bahan referat

13
SEBAGIAN besar orang berpikir bahwa perawatan ortodonti (kawat gigi) hanyalah untuk remaja atau orang dewasa. Padahal, waktu yang paling baik untuk memulai perawatan ortodonti (kawatgigi) ketika anak usia sembilan tahun. American Association of Orthodontists (AAO) merekomendasikan pada anak-anak usia tujuh tahun sudah memulai kontrol ke dokter gigiortodontis (dokter gigi spesialis ortodonti, kawat gigi). Dokter gigi spesialis ortodonti akan mendeteksi kelainan pada susunan gigi dan bentuk rahang sedini mungkin sehingga dapat menentukan waktu yang tepat untuk memulai perawatan kawat gigi, apakah perlu segera ataukah menunggu hingga geligi permanen tumbuh semua. Perawatan kawat gigi apabila dimulai pada waktu yang tepat, sedini mungkin, akan mempermudah perawatan dan menghasilkan prognosa yang lebih bagus, dikarenakan di usia yang masih anak- anak masih terdapat pertumbuhan dan perkembangan tulang. Sehingga diharapkan dapat memanipulasi perawatan melalui alat ortho lepasan, alat fungsional, dan cekat. Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan, sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya dan berakhir pada geligi permanen yang berdesakan. Normalnya, gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, dan sebagainya. Untuk mencegah hal ini, dokter gigi orthodontis dapat membuatkan alat ortho berupa space regainer. Space regainer merupakan alat yang digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit sehingga gigi tetap dapat erupsi dengan baik pada tempat seharusnya.

Upload: maheer-joefrie

Post on 20-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

refferat ggi dan mulut

TRANSCRIPT

Page 1: bahan referat

SEBAGIAN besar orang berpikir bahwa perawatan ortodonti (kawat gigi) hanyalah untuk

remaja atau orang dewasa. Padahal, waktu yang paling baik untuk memulai perawatan

ortodonti (kawatgigi) ketika anak usia sembilan tahun. American Association of

Orthodontists (AAO) merekomendasikan pada anak-anak usia tujuh tahun sudah

memulai kontrol ke dokter gigiortodontis (dokter gigi spesialis ortodonti, kawat gigi).

Dokter gigi spesialis ortodonti akan mendeteksi kelainan pada susunan gigi dan bentuk

rahang sedini mungkin sehingga dapat menentukan waktu yang tepat untuk memulai

perawatan kawat gigi, apakah perlu segera ataukah menunggu hingga geligi permanen

tumbuh semua.

Perawatan kawat gigi apabila dimulai pada waktu yang tepat, sedini mungkin, akan

mempermudah perawatan dan menghasilkan prognosa yang lebih bagus, dikarenakan

di usia yang masih anak-anak masih terdapat pertumbuhan dan perkembangan tulang.

Sehingga diharapkan dapat memanipulasi perawatan melalui alat ortho lepasan, alat

fungsional, dan cekat. Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan

menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan, sehingga benih

gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan cenderung untuk

erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya dan berakhir pada geligi permanen yang

berdesakan.

Normalnya, gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi

sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang yang mengharuskannya untuk

dicabut, trauma, dan sebagainya. Untuk mencegah hal ini, dokter gigi orthodontis dapat

membuatkan alat ortho berupa space regainer. Space regainer merupakan alat yang

digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit sehingga gigi tetap

dapat erupsi dengan baik pada tempat seharusnya.

Setelah anak mempunyai gigi, maka harus dijaga agar gigi ini tetap sehat sampai pada

saatnya akan digantikan oleh gigi permanen. Kebersihan mulut pun harus dijaga, harus

diajarkan cara-cara menggosok gigi yang benar, tiga kali sehari setiap selesai makan

dan menjelang tidur. Secara teratur anak dapat diperiksakan ke dokter gigi setiap enam

bulan sekali untuk melihat keadaan gigi-giginya.

Jika terdapat karies harus segera ditambal. Dilakukan tindakan preventif agar gigi-

giginya tidak mudah terserang karies, sehingga dapat mencegah kehilangan gigi terlalu

Page 2: bahan referat

awal (premature loss), ataupun mencegah terlambat dicabut sehingga gigi permanen

penggantinya telah tumbuh (persistensi).

Jika gigi susu harus dicabut jauh sebelum waktu tanggalnya, harus dibuatkan space

maintainer (alat ortho lepasan) untuk menjaga agar ruangan bekas pencabutan tadi

tidak menutup.

