proposal magang ricky amdani (j3z411033)

29
PROPOSAL MAGANG PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq.) DI NORMARK ESTATE, PT SATYA KISMA USAHA, KOTAPINANG, SUMATERA UTARA Oleh RICKY AMDANI J3Z411033 PROGRAM KEAHLIAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: amdaniricky

Post on 06-Aug-2015

773 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

PROPOSAL MAGANG

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

( Elaeis guineensis Jacq.) DI NORMARK ESTATE,

PT SATYA KISMA USAHA, KOTAPINANG,

SUMATERA UTARA

Oleh

RICKY AMDANI

J3Z411033

PROGRAM KEAHLIAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

Judul : PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA

SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq.) DI NORMARK

ESTATE, PT SATYA KISMA USAHA, KOTAPINANG,

SUMATERA UTARA

Nama : RICKY AMDANI

NIM : J3Z411033

Program Keahlian : PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Menyetujui,

Dosen pembimbing

Dr. Ir. Ade Wachjar, MS.

NIP 19550109 198003 1 008

Mengetahui,

Koordinator Program Keahlian

Dr. Ir. Ade Wachjar, MS.

NIP 19550109 198003 1 008

Tangggal disetujui :

Page 3: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal magang yang

berjudul “Pengelolaan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) di PT SMART Tbk. Kebun Normark Estate, Kabupaten Labuhanbatu

Selatan, Sumatera Utara”.

Magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Diploma III pada Program Keahlian Perkebunan Kelapa Sawit,

Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan saran selama proses penulisan proposal magang ini.

2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS sebagai Ketua Program Keahlian yang memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan proposal magang ini.

3. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan material

dan spiritual.

4. Para dosen beserta staf pengajar dan karyawan Institut Pertanian Bogor atas

bimbingan dan pengetahuan yang telah diberikan selama proses belajar

mengajar.

5. Rekan-rekan mahasiswa Institut Pertanian Bogor, khususnya mahasiswa

program keahlian Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) angkatan 48 yang telah

membantu dan memberi saran dalam pembuatan proposal ini.

Demikian proposal magang ini disampaikan, kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal magang ini dapat

bermanfaat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan magang kedepannya.

Bogor, 1 Februari 2013

Penulis

Page 4: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2

II. TINJUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

2.1. Status Tanaman ........................................................................................ 4

2.2. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit .................................................. 4

2.2.1. Akar ................................................................................................... 5

2.2.2. Batang ............................................................................................... 5

2.2.4 Bunga ................................................................................................. 6

2.2.5 Buah ................................................................................................... 6

2.3. Lingkungan Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit .......................................... 7

2.3.1. Faktor Tanah ..................................................................................... 7

2.3.2. Faktor Iklim ....................................................................................... 8

2.4. Pemupukan ............................................................................................... 8

2.4.1. Tepat jenis ......................................................................................... 9

2.4.2. Tepat dosis ...................................................................................... 10

2.4.3. Tepat cara ........................................................................................ 10

2.4.4 Tepat waktu ..................................................................................... 11

2.5. Pengawasan Pemupukan ........................................................................ 12

III. METODE MAGANG ............................................................................... 13

3.1. Tempat dan Waktu pelaksanaan ............................................................. 13

3.2. Metode Pelaksanaan ............................................................................... 13

3.3. Teknik Pengamatan dan Pengumpulan Data .......................................... 14

3.4. Analisis Data dan Informasi ................................................................... 15

IV. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA ........................... 16

4.1. Rencana Kegiatan ................................................................................... 16

4.2. Anggaran Biaya ...................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

LAMPIRAN .......................................................................................................... 21

Page 5: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

v

DAFTAR TABEL

Teks

Tabel 1. Rencana Kegiatan Magang ..................................................................... 16

Tabel 2. Anggaran Biaya Magang ........................................................................ 19

Lampiran

Tabel 3. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian................................... 22

Tabel 4. Jurnal Harian Magang sebagai Pembantu Mandor ................................. 23

Tabel 5. Jurnal Harian Magang sebagai Asisten Afdeling .................................... 24

Page 6: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan

yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Kelapa sawit merupakan salah satu

tanaman perkebunan yang menyumbangkan devisa negara dalam jumlah yang

cukup besar. Menurut Sunarko (2008), perkebunan kelapa sawit di Indonesisa

semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Namun, sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, Jambi,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimatan

Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di indonesia sangat pesat.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), tercatat pada tahun 2008 total

luas areal perkebunan kelapa sawit seluas 7.36 juta hektar dengan produksi 17.53

juta ton. Dari jumlah tersebut sebagian besar diantaranya menembus pasaran

ekspor. Dari luas yang ada 3.87 juta hektar dikelola oleh perkebunan besar swasta

(PBS), 2.88 juta hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dan 602 963 hektar

berupa perkebunan besar milik negara (PBN).

