laporan program kemitraan mentor
DESCRIPTION
Program KemitraanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap
sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan
input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan. Kemitraan sekolah dapat
dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan
tinggi, sekolah pada jenjang setara, dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), serta
masyarakat di lingkungannya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Salah
satu indikator mutu operasional sekolah adalah melaksanakan kegiatan sister
school. Puncak dari keberhasilan indikator tersebut ditandai dengan pelaksanaan
kemitraan dengan sekolah di negara-negara yang berkeunggulan dalam bidang
pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu lulusan sehingga sekolah
menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait
erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PTK) tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya seperti
sarana dan prasarana serta pembiayaan. Kepala sekolah merupakan salah satu
PTK yang posisinya memegang peran sangat signifikan dan strategis dalam
meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah profesional adalah kepala sekolah yang melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
meliputi: dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan,
dan sosial.
Di dalam Permendiknas tersebut dinyatakan bahwa seorang kepala sekolah
harus mempunyai dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi dan sosial. Dengan standar tersebut diharapkan seluruh kepala
1
2
sekolah/madrasah di Indonesia memiliki kompetensi yang layak sebagai
kepala sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah memberikan acuan bagi
sistem penyiapan kepala sekolah/ madrasah, Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) kepala sekolah, dan Penilaian Kinerja kepala sekolah.
Kepala Sekolah sebagai tenaga kependidikan mempunyai peran yang
sangat besar di dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di
dalam pengelolaan sekolah. Mengingat pentingya tugas dan peran kepala sekolah,
maka kepala sekolah yang di angkat adalah guru yang mempunyai prestasi luar
biasa.
Tugas dan fungsi kepala sekolah sangat berat, terlebih dengan
diberlakukannya manajemen berbasis sekolah yaitu mengembangkan sekolah,
agar sekolah tersebut mampu meningkatkan mutu pendidik yang akan berdampak
pada peningkatan kualitas proses pembelajaran termasuk harus mampu bekerja
sama dengan semua unsur di sekolah termasuk guru, siswa, staf sekolah serta
harus mampu memanfaatkan sumber daya masyarakat dan lingkungan sekolah.
Mengingat besarnya peran kepala sekolah di dalam meningkatkan mutu
pendidikan, sudah selayaknya kepala sekolah mendapatkan perhatian khusus.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap
sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan
input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan. Kemitraan sekolah dapat
dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan
tinggi, sekolah pada jenjang setara, dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), serta
masyarakat di lingkungannya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri
Program Kemitraan Kepala Sekolah yang difasilitasi oleh LPPKS
merupakan salah satu upaya meningkatkan peran kepala sekolah dalam
mewujudkan mutu pendidikan yang sejajar dengan sekolah pengimbas. Adapun
tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi In Service Learning 1, untuk
3
keseluruhan materi latih termasuk kemitraan sekolah pada tahap On the Job
Learning, dan materi latih pada tahap In Service Learning 2.
Berdasarkan hasil Pelaksanaan On The Job learning (OJL) in I diperoleh
Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) didasarkan kepada
enam komponen dari instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang meliputi :
kompetensi kepala sekolah yaitu kepribadian dan sosial, kepemimpinan
pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumber daya manusia,
kewirausahaan, dan supervisi pembelajaran.
Berdasarkan komponen di atas, saya selaku kepala SD Negeri Anyelir 1
Kecamatan Pancoranmas Kota Depok yang ditunjuk berdasarkan verifikasi
menjadi SD Pengimbas memiliki kelemahan pada komponen Pengembagan
Sekolah. Selanjutnya berdasarkan Visi dan Evaluasi Diri SD Anyelir 1 diperoleh
hasil analisis bahwa ditemukan kelemahan pada standar pengelolaan khususnya
pada kemampuan kepala sekolah dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan
supervisi.
Berdasarkan hasil Analisis dari instrumen penilaian kinerja kepala sekolah,
dan analisis evaluasi diri sekolah di SD Negeri Anyelir 1 maka penulis memilih
judul “Upaya Mewujudkan Sekolah Sehat melalui Sumbangan Sukarela Tanpa
Tekanan Guna Meningkatkan Peran Serta Masyarakat di SD Negeri Anyelir 1
Kota Depok”.
B. Tujuan
Menindaklanjuti kegiatan in servis 1 yang telah dilaksanakan oleh kepala
sekolah, sebagai bekal dalam melaksanakan program kemitraan kepala sekolah di
sekolah sendiri maupun sekolah magang, maka peserta diwajibkan melaksanakan
kegiatan OJL yang secara umum bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah pada dimensi yang menjadi fokus
pengembangan (3 komponen).
2. Meningkatkan variasi kegiatan dan kualitas implementasinya dalam
manajemen sekolah.
3. Meningkatkan keterlaksanaan supervisi akademik di sekolah.
4
C. Manfaat
Berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan kepala sekolah, maka hasil yang
ingin dicapai melalui On the Job Learning (OJL ) adalah :
1. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah pada dimensi yang menjadi fokus
pengembangan (3 komponen).
2. Meningkatkan variasi kegiatan dan kualitas implementasinya dalam
manajemen sekolah.
3. Meningkatkan keterlaksanaan supervisi akademik di sekolah.
BAB IIPERENCANAAN
A. Profil Kepala Sekolah Pengimbas
Saat ini SD Negeri Anyelir 1 dipimpin oleh Suhyana, M.Pd. dilahirkan
di Bogor pada tanggal 25 Agustus 1967 berdasarkan SK nomor ......
menggantikan Bapak Mahyudin, S.Pd. Untuk lebih lengkapnya di bawah ini
disajikan Biodata, sebagai Berikut :
1. Biodata Kepala Sekolah
Tabel 1. Biodata Kepala Sekolah
5
6
2. Riwayat Pendidikan
Tabel. 2. Riwayat Pendidikan
1. Nama Lengkap Suhyana, M.Pd
2. NIP 19670825 198803 1 014
3. Jabatan Fungsional Kepala Sekolah
4. Pangkat dan Golongan Pembina, / IV/a
5. Tanggal Lahir 25 Agustus 1967
6. Tempat Lahir Bogor
7. Jenis Kelamin Laki laki
8. Agama Islam
9. Sekolah SD Negeri Anyelir 1
10. Alamat Sekolah JL. Nusantara Raya N0 214.
11. Telp./ Fax (021)
12. Status Sipil Kawin
13. Alamat a. Jalan H. Kimah Kp. Rawadenok Rt. 02/01Rangkepanajaya Baru
b. Kelurahan Rangkepanjaya
c. Kecamatan Pancoranmas
d. Kota Depok
e. Provinsi Jawa Barat
14. Telp. a. Rumah (021)
b. HP
c. E-mail .
