bahasa indonesia besok

26
KATA PENGANTAR Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya. Sehingga tugas makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam tugas ini saya mengambil judul “Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit” dengan harapan tugas ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi bagi para penanam kelapa sawit, khususnya kita sebagai mahasiswa. Agar kita dapat lebih mengena penyakit apa yang sering menyerang tanaman kelapa sawit. Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas untuk matakuliah Bahasa Indonesia. Saya berterima kasih kepada Imam Suhardi selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas, bimbingan serta acuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik materil maupun moril sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Akhir kata penulis hanya bisa berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan pertimbangan bagi para penanam kelapa sawit, mahasiswa dan bagi masyarakat umum. Khususnya bagi penulis sendiri, mengingatkan bahwa tidak hanya manusia saja 1

Upload: danang-herdaru

Post on 26-Jun-2015

109 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa INdonesia Besok

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya. Sehingga

tugas makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam tugas ini saya mengambil judul “Penyakit Pada Tanaman Kelapa

Sawit” dengan harapan tugas ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan

referensi bagi para penanam kelapa sawit, khususnya kita sebagai

mahasiswa. Agar kita dapat lebih mengena penyakit apa yang sering

menyerang tanaman kelapa sawit. Tugas makalah ini merupakan salah

satu tugas untuk matakuliah Bahasa Indonesia.

Saya berterima kasih kepada Imam Suhardi selaku dosen Bahasa

Indonesia yang telah memberikan tugas, bimbingan serta acuan sehingga

dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga berterima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu baik materil maupun moril sehingga

makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Akhir kata penulis hanya bisa berharap dengan adanya makalah

ini dapat menjadi bahan bacaan dan pertimbangan bagi para penanam

kelapa sawit, mahasiswa dan bagi masyarakat umum. Khususnya bagi

penulis sendiri, mengingatkan bahwa tidak hanya manusia saja yang

dapat terkena penyakit tumbuhan pun dapat terkena penyakit. Terlebih

lagi ini merupakan salah satu tanaman yang sangat berpotensi besar

dalam perekonomian kita.

Purwokerto, 20 Desember 2008

1

Page 2: Bahasa INdonesia Besok

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang masalah

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang

memberikan kontribusi penting pada pembangunan ekonomi Indonesia,

khususnya pada pembangunan agroindustri. Luas perkebunan kelapa

sawit di Indonesia tahun 1996 telah mencapai 2 juta ha dengan tingkat

produksi terbesar kedua setelah Malaysia. Pada tahun 2010 luas

perkebunan kelapa sawit direncanakan akan mencapai 7 juta ha,

sehingga Indonesia diharapkan akan menjadi negara penghasil minyak

sawit terbesar di dunia. Dalam rangka mengantisipasi dan mendorong

perkembangan kelapa sawit serta mencegah berbagai masalah yang akan

timbul, diperlukan adanya wahana untuk kerjasama yang baik antra

peneliti, pengembang, industriawan, pengusaha, peminat dan pelaku

lainnya di bidang perkelapa sawitan, baik dari kalangan pemerintah,

perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan  maupun dari

kalangan  industri, pengusaha dan peminat serta pelaku lainnya. Hal ini

penting untuk dapat menjamin keberlanjutan pengembangan perkelapa-

sawitan di Indonseia.

Dalam rangka mencapai proyeksi dan mengantisipasi produksi

minyak sawit yang akan berlimpah, diperlukan kerjasama yang baik antara

para peneliti, peminat, pemerhati dan pelaku, baik dari kalangan

pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian maupun dari kalangan

swasta untuk pengembangan perkelap-sawitan di Indonesia. Hal ini

penting untuk menjamin keberlanjutan perkelapa-sawitan di Indonesia,

2

Page 3: Bahasa INdonesia Besok

secara terpadu dari sektor hulu sampai sektor hilir. Dengan demikian

dapat diharapkan sustainabilitas produksi dapat terjamin dan nilai tambah

industri hilir pengolahan sawit dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia.

Namun ada gangguan yang mungin dapat menyebabkan produksi

pertanian kita dalam hal ini kelapa sawit menjadi turun. Itu di sebabkan

oleh penyakit pada tanaman. Gangguan tersebut akan masih terasa jika

digunakan kultivar tanaman tertentu secara luas dengan teknologi maju.