Kelapa sawit memiliki banyak keuntungan yang bernilai ekonomis tinggi

dalam pemanfaatan produk-produk turunannya. Kelapa sawit dapat dijadikan

sebagai minyak goreng (minyak konsumsi), kosmetik, sabun, ekstraksi pro-

vitamin A dan E, pembuatan bio-diesel, deterjen dan turunan oleokimia lainnya.

Limbah kelapa sawit juga dapat dijadikan sebagai pupuk, pakan ternak dan

lainnya.

Konsep dasar manajemen tanaman adalah pengelolaan faktor lingkungan

yang mendukung sifat tanaman melalui teknik budidaya yang sesuai untuk

memperoleh produktivitas tanaman yang tinggi. Faktor lingkungan tersebut

berupa tanah, iklim mikro, dan komponen pendukung. Pengendalian organisme

pengganggu (hama, penyakit, gulma) dan optimalisasi organisme menguntungkan

Page 7: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

2

(serangga penyerbuk, mikroba tanah, musuh alami) dianggap sebagai salah satu

komponen pendukung dalam pengelolaan ekosistem lingkungan (Sunarko, 2009).

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit

antara lain faktor genetis (bahan tanam), penerapan kultur teknis, kondisi iklim,

tanah serta bentuk wilayah. Salah satu teknik budidaya yang sangat penting dalam

pengusahaan budidaya kelapa sawit adalah kegiatan pemupukan. Pemupukan

memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan kelapa sawit, karena dapat

meningkatkan produksi dan kualitas buah yang dihasilkan bila dilakukan dengan

cara yang tepat.

Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang

menjadi kunci efektifnya pemberian pupuk, seperti daya serap akar tanaman, cara

pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk.

Pada umumnya pemupukan didasarkan pada hasil pengamatan dan penelitian

terhadap iklim, kondisi fisik dan kimia tanah, serta disesuaikan dengan kebutuhan

fisik tanaman. Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk organik atau pupuk

anorganik (pupuk pabrik). Pupuk organik bisa berupa kompos, sedangkan pupuk

anorganik dapat berupa pupuk produksi buatan pabrik yang mengandung unsur

NPK dan unsur hara pelengkap lainnya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dalam pelaksaan kegiatan magang dilakukan adalah untuk:

1. Menambah pengetahuan dan keterampilan serta untuk mendapatkan

pemahaman mengenai proses kerja nyata secara langsung pada perkebunan

kelapa sawit dari berbagai aspek pengelolaan.

2. Memahami manajemen perusahaan perkebunan kelapa sawit dan manajemen

manusia yang berhubungan erat dengan pelaksanaan pengelolaan tanaman

kelapa sawit.

Page 8: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

3

3. Memahami manajemen perusahaan perkebunan kelapa sawit dan manajemen

manusia yang berhubungan erat dengan pelaksanaan pengelolaan tanaman

kelapa sawit

Selain dari kegiatan yang dilaksanakan secara umum tersebut, ditetapkan

pula tujuan khusus yang mengarah pada aspek magang yang dipilih. Tujuannya

yaitu untuk mempelajari dan memahami pengelolaan pemupukan pada

perkebunan kelapa sawit baik secara teknis di lapangan maupun aspek manajerial

yang digunakan.

Page 9: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

4

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1. Status Tanaman

Kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan minyak

makan karena memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi. Pada tahun 2005,

konsumsi penduduk dunia terhadap hasil olahan minyak sawit sebesar 23.53%

menjadikan minyak sawit sebagai minyak yang dikonsumsi terbesar kedua setelah

minyak kedelai (Pahan, 2008a). Faktor harga yang relatif lebih murah

dibandingkan minyak nabati lainnya juga ikut berpengaruh pada peningkatan

konsumsi minyak sawit (Sukamto, 2008).

Pengembangan kelapa sawit baik secara intensifikasi maupun secara

ekstensifikasi terus dilakukan di Indonesia. Data pada tahun 2009 menunjukkan

bahwa total luas lahan sebesar 7.5 juta ha dapat memproduksi TBS sebanyak 18.6

juta ton. Sementara luas lahan pada tahun 2010 mencapai lebih dari 7.8 juta ha

dan dapat memproduksi TBS lebih dari 19.8 juta ton (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2009). Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara nomor

satu pengusahaan kelapa sawit terluas di dunia. Hal ini cukup membanggakan

karena dapat mampu menyaingi negara tetangga yaitu Malaysia yang beberapa

tahun menduduki peringkat pertama. Di samping itu, Indonesia dan Malaysia

masih menguasai lebih dari 85 % pangsa pasar minyak kelapa sawit dunia.

