bahan pembinaan coffee morning...bagi kita melalui salah satu tokoh besar yang dicatat dalam...

43
1 Bahan Pembinaan Coffee Morning GKK Pos Kelapa Gading Ringkasan dan tambahan untuk bahan diskusi Dari Buku: “The Salomon Secrets” Tulisan: Robert Jeffress Oleh: Dennie Olden Frans Jakarta 2014 10

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Bahan Pembinaan

    Coffee Morning GKK Pos Kelapa Gading

    Ringkasan dan tambahan

    untuk bahan diskusi

    Dari Buku:

    “The Salomon Secrets” Tulisan: Robert Jeffress

    Oleh:

    Dennie Olden Frans Jakarta 2014

    10

  • 2

    Pengantar

    Bahan ini ditulis berdasarkan buku “The Salomon Secrets” Tulisan:Robert Jeffress.

    Seorang manusia pada akhirnya akan

    diperhadapkan dengan satu keputusan, apakah ia mau

    takut akan Tuhan atau tidak. Penulis Amsal

    mengatakan, “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan” dan

    pengertian dimulai dari pengenalan akan Tuhan (Ams. 9:10). Sebagai

    manusia apakah kita menyadari bahwa manusia diberi hidup adalah

    dengan tujuan utama yaitu memuliakan TUHAN? Dengan fokus kita

    hanya untuk kemuliaan Tuhanlah, maka kita akan dapat menemukan

    hikmat yang sejati dari Sang Pencipta.

    Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia

    memperdengarkan suaranya. (Ams 1:20). Firman Tuhan ini

    mengingatkan kita, bahwa dimanapun kita berada di bumi ini, akan

    selalu ada hikmat yang dapat kita temukan melalui setiap ciptaan-Nya,

    dan segala sesuatu yang diciptakan manusia. Ketika kita berkendara di

    jalanan, kita bisa temukan desain bangunan-bangunan yg indah,

    dimana manusia menciptakannya dengan hikmat yang Tuhan telah

    sediakan baginya. Kuncinya hanya, apakah kita mau mencari hikmat

    yang Tuhan telah sediakan bagi kita sebagai manusia yang merupakan

    gambar dan rancang Allah yang ada pada diri kita.

    Kiranya melalui ringkasan bahan sharing yang telah

    dirangkum oleh hamba-Nya, Bpk. Pdt. Dennie Olden Frans

    berdasarkan buku "Solomon Secrets (karangan Robert Jeffress)",

    biarlah ini boleh menjadi pedoman pembelajaran bagi kita yang ingin

    mempelajari lebih jauh tentang hikmat yang telah Tuhan sediakan

    bagi kita melalui salah satu tokoh besar yang dicatat dalam Alkitab.

    Mari kita gunakan kesempatan dan waktu yang Tuhan bri bagi kita

    untuk menggali lebih jauh sumber hikmat dari Sang Pencipta, dengan

    10

  • 3

    semua akal budi dan talenta yang telah Tuhan sediakan bagi kita

    sebagai ciptaanNya. Amsal 8:1-3: Bukankah hikmat berseru-seru, dan

    kepandaian memperdengarkan suaranya ? .. Di atas tempat-tempat

    yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia

    berdiri, ... di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan

    masuk, ia berseru dengan nyaring.

    Yang menjadi pertanyaan bagi kita, darimanakah sumber hikmat kita?

    Dari Sang Pencipta sendiri atau dari ciptaanNya?

    Selamat mempelajari dan menggali lebih jauh

    hikmat sejati yang dari Tuhan.

    Soli Deo Gloria ...

    Pengurus Coffee Morning GKK-KG-Jakarta

    The Min Sing

    Buku yang sangat bagus mengungkapkan ini mengungkapkan

    beberapa hal menarik tentang Salomo berdasarkan kitab Amsal.

    Saduran, ringkasan dan penambahan dalam tulisan ini dibuat

    atau ditulis untuk keperluan sendiri sebagai bahan diskusi

    Bersama setiap hari Sabtu pagi, dalam persekutuan doa jemaat

    Gereja Kristus Ketapang

    Pos Kelapa Gading Jakarta pada tahun 2014.

    Untuk lebih lengkap, disarankan untuk membaca bukunya

    secara langsung yang ditertemahkan dan diterbitkan oleh Yayasan Perkabaran Injil Immanuel : Jakarta., 2005

  • 4

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Jika Anda Tidak Tahu Kemana Anda Akan Pergi,

    Anda Akan Tiba Di Tempat Lain! berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    ------------------------------------------------------------------------

    Firman Tuhan: “Rancangan terlaksana oleh pertimbangan,

    sebab itu berperanglah dengan siasat.” (Amsal 20:18)

    “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan,

    tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.” (Amsal 15:22)

    “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan,Tetapi

    setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.”

    (Amsal 21:5)

    “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,

    maka terlaksanalah segala rencanamu.” (Amsal 16:3)

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Dimanakah Anda Ingin Berada Dalam Waktu Sepuluh Tahun Mendatang?

    Pertanyaan penting dalam kehidupan kita yang sementara ini,

    ialah: “Kemanakah kita akan pergi,..seperti apakah kehidupan

    yang Anda inginkan…?” Untuk memulai, cobalah

    pertimbangkanlah:

    • Bagaimana Keadaan Keuangan Anda? Berapa banyak yang Anda peroleh sepuluh tahun dari sekarang? Berapa

    banyak yang Anda gunakan untuk hal-hal berharga…?

    • Bagaimana dengan pekerjaan Anda? Pekerjaan seperti apakah yang Anda miliki, tujuan apa yang akan Anda capai…?

    Bagaimana sepuluh tahun mendatang?

    • Bagaimana Keluarga Anda? Seperti apa hubungan Anda dengan pasangan Anda sepuluh tahun mendatang? Berapa banyak Anda

    menggunakan waktu bersama mereka?

    • Bagaimana keadaan rohani Anda sepuluh tahun akan datang? Bagaimana hubungan Anda dengan Allah dibanding sekarang?

    Kebiasaan apa yang tidak lagi menjadi bagian kehidupan Anda?

  • 5

    • Bagaimana dengan Pelayanan? Apakah Anda menjadi seorang yang mengasihi Tuhan dengan melayaninya? Atau seberapa bedakah dengan

    sekarang?

    Mungkin, kita berkata, ach…itu hanyalah impian saja. Tetapi, jangan

    pernah meremehkan impian, sebab semua keberhasilan besar dimulai oleh

    impian-impian besar. Impian memang penting, tetapi semuanya belum

    cukup untuk mengubah kehidupan kita. Sebuah impian tanpa rencana

    hanyalah sebuah harapan. Kita perlu “peta” untuk membawa kita kepada

    sebuah keberhasilan.

    Kerugian dari Tidak Melakukan Apapun ! Kita tidak akan pernah sampai pada sebuah tujuan

    dengan kebetulan. Tanpa perencanaan dan tindakan

    untuk mencapainya, kita cenderung hanyut menjauhi

    impian-impian kita. Bayangkanlah bagaimana perasaan

    anda jika 10 tahun akan datang, keberadaan pekerjaan

    Anda biasa-biasa saja dan mungkin lebih buruk dari sekarang?

    Bagaimana dengan keluarga kita sekian tahun akan datang? Apakah

    hubungan semakin baik atau tidak ada keharmonisan? Bagaimana

    dengan keadaan kerohanian kita? Apakah kita menjadi semakin jauh

    dari Tuhan? Bahkan hidup di bawa murka Tuhan? Atau menjadi

    seorang yang begitu mengasihi Tuhan, melayaninya dan hidup di

    dalam berkat Tuhan?

    Untuk mencapai sebuah tujuan; Hati-hati, kita akan

    bertemu dengan dua pandangan yang sama-sama akan

    mematikan segala impian-impian kita. Pertama, kita yakin

    bahwa kita masih mempunyai banyak waktu! Atau

    sebaliknya, kita merasa terlambat dan tidak ada waktu lagi,

    sehingga tidak melakukan apapun.

    Bagaimana MerencanakanLangkah-langkah sederhana dimana kelak kita berada?

    Bagaimana keberadaan kehidupan kita?

    • Rohani: “aku ingin bertumbuh dalam hubunganku dengan Allah.”

    • Jasmani: “Aku ingin menjalani hidup dengan teratur dan sehat.”

    • Perkembangan pribadi: “Aku ingin lebih banyak belajar.”

  • 6

    • Keluarga: “Aku ingin membangun keluarga yang harmonis.”

    • Pekerjaan: “Aku ingin membuka usaha sendiri.”

    • Keuangan: “Aku ingin memiliki cukup keuangan untuk masa depan keluarga.”

    • Sosial: “Aku ingin membangun lebih banyak persahabatan.”

    • Pelayanan: “Aku ingin terlibat dalam pelayanan gereja.”

    Periksalah ada skala 1-10, 10 sebagai angka tertinggi, tentang apa

    yang kita capai dalam 8 bidang kehidupan yang sangat penting ini:

    Rohani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Jasmani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Perkembangan Pribadi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Sosial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Dll…………………. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    -------------------------------------------------------------------------------------------- 10. terbaik, 9. Baik sekali, 8.baik, 7.cukup baik, 6.cukup, 5.kurang,

    4. kurang sekali, 3. buruk, 2. buruk sekali, 1. sangat buruk sekali. --------------------------------------------------------------------------------------------

    Pikirkanlah, dimana saya berada dan akan berada?!

    Rohani:…………………………………………………..

    Jasmani:…………………………………………………

    P.Pribadi:……………………………………………….

    Keluarga:………………………………………………..

    Pekerjaan: ………………………………………………

    Keuangan: ………………………………………………

    Sosial: …………………………………………………..

    Pelayanan: ……………………………………………..

    Mengetahui kedudukan sekarang menolong kita untuk melihat

    tujuan-tujuan ke depan. Dan untuk membawa maksud dari kehidupan

    kita kepada tempat dimana seahrusnya kita berada, perhatikanlah

    langkah-langkah apa yang akan kita harus lakukan:

  • 7

    Rohani: Saya akan membaca Alkitab setiap hari, mulai hari ini.

    Jasmani: Saya akan berolah raga secara teratur dan makan secara

    teratur dan sebagainya.

    P. Pribadi: Saya akan mempelajari hal tertentu sesuai dengan

    pekerjaanku.

