berita negara republik indonesiaditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn476-2016.pdf · pob...
TRANSCRIPT
BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA
No.476, 2016 BAPETEN. Radiasi Pengion. Perizinan. SistemElektronik. Penatalaksanaan.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DAN PENATALAKSANAAN DALAM
PELAYANAN PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION
DAN PERIZINAN PETUGAS FASILITAS RADIASI DI LINGKUNGAN
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Menimbang : a. bahwa Badan Pengawas Tenaga Nuklir perlu
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
bisnis proses serta mekanisme kerja dalam sistem
manajemen pemerintahan sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025;
b bahwa untuk meningkatkan layanan perizinan
pemanfaatan sumber radiasi pengion dan perizinan
petugas fasilitas radiasi, Badan Pengawas Tenaga Nuklir
perlu menggunakan sistem elektronik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menyusun
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang
Pemberlakuan Sistem Elektronik dan Penatalaksanaan
dalam Pelayanan Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Perizinan Petugas Fasilitas Radiasi di
Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir;Pengion
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -2-
derizinan Petugas Fasilitas Radiasi
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3676);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan
Bahan Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4839);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5348);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5553;
7. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010–2025;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01 rev.2/K-OTK/V-04 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas
Tenaga Nuklir Nomor 11 Tahun 2008;
www.peraturan.go.id
2016, No.476-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
TENTANG PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DAN
PENATALAKSANAAN DALAM PELAYANAN PERIZINAN
PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN
PETUGAS FASILITAS RADIASI DI LINGKUNGAN BADAN
PENGAWAS TENAGA NUKLIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan :
1. Perizinan adalah penatalaksanaan pemberian dokumen
dan bukti legalitas yang membolehkan perbuatan hukum
oleh pemohon dalam ranah hukum administrasi negara
atas sesuatu perbuatan yang dilarang berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan informasi elektronik.
3. Sumber Radiasi Pengion adalah zat radioaktif terbungkus
dan terbuka beserta fasilitasnya, dan pembangkit radiasi
pengion.
4. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut
BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan
pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi
terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.
5. BAPETEN Licensing and Inspection System yang
selanjutnya disebut Balis adalah sistem pelayanan
Perizinan Sumber Radiasi Pengion, penerbitan
persetujuan, penerbitan ketetapan, dan perizinan
petugas fasilitas radiasi pada BAPETEN secara elektronik
yang dilakukan secara online melalui internet.
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -4-
6. Pemohon adalah orang perseorangan, badan usaha,
badan hukum, instansi pemerintah atau lembaga negara
lainnya yang menggunakan Balis untuk memperoleh
perizinan.
7. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik
yang dibuat, diteruskan, dikirim, diterima, atau disimpan
dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal
atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan
dan/atau didengar melalui komputer atau Sistem
Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
8. Pejabat Otorisator adalah Administrator (pejabat Eselon
III), Pimpinan Tinggi Pratama (pejabat Eselon II) pada
Unit Perizinan, Pimpinan Tinggi Madya (Pejabat Eselon I)
dan/atau Pimpinan Tinggi Utama (Kepala BAPETEN).
9. Pejabat Penandatangan Dokumen Perizinan adalah
pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (pejabat Eselon II) pada
Unit Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif,
dan/atau Pimpinan Tinggi Utama (Kepala BAPETEN).
10. Hak Akses adalah hak yang diberikan untuk melakukan
interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri
atau dengan jaringan melalui akun.
11. Akun Virtual adalah akun petugas Perizinan yang
dipergunakan untuk membantu mengunggah data
permohonan izin ke dalam sistem Balis.
12. Prosedur Operasional Baku yang selanjutnya disingkat
POB adalah pedoman tertulis yang memuat tata cara
atau tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan
suatu proses kegiatan layanan Perizinan Sumber Radiasi
Pengion, penerbitan ketetapan dan Perizinan petugas
fasilitas radiasi.
www.peraturan.go.id
2016, No.476-5-
Pasal 2
Peraturan Kepala ini mengatur Sistem Elektronik dan
Penatalaksanaan dalam pelayanan Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan petugas fasilitas
radiasi di lingkungan BAPETEN.
BAB II
PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK
Pasal 3
(1) BAPETEN memberlakukan Sistem Elektronik untuk
pelayanan Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan
petugas fasilitas radiasi meliputi:
a. izin;
b. persetujuan; dan
c. ketetapan
(2) Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui sistem Balis.
Pasal 4
(1) Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani Perizinan
fasilitas radiasi dan zat radioaktif, kecuali kegiatan
penyimpanan zat radioaktif, produksi radioisotop, dan
pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan oleh unit
kerja yang menangani Perizinan instalasi nuklir dan
bahan nuklir.
(2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani Perizinan
instalasi dan bahan nuklir.
(3) Produksi radioisotop sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terbatas pada produksi yang dihasilkan dari reaktor
nuklir.
Pasal 5
Pelayanan Perizinan pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
dan Perizinan petugas fasilitas radiasi dilakukan dengan
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -6-
Sistem Elektronik melalui Balis dengan menggunakan alamat
website http://balis.bapeten.go.id
BAB III
PENATALAKSANAAN PERIZINAN PEMANFAATAN
SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN PETUGAS
FASILITAS RADIASI
Pasal 6
(1) Setiap pemohon izin pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi harus
melakukan registrasi elektronik untuk mendapatkan Hak
Akses pada Sistem Elektronik Balis.