2.2. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit

Berdasarkan ilmu botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk

memudahkan dalam mengidentifikasi secara ilmiah. Tanaman kelapa sawit

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Embryophyta Siphonagama

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae

Famili : Arecaceae dahulu disebut palmae

Page 10: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

5

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit merupakan tanaman lengkap yang memiliki bagian vegetatif (akar,

batang, daun), dan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan

(bunga, dan buah).

2.2.1. Akar

Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat yang

keluar dari pangkal batang, tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar

primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Susunan akar ini seperti membentuk

anyaman. Akar berfungsi sebagai penyerap unsur-unsur hara dalam tanah dan

respirasi tanaman. Akarnya juga berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman.

Penyebaran akar tergantung pada kondisi tanah. Sistem perakaran cenderung

tumbuh ke arah bawah, tetapi pertumbuhan selanjutnya dibatasi oleh dalamnya

permukaan air tanah. Selain itu juga dipengaruhi oleh teknik budidaya tanaman

kelapa sawit yang diterapkan.

2.2.2. Batang

Tanaman kelapa sawit mempunyai batang yang tumbuh tegak lurus tidak

bercabang, berbentuk silinder dengan diameter antara 25 – 27 cm, tetapi pangkal

batang bisa lebih besar lagi pada tanaman tua (Tim Bina Karya Tani, 2009). Titik

tumbuh kelapa sawit terdapat di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk, dan

berbentuk seperti kubis. Pada batang juga terdapat pangkal pelepah yang

mengeras dan sukar terlepas.

2.2.3 Daun

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip ganda,

dan bertulang sejajar. Pelepah daun panjangnya dapat mencapai sembilan meter.

Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun merupakan helai daun yang

Page 11: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

6

terpanjang. Daun satu dan daun selanjutnya yang akan terbentuk, membentuk

sudut 1350. Daun dibentuk di dekat titik tumbuh. Daun yang baru terbentuk

tumbuh tegak ke atas dan berwarna kuning. Satu daun kelapa sawit akan tumbuh

setiap dua minggu sekali.

2.2.4 Bunga

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu).

Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi terdapat pada

tandan yang berbeda. Namun, kadang-kadang dijumpai juga bunga jantan dan

bunga betina dalam satu tandan (hermafrodit) walaupun hanya sebagian kecil.

Bunga muncul dari ketiak daun, setiap ketiak daun hanya dapat menghasilkan satu

infloresen (bunga majemuk). Biasanya, beberapa bakal infloresen gugur pada

fase-fase awal perkembangannya sehingga pada individu tanaman terlihat

beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen. Bunga jantan lebih dahulu

masak dibandingkan dengan bunga betina. Masa reseptif (masa putik dapat

menerima tepung sari) adalah 3 x 24 jam (Sastrosayono, 2008). Penyerbukan

sendiri dalam satu pohon sangat jarang terjadi, lebih sering terjadi penyerbukan

silang dengan bantuan angin dan serangga.

2.2.5 Buah

Tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur pada umumnya dapat

menghasilkan buah pada umur 2.5 tahun sejak penanaman tanaman di lahan

pertanaman. Jumlah buah rata-rata 1600 buah per tandan. Ukuran dan bentuknya

bervariasi menurut posisinya dalam tandan. Buah kelapa sawit terdiri dari kulit

buah (eksocarp), daging buah (mesocarp), cangkang (endocarp), dan inti

(endosperm). Daging buah berpotensi menghasilkan CPO sedangkan inti yang

menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO). Perubahan warna saat proses pematangan

buah berbeda-beda sesuai tipe buah berdasarkan warna kulit buah, yaitu

nigrescens, virescens, dan albescens. Saat buah telah matang buah akan

memberondol terlepas dari tandan.

Page 12: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

7

2.3. Lingkungan Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor,

baik faktor dari luar maupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor-faktor

tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, faktor genetis,

dan faktor teknis agronomi. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi

kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Untuk mencapai produktivitas kelapa sawit yang maksimal, diharapkan ketiga

faktor tersebut selalu dalam keadaan optimal (Fauzi et al., 2008). Oleh karena itu,

perlu adanya usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas tersebut dengan cara

melakukan modifikasi terhadap beberapa faktor lingkungan dalam paket tindakan

budidaya (kultur teknis) tanaman. Adapun faktor-faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap produktivitas antara lain adalah: faktor tanah dan faktor

iklim.