Banyak diantara kultivar tanaman yang dapat berproduksi tinggi tidak

tahan terhadap penyakit-penyakit penting. Atau walaupun dapat

diketemukan kultivar yang tahan hanya terbatas terhadap satu atau

beberapa macam penyakit saja sedangkan sering terjadi, satu macam

tanaman dapat terganggu pertumbuhannya oleh berbagai macam

penyakit. Gangguan penyakit tidak. saja terbatas di pertanaman, tetapi

terdapat pula diternpat penyimpanan, ditempat pemasaran dan

sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya sekali usaha peningkatan

produksi pertanian, jika tidak memperhatikan terhadap kemungkinan

adanya gangguan oleh penyakit tumbuhan.

I.II Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk

1. Memberikan informasi bagi para penanam tanaman kelapa sawit

penyakit dan hama apa yang dapat menyerang tanaman kelapa

sawit.

2. Sebagai sebuah referensi bagi para mahasiswa yang ingin belajar

tentang penyakit tanaman kelapa sawit.

I.III Perumusan Masalah

3

Page 4: Bahasa INdonesia Besok

Dari latar belakang masalah penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Sejarah singkat Kelapa sawit ?

2. Apa itu kelapa sawit ?

3. Apa penyakit yang biasa menyerang kelapa sawit ?

4

Page 5: Bahasa INdonesia Besok

BAB II

LANDASAN TEORI

Penyakit pada tanaman adalah berupa

jamur/bakteri/virus/nematoda yang merusak tanaman (akar, batang, daun,

bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan

tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga hasilnya rendah.

Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

penyakit tumbuhan. Berasal dari gabungan kata bahasa Yunani: phyton

berarti tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita; logos berati ilmu

atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak

mampu melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi

respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain.

Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas

genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan lain-

lain.

Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi tentang penyebab

penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan

inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit

tumbuhan dalam populasi tumbuhana disebut epidemiologi.

Berdasarkan penyebabnya penyakit tumbuhan dikelompokkan

dalam:

1. penyakit yang disebabkan oleh penyebab non hidup (abiotik),

penyakit demikian bersifat tidak menular (noninfectious)

2. penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jasad hidup (biotik), yang

bersifat menular.

Penyebab penyakit abiotik antara lain adalah kekurang unsur hara,

suhu yang sangat rendah ataupun sangat tinggi, pencemaran (polusi).

5

Page 6: Bahasa INdonesia Besok

Penyekait tumbuhan biotik antara lain adalah jamur (fungi), bakteri,

fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan parasitik.

Di Indonesia, kegiatan penelitian penyakit tumbuhan telah

berlangsung sejak era penjajahan Belanda (Hindia Belanda). Penelitian

banyak ditujukan pada penyakit tanaman perkebunan yang diusahakan

oleh Belanda, antara lain tebu, tembakau, karet, kopi, kakao dan lain-lain.

Peneliti dalam bidang ilmu ini kebanyakan adalah orang-orang

Belanda, sehingga saat awal kemerdekaan terjadi kekurangan tenaga

peneliti. Salah satu ahli ilmu penyakit tumbuhan pada awal kemerdekaan

adalah Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya, seorang Guru Besar pada Fakultas

Pertanian Universitas Indonesia di Bogor yang sekarang menjadi Institut

Pertanian Bogor. Selanjutnya jumlah ahli ilmu penyakit tumbuhan makin

bertambah banyak, dan pada tanggal 3 - 5 Agustus 1970 mengadakan

pertemuan di Perkebunan Teh Pagilaran (milik UGM, dan membentuk

organisasi profesi bernama Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI).

Setiap dua tahun PFI menyelenggarakan Kongres dan Seminar

Ilmiah; kongres terakhir pada tahun 2003 diselenggarakan di Purwokerto,

Jawa Tengah. Pendiri organisasi yang saat ini masih ada kebanyakan

telah purna tugas, mereka antara lain adalah Prof. Dr. Ir. Haryono

Semangun (Guru Besar Emeritus Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir.

Sutrino Hadi (Guru Besar Emeritus Institut Pertanian Bogor) dan Prof. Dr.

Mien Achmad Rifai (Guru Besar Universitas Indonesia).

6

Page 7: Bahasa INdonesia Besok

BAB III

Pembahasan

III.I Sejarah singkat mengenai kelapa sawit

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan atau industri berupa

pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

penghasil minyak sayur ini berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai

tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya,

tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara dan

Pasifik selatan.