    Keluarga: Saya akan mengasihi keluargaku

    Pekerjaan: Saya akan mencari peluang baru untuk membuka sebuah

    usaha sendiri.

    Keuangan: Saya akan berusaha untuk menggunakan keuangan sesuai

    dengan kebutuhan.

    Sosial: Saya akan bergaul lebih luas dengan lingkunganku dengan

    baik.

    Pelayanan: Mulai hari ini, saya akan ikut dalam pelayanan PI/Misi dan

    Sosial.

    “Bagaimana caranya memakan habis seekor Gajah?”

    Salah satu cara untuk mencapai sebuah kerinduan besar ialah

    memecahkannya menjadi tujuan-tujuan kecil yang dapat diukur

    dengan waktu dan kemampuan kerja kita. Tujuan-tujuan yang lebih

    kecil menjadi daftar “tugas” kegiatan-kegiatan harian kita yang

    mengantarkan kita pada maksud utama dari kehidupan kita. Akhir

    kata …

    Perencanaan adalah baik, langkah-langkah mencapai tujuan dimana

    kita berada selama hidup sementara di dunia ini adalah benar,

    tetapi di atas segalanya ialah:

    “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,

    maka terlaksanalah segala rencanamu.”

    (Amsal 16:3)

    CATATAN:

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

  • 8

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Untuk Lebih Berhasil, Teruslah Berusahalah

    Walau harus sering gagal! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.

    Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi;

    Siapa tidur pada waktu panen membuat malu.” (Amsal 10:4-5)

    • “Hati si pemalas penuh keiginan, tetapi sia-sia, Sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” (Amsal 13:4)

    • “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, Tetapi tidak juga mengembalikan ke mulutnya.” (Amsal 19:24)

    • “Berkatalah si pemalas: “ada singa di jalan! Ada singa di lorong!” Seperti pintu berputar pada engselnya,

    demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.”

    (Amsal 26:13-14)

    ------------------------------------------------------------------------------------------------

    Pastikanlah bahwa kita terus melangkah!

    Thomas Alfa Edison berkata: “Banyak orang yang gagal dalam

    hidup adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa

    dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”

    Mungin setelah diskusi kunci 1, tentang perencanaan kita

    terdorong untuk mengejar impian kita. Dan mungkin kita telah

    mencoba memikirkan sasaran dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.

    Puji Tuhan! Kita telah maju selangkah, jika dibanding dengan orang-orang

    yang menjalani kehidupan tanpa tujuan yang jelas. Itu adalah kabar baik.

    Tetapi kabar “buruknya” ialah kita akan berhadapan dengan rintangan-

    rintangan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan kita sadar bahwa

    rintangan-rintangan itu dapat menimbulkan hambatan-hambatan, tetapi

    orang bijak tidak akan berhenti atau mundur, karena beberapa tantangan,

    tetapi dengan tekun terus melangkah. Orang bijak berkata: “keberanian

    adalah keinginan untuk memulai sesuatu, tetapi ketekunan adalah tekad

    untuk meneruskan sesuatu.”

    Bagaimana Ketekunan dalam kesaksian Alkitab? Alkitab Firman Tuhan penuh dengan contoh-contoh tentang

    ketekunan. Antara lain:

    Aduh…

    enaknya

  • 9

    1. Merobohkan Tembok-tembok. Renungkanlah kisah tentang Yosua dan tembok-tembok Yerikho.

    Tujuan: Merebut tanah Kanaan. Halangan: Tembok besar yang

    mengelilingi kota Yerikho. Rencana penaklukkan diberikan Tuhan,

    yaitu dengan mengelilingi kota. Apa dengan itu cukup? Tentu hal

    penting lain ialah; teruslah melangkah, dan untuk itu, perlu

    ketekunan.

    2. Menjadi kotor untuk menjadi bersih Ingatkah kita kisah Naaman? Seorang panglima tentara Siria? Tujuan:

    untuk mendapatkan kesembuhan. Halangan: Ia harus ke Israel, dan

    harus berendam di sungai Yordan 7 kali. Naaman marah, karena merasa,

    bukanlah sungai-sungai di Siria lebih bagus dan bersih? Mengapa harus

    di sini? Ia ingin penyelesaian kilat. Untuk sebuah tujuan, Naaman,

    akhirnya berupaya melawan halangan baik dari dirinya sendiri, maupun

    dari tempat dimana ia harus melakukan sesuatu. Bayangkan 7 kali ia

    berendam. Kalau tidak ada ketekunan, dan kemauan untuk terus

    maju, dapat saja ia berhenti ada kali yang ke enam. Dan merasa itu

    adalah pekerjaan sia-sia? Tetapi jika ia berhenti, bukankah ia telah

    berada begitu dekat dari sebuah tujuan?

    Pahamilah Nilai sebuah ketekunan! Perhatikanlah, penulis Amsal tidak memperbandingkan: orang

    cantik dengan orang buruk rupa, orang kaya dan orang miskin,

    orang berutung dan tidak beruntung. Tetapi sebaliknya Salomo

    membedakan antara orang rajin dan orang malas. Ketekunan

    akan memperlihatkan perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Orang

    pandai tapi malas tidak akan berhasil, sebaliknya orang bodoh tetapi tekun

    serta terus melangkah mencapai tujuannya akan lebih pasti untuk berhasil

    bahkan mungkin bertambah sebuah kepandaian dari pada orang pandai tapi

    malas. Renungkanlah apa yang telah Allah karuniakan kepada Anda!

    Apakah yang dapat kita tambahkan kepadanya supaya berhasil…?

    Jawabannya sederhana…ketekunan.

    Lupakanlah masa lalu dan pusatkanlah Perhatian pada Masa depan! Banyak kegagalan untuk mencapai sebuah tujuan, oleh karena

    dua hal berbeda yang sama akibatnya. Pertama, tidak berani

    melangkah oleh karena kegagalan masa lalu dan yang kedua ialah

    tidak melangkah maju karena memusatkan perhatian pada keberhasilan masa

  • 10

    lalu. (lihat siap Paulus Filipi 3:13-14). Kenangan sentimentil tentang masa

    lalu tidak akan pernah menggerakkan kita satu inci lebih dekat dengan

    tujuan, bahkan dapat terjadi mencegah kita untuk melakukan kemajuan

    apapun.

    Belajarlah tentang pentingnya Permulaan! Sebelum kita memulai meneruskan langkah kita kepada tujuan,

    kita harus memulainya. Kita sadar bahwa untuk memulai

    memerlukan energi lebih besar untuk membuat suatu benda

    bergerak dari pada membuatnya terus bergerak. Demikian juga

    halnya dalam upaya mencapai tujuan. Tantangan dapat

    menghambat perjalanan. Tetapi, bagaimanapun kita harus terus maju, atau

    selalu sedia untuk memulai lagi. Pemalas akan menggunakan banyak alasan

    untuk dapat menunda memulai sebuah proyek. Dan akhirnya ia akan

    membayar harga untuk itu. Akhir dari sebuah penundaan untuk memulai

    adalah: “Aku memandangnya dan memperhatikan,aku melihat dan menarik

    suatu pelajaran. “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat

    tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring. Maka datanglah kemiskinan

    seperti seperti seorang penyerbu…”.(Amsal 24:30-34). Kita dapat bersikap

    jujur, bahwa memang ada “dia” si pemalas kecil dalam diri kita. Dan

    olehnya kita selalu disuguhkan alasan yang tidak pernah habis untuk

    memulai sesuatu. Aku sibuk sehingga tidak bisa renungan pagi, Tuhan pasti

    mengerti. Program olahraga tidak jadi, “jangan-jangan aku dirampok lari

    pagi…dst. Kita tidak perlu menjadi orang luar biasa untuk memulai, tetapi

    kita perlu memulai untuk menjadi luar biasa.

    Bersiaplah menghadapi kemunduran! Kemunduran adalah suatu proses yang biasa dalam sebuah

    upaya untuk maju. Dan tidak ada kata maju jika tidak ada

    kata mundur. Itulah sebabnya, untuk sebuah keberhasilan,

    teruslah berusaha walaupun harus sering gagal. Thomas

    Alfa Edison melewati 1800 kali kegagalan sebelum ia

    berhasil sebuah bola lampu. Babe Ruth melakukan 1330 kali pukulan

    gagal tetapi ia dianggap sebagai salah seorang pemain baseball

    terbesar sepanjang waktu. Semakin banyak lamaran kerja yang anda

    kirim, semakin besar kesempatan untuk mendapatkan kerja seperti

    yang diinginkan, dll. Ingatlah, semakin sering gagal karena memulai

    sesuatu, semakin besar peluang untuk berhasil dalam sesuatu.

    Ketekunan tidak hanya membutuhkan keberanian untuk memulai

    bergerak kea rah impian kita, melainkan juga tekad untuk terus maju

  • 11

    walau ada sejumlah kemunduran sementara. Sebab kemunduran tidak

    akan terus menjadi bagian dari orang yang berupaya untuk terus maju.

    Bersiaplah untuk bekerja keras! “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan,

    tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulutnya.” (Ams

    19:24)

    Jeffress menulis:

    “Ada satu kata ajaib.

    Aku ingin berikan kepadamu.

    Itu membuat orang bodoh menjadi pandai.

    Membuat orang pandai lebih pandai lagi.

    Itu membuat orang yang sangat pandai teguh.

    Itu adalah kata yang misterius.

    Itu membuka semua jenis pintu.

    Itu adalah kerja.”

    Abraham Lincoln pernah berkata: ”saya lebih suka gagal dalam usaha yang

    akhirnya akan berhasil dari pada

    berhasil dalam usaha

    yang akhirnya

    akan gagal.”

    Catatan:

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------

  • 12

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Berapapun yang Anda peroleh, Gunakanlah kurang dari perolehan!

    (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    --------------------------------------------------------------------------------------------“harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak,

    tetapi orang yang bebal memboroskannya. (Amsal 21:20)

    • “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak

    menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau aku miskin, aku

    mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” (Amsal 30:8-9)

    • “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia

    menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanan pada waktu

    panen.’ (Amsal 6:6-8)

    • “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan penuh melimpah-limpah,

    dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10)

    ------------------------------------------------------------------------------------

    Mengapa Uang?

    Orang selalu tertarik pada uang… mengapa?