Kebiasaan menghisap ibu jari (thumb sucking), menggigit bibir (lips biting), meletakkan

lidah di antara gigi (tongue biting), mendorong lidah pada gigi-gigi depannya (tongue

thrusting), cara berbicara yang salah, cara penelanan yang salah, merupakan kebiasaan

jelek yang apabila dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan dilakukan pada masa

pertumbuhan aktif, akan mengakibatkan timbulnya anomali pada gigi-giginya.

Oleh karena itu, tindakan menghilangkan kebiasaan jelek sedini mungkin merupakan

suatu tindakan preventif terhadap timbulnya maloklusi. Anak yang

mempunyai tonsil yang membesar akan mengalami gangguan dalam pernapasannya

sehingga anak tersebut akan bernapas melalui mulutnya.

Kebiasaan ini juga akan menimbulkan

kelainan pada lengkung rahang dan giginya. Perawatan ortodonti anak lebih bertujuan

untuk mencegah terjadinya keparahan di masa dewasa, bisa karena posisi gigi yang

salah atau adanya kebiasaan buruk pada anak seperti menghisap jempol, pola

penelanan yang salah, pola pengucapan yang salah, dan lain-lain.

Pada pasien usia delapan atau sembilan tahun yang memiliki keluhan gigi bagian depan

yang berjejal. Bila tidak segera dirawat susunan gigi yang tidak teratur tersebut akan

bertambah parah nantinya. Kondisi ini dapat dihindari dengan perawatan serial

Page 3: bahan referat

ekstraksi, yang merupakan perawatan dengan cara mencabut gigi sulung secara

berkala pada saat-saat tertentu sesuai dengan keperluan.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para orangtua. Semoga artikel

ini bermanfaat. Salam sehat selalu. (*/rek/radarsby)

PERAWATAN ORTHODONTI : PREVENTIF, INTERSEPTIF DAN KURATIF

OlehUlva Ayu Kumala

10607028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIINSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2011

BAB 1PENDAHULUAN

Graber membagi perawtan ortodonti dalam tiga kategori yaitu perawatan preventif yang merupakan tindakan untuk mempertahankan dan melindungi oklusi setiap saat. Tindakan ini beragam, mulai dari menambal karies sampai menghilangkan kebiasaan buruk. Perawatan interseptif merupakan tindakan yang diambil untuk menghentikan potensi maloklusi atau maloklusi yang telah ada pada masa gigi bercampur. Perawatan korektif merupakan perawatan maloklusi pada masa gigi permanen yang tidak dapat dirawat dengan cara interseptif sederhana.Rickets membagi perawatan ortodonti atas 4 fase perawatan yaitu preventif, interseptif dan korektif yang dilakukan saat masih terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan serta perwatan rehabilitative yang dilakukan saat proses pertumbuhan dan perkembangan telah terhenti (Barrer, 1968; Rickets, 2003).

Perawatan ortodonti dini dalam literatur sering disebut dengan perawatan dini (early treatment), perawatan preventif, perwatan interseptif, tooth guidance, serta growth guidance.

Page 4: bahan referat

Perawatan terlambat ( late treatment) sring disebut perawatan korektif (Barrer, 1968; Halim dan Haryanto, 1993).

Moyers menyatakan perawatan ortodonti ini merupakan perawatan dengan memanfaatkan proses pertumbuhan aktif dengan memanfaatkan berbagai metode yang tersedia. Masa pertumbuhan aktif yang diperkirakan terjadi pada usia 9-13 tahun pada anak perempuan dan 11-15 tahun pada anak laki-laki (Halim dan Haryanto, 1993; Moyers, 1973).

Hasil konsensus para ortodontis di Quebec City Canada Juli 1997 mendefinisikan perawtan ortodonti ini sebagai perawatan yang dimulai pada masa gigi-gigi susu atau bercampur. Tujuan perawatan adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan gigi dan tulang sebelum gigi permanen erupsi (Bishara, dkk., 1998).

Perawatan yang dilakukan pada usia dini tentu saja akan memberikan hasil yang berbeda bila dibandingkan dengan perawatan yang dilakukan pada usia dewasa meskipun pada kasus maloklusi yang sama. Perawatan yang dilakukan sedini mungkin diharapkan akan lebih menjamin keberhasilan perawatan, memperpendek waktu perawatan serta menghemat biaya. Selain itu anak akan terhindar  dari tindakan pencabutan gigi dan tindakan bedah (Ekky, 1994; France, dkk., 1997; Profit dan Field, 1999; Rostina, 1990; Rickets, 2003; Tung dan Kiyak, 1998). 

