bab iii pembahasan 3.1. tinjauan umum perusahaan/organisasi
TRANSCRIPT
23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
PT. Bank Tabungan Negara (persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang berpengalaman di bidang pembayaran perumahan dan industri
ikutannya, telah mampu mengembangkan tugas negara untuk mensejahterakan
masyarakat Indonesia melalui kegiatan usaha yang dilakukannya dengan
menyalurkan KPR dan kredit lainnya serta menghimpun dana masyarakat melalui
Tabungan, Deposito dan Giro.
PT. Bank Tabungan Negara (persero) selanjutnya disebut Bank BTN
sebagai salah satu Bank BUMN yang berdiri 56 tahun yang lalu, telah mampu
mengembang tugas Negara dalam membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
terutama di sektor perumahan rakyat
Kepercayaan masyarakat dan profesionalitas telah mengantarkan bank BTN
terus melangkah maju di tengah pasang surut perekonomian makro dan pesaingan
perbankan yang cukup ketat. Sampai dengan tanggal 31 desember 2006 PT. Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk, telah memiliki 207 kantor cabang dan 151 kantor
pos online yang mampu menjangkau wilayah Indonesia dengan fasilitas 211 unit
ATM dan didukung kurang lebih 5,000 ATM yang tergabung dalam jaringan
ATM Link HIMBARA (Bank BTN, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.
Ditambah 7 kantor cabang Syariah, yang tersebar di 7 kota yaitu :Jakarta,
Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Solo. Secara internal Bank
24
BTN tidak henti meningkatkan kinerja operasional melalui berbagai
perbaikan sistem Restrukturisasi yang berkelanjutan guna memperkuat landasan
untuk menjadikan Bank BTN sebuah Bank Umum dengan fokus pada pinjaman
perumahan dan industri ikutannya juga terus didorong untuk semakin
diakselerasikan.
Dalam bidang teknologi informasi Bank BTN melakukan penyempurnaan
terus menerus terhadap sistem teknologi baru (online real time) berbasis IBM
AS400 setelah diimplementasikan di seluruh jaringan kantor Bank BTN. Selain
penyempurnaan tersebut, penambahan sofware untuk mendukung fiture-fiture
produk layanan terus dikembangkan untuk menghadapi persaingan perbankan
yang semakin ketat.
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah
Hindia Belanda koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan
Postspaarbank, yaitu kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga
tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Makassar, Surabaya
dan Medan. Pada tahun 1940 kegiatan terganggu sebagai akibat penyerbuan
Jerman atas Netherland yang mengakibadkan penarikan tabungan besar-besaran
dalam waktu relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postspaarbank
pulih kembali pada tahun 1941
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerahkan tanpa syarat kepada pemerintah
Jepang. Jepang memberikan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin
Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui
tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan
paksaan Tyokin kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.
25
Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 telah memberikan
inspirasi kepada bapak Darmosoetanto untuk memprakasi pengambilan alihan
Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintahaan RI dan terjadilah
penggantiaan nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto
ditetapkan oleh pemerintah menjadi Direktur yang pertama tugas pertama Kantor
Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan uang Republik
Indonesia. Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena
agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan pengambil alihan semua kantor
cabang dan Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949 saat Kantor Tabungan Pos
dibuka kembali (1949), nama Kantor Tabungan Pos diganti dengan Bank
Tabungan RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama Bank Tabungan RI,
lembaga ini bernaung dibawah Kementrian perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantive
bagi sejarah bank tabungan negara adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 th. 1950
tanggal 9 februari 1950 yang mengubah nama “Postspaarbank In Indonesia”
berdasarkan staatblat No. 295 th. 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan
memindahkan induk kementrian perhubungan ke kementrian keuangan dibawah
mentri urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih
bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 februari 1950 ditetapkan sebagai
hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut
Undang-Undang Dasar tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953
tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi
Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22
26
Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei
1964.
Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara
ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang
sebelumnya (sejak tahun1964) jika tugas utama saat pendirian Postspaarbank
(1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam
lingkungan penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan. Maka sejak tahun
1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan
KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10
Desember 1976, karana itulah tanggal 10 Desember diperingati hari KPR bagi
Bank Tabungan Negara.