7
NOJENJANG
PENDIDIKAN
NAMA SATUAN PENDIDIKAN
JURUSANTAHUN LULUS
1 2 3 4 5
1 SD MI 1980
2 SMP MTsN IV 1983
3 SMA SPGN 3 19864 D2 - 19885 S1 PGSD 2004
6 S2 Uhamka MAP 2011
3. Kursus dan Pelatihan
Tabel 3. Kursus dan Pelatiahn
NONAMA/KURSUS/
LATIHAN
LAMANYA/TGL/ BLN/ THN/ S/D/ TGL/BLN/THN
IJAZAH/TANDA LULUS/SURAT KETERANGAN
TAHUN
TEMPAT KET
1 2 3 4 5 6
1 Pelatihan Profesional dan Pedagogik Guru
30 Jam / Sepetember-Desember 2007
Sertifikat dari Teacher Instutute Sampoerna Poundation, 2007
Jakarta
2 Diklat Penelitian Tindakan Kelas
30 Jam/ 20-22 Mei 2008
STTPL dari Dirjen PMPTK DEPDIKNAS 2008
Bandung
3 Diklat Kepala sekolah dan Guru
31 Jam/ 13-15 Oktober 2008
Sertifikat dari Dinas Pendidikan 2008
Depok
4 Workshop Pelatihan Guru SDSN
32 Jam/ 2-4 Pebruari 2009
Sertifikat Dinas Pendidikan 2009
Depok
5 Workshop MGMP, dan KKG
8 Jam / 19 Agustus 2009
Sertifikat Dinas Pendidikan 2009
Depok
8
NONAMA/KURSUS/
LATIHAN
LAMANYA/TGL/ BLN/ THN/ S/D/ TGL/BLN/THN
IJAZAH/TANDA LULUS/SURAT KETERANGAN
TAHUN
TEMPAT KET
6 Diklat Peningkatan Mutu Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Penilaian Pendidikan
50 Jam/ 15-19 Juni 2010
Sertifikat Dirjen PMPTK LPMP Jawa Barat 2010
Bandung
7 Diklat Guru Pemandu Matematika SD Jenjang Sekolah Dasar Angkatan ke-28
120 Jam/ 11-24 Juli 2010
Sertifikat dari Dirjrn PMPTK , P4TK Matematika Yogyakarta 2010
Yogyakarta
8 Diklat Pelatih dan Penilai Penilaian Kinerja Guru
44 Jam / 18-22 Oktober 2011
PBSDM LPMP Prov. Jabar 2011
Bandung
9 Seminar Peningkatan Kuwalitas SDM Indonesia
14 Desember 2011
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jakarta
10 Diklat Training of Trainer District Core Team Asessor Penilaian Kinerja Guru 2011
44 Jam/ 18-22 Oktober 2011
Sertifikat LPMP Jawa Barat 2011
Bandung
11 Diklat Pemngembangan Pembelajaran Karakter Bangsa
11-13 Oktober 2012
Piagam Dinas Provinsi Jawa Barat 2012
Bandung
12 Diklat Bimbingan Teknis Calon Tim Penilai Angka Kredit Bagi PTK Dikdas
60 Jam / 17-23 September 2013
Sertifikat Dirjrn PMPTK Kemendikbud 2013
Yogyakarta
13 Diklat Instruktur Nasional Implementasi
42 Jam / 4- 8 April 2014
Sertifikat Badan PSDM Pendidikan dan
Depok
9
NONAMA/KURSUS/
LATIHAN
LAMANYA/TGL/ BLN/ THN/ S/D/ TGL/BLN/THN
IJAZAH/TANDA LULUS/SURAT KETERANGAN
TAHUN
TEMPAT KET
Kurikulum 2013 Bagi Kepala Sekolah Jenjang Sekolah Dasar
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan P4TK BISPAR 2014
14 Workshop Pendampingan Kurikulum 2013
44 Jam / 25- 29 Agustus 2014
Sertifikat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2014
Bandung
15 Workshop Tim Pengembang MBS di Sekolah Dasar
40 Jam / 8 – 12 September 2014
Sertifikat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat , 2014
Bandung
16 Bintek Penilaian Kinerja Tingkat Kab/Kota
60 Jam / 3 – 9 Nopember 2014
Sertifikat, Dirjendikdas Direktorat P2TK Pendidikan dasar , 2014
Jakarta
B. Profil SD Anyelir 1
SD Negeri Anyelir 1 kota Depok beralamat di Jalan Nusantara Raya
No. 241 Depok Jaya Pancoranmas Kota Depok telepon (021) 77215593
berstatus sekolah negeri yang berdiri di atas tanah Fasos dan fasum milik
Perumnas ( Perumahan Nasional ) seluas 2639 M.
Didirikan pada tahun 1980 dan dihibahkan ke Pemerintah Kota Depok
dengan SK Pendirian 957/PSD/1980, dengan komiten menjadi sekolah
terunggul di kota Depok SD Negeri Anyelir 1 mengembangkan visi sekolah
yaitu Membentuk siswa yang berkarakter dan berbudaya lingkungan serta
berprestasi dalam IPTEK.
Dalam rangka mewujudkan visi diatas, misi yang akan diemban oleh
SD Negeri Anyelir 1sebagai berikut :
1. Penanaman akhlak mulia yang terintegrasi dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
10
2. Membantu peserta didik menggali dan menyalurkan potensidiri
3. Menumbuhkembangkan semangat berkompetisi secara akademik maupun
non akademik.
4. Mengembangkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan.
5. Melakukan pemberdayaan dan pembinaan karir guruprofesional.
6. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektifdan
menyenangkan (PAIKEM)
7. Menciptakan sekolah yang berbudaya lingkungan baik didalam sekolah
maupun di luar sekolah.
8. Membudayakan siswa untuk menciptakandan menjaga lingkungan
sekolah yang bersih, sehat, rindang, asri, aman dannyaman sehingga
membentuk karaktersiswa untuk hidup sehat.
9. Membentuk karakter siswa agar dapatmembuang sampah sesuai dengan
tempatnya.
10. Mengoptimalkan kompetensi siswa melalui Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
Untuk mencapai misi yang diinginkan SD Anyelir 1 memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Terbentuknya akhlak mulai sejak dini
2. Tanggap dan kritis dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan seni budaya.
3. Menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah, kreatif dan
mandiri.
4. Memiliki perilaku yang berbudaya terhadaplingkungan sekolah.
5. Membentuk karakter siswa agar dapatmenciptakan kondisi sekolah yang
bersih, rapi, aman, rindang, indah dan sehat sehingga
dapatdiimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
6. Membentuk karakter siswa untuk dapat memanfaatkanbarang-barang
limbah domistik untuk dapat digunakanmenjadi barang yang bermanfaat.
7. Meningkatkan kualitas sumber daya dan tenaga kependidikan.
11
8. Mempersiapkan peserta didik untukmelanjutkan pendidikan serta di
terima di sekolah unggulan.
Saat ini SD Negeri Anyelir 1 memiliki fasilitas ruang belajar 13 ruang,
ruang, ruang guru, ruang BP, Ruang Kepala Sekolah, Tata Usaha,
Laboratorium Komputer, Ruang perpustakaan, UKS, gudang, Ruang Forum
Kegiatan Gugus, Pos Keamanan, WC siswa dan guru yang refresentatif, dan
ruang Kantin.
Sarana peniunjang lain yang dimiliki antara lain, Gedung olahraga,
Halama Upacara yang luasnya 430m2, kebun sekolah, taman sekolah luasnya
581m2 , halaman parkir, tempat pembuangan sampah sementara, dan tempat
ibadah.
Saat ini SD Anyelir 1 memiliki rombongan belajar sebanyak 20
rombongan dengan jumlah siswa seluruhnya mencapai 723 siswa terdiri atas,
363 laki-laki dan360 orang perempuan.
