blok 12 dbd
DESCRIPTION
blok 12TRANSCRIPT
Demam Berdarah Dengue
FILADELVIA*
Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna no. 6
Jakarta 11510
Email : [email protected]
Pendahuluan
Beberapa penyakit yang disebakan oleh virus telah digambarkan beberapa abad yang
lalu pada data arkeologik. Banyak virus yang menyebabkan penyakit yang bersifat sangat
menular dan menyebabkan terjadinya wabah sampai wabah raya, seperti virus influenza,
virus cacar, virus parotitis, virus respiratory syncytial, rhinovirus, dan virus dengue. Virus
dengue merupakan virus kedua yang dikenal menimbulkan penyakit pada manusia. Virus
dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang lain seperti monyet,
simpanse, kelinci serta serangga khususnya nyamuk. Virus dengue menyebabkan penyakit
yang disebut demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam kategori “A” dalam
stratifikasi DBD oleh World Health Organization (WHO) 2001 mengindikasikan tingginya
angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD. Maka dari itu untuk mencegah
akibat yang fatal yaitu kematian perlulah memahami etiologi, patofisiologi, pemeriksaan
yang tepat, diharapkan penatalaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien, tindakan
pencegahan untuk meminimaliskan angka penyebaran dan kematian pada DBD.
* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Demam Berdarah Dengue | 1
Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue /DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diatesis hemotagik. Pada DBD terjadi perembesan plama yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan/syok.1
Anamnesa
Anamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non-verbal mengenai riwayat penyakit si
pasien. Riwayat pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya yaitu
segala hal yang diceritakan penderita.2
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan
Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan teknik
autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini
adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan
apa yang sesungguhnya dia rasakan.2
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.
Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,
atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.
Anamnesis yang didapat dari informasi orang lain ini disebut Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama
auto dan alloanamnesis.2
Keluhan utama
Yaitu gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita sehingga
mendorong pasien datang untuk berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan
tentang lamanya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar untuk memulai evaluasi
pasien.2
Demam Berdarah Dengue | 2
Riwayat penyakit sekarang
Penyakit yang bermula pada saat pertama kali penderita merasakan keluhan itu. Tentang
sifat keluhan itu yang harus diketahui adalah :2
Tempat
Kualitas penyakit
Kuantitas penyakit
Urutan penyakit
Urutan waktu
Situasi
Faktor yang memperhebat atau mengurangi
Gejala yang berhubungan
Riwayat penyakit dahulu :Riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau yang
mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang.2
Riwayat keluarga : Segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak
antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-
faktor sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita.2
Riwayat pribadi : Segala hal yang menyangkut pribadi si pasien. Mengenai peristiwa
penting pasien dimulai dari keterangn kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga
dekat. Termasuk dalam riwayat pribadi adalah riwayat kelahiran, imunisasi, makan,
pendidikan dan masalah keluarga.2
Riwayat sosial : mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala
aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggalm perkawinan, tanggungan
keluarga, dan lain-lain.2
Pemeriksaan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk lebih mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh
pasien. Pemeriksaan dibagi menjadi beberapa macam:2
1. Pemeriksaan fisik
Demam Berdarah Dengue | 3
Tujuan pemeriksaan fisik umum adalah untuk mengindentifikasikan keadaan umum
pasien saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital, keadaan sakit, gizi
dan aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring atau berjalan. Setelah anamnesa selesai
dilakukan, maka pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan obyektif yaitu tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan, suhu tingkat kesadaran, disebut sebagai tanda-tanda
kehidupan.2
a. Inspeksi
Pemeriksaan ini dengan cara melihat secara fisik keadaan pasien. Diantaranya ada
tidaknya :2
Injeksi konjugtiva
Lakrimasi
Fotofobia
Bercak bercak merah
Lidah kotor
Derajat kesadaran seseorang biasanya dinyatakan dengan :2
Kompos mentis adalah sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang sekitar.
Apatis adalah keadaan kesadaran pasien dimana ia enggan berhubungan dengan
lingkungan sekitar atau sikap acuh tak acuh.