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada
tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun1992 tanggal 29 April
1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 membentuk hukum
Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan perseroan sejak ini nama
Bank Tabungan Negara menjadi PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.
Dengan call name Bank Tabungan Negara. Berdasarkan kajian kounsultan
independent Price waterhouse coopers. Pemerintah melalui mentri BUMN dalam
surat nomer S-554/M-MBU/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank
Tabungan Negara sebagai Bank Umum. Sekilas tentang Bank Tabungan Negara
adalah sebagai berikut:
Pada tahun 1987 : Bank BTN berdiri dengan nama “Postspaarbank” pada masa
pemerintahaan Belanda
27
Pada tahun 1942 : Tyokin Kyoku, Jepang membekukan “Postspaarbank” dan
mengganti dengan nama Tyokin kyoku.
Pada tahun 1950 : perubahan nama menjadi “Bank Tabungan Pos” oleh
pemerintahan RI (UU Darurat No. 9 tahun 1950)
Pada tahun 1963 : perubahan nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan
Negara atau BTN (PERPU No.4 tahun 1963 dan UU No. 20 tahun 1964)
Pada tahun 1968 : Bank BTN sebagai Bank Milik Negara (UU No. 20 tahun
1964)
Pada tahun 1974 : Bank BTN ditugaskan memberikan pelayanan KPR sesuai surat
Menkeu No. B-49/MK/IV/I/1974 tanggal 29 Januari 1974 (realisasi KPR pertama
pada tanggal 10 Desember 1987).
Pada tahun 1989 : Bank BTN beroperasi sebagai Bank umum dan mulai
menerbitkan obligasi.
Pada tahun 1992 : Setatus hukum Bank BTN menjadi perusahaan perseroan
(persero)
Pada tahun 1994 : Bank BTN memperoleh izin untuk beroprasi sebagi Bank
Devisa
Pada tahun 2000 : Bank BTN ikut dalam program Rekapitalisasi
Pada tahun 2002 : ditunjuk sebagai Bank komersial yang fokus pada pembiayaan
rumah komersial.
Pada tahun 2003 : Restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh yang tertuang
dalam persetujuan RJP TAHUN 2003-2007
28
Pada tahun 2008 : Bank BTN sebagi bank pertama di Indonesia yang melakukan
pendaftaran transaksi Kontrak Investasi Kolektif Aset (KIK EBA) di Bapepam
yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing transaksi tersebut
di Bursa Efek Indonesia.
Sebagai pedoman dalam mengelolah usahannya, direksi bank BTN telah
menetapkan Visi dan Misi bank BTN yang wajib diketaui, dihayati, dan
diamalkan oleh setiap pegawai sebagai pedoman usaha yaitu:
Visi Bank BTN:
“Menjadikan Bank yang terdepan dalam pembiayaan Perumahan”
Misi Bank BTN:
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
1. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
professional serta memiliki intergritas yang tinggi.
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan nasabah.
3. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-
hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan shareholder value.
4. Memperdulikan kepetingan masyarakat dan lingkungannya
29
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Sumber: www.btn.co.id
Gambar III.1. Struktur Organisasi
Kepala
Cabang
Wakil
Kepala
Cabang
Bag.
Konsume
n
Wakil
Kepala
Cabang
Bag.
Komersial
Wakil
Kepala
Cabang
Bag.
Pendukung
Unit
Kredit
Unit
Pelayanan
Konsumen
Unit
Pelayanan
Pelanggan
Unit Kredit
Perumahan
Unit
Pendanaan
Kredit
Perumahaan
Unit
Accounting
Control
Unit
Pemerosesan
Transaksi
Unit
Administrasi
Pinjaman
Unit
Administrasi
Umum
30
Gambaran pekerjaan atau tugas pada BTN Cabang Depok adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Cabang, bertanggung jawab atas harta kekayaan bank, bertanggung
jawab atas penyusunan laporan pelaksanaan dan pengusahaan pembayaran
kredit, serta melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan.