2.3.1. Faktor Tanah

Lahan adalah tempat tanaman dibudidayakan. Tanpa lahan, tanaman

kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang

optimum untuk tanaman kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor, yaitu:

faktor wilayah, sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah (kesuburan tanah). Bentuk

wilayah yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit adalah datar sampai berombak

yaitu wilayah optimum dengan kemiringan lereng antara 0 – 10 %. Pada wilayah

bergelombang (kemiringan antara 10 – 22 %) kelapa sawit masih dapat tumbuh

dan berproduksi dengan baik melalui upaya pengolahan tertentu seperti

pembuatan teras kontur dan tapak kuda. Secara umum, kelapa sawit mampu

tumbuh di berbagai jenis tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu,

alluvial, dan organosol/gambut tipis (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Tanaman kelapa sawit tumbuh optimal di dataran rendah. Dengan

ketinggian antara 25 – 200 meter diatas permukaan laut (dpl). Tekstur tanah yang

paling ideal untuk tanaman kelapa sawit adalah lempung berdebu, lempung liat

Page 13: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

8

berdebu, lembung berliat dan lempung berpasir. Kedalaman tanah yang efektif

untuk penanaman kelapa sawit adalah lebih dari 100 cm. Derajat kemasaman (pH)

tanah yang optimal untuk kelapa sawit adalah 5.0 – 5.5 (Sunarko, 2007). Namun

kelapa sawit masih mampu tumbuh pada tanah yang pH-nya 4.0 – 6.5 dengan

produktivitas yang tidak optimal. Tanah yang memiliki pH rendah dapat

dinaikkan dengan pengapuran, biasanya dijumpai pada daerah pasang surut

terutama tanah gambut.

2.3.2. Faktor Iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

tandan kelapa sawit. Tipe iklim yang optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit

menurut Schmidt-Fergusson adalah tipe A dan tipe B1. Curah hujan optimum

yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2 000 – 2 500 mm/tahun dengan

distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Sinar

matahari sangat diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu

pembentukan bunga dan buah. Untuk itu, intensitas, kualitas, dan lama penyinaran

sangat berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa

sawit antara 5 – 7 jam/hari. Tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial dapat

tumbuh baik pada kisaran suhu 24 - 28 0C. Kelembaban optimum bagi

pertumbuhan kelapa sawit adalah 80 %. Kecepatan angin 5 – 6 km/jam sangat

baik untuk membantu proses penyerbukan (Fauzi et al., 2008).

2.4. Pemupukan

Tanaman terdiri dari 92 unsur, tetapi hanya 16 unsur esensial yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dari 16 unsur tersebut,

unsur C, H, dan O diperoleh dari udara dan air (dalam bentuk CO2 dan H2O)

sedangkan 13 unsur mineral lainnya diperoleh dari dalam tanah dan secara umum

digolongkan sebagai hara. Pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan

tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40 – 60 % dari biaya

Page 14: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

9

pemeliharaan secara keseluruhan (Sastrosayono, 2003). Untuk itu, perlu dilakukan

pemupukan seefektif dan seefisien mungkin.

Pemupukan adalah tindakan yang dilakukan untuk memberikan unsur hara

di dalam tanah, agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhannya. Unsur

hara dibedakan menjadi dua, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara

makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak,

apabila kurang, pertumbuhan tanaman dan produksi akan berkurang. Mineral

yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca dan Mg. Unsur hara mikro

adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kurang

sedikit saja pertumbuhan tanaman akan terganggu, dan apabila kelebihan sedikit

saja tanaman akan keracunan. Unsur hara mikro adalah B, Cu, dan Zn (Pahan,

2008b).

Setiap unsur hara memiliki fungsinya masing–masing. Apabila terdapat

unsur hara yang kebutuhannya tidak terpenuhi, tanaman akan meresponnya

dengan menunjukkan gejala defisiensi yang tampak pada tanaman. Pemberian

pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi keefektifan

dan keefisienan pemupukan, diantaranya daya serap akar tanaman, cara

pengaplikasian dan penempatan pupuk, waktu pengaplikasian, jenis dan dosis

pupuk serta pengawasan mutu pupuk. Perlu dilakukan analisis daun dan analisis

tanah terlebih dahulu untuk menentukan dosis pupuk yang tepat. Dengan analisis

daun, maka unsur-unsur hara yang terdapat pada tanaman dapat diketahui

sehingga dapat ditentukan unsur-unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.

