bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
47
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut
1. Identitas psien
Nama : Tn B
Umur : 51 th
Jenis : Laki - Laki
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kutoharjo Kaliwungu 4/2 Kendal
Tanggal Masuk : Selasa 8 Maret 2011
No. Register : 6525244
Diagnosa medis : CKD Stage V
2. Penanggung jawab
Nama : Tn P
Umur : 25 thn
Jenis kelamin : Laki - Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Anak
48
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama klien adalah sesak nafas. Pada tangal 8 Maret 2011
jam 01.00 WIB sampai pagi klien merasa sesak sekali, kemudian pada
jam 10.00 klien langsung periksa di RSUD Dr H Soewondo Kendal dan
langsung di rawat inap di ruang ICU RSUD.
Klien sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti gagal
ginjal kronik dan penyakit penyertanya, mempunyai penyakit Hipertensi
sejak tahun 2005 dan tidak pernah kontrol. HD rutin 2x/ minggu sejak 6
januari 2011 sampai tanggal 17 febuari 2011 dan sudah 12 kali HD di RS.
Muhammadiyah Kendal.
4. Pengkajian pola fungsional gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien menyatakan apabila klien sakit selalu diperiksakan ke
RS Banyuwangi. Klien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
dan dalam mempertahankan kesehatanya klien selalu mengatur cairan
yang diminumnya sehari-hari. Klien seharusnya HD rutin 2x
seminggu, namun pernah belum HD selama 10 hari karena masalah
biaya.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Saat di rumah pola makan klien teratur, yaitu klien makan daging 1
minggu sekali porsi sedikit, ikan laut 2x seminggu porsi sedikit dan
makanan di selang seling. Klien tidak makan buah-buahan. Klien
49
hanya minum air putih 4 gelas/hari (800cc). Setelah klien masuk RS
pola makan dan porsi makan klien telah diatur oleh ahli gizi RS, klien
juga makan dan minum yang telah disarankan. Klien menyatakan
tidak nafsu makan dan hanya menghabiskan ¼ porsi yaitu hanya
nasinya saja dengan air putih 2 gelas/hari (400cc).
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit pola buang air besar (BAB) klien 1x/hari dengan
konsistensi kuning lembek. Pola BAK 3-4x/hari. Setelah dirawat BAB
klien 1x/hari dengan konsistensi kuning lembek dan BAK hanya ±
400cc dalam 24 jam. Klien terpasang kateter.
d. Pola aktivitas dan latihan
Selama di rawat klien mengeluh lemas, semua aktivitas dilakukan
diatas tempat tidur, Klien hanya 2-3X bersandar di tembok untuk
berbincang-bincang dengan keluarga.
e. Pola istirahat dan tidur
Klien lebih banyak tiduran karena klien menyatakan merasa badanya
lemes ± 15jam/hari.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Penglihatan, pendengaran, penghidu, peraba, pengecap baik. Klien
tidak mengeluh adanya gatal, dan mengeluh sedikit pusing.
Kemampuan dalam mengingat baik.
g. Persepsi diri dan konsep diri
50
Klien pada saat ini yang dipikirkan adalah ingin cepat sembuh dan
cepat pulang supaya dapat berkumpul dirumah. Karena penyakit
ginjal yang dideritanya, maka klien harus dirawat di RS sampai klien
dinyatakan sembuh. Klien menyatakan merasa malu dengan
keadaanya yang sekarang dan klien hanya pasrah dengan keadaanya
sekarang. Klien merasa puas sebagai seorang laki-laki, klien merasa
sedih dengan kondisinya sekarang dan klien tidak dapat melaksanakan
peran sebagai kepala keluarga dan seorang ayah. Klien sudah tidak
bekerja.
h. Pola reproduksi dan seksual
Klien menikah umur 24 tahun dan mempunyai 3 orang anak.
i. Pola hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien lebih banyak dibantu oleh
istrinya, dengan pasien satu kamar klien mengenalnya.