    Pikirkanlah tentang semua hal luar biasa yang dapat

    dilakukan uang: Meringankan beban, memberi rasa

    aman, menolong memenuhi impian-impian kita dan

    menawarkan berbagai macam hal. Karenanya, tidak

    heran beberapa orang memilih “menyembah” uang

    bukannya Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata:

    “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.

    Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang

    lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang

    lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.” Matius

    6:24. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu

    uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya

    dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10).

  • 13

    Tujuan Alkitabiah yang masuk akal… Tetapi adalah fakta, bahwa ada banyak anak-anak Tuhan yang

    tidak sampai terjerumus karena uang, karena tahu persis bahwa

    Tuhanlah sumber segala berkat. Sehingga Salomo, sebagai orang

    terkaya pada masanya, dengan mengetahui keuntungan maupun

    keterbatasan kekayaan ia memberi sebuah tujuan keuangan yang masuk akal

    bagi kita masing-masing. “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku

    kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu?Atau kalau aku

    miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Amsal 30:8-9.

    …Rahasia Seorang Jutawan? Jawabannya ialah; untuk membangun persediaan keuangan:

    menggunakan kurang dari yang diperoleh dalam jangka

    waktu tertentu. Atau menggunakan lebih sedikit dari yang

    Anda peroleh. Ada cerita yang memprihatikan tentang

    seorang pekerja saluran air. Ia mengatakan: “saya menggali

    lobang untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan untuk dapat

    kekuatan untuk menggali lobang itu.” Itulah sebabnya Salomo menyatakan:

    harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang

    yang bebal memboroskannya. (Ams.21:20)

    Menabung atau Menimbun! Ada perbedaan antara menabung uang dan menimbun uang.

    Menabung adalah menyisihkan persentase yang masuk akal

    dari penghasilan kita untuk kebutuhan di masa depan. Itu

    adalah menciptakan margin keuangan! Menimbun adalah

    menyimpan sebanyak mungkin uang sebagai usaha untuk

    melindungi diri dari kesulitan yang mungkin terjadi dalam kehidupan. Tapi

    akibatnya ialah, mereka bukan saja merampok kenikmatan masa kini dari

    diri mereka sendiri melainkan juga dari orang-orang lain yang ada di

    dekatnya. Salomo dalam kitab Pengkhotbah menyatakan: “Aku membenci

    segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab

    aku harus meninggalkannya kepada orang-orang yang datang sesudah aku”

    (Pengkhotbah 2:18). Atau seseorang yang bekerja keras semasa hidupnya,

    dan menyimpan semua hasil keringatnya, dan setelah itu, ia harus

    meninggalkannya tanpa menikmatinya, sebab ajal telah datang

    menjemputnya.

  • 14

    Buatlah margin keuangan Menggunakan lebih sedikit dibanding dengan yang Anda

    peroleh adalah menciptakan “margin”. Margin adalah

    daerah antara tempat kita dan keterbatasan kita berada.

    Margin adalah daerah penyangga antara penghasilan dan

    pengeluaran. Margin keuangan menyelamatkan kita dari

    piliha-pilihan yang sulit dan menyakitkan.

    Misalnya, margin keuangan dapat memberikan kebebasan, misalnya:

    • Berani melepaskan pekerjaan yang membuat anda frustrasi selama bertahun-tahun…

    • Memulai usaha baru yang anda impikan selama ini…

    • Atau bertahan untuk memperoleh kenaikan gaji yang lebih baik…

    • Atau mendapatkan kebebasan bersama keluarga dan dalam melayani Tuhan…dll.

    Bukankah ada banyak orang bertahan dalam suatu pekerjaan yang tidak

    disukai sebab mereka tidak mempunyai sepeserpun uang

    untuk melakukan sesuatu…? Dst, itu adalah uang bertahan

    untuk semua orang! Orang yang menghabiskan setiap rupiah

    yang mereka peroleh sedang berjalan di tepi kehancuran. Hanya diperlukan

    satu keadaan yang tidak terduga untuk mendorong mereka jatuh ke jurang.

    Sebaliknya orang yang mempunyai margin keuangan mempunyai banyak

    pilihan serta kebebasan yang menyertai pilihan-pilihan itu. Salomo berkata

    bahwa menyisihkan penghasilan sekarang untuk kebutuhan-kebutuhan di

    masa depan adalah metode yang dipilih Allah untuk menyediakan kebutuhan

    masa depan kita. Dalam hikmat TUHAN Salomo menuliskan: “Hai

    pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah

    bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia

    menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanan pada

    waktu panen.”(Amsal 6:6-8). (lihat Kejadian 41)

    Margin keuangan Memampukan kita untuk menikmati sukacita mendukung Pekerjaan Allah

    Dalam 1 Kor. 16:2, Paulus mengungkapkan: “pada hari

    pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing sesuai dgn

    apa yang kamu peroleh- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah,

    supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan kalau aku datang.” Teks ini

  • 15

    sebenarnya mau mengatakan, hanya orang Kristen yang telah menggunakan

    lebih sedikit dari peng-hasilannya yang dapat mendukung kebutuhan-

    kebutuhan pelayanan.

    Alfabet Margin a. Sesuaikan pengeluaran anda sampai tingkat di bawah penghasilan

    Anda.

    b. Berhati-hatilah dengan utang. Tidak ada yang lebih cepat menelan margin keuangan kita disbanding utang. Salomo berkata, janganlah

    kamu termasuk orang yang…menjadi penanggung utang … orang

    akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak

    mempunyai apa-apa untuk membayarnya kembali…(Amsal 22:26-

    27)

    c. Konsistensi. Menyisihkan sebagian penghasilan anda untuk kebutuhan masa datang secara konsisten bukan tindakan yang

    menyatakan tidak ada iman tetapi tindakan kepatuhan.

    d. Kesegeraan. Dan ingatlah, waktu terbaik untuk menabung adalah beberapa tahun lalu sejak anda punya penghasilan. Namun waktu

    terbaik kedua ialah mulailah sekarang.

    e. Perhatikan juga hal Keragaman. Jika anda menyimpan telur dalam satu keranjang dan keranjangnya jatuh, anda tidak punya

    sebutirpun.

    f. Memberi kepada sumber Pemberian. “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala

    penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan akan diisi penuh

    sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap

    dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10). Ingat apa yang

    dikatakan nabi Maleakhi ( Maleakhi 3:8-11). Mari kita menyadari

    apa yang kita miliki adalah pemberian-Nya. Dan ingatlah bahwa

    TUHAN dapat menggunakan cara apapun sebab IA berkuasa. Allah

    akan mengambil apa yang merupakan hak-Nya. Kepatuhan kepada

    sumber berkat, menjadikan anda memiliki berkat. Bacalah Lukas

    12:

    Bagaimana dengan kita…?

    Catatan:

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

  • 16

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Dengarkanlah kata orang-orang…!

    (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    --------------------------------------------------------------------------------------------“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan,

    Tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.” (Amsal 12:1)

    • “Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, Akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.” (Amsal 29:1)

    • “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan, akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan

    membuang dirinya sendiri,Tetapi siapa mendengar teguran , memperoleh akal

    budi.” (Amsal 15:31-32)

    • “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6)

    • “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” (Amsal 19:20)

    • “Karena Tuhan memberikan ajaran kepada yang dikasihinya, Seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.” (Amsal 3:12)

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Dalam kitab Amsal, kita bertemu dengan banyak sekali

    tulisan Salomo yang berhubungan dengan pengajaran,

    didikan dan juga teguran atau nasihat. Suatu teguran adalah

    suatu keadaan yang dimunculkan Allah dalam kehidupan

    kita untuk memperingatkan kita tentang dosa dan

    mendorong kita untuk berbalik dari dosa tersebut. Jelas, kita

    mempunya pilihan tentang bagaimana kita menanggapi teguran-teguran

    tersebut. Kita dapat menerima koreksi dan membuat beberapa perubahan

    yang diperlukan, atau kita menolaknya dan meneruskan kelakuan kita.

    Lihatlah bagaimana Salomo memperbandingkan tanggapan seorang bodoh

    dengan tanggapan seorang bijaksana dan apa akibatnya.

    Mengapa kita menentang teguran? Berdasarkan kitab Amsal, ada beberapa alasan mengapa kita mengalami

    kesukaran menerima koreksi dari; atasan kita, saran dari sahabat kita, nasihat

    dari pasangan kita, kritik-kritik dari musuh kita bahkan disiplin dari Allah:

    1. KESOMBONGAN. Harus diakui sejujurnya, tidak seorangpun yang menyukai dikritik. Dan sifat alami

  • 17

    manusia adalah menolak kritik dengan reaksi yang negatif. Seorang

    presiden Amerika pernah menanggapi kritik dengan: “Jika anda lebih

    pandai sehingga terus mengeritik, mengapa bukan anda yang menjadi

    presiden?” Sama seperti reaksi Rehabeam ketika mendengarkan

    permintaan orang Israel untuk memperoleh keringanan pajak, ketika ia

    merebut tahta ayahnya Salomo. Ia menjawab: “Kelingkingku lebih besar

    dari pinggang ayahku!” 1 Raja-raja 12:10. Ungkapan yang tidak mau

    menerima saran, mengakibatkan malapetaka besar bagi Rehabeam.

    Salomo mengerti bahaya kesombongan sehinga ia menuliskan:

    “Keangkuhan merendahkan orang tetapi orang yang rendah hati

    menerima pujian.” (Amsal 29:23).

    2. KETAKUTAN. Ketakutan juga menjadi penyebab

    mengapa seseorang tidak menerima teguran.

    Seringkali sebuah teguran dianggap sebagai

    masalah sehingga banyak orang menghidar darinya,

    akibatnya merugikan diri sendiri, dan pada akhirnya

    dapat menjadi sebuah masalah , jauh lebih besar

    dari pada “sebuah teguran, atau saran.”

    3. KEMALASAN. Semua kita menyadari, bahwa

    sebuah tujuan dari sebuah saran, teguran, nasehat

    pasti membutuhkan perubahan atau perbaikan.

    Sebuah perubahan atau perbaikan membutuhkan

    usaha. Dan seringkali sebuah saran ditentang oleh

    karena tidak mau berubah. Siapa saja yang tidak mengijinkan sebuah

    saran, nasihat, teguran yang betujuan menggerakkan kita untuk bertindak

    menghasilkan sesuatu, maka dapat mendatangkan bencana. Salomo dalam

    hikmat TUHAN menuliskan: “…bahkan kamu mengabaikan nasihatku

    dan tidak mau menerima teguranku, maka aku akan mentertawakan

    celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedasyatan datang atasmu

    seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angina puyuh…” (Amsal

    1:25-27).

