesejahteraan umat.

3. Tono bingung, karena dia tidak tahu apa saja ke-4 jenis laporan penelitian ilmiah

tersebut. Ia juga tidak tahu bagaimana menelaah laporan hasil penelitian sehingga

dianggap valid sebagai evidence based di bidang kedokteran.

a. Apa saja jenis-jenis laporan penelitian ilmiah?

Jawab:

1. Makalah

Makalah disampaikan pada kelompok tertentu dalam suatu pertemuan ilmiah,

misalnya disampaikan dalam suatu seminar, symposium, lokakarya,

konferensi maupun kongres. Juga dapat ditulis untuk melengkapi tugas-tugas

di pendidikan formal.

2. Kertas Kerja

Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di

lapangan yang bersifat empiris obyektif; analisis dalam kertas kerja lebih

serius daripada analisis dalam makalah.

3. Skripsi

Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan

pendapat orang lain yang harus didukung oleh dan fakta empiris obyektif.

4. Tesis

Page 6: Blok 3 Skenario b EDIT

Karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada skripsi; thesis akan

mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

Thesis memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipothesa yang biasanya

ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana.

5. Disertasi

Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat

dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis

terinci; yang mana dalil tersebut harus dipertahankan oleh penulisnya dari

penguji. Berisi temuan penulis sendiri; biasanya orisinil.

b. Bagaimana sistematika penulisan laporan ilmiah yang valid?

Jawab:

1. bagian pendahuluan

a. -Hal judul

b. -kata pengantar 

c. -daftar isi

2. Bagian inti/isi

a. pendahuluan

i. latar belakang

ii. masalah

iii. tujuan

iv. perumusan hypothesis

v. definisi veriable

b. metode penelitian/bahan Dan cara

i. deskripsi bahan

ii. metode penelitian

o -desain

o -populasi

o -cara pengumuman data

o -rencana analysis data

c. hasil penelitian

i. penyajian data

Page 7: Blok 3 Skenario b EDIT

ii. uji statistika

iii. analisis dan interprestasi

d. kesimpulan dan rekomendasi

3. Penutup

a. daftar pustaka

b. lampiran 

c. Bagaimana cara menelaah laporan hasil penelitian yang valid?

Jawab: (Aswin.1997)

1. melakukan penilaian kritis terhadap pendahuluan dalam suatu jurnal ilmiah

2. melakukan penilaian kritis terhadap metode penelitian dalam suatu jurnal

ilmiah

3. melakukan penilaian kritis terhadap hasil penelitian

4. melakukan penilaian kritis terhadap diskusi dalam suatu jurnal ilmiah

d. Bagaimana peran evidence based medicine dibidang penelitian dalam kasus

kedokteran?

Jawab: Perannya sangat penting karena EBM memadukan pengalaman klinis dan

bukti dari hasil penelitian yang shahih dan mutakhir serta bermanfaat untuk pasien

(Sastroasmoro.2011).

2.1 Merumuskan Hipotesis

Tono mahasiswa kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UMP bingung dalam

menyusun makalah ilmiah karena belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian

yang valid berdasarkan evidence based medicine da belum mengetahui jenis-jenis laporan

hasil penelitian.

2.2 Learning Issue

No Pokok Bahasan What I

know

What I Don’t

Know

What I have to

prove

How I will

learn

1. evidence based

medicine

Pengertian Peran evidence

based medicine

dalam penelitian

Pentingnya

pengetahuan

tentang evidence

Teks book

Jurnal

Page 8: Blok 3 Skenario b EDIT

based medicine

2. Penelitian

Ilmiah

Pengertian Metode, jenis

dan sistematika

penelitian ilmiah

Pentingnya

pengetahuan

tentang

Penelitian Ilmiah

Teks book

3 Makalah Ilmiah Pengertian Pengertian, ciri-

ciri makalah

ilmiah yang baik

Pentingnya

pengetahuan

tentang makalah

ilmiah

Text book

4 Pengantar

epidemiologi

Pengertian Mengenal pola

penyebaran, dan

pengaruh dari

suatu penyakit

Pentingnya

pengetahuan

tentang

epidemiologi

Text book

1. Evidence Based Medicine (EBM)

Pada tahun 1996 Sackett dan para pakar epidemiologi klinik pada McMaster

University mendefinsikan EBM "the conscientious, explicit and judicious use of

current best evidence in making decisions about the care of the individual patient. It

means integrating individual clinical expertise with the best available external

clinical evidence from systematic research" – EBM adalah penggunaan bukti terbaik

saat ini dengan hati-hati, jelas, dan bijak, untuk pengambilan keputusan pelayanan

individu pasien. EBM memadukan keterampilan klinis dengan bukti klinis eksternal

terbaik yang tersedia dari riset” (Murti.2006).

EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar

diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara

memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilainilai pasien (Gambar

1.1). Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan pengambilan keputusan klinis

yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan costeffective

(Murti.2006)

Page 9: Blok 3 Skenario b EDIT

Gambar 1.1 Triad EBM

Murti.2006

Ada dua strategi digunakan untuk merealisasi tujuan EBM. Pertama, EBM

mengembangkan sistem pengambilan keputusan klinis berbasis bukti terbaik, yaitu

bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar. Kedua, EBM

mengembalikan fokus perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke

pelayanan medis berorientasi pasien (patient-centered medical care) (Murti.2006).

Ada beberapa alasan perlunya EBM (Murti,2006), yaitu:

1. Jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa

kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna,dan

dapat dipercaya. Bukti riset yang dipublikasikan sangat banyak jumlahnya.

Hampir dua juta artikel kedokteran diterbitkan setiap tahun. Padahal, “not all

evidences are created equal”. Tidak semua artikel hasil riset memberikan bukti-

bukti dengan kualitas dan validitas (kebenaran) yang sama.

2. Melunturnya “trust” (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan

kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis. Muncul keprihatinan

para stakeholders tentang mutu pelayanan kesehatan. WHO dalam Laporan

Tahunan Kesehatan Dunia 2008 Primary Health Care Now More Than Ever,

mengemukakan lima masalah serius pelayanan kesehatan di dunia: (1) inverse

care; (2) impoverishing care; (3) fragmented care; (4) unsafe care; (5)

misdirected care. Sistem pelayanan kesehatan yang fragmented‘ membawa akibat

yang tidak diinginkan: inefisiensi, ketidakefektifan, ketidakadilan, komoditisasi,

Keadaan klinis pasien yang lebih

baik

Nilai-nilai dan ekspektasi pasien

Bukti klinis terbaik yang tersedia

Keterampilan klinis

Page 10: Blok 3 Skenario b EDIT

komersialisasi, deprofesionalisasi, depersonalisasi, dan ketidakpuasan terhadap

pelayanan kesehatan (Murti.2006)

Sebuah strategi yang efisien untuk menerapkan EBM adalah strategi push and pull‖.

Dengan PUSH‖ (JUST IN CASE) dimaksudkan, bukti-bukti riset terbaik tentang

masalah klinis pasien yang sering atau banyak dijumpai di tempat praktik secara

proaktif dicari dan dipelajari sebelum pasien mengunjungi praktik klinis, lalu bukti-

bukti tersebut disimpan ke dalam file atau memori dokter. Dengan pull (JUST IN

TIME) dimaksudkan, buktibukti riset terbaik yang tersimpan dalam file atau memori

dokter ditarik, diambil, dan digunakan ketika pasien mengunjungi praktik klinis.

Intinya, praktik EBM terdiri atas lima langkah (Murti.2006), yaitu:

1. Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat komponen: Patient,

Intervention, Comparison, dan Outcome

2. Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab pertanyaan itu. Salah satu sumber

database yang efisien untuk mencapai tujuan itu adalah PubMed Clinical Queries.

3. Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti benar (valid), penting (importance),

dan dapat diterapkan di tempat praktik (applicability)

4. Terapkan bukti-bukti kepada pasien. Integrasikan hasil penilaian kritis dengan

keterampilan klinis dokter, dan situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien

5. Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan efisiensi dalam menerapkan

keempat langkah tersebut

Kelima langkah EBM bisa disingkat ―5A: asking, acquiring, appraising, applying,

assessing

2. Penelitian Ilmiah

Penelitian (Research) adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, &

mengujikebenaran suatu pengetahuan ygdilakukan dengan menggunakan

metodemetode ilmiah.

Penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan dapat dibagi menjadi

(Sastroasmoro.2011) :

1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian

a. Penelitian klinis

Page 11: Blok 3 Skenario b EDIT

b. Penelitian lapangan

c. Penelitian laboratorium

2. Berdasarkan pada waktu

a. Penelitian transversal

b. Penelitian longitudinal

3. Berdasarkan pada substansi

a. Penelitian dasar

b. Penelitian terapan

4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antarvariabel

a. Penelitian deskriptif

b. Penelitian analitik

Pembagian yang sangat sering digunakan orang adalah pembagian desain menjadi

penelitian deskriptif dan analitik. Pembagian ini sering menimbulkan kerancuan olwh

karena itu sering disalahtafsirkan, yaitu disebut sebagai penelitian deskriptif tetapi

dalam pelaksanaan dilakukan analisis data (Sastroasmoro.2011).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai

fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek mengenai

hasil, sedangkan penelitian analitik peneliti mencoba mencari hubungan antar

variable.

