ricky rezandi 2017-71-058
TRANSCRIPT
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
TUGAS AKHIR
MUTASI TRANSFORMATOR UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
GANGGUAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) ULP TAMBUN
RICKY REZANDI 2017-71-058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS
KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020
ii
Mauriraya
LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR
MUTASI TRANSFORMATOR UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA GANGGUAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN
(PERSERO) ULP TAMBUN
Disusun Oleh :
RICKY REZANDI 2017-71-058
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Kurikulum Program Studi
Diploma III Teknologi Listrik
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
Mengetahui,
Kepala Program Studi Diploma
III Teknologi Listrik
(Retno Aita Diantari, S.T., M.T)
Jakarta, 05 Juli 2020
Dosen Pembimbing Utama
( Edy Ispranyoto Ir,MBA)
Dosen PembimDigibtalliynsiggnedKbyeKadrtikua Taresya
Kartika Tresya
Mauriraya
DN: C=ID, OU=Bagian Layanan Karir
dan Alumni, O=Institut Teknologi PLN,
CN=Kartika Tresya Mauriraya,
Reason: I am approving this document
with my legally binding signature
Location: Jakarta Date: 2020-07-24 23:53:26
(Kartika Tresya MauFroixirt Raeyadaer ,VeSrsio.nP: 9d.7..1, M.Pd)
iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : RICKY REZANDI
NIM : 2017-71-058
Prodi : DIII TEKONOLGI LISTRIK
Judul Proyek Akhir :Mutasi Transformator untuk Mencegah
Terjadinya Gangguan Beban Lebih di
PT. PLN (Persero) ULP Tambun.
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada
Program Diploma III Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknologi
– PLN pada tanggal 24 Agustus 2020
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
Aloysius Agus Yogianto, IR., MT
Ketua Penguji
Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT
Sekretaris Penguji
Christine Widyastuti, ST., MT
Anggota Penguji
Mengetahui,
Kepala Program Studi Diploma III
Teknologi Listrik
(Retno Aita Diantari, S.T., M.T)
Digitally signed by agus yogiantoDN: C=ID, OU=electrical, O=itpln, CN=agus yogianto, [email protected]: I am approving this documentLocation: L PengesahanDate: 2020-08-31 05:36:51Foxit PhantomPDF Version: 9.6.0
agus yogianto
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya berterima kasih kepada :
Bapak Edy Ispranyoto, Ir., M.B.A, dan
Ibu Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd
Selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Kedua yang telah
membimbing serta memberikan saran sehingga terselesaikannya dengan tepat
waktu Laporan Proyek Akhir ini.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada Bapak Andri Ridwan dan
Bapak Sintong Gomgom P.S selaku Pembimbing Lapangan Kegiatan Kerja
Magang yang telah memberikan izin kepada saya untuk dilakukannya penelitian
Proyek Akhir ini di PT. PLN (Persero) ULP Tambun.
Tanjung Enim, 16 Juli 2020
( Ricky Rezandi )
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai civitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : RICKY REZANDI
NIM : 2017-71-058
Program Studi : DIPLOMA III
Prodi : TEKNOLOGI LISTRIK
Jenis Karya : PROYEK AKHIR
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Nonexclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
MUTASI TRANSFORMATOR UNTUK MENCEGAH GANGGUAN BEBAN
LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) ULP TAMBUN beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan hak bebas royalty non eklusif ini Institut Teknologi – PLN
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan proyek Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Tanjung Enim, 16 Juli 2020
( Ricky Rezandi )
i
MUTASI TRANSFORMATOR UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
GANGGUAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) ULP TAMBUN
Oleh : Ricky Rezandi (2017-71-058)
Dibawah bimbingan bapak Edy Ispranyoto, Ir., M.B.A dan ibu Kartika Tresya
Mauriraya, S.Pd., M.Pd
ABSTRAK
Mutasi transformator adalah kegiatan penggantian transformator sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya gangguan akibat beban lebih. Pentingnya
dilakukan pengukuran beban transformator saat dilakukannya inspeksi ataupun
pada saat pemeliharaan dilakukan untuk mengetahui beban transformator
tersebut sudah melebihi 80% dari kapasitas transformator. Jika beban tersebut
sudah melebihi 80% dari kapasitas transformator, maka transformator tersebut
sudah dikatakan overload (beban lebih) dan harus dilakukan penggantian.
Penggantian transformator ini biasa disebut dengan mutasi transformator.
Mutasi transformator ini dilakukan guna mencegah terjadinya gangguan akibat
beban lebih (Overload). Persentase pembebanan transformator sebelum
dilakukan mutasi adalah sebesar 99% melebihi 80% dari kapasitas transformator
(Overload) dan persentase pembebanan per fasa yaitu fasa R (86%), fasa S
(86%) dan fasa T (86%). Persentase pembebanan transformator sesudah
dilakukan mutasi adalah sebesar 63% dengan pembebanan per fasa yaitu fasa
R (54%), fasa S (54%) dan fasa T (54%).
Kata kunci : Mutasi, Persentase Pembebanan.
ii
Transformer Mutation to Prevent Overload Interference on PT. PLN
(Persero) ULP Tambun
By: Ricky Rezandi (2017-71-058)
Under the guidance of Edy Ispranyoto, Ir., M.B.A and Mrs. Kartika Tresya
Mauriraya, S.Pd., M.Pd
ABSTRACT
Transformer mutation is a transformer replacement activity in an effort to
prevent interference due to overload. The importance of measuring the load of
the transformer during inspections or when maintenance is carried out to
determine the load of the transformer has exceeded 80% of the capacity of the
transformer. If the load exceeds 80% of the capacity of the transformer, the
transformer is said to be overloaded and must be replaced. This transformer
replacement is commonly called a transformer mutation. This transformer
mutation is carried out in order to prevent interference due to overload
(Overload). The percentage of transformer loading before mutation is 99%
exceeding 80% of the capacity of the transformer (Overload) and the percentage
of loading per phase is the R phase (86%), the S phase (86%) and the T phase
(86%). The percentage of transformer loading after mutase is 63% with loading
per phase, namely the R phase (54%), the S phase (54%) and the T phase (54%).