j. Pola mekanisme koping
Pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah-masalah kecil
tentang penyakit yang diderita klien, klien dalam memutuskanya
selalu meminta bantuan kepada anggota keluarganya dan lebih banyak
di dominasi oleh istrinya.
k. Pola nilai kepercayaan
Klien menyatakan bahwa pengobatan yang dijalaninya tidak
bertentangan dengan kebudayaan yang dianut klien dan dibuktikan
51
dengan klien mau mengikuti program cuci darah/ hemodialisa, klien
beragama islam dan kegiatan ibadahnya terganggu karena sakit dan
tidak sholat. Perasaan klien sedih dan klien menerima keadaanya
sekarang.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemas
b. Tingkat kesadaran : compos mentis, GCS : 15
c. Pengukuran antropometri : BB 2 bulan yang lalu : 55 kg,
BB sekarang : 53 kg,
TB : 165 cm.
d. Tanda-tanda vital : Tekanan darah 150/90 mmHg, suhu tubuh : 37 0C,
Pernapasan : 29 x/ menit dalam dan teratur, nadi : 85 x/ menit lemah
dan teratur.
e. Kepala : bentuk mesocepal, tidak ada luka
1) Rambut : warna hitam, pendek, bersih, tidak ada ketombe.
2) Mata : konjungtiva anemis, tidak ada sekret, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.
3) Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,
tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pembengkakan, tidak ada
52
epistaksis, menggunakan alat bantu pernafasan yaitu selang kanul
3 liter.
4) Telinga : kemampuan mendengar masih baik, tidak ada gangguan
dalam indra pendengaran, tidak ada secret, tidak ada
pembengkakan, tidak menggunakan alat bantu dengar.
5) Mulut : selaput mukosa kering, gigi dan gusi bersih, tidak ada lesi,
tidak ada bau mulut, bibir kering.
f. Leher dan tenggorok
Posisi trakea simetris, tidak ada nyeri waktu menelan makanan, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
g. Dada dan thoraks
Bentuk dada simetris dengan pergerakan dada yang sama, tidak ada
kelainan atau luka.
h. Paru
Inspeksi dada tidak ada luka, pergerakan simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, perkusi paru sonor di lobus atas dan melemah di lobus
bawah, palpasi paru fremitus negative dilobus bawah pada paru kanan
dan kiri, auskultasi vesikuler di lobus atas dan krekels di lobus bawah.
i. Jantung
Inspeksi iktus kordis tidak tampak, perkusi redup, palpasi ictus kordis
teraba di ICS-5 pada linea media clavikularis kiri, auskultasi bunyi
jantung I dan II normal.
53
j. Abdomen
Inspeksi perut datar, tidak ada luka, simetris, auskultasi bising usus
24x/ menit, perkusi timpani diseluruh lapang abdomen, palpasi tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada masa.
k. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, klien tidak terpasang
urine kateter.
l. Ekstremitas : Kuku pendek dan bersih, terdapat pitting edema,
capillary refill lebih dari 3 detik, tangan kiri terpasang infus, tangan
kanan terdapat bekas luka atau insisi HD serta di paha kanan dan luka
terlihat memar, edema di kedua ekstremitas atas dan bawah.
m. Kulit : tidak hiperpigmentasi, kering, kebersihan kulit klien baik,
memar pada siku kanan karena HD dan pengambilan darah, turgor
kulit jelek, memar pada paha kanan bekas tusukan jarum abses.
6. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 10 Maret 2011
1) Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin 6,4 g/dl (N= 13,0-18,0), Leukosit 6,86 10^3/ul (N=
4,8-10,8), Trombosit 2,27 /10^6/ul (N= 42-54), Hematokrit 20,4 %
(N= 42-52), Limfosit 16,3 % (N= 20-40), Monosit 0,53% (N= 0,9-
5,2), MCV 89,9 fl (N= 79,0-99,0), MCH 28,8 pg (N= 27,0-31,0),
MCHC 31,4 gr/dl (N= 33,0-37,0).