Adapun sebagai sekolah yang selalu diminati oleh masyarakat SD
Negeri Anyelir 1 telah banyak menorehkan prestasi di berbagai event, baik
tingkat kecamatan, kota, provinsi, nasional dan internasional antara lain :
Tabel 4. Prestasi SD Negeri Anyelir 1
No
JenisPrestasi
WaktuPelaksanaan
Tingkat Kejuaraan
1 Juara 1 Tahun 2010 Nasional GUGUS2 Juara 1 Tahun 2010 Nasional IPTEK
3 Juara 1 Tahun 2011 Kota / kabupaten UKS4 Juara 1 Tahun 2011 Kota / kabupaten Mushollah5 Juara 1 Tahun 211 Kota / kabupaten Lintasdesa6 Juara 1 Tahun 2012 Kota / kabupaten Cerdascermat7 Juara 1 Tahun 2012 Kota / kabupaten Vokal solo8 Juara 1 Tahun 2012 Kecamatan Aksarasunda9 Juara 1 Tahun 2012 Propinsi Sekolahsehat10 Juara 3 Tahun 2013 Propinsi UKS11 Juara 1 Tahun 2013 Nasional Renang
12 Juara 3 Tahun 2013 Internasional Melukis13 Juara 1 Tahun 2013 Nasional taekondo14 Juara 1 Tahun 2014 Kota / Kab Tenis lapangan15 Juara 1 Tahun 2014 Kota / Kabupaten BuluTangkis16 Juara 1 Tahun 2014 Kota / Kabupaten PencakSilat17 Juara 1 Tahun 2015 Kota / Kab Guru Berprestasi18 Juara 1 Tahun 2015 Kota / Kabupaten TenisMeja
12
19 Juara 1 Tahun 2015 Kota / Kabupaten Vokal solo
C. Keunggulan Sekolah Pengimbas
Sebagai salah satu sekolah yang mampu meningkatkan indek partisipasi
masyarakat dan menjadi salah satu sekolah terpercaya di kota Depok, SD
Negeri Anyelir 1 memiliki keunggulan baik di bidang akademik maupun non
akademik.
1. Standar Isi
a. Pengembangan Kurikulum 2013.
b. Pengembangan kerangka dasar kurikulum berbasis kompetensi.
c. Pengembangan struktur kurikulum.
d. Pengembangan beban belajar.
e. Pengembangan kalender pendidikan.
f. Pengembangan Silabus dan RPP.
g. Pemetaan KTSP untuk semua mata pelajaran.
2. Standar Proses
a. Pengembangan perencanaan proses pembelajaran.
b. Pengembangan pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
d. Pengembangan diversifikasi kurikulum muatan lokal.
e. Mengadakan diversifikasi kurikulum.
f. Mengoptimalkan program kesiswaan.
g. Mengoptimalkan peranan dan tugas pendidik dan kependidikan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
a. Melaksanakan Program remidi.
b. Melaksanakan program pengayaan.
c. Melaksanakan program pembelajaran tambahan.
d. Melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi akademik dan non
akademik
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
13
a. Tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik dan
bersertifikasi
b. Mempermudah ijin tenaga pendidik dan kependidikan yang ingin
mengembangkan diri
c. Melaksanakan program-program kursus komputer atau sejenisnya
untuk meningkatkan keahlian tenaga pendidik dan kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasana
a. Sekolah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai
pengelolaan sarana dan prasarana.
b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal:
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat;
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
c. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
d. Pengelolaan sarana prasarana sekolah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan
kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi
gedung dan laboratorium serta pengembangannya.
6. Standar Pengelolaan
14
a. Sekolah memiliki visi, misi, tujuan dan strategi yang dirumuskan
melalui tim Perumus RKAS
b. rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan.
c. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh
dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah swasta rencana
kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak
yang terkait.
d. Rencana kerja empat tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat
dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah.
e. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas.
f. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai 8
Standar Nasional Pendidikan:
7. Standar Pembiayaan
a. Partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan cukup tinggi
b. Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah
mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di
luar dana investasi dan operasional;
15
3) kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan
peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta
institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
diputuskan oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala
sekolahserta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya.
e. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk
menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan
akuntabel.
8. Standar Penilaian
a. Peniliaan harian, ujian blok, ujian semester, ujian akhir sekolah, ujian
nasional terlaksana dengan baik sesuai ketentuan dan kalender
pendidikan
b. Prestasi belajar siswa cenderung meningkat
c. Laporan kemajuan belajar / rapor siswa terlaksana sesuai kalender
pendidikan .
d. Prestasi belajar siswa cenderung meningkat
e. Laporan kemajuan belajar / rapor siswa terlaksana sesuai kalender
pendidikan
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah
Program kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban sekolah
untuk sub bagian program budaya dan lingkungan sekolah sudah
dilaksanakan dan terprogram dengan baik, hanya diperlukan pembinaan
secara berkesinambungan.
Prestasi yang diraih SD Negeri Anyelir 1 Pancoran Mas, Depok,
diantarannya juara Dokter Kecil, Bahasa Inggris, dan belum lama ini jadi
peserta pertukaran pelajar ke New Zaeland.
16
SDN Anyelir 1 Kota Depok berhasil lulus dan mengikuti Program
Sister School ke New Zealand. Program Sister School merupakan program
pengiriman pelajar Indonesia untuk belajar tentang pendidikan dan kultur
di negara lain. Program ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Seluruh sekolah dari seluruh Indonesia
harus mengikuti tes yang cukup ketat untuk dapat mengikuti program ini.
Tes diikuti dari mulai Kepala Sekolah, Guru dan Murid, sesuai dengan
yang ditentukan formasi tes oleh Kemendikbud RI. Sister School
merupakan ajang rintisan yang bertaraf Internasional.
SDN Anyelir 1 Kota Depok berhasil lulus tes dan akan mengirimkan
6 siswanya, dan 1 guru bahasa Inggris honorer untuk berangkat ke New
Zealand.
Adapun kegiatan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah
yang berhasil dikembangkan meliputi :
a. Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang
kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan
b. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting
minimum yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang,
serta penjelasannya;
3) diputuskan oleh kepala sekolah dalam rapat dewan pendidik.
c. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,
termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana pendidikan;
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah,
serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.
17
d. Tata tertib sekolah ditetapkan oleh kepala sekolah melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah, dan
peserta didik.
e. Sekolah menetapkan kode etik warga sekolah yang memuat norma
tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan
hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat;
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi
dan sangsi bagi yang melanggar.
f. Kode etik sekolah ditanamkan kepada seluruh warga sekolah/madrasah
untuk menegakkan etika sekolah.
g. Sekolah perlu memiliki program yang jelas untuk meningkatkan
kesadaran beretika bagi semua warga sekolah.
h. Kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi
ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang
berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni
sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah.
10. Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah
a. Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam
mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan
nonakademik.
18
d. Keterlibatan peranserta warga sekolah dan masyarakat dalam
pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang ditetapkan.
e. Setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan,
berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
f. Kemitraan sekolah dilakukan dengan lembaga pemerintah atau
nonpemerintah.
g. Kemitraan SD/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan
SMP/SMPLB atau yang setara, serta dengan TK/RA/BA atau yang
setara di lingkungan.
h. Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian
secara tertulis.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah, aspirasi
orang tua peserta didik belum optimal walaupun sekolah memberi
keleluasaan berpartisipasi aktif/cenderung menyerahkan sepenuhnya pada
pihak sekolah.
Pekerjaan Orang Tua Wali peserta didik masih banyak yang tidak
tetap sehingga perlu dicari solusi yang tepat agar peserta didik yang
orangtuanya tidak memiliki pekerjaan mendapat bantuan dari pemerintah
ataupun menjadi anak asuh bagi yang berminat.
Penghasilan Orang Tua Wali peserta didik masih banyak yang tidak
tetap sehingga perlu diadakan klasifikasi beban sumbangan biaya untuk
pelaksanaan kegiatan yang tidak teranggarkan dari bantuan pemerintah
sehingga wajar dikdas 9 tahun dapat berjalan dengan lancar.
Tingkat kesejahteraan orangtua/wali rata-rata Pra sejahtera 20%,
Sejahtera 75% dan Purna sejahtera 5%. Pengurus Komite Sekolah perlu
ditambah 8 orang untuk jabatan sekbid- sekbid sehingga meringankan
pekerjaan dan terarah.