2. Wakil Kepala Cabang Bagian Konsumen memiliki tiga bawahan yaitu:
a. Unit Pinjaman Konsumen
Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian, strategi penjualan,
target, dan monitoring bagian layanan pinjaman unit mempunyai tugas
yaitu : melayani permohonan kredit, wawancara kredit, akad kredit, klaim
debitur, alih debitur, konsultasi kredit, pelunasan kredit.
b. Unit Pelayanan Konsumen
Bertanggung jawab atas strategi, pencapaian target, report hasil pencapaian
target pelayanan konsumen kepada atasan
c. Unit Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan penerapan prisip
mengenal nasabah di kantor cabang, memastikan pelayanan yang optimal di
unit CS (customer service). Pada Bagian Layanan Pelanggan, mempunyai
tugas yaitu : melayani nasabah, percetakan laporan pembukuan dan maintain
CIF, proses pembukuan rekening, proses penutupan rekening, proses
pengelolaan SDB (Safe Deposit Box), pelayanan kartu ATM,
pembukaan/penutupan rekening, penjualan produk, pelayanan lainya.
31
3. Wakil Kepala Cabang Bagian Komersial memiliki dua bawahan yaitu :
a. Unit Kredit Perumahan
Bertanggung jawab dalam pencapaian target marketing dan realisasi kredit
perumahan, menggunakan dan mengelola anggaran promosi dalam
pencapaian target, dan membuat laporan hasil pencapaian target.
b. Unit Pendanaan Kredit Perumahan
Bertangung jawab atas strategi penjualan, pencapaian target, memonitoring
dan proses pendanaan kredit perumahan.
4. Wakil Kepala Cabang Bagian Pendukung
Bertugas memastikan terselenggaranya fungsi Oprasional di kantor cabang
meliputi:
a. Accounting Control unit, mempunyai tugas yaitu : rekonsiliasi dan
pemeriksaan (harian dan bulanan), pelaporan dan administrasi (pelaporan
bank umum, pemeriksaan IDI-BI, laporan kinerja bulanan, pencatatan bukti
transaksi, pemantauan data pada BI, pelaporan pengaduan nasabah),
mengelola bukti pembukuan, memantau dan memeriksa kegiatan operasi
cabang, melakukan pengkajian ketaatan prosedur.
b. Unit Pemrosesan Transaksi, mempunyai tugas yaitu : proses kliring,
administrasi dana, proses nota pembukaan buku, proses khusus (buku cek,
sertifikat deposito, bilyet giro).
32
c. Unit Administrasi Pinjaman (LA&LD), mempunyai tugas yaitu :
dokumentasi kredit, proses aplikasi kredit, administrasi umum kredit.
d. Unit administrasi umum, mempunyai tugas yaitu : manajemen personalia,
pemeliharaan gedung, administrasi keamanan, manajemen arsip dan pajak,
pengelolaan anggaran kesekretariatan.
3.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi
Berikut ini adalah kegiatan usaha yang dimilik oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk yaitu:
1. Menghimpun dana
Jenis- jenis produk penghimpunan dana Bank Tabungan Negara (persero) Tbk
terdiri dari:
a. Tabungan BTN Batar, merupakan tabungan dengan berbagai kemudahaan
transaksi untuk menunjukan aktivitas keuangan anda.
b. Tabungan BTN Prima, merupakan tabungan dengan berbagai keuntungan
yang mengantarkan anda pada kehidupan lebih baik.
c. Tabungan BTN Payroll, merupakan tabungan Batara yang kusus digunakan
untuk nasabah yang memakai fasilitas payroll bank BTN.
d. Tabungan BTN Junior , merupakan tabungan untuk edukasi menabung bagi
kebutuhan anak-anak sampai usia 12.
e. Tabungan BTN Juara, merupakan tabungan untuk edukasi dan sesuai
dengan kebutuhan generasi muda usia 12 tahun sampai 23 tahun.
33
f. Tabungan BTN e’BATARAPOS, merupakan produk tabungan bank BTN
yang diselenggarakan bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia (persero)
melalui loket kantor pos yang telah ditentukan.
g. TabunganKu, merupakan tabungan perorangan dengan persyaratan mudah
dan ringan untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
h. Tabungan BTN Haji-Reguler, merupakan tabungan yang diperuntukan
kepada calon Jemaah haji yang akan mempersiapkan ibadah haji dengan
program penyelenggaraan haji regular.
i. Tabungan BTN Haji-Plus, merupakan tabungan yang diperuntukan kepada
calon Jemaah haji yang akan menjalankan ibadah haji dengan program
penyelenggaraan haji kusus yang diselenggarakan oleh kantor kementerian.