54
2) Pemeriksaan kimia klinik
Ureum 290 mg/dl (N= 10-50), Creatinin 30,8 mg/dl (N= Lk: 0,6-
1,2 Pr: 0,5-1,1), Albumin 3,2 gr/dl (N= 3,5-5,0), Kalium 6,5
mmol/L (N= 3,5 -5,1), Natrium136 mmol/L (N= 136-145), Klorida
100 mmol/L (N= 97-111), Kalsium 7,7 mmol/L (N= 8,2-10,2).
b. Foto thoraks tanggal 23 Maret 2011 di Puskesmas Kaliwungu
Kesan: CTR 250% kesan cardiomegali
Pulmo: corakan bronkhovesikuler meningkat kesan bronkhitis
c. Diet yang diperoleh : Bubur Tanpa Santan (BTS) rendah garam
d. Terapi
Parenteral : Infus RL 8 tpm
Injeksi : Furosemid 1x1 mg, Metoclopramid 1x1 mg
Obat oral : Callos 1x1 tablet, Divask 1x10mg, As.folat 1x1 tablet,
Nocid 1x1 tablet, Chlonidin 1x1 tablet dan Angioten 1x1
tablet
55
B. PENGELOMPOKAN DAN ANALISA DATA
Setelah dilakukan pengkajian, penulis mendapat beberapa data baik subyektif
maupun obyektif. Pengelompokan data tersebut adalah:
NoHari
tanggalPengelompokan data
Kamis,
9 Maret
2011 jam
16.00
Data Subtektif :
a. Klien mengatakan sesak, jika tidur dibuat telentang dada
sesak tetapi kalau posisi miring tidak sesak
b. Klien mengatakan seluruh tubuh terasa lemas
c. Klien mengatakan tidak nafsu makan, perut mual, makanan
tidak enak
d. Klien mengatakan pinggang terasa sakit jika dibuat duduk
terlalu lama
e. Klien mengatakan kencing sedikit sekali dan hanya 2x/hari
f. Klien mengatakan tidak kuat untuk berjalan dengan jarak
NoHari/tanggal
Pengelompokkan data
yang jauh, jika ke kamar mandi di bantu oleh istri, lemas
dan tak berdaya
g. Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya yang
sekarang
Data Obyektif :
a. Klien lebih banyak tiduran
b. Makan 1/4 porsi makan
c. Tanda-tanda vital : Tekanan darah: 150/110mmHg, Suhu
tubuh: 370C, Pernafasan: 28x/menit dalam dan teratur,
Nadi : 92x/menit, lemah dan teratur
d. Edema diekstremitas kaki dan tangan, Capillary refill
lebih dari 3 detik, akral dingin
e. Bibir kering dan pecah-pecah
56
f. Konjungtiva anemis, wajah pucat
g. Klien terpasang O2 3 liter/menit
h. Taktil fremitus negatif di lobus bawah pada paru kanan
dan kiri, auskultasi vesikuler dilobus atas, krekels dilobus
bawah, dada sonor dilobus atas dan melemah dilobus
bawah
i. IWL 24jam= 15 x 55 x 24 =825
24
j. BC 24 jam= input-output
= (minum+infus+obat) - (urine+IWL)
= (400+768+15) – (200+825)
= 1183– 1025
= 158
k. CCT = (140-41x55)/72x30,8=2,45 cc/menit
l. Foto thorax tanggal 18 febuari 2011
Kesan: COR: cardiomegali dan pulmo bronkhitis
57
ANALISA DATA
No Data ( DS dan DO) Problem Etiologi1 Data Subyektif:
a. Klien menyatakan dada sesak
b. Klien menyatakan seluruh tubuh
terasa lemas
DO :
a. Klien terpasang O2 3 liter/menit
dengan selang kanul.
b. Tanda-tanda vital:, respiratory
rate 28 x/menit, pernapasan dalam
dan teratur
c. Taktil fremitus negatif dilobus
bawah pada paru kanan dan kiri,
auskultasi dada vesikuler dilobus
atas, krekels dilobus bawah, sonor
dilobus atas dan melemah dilobus
bawah.