Perlu Sosialisasi fungsi dan peran komite terhadap pengurus komite
serta menyusun AD/ART agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
baik dan penuh tanggung jawab. Perlu dipilih pengurus dengan komposisi
anggota yang variatif sehingga mewakili berbagai komposisi terutama
19
yang berpotensi sebagai donatur dan ahli dibidang pendidikan sehingga
dapat memudahkan pengambilan solusi berbagai permasalahan yang
timbul.
Organisasi komite sudah terbentuk, pertemuan sudah terjadwal,
tetapi perlu ditambah intensitas pertemuan, minimal satu kali per triwulan.
Komite sekolah telah memberikan kontribusi sebagai pemberi
pertimbangan, tetapi perlu ditingkatkan terutama dalam penanggulangan
anggaran. Pada dasarnya komite telah melaksanakan fungsinya sebagai
pendukung sekolah, melalui berbagai bentuk dukungan. Hanya sejak
keluarnya Permen no.48 dukungan komite sekolah dalam bentuk keuangan
menjadi terhambat. Peran dan fungsi komite sebagai pengontrol sudah
bejalan dengan baik.
Peran dan fungsi komite sebagai penghubung belum optimal
terutama dalam hubungan dengan dinas dan instansi lainnya termasuk
dengan Dunia Usaha.
Sekolah selalu melaporkan pelaksanaan program dan
pertanggungjawaban kas baik kepada orang tua maupun komite sekolah.
Komite sekolah telah menfasilitasi hubungan kerjasama dalam
pengembangan sekolah. Ini terlihat dari kondisi masyarakat luas yang
belum optimal menunjukkan dukungan pada program pengembangan
sekolah, walau begitu manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
sudah berjalan dengan baik tapi perlu peningkatan dalam bidang
Pemerintah Kecamatan, Organisasi Kemasyarakatan, Dunia Usaha dan
Dunia Industri serta dengan media Audio/Visual.
D. Potensi Pengembangan
1. Pengelolaan Sekolah
a. Mampu melibatkan semua unsur di sekolah dalam menyusun Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS)/ Rencana Kerja Sekolah(RKS), dalam
rangka mencapai visi,misi dan tujuan sekolah (contoh: membentuk
Tim Pengembang Sekolah (TPS) ).
20
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai bahan
penyusunan rencana pengembangan sekolah
c. Mampu mengidentifikasi peluang dan tantangan sebagai bahan untuk
mendiagnosis jenis kebutuhan yang diperlukan dalam perbaikan mutu
sekolah.
d. Mampu memimpin penyusunan rencana pengembangan sekolah dan
membekali semua unsur di sekolah dalam pembuatan rencana
pengembangan sekolah (contoh: pelatihan TPS dan pembuatan EDS).
2. Kepemimpinan Pembelajaran
a. Mampu menyusun program sekolah sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
b. Mampu menerapkan program sekolah sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
c. Mampu mengambil keputusan dan berani menghadapi
tantangan/resiko untuk tercapainya visi dan misi sekolah
Mampu mengevaluasi program sekolah sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
d. Mampu membuat program berkaitan dengan budaya dan iklim sekolah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran .
e. Mampu melaksanakan program berkaitan dengan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
f. Mampu mengevaluasi program berkaitan dengan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
g. Mampu melaksanakan program tindak lanjut berkaitan dengan budaya
dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
h. Mampu menerapkan kepemimpinan yang dapat memotivasi warga
sekolah dalam mencapai tujuan sekolah (contoh: memberi apresiasi
terhadap prestasi yang dicapai warga sekolah).
21
i. Mampu menerapkan kepemimpinan yang kreatif (contoh: mendorong
munculnya ide-ide baru berkaitan hemat energi, pelestarian
lingkungan).
j. Mampu menerapkan kepemimpinan yang inovatif (contoh:
memfasilitasi implementasi ide-ide baru berkaitan hemat energi,
pelestarian lingkungan).
k. Mampu menjadi inspirasi warga sekolah berkaitan keteladanan
penerapan nilai-nilai karakter (contoh; jujur, disiplin).
3. Supervisi Pembelajaran
a. Sekolah menyusun program tahunan supervisi akademik dalam
rangka meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi.
1) Fokus pada perbaikan proses dan hasil belajar.
2) Jadwal pelaksanaan dan istrumen supervisi akademik
3) Dikomunikasikan pada bulan pertama di awal tahun.
4) Pendelegasian dan pembagian tugas supervisor kepada guru
senior.
b. Menerapkan prosedur, pendekatan, dan teknik supervisi yang tepat
(contoh: ada pra observasi, observasi dan post observasi).
c. Mengembangkan instrumen supervisi yang relevan dengan tuntutan
perubahan dan sesuai dengan perkembangan kurikulum dari
pemerintah (contoh: ada muatan nilai-nilai karakter).
d. Mampu mengevaluasi pelaksanakan supervisi akademik
e. Memanfaatkan hasil penilaian supervisi akademik dalam rangka
evaluasi program sekolah di bidang akademik
f. Mampu menindaklanjuti hasil penilaian supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru (contoh: efektifitas metode
pembelajaran, relevansi media pembelajaran, efektifitas teknik
penilaian).
22
g. Menindaklanjuti hasil penilaian supervisi akademik dengan
mengefektifkan dan lebih mengaktifkan KKG sekolah, mengirim guru
dalam pelatihan-pelatihan.
h. Mampu menindaklanjuti hasil penilaian supervisi akademik dengan
menyelenggarakan workshop dan mengundang nara sumber yang
kompeten sesuai dengan hasil evaluasi supervisi akademik.
BAB III
PELAKSANAAN
A. Pendampingan dan Pembimbingan di Sekolah Magang
1. Pengembangan Sekolah
Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap kinerja
kepala sekolah . Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai manajer dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan
di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk
mengembangkan seluruh sumber daya sekolah. Efektivitas kepemimpinan
kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan
seluruh warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan
sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi dalam menyusun
Rencana Pengembangan Sekolah SD Negeri Anyelir 1, saya selaku kepala
sekolah harus mampu menunjukkan bahwa sebagai sekolah Pengibas
dapat dijadikan contoh dalam pengembangan berbagai program sekolah,
oleh karena itu kami berupaya seoptimal mungkin dalam mengembangkan
sekolah berpedoman pada berbagai aturan yang telah ditetapkan berkaitan
dengan program pengembangan sekolah.
Oleh karena itu SD Negeri Anyelir 1 dalam pengembangan sekolah
menerapkan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pengembangan sekolah/madrasah jangka panjang,
menengah, dan pendek dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan
sekolah/madrasah.
b. Mengembangkan struktur organisasi sekolah/madrasah yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
c. Melaksanakan pengembangan sekolah/madrasah sesuai dengan
rencana jangka panjang, menengah, dan jangka pendek sekolah
menuju tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah.
23
24
d. Mewujudkan peningkatan kinerja sekolah yang signifikan sesuai
dengan visi, misi, tujuan sekolah dan standar nasional pendidikan.
e. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat.
f. Merencanakan dan menindaklanjuti hasil monitoring, evaluasi, dan
pelaporan.
g. Melaksanakan penelitian tindakan sekolah dalam rangka meningkatkan
kinerja sekolah/madrasah.
Sebagai sekolah Pengimbas (Magang) yang akan menjadi contoh
dalam pengembangan sekolah bagi sekolah imbas maka SD Negeri
Anyelir 1 kota Depok mengembangkan program di atas bersama
Kelompok Kerja Rencana Pengembangan Sekolah (KK-RPS) yang terdiri
dari lima unsur meliputi kelompok kepala sekolah, kelompok komite
sekolah, kelompok masyarakat, kelompok guru, dan kelompok wali murid.