Keywords : Mutation, Percentage of loading
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Permasalahan Penelitian…………………………………………………2
1.2.1 Identifikasi Masalah…………………………………………………3
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah……………………………………………3
1.2.3 Rumusan Masalah…………………………………………………..3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………………..3
1.3.1 Tujuan Penelitian……………………………………………………3
1.3.2 Manfaat Penelitian………………………………………………….4
1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………….4
BAB II Landasan Teori ...................................................................................... 5
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………………………5
2.2 Landasan Teori……………………………………………………………...5
2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik…………………………………..5
2.2.2 Jaringan Distribusi Primer………………………………………….6
2.2.3 Jaringan Distribusi Sekunder……………………………………...6
2.2.4 Pengertian Transformator…………………………………………..6
2.2.5 Prinsip Kerja Transformator………………………………………..7
2.2.6 Transformator Distribusi……………………………………………8
2.2.7 Komponen Utama Transformator…………………………………8
2.2.8 Sistem Pendinginan Transformator……………………………….9
2.2.9 Gangguan Gangguan Transformator……………………………...9
2.2.10 Pola Pembebanan Transformator Distribusi.…………………11
2.2.11 Rugi – Rugi Transformator…………………….………………....11
2.2.12 Penandaan Terminal Transformator………….…………………17
2.2.13 Jenis Hubungan Belitan Transformator…….………………….18
2.2.14 Daya Transformator Distribusi……………….…………………..20
iv
2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………………....21
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 23
3.1 Analisa Kebutuhan………………………………………………………….23
3.2 Perencanaan Penelitian……………………………………………………24
3.3 Teknik Analisa Data………………………………………………………...27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN ............................................................ 29
4.1 Data Serta Informasi Yang Dibutuhkan………………………………….29
4.2 Data Pembebanan……………………………….…………………………..33
4.3 Perhitungan……………………………………….………………………….34
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 37
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………….37
5.2 Saran………………………………………………………………………….37
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………38
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………40
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Transformator Fasa Tunggal .......................................................... 12
Tabel 2.2 Transformator Fasa Tiga ................................................................ 13
Tabel 2.3 Tegangan Pengenal Sadapan ......................................................... 15
Tabel 2.4 Hubungan Belitan Transformator................................................... 17
Tabel 2.5 Daya Pengenal Transformator ....................................................... 18
Tabel 4.1 Informasi Umum Gardu ................................................................... 27
Tabel 4.2 Spesifikasi Transformator .............................................................. 29
Tabel 4.3 Spesifikasi Transformator .............................................................. 30
Tabel 4.4 Data Beban Sebelum Mutasi… ........................................................ 31
Tabel 4.5 Data Beban Sesudah Mutasi… ........................................................ 31
Tabel 4.6 Data Pembebanan Sebelum Mutasi ............................................... 34
Tabel 4.7 Data Pembebanan Sebelum Mutasi ............................................... 34
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Inti Besi Transformator .................................................................... 6
Gambar 2.2 Tipe Kumparan .................................................................................. 6
Gambar 2.3 Rugi – Rugi Transformator .............................................................. 7
Gambar 2.4 Hubungan Belitan Bintang (Y) ........................................................ 16
Gambar 2.5 Hubungan Belitan Delta (∆) ............................................................ 17
Gambar 2.6 Diagram Alir Perencanaan Penelitian ............................................ 20
Gambar 2.7 Diagram Alir Perencanaan Penelitian ............................................ 24
Gambar 2.8 SLD Penyulang Setaman ................................................................ 28
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. PLN (Persero) ULP (Unit Layanan Pelanggan) Tambun adalah
perusahaan PLN yang bergerak dibidang kelistrikan yang bertugas untuk
mendistribusikan energi listrik kepada pelanggan dengan menjaga kualitas dan
kontinuitas listrik yang baik. Oleh karena itu, dilakukan pemeliharaan asset
setiap harinya agar kualitas listrik terjaga dan konsumen dapat menggunakan
listrik dengan aman dan nyaman.
Seperti yang kita ketahui, setiap perusahaan ataupun industri lainnya sangat
memerlukan transformator untuk mengkonversi tegangan tinggi menjadi rendah
dan sebaliknya. Pada perusahaan PLN pasti memerlukan alat transformator
ataupun alat lainnya untuk mendistribusikan tenaga listrik untuk menyalurkan
langsung dengan aman dan nyaman kepada pelanggan. Oleh karena itu, kita
harus tau cara untuk pemeliharaan ataupun perbaikan transformator.
Transformator distribusi adalah transformator yang bekerja untuk
mentransformasikan tegangan tinggi (primer) menjadi tengangan rendah
(sekunder) yang siap digunakan oleh konsumen untuk kebutuhan listrik dalam
rumah tangga maupun industri. Kemampuan suatu transformator distribusi untuk
melayani beban dapat kita lihat dari kapasitas transformator tersebut.
Penggunaan energi listrik yang semakin berkembang di sisi konsumen
mengakibatkan terjadinya pembebanan yang tidak sesuai kapasitas trafo itu
sendiri. Setiap transformator tentu mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda
– beda sesuai dengan jumlah beban yang dilayani. Setiap saat jumlah pelanggan
terus bertambah, secara otomatis beban transformator terus bertambah.
Kemudian semakin lama transformator tidak kuat lagi untuk menahan beban yang
sudah melebihi kapasitas transformator tersebut. Hal ini yang menjadi masalah
karena isolasi pada trafo telah disesuaikan dengan rating transformator.
Jika kondisi ini terjadi dalam rentang waktu yang lama, maka transformator
akan mengalami beban lebih (overload) sehingga menyebabkan isolasi trafo
8
mengalami kerusakan akibat panas berlebih dari arus yang besar (tidak sesuai
dengan rating trafo). Oleh karena itu diperlukan pergantian/mutasi
transformator untuk mengurangi kerusakan alat akibat beban lebih.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi pada transformator dapat menyebabkan
kerusakan pada transformator yaitu transformator mengalami
kerusakan akibat beban dan kerugian pada PLN dan pemadaman total
di sisi konsumen sehingga menyebabkan kekecewaan pelanggan serta
SAIDI dan SAIFI semakin besar.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka mahasiswa
membatasi ruang lingkup permasalahan hanya seputar transformator
distribusi.
