bbm (buku buat mentor) karisma itb

171

Upload: progresif

Post on 07-Apr-2016

495 views

Category:

Documents


129 download

DESCRIPTION

Buku ini membantu mentor-mentor khusunya mentor KARISMA ITB dalam memperoleh bahan referensi untuk membina adik SMP dan SMA sesuai jenjang atau kelasnya

TRANSCRIPT

Page 1: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB
Page 2: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

BUKU MENTOR

KARISMA ITB

Oleh :

Badan Koordinasi Mentoring

Dan

Forum Mentor

Badan Koordinasi Mentoring

Departemen Tiga Pembinaan Adik

KARISMA ITB Periode 34

2014/2015

Page 3: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Pengantar

Alhamdulillahirrabil ‗alamin, berkat rahmat Allah SWT , kami Tim BKM 34 beserta para forum

BKM yang terdiri dari mentor-mentor karisma dapat menyelesaikan penyusunan buku ini.

Terima kasih kepada mentor-mentor yang tergabung dalam forum BKM atas kerja sama dan

kerja kerasnya dalam penyusunan buku ini, juga kepada pihak-pihak lain yang ikut membantu

dalam penyusunan buku ini ,semoga ALLAH SWT membalas dengan kebaikan yang berlipat

ganda.

Adapun sumber kurikulum yang menjadi acuan pembutan buku ini adalah point KPR (konsep

Pembinaan Remaja ) dalam GBPK Karisma 34. Dan pengembangan materi terdapat dari

berbagai sumber rujukan .

Dalam penyusunan buku ini kami akui masih banyak kekurangan sehingga kami membutuhkan

kritikan dan masukan yang membangun demi kelancaran mentoring kedepanya.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membantu mentor-mentor KARISMA dalam

menjalankan tugasnya membina adik, aamiin ya Rabbal ‗alamin

Bandung , Februari 2015

Tim Penyusun

Page 4: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

SOP Mentoring

1. Durasi mentoring 1 jam

2. Format Mentoring:

a. Tilawah Al-Quran

b. Materi mentoring

c. Diskusi

d. Penutupan

3. Pengecekan Amalan Yaumiyah

4. Tanya Kabar adik (akademik,organisasi,keluarga dan lain sebagainya)

5. Mentoring tidak harus duduk melingkar, disesuaikan dengan kenyamanan

mentor dan mentee

Sop Mentor

1. Harus menguasasi materi

2. Tepat waktu

3. Mengikuti SOP mentoring

4. Dekat dengan adik

5. Berinteraksi dengan adik, di luar mentoring resmi Karisma guna lebih dekat

dengan adik

6. Konfrimasi kehadiran H-2, dan berupaya mencari mentor pengganti. Jika

tiga kali tidak hadir tanpa konfrimasi, maka mentor akan diganti dengan

yang lain

7. Mentor harus kenal ortu

8. Minimal satu kali mengikuti sekolah mentor

9. Menjaga amalan yaumiyah

10. Memngisi absensi adik mentoring

SOP adik

1. Disiplin

2. Mengikuti mentoring dengan baik

3. Konfrimasi kehadiran

4. Mengisi buku pegangan adik Karisma (Bunga Desa)

Keterangan : Sop ini merupakan standar minimal yang harus ada dalam

kegiatan mentoring

Page 5: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Silabus Mentoring Karisma

Jenjang SMP

Materi Mentoring untuk SMP (Awal)

Pertemuan Materi Parameter yang Terjawab Aspek

Pembinaan

1 Perkenalan Aqidah

2 Ma‘rifatullah (1) 1.Adik memahami ke-Esa-an Allah

2.Adik mengetahui urgensi tauhid dalam islam

3 Ma‘rifatullah (2) Adik mengetahui fase kehidupan manusia

4 Tajwid Tajwid

5 Nataijul ibadah wa halawwatul ibadah 1.Adik mengetahui fungsi dari ibadah

2.adik mengetahui macam-macam ibadah wajib

Ibadah

6 Adab Wudlu dan Shalat Adik mengetahui tata cara wudlu dan shalat

7 Matinul Khuluq (berakhlak baik) Adik terbiasa menerapkan 5S Akhlak

8 Birrul Walidain Adik terbiasa berbakti kepada orangtua

9 Amanah dan jujur Adik terdidik untuk selalu berkata jujur dan dapat

dipercaya

10 Urgensi Mentoring (Urgensi tarbiyah) Adik memahami urgensi mentoring Dakwah

11 Ma‘rifatul Insan (1) 1.Adik dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan

yang dimiliki

2.Adik dapat mengenali minat dan bakat yang

dimiliki

Potensi

12 Ma‘rifatul Insan (2) dan ma‘rifatul

Nafs

1.Adik memiliki keinginan untuk mengenali

identitas dirinya

2.Adik mengenali kemampuan dirinya

Kejiwaan

Page 6: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Materi Mentoring untuk SMP (Lanjutan)

Perte

muan

Materi Parameter yang Terjawab Aspek

Pembinaan

1 Ma‘rifatullah Adik mengetahui hakikat penciptaan manusia Aqidah

2 Ma‘rifatur rasul Adik memahami finalitas kenabian Muhammad saw

3 Keutamaan al-quran sebagai pedoman

hidup

Adik mengetahui keunggulan Al-quran sebagai pedoman hidup

muslim

4 Cinta kepada Khaliq(pencipta) dan

Makhluk

Adik memahami perbedaan antara cinta kepada Allah dengan cinta

yang lain

Aqidan dan

Dakwah

5 Tajwid Tajwid Aqidah

6 Macam Ibadah sunnah dan adab bersuci 1.Adik mengetahui macam-macam ibadah sunah

2.Adik memahami tata cara bersuci

Ibadah

7 Adab Wudlu dan Shalat Adik menerapkan tata cara shalat dan wudlu sesuai sunah

8 Adab bergaul dengan orang yang lebih

tua

Adik terdidik untuk menghormati orang yang lebih tua Akhlak

9 Adab bergaul dengan lawan jenis Adik mengetahui adab pergaulan dengan lawan jenis

10 Bina al-izzah (membangun harga diri) Adik terdidik untuk bersikap rendah hati dalam bergaul

11 Ma‘rifatul insan 1.Adik dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki

2.Adik mampu mengapresiasi keahlian diri sendiri dan orang lain

3.Adik terdorong untuk prestatif dengan memaksimalkan potensi

yang dimiliki

Potensi

12 Melejitkan potensi dengan iman 1.Mengetahui dan menerima kemampuan diri

2.Mampu mengenali keinginan dan perasaannya

3.Adik meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-

kanakan

Kejiwaan

Page 7: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Materi Mentoring untuk SMP (Aktivis)

Pertemuan Materi Parameter yang Terjawab Aspek

Pembinaan

1 Ma‘rifatullah 1.Adik mengetahui penerapan tauhid dalam kehidupan

sehari-hari

2.Adik memahami hakikat penciptaan manusia dan

mengetahui kedudukan manusia terhadap makhluk

lainnya

Aqidah

2 Ta‘riful Quran Adik memahami keunggulan al-quran sebagai pedoman

hidup dan berusaha mengamalkannya

3 Tajwid Tajwid

4 Nataijul ibadah wa halawwatul

ibadah (1)

1.Adik memahami fungsi ibadah

2.Adik menerapkan tata cara shalat dan wudlu sesuai

sunah

Ibadah

5 Nataijul ibadah wa halawwatul

ibadah (2)

1.Adik membiasakan diri melakukan ibadah sunah

2.Adik mampu mengajak teman untuk beribadah wajib

dan sunah

6 Adab bergaul dengan orang yang

lebih tua

Adik mampu menunjukkan perilaku hormat pada orang

yang lebih tua

Akhlak

7 Adab bergaul dengan lawan jenis Adik mampu menerapkan adab pergaulan dengan lawan

jenis

8 Husnudzan dan sabar dalam

bergaul

Adik mengetahui penerapan perilaku control diri ,

prasangka baik dan persaudaraan (ukhuwah) dalam

bergaul

9 Rasul teladanku Mampu menjadikan Rasulullah sebagai teladan Dakwah

10 Ghazwul fikri Adik mengenal Ghazwul fikri dan bahaya yang

mengancam kaum muslim

Page 8: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

11 Ma‘rifatul insan 1.Adik mampu menunjukkan potensi yang dimiliki kepada orang lain

2.Adik terdorong untuk selalu prestatif dengan

memaksimalkan potensi dan kelebihan yang dimiliki

serta meminimalkan kekurangan

Potensi

12 Melejitkan potensi dengan iman 1.Mengetahui kemampuan self-awareness

2.Memperoleh kebebasan dalam mengambil keputusan

sendiri

3.Mengetahui kemampuan untuk menjadi pribadi yang

mandiri

4.Mampu menunjukkan sikap tanggung jawab

Kejiwaan

Page 9: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Silabus Mentoring Jenjang SMA

No Pertemuan ke Poin Tambahan Hub dengan GBPK

1 1 Tauhid dan Aqidah 1.1,1.2

2 2 Aqidah 2 1.3

3 3 Alquran dan tajwid 1 1.4, 1.5

4 4 Tajwid 2 1.5

5 5 Fungsi ibadah, ibadah wajib dan sunnah 2.1, 2.2

6 6 Tata cara sholat dan wudhu 2.3

7 7 Budi pekerti luhur 3.1,3.2,3.3,3.4

8 8 Urgensi syahadat dan mentoring 5.1,5.2

9 9 Tes Bakat (MBTI Test dll) 6.1,6.2,6.4,6.5

10 10 komunikasi dan adab kepada sesama 6.3

11 11 Kejiwaan remaja 7.1,7.2,7.3,7.4

SMA Lanjutan

No Pertemuan Poin Hub dengan GBPK

1 1

Urgensi, Prinsip dan macam-macam

Tauhid Tambahan 1.1,1.2,

2 2 Macam-macam syirik dan akibatnya

Adik sudah diberi tambahan Amal

Yaumiah 1.3,1.4,2.1,2.2,2.3

3 3

Sirah Nabi Part 1 Kelahiran-Diangkat Jadi

Nabi Diberi PR membaca Sirah Nabi

5.1, 3.1,3.2, 3.3,3.4,3.5, 1.3,

4 4

Sirah Nabi Part 2 Diangkat Jadi Nabi-

Hijrah

5 5 Sirah Nabi Part 3 Hijrah - Fathul Mekkah

6 6

Sirah Nabi Part 4 fathul Mekah - Wafat

Nabi

7 7

Kebebasan emosional, dan tips" problem

solving 7.1,

Page 10: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

8 8 Mengelola Perasaan dan hawa nafsu 7.2

9 9 Filtrasi sekolah dan cita cita

Pengetahuan dan pengalaman

spesifik 7.4,7.5

10 10 Kepemimpinan 7.3

11 11 Organisasi dan Event organizing 4.1,

SMA Aktivis

No Pertemuan Poin Tambahan Hubungan dengan GBPK

1 1 Diskusi : Aqidah di masyarakat 1.1,1.2

2 2 Diskusi : Visi dan Misi hidup 6.3

3 3 Perilaku Kompetitif dan kerja keras 3.1,

4 4

Semangat menumbuhkan Ilmu

pengetahuan, dan Sikap Kritis 3.2,3.3,3,5

5 5 Organisasi dan Event organizing 4.1

6 6 Ghazwul Fikri 5.1

7 7 Dakwah fardiyah 2.3

8 8

Diskusi : Kotribusi ke Masyarakat dan

berbagi PR Proyek Pengaryaan sederhana 7.3

9 9 manajemen Konflik PR Proyek Pengaryaan sederhana 7.5

10 10 Diskusi : Kejiwaan PR Proyek Pengaryaan sederhana 7.1,7.2,7.4

11 11 Proyek Pengaryaan Sederhana 6.1,6.2,6.4, 7.3,7.6.7.7

Page 11: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

Daftar ISI

Petunjuk Penggunaan Buku Mentor ................................................................................................. 4

SMP BINA AWAL ................................................................................................................................. 5

Urgensi Mentoring (Tarbiyah) .................................................................................................................... 5

Ma'rifatullah ............................................................................................................................................... 6

Materi Ilmu Tajwid ..................................................................................................................................... 9

Macam-macam ibadah .............................................................................................................................. 12

Wudhu dan Sholat ..................................................................................................................................... 14

Birrul Walidain ......................................................................................................................................... 16

Materi 5S (Senyum , Sapa, Salam, Sopan & Santun) ................................................................................ 20

Materi Amanah dan Jujur.......................................................................................................................... 22

Ma‘rifatul Insan ........................................................................................................................................ 24

SMP BINA LANJUTAN ..................................................................................................................... 26

Ma'rifatullah ............................................................................................................................................. 26

Ma‘rifaturrasuul ........................................................................................................................................ 29

Keutamaan Al-quran Sebagai Pedoman Hidup ......................................................................................... 31

Cinta kepada Khaliq(pencipta) dan Makhluk ............................................................................................ 36

- Manajemen Cinta ............................................................................................................................ 36

- Pembagian Cinta ............................................................................................................................. 36

- Tanda-tanda Cinta........................................................................................................................... 36

- Kisah-kisah Cinta ........................................................................................................................... 36

- Hadits tentang Cinta ....................................................................................................................... 36

http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/02/01/manajemen-cinta/ ................................................. 39

Materi Ilmu Tajwid ................................................................................................................................... 41

Wudhu dan Sholat ..................................................................................................................................... 44

Da‘wah Fardhiyah .................................................................................................................................... 46

Materi Adab Terhadap Orang Tua (Birrul Walidain) ................................................................................ 48

Adab bergaul dengan lawan jenis ............................................................................................................. 54

Husnudzan dan sabar dalam bergaul ......................................................................................................... 57

Page 12: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

2

Buku Mentor Karisma 34

Ma‘rifatul Insan ........................................................................................................................................ 60

SMP BINA AKTIVIS .......................................................................................................................... 62

Ma'rifatullah ............................................................................................................................................. 62

Ta‘riful Qur‘an ......................................................................................................................................... 65

Ilmu Tajwid .............................................................................................................................................. 67

NATAJIUL IBADAH WA HALAWATUL IBADAH ............................................................................. 69

Adab Bergaul dengan Orang yang Lebih Tua ........................................................................................... 74

Adab bergaul dengan lawan jenis ............................................................................................................. 76

Husnudzan dan sabar dalam bergaul ......................................................................................................... 79

Rasul Teladanku ....................................................................................................................................... 82

GHAZWUL FIKRI ................................................................................................................................... 87

Ma‘rifatul Ihsan ........................................................................................................................................ 89

SMA BINA AWAL .............................................................................................................................. 92

Aqidah ...................................................................................................................................................... 92

Materi Ilmu Tajwid ................................................................................................................................... 95

Ibadah ....................................................................................................................................................... 98

NATAJIUL IBADAH WA HALAWATUL IBADAH ............................................................................. 99

Tata Cara Wudhu dan Sholat .................................................................................................................. 103

Budi Pekerti Luhur ................................................................................................................................. 106

Komunikasi dan Adab Terhadap Sesama ................................................................................................ 108

SMA BINA LANJUTAN .................................................................................................................. 111

Aqidah .................................................................................................................................................... 111

Syirik ...................................................................................................................................................... 114

SIRAH NABI DARI KELAHIRAN NABI SAMPAI SEBELUM DIANGKAT MENJADI NABI ....... 118

Sirah Nabi Part 2 Diangkat Jadi Nabi-Hijrah .......................................................................................... 121

Fathu Makkah: Pelajaran dari Penaklukan Kota Mekkah ....................................................................... 126

Wafatnya Rasulullaah ............................................................................................................................. 131

Kebebasan Emosional dan Tips Problem Solving ................................................................................... 134

Mengelola Perasaan dan Hawa Nafsu ..................................................................................................... 137

SMA BINA AKTIVIS ....................................................................................................................... 140

Aqidah .................................................................................................................................................... 140

VISI DAN MISI HIDUP ........................................................................................................................ 143

Kompetitif dan bekerja keras .................................................................................................................. 145

Page 13: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

3

Buku Mentor Karisma 34

Semangat menumbuhkan ilmu pengetahuan dan sikap kritis .................................................................. 147

Organisasi dan Event Organizing............................................................................................................ 152

GHAZWUL FIKRI ................................................................................................................................. 154

Da‘wah Fardhiyah .................................................................................................................................. 156

Komunikasi dan Adab Terhadap Sesama ................................................................................................ 158

Page 14: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

4

Buku Mentor Karisma 34

Petunjuk Penggunaan Buku Mentor

1. Sebelum membaca buku mentor pastikan sudah melihat SOP Mentoring

2. Pelajari terlebih dahulu KPR 34 ( Konsep Pembinaan Remaja Karisma 34) dalam GBPK

3. Lihat silabus mentoring terlabih dahulu di halaman awal, guna mengetahui indikator yang

ingin dicapai.

4. Jika ada materi yang seharusnya dalam silabus ada tetapi di buku mentor tidak ada,

dipersilahkan untuk mencari referensi sendiri.

5. Jika dalam materi mentoring terdapat alokasi waktu 2 x pertemuan, maka materi itu

sebaiknya dilakukan tidak dalam satu kali pertemuan, hingga adik benar-benar paham.

6. Mentoring tidak hanya terpaku pada buku mentor, sebaiknya mentor mencari bahan

referensi lain yang menunjang kegiatan mentoring.

7. Mentoring tidak hanya serius sesuai buku mentor, tetapi mentor dituntut untuk dapat

menyampaikan mentoring dengan gaya,bahasa atau hal yang menarik mentee.

8. Dalam mentoring sebaiknya jangan membaca buku mentor, sehingga sebelum mentoring,

mentor harus paham materi terlebih dahulu.

9. Buku mentor ini hanya sarana untuk membantu mentor dan mengarahkan sesuai dengan

GBPK Karisma 34, selebihnya mentor dapat mengembangkan sendiri.

10. Pastikan materi yang disampaikan sesuai jenjangnya.

Page 15: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

5

Buku Mentor Karisma 34

SMP BINA AWAL

Urgensi Mentoring (Tarbiyah)

TUJUAN • Adik memahami Urgensi Mentoring (Tarbiyah)

METODE PENDEKATAN • Ceramah dan Diskusi

Sampaikan walau satu ayat…

PENGERTIAN TARBIYAH

Ada beberapa kata dalam bahasa arab yang searti dan senada dengan kata tarbiyah yaitu :

ziyadah (penambahan), nas‘ah (pertumbuhan), taghdiyyah (pemberian gizi), ri‘ayah

(pemeliharaan) dan muhafazhah (penjagaan).

Atau bila dilihat dari kaidah ilmu nahwu berasal dari kata raba-yarbu (tumbuh

berkembang), rabiya-yarba (tumbuh secara alami) dan rabba-yarubbu (memperbaiki,

meningkatkan).

Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus

semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi

secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si

tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-

ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang

muttaqin.

Pentingnya Tarbiyah

Tarbiyah sangat penting sebagai imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain

sebagai sarana penguat aqidah. Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi

dambaan ummat hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali

sebuah peradaban ideal.

Tarbiyah yang merupakan sebuah kemestian, keharusan bagi pada da‘I Islam memiliki

karakteristik tersendiri yang menjadikannya ‗begitu indah‘. Rabbaniyah, sebagaimana karakter

Islam itu sendiri, Tarbiyah pun bersumber dan bertujuan hanya kepada Allah. Lalu tadaruj atau

bertahap. Dakwah adalah sebuah proses dan tahapan, sehingga Tarbiyah pun dilakukan dan

berjalan secara bertahap, step by step, sehingga tidak memberatkan dan memaksakan meski juga

tidak ringan. Selain itu dalam Tarbiyah juga berlaku tawazun alias seimbang . Artinya

menempatkan segala sesuatu pada haknya. Dan juga syaamil atau universal, menyentuh seluruh

lini dan sisi kehidupan. Karena Tarbiyah sebagai pondasi dakwah Islam yang rahmatan lil

‗alamiin –‗memanusiakan‘ manusia. Terakhir dalam tarbiyah tidak mengenal kata cukup atau

berhenti, ia berkesinambungan (istimror) sepanjang hidup. Atau yang disebut life education alias

Tarbiyah madal hayah.

Page 16: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

6

Buku Mentor Karisma 34

Ma'rifatullah Alokasi waktu : 2 X pertemuan

―Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‗Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan

menundukkan matahari dan bulan?‘ Tentu mereka akan menjawab, ‗Allah‘. Maka betapakah mereka

dapat dipalingkan dari jalan yang benar‖ (QS Al-Ankabut: 61).

Pada sebuah pertandingan bola voli antar-RT memperingati hari proklamasi di bilangan Mampang Jaksel,

seorang penonton, sebut saja Nico, merasa jengkel melihat ulah seorang bapak setengah baya yang

menyandera bola voli dengan cara mendudukinya. Karuan beberapa jenak pertandingan sempat terhenti.

Bola voli itu disandera akibat smash salah seorang pemain di seberang net tepat mengenai tubuh bapak

yang dikenal bernama Haji Mugni.

Panitia hanya diam saja. Melihat pemandangan itu, Nico yang baru sebulan tinggal di sebuah rumah

kontrakan dekat lapangan bola voli, langsung mendekati Haji Mugni yang belum dikenalnya. Nico

mengumpat kesal sembari merebut bola voli yang diduduki Haji Mugni, lalu melemparkannya ke tengah

lapangan. Pertandingan voli dilanjutkan kembali. Haji Mugni diam saja. Panitia salut dengan keberanian

Nico. Setelah kejadian itu, salah seorang panitia membisikkan sesuatu ke telinga Nico. Aneh. Wajah Nico

langsung pucat. Selidik punya selidik, rupanya panitia itu baru saja memberi tahu bahwa orang yang

bernama Haji Mugni itu adalah seorang jawara yang disegani.

Begitulah Nico, lantaran belum mengenal (ma‘rifah) Haji Mugni ia berani menentang Haji Mugni. Tapi

setelah diperkenalkan oleh seseorang, siapa sesungguhnya Haji Mugni, muncullah rasa takutnya. Sama

halnya dengan seorang anak balita yang ―berani‖ menyentuh api atau memegang kabel listrik bertegangan

tinggi. Tindakan itu sama sekali bukan tindakan berani, tapi sekali lagi karena faktor ketidaktahuan.

Dalam Islam, orang-orang yang ―berani‖ melanggar ketentuan Allah, apakah itu shalat, puasa, atau zakat,

dalam beberapa kasus hal itu disebabkan lantaran mereka belum ma‘rifah kepada Allah dalam arti

sesungguhnya. Ini mirip dengan kisah orang-orang kafir Quraisy pada masa Rasulullah Saw. yang apabila

ditanyakan kepada mereka siapa yang menurunkan hujan dari langit dan yang menumbuhkan pepohonan

dari bumi, mereka akan menjawab Allah. Tapi, bila mereka diperintahkan untuk meng-Esa-kan Allah dan

menjauhi penyembahan berhala, mereka akan mengatakan bahwa penyembahan berhala yang mereka

lakukan adalah warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dalam Islam, mengenal Allah (ma‘rifatullah) adalah persoalan penting dan wajib, karena hal ini

menyangkut aqidah.

―Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi

dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu

berusaha dan tempat tempat tinggalmu‖ (QS Muhammad: 19).

Dalam ayat ini, Allah Swt. menggunakan fi‘il amr (kata kerja perintah) yang berarti wajib setiap Muslim

untuk ma‘rifah kepada Allah.

Kenal bukan hanya sekedar tahu. Kita tahu Bush Presiden Amerika Serikat, tapi kita baru kenal Bush

setelah membaca dan melihat sepak terjangnya yang angkuh, arogan, hobi berperang, dan menindas umat

Islam lewat televisi dan media cetak. Dari informasi-informasi tersebut, akhirnya kita menyimpulkan

bahwa kezaliman Bush harus segera dihentikan. Inilah konsep ma‘rifah yang sebenarnya. Ma‘rifah adalah

sebuah proses perpikir yang menghasilkan tindakan, baik berupa pernyataan maupun sikap.

Imam Ghazali menyatakan bahwa ma‘rifah adalah sebuah tingkatan kecerdasan, yaitu mengumpulkan dua

atau lebih informasi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Dan dari kesimpulan itulah muncul tindakan

Page 17: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

7

Buku Mentor Karisma 34

atau sikap. Bukan ma‘rifah namanya bila apa yang diketahuinya tidak menghasilkan tindakan. Seseorang

yang mengaku mengenal Allah, tapi tidak menghasilkan ketundukkan, ketaatan, loyalitas, dan

penghambaan kepada Allah, sesungguhnya dia berlum ma‘rifah kepada Allah.

Seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu memikirkan kecantikan, kebaikan, kelembutan, dan

keramahan kekasihnya. Memikirkan hal-hal semacam itu sudah cukup membahagiakan hatinya. Selain

itu, ia pun akan selalu menjaga jangan sampai kekasihnya benci dan menjauhi dirinya. Oleh karenanya, ia

akan selalu tampil baik, sopan, ramah, murah hati, dan lembut di depan kekasihnya. Kalaupun ia memiliki

sifat buruk, maka di hadapan kekasihnya ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan sifat-sufat

buruk tersebut. Orang yang tengah jatuh cinta, biasanya selalu berusaha untuk menyelami sifat dan hobi

sang kekasih dan sedapat mungkin berusaha untuk mendekatkan diri dengan sifat dan hobi kekasihnya

itu, meskipun sebenarnya sifat dan hobinya berbeda.

Seperti itulah seharusnya orang yang mengaku ma‘rifah kepada Allah. Mari kita resapi sebuah teladan

tentang ma‘rifatullah seorang anak manusia. Ketika menuruni sebuah lembah, Umar bin Khaththab yang

ditemani salah seorang sahabatnya bertemu dengan seorang anak yang tengah menggembalakan ratusan

ekor kambing milik tuannya. Umar ingin menguji ma‘rifatullah anak tersebut dengan medesaknya agar

mau menjual seekor saja dari kambing gembalaannya. ―Juallah kepadaku salah seekor kambing yang

engkau gembalakan itu,‖ pinta Umar. ―Aku tidak berhak menjualnya, karena kambing-kambing itu milik

tuanku,‖ jawab si penggembala. ―Katakan saja pada tuanmu bahwa salah seekor kambing hilang diterkam

srigala,‖ uji Umar. Dengan tegas si penggembala berkata, ―Aku bisa saja mengatakan salah seekor

kambing milik tuanku hilang atau mati diterkam srigala. Mungkin ia akan mempercayai alasanku, tapi

bagaimana dengan Allah? Bukankah Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui?‖ Mendengar jawaban

itu, Umar menangis terharu. Lalu beliau membebaskan penggembala itu dengan cara menebusnya.

Perhatikanlah! Orang yang ma‘rifah kepada Allah meyakini bahwa setiap gerak langkahnya, ucapannya,

dan getaran hatinya selalu diawasi oleh Allah, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. Semut

hitam yang berjalan di atas batu hitam di malam kelam tak luput dari pengawasan-Nya. Sehelai daun

kering yang jatuh dari pohonnya di tengah hutan belantara tak lepas dari perhitungan-Nya. Sebutir debu

yang diterbangkan angin di tengah padang pasir yang luas ada dalam kuasa-Nya. Deburan ombak di

tengah samudera ada dalam genggaman-Nya.

―Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.

Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluar daripadanya, dan apa yang

turun dari langit dan apa yang naik kepadannya. Dan Dia besamamu di mana saja kamu berada. Dan

Allah Maha Melihat apa kamu kerjakan‖ (QS Al-Hadid: 4).

Dengan keyakinan seperti ini, mereka tidak berani melanggar perintah dan larangan Allah. Mereka tidak

berani memakan harta yang bukan miliknya, mereka tidak berani berdusta, dan mereka tidak berani

melangkah di luar garis yang telah ditetapkan oleh Allah. Setiap pelanggaran akan ada dosa, dan setiap

dosa akan berujung pada siksa api neraka. Ma‘rifatullah akan melahirkan rasa takut pada siksa Allah.

Renungkanlah! Orang yang mengenal Allah dengan pengenalan yang mendalam, yakin bahwa Allah

Maha Pengasih dan Penyayang. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, tapi

sering tidak disadari oleh manusia. Kita sering memuji-muji indahnya pemandangan alam yang terhampar

di depan mata, tapi kita jarang memuji Pemberi mata kita. Kita sering kagum mendengar suara gemercik

air mengalir dari bebatuan, tapi jarang sekali kita mengagumi kepada Pencipta telinga kita. Kita sering

merasakan nikmatnya aneka makanan yang disajikan, tapi kita lupa pada Pemberi lidah.

Apa yang akan kita rasakan seandainya Allah me-nonfungsi-kan mata kita? Bagaimana sekiranya Allah

mencabut pendengaran kita? Dan apa yang kita rasakan bila Allah menghilangkan daya kecap lidah kita?

Page 18: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

8

Buku Mentor Karisma 34

Semua itu mudah bagi Allah. Dan kita dapat menanyakan hal itu kepada orang-orang yang telah

kehilangan nikmat-nikmat tersebut.

Ma‘rifatullah semestinya melahirkan rasa cinta dan ketergantungan kepada Allah. Ma‘rifatullah

seharusnya memunculkan berbagai macam harapan, kiranya Allah mempertahankan dan menambah

semua nikmat dan karunia yang telah Ia berikan.

Ma‘rifah kepada Allah dapat kita lakukan dengan cara memikirkan dan menganilisis semua ciptaan Allah

di jagat raya ini. Rasulullah Saw. bersabda, ―Tafakkaruu fi khalqillaah, walaa tafakkaruu fi dzatillaah.‖

Pikirkanlah ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan pikirkan tentang Dzat Allah. Al-Qur`an banyak mendorong

kita untuk mendayagunakan potensi akal kita untuk mengenal Allah.

―Kami telah memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri

mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur`an itu adalah benar. Dan apakah Rabbmu

tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?‖ (QS Fushshilat: 53).

Sementara itu, kebodohan (jahl), kesombongan (takabbur), penyimpangan, dan kezaliman adalah

penyakit-penyakit yang dapat menghambat seseorang untuk ma‘rifah kepada Allah. Jauhilah sifat-sifat

tersebut. Semoga Allah menjernihkan hati dan pikiran kita dan menjauhkan diri kita dari penyakit-

penyakit yang dapat menghambat proses ma‘rifah kita kepada Allah. Wallahu a‘lam bishshawab.

Sumber : A green version of http://commons.wikimedia.or...Image via WikipediaOleh Syamsu Hilal

Page 19: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

9

Buku Mentor Karisma 34

Materi Ilmu Tajwid

Sub : Pengertian Tajwid

Hukum nun mati dan tanwin

Tujuan : mengenalkan kepada adik hukum bacaan nun mati dan tanwin.

Tajwid

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari

tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-

tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah,

m en g e t a hu i p an ja n g p end e k , m e l a f az ka n d an h u kum d a l am m em b a c a Al -Q ur an .

Tajwīd ( تجد) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau

bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” ( -جد .dalam bahasa Arab (تجد -جد

Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat

yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau

mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu

sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam

membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang

dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

A. Macam-macam Hukum nun mati dan tanwin

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum

Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:

1. Idghom

Idghom : memasukkan

Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4

huruf, antara lain: atau biasa di singkat dengan bunyi ٠

Contoh:

ي ٠م ( - ) ص٠ذ و )ف - )

ج١ب ( – )فزحب سائ ( - )

Idghom Bilaghunnah

Page 20: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

10

Buku Mentor Karisma 34

Idghom : memasukkan

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2

huruf, antara lain: يdan س

Contoh:

ه ذ ( (ي - سسح١ (س – )غف

2. Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6

huruf, antara lain: أ ح خ ع ؽ ه

Contoh:

ا احذ ح١ش (ا – )وف ( خفذ (ح – ( (خ –

)خك ػظ١ (ع – ب غ١ش و ب س (ؽ- )ل اال )ى ه ) –

3. Iqlab

Iqlab berarti:

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ة

Contoh:

ثخ ( (ة – ث١ ا (ة – )ػ

4. Ikhfa‘

Ikhfa‘ berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah

15 huruf, antara lain:

د س ط د ر ص ط ش ظ ض ط ظ ف ق ن

Contoh:

رحزب ( بء صجب جب (د – (س – ) ج١ب و )ا (ط –

Page 21: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

11

Buku Mentor Karisma 34

دا١خ ا (د – )ل راز ( ئز صسلب (ر – ٠( (ص –

سب اال )ا (ش – )ػزا ة ضذ ٠ذ (ط – ب صب ح١ (ظ – )ل

سفش ح ضب حىخ طك (ض – ) ب ٠ ( (ط – س ظ )ػ (ظ –

ف – )ػ (ف ا – )سصلب لب (ق ا ٠شج وب ( – (ن

Page 22: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

12

Buku Mentor Karisma 34

Macam-macam ibadah

Tujuan: untuk mengenalkan bagian dari ibadah wajib

Praktek ibadah sangatlah beragam, tergantung dari sudut mana kita meninjaunya.

1. Dilihat dari segi umum dan khusus, maka ibadah dibagi dua macam:

a) Ibadah Khoshoh adalah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan dalam nash (dalil/dasar

hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan haji;

b) Ibadah Ammah adalah semua perilaku baik yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT

seperti bekerja, makan, minum, dan tidur sebab semua itu untuk menjaga kelangsungan hidup dan

kesehatan jasmani supaya dapat mengabdi kepada-Nya.

2. Ditinjau dari kepentingan perseorangan atau masyarakat, ibadah ada dua macam:

a) ibadah wajib (fardhu) seperti sholat dan puasa;

b) ibadah ijtima‘i, seperti zakat dan haji.

3. Dilihat dari cara pelaksanaannya, ibadah dibagi menjadi tiga:

a) ibadah jasmaniyah dan ruhiyah (sholat dan puasa)

b) ibadah ruhiyah dan amaliyah (zakat)

c) ibadah jasmaniyah, ruhiyah, dan amaliyah (pergi haji)

4. Ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya, ibadah dibagi menjadi:

a) ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan, seperti sholat, zakat,

puasa, dan haji;

b) ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al-Qur‘an, berdoa, dan berdzikir;

c) ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membela diri,

menolong orang lain, mengurus jenazah, dan jihad;

d) ibadah yang berupa menahan diri, seperti ihrom, berpuasa, dan i‘tikaf (duduk di masjid); dan

e) ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan utang, atau membebaskan

utang orang lain.

Apapun macam ibadah yang akan kita lakukan, yang pasti selalu menghadapi godaan baik yang

berasal dari hawa nafsu kita sendiri maupun dari setan baik dari golongan jin dan manusia, antara lain:

Page 23: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

13

Buku Mentor Karisma 34

perasaan malas yang luar biasa, entah karena ingin menyelesaikan pekerjaan dengan segera, atau

karena kelelahan.

terhalang pekerjaan yang menumpuk. Dalam hal ini ada memang oknum yang menghalang-

halangi kita beribadah. Misalnya dengan mendesak agar tugas itu harus kita selesaikan

secepatnya. Sehingga kita abaikan sholat Dhuhur atau Ashar. Orang yang menghalangi orang lain

beribadah mendapat mendapat siksaan dunia akhirat. Dan siapakah yang lebih aniaya (selain) dari

orang- orangyang menghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid dan berusaha untuk

merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masukke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan

rasa takut. Mereka di dunia mendpaat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang besar. (QS.

2/Al-Baqoroh: 114)

Page 24: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

14

Buku Mentor Karisma 34

Wudhu dan Sholat

A. Wudhu

Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara‘ artinya membersihkan

anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Air yang digunakan untuk wudhu mestilah air

yang suci dan menyucikan. Orang yang melaksanakan solat , wajib lebih dahulu berwudhu,

karena wudhu adalah menjadi syarat syahnya solat. Dalil yang memerintahkan untuk berwudhu

Qs Al-Maidah;6

سحا٠ب أ ا شافك إ ا أ٠ذ٠ى جى الح فبغسا إ اص ز ا إرا ل آ ٠ب از٠ ىؼج١ إ ا أسجى ثشءسى

―Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan

tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata

kaki,‖

Fardu Wudhu ada enam:

a. Niat

Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadast atau menyengaja berwudhu ketika

membasuh muka.

b. Membasuh wajah

Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala bagian atas hingga bawah

dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)

c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku

d. Mengusap sebagian rambut atau kulit kepala.

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

f. Tertib.

Syarat-syarat wudhu:

a. Islam

b. Tamyiz, yakin dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.

c. Tidak berhadas besar.

d. Dengan air suci lagi menyucikan

e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu. Misalnya getah, cat, dan

sebagainya.

f. Mengetahui yang mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunah.

Sunah-sunah wudhu:

a. Bersiwak

b. Membaca basmallah, ketika hendak berwudhu.

c. Membasuh kedua telapak tangan.

d. Berkumur-kumur

e. Membasuh libang hidung sebelum berniat.

f. Menyapu seluruh rambut kepala dengan air

g. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri

h. Menyapu kedua telinga luar dan dalam

i. Menigakalikan membasuh.

j. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.

k. Membaca doa setelah wudhu.

Page 25: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

15

Buku Mentor Karisma 34

Yang membatalkan wudhu:

a. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.

b. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak.

c. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang sama-sama dewasa, keduanya bukan

muhrim dengan tidak ada penghalang antara kedua kulit tersebut.

d. Memegang atau menyentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau dengan

bagian dalam jari-jari yang tidak memakai tutup.

B. Sholat

Untuk mewujudkan shalat yang diridhai Allah SWT. Hendaklah dipenuhi adab-adab

dalam shalat itu. Adab-adab dalam shalat dibagi dua:

Pertama: Adab-adab Umum, yaitu ―segala adab yang mesti dilaksanakan diseluruh shalat, tidak

ditentukan dengan sesuatu rukun, atau perbuatan‖

Kedua: Adab-adab khusus, yaitu ―segala adab yang ditentukan dengan sesuatu rukun, baik

perbuatan ataupun bacaan‖

Adab-adab Khash (khusus) dibagi kepad Dua, yaitu:

1. Adab khash yang dhahir, dikerjakan oleh anggota-anggota lahir dibawah perintah anggota

bathin. Adab bertakbiratul Ikhram, Hendaklah kita angkat kedua belah tangan kita kedaun telinga

kita, bertentangan tangan-tangan itu dengan bahu, dengan menghadapkan anak-anak jari kedua

tangan kekiblat serta mengembangkan keduanya. Sesudah itu, Ucapkanlah takbiratul Ikhram,

Yaitu اهللا ا کجش ―Allah Maha Besar‖.

2. Adab khash bathin, dikerjakan oleh anggota bathin, lahir bekasannya pada anggota lahir.

Dan Janganlah kita melafadhkan, lafadh niat sebelum bertakbir itu, Kerena Nabi SAW, Khulafaur

Rasyidin, Para sahabat tidak melafadhkan dan tidak pula menyuruh melafadhkan

Shalat ialah berharap diri kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyuan dan

keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan, yang mulia dengan takbir dan diakhiri

dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara.

Dalil yang mewajibkan tentang solat banyak sekali, baik dalam Al-Qur‘an maupun dalam hadist

Nabi Muhammad saw. Ssalah satu dalilnya Qs Al-baqarah ayat 43 yang artinya:

―dan laksanakan shalat, tunaikan zakat, dan rukulah beserta orang yang ruku‖

Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan kedalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara

pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil.

1. Syarat-syarat wajib shalat

a. Beragama Islam

b. Sudah baligh

c. Berakal

d. Suci dari haid dan nifas

e. Telah mendengarajakan dakwah islam

2. Syarat-syarat sah shalat

a. Suci dari dua hadist (kecil dan besar)

b. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat najis

c. Menutup aurat.

d. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat.

e. Menghadap kiblat

f. Mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunah

g. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat

Page 26: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

16

Buku Mentor Karisma 34

Birrul Walidain

A. Pengertian Birrul Walidain

حسان ين ا كوا بو شيئا وبلوال وال تش اواعبدوا الله

Artinya :

―Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat

baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak.‖ (An Nisa‘: 36).

Birrul Walidain terdiri dari kata birru dan walidain. Birru atau al-birru berarti kebajikan

dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Birrul walidain berarti berbuat baik

kepada kedua orang tua.

Dari ayat diatas secara jelas Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk beruat

baik kepada kedua orang tua. Kenapa kita harus berbuat baik kepada orang tua? Karena oleh

mereka kita dilahirkan,karena oleh mereka kita didik yang awalnya tidak dapat melakukan

apapun, kita belum bisa berjalan,kita belum bisa berbicara ,kita belum bisa makan sendiri , kita

belum bisa mandi sendiri kedua orang tualah yang tanpa letih membimbing kita sehingga kita

secerdas ini.

Sekarang kita bisa seperti ini adalah hasil kerja keras orang tua yang memberikan

pendidikan yang terbaik kepada kita. Kita disekolahkan disekolah yang baik, dibimbing untuk

dapat bergaul dengan orang-orang baik, diberi kecukupan dari segi materi itu semua hasil kerja

keras orang tua kita. Orang tua melakukan itu semua hanya ingin kita menjadi anak yang sholeh,

yang taat kepada orang tua sehingga dapat membahagiakannya.

Apakah selama ini kalian merasa sudah membahagiakan orang tua?????

B. Bentuk-bentuk birrul walidain

QS Al Israa‟ 17:23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain

Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah

seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.

a. Ketika Orang Tua Masih Hidup

a) Mentaati semua perintah orang tua selagi perintah itu bukan menjerumuskan kita kepada

kemaksiatan. ―Kalau mereka berupaya mengajakmu berbuat kemusyrikan yang jelas-

jelas tidak ada pengetahuanmu tentang hal itu, jangan turuti; namun perlakukanlah

keduanya secara baik di dunia ini.‖ (Luqmaan : 15)

b) Hendaknya kita bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut kepada orang tua.

c) Mendoakanya dan meminta pengampunan untuknya, doa untuk orang tua :

را اللهم اغفرلي ولوالدي وارحمهماكمارب ياني صغي

Artinya :

―Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka

menyayangiku diwaktu kecil‖

Page 27: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

17

Buku Mentor Karisma 34

d) Membantu dengan harta jika sudah memilii penghasilan sendiri.

e) Meminta ijin dan restu jika kita akan melakukan sesuatu, seperti jika kita akan melakukan

ujian hendaknya kita meminta doa terlebih dahulu kepada kedua orang tua kita. Atau

ketika hendak pergi kesekolah biasakan untuk mencium tangan orang tua. Rosulullah saw

pernah berkata dalam sebuah hadits (Keridhoan Allah berada pada keridhoan orangtua

dan kemarahan Allah berada pada kemarahan orangtua)

f) Bermusyawarahlah dengan kedua orang tua dalam kegiatanmu, jika berselisih paham

berikan alasan tetap dengan bahasa yang santun.

b. Ketika Orang Tua sudah meninggal

a) Menshalatkannya ketika ia meninggal

b) Mendoaknya agar diampuni dosa-dosanya, karena salah satu amalan yang tiada putus

meski seseorang telah meninggal adalah doa anak sholeh yang selalu mendoakan kedua

orang tuanya.

c) Mengerjakan wasiat yang diperintahkan oleh orang tua, selagi wasiat itu baik.

d) Membayar hutang-hutang nya.

e) Menyambung tali silahturahmi kepada teman-teman orang tua kita. Seperti dalam hadits

Rosulullah dari sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‗anhuma. artinya sebagai

berikut :

―Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Sesungguhnya

termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman

bapaknya sesudah bapaknya meninggal ‖.

C. Keutamaan Birrul Walidain

a. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu amalan yang paling

utama selain sholat dan jihad dijalan Allah.

b. Ridho Allah bergantung ridho orang tuannya.

c. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu sebab-sebab diampuni

dosa-dosanya, seperti dijelaskan dalam firman Allah :

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu

bapaknya….”, hingga akhir ayat berikutnya : “Mereka itulah orang-orang yang

kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami

ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai

janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaf 15-16)

d. Taat kepada kedua orang tua merupakan salah satu jalan menuju surga seperti dalam

hadist ―Orang tua adalah „pintu pertengahan‟ menuju Surga. Bila engkau mau,

silakan engkau pelihara. Bila tidak mau, silakan untuk tidak memperdulikannya.‖

(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

e. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu bentuk jihad , Abdullah bin

Amru bin Ash meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada

Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam. Beliau bertanya, ―Apakah kedua orang

tuamu masih hidup?‖ Lelaki itu menjawab, ―Masih.‖ Beliau bersabda, ―Kalau begitu,

berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.‖ (Riwayat Al-Bukhari dan

Muslim)

D. Akibat Bagi yang Tidak Berbakti Kepada Orang Tua

Tersebutlah seorang ahli ibadah pada masa Muhammad Rosululloh SAW. Hari-hari digunakan untuk berdzikir dan mengerjakan sholat tahajjud. Ia pun senang bersedekah dan mengerjakan kebaikan-kebaikan. Orang-orang memanggil Alqomah. Ia tinggal di sebuah rumah bersama istri yang dicintainya. Sementara ibu Alqomah yang sudah tua tinggal sendiri di desa.

Page 28: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

18

Buku Mentor Karisma 34

SUATU ketika Alqomah jatuh sakit. Makin lama sakitnya makin para. Hingga ia pun tidak bisa berbuat apa-apa melainkan hanya berbaring di atas tempat tidur. Istrinya yang merasa bahwa Alqomah sedang mengalami naza’ atau sakaratulmaut mengutus seseorang untuk melaporkan keadaan ini kepada Rasululloh SAW. Setelah mendengar cerita itu, Rasullullah mengutus tiga orang sahabat yaitu Bilal, Amar dan Suhaib untuk menengok Alqomah. Beliau berpesan agar mereka mengajarkan kalimat talqin pada Alqomah. Sesampainya di rumah Alqomah, ketiganya langsung menemui Alqomah yang sedang mengalami sakaratulmaut. Mereka lalu menuntunnya agar melafatkan kalimat Laa ilaaha illallah. Tetapi apa yang terjadi ? Mulut Alqomah tidak terbuka sedikitpun. Berkali-kali ketiga pemudah itu mengajarkan, berkali-kali pula mulut Alqomah seperti terkunci. Ketiganya heran. Padahal Alqomah adalah orang yang ahli ibadah, tapi kenapa tidak bisa membaca kalimat sesederhana itu. Dengan menyimpan rasa tidak percaya ketiganya pulang menghadap Rasullulah. Mereka langsung menceritakan kejadian itu. Rasullulah bertanya. ‘’Apakah orang tua Alqomah masih hidup?’’ ‘’Wahai Rasullullah…Alqomah mempunyai seorang ibu yang tua’’ ‘’Kalau begitu pergilah kalian menemui Ibunda Alqomah. Jika ia masih kuat untuk berjalan, mintalah ia agar datang kemari. Tapi jika tidak, biar aku saja yang kesana’’ Maka pergilah Bilal, Amar dan Suhaib ke rumah Ibunda Alqomah. Sesampainya disana mereka langsung mengutarakan maksud kedatangan mereka. Tanpa berpikir panjang Ibunda Alqomah bergegas memenuhi panggilan Rosululloh walaupun berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat. Sesampainya di rumah Rosululoh, Ibunda Alqomah diberitahu mengenai keadaan anaknya. Namun ia nampak biasa saja mendengar berita itu seolah tidak mau tahu tentang apa yang sedang dialami oleh Alqomah. Hal ini membuat Rosululloh ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi antara ibu dan anak tersebut. “Wahai Ibunda Alqomah….Aku ingin bertanya kepadamu dan jawablah pertanyaanku dengan jujur. Bagaimana penyaksian Ibu terhadap putra Ibu yang bernama Alqomah….?”

Ibunda Alqomah diam sejenak, lalu berkata…. “Alqomah adalah seorang anak laki-laki yang ahli sholat, ahli puasa dan ahli shodaqoh…Akan tetapi….”

Ibu Alqomah tidak meneruskan kalimatnya. Matanya berkaca-kaca seolah memendam suatu beban perasaan yang sangat berat. “Akan tetapi apa…Ibu…?” tanya Rosululloh. “Aku sangat marah kepadanya…”

Ibu Alqomah tidak dapat membendung air matanya. Ia menangis terisak-isak dihadapan Rosululloh. “Apa masalahnya….Ibu….?”

“Semenjak Alqomah menikah dengan perempuan yang dicintainya… ia mulai melupakan aku…. meremehkan aku…. ia lebih mementingkan kepentingan istrinya daripada aku. Ia lebih mendengar kata-kata istrinya daripada nasehatku. Padahal akukan ibunya… aku sangat sakit hati, karena Alqomah tidak pernah sedikitpun menyadari kesalahannya lalu minta maaf kepadaku… yaaahh…. sampai sekarang aku tidak ridho kepadanya…”

Rosululloh telah menemukan jawaban atas keadaan yang dialami Alqomah. Kemarahan ibunyalah yang menyebabkan Alqomah mengalami beratnya sakaratulmaut, karena lisannya tidak mampu melafadzkan kalimat “Laa ilaaha illalloh…”

“Wahai Bilal…” panggil Rosululloh. “Cari dan kumpulkan kayu bakar yang banyak”

Ibunda Alqomah merasakan sesuatu yang janggal dari ucapan Rosululloh.

Page 29: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

19

Buku Mentor Karisma 34

“Untuk apakah kayu bakar itu, wahai Rosululloh…apa yang akan kau perbuat terhadap Alqomah?”