    Menanggapi teguran menyakitkan Dengan bijaksana! Kitab Amsal dengan sangat jelas mengajarkan kita bagaimana

    menanggapi teguran:

    1. Nantikanlah teguran. Kritik, teguran, saran dan nasihat memang tidak dapat kita hindarkan dari dunia kita. Mengapa?

    Sebab kita memang tidak sempurna. Dan karena

  • 18

    ketidaksempurnaan inilah maka kita menerima teguran dan juga perlu

    teguran, nasihat, saran. Namun sebaliknya, sering terjadi karena

    ketidaksempurnaan ini jugalah yang menjadikan kita melakukan

    kesalahan-kesalahan dan menolak teguran, nasihat dan saran. Walau

    kesalahan tidak dapat kita dihindari tetapi toh dapat diampuni. “Sebab

    DIA sendiri tahu apa kita, DIA ingat bahwa kita ini debu…” (Mazmur

    103:14).

    2. Evaluasi Teguran. Tidak semua kesukaran yang kita alami adalah teguran. Atau kritik yang kita

    alami karena sebuah kesalahan. Justru sebaliknya

    karena keberhasilan. Di sisi lain, kita juga

    cenderung menentang tiap kritik atau saran dan

    teguran yang disampaikan kepada kita. Karena itu

    kita sungguh membutuhkan pertolongan untuk dapat mengevaluasi

    sebuah teguran. Dan untuk itu, kita sangat memerlukan pertolongan

    TUHAN. Kita perlu sahabat yang dapat diercayai, “Seorang kawan

    memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara

    berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6), serta kita perlu jujur dengan diri kita

    sendiri. Lihatlah kelemahan kita. Mungkin ada pola kesalahan yang

    berulangkali kita lakukan. Salomo berkata: “Seperti anjing kembali

    kepada muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi

    kesalahannya.” (Amsal 26:11).

    3. Sambutlah teguran. Kita masing-masing harus memutuskan bagi diri kita sendiri apakah

    menyambut teguran, atau menolaknya. Penulis

    Amsal mengungkapkan bahwa: “Siapa bersitegang leher, walaupun

    telah mendapat teguran, Akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa

    dapat dipulihkan lagi.” (Amsal 29:1). Dan, “Orang yang mengarahkan

    telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan Akan tinggal

    di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang

    dirinya sendiri, Tetapi siapa mendengar teguran , memperoleh akal

    budi.” (Amsal 15:31-32)

    4. Percayakanlah teguran-teguran Kepada Allah.

    Akhirnya, satu-satunya cara supaya dapat terhindar

    dari kesombngan, ketakutan dan penolakan secara

    alami yang membanjiri hati kita saat teguran datang

    adalah mempercayai Allah bahwa IA telah

    mengijinkan semua teguran itu masuk kedalam

  • 19

    kehidupan kita untuk sebuah maksud. 2 Samuel 16:5-11, adalah suatu

    sikap yang luar biasa dari Daud, ayah Salomo terhadap kritik pedas

    bahkan kutukan yang dilancarkan Simei Bin Gera. Abisai anak Zeruya

    berkata kepada raja: “mengapa anjig mati ini mengutuki tuanku raja?

    Izinkan aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Bukankah sangat

    mudah bagi Daud menganggukkan kepada dan kemudian kepala Simei

    lepas dari tempatnya, dan bungkamlah si pengkritik untuk selama-

    lamanya? Tetapi Daud berkata: “apa urusanku dengan kamu, hai anak-

    anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman

    kepadanya: kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa

    engkau berbuat demikian…?” Sangatlah perlu bagi kita untuk melihat

    sesuatu lebih jauh dari apa yang nampak. Daud memandang penuduh,

    sebagai alat di tangan TUHAN untuk menolong mendatangkan

    perubahan yang diperlukan dalam kehidupannya.

    “Karena Tuhan memberikan ajaran kepada yang

    dikasihinya, Seperti seorang ayah kepada anak yang

    disayangi.” (Amsal 3:12)

    Catatan:

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

  • 20

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Carilah Makanan

    di Padang Rumput Anda sendiri! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    • ”Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.” Amsal 5:15

    • “Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu, dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan

    menjaga engkau…

    supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan asing, yang licin

    perkataannya, yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan

    melupakan perjanjian Allah;…” Amsal 2:10-11, 16-17

    • “Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya

    Lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian pahit seperti empedu dan tajam

    seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya

    menuju dunia orang mati…” (Amsal 5:3-5)

    • Bersukacitalah dengan istri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau dan engkau senantiasa birahi

    kerena cintanya….karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan

    segala langkah orang diawasinya.”(Amsal 5:18-21)

    -----------------------------------------------------------------------------------------------------

    Sebuah kecelakaan besar terjadi di Florida (AS), bukan oleh

    karena senjata api, atau senjata tajam. Atau juga karena

    perkelahian, tetapi oleh karena sebuah tindakan ‘main-main”

    dari beberapa anak remaja, yang memindahkan tanda “stop”

    dari sebuah perempatan yang ramai, dan mobil yang melintas

    dengan kecepatan tinggi tidak dapat dikendalikan, dan tabrakan

    pun tidak dapat dihindari. Sering kali “kecelakaan” juga terjadi dalam ke-

    hidupan kita sebab tanda “stop” dengan sengaja dilanggar, atau tidak lagi

    memperhatikan dan peduli dengan rambu-rambu. Sering kali orang maju

    terus walau FT telah mengingatkan untuk berhenti. Dan ini adalah kemajuan

    yang mengakibatkan kemunduran yang fatal.

    Sampai saat ini kita telah membicarakan empat kunci, dan semua

    kunci itu adalah pedal gas untuk maju. Tapi semua pedal gas tanpa

    pedal rem, akan mendatangkan bahaya, memang maju adalah hal yang

    sangat penting, tetapi

  • 21

    jangan lupa rem jika ada tanda stop. Maju tanpa rem walau sudah ada tanda

    stop, bukanlah sebuah kemajuan, tetapi dapat terjadi itu adalah sebuah

    kemunduran. Salomo dengan terang menyatakan salah satu tanda “STOP”

    yang harus diperhatikan ialah “SEX di luar pernikahan.”

    Salomo mengabaikan Hikmat! Apa yang ditulis oleh Salomo adalah sebuah pelajaran dari

    pengalaman kehidupan, yang mengabaikan tanda stop. Kitab

    1 Raja-raja 11:3-4, 11 menuliskan Salomo mempunyai 700

    istri dari kaum bangsawan dan 300 gundik. Istri-istrinya itu

    menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu

    Salomo sudah tua, istri-istrinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-

    allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN,

    Allahnya.Akibatnya : “oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak

    berpegang pada perjanjian dan segala ketetapanku yang telah

    kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan

    kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.” (1

    Raja-raja 11:11). Salomo diberikan TUHAN hikmat tapi ia tidak

    menghiraukan hikmat pemberian Allah dalam hal godaan seksual. Semua

    nasihat hikmat tentang hal ini dalam kitab Amsal mengingatkan kita bahwa

    ada bahaya yang bukan hanya menjadikan kita mundur dari upaya untuk

    maju dan berhasil dalam kehidupan akan tetapi menghancurkan kita. Adalah

    sangat menyedihkan jika kita meninggalkan keluarga, menghancurkan karier

    dan masa depan hanya karena mengikuti gaya hidup yang dijamin akan

    gagal.

    4 Pemikiran keliru! Kitab Amsal mengemukakan minimal ada lima pikiran:

    a. Hal itu tidak mungkin terjadi pada saya.

    Hal penting yang harus untuk menghindari kita dari

    “tabrakan” adalah kesadaran bahwa kita dapat melakukan

    dosa apapun. Mengapa? Karena sejak kejatuhan Adam

    dan Hawa dalam dosa, kita telah mewarisi sifat-sifat

    alamiah yang rusak. (Roma 3:10-12,23). Selain sifat yang

    demikian, kita juga mempunyai musuh yang aktif dan bertekad

    untuk menghancurkan kita, itulah setan. (1 Petrus 5:8) Ingatlah

    setan adalah pemancing yang baik. Ia tahu persis umpan seks jenis

    apa yang dapat menarik perhatian kita.

  • 22

    b. Kami hanya bersahabat.

    Tidak dapat dipungkiri, ada banyak fakta menunjukkan Sebagian

    besar hubungan gelap dimulai dari persahabatan.

    Salomo mengerti betapa mudahnya sahabat menjadi

    kekasih. Itulah sebabnya ia berkata: “jagalah hatimu

    dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah

    terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Dan ingatlah banyak hubungan gelap tidak dimulai dari “tempat tidur”, tetapi dimulai dari “hati”.

    c. Jika “rasanya begitu nikmat” tidak mungkin itu begitu buruk.

    Kekuatan sebuah godaan terletak pada

    kenikmatan godaan itu. Hal yang sama juga

    berlaku dalam hal sex. Itulah sebabnya Salomo

    menyatakan: “Karena bibir perempuan jalang

    menitikkan tetesan madu dan langit-langit

    mulutnya Lebih licin dari pada minyak, tetapi

    kemudian pahit seperti empedu dan tajam seperti pedang

    bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya

    menuju dunia orang mati…” (Amsal 5:3-5). Salomo mau

    mengingatkan bahwa; di tengah-tengah umpan ada sebuah

    kait. Dan di tengah-tengah sebuah apel, ada pisau silet.

    d. Aku dapat berhenti kapan saja.

    Sesuatu yang dianggap nikmat, bukan hanya

    membuat nikmat tetapi juga kecanduan. Amsal 7:6-

    26, mengungkapkan: mula-mula menyeberang jalan,

    lalu melangkah ke rumah perempuan jalang, lalu

    dipegang, dst. Dan kemudian terus terulang, dan

    akhirnya seperti lembu yang dibawa ke penjagalan.

    Bersukacitalah dengan istri masa mudamu:

    rusa yang manis, kijang yang jelita;…

    karena segala jalan orang terbuka di depan mata

    TUHAN, dan segala langkah orang diawasinya.”

