bab iv ricky

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Table 4.1 Kadar Air Bahan Baku Kayu Pohon Cemara dan Pulp Massa Basah (gr) Massa Kering (gr) Kadar Air (%) Sampel 2,25 1,29 42,6 Pulp 5 1,37 72,6 Table 4.2 Hasil Analisis Pulp Kadar Abu (%) Kadar Alpha Selulosa (%) Kadar Beta Selulosa (%) Kadar Gamma Selulosa (%) Bilangan Kappa 14,5 81,368 10,412 8,22 15,936 4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisa Kadar Air Bahan Baku Kayu Pohon Cemara Dari hasil percobaan diperoleh kadar air bahan baku kayu pohon cemara sebesar 42,6% sedangkan secara teori, kayu pohon cemara memiliki kandungan air sebesar 40-80% (Moore, 2011). Hal ini menunjukkan kadar air yang diperoleh secara praktek sesuai dengan teori yang ada. Kandungan air yang masih tinggi ini akan mengakibatkan perlunya proses pengeringan awal dimana syarat untuk

Upload: toni-pachri-sirait

Post on 14-Aug-2015

194 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Ricky

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Table 4.1 Kadar Air Bahan Baku Kayu Pohon Cemara dan Pulp

Massa Basah (gr) Massa Kering (gr) Kadar Air (%)

Sampel 2,25 1,29 42,6

Pulp 5 1,37 72,6

Table 4.2 Hasil Analisis Pulp

Kadar Abu

(%)

Kadar Alpha

Selulosa (%)

Kadar Beta

Selulosa (%)

Kadar Gamma

Selulosa (%)

Bilangan

Kappa

14,5 81,368 10,412 8,22 15,936

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa Kadar Air Bahan Baku Kayu Pohon Cemara

Dari hasil percobaan diperoleh kadar air bahan baku kayu pohon cemara

sebesar 42,6% sedangkan secara teori, kayu pohon cemara memiliki kandungan air

sebesar 40-80% (Moore, 2011). Hal ini menunjukkan kadar air yang diperoleh secara

praktek sesuai dengan teori yang ada. Kandungan air yang masih tinggi ini akan

mengakibatkan perlunya proses pengeringan awal dimana syarat untuk proses

pemasakan, suatu chip harus memiliki kadar kering 50% (bonedry chip) selain itu

pengaruh kadar air yang tinggi ini akan membuat berkurangnya konsentrasi larutan

pemasak dan konsistensi pulp yang dihasilkan yang akhirnya akan mengganggu

proses pulping dan menurunnya kualitas pulp.

4.2.2 Analisa Kadar Air Pulp

Dari hasil percobaan, diperoleh kadar air pulp sebesar 72,6%, Jika

dibandingkan dengan kadar air bahan baku yang 41 % ternyata kadar air semakin

meningkat setelah proses pulping. Hal ini diakibatkan oleh kondisi peralatan yaitu

digester yang tidak dalam keadaan baik karena tutup digester tidak tertutup rapat saat

Page 2: BAB IV Ricky

pulping, sehingga ketika suhu pemasakan mencapai 100 oC, air yang ada menguap

dan keluar sebagai uap ke udara bebas. Semakin tinggi kadar air maka kualitas pulp

akan semakin buruk. Kadar air yang standar untuk pulp adalah berkisar 12% (SNI,

2009). Dengan kadar air 72,6% maka pulp yang dihasilkan masih jauh dari standar.

Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan proses pengeringan menggunakan unit

pengering seperti forming table. Pemilihan proses pengeringan akan mempengaruhi

kadar air akhir dari suatu pulp.

4.2.3 Analisa Kadar Abu Pulp

Tujuan analisa kadar abu adalah untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas

pulp yang dihasilkan (Jayanti, 2010). Dari analisa yang dilakukan diperoleh kadar

abu pulp sebesar 14,5%. Sedangkan secara teori, kadar abu standar untuk kayu

batang pohon cemara adalah 0,2-0,4% (Sixta, 2006). Kadar abu yang tinggi pada

percobaan menunjukkan banyaknya ion logam yang dikandung (Biermann, 1996).

Sehingga konsistensi pulp menjadi rendah dan laju selektifitasnya juga rendah.