BAB IIISI

2.1       Berberapa Masalah yang Dijumpai pada Masa Dini            Beberapa masalah yang terjadi di rongga mulut biasanya disebabkan karena ketidakseimbangan struktur dentofasial yang dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan. Factor keturuna menentukan jenis anomali seperti maloklusi klas II dan klas II angle, gigi berjejal, celah palatum dan  lain-lain. Sedangkan factor lingkungan seperti kebiasaan menghisap ibu jari dan bibir dan berbapas melalui mulut dapat memperparah maloklusi yang sedang berkembang.Beberapa yang sering dijumpai pada masa dini:            2.1.1    Gigi ektopik

                        Erupsi ektopik dapat terjadi pada region incisivus lateralis, kaninus dan molar maksila. Keadaan ini dapat diketahui dengan menggunakan bite wing foto pada pemeriksaan rutin. Sebelum gigi molar pertama maksila erupsi, sedangkan akar distal molar kedua desidui terlihat mengalami resorbsi. Bila resorbsi yang akan terjadi hanya sedikit biasanya setelah erupsi posisi gigi etopik akan kembali normal, tetapi bila resorbsi berlanjut terus maka gigi mo;ar pertama maksila akan erupsi etopik sehingga memerlukan perawatan ortodonti.

            2.1.2    Ankilosis            Ankilosis merupakan suatu keadaan terjadinya penyatuan akar gigi dengan tulang alveolar

sehingga gigi sukar dicabut. Ankilosis disebabkan karena kelainan congenital seperti Kleidocranial dysostosis, gangguan kelenjar endokrin, trauma dan sebab-sebab lain yang

Page 5: bahan referat

tidak diketahui. Ankilosis dapat terjadi sebelah lingual, bukal atau bagian lain dari akar gigi. Ankilosis dapat menyebabkan gigi desidui tidak tanggal pada waktunya, menghalangi daya erupsi gigi pengganti, juga dapat menyebabkan tipping pada gigi tetangga dan supraversi pada gigi antagonis. Pada gigi incisivus centralis desidui yang mengalami ankilosis menyebabkan gigi permanen pengganti erupsi ke lingual.

            2.1.3    Gigi berlebih                        Gigi berlebih dapat dijumpai pada maksila dekat garis median sebelah palatinal

insisivus sentralis permanen yang disebut dengan mesiodens, biasanya berbentuk konus dan sering kali tunggal, bila terdapat pada daerah insisivus lateralis disebut dengan laterodens, sedangkan bila didaerah posterior disebut paramolar. Gigi berlebih sering terpendam dalam tulang segingga menghalangi erupsi gigi.

            2.1.4    Diastema                        Diastema sering terjadi pada akhir masa desidui dan merupakan keadaan fisiologis

karena adanya pertumbuhan rahang dalam arah transversal. Diastema yang terjadi pada regio insisivus sentralis biasanya disebabkan karena gigi insisivus lateralis yang erupsi mengadakan penekanan pada apeks bagian distal gigi insisivus sentralis pertama permanen sehingga mahkota bergerak kea rah distal. Diastema sentralis akan tetap terlihat walaupun gigi insisivus telah erupsi sempurna, tetapi akan tertutup kembali pada saat gigi kaninus erupsi.

                        Diastema patologis adalah diastema yang disebabkan karena perlekatan frenulum labialis yang abnormal . selain itu diastema patologis juga disebakan karena mesiodens.

            2.1.5    Gigi berjejal                        Gigi berjejal jarang dijumpai pada masa gigi desidui. Kalaupun ada hal ini disebabkan

karena terlambatnya pertumbuhan rahang. Gigi berjejal pada gigi bercampur dapat disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara mesio distal gigi dengan lengkung rahang. Hal ini disebabkan karena kehilangan dini gigi desidui sehingga ruang untuk erupsi gigi berkurang. Selain itu juga disebabkan karena jalannya erupsi gigi yang menyimpang.

            2.1.6    Crossbite            2.1.6.1 Crossbite Anterior                        Crossbite anterior merupakan suatu kehilangan posisi gigi anterior maksila yang lebih

ke lingual terhadap gigi anterior mandibula. Crossbite anterior gigi desidui disebabkan karena inklinasi aksial yang tidak normal dari satu atau lebih gigi anterior maksila, dapat bersifat dental, skeletal dan fungsional.