Letargi adalah keadaan kesadaran pasien yang tampak selalu lesu dan mengantuk
Somnolen adalah keadaan kesadaran pasien yang selalu mau tidur saja, tetapi
dapat dibangunkan dengan rangsang rasa nyeri, atau untuk makan minum, namun
jatuh tertidur lagi
Sopor/stupor adalah keadaan kesadarn pasien koma, berbaring dengan mata
tertutup, tidak memberikan reaksi jika dibangunkan kecuali dengan rangsang
nyeri. Reflex kornea meski lunak masih dapat dibangkitkan; reaksi pupil utuh
Koma adalah keadaan kesadaran yang hilang sama sekali, dengan rangsang
apapun tidak didapatkan lagi. Termasuk ransang batuk atau muntah.
b. Palpasi
Palpasi dilakukan bimanual oleh pemeriksa yang duduk atau berdiri disebelah
kanan penderita. Tangan kiri ditekan pada daerah paralumbal kanan dengan jari agak
Demam Berdarah Dengue | 4
melengkung ke ventral. Tangan kanan diletakkan datar pada abdomen dibawah
lengkung iga kanan dengan ujung jari mengarah ke cranial. Kemudian, penderita
diminta untuk menarik nafas dalam dan mengeluarkannya lagi. Bersama – sama
dengan gerakan menarik nafas beberapa kali jari tangan kanan digerakkan makin
dekat kearah lengkung iga. Dengan cara ini tepi hati dapat diraba oleh jari tangan
kanan sebagai benda yang menekan dan meluncur dibawah jari tersebut. Jika hati
membesar, tepi ini teraba jauh dari lengkung iga. Pembesaran hati dinyatakan
ukurannya dalam sentimeter terhadap tepi bawah lengkung iga. Juga dapat dicatat
apakah tepi hati tajam atau tumpul dan apakah permukaan hati licin atau berbenjol –
benjol.3
Penentuan denyut nadi (mula- mula cepat kemudian menjadi normal dan
melambat pada hari ke 4 dan ke 5 ) dan brakikardi dapat menetap selama beberapa
selama beberapa hari setelah masa penyembuhan.3
Pada DSS kulit terasa lembab dan dingin dan sianosis perifer terutama di
ujung jari,dan hidung.3
c. Perkusi
Pada perkusi di rongga toraks adalah terdengar redup yang seharusnya adalah
sonor. Dapat disebabkan oleh cairan dalam rongga pleura ( kanan ).3
d. Auskultasi
Suara napas vesikuler pada paru kanan melemah.3
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam
dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah
trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif deisertai
gambaran limfosit plasma biru.1,3
Parameter laboratorium yang dapat diperiksa:
Leukosit: dapat normal atau menurun.
Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total leukosit) disertai
adanya limfosit plasma biru (LPB) lebih dari 15% dari jumlah total leukosit yang
pada fase syok akan meningkat.1,3
Demam Berdarah Dengue | 5
Trombosit: umumnya terdapat trombositpenia pada hari ke 3-8 akibat depresi sumsum
tulang. 1,3
Hematokrit: kebocoran plasma yang dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal. Sering ditemukan mulai hari ke-3. Normal
pria : 40-48%, pada wanita: 37-43%.1,3
Hemostasis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT, fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada
keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.1,3
Imunoserologi dilakukan pemeriksaan anti dengue IgG dan IgM.1,3,4
- IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2.
- IgM : akan terdeteksi mulai hari ke 3-5, mengingkat sampai minggu ke-3,
mengilang setelah 60-90 hari.
Protein/ albumin dapat terjadi di hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.1,4
SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase) dapat meningkat.1,4
Ureum dan kreatinin dapat meningkat pada keadaan gagal ginjal akut.1,4
Gas darah terdapat gangguan pada konsentrasi gas darah sesuai dengan keadaan
pasien.1,4
Elektrolit sebagai parameter pemberian cairan.1,4
Widal adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus. Kejadian seperti inilah yang menimbulkan keracunan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit demam tiphoid pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut. Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus dicurigai sebagai penyakit tifus. Sebaiknya pemeriksaan Widal dilakukan saat panas pada akhir minggu pertama atau awal minggu ke 2.3,4
Pemeriksaan reverse transcripstion-polymerase chain reaction (RT-PCR). Pemeriksaan ini memberikan hasil yang lebih sensitive dan lebih cepat bila dibandingkan dengan isolasi virus, tetapi pemeriksaan ini juga relatife mahal serta mudah mengalami kontaminasi yang dapat menyebabkan timbulnya hasil positif semu.3,4
Salah satu metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang antigen spesifik virus Dengue, yaitu antigen nonstructural protein 1 (NS1). Antigen NS1 diekspresikan di permukaan sel yang terinfeksi virus Dengue. Sebuah kepustakaan mencatat dengan metode ELISA, antigen NS1 dapat mendeteksi kadar tinggi sejak hari pertama sampai hari ke-12 demam pada infeksi primer Dengue atau sampai hari ke 5 pada infeksi sekunder infeksi sekunder Dengue. Pemeriksaan antigen NS1
Demam Berdarah Dengue | 6
dengan metode ELISA juga dikatakan memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi (88,7% dan 100%). Oleh karena keunggulan tersebut, WHO menyebutkan pemeriksaan deteksi antigen NS1 sebagai uji dini terbaik untuk pelayanan primer.3,4
3. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto roentgen dada, biasa didapatkan efusi pleura terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan.