Pola nafas
tidak efektif
Edema paru dan
bronkhitis karena
penurunan fungsi
paru
2 Data Subyektif :
Klien menyatakan sedikit pusing
Data Obyektif :
a. Tingkat kesadaran composmentis
b. Konjungtiva anemis
c. Hb : 6,5 gr/dl
d. Akral dingin, akral tidak pucat
e. Capillary refill lebih dari 3 detik
f. Wajah pucat
Resiko
gangguan
perfusi
jaringan
perifer,
cardiac,
cerebral
Penurunan oksigen
jaringan karena
menurunya Hb
dan edema
58
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
3 Data Subyektif :
Klien menyatakan buang air kecil
hanya sedikit dan hanya 2x sehari
Data Obyektif :
d. Tanda-tanda vital: tekanan darah
150/90 mmHg, respiratory rate 28
x/menit, pernapasan dalam dan
teratur, nadi 85 x/menit, lemah
dan teratur.
e. Edema kedua ekstremitas (tangan
dan kaki)
f. Capillary refill lebih dari 3 detik
g. IWL : 128
h. BC : 158
i. CCT : 2,45 cc/menit
Kelebihan
volume cairan
Penurunan fungsi
ginjal
4 Data Subyektif :
Klien mengatakan dadanya tidak
berdebar debar dan tidak terasa sakit
Data Obyektif :
a. Kalium 6,5 mmol/L
b. Ureum 290 mg/dl
c. TD : 150/90 mmHg
d. Cardiomegali
e. Nadi 92x/menit lemah dan teratur
f. Tidak ada bunyi jantung
tambahan
j. Foto thorax tanggal 24 maret
2011 : kesan COR cardiomegali
Resiko
penurunan
curah jantung
Ketidakseimbangan
elektrolit karena
hiperkalemi,
peningkatan kerja
miokardial dan
tahan vaskuler
sistemik.
59
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
5 Data Subyektif :
a. Klien menyatakan tidak nafsu
makan
b. Klien mengatakan makanan tidak
enak
c. Klien mengatakan perut mual
d. Klien mengatakan seluruh tubuh
terasa lemas
Data Obyektif :
a. Klien makan hanya ¼ porsi
b. Bibir kering dan pecah-pecah
c. BB turun dari BB awal 2 bulan
yang lalu 67kg menjadi 55kg, TB:
168cm
IMT : BB/ TB(m)2
: 55/ 1,682 = 55/2,8224
: 19,48 (underweight)
d. Albumin 3,2 gr/dl
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Intake nutrisi tidak
adekuat, sekunder
terhadap mual,
muntah dan
anoreksia
6 Data Subyektif :
a. Klien mengatakan jika ke kamar
mandi dibantu oleh istri
b. Klien mengatakan tidak kuat
berjalan dengan jarak yang jauh
c. Klien mengatakan badan terasa
lemas
Data Obyektif :
a. Klien terlihat pucat dan lemas
b. Klien lebih sering tiduran
c. Konjungtiva anemis
d. HGB: 6,6 g/dl
Intoleransi
aktivitas
Anemia, retensi
produk sampah,
proses dialisis dan
sesak nafas
60
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
7 Data Subyektif :
a. Klien mengatakan merasa malu
dengan keadaanya yang sekarang
b. Klien mengatakan hanya pasrah
dengan keadaanya sekarang
c. Klien mengatakan sudah tidak
bekerja lagi karena keadaanya
sekarang.