j. Tabungan BTN Batara Pensiun, merupakan tabungan yang diperuntukan
bagi para pension sebagai penerimaan pension setiap bulan oleh PT. Taspen
(persero)
k. Deposito BTN, merupakan simpanan berjangka dalam matau uang rupiah .
l. Deposito Berjangka Vals, merupakan simpanan berjangka dalam mata uang
USD.
m. Giro BTN, merupakan produk simpana dengan fleksibilitas tinggi yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau
bilyet giro atau media lain
n. Giro Vals BTN, merupakan produk simpanan dalam satuan mata uang USD
dengan koleksibilitas tinggi yang untuk pencairannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menngunkan cek atau bilyet giro.
34
2. Memberikan Kredit
Jenis-jenis produk kredit yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(persero) Tbk, sebagai berikut:
a. Kredit Konsumer, yang terdiri dari 13 jenis yaitu:
1) KPR BTN Sejahtera FLPP, merupakan kredit pemilikan rumah program
kerja sama dengan Kementrian Perumahaan Rakyat dengan suku bunga
rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit.
2) KPR BTN Platinum, merupakan kredit pemilikan rumah untuk
keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik
untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi
(indent) maupun take over kredit dari bank lain.
3) KPR Bersubsidi, merupakan pembiayaan untuk KPR diperpanjang
untuk keluarga atau rumah tangga sebagai pertama kali rumah pemilik
dan bagian dari penghasilan rendah
4) Kredit Ruko BTN, merupakan kredit pemilikan ruko, ruko atau kios
yang yang dapat dihuni atau dijadikan tempat usaha.
5) KPA BTN, merupakan kredit pemilikan apartemen untuk keperluan
pembelian apartemen dari developer ataupun non developer , baik untuk
pembelian apartemen baru atau second, pembelian apartemen belum
jadi (indent) maupun take over kredit dari bank lain
6) Kredit Agunan Rumah, merupakan fasilitas kredit untuk berbagai
kebutuhan konsumtif dengan menjaminkan rumah tinggal, apartermen,
ruko atau rukan milik anda.
35
7) Kring BTN, merupakan kredit dengan cicilan ringan untuk karyawan
perusahaan atau instansi tanpa agunan.
8) Kredit Bangun Rumah, merupakan fasilitas kredit bagi anda yang ingin
membangun rumah di atas tanah milik sendiri.
9) Kredit Swadana BTN, merupakan fasilitas kredit yang diberikankepada
nasabah dengan jaminan berupa tabungan maupun deposito yang
disimpan di Bank BTN.
10) PRR-KB Jamsostek, merupakan pinjaman yang diberikan PT.
Jamsostek (persero) untuk tujuan membangun atau perbaikan rumah.
11) PUMP-KB Jamsostek, merupakan pinjaman yang diberikan PT.
Jamsostek (Persero) untuk tujuan pembayaran uang muka pembelian
rumah atau apartemen.
12) TBUM BAPERTARIUM, merupakan fasilitas pinjaman uang muka
untuk pembelian rumah yang ditunjukan bagi PNS Aktif Golongan I, II,
dan III dengan maksimal kerja 5 tahun.
13) TBM BAPERTARIUM, merupakan dana Taperum-PNS untuk
membantu sebagian biaya membangun rumah di atas milik sendiri
dengan fasilitas kredit membangun rumah (KBR) melalui Bank BTN,
di daerah lokasi tempat PNS bekerja dan bagian dari penghasilan
rendah.
b. Kredit umum atau perusahaan yang terdiri dari, yaitu:
1) Kredit Yasa Griya atau Kredit Konstruksi, merupakan kredit modal
kerja yang diberikan kepada developer untuk membantu modal kerja
pembiayaan pembangunan proyek perumahan.
36
2) Kredi Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor), merupakan kredit
modal kerja yang diberikan kepada kontraktor atau pemborong untuk
membantu modal kerja di dalam menyelesaikan pekerjaan borongan
sesaui dengan kontrak kerja
3) Kredit Modal Kerja-Industri Terkait dengan Perumahan, merupakan
pembiayaan usaha industri perdagangan dan jasa atau yang
berhubungan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan
barang tersebut dijual
4) Kredit Investasi, merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada
Perseroan Tebatas, CV, Koperasi, Yayasan, dan perorangan dalam
rangka membiayai investasi, baik investasi baru, perlunasan,
moderniasi, atau rehabilitas.
5) Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan kredit modal kerja atau
investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang usaha yang
menurun skala berstatus sebagai usaha mikro, kecil,dan menegah guna
pembiayaan usaha produktif.
3. Produk Jasa dan Layanan
Jenis-jenis produk jasa dan layanan yang dimiliki PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, sebagai berikut:
a. Penerimaan Pembayaran Pajak, merupakan sarana penerimaan pembayaran
pajak secara online dengan Ditjen Pajak melalui loket PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk untuk berbagai jenis pajak.
b. Bank Garansi, Merupakan sarana untuk melaksanakan order pekerjaan dari
pemerintahan atau swasta, pembongkaran barang-barang dari kapal sebelum
37
asli konsumen (bill of loading) datang, pembelian atau penebusan barang-
barang dari penjual (produsen atau dealer atau agen) dengan pembayaran
secara angsuran atau pembayaran belakang, dan penangguhan pembayaran
kewajiban tertentu kepada negara (Dirjen Bea Cukai).
c. Safe Deposit Box, merupakan sarana penyimpanan barang atau surat-surat
berharga yang aman dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan, dan
bencana alam.
d. RTGS (Real Time Gross Settlement), merupakan sistem dana online dalam
mata uang rupiah yang penyelesainya dilakukan tiaptransaksi secara
individual. Jenis layanan RTGS terdiri dari jenis layanan Single Credit
Transaction dan Multiple Credit Trasnactio
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR) yang penulis dapatkan dari laporan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk, pada
periode 2010-2016.
38
Berikut ini data Capital Adequacy Ratio (CAR) disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel III.1
Data Modal dengan ATMR pada Tahun 2010-2016
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Modal ATMR
2010 Rp 6.069.569 Rp 36.265.214
2011 Rp 6.968.366 Rp 46.373.034
2012 Rp 9.433.162 Rp 53.321.389
2013 Rp 10.353.005 Rp 66.261.700
2014 Rp 11.171.458 Rp 76.332.641
2015 Rp 13.893.026 Rp 81.882.087
2016 Rp 20.219.637 Rp 99.431.853 Sumber: Annual Report PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2010-2016
Tabel III.1 merupakan tabel laporan keuangan neraca pada akun modal
dengan Aktiva Tertibang Menurut Resiko (ATMR) mulai dari tahun 2010
samapai dengan tahun 2016. Pada tabel III.1 dapat dilihat bahwa modal yang
paling besar adalah pada 2016 yaitu sebesar Rp. 20.219.637 sedangkan modal
yang paling rendah yaitu pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 6.069.569. Dan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang paling besar yaitu pada tahun
2016 sebesar Rp. 99.431.853 sedangkan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(ATMR) Yang paling rendah yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 36.265.214.
Tabel III.2
Data Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2010-2016
Tahun Capiat Adequacy Ratio (CAR)
2010 16,74%
2011 15,03%
2012 17,69%
2013 15,62%
2014 14,64%
2015 16,97%
2016 20,34%
Sumber: olah data penulis
39
Tabel III.2 adalah tabel persentase Capital Adequacy Ratio (CAR). Pada
PT.Bank Tabungan Negara bahwa CAR pada tahun 2010 dalam persentase
sebesar 16,74% yang dapat di artikan predikat sangat sehat, pada tahun 2011
dalam persentase sebesar 15,03% yang dapat di artikan predikat sangat sehat,
pada tahun 2012 dalam persentase sebesar 17,69% yang dapat diartika predikat
sangat sehat, pada tahun 2013 dalam persentase sebesar 15,62% yang dapat
diartikan predikat sangat sehat, pada tahun 2014 dalam persentase sebesar 14,64%
yang dapat diartikan predikat sangat sehat, pada tahun 2015 dalam persentase
sebesar 16,97% yang dapat diartikan predikat sangat sehat, dan pada tahun 2016
dalam persentase sebesar 20,34% juga di artikat prediksi sangat sehat. Persentase
pada tahun 2010-2016 mengalami penurunan dan kenaikan tetapi tetap
diprediatkan katagori sangat sehat karna persentase lebih dari 11%
3.2.2. Data Return on Equity (ROE)
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah Return
on Equity (ROE) yang penulis dapatkan dari laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi PT. Bank Tabungan Negara pada periode 2010-2016. Berikut ini adalah
data Return on Equity (ROE) yang di sajikan dalam bentuk tabel
Tabel III.3
Data Laba Bersih dengan Total Ekuitas pada Tahun 2010-2016
Sumber:Annual Report PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2010-2016
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas
2010 Rp 915.938 Rp 6.447.278
2011 Rp 1.026.201 Rp 7.321.643
2012 Rp 1.357.839 Rp 10.278.871
2013 Rp 1.443.057 Rp 11.556.753
2014 Rp 1.115.625 Rp 12.206.406
2015 Rp 1.811.337 Rp 13.860.107
2016 Rp 5.631.617 Rp 19.130.536
40
Tabel III.3 merupakan tabel laporan laba rugi pada akun laba bersih dengan
laporan neraca pada akun total ekuitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
Dari tabel III.3 dapat dilihat laba bersih yang paling besar yaitu pada tahun 2016
sebesar Rp. 5.631.617 dan yang rendah yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp.