“Membakarnya” jawab Rosululloh singkat. “Apa?! Wahai Rosululloh…betapapun marahnya aku kepada Alqomah, mana mungkin aku sampai hati kalau ia dibakar api…mohon jangan lakukan itu…”

“Tahukah Ibu…Adzab Alloh lebih mengerikan dan lebih kekal. Kalau memang Ibu ingin Alloh mengampuni dosa Alqomah, maka Ibu harus mau memaafkan semua kesalahan Alqomah terhadap Ibu lalu Ibu meridhoinya…Sebab semua ibadah yang telah dikerjakan Alqomah, seperti, sholat, berpuasa dan bersedekah, semua itu tidak ada artinya bagi Alqomah selama Ibu masih memendam amarah terhadapnya..”

Walau bagaimanapun, orang tua tetaplah orang tua yang tidak mungkin tega melihat anaknya menderita. Ibunda Alqomah pun tidak rela kalau anaknya mendapat adzab dari Alloh. “Baiklah wahai Rosululloh, aku bersaksi kepada Alloh dan para malaikatNya. Aku juga bersaksi dihadapan orang-orang iman yang hadir disini nahwa sekarang juga aku memaafkan semua kesalahan yang pernah dilakukan oleh Alqomah terhadapku…dan aku meridhoinya…”

“Bilal…!”

“Ya, Rasululloh…”

“Pergilah ke rumah Alqomah. Lihatlah, apakah ia sudah bisa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh….aku kuwatir jangan-jangan pernyataan Ibunda Alqomah tadi tidak berasal dari dalam hatinya melainkan hanyalah sungkan kepadaku”

Berangkatlah Bilal menuju rumah Alqomah. Begitu sampai didepan rumah ia menjumpai telah banyak orang-orang berdatangan. Tiba-tiba Bilal mendengar suara Alqomah dengan Faseh dan jelas melafadzkan kalimat Laa ilaaha illalloh…

Sampai didalam rumah Bilal menjumpai Alqomah telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Lalu Bilal berkata…. “Wahai orang-orang yang hadir disini. Ketahuilah bahwa amarah ibunya telah menghalang-halangi Alqomah untuk membaca kalimat talkin. Dan sekarang berkat ridho ibunya ia bisa mengucapkan kalimat itu…”

Tak lama kemudian Rosululloh beserta orang-orang iman datang berta’ziyah. Mereka lalu memandikan, mengkafani dan mensholati jenazah Alqomah. Kemudian diantar beriringan oleh Rosululloh dan orang-orang iman menuju tempat pemakaman. Pemakaman Alqomah pun selesai dilaksanakan. Sementara para pengantar masih berada ditempat pemakaman, Rosululloh bersabda…. “Wahai orang-orang iman, muhajir dan anshor……Siapa saja yang mengutamakan kepentingan istrinya hingga melalaikan ibunya, maka ia akan mendapatkan laknat Alloh, laknat para Malaikat dan laknat semua para manusia. Alloh tidak menerima amal ibadahnya, baik yang wajib maupun yang sunnah, kecuali jika ia bertaubat dan berbuat baik serta mencari ridho ibunya. Sebab ridho Alloh beserta ridhonya ibu dan murka Alloh beserta murkanya ibu”. Sharing :

1. Ceritakan pengalaman adik-adik yang membuat orang tua merasa senang?

2. Apa saja kah hal-hal yang biasa adik-adik lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua?

3. Hikmah atau pelajaran apa yang bisa diambil dari cerita al qomah tersebut.....

Page 30: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

20

Buku Mentor Karisma 34

Materi 5S (Senyum , Sapa, Salam, Sopan & Santun)

TUJUAN • Peserta mengetahui pengertian dari 5S

• Peserta dapat mengaplikasikan 5S dalam kehidupan sehari-hari

METODE PENDEKATAN • Ceramah dan diskusi

BAHASAN

5 (Lima) S K.H. Abdullah Gymnastiar

Suatu saat, adzan Maghrib tiba. Kami bersegera shalat di sebuah mesjid yang dikenal dengan

tempat mangkalnya aktivis Islam yang mempunyai kesungguhan dalam beribadah. Di sana tampak

beberapa pemuda yang berpakaian ―khas Islam‖ sedang menantikan waktu shalat. Kemudian, adzan

berkumandang dan qamat pun segera diperdengarkan sesudah shalat sunat. Hal yang menarik adalah

begitu sungguh-sungguhnya keinginan imam muda untuk merapikan shaf. Tanda hitam di dahinya, bekas

tanda sujud, membuat kami segan. Namun, tatkala upaya merapikan shaf dikatakan dengan kata-kata

yang agak ketus tanpa senyuman, ―Shaf, shaf, rapikan shafnya!‖, suasana shalat tiba-tiba menjadi tegang

karena suara lantang dan keras itu. Karuan saja, pada waktu shalat menjadi sulit khusyu, betapa pun bacan

sang imam begitu bagus karena terbayang teguran yang keras tadi.

Seusai shalat, beberapa jemaah shalat tadi tidak kuasa menahan lisan untuk saling bertukar

ketegangan yang akhirnya disimpulkan, mereka enggan untuk shalat di tempat itu lagi. Pada saat yang

lain, sewaktu kami berjalan-jalan di Perth, sebuah negara bagian di Australia, tibalah kami di sebuah

taman. Sungguh mengherankan, karena hampir setiap hari berjumpa dengan penduduk asli, mereka

tersenyum dengan sangat ramah dan menyapa ―Good Morning!‖ atau sapa dengan tradisinya. Yang

semuanya itu dilakukan dengan wajah cerah dan kesopanan. Kami berupaya menjawab sebisanya untuk

menutupi kekagetan dan kekaguman. Ini negara yang sering kita sebut negara kaum kafir.

Dua keadaan ini disampaikan tidak untuk meremehkan siapapun tetapi untuk mengevaluasi kita,

ternyata luasnya ilmu, kekuatan ibadah, tingginya kedudukan, tidak ada artinya jikalau kita kehilangan

perilaku standar yang dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga mudah sekali merontokan kewibawaan

dakwah itu sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dengan berinteraksi dengan sesama ini, bagaimana

kalau kita menyebutnya dengan 5 (lima) S : Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.

Kita harus meneliti relung hati kita jikalau kita tersenyum dengan wajah jernih kita rasanya ikut

terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak didengar

daripada dengan wajah bengis dan ketus. Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat

gelap dan tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita termasuk orang yang senang tersenyum

untuk orang lain? Mengapa kita berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun.

Padahal Rasulullah yang mulia tidaklah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan wajah yang

jernih dan senyum yang tulus. Mengapa kita begitu enggan tersenyum? Kepada orang tua, guru, dan

orang-orang yang berada di sekitar kita?

S yang kedua adalah salam. Ketika orang mengucapkan salam kepada kita dengan keikhlasan,

rasanya suasana menjadi cair, tiba-tiba kita merasa bersaudara. Kita dengan terburu-buru ingin

menjawabnya, di situ ada nuansa tersendiri. Pertanyaannya, mengapa kita begitu enggan untuk lebih dulu

mengucapkan salam? Padahal tidak ada resiko apapun. Kita tahu di zaman Rasulullah ada seorang

sahabat yang pergi ke pasar, khusus untuk menebarkan salam. Negara kita mayoritas umat Islam, tetapi

mengapa kita untuk mendahului mengucapkan salam begitu enggan? Adakah yang salah dalam diri kita?

S ketiga adalah sapa. Mari kita teliti diri kita kalau kita disapa dengan ramah oleh orang lain

rasanya suasana jadi akrab dan hangat. Tetapi kalau kita lihat di mesjid, meski duduk seorang jamaah di

sebelah kita, toh nyaris kita jarang menyapanya, padahal sama-sama muslim, sama-sama shalat, satu shaf,

Page 31: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

21

Buku Mentor Karisma 34

bahkan berdampingan. Mengapa kita enggan menyapa? Mengapa harus ketus dan keras? Tidakkah kita

bisa menyapa getaran kemuliaan yang hadir bersamaan dengan sapaan kita?

S keempat, sopan. Kita selalu terpana dengan orang yang sopan ketika duduk, ketika lewat di

depan orang tua. Kita pun menghormatinya. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang sopan

ketika duduk, berbicara, dan berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua? Sering kita tidak mengukur

tingkat kesopanan kita, bahkan kita sering mengorbankannya hanya karena pegal kaki, dengan

bersolonjor misalnya. Lalu, kita relakan orang yang di depan kita teremehkan. Patut kiranya kita bertanya

pada diri kita, apakah kita orang yang memiliki etika kesopanan atau tidak.

S kelima, santun. Kita pun berdecak kagum melihat orang yang mendahulukan kepentingan orang

lain di angkutan umum, di jalanan, atau sedang dalam antrean, demi kebaikan orang lain. Memang orang

mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain, untuk kebaikan. Ini adalah sebuah pesan

tersendiri. Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kesantunan yang kita miliki? Sejauh mana hak kita

telah dinikmati oleh orang lain dan untuk itu kita turut berbahagia? Sejauh mana kelapangdadaan diri kita,

sifat pemaaf ataupun kesungguhan kita untuk membalas kebaikan orang yang kurang baik?

Saudara-saudaraku, Islam sudah banyak disampaikan oleh aneka teori dan dalil. Begitu agung dan

indah. Yang dibutuhkan sekarang adalah, mana pribadi-pribadi yang indah dan agung itu? Yuk, kita

jadikan diri kita sebagai bukti keindahan Islam, walau secara sederhana. Amboi, alangkah indahnya wajah

yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas, membahagiakan siapapun. Betapa nyamannya suasana

saat salam hangat ditebar, saling mendo‘akan, menyapa dengan ramah, lembut, dan penuh perhatian.

Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan dengan siapapun dan dalam kondisi

bagaimana pun. Betapa nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain,

rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada,, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan

dengan kebaikan serta kemuliaan.

Saudaraku, Insya Allah. Andai diri kita sudah berjuang untuk berperilaku lima S ini, semoga kita

termasuk dalam golongan mujahidin dan mujahidah yang akan mengobarkan kemuliaan Islam

sebagaimana dicita-citakan Rasulullah SAW, Innama buitsu liutammima makarimal akhlak,

―Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.***

Page 32: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

22

Buku Mentor Karisma 34

Materi Amanah dan Jujur

Tujuan :

1. Adik mampu menerapkan sikap amanah dan jujur dalam kehidupan sehari-hari

Amanah dan Jujur dalam Islam

Amanah dan Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan

kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri-Nya dengan Al-

Haq yang artinya Mahabenar. Begitu juga para nabi dan Rasul-Nya selalu mempunyai sifat Ash-

Shidq yang berarti jujur. Jujur mempunyai banyak manfaat dan khasiat bagi pelakunya baik di dunia

maupun di akhirat. Setidaknya ada enam manfaat bagi orang yang jujur dalam perkataan maupun

perbuatannya. Rasulullah juga memiliki sikap amanah, yang berarti dapat dipercaya atau dapat

diandalkan.

Kejujuran dan sikap amanah membedakan muslim yang beriman dan muslim yang munafik. Dari Abu

Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong,

jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat" (H.R. Bukhari no.33)

Manfaat Sikap Amanah dan Jujur

Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak

takut akan diketahui kebohongannya. Rasulullah Salallahu ‗Alahi Wassalam bersabda, ‖Tinggalkanlah

apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan

sedangkan dusta adalah keraguan.‖ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

Kedua, mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Rasulullah SAW bersabda, ‖Dua orang yang berjual

beli mempunyai pilihan (untuk melanjutkan transaksi ataupun membatalkannya) selama mereka belum

berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan barangnya maka akan diberkahi jual beli mereka, dan jika

mereka merahasiakan dan berdusta maka dihilangkan keberkahan jual beli mereka.‖ (HR Bukhari)

Ketiga, mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

‖Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan

orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.‖ (HR Muslim) .

Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi

pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda, ‖Berperangailah

selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia

merupakan keselamatan.‖ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu‘tamir).

Kelima, dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, ‖Berikanlah kepadaku

enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga: jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika

engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu,

dan jagalah tanganmu.‖ (HR Ahmad dari riwayat ‗Ubadah bin Ash-Shamit).

Keenam, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‖Jika engkau ingin dicintai oleh

Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan

berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.‖ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali,

terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada,

Page 33: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

23

Buku Mentor Karisma 34

kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati

nurani seseorang.

Jujur dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari kejujuran bisa kita terapkan pada banyak hal. Misalnya, sebagai pelajar, kita

harus jujur ketika menghadapi ujian. Jika guru kita meminta kita mengerjakan ujian sendirian, maka kita

tidak boleh berlaku curang dengan mencontek atau bekerjasama dengan teman kita. Atau ketika

membayar uang jajan di kantin yang tidak ditunggui pedagangnya, uang yang kita bayarkan harus tetap

sesuai harganya. Kita juga harus berkata jujur ketika kita terlambat datang ke sekolah dan ditanya

alasannya oleh guru.

Sikap jujur juga disenangi orang lain. Jika kita punya teman yang pembohong rasanya tidak enak bukan?

Berteman dengan orang yang suka berbohong membuat kita susah percaya padanya, dan juga membuat

kita selalu berprasangka buruk kepada teman kita. Begitu juga sebaliknya, teman–teman kita pasti lebih

senang berteman dengan orang yang jujur. Maka jadilah orang yang jujur dan bisa dipercaya orang lain.

Dengan begitu kita memberi teman kita rasa aman untuk ada di dekat kita dan membuat teman kita

percaya pada kita.

Sebagai muslim kita harus mencontoh dan mencontohkan yang baik. Rasulullah adalha orang yang begitu

jujur, sehingga sebelum diangkat menjadi Rasul tidak ada yang meragukan perkataannya. Kejujuran

Rasulullah inilah salah satu alasan Abu Bakar dan Khadijah tidak ragu untuk beriman kepada Allah dan

memeluk Islam. Bahkan ketika telah menjadi Rasul pun, orang-orang kafir masih mempercayai beliau

dalam hal perniagaan. Tugas kita sekarang adalah mencontoh teladan Rasulullah dan mencontohkannya

pada teman-teman kita di sekolah.

Jujur bukan hanya berarti berkata yang benar. Tapi juga melakukan sesuatu yang benar dan sesuai

perkataan. Bersikaplah jujur secara keseluruhan.

Page 34: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

24

Buku Mentor Karisma 34

Ma’rifatul Insan Alokasi waktu : 2 x pertemuan

Sasaran :

1. Adik dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki

2. Adik mampu mengapresiasi keahlian diri sendiri dan orang lain

3. Adik terdorong untuk prestatif dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki

BEKAL KITA SUNGGUH LUAR BIASA

Manusia dimuliakan oleh Allah SWT atas segala ciptaan-Nya karena diberikan tiga hal : ditiupkan

ruh (Q.S. 32: 9), diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (Q.S. 17:

70), ditundukkannya alam semesta padanya (Q.S. 2: 29).

Meskipun memang manusia bukan makhluk sempurna. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan

untuk menyerah pada keadaan. Kita tidak diciptakan untuk bisa hidup dalam air, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan kapal laut dan kapal selam untuk mengarungi perairan yang

luas dan dalam. Kita tidak dikaruniai sayap untuk bisa terbang sebagaimana burung, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan berbagai macam peralatan yang memungkinkan kita untuk

terbang di angkasa, bahkan ke luar angkasa. Allah benar-benar telah memberikan anugerah yang besar

kepada kita, manusia. Subhanallah, Maha Suci Allah.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah SWT berikan kepada kita adalah diciptakan-Nya kita

menjadi manusia (QS. At Tiin (95) : 4). Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah, manusia diciptakan

secara sempurna. Potensi-potensi yang dimilkikinya dapat membawa kemuliaan dan keutamaan serta

dapat menjalankan amanah. Terkadang anugerah sebagai manusia inilah yang sering kali dilupakan. Kita

sibuk memikirkan dan menghitung kelebihan orang lain. Kita merasa menjadi orang yang tidak

beruntung. Sering kali kita menghitung kekurangan dan ketidakberuntungan kita dibandingkan dengan

orang lain. Padahal setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu manusia pun yang

sama karakternya, walau pun mereka kembar identik. Oleh karena itu, masing-masing kita pada dasarnya

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, tinggal bagaimana kita menggalinya dan mengasahnya.

Maka dari itu, mulailah untuk fokus terhadap apa yang sudah Allaah beri, bukan terus-terusan iri terhadap

apa-apa yang tidak kita miliki. Jangan terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan para ahli.

Temukan potensi positif yang dimiliki, dan kembangkan itu dengan cara kita masing-masing.

Penggalian minat, bakat, keterampilan dan kecenderungan perlu diasah sedini mungkin, yakinlah

bahwa Allah telah menciptakan kita di dunia dengan spesialis dan bawaan yang hanya dimiliki oleh kita

saja. Allah tidak membuat kopiannya lagi. Masing-masing kita adalah ciptaan yang berkategori ―Master

Piece‖, tidak ada yang sama. Jika kita tidak mengenali dan mengasah potensi diri kita, sama saja kita

tidak bersyukur atas karunia-Nya.

Allah berfirman: “Katakanlah : tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al Israa‟ (17) : 84).

Seorang muslim harus menyadari posisinya di sisi Allah dan bagaimana kita memaksimalkan

apa yang Allah berikan pada diri kita dalam rangka memaksimalkan ibadah kita kepada-Nya sebagai

tanda syukur. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allaah telah menganugerahi kita dengan akal dan potensi

kebaikan.

Sayyid Quthb berkata : Islam datang untuk menghapus kejahiliahan dan membangun

kehidupan bercorak islami. Seandainya saja muslim benar-benar memahami ini, maka seluruh umat islam

Page 35: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

25

Buku Mentor Karisma 34

akan bersungguh-sungguh dalam hidupnya, mengerjakan apa yang bisa dia kerjakan, mengerahkan

seluruh yang bisa dia upayakan. Karena meski sekarang masih belum sehebat tokoh-tokoh inspiratif atau

orang-orang hebat lainnya, yakinlah bahwa bahkan setetes airpun sanggup membelah batu yang keras jika

tetesan itu jatuh terus-menerus tak putus asa.

Mari Mengapresiasi

Karena kita semua rasanya sepakat bahwa beda orang beda potensinya, maka betapa indahnya

jika kita tidak lagi meremehkan hal-hal kecil yang orang lain lakukan. Karena apa yang terlihat remeh itu

belum tentu bisa kita lakukan seperti orang lain melakukannya, begitu pula sebaliknya.

Belajar mengapresiasi diri bisa dilakukan dengan cara

melakukan pujian bagi diri terhadap berbagai hal positif yang telah ada pada diri (tidak berlebihan,

memuji apa adanya), melakukan afirmasi positif terhadap diri atas berbagai hal baik yang telah kita

lakukan (misalnya, mengatakan pada diri sendiri bahwa apa yang telah kita kerjakan merupakan hal yang

baik sekali sekaligus memotivasi diri untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi), memberi reward

pada diri sendiri atas sebuah pencapaian (misal, membeli beberapa buku bacaan favorit jika indeks

prestasi kuliah meningkat), dan lain sebagainya. Mengapa penting untuk mengapresiasi?

Jika kamu berpikir, "kenapa orang lain telah melakukan pencapaian luar biasa A-Z, sementara

aku masih berada di titik ini?" percayalah, kekecewaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sia-sia.

lakukanlah tindakan nyata untuk meng-upgrade perkembangan diri kita daripada meratapi kemajuan

orang lain dan meremehkan kemajuan diri sendiri.

Entah di mulai sejak kapan kebiasaan ini. Saat berhasil melakukan sesuatu dan mendapatkan

hasil yang memuaskan, saya terbiasa untuk memberikan semacam reward kepada diri sendiri dalam

bentuk membeli suatu barang yang dinginkan atau pergi ke suatu tempat yang bisa membuat saya sangat

senang. Itu semua saya lakukan tanpa lupa bersyukur atas apa yang telah dilalui/diperoleh tentunya.

Saya percaya bahwa setiap usaha/perjuangan yang telah dilakukan pantas diapresiasi oleh diri sendiri

untuk memacu kemampuan diri ini lebih dari yang telah diperoleh. Kebanyakan kita lebih sering

mengapresiasi apa yang diperoleh orang lain ketimbang diri kita sendiri, kepuasan yang tercipta dari

apa yang kita dapatkan seolah bayaran yang pas. Bagi saya kepuasan haruslah dirayakan, walaupun

hanyalah sebatas dengan ucapan, “Congratulation, Dev. ..” dan saya percaya bahwa kalimat itu semua

dapat membuat saya makin berani untuk menghadapi sesuatu yang lebih besar dan rumit ke depannya.1

Maka, mari mengapresiasi diri dan orang lain di sekitar kita. Agar potensi terbaiknya muncul,

tidak patah semangat duluan di tengah jalan. Tapi sebagai pihak yang diberikan apresiasi juga harus selalu

ingat untuk jangan tertipu oleh penilaian manusia.

Keterangan :

1 disadur dari https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

Referensi Materi :

https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/mengembangkan-potensi-diri/

http://menaraislam.com/content/view/145/27/

http://yangberkerudungawan.blogspot.com/2014/03/apresiasi-diri.html

Page 36: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

26

Buku Mentor Karisma 34

SMP BINA LANJUTAN

Ma'rifatullah

―Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‗Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan

menundukkan matahari dan bulan?‘ Tentu mereka akan menjawab, ‗Allah‘. Maka betapakah mereka

dapat dipalingkan dari jalan yang benar‖ (QS Al-Ankabut: 61).

Pada sebuah pertandingan bola voli antar-RT memperingati hari proklamasi di bilangan Mampang Jaksel,

seorang penonton, sebut saja Nico, merasa jengkel melihat ulah seorang bapak setengah baya yang

menyandera bola voli dengan cara mendudukinya. Karuan beberapa jenak pertandingan sempat terhenti.

Bola voli itu disandera akibat smash salah seorang pemain di seberang net tepat mengenai tubuh bapak

yang dikenal bernama Haji Mugni.

Panitia hanya diam saja. Melihat pemandangan itu, Nico yang baru sebulan tinggal di sebuah rumah

kontrakan dekat lapangan bola voli, langsung mendekati Haji Mugni yang belum dikenalnya. Nico

mengumpat kesal sembari merebut bola voli yang diduduki Haji Mugni, lalu melemparkannya ke tengah

lapangan. Pertandingan voli dilanjutkan kembali. Haji Mugni diam saja. Panitia salut dengan keberanian

Nico. Setelah kejadian itu, salah seorang panitia membisikkan sesuatu ke telinga Nico. Aneh. Wajah Nico

langsung pucat. Selidik punya selidik, rupanya panitia itu baru saja memberi tahu bahwa orang yang

bernama Haji Mugni itu adalah seorang jawara yang disegani.

Begitulah Nico, lantaran belum mengenal (ma‘rifah) Haji Mugni ia berani menentang Haji Mugni. Tapi

setelah diperkenalkan oleh seseorang, siapa sesungguhnya Haji Mugni, muncullah rasa takutnya. Sama

halnya dengan seorang anak balita yang ―berani‖ menyentuh api atau memegang kabel listrik bertegangan

tinggi. Tindakan itu sama sekali bukan tindakan berani, tapi sekali lagi karena faktor ketidaktahuan.

Dalam Islam, orang-orang yang ―berani‖ melanggar ketentuan Allah, apakah itu shalat, puasa, atau zakat,

dalam beberapa kasus hal itu disebabkan lantaran mereka belum ma‘rifah kepada Allah dalam arti

sesungguhnya. Ini mirip dengan kisah orang-orang kafir Quraisy pada masa Rasulullah Saw. yang apabila

ditanyakan kepada mereka siapa yang menurunkan hujan dari langit dan yang menumbuhkan pepohonan

dari bumi, mereka akan menjawab Allah. Tapi, bila mereka diperintahkan untuk meng-Esa-kan Allah dan

menjauhi penyembahan berhala, mereka akan mengatakan bahwa penyembahan berhala yang mereka

lakukan adalah warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dalam Islam, mengenal Allah (ma‘rifatullah) adalah persoalan penting dan wajib, karena hal ini

menyangkut aqidah.

―Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi

dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu

berusaha dan tempat tempat tinggalmu‖ (QS Muhammad: 19).

Dalam ayat ini, Allah Swt. menggunakan fi‘il amr (kata kerja perintah) yang berarti wajib setiap Muslim

untuk ma‘rifah kepada Allah.

Kenal bukan hanya sekedar tahu. Kita tahu Bush Presiden Amerika Serikat, tapi kita baru kenal Bush

setelah membaca dan melihat sepak terjangnya yang angkuh, arogan, hobi berperang, dan menindas umat

Islam lewat televisi dan media cetak. Dari informasi-informasi tersebut, akhirnya kita menyimpulkan

bahwa kezaliman Bush harus segera dihentikan. Inilah konsep ma‘rifah yang sebenarnya. Ma‘rifah adalah

sebuah proses perpikir yang menghasilkan tindakan, baik berupa pernyataan maupun sikap.

Page 37: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

27

Buku Mentor Karisma 34

Imam Ghazali menyatakan bahwa ma‘rifah adalah sebuah tingkatan kecerdasan, yaitu mengumpulkan dua

atau lebih informasi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Dan dari kesimpulan itulah muncul tindakan

atau sikap. Bukan ma‘rifah namanya bila apa yang diketahuinya tidak menghasilkan tindakan. Seseorang

yang mengaku mengenal Allah, tapi tidak menghasilkan ketundukkan, ketaatan, loyalitas, dan

penghambaan kepada Allah, sesungguhnya dia berlum ma‘rifah kepada Allah.

Seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu memikirkan kecantikan, kebaikan, kelembutan, dan

keramahan kekasihnya. Memikirkan hal-hal semacam itu sudah cukup membahagiakan hatinya. Selain

itu, ia pun akan selalu menjaga jangan sampai kekasihnya benci dan menjauhi dirinya. Oleh karenanya, ia

akan selalu tampil baik, sopan, ramah, murah hati, dan lembut di depan kekasihnya. Kalaupun ia memiliki

sifat buruk, maka di hadapan kekasihnya ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan sifat-sufat

buruk tersebut. Orang yang tengah jatuh cinta, biasanya selalu berusaha untuk menyelami sifat dan hobi

sang kekasih dan sedapat mungkin berusaha untuk mendekatkan diri dengan sifat dan hobi kekasihnya

itu, meskipun sebenarnya sifat dan hobinya berbeda.

Seperti itulah seharusnya orang yang mengaku ma‘rifah kepada Allah. Mari kita resapi sebuah teladan

tentang ma‘rifatullah seorang anak manusia. Ketika menuruni sebuah lembah, Umar bin Khaththab yang

ditemani salah seorang sahabatnya bertemu dengan seorang anak yang tengah menggembalakan ratusan

ekor kambing milik tuannya. Umar ingin menguji ma‘rifatullah anak tersebut dengan medesaknya agar

mau menjual seekor saja dari kambing gembalaannya. ―Juallah kepadaku salah seekor kambing yang

engkau gembalakan itu,‖ pinta Umar. ―Aku tidak berhak menjualnya, karena kambing-kambing itu milik

tuanku,‖ jawab si penggembala. ―Katakan saja pada tuanmu bahwa salah seekor kambing hilang diterkam

srigala,‖ uji Umar. Dengan tegas si penggembala berkata, ―Aku bisa saja mengatakan salah seekor

kambing milik tuanku hilang atau mati diterkam srigala. Mungkin ia akan mempercayai alasanku, tapi

bagaimana dengan Allah? Bukankah Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui?‖ Mendengar jawaban

itu, Umar menangis terharu. Lalu beliau membebaskan penggembala itu dengan cara menebusnya.

Perhatikanlah! Orang yang ma‘rifah kepada Allah meyakini bahwa setiap gerak langkahnya, ucapannya,

dan getaran hatinya selalu diawasi oleh Allah, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. Semut

hitam yang berjalan di atas batu hitam di malam kelam tak luput dari pengawasan-Nya. Sehelai daun

kering yang jatuh dari pohonnya di tengah hutan belantara tak lepas dari perhitungan-Nya. Sebutir debu

yang diterbangkan angin di tengah padang pasir yang luas ada dalam kuasa-Nya. Deburan ombak di

tengah samudera ada dalam genggaman-Nya.

―Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.

Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluar daripadanya, dan apa yang

turun dari langit dan apa yang naik kepadannya. Dan Dia besamamu di mana saja kamu berada. Dan

Allah Maha Melihat apa kamu kerjakan‖ (QS Al-Hadid: 4).

Dengan keyakinan seperti ini, mereka tidak berani melanggar perintah dan larangan Allah. Mereka tidak

berani memakan harta yang bukan miliknya, mereka tidak berani berdusta, dan mereka tidak berani

melangkah di luar garis yang telah ditetapkan oleh Allah. Setiap pelanggaran akan ada dosa, dan setiap

dosa akan berujung pada siksa api neraka. Ma‘rifatullah akan melahirkan rasa takut pada siksa Allah.

Renungkanlah! Orang yang mengenal Allah dengan pengenalan yang mendalam, yakin bahwa Allah

Maha Pengasih dan Penyayang. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, tapi

sering tidak disadari oleh manusia. Kita sering memuji-muji indahnya pemandangan alam yang terhampar

di depan mata, tapi kita jarang memuji Pemberi mata kita. Kita sering kagum mendengar suara gemercik

air mengalir dari bebatuan, tapi jarang sekali kita mengagumi kepada Pencipta telinga kita. Kita sering

merasakan nikmatnya aneka makanan yang disajikan, tapi kita lupa pada Pemberi lidah.

Page 38: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

28

Buku Mentor Karisma 34

Apa yang akan kita rasakan seandainya Allah me-nonfungsi-kan mata kita? Bagaimana sekiranya Allah

mencabut pendengaran kita? Dan apa yang kita rasakan bila Allah menghilangkan daya kecap lidah kita?

Semua itu mudah bagi Allah. Dan kita dapat menanyakan hal itu kepada orang-orang yang telah

kehilangan nikmat-nikmat tersebut.

Ma‘rifatullah semestinya melahirkan rasa cinta dan ketergantungan kepada Allah. Ma‘rifatullah

seharusnya memunculkan berbagai macam harapan, kiranya Allah mempertahankan dan menambah

semua nikmat dan karunia yang telah Ia berikan.

Ma‘rifah kepada Allah dapat kita lakukan dengan cara memikirkan dan menganilisis semua ciptaan Allah

di jagat raya ini. Rasulullah Saw. bersabda, ―Tafakkaruu fi khalqillaah, walaa tafakkaruu fi dzatillaah.‖

Pikirkanlah ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan pikirkan tentang Dzat Allah. Al-Qur`an banyak mendorong

kita untuk mendayagunakan potensi akal kita untuk mengenal Allah.

―Kami telah memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri

mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur`an itu adalah benar. Dan apakah Rabbmu

tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?‖ (QS Fushshilat: 53).

Sementara itu, kebodohan (jahl), kesombongan (takabbur), penyimpangan, dan kezaliman adalah

penyakit-penyakit yang dapat menghambat seseorang untuk ma‘rifah kepada Allah. Jauhilah sifat-sifat

tersebut. Semoga Allah menjernihkan hati dan pikiran kita dan menjauhkan diri kita dari penyakit-

penyakit yang dapat menghambat proses ma‘rifah kita kepada Allah. Wallahu a‘lam bishshawab.

Sumber : A green version of http://commons.wikimedia.or...Image via WikipediaOleh Syamsu Hilal

Page 39: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

29

Buku Mentor Karisma 34

Ma’rifaturrasuul

RINCIAN BAHASAN

Makna Risalah dan Rasul

Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah

untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Rasul: Seorang laki-laki (QS. 21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk

melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia.

Pentingnya Iman kepada Rasul

Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali

ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebearnya dari agama

Islam, yaitu tauhidullah.

Juga tidak diangggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak

membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS. 2:285)

Tugas Para Rasul

1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :

a. Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)

b. Tauhidullah (QS. 21:25) (Mengesakan Allah)

c. Basyir wa Nazhir (QS. 6:48) (Menberi kabar gembira dan peringatan)

2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)

Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela

(QS.62:2)

Sifat-Sifat Para Rasul

1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110)

Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)

2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4)

Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang

dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak

mengerjakan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam

(QS.3:161, 53:1-4)

3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)

- Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.

6:34)

- Teladan dalam ketabahan memegang prinsip

- Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS. 59:9)

- Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS. 33:21, 68:4)

REFERENSI

Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71

Al-asyqor, Dr. Umar Sulaiman. Para Rasul dan risalahnya. Pustaka Mantiq

GAMES

A. Judul : Games Ilmu

B. Skema/gambar :

Page 40: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

30

Buku Mentor Karisma 34

C. Media dan Bahan :

1. Sebuah naskah pembahasan

2. Serangkaian petunjuk

3. Tiga lembar kerta bujungsangkar per orang atau kelompok

4. Sebuah gunting atau cutter

D. Langkah-langkah :

Instruksi

Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu

lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya.

Tahap 1

Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan

Tahap 2

Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb:

1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar

2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya

3. Lipat juga 1/3 bagiannya

4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampa salign menutupi

5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter

6. Lihat, apakah lubang-lubang sesuai instruksi

E. Hikmah

1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus mencontohkan

bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian

2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek khidupan kita menjadi

ibadah.

Page 41: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

31

Buku Mentor Karisma 34

Keutamaan Al-quran Sebagai Pedoman Hidup TUJUAN

• Adik mengetahui keunggulan Al-quran sebagai pedoman hidup muslim

METODE PENDEKATAN • Ceramah dan Diskusi

BAHASAN :

―Dan sesungguhnya al-Qur‘an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam . dia dibawa

turun oleh Ar-Ruh Al-Amin, ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang

yangmemberi peringatan,‖ (QS. 26:192-194)

Atas kehendak Allah, Al Qur‘an diturunkan dari Lauhul Mafuzh di bawab oleh Ar Ruh Al-Amin

(ada yang mengartikan Jibril), kedalam hati manusia(Muhammad), agar supaya beliau dapat memberi

peringatan kepada manusia. Hati yang dimaksud disini adalah qalbu yang ghaib, karena Al

Qur‘anpunghaib pula. Tidak mungkin tulisan di atas kertas itu dapat masuk ke dalam hati seseorang. Al

Qur‘an tidak dapat dibuat oleh manusia maupun jin.

Kemudian mungkin akan bertanya lagi mengapa harus Allah?

Karena Dialah yang menciptakan manusia, bumi dan segala isinya serta seluruh makhluk hidup di

dunia ini.

―Dan tidaklah Aku ciptakan seluruh jin dan seluruh manusia melainkan untuk beribadah

kepadaKu ―. (QS : Adz Dzariyat [51] :56).

Demikian pula firman Allah Ta‘ala, ―Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang

berada di antara keduanya kecuali dengan Haq ― (QS : Al Hijr [39] :85).

Demikian juga dalam firman Allah Ta‘ala: ―Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti

itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa

atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu‖. (QS : Ath

Tholaaq [65] :12).

Kembali pada persahabatan kita dengan Al Quran, bahwa ketika kita berinteraksi dengan Al Qur

an entah itu membaca, memahami maknanya, atau menghafalnya maka kita gunakan seluruh potensi dari

tubuh ini. Mata kita gunakan untuk melihat, mulut komat-kamit membaca atau mengejanya, tangan kita

pakai untuk memegangnya, otak berkonsentrasi, telinga mendengar, kaki ditata untuk duduk nyaman,

suara, pernafasan, semuanya kita berdayakan. Subhanallah karena apa? Karena kelak kita akan dihisab,

ketika tubuh dan seluruh anggotanya kita gunakan untuk berinteraksi dengan Al Quran, maka Allahpun

ikut bangga dan senang. Namun sebaliknya jika tubuh dan seluruh anggotanya lebih banyak untuk

bermaksiyat maka rugilah kita. Firman Allah dalam QS Yaa Siiiiiin 65 : ―Pada hari ini Kami tutup mulut

mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa

yang dahulu mereka usahakan.‖

Mengapa harus menjadi sahabat Al Qur an?

Page 42: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

32

Buku Mentor Karisma 34

Ya karena kita adalah muslim, dan sepantasnyalah menjadikan apa-apa yang baik menjadi

sahabatnya. Sahabat diartikan yang selalu menyatu, satu irama, satu tujuan. Sehingga ketika yang kita

jadikan sahabat baik dalam hal ini Al Qur an maka pastilah kita menjadi baik. Oleh karena itu Al Qur an

selain menjadi hukum Islam yang pertama dialah pedoman hidup juga bagi ummat Islam.

Maka tak heran jika generasi sahabat yaitu salafushalih adalah generasi terbaik sepanjang masa di

dunia. Mengapa demikian yak arena mereka para sahabat menjadikan Al Qur an sebagai sahabat. Mereka

adalah generasi pertama umat ini yang telah mendapat rekomendasi dari Allah dan RasulNya, telah

mendapatkan keredhaan dari Allah Azza Wajalla. Karena mereka orang-orang yang langsung menerima

dan mempelajari agama dari Rasulullah SAW. Amalan dan Akidah mereka telah disaksikan Rasulullah.

Firman Allah At Taubah 100 :‖Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama(masuk

Islam) dari golongan muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah

ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surge-

surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah

kemenangan yang besar.‖ Juga Rasulullah bersabda, ―Sebaik-baik manusia adalah generasiku kemudian

setelahnya, kemudian setelahnya‖ (Muttafaq ‗Alaih).

Begitulah Allah menjadikan generasi sahabat mulia karena mereka bersahabat dengan Al Qur an.

Oleh karena itu ketika kita sering berinteraksi dengan Al Qur an maka akan mulia. Karena satu-satunya

kitab yang Allah muliakan adalah Al Qur an. Mendekat dengan Al Qur an maka Allah akan mudahkan

apa saja di dunia dan akhirat.Sebagaimana kita harus dekat dengan Al Qur an maka adalah kewajiban

seorang muslim/ah terhadap Al Qur an adalah

1. At Tilawatu :Membacanya

Tentu dengan bacaan yang benar, karena hukum membaca Al Qur an sesuai dengan kaidah ilmu

tajwid adalah fardhu ‗ain. Namun hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Lantas

bagaimana agar bisa membaca dengan benar? Maka jawabnya harus belajar pada seorang guru dengan

proses talaqqi. Talaqqi adalah belajar membaca Al Quran secara langsung dibimbing oleh seorang guru

Al Qur an. Dalam talaqqi seseorang akan mendapatkan pengarahan yang enar setiap kali salah membaca.

Bacaan Al Qur an bukan berdasarkan ijtihad tetapi riwayat, sehingga harus melalui proses talaqqi

kepada seorang guru dan tidak dapat dipelajari sendiri. Sabda Rasulullah saw,―Orang yang mahir dalam

Al Qur‘an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur‘an dengan terbata-bata

dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.‖ (HR. Muslim dan Ahmad)

Sabda Rasulullah saw,―Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu

kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim

satu huruf akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.‖ (HR. Tirmidzi)

2. Al Hifdzu : Menghafalnya

Al Qur an selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan

kedalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur

keimanan hati seseorang. Allah SWT berfirman : ―Sebenarnya Al Qur an adalah ayat-ayat yang jelas

didalam dada-dada orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang yang

dzalim‖ (QS 29:49), Juga sabda Rasulullah ― Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat

ayat dari Al Qur an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni.‖(HR At Tirmidzi)

Page 43: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

33

Buku Mentor Karisma 34

3. Al Fahmu : Memahami Isinya

Untuk dapat memahami isi Al Qur an haruslah menguasai bahasa arab. Karena jika hanya

membaca terjemahnya saja belum cukup untuk bisa memahami isinya. Al qur an diturunkan dengan

bahasa arab yang sangat tinggi sastranya. Oleh karena itu sebagai muslim yang baik butuh belajar bahasa

Arab. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin

memahami Al Qur an hukumnya fardhu ‗ain.

4. Al ‗Amalu : Mengamalkan

Sebagai seorang muslim, tentu urusan mengamalkan isi Al-Quran sudah menjadi harga mati.

Sebab Al-Quran bukan sekedar kitab untuk dibaca saja, tetapi lebih dari itu, Al-Quran adalah petunjuk

hidup.

Allah SWT berfirman:

―Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur‘an dalam bahasa Arab, dan Kami telah

menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau

Al-Qur‘an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka―.(QS. Thaha: 113)

―Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur‘an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi

peringatan kepada ummul Qura dan penduduk sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari

berkumpul yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk

Jahannam―.(QS. As-Syura: 7)

Namun kita juga perlu tahu bahwa isi Al-Quran itu sangat luas, mencakup wilayah yang menjadi

pokok agama, tetapi juga ada wilayah yang bersifat anjuran. Kalau kita pinjam istilah para ahli fiqih, ada

wajib dan ada sunnah. Ada haram dan ada makruh.Jadi yang harus dijalankan terutama pada bagian yang

paling esensial, seperti urusan dasar aqidah dan syariah.Jadi kami batasi dulu saja, bahwa mengamalkan

isi Al-Quranadalah sesuatu yang mutlak wajibdijalankan, terutamapada wilayah yang paling esensial,

yaitu aqidah dan syariah.

Di tataran aqidah, rasanya sedikit sekali wilayah perbedaan pendapatnya. Beda dengan tataran

syariah yang agak lebih beragam teknis pelaksanaannya. Dan masalah itu nanti akan dibahas pada bab

fiqih.

Tentu saja isi Al-Quran bukan hanya aqidah dan syariah saja, tapi mencakup semua ajaran Allah

SWT. Namun karena jumlah ayat Al-Quran sangat terbatas, yaitu berkisar hanya 6000-an ayat lebih saja,

maka tentu saja detail-detail isi dan teknisnya nanti dijelaskan lewat hadits-hadits nabawi. Boleh dibilang

yang ada di dalam Al-Quran baru sebatas prinsip-prinsip dasarnya.

5. Ad Da‘watu : Mendakwahkan, mengajak orang untuk mengikuti Al Qur an.

Intinya kita tidak boleh sholeh sendirian. Sabda Rasulullah ―Sebaik-baik kalian adalah yang

mempelajari Al Qur an dan mengajarkannya‖ (HR Bukhori)

Diantara keutamaan-keutamaan lainnya yang disebutkan oleh asy Syeikh al Imam Abul Fadhl

Abdurrahman bin Ahmad bin al Hasan ar Roziy al Muqri‘ didalam kitabnya ―Fadho‘ilul Qur‘an‖ adalah :

Page 44: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

34

Buku Mentor Karisma 34

1. Keutamaan Al Qur‘an dibandingkan perkataan-perkataan lainnya: Sabda Rasulullah saw,‖Keutamaan

firman Allah azza wa jalla dibandingkan seluruh perkataan bagaikan keutamaan Allah dengan selain-Nya

(makhluk-Nya.‖ (HR. Ad Darimi)

2. Al Qur‘an lebih dicintai Allah swt daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.

Sabda Rasulullah saw,‖Al Qur‘an lebih dicintai Allah daripada langit dan bumi serta yang ada

didalamnya.‖ (HR. Ad Darimi)

3. Al Qur‘an adalah cahaya ditengah kegelapan

Sabda Rasulullah saw,‖Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur‘an

sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-

sungguh.‖ (HR. Baihaqi)

4. Ahlul Qur‘an adalah keluarga Allah swt

Sabda Rasulullah saw,‖Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.‘ Beliau saw

ditanya,‘Siapa mereka wahai Rasulullah.‘ Beliau saw menjawab,‘mereka adalah Ahlul Qur‘an, mereka

adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.‖ (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

5. Mereka adalah sebaik-baik umat.

Sabda Rasulullah saw,‖Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur‘an dan mengajarkannya.‖ (HR.

Bukhori, Abu Daud dan tirmidzi)

6. Mereka diberikan apa-apa yang diberikan kepada para nabi kecuali wahyu

―Pada hari kiamat didatangkan para pembawa Al Qur‘an lalu Allah azza jalla berkata,‘kalianlah wadah

perkaan-Ku (Al Qur‘an) maka aku berikan kepada kalian apa-apa yang Aku berikan kepada para nabi

kecuali wahyu.‖ …… (Fadhoilul Qur‘an hal 9 – 11)

Tambahan : Keutamaan membaca Al-Qur‘an

Para fuqoha telah bersepakat bahwa membaca Al Qur‘an lebih utama daripada dzikir-dzikir

maupun wirid-wirid lain yang dikhususkan pada suatu masa atau tempat tertentu, sebagaimana

ditunjukkan oleh al qur‘an maupun sunnah.

Diantaranya firman Allah swt :

٠ مشآ زا ا أجشا وج١شاإ بحبد أ اص ٠ؼ از٠ ١ ؤ ش ا ٠جط أل ذ ز

Artinya : ―Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan

memberi khabar gembira kepada orang-orang mu‘min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka

ada pahala yang besar.‖ (QS. Al Isra : 9)

إال خسبسا ١ ال ٠ض٠ذ اظب ١ ؤ خ سح ضفبء ب مشآ ا ي ض

Artinya : ―Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-

orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain

kerugian.‖ (QS. Al Isra : 82)

ػب زصذ شأ٠ز خبضؼب ػ جج مشآ ب زا ا أض ٠زفىش ضبي ضشثب بط ؼ ه ال ر خط١خ هللا

Page 45: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

35

Buku Mentor Karisma 34

Artinya : ―Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan

melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-

perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.‖ (QS. Al Hasyr : 21)

Adapun diantara dalil-dalil dari hadits-hadits Rasulullah saw :

Sabda Rasulullah saw,―Orang yang mahir dalam Al Qur‘an bersama duta-duta mulia lagi suci.

Dan siapa yang membaca Al Qur‘an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua

pahala.‖ (HR. Muslim dan Ahmad)

Sabda Rasulullah saw,―Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu

kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim

satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.‖ (HR. Tirmidzi)

Sabda Rasulullah saw,―Dikatakan kepada para pembawa al Qur‘an : baca dan naiklah serta

tartilkan sebagaimana engkau telah mentartilkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu adalah pada

akhir ayat yang engkau baca.‖ (HR. Ahmad)

Namun para ulama berbeda pandapat tentang perbedaan keutamaan diantara ayat-ayat Al Qur‘an :

Jumhur ulama berpendapat bahwa sebagian surat dan ayat didalam Al Qur‘an lebih utama dari

sebagian yang lain berdasarkan nash-nash yang ada, diantaranya sabda Rasulullah saw,‖Tidakkah kamu

melihat ayat-ayat yang diturunkan pada waktu malam hari dan tidak satupun seperti ayat-ayat itu? Qul

A‘udzu birobbil falaq dan Qul A‘udzu birobbin naas.‖ (HR. Muslim)

Sabdanya saw, ‖Sesungguhnya satu surat didalam Al Qur‘an yang terdapat didalamnya 30 ayat

dapat memberikan syafaat bagi sseseorang sehingga dia diampuni (dosa-dosanya), yaitu surat

Tabarokalladzi biyadihil mulk‘ (Al Mulk).‖ (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Sementara Malik, Abul Hasan al Asy‘ariy, Ibnu Hibban, Yahya bin Yahya dan al Qodhi Abu

Bakar al Baqilani berpendapat bahwa tidak ada didalam Al Qur‘an satu (ayat atau surat) yang lebih utama

dari yang lainnya karena seluruhnya adalah perkataan Allah swt lalu bagaimana sebagiannya lebih utama

dari sebagian yang lainnya? Bagaimana bisa sebagiannya lebih mulia dari sebagian lainnya? Dan agar

tidak membuat bingung adanya yang dilebihkan berarti mengurangi kelebihan yang lainnya, untuk itu

Imam Malik memakruhkan mengulang-ulang bacaan suatu surat sementara tidak pada surat yang lainnya.

(al Mausu‘ah al Fiqhiyah juz II hal 11634)

Banyak sekali kitab-kitab yang mengulas tentang keutamaan membaca Al Qur‘an ini dikarenakan

banyaknya dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut baik dalil-dalil yang bersumber dari Kitabullah

maupun hadits-hadits Nabi saw.

http://www.eramuslim.com/ustadz…/keutamaan-membaca-al-qur-an.htm

jalandakwahbersama.wordpress.com

Page 46: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

36

Buku Mentor Karisma 34

Cinta kepada Khaliq(pencipta) dan Makhluk

ثس هللا اشح اشح١

Materi : Cinta

Tujuan - Memahami makna cinta yang sesuai syariat Islam

- Menjalankan makna cinta sesuai dengan syariat Islam

Materi

Pokok

- Manajemen Cinta

- Pembagian Cinta

- Tanda-tanda Cinta

- Kisah-kisah Cinta

- Hadits tentang Cinta

Managemen

cinta

Bila kita berbicara masalah cinta, tidak akan habis waktu untuk membahasnya. Sayangnya

bahasan cinta tidak jauh seputar masalah antar makhluk. Padahal bahasan cinta itu begitu

luas, segala hubungan baik sesama makhluk maupun dengan sang pencipta dan juga

segala kegiatan yang kita lakukan.

Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Fenomena yang terjadi

sehari-hari mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi motivator aktivitas yang kita

jalankan. Namun perlu juga kita sadari bahwa cinta dapat juga merusak aktivitas kita.