                        Crossbite yang bersifat dental disebut dengan crossbite sederhana (simple crossbite). Pada crossbite tersebut hanya tampak kelainan pada jarak overbite dan overjet dan belum tampak kelainan estetis , sedangkan hubungan molar kelas I. Crossbite anterior yang bersifat fungsional atau pseudo crossbiteklas III, merupakan kelainan yang terjadi karena adanya kontak prematur pada saat penutupan mandibula ada oklusi sentrik. Crossbite yang bersifat skeletal disebabkan karena pertumbuhan maksila dan madibula yang tidak proporsional.

Page 6: bahan referat

            2.1.6.2 Crossbite posterior                        Crossbite posterior dapat terjadi pada periode gigi desidui maupun bercampur.

Crossbite posterior adalah hubungan abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior maksila atau mabdibula.

                        Crossbite posterior dapat terjadi secaran unilateral maupun bilateral. Crossbite unilateral biasanya disebabakn karena kebiasaan buruk, sedangkan crossbite bilateral disebabkan malrelasi rahang secara transversal. Keadaan ini ditandai dengan maksila yang sempi dan berbentuk kubah yang sering dihubungkan dengan maloklusi klas III.

            2.1.7    Protusi                        Protusi gigi-gigi insisivus pada masa desidui atau awal gigi bercampur biasanya

disebabkan karena kebiasaan buruk menghisap ibu jari dalam jangka waktu yang cukup lama. Anak biasanya sulit menutup bibir , sehingga insisivus rentan sekali terhadap trauma. Selain itu protrusi gigi-gigi insisivus menimbulkan masalah estetis yang akan mempengaruhi psikologis anak (Zachrissson, 1985).

            2.1.8    Open bite                        Openbite pada regio anterior merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi kontak

antara gigi-gigi anterior maksila dan mandibula dalam arah vertikal. Openbite dapat disebabkan karena adanya kelainan skeletal pada saat terjadi peningkatan ruang intermaksila dan karena kebiasaan buruk. Salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan adalah menghisap ibu jari. Kebiasaan ini dimulai sejak bayi berusia beberapa bulan berlanjut sampai usia beberapa tahun bahkan lebih dari empat tahun.

            2.1.9    Deep overbite                        Idealnya gigi insisivus mandibula harus berkontak dengan sepertiga permukaan

palatinal gigi insisivus maksila pada keadaan oklusi jika berlebihan maka disebut deep overbite. Deep overbite terjadi karena tinggi wajah yang relative pendek, infraoklusi gigi anterior atau supra oklusi gigi-gigi posterior (Halim, 1993; Sudarso, 2002)

            2.1.10 Klas II Angle                        Pada kelas II angle posisi mandibula lebih ke distal terhadap maksila. Hubungan

rahang seperti ini disebut juga disto oklusi. Klas II angle yang terdapat pada masa ggigi desidui dapat disebabkan karena pertumbuhan mandibula berlebuhan sedangkan maksila normal atau kurang. Selain apat juga disebabkan karena kebiasaan buruk sepert menghisap ibu jari (Mundiyah, 1999).

                        Klas II angle dapat dibagi menjadi 2 divisi berdasarkan inklinasi gigi insisivus sentralis maksila : (Tung dan Kiyak, 1998)

            Divisi 1 : inklinasi gigi anterior atas lebih ke labial, biasanya disertai dengan adanya overjet yang besar, dengan gigi protrusi, lengkung maksila sempit, diastema diantara gigi depan, deepbite serta posisi bibir atas terangkat.

            Divisi II : ditandai inklinasi gigi anterior atas tegak atau lebih ke lingual. Biasanya maksila tidak begitu sempit seperti klas II divisi 1 insisivus lateralis sedidikit berjejal dan

Page 7: bahan referat

mesiolabioversi deepbite , kedudukan bibir normal serta tidak ada kelainan wajah yang menyolok.2.1.11 Klas III Angle

                        Maloklusi klas III Angle dengan crossbite anterior adalah salah satu masalah klinis  yang paling sering dijumpai khususnya pada pasien keturunan Asia. Pada klas III Angle mandibula terletak lebih ke mesial terhadap maksila. Hal ini disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan maksila dan mandibula. Tujuan utama perawatan adalah untuk menghambat pertumbuhan mandibula yang berlebihan, memperbaiki hubungan insisivus, menghilangkan crossbite unilateral serta memperbaiki gigi berjejal sehingga diperoleh oklusi normal (Echois, 2003; Rostina, 1990).