Kelapa sawit pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh

pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di

Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan

sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada

saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat

Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide

membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari

Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".

Kelapa sawit di Indonesia diintroduksi pertama kali oleh Kebun

Raya pada tahun 1884 dari Mauritius (Afrika). Saat itu Johannes Elyas

Teysmann yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya. Hasil introduksi

ini berkembang dan merupakan induk dari perkebunan kelapa sawit di

Asia Tenggara. Pohon induk ini telah mati pada 15 Oktober 1989, tapi

anakannya bisa dilihat di Kebun Raya Bogor. Selain di Kebun Raya

Bogor,kelapa sawit tersebut kemudian ditanam di Pulau Sumatra terutama

Sumatera Utara, Lampung dan Aceh. Sehingga kota-kota tersebut

menjadi pusat penanaman kelapa sawit yang pertama kali terbentuk di

7

Page 8: Bahasa INdonesia Besok

Indonesia. Perkebunan kelapa sawit itu pertama dibangun di Tanahitam,

Hulu Sumatera Utara oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911.

Walaupun perkebunan kelapa sawit ditanam pertama kali di pulau

Sumatra, namun sentra penanaman ini berkembang ke Jawa Barat (Garut

selatan, Banten Selatan), Kalimantan Barat, dan Timur, Riau, Jambi, Irian

Jaya.

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan

dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda

adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt.

Pada tahun 1911 perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai

Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123

ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat

(terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala

Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama

dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor

menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri

penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan

pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang,

produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940. Usaha

peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil

(buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok

utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).

Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman

digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal

perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga

minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi

alternatif.

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor

hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan

merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

8

Page 9: Bahasa INdonesia Besok

Pada tahun 1995 luas perkebunan kelapa sawit adalah 2.025 juta, dan

diperkirakan pada tahun 2005 luas perkebunan menjadi 2.7 juta hektar

dengan produksi minyak sebesar 9.9 ton/tahun.

III.II Deskripsi singkat kelapa sawit

Merupakan palem pohon yang tingginya dapat mencapai hingga 30

m, dengan daun di ujungnya. Daun tersusun spiral, berpelepah daun den-

gan serabut di bagian ujungnya, tangkai daun dengan berduri. Perbung-

gan tunggal, di ketiak daun, bunga tunggal, berbulir atau bertongkol. Per-

buahan terdiri atas 500 - 3000 buah bergerombol, buahnya membulat atau

lonjong, tidak bertangkai. Biji biasanya satu, kadang 2 atau 3, dengan

testa coklat tua.

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 me-

ter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping.

Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke

samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Kelapa sawit berbentuk seperti jenis palma lainnya, daunnya ter-

susun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna

sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak,

hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tana-

man diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12

tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan men-

jadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon

(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga

sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk

lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan

mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril

sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi

benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.Buah sawit mempunyai

9

Page 10: Bahasa INdonesia Besok

warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang

digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap

pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah

sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan

asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan

rontok dengan sendirinya.

III.III Jenis-jenis Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan suatu komoditas yang penting bagi

negara kita. Kelapa sawit juga telah dikenal luas dalam masyarakat kita,

namun terkadang masyarakat kita belum begitu mengetahui jenis-jenis

penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit. Kalaupun ada yang

mengetahui hanya beberapa pengusaha perkebunan kelapa sawit yang

mengetahuinya.

Karena itulah apabila potensi yang sungguh besar ini sangatlah

sayang apabila sampai terkena penyakit serta hama. Karena itulah di

jaman modern ini. Pengendalian hama dan penyakit pada perkebunan

kelapa sawit telah dapat menggunakan teknologi pengendalian yang

ramah lingkungan.Teknologi tersebut antara lain adalah pengendalian

dengan menggunakan mikroorganisme entomopatogenik, feromon, dan

biofungisida.

Sebab kehadiran hama dan penyakit di pertanaman tumbuhan jelas

amat merugikan bagi perkembangbiakan dan pertumbuhan kelapa sawit

itu sendiri. Langkah pengendalian hanya bisa dilakukan bila para petani

mengenal dengan baik gejala serangan atau penyakit yang ditimbulkan

masing-masing organisme penyebabnya. Budidaya tanaman tumbuhan

seperti kelapa sawit memerlukan pengamatan yang cermat. Dengan

begitu , serangan hama maupun organisme penyebab penyakit dapat

segera dikendalikan.