Pemeriksaan foto dada dilakukan atas indikasi dalam keadaan klinis ragu-rahu dan
pemantauan klinis sebagai pedoman pemberian cairan. USG untuk mendeteksi adanya
asites dan juga efusi pleura.1,3,4
Diagnosis
Deferential Diagnosis
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit
kepala berat, sakit pada sendi dan dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri
merah terang, patekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan-pada
beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu,
radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-
muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Demam berdarah umumnya
lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi
pada akhir masa demam.1
2. Demam Dengue (DD)
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan atau lebih
manifestasi klisis sebagai berikut;5
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Mialgia/artaglia
Ruam kulit
Demam Berdarah Dengue | 7
Manifestasi pendarahan (petekie atau uji bending positif). Leukopenia. Dan pemeriksaan
serologo dengue positif; atau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada
lokasi dan waktu yang sama
3. Demam Tifoid
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa
dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri
otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk,
dan epitaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari.
Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia
relative, lidah yang berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan
mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseole jarang terjadi
pada orang Indonesia.5
4. Malaria
Malaria mempunyai gambaran karateristik demam periodic, anemia dan
splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Keluhan
prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit
kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan
anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin.
Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan: periode dingin
(15-60 menit): mulai menggigil, diikuti dengan periode panas: penderita muka merah,
nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan
berkeringat; kemudian periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperature
turun, dan penderita merasa sehat. Anemia dan splenomegali juga merupakan gejala yang
sering dijumpai pada malaria.5
5. Chikungunya
Chikungunya adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Penyakit ini terdapat di daerah tropis, khususnya di perkotaan wilayah Asia,
India, dan Afrika Timur. Masa inkubasi diantara 2-4 hari dan bersifat self-limiting dengan
gejala akut (demam onset mendadak (>40°C,104°F), sakit kepala, nyeri sendi (sendi-
Demam Berdarah Dengue | 8
sendi dari ekstrimitas menjadi bengkak dan nyeri bila diraba, mual, muntah, nyeri
abdomen, sakit tenggorokan, limfadenopati, malaise, kadang timbul ruam, perdarahan
juga jarang terjadi) berlangsung 3-10 hari. Gejala diare, perdarahan saluran cerna, refleks
abnormal, syok dan koma tidak ditemukan pada chikungunya. Sisa arthralgia suatu
problem untuk beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah fase akut. Kejang demam
bisa terjadi pada anak. Belum ada terapi spesifik yang tersedia, pengobatan bersifat
suportif untuk demam dan nyeri (analgesik dan antikonvulsan).5
Working diagnosis
Pada analisis deferential diagnosis sebelumnya, didapatkan berbagai ciri-ciri klinik. Ciri-
ciri tersebut lalu dicocokan dengan kasus yang ada pada skenario. Sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa diagnose pada kasus dalam skenario tersebut adalah demam
berdarah dengue.
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Penyakit ini ditunjukkan
melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan
otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah
terang dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia
menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga
muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare.1
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam
yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Gejala klinis demam berdarah menunjukkan
demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi . Sejumlah kecil
kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.5
Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang
rusuk kanan dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-410C dan terjadi
kejang demam pada bayi. Perlu diperhatikan bahwa terjangkitnya Demam Berdarah Dengue
tidak selalu ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Mendiagnosis secara
dini dapat mengurangi resiko kematian daripada menunggu akut.5
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala
prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tukang belakang, dan persaaan lelah.5
Demam Berdarah Dengue | 9
Demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan criteria WHO tahun 1997 diagnosis
ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi:1
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
Terdapat minimal 1 dari manisvestasi pendarahan berikut:
- Uji bending positif
- Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa ( tersering epitaksis, atau pendarahan gusi), pendarahan dari
tempat lain
- Hematemesis atau melena
Trombositoprenia (jumlah trombosit < 100.000/mikroliter)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut:
- Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis
kelamin.
- Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
niali hematokrit sebelumnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa, perbedaan utama antara DD dan DBD adalah
pada DBD ditemukan adanya kebocoran plasma. Selain itu perbedaan yang paling utama
adalah pada demam dengue tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien. Pada kulit
pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien
demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit,
penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus
dan lain lain.