Desain penelitian analitik observasional pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga

jenis (Sastroasmoro.2011) yaitu (1) penelitian cross sectional, (2) penelitian kasus-

kontrol, dan (3) penelitian kohort.

Telah ditemukan bahwa klasifikasi jenis desain penelitian sangat beragam: tiap ahli

membuat klasifikasinya sendiri, kadang dengan mengabaikan klasifikasi yang dibuat

oleh orang lain. Klasifikasi yang sederhana dan banyak dipakai pada studi

epidemiologi maupun penelitian kedokteran klinis dan yang kami anjurkan untuk

dipakai tertera pada gambar 2.1

DESAIN PENELITIAN

OBSERVASIONAL

1. Laporan kasus2. Seri kasus3. Studi cross sectional4. Studi kasus control5. Studi kontrol

INTERVENSIONAL

1. Uji klinis2. Intervensi :

o pendidikan,

o perilaku,

o kesehatan

Page 12: Blok 3 Skenario b EDIT

Gambar 2.1Desain penelitian

Sasroasmoro,2011

3. Makalah Ilmiah

Karya ilmiah merupakan tulisan ilmiah yang mencakup berbagai jenis teks seperti

laporan penelitian, makalah, artikel ilmiah, argumentasi.

Karya ilmiah memiliki sifat objektif, impersonal atau nirpersona, teknis, dan

Praktis. Di samping itu, karya ilmiah terealisasi dalam bahasa tulisan. Dengan

demikian sebagai realisasi karya ilmiah dalam teks bahasa karya ilmiah memiliki lima

ciri, yaitu (Hartisari.2005) :

1) objektif,

2) impersonal atau nirpersona,

3) teknikal,

4) praktikal, dan

5) berdasar pada bahasa tulisan.

Yang dimaksud dengan bahasa objektif adalah representasi dalam bahasa yang

menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua khalayak (addressee)

representasi pengalaman linguistik itu (dipandang) sama oleh semua orang seperti

yang ditampilan oleh pemakai bahasa (addresser). Sebaliknya, bahasa yang subjektif

menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh pembicara atau penulisnya) yang berbeda

bagi sebanyak orang atau khalayak dalam memandang atau memahami representasi

pengalaman itu. Ini berarti bahasa yang subjektif adalah bahasa yang membawa

pertimbangan, sikap, pendapat atau komentar pribadi dari setiap pemakai bahasa

(Hartisari.2005).

Bahasa yang subjektif atau kesubjektifan dalam bahasa dikodekan oleh berbagai

aspek bahasa yang terdiri atas lima aspek: proses (kata kerja) mental

(sepertimenyadari, mengetahui, menyukai, menyenagi) , epitet (kata sifat atau

ekspresi emosional seperti baik, cantik, cepat, hebat), modalitas(seperti mungkin,

Page 13: Blok 3 Skenario b EDIT

pasti, harus, bermaksud, wajib, sering, jarang), eufemisme/disfeumisme(seperti

‘diamankan’, ‘dirumahkan), dan makna konotatif (Hartisari.2005).

Bahasa tulisan merupakan ciri bahasa karya ilmiah. Dalam sejarahnya perkembangan

bahasa tulisan terkait dengan perkembangan ilmu. Pada awalnya, karya ilmiah

dinyatakan dalam bahasa tulisan. Walaupun kegiatan ilmiah dapat dilakukan dengan

lisan, hingga kini bahasa ilmiah direalisasikan oleh bahasa tulisan. Dengan demikian

karya ilmiah mengikuti tata bahasa bahasa tulisan (Hartisari.2005).

Perbedaan bahasa tulisan dan bahasa lisan bukan hanya membabitkan perbedaan

medium yakni bahasa tulisan dinyatakan dengan huruf, goresan atau gambar di atas

kertas, batu (seperti batu bersurat), pelepah daun tumbuhhan, kulit kayu, kulit hewan,

bambu (seperti aksara bahasa Batak pada buluh suraton) dan bahasa lisan dinyatakan

dengan bunyi atau suara dengan intonasi seperti pada berbalas pantun dan bersyair

tetapi juga perbedaan tata bahasa. Lebih spesifik tata bahasa bahasa tulisan berbeda

dengan tata bahasa bahasa lisan. Karena karyal ilmiah ditulis, tata bahasa teks ilmiah

berdasar pada tata bahasa bahasa tulisan (Hartisari.2005).