Sementara itu, analisis tanah dilakukan untuk mengetahui ketersediaan unsur–

unsur hara di dalam tanah sehingga dosis dan jenis pupuk dapat tepat sasaran.

Dalam pemupukan terdapat prinsip empat tepat, yaitu: tepat jenis, tepat dosis,

tepat cara dan tepat waktu.

2.4.1. Tepat jenis

Strategi dalam menentukan jenis pupuk diwarnai pertimbangan teknis dan

pertimbangan ekonomis. Pengetahuan teknis terhadap sifat pupuk dan sifat tanah,

Page 15: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

10

dimana pupuk akan diaplikasikan, sangat menentukan dalam efisiensi pemupukan.

Sifat pupuk yang penting diketahui adalah kandungan unsur hara utama pupuk

tersebut, kandungan unsur hara tambahan, reaksi kimia pupuk di dalam tanah,

serta kepekaan pupuk terhadap pengaruh iklim. Selain itu, sifat fisik tanah juga

perlu diketahui. Dari segi pertimbangan ekonomis, saat ini menunjukkan bahwa

pemakaian pupuk yang optimum untuk pembibitan adalah pupuk compound

controlled released seperti Meister dan pupuk tunggal untuk tanaman di lapangan

(baik TBM maupun TM).

2.4.2. Tepat dosis

Pemupukan anorganik dilakukan dua semester dalam setahun berdasarkan

rekomendasi. Rekomendator menentukan dosis, jenis, frekuensi, cara aplikasi,

serta kebutuhan pupuk. Faktor-faktor yang digunakan untuk menafsirkan

kebutuhan hara tanaman mengacu pada hasil analisis daun dan tanah, potensi

pertumbuhan dan produksi, pelaksanaan pemupukan dan perawatan tanaman

sebelumnya, hasil percobaan pemupukan, dan penilaian lingkungan tumbuhan

seperti iklim, hama, penyakit, topografi, dan sebagainya. Ketetapan penilaian

faktor-faktor tersebut tergantung pada keakuratan data yang diterima dari pihak

pengelola perkebunan (Pahan, 2008a). Pertumbuhan tanaman yang optimal dapat

tercapai dengan pengaplikasian unsur hara pada keadaan yang setimbang. Artinya,

tidak boleh ada satu unsur hara pun yang menjadi faktor pembatas. Untuk itu,

dosis pupuk yang diberikan harus tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.

2.4.3. Tepat cara

Cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi

jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman. Dengan penempatan/aplikasi

yang tepat, kapasitas bawa (carrying capacity) pupuk dapat ditingkatkan.

Peningkatan efisiensi pemupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu

lebih cepat sampai ke zona perakaran dan seminimum mungkin hilang karena

Page 16: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

11

adanya aliran permukaan dan penguapan. Pemupukan kelapa sawit dapat

dilakukan dengan cara berikut (Pahan, 2008a).

a. Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang kelapa

sawit.

b. Penempatan pupuk pada jalur lingkaran.

c. Penempatan pupuk pada larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok

dan pupuk dibenamkan dalam larikan yang ditimbun lagi dengan tanah.

d. Pemupukan melalui daun.

e. Pemupukan melalui infus akar.

2.4.4 Tepat waktu

Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah

hujan), sifat fisik tanah, logistik (pengadaan) pemupukan, serta adanya sifat

sinergis dan antagonis unsur-unsur hara.

Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada dua kondisi

yang saling berhubungan, yaitu keadaan tanaman itu sendiri dan ketersediaan hara

dalam tanah. Hubungan antara kedua faktor ini dapat bersifat langsung dan tidak

langsung sehingga pada saat aplikasi pupuk, tanaman harus diperlakukan

sedemikian rupa agar responsif terhadap pemberian pupuk. Semakin besar respon

tanaman maka semakin banyak unsur hara dalam tanah yang dapat diserap oleh

tanaman.

Waktu terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat musim

penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi yang sangat

lembab, tetapi tidak saat tergenang air. Dengan demikian pupuk yang ditaburkan

dapat segera larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman.

Jumlah air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75 %

dari kapasitas lapang (Fauzi et al., 2008).

Page 17: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

12

2.5. Pengawasan Pemupukan

Menurut Pahan (2008a), pengawasan dilaksanakan untuk memastikan

bahwa semua pekerjaan pemupukan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana

yang telah disusun. Asisten divisi dan Mandor satu harus berada di tempat pada

setiap kegiatan pemupukan untuk memantau pelaksanaan pemupukan tersebut

hingga tidak terjadi pupuk tertinggal di gawangan/areal ataupun pohon tidak

terpupuk.

