bab iv dan v

14
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini perawat akan membahas kesesuaian antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus pada klien dengan Diabetes Mellitus di ruangan Penyakit Dalam Lantai 6 Blok C RSUD Koja Tanjung Priok Jakarta Utara. Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang perawat temukan di ruangan pada tanggal 18 November 2015. Pembahasan ini dibuat dengan langkah proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. A. Pengkajian Tahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan ananda dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien. Dari hasil pengkajian didapatkan data-data bahwa klien mengalami Diabetes tidak terkontrol dengan kadar glukosa pada pengkajian awal 315 mg/dl. Menurut keterangan klien, dia telah menderita DM selama 1 tahun yang lalu. Dari hasil wawancara klien didapatkan bahwa ada anggota keluarga klien yang pernah menderita DM yaitu ibu klien sendiri. Selain itu, dari hasil pemeriksaan fisik dan wawancara juga didapatkan bahwa kondisi fisik klien 41

Upload: muh-dian-juliansyah

Post on 19-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

seminar KMB

TRANSCRIPT

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini perawat akan membahas kesesuaian antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus pada klien dengan Diabetes Mellitus di ruangan Penyakit Dalam Lantai 6 Blok C RSUD Koja Tanjung Priok Jakarta Utara. Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang perawat temukan di ruangan pada tanggal 18 November 2015. Pembahasan ini dibuat dengan langkah proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

A. PengkajianTahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan ananda dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien. Dari hasil pengkajian didapatkan data-data bahwa klien mengalami Diabetes tidak terkontrol dengan kadar glukosa pada pengkajian awal 315 mg/dl. Menurut keterangan klien, dia telah menderita DM selama 1 tahun yang lalu. Dari hasil wawancara klien didapatkan bahwa ada anggota keluarga klien yang pernah menderita DM yaitu ibu klien sendiri. Selain itu, dari hasil pemeriksaan fisik dan wawancara juga didapatkan bahwa kondisi fisik klien lemah, adanya bengkak pada kaki kiri dan sedikit memerah, ditambah klien sering merasa haus sehingga banyak minum, sering pula buang air kecil,. Gejala-gejala ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gejala DM mencakup keletihan, poliuria, polidipsia, luka pada kulit dengan kesembuhan yang lambat, memerah, dan bernanah.

B. Diagnosa keperawatanDiagnosa yang dapat diangkat pada Tn. MB dari hasil pengkajian adalah:

1) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (selulitis)

2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic3) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yg tidak adekuat (anoreksia, mual)Ketiga diagnosa di atas disusun berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan pada Tn. MB. C. Rencana Tindakan KeperawatanPenyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan, adapun acuan dalam intervensi keperawatan adalah buku karangan Marilyn E Doenges dan buku keperawatan lainnya yang disesuaikan dengan keadaan klien dan situasi serta kondisi yang ada di ruang rawat Murai II.Adapun rencana intervensi untuk diagnosa pertama Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (selulitis) adalah:1. Pantau/ catat karakteristik nyeri (lokasi, intensitas,durasi, skala) catat laporan verbal dan nonverbal terhadap nyeri.

2. Monitor tanda-tanda vital, catat peningkatan suhu.

3. Lakukan kompres hangat pada eksteremitas yang mengalami inflamasi.

4. Berikan tindakan kenyamana, seperti pijatan dan masase atau berikan posisi yang nyaman.

5. Anjurkan klien untuk melakukan teknin relaksasi nafas dalam.

6. Berikan analgesik sesuai instruksi.

Adapun rencana untuk diagnosa kedua Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic 1. Awasi masukan dan haluaran urin yang berlebihan.2. Observasi tanda-tanda vital secara teratur.3. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit..4. Pantau frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan dan adanya periode apnea dan munculnya sianosis.5. Pantau suhu, warna kulit dan kelembabannya

6. Berikan terapi cairan sesuai indikasi, seperti normal salin dengan atau tanpa dekstrosa.Rencana intervensi untuk diagnosa ketiga Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yg tidak adekuat (anoreksia, mual) adalah:1. Menimbang berat badan.2. Menentukan program diet dan pola makan klien bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh klien.3. Mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/ perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi.

4. Mengidentifikasi makanan yang disukai/dikehendaki temasuk kebutuhan etnik/kultural.5. Pemeriksaan gula darah dengan finger stick.

6. Kolaborasi pemberian insulin berdasarkan status pemeriksaan terakhir gula darah klien. Pada hari ke-2 kelolan, tidak ditemukan adanya permasalahan baru dan melanjutkan diagnosa yang ada.D. ImplementasiPelaksanaan implementasi dapat dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara klien, keluarga klien dengan perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah disusun sebelumnya.

Untuk implementasi diagnosa pertama Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (selulitis) adalah: Mengkaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, derajat nyeri (skala 1-10). Laporkan perubahan nyeri dengan tepat

Hasil:

P: Nyeri, kemerahan, bengkak di pungung kaki kiri klien

Q: Nyeri berdenyut-denyut

R: Nyeri di bagian pedis sinistra

S: Skala nyeri 6 (1-10)

T: Nyeri hilang timbul, meningkat di malam hari Mertahankan tirah baring dengan posisi semi fowler

Hasil: Klien nyaman dengan posisi semi fowler Memberikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi.