1.2.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan adalah:
1. Apa yang menyebabkan transformator distribusi harus dimutasi?
2. Berapa persentase pembebanan transformator?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya transformator dimutasi.
2. Untuk mengetahui standar persentase pembebanan transformator
9
adalah 40% - 80% dari kapasitas transformator.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan pada proyek akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Mendapatkan pengalaman di bidang kelistrikan dengan
menerapkan ilmu yang didapatkan selama duduk di bangku kuliah
dengan terjun langsung ke lapangan.
2. Sebagai acuan dasar dalam mengambil tindakan untuk
melakukan penanganan dalam mengahadapi kasus – kasus
beban lebih (overload) pada transformator.
3. Dapat menemukan gangguan lebih awal, sehingga bisa
melakukan tindakan pencegahan pada transformator distribusi
yang mendekati 80% dari kapasitas pembebanan transformator
agar meminimalisir gangguan kerusakan transformator akibat
beban lebih.
1.4 Sistematika Penulisan
Pada Bab satu membahas latar belakang, permasalahan penelitian
meliputi identifikasi, ruang lingkup dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua membahas tentang
tinjauan pustaka dan landasan teori mengenai prinsip kerja transformator,
jenis transformator dan gangguan antar kumparan pada transformator. Bab
tiga membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan. Bab empat
membahas hasil dan pembahasan. Bab lima merupakan kesimpulan dan
saran
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan tugas akhir ini berjudul ”Mutasi Transformator untuk
Mencegah Terjadinya Gangguan Lebih di PT. PLN (Persero) ULP Tambun”,
mendapatkan acuan (referensi) dari beberapa penelitian sebelumnya yang
terkait.
Dari Hendry Luase, skripsi program studi strata teknik elektro, fakultas
teknik, Politeknik Negeri Manado (2015), yang berjudul Mutasi
Transformator Distribusi Gardu Hengkase HT4B0 Dari 25 kVA ke 50 kVA
Untuk Menghindari Kerusakan Akibat Beban Lebih. Mutasi trafo berfungsi
untuk menghindari kerusakan trafo akibat gangguan beban lebih dimana
beban pelanggan (konsumen) lebih besar daripada beban transformator (full
load). Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis terhadap hasil
pengukuran beban sebelum mutasi dan sesudah mutasi.
Dari Jurnal Logic Vol. 16 No. 3, jurnal logic strata teknik elektro, jurusan
teknik elektro, fakultas teknik, Politeknik Negeri Bali (2016), yang berjudu
Manajemen Trafo Distribusi 20 kV Antar Gardu BL031 dan BL033
Penyulang Liligandi Dengan Menggunakan Program Simulasi ETAP.
Manajemen trafo distribusi antar gardu BL031 dan BL033 yang dilakukan
adalah mengecek pembebanan transformator, drop tegangan dan mutase
transformator.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi tenaga listrik adalah proses penyaluran listrik dari
trafo sisi sekunder GI (Gardu Induk) sampai ke pelanggan baik industri
maupun rumah. Jaringan distribusi terbagi menjadi dua bagian, yaitu
11
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR). Jaringan Tegangan Menengah (JTM) adalah jaringan yang
menggunakan tiga atau empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan ini biasa
disebut dengan jaringan distribusi primer. Jaringan distribusi primer
berada antara gardu induk sisi output sampai transformator distribusi.
Sedangkan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan tegangan
400/220 Volt.
2.2.2 Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer adalah jaringan sisi output gardu induk (GI)
sampai ke transformator distribusi sisi primer. Jaringan ini biasa disebut
dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan bertegangan
sebesar 20 kV.
2.2.3 Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder adalah jaringan transformator distribusi
sisi sekunder yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari
transformator distribusi sampai ke pelanggan. Jaringan ini biasa disebut
dengan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan bertegangan
400/220 Volt. Untuk tegangan 220 V merupakan tegangan antara fasa
dan netral sedangkan tegangan 400 V merupakan tegangan tiga fasa.
2.2.4 Pengertian Transformator
Transformator adalah alat listrik yang dapat mengkonversikan
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi ataupun sebaliknya dengan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator sangat
dibutuhkan baik di perusahaan ataupun industri. Dengan panjangnya
jarak pengiriman tenaga listrik, maka dibutuhkan transformator untuk
menyesuaikan tegangan listrik agar tidak terjadinya rugi – rugi tegangan
yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Dalam bidangnya, pemakaian transformator dibagi menjadi 3 bagian,
12
yaitu :
1. Transformator daya.
2. Transformator distribusi.
3. Transformator pengukuran (transformator arus dan transformator
tegangan).
Gambar 2.1 Inti Besi Transformator
Terdapat dua macam tipe melilitkan kumparan pada inti besi, yaitu tipe
cangkang dan tipe inti.
Gambar 2.2 Tipe Kumparan Transformator
2.2.5 Prinsip Kerja Transformator
Transformator atau trafo bekerja pada saat arus AC (Alternating
Current) mengalir ke kumparan primer, maka akan menimbulkan
medan magnet atau fluks magnet pada inti besi tersebut. Kekuatan
medan magnet yang berubah dipengaruhi oleh arus listrik yang besar
ataupun kecil mengalirinya. Semakin kuat arus yang mengalirinya
maka semakin kuat pula medan magnet terjadi didalamnya. Fluktuasi
medan magnet terjadi di kumparan primer dan menginduksi GGL
13
(Gaya Gerak Listrik) di kumparan sekunder. Sehingga terjadinya
perubahan tegangan baik tegangan rendah menjadi tegangan tinggi
ataupun sebaliknya.
2.2.6 Transformator Distribusi
Transformator distribusi adalah alat listrik yang dapat
mengkonversikan tegangan menengah menjadi tegangan rendah.
Transformator yang biasa dipakai adalah transformator step – down 20
kV/400 V. Tegangan tiga fasa Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah
380 Volt. Untuk mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada ujung
jaringan maka sekunder transformator dibuat 400 Volt agar pada ujung
tegangan tidak mengalami susut tegangan yang signifikan.