Oleh karena itu disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan seseorang, baik cinta

kepada Allah maupun bukan kepada Allah. Cinta bukan kepada Allah sering membawa

kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan membawa

kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada makhluk membawa ketidakpastian,

penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada Allah akan membawa keyakinan dan

keabadian.

Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh syahwat dan cinta kepada Allah

didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan bila kita

memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh karena itu kita perlu

mengetahui bagaimana mengelola cinta agar bahagia dunia dan akhirat.

Cinta erat kaitannya dengan amal/aktivitas. Amal tanpa cinta akan merusak amal yang

dikerjakan, karena hanya akan menghasilkan rutinitas dan penghayatan yang semu.

Namun sebaliknya apabila amal berdasarkan cinta akan menghasilkan amal saleh yang

dihayati dengan mendalam. Ibadah kepada Allah perlu didasari kecintaan. Dengan adanya

cinta kepada Allah maka kita akan rela dan ikhlas melaksanakan semua perintahnya

bahkan rela berkorban jiwa dan harta.

Page 47: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

37

Buku Mentor Karisma 34

Pembagian

cinta

1. Sesuai syariat

Cinta seorang mu‘min lahir dari ketulusan imannya kepada Allah SWT. Cinta kepada

Allah dan Rasul-Nya mesti diiringi nilai Islam yang benar. Kesalahan dalam mencintai

Rasul akan membawa kepada taqlid yang membabi buta dan menimbulkan figuritas yang

berlebihan bahkan cenderung menjadi tuhan baru.

Cinta berdasarkan syariat akan kekal, tidak saja terjadi di dunia tetapi akan berlanjut

sampai di akhirat. Kasih sayang sebagai wujud dari cinta akan menghaluskan akhlaq dan

melembutkan jiwa. Cinta yang sesuai syariah akan mengarahkan manusia untuk

menyayangi yang lemah dan melindungi yang tua, mengajak kepada kebaikan dan

menguatkan iman.

2. Tidak sesuai syariat

Cinta yang tidak sesuai dengan syariat berdasarkan atas keinginan syahwat. Cinta tanpa

iman hanya memenuhi tuntutan syahwat semata (hawa nafsu). Cinta seperti ini tidak kekal

dan biasanya bersifat materi. Cinta seperti ini hanya akan menyengsarakan manusia

karena akan menggelincirkan manusia pada kehinaan dan penyesalan.

Namun satu hal perlu yang kita perhatikan adalah kecintaan pada syahwat (QS. Ali Imran

(3) : 14) seperti wanita, anak, harta benda, binatang, ladang dan lain-lain dibenarkan

keberadaannya oleh Allah karena kecintaan ini merupakan tabiat manusia. Oleh karena

itulah agar cinta ini dapat membawa kita pada ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan

akhirat yang perlu dilakukan ialah mengarahkan bahwa cinta ini perlu dikendalikan oleh

syariat bukan dibunuh/dihilangkan. Dengan panduan syariat kecintaan yang bersifat

syahwati akan menuntun pada kebahagiaan yang hakiki sedangkan tanpa syariat kecintaan

syahwati ini akan membawa kesesatan dan kesengsaraan.

Tanda –

tanda cinta

1. Banyak mengingat yang dicintainya, (QS. Al Anfal (8) : 2)

2. Kagum

Kagum muncul karena adanya suatu kelebihan yang dilihatnya, apakah bersikap subjektif

atau objektif. Kagum diawalai dengan mengenali sesuatu yang lebih dibandingkan dengan

yang lain. (QS. Al Hasyr (59) : 24)

3. Ridha

Cinta menimbulkan keridhaan kepada yang dicintai apapun yang diperintahkan atau

dilarang ia rela melakukannya. (QS. At Taubah (9) : 62)

4. Tadhhiyah (siap berkorban)

Cinta akan membuat kesiapan untuk berkorban demi kepentingan yang dicintainya. Ia

akan membela habis-habisan sebagai wujud dari cintanya. (QS. Al Baqarah (2) : 207)

5. Takut

Ketakutan yang muncul dari cinta adalah dalam bentuk harap dan cemas berharap agar

yang dicintainya ridho dan cemas bila yang dicintainya tidak ridho kepadanya. (QS. Al

Page 48: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

38

Buku Mentor Karisma 34

Anbiya (21) : 90)

6. Berharap

Cinta menumbuhkan harapan kepada yang dicintainya. (QS. Al Ahzab (33) : 80)

7. Taat

Bukti dari cinta adalah mentaati kepada yang dicintainya. (QS. An Nisaa (4) : 80)

Setelah memahami tanda-tanda cinta tersebut, diharapkan kita dapat membuat porsi-porsi

yang tepat dalam mengelola cinta. Cinta yang menempati urutan pertama dan utama

adalah cinta kepada Allah, dengan mencintai Allah kita akan mendapat berkah dan rahmat

dari Allah karena Dialah penguasa sejati kita, pencipta kita. Setelah itu mencintai apa

yang dicintai Allah yaitu Rasulullah SAW sebagai utusannya dan penerus risalah terakhir

kepada manusia, terutama sesama muslim karena Allah telah mempersaudarakan umat

muslim dimanapun mereka berada.

Kisah-kisah

cinta

1. Seorang sahabat bernama Jabir secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan secara

ekonomi ia miskin. Ketika Rasul SAW menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan

kesediaan meskipun semula dia tidak yakin akan adanya orang tua yang akan menikahkan

putrinya kepadanya. Dan ternyata Rasul SAW mempertemukan dirinya dengan seorang

wanita yang tak hanya sholehah, tapi juga cantik dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa

hari sesudah pernikahan, bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru,

ketika datang panggilan jihad, maka tak segan-segan dia mendaftarkan diri kepada Rasul

SAW untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad

hingga syahid.

2. Kisah kaum Anshor menyambut muhajirin

Ketika Rasulullah telah berhijrah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajiri dan

kaum Anshor, di rumah Anas bin Malik. Mereka saling memberikan hak waris setelah

kematiannya, sedangkan kaum kerabatnya tidak menerima hak waris tersebut, hal ini

berlaku sampai turun surat Al Anfal ayat 75.

Selain itu Rasulullah SAW juga mempersaudarakan Abdur Rahman bin Auf dan Sa‘ad bin

Ar-Rabi. Sa‘ad bin Ar-Rabi berkata kepada Abdur Rahman : ―Aku termasuk orang

Anshor yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua, setengah untuk anda

dan setengah untuk aku, aku mempunyai dua orang isteri, lihatlah mana yang anda

pandang paling menarik. Sebutkan namanya, dia akan segera aku cerai. Setelah habis

masa iddahnya Anda kupersilahkan menikahinya. Abdur Rahman menjawab: ―Semoga

Allah memberkahi keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja kepadaku, dimanakah

pasar kota kalian?.

Kaum Anshor berkata kepada Nabi SAW, ―Bagikanlah pohon kurma di antara kami dan

ikhwan kami‖. Beliau berkata, ―Tidak‖. Kaum Muhajirin berkata, ―Kalian memenuhi

kebutuhan kami dan kami ikut bekerja bersama kalian dalam mengurus buah itu‖, kaum

Anshor berkata, ―Kami dengar dan taat‖.

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kaum Anshor sangat ramah terhadap saudara

Page 49: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

39

Buku Mentor Karisma 34

mereka, kaum Muhajirin. Sangat tampak sikap rela berkorban, mengutamakan orang lain

dan cinta kasih kaum Anshor. Sedangkan kaum Muhajirin sangat menghargai keikhlasan

budi kaum Anshor. Mereka tidak menggunakan hal itu segai kesempatan untuk

kepentingan yang bukan pada tempatnya. Mereka hanya mau menerima bantuan dari

kaum Anshor sesuai dengan jerih payah yang mereka curahkan di dalam suatu pekerjaan.

Sungguh persaudaraan itu merupakan suatu kebijakan yang unik dan tepat, serta dapat

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum muslimin.

Hadist

tentang

cinta

1. ―Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan

golongan nabi dan syuhada, namun para nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti

mereka, karena kedudukannya di sisi Allah. Sahabat bertanya, ―Ya Rasulullah tolong

beritahu kami siapa mereka?‖ Rasulullah SAW menjawab : ―mereka adalah satu kaum

yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat

diantara mereka serta tidak adak hubunga harta benda yang terdapat pada mereka. Maka

demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa

dikala orang lain takut dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita‖.

(HR. Abu Daud)

2. ―Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya yang muslim, lalu

ia memegang tangannnya (berjabatan tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana

gugurnya daun dari pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa

mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut‖. (HR. Tabrani)

3. ―Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman: ―Dimanakah orang yang cinta

mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dihari yang tiada

naungan melainkan naungan-Ku‖. (HR. Muslim)

4. ―Allah SWT berfirman: ―Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta-

mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi

karena Aku‖. (Hadits Qudsi)

5. ―Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat

untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: ―Kau mau kemana?‖ Ia

menjawab: ―Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. ―Lalu malaikat bertanya:

―Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?‖ Ia menjawab: ―Tidak

ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT‖. Malaikat berkata:

―Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana

kamu mencintai orang tersebut karena-Nya‖. (HR. Muslim)

6. ―Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan manisnya

iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta

kepada seseorang kepada Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau

dicampakkan ke dalam api neraka‖. (HR. Bukharim Muslim)

Sumber http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/02/01/manajemen-cinta/

Page 50: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

40

Buku Mentor Karisma 34

Referensi 1. Riyadhu Asholihin, Imam Nawawi

2. Shiroh Nabawiyah, Syaikh Syaffiyyur Rahman Al Mubarakfury

3. Manajemen Cinta, Abdullah Nashih Ulwan

4. Materi Tutoring, FK UPN ―Veteran‖ Jakarta

5. Materi Tutoring Agama Islam, SMUN 1 Bogor

6. Materi Khutbah Jum‘at, Khairu Ummah

7. Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Ibnu Qoyyim al Jauziyah

Page 51: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

41

Buku Mentor Karisma 34

Materi Ilmu Tajwid

Sub : Pengertian Tajwid

Hukum nun mati dan tanwin

Tujuan : mengenalkan kepada adik hukum bacaan nun mati dan tanwin.

Tajwid

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari

tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-

tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah,

mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.

Tajwīd ( تج) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau

bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” ( -ج .dalam bahasa Arab (تج -ج

Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat

yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau

mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu

sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam

membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang

dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

B. Macam-macam Hukum nun mati dan tanwin

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum

Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:

5. Idghom

Idghom : memasukkan

Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4

huruf, antara lain: atau biasa di singkat dengan bunyi ٠

Contoh:

ي ٠م ( - ) ص٠ذ و )ف - )

ج١ب ( – )فزحب سائ ( - )

Idghom Bilaghunnah

Page 52: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

42

Buku Mentor Karisma 34

Idghom : memasukkan

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2

huruf, antara lain: يdan س

Contoh:

ه ذ ( (ي - سسح١ (س – )غف

6. Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6

huruf, antara lain: أ ح خ ع ؽ ه

Contoh:

ا احذ ح١ش (ا – )وف ( خفذ (ح – ( (خ –

خك ػظ ١ ( (ع – ب غ١ش و ب س (ؽ- )ل اال )ى ه ) –

7. Iqlab

Iqlab berarti:

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ة

Contoh:

ثخ ( (ة – ث١ ا (ة – )ػ

8. Ikhfa‘

Ikhfa‘ berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah

15 huruf, antara lain:

د س ط د ر ص ط ش ظ ض ط ظ ف ق ن

Contoh:

رحزب ( بء صجب جب (د – (س – ) ج١ب و )ا (ط –

دا١خ ا (د – )ل راز ( ئز صسلب (ر – ٠( (ص –

Page 53: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

43

Buku Mentor Karisma 34

سب اال )ا _ )ػزا ة ضذ ٠ذ (ط – (ش – ب صب ح١ (ظ – )ل

سفش ح ضب حىخ طك (ض – ) ب ٠ ( (ط – س ظ )ػ (ظ –

ف ا (ف – )ػ ا (ق – )سصلب لب ٠شج وب ( (ن –

Page 54: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

44

Buku Mentor Karisma 34

Wudhu dan Sholat

A. Wudhu

Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara‘ artinya membersihkan

anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Air yang digunakan untuk wudhu mestilah air

yang suci dan menyucikan. Orang yang melaksanakan solat , wajib lebih dahulu berwudhu,

karena wudhu adalah menjadi syarat syahnya solat. Dalil yang memerintahkan untuk berwudhu

Qs Al-Maidah;6

أ جى الح فبغسا إ اص ز ا إرا ل آ ٠ب أ٠ب از٠ ىؼج١ إ ا أسجى سحا ثشءسى ا شافك إ ا ٠ذ٠ى

―Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan

tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata

kaki,‖

Fardu Wudhu ada enam:

a. Niat

Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadast atau menyengaja berwudhu ketika

membasuh muka.

b. Membasuh wajah

Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala bagian atas hingga bawah

dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)

c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku

d. Mengusap sebagian rambut atau kulit kepala.

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

f. Tertib.

Syarat-syarat wudhu:

a. Islam

b. Tamyiz, yakin dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.

c. Tidak berhadas besar.

d. Dengan air suci lagi menyucikan

e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu. Misalnya getah, cat, dan

sebagainya.

f. Mengetahui yang mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunah.

Sunah-sunah wudhu:

l. Bersiwak

3. Membaca basmallah, ketika hendak berwudhu.

4. Membasuh kedua telapak tangan.

5. Berkumur-kumur

6. Membasuh libang hidung sebelum berniat.

7. Menyapu seluruh rambut kepala dengan air

8. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri

9. Menyapu kedua telinga luar dan dalam

10. Menigakalikan membasuh.

11. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.

12. Membaca doa setelah wudhu.

Page 55: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

45

Buku Mentor Karisma 34

Yang membatalkan wudhu:

1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.

2. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak.

3. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang sama-sama dewasa, keduanya bukan

muhrim dengan tidak ada penghalang antara kedua kulit tersebut.

4. Memegang atau menyentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau dengan

bagian dalam jari-jari yang tidak memakai tutup.

C. Sholat

Untuk mewujudkan shalat yang diridhai Allah SWT. Hendaklah dipenuhi adab-adab

dalam shalat itu. Adab-adab dalam shalat dibagi dua:

Pertama: Adab-adab Umum, yaitu ―segala adab yang mesti dilaksanakan diseluruh shalat, tidak

ditentukan dengan sesuatu rukun, atau perbuatan‖

Kedua: Adab-adab khusus, yaitu ―segala adab yang ditentukan dengan sesuatu rukun, baik

perbuatan ataupun bacaan‖

Adab-adab Khash (khusus) dibagi kepad Dua, yaitu:

1. Adab khash yang dhahir, dikerjakan oleh anggota-anggota lahir dibawah perintah anggota

bathin. Adab bertakbiratul Ikhram, Hendaklah kita angkat kedua belah tangan kita kedaun telinga

kita, bertentangan tangan-tangan itu dengan bahu, dengan menghadapkan anak-anak jari kedua

tangan kekiblat serta mengembangkan keduanya. Sesudah itu, Ucapkanlah takbiratul Ikhram,

Yaitu اهللا ا کجش ―Allah Maha Besar‖.

2. Adab khash bathin, dikerjakan oleh anggota bathin, lahir bekasannya pada anggota lahir.

Dan Janganlah kita melafadhkan, lafadh niat sebelum bertakbir itu, Kerena Nabi SAW, Khulafaur

Rasyidin, Para sahabat tidak melafadhkan dan tidak pula menyuruh melafadhkan

Shalat ialah berharap diri kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyuan dan

keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan, yang mulia dengan takbir dan diakhiri

dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara.

Dalil yang mewajibkan tentang solat banyak sekali, baik dalam Al-Qur‘an maupun dalam hadist

Nabi Muhammad saw. Ssalah satu dalilnya Qs Al-baqarah ayat 43 yang artinya:

―dan laksanakan shalat, tunaikan zakat, dan rukulah beserta orang yang ruku‖

Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan kedalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara

pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil.

3. Syarat-syarat wajib shalat

f. Beragama Islam

g. Sudah baligh

h. Berakal

i. Suci dari haid dan nifas

j. Telah mendengarajakan dakwah islam

4. Syarat-syarat sah shalat

h. Suci dari dua hadist (kecil dan besar)

i. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat najis

j. Menutup aurat.

k. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat.

l. Menghadap kiblat

m. Mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunah

n. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat

Page 56: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

46

Buku Mentor Karisma 34

Da’wah Fardhiyah

Parameter ketercapaian: adik menjadi inspirasi orang disekitarnya untuk rajin beribadah.

Da‘wah adalah kegiatan menyeru manusia kepada Allah agar manusia dapat meninggalkan

thaghut. Da‘wah fardhiyah maksudnya adalah da‘wah individu atau secara perorangan.

. Qur‘an surah Ali Imran ayat 104 dan ayat 110:

ئه أ ىش ا ػ ٠ ف ؼش ثب ش ٠أ ا اخ١ش خ ٠ذػ ا ى زى ف ا .

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada

kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itu

lah orang-orang yang beruntung (Ali Imran :104)

ثبلل ىش رأ ا ػ ر ف ؼش ثب ش خ أخشجذ بط رأ خ١ش أ ز و خ١شا ىزبة ىب ا ا ا

فبسم ا اوضش ؤ ا

Kamu umat islam adalah umat terbaik yang di lahirkan untuk manusia, (karena

kamu) menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada

yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang pasik.(QS. Ali Imran : 110)

Dalam ayat 104 di atas, Allah menganjurkan kepada orang-orang islam, hendaklah

diantara mereka ada orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah, yaitu memberikan

penjelasan-pnjelasan tentang ajaran-ajaran agama yang harus di laksanakan dan di berikan

penerangan tentang larangan-larangan Allah bagi orang-orang islam. Tumbuhnya amar makruf

nahi mungkar di kalangan umat islam akan menjamin kebahagiaan hidup mereka baik di dunia

maupun di akhirat.

Sedangkan ayat 110, Allah menegaskan bahwa umat islam adalah memang

diciptakan untuk menjadi umat teladan bagi umat-umat yang lain karena mereka membawa misi

dakwah, yaitu mengajak kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, serta mencegah segala perbuatan yang keji dan mungkar.

Hadist tentang perintah melakukan amal ma‘ruf nahi mugkar

هللا ػ رة رض أب ر ػ ر ألجر يثم أج ن ي ػا ن كا سهى قال : ي ل هللا صه هللا ػه رس : أ ي

ثى يثم آثاو ل ي ػه ػا ن ضلنت كا ي ئا ى ش ر ج قص ذنك ي ئا تبؼ ل ى ش آثاي قص ذنك ي تبؼ ل ي

))ر يسهىDari Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “siapa

saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala

orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada

kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi

sedikitpun” (HR Muslim)

Bentuk da‘wah fardhiyah dapat bermacam-macam, contohnya:

1. Melakukan ibadah secara sungguh-sungguh sehingga menjadi contoh bagi lingkungan

sekitar.

2. Mengajak orang-orang disekitar agar dapat melakukan hal-hal yang baik

3. Melarang teman agar tidak melakukan ha-hal yang dilarang.

Page 57: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

47

Buku Mentor Karisma 34

عت قال رسول هللا صله هللا عليو عن اب سعيد الخدري رض هللا عنو ق .4 ال س

ن لم تطع فبلساهو فا ن لم يس

ه بيده فا يقول : من رأى منك منكرا فليغي تطع وسله يس

يمان )روه املسل )فبقلبو وذل أضعف االإDari Abu Sa’id Al Khudri ra, ia berkata saya telah mendengar Rasulullah saw berabda: Barang siapa

diantara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlahkemungkaran tersebut dengan tangannya jika

tidak mampu maka dengan lisanni, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah selamahnya

iman. (HR.muslim).

5. Mengatakan hal-hal yang benar walaupun itu pahit.

Dalam da‘wah fardhiyah, kita memiliki adab-adab yang harus diperhatikan.

1. Menyampaikan apa yang telah kita ketahui, jangan sampai menyampaikan hal yang

tidak diketahui.

2. Kita harus menyampaikan dengan bahasa yang lazim digunakan oleh objek yang

dida‘wahi.

3. Kita harus menyampaikan dengan kata-kata dan sikap yang baik.

4. Kita harus menyampaikan dengan hikmah dan pelajaran yang baik

سب ع إن سبم ربك بان ضم ػ أػهى ب ربك إ أحس جا نى بانت ػظت نحست ن ت .حك ت أػهى بان ه

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Mahatahu tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.”(QS an-Nahl [16]: 125).

Page 58: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

48

Buku Mentor Karisma 34

Materi Adab Terhadap Orang Tua (Birrul Walidain)

Tujuan :

1. Adik berperilaku baik terhadap orang tua

2. Adik mengetahui keutamaan dan kewajiban berperilaku baik terhadap orang tua

3. Adik mendapat contoh kisah Rasul dan sahabat dalam menghadapi orang tua

4. Adik mengetahui cara berbakti kepada orang tua

Birrul Walidain

Pentingnya Birrul Walidain

Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang sangat besar.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang amal-amal saleh yang paling

tinggi dan mulia, ―Shalat tepat pada waktunya, berbuat baik kepada kedua orang tua, jihad di jalan

Allah.‖ (HR. Bukhari dan Muslim)

Suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu ‗anhuma bertanya kepada seseorang,―Apakah engkau takut masuk

neraka dan ingin masuk ke dalam surga?‖ Orang itu menjawab, ―Ya.‖ Ibnu Umar berkata, ―Berbaktilah

kepada ibumu. Demi Allah, jika engkau melembutkan kata-kata untuknya, memberinya makan, niscaya

engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar.‖ (HR. Bukhari)

―Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika engkau ingin maka sia-siakanlah pintu itu atau

jagalah ia.‖ (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ternyata berbakti kepada kedua orang tua sangat diperhatikan dalam Islam. Bahkan berbakti kepada

orang tua lebih tinggi derajatnya dari berjihad di jalan Allah. Tanpa kita sadari, ada pintu surga yang

begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu orang tua kita. Kita sering lupa bahwa berbuat baik

kepada ibu dan bapak kita bukan sekedar tanda terimakasih kita karena mereka telah merawat kita sejak

kecil, tapi juga tanda ketaatan kita kepada Allah.

Keutamaan Birrul Walidain

Berbakti kepada kedua orang tua membuahkan banyak keutamaan. Berikut ini beberapa faedah berbakti

kepada kedua orang tua:

1. Dikabulkannya doa

2. Sebab dihapuskannya dosa besar.

Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‗alaih wa sallam lalu berkata,―Wahai Rasulullah,

aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat untukku?‖ Nabi bertanya, ―Apakah engkau

memiliki seorang ibu?‖ Laki-laki itu menjawab, ―Tidak.‖ Nabi bertanya lagi, ―Apakah engkau

memiliki seorang bibi?‖ Ia menjawab, ―Ya. ― Nabi bersabda, ―Berbaktilah kepadanya.‖(HR. Ibnu

Hibban)

3. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab keberkahan dan bertambahnya rezeki.

Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Barangsiapa yang ingin dipanjangkan

umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan

hendaklah ia menyambung silaturahmi.‖(HR. Ahmad)

Page 59: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

49

Buku Mentor Karisma 34

4. Barangsiapa yang berbakti kepada bapak ibunya maka anak-anaknya akan berbakti kepadanya,

dan barangsiapa yang durhaka kepada keduanya maka anak-anaknya pun akan durhaka pula

kepadanya. Tsabit Al-Banany mengatakan, ―Aku melihat seseorang memukul bapaknya di suatu

tempat. Maka dikatakan kepadanya, ‗Apa-apaan ini?‘ Sang ayah berkata, ‗Biarkanlah dia.

Sesungguhnya dulu aku memukul ayahku pada bagian ini maka aku diuji Allah dengan anakku

sendiri, ia memukulku pada bagian ini. Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-

anak kalian akan berbakt kepada kalian.‘‖

5. Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua, murka Allah pada murka orang tua.

6. Diterimanya amal.

Sesorang yang berbakti kepada kedua orang tua maka amalnya akan diterima. Diterimanya amal

akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ibnu Umar radhiyallahu

‗anhuma mengatakan, ―Kalau aku tahu bahwasanya aku punya shalat yang diterima, pasti aku

bersandar kepada hal itu. Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya

Allah menerima amalnya.‖

Hak-Hak Yang Wajib Dilaksanakan Semasa Orang Tua Masih Hidup

1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah

Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Tidak diperbolehkan sedikit pun

mendurhakai mereka berdua kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau

mendurhakai-Nya.

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman (yang artinya): ―Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu

mengikuti keduanya…‖ [QS.Lukman: 15]

Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati kedua orang tua selamanya

dan ini termasuk hal yang paling diwajibkan. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai

apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua.

2. Berbakti dan Merendahkan Diri Dihadapan Kedua Orang Tua

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman (yang artinya): ―Kami perintahkan kepada manusia suapaya berbuat

baik kepada dua orang ibu bapaknya..‖ [QS.Al Ahqaf: 15]

―Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah

kepada dua orang ibu bapak..‖ [QS.An Nisaa‘:36]

Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga kondisi

mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya.

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman (yang artinya): ―Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat bik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‗ah‘ dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah

dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah: ―Wahai, Rabbku, kasihilah

keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.‖ [QS.Al Israa‘: 23-24]

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Sungguh merugi, sungguh

merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau salah

seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga.‖

Page 60: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

50

Buku Mentor Karisma 34

Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti

kedua orang tua, walaupun dengan isyarat atau dengan ucapan ‗ah‘. Termasuk berbakti kepada keduanya

ialah senantiasa membuat mereka ridha dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu

tidak mendurhakai Allah ta‘ala, sebagaimana yang telah disebutkan.

3. Merendahkan Diri Dihadapan Mereka

Tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan mereka berdua. Tidak

boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan

mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan

mereka, membentangkan dipan untuk mereka, mempersilahkan mereka duduk ditempat yang empuk,

menyodorkan bantal, jangan mendahului makan dan minum, dan lain sebagainya. Berbicara lembut juga

penting.

―…Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‗ah‘ dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.‖ [QS.AlIsraa‘: 23]

4. Menyediakan Makanan Untuk Mereka

Menyediakan makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia memberi mereka

makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan minuman

terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada dirinya, anaknya, dan istrinya.

5. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya

Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap

Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam dan bertanya: ―Ya Rasulullah, apakah aku boleh ikut berjihad?‖

Beliau balik bertanya: ―Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?‖ Laki-laki itu menjawab:

―Masih.‖ Beliau bersabda: ―Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.‖ [3]

Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam dan berkata: ―Aku datang

membai‘atmu untuk hijrah dan aku tinggalkan kedua orang tuaku menangisi (kepergianku).‖

Maka Nabi shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda:

―Pulanglah dan buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.‖ [4]

Seorang laki-laki hijrah dari negeri Yaman lalu Nabi shalallahu ‗alaihi wasallam bertanya kepadanya:

―Apakah kamu masih mempunyai kerabat di Yaman?‖ Laki-laki itu menjawab: ―Masih, yaitu kedua

orang tuaku.‖ Beliau kembali bertanya: ―Apakah mereka berdua mengizinkanmu?‖ laki-laki itu

menjawab: ―Tidak.‖ Lantas Nabi shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Kembalilah kamu kepada mereka

dan mintalah izin dari mereka. Jika mereka mengizinkan, maka kamu boleh ikut berjihad, namun jika

tidak, maka berbaktilah kepada keduanya.‖ [5]

Seorang laki-laki berkata kepada beliau: ―Aku membai‘at Anda untuk berhijrah dan berjihad semata-mata

hanya mengharapkan pahala dari Allah ta‘ala. Beliau bersabda kepada laki-laki tersebut: ―Apakah salah

satu kedua orangtuamu masih hidup?‖ laki-laki itu menjawab: ―Masih, bahkan keduanya masih hidup.‖

Beliau kembali bersabda: ―Apakah kamu ingin mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa ta‘ala?‖

Page 61: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

51

Buku Mentor Karisma 34

Lelaki itu menjawab: ―Ya‖. Kemudian Nabi shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Kembalilah kamu

kepada kedua orang tuamu dan berbaktilah kepada keduanya.‖ [6]

9. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua

Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang didalamnya tidak

terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena itu

termasuk hak mereka.

10. Tidak Mencela Orang Tua Atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain

Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar.

Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang

tuanya.‖ Para Sahabat bertanya: ―Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?‖ Beliau

menjawab: ―Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia

mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.‖ [8]

Perbuatan ini merupakan perbuatan dosa yang paling buruk. Orang-orang sering bergurau dan bercanda

dengan melakukan yang sangat tercela ini. Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan

hina. Perbuatan seperti ini termasuk dosa besar sebagaimana yang telah disebutkan.

11. Mendahulukan Berbakti Kepada Ibu Daripada Ayah

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam: ―Siapa yang paling

berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?‖ Beliau menjawab: ―Ibumu.‖ Laki-laki itu bertanya lagi:

―Kemudian siapa lagi?‖ Beliau kembali menjawab: ―Ibumu.‖ Laki-laki itu kembali bertanya: ―Kemudian

siapa lagi? Beliau menjawab: ―Ibumu.‖ ―Lalu siapa lagi?‖ tanyanya. ―Ayahmu.‖ Jawab beliau. [9]

Hadits diatas tidak bermaksud lebih mentaati ibu daripada ayah. Sebab, mentaati ayah lebih di dahulukan

jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dibolehkan dalam syariat. Alasannya, ibu sendiri

diwajibkan untuk taat kepada suaminya, yaitu ayah anaknya. Hanya saja, jika salah seorang mereka

menyuruh berbuat taat dan yang lain menyuruh berbuat maksiat, maka wajib untuk mentaati yang

pertama.

Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu yaitu lebih bersikap lemah lembut, lebih berprilaku

baik dan memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah. Hal ini apabila keduanya berada di atas

kebenaran.

Hak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia

1. Menshalati Keduanya

Maksud menshalati disini adalah mendoakan keduanya. Yakni, setelah mereka meninggal dunia, karena

ini termasuk bakti kepada mereka. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya lebih sering mendoakan

kedua orang tuanya setelah mereka meninggal daripada ketika masih hidup. Apabila anak itu mendoakan

keduanya, niscaya mereka berdua akan semakin bertambah, berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu

Page 62: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

52

Buku Mentor Karisma 34

‗alaihi wasallam: ―Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal:

sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan dirinya.‖ [10]

2. Beristighfar Untuk Mereka Berdua

Orang tua adalah yang paling utama bagi seorang Muslim untuk didoakan agar Allah mengampuni

mereka karena kebaikan mereka yang besar.

Allah subhanahu wa ta‘ala menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‗alaihissalam dalam al Qur‘an (yang

artinya): ―Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…‖ [QS.Ibrahim: 41]

3. Menunaikan Janji Kedua Orang Tua

Hendaknya seseorang menunaikan wasiat orang tua dan melanjutkan secara berkesinambungan amalan-

amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada

mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.

4. Memuliakan Teman Kedua Orang Tua

Memuliakan teman kedua orang tua juga termasuk berbuat baik kepada orang tua, sebagaimana yang

telah disebutkan. Ibnu ‗Umar radhiyallahu ‗anhu pernah berpapasan dengan seorang Arab badui di jalan

menuju Mekkah. Kemudian Ibnu ‗Umar mengucapkan salam kepadanya dan mempersilahkan naik ke

atas keledai yang ia tunggangi. Selanjutnya, ia juga memberikan sorbannya yang ia pakai. Ibnu Dinar

berkata: ―Semoga Allah memuliakanmu. Mereka itu orang Arab badui dan mereka sudah terbiasa

berjalan.‖ Ibnu ‗Umar berkata: ―Sungguh, dulu ayahnya teman ‗Umar bin al Khaththab dan aku pernah

mendengar Rasulullah shalallahu ‗alaihi wasallam bersabda: ―Sesungguhnya bakti anak yang terbaik

adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah

ayahnya tersebut meninggal.‖ [11]

5. Menyambung Tali Silaturrahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah

Hendaknya seseorang menyambung tali silaturrahim dengan semua kerabat yang silsilah keturunannya

bersambung dengan ayah dan ibu, seperti paman dari pihak ayah dan ibu, bibi dari pihak ayah dan ibu,

kakek, nenek, dan anak mereka semua. Bagi yang melakukannya, berarti ia telah menyambung tali

silturrahim kedua orang tuanya dan telah berbakti kepada mereka. Hal ini berdasarkan hadits yang telah

disebutkan dan sabda beliau shalallahu ‗alaihi wasallam: ―Barangsiapa ingin menyambung tali

silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara

ayahnya setelah ia meninggal.‖ [12]

Demikianlah akhir dari adab berbakti kepada orang tua yang telah dimudahkan Allah kepadaku untuk

menuliskannya, yang seluruhnya berjumlah enam belas adab. Walhamdulillahi Rabbil ‗aalamiin [13]

Note :

[1] HR.Bukhari (4340, 7145, 7257) dan Muslim (1840) dari ‗Ali radhiyallahu ‗anhu

[2] HR.Muslim (2551) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‗anhu

[3] HR.Al Bukhari (3004,5972) dan Muslim (2549) dari Ibnu ‗Amr radhiyallahu ‗anhu

[4] HR.Abu Dawud (2528), an Nasa‘I (VII/1430, Ibnu Majah (2782), dari Ibnu ‗Amr. Lihat kitabShahiih

Abi Dawud (2205)

Page 63: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

53

Buku Mentor Karisma 34

[5] HR.Ahmad (III/76), Abu Dawud (2530), al Hakim (II/103, 103) dan ia menshahihkannya serta

disetujui oleh adz Dzahabi dari Abu Sa‘id radhiyallahu ‗anhu. Lihat kitab Shahiih Abi Dawud(2207).

[6] HR.Muslim (2549) dari Ibnu ‗Amr radhiyallahu ‗anhu

[7] HR.Ahmad (II/204), Abu Dawud (3530), dan Ibnu Majah (2292) dari Ibnu ‗Amr radhiyallahu ‗anhu.

Hadits ini tertera dalam kitab Shahiihul Jaami‘ (1486)

[8] HR.Al Bukhari (5973) dan Muslim (90) dari Ibnu ‗Amr radhiyallahu ‗anhu.

[9] HR.Al Bukhari (5971) dan Muslim (2548) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‗anhu

[10] HR. Muslim (1631) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‗anhu

[11] HR. Muslim (2552) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‗anhu

[12] HR.Ibnu Hibban (433) dari Ibnu ‗Umar radhiyallahu ‗anhu. Hadits ini tertera dalam kitabShahiihul

Jaami‘ (5990)

[13] Referensi tambahan : Shahiih Muslim (IV/1974) dan halaman setelahnya, Fa-thul Baari(X/414) dan

halaman setelahnya. Al Ihsaan bi Tartiibi Ibni Hibban (I/315) dan halaman setelahnya, al Aadaab karya al

Baihaqi (hal.5) dan halaman setelahnya, al Aadaab asy Syar‘iyyahkarya Ibnu Muflih (I/433) dan halaman

setelahnya, Ihya ‗Uluumuddin karya al Ghazali (II/216) dan halaman setelahnya, Birrul Waalidain karya

ath Thurthusi, dan lain-lain.

Sumber:

Diketik ulang dari buku ―Ensiklopedi Adab Islam Menurut al Qur‘an dan as Sunnah – Syaikh ‗Abdul

‗Aziz bin Fathi as Sayyid Nada‖, Pustaka Imam asy Syafi‘I Hal.171-179.

Page 64: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

54

Buku Mentor Karisma 34

Adab bergaul dengan lawan jenis

Tujuan :

- Memberikan pemahaman kenapa dalam bergaul dengan lawan jenis harus ada adab-nya

- Memberikan pemahaman adab-adab bergaul dengan lawan jenis

Materi :

Kenapa sih gaul gaul aja mesti ada aturannya? Ayo… temen-temen mikir gitu ga? Ketika temen-temen

menginjak usia balig, sudah menjadi hal yang normal ketika ada ketertarikan dengan lawan jenis, namun

islam tidak mengizinkan interaksi berlebihan itu kecuali setelah menikah karenanya kita harus menjaga. .

Namun kalau kita tidak bisa memenej perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat

besar,baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah

hadist Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam,

١ذ صبب ا ىال صب ا اسب بع ب االسز صب الرب ب اظش صب ؼ١ب ٠صذق فب ٠ز ت ٠ م ا خطب صبب ا ج اش جطص ا

٠ فشط ىزث ره ا

‖Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah

dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan

melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti

akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.‖ (HR. Muslim)

Adab pergaulan dalam Islam :

1. Pergaulan hendaknya diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah

―Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan

dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara

kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.‖ (QS. Al Hujurat 49:13)

2. Hendaknya ikhwan menahan sebagian pandangannya dan demikian juga dengan akhwat.

Hendaklah menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena pandangan

dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan

ma‘shiat. Oleh karena itu Al-Qur‘an memberikan peringatan keras terhadap pandangan liar.

―Katakanlah kepada orang-orang Mu‘min : ―Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan

memelihara kemaluannya; dan demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang mereka perbuat.‖ (QS. An Nur [24]:30)

Sabda Rasulullah saw :

―Pandangan itu merupakan salah satu anak panah iblis‖Dua mata itu berzina dan zinanya mata ialah

melihat‖ (HR. Bukhari)

Salah satu keringanan Islam adalah Dia membolehkan melihat yang sifatnya mendadak pada

bahagian yang seharusnya tidak boleh.

Page 65: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

55

Buku Mentor Karisma 34

―Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat

dengan mendadak. Maka jawab Nabi: Palingkanlah pandanganmu itu!‖ (HR. Muslim)

―Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh

pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh.‖ (HR. Ahmad, Abu Daud dan

Tirmidzi)

Perempuan melihat laki-laki tidak pada auratnya, hukumnya mubah, selama tidak diikuti dengan syahwat

atau tidak dikuatirkan akan menimbulkan fitnah. Sebagian ulama yang extrimis menganggap, bahwa

perempuan sama sekali tidak boleh melihat anggota laki-laki yang manapun. Mereka membawa dalil

hadis yang diriwayatkan oleh Nabhan bekas hamba Ummu Salamah, bahwa Rasulullah saw. pernah

berkata kepada Ummu Salamah dan Maimunah yang waktu itu Ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya.

Nabi bersabda : pakailah tabir. Kemudian kedua isteri Nabi itu berkata: ―Dia (Ibnu Ummi Maktum) itu

buta!‖ Maka jawab Nabi: ―Apakah kalau dia buta, kamu juga buta? Bukankah kamu berdua melihatnya?‖

Tetapi dari kalangan ahli tahqiq (orang-orang yang ahli dalam penyelidikannya terhadap suatu

hadits/pendapat) mengatakan: Hadis ini tidak sah menurut ahli-ahli Hadis, karena Nabhan yang

meriwayatkan Hadis ini salah seorang yang omongannya tidak dapat diterima.Kalau ditakdirkan hadis ini

sahih, adalah suatu sikap kerasnya Nabi kepada isteri-isterinya karena kemuliaan mereka, sebagaimana

beliau bersikap keras dalam persoalan hijab.

3. Ikhwan tidak memegang akhwat dan demikian sebaliknya

Rasulullah saw. pernah bersabda sbb: ―Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan

jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya.‖

(Riwayat Thabarani, baihaqi dan rawirawinya thabarani adalah kepercayaan)

Jauhi saja perempuan/laki-laki yang tidak menjaga adab ini.

4. Ikhwan dan akhwat harus menjaga jarak; sebaiknya sebatas dimana mereka tidak

mencium wewangian dari lawan jenisnya

―Siapa saja perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka

itu mencium baunya, maka perempuan tersebut dianggap berzina; dan tiap-tiap mata ada zinanya.‖

(Riwayat Nasa‘i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

5. Tidak “berdua-duaan” baik dalam zhahir maupun batin.(tidak berkhalwat)

Sebaiknya jika hendak melakukan pertemuan yang cukup lama, ikhwan membawa teman ikhwannya dan

akhwat pun membawa teman akhwatnya. Teman disini ditujukan agar dapat mengingatkan jika

berinteraksi melewati batas.

―Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan

seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah saitan.‖ (Riwayat

Ahmad)

6. Menjaga Aurat

Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki atau perempuan yang bukan mahram, yang tidak termasuk

mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekat pun kalau dia bukan

mahram kita, maka kita wajib menutup aurat kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita

menggunakan jilbab yang menjulur ke seluruh tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud pun

adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit, dan tidak membentuk

Page 66: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

56

Buku Mentor Karisma 34

lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan

muka atau wajah. Nah kalo untuk laki-laki auratnya dari pusar hingga ke lutut, jadi hilangin yah gaya-

gaya celana yang rombeng-rombeng di lututnya atau kebiasaan pakai boxer sampai keluar-keluar

rumahnya.

Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

سح فئرا خشجذ اسزطشفب اط١طب شأح ػ ا

―Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.‖ (HR.

Tirmidzi,shahih)

Referensi :

Buku mentoring SMA ALFA CENTAURI dari Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam

http://remajaislam.com/67-adab-bergaul-dengan-lawan-jenis

Page 67: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

57

Buku Mentor Karisma 34

Husnudzan dan sabar dalam bergaul Tujuan :

- Mengetahui makna sikap husnudzan dan sabar

- Memahami pentingnya bersikap husnudzon dan sabar sebagai akhlak dalam bergaul

Materi :

1. Apa itu husnudzon?

Husnuzon adalah berbaik sangka. Ini adalah perbuatan yang dituntut dalam Islam kerana perbuatan ini

dapat mengelak dari menuduh orang lain berbuat keburukan, yang secara tidak langsung, jika tidak punyai bukti yang kukuh menjadikan kita pemfitnah, dan ada tuntunannya loh….

―Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan

hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.‖

[al Isra', 17:36]

2. Kenapa kita harus berHusnudzon?

Sebagai manusia memang wajar kita tidak bisa langsung mengetahui segala sesuatu, apa lagi yang ada di

hati saudara kita, itu memang keterbatasan kita sebagai manusia. Contohnya, terkadang ketika saudara

kita bersikap tidak seperti biasanya ke kita, maka apa yang muncul di benak kita? Misal dia mungkin

udah berubah tidak mau berteman lagi, dia sudah tidak suka dengan kita dan banyak hal negatif lainnya

mulai bertebaran di benak kita. Lantas bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam merespon

keterbatasannya tersebut? Temen- temen berfikir negatif hingga akhirnya kita mengeluarkan statement

yang buruk terhadap saudara kita, dengan sebelumnya bahkan kita belum mencari kejelasan merupakan

hal yang di larang Allah swt dan di bencinya. Sebagaimana firman Allah swt.

―Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri…‖ (TQS. An-Nur:12)

Temen-temen saudara seiman itu satu tubuh loh… seperti tubuh kita sendiri, jadi berprasangka baiklah pada saudara kita

Allah swt., berfirman:

―Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari

prasangka itu adalah dosa.‖ (TQS. Al-Hujurat:12)

Ibnu Abbas berkatata tentang tafsir ayat ini,‖Allah melarang kaum mukmin berprasangka buruk kepada mukmin yang lain.‖

Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda:

―Hati-hati dan jagalah diri kalian dari prasangka buruk, karena berprasangka buruk adalah perkataan paling dusta.‖ (Mutafaq‘alaih)

Buruk sangka terhadap seorang mukmin yang kelihatannya shalih tidak diperbolehkan. Bahkan disunahkan kita berbaik sangka kepadanya.

3. Cerita Hikmah

Page 68: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

58

Buku Mentor Karisma 34

Suatu hari imam syafi‘I yang saat itu terkisahkan masih muda sedang berjalan melewati seorang lelaki

dengan seorang perempuan bercadar sedang bercanda berdua, munculah dalam benak imam syafi‘I

―masyaallah, lelaki itu telah berbuat maksiat di tempat umum‖. Tidak jauh dari tempat itu yang dekat

dengan laut ada sebuah kapal yang tenggelam dan 7 orang di kapal itu membutuhkan pertolongan, di

sekitar situ hanya ada imam syafi‘I dan lelaki tadi. Keduanya pun segera menolong ke 7 orang itu,

ternyata lelaki itu berhasil menyelamatkan 6 orang sedangkan imam syafi‘I satupun tidak berhasil, satu

orang itu tidak terselamatkan. Kejadian itu membuat imam syafi‘I merenung ―mengapa lelaki yang

bermaksiat itu justru berhasil menyelamatkan banyak nyawa sedangkan saya tidak?‖ ketika imam syafi‘I

menanyakan siapakah wanita yang bersama lelaki tadi, ternyata beliau adalah ibunda lelaki itu…..

masyaallah

(dengar di seminar peggy melati sukma)

4. Bagaimana agar tidak berhusnudzon dengan saudara kita?

Nah teman-teman dari kisah di atas hikmah besarnya kita haruslah bertabayun atau menanyakan

kebenarannya pada saudara kita, jadi jangan terus saja hati kita terkotori dengan prasangka itu.

5. Apa itu sabar?

Istilah sabar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan ―tahan menderita sesuatu (tidak

lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa, dsb). Istilah sabar juga dapat diartikan dengan

―menahan diri terhadap apa yang dibencinya, atau menahan sesuatu yang dibencinya dengan ridha dan

rela‖.

Intinya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengertian sabar adalah tahan terhadap segala sesuatu,

baik dalam bentuk penderitaan, maupun dalam bentuk prilaku.

6. Kisah

Kita punya banyak kisah hikmah tentang kesabaran, Nabi Ayub as salah satu contoh nabi yang di kenal

dengan kesabarannya, nabi ayub as adalah putra ‗Ish bin Ishaq bin Ibrahim as.

Beliau adalah seorang Nabi yang kaya raya, banyak mempunyai binatang ternak, putra yang banyak, baik

laki-laki maupun perempuan. Beliau orang yang berbuat baik kepada fakir miskin, membantu anak-anak

yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya dengan kualitas ibadah yang luar biasa. Namun Nabi Ayub

kemudia menerima cobaan dari Allah swt berupa penyakit yang membuat berbagai macam kenikmatan

itu satu satu lenyap dan ia pun di jauhi karena penyakitnya yang mengeluarkan bau busuk bahkan

membuatnya harus tinggal di gua, namun ia tetap bersabar dan tidak pernah mengeluh, hal itu pun bukan

ia rasakan seminggu 2 munggu teman-teman, namun bertahun-tahun tetapi kualitas ibadahnyapun tidak

berkurang. Subhanallah bahkan Allahpun membanggakan kesabarannya di hadapan para mahluknya,

terutama setan yang menantang untuk menguji kesabaran nabi Ayub as sebelumnya.

Atau juga kisah nabi kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, dimana kisahnya dengan seorang yahudi

yang ketika setiap rasul akan ke mesjid, ia menaruh kotoran di depan rumah rasul atau di jalan yang akan

rasul lewati sehingga rasul harus kembali dan membersihkannya dahulu. Namun rasul tetap bersabar,

hingga suatu hari ketika rasul akan ke mesjid tidak ada yang menaruh kotoran, rasul malah mencari

―dimana yahudi yang biasa ada di sini?‖ (kan kalau kita mah Alhamdulillah banget yah, lancar nih jalan),

dimana ternyata yahudi itu sakit, rasul pun menjenguknya hingga membuat yahudi itu terharu dah kelak

memeluk islam. Subhanallah.

7. Sabar dalam bergaul

Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah ketika kita bergaul atau berteman pun kawan-kawan kadang

teman kita bersikap menyebalkan, atau bahkan ketika kita beritau namun tidak nurut juga (ngeyel amat

yah…hihi) namun sebagai seorang muslim bersabarlah.. kenapa? Karena kebaikan insyaallah akan

Page 69: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

59

Buku Mentor Karisma 34

sampai dengan cara yang lembut, ketika kita tetap bisa mengajaknya dengan lembut dan tetap bersabar

insyaallah pelan-pelan akan banyak saudara kita yang semakin baik.

Referensi:

http://nocompromisegirl.wordpress.com/2010/08/06/husnudzan-prasangka-baik-tiada-henti-hingga-raga-

ini-benar-benar-telah-mati/

http://ihinsolihin.wordpress.com/2012/08/10/bersangka-baik-husnuzon-vs-bersangka-buruk-suuzon/

buku kisah para nabi

Page 70: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

60

Buku Mentor Karisma 34

Ma’rifatul Insan Sasaran :

4. Adik dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki

5. Adik mampu mengapresiasi keahlian diri sendiri dan orang lain

6. Adik terdorong untuk prestatif dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki

BEKAL KITA SUNGGUH LUAR BIASA

Manusia dimuliakan oleh Allah SWT atas segala ciptaan-Nya karena diberikan tiga hal : ditiupkan

ruh (Q.S. 32: 9), diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (Q.S. 17:

70), ditundukkannya alam semesta padanya (Q.S. 2: 29).