Adapun tahapan Penyusunan RPS sebagai berikut :
a. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
b. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan
sekolah saat ini.
c. Memformulasikan pendidikan yang di-harapkan di masa mendatang
d. Mencari kesenjangan antara butir 2 & 3
e. Menyusun rencana strategis
f. Menyusun rencana kerja tahunan
g. Melaksanakan rencana kerja tahunan
h. Memonitor dan mengevaluasi
Dalam membuat rencana pengembangan sekolah, seorang kepala
sekolah dan KK- RPS harus melakukan terlebih dahulu rencana strategis
lima tahun ke depan hal‐hal sebagai berikut.
a. Analisis Lingkungan Strategis:1) Lingkungan geografis
2) Lingkungan demografis.
3) Lingkungan sosial ekonomi
25
4) Budaya
5) Regulasi Pemerintah.
b. Analisis Kondisi Pendidikan Saat ini, misalnya:
1) Pengembangan kelas bilingual, kelas unggul, kelas model
pembelajaran bahasa Inggris, dll.
2) Meninjau kembali visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan.
3) Kondisi sarana dan prasarana sekolah.
4) Sumber daya manusia.
c. Analisis Kondisi Pendidikan Masa Datang (Lima Tahun Ke Depan),
misalnya:
1) Dimungkinkan dikembangkan sekolah nasional yang berskala
internasional secepatnya.
2) Seiring dengan program kota depok tentang kota layak anak,
adhipura, dan kota niaga maka perlu dikembangkan pembelajaran
yang berbasis karakter dan keunggulan lokal dan global.
Sehubungan dengan pelaksanaan program kemitraan, yang
dilaksanakan di SD Negeri Anyelir 1, maka selaku kepala sekolah saya
berusaha menyusun program kemitraan dalam Rencana Tindak Lanjut
sebagai berikut :
a. Tujuan
1) Meningkatkan Kompetensi dalam menyusun Rencana
Pengembangan Sekolah.
2) Meningkatkan kemampuan dalam menyusunh struktur organisasi
yang efektif dan sesuai dengan kompetensi dalam menyusun RPS.
b. Kegiatan
1) Memberikan pendampingan terkait dengan penyusunan RPS/RKS
2) Menjelaskan Tahap-tahap penyusunan RPS/RKS
3) Diskusi dengan kepala sekolah Imbas tentang penyusunan
RPS/RKS.
4) Merencanakan kegiatan pendampingan di SD Imbas dalam
penyusunan RPS/.RKS.
26
5) Menjelaskan teknik mengembangkan struktur organisasi yang
efektif sesuai dengan kebutuhan sekolah.
6) Mendiskusikan strategi yang efektif dalam mengembangkan
organisasi sekolah.
Adapun dalam rangka meningkatkan peran dan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun RPS dan RKS di SD imbas yang dipimpinnya,
pada tanggal 8 Juni 2014 bertempat di SD Negeri Anyelir 1 dilaksanakan
pendampingan dengan materi Penyusunan RPS/RKS.
Pada tanggal 11 – 13 Juni 2015, Kepala SD Negeri Anyelir 1
sebagai mentor melaksanakan kunjungan ke SD Imbas untuk
mendampingi SD Imbas dalam rangka Penyusunan RPS/RKS. Kegiatan
penyusunan RKS yang dilakukan dimulai dengan penyusunan Team
Gugus Tugas yang disebut Kelompok Kerja RPS/RKS (KK-RPS/RKS)
yang terdiri atas komponen komite sekolah, orang tua wali murid, guru,
tokoh masyarakat dan kepala sekolah.
Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari ini diakhiri dengan
finalisasi penyusunan Rencana Kerja Sekolah /Rencana Kerja Jang
Menengah dan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Sekolah.
Pada tanggal 15 Juni 2015, SD Pengimbas menerima kunjungan
SD Imbas dengan maksud untuk mengikuti kegiatan Kunjungan sekolah
Imbas ke pengimbas dalam Pengembangan Struktur Organisasi Sekolah.
Kegiatan kunjungan ini pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan kepala sekolah dalam menyusun struktur organisasi yang
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Pada kegiatan kunjungan tanggal 15 Juni 2015 kepala sekolah
imbas diharapkan memperoleh pengalaman tentang memberdayakan
tenaga pendidik dan kependidikan secara optimal, sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
27
Pada tanggal, 16 Juni 2015 SD Pengimbas mendapat kesempatan
untuk berkunjung ke SD Imbas (SD Mekarjaya 31 dan SD Tugu 10).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi SD Imbas dalam
penyusunan organisasi sekolah yang efektif dan sekolah mampu
menetapkan kerangka kerja dan job deskristion kepada seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan sehingga semua guru dan karyawan
memperoleh tanggung jawab sesuai dengan kemampuan di bidang masing-
masing.
2. Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional
adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran
yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar
mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan
guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas
belajar di sekolah.
Berkaitan dengan kepemimpinan pembelajaran beberapa hal yang
menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
meliputi sebagai berikut :
Kurikulum (apa yang diajarkan) mencakup pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan
perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan
muatan kurikulum; dan pembuatan kalender.
Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus,
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan
ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode
belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya,
pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa.
Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi,
metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan
28
pengembangan profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan
pembelajaran.
Layanan prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun
warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran. Upaya-upaya ini
memerlukan dukungan sumberdaya pendidikan, baik sumberdaya manusia
maupun sumberdaya selebihnya yaitu peralatan, perlengkapan, perbekalan,
bahan, dan uang.
Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat
keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan
meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang
hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang
dengan pesat.
Di bawah ini penulis tuliskan beberapa butir kepemimpinan
pembelajaran sebagai berikut :
a.Memahami peran kepala sekolah yang perlu dikembangkan:
1) mengelola adalah sebagian dari kepemimpinan,
2) menerapkan peran kepemimpinan sekolah lebih cenderung sebagai
pelayan dari pada sebagai penguasa/bos, dan
3) mengembangkan gaya kepemimpinan yang luwes dan gaya bicara
yang enak, dan menghindari gaya kepemimpinan yang kaku.
b. Melaksanakan tanggung jawab secara akuntabel:
1) membangun komunitas belajar di sekolah untuk kesuksesan siswa,
2) mendorong tanggung jawab seluruh mitra kerja atau pemangku
kepentingan,
3) menggalang sumber daya masyarakat untuk kepentingan siswa,
4) membantu siswa agar sukses dalam belajarnya, dan
5) menghindari mencari kambing hitam atas ketidaksuksesan, berpikir
dan berperilaku positif untuk maju.
29
Adapun rencana tindak lanjut yang disusun dalam rangka program
kemitraan meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Diskusi tentang penyusunan rumusan tujuan sekolah yang sesuai
dengan visi, misi sekolah
b. Mendiskusikan program yang terkait dengan budaya dan iklim sekolah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
c. Mendampingi sekolah imbas menyusun rumusan tujuan sekolah yang
sesuai dengan visi, misi sekolah
d. Mendampingi SD Imbas menyusun program yang terkait dengan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran.
Perencanaan kegiatan terkait dengan kepepimpinan pembelajaran
mulai dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Juni 2015. Pada tanggal
tersebut SD Pengimbas menerima kunjungan sekolah imbas dalam
kehgiatan pendampingan penyusunan rumusan tujuan sesuai dengan visi,
misi sekolah.
Pada kegiatan kunjungan tanggal 22 Juni 2015 tersebut kepala SD
Pengimbas memberikan pemahaman kepada para kepala sekolah Imbas
tentang penyusunan rumusan tujuan sesuai dengan prinsip smart, dan
melatih kepala sekolah menyusun tujuan sekolah sesuai dengan visi dan
misi sekolah.