Demam Berdarah Dengue | 10
Tabel 1. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue1,5
Etiologi
Demam berdarah dengue atau Dengue hemorrhagic Fever (DHF). Disebabkan oleh
virus dengue. Virion dengue berbentuk sferis dengan diameter 40-50 nm, genom, RNA
berupa untai tunggal yang beratnya 10,9 kb, dan tidak bersegmen. Selubungnya terdiri atas
lipid dan glikoprotein (protein E dan protein M), sedangkan nukleokapsid berdiameter 30 nm
terdiri atas protein C dan RNA. Virus dengue termasuk arbovirus (arthropod-borne virus).
Arbovirus adalah segolongan virus yang mempunyai 2 karakteristik utama, yaitu penularan
oleh arthopoda dan genomnya RNA. Lebih dari jenis arbovirus diketahui dapat menginfeksi
manusia. Terdapat 4 famili arbovirus yang sering menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu
togaviridae, flaviviridae, bunya, dan reoviridae. Virus dengue termasuk falvivirus. Flavivirus
merupakan virus RNA untai tunggal berdiameter 40-50nm dan memiliki selubung.6
Tabel 2. Abovirus yang sering menginfeksi manusia6
Demam Berdarah Dengue | 11
Arbo virus Manifestasi klinis utama Vektor primer TogaviridaeAlphavirus
Eastern equine encephalitis Encephalitis Nyamuk Western equine encephalitis Encephalitis Nyamuk Venezuelen equine encephalitis Encephalitis Nyamuk
Flaviviridae Flavivirus
St. Louis encephalitis Encephalitis Nyamuk Javanese B encephalitis Encephalitis Nyamuk Dengue serotipe (DEN-1,-2,-3 dan -4)
Demam, pendarahan Nyamuk
Yellow fever Demam, pendarahan Nyamuk
Bunyaviridae Bunyavirus
California Encephalitis Nyamuk Rifts valley Demam Nyamuk
Reoviridae Orbivirus
Colorado tick fever Demam Kutu (tick)
Terdapat 4 serotipe virus tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat
serotype ditemukan di Indonesia.2 Karena adanya common determinat pada glikoprotein-E
virus dengue menimbulkan reaksi silang dengan flavivirus lainnya. selain itu, menurut Xiaou
Phang pada residu asam amino keempat serotype virus dengue yang dihasilkan gen E
terdapat 60-70% asam amino yang dapat menginduksi reaksi silang antara serotype tersebut.6
Data epidemiologi di Indonesia menunjukkan bahwa serotipe dengue DEN-3 merupakan
serotipe yang dominan dan sering berhubungan dengan kasus berat hingga meninggal.1
Dalam laboratorium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia seperti tikus,
kelinci, anjing, kelelawar, dan primate. Penelitian pada arthopoda menunjukkan virus dengue
dapat bereplikasi pada nyamuk genus Aedes (Stegomyia) dan Toxorhynchites.1
Morfologi dan Daur Hidup7
Demam Berdarah Dengue | 12
Vektor utama DHF adalah nyamuk kebun yang disebut Aedes aegypti, vektor
potensialnya adalah Aedes albopictus. Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil daripada
Culex quinquefasciatus. 7
Warna dasar hitam
Bintik-bintik putih terutama pada kakinya
Mempunyai gambaran lira (lyre-form) yang putih pada punggungnya
(mesonotum)
Telur Ae. Aegypti mempunyai dinding yang bergaris-garis dan menyerupai
gambaran kain kasa
Larva Ae. Aegypti mempunyai pelana yang terbuka dan gigi sisir yang berduri
lateral
Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi,
wc,tempayan, drum, dan barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas,
pot tanaman air, tempat minum burung, dll.
Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi
Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat perindukkannya 1-2 cm di atas
permukaan air. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata 100 butir telur tiap kali
bertelur. Setelah kira-kira 2 hari telur menetas menjadi larva lalu mengadakan pengelupasan
kulit sebanyak 4 kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi dewasa. Pertumbuhan dari
telur sampai dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari. Nyamuk betina menghisap darah
pada siang baik di dalam atau di luar rumah. Penghisapan dilakukan darah dilakukan dari
pagi sampai petang dengan dua puncak waktu yaitu jam 8.00-10.00 dan 15.00-17.00. Umur
nyamuk dewasa betina di aam bebas kira-kira 10 hari.7
Mekanisme Penularan
Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
ini mendapat virus Dengue sewaktu mengigit mengisap darah orang yang sakit Demam
Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang
yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit
demam berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut
Demam Berdarah Dengue | 13
terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1
minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada
orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes Aegypti yang telah mengisap virus
dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena
setiapkali nyamuk menusuk/mengigit, sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur
melalui alat tusuknya (proboscis) agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur
inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.7
Patofisiologi
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,
yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa
spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang
berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur
berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat
ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya.7
Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transovanan
transmission), namun perannya dalam penularan virus tidak penting. Sekali virus dapat
masuk dan berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan
virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 46
hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia
kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.7
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami kelujan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemi di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada sistem
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar- kelenjar getah bening, hati, dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkan karena kengesti pembuluh darah di bawah kulit.1
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DD
dan DBD ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
Demam Berdarah Dengue | 14
anafilaktosin, histamine dan serotonin serta aktivasi sistem kalikrein yang berakibat
ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plasma, terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan rejatan.5
Virus dengue akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan
lain terutama ke sistem retikuloendotelial, dan kulit serta bronkogen maupun hematogen.