    (Amsal 5:18-21)

  • 23

    Bidang Pembinaan GKK kelapa Gading

    Anda tidak pernah diharuskan menjelaskan apa yang

    tidak Anda katakan! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)

    • ”Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, Siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.” Amsal 13:3

    • “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” Amsal 21:23

    • “Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.” Amsal 18:7

    • “Perkataan fitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke dalam hati.” Amsal 18:8

    • “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat karib.” Amsal 16:28

    • “Buanglah mulut serong dari padamu, dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.” Amsal 4:24

    • “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” Amsal 12:18

    • “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” Amsal 10:19

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Penulis Amsal, mengemukakan banyak sekali nasihat hikmat berhubungan

    dengan perkataan. Sebab perkataan dapat menghancurkan kita, dan juga

    orang lain. Atau sebaliknya, kata-kata kita juga dapat mempengaruhi

    keberhasilan kita dalam kehidupan. Nasihat Salomo minimal

    mengemukakan kepada kita empat jenis perkataan yang harus kita hindari

    jika kita ingin berhasil dalam kehidupan kita.

    1. Perkataan Palsu Secara jelas Alkitab menyatakan Allah membenci kebohongan

    dan para pembohong. Amsal 6:16-19 menuliskan ada tujuh hal

    yang paling dibenci Allah. Dan dari ketujuh daftar tersebut

    adalah lidah dusta dan saksi dusta. Mengapa? Karena

    kebohongan adalah lawan dari sifat Allah. Tuhan Yesus berkata;

    Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Yohanes 8:44).

    Dan hal itu telah dilakukan iblis sejak dari taman Eden. Dan

    kebohongan itu menjangkau minimal tiga penyimpangan kata-kata yang

    umumnya terjadi:

  • 24

    • Penyimpangan kata-kata Sering muncul dalam kata-kata sanjungan. Salomo menuliskan: “orang yang menjilat sesamanya memben-

    tangkan jerat di depan kakinya.” Amsal 29:5. Pemutarbalikkan kata-

    kata.

    • Pemutarbalikan kata-kata. Salomo menuliskan: “Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya daripada seorang yang

    serong bibirnya…”

    • Pernyataan yang dilebih-lebihkan.

    2. Kata-kata yang memecah belah Jenis perkataan lain yang sama bahayanya dan yang

    dikecam oleh Salomo adalah kata-kata yang

    menyebabkan perpecahan. Khususnya tentang gosip

    dan fitnah. Amsal menuliskan: “…jangan bergaul

    dengan orang yang bocor mulut.” Amsal 20:19.

    “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan

    seorang pemfitnah menceraikan sahabat karib.” Amsal 16:28.

    Mengenai gossip; gossip selalu menarik perhatian. Dan ia selalu meminta anda membalasnya dengan keterangan yang sama menariknya.

    Dan akibatnya, saudara akan kehilangan teman, bahkan sahabat karib

    sekalipun. Demikian juga dengan perkataan fitnah. Fitnah adalahlah

    saudara dekat dari gossip. Jika gossip melibatkan komunikasi rahasia,

    maka fitnah sering dilakukan terang-terangan. Seorang pemfitnah telah

    mengangkat dirinya menjadi hakim dan pelaksana hukuman atas orang

    lain. Dan merampas tempat yang hanya disediakan Allah bagi diri-Nya

    sendiri. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Yakobus dalam Yakobus

    4:11-12. “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah!

    Barang siapa memfitnah Saudaranya atau menghakiminya, ia mencela

    hukum dan menghakiminya; …hanya ada satu pembuat hukum dan

    Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan…”

    Para pemfitnah dan tukang gossip berusaha membela perkataannya

    dengan alasan “itu memang benar!” Tetapi karena sesuatu itu benar

    tidak berarti itu harus diucapkan bukan? apalagi dengan cara dan tujuan

    yang jelas-jelas menghancurkan.

    3. Pembicaraan yang tidak matang Salomo sangat mengerti bahaya dari berbicara terlalu

    cepat. Atau sering orang lebih cepat berkata-kata dari pada

    memikirkan apa yang dikatakan. Salomo menuliskan:

    “Pembicara pertama dalam suatu pertikaian tampak benar,

  • 25

    lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.” Amsal 18:17.

    Atau ada juga orang terlalu cepat menjawab sehingga ia sendiri belum

    sempat mendengar perkataan apa yang membuat ia menjawab. Salomo

    menulis: “Jikalau seorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah

    kebohongan dan kecelaannya.” Amsal 18:13. itulah sebabnya “orang

    berkata” “Kita diberi satu mulut dan dua telinga, supaya lebih banyak

    mendengar sebelum bicara.”

    4. Pembicaraan yang tidak perlu Seringkali ketidakberhasilan dalam kehidupan disebabkan

    oleh banyaknya perkataan. Ada sebuah stastistik menarik.

    Pada umumnya seseorang mengucapkan 10.000, kata

    dalam satu hari, kata sebanyak itu, cukup untuk mengisi

    sebuah buku kecil. Tetapi sebaliknya, pada umumnya

    orang tidak selesai membaca sebuah buku dalam setahun.

    Bahkan ada banyak di antaranya, adalah perkataan-perkataan yang tidak

    perlu! Itulah sebabnya Amsal menyatakan: “di dalam banyak bicara

    pasti ada pelanggaran, tetapi siapa menahan bibirnya, berakal budi.”

    Amsal 10:19. Dan “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya,

    siapa lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.” Amsal 13:3

    Menjinakkan lidah! Sekarang bagi kita, pertanyaan penting ialah bagaimana

    menjinakkan lidah? Berdasarkan nasihat-nasihat kitab

    Amsal, kita bertemu dengan beberapa pokok penting

    yang dapat menjadi “resep” untuk menjinakkan lidah.

    1. Menahan diri dari kata-kata yang tidak perlu Ingatlah, jika ada banyak kata, pelanggaran tak dapat dihindari. Ingatlah

    “Anda tidak pernah diharuskan menjelaskan apa yang anda sendiri tidak

    katakan.”

    2. Jangan mengecam siapapun Setiap hari kita sangat membutuhkan koreksi bukan sebuah kecaman.

    Jangankan sebuah kecaman, Sebuah koreksi saja sering kali menjadikan

    kita tidak menerimanya, walaupun ada beda antara koreksi dan

    kecaman. Jika engkau tidak berkenan dengan sebuah kecaman jangan

    mengecam. Salomo menuliskan beda antara koreksi dan kecaman : “ada

    orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi ada lidah

    orang bijak yang mendatangkan kesembuhan.” Amsal 12:18.

    3. Singkirkanlah: semua kebohongan, kata-kata berlebihan dan pemutarbalikan kata-kata dalam percakapan anda.

  • 26

    4. Ingatlah, tentang perlunya penyucian hati Anda. Ada yang berkata, kita tidak tahu apa yang ada dalam hati dan yang

    sedang dipikirkan seseorang. Tetapi sebenarnya kita dapat mengetahui

    isi hati seseorang dari lidahnya. “Lidah kita seperti sebuah ember yang menjangkau dalam sampai ke sumur hati kita dan membawa keluar apa yang ada di dalamnya.” Orang yang dipikirannya diisi oleh hawa nafsu sex, sering memunculkan cerita-cerita jorok, dan seterusnya. Itulah sebabnya

    Tuhan Yesus berkata: “bukan yang masuk ke dalam mulut yang

    menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut…” Mat. 15:11.

    5. Ingatlah tanggung jawab Anda kepada Tuhan atas

    segala kata-kata Anda. Sebab suatu hari kelak, kita akan memberi

    pertanggungjawaban atas semua yang kita katakan. Tuhan Yesus berkata:

    “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkan

    pada hari penghakiman…”

    Matius 12:36-27.

    Sebuah sajak Arab kuno menuliskan: “Jika engkau tergoda untuk menyingkapkan sebuah kisah… suruhlah melewati tiga gerbang emas… gerbang pertama ialah: “benarkah itu…? Jika ia lolos…, masuklah gerbang sempit berikutnya: “perlukah itu?” jika lolos juga gerbang terakhir yang lebih sempit ialah: “baikkah itu?”.

    Jika melewati ketiga gerbang itu, engkau dapat menceritakan kisah tersebut tanpa rasa takut apa akibat kata-katamu…

    Catatan:

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

  • 27

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Tetaplah Berkepala Dingin Saat Keadaan Menjadi Panas!

    (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)

    • Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.” Amsal 17:27

    • “Orang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.” Amsal 14:29

    • Orang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Amsal 16:32

    • “Jawaban yang lemah lembut meredakah kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Amsal 15:1

    • “Siapa tdak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Amsal 13:24

    • “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu dan janganlah beri

    kesempatan kepada iblis.” Efesus 4:26-27

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Ada sebuah kesaksian, seorang pria diperintahkan hakim

    untuk menghadiri sebuah lokakarya pengendalian

    kemarahan karena ia telah menganiaya pacarnya. Pria

    tersebut tiba dalam keadaan mabuk di seminar tersebut.

    Akibatnya menjadikan pemimpin lokakarya tersebut

    meninjunya, merubuhkannya ke lantai dan terus

    memukulinya. Kemarahan bisa begitu sukar dikendalikan, bahkan bagi yang

    diakui sebagai “ahli.” Namun Salomo menasihatkan bahwa pengendalian

    kemarahan (bukan tidak boleh marah), adalah hal yang penting dalam upaya

    untuk mencapai keberhasilan. Salomo memberikan kepada kita beberapa

    cara praktis seperti yang nampak dalam teks firman Tuhan di atas:

    Apakah Kemarahan itu? Seorang ibu, rumah tangga menerima undangan dari teman

    karibnya. Perkerjaan rumah tangga belum selesai, waktu

    sudah mendesak. PR anak-anak belum selesai dan suami baru

    pulang kerja. Lalu ia mendorong ibu untuk menghadiri

    undangan tersebut, dengan mengatakan ia pegilah rileks

    sejenak, kamu sudah begitu capek. Saya akan menjaga anak-anak dan

    menolong mereka mengerjakan PR dan lainnya. Lalu ibu membuat daftar:

    makan malam dipanaskan, anak-anak harus makan, piring-piring dicuci,

  • 28

    mandikan anak-anak, PR jangan dilupakan. Lalu sang bapak, berkata nanti

    akan saya bereskan. Tiga jam setelah ibu kembali, anak-anak ribut dan

    sedang asyik main games, belum buat PR, ruangan tamu berantakan, piring-

    piring masih kotor dan dapur juga masih berantakan sebab sisa makanan

    berhamburan di lantai dan peralatan makan ada di mana-mana. Dan…

    suaminya sedang meringkuk di sofa, tidur nyenyak sementara TV masih

    menyala dengan volume lumayan keras. Ia terbangun saat TV dimatikan dan

    mendengar suara si ibu. “Kok, sudah pulang ya?.” Bagaimana selanjutnya?