(2) Pelayanan Perizinan pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
Pemohon yang telah memiliki Hak Akses.
(3) Pemohon dapat melakukan penelusuran data
permohonan Perizinan melalui Sistem Elektronik Balis.
Pasal 7
(1) BAPETEN melakukan penilaian persyaratan terhadap
seluruh dokumen permohonan yang diterima secara
elektronik.
(2) Dalam hal keabsahan dokumen permohonan yang
dikirim secara elektronik diragukan, BAPETEN dapat
meminta Pemohon untuk menunjukkan dokumen asli.
Pasal 8
BAPETEN menerbitkan izin pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan petugas fasilitas radiasi apabila dokumen
permohonan telah memenuhi persyaratan dan Pemohon telah
melunasi biaya permohonan.
Pasal 9
Permohonan akan dibatalkan oleh BAPETEN apabila Pemohon
tidak melaksanakan:
www.peraturan.go.id
2016, No.476-7-
a. perbaikan permohonan yang tidak memenuhi syarat
sesuai dengan batas waktu perbaikan dokumen yang
telah ditentukan; atau
b. pembayaran biaya permohonan sampai masa waktu
jatuh tempo yang ditentukan.
Pasal 10
Pemohon harus melakukan perbaikan dokumen yang tidak
sesuai dengan persyaratan dan membayar biaya permohonan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.
Pasal 11
(1) Pemohon dapat melakukan pencetakan izin, persetujuan,
dan/atau ketetapan secara mandiri melalui Sistem
Elektronik Balis
(2) Izin, persetujuan, dan/atau ketetapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku sebagaimana dokumen
yang sah.
Pasal 12
Dalam hal terdapat perbedaan data izin, persetujuan,
ketetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 antara
Sistem Elektronik Balis dengan dokumen fisik yang ada maka
yang dinyatakan sah dan diakui adalah data pada Sistem
Elektronik Balis.
Pasal 13
(1) Penerapan Sistem Elektronik dilaksanakan berdasarkan
penetapan tingkat layanan dan POB Perizinan Sumber
Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi.
(2) Penetapan tingkat layanan dan POB Perizinan Sumber
Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala ini.
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -8-
Pasal 14
(1) BAPETEN dapat menggunakan sistem manual apabila
terjadi keadaan yang menyebabkan Sistem Elektronik
menjadi tidak berfungsi.
(2) Keadaan yang menyebabkan Sistem Elektronik menjadi
tidak berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. keadaan kahar; atau
b. kegagalan sistem selama lebih dari 2 hari kerja.
Pasal 15
BAPETEN tetap menjamin hak pemegang izin dalam proses
perpanjangan izin apabila terjadi keadaan yang menyebabkan
Sistem Elektronik menjadi tidak berfungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14.
Pasal 16
(1) Pemohon izin dapat mengajukan permohonan kepada
BAPETEN untuk mengunggah dokumen permohonan
izin, persetujuan, dan/atau ketetapan apabila tidak
dapat mengakses Sistem Elektronik Balis dikarenakan
tidak mendapatkan atau mengalami gangguan jaringan
internet.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diajukan secara tertulis kepada Kepala BAPETEN dengan
melampirkan dokumen persyaratan.
(3) BAPETEN akan mengunggah dokumen persyaratan
permohonan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan
melalui Akun Virtual selaku Pemohon.
Pasal 17
(1) Seluruh data dan informasi yang disampaikan oleh
Pemohon harus merupakan data yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat data dan informasi yang disampaikan
oleh Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-9-
undangan atau berupa data dan informasi palsu,
BAPETEN menolak permohonan izin, persetujuan, atau
ketetapan.
(3) Dalam hal izin telah diterbitkan berdasarkan data dan
informasi yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau berupa data dan informasi
palsu, BAPETEN membatalkan izin, persetujuan, atau
ketetapan yang telah diterbitkan.
Pasal 18
(1) BAPETEN menolak setiap permohonan atau
perpanjangan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan yang
diajukan oleh Pemohon yang sedang dalam proses
penyidikan oleh pihak Kepolisian dan/atau persidangan
untuk kasus pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan ketenaganukliran.
(2) Pemohon yang sedang dalam proses penyidikan oleh
pihak Kepolisian dan/atau persidangan untuk kasus
pelanggaran ketentuan peraturan perundangan
ketenaganukliran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diproses permohonan perpanjangan izin,
persetujuan, dan/atau ketetapan apabila telah
dikeluarkan Surat Perintah Penyidikan (SP3) oleh
Kepolisian atau proses persidangan yang dijalani telah
dikeluarkan keputusan yang berkekuatan hukum tetap.
Pasal 17
Peraturan Kepala ini berlaku pada tanggal diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -10-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Maret 2016
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
ttd
JAZI EKO ISTIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Maret 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2016, No.476-11-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -12-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-13-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -14-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-15-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -16-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-17-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -18-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-19-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -20-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-21-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -22-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-23-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -24-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-25-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -26-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-27-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -28-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-29-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -30-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-31-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -32-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-33-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -34-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-35-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -36-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-37-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -38-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-39-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -40-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-41-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -42-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-43-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -44-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-45-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -46-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-47-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -48-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-49-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -50-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-51-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -52-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-53-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -54-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-55-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -56-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-57-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -58-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-59-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -60-
www.peraturan.go.id
2016, No.476-61-
www.peraturan.go.id
2016, No.476 -62-
www.peraturan.go.id