Tubuh akan membentuk kompleks virus-antibodi dalam sirkulasi darah terjadi aktivasi sistem
komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C3b sehingga permiabilitas
pembuluh darah meningkat.1
Akan terjadi juga agregasi yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan
melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravascular. Terjadi aktivasi
Hageman (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravascular yang meluas dan
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh. 1
Penatalaksanaan
Dengan Obat
Demam berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aeygpti betina. Penyakit ini pada awalnya tidak
menujukkan gejala yang spesifik, sehingga sulit dikenali. Bila tanpa penanganan yang cepat
dan tepat maka penderita bisa jatuh ke dalam keadaan yang lebih fatal.8
Terdapat tiga fase dalam perjalanan penyakit ini, yaitu fase demam, fase kritis dan
fase penyembuhan. Pada fase demam, penderita mendapatkan pengobatan yang berfungsi
untuk mengurangi atau menghilangkan gejala yang muncul seperti panas, pusing, mual dan
lain-lain. Selain itu, pada fase ini, penderita tetap memerlukan pemantauan yang ketat supaya
tidak jatuh dalam keadaan shock. Fase kritis, merupakan fase yang sangat menentukan,
karena apabila penderita berhasil melewati fase ini maka, penderita akan memasuki proses
penyembuhan, tetapi sebaliknya jika kondisi kritis ini tidak dapat teratasi, maka penderita
akan mengalami keadaan yang fatal. Pada fase ini, penderita mengalami keadaan shock yang
disertai penurunan kesadaran, gelisah, dan terjadi pendarahan baik melalui mulut, hidung,
maupun pada saluran pencernaan yang lain. Pada fase kritis, penderita akan mendapatkan
terapi oksigen dan penggantian cairan yang sesuai, dan umumnya memerlukan tranfusi darah.
Demam Berdarah Dengue | 15
Pada fase penyembuhan ditandai dengan keadaan umum yang membaik, yang ditunjukkan
dengan stabilnya hasil pemeriksaan tanda vital yaitu pemeriksaan suhu, nadi, pernapasan dan
tekanan darah, nafsu makan yang meningkan dan disertai dengan normal dan stabilnya hasil
pemeriksaan tanda laboratorium darah, khususnya trombosit dan hematokrit.8
Tidak ada terapi fisik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif.
Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari
1%.2 Terapi dasar pada pasien DBD adalah terapi cairan yang baik, pemberian antipiretik,
pemeriksaan tanda-tanda vital, nilai trombosit serta hematokrit tiap enam jam. Pemberian
koloid jika hematokrit naik dan sudah ada tanda shock serta pemberian trombosit jika
trombosit sudah kurang dari 5000 dan ada tanda-tanda shock terapi hematokrit menurun.3
Pemeliharaan volume cairan pasien merupaan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga terutama oral. Jika asupan
cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui
intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna. 1
Terdapat 5 protokol penatalaksanaan DBD pada pasien dewasa berdasarkan criteria:1
Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang dibuat sesuai atas
indikasi.
Praktis dalam pelaksanaannya
Memprtimbangkan cost effectiveness
Protokol ini terbagi dalam lima kategori:1
- Protokol 1 : Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok
- Protokol 2 : Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
- Protokol 3 : Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%
- Protokol 4 : Penatalaksaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa
- Protokol 5 : Tatalaksana Sindrom Syok Dengue pada dewasa
Protokol 1. Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok1
Protokol 1 ini digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan pertolongan pertama
pada penderita DBD atau yang diduga DBD di Instalasi Gawat Darurat dan juga dipakai
sebagai petunjuk dalam memutuskan indikasi rawat.
Demam Berdarah Dengue | 16
Seseorang yang tersangka menderita DBD Unit Gawat Darurat dilakukan
pemeriksaan Hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) dan trombosit. Jika Hb, Ht dan trombosit
normal pasien dapat dipulangkan dengan anjuran control atau berobat jalan ke Poliklinik
dalam 24 jam berikutnya. Jika Hb, Ht normal tetapi trombosit < 100.000 maka dianjurkan
untuk dirawat. Hb, Ht meningkat dan trombosit turun atau normal juga harus dirawat.
Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat1
Pasien tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa syok maka
diruang rawat diberikan cairan infuse kristaloid. Dengan jumlah seperti rumus ini : volume
cairan kristaloid per hari yang diperlukan, sesuai dengan rumus berikut :
1500 + {20 x (BB dalam kg - 20)}
Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, Ht tiap 24 jam. Bila Hb, Ht
meningkat 10-20% dan trombosit < 100.000 jumlah pemberian cairan tetap seperti rumus di
atas tetapi dilakukan pemantauan Hb dan Ht tiap 12 jam. Bila Hb, Ht meningkat > 20% dan
trombosit < 100.000 maka pemberian cairan sesuai dengan protocol penatalaksanaan DBD
dengan peningkatan Ht > 20%
Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20% 1
Meningkatnya Ht > 20% menunjukkan bahwa tubuh mengalami deficit cairan
sebanyak 5%, keadaan ini diberikan terapi awal dengan pemberian caian infuse kristaloid
sebanyak 6-7 ml/kg/jam. Pasien kemudian dipantau setelah 3-4 jam pemberian cairan. Jika
keadaan membaik yang ditandai dengan hematokrit menurun, frekuensi nadi turun, tekanan
darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan infuse dikurangi menjadi 5 ml/kg
BB/jam. Dua jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan tetap
menunjukkan keadaan yang membaik maka jumlah cairan infuse dikurangi menjadi 3 ml/kg
BB/jam. Bila dalam pemantauan keadaan tetap membaik maka pemberian cairan dapat
dihentikan 24-48 jam kemudian. Apabila setelah pemberian terapi cairan awal 6-7ml/kg
BB/jam tidak menghasilkan keadaan yang membaik pada pasien ditandai dengan hematokrit
dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun < 20 mmHg, produksi urin menurun, maka cairan
infuse harus dinaikkan menjadi 10 ml/kg BB/jam. Dua jam kemudian dilakukan pemantauan
Demam Berdarah Dengue | 17
kembali dan keadaan menunjukkan perbaikan maka jumlah cairan dikurangi menjadi 5 ml/kg
BB/jam tetapi bila keadaan tidak membaik maka jumlah cairan infuse dinaikkan menjadi 15
ml/kg BB/jam dan bila didapatkan tanda-tanda shock maka pasien ditangani sesuai protocol
sindrom syok dengue pada dewasa. Bila syok telah teratasi maka pemberian cairan dimulai
lagi seperti terapi pemberian cairan awal.1,9
Protokol 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa 1
Perdarahan spontan dan masif pada penderita DBD dewasa adalah pendarahan
dihidung/epistaksis yang tidak terkendali walaupun telah diberikan tampon hidung,
perdarahan saluran cerna , perdarahan saluran kencing, perdarahan otak atau perdarahan
tersembunyi dengan jumlah perdarahan sebanyak 4-5ml/kg BB/jam. Keadaan seperti ini
jumlah dan kecepatan pemberian cairan tetap seperti keadaan DBD tanpa syok lainnya.
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin
dengan kewaspadaan Hb, Ht dan trombosit serta hemostasis harus segera dilakukan dan
pemeriksaan Hb, Ht dan tromosit sebaiknya diulang 4-6 jam. Pemberian heparin bila secara
klinis dan laboratories didapatkan tanda-tanda koagulasi intravascular diseminta (KID).
Tranfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi. Faktor-Faktor Pembekuan diberikan bila
didapatkan defisiensi factor-faktor pembekuan, Paked Red Cell diberikan bila nilai Hb
kurang dari 10 g/dl. Transfuse trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan
perdarahan spontan dan masih dengan jumlah trombosit < 100.000mm3 disertai tau tanpa
KID.
Protokol 5. Tatalaksana sindrom Syok Dengue pada Dewasa 1
Bila terjadi Sindrom Syok Dengue (SDS) tindakan yang harus segera dilakukan adalah
penggantian cairan intravascular yang hilang. Pada SDS cairan kristaloid adalah pilihan
utama yang diberikan. Selain resusitasi cairan, penderita juga diberikan oksigen 2-4
liter/menit. Pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap,
hemostasis, analisis gas darah, kadar natrium, kalium dan klorida serta ureum dan keratinin.