2.2       Waktu perawatan ortodonti2.2.1    Pertimbangan sebelum mulai perawatan            Untuk menentukan waktu yang tepat memulai perawatan ortodonti, selain memperhatikan masalah-masalah yang terjadi di rongga mulut pada masa gigi desidiu dan bercampur, penting dipertimbangkan hal-hal berikut:

1.      Pertumbuhan dan perkembangan kraniofasialPerawatan yang dilakukan pada usia dini dengan memperhatikan pertumbuhandan perkembangan kraniofasial akan memberi hasil perawatan yang lebih baik. Pertumbuhan tulang-tulang kraniofasial sangat cepat terjadi pada usia muda. Sifat adaptif tulang memungkinkan alat ortodonti menuntun anomaly pertumbuhan kea rah normal.

2.      Perkembangan gigi geligiUntuk mulai perawatan ortodonti dini sangat penting mengetahui perkembangan gigi geligi. Kebanyakan ahli ortodonti memulai perawatan berdasarkan perkembangan gigi geligi dan bukan berdasarkan masa pertumbuhan puber seseorang. Hal ini disebabkan karena perkembangan gigi geligi lebih jelas dirongga mulut pada saat pemeriksaan klinis. Anomali yang terjadi di rongga mulut mulai terlihat ketika gigi geligi erupsi.

3.      Psikologis pasienPersepsi estetis wajah mempengaruhi perkembangan psikologis  dari masa awal anak-anak sampai dewasa. Pada usia 6 bulan anak-anak telah dapat membedakan antara wajah yang familiar dan tidak familiar. Pada usia 6 tahun anak-anak memiliki nilai cultural yang diinternalisasi  dan ketertarikan fisik. Pada usia 8 tahun criteria mereka terhadap ketertarikan fisik sama dengan orang dewasa.

2.3       Penentuan waktu perawatan.            Perawatan ortodonti dapat dilakukan pada segala usia setiap periode. Pertumbuhan gigi meskipun ada saat optimum untuk emmulai perawatan. Hal inilah yang sering menjadi perdebatan dikalangan para ahli sehingga menimbulkan polemik bagi dokter gigi dalam melaksanakan perawatan ortodonti segera setelah meloklusi ditemukan.

Page 8: bahan referat

2.4       Keuntungan dan dan kerugian perawatan ortodonti dini            Prinsip dasar mencegah lebih baik dari pada merawat, sudah dikenal dimasyarakat begitu juga dalam lapangan ortodonti. Karena itu perawatan dini lebih menjadi alternative terbaik dibandingkan dengan perawatan yang dilakukan pada usia dewasa .

1.      Keuntungan-          Mengoreksi malokusi sebelum betambah parah-          Dapat memodifikasi proses pertumbuhan-          Mengurangi tekanan psikologis pasien-          Kooperatif pasien lebih baik-          Mengurangi kemungkinan dilakukan tindakan pencabutan gigi dan bedah rahang-          Memenuhi kepuasan orang tua-          Menghemat biaya perawatan-          Memberikan alterntif perwatan lebih banyak2.      Kerugian

Salah satu kerugian perawatan dini adalah hasil perawatan bias saja dilakukan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya hasil perwatan relaps sehingga memerlukan lanjutan.keadaan seperti ini akan memakan waktu yang lebih lama dan biaya yang tidak sedikit.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1       Kesimpulan            Perawatan ortodonti dini di dalam literature sering disebut dengan perwatan dini (early treatment), perawatan preventif, perawatan interseptif, tooth guidance, serta gwroth guidance. Perawatan terlambat (late treatment) sering disebut perawatan korekstif. Perawatan ortodonti dini merupakan perawatan dengan memanfaatkan proses pertumbuhan aktif dengan memanfaatkan berbagai metode yang tersedia. Masa pertumbuhan aktif diperkirakan terjadi pada usia 9-13 tahun pada anak perempuan dan 11-15 tahun pada anak laki-laki.

Beberapa anomali yang sering dijumpai pada masa dini adalah erupsi etopik, ankilosis, gigi berlebih, croosbite posterior, anterior, diastema, openbite akibat kebiasaan buruk, gigi berjejal, deep overbite  serta  klas II dan klas III angle.