Dengan ciri utamanya bahasa tulisan cenderung menggunakan struktur klausa

sederhana yaitu klausa tunggal dan kepadatan leksikal tinggi. Berbeda denga itu

bahasa lisan cenderung menggunakanklausa kompleks dengan kepadatan leksikal

rendah. Konsekuensi dari perbedaan itu adalah bahasa tulisan memiliki kepadatan

kata (lexical density) tetapi klausa sederhana sementara bahasa lisan memiliki

kedalaman atau kekompleksan klausa (grammatical intricacy) tetapi kejarangan kata

(Hartisari.2005).

4. Epidemiologi

“Epidemiologi” berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat, populasi

manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis epidemiologi adalah

ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang

banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang

disebut epidemi. Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad

kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam

tulisannya bertajuk Epidemiología Española Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi

Page 14: Blok 3 Skenario b EDIT

untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran”

Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan

bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan

Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena “keracunan”

oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk

mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor,

membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya sanitasi (kebersihan). Teori

Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi modern pada paroh

pertama abad kesembilanbelas (Murti.2011)

Epidemiologi bertujuan (Suyatno.2009) untuk menggambarkan penyakit secara

komprehensif & dinamis, tidak hanya mencakup wabah tetapi juga antara periode

terjadinya wabah secara sporadic dan endemic. Menurut Brownson and Petiti

(Suyatno.2009) studi epidemiologi memiliki beberapa kegunaan, yaitu:

1. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhikesehatan (agent, host, dan

lingkungan) sebagai dasar(ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury)

danpromosi kesehatan.

2. Menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dankematian untuk

menetapkan prioritas tindakan dan riset.

3. Mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi darisuatu penyakit, sehingga

tindakan dapat segeradiprioritaskan.

4. Mengevaluasi efektifitas program-program kesehatandan upaya pelayanan dalam

rangka peningkatankesehatan penduduk.

Pengertian Pokok yang dipelajari Epidemiologi (Suyatno.2009), yaitu:

1. Frekuensi masalah Kesehatan yaitu banyaknya masalahkesehatan (kesakitan,

kecelakaan dll) pada sekelompok manusia.

2. Penyebaran masalah kesehatan.pengelompokkanmasalah kesehatn menurut

keadaan tertentu,

3. Person (manusia) ; Place(tempat) dan Time (waktu).

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi yaitu Faktor penyebabsuatu masalah

kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab

timbulnya masalah kesehatan.

Page 15: Blok 3 Skenario b EDIT

Epidemiologi memiliki tiga pendekatan, yaitu (Suyatno.2009):

1. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Yaitu mempelajari mengenai frekuensi, distribusi & perkembangan masalah

kesehatan pada populasi

Karakteristik:

a. Person (Orang)

Faktor ini dipengaruhi oleh :

a) Genetika tetap : jenis kelamin, ras

b) Biologik : umur, status gizi, kehamilan

c) Perilaku individual : agama, kepercayaan, mobilitas

d) Sosial-ekonomi : pekerjaan, status perkawinan, pendidikan

b. Place (tempat)

Faktor ini dipengaruhi oleh :

a) Iklim

b) Sifat tanah/geografi

c) Flora dan fauna

d) Penyebaran dan kepadatan penduduk

e) Sistem pelayanan kesehatan

f) Agama. adat istiadat

c. Time (waktu)

Peristiwa kesehatan/penyakit mengalami perubahan dari waktu ke

waktu,dipengaruhi oleh :

a) Keberadaan penyebab pada waktu tertentu

b) Perubahan lingkungan

c) Perubahan kriteria dan alat diagnosis serta kemajuan IPTEK

d) Perubahan pada penyakit karena usaha pencegahan & penanggulangan

2. EPIDEMIOLOGI ANALITIK

Yaitu mempelajari faktor-faktor yg menentukan distribusi hubungan sebab akibat

masalah kesehatan pada populasi. Jenis Hubungannya yaitu :

a. Hubungan non statistic yaitu kebetulan

b. Hubungan statistic

Hubungan non-kausal (sekunder)

Hubungan Kausal

Page 16: Blok 3 Skenario b EDIT

- Hub. Tak langsung yaitu terjadi akibat faktor lain

- Hubungan langsung

- Berdasarkan urutan waktu

3. STUDI INTERFENSI / EXPERIMENTAL

2.3 Kerangka Konsep

2.4 Kesimpulan

Tono mahasiswa kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UMP bingung dalam

menyusun makalah ilmiah karena belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian

yang valid berdasarkan evidence based medicine dan belum mengetahui jenis-jenis laporan

hasil penelitian.

Tono bingung dalam menyusun makalah ilmiah

Belum memahami jenis-jenis laporan hasil penelitian

Belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian yang valid berdasarkan

EBM

Page 17: Blok 3 Skenario b EDIT