Pada fase awal cairan kristaloid diguyur sebanyak 10-20ml/kg BB/jam dan dievaluasi 15-30
menit. Bila renjatan telah teratasi (ditandai dengan tekanan sistolik 100 mmHg dan tekanan
nadi 20 mmHg, frekuensi nadi kurang dari 100 kali per menit dengan volume cukup, akral
Demam Berdarah Dengue | 18
teraba hangat, dan kulit tidak pucat serta dieresis 0,5-1ml/kg BB/jam) cairan dikurangi
menjadi 7 ml/kg BB/jam. Bila dalam waktu 60-120 menit keadaan tetap stabil pemberian
cairan dikurangi menjadi 5 ml/kg BB/jam. Lalu, jika 60-120 menit tetap stabil maka
pemberian cairan dikurangi lagi menjadi 3 ml/kg BB/jam. Bila dalam waktu 24-48 jam
setelah renajatan teratasi tanda-tanda vital dan hematokrit stabil serta dieresis cukup maka
pemberian cairan infuse harus dihentikan. Pemantauan kadar Hb, Ht dan jumlah trombosit
dapat dipergunakan untuk pemantauan perjalanan penyakit.1,9
Bila setelah fase awal pemberian cairan belum teratasi maka pemberian cairan
kristaloid dapat ditingkatkan menjadi 20-30 ml/kg BB/jam, dan kemudian dievaluasi setelah
20-30 menit. Bila keadaan tetap belum teratasi, maka perhatikan nilai hematokrit. Bila terjadi
peningkatan nilai hematokrit maka perembesan plasma masih berlangsung maka pemberian
cairan koloid merupakan pilihan, tetapi bila kadar hematokrit turun, berarti terjadi
pendarahan, maka pada penderita diberikan transfuse darah segar 10ml/kg BB/jam dan dapat
diulang sesuai kebutuhan.9
Sifat cairan koloid, pemberian koloid sendiri mula-mula diberikan dengan tetesan
cepat 10-20 ml/kg BB dan dievaluasi selama 10-30 menit. Bila keadaan belum teratasi maka
untuk memantau kecukupan cairan dilakukan pemasangan cateter vena sentral dan pemberian
koloid bisa ditambah menjadi 30 ml/kg BB dengan sasaran vena sentral 15-18 cm H2O. Bila
keadaan tetap belum teratasi harus diperhatikan dan dilakukan koreksi terhadap gangguan
asam basa, elektrolit, hipoglikemi, anemia, KID, infeksi sekunder. Bila tekanan vena sentral
tetap belum teratasi maka dapat diberikan obat inotropik/vasopresor.9
Prognosis
Demam berdarah dengue dapat menjadi fatal bila kebocoran plasma tidak dideteksi lebih
dini. Namun, dengan manajemen medis yang baik yaitu monitoring trombosit dan hematokrit
maka mortalitasnya dapat diturunkan. Jika trombosit <100.000/ul dan hematokrit meningkat
waspadai Dengue Syok Sindrom (DSS). Kematian telah terjadi pada 40-50% penderita syok,
tetapi dengan perawatan intensif yang cukup, kematian akan kurang dari 2%.1
Infeksi dengue pada umumumnya mempunyai prognosis yang baik. Kematian dijumpai
pada waktu terdapat pendarahan yang berat, syok yang tidak teratasi, efusi pluura dan asites
yang berat dan kejang. Kematian dapat juga disebabkan oleh sepsis karena tindakan
Demam Berdarah Dengue | 19
lingkungan bangsal rumah sakit yang kurang bersih. Kematian terjadi pada kasus berat yaitu
pada muncul komplikasi pada sistem saraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.
kematian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : keterlambatan diagnosis, keterlambatan
diagnosis syok, keterlambatan penanganan syok, syok yang tidak teratasi, kelebihan cairan,
pendarahan massif, kegagalan banyak organ, ensefalopati, sepsis.10
Komplikasi
Pada DD tidak terdapat komplikasi berat namun pada anak dapat mengeluh
lemah/lelah (fatigue) saat fase pemulihan. Kehilangan cairan dan elektrolit, hiperpireksia dan
kejang demam adalah komplikasi yang paling sering pada bayi dan anak muda. Komplikasi
berat dapat terjadi pada DBD yaitu ensefalopati dengue, gagal ginjal akut, atau oedema paru
akut.5
Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, pasifik barat dan
Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air.
Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100000 penduduk (1989-1995) dan pernah
meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100000 penduduk pada tahun1998,
sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada taun 1999. 1
Pada tahun 1988, penyakit DBD di Jakarta tercatat 10.647 kasus, tetapi pada tahun
1993 jumlah kasus dapat ditekan hingga hanya terdapat 2268 orang. Tahun 1997 jumlah
kasus meningkat lagi menjadi 5189 orang penyakit ini menyebabkan KLB pada tahun 1998
dengan kasus 15360 orang yang menyebabkan 133 orang meninggal dunia. Periode Januari
hingga Agustus 1999, jumlah kasus yang tercatat sebanyak 2480 orang, 34 orang di antaranya
meninggal dunia. Jumlah kasus menurun pada tahun 2003 menjadi 2303 orang. Pada periode
Februari hingga maret 2004 terjadi lagi peningkatan kasus dengan jumlah kasus sebanyak
3393 orang. Awal tahun 2005 hingga 8 Agustus 2005, kasus yang ditemukan sebanyak 10847
orang dengan jumlah kematian 57 orang dengan angka kesakitan sebesar 96,4 per 100000
penduduk, tertinggi dari 31 provinsi di Indonesia. 11
Demam Berdarah Dengue | 20
Hingga 9 mei 2006 jumlah total kasus DBD di DKI Jakarta tercatat sebanyak 11330
orang dan 24 orang meninggal dunia. Tetapi secara umum jumlah kasus DBD di Jakarta pada
tahun 2006 mulai menurun. 11
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes ( Aedes
aegypti dan Aedes albopictus ). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi
lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang
berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). 1
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus
dengue yaitu: 1). Vektor: perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan, vektor
di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain 2). Pejamu : terdapatnya
penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis
kelamin; 3). Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.1
Preventif
Pencegahan atau pemberatasan DBD dengan membasmi nyamuk dan sarangnya dengan
melakukan:12
o Tindakan 3M:
Menguras tempat-tempat penampungan air secra teratur seminggu sekali atau
menaburkan bubuk larvasida (abate).
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Mengubur/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.
o Gunakan obat racun nyamuk, boleh obat nyamuk bakar, gosok maupun semprot, atau
tidur menggunakan kelambu yang sudah di bubuhi racun nyamuk. Atau gunakan
kipas angin di kamar tidur karena nyamuk umumnya tidak senang dengan lingkungan
yang berangin.
o Hindari tidur siang, terutama di pagi hari jam 9-10 atau sore hari sekitar jam 3-5,
karena nyamuk Aedes mempunyai kebiasaan mengigit pada jam-jam tersebut.
Singkirkan pakaian-pakaian yang tergantung di gantungan pakaian di balik pintu dalam
kamar karena nyamuk Aedes aegypti senang berada di tempat agak gelap seperti kamar tidur
dan istirahat di pakaian yang tergantung atau pada korden yang berwarna agak gelap.12
Demam Berdarah Dengue | 21
Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus, dan menyerang anak atau remaja dan dewasa. Penyakit ini ditunjukkan
melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan
otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah
terang dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia
menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga
muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah, mimisan disebabkan
perdarahan spontan atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Pasien/penderita mengalami
demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami
kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam Berdarah Dengue | 22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyono, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. Ilmu penyakit dalam.
Edisi ke-5 (3). Jakarta: InternalPublishing; 2009.h.2773-9.
2. Santoso M. Pemeriksaan fisik dan diagnosis. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan
Diabetes Indonesia; 2004.h.2-14.
3. Rahman F. Dengue shock syndrome. 2010. Di unduh dari:
http://www.scribd.com/doc/39010502/Dengue-Shock-Syndrome . 20 November 2011 .
4. Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan terapi cairan pada demam berdarah dengue.
Medicinus: Scientific journal of pharmaceutical development and medical application vol
22, no 1, hal 3-7, 2009.
5. Demam Dengue (Dengue fever)/Demam Berdarah Dengue. Edisi 2008. Diunduh dari
www.dokterku.net. 20 November 2011.
6. Nawangsih EN. Diagnosis demam berdarah dengue. Medika Kartika (Majalah Ilmiah
Kedokteran) vol 3 no 2, hal 101-10, 2005.
7. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Parasitologi kedokteran. Edisi ke-4.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.h.265-7.
8. Hastuti Oktri. Demam berdarah dengue. Yogyakarta : Kanisius. 2008. h.29-30.
9. Evan, Ndraha S, Santoso M. Model perawatan pasien demam berdarah dengue di RSUD
Koja. Meditek Sep 2006; 14(38) : 5-11.
10. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. EGC: 2000;
Jakarta.h.1134-7.
11. Djad H. Kejadian luar biasa di Jakarta. Meditek vol 14 no 38, hal 8-10, 2006
12. Leo R. Demam dengue (dengue fever)/demam berdarah dengue. 2008 Jun. Di unduh dari:
http://www.dokterku.net/index.php?option=com_content&task=view&id=30&Itemid=1.
23 November 2011.
Demam Berdarah Dengue | 23