2.2.7 Komponen Utama Transformator
1. Inti Besi
Inti besi adalah tumpukan lempengan – lempengan besi agar
dapat mempermudah jalan fluks yang timbul akibat arus listrik yang
mengalir melalui kumparan. Lempengan – lempengan tersebut
digunakan sebagai isolasi dan mengurangi panas akibat eddy
current (arus eddy).
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah suatu kumparan yang
mempunyai lilitan membentuk kumparan. Kumparan ini terbagi
menjadi dua yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan
terisolasi dengan inti besi.
3. Bushing
Bushing merupakan hubungan antar jaringan luar dengan
kumparan transformator yang diselubungi oleh isolator. Bushing
berfungsi sebagai penghubung dan isolator antara konduktor
14
dengan body transformator.
4. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah bahan cair yang digunakan untuk
mengisolasi dimana minyak mempunyai kemampuan menahan
tegangan tembus sekaligus media pendingin pada transformator
dimana minyak harus mampu meredam panas yang ditimbulkan.
2.2.8 Sistem Pendingin Transformator
Sistem pendinginan transformator terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. ONAN (Oil Natural Air Natural).
Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin dengan
sirkulasi minyak dan sirkulasi udara alami.
2. ONAF (Oil Natural Air Force).
Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin dengan
sirkulasi minyak alami dan sirkulasi udara menggunakan kipas
buatan yang digerakkan motor listrik.
3. OFAF (Oil Force Air Force).
Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin dengan
menggunakan sirkulasi minyak dan sirkulasi udara buatan.
2.2.9 Gangguan – gangguan pada transformator distribusi
1. Tegangan Lebih Akibat Petir (Surja Petir).
Gangguan ini terjadi akibat surja petir yang mengaliri kawat
phasa dan mengakibatkan arus merambat melewati kawat phasa.
Sehingga menimbulkan kerusakan pada transformator. Hal ini
terjadi karena proteksi yang terpasang tidak bekerja dengan baik
ataupun sistem pentanahan yang terpasang tidak baik. Pada
keadaan normal arrester akan bekerja untuk mengalirkan arus
surja ke tanah agar tidak terjadi kerusakan pada transformator.
15
Jika arrester gagal berfungsi dengan baik maka arus surja
tersebut akan mengalir ke transformator dan jika isolasi
transformator tidak dapat menahan besarnya arus surja yang
dihasilkan maka akan menimbulkan panas pada lilitan
transformator dan menyebabkan hubung singkat antar lilitan.
2. Beban Lebih (Overload) dan Beban Tidak Seimbang.
Beban lebih (overload) terjadi karena beban pada trafo
tersebut melebihi beban kapasiitas trafo tersebut. Beban lebih ini
menyebabkan trafo menjadi panas dan lilitan kawat semakin panas
sehingga menyebabkan kenaikan suhu pada lilitan tersebut.
Kenaikan suhu inilah yang merusak isolasi lilitan kawat trafo
tersebut. Sedangkan beban seimbang terjadi karena banyaknya
beban yang dipikul dari salah satu fasa R, S atau T.
Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan salah satu fasa
mengalami kenaikan suhu dan merusak isolasi lilitan fasa tersebut.
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing.
Gangguan ini terjadi di bushing trafo yang diakibatkan karena
kelonggaran atau kurang kencangnya mur atau baut pada saat
menghubungkan kawat phasa (kabel schoon) dengan terminal
bushing. Dengan kelonggaran tersebut membuat arus listrik yang
mengalir ke trafo tidak stabil dan menimbulkan panas sehingga
menyebabkan rusaknya belitan pada trafo.
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah.
Gangguan isolator bocor atau bushing pecah diakibatkan oleh :
a. Flash Over
Flash Over terjadi pada saat terjadinya surja petir atau surja
hubung yang menyebabkan tegangan lebih mengalir di
jaringan distribusi. Jika tegangan surja yang timbul lebih besar
atau menyamai tahanan impuls transformator, maka akan
terjadi korona antara bodi trafo dengan konduktor yang
16
menyebabkan terjadinya hubung singkat antara fasa dengan
tanah.
b. Bushing Kotor
Debu yang menempel pada bushing semakin lama maka
mengakibatkan terbentuknya lapisan penghantar. Kotoran
tersebut akan mengaliri arus sampai ke bodi trafo. Kotoran ini
tidak akan dapat mengaliri arus jika tidak berembun ataupun
basah.
c. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing Bocor
Kegagalan isolasi minyak trafo diakibatkan karena kualitas
minyak trafo menurun yang menyebabkan kekuatan
dielektrisnya juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena :
1. Packing bocor yang menyebabkan air masuk tercampur
dengan minyak yang menyebabkan volume minyak
menurun.
2. Umur minyak trafo yang sudah tua.
2.2.10 Pola Pembebanan Trafo Distribusi
Pola pembebanan transformator hendaknya mengikuti aturan
sesuai dengan SPLN No. 50 : 1997 yaitu pembebanan transformator
sebesar 40% - 80% dari kapasitas transformator.
2.2.11 Rugi – Rugi Transformator
Rugi – rugi merupakan daya yang diserap oleh transformator untuk
menyalurkan daya. Rugi transformator terdiri dari :
1. Rugi Berbeban
2. Rugi Tanpa Beban
Pada revisi 1997, rugi – rugi total (Wlosses/kVA) dibatasi maksimum
2%.
17
RUGI BESI,
HYSTERISIS,
EDDY CURRENT
Gambar 2.3 Rugi – Rugi Transformator
OUTPUT
RUGI
TEMBAGA
RUGI
TEMBAGA
SUMBER
FLUKS
BOCOR
FLUKS
BERSAMA
KUMPARAN
PRIMER
KUMPARAN
SEKUNDER
18
Pada penerapannya, rugi – rugi ditentukan oleh ø dan persentase
pembebanan.
1. Rugi Tanpa Beban (Rugi Besi).
Rugi tanpa beban ini timbul pada saat rangkaian primer ini
diberikan tegangan dan rangkaian sekunder dalam keadaan
tidak diberikan beban (terbuka)..