Pada tanggal 23 Juni SD Pengimbas masih menerima kunjungan SD
Pengimbas dengan maksud melakukan studi tentang penerapan budaya dan
iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran. Pada
kesempatan ini kepala SD Pengimbas memberikan arahan kepada mentee
tentang penyusunan program budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran, pelaksanaan program, evaluasi program dan
program tindak lanjut yang harus dilakukan oleh kepala sekolah.Para
kepala sekolah mentee juga diajak berdiskusi untuk merumuskan program
budaya mutu dan iklim yang kondusif di sekolah imbas.
30
Kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan bagi SD imbas dalam
penyusunan program yang terkait dengan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 27 Juni 2015 di mana kepala Sekolah Pengimbas datang
berkunjung di SD Imbas serta mendampingi SD Imbas dalam penyusunan
program berkaitan dengan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran.
Pada tahapan ini kepala sekolah danSD imbas diharapkan memiliki
program budaya mutu yang dapat diunggulkan sehingga sekolah tersebut
sejajar dengan SD Pengimbas.
3. Supervisi Akademik
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan
pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan
naluri kewirausahaan
b. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di
sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan
berbagai potensi siswa.
d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk
mengembangkan potensi siswa.
e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
31
f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru
dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus
dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan
media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu,
program pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
supervisi akademik yang meliputi (1) Memahami konsep supervisi
akademik; (2) membuat rencana program supervisi akademik; (3)
menerapkan teknik-teknik supervisi akademik; (4) menerapkan supervisi
klinis; (5) Melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik.
Untuk kepentingan program kemitraan maka penulis menyusun
rencana tindak lanjut sebagai berikut :
a. Menyusun program pendampingan penyusunan program supervisi
akademik terhadap kepala sekolah imbas.
b. Memberikan pemahaman kepada kepala sekolah imbas tentang
konsep supervisi akademik.
c. Mendampingi kepala sekolah menyusun program supervisi akademik
d. Membantu sekolah Imbas membuat lembar observasi/instrumen
supervisi akademik Membantu sekolah Imbas dalam menganalisis
hasil supervisi akademik
e. Memberikan pemahaman tentang penerapan teknik supervisi
akademik
f. Menerapkan supervisi klinis dan
g. Merencanakan program tindak lanjut supervisi akademik.
Pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2015, SD Pengimbas menerima
kunjungan SD Imbas khususnya SD Tugu 10 dan SD Mekarjaya 31,
32
kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman bagi SD Imbas
dalam penyusunan program supervisi, pelaksanaan supervisi akademik,
dan memberikan pemahaman kepada kepala sekolah imbas terkait dengan
teknik supervisi, penilaian dan program tindak lanjut supervisi akademik.
Pada tahap pendampingan para sekolah diberikan pemahaman dan
berlatih cara menyusun berbagai kegiatan dan tahap pelaksanaan supervisi,
menyusun instrumen supervisi, menerapkan supervisi akademik,
mengembangkan pelaksanaan supervisi klinis.
B. Pendampingan Penerapan Program di Sekolah Imbas
1. Pengembangan Sekolah
Pada tahap pendampingan dan implementasi program
pengembangan sekolah di SD Imbas kegiatan yang dilakukan SD
Pengimbas adalah :
a. Mengunjungi SD imbas dan mendampingi dalam penyusunan
RPS/RKS
b. Membantu SD Imbas dalam membentuk organisasi sekola sesuai
dengan kebutuhan.
Pada tahap pendampingan dan implementasi program
pengembangan sekolah di SD Imbas tanggal 11 – 13 Juni 2015 kegiatan
yang dilakukan di SD Imbas adalah :
a. Menyusun Team Pengembang Sekolah
b. Mengundang seluruh komponen kelompok kerja yang terdiri dari
komite sekolah, tokoh masyarakat, orang tua / murid dan guru.
c. Menyusun draft Rencana Pengembangan Sekolah / Rencana Kegiatan
Sekolah.
d. Finalisasi RPS dan RKS.
Pada tanggal 16 Juni 2015 SD Pengimbas mengunjungi SD Imbas
dalam rangka penyusunan organisasi sekolajh yang efektif dan efisien
dalam upaya mewujudkan team work sekolah yang handal dan solid guna
mengembangkan seluruh potensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
33
sehingga mereka memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan guru tersebut.
2. Kepemimpinan Pembelajaran
Pada tanggal 26 dan 27 Juni SD Pengimbas mengunjungi SD
Imbas terkait dengan peyusunan tujuan sesuai dengan visi dan misi serta
Mendampingi SD Imbas menyusun program yang terkait dengan budaya
dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran. Adapun
langkah-langkah kegiatan meliputi hal, sebagai berikut :
a. Mengunjungi SD Imbas dan mrndiskusikan tentang penyusunan
rumusan tujuan sekolah yang sesuai dengan visi, misi sekolah
b. Mendiskusikan program yang terkait dengan budaya dan iklim sekolah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
c. Mendampingi sekolah imbas menyusun rumusan tujuan sekolah yang
sesuai dengan visi, misi sekolah
d. Mendampingi SD Imbas menyusun program yang terkait dengan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran.
Pada tanggal 26 Juni SD Pengimbas mendamping SD Imbas dalam
Penyusunan dan perumusan Tujuan Sekolah sesuai dengan analisis
kebutuhan sekolah.
Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut
juga dengan sasaran atau tujuan situasional satu tahun) Sekolah
menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan jangka pendek satu
tahunan. Rumusan tujuan satu tahunan ini merupakan penjabaran lebih
rinci, operasional, dan terukur dari tujuan empat tahunan dalam RKS. Oleh
karena itu, tujuan di sini tidak boleh berbeda atau menyimpang dari tujuan
empat tahunan. Dalam perumusannya harus mengandung aspek SMART
(spesific, measurable, achievable, realistic, dan time bound). Secara
substansi tujuan tersebut lebih menitikberatkan kepada tujuan pencapaian
standar nasional dalam berbagai aspek pendidikan. Tujuan satu tahun
34
merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang telah dirumuskan
berdasarkan pada kesenjangan/selisih yang terjadi antara kondisi sekolah
saat ini dengan tujuan sekolah untuk satu tahun ke depan. Berdasarkan
pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan sasaran mutu yang
akan dicapai oleh sekolah. Sasaran harus menggambarkan mutu dan
kuantitas berstandar nasional yang ingin dicapai dan terukur agar mudah
melakukan evaluasi keberhasilannya.
Sedangkan pada tanggal 27 Juni 2015 Mentor berkunjung ke SD
imbas untuk mendampingi penyusunan program yang terkait dengan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
Kepala Sekolah Pengimbas memfasilitasi SD Imbas dalam
penyusunan Buadaya sekolah. Selanjutnya sekolah menyusun program
budaya dan mutu sekolah yang kondusif bagi pembelajaran.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, salah satu dari hal tersebut adalah membangun kultur sekolah
dengan baik. Kultur sekolah merupakan kultur organisasi dalam konteks
persekolahan. Kultur sekolah sebagai kualitas kehidupan sekolah yang
tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai yang dianut sekolah,
yakni dalam bentuk bagaimana warga sekolah seperti komite sekolah,
yayasan (untuk swasta), kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa
bekerja, belajar, dan berhubungan satu sama lain. Kultur sekolah
merupakan faktor yang esensial dalam membantuk siswa menjadi manusia
yang optimis, berani tampil, berprilaku kooperatif serta memiliki
kecakapan personal dan akademik.