    Muka ibu merah padam, denyut nadi semakin cepat.. dan meluncurlah

    buuanyaakk kata-kata…! Itulah kemarahan! Kemarahan adalah reaksi

    jasmani dan emosional alami untuk merasakan keadilan. Definisi Jeffress,

    ini mengemukakan tiga hal penting sehubungan dengan kemarahan:

    • Kemarahan bersifat alami. Namun tidak berarti sesuatu yang alami berarti hal tersebut selalu benar. Tapi ingat,

    Alkitab juga mencatat kemarahan Allah, begitu juga

    Tuhan Yesus dalam PB, dan itu adalah “reaksi” dari

    kekudusan, keadilan dan kasih-Nya. Walau kita telah

    jatuh dalam dosa karena pemberontakan, kita masih memiliki rasa pada

    keadilan dan kebenaran. Kemarahan selalu menjadi reaksi atas hal-hal

    tersebut. Dengarkanlah seorang anak kecil ia dapat mengatakan “mama,

    itu tidak adil, saya marah kepada mama…” tidak pernah diajar tentang

    marah dan keadilan ia muncul sebagai reaksi alami.

    • Kemarahan adalah masalah perasaan. Kemarahan kadang muncul karena informasi yang tidak lengkap dan tidak tepat.

    Coba kita kembali ke cerita tentang ibu di atas. Bagaimana jika

    sebelum marah kepada suaminya yang tertidur di sofa, si ibu

    bertanya dulu? Dan suaminya menjawab, “Maafkan aku, aku

    merasa tidak enak badan, dan minum obat flu yg kemudian membuatku

    tertidur, maafkan ya?”

    • Kemarahan selalu mengakibatkan sebuah tanggapan. Izinkan saya mengajukan pertanyaan. Apakah kasih itu salah? Jawabannya

    tergantung dari sasaran kasih Anda. Demikian juga halnya dengan

    “marah”, tergantung dari bagaimana kita menanggapi kemarahan

    tersebut. Itulah sebabnya Paulus berkata: “Apabila kamu menjadi marah,

    janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam sebelum

    padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.” Efesus

    4:26-27.

    Dua orang sahabat sedang duduk di café dan berdiskusi

    tentang apa beda : Jengkel, marah dan murka. Sepanjang

    diskusi mereka belum menemukan perbedaannya. Akhirnya

    tepat jam 01.00 tengah malam, seseorang berdiri dan

  • 29

    berkata kepada temannya, mari kita menelpon seseorang. Mereka memutar

    nomor telepon umum secara acak dan mencatat nomor tersebut, setelah

    tersambung ia berkata: “hallo, saya ingin bicara dgn Jones.”, kedengaran

    jawaban seorang pria yang mengantuk, “tidak ada seorang bernama Jones di

    sini.” Terdengar jawaban, seorang pria, sambil menutup telepon. “itulah

    orang yang jengkel.” Kata temannya. Setelah bercakap-cakap, sekitar jam

    02.00, mereka menghubungi nomor yang sama. “Bolehkah bicara dengan

    Jones?” terdengar suara keras dari telepon: “tidak seorang pun bernama

    Jones di sini, tahu?” Kedua sahabat itu serentak berkata: “nah, itu jawaban

    orang marah.”. Setelah satu jam kemudian, sekitar jam 03.00, mereka

    menghubungi nomor yang sama. Agak lama terhubung. Orang yang sangat

    mengantuk terdengar orang yang sama mengangkat telepon. Dan Pertanyaan

    yang sama disampaikan: “Apakah bisa bicara dengan Jones?”

    Saudara…tahu apa cerita selanjutnya? Itulah orang yang sedang murka!

    Menangani Kemarahan kita! Salomo menyatakan bahwa kemarahan dapat menjadi

    penghambat bahkan menghancurkan keberhasilan. Oleh

    karena itu, ada beberapa cara menangani:

    1. Ambil suatu “waktu istirahat” emosional Kadang kala, adalah bijak jika kita memberi waktu “istirahat”

    dan menyingkirkan diri dari “detonator” untuk menghindari “ledakan”

    kemarahan, sebab dengan memberi waktu “istirahat” akan menenangkan

    kita. (Amsal 14:29, 16:32, 19:11).

    2. Menganalisa Penyebab Kemarahan Tujuan dari waktu istirahat emosional, bukan untuk menghindari

    kemarahan, tetapi memberi waktu dan ruang untuk menganalisa

    permasalahannya. Apakah yang menjadi penyebab kemarahanku,

    haruskah aku begitu marah, apakah aku sudah mempunyai informasi

    yang lengkap dan tepat? Ingatlah bagaimana dengan kemarahan Daud

    ketika Natan datang menasihatinya, dengan sebuah cerita tentang

    seorang kaya yang mengambil domba satu-satunya milik orang miskin

    dan untuk menjamu tamunya. Betapa marahnya Daud terhadap orang

    dalam cerita Natan tsb. Sampai-sampai ia berkata, : “Demi Tuhan yang

    hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati… karena ia telah

    melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.” Lalu,

    Natan mengangkat tangannya dan menunjuk: “Engkaulah orang itu…!

    Bukankah titah ini akan menghancurkan diri sendiri?

    3. Terbuka untuk pengampunan Pengampunan adalah hal mendasar yang diajarkan oleh Alkitab.

    Pengampunan tidak berarti membiarkan sebuah kesalahan. Karya

  • 30

    Kristus di kayu salib adalah karya pengampunan, tetapi sekaligus juga

    nampak di sana kasih dan keadilan Allah. Kesalahan dan dosa tidak

    dibiarkan namun tidak juga meniadakan kasih. Di saliblah keadilan dan

    kasih Allah dinyatakan secara bersamaan.

    4. Jangan terikut dengan kebiasaan Marah. Bagi Salomo, kemarahan dapat menjadi penyakit “menular”. Itulah

    sebabnya ia sungguh-sungguh memperingatkan kita untuk tidak hidup

    dengan orang yang tidak dapat mengendalikan amarahnya. “jangan

    bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa

    dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”

    (Amsal 22:24-25)

    Menangani kemarahan org lain? Berdasarkan Amsal Salomo, ada cara menanganinya:

    1. Dengarkanlah dengan hati-hati. Dengarkanlah minimal tiga kali sebelum anda menjawab.

    Mendengarkan, mengurangi kemarahan. Kedua,

    mendengarkan memberi waktu anda berpikir, ketiga,

    mendengarkan menjadikan anda punya kesempatan mengumpulkan

    informasi penting. Sebab sering kemarahan terjadi karena informasi

    yang tidak lengkap dan tidak tepat.

    2. Berusahalah untuk memahami kesalahan orang lain. “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi pelanggaran.” (Amsal

    10:12). Salah satu cara praktis adalah mengasihi dari pada membenci.

    3. Jawablah dengan halus dan pelan. Orang yang sedang memarahi anda, bayangkanlah bahwa Anda mempunyai 2 ember di samping yang berisi

    bensin dan air. Lebih baik menyiram dgn kata-kata lembut dari pada

    ikut-ikutan marah. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,

    tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Amsal 15:1.

    4. Mintalah Maaf. Tidak ada yang dapat menyurutkan kemarahan lebih cepat, dari kata-kata: “maafkanlah saya.!” Bukankah kita tidak akan

    pernah kehabisan “persediaan maaf?” dan tidak akan rugi? Kata ajaib itu

    selalu ada, dan tidak akan pernah berkurang. Jadi, maafkanlah dan

    mintalah maaf. Anda akan pasti lebih berhasil dalam kehidupan!

    Catatan:

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

  • 31

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Keberhasilan tanpa Pewarisan Adalah kegagalan!

    (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    • “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut

    baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan

    menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22:6

    • “Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.

    Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu,

    kalungkanlah pada lehermu. Jikalau engkau berjalan

    engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring,

    engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun,

    engkau akan disapanya.” Amsal 6:20-23

    • “Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan, tetapi

    engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.” Amsal 23:13-14

    • “Didiklah anakmu, maka ia akan memberi ketenteraman kepadamu dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:17

    • “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada

    yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayanginya.”

    Amsal 3:11-12

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    PERINGATAN:

    Tentu tidak semua orang merasa, bahwa pokok ini, relevan dengan dirinya.

    Sebab ada yang berkata, aku belum punya anak, atau aku tidak mempunyai

    anak. Bahkan aku sudah tua anak-anak sudah menjadi keluarga dan sudah

    punya anak. Tetapi kebenaran firman TUHAN ini tentu tetap cocok untuk

    semua orang. Sebab kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan

    kebenaran firman TUHAN ini. Dalam keseluruhan nasihat

    Salomo dalam kitab Amsal, nampak dengan jelas ia

    memberikan perhatian yang begitu serius kepada anak-anak,

    mengapa? Ada beberapa alasan mendasar;

    Pandanglah anak-anak Anda sebagai Pemberian TUHAN

  • 32

    Kita semua sangat menyadari menjadi orang tua dalam membesarkan

    anak-anak bukanlah hal yang mudah. Tetapi itu adalah bagian dari apa yang

    namanya orang tua. Dalam terang kitab Amsal, nampak jelas bahwa orang

    tua yang berhasil tidak melihat anak sebagai gangguan atau

    kesulitan, melainkan sebagai pemberian Allah. Ayah

    Salomo, Daud mengungkapkan kebenaran ini;

    “Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah pemberian Allah.”

    (Mazmur 127:3). Dalam istilah Ibrani kata “pemberian”

    sama artinya dengan “warisan”. Jika itu adalah pemberian

    atau warisan, maka pemilik sebenarnya adalah Allah. Tetapi

    IA mempercayakannya kepada kita. Dalam konteks

    Pemberian atau warisan, ada tidak hal yang harus diperhatikan:

    1. Anak-anak adalah pemberian yang sangat berharga. Dan hanya sesuatu yang sangat berhargalah yang selalu diwariskan. Apalagi warisan ini

    adalah warisan yang berharga menurut pemandangan TUHAN.