2. Rugi Berbeban (Rugi Belitan).
Daya aktif yang diserap oleh frekuensi pengenal arus pengenal
mengalir melalu terminal fasa salah satu belitan, sedangkan
terminal belitan lainnya dihubung – singkat. Nilai rugi berbeban
ditetapkan dengan suhu 75 ˚C.
3. Rugi Total.
Total dari rugi tanpa beban dan rugi berbeban.
19
Tabel 2.1 Transformator Fasa Tunggal
Tabel A
Rugi – rugi Transformator Fasa Tunggal
Daya
Rugi tanpa
Beban
Rugi
Berbeban
Pada 75˚C
kVA W W
1 2 3
10 40 185
16 50 265
25 70 370
50 120 585
20
Tabel 2.2 Transformator Fasa Tiga
TABEL B
Rugi – rugi Transformator Fasa Tiga
Daya
Rugi tanpa
Beban
Rugi
Berbeban
Pada 75˚C
kVA W W
25 75 425
50 125 800
100 210 1420
160 300 2000
200 355 2350
250 420 2750
315 500 3250
400 595 3850
630 700 4550
a. Inti besi
Inti besi dibentuk dari lapisan baja tipis yang disusun untuk
mengurangi rugi – rugi tembaga pada inti besi. Inti besi ini
dibedakan menjadi 2 macam :
1. Tipe Shell.
2. Tipe Tertutup.
b. Kenaikan suhu
Kelas suhu transformator adalah kelas A.
Batas maksimum kenaikan suhu diatas suhu ambien
pada kapasitas pengenal:
21
1. Suhu minyak : 50° K
2. Suhu belitan : 55° K
c. Tegangan primer
Tegangan primer adalah Jaringan Tegangan Menengah
(JTM)
1. Transformator fasa tiga : 20 kV
2. Transformator fasa tunggal :
a. JTM 3 kawat : 20 kV
b. JTM 4 kawat : 20/√3 kV
d. Tegangan sekunder
Tegangan sekunder adalah tegangan normal Jaringan
Tegangan Rendah (JTR).
1. Tegangan fasa tiga : 400 Volt
2. Tegangan fasa tunggal : 231 Volt
e. Tegangan sadapan
Penyadapan adalah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan sekunder yang baik. Sadapan ini
terdiri dari 5 (lima) langkah yang ditempatkan pada
kumparan primer. Sadapan no. 3 adalah sadapan yang
sering digunakan. Nilai – nilai sadapan tercantum pada table
keterangan transformator.
22
Tabel 2.3 Tegangan Pengenal Sadapan
No.
Sadapan
JTM 3 Kawat JTM 4 Kawat
Fasa tiga dan
fasa tunggal
Fasa tiga
Fasa tunggal
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2
1. 21 kV 22 kV 21 kV 22 kV 21/√3
kV
22/√3
kV
2. 20,5
kV
21 kV 20,5
kV
21 kV 20,5/√3
kV
21/√3
kV
3. 20 kV 20 kV 20 kV 20 kV 20/√3
kV
20/√3
kV
4. 19,5
kV
19 kV 19,5
kV
19 kV 19,5/√3
kV
19/√3
kV
5. 19 kV 18 kV 19 kV 18 kV 19/√3
kV
18/√3
kV
2.2.12 Penandaan Terminal Transformator Distribusi
1. Transformator fasa tunggal.
Penandaan terminal transformator fasa tunggal :
a. JTM 3 kawat : H1 – H2
b. JTM 4 kawat : H1 –
c. Terminal tegangan rendah : x1 – x3 – x2 – x4
23
d. Terminal pembumian : diantara x3 dan x2
2. Transformator fasa tiga.
Untuk melihat penandaan terminal transformator fasa tiga
dilihat dari tegangan rendah adalah :
a. Terminal primer : (1N) – 1U – 1V – 1W
b. Terminal sekunder : (2N) – 2U – 2V – 2W
2.2.13 Jenis Hubungan pada Belitan Transformator Tiga Fasa
1. Hubungan bintang (Y).
Hubungan bintang adalah hubungan belitan yang disusun
sedemikian rupa sehingga salah satu setiap ujung belitan
transformator yang bertegangan pengenal dihubungkan ke titik
bersama pada terminal netral dan salah satu setiap ujung fasa
merupakan terminal fasa.
Gambar 2.4 Hubungan Belitan Bintang (Y).
2. Hubungan belitan delta (∆).
Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga belitan – belitan fasa
24
transformator tiga fasa, atau belitan dari tiga unit transformator fasa tunggal yang
bertegangan pengenal sama dalam gugus fasa tiga, dihubung seri sehingga
membentuk sirkit tertutup.
Gambar 2.5 Hubungan Belitan Delta (∆)
Tabel 2.4 Hubungan Belitan Transformator
25
2.2.14. Daya Transformator Distribusi
1. Daya pengenal
Nilai – nilai daya pengenal yang lebih disukai dalam SPLN 8 :
1078 IEC 76 – 1 (1976) seperti dibawah ini sedangkan yang
bertanda * adalah nilai – nilai standar PLN.
Tabel 2.5 Daya Pengenal Transformator Distribusi
Catatan :
Nilai – nilai dalam tabel diatas berlaku bagi transformator fasa tiga
dan fasa tunggal. Bagi transformator fasa tunggal yang akan
dipasang pada bangku fasa tiga, nilainya seperti dari nilai – nilai
tercantum dalam tabel diatas.