Meskipun memang manusia bukan makhluk sempurna. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan

untuk menyerah pada keadaan. Kita tidak diciptakan untuk bisa hidup dalam air, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan kapal laut dan kapal selam untuk mengarungi perairan yang

luas dan dalam. Kita tidak dikaruniai sayap untuk bisa terbang sebagaimana burung, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan berbagai macam peralatan yang memungkinkan kita untuk

terbang di angkasa, bahkan ke luar angkasa. Allah benar-benar telah memberikan anugerah yang besar

kepada kita, manusia. Subhanallah, Maha Suci Allah.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah SWT berikan kepada kita adalah diciptakan-Nya kita

menjadi manusia (QS. At Tiin (95) : 4). Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah, manusia diciptakan

secara sempurna. Potensi-potensi yang dimilkikinya dapat membawa kemuliaan dan keutamaan serta

dapat menjalankan amanah. Terkadang anugerah sebagai manusia inilah yang sering kali dilupakan. Kita

sibuk memikirkan dan menghitung kelebihan orang lain. Kita merasa menjadi orang yang tidak

beruntung. Sering kali kita menghitung kekurangan dan ketidakberuntungan kita dibandingkan dengan

orang lain. Padahal setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu manusia pun yang

sama karakternya, walau pun mereka kembar identik. Oleh karena itu, masing-masing kita pada dasarnya

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, tinggal bagaimana kita menggalinya dan mengasahnya.

Maka dari itu, mulailah untuk fokus terhadap apa yang sudah Allaah beri, bukan terus-terusan iri terhadap

apa-apa yang tidak kita miliki. Jangan terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan para ahli.

Temukan potensi positif yang dimiliki, dan kembangkan itu dengan cara kita masing-masing.

Penggalian minat, bakat, keterampilan dan kecenderungan perlu diasah sedini mungkin, yakinlah

bahwa Allah telah menciptakan kita di dunia dengan spesialis dan bawaan yang hanya dimiliki oleh kita

saja. Allah tidak membuat kopiannya lagi. Masing-masing kita adalah ciptaan yang berkategori ―Master

Piece‖, tidak ada yang sama. Jika kita tidak mengenali dan mengasah potensi diri kita, sama saja kita

tidak bersyukur atas karunia-Nya.

Allah berfirman: “Katakanlah : tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al Israa‟ (17) : 84).

Seorang muslim harus menyadari posisinya di sisi Allah dan bagaimana kita memaksimalkan

apa yang Allah berikan pada diri kita dalam rangka memaksimalkan ibadah kita kepada-Nya sebagai

tanda syukur. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allaah telah menganugerahi kita dengan akal dan potensi

kebaikan.

Sayyid Quthb berkata : Islam datang untuk menghapus kejahiliahan dan membangun

kehidupan bercorak islami. Seandainya saja muslim benar-benar memahami ini, maka seluruh umat islam

Page 71: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

61

Buku Mentor Karisma 34

akan bersungguh-sungguh dalam hidupnya, mengerjakan apa yang bisa dia kerjakan, mengerahkan

seluruh yang bisa dia upayakan. Karena meski sekarang masih belum sehebat tokoh-tokoh inspiratif atau

orang-orang hebat lainnya, yakinlah bahwa bahkan setetes airpun sanggup membelah batu yang keras jika

tetesan itu jatuh terus-menerus tak putus asa.

Mari Mengapresiasi

Karena kita semua rasanya sepakat bahwa beda orang beda potensinya, maka betapa indahnya

jika kita tidak lagi meremehkan hal-hal kecil yang orang lain lakukan. Karena apa yang terlihat remeh itu

belum tentu bisa kita lakukan seperti orang lain melakukannya, begitu pula sebaliknya.

Belajar mengapresiasi diri bisa dilakukan dengan cara

melakukan pujian bagi diri terhadap berbagai hal positif yang telah ada pada diri (tidak berlebihan,

memuji apa adanya), melakukan afirmasi positif terhadap diri atas berbagai hal baik yang telah kita

lakukan (misalnya, mengatakan pada diri sendiri bahwa apa yang telah kita kerjakan merupakan hal yang

baik sekali sekaligus memotivasi diri untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi), memberi reward

pada diri sendiri atas sebuah pencapaian (misal, membeli beberapa buku bacaan favorit jika indeks

prestasi kuliah meningkat), dan lain sebagainya. Mengapa penting untuk mengapresiasi?

Jika kamu berpikir, "kenapa orang lain telah melakukan pencapaian luar biasa A-Z, sementara

aku masih berada di titik ini?" percayalah, kekecewaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sia-sia.

lakukanlah tindakan nyata untuk meng-upgrade perkembangan diri kita daripada meratapi kemajuan

orang lain dan meremehkan kemajuan diri sendiri.

Entah di mulai sejak kapan kebiasaan ini. Saat berhasil melakukan sesuatu dan mendapatkan

hasil yang memuaskan, saya terbiasa untuk memberikan semacam reward kepada diri sendiri dalam

bentuk membeli suatu barang yang dinginkan atau pergi ke suatu tempat yang bisa membuat saya sangat

senang. Itu semua saya lakukan tanpa lupa bersyukur atas apa yang telah dilalui/diperoleh tentunya.

Saya percaya bahwa setiap usaha/perjuangan yang telah dilakukan pantas diapresiasi oleh diri sendiri

untuk memacu kemampuan diri ini lebih dari yang telah diperoleh. Kebanyakan kita lebih sering

mengapresiasi apa yang diperoleh orang lain ketimbang diri kita sendiri, kepuasan yang tercipta dari

apa yang kita dapatkan seolah bayaran yang pas. Bagi saya kepuasan haruslah dirayakan, walaupun

hanyalah sebatas dengan ucapan, “Congratulation, Dev. ..” dan saya percaya bahwa kalimat itu semua

dapat membuat saya makin berani untuk menghadapi sesuatu yang lebih besar dan rumit ke depannya.1

Maka, mari mengapresiasi diri dan orang lain di sekitar kita. Agar potensi terbaiknya muncul,

tidak patah semangat duluan di tengah jalan. Tapi sebagai pihak yang diberikan apresiasi juga harus selalu

ingat untuk jangan tertipu oleh penilaian manusia.

Keterangan :

1 disadur dari https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

Referensi Materi :

https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/mengembangkan-potensi-diri/

http://menaraislam.com/content/view/145/27/

http://yangberkerudungawan.blogspot.com/2014/03/apresiasi-diri.html

Page 72: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

62

Buku Mentor Karisma 34

SMP BINA AKTIVIS

Ma'rifatullah

―Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‗Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan

menundukkan matahari dan bulan?‘ Tentu mereka akan menjawab, ‗Allah‘. Maka betapakah mereka

dapat dipalingkan dari jalan yang benar‖ (QS Al-Ankabut: 61).

Pada sebuah pertandingan bola voli antar-RT memperingati hari proklamasi di bilangan Mampang Jaksel,

seorang penonton, sebut saja Nico, merasa jengkel melihat ulah seorang bapak setengah baya yang

menyandera bola voli dengan cara mendudukinya. Karuan beberapa jenak pertandingan sempat terhenti.

Bola voli itu disandera akibat smash salah seorang pemain di seberang net tepat mengenai tubuh bapak

yang dikenal bernama Haji Mugni.

Panitia hanya diam saja. Melihat pemandangan itu, Nico yang baru sebulan tinggal di sebuah rumah

kontrakan dekat lapangan bola voli, langsung mendekati Haji Mugni yang belum dikenalnya. Nico

mengumpat kesal sembari merebut bola voli yang diduduki Haji Mugni, lalu melemparkannya ke tengah

lapangan. Pertandingan voli dilanjutkan kembali. Haji Mugni diam saja. Panitia salut dengan keberanian

Nico. Setelah kejadian itu, salah seorang panitia membisikkan sesuatu ke telinga Nico. Aneh. Wajah Nico

langsung pucat. Selidik punya selidik, rupanya panitia itu baru saja memberi tahu bahwa orang yang

bernama Haji Mugni itu adalah seorang jawara yang disegani.

Begitulah Nico, lantaran belum mengenal (ma‘rifah) Haji Mugni ia berani menentang Haji Mugni. Tapi

setelah diperkenalkan oleh seseorang, siapa sesungguhnya Haji Mugni, muncullah rasa takutnya. Sama

halnya dengan seorang anak balita yang ―berani‖ menyentuh api atau memegang kabel listrik bertegangan

tinggi. Tindakan itu sama sekali bukan tindakan berani, tapi sekali lagi karena faktor ketidaktahuan.

Dalam Islam, orang-orang yang ―berani‖ melanggar ketentuan Allah, apakah itu shalat, puasa, atau zakat,

dalam beberapa kasus hal itu disebabkan lantaran mereka belum ma‘rifah kepada Allah dalam arti

sesungguhnya. Ini mirip dengan kisah orang-orang kafir Quraisy pada masa Rasulullah Saw. yang apabila

ditanyakan kepada mereka siapa yang menurunkan hujan dari langit dan yang menumbuhkan pepohonan

dari bumi, mereka akan menjawab Allah. Tapi, bila mereka diperintahkan untuk meng-Esa-kan Allah dan

menjauhi penyembahan berhala, mereka akan mengatakan bahwa penyembahan berhala yang mereka

lakukan adalah warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dalam Islam, mengenal Allah (ma‘rifatullah) adalah persoalan penting dan wajib, karena hal ini

menyangkut aqidah.

―Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi

dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu

berusaha dan tempat tempat tinggalmu‖ (QS Muhammad: 19).

Dalam ayat ini, Allah Swt. menggunakan fi‘il amr (kata kerja perintah) yang berarti wajib setiap Muslim

untuk ma‘rifah kepada Allah.

Kenal bukan hanya sekedar tahu. Kita tahu Bush Presiden Amerika Serikat, tapi kita baru kenal Bush

setelah membaca dan melihat sepak terjangnya yang angkuh, arogan, hobi berperang, dan menindas umat

Islam lewat televisi dan media cetak. Dari informasi-informasi tersebut, akhirnya kita menyimpulkan

bahwa kezaliman Bush harus segera dihentikan. Inilah konsep ma‘rifah yang sebenarnya. Ma‘rifah adalah

sebuah proses perpikir yang menghasilkan tindakan, baik berupa pernyataan maupun sikap.

Page 73: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

63

Buku Mentor Karisma 34

Imam Ghazali menyatakan bahwa ma‘rifah adalah sebuah tingkatan kecerdasan, yaitu mengumpulkan dua

atau lebih informasi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Dan dari kesimpulan itulah muncul tindakan

atau sikap. Bukan ma‘rifah namanya bila apa yang diketahuinya tidak menghasilkan tindakan. Seseorang

yang mengaku mengenal Allah, tapi tidak menghasilkan ketundukkan, ketaatan, loyalitas, dan

penghambaan kepada Allah, sesungguhnya dia berlum ma‘rifah kepada Allah.

Seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu memikirkan kecantikan, kebaikan, kelembutan, dan

keramahan kekasihnya. Memikirkan hal-hal semacam itu sudah cukup membahagiakan hatinya. Selain

itu, ia pun akan selalu menjaga jangan sampai kekasihnya benci dan menjauhi dirinya. Oleh karenanya, ia

akan selalu tampil baik, sopan, ramah, murah hati, dan lembut di depan kekasihnya. Kalaupun ia memiliki

sifat buruk, maka di hadapan kekasihnya ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan sifat-sufat

buruk tersebut. Orang yang tengah jatuh cinta, biasanya selalu berusaha untuk menyelami sifat dan hobi

sang kekasih dan sedapat mungkin berusaha untuk mendekatkan diri dengan sifat dan hobi kekasihnya

itu, meskipun sebenarnya sifat dan hobinya berbeda.

Seperti itulah seharusnya orang yang mengaku ma‘rifah kepada Allah. Mari kita resapi sebuah teladan

tentang ma‘rifatullah seorang anak manusia. Ketika menuruni sebuah lembah, Umar bin Khaththab yang

ditemani salah seorang sahabatnya bertemu dengan seorang anak yang tengah menggembalakan ratusan

ekor kambing milik tuannya. Umar ingin menguji ma‘rifatullah anak tersebut dengan medesaknya agar

mau menjual seekor saja dari kambing gembalaannya. ―Juallah kepadaku salah seekor kambing yang

engkau gembalakan itu,‖ pinta Umar. ―Aku tidak berhak menjualnya, karena kambing-kambing itu milik

tuanku,‖ jawab si penggembala. ―Katakan saja pada tuanmu bahwa salah seekor kambing hilang diterkam

srigala,‖ uji Umar. Dengan tegas si penggembala berkata, ―Aku bisa saja mengatakan salah seekor

kambing milik tuanku hilang atau mati diterkam srigala. Mungkin ia akan mempercayai alasanku, tapi

bagaimana dengan Allah? Bukankah Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui?‖ Mendengar jawaban

itu, Umar menangis terharu. Lalu beliau membebaskan penggembala itu dengan cara menebusnya.

Perhatikanlah! Orang yang ma‘rifah kepada Allah meyakini bahwa setiap gerak langkahnya, ucapannya,

dan getaran hatinya selalu diawasi oleh Allah, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. Semut

hitam yang berjalan di atas batu hitam di malam kelam tak luput dari pengawasan-Nya. Sehelai daun

kering yang jatuh dari pohonnya di tengah hutan belantara tak lepas dari perhitungan-Nya. Sebutir debu

yang diterbangkan angin di tengah padang pasir yang luas ada dalam kuasa-Nya. Deburan ombak di

tengah samudera ada dalam genggaman-Nya.

―Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.

Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluar daripadanya, dan apa yang

turun dari langit dan apa yang naik kepadannya. Dan Dia besamamu di mana saja kamu berada. Dan

Allah Maha Melihat apa kamu kerjakan‖ (QS Al-Hadid: 4).

Dengan keyakinan seperti ini, mereka tidak berani melanggar perintah dan larangan Allah. Mereka tidak

berani memakan harta yang bukan miliknya, mereka tidak berani berdusta, dan mereka tidak berani

melangkah di luar garis yang telah ditetapkan oleh Allah. Setiap pelanggaran akan ada dosa, dan setiap

dosa akan berujung pada siksa api neraka. Ma‘rifatullah akan melahirkan rasa takut pada siksa Allah.

Renungkanlah! Orang yang mengenal Allah dengan pengenalan yang mendalam, yakin bahwa Allah

Maha Pengasih dan Penyayang. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, tapi

sering tidak disadari oleh manusia. Kita sering memuji-muji indahnya pemandangan alam yang terhampar

di depan mata, tapi kita jarang memuji Pemberi mata kita. Kita sering kagum mendengar suara gemercik

air mengalir dari bebatuan, tapi jarang sekali kita mengagumi kepada Pencipta telinga kita. Kita sering

merasakan nikmatnya aneka makanan yang disajikan, tapi kita lupa pada Pemberi lidah.

Page 74: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

64

Buku Mentor Karisma 34

Apa yang akan kita rasakan seandainya Allah me-nonfungsi-kan mata kita? Bagaimana sekiranya Allah

mencabut pendengaran kita? Dan apa yang kita rasakan bila Allah menghilangkan daya kecap lidah kita?

Semua itu mudah bagi Allah. Dan kita dapat menanyakan hal itu kepada orang-orang yang telah

kehilangan nikmat-nikmat tersebut.

Ma‘rifatullah semestinya melahirkan rasa cinta dan ketergantungan kepada Allah. Ma‘rifatullah

seharusnya memunculkan berbagai macam harapan, kiranya Allah mempertahankan dan menambah

semua nikmat dan karunia yang telah Ia berikan.

Ma‘rifah kepada Allah dapat kita lakukan dengan cara memikirkan dan menganilisis semua ciptaan Allah

di jagat raya ini. Rasulullah Saw. bersabda, ―Tafakkaruu fi khalqillaah, walaa tafakkaruu fi dzatillaah.‖

Pikirkanlah ciptaan-ciptaan Allah, dan jangan pikirkan tentang Dzat Allah. Al-Qur`an banyak mendorong

kita untuk mendayagunakan potensi akal kita untuk mengenal Allah.

―Kami telah memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri

mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur`an itu adalah benar. Dan apakah Rabbmu

tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?‖ (QS Fushshilat: 53).

Sementara itu, kebodohan (jahl), kesombongan (takabbur), penyimpangan, dan kezaliman adalah

penyakit-penyakit yang dapat menghambat seseorang untuk ma‘rifah kepada Allah. Jauhilah sifat-sifat

tersebut. Semoga Allah menjernihkan hati dan pikiran kita dan menjauhkan diri kita dari penyakit-

penyakit yang dapat menghambat proses ma‘rifah kita kepada Allah. Wallahu a‘lam bishshawab.

Sumber : A green version of http://commons.wikimedia.or...Image via WikipediaOleh Syamsu Hilal

Page 75: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

65

Buku Mentor Karisma 34

Ta’riful Qur’an

Parameter: Adik memahami keunggulan al-quran sebagai pedoman hidup dan berusaha mengamalkannya

Sahabat-sahabat, bayangkan sahabat berkelana, berjalan jauh, menuju suatu tempat yang ingin dijadikan

tempat tinggal. Pasti sahabat membutuhkan banyak hal: perlengkapan, bekal, pendamping perjalanan dll.

Tapi sebaik-baik perlengkapan, sebaik-baik bekal dan sebaik-baik pendamping akan tidak berguna jika

sahabat-sahabat tidak memiliki pedoman untuk perjalanan. Bisa jadi sahabat sudah jalan beribu-ribu

kilometer, tapi jika arahnya salah, sahabat tidak akan mencapai tujuan.

Seperti itulah hidup, dan seperti itulah AlQur‘an. Bagaimanapun cara kita menjalani hidup ini, jika arah

kita salah, kita tidak akan mencapai tujuan kita yaitu syurga Allah. Sahabat, AlQur‘an harus kita jadikan

sebagai pedoman, sebagaimana seorang musafir zaman dulu menjadikan bintang-bintang di malam hari

yang gelap sebagai pedoman perjalanan

Sahabat, taukah apa yang dikatakan kekasih kita Rasulullah SAW tentang orang yang membaca

AlQur‘an? Berikut adalah hadits-hadits tentang keutamaan membaca AlQur‘an.

1. Dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah Al Qur'an

sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya."

(Riwayat Muslim)

2. Dari Nawwas bin Sam'an ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Di hari

Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan orang yang membaca dan mengamalkannya,

didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali 'Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela)

orang yang membaca dan mengamalkannya." (Riwayat Muslim)

3. Dari Usman bin 'Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di

antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." (Riwayat Bukhari)

4. Dari Aisyah ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang membaca Al Qur'an dengan

terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala." (Riwayat Bukhari & Muslim)

5. Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, "Perumpamaan orang

mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan

rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah

kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al

Qur'an seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan

orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak

berbau dan rasanya pahit. (Riwayat Bukhari & Muslim)

6. Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah

mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al

Qur'an." (Riwayat Muslim)

7. Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad saw. telah bersabda, "Tidak boleh iri kecuali pada dua

perkara: Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur'an sedang dia

membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang

dia menginfakkannya siang dan malam." (Riwayat Bukhari & Muslim)

8. Dari Barra' bin 'Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya

ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan

semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi

Muhammad saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, "Itu adalah

ketenangan yang turun karena Al Qur'an." (Riwayat Bukhari & Muslim)

Page 76: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

66

Buku Mentor Karisma 34

9. Dari Ibnu 'Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak

ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur'an laksana sebuah rumah yang runtuh." (Riwayat

Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

10. Dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash ra. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda, "Akan

dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu

sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat

yang engkau baca."(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

11. Dari 'Uqbah Bin 'Amir ra. berkata; Rasulullah saw. keluar dan kami berada di beranda masjid.

Beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau 'Aqiq dan

kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak

memutuskan hubungan silaturahmi?" Kami menjawab, "Kami ingin ya Rasulullah" Lantas beliau

bersabda, "Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur'an akan

lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat

lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta."(Riwayat

Muslim)

12. Dari Ibnu Mas'ud ra. bahawasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, "Yang paling layak

mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur'an.(Riwayat

Muslim)

13. Dari Jabir bin Abdullah ra. bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad saw. mengumpulkan dua mayat

laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda, "Siapa diantara keduanya yang

lebih banyak menghafal Al Qur'an?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya

untuk dimasukkan kedalam liang lahad.(Riwayat Bukhari, Tirmizi, Nasa'i & Ibnu Majah)

14. Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an

kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah

mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang membaca Al Qur'an maka berdoalah

kepada Allah dengan Al Qur'an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca

Al Qur'an dan orang-orang berdo'a dengannya."(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini

hasan)

15. Dari Ibnu Mas'ud ra. ia berkata: Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya

satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud 'Alif, Laam,

Miim' satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf. (Riwayat Ad

Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih

Semoga kita bisa menjadi AlQur‘an sebagai pedoman hidup kita agar mendapatkan ridhaNya dan

ditemukan di syurgaNya.

Page 77: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

67

Buku Mentor Karisma 34

Ilmu Tajwid Tujuan : mengenalkan kepada adik hukum bacaan nun mati dan tanwin.

Tajwid

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari

tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-

tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah,

mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.

Tajwīd ( تج) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau

bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” ( -ج .dalam bahasa Arab (تج -ج

Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat

yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau

mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu

sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam

membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang

dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

C. Macam-macam Hukum nun mati dan tanwin

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum

Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:

9. Idghom

Idghom : memasukkan

Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4

huruf, antara lain: atau biasa di singkat dengan bunyi ٠

Contoh:

ي ٠م ( - ) ص٠ذ و )ف - )

ج١ب ( – )فزحب سائ ( - )

Idghom Bilaghunnah

Idghom : memasukkan

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2

huruf, antara lain: يdan س

Page 78: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

68

Buku Mentor Karisma 34

Contoh:

ه ذ ( (ي - سسح١ (س – )غف

10. Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6

huruf, antara lain: أ ح خ ع ؽ ه

Contoh:

ا احذ ح١ش (ا – )وف ( خفذ (ح – ( (خ –

)خك ػظ١ (ع – ب غ١ش و ب س (ؽ- )ل اال )ى ه ) –

11. Iqlab

Iqlab berarti:

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ة

Contoh:

ثخ ( (ة – ا ػ ث١ (ة – )

12. Ikhfa‘

Ikhfa‘ berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah

15 huruf, antara lain:

د س ط د ر ص ط ش ظ ض ط ظ ف ق ن

Contoh:

رحزب ( بء صجب جب (د – (س – ) ج١ب و )ا (ط –

دا١خ ا (د – )ل راز ( ئز صسلب (ر – ٠( (ص –

سب اال )ا (ش – )ػزا ة ضذ ٠ذ (ط – ل ب صب ح١ (ظ – )

سفش ح ضب حىخ طك (ض – ) ب ٠ ( (ط – س ظ )ػ (ظ –

ف ا (ف – )ػ ا (ق – )سصلب لب ٠شج وب ( (ن –

Page 79: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

69

Buku Mentor Karisma 34

NATAJIUL IBADAH WA HALAWATUL IBADAH Alokasi waktu : 2 X Pertemuan

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang

Allah gunakan untuk menghapus kesalahan dan mengangkat derajat?” Para sahabat menjawab,

“Tentu, Ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Menyempurnakan wudhu di hari yang sangat

dingin, memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat sesudah mengerjakan. Itulah

ribath (berjaga-jaga) di jalan Allah. Itulah ribath di jalan Allah. Itulah Ribath dijalan Allah.”

(HR Muslim)

WUDHU

Pensyariatan wudhu didasarkan pada banyak dalil, diantaranya adalah firman Allah dalam

Qur‘an surat Al-Maidah : 6 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)

kakimu sampai dengan kedua mata kaki….”

Selain itu juga sunah Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa beliau

bersabda :

“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang dari kamu yang berhadast hingga ia

berwudhu.”

(HR Asy-Syaikhani)

Syarat-syarat Sah Wudhu :

1. Niat

2. At-Tasmiyah (menyebut nama Allah)

3. Al-Muwaalaah (berturut-turut/bersambung)

Rukun Wudhu

Sahabat mentoring, wudhu memiliki beberapa rukun yang merupakan unsur utamanya. Bila

salah satu rukunnya tak terwujud, ia tak terwujud dan tak dianggap sah oleh agama.

Adapun mengenai rukun-rukun wudhu, berikut ini rinciannya :

1. Niat

2. Membasuh muka (wajah)

3. Membasuh dua tangan sampai ke siku

4. Membasuh sebahagian kepala

5. Membasuh dua kaki sampai dua mata kaki

6. Tertib

Sunah Wudhu

Niih, selain wudhu ada juga sunnah-sunnah wudhu yang dianjurkan bagi kita umat islam,

seperti yang telah Rasulullah ajarkan kepada umat islam. Sunnah sendiri ialah dikerjakan

mendapat pahala, jika tidak pun tidak apa-apa. Namun apakah setelah mengetahuinya sahabat

sekalian akankah meninggalkan sunnah ? Tentu tidak ya, karena dalam berwudhu Allah

menggugurkan dosa kita.

Berikut ini merupakan sunnah-sunnah wudhu :

Page 80: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

70

Buku Mentor Karisma 34

1. Membaca basmallah sebelum mengerjakannya

2. Memakai siwak

3. Membasuh kedua telapak tangan diawal wudhu

4. Berkumur

5. Menghisap dan mengeluarkan air melalui hidung

6. Menyela-nyela jenggot

7. Menyela jari-jemari

8. Membasuh sebanyak tiga kali

9. Memulai dengan tangan dan kaki kanan

10. Mengusapkan tangan yang telah dibasahi air ke anggota tubuh

11. Mengusap kedua telinga

12. Membasuh muka dan kaki melebihi ukuran yang semestinya

13. Berdoa sesudahnya

14. Shalat sunnah dua rakaat sesudah berwudhu

Perkara-perkara yang Membatalkan Wudhu

a. Segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur : air kencing, kentut

b. Tidur lelap yang menghilangkan kesadaran dalam posisi tidak tegak

c. Hilangnya kesadaran akal karena mabuk atau sakit

d. Menyentuh kemaluan tanpa penghalang

Perkara-perkara yang tidak Membatalkan Wudhu

a. Keluarnya darah dari jalan yang tidak biasa

b. Muntah

c. Makan daging unta

d. Keraguan seseorang tentang hadast

Perkara-perkara yang Diwajibkan Berwudhu

a. Seluruh jenis shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah

b. Tawaf di Baitullah

c. Menyentuh mushaf Al-Quran

Perkara-perkara yang disunnahkan Berwudhu

Wudhu disunnahkan dalam kondisi-kondisi berikut :

a. Saat berdzikir

b. Menjelang tidur

c. Ketika orang yang sedang junub makan, minum, atau mengulangi persetubuhan

d. Sebelum mandi, baik mandi wajib maupun mandi sunnah

e. Sesudah makan sesuatu yang terkena api

f. Memperbarui wudhu setiap kali akan shalat

SHALAT

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua

pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari

orang-orang yang bersama kamu, dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah

mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka

dia memberi keringanan kepadamu karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-

Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit dan orang-

Page 81: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

71

Buku Mentor Karisma 34

orang yang berjalan di muka bumi mencari sebahagian karunia Allah; dan orang-orang yang

lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran dan

dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya,

dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha

Penyayang.”

(Q.S. Al-Muzammil: 1-9)

Sahabat mentoring, setelah kita bersama-sama mengetahui mengenai tata cara berwudhu

dengan baik, pada kali ini kita akan membahas mengenai shalat.

Shalat ialah ibadah yang berisikan perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir

dan diakhiri dengan salam.

Shalat dalam islam memiliki kedudukan yang tidak dapat ditandingi kedudukan ibadah

apapun. Shalat adalah tiang agama dan agama hanya bisa berdiri tegak hanya dengannya.

Rasulullah bersabda: “Poros segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak

tertingginya adalah jihad di jalan Allah.” (H.R. Tirmidzi). Shalat juga merupakan ibadah

pertama yang diwajibkan Allah.

Meninggalkan shalat karena mengingkarinya adalah kekafiran dan murtad dari agama

Islam menurut ijmak umat Islam. Adapun orang yang meninggalkannya karena malas atau

lantaran sibuk dengan sesuatu yang tidak dianggap uzur oleh agama, tetapi masih mengimani dan

meyakini kewajibannya, maka beberapa hadist telah secara terang menyatakan kekafiarannya

bahkan keluar dari Islam.

Untuk mengetahui bagaimana Rasulullah SAW shalat, kita harus mengacu kepada Al-

Quran dan As-Sunnah. Agar lebih mudah dalam mengikuti gerakan shalat Rasul, kita dapat

menggunakan pendapat para ulama yang telah lama melakukan riset terhadap Al-Quran dan As-

Sunnah. Pembahasan berikut akan selalu mengacu pada pendapat para ulama.

Siapa yang Wajib Mengerjakan Shalat ?

Shalat wajib dikerjakan oleh seorang muslim yang mempunyai akal dan telah balig. Hal ini

didasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi bersabda, “Pena pencatat

amal tidak digunakan mencatat amal tiga jenis manusia, orang yang tidur hingga ia terbangun,

anak-anak hingga ia balig, dan orang gila hingga ia sembuh.” (H.R. Ahmad)

Waktu Shalat

Shalat memiliki waktu yang telah ditentukan dan harus dikerjakan pada waktunya.

Shalat Waktu Shalat

Shalat Subuh

(2 rakaat)

Diawali dari munculnya fajar shaddiq, yakni cahaya putih yang

melintang di ufuk timur. Waktu subuh berakhir ketika terbitnya

matahari.

Shalat Dzuhur

(4 rakaat)

Diawa jika matahari telah tergelincir (condong) kea rah barat,

dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.

Page 82: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

72

Buku Mentor Karisma 34

Shalat Ashar (4 rakaat)

Diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Khusus untuk madzhab Imam Hanafi, waktu

Ashar dimulai jika panjang baying-bayang benda dua kali

melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir

dengan terbenamnya matahari.

Shalat Maghrib (3 rakaat)

Diawali dengan terbenamnya matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

Shalat Isya

(4 rakaat)

Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat,

dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan harinya.

Syarat Shalat

a. Syarat Wajib Shalat

1. Islam

Setiap orang yang beragama Islam diwajibkan untuk shalat tetapi bagi non-muslim tidak

diwajibkan shalat.

2. Baligh/Mencapai Usia Dewasa

Bagi perempuan dikatakan baligh apabila telah keluar darah haid. Sementara bagi laki-

laki ketika berusia 15 tahun atau telah keluar sperma.

3. Berakal

Bagi yang tidak berakal sehat tidak diwajibkan untuk shalat.

4. Tidak dalam keadaan haid dan nifas (khusus perempuan)

5. Telah sampai dakwah tentang shalat kepadanya.

b. Syarat Sah Shalat

Syarat-syarat sah shalat adalah perkara-perkara yang dilakukan sebelum shalat. Orang yang

hendak mengajarkan shalat wajib melakukannya, dan bila ia meninggalkan satu saja darinya,

shalatnya batal. Rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tibanya waktu shalat

Keyakinan saja sudah cukup. Karena itu, orang yang telah meyakini tibanya waktu shalat

diizinkan mengerjakannya. (Q.S. An-Nisa:103)

2. Suci dari hadist kecil dan hadast besar (Q.S. Al-Maidah: 6)

3. Badan, pakaian, dan tempat shalat harus suci dari najis yang terlihat

Poin ini jika orang yang shalat mampu mewujudkannya, namun bila ia tidak mampu

menghilangkan najis, ia boleh mengerjakan shalat menurut kondisi apa adanya dan tidak

wajib mengulang shalatnya. Orang yang mengerjakan shalat membawa najis, tapi ia tidak

mengetahuinya atau lupa, kemudian ia mengetahuinya ditengah-tengah shalatnya dia

wajib menghilangkannya lalu meneruskan shalatnya sesuai dengan jumlah rakaat yang

sudah dikerjakannya. Dia tidak perlu mengulanginya.

4. Menutup aurat

Batas aurat seorang laki-laki

Aurat yang wajib ditutup seorang laki-laki adalah qubul (kemaluan) dan dubur.

Sedangkan menutup paha, pusar dan lutut adalah sesuatu yang dipersilahkan oleh

para ulama karena perbedaan riwayat. Sebagian ulama menganggapnya aurat,

sebagian yang lain menganggapnya bukan aurat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Page 83: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

73

Buku Mentor Karisma 34

mengatakan: “Hendaklah tidak ada perselisihan tentang wajibnya menutup paha

pada shalat.” Pendapat yang dikatakan ini adalah pendapat yang paling kuat.

Batas aurat seorang perempuan Selain wajah dan telapak tangan, seluruh bagian tubuh perempuan adalah aurat yang

wajib ditutupi di dalam shalat (Q.S. An-Nur: 31)

Pakaian yang wajib dikenakan dan pakaian yang menutup aurat.

Pakaian yang tipis yang memperlihatkan warna kulit tidak boleh digunakan di dalam

shalat. Shalat boleh dikerjakan dengan memakai satu pakaian, namun menjaganya

dengan dua atau lebih pakaian adalah sesuatu yang disunnahkan. Demikian pula

menghias pakaian yang dikenakan bila memang dimungkinkan.

5. Menghadap kiblat (Q.S. Al-Baqarah: 144)

Rukun Shalat

1. Berdiri (bagi yang mampu)

2. Takbiratul ihram

3. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap rakaat

4. Ruku‘ dan tuma‘ninah

5. Iktidal setelah ruku‘ dan tuma‘ninah

6. Sujud dua kali dengan tuma‘ninah

7. Duduk anatara dua sujud dengan dengan tuma‘ninah 8. Duduk dan membaca tasyahud akhir

9. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir

10. Membaca salam yang pertama

11. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)

Sunnah Shalat

1. Mengangkat kedua tangan pada saat takbiratul ikhram

2. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri

3. Membaca doa iftitah

4. Membaca ta‘awudz dan basmallah

5. Membaca Amin (baik imam maupun makmum, baik sendirian maupun secara berjamaah)

6. Membaca surat atau ayat Al-Quran setelah membaca Al-Fatihah

7. Memanjangkan rakaat pertama shalat subuh

8. Membaca doa qunut

Hal-hal yang Membatalkan Shalat

1. Kehilangan syarat sah shalat seperti murtad, gila, shalat belum waktunya, dan lain-lain

2. Meninggalkan salah satu rukun shalat

3. Berbicara di luar shalat

4. Bergerak di luar gerakan sendiri

5. Makan dan minum

6. Mendahului imam

7. Terdapatnya air bagi yang tayamum.

Page 84: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

74

Buku Mentor Karisma 34

Adab Bergaul dengan Orang yang Lebih Tua

Indikator : Adik terdidik menghormati orang yang lebih tua

Islam mengajarkan kita untuk menghormati orang yang lebih dewasa,orang-orang alim dan orang-orang

yang utama dalam ahlaqnya. Seperti dalam hadist :

Bukanlah termasuk umatku mereka yang tidak menghargai (memuliakan) yang lebih dewasa, dan tidak

menyayangi yang lebih kecil. (HR Ahmad dan Thabrani)

Disekitar kita orang dewasa terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari saudara yang lebih tua, kakak kelas,

Guru, tetangga dan orang-orang yang mengkin kita tidak kenal. Kepada mereka ahlak yang baik harus

kita berikan karena meski jabatan, pekerjaan,ilmu kita melebihinya tapi mereka lebih lama hidup dan

tinggal di dunia sehingga berbagai pengalaman hidup yang mungkin kita belum tahu mereka sudah

mengetahuinya. Untuk itu menghormati orang yang lebih tua sangat penting untuk kita perhatikan.

Adapun adab terhadap orang yang lebih tua diantaranya:

- Tidak meninggikan suara

- Berbicara ketika mereka sudah selesai berbicara (tidak memotong)

- Mendahulukan kepentingan mereka

- Ihsan dalam perdebatan

- Bersilahturahmi/mengunjunggi orang yang lebih tua

Bahkan dalam sebuah hadist Rosulullah SAW sengaja pergi ketempat yang sangat jauh untuk

mengunjungi orang yang lebih tua dan mempunyai kelebihan, beliau sangat menghormat mereka, semata-

mata karena mengharapkan keagungan Allah. Sabda beliau :

“sesungguhnya termasuk kalangan Allah SWT adalah memuliakan orang-orang dewasa

muslim,menjunjung Al-Quran tanpa meninggalkan dan menjauh dari bacaannya dan mengerjakan apa-

apa yang dikandungnya, dan memulikan pemimpin yang adil.” ( HR Abu Daud,hadist Hasan)

Dalam soal menghormati orang yang lebih dewasa diperaktekan juga oleh Abdullah bin Umar dalam

sebuah riwayat diceritakan bahwa ia menghadiri majelis Rosulullah, di dalamnya terdapat Abu Bakr dan

Umar. Rosulullah mengajukan suatu persoalan yang Abu umar mengetahui jawabanya, akan tetapi ia

tidak berbicara karena menghormati Abu Bakr dan Umar. Abddullah bin Umar berkata, Rosulullah

Bersabda :

― beritahukan kepadaku sebuah pohon yang dimisalkan sebagai muslim, mendatangkan setiap saat

makanan atas izin Allah dan tidak berguguran daunya.” Dalam hatinya Abdullah bin Umar menjawab :

”pohon kurma”. Tetapi enggan untuk mengatakan, mengingat di sana ada Abu Bakr dan Umar. Maka

ketika mereka berdua (Abu Bakr dan Umar ) tidak dapat menjawab, Nabipun berkata : yang dimaksud

adalah pohon Kurma. Maka ketika aku keluar bersama ayahku aku berkata : “ wahai ayah, sebenarnya

dalam hati aku menjawab,”pohon kurma”.Ayahnya bertanya ,”mengapa kamu tidak mengatakannya?”.

Dia menjawab ,” tidak ada yang menghalangiku untuk berbicara, kecuali ketika aku melihatmu bersama

Abu Bakr ada di di situ, itulah yang menyebabkan aku enggan. (HR syaikon)

Salah satu dari orang yang lebih tua yang biasa kita berinteraksi denganya adalah Guru. Menghormati

guru merupakan keharusan kita mengingat kita sangat menginginkan ilmu yang berkah darinya.

Page 85: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

75

Buku Mentor Karisma 34

Islam telah menempatkan kedudukan manusia didalam masyarakat sesuai keduduanya, seperti dalam

surat Az-zumar :9 Allah berfirman:

―apakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tak berilmu?, sesungguhnya hanya Ulil

Albab (yang beriman dan berfikir) yang dapat menerima pelajaran”

Salah satu nasehat Imam Al-ghazali tentang adab menghormati guru adalah dengan tidak menanyakan

masalah yang sulit dan belum diajarkan oleh guru. Seperti dalam nasihat Nabi Khidir : “ janganlah

engkau bertanya kepadaku tentang sesuatu sehingga aku terpaksa menceritakan kepadamu hakikat

sesuatu itu”.

Setelah menjelaskan materi-materi diatas, diskusilah dengan para mentee “ bagaimana jika kamu

memiliki perbedaan pendapat dengan orang yang lebih tua?” (pastikan semua mentee dapat aktif

berpendapat)

Setelah diskusi selesai buatlah kesimpulan, dan baru jelaskan materi dibawah ini:

Ihsan dalam perdebatan

Ketika kita memiliki perbedaan pendapat dengan orang yang lebih tua maka kita boleh membantah tetapi

denga cara yang baik, seperti dalam surat An-nahl:125 . Bagaimana caranya?? Kita bisa menggunakan

kata-kata seperti ―dapatkah anda mendengar usulan saya?‖ apa tanggapan anda?‖ sehingga perdebatan

atau perbedaan itu dapat didiskusikan atau dimusyawaraka.

Mari kita belajar dari Nabi:

Suatu hari Utbah Bin Rabi‘ah mendatangi Nabi, ketika itu beliau masih tinggal di Mekah saat kaum

muslimin menerima berbagai siksaan yang berat. Utbah datang untuk membujuk beliau dengan

menawarkan harta supaya beliau meninggalkan dakwahnya. Juga menawarkan kedudukannya, serta tabib

pribadi jika beliau mengidap penyakit jiwa, semua itu agar beliau meninggalkan dakwahnya.

Menghadapi ini bagaimana Nabi mendebatnya? Bagaimana Nabi berdialog denganya?

Beliau berkata kepadanya ― aku akan mendengarkan apa yang kau katakan, wahai Abu Al Walid.‖

Ketika ia selesai berbicara, Nabi pun angkat bicara,‖ apakah engkau selesai bicara wahai Abu Walid?‖

Sebagian orang yang paham agama ketika terjebak dalam perdebatan, menjadi kehilangan kendali.

Semoga kita bisa belajar dari Nabi berbuat ihsanlah sampai masalah dialog.

Daftar Pustaka

Khalid, Amru. (2006). Semulia Akhlak Nabi. Solo: Aqwam Media Profetika

Al Ghazali. (2005). Wahai Anakku Inilah Nasihat Berharga Untukmu. Bandung: IBS

Ali Hasyimi, M. (2006). Apakah Anda berkepribadian Muslim. Depok: Gema Insani

Page 86: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

76

Buku Mentor Karisma 34

Adab bergaul dengan lawan jenis Tujuan :

- Memberikan pemahaman kenapa dalam bergaul dengan lawan jenis harus ada adab-nya

- Memberikan pemahaman adab-adab bergaul dengan lawan jenis

Materi :

Kenapa sih gaul gaul aja mesti ada aturannya? Ayo… temen-temen mikir gitu ga? Ketika temen-temen

menginjak usia balig, sudah menjadi hal yang normal ketika ada ketertarikan dengan lawan jenis, namun

islam tidak mengizinkan interaksi berlebihan itu kecuali setelah menikah karenanya kita harus menjaga. .

Namun kalau kita tidak bisa memenej perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat

besar,baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah

hadist Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam,

ب صب ؼ١ب ص فب ج اش جطص ١ذ صبب ا ا ىال صب ا اسب بع ب االسز صب الرب ٠صذق اظش ٠ز ت ٠ م ا خطب بب ا

٠ىزث فشط ره ا

‖Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah

dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan

melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti

akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.‖ (HR. Muslim)

Adab pergaulan dalam Islam :

1. Pergaulan hendaknya diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah

―Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan

dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara

kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.‖ (QS. Al Hujurat 49:13)

2. Hendaknya ikhwan menahan sebagian pandangannya dan demikian juga dengan akhwat.

Hendaklah menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena pandangan

dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan

ma‘shiat. Oleh karena itu Al-Qur‘an memberikan peringatan keras terhadap pandangan liar.

―Katakanlah kepada orang-orang Mu‘min : ―Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan

memelihara kemaluannya; dan demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang mereka perbuat.‖ (QS. An Nur [24]:30)

Sabda Rasulullah saw :

―Pandangan itu merupakan salah satu anak panah iblis‖Dua mata itu berzina dan zinanya mata ialah

melihat‖ (HR. Bukhari)

Salah satu keringanan Islam adalah Dia membolehkan melihat yang sifatnya mendadak pada

bahagian yang seharusnya tidak boleh.

―Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat

dengan mendadak. Maka jawab Nabi: Palingkanlah pandanganmu itu!‖ (HR. Muslim)

Page 87: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

77

Buku Mentor Karisma 34

―Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh

pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh.‖ (HR. Ahmad, Abu Daud dan

Tirmidzi)

Perempuan melihat laki-laki tidak pada auratnya, hukumnya mubah, selama tidak diikuti dengan syahwat

atau tidak dikuatirkan akan menimbulkan fitnah. Sebagian ulama yang extrimis menganggap, bahwa

perempuan sama sekali tidak boleh melihat anggota laki-laki yang manapun. Mereka membawa dalil

hadis yang diriwayatkan oleh Nabhan bekas hamba Ummu Salamah, bahwa Rasulullah saw. pernah

berkata kepada Ummu Salamah dan Maimunah yang waktu itu Ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya.

Nabi bersabda : pakailah tabir. Kemudian kedua isteri Nabi itu berkata: ―Dia (Ibnu Ummi Maktum) itu

buta!‖ Maka jawab Nabi: ―Apakah kalau dia buta, kamu juga buta? Bukankah kamu berdua melihatnya?‖

Tetapi dari kalangan ahli tahqiq (orang-orang yang ahli dalam penyelidikannya terhadap suatu

hadits/pendapat) mengatakan: Hadis ini tidak sah menurut ahli-ahli Hadis, karena Nabhan yang

meriwayatkan Hadis ini salah seorang yang omongannya tidak dapat diterima.Kalau ditakdirkan hadis ini

sahih, adalah suatu sikap kerasnya Nabi kepada isteri-isterinya karena kemuliaan mereka, sebagaimana

beliau bersikap keras dalam persoalan hijab.

3. Ikhwan tidak memegang akhwat dan demikian sebaliknya

Rasulullah saw. pernah bersabda sbb: ―Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan

jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya.‖

(Riwayat Thabarani, baihaqi dan rawirawinya thabarani adalah kepercayaan)

Jauhi saja perempuan/laki-laki yang tidak menjaga adab ini.

4. Ikhwan dan akhwat harus menjaga jarak; sebaiknya sebatas dimana mereka tidak

mencium wewangian dari lawan jenisnya

―Siapa saja perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka

itu mencium baunya, maka perempuan tersebut dianggap berzina; dan tiap-tiap mata ada zinanya.‖

(Riwayat Nasa‘i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

5. Tidak “berdua-duaan” baik dalam zhahir maupun batin.(tidak berkhalwat)

Sebaiknya jika hendak melakukan pertemuan yang cukup lama, ikhwan membawa teman ikhwannya dan

akhwat pun membawa teman akhwatnya. Teman disini ditujukan agar dapat mengingatkan jika

berinteraksi melewati batas.

―Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan

seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah saitan.‖ (Riwayat

Ahmad)

6. Menjaga Aurat

Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki atau perempuan yang bukan mahram, yang tidak termasuk

mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekat pun kalau dia bukan

mahram kita, maka kita wajib menutup aurat kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita

menggunakan jilbab yang menjulur ke seluruh tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud pun

adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit, dan tidak membentuk

lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan

muka atau wajah. Nah kalo untuk laki-laki auratnya dari pusar hingga ke lutut, jadi hilangin yah gaya-

Page 88: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

78

Buku Mentor Karisma 34

gaya celana yang rombeng-rombeng di lututnya atau kebiasaan pakai boxer sampai keluar-keluar

rumahnya.

Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

سح فئرا خشجذ شأح ػ ا اسزطشفب اط١طب

―Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.‖ (HR.

Tirmidzi,shahih)

Referensi :

Buku mentoring SMA ALFA CENTAURI dari Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam

http://remajaislam.com/67-adab-bergaul-dengan-lawan-jenis

Page 89: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

79

Buku Mentor Karisma 34

Husnudzan dan sabar dalam bergaul Tujuan :

- Mengetahui makna sikap husnudzan dan sabar

- Memahami pentingnya bersikap husnudzon dan sabar sebagai akhlak dalam bergaul

Materi :

1. Apa itu husnudzon?

Husnuzon adalah berbaik sangka. Ini adalah perbuatan yang dituntut dalam Islam kerana perbuatan ini

dapat mengelak dari menuduh orang lain berbuat keburukan, yang secara tidak langsung, jika tidak punyai bukti yang kukuh menjadikan kita pemfitnah, dan ada tuntunannya loh….

―Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan

hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.‖

[al Isra', 17:36]

2. Kenapa kita harus berHusnudzon?

Sebagai manusia memang wajar kita tidak bisa langsung mengetahui segala sesuatu, apa lagi yang ada di

hati saudara kita, itu memang keterbatasan kita sebagai manusia. Contohnya, terkadang ketika saudara

kita bersikap tidak seperti biasanya ke kita, maka apa yang muncul di benak kita? Misal dia mungkin

udah berubah tidak mau berteman lagi, dia sudah tidak suka dengan kita dan banyak hal negatif lainnya

mulai bertebaran di benak kita. Lantas bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam merespon

keterbatasannya tersebut? Temen- temen berfikir negatif hingga akhirnya kita mengeluarkan statement

yang buruk terhadap saudara kita, dengan sebelumnya bahkan kita belum mencari kejelasan merupakan

hal yang di larang Allah swt dan di bencinya. Sebagaimana firman Allah swt.

―Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri…‖ (TQS. An-Nur:12)

Temen-temen saudara seiman itu satu tubuh loh… seperti tubuh kita sendiri, jadi berprasangka baiklah pada saudara kita

Allah swt., berfirman:

―Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari

prasangka itu adalah dosa.‖ (TQS. Al-Hujurat:12)

Ibnu Abbas berkatata tentang tafsir ayat ini,‖Allah melarang kaum mukmin berprasangka buruk kepada mukmin yang lain.‖

Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda:

―Hati-hati dan jagalah diri kalian dari prasangka buruk, karena berprasangka buruk adalah perkataan paling dusta.‖ (Mutafaq‘alaih)

Buruk sangka terhadap seorang mukmin yang kelihatannya shalih tidak diperbolehkan. Bahkan disunahkan kita berbaik sangka kepadanya.