4.2.4 Analisa Kadar Alfa Selulosa Pulp

Tujuan analisa kadar alfa untuk menentukan sifat tahanan kertas, semakin

banyak kadar alfa selulosanya menunjukkan semakin tahan lama kertas tersebut

(Jayanti, 2010). Dari analisa yang dilakukan diperoleh kadar alfa selulosa sebesar

81,368%. Semakin tinggi kadar alfa selulosa dari suatu bahan baku akan semakin

baik karena berkaitan dengan meningkatnya rendemen total dan rendemen tersaring

sifat selulosa menguntungkan terhadap bentuk serat yang tinggi, relatif tahan

terhadap bahan kimia dalam pemisahan.

4.2.5 Analisa Kadar Beta Selulosa

Tujuan analisa beta selulosa adalah untuk mengidentifikasi bagian pulp yang

larut dalam larutan natrium hidroksida dan bisa diendapkan dengan larutan asam,

merupakan bagian selulosa yang terdegradasi (SNI,2009). Kadar beta selulosa yang

didapat dari percobaan adalah 10,412 %. Tingginya nilai beta selulosa menunjukkan

bahwa jumlah selulosa yang terdegradasi juga tinggi. Berdasarkan teori, degradasi

Page 3: BAB IV Ricky

selulosa akan menyebabkan berat molekulnya menjadi rendah dan sifat kekuatan

pulp semakin berkurang (Jayanti, 2010).

4.2.6 Analisa Kadar Gamma Selulosa

Tujuan analisa gamma selulosa adalah untuk mengidentifikasi bagian pulp

yang tetap tertinggal dalam larutan dan kandungan utamanya terdiri dari

hemiselulosa (SNI,2009). Kadar gamma selulosa yang didapat dari percobaan adalah

8,22 %. Kadar gamma selulosa yang masih tinggi menunjukkan bahwa jumlah

hemiselulosa yang tertinggal masih tinggi. Sedangkan senyawa hemiselulosa ini

mengembang dalam air sehingga mempercepat fibrilisasi dan berpengaruh

penyerapan air pada waktu pemerasan. Jadi semakin tinggi kandungan hemiselulosa

maka akan mengurangi waktu dan daya yang dibutuhkan dalam pemisahan serat.

4.2.7 Analisa Bilangan Kappa

Tujuan analisa bilangan kappa adalah menentukan tingkat kematangan dan

derajat delignifikasi pulp. Dari tabel diatas dapat dilihat bilangan kappa yang

diperoleh pada percobaan adalah 15,936. Jumlah bilangan kappa berkaitan erat

dengan kandungan lignin dalam pulp. Pulp dan kertas akan mempunyai sifat fisik

atau kekuatan yang baik jika mengandung sedikit lignin karena lignin bersifat

menolak air (hidrophobic) dan kaku sehingga menyulitkan dalam proses

penggilingan. Lignin juga mempunyai gugus pembawa warna (gugus kromofor)yang

akan bereaksi dengan larutan pemasak pada digester sehingga menyebabkan warna

pulp yang dihasilkan akan menjadi gelap. Banyaknya lignin juga berpengaruh pada

komsumsi bahan kimia dalam pemasakan dan pemutihan (Jayanti, 2010).

Page 4: BAB IV Ricky

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Ditinjau dari hasil analisa kadar air pulp, kayu cemara belum layak digunakan

sebagai bahan baku pembuatan pulp karena mempunyai kadar air yang

tergolong tinggi, yakni 42,6 % pada bahan baku dan 72,6 % pada pulp.

2. Ditinjau dari hasil analisa kadar abu pulp, kayu cemara belum layak

digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp karena kandungan abu yang

tinggi yaitu sebesar 14,5 % pada pulp.

3. Dari analisa yang dilakukan diperoleh kadar alpha selulosa sebesar 81,368 %.

4. Kadar beta selulosa yang didapat dari percobaan adalah 10,412 %.

5. Kadar gamma selulosa yang didapat dari percobaan adalah 8,22 %.

6. Bilangan Kappa yang diperoleh pada percobaan adalah 15,936.

5.2 Saran

1. Dilakukan variasi bahan baku sampel dari barang-barang yang sudah tidak

terpakai lagi seperti kertas bekas, koran bekas, karton dan lainnya.