2. Pembebanan transformator
Pembebanan transformator dilaksanakan sesuai SPLN 17 :
1979 (Publikasi IEC 354.1972) lampiran dan SPL 17 : 1979
masing – masing tentang Pedoman Pembebanan Transformator
Terendam Minyak dan Pedoman Penerapannya. Nilai – nilai
26
beban yang tercantum dalam tabel 1 s/d x dari lampiran A
menunjukkan dimungkinkannya pembebanan lebih pada suhu
sekitar dan jangka waktu tertentu. Dengan nilai – nilai tersebut
transformator dijamin tidak mengalami susut umur (umur
transformator tetap sesuai dengan desain) karena pengaruhnya
dengan isolasi sama dengan transformator yang bekerja pada
daya pengenal dan suhu sekitar 20˚C, sehingga suhu tidak
panas pada lilitan mencapai 98˚C.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian tindak lanjut gangguan – gangguan transformator dilakukan
dengan metode wawancara dan juga observasi lapangan. Pada saat sedang
ada pekerjaan relokasi tiang TM, kantor PLN mendapatkan telepon dari warga
bahwa warga mendengar suara ledakan dari dalam gardu tembok dan
pegawai serta pelaksana pekerjaan langsung menuju lokasi gardu. Pada saat
dilakukan pengecekan penyebab terjadinya gangguan, maka didapatkan hasil
pengukuran beban melebihi 80% kapasitas transformator terpasang. Oleh
sebab itu, dilakukanlah penelitian tindak lanjut transformator yang mengalami
gangguan dimana dilakukannya mutasi transformator up rating. Dengan
dinaikkannya kapasitas transformator diharapkan dapat menjaga pasok listrik
ke konsumen dan menjaga aset PLN agar terselamatkan dari kerusakan yang
parah.
27
Gambar 2.6 Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Studi Literature
Mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan tindak lanjut gangguan
transformator guna menjaga aset PLN dan menjaga pasok listrik agar
tetap aman dan handal dalam penyaluran listrik ke pelanggan.
Pengumpulan Data
Data didapat melalui hasil pengukuran dan perhitungan beban yang
terpasang pada transformator.
Pengolahan Data
1. Menghitung arus nominal di sisi sekunder transformator.
2. Menghitung persentase beban per fasa.
3. Menghitung kapasitas transformator (kVA).
Saran dan Kesimpulan
Identifikasi Masalah
Pada Gardu STMA yang berlokasi di Setia Mekar A,
transformator mengalami gangguan beban lebih (Overload).
Maka dari itu perlu dilakukan tindak lanjut untuk melindungi
aset PLN.
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Analisa Kebutuhan
Dari permasalahan yang diangkat yaitu Mutasi Transformator up rating. Oleh
karena itu, dibutuhkan berbagai analisa untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga transformator dapat bekerja
dengan maksimal. Secara umum metode penelitian yang digunakan dalam
proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literature
Pada tahap ini, penelitian menggunakan Metode Studi Literature. Pada
Studi Literature dilakukan pencarian landasan teori yang terkait dengan
penelitian ini yang diperoleh dari berbagai buku baik dalam negri maupun
luar negri, jurnal dan referensi guna memperkuat landasan teori agar
dapat dicerna dengan baik dan juga terbukti kebenarannya.
2. Wawancara
Metode wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data awal
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara
dilakukan pada kedua belah pihak yang terkait yaitu pada PT. PPN selaku
pelaksana pekerjaan dan PT.PLN ULP Tambun selaku pengawas
pekerjaan agar mempermudah dalam menganalisis masalah tindak lanjut
jika terjadi gangguan transformator.
3. Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung dilapangan yaitu
terjun langsung ke gardu STMA untuk melakukan pengecekan apakah
trafo benar – benar mengalami kerusakan atau tidak.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek
29
akhir dengan cara :
a. Data Langsung menarik data pengukuran beban pada transformator.
b. Data yang diperoleh dari studi literatur adalah konsultasi dengan pihak
pelaksana dan dosen pembimbing.
5. Pengolahan Data
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
6. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus penelitian pada proyek akhir ini yaitu perhitungan
beban transformator untuk menentukan berapa kapasitas transformator
yang harus dipasang.
7. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Lokasi yang dipilih untuk
penelitian ini yaitu di PT. PLN ULP Tambun. Waktu pelaksanaan
pengambilan data dimulai dari bulan Februari hingga bulan Juni.
8. Sumber data - data yang digunakan dalam proyek akhir ini diperoleh dari
beberapa sumber baik secara lansung maupun tidak langsung. Sumber
data yang dimaksud bersumber dari PT. PLN ULP Tambun.
3.2. Perencanaan Penelitian
Penelitian Metode yang dipakai pada pembahasan ini yaitu
observasi. Dimana peneliti melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti untuk mengamati keadaan sebenarnya
di lapangan. Dalam hai ini, pengamatan dilakukan pada PT. PLN
ULP Tambun. Untukmembantu dalam penyusunan penelitian ini,
30
maka perlu adanya susunan diagram alir (Flowchart) untuk
menjelaskan tahapan- tahapan dalam penelitian. Diagram alir ini
merupakan susunan penyelesaian masalah yang akan diteliti.
Adapun kerangka kerja penelitian yang akan digunakan seperti
terlihat pada flowchart sebagai berikut.
31
MULAI
Studi Pustaka dan Observasi
Gambar 2.7 Diagram Alir Perencanaan Penelitian
Mengumpulkan Data :
Melakukan pengecekan pengukuran sebelum terjadi gangguan di master gardu.
Menghitung persentase beban per fasa
Mengolah Data :
Menghitung jumlah beban pelanggan dan bandingkan dengan beban trafo yang terpasang dengan beban yang seimbang.
Perhitungan kapasitas
transformator yang harus
terpasang saat dilakukan
mutasi
SELESAI
32
3.3. Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan
penelitian yang bersifat kuantitatif atau cenderung menggunakan angka.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik kuantitatif. Dimana dalam penelitian ini dilakukan dengan
perhitungan dengan menggunakan rumus saat dilakukannya mutasi
transformator di PT. PLN (Persero) ULP Tambun. Data – data yang
didapatkan dalam bentuk kuantitatif, selanjutnya data yang didapat akan
dihitung pada saat penganalisaan data.
3.3.1. Menghitung Arus Nominal (Full Load) Sisi Sekunder
Menghitung arus nominal/arus beban penuh (fullload) dapat
menggunakan rumus :
𝐼𝑛 = 𝑆
√3𝑥 𝑉
Dimana :
In = Arus Nominal (A).
S = Daya Transformator (kVA).
V = Tegangan Sisi Sekunder Transformator (Volt).
3.3.2. Menghitung Persentase Beban Per Fasa
Untuk menghitung persentase beban per phasa menggunakan
rumus sebagai berikut :
%𝑏 =𝐼𝑛
𝐼𝑝ℎ𝑥100%
33
Dimana :
%b = Persentase Pembebanan (%).
Iph = Arus Phasa (A).