    2. Anak-anak adalah pemberian TUHAN yang harus dipertanggungjawabkan. Sudahkah kita memper-lakukan mereka

    sebagaimana seharusnya? Sudahkah kita mengemban tanggung jawab

    sebagai penerima pemberian yang dipercayakan TUHAN, atau tidak?

    Sudahkah kita memimpinnya untuk hidup benar dan mengasihi

    TUHAN? Kelak segala sesuatu yang kita perbuat akan

    dipertanggungjawabkan di depan TUHAN. Mengapa, sebab pemberian

    ini adalah pemberian sementara, karena suatu hari kelak kita akan

    berdiri di hadapan sang Pemberi. (2 Kor. 5:10).

    3. Anak-anak kita adalah pemberian sementara. Mengapa sebab segala sesuatu ada waktunya. Tidak peduli kematian itu karena apa, tetapi

    umumnya orang tua akan terkejut dan menyesal. Terkejut; karena tidak

    lagi mendengar tawa dan ributnya anak-anak. Tapi juga penyesalan,

    karena kata-kata kasar yang diucapkan dan kasih sayang yang ditahan-

    tahan atau kesempatan untuk mengasihi yang telah hilang. Jika rasa

    terkejut akhirnya hilang, sayangnya penyesalan sangat lama hilangnya.

    Tetapi kalaupun anak-anak tidak diambil sebelum waktunya….

    Ternyata waktu kita bersama mereka pun begitu singkatnya. Sebelum

    kita menyadarinya, mereka telah meninggalkan rumah ayah-ibunya dan

    memulai kehidupan mereka sendiri. Ternyata saya hanya menjadi “ayah

    dan ibu” dalam waktu yang sangat singkat. Haruskah saya

    menghabiskan waktu yang singkat bahkan yang kita tidak tahu, dengan

    hal yang tidak berguna? Atau mungkin kita berkata, saya sudah

    terlambat! Sesungguhnya tidak ada kata terlambat selama kita masih

    diberi Tuhan kesempatan utk menjalani hidup.

  • 33

    Memahami, menerima dan membangun bakat Anak Anda! Amsal 22:6, adalah kebenaran yang mengajarkan bukan

    hanya “seperti biasanya” ditafsirkan sebagai nasihat moral

    dan rohani. Tapi Amsal ini juga mengajarkan tentang minat

    dan kecenderungan unik anak kita. Didiklah anak menurut apa yang patut

    baginya, atau sesuai dengan keberadaannya. Jika anak Anda cenderung

    menyukai musik, ia pasti tertarik pada bangku piano. Jika berbakat

    pemimpin ia akan selalu berusaha menjadi pemimpin dalam kelompok

    dimana ia hadir dan bermain. Jika cenderung suka berpikir, disbanding

    atletik, ia akan tertarik dengan hal-hal intelektual tapa peduli ada berapa

    banyak kegiatan olahraga yang kita jadwalkan baginya. Menemukan,

    menerima dan meningkatkan bakatnya adalah yang paling tepat dari pada

    berusaha mengubahnya.

    Dr. John Maxwell mengajukan 10 perta-nyaan yang seharusnya

    dapat dijawab oleh tiap orang tua.

    1. Apakah yang membuat anak saya bahagia? 2. Siapakah Pahlawan anak saya? 3. Apakah yang paling ditakuti anak saya? 4. Kegiatan apa saja yang memberi energi kepada anak saya? 5. Kegiatan apakah yg melelahkan anak saya?

    6. Jika anak saya mendapat kesempatan untuk memilih tujuan liburan tahun ini, kemana ia ingin pergi?

    7. Jika anak saya dapat memilih satu kegiatan, untuk dikerjakan bersama dengannya, apakah kegiatan itu?

    8. Musik seperti apakah yang disukai anak saya? 9. Selain pergi ke sekolah atau tidur, kegiatan apakah yang paling banyak

    mengambil waktu anak saya selama seminggu?

    10. Ingin jadi apakah anak saya jika ia besar nanti?

    Jika anda tidak tahu jawabannya, perlu bertanya ke dalam diri kita, kenalkah

    kita dengan anak kita? Mungkin baik bagi kita untuk buat “wawancara”

    dengan anak kita, untuk mengetahui keberadaannya, sehingga kita dapat

    menuntun seseuai dengan yang patut baginya. Shakespeare pernah berkata:

    “Ayah yang bijaksana adalah mengenal anaknya sendiri.”

    Terus bertekun menuntun anak-anak untuk mengenal TUHAN Saat kita memandang dan berikir tentang anak-anak kita, pernahkah terpikir

    akan kemana akhir kehidupan mereka?

  • 34

    1. berdoalah bagi anak-anak kita. Sudahkah mereka mengenal Juruselamatnya secara pribadi? Jika belum, marilah kita terus bertekun

    mendoakannya.

    2. Jangan menghalangi anak untuk mengenal TUHANnya. (matius 19:14) 3. Adakanlah waktu untuk menjelaskan Injil kepada mereka. Jadilah

    penuntun anak-anak untuk bertemu TUHAN YESUS.

    Mengajarkan nilai-nilai rohani! Para orang tua, jika berbicara mengajarkan nilai-nilai

    rohani, dapat diibaratkan kita sedang berenang melawan

    arus. Mengapa? sebab ada arus berbeda yang begitu kuat

    yang diajarkan dunia kepada anak-anak kita. Tetapi hal itu

    memang harus terus-menerus kita lakukan, jika kita tidak ingin terbawa arus.

    Tentu kita, selalu memohon petolongan DIA yang berkuasa atas segala-

    galanya.

    Memberikan teladan yang saleh! Cara mengajarkan nilai-nilai rohani ialah melakukannya bersama-sama

    dengan anak-anak kita.

    Berusahalah Mendisiplinkan anak-anak secara konsisten Selalu kita menyadari, disiplin tidak dilakukan kepada anak tetapi untuk

    anak. Bukan karena kita membenci mereka tetapi karena betapa kasihnya

    kita kepada mereka.

    1. Disiplin harus dimulai sejak dini 2. Disiplin harus sesuai dengan anak dan pelanggarannya. 3. Disiplin harus berdasarkan kasih Orang tua yang bijak, pasti mengerti bahwa tiap anak berbeda, dan tiap

    pelanggaran juga berbeda begitu juga cara pendisiplinan yang berbeda.

    Kadang anak memerlukan hukuman jasmani, tentu bukan dengan kemarahan

    meluap-luap dan melukai mereka. Kadang cukup dengan koreksi verbal,

    namun sewaktu-waktu hanya sebuah pelukan dan kata-kata yang menghibur.

    Luangkan waktu bersama anak-anak!

    Pada akhirnya, keberhasilan tanpa pewarisan adalah kegagalan. Demikian

    juga halnya, pewarisan tanpa menyiapkan penerima warisan pun adalah

    kegagalan.

    Catatan:

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------------------------------------------------------

  • 35

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Jalan ke atas adalah

    Ke bawah!

    berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)

    • ”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang rendah hati menerima pujian.” Amsal 29:23

    • ”Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.” Amsal 11:2

    • ”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal 18:12

    • ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi

    rampasan dengan orang congkak.” Amsal 16:18-19

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Bagaimana caranya kita memahami apa artinya kerendahan hati? Salah satu cara ialah, mencari lawan dari kata kesombongan.

    Jika demikian, apakah kesombongan itu? Kesombongan

    adalah sikap yang menghargai diri sendiri karena

    keberhasilan kita dan mempersalahkan orang lain karena

    kegagalan kita. Orang sombong percaya bahwa setiap hal

    baik dalam kehidupan ini adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Ia merasa

    yakin bahwa dalam konflik apapun, ia benar dan orang lain yang salah.

    Persamaan dari kata kesombongan adalah keangkuhan. Seorang yang

    angkuh mempunyai perkiraan yang besar akan diri sendiri. Suatu waktu,

    Muhammad Ali saat ia berhasil mempertahankan juara bertahan kelas berat

    tinju dunia, ia duduk di ruang kelas satu pesawat jumbo jet yang sedang

    bersiap-siap untuk lepas landas. Dengan sopan seorang pramugari

    memintanya untuk memasang ikat pinggang keselamatan. Ali memandang

    wanita itu dan berkata: ”Superman tidak membutuhkan ikat pinggang

    apapun.” Itulah kesombongan! Tanpa ragu si pramugari menjawab:

    ”Superman juga tidak membutuhkan pesawat apapun.”

    Kerendahan hati melibatkan... Sebaliknya kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa hal baik

    apapun dalam kehidupan kita adalah hasil dari apa yang Allah dan orang-

    orang lain telah lakukan dalam kehidupan kita. Secara khusus kerendahan

    hati melibatkan tiga hal:

  • 36

    1. Penilaian diri secara tepat. Jika kita menilai diri kita sendiri, apakah yang akan

    kita katakan, Apakah kita terjebak dalam dua ekstrim

    ini? Apakah kita akan berkata: ”Aku hanyalah orang

    yang tidak berharga bagaimana mungkin Allah

    memakai aku...?” Atau berkata: ”Aku begitu hebat, bagaimana mungkin

    dunia berputar tanpa aku...?” Dan kalau kita jujur, semua orang punya

    kelebihan dan juga punya kelemahan. Atau kita tidak memiliki semua

    karunia. Artinya kita membutuhkan orang lain. Jika demikian tidak ada

    yang perlu disombongkan. Sebab kita tidak dapat melakukan segala

    sesuatu bahkan dengan apapun yang ada pada kita.

    2. Penghargaan sejati terhadap orang lain Kerendahan hati sejati dibangun di atas dasar

    pengakuan bahwa setiap hal baik dalam kehidupan kita

    tidak terjadi hanya oleh karena kita, tetapi juga oleh

    karena orang lain yang TUHAN Allah tempatkan bagi

    kita. Yakobus menulis: ”Setiap pemberian yang baik

    dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari

    Bapa segala terang.” Yakobus 1:17.