3. Cerita Hikmah

Page 90: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

80

Buku Mentor Karisma 34

Suatu hari imam syafi‘I yang saat itu terkisahkan masih muda sedang berjalan melewati seorang lelaki

dengan seorang perempuan bercadar sedang bercanda berdua, munculah dalam benak imam syafi‘I

―masyaallah, lelaki itu telah berbuat maksiat di tempat umum‖. Tidak jauh dari tempat itu yang dekat

dengan laut ada sebuah kapal yang tenggelam dan 7 orang di kapal itu membutuhkan pertolongan, di

sekitar situ hanya ada imam syafi‘I dan lelaki tadi. Keduanya pun segera menolong ke 7 orang itu,

ternyata lelaki itu berhasil menyelamatkan 6 orang sedangkan imam syafi‘I satupun tidak berhasil, satu

orang itu tidak terselamatkan. Kejadian itu membuat imam syafi‘I merenung ―mengapa lelaki yang

bermaksiat itu justru berhasil menyelamatkan banyak nyawa sedangkan saya tidak?‖ ketika imam syafi‘I

menanyakan siapakah wanita yang bersama lelaki tadi, ternyata beliau adalah ibunda lelaki itu…..

masyaallah

(dengar di seminar peggy melati sukma)

4. Bagaimana agar tidak berhusnudzon dengan saudara kita?

Nah teman-teman dari kisah di atas hikmah besarnya kita haruslah bertabayun atau menanyakan

kebenarannya pada saudara kita, jadi jangan terus saja hati kita terkotori dengan prasangka itu.

5. Apa itu sabar?

Istilah sabar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan ―tahan menderita sesuatu (tidak

lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa, dsb). Istilah sabar juga dapat diartikan dengan

―menahan diri terhadap apa yang dibencinya, atau menahan sesuatu yang dibencinya dengan ridha dan

rela‖.

Intinya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengertian sabar adalah tahan terhadap segala sesuatu,

baik dalam bentuk penderitaan, maupun dalam bentuk prilaku.

6. Kisah

Kita punya banyak kisah hikmah tentang kesabaran, Nabi Ayub as salah satu contoh nabi yang di kenal

dengan kesabarannya, nabi ayub as adalah putra ‗Ish bin Ishaq bin Ibrahim as.

Beliau adalah seorang Nabi yang kaya raya, banyak mempunyai binatang ternak, putra yang banyak, baik

laki-laki maupun perempuan. Beliau orang yang berbuat baik kepada fakir miskin, membantu anak-anak

yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya dengan kualitas ibadah yang luar biasa. Namun Nabi Ayub

kemudia menerima cobaan dari Allah swt berupa penyakit yang membuat berbagai macam kenikmatan

itu satu satu lenyap dan ia pun di jauhi karena penyakitnya yang mengeluarkan bau busuk bahkan

membuatnya harus tinggal di gua, namun ia tetap bersabar dan tidak pernah mengeluh, hal itu pun bukan

ia rasakan seminggu 2 munggu teman-teman, namun bertahun-tahun tetapi kualitas ibadahnyapun tidak

berkurang. Subhanallah bahkan Allahpun membanggakan kesabarannya di hadapan para mahluknya,

terutama setan yang menantang untuk menguji kesabaran nabi Ayub as sebelumnya.

Atau juga kisah nabi kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, dimana kisahnya dengan seorang yahudi

yang ketika setiap rasul akan ke mesjid, ia menaruh kotoran di depan rumah rasul atau di jalan yang akan

rasul lewati sehingga rasul harus kembali dan membersihkannya dahulu. Namun rasul tetap bersabar,

hingga suatu hari ketika rasul akan ke mesjid tidak ada yang menaruh kotoran, rasul malah mencari

―dimana yahudi yang biasa ada di sini?‖ (kan kalau kita mah Alhamdulillah banget yah, lancar nih jalan),

dimana ternyata yahudi itu sakit, rasul pun menjenguknya hingga membuat yahudi itu terharu dah kelak

memeluk islam. Subhanallah.

7. Sabar dalam bergaul

Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah ketika kita bergaul atau berteman pun kawan-kawan kadang

teman kita bersikap menyebalkan, atau bahkan ketika kita beritau namun tidak nurut juga (ngeyel amat

yah…hihi) namun sebagai seorang muslim bersabarlah.. kenapa? Karena kebaikan insyaallah akan

Page 91: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

81

Buku Mentor Karisma 34

sampai dengan cara yang lembut, ketika kita tetap bisa mengajaknya dengan lembut dan tetap bersabar

insyaallah pelan-pelan akan banyak saudara kita yang semakin baik.

Referensi:

http://nocompromisegirl.wordpress.com/2010/08/06/husnudzan-prasangka-baik-tiada-henti-hingga-raga-

ini-benar-benar-telah-mati/

http://ihinsolihin.wordpress.com/2012/08/10/bersangka-baik-husnuzon-vs-bersangka-buruk-suuzon/

buku kisah para nabi

Page 92: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

82

Buku Mentor Karisma 34

Rasul Teladanku

Tujuan: Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan

Sosok Rasulullah saw begitu berharga di hati para sahabat termasuk khalifah Umar bin Khathab yang

mengalami kesedihan yang mendalam ketika mendengar kabar tersebut. Hingga membuat beliau

mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak meninggal, Rasulullah hanya pergi menghadap tuhannya dan

akan kembali lagi, hal ini membuat khalifah Abu Bakar Ash-Shidik mengadakan pertemuan untuk

mengabarkan bahwa Rasulullah saw telah berpulang keharibaan Allah swt.

Sekarang yang menjadi pertanyaan yang besar bagi kita yang menjadi umat Rasulullah adalah apakah kita

sudah menjadikan sosok rasulullah saw sebagai suri tauladan di dalam hidup kita ?

Saudaraku, sebaik-baik orang yang ada di muka bumi ini tidak akan kita temukan sosok yang memiliki

suri tauladan yang baik yang dapat kita bandingkan dengan rasulullah saw, apa lagi dijadikan sebagai

idola dalam kehidupan kita. Di dalam diri rasulullah saw, terdapat sifat-sifat yang baik yang patut kita

ambil dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sesuatu yang keluar dari perkataan maupun

perbuatan beliau adalah sesuatu yang sudah dibenarkan oleh allah swt. Lalu apakah kita masih ragu lagi

dalam menjalankan apa yang diperintahkan beliau ??.

Era globalisasi yang semakin menjadi-jadi melanda dunia harus kita akui bahwa telah merubah pemikiran

orang-orang muslim yang semkain hari semakin bergeser dari ajaran yang diperintahkan oleh Allah swt

dan Rasulullah saw, padahal apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah saw adalah sesuatu

yang baik dan dapat menjadi sebuah jaminan keselamatan di hari akhir nanti.

Ikhwatifillah, betapa indahnya islam bila berhiaskan iman. Betapa indahnya iman bila berhiaskan taqwa,

betapa indahnya taqwa bila berhiaskan amal, dan betapa indahnya amal bila berhiaskan kasih sayang.

(Raja‘ Bin Haiwah). Mari kita lebih memperbanyak sholawat kita kepada Rasulullah saw, belajar

mengenai kepribadian dan kehidupan rasulullah dan kita hiasi hidup kita dengan perbuatan-perbuatan

yang telah dicontohkan beliau , sehingga kita senantiasa selalu menjadikan beliau sebagai suri tauladan

dalam kehidupan kita.

Ayooooo kita bangkitkan lagi semangat ukhuwa dan semangat membesarkan nama beliau dan ajaran-

ajaran yang telah beliau ajarkan seperti yang dilakukan para sahabat dan umat terdahulu, sehingga

walaupun kita tidak pernah bertemu dengan beliau, tetapi yakinlah semoga kita termasuk orang-orang

yang dirindukan Rasulullah saw pada hari akhir nanti.

Seperti yang diriwayatkan bahwa suatu ketika para sahabat bertanya kepada rasulullah ―wahai rasul

siapakah yang ekngkau rindukan pada hari akhir nanti?‖ tahukah kalian apa yang dikatakan rasulullah

saat itu kepada sahabta-sahabtnya, beliau mengatakan ―ikhwan-ikhwan ku‖ ketika itu para sahabat

berfikir bahwa mereka yang dimaksud oleh rasulullah maka mereka berkata ―apakah itu kami ya rasul‖

lalu rasul kembali menjawab ―tidak, sesungguhnya yang paling aku rindukan disaat hari akhir nanti

adalah umat-umatku yang tidak pernah bertemu denganku‖ mendengar hal itu para sahabat kembali

mengatakan bahwa ―bagaimana engkau bisa mengenali mereka, padahal mereka orang yang hidup ribuan

tahun sesudah engkau?‖ lalu nabi pun kembali menjawab ―bukankah diantara kuda-kuda yang hitam

terdapat kudah yang putih, begitulah aku akan mengenali mereka, sungguh aku akan mengenali mereka

dari pancaran cahaya yang keluar dari wajah mereka karena meski mereka tidak pernah berjumpa

denganku, mereka senantiasa bershalawat kepadaku karena bershalawat kepadaku merupakan bukti cinta

mereka kepadaku‖

Cara Meneladani Rasûlullâh saw

Page 93: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

83

Buku Mentor Karisma 34

Seseorang yang mempunyai idola tentu saja prilakunya tidak jauh dari sosok yang diidolakan. Berusaha

menyukai hal-hal yang disukai idola, mengoleksi atribut-atribut yang ada hubungannya dengan idola,

bahkan berusaha mati-matian berpola hidup seperti sang idola. Begitu pula ketika kita mengaku

mengidolakan Rasûlullâh. Konsekuensinya tentu saja kita harus menghidupkan sunnah-sunnahnya baik

berupa perbuatan, perkataan maupun penetapan beliau. Jangan mengaku mengidolakan Rasûlullâh jika

membaca al-Qur‘an saja jarang-jarang. Sholat wajib masih sering bolong. Bermuka manis terhadap

sesama terasa sulit. Pelit untuk bersedekah. Gemar berbohong. Gunjing sana-sini. Jam karet dan ingkar

janji jadi kebiasaan. Semua hal tersebut tentu saja kontradiksi dari apa yang telah dicontohkan oleh

Rasûlullâh.

ل إ ز و هللا رحج فبرجؼ ٠غفش هللا ٠حججى ى ثى هللا ر س غف سح١

―31. Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya

Allâh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.‖ (QS.

Ali ‗Imran [3]: 31).

Imam at-Thabarî, ketika menafsirkan ayat ini berkata, ―Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus

perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allâh, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah)

Rasûlullâh shallallâhu ‗alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut

dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad

dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya. Berakhlaklah seperti al-Qur‘an, karena

‗Aisyah radhiyallâhu ‗anha. ketika ditanya bagaimanakah akhlak nabi, beliau menjawab Sungguh akhlak

Rasûlullâh shallallâhu ‗alaihi wa sallam adalah al-Qur‘an. Barang siapa mengamalkan al-Qur‘an dan

sunnah, maka sungguh ia telah meneladani Rasûlullâh dengan sebenar-benarnya.

Meneladani Kepemimpinan Rasûlullâh

Urusan kepemimpinan dalam Islam merupakan salah satu kewajiban agama diantara kewajiban lainnya,

sebab agama tidak mungkin tegak tanpa pemimpin. Hal ini erat kaitannya dengan fitrah manusia, dimana

setiap manusia itu dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Seperti sabda Rasulullah, ―setiap kamu

adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya‖ (HR. Bukhari dan

Muslim). Hanya tingkatan pemimpin itu yang berbeda, ada yang memimpin dalam lingkup kecil seperti

lingkup keluarga, sampai lingkup yang paling besar seperti menjadi pemimpin suatu negara. Namun di

level mana pun seorang pemimpin pasti ingin menjadi pemimpin yang sukses dan ditaati. Pemimpin yang

sukses adalah pemimpin yang mampu membawa perubahan yang lebih baik pada yang dipimpinnya.

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Kepemimpinan

adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau

menjadi pemimpin, baik bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitanya, maupun lingkungan

masyarakat luas/negara. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil proses dari

perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau

gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang dalam diri seseorang. Ketika seseorang

menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi perdamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk

bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh pada

lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, maka pada saat

itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Pemimpin sejati bukan sekedar gelar atau jabatan yang

diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling

banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara

Page 94: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

84

Buku Mentor Karisma 34

Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap

kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam kehidupan apapun, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat

terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Sebaliknya, jika pemimpin tidak pernah

menggunakan nilai-nilai prophetic intellegencedalam kepemimpinannya maka jangan pernah berharap

roda organisasi akan berjalan dengan baik maka kalau sudah meninggalkan prinsip-prinsip yang telah

ditanamkan Rasul tentunya suatu organisasi akan tenggelam dan selanjutnya tinggal menunggu saat-saat

kematiannya. Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu

melakukan perubahan-perubahan konstruktif. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia yang

sedang berubah ini, atau setidaknya tidak memberikan respon, besar kemungkinan akan memasukkan

organisasinya dalam situasi stagnasi dan akhirnya mengalami keruntuhan.

Ada dua hal penting dalam prinsip-prinsip kepemimpinan:

Bertaqwa kepada Allâh

Kepemimpinan yang dilandasi dengan taqwa akan melahirkan suatu sistem masyarakat yang tidak

mengenal diskriminasi di antara mereka sebab pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya

lebih merupakan pengabdian kepada masyarakat sekaligus dalam rangka beribadah kepada Allâh SWT.

Menjadikan pemimpin sebagai amanah

Dalam Islam, sesungguhnya pemimpin itu adalah amanah dari Allâh SWT, sehingga tidak saja harus

dipertanggungjawabkan di dunia akan tetapi juga harus dipertanggungjawabkan di akhirat Banyak di

antara kita yang tidak menyadari, bahwa seorang pemimpin sejati seringkali tidak diketahui

keberadaannya oleh mereka yang dipimpin. Bahkan ketika misi dan tugas terselesaikan, maka seluruh

anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukan sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang

pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator dan maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah

sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru

mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpin. Semakin dipuji

semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin itu. Justru pemimpin sejati mesti harus

menerapkan pola kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble). Nabi Muhammad SAW

adalah pemimpin yang sangat berhasil. Beliau berhasil merubah masyarakat Arab yang awalnya

berperilaku jahiliyah menjadi masyarakat madani yang berperadaban tinggi dan mulia. Sejak kecil beliau

telah memiliki kepribadian yang mulia.

Dalam hal memimpin selalu berpedoman pada aturan, dalam hal ini adalah wahyu Allâh.

Dalam hal yang bersifat ijtihadiyah beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat.

Sebagai seorang pemimpin, beliau selalu bersama umatnya dan merasakan apa yang dirasakan oleh

umatnya.

Dalam memimpin, beliau tidak hanya membimbing dan mengarahkan dari balik meja, tetapi beliau terjun

langsung ke lapangan.

Beliau sangat konsisten dengan apa yang disampaikan.

Beliau sangat baik hati, lemah lembut, sederhana, jujur, amanah dan bersahaja.

Hal terpenting saat mengingat Nabi Muhammad shallallâhu ‗alaihi wa sallam adalah menjadikannya

sebagai suri teladan, mencintainya, dan mengikutinya. Berkaitan dengan mengikuti Rasûlullâh shallallâhu

‗alaihi wa sallam ini ada 3 prinsip yang penting untuk diperhatikan :

Page 95: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

85

Buku Mentor Karisma 34

Pertama, makna mengikuti Rasul adalah mengikuti syariat yang dibawa oleh Rasûlullâh shallallâhu

‗alaihi wa sallam. Allâh SWT berfirman: ―Apa saja yang dibawa Rasul kepada kalian, terimalah; Apa saja

yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah; dan bertaqwalah kalian kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh

sangat keras hukuman-Nya‖ (QS. al-Hasyr [59]: 7).

―Tidaklah patut bagi laki-laki mukmin maupun bagi perempuan mukmin, jika Allâh dan Rasul-Nya telah

menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Siapa saja

yang mendurhakai Allâh dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat secara nyata‖ (Q.S. al-Ahzab

[33]: 36).

Bahkan kesediaan mengikuti ketetapan dan keputusan hukum Rasûlullâh shallallâhu ‗alaihi wa

sallam merupakan cerminan dari keimanan. Tidak ada keimanan tanpa ketaatan pada syariat Islam (QS.

al-Nisa‘ [4]: 65).

Kedua, syariat Islam diturunkan oleh Zat Yang Maha Tahu tentang seluruh manusia dengan segala aspek

kemanusiaannya. Perbedaan suku, bangsa, bahasa, tempat, dan waktu hidup bukanlah pembatas ataupun

penghalang bagi penerapan syariat islam secara totalitas. Kewajiban penerapan syariat Islam secara

totalitas tetap dapat dilaksanakan sepanjang masa. Karenanya mengikuti Rasûlullâh shallallâhu ‗alaihi wa

sallammerupakan perkara yang tetap relevan sekalipun pada zaman modern sekarang ini. Kemajuan sains

dan teknologi bukanlah masalah dalam penerapan syariat Islam karena IPTEK hanya mengubah sarana

hidup, namun tidak mengubah metode hidup dan kehidupan.

Ketiga, mengikuti Rasûlullâh Saw adalah sesuai dengan fitrah manusia. Karena Islam yang dibawanya

sesuai dengan fitrah manusia. Setiap ajaran Islam berupa aqidah, ibadah, mu‘amalah, dalam bidang sosial,

politik, ekonomi, dan budaya pasti sesuai dengan fitrah manusia, sebab Islam berasal dari Allâh SWT,

lalu diperuntukkan bagi manusia yang juga diciptakan oleh Allâh SWT. Bukan hanya itu, mengikuti

Rasûlullâh adalah kebaikan, perolehan kasih sayang, dan limpahan ampunan. Allâh SWT berfirman:

Katakanlah, ‖Jika kalian (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mencintai kalian dan

mengampuni dosa-dosa kalian, Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang‖ (QS. Ali‘Imran [3]: 31).

Oleh karena itu dari ketiga prinsip tersebut jelas Allâh SWT memerintahkan kita untuk meneladani Rasul

dalam setiap aspek kehidupan. Allâh SWT memerintahkan kita untuk menjalankan Islam secara kaffah.

Karenanya di bulan Rabi‘ul Awwal ini tidak cukup hanya ingat akan kelahiran Nabi Muhammad SAW

saja, melainkan bagaimana kaum muslim secara kolektif melahirkan umat Islam yang satu diikat oleh

akidah yang satu, dihukumi oleh aturan yang satu, dan dipimpin oleh pemimpin yang satu. Dan kita

senantiasa dituntut untuk menjadikan risalah Islam yang dibawa Rasûlullâh shallallâhu ‗alaihi wa

sallam sebagai panduan hidup kita. Kita tidak boleh untuk menjadikan selain Islam sebagai solusi atau

jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi, sebab ini terkait dengan masalah keimanan. Keimanan

kita diukur dari keikhlasan kita untuk menjadikan Islam sebagai tolok ukur atas setiap masalah yang

dihadapi.

Maka sebagai bukti atas keimanan kita, sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam bergerak mewarnai

kehidupan ini dengan warna Islam serta memberikan solusi terhadap berbagai masalah dengan solusi

Islam dan menjadikan Rasûlullâh sebagai proyek percontohan dalam setiap aspek kehidupan sehingga

peringatan maulid bukan hanya sekedar simbol yang senantiasa diperingati, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana mengaplikasikan perbuatan dan perkataan serta semangat perjuangan dalam kehidupan

nyata umat Islam termasuk dalam sistem pemerintahan.

Page 96: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

86

Buku Mentor Karisma 34

Daftar Pustaka

Ali, Mukti. 1990. Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Bandung: Mizan.

al-Khatib, Al-Syaikh Abdul Hamid. Al-Anwar al-Saniyyah „ala al-Dlurar al-Baghiyyah. Jeddah: Al-

Haramain.

Antonio, Muhammad Syafii. 2007. Muhammad SAW: Super Leader and Super Manager.Jakarrta: Tazkia

Multimedia & ProLM Centre.

As-Salasuh, Ali. Imamah dan Khalifah, pen. Asmuni Silalahi Zamaksyari. Jakarta: Gema Insani Press.

at-Thabarî. Abu Ja'far Muhammad. ed. Barth dan Noldeke. Tarikh'l-Rusul Wa'l-Muluk. Leiden: Brill.

Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Pustaka Jaya.

Hawwa, Sa‘id. 1995. Al-Asas fi al-Sunnah wa Fiqhiha, al-Sirah al-Nabawiyyah, Juz 3. Kairo: Dar al-

Salam.

Ibnu-Dihyah, Imam Majd al-Din. 1995. Nihayat al-Suul fi Khasha‟ishi al-Rasul. Qatar: Idarah al-Syu‘un

al-Islamiyyah.

Kailani, Muhammad Sayyid. t.t. „Ain al-Yaqin fi al-Sirati Sayyidi al-Mursalin. Jakarta: Dinamika Berkah

Utama.

Nawawi, Hadari. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta; Gajah Mada University Press.

Salim, Abdullah Najib. 1994. Mawaqif Insaniyyah fi al-Sirah al-Nabawiyyah. Beirut: Dar Ibnu Hazm.

Yammarino, Francis J. 1995. An Examination Linkages Between Personal Characteristics and Dimension

of Transformasional Leadership. State University of New York at Binghamton.

Page 97: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

87

Buku Mentor Karisma 34

GHAZWUL FIKRI

Materi : Ghazwul Fikri

Tujuan - Memahami makna ghazwul fikri

- Memahami hal – hal yang dapat menjerumuskan kepada ghazwul fikri

- Terhindar dari ghazwul fikri

Materi Pokok Pengertian ghazwul fikri

Pentingnya memahami ghazwul fikri

Sasaran ghazwul fikri

Metoda – metoda ghazwul fikri

Sarana ghazwul fikri

Akibat ghazwul fikri

Pengertian ghazwul fikri

Pengertian ghazwul fikr dapat dilihat dari segi bahasa dan segi istilah. Ghazwul secara bahasa artinya serangan, serbuan, invasi, sedangkan fikr adalah pemikiran. Sedangkan secara istilah ghazwul fikr artinya penyerangan dengan berbagai cara terhadp pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami.

Pentingnya memahami ghazwul fikri

Mengenal musuh Islam. Mengenal sarana-sarana yang dapat memukul Islam Mengenal keadaan alam Islam Menghindari keraguan dalam Islam. Menjadikan dakwah kepada Allah dengan melihat ayat-ayat-Nya.

Sasaran ghazwul fikri

Menjauhkan umat Islam dari diennya. Berusaha memasukkan orang yang kosong keislamannya kedalam agama kafir. Memadamkan cahaya Allah.

Metod a -metoda ghazwul fikri

Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. a. Tasykik (Pendangkalan/peragu-raguan), yaitu gerakan yang berupaya

menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.

b. Pencemaran/pelecehan, yaitu upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggan kaum muslimin terhadap Islam dan menggambarkan Islam secara buruk.

c. Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir untuk menyesatkan umat

Page 98: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

88

Buku Mentor Karisma 34

Islam dengan cara halus sampai kasar. d. Taghrib (westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya untuk

mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin untuk menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.

Menyerang Islam dari dalam a. Penyebaran sekularisme, yaitu usaha memecahkan antara agama

dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. b. Penyebaran nasionalisme, yang dapat membunuh ruh ukhuwah

islamiyah. c. Pengrusakan ahlak umat Islam terutama generasi mudanya.

Sarana ghazwul fikri

Ghazwul fikr dapat menyebar melalui berbagai sarana, yang dikenal dengan 3F dan 5S, dimana 3F itu terdiri dari Food (makanan), Fun (Hiburan(, Fashion (Cara berpakaian). Sedangkan 5S terdiri dari Song (lagu), Sex, Sport (olahraga), Shopping (berbelanja/konsumerisme), dan science (ilmu pengetahuan).

Akibat ghazwul fikri

1. Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah. 2. umat Islam menjadi minder dan rendah diri 3. umat Islam menjadi ikut-ikutan terhadap budaya orang kafir 4. umat Islam menjadi tepecah belah.

Sumber Disampaikan dalam Mabit KAPMI Kota Serang Sabtu, 12 Mei 2012 Oleh : Heri Wahidin [email protected] Dengan editan seperlunya.

Page 99: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

89

Buku Mentor Karisma 34

Ma’rifatul Ihsan Sasaran :

1. Adik dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki

2. Adik mampu mengapresiasi keahlian diri sendiri dan orang lain

3. Adik terdorong untuk prestatif dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki

BEKAL KITA SUNGGUH LUAR BIASA

Manusia dimuliakan oleh Allah SWT atas segala ciptaan-Nya karena diberikan tiga hal : ditiupkan

ruh (Q.S. 32: 9), diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (Q.S. 17:

70), ditundukkannya alam semesta padanya (Q.S. 2: 29).

Meskipun memang manusia bukan makhluk sempurna. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan

untuk menyerah pada keadaan. Kita tidak diciptakan untuk bisa hidup dalam air, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan kapal laut dan kapal selam untuk mengarungi perairan yang

luas dan dalam. Kita tidak dikaruniai sayap untuk bisa terbang sebagaimana burung, namun dengan akal

yang Allah berikan, kita bisa menciptakan berbagai macam peralatan yang memungkinkan kita untuk

terbang di angkasa, bahkan ke luar angkasa. Allah benar-benar telah memberikan anugerah yang besar

kepada kita, manusia. Subhanallah, Maha Suci Allah.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah SWT berikan kepada kita adalah diciptakan-Nya kita

menjadi manusia (QS. At Tiin (95) : 4). Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah, manusia diciptakan

secara sempurna. Potensi-potensi yang dimilkikinya dapat membawa kemuliaan dan keutamaan serta

dapat menjalankan amanah. Terkadang anugerah sebagai manusia inilah yang sering kali dilupakan. Kita

sibuk memikirkan dan menghitung kelebihan orang lain. Kita merasa menjadi orang yang tidak

beruntung. Sering kali kita menghitung kekurangan dan ketidakberuntungan kita dibandingkan dengan

orang lain. Padahal setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu manusia pun yang

sama karakternya, walau pun mereka kembar identik. Oleh karena itu, masing-masing kita pada dasarnya

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, tinggal bagaimana kita menggalinya dan mengasahnya.

Maka dari itu, mulailah untuk fokus terhadap apa yang sudah Allaah beri, bukan terus-terusan iri terhadap

apa-apa yang tidak kita miliki. Jangan terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan para ahli.

Temukan potensi positif yang dimiliki, dan kembangkan itu dengan cara kita masing-masing.

Penggalian minat, bakat, keterampilan dan kecenderungan perlu diasah sedini mungkin, yakinlah

bahwa Allah telah menciptakan kita di dunia dengan spesialis dan bawaan yang hanya dimiliki oleh kita

saja. Allah tidak membuat kopiannya lagi. Masing-masing kita adalah ciptaan yang berkategori ―Master

Piece‖, tidak ada yang sama. Jika kita tidak mengenali dan mengasah potensi diri kita, sama saja kita

tidak bersyukur atas karunia-Nya.

Allah berfirman: “Katakanlah : tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (QS. Al Israa‟ (17) : 84).

Seorang muslim harus menyadari posisinya di sisi Allah dan bagaimana kita memaksimalkan

apa yang Allah berikan pada diri kita dalam rangka memaksimalkan ibadah kita kepada-Nya sebagai

tanda syukur. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allaah telah menganugerahi kita dengan akal dan potensi

kebaikan.

Sayyid Quthb berkata : Islam datang untuk menghapus kejahiliahan dan membangun

kehidupan bercorak islami. Seandainya saja muslim benar-benar memahami ini, maka seluruh umat islam

Page 100: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

90

Buku Mentor Karisma 34

akan bersungguh-sungguh dalam hidupnya, mengerjakan apa yang bisa dia kerjakan, mengerahkan

seluruh yang bisa dia upayakan. Karena meski sekarang masih belum sehebat tokoh-tokoh inspiratif atau

orang-orang hebat lainnya, yakinlah bahwa bahkan setetes airpun sanggup membelah batu yang keras jika

tetesan itu jatuh terus-menerus tak putus asa.

Mari Mengapresiasi

Karena kita semua rasanya sepakat bahwa beda orang beda potensinya, maka betapa indahnya

jika kita tidak lagi meremehkan hal-hal kecil yang orang lain lakukan. Karena apa yang terlihat remeh itu

belum tentu bisa kita lakukan seperti orang lain melakukannya, begitu pula sebaliknya.

Belajar mengapresiasi diri bisa dilakukan dengan cara

melakukan pujian bagi diri terhadap berbagai hal positif yang telah ada pada diri (tidak berlebihan,

memuji apa adanya), melakukan afirmasi positif terhadap diri atas berbagai hal baik yang telah kita

lakukan (misalnya, mengatakan pada diri sendiri bahwa apa yang telah kita kerjakan merupakan hal yang

baik sekali sekaligus memotivasi diri untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi), memberi reward

pada diri sendiri atas sebuah pencapaian (misal, membeli beberapa buku bacaan favorit jika indeks

prestasi kuliah meningkat), dan lain sebagainya. Mengapa penting untuk mengapresiasi?

Jika kamu berpikir, "kenapa orang lain telah melakukan pencapaian luar biasa A-Z, sementara

aku masih berada di titik ini?" percayalah, kekecewaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sia-sia.

lakukanlah tindakan nyata untuk meng-upgrade perkembangan diri kita daripada meratapi kemajuan

orang lain dan meremehkan kemajuan diri sendiri.

Entah di mulai sejak kapan kebiasaan ini. Saat berhasil melakukan sesuatu dan mendapatkan

hasil yang memuaskan, saya terbiasa untuk memberikan semacam reward kepada diri sendiri dalam

bentuk membeli suatu barang yang dinginkan atau pergi ke suatu tempat yang bisa membuat saya sangat

senang. Itu semua saya lakukan tanpa lupa bersyukur atas apa yang telah dilalui/diperoleh tentunya.

Saya percaya bahwa setiap usaha/perjuangan yang telah dilakukan pantas diapresiasi oleh diri sendiri

untuk memacu kemampuan diri ini lebih dari yang telah diperoleh. Kebanyakan kita lebih sering

mengapresiasi apa yang diperoleh orang lain ketimbang diri kita sendiri, kepuasan yang tercipta dari

apa yang kita dapatkan seolah bayaran yang pas. Bagi saya kepuasan haruslah dirayakan, walaupun

hanyalah sebatas dengan ucapan, “Congratulation, Dev. ..” dan saya percaya bahwa kalimat itu semua

dapat membuat saya makin berani untuk menghadapi sesuatu yang lebih besar dan rumit ke depannya.1

Maka, mari mengapresiasi diri dan orang lain di sekitar kita. Agar potensi terbaiknya muncul,

tidak patah semangat duluan di tengah jalan. Tapi sebagai pihak yang diberikan apresiasi juga harus selalu

ingat untuk jangan tertipu oleh penilaian manusia.

Keterangan :

1 disadur dari https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

Referensi Materi :

https://kolektormimpi.wordpress.com/tag/apresiasi-diri-sendiri/

http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/mengembangkan-potensi-diri/

http://menaraislam.com/content/view/145/27/

http://yangberkerudungawan.blogspot.com/2014/03/apresiasi-diri.html

Page 101: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

91

Buku Mentor Karisma 34

Page 102: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

92

Buku Mentor Karisma 34

SMA BINA AWAL

Aqidah Indikator :

- Adik meyakini keesaan Allah

- Adik mengetahui prinsip aqidah

- Adik mengetahui metode peningkatan aqidah

- Adik sadar bahwa Al-Qur‘an adalah petunjuk hidup manusia

- Tajwid

Alokasi waktun: 2 x pertemuan

A. Makna aqidah dan urgensinya sebagai landasan agama

Makna aqidah secara Bahasa

Aqidah berasal dari kata ‗Aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh

seseorang. Jika dikatakan, ―Dia mempunyai aqidah yang benar,‖ berarti aqidahnya bebas dari

keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya

kepada sesuatu.

Makna aqidah secara syar‘i

Aqidah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari

akhir, dan qadar yang baik atau pun buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.

Syariat terbagi menjadi dua, yaitu I‘tiqadiyah dan amaliyah. I‘tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak

berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya, I‘tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan

kewajiban beribadah kepada-Nya, juga ber-I‘tiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini

disebut ashliyah (pokok agama).

Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya sholat, zakat,

puasa, dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far‘iyah (cabang agama) karena ia

dibangun di atas I‘tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya

I‘tiqadiyah. Maka aqidah yang benar adalah fondasi bagi bangunan agama serta merupakan syarat

sahnya amal.

Dalil:

a. Q.S. Al-Ikhlash: 1-4

b. Q.S. Az-Zumar: 2-3

c. Q.S. Al-A‘raf: 59, 65, 73, 85

B. Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud dan keesaan Al-Khaliq

Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud Al-Khaliq serta keesaan-Nya adalah manhaj yang

sejalan dengan fitrah yang lurus dan akal yang sehat. Yaitu dengan mengemukakan bukti-bukti yang

benar, yang membuat akal mau menerima dan musuh pun menyerah. Di antara dalil-dalilnya adalah

sebagai berikut:

1. Sudah menjadi kepastian bahwa setiap yang baru tentu ada yang mengadakan

Q.S. Ath-Thur: 35

Q.S. Luqman: 11

Q.S. An-Nahl: 17

2. Teraturnya semua urusan dan kerapiannya

Q.S. Al-Mu‘minun: 91

3. Tunduknya makhluk-makhluk untuk melaksanakan tugasnya sendiri-sendiri dan mematuhi

peran yang diberikan-Nya

Q.S. Thaha: 49-50

Page 103: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

93

Buku Mentor Karisma 34

C. Prinsip Aqidah

Makna dari prinsip aqidah tertuang dalam kalimat syahadatain. Jika kita memahami lebih mengenai

untaian kata syahadat maka akan kita dapatkan makna yang luar biasa yang perlu kita resapi.

a. Makna syahadatain

o Makna syahadat la ilahaillallah

Adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan

menerima ibadah kecuali Allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaha

menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapapun orangnya. Illallah adalah

penetapan hak Allah semata untuk disembah. Makna kalimat ini secara global adalah,

―Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah‖.

o Makna syahadat annamuhammadarrasulullah

Adalah mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-

Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan; serta mengamalkan

konsekuensinya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi

larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan.

b. Rukun syahadatain

o Rukun syahadat la ilahaillallah

a. An-Nafyu atau peniadaan. La ilaha membatalkan syirik dengan segala bentuknya

dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah

b. Al-Itsbat atau penetapan. Illallah menetapkan bahwa tidak ada yang berhak

disembah selain Allah dan mewajibkan pengamatan sesuai dengan

konsekuensinya.

o Rukun syahadat muhammadarrasulullah

a. Al-Abdu atau hamba yang menyembah. Rasulullah adalah manusia yang

diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya, Demikian pula berlaku

atas beliau apa yang berlaku atas orang lain

c. Syarat-syarat syahadatain

o Syarat la ilahaillallah

Terdapat tujuh syarat yang tanpanya maka tidak akan bermanfaat bagi yang

mengucapkannya. Tujuh syarat itu adalah:

1. ‗Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (kebodohan)

2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)

3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)

4. Inqiyad (Patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)

5. Ikhlash, yang menafikan syirik

6. Shidq (Jujur), yang menafikan kadzib (dusta)

7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha‘ (kebencian)

o Syarat muhammadarrasulullah

1. Mengakui kerasulannya dan menyakininya dalam hati

2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan

3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta

meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya

4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gaib, baik yang sudah

lewat maupun yang akan datang

5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua,

serta seluruh umat manusia

6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta

mengamalkan sunnahnya

d. Konsekuensi syahadatain

o Konsekuensi La ilahaillallah

Page 104: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

94

Buku Mentor Karisma 34

Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang

dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan kalimat La ilahaillallah. Dan

beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikitpun, sebagai keharusan dari

penetapan kalimat Illallah.

o Konsekuensi muhammadarrasulullah

Yaitu menaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,

mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari

perkara-perkara bid‘ah dan hal-hal baru, serta mendahulukan sabdanya di atas semua

pendapat manusia.

e. Pembatal syahadatain

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah

2. Orang yang menjadikan perantara-perantara antara dirinya dan Allah

3. Orang yang tidak mau mengafirkan orang orang musyrik dan orang yang masih ragu

terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka

4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna dari petunjuk beliau,

atau hukum yang lain yang lebih baik dari hokum beliau.

5. Membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah walaupun ia juga mengamalkannya

6. Menghina sesuatu dari agama Rasul, pahala, atau siksanya

7. Melakukan atau meridhoi sihir

8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam

9. Meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syariat Nabi Muhammad

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya, dan tidak pula mengamalkan.

Page 105: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

95

Buku Mentor Karisma 34

Materi Ilmu Tajwid Sub : Pengertian Tajwid

Hukum nun mati dan tanwin

Tujuan : mengenalkan kepada adik hukum bacaan nun mati dan tanwin.

Tajwid

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari

tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-

tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah,

mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.

Tajwīd ( تج) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau

bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” ( -ج .dalam bahasa Arab (تج -ج

Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat

yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau

mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu

sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam

membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang

dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

D. Macam-macam Hukum nun mati dan tanwin

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum

Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:

13. Idghom

Idghom : memasukkan

Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4

huruf, antara lain: atau biasa di singkat dengan bunyi ٠

Contoh:

ي ٠م ( - ) ص٠ذ و )ف - )

ج١ب ( – )فزحب سائ ( - )

Idghom Bilaghunnah

Idghom : memasukkan

Page 106: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

96

Buku Mentor Karisma 34

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2

huruf, antara lain: يdan س

Contoh:

ه ذ ( (ي - سسح١ (س – )غف

14. Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6

huruf, antara lain: أ ح خ ع ؽ ه

Contoh:

ا احذ ح١ش (ا – )وف ( خفذ (ح – ( (خ –

)خك ػظ١ (ع – ب غ١ش و ب س (ؽ- )ل اال )ى ه ) –

15. Iqlab

Iqlab berarti:

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ة

Contoh:

ثخ ( (ة – ث١ ا (ة – )ػ

16. Ikhfa‘

Ikhfa‘ berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah

15 huruf, antara lain:

د س ط د ر ص ط ش ظ ض ط ظ ف ق ن

Contoh:

رحزب ( بء صجب جب (د – (س – ) ج١ب و )ا (ط –

دا١خ ا (د – )ل راز ( ئز صسلب (ر – ٠( (ص –

سب اال )ا (ش – )ػزا ة ضذ ٠ذ (ط – ب صب ح١ (ظ – )ل

Page 107: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

97

Buku Mentor Karisma 34

سفش ح ضب حىخ طك (ض – ) ب ٠ ( (ط – س ظ )ػ (ظ –

ف ا (ف – )ػ (ق – )سصلب لب ا ٠شج وب ( (ن –

Page 108: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

98

Buku Mentor Karisma 34

Ibadah Indikator :

- Adik Memahami fungsi ibadah.

- Adik Mengetahui jenis ibadah wajib dan sunah.

Kategori : SMA

Tingkat : Bina Awal

Ibadah secara Bahasa berarti merendahkan diri dan tunduk. Di dalam syara‘, definisi yang paling lengkap

dari ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi Allah, baik berupa

ucapan maupun perbuatan, yang lahir ataupun yang batin.

Berdasarkan Q.S. Adz-Dzariyat: 56-58 Allah memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia

adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah. Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan

ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya; karena ketergantungannya pada Allah,

maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syariat-Nya. Siapa yang menolak beribadah kepada

Allah, ia adalah orang yang sombong. Siapa yang menyembah-Nya, tetapi dengan selain apa yang

disyariatkan-Nya maka ia adalah pelaku bid‘ah. Siapa yang hanya menyembah Allah dengan syariat-Nya,

maka dia adalah mukmin yang mengesakan Allah.

Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua jenis ketaatan yang tampak pada lisan, anggota badan,

dan yang lahir dari hati, seperti zikir, tasbih, tahlil, membaca Al-qur‘an, sholat zakat, puasa, haji, jihad,

amar ma‘ruf nahi mungkar, berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir. Begitu

pula cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, tobat, ikhlas kepada-Nya, sabar terhadap

hukum-Nya, ridha dengan Qadha‘-Nya, tawakkal, serta mengharap nikmat-Nya dan takut akan siksa-Nya.

Ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada

Allah atau apa yang dapat membantu melakukan hal itu. Bahkan kebiasaan (yang mubah) pun bernilai

ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada Allah. Misalnya, tidur, makan, minum, jual-beli,

bekerja mencari nafkah, nikah, dsb. Berbagai kebiasaan trsebut akan bernilai ibadah yang berhak

mendapatkan pahala. Karenanya, tidaklah ibadah itu terbatas hanya pada syi‘ar-syi‘ar yang biasa dikenal.

Sumber:

Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, 2014, ―Kitab Tauhid‖, Jakarta Timur, Ummul Qura.

Page 109: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

99

Buku Mentor Karisma 34

NATAJIUL IBADAH WA HALAWATUL IBADAH Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang Allah

gunakan untuk menghapus kesalahan dan mengangkat derajat?” Para sahabat menjawab, “Tentu, Ya

Rasulullah.” Beliau menjawab, “Menyempurnakan wudhu di hari yang sangat dingin, memperbanyak

langkah ke masjid, dan menunggu shalat sesudah mengerjakan. Itulah ribath (berjaga-jaga) di jalan

Allah. Itulah ribath di jalan Allah. Itulah Ribath dijalan Allah.”

(HR Muslim)

WUDHU

Pensyariatan wudhu didasarkan pada banyak dalil, diantaranya adalah firman Allah dalam Qur‘an

surat Al-Maidah : 6 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah

mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan

kedua mata kaki….”

Selain itu juga sunah Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa beliau bersabda :

“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang dari kamu yang berhadast hingga ia berwudhu.”

(HR Asy-Syaikhani)

Syarat-syarat Sah Wudhu :

4. Niat

5. At-Tasmiyah (menyebut nama Allah)

6. Al-Muwaalaah (berturut-turut/bersambung)

Rukun Wudhu

Sahabat mentoring, wudhu memiliki beberapa rukun yang merupakan unsur utamanya. Bila salah

satu rukunnya tak terwujud, ia tak terwujud dan tak dianggap sah oleh agama.

Adapun mengenai rukun-rukun wudhu, berikut ini rinciannya :

7. Niat

8. Membasuh muka (wajah)

9. Membasuh dua tangan sampai ke siku

10. Membasuh sebahagian kepala

11. Membasuh dua kaki sampai dua mata kaki

12. Tertib

Sunah Wudhu

Niih, selain wudhu ada juga sunnah-sunnah wudhu yang dianjurkan bagi kita umat islam, seperti

yang telah Rasulullah ajarkan kepada umat islam. Sunnah sendiri ialah dikerjakan mendapat pahala, jika

tidak pun tidak apa-apa. Namun apakah setelah mengetahuinya sahabat sekalian akankah meninggalkan

sunnah ? Tentu tidak ya, karena dalam berwudhu Allah menggugurkan dosa kita.

Berikut ini merupakan sunnah-sunnah wudhu :

15. Membaca basmallah sebelum mengerjakannya

16. Memakai siwak

17. Membasuh kedua telapak tangan diawal wudhu

18. Berkumur

19. Menghisap dan mengeluarkan air melalui hidung

20. Menyela-nyela jenggot

21. Menyela jari-jemari

22. Membasuh sebanyak tiga kali

23. Memulai dengan tangan dan kaki kanan

24. Mengusapkan tangan yang telah dibasahi air ke anggota tubuh

Page 110: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

100

Buku Mentor Karisma 34

25. Mengusap kedua telinga

26. Membasuh muka dan kaki melebihi ukuran yang semestinya

27. Berdoa sesudahnya

28. Shalat sunnah dua rakaat sesudah berwudhu

Perkara-perkara yang Membatalkan Wudhu

e. Segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur : air kencing, kentut

f. Tidur lelap yang menghilangkan kesadaran dalam posisi tidak tegak

g. Hilangnya kesadaran akal karena mabuk atau sakit

h. Menyentuh kemaluan tanpa penghalang

Perkara-perkara yang tidak Membatalkan Wudhu

e. Keluarnya darah dari jalan yang tidak biasa

f. Muntah

g. Makan daging unta

h. Keraguan seseorang tentang hadast

Perkara-perkara yang Diwajibkan Berwudhu

d. Seluruh jenis shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah

e. Tawaf di Baitullah

f. Menyentuh mushaf Al-Quran

Perkara-perkara yang disunnahkan Berwudhu

Wudhu disunnahkan dalam kondisi-kondisi berikut :

g. Saat berdzikir

h. Menjelang tidur

i. Ketika orang yang sedang junub makan, minum, atau mengulangi persetubuhan

j. Sebelum mandi, baik mandi wajib maupun mandi sunnah

k. Sesudah makan sesuatu yang terkena api

l. Memperbarui wudhu setiap kali akan shalat

SHALAT

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga

malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang

bersama kamu, dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-

kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka dia memberi keringanan kepadamu

karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara

kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebahagian karunia

Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah

(bagimu) dari Al-Quran dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah

pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya, dan

mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.”

(Q.S. Al-Muzammil: 1-9)

Sahabat mentoring, setelah kita bersama-sama mengetahui mengenai tata cara berwudhu dengan

baik, pada kali ini kita akan membahas mengenai shalat.

Shalat ialah ibadah yang berisikan perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam.

Shalat dalam islam memiliki kedudukan yang tidak dapat ditandingi kedudukan ibadah apapun.

Shalat adalah tiang agama dan agama hanya bisa berdiri tegak hanya dengannya. Rasulullah bersabda:

Page 111: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

101

Buku Mentor Karisma 34

“Poros segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak tertingginya adalah jihad di

jalan Allah.” (H.R. Tirmidzi). Shalat juga merupakan ibadah pertama yang diwajibkan Allah.

Meninggalkan shalat karena mengingkarinya adalah kekafiran dan murtad dari agama Islam

menurut ijmak umat Islam. Adapun orang yang meninggalkannya karena malas atau lantaran sibuk

dengan sesuatu yang tidak dianggap uzur oleh agama, tetapi masih mengimani dan meyakini

kewajibannya, maka beberapa hadist telah secara terang menyatakan kekafiarannya bahkan keluar dari

Islam.

Untuk mengetahui bagaimana Rasulullah SAW shalat, kita harus mengacu kepada Al-Quran dan

As-Sunnah. Agar lebih mudah dalam mengikuti gerakan shalat Rasul, kita dapat menggunakan pendapat

para ulama yang telah lama melakukan riset terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Pembahasan berikut akan

selalu mengacu pada pendapat para ulama.

Siapa yang Wajib Mengerjakan Shalat ?

Shalat wajib dikerjakan oleh seorang muslim yang mempunyai akal dan telah balig. Hal ini

didasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi bersabda, “Pena pencatat amal tidak

digunakan mencatat amal tiga jenis manusia, orang yang tidur hingga ia terbangun, anak-anak hingga ia

balig, dan orang gila hingga ia sembuh.” (H.R. Ahmad)

Waktu Shalat

Shalat memiliki waktu yang telah ditentukan dan harus dikerjakan pada waktunya.

Shalat Waktu Shalat

Shalat Subuh (2

rakaat)

Diawali dari munculnya fajar shaddiq, yakni cahaya putih yang

melintang di ufuk timur. Waktu subuh berakhir ketika terbitnya

matahari.

Shalat Dzuhur

(4 rakaat)

Diawa jika matahari telah tergelincir (condong) kea rah barat, dan

berakhir ketika masuk waktu Ashar.

Shalat Ashar

(4 rakaat)

Diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda

itu sendiri. Khusus untuk madzhab Imam Hanafi, waktu Ashar

dimulai jika panjang baying-bayang benda dua kali melebihi panjang

benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya

matahari.

Shalat Maghrib

(3 rakaat)

Diawali dengan terbenamnya matahari, dan berakhir dengan

masuknya waktu Isya.

Shalat Isya

(4 rakaat)

Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan

berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan harinya.

Syarat Shalat

c. Syarat Wajib Shalat

6. Islam

Setiap orang yang beragama Islam diwajibkan untuk shalat tetapi bagi non-muslim tidak

diwajibkan shalat.

7. Baligh/Mencapai Usia Dewasa

Bagi perempuan dikatakan baligh apabila telah keluar darah haid. Sementara bagi laki-laki ketika

berusia 15 tahun atau telah keluar sperma.

8. Berakal

Bagi yang tidak berakal sehat tidak diwajibkan untuk shalat.

Page 112: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

102

Buku Mentor Karisma 34

9. Tidak dalam keadaan haid dan nifas (khusus perempuan)

10. Telah sampai dakwah tentang shalat kepadanya.

d. Syarat Sah Shalat

Syarat-syarat sah shalat adalah perkara-perkara yang dilakukan sebelum shalat. Orang yang hendak

mengajarkan shalat wajib melakukannya, dan bila ia meninggalkan satu saja darinya, shalatnya batal.

Rinciannya adalah sebagai berikut :

6. Mengetahui tibanya waktu shalat

Keyakinan saja sudah cukup. Karena itu, orang yang telah meyakini tibanya waktu shalat

diizinkan mengerjakannya. (Q.S. An-Nisa:103)

7. Suci dari hadist kecil dan hadast besar (Q.S. Al-Maidah: 6)

8. Badan, pakaian, dan tempat shalat harus suci dari najis yang terlihat

Poin ini jika orang yang shalat mampu mewujudkannya, namun bila ia tidak mampu

menghilangkan najis, ia boleh mengerjakan shalat menurut kondisi apa adanya dan tidak wajib

mengulang shalatnya. Orang yang mengerjakan shalat membawa najis, tapi ia tidak

mengetahuinya atau lupa, kemudian ia mengetahuinya ditengah-tengah shalatnya dia wajib

menghilangkannya lalu meneruskan shalatnya sesuai dengan jumlah rakaat yang sudah

dikerjakannya. Dia tidak perlu mengulanginya.