In = Arus Nominal (A).
3.3.3. Menghitung Persentase Beban Transformator
Sedangkan untuk menghitung persentase beban transformator
(kVA), dapat menggunakan rumus :
%𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 =𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 100%
Dimana :
%Daya Beban = Daya Beban Transformator (%).
Daya terukur = Daya yang Terukur (kVA).
Daya terpasang = Daya yang Terpasang (kVA).
3.3.4. Menghitung Belitan Transformator
Untuk mencari belitan transformator digunakan rumus :
𝑁𝑝
𝑁𝑠=
𝑉𝑝
𝑉𝑠
Dimana :
Np = Lilitan Primer
Ns = Lilitan Sekunder
Vp = Tegangan Primer
Vs = Tegangan Sekunder
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Serta Informasi yang Digunakan.
Untuk menentukan besar kapasitas transformator maka diperlukan beberapa
data yang di dapat melalui master gardu untuk menunjang penelitian ini :
4.1.1. Informasi Umum
Informasi umum merupakan data mendasar yang perlu diketahui
sebelum meneliti lebih jauh. Dimana data umum berisi tentang Nama
Gardu, Lokasi Gardu, dan Jenis Gardu
Tabel 4.1 Informasi Umum Gardu
Nama Gardu STMA
Lokasi Gardu Setia Mekar A
Jenis Gardu Tembok
Penyulang Setaman
35
Gambar 2.8 SLD Penyulang Setaman
4.1.2. Informasi Spesifikasi Transformator Sebelum Mutasi
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui data transformator sebelum
dimutasi.
36
Tabel 4.2 Spesifikasi Transformator
No. Spesifikasi Transformator Keterangan
1. Nama Pabrikan PT. Bambang Djaja
2. Jenis Trafo Distribusi
3. No. Seri 19R256283
4. Tahun Pembuatan 2019
5. Frekuensi 50 Hz
6. Kelompok Vektor Dyn5
7. Pasangan Luar/Dalam
8. Bahan Belitan Al – Al
9. Rugi Berbeban 3850 W
10. Berat Total 1450 kg
11. kVA 400 kVA
12. Impedansi 4%
13. Tipe Pendingin ONAN
14. Jumlah Oli 345 L
15. Rugi Tanpa Beban 595 W
4.1.3. Informasi Spesifikasi Transformator Sesudah Mutasi
Data berikutnya yang digunakan adalah Informasi Transformator
sesudah dimutasi agar tidak terjadi gangguan pada transformator
akibat beban lebih.
37
Tabel 4.3 Spesifikasi Transformator
No. Spesifikasi Transformator Keterangan
1. Nama Pabrikan PT. Trafindo Perkasa
2. Jenis Trafo Distribusi
3. No. Seri 9230377
4. Tahun Pembuatan 1992
5. Frekuensi 50 Hz
6. Kelompok Vektor Dyn5
7. Pasangan Luar/Dalam
8. Bahan Belitan Al – Al
9. Rugi Berbeban 4550 W
10. Berat Total 2100 kg
11. kVA 630 kVA
12. Impedansi 4%
13. Tipe Pendingin ONAN
14. Jumlah Oli 460 L
15. Rugi Tanpa Beban 700 W
38
4.2 Data Pembebanan
4.2.1. Data Pembebanan Transformator Sebelum dan Sesudah Mutasi
Tabel 4.4 Data Beban Sebelum Mutasi Transformator
Nama
Gardu
Nama Lokasi Jenis
Gardu
Daya
(kVA)
Phasa
(V)
Arus (A) Vp – n
(V)
Daya
(S)
STMA
Setia Mekar A
Tembok
400
R 500 230
399,32
S 501 230
T 502 230
N 137 230
Catatan : Pengukuran dilakukan pada WBP (18.00 – 22.00)
Tabel 4.5 Data Beban Sesudah Mutasi Transformator
Nama
Gardu
Nama Lokasi Jenis
Gardu
Daya
(kVA)
Phasa
(V)
Arus (A) Vp – n
(V)
Daya
(S)
STMA
Setia Mekar A
Tembok
400
R 500 230
399,37
S 501 230
T 502 230
N 137 230
Catatan : Pengukuran dilakukan pada WBP (18.00 – 22.00)
39
4.3 Perhitungan
4.3.1. Perhitungan Persentase Beban Per Fasa
Perhitungan ini menggunakan rumus yang telah ditentukan. Hasil
perhitungan ini akan digunakan untuk menentukan kapasitas
transformator untuk dilakukan mutasi akibat gangguan beban lebih
(Overload).
1. Perhitungan Persentase Pembebanan Transformator Sebelum
Mutasi.
Untuk menghitung persentase pembebanan transformator antar
phasa, terlebih dahulu kita menghitung arus nominal di sisi
sekunder transformator.
𝐼𝑛 =𝑆
√3𝑥 𝑉
𝐼𝑛 =400 𝑘𝑉𝐴
√3𝑥 400 𝑉 = 578,03 A
Maka, persentase beban per phasa adalah :
%𝑏 = 𝐼𝑝ℎ
𝐼𝑛 𝑥 100%
Diketahui : IR = 500 A
IS = 501 A
IT = 502 A
%𝑏𝑟 =500 𝐴
578,02 𝐴 𝑥 100% = 86%
%𝑏𝑠 =501 𝐴
578,02 𝐴 𝑥 100% = 86%
%𝑏𝑡 =502 𝐴
578,02 𝐴 𝑥 100% = 86%
Kemudian kita menghitung beban transformator
40
%𝑆 =𝑆𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑥100%
%𝑆 =399,32 𝑘𝑉𝐴
400 𝑘𝑉𝐴𝑥100%
%S = 99% → Trafo Overload
2. Transformator Sesudah Mutasi
Untuk menghitung persentase pembebanan transformator antar
phasa, terlebih dahulu kita menghitung arus nominal di sisi sekunder
transformator.