915.938. Sedangkan pada sisi total ekuitas, nilai total ekuitas yang paling besar
yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp. 19.130.536 dan yang rendah yaitu pada tahun
2010 sebesar Rp.6.447.278.
Tabel III.4
Data Retrun on Equity (ROE) pada Tahun 2010-2016
Tahun Return on Equity (ROE)
2010 14,21
2011 14,02
2012 13,21
2013 12,49
2014 9,14
2015 13,07
2016 29,44
Sumber : olah data penulis
Tabel III.4 merupakan tabel persentase data Retrun on Equity pada tahun 2010-
2016. ROE Pada tahun 2010 dalam persentase sebesar 14,21 yang dapat diartikan
cukup sehat, pada tahun 2011 dalam persentase sebesar 14,02% yang dapat
diartikan cukup sehat, pada tahun 2012 dalam persentase sebesar 13,21 yang dapat
diartikan cukup sehat, pada tahun 2013 dalam persentase sebesar 12,49 yang dapat
diartikan tidak sehat, pada tahun 2014 dalam persentase sebesar 9,14 yang dapat
diartikan tidak sehat, pada tahun 2015 dalam persentase sebesar 13,07 yang dapat
diartikan sebagai cukup sehat dan pada tahun 2016 dalam persentase sebesar
29,44 yang dapat diartikan sangat sehat
41
3.2.3 Tabel Penolong
Tabel III.5
Tabel Penolong
Tahun X Y XY X2 Y2
2010 16,74 14,21 237,88 280,23 201,92
2011 15,03 14,02 210,72 225,90 196,56
2012 17,69 13,21 233,68 312,94 174,50
2013 15,62 12,49 195,09 243,98 156,00
2014 14,64 9,14 133,81 214,33 83,54
2015 16,97 13,07 221,80 287,98 170,82
2016 20,34 29,44 598,81 413,72 866,71
∑ 117,03 105,58 1831,79 1979,08 1850,07
Sumber: olah data penulis
1. Menentukan Koefisien Korelasi
n(∑XY) – ( ∑X) (∑Y)
√{n . (∑X2) – (∑X )
2 {n.(∑Y
2) – (∑Y)
2}
7(1831,79) – (117,03) (105,58)
√7(1979,08) – (117,03)2}{7(1850,07) – (105,58)
2}
12822,54 – 12356,03
√( 13853,53 – 13696,02) (12950,47 – 11147,14)
466,52
√(157,50)(1803,33)
466,52
√284033,3
r =
r =
r =
r = r =
r =
42
466,52
532,94
0,875
2. Menghitung Koefisien Determinasi
KD = (r)2
× 100%
KD = (0,875)2
× 100%
KD = 0,765625 × 100%
KD = 76,5625 dibulatkan 76,6
3. Menentukan persamaan Regresi
a. Mencari nilai b
n . ∑XY– ∑X . ∑y
n .∑X2– (∑X)
2
7. 1831,79 – 117,03 . 105,58
7. 1979,08 – (117,03)2
12822,54 – 12356,03
13853,53 – 13696,02
466,52
157,50
r =
r =
b =
b =
b =
b =
43
2,962
b. Mencarai nilai a
∑Y – b (∑X)
n
105,58 – 2,962 (117,03)
7
105,58 – 346,63
7
-241,05
7
-34,436
Jadi,berdasarkan hasil perhitungan manual penulis diperoleh nilai
persamaan garis y = -34,436 + 2,962X
3.3. Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Equity (ROE)
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
anatara Capital Adequacy Ratio (Variabel Independen) terhadap Return on Equity
(variabel dependen). Hasil uji koefisien korelasi (r) Capital Adequacy Ratio
terhadap Return on Equity dapat dilihat melalui Output SPSS dibawah ini:
b =
a =
a =
a =
a =
a =
44
Hipotesis:
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
H1: Adanya hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima
Jika < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut ini adalah tabel korelasi hasil perhitungan menggunakan SPSS
versi 21.