9. Menutup aurat

Batas aurat seorang laki-laki

Aurat yang wajib ditutup seorang laki-laki adalah qubul (kemaluan) dan dubur. Sedangkan

menutup paha, pusar dan lutut adalah sesuatu yang dipersilahkan oleh para ulama karena

perbedaan riwayat. Sebagian ulama menganggapnya aurat, sebagian yang lain

menganggapnya bukan aurat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Hendaklah tidak

ada perselisihan tentang wajibnya menutup paha pada shalat.” Pendapat yang dikatakan ini

adalah pendapat yang paling kuat.

Batas aurat seorang perempuan

Selain wajah dan telapak tangan, seluruh bagian tubuh perempuan adalah aurat yang wajib

ditutupi di dalam shalat (Q.S. An-Nur: 31)

Pakaian yang wajib dikenakan dan pakaian yang menutup aurat.

Pakaian yang tipis yang memperlihatkan warna kulit tidak boleh digunakan di dalam shalat.

Shalat boleh dikerjakan dengan memakai satu pakaian, namun menjaganya dengan dua atau

lebih pakaian adalah sesuatu yang disunnahkan. Demikian pula menghias pakaian yang

dikenakan bila memang dimungkinkan.

10. Menghadap kiblat (Q.S. Al-Baqarah: 144)

Rukun Shalat

12. Berdiri (bagi yang mampu)

13. Takbiratul ihram

14. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap rakaat

15. Ruku‘ dan tuma‘ninah

16. Iktidal setelah ruku‘ dan tuma‘ninah

17. Sujud dua kali dengan tuma‘ninah

18. Duduk anatara dua sujud dengan dengan tuma‘ninah

19. Duduk dan membaca tasyahud akhir

20. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir

21. Membaca salam yang pertama

22. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)

Sunnah Shalat

9. Mengangkat kedua tangan pada saat takbiratul ikhram

Page 113: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

103

Buku Mentor Karisma 34

10. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri

11. Membaca doa iftitah

12. Membaca ta‘awudz dan basmallah

13. Membaca Amin (baik imam maupun makmum, baik sendirian maupun secara berjamaah)

14. Membaca surat atau ayat Al-Quran setelah membaca Al-Fatihah

15. Memanjangkan rakaat pertama shalat subuh

16. Membaca doa qunut

Hal-hal yang Membatalkan Shalat 8. Kehilangan syarat sah shalat seperti murtad, gila, shalat belum waktunya, dan lain-lain

9. Meninggalkan salah satu rukun shalat

10. Berbicara di luar shalat

11. Bergerak di luar gerakan sendiri

12. Makan dan minum

13. Mendahului imam

14. Terdapatnya air bagi yang tayamum.

Tata Cara Wudhu dan Sholat

D. Wudhu

Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara‘ artinya membersihkan

anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Air yang digunakan untuk wudhu mestilah air

yang suci dan menyucikan. Orang yang melaksanakan solat , wajib lebih dahulu berwudhu,

karena wudhu adalah menjadi syarat syahnya solat. Dalil yang memerintahkan untuk berwudhu

Qs Al-Maidah;6

ش إ ا أ٠ذ٠ى جى الح فبغسا إ اص ز ا إرا ل آ ٠ب أ٠ب از٠ ىؼج١ إ ا أسجى سحا ثشءسى ا افك

―Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan

tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata

kaki,‖

Fardu Wudhu ada enam:

g. Niat

Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadast atau menyengaja berwudhu ketika

membasuh muka.

h. Membasuh wajah

Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala bagian atas hingga bawah

dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)

i. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku

j. Mengusap sebagian rambut atau kulit kepala.

k. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

l. Tertib.

Syarat-syarat wudhu:

g. Islam

h. Tamyiz, yakin dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.

i. Tidak berhadas besar.

Page 114: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

104

Buku Mentor Karisma 34

j. Dengan air suci lagi menyucikan

k. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu. Misalnya getah, cat, dan

sebagainya.

l. Mengetahui yang mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunah.

Sunah-sunah wudhu:

m. Bersiwak

n. Membaca basmallah, ketika hendak berwudhu.

o. Membasuh kedua telapak tangan.

p. Berkumur-kumur

q. Membasuh libang hidung sebelum berniat.

r. Menyapu seluruh rambut kepala dengan air

s. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri

t. Menyapu kedua telinga luar dan dalam

u. Menigakalikan membasuh.

v. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.

w. Membaca doa setelah wudhu.

Yang membatalkan wudhu:

e. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.

f. Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak.

g. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang sama-sama dewasa, keduanya bukan

muhrim dengan tidak ada penghalang antara kedua kulit tersebut.

h. Memegang atau menyentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau dengan

bagian dalam jari-jari yang tidak memakai tutup.

E. Sholat

Untuk mewujudkan shalat yang diridhai Allah SWT. Hendaklah dipenuhi adab-adab

dalam shalat itu. Adab-adab dalam shalat dibagi dua:

Pertama: Adab-adab Umum, yaitu ―segala adab yang mesti dilaksanakan diseluruh shalat, tidak

ditentukan dengan sesuatu rukun, atau perbuatan‖

Kedua: Adab-adab khusus, yaitu ―segala adab yang ditentukan dengan sesuatu rukun, baik

perbuatan ataupun bacaan‖

Adab-adab Khash (khusus) dibagi kepad Dua, yaitu:

1. Adab khash yang dhahir, dikerjakan oleh anggota-anggota lahir dibawah perintah anggota

bathin. Adab bertakbiratul Ikhram, Hendaklah kita angkat kedua belah tangan kita kedaun telinga

kita, bertentangan tangan-tangan itu dengan bahu, dengan menghadapkan anak-anak jari kedua

tangan kekiblat serta mengembangkan keduanya. Sesudah itu, Ucapkanlah takbiratul Ikhram,

Yaitu اهللا ا کجش ―Allah Maha Besar‖.

2. Adab khash bathin, dikerjakan oleh anggota bathin, lahir bekasannya pada anggota lahir.

Dan Janganlah kita melafadhkan, lafadh niat sebelum bertakbir itu, Kerena Nabi SAW, Khulafaur

Rasyidin, Para sahabat tidak melafadhkan dan tidak pula menyuruh melafadhkan

Shalat ialah berharap diri kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyuan dan

keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan, yang mulia dengan takbir dan diakhiri

dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara.

Dalil yang mewajibkan tentang solat banyak sekali, baik dalam Al-Qur‘an maupun dalam hadist

Nabi Muhammad saw. Ssalah satu dalilnya Qs Al-baqarah ayat 43 yang artinya:

―dan laksanakan shalat, tunaikan zakat, dan rukulah beserta orang yang ruku‖

Page 115: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

105

Buku Mentor Karisma 34

Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan kedalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara

pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil.

5. Syarat-syarat wajib shalat

k. Beragama Islam

l. Sudah baligh

m. Berakal

n. Suci dari haid dan nifas

o. Telah mendengarajakan dakwah islam

6. Syarat-syarat sah shalat

o. Suci dari dua hadist (kecil dan besar)

p. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat najis

q. Menutup aurat.

r. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat.

s. Menghadap kiblat

t. Mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunah

u. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat

Page 116: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

106

Buku Mentor Karisma 34

Budi Pekerti Luhur

Indikator : Adik terdidik untuk bersikap rendah hati dalam bergaul di sosial kemasyarakatan dan

teman sebaya

Katagori : SMA

Tingkat : Bina Awal

Muslim yang benar selalu menampilkan budi pekerti yang baik,perangai yang lembut, perkataan yang

halus dan ramah. Nabi SAW, manusia yang harus dijadikan panutan atau idola kaum muslimin, telah

banyak mencontohkan perbuatan-perbuatan mulia di atas untuk menuntun umatnya.

Rosulullah selalu menjauhi perbuatan atau ucapan yang kotor. Abdullah bin Amru bin Ash RA

meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :

―Sesungguhnya yang termasuk insan pilihan di antara kamu sekalian adalah yang terbaik ahlaknya.” (

HR Muttfaq Ilaih)

“sesungguhnya yang aku cinta di antara kalian dan paling dekat kedudukanya denganku di hari kiamat

adalah yang paling baik ahlaknya. Dan yang paling aku benci dan jauh dariku di hari kiamat adalah

yang banyak bicara dan berlagak sombong serta bertele-tele dalam berbicara”. Bertanya para sahabat

:” ya Rosulullah, kami tahu apa yang dinamakan “atstsartsaarun wal mutasyaddiqun (banyak bicara dan

bertele-tele ), lalu apakah arti al mutfaihiqun‟?” Rosulullah menjawab “Al mutakabirun (sombong). (HR

Tirmizi)

Untuk menghindari sifat sombong maka kita harus tawadu (rendah hati). Karena setiap mukmin

hendaknya selalu rendah hati, tunduk kepada perintah Allah. Maka derajatnya akan diangkat Allah dan

ditempatkan di sisi Nya. Tawadhu‘ mempunyai dua makna : pertama, menerima kebenaran yang

datangnya dari siapa saja. Sebagian manusia tidak menerima kebenran kecuali datangnya dari orang yang

lebih senior. Tapi, jika kebenaran itu dari orang yang lebih rendah kedudukannya , ia tidak menerima

sama sekali. Yang dinamakan tawadhu‘ tidaklah begitu. Ia akan menerima kebenaran yang datangnya dari

siapapun, baik orang miskin ataupun kaya; terhormat ataupun sederhana; kuat maupun lemah; dari

temanya sendiri maupun musuhnya. Kedua, mampu menjalin interaksi dengan semua manusia. Sikap

penuh kasih sayang dan kelembutan, baik itu pada pembantu maupun tuaanya, orang yang terhormat

maupun sederhana, orang besar maupun hina.sedangkan secara umum tawadhu‘ dapat dartikan

:‖merendahkan diri di hadapan Allah‖

Rosulullah menjelaskan:

“tidaklah seorang merendahkn diri di hadapan Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR

Muslim)

“sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadu, sehingga setiap kamu

tidak angkuh terhadap yang lain, dan tidak saling menindas.” (HR Muslim)

Selama hidupnya, Rosulullah SAW selalu bersikap rendah hati, kasih sayang, lemah lembut dan penuh

toleransi. Sekalipun terhadap anak-anak kecil. Sifat kenabian dan kedudukan tinggi tidak menghalanginya

berbuat baik dan berahklak mulia yang khusus diberikan Allah. Beliau selalu memberi salam kepada

Anak-anak, bermuka manis kepada mereka, dan meluangkan waktu sekedar untuk menyenangkan

mereka.

Page 117: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

107

Buku Mentor Karisma 34

Jadi keutamaan dari bersikap tawadhu‘ (rendah hati) adalah Allah akan meninggikan derajat kita. Nabi

bersabda : “Barang siapa yang bersikap tawadhu‟ karena Allah satu derajat saja, pasti Allah

mengangkatnya satu derajat, sampai ia mencapai ketinggian derajat yang paling tinggi. Dan barang

siapa yang bersikap sombong kepada Allah satu derajat saja pasti Allah merendahkan satu derajat

sampai ia mencapai kerendahan derajat serendah-rendahnya. (HR Ahmad).

Renungkanlah bersama mentee tentang hadist Rosulullah berikut :

―Tidak masuk surga , orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun seberat dzarrah (biji

sawi)‖

Sekarang bertanyalah kepada diri sendiri. Apakah dalam hati kita masih menyimpan kesombongan meski

sebesar atom?. Pada hari kiamat kita datang dengan sholat,puasa,zakat,haji dan amal shalih lainnya.

Tetapi bila dalam dada kita terdapat secuil kesombongan , maka kita tidak akan masuk surga. Yuk

intropeksi diri dan mulai berubah kelebih baik.

Contoh aplikatif :

Tawadhu adalah akhlak Rosulullah :

Para sahabat berkata : jika Rosulullah berjabat tangan beliau tidak akan menarik tanganya sampai orang

yang menyalaminya menarik tangganya sendiri; dan jika berjabat tangan, beliau menjabatnya dengan

tangannya secara keseluruhan. Ia tidak akan memalingkan wajahnya darimu sampai kamu memalingkan

wajahmu. Ia akan duduk di suatu majelis sampai berakhir majelis itu. Ia selalu riang gembira dan engkau

tidak akan menjumpainya kecuali dalam keadaan tersenyum.

Contohkan kepada mentee bagaimana cara menyapa dan mengucapkan salam serta berjabat

dengan sesama. Lalu mintalah adik memperaktekan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi.

Daftar Pustaka :

Khalid, Amru. (2006). Semulia Akhlak Nabi. Solo: Aqwam Media Profetika

Ali Hasyimi, M. (2006). Apakah Anda berkepribadian Muslim. Depok: Gema Insani

Page 118: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

108

Buku Mentor Karisma 34

Komunikasi dan Adab Terhadap Sesama

Indikator : Memiliki kemampuan bergaul dan bersosialisasi dengan baik

Katagori : SMA

Tingkat : Bina Awal

Hubungan komunikasi yang kompleks adalah ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat yang ada di

sekitar kita, dengan komunikasi yang baik kita dapat bersosialisasi dengan mudah. Untuk itu pola

komunikasi yang baik harus kita lakukan. Masyarakat di sekitar kita memiliki karakteristik yang beragam.

Mereka berlatar belakang keluarga, pendidikan dan pengalaman yang beragam. Agar hubungan

komunikasi dengan masyarakat dapat terjalin dengan harminis, maka kita dituntut untuk memahami

karaktersitik dan ilmu pengetahuan yang luas. Disamping itu kita menjalin hubungan komunikasi yang

baik, dituntut memberikan kontribusi terhadap sesama. Misalkan kita harus peka terhadap masyarakat di

sekitar kita, barangkali ada yang membutuhkan bantuan kita. Menjaga silahturahmi dianatara sesama

manusia di dalam keluarga dan masyarakat dengan cara saling nasihat menasihati, tolong menolong di

jalan yang baik, menyuruh berbuat ma‘ruf dan mencegah perbuatan mungkar. Seperti dalam QS At-

taubah :71

― dan orang-orang yang beriman, laki-laki atau perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi

sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma‘ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan

sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rosulnya. Mereka itu akan diberi rahmat

oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-

orang mukmin lelaki dan perempuan. Akan mendapat surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai,

kekal mereka didalamnya, dan mendapat tempat-tempay yang bagus surga ‗and. Dan keridhoan Allah

adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.”

Bentuk dari meningkatkan komunikasi dan sosialisasi dengan sesama kita dapat lakukan dengan:

#minta setiap mentee untuk membacakan ayatnya

1. Ukhuwah ( persaudaraan) ,QS Al-hujarat:10

2. Silahturahmi ,QS Al-Imran : 103

3. Ta‘awun (tolong menolong) QS Al-Maidah :2

4. Afwun (saling memaafkan) QS An-nur 22

5. Rauf (Ramah) QS Al-fath :29

6. Sabar (menahan diri) QS Ali Imran : 15-17

7. Tasamun (toleran) QS Al-Kafirun: 1-5

8. Musawah (persamaan) QS Al-Hujurat : 9

9. Adil QS AL –Maidah :8

10. Kreatif QS Al-Kahfi :17

11. Dinamis QS Al-Insyiroh :7-8

Dalam pola komunikasi dengan sesasama adab berbicara juga harus diperhatikan, karena perkataan yang

kita ucapkan haruslah sesuai jangan sampai melukai hati orang lain, oleh karena perkataan yang kita

ucapkan haruslah seperti yang Al-Quran ajarkan yaitu:

1. Qaulan Sadida QS An-nisa:9 dan QS al-Azhab :70

Yaitu perkataan yang lemah lembut,jelas,jujur,tepat, baik dan adil.seperti saat seseorang memberi

wasiat.

Page 119: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

109

Buku Mentor Karisma 34

2. Qoulan ma‟rufa QS An-nisa :5 ,Al-Baqoroh: 235, dan Al-anfal : 32

Mengandung arti perkataan yang baik (sopan,halus,indah,benar,penuh penghargaan,

menyenangkan , serta sesuai dengan kaidah hukum dan logika) dalam pengertian diatas tampak

bahwa perkataan yang baik adalah bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang dapat dipahami oleh

orang yang diajak bicara dan diucapkan dengan pengungkapan yang sesuai dengan norma.

Seperti yang disukai perempuan dan anak-anak.

3. Qoulan Baligho QS An-Nisa :63

Yaitu ucapan yang benar dari segi kata. Apabila dilihat dari segi sasaran atau ranah yang

disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang efektif. Seperti saat Nabi memebri nasihat.

4. Qoulan masyura QS Al-Isra :28

Adalah ucapan yang membuat orang lain merasa mudah, bernada lunak,indah,

menyenangkan,halus,lemah lembut dan bagus. Serta memberikan optimisme bagi orang yang

diajak bicara. Seperti ketika memberi janji yang menyenangkan.

5. Qoulan layyina QS Thaha:44

Adalah ucapan yang baik yang dilakukan dengan lemah lembut sehingga dapat menyentuh hati

hat orang yang diajak bicara. Seperti nabi Musa mendakwahi Firaun.

6. Qoulan Karima QS Al-Isra :23

Adalah ucapan yang lembut berisi permuliaan,penghargaan,pengagungan,dan penghormatan

kepada orang yang diajak berbicara. Seperti seorang budak menghadapi majikannya.

Mintalah adik untuk mendiskusikan kasus berikut (sebutkan apa saja tindakan komunikasi yang

menyimpang dan bagaimana seharusnya)

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Mahasiswi S-2 UGM, Florence, yang sedang menjadi buah bibir

di media sosial akhirnya buka mulut. Melalui surat elektronik yang disampaikan kepada Tribun Jogja, ia

mengungkapkan penyesalan dan meminta maaf kepada publik.

"Saya beserta keluarga dan teman-teman yang bersangkutan meminta maaf yang sebesar-besarnya

kepada segenap warga Yogyakarta atas kata-kata di Path saya. Saya merasa sangat menyesal dan

berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya," tulisnya dalam surat elektronik tersebut.

Selanjutnya, pemilik nama lengkap Florence Sihombing ini juga mengungkapkan permintaan maaf

kepada pihak civitas akademika UGM.

"Saya juga meminta maaf kepada pihak UGM, khususnya Fakultas Hukum, dosen-dosen, dan segenap

akademisi FH UGM, meski saya tidak pernah membawa-bawa nama UGM. Saya tidak tahu siapa-siapa

saja oknum tidak bertanggung jawab yang telah mendramatisir dan menyebarluaskan status Path saya,

identitas, dan kontak saya dan teman-teman saya," ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, Florence terkena bully di media sosial setelah tulisan status di akun Path

miliknya bernada menghina warga Yogyakarta. Status tulisan di Path tersebut berawal dari peristiwa di

stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Pada Rabu (27/8/2014), Florence hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy,

di SPBU Lempuyangan. Saat itu, antrean kendaraan, terutama motor, cukup panjang.

Panjangnya antrean kendaraan yang mengular membuat Florence memilih menuju antrean mobil. Deretan

mobil ini sedang mengantre mengisi pertamax. Namun, petugas SPBU kemudian menolak menuangkan

BBM nonsubsidi itu ke tangki motor Florence.

Page 120: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

110

Buku Mentor Karisma 34

"Saat itu, ratusan pengendara motor yang mengantre menyoraki tingkah Florence," kata Hendra

Krisdianto, fotografer Tribun Jogja, yang saat itu berada di SPBU.

Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama

pengedara motor lainnya.

Setelah kejadian itu, muncullah tulisan status Florence yang bernada kasar.

"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis

Florence di akun Path miliknya.

Ia bahkan menyebut tindakan petugas SPBU itu sebagai sebuah bentuk diskriminasi.

"Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur

mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan.

Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL," tulis Florence menjawab pertanyaan

pemilik akun Rachel.

Daftar pustaka :

Sauri,sofyan. 2006. Pendidikan Berbahasa santun. Bandung: Ganesindo

Sauri,sofyan. 2006. Membangun Komunikasi dalam Keluarga. Bandung: Ganesindo

Asifa Farid, 2014 . Hina Warga Yogya di Media Sosial, Florence Minta Maaf .Tersedia [Online]

http://regional.kompas.com/read/2014/08/28/22070701/Hina.Warga.Yogya.di.Media.Sosial.Florence

.Minta.Maaf diakses 17 september 2014

Page 121: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

111

Buku Mentor Karisma 34

SMA BINA LANJUTAN

Aqidah Indikator :

- Adik meyakini keesaan Allah

- Adik mengetahui prinsip aqidah

- Adik mengetahui metode peningkatan aqidah

- Adik sadar bahwa Al-Qur‘an adalah petunjuk hidup manusia

- Tajwid

Alokasi waktun: 2 x pertemuan

A. Makna aqidah dan urgensinya sebagai landasan agama

Makna aqidah secara Bahasa

Aqidah berasal dari kata ‗Aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh

seseorang. Jika dikatakan, ―Dia mempunyai aqidah yang benar,‖ berarti aqidahnya bebas dari

keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya

kepada sesuatu.

Makna aqidah secara syar‘i

Aqidah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari

akhir, dan qadar yang baik atau pun buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.

Syariat terbagi menjadi dua, yaitu I‘tiqadiyah dan amaliyah. I‘tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak

berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya, I‘tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan

kewajiban beribadah kepada-Nya, juga ber-I‘tiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini

disebut ashliyah (pokok agama).

Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya sholat, zakat,

puasa, dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far‘iyah (cabang agama) karena ia

dibangun di atas I‘tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya

I‘tiqadiyah. Maka aqidah yang benar adalah fondasi bagi bangunan agama serta merupakan syarat

sahnya amal.

Dalil:

d. Q.S. Al-Ikhlash: 1-4

e. Q.S. Az-Zumar: 2-3

f. Q.S. Al-A‘raf: 59, 65, 73, 85

B. Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud dan keesaan Al-Khaliq

Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud Al-Khaliq serta keesaan-Nya adalah manhaj yang

sejalan dengan fitrah yang lurus dan akal yang sehat. Yaitu dengan mengemukakan bukti-bukti yang

benar, yang membuat akal mau menerima dan musuh pun menyerah. Di antara dalil-dalilnya adalah

sebagai berikut:

1. Sudah menjadi kepastian bahwa setiap yang baru tentu ada yang mengadakan

Q.S. Ath-Thur: 35

Q.S. Luqman: 11

Q.S. An-Nahl: 17

2. Teraturnya semua urusan dan kerapiannya

Q.S. Al-Mu‘minun: 91

3. Tunduknya makhluk-makhluk untuk melaksanakan tugasnya sendiri-sendiri dan

mematuhi peran yang diberikan-Nya

Q.S. Thaha: 49-50

Page 122: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

112

Buku Mentor Karisma 34

C. Prinsip Aqidah

Makna dari prinsip aqidah tertuang dalam kalimat syahadatain. Jika kita memahami lebih mengenai

untaian kata syahadat maka akan kita dapatkan makna yang luar biasa yang perlu kita resapi.

Makna syahadatain

o Makna syahadat la ilahaillallah

Adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan

menerima ibadah kecuali Allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaha

menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapapun orangnya. Illallah adalah

penetapan hak Allah semata untuk disembah. Makna kalimat ini secara global adalah,

―Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah‖.

o Makna syahadat annamuhammadarrasulullah

Adalah mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-

Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan; serta mengamalkan

konsekuensinya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi

larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan.

Rukun syahadatain

o Rukun syahadat la ilahaillallah

c. An-Nafyu atau peniadaan. La ilaha membatalkan syirik dengan segala bentuknya

dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah

d. Al-Itsbat atau penetapan. Illallah menetapkan bahwa tidak ada yang berhak

disembah selain Allah dan mewajibkan pengamatan sesuai dengan

konsekuensinya.

o Rukun syahadat muhammadarrasulullah

b. Al-Abdu atau hamba yang menyembah. Rasulullah adalah manusia yang

diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya, Demikian pula berlaku

atas beliau apa yang berlaku atas orang lain

Syarat-syarat syahadatain

o Syarat la ilahaillallah

Terdapat tujuh syarat yang tanpanya maka tidak akan bermanfaat bagi yang

mengucapkannya. Tujuh syarat itu adalah:

1. ‗Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (kebodohan)

2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)

3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)

4. Inqiyad (Patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)

5. Ikhlash, yang menafikan syirik

6. Shidq (Jujur), yang menafikan kadzib (dusta)

7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha‘ (kebencian)

o Syarat muhammadarrasulullah

1. Mengakui kerasulannya dan menyakininya dalam hati

2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan

3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya

serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya

4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gaib, baik yang

sudah lewat maupun yang akan datang

5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua,

serta seluruh umat manusia

6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta

mengamalkan sunnahnya

Konsekuensi syahadatain

o Konsekuensi La ilahaillallah

Page 123: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

113

Buku Mentor Karisma 34

Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang

dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan kalimat La ilahaillallah. Dan

beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikitpun, sebagai keharusan dari

penetapan kalimat Illallah.

o Konsekuensi muhammadarrasulullah

Yaitu menaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,

mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari

perkara-perkara bid‘ah dan hal-hal baru, serta mendahulukan sabdanya di atas semua

pendapat manusia.

Pembatal syahadatain

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah

2. Orang yang menjadikan perantara-perantara antara dirinya dan Allah

3. Orang yang tidak mau mengafirkan orang orang musyrik dan orang yang masih ragu

terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka

4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna dari petunjuk

beliau, atau hukum yang lain yang lebih baik dari hokum beliau.

5. Membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah walaupun ia juga mengamalkannya

6. Menghina sesuatu dari agama Rasul, pahala, atau siksanya

7. Melakukan atau meridhoi sihir

8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam

9. Meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syariat Nabi

Muhammad

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya, dan tidak pula mengamalkan.

Page 124: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

114

Buku Mentor Karisma 34

Syirik

Penyimpangan dalam Kehidupan Manusia

Pada mulanya, manusia telah bertauhid. Suatu fritrah yang Allah karuniakan untuk umat manusia

sebagai makhluk ciptaan Allah Ta‘ala sebagaimana Dia berfirman:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah

menciptakan manusia menurut menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (Ar - Rum:

30)

Lalu dari sabda Rasulullah:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang tuanyalah yang

menjadikannya Yahudi, Nasranim atau Majusi” (HR Bukhari Muslim)

Jadi, kesyrikanlah adalah faktor luar yang masuk ke dalam fitrah manusia.

Kesyirikan dan penyimpangan akidah pertama terjadi pada kaum Nuh. Mereka menyembah patung

- patung. Kemudian muncul Amru bin Luhay Al-Khuza‘i. Dialah orang yang mengubah agama Ibrahim

dan membawa patung - patung ke tanah Arab, khususnya tanah Hijaz, hingga patung - patung itu

disembah selain sekitarnya. Kemudian Allah mengutus Nabi-Nya, Muhammad penutup para nabi, untuk

menyeru umat manusia kepada tauhid dan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim.

Beliau berjuang di jalan Allah dengan sungguh - sungguh hingga akidah tauhid dan millah Ibrahim

kembali dianut. Beliau hancurkan patung - patung dan dengannya Allah menyempurnakan agama dan

menyempurnakan nikmat-Nya bagi seluruh alam.

Selanjutnya, generasi pertama umat ini yang hidup di masa keemasan berjalan miniti jalan hidup beliau.

Sampai ketika kebodohan merebak pada generasi terakhir dan ajaran agama lain mencemari. Akhirnya,

kesyirikan kembali menimpa mayoritas umat ini karena ulah para penyeru kesesatan serta akibat

dibangunnya kuburan para wali dan orang - orang saleh sebagai bentuh pengagungan dan kecintaan

kepada mereka.

Syirik, Definisi dan Macamnya

Definisi Syirik

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal yang seharusnya ditujukan khusus

untuk Allah, seperti berdoa meminta kepada selain Allah di samping berdoa memohon kepada Allah.

Atau, memalingkan suatu ibadah tertentu seperti dzabh (penyembelihan kurban), bernadzar, berdoa dan

lain sebagainya kepada selain Allah.

Barangsiapa yang beribadah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah tidak pada tempatnya

dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya. Allah Ta‘ala berfirman:

“Sesungguhnya mepersekutukan (Allah) adalah benar - benar kezaliman yang besar.” (Luqman: 13)

Allah tidak akan mengampuni orang - orang musyrik yang mati di atas kesyirikannya. Allah Ta‘ala

berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari

(syirik) itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (An-Nisa‘: 48)

Selain itu, surga juga diharamkan atas orang musyrik. Allah Ta‘ala berfirman:

Page 125: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

115

Buku Mentor Karisma 34

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan

kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang - orang zalim itu seorang

penolong pun.” (Al - Maidah: 72)

Kesyirikan akan meghapus seluruh amal kebajikan. Allah Ta‘ala berfirman:

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka

kerajakan.” (Al - An‘am: 88)

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi - nabi) yang sebelummu, Jika kamu

mempersekutukan (Allah), niscaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang - orang yang

merugi.” (Az - Zumar: 65)

Jadi, syirik adalah dosa yang paling besar. Nabi Muhammad saw bersabda,

“Maukah kalian kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?‟ Para sahabat menjawab, „Ya, wahai

Rasulullah.‟ Beliau bersabda „ (yaitu) menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” (HR

Bukhari dan Muslim)

Syirik adalah sebuah kekurangan dan aib yang telah Allah sucikan dari diri-Nya. Karenanya,

barangsiapa yang menyekutukan Allah berarti ia telah menetapkan sesuatu yang telah Dia sucikan darji

diri-Nya. Dan ini adalah puncak pembangkangan, kesombongan, dan permusuhan kepada Allah.

Macam - Macam Syirik

Syirik ada dua macam yaitu syirik besar dan syirik kecil

1. Syirik Besar

Syirik Besar dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menempatkannya kekal di dalam

neraka bila hingga meninggal, dia belum bertobat.

Definisi syirik besar ialah memalingkan suatu ibadah untuk selain Allah. Seperti berdoa

memohon kepada selain kepada Allah, ber taqarrub dengan menymbelih kurban dan bernadzar

untuk selain kepada Allah, baik itu untuk kuburan, jin, ataupun setan.

Juga termasuk syirik besar adalah takut kepada orang yang telah mati, jin, atau setan, kalau -

kalau mereka semuaakan membahayakannya atau membuatnya sakit. Begitu juga mengharap

selain kepada Allah, seperti memenuhi segala kebutuhan dan menghilangkan segala kesusahan.

Allah Ta‘ala berfirman:

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan

kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berakata, „Mereka itu

adalah pemberi syafa‟at kepada kami di sisi Allah.‟ Katakanlah, „Apakah kamu mengabarkan

kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?‟ Mahasuci

Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” (Yunus: 18)

Syirik besar ada empat macam:

a. Syirkud Da‟wah (syirik doa). Berdoa memohon kepada selain Allah di samping memohon

kepada Allah. Allah Ta‘ala berfirman:

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan

ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba -

tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)” (Al - Ankabut: 65)

Page 126: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

116

Buku Mentor Karisma 34

b. Syirkun Niyyah wal Iradah wal Qashd (syirik niat), yaitu mempersekutukan dan meniatkan

suatu ibadah kepada selain Allah. Allah Ta‘ala berfirman:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan

kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia

itu tidak akan dirugikan. Itulah orang - orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali

neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia -

sialah apa yang telah mereka kerjakan” (Hud: 15 - 16)

c. Syirkuth Tha‟ah (syirik ketaatan), yaitu menaati selain kepada Allah dan bermaksiat kepada

- Nya. Allah Ta‘ala berfirman:

“Mereka menjadikan orang - orang alimnya dan rahib - rahib mereka sebagai Tuhan selain

Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya

disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) selain Dia.

Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Taubah: 31)

d. Syirkul Mahabbah (syirik kecintaan), menyamakan kecintaan kepada selain Allah dengan

kecintaan kepada-Nya. Allah berfirman:

“Dan di antara manusia ada orang - orang yang menyembah tandingan - tandingan selain

Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang - orang

yang beriman lebih cinta kepada Allah. Dan seandainya orang - orang yang berbuat zalim

itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu

kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka

menyesal).” (Al - Baqarah: 165)

2. Syirik Kecil

Syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi dapat mengurangi (nilai)

tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.

Syirik kecil terbagi menjadi dua:

a. Syirik Dzahir (syirik yang nampak), berupa perkataan dan perbuatan.

Contoh perkataan, seperti bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, sungguh ia telah berbuat kekufuran

atau kesyirikan.” (HR Trimidzi)

Adapun contoh perbuatan ialah, seperti mengenakan kalung atau benang untuk mengusir

atau menangkal bala‘, memakai jimat karena khawatir terkena penyakit, dan perbuatan

lainnya. Contoh perbuatan ini dapat menjadi syirik besar ketika pelaku mempercayai benda -

benda tersebut dapat menolak dan mengusir bala‘. Dari hal ini bisa kita lihat bahwa antara

syirik kecil dan syirik besar itu begitu dekat, benarlah jika dikatakan syirik kecil bisa

membawa kita menuju syirik besar.

b. Syirik Khafiy (tidak nampak). Yaitu kesyirikan yang terdapat pada keinginan dan niat,

seperti riya‘ (ingin dilihat orang) dan sum‘ah (ingin didengar orang). Sebagaimana seseorang

yang mengamalkan suatau amalan yang (mestinya) untuk mendekatkan diri kepada Allah

tetapi ia malah menginginkannya agar mendapat pujian dari manusia. Misalnya

memperbagus shalat atau bersedekah agar dipuji manusia, atau dengan melafadzkan zikir

Page 127: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

117

Buku Mentor Karisma 34

dan membagus - baguskan suaranya dalam membaca Al - Qur‘an agar didengar orang

kemudian mereka memuji dan menyanjungnya.

Apabila riya‘ bercampur dengan suatu amalan, maka ia akan menjadikannya batal, tertolak.

Karenanya dalam beramal seseorang harus ikhlas. Allah Ta‘ala berfirman:

“Katakanlah, „Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap

perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah

mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (Al - Kahfi: 110)

Termasuk dalam kategori syirik khafiy ialah beramal untuk meraih keinginan duniawi.

Seperti seorang yang berhaji atau berjihad agar memperoleh keuntungan harta. Nabi

Muhammad bersabda,

“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishah, dan

celakalah hamba khamilah, bila diberi ia senang dan jika tidak ia akan marah” (HR.

Bukhari)

Sumber

Dr. Shalihah Bin Fauzan Al - Fauzan. 2014. Kitab Tauhid (Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid Lis-Shaff Al-

Awwal-Ats-Tsalis-Al-Aly). Jakarta: Ummul Qura

Page 128: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

118

Buku Mentor Karisma 34

SIRAH NABI DARI KELAHIRAN NABI SAMPAI SEBELUM DIANGKAT

MENJADI NABI

Nabi Muhammad saw adalah nabi pembawa risalah Islam, rasul terakhir penutup rangkaian nabi-

nabi dan rasul-rasul Allah swt di muka bumi. Ia adalah salah seorang dari dari yang tertinggi di antara 5

Rasul yang termasuk dalam golongan ulul azmi atau mereka yang mempunyai keteguhan hati (QS. Al-

Ahqaaf : 35)

―Muhammad‖ dalam bahasa Arab berarti “dia yang terpuji”. Nabi Muhammad adalah anggota

Bani Hasyim, sebuah kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat

Arab. Ayahnya bernama Abdullah Muttalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya.

Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Baik dari garis ayah maupun garis ibu, silsilah

Nabi Muhammad saw sampai kepada Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.

Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada tahun itu

terjadi peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan gajah menyerbu Mekkah dengan tujuan menghancurkan

Ka‘bah. Pasukan ini dipimpin oleh Abrahah, gubernur Kerajaan Habsyi di Yaman. Abrahah ingin

mengambil alih kota Mekkah dan Ka‘bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab.

Ini sejalan dengan keinginan Kaisar Negus dari Ethiopia untuk menguasai seluruh tanah Arab, yang

bersama-sama dengan Kaisar Byzantium menghadapi musuh dari Timur, yaitu Persia (Irak). Dalam

penyerangan Ka‘bah itu, tentara Abrahah hancur karena terserang penyakit mematikan yang dibawa oleh

burung Ababil, yang melempari para tentara gajah. Abrahah sendiri lari kembali ke Yaman dan tak lama

kemudian meninggal dunia. Peristiwa ini dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Al-Fiil : 1-5 (Abu Bakar

Siraj al-Din, 2007)

Ketika Nabi Muhammad dalam kandungan ibunya, Abdullah (ayahnya) meninggal dalam

perjalanan ke Yastrib. Ayahnya meninggalkan harta warisan berupa lima ekor unta, sekawanan biri-biri

dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi Muhammad saw

setelah Nabi lahir. Beberapa bulan kemudian, Aminah melahirkan bayi yang diberi nama Muhammad.

Nabi Muhammad saw lahir pada malam menjelang dini hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (20

April 570 M). Nama Muhammad diberikan oleh kakeknya, Abdul Muttalib. Nama itu sedikit ganjil di

kalangan orang-orang Quraisy, karenanya mereka berkata kepada Abdul Muttalib, “Sungguh di luar

kebiasaan, keluarga Tuan begitu besar, tetapi tidak satu pun yang bernama demikian.” Abdul Muttalib

menjawab : “Saya mengerti. Dia memang berbeda dari yang lain. Dengan nama ini saya ingin agar

seluruh dunia memujinya”.

Nabi disusui ibunya hanya selama 3 hari. sesudah itu dua wanita lain mendapat kehormatan

menjadi ibu susunya yaitu Suwaibah dan Halimah binti Abu Du‘aib as Sa‘diyah. Suwaibah adalah wanita

budak Abu Lahab. Ia menyusui Nabi selama empat bulan, dan menjadi sasaran pujian Nabi dan istrinya

yang shaleh, Khadijah sepanjang hidupnya. Setelah diangkat sebagai Nabi, Nabi berniat membelinya.

Beliau mengirim seseorang menghaadap Abu Lahab untuk mengadakan transaksi, namun Abu Lahab

menolak menjualnya, bagaimanapun Suwaibah menerima bantuan dari Nabi sepanjang hidupnya.

Sekembalinya Nabi dari perang Khaibar, berita kematian Suwaibah sampai kepada beliau. Tanda

kesedihan terlihat di wajahnya. Beliau mencari putra Suwaibah, dengan maksud memberi bantuan. Tapi

beliau diberi tahu bahwa anak Suwaibah sudah meninggal lebih dahulu.

Sudah menjadi satu kebiasaan di Mekkah, bahwa anak yang baru lahir diasuh dan disusui oleh

wanita dewasa dengan maksud agar ia bisa tumbuh dalam pergaulan masyarakat yang baik dan udara

yang lebih bersih. Saat Muhammad lahir, ibu-ibu dari desa Sa‘ad datang ke Mekkah menghubungi

keluarga-keluarga yang ingin menyusui anaknya. Desa Sa‘ad terletak + 60 km dari Mekkah, dekat kota

Ta‘if, suatu wilayah pegunungan yang sangat baik udaranya. Di antara ibu-ibu tersebut terdapat seorang

wanita bernama Halimah binti Abu Du‘aib as Sa‘diyah. Keluarga Halimah tergolong miskin, karena itu ia

sempat merasa ragu untuk mengasuh Nabi Muhammad karena keluarga Aminah sendiri juga tidak terlalu

Page 129: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

119

Buku Mentor Karisma 34

kaya. Akan tetapi entah mengapa Muhammad yang masih bayi sangat menawan hati Halimah, sehingga

akhirnya Halimah pun mengambil Muhammad sebagai anak asuhnya. Jadilah Halimah sebagai ibu

susunya Muhammad yang kedua.

Ternyata kehadiran Muhammad membawa berkah bagi keluarga Halimah. Dikisahkan bahwa

kambing peliharaan Haris, suami Halimah, menjadi gemuk dan menghasilkan susu lebih banyak dari

biasanya. Rumput tempat menggembala kambing juga tumbuh subur. Kehidupan keluarga Halimah yang

semula suram berubah menjadi bahagia dan penuh kedamaian. Mereka yakin bahwa bayi dari Mekkah

yang diasuh itulah yang membawa berkah bagi kehidupan mereka.

Sejak kecil Muhammad telah memperlihatkan keistimewaan yang sangat luar biasa. Usia 5

bulan, Nabi sudah pandai berjalan, dan di usia 9 bulan ia sudah bisa berbicara. Pada usia 2 tahun, nabi

sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing. Saat itulah ia

berhenti menyusu dan karenanya harus dikembalikan lagi pada ibunya. Dengan berat hati Halimah

terpaksa mengembalikan anak asuhnya yang telah membawa berkah itu, sementara Aminah sangat senang

melihat anaknya kembali dalam keadaan sehat dan segar. Namun tak lama setelah itu, Muhammad

kembali diasuh oleh Halimah karena adanya wabah penyakit kolera di kota Mekkah waktu itu.

Dalam masa asuhannya kali ini, Halimah dan anak-anaknya sering menemukan keajaiban di sekitar

diri Muhammad. Anak-anak Halimah sering mendengar suara yang memberi salam kepada Muhammad:

“Assalamu „Alaika ya Muhammad”, padahal mereka

tidak melihat ada orang disana. Dalam kesempatan lain, Dimrah, anak Halimah, berlari-lari sambil

menangis dan mengadukan bahwa ada dua orang bertubuh besar-besar dan berpakaian putih menangkap

Muhammad. Halimah bergegas menyusul Muhammad. Saat ditanyai, Muhammad menjawab : “Ada 2

malaikat turun dari langit. Mereka memberikan salam kepadaku, membaringkanku, membuka bajuku,

membelah dadaku, membasuhnya dengan air yang mereka bawa, lalu menutup kembali dadaku tanpa aku

merasa sakit.” Halimah sangat gembira mendengar keajaiban pada diri Nabi Muhammad saw, namun

karena kondisi ekonomi keluarganya yang semakin melemah, ia terpaksa mengembalikan Nabi kepada

Aminah, yang saat itu berusia 4 tahun.

Pada saat Nabi Muhammad berusia 6 tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib

(Madinah) untuk mengunjungi keluarganya dan mengunjungi makam ayahnya bersama Ummu Aiman

(budak suruhan perempuan keluarganya). Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah

beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa‘ (tidak jauh dari Yatsrib), dan dikuburkan disana.

Muhammad dibawa pulang ke Mekkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka

jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu.

Setelah ibunya meninggal, Nabi dijaga oleh kakeknya, ‗Abdul Muttalib. Kegembiraannya bersama

datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal

dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hasyim. Dia mempunyai

keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab.

Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu

penduduk Makkah yang dalam kesusahan.

Setelah kakeknya meninggal, Abu Tholib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak

saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Tholib kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun

dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy. Abu Tholib

menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi

pekerti Muhammad yang mulia.

Selama masa remaja dan dewasanya, tanda-tanda kekuatan, keberanian, ketegaran dan

keperkasaannya terlihat di dahi putra Quraisy yang istimewa ini. Ketika berusia 15 tahun, beliau ikut serta

dalam perang Fujjar. Tugasnya menangkis panah yang diarahkan kepada paman-pamannya. Keikutsertaan

dalam perang di usia muda ini menjelaskan keberanian Nabi yang tiada bandingan. Maka, kita pun

mengerti mengapa Ali, orang terberani di antara yang paling berani, berkata : “Kapan saja kami (laskar

Page 130: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

120

Buku Mentor Karisma 34

muslim) menghadapi perlawanan sengit di medan pertempuran, kami berlindung pada Rasulullah,

sementara tak seorang pun yang lebih dekat dengan musuh ketimbang beliau sendiri.” (Djabbar, 1992)

Setelah hari itu, kaum Quraisy dan sekutunya sering keluar dari wilayah Haram dan bertempur

melawan musuhnya. Nabi juga ikut serta bersama para pamannya selama beberapa hari. kejadian ini

berlangsung selama 4 tahun. Perang berakhir dengan membayar uang darah kepada suku Hawazan yang

lebih banyak kehilangan nyawa ketimbang Quraisy.

Nabi Muhammad saw ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syiria (Syam) dalam usia

baru 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Tholib. Dalam perjalanan ini, di Basroh sebelah selatan

Syiria, ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairoh. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian

pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Sebagian sumber menceritakan bahwa

pendeta itu menasehati Abu Tholib agar jangan terlalu jauh memasuki daerah Syiria. Sebab dikhawatirkan

orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-tanda itu akan berbuat jahat terhadapnya. Abu Tholib

mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia

pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi

sebahagian dari keluarganya.

Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing

keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian

alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu

manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang

diberikan iaitu ―Al-Amin‖.

Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad saw berangkat ke Syiria membawa barang dagangan

saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, yaitu Khadijah. Dalam perdagangan ini,

Muhammad memperoleh laba yang besar. Khadijah akhirnya melamar Muhammad. Lamaran itu diterima

dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah

berusia 40 tahun. Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam

dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Pada perkawinan yang bahagia dan

saling mencintai itu, beliau dikaruniai enam orang anak yakni Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu

Kulsum, dan Fatimah. Kedua puteranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad saw tidak kawin lagi

sampai Khadijah meninggal ketika berusia 50 tahun.

Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya 35

tahun. Waktu itu bangunan Ka‘bah rusak berat. Perbaikan Ka‘bah dilakukan secara gotong royong. Para

penduduk Mekkah membantu pekerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat terakhir, ketika pekerjaan

tinggal mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula, timbul perselisihan. Setiap suku

merasa berhak dan terhormat melakukan tugas terakhir itu. Perselisihan semakin memuncak, namun

akhirnya para pemimpin Quraisy sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke Ka‘bah melalui pintu

Shafa akan dijadikan hakim untuk memutuskan perkara ini. Ternyata orang pertama yang masuk itu

adalah Muhammad. Ia pun dipercaya menjadi hakim. Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan

Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan

mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan batu itu

pada tempatnya semula. Dengan demikian, perselisihan dapat diselesaikan dengan bijaksana, dan semua

kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian seperti itu

Page 131: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

121

Buku Mentor Karisma 34

Sirah Nabi Part 2 Diangkat Jadi Nabi-Hijrah

Tujuan : Mengambil hikmah yang terdapat pada sirah nabawiyah

Menjelang usianya yang keempat puluh, beliau terbiasa memisahkan diri dari keramaian masyarakat,

pergi ke gua Hira, beberapa kilo meter di utara Mekkah. Disana Muhammad bertafakkur. Ketika itu,

baginda berada di Gua Hira‘ dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia

pada zaman itu. Sampai pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapan

beliau, menyampaikan wahyu yang pertama yakni surah Al-Alaq ayat 1-5. Rasulullah pulang dengan

penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba menenangkan baginda. Apabila semangat

baginda mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.

Dengan turunnya wahyu pertama ini, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Nabi. Dalam

wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

Bayang-bayang yang membingungkan telah sirna dan bendera kebenaran kini telah berkibar.

Muhammad saw, sekarang telah mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa beliau telah menjadi Nabi

dan Rasul. Beliau juga mengetahui bahwa dirinya sebagai penerima wahyu yang datang kepadanya untuk

disampaikan kepada umatnya. Namun rasa takut dalam jiwa beliau, yang timbul dari hubungan manusia

dan malaikat yang telah meninggalkan kesan yang amat berat, seolah-olah membuat beliau berusaha

mengatasi suatu pekerjaan yang sangat sukar dan meletihkan. Itu tidak mengherankan, karena dalam

waktu yang lama semenjak turunnya wahyu yang pertama, beliau merasakan sesuatu yang berat. Sejak

turunnya wahyu pertama, Allah swt berkenan menangguhkan wahyu berikutnya agar selama menunggu

datangnya wahyu itu menjadi sebab bagi beliau untuk memiliki kemantapan dan kemampuan menerima

wahyu-wahyu berikutnya. Kemudian Allah swt berfirman dalam Q.S. al-Mudatstsir ayat 1-5 sebagai

berikut:

Artinya:”Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah

peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa

tinggalkanlah” (Departemen Agama, 2007: 575).

Perintah yang berturut-turut sangat jelas bahwa itu merupakan pemberitahuan kepada Rasulullah

saw, bahwa semenjak turunnya wahyu, beliau telah memikul risalah yang diterimanya dan beliau harus

bersusah payah menyampaikan wahyu kepada umatnya. Sebab wahyu tersebut adalah sumber risalahnya

dan bantuan bagi kegiatan dakwahnya. Wahyu merupakan ilham yang merasuk ke dalam hati atas

kehendak Allah swt, dalam bentuk yang sejelasjelasnya, tidak mengandung hal-hal yang meragukan,

bertingkattingkat dan sebagian mudah dari pada yang lain. Adakalanya kedatangan Jibril as, didahului

dengan suara semacam bunyi keliningan. Kejadian inilah yang sangat berat di rasakan oleh Rasulullah

saw, sehingga dahi beliau bercucuran keringat walau dalam keadaan udara sangat dingin. Rasulullah

bersabda:

Artinya:”Ruhul Qudus (Malaikat Jibril as) menyampaikan wahyu kepadaku, bahwa seseorang

tidak akan mati sebelum diberikan rizkinya. Oleh karena itu, hendaklah kalian bertaqwa kepada

Allah dan mohonlah hal-hal yang baik” (HR. Ibnu Qayyim).