Data Obyektif :
a. Terlihat raut wajah klien sedih
b. Edema dikedua ekstremitas
(tangan dan kaki)
Gangguan
konsep diri
harga diri
rendah
Perubahan
penampilan dan
penurunan fungsi
tubuh
60
C. PATHWAY KASUS jarang minum air putih, hipertensi
Ginjal rusak
GFR
Ekresi ureumkreatininmenurun
Peningkatan ureum dipembuluh darah
Anoreksia,mual,muntah
Intake tidakadekuat
Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh
Fungsi ekresi
Ekresi air
Peningkatan ReninMeningkat
Hiperaldosteron
Retensi NatriumRetensi cairan
Penumpukancairan di paru
Perubahan Polanafas
edema
sirkulasitak
adekuat
Perubahan penampilan
HDR
Kelebihanvolumecairan
Distensiabdomen
Rasa penuhdilambung
anoreksia
Vasokontriksi
Tekananvaskuler
Volume interstitial
Preolad naik
Peningkatan bebanjantung
Hipertrofiventrikel kiri
Payah jantung kiri
Resiko penurunanCOP
Fungsi ekresimenurun
Ekskresikalium
hiperkalemi
Gangguankontraktilitas
miokard
Gangguan iramadan konduksi
Tekanan HidrotastikKapiler Parumeningkat
Perpindahan cairandari kapiler ke
alveoli
Edema Paru
Sesaknafas
Difusi O2 kealveoliTerganggu
Fungis GinjalMenurun
EritropoiteinMenurun
Oksi HBmenurun
Suplai O2 Kejaringan menurun
GangguanPerfusijaringan
Intoleransiaktivitas
kelemahan
61
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan edema paru dan bronkhitis
karena penurunan fungsi paru
2. Resiko gangguan perfusi jaringan perifer, cardiac dan cerebral
berhubungan dengan penurunan oksigen jaringan karena menurunya Hb
dan edema
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan
elektrolit, peningkatan kerja miokardial dan tahan vaskuler sistemik.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intake nutrisi tidak adekuat, sekunder terhadap mual, muntah dan
anoreksia
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia, retensi produk sampah,
proses dialisis dan sesak nafas
7. Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan dan penurunan fungsi tubuh
E. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Diagnosa : pola nafas tak efektif berhubungan dengan edema paru
dan bronkhitis karena penurunan fungsi paru
a. Intervensi
62
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
klien menunjukan pola nafas efektif dengan KH : analisa gas darah
dalam batas normal, tidak ada tanda sianosis maupun dispnea, bunyi
nafas tidak mengalami penurunan, RR 16-24 x/menit.
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan klien (catat kecepatan, adanya gerak,
dispnea, sianosis, dan perubahan tanda vital.
2) Catat pengembangan dada dan posisi trakea
3) Kaji klien adanya keluhan nyeri bila batuk atau nafas dalam
4) Pertahankan posisi nyaman misalnya posisi semi fowler
5) Kolaborasikan pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
6) Kolaborasikan pemeriksaan analisa gas darah dan foto thoraks
7) Berikan O2 sesuai advis 3 liter/menit
8) Berikan terapi Furosemid 1 ampul
b. Implementasi dan evaluasi
Tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011 tindakan yang dilakukan
adalah memonitor RR tiap 1 jam sekali, mengauskultasi bunyi
jantung dan paru, memberikan terapi O2 3liter/menit dan memberikan
posisi semi fowler. Tindakan yang lainya adalah memberikan injeksi
Furosemid 1x1 ampul .
63
Evaluasi pada tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif
klien mengatakan sesak sudah sedikit berkurang, badan masih terasa
lemas. Sedangkan data obyektif diperoleh data RR 26x/menit.
Berdasarkan data-data tersebut disimpulkan bahwa masalah sudah
teratasi sebagian sehingga dirumuskan rencana tindak lanjut yaitu
pantau RR, kaji masalah sesak dan konsultasikan dengan dokter
tentang keadaan klien untuk pemberian tindakan medis.