10

Page 11: Bahasa INdonesia Besok

Berikut disajikan beberapa gejala serangan hama dan penyakit penting

yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit :

1. Penyakit Akar (Blast disease)

Gejala serangan :

- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah 

- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning

Penyebab :

Jamur <I>Rhizoctonia lamellifera</I> dan <I>Phytium</I> sp.

Cara pengendalian :

- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik

-Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman

2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)

Gejala serangan:

- Daun berwarna hijau pucat 

- Jamur yang terbentuk sedikit

- Daun tua menjadi layu dan patah 

- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah

Penyebab :

Jamur <I>Ganoderma applanatum</I>, <I>Ganoderma

lucidum</I>, dan <I>Ganoderma pseudofferum</I>.

Cara pengendalian  dan pencegahan :

- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar

- Melakukan pembumbunan tanaman

3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)

Gejala serangan:

- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati

- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk

- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan

11

Page 12: Bahasa INdonesia Besok

Penyebab :

Jamur <I>Fomex noxius</I>.

Cara pengendalian :

-Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan mem-

buang bagian tanaman yang terserang

- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka 

4. Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang  (Dry basal rot)

Gejala serangan :

-Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah

patah.

Penyebab :

Jamur <I>Ceratocytis paradoxa</I>.

Cara pengendalian :

-Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya

dibakar.

 

5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)

Gejala serangan:

-Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna ke-

cokelatan.

Penyebab :

-Belum diketahui dengan pasti.

Cara pengendalian :

- Memotong bagian kuncup yang terserang.

6.Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)

Gejala serangan :

- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut

- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk

Penyebab :

12

Page 13: Bahasa INdonesia Besok

Bakteri Erwinia.

Cara pengendalian :

-Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.

7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)

Gejala serangan:

-Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan

di bagian tengahnya berwarna cokelat.

Penyebab :

Jamur <I>Fusarium oxysporum</I>.

Cara pengendalian :

-Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. 

Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan

pada tanaman muda dapat berkurang.

8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)

Gejala serangan :  

- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun

- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning

- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat

dan yang terserang

Penyebab :  

Jamur <I>Melanconium</I> sp., <I>Glomerella cingulata</I>, dan

<I>Botryodiplodia palmarum</I>.

Cara pengendalian :

- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur

dan pemupukan berimbang

- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu

pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.

Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.

13

Page 14: Bahasa INdonesia Besok

9. Penyakit Tajuk (Crown disease)

Gejala serangan :  

-Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan

sobek.

Penyebab:

-Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.

Cara pengendalian :

-Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat

karier penyakit ini.

10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)

Gejala serangan:

-Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau

pangkal pelepah daun. Penyakit ini menyerang tanaman beru-

mur 3 – 10 tahun.

-Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging

buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.

Penyebab :

Jamur <I>Marasmius palmivorus</I>.

Cara pengendalian :

-Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi

kebun, terutama pada musim hujan.

-Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyer-

bukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.

-Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan

membakar tandan buah yang terserang.

-Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Acti-

done dengan konsentrasi 0,2 % atau sebanyak 0,7 liter/ha den-

gan interval waktu 2 minggu sekali.

III.IV Penjelasan Singkat

14

Page 15: Bahasa INdonesia Besok

Dari beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa

sawit, berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai salah satu

penyakit tersebut :

1. Penyakit Busuk Pangkal Batang

Penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit

disebabkan oleh jamur Ganodermaboninense Pat., suatu jamur tanah

hutan hujan tropik. Jamur G. boninense bersifat saprofitik (dapat hidup

pada sisa tanaman) dan akan berubah menjadi patogenik bila bertemu

dengan akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh di dekatnya. BPB da-

pat menyerang tanaman mulai dari bibit hingga tanaman tua, tetapi ge-

jala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam di kebun.

Busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit dapat dikendalikan

dengan menggunakan biofungisida Marfu-P. Hasil uji aplikasi Marfu-P

menunjukkan bahwa 1 bulan setelah perlakuan masih dijumpaiadanya

Ganoderma danTrichoderma pada potongan akar. Ganoderma pada

akar kelapa sawit sudah melapuk setelah 3 bulan perlakuan Tricho-

derma. Bahan aktif biofungisida Marfu- P adalah sporakonidia dan

klamidospora jamur Trichoderma koningii (isolat MR 14). Harga bio-

fungisida Marfu-P hanya Rp4.000/kg. Perkembangan BPB perlu dipan-

tau setiap 6 bulan hingga tanaman berumur 5 tahun. Apabila dijumpai

gejala BPB, maka tindakan pengobatan harus segera dilaksanakan.