Hasil: Klien terlihat rileks

Kolaborasi pemberian analgesik

Hasil: Pemberian Santagesik 3x50mg

Untuk implementasi diagnosa kedua kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik adalah: Mengawasi masukan dan keluaran urin yang berlebihan. Hasil:Klien mengatakan kurang minum 1500 cc dan sering berkemih 700cc Mengobservasi tanda-tanda vital secara teratur, hasil :

TD :110/60 mmHg

N :76 x/mnt

S :36.6C

RR :24 x/mnt. Mengobservasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit. Hasil:Turgor kulit sedang, membran mukosa kering Memantau frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan dan adanya periode apnea dan munculnya sianosis. Hasil: Frekuensi pernafasan 24 x/mnt, dan tidak terdapat penggunaan otot bantu napas, tidak ada apnea, tidak sianosis Memantau suhu, warna kulit dan kelembabannya. Hasil: Suhu 36.8C, warna kulit tidak pucat, lembab Memberikan terapi cairan sesuai indikasi, seperti normal salin dengan atau tanpa dekstrosa. Hasil: Diberikan terapi cairan NaCl 0.9% 500cc 12 tts/mnt Mengkaji terapi cairan sesuai indikasi dan kolaborasi dengan dokterPelaksanaan implementasi di atas dapat dilakukan sendiri secara keseluruhan. Tidak ada hambatan yang ditemukan kelompok selama pelaksanaan implementasi di atas.Pelaksanaan implementasi untuk diagnosa kedua di atas dapat dilakukan oleh sendiri secara keseluruhan. Selama pelaksanaan implementasi diagnosa kedua di atas, kelompok tidak menemukan hambatan apapun.Implementasi diagnosa ketiga Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yg tidak adekuat adalah: Menimbang berat badan tiap hari.

Hasil: Berat badan 65 kg Menentukan program diet dan pola makan klien bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh klien.

Hasil: Program diet reguler, klien makan porsi dihabiskan Mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/ perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi.

Hasil: Perut terasa kebung, Mual sedikit berkurang, bising usus 8 x/mnt Kolaborasi pemberian insulin berdasarkan status pemeriksaan terakhir gula darah klien.

Hasil: Klien diberikan insulin 8 U

Semua implementasi di atas dapat dilakukan dengan baik. Tidak ada hambatan yang ditemui selama pelaksanaan implementasi tersebut. Jadi, secara keseluruhan dapat melakukan implementasi dengan baik. E. EvaluasiEvaluasi yang telah dilakukan adalah evaluasi sumatif yang mana dilakukan setiap hari setelah tindakan keperawatan dilaksanakan yang diuraikan dalam bentuk SOAP, dari 3 diagnosa yang ditegakkan terdapat 1 diagnosa resiko yang belum terjadi yaitu Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yg tidak adekuat (anoreksia, mual). Sedangkan 2 diagnosa lainnya dapat teratasi dan terkontrol yaitu Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik dan Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d agen injury biologis (selulitis).BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. MB dengan Diabetes Mellitus di ruang rawat penyakit dalam lantai 6 blok C maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan dan diagnosis kasus ini dapat diterima dan sesuai dengan literatur

yang ada.

2. Faktor penyebab/risiko terjadinya DM pada Tn. MB adalah obesitas.

3. Mengatasi masalah yang ditemukan pada klien perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan menentukan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan prioritas masalah.

4. Tidak semua klien dengan Diabetes Mellitus mengalami masalah kaki dengan ulkus, tapi klien dapat juga mengalami gangguan lain.5. Implementasi dalam hal ini menerapkan rencana tindakan yang nyata pada klien sesuai dengan perencanaan yang disusun. Hubungan perawat dengan klien yang terbuka terutama dalam mengadakan kontrak kerja tindakan selama melakukan atau melaksanakan pekerjaan sehingga memudahkan perawat untuk mengadakan pendekatan untuk melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan.

B. Saran

1. Pada pengkajian diharapkan perawat melakukan pengkajian secara menyeluruh agar dapat menegakkan diagnosa secara tepat dan benar, sehingga diharapkan dalam penegakan intervensi sesuai dengan kondisi klien yang sebenarnya.2. Bagi perawat evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan dan diharapkan agar perawat ruangan lebih memaksimalkan SOP yang sudah ada, SOP yang di tegakkan menunjukkan sikap caring dari seorang perawat selain itu, komunikasi terapeutik kepada pasien dan keluarga perlu di perhatikan. DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005). Medical surgical nursing: Clinical management for positive outcomes. (7th ed). Vol.2. Missouri: Elsevier Saunders.Price, Sylvia A, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGCCopstead, L. C., & Banasik, J. L. (2005). Pathophysiology. (3th ed). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Doenges & Moorhouse. (1999). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (ed. 2). Jakarta: EGC.

Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, & Kasper. (2000). Harrison: Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. (ed. 13). Jakarta: EGC.Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2006). Buku ajar keperawatan medikal-bedah: Brunner & suddart. edisi 8. Jakarta: EGC.

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. (ed. 4). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI.41