Kontrol aplikasi yang efektif dimulai dari daerah yang tersulit, kemudian

di tengah-tengah blok. Biasanya di tempat kontrol yang kurang baik, aplikasi

pupuk tidak merata, bagian pinggir mendapat dosis pupuk yang lebih banyak

dibandingkan bagian tengah. Lokasi yang sulit seperti rendahan atau lokasi yang

jalan masuknya tidak dapat dilalui kendaraan mendapatkan dosis yang lebih

rendah dibanding dengan yang mudah (Pahan, 2008a).

Page 18: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

13

III. METODE MAGANG

3.1. Tempat dan Waktu pelaksanaan

Kegitan magang ini akan dilaksanakan di perkebunan Normark Estate, PT

Satya Kisma Usaha yang berlokasi di Desa Normark, Kecamatan Kotapinang,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara dimulai pada tanggal 1

Februari 2013 sampai dengan tanggal 8 September 2013. Alasan penulis

melakukan magang ditempat tersebut karena perusahaan ini merupakan

perusahaan yang memiliki sistem agribisnis yang terintegrasi.

3.2. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kerja yang akan dilakukan selama melaksanakan

praktek magang adalah mengikuti secara aktif seluruh kegiatan pengelolaan kebun

sesuai dengan tingkatan yang terdapat di PT SMART Tbk dan mengamati secara

langsung kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini dibagi dalam

tiga tahap yaitu satu bulan sebagai KHL, dua minggu sebagai mandor dan dua

minggu sebagai asisten.

Sebagai seorang KHL, penulis melakukan kegiatan yang akan

dilaksanakan meliputi berbagai pekerjaan yang bersifat teknis atau melaksanakan

secara langsung kegiatan budidaya tanaman mulai dari pemanenan, penunasan,

pengendalian gulma, pembuatan tapak kuda, pemupukan, pengendalian hama dan

penyakit, rawat jalan dan susun janjangan kosong dalam kegiatan pengelolan

limbah. Kegiatan tersebut dilakukan untuk melatih keterampilan teknis budidaya

kebun. Tahap sebagai KHL selanjutnya, penulis melakukan pekerjaan yang

dilaksanakan atas perintah mandor dan asisten divisi dalam hal pemupukan kelapa

sawit. Kegiatan yang dilakukan adalah menebar pupuk dipiringan tanaman TM

kelapa sawit.

Page 19: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

14

Sebagai mandor selama dua minggu, penulis akan melakukan kegiatan

perencanaan kegiatan/kerja harian, menentukan jumlah karyawan yang

dibutuhkan, melakukan pengawasan terhadap karyawan, mengikuti briefing pagi,

hingga melakukan diskusi dengan mandor, asisten, maupun manager.

Sebagai asisten, penulis akan membantu asisten dalam penyusunan

rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), pembuatan laporan

asisten/kepala afdeling, pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja.

Melakukan praktik kerja langsung kelapangan dengan mengumpulkan data

primer dan skunder. Data primer diperoleh dengan melakukan kerja langsung dan

diskusi langsung dengan staf pengadaan berupa data staf produksi mengenai

teknis budidaya tanaman kelapa sawit, staf lapangan mengenai cara pemupukan,

yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat tempat. Staf

kemitraan mengenai manfaat dan kewajiban karyawan, serta aktif mengikuti

secara langsung kelapangan kegiatan penyedian input, kegiatan pemupukan.

Sedangkan data skunder diperoleh dari data BPS, dokumen, catatan-catatan, dan

laporan-laporan dari perusahaan tempat berlangsungnya magang, serta melakukan

kajian pustaka yang menunjang dan memadai sebagai bahan acuan dalam

penyusunan laporan magang.

3.3. Teknik Pengamatan dan Pengumpulan Data

Kegiatan magang yang akan dilaksanakan yaitu pengamatan terhadap

tenaga kerja, persiapan pemupukan, stok pupuk, transportasi pupuk, sistem

pemupukan, peralatan pemupukan, pelaksanaan pemupukan, sistem pengawasan

dan sistem pengupahan berdasarkan kondisi perkebunan. Data primer yang

diperoleh pada kegiatan pemupukan meliputi jenis pupuk yang digunakan, jumlah

pupuk, luas lahan yang dipupuk, dan ketepatan kerja pemupukan.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode

langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilaksanakan melalui kerja

dan pengamatan langsung di lapangan sesuai dengan obyek yang diamati penulis.