Turunnya Malaikat dalam penampilan seperti yang diriwayatkan di atas, dimaksud untuk

menghapuskan keragu-raguan bahwa wahyu itu adalah ma‟ani (kalimat-kalimat atau

pengertianpengertian) yang datang dari Allah swt, yang disampaikan kepada Muhammad saw. Dengan

demikian maka wahyu bukanlah hasil rekayasa seorang penyembah Allah swt, bukan pula buatan seorang

Page 132: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

122

Buku Mentor Karisma 34

profesor yang pandai menggemukakan dalil-dalil dan mahir dalam berdebat, melainkan wahyu itu

merupakan firman Allah swt Dzat Yang Maha Esa, Maha Besar lagi Maha Tinggi (Al-Ghazali,2008: 174-

178).

Mengenai hal ini Allah berfirman dalam surat an-Najm ayat 1-12:

Artinya:”Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu

tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)

yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan

rupa yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah

dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih

dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang Telah Allah

wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang Telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik

Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang Telah dilihatnya?(Departemen Agama, 2007:

526).

Kemudian Nabi Muhammad saw, mulai mengajak berbicara orang banyak mengenai Islam dan

mengajak mereka supaya bersedia memeluk agama Islam yang dibawanya. Surat-surat al-Qur‘an yang

merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw menerangkan tentang soal akidah (keyakinan) dan amal

perbuatan yang diwajibkan Allah swt kepada para hamba-Nya yang telah diwasiatkan oleh Rasul-Nya supaya dilaksanakan dan dikembangkan.

Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi

Muhammad saw menantikannya dan selalu datang ke gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun

wahyu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu adalah surah Al-Muddatstsir : 1-7. Dengan turun

perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama beliau melakukan secara diam-diam di

keluarga dan kalangan rekan-rekannya. Karena itulah,orang yang pertama kali menerima dakwahnya

adalah keluarga dan sahabat dekatnya. Mula-mula istrinya Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin

Abi Thalib yang berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak kanak-kanak. Lalu

Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Serta Ummu Aiman, pengasuh Nabi. Sebagai

seorang pedagang yang sangat berpengaruh, Abu Bakar berhasil mengislamkan beberapa orang teman

dekatnya seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‗Auf, Sa‘ad bin Abi Waqqash,

dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka dibawa Abu Bakar langsung kepada Nabi dan masuk Islam di

hadapan Nabi sendiri. Dengan dakwah secara diam-diam ini, belasan orang telah masuk Islam di hadapan

Nabi sendiri.

Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar Nabi

berdakwah secara terbuka. Mula-mula ia mengundang dan menyeru kerabat karibnya dari Bani Muthalib.

Ia mengatakan kepada mereka, “Saya tidak melihat seorangpun di kalangan Arab yang dapat membawa

sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik, dari apa yang saya bawa kepada kalian. Ku bawakan

kepadamu dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah

di antara kalian yang mau mendukung saya Dalam hal ini ?” Mereka semua menolak kecuali Ali.

Langkah dakwah seterusnya yang diambil Muhammad adalah menyeru masyarakat umum. Nabi mulai

menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan

maupun hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Mekkah, kemudian penduduk negeri lain. Di

samping itu, ia juga menyeru orang yang datang ke Mekkah. Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa

mengenal lelah. Dengan usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi

makin hari makin bertambah. Mereka terdiri dari kaum wanita, budak pekerja dan orang-orang tak punya.

Meski terdiri dari orang-orang yang lemah, namun semangat mereka sungguh membaja.

Page 133: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

123

Buku Mentor Karisma 34

Setelah dakwah terang-terangan itu dilakukan, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi

dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan

kaum Quraisy. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima factor yang mendorong orang Quraisy menentang

seruan Islam yaitu :

1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk

kepada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.

2. Nabi Muhammad saw menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini

tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.

3. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan

pembalasan di akhirat.

4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat dan berakar pada bangsa Arab.

5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisyuntuk mencegah dakwah Nabi Muhammad

saw. Pertama-tama mereka mengira bahwa kekuatan Nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu

Thalib yang amat disegani. Karena itu, mereka menyusun siasat bagaimana melepaskan hubungan Nabi

dengan Abu Thalib sambil mengancam dengan mengatakan : “Kami minta anda memilih satu di antara

dua yaitu memerintahkan Muhammad berhenti dari dakwahnya atau anda menyerahkannya kepada kami.

Dengan demikian, anda akan terhindar dari kesulitan yang tidak diinginkan”. Nampaknya Abu Thalib

cukup terpengaruh dengan ancaman tersebut sehingga ia mengharapkan Muhammad menghentikan

dakwahnya. Namun Nabi menolak, dengan mengatakan : “Demi Allah saya tidak akan berhenti

memperjuangkan amanat Allah ini, walaupun seluruh anggota keluarga dan sanak saudara akan

mengucilkan saya”. Abu Thalib sangat terharu mendengar jawaban kemenakannya itu, kemudian berkata

: “Teruskanlah, demi Allah aku akan terus membelamu”.

Merasa gagal dengan cara ini, kaum Quraisy kemudian mengutus Walid bin Mughirah dengan

membawa Umarah ibn Walid, seorang pemuda yang gagah dan tampan, untuk dipertukarkan dengan Nabi

Muhammad saw. Walid bin Mughirah berkata kepada Abu Thalib : “Ambillah dia menjadi anak saudara,

tetapi serahkan Muhammad kepada kami untuk kami bunuh‖. Usul ini langsung di tolak keras oleh Abu

Thalib. Untuk kali berikutnya mereka langsung kepada Nabi Muhammad saw. mereka mengutus Utbah

ibn Rabiah, seorang ahli retorika untuk membujuk Nabi. Mereka menawarkan tahta, wanita dan harta asal

Nabi bersedia menghentikan dakwahnya. Semua tawaran itu ditolak Muhammad dengan mengatakan :

“Demi Allah swt, biarpun matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan

berhenti melakukan ini, hingga agama ini menang atau aku binasa karenanya”. Setelah cara diplomatik

dan bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy gagal, tindakan kekerasan fisik yang sebelumnya

dilakukan, kini semakin ditingkatkan. Tindakan kekerasan itu lebih intensif dilaksanakan setelah mereka

mengetahui bahwa di lingkungan rumah tangga mereka sendiri sudah adaa yang masuk Islam. Budak-

budak itu disiksa tuannya dengan sangat kejam. Para pemimpin Quraisy juga mengharuskan setiap

keluarga untuk menyiksa anggota keluarganya yang masuk Islam sampai kembali murtad.

Rasulullah amat sedih melihat tingkah laku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana

baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila

isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu

membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu

menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.

Pada tahun itu juga paman Nabi, Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia.

Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat

disayangi oleh baginda. Tahun kesepuluh dinamai tahun dukacita oleh Nabi karena dalam tahun itu Nabi

kehilangan isteri dan paman beliau. Sesudah istri dan paman Nabi meninggal dunia, mulailah orang-orang

quraisy mengganggu beliau, suatu ketika saat nabi sedang shalat, kaum quraisy menaburkan pasir dan

kotoran-kotoran binatang namun beliau mendapatkan pembelaan dari abu bakar, abu bakar melepaskan

beliau dari gangguan kaum quraisy.

Page 134: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

124

Buku Mentor Karisma 34

Tatkala Rasulullah melihat penghinaan quraisy, beliau memutuskan untuk berhijrah ke thaif dalam

tahun kesepuluh bersama Zaid bin Haritsah. Nabi menuju qaum tsaqief dan meminta kepada qaum tsaqief

untuk membantu memerangi qaum quraisy. Permintaan Nabi ini di tolak mentah-mentah oleh qaum

tsaqief, bahkan qaum tsaqief memrintahkan orang-orang jahat dan para hamba-hamba mereka untuk

mengusir Nabi dengan melempari Nabi dengan batu, sehingga mengalirlah darah dari urat urat kaki

beliau. Zaid bin Haritsah berusaha untuk melindungi Nabi dari serangan qaum tsaqief hingga beberapa

batu mengenai dan melukai kepala Zaid, melihat perlakuan qaum tsaqief yang seperti itu Nabi

memutuskan untuk kembali ke Makkah setelah sebulan bermukim di Thaif.

Untuk menghibur dan memuliakan Nabi yang sedang ditimpa duka, Allah swt mengisra dan

memi‘rajkan beliau pada tahun kesebelas kenabian. Isra‘ adalah perjalanan Nabi pada waktu malam, dari

Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsha. Dan Mi‘raj adalah diangkatnya Nabi ke Sidratul Muntaha untuk

diberikan perintah menunaikan shalat yang lima waktu. Pada pagi hari di malam Isra‘ tersebut malaikat

jibril mengajarkan shalat dan waktu-waktunya kepada Nabi. Berita tentang isra mi‘raj ini

menggemparkan masyarakat Mekkah. Bagi orang kafir ini merupakan propaganda untuk mendustakan

Nabi. Sedangkan bagi orang yang beriman, ini merupakan ujian keimanan.

Setelah 10 tahun lamanya Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan halus, melihat

perlakuan qaum quraisy yang dengan keras melawan dakwah Nabi, panas hati qaum quraisy terhadap

Nabi, dan mereka dengan gencar menghalangi penyiaran agama islam.

Keluarlah Nabi pada tahun kesebelas kenabian ke kabilah-kabilah di pasar-pasar mereka, Nabi

mengajak mereka ke dalam keislaman, ada yang menolak dengan baik ada pula beberapa kabilah menolak

dengan tidak baik. Diantara yang menolak dengan tidak baik adalah bani hanifah golongan Musailamatul-

Kadz-dzab.

Dalam tahun yang kesebelas, datanglah 6 orang dari negeri yastrib(qabilah khazraj) ke makkah

untuk haji. Nabi mengajak mereka masuk ke dalam agama islam dan membantu menyiarkannya, lalu

mereka beriman kepada beliau, membenarkan beliau dan mereka berkata diantara sendiri: ―Demi Allah,

sesungguhnya beliau adalah Nabi yang orang-orang Yahudi janjikan kepada kita, janganlah mereka

mendahului kita kepada beriman kepadanya‖. Tatkala mereka kembali ke Yastrib mereka

memberitahukan tentang hal-hal yang di terangkan oleh Rasulullah dan mereka mengajak qaum mereka

untuk memeluk islam. Lalu tersiarlah nama Rasulullah di Yastrib, inilah yang menandakan awal mula

islam masuk ke negeri yastrib.

Dalam tahun yang keduabelas datanglah 12 orang dari Madinah (10 orang dari bani Aus dan 2

orang dari bani khazraj). Mereka berkumpul bersama Rasulullah dekat aqabah yang pertama dan berjanji

untuk menyiarkan islam dengan beberapa syarat, yaitu: mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu

apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak mereka, tidak berbohong, tidak durhaka

dalam kebaikan, maka jika sempurnakan bagi mereka adalah jannah dan jika mereka berbuat sesuatu dari

itu maka urusannya kembali kepada Allah. Tatkala Nabi mengutuskan bersama mereka agar tiap rumah

terdapat agama islam.

Dalam tahun ketigabelas datang 73 orang laki-laki dan 2 perempuan kepada Nabi sebagai utusan.

Mereka bermubaya‘ah di aqabah yang kedua dan mereka kembali ke madinah. Sejak saat itu Islam tersiar

secara pesat di madinah. Tatkala qaum Quraisy mengetahui islam telah tersebar di madinah mereka mulai

memperkuat gangguan mereka terhadap kaum muslimin di makkah, lalu Nabi memerintahkan untuk

berhijrah ke madinah untuk bertemu dengan saudara-saudara mereka yakni qaum Anshar. Kaum

muslimin keluar dari makkah dengan sembunyi, karena takut quraisy menghalangi hijrah mereka.

Sebagian kaum muslimin masih bertahan di makkah termasuk Abu Bakar dan Rasulullah. Kaum Quraisy

berazam akan membunuh Nabi karena islam telah tersebar ke madinah dan kaum muslimin sebagian telah

hijrah ke madinah, lalu Allah memerintahkan Nabi untuk berhijrah ke madinah.

Page 135: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

125

Buku Mentor Karisma 34

Rasulullah dan Abu Bakar mengambil keputusan akan berhijraj dan kedua-duanya menyiapkan 2

kendaraan dan Nabi keluar dari rumah beliau saat rumah beliau di kepung oleh orang qaum quraisy yang

hendak membunuh nabi, tetapi atas izin Allah Nabi keluar dengan selamat tanpa di ketahui oleh orang-

orang yang mengepung rumah Nabi. Sampailah beliau dan Abu Bakar sampai di gua hira‘ dan

bersembunyi di dalamnya. Waktu pagi-pagi qaum Quraisy mencari keduanya hingga ke gua hira‘ akan

tetapi dengan perlindungan Allah mereka tidak melihat Nabi (karena di pintu masuk gua terdapat sarang

laba-laba yang membuat qaum Quraisy berfikir bahwa gua tersebut sudah lama tidak di masuki). Abu

Bakar sempat melihat qaum Quraisy yang mencari Nabi dan ia menangis lalu Nabi bersabda: ―Janganlah

engkau berduka cita karena Allah bersama kita‖. Maka Allah tutup penglihatan qaum quraisy dan mereka

kembali dengan tangan hampa. Setelah tiga malam bersembunyi di gua hira‘ keluarlah Nabi dan Abu

Bakar dari gua hira‘, keluarga Abu Bakar datang dengan membawa makanan dan membawa informasi

tentang qaum Quraisy. Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan bersama penunjuk jalan.

Di tengah perjalanan Suraqah, dia pernah mendengar hadiah yang di tawarkan qaum quraisy bagi

yang mengetahui keberadaan Nabi. Ia mendekati Nabi sampai sangat dekat kepada Nabi namun kudanya

tergelincir dan terjatuhlah suraqah. Namun ia bangkit dan mencoba mendekati Nabi, Nabi mengucapkan

sesuatu dan terbenamlah kaki kuda yang di tunggangi suraqah ke dalam tanah dan suraqah terjatuh.

Suraqah mencoba membangunkan kudanya, tetapi kakinya tidak mau keluar. Suraqah menyadari hal yang

ia perbuat ternyata sia-sia dan membahayakan dirinya kemudian ia memanggil nabi dan Abu Bakar untuk

meminta keamanan dari keduanya, Nabi memberi keamanan itu lau suraqah kembali ke makkah dengan

tangan kosong.

Pada 2 rabi‘ul awwal bersamaan dengan 30 september 622 masehi, Nabi dan Abu Bakar sampai di

Quba‘ dengan aman dan bermalam selama 22 malam bersama sahabat-sahabat muhajirin dan anshar.

Selama beliau berada di Quba‘ beliau mendirikan masjid Quba‘, yang dimana masjid Quba‘ dibangun

dengan tujuan berbakti. Keluarlah Rasulullah dari Quba‘ menuju Madinah dan ketika beliau keluar, beliau

di kelilingi oleh qaum anshar dan qaum muhajirin, kemudian masuklah ke dalam waktu jum‘ah dan beliau

berkhutbah untuk pertama kalinya. Beliau di terima oleh kaum Anshar dengan sebaik-baiknya dan

merupakan penerimaan yang besar. Qaum Anshar sangat senang jika ada orang-orang yang berhijrah ke

tempat mereka, mereka sangat menghormati tamu mereka. Rasulullah menempati rumah abi ayyub al-

anshari dan mengadakan persaudaraan antara qaum Anshar dan qaum Muhajirin. Tatkala Rasulullah telah

menetap di madinah beliau mengutus orang untuk mencari ahli keluarganya yang tertinggal di makkah.

Lalu mereka datang bersama Abdullah bin Abu Bakar, orang-orang musyrik makkah menghalangi

mereka yang hendak berhijrah karena mereka mengetahui bahwa yang akan hijrah adalah orang-orang

yang lemah dan mereka tidak segan segan untuk melukai orang-orang yang ingin berhijrah. Maka

Rasulullah mendo‘akan orang-orang yang lemah tersebut dan inilah awal mula adanya qunut. Banyak dari

qaum muhajirin yang perlu beradaptasi dengan hawa madinah, sehingga banyak yang terkena penyakit

demam, lalu Nabi berdo‘a agar memindahkan hawa panas yang sedang melanda madinah ke tempat lain

dan Allah mengabulkan do‘a Nabi tersebut.

Daftar Pustaka

Djabbar, Umar Abdul. 1992. Sejarah Nabi Muhammad. TokoKitab Ahmad Nabhan : Surabaya.

Page 136: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

126

Buku Mentor Karisma 34

Fathu Makkah: Pelajaran dari Penaklukan Kota Mekkah

Episode berikutnya dalam sejarah kemenangan kaum muslimin di bawah bimbingan kenabian yang

terjadi di bulan Ramadhan adalah Fathu Makkah (penaklukan kota Mekkah). Peristiwa ini terjadi pada

tahun delapan Hijriyah. Dengan peristiwa ini, Allah menyelamatkan kota Makkah dari belenggu

kesyirikan dan kedhaliman, menjadi kota bernafaskan Islam, dengan ruh tauhid dan sunnah. Dengan

peristiwa ini, Allah mengubah kota Makkah yang dulunya menjadi lambang kesombongan dan

keangkuhan menjadi kota yang merupakan lambang keimanan dan kepasrahan kepada Allah ta‘ala.

Sebab Terjadinya Fathu Makkah Diawali dari perjanjian damai antara kaum muslimin Madinah dengan orang musyrikin Quraisy yang

ditandatangani pada nota kesepakatan Shulh Hudaibiyah pada tahun 6 Hijriyah. Termasuk diantara nota

perjanjian adalah siapa saja diizinkan untuk bergabung dengan salah satu kubu, baik kubu

Nabi shallallahu „alahi wa sallam dan kaum muslimin Madinah atau kubu orang kafir Quraisy Makkah.

Maka, bergabunglah suku Khuza‘ah di kubu Nabi shallallahu „alahi wa sallam dan suku Bakr bergabung

di kubu orang kafir Quraisy. Padahal, dulu di zaman Jahiliyah, terjadi pertumpahan darah antara dua suku

ini dan saling bermusuhan. Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, masing-masing suku melakukan

gencatan senjata. Namun, secara licik, Bani Bakr menggunakan kesempatan ini melakukan balas dendam

kepada suku Khuza‘ah. Bani Bakr melakukan serangan mendadak di malam hari pada Bani Khuza‘ah

ketika mereka sedang di mata air mereka. Secara diam-diam, orang kafir Quraisy mengirimkan bantuan

personil dan senjata pada Bani Bakr. Akhirnya, datanglah beberapa orang diantara suku Khuza‘ah

menghadap Nabi shallallahu „alahi wa sallam di Madinah. Mereka mengabarkan tentang pengkhianatan

yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy dan Bani Bakr.

Karena merasa bahwa dirinya telah melanggar perjanjian, orang kafir Quraisy pun mengutus Abu Sufyan

ke Madinah untuk memperbarui isi perjanjian. Sesampainya di Madinah, dia memberikan penjelasan

panjang lebar kepada Nabi shallallahu „alahi wa sallam, namun beliau tidak menanggapinya dan tidak

memperdulikannya. Akhirnya Abu Sufyan menemui Abu Bakar dan Umar radliallahu ‗anhuma agar

mereka memberikan bantuan untuk membujuk Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Namun usahanya ini

gagal. Terakhir kalinya, dia menemui Ali bin Abi Thalib radhiyallahu „anhu agar memberikan

pertolongan kepadanya di hadapan Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Untuk kesekian kalinya, Ali pun

menolak permintaan Abu Sufyan. Dunia terasa sempit bagi Abu Sufyan, dia pun terus memelas agar

diberi solusi. Kemudian, Ali memberikan saran, ―Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun solusi

yang bermanfaat bagimu. Akan tetapi, bukankah Engkau seorang pemimpin Bani Kinanah? Maka,

bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orang-orang. Kemudian, kembalilah ke daerahmu.‖

Abu Sufyan berkata,

―Apakah menurutmu ini akan bermanfaat bagiku?‖

Ali menjawab,

―Demi Allah, aku sendiri tidak yakin, tetapi aku tidak memiliki solusi lain bagimu.‖

Abu Sufyan kemudian berdiri di masjid dan berkata,

―Wahai manusia, aku telah diberi perlindungan oleh orang-orang!‖

Lalu dia naik ontanya dan beranjak pergi.

Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi shallallahu „alahi wa sallam memerintahkan para shahabat untuk

menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau mengajak semua shahabat untuk menyerang

Makkah. Beliau barsabda, “Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga

aku tiba di sana secara tiba-tiba.”

Dalam kisah ini ada pelajaran penting yang bisa dipetik, bahwa kaum muslimin dibolehkan untuk

membatalkan perjanjian damai dengan orang kafir. Namun pembatalan perjanjian damai ini harus

dilakukan seimbang. Artinya tidak boleh sepihak, tetapi masing-masing pihak tahu sama tahu. Allah

berfirman,

١ خبئ ال ٠حت ا هللا اء إ ػ س جز إ١ خ١بخ فب ل ب رخبف إ

Page 137: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

127

Buku Mentor Karisma 34

“Jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah

perjanjian itu kepada mereka dengan sama-sama tahu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang berkhianat.” (Qs. Al Anfal: 58)

Kisah Hatib bin Abi Balta‟ah radhiyallahu „anhu Untuk menjaga misi kerahasiaan ini, Rasulullah mengutus satuan pasukan sebanyak 80 orang menuju

perkampungan antara Dzu Khasyab dan Dzul Marwah pada awal bulan Ramadhan. Hal ini beliau lakukan

agar ada anggapan bahwa beliau hendak menuju ke tempat tersebut. Sementara itu, ada seorang shahabat

Muhajirin, Hatib bin Abi Balta‘ah menulis surat untuk dikirimkan ke orang Quraisy. Isi suratnya

mengabarkan akan keberangkatan Nabi shallallahu „alahi wa sallam menuju Makkah untuk melakukan

serangan mendadak. Surat ini beliau titipkan kepada seorang wanita dengan upah tertentu dan langsung

disimpan di gelungannya. Namun, Allah Dzat Yang Maha Melihat mewahyukan kepada NabiNya tentang

apa yang dilakukan Hatib. Beliau-pun mengutus Ali dan Al Miqdad untuk mengejar wanita yang

membawa surat tersebut.

Setelah Ali berhasil menyusul wanita tersebut, beliau langsung meminta suratnya. Namun, wanita itu

berbohong dan mengatakan bahwa dirinya tidak membawa surat apapun. Ali memeriksa hewan

tunggangannya, namun tidak mendapatkan apa yang dicari. Ali radhiyallahu „anhuberkata,

―Aku bersumpah demi Allah, Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam tidak bohong. Demi Allah, engkau

keluarkan surat itu atau kami akan menelanjangimu.‖

Setelah tahu kesungguhan Ali radhiyallahu „anhu, wanita itupun menyerahkan suratnya kepada Ali bin

Abi Thalib.

Sesampainya di Madinah, Ali langsung menyerahkan surat tersebut kepada Nabi shallallahu „alahi wa

sallam. Dalam surat tersebut tertulis nama Hatib bin Abi Balta‘ah. Dengan bijak Nabi shallallahu „alahi

wa sallam menanyakan alasan Hatib. Hatib bin Abi Balta‘ah pun menjawab:

―Jangan terburu menuduhku wahai Rasulullah. Demi Allah, aku orang yang beriman kepada Allah dan

RasulNya. Aku tidak murtad dan tidak mengubah agamaku. Dulu aku adalah anak angkat di tengah

Quraisy. Aku bukanlah apa-apa bagi mereka. Di sana aku memiliki istri dan anak. Sementara tidak ada

kerabatku yang bisa melindungi mereka. Sementara orang-orang yang bersama Anda memiliki kerabat

yang bisa melindungi mereka. Oleh karena itu, aku ingin ada orang yang bisa melindungi kerabatku di

sana.‖

Dengan serta merta Umar bin Al Khattab menawarkan diri,

―Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya, karena dia telah mengkhianati Allah dan RasulNya

serta bersikap munafik.‖

Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam dengan bijak menjawab,

“Sesungguhnya Hatib pernah ikut perang Badar… (Allah berfirman tentang pasukan Badar): Berbuatlah

sesuka kalian, karena kalian telah Saya ampuni.”

Umar pun kemudian menangis, sambil mengatakan, ―Allah dan rasulNya lebih mengetahui.‖

Demikianlah maksud hati Hatib. Beliau berharap dengan membocorkan rahasia tersebut bisa menarik

simpati orang Quraisy terhadap dirinya, sehingga mereka merasa berhutang budi terhadap Hatib. Dengan

keadaan ini, beliau berharap orang Quraisy mau melindungi anak dan istrinya di Makkah. Meskipun

demikian, perbuatan ini dianggap sebagai bentuk penghianatan dan dianggap sebagai bentuk loyal

terhadap orang kafir karena dunia. Tentang kisah shahabat Hatib radhiyallahu „anhu ini diabadikan oleh

Allah dalam firmanNya,

١بء أ و ػذ ا ال رزخزا ػذ آ ر ٠ب أ٠ب از٠ أ إ٠بو سي اش حك ٠خشج ا ب جبءو لذ وفشا ث ح د ثب إ١ م ا ر ؤ

ثبلل

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman

setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang,

padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir

Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah….” (Qs. Al Mumtahanah: 1)

Satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah Hatib bin Abi Balta‘ah radhiyallahu „anhu adalah

bahwa sesungguhnya orang yang memberikan loyalitas terhadap orang kafir sampai menyebabkan

ancaman bahaya terhadap Islam, pelakunya tidaklah divonis kafir, selama loyalitas ini tidak menyebabkan

Page 138: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

128

Buku Mentor Karisma 34

kecintaan karena agamanya. Pada ayat di atas, Allah menyebut orang yang melakukan tindakan semacam

ini dengan panggilan, “Hai orang-orang yang beriman……” Ini menunjukkan bahwa status mereka

belum kafir.

Pasukan Islam Bergerak Menuju Makkah Kemudian, beliau keluar Madinah bersama sepuluh ribu shahabat yang siap perang. Beliau memberi

Abdullah bin Umi Maktum tugas untuk menggantikan posisi beliau di Madinah. Di tengah jalan, beliau

bertemu dengan Abbas, paman beliau bersama keluarganya, yang bertujuan untuk berhijrah dan masuk

Islam. Kemudian, di suatu tempat yang disebut Abwa‘, beliau berjumpa dengan sepupunya, Ibnul Harits

dan Abdullah bin Abi Umayah. Ketika masih kafir, dua orang ini termasuk diantara orang yang

permusuhannya sangat keras terhadap Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Dengan kelembutannya,

Nabi shallallahu „alahi wa sallam menerima taubat mereka dan masuk Islam.

Nabi shallallahu „alahi wa sallam bersabda tentang Ibnul Harits radhiyallahu „anhu, ―Saya berharap dia

bisa menjadi pengganti Hamzah -radhiyallahu „anhu-―.

Setelah beliau sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat dengan Makkah, beliau

memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan. Beliau juga mengangkat

Umar radhiyallahu „anhu sebagai penjaga.

Malam itu, Abbas berangkat menuju Makkah dengan menaiki bighal (peranakan kuda dan keledai) milik

Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Beliau mencari penduduk Makkah agar mereka keluar menemui

Nabi shallallahu „alahi wa sallam dan meminta jaminan keamanan, sehingga tidak terjadi peperangan di

negeri Makkah. Tiba-tiba Abbas mendengar suara Abu Sufyan dan Budail bin Zarqa‘ yang sedang

berbincang-bincang tentang api unggun yang besar tersebut.

―Ada apa dengan dirimu, wahai Abbas?‖ tanya Abu Sufyan

―Itu Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam di tengah-tengah orang. Demi Allah, amat buruklah orang-

orang Quraisy. Demi Allah, jika beliau mengalahkanmu, beliau akan memenggal lehermu. Naiklah ke

atas punggung bighal ini, agar aku dapat membawamu ke hadapan Nabishallallahu „alahi wa sallam, lalu

meminta jaminan keamanan kepada beliau!‖ jawab Abbas.

Maka, Abu Sufyan pun naik di belakangku. Kami pun menuju tempat Nabi shallallahu „alahi wa sallam.

Ketika melewati obornya Umar bin Khattab, dia pun melihat Abu Sufyan. Dia berkata,

―Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji bagi Allah yang telah menundukkan dirimu tanpa suatu

perjanjian-pun. Karena khawatir, Abbas mempercepat langkah bighalnya agar dapat mendahului Umar.

Mereka pun langsung masuk ke tempat Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam.

Setelah itu, barulah Umar masuk sambil berkata, ―Wahai Rasulullah, ini Abu Sufyan. Biarkan aku

memenggal lehernya.‖

Abbas pun mengatakan, ―Wahai Rasulullah, aku telah melindunginya.‖

Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam bersabda, ―Kembalilah ke kemahmu wahai Abbas! Besok pagi,

datanglah ke sini!‖

Esok harinya, Abbas bersama Abu Sufyan menemui Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Beliau

bersabda,‖Celaka wahai Abu Sufyan, bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa tiada

ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah?‖

Abu Sufyan mengatakan,

―Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu. Jauh-jauh hari aku sudah menduga, andaikan ada sesembahan

selain Allah, tentu aku tidak membutuhkan sesuatu apa pun setelah ini.‖

Nabi shallallahu „alahi wa sallam bersabda,‖Celaka kamu wahai Abu Sufyan, bukankah sudah saatnya

kamu mengakui bahwa aku adalah utusan Allah?‖

Abu Sufyan menjawab,‖Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, kalau mengenai masalah ini, di dalam

hatiku masih ada sesuatu yang mengganjal hingga saat ini.‖

Abbas menyela, ―Celaka kau! Masuklah Islam! Bersaksilah laa ilaaha illa Allah, Muhammadur

Rasulullah sebelum beliau memenggal lehermu!‖

Akhirnya Abu Sufyan-pun masuk Islam dan memberikan kesaksian yang benar.

Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam meninggalkan Marra Dzahran

menuju Makkah. Sebelum berangkat, beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan menuju

Page 139: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

129

Buku Mentor Karisma 34

jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan

begitu, Abu Sufyan bisa melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan Abu Sufyan melewati

beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin. Masing-masing kabilah membawa

bendera. Setiap kali melewati satu kabilah, Abu Sufyan selalu bertanya kepada Abbas, ―Kabilah apa ini?‖

dan setiap kali dijawab oleh Abbas, Abu Sufyan senantiasa berkomentar, ―Aku tidak ada urusan dengan

bani Fulan.‖

Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. Dia lantas bertanya,

―Subhanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?‖

Abbas menjawab: ―Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan anshar.‖

Abu Sufyan bergumam, ―Tidak seorang-pun yang sanggup dan kuat menghadapi mereka.‖

Abbas berkata: ―Wahai Abu Sufyan, itu adalah Nubuwah.‖

Bendera Anshar dipegang oleh Sa‘ad bin Ubadah radhiyallahu „anhu. Ketika melewati tempat Abbas dan

Abu Sufyan, Sa‘ad berkata,

―Hari ini adalah hari pembantaian. Hari dihalalkannya tanah al haram. Hari ini Allah menghinakan

Quraisy.‖

Ketika ketemu Nabi shallallahu „alahi wa sallam, perkataan Sa‘ad ini disampaikan kepada

Nabi shallallahu „alahi wa sallam. Beliau pun menjawab,

―Sa‘ad keliru, justru hari ini adalah hari diagungkannya Ka‘bah dan dimuliakannya Quraisy oleh Allah.‖

Kemudian, Nabi shallallahu „alahi wa sallam memerintahkan agar bendera di tangan Sa‘d diambil dan

diserahkan kepada anaknya, Qois. Akan tetapi, ternyata bendera itu tetap di tangan Sa‘d. Ada yang

mengatakan bendera tersebut diserahkan ke Zubair dan ditancapkan di daerah Hajun.

Rasulullah shallallahu „alahi wa sallam melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa. Di sana

Nabi shallallahu „alahi wa sallammenundukkan kepalanya hingga ujung jenggot beliau yang mulia

hampir menyentuh pelana. Hal ini sebagai bentuk tawadlu‘ beliau kepada Sang Pengatur alam semesta. Di

sini pula, beliau membagi pasukan. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki

Makkah dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Nabi shallallahu „alahi wa sallam di Shafa.

Sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa bendera Nabi shallallahu „alahi

wa sallam dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya. Beliau perintahkan agar menancapkan

bendera di daerah Hajun dan tidak meninggalkan tempat tersebut hingga beliau datang.

Kemudian, Nabi shallallahu „alahi wa sallam memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala

sambil membaca firman Allah:

ج١ب إب فزحب ه فزحب

“Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Qs. Al Fath: 1)

Beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah,

―Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa

yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.‖

Beliau terus berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau thawaf dengan menunggang onta sambil

membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka‘bah yang

beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah:

صلب وب جبط ا إ جبط صك ا حك جبء ا

“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu

yang pasti lenyap.” (Qs. Al-Isra': 81)

ب ٠ؼ١ذ جبط ب ٠جذا ا حك جبء ا

“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (Qs.

Saba': 49)

Kemudian, Nabi shallallahu „alahi wa sallam memasuki Ka‘bah. Beliau melihat ada gambar Ibrahim

bersama Ismail yang sedang berbagi anak panah ramalan.

Beliau bersabda, ―Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali-pun Ibrahim tidak pernah

mengundi dengan anak panah ini.‖

Kemudian, beliau perintahkan untuk menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka‘bah. Kemudian,

beliau shalat. Seusai shalat beliau mengitari dinding bagian dalam Ka‘bah dan bertakbir di bagian pojok-

Page 140: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

130

Buku Mentor Karisma 34

pojok Ka‘bah. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam masjid, menunggu keputusan

beliau shallallahu „alahi wa sallam.

Dengan memegangi pinggiran pintu Ka‘bah, beliau bersabda:

― ػذ صش ػجذ ء لذ٠ش، صذق ض ه احذ ػ و الحضاة حذ ال إ إال هللا حذ ال ضش٠ه ، ا ض

“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan

pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”

ضؼثب بو جؼ ض أ روش خج١ش ٠ب أ٠ب ابط إب خمبو ػ١ هللا إ أرمبو ذ هللا ػ ى أوش زؼبسفا إ لجبئ

“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap

kalian?”

Merekapun menjawab, ―Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.‖

Beliau bersabda,

―Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‗Pada hari ini tidak ada

cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.‘ Pergilah kalian! Sesungguhnya

kalian telah bebas!‖

Pada hari kedua, Nabi shallallahu „alahi wa sallam berkhutbah di hadapan manusia. Setelah membaca

tahmid beliau bersabda,

―Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada

Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang

yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi shallallahu „alahi wa sallam, maka jawablah:

―Sesungguhnya Allah mengizinkan RasulNya shallallahu „alahi wa sallam dan tidak mengizinkan kalian.

Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah telah kembali

sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang

tidak hadir.‖

Nabi shallallahu „alahi wa sallam diizinkan Allah untuk berperang di Makkah hanya pada hari

penaklukan kota Makkah dari sejak terbit matahari hingga ashar. Beliau tinggal di Makkah selama

sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan

Ramadhan.

Sejak saat itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah menuju

Madinah.

Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah.

Suku-suku arab berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah karunia besar yang Allah berikan.

Page 141: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

131

Buku Mentor Karisma 34

Wafatnya Rasulullaah

Minggu, 4 Rabi‟ul Awwal 11 H (Seminggu sebelum wafat)

Nabi Muhammad Saw. baru saja kembali dari ziarah maqam para shahabat (baqi‟), ketika Malaikat Jibril

menemui Beliau dan mengajukan dua pilihan. ApakahRasulullah menginginkan dunia dan segala

isinya, atau bertemu Allah Swt? Dan Rasulullah Saw memilih opsi kedua.

Setibanya di rumah, Aisyah ra. menyambut Rasulullah seraya berkata; “Wahai Rasul, kepalaku pusing”.

Rasulullah-pun tersenyum, “Demi Allah wahai istriku, kepalaku juga pusing sekali”. Lalu Rasulullah

bertanya kepada Aisyah sambil bersendagurau, “Apa yang menjadi beban pikiranmu, bila engkau

meninggal duluan sebelum aku?”

Sambil bersenda mesra Aisyah menjawab, “Demi Allah, jika demikian wahai Muhammad, Engkau

tinggal menjumpai istri-istrimu yang lain”. Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Aisyah, dan

Beliau tidur pada malam itu dalam keadaan sakit. Inilah permulaan sakit Rasulullah yang menyebabkan

wafatnya beliau.

Rabu, 7 Rabi‟ul Awwal 11 H (Lima hari sebelum wafat)

Seperti biasa Nabi Muhammad Saw. mengunjungi istri-istrinya secara adil. Dan setibanya di rumah

Maimunah ra, sakit Beliau tiba-tiba bertambah parah. Lalu Rasulullah memanggil istri-istrinya untuk

berkumpul, lalu meminta izin agar bisa dirawat di rumah Aisyah ra. Keadaan Rasulullah semakin parah,

beliau terpaksa dipapah oleh Fadhil bin ‗Abbas dan Ali bin Abi Thalib menuju ke rumah Aisyah, sedang

kedua kaki Beliau sudah tidak bisa menapak tanah.

Kamis, 8 Rabi‟ul Awwal 11 H (Empat hari sebelum wafat)

Rasulullah meminta dibawakan untuknya tujuh bejana berisi air dari tujuh sumur yang berbeda. Dalam

posisi duduk, Rasulullah dimandikan dengan air tersebut. Karena merasa pusingnya agak berkurang,

Rasulullah keluar dan berkhutbah di hadapan ummatnya. Dan pada hari itu juga, Rasulullah masih sempat

shalat magrib berjamaah bersama para shahabat.

Itu merupakan khutbah terakhir Rasulullah, dan shalat terakhir beliau bersama para sahabat dan

pengikutnya.

Minggu, 11 Rabi‟ul Awwal 11 H (Satu hari menjelang wafat)

Nabi Muhammad Saw. membebaskan semua hamba sahayanya, dan menghibahkan seluruh peralatan

perangnya kepada kaum muslimin. Tidak ada yang tersisa dari harta Beliau kecuali disedekahkan

semuanya.

Senin pagi, 12 Rabi‟ul Awwal 11 H (Hari wafatnya Rasulullah)

Ketika kaum muslimin sedang menunaikan sholat shubuh berjama‘ah, dan Abu Bakar r.a bertindak

sebagai imam. Rasulullah membuka pintu rumahnya yang bersebelahan dengan jama‘ah

Page 142: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

132

Buku Mentor Karisma 34

shalat. Rasulullah tersenyum menyaksikan para shahabatnya mendirikan shalat. Beliau teringat

perjuangan menyebarkan Islam yang telah beliau tempuh bersama para shahabatnya itu selama 23 tahun.

Abu Bakar dan sebahagian jamaah sadar kalau Rasulullah sedang memperhatikan mereka di depan pintu

rumahnya. Nyaris saja Abu Bakar melangkah mundur sebagai isyarat agar Rasulullah mengimami

mereka, namun Rasulullah berkata, “Lanjutkan shalat kalian..” Rasulullah tersenyum dan menutup

kembali pintu rumahnya.

Itu adalah kali terakhir para shahabat melihat Rasulullah sebelum beliau wafat. Dan juga kali terakhir

Rasulullah melihat para shahabat, dan saat itu mereka dalam keadaan sedang shalat.

Senin, waktu dhuha, 12 Rabi‟ul Awwal 11 H (Hari wafatnya Rasulullah)

Fathimah ra., putri Rasulullah Saw mendatangi beliau, dan duduk di sebelah kanan Rasulullah. “Selamat

datang wahai putriku” Sapa Rasulullah. Lalu beliau membisikkan sesuatu kepada Fathimah, seketika

Fatimah menangis.Rasulullah membisikkan untuk kedua kalinya, dan seketika itu pula Fatimah tertawa.

“Apa yang dikatakan Rasulullah Saw kepadamu?” Tanya Aisyah ra.

“Pertama, Rasulullah membisikkan kepadaku; ‗Bahwa Malaikat Jibril biasanya menemuinya sekali

dalam setahun untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur‘an. Namun, tahun ini Jibril dua kali menemuinya. Ini

mungkin pertanda ajalnya sudah dekat‘. Makanya aku menangis”. Jawab Fatimah Ra.

Lalu Fatimah melanjutkan, “Yang kedua, Rasulullah menanyakan, ‗Apa kamu bersedia menjadi yang

pertama dari keluargaku yang akan melanjutkan perjuanganku? Atau bersediakah engkau menjadi ‗Ibu

bagi orang-orang yang beriman(ummahatulmukminin)?‘ Dan aku tertawa haru mendengar pertanyaan

itu”, tuntas Fatimah ra.

Ini adalah dialog terakhir antara Rasulullah dengan putri tercintanya Fatimah Ra.

Senin, detik-detik wafatnya Rasulullah, 12 Rabi‟ul Awwal 11 H

Di detik-detik terakhir, datang Abdurrahman bin Abubakar (Abang dari Aisyah ra) dan ia membawa

siwak (kayu yang biasa digunakan untuk membersihkan gigi). Aisyah melihat Rasulullah memperhatikan

siwak tersebut, dan lewat isyarat istrinya tahu Beliau seperti ingin bersiwak saat itu.

LaluRasulullah duduk bersandar pada Abdurrahman. Aisyah ra. langsung tanggap dan meminta siwak

dari Abdurrahman agar Rasulullah bisa bersiwak, dan bersiwak adalah pekerjaan Rasulullah yang terakhir

sebelum menemui ajal.

Setelah selesai bersiwak, Rasulullah memandang ke atas, dan bibir beliau berkomat-kamit pelan hingga

Aisyah ra mendekatkan wajahnya dan mendengar Rasulullah berdo‘a;

غ از٠ أؼذ ػ١ اج١١ اصذ٠م١ اطذاء اصبح١، أ اغفش اسح احم ثبشف١ك الػ.. أ اشف١ك

الػ.. أ اشف١ك الػ.. أ اشف١ك الػ..

Artinya:

―Sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri nikmat dari golongan para Nabi, orang-orang yang

jujur, para syuhada dan para shalihin. Wahai Allah, ampunilah dosaku, sayangilah aku, dan pertemukan

aku dengan-Mu (Kekasihku Yang Maha Tinggi). Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi.. Wahai

Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi..[2]

Page 143: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

133

Buku Mentor Karisma 34

Setelah membaca kalimat di atas, Nabi Muhammad Rasulullah membasuh wajahnya dengan air yang

tersedia di sisi beliau, dan kembali melafadhkan ;

إ د سىشاد.. أ اشف١ك الػ.. أ اشف١ك الػ.. أ اشف١ك الػ..

Artinya:

“Sesungguhnya kematian itu akan menghadapi „sakaratulmaut‟, Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha

Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi..”

Lalu Rasulullah-pun menghembuskan nafas terakhirnya.. setelah menyampaikan pesan terakhir Beliau

kepada ummatnya;

أاكى يهكت يا .. نصلة .. نصلة .. نصلة

(Dirikanlah shalat, shalat, shalat! Dan bebaskan budak-budakmu..!)

***

Anas bin Malik mengisahkan, “Tiada hari yang paling indah dan cerah selain hari kedatangan Nabi

Muhammad Saw. ke Madinah. Dan tiada hari yang lebih mendung dan muram daripada hari ketika

Rasulullah Saw. wafat di Madinah”.

[1] Disadur dari Reality Show „Khawatir Syabab‟, tayang di TV Saudiarabia.

[2] Lihat : Hadits Shahih Bukhari, Kitab 60. Doa, Bab 3368 Doa Nabi SAW, Nomor 5872.

Page 144: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

134

Buku Mentor Karisma 34

Kebebasan Emosional dan Tips Problem Solving

Indikator dari GBPK 1. Memperoleh kebebasan emosional dalam mengambil keputusannya sendiri

2. Memiliki kemampuan untuk menyeleksi sekolah dan memiliki pengetahuan yang spesifik tentang cita-cita yang dimiliki

3. Mencari pengalaman yang sejalan dengan cita-citanya di masa depan

GBPK 34 – Konsep Pembinaan SMA Lanjutan

Materi 1. Memperoleh kebebasan emosional dalam mengambil keputusannya sendiri

- Pengertian Emosi Emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berperan sebagai inner adjustment (penyesuaian diri dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. (Crow & Crow) Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti melibatkan emosi. Namun tidak semua emosi ini bersifat negative, ada banyak sekali emosi positif seperti senang, bahagia, kagum, penuh pengharapan dan sebagainya.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi

a. Kematangan, Semakin bertambah usia maka semakin matang diri kita dalam mengelola emosi terutama jika dihadapkan pada beberapa kondisi.

b. Belajar, “pengalaman merupakan guru yang paling berharga” kalimat itu menekankan bahwa setiap diri akan mendapatkan pembelajaran dari apa-apa yang dialaminya.

c. Lingkungan / Kebudayaan, kondisi sekitar dan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi ini.

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka

yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan

apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal. (QS. 8:2)

- Kondisi Emosional Remaja Kenapa banyak orang tua yang belum dapat menyerahkan pilihan sepenuhnya dari remaja dalam mengambil keputusan? Mungkin krena ada beberapa karakteristik remaja yang dirasa belum matang untuk mengambil

Page 145: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

135

Buku Mentor Karisma 34

keputusan,diantaranya : a. Remaja masih sering labil, menentukan pilihan hanya

berdasarkan emosi sesaat. Jika ada yang lebih menarik menurut dirinya, dengan mudah pilihan itu akan berubah. Contohnya, kalau mau milih jurusan atau cita-cita saja, cita-cita selama SMP sampai SMA pasti banyak yang berubah-ubah. Baru aja bilang pengen jadi dokter, taunya besok sudah berubah lagi.

b. Sering ikut-ikutan. Kedekatan remaja kepada teman sebayanya memang merupakan suatu hal yang lumrah, namun dampak negative nya remaja cenderung mencari teman dan ikut-ikutan saja. Contohnya, mau ikut bimble hanya karna teman-temannya juga ikut bimbel. Mau daftar kuliah ke universitas A karna banyak orang yang ingin daftar ke universitas A, dsb.

c. Jarang berfikir panjang alias ceroboh. Remaja biasanya jarang berpikir panjang, dan kurang memperhatikan dampak negative dan positif dari apa yang dilakukannya.

1. Memiliki kemampuan untuk menyeleksi sekolah dan

memiliki pengetahuan yang spesifik tentang cita-cita yang dimiliki Di atas merupakan karakteristik remaja pada umumnya, namun bukan berarti semua remaja dibiarkan berada pada kondisi seperti itu. Karena pada dasarnya remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Sehingga remaja perlu diarahkan untuk mulai berfikiran dewasa terutama bagi sahabat remaja yang sudah berada di bangku SMA. Mereka harus mulai mampu menentukan cita-cita dan impian mereka secara spesifik. Pada tahap ini, sahabat remaja harus mulai mencari berbagai informasi mengenai impiannya. Jika sahabat remaja ingin mengambil keputusan dengan lebih matang lagi, sahabat harus mampu melakukan 3 karakteristik yang berlawanan dengan poin sebelumnya. Hal itu antara lain : a. Luruskan niat, dan mulai menentukan pilihan

secara bijak. b. Harus memiliki pendirian yang teguh dan

konsistensi (istiqomah) dalam meraih cita-cita / menentukan pilihan.

c. Berfikir secara matang dengan mempertimbangkan dampak positif dan negative dari pilihan yang akan diambil.

Page 146: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

136

Buku Mentor Karisma 34

2. Mencari pengalaman yang sejalan dengan cita-citanya di masa depan Ada beberapa tips jitu meraih cita-cita yang dikutip dari buku Being Strategic karangan Andersen.

http://ruangpsikologi.com/dunia-kerja/apa-pun-cita-citamu-berpikir-strategis-adalah-senjata-untuk-meraihnya/

Contoh Kisah/ Simulasi a. Sediakan kertas HVS dan bagikan kepada adik satu per satu

b. Minta adik memejamkan mata sejenak sambil mengatur nafas dalam keadaan relax

c. Intruksikan beberapa poin berikut, sambil diberi jeda adik untuk berfikir : 1) Mata pelajaran apa yang paling kamu suka 2) Hal apa yang bikin kamu betah berlama-lama

melakukan hal tersebut 3) Pekerjaan apa yang menurut kamu berkaitan

dengan hal yang membuat kamu merasa nyaman dan senang melakukannya

4) Tentukan satu pekerjaan yang ingin kamu capai dan pekerjaan itu membuat kamu senang dan ingin berlama-lama melakukannya di masa mendatang.

d. Minta adik untuk membuka mata dan menggambarkan pekerjaan apa yang ingin dia lakukan (cita-cita, kelak dia ingin menjadi apa)

e. Setelah selesai menggambar, minta adik menuliskan tangga pencapaian (tahapan-tahapan yang harus dia lalui untuk mencapai cita-cita tersebut)

Page 147: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

137

Buku Mentor Karisma 34

Mengelola Perasaan dan Hawa Nafsu

Indikator dari GBPK 1. Memiliki kemampuan untuk mengelola perasaan dan mengendalikan dorongan hati

2. Kebutuhannya terhadap teman sebaya berkurang

Materi 1. Cara Adik mengontrol dan mengelola perasaan/Hawa Nafsu

- Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa nafsu manusia ada 2 macam, nafsu dalam kebaikan dan nafsu dalam keburukan. Nafsu dalam kebaikan atau yang disebut dengan Nafsul Muthmainnah, ialah nafsu yang mengarahkan manusia dalam kebaikan dimana dia bergerakmengikuti kehendaknya dalam mendekatkan diri kepada Rabb nya. Adapun nafsu kepada keburukan atau yang sering disebut dengan Nafsul Lawwamah, ialah nafsu yang mengarahkan manusia kepada keburukan dan kedurhakaan.