    3. Penundukan layak dari hak-hak kita Kristus adalah teladan sejati dari kerendahan hati.

    Paulus menuliskan, dalam Filipi 2:5-8, ”Hendaklah

    kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan

    perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, yang

    walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap

    kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus

    dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan

    mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

    Dan dalam keadaan sebagai manusia, ia telah merendahkan diri-Nya

    dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Inti dari

    kerendahan hati adalah sedia melepaskan hak-hak kita dengan penuh

    kerelaan untuk mencapai sebuah tujuan yang lebih besar dalam

    kehidupan. Itulah teladan Kristus. Kesediaan meninggalkan kemuliaan

    sorga dan menderita di kayu salib, demi sebuah tujuan besar. Dan itulah

    karya termulia dari nama yang termulia yang pernah ada dalam

    sepanjang abad. Salomo menuliskan: ”Tinggi hati mendahului

    kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal

    18:12.

  • 37

    Kerendahan hati sejati ... bagaimana mencapainya? Pemahaman tentang kerendahan hati tidaklah

    bermanfaat jika tidak menjadi sebuah tindakan nyata

    dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana menggapainya...?

    1. Akuilah kesalahan Salah satu batu uji bahwa kita adalah orang yang rendah

    hati ialah kesediaan mengakui kesalahan. Mengapa?

    Sebab salah satu ciri dari orang yang tidak rendah hati,

    adalah berupaya menyembunyikan kesalahan. Sebaliknya ia

    membeberkan apa yang dianggapnya sebuah prestasi. Banyak kejatuhan

    dan kehancuran terjadi bukan karena sebuah kesalahan atau

    pelanggaran, tetapi justru sebaliknya oleh karena upaya

    menyelubunginya. Salomo menuliskan: ”Siapa menyembunyikan

    pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan

    meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13

    2. Berbagi Penghargaan dengan orang lain Orang rendah hati bukan hanya sedia mengakui kesalahan

    tetapi juga sedia berbagi ”penghargaan” atas keberhasilan

    yang telah dicapai. Para Manajer, tak ada yang lebih

    mampu mendorong semangat orang-orang yang bekerja

    bagi anda dibanding kerelaan anda untuk mengungkapkan

    penghargaan atas upaya mereka mencapai tujuan-tujuan Anda. Hai para

    orang tua, jika anak kita sangat maju dalam sebuah bidang, janganlah

    lupa berterima kasih dan berbagi penghargaan dengan seseorang yang

    ada di balik keberhasilan itu. Demikian juga para pelayan, berhentikan

    bangga dengan pujian karena sebuah pertumbuhan, tetapi ingatkanlah

    diri kita bahwa kita hanyalah salah satu dari sekian banyak pemain

    dalam sebuah regu. Menurut sebuah Serial di CNN tentang mantan

    presiden USA Ronald Reagen, walau banyak orang Amerika

    memperdebatkan keputusan-keputusan politiknya, namun sebagian

    besar orang Amerika menganggapnya sebagai salah satu presiden

    terbesar pada abad ini. Menurut mereka, salah satu rahasianya adalah

    pada sebuah plakat di meja Reagen yg berbunyi: ”Tidak ada batas bagi

    perbuatan baik yang dapat dilakukan seseorang jika ia rela membiarkan

    orang lain mendapatkan penghargaan.”

  • 38

    3. Menolak untuk membunyikan klakson anda! Salomo berkata: ”Biarlah orang lain memuji engkau dan

    bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan

    bibirmu sendiri.” Amsal 27:2. Tuhan Yesus memberi beberapa

    nasihat praktis: ”Kalau seorang mengundang engkau ke pesta

    pernikahan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab

    mungkin orang itu telah mengundang seseorang yang lebih

    terhormat dari pada kamu.... supaya orang itu...jangan datang

    dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu

    engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.”

    (Lukas 14:8-9). Ada cerita seorang pria yang begitu bangga membawa

    kekasihnya ke sebuah pertemuan. Ia menggandeng pasangannya itu dan

    duduk di sebuah tempat yang ”terhormat”. Ia berpikir, toh ini adalah

    pertemuan dan semua yang diundang pasti sama dalam acara seperti ini.

    Tiba-tiba seorang pelayan, berkata: ”maaf, saya tidak dapat menemukan

    nama Anda di daftar ini.” sambil menunjukkan daftar tamu. Tapi

    kemudian dengan cepat si pria berkata, ”bukankah ini adalah nama

    saya?”. Si pelayan menjawab, ”maafkan saya tidak melihatnya, tetapi

    mari saya antar Anda ke tempat dimana nama anda tertulis.” Si pelayan

    kemudian langsung mengantar pasangan ini ke kursi paling belakang,

    sementara tamu yang lain tertawa terkekeh-kekeh dan menggelengkan

    kepalanya.

    4. Rela melepaskan hak Pikirkanlah kalimat TUHAN YESUS: ”Anak manusia

    datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”

    (Matius 20:28). Pikirkanlah! Yesus adalah Allah yang

    mempunyai hak mutlak memandang kita sebagai alat-alat

    untuk mencapai tujuanNya. Itu adalah hak Sang Pencipta.

    Tetapi IA berkata bahwa IA datang ke bumi ciptaanNya

    untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan diri sendiri! Sangatlah aneh jika

    sekarang kita mengatakan Kristen atau pengikut Kristus tetapi hanya

    minta dilayani dan tidak meneladani-Nya untuk melayani. Mengapa

    tidak dapat melayani? Dapat terjadi karena merasa ”memang

    sepantasnya aku dilayani.” dan sudah pasti ini bukan kerendahan hati.

    Saudaraku, jika kita Ingin berhasil dalam kehidupan, Salomo

    menuliskan:

    ”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang

    yang rendah hati, menerima pujian.”

    Amsal 29:23

  • 39

    Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

    Rasa Takut adalah baik!

    berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)

    • “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang

    Mahakuasa adalah pengertian.” Amsal 9:10

    • ”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ...” Amsal 1:7

    • ”Takut akan TUHAN memperpanjang umur.” Amsal 10:27

    • ”karena takut akan TUHAN, orang menjauhi kejahatan.” Amsal 16:6

    • ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN, adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Amsal 22:4

    • ”Akhir dari segala yang di dengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban

    setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan

    yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu

    jahat.” Pengkhotbah 12:13-14

    --------------------------------------------------------------------------------------------

    Tibalah saatnya kita memasuki, kunci 10, yang membahas

    tentang ”Rasa takut adalah baik.” Apakah yang dimaksud

    dengan takut akan Allah? Jika kita menyimak apa yang

    dinasihatkan oleh Salomo, maka kita bertemu dengan

    beberapa hal yang penting tentang takut akan Allah. Dan jika

    hal ini menjadi bagian dari kehidupan kita, maka kita akan

    mengalami kehidupan yang berhasil!

    Takut akan TUHAN berarti... Rasa Hormat terhadap Allah yang berkuasa. (Hormat dan pengakuan

    terhadap kemahakuasaan Allah.) Pada suatu malam

    cerah berbintang, waktu melintasi laut tengah, Napoleon

    Bonaparte melewati tentaranya yang ada di geladak

    kapal yang sedang mencemooh pemikiran tantang

    adanya Allah di surga. Mendengar itu, Napoleon

    berhenti dan berkata sambil menunjuk ke bintang-

    bintang: ”tuan-tuan, anda harus menyingkirkan semua

    ini terlebih dahulu.” Tentu kita tidak dapat

    menyingkirkan semuanya itu. Seluruh alam semesta

    menyerukan kebenaran kuasa Allah, itulah sebabnya ayah Salomo, Daud

    mengatakan: ”langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala

  • 40

    memberitakan pekerjaan tangan-NYA.” Mzm. 19:2. Kita hidup dalam

    galaksi Bimasakti. Jika Anda dapat naik sebuah pesawat yang dapat

    bergerak sama dengan kecepatan cahaya, maka akan diperlukan waktu

    125.000 tahun bagi anda untuk menyeberangi galaksi bimasakti dari ujung

    yang satu ke ujung lainnya. Dan galaksi kita adalah salah satu dari miliaran

    galaksi di alam semesta. Para ahli evolusi berkata kehidupan merupakan

    hasil dari kemungkinan acak. Tapi seorang ahli menyatakan kemungkinan

    itu ibarat, seseorang yang ditutup matanya dan diminta menemukan satu

    butir pasir yang sudah ditandai dan diletakkan di padang pasir / gurun

    Sahara, dan hanya boleh melakukannya tiga kali. Betapa berkuasanya Allah

    Sang pencipta. Dan betapa terbatasnya kita ciptaannya. Siapakah saya dan

    Anda, yang berlaku tidak hormat akan DIA sang Pencipta yang berdaulat

    atas seluruh ciptaanNYA, atas hidup dan mati kita?

    Takut akan TUHAN berarti... Rasa Hormat terhadap Allah yang Maha Kudus!

    Kekudusan adalah salah satu kata dalam agama yang sering digunakan tetapi

    jarang dimengerti. Dalam PL kata ini berarti ”memisahkan,

    terpotong”. Atau berarti yang kudus itu terpisah atau berbeda

    dengan kita. Ia begitu mulia, kudus dan penuh keagungan. Martin

    Luther pernah menyatakan, ”... dengan lidah apakah saya dapat

    menyapa keagungan Allah, siapakah aku ini, sehingga aku harus

    mengangkat mataku atau tanganku kepada yang maha mulia?..

    aku ini debu dan abu serta penuh dengan dosa dan aku berbicara dengan

    Allah yang hidup, kekal dan benar.” Ada jurang besar antara kita dengan

    Allah yang Mahakudus. Jurang yang tidak dapat terseberangi, sebab kita

    tidak dapat menghampiri kekudusan-Nya. Hanya jembatan ”SALIB

    KRISTUS” lah yang melayakkan kita menyeberang dan berdiri di

    hadapanNya.

    Takut akan TUHAN berarti ... mengatur kembali tingkah laku kita.

    Kelak suatu waktu, semua akan berdiri di depan tahta

    pengadilan Allah. Dari pada menghampir-Nya dengan

    keberadaan seperti budak yang penuh ketakutan akan

    hukuman yang akan diterima karena dosa dan kesalahan,

    adalah lebih indah menghadap hadirat-Nya sebagai anak, yang

    penuh hormat, menghadap Bapa kekal yang oleh karena

    Putra-Nya yang tunggal telah menebus kita dan mengangkat menjadi

    anakNya.

  • 41

    Kata ”Abba” adalah sebuah kata Aram yang dapat diterjemahkan ”Ayah”

    atau ”Bapa”. Sebuah perubahan status yang luar biasa dari budak dosa

    menjadi anak Allah. Tetapi apakah ini berlawanan dengan apa yang

    dibicarakan di atas? Mari kita simak