Selain itu, melaksanakan wawancara dengan mandor, asisten divisi senior, dan

Page 20: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

15

pimpinan kebun (manajer) setempat. Selanjutnya adalah pengumpulan data

sekunder yang diperoleh dari kantor besar estate setempat, arsip kebun, serta

pustaka lainnya yang berhubungan dengan perkebunan khususnya tanaman kelapa

sawit. Pengumpulan data laporan ini juga bisa dilakukan dengan mencatat

langsung informasi yang didapat dari pegawai kebun, staf, dan yang ada di

lapangan.

3.4. Analisis Data dan Informasi

Data yang diperoleh dari praktek lapang adalah analisis secara deskriptif,

tebulasi dan perhitungan-perhitungan yang sederhana. Hasil pengolahan data

praktek lapang disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembahasan.

Analisa kuantitatif adalah data yang diperoleh, dianalisa secara kuantitatif dan

dihitung secara matematis dengan menggunakan rumus pengukuran produktifitas

tenaga kerja. Data yang telah diperoleh akan diolah dengan pendekatan statistik

sederhana yang pada akhirnya akan menghasilkan kesimpulan melalui metode

penarikan kesimpulan induktif.

Page 21: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

16

IV. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA

4.1. Rencana Kegiatan

Kegiatan magang akan dilaksanakan di PT SMART Tbk. yang berlokasi di

Kebun Satya Kisma Usaha, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara

yang dilaksanakan selama dua bulan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut.

Tabel 1. Rencana Kegiatan Magang

Minggu

ke- Kegiatan Tujuan

1 – 4 A. Kegiatan Lapangan Melatih mahasiswa

melaksanakan paket

teknik budidaya

tanaman pada keadaan

lapangan yang

sebenarnya.

I. Materi Magang sebagai Karyawan

Harian (KHT atau KHL)

1. Melakukan semua tugas lapangan yang

diperintahkan sesuai dengan kebutuhan

kebun, mulai dari pembukaan lahan dan

persiapan lahan, pemeliharaan tanaman

(penyulaman, pemupukan,

pemangkasan, pengendalian gulma,

hama dan penyakit), pemanenan dan

pengolahan hasil.

2. Mengisi jurnal harian yang diketahui.

3. Mencatat prestasi kerja yang diperoleh

mahasiswa dan karyawan setiap kali

mengikuti kegiatan, kemudian

dibandingkan dengan norma kerja.

5 – 6 II. Materi Magang Sebagai Pembantu

Mandor / Mandor Besar

Melatih mahasiswa

melaksanakan fungsi-

fungsi manajemen pada

tingkat kemandoran. 1. Membantu membuat perencanaan

kebutuhan fisik dan biaya untuk

pekerjaan yang akan dilakukan.

2. Membantu menentukan jumlah

karyawan yang diperlukan beserta

keperluan biaya operasional dari setiap

kegiatan yang akan dilakukan.

3. Melakukan briefing (pagi dan sore)

serta melakukan check roll.

Page 22: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

17

Tabel 3. (Lanjutan)

Minggu

ke- Kegiatan Tujuan

4. Membantu menghitung kebutuhan

bahan pupuk berdasar konsentrasi dan

atau dosis yang telah ditetapkan.

5. Membuat analisis pada setiap kegiatan

di lapangan. Contoh :

(i) Pembibitan

- Penentuan bibit siap salur, jumlah

kecambah/benih yang

dipersiapkan, kebutuhan media

tanam, air, pupuk, pestisida untuk

pemeliharaan pembibitan, dan

lain-lain.

(ii) Pemeliharaan Tanaman :

- Pemupukan : jenis, dosis, waktu,

cara, lokasi, penempatan,

rotasi/frekuensi, pengaruhnya

terhadap produksi.

- Pengendalian gulma, hama dan

penyakit : metode

pengendalian/pengamatan, jenis

pestisida, konsentrasi, dosis,

volume semprot, frekuensi, sifat-

sifat pestisida yang digunakan,

jenis gulma, hama dan penyakit.

(iii) Pemanenan :

Kriteria panen, cara dan waktu

panen, % kehilangan hasil di

lapangan dan selama transportasi,

kerapatan panen, system panen,

rotasi panen dan analisis panen.

6. Memotivasi karyawan untuk dapat

melaksanakan pekerjaan dengan baik.

7. Mengorganisir karyawan pada setiap

kegiatan yang dilakukan.

8. Malaksanakan manajemen

pemanenan/pemetikan.