2. Diagnosa : Resiko gangguan perfusi jaringan perifer, cardiac dan
cerebral berhubungan dengan penurunan oksigen jaringan karena
menurunya Hb dan edema
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil : membran mukosa
warna merah muda, kesadaran kompos mentis, tidak ada keluhan
sakit kepala, tidak ada tanda sianosis ataupun hipoksia, capillary
refill kurang dari 3 detik, nilai laboratorium dalam batas normal (Hb
12-15 gr%), konjungtiva tidak anemis, tanda-tanda vital stabil: TD:
120/80 mmHg, nadi: 60-80x/menit
Intervensi :
1) Awasi tanda-tanda vital : Tekanan darah dan nadi
2) Kaji pengisian kapiler, warna kulit dan dasar kuku
64
3) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
4) Catat keluhan rasa dingin
5) Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai dengan
indikasi
6) Berikan O2 sesuai advis 3 liter/menit
7) Kolaborasikan pemeriksaan laboratorium yaitu Hb
8) Kolaborasikan terapi untuk menaikkan Hb (Asam folat) 1x1
tablet
b. Implementasi dan evaluasi
Tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011 tindakan yang dilakukan
adalah mengubah posisi semi fowler, mengukur tekanan darah dan
nadi tiap 1 jam. Tindakan yang lainya adalah memberikan terapi O2 3
liter/menit, dan memberikan obat Asam folat 1x1 tablet.
Evaluasi pada tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif
klien mengatakan sesak berkurang. Sedangkan data obyektif diperoleh
data klien merasa nyaman dengan posisi fowler, nilai Hb : 6,4 gr/dl.
Berdasarkan data-data tersebut disimpulkan bahwa masalah sudah
teratasi sebagian sehingga dirumuskan rencana tindak lanjut yaitu
laporkan nilai Hb untuk pemeriksaan darah selanjutnya, mengukur
TD dan nadi tiap jam, kaji keluhan sesak sudah berkurang atau
bertambah, berikan O2 3 liter/menit, kolaborasikan dengan dokter
untuk pemeriksaan Hb.
65
3. Diagnosa : kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
fungsi ginjal.
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan terjadi penurunan kelebihan cairan (edema) dengan
kriteria hasil keseimbangan cairan stabil, tidak ada edema, nilai
laboratorium dalam batas normal (natrium 136-145 mmol/L, albumin
3,5-5,0 gr/dl), berat jenis urine normal, tanda-tanda vital dalam batas
normal TD: 120/80 mmHg, berkurangnya kekeringan pada membran
mukosa mulut.
Intervensi :
1) Ukur balance cairan
2) Timbang berat badan setiap hari
3) Kaji adanya edema
4) Batasi cairan sesuai indikasi (IWL + output urine)
5) Jelaskan tentang manfaat dan tujuan HD
6) Jelaskan tentang manfaat pembatasan cairan
7) Kolaborasikan pemeriksaan laboratorium (albumin dan natrium)
b. Implementasi dan evaluasi
Tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011 tindakan yang dilakukan
adalah memonitor keluhan utama klien, mengukur TTV dengan hasil
66
TD : 150/90 mmHg, RR : 28x/menit, Nadi : 92x/menit, memberikan
injeksi furosemid 1x1 ampul, mengkaji edema. Sedangkan tindakan
lainya adalah menganjurkan klien untuk membatasi minumnya yaitu
dengan menghitung kebutuhan minum berupa IWL dan output urine,
menghitung balance cairan, menjelaskan pada klien manfaat dan
tujuan HD, menjelaskan pada klien tujuan pembatasan cairan.
Evaluasi tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif klien
mengatakan badan masih lemas, klien dapat menjelaskan tenteng
manfaat pembatasan cairan, tujuan dan manfaat HD. Data obyektif
diperoleh data TTV = TD : 220/110 mmHg, Nadi 84x/menit, RR : 26
x/menit, edema di kedua ekstremitas (tangan dan kaki). Berdasarkan
data-data tersebut disimpulkan bahwa masalah belum teratasi
sehingga dirumuskan rencana tindak lanjut pantau TTV, kaji dan
pantau edema, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi untuk
menurunkan TD.
4. Diagnosa : Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan kerja miokardial dan tahan
vaskuler sistemik.