𝐼𝑛 =𝑆
√3𝑥 𝑉
𝐼𝑛 =630 𝑘𝑉𝐴
√3𝑥 400 𝑉
In = 910,40 A
Maka, persentase beban per phasa adalah :
%𝑏 =𝐼𝑝ℎ
𝐼𝑛𝑥100%
Diketahui : IR = 500 A
IS = 501 A
IT = 502 A
%𝑏 =500 𝐴
910,40 𝐴𝑥100% = 54%
%𝑏 =501 𝐴
910,40 𝐴𝑥100% = 54%
%𝑏 =502 𝐴
910,40 𝐴𝑥100% = 54%
Kemudian kita menghitung persentase daya transformator (kVA)
%𝑆 =𝑆𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑥100%
%𝑆 =399,17 𝑘𝑉𝐴
630 𝑘𝑉𝐴𝑥100%
S% = 63% → Trafo Normal
41
Tabel 4.6 Data Pembebanan Sebelum Mutasi Transformator
Nama
Gardu
Lokasi
Gardu
Jenis
Gardu
Daya
(kVA)
Phasa
Arus (A)
Daya (kVA)
R % S % T % N % S %
STMA Setia
Mekar
A
Tembok 400 3 500 86% 501 86% 502 86% 137 23% 399,32 99%
Tabel 4.7 Data Pembebanan Sesudah Mutasi Transformator
Nama
Gardu
Lokasi
Gardu
Jenis
Gardu
Daya
(kVA)
Phasa
Arus (A)
Daya (kVA)
R % S % T % N % S %
STMA Setia
Mekar
A
Tembok 630 3 500 54% 501 54% 502 54% 137 15% 399,17 63%
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan perhitungan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Transformator harus dilakukan mutasi dikarenakan persentase
pembebanan transformator sudah melebihi aturan standar yang
disesuaikan dengan SPLN No. 50 : 1997.
2. Persentase pembebanan transformator distribusi sebelum dilakukan
mutasi adalah 99% dengan persentase beban per phasa adalah R (86%), S
(86%), dan T (86%).
3. Persentase pembebanan transformator distribusi sesudah dilakukan
mutasi adalah 63% dengan persentase beban per phasa adalah R (54%), S
(54%), dan T (54%).
4. Trafo sebelumnya mengalami overload dapat terselamatkan sebelum
mengalami kerusakan.
5. Aset PLN tetap terjaga dan kehandalan pasok listrik pun meningkat.
5.2 Saran
1. Perlu adanya koordinasi antara petugas PLN bagian TE (Transaksi
Energi) dengan Teknik agar penyambungan baru atau tambah daya di
daerah yang trafonya sudah mencapai beban 80% distop atau ditunda.
2. Petugas PLN melakukan inspeksi secara berkala untuk mengetahui
transformator – transformator yang sudah mencapai beban 80% melebihi
kapasitas transformator agar dapat meminimalisir kerusakan aset.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Dyan Bayu Wahyudiyanto. 2009. Dalam proyek akhir yang berjudul
Pemeliharaan Transformator Distribusi dan Program Manajemen
Pendataan kVA Transformator. Dalam proyek akhir ini membahas tentang
cara pemeliharaan dan manajemen transformator.
2. Hendry Luase. 2015. Dalam proyek akhir yang berjudul Mutasi Transformator
Distribusi Gardu Hengkase HT4AB0 dari 25 kVA ke 50 kVA Untuk
Menghindari Kerusakan Akibat Beban Lebih. Dalam proyek akhir ini
membahas tentang penyebab mutasi transformator.
3. Ir. Badarrudin, MT. 2012. Dalam Skripsi yang berjudul Pengaruh
Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses Pada
Transformator Distribusi. Dalam skripsi ini membahas pengaruh
ketidakseimbangan beban terhadap arus netral dan losses.
4. Jurnal Logic. Vol. 16. No. 3. November 2016. Yang berjudul Manajemen Trafo
Distribusi 20 kV antar Gardu BL031 dan BL033 Penyulang Liligundi dengan
Menggunakan Simulasi ETAP. Dalam jurnal ini membahas persentase
pembebanan sebelum dan sesudah dilakukan mutasi transformator.
5. Odinanto Tjahja. 2014. Dalam jurnal IPTEK : Vol. 18 No.1 Mei 2014, Hal. 46 –
48 yang berjudul Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Usia
Transformator di PT. PLN UPJ Gresik. Dalam jurnal ini membahas tentang
pengaruh pembebanan terhadap usia transformator.
44
LAMPIRAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama Mahasiswa : Ricky Rezandi
NIM : 201771058
Program Studi : Teknlogi Listrik
Jenjang : Diploma
Pembimbing Utama (Materi) : Edy Ispranyoto, Ir., M.B.A
Judul Tugas Akhir : Mutasi Transformator Untuk Mencegah Gangguan Beban Lebih di PT. PLN (Persero) ULP Tambun
45
Tanggal Materi bimbingan Paraf
Pembimbing
14 Feb 2020 Minta saran judul proyek akhir
21 Feb 2020 Persetujuan judul dan proposal PA
28 Feb 2020 Penyerahan BAB 1 dan BAB 2 PA
06 Maret 2020 Revisi BAB 2 dan Penyerahan BAB 3
13 Maret 2020 Penyerahan ulang BAB 1, 2 dan 3
12 April 2020 Penyerahan BAB 4 dan pengumpulan
data
16 April 2020 Revisi BAB 3 dan BAB 4 data
08 Mei 2020 Perbaikan BAB 4
02 Juni 2020 Revisi ulang BAB 4 data-data
19 Juni 2020 Pengumpulan dan perbaikan BAB 5
21 Juli 2020 Revisi BAB 5 (Kesimpulan)
22 Juli 2020 Rekap keseluruhan BAB 1 – BAB 5
46
47
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 2017-71-058
Nama : Ricky Rezandi
Tempat / Tanggal Lahir : Tanjung Enim, 19 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Laki – laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Diploma III Teknik Elektro
Alamat Rumah : Jl. Baturaja RT.005/RW.003 Dusun II Desa Keban
Agung Kec. Lawang Kidul Kab. Muara Enim,
Sumatera Selatan
Kode Pos 31711
Telp / Hp 0853 4949 3478
Email : [email protected]
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 21 Lawang Kidul - 2011
SMP MTsN Lawang Kidul - 2014
SMA SMK Bukit Asam Teknik Listrik 2017
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 18 Maret 2020
( Ricky Rezandi )