Pengetahuan tentang jalannya pertumbuhan dan perkembangan kompleks kraniofasial, perkembangan gigi geligi serta psikologis pasien mutlak diperlukan oleh dokter gigi untuk mendiagnosa dan menentukan rencana perawatan ortodonti sehingga akan dicapai hasil perawatan terbaik.

Perawatan ortodonti pada kelainan yang bersifat dental dapat dilakukan segera setelah kelainan ditemukan, meskipun pada beberapa kasus perlu dilakukan observasi lebih dahulu. Saat yang tepat unuk melakuakn perawatan ortodonti dengan kelainan skeletal tidak dapat

Page 9: bahan referat

digeneralisisr pada setiap kasus. Tetapi pada umumnya perawatan dilakukan sebelum laju pertumbuhan aktif terlewati. Keberhasilan perawatn ditentukan oleh diagnosa dan rencana perawatan yang tepat, keterampilan operator yang tinggi serta kooperatif pasien yang baik.

Perawatan dini tentu saja memberikan keuntungan bagi pasien dan memenuhi kepuasan orang tua. Pasien akan terhindar dari tindakan pencabutan gigi dan bedah rahang serta tekanan psikologis dari lingkungan sosialnya. Selain itu waktu perawatan akan lebih pendek dan biaya perawatan lebih murah.3.2       Saran            Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa perawatan yang dilakukan segera setelah kelainan ditemukan akan memberikan hasil akhir yang lebih optimal sesuain dengan yang diharapkan. Karena itu disarankan agar melakukan observasi dan perawatan ortodontu sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Andlow RJ, Rock WP. Alih Bahasa : Agus Djaya. Perawatan gigi anak. Ed ke-2. Jakarta: Widya Medika , 1994 : 172-5Barrer GH. Delaying treatment until the permanent dentition-Why and When.Dent. Clint. North. Am, 1968 : 541-7Bishara SE, Justus R, Garber  TM. Proceding of the workshop discusion on early treatment. Am, J orthodontics, 1998: 113(1) : 5-6Ekky SSS. Ortodonti dan Pertumbuhan Kraniofasial. Jurnal Kedokteran Gigi UI, Jakarta. 1994 : 241-5Echols M. Typical Class III Orthodontic Problem : Deficient Upper jow or Prognathic Lower jow. Florida, 2003 : 1-3.http://www/braceface.com/classthree.htmFoster TD. Alih Bahasa. Lilian Yuwono. Buku ajar Ortodonsia. Ed ke-3 Jakarta: EGC, 1997: 12-4, 40-2, 110-3, 127, 159, 300-8.France L, Bacetti T, Tollaro I. Predicable Variables for  Outcome of Early Functional Tratment of Class III Malocclusion. Am, J Ortodontics, 1997 : 112(1) : 80-5Ghafari  J, shofer FS, Jacobsson U, Makowitz DL, Laster LL. Headgear versus fungtion Regulator in The Early Treatment of Class II, division 1 Malocclusion : A Randomized Clinical  Trial. Am J Ortodontics, 1998 : 113(1) 51-60Halim H, Haryanto GA. Pertimbangan Klinis Perawatan Ortodonti Dini. M.I Kedokteran Gigi FKG USAKTI, 1993 : 740-5Houston WJB. Alih Bahasa. Lilian Yuwono. Diagnosa Ortodonti. Ed ke-3 Jakarta : EGC, 1993 : 25-6, 45-57Johnson AJ. Interceptive treatment, 2003 : 1-3.http://www.dralexjohnson.com/orthodontics_page3htm

Page 10: bahan referat

James  RD. Early Protrusion reduction-Two pashe malocclusion correction : A case report. Am J Orthod Dentofac  Orthop ,  1997 : 122 : 523-37Linden VD . Facial Orthopedics.  Chichago  : Quintessence Publishing Co, 1986 : 20Lee HJ. The Early orthodontic Treatment  of Class II  Malocclusion , Cost and  Benefit . 2001 : 1-2.http://www.orthoforum.com/angelf/case/case3/cost.htmMoyer RE.  Handbook of Ortodintics. 3 ed   Chicago  : Yearbook  Medicial Publisher  incorporated, 1973 : 345-48Rostina T. Maloklusi.FKG USU. Medan. 1990:29.Ricket. Early orthodonti. Makalah ilmiah. Jakarta .2003.1-3.Zachrissson B, Thilander B. Treatment of Dentoalveolar Anomalies. Stokhlom. 1985.49-136.