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
curah jantung dapat dipertahankan dengan kriteria hasil TTV dalam
67
batas normal, TD : 120/110 mmHg, nadi 60-80 x/menit kuat dan
teratur, akral hangat, capillary refill kurang dari 3 detik, nilai
laboratorium dalam batas normal (kalium 3,5-5,1 mmol/L, urea 15-39
mg/dl).
Intervensi :
1) Auskultasi bunyi jantung dan paru, evaluasi adanya edema perifer
atau kongesti vaskuler dan keluhan dispnea, awasi tekanan darah,
perhatikan postural misalnya duduk, berbaring dan berdiri.
2) Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi dan beratnya
3) Evaluasi bunyi jantung akan terjadi friction rub, tekanan darah,
nadi perifer, pengisian kapiler, kongesti vaskuler, suhu tubuh dan
mental.
4) Kaji tingkat aktivitas dan respon terhadap aktivitas
5) Kolaborasikan pemeriksaan laboratorium yaitu kalium
6) Batasi makanan tinggi kalium
7) Berikan obat anti hipertensi sesuai dengan indikasi yaitu
Angiotens, Clonidin dan Divask
c. Implementasi dan evaluasi
Tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011 tindakan yang dilakukan
adalah mengauskultasi bunyi jantung dan paru, memonitor tekanan
darah, menjelaskan pada klien tujuan membatasi makanan tinggi
kalium. Tindakan lainya adalah memberikan obat Angiotens 1x1
68
tablet, Divask 1x10mg, Clonidin 1x1 tablet, operasionalkan dalam
pemeriksaan kalium selanjutnya.
Evaluasi tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif klien
mengatakan dadanya tidak terasa sakit dan tidak berdebar-debar. Data
obyektif diperoleh data hasil pemeriksaan laboratorium (kalium 6,5
mmol/L, ureum 290 mg/dl), nadi 84 x/menit, TD: 220/110 mmHg.
Berdasarkan data-data tersebut disimpulkan bahwa masalah
resiko penurunan fungsi jantung masih ada sehingga dirumuskan
rencana tindak lanjut pantau TD dan nadi, menganjurkan pemeriksaan
laboratorium selanjutnya. Rencana tindak lanjut yang lainya adalah
pantau keluhan klien, kolaborasi pemberian terapi untuk menurunkan
TD.
5. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi in adekuat, sekunder terhadap mual, muntah dan
anoreksia
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
status nutrisi adekuat. Adapun kriteria hasilnya adalah antropometri
dalam batas normal, penurunan berat badan yang cepat tidak terjadi,
albumin 3,2-5,0 gr/dl, pematuhan diit dan medikasi sesuai jadwal
untuk mengatasi anoreksia.
69
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi seperti perubahan berat badan, pengukuran
antropometrik, nilai laboratorium (elektrolit, serum, BUN,
kreatinin, protein, transferin dan kadar besi)
2) Kaji pola diet dan nutrisi pasien seperti riwayat diet, makanan
kesukaan
3) Kaji faktor-faktor yang dapat merubah masukan nutrisi seperti
anoreksia, mual, muntah, diet yang tidak menyenangkan bagi
pasien, kurang memahami diet
4) Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas batas diet
5) Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis
tinggi : telur, produk susu, daging
6) Anjurkan camilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium,
diantara waktu makan
7) Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubunganya dengan
penyakit ginjal dan peningkatan urea dan kadar kreatinin
8) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
9) Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat seperti
pembentukan edema, penyembuhan yang lambat, penurunan kadar
albumin.
10) Berikan terapi sesuai advis yaitu obat anti mual Metoclopramid
dan Nocid
70
11) Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat seperti
pembentukan edema, penyembuhan yang lambat, penurunan kadar
albumin.
b. Implementasi dan evaluasi
Implementasi yang dilakukan tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011
yaitu memonitor keluhan utama klien, mengukur BB dan TB,
menganjurkan klien untuk makan makanan yang rendah protein dan
tinggi karbohidrat serta menganjurkan makan sedikit tapi sering.