Jika pengobatan tidak memungkinkan, perlu dilakukan eradikasi. Se-

lain efektif dan efisien mengendalikan BPB pada kelapa sawit, pengen-

dalian dengan biofungisida juga bersifat ramah lingkungan. Bio-

fungisida Marfu-P banyak digunakan oleh perusahaan perkebunan ke-

lapa sawit milik Negara dan swasta.

BAB IV

15

Page 16: Bahasa INdonesia Besok

PENUTUP

IV.I KESIMPULAN

Memang tidak dapat dihindari bahwa kehadiran hama dan penyakit

pada tumbuh-tumbuhan jelas membawa kerugian kepada para pengusaha

tanaman tumbuhan.Selain dapat mengurangi jumlah produksi tanaman,

serta juga dapat membawa penyakit kepada kesehatan manusia jika

tanpa sengaja manusia memakan tumbuhan yang berpenyakit tersebut.

Dengan itu, langkah-langkah pengendalian dan pencegahan yang

sewajarnya haruslah dilaksana dan dipatuhi.

Selain itu dengan mengetahui langkah-langkah lian penyakit

tersebut dapat membantu kita dalam mencegah penyebaran penyakit-

penyakit pada tanaman yang ia kembang biakan.

Sehingga dari tulisan di atas dapat di simpulkan bahwa :

1. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman

kelapa sawit.

2. Penyakit-penyakit tersebut menyerang bagian-bagian tertentu dari

kelapa sawit itu, misalkan ada yang menyerang bagian batang,

daun, akar dan lain-lain.

3. Dari jenis-jenis penyakit tersebut beberapa di antaranya telah di

temukan cara pengendaliannya dan ada beberapa yang belum di

ketahui cara pengendaliannya.

4. Dalam pengobatan penyakit yang menyerang tumbuhan dalam hal

ini dapat di lakukan dengan menggunakan cara alami yaitu

menggunakan jamur.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Bahasa INdonesia Besok

Darmadi,Didi. diakses pada tanggal 3 Januari 2009, pukul 22.10

“http://mablu.wordpress.com/2008/01/24/hama-dan-penyakit-

tanaman-kelapa-sawit/”.

Ditulis pada April 21, 2008 oleh poltekcwe, Artikel Penyakit Penting

Pada Tanaman Kelapa Sawit ,diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 21.04.

“http://politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com/2008/04/21/ha

ma-dan-penyakit-kelapa-sawit/”.

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. Artikel Pengendalian Hama

dan Penyakit Tanaman, diakses pada tanggal 26 Desember

2008, pukul 20.40.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_frontpage&Itemid=1”.

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. . Artikel Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 20.45.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_content&task=view&id=35&Itemid=25”.

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. . Artikel Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 20.50.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_content&task=view&id=5&Itemid=6&limit=1&limitstar

t=0”.

17

Page 18: Bahasa INdonesia Besok

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. . Artikel Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 20.40.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_content&task=view&id=40&Itemid=25&limit=1&limits

tart=0”.

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. . Artikel Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 20.40.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_content&task=view&id=40&Itemid=25&limit=1&limits

tart=1”.

Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia. . Artikel Pengendalian

Hama dan Penyakit Tanaman diakses pada tanggal 26

Desember 2008, pukul 20.40.

“http://seafast.ipb.ac.id/maksi/index.php?

option=com_content&task=view&id=40&Itemid=25&limit=1&limits

tart=2”.

Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Diakses pada 3 januari

2009, pukul

22.00.”http://www.pirba.ristek.go.id/jenis_bencana.php?

intid=13&strlang=ind”.

Wales, Jimmy. diakes pada 26 Desember 2008, pukul 20.30.

“http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit”.

Wales, Jimmy. diakses pada 3 Januari 2009, pukul 20.56.

“http://id.wikipedia.org/wiki/Fitopatologi” .

18

Page 19: Bahasa INdonesia Besok

Warta Penelitian dan pengembangan Pertanian Vol.29, No.2.2007.

diakses pada 26 Desember 2008, pukul 20.35. “www.pustaka-

deptan.go.id/publikasi/wr292074.pdf”.

19