Pengembangan budaya mutu yang dilakukan oleh sekolah unggul
dalam rangka mencapai keefektifan pendidikan di sekolah tentunya dijiwai
oleh spirit dan nilai-nilai hasil identifikasi. Pengembangan budaya mutu
tersebut melalui tim khusus dan melibatkan semua warga sekolah,
kemudian ditetapkan dengan kebijakan sekolah. Kebijakan-kebijakan
pengembangan budaya mutu yang telah diambil dan telah disepakati
tersebut yang disosialisasikan kepada semua warga sekolah baik melalui
35
papan pengumuman, surat, edaran, atau dilakukan komunikasi secara
terbuka untuk dan agar dimengerti, dipahami, disetujui, diikuti, dan dapat
diterima sebagai kebijakan atau aturan sekolah.
Dalam melakukan proses pengembangan budaya mutu sekolah
yang dilakukan melalui tiga tataran, yaitu (1) pengembangan pada tataran
spirit dan nilai-nilai; (2) pengembangan pada tataran teknis; dan (3)
pengembangan pada tataran sosial. Pada tataran pertama, dengan cara
mengidentifikasi berbagai spirit dan nilai-nilai kualitas kehidupan sekolah
yang dianut sekolah. Pada tataran kedua, dengan cara mengem-bangan
berbagai prosedur kerja manajemen (management work procedures),
sarana manajemen (management toolkit), dan kebiasaan kerja
(management work habits) berbasis sekolah yang betul-betul
merefleksikan spirit dan nilai-nilai yang akan dibudayakan di sekolah.
Sedangkan pada tataran ketiga, pengembangan tataran sosial dalam
konteks pengembangan kultur sekolah adalah proses implementasi dan
institusionalisasi sehingga menjadi sebagai suatu kebiasaan (work habits)
di sekolah dan di luar sekolah.
3. Supervisi Akademik
Untuk memberikan praktik tentang penyelenggaraan supervisi
akademik, kepala SD Imbas melakukna kunjungan di SD Imbas melalui
dua tahap selama 4 hari mulai tanggal 10 dan 11 Agustus 2015 dan
dilanjutkan kembali pada tanggal 14 dan 15 Agustus 2015.
Pada tahap 1 tanggal 10 dan 11 Agustus kepala SD Pengimbas
mendampingi mentee dalam menyusun program supervisi, menerapkan
strategi dan teknik supervisi dan membentuk team pelaksanan supervisi
akademik.
Pada tanggal 11 Agustus 2015 kepala Sekolah Pengimbas
melakukan pendamping dengan teknik simulasi praktik pelaksanaan
supervisi pembelajaran di kelas dengan instrumen yang sudah disiapkan
oleh mentor.
36
Pada tanggal 14 dan 15 Agustus 2015 kepala SD Pengimbas
membantu sekolah Imbas membuat lembar observasi/instrumen supervisi
akademik serta tata cara menggunakan instrumen secara efektif dan
efisien. Pada tanggal 15 Agustus 2015 dilanjutkan dengan mendampingi
mentee dalam melakukan analisis hasil supervisi akademik.
Melalui kegiatan pendampingan dalam pelaksanaan supervisi
akademik diharapkan kepala sekolah Imbas memiliki pemahaman dan
dapat melaksanakan supervisi akademik sesuai dengan prosedur
pelaksanaan program supervisi yang tepat sasaran.
C. Kendala/Masalah & Solusi
1. Pengembangan Sekolah
a. Kendala/ Masalah
Program kemitraan yang dilaksanakan oleh SD Pengimbas dan
SD Imbas selama ini masih terdapat kendala antara lain :
1) Sekolah Imbas tidak memiliki Evaluasi Diri Sekolah sebagai issu
dasar dalam menetapkan komponen mutu yang ingin dicapai;
2) Sekolah Imbas kurang memiliki ketersediaan informasi dan data
yang diperlukan sekolah untuk menyusun program pengembangan
sekolah;
3) Kurangnya pengetahuan tentang pencermatan atau analisis SWOT
4) Kepala sekolah kurang pemberdayakan seluruh kompoenen
pendidikan dalam pengembangan sekolah.
b. Solusi
Melalui pemberian pemahaman tentang Pentinya program
Pengembangan Sekolah dan Rencana Kegiatan Sekolah secara
bertahap dan praktik langsung (direct learning ) kepala sekolah dapat
mempraktikan penyusunan RPIS/RKS.
Dalam membuat rencana pengembangan sekolah, seorang
kepala sekolah harus melakukan terlebih dahulu rencana strategis lima
tahun ke depan oleh karena itu mentor berusaha meyakinkan kepala
37
sekolah untuk melibatkan seluruh komponen penyelenggara
pendidikan di sekolah tersebut.
2. Kepemimpinan Pembelajaran
a. Kendala/ Masalah
Melalui Program kemitraan yang dilaksanakan oleh SD
Pengimbas dan SD Imbas selama ini masih terdapat kendala antara lain
:
1) Kepala sekolah kurang mensosialisasikan dan menanamkan isi dan
makna visi sekolahnya dengan baik. Sehingga kepala sekolah
belum mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat
atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya,
dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah
disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam
implementasinya;
2) Kepala sekolah belum melibatkan para pemangku kepentingan
dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif).
3) Kepala sekolah belum melakukan pemantauan secara
berkesinambungan terhadap proses belajar mengajar sehingga
memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah.
4) Kepala sekolah belum berperan sebagai fasilitator sehingga dengan
berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan
dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.
b. Solusi
Berbagai kendala di atas maka mentor memberikan pemahaman
kepada kepala sekolah tentang kepemimpinan, peran dan fungsi kepala
sekolah.
Kepala sekolah wajib mensosialisasikan dan menanamkan isi
dan makna visi sekolahnya dengan baik. Sehingga kepala sekolah
belum mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau
38
urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia
selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh
warga sekolah hidup subur dalam implementasinya;
Kepala sekolah sebaiknya melibatkan para pemangku
kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif), dan
melakukan pemantauan secara berkesinambungan terhadap proses
belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari
apa yang sedang berlangsung didalam sekolah
Kepala sekolah sebaiknya meningkatkan peran sebagai
fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui
kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
3. Supervisi Akademik
a. Kendala/Masalah
1) Pandangan atau persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi
akademik yang menganggap merupakan suatu kegiatan formalitas
dan mengada-ada dan mencari kesalahan mengakibatkan program
supervisi akademik terhambat
2) Sikap guru yang konserfatif sulit untuk dilakukan perubahan
karena mereka nyaman dengan kondisi apa adanya.
3) Pelaksanaan tindak lanjut supervisi akademik yang dihasilkan lebih
subjektif mengakibatkan para guru tidak dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya sehingga kepala sekolah tidak dapat
menganalisis kebutuhan guru
b. Solusi
1) Kepala sekolah selaku supervisor harus mampu memberikan
pemahaman kepada guru bahwa supervisi akademik merupakan
layanan bantuan bagi guru dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran.
39
2) Kepala sekolah harus mampu memberikan motivasi kepada para
guru bahwa semakin meningkat ilmu pengetahuan dan teknologi
diperlukan sikap inovasi dan kemampuan guru mengimbangi
perkembangan IPTEK selanjutnya temuan terhadap paradigma
pembelajaran selalu terjadi perubahan dan inovasi yang menuntut
kualitas pembelajaran agar lebh baik lagi dengna menggunakan
starategi, metode model pembelajaran penilaian otentik disesuaikan
dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik
3) Kepala sekolah harus mampu memecahkan masalah terkait dengan
program supervisi, pelaksanan supervisi, evaluasi supervisi dan
tindak lanjut merupakan langkah objektif dalam upaya
meningkatkan kinerja guru, oleh karena itu kepala sekolah harus
mampu bertindak objektif dalam proses penilaian dan pembinaan
terhadap guru sehingga dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki oleh setiap individu
40
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Nilai Tambah
1. Perubahan Pada Diri Sendiri
Melalui Program kemitraan yang telah dilakukan selam 75 hari, saya
selaku kepala sekolah Pengimbas memperoleh pengalaman yang sangat
esensi bagi peningkatan diri sendiri.