2. Dilakukan variasi bahan baku sampel dari kayu lunak (softwood) seperti

jerami, tangkai bunga matahari, batang anggur dan lainnya.

3. Dilakukan variasi suhu pada proses pemasakan.

Page 5: BAB IV Ricky

DAFTAR PUSTAKA

Alfaro, Ascension; Antonio Perez; Garcia, Juan C.; Lopez, Francisco; Zamudio,

Minerva A.M.; Rodriguez Alejandro, Ethanol and Soda Pulping of Tagasaste

Wood: Neural Fuzzy Modeling, Cellulose Chemistry and Technology,

University of Huelva. Spanyol,2009.

Biermann, Christopher J, Handbook of Pulping and Papermaking, Second Edition,

Elvesier Science & Technology Books, London, 1996.

Dalton, Fonda Julian, Penelitian Bahan Kertas Menggunakan Bahan Baku Jerami

Padi pada Suhu Pemasakan 120oC, Tugas Akhir, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2010.

Dian Anggraini & Han Roliadi, 2011. Pembuatan Pulp dari Tandan Kosong Kelapa

Sawit untuk Karton pada Skala Usaha Kecil. Pusat Litbang Keteknikan

Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gn. Batu. No.5 Bogor

Gaspar, A; Evtuguin, D.V; Neto C.Pascoal, Oxygen Bleaching of Kraft Pulp

Catalysed by Mn(III)-substitued polyoxometalates, University of Aveiro,

Portugal.2002

Gonzalez, M; Canton, L.; Rodriguez A.; Labidi J, Effect of organosolv and soda

pulping processes on the metals content of non-woody pulp, Bioresources

Technology, Cordoba, Spanyol, 2007.

Jayanti, Chanty Mega Tri dan Aprilia Budiarti, Pabrik Pulp dari Jerami Padi dengan

Proses Biochemical Pulping, Institut Teknologi Sepuluh November,

Surabaya, 2010,

Lopez, F.; Eugenio M.E; M.J Diaz; Nacimiento J.A.; Garcia M.M; Jimenez, L, Soda

Pulping of Sunflower Stalks. Influence Process Variables on the Resulting

Pulp, J. Ind. Eng. Chem, University of Huelva, Spanyol, 2005.

Moore, John, Wood Properties and Uses of Sitka spruce in Britain, Research Report.

Forestry Commision. Edinburgh, 2011.

Mulyati, Sri, Pembuatan Pulp Fluff dari Serat Abaka (Musa textilis Nee) dengan

proses soda dan soda-antrakuinon, Tugas Akhir, Institut Pertanian Bogor,

Bogor, 2004.

Page 6: BAB IV Ricky

Nova, Silvia, Pra Rancangan Pabrik Pulp dari Kayu Akasia dengan Proses Kraft

dan Bleaching menggunakan Enzim Lakase dengan Kapasitas 50.000

Ton/Tahun,Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2011.

Pugersari, Dewi, Penebangan Pohon di Hutan, Produk, Desainer, Limbah & Produk

Daur Ulang, Jurnal, Indonesia, 2012.

Rachmat, Hesti Hendalastuti, Variasi Genetik dan Teknik Perbanyakan Vegetatif

Cemara Sumatra, Tugas Akhir, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2008.

Sagala, Winarto, Pengaruh % Charge Klorin Dioksida (Clo2) Terhadap Penurunan

Bilangan Kappa Dari Proses Unbleach Blending Ke Proses Bleaching D0

Stage Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, Tugas Akhir, Universitas

Sumatera Utara, Medan, 2011.

Sixta, Herbert, Handbook of Pulp, Werintem, Wirley : VCH wlog, 2006.

SNI, Cara Uj Kadar Alfa, Beta dan Gamma, Badan Standar Nasional, Jakarta, 2009.

___, Pulp Kraft Putih Kayudaun (LBKP), Badan Standar Nasional, Jakarta, 2009

USDA, Sitka Spruce, United States Department of Agriculture National Resources

Conservation Service, United States of America, 2012.

Wisconsin, Madison S, Technical Note, United States Department of Agriculture,

United States of America, 1953.