Tabel III.6
Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada Tabel Korelasi
Correlations
Capital
Adequay Ratio
Return on
Equity
Capital Adequay Ratio
Pearson Correlation 1 ,875**
Sig. (2-tailed) ,010
N 7 7
Return on Equity
Pearson Correlation ,875** 1
Sig. (2-tailed) ,010
N 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: IBM SPSS statistics 21
Berdasarkan tabel korelasi diatas dapat diketahui bahwa periode penelitian
adalah 7 periode dimana hubungan antara rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap rasio Return on Equity (ROE) adalah sangat kuat, yaitu sebesar 0,875.
Nilai positif adalah hubungan antara variabel x dengan y searah, menunjukan
45
semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi pula
nilai Return on Equty (ROE). Nilai signifikan sebesar 0,010 < 0,05 maka
keputusannya Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return
on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Kekuatan pengaruh variabel Independen terhadap variabel dependen dapat
diketahui dari besarnya nilai Koefisien Determinasi atau Koefisien Korelasi yang
dikuadratkan (r2) yang nilainya berada diantara nol dan satu .
Hipotesis:
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadapa Return on equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima
Jika < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut ini adalah tabel model summary hasil perhitungan menggunakan
SPSS versi 21.
46
Tabel III.7
Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada tabel Model Summary
Berdasarkan tabel model summary diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikan sebesar 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Dapat diartikan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap Return on Equity (ROE).
Berdasarkan tabel model summary diatas dapat diketahui bahwa nilai R
Square sebesar 0,766 atau 76,6% artinya bahwa Return on Equity (ROE) sangat
dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 76,6% sisanya 23,4%
dipengaruhi oleh faktor lain yang penulis tidak teliti.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Model regresi hubungan anatara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Return on Equity (ROE) dapat dilihat dari hasil output SPSS dibawah ini.
Hipotesis:
Ho: persamaan Regresi antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Retrun on
Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk tidak signifikan.
H3: Persamaan Regresi anatara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return
on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk adalah signifikan
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df
1
df
2
Sig. F
Change
1 ,875
a
,766 ,719 3,47051 ,766 16,389 1 5 ,010
a. Predictors: (Constant), Capital Adequay Ratio
47
Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima
Jika < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut ini tabel persamaan regresi hasil perhitungan menggunakan SPSS
versi 21.
Tabel III.8
Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada Tabel Koefisiena
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -34,436 12,302 -2,799 ,038
Capital Adequay
Ratio
2,962 ,732 ,875 4,048 ,010
a. Dependent Variable: Return on Equity
Sumber: IBM SPSS Statistic 21
Berdasarkan tabel koefisiena
diatas dapat diketahui bahwa tingkat
signifikan 0,010<0,05 maka keputusan Ho ditolak dan H3 diterima maka
persamaan regresi signifikan. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y= -
34,463 + 2,962X dimana Y=ROE dan X= CAR. Nilai konstanta yang diperoleh
sebesar -34,463 bernilai negatif. Hal ini menunjukan jika nilai Capital Adequacy
Ratio (CAR) 0, maka nilai Return on Equity (ROE) sebesar -34,463. Diketahui
bahwa besarnya nilai koefisien regresi sebesar 2,962 menunjukan setiap
penambahan Capital Adequacy Ratio (CAR) 1% , maka akan menaikan nilai
Return on Equity sebesar (ROE) 2,962%.