Selama pelaksanaan mentoring terhadap SD Imbas, maka saya
dituntut untuk menguasai berbagai bahan ajar dan materi penguatan kepala
sekolah. Sehingga menuntun diri saya untuk terus belajar dan
meningkatkan kompetensi diri baik yang berkaitan dengan kompetensi
kepala sekolah yang meliputi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi dan sosial, maupun kompetensi lainnya yang berhubungan
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin pada sekolah
pengimbas.
Sebagai kepala sekolah Pengimbas sekurang-kurannya saya
memiliki kewajiban untuk meningkatkan muutu penyelenggaraan sekolah
sendiri dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pada sekolah Imbas.
a. Pengembangan Sekolah
Setelah melaksanakan program kemitraan saya selaku kepala
sekolah di SD Pengimbas yaitu SD Negeri Anyelir 1 Kota Depok,
merasakan manfaat dari program kemitraan antara lain :
a. Meningkatnya kompetensi kepala sekolah yang meliputi kompetensi
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi.
b. Meningkatnya kemampuan dalam mengembangkan program sekolah
yang meliputi rencana pengembangan induk sekolah, Rencana Jangka
Menengah (RKJM)/Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang harus disusun
41
selama jangka waktu tertentu guna meningkatkan penyelenggaraan
pendidikan bermutu.
c. Memiliki pemahaman tentang penyusunan Rencana Strategi (Renstra)
yang sesuai dengan prosedur dan mampu mengembangkan partisipasi
masyarakat secara optimal dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Banyak model kepemimpinan
yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi,
baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang
paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan
pembelajaran (instructional leadership or leadership for improved
learning).
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan
layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu
mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya
untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan
tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut Slamet PH (2001),
kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan daya
pisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif,
ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati
(qolbu) meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran,
integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati,
perdamaian, repek kepada orang lain, tanggungjawab, toleransi, dan
kesatuan serta persatuan (terlalu banyak untuk disebut semuanya). Daya
pisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan keterampilan.
Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni.
Sebagai diri sendiri saya selaku pemimpin memiliki tanggung
jawab yang luas dalam mengembangkan kepemimpinan diri yang dapat
42
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah khususnya
kepemimpinan pembelajaran yang efektif..
c. Supervisi Akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi
akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif
diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh
sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep
supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi,
prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sebagai seorang kepala
sekolah saya dituntut untuk memiliki pengetahuan yang optimal
berkaitan dengan pelaksanaan supervisi akademi.
2. Perubahan Pada Sekolah
Melalui program kemitraan antara SD Pengimbas yang memiliki
keunggulan pada aspek pengembangan sekolah, kepemimpinan
pembelajaran, dan supervisi akademik berdampak positif bagi SD Imbas
sehingga dapat mengimplementasikan program kemitraan, sehingga dapat
sejajar dengan SD pengimbas. Hal ini pada akhirnya akan mampu
memiliki daya saing karena seluruh unsur dan komponen penyelenggara di
SD Imbas dapat diberdayakan dengan secara optimal, khususnya dalam
pengembangan sekolah, pembentukan tim work yang solid seperti Tim
Pengembangan Sekolah (TPS) dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
serta dapat mengembangkan budaya mutu dan iklim sekolah yang sehat
dan berkualitas serta berdaya saing bagi kepentingan penyelenggaraan
pendidikan dan mampu memberikan layanan secara optimal kepada
pelanggan. Dalam hal ini masyarakat yang memilih sekolah bermutu.
a. Pengembangan Sekolah
Terkait dengan pengembangan sekolah SD Pengimbas harus terus
mampu melakukan terobosan yang inovatif guna meningkatkan daya
saing. Khusus pada pengembangan sekolah diperlukan upaya yang
43
lebih optimal dari seluruh komponen baik guru, kepala sekolah, orang
tua murid dan komite sekolah.
b. Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah
karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan
yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan yang
sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah sebagai
organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran (learning-focused
schools), yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan
penilaian hasil belajar (asesmen).
Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional
adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada
pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum,
proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian
serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan
pembangunan komunitas belajar di sekolah.
c. Supervisi Akademik
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan
pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis
dan naluri kewirausahaan
b. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di
sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
44
c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa.
d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk
mengembangkan potensi siswa.
e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Program Kemitraan Kota Depok yang
dilaksanakan di SD Negeri Anyelir 1 Kecamatan Pancoranmas bersama SD
Mekarjaya 31 Kecamatan Sukmajaya dan SD Tugu 10 Kecamatan
Cimanggis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Program kemitraan dilakukan sebagai upaya menjauhkan tingkat
kesenjangan antara SD Unggul dan SD imbas sehingga melalui program
ini SD yang rendah dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dengan berfokus kepada pengelolaan dan pengembangan
sekolah, menerapkan kepemimpinan pembelajaran dan supervisi
akademik.
2. Melalui program kemitraan sekolah imbas dapat meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan dengan menerapkan pengembangan dan
pengelolaan sekolah secara profesioan dan prosedural.
3. Program kemitraan yang telah dijalankan mampu meningkatkan
kompetensi kepala sekolah dalam pengembangan sekolah, kepemimpinan
pembelajaran dan pelaksanaan supervisi akademik.
B. Saran-saran
1. Pelaksanaan program kemitraan perlu melibatkan unsur pengawas dalam
pembinaan bagi mitra yang bekerja sama, karena hal ini dapat
meningkatkan mutu penyelenggaraan program kemitraan.
2. Implementasi program kemitraan selayaknya dilakukan dengan kegiatan
whole training. Sehingga seluruh komponen sekolah dapat dilibatkan
secara nyata.
3. Implementasi pengembangan sekolah memerlukan kerjasama yang pada
antar beberapa komponen di sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah
45
46
sebaiknya mengundang peran serta seluruh komponen pendidikan di
sekolahnya.
4. Khusus pada kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah harus menjadi
fasilitator yang optimal dalam memfasilitasi seluruh proses
penyelenggaraan pendidikan.
5. Pelaksanaan supervisi akademik di sekolah harus dilaksanakan secara utuh
sesuai dengan kebuutuhan guru, sehingga berdampak pada peningkatan
kinerja guru dan sasaran Kinerja Pegawai secara nyata bukan sekedar
formalitas belaka.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD/MI, Jakarta: BSNP, 2006
Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Penyusunan Rencana Kerja Sekolah, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Pengelolaan Peserta Didik, Surakarta: LPPKS, 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Pengelolaan Kurikulum, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah/ Madrasah, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Pembinaan Tenaga Administrasi Sekolah, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas,Bahan Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran, Surakarta: LPPKS , 2011
Kemendiknas, Bahan Pembelajaran Monitoring dan Evaluasi, Surakarta: LPPKS , 2011
NN, Manajemen Kurikulum, Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dalam Pembelajaran Inovatif, Jakarta: PT. Binatama Raya, 2010
Syafaruddin & Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching, 2005
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RTL Awal
Lampiran 2 RTL Final
Lampiran 3 Jadwal kegiatan
Lampiran 4 Jurnal/Bukti Kegiatan
Lampiran 5 Foto kegiatan
Lampiran 6 Best praktices
Lampiran 7 Dokumen pendukung
48