- Salah satu jenis Nafsu Lawwamah ialah “Marah”, jika orang yang marah tidak segera dikendalikan maka ia akan membawa keburukan bagi dirinya sendiri juga orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan bahwa orang yang paling kuat itu bukannlah seorang pegulat yang memenangkan beberapa kali pertandingan namun orang yang ia mampu mengendalikan dirinya ketika ia marah. Nafsu sendiri berarti dorongan, yang mana mengendalikan hawa nafsu itu sendiri merupakan hal yang paling sulit karena dia harus mampu melawan dirinya sendiri.

عنه قال: قال رسول الله صلى اهلل عليه وسلم ) ليس و ديد الذي يملك ن فسه عند ديد بالصرعة إنما الش الش

فق عليه الغضب ( مت Dari dia Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat tetapi orang kuat ialah orang yang

dapat menahan dirinya ketika marah." Muttafaq Alaihi (Bulghul Marom No 1510)

- Doa agar dijauhkan dari Hawa Nafsu yang jelek.

وعن قطبة بن مالك رضي اهلل عنه قال: كان رسول الله صلى

Page 148: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

138

Buku Mentor Karisma 34

اهلل عليه وسلم ي قول: ) اللهم جنبني منكرات الخلق والعمال رمذي والهواء والدواء ( حه الحاكم والل أخرجه الت فظ لهوصح

Dari Quthbah Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya Allah jauhkanlah diriku dari kejelekan akhlak perbuatan

hawa nafsu dan penyakit." Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim dan lafadz ini menurut riwayatnya

(Bulghul Marom No 1526)

- Tips Mengendalikan Hawa Nafsu - Nafsu itu bukan untuk ditahan namun dikendalikan

Secara Psikologis, dorongan negative yang ada dalam diri seseorang itu merupakan hal yang fitrah dan harus dikeluarkan. Jika tidak, dorongan itu akan membentuk gumpalan negative pada diri seseorang yang lama-kelamaan akan membesar dan terus membesar sehinggasuatu saat nanti memungkinkan untuk meledak.

- Alihkan Nafsu buruk itu kepada Hal yang lebih positif Ketika hawa nafsu itu ditahan/ditekan maka akan timbul perasaan tidak nyaman pada diri seseorang. Bahkan jika dibiarkan bias timbul yang namanya “dendam” dalam diri seseorang. Maka dari itu nafsu sebaiknya disalurkan kepada kebaikan/hal yang lebih positif lagi. Misalnya, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW,kalau kita sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, jika duduk juga masih marah maka berbaringlah, jika sudah berbaring masih marah juga, maka berwudhu lah, jika telah berwudhu masih juga maka shalat lah. Hal tersebut merupakan sebaik-baiknya cara melampiaskan nafsu dalam diri manusia.

- Perbanyaklah amal shalih (fastabiqul khairat) Berbuat amal kebaikan akan melatih kita untuk mengendalikan hawa nafsu, karena dengan beramal shalih kita dapat belajar menjauhkan diri dari sifat buruk kita.

- Hindari hal-hal yang merusak amal Rasulullah SAW merupakan hamba Allah yang di ma’shum (terjaga dari perbuatan buruk dan munkar). Walau begitu, bukan berarti Rasul tidak pernah melakukan kesalahan, karena dalam beberapa keterangan Rasulullah pernah mendapat teguran langsung dari Allah sebagaimana yang tercantum dalam surat “Abasa”. Namun Rasul tidak pernah menyengajakan diri melakukan kesalahan. Bahkan alangkah baiknya jika kita menjaga diri dari perbuatan yang merusak amal. Beberapa perbuatan yang merusak amal diantaranya :

- Hasud (Iri Dengki)

الله صلى اهلل عن أبي هري رة رضي اهلل عنه قال: قال رسول

Page 149: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

139

Buku Mentor Karisma 34

عليه وسلم ) إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما أخرجه أبو داود تأكل النار الحطب (

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jauhilah sifat hasad karena hasad itu memakan (pahala) kebaikan

sebagaimana api memakan kayu bakar." Riwayat Abu Dawud

(Bulghul Marom No 1508) - Riya

وعن محمود بن لبيد رضي اهلل عنه قال: قال رسول الله ما أخاف عليكم صلى اهلل عليه وسلم ) إن أخوف

رك الصغر الرياء ( أخرجه أحمد بسند حسن الش Dari Mahmud Ibnu Labid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpamu ialah syirik kecil: yaitu riya." Riwayat Ahmad dengan sanad

hasan. (Bulghulmarom No 1513)

- Ghibah, dsb.

2. Kebutuhannya terhadap teman sebaya berkurang Remaja sangat senang sekali berkelompok. Bahkan dalam kesehariannya kadang remaja lebih dekat dengan teman sebayanya disbanding dengan kedua orang tuanya. Hal tersebut bukanlah kebiasaan yang baik, sebagaimana tahapan yang sedang dilaluinya remaja berada pada tahapan pencarian jati diri, sehingga jika remaja salah bergaul maka dia akan sangat mudah sekali terbawa arus. Sehingga pada tahapan ini, remaja harus diarahkan agar tidak terlalu bergantung pada teman sebayanya. Remaja harus mulai diarahkan untuk mampu membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh. Sehingga dia mampu bertopang pada dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain lagi.

Contoh Kisah/ Simulasi 1. Nafsu itu bukan untuk ditahan namun dikendalikan

Simulasi : Balon udara/plastic berisi udara yang ditekan lama kelamaan akan membentuk benjolan besar dan meletus. Begitulah perumpamaan hawa nafsu kita.

Page 150: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

140

Buku Mentor Karisma 34

SMA BINA AKTIVIS

Aqidah

A. Makna aqidah dan urgensinya sebagai landasan agama

Makna aqidah secara Bahasa

Aqidah berasal dari kata ‗Aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh

seseorang. Jika dikatakan, ―Dia mempunyai aqidah yang benar,‖ berarti aqidahnya bebas dari

keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya

kepada sesuatu.

Makna aqidah secara syar‘i

Aqidah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari

akhir, dan qadar yang baik atau pun buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.

Syariat terbagi menjadi dua, yaitu I‘tiqadiyah dan amaliyah. I‘tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak

berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya, I‘tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan

kewajiban beribadah kepada-Nya, juga ber-I‘tiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini

disebut ashliyah (pokok agama).

Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Misalnya sholat, zakat,

puasa, dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far‘iyah (cabang agama) karena ia

dibangun di atas I‘tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya

I‘tiqadiyah. Maka aqidah yang benar adalah fondasi bagi bangunan agama serta merupakan syarat

sahnya amal.

Dalil:

g. Q.S. Al-Ikhlash: 1-4

h. Q.S. Az-Zumar: 2-3

i. Q.S. Al-A‘raf: 59, 65, 73, 85

B. Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud dan keesaan Al-Khaliq

Manhaj Al-Qur‘an dalam menetapkan wujud Al-Khaliq serta keesaan-Nya adalah manhaj yang

sejalan dengan fitrah yang lurus dan akal yang sehat. Yaitu dengan mengemukakan bukti-bukti yang

benar, yang membuat akal mau menerima dan musuh pun menyerah. Di antara dalil-dalilnya adalah

sebagai berikut:

4. Sudah menjadi kepastian bahwa setiap yang baru tentu ada yang mengadakan

Q.S. Ath-Thur: 35

Q.S. Luqman: 11

Q.S. An-Nahl: 17

5. Teraturnya semua urusan dan kerapiannya

Q.S. Al-Mu‘minun: 91

6. Tunduknya makhluk-makhluk untuk melaksanakan tugasnya sendiri-sendiri dan mematuhi

peran yang diberikan-Nya

Q.S. Thaha: 49-50

C. Prinsip Aqidah

Makna dari prinsip aqidah tertuang dalam kalimat syahadatain. Jika kita memahami lebih mengenai

untaian kata syahadat maka akan kita dapatkan makna yang luar biasa yang perlu kita resapi.

a. Makna syahadatain

o Makna syahadat la ilahaillallah

Page 151: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

141

Buku Mentor Karisma 34

Adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada yang berhak disembah dan

menerima ibadah kecuali Allah, menaati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaha

menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapapun orangnya. Illallah adalah

penetapan hak Allah semata untuk disembah. Makna kalimat ini secara global adalah,

―Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah‖.

o Makna syahadat annamuhammadarrasulullah

Adalah mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-

Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan; serta mengamalkan

konsekuensinya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi

larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan.

b. Rukun syahadatain

o Rukun syahadat la ilahaillallah

1. An-Nafyu atau peniadaan. La ilaha membatalkan syirik dengan segala

bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah

selain Allah

2. Al-Itsbat atau penetapan. Illallah menetapkan bahwa tidak ada yang berhak

disembah selain Allah dan mewajibkan pengamatan sesuai dengan

konsekuensinya.

o Rukun syahadat muhammadarrasulullah

Al-Abdu atau hamba yang menyembah. Rasulullah adalah manusia yang

diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lainnya, Demikian pula berlaku

atas beliau apa yang berlaku atas orang lain

c. Syarat-syarat syahadatain

o Syarat la ilahaillallah

Terdapat tujuh syarat yang tanpanya maka tidak akan bermanfaat bagi yang

mengucapkannya. Tujuh syarat itu adalah:

1. ‗Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (kebodohan)

2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)

3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)

4. Inqiyad (Patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)

5. Ikhlash, yang menafikan syirik

6. Shidq (Jujur), yang menafikan kadzib (dusta)

7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha‘ (kebencian)

o Syarat muhammadarrasulullah

1. Mengakui kerasulannya dan menyakininya dalam hati

2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan

3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya

serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya

4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gaib, baik yang

sudah lewat maupun yang akan datang

5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua,

serta seluruh umat manusia

6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta

mengamalkan sunnahnya

D. Konsekuensi syahadatain

o Konsekuensi La ilahaillallah

Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang

dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan kalimat La ilahaillallah. Dan

beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikitpun, sebagai keharusan dari

penetapan kalimat Illallah.

o Konsekuensi muhammadarrasulullah

Page 152: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

142

Buku Mentor Karisma 34

Yaitu menaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,

mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari

perkara-perkara bid‘ah dan hal-hal baru, serta mendahulukan sabdanya di atas semua

pendapat manusia.

E. Pembatal syahadatain

a. Syirik dalam beribadah kepada Allah

b. Orang yang menjadikan perantara-perantara antara dirinya dan Allah

c. Orang yang tidak mau mengafirkan orang orang musyrik dan orang yang masih ragu

terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka

d. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna dari petunjuk beliau,

atau hukum yang lain yang lebih baik dari hokum beliau.

e. Membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah walaupun ia juga mengamalkannya

f. Menghina sesuatu dari agama Rasul, pahala, atau siksanya

g. Melakukan atau meridhoi sihir

h. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam

i. Meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syariat Nabi Muhammad

j. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya, dan tidak pula mengamalkan.

Untuk bina aktivis ini lebih mendiskusikan tentang Aqidah di Masyarakat

Page 153: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

143

Buku Mentor Karisma 34

VISI DAN MISI HIDUP

(Pertemuan ke-2, SMA Aktivis)

أ خ١ش وز أخشجذ خ اط ش ؼشف رأ ثب ر ىش ػ ا رؤ ثبلل

“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan kepada manusia. Kalian menyuruh yang m'aruf dan

mencegah kemungkaran. Dan kalian beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

Demikian firman Allah, yang seharusnya diusahakan oleh ummat Islam perwujudannya, yakni

menjadi ummat terbaik, ummat terunggul. Berkemampuan melakukan amar ma‟ruf nahi munkar. Tapi,

faktanya sekarang ini masih jauh dari harapan.

Tanpa menutup mata terhadap gejala kebangkitan di sana-sini yang mulai nampak, secara umum

nasib ummat Islam tidak menggembirakan. Ummat dan negeri-negeri Islam, sama sekali tidak berdaya

menyelesaikan problemanya sendiri. Kaum muslimin –apapun motifnya- kenyataannya harus minta

tolong orang lain untuk mengurus dan menyelesaikan rumah tangganya sendiri. Mengapa itu dapat

terjadi? Padahal Rasulullah saw jauh-jauh sudah menandaskan, ”Islam adalah tinggi, dan tidak ada yang

lebih tinggi dari Islam.” Atau justru gambaran yang diberikan Rasulullah saw, akan datangnya suatu

masa di mana ummat Islam laksana makanan yang dijadikan rebutan orang-orang kelaparan, sudah

terbukti? Wallahu A‟lam. Tapi jika benar, gejala penyebab yang telah melanda ummat yaitu, cinta dunia

dan takut mati. Kenyataan lain, ummat selama ini merindukan pemimpin yang besar dan tangguh.

Lihatlah, betapa ummat menyambut antusias tatkala ada kabar bahwa ada orang ―besar‖ masuk Islam.

Saat hal itu terdengar, kontan ummat Islam melupakan dosa-dosa orang itu kepada ummat Islam

sebelumnya. Berubah menjadi harapan, bahwa ia mau dijadikan panutan dan harapan perbaikan.

Haruskah munculnya pribadi-pribadi besar itu ditunggu saja. Tidak mungkinkah ia ditumbuhkan

dari kalangan ummat Islam itu sendiri. Mengapa tidak? Ummat Islam pernah melahirkan orang-orang

sekaliber Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khathab, Ali r.a., Shalahudin Al Ayyubi, Imam Syafi‘i, Al-

Biruni, Hasan Al-Banna dll. Di Indonesia pun pernah muncul sosok-sosok pribadi yang mengagumkan.

Baik kawan maupun lawan segan padanya. Tengoklah kebesaran pribadi Wali Songo, Hasyim Asy‘ari,

atau Hamka, dan ribuan pribadi lain yang tak mungkin disebut di sini.

Mengapa sejarah telah memunculkan mereka? Sementara kini ummat setengah mati merindukan

orang-orang macam itu. Yang jelas, mereka tidak muncul begitu saja. Dengan kata lain, potensi dan

proses perjalanan hidup telah menempa mereka. Jadi, keduanya –potensi dan pengembangan- diperlukan

untuk membentuk „sosok pribadi tangguh‟. Pepatah mengatakan, seorang pemimpin memang tidak bisa

dibuat, apalagi dikarbit. Tapi, ia mesti muncul dari proses yang panjang, melalui latihan-latihan dan

penempaan diri, dalam arena kehidupan. Harapan akan tinggal harapan, jika tidak ada upaya melakukan

langkah nyata, membentuk sebuah sistem yang kondusif dan usaha yang terus menerus demi lahirnya

sosok-sosok pemimpin ummat di masa datang.

Visi dan Misi Hidup Demi Terlaksananya Nilai Islam

Yang pertama dan yang paling utama yang harus kita lakukan adalah tanamkan dalam hati yang terdalam

bahwa kita terlahir dan hidup di dunia ini adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT, yaitu untuk meraih

ridha-Nya.

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.‖ (QS Adz-

Dzariyat : 56)

Dengan predikat hamba Allah inilah kita senantiasa wajib tunduk, patuh, taat, setia dan bertanggung

jawab dalam pelaksaan perintah-Nya. Sebagaimana ikrar kita yang selalu kita lafadzkan dalam sehari

Page 154: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

144

Buku Mentor Karisma 34

semalam minimal lima kali, yaitu "Inna shalaati wanusukii wa mahyaayaa wa mamatii lillahi

rabbil'alamiin", menjadi pengingat dan penguat diri kita atas keberadaan kita di dunia. Niat hidup di

dunia memang akan menjadi tujuan hidup dan seterusnya akan menjadi nilai visi dan misi hidup kita.

Bagi setiap insan muslim ridha Allah adalah menjadi tujuan utama serta harus dimaksimalkan, sedangkan

syahwat dan hawa nafsu tentu saja harus dikendalikan. Kehancuran kaum Ad, kaum Tsamud, kaum Luth,

kaum Nuh, kaum Fir'aun cukuplah menjadi bukti bagi kita, bahwa niat dan perilaku yang membangkang

dari ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT, bukan saja tidak dapat meraih ridha-Nya, melainkan

mengakibatkan murka serta turun adzab-Nya, serta mengakibatkan kita mendapatkan kehinaan yang amat

sangat di dunia maupun di akhirat.

Page 155: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

145

Buku Mentor Karisma 34

Kompetitif dan bekerja keras

Indikator : Adik dapat berperilaku kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras

Kategori : SMA Aktivis

Perintah untuk berusaha dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan

Allah mengajarkan agar muslim memiliki jiwa kompetitif, hal ini tercermin dari firmanNya

tentang berlomba-lomba dalam kebaikan.

―Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang

sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain

itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat

diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu

dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,

maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu

diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu‖ QS Al-Maidah : 48

Dalam firmanNya tersebut, Allah menyuruh manusia untuk berlomba-lomba dalam kebaikan

dalam rangka menguji manusia terhadap pemberian Allah. Maka, berlomba-lomba dalam kebaikan disini

juga termasuk berlomba-lomba dalam kepatuhan akan hukum Allah. Muslim yang taat akan

menggunakan hukum Allah dalam menghadapi setiap ujian yang Allah berikan karena ia tahu hanya

kepada Allah lah tempatnya kembali.

Berusaha sesuai dengan kemampuan

―Katakanlah: 'Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula),

maka kelak kamu akan mengetahui‖ QS Al-Zumar: 39

Allah pun menerangkan bahwa dalam berusaha, setiap muslim hendaklah menyesuaikan dengan

keadaan dan kemampuannya. Hal ini dikarenakan Allah sudah tahu bahwa manusia merupakan makhluk

yang memiliki banyak keterbatasan dan tidak dapat menguasai segala hal secara sempurna. Maka, dalam

berusaha pun tiap manusia harus memaksimalkan kemampuannya. Jika seseorang hendak

memaksimalkan kemampuannya, ia harus mengenali dirinya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh sun tzu

dalam art of war ―Ia yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan

dikalahkan dalam seratus pertempuran. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal

dirinya sendiri memiliki suatu peluang yang seimbang untuk menang atau kalah. Ia yang tidak mengenal

pihak lain (musuh) dan dirinya sendiri cenderung kalah dalam setiap pertempuran.”

Untuk menjadi pemenang sebenarnya dalam tiap pertempuran, setiap manusia haruslah

mengetahui kemampuannya. Karean pada hakikatnya, di dunia ini manusia tidak lah melawan siapa-siapa

melainkan dirinya dan nafsunya. Manusia yang dapat mengenali dirinya sendiri akan mampu

mengendalikan nafsunya dan ketika itulah ia dapat mengalahkan musuh terbesarnya. Dan untuk

menyempurnakan pertempurannya, ia juga harus mencoba untuk mengenali lingkungannya. Sehingga ia

dapat menyusun strategi yang tepat dalam pertempurannya.

“Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan

dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu

Abi Syaibah dengan sanad sahih, demikian kata Al-Hafizh dalam Fath Al-Bari, 7/30).

Page 156: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

146

Buku Mentor Karisma 34

Dalam hadits tersebut juga Allah melalui Rasulnya telah menerangkan bahwa pintu setiap

orang akan memasuki surga dengan pintu yang berbeda. Pintu tersebut tergantung kepada amal-

amal yang dilakukan.

Berusaha Dengan Ikhlas

―Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan

melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib

dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.‖ QS At-Taubah : 105

Berlomba-lomba dalam kebaikan pun hendaknya diarahkan tulus untuk Allah. Sehingga yang

menilai cukuplah Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin sehingga tidak pe rlu mengambil pusing

perkataan orang-orang lain. Rasul pun ketika berdakwah selalu menghadapkan wajahnya dengan tulus

kepada Allah dan niatnya murni karena Allah sehinggu beliau tidak ambil pusing soal kecaman-kecaman

dan ejekan dari kaum musyrik. Teruslah berbuat sesuai dengan ketentuannya dan biarlah Allah yang

memberi ganjaran atas usaha kaum muslim.

Page 157: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

147

Buku Mentor Karisma 34

Semangat menumbuhkan ilmu pengetahuan dan sikap kritis

Kategori : Adik SMA Aktivis

Indikator :

Adik dapat bersikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja keras

sebagai implementasi dari masa kejayaan Islam

Adik dapat Menunjukkan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.

Ali Imran (3) : 190-191

Secara terminologis (asal kata), Kritis berasal dari bahasa Yunani κριτικός(kritikos) yang berarti

penilaian atau kearifan. Manusia yang kritis adalah manusia yang mengolah informasi yang didapatnya

dengan arif dan bijaksana. Arif dan bijaksana sendiri dicapai ketika manusia tidak hanya menggunakan

pengetahuan duniawinya saja (akal) tapi juga menggunakan pengetahuan yang berasal dari Tuhannya.

Berpikir kritis menurut Mustaji adalah ―berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.”

Berpikir kritis merupakan salah satu sikap yang Allah tanamkan kepada setiap muslim. Sesuai

dengan firmanNya, ― Sesungguhnya dalam Penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.‖ QS Ali Imran: 190.

Lewat firmanNya, Allah mengajarkan pada muslim bahwa setiap ciptaan Allah, baik makhluk

maupun peristiwa, terdapat tanda-tanda kebesaranNya. Tanda-tanda tersebut tidak akan dapat dilihat

kecuali oleh muslim yang menggunakan akalnya untuk berpikir. Allah juga mengajarkan muslim agar

tidak serta merta menjalani kehidupannya hanya sebatas rutinitas, tanpa memaknai hikmah yang

sebenarnya Allah berikan di setiap kejadian hidupnya.

Lalu, apa fungsi sebenarnya dari berpikir kritis?

Coba sahabat ingat-ingat, ketika gurumu mengajarkan rumus-rumus trigonometri yang penuh dengan

hantu sin cos dan tan. Perhatikan alurnya yang biasanya :

1. Guru menjelaskan rumus

2. Guru memberi contoh soal dan mengerjakannya

3. Guru memberi soal untuk dikerjakan muridnya

4. sahabat dan teman-temanmu mengerjakan soalnya berdasarkan rumus dan contoh yang

diberikan oleh gurumu

5. sahabat menghafal rumus dan cara menggunakannya nya tanpa tahu bahwa trigonometri

bukanlah sekadar menghafal rumus sin cos dan tan

Pernahkan sahabat berpikir, untuk apa saya mempelajari rumus matematika, fisika, dan

seterusnya jika nanti pun saya bercita-cita menjadi ibu rumah tangga/bekerja dibidang sosial? Toh

setelah ujian saya akan lupa pada rumusnya.

Jika pernah, berarti selama ini sahabat belum mengaplikasikan berpikir kritis dalam belajar.

Karena jika kita jeli, dalam tiap rumus yang diajarkan oleh guru kita, ada pola pikir yang sebenarnya akan

dibentuk. Dan pola tersebut hanya akan terbentuk jika kita kritis ketika mempelajarinya.

Seorang ahli mengemukakan bahwa berpikir kritis bertujuan untuk menguji suatu pendapat atau

ide. Maka dengan bersikap kritis, informasi yang masuk akan diolah secara adil. Adil maksudnya ketika

membandingkan pendapat atau ide tersebut dari kedua sis sehingga dapat timbul kesimpulan yang

memuaskan.

Berpikir kritis dapat dilalui dengan tahapan sebagai berikut :

1. membanding dan membedakan,

2. membuat kategori

3. meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,

4. menerangkan sebab,

5. membuat sekuen / urutan,

Page 158: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

148

Buku Mentor Karisma 34

6. menentukan sumber yang dipercayai, dan

7. membuat ramalan.

Kejayaan islam dahulu pun diraih salah satunya karena sikap kritis muslim saat itu. Dengan sikap

kritis, muslim dapat mengolah informasi yang salah dan benar sehingga mereka dapat fokus pada tujuan

muslim saat itu : kejayaan islam. Dengan sikap kritis, muslim mejadi bijaksana karena memandang suatu

informasi tidak hanya dari sudut akal, tetapi juga sudut Agama. Maka, kejayaan islam akan kembali

didapat jika muslim mengedepankan sikap berpikir kritis dan tetap menggunakan kacamata Allah dalam

mengolah ilmu dan informasi yang didapatkan.

Page 159: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

149

Buku Mentor Karisma 34

LAMPIRAN

Kisah Salman Al-Farisy

Nama Salman di kenal oleh umat Islam tatkala terjadinya perang Khandaq di tahun ke 5 setelah

Hijrahnya Rasulullah beserta umat Islam lainnya ke Madinah. Perang Khandaq adalah perang umat Islam

melawan pasukan sekutu yang terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi, dan Gatafan. Perang Khandaq disebut

juga Perang Ahzab, yang artinya Perang Gabungan. Muaranya adalah ketidakpuasan beberapa orang

Yahudi dari Bani Nadir dan Bani Wa‘il, akan keputusan Rasulullah yang menempatkan mereka di luar

Madinah. Dari Bani Nadir adalah Abdullah bin Sallam bin Abi Huqaiq; Huyayy bin Akhtab; dan Kinanah

ar-Rabi bin Abi Huqaiq. Sedangkan dari Bani Wa‘il adalah Humazah bin Qais dan Abu Ammar.

Kekuatan pasukan kafir Quraisy pada saat itu berjumlah dua pulu emapt ribu pasukan yang di

pimpin langsung oleh Abu Sufyan dan Uyainah bin Ishaq bergerak benuju Madinah. Mereka bertekad

untuk mengepung dan menghantam kota itu dengan serangan mematikan, agar lepas dari Rasulullah dan

Agamanya.

Umat Islam dan Rasulullah panik mendengar penyerbuan yang akan di lakukan oleh orang-orang

kafir tersebut, kaum muslimin kemudian menyadari bahwa mereka dalam keadaan bahaya. Maka

Rasulullah dengan cepat mengumpulkan para sahabatnya untuk memusyawarahkan kejadian tersebut.

Dalam kesimpulannya umat Islam menyepakati untuk berperang dan bertahan di kota Madinah. Tetapi

bagaimana caranya untuk bertahan?

Saat itu tampil seorang laki-laki yang berperawakan tinggi dengan rambut lebat. Dia diketahui

seorang yang sangat dicintai dan dihormati oleh Rasulullah, dialah Salman Al-Farisi.

Salman sudah mengenal situasi, kondisi, serta letak geografis kota Madinah. Dia pernah

memandang kota Madinah dari puncak bukit yang tinggi. Dari sanalah dia tahu bahwa kota Madinah di

kelilingi oleh bukit-bukit dan ada celah yang cukup lebar dan memanjang.

Di negara asalnya Persia, Salman cukup banyak memahami berbagai taktik dan strategi, taktik,

siasat dan tipuan-tipuan dalam peperangan. Dengan bekal itulah Salman menghadap Rasulullah untuk

menghaturkan strategi yang jitu bagi kaum muslim dalam melawan pasukan kafir. Gagasan tersebut

adalah menggali sebuah parit yang menutup seluruh bagian-bagian yang terbuka di sekeliling kota

Madinah. Akhirnya gagasan itu diterima oleh Rasulullah beserta kaum muslimin.

Kemudian, Rasulullah beserta kaum muslimin keluar dari kota Madinah dan berkemah di salah

satu tempat di bukit gunung Sala‘ sehingga membelakangi kota Madinah, kemudian mereka mulai

melakukan penggalian parit untuk memisahkan antara mereka dan musuh. Saat itu umat Islam berjumlah

3 ribu orang. Nabi mulai membuat peta penggalian; dimulai dari Ajam Syaikhain (benteng yang dekat

dengan kota Madinah yang diberi nama Syaikhain) yang terletak di ujung Bani Haritsah; dan memanjang

hingga mencapai garis di Al-Madzadz ,dan kemudian lebarnya 40 hasta pada setiap 10 lubang.

Selama membangun parit dalam waktu 6 hari, pertahanan kota di bagian lain diperkuat. Wanita

dan anak-anak dipindahkan ke rumah yang kokoh dan dijaga ketat. Bongkahan batu-batu diletakkan di

samping parit untuk melempari pasukan lawan. Sementara sisi kota yang tidak dibuat parit, diserahkan

pengamanannya pada Bani Quraizah.

Penerapan strategi ini sangat tepat sebab pasukan lawan tidak mengetahui pertahanan

menggunakan parit. Sebelumnya, mereka biasa berperang dengan teknik maju-mundur; menyerang, dan

lari. Terbukti strategi ini cukup bisa membendung para sekutu. Selama satu bulan penuh, tidak ada kontak

langsung antara kedua pihak kecuali saling lempar panah.

Page 160: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

150

Buku Mentor Karisma 34

Akan tetapi, di waktu penggalian parit berlangsung, tiba-tiba palu terhalang oleh sebongkah batu

besar yang sangat sulit untuk gali. Walaupun Salman sangat kekar dia tetap tidak mampu menghancurkan

batu tersebut. Kejadian tersebut dilaporkan kepada Rasulullah.

Tatkala mendengar cerita dari Salman, Rasulullah menghampiri batu tersebut dengan memegang

palu, Nabi pun menghancurkan batu itu dengan tangannya sendiri. Maka batu tersebut berkeping-keping

hancur. Kemudian para sahabat kembali menggali yang telah di tentukan oleh Rasulullah.

Salman merupakan sahabat yang pertama kali menemukan strategi perang dengan menggunakan

parit, dalam dunia peperangan bangsa Arab belum pernah terjadi sebelumnya dengan metode atau strategi

menggunakan parit, melainkan strategi bangsa Arab sebelumnya menggunakan strategi maju mundur.

Islamnya Salman Al-Farisi merupakan hasil dari pencarian dari sebuah kebenaran yang

diyakininya, sehingga dia menemukan suatu agama. Yaitu agama Islam. Sebuah perjalanan yang sampai

kepada Allah serta melakukan hukum-Nya dalam kehidupannya.

Pengembaraan Salman Al-Farisi merupakan sebuah pencarian akan kebenaran yang hampir tidak

semua orang lain melakukannya. Suatu kesetiaan tanpa batas terhadap fitrah insaniah yang suci. Itu semua

yang mendorong Salman Al-Farisi untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang kaya raya, menuju masa

depan yang belum menentu.

Namun, mata hatinya yang tajam sangat kritis terhadap manusia, agama, paham, dan kehidupan.

Selalu kokoh dalam ketetapannya mengambil kebenaran hakiki dengan pengorbanan hingga Salman Al-

Farisi di jual sebagai budak. Pengorbanannya kemudian diganjar oleh yang Maha Kuasa, yaitu

dipertemukannya dengan rasul pilihan-Nya. Salman Al-Farisi juga di anugerahkan usia panjang hingga

dia bisa menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bendera Allah berkibar megah di setiap tempat di

seluruh penjuru dunia yang penuh hidayah, kemakmuran, dan keadilan.

Keislaman manusia seperti Salman Al-Farisi merupakan kebanggaan tersendiri bagi kaum

muslimin. Keislaman Salman Al-Farisi adalah keislaman secara kaffah. Dia tidak peduli terhadap

kenikmatan duniawi dan selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan keimanannya luntur.

Salma adalah pribadi yang paling mirip dengan Khalifah Umar bin Khathab.

Hikmah :

1. Salman Bersikap kritis dan tetap tenang ketika menghadapi situasi yang membuat umat Islam

terjepit. Buah sikapnya tersebut adalah idenya untuk membuat parit untuk melindungi mereka dan

menghambat kaum kafir untuk menyerang mereka

2. Muslimnya Salman adalah karena sikap kritisnya terhadap keadaan manusia saat itu. Salman juga

tidak tunduk pada doktrin yang ada di sekitarnya, tetapi mengkritisi setiap pemikiran yang ada

sampai akhirnya Salman menemukan Islam sebagai satu-satunya cahaya kebenaran

―Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbarig dan mereka

memikirkan tentang penciptaan Langit dan Bumi (seraya berkata) : ― Ya Rabb kami, tiadalah Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.‖ QS Ali

Imran :191

Daftar Pustaka

http://sahronifajrin.blogspot.com/2013/05/kisah-inspiratif-salman-al-farisi.html

http://www.academia.edu/4584585/berfikir_kritis

Page 161: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

151

Buku Mentor Karisma 34

Page 162: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

152

Buku Mentor Karisma 34

Organisasi dan Event Organizing

Indikator

- Adik Memahami esensi kepemimpinan

- Adik dapat berkontribusi dalam sebuah event

Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda. ―Setiap kalian adalah pemimpin dan

setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya. Seorang Imam

(pimpinan) adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang

dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya dan ia akan dimintai

pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah

suaminya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang khadim

(pembantu) adalah pemimpin pada harta tuannya (majikannya), dan ia bertanggung jawab atas

apa yang dipimpinnya.‖

(HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, Abu Daud & Ahmad bin Hambal)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini. Diantara hikmah-hikmah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Hakekat kepemimpinan dalam Islam. Seorang pemimpin dalam Islam, bukanlah sekedar

seseorang yang diangkat untuk menempati jabatan kepemimpinan tertentu, seperti jabatan

presiden misalnya. Namun pemimpin adalah seseorang yang mendapatkan suatu amamat yang

harus dikerjakan dan dilaksanakannya, kendatipun kecilnya amanat tersebut. Karena apa yang

diamanatkan kepada dirinya, kelak semuanya akan dimintai pertanggun jawabannya oleh Allah

SWT tanpa terkecuali.

2. Manhaj (metode) Rasulullah SAW dalam membina para sahabatnya. Beliau senantiasa

menanamkan rasa ―kepemimpinan‖, pada hati setiap sahabatnya. Contohnya adalah dalam hadits

ini, dimana beliau menanamkan rasa ―kepemimpinan‖ sahabat, kendatipun sahabat tersebut hanya

sebagai seorang khadim (pelayan), atau hanya sebagai seorang suami dan juga bahkan jika ia

hanya sebagai seorang istri di rumah suaminya. Pada hakekatnya, semua orang adalah pemimpin.

3. Persamaan tanggung jawab insan di hadapan Allah SWT. Karena semua manusia akan kembali

kepada Allah SWT, kendatipun tingginya kedudukan yang dimilikinya di dunia ini. Seorang

khadim, belum tentu ia lebih hina di akhirat dibandingkan dengan majikannya. Seorang istri yang

hanya sebagai ibu rumah tangga, bisa jadi ia lebih mulia dibandingkan dengan seorang presiden

yang memimpin sebuah negara. Namun mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu

pertanggung

jawaban yang sama atas amanat yang Allah berikannya pada mereka. Inilah bukti keadilan Islam.

4. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mendahulukan menyebut ―Imam‖, kemudian mengakhirkan

menyebut ―Khadim‖. Hikmah dari mengawalkan imam dan mengakhirkan khadim adalah karena

kecendrungan manusia yang sering silau dengan jabatan. Manusia berlomba-lomba mencari

jabatan yang paling tinggi di kehidupan dunia ini, karena dipandang sebagai satu kemuliaan.

Padahal semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin besar tanggung jawab yang akan

dipikulnya di akhirat kelak. Dalam sebuah hadits umpamanya, Rasulullah SAW mengatakan :

Page 163: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

153

Buku Mentor Karisma 34

Rasulullah SAW bersabda, ―Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan amanat kepadanya

berupa

rakyat yang dipimpinnya kemudian ia meninggal dunai dan pada saat ia meninggal ia berbuat

kecurangan terhadap rakyatnya, maka Allah akan haramkan baginya surga (HR. Muslim)

5. Setiap muslim harus berhati hati terhadap profesi apapun yang diembannya; apakah sebagai

karyawan, pedagang, buruh pabrik, ibu rumah tangga, pembantu, tukang kebun, supir taksi,

pengurus masjid, marbot masjid, bendahara yayasan, anggota dewan, pejabat, kepala sekolah dan

lain sebagainya. Karena pada hakekatnya ia sedang memimpin pada ―amanahnya‖ tersebut. Jika

tidak berhati-hati, maka ia akan mendapatkan azab, karena lalai dalam menjalankan amanahnya.

Pengertian kepemimpinan dalam berorganisasi

Anderson (1988), ―leadership means using power to influence the thoughts and actions of others

in such a way that achieve high performance‖.

Anderson (1988), "kepemimpinan berarti menggunakan kekuatan untuk mempengaruhi pikiran

dan tindakan orang lain sedemikian rupa yang mencapai kinerja tinggi".

- Komponen penting dalam sebuah kepemimpinan

a. Pemimpin, yaitu orang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.

Pemimpin harus mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang tinggi.

b. Kemampuan menggerakkan. Yaitu bagaimana pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk

mencapai tujuan organisasi

c. Pengikut. yaitu orang-orang yang berada dibawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.

d. Tujuan yang baik, yaitu apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.

e. Organisasi, yaitu wadah atau tempat kepemimpinan berada.

Page 164: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

154

Buku Mentor Karisma 34

GHAZWUL FIKRI

Materi : Ghazwul Fikri

Tujuan - Memahami makna ghazwul fikri

- Memahami hal – hal yang dapat menjerumuskan kepada ghazwul fikri

- Terhindar dari ghazwul fikri

Materi Pokok Pengertian ghazwul fikri

Pentingnya memahami ghazwul fikri

Sasaran ghazwul fikri

Metoda – metoda ghazwul fikri

Sarana ghazwul fikri

Akibat ghazwul fikri

Pengertian ghazwul fikri

Pengertian ghazwul fikr dapat dilihat dari segi bahasa dan segi istilah. Ghazwul secara bahasa artinya serangan, serbuan, invasi, sedangkan fikr adalah pemikiran. Sedangkan secara istilah ghazwul fikr artinya penyerangan dengan berbagai cara terhadp pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami.

Pentingnya memahami ghazwul fikri

Mengenal musuh Islam. Mengenal sarana-sarana yang dapat memukul Islam Mengenal keadaan alam Islam Menghindari keraguan dalam Islam. Menjadikan dakwah kepada Allah dengan melihat ayat-ayat-Nya.

Sasaran ghazwul fikri

Menjauhkan umat Islam dari diennya. Berusaha memasukkan orang yang kosong keislamannya kedalam agama kafir. Memadamkan cahaya Allah.

Metod a -metoda ghazwul fikri

Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. e. Tasykik (Pendangkalan/peragu-raguan), yaitu gerakan yang berupaya

menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.

f. Pencemaran/pelecehan, yaitu upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggan kaum muslimin terhadap Islam dan menggambarkan Islam secara buruk.

g. Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir untuk menyesatkan umat

Page 165: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

155

Buku Mentor Karisma 34

Islam dengan cara halus sampai kasar. h. Taghrib (westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya untuk

mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin untuk menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.

Menyerang Islam dari dalam d. Penyebaran sekularisme, yaitu usaha memecahkan antara agama

dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. e. Penyebaran nasionalisme, yang dapat membunuh ruh ukhuwah

islamiyah. f. Pengrusakan ahlak umat Islam terutama generasi mudanya.

Sarana ghazwul fikri

Ghazwul fikr dapat menyebar melalui berbagai sarana, yang dikenal dengan 3F dan 5S, dimana 3F itu terdiri dari Food (makanan), Fun (Hiburan(, Fashion (Cara berpakaian). Sedangkan 5S terdiri dari Song (lagu), Sex, Sport (olahraga), Shopping (berbelanja/konsumerisme), dan science (ilmu pengetahuan).

Akibat ghazwul fikri

5. Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah. 6. umat Islam menjadi minder dan rendah diri 7. umat Islam menjadi ikut-ikutan terhadap budaya orang kafir 8. umat Islam menjadi tepecah belah.

Sumber Disampaikan dalam Mabit KAPMI Kota Serang Sabtu, 12 Mei 2012 Oleh : Heri Wahidin [email protected] Dengan editan seperlunya.

Page 166: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

156

Buku Mentor Karisma 34

Da’wah Fardhiyah

Parameter ketercapaian: adik menjadi inspirasi orang disekitarnya untuk rajin beribadah.

Da‘wah adalah kegiatan menyeru manusia kepada Allah agar manusia dapat meninggalkan thaghut.

Da‘wah fardhiyah maksudnya adalah da‘wah individu atau secara perorangan.

. Qur‘an surah Ali Imran ayat 104 dan ayat 110:

ئه أ ىش ا ػ ٠ ف ؼش ثب ش ٠أ ا اخ١ش خ ٠ذػ ا ى زى ف ا .

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan,

menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itu lah orang-orang

yang beruntung (Ali Imran :104)

ؼ ثب ش خ أخشجذ بط رأ خ١ش أ ز او خ١شا ىزبة ىب ا ا ا ثبلل ىش رأ ا ػ ر ف ش ؤ

فبسم ا اوضش

Kamu umat islam adalah umat terbaik yang di lahirkan untuk manusia, (karena kamu)

menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya

ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun

kebanyakan mereka adalah orang-orang pasik.(QS. Ali Imran : 110)

Dalam ayat 104 di atas, Allah menganjurkan kepada orang-orang islam, hendaklah diantara

mereka ada orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah, yaitu memberikan penjelasan-pnjelasan

tentang ajaran-ajaran agama yang harus di laksanakan dan di berikan penerangan tentang larangan-

larangan Allah bagi orang-orang islam. Tumbuhnya amar makruf nahi mungkar di kalangan umat islam

akan menjamin kebahagiaan hidup mereka baik di dunia maupun di akhirat.

Sedangkan ayat 110, Allah menegaskan bahwa umat islam adalah memang diciptakan untuk

menjadi umat teladan bagi umat-umat yang lain karena mereka membawa misi dakwah, yaitu mengajak

kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, serta mencegah segala perbuatan yang keji dan

mungkar.

Hadist tentang perintah melakukan amal ma‘ruf nahi mugkar

ػا ن سهى قال : ي ل هللا صه هللا ػه رس : أ هللا ػ ررة رض أب ػ تبؼ ل ر ي ألجر يثم أج ن ي كا

ئا ى ش ر ج قص ذنك ي ئ ى ش آثاي قص ذنك ي تبؼ ل ثى يثم آثاو ي ل ي ػه ػا ن ضلنت كا )ا )ر يسهىيDari Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “siapa saja

yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang

mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia

mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)

Bentuk da‘wah fardhiyah dapat bermacam-macam, contohnya:

6. Melakukan ibadah secara sungguh-sungguh sehingga menjadi contoh bagi lingkungan sekitar.

7. Mengajak orang-orang disekitar agar dapat melakukan hal-hal yang baik

8. Melarang teman agar tidak melakukan ha-hal yang dilarang.

سهى ق .9 ل هللا صه هللا ػه ؼت قال رس قال س هللا ػ رض نخ ر سؼ ب ػ كر هر ب كى ي رأ ي ل : ي نى إ نى ستطغ بهسا )ر نسهىإ ا ذنك أضؼف ل )ستطغ بقهب

Dari Abu Sa‟id Al Khudri ra, ia berkata saya telah mendengar Rasulullah saw berabda: Barang

siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlahkemungkaran tersebut dengan

tangannya jika tidak mampu maka dengan lisanni, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan

itulah selemah selamahnya iman. (HR.muslim).

10. Mengatakan hal-hal yang benar walaupun itu pahit.

Page 167: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

157

Buku Mentor Karisma 34

Dalam da‘wah fardhiyah, kita memiliki adab-adab yang harus diperhatikan.

5. Menyampaikan apa yang telah kita ketahui, jangan sampai menyampaikan hal yang tidak

diketahui.

6. Kita harus menyampaikan dengan bahasa yang lazim digunakan oleh objek yang dida‘wahi.

7. Kita harus menyampaikan dengan kata-kata dan sikap yang baik.

8. Kita harus menyampaikan dengan hikmah dan pelajaran yang baik

ربك إ أحس ى بانت جا ن ػظت نحست ن ت أػهى ع إن سبم ربك بانحك سبه ضم ػ أػهى ب

. ت بان

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah Yang Mahatahu

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS an-Nahl [16]: 125).

Page 168: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

158

Buku Mentor Karisma 34

Komunikasi dan Adab Terhadap Sesama

Indikator : Memiliki kemampuan bergaul dan bersosialisasi dengan baik

Mentor lebih menekankan bagaiman berkomunikasi yang baik ketika adik menjadi agen

dakwah

Hubungan komunikasi yang kompleks adalah ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat

yang ada di sekitar kita, dengan komunikasi yang baik kita dapat bersosialisasi dengan mudah.

Untuk itu pola komunikasi yang baik harus kita lakukan. Masyarakat di sekitar kita memiliki

karakteristik yang beragam. Mereka berlatar belakang keluarga, pendidikan dan pengalaman

yang beragam. Agar hubungan komunikasi dengan masyarakat dapat terjalin dengan harminis,

maka kita dituntut untuk memahami karaktersitik dan ilmu pengetahuan yang luas. Disamping

itu kita menjalin hubungan komunikasi yang baik, dituntut memberikan kontribusi terhadap

sesama. Misalkan kita harus peka terhadap masyarakat di sekitar kita, barangkali ada yang

membutuhkan bantuan kita. Menjaga silahturahmi dianatara sesama manusia di dalam keluarga

dan masyarakat dengan cara saling nasihat menasihati, tolong menolong di jalan yang baik,

menyuruh berbuat ma‘ruf dan mencegah perbuatan mungkar. Seperti dalam QS At-taubah :71

― dan orang-orang yang beriman, laki-laki atau perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma‘ruf, mencegah dari yang mungkar,

mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rosulnya. Mereka itu

akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. Allah

menjanjikan kepada orang-orang mukmin lelaki dan perempuan. Akan mendapat surga yang

dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka didalamnya, dan mendapat tempat-tempay

yang bagus surga ‗and. Dan keridhoan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang

besar.”

Bentuk dari meningkatkan komunikasi dan sosialisasi dengan sesama kita dapat lakukan dengan:

#minta setiap mentee untuk membacakan ayatnya

D. Ukhuwah ( persaudaraan) ,QS Al-hujarat:10

E. Silahturahmi ,QS Al-Imran : 103

F. Ta‘awun (tolong menolong) QS Al-Maidah :2

G. Afwun (saling memaafkan) QS An-nur 22

H. Rauf (Ramah) QS Al-fath :29

I. Sabar (menahan diri) QS Ali Imran : 15-17

J. Tasamun (toleran) QS Al-Kafirun: 1-5

K. Musawah (persamaan) QS Al-Hujurat : 9

L. Adil QS AL –Maidah :8

M. Kreatif QS Al-Kahfi :17

N. Dinamis QS Al-Insyiroh :7-8

Dalam pola komunikasi dengan sesasama adab berbicara juga harus diperhatikan, karena

perkataan yang kita ucapkan haruslah sesuai jangan sampai melukai hati orang lain, oleh karena

perkataan yang kita ucapkan haruslah seperti yang Al-Quran ajarkan yaitu:

Page 169: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

159

Buku Mentor Karisma 34

7. Qaulan Sadida QS An-nisa:9 dan QS al-Azhab :70

Yaitu perkataan yang lemah lembut,jelas,jujur,tepat, baik dan adil.seperti saat seseorang

memberi wasiat.

8. Qoulan ma‟rufa QS An-nisa :5 ,Al-Baqoroh: 235, dan Al-anfal : 32

Mengandung arti perkataan yang baik (sopan,halus,indah,benar,penuh penghargaan,

menyenangkan , serta sesuai dengan kaidah hukum dan logika) dalam pengertian diatas

tampak bahwa perkataan yang baik adalah bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang

dapat dipahami oleh orang yang diajak bicara dan diucapkan dengan pengungkapan yang

sesuai dengan norma. Seperti yang disukai perempuan dan anak-anak.

9. Qoulan Baligho QS An-Nisa :63

Yaitu ucapan yang benar dari segi kata. Apabila dilihat dari segi sasaran atau ranah yang

disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang efektif. Seperti saat Nabi memebri

nasihat.

10. Qoulan masyura QS Al-Isra :28

Adalah ucapan yang membuat orang lain merasa mudah, bernada lunak,indah,

menyenangkan,halus,lemah lembut dan bagus. Serta memberikan optimisme bagi orang

yang diajak bicara. Seperti ketika memberi janji yang menyenangkan.

11. Qoulan layyina QS Thaha:44

Adalah ucapan yang baik yang dilakukan dengan lemah lembut sehingga dapat

menyentuh hati hat orang yang diajak bicara. Seperti nabi Musa mendakwahi Firaun.

12. Qoulan Karima QS Al-Isra :23

Adalah ucapan yang lembut berisi permuliaan,penghargaan,pengagungan,dan

penghormatan kepada orang yang diajak berbicara. Seperti seorang budak menghadapi

majikannya.

Daftar pustaka :

Sauri,sofyan. 2006. Pendidikan Berbahasa santun. Bandung: Ganesindo

Sauri,sofyan. 2006. Membangun Komunikasi dalam Keluarga. Bandung: Ganesindo

Page 170: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

160

Buku Mentor Karisma 34

Page 171: BBM (Buku Buat Mentor) KARISMA ITB

161

Buku Mentor Karisma 34