Tindakan lainya adalah memberikan injeksi Metoclopramid 1x1 mg
dan Nocid 1x1 tablet, memperhatikan adanya mual dan muntah,
memberikan penkes tentang perawatan mulut.
Evaluasi tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif klien
mengatakan masih sedikit mual tapi sudah tidak muntah, badan masih
terasa lemas. Data obyektif diperoleh data klien terlihat sering
meludah, klien hanya makan ¼ porsi makanan, IMT= 19,48
(underweight). Berdasarkan data-data tersebut disimpulakan bahwa
masalah sudah teratasi sebagian sehingga dirumuskan rencana tindak
lanjut pantau BB sebelum dan sesudah HD, pantau nilai albumin,
pantau status dan nutrisi klien, kolaborasikan dengan ahli gizi dalam
pemberian diet klien.
71
6. Diagnosa : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia, retensi
produk sampah, proses dialisis dan sesak nafas
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
aktivitas dapat di toleransi dengan KH : berpartisipasi dalam
meningkatkan tingkat aktivitas dan latihan, melaporkan peningkatan
rasa sejahtera, melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian,
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih.
Intervensi :
1) Kaji faktor yang menyebabkan keletihan seperti anemia, ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit, retensi produk sampah dan
depresi
2) Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat
ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi
3) Anjurkan aktivitas yang tidak terlalu berat
4) Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis
5) Anjurkan pemberian terapi Asam folat 1x1 tablet
6) Anjurkan untuk peningkatan nutrisi klien
7) Kolaborasikan pemberian obat Callos 1x1 tablet
b. Implementasi dan evaluasi
72
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 3, 4 dan
12 maret 2011 adalah mengobservasi keluhan utama, mengkaji
tingkat aktivitas dan respon terhadap. Tindakan lainya adalah
menganjurkan klien untuk beraktivitas tidak terlalu berat, membantu
klien ke kamar mandi, memberikan obat Asam folat 1x1 tablet dan
Callos 1x1 tablet.
Evaluasi tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif klien
mengatakan badan masih terasa lemas dan tidak kuat untuk berjalan
jauh. Data obyektif diperoleh data jika kekamar mandi klien dibantu
oleh keluarga, terlihat klien lebih banyak tiduran. Berdasarkan data-
data tersebut disimpulkan bahwa masalah belum teratasi sehingga
dirumuskan rencana tindak lanjut pantau keadaan umum klien,
observasi tingkat aktivitas klien dan bantu klien dalam beraktivitas.
7. Diagnosa : Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan
perubahan penampilan dan penurunan fungsi tubuh.
a. Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan dapat memperbaiki konsep diri dengan KH : klien tidak
merasa minder dan malu dengan keadaanya yang sekarang.
Intervensi :
73
1) Kaji respon dan reaksi pasien serta keluarga terhadap penyakit dan
penangananya
2) Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga terdekat
3) Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga
b. Implementasi dan evaluasi
Tanggal 3, 4 dan 12 maret 2011 tindakan yang dilakukan
adalah mengkaji persepsi dan konsep diri klien, mengkaji pola
hubungan klien dengan keluarga dan antara pasien. Tindakan yang
lainya adalah mengkaji adakah perubahan peran yang terjadi karena
penyakit yang diderita.
Evaluasi tanggal 12 maret 2011 diperoleh data subyektif klien
mengatakan merasa malu dan hanya pasrah dengan keadaanya
sekarang, klien sudah tidak bekerja karena keadaanya sekarang, pola
hubungan dengan keluarga baik dan dengan pasien yang lain juga
baik. Data obyektif diperoleh data wajah klien terlihat sedih.
Berdasarkan data-data tersebut disimpulkan bahwa masalah sudah
teratasi sebagian sehingga dirumuskan rencana tindak lanjut
mengobservasi pola persepsi dan konsep diri, memberikan dukungan
kepada klien agar tidak putus asa dalam menghadapi penyakit yang
diderita.
74