9. Melaksanakan diskusi baik dengan

mandor, asisten/kepala afdeling, kepala

tanaman, maupun pimpinan perusahaan.

Page 23: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

18

Tabel 3. (Lanjutan)

Minggu

ke- Kegiatan Tujuan

10. Membuat jurnal kegiatan harian

yang berisikan waktu kegiatan, jenis

pekerjaan, jumlah karyawan yang

diawasi.

b. Kegiatan Administrasi Selama

sebagai Pembantu Mandor/Mandor

Besar (Supervisor) :

Membuat laporan harian, mingguan,

bulanan mandor, dan lain-lain.

Melatih mahasiswa

dalam melaksanakan

pelaporan kegiatan pada

tingkat kemandoran.

7 – 8 III. Materi Magang sebagai

Asisten/Kepala Afdeling :

Melatih mahasiswa

melaksanakan fungsi-

fungsi manajemen pada

tingkat afdeling. 1. Mempelajari kegiatan manajerial

ditingkat afdeling/bagian kebun.

2. Membantu penyusunan rencana kerja

dan anggaran perusahaan (RKAP).

3. Membantu pembuatan laporan

asisten/kepala afdeling.

4. Membantu pengelolaan dan

pengawasan tenaga kerja yang

menjadi tanggung jawabnya.

5. Melaksanakan analisis terhadap

setiap kegiatan lapangan ditingkat

afdeling.

6. Membuat jurnal kegiatan harian

tingkat afdeling.

B. Kegiatan sosial/kemasyarakatan :

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial

di lingkungan kebun, seperti : olah raga,

keagamaan, bakti sosial, PKK, dan lain-

lain.

Melatih mahasiswa

bermasyarakat di sekitar

lokasi magang.

Page 24: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

19

4.2. Anggaran Biaya

Perencanaan anggaran biaya yang diperlukan saat magang yang

dilaksanakan selama dua bulan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Anggaran Biaya Magang

No. Kebutuhan Volume

dan satuan

Biaya per

satuan

(Rp)

Jumlah

pengeluaran

(Rp)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Transport ke Jakarta-Medan

Transport Bogor-jakarta

Konsumsi

Obat-obatan

Biaya fotocopy selama magang

Perlengkapan mandi

Komunikasi

Pembuatan laporan magang

Perbanyakan laporan magang

Biaya tak terduga

2 kali

2 hari

3 hari

2 bulan

3 bulan

2 bulan

2 bulan

1 buah

10%

700 000

35 000

10 000

500 000

25 000

150 000

40 000

50 000

400 000

300 000

1 400 000

70 000

30 000

1 000 000

75 000

150 000

80 000

100 000

400 000

300 000

Total Biaya 3 605 000

Page 25: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

20

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Pengembangan Kelapa Sawit Nasional,

Mewujudkan Visi Indonesia 2020. Diakses melalui

http://ditjenbun.deptan.go.id//index.php. (5 Desember 2012).

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik Kelapa

Sawit. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 226 hal.

Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat

Penelitian Perkebunan Marihat. Marihat Ulu. 435 hal.

Mangoensoekarjo, S., dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa

Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal.

MCAR [Management Committee Agronomy and Research]. 2007. Pedoman

Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Sinar Mas Agribusiness. Jakarta.

231 hal. (Tidak Dipublikasikan)

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agrobisnis dari Hulu

hingga Hilir . Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit.

Penebar Swadaya. 168 hal.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit.

Agromedia Pustaka. Jakarta. 70 hal.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Sukamto, H. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit.

Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal.

Page 26: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

21

LAMPIRAN

Page 27: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

22

Tabel 3. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian

Tanggal Uraian

Kegiatan

Prestasi Kerja (HK) Lokasi

Paraf

Pembimbing

Lapangan

Ket

Penulis Karyawan Standar

Page 28: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

23

Tabel 4. Jurnal Harian Magang sebagai Pembantu Mandor

Tanggal Uraian

Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi

Paraf

Pembimbing

Lapangan

Ket

Jumlah

KHL

yang

Diawasi

(orang)

Luas

Areal

yang

Diawasi

(ha)

Lama

kegiatan

(jam)

Page 29: Proposal Magang Ricky Amdani (j3z411033)

24

Tabel 5. Jurnal Harian Magang sebagai Asisten Afdeling

Tanggal Uraian

Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi

Paraf

Pembimbing

Lapangan

Ket

Jumlah

KHL

yang

Diawasi

(orang)

Luas

Areal

yang

Diawasi

(ha)

Lama

kegiatan

(jam)